Strategi Adaptasi Kelompok Pengawas Konservasi Penyu Taman Kili-Kili, Desa Wonocoyo, Kecamatan Panggul, Kabupaten Trenggalek Basyarul Aziz
[email protected] Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga
Abstract The slaughtering of sea turtles and trading of turtle eggs in Bendogolor, Wonocoyo Village, Panggul Sub-district has caused the decrease in turtles’ populations. Thus, this study is interested in observing a turtle conservation community which has the objective to save sea turtles from slaughters, trades, or consumption by the local community which is related to some obstacles and adaptation strategies in various seasons. The method used is ethnography. The data were obtained using participant observation on the community’s daily activities. In-depth interview were done with thirteen informants who matched the research guidelines. The data were analyzed using Bennet’s adaptation theory about the active and conscious adaptation to the environment. The results shows that some people in that community have several reasons for doing conservation, such as to improve their finance, maintain trust, for side job, and to protect sea turtles from extinction. There are various activity processes and obstacles on different seasons. In summer, the sea turtles are coming out to the surface, and the adaptation strategy used is to conduct an Ucul-ucul ceremony and monitoring the sea tides. On rainy season, when the sea turtles are not coming out, the strategy is to pick up the trash on sea. The last obstacle is the lack of marketing knowledge, so that the adaptation strategies used are to learn how to cultivate sea turtles, manage the community’s finance, and marketing the turtles. Keywords: Activity Process, Environmental Problem, Adaptation Strategy, Sea Turtles Conservation Abstrak Latar belakang pembantaian penyu dan perdagangan telur penyu di Dusun Bendogolor, Desa Wonocoyo, Kecamatan Panggul membuat populasi penyu menjadi menurun. Untuk itu, peneliti tertarik meneliti kelompok konservasi penyu yang dibentuk untuk menyelamatkan penyu dari pembantaian, perdagangan maupun konsumsi masyarakat lokal terkait kendala dan strategi adaptasi pada musim yang berbeda. Metode Penelitian menggunakan metode etnografi dengan melakukan observasi partisipasi pada proses aktivitas sehari-hari Kelompok Konservasi Penyu. Teknik Pengumpulan data dengan wawancara mendalam kepada tiga belas informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat proses aktivitas dan strategi adaptasi pada musim yang berbeda dalam melakukan konservasi penyu. Kelompok Pengawas melakukan aktivitas berupa pengawasan, pemeliharaan, sosialisasi kepada pengunjung dan pelepasan tukik. Adapun strategi adaptasi pada musim yang berbeda yakni musim panas dan musim hujan. Strategi adaptasi Kelompok Pengawas pada musim panas adalah Upacara Ucul-Ucul dan pengawasan terhadap pasang surut air laut. Selanjutnya, Strategi yang AntroUnairdotNet, Vol.V/No.2/Juli 2016, hal 178
dilakukan pada musim hujan adalah mengambil sampah di laut. Kelompok Pengawas juga memasarkan penyu yang bertujuan untuk keberlanjutan konservasi penyu. Kata Kunci: Proses Aktivitas, Kendala, Strategi Adaptasi, Konservasi Penyu
Pendahuluan Penyu merupakan hewan reptil purba yang kehidupannya rentan akan
Tujuan pencurian penyu ini adalah untuk memenuhi kebutuhan pasar di Bali.
gangguan baik oleh manusia maupun
Berdasarkan
Surat
Edaran
hewan pemangsa mulai dari telur penyu,
Menteri Kelautan dan Perikanan tahun
tukik sampai menjadi penyu sehingga
2015 tentang pelaksanakan perlindungan
berdampak
penyu
penyu, telur penyu, bagian tubuh dan atau
menurun. Data yang ditunjukkan WWF
turunannya, dimana di beberapa daerah
(World
masih
pada
Wide
menunjukan
populasi
Fund)
terdapat
Indonesia permasalahan
terjadi
pemanfaatan
dan
perdagangan penyu ataupun telur penyu
penyu diantaranya adalah perdagangan
sehingga
telur penyu maupun tukik, tukik yang
ekosistem penyu. Setiap orang dilarang
dimangsa oleh predator, modus penjualan
menangkap,
melukai,
membunuh,
daging penyu untuk obat, penangkapan
menyimpan,
memiliki,
memelihara,
penyu di laut dan kebiasaan tradisi Suku
mengangkut dan memperniagakan satwa
Nuvit
yang
yang dilindungi dalam keadaan hidup.
membantai penyu sebagai makanan adat.
Barang siapa yang melanggar akan
Dengan berbagai gangguan kehidupan
dipidana dengan pidana penjara paling
penyu yang menyebabkan populasi penyu
lama 5 (lima) tahun serta denda paling
menurun sehingga keberadaan penyu
banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta
dilindungi
rupiah).
di
Maluku
Tenggara
keberadaannya
oleh
Pemerintah pada di tingkat regional, tingkat
nasional
dan
mengancam
keberlanjutan
Hukum untuk melindungi penyu
internasional.
sudah mendapat pengakuan dan sudah
Berbagai pencurian penyu terjadi di
diterapkan di masyarakat sekitar lokasi
Indonesia. Hasil studi Akbar Novianto
konservasi
(2011)
15.000-
sekitar lokasi konservasi penyu juga
21.000 telur penyu dicuri di Konservasi
masih melakukan pencurian telur penyu
Penyu Meru Betiri dan Konservasi Penyu
apabila tidak diketahui oleh kelompok
Alas Purwo, Kabupaten Banyuwangi.
yang melakukan konservasi. Walaupun
menunjukkan
bahwa
penyu
tetapi
masyarakat
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.2/Juli 2016, hal 179
begitu, kelompok pengawas konservasi
tulangnya,
juga melakukan pengambilan beberapa
untuk
telur untuk menjaga stamina mereka saat
manusia dalam pembangunan di pesisir
patroli malam dan mereka mengambil
yang dapat merusak habitat penyu. Penyu
beberapa telur penyu untuk memenuhi
menyukai lingkungan pantai pasir yang
pesanan masyarakat lokal. Hal ini serupa
luas dan jauh dari keramaian. Oleh sebab
dengan perlindungan hukum penyu dan
itu, gangguan manusia berupa kegiatan
telur penyu di Pulau Derawan, Berau,
penambangan
Kalimantan Timur yang masyarakatnya
menganggu habitat penyu (Sjarmidi,
sudah
2014).
mengakui
dan
mengorganisir
perlindungan hukum terhadap penyu dan
pengambilan
diambil
proteinnya,
pasir
Ekosistem
telur
laut
Aktivitas
besi
dapat
merupakan
telurnya akan tetapi masyarakat sulit
lingkungan
untuk meninggalkan kebiasaan mereka
hidup penyu. Penyu yang teridentifikasi
untuk melakukan kegiatan jual beli telur
di Konservasi Kili-Kili yang terletak di
penyu (Ahmadi et.al., 2014).
Desa Wonocoyo, Kecamatan Panggul,
Berbagai mengganggu penyu
faktor
lain
pengembangan
adalah
fluktuasi
pendukung
penyu
kelangsungan
yang
Kabupaten Trenggalek adalah penyu
populasi
hijau (chelonia mydas), Penyu bersisik
dan
(Eromochelis Imbrata), penyu lekang
gangguan dari manusia. Gangguan yang
(lepidochelis olivacea). Selain itu, pantai
disebabkan oleh faktor alam diantaranya
di Trenggalek yang teridentifikasi dalam
adalah pemangsa tukik, baik yang keluar
tempat penyu bertelur adalah Pantai
dari sarang maupun pada saat tukik di
Konang, Pantai Kambal Kili-Kili dan
lautan, penyakit yang disebabkan oleh
Pantai Pelang. Ketiganya berada di
bakteri,
pencemaran
Kecamatan Panggul dan masih satu garis
lingkungan, perubahan iklim laut yang
pantai yang dipisahkan oleh tebing.
menyebabkan
Masalah penangkapan penyu di Pantai
virus
ataupun
erosi
alam
pantai
sehingga
berubahnya daya tetas. Gangguan yang
Kili-Kili
lainnya disebabkan oleh manusia yang
teridentifikasi oleh TEB-UMM (Tim
melakukan aktivitas perairan baik sengaja
Ekspedisi
atau
Muhammadiyah
tidak,
diambil
pemanfaat
daging,
penyu
cangkang
untuk ataupun
di
Trenggalek
telah
Biokonservasi-Universitas Malang)
yang
menunjukkan adanya penjualan penyu,
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.2/Juli 2016, hal 180
konsumsi penyu dan juga pemanfaatan
Kelautan dan Perikanan. Berdasarkan
karapak penyu yang digunakan untuk
observasi yang dilakukan oleh peneliti
hiasan (Novianto, 2011).
menunjukkan berbagai pola aktivitas
Berdasarkan Peraturan Menteri
Pokmaswas berupa Pengawasan Penyu,
Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun
Pemeliharaan Penyu dan Tukik, Marine
2015
pembentukan
Education dan Pelepasan Tukik. Berbagai
penyelamatan
strategi
terkait
konservasi
dengan adalah
adaptasi
dilakukan
oleh
lingkungan dengan melibatkan peran
kelompok juga berdasarkan pengetahuan
serta masyarakat. Masyarakat sebagai
lokal dari kelompok. Anggota kelompok
pelaku dari konservasi sebelumnya dibina
melakukan
dan dibimbing. Berdasarkan pasal 1088
memiliki suatu kendala, alasan dan
dalam Peraturan Menteri Lingkungan
harapan. Maka peneliti tertarik untuk
Hidup
melakukan penelitian, tentang kendala
dan
dibutuhkan membina
Kehutanan peran
tahun
serta
komunitas
2015
masyarakat,
atau
kelompok,
dan
konservasi
strategi
Masyarakat
adaptasi
Taman
norma,
konservasi penyu.
dipakai
untuk
dan
kriteria
yang
menyelamatkan
Kili-Kili
yang
diteliti
aktivitas
dalam
adalah
Masyarakat Pengawas Konservasi Penyu
melakukan konservasi penyu Taman Kili-
Taman Kili-Kili yang dibentuk kelompok
Kili,
dan melalui sosialisasi dan bimbingan
konservasi penyu, 3) bagaimana kendala
teknis. Kelompok yang dibentuk dengan
terkait musim yang berbeda yang dialami
melibatkan
oleh Kelompok Pengawas Konservasi
Dusun
Bendogolor, Desa Wonocoyo.
2)
proses
melakukan
lingkungan. Terkait dengan Kelompok
masyarakat
1)
(Pokmaswas)
dalam
Masalah-masalah
juga
Kelompok
Pengawas
pemberian bimbingan teknis, penyusunan pedoman
penyu
alasan
dalam
melakukan
penyu Taman Kili-Kili dan strategi
Penelitian tentang kendala dan
adaptasi yang dilakukan untuk mengatasi
strategi adaptasi kelompok masyarakat
kendala
pengawas dalam perspektif Antropologi
menggunakan metode etnografi, agar
Ekologi
belum
tersebut.
Penelitian
ini
banyak
dilakukan.
memperoleh data deskriptif kualitatif
Penelitian serupa berupa
Konservasi
mengenai
Penyu yang menekankan pada aspek Ilmu
kehidupan
Kelompok
Pengawas Konservasi Penyu Taman Kili-
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.2/Juli 2016, hal 181
Kili dalam yakni dengan menjelaskan dan
pendekatan, juga untuk mendapatkan data
memaparkan mengenai proses aktivitas,
yang akurat dari informan.
alasan dalam melakukan konservasi dan
Konsep
Kebudayaan
menurut
kendala dan strategi adaptasi pada musim
Keesing (1997) budaya adalah suatu
yang berbeda maupun untuk pemasaran.
sistem yang diwariskan secara sosial dan
Teori adaptasi Bennet tentang Strategi
budaya kemudian diolah sehingga bisa
Adaptasi digunakan untuk membantu
menghubungkan
menganalisis data penelitian.
dengan lingkungan ekologi manusia.
komunitas
manusia
Budaya dan Ekologi merupakan dua bagian
Metode Pada
penelitian
yang
saling
terkait
dalam
mengenai
penelitian tentang konservasi ini. Budaya
Konservasi Penyu, peneliti menggunakan
akan membentuk sistem perilaku manusia
metode etnografi, untuk memperoleh data
sebagai
kualitatif. Pendekatan secara holistik
menghadapi
juga digunakan untuk menggali data
sebagai dasar lingkungan yang akan
kualitatif dari masyarakat, kebudayaan
menjadi
dan lingkungan dalam satu analisis
menanggapi lingkungannya. Kelompok
(Soemarwoto dalam Arianto, 1983:17)
Pengawas Konservasi Penyu bergantung
mengenai pola perilaku dan aktivitas. Hal
pada
ini dilakukan untuk memaparkan strategi
menyelamatkan penyu, populasi penyu
adaptasi yang dilakukan oleh Kelompok
akan
Pengawas konservasi penyu. Terdapat 13
merupakan bagian dari unsur lingkungan
Informan
keanekaragam hayati dimana Kelompok
yang
dikategorisasikan
strategi
adaptasi
lingkungannya.
tempat
Ekologi
manusia
populasi
penyu.
meningkat.
dalam
Dengan
Populasi
Pengawas
pemuda, 2 bukan pembantai, 2 promotor
populasi penyu. Unsur sosial budaya
dan 3 akademisi (dokter, akademisi
terletak pada perilaku dalam proses
Kelautan Perikanan dan Ketua Dinas
aktivitas, kendala dan strategi adaptasi
Kelautan Perikanan Trenggalek). Peneliti
yang
melakukan wawancara mendalam dengan
penyelamatan penyu.
mendatangi rumah dari masing-masing
Konsep
selain
untuk
melakukan
bergantung
penyu
diantaranya 4 mantan pembantai, 2
informan
masih
dalam
dilakukan
untuk
pada
melakukan
konservasi
yang
mempengaruhi pengelolaan lingkungan
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.2/Juli 2016, hal 182
pada suatu daerah. Konservasi pada suatu
penyu juga mempunyai kendala terkait
daerah tidak hanya menekankan pada
musim
permasalahan
ataupun
pemasarannya sehingga timbul suatu
biologi tetapi pola kehidupan masyarakat
suatu strategi untuk mengatasi kendala
yang terkait dengan sosial, ekonomi
tersebut.
dari
ekologi
maupun kebudayaan (Ahimsa, 2003). Pemikiran
Bennet
(dalam
yang
berbeda
dan
dalam
Senada dengan pemikiran Bennet adalah pemikiran Haviland (1985:348)
Sukadana, 1983:18) tentang Strategi
mengemukakan
Adaptasi adalah usaha secara aktif dan
mengacu pada proses penyesuaian diri
sadar
yang dilakukan oleh suatu organisme
dalam
menyesuaikan
dengan
bahwa
lingkungan. Masalah lingkungan yang
terhadap
timbul membuat masyarakat melakukan
penyesuaian
strategi adaptasi. Strategi adaptasi yang
karakteristik yang dapat mendorong
diterapkan oleh anggota Pokmaswas
organisme
Taman
sumber daya yang dibutuhkan untuk
Kili-Kili
terdiri
dari
unsur
lingkungannya.
adaptasi
Hasil
tersebut
tersebut,
dari
tercipta
memanfaatkan
lingkungan yang didalamnya terdapat
membantu
unsur lingkungan sosial budaya dimana
berbagai
terjadi
anggota
aktivitas secara terus menerus. Manusia
Pokmaswas berdasarkan hasil belajar
sebagai bagian dari organisme semakin
dan pengalaman. Akibat dari hasil
lama makin bergantung pada budaya.
belajar
saling
interaksi
dalam masalah
menyelesaikan melalui
proses
dari
anggota
Pokmaswas
Pemikiran dari Bennet tentang
menimbulkan
perilaku
konservasi
Strategi Adaptasi akan menjadi landasan
penyu. Dalam penelitian ini mekanisme
dalam memaparkan proses aktivitas dan
perilaku konservasi penyu merupakan
digunakan untuk menganalisis data yang
pola aktivitas. Dengan analisis tersebut
ditemukan dilapangan melalui sub bab
antara mekanisme dan pola aktivitas
hasil dan pembahasan.
tersebut merupakan sebuah perilaku sadar dan aktif yang dilakukan oleh anggota Kelompok Pengawas Taman Kili-Kili
untuk
melakukan aktivitas
Hasil dan Pembahasan
konservasi penyu. Kelompok Konservasi
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.2/Juli 2016, hal 183
Masalah mengenai
proses
pertama
adalah
aktivitas
yang
penyu, penyu dan tukik dipelihara oleh kelompok,
mensosialisasikan
penyu
dilakukan oleh kelompok pengawas
kepada pengunjung dan siswa dan
konservasi penyu. Kegiatan konservasi
melepas
memiliki rangkaian penyelamatan penyu
proses penyelamatan penyu melalui
maupun telur penyu yang dilakukan oleh
konservasi, perlu dipahami alasan dari
kelompok
Anggota Kelompok Pengawas dalam
pengawas
konservasi.
tukik.
Sebelum
Anggota kelompok konservasi penyu
konservasi
memiliki tugas untuk menyelamatkan
disusun berdasarkan persamaan dan
penyu. Penyelamatan penyu tersebut
perbedaan dalam melakukan konservasi
terwujud dalam proses aktivitas sehari-
penyu, sebagai berikut :
hari
diantaranya
adalah
penyu.
Alasan
memasuki
tersebut
mengawasi
Tabel 1. Persamaan dan Perbedaan Alasan melakukan Konservasi Penyu Perbedaan Kebanggaan terhadap keponakannya yang ditunjuk sebagai calon pemuda pelopor. Memberikan harapan kepada masyarakat Pemberdayaan kepada masyarakat Menjaga hubungan baik dengan masyarakat Balas budi Meneruskan bidang studinya Mengikuti tetangga Mengisi waktu luang Sumber : Data Lapangan
Persamaan Menjaga Kepercayaan
Ekonomi Kerja serabutan/sampingan Menjaga penyu agar tidak punah supaya anak cucu bisa menikmati
Tabel 1. tentang Persamaan dan
Pembantai, Pemuda, Bukan Pembantai dan
Perbedaan Alasan Melakukan Konservasi
Promotor. Kolom Perbedaan yang terjadi
Penyu
dan
pada 4 kategori informan berjumlah 8 alasan
persamaan alasan dari Informan Mantan
pribadi. Sedangkan untuk kolom persamaan
menunjukkan
perbedaan
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.2/Juli 2016, hal 184
terdiri dari 4 alasan yang sama atas dasar
cara penglihatan bulan dan pasang sesuai
menjaga kepercayaan dari Dinas Kelautan
dengan arah bulan dan berdasarkan jam.
Perikanan Trenggalek, Pemerintahan Desa
Kedua,
Wonocoyo, Akademisi Kelautan Perikanan
melakukan
dan Promotor, Pemenuhan ekonomi, kerja
(gabungan hari dan pasaran) dengan kondisi
serabutan/sampingan dan menjaga penyu
bulan dan pasang air laut. Kemampuan ini
agar tidak punah merupakan alasan setelah
mereka terapkan untuk memprediksi adanya
dibentuk konservasi penyu Taman Kili-Kili.
penyu yang naik di peden (pasir pantai).
Masyarakat
Kelompok
gabungan
Pengawas
prediksi
weton
masih
Penyu naik yang diprediksi oleh Kelompok
bergantung pada hasil alam terutama pada
Pengawas selanjutnya melakukan proses
hasil pertanian. Hal ini sesuai dengan
melubangi pasir pantai dan membuat sarang
pemikiran Bennet bahwa masyarakat masih
buatan dilakukan dengan cara menggali atau
bergantung pada lingkungan alam. Dengan
Nduduk. Proses menggali pasir dilakukan
adanya konservasi penyu, populasi penyu
dengan menggali pasir pantai dari atas ke
meningkat dan bisa dimanfaatkan secara
bawah. Pada proses ini, anggota Pokmaswas
maksimal.
Taman Kili-Kili yang menemukan penyu
Proses
Bendogolor
anggota
pertama
yang naik, langsung membagi tugas untuk
dalam konservasi penyu adalah mengawasi
mempersiapkan pembuatan sarang buatan di
penyu
naik
pasir untuk menyimpan telur penyu. Telur
diprediksi oleh kelompok, pasir dilubangi
penyu diambil oleh Kelompok Pengawas
oleh kelompok, telur penyu ditetaskan dan
untuk ditetaskan di sarang semi alami yang
patroli terhadap penyu. Proses pengawasan
dibuat. Sarang semi alami tersebut dibuat
dimulai dengan memprediksi penyu naik
berdasarkan pemilihan lokasi pasir kristal.
oleh Kelompok Pengawas Taman Kili-Kili
Telur penyu kemudian ditetaskan dalam
mengandalkan gerak bulan dan pasang.
pasir dengan rentang waktu 48 hari. Setelah
Prediksi ini sebelumnya juga digunakan oleh
menetas “tukik” dibawa ke pos untuk
pembantai
adanya
dibiarkan selama sehari selanjutnya “tukik”
konservasi. Anggota Pokmaswas Kili-Kili
dibawa ke kolam fiber. Proses terakhir dari
menggunakan perhitungan gerak bulan dan
pengawasan
pasang
malam maupun pagi dengan membagi tugas
yang
penyelamatan
terdiri
penyu
dibagi
dari
penyu
sebelum
menjadi
dua
prediksi
diantaranya adalah pertama, menggunakan
diantara
adalah
anggota
melakukan
Kelompok
patroli
Pengawas.
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.2/Juli 2016, hal 185
Patroli malam dilakukan dengan anggota
akan dipotong kecil seperti serbuk untuk
yang bertugas yang berkililing pantai Kili-
diberikan kepada tukik sedangkan satu ikan
Kili untuk mengawasi penyu yang naik
teri
sedaangkan anggota lain menjaga pos
diberikan tukik. Cara kedua adalah dengan
konservasi. Patroli pagi dilakukan satu
raja’ dimana anggota Pokmaswas Taman
anggota
Kili-Kili mencari rumput laut yang terdapat
Kelompok
Pengawas
dengan
memanfaatkan teropong atau berkililing pantai untuk memantau sarang telur penyu. Penyelamatan kedua adalah penyu dan
tukik
dipelihara
dipotong
kecil-kecil
untuk
di daerah pasir. Selanjutnya,
penyu diberi obat
penyu yang dipelihara merupakan penyu
Kelompok
dengan adaptasi dari air tawar, dimana
Pengawas dengan memberi makan, memberi
kehidupan penyu sebenarnya adalah di laut
obat kepada penyu, menginisiasi “tukik” dan
dengan air asin. Penyu dengan air tawar
mengambil air laut. Penyu dan tukik
mengalami banyak masalah salah satunya
dipelihara dengan memberi makan setiap
dengan penyakit mata dan lendir yang
hari penyu diberikan makan berupa ikan teri
dikeluarkan dari lubang hidungnya. Obat
yang dibeli dari Pasar Wage Panggul.
dibedakan
Pemilihan ikan teri ini dibelikan oleh istri
perawatan dan obat pada saat terjadi sakit.
dari
Mantan
oleh
akan
dua
yakni
obat
4
dengan
Selanjutnya, tukik yang dipelihara oleh
dari
Pantai
Kelompok Pengawas harus melalui inisiasi.
Konang. Penyu diberikan makan berupa
Syarat untuk inisiasi tukik adalah tukik
ikan teri yang dibersihkan, dipotong bagian
berumur tiga bulan tetapi aturan sebenarnya
kepalanya,
dan
adalah inisiasi penyu pada umur 2 tahun.
dipotong ekornya. Hal ini dilakukan karena
Tukik yang diinisiasi merupakan tukik
untuk menjaga agar kolam tidak cepat kotor.
pilihan untuk dipelihara sebagai barang
Sedangkan pemberian makan untuk tukik
bukti fosil hidup yang akan ditunjukkan
dilakukan dengan dua cara. Cara pertama
kepada pengujung maupun Dinas Kelautan
adalah dengan memberikan potongan ebi
dan Perikanan. Sedangkan tukik yang tidak
atau potongan kecil ikan teri dan Cara kedua
diinisiasi
adalah dengan raja’ atau rumput laut yang
dilepaskan oleh adopter yang mengganti
dicari di pasir pantai Kili-Kili. Cara pertama
biaya perawatan untuk dilepaskan. Proses
dengan menggunakan potongan ebi, ebi ini
inisiasi “tukik” memerlukan air laut, dengan
memilihkan
Pembantai
menjadi
penjual
dibuang
ikan
isi
perutnya
merupakan
tukik
yang
akan
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.2/Juli 2016, hal 186
kerjasama
antar
Pengawas
untuk
anggota mengambil
Kelompok
Perikanan
air
kemampuan anggota Pokmaswas Taman
laut.
untuk
ulang
Mengambil air laut membutuhkan pasang air
Kili-Kili
laut sehingga air akan mudah untuk tersedot
penyu dan tukik. Berita acara merupakan
dan mengalir di kolam fiber konservasi
catatan resmi untuk melaporkan dari
penyu. Air laut ini untuk kebutuhan tukik
anggota lapangan ke ketua Pokmaswas
yang masih menggunakan air laut dan tukik
Taman Kili-Kili dan yang terakhir adalah
yang tidak mengalami inisiasi.
dilaporkan kepada Dinas Keluatan dan
Penyu dan tukik yang dipelihara
dalam
meninjau
Perikanan
menyelamatkan
Trenggalek.
telur
Restocking
oleh Kelompok Pengawas disosialisasikan
merupakan serangkaian dari upacara Ucul-
kepada Pengunjung dimana Penyampaian
Ucul dimana tukik yang dipelihara selama
pengetahuan
kepada
3 sampai 4 bulan untuk bisa ditinjau oleh
pengunjung meliputi pengalaman menjadi
DKP Trenggalek. Tukik yang di restocking
pembantai, pengelolaan sehari-hari, cara
dihargai Rp. 30.000 untuk satu ekor. Hasil
hidup penyu, penyu yang dilepaskan, cara
pembelian tersebut akan digunakan sebagai
penyu naik, upacara pelepasan dan rencana
uang kas kelompok dan untuk operasional
Pokmaswas Konservasi Penyu Taman Kili-
Konservasi
Kili. Penyampaian ini dilakukan dengan
Melayani Adopter juga dilakukan oleh
menjelaskan
tentang
penyu
secara
pengunjung
yang
Penyu
Taman
sopan
kepada
Kelompok
Pengawas
bertanya.
Anggota
mengganti
biaya
Kili-Kili.
dengan
perawatan
kepada
Pokmaswas Kili-Kili sambil menjelaskan
Pokmaswas
apa yang ditanyakan, pengunjung dapat
peningktana Konservasi Penyu Taman
memegang penyu dan bisa berfoto.
Kili-Kili adalah dengan “adopt a turtle”
Kelompok Pengawas melakukan
dimana
Taman
cara
pengunjung
atau
pihak
menyelamatkan
penyu
manapun
Restocking,
dengan menjadi adopter.
Melepaskan
tukik
Adopter secara
dan
darurat.
Pada
Upaya
dari
proses pelepasan dengan melaksanakan melayani
bisa
Kili-Kili.
musim
Serangkaian pelepasan pertama adalah
Kelompok
melaksanakan
penyelamatan darurat dengan melepas
Restocking digunakan
Restocking. merupakan
oleh
Dinas
Pengawas
bediding, melakukan
istilah
yang
“tukik” dimana pelepasan darurat tukik,
Kelautan
dan
akan melihat situasi dan kondisi dimana
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.2/Juli 2016, hal 187
musim bediding (musim panas dengan
diwariskan secara sosial dan budaya
suhu dingin) , air dikolam fiber menjadi
kemudian
dingin yang dapat menyebabkan tukik
menghubungkan
bisa mati. Pelepasan tukik ini dilakukan
dengan lingkungan ekologi manusia.
pada Bulan Juli 2013 dan Bulan Juli
Populasi penyu yang berkurang yang
2015.
diakibatkan Berdasarkan pembahasan Proses
diolah
sehingga
komunitas
oleh
bisa manusia
manusia
seperti
perdagangan penyu maupun pembantaian
Aktivitas Kelompok Pengawas dalam
penyu
melakukan konservasi penyu, ini sesuai
berkurang.
dengan
mengenai
terhadap kelangsungan hidup penyu.
usaha secara aktif dan sadar dalam
Adanya konservasi penyu menyebabkan
melakukan adaptasi. Pemikiran Haviland
manusia bisa menyelamatkan penyu.
tentang proses aktivitas dimana terdapat
Selain itu, penyelamatan ini berhubungan
empat
dengan
pemikiran
aktivitas
Bennet
diantaranya
adalah
menyebabkan
populasi
Manusia
budaya
penyu
berpengaruh
manusia
dalam
mengawasi penyu, penyu dan tukik
menyelamatkan penyu melalui proses
dipelihara
aktivitas maupun strategi adaptasi.
oleh
mensosialisasikan
kelompok, penyu
kepada
Menurut informan, penyelamatan
pengunjung dan siswa dan melepas tukik.
penyu bertujuan untuk nantinya bisa
Penyelamatan
penyu
melalui
dinikmati
oleh
anak
cucu
konservasi dilakukan oleh masyarakat
Penyelamatan
lokal yang tergabung dalam kelompok.
menyelamatkan telur
Kelompok merupakan suatu kesatuan
tukik kemudian Kelompok Pengawas
hidup manusia yang menempati suatu
melakukan penyelamatan penyu dengan
wilayah dan berinteraksi berdasarkan adat
dua tujuan. Sebagian untuk dipelihara hal
istiadat serta terikat oleh suatu identitas
ini merupakan beternak penyu sedangkan
kelompok
yang lainnya untuk dilepaskan, hal ini
(Koentjaraningrat,
2009).
Kelompok Pengawas (Pokmaswas) yang
Konsep
kebudayaan
Keesing (1997) adalah suatu sistem yang
maupun
Penyelamatan penyu dilakukan oleh
menurut
penyu
dengan
berhubungan dengan konservasi.
dibentuk dengan adanya peran dari mantan pembantai.
dilakukan
mereka.
Kelompok
Pengawas
dengan
menjalani proses adaptasi, belajar dan antisipasi.
Dalam
adaptasi
dan
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.2/Juli 2016, hal 188
keseimbangan dinamis Bennet bahwa
juga
analisa
strategi pemasaran penyu.
menghubungkan
lingkungan,
sosial dan budaya yang mempengaruhi
melakukan
antisipasi
melalui
Kelompok Pengaawas memiliki
hasil dari adaptasi tersebut. Basis dari
“rasa”
ekologi manusia adalah adaptasi dengan
lingkungan
lingkungan,
melakukan
(2010:158) dalam “Ecology, Cognition
antisipasi. Manusia mengkonseptualkan
and Landscape Linking Natural and
diri
untuk
Social System” menjelaskan The sense of
1983;
place can be defined as the feeling that
Darnasari, 2013). Kelompok Pengawas
people have for a special place. This
Konservasi melakukan adaptasi terhadap
feeling is connected with culture and
ketergantungan dengan alam. Akibat
experience. Rasa dari tempat dapat
dibentuk kelompok yang menjanjikan
didefinisikan sebagai yang dirasa dari
adanya keberhasilan membuat anggota
orang-orang pilhan terhadap tempat yang
Kelompok Pengawas yang terdiri dari
khusus.
Mantan Pembantai, Bukan Pembantai,
lingkungan
Pemuda maupun Promotor melakukan
pengalaman.
proses
memiliki
belajar
agar
bisa
lingkungannya
pelatihan
belajar
dan
bertindak (Sukadana,
melalui
maupun
studi
sosialisasi, banding.
yang
terhubung
mereka.
Perasaan dengan
Almo
Farina
terhubung
dari
budaya
dan
Kelompok cara
dengan
tersendiri
Pengawas dalam
menyelamatkan penyu.
Kelompok Pengawas konservasi penyu
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.2/Juli 2016, hal 189
Tabel 2. Perbedaan Ilmu Teknis dari DKP dan Akademisi dengan Anggota Lapangan Pokmaswas Taman Kili-Kili Teknis Ilmu Pelestarian Penyu DKP dan Akademisi Menentukan naiknya penyu berdasarkan musim hujan tidak naik dan musim panas naik. Penetasan telur secara alami dengan diberi label dan dipagari, diawasi oleh petugas. Penetasan telur secara semi alami telur dipindahkan dari tempat penyu bertelur ke sarang buatan dengan membawa ember dan ditanam di pasir dengan kedalaman 60-100cm dan diameter mulut lubang 20 cm. Pembesaran tukik dengan mengisi kolam fiber 5-10 cm dan suhu 25˚c sedangkan untuk penyu 50 cm dan suhu 25˚c Pasir kristal karena penuh dengan oksigen dan pasir ini akan menyerap air dari kandungan garam dalam pasir lebih tinggi sehingga embrio tidak mati. Air hujan juga menyebabkan penyerapan oksigen ke telur penyu, akibatnya embrio akan mati. Inisiasi tukik Marine Education untuk anak Sekolah Dasar Tukik dan penyu yang sakit dipisahkan dan diberi obat Kalium Permanganat Restocking, adopter Pengawasan Penyu bertelur
Pelepasan Tukik
Ilmu Pelestarian Penyu Anggota Pokmaswas Taman Kili-Kili Proses membaca pergerakan bulan, pasang ombak dan memperhitungkan keluarnya penyu dengan hitungan Jawa (Adam, Hawa, Iblis) serta pencirian warna air laut. Pembersihan pantai dengan membakar sampah terlebih dahulu, apabila ada penyu naik untuk bertelur, diawasi kemudian proses nduduk dan growongi telur penyu. Telur penyu tersebut dari tempat peneluran alami dipindahkan ke semi alami dengan membuat sarang buatan dengan kedalaman seukuran dengan panjangnya siku tangan kemudian diberi tanda ditemukan, jenis penyu dan prediksi menetas. Pembesaran tukik dengan mengisi kolam fiber 5-10 cm, membuat kolam dengan media tanah yang dilapisi terpal memanfaatkan panas bumi untuk musim bediding sedangkan untuk penyu 50 cm Pasir Kristal baik untuk menyimpan telur selama musim panas sedangkan pada musim hujan tidak baik karena terlalu lembab sehingga pada musim penghujan sebagian anggota Pokmaswas Taman KiliKili melakukan pengambilan sampah di peden untuk dijual. Inisiasi Tukik Marine Educaton Untuk anak SD, SMP, SMA di Panggul dan pengunjung Konservasi Penyu Taman Kili-Kili. Tukik dan penyu yang sakit tidak dipisahkan dan diberi obat Kalium Permanganat, Gentian Violet dan Blitz Icht White Spot. Restocking, adopter Patroli pagi, patroli malam, selain mengawasi penyu yang bertelur juga mengawasi kegiatan pencurian penyu oleh nelayan, pemancing ataupun pembantai asli. Serangkaian upacara pelepasan penyu (Upacara UculUcul) dengan berbagai isi kegiatan seperti sarasehan, pembacaan doa, acara inti dan pelepasan tukik.
Sumber : Data Lapangan
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.2/Juli 2016, hal 190
Pemikiran
(dalam
musim hujan serta kendala pemasaran
Sukadana, 1983:18) tentang Strategi
penyu. Kendala pada musim hujan
Adaptasi adalah
usaha secara aktif
disebabkan karena musim penyu yang
dan sadar dalam menyesuaikan dengan
naik dan biaya yang dikeluarkan untuk
lingkungan
strategi
tukik pada musim penyu bertelur serta
oleh
pencurian telur penyu. Strategi yang
adaptasi Kelompok
Bennet
terbukti yang
lewat
dilakukan
Pengawas
Konservasi
dilakukan
adalah
melakukan
Penyu. Strategi muncul karena adanya
pengawasan terhadap pasang surut air
suatu kendala. Kendala terkait musim
laut. Pasang surut air laut dibagi
yang berbeda yakni musim panas dan
menjadi berikut :
Tabel 3. Pencirian Jenis Air laut Jenis Pasang Surut Air laut
Prediksi Penyu Bertelur Tidak Naik
Banyu Ngaret Ombak Putih, Merata tetapi berbahaya Banyu Mondo Ombak tenang dan air laut tetap Banyu Lemondo Air laut keruh membawa kerikil-kerikil kecil Banyu Ala Ombak tidak beraturan dan kabut terbentik di sekitar pantai Banyu Bang Air laut dengan titik tertentu berwarna merah Banyu Ngepluk Ombak putih merata dengan warna air laut tidak keruh Banyu Tenang Ombak putih merata
Naik
untuk
Tidak Naik Tidak Naik Tidak Naik Tidak Naik Naik Naik
Sumber : Data Lapangan
Pencirian air laut dilakukan untuk
adalah persiapan dimana persiapan ini
mengantisipasi adanya pencurian telur.
adalah
Selanjutnya
pemilihan
Strategi
adaptasi
yang
restocking,
dilakukan pada musim panas adalah
dilepaskan,
melaksanakan
sarasehan
Upacara
Ucul-Ucul.
tukik
undangan yang
tahap Ucul-ucul
siap
kedua dalam
dan untuk adalah acara
Upacara Ucul-Ucul memiliki beberapa
sarasehan dilakukan malam sebelum
tahap terlebih dahulu yakni pertama
dilepaskannya tukik dengan doa bersama
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.2/Juli 2016, hal 191
dan makan bersama dalam acara ini juga
kekayaan laut (Final dan Ponco, 2012)
diadakan pertunjukan oleh masyarakat
Kendala pada musim hujan adalah
setempat. Tahap ketiga adalah upacara
sampah dari laut menyebabkan penyu
Ucul-Ucul pada pagi hari jam 08.00
tidak naik dan uang insentif tidak keluar
dimana
dari
dihadiri
oleh
wakil
dari
Dinas
Kelautan
Pemerintahan Kabupaten Trenggalek,
Trenggalek
DKP Trenggalek, Pemerintahan Desa
dilakukan adalah mengambil sampah
Wonocoyo,
dari lautan berupa sampah plastik, kayu,
anak-anak
SD/MI,
sehingga
Perikanan
untuk
strategi
kemudian
yang
SMP/MTs, SMA/MA di Panggul dan
botol
dijual
masyarakat Bendogolor untuk bersama-
hasilnya untuk uang kas kelompok.
dan
sama melepas penyu. Penjelasan Ahimsa
Kelompok Pengawas Konservasi
Putra
Penyu menerima uang insentif dan
(1994:4)
menunjukkan
bahwa
adanya
Rappaport orang
memberlakukan tiket untuk melakukan
Tsembaga dimana ritual penyembelihan
operasional sehari-hari. Perilaku adaptasi
babi
untuk
ditujukan untuk mencapai tujuan atau
melestarikan struktur yang ada dalam
penyelesaian masalah dengan mengatasi
lingkungan tersebut. Selanjutnya upacara
kendala-kendala
Ucul-Ucul
mencapai
tersebut
ritual
bertujuan
dilakukan
pada
Bulan
yang
tujuan
sulit
guna
tertentu
atau
September dimana terjadi, akhir dari
mewujudkan harapan yang diinginkan
penyu yang naik. Upacara ini termasuk
dengan menggunakan perspektif ekologi
bagian dari Konservasi Penyu Taman
yang luas sebagai satu kesatuan dari
Kili-Kili karena populasinya menurun.
lingkungan, ekonomi dan sosial budaya.
Upacara ini terdapat kesamaan dengan
Hal ini juga terjadi pada Anggota
kebudayaan bahari dari Suku Bangsa
Pokmaswas
Bajo. Upacaranya dinamakan Upacara
hubungan lingkungan dengan konservasi
Sangal Suku Bangsa Bajo, Sulawesi
penyu,
Tenggara. Upacara ini melepaskan penyu
karakteristik perilaku yang berubah dari
ketika
selain
pembantai menjadi pelestari, bagaimana
penyu yang akan dilepaskan adalah ikan
pola aktivitas melakukan konservasi
tuna tujuannya adalah sebagai tolak
serta dari pemenuhan ekonomi keluarga
balak dan menjaga kelestarian laut dan
masing-masing anggota dari pekerjaan
populasinya
menurun
Taman
sosial
Kili-Kili
budaya
yakni
dengan
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.2/Juli 2016, hal 192
utama ke pekerjaan sampingan dalam
Hasil dari penggunaan tiket masuk
konservasi penyu. Adanya bantuan dana
akan digunakan untuk pemasukan kas
dari Dinas Kelautan dan Perikanan
kelompok
berupa pemberian uang insentif untuk
operasional
anggota Pokmaswas Taman Kili-Kili.
tersebut hasil tiket akan digunakan untuk
Insentif
membayar
diberikan
penghargaan
sebagai
karena
wujud
dan
digunakan
sehari-hari
lahan
sebagai
selain
perkebunan
hal
yang
menyelamatkan
digunakan sebagai tempat loket dan jalan
penyu kepada 11 anggota Kelompok
masuk sebesar Rp 150.000 dengan
Pengawas. Jumlah anggota Kelompok
menggunakan tiga lahan masyarakat
ada 16 orang, untuk mengatasi hal
Bendogolor
tersebut anggota memukul rata dengan
lahan diberi Rp 50.000. biaya lainnya
memberikan
50.000/orang
adalah membayar lahan yang dibuat
sedangkan sisanya merupakan hitungan
parkir sebesar Rp. 100.000. Penggunaan
dari keaktifan dalam piket.
yang lain adalah pembelian uang rokok
Rp.
Anggota Kelompok Pengawas juga
masing-masing
pemilik
anggota Pokmaswas yang berjaga.
menerapkan tiket masuk. Penarikan tiket
Masyarakat
juga
kebiasaan
dalam
kepada pengunjung adalah Rp 3.000.
masih
Penggunaan
mengkonsumsi telur penyu. Strategi
tiket
ini
diberlakukan
mempunyai
Bendogolor
kepada pengunjung di luar wilayah
yang
Bendogolor,
masyarakat
pemesanan telur penyu. Telur yang
Bendogolor tidak ditarik tiket masuk
ditemukan oleh Anggota Pokmaswas
sedangkan untuk wilayah di luar Dusun
tidak semuanya akan disimpan di sarang
Bendogolor akan diberlakukan tiket. Hal
buatan atau sarang semi alami tetapi
ini
pengunjung
anggota Pokmaswas Taman Kili-Kili
masyarakat Bendogolor nantinya bisa
mengambil untuk dikonsumsi sendiri
menjadi anggota Pokmaswas dan bisa
dan pesanan dari masyarakat Dusun
mempromosikan
saudaranya.
Bendogolor
masyarakat
Pembantai
untuk
dimaksudkan
Apabila
untuk
kepada
pengunjung
dilakukan
adalah
yang yang
menerima
pesan.
Mantan
tergabung
dalam
Bendogolor membawa saudaranya maka
Kelompok Pengawas memiliki daerah
tetap tidak akan ditarik tiket masuk.
sendiri
dalam
melayani
masyarakat
Bendogolor. Telur penyu yang diambil
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.2/Juli 2016, hal 193
adalah
sejumlah
masyarakat
8
buah
bertambah.
Justru
masalah
terbesar
Bendogolor
berasal dari internal. Saling berbagi antar
selanjutnya pengambilan telur dilakukan
anggota supaya kompak dan pimpinan
berdasarkan
memperhatikan.
adalah
Dusun
untuk
kesepakatan
10
buah,
dari
dokter
setempat adalah konservasi Penyu Kili-
dikonsumsi untuk anggota Pokmaswas.
Kili bisa seperti Konservasi Penyu Bali
dialami
sisanya
Kedua,
akan
Berbagai
2
maksimal
permasalahan
Kelompok
yang
Pengawas
dari
yang
bisa
masyarakat,
menambah tidak
ekonomi
bergantung
pada
tumbuh
dari
Kendala dan Strategi Adaptasi yang
pemerintah
dilakukan untuk menyelamatkan penyu,
masyarakat sendiri. Ketiga, dari Dinas
memiliki harapan dalam mewujudkan
Kelautan dan Perikanan, harapan untuk
impian. Harapan Anggota Pokmaswas
Kili-Kili adalah adanya pengunjung dari
Taman Kili-Kili memberikan penjelasan
Luar
bahwa
membangun semangat Pokmaswas dan
anggota
Pokmaswas
yang
tetapi
Negeri
yang
mengurusi bagian atas sebagai promotor
masyararakat
mempunyai
menciptakan ekowisata.
harapan
mempromosikan
untuk
Pokmaswas
bisa Taman
sekitar
datang
bisa
sehingga
bisa
Sesuai pemikiran Bennet (dalam
Kili-Kili dalam menjaga lingkungan dan
Sukadana
bisa
yang
keterkaitan
bertujuan semua masyarakat Bendogolor
komponen
bisa berpartisipasi dalam menjaga dan
kebudayaan maupun komponen fisik
melestarikan
maupun
atau biologi manusia. Konservasi penyu
kehidupan penyu. Sedangkan anggota
Taman Kili-Kili membahas manusia
lapangan mempunyai harapan untuk
dengan
pengembangan
dengan
lingkungan, sosial maupun budayanya.
lapangan pekerjaan baru, pendidikan
Pantai Kili-Kili sebagai lingkungan fisik
bahasa Inggris dan ekowisata. Harapan
Dukuh Bendogolor yang merupakan
selanjutnya,
Akademisi
medan budaya dalam Konservasi Penyu
mempunyai harapan semakin Kili-Kili
merupakan daerah kedua setelah usaha
mendapatkan
tani dari masyarakat Bendogolor. Hasil
membubarkan
tambah.
Kili-Kili
lingkungan
Pokmaswas
Pertama,
nama,
Masalah
persoalannya internal
akan
1983:108) satu
bahwa
sama
lingkungan,
hubungannya
lain
terjadi antara
komponen
dengan
alam merupakan faktor dominan dalam
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.2/Juli 2016, hal 194
memenuhi
ekonomi
masyarakat
Bendogolor.
penyu sehingga strategi yang dilakukan adalah melakukan piket atau patroli terhadap penyu dan pengawasan pasang surut air laut. Kelebihan tukik yang
Simpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
dipelihara menyebabkan biaya untuk
Strategi Adaptasi Kelompok Pengawas
memelihara bertambah oleh karena itu
di Dusun Bendogolor, Desa Wonocoyo,
strategi
Panggul dapat disimpulkan berdasarkan
melaksanakan
urutan urutan masalah yang diteliti
Kendala internal yang dialami pada
pertama,
terikatnya
musim hujan adalah penyu tidak ada
masyarakat Bendogolor terhadap hasil
yang naik dan banyak sampah yang
alam
permasalahan
muncul di pantai sehingga strategi yang
anggota dengan bergantung pada hasil
dilakukan adalah mengambil sampah di
alam terkait dengan alasan yang dimiliki
laut yang kemudian dijual.
oleh masing-masing anggota Kelompok
untuk
Pengawas
kurangnya pengetahuan mengenai cara
permasalahan
dapat
diuraikan
tentang
alasan
ekonomi,
yang
dilakukan Upacara
pemasaran
adalah
Ucul-Ucul.
Kendala
penyu
menjaga kepercayaan, kerja serabutan
pemasaran
dan melindungi penyu untuk nantinya
dilakukan adalah mempelajari budidaya
bisa dilihat oleh anak cucu mereka.
penyu dan mengelola uang kelompok.
Kedua,
Kendala eksternal yang dialami oleh
Kelompok
Pengawas
penyu.
dimana
Strategi
mempunyai alasan untuk melakukan
Kelompok
konservasi penyu dan melakukan proses
adanya pencurian telur penyu oleh
aktivitas untuk menyelamatkan penyu.
masyarakat Bendogolor sehingga strategi
Ketiga,
yang
Kendala
yang
timbul
dari
Pengawas
dilakukan
adalah
yang
adalah
masih
menerima
internal dan eksternal yang dialami oleh
pemesanan telur hanya untuk Dusun
Kelompok
Bendogolor.
Pengawas
dan
strategi
adaptasi pada musim yang berbeda
Kelompok Pengawas Masyarakat
dimana dapat diuraikan, pada musim
melakukan
konservasi
panas kendala yang dihadapi adalah
bertujuan untuk melestarikan populasi
musim untuk penyu bertelur dimana
penyu tetapi pelestarian yang dilakukan
masih terdapat pencurian terhadap telur
bersamaan
dengan
penyu
budidaya
yang
penyu
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.2/Juli 2016, hal 195
dimana penyu dipelihara dan diinisiasi yang bertujuan untuk ternak penyu. Konservasi Penyu Taman Kili-Kili perlu adanya kelanjutan penyelamatan penyu dengan peran dari Desa lain di wilayah Panggul.
Haviland, William. (1985). Antropologi Jilid I. Terjemahan R.G. Soekadijo. Jakarta : Erlangga. Keesing, M. Roger. (1997) TeoriTeori Tentang Budaya dalam jurnal Antropologi Indonesia, No. 52 Tahun 1997, diterbitkan oleh Jurusan Antropologi FISIP Universitas Indonesia.
Daftar Pustaka Ahimsa-Putra, Heddy Shri. (1994). Antropologi Ekologi : Beberapa Teori dan Perkembangannya. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada. Ahmadi, et.al. (2014) Tinjauan Yuridis terhadap Perdagangan Telur Penyu di Desa Pulau Derawan, Kecapamatan Pulau Derawan, Kabupaten Berau dalam Jurnal Beraja Inti, Volume 3 Nomor 1 Publised : 2014. Darnasari, Mella. (2013) Peran World Wide Fund For Nature (WWF) dalam Konservasi Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM) di Kawasan Heart Of Borneo (HOB). eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2013, 1 (4):1007-1016. Daeng, Mohamad Final dan A. Ponco Anggoro. (2012). Laut dan Karang Bak Saudara Dikatutuang, dalam jurnal Ritual Bahari Indonesia : Antara Kearifan Lokal dan Aspek Konservasinya, diterbitkan oleh Kearifan Lokal, Filsafat UGM.
Koentjaraningrat.(2009).Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta.
NN. Peta Permasalahan Penyu di Indonesia dalam http://awsassets.wwf.or.id/downl oads/peta_penyu_depan_belaka ng_hires_1.pdf diakses pada 03/11/2015 pukul 10.52
Novianto, Akbar. (2011). Konservasi Penyu di Pantai Kili-Kili dalam http://antarezocean.blogspot.co m/2011/11/lingkungll-hidupmenyelamatkan-penyu.html diakses pada 16/03/2015 pukul 18.51. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2015 terkait dengan pembentukan konservasi adalah penyelamatan lingkungan dengan melibatkan peran serta masyarakat. Sekretariat Kabinet RI: Jakarta.
Farina, Almo. (2010) Ecology, Cognition and Landscape Linking Natural and Social Systems. London : Springer AntroUnairdotNet, Vol.V/No.2/Juli 2016, hal 196
Pramono, Joko. (2005 ). Budaya Bahari. Jakarta : Gramedia buku online dalam budayabahari05.tripod.com, diakses pada 22/10/2015 pukul 04.50. Sjarmidi, Achmadi. (2014)Dampak dan Konflik Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati untuk Tinjau Ulang Pengelolaan Masalah Konservasi dalam http://www.biologi.lipi.go.id/bio _indonesia diakses pada 15/09/2015 pukul 12.09. Sukadana, Adi. (1983) AntropoEkologi. Surabaya: Airlangga University Press. Hal 18. Surat Edaran Menteri Kelautan dan Perikanan tahun 2015 tentang pelaksanakan perlindungan penyu, telur penyu, bagian tubuh dan atau turunannya. Sekretariat Kabinet RI: Jakarta.
AntroUnairdotNet, Vol.V/No.2/Juli 2016, hal 197