Seminar Nasional IENACO-2014
ISSN: 2337-4349
STRATEGI MANAJEMEN RANTAI PASOKAN PADA INDUSTRI MANUFAKTUR DENGAN PRODUKSI TERBATAS Drajat Indrajaya Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Matematika dan IPA UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI, Jl.Nangka No.58c Tanjung Barat Jakarta Selatan Email :
[email protected] Abstrak Dalam beberpa dekade ini, manajemen rantai pasokan (supply chain management) memperoleh perhatian yang cukup besar dalam manjemen operasi suatu perusahaan dan menjadi suatu bagian yang integral dari strategi perusahaan. Umumnya, bagi industri manufaktur dan jasa, biaya rantai pasokan merupakan aktifitas dengan prosentase biaya yang besar. Oleh karena itu maka strategi yang dipilih sangat menentukan peluang untuk mengurangi biaya dan meningkatkian keuntungan. Keputusan untuk membuat atau membeli, strategi aliansi atau joint venture, atau menggunakan outsourching merupakan pilihan yang dapat dilakukan mengimplementasikan ekonomi rantai pasokan. Berbagai strategi juga dapat digunakan dalam mengembangkan manajemen rantai pasokan, mulai dari pendekatan bernegoisasi dengan banyak pemasok/vendor sampai dengan mengembangkan perusahaan virtual. Pelaku industri pun mulai sadar bahwa untuk menyediakan produk yang murah, berkualitas dan cepat, perbaikan diinternal sebuah perusahaan manufaktur tidaklah cukup. Ketiga aspek tersebut membutuhkan peran serta semua pihak mulai supplier yang mengolah bahan baku dari alam menjadi komponen, pabrik yang mengubah komponen dan bahan baku mnjadi produk jadi, perusahaan transportasi yang mengirimkan bahan baku dari supplier ke pabrik, serta jaringan distribusi yang akan menyampaikan produk ke tangan pelanggan.. Setiap perusahaan yang ingin menang atau bertahan dalam persaingan harus memiliki strategi yang tepat. Strategi akan mengarahkan jalannya organisasi ke tujuan jangka panjang yang ingin dicapai. Kata kunci : Supply Chain Management, Pemasok, Manufaktur, Produksi Terbatas, Strate
1.
PENDAHULUAN Seiring dengan meningkatnya persaingan dalam industri, perusahaan dituntut untuk memperbaiki kinerja melalui peningkatan kualitas produk, menambah varisai produk, memperbesar tingkat kepuasan konsumen dan disisi lain mengurangi biaya produksi, mempersingkat waktu tunggu dan meminimalkan waste dalam proses produksi. Tidak bias disangkal bahwa supply chain management/manajemen rantai pasokan merupakan salah satu kunci yang selalu dipakai oleh perusahaan untuk memperbaiki kinerja untuk menghadapi persaingan global. Tujuan dari supply chain management ini sangat jelas yaitu menghemat biaya agar dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Kegagalan dalam menangani rantai pasokan akan mengganggu kinerja perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu pemilihan strategi rantai pasokan yang akan diterapkan dalam suatu perusahaan akan sangat menentukan keberhasilan perusahaan dalam menghadapi persaingan global. Dalam makalah ini akan dibahas manajemen dan strategi rantai pasokan yang diterapkan dalam industri manufaktur di Indonesia khususnya industri dengan jumlah produksi terbatas dan kebutuhan bahan baku yang beragam. Melalui kajian ini diharapkan dapat diketahui permasalahan serta kesulitan yang dihadapi oleh perusahaan dalam menerapkan supply chain management yang effektif sehingga dapat dibuat suatu rancangan sistem supply chain management yang dapat meningkatkan kehandalan perusahaan manufaktur di Indonesia.
408
Seminar Nasional IENACO-2014
2.
ISSN: 2337-4349
METODOLOGI
Studi Literatur
Latar Belakang Dan Tujuan
Analisa & Hasil
Pembahasan
Kesimpulan
Studi Kasus Gambar 1. Kerangka Penyelesaian Masalah Developing and Thesthinh Theory merupakan aktifitas utama dalam penelitian manajemen operasi (OPM). Sejak dahulu, teori OM dikembangkan dengan menggunakan simulasi dan model matematika. Tetapi belakangan ini, banyak yang menggunakan studi empiri untuk mengatasi kekurangan teori sebelumnya. Meredith (1998) menyatakan bahwa studi kasus dan metode survey merupakan cara yang banyak digunakan dalam studi empirik, tetapi metode studi kasus dan metode survey merupakan cara yang banyak digunakan dalam studi empirik, tetapi metode studi kasus dapat menjawab pertanyaan “why/mengapa” dibanding dengan menggunakan metode survey yang hanya menjawab pertanyaan “what/apa” dan “how/bagaimana”. Selain itu studi kasus memberi kemungkinan untuk investigasi awal untuk variabel yang masih belum diketahui atau fenomena yang masih belum dimengerti secara keseluruhan. Oleh karena itu, berdasarkan penjelasan diatas, maka metode studi kasus dipilih dalam mengkaji permasalahan dalam makalah ini. Studi kasus dilakukan terhadap perusahaan manufaktur yang dianggap relevan mewakili kajian yang dibahas dalam makalah ini. Untuk itu perlu dilakukan pengumpulan data dari bagian-bagian yang berhubungan dengan permasalahan manajemen rantai pasokan serta dilakukan wawancara dengan personal incharge perusahaan yang bertanggung jawab terhadap bagian logistik dan operasi. Meskipun studi kasus hanya diwakili oleh satu perusahaan manufaktur tetapi dianggap dapat mewakili sehingga hasil kajian ini dapat dipertanggung jawabkan. Dari data-data yang telah dikumpulkan, dilakukan analisa dengan menggunakan teori yang ada sehingga dapat diambil kesimpulan dan penyelesaian dari permasalahan yang ada.
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang digunakan untuk study case pada pembahasan topik supply chain mangement ini adalah alur pendistribusian komponen-komponen dari pemasok ke PT. Yanmar Diesel Indonesia (YADIN) untuk dirakit menjadi suatu mesin diesel yang utuh dan dijual oleh main distributor baik lokal maupun manca negara. PT. YADIN berlokasi di Jl. Raya-Bogor Km 34,8 Desa Sukmajaya kota Depok Bogor Jawa Barat. Jenis mesin diesel yang diproduksi yaitu mesin diesel horizontal dengan pendingin air (Horizontal Water Cooled Diesel Engine) dan bertenaga 5,5 Hp. Kapasitas produksi 30.000 unit per tahun, Sampai saat ini PT. YADIN sudah memproduksi mesin diesel bertenaga 5,5 sampai 30 Hp. Adapun alur pendistribusian komponen-komponen, terutama komponen local, mesin diesel dari pemasok sampai dirakit utuh menjadi suatu engine adalah sebagai berikut :
409
Seminar Nasional IENACO-2014
ISSN: 2337-4349
FLOW CHART OF COUNTERMEASURE PROBLEM AND JUDGMENT LOCAL PARTS
PPC
DISTRIBUTION
ENG.& COSTING NG
REPORT TO. DOC : FQC-38
DOC:FQC-38-08
DOC. REPORT TO SUPPLIER. ACCORDING TO 1ST PRIORITY
OK MAT.NG
OK
DOC:FQC-39-09
RAW
P/O TO SUPPLIER
QC.YADIN
INCOMING INSPECTION
CLAIM TO DOC : FQC-38
SUPPLIER IF URGENT
INHOUSE MACHINING
W/H
PRE-ASSY
NG OK
SPECIAL OK
NG
DOC:FQC-39-09
CORECTIVE & PREVENTIVE ACTION REPORT DOC : FQC-38 ( INCLUDE )
QC FILE ( DOC. ) IMPROVE
DELIVERY TO YADIN
ASSEMBLING
OK
QC JUDGMENT ACCORDING TO FUNCTION
NG DOC:FQC-39-09
NG
T/ R
DOC:FQC-39-09
NG TO SPECIAL OK
SPARE PARTS
NG
CUSTOMER SERVICE
PACKING
OK
DELIVERY
USER / BUYER
OK OK CHECK STOCK SELECTION OR REPAIR AND RETURN ( IF ANY PROBLEM )
IF ANY CLAIM SUPPLIER
Gambar 2. Diagram Alur komponen lokal Adapun alur pendistribusian komponen dari luar negeri (CKD) dari Jepang dan Thailand adalah sebagai berikut : FLOW CHART OF COUNTERMEASURE PROBLEM CKD PARTS
QC.YADIN Mr TANII D/R REPORT TO. F.QC-38
Warehouse OK RAW
CLAIM TO F-QC-38
DOC. REPORT TO SUPPLIER. ACCORDING TO 1ST PRIORITY
MAT.NG INHOUSE MACHINING
CKD SUPPLIER
CORECTIVE & PREVENTIVE ACTION REPORT
NG W/H
ASSEMBLING NG
DELIVERY TO YADIN
QC FILE ( DOC. )
SPARE PARTS
CUSTOMER SERVICE CHECK STOCK SELECTION OR REPAIR ( IF URGENTLY )
Suppliers CKD SUPPLIER
Gambar 3. Diagram Alur Komponen CKD 410
Seminar Nasional IENACO-2014
ISSN: 2337-4349
Secara umum proses pendistribusian komponen-komponen terutama komponen lokal mesin diesel adalah komponen yang meliputi raw material, sub material dan finish good material akan dikirim oleh supplier ke YADIN berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan oleh YADIN. Komponen-komponen tersebut sebelum diproses assy maupun machining akan terlebih dahulu dicek secara random oleh divisi quality control bagian incoming inspection. Apabila komponen yang dicek oleh quality control, presentase reject > 10% dari total komponen yang dikirim oleh supplier, maka komponen tersebut dapat disimpulkan reject semua. Komponen yang telah lolos cek visual maupun dimensi oleh quality control berdasarkan standar yang telah ditetapkan oleh YADIN, maka akan diambil oleh divisi warehouse untuk disimpan secara baik dan aman untuk diteruskan ke divisi produksi yang meliputi assembling, painting dan machining berdasarkan planning produksi yang telah ditetapkan oleh PCD (Planning Production Control Division). Komponen-komponen yang telah dirakit menjadi engine akan menjalani prosedur test running terlebih dahulu sebelum dikemas. Setelah dinyatakan ‘OK’ oleh bagian test running, engine tersebut dikemas dan dikirim ke Yanmar Agriculture Indonesia (YAMINDO) di Sidoarjo untuk dirakit dengan aplikasi penunjang sesuai dengan permintaan pasar, seperti hand body tractor, mesin kapal, mesin pengupas gabah dan lain sebagainya. Setelah dirakit dengan aplikasi penunjang maka engine tersebut akan dikirim ke main dealer YANMAR diseluruh Indonesia untuk dijual ke para pelanggan. Selain menjual engine, YANMAR juga menjual spare parts untuk mendukung after sales produk YANMAR. Untuk lebih jelasnya, pembahasan supply chain management akan lebih difokuskan pada masalah pengiriman komponen-komponen mesin diesel dari pemasok serta permasalahan-permasalahan yang timbul. PT. Yanmar Diesel Indonesia (YADIN) merupakan suatu perusahaan yang memiliki kemiripan industri dengan perusahaan yang bergerak didalam industri manufaktur otomotif, namun mempunyai pangsa pasar yang memiliki karakteristik khusus dan berbeda dengan pangsa pasar di industri otomotif. YADIN adalah perusahaan yang membuat produk diesel engine yang dimana komponenkomponen produknya sama persis dengan komponen-komponen produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang bergerak didalam industri otomotif. Namun yang menarik disini produk yang dihasilkan oleh YADIN sebagian besar penggunanya adalah masyarakat di pedesaan dan nelayan, berbeda dengan produk otomotif lainnya yang biasanya produk yang dihasilkan, segmen pasarnya ada dikota-kota besar. Oleh karena hal tersebut diatas, berakibat kepada pemasok yang menyuplai material ke YADIN adalah pemasok yang juga memproduksi komponen-komponen untuk perusahaan otomotif besar. Hal tersebut mengakibatkan seringkali vendor-vendor tersebut terlambat untuk menyuplai material ke YADIN, dikarenakan vendor-vendor tersebut lebih mengutamakan untuk menyuplai material ke perusahaan-perusahaan otomotif besar. Menurut (I Nyoman Pujawan, 2005), strategi yang diterapkan perusahaan untuk melakukan pembelian ke vendor adalah sebagai berikut : 3.1 Banyak Pemasok (Many Supplier) Strategi ini memainkan antara pemasok yang satu dengan pemasok yang lainnya dan membebankan pemasok untuk memenuhi permintaan pembeli. Para pemasok saling bersaing secara agresif. Meskipun banyak pendekatan negosiasi yang digunakan dalam strategi ini, tetapi hubungan jangka panjang bukan menjadi tujuan. Dalam pendekatan ini, tanggung jawab dibebankan pada pemasok untuk mempertahankan teknologi, keahlian, kemampuan ramalan, biaya, kualitas 3.2
Sedikit Pemasok (Few Supplier) Dalam strategi ini, perusahaan mengadakan hubungan jangka panjang dengan para pemasok yang komit. Karena dengan cara ini, pemasok cenderung lebih memahami sasaran-sasaran luas dari perusahaan dan konsumen akhir. Penggunaan hanya beberapa pemasok dapat menciptakan nilai denganmemungkinkan pemasok mempunyai skala ekonomis dan kurva belajar yang menghasilkan biaya transaksi dan biaya produksi yang lebih rendah. Dengan sedikit pemasok maka biaya 411
Seminar Nasional IENACO-2014
ISSN: 2337-4349
mengganti partner besar, sehingga pemasok dan pembeli menghadapi resiko akan menjadi tawanan yang lainnya. Kinerja pemasok yang buruk merupakan salah satu resiko yang dihadapi pembeli sehingga pembeli harus memperhatikan rahasia-rahasia dagang pemasok yang berbisnis di luar bisnis. 3.3
Vertical Integration Artinya pengembangan kemampuan memproduksi barang atau jasa yang sebelumnya dibeli, atau dengan benar-benar membeli pemasok atau distributor. Integrasi vertical dapat berupa: Integrasi ke belakang (Backward Integration) berarti penguasaan kepada sumber daya, misalnya Perusahaan Mobil mengakuisisi Pabrik Baja. Integrasi kedepan (Forward Integration) berarti penguasaan kepada konsumennya, misalnya Perusahaan Mobil mengakuisisi Dealer yang semula sebagai distributornya. 3.4
Kairetsu Network. Kebanyakan perusahaan manufaktur mengambil jalan tengah antara membeli dari sedikit pemasok dan integrasi vertical dengan cara misalnya mendukung secara financial pemasok melalui kepemilikan atau pinjaman. Pemasok kemudian menjadi bagian dari koalisi perusahaan yang lebih dikenal dengan kairetsu. Keanggotaannya dalam hubungan jangka panjang oleh sebab itu diharapkan dapat berfungsi sebagai mitra, menularkan keahlian tehnis dan kualitas produksi yang stabil kepada perusahaan manufaktur. Para anggota kairetsu dapat beroperasi sebagai subkontraktor 3.5
Perusahaan Maya (Virtual Company) Perusahan Maya mengandalkan berbagai hubungan pemasok untuk memberikan pelayanan pada saat diperlukan. Perusahaan maya mempunyai batasan organisasi yang tidak tetap dan bergerak sehingga memungkinkan terciptanya perusahaan yang unik agar dapat memenuhi permintaan pasar yang cenderung berubah. Hubungan yang terbentuk dapat memberikan pelayanan jasa diantaranya meliputi pembayaran gaji, pengangkatan karyawan, disain produk atau distribusinya. Hubungan bisa bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, mitra sejati atau kolaborasi, pemasok atau subkontraktor. Apapun bentuk hubungannya diharapkan akan menghasilkan kinerja kelas dunia yang ramping. Keuntungan yang bisa diperoleh diantaranya adalah: keahlian manajemen yang terspesialisasi, investasi modal yang renadh, fleksibilitas dan kecepatan. Hasil yang diharapkan adalah efisiensi. Jika mengacu kepada strategi diatas, maka untuk menjaga jadwal produksi secara tepat waktu, YADIN menerapkan starategi sebagai berikut untuk melakukan pembelian kepada pemasok. 1. Few Supplier Strategy Pada awalnya YADIN menggunakan strategi sedikit pemasok untuk melakukan pembelian ke pemasok. YADIN adalah perusahaan Penanam Modal Asing (PMA) dari Jepang, yang dimana pada awalnya komponen-komponen untuk engine diesel 100% diimport dari Jepang untuk dirakit di Indonesia. Namun lambat laun komponen-komponen yang tadinya diimport, diproduksi sendiri di Indonesia dengan menggunakan pemasok lokal untuk mendukung kegiatan produksi di YADIN. Untuk melakukan perpindahan produksi komponen-komponen diesel engine dari Jepang ke pemasok lokal, perlu dilakukan transfer teknologi dan sumber daya. Dengan kata lain, pemasok lokal yang akan memproduksi komponen-komponen YADIN harus dibina untuk kerjasama yang menguntungkan dalam jangka waktu yang panjang. Strategi untuk menghemat biaya yang dilakukan YADIN adalah dengan mencari pemasok lokal yang masih berkembang dan masih mempunyai pangsa pasar yang terbatas. Pemasok tersebut akan dibina baik secara teknis maupun non teknis sesuai dengan prosedur yang berlaku di YADIN. Adapun daftar awal pemasok yang pada awalnya masuk kedalam few supplier strategy adalah sebagai berikut :
412
Seminar Nasional IENACO-2014
ISSN: 2337-4349
Tabel 1. List of YADIN Few Supplier No Nama Pemasok 1 PT. Bina Usaha Mandiri Mizusawa 2 PT. Berikari 3 PT. Asalta Mandiri Agung 5 PT. Morita Tjokro Gearindo
Jenis Material Yang Dipasok Foundry Parts Alumunium Casting Parts Metal Stamping CNC Machining
2.
Many Supplier Strategy Tidak selamanya few supplier strategy bisa diterapkan oleh YADIN, dikarenakan makin lama para pemasok yang selama ini mendapatakan order dari YADIN akan mengembangkan proses bisnis mereka untuk mendapatkan order dari perusahaan-perusahaan otomotif besar, Hal ini mengakibatkan jadwal pengiriman material dari pemasok akan menjadi terhambat atau banyak yang terlambat sehingga YADIN akan merubah few supplier strategy menjadi many supplier strategy. Strategi yang menggunakan banyak vendor untuk memasok material saat ini digunakan oleh YADIN. Strategi ini sangat bermanfaat untuk mengantisipasi keterlambatan pasokan material dari vendor. Untuk membeli 1 jenis komponen material, YADIN menggunakan lebih dari satu vendor. Jadwal untuk memasok material ke YADIN disesuaikan dengan kebutuhan produksi di YADIN. Strategi ini memang beresiko mengakibatkan berkurangnya komitmen pemasok untuk memasok komponen ke YADIN, dikarenkan pemasok merasa tersaingi oleh pemasok lain yang sejenis dalam memasok komponen ke PT. Yanmar Diesel Indonesia, namun hal ini harus tetap dilakukan untuk mendpatkan jadwal produksi secara tepat waktu untuk kepentingan YADIN pada untuk memenuhi keinginan para pelanggan dalam kaitannya terhadap quality, cost atau harga dan delivery atau pengiriman yang tepat dan efisien. Adapun daftar pemasok yang awalnya masuk kedalam few supplier strategy, yang berubah ke many supplier strategy adalah sebagai berikut : Tabel 2. List of YADIN Many Supplier No Few Supplier Strategy 1 PT. Bina Usaha Mandiri Mizusawa
Many Supplier Strategy PT. Bakrie Tosan Jaya PT. K.G. Technology PT. Kyowa Indonesia PT. Pamindo Tiga T PT. Yoska Prima Inti PT. Pulogadung Tempajaya
2 PT. Berikari 3 PT. Asalta Mandiri Agung 4 PT. Morita Tjokro Gearindo
Sedangkan flow process salah satu hubungan antara YADIN dengan para pemasok bisa kita lihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 4. Flow Process Correlation Supplier With YADIN 413
Seminar Nasional IENACO-2014
ISSN: 2337-4349
PT. Yanmar Diesel Indonesia (YADIN), tidak menggunakan 3 strategi lainnya (vertical integration, kairetsu network dan virtual company) dikarenakan YADIN masih dalam tahapan berkembang dan jumlah produksinya pun masih terbatas. 4.
KESIMPULAN Kesimpulan yang didapat dari pembahasan diatas adalah PT. Yanmar Diesel Indonesia (YADIN) dalam menerapkan supply chain management khususnya dalam pengembangan strategi terhadap pembelian ke pemasok, menggunakan many supplier strategy dan few supplier strategy. Kedua strategi tersebut saling berhubungan, dikarenakan few supplier strategy akan berubah menjadi many supplier strategy yang dimana hal tersebut tergantung dari perubahan atau pengembangan bisnis dari pemasok itu sendiri. YADIN akan fleksibel mengikuti perubahan atau pengembangan bisnis dari pemasok tersebut. Strategi yang diambil oleh YADIN harus disesuaikan dengan prosedur yang ditetapkan perusahaan untuk menjaga qualitas, cost atau biaya dan delivery atau pengiriman secara tepat dan efisien, sehingga kepuasan pelanggan tetap terjaga dan dapat meningkat .Semua pemasok harus mengikuti prosedur yang berlaku tersebut tanpa terkecuali. DAFTAR PUSTAKA Fred R, David 2003, Manajemen Strategis – Konsep-konsep, Edisi ke-9, Terjemahan, Prentice Hall Honggokusumo, Suharto 1993, Perkembangan Industri Barang Jadi Karet di Indonesia, Balai Penelitian Teknologi Karet, Bogor Kusumadewi, Sri, Purnomo, Hari (2004) Aplikasi Logika Fuzzy untuk Pendukung Keputusan. Graha Ilmu. Yogyakarta Kusumadewi, Sri 2004, Toolbox Matlab untuk Logika Fuzzy. Graha Ilmu. Yogyakarta Marimin 2005, Teori dan Aplikasi Sistem Pakar dalam Teknologi Manajerial, IPB Press, Bogor. Marimin 2004 Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk, PT. Grasindo, Jakarta. I Nyoman Pujawan 2005, Supply Chain Management, Penerbit Guna Widya, Surabaya Standard Operating Procedure 2000, PT. Yanmar Diesel Indonesia, Depok ISO Document 2000, PT. Yanmar Diesel Indonesia, Depok
414