STRATEGI MENGAJAR MELALUI MODEL BERMAIN DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH DASAR Dr. Tite Juliantine,M.Pd *) ABSTRAK Pendidikan jasmani di sekolah berperan sangat penting karena memiliki nilai-nilai positif yang tercakup di dalamnya. Pentingnya pendidikan jasmani bagi peserta didik, terutama dalam membangun kualitas hidup dan sikap sosialnya. Peserta didik akan terbentuk kualitas fisiknya, sikap mental, moral dan sosialnya melalui pendidikan jasmani atau aktivitas fisik yang diperolehnya dari sekolah. Sehingga pada akhirnya diharapkan akan melahirkan generasi yang sehat jasmani dan rohaninya guna mendukung terciptanya manusia yang berkualitas tinggi. Pelajaran pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang menyenangkan, dan apa yang mereka harapkan dari pelajaran pendidikan jasmani adalah untuk mengembangkan jasmani, mental, sosial dan psikis. Namun di lapangan masih ditemui ungkapan negatif mengenai pendidikan jasmani, seperti misalnya, “pendidikan jasmani masih dianggap tidak penting.” Masih adanya pandangan negatif tentang pendidikan jasmani, salah satunya disebabkan karena proses pembelajaran pendidikan jasmani belum mampu untuk menciptakan atmosfir belajar. Jadi dibutuhkan kemampuan dari guru pendidikan jasmani untuk dapat mengelola pembelajaran dengan baik, sehingga hasil yang diperoleh akan sangat membantu terhadap pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dalam segala aspek dan akan sangat berperan dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Sehubungan dengan hal tersebut perlu adanya strategi khusus untuk mengatasi masalah-masalah yang terungkap sebelumnya. Salah satu strateginya adalah dengan menerapkan model permainan, karena dengan permainan siswa akan merasa senang dan pendidikan jasmani dapat ditangkap oleh siswa, sehingga diharapkan dapat menciptakan atmosfir belajar yang kondusif. Jika anak bermain atau diberi permainan dalam rangka pendidikan jasmani, maka siswa akan melakukan permainan itu dengan rasa senang (pada umumnya siswa merasa lebih senang melakukan permainan, daripada melakukan cabang olahraga yang lain). Karena rasa senang inilah maka siswa akan menangkap keadaan pribadinya yang asli pada saat mereka bermain, baik itu berupa watak asli, maupun kebiasaan yang telah membentuk kepribadiannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan bermain siswa dapat mengaktualisasikan potensi aktivitas manusia dalam bentuk gerak, sikap, dan perilaku, sehingga pada akhirnya dapat disimpulkan melalui bermain tujuan pembelajaran pendidikan jasmani dapat tercapai. Kata Kunci : Bermain, Model Permainan, Pendidikan Jasmani PENDAHULUAN
Tamura dan Amung (2003:10) menjelaskan, “Pendidikan
jasmani
merupakan
mata
Semenjak Indonesia merdeka, pendidikan
pelajaran yang sifatnya wajib diajarkan di
jasmani merupakan mata pelajaran yang
sekolah karena memiliki nilai-nilai positif
harus dimasukkan ke dalam kurikulum pada semua
jenis
dan
jenjang
pendidikan.
yang tercakup di dalamnya.” Maksud dari
dilaksanakan
pernyataan
pelaksanaannya
tersebut
menjelaskan
seadanya, cukup
dengan
menyuruh
bagi
menyediakan bola guru tinggal mengawasi
membangun sosialnya.
didik,
terutama
kualitas
hidup
dalam
dan
sikap
pergi
ke
cara
bagaimana pentingnya pendidikan jasmani peserta
anak
sehingga
lapangan,
di pinggir lapangan.
Peserta didik akan terbentuk
Selain hal tersebut di atas, gambaran
kualitas fisiknya, sikap mental, moral dan
negatif
sosialnya melalui pendidikan jasmani atau
sekolah, juga dinyatakan oleh Rusli Lutan
aktivitas
(2001:19) sebagai berikut:
fisik
sekolah.
yang
diperolehnya
Sehingga
pada
dari
akhirnya
tentang
Di
pendidikan
Indonesia,
jasmani
mata
di
pelajaran
diharapkan akan melahirkan generasi yang
pendidikan jasmani masih dianggap tidak
sehat
jasmani
mendukung
dan
rohaninya
guna
penting.
manusia
yang
disisihkan. Lebih merana lagi, waktu yang
terciptanya
berkualitas tinggi.
Mata
pelajaran
ini
sering
seharusnya digunakan untuk kepentingan Pelajaran
merupakan
pendidikan
mata
jasmani
pelajaran
yang
belajar itu, diisi oleh kegiatan lainnya seperti rapat guru, piknik, atau keperluan lainnya.
menyenangkan, dan apa yang mereka
Jika direnungkan secara mendalam
harapkan dari pelajaran pendidikan jasmani
mengenai pernyataapernyataan
adalah untuk mengembangkan jasmani,
maka akan timbul pertanyaan mengapa hal
mental, sosial dan psikis.
Namun di
ini
lapangan
masih
ditemui
ungkapan-
pertanyaan tersebut, beragam sebab atau
ungkapan
negatif
mengenai
pendidikan
alasan dapat diungkap untuk menjelaskan
jasmani.
Hal ini dinyatakan oleh Agus
mengapa masih ada yang berpandangan
Mahendra (2003:16) sebagai berikut: Hal
ini
tercermin
dari
dapat
terjadi?
Untuk
tersebut,
menjawab
bahwa pendidikan jasmani itu negatif. Agus
berbagai
Mahendra
(2003:17)
gambaran negatif tentang pembelajaran
”Kelemahan
penjas, mulai dari kelemahan proses yang
ketidakpahaman
menetap
anak
tujuan pendidikan jasmani di sekolah, di
bermain sendiri hingga rendahnya mutu
samping ia mungkin kurang mencintai tugas
hasil pembelajarannya, seperti kebugaran
itu dengan sepenuh hati.”
misalnya
jasmani yang rendah.
membiarkan
Di kalangan guru
Dari
pendidikan jasmani sering ada anggapan
disimpulkan
bahwa pelajaran pendidikan jasmani dapat
pandangan
ini
menjelaskan,
berpangkal
pada
guru tentang arti dan
pendapat bahwa negatif
di
atas
masih tentang
dapat adanya
pendidikan
jasmani,
disebabkan
karena
proses
anak dari berbagai usia.
Dilihat dari
pembelajaran pendidikan jasmani belum
tahapan pertumbuhan dan perkembangan
mampu untuk menciptakan atmosfir belajar.
fisik anak pada tingkat usia sekolah dasar,
Jadi dibutuhkan kemampuan dari guru
sedikitnya ada tiga tahapan yaitu:
pendidikan jasmani untuk dapat mengelola pembelajaran dengan baik, sehingga hasil yang diperoleh akan sangat membantu terhadap pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dalam segala aspek dan akan
a. tahapan akhir dari masa kanak-kanak awal (antara usisa 5 – 7 tahun) b. tahapan
masa
kanak-kanak
akhir
(middle childhood) dan
sangat berperan dalam mewujudkan tujuan
c. tahapan awal dari pra-adolesen ( yang
pendidikan nasional. Sehubungan dengan
bisa dimulai pada usia 8 tahun atau rata-
hal tersebut perlu adanya strategi khusus
rata usia 10 tahun). Pendidikan jasmani memiliki peran
untuk mengatasi masalah-masalah yang terungkap
sebelumnya.
Salah
satu
penting dalam mengembangkan sumber
strateginya adalah dengan menerapkan
daya
model
dengan
pendidikan jasmani dapat mengembangkan
permainan siswa akan merasa senang,
pola hidup sehat, mengurangi tekanan atau
sehingga diharapkan dapat menciptakan
stress, atau meningkatkan daya saing, dan
atmosfir belajar yang kondusif.
membentuk
permainan,
karena
Dalam
manusia.
Pada
sikap
dan
individu,
perilaku
prososial.
pendidikan
dasar,
masyarakat olahraga dapat membangun
dengan strategi pembelajarannya adalah
masyarakat yang memiliki “social capital”
model permainan, dimana dalam model ini
yang tinggi terutama masyarakat yang
guru
memiliki kebersamaan, solidaritas, saling
harus
pembelajaran menyenangkan
di
pandai yang kepada
sekolah
memberikan asyik siswa
dan sehingga
siswa tidak jenuh dan tidak bosan.
tataran
yang
tulisan ini fokus permasalahannya adalah jasmani
Dalam
tataran
pembangunan
percaya di antara anggota masyarakat dan kelancaran masyarakat
komunikasi karena
antara
adanya
anggota hubungan
melalui pengembangan kegiatan fisik di ASAS PENGEMBANGAN DAN PENETAPAN SASARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH DASAR Pendidikan jasmani di sekolah dasar
sekolah atau di masyarakat. Demikian juga
memiliki ruang lingkup yang luas karena
mengalami
terkait langsung dengan karakteristik anak-
motorik dan keterampilan yang berbeda-
dalam
perkembangan
motorik
dan
keterampilan. Anak-anak usia sekolah dasar masa-masa
perkembangan
beda. Pada usia-usia 5–8 tahun, anak mulai MOTION Volume I. No. 1. September 2010
3
berurusan dengan kemampuan pengelolaan
setempat, dan daya tahan kardiovaskuler
tubuhnya dan keterampilan dasar seperti
makin baik.
keterampilan berpindah tempat (locomotor),
berarti makin baik pula fungsi organ tubuh
gerak statis di tempat (non-locomotor) dan
siswa. Sehingga dapat dikatakan pendidikan
gerak
jasmani
memakai
anggota
badan
Dari pertumbuhan siswa,
sangat
penting
(manipulative). Pada usia di atasnya, anak-
mengembangkan
anak mulai matang menguasai keterampilan
dalam
khusus, mulai dari keterampilan manipulatif
pertumbuhannya
lanjutan, hingga kegiatan-kegiatan berirama
perkembangan yang lebih baik seperti
dan permainan, senam, kegiatan di air, dan
misalnya
kegiatan
melempar,
untuk
pembinaan
kebugaran
jasmani. begitu
tingkat
eratnya
terdapat
Kemudian akan
siswa
dapat
terjadi
melompat,
bergantung
dari
dan
lari,
memanjat
hubungan
pertumbuhan
dan
perkembangan fisik dan keterampilan anak, ruang lingkup pendidikan jasmani yang ditawarkan di sekolah dasar semestinya dikembangkan
berdasarkan
kebutuhan
anak-anak. Hal ini tidak bisa dibuat begitu saja, sebab perlu diolah sebaik-baiknya dengan pertimbangan yang matang.
HUBUNGAN PENDIDIKAN JASMANI DENGAN BERMAIN DAN OLAHRAGA Bermain pada intinya adalah aktivitas yang
dasar-dasar pengembangan program, (2)
(3) dorongan dasar anak-anak, dan (4) Aktivitas
bermain pada anak-anak banyak dilakukan dengan aktivitas jasmani. Aktivitas jasmani ini sangat penting bagi anak-anak dalam pertumbuhannya.
Gerak
berarti berlatih tanpa disadarinya.
sebagai
hiburan.
Kita
mengartikan bermain sebagai hiburan yang bersifat meskipun
fisikal
yang
bermain
bersifat fisik.
tidak
tidak
kompetitif,
harus
selalu
Bermain bukanlah berarti
elemen dari bermain dapat ditemukan di dalam keduanya.
pola pertumbuhan dan perkembangan anak,
karakteristik serta minat anak.
digunakan
olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun
Pertimbangan tersebut meliputi (1)
masa
siswa.
yang
dengan lebih baik.
Karena antara
diri
segala
untuk
Bermain adalah dunia anak, sambil bermain mereka belajar. Dalam hal belajar, anak-anak adalah ahlinya. Segala macam dipelajarinya, dari menggerakkan anggota tubuhnya hingga mengenali berbagai benda di lingkungan sekitarnya.
mereka Dasar
gerak mereka menjadi lebih baik, karena kekuatan otot, kelentukan, daya tahan otot
MOTION Volume I. No. 1. September 2010
Belajar dan keceriaan merupakan dua hal penting dalam masa kanak-kanak. Hal
ini
termasuk
upaya
mempelajari
tubuhnya sendiri dan berbagai kemungkinan
4
geraknya. Gerak adalah rangsangan utama
senang inilah maka siswa akan menangkap
bagi
perkembangan
keadaan pribadinya yang asli pada saat
siswa. Kian banyak ia bergerak, kian banyak
mereka bermain, baik itu berupa watak asli,
hal yang ditemui dan dijelajahi., dan kian
maupun kebiasaan yang telah membentuk
baik pula kualitas pertumbuhannya. Anak-
kepribadiannya.
anak suka bergerak dan suka belajar.
dikatakan bahwa dengan bermain siswa
Perhatikan bagaimana anak-anak bermain
dapat mengaktualisasikan potensi aktivitas
di lapangan. Di sana akan tampak, siswa
manusia dalam bentuk gerak, sikap, dan
bergerak dengan keterlibatan yang total dan
perilaku.
dipenuhi kegembiraan.
pendidikan jasmani dapat tercapai dengan
pertumbuhan
semata-mata
dan
Bagi anak, gerak
untuk kesenangan, bukan
Permainan
merupakan
Kemudian
pembelajaran
bermain.
didorong oleh maksud dan tujuan tertentu. Gerak adalah kebutuhan mutlak anak.
Dengan demikian dapat
Olahraga dan bermain dapat eksis meskipun secara murni untuk kepentingan
salah
satu
kesenangan, untuk kepentingan pendidikan,
bentuk kegiatan dalam pendidikan jasmani.
atau
Oleh sebab itu permainan atau bermain
Kesenangan dan pendidikan tidak harus
mempunyai tugas dan tujuan yang sama
dipisahkan
secara
eksklusif;
keduanya
dengan
dapat
harus
beriringan
bersama.,
tugas
jasmani.
dan
tujuan
pendidikan
Telah dibahas bahwa tujuan
pendidikan
jasmani
ialah
meningkatkan
untuk
dan
kombinasi
keduanya.
karena pendidikan jasmani tidak terlepas dari permainan.
Menurut Huizinga (1950)
kualitas manusia, atau membentuk manusia
permainan dalam perluasannya merupakan
Indonesia
seutuhnya,
gejala kebudayaan, maka dapat ditarik
sasaran
keseluruhan
yang
mempunyai
aspek
pribadi
kesimpulan
manusia. Dari sini timbulah pertanyaan
mempunyai
bagaimana
Karena
peranan
bermain
atau
permainan dalam pendidikan jasmani? Jika permainan jasmani,
anak
bermain
dalam maka
atau
rangka
siswa
akan
bahwa makna
dalam
permainan pendidikan
peristiwa
itu
praktis.
bermain
itu
merupakan suatu kegiatan yang harus diberi
dilakukan dengan sungguh-sungguh, tetapi
pendidikan
bermain
itu
melakukan
kesungguhan.
bukan
merupakan
suatu
Maka dalam pendidikan
permainan itu dengan rasa senang (pada
jasmani diberikan permainan agar siswa
umumnya
bermain dengan rasa senang dan sungguh-
siswa
merasa
lebih
senang
melakukan permainan, daripada melakukan cabang olahraga yang lain).
sungguh tetapi tidak kesungguhan.
Karena rasa
MOTION Volume I. No. 1. September 2010
5
PERMAINAN-PERMAINAN YANG DAPAT DIBERIKAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR.
bekerjasama untuk dapat memenangkan permainan itu dan psikomotor sudah sangat jelas, yaitu siswa harus bergerak agar
1. Menarik ular Anak
terhindah dari ular lawan.
dibagi
dalam
kelompok,
kelompok harus dibuat genap., karena tiap
2. Permainan Adu Kuat
dua kelompok diharuskan berebut menarik
Tujuan permainan ini adalah melatih
ular. Anak paling depan pada tiap kelompok
kekuatan serta keseimbangan. Permainan
yang
ini sangat baik bagi kelas tinggi sekolah
berhadapan
saling
berpegangan
tangan dengan dua tangan. Anak yang ada
dasar.
di belakang berpegangan pada punggang temannya yang ada di depannya.
Adapun
cara
memainkannya
Yang
sebagai berikut: Kelas dibagi lima, dan tiap
berdiri paling depan menjadi kepala ular,
kelompok memasuki lingkaran yang sudah
dan kepala ular pada harus berdiri pada
disediakan. Tiap anak dalam satu kelompok
garis batasnya.
saling
Guru memberi aba-aba:
bermusuhan,
dengan
berusaha
siap……ya. Mulailah kedua kelompok yang
mengeluarkan lawan dari lingkaran.
Cara
saling berhadapan saling menarik kelompok
mengeluarkan
boleh
lawannya. Regu dianggap menang jika
mendororng dengan bahu, yang harus
dapat menarik lawan sehingga anak yang
dikenakan dengan bahu lawan. Salah satu
paling depan dari lawannya menginjak garis
kaki harus selalu diangkat dan ditekuk ke
batas kelompoknya, atau ikatan pegangan
atas., serta dipegang dengan tangan yang
dari lawannya.
searah dengan kaki yang ditekuk.
Permainan
tersebut
sangat
dilakukan dari kelas III ke atas.
baik
Melalui
lawan
hanya
Siku
tangan yang lain harus tetap melekat pada punggang.
Siswa dianggap kalah bila
permainan ini dapat memupuk kerjasama
menginjak garis lingkaran, atau keluar dari
antar anggota kelompok.
lingkaran.
langsung
pendidikan
Secara tidak jasmani
telah
Siswa
menunggu di luar.
yang
kalah
harus
Permainan ini selesai
tersampaikan dengan permainan menarik
jika tinggal seorang pemain saja yang
ular. Misalnya kognitif siswa berkembang
berada di dalam lingkaran.
dalam permainan menarik ular. Karena
lingkaran
harus berpikir untuk dapat menarik kepala
pemenangnya,
ular dan menghindar dari ular lawan.
perebutan
Sedangkan
afektif,
siswa
sudah
gelar
dapat dilanjutkan “raja
kuat”
Bila tiap ditemukan dengan dengan
harus
MOTION Volume I. No. 1. September 2010
6
mempertandingkan
para
pemenang
kelompok.
teman. Permainan ini dapat dimainkan oleh siswa kkelas I sampai kelas VI.
Adapun
cara memainkannya sebagai berikut: 3. Permainan tiga serangkai
a. Perlengkapan : lapangan atau areal
Tujuan permainan ini adalah melatih kekuatan, otot tungkai, dan kerjasama antar
kosong b. Bidang permainan : lapangan persegi
teman. Permainan ini dapat dimainkan oleh
dibagi
siswa kkelas I sampai kelas VI.
sesuaikan dengan situasi sekolah), tapi
Adapun
menjadi
3
(untuk
ukuran
cara memainkannya sebagai berikut:
minimal jaraknya antara pelari dengan
a. Anak membuat kelompok yang terdiri
target adalah 10 meter, dan di setiap
dari tiga orang. b. Kelompok
ujungnya, masing-masing diberi tanda.
tersebut
dibelakang
kaki
(Lihat gambar)
paha
mereka.
c. Cara bermain : Para siswa dibagi
kira-kira
setinggi
menjadi 2 atau 3 kelompok, dan mereka
pangkal paha sehingga mereka berdiri di
jongkok berderet. Mereka berpegangan
atas
pada bahu teman yang berada di
Dengan
pangkal
mengaitkan
ketinggian
kaki
kirinya.Setelah
kaitan
dianggap baik, maka lomba dimulai. c. Dengan irama tepukan tangan para
depannya. Dalam sikap demikian regu tersebut
bergerak
secepat
mungkin
peserta lomba, siswa dalam kelompok
mengelilingi target yang telah ditentukan
itu berjengket seirama dengan tepukan
dan kembali lagi.
tangan bersama. Sambil mengucapkan
lebih dulu melalui garis permulaan, ialah
yair atau nyanyian:
yang menang.
Regu yang ekornya
Satu hati, satu hati Seirama satu gerak Kena badai tersiram air Tidak goyah tetap tegak
KESIMPULAN Pendidikan Jasmani dan Olahraga di sekolah
dasar
harus
ditekankan
pada
d. Jika salah satu kelompok ada yang tidak
olahraga kesehatan dan latihan jasmani
tegak artinya kelompoknya buyar atau
melalui model permainan, karena dengan
berantakan maka dianggap kalah.
permainan siswa akan merasa senang dan pendidikan jasmani dapat ditangkap oleh
4. Buaya berlomba
siswa,
sehingga
diharapkan
dapat
Tujuan permainan ini adalah melatih
menciptakan atmosfir belajar yang kondusif.
kekuatan, otot tungkai, dan kerjasama antar
Jika anak bermain atau diberi permainan
MOTION Volume I. No. 1. September 2010
7
dalam rangka pendidikan jasmani, maka
Al-Zaytun, Haurgeulis, Indramayu, Jawa
siswa
Barat.
akan
melakukan
permainan
itu
dengan rasa senang (pada umumnya siswa
Graham, G. (1992). Teaching Children
merasa lebih senang melakukan permainan,
Physical Education, Becoming Master
daripada melakukan cabang olahraga yang
Teacher.
lain).
Kinetics Publisher, Inc.
Karena rasa senang inilah maka
siswa akan menangkap keadaan pribadinya
Rusli,
Champaign, III:
Lutan.
Human
(2001).
Asas-Asas
Jasmani
Pendekatan
yang asli pada saat mereka bermain, baik
Pendidikan
itu berupa watak asli, maupun kebiasaan
Pendidikan Gerak di Sekolah Dasar.
yang telah membentuk kepribadiannya.
Jakarta. Departemen P&K.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
dengan
bermain
mengaktualisasikan
siswa
potensi
Sukintaka. (1992). Teori Bermain untuk D2
dapat
PGSD
aktivitas
manusia dalam bentuk gerak, sikap, dan
Penjaskes.
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Watson,A.S.
(1992).
Children in Sports,
perilaku, sehingga pada akhirnya dapat
dalam Textbook of Science and Medicine
disimpulkan
in
melalui
bermain
tujuan
Sport.
Edited
pembelajaran pendidikan jasmani dapat
P.A.Fricker
tercapai.
Scientific Publications. *)
DAFTAR PUSTAKA Agus, Mahendra. Falsafah
(2003).
Azas dan
Pendidikan
Jasmani.
and
by
J.Bloomfield,
K.D.Fitch;
Blackwell
Dr. Tite Juliantine,M.Pd, Dosen FIK UPI Bandung
Depdiknas, Dirjen Dikdasmen. Giriwijoyo, H.Y.S.S. dan H.Muchtamadji M.Ali. (1997). Pendidikan Jasmani dan Olahraga di Sekolah.
FPOK
IKIP
Bandung. Giriwijoyo,H.Y.S.S.
(2000).
Olahraga
Kesehatan. FPOK-UPI. Giriwijoyo, H.Y.S.S. (2001).
Pendidikan
Jasmani dan Olahraga, kontribusinya terhadap
Pertumbuhan
Perkembangan Peserta Didik.
dan Ma’had
MOTION Volume I. No. 1. September 2010
8
MOTION Volume I. No. 1. September 2010
9