STRATEGI HUBUNGAN MASYARAKAT PONDOK PESANTREN MODERN UMMUL QURO AL-ISLAMI DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PESERTA DIDIK PASCA TRAGEDI KERACUNAN
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh : AHMAD MAULANA RIZKY NIM. 1111051000018
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 M/1437 H
ABSTRAK Nama : Ahmad Maulana Rizky NIM : 1111051000018 Judul : Strategi Hubungan Masyarakat Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al- Islami dalam Meningkatkan Jumlah Peserta Didik Pasca Tragedi Keracunan Banyak pesantren yang tersebar di Indonesia, mulai dari pesantren yang masih tradisional hingga sekarang banyak bermunculan pesantren modern. Salah satuya adalah Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami. Namun, sejalannya Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami berkembang terjadi musibah. Musibah yang menimpa para santri dan ustadz yaitu musibah wabah muntaber atau keracunan. Hal tersebut menjadi salah satu alasan untuk diteliti lebih dalam karena pasca terjadi musibah tersebut peserta didik menurun dan hingga kemudian meningkat kembali dengan adanya strategi humas. Hubungan Masyarakat Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami merupakan salah satu divisi yang berperan penting terkait meningkatnya jumlah peserta didik. Maka dari itu, terdapat dua point penting permasalahan yang akan dijawab dalam penelitian ini. Pertama, bagaimana strategi hubungan masyarakat Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami dalam meningkatkan jumlah peserta didik pasca tragedi keracunan? Kedua, langkah-langkah apa yang dilakukan Humas dalam menerapkan strategi untuk meningkatkan jumlah peserta didik? Menurut Ahmad. S Adnanputra strategi humas adalah alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan humas dalam rangka suatu rencana humas. Humas bertujuan untuk menegakan dan mengembangkan suatu citra yang menguntungkan bagi organisasi terhadap khalayak sasaran yang terkait yaitu public internal dan eksternal (Rosady Ruslan : 2002). Terdapat model perencanaan humas yang sudah diterima oleh para praktisi humas professional yaitu pengenalan situasi, penetapan tujuan, definisi khalayak, pemilihan media teknik-teknik humas, perencanaan anggaran, dan pengukuran hasil (Frank Jefkins :1998) dalam hal ini, meningkatnya peserta didik atas kebijakan humas pesantren. Pemaparan masalah ini disajikan dengan bentuk penelitian kualitatif di mana masalah ini lebih menekankan kepada pengembangan teori yang ada dengan penelitian di lapangan dan menghasilkan data-data yang bersifat deskriptif. Strategi humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami dalam meningkatkan jumlah peserta didik yaitu terdapat empat kegiatan. Yang pertama, mengadakan pesantren kilat di pelosok desa untuk menyebarkan syiar pesantren sekaligus mempromosikan pesantren. Kedua, mengadakan sunatan massal dan santunan anak yatim kepada penuduk sekitar pesantren agar terciptanya hubungan baik. Ketiga, mengadakan perlombaan antar sekolah sejabodetabek untuk mengambangkan bakat santri. Keempat, membuat jaringan alumni perregional untuk menjadikan para alumni sebagai duta pesantren di kota asal mereka dan mengadakan kegiatan sosial yang sekaligus mempromosikan keberadaan pesantren. Kata kunci: Pesantren, Strategi, Humas, Peserta Didik. i
KATA PENGANTAR Bismillahirahmanirrahim Assalamu’alaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, berkah, pertolongan, hidayah serta kemudahanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shawalat serta salam juga tak lupa senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan seluruh keluarga, para sahabat, serta para pengikutnya sampai akhir zaman. Syukur allhamdulillah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Hubungan Masyarakat Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami dalam Meningkatkan Jumlah Peserta Didik Pasca Tragedi Keracunan” yang disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Strata 1 (S1), di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama masa penelitian, penyusunan, penulisan, sampai masa penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. H. Arief Subhan, M.A. Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Suparto, M. Ed. Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, Dr. Hj. Raudhonah, M. Ag, serta Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan, Dr. Suhaimi, M. Si.
ii
2. Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Drs. Masran, MA. Serta Sekertaris Jurusan Fita Fathurrokhma M.Si yang telah membantu peneliti. 3. Dosen Pembimbing, Drs. Wahidin Saputra, MA yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan, memberikan banyak pelajaran, memberi pengarahan dan menyemangati penulis dengan kesabaran membaca berkali-kali teks ini, untuk dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik. 4. Seluruh dosen pengajar akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu-ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis. 5. Terima kasih kepada dosen penasehat akademik KPI A 2011 Artiarini Puspita Arwan, M. Psi yang telam membantu dan mengarahkan saya dan teman-teman KPI A selama masa perkuliahan. 6. Segenap staff Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi yang telah menyediakan buku serta fasilitas lainnya sehingga penulis mendapat banyak referensi dalam penelitian ini. 7. Kedua orang tua terhebat Bapak dan Mamah yang selalu menyemangati penulis Bapak Fahrurozi dan Mamah Siti Rochana tercinta yang memacu penulis untuk segera menyelesaikan pendidikan sarjana ini. Terima kasih Bapak dan Mamah untuk segala doa, dan nasehatnya yang tiada henti diberikan untuk ku. 8. Untuk Nenek dan Kakek tercinta yang selalu menyemangati penulis dengan menyuruh selalu beribadah kepada sang pencipta agar diberi kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.
iii
9. Untuk kakak dan Adik terbaik yang selalu memotivasi untuk menyelesaikan skripsi. Untuk kakak Fahriana S.Pd.I dan adik Ahmad Kamil terima kasih atas segala ketulusan doa dan dukungannya kepada penulis, serta cinta dan kasih sayangnya yang selalu menjadi penyemangat utama dalam penulisan skripsi ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Serta ponakan termanja Rista Kurnia Sari yang selalu menanyakan perkembangan skripsi saya. Agar lekas bekerja. Yang membuat penulis jadi giat untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 10. Untuk Ustadzah Fitri, Ustad Dicky Mulyanto, Ustad Sugiharto, Ustad Agus Ali yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membantu dalam proses penelitian ini. 11. Teman seperjuangan dalam penelitian ini yang selalu menjadi tempat berkeluh kesah, marah, kesal, senang, bangga, dari mulai mencari judul, seminar proposal dan ketika mengerjakan skripsi yaitu, Angki Chandra Rusnianto, Muhammad Ardiansyah dan Azis Novtian Lubis. 12. Sahabat-sahabat di rumah penulis yang banyak membantu penulis dalam penelitian ini, Jehan Andrian, Afriza Dwi Prayoga, Muhamad Afriza S.KOM, Muhammad Tio Ayudi Damar Jati, Arie Cahyadi, Tasya Syifarani, dan Janica Ayu Devita. Mereka yang selalu memberikan semangat yang tak putus-putus kepada penulis semenjak penulis baru berniat ingin menggarap skripsi hingga hari ini. 13. Sahabat Lailatul Qodar Syifa Awaliyah S.Kom.I, Dewi Amelia S.Kom.I, Muhammad Ardiansyah, Fitri Fauziah S.Kom.I, Fauziah S.Kom.I, Putri Hadiyati S.Kom.I, Fathi Mulki Robani, Listia Guntari, dan Angki Chandra Rusnianto yang selalu setia menemani hari-hari penulis selama duduk di bangku perkuliahan hingga
iv
hari ini, yang selalu mau meluangkan waktunya untuk menemani penulis menghilangkan segala kepenatan. 14. Shanggupin, perkumpulan tak disengaja di sebuah instansi yang membuat kita semakin akrab, meskipun kami berbeda kampus Dede Rifa’atul Mahmudah S.Sos, Indi Nur Puspita Sari, Yunita Kusumawati S.E, Annisa Novitri, Dewi Amelia S.Kom.I, Angki Chandra Rusnianto, Ahmad Fauzi S.Kom.I dan Muhamad Afrzia S.KOM mereka yang selalu menanyakan kapan sidang sehingga memacu semangat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini secepatnya. 15. Terimakasih kepada sahabat MAN 4 RMBI Jakarta angkatan 2011 Dulyatori, Hore Team dan CBLRS, Cikho Fibri Pratama, Ahmad Hidayat Kurniawan, Rizky Ana Awlijen, Mahfazhul Muharrom, Mahsa Al-Mira, Muhammad Zaky Ihsani S.Hum, Fauzi Hernawan, Alie Murtadho S.Pd, Qonitya Nabillah, Fitri Indriani, Rand Rasyid S.Kom.I, Haleisya S.S, Bunga Mulya Miranti S.E, Mala Hayati S.T, mereka yang selalu memacu untuk cepat menyusun skripsi untuk mengejar mereka semua, karena selalu bertanya mengenai skripsi. Yang membuat penulis menjadi semangat untuk menyusun skripsi tersebut. 16. Seluruh Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2011, khususnya rekan-rekan dari KPI A, yang telah memberikan banyak kenangan, motivasi, serta bantuannya selama proses perkuliahan dan proses penyelesaian skripsi ini. 17. Teman-teman KKN Germandes, yang selama satu bulan tinggal bersama dalam suka dan duka. Terimakasih untuk pengalaman berharganya.
v
18. Semua pihak yang telah berjasa dalam proses penelitian yang tidak bisa di sebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membalas segala kebaikan, ketulusan dan bantuan semua pihak yang banyak. Wassalamualaikum Wr. Wb
Ciputat, Maret 2016
Penulis
vi
DAFTAR ISI ABSTRAK ............................................................................................................................i KATA PENGANTAR ..........................................................................................................ii DAFTAR ISI.........................................................................................................................vii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................1 B. Pembatasan dan Perumasan Masalah...................................................................3 C. Tujuan Penelitian .................................................................................................4 D. Signifikasi Penelitian ...........................................................................................5 E. Metodelogi Penelitian ..........................................................................................5 1. Paradigma Penelitian .....................................................................................5 2. Pendekatan Penelitian ....................................................................................6 3. Metode Penelitian ..........................................................................................6 4. Subjek dan Objek Penelitian ..........................................................................6 5. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................7 6. Teknik Analisi Data .......................................................................................8 F. Tinjauan Pustaka ..................................................................................................8 G. Sistematika Penulisan ..........................................................................................9
ix
BAB II KERANGKA TEORI A. Strategi .................................................................................................................11 1. Pengertian Strategi .........................................................................................11 2. Tahapan Strategi ............................................................................................13 3. Faktor Yang Berpengaruh dalam Sistem Startegi ..........................................15 B. Humas dan Ruang Lingkupnya ............................................................................17 1. Pengertian Humas ..........................................................................................17 2. Macam-macam Humas ..................................................................................21 3. Peran Humas ..................................................................................................24 C. Strategi Humas .....................................................................................................26 1. Pengertian Strategi Humas .............................................................................26 2. Komponen Pembentuk Startegi Humas .........................................................28 3. Tahapan-tahapan dalam Kegiatan Humas .....................................................30 D. Peserata Didik ......................................................................................................36 E. Keracunan ............................................................................................................37 BAB III GAMBARAN UMUM A. Sejarah Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami ...............................39 B. Visi dan Misi Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami......................44 C. Logo Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami ...................................44 D. Kegiatan Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami .............................47 E. Struktur Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami ..............................49 F. Fungsi dan Tugas Humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami...53
ix
BAB IV ANALISIS DAN TEMUAN DATA A. Strategi Humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami dalam Meningkatkan Jumlah Peserta Didik ...................................................................55 B. Langkah-langkah Humas dalam Meningkatkan Jumlah Peserta Didik ...............57 C. Efektifitas Strategi yang Diterapkan Humas........................................................71 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ..........................................................................................................75 B. Saran ....................................................................................................................76 DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................78 LAMPIRAN....................................................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 .............................................................................................................................44 Gambar 4.1 .............................................................................................................................58 Gambar 4.2 .............................................................................................................................60 Gambar 4.3. ............................................................................................................................61 Gambar 4.4 .............................................................................................................................62 Gambar 4.5 .............................................................................................................................68
x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pondok Pesantren merupakan suatu sarana pendidikan formal yang ada di Indonesia. Pondok Pesantren tidaklah berbeda dengan sekolah pada umumnya, hanya saja pesantren tidak hanya belajar mengenai pelajaran eksak, sosial, dan pelajaran umum lainnya. Akan tetapi juga mendalami pelajaran agama seperti fiqih, aqidah akhlak, Quran Hadist, bahasa Arab, menghafal Al-Quran, kitab kuning dan lainnya yang bersifat agamis. Banyak pesantren yang tersebar di Indonesia, mulai dari pesantren yang masih tradisional hingga sekarang banyak bermunculan pesantren modern. Salah satuya adalah Pondok Pesantren Modern Ummul Quro AlIslami. Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami secara geografis terletak di kampung Banyusuci desa Leuwimekar, Kecamatan Leuwiliang, Bogor, Jawa Barat. Pesantren ini salah satu pesantren modern yang berdiri pada tanggal 21 Juli 1993 atau bertepatan dengan 1 Muharram 1414 H. Sekarang menjadi pesantren dengan santri terbanyak di wilayah Bogor Barat. Tercatat pada tahun pelajaran 2011-2012 jumlah santri/santriwati mencapai angka 3450 orang. Padahal pada tahun 1994 saat membuka kelas pertama untuk jenjang Tsanawiyah, hanya ada 20 orang santri yang mendaftar. Pemimpin dari Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami adalah KH. Helmy Abdul Mubin, Lc. Beliau adalah seorang ulama yang berasal dari kepulauan Madura Jawa Timur. Alumni Pesantren Modern
1
2
Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur dan beliau meraih gelar sarjananya dari University of Medina, Saudi Arabia. Namun, sejalannya Pondok Pesantren Modern Ummul Quro AlIslami berkembang ada musibah yang datang. Musibah yang menimpa para santri dan ustadz yaitu musibah wabah munataber atau keracunan yang membuat pemimpin Pondok Pesantren Modern Ummul Quro AlIslami ini diuji kesabaranya. Ratusan santri berjatuhan akibat terjangkit penyakit wabah keracunan atau muntaber tepatnya pada 18, September 2005. Ratusan santri dan ustad banyak dilarikan ke rumah sakit daerah Bogor dan sekitarnya. Bahkan ada satu santri meninggal dunia akibat musibah yang besar itu. Mengenai berita wabah muntaber ini sudah sampai ke media dan kalangan masyarakat sekitar. Berita mengenai wabah muntaber atau keracunan tersebut tentu membuat citra pesantren ini menjadi menurun. Hal ini dapat dilihat jumlah minat santri yang ingin bersekolah di Pesantren tersebut berkurang. Pada saat pasca tragedi keracunan pada tahun 18 September 2005 santri putra kelas 1 Tsaniwiyah berkurang. Yang awalnya kelas 1 Tsanawiyah berjumlah 5 kelas menjadi 3 kelas. Banyak para santri yang keluar atau pindah sekolah dari Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami pasca tragedi keracunan. Bahkan tercatat selama 3 tahun terakhir pasca tragedi keracunan peminat santri baru berkurang. Akan tetapi walaupun diterpa dengan musibah yang sangat mengejutkan ini, Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami bangun secara perlahan. Bahkan hingga saat ini Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami masih berkembang
3
baik bukan hanya dalam bidang pendidikan, tetapi juga prestasi dan lainlain. Tentunya Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami bisa tetap berdiri dan berkembang walaupun diterpa musibah dan berita seperti ini tak luput dari strategi komunikasi Humas yang dilakukan oleh pihak Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami. Sesuai dengan pengertian dari Hubungan Masyarakat adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur seorang individu atau sebuah organisasi berdasarkan kepentingan publik, dan menjalankan suatu program untuk mendapatkan pengertian dan penerimaan publik.1 Dari latar belakang yang penulis paparkan di atas, penulis merasa penting untuk meneliti mengenai strategi komunikasi Hubungan Masyarakat yang dilakukan oleh pihak Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami untuk meningkatkan jumlah peserta didik pasca terjadinya musibah tersebut. Oleh karena itu penulis mengajukan penelitian dengan judul “Strategi Hubungan Masyarakat Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami dalam Meningkatkan Jumlah Peserta Didik Baru Pasca Tragedi Keracunan.” B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah ini dilakukan untuk dapat mempermudah penulis dalam memusatkan perhatian pada masalah yang akan dikaji dalam 1
H. Frazier Moore, .Humas Membangun Citra dengan Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset), h. 6.
4
penelitian ini. Adapun pembatasan masalah yang dilakukan peneliti adalah Humas pada Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami untuk meningkatkan jumlah peserta didik pasca tragedi keracunan pada tahun 2009 sampai dengan 2015. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana strategi Hubungan Masyarakat Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami dalam meningkatkan jumlah peserta didik pasca tragedi keracunan? 2. Langkah-langkah apa yang dilakukan humas dalam menerapkan strategi untuk meningkatkan jumlah peserta didik? 3. Bagaimana efektifitas dari strategi yang diterapkan humas? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan batasan dan rumusan masalah di atas, maka penulis bertujuan untuk: 1. Mengetahui bagaimana strategi hubungan masyarakat yang dilakukan oleh pihak Pondok Pesantren Modern Ummul Quro AlIslami untuk meningkatkan jumlah peserta didik pasca tragedi keracunan tersebut. 2. Untuk mengetahui langkah-langkah apa saja yang dilakukan Humas dalam menerapkan strategi untuk meningkatkan jumlah peserta didik.
5
3. Untuk mengetahui bagaimana efektifitas dari strategi yang diterapkan oleh humas pondok pesantren. D. Signifikansi Penelitian 1. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai sumber informasi dan referensi karya ilmiah di bidang komunikasi dan tentunya diharapkan dapat memberikan kontribusi positif pada kajian selanjutnya serta menambah referensi keilmuan yang fokus pada strategi komunikasi Hubungan Masyarakat atau Public Relations. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan menjadi masukan positif yang juga dapat menambah wawasan teoritis maupun praktis dalam bidang Hubungan Masyarakat atau Public Relations, khususnya mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam. E. Metodologi Penetian 1. Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivisme. Realitas diangggap sebagai hasil konstruksi berpikir dari kemampuan seseorang. Pengamatan merupakan hasil dari pengamatan indra peneliti terhadap apa yang diteliti.2 Perlu tercipta interaksi antara peneliti dan yang diteliti, agar mampu merekonstruksi realitas yang diteliti melalui metode kualitatif.3
2
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013) h. 49-50. 3 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma, dan Discourse Teknologi Komunikasi di Masyarakat, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h.238.
6
Sehingga paradigma konstruktivis dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui penulis dalam meneliti strategi komunikasi hubungan masyarakat yang dilakukan oleh pihak Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami untuk meningkatkan jumlah peserta didik pasca tragedi keracunan tersebut. 2. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yakni prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati dan perilaku yang diamati. Kemudian penulis terjun ke lapangan dengan teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus. Studi kasus adalah suatu metode penelitian yang menjelaskan serta mengeksplorasi suatu fenomena dengan menggunakan data dari berbagai sumber dan mengaitkannya dengan teori tertentu dengan menggunakan analisis mendalam, yang dilakukan secara lengkap dan teliti terhadap seorang individu, keluarga, kelompok, lembaga, atau unit sosial lainnya. 4. Subjek dan Objek Penelitian Dalam penelitian ini, subjek penelitian adalah Hubungan Masyarakat atau public relations dari Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al- Islami. Objek penelitian dari penelitian ini adalah strategi komunikasi hubungan masyarakat yang dilakukan oleh pihak Pondok
7
Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami untuk meningkatkan jumlah peserta didik pasca tragedi keracunan tersebut. 5. Teknik Pengumpulan Data Teknik
pengumpulan
data
adalah
langkah-langkah
untuk
mendapatkan data dalam sebuah penelitian. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: a. Observasi Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan panca indra mata sebagai alat bantu utamanya selain panca indra lainnya seperti telinga, mata, hidung idah, dan kulit. Yang dimaksud metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian, data-data penelitian ini dapat diamati oleh penulis. Dalam arti bahwa data tersebut dihimpun melalui pengamatan penulis melalui penggunaan panca indra.4 Tindakan lebih lanjut dilakukan dengan mengadakan kunjungan ke Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al- Islami untuk mencatat apa yang penulis perlukan, terutama untuk mendapatkan informasi seputar strategi komunikasi hubungan masyarakat yang dilakukan oleh pihak Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami untuk meningkatkan jumlah peserta didik pasca tragedi keracunan tersebut. b. Wawancara Wawancara
adalah
percakapan
dengan
maksud
tertentu,
percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang 4
h. 134.
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Raja Graffindo, 2006),
8
mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.5 Dalam penelitian ini saya akan mewawancarai Humas dari Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami dalam meningkatkan peserta didik pasca tragedi keracunan. Untuk mengetahui strategi apa saja yang dilakukan oleh Humas tersebut. c. Dokumentasi Dokumentasi merupakan pencarian data yang berupa catatancatatan resmi, surat kabar, majalah, transkip, agenda, serta foto-foto dari Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami yang merupakan sumber data potensial yang menyangkut strategi komunikasi hubungan masyarakat yang dilakukan oleh pihak Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami untuk meningkatkan jumlah peserta didik pasca tragedi keracunan tersebut. 6. Teknik Analisis Data Langkah terakhir dalam pengolahan data yaitu analisis data. Analisis data adalah tahap di mana semua data yang sudah diperoleh dari observasi, wawancara, dan dokumentasi kemudian digabungkan dan dianalisis sehingga
mendapatkan
kesimpulan
deskriptif
dan
ditinjau
atau
disinambungkan dengan teori yang relevan sehingga menjadi buah hasil penelitian. F. Tinjauan Pustaka Dalam penyusunan skripsi ini, langkah awal yang dilakukan penulis adalah mengkaji terlebih dahulu penelitian-penelitian terdahulu yang memiliki 5
103.
Lexy J. Moloeng, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya. 2001), h.
9
kemiripan dengan penelitian yang ada di perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun skripsi yang ditemukan yaitu: 1. Skripsi dari Noflim Trisna Ayuningsih Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul “Strategi
Public
Relations
PT.
Bank
BRI
Syariah
dalam
Mempromosikan Produk Tabungan Faedah” tahun 2014. 2. Skripsi Adam Noor Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul “Strategi Komunikasi Public Relation Mizan Amanah dalam Meningkatkan Minat Donatur” tahun 2014 G. Sistematika Penulisan Dalam penulisan penelitian ini terdapat sistematika penulisan yang tertata dan terpola agar penulisan dapat terorganisir dengan baik. Berikut adalah sistematika penulisan penelitin ini: BAB I:
Berisi
tentang
pendahuluan
yang
mengungkapkan
tentang
fenomena yang melatar belakangi penelitian ini di mana di dalamnya terdapat: latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pusataka dan sistematika penulisan. BAB II:
Berisi tentang landasan teori yang di dalamnya mencakup konseptualisasi dan teori pembuatan penelitian. Konseptualisasinya menjelaskan tentang strategi komunikasi hubungan masyarakat yang dilakukan oleh pihak Pondok Pesantren Modern Ummul Quro
10
Al-Islami untuk meningkatkan jumlah peserta didik pasca tragedi keracunan tersebut dan teorinya adalah teori citra. BAB III: Bab ini fokus membahas tentang profil Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al- Islami. Tentang sejarah berdirinya, visi dan misi, serta pendidikan di dalam lingkungan Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al- Islami. BAB IV: Merupakan inti atau hasil dari penelitian yang di dalamnya berisi tentang penyajian data penelitian yang berkaitan dengan objek penelitian yaitu deskripsi mengenai strategi hubungan masyarakat yang dilakukan oleh pihak Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami untuk meningkatkan jumlah peserta didik pasca tragedi keracunan. BAB V:
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian, saran-saran, juga lampiran yang nanti akan dicantumkan.
BAB II KERANGKA TEORI A. Strategi 1. Pengertian Strategi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus”. Strategi menjadi bagian terpadu dari suatu rencana dan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan. Perencanaan yang cermat dan matang merupakan strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan suatu organisasi atau program kegiatan. Kegiatan yang dilakukan tidak akan tercapai dengan baik tanpa adanya strategi dan perencanaan yang digunakan. Strategi apa dan bagaimana yang digunakan untuk mencapai tujuan atau sasaran yang diinginkan.1 Strategi secara etimologi, Istilah strategi berasal dari kata Yunani Strategi (stratos = militer; dan ag= memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jendral. Konsep ini relavan dengan situasi zaman dulu yang sering diwarnai perang, di mana jendral dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang agar dapat selalu memenangkan perang. Strategi juga bisa diartikan sebagai suatu rencana untuk pembagian dan penggunaan kekuatan militer dan material pada daerah-daerah tertentu untuik mencapai tujuan tertentu. Strategi militer berdasarkan pada pemahaman akan kekuatan dan penempatan posisi lawan, karakteristik fisik medan perang, kekuatan dan karakter sumber daya yang tersedia,
1
Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), cet ke 4
11
12
sikap orang-orang yang menempati territorial tertentu, serta antisipasi terhadap setiap perubahan yang mungkin terjadi.2 Menurut J. L. Thomposon yang dikutip oleh Oliver, strategi adalah langkah – langkah yang diambil untuk mencapai tujuan sebuah organisasi atau perusahaan.3 Sedangkan menurut Onong Uchayana Effendy dalam bukunya Ilmu Komunikasi Teori dan praktek, strategi pada dasarnya adalah sebuah perencanaan untuk mencapai suatu tujuan. Tidak hanya berfungsi sebagai pengarah, tetapi juga dapat menunjukan cara kerjanya.4 Menurut Stephen Robbins (1990) mendefinisikan strategi sebagai penentuan tujuan jangka panjang perusahaan dan memutuskan arah tindakan serta mendapatkan sumber-sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan, baik tujuan jangka panjang maupun jangka pendek yang dijalankan suatu organisasi, dalam menjalankan strategi perlu adanya tindakan-tindakan yang dilakukan dan sumber-sumber yang menjadi faktor pendorong dalam mewujudkan tujuan.5 Sedangkan menurut William F. Gluek strategi adalah rencana yang dipersatukan secara komprehensif terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi perusahaan atau lembaga terhadap tantangan lingkungan dan dirancang untuk meyakinkan bahwa sasaran dasar perusahaan akan dicapai dengan pelaksanaan yang tepat oleh organisasi tertentu.6 Setiap organisasi satu dengan organisasi lainnya memiliki perbedaan dalam pemikirian maupun stategi yang diterapkan. Pembuatan strategi 2
Setiawan Hari Purnomo dan Zulkiefli Mansyah, Manajemen Strategi, Sebuah Konsep Pengantar, (Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI, 1999), h.8. 3 Sandra Oliver, Public Relaion Strategy, (Jakarta:Erlangga, 2007), h.2. 4 Onong Uchyana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992), h.32. 5 Morrisan, Pengantar Public Relations Strategi Menjadi Humas Professional, (Jakarta: Ramdina Prakasa, 2006), hlm. 134. 6 Harimurti Krida Laksana, Kamus Sinonim Bahasa Indonesia, (Jakarta: Nusa Indah, 1981), hal.173.
13
umumnya menggunakan tiga tingkat, yaitu tingkat korporasi, unit bisnis, dan tingkat operasional. Strategi antara berbagai tingkat dalam suatu organisasi harus konsisten agar terciptanya keseimbangan. Oleh karena itu, peran humas adalah untuk memastikan bahwa konsistensi diterapkan secara menyeluruh, yang oleh politisi Inggris Peter Mandelson disebut sebagai on massage.7 Peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa strategi merupakan salah satu faktor penting dalam suatu program yang akan dijalankan oleh pihak humas. Agar fokus dalam menjalankan suatu misi secara terstruktur. Strategi juga merupakan suatu prinsip yang menggerakan dari tahap yang berada saat ini ke tahap yang diinginkan. Apabila strategi yang diterapkan sesuai dengan tujuan dan dijalankan dengan baik, maka segala sesuatunya akan berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang diharapkan. 2. Tahapan Startegi Ada tiga tahapan dalam mencapai tujuan strategi yang diinginkan, yaitu perumusan strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi. Penjelasnnya sebagai berikut : a. Perumusan Strategi Dalam perumusan strategi, konseptor harus memepertimbangkan mengenai peluang dan ancaman eksternal, menetapkan kekuatan dan kelemahan secara internal, menetapkan suatu objektifitas, menghasilkan strategi alternative dan memilih strategi yang dilaksanakan. Perumusan strategi berusaha menemukan masalah-masalah yang terjadi dari peristiwa
7
Sandra Oliver, Public Relaion Strategy, (Jakarta:Erlangga, 2007), h.3.
14
yang ditafsirkan berdasarkan konteks kekuatan, kemudian mengadakan suatu
analisis
mengenai
kemungkinan-kemungkinan
serta
memperhitungkan pilihan-pilihan dan langkah langkah yang dapat diambil dalam rangka gerak menuju kepada tujuan tersebut8 b. Implementasi Strategi Setelah merumuskan dan memilih strategi yang ditetapkan tersebut, dalam tahap pelaksanaan strategi yang telah dipilih sangat membutuhkan komitmen dan kerja sama dari seluruh unit, tingkat dan anggota organisasinya. Tanpa adanya komitmen dan kerja sama dalam pelaksanaan strategi, maka proses formulasi dan analisis strategi hanya akan menjadi impian yang jauh dari kenyataan. Implementasi startegi bertumpu pada alokasi dan pengorganisasian sumber daya yang ditampilkan melalui penetapan struktur organisasi dan mekanisme kepemimpinan yang dijalankan bersama budaya perusahaan dan organisasi.9 c. Evaluasi Strategi Tahap akhir dari strategi adalah evaluasi implementasi strategi. Evaluasi menjadi tolak ukur untuk strategi yang akan dilaksanakan kembali oleh suatu organisasi dan untuk memastikan sasaran yang telah dicapai untuk menetapkan tujuan berikutnya. Ada tiga macam hal mendasar untuk mengevaluasi strategi, yakni :
8
Ali Mutopo, Strategi Kebudayaan, (Jakarta: Center for strategic and International-studies-CSIS, 1978). h.23. 9 Mutopo, Strategi Kebudayaan, h.24.
15
1) Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi. Adanya perubahan yang ada akan menjadi satu hambatan dalam pencapaian tujuan, begitu pula dengan factor internal yang diantaranya strategi tidak efektif atau hasil implementasi buruk dapat berakibat buruk pula bagi hasil yang dicapai. 2) Mengukur persentasi (membandingkan hasil yang akan diharapkan dengan kenyataan). Prosesnya dapat dilakukan dengan menyelidiki penyimpangan dari rencana, mengevaluasi prestasi individual dan menyimak kemajuan yang dibuat kearah pencapaian
sasaran
yang
dinyatakan.
Kriteria
mengevaluasi strategi harus dapat diukur dan
untuk mudah
dibuktikan, kriteria yang mengungkapkan apa yang terjadi. 3) Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai rencana. Dalam hal ini tidak harus berarti bahwa strategi yang ada ditinggalkan atau merumuskan strategi yang baru. Tindakan korektif diperuntukan bila tindakan atau hasil sesuai dengan
yang
dibayangkan
semula
pencapaian
yang
diharapkan.10 3. Faktor yang Berpengaruh dalam Sistem Strategi Ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam merumuskan strategi agar suatu perusahaan tetap eksis, tangguh dalam menghadapi perubahan
10
Mutopo, Strategi Kebudayaan, h.24.
16
dan mampu meningkatkan efektivitas dan produktifitas. Faktor tersebut antara lain : a. Tipe dan Struktur Organisasi Tipe dan struktur yang dipilih untuk digunakan harus berhubungan dengan kepribadian organisasi tersebut, sebab setiap organisasi pasti memiliki kepribadian yang khas. Dengan seperti itu, dalam struktur organisasi harus terdapat beberapa unsur, anatra lain spesialis kerja, standarisasi, koordinasi dan desentralisasi dalam mengambil keputusan kerja dan ukuran kerja.11 b. Gaya Manajerial Dalam
teori
kepemimpinan
dikenal
berbagai
tipolohi
kepemimpinan, antara lain adalah tipe otokratik, paternalistic, laisez faire, demokratik, dan kharismatik. Namun demikian, tidak ada satupun tipe yang sesuai dan dapat digunakan secara konsisten pada semua jenis dan kondisi organisasi.12 c. Kompleksitas Lingkungan Eksternal Lingkungan eksternal organisasi selalu bergerak dinamis. Gerakan dinamis tersebut berpengaruh pada cara mengelola organisasi dan termasuk dalam merumuskan dan menetapkan strategi. Setiap organisasi akan terkena dampak lingkungan eksternal dan tidak ada satupun organisasi yang dapat membebaskan diri dari dampak tersebut, oleh karena itu diperlukan adanya analisis dan perhitungan terdapat
11
M. Ismail dan M. Karebet Widjajakusuma, Pengantar Manajemen Syariat, (Jakarta: Khairul Bayan, 2002), h.131. 12 Ismail dan Widjajakusuma, Pengantar Manajemen Syariat, h. 132.
17
dampak lingkungan eksternal demi tercapainya tujuan dan sasaran organisasi. 13 d. Hakekat Masalah yang Dihadapi Strategi merupakan keputusan yang diambil menejemen puncak, oleh karena itu menejemen harus benar-benar mengenali masalahmasalah yang dihadapi, mengenalisis dan memperhitungkan masalahmasalah yang akan dihadapi dalam upaya pencapaian tujuan serta sasaran organisasi tentunya dengan strategi yang telah diputuskan.14 B. Humas dan Ruang Lingkupnya 1. Pengertaian Humas Pengertian mengenai humas atau public relations (PR), menurut para ahli sampai saat ini sebelum ada satu kesepakatan secara tegas, karena disebabkan banyaknya definisi humas yang telah dirumuskan oleh para pakar atau ahli maupun profesional humas, terjadinya perbedaan batasan pengertian tentang humas, dan sesuatu yang menunjukan baik secara teoritis maupun praktisi bahwa kegiatan kehumasan itu bersifat dinamis dan fleksibel terhadap perkembangan masyarakat yang mengikuti zaman. Perkembangan kehumasan saat ini juga disadari oleh semakin tumbuhnya kesadaran akan pentingnya peran humas dalam masyarakat dan berbagai macam sektor, baik sektor industri dan bismis, pemerintahan, sosial, ekonomi dan sektor lain yang membutuhkan peran humas dalam membantu memecahkan berbagai macam persoalan. Kehumasan yang 13
Ismail dan Widjajakusuma, Pengantar Manajemen Syariat, h.132. Ismail dan Widjajakusuma, Pengantar Manajemen Syariat, h.132
14
18
bersifat dinamis tersebut juga menjadi bagian krusial dalam membatasi definisi dari para praktisi humas. Meskipun memiliki tugas yang jelas, namun definisi humas menurut para ahli dan organisasi-organisasi public relations dunia berbeda-beda. Frank Jefkins dalam bukunya yang berjudul “Public Relations” membantah jika makna PR adalah usaha untuk menciptakan suatu citra baru atau iklim pendapat umum yang menyenangkan atau mencoba memoles citra yang sudah ada, karena menurutnya citra hanya ada dalam benak manusia. Tidak semua hal yang kita alami dalam kehidupan nyata itu selalu menyenangkan dan saat kita dihadapkan pada kondisi
yang
tidak
menyenangkan,
kita
hanya
harus
mampu
menjelaskannya kepada orang lain. Pada intinya PR senantiasa berkenan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui pengetahuan dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan muncul perubahan yang berdampak.15 Pada Agustus tahun 1978, dalam pertemuan asosiasi-asosiasi humas seluruh dunia yang diselenggarakan di Mexico City, definisi humas disepakati sebagai : Humas adalah suatu seni sekaligus disiplin ilmu sosial yang menganalisis berbagai kecenderungan, memprediksikan setiap kemungkinan konsekuensi dari setiap kegiatannya, memberi masukan dan saran-saran kepada para pemimpin organisasi dan mengimplementasikan program-program tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi dan atau kepentingan khalayaknya.16
15
Frank Jefkins – Daniel Yadin, Public Relations Edisi ke-5, (Jakarta: Erlangga, 2002)
h.1-2 16
Linggar Anggoro, Teori dan Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di Indonesia (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h.2.
19
Dalam kesepakatan tersebut, humas memiliki banyak tugas dan fungsi yang sangat penting. Dia merupakan penyambung komunikasi dari bawahan kepada atasan dan sebaliknya, juga memiliki peran penting dalam mengimplementasikan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh suatu organisasi. Selain itu juga humas juga harus bisa memastikan bahwa organisasinya memiliki kepentingan yang juga dirasa penting oleh masyarakat. Menurut kamus terbitan Institute of Public Relations (IPR) – lembaga humas terkemuka di Inggris dan Eropa, yang diterbitkan pada November 1987. Humas adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya.17 Salah satu tokoh public relations yang terkenal, Frank Jefkins juga memiliki definisi tersendiri tentang PR, yaitu : PR adalah semua bentuk komunikasi yang terencan, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. 18 Dilihat dari definisi PR yang berbeda-beda diatas, dewasanya tugas PR adalah menjadi penyambung komunikasi yang jujur dan memberi pengertian kepada khalayaknya, apapun yang terjadi pada sebuah perusahaan atau organisasi, tapi PR mempunyai tanggung jawab untuk menjelaskan kepada masyarakat. Tujuannya, tentu agar mendapat
17 18
Anggoro, Teori dan Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di Indonesia, h.1. Frank Jefkins-Danil Yadin, Publik Relations (Jakarta: Erlangga) 2002, Edisi ke-5, h.10
20
kepercayaan dari masyarakat sehingga kelangsungan organisasi tersebut akan terjamin dan diterima. PR dalam organisasi atau perusahaan muncul karena hal-hal sebagai berikut :19 1. Adanya kebutuhan memperbaiki hubungan baik dengan publik sehingga terdapat saling pengertian, publik bisa mengerti bagaimana organisasi tersebut, publik bisa lebih mengenal dan mengerti lebih jelas, muncul saling mempercayai demi keuntungan dua belah pihak, membawa kemajuan kontinuitas organisasi dan kebutuhan publik. 2. Adanya keinginan untuk semakin bersikap terbuka terhadap publik dengan menggunakan komunikasi dua arah. Juga dengan menciptakan opini publik yang sangat diperlukan untuk pengembangan dan kelangsungan organisasi/ perusahaan. 3. Adanya kebutuhan untuk semakin memasyarakat yang merupakan proses mencapai kemenangan dalam mempengaruhi hal-hal penting bagi kepentingan umum sehingga membuat publik semakin mengenal organisasi/ perusahaan dengan lebih baik, dan publik semakin terbuka mengenai kebutuhan, keinginan dan keluhan. 4. Adanya kebutuhan untuk berkomunikasi dua arah dalam menghadapi permasalahan sosial yang kompleks dan semakin berkembang. Untuk itu dibutuhkan hubungan sosial yang sehat dan etis.
19
Sr. Maria Assumpta Rumanti, Dasar-dasar Public Relations, Teori dan Praktik (Jakarta: PT Grasindo) 2005, cet-3, h. 203
21
2. Macam-macam Humas Dalam kajian dan ilmu kehumasan semakain berkembang yang ditandai
dengan
terselesaikan
semkin
banyak
permasalahan
manajemen
yang
dengan pendekatan kehumasan. Pendekatan kehumasan
telah memasuki bermacam-macam sektor. Mulai dari sektor bisnis dan industry, sektor pemerintahan, sektor sosial, pendidikan, kesehatan, politik dan sebagainya. Sektor-sektor tersebut menggunakan humas sebagai bagian dari manajemen, sehingga munculnya bermacam-macam humas. Akan dibahas tiga macam humas yakni humas Industri dan Bisnis, humas social, dan humas pendidikan. Diantaranya sebagai berikut :20 a. Humas Industri dan Bisnis Humas industri dan bisnis telah diterima oleh perusahaanperusahaan besar. Humas yang merupakan fungsi manajemen turut menentukan suksesnya operasi suatu perusahaan. Humas industri tidak dapat dilepas dari prinsip ekonomi dan keuntungan. Dengan demikian humas industry harus memiliki suatu daftar prioritas, sehingga sumber daya yang tersedia dapat dipergunakan seefisien mungkin untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Pengaruh yang dasarnya berkembang melalui humas industri dan bisnis terhadap kehidupan yaitu persamaan hak dan kesempatan untuk mendapatkan perkerjaan bagi masyarakat, kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan pekerja, perlindungan terhadap investor, control kualitas dan keamanan atas produk-produk, integritas manejemen, perhatian nasional dan perlindungan sumber alam, hak asasi 20
Frida Kusumastuti, Dasar-Dasar Hubungan Masyarakat, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2002), hlm 37-43
22
manusia, serta hak untuk mendapatkan informasi. Salah satu penerapan humas dalam industri dan bisnis meliputi hubungan dengan pelanggan dan peran humas terhadap marketing. b. Humas Sosial Banyak aktivitas humas yang menyangkut kesejahteraan umum terpisah dari implikasi-implikasi komersial yang biasa. Humas adalah subjek yang sangat luas. Misi utama adalah mengembangkan saling pengertian, kepercayaan, dan bantuan kerja sama. Praktik humas dalam organisasi-organsasi sosial, latar belakang dan penerapanya terbagi dalam humas penegak hukum yaitu termasuk humas yang berbeda dalam kepolisian, humas organisasi keagamaan yaitu organisasi-organisasi
keagamaan
yang
sekarang
mulai
menyadari
pentingnya media massa untuk mencapai jamaah dan mempropagandakan doktrin-doktrin mereka, humas profesi yaitu profesi kedokteran, dan berbagai macam profesi yang tidak kalah menggunakan humas untuk berkomunikasi dengan masyarakat, humas organisasi sukarela yaitu ada banyak organisasi sukarela, puluhan, ratusan bahkan mungkin ribuan, dan kebanyakan mereka membutuhkan dana terus-menerus. c. Humas Pendidikan Humas pendidikan meliputi pembicaraan hubungan masyarakat luas yang pesannya berupa masalah-masalah pendidikan. Jadi, dalam kegiatan humas terdapat suatu kegiatan komunikasi. Humas pendidikan bukan hanya terjadi di sekolah saja, akan tetapi dapat menyangkut semua bentuk komunikasi tentang masalah pendidikan.
23
Pentingnya Humas Pendidikan dapat diterangkan sebagai berikut: Pertama, Humas merupakan suatu kegiatan yang sangat diperlukan dalam semua pelaksanaan pekerjaan yang memiliki sarana untuk mengenalkan diri kepada masyarakat luas tentang apa yang sedang dan akan dikerjakan. Kedua, humas pendidikan merupakan alat untuk menyebarkan gagasan kepada orang lain. Ketiga, humas pendidikan dapat digunakan sebagai sarana untuk memperoleh bantuan yang diperlukan dari orang atau badan lain. Keempat, humas mendorong usaha seseorang atau suatu badan untuk membuka diri agar diberikan masukan dengan kritik dan saran dari orang lain. Kelima, Humas memenuhi keingintahuan manusia dalam rangka memenuhi naluri untuk selalu berkembang. Kegiatan humas selalu dengan komunikasi. Jika ditinjau dari segi komunikasi, maka dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: Komunikasi formal, yaitu komunikasi yang dilakukan oleh petugas-petugas yang ditunjuk oleh lembaga atau instansi untuk melakukan kegiatan humas. Kegiatan komunikasi formal ini dilakukan secara sistematis, terencana tujuanya dan dinyatakan dengan jelas. Komunikasi informal, yaitu semua pemindahan gagasan atau ide yang dilakukan melalui jalur yang tidak direncanakan terlebih dahulu. Komunikasi informal kadang mempunyai keuntungan antara lain: Penyebaran informasi dapat langsung kepada tujuanya karena tidak perlu melalui prosedur tertentu. Tidak mengenal batas-batas organisasi sehingga lebih fleksibel. Komunikasi itu berlangsung dalam suasana yang akrab, dengan lebih banyak penjelasan yang rinci yang akhirnya bermanfaat bagi
24
kelancaran komunikasi formal. Tidak mengenal batas waktu, artinya dapat dilakukan sewaktu-waktu tidak mengenal hari libur. 3. Peran Humas Adapun ruang lingkup tugas Humas suatu organisasi atau perusahaan antara lain meliputi aktivitas sebagai berikut21 : a.
Membina hubungan dalam (Publik Internal). Yang dimaksud dengan publik internal adalah publik yang menjadi bagian dari unit/badan/perusahaan atau organisasi itu sendiri. Seorang humas harus mampu mengidentifikasi atau mengenali hal-hal yang menimbulkan gambaran negatif di dalam masyarakat, sebelum kebijakan itu dijalankan oleh organisasi.
b. Membina hubungan keluar (publik eksternal). Yang dimaksud dengan publik eksternal adalah publik umum (masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran publik yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya. Rosady Ruslan mengutip penjelasan tentang empat kategori peranan Public Relations dalam organisai yaitu22 : 1. Peranan berupa nasihat ahli. Nasihat harus diberikan kepada pihak-pihak perusahaan atau organisasi termasuk di dalamnya pihak manajemen. Nasihat biasanya menyangkut tentang operasionalisasi ketika suatu masalah dihadapi.
21
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi , Konsepsi dan Aplikasi (Jakarta : Rajawali Pers) 2014, h.22 22 Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi , Konsepsi dan Aplikasi, h.20.
25
2. Peranan
berupa
fasilitator
komunikasi
(communication
fasilitator). Komunikasi dilakukan oleh divisi humas guna menginformsikan segala sesuatu yang menyangkut dengan perusahaan
atau
organisasi
seperti
kegiatan
ataupun
menyelesaikan suatu masalah yang menimpa kepada publik atau masyarakat luas. 3. Peranan ketiga adalah fasilitator proses pemecahan masalah dalam hal ini humas membantu pimpinan organisasi untuk mengambil tindakan keputusan dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional. 4. Peranan teknisi komunikasi dimana PR menyediakan layanan teknis komunikasi. Menurut H. Fayol beberapa kegiatan dan sasaran PR adalah23 : 1. Membangun
identitas
dan
citra
perusahaan,
dengan
menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif dan Mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan berbagai pihak. 2. Menghadapi krisis, seperti menangani keluhan (complaint) dan menghadapi krisis yang terjadi dengan membentuk manajemen krisis dan PR Recovery of Image yang bertugas memperbaiki lost of image and damage. 3. Mempromosikan
aspek
kemasyarakatan,
dalam
hal
ini
mempromosikan yang menyangkut kepentingan publik, serta 23
Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi , Konsepsi dan Aplikasi, h.23.
26
mendukung kegiatan kampanye sosial anti merokok, serta menghindari obat-obatan terlarang dan sebagainya Anne Van Der Meriden dalam buku Public Relations een kenismaking mengungkapkan tentang fungsi utama dari public relations adalah
:
menumbuhkan,
mengembangkan
hubungan
baik
antara
organisasi/perusahaan dengan publiknya baik internal maupun eksternal; menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan meningkatkan partisipasi publik; menciptakan opini publik yang menguntungkan organisasi/perusahaan dan publik.24 C. Strategi Humas 1. Pengertian Strategi Humas Menurut Onong Uchjana Effendi mengemukakakan bahwa strategi pada dasarnya adalah sebuah perencanaan dan manejemen untuk mencapai tujuan tertentu. Sebuah organisasi harus memeliki perencanaan dalam menyusun strategi untuk mencapai tujuan. Perencanaan dan program yang dimiliki manajemen dalam mencapai tujuan organisasi tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya bantuan dari praktisi humas. Humas membantu manejemen dalam mengatasi berbagai macam personal atau krisis yang dihadapi oleh suatu organisasi.25 Menurut Ahmad. S Adnanputra mengatakan bahwa strategi merupakan bagian terpadu dari suatu rencana (plan), sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan (planning), yang pada akhirnya
24
Sr. Maria Assumpta Rumanti, Dasar-dasar Public Relations Teori dan Praktik (Jakarta : PT Grasindo) 2005, cet-3, h. 204. 25 Onong Udjana Effendi, Dinamika Komunikasi, (Bandung, PT. Rosda Karya, 2004), cet-4, h. 29.
27
perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari proses manajemen. Selain perencanaan
yang dimiliki
manejemen,
terdapat
beberapa
unsur
pengorganisasian termasuk strukturisasi, pengawakan, pengarahan, dan pengendalian. Semua unsur manejemen harus berjalan dengan baik agar tujuan bersama dapat tercapai dan sesuai dengan apa yang diinginkan, serta mencegah terjadinya kekeliruan dari apa yang direncanakan sebelumnya.26 Perencanaan, pengorganisasian, pengawakan, pengarahan, dan pengendalian merupakan unsur yang penting dalam suatu manejemen. Salah satu unsur yang berkaitan dengan strategi yaitu unsur perencanaan karena strategi merupakan bagian terpadu dalam perencanaan. Suatu perencanaan yang dilakukan manejemen yaitu dengan menggunakan strategi untuk mencapai tujuan. Strategi apa dan bagaimana yang akan digunakan sehingga semua yang diinginkan berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana yang dibuat. Mengacu kepada pola strategi humas, maka menurut Ahmad. S Adnanputra strategi humas adalah alternative optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan public relations dalam rangka suatu rencana public relations. Humas bertujuan untuk menegakan dan mengembangkan suatu “citra yang menguntungkan; (favorable image) bagi organisasi terhadap khalayak sasaran yang terkait yaitu public internal dan eksternal (stakeholders). Untuk mencapai tujuan tersebut, maka strategi kegiatan humas diarahkan ada upaya menciptakan presepsi 26
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi , Konsepsi dan Aplikasi (Jakarta : Rajawali Pers) 2014, h.120.
28
stakeholder. Jika strategi dalam menciptakan presepsi tersebut berhasil dilakukan maka akan memperoleh keuntungan dari stakeholder sebagai khalayak sasarannya dan akan tercipta suatu opini dan citra yang menguntungkan.27 2. Komponen Pembentuk Strategi Humas Strategi humas dibentuk melalui dua komponen yang saling terikat. Pertama, komponen sasaran (satuan atau segmen yang akan digarap) pada umumnya adalah stakeholder dan publik yang mempunyai kepentingan yang sama. Seberapa jauh sasaran menyandang opini bersama, mengandung potensi kontroferisial dan dapat mempengaruhinya bagi masa depan organisasi yang menjadi perhatian publik sasaranya. Kedua, komponen sarana (paduan atau bauran sarana untuk menggarap suatu sasaran) berfungsi untuk menggarap kearah posisi atau dimensi yang menguntungkan, melalui pola dasar “The 3- CS Option” conservation (mengukuhkan) terhadap opini
yang aktif pro-propenen, change
(mengubah) terhadap opini yang aktif kontra openen, dan crystallization (mengkristalisasi) terhadap opini pasif uncommitted dari stakeholder yang disegmentasikan menjadi publik sasaran. Setiap unsur dapat ditempuh melalui jalur taktikal atau strategi humas, yaitu setiap komponen sarana yang ditempuh melalui jalur membeli (purchaging)¸ jalur penekanan atau kekuatan (preassure and power)¸ jalur membujuk persuation dan jalur merangkul (patronage).28
27
Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi , Konsepsi dan Aplikasi, h.121. 28 Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi , Konsepsi dan Aplikasi, h.122-125
29
Proses penyusunan srategi humas menurut Ahmad. S Adnanputra, yang berkaitan dengan fungsi-fungsi humas secara integral melekat pada manajemen suatu organisasi atau lembaga yaitu dengan mengidentifikasi permasalahan
yang
muncul,
identifikasi
unit-unit
sasarannya,
mengevaluasi mengenai pola dan kader sikap tindak unit sebagai sasaranya, mengidentifikasi tentang struktur kekuasaan pada unit sasaran, pemilihan opsi atau unsur taktikal strategi humas, mengidentifikasi dan mengevaluasi
terhadap
perubahan
kebijaksanaan
atau
peraturan
pemerintahan dan langkah terakhir adalah menjabarkan strategi humas dan taktik atau cara menerapkan langkah langkah program yang telah direncanakan, dilaksanakan, mengkomunikasikan, dan penilaian evaluasi hasil kerja. 29 Setelah melalui tahapan proses penyusunan strategi humas, perlu mengetahui komponen-komponen sebagai pembentuk strategi dalam pembentukan strategi korporate akan dipengaruhi oleh unsur tertentu yang berkaitan dengan lingkungan, kondisi, isi atau arah, tujuan dan sasaran dari suatu pola yang menjadi dasar budaya dibedakan yaitu secara makro dipengaruhi oleh unsur-unsur kebijakan umum (public police), budaya (culture) yang dianut, sistem perekonomian dan teknologi yang dikuasai oleh organisasi. Secara mikro tergantung dari misi organisasi, lembaga atau perusahaan, sumber-sumber yang dimiliki, system pengorganisasian,
29
Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi , Konsepsi dan Aplikasi, h.127-128.
30
dan program jangka pendek atau jangka panjang serta tujuan yang ingin dicapai. 30 3. Tahapan-tahapan dalam Kegiatan Humas a. Alasan Perencanaan Program Humas Tahapan-tahapan yang dilakukan humas, baik yang berjangka panjang maupun berjangka pendek (untuk suatu peristiwa tunggal), harus memiliki perencanaan yang secara cermat dan hati-hati sehingga akan diperoleh hasil-hasil yang nyata untuk mencapai tujuan. Terdapat empat alasan yang paling penting bagi perlunya public relatioans memiliki perencanaan yaitu untuk menetapkan target-target operasi PR yang nantinya akan menjadi tolak ukur atas hasil yang diperoleh, untuk memperhitungkan jumlah jam kerja dan berbagai biaya yang diperlukan, untuk menyusun skala prioritas guna menetukan jumlah program dan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan program PR, untuk menentukan kemungkinan pencapaian tujuan tertentu sesuai dengan ketersediaan, baik staff pendukung maupun operasional.31 Tanpa adanya suatu program yang terencana dengan baik dan terorganisir, seorang praktisi humas akan beroperasi secara instingtif sehingga mudah kehilangan arah. Kadang cenderung ingin mengerjakan hal-hal yang baru, sementara hal-hal yang lama belum terselesaikan. Kemudian sulit mengukur sejauh mana kemajuan yang telah dicapai dan hasil yang telah dihasilkan.
30
Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi , Konsepsi dan Aplikasi, h.128. 31 Frank Jefkins – Daniel Yadin, Public Relations Edisi ke-5, (Jakarta: Erlangga, 2002), h. 56.
31
b. Model Perencanaan Humas Enam Langkah Setelah penjabaran mengenai alasan pentingnya perencanaan untuk mencapai tujuan, terdapat model perencanaan humas yang sudah diterima oleh para praktisi humas professional yaitu pengenalan situasi yang ada dan mengubah sikap,
penetapan tujuan apa saja yang ingin dicapai,
definisi khalayak yang tidak semua bisa dijangkau, pemilihan media dan teknik-teknik humas, perencanaan anggaran untuk menjalankan program baik gaji pegawai maupun alat opersional, serta pengukuran hasil apa saja yang telah dicapai dalam menjalankan rencana dan tujuan. Berikut penjelasanya adalah:32 a) Pengenalan Situasi Kunci utama dalam menyusun suatu rencana secara logis adalah paham terhadap situasi yang ada. Ada beberapa tujuan humas yang ingin dicapai adalah mengubah sikap negatif menjadi positif yang diharapkan menumbuhkan pengetahuan yang akan menjadi pemahaman. Untuk memahami situasi yang ada dengan menggunakan satu metode yaitu pengumpulan pendapat atau studi sikap (attitude study). Maka akan dapat mengenali masalah yang ada serta mencari cara untuk memecahkannya. Untuk menyusun rencana yaitu dengan memahami situasi yang ada. Humas harus mengetahui situasi yang berada disekitar, terutama salah satu tujuan yang ingin dicapai humas adalah mengubah sikap negative menjadi positif. Dengan mengubuah sikap menjadi positif, diharapkan dapat dengan mudah menerima pengetahuan yang menumbuhkan 32
Yadin, Public Relations Edisi ke-5, h.57-72
32
pemahaman. Metode pengumpulan data merupakan metode yang diterapkan dalam pengenalan situasi yang ada. Dengan mengetahui pendapat dari satu dengan lainnya yang bebeda, akan diperoleh berbagai masalah yang berbeda pula. Setelah mengetahui masalah yang ada kemudian diperoleh solusi untuk permasalahan. b) Penetapan Tujuan Dari sekian banyak tujuan dalam kegiatan humas, beberapa diantaranya adalah untuk mengubah citra umum di mata khalayak, untuk menyebarluaskan cerita sukses yang telah dicapai oleh organisasi kepada masyarakat, untuk memperkenalkan organisasi kepada masyarakat luas, untuk memeperbaiki hubungan antara organisasi dengan khalayaknya, untuk menyebarluaskan informasi mengenai aktivitas dan partisipasi para pimpinan organisasi dalam kehidupam social sehari-hari. Mengingat jenis dan karakter organisasi itu berbeda-beda, maka tujuan pun sangat berfariasi dan tidak terbatas. Untuk menyusun rencana yaitu dengan penetapan tujuan. Semua organisasi memiliki tujuan yang ingin dicapai dan humas membantu dalam melaksanakan pencapaian tujuan tersebut. Banyak langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan, terutama keinginan dan harapan yang ingin dicapai organisasi kepada khalayaknya. Kegiatan humas membantu memperbaiki citra organisasi di mata khalayaknya dan membangun hubungan yang baik diantara keduanya.
33
c) Definisi Khalayak Pentingnya bagi suatu organisasi mengenali dan membatasi khalayaknya. Sebesar apapun suatu organisasi tidak mungkin menjangkau semua orang. Walaupun bebarapa jenis khalayak masih dapat dijangkau dengan bantuan teknologi dan berbagai macam media. Untuk menyusun renacana yaitu dengan mengenali khalyaknya. Setiap oraganisasi pasti mengaharapkan organisasinya tersebar luas dan menjangkau semua khalayak. Akan tetapi, seberapa besarnya organisasi atau seberapa lamanya organisasi berdiri tidak mungkin menjangkau semua orang. Seiring dengan perkembangan teknologi dan munculnya berbagai macam media yang membantu memberikan informasi kepada khalayak, organisasi juga memilih teknologi dan media untuk menjangkau beberapa khalayaknya yang luas. Dengan buatan teknologi dan media, khalayaknya dapat mengetahui pemahaman yang diinginkan mengenai organisasi. Dalam membatasi khalayak yang terdiri dari berbagai macam lapisan masyarakat, organisasi membatasi agar upaya menjangkau khalayak luas yang dapat terwujud. d) Pemilihan Media dan Teknik-teknik PR Salah satu contoh media yaitu, jurnalis. Sedangkan sebagai tekniknya yaitu penyelenggaraan acara resepsi pers. Baik kampanye periklanan maupun kampanye humas sama-sama dapat menggunakan berbagai macam media. Kampanye periklanan biasanya terbatas pada media-media tertentu yang diharapkan, dunia humas dapat menggunakan
34
berbagai media khusus seperti jurnal-jurnal internal, bulletin, atau sekedar majalah dinding. Untuk menyusun rencana yaitu dengan pemilihan media dan teknik-teknik. Tidak hanya kampanye periklanan yang muncul diberbagai media, humas melakukan kampanye sama halnya dengan periklanan. Baik kampanye humas maupun periklanan sama-sama menggunakan media sebagai penghubung kepada khalayak. Akan tetapi, terdapat perbedaan dari keduanya yaitu kampanye periklanan menggunakan media tertentu untuk mewujudkan keinginan yang ingin dicapai secara maksimal dan humas hanya menggunakan media-media khusus. Dalam pelaksanaanya kampanye periklanan hanya berkerjasama dengan pimpinan media saja, sedangkan humas berkerjasama dengan jurnalis, editor, maupun pimpinan media. e) Perencanaan Anggaran Dalam perencanaan anggaran dapat dipahami bahwa humas merupakan kegiatan yang padat karya, sehingga pengeluaran terbesar dihabiskan untuk memebayar pemakaian jam kerja yaitu gaji pegawai. Pengeluaran lain yang cukup besar termasuk pemakaian alat operasional. Untuk menyusun rencana yaitu dengan perencanaan anggaran. Banyakya kegiatan tidak terlepas dari banyaknya anggaran yang harus dikeluarkan. Anggaran dan harus dipersiapkan secara matang dan professional agar berjalan dengan lancar dan sesuai yang direncanakan. Apabila anggaran dana tidak dirancang dengan baik dan benar, maka akan menghambat keseluruhan aktifitas. Pengeluaran untuk membayar gaji
35
pegawai yang memiliki jam kerja pada maupun pemakaian alat operasional. Pemakaian alat operasional memiliki pengeluaran yang besar karena sebagai alat pendukung kerja. Baik pegawai maupun alat kerja yang dipakai dalam aktifitas merupakan faktor yang harus selalu diperhatikan. Apabila anggaran dan tidak dirancang dengan baik dan benar, maka akan menghambat keselurahan aktifitas. Setiap aktifitas yang dilakukan akan sulit untuk dilaksanakan karena terbatas dengan anggran, maka sangat penting untuk diperhatikan. f) Pengukuran Hasil Pengukuran hasil merupakan factor yang keenam. Mengevaluasi berbagai hasil yang telah dicapai dengan teknik-teknik penelitian yang digunakan untuk mengenali situasi. Metode-metode evaluasi hasil biasanya diterapkan pada tahapan perencanaan. Target-target untuk mencapai tujuan dapat digunakan sebagai tolak perbandiangan, baik untuk mengetahui apakah citra organisasi yang baru telah dipahami khalayak, apakah hubungan organisasi dengan khalayaknya sudah lebih baik, serta hasil-hasil nyata yang telah dicapai. Untuk menyusun rencana terakhir yaitu dengan pengukuaran hasil. Setelah perencana-perencanaan kegiatan humas dilakukan, maka dapat mengevaluasi berbagai hasil yang telah dicapai deng lebih mengenal khalayak dan situasi untuk memberikan pemahaman dalam mengubah sikap. Hasilnya dapat dilihat dari apakah tercapainya upai dalam memperbaiki citra organisasi di mata khalayak, tercapainya tujuan-tujuan
36
yang diharapkan atau dinginkan, serta terciptanya hubungan yang baik antara organisasi dengan khalayak. D. Peserta Didik Peserta didik adalah salah satu bagian dari pendidikan, di samping itu
memang
terdapat
guru-guru,
tujuan
pengajaran,
materi
pembelajaran, dan bagian lainnya. Peserta didik adalah makhluk individu, yang mempunyai kepribadian dengan ciri-ciri yang khas sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhannya. Perkembangan dan pertumbuhan peserta didik mempengaruhi sikap dan tingkah lakunya. Sementara perkmbangan dan pertumbuhan peserta didik dipengaruhi oleh lingkungan di mana mereka berada 33 Siswa atau peserta didik adalah salah satu komponen manusia yang menempati posisi utama dalam proses belajar-mengajar, peserta didiklah yang menjadi pokok persoalan dan sebagai tumpuan perhatian. Di dalam proses belajar mengajar, siswa sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Peserta didik itu akan menjadi faktor “penentu”, sehingga menuntut dan dapat mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya. Itulah sebabnya sisa atau peserta didik adalah merupakan subjek belajar. Guru harus mengenal keberadaan murid secara cermat berdasarkan berbagi macam bagian, yaitu psikologi, fisafat, sosiologi budaya adalah guru yang efektif. Guru yang mampu mengenal murid akan lebih
mudah
menyusun
rencana
atau
program
pengajaran.
Bagaimanapun sejumlah murid yang memiliki karakteristik dan sikap 33
Prof. Dr. H. Ramayulis, Dasar-dasar Kependidikan (Jakarta: Radar Jawa Offset Jakarta, 2015) h. 159
37
yang berbeda dengan murid yang lainnya guru dituntut untuk professional dalam menangani murid tersebut. E. Keracunan Keracunan adalah masuknya suatu zat kedalam tubuh kita yang dapat mengganggu kesehatan bahkan dapat mengakibatkan kematian. Keracunan merupakan kondisi kedaruratan yang sering terjadi pada anak, mengingat kondisi bila tidak di tangani dengan segera, maka kondisi tersebut akan mengancam jiwa anak. Ada beberapa penyebab terjadinya keracunan, yaitu : zat yang dapat menyebabkan keracunan dapat berbentuk padat, misalnya obat-obatan, dan makanan. Berbentuk gas, misalnya CO. Berbentuk cair, misalnya alkohol, bensin, minyak tanah, dan zat kimia.34 Seseorang dapat mengalami keracunan dengan cara sebagai berikut : tertelan melalui mulut, misalnya keracunan makanan, minuman dan obat-obatan. Terhisap melalui hidung, misalnya keracunan gas CO. Terserap melalui kulit/mata, misalnya keracunan zat kimia. Melalui suntikan atau gigitan, misalnya gigitan/sengatan binatang berbisa (ular, kalajengking), dan obat suntik. Gejala dan tanda keracunan secara umum yaitu gejala dan tanda keracunan yang khas biasanya sesuai dengan jalur masuk racun ke dalam tubuh. Bila masuk melalui saluran pencernaan, maka gangguan utama akan terjadi pada saluran pencernaan. Bila masuk melalui jalan nafas maka yang terganggu adalah pernafasannya dan
34
Gunawan, Sinshe. Definisi dan Gejala Keracunan Bahan Kimia dalam Makanan. 2008.
38
bila melalui kulit akan terjadi reaksi setempat lebih dahulu. Gejala lanjutan yang terjadi biasanya sesuai dengan sifat zat racun tersebut terhadap tubuh. Adapun gejala dan tanda keracunan umum sebagai berikut : riwayat yang berhubungan dengan proses keracunan, penurunan respon, gangguan pernafasan, nyeri kepala, pusing, gangguan penglihatan, mual, muntah, diare, dan lain-lain.35
35
www.ahliwasir.com/news/918/Keracunan-Bahan-Kimia-Dalam-Makanan, diakses tanggal 19 Desember 2015.
BAB III GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN MODERN UMMUL QURO AL-ISLAMI A. Sejarah Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami
Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami secara geografis terletak di kampung Banyusuci desa Leuwimekar. Alam pedesaan yang masih segar menjadi citra rasa tersendiri bagi pesantren yang didirikan oleh KH. Helmy Abdul Mubin, Lc. Hamparan hijau pegunungan yang mengelilingi bangunan asrama dan sekolah menghadirkan pemandangan menyejukkan mata sekaligus menyehatkan raga. Aliran sungai Cianten yang berjarak hanya 30 meter dari lokasi pesantren menambah indah alam pesantren.
Meskipun berdiri di lahan bekas pesawahan, lokasi pesantren yang biasa disingkat menjadi Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami sangat strategis. Pintu gerbang pesantren yang sedang dibangun langsung menghadap ke jalan kecamatan. Kemudahan akses transportasi tersebut membuat Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami sangat mudah dijangkau. Santri juga wali santri bisa mengunjungi pesantren kapanpun dengan kendaraan apa saja. Karena jarak pintu gerbang pesantren dengan jalan provinsi–jalan raya yang menghubungkan provinsi Jawa Barat dan Banten–hanya sekitar 800 M.
Nama Ummul Quro yang digunakan untuk pesantren memiliki arti tersendiri”, demikian penuturan pendiri Pondok Pesantren Modern
39
40
Ummul Quro Al-Islami dalam setiap kesempatan milad pesantren. Pak Kiyai dalam acara tasyakuran tersebut selalu mengulang-ulang sejarah pesantren dari mulai latar belakang nama sampai proses pencarian dana. Pengulangan sejarah Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami yang disampaikan oleh pimpinan membuat santri dan juga guru yang sudah tinggal lama di pesantren hafal kronologis pendirian Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami. Begitu juga dengan penulis yang sudah tinggal di pesantren lebih dari sepuluh tahun.
Ummul Quro berasal dari bahasa Arab, Ummun dan Quro.Ummun artinya ibu sedangkan quro bentuk jamak/plural dari qoryah yang berarti desa. Jadi Ummul Quro berarti ibunya desa. Ummul Quro merupakan salah satu panggilan kota Mekkah. Penamaan pesantren dengan nama kota Mekkah diniatkan untuk tabarruk, berharap berkah kebaikan. Pak Kiyai berharap pesantren yang didirikannya akan seperti kota Mekkah yang selalu penuh diziarahi umat Islam dari segala penjuru.
Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami yang didirikan pada tanggal 21 Juli 1993 atau bertepatan dengan 1 Muharram 1414 H sekarang menjadi pesantren dengan santri terbanyak di wilayah Bogor Barat. Tercatat pada tahun pelajaran 2011-2012 jumlah santri/santriwati mencapai angka 3450 orang. Padahal pada tahun 1994 saat membuka kelas pertama untuk jenjang Tsanawiyah, hanya ada 20 orang santri yang mendaftar. Kelimpahan santri ini selalu disyukuri oleh pimpinan. Beliau mengatakan bahwa banyaknya santri yang belajar di Pondok Pesantren
41
Modern Ummul Quro Al-Islami merupakan amanah yang harus dipertanggung jawabkan. Seluruh komponen pesantren dari mulai pimpinan, kepala sekolah, pembimbing organisasi sampai santri harus menjaga kapercayaan masyarakat dengan bekerja keras dan ikhlas.
Ketika pimpinan Pondok Pesantren Modern Ummul Quro AlIslami masih mengajar di sebuah pesantren, ada utusan dari Australia yang datang berkunjung. Tamu dari jauh tersebut mendatangi pesantren untuk mencari guru mengaji yang bisa berbahasa Inggris. Di Australia ada banyak komunitas muslim Indonesia yang membutuhkan ustadz untuk mengajarkan agama. Harapan tamu dari negeri seberang samudra tersebut tidak bisa dipenuhi oleh pihak pesantren. Permasalahan sumber daya ustadz yang memiliki kemampuan bahasa Inggris menjadi kendala utama. Menyadari kekecewaan sang tamu, pak Kiyai yang pada saat itu masih berstatus sebagai stap pengajar bercita-cita mendirikan pesantren sendiri. Pesantren yang akan beliau dirikan diusahakan menjadi jawaban bagi harapan tamu dari Australia.
Sistem pesantren modern dengan kurikulum integrasi dianggap menjadi pilihan rasional untuk merealisasikan harapan pimpinan. Santri diberi modal ilmu agama serta umum agar setelah lulus bisa berbaur dengan segala lapisan masyarakat. Dengan modal ilmu agama mereka bisa menjadi guru ngaji di kampungnya, menjadi imam di masjid atau mendirikan majlis ta’lim. Demikian juga ilmu umum bisa digunakan untuk
42
meneruskan pendidikan formal sehingga bisa mengisi berbagai lini dalam sendi kehidupan.
Program pendidikan Pondok Pesantren Modern Ummul Quro AlIslami meliputi jenjang Tsanawiyah dan Aliyah. Dua jenjang yang dipersatukan dalam atap kebijakan pesantren tentang wajib belajar enam tahun.Santri regular lulusan SD atau MI belajar di Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami selama enam tahun. Sedangkan santri program intensif lulusan SMP atau MTs melaksanakan masa pendidikan selama empat tahun. Satu tahun pertama mereka lalui di kelas persiapan untuk memperdalam ilmu agama juga bahasa Arab dan Inggris.
Sebagaimana pesantren modern yang memberlakukan kurikulum integral antara agama dan umum, materi pelajaran yang diterima santri di Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami melebihi materi yang diterima anak sekolah sederajat. Santri kelas satu tsanawiyah memiliki 44 jam pelajaran seminggu mencakup 18 mata pelajaran. Banyaknya mata pelajaran karena pesantren memiliki banyak muatan lokal yang harus dipelajari oleh santri.
Muatan lokal di Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami bukan sekedar ciri khas tapi juga merupakan kekuatan.Pelajaran Tafsir dan Hadits tidak menggunakan buku paket dari Kementrian Agama, tapi disusun sendiri oleh pesantren. Demikian juga pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam
yang ditulis
dalam
bahasa
Inggris.
Dengan
menggunakan metode talking dalam pelajaran Tafsir, Hadits dan History
43
of Islam, santri diharapkan bisa berceramah dengan bahasa Inggris.Ini merupakan poin utama di Pondok Pesantren Modern Ummul Quro AlIslami sebagaimana cita-cita pendiri pesantren.
Staf pendidik di Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami berjumlah
125
orang.
Mereka
memiliki
latar
belakang
yang
beragam.Guru-guru senior yang mengajar dari tahun pertama sampai kelima berdirinya pesantren merupakan alumni pesantren modern seperti Darussalam
Gontor
Ponorogo,
Al-Amin
Prenduan
Madura
dan
Darurrahman Jakarta. Guru pelajaran umum sebagian merupakan pegawai negri sipil yang bertugas di sekolah negri, sebagian lain alumni perguruan tinggi umum baik di Bogor, Jakarta, Surabaya atau Bandung. Dan mayoritas adalah alumni pesantren modern Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami yang mengabdikan diri di almamaternya.Mereka adalah penggerak utama system pendidikan boarding school di Ummul Quro Al-Islami .Karena alumni yang mengajar di Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami hampir seluruhnya berdomisili di lingkungan pesantren. Mereka tenaga utama yang selalu siap melayani santri 24 jam diluar waktu tidur1
B. Visi dan Misi Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami
1. Visi
1
Wawancara pribadi Ust. Dicky Mulyanto, sebagai Ketua Divisi Humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami, wawancara dilakukan di Kantor Radio Humas Pondok Pesantren, pada tanggal 25, Januari 2016 pada pukul 13.00-14.30 WIB
44
Visi Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami adalah terwujudnya generasi Islam yang unggul dalam prestasi, berakhlak mulia, beramal saleh dan tekun beribadah sesuai ajaran Islam Ahl as-Sunnah wa al-Jamā„ah. 1. Misi Misi Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami adalah : a. Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian prestasi akademik dan non akademik. b. Menyiapkan kader-kader ulama dan pemimpin umat yang mutafaqqih fi ad-diin berpaham Ahl as-Sunnah wa al-Jamā„ah. c. Mempersiapkan generasi Islam yang kompeten (science, skill, social, behavior, sincere faith) untuk berkiprah di dunia internasional. d. Mendidik generasi Islam yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta memiliki rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat dan negara. C. Logo Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami
Gambar 3.1 Logo Pondok Pesantren Modern Ummul Quro AlIslami
45
a. Gambar Lambang gambar Ummul Quro berbentuk segi empat yang di dalamnya terdapat gambar bola dunia dan ka’bah dengan garis depan pena, diatasnya bertuliskan Ummul Quro dan di bawahnya bertuliskan banyusuci b. Warna Warna
hijau
melambangkan
islam,
warna
putih
melambnagkan kesucian, ketulusan, kejujuran dan kektekunan, dan warna kuning melambangkan pendidikan. c. Bentuk Segi Empat menunjukan kekuatan dan keteguhan dalam memgang prinsip sebagai lembaga Pendidikan Islam yang bertujuan mencetak kader umat yang rahmatan lil „alamin. d. Pena Pena
melambangkan
pengetahuan
sebagaimana
ayat
pertama yang diturunkan Allah SWT kepada Rasulullah SAW. )3( ك ْاْلَ ْك َز ُو َ ُّ) ا ْق َز ْأ َو َرب2( ق َ َ) َخه1( ق َ َك انَّ ِذي َخه َ ِّا ْق َز ْأ بِبس ِْى َرب ٍ َاْل َْسَبٌَ ِي ٍْ َعه ِْ ق )5(اْل َْسَبٌَ َيب نَ ْى ٌَ ْعهَ ْى ِ ْ ) َعهَّ َى4( انَّ ِذي َعهَّ َى بِب ْنقَهَ ِى “Bacalah
dengan
(menyebut)
nama
Rabbmu
Yang
menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qolam (pena). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al „Alaq: 1-5).
46
e. Ka’bah Lambang ka’bah melambangkan tujuan utama pendidikan yaitu untuk menjadikan manusia yang beribadah kepada Allah SWT, sebagaimana tersirat dalam Al-Quran surat An-Nahl ayat 78. َّ َو َصب َر َو ْاْلَ ْفئِ َدة َ َّللاُ أَ ْخ َز َج ُك ْى ِي ٍْ بُطُى ٌِ أُ َّيهَبتِ ُك ْى ََل تَ ْعهَ ًُىٌَ َش ٍْئًب َو َج َع َم نَ ُك ُى ان َّس ًْ َع َو ْاْلَ ْب )87( ٌَنَ َعهَّ ُك ْى تَ ْش ُكزُو Artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dariperut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun. Dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur. (16: 78)
f. Bola Dunia Lambang bola dunia melambangkan sebuah cita-cita besar menjadi bagian dari pengelola kehidupan khalifah fi lard, sebagimana yang tersirat dalam firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 31-32. ضهُ ْى َعهَى ْان ًَ ََلئِ َك ِت فَقَب َل أََبِئُىًَِ بِأ َ ْس ًَب ِء َٰهَؤ ََُل ِء إٌِ ُكُتُ ْى َ َو َعهَّ َى آ َد َو ْاْلَ ْس ًَب َء ُكهَّهَب ثُ َّى َع َز 31 ٍٍَِصب ِدق َ 32ك أََتَ ْان َعهٍِ ُى ْان َح ِكٍ ُى َ ََِّك ََل ِع ْه َى نََُب إِ ََّل َيب َعهَّ ًْتََُب ۖ إ َ ََقَبنُىا ُس ْب َحب Artinya : (31) Dan telah diajarkan Nya kepada Adam nama-nama semuanya, kemudian Dia kemukakan semua kepada Malaikat, lalu
47
Dia berfirman : Beritakanlah kepada Ku nama-nama itu semua, jika kamu adalah makhluk-makhluk yang benar. (32) Mereka menjawab : Maha suci Engkau ! Tidak ada pengetahuan bagi kami, kecuali yang Engkau ajarkan kepada kami. Karena sesungguhnya Engkaulah yang Maha Tahu lagi Maha Bijaksana. D. Kegiatan Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami
1. Aktivitas Harian
NO.
DARI JAM
SAMPAI JAM
1.
03:30
05.00
KEGIATAN Bangun
pagi,
Tahajjud, Rotib
sholat
pembacaan
Al-Haddad
dan
shalat Shubuh. 2.
05.00
05.45
Pengajian kitab kuning
3.
05.45
07.00
Sarapan
pagi,
Mandi,
Persiapan sekolah 4.
07.10
12.15
Kegiatan Belajar Mengajar
5.
12.30
13.00
Sholat Dzuhur Berjama’ah
6.
13.30
15.00
Makan Siang dan Istirahat
7.
15.15
16.00
Shalat pembacaan
Ashar Ratib
Atthas 8.
16.00
17.15
Olahraga dan Mandi
dan Al-
48
17.15
9.
18.15
Pembacaan
Ratib
Al-
Idrus, Tadarus Qur’an dan Shalat Magrib 10.
18.15
19.15
Makan Malam
11.
19.30
1945
Sholat Isya
12.
19.45
20.45
Pengajian Kitab Kuning
13.
20.45
22.00
Belajar Malam
14
22.00
03.30
Istirahat Malam
2. Mingguan
NO.
HARI/WAKTU
KEGIATAN
1.
Ahad pagi
Olah raga
2.
Ahad sore
Ceramah
agama
oleh
Pimpinan Pesantren 3.
Senin pagi
Apel Dwi mingguan
4.
Kamis sore
Latihan Pidato (santri putri)
5.
Kamis malam
Tahlil,
barzanji,
manakiban dan shalat tasbih 6.
Jumat sore
Latihan pidato (santri putra)
7.
Sabtu Malam
Muhadhoroh
(Latihan
49
Pidato Putra/I di kelas)
3. Berkala
PORSENI (Pekan Olahraga dan Seni)
Ummul Quro Al-Islami Cup
Perkemahan dan Bakti sosial
Lomba mengarang (karya tulis)
Diskusi, seminar dan pelatihan-pelatihan
E. Struktur Pengurus Pondok Pesantren Modern Ummul Quro AlIslami Susunan Pengurus Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami Tahun Pelajaran 1436-1437 H/2015-2016 M : Pimpinan
: KH. Helmy Abdul Mubin, Lc
Sekretaris Pesantren
: Ust. Saiful Falah, M.Pd.I Ust. Ali Hidayat, S.EI Ust. Salman Al-Faris, S.Stat
Bendahara
: Koordinator Aliyah Putra : Ust. Hudaili Aliyah Putri :Usth.Siti Rahmani MTs Putra
: Ust. Fajar A
MTs Putri
: Usth. Ai Fatimah
Kepala Madrasah Aliyah
: Ust. Harliana, S. Pd
Wakil Kepala Bid. Kurikulum
: Ust. Abror, S.Pd.I Ust. Sofyan Adi Saputra, S.Pd
Kepala Madrasah Tsanawiyah
: Ust. Andri Noer Zaelani, S. Pd.I
50
Wakil Kepala Bid. Kurikulum
: Ust. Ishak Ruslan, S. Pd Ust. Dudi Solahuddin, SH.I
Sekretaris Aliyah
: Ust. Enjar Winata Ust. Rifki Sofyan Sauri Ust. Arifudin Ust. Muhammad Nasruddin Ust. Sultan Abdul Basyit
Sekretaris Tsanawiyah
: Ust. Solihin Gaya Putra Ust. Bahruni Ust. Ahmad Fathurrahman Ust. Zulhin Ja’far Ust. Abdul Hadi Zain
Dewan Kehormatan Guru
: Ust. H. Drs. Hidayat Ust. Asep Saepulloh, S.Pd.I Ust. H. Fauzi Rahman
Penj. Program Niha’ie
: Ust. Ahmad Fauzi, S. Ag Ust. Ni'mat, S. Pd.I Ust. As'adi Romly, S. Ag Ust. Yana Sutardi
Penj. Pengajian Kitab
: Ust. Subakir Khairi Ust. Muhammad Ishaq Usth. Siti Romlah
Penj. Pengajaran Al-Qur’an
: Ust. Khozinul Huda Usth. Wati
51
Penj. Tahfidz Al-Qur’an
: Ust. Sirojuddin Ust. Muhammad Awaluddin Usth. Nabilah
Penelitian dan Pengembangan
: Ust. Heriyanto Wazir Ust. Taufiq Rahman, MM Usth. Nurlela, SE Ust. Rahmat Hidayat
Tata Usaha
: Ust. Marjuli Ust. Muhammad Tohir Usth. Nita Nurmalasari Usth. Siti Aminah Sespao Usth. Haura Permata Nurida
Koord Sarana dan Prasarana
: Ust. Irham Saefuddin
Penj. Bangunan
: Ust. Basyaruddin
Penj. Air dan Listrik
: Ust. Tarmidzi Ust. M.Asrorsi
Penj. Sound System
: Ust. Hasan Badru Tamam
Penj. Meja, kursi & Papan Tulis : Ust. Muhammad Fauzi Penj. Lab IPA
: Ust. Irfan Fauzan Usth. Aliyah Sakinah
Penj. Lab Komputer/Kursus
: Ust. Arif Miftahurrahman Ust. Rizal Fauzi
Penj. Lab Bahasa/Kursus
: Ust. Syafi’i Usth. Helmiyati
52
IT Support
: Ust. Titip Barkah, S.Kom Ust. Saepulloh, S.Kom
Penj. Majalah Missi
: Ust. Abdul Rosyid Ust. Agung Hardiansyah Usth. Desty Sri Lestari
Biro Humas dan Publikasi
: Ust. Sugiharto Syahril Ust. Dicky Mulyanto (Radio UQI FM 107,8) Ust. Agus Ali
Penj. Laundry
Penj. Tabsis
: Ust. Muhammad Yusuf SE.Sy Ust. Arif Rahman
(MA Putra)
Ust. Rinaldi
(MTs Putra)
Usth. Ervyasa
(MA Putri)
Usth. Siti Aprillianti
(MTs Putri)
: Ust. Husni Mubarok
(MA Putra)
Ust. Nur Octavian Ardiansyah(MTs Putra) Usth. Lia Wahyuni
(MA Putri)
Usth. Rizki Amalia
(MTs Putri)
Ketua Panitia Ujian
: Ust. Arsyad Syamsuri, SH.I
Sopir
: Bpk. Soleh
Pondok
Bpk. Ahmad Bpk. Firman Bpk. Luthfi Satpam
: Bpk. Zaenuddin
53
Bpk. Budi F. Fungsi dan Tugas Humas Fungsi humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami berfungsi sebagai agen promosi pesantren dan perekat hubungan silaturahmi dengan masyarakat. Tugas humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami ialah : 1. Mendokumentasikan kegiatan-kegiatan pesantren yang dilaksanakan baik di dalam maupun di luar pesantren. 2. Mengatur penyimpanan dokumntasi pesantren 3. Memelihara dan perbaikan alat-alat dokumentasi 4. Mengkoordinir dan menjalankan media publikasi pesantren yaitu Radio UQI FM 107,8 5. Mengkoordinir kegiatan-kegiatan syiar pesantren di luar organisasi santri seperti sanlat pada bulan Ramadhan 6. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan publikasi dan dokumentasi secara berkala kepada sekertaris pesantren. 7. Mengatur dan menyelenggrakan hubungan pesantren dengan orang tua/wali murid 8. Membina hubungan antara sekolah dengan Komite Sekolah 9. Membina pengembangan hubungan antar sekolah dengan lembaga pemerintah, dunia usaha, dan lembaga sosial lainya. 10. Membina hubungan antara pesantren dan institusi pendidikan lain.
54
11. Membina hubungan antara pesantren dengan ikatan keluarga alumni UQI (IKAPMI).2
2
Statuta, Fungsi dan Tugas Pengurus, (Leuwiliang Bogor : Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami, 2014) h.19.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA A. Strategi Hubungan Masyarakat dalam Meningkatkan Jumlah Peserta Didik Pasca Tragedi Keracunan. Strategi salah satu bagian terpenting dalam suatu rencana. Perencanaan yang cermat dan matang merupakan sebuah strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam sebuah lembaga, organisasi maupun program kegiatan. Kegiatan yang dilakukan tidak akan tercapai dengan baik tanpa adanya strategi dan perencanaan yang matang. Menurut Stephen Robbins (1990) mendefinisikan strategi sebagai penentuan tujuan jangka panjang perusahaan dan memutuskan arah tindakan serta mendapatkan sumber-sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan, baik tujuan jangka panjang maupun jangka pendek yang dijalankan suatu organisasi. Dalam menjalankan strategi perlu adanya tindakan-tindakan yang dilakukan dan sumber-sumber yang menjadi faktor pendorong dalam mewujudkan tujuan. Masalah yang dihadapi Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami pada saat keracunan di tahun 2005 bisa dikatakan masalah serius. Pada dasarnya masalah yang datang pada saat kejadian disebut Kejadian Luar Biasa (KLB). Karena memang untuk kejadian keracunan ini cukup besar dampaknya. Ratusan santri terkena wabah penyakit muntahber yang mengakibatkan satu korban jiwa meninggal dunia. Hingga memberi dampak terhadap penerimaan peserta didik baru pada tahun ajaran selanjutnya.
55
56
Setelah itu mengalami sedikit kemerosotan, pihak pesantren mencoba menyerahkan kepada pihak humas untuk membuat kegiatan apa saja yang bisa menarik minat santri untuk mondok di pesantren Ummul Quro ini. Ya jika kamu menanyakan strategi apa saja memang semua kegiatan untuk membuat santri baru meningkat banyak kegiatan yang humas bikin sendiri.1 Dan pada tahun 2009 pemimpin pesantren Kiyai H. Helmi Abdul Mubin, Lc menyerahkan sepenuhnya kepada pihak humas untuk bagaimana cara mempromosikan atau memperkenalkan pesantren kepada khalayak masyarakat. Jika dilihat dalam komponen strategi humas terdapat dua komponen yang saling terikat, yang pertama yakni komponen sasaran yang pada umumnya public yang mempuyai kepentingan yang sama seperti, strategi yang direncanakan oleh humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami yaitu pihak humas merencanakan pesantren kilat yang dilakukan di berbagai daerah terpencil yang memang untuk ilmu keagamaannya masih kurang. Kemudian, membuat lomba-lomba yang dilakukan di Pondok Pesantren sejabodetabek tingkat TK, SD, SMP, SMA sederajat. Serta sunatan massal dan santunan anak yatim yang diadakan oleh pihak Pesantren itu sendiri kepada masyarakat sekitar pondok pesantren. Kedua, komponen sarana (paduan atau bauran sarana untuk menggarap suatu sasaran) berfungsi untuk menggarap ke arah posisi atau dimensi yang menguntungkan. Pihak humas merencanakan dua kegiatan yakni, jaringan alumni yang diarahkan oleh pihak humas sendiri, lalu sarana yang menunjang yang dapat mempromosikan pesantren ialah salah satunya radio pesantren yang diadakan oleh para alumni dan humas itu 1
Wawancara pribadi Ust. Dicky Mulyanto, sebagai Penanggung Jawab Divisi Humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami, wawancara dilakukan di Kantor Radio Humas Pondok Pesantren, pada tanggal 25, Januari 2016 pada pukul 13.00-14.30 WIB
57
sendiri untuk berdakwah sekaligus mempromosikan dan memperkenalan pesantren melalui radio tersebut. B. Langkah-langkah Humas dalam Meningkatkan Jumlah Peserta Didik Dalam tahapan-tahapan strategi, humas melakukan kegiatan untuk mencapai tujuannya. Humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro AlIslami ini menentukan kegiatan apa saja yang bisa sampai langsung kepada masyarakat. Untuk tahap menentukan kegiatan ini pihak humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami membuat empat macam kegiatan. Yang pertama¸ yaitu mengadakan pesantren kilat yang pesertanya yaitu dari pihak santri kelas 1, 2, dan 3 MA atau sederajat dengan SMA ini untuk pergi mengabdi ke pelosok daerah pulau Jawa yang telah ditentukan untuk mengajarkan pendidikan formal dan nonformal. Disini terlihat bagaimana respon dari masyarakat terhadap suatu kegiatan pesantren yang membawa dampak positif bagi masyarakat. Pihak humas juga tidak serta-merta melapas santrinya begitu saja. Santri dibimbing oleh pihak guru pembimbing masing-masing dalam kegiatan pesantren kilat tersebut. Kalau memang ruang lingkup humas, kita memang mempunyai strategi untuk mempromosikan pesantren dari segi pendidikan formal maupun nonformal. Salah satunya kita punya kegiatan rutin tahunan yang sambil mempromosikan pesantren yaitu “pesantren kilat”. Pesertanya itu santri MA 1, 2, dan 3 strategi itu masuk ke ruang lingkup humas. Jadi kegiatan itu para santri dikirim ke daerah-daerah dan dibimbing oleh ustad dan ustadzah. Itu salah satu mempromosikan pesantren, sambil mengajar kepada anak SD dan SMP sambil kita ajak orang tuanya. Dan kita mengenalkan pesantren kita kepada mereka, dan memberikan masukan untuk
58
menyekolahkan anaknya ke pesantren dan mungkin Pesantren Ummul Quro menjadi pesantren pilihan mereka.2
Gambar 4.1 Kegiatan Pesantren Kilat oleh santri kelas 1, 2, dan 3 MA
Pihak humas juga mengarahkan bagaimana cara mengenalkan atau memporomosikan pesantren kepada murid yang mereka ajarkan atau bahkan orang tua wali murid di sana. Dengan cara sambil mengajarkan ilmu-ilmu
agama
yang
sesuai
dengan
Ahlusunnah
waljama‟ah
sebagaimana yang menjadi visi Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami ini. Di samping mengajarkan dan memberikan ilmu-ilmu agama pesantren kilat yang dibuat juga memberikan masukan kepada masyarakat setempat
tentang
bagaimana
seluk
beluk
pesantren.
Dengan
memperkenalkan pesantren ke dunia masyarakat setempat bagaimana para ustad dan santri mempromosikan mengenai Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami.
2
Wawancara pribadi Ust. Dicky Mulyanto, sebagai Penanggung Jawab Divisi Humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami, wawancara dilakukan di Kantor Radio Humas Pondok Pesantren, pada tanggal 25, Januari 2016 pada pukul 13.00-14.30 WIB.
59
Hal yang diharapkan dari pihak humas sendiri di sini yaitu mendapatan feedback yang baik dari masyarakat setempat dengan diadakannya pesantren kilat tersebut. Lalu juga mendapatakan keuntungan bagi Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami itu sendiri. …ketika contohnya kita mau melakukan sanlat, kita itu harus merangkul divisi lain. Dan kita pilih divisi lain siapa diantara mereka yang mampu untuk membimbing kegiatan sanlat ini. 3
Dan dalam mengadakan kegiatan sanlat ini humas merangkul divisi lain untuk ikut dalam membimbing santri yang akan melakasanakan syiarsyiar pesantren ini. Untuk lebih terpola dalam mengajar dan memberikan ilmu-ilmu agama serta menjaga keamanan dari para santri itu sendiri. Yang kedua, humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro AlIslami ini mengadakan suatu organisasi alumni yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera.
Jaringan alumni ini dibentuk untuk bertujuan
menjadikan alumni Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami ini menjadi duta pesantren di kalangan masyarakat sekitar. yaitu dengan cara bisa mnegajarkan mengaji, berdakwah dan mengabdi di daerahnya masing-masing. “Yang kedua, yaitu usaha lainnya jaringan alumni kita. Sebelum mereka lulus kan kita didik, sebisa mungkin jadi mereka menjadi Duta Pesantren di wilayah atau daerah mereka masingmasing. Seperti mengajarkan mengaji, menjadi ceramah, mengabdi di masyarakat di desanya dan lain-lain”4
3
Wawancara pribadi Ust. Dicky Mulyanto, sebagai Penanggung Jawab Divisi Humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami, wawancara dilakukan di Kantor Radio Humas Pondok Pesantren, pada tanggal 25, Januari 2016 4 Wawancara pribadi Ust. Dicky Mulyanto, sebagai Penanggung Jawab Divisi Humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami, wawancara dilakukan di Kantor Radio Humas Pondok Pesantren, pada tanggal 25, Januari 2016 pada pukul 13.00-14.30 WIB.
60
Untuk jaringan alumni itu sendiri pihak humas memberikan masukan kepada seluruh alumni. Agar mereka juga ikut serta dalam membangun citra positif di kalangan masyarakat mereka tinggal mengenai Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami. Dengan diadakanya jaringan alumni ini mereka setiap tahunnya membuat beberapa kegiatan yang memang berhubungan langsung dengan masyarakat seperti membuat, bakti sosial, pesantren kilat, dan bimbingan belajar. Yaitu mereka juga melaporkan acara apa yang mereka telah buat melalui media seperti bulletin. Di sini dapat terlihat dampak yang akan dihasilkan dari para alumni itu sendiri. Yaitu mendapatkan dampak yang positif di kalangan masyarakat mengenai Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami ini. Harapan humas itu sendiri kepada setiap alumni dapat membawa nama baik pesantren di kalangan masyarakat. Dan salah satu upaya humas dalam mengawasi segala macam kegiatan yang diadakan oleh para alumni itu sendiri ialah melalui sosial media dan website yang mereka buat.
Gambar 4.2 Kegiatan Ikatan Alumni Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami
61
Yang ketiga,
yaitu pihak humas mengadakan perlombaan-
perlombaan pada tahunnya. Yaitu dengan melibat santri serta para guru lainnya. Untuk perlombaan yang dibuat itu sendiri untuk tingkat TK, SD, SMP, dan SMA.
4.3 Salah satu perlombaan yang diadakan di Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami “kami juga mengadakan perlombaan-perlombaan pada hari jadi pesantren yang kita adakan di dalam pesantren ini untuk tingkat Bogor Barat bahkan tingkat Jabodetabek. Perlombaan yang kita buat itu untuk tingkatan mulai dari SD, SMP dan SMA. Dan bahkan pada hari jadi kita yang ke-19 kita pernah bikin sebuah acara lomba mulai dari tingkat TK, SD, SMP, SMA bahkan dari dengan tema “memperkanalkan pesantren sejak dini”5
Untuk lomba itu sendiri pihak humas sengaja mengadakan lomba mulai dari tingkat TK karena memang humas ingin memperkenalkan pesantren sejak dini kepada masyarakat. Untuk perlombaan itu sendiri jangkaunnya bisa dikatakan cukup luas. Karena memang mulai se5
Wawancara pribadi Ust. Dicky Mulyanto, sebagai Penanggung Jawab Divisi Humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami, wawancara dilakukan di Kantor Radio Humas Pondok Pesantren, pada tanggal 25, Januari 2016 pada pukul 13.00-14.30 WIB
62
Jabodetabek dan tingkatannya pun beragam. Di sini bisa terlihat jika humas mengadakan perlombaan yang bertepat di pesantren itu sendiri bisa sekaligus memperkenal Pondok Pesantren Modern Ummul Quro AlIslami ini kepada murid yang mengikuti perlombaan tersebut. Dampak yang diharapkan humas itu sendiri yaitu mendapatkan pandangan baik dari setiap peserta lomba yang mengikuti perlombaan di Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami itu sendiri. Yang keempat, yaitu pihak humas mengadakan acara yang melibatkan warga sekitar pondok pesantren. Agar meberikan pandangan positif oleh masyarakat sekitar Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-islami. Yaitu dengan cara mengadakan santunan anak yatim dan sunatan massal. Peserta ini berasal dari masyarakat sekitar Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami.
Gambar 4.4 Kegiatan Khitanan Massal yang diadakan di Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami Kita juga setiap tahunnya membuat acara yang manfaatnya agar langsung dirasakan oleh masyarakat sekitar sekaligus mempromosikan pesantren sambil merangkul warga sekitar atau
63
se-kecamatan. Seperti sunatan masal, santunan anak yatim untuk di daerah kampung banyusuci atau masyarakat sekitar.6
Dalam pelaksanan acara ini humas melibatkan seluruh staff pesantren dan tokoh masyarakat setempat. Acara yang dibuat memang untuk membangun tali silaturahmi antara Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami dengan masyarakat sekitar. Yang nantinya harapan humas untuk dapat saling membantu dalam segala sesuatu kegiatan yang dibuat pesantren maupun yang dibuat oleh masyarakat sekitar. Peneliti menganalisis mengenai strategi humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami yang diterapkan dalam model perencanaan humas enam langkah. Yang pertama yaitu pengenalan situasi, untuk pengenalan situasi humas Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami ini mengenali terlebih dahulu latar belakang dari wali santri dan peserta didik. Di sini humas jelas mengapa megadakan pesantren kilat. Karena humas mengenali latar belakang dari peserta didik dan wali santri yang berlatar belakang dari kalangan masyarakat yang agamis atau masyarakat yang mempercayai pesantren dalam kehidupannya. Dengan mengenali latar belakang tersebut humas dengan mudah terjun langsung ke masyarakat dengan menyebarkan syiar islam dan mengajarkan kepada masyarakat yang sesuai dengan ahl sunnah waljama‟ah. Yang kedua yaitu penetapan tujuan, humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami ini mengubah citra umum di mata
6
Wawancara pribadi Ust. Dicky Mulyanto, sebagai Penanggung Jawab Divisi Humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami, wawancara dilakukan di Kantor Radio Humas Pondok Pesantren, pada tanggal 25, Januari 2016 pada pukul 13.00-14.30 WIB
64
khalayak dengan contoh yaitu humas membuat perlombaan yang menarik masyarakat. Humas dan seluruh keanggotanya mengubah perlombaan sekreatif mungkin akan tetapi tetap dalam nuansa pesantren. Jika untuk menyebarluaskan cerita sukses yang telah dicapai oleh organisasi kepada masyarakat, di sini humas jelas terlihat merangkul para alumni Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami ini dengan membuat jaringan alumni yang memang jaringan alumni itu sendiri dapat terjun langsung ke masyarakat dan memperkenalkan pesantren di kalangan masyarakat. Selanjutnya yaitu untuk menyebarluaskan informasi mengenai aktivitas dalam kehidupam sosial sehari-hari. Jika untuk menyebarluaskan informasi humas menyebarkan aktivitas yang ada di Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami melalui radio yang memang dikelola langsung oleh humas itu sendiri. Dan dengan media radio tersebut humas jelas menyebarluaskan apa saja aktivitas yang dilakukan di Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami. Yang ketiga yaitu definisi khalayak, jika untuk definisi khalayak kerja humas sudah terlihat jika dalam tujuan definisi khalayak itu sendiri adalah untuk menyusun rencana yaitu dengan mengenali khalyaknya. Setiap organisasi pasti mengharapkan organisasinya tersebar luas dan menjangkau semua khalayak. Humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami menjangkau khalayak dekat bahkan khalayak luas. Jelas dengan humas mengadakan sunatan massal yang diikuti oleh warga sekitar Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami dan perlombaan sejabodetabek terlihat jelas bahwa peran humas dapat menjangkau
65
khalayak dekat dan khalayak luas, sedikit banyaknya dapat mengenali keberadaan dari Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami itu sendiri. Karena dengan diadakannya sunatan massal dan lomba sejabodetabek tingkat TK, SD, SMP, dan SMA sederajat maka pesantren dapat dikenalai contohnya antar sekolah dan kalangan masyarakat. Yang keempat yaitu pemilihan dan teknik-teknik PR. Salah satunya yaitu humas kampanye periklanan biasanya terbatas pada mediamedia tertentu yang diharapkan, dunia humas dapat menggunakan berbagai media khusus seperti jurnal-jurnal internal, bulletin, atau sekedar majalah dinding. Kita juga punya radio UQI 107,5 FM. Itu penyiaranya dari santri juga. Disitu juga kita ada acara yang membahas tentang kegiatan santri, sekaligus meepromosikan pondok pesantren pada pendengar setia kita sendiri. Jadi tidak hanya berdakwah saja kita juga memperkenalakan pesantren contohnya ada acara tentag aktivitas pesantren. Kalau program acara untuk meporomosikan pesantren itu nama program acaranya Beranda Pesantren (BERAS) program acara itu berisi informasi seputar kegiatan pesantren modern ummul quro Al-Islami, dari mulai kegiatan ekstrakulikulernya sampai dengan organisasi santrinya, dan kalau mau menjelang penerimaan peserta didik ini kita juga masukan seputar informasi peneriman peserta didik. Dan secara berkala juga kita mengundang pengurus atau pembimbing organisasi sebagai narasumber. 7
Jika dilihat dari media, disini humas memperkenalkan Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami sudah cukup canggih. Karena dengan menggunakan radio pesantren sendiri. Sesuai fungsinya, Radio pesantren bertujuan untuk berdakwah kepada masyarakat. Di sisi lain berdakwah, radio ini juga sebagai media mempromosikan Pondok 7
Wawancara pribadi Ust. Dicky Mulyanto, sebagai Penanggung Jawab Divisi Humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami, wawancara dilakukan di Kantor Radio Humas Pondok Pesantren, pada tanggal 25, Januari 2016 pada pukul 13.00-14.30 WIB.
66
Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami dikalangan masyarakat yang dapat menjangkau frekuensi radio tersebut. Dengan program acara Beranda Pesantren (BERAS) dan untuk penyiar dari program acara tersebut yaitu dari santri Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami sendiri. Untuk program acara Beranda Pesantren (BERAS) ini berisi mengenai kegiatan aktivitas santri mulai dari ekstrakulikuler, perlombaan, peringatan hari-hari besar dan seluruh aktivitas santri lainya. Maka, sedikit banyaknya pendengar radio dapat mengetahui kebaradan Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami itu sendiri. Dengan adanya media seperti Radio ini dapat menjangkau khalayak agar dapat mngetahui keberadaan Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami sekaligus mempromosikan pondok pesantren itu sendiri.
Dengan cara tersebut diharapkan bagi
khayalak pendengar yang ingin menyekolahkan anak mereka ke sebuah pondok pesantren, maka Pondok Pesantren Modern Ummul Quro AlIslami bisa menjadi salah satu referensi yang baik, karena semua informasi pendaftaran akan di siarkan melalui Radio 107,5 FM. Anggaran. Karena mereka para santri ketika diadakan sanlat ini mengadakan anggarannya cukup besar. Dan cara kita ini membuat sanlat hanya 2 tim. Yaitu Sanlat Tim Putra dan Sanlat Tim Putri8 Yang kelima yaitu perencanan anggaran, untuk perencanaan anggaran humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami hanya sedikit menjelaskan kepada peneliti yaitu peneliti mengambil contoh dari salah satu kegiatan yaitu sunatan massal dan pesantren kilat (sanlat) untuk
8
Wawancara pribadi Ust. Dicky Mulyanto, sebagai Penanggung Jawab Divisi Humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami, wawancara dilakukan di Kantor Radio Humas Pondok Pesantren, pada tanggal 25, Januari 2016 pada pukul 13.00-14.30 WIB.
67
perencanaan anggaran kegiatan tersebut semua berasal dari dan Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami itu sendiri. Dan jika untuk anggaran dana itu sendiri humas mengatakan salah satu hambatan dalam menerapakan kegiatan-kegiatan yang direncanakan. Sebagai contoh untuk kegiatan sanlat ini diperkecil jumlah kelompok sanlatnya. Yang awalnya perregional sekarang menjadi dua kelompok yaitu sanlat putra dan sanlat putri. Agar meminimalisir angaran yang diminta untuk mengadakan sanlat tersebut. Yang keenam pengukuran hasil atau evaluasi, pengukuran hasil yaitu mengevaluasi berbagai hasil yang telah dicapai dengan teknik-teknik penelitian yang digunakan untuk mengenali situasi. Metode-metode evaluasi hasil biasanya diterapkan pada tahapan perencanaan. Targettarget untuk mecapai tujuan dapat digunakan sebagai tolak perbandiangan, baik untuk mengetahui apakah citra organisasi yang baru telah dipahami khalayak, apakah hubungan organisasi dengan khalayaknya sudah lebih baik, serta hasil-hasil nyata yang telah dicapai.
Dalam setiap kegiatan itu perlu diadakannya evaluasi. Dalam rapat pertemuan guru yang dilakukan pada pertemuan satu kali dalam satu bulan. Pertemuan bulanan adalah untuk saling mengevaluasi dalam setiap kegiatan yang telah dilaksanakan. Baik itu dari pihak humas sendiri ataupun dari pihak divisi lain. Setelah melaksanakan strategi disertai dengan tantangan dan hambatan yang dihadapi, perlu diadakannya evaluasi strategi. Evaluasi strategi dilakukan untuk mengetahui tujuan apa saja yang sudah dicapai
68
dalam sebuah organisasi. Terdapat evaluasi dalam Humas Pondok Pesantren Moedern Ummul Quro Al-Islami yaitu evaluasi setelah melakukan kegiatan atau program yang dilaksanakan. Setelah kegiatan atau program yang dilakukan oleh pihak Humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami, baik program kerja jangka panjang mau pun jangka pendek membutuhkan evaluasi. Evaluasi dilakukan pula untuk mengetahui tantangan dan hambatan apa saja yang dihadapi dalam meningkatkan jumlah peserta didik. Akan tetapi evaluasi yang dilakukan oleh Humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami dilakukan secara keseluruhan kegiatan atau program, tidak hanya terfokus pada permasalahan setiap bagian saja atau pada evaluasi strategi yang akan dilaksanakan terkait dengan kerja humas.
Gambar 4.5 Saat Evaluasi Bulanan yang Dihadiri Semua Jajaran Guru. Rapat evalusi ada juga yang dilakukan sebulan sekali, namun terkadang evaluasi yang kami lakukan ada yang secara berkala dan ada juga yang dilakukan sesuai waktu yang telah ditentukan. Misalnya ketika ada kegiatan lomba atau kegiatan yang dilakukan oleh pihak pesantren maka kami melakukan evalusi tepat setelah acara selesai dan ketika acara berlangsung kami member
69
arahan dan kemudian ketika acara selesai kami langsung mengevaluasi kegiatan yang berangsung.9 Evaluasi dalam Humas Pondok Pesantren Moedern Ummul Quro Al-Islami dilakukan secara berkala, yaitu pertemuan mingguan dan bulanan untuk saling mengevaluasi. Bahkan setelah berakhirnya program yang sudah terlaksana dalam kegiatan, humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami langsung memberikan evaluasi khususnya dalam divisi yang ada dalam Pondok Pesantren Moedern Ummul Quro AlIslamiitu sendiri. Pelaksanaan evaluasi tidak membahas startegi apa saja yang sudah tercapai dengan baik, akan tetapi evaluasi dalam kegiatan dan hasil akhir yang diharapkan. Pada dasarnya dalam semua strategi dan kegiatan yang humas buat dalam meningkatkan jumlah peserta didik yang ada terdapat beberapa macam kendala yang dihadapi oleh humas itu sendiri. Jika untuk dari kegiatan pesantren kilat ini yaitu ketersiapan santri yang akan dikirim ke pelosok daerah untuk mengajar. Cara humas untuk menangani ketidaksiapan santri dalam mengajar kepada masyarakat, humas memberikan arahan atau semacam training yang diakan sebelum pesantren kilat ini akan dilaksanakan. Harapan humas mengenai pembekalan yang diberikan kepada santri agar lebih siap dan lebih matang ketika menjalani pesnatren kilat tersebut.
9
Wawancara pribadi Ust. Dicky Mulyanto, sebagai Penanggung Jawab Divisi Humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami, wawancara dilakukan di Kantor Radio Humas Pondok Pesantren, pada tanggal 25, Januari 2016 pada pukul 13.0014.30 WIB.
70
Jika untuk kendala dari jaringan alumni yang tersebar luas di Jawa dan Sumatera adalah keterisapan bagaimana santri yang sudah lulus dapat mengajar atau dapat memberikan ilmu-ilmu agama di masyarakat. Cara humas itu sendiri mengahadapi tantangan ini dengan cara memberikan ujian Ammaliah Tutaddris atau ujian Mikro Teaching ujian yang diadakan untuk mengukur sampai mana kemampuan para santri dapat mengajar. Karena harapan pesantren itu sendiri bisa memberikan ilmu waalaupun hanya satu ayat. Kemudian untuk perlombaan tantangan yang dihadapi humas itu sendiri yaitu bagaimana cara humas dan seluruh panitia perlombaan dapat mengeksplore ide-ide mengenai perlombaan yang akan diadakan. Karena kegiatan perlombaan ini humas sendiri ingin merangkul di luar dari kalangan pesantren itu saja dan tidak mengurangi nilai-nilai pesantren yang ada. Menurut peneliti mengenai evaluasi yang dilaksanakan oleh humas Pondok Pesantren Moedern Ummul Quro Al-Islami yang dilaksanakan tidak terfokus hanya pada evaluasi strategi yang dimiliki dan dilaksanakan dalam humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami tidak terstruktur. Pentingnya humas memiliki strategi yang terstruktur, karena dalam pelaksanaan startegi memiliki tahapan-tahapan yang harus dilakukan agar tercapainya suatu tujuan yang ingin dicapai dengan baik. Dalam strategi humas yang dilakukan adalah langsung kepada pencapain tujuan yang diharapkan. Padahal langkah-langkah dalam melaksanakan startegi perlu diperhatikan oleh humas itu sendiri. Dan oleh karena itu,
71
evaluasi yang dilakukan oleh humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami tidak hanya mengenai evaluasi strategi yang sudah dijalankan dan tujuan apa saja sudah dicapai sesuai dengan yang direncanakan akan tetapi evaluasi dilakukan mengenai keseluruhan kegiatan yang sudah dilaksanakan. Evaluasi yang dilakukan mengenai startegi untuk mengetahui bagaiamana hasil dari kegiatan yang dilaksanakan, mengetahui hasil akhir apakah tujuan berjalan sesuai yang direncanakan, mengetahui tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh humas Pondok Pesantren Moedern Ummul Quro Al-Islami. Tanpa adanya startegi yang terstruktur dengan baik, akan sulit menentukan tujuan apa saja yang dilaksanakan selanjutnya. Evaluasi sebagai hasil akhir untuk mengukur startegi yang akan dilakasanakan selanjutnya. Evaluasi sebagai hasil akhir untuk mengukur startegi yang akan dilaksanakan kembali dalam humas dan menetapkan tujuan berikutnya. Terdapat tiga langkah dasar untuk mengevaluasi strategi yang penting untuk diterapkan dalam humas Pondok Pesantren Moedern Ummul Quro Al-Islami yaitu meninjau faktor-faktor internal dan eksternal, mengukur prestasi dengan membandingkan hasil yang diharapkan dengan kenyataan yang ada, dan mengembalikan tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai dengan rencana. C. Efektifitas Strategi yang Diterapkan Humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami Memang pada saat Kejadian Luar Biasa (KLB) tersebut jumlah peserta didik baru berjumlah lima kelas. Dan pada saat pasca tragedi bisa
72
dikatakan menurun dari jumlah sebelumnya. Hingga pada tahun ajaran 2010-2011 jumlah peserta didik tersebut mulai meningkat secara bertahap. Tidak dipungkiri, bahwasannya kinerja humas memang cukup baik dan efektif dalam menerapkan strategi yang membuat peserta didik ini meningkat. Karena memang humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami ini mulai bergerak serius sejak tahun 2009. Sejak mulai bergeraknya humas tersebut santri meningkat cukup terlihat dengan membuat strategi-strategi. Dapat digambarkan dari hasil data yang peneliti dapatkan sebagai berikut. Tahun VII Pelajaran MTs Putra
VII MTs Putri
5 Kelas 2 Kelas 2 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4 Kelas 6 Kelas 6 Kelas 7 Kelas 8 Kelas 10 Kelas
4 Kelas 2 Kelas 1 Kelas 2 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4 Kelas 5 Kelas 6 Kelas 6 Kelas 8 Kelas
20052006 20062007 20072008 20082009 20092010 20102011 20112012 20122013 20132014 20142015 20152016
Jumlah Mts Putra dan Putri 9 Kelas 4 Kelas 3 Kelas 4 Kelas 5 Kelas 7 Kelas 10 Kelas 11 Kelas 13 Kelas 14 Kelas 18 Kelas
1 PK MA Putra
1 PK MA Putri
3 Kelas 1 Kelas 1 Kelas 1 Kelas 2 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4 Kelas 4 Kelas 4 Kelas 4 Kelas
2 Kelas 1 Kelas 1 Kelas 1 Kelas 1 Kelas 2 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4 Kelas 4 Kelas 4 Kelas
Jumlah MA Putra dan Putri 5 Kelas 2 Kelas 2 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4 Kelas 5 Kelas 7 Kelas 8 Kelas 8 Kelas 8 Kelas
Jumlah Total Keselurahan Kelas Santri Baru 14 Kelas 6 Kelas 5 Kelas 6 Kelas 7 Kelas 11 Kelas 15 Kelas 18 Kelas 21 Kelas 22 Kelas 26 Kelas
73
Keterangan :
Jumlah santri VII (tujuh) Mts Putra pada setiap kelasnya ratarata = 37-40 santri.
Jumlah santri VII (tujuh) Mts Putri pada setiap kelasnya ratarata = 35-37 santri.
Jumlah santri 1PK MA Putra pada setiap kelasnya rata-rata = 33-36 santri.
Jumlah santri 1PK MA Putri pada setiap kelasnya rata-rata = 30-34 santri.
Jelas terlihat kenaikan jumlah peserta didik baru terlihat sejak berdirinya humas di Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami ini. Kenaikan peserta didik ini memang bisa dikatakan meningkat secara signifikan per-tahunnya. Kalau waktu rapat, yang diutamakan itu yang bisa mengajar dan yang punya keahlian lebih kak. Terus juga waktu rapat kita harus menjaga nama baik pesantren. Kan kita tinggal di kampung orang kurang lebih dua mingguan. Nah, itu kita juga ngenalin pesantren Ummul Quro sama masyarakat sana.10
Peneliti melakukan wawacara dengan santri kelas X (sepuluh) dan kelas XI (sebelas) untuk mengonfirmasi atas strategi atau kegiatan yang dilakukan humas ini benar terealisasikan untuk meningkatkan jumlah peserta didik. Memang untuk kegiatan humas yaitu salah satunya pesantren kilat memang di sini jelas bertujuan untuk mengajarkan syiar agama sekaligus mempromosikan pesantren di kalangan masyarakat.
10
Wawancara pribadi dengan Ainun Helti kelas XI IPA 1, wawancara dilakukan di Kantor Putri Pondok Pesantren, pada tanggal 26, Februari 2016 pada pukul 21.40-22.00 WIB.
74
Humas pesantren memang terlihat jelas dalam menerapakan kegiatan atau strategi yang direncanakan yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah peserta didik dan menjangkau daerah-daerah luas. Strategi yang paling efektif itu, pesantren kilat dan jaringan alumni. Karena kalau pesantren kilat para guru dan santri terjun langsung dan mengetahui langsung apa yg diinginkan masyarakat ketika kita menjalani program kerja dan mempromosikan. Banyak juga anak SD atau SMP yang tertarik sama kita mau sekolah di pesantren. Dan kalau jaringan alumni, ya memang dari segala macam kegiatan yang sudah saya jelaskan iu dan juga dari mulut ke mulut. Yang membuat masyarakat mengenal pesantren. Kaya misalkan antum tau pesantren ini dari siapa? Dari tetangga? Nah tetangga antum kan alumni. Jadi, dari mulut ke mulut.11 Dari lima strategi yang humas pesantren lakukan, startegi yang paling efektif ialah pesantren kilat dan jaringan alumni. Karena untuk jangkauan khalayak luas, kedua startegi tersebut yang berhubungan langsung dengan sasaran yang ingin dituju. Dengan mengetahui apa yang khalayak inginkan oleh pesantren. Karena, dengan humas melihat langsung apa yang terjadi di masyarakat bisa langsung mengevaluasi dalam segala kekuarangan yang ada di pesantren Ummul Quro Al-Islami itu sendiri. Sedangkan jika untuk jaringan alumni itu sendiri strategi yang dijalankan humas memang tidak terjun langsung ke masyarakat. Akan tetapi khalayak itu sendiri yang menyebar luaskan melalui mouth to mouth atau dari informasi yang sudah beredar di masyarakat mengenai keberadaan dan citra pesantren melalui jaringan alumni. Maka, kedua strategi itu yang paling efektif untuk meningkatkan jumlah peserta didik.
11
Wawancara pribadi Ust. Dicky Mulyanto, sebagai Penanggung Jawab Divisi Humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami, wawancara dilakukan di Kantor Radio Humas Pondok Pesantren, pada tanggal 25, Januari 2016 pada pukul 13.00-14.30 WIB.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Humas Pondok Pesantren Modern berperan penting dalam meningkatkan jumlah peserta didik. Terlihat jelas dalam salah satu fungsi dan tujuan humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami yaitu mengordinir dan menjalankan kegiatan-kegiatan syiar pesantren di luar organisasi santri seperti pesantren kilat (sanlat) pada bulan Ramadhan. Yang salah satu tujuannya yaitu untuk mempromosikan pesantren di kalanga masyarakat. Lalu selain itu humas pesantren juga mengadakan kegiatan yang membuat hubungan baik kepada masyarakat setempat yaitu mengadakan acara sunatan massal dan santunan anak yatim yang rutim pada setiap tahunnya. Serta juga berhubungan baik dengan sesama sekolah dengan melakukan perlobaan pada setiap tahunnya yang mengundang sekolah-sekolah yang berada di Jabodetabek mulai dari TK-SMA. Juga memberikan konstribusi lebih kepada alumni untuk menyebarkan syiarsyiar pesantren dengan cara membuat jaringan alumni pada setiap konsulat seperti Jakarta, Bandung, Jogja dan Jambi. Kemudian langkah humas dengan memperkenalkan pesantren tidak hanya melalui santri dan segala macam kegiatan saja. Akan tetapi melalu media juga. Humas mengusulkan kepada pesantren untuk membuat Radio. Dan sampai saat ini sejak berdirinya radio pada tahun 2010 terus berkembang, tidak hanya sebagai media berdakwah santri akan tetapi juga
75
76
untuk mempromosikan pesantren serta kegiatan-kegiatan yang sedang dilakukan di pesantren melauli Radi 107,5 UQI FM tersebut. Jelas terlihat efekifitas yang didapatkan dari strategi yang humas buat. Yaitu dengan meningkatnya santri dari tahun 2011 hingga saat ini dengan total kelas peserta didik baru sebanyak 22 kelas. Dan salah satu santri terbanyak di Bogor Barat. B. Saran 1. Setelah peneliti membaca buku statua yang diberikan pihak Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Isami terdapat sedikit keganjalan dalam makna dari lambang/logo pesantren yaitu, pada makna dari bola dunia yang dimkasud pada Al-Qura’an surat Al-Baqarah ayat 31-32 seharusnya jika penegrtian dari khalifah fi lar itu terdapat pada surat Al-Baqarah ayat 30. 2. Humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami harus lebih terfokus
menjalankan
program
atau
kegiatan-kegiatan
dengan
maksimal, contonya membimbing santri yang akan mengikuti sanlat dengan memberikan bekal ilmu pengajaran kepada santri agar lebih maksimal lagi. Karena jika hanya mengadakan sanlat dan tidak diberi bekal secara maksimal akan mengahabat santri dalam menyiarkan pesantren dikalangan masyarakat. 3. Humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami terus membangun jaringan alumni di kota-kota lainnya. Agar masyarakat dapat mengetahui keeradaan pondok pesantren lebih luas lagi.
77
4. Memberikan bimbingan terfokus kepada calon alumni agar lebih memahami atau memperdalam ilmu-ilmu pesantren. Agar bisa mengabdi kepada masyarakat dengan ilmu yang lebih maksimal dan percaya diri akan alumni pesantren itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku Anggoro, Linggar. Teori dan Profesi Kehumasan Serta Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. 2000. Bungin, Burhan. Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT Raja Graffindo. 2006. -----------. Sosiologi Komunikasi (Teori, Paradigma, dan Discourse Teknologi Komunikasi di Masyarakat). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2008. Effendy, Onong Uchyana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 1992. Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2013. Gunawan, Sinshe. Definisi dan Gejala Keracunan Bahan Kimia dalam Makanan. 2008. Ismail M. dan Widjajakusuma, M. Karebet. Pengantar Manajemen Syariat. Jakarta: Khairul Bayan, 2002. Jefkins , Frank – Yadin,Daniel. Public Relations Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga. 2002. Kusumastuti, Frida. Dasar-Dasar Hubungan Masyarakat. Bogor: Ghalia Indonesia, 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga, Jakarta: Balai Pustaka, , cet ke 4. 2007. Laksana, Harimurti Krida. Indah, 1981.
Kamus Sinonim Bahasa Indonesia. Jakarta: Nusa
Moloeng, Lexy J. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya. 2001. Mutopo, Ali. Strategi Kebudayaan. Jakarta: Center for strategic and Internationalstudies-CSIS, 1978. Moore, Frazier. Humas membangun citra dengan komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. 2009. 78
79
Morrisan, Pengantar Public Relations Strategi Menjadi Humas Professional. Jakarta: Ramdina Prakasa. 2006. Oliver, Sandra. Public Relaion Strategy. Jakarta:Erlangga. 2007. Purnomo, Setiawan Hari, dan Mansyah, Zulkiefli. Manajemen Strategi, Sebuah Konsep Pengantar, Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI. 1999. Ramayulis, Dasar-dasar Kependidikan Jakarta: Radar Jawa Offset Jakarta, 2015. Ruslan, Rosady. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2014. Rumanti, Sr. Maria Assumpta. Dasar-dasar Public Relations, Teori dan Praktik. Jakarta: PT Grasindo. 2005. Data Media Online www.ahliwasir.com/news/918/Keracunan-Bahan-Kimia-Dalam-Makanan, diakses tanggal 19 Desember 2015. Ratusan Santri Ponpes Ummul Quro Diduga Keracunan, Detik.com, diakses tanggal 18 September 2005 Muntahber, Satu Santri Ponpes Ummul Quro Meninggal, Detik.com, diakses tanggal 18 September 2005 Ratusan Santri Keracunan Air Minum, Yahoo Groups, diakses tanggal 18 September 2005 http://pp-ummulquro.com/?page_id=33 Website Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami diakses pda tanggal 18 November 2015 Data Wawancara Wawancara dengan Ust. Dicky Mulyanto, Penanggung Jawab Humas Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami, Senin, 25 Januari 2016 di Radio 107,5 UQI FM, Bogor Wawancara dengan Ust. Sugiharto, Pembibing Humas Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami, Sabtu, 26 Februari 2016 di Kantor Pesantren Ummul Quro Al-Islami Putra, Bogor Wawancara dengan Ust. Agus Ali, Pembibing Humas Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami, Sabtu, 26 Februari 2016 di Kantor Pesantren Ummul Quro Al-Islami Putra, Bogor
80
Wawancara dengan Ustdzah Fitri, Majelis Pembimbing Organisasi Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami, Sabtu, 26 Februari 2016 di Kantor Pesantren Ummul Quro Al-Islami Putri, Bogor Wawancara dengan Salsa, Santriwati kelas X IPA 2 Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami, Sabtu, 26 Februari 2016 di Kantor Pesantren Ummul Quro Al-Islami Putri, Bogor Wawancara dengan Fitriah, Santriwati kelas X IPA 2 Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami, Sabtu, 26 Februari 2016 di Kantor Pesantren Ummul Quro Al-Islami Putri, Bogor Wawancara dengan Ainun Helti, Santriwati kelas XI IPA 1 Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami, Sabtu, 26 Februari 2016 di Kantor Pesantren Ummul Quro Al-Islami Putri, Bogor Wawancara dengan Raudhatul Jannah, Santriwati kelas XI IPA 1 Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami, Sabtu, 26 Februari 2016 di Kantor Pesantren Ummul Quro Al-Islami Putri, Bogor
LAMPIRAN
Pemberitaan Mengenai Kercunan di Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami
DOKUMENTASI
Wawancara dengan Ust. Dicky Mulyanto Penanggung Jawab Humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami, Leuwiliang Bogor.
Wawancara dengan Ust. Agus Ali selaku Anggota Humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami, Leuwiliang Bogor.
Seusai wawancara dengan Ust. Sigiharto selaku Pembimbing Humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami, Leuwiliang Bogor.
Seusai meminta data Strukur dan izin untuk mewawancarai santri putri oleh Ustdzah Fitri selaku Majelis Pembimbing Organisasi (MPO) Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami, Leuwiliang Bogor.
Seusai wawancara dengan Santriwati kelas XI IPA di Kantor Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami, Leuwiliang Bogor.
Seusai wawancara dengan Santriwati kelas X IPS di kantor Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami, Leuwiliang Bogor.
Struktur Pengurus Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami, Leuwiliang, Bogor.
o$b8
wo
Lampiran
: I Bundel
Perihal
: Pengajuan Proposal Skripsi
ll47
Yang terhormat,
Tim Seleksi Skripsi Fakultas Dakwah dan llmu Komunikasi Di tempat Assalamu' alaikumWr. Wb. Salam sejahtera saya sampaikan semoga Bapak/Ibusenantiasa berada dalam lindungan
Allah SWT. Sehubungan dengan persyaratan untuk meraih gelar Strata Satu (Sl), maka dengan ini saya:
Nama
Ahmad Maulana Rizky
NIM
1
Fakultasiiurusan Semester
I 1 1051000018
Dakwah cian Ilmu KomunikasirKomunikasi dan Penviaran Isiam IX (Sembilan)
Bermaksud untuk mengaiukan skripsi dengan judul "Strategi Hubungan Masyarakat Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami dalam Meningkatkan Jumlah Peserta Didik Pasca Tragedi Keracunan" Sebagai bahan pertimbangan saya lampirkan: i. Proposal skripsi Demikian permohonan ini saya buat, agar dapat menjadi bahan pertimbangan. Atas perhatian BapakAbu saya ucapkan terimakasih. Wassalamu' al aikumWr. Wb. Ciputat, 24 November 2015
Dosen Penasehat Akademik Pemohon
,/"^-7f(ArtiariniPusnitaArwan. M.Psi) NIP. 19861 109201 1012016
NIM.
il 1 1051000018
,/ KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI .l
l. lr. H
.lLranda
No 95 tliputat
Iclcprrn'Iir\ (0] ) jlllrl8'
15412 lndonesia
\()nror': I rr.0l F5 PP.UU.q 8?):ot-. \ Lanrp : I ( satu) br.rntlel /L/
Hal :
.l
akarta./)Desenrbe
71i(r1580
r l0 I -i
Binrbingan Sliripsi
l<,epada Yth. Drs. Wahidin Saputra, MA I)osen FakLrltas llntr-r Dakrrah dan Ilntu l(ontunikasi LjlN Sy ariflliclal atr-r I Iah .Takartit
.1.:"su
Iunt
iktt ttt
rr' uI u
tl,'t
LI"b
Bet'satla irti kanri siitlpaikan oLrtline clan naskah proposal skripsi rang cliajLr[,,an olel-i nriihasisira Fal.ultas llnru L)akiralr clan Ilnru I(onrunikasi [,]lN Sraril'flidaratullah.[akarta sebagai beri
k Lrt.
Nanra Nor-nor Pokolr .l r-r rLrsa n /l(
o
rr
Ahmad MaLrlana I{izkr. 1r110.51000018
sen t ra
l(or-nr-Lnikasi
si
clar-r
Penr ialan lslanr
Scnrester'
lX (Scnrbilan)
felp.
083898i61 r 97 Strategi HuLbunsan Nlas1 arakal Pondok Pesantren Moderr-r Llrlrnrul Quro Al-lslanri cialanr Meningkatlian Jumlah pescrta Didik Pasca'fragedi Keracunan
.lLrclul Skripsi
l(arr-ri utohon l
tr'
u
I
u
i
kttnt
Ili'
Il
h
an. l )ekan-
\\ akil Dekan lliclanc .{kadenrik
Ph.D 19e803 1 001 -10 -fembusan :
l.
Delian
l.
KetLra .lurusan
Konrunikasi clan Penr iar.an lstam (KPl)
KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI TeleptrniFar . (02 I ) 7132728 / 1 4703580 .TI lr, H JuandaNo. 95 Ciputat 15412 Indonesia
E-rnai1 lidkorn llruult aqld
: Un.O1/F5 tpp.oo.g8 3'9
Nomor Lampiran Hal
Jakarla,
ly' O"t"^ber
2015
Izin Penelitian (Skripsi)
Kepada Yth, Hnmas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami di Tempat As
s
alomu' al aikunt Wr. Wb.
Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jakarta menerangkan bahwa :
UIN Syarif
Hidayatullah
Nama
Ahmad Maulana Rizkv
Nomor Pokok
1051000018 Jakarta, 14 Juni 1993 IX (Sembilan) I(on-runikasi dan Penyiaran Islam Jl. H. Ilyas RT 010/010 No. 35 Petukangan Utara Pesanggrahan Jakarta Selatan 083898361 197 111
Tempat/Tanggal Lahir Semester Jullsani Konsentrasi Alamat
:
Telp.
:
adalah benar mahasiswa Fakultas Dakwah dan ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang akan melaksanakan penelitian/mencari data dalam rangka penulisan skripsi berjudul Strategi Hubungon Masyarakat Pondok Pesantren Modern Llmmul Quro Al-lslami dalam Meningkatkan Jumlah Peserta Didik Pasca Tragedi Keracunan,
Sehubungan dengan
itu,
din'rohon kiranya Bapak/Ibu/Sdr.
dapat
menerima/mengizinkan mahasiswa kami tersebut dalam pelaksanaan kegiatan dimaksud.
Demikian, atas kerjasama dan bantuannya kami mengucapkan terima kasih. lTa
ss
al amu' a I a
ikum Wr.
Wb.
Dekan,
rief Subhan, MA 196601 10 199303
Tembusan 1. Wakil Dekan Bidang Akademik 2. Ketua Jurusan/Prodi. Komunikasi dan Penviaran Islam :
DIVISI HUMAS Pesantren Modern Ummul-Quro Al-lslami Banyusuci, Leuwimekar, Leuwiliang Bogor 15540 Telp.(0251) 854498s Fax. (0251) 8644986
SURAT BUKTI PENELITIAN Yang bertanda tangan di bawah ini
:
Nama
: Dicky lVlulianto
Jabatan
: Kepala Divisi Hubungan Masyarakat
Dengan ini menyatakan bahwa mahasiswa dibawah ini
Nama Jurusan
:Ahmad Maulana Rizki : Komunikasidan Penyiaran lslam
NIM
:1111051000018
:
Telah melakukan penelitian di pesantren Modern Ummul-Quro Al-lslami pada divisi HUMAS (hubungan masyarakat), dengan judul penelitian "Strategi Hubungan Masyarakat Pesantren
Modern Ummul-Quro Al-lslami Dalam Meningkatkan Jumlah Peserta Didik". Demikianlah surat bukti penelitian mestinya.
Bogor,25, Januari 2016 Yang n{Qnyatakan,
ini dibuat agar dapat
dipergunakan sebagaimana
TRANSKRIP WAWANCARA Narasumber
: Ust. Dicky Mulyanto
Jabatan
: Hubungan Masyarakat (Penanggung Jawab)
Waktu
: Senin, 25 Januari 2016
Tempat
: Kantor Radio Humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami, Bogor
Humas 1. Strategi apa saja yang digunakan oleh Humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami dalam meningkatkan jumlah peserta didik baru pasca tratgedy keracunan? Memang pada saat KLB (Kejadia Luar Biasa) waktu itu bisa dikatakan menurun sekali ya santrinya. Tapi kami tidak beranggapan karena akibat terjadinya KLB tersebut. Kami hanya berusaha untuk mengembalikan kepercayaan mereka kepada kami utnuk membimbing anaknya di pesantren ini. Dan memperbaiki infrasutrutur yang ada.
Dan ada si wali santri yang menyampaikan keluhannya mengenai pemberitaan mengenai KLB itu. Dan kita alhmdulillah sudah memperbaiki beberapa bidang yang ada di pesantren. Terutama di bidang pengelolaan lingkungan dan kebersihan. Dan kita juga mengajak santri untuk hidup bersih, santri pun sekarang lebih aware dalam kesehatan dan keberishan lingkungah mereka. Lalu juga kita sudah menyiapkan klinik kesehatan kesehatan, dan ada dokter yang selalu standby 24 jam, lalu juga ada ambulance yang supirnya siap 24jam untuk membawa santri yang harus di bawa ke ruamh saki. Memang ada beberapa wali santri yang menanyakan mengenai KLB tersebut akan tetapi memang tidak sampai mereka meminta garnti rugi. Hanya saja mereka minta pesantren lebih memperbaiki kebersihan pesantren dan memperhatikan kesehatan santri nya saja.
Setelah itu mengalami sedikit kemerosotan, pihak pesantren mencoba menyerahkan kepada pihak humas untuk membuat kegiatan apa saja yg bisa menarik minat santri untuk mondok di pesantren Ummul Quro ini. Ya jika kamu mennaykan strategi apa saja memang semua kegiatan untuk membuat santri baru meningkat banyak kegiatan yang humas bikin sendiri.
Kalau memang ruang lingkup humas, kita memang mempunyai strategi untuk mempromosikan pesantren dari segi pendidikan formal maupun nonformal. Salah satunya kita punya kegiatan rutin tahunan yang sambil mempromosikan pesantren yaitu “pesantren kilat”. Pesertanya itu santri dan strategi itu masuk ke ruang lingkup humas. Ketika mereka para santri putra dan putri Aliyah kelas 1, 2, dan 3 ingin mengadakan kegiatan itu harus mendapatakan acc dari Humas. Jadi kegiatan itu para santri dikirim ke daerah-daera dan dibimbing oleh ustad dan ustadzah. Itu salah satu mempromosikan pesantren, sambil mengajar kepada anak SD dan sambil kita ajak orang tuanya. Dan kita mengenalkan pesantren kita kepada mereka, dan memberikan masukan untuk menyekolahkan anaknya ke pesantren dan mungkin pesantren ummul quro menjadi pesantren pilihan mereka.
Yang kedua, yaitu usaha lainnya jaringan alumni kita. Karena jaringan alumni kitakan sudah cukup besar nih, kurang lebih si 4.000 lebih alumni. Sebelum mereka lulus kan kita didik, sebisa mungkin mereka menjadi Duta Pesantren di wilayah atau daerah mereka masing-masing. Seperti mengajarkan mengaji, menjadi ceramah, mengabdi di masyarakat di desanya dan lain-lain Dan mereka semua kita pantau melalui jaringan alumni suatu organisasi yang bernama IKAPMI Ikatan Alumni Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami dan kita membuat grup di media social dan bahkan webnya pun ada. Dan jaringan alumni kita itu saya mengajarkan untuk membuat jaringan alumni organisasi per-regional. Yaitu ada jaringan alumni regional Jakarta, regional Jogja, regional Banten, Regional Sumatera di Jambi, Riau. Dan semua itu sudah ada sekertariat masing-masing. Mereka di sana mengadakan acara-acara kemasyarakatan. Seperti pesantren kilat, bakti sosial, lalu membuat media sendiri mereka membuat bulletin dan memaparkan kegiatan apa yang sudah mereka buat.
Yang ketiga, kami juga mengadakan perlombaan-perlombaan pada hari jadi pesantren yang kita adakan di dalam pesantren ini untuk tingkat Bogor Barat bahkan tingkat Jabodetabek. Perlombaan yang kita buat itu untuk tingkatan mulai dari SD, SMP dan SMA. Dan bahkan pada hari jadi kita yang ke-19 kita pernah bikin sebuah acara lomba mulai dari tingkat TK, SD, SMP, SMA bahkan dari dengan tema “memperkanalkan
pesantren sejak dini” itu kita adakan yang sesuai dengan tingkat mereka seperti lomba mewarnai, lomba adzan, lomba mengaji. Nah disitu kita juga bias mempromosikan pesantren kita kepada mereka. Agar mereka juga tahu bahwa pesantren itu seperti ini lho.
Dan yang keempat, kita juga setiap tahunnya membuat acara yang manfaatnya bias langsung dirasakan oleh masyarakat sekitar sekaligur mempromosikan pesantren sambil merangkul warga sekitar atau se-kecamatan. Kaya seperti sunatan masal, santunan anak yatim untuk di daerah kampong banyusuci atau masyarakat sekitar. dan kita memprioritaskan untuk acara ini yang se-desa sama kita, kalau quota nya kurang, baru kita mengajak se-kecamatan. Kita juga punya radio UQI 107,5 FM. Itu penyiaranya dari santri juga. Disitu juga kita ada acara yang membahas tentang kegiatan santri, sekaligus meepromosikan pondok pesantren pada pendengar setia kita sendiri. Jadi engga hanya berdkwah aja.
2. Apakah perumusan strategi humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro AlIslami melibatkan divisi lain dalam meningkatkan jumlah peserta didik baru? Tentunya melibatkan, karena ketika contohnya kita mau melakukan sanlat nah kita itu harus merangkul divisi lain. Dan kita pilih divisi lain kir-kira mereka siapa ga untuk membimbing kegiatan sanlat ini. 3. Mengacu kepada target peningkatan jumlah peserta didik baru, bagaimanakah gambaran suskses menurut humas? Kalau menurut saya sendiri indicator yang menurut humas sukses itu dari factor jumlah santi ya memang masih membutuh quota, indicator nya setia tahunnya meningkat dapat dikatakan untuk sementara itu sukses. Karena kita menapat komando dari pimpinan pesantren ya harus mendapatkan jumlah santri yang meningkat dari sebelumnya pasti pimpinan sudah bias dibilan kita ini tuh sukses gitu dalam melakukan kegiatan yang membuat jumlah peserta didik itu meningkat. Contoh tahun ini yang mendaftar 1.100 santri dan tahun depan atleast 1.150 santri saja bias mencapai sukses.
4. Apa saja tantangan yang dihadapi oleh pihak humas dalam menerapkan strategi tersebut? Untuk sanlat : 1. SDM. Jadi, memang ketik sanlat ini berjalan para santri yang terlibat itu mereka belum siap terjun ke masyarakat. Jadi apa yg mereka sampaikan itu belum maksimal. Nanti kedepanya kita akan membuat training dahulu sebelum terjun ke sanlat. 2. Anggaran. Karena mereka para santri ketika diadakan sanlat ini mengadakan anggarannya cukup besar. Dan cara kita ini membuat sanlat hanya 2 tim. Yaitu Sanlat Tim Putra dan Sanlat Tim Putri Untuk Jaringan Alumni : 1. Tantangan kedepnnya ini bagaimana para alumni bisa menjadi duta pesantren, jadi mereka bias mencitra kan citra peantren di masyarakat iu denga baik. Jadi banyak juga alumni belum bisa menjadi duta pesantren. Mungkin untuk ketersiapan mereka saat ini hanya 30% saja. Kita mengatasi itu dengan cara memeberikan ilmu-ilmu pengajaran. Dan salah satu syarat kelulusannya yaitu kita memeberikan Ujian Ammaliatul Tadris kepada santri kelas akhir. Ujian ini juga bisa membuat santri yang lulus dapat mengerti bagaimana cara mengajar yang baik. 2. Cara tata kelola organisasinya. Karena ada beberapa organisasi jaringan kita yang fakum. Yang jalan di tempat. Hanya ada organisasinya saja akan tetapi tidak ada kegiatannya. Jika untuk tata kelola ini si, palingan kita mengontek beberapa alumni di sana mengenai hal-hal yang kurang dari kegiatan yang mereka jalanin. Ya sekedar laporanlah gitu. Untuk Perlombaan : 1. Kalau untuk perlombaan itu bagaimana kita bisa mengeksplore ide perlombaan lebih kreatif lagi. Karena untuk lomba setiap tahunya hanya itu-itu saja seperti marawis, pidato, pramuka, PMR. Kalau Untuk kalangan pesantren saja si itu masih antusias. Akan tetapi kita ingin merangkul di luar pesantren. Dan kita tidak menghilangkan nilai-nilai pesantrennya.
Untuk sunatan masal : 1. Sponsornya. Itu kita selalu kesulitan untuk hal ini. Karena sejauh ini kita menggunakan dana pribadi. 5. Bagaimana cara mempertahankan peserta didik agar tidak banyak santri yang pindah sekolah? Kalau pihak humas dan para guru untuk mempertahankan para santri yang kita lebih meningkatkan bimbingan kita kepada para santri. Yang pasti memang di pesantren kita sangat diharamkan sakali jika memberikan hukuman melaluli kekerasan. Jika, memang terdapat pengurus yang melakukan hukuman melelui kekerasan kita akan keluarkan atau DO dari pesantren ini. Yang kedua Hiburan, kia mengadakan lomba-lomba yg kami adakan. Yang di bimbingan dengan organisasi siswa. Ketiga kita mempunya fasilitas taman dan kolam ikan untuk santri putra jika mereka penat mereka boleh memancing. Lalu juga nonton bareng setiap bulannya. 6. Bagaimana efektifitas dari strategi yang diterapkan oleh humas pondok pesantren? Setiap kali kita melakukan kegiatan atau acara selalu melakukan evaluasi. Dengan melakukan lomba-lomba. Dengan kita mendidik para pengurus agar bisa mengatur anggotanya dengan baik. Untuk saling memberikan arahan kepada para santri. Bentuknya dengan Memberikan ceramah, memberikan contoh alumni yang sudah lulus yang sudah sukses dan berhasil sampai keluar negeri ada yang sampai ke Jerman, Turki, ini kami lakukan untuk memberikan motivasi untuk para santri agar lebih giat dan rajin dalam melakukan kegiatan di Pesantren. Kemudian dengan memberikan profil alumni ada ynag jadi dosen, dokter. Alumni yang berhasul dalam biang akademis biasanya kami undang untuk mengisi seminar. Ada juga bentuk, mengajak dan kunjungan ke pameranpameran buku. Dtg ke Islamic book fair dan para santri bebas siapa aja yang mau ikut sebagai bentuk ubtuk membuat mereka happy. Strateginya berperang dlm islam Efektiv ketika tingkat , jumlah santri yang keluar sedikit dari tau sebuleumnya 7. Bagaimana evaluasi dari strategi yang direncanakan? Evaluasi dari setiap kegiatan yang dilakukan oleh pihak pondok pesantren terhadap masyarakat. Seperti Setiap kali menyelanggarakan setiap acara ada tahapan evalusi, yang dilakukan secara berkala setiap bulan sekali. Kalau acara perlombaan evaluasi setelah acara perlombaan kegiatan tersebut. Ketika rapat evalusi apa yang dibicarakan, seperti kegiatan kunjungan ke book fair yang kurang apa aja misalnya sampai ditempat ada santri yang ikut acara seminar, nyari buku malah merokok. Nah itu kita evalusi untuk melakukan pengawasan dan pengamanan. Apa saja kekurangan dari acara yang
dibuat harusnya tidak terjadi dikegiatan berikutnya. Cara kepengurusan rapat evaluasi untuk melakukan pencapaian, acara-acara lomba setelah selesai acara berlangsung. Bagaimana meningkatkan pengawasan lalu juga kami mengevalusi dari setiap kegiatan yang kami buat itu sendiri. Ada evaluasi seusai kegiatan ada evaluasi berkala juga. Biasanya kalau berkala itu kami bareng dengan guru-guru lainnya, biasanya diakhir bulan seperti ini. Itu aja sih. 8. Apakah evaluasi yang dilakukan secara berkala atau tidak? Rapat evalusi ada juga yang dilakukan sebulan sekali, namun terkadang evaluasi yang kami lakukan ada yang secara berkala dan ada juga yang dilakukan sesuai waktu yang telah ditentukan. Misalnya ketika ada kegiatan lomba atau kegiatan yang dilakukan oleh pihak pesantren maka kami melakukan evalusi tepat setelah acara selesai dan ketika acara berlangsung kami member arahan dan kemudian ketika acara selesai kami langsung mengevaluasi kegiatan yang berangsung. 9. Berbicara mengenai radio, kapan berdirinya radio UQI. FM, program acara apa yang memperkenalkan pesantren di kalangan sekitar dan siapa penyiarnya? Radio UQI FM berdiri pada tahun 2010. Radio ini berdiri atas saran dari salah satu alumni Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami alumni ke-3 yakni Zaenal Arifin. Beliau itu awalnya sudah mengelola radio komunitas di daerah Banten. Waktu itu beliau datang ke pemimpin pondok dan menyarankan untuk membuat media radio in sebagai sarana pembelajaran bagi santri khusunya di bidang penyiaran, lalu juga berdakwah untuk masyarakat sekitar, sekaligus dapat dijadikan unit usaha memporomosikan pesantren.
Kalau program acara untuk meporomosikan pesantren itu nama program acaranya Beranda Pesantren (BERAS) itu isi acaranya informasi seputar kegiatan pesantren modern ummul quro Al-Islami, dari mulai kegiatan ekstrakulikulernya sampai dengan organisasi santrinya, dan kalau mau menjelang penerimaan peserta didik ini kita juga masukan seputar informasi peneriman peserta didik. Dan secara berkala juga kita mengundang pengurus atau pembimbing organisasi sebagai narasumber.
10. Dari kelima strategi yang humas buat, manakah strategi yang paling efektif? Mengapa startegi tersebut dikatakan strategi yang paling efektif? Strategi yang paling efektif itu, pesantren kilat dan jaringan alumni. Karena kalau pesantren kilat para guru dan santri terjun langsung dan mengetahui langsung apa yg diinginkan masyarkat ketika kita mengjalan program kerja dan mempromosikan. Banyak juga anak SD atau SMP yang tertarik sama kita mau sekolah di pesantren. Dan kalau jaringan alumni, ya memang dari segala macam kegiatan yg sudah saya jelaskan iu dan juga dari mulut ke mulut. Yang membuat masyarakat mengenal pesantren. Kaya misalkan antum tau pesantren ini dari siapa? Dari tetangga? Nah tetangga antum kan alumni. Jadi, dari mulut ke mulut.
Ust. Dicky Mulyanto
TRANSKRIP WAWANCARA Narasumber
: Ust. Sugiharto
Jabatan
: Hubungan Masyarakat (Pembimbing)
Waktu
: Sabtu, 26 Februari 2016. Pukul 20.00-21.00 WIB
Tempat
: Kantor Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami, Bogor.
1. Strategi apa saja yang digunakan oleh Humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami dalam meningkatkan jumlah peserta didik baru? Kalau strategi di humas ini ya yang saya buat pesantren kilat ke pelosok desa, lalu juga ada jaringan alumni. Dan jaringan alumni ini yang susah kuat berada di mana-mana. Saya di sini lebih melengkapi atau memibimbing ust Dicky dan ust Agus Ali saja. Dari setiap programprogram yang sudah di buat. Jadi, saya lebih kepada tentang perizinan dan urusan mengundang, seperti jika ada acara sunatan massal atau maulid tabligh akbar saya lebih mendeketai Kapolsek Leuwiliang, lalau Camat, Lurah dan sesepuh masyarakat sekitar aja. Jadi, benar apa yang di katakan ustad Dicky Mulyanto mengenai strategi yang di buat itu.
2. Tugas dan fungsi humas apa saja? Sebentar, saya ada buku nya. (sambil mengambil buku yang ada di laci meja kantor). Ini ada di sini semua tugas dan fungsi humas. Nanti antum baca saja.
Fungsi humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami berfungsi sebagai agen promosi pesantren dan perekat hubungan silaturahmi dengan masyarakat. Tugas humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami ialah : 1. Mendokumentasikan kegiatan-kegiatan pesantren yang dilaksanakan baik di dalam maupun di luar pesantren.
2. Mengatur penyimpanan dokumntasi pesantren 3. Memelihara dan perbaikan alat-alat dokumentasi 4. Mengkoordinir dan menjalankan media publikasi pesantren yaitu Radio UQI FM 107,8 5. Mengkoordinir kegiatan-kegiatan syiar pesantren di luar organisasi santri seperti sanlat pada bulan Ramadhan 6. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan publikasi dan dokumentasi secara berkala kepada sekertaris pesantren. 7. Mengatur dan menyelenggrakan hubungan pesantren dengan orang tua/wali murid 8. Membina hubungan antara sekolah dengan Komite Sekolah 9. Membina pengembangan hubungan antar sekolah dengan lembaga pemerintah, dunia usaha, dan lembaga sosial lainya. 10. Membina hubungan antara pesantren dan institusi pendidikan lain. 11. Membina hubungan antara pesantren dengan ikatan keluarga alumni UQI (IKAPMI)
TRANSKRIP WAWANCARA Narasumber
: Ust. Agus Ali
Jabatan
: Hubungan Masyarakat (Anggota)
Waktu
: Sabtu, 26 Februari 2016. Pukul 21.00-21.40 WIB
Tempat
: Kantor Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami, Bogor.
1. Kapan berdirinya divisi humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami? Untuk divisi humas beridiri sejak satu tahun pesantren ini didirikian. Akan tetapi baru serius beroprasi di kalangan masyarakat maupun kalangan akademik sejak tahun 2009. 2. Program kerja apa saja yang dilakukan Humas Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami? Kalu tugas humas priadi saya sendiri mengelola radio. Kalu jobdesk lainnya yaitu kita menjadi media, menjaga hubungan dangan masyarakat sekitar dengan pesantren, wali santri, dan organisasi santri. 3. Pesantren atau sekolah mana yang menurut humas menjadi daya saing Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami pada saat ini? Kalau secara jumlah si kita terbesar di Bogor Barat paling besar atau terbanyak. Kalo dari system administrasi dan prestasi yaitu Pondok Pesantren Sahid di daerah Cempleng, Gunung Menyan. 4. Apa saja prestasi yang telah diraih oleh Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami? Kalau di bidang ekstrakulikuernya kita si paling sering menang di bidang pramuka, Pramuka hamper sepanjang tahun kita ikut lomba dan pasti menang. Karena keseringan lomba yang diadakan iu pramuka. Seperti jambore nasional. 5. Perstasi terbesar apa yang telah diraih oleh Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami? Yang pertama yaitu pernah memenangkan lomba pramuka tingkat Provinsi itu piala gubernur dan mendapatkan juara umum. Lalu juga bias mengikuti lomba jambore nasional tahun 2009. Karena untuk mengikuti lomba jamboree nasional ini harus banyak tahapannya dan harus pernah menjuari berbagai macam lomba, dan kita alhmdulillah mendapatkan juara itu, tapi saya lupa untuk jamboree nasional itu juara berapa.
TRANSKRIP WAWANCARA Narasumber
: Ainun Helti dan Raudhatul Jannah
Status
: Santriwati kelas XI IPA 1 asal Bekasi
Waktu
: Sabtu, 26 Februari 2016. Pukul 21.00-21.40 WIB
Tempat
: Kantor Putri Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami, Bogor.
1. Kamu sekarang kelas berapa? Kelas XI (sebelas) IPA 1 kak. 2. Waktu kelas XI sebelas apakah ada kegiatan pesantren kilat? Iya ada, waktu bulan puasa kemarin itu. 3. Dimana sih diadaknnya pesantren kilat? Waktu itu aku di temoatin di Cianjur kak. 4. Kegiatan apa saja yang dibuat dipesabtren kilat itu? Jadi, kita itu mngejar ngaji, lalu membuat prakarya, ngajarin ibu-ibu hadroh ada juga yang ngajarin anak kecil marawis, masih banyak lagi kak tergantung regionalnya masing-masing 5. Tau ga tujuan pesantren kilat itu apa? Kalau waktu rapat sih, yang diutamakan itu yang bisa mengajar dan yang punya skill lebih kak. Terus juga si waktu rapat kita harus menjaga nama baik pesantren. Kan kita tinggal dikampung orang kurang lebih 2 mingguan. Nah itu kita juga ngenalin pesantren Ummul Quro sama masyarakat sana. 6. Jadi tidak hanya berdakwah saja ya? Iya kak. sekaligus kenalin juga ke masyarakat. 7. Selain di Cianjur, dimana lagi yang adek tau daerah yang diadakannya pesantren kilat itu? Yang aku tahu ada di daerah Bogor, Cianjur, Sukabumi, Tangerang, Bandung, Bekasi, Jakarta juga ada kak.