eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
Strategi Jakartabeat.net untuk Mempertahankan Eksistensinya sebagai Media Alternatif Fajar Andikasatria1, H. Aceng Abdullah2, Dandi Supriadi2 Corresponding author :
[email protected]
ABSTRACT
Fajar Andikasatria, K1A050353. 2005. SWOT analysis of Jakartabeat.net as the Alternative Media and Strategies for Maintaining their Existence. Main supervisor, Drs. Aceng Abdullah, M.Si., Companion and second supervisor, Dandi Supriadi, S.Sos., MA (SUT). This study aims to determine how a SWOT analysis (strengths - weaknesses, opportunities threats) applied to Jakartabeat.net, so it can then be formulated strategy is right for Jakartabeat.net continued to maintain its existence as an alternative media. The data obtained from depth interviews with subjects related to Jakartabeat.net and literacy studies to Jakartabeat.net itself. Object of this study was Jakartabeat.net as well as news, information and messages contained there in. As an alternative media, Jakartabeat.net have a few things and the strength and character to become a weapon in the future to maintain their existence through proper management. Jakartabeat.net issues raised by the various writings on average is a resistance to the mainstream. However, it turns out what is written in Jakartabeat.net was not really accommodate an alternative material, which it then creates a space that is not free access, or some sort of exclusivity on certain segments, which then makes the case for Jakartabeat.net weakness. There are opportunities of the authors analyze Jakartabeat.net successful, the issue still has not been touched by Jakartabeat.net and wait to be discussed. Jakartabeat.net management requires good management. Jakartabeat.net threat that must be anticipated in the future the process of website development is a threat to the incorporation of the mainstream media.
Keywords : mass media, alternative media 1
Penulis Pembimbing Utama 3 Pembimbing Pendamping 1
Fajar Andikasatria - Strategi Jakartabeat.net untuk... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 1 of 25
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
Latar Belakang Masalah Usia tiga tahun, mungkin bagi sebuah media mainstream belum berarti apa-apa, tetapi bagi media yang menawarkan materi none-mainstream dan kerapkali dicap indie (indiependent) dan tetap terus bertahan dan eksis umur tiga tahun dapat dikatakan luar biasa. Media tersebut adalah Jakartabeat.net. Diluncurkan pada Januari 2009, Jakartabeat.net memang dimaksudkan untuk menjadi media dengan tulisan-tulisan mengenai musik, buku, film, politik, serta esai-esai humaniora. Cikal-bakal Jakartabeat.net adalah www.berburuvinyl.wordpress.com yang digawangi Philips Vermonte dan M. Taufiqurrahman.. Vermonte adalah seorang penggila musik sedangkan Taufiq adalah seorang kritikus music professional : ia rutin menulis mustik untuk koran tempatnya bekerja, The Jakarta Post. Dapat dikatakan apabila Vermonte adalah larasnya, maka Taufiq adalah pelurunya dari Jakartabeat.net. Jakartabeat.net memang bukan lah satu-satunya majalah online yang memilih jalur alternatif, peneliti menemukan nama-nama blahbloh.magz dan kunci.or.id yang dikelola oleh kelompok Kunci Cultural Studies. Blahbloh.magz telah gulung tikar dan kunci.or.id secara materi tidak update. Sehingga dapat dikatakan tiga tahun berdiri dan terus update serta memiliki pembaca yang tetap (dapat dilihat dari kolom komentar yang padat), Jakartabeat.net telah memiliki pembaca setia. Di luar majalah online yang memilih jalur alternatif, Jakartabeat.net juga mendapatkan lawan dalam tatanan media di Internet yang walaupun berbeda segmen tetapi memiliki pangsa pasar yang cenderung mirip yaitu musik, salah duanya adalah Gigsplay.com dan deathrockstar.info. Sekelebat keduanya memiliki kualitas tulisan di bawah Jakartabeat.net, hal yang wajar karena keduanya dikelola oleh anak-anak muda yang masih berseragam abu dan mahasiswa-mahasiswa, sehingga kontennya cenderung memiliki segmen di sana. Walaupun Jakartabeat.net unggul dalam konten, tetapi tidak dalam hal meng-update kontennya, Gigsplay.com dan deathrockstar.info secara kuantitas memiliki konten yang lebih kaya, hal yang kemudian dapat membuat ancaman serius bagi Jakartabeat.net. Melihat kesuksesan serta eksistensi Jakartabeat.net ini peneliti tertarik untuk mendeskripsikan lagi terkait SWOT yang dimiliki oleh Jakartabeat.net untuk tetap bisa bertahan menjadi media alternatif.
Untuk itu peneliti menggunakan metode analisis
deskriptif kualitatif dalam rangka menggambarkan kedua faktor internal yaitu kekuatan (S) dan kelemahan (W) serta kedua faktor internal, yaitu peluang (O) dan ancaman (T).
Fajar Andikasatria - Strategi Jakartabeat.net untuk... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 2 of 25
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
Pembahasan Masalah Analisis SWOT Kekuatan – Strength (S) Sebagai sebuah media alternatif, jakabrtabeat.net memiliki beberapa hal dan karakter yang menjadi kekuatan dan mampu menjadi senjata dalam mempertahankan eksistensinya ke depan melalui pengelolaan yang tepat. Hal yang paling jelas tampak dari jakartabeat.net sebagai media alternatif tentunya adalah pada hal content (isi) yang ditawarkan. Wacana yang diangkat dalam jakartabeat.net merupakan wacana-wacana yang tidak “mendapat tempat” dalam media mainstream, yang tidak pernah disuarakan sehingga publik tidak mengetahui signifikansi dari pentingnya isu tersebut. Karakter menghadirkan narasi-narasi kecil seperti ini merupakan kekuatan pertama yang dimiliki jakartabeat.net. Seperti yang diungkapkan Yus Ariyanto, salah seorang subjek penelitian, bahwa landasan filosofis yang membangun jakartabeat.net adalah “ingin menciptakan medan-medan narasi kecil, demi menjadi alternatif dari media-media mainstream yang menciptakan narasi-narasi besar yang seringkali kering dan kehilangan makna”. Content yang melawan arus ini tentu saja dapat dipandang sebagai sebuah usaha untuk menyediakan sebuah ruang publik yang sehat. Yakni wacana yang disajikan dan ditampilkan pada publik tidak melulu dari perspektif dominant culture dan mainstream, tapi juga dari perspektif yang selama ini luput dari perhatian kebanyakan orang. Seperti dapat dilihat beberapa tema yang menjadi fokus jakartabeat.net: music, idea, and humaniora3, tulisantulisan dengan tema tersebut menghadirkan wacana-wacana yang berbeda dan yang jelas hampir selalu non-mainstream. Ada banyak wacana yang diangkat dalam jakartabeat.net merupakan hal yang tidak pernah disinggung oleh media mainstream dan bahkan cenderung diabaikan. Taruhlah dalam bidang musik, band-band pinggiran atau band-band indie mendapatkan ulasannya di jakartabeat.net ini. Sementara media mainstream seperti televisi, radio, dan majalah tidak berani menampilkan mereka karena alasan tidak memiliki nilai komersil (jual). 3
Berdasarkan keterangan M. Taufiqurrahman dalam wawancara dengannya, pembagian tema menjadi music, idea, and humaniora hanya sekadar untuk memilah tema musik, non-musik, dan politik. Tulisan-tulisan yang membahas mengenai musik, tentu akan ada dalam tema musik. Tema ini menjadi tema utama dari jakartabeat.net karena pendirian jakartabeat.net pun berawal dari concern Vermonte dan Taufiq pada musik. Selanjutnya, tema idea untuk menampung tema-tema non-musik, seperti film, buku, dan budaya lokal. Dan terakhir, tema humaniora merupakan wadah untuk tulisan-tulisan bertema politik, karena Vermonte dan Taufiq sendiri sama-sama lulusan Ilmu Politik untuk magister mereka. Jadilah tema humaniora sebagai sarang untuk mengantisipasi tulisan tentang sikap politik dan pengamatan-pengamatan politik terhadap suasana dan fenomena-fenomena di dunia.
Fajar Andikasatria - Strategi Jakartabeat.net untuk... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 3 of 25
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
Beberapa contoh tulisan dalam jakartabeat.net merepresentasikan narasi-narasi kecil atau wacana non-mainstream, di antaranya adalah tulisan-tulisan yang mengulas tentang band indie Indonesia, “Bangkutaman: Tiga Menguak Jakarta” (Fakhri Zakaria) dan “Kata sebagai Komposisi: Menyimak Syair Lagu-lagu Pure Saturday” (Kartawijaya); tentang musik Timur Tengah yang tidak pernah direpresentasi dalam media kita, “”Surga Ada di Bumi”: Catatan tentang Musik” (Ulil Abshar Abdalla); tentang gaya hidup dan musik pinggiran, “Hair Metal Sudah Mati? Not So Fast, Man!” (Nuran Wibisono) dan “Sejarah Komunitas Punk Jakarta” (Fathun Karib); tentang kelompok etnis Cina di Indonesia Timur, “Tradisi Etnis Tionghoa di Papua: Antara Agama dan Politik” (Lisa Suroso). Dari beberapa contoh judul tulisan tersebut, dapat dilihat ragamnya wacana dan narasi-narasi kecil yang dihadirkan oleh jakartabeat.net dan luput dari perhatian media mainstream. Tidak hanya ragam wacana saja yang ditawarkan oleh jakartabeat.net, tapi juga ragam perspektif dalam melihat sebuah wacana. Patokan media mainstream yang selalu menghadirkan suatu wacana dengan standar “layak jual” membuat sebuah isu/wacana selalu dinilai, dibahas, dan dikupas melalui perspektif-perspektif umum yang “layak jual” itu tadi. Sehingga cara kita saat ini memandang sebuah fenomena atau wacana menjadi sangat seragam dan berputar di pertanyaan yang sama. Misalnya, ketika membahas masalah musik, perspektif yang biasa digunakan dalam media mainstream adalah berapa kira-kira album yang dapat dijual oleh kelompok band atau penyanyi ini, siapa yang menciptakan lagunya, bagaimana bentuk promosi, dan seterusnya. Namun kemudian jakartabeat.net menawarkan perspektif yang berbeda semisal apakah lirik lagu dari sebuah band menyiratkan sebuah perlawanan atau kritik sosial, apakah cara sebuah kelompok musik berpenampilan merupakan sebuah resisitensi yang coba mereka lakukan terhadap kapitalisme, dan sebagainya. Misalnya saja tulisan Harlan Boer “15 Album Indonesia Terbaik Dekade 2000-2010” yang menyusun ranking album terbaik dari 15 hingga ranking 1 dari album-album musik di Indonesia. Tentu saja ada banyak nama band indie di antara 15 yang masuk dalam urutan ranking. Namun yang menjadi berbeda adalah penilaian tidak berkutat pada seberapa besar hasil penjualan album tersebut dan berapa banyak album yang telah berhasil terjual. Penilaian didasarkan pada kreativitas musik, lirik, dan perpaduan genre. Selain itu, ada tulisan berjudul “Kartini dan Eropa: Sebuah Mimikri” yang ditulis oleh Laksmi Pamuntjak. Tulisan ini mengulas tentang Kartini dengan menggunakan wacana poskolonial dan mencoba untuk menghadirkan perspektif yang berbeda dalam memandang Kartini dan membincangnya. Laksmi menggambarkan bagaimana relasi Kartini dengan teman berkirim surat di Belanda sana, Stella, yang juga merefleksikan relasi antara pihak yang dijajah dan yang menjajah. Fajar Andikasatria - Strategi Jakartabeat.net untuk... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 4 of 25
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
Selanjutnya ada tulisan Teguh Santosa, “Lin Joey Thay dan Hasil VIsum Para Pahlawan Revolusi” yang menghadirkan sudut pandang baru dalam mempelajari sejarah Indonesia. Sederhananya, jakartabeat.net, sebagai sebuah media alternatif mampu menghadirkan apa yang dilupakan atau bahkan sengaja dilupakan oleh media mainstrem ke tengah publik agar menjadi khasanah baru. Sebut saja wacana mengenai sosok Kartini. Selama ini media mainstream menggunakan Kartini sebagai simbol pahlawan perempuan dan feminis untuk merayakan Hari Kartini. Hal ini yang terus-menerus direproduksi oleh media mainstream sehingga sosok Kartini melulu dipandang secara sempit dan tidak benar-benar mengenali sosoknya. Sementara untuk menghadirkan perspektif lain seperti perspektif poskolonial, media tidak begitu saja berani tanpa adanya jaminan hal tersebut mampu menaikkan pemasukan bagi media. Dan pada akhirnya, alih-alih menghadirkan perspektif baru dalam melihat Kartini, media mainstream lebih memilih untuk mengabaikan dan melupakan perspektif lain tersebut dan tetap berkutat dengan mereproduksi sosok Kartini sebagai pahalawan perempuan dan feminis. Hadirnya ragam wacana dan ragam perspektif dalam mengkaji sebuah wacana seperti yang ditampilkan jakartabeat.net tentu saja merupakan hal yang cukup representatif dalam menciptakan apa yang Jürgen Habermas bayangkan sebagai sebuah ruang publik yang sehat dan rasional. Sebab ketika seseorang mampu membaca sebuah wacana dari banyak perspektif dan
mampu
menghubungkannya
dengan
wacana
lain,
pilihan-pilihan/keputusan-
keputusannya pun akan rasional (rational choices/decisions). Kembali pada apa asumsi Guedes, Cammaerts & Carpentier (2007), kondisi dalam jakartabeat.net cukup merepresentasikan apa yang mereka asumsikan, bahwa media alternatif merupakan media yang melawan arus, dan kontennya lebih berisi perlawanan dan kontradiksi terhadap apa yang disampaikan oleh media mainstream dengan menampilkan wacana dan representasi yang tidak dominan. Misalnya saja grup band-grup band yang tidak pernah
terepresentasi
dalam
media
mainstream
menjadi
memiliki
wadah
yang
merepresentasikan mereka melalui kehadiran jakartabeat.net. Jadi, dapat dikatakan bahwa jakartabeat.net merupakan sebuah alat resistensi terhadap dominant culture. Ini menjadi kekuatan kedua dari jakartabeat.net sebagai sebuah media alternatif. Jika dalam bahasa M. Taufiqurrahman, salah seorang pendiri jakartabeat.net, kontributor, dan sekaligus subjek penelitian ini, “jakartabeat.net dapat dikatakan sebagai sebuah upaya counter culture terhadap wacana dominan, dan ketika menulis hal-hal yang mainstream, maka akan selalu melihatnya secara kritis dan mengambil jarak”. Dan bahkan secara tegas Taufiq mengatakan bahwa “ideologi yang melatarbelakangi jakartabeat.net adalah ideologi budaya perlawanan, Fajar Andikasatria - Strategi Jakartabeat.net untuk... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 5 of 25
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
tanpa berpretensi menjadi high-brow, jakartabeat.net ingin memajukan budaya pop yang cerdas dan mencerdaskan”. Resistensi terhadap dominant culture ini juga dapat dimaknai dari sifat jakartabeat.net yang tidak bersifat komersial. Atau dengan kata lain tidak menyandarkan posisi medianya sebagai bisnis/industri dan tidak menjadikan keuntungan (profit) sebagai prioritas utama dalam menjalankan roda media. Sehingga dalam menghadirkan content pun jakartabeat.net lepas dari kontrol pasar. Yakni logika-logika pasar yang menentukan mana muatan yang layak ditampilkan dalam media, dengan asumsi kelayakan ditautkan dengan seberapa besar peluang content semacam itu untuk menarik iklan atau keuntungan bagi industri media. Sementara, saat ini, logika pasarlah yang mengontrol dan menentukan semua langkah dan jalan yang ditempuh oleh media mainstream. Tak pelak lagi, content-content dalam media mainstream cenderung seragam dan hanya menampilkan hal-hal yang—dianggap— memenuhi syarat “layak jual”. Maka pilihan jakartabeat.net untuk menjadi sebuah media alternatif berarti merupakan sebuah langkah untuk tidak sekadar menjadi berbeda, tetapi sebagai sebuah sikap yang menunjukkan resistensi terhadap hal yang mainstream. Secara otomatis, menjadi media alternatif berarti bahwa tidak ada karakter komersil dalam badan jakartabeat.net dan hal ini berpengaruh terhadap kualitas content dalam jakartabeat.net. Karena tidak ada logika pasar yang mengontrol jakartabeat.net, kualitas isi (content quality) menjadi lebih diutamakan. Tidak ada kepentingan ekonomi berupa pemasukan dari iklan, menaikkan oplah, dan lain-lain yang harus dikejar seperti dalam media mainstream, hingga melupakan kulitas isi. Di jakartabeat.net yang ada hanya satu, yaitu menghadirkan sebuah tulisan dengan wacanawacana baru yang berkualitas bagi para pembacanya. Karakter jakartabeat.net yang nonprofit dan karenanya lebih mengutamakan kualitas isi sekaligus menjadi kekuatan ketiga dari jakartabeat.net. melalui strenght ketiga ini, peluang yang diberikan kepada penulis untuk menuangkan secara bebas kreativitas dan pemikiran mereka dalam tulisan sangat luas. Inilah yang kemudian menjadi salah satu faktor mengapa wacana yang dihadirkan beragam dan dari beragam sudut pandang yang berbeda pula.
Kelemahan – Weakness (W) Di atas, kita dapat melihat bahwa wacana/isu menjadi menjadi sebuah kekuatan yang cukup dominan dalam jakartabeat.net. Wacana yang diangkat rata-rata merupakan sebuah resistensi atau dalam bahasa Tauqif, counter terhadap wacana dominan dari media mainstream. Dari sini, wacana-wacana baru pun muncul, narasi-narasi kecil yang tidak Fajar Andikasatria - Strategi Jakartabeat.net untuk... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 6 of 25
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
pernah mendapat tempat di media mainstream. Namun dari sini pula, jika diperhatikan secara seksama, wacana-wacana atau narasi-narasi seperti apa yang dimunculkan dalam jakartabeat.net, akan dapat ditemukan suatu kelemahan. Dalam beberapa tulisannya tak jarang jakartabeat.net memang mengangkat wacanawacana pinggiran yang tidak pernah disentuh oleh media mainstream. Sudut pandang dalam mengulas pun begitu kreatif dan beragam. Namun yang menjadi catatan kemudian adalah, definisi mengenai wacana pinggiran sendiri bersifat politis. Pinggiran yang seperti apa, pinggiran yang mana. Juga definisi mengenai kelompok masyarakat yang tidak pernah direpresentasikan oleh media mainstream pun politis. Kelompok masyarakat mana dan siapa, sebagai contoh berikut adalah tiga judul tulisan yang termuat dalam jakartabeat.net : Nowhere to Go: Album Folk-Jazz Minimalis yang Mendebarkan. : Tulisan ini merupakan garapan dari Citadi Sukono yang mengulas tentang album duo akustik Endah N Rhesa, bagaimana jenis musik flok-jazz yang mereka usung dan memberikan warna pada peta musik Indonesia. Sekaligus juga menghubungkannya dengan penyanyi-penyanyi yang berpengaruh dalam warna musik dalam Nowhere to Go, seperti Norah Jones. Octahedron: Cahaya Bening dari The Mars Volta. Ditulis oleh Philips Vermonte, mengulas tentang beberapa lagu dalam album Octahedron milik TMV, Omar Rodrigruez-Lopez dan Cedric Bixler Savala, ‘With Twilight as My Guide’ dan ‘Copernicus’. Vermonte mencoba untuk memahami lirik dan posisi TMV, khususnya Omar Rodrigruez-Lopez ketika mengerjakan album ini. Yang secara singkat, Vermonte berpendapat bahwa mereka sedang berada pada masa kegelisahan mencari kebenaran. Album Contra Milik Vampire Weekend: The Clash tanpa Ideologi. Merupakan tulisan dari M. Taufiqurrahman yang mengupas tentang album terbaru Vampire Weekend di tahun 2009 lalu. Di sini Taufiq melihat bahwa dari album pertamanya, VW tidak melayani kepentingan besar masyarakat. VW selalu berada dalam kerangka elitisme mereka dan berbicara tentang kelas menengah. Dan sekali lagi Taufiq melihat hal itu tidak berubah di album kedua VW, Contra. Fajar Andikasatria - Strategi Jakartabeat.net untuk... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 7 of 25
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
Jika kembali pada argumen kekuatan (strenght) jakartabeat.net dalam hal wacana, tentu saja ‘iya, jakartabeat.net memberikan ruang bagi wacana-wacana baru dan narasi-narasi kecil dari kelompok masyarakat yang tidak pernah direpresentasi oleh media mainstream’. Tapi jika dibuat sebuah pertanyaan wacana baru atau narasi kecil seperti apa yang dihadirkan dan kelompok masyarakat mana yang direpresentasi dalam jakartabeat.net, mungkin kita bisa menjawab bahwa hanya kelompok-kelompok dan wacana-wacana tertentu saja yang diangkat dalam jakartabeat.net. Tentu saja ada banyak dalih untuk menyikapi kritik semacam ini. Bisa saja dengan mengatakan bahwa jakartabeat.net memang tidak pernah dibuat untuk menampung seluruh persoalan atau mengakomodir semua tema terkait sosial-masyarakat, budaya, politik, humaniora, dan lain-lain, tapi hanya memfokuskan diri pada tiga tema besar, yaitu musik, ide, dan humaniora. Namun bahkan dalam musik sendiri pun, tidak semua jenis musik menjadi sebuah wacana yang dilemparkan dalam jakartabeat.net. Ada kategori musik yang kemudian menjadi ciri dari jakartabeat.net, yaitu musik-musik non-mainstream yang cenderung western dan kalaupun musik Indonesia, biasanya adalah musik-musik dari band/penyanyi Indie yang secara aliran musik juga non-mainstream. Mudahnya yang bisa kita lihat, tidak ada musik dangdut yang diulas dalam jakartabeat.net. Tulisan terbaru tentang dangdut yang baru-baru ini diunggah dalam jakartabeat.net berjudul “Goyang Penasaran: Dangdut Horor dan Periode Transisi, hasil tulisan Ibnu Rizal bahkan tidak membahas dangdut dari segi musik, tetapi dari relasi-relasi sosialnya. Jelas sekali di sini menunjukkan bahwa dangdut bukanlah termasuk musik yang menjadi fokus jakartabeat.net sehingga pembahasan tentang dangdut pun lebih dipotret dari sisi lain. Hal ini bisa saja terjadi tanpa disadari oleh pendiri jakartabeat.net saat awal mendirikan dan bahkan pembacanya, seperti yang Yus Ariyanto katakan, “dugaan saya, selera pengelola juga berpengaruh. Setahu saya, Philips dan Taufiq adalah penggila rock. Tapi, saya berani memastikan, mereka tidak bermaksud mengecilkan musik dari genre lain”. Pembelaan Yus ini sah-sah saja, namun yang menarik bagi penulis kemudian adalah pernyataan Taufiq, “tema yang diangkat tidak berarti tema menengah ke atas, tapi pada akhirnya memang lebih sedikit orang yang mendengarkan musik non-mainstream, dan saya pikir untuk menjadi fans musik non-mainstream anda harus menjadi bagian habitus, atau lingkungan sosial atau intelektual, atau kategori ekonomi tertentu. Meski ada kemungkinan juga mahasiswa miskin menemukan Jeff Buckley atau Explosion in The Sky, namun biasanya musik mereka dinikmati lebih sedikit orang dari kelompok sosial tertentu”. Fajar Andikasatria - Strategi Jakartabeat.net untuk... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 8 of 25
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
Sangat menarik untuk menggaris bawahi perkataan Taufiq di atas yang secara jelas mengindikasikan adalah eksklusifitas dalam tema atau wacana yang dihadirkan dalam jakartabeat.net. Bahkan, pada Bab III sebelumnya, penulis sempat mengutip pernyataan Taufiq tentang band-band underdog yang menjadi favoritnya. Dari situ pun dapat dilihat jenis musik seperti apa yang selanjutnya mewarnai jakartabeat.net. Di sinilah yang kemudian menjadi kelemahan jakartabeat.net yang pertama, yaitu wacana yang dihadirkan sifatnya eksklusif, hanya menghadirkan wacana-wacana yang dekat dengan kelompok sosial tertentu, yang pada akhirnya hanya mengakomodir kebutuhan informasi dari kelompok sosial dengan habitus tertentu. Dari kelemahan pertama ini tentu saja ada beberapa dampak yang turut menjadi kelemahan jakartabeat.net berikut-berikutnya, salah satunya adalah jakartabeat.net secara tidak langsung bersifat elitis (eksklusif). Karena wacana yang dihadirkan terbatas pada kelompok tertentu dengan habitus tertentu pula, maka tidak semua orang membaca jakartabeat.net, karena untuk membaca jakartabeat.net seseorang harus menyesuaikannya dengan kebutuhan informasi dirinya dan itu berarti dia harus berasal dari kelompok dengan habitus tertentu yang mendengarkan musik yang sama dan seterusnya. Pada akhirnya, hanya sekelompok kecil orang sajalah yang membaca jakartabeat.net dengan content yang cukup elitis seperti itu. Itu berarti pembaca/audiens jakartabeat.net sifatnya sangat segmented. Hanya terbatas pada sekelompok kecil pembaca/audiens saja, yang pada akhirnya pun di saat yang sama menunjukkan eksklusifitas jakartabeat.net sebagai sebuah media informasi. Meski dengan audiences yang sempit dan eksklusif loyalitas audiens biasanya menjadi lebih tinggi dan solid, namun ada kebutuhan informasi yang tidak terpenuhi bagi kelompok audiens lainnya. Elitisme dan eksklusifitas dalam tubuh jakartabeat.net di atas tercipta dari sisi content yang ditawarkan jakartabeat.net. Sementara, penulis juga menemukan elitisme dan eksklusifitas lain dalam tubuh jakartabeat.net dari sisi yang berbeda, yaitu sisi teknologi dan bentuk media. Pada dasarnya, seperti telah dibahas sebelumnya, dengan menggunakan situs sebagai bentuk dasar media dari jakartabeat.net yang itu berarti menyandarkan pada teknologi internet, aksesibilitas jakartabeat.net menjadi sangat terbuka. Namun pertanyaan semacam siapa kemudian yang bisa mengakses, itu adalah perkara lain yang perlu ditinjau ulang. Membicarakan internet dari sisi teknologi berarti membicarakan sebuah perangkat komputer dengan segala perlengkapan lainnya (hardware) dan juga program internet dalam komputer tersebut (software). Dan untuk bisa mengakses internet, berarti dibutuhkan keterampilan untuk menggunakan perangkat komputer (computer literate). Orang-orang yang Fajar Andikasatria - Strategi Jakartabeat.net untuk... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 9 of 25
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
tidak bisa menggunakan komputer secara otomatis tidak dapat mengakses internet, sekaligus jakartabeat.net. Dari sisi ini saja, dapat dikatakan, seperti yang telah disinggung di pembahasan sebelumnya bahwa sifat jakartabeat.net yang online layaknya dua sisi mata uang. Di sisi lain dia aksesibilitasnya sangat terbuka, tapi pada saat yang bersamaan ia menjadi eksklusif hanya pada kelompok-kelompok audiens yang computer literate. Karena itulah, selain masalah wacana-wacana yang mereka hadirkan, elitisme jakartabeat.net pun direfleksikan melalui pilihan teknologi dan bentuk medianya yang online. Kelemahan selanjutnya, masih berkaitan dengan content
yang ditawarkan
jakartabeat.net, adalah dikhawatirkannya muncul kejenuhan pada pembaca karena contentnya yang melulu berputar di isu-isu serupa. Meski setiap pembaca jakartabeat.net mendasarkan akses terhadap tulisan-tulisan jakartabeat.net karena kebutuhannya akan informasi yang sesuai dengan habitus sosialnya, namun akan ada satu titik, di mana seorang pembaca merasa jenuh dan bosan dengan tipe informasi yang disediakan. Hal ini penting untuk diantisipasi oleh jakartabeat.net. Dan untuk itulah inovasi dan terobosan-terobosan baru dalam meng-create suatu wacana untuk dilemparkan pada publik sangat dibutuhkan. Dan selanjutnya, yang menjadi perhatian penulis adalah relasi yang dibangun antara jakartabeat.net dengan para kontributornya. Di satu sisi, jakartabeat.net menjadi sebuah wadah yang tepat bagi para penulis, baik senior maupun muda, untuk mengekspresikan pemikiran mereka dan menuangkannya dalam tulisan tanpa perlu khawatir mengenai logika pasar atau regulasi-regulasi lain seperti batasan jumlah kata dalam surat kabar. Bagi penulis muda terutama, jakartabeat.net mampu menjadi semacam tempat untuk mengasah kemampuan menulis. Bagi penulis senior, jakartabeat.net mampu menjadi ruang yang menjawab kebutuhan mereka untuk berbagi pikiran di luar hal-hal mainstream dan dominan, atau dengan kata lain berbagi pikiran yang “tidak layak jual” dalam term media mainstream. Dengan landasan seperti itu tentu saja loyalitas penulis pun menjadi terbangun. Buktinya, hingga hari ini para penulis senior dan muda ini terus saja memberikan tulisannya untuk jakartabeat.net meskipun tidak mendapatkan bayaran. Namun hal ini yang justru penulis lihat sebagai kelemahan ketiga dari jakartabeat.net, yaitu tidak adanya penghargaan yang diberikan kepada penulis berupa bayaran. Memang, penghargaan terhadap penulis tidak hanya diukur melalui jumlah uang yang diterima dari hasil kreatif menulis itu. Banyak penulis yang merasa cukup dengan tulisannya dibaca banyak orang, sukur-sukur kalau bisa membawa pengaruh terhadap pola pikir seseorang, hingga pengaruh yang lebih besar lagi Fajar Andikasatria - Strategi Jakartabeat.net untuk... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 10 of 25
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
yaitu perubahan sosial. Hal ini bahkan cenderung dilihat sebagai hal yang utama dari proses kreatif menulis, bukan sekadar seberapa besar uang yang dihasilkan.
Kesempatan – Opportunity (O) Setelah menganalisis kekuatan (S) dan kelemahan (W) jakartabeat.net yang berada dalam lingkup internal jakartabeat.net, sekarang giliran untuk menganalisis peluang (opportunity) yang dimiliki jakartabeat.net. Sedikitnya ada lima peluang yang dimiliki jakartabeat.net yang berhasil dianalisis penulis. Pertama, dalam tataran wacana, masih ada banyak wacana yang belum disentuh oleh jakartabeat.net. Banyaknya wacana yang masing “dianggurkan” oleh jakartabeat.net ini tidak saja pada ragam wacana lain di luar tiga fokus wacana yang menjadi tema besar dalam jakartabeat.net, yaitu musik, ide, dan humaniora, tetapi juga wacana-wacana lain yang masuk dalam tiga tema besar tersebut. Untuk sederhana dalam pengkategoriannya, penulis mengistilahkan dengan wacana vertikal dan wacana horizontal. Wacana vertikal merujuk pada ragam wacana di luar tiga fokus dalam jakartabeat.net, yaitu musik, ide, dan humaniora. Sementara wacana horizontal adalah ragam wacana dari tiga fokus dalam jakartabeat.net, yaitu musik, ide, dan humaniora. Contoh mudahnya, menggarap wacana musik dangdut dalam tema musik. Dalam kolom-kolom atau dalam jakartabeat.net disebut sebagai kanal-kanal, terdapat enam kanal dalam membagi seluruh content yang disajikan dalam jakartabeat.net. Enam kanal ini adalah kanal musik, kanal idea, kanal humaniora, gallery, multimedia, dan download. Dari enam kanal ini, tulisan-tulisan yang menjadi jantung dan nafas dari jakartabeat.net tersebut, hanya tiga yang berisi tulisan, yaitu kanal musik, kanal idea, dan kanal humanior. Sementara tiga kanal lainnya, gallery, multimedia, dan download merupakan kanal pelengkap yang menyediakan informasi tambahan. Mari satu-persatu kita lihat isi dari masing-masing kanal untuk lebih memahami wacana yang dihadirkan dalam jakartabeat.net. Pertama, kanal musik. Kanal musik sendiri masih dibagi lagi ke dalam beberapa kanal kecil, yaitu: album, yang mengulas tentang albumalbum dari band-band atau penyanyi non-mainstream baik dari Indonesia maupun yang western. Tulisan dalam kanal kecil album ini sifatnya bukan resensi, lebih berupa ulasan; konser, berisi tulisan-tulisan yang membahas mengenai konser-konser baik yang telah berlangsung maupun yang akan berlangsung; ulasan, mengulas berbagai hal terkait musik, apakah itu penyanyi/grup bandnya, lagunya, lirik, gaya bermusik, atau penampilan; testimoni, lebih berisi mengenai pendapat atau opini—bukan ulasan/essai—seseorang tentang sebuah Fajar Andikasatria - Strategi Jakartabeat.net untuk... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 11 of 25
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
band, lagu, atau penyanyi; klasik, yang memberikan ulasan tentang band-band dan lagu-lagu klasik; dan band to watch, resensi atas band-band yang layak tonton. Kedua, kanal idea, yang terbagi ke dalam lima kanal kecil, yaitu: film, buku, interview, prosa, dan artwork (sampai sekarang tidak ada content dalam kanal kecil ini). Sesuai dengan nama masing-masing kanal kecil tersebut, isi atau muatan tulisan yang terdapat di dalamnya menyesuaikan dengan namanya. Ketiga, kanal humaniora, berisi lima kanal kecil, yaitu: travelling, berisi tulisan-tulisan tentang pengalaman perjalanan ke suatu tempat atau kota atau negara; politika, yang menyediakan tulisan tentang segala hal yang berhubungan dengan politik; essai, membahas tema-tema sosial, seperti kelas menengah Indonesia, konsumerisme, filsafat, dan lain-lain; analisis, pada dasarnya tema-tema yang diangkat sama dengan kanal essai, tapi perbedaannya hanya pada cara penulisan, di mana analisis lebih menekankan pada analisa fenomena sosial; dan sejarah, mengulas sejarah tentunya, tidak hanya sejarah Indonesia, tapi juga mancanegara. Dari kanal-kanal di atas, dapat dilihat bahwa masih ada banyak sekali wacana di luar sana yang belum menjadi perhatian dan tidak menjadi garapan jakartabeat.net. Pada wacana vertikal misalnya, di luar tema musik, film, buku, politik, humaniora, dan sejarah, ada wacana-wacana lain yang bisa diakomodir oleh jakartabeat.net, seperti isu lingkungan, isu kultural, isu gender, isu media literacy, isu pendidikan, dan isu anak (children). Hal ini menunjukkan betapa peluang yang dimiliki jakartabeat.net dalam pengelolaan wacana masih sangat luas dan terbuka lebar. Isu lingkungan misalnya, memang banyak dapat kita temukan isu ini menjadi topik di media-media mainstream, tapi bagaimana kemudian jakartabeat.net mampu menampilkan isu lingkungan dari perspektif yang berbeda. Atau isu gender yang selama ini menjadi sangat sempit maknanya di media mainstream dengan menyederhanakannya menjadi semata emansipasi perempuan dan semakin tingginya jumlah perempuan yang tampil di media. Konstruk yang benar-benar tidak menyentuh pada persoalan gender yang sebenarnya. Masalah-masalah tentang kaum homoseksual misalnya, yang hanya ditampilkan sekelebatan di media mainstream sebagai bumbu humor sebagai bahan tertawaan, begitu menyederhanakan persoalan. Sementara di luar sana, banyak kaum homoseksual yang berjuang mendapatkan hak suara dan ekspresi mereka. Pada titik inilah kemudian jakartabeat.net bisa memanfaatkannya sebagai peluang yang bisa diisi untuk lebih melengkapi wacana yang ditawarkan pada para pembaca. Atau perluasan wacana juga dapat dilakukan pada wacana horizontal, yaitu perluasan terhadap tiga tema besar dalam jakartabeat.net, musik, idea, dan humaniora. Seperti dapat dilihat, pada musik, hampir seluruh tulisan membahas band-band non-mainstream dalam Fajar Andikasatria - Strategi Jakartabeat.net untuk... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 12 of 25
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
logika indie, dan sangat cenderung western. Bahasan musik yang berbeda asli Indonesia sendiri misalnya, penulis hanya menemukan bahasan tentang keroncong, satu tulisan. Hal ini tentu saja timpang dengan jumlah band western yang diangkat. Belum lagi musik-musik seperti dangdut, musik-musik daerah yang bahkan eksistensinya sanagat pasang-surut ditambah tidak adanya ruang representasi di media mainstream, alat-alat musik tradisional, dan masih banyak lagi. Keluasan wacana tentang musik di luar apa yang selama ini ditampilkan jakartabeat.net jelas sekali merupakan peluang yang terlalu sayang untuk dilewatkan begitu saja. Dengan peluang yang begitu luas dan terbuka lebar seperti itu, ada banyak kesempatan bagi jakartabeat.net untuk perluasan audiens. Segmentasi pembaca yang selama ini hanya berkutat pada mereka dengan habitus tertentu, misalnya memiliki hobi mendengarkan musik non-mainstream, akan bisa diperluas kepada mereka dengan habitus yang lebih beragam. Bahkan orang yang tidak mengerti band indie bisa turut menikmati jakartabeat.net. Peluang kedua yang menjadi catatan penulis berhubungan dengan bentuk jakartabeat.net yang online dan berupa situs (web). Pada bahasan mengenai kekuatan di atas dibahas mengenai fasilitas hyperlink yang dimiliki jakartabeat.net karena bentuknya yang beruta situs. Namun fasilitas ini belum digunakan jakartabeat.net secara optimal. Pada kanal download dan multimedia, yang seharusnya bisa memanfaatkan fasilitas ini secara optimal masuk belum digarap. Kanal download misalnya, yang berisi singles, albums, dan others (fanzine dan ebook), juga kanal multimedia yang berisi videoplay, bioskop online, dan juga ebook, sebenarnya bisa menggunakan fasilitas hyperlink untuk memberikan link resmi atau link yang legal kepada para pembaca jakartabeat.net. Selain itu, dengan menggunakan fasilitas hyperlink, content yang bisa ditawarkan oleh jakartabeat.net bisa menjadi lebih bervariasi dan beragam. Untuk download lagu atau album, tanpa harus melanggar masalah pembajakan (piracy), jakartabeat bisa memberikan link resmi dari album tersebut. Misalnya link resmi (official link) dari manajemen sebuah band atau official website mereka. Selain link dari agensi-agensi resmi sebuah band/penyanyi, juga bisa menggunakan link yang legal, seperti beberapa link yang untuk mendownload harus berbayar. Misalnya link iTunes, dan beberapa link dari situs-situs besar seperti megaupload dan rapidshare yang menyediakan fasilitas berbayar. Pada kanal multimedia juga bisa ditambah kanal kecil-kanal seperti lagu/album yang memang tidak menyediakan link download, tetapi link resmi untuk sekadar mendengarkan lagu-lagu (singles) atau album dari penyanyi atau band. Selain itu, untuk bioskop online, Fajar Andikasatria - Strategi Jakartabeat.net untuk... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 13 of 25
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
jakartabeat.net bisa menyediakan link untuk thriller resmi dari film tertentu agar bisa memberikan setidaknya preferensi kepada para pembaca jakartabeat.net tentang film-film terbaru. Sebab untuk memberikan tontonan film yang utuh akan sangat sulit kecuali memberikan link-link yang ilegal. Sementara content dari bioskop online saat ini hanya terbatas pada beberapa film Indonesia dengan genre dokumenter, seperti By The Lake Music Festival yang merupakan film dari festival musik yang diselenggarakan jakartabeat.net di kampus UI. Jadi daripada isi dari kanal bioskop online hanya seputar itu, akan lebih baik untuk memberikan link thriller film agar pembaca pun lebih memiliki pilihan informasi yang bisa diakses dari jakartabeat.net. Untuk ebook misalnya, jakartabeat.net juga bisa menyediakan fasilitas link agar pembaca jakartabeat.net bisa berlangganan ebook secara berbayar atau link untuk sekadar membaca ebook. Pada intinya, penggunaan fasilitas hyperlink ini diharapkan mampu memberikan lebih banyak dan lebih beragam informasi demi memenuhi kebutuhan pembaca jakartabeat.net. Dengan begitu diharapkan juga nantinya pembaca jakartabeat.net dapat bertambah luas dan lebih menurunkan tingkat eksklusifitas jakartabeat.net. Berikutnya, peluang ketiga merupakan peluang untuk menjadi lebih besar dan baik melalui pengelolaan yang lebih baik bagi jakartabeat.net. Melalui pengembangan manajerial yang lebih
intense, produktifitas Jakartabeat tentunya dapat ditingkatkan lebih baik
lagi.Selama ini, seperti yang dijelaskan panjang lebar pada poin kelemahan sebelumnya, jakartabeat.net hanya dikelola oleh tiga orang yang semuanya telah memiliki profesi tetap. Sistem pengelolaan yang masih sangat sederhana ini dan dilakukan secara sampingan dengan pekerjaan utama para pengelola pada dasarnya berpeluang besar untuk diperbaiki. Salah satu caranya bisa menambah jumlah pengelola dengan memanfaatkan loyal contributor atau loyal audiences yang dimiliki jakartabeat.net. Memanfaatkan di sini dalam artian mengajak kerjasama salah satu atau dua beberapa orang dari mereka untuk mengelola jakartabeat.net bersama-sama. Kemudian yang menjadi PR (pekerjaan rumah) selanjutnya adalah bagaimana setidaknya mendapatkan pemasukan untuk honor bagi para pengelola-pengelola baru tersebut.
Ancaman – Threat (T) Setelah sebelumnya kita menyusun peluang-peluang yang dimilik jakartabeat.net, pada bahasan berikut penulis akan menyajikan berbagai ancaman yang harus diantisipasi jakartabeat.net dalam proses pengembangan website ke depannya. Dari beberapa ancaman yang berhasil penulis analisa, ancaman pertama berikut merupakan ancaman yang cukup Fajar Andikasatria - Strategi Jakartabeat.net untuk... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 14 of 25
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
signifikan dan perlu diantisipasi perubahannya secara jeli oleh jakartabeat.net. Ancaman tersebut adalah ancaman inkorporasi dari media mainstream terhadap wacana-wacana pinggiran atau narasi-narasi kecil seperti yang dihadirkan oleh jakartabeat.net. Inkorporasi adalah
cara
untuk
mengetengahkan
sebuah
isu-isu/wacana-wacana
resisten
dan
menjadikannya ladang untuk mengeruk keuntungan. Inkorporasi pada dasarnya tidak hanya dapat dilakukan oleh media, tetapi oleh banyak pihak seperti industri salah satunya. Di bagian kelemahan, telah disinggung bagaimana suatu hal yang muncul sebagai sebuah resistensi sangat berpeluang untuk menjadi mainstream atau menjadi “tirani baru” dalam bahasa Yus Ariyanto. Bagaimana wacana-wacana resisten ini menjadi mainstream salah satunya berlangsung melalui inkorporasi. Wacana-wacana pinggiran diadopsi untuk kemudian dijadikan sebagai “produk yang dijual” demi keberlanjutan produksi dan pemasukan keuntungan yang berlipat. Contohnya, seperti yang disebutkan pada bagian kelemahan, perubahan musik popmelayu yang semula merupakan bentuk resistensi terhadap musik pop yang mainstream dan dominan, kemudian bergeser menjadi mainstream dan dominan itu sendiri. Proses pergeseran dan perubahan ini melibatkan proses inkorporasi yang luar biasa. Proses inkoprorasi berlangsung dari proses mengadopsi musik pop-melayu ke dalam logika pasar, yaitu dengan mengkomersilkan dan memasukkan musik pop-melayu ke dalam pasar musik Indonesia. Dengan mengkomersilkan musik pop-melayu, otomatis akan ada logika-logika seperti promosi on-air dan off-air, penjualan album, RBT, dan lain-lain yang pada akhirnya bermuara pada seberapa besar pemasukan yang berhasil diterima dari mengorbitkan musik pop-melayu. Ternyata memuaskan, penjualan tinggi dan keuntungan yang masuk bagi manajemen juga tinggi. Akhirnya inilah yang menjadi kiblat baru bagi band-band berikutnya. Setelah semakin banyak band/penyanyi yang mengadopsi genre musik ini, maka secara natural ia pun berubah menjadi mainstream dan menjadi wacana dominan. Proses-proses inkorporasi seperti inilah yang perlu diwaspadai dan secara jeli diamati kemunculannya. Dan umumnya, inkorporasi selalu mengincar hal-hal yang berbau kritik atau upaya perlawanan (resistensi). Jadi dapat dikatakan bahwa wacana-wacana yang ditawarkan oleh jakartabeat.net hari ini merupakan sebuah peluang bagi media mainstream untuk menginkorporasinya. Salah satu contoh yang bisa kita lihat saat ini adalah program acara televisi “Radio Show” di TV One. “Radio Show” membahas berbagai tema-tema pinggiran dan seringkali musik-musik non-mainstream dengan format on air radio sekaligus televisi. Hal ini dapat dikatakan sebagai sebuah upaya untuk mempopulerkan yang pinggiran dan menginkorporasi narasi-narasi kecil demi pemasukan media. Karena dengan Fajar Andikasatria - Strategi Jakartabeat.net untuk... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 15 of 25
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
menampilkan wacana-wacana pinggiran, seperti musik dan band indie, media mainstream dapat menarik simpati atas iktikadnya mengetengahkan wacana tersebut di media mainstream dan merepresentasikan mereka yang selama ini justru tidak diberi tempat oleh media mainstream. Simpati didapat, jumlah audiens pun bertambah, berarti rating naik. Rating tinggi tidak berarti lain kecuali iklan yang semakin banyak dan pada saat bersamaan pemasukan terhadap media tersebut juga terus menanjak naik. Ancaman-ancaman inkorporasi dari industri—apakah industri media atau industri lainnya seperti fashion—seperti inilah yang menjadi momok bagi wacana-wacana resisten dan menghantui semangat perlawanan yang diusung agar menjadi lapuk dan melempem. Tidak hanya ancaman dilindas oleh media mainstream ketika mereka mulai mengakomodir narasi-narasi kecil dari kelompok pinggiran yang perlu diwaspadai, tapi ancaman dilindas oleh media alternatif lain pun harus mulai menjadi perhatian para pengelola jakartabeat.net, hal yang kemudian dapat dirunut sebagai ancaman yang kedua bagi Jakartabeat.net. Yus Ariyanto misalnya mengatakan dalam wawancara dengannya atas kekhawatiran terhadap berkembangnya media alternatif lain yang sangat berpotensi menjadi pesaing jakartabeat.net, “di luar sana ada banyak anak muda yang kreatif dan cerdas. Mereka juga bikin media yang mirip-mirip (seperti jakartabeat.net). Menurut saya itu ancaman paling serius buat jakartabeat.net sebagai media (alternatif)”. Kekhawatiran Yus tentu saja beralasan, bahwa semakin ke sini, kalangan terdidik di Indonesia semakin meningkat. Yang itu berarti bahwa jumlah orang yang sadar terhadap wacana-wacana pinggiran dan pentingnya kritik terhadap dominant culture pun semakin tinggi. Sekaligus pula itu berarti bahwa orang yang melakukan resistensi pun semakin meningkat, dan cara-cara untuk menunjukkan resistensi tersebut pun semakin beragam. Internet, sebagai sebuah teknologi yang pada dirinya sendiri pada dasarnya adalah netral, menjadi sebuah pilihan sebgai media resistensi yang cukup rasional dari banyak aspek. Aspek modal (finansial), aspek perizinan, aspek distribusi pesan, aspek aksesibilitas, aspek efisiensi dan kemudahan, juga aspek regulasi. Karena itulah mulai bermunculan websitewebsite serupa jakartabeat.net meski saat ini masih belum ada yang menyamai content jakartabeat.net. Seperti misalnya primitifzine.net yang menjadi partner jakartabeat.net pada dasarnya memiliki concern isu yang sama dengan jakartabeat.net khususnya di musik. Meski muncul dalam format yang berbeda yaitu fanzine, tapi primitifzine.net juga memberikan ulasan-ulasan tentang musik. Hanya saja secara kuantitas dan ragam masih berada jauh di bawah jakartabeat.net. Namun poin pentingnya adalah potensi munculnya website-website serupa jakartabeat.net cukup tinggi. Fajar Andikasatria - Strategi Jakartabeat.net untuk... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 16 of 25
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
Salah dua contoh website yang dapat menjadi ancaman Jakartabeat.net adalah Gigsplay.com dan deathrockstar.info. Gigsplay.com yang menasbihkan diri sebagai web yang menampilkan “Berita Musik dan Konser Terbaru Indonesia” dalam eksekusinya tidak hanya menampilkan berita musik band-band Indonesia atau konser di Indonesia, secara material Gigsplay.com banyak membahas band-band atau musisi-musisi luar negeri dengan segala aktivitas bermusiknya. Sedangkan deathrockstar.info cenderung membahas band-band atau musisi-musisi Indonesia dengan segala aktivitas dan event-event yang diikutinya. Keduanya merupakan ancaman serius bagi Jakartabeat.net walaupun dalam eksekusinya segmentasi antara ketiga ini tidaklah sama, hal yang kemudian seolah menciptakan fragmen-fragmen pada penikmat musik maupun informasi terkait musik di Indonesia. Seperti diuraikan sebelumnya Jakartabeat.net membahas musik cenderung dari berbagai sisi dan tidak hanya menampilkan yang alternatif, sehingga Jakartabeat.net bisa dibilang menampilkan yang alternatif dengan gaya menulis dan materi yang alternatif juga. Kedual hal tersebut merupakan hal yang belum bisa ditampilkan oleh Gigsplay.com dan deathrockstar.info. Walaupun begitu Gigsplay.com dan deathrockstar.info merupakan web yang cenderung update, terutama Gigsplay.com yang hampir setiap hari melakukan penambahan konten. Hal yang kemudian menjadi ancaman serius bagi Jakartabeat.net, karena walaupun secara kualitas tulisan Jakartabeat.net dapat melampaui keduanya, tetapi secara kuantitas dan tempo peluncuran tulisannya Jakartabeat.net tidaklah seaktif Gigsplay.com dan deathrockstar.info. Ancaman serius ini jelas membuat posisi Jakartabeat.net tidaklah aman, akrena dapat saja pembaca setia Jakartabeat.net tidak lagi menunggu tulisan-tulisan yang nampal di halamannya karena terlampau jengah menunggu dan lebih memilih media lain guna mengakses informasi-informasi terkait musik. Belum lagi jika kita bicara masalah pengelolaan. Anak-anak muda yang menjalankan website seperti itu kebanyakan adalah mahasiswa yang secara waktu dan energi lebih besar dibandingkan dengan pengelola jakartabeat.net yang memiliki profesi tetap. Sehingga upayaupaya pengembangan dilakukan dengan lebih massif oleh mereka. Jika jakartabeat.net masih tetap-tetap saja tanpa melakukan inovasi dan mencoba mengembangkan peluang-peluang dan mengoptimalkan kekuatan-kekuatan yang ada, tidak menutup kemungkinan jakartabeat.net bisa disalip oleh website baru. Dan dari perspektif manajemen media, tentu saja hal ini merupakan ancaman serius dan tidak dapat dipandang sebagai keberhasilan dalam membudayakan cara pandang kritis dan resisten terhadap dominant culture. Ancaman ketiga, sekaligus ancaman terakhir, dan merupakan ancaman yang paling jelas bisa diprediksi dan mungkin menjadi ancaman dan semua media non pasar adalah Fajar Andikasatria - Strategi Jakartabeat.net untuk... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 17 of 25
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
ancaman finansial. Merujuk pada Atton (2002: 35), media yang sepenuhnya independen itu hampir tidak mungkin bisa berjalan. Independen di sini dalam arti ekonomi. Bagi Atton, setiap media, termasuk media alternatif selalu membutuhkan badan lain untuk mendukung ekonomi media tersebut. Karena bagaimana pun, dalam perspektif manajemen media, ekonomi merupakan aspek penting untuk menunjang stabilitas siklus produksi dan distribusi.
Strategi Pengembangan Strategi pengembangan yang tersemat dalam sub-bab ini merupakan strategi yang dirumuskan penulis berdasarkan analisis SWOT yang sebelumnya telah dilakukan serta dikaitkan dengan konteks dari Jakartabeat.net sendiri sebagai suatu media yang alternatif. Grant (1999: 29) menyimpulkan strategi adalah cara perusahaan dalam membagi sumber daya yang dimiliki dalam lingkungannya, sehingga dapat mencapai sasaran jangka panjang, serta bagaimaan caranya mengorganisir perusahaan untuk mengimplementasikan strategi tersebut.Untuk mencapai seluruh peluang berkembangnya jakartabeat.net menjadi lebih baik ke depannya dan mempertahankan eksistensinya di tengah gempuran ancaman di sekelilingnya, dibutuhkan strategi yang fokus. Strategi tersebut tentu saja disesuaikan dengan analisis SWOT yang telah dilakukan pada bahasan sebelumnya. Sebab strategi yang baik menurut Grant (1999: 29) adalah strategi yang ditentukan oleh empat faktor utama, yaitu tujuan yang jelas, pemahaman lingkingan eksternal, apresiasi terhadap kelemahan dan kekuatan internal, serta implementasi yang efektif. Maka menyandarkan strategi pengembangan pada analisis SWOT merupakan pilihan yang baik dan bijak. Strategi pertama yang dapat dilakukan oleh jakartabeat.net adalah memperluas pembaca. Ada banyak cara dan strategi tentunya yang bisa dilakukan oleh jakartabeat.net untuk mencapai keinginan ini. Beberapa kekuatan dan peluang yang dimiliki jakartabeat.net, yang telah disebutkan di atas, di antaranya bisa dioptimalkan dan dimaksimalkan untuk menjaring lebih banyak pembaca. Salah satunya adalah mengoptimalkan kegiatan-kegiatan off-air dengan memaksimalkan jaringan yang dimiliki jakartabeat.net. Seperti yang dijelaskan panjang lebar di bagian peluang kegiatan-kegiatan off-air yang belum digarap dan kekuatan networking yang dimiliki jakartabeat.net adalah modal untuk menggalakkan kegiatan off-air dan menjadikannya ajang memperkenalkan jakartabeat.net secara lebih luas pada publik. Dari situ calon-calon pembaca baru, bisa dijaring. Setelah mengikuti sebuah kegiatan yang diselenggarakan jakartabeat.net, sangat berpotensi sekali seseorang akan menjadi sangat tertarik terhadap isu yang diketengahkan oleh jakartabeat.net. Dari ketertarikan itu, mereka mulai mengakses jakartabeat.net, dan saat itulah pembaca baru lahir. Fajar Andikasatria - Strategi Jakartabeat.net untuk... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 18 of 25
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
Cara lain dalam memperluas pembaca tentu dengan memperluas pula wacana yang dihadirkan dalam jakartabeat.net. Seperti yang disinggung pada bagian kelemahan, wacanawacana yang saat ini ada di dalam jakartabeat.net sifatnya eksklusif. Yakni mengupas wacana-wacana tertentu yang hanya sesuai dengan kebutuhan informasi kelompok sosial dengan habitus tertentu. Hal ini secara otomatis membuat pembaca dari jakartabeat.net pun sifatnya sangat segmented. Untuk menjaring pembaca, maka jakartabeat.net harus keluar dari karakter eksklusifitasnya ini, dengan cara memperluas wacana yang dihadirkan. Mengakomodir lebih banyak wacana-wacana baru yang masih belum digarap seperti yang telah dijelaskan pada bagian peluang. Agar nantinya, kebutuhan informasi dari publik yang bisa diakomodir pun lebih luas. Dan nantinya pembaca dari jakartabeat.net sendiri akan menjadi lebih luas dan beragam, tidak terbatas pada kelompok tertentu dengan habitus tertentu pula (tidak sangat segmented). Selain itu, telah disebutkan pula pada bagian kelemahan bahwa wacana yang cenderung tetap nantinya akan membuat jenuh pembaca. Karena itu diperlukan perluasan wacana agar lebih variatif dan menjaga agar tidak sampai terjadi kejenuhan pada pembaca sekaligus mengikat pembaca agar tidak sampai “kabur” dan mengakses media lain karena merasa bosan dengan wacana yang melulu sama di jakartabeat.net. itulah mengapa menjadi cukup signifikan bagi jakartabeat.net untuk memperluas kajian wacananya demi menjaga pembaca yang telah ada sekaligus untuk menarik lebih banyak pembaca. Selain content, ada satu hal lagi untuk menarik lebih banyak pembaca yaitu optimalisasi fasilitas hyperlink, dengan begitu ada banyak kebutuhan informasi yang beragam dari para pembaca lebih terakomodir. Mengadopsi pemikiran Grant, dengan mendasarkan rumusan strategi pengembangan pada analisis SWOT, ada dua strategi besar yang berhasil penulis rumuskan yang perlu dilakukan jakartabeat.net. Strategi kedua adalah pengelolaan website jakartabeat.net secara lebih profesional. Profesional di sini dalam arti ada rumusan tujuan dan target-target yang akan dicapai dalam jangka waktu pendek maupun panjang baik dalam bidang produksi, distribusi, dan ekonomi, ada job description yang jelas yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dan target-target tersebut, ada dana yang dihasilkan jakartabeat.net dan dikelola secara baik. Pengelolaan secara lebih profesional seperti ini tentu saja membutuhkan armada yang memadai, dan tiga orang seperti kondisi jakartabeat.net saat ini serta ditambah dengan pekerjaan utama dari masing-masing pengelola yang membutuhkan perhatian dan fokus lebih besar daripada jakartabeat.net, tentu saja tidak cukup. Maka pengelolaan yang profesional Fajar Andikasatria - Strategi Jakartabeat.net untuk... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 19 of 25
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
akan lebih mudah dilakukan ketika ada penambahan armada (pengelola) di tubuh jakartabeat.net. Pada dasarnya, jumlah pengelola bukan merupakan penentu utama dari keberhasilan sebuah media dalam mempertahankan eksistensinya dan terus memberikan informasi kepada para audiensnya. Yang lebih penting dari sekadar jumlah pengelola sebenarnya adalah seluruh pekerjaan yang butuh dilakukan untuk mencapai target-target, tujuan, dan harapanharapan selanjutnya dalam mengembangkan media menjadi lebih besar ke depannya dapat terpenuhi seluruhnya. Sayangnya, jakartabeat.net tidak mampu menunjukkan hal ini, bahwa meskipun dengan sedikit armada namun media dapat berjalan lancar dan target-target tercapai. Dengan kesibukan masing-masing pengelola dengan pekerjaan utama dan jumlah mereka yang terbilang sangat sedikit, membuat perkembangan jakartabeat.net berlangsung begitu lambat. Seperti pengakuan Taufiq sendiri selaku pengelola, “kadang-kadang saja tulisan sedikit terhambat untuk di-upload, masalah teknis semata”. Walau kesannya hanya masalah teknis, tapi tentu saja itu adalah sebuah hambatan yang perlu dicari jalan keluarnya. Hal ini guna menghindari ancaman dari media-media alternatif lainnya semisal Gigsplay.com dan deathrockstar.info yang walaupun secara kualitas konten berada di bawah Jakartabeat.net tetapi cenderung lebih update.
Dan juga seperti yang dikatakan Yus
Ariyanto, “karena kegiatan sampingan, jadi tidak bisa 100% energi dan stamina dicurahkan. Maka, tak mengherankan jika ada beberapa isu yang mestinya digarap, tapi pada kenyataannya tidak”. Hal ini jelas-jelas menunjukkan bahwa jakartabeat.net memang membutuhkan penambahan tenaga dalam mengelola jakartabeat.net. Jika kita kembali pada apa yang dikatakan James Hamilton bahwa media alternatif itu dekapitalisasi, deprofesionalisasi, dan deinstitusionalisasi, kita bisa mengatakan bahwa ada banyak kelonggaran yang dimiliki jakartabeat.net sebagai media alternatif. Yang ini berarti, dalam pengelolaannya ke depan, sebenarnya jakartabeat.net bisa sangat berinovasi melalui tangan-tangan pengelolanya. Yang harus dicatat dari pernyataan Hamilton, deprofesionalisasi di sini tidak mengacu pada bahwa suatu media tidak harus memiliki tujuan dan target yang akan dicapai terkait produksi informasi, distribusinya, dan kebutuhan ekonominya. Namun deprofesionalisasi lebih mengarah pada sifat yang organisasi yang terbuka, demokratis, dan tidak terikat pada kaidah serta regulasi dari bidang profesi tertentu. Selain itu organisasinya bersifat kolektif, tidak ada jabatan yang pasti, sering terjadi tumpang tindih pekerjaan, dan semua bagian bisa dikerjakan pada waktu yang berbeda oleh tiap anggota. Maka yang ingin ditegaskan oleh penulis di sini, melalui penambahan armada dalam tubuh jakartabeat.net dan ujaran tentang pengelolaan yang profesional bukan dalam kerangka Fajar Andikasatria - Strategi Jakartabeat.net untuk... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 20 of 25
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
menjadikan jakartabeat.net sebagai salah satu organisasi profesi profesional. Namun lebih kepada pengelolaannya yang dilakukan secara profesional, sehingga tujuan-tujuan dan targettarget dapat dicapai sesuai dengan waktu yang diharapkan. Job description yang jelas dan pasti yang harus dilakukan pun bukan berarti bahwa masing-masing orang harus stick terhadap bagian kerjanya sendiri dan tidak bisa saling tukar atau dalam bahasa Hamilton, saling tumpang tindih pekerjaan. Jadi job description di sini hanya menjadi acuan kerja-kerja semacam apa yang perlu dilakukan oleh para pengelola jakartabeat.net agar target dalam jangka waktu terdekat terpenuhi. Penambahan jumlah pengelola jakartabeat.net memiliki signifikansi yang cukup tinggi mengingat ada banyak hal yang sebenarnya bisa dicapai oleh jakartabeat.net ke depannya, plus banyaknya harapan dan mimpi yang masih ingin diraih oleh pendiri dan pengelola jakartabeat.net sendiri. Kekuatan yang dimiliki secara internal sangat mendukung untuk mencapai semua hal tersebut, begitu juga dengan peluang-peluang yang masih terbuka dengan lebarnya dan siap untuk dioptimalkan. Yang dibutuhkan kemudian adalah tenaga dan energi untuk menggarap peluang-peluang yang ada dengan memanfaatkan secara maksimal kekuatan yang dimiliki. Strategi ketiga yang harus dilakukan oleh Jakartabeat.net adalah melakukan inovasi dalam pengembangan. Hal yang dapat dilakukan oleh Jakarabeat.net semisal melakukan kegiatan off-air di mana di sana Jakartabeat.net merangkul pembaca-pembaca setia-nya dalam berbagai bentuk acara musik atau semacamnya. Hal ini tentu dapat menggalang rasa memiliki terhadap Jakartabeat.net sehingga mereka tidak berhenti membaca atau berpindah ke media lain. Di samping pengelolaan yang profesional, strategi keempat untuk mengembangkan jakartabeat.net dan mempertahankan eksistensinya adalah mengatasi permasalahan finansial dengan mencari mencari dana untuk memenuhi kebutuhan produksi juga untuk menunjang keberlanjutan hidup jakartabeat.net tanpa harus terus menggantungkan pada dana pribadi dari dua pengelola utama jakartabeat.net. Tentu ada banyak cara untuk mendapatkan dana ini tanpa harus mengingkari sifat dan karakter media alternatif yang tidak economy oriented. Jadi, dana hanya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan media dan bukan untuk keuntungan. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi persoalan finansial ini adalah dengan melibatkan audiens, yaitu dengan menjaring donatur. Donasi kerap kali dilakukan oleh berbagai web nirlama, hal yang juga pernah dilakukan oleh Wikipedia.com
Fajar Andikasatria - Strategi Jakartabeat.net untuk... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 21 of 25
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
Kesimpulan Merujuk pada apa yang telah dipaparkan dalam BAB IV, pertanyaan penelitian penelitian ini dan pada apa yang telah dibahas sebelumnya penalaran metode analisis SWOT demi menjawab pertanyaan penelitian. Berikut penjabaran SWOT yang diformulasikan dari bab pembahasan. Simpulan dibagi menjadi lima bagian penjelasan, Strength (S), Weakness (W), Opportunity (O), dan Thread (T) dan strategi-strategi yang bisa dilakukan Jakartabeat.net dalam mempertahankan eksistensinya serta untuk mengembangkan jakartabeat.net ke depannya. Kekuatan – Strength (S) Sebagai sebuah media alternatif, jakabrtabeat.net memiliki beberapa hal dan karakter yang menjadi kekuatan dan mampu menjadi senjata dalam mempertahankan eksistensinya ke depan melalui pengelolaan yang tepat. Hal yang jelas tampak dari jakartabeat.net sebagai media alternatif tentunya adalah pada hal content (isi) yang ditawarkan dan bentuk dari Jakartabeat.net berupa web, yang dengan segala kelebihannya dalam hal aksesibilitas membuat hampir semuanya berjalan dengan mudah . Kelemahan – Weakness (W) Isu yang diangkat oleh jakartabeat.net dalam berbagai tulisannya rata-rata merupakan sebuah resistensi atas mainstream. Walaupun begitu, ternyata apa yang tertulis dalam jakartabeat.net pun tidak benar-benar mengakomodir suatu materi alternatif dari mainstream dengan baik, karena materi yang dibahas dalam jakartabeat.net pun cenderung hanya berada pada satu point-of-view tertentu Hal yang kemudian menciptakan suatu ruang yang tidak bebas akses, atau semacam eksklusifitas atas segmentasi tertentu.
Kesempatan – Opportunity (O) Dari berbagai kesempatan (Opportunity) yang dibahas Sedikitnya ada beberapa titik tolok peluang yang dimiliki jakartabeat.net yang berhasil dianalisis penulis, yaitu isu yang masih belum banyak disentuh oleh jakartabeat.net dan menunggu untuk dibahas. Titik Peluang yang menjadi catatan penulis berhubungan dengan bentuk jakartabeat.net yang online dan berupa situs (web). Konsep teknologis dalam bentuk web membuat kemungkinan pengembangan jakartabeat.net menjadi sangat lebar, karena dapat menyesuaikan dengan teknologi web itu sendiri, yang hingga saat ini juga masih berkembang.
Fajar Andikasatria - Strategi Jakartabeat.net untuk... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 22 of 25
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
Selain hal itu adalah pengelolaan manajemen yang baik belum
peluang untuk
menjadi lebih besar dan baik melalui pengelolaan yang lebih baik bagi jakartabeat.net. Selanjutnya, yang menjadi peluang besar dan belum dimanfaatkan secara maksimal oleh jakartabeat.net adalah peluang acara-acara/kegiatan-kegiatan offline.
Ancaman – Thread (T) Ancaman yang harus diantisipasi jakartabeat.net dalam proses pengembangan website ke depannya adalah ancaman inkorporasi dari media mainstream. Ancaman dari media sejenis yang dapat dengan mudah muncul karena notabene adanya kemudahan pembuatan zine online. Ancaman yang terakhir merupakan ancaman yang paling jelas bisa diprediksi dan mungkin menjadi ancaman dan semua media non pasar adalah ancaman finansial. Strategi Berdasarkan pembahasan perihal SWOT yang dilakukan di bagian sebelumnya, adaempat strategi besar yang dapat dirumuskan untuk mempertahankan eksistensi jakartabeat.net sekaligus pengembangan jakartabeat.net, yaitu: perluasan wacana pada tulisan-tulisan dalam jakartabeat.net; pengelolaan secara profesional dengan menambah jumlah pengelola sehingga energi yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan awal didirikannya jakartabeat.net serta target-target yang ingin diraih dapa memadai; pengayaan kegiatan offair guna mengikat kedekatan dengan pembaca setia jakartabeat.net; dan mengatasi permasalahan finansial dalam tubuh jakartabeat.net melalui penjaringan donatur dari para pembaca setia (loyal audiences) jakartabeat.net.
Fajar Andikasatria - Strategi Jakartabeat.net untuk... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 23 of 25
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
Daftar Pustaka Abrar, Ana Nadhya. 1997. Bila Fenomena Jurnalisme Direfleksikan. Jakarta; Pustaka Sinar Harapan Alexander, Alison, James Owers, Rod Carveth, C. Ann Hollifield dan Albert N Greco, eds. 2004. Media Economic: Third Edition. London: Lawrence Erlbaum Associates Atton, Chris. 2002. Alternative Media. New Delhi: Sage Publication Bungin, Burhan, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Denzin, Norman K, dan Yvona S. Lincoln, Eds. 2009. Handbook of Qualitative Research. Terj Dariyanto, dkk. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar Djuroto, Totok. 2002. Manajemen Penerbitan Pers. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Dominick, Joseph R. 2009. The Dynamics Of Mass Communication: Media in the Digital Age, Tenth Edition. New York: McGraw-Hill Grant, Robert M. 1999. Analisis Strategi Kontemporer: Konsep, Teknik, Aplikasi. Terj Thomas Secokusumo. Jakarta: Erlangga Guedes, Olga, Bart Cammaert, Nico Capentier. 2008. Understanding Alternative Media. New York: Open University Press Hoskins, Colin, Stuart McFadyen, Adam Finn. 2004. Media Economics. London: Sage Publication McQuail, Denish. 1983. Mass Communication Theory: An Introduction. New York: Sage Publication Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Mulyana, Deddy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya O’Sullivan, Tim, Brian Dutton and Philip Rayner. 1994. Studying The Media: An Introduction. London: Edward Arnold Romli, Asep Syamsul. 2005. Jurnalistik Terapan. Bandung: Batic Press Straubhaar, Joseph, Robert LaRose and Lucinda Davenport. 2008. Media Now: Understanding Media, Culture and Technology, Sixth Edition. California: Wadsworth Takwin, Bagus. Akar-akar Ideologi: Pengantar Kajian Konsep Ideologi dari Plato hingga Bourdieu. Jakarta: Jalasutra
Sumber Penunjang : Vermonte, Taufiqurrahman, dll. 2011. Jakartabeat.net. Kumpulan Tulisan Pilihan 20092010. Bandung: Multimedia Jakartabeat.net Fajar Andikasatria - Strategi Jakartabeat.net untuk... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 24 of 25
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vo.1., No.1 (2012)
Fajar Andikasatria - Strategi Jakartabeat.net untuk... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 25 of 25