STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013
COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013
ISI
HAL/ PAGE
THE MANAGEMENT’S STATEMENT
SURAT PERNYATAAN MANAJEMEN
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN ------------------------------------------LAPORAN POSISI KEUANGAN GABUNGAN 31 DESEMBER 2013 ---------------------------------LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 -------
CONTENTS
1-2
INDEPENDENT AUDITORS‘ ---------------------------------------------------REPORT
3-4
COMBINED STATEMENT OF FINANCIAL POSITION ---------------------------------- 31 DECEMBER 2013
5
COMBINED STATEMENT OF COMPREHENSIVE INCOME ------------- YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013
LAPORAN PERUBAHAN REKENING KANTOR PUSAT GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 -------
6
COMBINED STATEMENT OF CHANGES IN HEAD OFFICE ACCOUNTS ------------- YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013
LAPORAN ARUS KAS GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 -------
7-8
COMBINED STATEMENT OF CASH FLOWS --------------YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013
9 - 74
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS ---------------YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 -------
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
LAPORAN POSISI KEUANGAN GABUNGAN 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
COMBINED STATEMENT OF FINANCIAL POSITION 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
Catatan/ Notes
2013
2012
ASET
ASSETS
Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain
20 5,20,31 20,31,33
250.433 3.888.784 516.381
165.525 3.500.547 405.530
Cash Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks
Tagihan dari cabang-cabang lain
20,29,31,33
316.936
72.908
Due from other branches
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain
6,20,31,33
2.471.955
5.582.969
Placements with Bank Indonesia and other banks
7,20,31
1.520.777
1.737.590
Trading securities
8,20,29,31,33
6.280.764
1.700.994
Derivative assets
9,20,31,33
1.371.349
1.138.234
Acceptance receivables
Efek-efek yang diperdagangkan Aset derivatif Tagihan akseptasi Kredit yang diberikan
10,20,29,31,33,34
32.690.216
31.218.394
Loans
Efek-efek untuk tujuan investasi
11,20,31
8.701.231
3.096.905
Investment securities
Tagihan atas pinjaman yang dijamin
12,20,31
3.275.886
949.378
Receivables under secured borrowings
Pembayaran dimuka
58.839
52.796
Prepayments
145.274
40.711
Fixed assets, net
292.706 413.189
62.058 1.073.309
Deferred tax assets, net
62.194.720
50.797.848
Aset tetap, neto Aset pajak tangguhan, neto Aset lain-lain, neto
16 13,20,29,33,34
JUMLAH ASET
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan.
Other assets, net TOTAL ASSETS
See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements.
3
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
LAPORAN POSISI KEUANGAN GABUNGAN (Lanjutan) 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
COMBINED STATEMENT OF FINANCIAL POSITION (Continued) 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
Catatan/ Notes
2013
2012
LIABILITAS DAN REKENING
LIABILITIES AND HEAD OFFICE ACCOUNTS
KANTOR PUSAT LIABILITAS Simpanan oleh nasabah bukan bank Simpanan oleh bank-bank lain Liabilitas derivatif Utang akseptasi Liabilitas untuk mengembalikan suratsurat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin Beban masih harus dibayar Utang pajak penghasilan Liabilitas imbalan pasca-kerja Utang kepada Kantor Pusat dan cabangcabang lain Liabilitas lain-lain
14,20,33,34 14,20,33,34 8,20,29,33 9,20,29,33
29.987.066) 1.790.064) 5.988.677) 1.373.297)
26.448.311) 1.657.464) 1.575.678) 1.140.005)
12,20 15,20,29,33,34 16
3.019.511) 561.658) 116.471)
945.505) 307.607) 104.622)
63.277)
48.164)
15.845.245) 583.393)
14.582.542) 570.419)
59.328.659)
47.380.317)
2.343.367)
2.343.367)
1.111) (41.474)
(8.143) (183)
563.057)
1.082.490)
2.866.061)
3.417.531)
62.194.720)
50.797.848)
17 18,20,29,33,34 29,33
JUMLAH LIABILITAS REKENING KANTOR PUSAT Penyertaan Kantor Pusat Pendapatan komprehensif lain-neto: - Keuntungan (kerugian) actuarial belum direalisasi - Cadangan nilai wajar Laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat
21,29,30
11
JUMLAH REKENING KANTOR PUSAT
JUMLAH LIABILITAS DAN REKENING KANTOR PUSAT
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan.
LIABILITIES Deposits by non-bank customers Deposits by other banks Derivative liabilities Acceptance payables Obligation to return securities received under secured borrowings Accrued expenses Income tax payables Obligation for postemployment benefits Due to Head Office and other branches Other liabilities TOTAL LIABILITIES HEAD OFFICE ACCOUNTS Head Office investment Other comprehensive income-net: Unrealized actuarial gain (loss) Fair value reserve Unremitted profit
TOTAL HEAD OFFICE ACCOUNTS
TOTAL LIABILITIES AND HEAD OFFICE ACCOUNTS
See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements.
4
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
COMBINED STATEMENT OF COMPREHENSIVE INCOME YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
Catatan/ Notes
2013
2012 OPERATING INCOME AND EXPENSES))
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan bunga Beban bunga Pendapatan bunga neto
22,33 23,33
3.261.434) (1.282.006) 1.979.428)
3.026.766) (987.028) 2.039.738)
Interest income Interest expense Net interest income
Pendapatan provisi dan komisi Beban provisi dan komisi Pendapatan provisi dan komisi, neto
24,33 25,33
1.136.030) (430.880) 705.150)
1.080.246) (336.623) 743.623)
Fee and commission income Fee and commission expense Net fee and commission income
284.314)
421.433)
(110.761)
99.498)
14.412)
39.554)
261.425)
(81.510)
Foreign exchange gain, net (Loss) Gain on sale of trading securities, net Gain on sale of investment securities,net Gain (Loss) on derivative instruments, net
209.870)
256.539)
Unrealized gain from changes in fair value of financial instruments, net
3.343.838)
3.518.875)
Total operating income
(1.081.238)
(427.029)
Net impairment losses
(1.111.443) (906.689) (2.018.132)
(969.204) (771.223) (1.740.427)
Other operating expenses General and administrative expenses Personnel expenses Total other operating expenses
(3.099.370)
(2.167.456)
Total operating expenses
LABA OPERASIONAL BERSIH
244.468)
1.351.419)
NET OPERATING INCOME
(BEBAN) PENDAPATAN NONOPERASIONAL, NETO
(385)
580)
NON OPERATING (EXPENSE) INCOME, NET))
244.083) (91.299) 152.784)
1.351.999) (433.518) 918.481)
INCOME BEFORE TAX INCOME TAX EXPENSE NET INCOME
Laba selisih kurs, neto (Rugi) Laba atas penjualan efek-efek yang diperdagangkan, neto Laba atas penjualan efek-efek untuk tujuan investasi, neto Laba (Rugi) atas instrumen derivatif, neto Laba belum direalisasi dari perubahan nilai wajar atas instrumen keuangan, neto Jumlah pendapatan operasional Kerugian penurunan nilai, neto
26
Beban operasional lainnya Beban umum dan administrasi Beban karyawan Jumlah beban operasional lainnya
27,33 28,33
Jumlah beban operasional
LABA SEBELUM PAJAK BEBAN PAJAK PENGHASILAN LABA BERSIH
16
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN, SETELAH PAJAK PENGHASILAN
OTHER COMPREHENSIVE INCOME, NET OF INCOME TAX
Cadangan nilai wajar (aset keuangan tersedia untuk dijual): Perubahan bersih nilai wajar Laba atas nilai wajar yang ditransfer ke laba rugi pada saat penjualan, neto
11
(31.562)
7.105)
11
Keuntungan aktuarial
17
(9.729) 9.254)
(26.698) 474)
Fair value reserve (available-for-sale financial assets): Net change in fair value Fair value gains transferred to profit or loss upon disposal, net
Pendapatan komprehensif lain, neto setelah pajak penghasilan
(32.037)
(19.119)
Other comprehensive income, net of income tax
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF
120.747)
899.362)
TOTAL COMPREHENSIVE INCOME
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan.
Actuarial gain
See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements.
5
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
LAPORAN PERUBAHAN REKENING KANTOR PUSAT GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
COMBINED STATEMENT OF CHANGES IN HEAD OFFICE ACCOUNTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
Pendapatan komprehensif lain, bersih/Other comprehensive income, net
Penyertaan Kantor Pusat/ Head Office investment Saldo, 31 Desember 2011 Dampak penerapan PSAK No. 24 (Revisi 2010), setelah pajak penghasilan Saldo 1 Januari 2012, setelah dampak penerapan PSAK No. 24 (Revisi 2010) Tambahan penyertaan Kantor Pusat (Catatan 21)
Keuntungan (Kerugian) aktuarial/ Actuarial Gain (Loss)
Cadangan nilai wajar/ Fair value
reserve
Laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat/ Unremitted profit
Jumlah rekening Kantor Pusat/ Total Head Office Accounts 1.703.538)
901.217
19.410)
-)
782.911)
Balance, 31 December 2011 Effect of adoption of PSAK No. 24 (2010 Revision) , net of income (8.617) tax Balance, 1 January 2012 after effect of adoption of PSAK 1.694.921) No. 24 (2010 Revision)
-)
-)
(8.617)
-)
901.217
19.410)
(8.617)
782.911)
1.442.150
-)
-)
-)
1.442.150)
-j
-)
-)
918.481)
918.481)
Net income for the year Other comprehensive income, net of income tax: Fair value reserve (available-forsale.financial assets) (Note 11):
-j
7.105)
-)
-)
7.105)
-j
(26.698)
-)
-)
(26.698)
-j
-)
474)
-)
474)
-j
(19.593)
474)
-)
(19.119)
Net change in fair value Fair value gains transferred to profit or losses upon disposal, net Actuarial gain (Note 17) Total other comprehensive income, net of income tax
-j
-)
-)
(618.902)
(618.902)
Profit remitted to Head Office
2.343.367)
(183)
(8.143)
1.082.490)
3.417.531)
Balance, 31 December 2012
Laba komprehensif tahun berjalan: Laba bersih tahun berjalan Pendapatan komprehensif lain setelah pajak penghasilan: Cadangan nilai wajar (aset keuangan tersedia untuk dijual) (Catatan 11): Perubahan bersih nilai wajar Laba atas nilai wajar yang ditransfer ke laba rugi pada saat penjualan, neto Keuntungan aktuarial (Catatan 17) Jumlah pendapatan komprehensif lain, setelah pajak penghasilan Pemindahan laba ke Kantor Pusat Saldo, 31 Desember 2012
Comprehensive income for the year:
Laba komprehensif tahun berjalan: Laba bersih tahun berjalan Pendapatan komprehensif lain setelah pajak penghasilan: Cadangan nilai wajar (aset keuangan tersedia untuk dijual) (Catatan 11): Perubahan bersih nilai wajar Laba atas nilai wajar yang ditransfer ke laba rugi pada saat penjualan, neto Keuntungan aktuarial (Catatan 17) Jumlah pendapatan komprehensif lain, setelah pajak penghasilan Pemindahan laba ke Kantor Pusat Saldo, 31 Desember 2013
Additional Head Office investment (Note 21) Comprehensive income for the year:
-j
152.784)
152.784)
-j
-j
J
J
J
j
j
j
-j
(31.562)
-j
-j
(31.562)
-j
(9.729)
-j
-j
(9.729)
-j
-j
9.254)
-j
9.254)
-j
(41.291)
9.254)
-)
(32.037)
-j
-j
-j
(672.217)
(672.217)
Profit remitted to Head Office
2.343.367)
(41.474)
1.111)
563.057)
2.866.061)
Balance, 31 December 2013
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan.
Net income for the year Other comprehensive income, net of income tax: Fair value reserve (available-forsale.financial assets) (Note 11): Net change in fair value Fair value gains transferred to profit or losses upon disposal, net Actuarial gain (Note 17) Total other comprehensive income, net of income tax
See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements.
6
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
LAPORAN ARUS KAS GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
COMBINED STATEMENT OF CASH FLOWS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
Catatan/ Notes ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI: Laba bersih Penyesuaian untuk merekonsiliasi laba bersih ke kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi: Penyusutan aset tetap Laba atas penjualan aset tetap Laba belum direalisasi atas perubahan nilai wajar instrumen keuangan, neto Penambahan cadangan kerugian penurunan nilai Beban imbalan pasca-kerja (Laba) rugi selisih kurs, neto Pendapatan bunga Beban bunga Beban pajak Perubahan pada aset dan liabilitas: Tagihan dari cabang-cabang lain Efek-efek yang diperdagangkan Tagihan derivatif Kredit yang diberikan
26 17 22 23 16
Tagihan atas pinjaman yang dijamin Pembayaran dimuka Aset lain-lain Simpanan oleh nasabah bukan bank Simpanan oleh bank-bank lain Liabilitas derivatif Liabilitas untuk mengembalikan suratsurat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin Beban masih harus dibayar Pinjaman yang diterima Utang kepada Kantor Pusat dan cabangcabang lain Liabilitas lain-lain Pembayaran bunga Penerimaan bunga Pembayaran imbalan pasca-kerja Pembayaran pajak penghasilan badan Kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI: Perolehan aset tetap Penerimaan dari penjualan aset tetap Penerimaan dari penjualan efek-efek tersedia untuk dijual Pembelian efek-efek tersedia untuk dijual
17
11
Kas bersih yang (digunakan untuk) diperoleh dari aktivitas investasi
2013
2012
152.784)
918.481)
52.118) (118)
44.209) (356)
(209.870)
(256.539)
1.081.238) 36.999) (1.528.808) (3.261.434) 1.282.006) 91.299)
427.029) 12.689) 30.546) (3.026.766) 987.028) 433.518)
(201.455) 193.027) (2.815.466) 835.353)
(24.261) 559.639) 284.096) (5.351.721)
(2.319.873) (6.043) 762.834) 923.549) 132.566) 1.971.425)
304.640) 30.571) (193.172) 952.712) (90.778) (277.854)
2.151.623) 242.687) -)
(333.456) (71.713) (145.274)
1.262.703) (32.427) (1.270.642) 3.189.070)
629.431) (27.607) (904.351) 3.111.516)
(8.177) (294.672)
(4.798) (511.104)
2.412.296)
(2.493.645)
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES: Net income Adjustments to reconcile net income to net cash provided by (used in) operating activities: Depreciation of fixed assets Gain on sale of fixed assets Unrealized gain from changes in fair value of financial instruments,net Addition of allowance for impairment losses Post-employment benefit expenses Foreign exchange (gain) loss, net Interest income Interest expense Income tax expense Changes in assets and liabilities: Due from other branches Trading securities Derivative receivables Loans Receivables under secured Borrowings Prepayments Other assets Deposits by non-bank customers Deposits by other banks Derivative liabilities Obligation to return securities received under secured borrowings Accrued expenses Borrowings Due to Head Office and other branches Other liabilities Payments of interest Receipts of interest Payments of post-employment benefits Payments of corporate income tax Net cash provided by (used in) operating activities
(156.680) 118)
(12.007) 356)
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES: Acquisition of fixed assets Proceeds from sale of fixed assets
1.330.397) (6.398.988)
5.617.587) (2.451.047)
(5.225.153)
3.154.889)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan.
Proceeds from sale of available-for-sale securities Purchase of available-for-sale securities Net cash (used in) provided by investing activities
See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements.
7
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
LAPORAN ARUS KAS GABUNGAN (Lanjutan) TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
COMBINED STATEMENT OF CASH FLOWS (Continued) YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
Catatan/ Notes ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN: Tambahan penyertaan Kantor Pusat Pemindahan laba ke Kantor Pusat Kas bersih yang (digunakan untuk) diperoleh dari aktivitas pendanaan
21
Efek perubahan kurs terhadap kas dan setara kas (Penurunan) kenaikan neto kas dan setara kas Kas dan setara kas, awal tahun Kas dan setara kas, akhir tahun Kas dan setara kas terdiri dari: Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain - jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal perolehan Sertifikat Bank Indonesia - jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal perolehan
5
6
2013
2012
-) ()672.217)
1.442.150) (618.902)
(672.217)
823.248)
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES: Additional Head Office investment Profit remitted to Head Office Net cash (used in) provided by financing activities
1.554.963)
351.275)
Effect of exchange rate changes on cash and cash equivalents.
(1.930.111)
1.835.767)
9.654.571) 7.724.460)
7.818.804) 9.654.571)
Net (decrease) increase in cash and cash equivalents Cash and cash equivalents, beginning of year. Cash and cash equivalents, end of year
250.433) 3.888.784) 516.381)
165.525) 3.500.547) 405.530)
Cash and cash equivalents consist of: Cash Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks
2.471.955) 596.907) 7.724.460) )
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan.
5.582.969) -) 9.654.571)
Placements with Bank Indonesia and other banks - mature within 3 (three) months from the date of acquisition Certificates of Bank Indonesia - mature within 3 (three) months from the date of acquisition))))
See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements.
8
1.
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
UMUM a.
1.
Standard Chartered Bank Indonesia ("Bank") merupakan kantor cabang Standard Chartered Bank, UK yang berkantor pusat di London, berdomisili di Menara Standard Chartered, Jl. Prof. DR. Satrio No. 164, Jakarta 12930. Bank diatur oleh UndangUndang Perbankan Indonesia No. 14 tahun 1967. Pada tanggal 1 Oktober 1968, Bank memperoleh izin melakukan usaha bank umum dari Menteri Keuangan melalui Surat Keputusan No. D.15.6.5.19. Operasi Bank dilakukan di kantor cabang utama di Jakarta dan kantor-kantor cabang pembantu di Surabaya, Bandung, Medan, Semarang, Denpasar, Makasar dan Palembang.
GENERAL a.
Induk perusahaan Bank adalah Standard Chartered PLC, yang memiliki banyak anak perusahaan dan cabang di seluruh dunia.
2.
Standard Chartered Bank Indonesia (“the Bank”), an unincorporated component of Standard Chartered Bank, UK with head office in London, is docimiled at Menara Standard Chartered, Jl. Prof. DR. Satrio No. 164, Jakarta 12930. The Bank is governed by the Indonesian Banking Law No. 14 of 1967. On 1 October 1968, the Bank received its business license as a commercial bank through the Decree of Minister of Finance No. D.15.6.5.19. The Bank's operations are conducted through the Jakarta main office and its sub-branches in Surabaya, Bandung, Medan, Semarang, Denpasar, Makasar and Palembang. The Bank is ultimately part of Standard Chartered PLC, which has subsidiaries and branches throughout the world.
b.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Chief Executive Officer Bank adalah Thomas John Aaker.
b.
As of 31 December 2013 and 2012, the Bank’s Chief Executive Officer was Thomas John Aaker.
c.
Jumlah karyawan tetap Bank pada akhir tahun 2013 dan 2012 masing-masing 1.781 dan 1.795 orang.
c.
The Bank employed 1,781 and 1,795 permanent employees at year end 2013 and 2012, respectively.
d.
Laporan keuangan gabungan disetujui untuk diterbitkan oleh manajemen pada tanggal 8 April 2014.
d.
The combined financial statements were authorized for issue by the management on 8 April 2014.
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
Dalam pembukuan dan pelaporan keuangannya, Bank menganut kebijakan akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (“SAK”) di Indonesia. Kebijakankebijakan akuntansi yang penting, yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan gabungan ini, adalah sebagai berikut:
The accounting and reporting policies adopted by the Bank conform to Indonesian Financial Accounting Standards (“SAK”). The significant accounting policies, applied in the preparation of these combined financial statements, are as follows:
a.
a.
Pernyataan kepatuhan Laporan keuangan gabungan Bank disusun dan disajikan sesuai dengan SAK di Indonesia.
Statement of compliance The Bank’s combined financial statements were prepared and presented in accordance with SAK.
b. Dasar penyusunan laporan keuangan gabungan
b.
Laporan keuangan Bank merupakan gabungan dari akun-akun kantor cabang utama dan seluruh kantor cabang pembantu. Saldo antar cabang telah dieliminasi.
Basis for preparation of combined financial statements The Bank's financial statements are combined from the accounts of the main office and all the sub-branches. Inter-branch balances have been eliminated.
9
2.
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
2.
b. Dasar penyusunan laporan keuangan gabungan (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) b.
Basis for preparation of combined financial statements (Continued)
Laporan keuangan gabungan disusun dengan basis akrual menggunakan konsep nilai historis, kecuali sebagai berikut:
The combined financial statements are prepared on the accrual basis using the historical cost concept, except for the following:
- instrumen keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi diukur pada nilai wajar;
- financial instruments at fair value through profit or loss are measured at fair value;
- instrumen keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar;
- available-for-sale financial assets are measured at fair value;
- aset dan liabilitas keuangan yang ditetapkan sebagai item dilindung nilai dalam hubungan lindung nilai atas nilai wajar yang memenuhi untuk syarat lindung nilai, disesuaikan perubahan nilai wajar yang dapat diatribusikan ke risiko yang dilindung nilai; dan
- recognized financial assets and financial liabilities designated as hedged items in qualifying fair value hedge relationships are adjusted for changes in fair value attributable to the risk being hedged; and
- liabilitas untuk kewajiban imbalan pasca-kerja diakui pada nilai sekarang dari liabilitas imbalan pasca-kerja bersih dikurangi beban jasa lalu.
- the liability for obligation for post employment benefit is recognized at the present value of the net obligation less unrecognized past service cost.
Laporan keuangan gabungan disajikan dalam mata uang Rupiah yang merupakan mata uang fungsional Bank. Seluruh angka dalam laporan keuangan gabungan ini dibulatkan menjadi jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus.
The combined financial statements are presented in Rupiah, which is the Bank’s functional currency. Figures in these combined financial statements are rounded to and stated in millions of Rupiah, unless otherwise specified.
Laporan arus kas gabungan menyajikan perubahan dalam kas dan setara kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Laporan arus kas gabungan disusun dengan metode tidak langsung. Untuk tujuan laporan arus kas gabungan, kas dan setara kas meliputi kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank-bank lain, dan penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan sejak tanggal perolehan, sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima.
The combined statement of cash flows presents the changes in cash and cash equivalents from operating, investing and financing activities. The combined statement of cash flows is prepared using the indirect method. For the purpose of the combined statement of cash flows, cash and cash equivalents consist of cash, current accounts with Bank Indonesia, current accounts with other banks, and placements with Bank Indonesia and other banks that mature within three months from the date of acquisition, as long as they are not being pledged as collateral for borrowings.
c. Penjabaran transaksi dan saldo dalam mata uang asing
c. Foreign currency transactions and balances translation
Transaksi-transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs pada tanggal transaksi.
Transactions in foreign currencies are translated into Rupiah at the rates prevailing at the transaction date.
Saldo akhir tahun aset moneter dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan dalam Rupiah dengan kurs tengah Reuters pada tanggal laporan posisi keuangan pukul 16:00 WIB.
Year-end balances of monetary assets and monetary liabilities denominated in foreign currencies are translated into Rupiah using the Reuters middle rates on statement of financial position date at 16:00 WIB.
Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing diakui dalam laba rugi tahun berjalan.
The exchange gains and losses arising from transactions in foreign currencies and from the translation of foreign currency monetary assets and liabilities are recognized in profit or loss for the year.
10
2.
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
2.
c. Penjabaran transaksi dan saldo dalam mata uang asing (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) c.
Foreign currency transactions and balances translation (Continued)
Keuntungan atau kerugian kurs mata uang asing atas aset dan liabilitas moneter merupakan selisih antara biaya perolehan diamortisasi dalam Rupiah pada awal tahun, disesuaikan dengan suku bunga efektif dan pembayaran selama tahun berjalan, dan biaya perolehan diamortisasi dalam mata uang asing yang dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs pada akhir tahun.
The foreign currency gain or loss on monetary assets and liabilities is the difference between amortized cost in Rupiah at the beginning of the year, adjusted for effective interest and payments during the year, and the amortized cost in foreign currency translated into Rupiah at the exchange rate at the end of the year.
Kurs mata uang asing utama pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut (dalam Rupiah penuh):
The major rates of exchange used as of 31 December 2013 and 2012 were as follows (in full amount of Rupiah):
2013
2012
Jenis mata uang asing USD AUD SGD HKD GBP JPY EUR
1 1 1 1 1 100 1
Foreign currencies 12.170,00 10.855,65 9.622,08 1.569,54 20.110,93 11.575,00 16.759,31
9.637,50 10.007,10 7.878,61 1.243,27 15.514,93 11.176,50 12.731,62
d. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi
d.
USD 1 AUD 1 SGD 1 HKD 1 GBP 1 JPY 100 EUR 1
Transactions with related parties
Dalam laporan keuangan gabungan ini, istilah pihak berelasi digunakan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 7 (Revisi 2010) mengenai “Pengungkapan PihakPihak Berelasi”.
In these combined financial statements, the term related parties are used as defined in the Statement of Financial Accounting Standards (“PSAK”) No. 7 (2010 Revision) regarding “Related Party Disclosures”.
Seluruh transaksi dan saldo dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan gabungan (Catatan 33).
All transactions and balances with related parties are disclosed in the notes to the combined financial statements (Note 33).
e. Pendapatan dan beban bunga
e.
Interest income and expenses
Pendapatan dan beban bunga diakui dalam laba rugi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Namun demikian dimungkinkan untuk menggunakan metode garis lurus untuk tujuan praktis, apabila dampak terhadap laporan laba rugi komprehensif gabungan tidak material.
Interest income and expense are recognized in profit or loss using the effective interest method. However, there might be certain circumstances where straight line method can be accepted for practicality reasons, where the impact to the combined statement of comprehensive income does not materially differ.
Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran dan penerimaan kas di masa depan selama perkiraan umur dari aset keuangan atau liabilitas keuangan (atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat) untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Bank mengestimasi arus kas di masa depan dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa mendatang.
The effective interest rate is the rate that exactly discounts the estimated future cash payments and receipts through the expected life of the financial asset or financial liability (or, where appropriate, a shorter period) to the net carrying amount of the financial asset or financial liability. When calculating the effective interest rate, the Bank estimates future cash flows considering all contractual terms of the financial instrument but not future credit losses.
11
2.
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
2.
e. Pendapatan dan beban bunga (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) e.
Perhitungan suku bunga efektif mencakup biaya transaksi (Catatan 2g.2) dan imbalan/provisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima sepanjang jumlah tersebut material, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif.
The calculation of the effective interest rate includes transaction costs (Note 2g.2) and fees/provisions and points paid or received to the extent the amount is material, that are an integral part of the effective interest rate.
Pendapatan dan beban bunga yang disajikan pada laporan laba rugi komprehensif gabungan meliputi:
Interest income and expense presented in the combined statement of comprehensive income include:
-
Bunga atas aset keuangan dan liabilitas keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi yang dihitung dengan metode suku bunga efektif;
-
Interest on financial assets and financial liabilities at amortized cost calculated on an effective interest method;
-
Bunga atas efek-efek untuk tujuan investasi yang tersedia untuk dijual yang dihitung dengan metode suku bunga efektif.
-
Interest on available-for-sale investment securities is calculated on an effective interest method.
Pendapatan bunga dari semua aset keuangan yang diperdagangkan bersifat incidental terhadap kegiatan perdagangan Bank dan disajikan sebagai bagian dari pendapatan bunga. f.
g.
Interest income and expenses (Continued)
Interest income on all trading financial assets are considered to be incidental to the Bank’s trading operations and are presented as part of interest income.
Provisi dan komisi
f.
Fees and commissions
Pendapatan dan beban provisi dan komisi yang signifikan dan merupakan bagian integral dari suku bunga efektif atas aset keuangan atau liabilitas keuangan diamortisasi dengan metode suku bunga efektif.
Significant fees and commission income and expenses that are integral to the effective interest rate on a financial asset or liability are amortized on an effective interest method.
Pendapatan provisi dan komisi lainnya, termasuk provisi yang terkait kegiatan ekspor impor, provisi atas manajemen kas, dan provisi atas jasa diakui pada saat jasa diberikan. Dalam hal tanggal maupun jumlah pencairan kredit atas komitmen kredit tidak dapat ditentukan, pendapatan provisi dari komitmen kredit tersebut diakui dengan metode garis lurus selama jangka waktu komitmen kredit.
Other commission and commitment fees, including export import related fees, cash management fees, and service fees are recognized as the related services are performed. When drawdown dates or amounts of loan commitment are not readily determinable, loan commitment fees are recognized on a straight-line basis over the loan commitment period.
Provisi dan komisi dari pelaksanaan aktivitas yang signifikan diakui pada saat aktivitas signifikan yang terkait telah diselesaikan.
Fees earned on the execution of a significant act are recognized when the related significant act has been completed.
Beban provisi dan komisi lainnya diakui sebagai beban pada saat jasa tersebut diterima.
Other commission and commitment expenses are expensed as the services are received.
Aset keuangan dan liabilitas keuangan
g.
Aset keuangan Bank terutama terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank-bank lain, tagihan dari cabang-cabang lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain, efek-efek yang diperdagangkan, aset derivatif, tagihan akseptasi, kredit yang diberikan, efek-efek untuk tujuan investasi, tagihan atas pinjaman yang dijamin dan tagihan lainnya (yang disajikan sebagai bagian dari aset lain-lain).
Financial assets and financial liabilities The Bank’s financial assets mainly consist of cash, current accounts with Bank Indonesia, current accounts with other banks, due from other branches, placements with Bank Indonesia and other banks, trading securities, derivative assets, acceptance receivables, loans, investment securities, receivables under secured borrowings and other receivables (which are presented as part of other assets).
12
2.
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan) g.
Aset keuangan (Lanjutan)
dan
liabilitas
2.
keuangan
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) g.
Financial assets (Continued)
and
financial
liabilities
Liabilitas keuangan Bank terutama terdiri dari simpanan oleh nasabah bukan bank, simpanan oleh bank-bank lain, liabilitas derivatif, utang akseptasi, liabilitas untuk mengembalikan surat-surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin, beban masih harus dibayar, dan utang kepada Kantor Pusat dan cabang-cabang lain.
The Bank’s financial liabilities mainly consist of deposits by non-bank customers, deposits by other banks, derivative liabilities, acceptance payables, obligation to return securities received under secured borrowings, accrued expenses, and due to Head office and other branches.
g.1. Klasifikasi
g.1. Classification
Bank mengklasifikasikan aset keuangannya ke dalam kategori berikut pada saat pengakuan awal:
The Bank classified its financial assets in the following categories on initial recognition:
i.
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, yang memiliki 2 (dua) sub-klasifikasi, yaitu aset keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan; ii. Tersedia untuk dijual; iii. Dimiliki hingga jatuh tempo; iv. Pinjaman yang diberikan dan piutang.
i. Fair value through profit or loss, which has 2 (two) sub-classifications, i.e. financial assets designated as such upon initial recognition and financial assets classified as held for trading;
Liabilitas keuangan diklasifikasikan ke dalam kategori berikut pada saat pengakuan awal:
Financial liabilities are classified into the following categories on initial recognition:
i.
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, yang memiliki 2 (dua) sub-klasifikasi, yaitu liabilitas keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan liabilitas keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan;
i. Fair value through profit or loss, which has (2) two sub-classifications, i.e. those designated as such upon initial recognition and those classified as held for trading;
ii. Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
ii. Financial liabilities measured at amortized cost.
Kategori untuk diperdagangkan adalah aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diperoleh atau dimiliki Bank terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dengan maksud untuk memperoleh keuntungan dari perubahan harga atau suku bunga dalam jangka pendek atau untuk lindung nilai instrumen trading book lainnya.
Held for trading are those financial assets and financial liabilities that the Bank acquires or incurs principally for the purpose of selling or repurchasing with the intention of benefiting from short-term price or interest rate movements or hedging other elements of the trading book.
Kategori tersedia untuk dijual terdiri dari aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam salah satu kategori aset keuangan lainnya.
Available-for-sale category consists of nonderivative financial assets that are designated as available-for-sale or are not classified in one of the other categories of financial assets.
ii. Available-for-sale; iii. Held-to-maturity; iv. Loans and receivables.
13
2.
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
2.
g. Aset keuangan dan liabilitas keuangan (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) g.
g.1. Klasifikasi (Lanjutan)
Financial assets and financial liabilities (Continued) g.1. Classification (Continued)
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah diterapkan, dimana Bank mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo dan bukan merupakan aset yang ditetapkan pada nilai wajar melalui laba rugi atau tersedia untuk dijual.
Held-to-maturity investments are nonderivative assets with fixed or determinable payments and fixed maturity that the Bank has the positive intent and ability to hold to maturity and which are not designated at fair value through profit or loss or available-forsale.
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif dan Bank tidak berniat untuk menjualnya segera atau dalam waktu dekat.
Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market and that the Bank does not intend to sell immediately or in the near term.
g.2. Pengakuan
g.2. Recognition
Kredit yang diberikan serta simpanan diakui pada tanggal perolehan.
Loans and deposits are recognized on the date of origination.
Pembelian dan penjualan aset keuangan yang lazim (regular) diakui pada tanggal perdagangan dimana Bank memiliki komitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut.
Regular way purchases and sales of financial assets are recognized on the trade date at which the Bank commits to purchase or sell those assets.
Semua aset dan liabilitas keuangan lainnya diakui pada tanggal perdagangan dimana Bank menjadi suatu pihak dalam ketentuan kontraktual instrumen tersebut.
All other financial assets and liabilities are recognized on the trade date at which the Bank becomes a party to the contractual provisions of the instrument.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan atau liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar ditambah (untuk item yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi setelah pengakuan awal) biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung atas perolehan aset keuangan atau penerbitan liabilitas keuangan. Pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan setelah pengakuan awal bergantung pada klasifikasi aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut.
A financial asset or financial liability is initially measured at fair value plus (for an item not subsequently measured at fair value through profit or loss) transaction costs that are directly attributable to the acquisition of financial assets or issuance of financial liability. The subsequent measurement of financial assets and financial liabilities depends on their classification.
Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk perolehan suatu aset keuangan atau penerbitan suatu liabilitas keuangan dan merupakan biaya tambahan yang tidak akan terjadi apabila instrumen keuangan tersebut tidak diperoleh atau diterbitkan. Untuk aset keuangan, biaya transaksi ditambahkan pada jumlah yang diakui pada awal pengakuan aset, sedangkan untuk liabilitas keuangan, biaya transaksi dikurangkan dari jumlah utang yang diakui pada awal pengakuan liabilitas.
Transaction costs include only those costs that are directly attributable to the acquisition of a financial asset or issue of a financial liability and are incremental costs that would not have been incurred if the instrument had not been acquired or issued. In the case of financial assets, transaction costs are added to the amount recognized initially, while for financial liabilities, transaction costs are deducted from the amount of debt initially recognized.
14
2.
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
g. Aset keuangan dan liabilitas keuangan (Lanjutan)
g. Financial assets and financial liabilities (Continued)
g.2. Pengakuan (Lanjutan)
g.2. Recognition (Continued)
Biaya transaksi tersebut diamortisasi selama umur instrumen berdasarkan metode suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga untuk biaya transaksi sehubungan dengan aset keuangan atau sebagai bagian dari beban bunga untuk biaya transaksi sehubungan dengan liabilitas keuangan.
Such transaction costs are amortized over the terms of the instruments based on the effective interest method and are recorded as part of interest income for transaction costs related to financial assets or interest expense for transaction costs related to financial liabilities.
g.3. Penghentian pengakuan
g.3. Derecognition
Bank menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut kadaluwarsa, atau Bank mentransfer seluruh hak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset keuangan dalam transaksi dimana Bank secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau kewajiban atas aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Bank diakui sebagai aset atau liabilitas secara terpisah.
The Bank derecognizes a financial asset when the contractual rights to the cash flows from the financial asset expire, or when it transfers the rights to receive the contractual cash flows on the financial asset in a transaction in which substantially all the risks and rewards of ownership of the financial asset are transferred. Any interest in transferred financial assets that is created or retained by the Bank is recognized as a separate asset or liability.
Dalam transaksi dimana Bank secara substansial tidak memiliki atau tidak mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, Bank menghentikan pengakuan aset tersebut jika Bank tidak lagi memiliki pengendalian atas aset tersebut. Hak dan kewajiban yang timbul atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut diakui secara terpisah sebagai aset atau liabilitas. Dalam transfer dimana pengendalian atas aset masih dimiliki, Bank tetap mengakui aset yang ditransfer tersebut sebesar keterlibatan berkelanjutan, dimana tingkat keberlanjutan Bank dalam aset yang ditransfer adalah sebesar perubahan nilai aset yang ditransfer.
In transactions in which the Bank neither retains nor transfers substantially all the risks and rewards of ownership of a financial asset, the Bank derecognizes the asset if it does not retain control over the asset. The rights and obligations retained in the transfer are recognized separately as assets and liabilities as appropriate. In transfers in which control over the asset is retained, the Bank continues to recognize the asset to the extent of its continuing involvement, determined by the extent to which it is exposed to changes in the value of the transferred asset.
Bank menghapusbukukan aset keuangan dan cadangan kerugian penurunan nilai terkait, pada saat Bank menentukan bahwa aset keuangan tersebut tidak dapat ditagih. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan informasi seperti telah terjadinya perubahan signifikan pada posisi keuangan debitur/penerbit aset keuangan sehingga debitur/penerbit tidak lagi dapat melunasi kewajibannya, atau hasil penjualan agunan tidak akan cukup untuk melunasi seluruh eksposur.
The Bank writes off a financial asset and any related allowance for impairment losses, when the Bank determines that the financial asset is uncollectible. This decision is reached after considering information such as the occurrence of significant changes in the financial position of borrower/financial asset issuer such that the borrower/issuer can no longer pay the obligation, or that proceeds from collateral will not be sufficient to pay back the entire exposure.
15
2.
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
2.
g. Aset keuangan dan liabilitas keuangan (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) g. Financial assets and financial liabilities (Continued)
g.3. Penghentian pengakuan (Lanjutan)
g.3. Derecognition (Continued)
Bank menghentikan pengakuan liabilitas keuangan pada saat liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
The Bank derecognizes a financial liability when its contractual obligations are discharged or cancelled or expire.
g.4. Saling hapus
g.4. Offsetting
Aset keuangan dan liabilitas keuangan dapat saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan gabungan jika, dan hanya jika, Bank memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
Financial assets and financial liabilities are set off and the net amount is presented in the combined statement of financial position when, and only when, the Bank has a legal right to set off the amounts and intends either to settle on a net basis or realize the asset and settle the liability simultaneously.
Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah neto hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi.
Income and expenses are presented on a net basis only when permitted by accounting standards.
g.5. Pengukuran biaya perolehan diamortisasi
g.5. Amortized cost measurement
Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal, dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali dinyatakan berbeda, yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.
The amortized cost of a financial asset or financial liability is the amount at which the financial asset or financial liability is measured at initial recognition, minus principal repayments, plus or minus the cumulative amortization using the effective interest method, unless otherwise stated, of any difference between the initial amount recognized and the maturity amount, and less any allowance for impairment loss.
g.6. Pengukuran nilai wajar
g.6. Fair value measurement
Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length transaction) pada tanggal pengukuran.
Fair value is the amount for which an asset could be exchanged, or a liability is settled, between knowledgeable, willing parties in an arm’s length transaction on the measurement date.
Jika tersedia, Bank mengukur nilai wajar instrumen keuangan dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap aktif jika harga kuotasi sewaktu-waktu dan secara berkala tersedia dan mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan teratur dalam suatu transaksi yang wajar.
When available, the Bank measures the fair value of an instrument using quoted prices in an active market for that instrument. A market is regarded as active if quoted prices are readily and regularly available and represent actual and regularly occurring market transactions on an arm’s length basis.
16
2.
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
2.
g. Aset keuangan dan liabilitas keuangan (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) g.
g.6. Pengukuran nilai wajar (Lanjutan)
Financial assets and financial liabilities (Continued) g.6. Fair value measurement (Continued)
Jika pasar untuk suatu instrumen keuangan tidak aktif, Bank menentukan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang memahami, berkeinginan, dan jika tersedia, referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara subtansial sama, penggunaan analisa arus kas yang didiskonto dan penggunaan model penetapan harga opsi (option pricing model). Teknik penilaian yang dipilih memaksimalkan penggunaan input pasar, dan meminimalkan penggunaan taksiran yang bersifat spesifik dari Bank, memasukkan semua faktor yang akan dipertimbangkan oleh para pelaku pasar dalam menetapkan suatu harga dan konsisten dengan metodologi ekonomi yang dapat diterima dalam penetapan harga instrumen keuangan. Input yang digunakan dalam teknik penilaian secara memadai mencerminkan ekspektasi pasar dan ukuran atas faktor risiko dan pengembalian (risk-return) yang melekat pada instrumen keuangan. Bank mengkalibrasi teknik penilaian dan menguji validitasnya dengan menggunakan hargaharga dari transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi untuk instrumen yang sama atau atas dasar data pasar lainnya yang tersedia yang dapat diobservasi.
If a market for a financial instrument is not active, the Bank establishes fair value using a valuation technique. Valuation techniques include using recent arm’s length transactions between knowledgeable, willing parties, and if available, reference to the current fair value of other instruments that are substantially the same, discounted cash flows analysis and option pricing models. The chosen valuation technique makes maximum use of market inputs, relies as little as possible on estimates specific to the Bank, incorporates all factors that market participants would consider in setting a price, and is consistent with accepted economic methodologies for pricing financial instruments. Inputs to valuation techniques reasonably represent market expectations and measures of the risk-return factors inherent in the financial instrument. The Bank calibrates valuation techniques and tests them for validity using prices from observable current market transactions in the same instrument or based on other available observable market data.
Bukti terbaik atas nilai wajar instrumen keuangan pada saat pengakuan awal adalah harga transaksi, yaitu nilai wajar dari pembayaran yang diberikan atau diterima, kecuali jika nilai wajar dari instrumen keuangan tersebut ditentukan dengan perbandingan terhadap transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi dari suatu instrumen yang sama atau berdasarkan suatu teknik penilaian yang variabelnya hanya menggunakan data dari pasar yang dapat diobservasi.
The best evidence of the fair value of a financial instrument at initial recognition is the transaction price, i.e., the fair value of the consideration given or received, unless the fair value of that instrument is evidenced by comparison with other observable current market transactions in the same instrument or based on a valuation technique whose variables include only data from observable markets.
Jika harga transaksi memberikan bukti terbaik atas nilai wajar pada saat pengakuan awal, maka instrumen keuangan pada awalnya diukur pada harga transaksi dan selisih antara harga transaksi dan nilai yang sebelumnya diperoleh dari model penilaian diakui dalam laba rugi setelah pengakuan awal tergantung pada masing-masing fakta dan keadaan dari transaksi tersebut namun tidak lebih lambat dari saat penilaian tersebut didukung sepenuhnya oleh data pasar yang dapat diobservasi atau saat transaksi ditutup.
When transaction price provides the best evidence of fair value at initial recognition, the financial instrument is initially measured at the transaction price and any difference between this price and the value initially obtained from a valuation model is subsequently recognized in profit or loss depending on the individual facts and circumstances of the transaction but not later than when the valuation is supported wholly by observable market data or the transaction is closed out.
17
2.
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
2.
g. Aset keuangan dan liabilitas keuangan (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) g. Financial assets and financial liabilities (Continued)
g.6. Pengukuran nilai wajar (Lanjutan)
g.6. Fair value measurement (Continued)
Nilai wajar mencerminkan risiko kredit atas instrumen keuangan dan termasuk penyesuaian yang dilakukan untuk memasukkan risiko kredit pihak lawan, mana yang lebih sesuai. Taksiran nilai wajar yang diperoleh dari model penilaian akan disesuaikan untuk mempertimbangkan faktorfaktor lainnya, seperti risiko likuiditas atau ketidakpastian model penilaian, sepanjang Bank yakin bahwa keterlibatan suatu pasar pihak ketiga akan mempertimbangkan faktorfaktor tersebut dalam penetapan harga suatu transaksi.
Fair values reflect the credit risk of the instrument and include adjustments to take account of the credit risk of the counterparty where appropriate. Fair value estimates obtained from models are adjusted for any other factors, such as liquidity risk or model uncertainties, to the extent that the Bank believes a third-party market participation would take them into account in pricing a transaction.
Aset keuangan dan long position diukur menggunakan harga penawaran; liabilitas keuangan dan short position diukur menggunakan harga permintaan. Jika Bank memiliki posisi aset dan liabilitas dimana risiko pasarnya saling hapus, maka Bank dapat menggunakan nilai tengah dari harga pasar sebagai dasar untuk menentukan nilai wajar posisi risiko yang saling hapus tersebut dan menerapkan penyesuaian terhadap harga penawaran atau harga permintaan terhadap posisi terbuka neto (net open position), mana yang lebih sesuai.
Financial assets and long positions are measured at a bid price; financial liabilities and short positions are measured at an ask price. Where the Bank has positions with offsetting risk, mid-market prices are used to measure the offsetting risk positions and a bid or ask price adjustment is applied only to the net open position as appropriate.
h. Giro pada Bank Indonesia dan bank-bank lain
h. Current accounts with Bank Indonesia and other banks
Setelah pengakuan awal, giro pada Bank Indonesia dan bank-bank lain dicatat pada biaya perolehan diamortisasi.
Subsequent to initial recognition, current accounts with Bank Indonesia and other banks are carried at amortized cost.
i. Penempatan pada Bank Indonesia dan bankbank lain
i.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan merupakan biaya tambahan untuk memperoleh aset keuangan tersebut, dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Placements with Bank Indonesia and other banks Placements with Bank Indonesia and other banks are initially measured at fair value plus incremental direct transaction costs, and subsequently measured at their amortized cost using effective interest method.
18
2.
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
2.
j. Efek-efek yang diperdagangkan
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) j. Trading securities
Efek-efek yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan pada saat pengakuan awal dan setelah pengakuan awal diukur pada nilai wajar di laporan posisi keuangan gabungan, dengan biaya transaksi yang terjadi diakui langsung dalam laba rugi. Selisih antara nilai wajar dan harga perolehan efek-efek untuk tujuan diperdagangkan, yang belum direalisasi diakui (dibebankan) dalam laba rugi tahun yang berjalan.
Securities which are classified as trading, are initially recognized and subsequently measured at fair value in the combined statement of financial position, with transaction costs taken directly to profit or loss. Unrealized gain or loss from the difference between the fair value and the acquisition cost of trading securities are recognized (charged) to profit or loss for the year.
Laba atau rugi yang direalisasi pada saat penghentian pengakuan efek-efek yang diperdagangkan, diakui atau dibebankan dalam laba rugi tahun berjalan.
Realized gains or losses which are realized when securities are derecognized, are recognized or charged to profit or loss for the year.
k. Instrumen derivatif dan aktivitas lindung nilai
k. Derivative instruments and hedging activities
Instrumen derivatif diakui dalam laporan keuangan gabungan sebesar nilai wajarnya, pada saat pengakuan awal maupun setelah pengakuan awal. Untuk memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai, PSAK No. 55 (Revisi 2011) mensyaratkan beberapa kriteria tertentu yang harus dipenuhi, termasuk adanya dokumentasi formal pada awal lindung nilai.
Derivative instruments are recognized in the combined financial statements at fair value, at initial recognition and subsequent measurement. To qualify for hedge accounting, PSAK No. 55 (2011 Revision) requires certain criteria to be met, including documentation required to have been in place at the inception of the hedge.
Akuntansi untuk perubahan nilai wajar suatu instrumen derivatif bergantung pada apakah instrumen derivatif tersebut ditujukan untuk dan memenuhi kriteria sebagai lindung nilai, serta jenis hubungan lindung nilai.
The accounting for changes in the fair value of a derivative instrument depends on whether it has been designated and qualifies as part of a hedging relationship, and further, on the type of hedging relationship.
Untuk instrumen derivatif yang memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai, Bank harus menetapkan jenis lindung nilai atas instrumen tersebut, apakah sebagai lindung nilai atas nilai wajar atau lindung nilai arus kas, sesuai dengan eksposur yang dilindung nilai. Bank secara formal mendokumentasikan seluruh hubungan antara instrumen lindung nilai dan transaksi yang dilindung nilai, termasuk tujuan dan strategi manajemen risiko untuk melakukan berbagai transaksi tersebut. Pada saat pengakuan awal dan secara berkesinambungan (sekurang-kurangnya setiap tanggal pelaporan eksternal), Bank secara formal menelaah kembali apakah derivatif yang digunakan dalam transaksi lindung nilai terjadi saling hapus yang sangat efektif dengan perubahan dalam nilai wajar atau arus kas dari transaksi yang dilindung nilai. Jika tidak terjadi saling hapus dengan sangat efektif, maka Bank menghentikan akuntansi lindung nilai secara prospektif.
For derivative instruments that qualify for hedge accounting, the Bank must designate the hedging instrument as a fair value hedge or cash flow hedge based on the exposure being hedged. The Bank formally documents all relationships between hedging instruments and hedged items, as well as its risk management objectives and strategies for undertaking various transactions. Both at inception and on an ongoing basis (at least on each external reporting dates) thereafter, the Bank formally assesses whether the derivatives that are used in hedging transactions are highly effective in offsetting changes in either the fair value or cash flows of the hedged items. If a derivative ceases to be a highly effective hedge, the Bank discontinues hedge accounting prospectively.
Perubahan nilai wajar derivatif yang sangat dengan tujuan lindung nilai atas nilai bersama dengan perubahan atas nilai transaksi yang dilindung nilai yang diatribusikan pada risiko lindung nilai diakui laba rugi tahun berjalan.
Changes in the fair value of highly effective derivatives designated as fair value hedges together with changes in the fair value of the hedged items that are attributable to the hedged risks are recognized in profit or loss for the year.
efektif wajar, wajar dapat dalam
19
2.
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
2.
k. Instrumen derivatif dan aktivitas lindung nilai (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) k. Derivative instruments and hedging activities (Continued)
Untuk lindung nilai arus kas, bagian efektif perubahan nilai wajar atas instrumen derivatif dicatat sebagai laba atau rugi belum direalisasi atas perubahan nilai wajar instrumen derivatif untuk tujuan lindung nilai arus kas pada rekening Kantor Pusat, dan diakui dalam laba rugi tahun berjalan pada saat transaksi yang dilindung nilai tersebut mempengaruhi laba. Bagian yang tidak efektif, termasuk bagian yang timbul dari kemungkinan bahwa transaksi yang diperkirakan tidak akan terjadi, diakui segera dalam laba rugi.
For cash flow hedges, the effective portion of changes in the fair value of the derivative instruments are recorded in unrealized gain or loss from change in fair value of derivative instruments for cash flow hedges in Head Office accounts, and are recognized in profit or loss for the year when the related hedged items affect income. Any ineffective portion including that arising from the unlikelihood of an anticipated transaction to occur, is recognized immediately in profit or loss.
Untuk instrumen derivatif yang tidak memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai atau tidak ditetapkan untuk tujuan lindung nilai, perubahan nilai wajar atas derivatif diakui sebagai laba atau rugi dalam laba rugi tahun berjalan.
For derivative instruments which do not qualify for hedge accounting or which are not designated as hedges, changes in fair value of the derivative instruments are recognized in profit or loss for the year.
l. Tagihan dan kewajiban akseptasi
l.
Setelah pengakuan awal, tagihan dan kewajiban akseptasi dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi.
Acceptance receivables and payables Subsequent to initial recognition, acceptance receivables and payables are stated at amortized cost.
m. Kredit yang diberikan
m. Loans
Pada saat pengakuan awal, kredit yang diberikan diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan kredit yang diberikan tersebut. Setelah pengakuan awal, kredit yang diberikan diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Namun demikian, dalam kondisi tertentu, dapat digunakan metode garis lurus untuk tujuan praktis, apabila dampak terhadap laba rugi tidak material.
Loans are initially measured at fair value plus transaction costs that are directly attributable to the acquisition of the loans. After initial recognition, loans are measured at amortised cost using effective interest method. However, there might be certain circumtances where straight line method can be accepted for practical reasons, where the impact to profit or loss does not materially differ.
Kredit dalam rangka pembiayaan bersama (kredit sindikasi) dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi sesuai dengan porsi risiko yang ditanggung oleh Bank.
Syndicated loans are stated at amortized cost in accordance with the portion of risk borne by the Bank.
n. Efek-efek untuk tujuan investasi
n. Investment securities
Efek-efek untuk tujuan investasi diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo.
Investment securities are classified as availablefor-sale and held-to-maturity.
Efek-efek untuk tujuan investasi, selain obligasi pemerintah-Sukuk dan Surat Perbendaharaan Negara Syariah (SPNS), pada saat pengakuan awal diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi. Setelah pengakuan awal, efek-efek untuk tujuan investasi diukur sesuai dengan klasifikasinya masing-masing, sebagai dimiliki hingga jatuh tempo, tersedia untuk dijual, atau pinjaman yang diberikan dan piutang.
Investment securities, other than government bonds-Sukuk and Sharia Treasury Bills (“SPNS”), are initially measured at fair value plus transaction costs. Subsequently, investment securities are accounted for depending on their respective classifications, as either held-tomaturity, available-for-sale, or loans and receivables.
20
2.
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan) n.
2.
Efek-efek untuk tujuan investasi (Lanjutan)
n. Investment securities (Continued)
Laba atau rugi selisih kurs atas efek-efek untuk tujuan investasi diakui dalam laba rugi tahun berjalan.
Foreign exchange gains or losses on investment securities are recognized in profit or loss for the year.
Perubahan nilai wajar lainnya atas efek-efek untuk tujuan investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual diakui secara langsung sebagai bagian dari rekening Kantor Pusat sampai investasi tersebut dijual atau mengalami penurunan nilai, dimana keuntungan dan kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam rekening kantor pusat harus diakui dalam laba rugi tahun berjalan.
Other fair value changes for investment securities classified as available-for-sale are recognized directly as a component of Head Office accounts until the investment is sold or impaired, upon which the cumulative gains and losses previously recognized in head office accounts are recognized in profit or loss for the year.
Bank menentukan klasifikasi investasi pada sukuk dan SPNS sebagai diukur pada biaya perolehan.
The Bank determines the classification of investment in sukuk and SPNS as measured at acquisiton cost.
Sesuai dengan PSAK No. 110, ”Akuntansi Sukuk”, investasi pada sukuk dan SPNS diklasifikasikan sebagai diukur pada biaya perolehan jika:
In accordance with PSAK No. 110, “Accounting for Sukuk”, investment in sukuk and SPNS are classified as measured at acquisition cost if:
a.
a.
b.
Investasi tersebut dimiliki dalam suatu model usaha yang bertujuan utama untuk memperoleh arus kas kontraktual; dan Persyaratan kontraktual menentukan tanggal tertentu pembayaran pokok dan/atau hasilnya.
b.
Pada saat pengakuan awal, Bank mencatat investasi pada sukuk dan SPNS sebesar biaya perolehan ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung untuk perolehan investasi pada sukuk dan SPNS. Setelah pengakuan awal, investasi pada sukuk dan SPNS dinyatakan sebesar biaya perolehan, ditambah biaya transaksi yang belum diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus, dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai, bila ada. o.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)
Such investment is held in a business model whose objective is to collect contractual cash flows; and The contractual terms of the financial asset give rise on specified dates to payments of principals and/or the margin.
At initial recognition, the Bank records investment in sukuk and SPNS at acquisition costs plus directly attributable transaction costs. Subsequent to initial recognition, investment in sukuk and SPNS are stated at acquisition cost, plus unamortized portion of transaction costs that are amortized using straight-line method, minus allowance for impairment losses, if any.
Identifikasi dan pengukuran penurunan nilai aset keuangan
o. .Identification and measurement of impairment .of financial assets
Pada setiap tanggal pelaporan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan yang tidak dicatat pada nilai wajar melalui laporan laba rugi telah mengalami penurunan nilai. Aset keuangan mengalami penurunan nilai jika bukti obyektif menunjukkan bahwa peristiwa yang merugikan telah terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa tersebut berdampak pada arus kas masa datang atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
At each reporting date, the Bank assesses whether there is objective evidence that the financial assets not carried at fair value through profit or loss are impaired. Financial assets are impaired when objective evidence demonstrates that a loss event has occurred after the initial recognition of the asset, and that the loss event has an impact of future cash flows on the assets that can be estimated reliably.
Cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan dibentuk secara individual (“IIP”) atau kolektif (“PIP”). Aset keuangan yang telah dievaluasi secara individual untuk penurunan nilai, dan yang telah dibentuk IIP, tidak akan diikutsertakan dalam evaluasi untuk penurunan nilai secara kolektif.
Allowance for impairment losses of financial assets are recognized both on individual ("IIP") or collective basis ("PIP"). Financial assets which have been assessed individually for impairment, and for which IIP has been recognized, will not be included in the assessment of impairment on collective basis.
21
2.
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan) o.
2.
Identifikasi dan pengukuran penurunan nilai aset keuangan (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) o. .Identification and measurement of impairment .of financial assets (Continued)
Cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif (“PIP”)
Portfolio impairment provision (“PIP”)
Dalam mengevaluasi penurunan nilai secara kolektif, Bank menggunakan model statistik dari tren probability of default di masa lalu, waktu pemulihan dan jumlah kerugian yang terjadi, yang disesuaikan dengan pertimbangan manajemen mengenai apakah kondisi ekonomi dan kondisi kredit saat ini mungkin menyebabkan kerugian aktual lebih besar atau lebih kecil daripada yang dihasilkan oleh model statistik. Tingkat wanprestasi, tingkat kerugian dan waktu pemulihan yang diharapkan di masa datang secara berkala dibandingkan dengan hasil aktual yang diperoleh untuk memastikan bahwa model statistik yang digunakan masih memadai.
In assessing collective impairment, the Bank uses statistical modeling of historical trends of the probability of default, timing of recoveries and the amount of loss incurred, adjusted for management’s judgement as to whether current economic and credit conditions are such that the actual losses are likely to be greater or less than suggested by historical modeling. Default rates, loss rates and the expected timing of future recoveries are regularly benchmarked againts actual outcomes to ensure that they remain appropriate.
Cadangan kerugian penurunan nilai individual (“IIP”)
Individual Impairment Provision (“IIP”)
Kredit yang diberikan diklasifikasikan mengalami penurunan nilai dan dianggap sebagai nonperforming pada saat analisa dan review mengindikasikan bahwa pembayaran penuh baik untuk bunga maupun pokoknya dipertanyakan. Indikator utama adanya penurunan nilai adalah keterlambatan pembayaran oleh nasabah yaitu ketika nasabah gagal untuk melakukan pembayaran pokok atau bunga pada saat jatuh tempo. Jumlah hari lewat jatuh tempo yang digunakan untuk memicu cadangan kerugian penurunan nilai individual ditentukan berdasarkan pengalaman masa lalu yang menunjukkan ketika suatu akun mencapai jumlah hari lewat jatuh tempo tertentu, maka probabilitas pemulihan dari akun tersebut (selain dari agunan) adalah rendah.
Loans are classified as impaired and considered non-performing where analysis and review indicates that full payment of either interest or principal is questionable. A primary indicator of potential impairment is delinquency, i.e. when the counterparty has failed to make a principal or interest payment when contractually due. The days past due used to trigger individual impairment provision are broadly driven by past experiences, which shows that once an account reaches the relevant number of days past due, the probability of recovery (other than by realising collateral) is low.
Pada saat suatu jumlah dianggap tidak dapat diperoleh kembali, cadangan kerugian penurunan nilai individual dibentuk. Kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi diukur sebesar selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai yang dapat diatribusikan pada nilai waktu (time value) tercermin sebagai komponen pendapatan bunga.
Where any amount is considered irrecoverable, an individual impairment provision is raised. Impairment losses on financial assets carried at amortized cost are measured as the difference between the carrying amount of the financial assets and the present value of estimated future cash flows discounted at the financial assets’ original effective interest rate. Changes in impairment provisions attributable to time value are reflected as a component of interest income.
Ketika peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai menyebabkan jumlah kerugian penurunan nilai berkurang, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada laba rugi tahun berjalan.
When a subsequent event causes the amount of impairment loss to decrease, the impairment loss is reversed through current year profit or loss.
22
2.
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan) o.
p.
2.
Identifikasi dan pengukuran penurunan nilai aset keuangan (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) o. Identification and measurement of impairment of financial assets (Continued)
Jika persyaratan kredit dinegosiasi ulang atau dimodifikasi karena debitur atau penerbit mengalami kesulitan keuangan, maka penurunan nilai diukur dengan suku bunga efektif awal yang digunakan sebelum persyaratan diubah.
If the terms of a loan is renegotiated or otherwise modified because of financial difficulties of the borrower or issuer, impairment is measured using the original effective interest rate before the modification of terms.
Pada saat dianggap bahwa secara realistis, tidak ada prospek pemulihan kredit yang telah dibentuk cadangan kerugian penurunan nilainya, maka kredit tersebut akan dihapusbukukan.
Where it is considered that there is no realistic prospect of recovering a portion of an exposure against which provision has been raised, the amount will be written off.
Kerugian penurunan nilai atas efek-efek yang tersedia untuk dijual diakui dengan mengeluarkan kerugian kumulatif yang telah diakui secara langsung dalam cadangan nilai wajar ke laba rugi. Jumlah kerugian kumulatif yang dikeluarkan dari cadangan nilai wajar dan diakui pada laba rugi merupakan selisih antara biaya perolehan, setelah dikurangi pelunasan pokok dan amortisasi, dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laba rugi. Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai yang dapat diatribusikan pada nilai waktu (time value) tercermin sebagai komponen pendapatan bunga.
Impairment losses on available-for-sale marketable securities are recognized by transferring the cumulative loss that has been recognized directly in the fair value reserve to profit or loss. The cumulative loss that has been removed from the fair value reserve and recognized in profit or loss is the difference between the acquisition cost, net of any principal repayment and amortization, and the current fair value, less any impairment loss previously recognized in profit or loss. Changes in impairment provisions attributable to time value are reflected as a component of interest income.
Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual yang mengalami penurunan nilai meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi komprehensif gabungan, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi komprehensif gabungan.
If, in a subsequent period, the fair value of an impaired available-for-sale financial instrument increases and the increase can be objectively related to an event occurring after the impairment loss was recognized in the combined statement of comprehensive income, the impairment loss is reversed, with the amount of reversal is recognized in the combined statement of comprehensive income.
Pinjaman yang dijamin
p. Secured borrowings
Efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) namun Bank tidak menanggung risiko dan manfaat atas kepemilikannya diperlakukan sebagai pinjaman yang dijamin, dan efek-efek tersebut tidak dicatat di laporan posisi keuangan gabungan.
Securities purchased with a commitment to resell (a “reverse repo”) but for which the Bank does not acquire the risks and rewards of ownership are treated as collateralized loans or secured borrowings, and such securities are not included in the combined statement of financial position.
Pinjaman yang dijamin yang dikategorikan pada nilai wajar melalui laba rugi dinyatakan pada nilai wajar.
Secured borrowing categorized as fair value through profit and loss is stated at fair value.
Pinjaman yang dijamin yang dikategorikan pada pinjaman yang diberikan dan piutang dinyatakan sebesar harga jual kembali efek yang disepakati dikurangi pendapatan bunga yang belum diakui. Pendapatan bunga yang belum diakui merupakan selisih antara harga beli dan harga jual kembali yang disepakati dan diakui sebagai pendapatan selama jangka waktu sejak tanggal perolehan hingga tanggal dijual kembali dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Secured borrowings categorized as loans and receivable are stated at the agreed resale price less unearned interest income. Unearned interest income which represents a difference between the purchase price and the agreed resale price is recognized as income over the period commencing from the acquisition date to the resale date using the effective interest method.
23
2.
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
2.
p. Pinjaman yang dijamin (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) p. Secured borrowings (Continued)
Efek-efek dari pinjaman yang dijamin, yang dijual ke pihak ketiga dicatat sebagai kewajiban untuk mengembalikan efek-efek yang diterima atas pinjaman yang dijamin sebesar nilai wajarnya. Perubahan nilai wajar efek-efek diakui atau dibebankan dalam laba rugi tahun berjalan.
Securities under secured borrowings which are sold to a third party are recorded as an obligation to return the securities received under the secured borrowings at fair value. Changes in the fair value are recognized or charged to profit or loss for the year.
q. Simpanan oleh nasabah bukan bank dan bankbank lain
q. Deposits by non-bank customers and other banks
.
Setelah pengakuan awal, simpanan oleh nasabah bukan bank dan bank-bank lain dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Subsequent to initial recognition, deposits by nonbank customers and other banks are measured at amortized cost using effective interest method.
r. Pajak penghasilan
r. Income tax
Beban pajak terdiri dari pajak kini dan pajak tangguhan. Beban pajak diakui pada laporan laba rugi komprehensif gabungan kecuali untuk item yang diakui secara langsung di rekening Kantor Pusat atau di pendapatan komprehensif lain.
Income tax expense comprises current and deferred taxes. Income tax expense is recognized in the combined statement of comprehensive income except to the extent that it relates to items recognized directly in head office accounts or in other comprehensive income.
Beban pajak kini merupakan utang pajak yang diharapkan atas laba kena pajak untuk tahun berjalan dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau yang secara substansial telah berlaku pada tanggal pelaporan, dan termasuk penyesuaian yang dibuat untuk penyisihan pajak tahun sebelumnya, baik untuk merekonsiliasi pajak penghasilan dengan pajak yang dilaporkan di Surat Pemberitahuan Tahunan, atau untuk memperhitungkan perbedaan yang muncul dari pemeriksaan pajak.
Current tax is the expected tax payable on the taxable income for the year, using tax rates enacted or substantively enacted at the reporting date, and includes true-up adjustments made to the previous years’ tax provision either to reconcile them with the income tax reported in annual tax returns, or to account for differences arising from tax assessments.
Pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tujuan pelaporan keuangan, dan nilai yang digunakan untuk tujuan perpajakan. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diharapkan untuk diterapkan atas perbedaan temporer pada saat pembalikan, berdasarkan peraturan yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada tanggal pelaporan. Metode ini juga mengharuskan pengakuan manfaat pajak masa depan, seperti kompensasi rugi fiskal, apabila besar kemungkinan manfaat pajak tersebut dapat direalisasi.
Deferred tax is recognized in respect of temporary differences between the carrying amounts of assets and liabilities for financial reporting purposes, and the amounts used for taxation purposes. Deferred tax is measured at the tax rates that are expected to be applied to temporary differences when they reverse based on the laws that have been enacted or substantialy enacted at the reporting date. This method also requires the recognition of future tax benefits, such as tax loss carryforwards, to the extent that realization of such benefits is probable.
Koreksi atas liabilitas pajak diakui pada saat surat ketetapan pajak diterima, atau apabila diajukan keberatan dan atau banding, maka koreksi diakui pada saat keputusan atas keberatan atau banding tersebut diterima.
Amendments to taxation obligations are recorded when an assessment is received, or if objection and or appeal is filed, when the results of the objection or the appeal has been received.
s. Liabilitas imbalan pasca-kerja
s.
Liabilitas atas imbalan pasca-kerja dihitung sebesar nilai kini dari taksiran jumlah imbalan pasca-kerja di masa depan yang timbul dari jasa yang telah diberikan oleh karyawan tersebut pada masa kini dan masa lalu. Perhitungan dilakukan oleh aktuaris independen dengan metode projected-unit-credit.
Obligation for post-employment benefits The obligation for post-employment benefits is calculated at present value of estimated future benefits that the employees have earned in return for their services in the current and prior periods. The calculation is performed by an independent actuary using the projected-unit-credit method.
24
2.
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)
2.
s. Liabilitas imbalan pasca-kerja (Lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued) s. Obligation for (Continued)
post-employment
benefits
Ketika imbalan pasca-kerja berubah, porsi kenaikan atau penurunan imbalan sehubungan dengan jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa lalu dibebankan atau dikreditkan dalam laba rugi dengan menggunakan metode garis lurus selama taksiran jangka waktu rata-rata hingga imbalan pasca-kerja menjadi hak karyawan (vested). Imbalan pasca-kerja yang telah menjadi hak karyawan diakui segera sebagai beban dalam laba rugi tahun berjalan.
When the benefits change, the portion of the increased or decreased benefits relating to past service by employees is charged or credited to profit or loss on a straight-line basis over the estimated average period until the benefits become vested. To the extent that the benefits vest immediately, the expense is recognized immediately in profit or loss for the year.
Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai bagian pada pendapatan komprehensif lain pada periode terjadinya.
Actuarial gains or losses are recognized as other comprehensive income in the period which they arise.
t. .Penggunaan asumsi
pertimbangan,
estimasi
dan
t.
Use of judgments, estimates and assumptions
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan SAK mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi penerapan kebijakan akuntansi dan jumlah aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang dilaporkan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan kegiatan saat ini, hasil aktual dapat berbeda dari estimasi tersebut.
The preparation of financial statements in conformity with SAK requires management to make judgments, estimates and assumptions that affect the application of accounting policies and the reported amounts of assets, liabilities, income and expenses. Although these estimates are based on management’s best knowledge of current events and activities, actual results may differ from those estimates.
Estimasi dan asumsi yang digunakan ditinjau secara berkesinambungan. Revisi atas estimasi akuntansi diakui pada periode dimana estimasi tersebut direvisi dan periode-periode yang akan datang yang dipengaruhi oleh revisi estimasi tersebut.
Estimates and underlying assumptions are reviewed on an ongoing basis. Revisions to accounting estimates are recognized in the period in which the estimate is revised and in any future periods affected.
Informasi mengenai hal-hal penting yang terkait dengan penggunaan estimasi dan pertimbanganpertimbangan penting dalam penerapan kebijakan akuntansi yang memiliki dampak yang signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan gabungan dijelaskan di Catatan 4.
Information about significant areas of use of estimates and critical judgments in applying accounting policies that have significant effect on the amount recognized in the combined financial statements are described in Note 4.
u. Standar akuntansi yang telah diterbitkan tetapi belum efektif
u. Accounting standards issued but not yet effective
Berikut ini adalah PSAK yang telah diterbitkan dan relevan terhadap Bank, namun baru akan berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2015:
Set out below are the PSAKs that have been issued and relevant to the Bank, but will only become effective on 1 January 2015:
•
•
•
PSAK No.1 (Revisi 2013), “Penyajian Laporan Keuangan”.
•
PSAK No. 68, “Pengukuran Nilai Wajar”.
PSAK No. 1 (2013 Revision), “Presentation of Financial Statements”. PSAK No. 68, “Fair Value Measurement”.
The Bank is still in the process of evaluating the impact of the implementation of the above new PSAKs to the financial statements to the Bank.
Bank masih menilai dampak atas penerapan PSAK baru diatas terhadap laporan keuangan Bank.
25
3.
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN
3.
a. Pendahuluan dan gambaran umum
FINANCIAL RISK MANAGEMENT a. Introduction and overview
Manajemen risiko yang efektif merupakan hal yang fundamental untuk dapat menghasilkan laba secara konsisten dan berkesinambungan dan merupakan hal utama dalam manajemen keuangan dan operasional Bank. Melalui kerangka kerja manajemen risiko, Bank mengelola seluruh risiko usaha, dengan tujuan untuk memaksimalkan risk-adjusted returns namun tetap dalam batasan risk appetite Bank.
Effective risk management is fundamental to being able to generate profits consistently and sustainably and is thus a central part of the financial and operational management of the Bank. Through the risk management framework, the Bank manages enterprise-wide risks, with the objective of maximising risk-adjusted returns while remaining within the Bank’s risk appetite.
Risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang dihadapi oleh Bank termasuk risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, dan risiko operasional.
The risks arising from financial instruments to which the Bank is exposed include credit risk, market risk, liquidity risk, and operational risk.
b. Risiko kredit
b. Credit risk
Risiko kredit adalah kemungkinan terjadinya kerugian sebagai akibat kegagalan pihak lawan dalam memenuhi kewajibannya untuk membayar kepada Bank sesuai dengan kesepakatan. Eksposur kredit dapat timbul baik pada banking book maupun trading book. Risiko kredit dikelola melalui suatu kerangka kerja yang menetapkan kebijakan dan prosedur yang mencakup pengukuran dan pengelolaan risiko kredit. Terdapat pemisahan tugas yang jelas antara pihak yang melakukan transaksi dalam bisnis dan pihak yang menyetujui dalam masing-masing unit Risiko. Seluruh pagu kredit disetujui berdasarkan kerangka wewenang persetujuan kredit yang ditetapkan.
Credit risk is the potential for loss due to the failure of a counterparty to meet its obligations to pay the Bank in accordance with agreed terms. Credit exposures may arise from both the banking and trading books. Credit risk is managed through a framework that sets out policies and procedures covering the measurement and management of credit risk. There is a clear segregation of duties between transaction originators in the businesses and approvers in the Risk function. All credit exposure limits are approved within a defined credit approval authority framework.
i.
i.
Pengelolaan risiko kredit
Credit risk management
Pengukuran risiko memainkan peranan penting, seiring dengan penilaian dan pengalaman dalam menyediakan informasi yang digunakan dalam keputusan pengambilan risiko dan pengelolaan portofolio. Mayoritas eksposur Bank tercakup dalam metode yang mengadopsi pendekatan Advanced IRB (Internal Rate Based). Scorecard yang digunakan dalam credit scoring portofolio Advanced IRB menggunakan peringkat risiko (“CG”) dengan kredit standar alfanumerik baik untuk Wholesale Banking maupun Consumer Banking.
Risk measurement plays a central role, along with judgment and experience in providing information used in risk taking and portfolio management decisions. The majority of the Bank’s exposure is covered by Advanced IRB (Internal Rate Based) compliant models. The scorecard used to support credit scoring for Advanced IRB portfolio used a standard alphanumeric credit risk grade (CG) system which is used in both Wholesale Banking and Consumer Banking.
Peringkat risiko kredit berdasarkan estimasi internal Bank mengenai kemungkinan wanprestasi dalam periode satu tahun yang terjadi pada nasabah atau portofolio yang dianalisa terhadap faktor kuantitatif dan kualitatif tertentu. Peringkat risiko kredit dimulai dari 1 hingga 14 dan beberapa peringkat disub-klasifikasikan sebagai A, B, atau C. Peringkat risiko kredit yang lebih rendah mengindikasikan kemungkinan yang lebih kecil terjadi wanprestasi. Peringkat kredit 1A hingga 12C dialokasikan untuk nasabah performing sedangkan risiko kredit 13 dan 14 dialokasikan untuk nasabah wanprestasi (nonperforming). Scorecards digunakan secara luas dalam penilaian risiko kredit baik untuk nasabah secara individual maupun tingkat portofolio, penentuan strategi dan optimalisasi keputusan pengembalian terhadap risiko (riskreturn) Bank.
The grading is based on the Bank’s internal estimate of probability of default over a oneyear horizon, with customers or portfolios assessed against a range of quantitative and qualitative factors. The numeric grades run from 1 to 14 and some of the grades are further sub-classified A, B or C. Lower credit grades are indicative of a lower likelihood of default. Credit grades 1A to 12C are assigned to performing customers or accounts, while credit grades 13 and 14 are assigned to nonperforming or defaulted customers. Scorecards are widely used in assessing risks at a customer and portfolio level, setting strategy and optimising the Bank’s risk-return decisions.
26
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
3.
b. Risiko kredit (Lanjutan) ii.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued) b. Credit risk (Continued)
Mitigasi risiko
ii.
Risk mitigation
Potensi kerugian kredit dari setiap eksposur, nasabah, maupun portofolio akan dimitigasi dengan berbagai cara, termasuk agunan, jaminan dan asuransi kredit. Upaya mitigasi ini dinilai secara seksama dalam hal kepastian hukum dan keberhasilan pelaksanaannya, korelasi penilaian pasar dan risiko counterparty dari pemberi jaminan. Kebijakan yang berkaitan dengan mitigasi risiko menentukan kelayakan jenis agunan. Jenis agunan yang memenuhi syarat untuk mitigasi risiko mencakup kas; piutang usaha; perumahan; properti komersial dan industri; aset tetap seperti kendaraan bermotor, pabrik dan mesin; surat berharga; komoditas; dan jaminan bank (SBLC).
Potential credit losses from any given account, customer or portfolio are mitigated using a range of tools which include collateral, guarantees and credit insurance. The reliance that can be placed on these mitigants is carefully assessed in light of issues such as legal certainty and enforceability, market valuation correlation and counterparty risk of the guarantor. Risk mitigation policies determine the eligibility of collateral types. Collateral types that are eligible for risk mitigation include cash; receivables; residential, commercial and industrial property; and fixed assets such as motor vehicles, plant machinery; marketable securities; and commodities; and bank guarantees (SBLC).
Bank secara berkala memonitor eksposur kredit, kinerja portofolio dan kecenderungan eksternal yang dapat mempengaruhi hasil pengelolaan risiko. Laporan pengelolaan risiko internal yang disampaikan kepada Country mencakup informasi Risk Committee, mengenai kecenderungan utama mengenai lingkungan, politik dan ekonomi yang mempengaruhi portofolio bisnis Bank; delinquency portofolio dan hasil (performance) penurunan nilai kredit; dan metrik portofolio IRB termasuk migrasi peringkat kredit.
The Bank regularly monitors credit exposures, portfolio performance and external trends that may impact risk management outcomes. Internal risk management reports are presented to the Country Risk Committee, containing information on key environmental, political and economic trends across the Bank’s business portfolios; portfolio delinquency and loan impairment performance; and IRB portfolio metrics including credit grade migration.
iii. Pengawasan portofolio kredit
iii.
Eksposur dan portofolio korporasi dikategorikan sebagai early alert ketika eksposur tersebut menunjukkan gejala penurunan maupun kelemahan secara finansial, misalnya dalam hal terjadi penurunan posisi nasabah di industri terkait, pelanggaran perjanjian, kegagalan pemenuhan kewajiban, atau terdapat masalah terkait pemilikan atau manajemen perusahaan. Terhadap eksposur dan portofolio tersebut akan dilakukan proses tertentu yang diawasi oleh Early Alert Committee. Rencana khusus terhadap eksposur tersebut akan ditelaah kembali, langkah-langkah perbaikan akan disepakati dan dimonitor. Tindakan perbaikan termasuk, namun tidak terbatas pada, penurunan eksposur, penambahan jaminan, penghentian akun kredit, atau pemindahan pengawasan eksposur ke dalam pengendalian khusus oleh Group Special Asset Management (GSAM), unit khusus pemulihan kredit.
Credit portfolio monitoring Corporate accounts and portfolios are placed on early alert when they display signs of weakness or financial deterioration, for example, where there is a decline in the customer’s position within the industry, a breach of covenants, non-performance of an obligation, or there are issues relating to ownership or management. Such accounts and portfolios are subjected to a dedicated process overseen by the Early Alert Committee. Account plans are re-evaluated and remedial actions are agreed and monitored. Remedial actions include, but not limited to, exposure reduction, security enhancement, exiting the account or immediate movement of the account into the control of Group Special Asset Management (GSAM), the specialist recovery unit.
27
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
3.
b. Risiko kredit (Lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued) b. Credit risk (Continued)
iii. Pengawasan portofolio kredit (Lanjutan)
iii.
Untuk Consumer Banking, tren delinquency portofolio dipantau secara detil dan berkesinambungan. Perilaku nasabah individu diawasi dan menjadi hal yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan pemberian kredit. Terhadap eksposur yang mengalami tunggakan pembayaran dilakukan proses penagihan yang dikelola secara independen oleh unit Risiko. Eksposur yang telah dihapusbukukan dikelola oleh unit khusus pemulihan kredit. Unit Usaha Kecil dan Menengah (“UKM”) dikelola oleh Consumer Banking dalam dua sub-segmen yang berbeda: usaha kecil (small business) dan menengah (medium enterprise), yang dibedakan berdasarkan jumlah pendapatan tahunan nasabah. Proses pengelolaan kredit ini dikategorikan lebih lanjut berdasarkan besarnya eksposur. Eksposur yang lebih besar dikelola melalui pendekatan Discretionary Lending, sesuai dengan prosedur Wholesale Banking, dan eksposur yang lebih kecil dikelola melalui Programmed Lending, sesuai dengan prosedur Consumer Banking.
In Consumer Banking, portfolio delinquency trends are monitored continuously at a detailed level. Individual customer behaviour is also tracked and is considered for lending decisions. Accounts that are past due are subject to a collections process, managed independently by the Risk function. Chargedoff accounts are managed by specialist recovery teams. The small and medium-sized enterprise (SME) business is managed within Consumer Banking in two distinct customer sub-segments: small businesses and medium enterprises, differentiated by the annual turnover of the customer’s income. The credit processes are further refined based on exposure at risk. Larger exposures are managed through the Discretionary Lending approach, in line with Wholesale Banking procedures, and smaller exposures are managed through the Programmed Lending, in line with Consumer Banking procedures.
iv. Eksposur maksimum terhadap risiko kredit
iv.
Jumlah nilai tercatat eksposur risiko kredit terkait untuk instrumen keuangan di dalam laporan posisi keuangan gabungan dan rekening administratif (tanpa memperhitungkan agunan atau pendukung kredit lainnya) pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut: Laporan posisi keuangan: Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain Tagihan dari cabang-cabang lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bankbank lain Efek-efek yang diperdagangkan Aset derivatif Tagihan akseptasi Kredit yang diberikan Efek-efek untuk tujuan investasi Tagihan atas pinjaman yang dijamin Aset lain-lain Rekening administratif dengan risiko kredit: Bank garansi dan garansi pengapalan yang diterbitkan kepada nasabah Fasilitas kredit yang belum digunakancommitted Fasilitas letters of credit yang tidak dapat dibatalkan yang diberikan ke nasabah
Credit portfolio monitoring (Continued)
Maximum exposures to credit risk Credit risk exposures relating to financial instruments on the combined statement of financial position and administrative accounts at their carrying amounts (without taking into account any collaterals held or other credit supports) as of 31 December 2013 and 2012 are as follows:
2013
2012
3.888.784 516.381 316.936
3.500.547 405.530 72.908
2.471.955 1.520.777 6.280.764 1.371.349 32.690.216 8.701.231 3.275.886 158.604
5.582.969 1.737.590 1.700.994 1.138.234 31.218.394 3.096.905 949.378 688.461
Statement of financial position: Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks Due from other branches Placements with Bank Indonesia and other banks Trading securities Derivative assets Acceptance receivables Loans Investment securities Receivables under secured borrowings Other assets
9.731.901
Off-balance sheet exposures with credit risk: Bank guarantees and shipping guarantees 6.123.504 issued to customers
5.443.427
4.865.904
2.034.208
1.532.424
28
Unused loan facilities-committed Irrevocable letters of credit facilities provided to customers
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
3.
b. Risiko kredit (Lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued) b. Credit risk (Continued)
v. Analisa konsentrasi risiko kredit
v. Credit risk concentration
Konsentrasi risiko kredit timbul ketika sejumlah nasabah menjalankan kegiatan atau aktivitas usaha yang serupa dalam wilayah geografis yang sama, atau ketika nasabah memiliki karakteristik sejenis yang akan menyebabkan kemampuan untuk memenuhi kewajiban kontraktualnya secara bersama dipengaruhi oleh perubahan kondisi ekonomi atau kondisi lainnya.
Concentrations of credit risk arise when a number of customers are engaged in similar business activities or activities within the same geographic region, or when they have similar characteristics that would cause their ability to meet contractual obligations to be similarly affected by changes in economic or other conditions.
Bank mensyaratkan diversifikasi portofolio kredit berdasarkan jenis debitur, jenis kredit, dan sektor industri sebagai upaya untuk meminimalkan risiko kredit. Konsentrasi risiko kredit berdasarkan jenis debitur:
The Bank requires the diversification of its credit portfolio among a variety of type of debtors, type of loans and industries in order to minimize the credit risk. Credit risk concentration by type of debtors: 2013
Pemerintah dan Bank Indonesia/ Government and Bank Indonesia
Korporasi/ Corporates Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain Tagihan dari cabang-cabang lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Efek-efek yang diperdagangkan Aset derivatif Tagihan akseptasi Kredit yang diberikan Efek-efek untuk tujuan investasi Tagihan atas pinjaman yang dijamin Aset lain-lain Rekening administratif dengan risiko kredit Jumlah Persentase
Bank/ Banks
Ritel/ Retail
Jumlah/ Total Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks
-
3.888.784 -
516.381
-
3.888.784 516.381
-
-
316.936
-
316.936
Due from other branches
-
255.695
2.216.260
-
2.471.955
Placements with Bank Indonesia and other banks
56.632 1.465.030 1.371.349 21.721.217
1.365.324 -
98.821 4.812.898 4.342.143
2.836 6.626.856
1.520.777 6.280.764 1.371.349 32.690.216
Trading securities Derivative assets Acceptance receivables Loans
495.325
8.205.906
-
-
8.701.231
158.604
-
3.275.886 -
-
3.275.886 158.604
12.310.547 37.578.704
13.715.709
2.055.049 17.634.374
2.843.940 9.473.632
17.209.536 78.402.419
Investment securities Receivables under secured borrowings Other assets Off-balance sheet exposures with credit risk Total
48%
17%
23%
12%
100%
Percentage
2012 Pemerintah dan Bank Indonesia/ Government and Bank Indonesia
Korporasi/ Corporates Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain Tagihan dari cabang-cabang lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Efek-efek yang diperdagangkan Aset derivatif Tagihan akseptasi Kredit yang diberikan Efek-efek untuk tujuan investasi Tagihan atas pinjaman yang dijamin Aset lain-lain Rekening administratif dengan risiko kredit Jumlah Persentase
Bank/ Banks
Ritel/ Retail
Jumlah/ Total Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks
-
3.500.547 -
405.530
-
3.500.547 405.530
-
-
72.908
-
72.908
Due from other branches
-
1.564.131
4.018.838
-
5.582.969
Placements with Bank Indonesia and other banks
246.976 597.060 1.138.234 21.728.714
1.490.614 -
1.103.091 3.300.897
843 6.188.783
1.737.590 1.700.994 1.138.234 31.218.394
Trading securities Derivative assets Acceptance receivables Loans
-
3.096.905
-
-
3.096.905
688.461
-
949.378 -
-
949.378 688.461
7.803.449 32.202.894
9.652.197
1.773.631 11.624.273
2.944.752 9.134.378
12.521.832 62.613.742
Investment securities Receivables under secured borrowings Other assets Off-balance sheet exposures with credit risk Total
51%
15%
19%
15%
100%
Percentage
Konsentrasi kredit yang diberikan berdasarkan jenis kredit dan sektor industri diungkapkan pada Catatan 10.
The concentration of loans by type of loans and economic sectors is disclosed in Note 10.
29
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) b. Risiko kredit (Lanjutan) vi. Analisa risiko kredit Tabel berikut ini menyajikan aset keuangan yang mengalami penurunan nilai, aset keuangan yang telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai, serta aset keuangan yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai.
3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued) b. Credit risk (Continued) vi. Credit risk analysis The following table presents the impaired financial assets, past due but not impaired financial assets and neither past due nor impaired financial assets. 2013
Giro pada bank-bank lain/ Current accounts with other banks Aset dengan biaya perolehan diamortisasi Aset keuangan yang mengalami penurunan nilai secara individual Aset keuangan yang telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai: Telah jatuh tempo sampai dengan 30 hari Telah jatuh tempo 31-60 hari Telah jatuh tempo 61-90 hari Telah jatuh tempo 91-120 hari Telah jatuh tempo 121150 hari
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain/ Placements with Bank Indonesia and other banks
Tagihan akseptasi/ Acceptance receivables
Efek-efek untuk tujuan investasi/ Investment securities
Kredit yang diberikan/ Loans
Efek-efek yang diperdagangka n/ Trading securities
Tagihan atas pinjaman yang dijamin/ Receivable under secured borrowings
Aset keuangan lainnya/ Other financial assets* Assets at amortised cost
-
-
-
1.225.306 1.225.306
-
-
-
913.113 913.113
Past due but not impaired financial assets: -
-
-
462.565
-
-
-
-
-
120.213
-
-
-
-
-
72.291
-
-
-
-
-
49.553
-
-
-
-
-
40.114 744.736
-
-
-
-
Past due up to 30 days
-
Past due 31-60 days
-
Past due 61-90 days
-
Past due 91-120 days
-
Past due 121-150 days
-
Aset keuangan yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai (termasuk akun yang dinegosiasi ulang):
Neither past due nor impaired financial assets (including accounts with renegotiated terms):
Peringkat kredit 1-6
516.381
2.421.955
676.451
13.250.220
-
-
Peringkat kredit 7-9
516.381
50.000 2.471.955
696.846 1.373.297
9.744.654 9.101.560 32.096.434
-
-
Peringkat kredit 10-12
315.200 315.200
146.890
Credit grading 1-6
146.890
Credit grading 10-12
Aset keuangan tersedia untuk dijual Aset keuangan yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai: Peringkat kredit 1-6
Neither past due nor impairedfinancial assets: -
-
-
-
5.504.874 5.504.874
-
-
-
Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai: Aset keuangan yang mengalami penurunan nilai (secara individual) Aset keuangan yang telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai dan aset keuangan yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai termasuk dengan akun yang dinegosiasi ulang (secara kolektif)
Jumlah nilai tercatat
Credit grading 1-6 Assets at fair value through profit or loss Neither past due nor impaired financial assets:
-
-
-
-
-
1.520.777 1.520.777
2.960.686 2.960.686
6.280.764 6.280.764
Dimiliki hingga jatuh tempo Aset keuangan yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai: Peringkat kredit 1-6
Credit grading 7-9
Available for sale financial assets
Aset yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi Aset keuangan yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai: Peringkat kredit 1-6
Individually impaired financial assets
Credit grading 1-6
Held to Maturity Neither past due nor impaired financial assets: -
-
-
-
3.196.357 3.196.357
-
-
-
516.381
2.471.955
1.373.297
34.066.476
8.701.231
1.520.777
3.275.886
7.340.767
Credit grading 1-6
Total Allowance for impairment losses:..
-
-
-
(1.135.126)
-
-
-
(901.399)
Impaired financial assets (individually)… Past due but not impaired financial assets and neither past due nor impaired financial assets including accounts with renegotiated terms (collectively)
-
-
(1.948)
(241.134)
-
-
-
-
-
-
(1.948)
(1.376.260)
-
-
-
(901.399)
516.381
2.471.955
1.371.349
32.690.216
8.701.231
1.520.777
3.275.886
6.439.368
Total carrying amount
*Other financial assets consist of derivative assets and other assets.
*Aset keuangan lainnya terdiri dari aset derivatif dan aset lain-lain.
30
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)
b. Risiko kredit (Lanjutan)
b. Credit risk (Continued)
vi. Analisa risiko kredit (Lanjutan)
vi. Credit risk analysis (Continued) 2012
Giro pada bank-bank lain/ Current accounts with other banks Aset dengan biaya perolehan diamortisasi Aset keuangan yang mengalami penurunan nilai secara individual Aset keuangan yang telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai: Telah jatuh tempo sampai dengan 30 hari Telah jatuh tempo 31-60 hari Telah jatuh tempo 61-90 hari Telah jatuh tempo 91-120 hari Telah jatuh tempo 121150 hari
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain/ Placements with Bank Indonesia and other banks
Tagihan akseptasi/ Acceptance receivables
Kredit yang diberikan/ Loans
Efek-efek untuk tujuan investasi/ Investment securities
Efek-efek yang diperdagangkan /Trading securities
PIutang atas pinjaman yang dijamin/ Receivable under secured borrowings
Aset keuangan lainnya/ Other financial assets* Assets at amortised cost
-
-
-
1.215.673. 1.215.673)
-
-
-
928.109 928.109
Individually impaired financial assets
Past due but not impaired financial assets: -
-
-
663.349)
-
-
-
-)
Past due up to 30 days
-
-
-
100.139)
-
-
-
-)
Past due 31-60 days
-
-
-
65.034)
-
-
-
-)
Past due 61-90 days
-
-
-
43.658)
-
-
-
-)
Past due 91-120 days
-
-
-
39.265) 911.445)
-
-
-
-) -)
Past due 121-150 days
Aset keuangan yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai (termasuk akun yang dinegosiasi ulang):
Neither past due nor impaired financial assets (including accounts with renegotiated terms):
Peringkat kredit 1-6
405.530
5.582.969
425.379
13.502.964)
-
-
-
109.297)
Credit grading 1-6
Peringkat kredit 7-9
405.530
5.582.969
713.042 1.584 1.140.005
10.528.455) 6.326.405) 30.357.824)
-
-
-
-) -) 109.297)
Credit grading 10-12
Peringkat kredit 10-12 Aset keuangan tersedia untuk dijual Aset keuangan yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai: Peringkat kredit 1-6
Available for sale financial assets Neither past due nor impaired financial assets: -
-
-
-) -)
3.096.905 3.096.905
-
-
-) -)
Aset yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi Aset keuangan yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai: Peringkat kredit 1-6 Peringkat kredit 7-9
Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai: Aset keuangan yang mengalami penurunan nilai (secara individual) Aset keuangan yang telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai dan aset keuangan yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai termasuk dengan akun yang dinegosiasi ulang (secara kolektif)
Jumlah nilai tercatat
Credit grading 7-9
Credit grading 1-6 Assets at fair value through profit or loss Neither past due nor impaired financial assets:
-
-
-
405.530
5.582.969
1.140.005
-) -) -) ) 32.484.942.
-
1.637.590 100.000 1.737.590
949.378 949.378
1.700.994 1.700.994
3.096.905
1.737.590
949.378
2.738.400
Credit grading 1-6 Credit grading 7-9
Total Allowance for impairment losses:..
-
-
-
(1.066.607)
-
-
-
(348.945)
Impaired financial assets (individually)…
Past due but not impaired financial assets and neither past due nor impaired financial assets including accounts with renegotiated terms (collectively)
-
-
(1.771)
(199.941)
-
-
-
-)
-
-
(1.771)
(1.266.548)
-
-
-
(348.945)
405.530
5.582.969
1.138.234
31.218.394)
3.096.905
1.737.590
949.378
2.389.455
Total carrying amount
*Other financial assets consist of derivative assets and other assets.
*Aset keuangan lainnya terdiri dari aset derivatif dan aset lain-lain.
31
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
3.
b. Risiko kredit (Lanjutan) vi.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued) b. Credit risk (Continued)
Analisa risiko kredit (Lanjutan)
vi. Credit risk analysis (Continued)
Dalam hal terdapat keraguan terhadap kemampuan nasabah untuk melakukan pembayaran kontraktual pada saat jatuh tempo, persyaratan kredit dapat dinegosiasikan kembali berdasarkan kesepakatan antara Bank dan nasabah.
Where there is doubt on the ability of the borrowers to meet contractual payments when due, the terms of the loans might be renegotiated based on mutual agreement between the Bank and the borrowers.
Penjelasan mengenai peringkat risiko kredit telah dijelaskan pada Catatan 3b.i.
Description of credit risk rating has been explained in Note 3b.i.
vii. Agunan
vii. Collateral
Agunan digunakan untuk memitigasi risiko kredit Bank, dimana jenis agunan yang dapat diterima ditentukan oleh kebijakan kredit. Jenis agunan untuk eksposur kredit Consumer Banking pada umumnya terdiri dari kas, giro, tabungan, deposito berjangka, properti residensial dan komersial serta jaminan bank (SBLC). Sedangkan jenis agunan untuk eksposur kredit Wholesale Banking pada umumnya terdiri dari kas, giro, deposito berjangka, jaminan bank (SBLC), persediaan, piutang dagang, properti komersial dan industri, serta aset tetap lainnya. Kebijakan kredit Bank mewajibkan penilaian independen untuk agunan berupa aset tetap dan aset tidak lancar lainnya dilakukan minimal setiap tahun.
Collateral is used for mitigating the Bank’s credit risk, whereby type of the acceptable collaterals are determined in the Bank’s credit policy. Type of collaterals which are accepted for Consumer Banking credit exposures are generally cash, current accounts, saving accounts, time deposits, residential and commercial properties as well as bank guarantees (SBLC). While type of collaterals accepted for Wholesale Banking credit exposures are cash, current accounts, time deposits, bank guarantees (SBLC), inventories, trade receivables, commercial and industry properties, and other fixed assets. The Bank’s credit policy requires independent valuation on collaterals in the form of fixed assets and other non-current assets to be performed at a minimum, annually.
Di samping jenis-jenis agunan di atas, dalam beberapa kondisi Bank juga mensyaratkan agunan tambahan berupa garansi personal, garansi korporasi, maupun parental support meskipun kemungkinan Bank dapat menggunakan garansi atau support ini sebagai salah satu upaya pemulihan kredit relatif kecil.
In addition to the above type of collaterals, in certain condition the Bank may also require additional collaterals in the form of personal guarantees, corporate guarantees, or parental support despite the probability of the Bank may utilizing these guarantees or support as loan recovery options being relatively remote.
Dukungan induk perusahaan (parental support) digunakan sebagai credit enhancement yang dapat mengurangi kemungkinan gagal bayar, tetapi tidak mengubah atau menggantikan kelayakan kredit suatu anak perusahaan. Bank menilai kesediaan dan kemampuan induk perusahaan untuk menyediakan dan memenuhi parental support sesuai dengan materialitas dan signifikansi anak perusahaan terhadap induk perusahaan sebagai kewajiban moral pada saat support itu diberikan.
Parental support serves as a credit enhancement that could potentially reduce the probability of default (PD) but it does not change or replace the underlying creditworthiness of a subsidiary. The Bank assesses the willingness and ability of the parent in providing and honoring the parental support depending on the materiality and significance of the subsidiary to the parent as the best moral obligation at the time such support is given.
Jenis dan nilai agunan tidak menjadi dasar penentuan suku bunga kredit dan juga tidak menjadi dasar penilaian kemampuan calon debitur dalam melakukan pembayaran kembali kredit yang diberikan. Akan tetapi pada umumnya jenis dan nilai agunan akan menentukan besarnya Loss Given Default (“LGD”), Expected Loss (“EL”), dan IIP (untuk eksposure kredit Consumer dan Wholesale Banking) dalam hal terjadi gagal bayar. Dalam perhitungan IIP, nilai kini agunan akan diperhitungkan sebagai jumlah yang diperkirakan akan dapat diperoleh kembali dalam periode tertentu.
Type and value of collaterals will not be used as the basis of determining loan pricing nor basis for assessing the debtors’ loan repayment ability. However, generally it will determine the amount of Loss Given Default (“LGD”), Expected Loss (“EL”), and IIP (for Consumer and Wholesale Banking credit exposures) in the event of default. In the IIP calculation, the net present value of the collateral will be considered as the amount which can be recovered within certain period.
32
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
3.
b. Risiko kredit (Lanjutan) vii. Agunan (Lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued) b. Credit risk (Continued) vii. Collateral (Continued)
Perhitungan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Kredit, sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia mengenai perhitungan ATMR dengan metode Standar mengijinkan Bank untuk memperhitungkan mana yang lebih rendah antara nilai wajar atau nilai pengikatan agunan berupa uang tunai, giro, tabungan, deposito, emas, Surat Utang Negara, Sertifikat Bank Indonesia, surat berharga dengan peringkat tertentu yang diperingkat oleh lembaga pemeringkat yang diakui oleh Bank Indonesia dan agunan dari reverse repo sebagai mitigasi risiko kredit.
The calculation of Credit Risk Weighted Assets (RWA), in line with Bank Indonesia regulation on the RWA calculation using Standardized method allows the Bank to take into account the fair value or the collateralized amount of the collateral, whichever is lower, in the form of cash, current account, saving account, deposits, gold, government bonds (T-bills), Bank Indonesia Certificate, securities with certain credit grade rated by rating company recognized by Bank Indonesia and collateral from reverse repo as credit risk mitigant.
Estimasi atas nilai pasar agunan yang dimiliki sebagai jaminan kredit yang diberikan berdasarkan penilaian nilai wajar yang terakhir dilakukan terhadap saldo kredit yang diberikan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
An estimated market value of collateral held against loans based on the latest market value assessment against outstanding loan balances as of 31 December 2013 and 2012 is shown below:
2013 Dengan agunan penuh/ Fully secured Saldo kredit yang diberikan Korporasi dan bank Ritel Jumlah Estimasi nilai pasar agunan Persentase agunan terhadap saldo kredit yang diberikan
Dengan agunan sebagian/ Partially secured
Tanpa agunan/ Unsecured
Jumlah/ Total
9.386.033 881.090
3.541.982 358.758
13.270.160 6.628.453
26.198.175 7.868.301
10.267.123
3.900.740
19.898.613
34.066.476
10.267.123
2.876.374
-
13.143.497
100%
74%
0%
39%
Amount outstanding Corporate bank Retail Total Collateral estimated market value))) Percentage of collateral against the loan outstanding
2012 Dengan agunan penuh/ Fully secured Saldo kredit yang diberikan Korporasi dan bank Ritel Jumlah Estimasi nilai pasar agunan Persentase agunan terhadap saldo kredit yang diberikan
Dengan agunan sebagian/ Partially secured
Tanpa agunan/ Unsecured
Jumlah/ Total
5.102.553 940.963
4.314.591 346.640
15.719.516 6.060.679
25.136.660 7.348.282
6.043.516
4.661.231
21.780.195
32.484.942
6.043.515
2.852.046
-
8.895.561
100%
61%
0%
27%
Tagihan atas pinjaman yang dijamin sepenuhnya dijaminkan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012. Jaminan atas aset keuangan selain kredit yang diberikan dan tagihan atas pinjaman yang dijamin dievaluasi atas basis customer-by-customer.
Amount outstanding Corporate bank Retail Total Collateral estimated market value))) Percentage of collateral against the loan outstanding
Receivables under secured borrowings are fully collateralized as at 31 December 2013 and 2012. Collateralization of financial assets other than loans and receivables under secured borrowings are assessed on a customer-by-customer basis.
33
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
3.
c. Risiko pasar
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued) c. Market risk
Bank mengidentifikasi risiko pasar sebagai potensi kehilangan pendapatan atau nilai ekonomi dikarenakan perubahan tingkat suku bunga (rates) atau harga pasar yang merugikan. Eksposur Bank untuk risiko pasar terutama timbul dari transaksi customer-driven. Tujuan dari kebijakan dan prosedur risiko pasar adalah untuk memperoleh keseimbangan terbaik antara risiko dan imbal hasil, selain untuk memenuhi kebutuhan nasabah. Secara umum, profil risiko pasar Bank untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013 tidak mengalami perubahan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
The Bank recognizes market risk as the potential for loss of earnings or economic value due to adverse changes in interest rates or prices in the market. The Bank’s exposure to market risk arises principally from customer-driven transactions. The objective of the Bank’s market risk policies and processes is to obtain the best balance of risk and return whilst meeting customers’ requirements. In general, the Bank’s market risk profile for the year ended 31 December 2013 has not changed significantly compared to previous year.
Limit risiko pasar merupakan pengendalian utama yang digunakan untuk memastikan bahwa eksposur risiko pasar Bank sejalan dengan appetite untuk risiko pasar. Kebijakan tersebut berlaku untuk seluruh bisnis yang memiliki risiko pasar.
Market risk limits are key controls designed to ensure that the Bank’s market risk exposure is aligned with its appetite for market risk. The policy is applicable to all businesses exposed to the market risks.
Limit untuk masing-masing lokasi dan portofolio ditentukan oleh unit bisnis sesuai dengan kebijakan yang disepakati. Unit Risiko Pasar menyetujui limitlimit yang sesuai dengan wewenang yang telah didelegasikan dan memonitor eksposur terhadap limit-limit tersebut. Tambahan limit diterapkan untuk instrumen tertentu dan konsentrasi posisi sesuai dengan kebutuhan.
Limits by location and portfolio are proposed by the businesses within the terms of agreed policy. Market Risk unit approves the limits within delegated authorities and monitors exposures against these limits. Additional limits are placed on specific instruments and position concentrations where appropriate.
Limit risiko pasar harus ditinjau sedikitnya sekali setiap tahun, dengan mempertimbangkan strategi bisnis dan risk appetite Grup Standard Chartered Bank (“SCB”). Limit risiko pasar harus ditinjau lebih sering dalam hal terdapat perubahan signifikan dalam strategi bisnis atau risk appetite Grup SCB.
Market risk limits must be reviewed at least annually, taking into consideration the business strategy and Standard Chartered Bank (“SCB”) Group risk appetite. Market risk limits must be reviewed more frequently where there is a significant change in business strategy or the SCB Group risk appetite.
Untuk tujuan pengukuran risiko pasar, stress testing merupakan bagian integral dari kerangka kerja manajemen risiko pasar yang mempertimbangkan baik data historis peristiwa pasar dan skenario forward looking. Metodologi stress testing yang konsisten diaplikasikan baik untuk transaksi trading maupun non-trading. Metodologi stress testing mengasumsikan ruang lingkup tindakan manajemen akan terbatas selama periode stress event yang mencerminkan penurunan likuiditas di pasar yang sering terjadi dalam situasi stress. Skenario stress diperbaharui secara reguler.
For the purpose of measuring market risk, stress testing is an integral part of the market risk management framework and considers both historical market events and forward-looking scenarios. A consistent stress testing methodology is applied to trading and non-trading books. The stress testing methodology assumes that scope for management action would be limited during a stress event, reflecting the decrease in market liquidity that often occurs. Stress scenarios are regularly updated.
Secara umum, profil risiko pasar Bank untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013 tidak mengalami perubahan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
In general, the Bank’s market risk profile for the year ended 31 December 2013 has not changed significantly compared to previous year.
34
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3.
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
3.
c. Risiko pasar (Lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued) c. Market risk (Continued)
Kategori-kategori utama dari risiko pasar adalah:
The primary categories of market risk are:
i.
i.
.
Risiko mata uang
Currency risk
Bank terekspos oleh risiko mata uang sebagai akibat transaksi dalam mata uang asing. Bank memonitor setiap risiko konsentrasi yang berkaitan dengan masing-masing mata uang sehubungan dengan penjabaran transaksi maupun aset dan liabilitas dalam mata uang asing ke dalam mata uang Rupiah.
The Bank is exposed to currency risk through transaction in foreign currencies. The Bank monitors any concentration risk in relation to any individual currency with regard to the translation of foreign currency transactions and monetary assets and liabilities into Rupiah.
Perhitungan posisi devisa neto (“PDN”) Bank untuk masing-masing mata uang utama dilakukan setiap hari dan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku. Sesuai dengan peraturan tersebut, bank diwajibkan untuk memelihara PDN maksimum sebesar 20% dari modal. PDN dan modal Bank pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 saat penutupan transaksi pada tanggal tersebut dan sebagaimana dilaporkan kepada Bank Indonesia terlihat pada tabel berikut:
The Bank’s net foreign exchange position (“NOP”) by major currencies is calculated on a daily basis based on Bank Indonesia’s prevailing regulations. As per the regulations, banks are required to maintain its aggregate NOP at a maximum of 20% of its capital. The Bank’s aggregate NOP and capital as of 31 December 2013 and 2012 at the close of the respective dates and as reported to Bank Indonesia are shown in the following table:
Posisi devisa neto untuk neraca (selisih bersih aset dan liabilitas)/Balance sheet net foreign exchange position (net differences between assets and liabilities) Dolar Amerika Serikat Yen Jepang Dolar Singapura Poundsterling Inggris Dolar Australia Dolar Kanada Euro Dolar Hong Kong Franc Swiss Dolar Selandia Baru Bath Thailand Lain-lain Jumlah Jumlah modal Persentase posisi devisa neto terhadap modal
2013 Selisih bersih tagihan dan liabilitas pada rekening administratif/Net differences between receivables and liabilities in offbalance sheet transactions
15.558) (677) (5.199) (470) 2.665) 776) 1.476) (395) 191) (3.109) (33) 1.547)
(179.424) (554) (4.229) -) (799) -) (2.653) -) -) 3.499) -) -)
Posisi devisa neto secara agregat (nilai absolut)/ Aggregate net foreign exchange position (absolute amount) 163.866 1.231 9.428 470 1.866 776 1.177 395 191 390 33 1.547 181.370 7.436.662 2,44%
35
United States Dollar Japanese Yen Singapore Dollar British Poundsterling Australian Dollar Canadian Dollar Euro Hong Kong Dollar Swiss Franc New Zealand Dollar Thailand Bath Others Total Total capital Percentage of net foreign exchange position to capital
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
3.
c. Risiko pasar (Lanjutan)
c. Market risk (Continued)
1. Risiko mata uang (Lanjutan)
1. Currency risk (Continued)
.
Posisi devisa neto untuk neraca (selisih bersih aset dan liabilitas)/Balance sheet net foreign exchange position (net differences between assets and liabilities) Dolar Amerika Serikat Yen Jepang Dolar Singapura Poundsterling Inggris Dolar Australia Dolar Kanada Euro Dolar Hong Kong Franc Swiss Dolar Selandia Baru Bath Thailand Lain-lain Jumlah Jumlah modal Persentase posisi devisa neto terhadap modal
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)
2012 Selisih bersih tagihan dan liabilitas pada rekening administratif/Net differences between receivables and liabilities in offbalance sheet transactions
50.273) 295) (12.450) 285) 4.653) 894) 64.895) (344) (3.363) (158) 217) 9.113)
(175.168) 101) (3.410) (1) (3.316) -) (63.642) 124) 2.634) -) -) -)
Posisi devisa neto secara agregat (nilai absolut)/ Aggregate net foreign exchange position (absolute amount) 124.895 396 15.860 284 1.337 894 1.253 220 729 158 217 9.113 155.356 5.397.476 2,88%
ii.
Risiko suku bunga
ii.
United States Dollar Japanese Yen Singapore Dollar British Poundsterling Australian Dollar Canadian Dollar Euro Hong Kong Dollar Swiss Franc New Zealand Dollar Thailand Bath Others Total Total capital Percentage of net foreign exchange position to capital
Interest rate risk
Kegiatan operasional Bank terekspos oleh risiko suku bunga, yaitu risiko fluktuasi suku bunga dalam hal aset yang berbunga dan liabilitas yang berbunga jatuh tempo atau dilakukan peninjauan kembali suku bunga (reprice) pada waktu yang berbeda atau dalam jumlah yang berbeda. Aktivitas manajemen risiko bertujuan untuk mengoptimalkan pendapatan bunga bersih, dalam hal tingkat bunga pasar konsisten dengan strategi bisnis Bank.
The Bank’s operation is exposed to interest rate risk, which is the risk of interest rate fluctuations to the extent that interest earning assets and interest bearing liabilities mature or reprice at different times or amounts. Risk management activities are aimed at optimizing net interest income, given market interest rate levels consistent with the Bank’s business strategies.
Pengelolaan risiko aset dan liabilitas dilakukan berdasarkan tingkat sensitivitas Bank terhadap perubahan suku bunga. Dari perspektif pendapatan bunga secara umum, Bank memiliki sensitivitas yang lebih tinggi dalam portofolio liabilitas karena aset berbunga memiliki durasi yang lebih panjang dan peninjauan kembali suku bunga (repricing) kurang sering dibandingkan dengan liabilitas berbunga. Artinya dengan kondisi suku bunga yang cenderung meningkat, marjin yang dihasilkan akan mengecil akibat adanya repricing dalam liabilitas. Meskipun demikian, pengaruhnya secara actual bergantung pada banyak faktor, termasuk apakah terjadi pembayaran kembali yang lebih cepat atau lebih lama dari tanggal kontraktualnya dan variasi dari sensitivitas suku bunga selama periode repricing dan di antara berbagai mata uang.
Assets and liabilities risk management activities are conducted in the context of the Bank’s sensitivity to interest rate changes. From earnings perspective in general, the Bank has larger interest rate sensitivity in liabilities rather than assets because its interest-earning assets have longer duration and reprice less frequently than interest bearing liabilities. This means that in rising interest rate environments, margin earned will narrow as liabilities reprice. However, the actual effect will depend on a number of factors, including the extent to which repayments are made earlier or later than the contractual dates and variations in interest rate sensitivity within repricing periods and among currencies.
36
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)
c. Risiko pasar (Lanjutan) Portofolio (Lanjutan)
bukan
untuk
c. Market risk (Continued) diperdagangkan
Non-trading portfolios (Continued)
ii. Risiko suku bunga (Lanjutan)
ii. Interest rate risk (Continued)
Analisa sensitivitas atas risiko suku bunga
Sensitivity analysis on interest rate risk
Portofolio bukan untuk diperdagangkan
Non-trading portfolios
Pengelolaan risiko suku bunga terhadap interest rate gap limits dilengkapi dengan pemantauan sensitivitas aset dan liabilitas keuangan Bank dengan berbagai skenario standar dan non-standar. Skenario standar yang diperhitungkan secara bulanan meliputi kenaikan dan penurunan secara paralel kurva imbal hasil sebesar 100 basis point (bps). Analisa sensitivitas Bank terhadap pendapatan bunga bersih yang dihasilkan dari aset/liabilitas bersih pada tanggal posisi keuangan, sebagai akibat kenaikan atau penurunan suku bunga pasar dengan asumsi tidak terjadi pergerakan asimetris pada kurva imbal hasil dan posisi keuangan (aset/liabilitas neto) stabil, adalah sebagai berikut:
The management of interest rate risk against interest rate gap limits is supplemented by monitoring the sensitivity of the Bank’s financial asset and liabilities to various standard and non-standard scenarios. Standard scenarios that are considered on a monthly basis include a 100 basis point (bps) parallel fall or rise in all yield curves. An analysis of the Bank’s sensitivity in net interest income earned from net assets/liabilities as of financial position date, as a result of increase or decrease in market interest rates, assuming no asymmetrical movement in yield curves and a constant financial position (net assets/liabilities), is as follows:
2013 Kenaikan paralel 100bps Penurunan paralel 100bps
2012
(257.036) 257.036)
(185.216) 185.216)
100bps parallel increase 100bps parallel decrease
Portofolio tersedia untuk dijual
Available-for-sale portfolios
Tabel di bawah menjelaskan sensitivitas yang dilaporkan pada cadangan nilai wajar Bank dari portofolio tersedia untuk dijual terhadap pergeseran pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012:
The table below describes the sensitivity of the Bank’s reported fair value reserves of available-for-sale financial assets to these movements at 31 December 2013 and 2012:
2013 Kenaikan paralel 100bps Penurunan paralel 100bps
2012
(579.458) 777.347)
(299.487) 432.289)
100bps parallel increase 100bps parallel decrease
Portofolio diperdagangkan
Trading portfolios
Untuk portofolio diperdagangkan, Bank menggunakan faktor sensitivitas PV01 untuk mengelola risiko suku bunga, yaitu perubahan nilai portofolio akibat perubahan 1 basis point (bp) kurva imbal hasil di pasar.
For trading portfolios, the Bank uses sensitivity factor of PV01 to manage interest rate risk, which is the change in portfolios due to 1 basis point (bp) change of market interest rate curve.
Dengan asumsi kurva imbal hasil bergerak sebesar 100 bps secara merata di semua tenor, nilai wajar portofolio diperdagangkan akan mengalami perubahan sebesar berikut:
Assuming yield curve moves parallel by 100 bps across the tenor, fair value of trading portfolio will change by:
2013 Kenaikan paralel 100bps Penurunan paralel 100bps
2012
(163.153) 163.153)
37
(63.379) 63.379)
100bps parallel increase 100bps parallel decrease
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
3.
c. Risiko pasar (Lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued) c. Market risk (Continued)
Sensitivitas yang lebih tinggi pada tanggal 31 Desember 2013 disebabkan oleh tenor yang lebih panjang dan dan nilai nominal yang lebih besar di dalam portofolio aset.
Higher sensitivity as of 31 December 2013 was due to longer tenor and higher nominal value in the asset portfolio.
d. Risiko likuiditas
d. Liquidity risk
Risiko likuiditas merupakan risiko dimana Bank tidak memiliki sumber daya keuangan yang memadai untuk memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo, atau dimana sumber daya keuangan tersebut hanya dapat digunakan dengan biaya yang sangat mahal. Merupakan kebijakan Bank untuk setiap saat menjaga posisi likuiditas yang memadai untuk semua mata uang, sehingga dapat memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo.
Liquidity risk is the risk that the Bank either does not have sufficient financial resources available to meet its obligations as they fall due, or can only access these financial resources at excessive cost. It is the Bank’s policy to maintain adequate liquidity at all times for all currencies, and hence to be in a position to meet obligations as they fall due.
Bank mengelola risiko likuiditas dalam jangka pendek dan jangka menengah. Dalam jangka pendek, fokus Bank adalah untuk memastikan bahwa kebutuhan arus kas dapat dipenuhi melalui aset yang jatuh tempo, simpanan nasabah dan pendanaan wholesale apabila dibutuhkan. Dalam jangka menengah, fokus Bank adalah untuk memastikan laporan posisi keuangan tetap sehat secara struktural dan sesuai dengan strategi Bank. Asset Liability Committee (“ALCO”) bertanggung jawab untuk memastikan kebijakan manajemen likuiditas dipatuhi dan tetap dalam batas likuiditas yang telah ditentukan.
The Bank manages liquidity risk both on a shortterm and medium-term basis. In the short-term, the Bank’s focus is ensuring that the cash flow demands can be met through asset maturities, customer deposits and wholesale funding where required. In the medium-term, the Bank’s focus is on ensuring the statement of financial position remains structurally sound and aligned to the Bank’s strategy. The Asset Liability Committee (“ALCO”) is responsible for ensuring liquidity management policies are complied with and liquidity is within the pre-defined liquidity limits.
Peristiwa pasar yang tidak biasa dapat berdampak buruk bagi Bank, sehingga mempengaruhi kemampuan Bank untuk memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo. Ketidakpastian utama untuk risiko likuiditas adalah ketika nasabah menarik simpanan lebih cepat dari yang diperkirakan, atau ketika pembayaran aset tidak diterima pada tanggal jatuh tempo. Untuk mengurangi ketidakpastian ini, basis nasabah untuk simpanan didiversifikasikan berdasarkan jenis simpanan dan tanggal jatuh tempo. Selain itu Bank memiliki rencana pendanaan kontinjensi termasuk portofolio aset likuid yang dapat direalisasikan ketika terjadi tekanan likuiditas (liquidity stress), serta akses terhadap dana wholesale dalam kondisi pasar normal.
Exceptional market events can impact the Bank adversely, thereby affecting its ability to fulfill its obligations as they fall due. The principal uncertainties for liquidity risk are that customers withdraw their deposits at a substantially faster rate than expected, or that asset repayments are not received on the intended maturity date. To mitigate these uncertainties, the Bank’s customer deposit base is diversified by type and maturity. In addition, the Bank has contingency funding plans including a portfolio of liquid assets that can be realized if a liquidity stress occurs, as well as ready access to wholesale funds under normal market conditions.
i. Rencana manajemen krisis likuiditas
i. Liquidity crisis management plan
Kejadian tak terduga dapat mengubah perilaku nasabah dan menyebabkan arus kas keluar bersih secara tiba-tiba. Apabila hal ini tidak dikelola dengan benar, hal ini dapat menyebabkan situasi krisis yang lebih buruk dan pada akhirnya dapat menyebabkan risiko kelangsungan usaha Grup SCB. Kebijakan Grup SCB mengharuskan untuk membentuk Rencana Manajemen Krisis Likuiditas yang harus disetujui setidaknya setiap tahun, sebagai pertahanan terhadap krisis likuiditas. Rencana ini harus diperbarui ketika terjadi perubahan signifikan yang terjadi, baik dalam kegiatan usaha, lingkungan pasar atau manajemen.
Unexpected events can change customers’ behavior and cause a sudden net cash outflow. If this condition is not properly managed, the crisis can get worse and ultimately expose risk to the survival of the SCB Group. SCB Group policy requires a Liquidity Crisis Management Plan to be established and approved at least annually, as a defense to a liquidity crisis. This plan must be updated when there is a significant change either in the business, market environment or management.
38
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
3.
d. Risiko likuiditas (Lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued) d. Liquidity risk (Continued)
ii. Eksposur terhadap risiko likuiditas
ii. Exposure to liquidity risk
Bank menggunakan Maximum Cumulative Outflow (“MCO”) sebagai pengukuran utama dalam pengelolaan risiko likuiditas. MCO merupakan kumulatif jumlah arus kas masuk/keluar bersih dari seluruh komponen neraca dan rekening administratif dalam kondisi normal. Bank harus menghitung arus kas untuk masing-masing mata uang untuk masingmasing komponen utama posisi keuangan dan rekening administratif dalam kondisi usaha normal setiap hari selama 30 hari ke depan berdasarkan asumsi perilaku arus kas. Bank menentukan limit untuk masing-masing kategori selama 30 hari ke depan untuk gabungan semua mata uang Rupiah dan valuta asing yang signifikan. Dasar perhitungan MCO berdasarkan hari kalender (bukan berdasarkan hari kerja).
The key measurement used by the Bank for managing liquidity risk is Maximum Cumulative Outflow (“MCO”). MCO is the cumulative net cash inflow/outflow from all on-balance sheet and off-balance sheet items under normal conditions. The Bank must calculate the cash flows by currency for major on and off-balance sheet categories under business-as-usual conditions each day for the next 30 days based on behavior assumptions of the particular cash flows. The Bank determined the limits for each category for the next 30 days for total combined Rupiah and major foreign currencies. The basic calculation of MCO is based on calendar days (not working days).
Berikut merupakan perhitungan MCO untuk 30 hari ke depan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012:
The table below summarizes the calculation of MCO for the next 30 days as of 31 December 2013 and 2012:
Jangka waktu MCO Gabungan
1 hari 2 - 7 hari 8 - 30 hari
2013
2012
Tenor
2.802.276 3.419.155 4.644.030
4.238.716
Tabel berikut menunjukkan arus kas yang tidak didiskontokan atas liabilitas keuangan Bank dan komitmen kredit yang belum direalisasi berdasarkan jatuh tempo kontraktual terdekat:
Overnight 2 - 7 days 8 - 30 days
Combined MCO
The table below shows the undiscounted cash flows of the Bank’s financial liabilities and unrecognized loan commitments on the basis of their earliest possible contractual maturity:
2013
Nilai tercatat/ Carrying amount Liabilitas keuangan non-derivatif Simpanan oleh nasabah bukan bank Simpanan oleh bankbank lain Utang akseptasi Liabilitas untuk mengembalikan surat-surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin Beban masih harus dibayar Utang kepada kantor pusat dan cabangcabang lain
Nominal bruto keluar/ Gross nominal outflow
Kurang dari 1 bulan/ Less than 1 month
1-3 bulan/ 1-3 months
>3-12 bulan/ >3-12 months
>12-60 bulan/ >12-60 Months
Lebih dari 60 bulan/ More than 60 months Non-derivative financial liabilities
(29.987.066)
(30.104.696)
(25.087.983)
(3.577.652)
(1.439.061)
-
-
Deposits by non-bank customers
(1.790.064) (1.373.297)
(1.790.064) (1.373.297)
(1.790.064) (426.454)
(396.139)
(550.704)
-
-
Deposits by other banks Acceptance payables
Obligation to return securities received under secured borrowings
(3.019.511)
(3.025.594)
-
-
-
(2.525.594)
(500.000)
(561.658)
(561.658)
(309.550)
-
(252.108)
-
-
Accrued expenses Due to head office and other branches
(11.299.473) (48.031.069)
(11.364.447) (48.219.756)
(1.560.573) (29.174.624)
(3.973.791)
(9.189.586) (11.431.459)
(614.288) (3.139.882)
(500.000)
Liabilitas keuangan derivatif Arus kas keluar
(5.988.677) -
(30.421.597)
(2.554.850)
(3.980.464)
(10.647.791)
(13.054.795)
(183.697)
Derivative financial liabilities Cash outflow
Fasilitas kredit yang belum digunakancommitted
-
(5.443.427)
(5.443.427)
-
-
-
-
Unused committed loan facilities…
(54.019.746)
(84.084.780)
(37.172.901)
(7.954.255)
(22.079.250)
(16.194.677)
(683.697)
Total
Total
39
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
3.
d. Risiko likuiditas (Lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued) d. Liquidity risk (Continued)
ii. Eksposur terhadap risiko likuiditas (Lanjutan)
ii. Exposure to liquidity risk (Continued) 2012
Nilai tercatat/ Carrying amount Liabilitas keuangan non-derivatif Simpanan oleh nasabah bukan bank Simpanan oleh bankbank lain Utang akseptasi Liabilitas untuk mengembalikan surat-surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin Beban masih harus dibayar Utang kepada kantor pusat dan cabangcabang lain
Nominal bruto keluar/ Gross nominal outflow
Kurang dari 1 bulan/ Less than 1 month
1-3 bulan/ 1-3 months
>3-12 bulan/ >3-12 months
>12-60 bulan/ >12-60 months
Lebih dari 60 bulan/ More than 60 months Non-derivative financial liabilities
(26.448.311)
(26.967.574)
(22.521.016)
(2.770.670)
(1.675.888)
-
-
Deposits by non-bank customers
(1.657.464) (1.140.005)
(1.657.464) (1.140.005)
(1.646.863) (360.847)
(10.601) (312.703)
(466.455)
-
-
Deposits by other banks Acceptance payables
(945.505)
(950.000)
(307.607)
(307.607)
(307.607)
(10.780.235) (41.279.127)
(10.922.382) (41.945.032)
(1.142.742) (25.979.075)
-i (3.093.974)
(4.840.289) (6.982.632)
(4.939.351) (4.939.351)
-) (950.000)
Liabilitas keuangan derivatif Arus kas keluar
)(1.575.678) -)
-) (20.067.840)
-) (1.956.649)
-) (1.964.249)
-) (6.721.644)
-) (9.373.613)
-) (51.685)
Derivative financial liabilities Cash outflow
Fasilitas kredit yang belum digunakancommitted
-)
(4.865.904)
(4.865.904)
--
--
--
--
Unused committed loan facilities…
(42.854.805)
(66.878.776)
(32.801.628)
(5.058.223)
(13.704.276)
(14.312.964)
(1.001.685)
Total
Total
-
-
-
-
-
-
-
Jumlah nominal arus kas keluar yang diungkapkan dalam tabel di atas menunjukkan arus kas yang tidak terdiskonto atas kontrak yang berkaitan dengan pokok dan bunga atas liabilitias keuangan atau komitmen kredit yang belum direalisasikan. Pengungkapan untuk liabilitas keuangan derivatif menunjukkan jumlah neto transaksi derivatif dengan penyelesaian secara neto, dan jumlah bruto arus kas keluar untuk transaksi derivatif dengan penyelesaian secara bruto (misalnya currency forward). Arus kas liabilitas derivatif seperti yang ditunjukkan di tabel di atas merupakan arus kas berdasarkan jatuh tempo kontraktual yang menurut Bank adalah penting untuk memahami waktu dari arus kas. Arus kas masuk dan keluar untuk aset keuangan derivatif dan arus kas masuk untuk liabilitas derivatif dengan penyelesaian bruto tidak diungkapkan dalam tabel di atas sehingga arus kas dari derivatif tampak lebih besar.
(950.000)
Obligation to return securities received under secured borrowings
-
Accrued expenses Due to head office and other branches
The nominal cash outflow disclosed in the above table represents the contractual undiscounted cash flows relating to the principal and interest on the financial liability or unrecognized loan commitment. The disclosure for derivative shows a net amount for derivatives that are net settled, and a gross amount of cash outflow for derivatives that have simultaneous gross settlement (e.g., currency forward). The cash flows of derivative liabilities as in the above table represents the cash flows based on contractual maturities which the Bank believes is essential for an understanding the timing of the cash flows. The cash inflows and cash outflows for derivative financial assets and the cash inflows for derivative liabilities which have gross settlement are not shown in the above table, therefore cashflow from derivatives are inflated.
40
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
3.
d. Risiko likuiditas (Lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued) d. Liquidity risk (Continued)
ii. Eksposur terhadap risiko likuiditas (Lanjutan)
ii. Exposure to liquidity risk (Continued)
Arus kas yang diharapkan atas instrumen tersebut mungkin berbeda secara signifikan dibandingkan dengan analisa ini. Sebagai contoh, saldo simpanan nasabah diharapkan stabil atau meningkat; sedangkan komitmen kredit yang belum direalisasi tidak seluruhnya diharapkan akan dicairkan dalam waktu dekat.
The expected cash flows on these instruments may vary significantly from this analysis. For example, deposits from customers balances are expected to be stable or increasing; whilst the unrecognized loan commitments are not all expected to be draw down immediately.
Untuk mengelola risiko likuiditas yang timbul dari liabilitas keuangan dan komitmen kredit yang belum direalisasi, Bank memiliki aset likuid yang diperdagangkan dalam pasar yang aktif dan likuid. Aset likuid tersebut dapat segera dijual untuk memenuhi kebutuhan likuiditas. Tabel berikut menunjukkan jenis dan jumlah aset likuid yang dapat digunakan oleh Bank untuk mengelola risiko likuiditas tidak termasuk giro wajib minimum:
To manage liquidity risk arising from financial liabilities and unrecognized loan commitments, the Bank holds liquid assets which are traded in an active and liquid market. These liquid assets can be readily sold to meet liquidity requirements. Below table shows type and amount of liquid assets which may be used by the Bank to manage liquidity risk excluding minimum reserve requirements:
2013 Nilai tercatat/ Carrying amount
2012 Nilai tercatat/ Carrying amount
ASET LIKUID
LIQUID ASSETS 165.525
Cash
Giro pada bank-bank lain
250.433 516.381
405.530
Current accounts with other banks
Tagihan dari cabang-cabang lain
316.936
72.908
Due from other branches
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain
2.471.955
Efek-efek yang diperdagangkan
1.520.777
5.582.969 1.737.590
Jumlah
5.076.482
7.964.522
Kas
e. Manajemen risiko operasional
Placements with Bank Indonesia and other banks Trading securities Total
e. Operational risk management
Risiko operasional adalah potensi kerugian yang timbul dari kegagalan personil, proses atau teknologi atau dampak dari peristiwa eksternal. Bank berusaha untuk meminimalisasi eksposur terhadap risiko operasional, dengan mempertimbangkan trade-offs biaya. Eksposur risiko operasional dikelola melalui serangkaian proses manajemen yang diterapkan secara konsisten untuk mendorong identifikasi, penilaian, pengendalian dan pengawasan risiko.
Operational risk is the potential for loss arising from the failure of people, process or technology or the impact of external events. The Bank seeks to minimize its exposure to operational risk, subject to cost trade-offs. Operational risk exposures are managed through a consistent set of management identification, processes that drive risk assessment, control and monitoring.
Country Operational Risk Committee mengawasi pengelolaan risiko operasional di seluruh unit usaha di negara yang bersangkutan, yang didukung oleh komite di tingkat bisnis dan fungsional. Struktur formal tata kelola ini memberikan keyakinan bahwa risiko operasional telah diidentifikasi dan dikelola secara efektif.
The Country Operational Risk Committee oversees the management of operational risks across the country, supported by business and functional level committees. This formal structure of governance provides the management committee with confidence that operational risks are being proactively identified and effectively managed.
Pengaturan dan pemeliharaan standar untuk pengukuran dan manajemen risiko operasional merupakan tanggung jawab Grup SCB.
The setting and maintaining of standards for operational risk management and measurement is the responsibility of SCB Group.
41
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
3.
e. Manajemen risiko operasional (Lanjutan)
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued) e. Operational risk management (Continued)
Dalam pelaksanaan sehari-hari, Bank memiliki 3 lini pertahanan untuk memastikan proses manajemen risiko yang efektif:
In its day to day operations, the Bank maintains 3 lines of defense to ensure the effectiveness of risk management processes:
1.
Lini pertahanan pertama Lini pertahanan pertama adalah semua karyawan yang memiliki tanggung jawab sebagai supervisor, di mana mereka harus memastikan manajemen risiko operasional yang efektif dalam cakupan organisasi yang berada di bawahnya. Ada dua tanggung jawab utama dari lini pertahanan pertama yaitu: Memastikan risiko-risiko yang material diidentiifikasi, dimitigasi, dimonitor dan dilaporkan. Memastikan implementasi dan kepatuhan terhadap peraturan dan kebijakan eksternal dan prosedur internal, limit-limit dan kontrol-kontrol lain yang ada.
1.
First line of defense First line of defense is all employees who have any level of supervisory responsibility since they are required to ensure the effective management of operational risks within the scope of their direct organizational responsbilities. The two main risk management responsibilties of first line of defense are as follows: Ensure material risks are identified, assessed, mitigated, monitored and reported. Ensure applicable external laws and regulations and internal policies, procedures, limits and other risk control requirments are implemented and complied with.
2.
Lini pertahanan kedua
2.
Second line of defense
Lini pertahanan kedua untuk risiko operasional terdiri dari Operational Risk Function dan Operational Risk Control Owners yang lain. Operational Risk Control Owners memonitor efektivitas dari kebijakan dan prosedur yang dimilikinya, sekalipun implementasi kebijakan/prosedur tersebut dilakukan di luar unit mereka. Operational Risk Function memastikan bahwa kepala unit bisnis dan semua Operational Risk Control Owners mengerti dan menerima tanggung jawab mereka dalam manajemen risiko dan kontrol. 3.
Second line of defense for operational risk comprises the Operational Risk Function and other Operational Risk Control Owners. Operational Risk Control Owners monitor the effectiveness of the policies and procedures which they own, even if they are executed by staff outside of their own function. Operational Risk Function ensures that Business Heads and all Operational Risk Control Owners understand and accept their risk management and control responsibilities.
Lini pertahanan ketiga
3.
Third line of defense
Lini pertahanan ketiga adalah kepastian yang diberikan secara independen oleh Grup Internal Audit (GIA), yang secara independen memastikan efektivitas dari kontrol yang dilakukan oleh manajemen terhadap aktivitas bisnis masing-masing (lini pertahanan pertama) dan terhadap proses yang dimiliki oleh bagian risk control (lini pertahanan kedua).
Third line of defense is the independent assurance provided by the Group Internal Audit (GIA), which independently ensures the effectiveness of management’s control of its own business activities (the first line) and of the processes maintained by the Risk Control Functions (the second line).
Masalah-masalah risiko operasional yang teridentifikasi akan dinilai dengan menggunakan risk grading matrix, apakah risiko tersebut rendah, menengah, tinggi, atau sangat tinggi. Seluruh risiko operasional yang teridentifikasi dengan tingkat risiko menengah ke atas, akan didiskusikan dalam pertemuan Country Operational Risk Committee yang diadakan setiap bulan dan Operational Risk Committee yang ada di level Group.
Identified operational risk issues will be assessed using a risk grading matrix whether they are low, medium, high, or very high risk. All identified operational risk issues with risk grading medium and above will be discussed at monthly Country Operational Risk Committee and other Operational Risk Committeees at a Group level.
Country Operational Risk Committee merupakan tata kelola tertinggi dalam tingkatan negara yang bertanggungjawab untuk memastikan seluruh risiko operasional telah dipantau dan dimitigasi, dan tindakan yang efektif dan tepat waktu telah dilakukan dengan tepat untuk memitigasi risiko. Penerapan kerangka kerja Manajemen Risiko Operasional akan diaudit untuk memastikan
The Country Operational Risk Committee meeting is the highest governance in the country level whose main responsibility is to ensure that all operational risks are monitored and mitigated, and effective and timely action takes place appropriately to mitigate the risk. The implementation of the Operational Risk Management framework will be audited to ensure
42
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
3.
FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued) e. Operational risk management (Continued)
e. Manajemen risiko operasional (Lanjutan) efektivitas pengendalian internal Bank secara keseluruhan.
the effectiveness of the overall Bank’s internal control.
4. PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN
4.
USE OF ESTIMATES AND JUDGMENT
Pengungkapan ini merupakan tambahan atas pembahasan tentang manajemen risiko keuangan (Catatan 3).
This disclosure supplements the commentary on financial risk management (Note 3).
a. Sumber utama atas ketidakpastian estimasi
a. Key sources of estimation uncertainty
a.1. Cadangan kerugian keuangan.
penurunan nilai aset
a.1. Allowance for financial assets.
impairment
losses of
Evaluasi atas kerugian penurunan nilai aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dijelaskan di Catatan 2o.
Financial assets accounted for at amortized cost are evaluated for impairment on a basis described in Note 2o.
Cadangan kerugian penurunan nilai terkait dengan pihak lawan spesifik dalam seluruh cadangan kerugian penurunan nilai dibentuk atas tagihan yang penurunan nilainya dievaluasi secara individual berdasarkan estimasi terbaik manajemen atas nilai tunai arus kas yang diharapkan akan diterima. Dalam mengestimasi arus kas ini, manajemen membuat pertimbangan mengenai kondisi keuangan dari pihak lawan dan nilai bersih yang dapat direalisasi dari agunan yang diterima. Setiap aset yang mengalami penurunan nilai dievaluasi, dan strategi penyelesaian serta estimasi arus kas yang dapat diperoleh disetujui secara independen oleh unit GSAM.
The specific counterparty component of the total allowances for impairment applies to claims evaluated individually for impairment and is based upon management’s best estimate of the present value of the cash flows that are expected to be received. In estimating these cash flows, management makes judgments about the counterparty’s financial situation and the net realizable value of any underlying collateral. Each impaired asset is assessed on its merits, and the workout strategy and estimate of cash recoverable are flows considered independently approved by the GSAM Unit.
Evaluasi cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif meliputi kerugian kredit yang melekat pada portofolio tagihan dengan karakteristik ekonomi yang serupa ketika terdapat bukti obyektif bahwa telah terjadi penurunan nilai tagihan dalam portofolio tersebut namun penurunan nilai secara individu belum dapat diidentifikasi. Dalam menentukan perlunya membentuk cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan secara kolektif, manajemen mempertimbangkan faktor-faktor seperti kualitas kredit, besarnya portofolio, konsentrasi kredit dan faktor-faktor ekonomi. Dalam mengestimasi cadangan yang diperlukan, asumsi-asumsi dibuat untuk menentukan model kerugian bawaan dan untuk menentukan parameter input yang diperlukan, berdasarkan pengalaman historis dan kondisi ekonomi saat ini. Ketepatan dari cadangan ini tergantung pada seberapa tepat estimasi atas arus kas masa depan untuk menentukan cadangan individual serta asumsi model dan parameter yang digunakan dalam menentukan penyisihan kolektif.
Collectively assessed impairment allowances cover credit losses inherent in portfolios of claims with similar economic characteristics when there is objective evidence to suggest that they contain impaired claims, but the individual impaired items cannot yet be identified. In assessing the need for collective allowance for impairment losses on financial assets, management considers factors such as credit quality, portfolio size, concentrations, and economic factors. In order to estimate the required allowance, assumptions are made to define the way inherent losses are modeled and to determine the required input parameters, based on historical experience and current economic conditions. The accuracy of the allowances depends on how well these estimate on future cash flows for specific counterparty allowances and the model assumptions and parameters used in determining collective allowances.
43
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
4. PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN (Lanjutan)
4.
a. Sumber utama atas ketidakpastian estimasi (Lanjutan)
USE OF ESTIMATES AND JUDGMENT (Continued) a.
a.2. Penentuan nilai wajar
Key sources of estimation uncertainty (Continued) a.2. Determining fair values
Dalam menentukan nilai wajar atas aset keuangan dan liabilitas keuangan dimana tidak terdapat harga pasar yang dapat diobservasi, Bank harus menggunakan teknik penilaian seperti dijelaskan pada Catatan 2g.6. Untuk instrumen keuangan yang jarang diperdagangkan dan tidak memiliki harga yang transparan, nilai wajarnya menjadi kurang obyektif dan karenanya, membutuhkan tingkat pertimbangan yang beragam, tergantung pada likuiditas, konsentrasi, ketidakpastian faktor pasar, asumsi penentuan harga, dan risiko lainnya yang mempengaruhi instrumen tertentu.
The determination of fair value for financial assets and financial liabilities for which there is no observable market price requires the use of valuation techniques as described in Note 2g.6. For financial instruments that trade infrequently and have little price transparency, fair value is less objective, and requires varying degrees of judgment depending on liquidity, concentration, uncertainty of market factors, pricing assumptions and other risks affecting the specific instrument.
b.. Pertimbangan akuntansi yang penting dalam menerapkan kebijakan akuntansi Bank
b. Critical accounting judgments in applying the Bank’s accounting policies
Pertimbangan akuntansi yang penting dalam menerapkan kebijakan akuntansi Bank meliputi:
Critical accounting judgments made in applying the Bank’s accounting policies include:
b.1. Penilaian instrumen keuangan
b.1. Valuation of financial instruments
Kebijakan akuntansi Bank untuk pengukuran nilai wajar dibahas di Catatan 2g.6.
The Bank’s accounting policy on fair value measurements is discussed in Note 2g.6.
Bank mengukur nilai wajar dengan menggunakan hirarki dari metode berikut:
The Bank measures fair values using the following hierarchy of methods:
• Tingkat 1: Harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen keuangan yang sejenis. • Tingkat 2: Teknik penilaian berdasarkan input yang dapat diobservasi. Termasuk dalam kategori ini adalah instrumen keuangan yang dinilai dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen yang sejenis; harga kuotasi untuk instrumen keuangan yang sejenis di pasar yang kurang aktif; atau teknik penilaian lainnya dimana seluruh input signifikan yang digunakan dapat diobservasi secara langsung ataupun tidak langsung dari data yang tersedia di pasar. • Tingkat 3: Teknik penilaian yang menggunakan input signifikan yang tidak dapat diobservasi. Termasuk dalam kategori ini adalah semua instrumen keuangan dimana teknik penilaiannya tidak menggunakan data yang dapat diobservasi dan dapat memiliki dampak signifikan terhadap penilaian instrumen keuangan. Termasuk dalam kategori ini adalah instrumen yang dinilai berdasarkan harga kuotasi atas instrumen sejenis dimana dibutuhkan penyesuaian atau asumsi-asumsi yang tidak dapat diobservasi untuk mencerminkan perbedaan antara instrumen keuangan yang diperbandingkan.
• Level 1: Quoted market price in an active market for an identical instrument. • Level 2: Valuation techniques based on observable inputs. This category includes instruments valued using quoted market prices in active markets for similar instruments; quoted prices for similar instruments in market that are considered less than active; or other valuation techniques where all significant inputs are directly or indirectly observable from market data.
• Level 3: Valuation techniques using significant unobservable inputs. This category includes all instruments where the valuation technique includes inputs not based on observable data and the unobservable inputs could have a significant effect on the instrument’s valuation. This category includes instruments that are valued based on quoted prices for similar instruments where significant unobservable adjustments or assumptions are required to reflect differences between the instruments.
44
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
4. PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN (Lanjutan)
4.
b.. Pertimbangan akuntansi yang penting dalam menerapkan kebijakan akuntansi Bank (Lanjutan)
USE OF ESTIMATES AND JUDGMENT (Continued) b. Critical accounting judgments in applying the Bank’s accounting policies (Continued)
b.1. Penilaian instrumen keuangan (Lanjutan)
b.1. Valuation of financial instruments (Continued)
Tabel berikut ini menyajikan analisa instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar berdasarkan tingkat hirarki nilai wajarnya.
The table below analyses financial instruments measured at fair value by its level in the fair value hierarchy. 2013 Tingkat 2/ Level 2
Tingkat 1/ Level 1 Aset keuangan Efek-efek yang diperdagangkan Aset derivatif Efek-efek untuk tujuan investasi Tagihan atas pinjaman yang dijamin
Liabilitas keuangan Liabilitas derivatif Liabilitas untuk mengembalikan suratsurat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin
1.365.324 561 3.902.472
155.453 6.280.203 1.092.233
1.520.777 6.280.764 4.994.705
2.960.686 8.229.043
7.527.889
2.960.686 15.756.932
2.539
5.986.138
5.988.677
3.019.511 3.022.050
5.986.138
3.019.511 9.008.188
2012 Tingkat 2/ Level 2
Tingkat 1/ Level 1 Aset keuangan Efek-efek yang diperdagangkan Aset derivatif Efek-efek untuk tujuan investasi Tagihan atas pinjaman yang dijamin
Liabilitas keuangan Liabilitas derivatif Liabilitas untuk mengembalikan suratsurat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin
Jumlah/ Total
Financial liabilities Derivative liabilities Obligation to return securities received under secured borrowings
Jumlah/ Total
1.490.613 953 2.664.118
246.977 1.700.041 -
1.737.590 1.700.994 2.664.118
949.378 5.105.062
1.947.018
949.378 7.052.080
218
1.575.460
1.575.678
945.505 945.723
1.575.460
945.505 2.521.183
b.2. Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan
Financial assets Trading securities Derivatives assets Investment securities Receivables under secured borrowings
Financial assets Trading securities Derivatives assets Investment securities Receivables under secured Borrowings
Financial liabilities Derivative liabilities Obligation to return securities received under secured borrowings
b.2. Financial asset and liability classification
Kebijakan akuntansi Bank memberikan keleluasaan untuk menetapkan aset dan liabilitas keuangan ke dalam berbagai kategori pada saat pengakuan awal sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku berdasarkan kondisi tertentu, sesuai dengan definisi aset dan liabilitas keuangan yang dijabarkan pada Catatan 2g.
The Bank’s accounting policies provide scope for assets and liabilities to be designated on inception into different accounting categories in certain circumstances, in line with the description of financial assets and liabilities set out in Note 2g.
45
5.
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
GIRO PADA BANK INDONESIA
5.
Akun ini terdiri dari:
This account consists of the following: 2013
Rupiah Dolar Amerika Serikat Jumlah
6.
CURRENT ACCOUNTS WITH BANK INDONESIA
2012
1.795.544 2.093.240 3.888.784
1.467.034 2.033.513 3.500.547
Rupiah United States Dollar Total
Saldo giro pada Bank Indonesia disediakan untuk memenuhi persyaratan giro wajib minimum dari Bank Indonesia.
Current accounts with Bank Indonesia are provided to fulfill Bank Indonesia requirements on minimum reserve requirements.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, rasio Giro Wajib Minimum (GWM) Bank masing-masing sebesar 53,92% dan 35,45% untuk mata uang Rupiah serta masing-masing sebesar 8,05% dan 8,30% untuk mata uang Dollar Amerika Serikat.
As of 31 December 2013 and 2012, the minimum reserve requirements (MRR) ratios of the Bank were 53.92% and 35.45% for Rupiah, respectively, and 8.05% and 8.30% for United States Dollar, respectively.
Rasio giro wajib minimum untuk mata uang Rupiah pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 terdiri dari rasio GWM Primer dan GWM LDR masing-masing sebesar 8,06% dan 8,52% dengan menggunakan saldo rekening giro Rupiah pada Bank Indonesia, dan rasio GWM Sekunder masing-masing sebesar 45,86% dan 26,93% dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia dan obligasi pemerintah.
The minimum reserve requirements ratio of the Bank for Rupiah as of 31 December 2013 and 2012 consists of primary MRR and LDR MRR ratios of 8.06% and 8.52%, respectively, using Rupiah current account balance with Bank Indonesia and secondary MRR ratio of 45.86% and 26.93%, respectively, in the form of Certificates of Bank Indonesia and government bonds.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Bank telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia yang berlaku tentang giro wajib minimum Bank Umum.
As of 31 December 2013 and 2012, the Bank had fulfilled Bank Indonesia’s regulation regarding minimum reserve requirements of Commercial Banks.
PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK-BANK LAIN
Rupiah Mata uang asing
6.
PLACEMENTS WITH BANK INDONESIA AND OTHER BANKS
2013
2012
305.695 2.166.260 2.471.955
1.564.131 4.018.838 5.582.969
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, seluruh penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain tidak mengalami penurunan nilai dan memiliki jangka waktu kurang dari 1 bulan.
Rupiah.. Foreign currencies..
As of 31 December 2013 and 2012, all placements with Bank Indonesia and other banks were not impaired and had a maturity of less than one month.
46
7.
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
EFEK-EFEK YANG DIPERDAGANGKAN
7. 2013
2012
70.060 1.295.264 155.453 1.520.777
Surat perbendaharaan negara Obligasi pemerintah Obligasi perusahaan Jumlah
30.491 1.460.122 246.977 1.737.590
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, obligasi perusahaan tersebut di atas diperingkat oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) masingmasing berkisar antara idAA+ sampai dengan idAAA dan idAA- sampai dengan idAAA.
8.
8. 2013
Kontrak berjangka mata uang asing Kontrak cross currency swap Kontrak swap suku bunga Kontrak currency option Jumlah aset (liabilitas) derivatif
426.350 5.705.164 149.250 6.280.764
Government treasury notes Government bonds Corporate bonds Total
As of 31 December 2013 and 2012, the above corporate bonds were rated by PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) ranging between idAA+ to idAAA and idAA- to idAAA, respectively.
ASET DAN LIABILITAS DERIVATIF
Aset derivatif/ Derivative assets
TRADING SECURITIES
DERIVATIVE ASSETS AND LIABILITIES
2012 Aset Liabilitas derivatif/ derivatif/ Derivative Derivative assets liabilities
Liabilitas derivatif/ Derivative liabilities (344.683) (5.501.674) (142.320) -) (5.988.677)
50.232 1.320.772 329.831 159 1.700.994
(7.412) (1.292.798) (275.468) -) (1.575.678)
Foreign currency forward contracts Cross currency swap contracts Interest rate swap contracts Currency option contracts Total derivative assets (liabilities)
Untuk kontrak swap suku bunga, pertukaran suku bunga dieksekusi setiap bulan, kuartal dan semester.
For interest rates swap contracts, the interest rate exchanges are exercised on a monthly, quarterly and semi-annual basis.
Jangka waktu kontrak swap suku bunga pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 berkisar antara 1-10 tahun. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, sisa jangka waktu kontrak dari swap suku bunga masing-masing berkisar antara 0-10 tahun dan 1-5 tahun.
The contract period of interest rate swaps as of 31 December 2013 and 2012 ranged between 1-10 years. As of 31 December 2013 and 2012, the remaining contract period of interest rate swaps ranged between 0-10 years and 1-5 years, respectively.
Lindung nilai atas nilai wajar terhadap risiko suku bunga
Fair value hedges of interest rate risk
Nilai nosional dan tingkat suku bunga rata-rata tertimbang dari kontrak swap suku bunga terkait lindung nilai atas nilai wajar adalah sebagai berikut:
The notional amount and weighted average interest rate of interest rate swap contracts related to fair value hedges were as follows:
Mata uang/ Currency
2013 Nilai nosional (mata uang asal)/ Notional amount (in original currency)
Suku bunga rata-rata tertimbang/ Weighted average of interest rate
Mata uang/ Currency
2012 Nilai nosional (mata uang asal)/ Notional amount (in original currency)
Suku bunga rata-rata tertimbang/ Weighted average of interest rate
Yang diterima Suku bunga mengambang
IDR
120.000
4,95%
IDR
260.000
4,46%
To be received Floating interest
Yang dibayar Suku bunga tetap
IDR
120.000
12,8%
IDR
260.000
12,97%
To be paid Fixed interest
47
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
8.
9.
ASET DAN LIABILITAS DERIVATIF (Lanjutan)
8.
DERIVATIVE ASSETS AND LIABILITIES (Continued)
Bank menggunakan transaksi swap suku bunga untuk tujuan lindung nilai atas perubahan nilai wajar efekefek untuk tujuan investasi (Catatan 11) dengan suku bunga tetap, yang dapat diatribusikan pada perubahan suku bunga pasar. Transaksi swap suku bunga tersebut digunakan untuk lindung nilai efekefek untuk tujuan investasi tertentu untuk memastikan tingkat efektivitas lindung nilai yang sangat tinggi. Atas transaksi swap suku bunga tersebut, Bank menerapkan akuntansi lindung nilai.
The Bank uses interest rate swaps to hedge its exposure to changes in the fair value of its investment securities (Note 11) which are attributable to changes in market interest rates. Interest rate swaps are used to hedge specific investment securities to ensure high level of hedge effectiveness. For the respective interest rate swaps, the Bank applied hedge accounting.
Selama tahun berakhir 31 Desember 2013 dan 2012, seluruh derivatif yang digunakan dalam transaksi lindung nilai terjadi saling hapus yang sangat efektif dengan perubahan nilai wajar transaksi yang dilindung nilai.
During the years ended 31 December 2013 and 2012, all derivatives that are used in hedging transactions are highly effective in offsetting changes in the fair value of the hedged item.
Sehubungan dengan lindung nilai atas nilai wajar, keuntungan atas instrumen lindung nilai untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012 adalah masing-masing sebesar Rp…9.177 dan Rp 12.071, dibandingkan terhadap kerugian item yang dilindung nilai masing-masing sebesar Rp 7.883 dan Rp 11.182.
In respect of fair value hedges, gains arising on the hedging instruments during the year ended 318December 2013 and 2012 were Rp 9,177 and Rp 12,071, compared to losses arising on the hedged items of Rp 7,883 and Rp 11,182, respectively.
Derivatif untuk tujuan diperdagangkan dan manajemen risiko
Derivatives held for trading and risk management
Selain yang diungkapkan di atas dan dalam Catatan 11 mengenai lindung nilai atas nilai wajar, Bank melakukan kontrak derivatif untuk tujuan diperdagangkan dan untuk tujuan lindung nilai terhadap posisi devisa neto Bank, risiko selisih tingkat bunga, risiko beda jatuh tempo, dan risiko lainnya dalam kegiatan operasional Bank sehari-hari, dan tidak memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai. Oleh karenanya, perubahan nilai wajar dari kontrak derivatif ini dibebankan (dikreditkan) pada laba rugi tahun berjalan.
Except as disclosed above and in Note 11 regarding fair value hedge, the Bank entered into derivative contracts for trading as well as for hedging the Bank’s net open position, interest rate gap risk, maturity gap risk, and other risks in the Bank’s daily operations, and did not qualify for hedge accounting. As such, changes in fair value of these derivative contracts are charged (credited) to the current year profit or loss.
TAGIHAN DAN UTANG AKSEPTASI
9.
c
Rincian tagihan dan utang akseptasi adalah sebagai berikut:
ACCEPTANCE RECEIVABLES AND PAYABLES The details of acceptance receivables and payables were as follows:
2013 Tagihan akseptasi/ Acceptance receivables Rupiah Mata uang asing
19.257) 1.354.040) 1.373.297)
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Nilai neto
2012 Utang akseptasi/ Acceptance payables
Tagihan akseptasi/ Acceptance receivables
(19.257) (1.354.040) (1.373.297)
12.338) 1.127.667) 1.140.005)
(1.948) 1.371.349)
(1.771) 1.138.234)
48
Utang akseptasi/ Acceptance payables (12.338) (1.127.667) (1.140.005)
Rupiah Foreign currencies Less: Allowance for impairment losses Net value
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
10. KREDIT YANG DIBERIKAN
10.
LOANS
Kredit yang diberikan terdiri dari:
Loans consist of the following:
a. Menurut jenis dan mata uang
a. By type and currency 2013
Rupiah Modal kerja Konsumen dan kartu kredit Trade bills Investasi Mata uang asing Modal kerja Trade bills Investasi Pendapatan bunga yang dihentikan Rupiah Mata uang asing Jumlah sebelum cadangan kerugian penurunan nilai Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah, neto
2012
4.514.031( 7.359.700( 487.715( 2.190.539( 14.551.985(
2.442.330) 6.705.668) 634.883) 2.539.536) 12.322.417)
7.453.769( 2.333.941( 9.729.728( 19.517.438(
6.286.168) 2.034.044) 11.852.811) 20.173.023)
(1.009) (1.938) (2.947)
-) (10.498) (10.498)
34.066.476( (1.376.260) 32.690.216(
32.484.942) (1.266.548) 31.218.394)
b.
b. Menurut sektor industri Rupiah Manufaktur Jasa keuangan Perdagangan Pertanian Perorangan Pertambangan dan penggalian Lainnya Mata uang asing Manufaktur Jasa keuangan Perdagangan Pertambangan dan penggalian Lainnya Pendapatan bunga yang dihentikan Rupiah Mata uang asing Jumlah sebelum cadangan kerugian penurunan nilai Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah, neto
Foreign currencies Working capital Trade bills Investment Interest in suspense Rupiah Foreign currencies Total loans before allowance for impairment losses Allowance for impairment losses Total, net
By type of industry
2013
2012
1.936.893( 1.289.436( 2.176.824( 248.152( 7.359.700( 83.140( 1.457.840( 14.551.985(
1.535.240) 915.483) 1.697.651) -) 6.720.280) 67.871) 1.385.892) 12.322.417)
6.782.068( 4.187.812( 2.597.701( 1.963.997( 3.985.860( 19.517.438)
5.932.594) 3.818.383) 2.101.063) 4.603.974) 3.717.009) 20.173.023)
(1.009) (1.938) (2.947)
-) (10.498) (10.498)
34.066.476( (1.376.260) 32.690.216(
32.484.942) (1.266.548) 31.218.394)
49
Rupiah Working capital Consumer and credit cards Trade bills Investment
Rupiah Manufacturing Financial services Commerce Agriculture Individual Mining and excavation Others Foreign currencies Manufacturing Financial services Commerce Mining and excavation Others Interest in suspense Rupiah Foreign currencies Total loans before allowance for impairment losses Allowance for impairment losses Total, net
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
10. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)
10. LOANS (Continued)
c. Jangka waktu
c. Loan periods
Kredit yang diberikan (sebelum pendapatan bunga yang dihentikan pengakuannya dan cadangan kerugian penurunan nilai) menurut periode jatuh tempo berdasarkan perjanjian kredit:
Rupiah < 1 tahun 1 - 5 tahun > 5 tahun
6.787.575 5.425.306 2.339.104 14.551.985
2013 Mata uang asing/ Foreign currencies
Maturity period of loans (before interest in suspense and allowance for impairment losses) based on loan agreement:
Jumlah/Total
9.183.741 7.230.860 3.102.837 19.517.438
15.971.316 12.656.166 5.441.941 34.069.423
Rupiah 5.068.906 5.513.796 1.739.715 12.322.417
Kredit yang diberikan (sebelum pendapatan bunga yang dihentikan pengakuannya dan cadangan kerugian penurunan nilai) menurut periode jatuh tempo berdasarkan periode yang tersisa sampai dengan tanggal jatuh tempo:
Rupiah < 1 tahun 1 - 5 tahun > 5 tahun
8.918.551 4.674.037 959.397 14.551.985
2013 Mata uang asing/ Foreign currencies
23.624.605 8.702.631 1.742.187 34.069.423
d. Cadangan kerugian penurunan nilai
13.005.591 15.031.952 4.457.897 32.495.440
< 1 year 1 - 5 years > 5 years
6.936.049 4.587.165 799.203 12.322.417
11.696.661 7.735.703 740.659 20.173.023
Jumlah/Total 18.632.710 12.322.868 1.539.862 32.495.440
< 1 year 1 - 5 years > 5 years
d. Allowance for impairment losses
Cadangan kerugian penurunan nilai kolektif/ Collective impairment provision
Saldo, akhir tahun
2012 Mata uang asing/ Foreign currencies
Rupiah
Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan untuk tahun berakhir 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
Saldo, awal tahun Penambahan cadangan kerugian penurunan nilai, bersih Penghapusan kredit yang diberikan Selisih kurs
7.936.685 9.518.156 2.718.182 20.173.023
Jumlah/Total
Maturity period of loans (before interest in suspense and allowance for impairment losses) based on the remaining period to the maturity date:
Jumlah/Total
14.706.054 4.028.594 782.790 19.517.438
2012 Mata uang asing/ Foreign currencies
The movement of allowance for impairment losses loans during the years ended 31.December 2013 and 2012 was as follows:
2013 Cadangan kerugian penurunan nilai individual/ Individual impairment provision
Jumlah/ Total
(199.941)
(1.066.607)
(1.266.548)
(34.985) -j (6.208) (241.134)
(399.077) 337.619j (7.061) (1.135.126)
(434.062) 337.619j (13.269) (1.376.260)
50
Balance, beginning of year Additions of allowance for impairment losses, net Loans written-off Exchange rate difference Balance, end of year
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
10. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)
10.
d. Cadangan kerugian penurunan nilai (Lanjutan)
Cadangan kerugian penurunan nilai kolektif/ Collective impairment provision Saldo, awal tahun Penambahan cadangan kerugian penurunan nilai, bersih Penghapusan kredit yang diberikan Selisih kurs Saldo, akhir tahun
d. Allowance for impairment losses (Continued)
2012 Cadangan kerugian penurunan nilai individual/ Individual impairment provision
Jumlah/ Total
(189.110)
(1.572.690)
(1.761.800)
(8.301) -) (2.530) (199.941)
(418.317) 926.541) (2.141) (1.066.607)
(426.618) 926.541) (4.671) (1.266.548)
e. Kredit sindikasi
f.
LOANS (Continued)
Balance, beginning of year Additions of allowance for impairment losses, net Loans written-off Exchange rate difference Balance, end of year
e. Syndicated loans
Kredit sindikasi merupakan kredit yang diberikan kepada debitur berdasarkan perjanjian pembiayaan sindikasi dan perjanjian pemberian kredit bersama dengan bank-bank lain.
Syndicated loans represent loans provided to borrowers under syndication agreements and club deal agreements with other banks.
Jumlah partisipasi Bank dalam kredit sindikasi bersama bank-bank lain pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing berjumlah ekuivalen Rp 2.195.472 juta dan Rp 2.128.117 juta. Partisipasi Bank dalam kredit sindikasi tersebut pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masingmasing berkisar antara 4% - 37% dan 4% - 50%.
The Bank’s total participation in syndicated loans with other banks as of 31 December 2013 and 2012 amounted to equivalent Rp 2,195,472 million and Rp 2,128,117 million, respectively. The Bank's participation on those syndicated loans as of 31 December 2013 and 2012 ranged between 4% - 37% and 4% - 50%, respectively.
Informasi pokok lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan
f.
Other significant information relating to loans
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, tidak terdapat pelanggaran maupun pelampauan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).
As of 31 December 2013 and 2012, there were no breaches nor excesses of Legal Lending Limit (LLL).
Kredit yang diberikan dijamin dengan agunan yang diikat dengan hipotik, hak tanggungan atau surat kuasa untuk menjual, deposito berjangka, dan jaminan lainnya. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, jumlah kredit yang diberikan dijamin dengan jaminan tunai (termasuk standby letter of credits yang telah memenuhi peraturan Bank Indonesia) masing-masing sebesar Rp 6.454.765 dan Rp 7.931.292.
Loans are generally collateralized by registered mortgages, powers of attorney to mortgage or sell, time deposits, and by other guarantees. As of 31 December 2013 and 2012, the loans collateralized by cash collateral (including standby letter of credits which fulfilled Bank Indonesia’s regulation) amounted to Rp 6,454,765 and Rp 7,931,292, respectively.
Kredit non-performing yang diberikan Bank (NPL, yang diklasifikasikan sebagai kurang lancar, diragukan dan macet sesuai dengan peraturan Bank Indonesia) pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing berjumlah ekuivalen Rp 1.372.378 dan Rp 1.395.356 (setelah dikurangi pendapatan bunga yang dihentikan pengakuannya), masing-masing sebesar 4,71% dan 4,87% dari jumlah kredit yang diberikan. Secara neto, rasio NPL pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing adalah sebesar 0,76% dan 1,09%.
The Bank's non-performing loans (NPL, classified as substandard, doubtful and loss in accordance with Bank Indonesia regulation) as of 31 December 2013 and 2012 amounted to the equivalent of Rp 1,372,378 and the equivalent of Rp 1,395,356 (net of interest in suspense) which represents 4.71% and 4.87% of total loans, respectively. Net NPL ratio as of 31 December 2013 and 2012 was 0.76% and 1.09%, respectively.
51
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
10. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan)
10. LOANS (Continued)
Kredit yang diberikan kepada karyawan Bank terdiri dari kredit dalam mata uang Rupiah yang diberikan untuk pembelian kendaraan, rumah dan keperluan lainnya dengan berbagai jangka waktu yang pelunasannya dilakukan melalui pemotongan gaji setiap bulan. Kredit yang diberikan pada karyawan Bank termasuk dalam kategori kredit konsumen.
Loans to the Bank’s employees consist of car loans, housing loans and loans for other purposes denominated in Rupiah currency with various terms of repayment which will be effected through monthly salary deductions. Loans to the Bank’s employees are categorized as consumer loans.
11. EFEK-EFEK UNTUK TUJUAN INVESTASI
11.
Efek-efek untuk tujuan investasi yang dikategorikan berdasarkan jenis mata uang dan kategori aset keuangan: Mata uang/ Currency Biaya perolehan diamortisasi Dimiliki hingga jatuh tempo: Obligasi pemerintah Note korporasi
INVESTMENT SECURITIES Investment securities categorized by currency and category of financial assets:
2013
2012
Rupiah Rupiah
2.592.663 603.694 3.196.357
-
Diukur pada biaya perolehan: Sukuk
Rupiah
510.169 3.706.526
432.787 432.787
Tersedia untuk dijual: Obligasi pemerintah Surat Perbendaharaan Negara Sertifikat Bank Indonesia Obligasi perusahaan
Rupiah Rupiah Rupiah Rupiah
3.902.472 596.908 495.325 4.994.705
1.334.485 59.944 1.269.689 2.664.118
8.701.231
3.096.905
Pada bulan Juni 2008, Bank melakukan kontrak swap suku bunga (instrumen lindung nilai) untuk tujuan lindung nilai terhadap obligasi pemerintah dengan suku bunga tetap tertentu (item yang dilindung nilai), yang dicatat pada akun efek-efek yang tersedia untuk dijual dengan jumlah nilai nosional sebesar Rp 260.000. Tujuan dari transaksi tersebut adalah untuk melakukan lindung nilai atas perubahan nilai wajar obligasi pemerintah yang dikarenakan oleh perubahan suku bunga yang diacu. Transaksi lindung nilai atas nilai wajar ini memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai. Kontrak swap suku bunga tersebut terdiri dari dua kontrak. Satu kontrak dengan jumlah nosional Rp 140.000 telah jatuh tempo pada tanggal 15 Maret 2013. Satu kontrak lainnya dengan jumlah nosional Rp 120.000 akan jatuh tempo pada tanggal 15 Juni 2015.
FR0027 FR0033
Rupiah Rupiah
Measured at acquisition cost: ))) Sukuk))
Available-for-sale: Government bonds Government treasury note Certificates of Bank Indonesia Corporate bonds)
In June 2008, the Bank entered into interest rate swap transactions (hedging instruments) with total notional amount of Rp 260,000 in order to hedge certain fixed-rate government bonds (hedged items) of the same amount, which were held in available-forsale category. The objective of the transaction is to hedge the fair value of the government bonds due to change in the benchmark interest rate. These fair value hedge transactions qualified for hedge accounting. The interest rate swap transactions consist of two contracts. One contract with notional amount of Rp 140,000 has matured on 15 March 2013. Another contract with notional amount of Rp 120,000 will mature on 15 June 2015.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, penyesuaian harga pasar Obligasi Pemerintah yang dilindungi nilai untuk nilai wajar masing-masing sebesar: Mata uang/ Currency
Amortized cost Held to maturity:)))) Government bonds))) Corporate note)))
As of 31 December 2013 and 2012, mark-to-market Government Bonds under fair value hedging respectively are:
2013
2012
1.713 1.713
52
13.030 714 13.744
FR0027 FR0033
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
11. EFEK-EFEK UNTUK TUJUAN INVESTASI (Lanjutan)
11. INVESTMENT SECURITIES (Continued) During the years ended 31 December 2013 and 2012, all the hedging instruments were highly effective in offsetting changes in the fair value of the hedged items (Note 8). Changes in the fair value of the hedging instruments and the hedged items were recognized in the current year profit or loss.
Selama tahun berakhir tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, atas seluruh instrumen lindung nilai terjadi saling hapus yang sangat efektif dengan perubahan nilai wajar dari item yang dilindung nilai (Catatan 8). Perubahan nilai wajar instrumen lindung nilai dan item yang dilindung nilai diakui dalam laba rugi tahun berjalan. Perubahan laba (rugi) belum direalisasi atas perubahan nilai wajar efek-efek untuk tujuan investasi yang tersedia untuk dijual selama tahun berakhir 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
The movement of unrealized gain (loss) from changes in fair value of available-for-sale investment securities during the years ended 31 December 2013 and 2012 was as follows:
2013 Saldo (rugi) laba belum direalisasi - neto, sebelum pajak tangguhan, awal tahun Rugi belum direalisasi selama tahun berjalanneto Laba yang direalisasi dari penjualan efek-efek untuk tujuan investasi yang tersedia untuk dijual selama tahun berjalan – neto Laba belum direalisasi dari item yang dilindung nilai yang dibebankan ke laba rugi tahun berjalan Saldo rugi belum direalisasi - neto, sebelum pajak tangguhan, akhir tahun Pajak tangguhan (Catatan 16) Saldo rugi belum direalisasi - neto, setelah pajak tangguhan, akhir tahun
2012
(271)
28.756)
(56.949)
(656)
(14.413)
(39.553)
10.190j
11.182)
(61.443) 19.969)
(271) 88)
(41.474)
(183)
Balance of unrealized (loss) gain - net, before deferred tax, beginning of year Unrealized loss during the year – net Realized gain from sale of availablefor-sale investment securities during the year – net Unrealized gain from hedged items which is charged to current year profit or loss Balance of unrealized loss - net, before deferred income tax, end of year Deferred tax (Note 16) Balance of unrealized loss - net, after deferred tax, end of year
Penerimaan dari penjualan efek-efek dalam kelompok tersedia untuk dijual selama tahun berakhir 31 Desember 2013 dan 2012 adalah masing-masing sebesar Rp 1.330.397 dan Rp 5.617.587 .
Proceeds from the sale of available-for-sale investment securities during the years ended 31 December 2013 and 2012 were Rp 1,330,397 and Rp 5,617,587, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, seluruh efek-efek untuk tujuan investasi tidak mengalami penurunan nilai.
As of 31 December 2013 and 2012, all investment securities were not impaired.
Efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo merupakan investasi dalam rangka Capital Equivalency Maintained Assets (CEMA). Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia (“PBI”) No. 14/18/PBI/2012 mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank, mulai tanggal 30 Juni 2013 Bank wajib memenuhi CEMA minimum sebesar 8% dari jumlah liabilitas bank yang memenuhi kriteria tertentu. Pada tanggal 31 Desember 2013 jumlah efek-efek untuk tujuan investasi yang dimiliki untuk memenuhi ketentuan CEMA adalah sebesar Rp 3.196.357 atau 8% dari total liabilitas sebagaimana diatur dalam PBI tersebut.
Held-to-maturity securities represent investment for Capital Equivalency Maintained Assets (CEMA). In accordance with Bank Indonesia regulation (“PBI”) No. 14/18/PBI/2012 regarding the Bank’s Minimum Capital Requirement, starting 30 June 2013 the Bank is obliged to fulfill minimum CEMA of 8% of the Bank’s total liabilities which meet certain criteria. As of 31 December 2013 investment securities held to fulfill CEMA requirement was Rp 3,196,357 or 8% from total liability as stipulated in the PBI.
53
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
12. TAGIHAN ATAS PINJAMAN YANG DIJAMIN
12.
Bank melakukan transaksi reverse repurchase obligasi pemerintah dengan nasabah yang dicatat sebagai tagihan atas pinjaman yang dijamin:
The Bank entered into reverse repurchase of government bonds transactions with counterparty which were recorded as receivables under secured borrowings:
2013 Aset Tagihan atas pinjaman yang dijamin Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi Pada biaya perolehan diamortisasi Jumlah, neto Liabilitas Liabilitas untuk mengembalikan surat-surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin
RECEIVABLES UNDER SECURED BORROWINGS
2012
2.960.686) 315.200) 3.275.886)
949.378) -) 949.378)
Assets Receivables under secured borrowings At fair value through profit and loss At amortized cost Total, net Liabilities
(3.019.511)
(945.505)
Obligation to return securities received under secured borrowings
Transaksi-transaksi ini dilengkapi dengan persyaratan klausa peristiwa pasar (market event clause) dan klausa penyelesaian sebelum jatuh tempo (early settlement clause).
These transactions are subject to market event and early settlement clauses.
Klausa peristiwa pasar (market event clause) dimaksudkan untuk mempertahankan nilai pasar dari obligasi pemerintah yang dicatat dalam tagihan atas pinjaman yang dijamin. Klausa ini mengharuskan salah satu pihak (baik Bank ataupun nasabah) untuk menambah nilai obligasi pemerintah yang mendasari transaksi tersebut jika terjadi fluktuasi yang signifikan terhadap nilai pasar obligasi pemerintah.
Market event clause is intended to preserve the market value of the gover nment bonds recorded in the receivables under secured borrowings. This clause requires certain parties (either the Bank or the counterparty) to top up the underlying gover nment bonds if there is a significant fluctuation in the market value of gover nment bonds.
Selama tahun 2013 dan 2012, tidak terjadi peristiwa pasar (market event) dan peristiwa pemicu yang menyebabkan peristiwa penyelesaian sebelum jatuh tempo (early settlement). Selama tahun berjalan, penyelesaian sebelum jatuh tempo (early settlements) yang terjadi adalah sesuai dengan permintaan nasabah.
During 2013 and 2012, there were no occurrence of market events and trigger events which can cause early settlement. During the years 2013 and 2012, early settlements were triggered by counterparty’s requests.
Pada tanggal 31 Desember 2013, tanggal jatuh tempo transaksi-transaksi ini adalah 28 Februari 2014, 11 Mei 2018, 23 Juli 2018 dan 22 Juli 2020.
As of 31 December 2013, the maturity dates of these transactions were on 28 February 2014, 11 May 2018, 23 July 2018 and 22 July 2020.
Pada tanggal 31 Desember 2012, tanggal jatuh tempo transaksi-transaksi ini adalah 23 Juli 2018 dan 22 Juli 2020.
As of 31 December 2012, the maturity dates of these transactions were on 23 July 2018 and 22 July 2020.
Selama tahun 2013 dan 2012, Bank menjual sebagian dari obligasi pemerintah yang diterima dalam rangka pinjaman yang dijamin kepada pihak ketiga yang dicatat sebagai liabilitas untuk mengembalikan suratsurat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin. Jumlah ini merupakan nilai wajar dari obligasi pemerintah yang dijual.
During 2013 and 2012, the Bank sold part of the government bonds under secured borrowings to third parties which was recorded as an obligation to return securities received under secured borrowings. This amount represented the fair value of the sold government bonds.
54
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
13. ASET LAIN-LAIN
13. OTHER ASSETS
Aset lain-lain termasuk jumlah aset derivatif yang gagal diserahkan nasabah atas kontrak-kontrak terstruktur, sebagaimana dijelaskan di bawah ini.
Other assets include the balance of defaulted derivative assets arising from structured contracts, as described below.
Selama tahun berakhir 31 Desember 2008, Bank melakukan beberapa kontrak berjangka mata uang asing terstruktur dengan fitur option khusus. Kontrakkontrak ini memiliki beberapa karakteristik khusus seperti adanya keharusan untuk menyerahkan sejumlah mata uang asing sebagai penyelesaian transaksi pada tanggal penyerahan yang telah ditentukan terlebih dahulu (mingguan atau dua mingguan) selama jangka waktu tertentu (berkisar 26 sampai dengan 52 minggu). Apabila kurs mata uang menyentuh atau berada di atas strike rate yang telah ditentukan sebelumnya, nasabah (bank dan bukan bank) berkewajiban untuk menyerahkan sejumlah mata uang asing sebesar dua kali lipat dari jumlah penyelesaian semula.
During the year ended 31 December 2008, the Bank entered into several structured foreign exchange forward contracts with specific option features. These contracts have certain specific characteristics such as the requirement to deliver a series of foreign currency exchange settlements on pre-determined delivery dates (weekly or bi-weekly) during a period of time (ranging from 26 to 52 weeks). If the exchange rate is at or above a predetermined strike rate, the Bank’s counterparty customers (banks and non-banks) are obligated to deliver an amount of foreign currency which is double the original settlement amount.
Kontrak-kontrak terstruktur ini dilakukan berdasarkan arus kas mata uang asing nasabah bukan bank dan tidak mencerminkan aktivitas perdagangan Bank. Untuk mengeliminasi risiko pasar yang timbul, Bank telah melakukan kontrak back-to-back dengan beberapa nasabah bank dengan persyaratan dan kondisi yang sama (mirroring) untuk sebagian besar kontrak terstruktur tersebut.
These structured contracts have been executed based on the underlying foreign exchange cash flows of the Bank’s counterparty customers and do not represent proprietary trading activities of the Bank. In order to eliminate the market risk arising, the Bank entered into back-to-back contracts with several counterparty banks with the same terms and conditions (mirroring) for most of the structured contracts.
Karena adanya kenaikan signifikan pada nilai tukar mata uang Dolar Amerika Serikat pada Rupiah pada kuartal keempat tahun 2008, dan pengaruh memburuknya kondisi ekonomi global terhadap kegiatan usaha nasabah, beberapa nasabah bukan bank gagal dalam menyerahkan sejumlah mata uang asing (USD) kepada Bank pada saat jatuh tempo.
Due to a significant increase in the United States Dollar foreign exchange rate against the Rupiah in the last quarter of 2008, and the impact of the unfavorable global economic conditions to their businesses, certain counterparties customers failed to deliver the foreign currency amount (USD) to the Bank when they were due.
Selama tahun 2013 dan 2012, Bank secara aktif telah melakukan diskusi dengan nasabah untuk melakukan restrukturisasi atau pemutusan kontrak dengan kesepakatan untuk nasabah-nasabah yang terkait. Kontrak-kontrak tersebut direstrukturisasi atau diakhiri pada saat kesepakatan dengan nasabah dicapai. Bank selalu memiliki hak untuk memutuskan dan melakukan restrukturisasi atas kontrak-kontrak tersebut apabila kesepakatan dengan nasabah tidak tercapai.
During 2013 and 2012, the Bank actively engaged with counterparties customers to restructure or terminate the underlying contracts with the consent of the counterparty customers impacted. The contracts were restructured or terminated upon reaching an agreement with the counterparty customers. The Bank continues to reserve the rights to terminate those restructured contracts where agreement with the counterparty customer cannot be reached.
Restrukturisasi dilakukan dengan konversi piutang menjadi pembayaran berkala (installment payments), kredit yang diberikan atau kontrak derivatif biasa (plain vanilla).
The restructuring was done through conversion into installment payments, loans and advances or plain vanilla derivative contracts.
55
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
13. ASET LAIN-LAIN (Lanjutan)
13. OTHER ASSETS (Continued)
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, tagihan derivatif yang gagal diserahkan nasabah dan telah direstrukturisasi menjadi pembayaran berkala dan dicatat sebagai asset lain-lain berjumlah masingmasing Rp 5.829 dan Rp 21.048 dengan cadangan kerugian penurunan nilai sejumlah masing-masing Rp nil dan Rp 919.
As of 31 December 2013 and 2012, the defaulted derivative receivables which have been restructured into installment payments and recorded under other assets amounting to Rp 5,829 and Rp 21,048 with total allowance for impairment losses amounting to Rp nil and Rp 919, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, jumlah aset bersih derivatif yang gagal diserahkan nasabah (termasuk transaksi derivatif gagal yang sedang dalam sebelum cadangan kerugian proses litigasi), penurunan nilai masing-masing sebesar Rp 913.113 dan Rp 928.109, dan cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk masing-masing sebesar Rp 901.399 dan Rp 348.945.
As of 31 December 2013 and 2012, total defaulted net derivative assets (including defaulted derivative transactions under litigation process), before allowance for impairment losses and after deducting interest in suspense amounted to Rp 913,113 and Rp 928,109, respectively, while the allowance for impairment losses amounted to Rp 901,399 and Rp 348,945.
14. SIMPANAN OLEH NASABAH BUKAN BANK DAN SIMPANAN OLEH BANK-BANK LAIN
Rupiah
2013 Mata uang asing/ Foreign currencies
14. DEPOSITS BY NON-BANK CUSTOMERS AND DEPOSITS BY OTHER BANKS
Jumlah/ Total
2012 Mata uang asing/ Foreign currencies
Rupiah
Jumlah/ Total
Simpanan oleh nasabah bukan bank Giro Tabungan Deposito berjangka Jumlah simpanan oleh nasabah bukan bank
Deposits by non-bank customers 5.506.893 1.535.831 10.455.638
9.485.474 1.907.131 1.096.099
14.992.367 3.442.962 11.551.737
3.438.257 2.164.304 7.887.907
7.246.804 1.911.160 3.799.879
10.685.061 4.075.464 11.687.786
17.498.362
12.488.704
29.987.066
13.490.468
12.957.843
26.448.311
Simpanan oleh bankbank lain Giro Interbank call money (jatuh tempo kurang dari 1 bulan) Jumlah simpanan oleh bank-bank lain
Current accounts Saving accounts Time deposits Total deposits by nonbank customers Deposits by other banks
970.417
64.606
1.035.023
1.070.760
35.882
1.106.642
755.041
-
755.041
550.822
-
550.822
1.725.458
64.606
1.790.064
1.621.582
35.882
1.657.464
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, deposito berjangka dan giro yang dijadikan jaminan untuk fasilitas kredit yang diberikan oleh Bank kepada nasabahnya, masing-masing berjumlah ekuivalen Rp 704.406 dan Rp 312.654.
As of 31 December 2013 and 2012, total time deposits and current accounts pledged as collaterals to credit facilities granted by the Bank to its customers amounted to equivalent Rp 704,406 and Rp 312,654, respectively.
15. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR
15. ACCRUED EXPENSES 2013
Beban bunga masih harus dibayar Alokasi beban Kantor Pusat Area reimbursement Lainnya
Current accounts Interbank call money (maturity date less than 1 month) Total deposits by other banks...
2012
47.831 252.108 180.459 81.260
36.473 175.817 95.317
561.658
307.607
56
Accrued interest payables Head Office allocation expenses Area reimbursement Others
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
16. PERPAJAKAN
16. TAXATION
a. Utang pajak penghasilan terdiri penghasilan pasal 25 dan 29.
dari
pajak
a.
b. (Komponen beban pajak adalah sebagai berikut:
b. . The components of income tax expense were as follows: .
2013 Pajak kini: Pajak penghasilan badan Pajak penghasilan kantor cabang
2012
235.785) 70.736) 306.521)
Pajak tangguhan: Berasal dari timbulnya perbedaan temporer dan pembalikannya
Jumlah
(215.222) (215.222)
101.736) 101.736)
91.299)
433.518)
c.
.
2013
Perbedaan permanen pajak maksimum Beban pajak
dengan
tarif
Penyusutan aset tetap Penyisihan penghapusan aset derivatif yang gagal diserahkan Laba (rugi) belum direalisasi atas perubahan nilai wajar efek-efek yang diperdagangkan Laba (rugi) belum direalisasi atas perubahan nilai wajar liabilitas untuk mengembalikan suratsurat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin Dipindahkan
Deferred: Origination and reversal of temporary differences
Total
The reconciliation between income before tax multiplied by the maximum marginal tax rate and income tax expense was as follows:
2012
244.083 32,5% 79.327
1.351.999) 32,5%) 439.400)
11.972 91.299
(5.882) 433.518)
d. Aset dan kewajiban pajak tangguhan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
1 Januari/ January 2013
Current: Corporate income tax Branch profit tax
255.217) 76.565) 331.782)
c. Rekonsiliasi antara hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak maksimum yang berlaku dan beban pajak adalah sebagai berikut:
Laba akuntansi sebelum pajak Tarif pajak maksimum yang berlaku
Income tax payables consist of income tax articles 25 and 29.
d.
Diakui pada laba rugi/ Recognized in profit or loss
Income before tax Enacted maximum marginal tax rate Permanent differences at maximum marginal tax rate Income tax expense
The deferred tax assets and liabilities as of 31 December 2013 and 2012 were as follows:
Diakui pada pendapatan komprehensif lain/ Recognized in other comprehensive income
31 Desember/ December 2013
2.144)
870)
-
3.014
113.407)
179.548)
-
292.955
(49.843)
(57.476)
-
(107.319)
Depreciation of fixed assets Allowance for defaulted derivative assets Unrealized gain (loss) from changes in fair value of trading securities Unrealized gain (loss) from changes in fair value of obligation to return securities received under secured borrowings
(2.953)
(14.752)
-
(17.705)
62.755)
108.190)
-
170.945)
57
Carryforward
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
16.
PERPAJAKAN (Lanjutan)
16. TAXATION (Continued)
d. Aset dan kewajiban pajak tangguhan pada 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut (Lanjutan):
d. The deferred tax assets and liabilities as of 31 December 2013 and 2012 were as follows (Continued): 2013
1 Januari/ January 2013 Pindahan Bonus yang masih harus dibayar Liabilitas imbalan pascakerja Cadangan kerugian penurunan nilai atas kredit yang diberikan Laba (rugi) belum direalisasi atas perubahan nilai wajar efek-efek untuk tujuan investasi yang tersedia untuk dijual Lain-lain Aset pajak tangguhan - neto
Diakui pada laba rugi/ Recognized in profit or loss
Diakui pada pendapatan komprehensif lain/ Recognized in other comprehensive income
31 Desember/ December 2013
62.755)
108.190)
-)
170.945)
Carried forward
43.466)
(2.135)
-)
41.331)
15.653)
9.367)
(4.455)
20.565)
(77.584)
92.790)
-)
15.206
88) 17.680) 62.058)
-) 7.010) 215.222)
19.881 -) 15.426
19.969) 24.690) 292.706)
Accrued bonus Obligation for postemployment benefits Allowance for impairment losses on loans Unrealized gain (loss) from changes in fair value of availablefor-sale investment securities Others
Diakui pada pendapatan komprehensif lain/ Recognized in other comprehensive income
31 Desember/ December 2012
Deferred tax asset - net
2012
1 Januari/ January 2012 Penyusutan aset tetap Penyisihan penghapusan aset derivatif yang gagal diserahkan Laba (rugi) belum direalisasi atas perubahan nilai wajar efek-efek yang diperdagangkan Laba (rugi) belum direalisasi atas perubahan nilai wajar liabilitas untuk mengembalikan suratsurat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin Bonus yang masih harus dibayar Liabilitas imbalan pascakerja Cadangan kerugian penurunan nilai atas kredit yang diberikan Laba (rugi) belum direalisasi atas perubahan nilai wajar efek-efek untuk tujuan investasi yang tersedia untuk dijual Lain-lain Aset pajak tangguhan - neto
Diakui pada laba rugi/ Recognized in profit or loss
(4.054)
6.198.
-
2.144.
125.087.
(11.680)
-
113.407.
20.628.
(70.471)
-
(49.843)
Depreciation of fixed assets Allowance for defaulted derivative assets Unrealized gain (loss) from changes in fair value of trading securities Unrealized gain (loss) from changes in fair value of obligation to return securities received under secured borrowings
1.954.
(4.907)
-
(2.953)
36.972.
6.494.
-
43.466.
9.168.
2.564.
3.921
15.653.
(42.770)
(34.814)
-
(77.584)
(9.346) 12.800. 150.439.
-. 4.880. (101.736)
9.434 13.355
88. 17.680. 62.058.
58
Accrued bonus Obligation for post employment benefits Allowance for impairment losses on loans Unrealized gain (loss) from changes in fair value of available-forsale investment securities Others Deferred tax asset-net
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
16.
PERPAJAKAN (Lanjutan)
16. TAXATION (Continued)
e. .Tahun Fiskal 2002
e. Fiscal Year 2002
bulan Juli 2005, Bank mengajukan surat keberatan berkaitan dengan hasil pemeriksaan pajak tahun fiskal 2002 (berkaitan dengan berbagai pajak penghasilan, pajak penghasilan badan dan pajak pertambahan nilai) dengan jumlah sebesar Rp 18.130. Kantor pajak menerima sebagian dari keberatan tersebut sebesar Rp 1.249 dan telah memindahbukukan jumlah ini untuk pembayaran pajak penghasilan pasal 25 tahun 2005.
In July 2005, the Bank submitted an objection related to the result of 2002 tax audit (related to various withholding taxes, corporate income tax and value added tax) with the disputed tax amount of Rp 18,130. The tax office received part of the objection amounted to Rp 1,249 and has compensated this amount to 2005 income tax article 25.
Pada bulan Juli 2006, kantor pajak menerbitkan surat yang menyatakan pengembalian pajak sebesar Rp 1.198 dan jumlah ini telah dipindahbukukan untuk pembayaran pajak penghasilan pasal 25 tahun 2006.
In July 2006, the tax office issued another letter resulting in a refund of Rp 1,198 and has compensated this amount to 2006 income tax article 25.
Pada bulan Oktober 2006, Bank mengajukan banding ke pengadilan pajak.
In October 2006, the Bank appealed to tax court.
Pada tahun 2008, Bank menerima pengembalian pajak sebesar Rp 2.284 dari pengadilan pajak, dari pajak pertambahan nilai dalam negeri dan pajak penghasilan, dan diakui dalam laba rugi tahun 2008. Bank menerima sebagian dari tambahan beban pajak dan surat tagihan pajak sebesar Rp 441. Atas sisa lebih bayar pajak sebesar Rp 12.958, Bank mengajukan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung pada bulan Juni 2008.
In 2008, the Bank received the tax refund of Rp 2,284 from the tax court, from onshore VAT and withholding tax, and recognized in the 2008 profit or loss. The Bank accepted part of additional tax expense and tax collection letter amounting to Rp 441. For the remaining tax overpayment amounting to Rp 12,958, the Bank submitted a judicial review to the Supreme Court in June 2008.
Putusan Mahkamah Agung yang menolak permohonan peninjauan kembali Bank berkaitan dengan pajak penghasilan badan sebesar Rp 4.156 telah diterima oleh Bank pada bulan Nopember 2012.
The Supreme court decisions which rejected the Bank’s judicial review requests related to corporate income tax amounted to Rp 4,156 has been received by the Bank in November 2012.
Sehubungan dengan pengajuan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung atas kelebihan pembayaran pajak tahun 2002 sebesar Rp 12.958, pada bulan Januari 2013 Bank telah menerima putusan Mahkamah Agung yang mengkonfirmasikan kelebihan pembayaran pajak pertambahan nilai sebesar Rp 8.802, yang telah diterima Bank dan dicatat sebagai pendapatan.
In relation to the judicial review request to Supreme Court on the 2002 tax overpayment amounting to Rp 12,958, in January 2013 the Bank received the Supreme Court decision which confirmed value added tax overpayment of Rp 8,802 which has been received by Bank and recorded as income.
..Pada
59
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
16.
PERPAJAKAN (Lanjutan)
16. TAXATION (Continued)
f. . Tahun Fiskal 2004
f. Fiscal Year 2004 .
Pada tahun fiskal 2004, Bank memiliki kelebihan bayar pajak penghasilan badan dan pajak penghasilan kantor cabang sebesar Rp 13.979. Jumlah ini telah dicatat sebagai pajak dibayar dimuka di laporan keuangan gabungan tahun 2004. Setelah itu, Bank menerima sertifikat akhir tahun untuk beban-beban alokasi dari Kantor Pusat dimana jumlahnya lebih tinggi dari jumlah yang sebelumnya diperhitungkan di pajak penghasilan badan tahun 2004. Oleh karena itu, lebih bayar pajak Bank meningkat sebesar Rp 3.847. Bank merevisi pajak penghasilan badan dan pajak penghasilan kantor cabang untuk tahun 2004 dan mengklaim lebih bayar tersebut ke kantor pajak di tahun 2005. Pada tanggal 31 Desember 2005, jumlah keseluruhan lebih bayar pajak penghasilan tahunan untuk tahun 2004 adalah Rp 17.826. Lebih bayar pajak ini dicatat sebagai pajak dibayar dimuka dalam laporan keuangan gabungan tahun 2005.
In fiscal year 2004, the Bank had an overpayment of corporate income tax and branch profit tax of Rp 13,979. This amount was recorded as prepaid tax in the 2004 combined financial statements. Subsequently, the Bank received a final certificate for its Head Office Allocation Expenses with the amount higher than the amount previously accounted in its 2004 corporate income tax calculation. Therefore, the Bank’s overpayment increased by Rp 3,847. The Bank revised the 2004 income tax and branch profit tax and claimed the overpayment to tax office in 2005. The total overpayment for 2004 annual income tax as of 31 December 2005 was Rp 17,826, and recorded as prepaid tax in the 2005 combined financial statements.
Pada bulan Juni 2006, kantor pajak menerbitkan surat ketetapan pajak atas pajak pertambahan nilai, pajak penghasilan badan dan berbagai pajak penghasilan untuk tahun 2004, yang menghasilkan kurang bayar pajak dan penalti sebesar Rp 24.249. Bank telah membayar jumlah ini dan mengakuinya sebagai beban non-operasional di dalam laba rugi tahun 2006. Bank juga membebankan pajak dibayar dimuka sebesar Rp 17.826 sebagai beban nonoperasional dalam laporan laba rugi gabungan tahun 2006.
In June 2006, the tax office issued tax assessment letters on the Bank’s value added tax, corporate income tax and various withholding taxes for year 2004, which resulted in tax underpayments and penalties amounting to Rp 24,249. The Bank settled this amount and recorded it as non-operational expenses in 2006 profit or loss. The Bank also charged the prepaid tax of Rp 17,826 to nonoperational expenses in the 2006 combined statement of comprehensive income.
Pada bulan September 2006, Bank mengajukan keberatan ke kantor pajak sehubungan dengan berbagai koreksi pajak dan tambahan beban pajak yang berkaitan dengan pemeriksaan pajak tahun 2004. Kantor pajak menerima sebagian dari keberatan tersebut sebesar Rp 13.177 dan telah memindahbukukan jumlah ini untuk pembayaran pajak penghasilan pasal 25 tahun 2007. Bank menerima sebagian dari tambahan beban pajak dan surat tagihan pajak sebesar Rp 3.958. Pada bulan Desember 2007, atas sisa lebih bayar pajak sebesar Rp 24.940, Bank mengajukan banding ke pengadilan pajak.
In September 2006, the Bank submitted an objection to the tax office regarding various tax corrections and additional tax expenses related to the result of 2004 tax audit. The tax office received part of the objection amounted to Rp 13,177 and has compensated this amount to 2007 income tax article 25 through tax overbooking process. The Bank accepted part of additional tax expenses and tax collection letter with amount of Rp 3,958. In December 2007, for the remaining tax overpayment amounting to Rp 24,940, the Bank appealed to tax court.
Pada bulan Agustus dan September 2009, pengadilan pajak menerbitkan surat putusan, dimana pengadilan pajak mengabulkan sebagian permohonan banding Bank sebesar Rp 24.906. Sebesar jumlah yang telah disetujui oleh pengadilan pajak untuk dikembalikan ke Bank, Bank telah memindahbukukan jumlah tersebut untuk pembayaran pajak penghasilan pasal 25 tahun 2009. Atas jumlah tersebut yang berkaitan dengan pajak penghasilan, pajak penghasilan badan dan pajak pertambahan nilai kantor pajak mengajukan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung. Di samping itu, pada bulan Nopember 2009, Bank juga mengajukan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung berkaitan dengan pajak penghasilan dengan jumlah klaim pengembalian pajak sebesar Rp 44.
In August and September 2009, the tax court issued its decision letters, whereby the tax court accepted part of the Bank’s appeal amounted to Rp 24,906. The Bank has compensated the amount approved by tax court to be refunded to the Bank to the 2009 income tax article 25 through overbooking process. On this amount, tax office requested for judicial review related to witholding tax, corporate income tax and value added tax to Supreme Court. Futhermore, in November 2009, the Bank also requested for judicial review related to witholding tax to Supreme Court on the remaining claim for tax refund of Rp 44.
60
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
16.
PERPAJAKAN (Lanjutan)
16. TAXATION (Continued)
f. Tahun Fiskal 2004 (Lanjutan)
f. Fiscal year 2004 (Continued)
Putusan Mahkamah Agung yang menolak peninjauan kembali kantor pajak berkaitan dengan pajak penghasilan diterima Bank pada bulan Mei 2012. Sedangkan putusan Mahkamah Agung yang menolak peninjauan kembali Bank berkaitan dengan pajak penghasilan sebesar Rp 44 diterima Bank pada bulan Nopember 2012.
The Supreme Court decision which rejected the tax office’s judicial review request related to withholding tax was received by the Bank in May 2012. While the Supreme Court decision which rejected the Bank judicial review request related to withholding tax amounting to Rp 44 was received by the Bank in November 2012.
Atas permohonan peninjauan kembali yang diajukan oleh kantor pajak terhadap pajak penghasilan badan, Bank menerima hasil putusan Mahkamah Agung yang menolak permohonan tersebut pada bulan Februari 2013.
Upon tax office’s judicial review request related to corporate income tax, the Bank received the Supreme Court’s decision which rejected the tax office’s judicial review request in February 2013.
g. Sesuai peraturan perpajakan di Indonesia, Bank melaporkan atau menyetorkan pajak-pajaknya berdasarkan sistem self-assessment. Fiskus dapat menetapkan/mengubah pajak-pajak tersebut dalam jangka waktu tertentu sesuai peraturan yang berlaku.
g. Under the taxation laws of Indonesia, the Bank submits its tax returns on the basis of selfassessment. The tax authorities may assess or amend taxes within the statute of limitations, under prevailing regulations.
17. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA
17. OBLIGATION FOR POST-EMPLOYMENT BENEFITS
Bank menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk karyawan tetap yang memenuhi syarat, yang dikelola dan diadministrasikan oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan AIA Financial (DPLK-AIA Financial).
The Bank has a defined contribution pension plan covering its qualified permanent employees, which is managed and administered by Dana Pensiun Lembaga Keuangan AIA Financial (DPLK-AIA Financial).
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, iuran yang dibayarkan oleh karyawan dan Bank adalah sebesar 2% dari penghasilan dasar karyawan.
As of 31 December 2013 and 2012, the employees’ and the Bank’s contributions are 2% of the employees’ basic salary.
Berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan Indonesia No. 13/2003, Bank diwajibkan untuk memberikan imbalan pasca kerja kepada karyawan ketika pemutusan kontrak kerja atau pensiun. Imbalan kerja didasarkan pada masa kerja karyawan dan kompensasi karyawan ketika pemutusan kontrak kerja atau pensiun. Sehingga sebagai tambahan program pensiun, Bank mencatat liabilitas tambahan yang merupakan bagian dari imbalan yang diwajibkan oleh Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tetapi belum seluruhnya tercakup dalam imbalan kerja yang diberikan oleh dana pensiun.
In accordance with Labor Law of Republic Indonesia No. 13/2003, the Bank is required to provide post employment benefits to its employees when their employments are terminated or when they retire. These benefits are primary based on years of service and the employees’ compensation at termination of retirement. Therefore, in addition to the pension program, the Bank recorded an additional liability, which represented a portion of benefits required by Labor Law No. 13/2003 but have not been fully covered by the benefits provided by the pension plan.
61
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
17. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA (Lanjutan)
17. OBLIGATION FOR POST-EMPLOYMENT BENEFITS (Continued)
Tabel berikut ini menyajikan liabilitas imbalan kerja Bank, perubahan liabilitas imbalan kerja Bank, biaya yang diakui dalam laba rugi selama tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012:
The following table summarizes the Bank’s obligation for post-employment benefits, movement of the obligation, and expense recognized in profit or loss during the years ended 31 December 2013 and 2012:
2013
2012
Liabilitas imbalan kerja
Obligation for post-employment benefits
Nilai kini liabilitas Beban jasa lalu yang belum diakui
63.277) -) 63.277)
48.550) (386) 48.164)
Beban imbalan kerja
Employee benefits expenses
Beban jasa kini Beban bunga atas liabilitas Amortisasi atas beban jasa lalu
34.173) 2.441) 385) 36.999)
9.629) 2.571) 489) 12.689)
Asumsi-asumsi utama yang digunakan dalam perhitungan di atas - Tingkat diskonto per tahun - Tingkat kenaikan gaji pokok per tahun
Liabilitas pada awal tahun Dampak penerapan PSAK No. 24 (Revisi 2010), awal tahun Beban imbalan pasca-kerja tahun berjalan Keuntungan aktuarial Pembayaran kepada karyawan Liabilitas pada akhir tahun
Current service cost Interest on obligation Amortization of past service cost
Key assumptions used in the above calculation 8,7%) 6,0%)
5,3%) 6,0%)
Annual discount rate Annual basic salary growth rate Movement in the obligation for postemployment benefits
Perubahan liabilitas imbalan pasca-kerja 48.164)
28.210)
-
12.765)
36.999) (13.709) (8.177) 63.277)
12.689) (702) (4.798) 48.164)
Informasi Historis Nilai kini liabilitas Penyesuaian yang timbul program - (rugi) laba
Present value of obligation Unrecognized past service cost
Obligation at beginning of year Effect of adoption of PSAK No. 24 (2010 Revision), beginning of year.. Post-employment benefits expense for the year Actuarial gain Payments to employees Obligation at end of year
Historical Information 63.277)
48.550)
(622)
2.531)
pada liabilitas
62
Present value of obligation Experience adjustment arising on plan liabilities - (loss) gain
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
18. UTANG KEPADA KANTOR PUSAT DAN CABANGCABANG LAIN
18. DUE TO HEAD OFFICE AND OTHER BRANCHES
Utang kepada Kantor Pusat dan cabang-cabang lain merupakan dana yang ditempatkan di Indonesia oleh Kantor Pusat dan cabang-cabang lain. Utang kepada Kantor Pusat dapat diperpanjang secara periodik.
Due to Head Office and other branches represents the funds placed in Indonesia by the Head Office and other branches. Due to Head Office is rolled-over on a periodical basis.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, saldo utang kepada Kantor Pusat dan cabang-cabang lain adalah sebagai berikut:
As of 31 December 2013 and 2012, the balance of due to Head Office and other branches was as follows:
2013
2012
Utang kepada Kantor Pusat (Catatan 29):
Due to Head Office (Note 29):
Rupiah
938.796
Mata uang asing 2013: jatuh tempo 2 Januari 2014, 27 Januari 2014, 21 Desember 2015; 2012: jatuh tempo 2 Januari 2013, 20 Desember 2013 dan 27 Januari 2014
Utang kepada cabang-cabang lain: Rupiah Mata uang asing
Jumlah
938.796
4.763.135 5.701.931
3.291.733 4.230.529
376.215 9.767.099 10.143.314
686.730 9.665.283 10.352.013
15.845.245
14.582.542
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, termasuk dalam utang kepada Kantor Pusat adalah dana usaha yang dilaporkan sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku mengenai pinjaman luar negeri masing-masing sebesar Rp 4.545.772 dan Rp 3.781.858.
Foreign currencies 2013: due on 2 January 2014, 27 January 2014, 21 December 2015; 2012: due on 2 January 2013, 20 December 2013 and 27 January 2014
Due to other branches: Rupiah Foreign currencies
Total
As of 31 December 2013 and 2012, due to Head Office includes declared operating funds in accordance with prevailing Bank Indonesia regulations concerning commercial offshore borrowing amounted to Rp 4,545,772 and Rp 3,781,858, respectively.
19. KOMITMEN DAN KONTINJENSI
Rupiah
Rupiah
19. COMMITMENTS AND CONTINGENCIES 2013 Mata uang asing/ Foreign currencies
Jumlah/Total
Rupiah
2012 Mata uang asing/ Foreign currencies
Jumlah/Total
KOMITMEN Tagihan komitmen Kontrak pembelian tunai yang belum selesai Kewajiban komitmen Fasilitas kredit yang belum digunakan Fasilitas letters of credit yang tidak dapat dibatalkan yang diberikan ke nasabah
COMMITMENTS
50.294.679
(4.248.699)
63.138.603
(1.194.728)
113.433.282
(5.443.427)
38.921.672)
(3.907.585)
40.882.634)
(958.319)
79.804.306)
Committed receivables Unsettled spot purchase contracts
(4.865.904)
Committed liabilities Unused loan Facilities Irrevocable letters of credit facilities provided to customers
(5.605)
(2.028.603)
(2.034.208)
(1.256)
(1.531.168)
(1.532.424)
(53.722.098)
(60.071.095)
(113.793.193)
(38.091.315)
(41.792.248)
(79.883.563)
Unsettled spot selling contracts
Jumlah kewajiban komitmen
(57.976.402)
(63.294.426)
(121.270.828)
(42.000.156)
(44.281.735)
(86.281.891)
Total committed Liabilities
Jumlah komitmen kewajiban neto
(7.681.723)
(155.823)
(7.837.546)
(3.078.484)
(3.399.101)
(6.477.585)
Total commitments net liabilities
Kontrak penjualan tunai yang belum selesai
63
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
19. KOMITMEN DAN KONTIJENSI (Lanjutan)
Rupiah
2013 Mata uang asing/ Foreign currencies
19. COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (Continued)
Jumlah/Total
2012 Mata uang asing/ Foreign currencies
Rupiah
Jumlah/Total
KONTINJENSI
Tagihan kontinjensi Garansi yang diterima dari bank-bank lain (Catatan 33) Pendapatan bunga dari kredit nonperforming Jumlah tagihan kontinjensi
Kewajiban kontinjensi Bank garansi yang diterbitkan kepada nasabah (Catatan 33)
Jumlah kontinjensi tagihan (kewajiban) neto
CONTINGENCIES
1.564.000
8.347.495
9.911.495
131.000)
8.516.592)
Contingencies Receivables Guarantees received from other banks (Note 33)
8.647.592)
1.009
1.938
2.947
-) )
10.498)
10.498)
Interest on nonperforming loans
1.565.009
8.349.433
9.914.442
131.000)
8.527.090)
8.658.090)
Total contingent receivables
(3.750.288)
(2.185.279)
(5.981.613)
2.367.820
(9.731.901)
182.541
Bank menghadapi berbagai macam jenis tuntutan hukum, pengurusan administrasi dan klaim yang belum terselesaikan dalam kegiatan usahanya. Tidak mungkin untuk memastikan apakah Bank akan memenangkan masalah atau tuntutan hukum tersebut, atau dampaknya jika Bank kalah. Namun demikian, manajemen Bank yakin bahwa hasil keputusan masalah atau tuntutan hukum tersebut tidak akan membawa dampak buruk yang signifikan pada kelangsungan usaha Bank.
(1.821.924)
(1.690.924)
(4.301.580)
Contingencies Liabilities Bank guarantees issued to customers (6.123.504) (Note 33)
4.225.510)
Total net contingencies receivables (liabilities)
2.534.586)
The Bank is a party to various unresolved legal actions, administrative proceedings, and claims in the ordinary course of its business. It is not possible to predict with certainty whether or not the Bank will ultimately be successful in any of these legal matters or, if not, what the impact might be. However, the Bank’s management believes that the results in any of these proceedings will not have significant adverse impacts on the Bank’s ability to operate as a going concern.
20. ASET KEUANGAN DAN LIABILITAS KEUANGAN
20. FINANCIAL ASSETS AND FINANCIAL LIABILITIES
Pada tabel di bawah ini, instrumen keuangan telah dikelompokkan berdasarkan klasifikasi masing-masing. Kebijakan akuntansi yang penting di Catatan 2g menjelaskan bagaimana kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut diukur dan bagaimana pendapatan dan beban, termasuk keuntungan dan kerugian nilai wajar (perubahan nilai wajar instrumen keuangan), diakui.
In the below table, financial instruments have been allocated based on their classification. The significant accounting policies in Note 2g describe how the categories of the financial assets and financial liabilities are measured and how income and expenses, including fair value gains and losses (changes in fair value of financial instruments), are recognized.
Aset keuangan telah dikelompokkan ke dalam aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang dan aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Sama halnya dengan aset keuangan, setiap liabilitas keuangan telah dikelompokkan ke dalam liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dan liabilitas keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi lainnya.
Financial assets have been allocated into fair value through profit or loss, loans and receivables and available-for-sale financial assets. Similarly, each financial liability has been allocated into fair value through profit or loss and other amortized cost.
64
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
20.
ASET KEUANGAN DAN LIABILITAS KEUANGAN (Lanjutan)
20.
FINANCIAL ASSETS AND FINANCIAL LIABILITIES (Continued)
Nilai wajar yang diungkapkan di bawah ini adalah berdasarkan informasi relevan yang tersedia pada tanggal laporan posisi keuangan gabungan dan tidak diperbaharui untuk mencerminkan perubahan dalam kondisi pasar yang terjadi setelah tanggal laporan posisi keuangan gabungan.
The fair values are based on relevant information available as at the combined statements of financial position date and have not been updated to reflect changes in market condition after the combined statements of financial position date.
Di bawah ini disajikan perbandingan antara nilai tercatat, seperti dilaporkan dalam laporan posisi keuangan gabungan, dan nilai wajar semua aset keuangan dan liabilitas keuangan pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.
Summarized below is the comparison of the carrying amounts, as reported in the combined statements of financial position, and the fair value of all financial assets and financial liabilities as of 31 December 2013 and 2012.
2013
Aset keuangan Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain Tagihan dari cabangcabang lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Efek-efek yang diperdagangkan Aset derivatif Tagihan akseptasi Kredit yang diberikan Efek-efek untuk tujuan investasi Tagihan atas pinjaman yang dijamin Aset lain-lain Liabilitas keuangan Simpanan oleh nasabah bukan bank Simpanan oleh bankbank lain Liabilitas derivatif Utang akseptasi Liabilitas untuk mengembalikan surat-surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin Beban masih harus dibayar Utang kepada Kantor Pusat dan cabangcabang lain
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi/ Fair value through profit or loss
Pinjaman yang diberikan dan piutang/ Loans and receivables
Tersedia untuk dijual/ Available-forsale
-
-
250.433
-
3.888.784
-
Dimiliki hingga jatuh tempo/ Held to maturity -
Biaya perolehan diamortisasi lainnya/ Other amortized cost*
Jumlah nilai tercatat/ Total carrying amount
Nilai wajar/ Total fair value
-
250.433
250.433
-
3.888.784
3.888.784
-
516.381
516.381
-
316.936
316.936
-
2.471.955
2.471.955
Financial assets Cash Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks Due from other branches Placements with Bank Indonesia and other banks
-
1.520.777 6.280.764 1.371.349 32.690.216
1.520.777 6.280.764 1.371.349 32.912.992
Trading securities Derivative assets Acceptance receivables Loans
510.169
8.701.231
8.573.707
510.169
3.275.886 158.604 61.443.316
3.275.886 158.604 61.538.568
Investment securities Receivables under secured borrowings Other assets
-
516.381
-
-
316.936
-
-
2.471.955
-
1.520.777 6.280.764 -
1.371.349 32.690.216
-
-
-
4.994.705
2.960.686 10.762.227
315.200 158.604 41.729.425
5.245.138
3.196.357 3.196.357
Financial liabilities Deposits by non-bank customers
-
-
-
-
29.987.066
29.987.066
29.987.066
5.988.677 -
-
-
-
1.790.064 1.373.297
1.790.064 5.988.677 1.373.297
1.790.064 5.988.677 1.373.297
Deposits by other banks Derivative liabilities Acceptance payables
3.019.511
-
-
-
-
3.019.511
3.019.511
Obligation to return securities received under secured borrowings
-
-
-
-
561.658
561.658
561.658
Accrued expenses
9.008.188
-
-
-
11.299.473 45.011.558
11.299.473 54.019.746
11.299.473 54.019.746
*Klasifikasi ini termasuk investasi pada sukuk dan SPNS, yang diklasifikasikan sebagai “diukur pada biaya perolehan“.
Due to Head Office and other branches
*This classification includes investment in sukuk and SPNS, which are classified as “measured at acquisition cost”.
65
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
20. ASET KEUANGAN DAN LIABILITAS KEUANGAN (Lanjutan)
20.
FINANCIAL ASSETS AND FINANCIAL LIABILITIES (Continued)
2012
Aset keuangan Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain Tagihan dari cabangcabang lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Efek-efek yang diperdagangkan Aset derivatif Tagihan akseptasi Kredit yang diberikan Efek-efek untuk tujuan investasi Tagihan atas pinjaman yang dijamin Aset lain-lain Liabilitas keuangan Simpanan oleh nasabah bukan bank Simpanan oleh bankbank lain Liabilitas derivatif Utang akseptasi Liabilitas untuk mengembalikan surat-surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin Beban masih harus dibayar Utang kepada Kantor Pusat dan cabangcabang lain
Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi/ Fair value through profit or loss
Pinjaman yang diberikan dan piutang/ Loans and receivables
Tersedia untuk dijual/ Available-forsale
Biaya perolehan diamortisasi lainnya/ Other amortized cost*
Jumlah nilai tercatat/ Total carrying amount
Nilai wajar/ Total fair value
-
-
165.525
-
165.525
165.525
-
3.500.547
-
-
3.500.547
3.500.547
-
405.530
-
-
405.530
405.530
-
72.908
-
-
72.908
72.908
-
5.582.969
-
-
5.582.969
5.582.969
Financial assets Cash Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks Due from other branches Placements with Bank Indonesia and other banks
1.737.590 1.700.994 -
1.138.234 31.218.394
-
-
1.737.590 1.700.994 1.138.234 31.218.394
1.737.590 1.700.994 1.138.234 31.112.225
Trading securities Derivative assets Acceptance receivables Loans
-
-
2.664.118
432.787
3.096.905
3.096.905
949.378 4.387.962
688.461 42.607.043
2.829.643
432.787
949.378 688.461 50.257.435
949.378 688.461 50.151.266
Investment securities Receivables under secured borrowings Other assets Financial liabilities Deposits by non-bank customers
-
-
-
26.448.311
26.448.311
26.448.311
1.575.678 -
-
-
1.657.464 1.140.005
1.657.464 1.575.678 1.140.005
1.657.464 1.575.678 1.140.005
Deposits by other banks Derivative liabilities Acceptance payables
945.505
-
-
-
945.505
945.505
Obligation to return securities received under secured borrowings
-
-
-
307.607
307.607
307.607
Accrued expenses
2.521.183
-
-
10.780.235 40.333.622
10.780.235 42.854.805
10.780.235 42.854.805
Due to Head Office and other branches
*Klasifikasi ini termasuk investasi pada sukuk dan SPNS, yang diklasifikasikan sebagai “diukur pada biaya perolehan“.
*This classification includes invetment in sukuk and SPNS, which are classified as “measured at acquisition cost”.
Nilai wajar efek-efek yang diperdagangkan, efek-efek untuk tujuan investasi tersedia untuk dijual dan tagihan atas pinjaman yang dijamin pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah berdasarkan harga kuotasi pasar dan teknik penilaian dengan input yang dapat diobservasi.
The fair value of trading, investment securities for available-for-sale and receivables under secured borrowing as of 31 December 2013 and 2012 was based on quoted market prices and valuation technique with observable inputs.
Nilai wajar kredit yang diberikan yang dikategorikan dalam pinjaman yang diberikan dan piutang pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 dinilai dengan analisa arus kas yang didiskonto berdasarkan tingkat suku bunga pasar.
The fair value of loans categorized as loans and receivables as of 31 December 2013 and 2012 was measured using discounted cash flows analysis using market interest rate.
Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan selain yang dijelaskan di atas mendekati nilai tercatatnya karena aset keuangan dan liabilitas keuangan dalam jumlah signifikan memiliki jangka waktu yang pendek, dan/atau suku bunganya sering ditinjau ulang.
The fair value of other financial assets and financial liabilities not mentioned above approximate their carrying amount as substantially all financial assets and financial liabilities are short-term in nature, and/or repriced frequently.
66
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
21. PENYERTAAN KANTOR PUSAT
21. HEAD OFFICE INVESTMENT
Merupakan penyertaan Kantor Pusat di Bank sebesar Rp 867 pada awal pendirian Bank di Indonesia dan tambahan penyertaan sebesar Rp 900.350 yang diterima pada tanggal 26 April 2010 dan 27 April 2010 dan sebesar Rp 1.442.150 yang diterima pada tanggal 3-5 Desember 2012. Tambahan penyertaan Kantor Pusat pada tahun 2010 dan 2012 ini diperhitungkan sebagai bagian dari Dana Usaha yang dilaporkan (Catatan 29).
Represents the Head Office investment in the Bank of Rp 867 on the establishment of the Bank in Indonesia and additional investment amounting to Rp 900,350 which was received on 26 April 2010 and 27 April 2010 and a total of Rp 1,442,150 which was received on 3-5 December 2012. These additional Head Office Investments in 2010 and 2012 were accounted for as part of declared Operating Fund (Note 29).
22. PENDAPATAN BUNGA
22. INTEREST INCOME
Pendapatan bunga terdiri dari:
Kredit yang diberikan Efek-efek untuk tujuan investasi Efek-efek yang diperdagangkan Penempatan pada bank-bank lain Lainnya
Interest income consists of: 2013
2012
2.560.233 462.925 116.490 82.813 38.973 3.261.434
2.428.911 250.129 129.037 179.817 38.872 3.026.766
Loans Investment securities Trading securities Placements with other banks Others
Pendapatan bunga yang dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif yang dilaporkan di atas, yang terkait dengan aset keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi adalah masing-masing sebesar Rp 3.098.079 dan Rp 2.835.116 untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012.
Interest income calculated using the effective interest method reported above that relates to financial assets not carried at fair value through profit or loss were Rp 3,098,079 and Rp 2,835,116 for the years ended 31 December 2013 and 2012, respectively.
Termasuk dalam pendapatan bunga adalah bunga dari efek diskonto aset keuangan yang mengalami penurunan nilai, yang sebagian besar berasal dari aset keuangan yang dicatat pada aset lain-lain, untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp 41.875 dan Rp 36.222.
Included in interest income is interest from effect of discounting (unwinding interest) of impaired financial assets, which mostly came from financial assets that were recorded in other assets, for the years ended 31 December 2013 and 2012 amounting to Rp 41,875 and Rp 36,222, respectively.
23. BEBAN BUNGA
23. INTEREST EXPENSE
Beban bunga terdiri dari:
Interest expenses consists of: 2013
Deposito berjangka/deposito on call Giro Tabungan Interbank call money Utang kepada Kantor Pusat dan cabangcabang lain Lainnya
2012
709.323 194.224 42.580 51.193
490.096 105.356 85.934 53.741
Time/call deposits Current accounts Saving accounts Interbank call money
241.434 43.252 1.282.006
242.817 9.084 987.028
Due to Head Office and other branches Others
67
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
24. PENDAPATAN PROVISI DAN KOMISI
24. FEE AND COMMISSION INCOME
Pendapatan provisi dan komisi terdiri dari:
Fees and commission income consists of: 2013
Kredit ritel yang tidak dijamin Kredit yang diberikan Asuransi Unit trusts Kustodian Ekspor/impor Obligasi Bank garansi Account services Deposito Lainnya
2012
396.589 192.538 136.425 116.331 79.297 76.699 54.612 46.996 19.835 10.959 5.749 1.136.030
25. BEBAN PROVISI DAN KOMISI
25. FEE AND COMMISSION EXPENSE
Beban provisi dan komisi terdiri dari:
Fees and commission expense consists of: 2013
Kredit ritel yang tidak dijamin Garansi Kredit yang diberikan Deposit Lainnya
2012
277.624 80.711 43.672 21.275 7.598 430.880
26. NET IMPAIRMENT LOSSES 2013
2012
434.062 647.176 1.081.238
Net impairment losses consist of charges of allowance for impairment losses on loans (Note 10d) and other financial assets net after recovery during the year.
27. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
27. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES 2013
2012
275.059 214.489 129.783 102.269 60.334 53.859 51.226 51.086 49.579 20.747 103.012 1.111.443
220.518 198.221 100.995 85.040 56.615 50.999 51.299 60.358 44.209 19.710 81.240 969.204
28. BEBAN KARYAWAN
Area reimbursements Head Office allocation expenses Premises Advertising Insurance Computer Telecommunication Professional fees Depreciation of fixed assets Travel and transportation Others
28. PERSONNEL EXPENSES 2013
Gaji Tunjangan hari raya dan bonus Tunjangan lainnya Imbalan pasca-kerja (Catatan 17) Pelatihan Lainnya
Charges for the year: Loans Other financial assets
426.618 411 427.029
Kerugian penurunan nilai terdiri dari beban cadangan kerugian penurunan nilai kredit (Catatan 10d) dan aset keuangan lainnya setelah dikurangi pemulihan selama tahun berjalan.
Area reimbursements Alokasi beban Kantor Pusat Gedung Iklan Asuransi Komputer Telekomunikasi Jasa profesional Penyusutan aset tetap Perjalanan dan transportasi Lainnya
Unsecured retail loans Guarantees Loans Deposits Others
211.807 1.807 57.528 41.122 24.359 336.623
26. KERUGIAN PENURUNAN NILAI, BERSIH Beban selama tahun berjalan: Kredit yang diberikan Aset keuangan lainnya
Unsecured retail loans Loans Insurance Unit trusts Custody Exports/imports Bonds Bank guarantees Account services Deposits Others
383.001 129.969 118.652 83.253 72.240 79.329 117.744 44.663 16.681 10.898 23.816 1.080.246
2012
418.652 213.305 171.047 36.999 19.299 47.387 906.689
374.680 207.323 128.888 12.689 13.633 34.010 771.223
68
Salaries Holiday allowance and bonuses Other allowances Post-employment benefits (Note 17) Training Others
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
29. DANA USAHA
29. OPERATING FUNDS
Dana usaha merupakan selisih antara dana yang ditempatkan di Indonesia oleh Kantor Pusat dengan dana yang ditempatkan oleh Bank di Kantor Pusat dan kantor-kantor cabang di luar Indonesia, sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/37/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999 mengenai ketentuan dan tata cara pembukaan kantor cabang, kantor cabang pembantu dan kantor perwakilan bank asing.
Operating funds represent the difference between the funds placed in Indonesia by Head Office and the funds placed by the Bank with its Head Office and other branches outside Indonesia, in accordance with the decree of the Directors of Bank Indonesia No. 32/37/KEP/DIR dated 12 May 1999 concerning the requirements and procedures for the opening of branch offices, sub-branch offices and representative offices of foreign banks.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, dana usaha Bank sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku, terdiri dari:
As of 31 December 2013 and 2012, the Bank’s operating funds in accordance with prevailing Bank Indonesia regulation comprised of:
2013 Tagihan dari cabang-cabang lain Kredit yang diberikan kepada cabang lain Aset derivatif dari Kantor Pusat dan cabang-cabang lain Aset lain-lain Liabilitas derivatif kepada Kantor Pusat Utang akseptasi kepada Kantor Pusat Beban masih harus dibayar kepada Kantor Pusat Tambahan penyertaan Kantor Pusat (Catatan 21) Utang kepada Kantor Pusat (Catatan 18) Liabilitas lain-lain Dana usaha
2012
316.936) 197)
72.908) -)
1.753.596) 72.141) (492.222) (1.200)
597.000) 186.907) (346.287) (8.564)
(253.146)
(14.983)
(2.342.500) (5.701.931) (18.049) (6.666.178)
(2.342.500) (4.215.546) (5.018) (6.076.083)
Due from other branches Loan to other branches Derivative assets from Head Office and other branches Other assets Derivative liabilities to Head Office Acceptance payables to Head Office Accrued expenses to Head Office Additional Head Office investment (Note 21) Due to Head Office (Note 18) Other liabilities Operating funds
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Bank melaporkan dana usaha masing-masing sejumlah ekuivalen Rp 6.871.446. dan Rp 6.124.358. Pelaporan untuk tahun berakhir 31 Desember 2013 dan 2012 telah dilakukan sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku mengenai pinjaman luar negeri.
As of 31 December 2013 and 2012, the Bank’s declared operating funds amounted to equivalent Rp 6,871,446, and Rp 6,124,358, respectively. The declaration for the years ended 31 December 2013 and 2012 was made in accordance with the prevailing Bank Indonesia regulations concerning receiving of commercial offshore borrowings.
Dana usaha atau dana usaha yang dilaporkan (declared operating funds), mana yang lebih rendah, dimasukkan ke dalam perhitungan rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank (Catatan 30).
Operating funds or declared operating funds, whichever is lower, is included in the calculation of the Bank’s Capital Adequacy Ratio (Note 30).
30. MANAJEMEN MODAL
30. CAPITAL MANAGEMENT
Secara berkala, Bank melakukan perencanaan dan pengawasan permodalan untuk memastikan kecukupan permodalan dalam rangka mendukung strategi bisnis, kepatuhan kepada peraturan perbankan serta memperhatikan perkembangan kondisi makro ekonomi. Rencana penambahan modal Bank wajib disampaikan dalam Rencana Bisnis yang disampaikan kepada Bank Indonesia, dan harus mendapatkan persetujuan dari Standard Chartered Group maupun Bank Indonesia.
On a regular basis, Bank undertakes capital planning and monitoring to ensure capital adequacy to support business strategies, compliance to banking regulation as well as to take into consideration macro economic development. Capital injection plan is required to be included in the Business Plan submitted to Bank Indonesia, and it is subject to Standard Chartered Group and Bank Indonesia approvals.
69
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
30. MANAJEMEN MODAL (Lanjutan)
30. CAPITAL MANAGEMENT (Continued)
Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku, Bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 9% (2012:8%) dari Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Untuk mengantisipasi potensi kerugian sesuai profil risiko Bank, Bank Indonesia dapat mewajibkan Bank untuk menyediakan modal minimum lebih besar dari ketentuan mengenai modal minimum tersebut. Potensi kerugian Bank dapat bersumber dari:
In accordance with the prevailing Bank Indonesia regulation, the Bank is required to maintain a minimum capital of 9% (2012:8%) of Risk Weighted Assets (RWA). In order to anticipate potential losses in the Bank’s risk profile, Bank Indonesia may require the Bank to maintain higher capital than the minimum capital requirement. The potential losses may derive from:
a. Risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional yang belum dapat sepenuhnya diukur secara akurat dalam melakukan perhitungan ATMR; b. Risiko lainnya yang bersifat material antara lain risiko suku bunga di banking book, risiko likuiditas, dan risiko konsentrasi; c. Dampak penerapan stress testing terhadap kecukupan modal Bank, dan/atau;
a. Credit risk, market risk and operational risk which have not been accurately measured in the RWA calculation; b. Other material risks, including interest rate risk in banking book, liquidity risk and concentration risk;
d. Berbagai faktor terkait lainnya.
d. Other relevant factors.
Perhitungan modal dan ATMR untuk risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional dilakukan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
Calculation of capital and RWA for credit risk, market risk and operational risk are done in accordance with Bank Indonesia regulations.
Bank telah mematuhi semua persyaratan modal yang ditetapkan sepanjang periode pelaporan.
The Bank has complied with all externally imposed capital requirements throughout the reporting period.
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, dihitung sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku sebagai berikut:
The Bank’s Capital Adequacy Ratio as of 31 December 2013 and 2012, computed in accordance with the prevailing Bank Indonesia regulation was as follows:
Komponen modal: Penyertaan Kantor Pusat Dana usaha (Catatan 29) Laba yang belum dipindahkan ke Kantor Pusat Kekurangan cadangan kerugian /penurunan nilai aset terhadap penyisihan penghapusan aset sesuai ketentuan Bank Indonesia Cadangan umum penyisihan penghapusan aset produktif (maksimum 1,25% dari aset tertimbang menurut risiko) Jumlah modal Aset Tertimbang Menurut Risiko untuk risiko kredit Aset Tertimbang Menurut Risiko untuk risiko pasar Aset Tertimbang Menurut Risiko untuk risiko operasional Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum - risiko kredit dan risiko pasar Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum - risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Yang Diwajibkan
c. Impact of the application of stress test on the capital adequacy, and/or;
2013
2012
867) 6.666.178)
867) 6.076.083)
289.786)
727.535)
(276.257)
(249.170)
348.016) 7.028.590)
288.786) 6.844.101)
Unremitted profit to Head Office Shortage of allowance for impairment losses on assets against provision for... assets losses according to Bank... Indonesia guidance... General reserve for allowance for productive assets/// (maximum 1.25% of risk…. weighted assets)…. Total capital
40.714.313) ) 1.748.596)
33.523.357)
Risk Weighted Assets - credit risk
1.454.342)
Risk Weighted Assets - market risk
6.040.042)
5.723.947)
Risk Weighted Assets - operational risk
16,55%)
19,57%)
Capital Adequacy Ratio - credit risk and market risk
) 14,49%)
16,82%)
Capital Adequacy Ratio - credit risk, market risk and operational risk
9,00%)
8,00%)
Required Capital Adequacy Ratio
70
Components of capital: Head Office investment Operating funds (Note 29)
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
31. KUALITAS ASET PRODUKTIF
31. QUALITY OF PRODUCTIVE ASSETS
Tabel di bawah ini menunjukkan kualitas aset produktif Bank sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku, yang disajikan pada nilai tercatatnya sebelum cadangan kerugian penurunan nilai:
Table below presents the quality of productive assets of the Bank in accordance with the prevailing Bank Indonesia regulations, presented at their carrying amounts before allowance for impairment losses: 2013
Lancar/ Current Giro pada Bank Indonesia Giro pada bankbank lain Tagihan dari cabang-cabang lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Efek-efek yang diperdagangkan Aset derivatif Tagihan akseptasi Kredit yang diberikan Efek-efek untuk tujuan investasi Tagihan atas pinjaman yang dijamin Rekening administratif dengan risiko kredit
Dalam perhatian khusus/ Special mention
Kurang lancar/ Substandard
Diragukan/ Doubtful
Macet/Loss
Jumlah/Total
3.888.784
-
-
-
-
3.888.784
516.381
-
-
-
-
516.381
Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks
316.936
-
-
-
-
316.936
Due from other branches Placements with Bank Indonesia and other banks
2.471.955
-
-
-
-
2.471.955
1.520.777 6.173.054 1.372.948
107.710 349
-
-
-
1.520.777 Trading securities 6.280.764 Derivative assets 1.373.297 Acceptance receivables
31.044.720
1.649.378
85.859
108.268
1.178.251
34.066.476
Loans
8.701.231
-
-
-
-
8.701.231
Investment securities
3.275.886
-
-
-
-
3.275.886
Receivables under secured borrowing
15.606.858
1.572.311
8.437
10.355
11.575
Off-balance sheet exposures with credit 17.209.536 risk
2012
Lancar/ Current Giro pada Bank Indonesia Giro pada bankbank lain Tagihan dari cabang-cabang lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Efek-efek yang diperdagangkan Aset derivatif Tagihan akseptasi Kredit yang diberikan Efek-efek untuk tujuan investasi Tagihan atas pinjaman yang dijamin Rekening administratif dengan risiko kredit
Dalam perhatian khusus/ Special mention
Kurang lancar/ Substandard
Diragukan/ Doubtful
Macet/Loss
Jumlah/Total
3.500.547
-
-
-
-
3.500.547
405.530
-
-
-
-
405.530
Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other banks
72.908
-
-
-
-
72.908
Due from other Branches Placements with Bank Indonesia and other banks
5.582.969
-
-
-
-
5.582.969
1.737.590 1.700.824 1.139.687
170 318
-
-
-
1.737.590 Trading securities 1.700.994 Derivative assets 1.140.005 Acceptance receivables
29.415.003
1.674.583
166.993
101.560
1.126.803
32.484.942
Loans
3.096.905
-
-
-
-
3.096.905
Investment securities
949.378
-
-
-
-
949.378
Receivables under secured borrowing
12.281.216
217.824
8.743
71
6.665
7.384
Off-balance sheet exposures with credit 12.521.832 risk
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
32. JASA KUSTODIAN
32. CUSTODIAL SERVICES
Divisi Kustodian Bank memperoleh izin untuk memberikan jasa kustodian pada tanggal 26 Juni 1991 dari Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, yang sejak tanggal 1 Januari 2013 menjadi Bagian Pengawasan Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan) berdasarkan Surat Keputusan No. KEP35/PM.WK/ 1991.
The Bank’s Custodial Services Division obtained a license to conduct custodial services on 26 June 1991 from the Capital Market Supervisory Board (Bapepam changed to Capital Market and Financial Institution Supervisory Board, which effective 1 January 2013 became Capital Market Supervisory Division of Otoritas Jasa Keuangan) under its Decision Letter No. KEP-35/PM.WK/ 1991.
Jasa yang ditawarkan oleh Divisi Kustodian Bank meliputi jasa penyimpanan, penyelesaian dan penanganan transaksi, penagihan pendapatan, proxy, corporate action, pengelolaan kas, pelaporan dan pencatatan investasi, pengembalian pajak, unit registry dan sub-registry.
The services offered by the Bank’s Custodial Services Division include safekeeping, settlement and transaction handling, income collection, proxy, corporate action, cash management, investment accounting/reporting, tax reclamation, unit registry and sub-registry.
Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, aset yang diadministrasikan oleh Divisi Kustodian Bank terdiri dari saham, instrumen utang, deposito berjangka, sertifikat deposito, warrant dan instrumen pasar modal dan pasar uang lainnya, dengan jumlah masing-masing ekuivalen Rp 274.609.644 dan Rp 282.868.968.
As of 31 December 2013 and 2012, the assets which were administered by the Bank’s Custodial Services Division consist of shares, debt instruments, time deposits, certificate of deposits, warrant and other capital market and money market instruments, with total amount of equivalent Rp 274,609,644 and Rp 282,868,968, respectively.
33. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI
33. .RELATED PARTY TRANSACTIONS
Perincian transaksi dan saldo signifikan (termasuk komitmen dan kontinjensi) dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut:
The details of significant transactions and balances (including commitments and contingencies) with related parties were as follows:
2013 Giro pada bank-bank lain Tagihan dari cabang-cabang lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain Aset derivatif Tagihan akseptasi Kredit yang diberikan Aset lain-lain, bersih Simpanan oleh nasabah bukan bank Simpanan oleh bank-bank lain Liabilitas derivatif Utang akseptasi Beban masih harus dibayar Utang kepada Kantor Pusat dan cabangcabang lain Liabilitas lain-lain Pendapatan bunga Beban bunga Pendapatan provisi dan komisi Beban provisi dan komisi Beban umum dan administrasi Beban karyawan Garansi yang diterima dari bank-bank lain (tagihan kontinjensi) Bank garansi yang diterbitkan kepada nasabah (kewajiban kontinjensi)
2012
381.882 316.936
243.581 72.908
Current accounts with other banks Due from other branches
1.783.127 6.085 201.149 130.951 2.545.815 119.972 1.469.260 30.979 432.011
96.375 603.050 840.521 197.894 2.330.057 33.948 683.451 19.578 187.974
Placements with Bank Indonesia and other banks Derivative assets Acceptance receivables Loans Other assets, net Deposits by non-bank customers Deposits by other banks Derivative liabilities Acceptance payable Accrued expenses
15.845.245 125.074 190 244.624 107.182 86.310 491.296 66.769
14.582.541 73.693 379 244.486 110 108.848 429.420 58.900
9.514.753
7.546.579
1.880.440
1.509.598
Due to Head Office and other branches Other liabilities Interest income Interest expense Fees and commissions income Fees and commissions expense General and administrative expenses Personnel expenses Guarantees received from other banks (contingent receivables) Bank guarantees issued to customers (contingent liabilities)
Selama tahun berakhir 31 Desember 2013 dan 2012, tidak terdapat kerugian penurunan nilai atas saldo transaksi dengan personil manajemen kunci dan kerabat dekat mereka, dan pada akhir tahun 2013 dan 2012 tidak ada cadangan khusus untuk kerugian penurunan nilai atas transaksi dengan personil manajemen kunci dan kerabat dekat mereka.
During the years ended 31 December 2013 and 2012, no impairment losses have been recorded against outstanding balances due from key management personnel and their immediate relatives, and at the year end of 2013 and 2012 there was no specific allowance for impairment losses on balances with key management personnel and their immediate relatives.
72
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
33.
TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (Lanjutan) Kompensasi yang diberikan manajemen kunci terdiri dari:
kepada
33. RELATED PARTY TRANSACTIONS (Continued)
personil
Key management personnel compensation for the year comprised:
2013 Imbalan kerja jangka pendek Pembayaran berbasis saham Imbalan pasca-kerja
2012
53.789 6.148 1.514 61.451
49.373 8.622 905 58.900
Short-term employee benefits Share-based payments Post-employment benefits
Rincian sifat hubungan dan jenis transaksi yang signifikan dengan pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
The details of the relationship and type of significant transactions with related parties as of 31 December 2013 and 2012 were as follows:
Sifat hubungan/Nature of relationship Entitas Kantor Pusat/Head Office
Jenis transaksi/Type of transaction Penempatan giro, transaksi derivatif, transaksi akseptasi, bank garansi, pinjaman, penempatan call money, alokasi beban teknologi, alokasi beban kantor pusat, beban operasi dan beban karyawan/Placement in current account, derivative transaction, acceptance transaction, bank guarantees, placement in call money, technology and head office allocation, operational and personnel expenses
Anak perusahaan Standard Chartered PLC/Subsidiary of Standard Chartered PLC
Penempatan giro, transaksi derivatif, transaksi akseptasi, bank garansi, beban operasi, beban bunga, alokasi beban teknologi, beban karyawan dan beban kantor pusat/Placement in current account, derivative transaction, acceptance transaction, loans, bank guarantees, operational expenses, interest expense, personnel expense, technology and head office expenses allocation
Kantor cabang lain di luar negeri/Other off-shore branches
Penempatan giro dan call money, transaksi derivatif, transaksi akseptasi, pemberian pinjaman, bank garansi, pendapatan provisi dan komisi, beban operasi, beban teknologi, jasa manajemen, beban karyawan dan alokasi beban kantor pusat /Placement in current account and call money, derivative transaction, acceptance transaction, loans and bank guarantees, provision and commission fees, operational expenses, management fee, personnel expenses, technology and head office expenses allocation
Perusahaan terkait dengan anak perusahaan Standard Chartered PLC/Entities related to subsidiary of Standard Chartered PLC
Penempatan giro dan deposito, transaksi akseptasi/Placement in current account and deposit, acceptance transaction
Perusahaan terkait dengan anak perusahaan Kantor Pusat/Entities related to subsidiary of Head Office
Penempatan giro dan deposito, transaksi derivatif, transaksi akseptasi, pemberian pinjaman dan bank garansi/Placement in current account and deposit, derivative transaction, acceptance transaction, loans and bank guarantees
Perusahaan terkait dengan pemegang saham Kantor Pusat/Entity related to shareholder of Head Office
Penempatan deposito, transaksi derivatif, tagihan atas pinjaman yang dijamin, pemberian pinjaman dan bank garansi/Placement in deposit, derivative transaction, receivables under secured borrowings, loans and bank guarantees
Personel manajemen kunci/Key management personnel
Penempatan giro dan deposito, dan pemberian pinjaman/Placement in current account and deposit, and loans
Personel manajemen kunci anak perusahaan Standard Chartered PLC/Key management personnel of Standard Chartered PLC’s subsidiaries
Penempatan giro dan deposito/Placement in current account and deposit
73
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)
34. REKLASIFIKASI AKUN
34. RECLASSIFICATION OF ACCOUNTS
Beberapa akun dalam Laporan Posisi Keuangan Gabungan tanggal 31 Desember 2012 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian pada tanggal 31 Desember 2013.
Aset: Kredit yang diberikan Aset lain-lain, neto Liabilitas: Simpanan oleh nasabah bukan bank Simpanan oleh bank-bank lain Beban masih harus dibayar Utang kepada Kantor Pusat dan cabang-cabang lainnya
Certain accounts in the 31 December 2012 Combined Statement of Financial Position have been reclassified to conform with the presentation as of 31 December 2013.
Sebelum Reklasifikasi/Before Reclassification
Reklasifikasi/ Reclassification
Setelah Reklasifikasi/After Reclassification
31.053.756 1.237.947
164.638) (164.638)
31.218.394 1.073.309
Assets: Loans Other Assets, net Liabilities:
26.407.810 1.656.642 369.378
40.501) 822) (61.771)
26.448.311 1.657.464 307.607
14.562.094
20.448)
14.582.542
74
Deposits by non-bank customers Deposits by other banks Accrued expenses Due to Head Office and other branches