STRATEGI MENCIPTAKAN ENABLE DAN ENGANGED EMPLOYEE Endah Kristiani Universitas Nahdlatul Ulama Surakarta Abstrak Penulisan artikel ini dilatarbelakangi oleh keingitahuan penulis untuk menelusuri lebih dalam tentang karyawan dan keterikatannya (engagement) pada perusahaan serta bagaimana perusahaan memampukan karyawan (enable). Pemahaman tentang enable dan engagement dan strategi yang dapat ditempuh supaya karyawan bisa bekerja semaksimal mungkin untuk perusahaan dan sebaliknya perusahaan akan memberi imbalan sepadan apa hasil yang dicapai karyawan. Artikel ini mencoba mengungkap strategi yang bisa ditempuh perusahaan agar karyawan merasa terikat dan termampukan. Disamping itu ada contoh perusahaan yang mempunyai level effectivitas tertinggi dalam menciptakan enable dan engagement employee. Kata Kunci : enable dan engagement employee
1. Pendahuluan 1.1.
Latar Belakang Masalah Para pemimpin atau manajer perusahaan manapun pastilah senang bila perusahaannya bisa menjadi perusahaan pilihan (employer of choice) dimata karyawan ataupun pencari kerja. Bukan soal reputasi perusahaan dengan kualifikasi seperti ini relative akan lebih mudah menggaet talent terbaik dari pasar tenaga kerja. Predikat perusahaan pilihan juga menunjukkan bahwa perusahaan itu telah mampu menjadi tempat terbaik untuk berkarier, serta mampu membuat karyawannya merasa enganged atau terikat secara emosional. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa menjadikan perusahaan sebagai perusahaan pilihan adalah menjawab pertanyaan apa yang membuat karyawan termotivasi serta rela berkomitmen penuh dan enganged terhadap perusahaan. Konsep (konstruk) Employe Engagement beberapa tahun terakhir memang biasa dipakai banyak peneliti bisnis dan lembaga riset besar untuk melihat secara emosional karyawannya, sehingga mereka menganggapnya sebagai Ar Risalah, Volume 12, Nomor 32, Nopember 2014
204
Endah Kristiani: Strategi .... tempat terbaik untuk bekerja. Konsep ini menggantikan penggunaan kontruk Job satisfaction, OCB (organizational Citizenship Behavior), ataupun Employee Comitment, yang sebelumnya lebih popular. Kendati masih relatif minim sebagai riset akademis dibandingkan konstruk-konstruk terdahulu, konsep Employee Enganged dipandang lebih pas digunakan untuk riset dunia bisnis saat ini. Ada sejumlah definisi konsep Employee Enganged. Namun pada prinsipnya kebanyakan periset mendefinisikannya sebagai komitmen emosional dan intelektual karyawan terhadap organisasi yang ditunjukkan dengan upaya ekstra secara sukarela pada pekerjaan mereka. (Johson, Meg : juli 2011).1 Pertanyaan selanjutnya yang perlu dijawab kalangan pemimpin atau manajer perusahaan adalah bagaimana strategi menjadikan karyawan engnged dan enable alias efektif. Pada dasarnya, hal tersebut adalah memenuhi apa yang menjadi factor driver atau pengaruh di perusahaan masing-masing. Pengaruh untuk mendorong karyawan enganged dan enabled umumnya lebih bersifat non financial (walupun bukan berarti aspek financial untuk karyawan dapat diabaikan). Artinya strategi tidak harus mengimingimingi uang ataupun membutuhkan dana yang besar.
1.2.
Identifikasi Masalah Adapun identifikasi masalah yang ada adalah : 1. Apakah karyawan dapat terikat (Enganged) dan termampukan (Enabled)? 2. Bagaimana membuat karyawan dapat terikat (Enganged) dan dapat termampukan (Enabled)? 3. Strategi apa yang ditempuh oleh perusahaan agar terikat dan termampukan?
1.3. Perumusan Masalah Dari identifikasi masalah yang telah kami lakukan maka dapat dirumuskan permasalahan yang ada: 1. Faktor-faktor pengaruh efektivitas karyawan yakni enganged dan enabled 2. Faktor-faktor pendorong enganged dan enabled 1
(Johson, Meg, „worksforce deriance and the bussness case for employee engangement, the journal for quality and participation, juli 2011)
Ar Risalah, Volume 12, Nomor 32, Nopember 2014
Endah Kristiani: Strategi .... 205 1.4. Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan dan manfaat makalah ini adalah : 1. Mempelajari perusahaan-perusahaan pilihan bagi pencari kerja 2. Mampu menambah pengetahuan di Industri perusahaan lain yang belum memahami enganged dan enabled 3. Mempelajari tentang factor-factor employee enganged dan enabled menurut survey Employee of choice 2013 4. Mampu menambah pengetahuan tentang enganged dan enabled 2. Tinjauan Pustaka 2.1. Definisi Enganged dan Enabled Kevin Kruse penulis buku “Employee Engagement 2.0” mendefinisikan keterlibatan karyawan adalah komitmen emosional karyawan, organisasi dan tujuan. Ini komitmen emosional berarti karyawan terlibat dan benar-benar peduli tentang pekerjaan mereka dan perusahaan mereka. Mereka tidak bekerja hanya untuk gaji atau hanya untuk promosi tetapi bekerja atas nama tujuan perusahaan.. 2 Survei Employeer of Choice di Indonesia yang disajikan SWA juga menggunakan konstruk Employee Engangement. Way Group, sebagai mitra periset SWA mendefinisikan enganged sebagai “hasil yang dicapai perusahaan ketika mereka menstimulasi antusiasme karyawan terhadap pekerjaan dan mengarahkannya untuk suksesnya organisasi”. Hanya saja Hay Group melengkapinya dengan konstruk Employee Enablement, yang mendefinisikan sebagai "lingkungan kerja yang mendukung karyawan untuk menyalurkan antusiasme mereka kepada aksi produktif ". Keduanya menghasilkan konstuk Employee Effectiveness yang berirnplikasi pada hasil kinerja bisnis seperti financial performance, customer satisfaction.employee turnover dan employee performance. Salah satu kelebihan yang ditawarkan Employee Effectiveness, yakni Enganged dan enablement, kita bisa memperoleh Employee Effectiveness Profile, dimana setiap karyawan dapat dipetakan, mulai dari kelompok "Most Effective" hingga" Least Effective". Pada tipe most effective, berarti baik level engangement maupun enablement sama-sama tinggi. Jadi selain karyawan terikat dan setia pada perusahaan, mereka juga dimampukan (enabled) 2
Kevin Kruse, Employee Engagement Available at http// www. Forbes.con/sites/ Kevin kruse/2012/06/22/employee engagement what and why
Ar Risalah, Volume 12, Nomor 32, Nopember 2014
206
Endah Kristiani: Strategi .... sementara tipe Frustrated adalah tipikal karyawan yang sebenarnya mau engnged, menunjukkan komitmen, tetapi mereka belum tersalurkan potensinya, belum enabled, hingga menjadi frustasi, " misalnya, dia ingin mengambil keputusan, tetapi dia tidak ada kesempatan tersebut, berarti ada kendala pada empowerment. Sementara untuk tipe detached, mereka tipikal karyawan yang sebenarnya sudah merasa didukung tetapi tidak mau terikat lebih dalam dengan perusahaan. Yang paling parah tentu saja, tipikal least effective, mereka tidak mau engange dan tidak merasa enabled, hanya sekedar kerja dan tidak mau kontribusi lebih.
2.2. Faktor-faktor Enablement
yang
mempengaruhi
Engangement
dan
Menurut Dewi L. Tobing, Konsultan Senior Hay Group, survey EOC 20133 dilakukan berdasarkan framework, dimana efektivitas karyawan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu engangement dan enablement. Sementara kedua faktor itu masing-masing dipengaruhi oleh 6 driver (pendorong utama) sehingga jumlah driver secara keseluruhan menjadi 12 yakni : a. Employee Engagement (Pengaruh Keterikatan/kesetiaan) Berhasil ketika perusahaan mampu merangsang antusiasme karyawan terhadap tugas-tugasnya dengan tujuan kesuksesan perusahaan. Hal ini termasuk komitmen, karyawan bangga bekerja untuk perusahaan, akan merekomendasikan perusahaannya sebagai tempat kerja dan berkomitmen untuk tidak berpindah kerja. Upaya yang dilakukan karyawannya bersedia bekerja ekstra untuk membantu keberhasilan perusahaan. b. Clear & Promosing Direction Perusahaan yang sukses dapat menyatukan karyawan mereka pada strategi dan tujuan yang sama yaitu mudah dimengerti, terukur dan pekerjaan yang relevan pada setiap level. Sebagian karyawan ingin berkontribusi lebih dan membuat perbedaan. Hal ini penting untuk mempromosikan karyawan ke level yang lebih tinggi. c. Quality & Customer focus 3
Dewi L. Tobing, Konsultan Senior Hay Group, survey EOC , Majalah SWA edisi 23,2013
Ar Risalah, Volume 12, Nomor 32, Nopember 2014
Endah Kristiani: Strategi .... 207 Perusahaan harus efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada untuk memenuhi atau bahkan melebihi harapan konsumen karena kualitas sangat penting bagi keberhasilan bisnis. Focus pada konsumen hanya akan terjadi jika karyawan bekerjasama untuk tujuan yang sama. Hal ini membutuhkan iklim yang mendorong dan mendukung kerjasama tim dan memunculkan inovasi serta perbaikan yang berkelanjutan. d. Confidence in Leaders Kinerja karyawan pada setiap level sangat bergantung pada kualitas pemimpin. Kepemimpinan mempengaruhi cara pandang karyawan pada perusahaan. Hal ini memiliki peran penting dalam menunjukkan dan memperkuat strategi dan tujuan perusahaan. Pemimpin yang efektif menjadi kunci perusahaan untuk menyampaikan pesan dan informasi penting bagi karyawan secara ringkas, relevan dan tepat waktu. e. Respect & Recognition Pertumbuhan yang terus menerus dan inovasi didasari pada rasa hormat terhadap rpibadi karyawan dan pengakuan atas usaha karyawan. Sejauh mana manajer peduli terhadap bawahannya dan menerapkan kebijakan dan prosedur secara fair yang mampu mebuat ikatan emosional karyawan yang kuat pada perusahaan. Ini merupakan aspek penting dalam Employee Engagemen. f. Development Opportunities Karyawan semakin sadar bahwa mereka bertanggung jawab untuk mengelola karier dan masa depan mereka tergantung pada pengembangan keterampilan. Ketika mereka melakukan kesalahan artinya mereka tidak dapat mengeluarkan potensi mereka. Ini beresiko pada pekerjaan mereka di perusahaan saat ini atau ditempat lain. Pertumbuhan dan pengembangan karywan adalah salah satu hal penting dalm Employee Engagement dan Enablement. g. Pay & Benefit Sistem penggajian yang baik dan program pengembang yang bermanfaat menjaga standar kinerja perusahaan dan memotivasi karyawan untuk mencapai kinerja yang lebih tinggi lagi dan mendorong karyawan berprestasi untuk tidak berpindah perusahaan. Sementara itu tugas manajer tidak mngendalikan langsung kebijakan- kebijakan tersebut, mengkomunikasikan dengan karyawan dan menerapkannya.
Ar Risalah, Volume 12, Nomor 32, Nopember 2014
208
Endah Kristiani: Strategi ....
2.3. Employee Enablement Karyawan' Enable' ketika pekerjaan dan lingkungan kerja mendukung mereka untuk menjadi produktif. Employee Enablement meliputi, Optimized Rules: Pekerjaan menggunakan skill dan kemampuan serta pekerjaan yang menantang dan menarik. Supportive Environment: karyawan bebas melakukan pekerjaan tanpa hambatan dan merasa produktif karena mampu melakukan pekerjaannya. 1. Performance Manajemen Para manajer menggunakan management performance tool dalam menetapkan target individu, team, dan perusahaan secara Overall. Tujuan personal yang jelas dan memprioritaskan pada peningkatan kinerja menjadi sangat penting karena bisa membuat karyawan focus pada usahanya dan menjadi nilai tambah atas tugas mereka. Demikian juga dengan terus ' raising the bar ', memonitoring kuierja karyawan secara berkelanjutan dan membuat umpan balik serta memastikan berkembangnya skill untuk hasil terbaik. 2. Authority & Empowerment Karyawan dapat bekerja lebih efektif ketika mereka memiliki otonomi dan kebijaksanaan tertentu. Karyawan dapat menggunakan keterampilan mereka secara maksimal dengan cara mengarahkah cafa kerjanya. 3. Resources Lingkungan kerja yang mendukung sangatlah penting dan tidak akan sia -sia karena membuat karyawan termotivasi. Karyawan dapat bekerja dengan baik jika memiliki informasi yang diperlukan, pelatihan dan sumber daya (seperti peralatan, teknologi, perlengkapankerja) yang dibutuhkan untuk efektivitas pekerjaan. 4. Training Karyawan membutuhkan skill yang tepat dan tools untuk performa terbaik mereka. Karyawan terlatih menjadi lebih antusias terhadap pekerjaan serta berkomitmen tinggi terhadap perusahaan. Dalam menilai kebutuhan akan pelatihan dan pengembangan, perusahaan mempertimbangkan keterampilan karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan. 5. Collaboration
Ar Risalah, Volume 12, Nomor 32, Nopember 2014
Endah Kristiani: Strategi .... 209 Kerjasama dan teamwork yang baik serta penanganan yang cepat terhadap konsumen dan competitor membantu perusahaan menjadi lebih baik. Kolaborasi merupakan salah satu skill penting untuk manajer dan team. Koneksi antara para anggota team dan project team merupakan suatu ikatan dan menjadi motivasi. Dimana karyawan merasa bahwa hubungan personal satu sama lain merupakan sesuatu yang bersifat professional, menyisakan suatu pekerjaan atau gagal memberikan yang terbaik sedikitnya akan mengakibatkan semacam kekhawatiran anggota tim lain menjadi kecewa. 6. Work, structure, & Process Ketika karyawan diminta untuk bekerja keras, mereka juga ingin merasakan bahwa mereka bekerja secara cerdas. Banyak perusahaan memperkerjakan orang yang terprogram dan antusias untuk membuat perbedaan, namun tertahan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja yang tidak sesuai. 3. Pembahasan 3.1. Strategi Menciptakan Employee Efectiveness Tak ada strategi tunggal dalam menciptakan employee effectiveness. Setiap perusahaan mesti kreatif menciptakan program dan kebijakan yang akan membuat karyawan terikat atau setia (enganged) dan merasa dimampukan (enabled). Karyawan yang enganged serta enabled adalah karyawan yang happy sehingga menyerahkan 3 H dalam dirinya yakni heads (pikiran), hearts (perasaan), dan hands (fisik). Prinsip yang diterapkan agar bisa merengkuh 3H dalam diri karyawan yakni dengan 3C : 1. Clarity Perjelaslah apa yang menjadi aspirasi karyawan dan kondisi sebenarnya yang mempengaruhi seluruh driver yang berpengaruh pada engangement dan enablement. 2. Connect Hubungkan seluruh aspirasi dan kondisi yang sebenarnya dikalangan karyawan dengan kepentingan serta kebijakan manajemen perusahaan. Ar Risalah, Volume 12, Nomor 32, Nopember 2014
210
Endah Kristiani: Strategi .... 3. Communicate Komunikasikan selalu apa yang dilakukan dan diberikan manajemen untuk menciptakan iklim yang memampukan karywan serta membuat karyawan enganged. Komunikasi yang baik akan membuat karyawan bersedia berkontribusi dan berkolaborasi dengan maksimal.
3.2. Perusahaan-perusahaan dengan level efektivitas karyawan tertinggi. Berdasarkan survey kepada lebih dari 14 ribu karyawan. hasil lengkap EOC 20134 menunjukkan parapemenang adalah sejumlah perusahaan yang berkomitmen kuat dalam pengembangan SDM seperti Federal Karyatama, Surya Madistrindo, Tigaraksa Satria, Multi Bintang Indonesia, Cipta Krida Bahari, Rajawali Corpora, Group Tower Bersama, HPI Agro, Kapal api Global, dan Kompas Gramedia. Berikut strategi perusahaan-perusahaan yang mempunyai efektivitas karyawan tertinggi: a. Federal Karyatama Survey Employer of choice mencari perusahaan yang memiliki efektivitas paling baik dalam mengelola karyawan (employee effectiveness). Dibangun melalui dua variabel yaitu engangement berkaitan dengan aspek yang dilakukan oleh perusahaan yang bisa membuat para karyawan merasa enganged (terikat) dengan perusahaannya, dan enablement berkaitan dengan aspek yang ada diperusahaan yang bisa memampukan karyawan. Engagement dengan karyawan dengan cara membuka jalur komunikasi yang jelas. Bersama karyawan mengelola alur komunikasi antarkaryawan dan dengan manajemen agar terkendali, termasuk interaksi dan perilakunya. Enablement dengan mengadakan pelatihan untuk seluruh karyawan baik formal dan non formal. Untuk memampukan karyawan Federal karyatam memberikan compensation and benefit dengan mengadakan survey dan melakukan benchmarking untuk menjadi acuan dalam menentukan remunerasi. Karyawan dengan prestasi average maka remunerasi sesuai rata-rata dari industry sedang untuk talenta puncak, remunerasi bisa 25%-40% diatas rata-rata industri. 4
Survey EOC 2013, Majalah SWA edisi 23 ( 31 Oktober – 18 november 2013 )
Ar Risalah, Volume 12, Nomor 32, Nopember 2014
Endah Kristiani: Strategi .... 211 b. Tigaraksa Satria Pengelolaan SDM diperusahaan berangkat dari kesadaran bahwa people (SDM) harus member kontribusi terhadap sukses perusahaan. Karena orang -orang bagus mengerjakan pekerjaan dengan bagus. Karena bekerja dengan bagus customer puas. Kalau customer puas ,ada revenue yang bagus yang pada akhirnya financial yang lain pun akan bagus. Balance scorecard untuk mendukung strategy map Tigaraksa. Ada empat prespektif bisnis yang dipahami tigaraksa : financial, customer, internal process serta learning ang growth. Setiap SDM yang kompetensinya kuat akan mendukung proses dan produktivitas sehingga akan meningkatkan value pada customer yang ujungnya peningkatan financial perusahaan. Engagement di Tigaraksa disebut Organization Clarity. Sedang untuk enablement dengan sebutan HR competency berkaiatan dengan kompensasi untuk para karyawan. c. Cipta Krida Bahari Kekuatan terbesar perusahaan ada pada komitmen kepada pelanggan. Dengan dua factor Engagement yang berkaitan dengan aspek yang dilakukan perusahaan yang bisa membuat karywan terikat dengan perushaan. Dan enablement berkaitan dengan aspek yang terdapat didalam perusahaan yang memampukan karyawan untuk mengeluarkan kinerja terbaiknya. Banyak kegiatan engangement yang kesannya sederhana tapi bermakna seperti kegiatan renang bersama, fulsal, karaoke, aerobic, ataupun nonton bareng. d. Multi Bintang Indonesia Apresiasi yang diberikan oleh customer dan customer sedikit banyak merupakan gambaran atas kepuasan pelanggan.melalui system manajemen kinerja (performance managemen system) ada kejelasan tugas dan tanggung jawab, target yang ingin dicapai, proses dan prosedur, serta program pelatihan dan pengembangan (enablement). Untuk mengupayakan agar karyawan memberikan yang terbaik dari dirinya dapat terjadi jika karyawan merasa happy, engange dan semakin loyal kepada perusahaan. Parameter untuk melihatnya dengan memastikan kontribusinya kepada perusahaan, mengetahui hak dan kewajibannya, mendapat kesempatan pengembangan, merasakan kenyamanan di tempat kerja,hingga perlengkapan sosial seperti bar, alat music, meja biiyar dan terapi refleksi.Keberhasiian Ar Risalah, Volume 12, Nomor 32, Nopember 2014
212
Endah Kristiani: Strategi .... perusahaan tersebut tidak lepas melalui proses komunikasi yang terbentuk dalam waktu yang relative lama serta secara berkelanjutan.
4. Penutup 4.1
Kesimpulan Menjadikan perusahaan sebagai perusahaan pilihan bukan soal mudah. Ketidakmudahan sudah terlihat sejak mencari tahu apa yang sebenarnya memotivasi dan membuat mayoritas karyawan merasa terikat dan terbedayakan. Dalam situasi bisnis sekarang memimpin perusahaan mesti rajin mengecek tingkat engagement dan enablement karyawannya, karena situasi persaingan termasuk didalamnya dalam hal perebutan talent yang cukup kuat. Dengan langkah tersebut mereka jadi tahu seberapa besar tingkat efektivitas kerja karyawannya, agar bisa mengambil kebijakan engagement dan enablement yang tepat.
4.2
Saran Kembangkan level engagement dan enablement perusahaan, niscaya perusahaan akan tambuh karena ditopang karyawankaryawan terbaik yang bersemangat memberikan kontribusi.
Ar Risalah, Volume 12, Nomor 32, Nopember 2014
Endah Kristiani: Strategi .... 213 DAFTAR PUSTAKA
SWA Magazine blogspot.com / 2013 Majalah SWA edisi 23 ( 31 oktober – 13 november 2013) Johson , Meg “workforce deriance and the bussines case for employee engagement, the journal for quality and participation, juli 2011 Kevin Kruse “Employee Engagement Available at http // www. Forbes. Com / Sites / Kevin Kruse / 2012 / 06 / 22 / Employee- Engagement What and Why /
Ar Risalah, Volume 12, Nomor 32, Nopember 2014
214
Endah Kristiani: Strategi ....
Ar Risalah, Volume 12, Nomor 32, Nopember 2014