STRATEGI MANAJEMEN PESANTREN DI MALANG MENUJU PESANTREN MANDIRI (STUDI ANALISIS APLIKASI KONSEP TOTAL QUALITY MANAJEMEN DI PESANTREN) Oleh: Akhmad Najibul Khairi Sya’ie, M.A ABSTRAK Pesantren sebagai local genius masih diakui existensi dan kontribusinya dalam membangun bangsa dan negara Indonesia, khususnya dalam meberikan warna pendidikan Islam di Indonesia. Akan tetapi, menghadapi tantangan dunia global dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu dahsyat, pesantren harus segera berbenah diri dan mengambil langkah antisipatif. Pola-pola manajemen pesantren sudah seyogyanya mulai dirubah ke arah manajemen modern yang lebih mengedepankan kualitas dan kepuasan pelanggan, yang lebih dikenal dengan Total Quality Manajemen (TQM). Penelitian ini bertujuan menjelaskan konsep Total Quality Manajemen dalam kasus Pesantren An- Malang Jawa Timur, dan dapat dijadikan acuan bagi pesantren-pesantren lain dalam menyusun dan mengambil kebijakan strategi manajemen lembaganya yang berujung pada pemenuhan tuntutan kualitas dan kepuasan masyarakat.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan rancangan studi kasus. Rancangan studi studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu.Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa menurut pandangan pengelola pesantren An Nur malang untuk mengikuti konsep berpikir TQM, maka manajemen Pesantren seyogianya memandang bahwa proses pendidikan adalah suatu peningkatan terus menerus (continuous educational process improvement). Pondok Pesantren An Nur melakukan modernisasi dalam pengelolaan pondok sebagai upaya mengantisipasi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan melakukan pemantapan internal dan melakukan penyesuaian visi dan misi pendidikan ke arah perubahan global. Dalam menentukan segala kebijakan terkait peningktan mutu pesantren, pengelola pesantren selalu melibatkan masyarakat dalammemberikan masukan. Kata Kunci : Total Quality Management, Pesantren
1 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
A. Latar Belakang Masalah Dalam sejarah pertumbuhan dan perkembangan pendidikan di Indonesia, agaknya tidak dapat dipungkiri bahwa pesantren telah menjadi semacam local genius. Di kalangan umat Islam sendiri pesantren telah dianggap sebagai model institusi keilmuannya, yang oleh Martin Van Bruinnessen dinilai sebagai salah satu tradisi agung (great Tradition) (Fajar, 1999:113). Kata Nurkholis Majid dalam Raharjo (1985:3), Andaikan saja negeri ini tidak mengalami penjajahan, kata Nurcholis Madjid , tentu pertumbuhan sistem pendidikan di Indonesia akan mengikuti jalur-jalur yang ditempuh pesantren-pesantren. Sehingga perguruan tinggi tidak akan berupa UI, IPB, ITB, UGM, dan lain-lain, tetapi mungkin Universitas
Tremas,
Krapyak,
Al-Munawariyah,
Bangkalan,
Lasem
dan
sebagainya. Sejarah juga telah membuktikan kontribusi pesantren dalam rangka turut mendirikan negara Republik Indonesia. Banyak ulama’ dan santri yang gugur dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan. Ulama’ bersama santri
rela mengisolisir diri sambil memotivasi masyarakat untuk tidak
bekerjasama dengan penjajah. Pada masa awal gerakan mengisi kemerdekaan sampai masa pembangunan sekarang ini peran pesantren dan ulama’ terus meningkat, terutama dalam rangka kerjasama ulama’ dan umara’ dalam mensukseskan pembangunan bangsa dalam segala bidang sesuai dengan posisi masing-masing (Jamali, 1999:129). Dalam proses pembelajaran, dahulu pesantren hanya mengedepankan metode pembelajaran bandongan, sorogan dan wetonan. Namun dalam pesantren modern diperkenalkan metode diskusi dengan memberikan porsi lebih besar
2 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
kepada para santri untuk menyampaikan gagasan dalam menginterpretasikan sebuah kitab kajian. Begitu juga dalam mengklasifikasi santri, pesantren modern mengintroduksi sistem kelas yang didasarkan pada pengetahuan yang dimiliki, bukan pada jumlah dan jenis kitab yang telah dikaji. Disamping itu, pesantren modern mulai mengakses teknologi sebagai sarana dan bahasa asing (khususnya Arab dan Inggris) sebagai bahasa pengantar yang memungkinkan santri mampu berkomunikasi dengan komunitas intelektual di dunia luar (Munawar, 2001:100). Perubahan model dari tradisional menjadi modern memiliki sisi plus dan minus. Sisi plus dari sistem pertama (tradisionalisme) adalah, pada umumnya para santri kuat dalam telaah kitab-kitab warisan ulama’ klasik. Mereka menguasai teori bahasa arab secara baik, namun kurang menekankan aspek praktis dari pemanfaatan bahasa sebagai alat komunikasi verbal. Sebaliknya, sistem yang kedua (modern) – pada umumnya- kurang dalam penguasaan kitab-kitab warisan ulama’ klasik, namun mereka telah membiasakan bahasa Arab dan Inggris sebagai bahasa pengantar keseharian sehingga santrinya lebih mudah dan cepat dalam mengakses serta berkomunikasi dengan para intelektual di dunia luar. Namun dari pengalaman perjalanan pesantren, baik yang mengarah pada model tradisional maupun modern, memiliki visi yang sama, yakni keajegan (istiqomah) dalam menegakkan nilai-nilai moralitas agama dalam kehidupan di masyarakat. Dunia boleh berubah, tapi subtansi yang diajarkan dan nilai-nilai moralitas tidak boleh luntur diterpa badai dekadensi. Disamping itu pembinaan akhlak dibangun atas dasar teladan yang baik (uswatu al-Hasanah) dari para pengajar. Para santri dalam interaksi sosial keseharian dapat dikontrol –setidaknya
3 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
terawasi- oleh para guru (asatidz). Karena tempat tinggal santri tidak berjauhan dengan tempat tinggal para guru. Denga demikian
jika terjadi kasus dekadensi moral dikalangan santri
maupun asati>dh dapat lebih cepat dicegah penyebarannya. Barangkali inilah nilai posistif dari sistem pendidikan pesantren yang hingga kini masih diidealkan oleh masyarakat Muslim di Indonesia. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pesantren sebagai local genius masih diakui existensi dan kontribusinya dalam membangun bangsa dan negara Indonesia, khususnya dalam meberikan warna pendidikan Islam di Indonesia. Akan tetapi, menghadapi tantangan dunia global dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu dahsyat, pesantren harus segera berbenah diri dan mengambil langkah antisipatif. Pesantren juga dituntut untuk lebih mandiri dan tanggap terhadap tuntutan masyarakat modern yang terus menerus mendambakan kualitas dalam segala hal (Tilaar, 1999:135). Jika tidak demikian, pesantren tetap akan terkurung dalam orbitnya sendiri, sehingga tidak mampu mengantisipasi perubahan sosial. Hal ini sesuai dengan poin panca jiwa pesantren yaitu : mandiri dan bebas. Mandiri berarti; pesantren tidak pernah menggantungkan hidup kepada belas kasihan orang lain, akan tetapi berusaha sendiri dengan modal keikhlasan dan keyakinan akan kebesaran Allah SWT yang diiringi dengan usaha maksimal. Bebas berarti Bebas dalam berfikir, berbuat, bebas menentukan masa depan, dalam memilih alternatif jalan hidup didalam masyarakat kelak dengan jiwa besar dan optimistis dalam menghadapi segala problematika kehidupan. Dari sini, hal yang paling urgent yang harus dibenahi oleh pesantren sebagai langkah antisipatif tersebut adalah pembenahan pola manajemen, sebab
4 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
pola manajemen pesantren cenderung dilakukan secara insidental dan kurang memperhatikan tujuan-tujuannya yang telah disistematisasikan secara hirarkis. Sistem pendidikan pesantren biasanya dilakukan secara alami dengan pola manajerial yang tetap (sama) dalam tiap tahunnya. Perubahan-perubahan mendasar dalam pengelolaan pesantren agaknya belum terlihat. Penerimaan santri baru misalnya, masih dilakukan secara “terbuka” untuk semua individu yang mempunyai latar belakang dan kemampuan beragam tanpa mengadakan usaha pretes terlebih dahulu. Usaha kategorisasi dan klasifikasi santri secara kualitatif jarang sekali dilakukan (Suwendi, 1999:209). Pengorganisasian pesantren mulai penyiapan fasilitas dan sumber daya manusia, mengatur berbagai komponen secara cermat sampai kepada pelatihan guru dan staf secara teratur, tampaknya, jarang sekali ditemukan pada pesantren, hanya hal-hal lumrah yang dapat ditemukan dalam kehidupan Pesantren. Dalam struktur dan cara pengelolaan, hingga asset pesantren, dikuasai secara turuntemurun. Ketakutan terhadap kehilangan aset pesantren ini, menyebabkan diserahkannya pengorganisasian pesantren kepada. Efeknya tidak jarang pula para ahli waris memperebutkan pesantren itu agar dia dapat mempunyai andil disana (Anwar, 1908:201). Pola-pola manajemen pesantren seperti tersebut diatas sudah seyogyanya mulai dirubah ke arah manajemen modern yang lebih mengedepankan kualitas dan kepuasan pelanggan, yang lebih dikenal dengan Total Quality Manajemen (TQM). Prinsip-prinsip konsep manajemen ini juga telah dipakai oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas lembaga pendidikan di Indonesia dengan istilah Manajemen Peningkatan Mutu berbasis Sekolah (MPMBS). Prinsip-prinsip
5 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
tersebut adalah : (1)Fokus pada kualitas atau mutu (2)Perencanaan dan pengambilan keputusan yang dimulai dari bawah (bootom up planning and decision making) (3)manajemen yang transparan (4) Pemberdayaan masyarakat (5)Peningkatan mutu secara berkelanjutan (continuous quality improvement) (Tjiptono, 2002:41). Selanjutnya dengan mendasarkan pada kelima prinsip tersebut, maka aspek aspek yang perlu ditata dengan lebih baik oleh pesantren anatara lain : (1) perencanaan dan evaluasi (2) kurikulum (3) proses belajar mengajar (4) ketenagaan (5) Peralatan dan perlengkapan (6) keuangan (7) pelayanan siswa (8) hubungan pesantren dan masyarakat (9) iklim pesantren (Depdiknas, 2001:21). Menurut Sobirin Naji dalam (Raharjo : 1985:147), penerapan Total Quality Manajemen ini bukanlah suatu hal yang dipaksakan, akan tetapi memang sudah menjadi keharusan, jika pesantren tetap ingin membuktikan kualitasnya ditengahtengah serbuan model-model pendidikan baru, dengan tanpa melepaskan karakteristik khasnya. Hal ini juga sebagai wujud dari statemen yang tidak asing lagi di kalangan pesantren yaitu mempertahankan tradisi lama yang masih signifikan dan mengambil tradisi baru yang lebih bermanfaat (al muhafadzah ala qadim al salih wa al akhdzu bi al jadid al aslah). Selain itu pesantren tidak lagi hanya mengelola pendidikan diniyah yang dilakukan dengan seadanya, melainkan mengelola beberapa lembaga pendidikan yang variatif mulai tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Pesantren juga mengelola badan usaha seperti persawahan dan koprasi pondok pesantren sebagai penyokong finansial, seperti di pesantren An-Nuur dan Tebuireg Malang. Semua itu tidak akan berjalan tanpa didukung oleh sumber daya manusia yang cukup
6 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
banyak. Untuk itulah diperlukan manajemen yang rapi dan transparan. Hal ini sesuai dengan definisi manajemen yang diungkapkan oleh Dale (1973:4) dan Arsyad (2002:2) yaitu : Management is process of working with and trough others to achieve organitational objective in changing environment. Berdasarkan pada keterangan tersebut diatas, aplikasi konsep TQM dalam dunia pesantren dalam rangka mempertahankan eksistensi dan kualitasnya ditengah-tengah maraknya penawaran model pendidikan di Indonesia, merupakan hal yang sangat menarik untuk dikaji dan diteliti lebih lanjut. Diantara pesantren yang telah melakukan perubahan manjemen menuju ke arah Total Quality Manajemen adalah Pesantren An-Nuur Malang Jawa Timur, dengan bukti bahwa pesantren tersebut masih tetap menjadi alternatif utama bagi para orang tua untuk menyekolahkan putra-putri mereka. Hal tersebut disebabkan oleh adanya jaminan keamanan (safety) dari aspek moralitas, karena seluruh siswa harus tinggal di pondok. Selain itu pesantren juga telah menyediakan unit pendidikan yang sangat variatif, mulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi, dengan kualitas yang hampir sama, bahkan lebih, jika dibanding dengan lembaga pendidikan lain diluar pesantren. Beberapa penelitian dan kajian terdahulu tentang pesantren antara lain dilakukan oleh Zamakhsyari Dlofir (1985), Mastuhu (1994), Hiroko Hirokushi (1987), Manfred Ziemek (1986) dan Sudjoko dkk (1982). Para peneliti tersebut berupaya untuk menggambarkan pesantren secara global dari aspek elemen-elemen pesantren,
metode
pembelajaran,
kepemimpinan
pesantren,
tetapi
tidak
memfokuskan pada pola-pola manajemen pesantren secara khusus. Kajian lain
7 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
yang dlakukan oleh Musthofa Syarif (1984), lebih menekankan pada model administrasi pesantren secara lebih tehnis. Dari kajian dan penelitian diatas tampak bahwa, belum ada penelitian yang memfokuskan kepada manajemen pesantren khususnya aplikasi Total Quality Manajemen di pensantren. Oleh karena itu penelitian ini berupaya melengkapi penelitian-penelitian terdahulu dari aspek manajemen pesantren. Penelitian ini berupaya untuk menemukan dan menggali lebih jauh strategi manajemen yang diterapkan di pesantren An-Nuur dan Malang Jawa Timur.
B. Analisis Data Pelaksanaan Total Quality Management (TQM) di Pesantren An-Nur Malang Fungsi pendidikan adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi Warga Negara yang demokratis serta
bertanggung
jawab. Untuk
mewujudkan idealisme pendidikan maka diperlukan upaya – upaya yang inovatif mengingat dinamika masyarakat, ilmu pengetahuan
dan
teknologi
terus
berkembang. Merespon hal yang demikian Pesantren An Nuur Malang berupaya melakukan
berbagai terobosan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Sesuai dengan hasil observasi peneliti serta hasil wawancara dengan beberapa pengelola pesantren An Nuur Malang, dapat di katakana bahwa kegiatan pendidikan secara keseluruhan di pesantren An Nuur Malang sudah sesuai yang diharapkan terutama pada kegiatan-kegiatan pemberdayaan di pesantren umumnya
8 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
serta kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan belajar mengajar khususnya. Partisipasi guru, karyawan, masyarakat terhadap kegiatan pendidikan di pesantren dalam pengembangan fisik, pengadaan sarana prasarana serta kurikulum cukup baik. Pesantren An Nuur Malang tentunya memiliki bangunan dasar sebagai sebuah instansi pendidikan agar bisa dikembangkan dan mampu diterima di tengah-tengah kehidupan
masyarakatnya. Adapun konsep atau visi awal yang
sudah dibangun Pesantren An Nuur Malang sebagaimana diungkapkan oleh pimpinan pesantren adalah membentuk masyarakat yang adil, cerdas, terampil, mandiri serta bertanggung jawab kepada masyarakat, Negara dan agama. Visi Pesantren An Nuur Malang dalam penyelenggaraan Total Quality Management
adalah memberdayakan
seluruh sumber daya manusia yang
berwawasan masa depan dan berakhlakul karimah, unggul dalam IMTAQ dan IPTEK. adapun Misi Pesantren An Nuur Malang dalam penyelenggaraan total quality management adalah memberdayakan seluruh sumber daya pesantren untuk membentuk membentuk kepribadian muslim yang berwawasan global dan berakhlakul karimah. Membekali santri ilmu pengetahuan dan teknologi yang berorientasi pada kecakapn hidup. secara garis besar Pesantren An Nuur Malang dalam menerapkan total quality management adalah sebagai berikut: a. Merespon keinginan pelanggan Program pendidikan yang diselenggarakan oleh Pondok Pesantren An- Nur II ada dua jenis, yaitu pendidikan sekolah (pendidikan formal) dan pendidikan luar sekolah (pendidikan non formal). Pendidikan sekolah adalah pendidikan yang
diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara
9 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
berjenjang dan berkesinambungan. Sedangkan pendidikan non formal adalah pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajar mengajar yang tidak harus
berjenjang dan berkesinambungan. Berdirinya
lembaga pendidikan formal dilingkungan Pondok Pesantren An-Nur II bukan hanya berasal dari arus atas (Top Down), namun lebih banyak didukung aspirasi dari bawah (Bottom Up), yaitu berasal dari swadaya masyarakat yang merasa perlu untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anaknya. Hal ini terwujud karena pada masa itu di Kecamatan Bululawang belum ada sekolah umumnya baik SMA atau SMP. Untuk mewujudkan keinginan masyarakat sekitar maka dibentuklah pendidikan formal tersebut. Sedangkan dari pemikiran pengasuh, dibentuknya pendidikan formal ini lebih ditujukan pada perluasan pondok sehingga dapat menampung santri yang semakin komplek minat dan kebutuhannya akan pendidikan. Selain itu juga untuk memberi sumbangan pada pendidikan nasional, sehingga lembaga pendidikan
pondok
pesantren tidak hanya melulu mengkaji ilmu-ilmu
agama, namun juga membuka diri dengan ilmu-ilmu pengetahuan umum sehingga akan tetap dapat mengikuti perkembangan jaman. Pondok Pesantren An-Nur yang keberadaannya memang dipersiapkan untuk membangun masyarakat pedesaan yang rata-rata berada pada tingkatan kelas menengah kebawah. Hal ini sebagai salah satu langkah awal turut
serta
(materi)
untuk
memberantas kemiskinan masyarakat, baik itu kemiskinan harta
maupun
kemiskinan
ilmu pengetahuan
serta mengupayakan
pengembangan sumber daya yang lebih berkualitas dalam aspek kehidupan.
10 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Pondok Pesantren An-Nur yang selama ini telah menunjukkan adanya kemajuan baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya masih terus berusaha merespon keinginan pelanggan dengan mengadakan terobosan-terobosan baru untuk memantapkan posisinya dalam pembangunan nasional pada masa yang akan datang. menentukan
Oleh karena
langkah
itu
selanjutnya demi
perlu
program-program
mancapai
tujuan
yang
untuk telah
ditetapkan. Adapun program yang ada di Pondok Pesantren An-Nur terdiri atas program pendidikan, program sosial kemasyarakatan
dan program
perekonomian. b. Pelayanan terbaik Pondok Pesantren An Nuur Malang telah melakukan antisipasi yang diperkirakan mampu mengikuti perkembangan zaman dan tetap memberikan pelayanan terbaik
bagi
santri-santrinya, misalnya memperbaharui
pembelajaran dengan sistem digitalisasi
alat
yakni memperkaya perpustakaan
yang ada dengan membentuk Digital Library. Digital Library (perpustakaan digital) dilakukan melalui proses scanning sejumlah berkaitan
bahan
pustaka
yang
dengan semua mata pelajaran dan buku-buku penunjang lainnya
di Pondok Pesantren An-Nur dan dimasukkan ke dalam sebuah komputer. Seluruh santri dapat mengakses materi-materi pembelajaran tersebut dengan membuka file-file di komputer sesuai dengan kebutuhan masing. Dan menggunaan peralatan multimedia yakni sarana pembelajaran berupa satu unit computer, televisi 24 inc., VCD, sound system dan ratusan keping CD pembelajaran.
11 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Pondok Pesantren An Nur melakukan modernisasi dalam pengelolaan pondok sebagai upaya mengantisipasi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dari wawancara dengan peneliti, didapatkan jawaban; “bahwa pimpinan pondok sebagai salah satu pusat kendali dalam pengajaran, dalam menyikapi kemajuan iptek melakukan pemantapan internal dan melakukan penyesuaian visi dan misi pendidikan ke arah perubahan global. Pengembangan sumber daya manusia (dewan asâtidz) dan sumber daya alat atau media yang memadai untuk pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran yang berorientasi penguasaan iptek telah dan sedang dilakukan. Dalam kaitannya dengan peningkatan mutu pendidikan di Pondok Pesantren An Nur tampak bahwa program pengelolaan pendidikan dan pengajaran dilakukan dalam berbagai aspek yang berkaitan langsung dan tidak langsung terhadap peningkatan
mutu
proses
pendidikan
dan
terutama
peningkatan hasil pendidikan itu sendiri. Terlihat jelas bahwa pengelolaan pendidikan formal selalu berorientasi pada mutu. Pimpinan pondok bersama bersama komponen-komponen yang ada di dalamnya, baik kepala pesantren, pengasuhan santri, guru (asâtidz), dan organisasi santri (OSNH) terus melakukan upaya pemantapan internal seperti; peningkatan kualitas dan kuantitas guru, pengadaan fasilitas dan multimedia pembelajaran, optimaliasi kegiatan-kegiatan siswa yang berbasisi keterampilan dan kreativitas. c. Pemberdayan Sumber Daya Manusia Kualitas dan kuantitas guru menjadi salah satu poin utama yang diperhatikan dalam pengelolaan pendidikan dan pengajaran di Pondok Pesantren An Nur, karena dalam banyak hal, guru sangat sering berinteraksi dengan siswa
12 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
(santri). Guru dengan tutur kata dan tingkahnya akan menjadi contoh dan tauladan yang pertama bagi siswa di dalam pondok, terlebih karena kebanyakan guru yang mengajar di Pondok Pesantren An Nur langsung tinggal di dalam pondok. Dengan demikian, peningkatan kualitas guru dalam berbagai upaya merupakan upaya peningkatan mutu proses dan mutu hasil pendidikan dan pengajaran yang ada di Pondok Pesantren An Nur. Untuk meningkatkan kualitas input dan kualitas pendidikan di pesantren serta kualitas oututnya, pengelola pesantren An Nur selalu bermusyawarah dengan
guru, wali santri serta melibatkan masyarakat setempat dalam
menciptakan lulusan santri yang berkualitas dan berwawasan luas. Ada beberapa penunjang untuk peningkatan kualitas guru dan karyawan Pesantren An Nur antara lain: Pelatihan MGMP untuk Peningkatan Kualitas Mengajar Guru, Training Manajemen dan Kepemimpinan Tenaga Pendidik, Workshop Peningkatan Kreatifitas mengajar. Dengan beberapa kegiatan tersebut diharapkan kualiatas guru dan karyawan
semakin
meningkat
dalam memberikan
pelayanan
terhadap
pelanggan pendidikan yakni pengguna jasa pendidikan yaitu masyarakat. Di samping itu diperlukan input santri yang berkualitas melalui rekrutmen pada saat penerimaan santri baru. Untuk
meningkatkan
kemampuan
para
guru,
maka
pesantren
An Nur Mal ang mendorong agar para guru selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi baik melalui media cetak atau elektronik yang bisa diakses melalui buku, Koran, televisi maupun internet. Upaya lain yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas guru antara lain; Mengadakan
13 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
diskusi rutin dewan guru setiap tiga bulan sekali, Mendorong guru untuk melanjutkan studi kejenjang yang lebih tinggi, Menugaskan
guru mata
pelajaran untuk mengikuti musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) yang diselenggarakan oleh pemerintah, mengikuti pelatihan dan seminar pendidikan baik yang diselenggarakan oleh Departemen Agama maupun Departemen Pendidikan Nasional.
Upaya Peningkatan Total Quality Management (TQM) di Pesantren An Nur a. Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Membahas peningkatan total quality management pesantren An Nur Malang tidak bisa lepas dari pembahasan kurikulum, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, proses kegiatan belajar mengajar (KBM), sarana prasarana, anggaran, dan manajemen mutu sebagaimana telah dibahas sebelumnya. Pesantren An Nur Malang sekarang
ini telah mengembangkan
kurikulum seperti yang dianjurkan pemerintah. Dalam kurikulum ini guru tidak hanya memandang siswa sebagai obyek pendidikan semata, melainkan sebagia subyek. Diberlakukannya kurikulum menunjukkan niat baik pesantren dalam rangka mencapai jati diri pendidikannya. Selain itu para guru pesantren juga diikutkan dalam pelatihan-pelatihan/Workshop
pendidikan seperti
Workshop peningkatan kreatifitas mengajar melalui MGMP, dan memahami dan
memperdalam sendiri
dengan
membaca buku
panduan kurikulum.
Ini
dilakukan agar Guru tidak ketinggalan dengan perkembangan kurikulum dan dapat menyampaikan materi dengan baik.
14 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Untuk meningkatkan nilai Ujian Nasional, dan memacu siswa kelas tiga tahun ini, pesantren di pesantren An Nur Malang melakukan: 1) Tambahan jam belajar (Les) pada sore hari, mulai masuk semester pertama 2) Siswa diberi pekerjaan rumah untuk menjawab soal - soal, meresum pelajaran, diskusi kelompok, serta tugas lain yang memacu siswa untuk terus belajar. 3) Membekali siswa supaya diberikan hidayah dan kemantapan hati oleh Allah SWT, maka diadakan doa bersama / Istighosah. b. Upaya Peningkatan Mutu Layanan Pada Bab II didepan telah disinggung masalah pendidikan dan pelanggannya,
pesantren adalah penyelenggara
(provider) atau service
(layanan). Untuk meningkatkan mutu layanan pesantren pesantren harus lebih
dulu mengenali siapa pelanggan pesantren pesantren, jasa apa yang
ditawarkan kepada pelanggan, dan bagaimana ukuran layanan bermutu. Menjawab bukan
pertanyaan
tersebut
pabrik yang menghasilkan
tidak gampang
sebab pesantren
suatu produk atau jasa
tertentu
sebagaimana layanan yang ada pada perusahaan. Pelanggan Pesantren dapat dibedakan menjadi dua
yaitu
pelanggan
luar
dan
pelanggan
dalam.
Pelanggan Luar Utama adalah siswa karena merekalah yang memperoleh layanan langsung dari pesantren. Pelanggan Luar Kedua adalah orangtua pejabat pendidikan/masyarakat
penyedia maupun pengguna jasa karena
mereka yang membiayai siswa dan institusi pendidikan dalam hal ini
15 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
pesantren ini tentunya sehingga sangat penting dan menentukan. Pelanggan Luar yang Ketiga adalah dunia kerja atau masyarakat pengguna lulusan. Guru serta karyawan yang berada di pesantren An nur Malang disebut pelanggan dalam. Jasa
yang ditawarkan pesantren
kepada
pelanggan adalah
layanan.upaya untuk meningkatkan mutu layanan yang telah dilakukan pesantren An Nur Malang adalah : a. Mambangun kultur mutu dalam semua komponen pesantren melalui budaya disiplin dan tepat waktu pada siswa, guru, dan karyawan b. Meningkatkan
profesionalisme guru, sebagai bagian dari reformasi
paradigma dan memberdayakan siswa. c. Adanya kontak langsung antara provider (yang melayani) dengan user (pengguna layanan). Hubungan ini untuk membuka komunikasi dengan pelanggan. d. Layanan secara luas yang merupakan proses. Pemimpin pesantren berusaha memberikan kepuasan bagi para pelanggan, dan kepuasan ini harus dijaga meskipun selalu berubah e. Mengupayakan layanan terbaik sehingga berkesan. Ini selalu diupayakan oleh semua staf yang ada di man 1 surakarta. Mutu pelayanan prima akan mewarnai persepsi pelanggan terhadao keseluruhan organisasi pesantren An Nur malang. f. Pemimpin pesantren senantiasa menanamkan untuk berbuat yang terbaik dan meyakinkan serta memotivasi staf akan pentingnya layanan. Pelatihan pengembangan staf dapat memberikan visi layanan dan
16 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
menjelaskan standar layanan yang ingin dicapai. Untuk menghasilkan institusi yang berkualitas dan output yang unggul maka diperlukan strategi khusus agar pesantren memiliki daya saing dan tetap survive, mengingat dewasa ini pesantren masih menjadi prioritas yang kedua Total Quality Management atau Manajemen Mutu Terpadu dikalangan pesantren kelihatannya sebenarnya
indikator-indikator
masih belum popular, TQM sudah dilaksanakan,
meskipun hanya saja
mungkin persepsi dan istilahnya yang berbeda. Strategi pembangunan pendidikan selama ini cenderung lebih input oriented. Artinya orientasi ini mengandung asumsi bahwa bila semua input pendidikan (penyediaan buku-buku, alat belajar-mengajar, pelatihan guru, dsb)
telah
terpenuhi,
maka
otomatis
sekolah atau pesantren dapat
menghasilkan keluaran (output) yang berkualitas sesuai dengan harapan. Pengelolaan
pendidikan
selama ini juga lebih bersifat
macro
oriented yang diatur oleh jajaran birokrasi di tingkat pusat (sentralistik). Akibatnya, banyak perencanaan yang dipikirkan di pusat tidak dapat dilaksanakan
di sekolah atau pesantren
(daerah). Dengan kata lain,
kompleksitas permasalahan pendidikan, kondisi lingkungan sekolah dan bervariasinya kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan, seringkali tidak dapat terakomodasikan
secara utuh dan akurat oleh para perencana
pendidikan di tingkat pusat.
C. Temuan Penelitian
17 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Pesantren An Nur malang telah berupaya melaksanakan Total Quality Management dengan baik. Hal ini bisa di katakana peneliti dari beberapa pendapat pengelola pesantren ini tentang keterbukaannya terhadap perubahan zaman serta pentingnya peningkatan mutu pesantren dari segala aspek. Mutu layanan pendidikan pesantren sesuai dengan visi pesantren yakni membentuk masyarakat
yang
adil,
cerdas,
terampil,
mandiri
serta
bertanggung jawab kepada masyarakat, Negara dan agama merupakan prinsip dasar penyelenggaraan pesantren An Nur yang terus dikembangkan sesuai dengan tuntutan perubahan zaman. Untuk menjaga prinsip di atas pesantren an Nur Malang menerapkan manajemen mutu yang difokuskan pada perbaikan setiap aspek pesantren, khususnya sumberdaya manusia dan sumber daya pendukung seperti adanya pelatihan dan pengembangan guru dan karyawan. Berbagai upaya juga dilakukan pengelola pesantren An Nur untuk tetap menjaga kualitas pelaksanan pendidikannya. Secara kognitif, standar mutu santri yang digunakan pesantren An Nur berupa pencapaian nilai baik dalam setiap mata pelajaran. Secara afektif, standar kompetensi yang harus dicapai adalah memiliiki nilai-nilai etika, estetika, demokrasi, toleransi, dan humaniora dengan dilandasi keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta mampu bertingkah laku secara syar’i sesuai dengan tuntunan ajaran Islam sehingga akan mencapai muslimah shalihah kamil (utuh) sosial. Secara psikomotorik, standar kompetensi santri yaitu memiliki ketrampilan berkomunikasi, kecakapan hidup dan mampu beradaptasi dengan perkembangan lingkungan sosial budaya dan lingkungan alam baik lokal maupun regional.
18 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Program perbaikan mutu ustadz antara lain pengadaan program workshop dewan asatidz, musyawarah ustadz mata pengajian (MUMP), seminar berkala, dan pembuatan karya ilmiah asatidz. Perbaikan mutu santri antara lain adanya beberapa program seperti tes masuk madrasah, praktek pengalaman mengajar (PPM), pembuatan karya ilmiah (tugas akhir), halaqah bahtsul masail al haditsah (musyawarah pembahasan masalah-masalah terkini), pemberian penghargaan kepada santri berprestasi, latihan khitobah (latihan pidato 4 bahasa: bahasa Arab, Jawa, Inggris dan Indonesia), dzibaiyyah (bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan lagu atau nada), membaca tahlil, halaqoh al-ta’lim atau majlis ta‘lim, sorogan kitab dan al Qur‘an, daurah ilmiah dan kajian tematik. Kegiatan ini dilakukan baik secara kelompok ataupun individual.
D. Kesimpulan Berdasarkan data dan analisis yang telah dipaparkan pada bab-bab terdahulu, peneltian ini menyimpulkan: 1. Menurut pandangan pengelola pesantren An Nur malang untuk mengikuti konsep berpikir TQM, maka manajemen Pesantren seyogianya memandang bahwa proses pendidikan adalah suatu peningkatan terus menerus (continuous educational process improvement), yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide-ide untuk menghasilkan lulusan (ouput) yang berkualitas, pengembangan kurikulum berbasis kompetensi global, proses pembelajaran yang interaktif, sampai kepada ikut bertanggungjawab untuk memuaskan pengguna lulusan itu. Seterusnya berdasarkan informasi sebagai umpan balik
19 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
yang dikumpulkan dari pengguna lulusan itu, dapat dikembangkan ide-ide kreatif untuk mendesain ulang kurikulum berbasis kompetensi itu atau, memperbaiki proses pendidikan pesantren yang ada saat ini. 2. Pondok Pesantren An Nur melakukan modernisasi dalam pengelolaan pondok sebagai upaya mengantisipasi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan melakukan pemantapan internal dan melakukan penyesuaian visi dan misi pendidikan ke arah perubahan global. Pengembangan sumber daya manusia (dewan asâtidz) dan sumber daya alat atau media yang memadai untuk pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran yang berorientasi penguasaan iptek telah dan sedang dilakukan. Dalam kaitannya dengan peningkatan mutu pendidikan di Pondok Pesantren An Nur tampak bahwa program pengelolaan pendidikan dan pengajaran dilakukan dalam berbagai aspek yang berkaitan langsung dan tidak langsung terhadap peningkatan mutu proses pendidikan dan terutama peningkatan hasil pendidikan itu sendiri. Terlihat jelas bahwa pengelolaan pendidikan formal selalu berorientasi pada mutu. Pimpinan pondok bersama bersama komponen-komponen yang ada di dalamnya, baik kepala madrasah, pengasuhan santri, guru (asâtidz), dan organisasi santri (OSNH) terus melakukan upaya pemantapan internal seperti; peningkatan kualitas dan kuantitas guru, pengadaan fasilitas dan multimedia pembelajaran, optimaliasi kegiatan-kegiatan siswa yang berbasisi keterampilan dan kreativitas. 3. Untuk dapat memainkan peran edukatifnya dalam penyediaan sumberdaya manusia yang berkualitas pesantren An Nur mensyaratkan terus meningkatkan mutu sekaligus memperbarui model pendidikannya. Dalam menentukan segala kebijakan terkait peningktan mutu pesantren, pengelola pesantren selalu
20 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
melibatkan
masyarakat
dalammemberikan
masukan.
berkaitan
dengan
lingkungn sekitar , pesantren an nur memiliki hubungan timbal balik yang relatif baik. berkaitan dengan lingkungn sekitar , pesantren an nur memiliki hubungan timbal balik yang relatif baik.
E. Referensi
A. Halim. ed. Manajemen pesantren. LKiS. Yogyakarta, 2005. A.Tabrani Ruslan et.al.. Pendekatan dalam Proses Pengajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya, 1989. Abdillah, Abi Muhammad Isma’il Al Bukhori, Shohih Bukhori, Indonesia: Maktabah Dahlan, tt Abidin Anwar, Zainal. Problem Managerial Pesantren Dalam Peradaban dalam Modernn. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1908. Ahmad Syalaby.. al-Tarbiyah al-islamiyah, nudzumuha falsafatuha tarikhuha. Kairo: Maktabah al-Nahdhah al-Mashriyah, 1987. Ainurrafiq, Dawam, Manajemen Madrasah Berbasis Pesantren, Jakarta: Lastafarista Putra., 2005. Arcaro, Jeromes, Pendidikan Berbasis Mutu Prinsip-prinsip Perumusan dan Tata Langkah Penerapan, terj. Yosal Irinatara, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005 Arsyad, Azhar . Pokok Pokok Manajemen. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2002. Azyumardi Azra. Pendidikan islam tradisi dan modernisasi menuju millenium baru. Jakarta: Logos Ilmu Wacana, 1996. B. Miles, Matthew dan A.Michael Huberman. Qualitative Data Analysis. London : Sage Publications, 1984. Bassand, Michel,. Direction of change: modernization theory, research and reality. New York: Free Press, 1984. Berg, Rudolf Van Der.. Teacher meanings regarding educational practice dalam Review educational research. Volume 72. No.4., 2002
21 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Bogdan, R.C & Biklen, S.K. Qualitative Research for Education: An Introduction to Theory and Methods. Third Edition. Boston : Allyn and Bacon, Inc, 1998. Bruinessen, Martin Van (1999). Kitab kuning. Bandung: Mizan Burnham, John West. (1992). Managing quality in school. Prentice Hall. Daft, I. Richard. (1991). Management. Dyden press. Orlando. New York. Bush, Tony Dan Marianne Coleman, Leadership And Strategic Management In Education, Terj, Fahrurrozi, Yogyakarta: IRCiSoD, 2006 Dale, Ernest . Management: Theory and practice. Tokyo : McGraw Hill Kogakusha, 1973. Danim, Sudarwan, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: Bumi Aksara, 2005 Dawam Ainurrafiq. Manajemen Madrasah Berbasis Pesantren. Yogyakarta: Listafariska, 2004. Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: CV. Assyfa, 1992 , Pedoman Akreditasi Madrasah, Jakarta: t.p., 2004 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Total Quality Management, Jakarta: 1998 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta; Balai Pustaka, 2005 , Badan Akreditasi Sekolah Nasional (BASNAS), Jakarta: t.p., 2003 , Instrumen Akreditasi SMA/MA, Jakarta: Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M), 2008 ______,Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta : Depdiknas. 2001. Dlofier, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren. Jakarta : LP3ES, 1985. Endang Turmudi. (2004). Perselingkuhan kiai dan kekuasaan. Yogyakarta: LkiS Fadjar, Malik. Reorientasi pendidikan Islam. Jakarta : Fajar Dunia, 1999. Fakih Muhammad.. Kepemimpinan islam. Yogyakarta. UII Press, 2001.
22 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Fanani, Zainul. Politik Santri : Pemikiran dan Aksi (Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Munawariyah Malang). Tesis : Universitas Muhamadiyah Malang, 2000. Feigenbaum.. Kendali mutu terpadu. Jakarta: Erlangga, 1992. Fuad Riyadi.. Kampung santri. Yogyakarta : Ittaqa Press, 2001 Haidar Putra Daulay.. Historisitas dan Eksistensi Pesantren. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001 Hakim, Cathrine. Research Design. London : Routledge, 1997. Hardjosoedarmo, Soewarso, Total Quality Management, Yogyakarta: Andi Offset, 2002 Horikushi, Hiroko. A Traditional Leader in A Time Of Change: The Kijaji ang Ulama in West java. ter. Umar Basalim dan Andi Murly. Jakarta : P3M, 1987. Husaini Usman.. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2004 Iqbal, M. Hasan, Pokok-Pokok Materi Metode Penelitian Dan Aplikasinya, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002 Ismail, ed.,. Dinamika pesantren dan madrasah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002. Ismat, Ibrahim Mutowi dan Amin Ahmad Khasan, Al-Ushul Al-Idharoh Littarbiyah, Riyad: Dar al-Syurq, 1998/1416 H J.Moleong, Lexi. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda Karya, 1998. Jamal Ma’ruf Asmani.. Menggagas pesantren masa depan: geliat suara santri untuk indonesia baru. Yogyakarta: Qirtas, 2003 Jamali. Kaum Santri dan Tantangan Kontemporer. Bandung : Pustaka Hidayah, 1999. Junaidi Abdusy Syakur dkk.. Madrasah salafiyah III. Yogyakarta: Lana usaha, 2003 Koontz, Harold et.al. Management. McGraw-Hill, Inc. 1984 Madjid, Nurcholish. (ed.). “Merumuskan Kembali Tujuan Pendidikan Islam,” dalam Pergulatan Dunia Pesantren: Membangun dari Bawah. Jakarta : P.3M, 1985.
23 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Maksum Mochtar.. Madrasah, Sejarah dan Perkembangannya. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999. Maksum,. Pola Pembelajaran di Pesantren. Jakarta. Departemen Agama RI, 2003. Mastuhu.. Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta: INIS, 1994. Maykuri Abdillah.. Peningkatan kualitas pendidikan madrasah. Jurnal Madrasah, Vol 1, No 2, 1997 Mastuhu. Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta : INIS, 1994. Milles, B Mathew & Huberman, A.M. Analisis Data Kualitatif. Judul asli: Qualitative Data Analysis. (Terjemahan Tjetjep Rohendi Rohidi). Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1994 Moleong. Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya, 2001 Muhadjir, Noeng. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta : Rake Sarasi, 1996. Muhaimin. Pembaharuan Pembelajaran SMU Unggulan BPPT An-Nuriyah Malang. Tesis, 2003. Mulyasa, E, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004 Munawwar, Abdul. Belajar Dari Keajegan Proses Pembelajaran Di Pesantren. Seri XI Lectur STAIN Cirebon, 2001. Nadji, E. Shobirin. (Ed.). "Perspektif Kepemimpinan dan Manajemen Pesantren" dalam Pergulatan Dunia Pesantren Mambangun dari Bawah. Jakarta:P3M, 1985. Nanang Fattah.. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001 Nasution, S. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Transit, 1996.. Nasution.. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management). Jakarta: Ghalia Indonesia, 2001 Noeng Muhadjir.. Metodologi penelitian kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin. 2002 Nurcholis Madjid. Bilik-bilik pesantren. Jakarta: Paramadina, 1997
24 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Patton, M.Q. Qualitative Evaluation Methods. London : Sage Publicatio, 1980.. Pedoman penyelenggaraan MPMBS SMU. Malang : Universitas Negeri Malang, 2002. Sadler, Philip.. Leadership. London: Kogan page, 1997. Sallis, Edward (1993). Total quality management in education. London: Kogan Page Schoderbek, Peter P. Management. Amerika: Harcout Brace Jovanovich, 1998. Siagian, Sondang P.. Fungsi-Fungsi Manajerial. Jakarta: Bumi Aksara, 2005 Spokesman. Artikel dalam State Department Funded Training for Indonesian Islamic School. .http://www.state.gov/r/pa/prs/ ps/2002/13615, 2002 Steenbirink, Karel A. Pesantren madrasah sekolah. Jakarta: LP3ES, 1986 Subandi.. Religious & Medical Mental Health Care In Western & Eastern Context. www.crescentlife.com/articles/islamic%20 psych/religious_&_medical_mental_health_care_east_&_west_ context.htm, 1999. Sulthon Masyhud, dkk. Manajemen pondok pesantren. Jakarta: Diva Pustaka, 2003 Sudarni.. Pesantren Al-Munawariyah; Sejarah dan perkembangannya dalam perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia. Skripsi : Universitas Padjajaran Bandung, 1993 Sudjoko dkk. Profil Peantren. Jakarta : LP3ES. 1982 Suwendi. Rekontruksi Sistem Pendidikan Pesantren : Beberapa Catatan. Bandung: Pustaka Hidayah. 1999. Syarif, Mustofa. Administrasi Pesantren. Jakata : Paryu Barkali, 1984. Syaukani HR. Pendidikan paspor masa depan. Jakarta: Nuansa Madani, 2001 Tilaar, H.A.R. Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional Dalam Perspektif Abad 21. Jakarta: Indonesia Tera, 1999. Tjiptono, Fandi. Perspektif Manajemen dan Pemasaran Kontemporer. Yogyakarta : Andi Offset, 2002. Yukl, Gary. Leadership in organizations. Englewood Cliffs: Prentice Hall International, INC. 1994
25 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Yunan Ruhendi, Luluk. Neo Modernisme Pendidikan; Studi kasus di SMU Unggulan darl Ulum. Tesis : IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2002. Yunus. Artikel dalam Revitalizing pesantren’s role in era of globalized education. http://usinfo.state.gov, 2005
Zainal Arifin Thoha. Runtuhnya Singgasana Kiai NU, Pesantren, Kekuasaan: Pencarian Tak Kunjung Usai. Yogyakarta: Kutub, 2003. Zamarkhsyari Dhofier.. Tradisi pesantren, studi tentang pandangan hidup kiai. Jakarta: LP3ES, 1982. Ziemek, Manfred. Pesantren Islamishe Bildung in Sozialen Wandel. Ter. Buthche Soendjojo. Jakarta : LP3M, 1986.
26 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id