STASIUN BUMI PENGINDERAAN JAUH PAREPARE Jl. Jend. Ahmad Yani Km. 6, Kota Parepare 91112, Provinsi Sulawesi Selatan Telp. (0421) 22288 (hunting), Fax. (0421) 22270, 3311664 Mail:
[email protected] Web: www.rsgs.lapan.go.id
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) STASIUN BUMI PENGINDERAAN JAUH PAREPARE TAHUN 2016 Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP)
adalah
bentuk
transparansi
dan
pertanggungjawaban atas pelaksanaan visi dan misi,
capaian sasaran strategis dan target Indikator Kinerja Utama (IKU), Stasiun Bumi Penginderaan Jauh (SBPJ) Parepare sebagai sebuah Unit pelaksana tenis (UPT) dari Pusat
Teknologi
dan
Data
Penginderaan
Jauh
(Pustekdata) telah menyusun laporan tersebut sebagai
pertanggungjawaban tertulis. LAKIP SBPJ Parepare merupakan
perwujudan
pertanggungjawaban
atas
kinerja pencapain tujuan dan sasaran strategis. LAKIP SBPJ Parepare disusun dengan mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
LAKIP merupakan bentuk akuntabilitas kinerja yang
berfungsi antara lain sebagai alat penilai kinerja secara
kuantitatif. LAKIP juga sebagai wujud transparansi serta pertanggungjawaban
kepada
masyarakat
dan
merupakan alat kendali dan alat pemacu peningkatan
kinerja satuan kerja. Sebagai fungsi kendali, kebijakan
dan capaian yang dilaporkan secara transparan kepada
masyarakat membantu perwujudan good corporate governance. Sedangkan dari fungsi pemacu peningkatan kinerja, LAKIP dapat membantu internal SBPJ Parepare LAKIP 2016
I
dalam melaksanakan self assesment atas kinerjanya guna perbaikan dan peningkatan di masa mendatang.
Visi SBPJ Parepare adalah menjadi stasiun bumi satelit
penginderaan jauh multimisi berstandar internasional
untuk memenuhi kontinuitas ketersediaan data nasional harus menjadi ruh dalam setiap pelaksanaan tugas dan fungsi. Dalam visi tersebut terkandung
tanggungjawab yang harus diemban dan tantangan
Hubungi Kami
Telp. (0421) 22288 (HUNTING), FAKSIMILE (0421) 3311664, 22270
Mail:
[email protected], Web: www.rsgs.lapan.go.id
yang
harus
profesionalisme,
ditaklukan
kredibilitas,
demi
terwujudnya
tranparansi
dan
akuntabilitas. Misi yang telah ditetapkan telah mampu mencapai
target
kinerja
pada
tahun
2016,
keberhasilan tersebut adalah integrasi dari berbagai
komponen, mulai dari peralatan dan fasilitas stasiun bumi, sumber daya manusia, tata kerja dan tentu saja dukungan anggaran. Tidak kalah pentingnya adalah
masyarakat pengguna data penginderaan jauh, khususnya pemerintah daerah yang menjadi tolok ukur kepuasan pelayanan publik SBPJ Parepare.
LAKIP ini perlu dianalisis dan direview secara objektif, sehingga apa yang dilaporkan adalah bentuk
transparansi yang diharapkan bisa menjadi bahan pertimbangan untuk peningkatan kinerja tahun berikutnya baik di internal SBPJ Parepare maupun instansi Pusat di atasnya. Atas tercapainya target
kinerja Tahun 2016, saya ucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran SBPJ Parepare yang telah memberikan kontribusinya.
Parepare, Januari 2017 KEPALA STASIUN BUMI PENGINDERAAN JAUH PAREPARE
SUTAN TAKDIR ALI MUNAWAR, B.Eng. NIP. 19690711 198901 1 001
LAKIP 2016
II
IKHTISAR EKSEKUTIF
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
IKHTISAR EKSEKUTIF Stasiun Bumi Penginderaan Jauh (SBPJ) Parepare adalah sebuah Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang melaksanakan tugas teknis operasional di bidang teknologi dan data penginderaan jauh (inderaja).
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh (SBPJ) Parepare adalah ujung tombak sistem stasiun bumi
penginderaan jauh LAPAN. SBPJ Parepare adalah cerminan keberhasilan dan kegagalan sistem akuisisi
data penginderaan jauh LAPAN. Sebagai sebuah UPT, wilayah kerja SBPJ Parepare dalam melaksanakan kegiatan teknis operasional serta urusan pemerintah tidak lagi dibatasi oleh wilayah administrasi pemerintahan tertentu. SBPJ Parepare mempunyai tugas melaksanakan penerimaan, perekaman dan
pengolahan data satelit penginderaan jauh sumber daya alam, lingkungan dan cuaca, serta distribusi dan pelayanan teknis pemanfaatan data satelit penginderaan jauh.
Dalam rangka merealisasikan visi dan misi, SBPJ Parepare telah menetapkan dua sasaran strategis pada
tahun 2016, yaitu (1) kontinuitas ketersediaan data penginderaan jauh satelit sumber daya alam,
lingkungan, dan cuaca secara near real time dan (2) pemanfaatan data satelit penginderaan jauh untuk
pembuatan paket informasi spasial. Indikator Kinerja untuk mencapai sasaran strategis tersebut direpresentasikan dengan empat Indikator Kinerja Utama (IKU), yaitu (1) Jumlah keberhasilan akuisisi data satelit penginderaan jauh, (2) Jumlah data penginderaan jauh satelit terproduksi hasil akuisisi, (3)
Jumlah Pemerintah Daerah yang dilayani, (4) Indeks Kepuasan Masyarakat atas layanan iptek penerbangan dan antariksa.
Pencapaian sasaran kontinuitas ketersediaan data penginderaan jauh satelit sumberdaya alam, lingkungan dan cuaca secara near-real time telah disukung oleh Kegiatan Operasional Stasiun Bumi (Akuisisi Data Satelit Penginderaan Jauh Sumber Daya Alam dan Lingkungan) dengan indikator kinerja
adalah ) Jumlah keberhasilan akuisisi data satelit penginderaan jauh dan Kegiatan Operasional Produksi
Data Satelit Inderaja Level Standar Stasiun Bumi dengan indikator kinerja adalah Jumlah data penginderaan jauh satelit terproduksi hasil akuisisi. Kegiatan Operasional Stasiun Bumi (akuisisi data satelit penginderaan jauh) dilakukan selama 365 hari dalam satu tahun dan dilakukan secara real time dengan keberhasilan akuisisi tahun 2016 secara keseluruhan mencapai 115,15% dari target yang
ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja. Dari 7 satelit yang dilakukan akuisisi dan perekaman di Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare, ada 6 satelit dengan jumlah data raw hasil akuisisi dan perekamanan berada diatas target tahun 2016, satelit tersebut yaitu Satelit MODIS (Terra/AQUA)
sebesar 2.693 dari target 2.368 data raw, NPP sebesar 1.339 dari target 1.124 data raw, Landsat-7
sebesar 676 dari target 672 data raw, SPOT-6/7 sebesar 840 dari target 552 data raw. Terdapat 1 satelit
dengan jumlah data raw hasil akuisisi dan perekaman berada dibawah target tahun 2016, satelit
tersebut yaitu Satelit Landsat-8. Target data raw hasil akuisisi dan perekaman Landsat-8 pada tahun
2016 sebesar 624, sedangkan data raw yang dihasilkan dari kegiatan akuisisi dan perekaman selama tahun 2016 sebanyak 601, tidak tercapainya data raw hasil perekaman ini disebabkan karena konflik LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
iii
IKHTISAR EKSEKUTIF
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
satelit dengan satelit resolusi tinggi(SPOT-6/7). Konflik satelit disini adalah melintasnya dua satelit atau
lebih dalam waktu yang hampir bersamaan, dan di Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare apabila terjadi konflik satelit antara Landsat-7/8 dengan SPOT-6/7 maka yang dilakukan penerimaan datanya adalah Satelit SPOT-6/7.
Kegiatan Operasional Produksi Data Satelit Inderaja Level Standar Stasiun Bumi terdiri dari produksi SPOT6 & SPOT7 level primary dan secondary, Landsat7/8 level 1G/1T, data MODIS (Terra/Aqua) pada
level 1B dan 2, NPP level 1B, NOAA18/19, METOP-A dan METOP-B, dengan indikator kinerja adalah
Jumlah data penginderaan jauh satelit terproduksi hasil akuisisi. Target yang akan dicapai pada tahun 2016 adalah 7668 equivalent scene data SPOT-6/7, 5496 scene data Landsat-7, 5496 scene data Landsat-8, 2250 granule data MODIS dan 1067 granule data NPP.
Kegiatan Operasional Produksi Data Satelit Inderaja ini meliputi pengolahan awal data yang direkam ke level standar, pembuatan data master satelit Landsat-7 dan data MODIS (Terra/Aqua) pada level 1B
serta menyimpan data tersebut pada media penyimpanan, quality control dan backup data hasil pengolahan, pengelolaan katalog, website dan jaringan. Selama tahun 2016 sebagian besar target jumlah
data tercapai, hanya target jumlah data Landsat-7/8 yang tidak tercapai. Hal ini disebabkan karena pada
awal bulan april sistem produksi Landsat-7/8 SBPJP di upgrade sehingga tidak dapat melakukan operasional produksi data. Upaya agar proses produksi data Landsat-7/8 terus berlanjut telah dilakukan dengan mengirimkan raw data ke Pustekdata melalui jaringan VPN. Pengiriman tersebut dimaksudkan untuk proses produksi data Landsat-7/8 dilakukan pada server produksi yang ada di Pustekdata. Namun dikarenakan server produksi di Pustekdata memiliki keterbatasan dalam memproduksi data
dalam jumlah banyak pada waktu yang bersamaan, hal ini berdampak pada data yang dikirimkan dari SBPJP ke Pustekdata masuk dalam daftar tunggu mengingat mesin produksi di Pustekdata
diprioritaskan untuk memproduksi data dari Stasiun Bumi Rumpin. Hal tersebut juga mengakibatkan data Landsat-7/8 terproduksi tidak maksimal untuk bulan April sd Oktober 2016. Adapun penyelesaian
upgrading sistem produksi Landsat-7/8 pada pertengahan oktober 2016 dan masih dalam tahap maintenance.
Inventarisasi liputan data SPOT-6/7 dilakukan pada data yang clear (awan kurang dari 30%). Permintaan programming telah dilakukan sejak tahun 2013, sehingga analisa liputan sejak 2013 sampai
dengan 2015 dijadikan bahan untuk perencanaan permintaan programming pada tahun 2016. Demikian juga untuk tahun 2017, analisa liputan tahun 2016 akan dijadikan bahan pertimbangan untuk perencanaan permintaan programming pada tahun 2017 tersebut.
Dalam rangka pencapaian sasaran strategis Pemanfaatan Data Satelit Penginderaan Jauh untuk Pembuatan Paket Informasi Spasial didukung oleh Kegiatan Operasional Pelayanan Teknis Pemanfaatan Teknologi Inderaja, dengan indikator kinerja adalah Jumlah pemerintah daerah yang dilayani. Pelaksanaan kegiatan Operasional Pelayanan Teknis Pemanfaatan Teknologi dan Data Inderaja dan
Pemanfaatan Teknologi dan Data Inderaja untuk Pemerintah Daerah terdiri dari pelayanan data satelit
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
iv
IKHTISAR EKSEKUTIF
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
inderaja dan sampel produk pemanfaatannya, pelayanan pembinaan teknis dan sosialisasi pemanfaatan data satelit inderaja dan pelayanan informasi berbasis data satelit inderaja. Pengguna dan calon pengguna data penginderaan jauh tidak dibatasi, baik secara administrasi wilayah maupun institusi,
lembaga maupun swasta, dapat dilayani dengan berpedoman pada ketentuan dan peraturan yang berlaku, kemampuan data dan sumber daya manusia (SDM) SBPJ Parepare.
Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT), pelayanan pengguna yang dilaksanakan SBPJ Parepare terbuka
untuk seluruh daerah, sehingga pada tahun 2016 ini dari target pelayanan pemerintah daerah (pemda)
sebanyak 4 pemda, dapat dilayani sebanyak 11 pemda. Sebenarnya bisa lebih dari 11 pemda, hanya
beberapa tidak bisa dilayani karena dibatasi tupoksi, kemampuan data dan kemampuan SDM. Tujuh
pemda tambahannya adalah Pemda Kabupaten Sinjai, Pemda Kabupaten Wajo, Pemda Kabupaten Mamuju, Pemda Kota Parepare, Pemda Provinsi Sulawesi Selatan dan Pemda Kabupaten Enrekang.
Ketujuh pemda tambahan tersebut memang sudah pernah dilayani terkait data and informasi berbasis
citra satelit inderaja pada tahun-tahun sebelumnya, sehingga ada pengalaman untuk pelayanan dan penyediaan informasinya.
Pada Tahun 2016 telah dilaksanakan kegiatan pelayanan informasi daerah untuk sepuluh (10) wilayah
setingkat kabupaten/kota dan provinsi dengan menghasilkan sebelas (11) informasi spasial berbasis
data inderaja. Kegiatan pelayanan informasi daerah ini bersifat diseminasi teknologi dan data inderaja, dimulai dengan sosialisasi mengenai potensi dan pemanfaatan data satelit inderaja, distribusi data dan
pelayanan pengguna. Kemudian potensi citra tersebut dimanfaatkan oleh pemerintah daerah sesuai
dengan kebutuhannya. Dalam rangka analisis dan mencapai hasil yang valid, maka tim dari pemerintah daerah dapat dilibatkan selama proses pekerjaan dan survei lapangan. Untuk menambah wawasan dan
kemampuan SDM pemda, juga bisa dilaksanakan kegiatan bimbingan teknis/magang kerja SDM pemda di SBPJ Parepare, dengan mengerjakan kegiatan terkait yang memerlukan input data inderaja. kegiatan tahap akhir yaitu diseminasi informasi hasil pengolahan dan analisis citra satelit inderaja, kegiatan ini juga dilaksanakan secara bersama-sama dengan pemerintah daerah.
Capaian lain terkait Layanan Teknis Pemanfaatan Teknologi dan Data Inderaja Untuk Pemerintah
Daerah, SBPJ Parepare juga melaksanakan kegiatan Operasional Pelayanan Pengguna yang terdiri dari beberapa sub kegiatan, yaitu; 1) pelayanan konsultasi data penginderaan jauh (42 instansi); 2)
pelayanan data inderaja (36 instansi dengan 975 scene/strip data); 3) pelayanan sosialisasi teknologi dan data penginderaan jauh (5 kali untuk instansi instansi dan pemerintah daerah yang berbeda); 4)
pelayanan pembinaan teknis (bimtek)/magang kerja untuk peningkatan kapasitas SDM pemerintah daerah (6 Instansi pemerintah daerah); dan 5) pelayanan kunjungan edukasi teknologi (murid, siswa, mahasiswa, guru dan dosen) sebanyak 71 kunjungan dari sekolah/universitas yang berbeda. Untuk
mengukur kinerja pelayan publik SBPJ Parepare kepada para pengguna data penginderaan jauh, telah dilaksanakan survei Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) sepanjang Tahun 2016. Mengacu pada Indeks
Kepuasan Masyarakat (IKM) dalam Kemenpan dan RB No. 25 Tahun 2004, hasil survei IKM SBPJ Parepare mencapai Nilai Interval 3.32, kemudian setelah dikonversi mencapai 82,92%, sehingga LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
v
IKHTISAR EKSEKUTIF
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
termasuk memiliki Mutu Pelayanan dalam kategori A atau menunjukkan Kinerja Unit Pelayanan yang Sangat Baik.
Capaian kinerja tahun 2016 perlu dipertahankan dan terus ditingkatkan pada Tahun 2017, dengan pemeliharaan peralatan stasiun bumi dan peralatan pengolahan data yang menjadi kunci penting
keberhasilan SBPJ Parepare dalam akuisisi dan produksi data penginderaan jauh. Selain itu kajian dalam otomatisasi produksi dan kajian Stasiun Bumi dilakukan untuk mencapai kemandirian teknologi.
Sedangkan untuk pelayanan pengguna, peningkatan kinerja diarahkan untuk mempercepat pelayanan
distribusi data dan peningkatan kualitas pelayanan teknis pemanfaatan data/informasi spasial berbasis data satelit penginderaan jauh. Pada Dokumen LAKIP ini telah diuraikan mengenai penetapan tujuan, sasaran, indikator-indikator kinerja yang menyatakan kriteria keberhasilan hingga kegiatan-kegiatan
yang mendukung pencapaian sasaran yang telah ditetapkan SBPJ Parepare pada tahun anggaran 2016.
Dokumen LAKIP ini dapat dijadikan dasar untuk acuan kerja eselon II di atasnya yaitu Pustekdata LAPAN dalam menyusun Rencana Kinerja Tahunan berikutnya.
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
vi
IKHTISAR EKSEKUTIF
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ...........................................................................................................................................
i
RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................................................................
iii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL...................................................................................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................................................................
xiv
I
II
III
LAKIP 2016
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................
1
1.1
Latar Belakang .........................................................................................................................
1
1.2
Aspek Strategis Organisasi dan Permasalahan Utama ..........................................
5
1.3
Sumber Daya Manusia (SDM) dan Fasilitas................................................................
8
PERENCANAAN STRATEGIS ...........................................................................................................
17
2.1
Visi dan Misi..............................................................................................................................
17
2.1.1
Visi............................................................................................................................
17
2.1.2
Misi ..........................................................................................................................
18
2.1.3
Tujuan Strategis .................................................................................................
18
2.1.4
Sasaran Strategis ...............................................................................................
18
2.2
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahunan 2017 .....................................................
19
2.3
Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2016 ............................................................................
22
AKUNTABILITAS KINERJA ...............................................................................................................
25
3.1
Analisis Capaian Kinerja......................................................................................................
25
3.1.1 Sasaran Strategis Kontinuitas Ketersediaan Data Penginderaan Jauh Satelit Sumberdaya Alam, Lingkungan Dan Cuaca Secara Near-Real Time .........................................................................................................
27
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
vii
IKHTISAR EKSEKUTIF
LAKIP 2016
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
3.1.1.1 Capaian IKU 1 : Jumlah Keberhasilan Akuisisi Data Satelit Penginderaan Jauh .................................................................................
27
3.1.1.2 Capaian IKU 2 : Jumlah Data Satelit Penginderaan Jauh Satelit Terproduksi Hasil Akuisisi ...................................................
31
3.1.2 Capaian Sasaran Pemanfaatan Data Satelit Penginderaan Jauh Untuk Pembuatan Paket Informasi Spasial ..................................................
36
3.1.2.1 Capaian IKU 3 : Jumlah Pemerintah yang Dilayani ..................
37
3.1.2.2 Capaian IKU 4: Indeks Kepuasan Masyarakat atas layanan iptek penerbangan dan antariksa ....................................................
51
3.2
Perbandingan Realisasi IKU Terhadap Tahun Sebelumnya ................................
53
3.3
Capaian Lain di Luar IKU ....................................................................................................
54
3.3.1 Pelayanan Konsultasi Data Inderaja ................................................................
54
3.3.2 Pelayanan Data Inderaja .......................................................................................
56
3.3.3 Pelayanan Sosialisasi Teknologi dan Data Inderaja ..................................
58
3.3.4 Pelayanan Pembinaan Teknis SDM Pengguna ............................................
60
3.3.5 Pelayanan Kunjungan Edukasi Teknologi .....................................................
63
Akuntabilitas Keuangan ......................................................................................................
66
3.4.1 Realisasi Anggaran SBPJ Parepare Tahun 2016 .........................................
66
3.4.2 Pagu dan Realisasi Anggaran Per Sasaran Strategis Tahun 2016 ......
68
3.4.3 Capaian IKU dan Realisasi Anggaran Per Sasaran Strategis Tahun 2016 ...............................................................................................................................
68
3.4.4 Capaian IKU dan Realisasi Anggaran Per Sasaran Strategis Tahun 2016 ...............................................................................................................................
69
PENUTUP…… ......................................................................................................................................... .
70
LAMPIRAN-LAMPIRAN .....................................................................................................................
71
3.4
IV
DAFTAR ISI
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
viii
RINGKASAN EKSEKUTIF
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR Halaman
LAKIP 2016
Gambar 1.1
Struktur Organisasi Pustekdata .........................................................................
2
Gambar 1.2
Struktur organisasi Balai Penginderaan Jauh Parepare..........................
2
Gambar 1.3
Struktur organisasi Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare ........
3
Gambar 1.4
SPOT Direct Receiving Station Network ........................................................
5
Gambar 1.5
Lokasi BPJ Parepare secara geografis .............................................................
6
Gambar 1.6
Distribusi SDM Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare berdasarkan tingkat pendidikan .......................................................................
8
Gambar 1.7
Distribusi SDM Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare berdasarkan jabatan ...............................................................................................
9
Gambar 1.8
Citra Satelit Pleiades resolusi 0.5 meter lokasi Fasilitas Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare .................................................................
10
Gambar 1.9
Fasilitas Gedung Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare .............
11
Gambar 1.10
Sistem Akuisisi dan Pengolahan Data Satelit Landsat ............................
12
Gambar 1.11
Sistem Akuisisi dan Pengolahan Data Satelit SPOT 6/7..........................
12
Gambar 1.12
Sistem Akuisisi dan Pengolahan Data Satelit Aqua/Terra .....................
13
Gambar 1.13
Sistem Akuisisi dan Pengolahan Data Satelit NPP .....................................
13
Gambar 1.14
Gedung dan Antena Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare ........
14
Gambar 1.15
Sistem Akuisisi dan Pengolahan Data Satelit NPP .....................................
15
Gambar 1.16
Fasilitas Pelayanan Pengguna Teknologi dan Data Penginderaan Jauh .................................................................................................................................
16
Gambar 3.1
Bagan mekanisme penyampaian data dan informasi dari masingmasing Ketua Kelompok Kerja kepada Kepala Stasiun ..........................
26
Gambar 3.2
Grafik capaian keberhasilan akuisisi dan perekaman data inderaja satelit Tahun 2016 ..................................................................................................
28
Gambar 3.3
Grafik capaian keberhasilan akuisisi dan perekaman data inderaja Satelit Terra, Aqua, dan NPP per bulan Tahun 2016..............................
29
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
ix
RINGKASAN EKSEKUTIF
LAKIP 2016
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
Gambar 3.4
Grafik capaian keberhasilan akuisisi dan perekaman data inderaja Satelit Landsat 7 dan Landsat 8 per bulan Tahun 2016 .......................
30
Gambar 3.5
Grafik capaian keberhasilan akuisisi dan perekaman data inderaja Satelit SPOT 6 dan SPOT 7 per bulan Tahun 2016 ..................................
30
Gambar 3.6
Capaian produksi data SPOT 6/7 tahun 2016 .............................................
32
Gambar 3.7
Liputan data SPOT 6/7 clear (awan < 30%) tahun 2016 .....................
33
Gambar 3.8
Capaian produksi data Landsat7/8 tahun 2016.........................................
34
Gambar 3.9
Liputan data Landsat7 tahun 2016 ..................................................................
34
Gambar 3.10
Liputan data Landsat8 tahun 2016 ..................................................................
35
Gambar 3.11
Capaian produksi data MODIS tahun 2016...................................................
35
Gambar 3.12
Capaian produksi data NPP tahun 2016 ........................................................
36
Gambar 3.13
Paket informasi spasial penutup lahan berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Kabupaten Minahasa Utara ....................
40
Gambar 3.14
Paket informasi spasial penutup lahan berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Kabupaten Kupang .....................................
41
Gambar 3.15
Paket informasi spasial penutup lahan berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur ..........
42
Gambar 3.16
Paket informasi spasial penutup lahan berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Kabupaten Halmahera Timur ................
43
Gambar 3.17
Paket informasi spasial lahan sawah berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Kabupaten Sinjai........................................................
44
Gambar 3.18
Paket informasi spasial penutup/penggunaan lahan berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Kabupaten Wajo ........................
45
Gambar 3.19
Paket informasi spasial komoditas perkebunan berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Provinsi Sulawesi Selatan .....
46
Gambar 3.20
Paket informasi spasial komoditas pertanian berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Kabupaten Enrekang ...............
47
Gambar 3.21
Paket informasi spasial batas administrasi berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Kota Parepare ...............................................
48
Gambar 3.22
Paket informasi spasial Ruang Terbuka Hijau berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Kota Parepare .............................
49
Gambar 3.23
Paket informasi spasial jaringan jalan berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Kabupaten Mamuju ....................................
50
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
x
RINGKASAN EKSEKUTIF
LAKIP 2016
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
Gambar 3.24
Dokumentasi Kegiatan Konsultasi Data Penginderaan Jauh Tahun 2016 ...............................................................................................................................
56
Gambar 3.25
Dokumentasi Kegiatan Sosialisasi Teknologi dan Data Penginderaan Jauh Tahun 2016 ........................................................................
59
Gambar 3.26
Dokumentasi Bimbingan Teknis/Magang Kerja SDM Pengguna Tahun 2016 .................................................................................................................
62
Gambar 3.27
Dokumentasi Kunjungan Edukasi Teknologi dan Data Penginderaan Jauh Tahun 2016 ........................................................................
65
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
xi
RINGKASAN EKSEKUTIF
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
LAKIP 2016
Tabel 2.1
Tujuan Strategis BPJ Parepare Tahun 2015 dan SBPJ Parepare Tahun 2016 .................................................................................................................
18
Tabel 2.2
Tujuan, Sasaran Strategis dan IKU Tahun 2016 (setelah reorganisasi menjadi SBPJ Parepare) .............................................................
19
Tabel 2.3
Tujuan, Sasaran Strategis dan IKU Tahun 2016 .........................................
20
Tabel 3.1
Penetapan Kinerja Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare Tahun 2016 .................................................................................................................
26
Tabel 3.2
Capaian sasaran kontinuitas ketersediaan data penginderaan jauh satelit sumber daya alam dan lingkungan secara real time ..................
28
Tabel 3.3
Capaian sasaran kontinuitas ketersediaan data penginderaan jauh satelit sumber daya alam dan lingkungan secara real time (Indikator Kinerja: Jumlah data penginderaan jauh satelit terproduksi hasil akuisisi) ...................................................................................
32
Tabel 3.4
Capaian sasaran pemanfaatan data satelit penginderaan jauh untuk pembuatan paket informasi spasial Tahun 2016 .........................
37
Tabel 3.5
Pelayanan Informasi Daerah Berbasis Data Inderaja Tahun 2016 ....
39
Tabel 3.6
Rekapitulasi Hasil Survei Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Publik yang dilaksanakan oleh SBPJ Parepare .....................
52
Tabel 3.7
Perbandingan Realisasi IKU dari tahun 2012 – 2016 ..............................
53
Tabel 3.8
Daftar Instansi Pengguna Pelayanan Konsultasi Teknologi dan Data Inderaja Tahun 2016 ...................................................................................
55
Tabel 3.9
Rekapitulasi Daftar Instansi Pengguna Pelayanan Konsultasi Data Inderaja Tahun 2016 ..............................................................................................
55
Tabel 3.10
Daftar Instansi Pengguna Pelayanan Data Inderaja Tahun 2016 .......
57
Tabel 3.11
Daftar Data Inderaja yang Terdistribusi kepada Pengguna Tahun 2016 ...............................................................................................................................
57
Tabel 3.12
Daftar Kegiatan Sosialisasi Teknologi dan data Inderaja Tahun 2016 ...............................................................................................................................
58
Tabel 3.13
Daftar Pembinaan Teknis SDM Pengguna Tahun 2016 ..........................
60
Tabel 3.14
Frekuensi Kunjungan Kelompok Sekolah atau Perguruan Tinggi Tahun 2016 .................................................................................................................
63
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare Parepare
xii
RINGKASAN EKSEKUTIF
LAKIP 2016
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel 3.15
Daftar Kunjungan Edukasi Teknologi dan Data Penginderaan Jauh Tahun 2016 .................................................................................................................
64
Tabel 3.16
Realisasi Anggaran SBPJ Parepare TA 2016.................................................
66
Tabel 3.17
Realisasi Anggaran SBPJ Parepare TA 2016 (Per Jenis Belanja).........
67
Tabel 3.18
Realisasi Anggaran SBPJ Parepare TA 2016 Per Sasaran Strategis ...
68
Tabel 3.19
Realisasi Anggaran SBPJ Parepare TA 2016 Per Sasaran dan Capaian IKU.................................................................................................................
68
Tabel 3.20
Perbandingan Pagu Anggaran dan Realisasi Tahun 2015 dengan Tahun 2016 .................................................................................................................
69
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare Parepare
xiii
RINGKASAN EKSEKUTIF
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN Halaman
LAKIP 2016
Lampiran 1.
Dokumen Perjanjian Kinerja Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare Tahun 2016 .............................................................................................
72
Lampiran 2.
Lampiran Dokumen Penetapan Kinerja Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare Tahun 2016 ....................................................
73
Lampiran 3.
Rencana Aksi dan Capaian Penetapan Kinerja Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare Tahun 2016 Triwulan I – Triwulan IV
74
Lampiran 4.
Pengukuran Kinerja Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare Tahun 2016 .................................................................................................................
75
Lampiran 5.
Lampiran Rencana Kinerja Tahunan Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare Tahun 2017 ..................................................................................
76
Lampiran 6.
Tabel-tabel hasil pencapaian sasaran kontinuitas ketersediaan data penginderaan jauh satelit sumber daya alam, lingkungan dan cuaca secara near real time .................................................................................
77
Lampiran 7.
Tabel-tabel hasil pencapaian sasaran kontinuitas produksi data penginderaan jauh level awal dan lanjut hasil akuisisi ...........................
81
Lampiran 8.
Strategy Map 2015 – 2019 SBPJ Parepare dengan Balance Scorecard (BSC) ........................................................................................................
82
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare Parepare
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
BAB IV
PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Stasiun Bumi Penginderaan Jauh (SBPJ) Parepare adalah ujung tombak sistem stasiun bumi penginderaan jauh LAPAN. SBPJ Parepare adalah cerminan keberhasilan dan kegagalan sistem
penginderaan jauh LAPAN. Sesuai dengan visi Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh
(Pustekdata) LAPAN yaitu Pusat Unggulan Dalam Bidang Teknologi dan Data Penginderaan Jauh Untuk Mewujudkan Indonesia yang Maju dan Mandiri, SBPJ Parepare harus mampu menyediakan data satelit penginderaan jauh untuk kebutuhan pengguna. Keberhasilan akusisi dan ketersediaan data satelit penginderaan jauh hasil akuisisi merupakan indikator utama kinerja SBPJ Parepare. STRUKTUR ORGANISASI Berdasarkan Peraturan Kepala LAPAN Nomor 5 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksanan Teknis (UPT) LAPAN, Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare adalah UPT di bidang penginderaan Jauh yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Pusat Teknologi dan
Data Penginderaan Jauh di bawah Kedeputian Penginderaan Jauh. Secara lengkap struktur organisasi Pustekdata ditunjukkan pada Gambar 1.1. Berdasarkan Peraturan Kepala LAPAN Nomor 5 Tahun 2011
SBPJ Parepare mempunyai tugas melaksanakan penerimaan, perekaman dan pengolahan data satelit penginderaan jauh sumber daya alam, lingkungan dan cuaca, serta distribusi dan pelayanan teknis pemanfaatan data satelit penginderaan jauh. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, SBPJ Parepare menyelenggarakan berbagai fungsi diantaranya penyiapan dan penyusunan program dan kegiatan
Stasiun Bumi, pelaksanaan penerimaan, perekaman dan pemeliharaan peralatan teknis stasiun bumi.
Fungsi lainnya adalah melaksanakan pengolahan data satelit dan produksi data master serta katalog, pelayanan pengguna, sosialisasi pemanfaatan data satelit dan penyiapan bahan kerjasama teknis serta melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga Stasiun Bumi.
Sebagai sebuah UPT, wilayah kerja SBPJ Parepare dalam melaksanakan kegiatan teknis operasional serta urusan pemerintah tidak lagi dibatasi oleh wilayah administrasi pemerintahan tertentu.
Pelaksanaan fungsi pelayanan pengguna dan sosialisasi pemanfaatan data satelit terbuka untuk
seluruh wilayah Indonesia, demikian juga dengan peluang rintisan kerjasama teknis. Produk-produk data-data digital standar dan hasil pengolahannya bisa dimanfaatkan oleh pemerintah daerah dan SBPJ Parepare senantiasa siap memberikan pembinaan dalam rangka membangun kemandirian pengguna.
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
1
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
Peluang ini juga sekaligus merupakan tantangan untuk terus meningkatkan kinerja dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Pustekdata Balai Penginderaan Jauh Parepare Subbagian Tata Usaha
Seksi Akuisisi
Seksi Data
Seksi Pengguna
Kelompok Jabatan Fungsional
Gambar 1.2 Struktur organisasi Balai Penginderaan Jauh Parepare (Peraturan Kepala LAPAN Nomor 5 Tahun 2011) Pada tahun 2015 telah dilaksanakan reorganisasi menyeluruh di lingkungan LAPAN mulai dari Eselon I sampai eselon IV, termasuk UPT SBPJ Parepare. Berdasarkan Peraturan Kepala LAPAN Nomor 18
Tahun 2015 tanggal 9 Oktober 2015, Balai Penginderaan Jauh Parepare telah berubah menjadi Stasiun
Bumi Penginderaan Jauh Parepare (SBPJ Parepare), dengan perubahan struktur organisasi yang signifikan namun sedikit mengalami perubahan tupoksi. Secara struktur organisasi, paska reorganisasi SBPJ Parepare menjadi lebih ramping, semula ketika masih BPJ Parepare memiliki 1 eselon III yaitu Kepala BPJ Parepare dan 4 eselon IV, yaitu 1 Kepala Subbagian Tata Usaha (KaSubBag TU) dan 3
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
2
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
BAB IV
PENUTUP
Kepala Seksi. Setelah menjadi SBPJ Parepare, eselon III tetap ada yaitu Kepala SBPJ Parepare dan
eselon IV tinggal satu yaitu Kasubbag TU dan ada Kelompok Jabatan Fungsional. Kepala Stasiun Bumi merupakan jabatan struktural eselon III.a atau jabatan Administrator dan Kepala Subbagian Tata Usaha merupakan jabatan struktural eselon IV.a atau jabatan Pengawas.
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan keuangan, sumber daya manusia aparatur,
tata usaha, penatausahaan Barang Milik Negara dan rumah tangga. Sementara Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kelompok Jabatan Fungsional dibagi dalam beberapa kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya yang pengangkatannya.
Masing-masing kelompok jabatan fungsional dikoordinasikan oleh seorang pejabat fungsional yang ditetapkan atau ditunjuk oleh Kepala Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare. Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare Subbagian Tata Usaha
Kelompok Jabatan Fungsional Gambar 1.3 Struktur organisasi Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare (Peraturan Kepala LAPAN Nomor 18 Tahun 2015, mulai berlaku tanggal 9 Oktober 2016) Dalam melaksanakan fungsi pemberian layanan publik, Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare berkoordinasi langsung dengan Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh LAPAN di Jakarta. Kepala Stasiun Bumi menyampaikan laporan kepada Kepala Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh
mengenai hasil pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang penginderaan jauh secara berkala paling sedikit setiap 3 (tiga) bulan sekali atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan. Kepala Stasiun Bumi, Kepala
Subbagian Tata Usaha, dan Ketua Kelompok Jabatan Fungsional wajib menyusun laporan berkala (laporan berkala dalam Log Book Bulanan).
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
3
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
BAB IV
PENUTUP
TUGAS POKOK SBPJ PAREPARE Paska reorganisasi menjadi Stasiun Bumi Pengideraan Jauh Parepare (SBPJ Parepare), berdasarkan Peraturan Kepala LAPAN Nomor 18 Tahun 2015 tanggal 9 Oktober 2015, tertulis bahwa SBPJ Parepare
adalah Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh. SBPJ Parepare mempunyai tugas melaksanakan penerimaan, perekaman dan pengolahan data awal, serta pengoperasian dan pemeliharaan stasiun bumi penginderaan jauh. FUNGSI SBPJ PAREPARE Menurut Peraturan Kepala LAPAN Nomor 18 Tahun 2015 tanggal 9 Oktober 2015, untuk mendukung pelaksanaan tugasnya, SBPJ Parepare menyelenggarakan fungsi : a) penyusunan rencana kegiatan dan anggaran;
b) pelaksanaan penerimaan, perekaman, pengolahan data awal, dan pengelolaan data c) penginderaan jauh;
d) pengembangan, pengoperasian, dan pemeliharaan stasiun bumi dan peralatan lainnya;
e) pelaksanaan kerja sama teknis di bidang penerimaan, perekaman, dan pengolahan data f)
penginderaan jauh;
g) pemberian layanan publik penerbangan dan antariksa; h) evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan; dan i)
LAKIP 2016
pelaksanaan urusan keuangan, sumber daya manusia aparatur, tata usaha, penatausahaan Barang Milik Negara, dan rumah tangga;
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
4
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
BAB IV
PENUTUP
1.2 ASPEK STRATEGIS ORGANISASI DAN PERMASALAHAN UTAMA ASPEK STRATEGIS STASIUN BUMI PENGINDERAAN JAUH PAREPARE Stasiun Bumi Penginderaan Jauh (SBPJ) Parepare adalah satu satunya Stasiun Bumi Satelit
Penginderaan Jauh Multi Misi di Indonesia, dengan kemampuan menerima, merekam dan
memproduksi data-data satelit penginderaan jauh multi resolusi. SBPJ Parepare sampai Akhir Desember Tahun 2016 telah mampu menerima, merekam dan memproduksi data-data dari satelit
penginderaan jauh sumber daya alam, lingkungan dan cuaca (Landsat7, Landsat8, SPOT6, SPOT7, Aqua, Terra dan NPP). Dari sisi karakter resolusi spasial, SBPJ Parepare juga telah mampu menerima, merekam dan memproduksi data-data dari satelit penginderaan jauh resolusi rendah, resolusi menengah dan resolusi tinggi.
SBPJ Parepare adalah partner Air Bus Defence and Space (formely Space Imaging, ASTRIUM) sebagai salah satu SPOT Direct Receiving Station sejak tahun 2006. Sebagai partner dalam kerjasama, Air Bus Defence and Space telah memberikan SPOT Direct Reception Service, yaitu mendapatkan data SPOT
dan mendistribusikan produk ke pengguna dan pasar. Juga memfasilitasi akses terhadap konstelasi
satelit SPOT6 dan SPOT7 untuk memenuhi kebutuhan citra dan mengembangkan layanan dan aplikasi yang disesuaikan dengan wilayah kewenangan DRS SBPJ Parepare.
Gambar 1.4 SPOT Direct Receiving Station Network Secara administratif, lokasi kantor SBPJ Parepare berada di Kota Parepare Provinsi Sulawesi Selatan,
dengan jarak dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin (Maros-Makassar) sekitar 140 km atau kira-kira 3 jam perjalanan darat. Kota Parepare merupakan kota jasa dengan sebagian besar mata
pencaharian penduduknya adalah di sektor jasa, mulai dari perdagangan, transportasi, kuliner, pariwisata, perhotelan dan lain-lain. Dari sudut pandang nasional, lokasi kantor SBPJ Parepare yang
berada di Kota Parepare, secara geografis letaknya hampir di tengah-tengah wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Sehingga hampir seluruh wilayah Indonesia dapat near real time datanya
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
5
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
BAB IV
PENUTUP
diterima, direkam dan diproduksi di SBPJ Parepare. Saat ini beberapa satelit penginderaan jauh mampu menyimpan sementara data hasil akuisisinya di satelit dan bisa ditransmisikan ke stasiun bumi setelah mencapai jangkauan komunikasi langsung. Jadi tidak ada lagi kendala jika daerah yang
akan direkam wilayahnya relatif jauh dari stasiun bumi. Teknologi satelit saat ini juga mampu
mengambil gambar secara oblique, dimana teleskop sensor mampu miring sampai beberapa derajat,
sehingga wilayah-wilayah tertentu yang tidak persis di bawah footprint satelit juga mampu diakuisisi, terutama untuk kebutuhan yang urgent.
Gambar 1.5 Lokasi SBPJ Parepare secara geografis
Dalam pelaksanaan tugasnya, SBPJ Parepare perlu didukung oleh SDM, sarana/prasarana fisik utama
dan pendukung, serta anggaran yang memadai. Anggaran di Satuan Kerja SBPJ Parepare diarahkan untuk mendukung tugas pokok, fungsi dan kegiatan operasional SBPJ Parepare. Untuk menjamin
bahwa Stasiun Bumi ini mampu menjalankan tugas pokok dan fungsinya dalam sistem stasiun bumi satelit penginderaan jauh LAPAN, disusunlah program kerja dengan penentuan indikator kinerja
terhadap sasaran-sasaran yang telah ditentukan dan terukur secara jelas sehingga keberhasilan dan kegagalan program kerja ini dapat dimonitor untuk diperbaiki dan/atau dipertahankan.
Sebagai Organisasi yang bersifat mandiri, SBPJ Parepare adalah satuan kerja yang diberikan kewenangan mengelola kepegawaian, keuangan dan perlengkapan sendiri dan tempat kedudukan yang terpisah dari organisasi induknya. SBPJ Parepare memiliki struktur organisasi tersendiri untuk
menjalankan tugas dan fungsinya sebagaimana disajikan pada Gambar 1.3. SBPJ Parepare dipimpin oleh seorang Kepala Stasiun Bumi, didukung oleh kelompok jabatan fungsional, serta dibantu oleh
Subbagian Tata Usaha. SBPJ Parepare juga memiliki beberapa pejabat Fungsional Umum dan Fungsional Khusus dalam menjalankan roda organisasi Stasiun Bumi dan merealisasikan program kerja Stasiun Bumi.
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
6
BAB I
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
PENDAHULUAN
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
STRATEGIC ISSUED Pencapaian kinerja Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare adalah hasil integrasi dari berbagai faktor pendukung, supporting keys (M5TE) mulai dari Man, Machine, Methods, Materials, Money, Times and Environment. Dukungan Man (Sumber Daya Manusia) yang memiliki kompetensi dan profesional
dalam penguasaan dan pengoperasian stasiun bumi mutlak diperlukan. Tanpa SDM yang memadai
maka stasiun bumi tidak akan bertahan dan tidak dapat mengikuti perkembangan teknologi. Machine
(peralatan dan perangkat stasiun bumi dan pengolahan serta pengelolaan data), ini adalah bagian hulu dan hilir peralatan dan perangkat akusisi dan pengolahan data penginderaan jauh. Pembaharuan dan
pemeliharaan peralatan dan perangkat tersebut perlu kontinyu dan terskedul dengan tepat. Suku cadang yang relatif sulit diperoleh karena hampir semua berasal dari luar negeri, memerlukan waktu untuk penyediaan yang bisa memutus keberlangsungan akuisisi dan pengolahan data.
Penguasaan methods (metoda) penerimaan, perekaman dan pengolahan data penginderaan jauh
mutlak diperlukan, sehingga data penginderaan jauh yang dikeluarkan oleh stasiun bumi adalah
berstandar internasional, transferable, readble dan reformatable. Data penginderaan jauh memerlukan Materials (peralatan, media dan bahan penyimpanan data) yang durable dan rugged, sehingga data
yang berada di dalamnya dapat tersimpan aman untuk jangka waktu yang lama. Materials dengan kualitas tersebut tentu sangat mahal yang akan berimbas kepada kemampuan anggaran (Money). Selain untuk materials, seluruh peralatan dan perangkat stasiun bumi adalah high tech, dimana pengadaan
dan
pemeliharaannya
akan
memerlukan
anggaran
yang
besar.
Untuk
dapat
mempertahankan kinerja, maka perlu dukungan anggaran tahunan untuk redundansi antena dan perangkat penyimpanan data penginderaan jauh.
Times and Environment sudah cukup memadai, kawasan Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare adalah Kawasan Vital Nasional. Dalam Peraturan daerah Kota Parepare nomor 10 Tahun 2011 Tentang
Rencana Tata Ruang Kota Parepare 2011 – 2031, Kawasan Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional. Dukungan dari Pemerintah Kota Parepare sudah cukup banyak dirasakan, pemeliharaan fasilitas jaringan jalan dan rambu-rambu keamananya sudah
dilaksanakan dan melibatkan LAPAN Parepare dalam Musyawarah Pimpinan Daerah maupun berbagai
acara publik. Dari sudut pandang nasional, Kementerian Agraria dan Tata Ruang Indonesia telah menyusun Rancangan Peraturan Presiden Republik Indonesia (Raperpres) Tentang Kawasan Strategis
Nasional, salah satunya adalah Kawasan Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare akan ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional Teknologi Tinggi.
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
7
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
BAB III
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
AKUNTABILITAS KINERJA
BAB IV
PENUTUP
1.3 SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) DAN FASILITAS
Sumber daya manusia di SBPJ Parepare berdasarkan data kepegawaian bulan Desember 2016 terdiri dari 28 orang pegawai negeri sipil (PNS), 11 orang tenaga perbantuan teknis, 7 orang tenaga
perbantuan non-teknis serta 9 tenaga perbantuan SATPAM. Rincian tenaga PNS adalah: 1 (satu) orang golongan IV, 24 (dua puluh empat) orang golongan III dan 3 (tiga) orang golongan II. Berdasarkan
jabatannya, terdapat dua orang pejabat struktural, yaitu satu orang Kepala dan satu orang Kepala
SubBagian Tata Usaha. Berdasarkan jabatan fungsionalnya, pegawai yang berstatus PNS dapat
dikelompokkan menjadi pejabat fungsional khusus dan pejabat fungsional umum. Pejabat fungsional khusus Perekayasa terdiri dari 1 orang Perekayasa Muda, 7 orang Perekayasa Pertama. Pejabat
fungsional khusus Peneliti terdiri dari 1 orang Peneliti Pertama. Pejabat fungsional khusus Litkayasa terdiri dari 8 orang Litkayasa Penyelia, 2 orang Litkayasa Pelaksana Lanjutan, 1 orang Litkayasa Pelaksana. Sisanya adalah pejabat fungsional umum sebanyak 8 orang.
Berdasarkan tingkat pendidikan tertingginya PNS tersebut terdiri dari 4 (empat) orang Magister (S2),
6 (enam) orang sarjana (S1), dan 18 (delapan belas) orang SMA. Klasifikasi PNS SBPJ Parepare berdasarkan tingkat pendidikan dan jabatan fungsional digambarkan pada diagram Gambar 1.6 dan Gambar 1.7 Selain SDM PNS, SBPJ Parepare juga memiliki tenaga bantu yaitu Tenaga Teknis Strategis 11 orang (dengan rincian terdiri dari Tenaga Pengolahan Data Tematik dan Engineer Stasiun Bumi
setingkat S1 sebanyak 10 (sepuluh) orang dan 1 (satu) orang Engineer Stasiun Bumi setingkat DIII), Tenaga Satuan Pengamanan 9 orang, Pramubakti 5 orang dan Pengemudi 2 orang.
SDM SBPJP 2016 BERDASARKAN PENDIDIKAN S2 (4 Org) 14%
S1 (6 Org) 22%
Gambar 1.6
LAKIP 2016
SMA (18 Org) 64%
SMA (18 Org)
S1 (6 Org)
S2 (4 Org)
Distribusi SDM Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare berdasarkan tingkat pendidikan
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
8
BAB I
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
PENDAHULUAN
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
BAB IV
PENUTUP
SDM SBPJP 2016 BERDASARKAN JABATAN FUNGSIONAL 29%
4%
3%
3%
25%
7% 29%
Peneliti Pertama (1 Org - 3%)
Perekayasa Muda (1 Org - 3%)
Litkayasa Pelaksana Lanjutan (2 Org - 4%)
Litkayasa Pelaksana (1 Org - 3%)
Perekayasa Pertama (7 Org - 25%) Fungsional Umum (8 Org - 29%)
Gambar 1.7
Litkayasa Penyelia (8 Org - 29%)
Distribusi SDM Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare berdasarkan jabatan fungsional
Aset lahan kantor dan komplek perumahan pegawai SBPJ Parepare sampai akhir tahun 2012 adalah seluas 57.870 m2. Status lahan tersebut terdiri dari 44.655 m2 bersertifikat Hak Pakai No. 93, kemudian yang belum bersertifikat (penguasaan hak) terdiri dari penguasaan hak sejak tahun 1991
adalah 7.744 m2 dan penguasaan hak baru tahun 2012 adalah seluas 5.471 m2. Sarana gedung
perkantoran terdiri dari Gedung Operasional, Gedung Laboratorium Pengolahan Data Tematik, Gedung
Serbaguna (Aula) serta Gedung Administrasi dan Pelayanan Teknis Pemanfaatan Data Inderaja. Total luas keempat bangunan tersebut adalah 723,52m2.
Operasional kegiatan akuisisi data satelit penginderaan jauh dilakukan dengan tiga antena parabola yaitu antena SeaSpace diameter 6,1 m dengan radome, Viasat diameter 5,4 m, dan antena Orbital
diameter 3 m dengan radome. Ketiga antena tersebut bekerja secara redundan, namun semenjak bulan
Oktober 2016 antena SeaSpace mengalami kerusakan komponen dan perusahaan tersebut tutup yang mengakibatkan tidak dapat dioperasikannya antenna tersebut sehingga hanya digunakan dua antena
yaitu Viasat dan Orbital. Antena Viasat digunakan untuk akuisisi data satelit Landsat 7, Landsat 8,
SPOT 6, SPOT 7, Terra, dan Aqua, sedangkan antena Orbital digunakan untuk akuisisi Terra, Aqua, NPP, NOAA-18/19, METoP-A/B dan Feng Yun-3B/3C.
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
9
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
BAB IV
PENUTUP
Gambar 1.8 Citra Satelit Pleiades resolusi 0.5 meter lokasi Fasilitas Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
10
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
BAB IV
PENUTUP
Gedung Stasiun Bumi (Fasilitas Ruang Kontrol dan Produksi)
Gedung Serbaguna dan Ruang Staf
Gedung Pelayanan Teknis dan Ruang Staf
Gedung Pelayanan Pengguna dan Ruang Staf
Gambar 1.9 Fasilitas Gedung Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
Fasilitas penerimaan data dan perekaman data terdiri dari 4 subsistem, yaitu sistem perekam dan pengolahan data SPOT, sistem perekam dan pengolahan data MODIS dan sistem perekaman dan pengolahan data Landsat7/8 dan sistem perekaman dan pengolahan data NPP. Stasiun Bumi
Penginderaan Jauh Parepare ini didukung pula dengan server pengolahan data awal, fasilitas pengolahan data lanjut untuk cloudfree mosaic citra satelit SPOT6/7 berbasis perangkat lunak Pixel
Factory. Seluruh data level Standar dikirimkan ke Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh LAPAN
di Jakarta via elektronik maupun media fisik dan metadatanya diunggah ke bdpjn-catalog.lapan.go.id. SBPJ Parepare juga memiliki website katalog data Landsat, SPOT, MODIS di www.rsgs.lapan.go.id dan katalog SPOT6/7real time yang tergabung dengan sistem stasiun bumi.
Sistem Akuisisi dan Pengolahan Data Satelit Landsat dimulai dari data raw hasil perekaman satelit
Landsat-7 dan Landsat-8 diproduksi ke processing server menggunakan file ancillary dari website USGS-NASA yang nantinya akan menghasilkan data satelit dengan berbagai level seperti L1G, L1T, dan
L1GT. Data Landsat-7 terdiri atas 8 Band dan Landsat-8 terdiri atas 11 Band dengan karakteristik yang bervariasi. Data Landsat-7 dan Landsat-8 disimpan pada penyimpanan online dan offline.
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
11
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
BAB IV
PENUTUP
Gambar 1.10 Sistem Akuisisi dan Pengolahan Data Satelit Landsat Sistem Akuisisi dan Pengolahan Data Satelit SPOT6/7dimulai dari data raw hasil perekaman satelit SPOT 6 dan 7 di-inventory terlebih dahulu oleh ingest server untuk membedakan datastrip masing –
masing satelit. Data yang telah masuk disimpan ke archive server lalu diproduksi dengan spectral band Multispektral dan Pankromatik serta level processing yang bervariasi seperti Rsensor, Ortho maupun Pansharp. Proses produksi melibatkan Internal Catalog SPOT yang terhubung langsung dengan server Airbus di Perancis.
Gambar 1.11 Sistem Akuisisi dan Pengolahan Data Satelit SPOT 6/7 LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
12
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
BAB IV
PENUTUP
Sistem Akuisisi dan Pengolahan Data Satelit Aqua/Terra dan NPP dimulai data raw hasil perekaman satelit MODIS diproduksi menggunakan internal server menggunakan RTSTPS dan IMAPP untuk memastikan pemrosesan data satelit terproses secara berurutan dan reliabel. Proses pengolahan data
menuju level yang lebih tinggi seperti Level1A/B dan Level2 menggunakan software HDF Algorithm yang menghasilkan beberapa data MODIS seperti NDVI, TrueColor, SST, dan OCL.
Gambar 1.12 Sistem Akuisisi dan Pengolahan Data Satelit Aqua/Terra Data raw hasil perekaman satelit Suomi NPP diproduksi menggunakan internal server menggunakan CSPP untuk memastikan pemrosesan data satelit terproses secara berurutan dan reliabel. Proses
pengolahan data menuju level yang lebih tinggi seperti Level1A/B dan Level2 menggunakan software HDF Algorithm yang menghasilkan beberapa data seperti Cloud Mask, Aerosol Optical Thickness, dan SST.
Gambar 1.13 Sistem Akuisisi dan Pengolahan Data Satelit NPP LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
13
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
BAB IV
PENUTUP
Sarana pendukung lainnya dalam pelaksanaan pekerjaan di SBPJ Parepare adalah 1 (satu) unit Genset 100KVA dan 7 (tujuh) unit kendaraan bermotor roda-4 (sampai akhir tahun 2015). Pada tahun 2013 telah ditambah satu unit Genset 100KVA yang baru dengan sistem otomatis dan silent untuk
redundansi Genset yang lama yang masih manual. Sarana akomodasi yang tersedia di komplek SBPJ Parepare adalah 3 (tiga) unit rumah tipe 120m2, dan 13 unit rumah 70m2. Sedangkan untuk sarana penunjang kebugaran pegawai, di SBPJ Parepare tersedia 1 lapangan tenis dan 1 buah kolam renang.
Gedung dan Antena Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
Antena Viasat 5,4 m dan Antena Sea Space 5 m (belakang)
Antena SeaSpace 6,1 m dan Antena JERS (belakang)
Antena Orbital 3 m (instalasi Tahun 2015)
Gambar 1.14 Gedung dan Antena Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
Fasilitas penerimaan data dan perekaman data terdiri dari 3 subsistem, yaitu sistem akuisisi dan
pengolahan data SPOT 6/7, sistem akuisisi dan pengolahan data Landsat7/8, sistem akuisisi dan pengolahan data MODIS Terra dan Aqua, serta Suomi NPP.
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
14
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
BAB IV
PENUTUP
Mount rack server sistem akuisisi dan pengolahan data SPOT6/7
Mount rack server sistem akuisisi dan pengolahan data Landsat7/8, MODIS dan NPP
Ruang kontrol akuisisi dan pengolahan data satelit penginderaan jauh multimisi
Redundansi Genset 100KVA full automatic and silent
Gambar 1.15 Sistem Akuisisi dan Pengolahan Data Satelit NPP
Sebagai sebuah UPT, wilayah kerja SBPJ Parepare dalam melaksanakan kegiatan teknis operasional serta urusan pemerintah tidak lagi dibatasi oleh wilayah administrasi pemerintahan tertentu. Pelaksanaan fungsi pelayanan pengguna terbuka untuk seluruh wilayah Indonesia, produk-produk
data-data digital standar dan informasi daerah berbasis citra satelit inderaja bisa dimanfaatkan oleh
pemerintah daerah. Pelayanan pengguna yang dilaksanakan oleh Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare mulai dari Pelayanan Konsultasi Data, Pelayanan Data Digital Standard (disposisi dari Pustekdata), Pelayanan Informasi Daerah, Pelayanan Sosialisasi Teknologi dan Data Penginderaan Jauh
untuk Pemerintayh Daerah dan Kunjungan Tamu Edukasi Teknologi, Pelayanan Bimbingan Teknis atau Magang Pemeintah Daerah. Dalam rangka melayani pengguna untuk pengolahan informasi daerah
berbasis data satelit inderaja, SBPJ Parepare didukung pula oleh fasilitas pengolahan citra satelit
informasi daerah untuk pelayanan pengguna pemerintah daerah yang dilengkapi empat unit plotter
yang mampu mencetak paper print ukuran A3 sampai A0+, beberapa printer berwarna, cold laminator dan fasilitas bimbingan teknis dan mes untuk tamu.
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
15
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
Fasilitas Pelayanan Konsultasi Teknologi dan Data Penginderaan Jauh dan Pelayanan Teknis Pengguna
Fasilitas Guest House untuk Tamu Pengguna dan Pemerintah Daerah
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
BAB IV
PENUTUP
Fasilitas Bimbingan Teknis/Magang untuk Pemerintah Daerah
Fasilitas Guest House untuk Tamu Pengguna dan Pemerintah Daerah
Gambar 1.16 Fasilitas Pelayanan Pengguna Teknologi dan Data Penginderaan Jauh
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
16
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
PENDAHULUAN
RENCANA STRATEGIS
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
BAB II
RENCANA STRATEGIS
Perencanaan Kinerja tahun 2016 telah disusun dalam Rencana Strategis (Renstra) Stasiun Bumi
Penginderaan Jauh (SBPJ) Parepare 2015-2019. Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana
stratejik, yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan. Dalam
rencana kinerja ditetapkan rencana capaian kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan. Penyusunan rencana kinerja dilakukan seiring dengan agenda
penyusunan dan kebijakan anggaran, serta merupakan komitmen bagi instansi untuk mencapainya dalam tahun tertentu.
Perencanaan strategis (Renstra) pada hakekatnya merupakan upaya terencana dan sistematis untuk
meningkatkan kinerja serta cara pencapaian tujuan yang produktif, efektif dan efisien. Rencana Strategis SBPJ Parepare 2015-2019 disusun dengan mengacu pada Renstra LAPAN, Renstra Deputi
Bidang Penginderaan Jauh dan Renstra Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh 2015-2019. Rencana strategis ini juga harus mampu menjawab isu aktual yang berkembang dengan mempertimbangkan lingkungan strategis yang ada, sehingga SBPJ Parepare mampu berperan sebagai
penggerak kemandirian dalam pengintegrasian dan pengoperasian stasiun bumi serta mampu menyediakan data satelit multimisi dan multiresolusi secara berkelanjutan.
2.1
VISI DAN MISI
Visi dan misi merupakan panduan yang memberikan pandangan dan arah kedepan sebagai dasar acuan dalam menjalankan tugas dan fungsi dalam mencapai sasaran atau target yang ditetapkan.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya SBPJ Parepare berpatokan pada visi dan misi Pustekdata yang disesuaikan dan juga berdasarkan perkembangan dan kondisi nyata di lapangan sehingga visi dan misi tersebut dapat dijadikan dasar dari setiap tujuan dan sasaran untuk melaksanakan setiap program di lingkungan Satuan Kerja SBPJ Parepare. 2.1.1
VISI
Visi Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare adalah menjadi stasiun bumi satelit penginderaan jauh multimisi berstandar internasional untuk memenuhi kontinuitas ketersediaan data nasional.
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
17
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
PENDAHULUAN
RENCANA STRATEGIS
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
2.1.2
MISI
Untuk mewujudkan visi Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare menjadi kenyataan maka diperlukan beberapa misi pendukungnya yaitu menguasai pengoperasian, integrasi dan pembaruan
sistem stasiun bumi, mempertahankan kontinuitas ketersediaan data penginderaan jauh satelit multimisi dan melaksanakan layanan teknis kepada pengguna teknologi dan data penginderaan jauh di daerah 2.1.3
TUJUAN STRATEGIS
Tujuan strategis Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare periode waktu 2015 sampai dengan 2019 telah direvisi setelah reorganisasi seperti disajikan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Tujuan Strategis Balai Penginderaan Jauh Parepare Tahun 2015 dan SBPJ Parepare Tahun 2016 Periode Sebelum Reorganisasi (BPJ Parepare) Setelah Reorganisasi (SBPJ Parepare) 1. Melaksanakan operasional dan 1. Tersedianya data penginderaan integrasi sistem stasiun bumi multijauh satelit hasil akuisisi stasiun misi dalam rangka mendukung dan bumi mempertahankan ketersediaan data penginderaan jauh. Tujuan Strategis
2. Melaksanakan pengembangan dan operasional sistem produksi dan pengolahan data awal/lanjut serta distribusi data satelit penginderaan jauh pada para pengguna. 3. Meningkatkan partisipasi stakeholder dalam pemanfataan data satelit pengindeaan jauh untuk perencanaan dan pemantauan pembangunan nasional.
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
2. Terlaksananya layanan teknis bidang teknologi dan data penginderaan jauh untuk pemerintah daerah
18
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
PENDAHULUAN
RENCANA STRATEGIS
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
2.1.4
SASARAN STRATEGIS
Sasaran strategis Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare adalah penjabaran dari tujuan yang telah ditetapkan, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan oleh Stasiun Bumi ini dalam jangka waktu tahunan mulai dari 2015 sampai dengan 2019. Penetapan sasaran strategis ini diperlukan guna
memberikan fokus pada penyusunan kegiatan dan alokasi sumber daya organisasi dalam kegiatan atau
operasional organisasi tiap-tiap tahun. Sasaran strategis Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare mengalami revisi setelah reorganisasi tahun 2015 yang telah ditetapkan oleh Keputusan kepala LAPAN
Nomor 253 Tahun 2015 tanggal 16 November 2015 Tentang Indikator Kinerja Utama Unit Pelaksana Teknis seperti disajikan pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Tujuan, Sasaran Strategis dan IKU Tahun 2016 (setelah reorganisasi menjadi SBPJ Parepare) Periode
Sebelum Reorganisasi (BPJ Parepare)
Setelah Reorganisasi (SBPJ Parepare)
Sasaran Strategis
1.
Kontinuitas ketersediaan data penginderaan jauh satelit sumber daya alam, lingkungan dan cuaca secara near-real time
1. Meningkatnya data penginderaan jauh terproduksi hasil akuisisi
2.
Pemanfaatan data satelit penginderaan jauh untuk pembuatan paket informasi spasial
2. Meningkatnya layanan teknis pemanfaatan bidang teknologi dan data penginderaan jauh untuk pemerintah daerah
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
19
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
PENDAHULUAN
RENCANA STRATEGIS
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
2.2 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017
Dalam rangka pencapaian sasaran strategis, perlu ditetapkan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) yang
akan dijalankan untuk mencapai sasaran yang terkait. Penetapan RKT harus mempertimbangkan capaian-capaian pada periode sebelumnya dan sasaran yang tercantum dalam dokumen rencana
strategis. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, pada Tahun Anggaran 2016 telah ditetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) untuk masing-masing sasaran tersebut seperti tercantum pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Tujuan, Sasaran Strategis dan IKU Tahun 2016 Tujuan Sasaran IKU Melaksanakan operasional dan integrasi Kontinuitas ketersediaan Jumlah keberhasilan akuisisi sistem stasiun bumi multi-misi dalam rangka data penginderaan jauh data satelit penginderaan mendukung dan mempertahankan satelit sumber daya jauh ketersediaan data penginderaan jauh. alam, lingkungan dan Jumlah data penginderaan cuaca secara near-real jauh satelit terproduksi hasil Melaksanakan pengembangan dan time akuisisi operasional sistem produksi dan pengolahan data awal/lanjut serta distribusi data satelit penginderaan jauh pada para pengguna. Meningkatkan partisipasi stakeholder dalam Pemanfaatan data satelit Jumlah Pemerintah Daerah pemanfataan data satelit pengindeaan jauh penginderaan jauh untuk yang dilayani untuk perencanaan dan pemantauan pembuatan paket pembangunan nasional. informasi spasial Indikator kinerja utama (IKU) dari Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare merupakan cerminan
dari output masing-masing Kelompok Kerja. Selanjutnya outcome dari Stasiun Bumi Penginderaan Jauh merupakan output atau outcome dari Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh. Pencapaian kinerja di Stasiun Bumi Penginderaan Jauh ini akan mendukung kinerja Pusat Teknologi dan Data
Penginderaan Jauh dalam menjamin kontinuitas ketersediaan data satelit penginderaan jauh yang mempunyai standar internasional. Sehingga relasi antara IKU Stasiun Bumi Penginderaan Jauh
Parepare, dan kemudian IKU Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh harus sesuai/sejalan dengan IKU yang digariskan Kedeputian Penginderaan Jauh. Pada akhirnya semua target indikator yang ditetapkan harus sesuai dengan IKU LAPAN sehingga peran dan manfaat LAPAN akan lebih
berhasil untuk mendukung Pembangunan Nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera.
Sejalan dengan itu sesuai dengan mekanisme kerja di lingkungan Pusat Teknologi dan Data
Penginderaan Jauh perlu dibangun sinergisitas antar bidang yang terkait saling mengisi dan mendukung dalam pelaksanaan peran Pustekdata di lingkungan Kedeputian Penginderaan Jauh.
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
20
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
PENDAHULUAN
RENCANA STRATEGIS
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
Untuk dapat mengukur keberhasilan dari implementasi Rencana Strategis, Stasiun Bumi Penginderaan
Jauh Parepare menetapkan target untuk masing-masing sasaran kegiatan yang harus dicapai. Target tersebut dituangkan dalam Rencana Kinerja Tahunan Tahunan mulai 2015 - 2019.
Dengan memperhatikan kondisi nyata perkembangan penguasaan teknologi penginderaan jauh di
LAPAN maupun di luar LAPAN, serta dengan juga mencermati lingkungan strategis nasional, regional maupun internasional, maka strategi dasar untuk penguasaan dan pemanfaatan teknologi penginderaan jauh untuk lima tahun ke depan adalah sebagai berikut: a.
Meningkatkan optimalisasi pemanfaatan iptek penginderaan jauh satelit untuk mendukung
b.
Memantapkan pembinaan iptek penginderaan jauh satelit melalui pengembangaan
pembangunan berkelanjutan dan mitigasi bencana;
kemampuan sumberdaya iptek penginderaan jauh satelit (SDM, fasilitas, metodologi) dan akuntabilitas;
c.
Memantapkan difusi iptek penginderaan jauh satelit melalui pemasyarakatan data dan
informasi penginderaan jauh satelit guna mendukung berbagai sektor pembangunan nasional, pelaksanaan otonomi daerah, pelestraian lingkungan hidup, dan mitigasi bencana;
d.
Memperkuat kerja sama dengan berbagai pihak/instansi di dalam dan luar negeri yang dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam membangun kemampuan/kapasitas nasional di bidang penginderaan jauh;
e.
Mengembangkan dan memperkuat kerja sama guna mendorong pemanfaatan teknologi penginderaan jauh satelit pada dunia usaha, pemerintah dan masyarakat.
Arah kebijakan Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare dalam renstra 5 tahunan ini tidak lepas dari
perannya sebagai stasiun bumi satelit penginderaan jauh sumber daya alam, lingkungan dan cuaca yang merupakan bagain paling hulu dalama penyediaan data satelit inderaja. SBPJ Parepare juga
menjalankan perannya sebagai sebuah UPT dalam operasional kegiatan dan pelayanan kepada
pengguna data pengideraan jauh. Secara garis besar arah kebijakan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut; a.
b. c.
d. e.
LAKIP 2016
Menjamin kontinuitas data penginderaan jauh Nasional berstandar Internasional;
Upgrading stasiun bumi penginderaan jauh LAPAN yang sesuai dengan state of the art teknologi terkini;
Meningkatkan kapasitas SDM melalui capacity building;
Meningkatkan partisipasi dalam pembangunan dan program nasional melalui upaya pemanfaatan teknologi penginderaan jauh;
Mendorong sinergi lembaga/institusi lain dengan memanfaatkan seluruh kemampuan dan potensi yang dimiliki.
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
21
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
PENDAHULUAN
RENCANA STRATEGIS
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
Dalam menjalankan arah kebijakan tersebut, dilakukan secara bertahap, mulai dengan kebijakankebijakan untuk jangka pendek, kemudian dilanjutkan dengan program kebijakan jangka menengah dimana kedua kebijakan ini akan mendukung arah kebijakan jangka panjang. Kebutuhan akan data
satelit penginderaan jauh semakin meningkat, demikian juga kebutuhan akan pemanfaatan data
tersebut. Pengguna data penginderaan jauh memerlukan membutuhkan informasi spasial yang bisa diturunkan dari data satelit penginderaan jauh, demikian juga dengan ketelitianya yang semakin kini
semakin tinggi karena sudah didukung oleh data satelit inderaja dengan resolusi spasial tinggi. Informasi spasial yang bisa dihasilkan juga semakin variatif seiring dengan perkembangan teknologi informasi, nilai tambah dari data satelit inderaja tersebut dapat dimanfaatkan dalam mendukung aspek pembangunan nasional.
Dalam rangka pemanfaatan data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi secara optimal dan untuk mmeningkatkan efisiensi penggunaan anggaran Negara serta menghindari duplikasi alokasi anggaran
dalam pengadaan data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi, maka Pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan yang patut kita banggakan adalah dengan adanya INPRES Nomor 6 Tahun 2012 tentang
Penyediaan, Penggunaan, Pengendalian Kualitas, Pengolahan dan Distribusi Data Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi yang bertujuan untuk mensinergikan pengguna data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi di tingkat Kementerian/Lembaga Pusat, Daerah, Tingkat Provinsi, Kabupaten Kota.
Selanjutnya Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare dalam rangka implementasi INPRES tersebut
perlu adanya suatu kegiatan yaitu upgrading peralatan stasiun bumi guna meningkatkan kapasitas dan operasi sistem akuisisi data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi. Upgrading yang menyeluruh
juga di lakukan pada peralatan pengolah data guna melakukan sistem koreksi radiometrik dan geometrik secara sistematik.
Seiring dengan jumlah data yang tersedia di Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare yang semakin banyak, maka diperlukan pengembangan dan pembangunan insfrastruktur fasilitas penyimpanan data
dan sistem otomatisasi distribusi data dalam rangka mendukung Bank Data Penginderaan Jauh Nasional. Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare akan berperan sebagai back up BDPJN, dimana
data-data archive dan raw data juga tersimpan di SBPJ Parepare. Untuk itu diperlukan perbaikan sistem pengelolaan data hingga manajemen penyimpanan dan distribusi data, persiapan upgrading ground station dengan melanjutkan integrasi system control, monitoring dan peralatan serta membangun capacity building mengantisipasi peningkatan kapasitas ground station.
Sebagai sebuah UPT, SBPJ Parepare juga berperan sebagai perpanjangan tangan dari Pusat Teknologi
dan Data Penginderaan Jauh dalam hal pendistribusian data kepada pengguna. Untuk mendukung peran tersebut maka diperlukan pelayanan data dan pelayanan pengguna yang memadai, mulai dari gedung dan bangunan penunjang, sistem katalog data online, perangkat keras dan perangkat lunak
untuk prapengolahan dan produksi sampel-sampel produk citra satelit. Dengan demikian diperlukan
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
22
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
PENDAHULUAN
RENCANA STRATEGIS
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
peningkatan kapasitas SDM pelayanan pengguna dalam rangka menjamin terlayaninya pengguna data inderaja secara near real time dan proses pelayanan yang cepat dan berkualitas.
Pada akhirnya kebijakan SBPJ Parepare akan bermuara pada peningkatan partisipasi dalam
pembangunan dan program nasional melalui upaya pemanfaatan teknologi penginderaan jauh dan mendorong sinergi dengan memanfaatkan seluruh kemampuan dan potensi nasional. Sebagai sebuah
stasiun bumi multimisi, SBPJ Parepare akan memiliki kemampuan dalam penerimaan data resolusi rendah (NPOESS, MTSAT, MODIS), resolusi menengah (LDCM), resolusi tinggi (SPOT6/7), sistem radar
dan penguasaan pengolahannya untuk menjamin ketersediaan data seluruh wilayah Indonesia secara
kontinu. SBPJ Parepare juga akan berperan sebagai mirror Bank Data Penginderaan Jauh Nasional dan melayani pengguna data inderaja seluruh wilayah Indonesia.
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
23
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
PENDAHULUAN
RENCANA STRATEGIS
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
2.3 PERJANJIAN KINERJA (PK) TAHUN 2016
Dalam rangka memenuhi kontinuitas ketersediaan data penginderaan jauh satelit sumber daya alam, lingkungan dan cuaca secara near-real time, SBPJ Parepare melaksanakan kegiatan operasional
akuisisi dan produksi data untuk mecapai target indikator kinerja. Kontinuitas ketersediaan data dapat
dijelaskan dengan indikator jumlah keberhasilan akuisisi dan jumlah data terproduksi hasil akuisisi. Satelit-satelit yang diakuisisi dan direkam pada tahun 2016 yaitu Satelit SPOT 7, SPOT 6, Landsat 8, Landsat 7, Terra, Aqua, dan NPP. Kegiatan akuisisi dan perekaman data satelit penginderaan jauh
dilakukan selama 365 hari dalam satu tahun dan dilakukan secara real time. Sebagai lanjutan kegiatan akuisisi adalah kegiatan produksi data, yaitu data SPOT6/SPOT7 level primary dan secondary, Landsat7/8 level 1G/1T, data MODIS (Terra/Aqua) pada level 1B dan 2, dan NPP level 1B dengan indikator kinerja adalah jumlah data satelit inderaja level standar.
Untuk memenuhi pemanfaatan data satelit penginderaan jauh untuk pembuatan paket informasi spasial, SBPJ Parepare melaksanakan kegiatan layanan teknis pemanfaatan teknologi dan data penginderaan jauh. Pemanfaatan data penginderaan jauh ini dapat diukur dengan indikator kinerja jumlah Pemerintah Daerah yang dilayani. Kegiatan layanan teknis pemanfaatan teknologi dan data
penginderaan jauh ini dilaksanakan dengan memanfaatkan data yang telah diproduksi SBPJ Parepare
maupun data yang tersedia di Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh. Kegiatan ini bersifat diseminasi untuk pembinaan pemanfaatan data penginderaan jauh dan distribusi data serta sampel
produk kepada pengguna. Pembinaan pemanfaatan ini merupakan tuntutan dari pengguna dan dalam
rangka peningkatan pelayanan teknis. Target pelayanan pemanfaatan data satelit inderaja adalah pemerintah daerah dan pada tahun 2016 ditargetkan 4 daerah setingkat pemerintah kabupaten/kota.
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
24
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA 3.1
ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Untuk melihat sampai sejauh mana pencapaian pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan, dilakukan metode pengukuran kinerja kegiatan. Atas dasar hasil-hasil yang telah diperoleh dari pengukuran kinerja kegiatan, selanjutnya dilakukan pengukuran kinerja sasaran, melalui indikator-indikator kinerja pencapaian sasaran sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja.
Pengukuran kinerja merupakan perbandingan antara target kinerja (performance plan) yang telah ditetapkan dengan realisasinya (performance result). Dengan perbandingan tersebut dapat diketahui celah kinerja
(performance gap) yang kemudian
dianalisis untuk mengetahui penyebab
ketidakberhasilan dan selanjutnya terhadap kekurangan yang terjadi akan ditetapkan strategi untuk
meningkatkan kinerja di masa yang akan datang (performance improvement). Metode ini akan
menghasilkan suatu angka capaian kinerja SBPJ Parepare untuk setiap kegiatan dan sasaran maupun capaian kinerja secara menyeluruh.
Hingga akhir tahun 2016 SBPJ Parepare telah melaksanakan seluruh kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya, mulai dari hulu yaitu operasional stasiun bumi hingga bagian hilir atau kegiatan pelayanan
data kepada pengguna dalam rangka memenuhi pencapaian target kinerja yang telah disepakati dan
ditetapkan. Pencapaian hasil indikator SBPJ Parepare merupakan indikator dari kegiatan yang saling
terkait, yaitu keberhasilan akusisi data satelit penginderaan jauh yang berhasil akan menghasilkan produk standar data inderaja sehingga kontinuitas dan ketersediaan data inderaja dapat dipertahankan dan data tersebut siap distribusikan kepada pengguna dengan demikian komitmen pelayanan kepada pengguna dapat dipertahankan.
Dalam Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016 terdapat dua sasaran strategis, yaitu (1)
kontinuitas ketersediaan data penginderaan jauh satelit sumber daya alam, lingkungan, dan cuaca secara near real time dan (2) pemanfaatan data satelit penginderaan jauh untuk pembuatan paket informasi spasial.Indikator Kinerja untuk mencapai sasaran strategis tersebut direpresentasikan dengan tiga Indikator Kinerja Utama (IKU), yaitu (1) jumlah keberhasilan akuisisi data satelit penginderaan jauh, (2) jumlah data penginderaan jauh satelit terproduksi hasil akuisisi dan (3) jumlah
pemerintah daerah yang dilayani. Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) SBPJ Parepare Tahun 2016 disajikan
dalam Tabel 3.1. Capaian kinerja untuk masing-masing sasaran secara rinci dijelaskan pada sub bab berikutnya.
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
25
BAB I
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
PENDAHULUAN
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
Tabel 3.1 Penetapan Kinerja Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare Tahun 2016 Sasaran Strategis Utama (1)
1
2
Indikator Kinerja Utama (2)
Kontinuitas ketersediaan data penginderaan jauh satelit sumberdaya alam, lingkungan dan cuaca secara near-real time
1
Jumlah keberhasilan akuisisi data satelit penginderaan jauh
2
Jumlah data penginderaan jauh satelit terproduksi hasil akuisisi
Pemanfaatan data satelit penginderaan jauh untuk pembuatan paket informasi spasial
3
Jumlah Pemerintah Daerah yang dilayani
4
Indeks Kepuasan Masyarakat atas layanan iptek penerbangan dan antariksa
Target (3)
Lintasan MODIS Lintasan NPP Lintasan LANDSAT7 Lintasan LANDSAT8 Lintasan SPOT6/7
Granule MODIS Granule NPP Scene LANDSAT7 Scene LANDSAT8 Eqiv. Scene SPOT6/7 Pemerintah Daerah % Indeks Kepuasan Masyarakat
4 2.368 1.124 672 624 552
2.250 1.067 5.496 5.496 7.668 4
80%
Waktu Penyelesaian 5
Desember
Desember
Desember Desember
Adapun untuk melaksanakan seluruh kegiatan tersebut, terdapat mekanisme penyampaian data dan informasi dari masing-masing Ketua Kelompok Kerja kepada Kepala Stasiun, dimana Ketua Kelompok Kerja memiliki tanggung jawab sebagai pengumpul data dan informasi dari seluruh anggota tim dalam kelompok tersebut. Untuk lebih jelasnya pada gambar bagan berikut:
Gambar 3.1
LAKIP 2016
Bagan mekanisme penyampaian data dan informasi dari masing-masing Ketua Kelompok Kerja kepada Kepala Stasiun
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
26
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
3.1.1
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
SASARAN STRATEGIS KONTINUITAS KETERSEDIAAN DATA PENGINDERAAN JAUH SATELIT SUMBERDAYA ALAM, LINGKUNGAN DAN CUACA SECARA NEAR-REAL TIME Dalam rangka mencapai sasaran tersebut, maka dilaksanakan Kegiatan Operasional Stasiun Bumi
(Akuisisi Data Satelit Penginderaan Jauh Sumber Daya Alam dan Lingkungan) dengan indikator kinerja adalah jumlah keberhasilan akuisisi data satelit penginderaan jauh dan Kegiatan
Operasional Produksi Data Satelit Inderaja Tervalidasi dengan indikator kinerja adalah jumlah data penginderaan jauh satelit terproduksi hasil akuisisi. 3.1.1.1
CAPAIAN IKU 1: JUMLAH KEBERHASILAN AKUISISI DATA SATELIT PENGINDERAAN JAUH
Dalam rangka menjaga kontinuitas dan ketersediaan data satelit penginderaan jauh sumber daya alam, lingkungan dan cuaca yang meliputi data satelit resolusi tinggi, menengah, maupun rendah
untuk wilayah Indonesia, maka kegiatan akuisisi dan perekaman data satelit di stasiun bumi Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare tetap dilaksanakan hingga kini. Adapun satelit yang diakuisisi dan direkam di Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare yaitu Satelit SPOT 7, SPOT 6,
Landsat 8, Landsat 7, Terra, Aqua, dan NPP. Kegiatan akuisisi dan perekaman data satelit ini pada
tahun 2016 memiliki target data raw hasil perekaman sebanyak 5.340 data raw. Kegiatan akuisisi dan perekaman data satelit penginderaan jauh dilakukan selama 365 hari dalam satu tahun dan
dilakukan secara real time. Keberhasilan dan kegagalan kegiatan ini ditentukan oleh faktor kesiapan
peralatan
teknis,
pelaksanaan
tugas
operator,
serta
keberhasilan
sistem
perawatan/pemeliharaan peralatan teknis stasiun bumi. Jumlah data raw hasil akuisisi dan
perekaman data satelit penginderaan jauh sumber daya alam, lingkungan dan cuaca secara keseluruhan pada tahun 2016 sebesar 6.149 data raw. Jumlah ini melebihi target yang telah ditetapkan yakni sebesar 5.340 data raw.
Dari 7 satelit yang dilakukan akuisisi dan perekaman di Stasiun Bumi Penginderaan Jauh
Parepare, ada 6 satelit dengan jumlah data raw hasil akuisisi dan perekamanan berada diatas target tahun 2016, satelit tersebut yaitu Satelit MODIS (Terra/AQUA) sebesar 2.693 dari target
2.368 data raw, NPP sebesar 1.339 dari target 1.124 data raw, Landsat-7 sebesar 676 dari target 672 data raw, SPOT-6/7 sebesar 840 dari target 552 data raw.
Terdapat 1 satelit dengan jumlah data raw hasil akuisisi dan perekaman berada dibawah target
tahun 2016, satelit tersebut yaitu Satelit Landsat-8. Target data raw hasil akuisisi dan perekaman Landsat-8 pada tahun 2016 sebesar 624, sedangkan data raw yang dihasilkan dari kegiatan akuisisi dan perekaman selama tahun 2016 sebanyak 601, tidak tercapainya data raw hasil perekaman ini disebabkan karena konflik satelit dengan satelit resolusi tinggi(SPOT-6/7). Konflik
satelit disini adalah melintasnya dua satelit atau lebih dalam waktu yang hampir bersamaan, dan
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
27
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
di Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare apabila terjadi konflik satelit antara Landsat-7/8 dengan SPOT-6/7 maka yang dilakukan penerimaan datanya adalah Satelit SPOT-6/7.
Tabel 3.2 Capaian sasaran kontinuitas ketersediaan data penginderaan jauh satelit sumber daya alam dan lingkungan secara real time Indikator Kinerja Utama
Target 2016
Realisasi 2016
Capaian 2016
Landsat7
672 lintasan
676 lintasan
101%
MODIS
2368 lintasan
2693 lintasan
SPOT6/7
Jumlah keberhasilan akuisisi data satelit penginderaan jauh
Total
Landsat8 NPP
552 lintasan
840 lintasan
624 lintasan
1.124 lintasan
601 lintasan
14.523 lintasan
1339 lintasan
14.706 lintasan
152% 96%
114%
119%
115.15%
Pada tahun 2016 telah dilakukan akuisisi dan perekaman Satelit MODIS (Terra/Aqua) sebanyak
2.715 lintasan dan dari jumlah tersebut sebanyak 2.693 lintasan berhasil diakuisisi dan direkam
datanya dan sebanyak 22 lintasan gagal diakuisisi dan direkam datanya. Persentase keberhasilan akuisisi dan perekaman Satelit MODIS (Terra/Aqua) terendah terjadi pada Bulan Mei. Kegagalan ini terjadi pada saat akuisisi dan perekaman malam hari, dimana pada perekaman malam hari sistem akuisisi dan perekaman dijalankan secara otomatis tanpa monitoring operator. Operator hanya dapat mengetahui perekaman malam gagal ketika data raw tersebut dilakukan pengolahan ke level pengolahan awal. Kegagalan yang terjadi pada Satelit MODIS AQUA ini disebabkan karena
antena hang sehingga pada saat perekaman berlangsung antena tidak bergerak mengikuti
pergerakan satelit. Persentase keberhasilan akuisisi dan perekaman Satelit MODIS (Terra/Aqua) adalah 99,19 %.
Keberhasilan Akuisisi Tahun 2016
100,00 90,00
Persentase Keberhasilan
80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00
Persentase
Gambar 3.2
LAKIP 2016
TERRA 99,63
AQUA 98,74
NPP
99,85
LANDSAT7 99,56
LANDSAT8 98,69
SPOT6 98,15
SPOT7 96,96
Grafik capaian keberhasilan akuisisi dan perekaman data inderaja satelit Tahun 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
28
BAB I
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
PENDAHULUAN
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
Sedangkan untuk Satelit NPP telah dilakukan akuisisi dan perekaman sebanyak 1.341 lintasan
dan dari jumlah tersebut sebanyak 1.339 lintasan berhasil diakuisisi dan direkam datanya dan sebanyak 2 lintasan gagal diakuisisi dan direkam datanya. Akuisisi dan perekaman Satelit NPP yang dilakukan pada tahun 2016 ini memiliki tingkat keberhasilan perekaman sempurna dan hal
ini dapat dilihat pada Gambar 3.2. Persentase keberhasilan akuisisi dan perekaman Satelit NPP
adalah 99.85 %. Hasil capaian akuisisi data inderaja Satelit Terra, Aqua dan NPP selama tahun 2016 dapat dilihat pada gambar berikut ini.
PERSENTASE KEBERHASILAN
KEBERHASILAN AKUISISI SATELIT MODIS / NPP TAHUN 2016
100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Terra 100,00 100,00 100,00 100,00 98,33 Aqua 100,00 100,00 100,00 100,00 92,04 NPP
Gambar 3.3
100,00
99,02 100,00
99,10
Jun
Jul
100,00 99,17 100,00 95,73
Agst
Sep
100,00
98,21
100,00 100,00
Okt
98,28 99,08
Nov
Des
100,00 100,00 100,00 100,00
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Grafik capaian keberhasilan akuisisi dan perekaman data inderaja Satelit Terra, Aqua, dan NPP per bulan Tahun 2016
Pada tahun 2016 telah dilakukan akuisisi dan perekaman Satelit Landsat 7 sebanyak 721 lintasan
dan dari jumlah tersebut sebanyak 676 lintasan berhasil diakuisisi dan direkam datanya dan sebanyak 3 lintasan gagal diakuisisi dan direkam datanya serta 42 lintasan konflik. Persentase keberhasilan akuisisi dan perekaman Satelit Landsat 7 adalah 99,56%. Untuk Satelit Landsat 8
telah dilakukan akuisisi dan perekaman sebanyak 692 lintasan, dan dari jumlah tersebut
sebanyak 601 lintasan berhasil diakuisisi dan direkam datanya, 8 lintasan mengalami kegagalan dalam proses akuisisi dan perekaman data dan 83 lintasan konflik. Persentase keberhasilan
akuisisi dan perekaman Satelit Landsat 8 adalah 98,69%. Kegagalan yang terjadi pada kegiatan akuisisi dan perekaman Landsat-7/8 disebabkan karena dilakukan proses integrasi sistem
software pengolahan Landsat-7/8 dengan sistem perekaman AVTEC(Sistem otomatisasi perekaman dan pengolahan Pinkmatter). Selain itu tidak optimalnya perekaman Satelit Landsat-
7/8 disebabkan karena konflik satelit dengan Satelit SPOT-6/7 sehingga akuisisi dan perekaman
Satelit Landsat-7/8 harus dikorbankan atau tidak diambil datanya. Hasil capaian akuisisi data
inderaja Satelit Landsat 7 dan Landsat 8 selama tahun 2016 dapat dilihat pada gambar berikut ini.
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
29
BAB I
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
PENDAHULUAN
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
PERSENTASE KEBERHASILAN
KEBERHASILAN AKUISISI SATELIT LANDSAT 7/8 TAHUN 2016 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agst
Sep
Okt
Nov
Des
Landsat 7 100,00 100,00 100,00 98,28 100,00 100,00 100,00 100,00 98,21 98,33 100,00 100,00
Landsat 8 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 90,48 92,31 100,00 100,00
Gambar 3.4
Grafik capaian keberhasilan akuisisi dan perekaman data inderaja Satelit Landsat 7 dan Landsat 8 per bulan Tahun 2016
Pada tahun 2016 telah dilakukan akuisisi dan perekaman Satelit SPOT 6 sebanyak 433 lintasan dan dari jumlah tersebut sebanyak 425 lintasan berhasil diakuisisi dan direkam datanya dan 8
lintasan gagal diakuisisi dan direkam datanya. Hasil persentase capaian keberhasilan akuisisi dan
perekaman Satelit SPOT 6 pada tahun 2016 adalah 98.15%. Untuk Satelit SPOT 7 telah dilakukan akuisisi dan perekaman datanya sebanyak 428 lintasan selama tahun 2016. Dan dari jumlah tersebut sebanyak 415 lintasan berhasil diakuisisi dan direkam datanya dan sebanyak 13 lintasan
gagal diakuisisi dan direkam datanya. Hasil persentase capaian keberhasilan akuisisi dan perekaman Satelit SPOT 7 pada tahun 2016 adalah 96,96%. Kegagalan akuisisi dan perekaman
data SPOT ini diakibatkan karena kerusakan master servo amplifier dan juga karena salah satu motor pada antena tiba-tiba berhenti pada saat akuisisi sehingga menyebabkan antena tidak
dapat bergerak mengikuti pergerakan satelit. Hasil capaian akuisisi data inderaja Satelit SPOT 6/7
PERSENTASE KEBERHASILAN
selama tahun 2016 dapat dilihat pada gambar berikut ini.
100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00
KEBERHASILAN AKUISISI SATELIT SPOT 6/7 TAHUN 2016
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agst
Sep
Okt
Nov
Des
SPOT 6 93,75 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 86,84 100,00 97,22 100,00 SPOT 7 96,88 100,00 100,00 100,00 97,44 100,00 100,00 92,31
Gambar 3.5
LAKIP 2016
82,86
94,12 100,00 100,00
Grafik capaian keberhasilan akuisisi dan perekaman data inderaja Satelit SPOT 6 dan SPOT 7 per bulan Tahun 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
30
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
3.1.1.2
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
CAPAIAN IKU 2: JUMLAH DATA PENGINDERAAN JAUH SATELIT TERPRODUKSI HASIL AKUISISI
Kegiatan yang kedua untuk mendukung pencapaian sasaran Kontinuitas ketersediaan data
penginderaan jauh satelit sumberdaya alam, lingkungan dan cuaca secara near-real time adalah Operasional Produksi Data Satelit Inderaja. Kegiatan ini terdiri dari produksi SPOT-6/7 level
primary dan secondary, Landsat-7/8 level 1G/1T, data MODIS (Terra/Aqua) pada level 1B dan 2, dan NPP level 1B, dengan indikator kinerja adalah jumlah data satelit inderaja level standar. Target yang akan dicapai pada tahun 2016 adalah 7668 equivalent scene data SPOT-6/7, 5496
scene data Landsat-7, 5496 scene data Landsat-8, 2250 granule data MODIS dan 1067 granule
data NPP. Pencapaian sasaran produksi data untuk masing-masing data satelit tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Kegiatan Operasional Produksi Data Satelit Inderaja ini meliputi pengolahan awal data yang
direkam ke level standar, pembuatan data master satelit Landsat-7 dan data MODIS (Terra/Aqua) pada level 1B serta menyimpan data tersebut pada media penyimpanan, quality control dan
backup data hasil pengolahan, pengelolaan katalog, website dan jaringan. Selama tahun 2016 sebagian besar target jumlah data tercapai, hanya target jumlah data Landsat-7/8 yang tidak
tercapai. Hal ini disebabkan karena pada awal bulan april sistem produksi Landsat-7/8 SBPJP di
upgrade sehingga tidak dapat melakukan operasional produksi data. Upaya agar proses produksi data Landsat-7/8 terus berlanjut telah dilakukan dengan mengirimkan raw data ke Pustekdata melalui jaringan VPN. Pengiriman tersebut dimaksudkan untuk proses produksi data Landsat-
7/8 dilakukan pada server produksi yang ada di Pustekdata. Namun dikarenakan server produksi
di Pustekdata memiliki keterbatasan dalam memproduksi data dalam jumlah banyak pada waktu
yang bersamaan, hal ini berdampak pada data yang dikirimkan dari SBPJP ke Pustekdata masuk dalam daftar tunggu mengingat mesin produksi di Pustekdata diprioritaskan untuk memproduksi
data dari Stasiun Bumi Rumpin. Hal tersebut juga mengakibatkan data Landsat-7/8 terproduksi tidak maksimal untuk bulan April sd Oktober 2016. Adapun penyelesaian upgrading sistem produksi Landsat-7/8 pada pertengahan oktober 2016 dan masih dalam tahap maintenance.
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
31
BAB I
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
PENDAHULUAN
Tabel 3.3
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
Capaian sasaran kontinuitas ketersediaan data penginderaan jauh satelit sumber daya alam dan lingkungan secara real time (Indikator Kinerja: Jumlah data penginderaan jauh satelit terproduksi hasil akuisisi)
Indikator Kinerja Utama
800
Realisasi 2016
Capaian 2016
3675 scene
66.87%
5496 scene
Landsat-8
5496 scene
MODIS NPP
12008 eq.scene
156.59%
5037 granule
91.65%
2250 granule
2693 granule
119.69%
21977
32.077
112.63%
1067 granule
1339 granule
125.49%
Capaian Produksi Data SPOT-6/7 Tahun 2016
1400 1000
7668 eq. scene
Landsat-7
Total
1200
Target 2016
SPOT-6/7
Jumlah data penginderaan jauh satelit terproduksi hasil akuisisi
Equiv. Scene
BAB III
968
905
1137
1226
1198
1255
1220
1041
966
676
600
1061
400
355
200 0
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun Jul Ags Data SPOT-6/7
Sep
Okt
Nov
Des
Gambar 3.6 Capaian produksi data SPOT-6/7 tahun 2016 Satelit SPOT-6/7 memiliki kemampuan viewing swing 360 deg. Dengan kemampuan tersebut memungkinkan perolehan data dalam jumlah besar. Pada awal tahun perolehan datanya masih
sedikit karena permintaan programming dari SBPJP masih sedikit. Sejak bulan Maret mengalami peningkatan sampai dengan September dan relatif stabil, sementara untuk bulan Oktober
perolehan data menurun, dikarenakan permintaan programming tidak sebanyak sebelumnya dan juga data yang telah direkam dengan hasil baik tidak akan diprogram lagi. Namun kenaikan
perolehan data terjadi kembali pada bulan November, dikarenakan terdapat programming request dengan level urgen yang diturunkan tingkat cloud covernya 50%. Sedangkan pada bulan Desember terjadi penurunan drastic jumlah data yang diperoleh dikarenakan tidak adanya programming request pada bulan ini dan programming request pada bulan-bulan sebelumnya telah banyak yang tervalidasi sehingga tidak dilakukan perekaman ulang.
Salah satu issue yang penting diperhatikan adalah apabila terjadi trouble pada peralatan penerima yang mengakibatkan direct acquisition tidak dapat dilakukan. Jika problem tersebut
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
32
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
terjadi, SBPJP harus meminta kepada operator untuk melakukan virtual reception pada SPOT-6/7 karena secara default Airbus akan merekam datanya on-board sehingga SBPJP dapat meminta data tersebut ketika stasiun buminya tidak dapat menerima data tersebut.
Inventarisasi liputan data SPOT-6/7 dilakukan pada data yang clear (awan kurang dari 30%).
Permintaan programming telah dilakukan sejak tahun 2013, sehingga analisa liputan sejak 2013
sampai dengan 2015 dijadikan bahan untuk perencanaan permintaan programming pada tahun 2016. Demikian juga untuk tahun 2016, analisa liputan tahun 2016 akan dijadikan bahan
pertimbangan untuk perencanaan permintaan programming pada tahun 2016 tersebut. Peta liputan ditunjukkan pada berikut.
Gambar 3.7 Liputan data SPOT-6/7 clear (awan kurang dari 30%) tahun 2016 Produksi data Landsat-7/8 tidak memenuhi target capaian untuk tahun 2016. Perhitungan target
capaian dikhususkan pada batas wilayah Indonesia yaitu pada 95 deg – 141 deg BT, 6 deg LU – 11
deg LS, begitu pula untuk Landsat-8. Hal ini dikarenakan server dan software pengolahan Landsat sedang diupgrade dan proses upgrade membutuhkan waktu yang cukup lama dimulai dari bulan
April sd Oktober 2016. Operasional produksi Landsat-7/8 kembali normal sejak bulan November namun kembali bermasalah dibulan desember karena pada bulan desember provider melakukan proses finalisasi upgrading terhadap server dan software produksi Landsat.
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
33
BAB I
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
PENDAHULUAN
800 700 600 500 400 300 200 100 0
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
Capaian Produksi Data Landsat Wil. Indonesia dsk Tahun 2016
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Landsat-7
Jul
Ags
Landsat-8
Sep
Okt
Nov
Des
Gambar 3.8 Capaian produksi data Landsat-7/8 tahun 2016 Seperti yang telah disampaikan sebelumnya bahwa server produksi Landsat-7/8 diupgrade sehingga mengganggu proses produksi Landsat-7/8, hal tersebut dapat dilihat pada grafik
capaian produksi data Landsat-7/8 pada Gambar 3.8. Upaya untuk menjamin kontinuitas
ketersediaan data Landsat-7/8 dilakukan dengan mengirimkan data raw ke Pustekdata melalui jaringan VPN untuk dilakukan produksi pada server produksi Landsat-7/8 namun hal ini belum
cukup untuk mengembalikan kondisi proses produksi Landsat-7/8 dikarenakan server produksi di Pustekdata memprioritaskan data dari stasiun bumi Rumpin.
Gambar 3.9 Liputan data Landsat-7 tahun 2016
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
34
BAB I
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
PENDAHULUAN
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
Gambar 3.10 Liputan data Landsat-8 tahun 2016
Sistem pengolahan MODIS cukup stabil pada tahun 2016 dengan adanya beberapa demodulator (Orbital, Terascan dan Avtec) untuk menerima data MODIS dan menjaga kontinuitas ketersediaan
data, data yang diolah diprioritaskan diambil dari demodulator Orbital namun jika data dari
demodulator Orbital tidak dapat diproses atau rusak maka data diambil dari demodulator Terascan begitu seterusnya sampai demodulator Avtec. Capaian data MODIS tiap bulan relatif stabil dan melebihi target tahun 2016 seperti ditunjukkan pada gambar berikut. Capaian Produksi Data MODIS Tahun 2016
140 120 100 80 60 40 20 0
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Terra
Jul
Ags
Aqua
Sep
Okt
Nov
Des
Gambar 3.11 Capaian produksi data MODIS tahun 2016
Kendala pada sistem produksi data MODIS adalah server produksi yang tidak stabil, sehingga mengganggu proses produksi dan pengiriman data raw ke Pustekdata. Tindakan pencegahan yang dilakukan adalah melakukan instalasi server produksi MODIS yang baru sebagai backup dan
juga server terminal untuk data raw MODIS dan NPP yang berfungsi sebagai pendistribusi data raw hasi akuisisi ke server produksi masing-masing serta pengiriman ke Pustekdata.
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
35
BAB I
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
PENDAHULUAN
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
Produksi data NPP relative stabil untuk tahun 2016, kendala yang terjadi hanya pada saat
pergantian bulan, dimana pada saat pergantian bulan data tidak terkirim secara otomatis di NAS jadi harus diproses secara manual. Dan pada bulan april sistem produksi data NPP diupgrade dari SDR 2.0 menjadi SDR 2.2 dikarenakan sistem produksi tidak dapat berjalan normal untuk
memproduksi data SDR dan EDR. Namun setelah diupgrade barulah sistem produksi data NPP kembali normal. Capaian data NPP tiap bulan relatif stabil dan melebihi target tahun 2016 seperti ditunjukkan pada gambar berikut.
140 120
NPP 115
Granule
100
114 101
80
116 110
111
113
117 109
115 106
112
60 40 20 0
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul NPP
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
Gambar 3.12 Capaian produksi data NPP tahun 2016 3.1.2 SASARAN STRATEGIS PEMANFAATAN DATA SATELIT PENGINDERAAN JAUH UNTUK PEMBUATAN PAKET INFORMASI SPASIAL Sasaran Pemanfaatan data satelit penginderaan jauh untuk pembuatan paket informasi spasial tahun 2016 ini ditunjukkan dengan indikator kinerja jumlah pemerintah daeah yang dilayani. Pada perencanaan kegiatan tahun 2016 ditargetkan untuk melayani 4 Pemerintah Daerah, yaitu
Pemerintah Daerah Kabupaten Minahasa Utara (Provinsi Sulawesi Utara), Pemerintah Daerah
Kabupaten Kupang (Provinsi Nusa Tenggara Timur), Pemerintah Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur (Provinsi Kalimantan Tengah) dan Pemerintah Daerah Kabupaten
Halmahera Timur (Provinsi Maluku Utara). Keempat pemerintah daerah sudah menyampaikan kebutuhan akan informasi spasial berbasis data satelit penginderaan jauh dan ketertarikan untuk
pemanfaatannya, sehingga menjadi target pelayanan pengguna pada tahun 2016. Kegiatan
pelayanan pengguna SBPJ Parepare tersebut telah didukung oleh kegiatan Operasional Pelayanan Teknis Pemanfaatan Teknologi dan Data Inderaja dan Pemanfaatan Teknologi dan Data Inderaja
untuk keempat daerah tersebut. Kegiatan Operasional Pelayanan Teknis Pemanfaatan Teknologi Inderaja adalah diseminasi teknologi dan data satelit inderaja dan pemanfaatannya untuk
pengguna khususnya pemerintah daerah. Kegiatan diseminasi ini adalah adalah salah satu bagian
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
36
BAB I
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
PENDAHULUAN
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
dari pelaksanaan tugas pokok Stasiun Bumi Penginderaan Jauh (SBPJ) Parepare, yaitu
melaksanakan distribusi dan pelayanan teknis pemanfaatan data satelit penginderaan jauh
(Peraturan Kepala LAPAN Nomor 5 Tahun 2011). Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut,
SBPJ Parepare menyelenggarakan berbagai fungsi, salah satu diantaranya adalah melaksanakan pelayanan pengguna, sosialisasi pemanfaatan data satelit dan penyiapan bahan kerjasama teknis dalam bidang penginderaan jauh dan pemanfaatannya.
3.1.2.1
CAPAIAN IKU 3: JUMLAH PEMERINTAH DAERAH YANG DILAYANI
Pelaksanaan kegiatan Operasional Pelayanan Teknis Pemanfaatan Teknologi dan Data Inderaja
dan Pemanfaatan Teknologi dan Data Inderaja untuk Pemerintah Daerah terdiri dari pelayanan
data satelit inderaja dan sampel produk pemanfaatannya, pelayanan pembinaan teknis dan sosialisasi pemanfaatan data satelit inderaja dan pelayanan informasi berbasis data satelit inderaja. Pengguna dan calon pengguna data penginderaan jauh tidak dibatasi, baik secara
administrasi wilayah maupun institusi, lembaga maupun swasta, dapat dilayani dengan berpedoman pada ketentuan dan peraturan yang berlaku, kemampuan data dan sumber daya manusia (SDM) SBPJ Parepare.
Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT), pelayanan pengguna yang dilaksanakan SBPJ Parepare terbuka untuk seluruh daerah, namun melihat sisi kemampuan anggaran, wilayah Indonesia yang
luas dan kemampaun SDM, maka pada tahun 2016 ini dari target pelayanan pemerintah daerah (pemda) sebanyak 4 pemda, dapat dilayani sebanyak 11 pemda (Tabel 3.4). Tujuh pemda
tambahannya adalah Distan TPH Kabupaten Sinjai, Bappeda Kabupaten Wajo, Disbun Provinsi
Sulsel, Distan Kabupaten Enrekang, Setda Kota Parepare, Bappeda Kota Parepare, dan Dinas Tata Ruang Kabupaten Mamuju. Ketujuh pemda tambahan tersebut sebagian sudah pernah dilayani terkait data dan informasi berbasis citra satelit inderaja pada tahun-tahun sebelumnya, sehingga ada pengalaman untuk pelayanan dan penyediaan informasinya. Permohonan
pelayanan
pemerintah daerah terkait informasi berbasis data penginderana jauh sebenarnya lebih banyak,
namun beberapa diantaranya tidak bisa dilayani karena dibatasi tupoksi, kemampuan data dan kemampuan SDM. Tabel 3.4
Capaian sasaran pemanfaatan data satelit penginderaan jauh untuk pembuatan paket informasi spasial Tahun 2016
Indikator Kinerja 2016
Jumlah pemerintah daerah yang dilayani
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
Target 2016 4 Daerah
Capaian 2016 11 Daerah
Capaian 2016 275%
37
BAB I PENDAHULUAN
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
Pemerintah daerah yang dimaksud adalah pemerintah daerah setingkat kabupaten/kota, dimana
partner kerja bisa diwakili oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) atau SKPD tertentu yang terkait dengan pemanfaatan citra untuk informasi spasial yang mereka butuhkan.
Informasi spasial yang dimaksud adalah turunan dari data satelit inderaja baik resolusi rendah, menengah atau tinggi yang diperlukan oleh instansi yang bersangkutan dan disesuaikan dengan
kemampuan citra. Untuk satu daerah (kabupaten/kota) bisa dilayani lebih dari satu SKPD, sehingga volume informasi yang dihasilkan dapat lebih dari satu. Informasi spasial berbasis data
inderaja ini adalah informasi daerah yang ditujukan kepada pemerintah daerah untuk membantu
dalam perencanaan, pengelolaan dan pengambilan kebijakan terkait pembangunan wilayah. Informasi daerah yang dimaksud adalah turunan (added value) dari data satelit inderaja baik
resolusi rendah, menengah atau tinggi. Sebagain besar informasi yang dihasilkan adalah yang berkaitan dengan penutup/penggunaan lahan berbagai skala, monografi kelurahan/desa, informasi spasial jaringan jalan dan jembatan, pemetaan lahan perkebunan, pertanian dan
hortikultura, inventarisasi dan pemetaan lahan tambak dan pemetaan jaringan irigasi teknis dan informasi lain yang dibutuhkan oleh pengguna sesuai kemampuan citra dan kemampaun SDM.
Pada Tahun 2016 telah dilaksanakan kegiatan pelayanan informasi daerah untuk sebelas (11)
wilayah setingkat kabupaten/kota dengan menghasilkan tujuh (7) informasi spasial berbasis data inderaja, mulai dari Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Kupang, Kabupaten Kotawaringin
Timur, Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Sinjai, Kabupaten Wajo, Provinsi Sulsel,
Kabupaten Enrekang, Kota Parepare (2 informasi), dan Kabupaten Mamuju (Tabel 3.5). Kegiatan pelayanan pemerintah daerah ini bersifat diseminasi teknologi dan data inderaja, dimulai dengan
sosialisasi potensi dan pemanfaatan data satelit inderaja, distribusi data dan pelayanan
pengguna. Bila ada beberapa kegiatan yang memerlukan input data Penginderaan jauh, maka dapat dilakukan kerjasama dengan pemerintah daerah sesuai dengan kebutuhannya. Dalam rangka analisis dan mencapai hasil yang valid, maka tim dari pemerintah daerah dapat dilibatkan
selama proses pekerjaan dan survei lapangan. Untuk menambah wawasan dan kemampuan SDM pemda, juga bisa dilaksanakan kegiatan bimbingan teknis/magang kerja SDM pemda di SBPJ
Parepare, dengan mengerjakan kegiatan terkait yang memerlukan input data inderaja. kegiatan tahap akhir yaitu diseminasi informasi hasil pengolahan dan analisis citra satelit inderaja, kegiatan ini juga dilaksanakan secara bersama-sama dengan pemerintah daerah.
Selama pelaksanaan kegiatan pengolahan, analisis, survei lapangan dan penyusunan laporan, tim dari pemerintah daerah dilibatkan untuk memperoleh hasil yang valid dan sesuai apa yang
diperlukan. Hasil survei lapangan akan digunakan untuk memperbaharui hasil analisis citra, kemudian dilakukan pemilahan layer-layer tematik, perhitungan jumlah, panjang dan luas untuk
tema-tema tertentu dan terakhir dibuat komposisi peta tematik sesuai kebutuhan pengguna yang
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
38
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
dapat diakomodir berbasis citra satelit inderaja. Tabel 3.5 merinci nama pemerintah daerah dan jenis informasi daerah berbasis data inderaja yang dihasilkan.
No 1
Wilayah (Pemerintah Daerah) Kabupaten Minahasa Utara
2
Kabupaten Kupang
3
Kabupaten Kotawaringin Timur Kabupaten Halmahera Timur
4 5
Kabupaten Sinjai
6
Kabupaten Wajo
7
Provinsi Sulawesi Selatan Kabupaten Enrekang
8
LAKIP 2016
Tabel 3.5 Pelayanan Informasi Daerah Berbasis Data Inderaja Tahun 2016
9
Kota Parepare
10
Kota Parepare
11
Kabupaten Mamuju
Jenis Informasi dan Kegiatan
Pengguna
Inventarisasi Penutup/Penggunaan Lahan Wilayah Kabupaten Minahasa Utara Berbasis Citra Satelit Inderaja Resolusi Tinggi Spot6/7, Sosialisasi Teknologi dan Data Inderaja, Survei Lapangan Inventarisasi Penutup/Penggunaan Lahan Wilayah Kabupaten Kupang Berbasis Citra Satelit Inderaja Resolusi Tinggi Spot6/7, Sosialisasi Teknologi dan Data Inderaja, Survei Lapangan, Penyerahan Hasil oleh Kepala Pustekdata Inventarisasi Penutup/Penggunaan Lahan Wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur Berbasis Citra Satelit Inderaja Resolusi Tinggi Spot6/7 Inventarisasi Penutup/Penggunaan Lahan Wilayah Kabupaten Halmahera Timur Berbasis Citra Satelit Inderaja Resolusi Tinggi Spot6/7
Bappelitbang Kabupaten Minahasa Utara
Inventarisasi Lahan Sawah Baku di 3 kecamatan (Sinjai Barat, Bulupoddo dan Pulau Sembilan) Berbasis Citra Satelit Inderaja Resolusi Tinggi Spot6/7, Survei Lapangan, Adopsi Teknologi di Bidang Pertanian Inventarisasi Penutup/Penggunaan Lahan 6 kecamatan (Tanasitolo, Maniangpajo, Gilireng, Majauleng, Penrang, dan Takkalalla), Sosialisasi Teknologi dan Data Inderaja, Survei Lapangan Inventarisasi Komoditas Perkebunan di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, Bimtek Penguatan Kapasitas Daerah, Survei Lapangan Inventarisasi Lahan Komoditi Pertanian (Padi, Jagung, Bawang, Kopi) di Kecamatan Baraka; Ploting hasil survey lapangan Penyusunan Peta Administrasi Berbasis Citra Satelit Inderaja Resolusi Tinggi Spot6/7, Bimtek Penguatan Kapasitas Daerah Penyusunan Informasi Spasial Ruang Terbuka Hijau Berbasis Citra Satelit Inderaja Resolusi Tinggi Spot6/7, Bimtek Penguatan Kapasitas Daerah Penyusunan Informasi Spasial Jaringan Jalan Berbasis Citra Satelit Inderaja Resolusi Tinggi Spot6/7
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
Bappeda Kabupaten Kupang Bappeda Kabupaten Kotawaringin Timur Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Halmahera Timur Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Sinjai Bappeda Kab. Wajo Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab. Enrekang Sekretariat Daerah Kota Parepare Bappeda Kota Parepare Dinas Tata Ruang Kabupaten Mamuju
39
BAB I PENDAHULUAN
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
Informasi daerah berbasis data inderaja ini disajikan secara digital maupun paperprint sesuai
dengan permintaan dan kemampuan pemerintah daerah. Informasi dalam format digital biasanya digunakan oleh para pejabat daerah, karena lebih mudah dibawa dan disajikan serta informasi
spasial daerahnya secara cepat dapat diperoleh. Pengemasan produk hasil pemanfaatan citra satelit inderaja secara digital masih terkendala dengan perangkat lunak, sehingga untuk mengatasi hal ini, SBPJ Parepare membuat sampel-sampel pemanfaatan hasil ekstraksi citra
satelit penginderaan jauh dan data-data pendukung lainnya yang dikemas secara digital dalam perangkat lunak open source. Paket sampel produk pemanfaatan digital dikemas dalam sebuah
perangkat lunak, sehingga dapat dibuka, dibaca dan dianalisis dalam komputer. Perangkat lunak tersebut dapat diinstall pada komputer tanpa memerlukan lisensi. Gambar 3.13 sampai Gambar 3.23 merupakan beberapa sampel screenshoot paket informasi spasial digital untuk beberapa wilayah kabupaten sebagai hasil kegiatan tahun 2016.
Gambar 3.13
LAKIP 2016
Paket informasi spasial penutup lahan berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Kabupaten Minahasa Utara
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
40
BAB I PENDAHULUAN
Gambar 3.14
LAKIP 2016
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
Paket informasi spasial penutup lahan berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Kabupaten Kupang
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
41
BAB I PENDAHULUAN
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
Gambar 3.15 Paket informasi spasial penutup lahan berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
42
BAB I PENDAHULUAN
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
Gambar 3.16 Paket informasi spasial penutup lahan berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Kabupaten Halmahera Timur
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
43
BAB I PENDAHULUAN
Gambar 3.17
LAKIP 2016
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
Paket informasi spasial lahan sawah berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Kabupaten Sinjai
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
44
BAB I PENDAHULUAN
Gambar 3.18
LAKIP 2016
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
Paket informasi spasial penutup/penggunaan lahan berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Kabupaten Wajo
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
45
BAB I PENDAHULUAN
Gambar 3.19
LAKIP 2016
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
Paket informasi spasial komoditas perkebunan berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Provinsi Sulawesi Selatan
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
46
BAB I PENDAHULUAN
Gambar 3.20
LAKIP 2016
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
Paket informasi spasial komoditas pertanian berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Kabupaten Enrekang
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
47
BAB I PENDAHULUAN
Gambar 3.21
LAKIP 2016
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
Paket informasi spasial batas administrasi berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Kota Parepare
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
48
BAB I PENDAHULUAN
Gambar 3.22
LAKIP 2016
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
Paket informasi spasial Ruang Terbuka Hijau berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Kota Parepare
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
49
BAB I PENDAHULUAN
Gambar 3.23
LAKIP 2016
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
Paket informasi spasial jaringan jalan berbasis data inderaja dalam format digital wilayah Kabupaten Mamuju
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
50
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
3.1.2.2
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
CAPAIAN IKU 4: INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT ATAS LAYANAN IPTEK PENERBANGAN DAN ANTARIKSA
Indeks Kepuasan Masyarakat atau IKM adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kualitatif dan kuantitatif atas pendapat masyarakat, dalam hal ini para stakeholder yang memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggaraan pelayanan publik
dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya. Pelaksanaan survey IKM yang
dilaksanakan secara berkala setiap 1 (satu) tahun sekali oleh Tim Pelayanan Pengguna SBPJ Parepare
yang merupakan langkah rutin dalam menjaga kualitas mutu pelayanan publik. selain itu, peningkatan kualitas pelayanan publik dilakukan untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap
penyelenggara pelayanan publik dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan menjadikan keluhan masyarakat sebagai sarana untuk melakukan perbaikan pelayanan publik.
Dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik yang merupakan salah satu tuntutan dalam mewujudkan Reformasi Birokrasi di lingkungan instansi pemerintah, SBPJ Parepare secara rutin
melakukan survey untuk melihat aspek kepuasan masyarakat terutama mengenai kualitas layanan yang diberikan oleh SBPJ Parepare. Hal ini sejalan dengan amanat yang tertera pada UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dimana mekanisme survey berpedoman pada Peraturan Menteri PAN
dan RB Nomor 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survey Kepuasan Masyarakat terhadap Penyelenggara Pelayanan Publik.
Pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat dengan berpedoman pada pilar-pilar reformasi
birokrasi adalah dalam rangka mewujudkan good governance dimana akuntabilitas menjadi salah satu prinsip yang harus didahulukan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Diperlukan inovasi, improvisasi,
kemampuan menilai, menanggapi saran dan melakukan perbaikan dalam memberikan pelayanan publik sehingga akuntabel dan memberikan kepuasan. Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
merupakan satu langkah yang tepat untuk mengakomodasi harapan masyarakat, menilai tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) dan sebagai acuan dalam membuat program-program yang efektif dan tepat sasaran.
SBPJ Parepare adalah sebuah Unit Pelaksana Teknis (UPT) sebagai perpanjangan tangan dari pusatnya,
dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang prima kepada publik/masyarakat/instansi terkait pelayanan teknologi dan data penginderaan jauh. Pelayanan prima merupakan suatu layanan yang
diberikan kepada publik/masyarakat yang mampu memuaskan pihak yang dilayani, hal tersebut sebagaimana disebutkan dalam Keputusan Menteri pendayagunaan Aparatur negara Republik Indonesia Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik
dan Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permenpan dan RB)
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
51
BAB I
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
PENDAHULUAN
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
Nomor 16 Tahun 2014 Tentang Pedoman Survey Kepuasan Masyarakat Terhadap Penyelengaraan Pelayanan Publik.
Pelayanan publik SBPJ Parepare yang disurvei kepuasan masyarakatnya adalah berkaitan dengan
Pelayanan Data Penginderaan Jauh. Dimana data penginderaan jauh adalah core competence dari SBPJ Parepare dan Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh (Pustekdata) sebagai clearinghouse Bank
Data Penginderaan Jauh Nasional (BDPJN). Kuesioner/instrumen Survei Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) yang digunakan oleh SBPJ Parepare, mengacu kepada instrumen IKM yang digunakan oelh
Pustekdata, karena SBPJ Parepare melaksanakan pelayanan data adalah berdasarkan disposisi dari
Pustekdata. Unsur-unsur pelayanan yang menjadi parameter survei IKM terdiri dari 15 jenis, mulai dari
Prosedur Pelayanan, Persyaratan Pelayanan sampai Keamanan Pelayanan dan Lisensi Data Satelit
Penginderaan Jauh. Jumlah responden yang berhasil disurvei adalah sebanyak 90 responden dengan instansi bermacam-macam. Sebagian besar responden tersebut adalah dari pemerintah daerah, yang
nota bene tercatat sebagai user terbanyak, baik yang datang untuk konsultasi atau memesan dan
memperoleh data pengindeaan jauh. Mengacu pada Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dalam Kemenpan dan RB No. 25 Tahun 2004, hasil survei IKM SBPJ Parepare mencapai Nilai Interval 3.32,
kemudian setelah dikonvesi mencapai 82,92, sehingga termasuk memiliki Mutu Pelayanan dalam kategori A atau menunjukkan Kinerja Unit Pelayanan yang Sangat Baik. Selengkapnya hasil survei tersebut disajikan dalam Tabel 3.6. Tabel 3.6
Rekapitulasi Hasil Survei Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Publik yang dilaksanakan oleh SBPJ Parepare
NO.
UNSUR PELAYANAN
1
Persyaratan
3
Waktu Pelayanan
2 4
Prosedur
Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan
5
Kompetensi Pelaksana
7
Maklumat Pelayanan
6 8
LAKIP 2016
JUMLAH POINT
RATARATA
NILAI IKM (RATARATA*0,125)
283
3,14
0,39
302
588
591
3,36
3,27
3,28
0,42
0,41
3,48
0,44
210
3,33
0,42
923
Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan
208
3,42 3,25
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
NILAI IKM SETELAH KONVERSI
KINERJA UNIT PELAYANAN
3,32
82,92
SANGAT BAIK
0,41
627
Perilaku Pelaksana
JUMLAH NILAI IKM
0,43
0,41
52
BAB I
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
PENDAHULUAN
3.2
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
PERBANDINGAN REALISASI IKU TERHADAP TAHUN SEBELUMNYA Tabel 3.7 Perbandingan Realisasi IKU dari tahun 2012 - 2016
Indikator Kinerja
Target 2016
Capaian 2016
Capaian 2015
IKU 1: Jumlah keberhasilan akuisisi data satelit penginderaan jauh %
Total
SPOT6/7 Landsat7 Landsat8
115,15%
101.3%
552 lintasan
840 lintasan (152%)
740 lintasan (134%)
624 lintasan
601 lintasan (96%)
655 lintasan (105%)
672 lintasan
MODIS
2368 lintasan
NPP
1.124 lintasan
676 lintasan (101%)
2693 lintasan (114%) 1339 lintasan (119%)
Capaian 2014
Capaian 2013
Capaian 2012
IKU 1: Prosentase keberhasilan akuisisi data penginderaan jauh satelit
98,49%
99,62%
96,52%
687 lintasan (102%)
1678 lintasan (123%) 795 lintasan (127%)
IKU 2: Jumlah data penginderaan jauh satelit terproduksi hasil akuisisi penginderaan jauh SPOT6/7
7668 eq. scene
12008 eq.scene (156,59%)
8113 eq.scene (93.9%)
1528 segmen(83.7%)
belum ada dalam PK
belum ada dalam PK
Landsat7
5496 scene
3675 scene (66,87%)
5929 scene (107.4%)
5725 scene (122.4%)
4972 scene (106.24%)
1196 granule (99.67%)
Landsat8
5496 scene
5037 granule (91,65%)
5646 granule (123.8%)
4637 scene (127%)
1304 scene (55.73%)
986 granule (135,07%)
MODIS level 1B
2250 granule
2693 granule (119,69%)
1369 granule (103.7%)
1378 granule (125.8%)
1108 granule (92.33%)
2796 granule (95,75%)
NPP
1067 granule
1339 granule (125,49%)
8149 granule (97.0%)
8614 granule (112.4%)
516 granule (86%)
belum ada dalam PK
14 Informasi
8 paket
4 paket
IKU 3: Jumlah Pemerintah Daerah yang dilayani 4 Daerah
11 Daerah
8 Daerah
Jumlah informasi
Jumlah paket informasi spasial pemanfaatan data
IKU 4: Indeks Kepuasan Masyarakat atas layanan iptek penerbangan dan antariksa 80%
LAKIP 2016
82,92%
80,13%
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
79,13%
78,74%
53
BAB I PENDAHULUAN
3.3
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
CAPAIAN LAIN DI LUAR IKU
Selaian kegiatan Layanan Teknis Pemanfaatan Teknologi dan Data Inderaja Untuk Pemerintah Daerah, SBPJ Parepare juga melaksanakan kegiatan Operasional Pelayanan Pengguna yang terdiri dari beberapa
sub kegiatan, yaitu; 1) pelayanan konsultasi data penginderaan jauh; 2) pelayanan data inderaja; 3)
pelayanan sosialisasi teknologi dan data penginderaan jauh; 4) pelayanan pembinaan teknis (bimtek)/magang untuk peningkatan kapasitas SDM pemerintah daerah; dan 5) pelayanan kunjungan edukasi teknologi (murid, siswa, mahasiswa, guru dan dosen). 3.3.1
PELAYANAN KONSULTASI DATA INDERAJA
Pelayanan konsultasi data inderaja adalah melayani pengguna maupun calon pengguna yang memerlukan informasi mengenai data inderaja dan potensi pemanfaatannya. Pengguna tersebut bisa
datang langsung ke SBPJ Parepare, atau melalui surat permohonan atau melalui telpon atau email dan
disposisi dari Pustekdata Jakarta. Pengguna data inderaja yang dilayani SBPJ Parepare pada umumnya
adalah pemerintah daerah setingkat kabupaten/kota (Bappeda maupun SKPD setingkat Eselon II), namun ada juga pemerintah daerah setingkat provinsi, yaitu Pemprov Sulawesi Selatan. Secara
keseluruhan pada tahun 2016 untuk konsultasi pengguna data inderaja telah dilayani sebanyak 42 instansi (Tabel 3.8). Dari jumlah tersebut, 25 diantaranya adalah pemerintah daerah, kemudian disusul oleh oleh Akademisi, BUMN/Swasta, Kementerian/Lembaga dan TNI/Polri (Tabel 3.9).
Kebutuhan citra untuk pemerintah daerah biasanya digunakan dalam rangka menyusun informasi spasial
kewilayahan (penutup/penggunaan lahan, jaringan jalan, jaringan irigasi, pemetaan fasilitas umum dsb). Informasi spasial tersebut digunakan dalam rangka perencanaan, pengelolaan dan pemantauan
pembangunan. Sementara bagi BUMN dan swasta biasanya hanya konsultasi untuk pemanfaatan citra dalam menunjang kinerja mereka, ada yang berlanjut dengan permohonan data namun ada juga yang
hanya sampai tahap konsultasi. Kebutuhan citra untuk BUMN dan swasta biasanya hanya untuk pemetaan jaringan jalan, kantor cabang dan perencanaan pembukaan cabang baru.
Bagi TNI/Polri biasanya digunakan untuk perencanaan latihan dan operasi, pemetaan detasemen
perhubungan dan pemetaan lokasi fasilitas-fasilitas militer. Selain itu khusus TNI di tahun 2016 ini ada tugas untuk mengecek luas lahan pertanian yang dipetakan oleh Kementerian Pertanian. Kementerian yang aktif menggunakan citra satelit inderja dari SBPJ Parepare adalah Kementerian Lingkungan Hidup,
khususnya Pusat Pengelolaan Ekoregion Kalimantan. Citranya digunakan untuk penyusunan Dokumen
Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) dan Ekoregion (SLHE), dimana salah satu informasinya adalah pentup/penggunaan lahan, degradasi lingkungan dengan menggunakan multitemporal citra satelit dan evaluasi bencana alam (banjir, longsor dan kematian masal ikan dsb.). Kalangan universitas biasanya
digunakan untuk penelitian mahasiswa, baik skripsi, tesis maupun disertasi dan sebagian besar adalah universitas yang berada di Provinsi Sulawesi Selatan.
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
54
BAB I PENDAHULUAN
No
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
Instansi
PT. Borneo Cemerlang
3 4 5 6 7 8 9
16 17 18 19 20 21
Instansi
CV. Matahari Putra
24
Dinas PU Kab. Pinrang
BPS Kab. Barru
26
Dinas PSDA Pinrang
23
Dinas Tata Ruang dan Permukiman Luwu Timur Bappeda Kab. Soppeng
25
29
BRIMOB Parepare
S1 Fisika UNM
30
31
Disbun Sulsel
32
Biro Tapem Sulbar
34
Bappeda Kab. Pinrang
36
KLH Kalimantan
BPN Kab. Enrekang
Distan Kab. Enrekang
Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Sidrap
28
ESDM Mamuju
UMPAR
27
S2 Unhas
PU Soppeng
15
No
Dinas Tata Ruang Parepare
12 14
PENUTUP
Dinas Tata Ruang Mamuju
PT. TASAD
13
AKUNTABILITAS KINERJA
22
10 11
BAB IV
Tabel 3.8 Daftar Instansi Pengguna Pelayanan Konsultasi Teknologi dan Data Inderaja Tahun 2016
1 2
BAB III
Mahasiswa UMI
Distarwasbang Parepare Bappeda Kab. Wajo
SMP Islam Athirah
33
Bappeda Kab. Sidrap
35
FKIP UNHAS
37
MAN 2 Model Makassar
Bappeda Kab. Muna Barat
Balitbang Prov Sulsel
Mahasiswa Ilmu Tanah UNHAS
38
Bappeda Kab. Mamuju Utara
Bappeda Kab. Intan Jaya
40
KODIM 1405 Mallusetasi
Dinas Bina Marga Sulsel
42
Dinas PU Kab. Luwu Utara
Bappeda Kab. Polman
39
Camat Paleteang Kab. Pinrang
41
Bag. Pemerintahan Kab. Polman PDAM Kota Parepare
Tabel 3.9 Rekapitulasi Daftar Instansi Pengguna Pelayanan Konsultasi Data Inderaja Tahun 2016 No Nama Instansi Jumlah Instansi 1
K/L
3
Pemda
2 4 5
LAKIP 2016
TNI/Polri BUMN/Swasta Akademisi Jumlah
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
3
2
25
4
8
42
55
BAB I PENDAHULUAN
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
Pelayanan Konsultasi Data Penginderaan Jauh kepada Pemerintah Daerah Bappeda Kabupaten Pinrang (5 April 2016)
Pelayanan Konsultasi Teknologi dan Data Penginderaan Jauh kepada Bappeda Kabupaten Wajo (15 Maret 2016)
Pelayanan Konsultasi Teknologi dan Data Penginderaan Jauh kepada BPN Kabupaten Enrekang (8 Juni 2016)
Pelayanan Konsultasi Teknologi dan Data Penginderaan Jauh kepada Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sidrap (27 Januari 2016)
Gambar 3.24 Dokumentasi Kegiatan Konsultasi Data Penginderaan Jauh Tahun 2016
3.3.2 PELAYANAN DATA INDERAJA
Pelayanan citra bagi pengguna adalah pelayanan data digital level standar (basic ortho atau ortho sistematik). Semua permohonan citra digital harus melalui Pustekdata (Bank Data Penginderaan Jauh Nasional/BDPJN) yang ada di Jakarta. Jadi walaupun surat permohonan dan dokumen pendukungnya
dikirim ke SBPJ Parepare, tetap harus diteruskan ke Pustekdata. SBPJ Parepare hanya akan melayani delivery citra satelit jika sudah ada disposisi dari Pustekdata/BDPJN. Umumnya untuk wilayah
Indonesia Tengah dan Timur, permohonan citra ke BDPJN biasanya dilimpahkan kembali ke SBPJ Parepare untuk dilayani penyiapan dan pengirimannya. Pada tahun 2016 terlaksana pelayanan citra
digital standar kepada 36 instansi, yang terdiri dari pemerintah daerah, kementerian/lembaga, dosen
dan mahasiswa (Tabel 3.10). Jenis citra yang dibutuhkan oleh pengguna tersebut mulai dari resolusi rendah (sensor MODIS), resolusi menengah (SPOT4, Landsat2/4/5/7/8), resolusi tinggi (SPOT5/6/7),
maupun resolusi sangat tinggi (Pleiades, QuickBird, WorldView, GeoEye). Total data yang terdistribusi dari SBPJ Parepare mencapai 975 (granule/scene/strip), selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.11. LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
56
BAB I
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
PENDAHULUAN
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
Tabel 3.10 Daftar Instansi Pengguna Pelayanan Data Inderaja Tahun 2016 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16 17 18
Instansi
No
Bappeda Kab. Intan Jaya
20
KOOPSAU II
22
BPN Enrekang
Distarkim Kab. Polman BRIMOB Polda Sulsel
Instansi
19
Dinas ESDM Mamuju Utara
21
Setda Halmahera Selatan
23
Mahasiswa UNM
25
Mahasiswa UGM
Distarkim Sulsel
KKN UMPAR
BKPMD Prov. Sulsel
24
Dinas PU Kab. Pinrang
26
Mahasiswa STIP Muhammadiyah Sinjai
DKP Kab. Banggai Laut
28
Mahasiswa IPB
Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan, DKP (Wakatobi) Bappeda Kab. Kupang
27
Mahasiswa UNHAS
Mahasiswa UMI
Setda Kab. Barru
29
KODIM 1405 Mallusetasi
Bappeda Kab. Muna Barat
31
POLRES Parepare
Setda Kota Parepare
30
Bappeda Kab. Intan Jaya
32
Distan Kab. Sinjai
33
Distan Kab. Enrekang
35
Setda Kab. Soppeng
34
Setda Kab. Luwu Timur
36
AJENDAM VII Wirabuana Dinas PU Kab. Soppeng
Bappelitbang Minahasa Utara Setda Kotawaringin Timur
Bappeda Kota Parepare Brimob Kota Parepare
Untuk citra resolusi menengah yang paling banyak dimanfaatkan oleh pengguna adalah citra Spot4 (28
scene), kemudian untuk citra resolusi tinggi yang paling banyak dimanfaatkan adalah SPOT6/7 hasil
pengolahan Pixel Factory (180 scene). Sebagian besar pemanfaatanya adalah untuk penelitian, infomasi spasial penutup/penggunaan lahan, pemetaan dan inventarisasi lahan sawah, jaringan jalan dan irigasi desa.
Tabel 3.11 Daftar Data Inderaja yang Terdistribusi kepada Pengguna Tahun 2016 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
LAKIP 2016
Citra Satelit MODIS Spot4 Spot5 Spot6/7 Spot6/7 PF Landsat2 Landsat4 Landsat5 Landsat7 Landsat8 Pleiades QuickBird WorldView GeoEye Total
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
Volume 664 28 1 28 180 2 1 3 6 10 17 6 17 12 975
Satuan Granule Scene Scene Strip Scene Scene Scene Scene Scene Scene Strip Strip Strip Strip
57
BAB I PENDAHULUAN
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
3.3.3 PELAYANAN SOSIALISASI TEKNOLOGI DAN DATA INDERAJA Kegiatan sosialisasi ini diperlukan sebagai media delivery tupoksi SBPJ Parepare, BDPJN,
ketersedian data, potensi dan pemanfaatan data penginderaan jauh dan pelayanan teknis dan distribusi
data bagi pengguna. Kegiatan sosialisasi ini menggunakan anggaran DIPA SBPJ Parepare, namun juga bila ada undangan dari pemerintah daerah atau instansi manapun yang berkepentingan bisa juga
dilayani. Sebagian besar pengguna yang menjadi target sosialisasi adalah pemerintah daerah setingkat kabupaten/kota, dengan total jumlah kegiatan sosialisasi pada tahun 2016 mencapai 5 kali (rincian pada Tabel 3.12).
Sosialisasi dilaksanakan sebagai media promosi teknologi dan data inderaja, sesuai tupoksinya
SBPJ Parepare sebagai sebuah Unit Pelaksana Teknis. Pascasosialisasi biasanya pengguna tertarik
dengan pemanfaatan data inderaja untuk berbagai keperluan di daerahnya dan lebih dalam lagi meminta penjelasan mengenai prosedur permohonan citra satelit sesuai Inpres nomor 6 Tahun 2012 dan Undang-Undang nomor 21 Tahun 2013. Dalam Inpres tersebut dinyatakan bahwa citra satelit penginderaan jauh bagi keperluan instansi pemerintah baik pusat maupun daerah tidak dikenakan tarif alias nol rupiah.
Tabel 3.12 Daftar Kegiatan Sosialisasi Teknologi dan data Inderaja Tahun 2016 No. 1
2 3
4 5
LAKIP 2016
Pemerintah Daerah
Pelaksanaan
Topik
Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat
11 April 2016
Sosialisasi Teknologi dan Data Inderaja, Penandatanganan MoU antara LAPAN dengan Pemrov Sulbar
Bappeda Kab. Wajo
17 Mei 2016
Bappeda Kab. Minahasa Utara
3 Juni 2016
Sosialisasi dan Survei Lapangan Kegiatan Penyediaan Data dan Informasi Spasial Berbasis Citra Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi untuk Wilayah Kab. Wajo
Bappeda Kab. Kupang
30 Agustus 2016
Bappeda Kab. Kupang
23 November 2016
Sosialisasi dan Survei Lapangan Kegiatan Penyediaan Data dan Informasi Spasial Berbasis Citra Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi untuk Wilayah Kab. Minahasa Utara Sosialisasi dan Survei Lapangan Kegiatan Penyediaan Data dan Informasi Spasial Berbasis Citra Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi untuk Wilayah Kab. Kupang Sosialisasi dan Penyerahan Hasil Akhir Kegiatan Penyediaan Data dan Informasi Spasial Berbasis Citra Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi untuk Wilayah Kab. Kupang
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
58
BAB I PENDAHULUAN
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
Sosialisasi Teknologi dan Data Inderaja (11 April 2016)
Penandatanganan MoU antara LAPAN dengan Pemrov Sulbar (11 April 2016)
Sosialisasi dan Survei Lapangan Kegiatan Penyediaan Data dan Informasi Spasial Berbasis Citra Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi untuk Wilayah Kab. Wajo (17 Mei 2016)
Sosialisasi dan Survei Lapangan Kegiatan Penyediaan Data dan Informasi Spasial Berbasis Citra Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi untuk Wilayah Kab. Minahasa Utara (3 Juni 2016)
Sosialisasi dan Survei Lapangan Kegiatan Penyediaan Data dan Informasi Spasial Berbasis Citra Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi untuk Wilayah Kab. Kupang (30 Agustus 2016)
Sosialisasi dan Penyerahan Hasil Akhir Kegiatan Penyediaan Data dan Informasi Spasial Berbasis Citra Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi untuk Wilayah Kab. Kupang
Gambar 3.25 Dokumentasi Kegiatan Sosialisasi Teknologi dan Data Penginderaan Jauh Tahun 2016
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
59
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
3.3.4 PELAYANAN PEMBINAAN TEKNIS SDM PENGGUNA
Pembinaan teknis (bimtek) kepada pengguna adalah dalam rangka membangun kemandirian pengguna
dalam hal pengolahan pemanfaatan data inderaja sampai bisa mengekstraksi informasi yang diperlukan. Sasarannya adalah kemandirian pengguna, sehingga jika ada kebutuhan selanjutnya berkaitan dengan
informasi berbasis data inderja dapat diolah sendiri oleh pengguna yang bersangkutan. Sementara
Lapan (SBPJ Parepare) menyediakan citranya sebagai input data awal, tentunya penyediaan data ini setelah mendapat persetujuan dan dokumen permohonan sudah lengkap. Jumlah instansi yang dapat dilayani pada tahun 2016 adalah 6 dinas/SKPD/instansi (Tabel 3.13).
Tabel 3.13 Daftar Pembinaan Teknis SDM Pengguna Tahun 2016 No
Instansi/Pemda
Pelaksanaan
Jumlah Peserta
1
Balai Kendali Satelit, Pengamatan Antariksa & Atmosfer dan Penginderaan Jauh Biak
29 Maret - 1 April 2016
3 orang
2
Dinas Tata Ruang dan Pengawasan Bangunan Kota Parepare
23 - 26 Mei 2016
3 4
Pemerintah Kabupaten Bulukumba
20 - 24 Juni 2016
Sekretariat Daerah Kota Parepare
19 - 23 September 2016 24 - 28 Oktober 2016
5
Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan
6
Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Sinjai
21 – 23 Desember 2016
17 orang 13 orang 30 orang 25 orang 20 orang
Metode pembelajaran pada pelaksanaan bimtek dimulai dengan pemaparan materi secara singkat dan praktikum pengolahan citra digital, Pengenalan Lingkungan Stasiun Bumi Penginderaan Jauh selama
satu hari. Pada hari pertama peserta mendapat teori mengenai metode pengolahan dan analisis citra
berbasis objek (OBIA) dan langsung hari itu juga mulai praktikum. Pada tahap awal praktikum masih menggunakan beberapa software yang sudah familiar digunakan untuk mempersiapkan citra SPOT6
dan data vektor pendukungnya, seperti menggunakan Er Mapper 7.1, ArcGIS 10.3, Envi 5.2, Global Mapper 15. Pengenalan E-Cognition dimulai dengan penjelasan windows user interface dan beberapa
fitur awal pengolahan, kemudian dilanjutkan dengan trial and error segmentasi dengan berbagai ukuran
segmen. Hari kedua dilanjutkan dengan membangun ruleset dari berbagai fitur-fitur optimum, misalnya rerata nilai reflektansi masing-masing kanal, standar deviasinya, berbagai rasio kanal tunggal maupu
rasio operasi kanal, geometri objek (shape), Elevasi (DEM), texture (GDM Brightness) dan lain-lain.
Kemudian ruleset tersebut langsung dicoba eksekusi dan dievaluasi hasil eksekusinya. Pada hari ketiga dilanjutkan dengan metode training sampel untuk beberapa kelas objek yang belum bisa dipisahkan
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
60
BAB I PENDAHULUAN
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
dengan menggunakan threshold fitur-fitur optimum. Dilanjutkan dengan eksekusi training sampel yang
ternyata memakan waktu cukup lama (paling cepat 16 jam), sehingga beberapa komputer dibiarkan
bekerja pada malam hari dan ditinggalkan dalam ruangan. Pada hari berikutnya dilakukan evaluasi hasil klasifikasi secara keseluruhan, baik hasil threshold maupun training sampel, ternyata masih ada
beberapa kelas yang salah dan unclasified. Kemudian dilakukan refinement dengan merevisi threshold dan memperbaharui training sampel sekaligus mencoba eksekusi lagi dan baru bisa dilihat hasilnya
pada hari berikutnya. Kemudian dilakukan evaluasi hasil eksekusi klasifikasi, kemudian dilanjutkan dengan memperkenalkan metode lainnya yaitu delineasi visual dan praktek pengolahan vektor. Pengolahan data dimulai dengan interaksi dengan perangkat lunak, mengolah data raster dan data
vektor, digitasi dan editing data-data vektor, menyusun topologi, membuat layout dan pencetakkan sampai menyusun informasi tabular.
Untuk menundukung hasil digitasi, maka telah dilakukan survei lapangan untuk memvalidasi objek
penutup/penggunaan lahan tersebut sesuai dengan wilayah kerjanya, atau menyesuaikan dengan kondisi. Biasanya diambil daerah yang dekat tetapi tetap representatif, misalnya Kota Parepare,
Kabupaten Barru, Sidrap maupun Pinrang. Seluruh peserta ikut bersama-sama ke lapangan, namun tentunya tidak seluruh wilayah Kota/kabupaten yang menjadi target dapat disurvei, yang utama adalah
metode dan tujuan survei dapat disampaikan kepada peserta bimtek. Survei biasanya dilaksanakan satu sampai dua hari tergantung jarak ke lokasi dan jumlah peserta, semakin jauh dan semakin banyak peserta akan semakin lama dan perlu dibagi ke dalam beberapa kelompok. Pascasurvei lapangan peserta
diajarkan untuk download dan menyajikan hasil survei, kemudian menggunakanya dalam revisi hasil
klasifikasi dan menghitung akurasi hasil klassifikasi. Pada bagian akhir bimtek akan diberikan materi
dan praktikum penyajian peta/informasi spasial sehingga hasil pengolahan dapat lebih informatif. Hasil penyajian tersebut sekaligus menjadi hasil akhir pekerjaan/tugas bimtek peserta dan boleh
dicetak/dibawa filenya sebagai bahan laporan bimtek peserta kepada atasannya di daerah. Gambar 3.26
adalah cuplikan kegiatan bimbingan teknis/magang beberapa peserta dari daerah terutama dari provinsi Sulawesi Selatan.
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
61
BAB I PENDAHULUAN
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
Bimbingan Teknis Balai Kendali Satelit, Pengamatan Antariksa & Atmosfer dan Penginderaan Jauh Biak (29 Maret - 1 April 2016)
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
Bimbingan Teknis Dinas Tata Ruang dan Pengawasan Bangunan Kota Parepare (23 – 26 Mei 2016)
Bimbingan Teknis Pemerintah Kabupaten Bulukumba (20 – 24 Juni 2016)
Bimbingan Teknis Sekretariat Daerah Kota Parepare (19 – 23 September 2016)
Bimbingan Teknis Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan (24 – 28 Oktober 2016)
Bimbingan Teknis Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura (21 – 23 Desember 2016)
Gambar 3.26 Dokumentasi Bimbingan Teknis/Magang Kerja SDM Pengguna Tahun 2016
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
62
BAB I PENDAHULUAN
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
3.3.5 PELAYANAN KUNJUNGAN EDUKASI TEKNOLOGI Kunjungan edukasi teknologi adalah kunjungan dari para siswa, mahasiswa, dan atau masyarakat umum ke Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare. Pada saat kunjungan, para peserta dibawa ke aula untuk
diterima oleh pejabat Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare atau yang mewakili kemudian diadakan perkenalan tentang LAPAN secara umum dan Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare secara khusus.
Di aula juga dijelaskan tentang tugas dan fungsi pokok dari LAPAN, bidang-bidang yang ada di LAPAN, penelitian dan pengembangan yang ada di LAPAN, dan produk-produk hasil penelitian dan
pengembangan yang berguna bagi masyarakat. Setelah diadakan penjelasan, para peserta dipersilahkan untuk menanyakan hal-hal yang terkait dengan LAPAN, saran, atau kritik kepada LAPAN. Setelah itu para peserta dibawa berkunjung ke fasilitas Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare berupa stasiun perekaman data dan laboratorium pengolahan data tematik.
Untuk mengunjungi Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare ini syaratnya adalah mengajukan surat
permohonan kepada Kepala Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare. Setelah itu, pihak TU akan menjadwalkannya. Tahun 2016 ini terdapat total 71 kunjungan dari sekolah atau perguruan tinggi baik
S1 maupun S2. Pada Tabel 3.15 disajikan daftar kunjungan pada tahun 2016. Sementara pada Tabel 3.14 ditunjukkan banyaknya kunjungan kelompok sekolah atau perguruan tinggi. Pada Tabel 3.14 terlihat bahwa yang paling banyak berkunjung adalah kelompok SLTA yaitu 31 kunjungan.
Tabel 3.14 Frekuensi Kunjungan Kelompok Sekolah atau Perguruan Tinggi Tahun 2016 No 1 2 3 4 5 6
LAKIP 2016
Sekolah SD SLTP SLTA D3/D4/S1 S2 Instansi Total
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
Frekuensi
7 10 31 15 3 5 71
63
BAB I PENDAHULUAN
NO. 1
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
Tabel 3.15 Daftar Kunjungan Edukasi Teknologi dan Data Penginderaan Jauh Tahun 2016
SEKOLAH
TANGGAL
NO.
SEKOLAH
21/01/2016
38
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
25/01/2016
40
27/01/2016
42
09/02/2016
44
18/02/2016
46
SMA 1 BARRU
20/02/2016
48
SMA 1 BARRU
50
SMA 10 BULUKUMBA
MAN 1 WATAMPONE BONE
12/01/2016
3
S2 MANAJEMEN PESISIR DAN TEKNOLOGI KELAUTAN UMI
25/01/2016
5
SMPN 10 PAREPARE
26/01/2016
7
SMPN 10 PAREPARE
28/01/2016
9
SMAIT AL-ISHLAH MAROS
2 4 6 8
SMPN 6 WAJO
SMPN 10 PAREPARE SMPN 10 PAREPARE SMPN 6 PAREPARE
11/02/2016
10
MA PONPES AL URWATUL WUTSQAA SIDRAP
12
AJENDAM VII WIRABUANA MAKASSAR
14
SMAIT PUTRI AL ISHLAH MAROS
25/02/2016
16
SMAN 2 PAREPARE
09/03/2016
18
SMPN 7 PAREPARE
09/03/2016
20
SDIT BINA INSAN PAREPARE
09/03/2016
22
POLITEKNIK NEGERI PANGKEP
23/03/2016
24
STITEK BALIKDIWA
26
SDN 17 PAREPARE HIMPUNAN MAHASISWA AGROTEKNOLOGI UMPAR
11 13 15 17 19 21 23 25 27 28 29
SDIT BINA INSAN PAREPARE
19/02/2016
SMAN 1 PINRANG
22/02/2016
S1 PERENCANAAN WILAYAH KOTA UNHAS SMPN 10 PAREPARE SMPN 4 MALLUSETASI BARRU INKANAS PAREPARE
DINAS PERTANIAN SINJAI SDN 35 PAREPARE
TEKNIK SIPIL POLITEKNIK UJUNG PANDANG POLITEKNIK NEGERI PANGKEP
08/03/2016 09/03/2016 09/03/2016
37
TANGGAL
AJENREM
18/08/2016
SMAN 5 PAREPARE
29/08/2016
41
SMAN 3 MAROS
05/09/2016
43
SD 3 PAREPARE
07/09/2016
45
SMA 8 BULUKUMBA
39
47 49 51 52
22/08/2016
SMAN 2 MAJENE
01/09/2016
SMAN 1 BULUKUMBA
06/09/2016
SMA 1 LAMURU BONE
08/09/2016 19/09/2016
20/09/2016
SMA 1 BARRU
21/09/2016
SMA 1 MASALLE ENREKANG
26/09/2016
SMA 1 POLEWALI
29/09/2016
22/09/2016 27/09/2016
SMAN 1 MAIWA ENREKANG
06/10/2016
53
MA DARUSSALAM ANRONG APPAKA PANGKEP
55
MA DDI PAREPARE
12/10/2016
SMKK KIFRAH BANGSA MAMASA
19/10/2016
54
10/10/2016
MAN 1 BONE
11/10/2016
56
SMA 1 TELLU LIMPOE SIDRAP
58
STITEK BALIKDIWA
20/10/2016
29/03/2016
60
SMA N 2 WATAMPONE, BONE
02/11/2016
31/03/2016
62
SMP ISLAM ATHIRAH 1 MAKASSAR
04/11/2016
09/03/2016
57
23/03/2016
59
30/03/2016
PERIKANAN UNHAS
61
SMA 1 CENDANA ENREKANG
02/04/2016
63
MA HJ HANIAH MAROS
12/04/2016
64
14/04/2016
66
13/04/2016
65
13/10/2016
31/10/2016 03/11/2016 08/11/2016
IKATAN MAHASISWA PERENCANA WIL IND TIMUR POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN BONE
17/11/2016 17/11/2016
30
DKP KALTARA
32
SDN 5 PAREPARE
21/04/2016
68
SMA ATHIRAH BONE
29/11/2016
34
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
12/05/2016
70
SMA 14 BULUKUMBA
21/12/2016
36
STUDI CLUB INFORMATIKA PAREPARE
08/08/2016
31 33 35
LAKIP 2016
SDIT BINA INSAN PAREPARE S2 ILMU PERIKANAN UNHAS KOOPSAU II MAKASSAR
20/04/2016 22/04/2016 26/07/2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
67 69 71
TEKNIK PWK, UIN ALAUDDIN MAKASSAR
22/11/2016
S2 GEOLOGI UNHAS
28/11/2016
MAN 2 MODEL MAKASSAR
16/12/2016
SMA YPPP WONOMULYO, POLMAN
21/12/2016
64
BAB I PENDAHULUAN
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
Kunjungan Edukasi Teknologi SDIT BINA INSAN PAREPARE (19/02/2016)
Kunjungan Edukasi Teknologi SMPN 10 PAREPARE (28/01/2016)
Kunjungan Edukasi Teknologi SMA 8 BULUKUMBA (19/09/2016)
Kunjungan Edukasi Teknologi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO (22/08/2016)
Kunjungan Edukasi Teknologi S2 ILMU PERIKANAN UNHAS (22/04/2016)
Kunjungan Edukasi Teknologi KOOPSAU II MAKASSAR (26/07/2016)
Kunjungan Edukasi Teknologi POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN BONE (17/11/2016)
Kunjungan Edukasi Teknologi MAN 2 MODEL MAKASSAR (16/22/2016)
Gambar 3.27 Dokumentasi Kunjungan Edukasi Teknologi dan Data Penginderaan Jauh Tahun 2016
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
65
BAB I
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
PENDAHULUAN
3.4
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
AKUNTABILITAS KEUANGAN
3.4.1 REALISASI ANGGARAN SBPJ PAREPARE TAHUN 2016 Alokasi anggaran Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare terbagi dalam tujuh output: (1) Data Penginderaan Jauh Satelit (2) Data Penginderaan Jauh Satelit Yang Terproduksi (3) Layanan Teknis
Pemanfaatan Teknologi dan Data Inderaja Untuk Pemerintah Daerah (4) Layanan Perkantoran (5) Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi (6) Peralatan dan Fasilitas Perkantoran dan (7) Gedung/
Bangunan. Masing-masing output terbagi lagi dalam beberapa komponen. Realisasi Anggaran per output dan per komponen pada Tahun Anggaran 2016 disajikan dalam Tabel 3.16.
Tabel 3.16 Realisasi Anggaran SBPJ Parepare TA 2016 (Per Komponen) NO
KODE
1
3522 003.001
1
051
2
052
KEGIATAN/OUTPUT/KOMPONE N
% Realisasi (2016)
Data Penginderaan Jauh Satelit
Operasional Akuisisi Data Satelit Penginderaan Jauh dan Perekayasaan Operasional Pengolahan Data Penginderaan Jauh Satelit dan Perekayasaan
004.001
Layanan Teknis Pemanfaatan Bidang Teknologi dan Data Inderaja untuk Pemerintah Daerah
1
051
2
052
Diseminasi Teknologi dan Data Penginderaan Jauh
Layanan Teknis Pemanfaatan Teknologi dan Data Inderaja untuk Pemerintah Daerah
JUMLAH ANGGARAN (Rp.)
LAKIP 2016
REALISASI (Rp.)
Pengembangan Teknologi dan Data Penginderaan Jauh
JUMLAH ANGGARAN (Rp.)
1
ANGGARAN (Rp.)
004.002
Penyelenggaraan RB
051
Penyelenggaraan RB Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
338.490.000
310.623.150
91.77
289.550.000
287.235.100
99.20
628.040.000
597.858.250
95.19
248.791.000
214.725.300
86.31
496.506.000
472.981.900
95.26
745.297.000
687.707.200
92.27
280.549.000
243.612.800
86.83
66
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
JUMLAH ANGGARAN (Rp.)
280.549.000
ANGGARAN 003, 004
1 2
994
Layanan Perkantoran
001
Pembayaran Gaji dan Tunjangan
002
Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran
JUMLAH ANGGARAN (Rp.) 996
Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
1
A
2
B
Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
Peralatan Pengamatan Antariksa
JUMLAH ANGGARAN (Rp.)
1 2
997
Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
A
Fasilitas Kantor
B
Meubelair
1.653.886.000
243.612.800
1.529.178.250
86.83
3.471.357.000
2.787.987.000
3.167.654.880
2.685.695.270
91.25
6.259.344.000
5.853.350.150
93.51
736.920.000
735.059.500
99.75
81.600.000
818.520.000
81.600.000
816.659.500
100.00
99.250.000
99.250.000
100.00
178.250.000
100.00
79.000.000
JUMLAH ANGGARAN (Rp.)
178.250.000
TOTAL ANGGARAN TA.2016
8.910.000.000
92.46
96.33
99.77
79.000.000
100.00
8.377.437.900
94.02
Tabel 3.17 Realisasi Anggaran SBPJ Parepare TA 2016 (Per Jenis Belanja) NO
JENIS BELANJA
1
51 Belanja Pegawai
3
53 Belanja Modal
2
52 Belanja Barang
ANGGARAN (Rp.) 3.471.357.000
4.441.873.000 996.770.000
REALISASI (Rp.) 3.167.654.880
4.214.873.520 994.909.500
%
(2016)
91.25
94.89
99.81
Dari tabel 3.17 terlihat bahwa persentase serapan yang rendah adalah di belanja pegawai yaitu untuk
output 001A. Serapan anggarannya rendah terutama karena adanya sisa anggaran belanja uang lembur. MAK belanja uang lembur diperuntukkan bagi kelebihan jam kerekayasaan. Mulai Bulan Januari,
sebagian besar PNS yang bekerja di hari libur digantikan hari liburnya di hari kerja sehingga tidak diberikan honor kelebihan jam kerekayasaan. Total serapan anggaran TA.2016 cukup baik yaitu sebesar 94.02% dan sebagian besar sisa anggaran berasal dari belanja pegawai 51 dan barang 52 dengan kontribusi terbesar dari sisa anggaran lembur dan honor output kegiatan.
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
67
BAB I PENDAHULUAN
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
3.4.2 PAGU DAN REALISASI ANGGARAN PER SASARAN STRATEGIS TAHUN 2016 Tabel 3.18 Realisasi Anggaran SBPJ Parepare TA 2016 Per Sasaran Strategis No.
SASARAN STRATEGIS
1
Kontinuitas ketersediaan data penginderaan jauh satelit sumberdaya alam, lingkungan dan cuaca secara near-real time
2
Pemanfaatan data satelit penginderaan jauh untuk pembuatan paket informasi spasial
INDIKATOR KINERJA Jumlah keberhasilan akuisisi data satelit penginderaan jauh
ANGGARAN
REALISASI
338.490.000
Jumlah data penginderaan jauh satelit terproduksi hasil akuisisi
310.623.150 (91.77%)
289.550.000
287.235.100 (99.20%)
Jumlah Pemerintah Daerah yang dilayani
1.025.846.000
931.320.000 (90.79%)
Serapan anggaran untuk sasaran strategis pemanfaatan data satelit penginderaan jauh untuk pembuatan paket informasi spasial relatif rendah (90.79%), hal ini dikarenakan adanya sisa anggaran
honor output kegiatan yang diperuntukkan bagi kelebihan jam kerekayasaan dan honor tenaga outsourcing teknis. Selain itu kurang maksimalnya penyerapan anggaran pada belanja jasa
profesi(honor narasumber) dan konsumsi rapat, juga salah satu hal yang menyebabkan penyerapan pada output sasaran strategis ini kurang maksimal. Sementara serapan anggaran untuk sasaran strategis
kontinuitas ketersediaan data penginderaan jauh satelit sumber daya alam, lingkungan dan cuaca secara near real time cukup tinggi (91.77 dan 99.20%), dimana hampir semua kegiatan dapat terealisasi. 3.4.3 CAPAIAN IKU DAN REALISASI ANGGARAN PER SASARAN STRATEGIS TAHUN 2016 Tabel 3.19 Realisasi Anggaran SBPJ Parepare TA 2016 Per Sasaran Strategis dan Capain IKU No.
SASARAN STRATEGIS
1
Kontinuitas ketersediaan data penginderaan jauh satelit sumberdaya alam, lingkungan dan cuaca secara near-real time
2
Pemanfaatan data satelit penginderaan jauh untuk pembuatan paket informasi spasial
LAKIP 2016
INDIKATOR KINERJA Jumlah keberhasilan akuisisi data satelit penginderaan jauh
Jumlah data penginderaan jauh satelit terproduksi hasil akuisisi Jumlah Pemerintah Daerah yang dilayani
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
CAPAIAN IKU
REALISASI (%)
115.15%
310.623.150 (91.77%)
112.63%
287.235.100 (99.20%)
100%
931.320.000 (90.79%)
68
BAB I PENDAHULUAN
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
Serapan yang rendah bukan berarti kinerja rendah, hal ini yang tidak bisa dilinearkan, karena faktor pendukung kinerja bukan hanya dari sisi anggaran. Semua capaian IKU lebih dari 100%, artinya semua target kinerja tercapai dan bahkan melebihi yang ditargetkan. Serapan anggaran rendah tidak
mempengaruhi kinerja, serapan yang rendah sebagian besar karena kinerja SDM yang ada sangat tinggi
sehingga anggaran yang diperuntukkan bagi penambahan jam kerekayasaan (di luar jam kantor) tidak digunakan secara utuh. Mulai bulan Januari, sebagian besar PNS yang bekerja di hari libur digantikan hari liburnya di hari kerja sehingga tidak diberikan honor kelebihan jam kerekayasaan. 3.4.4 PERBANDINGAN PAGU ANGGARAN REALISASI TAHUN 2015 DAN 2016 Tabel 3.20 Perbandingan Pagu Anggaran dan Realisasi Tahun 2015 dengan Tahun 2016 PROGRAM Pengembangan Teknologi dan Data Penginderaan Jauh
TAHUN 2015
PAGU ANGGARAN 11.384.517.000
REALISASI
10.600.813.757 (93.12%)
TAHUN 2016
PAGU ANGGARAN 8.910.000.000
REALISASI
8.377.437.900 (94.02%)
Secara total serapan anggaran mengalami peningkatan dari Tahun 2015 (93.12%) menjadi 94.02% pada Tahun 2016. Dari sisi pagu anggaran mengalami penurunan dikarenakan output gedung dan bangunan ditiadakan sehingga pada tahun 2016 tidak ada pembangunan gedung dan bangunan di Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare.
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
69
BAB I PENDAHULUAN
BAB II
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
BAB IV
PENUTUP 1.
Secara umum sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam rencana kinerja tahun 2016 telah
dipenuhi seluruhnya oleh SBPJ Parepare. Capaian sasaran strategis jika dirata-ratakan sudah tercapai lebih dari 100%. Prosentase keberhasilan akuisisi telah mencapai 115,15% dari target
keberhasilan, kemudian jumlah produksi data satelit inderaja level standar hasil akuisisi jika
dirata-ratakan telah mencapai 112,63% dan pemanfaatan data satelit penginderaan jauh untuk pembuatan paket informasi spasial juga lebih dari yang ditargetkan (275%). Dari sisi outcome ketersediaan data SPOT6/7 hasil akuisisi tahun 2013-2016 telah mampu meliputi lebih dari 90% wilayah Daratan Indonesia (cloudfree mosaic). 2.
Keberhasilan dan kekurangan pencapaian sasaran tidak lepas dari dukungan kelayakan peralatan,
kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM), kerjasama tim pelaksana dan koordinasi dan
pembinaan tingkat Balai dan koordinasi dan pembinaan vertikal. Faktor pendukung utama
keberhasilan akuisisi adalah telah tersedianya redundansi antena, sehingga konflik orbit dapat
dikurangi. Faktor internal pada peralatan sistem antenna dan server produksi, meskipun
menyumbang penurunan kinerja masih dalam batas wajar. Gangguan ini lebih banyak disebabkan faktor usia alat dan dapat diperbaiki dengan terus melakukan otomatisasi, upgrading serta integrasi sistem. Faktor eksternal juga menjadi penyebab penurunan kinerja SBPJ Parepare,
misalnya kegagalan programming oleh operator satelit yang tidak bisa diintervensi karena
kewenangan operator. Kajian kemandirian teknologi stasiun bumi perlu terus dilakukan untuk meningkatkan kinerja dan pencapaian target pada tahun-tahun selanjutnya. 3.
Dari akuntabilitas keuangan realisasi anggaran Satker LAPAN Parepare adalah 94,02% dengan
prosentase realisasi untuk setiap sasaran kinerja berkisar antara 90,79% – 99,20%. Realisasi secara keseluruhan mengalami mengalami sedikit peningkatan jika dibandingkan tahun sebelumnya (realisasi tahun 2015 mencapai 93,12%).
4.
Hasil tahun ini akan menjadi dasar pelaksanaan kinerja tahun 2017 agar pencapaian kinerja SBPJ Parepare dapat lebih baik.
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
70
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
PERENCANAAN KINERJA KINERJA
BAB III
BAB IV
AKUNTABILITAS KINERJA
PENUTUP
L A M P I R A N- L A M P I R A N
LAKIP 2016
Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare
71
[Lampiran - Lampiran] Lampiran 1.
[2016]
Dokumen Perjanjian Kinerja Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare Tahun 2016
Lampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2016 (Jan 2017)
72
[Lampiran - Lampiran] Lampiran 2.
[2016]
Lampiran Dokumen Perjanjian Kinerja Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare Tahun 2016
Lampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2016 (Jan 2017)
73
[Lampiran - Lampiran] Lampiran 3.
[2016]
Rencana Aksi dan Capaian Penetapan Kinerja Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare Tahun 2016 Triwulan I – Triwulan IV
Lampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2016 (Jan 2017)
74
[Lampiran - Lampiran] Lampiran 4. Sasaran Strategis
Pengukuran Kinerja Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare Tahun 2016
Indikator Kinerja
Meningkatnya data penginderaan jauh terproduksi hasil akuisisi
IKU 1: Jumlah data mentah (raw data) penginderaan jauh hasil akuisisi
IKU 2: Jumlah data penginderaan jauh terproduksi hasil akuisisi
Terselenggaran ya layanan publik iptek penerbangan dan antariksa
[2016]
IKU 3: Jumlah instansi pengguna yang memanfaatkan layanan iptek penerbangan dan antariksa IKU 4: Indeks Kepuasan Masyarakat atas layanan iptek penerbangan dan antariksa
Target 2016
% SPOT6/7
Total 552 lintasan
Landsat7
672 lintasan
Landsat8
624 lintasan
MODIS
2368 lintasan
NPP
1124 lintasan
% SPOT6/7
Total 7668 Eqiv. scene
Landsat8
5496 scene
MODIS
2250 granule
NPP
1067 granule
Daerah
4 Daerah
Landsat7
5496 scene
80%
Realisasi dan Capaian 2016 115.15% 840 lintasan (152%)
Pagu Anggaran 2016 (Rp.) 338.490.000
Realisasi Anggaran 2016 (Rp.)
310.623.150
% Realisasi Anggaran Tahun 2016 91.77%
289.550.000
287.235.100
99.20%
1.025.846.000
931.320.000
90.79%
676 lintasan (101%) 601 lintasan (96%)
2693 lintasan (114%)
1339 lintasan (119%)
112.63% 12008 eq.scene (157%) 3675 scene (67%) 5037 granule (92%) 2693 granule (120%)
1339 granule (125%) 4 Daerah (100%)
82,92%
Lampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2016 (Jan 2017)
75
[Lampiran - Lampiran] Lampiran 5.
[2016]
Lampiran Rencana Kinerja Tahunan Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare Tahun 2017
Lampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2016 (Jan 2017)
76
[Lampiran - Lampiran] Lampiran 6.
[2016]
Tabel-tabel hasil pencapaian sasaran kontinuitas ketersediaan data penginderaan jauh satelit sumber daya alam, lingkungan dan cuaca secara near real time
No
Tabel 1. Capaian akusisi data satelit SPOT6/7
Bulan
1
Januari
3
Maret
2
Lintasan
Februari
4
April
5
Mei
6
Juni
7
Juli
8
Agustus
9
September
10
Oktober
11
November
12
Desember Total
Bulan
1
Januari
3
Maret
2 4 5 6 7 8 9
10 11 12
Februari
32 28 36 39 38 34 39 39 38 38 36 36
28
2
32
SPOT-7
Berhasil
Gagal
28
0
31
0
38
38
0
38
0
39
38
1
39
0
39
39
0
33
5
35
29
6
35
1
37
37
0
425
8
428
415
13
0 0 0 0 0
37
37
34
34
39
36
34
32
36
36
96,96
Tabel 2. Capaian akusisi data satelit Aqua dan Terra Aqua
Lintasan
Berhasil
Konflik
Gagal
106
106
0
0
0
0
0
0
105
0
0
108
0
1
116
0
0
118 114
118
114
113
113
0
112
September
112
110
Oktober
109
Desember
116
0
0
117
105
0
104
Juli
114
114
1351
1334
98,74
1
36
98,15
113
Persentase
0
36
Juni
Total
28
30
38
114
November
Lintasan
39
114
Agustus
Gagal
34
April Mei
Berhasil
39
433
Persentase
No
SPOT-6
0
0
0
0
Lintasan 119 86
Terra
Berhasil 119 86
0 0 3 2 0
Konflik 0
0
Gagal 0
0
0
118
118
0
0
9
120
118
0
2
5
120
119
0
1
2
112
112
0
0
0
113
113
0
0
17
1364
1359
0
5
111 116 116 116 117
111
0
116
0
116
0
114 117
99,63
Lampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2016 (Jan 2017)
0 0
0 0 0 2 0
77
[Lampiran - Lampiran]
No
Bulan
1
Januari
3
Maret
2 4 5 6 7 8 9
10 11 12
[2016]
Tabel 3. Capaian akusisi data satelit Landsat7 dan Landsat8 Lintasan
Landsat-8
54
Februari
Berhasil
Konflik
Gagal
Lintasan
Berhasil
Konflik
Gagal
51
3
0
56
56
0
0
5
0
52
4
0
52
12
0
58
4
60
54
51 48
3
0
48
8
53
53
5
Juli
47
47
September
42
38
17
4
51
51
6
0
609
601
83
8
April
51
Juni
52
Mei
Agustus
51
52
Oktober
52
November Desember
48
56
Total
Persentase
Landsat-7
56
98,69
9
7 4
60
0
60
0
55
0
55
56
0
60
0
0
60
0
55
5
0
55
6
0
55
3
1
52
52
7
679
676
42
58
57
54
54 58 59
55
55
99,56
0 5 9
0
1 0 0
0
1
7
0
0 3
Tabel 4. Capaian akusisi data satelit NPP No
Bulan
Lintasan
Berhasil
Konflik
Gagal
Februari
102
101
0
1
April
111
110
0
1
111
111
0
0
Agustus
117
117
0
Oktober
115
115
0
112
112
1
Januari
3
Maret
2 4 5 6 7 8 9
10 11 12
NPP
115
114
Mei
116
Juli
113
Juni September November Desember Total
Persentase
109
106
1341
115
114
116
113
109
0
0
0
0 0
0
0
0
0
0
0
0
106
0
0
1339
0
2
99,85
0
0
Lampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2016 (Jan 2017)
78
[Lampiran - Lampiran]
[2016]
Tabel 5. Total capaian keberhasilan akusisi dalam satu tahun (dalam %)
No
Bulan
Lintasan
1
Januari
3
Maret
536
Mei
544
Juli
2 4 6 8 10 12
3
3
528
Persentase
99,43
1
99,78
100,00
522
10
12
97,75
545
524
15
6
September
524
486
20
18
96,43
November
522
508
13
1
99,80
6330
6149
526
519
523
514
547
Oktober
11
456
3
Gagal
0
Agustus
9
Konfilk
8
Juni
7
527
460
April
5
Berhasil
533
Februari
Total
Persentase
21
514
539
Total
2
9
523
531
Desember
5
7
528
0
100,00
3
99,43
98,87
10
11
98,10
0
125
99,10
99,62
100,00
56
99,02
Tabel 6. Rata-rata capaian akusisi untuk setiap triwulan (dalam %) pada Tahun 2016
Triwulan
Lintasan
I
1529
II
1593
III
1616
IV
No
1592
Satelit
Terra
3
NPP
4 5 6 7
Konflik
1555
24
14
1550
31
11
1511 1533
Gagal
14 56
4
Persentase
Target
99,74
27
1335
Realisasi
Capaian
1511
28,00
99,11
2670
3066
57,00
99,30
5340
6149
115,15
98,27
4005
4599
86,00
Tabel 7. Rata-rata capaian akusisi untuk setiap satelit (dalam %) pada Tahun 2016
1 2
Berhasil
Aqua
Landsat-7 Landsat-8 SPOT-6 SPOT-7 Total
Berhasil
1359
Gagal
Konflik
5
0
2
0
1334
17
676
3
1339
0,37
1,26
42
721
99,56
0,44
433
98,15
6330
99,10
415
13
0
56
99,63
Gagal
98,74
83
6149
Berhasil
1351
8
8
1364
Persentase
0
601
425
Total Lintasan
0
125
1341
692
428
99,85
0,15
98,69
1,31
96,96
3,04
Lampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2016 (Jan 2017)
1,85 0,90
79
[Lampiran - Lampiran]
No
Satelit
[2016]
Tabel 8. Rata-rata capaian akusisi untuk setiap satelit setiap bulan (dalam %) pada Tahun 2016 Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agst
Sep
Okt
1
SPOT-6
93,75
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
86,84
100,00
3
Landsat-8
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
90,48
92,31
Terra
100,00
100,00
100,00
98,33
99,17
100,00
100,00
100,00
99,10
100,00
100,00
2 4 5 6 7
SPOT-7
Landsat-7 Aqua NPP
Rata-Rata
96,88
100,00 100,00 100,00 98,66
100,00 100,00 100,00 100,00 99,02 99,86
100,00 100,00 100,00 100,00
100,00 98,28
100,00 99,63
97,44
100,00 92,04
100,00 98,26
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
100,00
100,00 100,00 95,73
100,00 99,27
92,31
100,00 100,00 98,90
82,86 98,21 98,21 93,80
Nov
100,00
100,00
97,45
96,96
100,00
98,33
100,00
100,00
100,00
100,00
99,08
Rata-Rata
97,22
94,12
98,28
Des
100,00 100,00 100,00 99,60
Lampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2016 (Jan 2017)
98,15 98,69
100,00
99,56
100,00
99,63
100,00
98,74
100,00
99,85
100,00
99,10
80
[Lampiran - Lampiran] Lampiran 7.
[2016]
Tabel-tabel hasil pencapaian sasaran kontinuitas produksi data penginderaan jauh level awal dan lanjut hasil akuisisi
Tabel 1. Rekapitulasi capaian sasaran kontinuitas produksi data penginderaan jauh level awal dan lanjut hasil akuisisi (Semester I Tahun 2016)
No
Satelit
1
MODIS (granule) Aqua
3
NPP (granule)
1067
LS8 (scene wil.Indonesia)
5496
LS7 (scene wil.Indonesia)
4 5
SPOT 6/7 (equivalent scene) Jumlah
No 1 2 3 4 5
Jan
2250
Terra
2
Target
Feb
237
905
2277
110
591
357
583
676
968
458
7668
114
547
469
1974
225
111
114
101
Apr
118
106
115
551
232
86
118
5496
Mar
192
119
21977
Capaian
2488
Mei
Jun
222
229
118
116
114
104
113
0
163
486
1137
1829
116
111
476
421
1041
1226
2018
2473
Tabel 2. Rekapitulasi capaian sasaran kontinuitas produksi data penginderaan jauh level awal dan lanjut hasil akuisisi (Semester II Tahun 2016) Satelit
MODIS (granule) Terra Aqua
NPP (granule)
Target 2250
Ags
221
116
1067
113
117
5496
269
5496
SPOT 6/7 (equivalent scene)
7668
Jumlah
231 119
LS7 (scene wil.Indonesia) LS8 (scene wil.Indonesia)
Jul
21977
112
0
1198
1811
105
0
176
1255
1769
Capaian
Sep
Okt
112
114
113
115
106 697
222
222
Nop
227
110
108
0
388
593
1220
966
1061
109
76
1627
450
2141
114
2684
Des
233
Total
2693
120%
112
1339
125%
597
5037
92%
117
116
364
355
1661
Lampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2016 (Jan 2017)
3675
12008 24752
67%
157%
112.63%
81
[Lampiran - Lampiran] Lampiran 8.
[2016]
Strategy Map 2015 – 2019 SBPJ Parepare dengan Balance Scorecard (BSC)
Lampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2016 (Jan 2017)
82