STRATEGI KOMUNIKASI PT. SARANA SUMUT VENTURA MEDAN DALAM MENGEMBAGKAN POLA BAGI HASIL
Vivi Asnita P 100922002 ABSTRAK Penelitian ini berjudul, „Strategi Komunikasi PT. Sarana Sumut Ventura Medan dalam Mengembangkan Pola Bagi Hasil‟. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi yang telah dilakukan personil divisi pemasaran PT. Sarana Sumut Ventura. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara yakni menggali informasi untuk mendapatkan jawaban atas penelitian yang dilakukan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Reserch) yaitu hasil wawancara serta penelitian kepustakaan (Library Reserch) melalui sumber bacaan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan fenomenologi yang meliputi empat fase yaitu fase Epoche, fase Reduksi Fenomenologi, fase Variasi Imajinasi dan fase Sintesis Makna dan Esensi. Strategi komunikasi yang telah dipilih oleh personil divisi pemasaran PT. Sarana Sumut Ventura dalam mengembangkan pola bagi hasil yakni melalui pemasangan iklan di media cetak, pemasangan spanduk dan pembagian brosur. Personil divisi pemasaran juga memberikan informasi berupa penjelelasan kepada nasabah dan pendekatan kepada nasabah secara individu maupun kelompok. Kata Kunci: Strategi Komunikasi, Komunikasi Pemasaran, Pola Bagi Hasil, Pendekatan Fenomenologi. PENDAHULUAN Latar Belakang Komunikasi adalah aktivitas yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya di dunia ini. Maka tidak salah apabila dikatakan bahwa sejarah Komunikasi umurnya sama tua dengan sejarah umat manusia dan akan terus ada sampai akhir zaman. Dinilai begitu pentingnya Komunikasi bagi manusia, sehingga ada yang menyatakan bahwa tanpa Komunikasi kehidupan manusia tidak akan memiliki arti atau bahkan manusia tidak akan dapat bertahan hidup. Hal ini tidaklah terlalu berlebihan karena kalau kita amati berbagai peristiwa yang terjadi di sekeliling kita atau yang kita alami sendiri setiap hari semuanya mengandung muatan-muatan Komunikasi. Kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang disekitar kita, dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir, atau berperilaku seperti yang kita inginkan. 1
Komunikasi adalah proses yang rumit. Dalam rangka menyusun strategi komunikasi diperlukan suatu pemikiran dengan memperhitungkan faktor-faktor pendukung dan penghambat pada setiap komponen tersebut (Effendy, 2004:35): mengenali sasaran komunikasi kerangka referensi faktor situasi dan kondisi, pemilihan media komunikasi, pengkajian tujuan pesan komunikasi, peranan komunikator dalam komunikasi daya tarik sumber dan kredibilitas sumber. Untuk itulah langkah pertama yang diperlukan dalam mengenal sasaran serta memilih sasaran sesuai situasi dan kondisinya agar dapat melakukan persuasi terhadap komunikan. Komunikan tidak pasif tetapi aktif, sehingga antara komunikator dengan komunikan bukan saja terjadi hubungan tetapi juga saling mempengaruhi yaitu satu pemahaman dalam ilmu komunikasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam rangka menyusun strategi komunikasi, diperlukan suatu pemikiran dengan memperhitungkan faktor-faktor pendukung dan faktor-faktor penghambat. Oleh karena itu, akan lebih baik apabila dalam strategi komunikasi itu diperhatikan komponen-komponen komunikasi juga. Komunikasi Pemasaran adalah sarana di mana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual. Komunikasi Pemasaran mempresentasikan “suara” perusahaan dan mereknya serta merupakan sarana dimana perusahaan dapat membuat dialog dan membangun hubungan dengan konsumen. Komunikasi pemasaran bagi konsumen, dapat memberitahu atau memperlihatkan kepada konsumen tentang bagaimana dan mengapa suatu produk digunakan, oleh orang seperti apa, serta dimana dan kapan. Komunikasi pemasaran berkontribusi pada ekuitas merek dengan menanamkan merek dalam ingatan dan menciptakan merek serta mendorong penjualan dan bahkan mempengaruhi nilai pemegang saham. Pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan seperti bank syariah kepada nasabah. Pembiayaan secara luas berarti financing atau pembelanjaan yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dikerjakan oleh orang lain. Tujuan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah untuk meningkatkan kesempatan kerja dan kesejahteraan ekonomi sesuai dengan nilai-nilai Islam. Modal Ventura adalah suatu pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal dalam suatu Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) yang ingin mengembangkan usahanya untuk jangka waktu tertentu (bersifat sementara). Di dalam pendirian Modal Ventura terdapat dua aspek penting dari maksud dan tujuannya. Pertama, Modal Ventura adalah modal yang disediakan sebagai resiko (Risk Capital) kepada yang mempunyai gagasan (Idea), tanpa jaminan pengembalian modal atau keberhasilan di masa mendatang. Sehingga aspek keberanian pemilik modal menjadi hal penting dalam pengambilan keputusannya. Itu sebabnya dasar utama semangat Modal Ventura terletak pada keyakinan terhadap pasangan usahanya. Sesungguhnya perlu disadari bahwa Modal Ventura serta usaha kecil dan menengah merupakan dua sisi yang saling membutuhkan. Bagi usaha kecil menengah kehadiran Modal ventura merupakan salah satu sarana untuk 2
mengembangkan usaha, sedangkan bagi Perusahaan Modal Ventura, usaha kecil dan menengah merupakan peluang bisnis. Fokus Masalah Berdasarkan konteks masalah yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana personil Divisi Pemasaran melakukan Strategi Komunikasi di PT. Sarana Sumut Ventura Medan Dalam Mengembangkan Pola Bagi Hasil?” Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan yang diharapkan dan dapat digambarkan sebagai berikut: Untuk mengetahui fungsi personil divisi pemasaran di PT. Sarana Sumut Ventura Medan. Untuk mengetahui strategi Komunikasi yang digunakan personil divisi pemasaran. Kajian Pustaka Perspektif/Paradigma Kajian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan paradigma fenomenologi yang mencari pemahaman mendalam, serta berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang yang berada dalam situasi-situasi tertentu. Prespektif atau paradigma yang peneliti gunakan adalah kualitatif yang memiliki tahapan berpikir kritis-ilmiah, yang mana seorang peneliti memulai berpikir secara induktif yaitu menangkap berbagai fakta atau fenomena sosial melalui pengamatan di lapangan kemudian menganalisinya dan kemudian berupaya melakukan teorisasi berdasarkan apa yang diamati itu (Bungin, 2010:16). Fenomenologi diartikan sebagai pengalam subjektif atau pengalaman fenomenologikal serta suatu studi tentang kesadaran dari perspektif pokok dari seseorang. Fenomenologi merupakan pandangan berpikir yang menekan padafokus pengalaman-pengalaman subjektif manusia dan interpretasi dunia. Para pakar fenonomenologi berasumsi bahwa kesadaran bukanlah dibentuk karena kebetulan. Penelitian dalam pandangan fenomenologi berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang yang berada dalam situasisituasi tertentu. Inkuiri fenomenologi memulai dengan diam yang merupakan tindakan untuk menagkap pengertian sesuatu yang sedang diteliti. Inilah yang disebut sebagai fase Ephoce, yang merupakan penundaan perkiraan asumsi, penilaian dan interprretasi. Setelah itu mulai berusaha masuk ke dalam dunia konseptual para subjek yang diteliti secara sedemikian rupa sehingga peneliti mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan oleh mereka disekitar peristiwa dalam kehidupannya sehari-hari. Ini merupakan fase reduksi fenomenologi dan fase variasi imajinatif (Moleong, 2006:16). Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Menurut Onong (2005:9): “Sama disini maksudnya adalah sama makna. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh 3
komunikator dan diterima oleh komunikan. Jika tidak terjadi kesamaan makna antara kedua aktor komunikasi (communicator actors) yakni komunikator dan komunikan itu dengan lain perkataan komunikan tidak mengerti pesan yang diterimanya, maka komunikasi tidak terjadi.” Komunikasi antarpribadi merupakan suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau lebih dalam kelompok kecil yang dapat menimbulkan efek serta feedback. Hal ini sesuai dengan pendapat devito dalam bukunya “The Interpesonal Communication Book”. (Devito, 1989:4) mendefenisikan bahwa: “proses pengiriman dan penerimaan pesan anatara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapaa efek dan beberapa umpan balik seketika.”Intepersonal Communication merupakan proses pengiriman pesan informasi yang lebih pada Komunikasi verbal dengan menggunakan media suara manusia secara langsung. Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai perkerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya adalah memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual. Komunikasi dalam organisasi adalah juga dapat diartikan sebagai komunikasi di suatu organisasi yang dilakukan pimpinan, baik dengan para karyawan maupun dengan khalayak yang ada kaitannya dengan organisasi, dalam rangka pembinaan kerja sama yang serasi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi (Effendy, 1989: 214). Menurut Mulyana (2005) kelompok merupakan sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Pada komunikasi kelompok juga melibatkan komunikasi anatr pribadi. Oleh karena itu, teori komunikasi antar pribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok. Sekelompok orang yang menjadi komunikan itu bisa sedikit dan bisa banyak jumlahnya. Komunikasi pemasaran melalui kegiatan promosi periklanan merupakan salah satu strategi dalam memperkenalkan atau menjelaskan produk yang di pasarkan. Strategi yang sering dipergunakan dalam membidik pasar sasaran adalah adanya pengelompokan pasar/segmen sebagai wilayah calon pembeli/pemakai. Pemilihan kelompok pasar yang spesifik akan lebih mudah mengkomunikasikan produk melalui media periklanan. Ciri atau karakter pada sekelompok segmen pasar merupakan data untuk memudahkan memasarkan produk. Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai 4
melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan. Startegi adalah sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan akhir (sasaran). Tetapi strategi bukanlah sekedar suatu rencana. Strategi adalah rencana yang disatukan, strategi mengikat semua bagian perusahaan menjadi satu. Strategi itu menyeluruh, strategi itu meliputi semua aspek penting perusahaan. Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Pada umunya kegiatan pemasaran berkaitan berdasarkan dengan koordianasi beberapa kegiatan bisnis. Menurut Philip Kotler dan Amstrong pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain. Menurut Guiltinan dan Paul (1992), definisi strategi pemasaran adalah pernyataan pokok tentang dampak yang diharapkan akan dicapai dalam hal permintaan pada target pasar yang ditentukan. Inti strategi pemasaran modren terdiri atas tiga langkah pokok yaitu segmenting, Targeting, dan Positioning, ketiga langkah ini disebut STP (Tjiptono, 2005:65). Pembiayaan ini dilakukan dalam hal usaha yang akan dibiayai tidak berbadan hukum atau syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk penyertaan modal langsung belum atau tidak dipenuhi oleh perusahaan pasang usaha. Bentuk pembiayaan ini menekankan pada aspek bagi hasil dari keuntungan yang diperoleh dari usaha yang dibiayai, oleh karena itu hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembiayaan ini adalah kewenangan bertindak pihak yang mewakili perusahaan pasang usaha, obyek dana serta jaminan atas pemberian dana. Pembiayaan dengan memilih pola bagi hasil dapat saja dilakukan perusahaan modal ventura dengan pasang usaha yang telah berbadan hukum, terutama usaha kecil. Sistem pola bagi hasil sejatinya adalah suatu kerja sama antara dua pihak dalam menjalankan usaha. Pihak pertama yaitu pengusaha yang memberikan andil dalam keahlian, keterampilan, sarana dan waktu untuk mengelola usaha tersebut. Sedangkan pihak kedua yaitu pemodal (investor) yang memiliki andil dalam mendanai usaha itu agar dapat berjalan. Baik itu modal kerja saja atau modal secara keseluruhan. Atas masing-masing andil itulah, kedua belah pihak berhak atas hasil usaha yang mereka kerjakan. Karena tidak ada yang dapat memastikan, berapa keuntungannya. Maka pembagian hasil usaha itu ditetapkan dalam bentuk prosenstase bagi hasil dari keuntungan yang didapat, bukan atas besarnya dana yang diinvestasikan. Metodologi Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kantor pusat PT. Sarana Sumut Ventura Medan, berada di jalan Abdullah Lubis no. 62 A. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2013. Teknik Pengumpulan Data Wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa 5
menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Dengan demikian, kekhasan wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan (Bungin, 2010:108). Disini wawancara mendalam (depth interview) dengan marketing/personil divisi pemasaran PT. Sarana Sumut Ventura. Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan. Observasi yang digunakan adalah observasi non-partisipan. Observasi non-partisipan merupakan metode observasi tanpa ikut peran dalam serta melakukan aktivitas sperti yang dilakukan subjek penelitian, baik kehadirannya diketahui atau tidak (Kriyantono, 2008:108-110). Teknik Analisis Data Analisis data adalah suatu analisis terhadap data yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti melalui seperangkat metodologi tertentu. Dalam penelitian ini, teknik analisis data dilakukan dengan pendekatan fenomenologi yang meliputi empat fase. Pertama fase Epoche yaitu penundaan perkiraan dan asumsi, penilaian dan iterpretasi untuk memungkinkan kita menyadari secara penuh keberadaan apa yang nyata. Pada fase kedua adalah Reduksi Fenomenologi dimana peneliti menggambarkan fenomena yang menampakkan dirinya kepada peneliti secara total. Penggambaran ini meliputi penampilan fisik seperti bentuk, warna juga ciriciri pengalaman seperti pemikiran dan perasaan yang muncul dalam kesadaran kita ketika kita mengarahkan ke fenomena. Dengan kata lain kita menjadi sadar tentang penglaman seperti adanya. Fase yang ketiga adalah Variasi Imajinatif meliputi usaha mencapai susunan komponen fenomena. Apabila reduksi fenomenologi bertalian dengan apa yang dialami, imajinasi menanyakan bagaimana pengalaman itu mungkin terjadi. Tujuan variasi imajinatif adalah mengidentifikasikan kondisi akan menjadi sesuatu. Kondisi ini dapat meliputi waktu, ruang atau hubungan sosial. Akhirnya gambaran tekstural dan struktural diintegrasikan untuk sampai pemahaman tentang esensi fenomena. Setelah data dikumpulkan, dianalisis, maka dilakukan interpretasi data yang bertujuan mendeskripsikan fakta yang ada dan mendeskripsikan fakta tersebut secara analitik atau masuk pada fase terkahir yaitu Sintesis Makna dan Esensi. Hasil Penelitian dan Pembahasan Dalam penelitian fenomenologi, terdapat empat proses. Keempat proses tersebut dijadikan peneliti untuk merekam kondisi di lapangan atau pada saat penelitian. Lewat proses tersebut dapat diketahui bagaimana narasumber memberikan pemahaman tentang Strategi Komunikasi dalam mengembangkan Pola Bagi Hasil. Empat proses tersebut adalah Epoche, reduksi fenomenologi, variasi imajinasi, serta sintesis makna dan esensi. Tahap pertama adalah fase epoche dimana pada penelitian ini dijadikan sebagai hasil penelitian melihat dari pengertian fase epoche itu sendiri yaitu pemutus hubungan dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki peneliti sebelumnya. Jadi, peneliti melihat serta merekam pengalaman para informan dan menjadikannya sebagai rangkaian hasil yang diperoleh di lapangan tanpa memberikan penilaian ataupun interpretasi 6
terhadap informan. Hasil tersebut berupa karakteristik informan serta sikap para informan. Proses selanjutnya adalah reduksi fenomenologi dimana peneliti mulai menggambarkan fenomena yang tampak. Identifkasi dan penilaian awal lewat pengalaman dan interaksi dengan personil divisi pemasaran mulai diberikan. Penilaian tersebut memberikan kesadaran kepada peneliti tentang pengalaman yang sebenarnya dari personil divisi pemasaran. Pada tahap ini, peneliti menampilkan apa yang disampaikan oleh setiap objek penelitian lewat pengamatan dan apa yang disampaikan oleh objek penelitian. Proses ketiga merupakan variasi imajinasi, dimana peniliti menggunakan imajinasi untuk mempertanyakan bagaimana setiap personil divisi pemasaran membentuk pengalaman dan pemahaman dalam strategi komunikasi pola bagi hasil. Lewat variasi imajinasi, peneliti mengidentifkasikan kondisi yang berhubungan dengan fenomena pemahaman strategi komunikasi dalam pola bagi hasil. Fase ini merupakan tahap terakhir dalam penelitian fenomenologi. Husserl mendefenisikan esensi sebagai sesuatu yang umum dan berlaku universal. Esensi tidak pernah terungkap secara sempurna. Sintesis struktural dan tekstural yang fundamental akan mewakili esensi ini dalam waktu dan tempat tertentu, dan sudut pandang imajinatif dan studi reflektif seseorang terhadap fenomena. Dalam proses terakhir penelitian ini, peneliti mendeskripsikan secara tekstural dalam seluruh pernyataan. Hal tersebut menjadi hakikat dari fenomena yang diteliti secara keseluruhan. Setelah peneliti melakukan pengamatan serta wawancara mendalam terhadap personil divisi pemasaran, peneliti akhirnya mendapat sebuah kesimpulan akhir. Simpulan dan Saran Simpulan Peranan personil divisi pemasaran di PT. Sarana Sumut Ventura sangat penting untuk menjalankan perusahaan karena personil pemasaran adalah sumber perputaran roda perusahaan, jika personil pemasaran di suatu perusahaan tidak berjalan maka suatu perusahaan tidak akan bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan tujuan dan harapan perusahaan. Personil divisi pemasaran di PT. Sarana Sumut Ventura harus orang-orang yang tepat dan pilihan, serta yang diharapkan mampu membawa perusahaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan. Setiap personil harus sudah mampu untuk mencapai target yang ditetapkan perusahaan dan memiliki wawasan pemasaran yang lebih luas dan juga mampu menganalisa calon nasabah. Hampir semua personil divisi pemasaran di PT. Sarana Sumut Ventura Medan sangat paham tentang produk pembiayaan pola bagi hasil dan mengerti strategi Komunikasi yang mereka gunakan. Namun yang paling memegang kuat pendirian untuk menolak pemberian “Ucapan Terimakasih” dari calon nasabah adalah Endang. Karena ia menggap itu adalah sebuah pelanggaran aturan dari perusahaan. Indra yang merupakan personil baru di PT. Sarana Sumut Ventura mampu dengan cepat beradaptasi dalam memasarkan produk pembiayaan. Istilah–istilah dalam pembiayaan, dengan cepat Indra memahaminya. 7
Dengan demikian untuk mencapai sasaran dan tujuan perusahaan diperlukan strategi pemasaran yang sesuai kebutuhan perusahaan, dalam hal ini PT. Sarana Sumut Ventura sudah menerapkan strategi pemasaran pola bagi hasil. Untuk itu setiap personil atau petugas marketing harus mampu menjalakan strategi komunikasi dalam memasarkan pola bagi hasil di PT. Sarana Sumut Ventura dengan benar. Saran Setelah simpulan dari penelitian ini didapatkan, maka tahap selanjutnya adalah memberikan masukan dan saran. Adapun saran yang diberikan peneliti yaitu: 1. Diharapkan PT. Sarana Sumut ventura untuk melakukan pelatihan dan pendidikan lebih intensif kepada seluruh personil divisi pemasaran dan motivasi dalam bekerja agar mampu memberikan hasil dan mencapai tujuan yang lebih maksimal lagi. 2. Sosialisasi program sistem pola bagi hasil yang dilakukan, hendaknya dilakukan secara rutin dan tersistem agar dapat disampaikan kepada calon nasabah, sehingga nasabah ingin mengambil pembiayaan pola bagi hasil. Penambahan fasilitas dan sarana yang lebih baik agar mampu mengikuti perkembangan dan persaingan dengan lembaga-lembaga keungan lainnya yang menerapkan sistem pola bagi hasil.
Daftar Referensi Buku Arni, Muhammad. 2000. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara. Armstrong dan Kotler. 2004. Dasar-Dasar Pemasaran (Jilid 1). Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia Basuki, Heru. 2006. Penelitian Kualitatif untuk ilmu-ilmu Kemanusian dan Budaya. Gunadarma. Bungin, Burhan. 2010. Analisis Data Penelitian Kualitatif Edisi 2. Jakarta: Rajawali Pers. Cangara, Hafled. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grafindo Persada. Effendy, Uchjana Onong. 1989. Kamus Komunikasi. Bandung: Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD. _______________. 2004. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Goldhaber. Gerald, M. 1995. Organizational Communication. WCB Publisher. Goldberg, Alvin A, Learson, Carl E; Soemiati, Koesdarini (tr). 1985. Komunikasi Kelompok. UI Pers. Hartono. 2004. Statistika Untuk Penelitian. Pekan Baru: Lembaga Studi 8
Filsafat, Kemasyarakatan, Kependidikan dan Perempuan. Hovland, Carl I. 1995. Social Communication. NewYork: The Free Press of Glencoe. Ishak, Aswad dkk. 2011. Mix Methodology. Yogyakarta: ASPIKOM. Kotler, Philip . 2003. Marketing (Edisi Bahasa Indonesia-Jilid 1). Jakarta: Prenhaelindo. Kriyantono, Rachmat. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group. Kuswandi, Wawan. 2008. Komunikasi Massa: Analisis Interaktif Budaya Massa. Jakarta: Rineka Cipta Kuswarno, Engkus. 2009. Metode Penelitian Komunikasi Fenomenologi. Bandung: Widya Padjajaran. Littlejohn, Stephen W, and Karen Foss. 2008. Theories of Human Communication (8th ed). London: Wadsworth Publishing Company. Meleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Morissan, M.A dan Dr. Andy Corry Wardhani. 2009. Teori Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia. Muhammad, Arni. 2002. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Buni Aksara. Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Munir, Fuady. 2003. Hukum Tentang Pembiayaan Dalam Teori dan Praktek. Aditya Bakti. Phil, Astrid Susanto.2009. Komunikasi dalam Teori dan Praktek. Bandung: Bina Cipta. Prajarto, nunung. 2010. Metode Survey Untuk Penelitian Komunikasi. Yogyakarta. Rakhmat, Jalaludin. 2004. Metode Penelitiaan Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rezeki, Sri ninik. 2011. Fenomenologi: Metode Penelitian untuk Memahami Pengalaman Komunikasi. Jakarta: Erlangga. Shimp, Terence A. 2003. Periklanan dan Promosi. Jakarta: Erlangga. Soemitra, Andri.2009. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana. Solomon dan Elnora. 2000. Strategi Pemasaran. Jakarta: Kelompok Gramedia. Tjiptono, Fandy. 2005. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi. Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Grasindo. JURNAL Ahmadi, Idham. (2012, Juni). Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) Modal Ventura. http://umi-sj.blogspot.com/2012/06/jenis-usaha-yg-lain-nyusul.html Heriyadi. (2011, May 16). Modal Ventura. http://h3r1y4d1.wordpress.com/2011/05/16/165/ Muaddab, Hafis. (2011, Desember 19) Karakteristik Perusahaan Modal Ventura. 9
http://hafismuaddab.wordpress.com/2011/12/19/karakteristik-perusahaan-modalventura/ SUMBER LAIN http://abyfarhan7.blogspot.com/2011/12/definisi-dan-konsep-komunikasi.html http://ambarwadi.blogspot.com/2009/10/pengertian-komunikasi-organisasi.html http://apa.defensinya.blogspot.com/2009/01/komunikasi-kelompok-kecil-smallgroup.html http://blog.ub.ac.id/yoanpricilia/2012/03/19/mengukur-efektifitas-marketingcommunication http://www.scribd.com/doc/6413278/Syirkah-Prinsip-Bagi-Hasil-PadaPembiayaan
10