Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
STANDAR PENDIDIKAN PROFESI DOKTER SPESIALIS ORTHOAPEDI & TRAUMATOLOGI
INDONESIA
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI INDONESIA INDONESIAN ORTHOPAEDIC ASSOCIATION JAKARTA, AGUSTUS 2008
Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
STANDAR PENDIDIKAN PROFESI DOKTER SPESIALIS ORTHOAPEDI & TRAUMATOLOGI
INDONESIA
PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS ILMU ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI INDONESIA INDONESIAN ORTHOPAEDIC ASSOCIATION
S e k r e t a r i a t: Divisi Orthopaedi & Traumatologi / Departemen Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jl Diponegoro No. 71, Jakarta 10430 Telp. 021-3909655, Telp/Fax : 021-3905894 E-mail :
[email protected]
Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
KATA SAMBUTAN Ketua Pengurus Pusat PABOI Assalamu’alaikum Wr. Wb., Salam Sejahtera. Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat-Nya sehingga terbitlah Buku Standar Pendidikan Profesi Doker Spesialis Orthopaedi & Traumatologi Indonesia ini. Buku ini diterbitkan dengan tujuan agar setiap Pusat Pendidikan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi di Indonesia mempunyai pedoman dan penuntun dalam mendidik seorang dokter umum untuk menjadi seorang Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi yang memiliki kemampuan pengetahuan dan ketrampilan yang dapat dipertanggung jawabkan. Kemampuan serta ketrampilan yang baik merupakan persyaratan dasar yang sepatutnya dimiliki oleh seorang dokter spesialis orthopaedi dan traumatologi yang ingin melakukan atau menjalani praktik kedokteran sebagai dokter spesialis orthopaedi dan traumatologi. Kepada seluruh anggota tim penyusun buku pedoman ini saya atas nama Perhimpunan Dokter Spesialiis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia mengucapkan terima kasih yang sebesar-bewarnya atas jering payah saudara-saudara. Semoga buku pedoman ini dapat digunakan sebaik-baiknya oleh Institusi – institusi Pendidikan Dokter Spesialis Orhtopaedi dan Traumatologi di Indonesia.
Jakarta, Agustus 2008 Ketua PP PABOI Dr. Bambang Nugroho, SpOT
i Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
KATA PENGANTAR Kolegium Ilmu Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia Dalam menyambut Undang-Undang No. 29 tahun 2004 perihal Praktik Kedokteran pasal 26 dimana salah satu ayatnya menyatakan bahwa standar pendidikan profesi dokter disusun oleh asosiasi institusi pendidikan kedokteran, Perhimpunan Dokter Spesialis Ilmu Orthopaedi dan Traumatologi termasuk Kolegium Ilmu Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia perlu mempersiapkan diri dengan berbagai kewajiban yang diamanahkan dalam Undang-undang Praktik Kedokteran tersebut. Untuk mengakomodasi amanah Undang-undang Praktik Kedokteran tersebut dianggap perlu untuk menyusun pedoman Standar Pendidikan Profesi Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia. Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya terhadap semua pihak yang telah bekerja keras untuk ikut serta menyusun Standar Pendidikan Profesi Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia. Kami menyadari bahwa Standa Pendidikan Profesi ini masih jauh dari sempurna, karena itu standar ini akan selalu disempurnakan secara berkala berdasarkan masukan dari berbagai pihak maupun dari bukti-bukti empiris. Kami mohon ma’af apabila selama proses penyusunan Standar Pendidikan Profesi Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia ini terdapat hal-hal yang kurang berkenan. Semoga di masa yang akan datang, proses penyusunan dapat berlangsung lebih baik. Akhir kata, semoga Standar Pendidikan Profesi Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia bermanfaat bagi Institusi – institusi Pendidikan Dokter Spesialis Orhtopaedi dan Traumatologi di Indonesia.
Jakarta, Agustus 2008 Ketua Kolegium Ilmu Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia Prof. Dr. H. Errol U. Hutagalung, SpB, SpOT
ii Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
DAFTAR ISI Kata Sambutan Ketua PP PABOI ..................................................................................... Kata Pengantar Ketua Kolegium-IOT................................................................................ Daftar Isi ........................................................................................................................... Daftar Singkatan ............................................................................................................... Pengertian Umum ……………………………………………………………………...............
i ii iii v vi
I. Pendahuluan ................................................................................................................. 1 II. Standar Umum Pendidikan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi ............... 2 1. Misi dan Tujuan Pendidikan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi ........ 2 1.1. Misi Pendidikan 1.2. Tujuan Pendidikan 1.3. Otonomi dan Profesionalisme 1.4. Luaran Pendidikan 1.5. Sikap dan Perilaku professional Orthopaedi dan Traumatologi 2. Proses Pendidikan……………………………………………………………………… 3 2.1. Pendekatan Pembelajaran 2.2. Metode Pendidikan 2.3. Tahapan Pendidikan 2.4. Isi Pendidikan 2.5. Struktur, Kompetensi dan Lama Pendidikan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi 2.6. Hubungan Pelayanan Kesehatan dan Pendidikan 2.7. Manajemen Proses Pendidikan 2.8. Materi Pendidikan 3. Sistem Evaluasi …………………………………………………………………………. 11 3.1. Sistem Evaluasi Peserta Didik 3.2. Panduan Ujian Nasional 3.3. Tahapan Pendidikan 3.4. Kaitan Antara Penilaian dan Pendidikan 3.5. Umpan Balik Peserta Didik 3.6. Penghentian masa pendidikan 4. Peserta Didik Program Pendidikan Dokter Spesialis Orthopaedi & Traumatologi.. 14 4.1. Sistem Penerimaan Peserta Didik 4.2. Jumlah Peserta Didik 4.3. Bimbingan dan Konseling 4.4. Kondisi Kerja Peserta Didik 5. Staf Akademik ………………………………………………………………………….. 15 5.1. Sistem Penerimaan Staf 5.2. Sistem Pengembangan Staf 6. Sumber Daya Pendidikan ……………………………………………………………… 15 6.1. Fasilitas Pendidikan dan Pelatihan 6.2. Fasilitas Fisik iii Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
6.3. 6.4. 6.5. 6.6. 6.7.
Tim Klinik Teknologi Informasi Fasilitas Riset Ekspertis Pendidikan Pertukaran Staf
7. Evaluasi Program ……………………………………………………………………. 7.1. Sistem Evaluasi Program 7.2. Umpan Balik Pendidik dan Peserta Didik 7.3. Kinerja Luarang Pendidikan 7.4. Authorisation dan Monitoring of Training Settings 7.5. Keterlibatan Stake Holders
16
8. Administrasi Pendidikan dan Penyelenggaraan Program ……………………….. 8.1. Penyelenggaraan Program 8.2. Kepemimpinan Akademik 8.3. Alokasi Anggaran dan Sumber Dana 8.4. Interaksi dengan Sektor Kesehatan
17
9. Perbaikan Berkesinambungan ………………………………………………………. 10. Aturan Tambahan ……………………………………………………………………..
18 18
III. Penutup ……………………………………………………………………………………… 19 Lampiran: ………………………………………………………………………………………. 20 - Kurikulum Program Pendidikan Dokter Spesialis Orthopaedi & Traumatologi
iv Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
DAFTAR SINGKATAN KKI MKKI IPDS-IOT PPDS-IOT IOT KPS SPS CPC MPPI PABOI
Konsil Kedokteran Indonesia Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia Institusi Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Orthopaedi dan Traumatologi Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Orthopaedi dan Traumatologi Ilmu Orthopaedi dan Traumatologi Ketua Program Studi Sekretaris ProgramStudi Clinico Pathology Conference Minesota Multiphasic Personality Inventory Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia
v Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
Pengertian Umum Standar pendidikan profesi dokter spesialis orthopaedi dan traumatologi adalah kriteria minimal yang harus dipenuhi oleh setiap Institusi Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Orthopaedi dan Traumatologi (IPDS-IOT) dalam melaksanakan penyelenggaraan pendidikan. IPDS-IOT di Fakultas Kedokteran diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran di lingkungan Universitas Negeri, dimana pada pelaksanaanya menggunakan Rumah Sakit pendidikan atau yang setingkat, dengan pengembangan satelit RS pendidikan/jejaringnya. IPDS-IOT sebagai bagian dari struktur fakultas kedokteran secara fungsional melaksanakan pendidikan, penelitian dan secara profesional mengemban tugas pengawasan terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilingkungan rumah sakit pendidikan dan satelitnya yang dilakukan oleh peserta pendidikan dalam bidang akademis, yaitu strata diploma, sarjana, dan pasca sarjana, dan dalam bidang profesi, yaitu dokter, spesialisasi I dan II. Kolegium Ilmu Orthopaedi dan Traumatologi bertugas dan bertanggung jawab atas : (1) standar umum IPDS-IOT, (2) katalog IPDS-IOT, (3) kurikulum IPDS-IOT, (4) Modul-modul pendidikan, dan (5) Standar Pelayanan Medis (SPM).
vi Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
BAB I Pendahuluan Pendidikan sudah lama disadari sebagai salah satu hal yang sangat penting. Dengan pendidikan kita dapat menyejahterakan rakyat, meningkatkan rasa percaya diri dan melakukan berbagai pembaharuan di berbagai bidang. Ironinya kenyataan di Indonesia pendidikan seperti kurang mendapatkan perhatian terbukti dengan nilai anggaran yang masih relatif kecil dibandingkan dengan bidang lainnya.
Perhatian lebih serius baru terlihat akhir-akhir ini yang tercantum pada UndangUndang
(UU) Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 dimana termaktub perlunya
standar nasional pendidikan yang harus dijadikan acuan dalam pengelolaan pendidikan.
Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia yang sudah berumur lebih dari 30 tahun semakin banyak mengalami perkembangan dan tantangan. Perkembangan dibidang keilmuan, pengetahuan dan alat pendukung seperti imaging, instrumentasi, biologi molekuler bahkan, bahkan sel punca telah pula semakin pesat yang menjadi tantangan bagi penyelenggara pendidikan untuk memfasilitasi insan orthopaedi dan traumatologi Indonesia.
Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
BAB II Standar Umum Pendidikan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi 1. Misi dan Tujuan Pendidikan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi 1.1. Misi Pendidikan a)
Melaksanakan pendidikan kepada dokter untuk menjadi seorang Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi dengan sistem pendidikan yang berpusat pada peserta didik (student centered) sehingga inovasi tetap berkembang untuk meningkatkan efektifitas dalam bidang pelayanan.
b) Menekankan pentingnya evidence based dalam pendidikan sehingga mampu menguasai ilmu dalam bidang Orthopaedi dan Traumatologi secara mendalam dan mutakhir. c)
Mendidik peserta dengan mengetengahkan perkembangan baru sehingga terbiasa untuk meningkatkan ilmu secara terus menerus.
1.2. Tujuan Pendidikan a) Tujuan umum pendidikan Dokter Spesiali Orthopaedi dan Traumatologi adalah untuk mendidik dan melatih dokter untuk menjadi dokter spesialis Orthopaedi dan Traumatologi yang mempunyai yang mempunyai ciri-ciri: 1. Mempunyai rasa tanggung jawab dalam pengamalan ilmu kesehatan sistem muskuloskeletal sesuai dengan kebijakan pemerintah 2. Mempunyai pengetahuan yang luas dalam bidangnya serta mempunyai keterampilan dan sikap yang baik sehingga sanggup memahami dan memecahkan masalah kesehatan sistem muskuloskeletal sistem muskuloskeletal secara ilmiah dan dapat mengamalkan ilmu kesehatan sistem muskuloskeletal kepada masyarakat yang sesuai dengan bidang keahliannya secara optimal. 3. Mampu menentukan, merencanakan dan melaksanakan pendidikan, penelitian secara mandiri dan mengembangkan ilmu ke tingkat akademik yang lebih tinggi. 4. Mampu mengembangkan sikap pribadi sesuai dengan etik ilmu dan etik profesi. b)
Tujuan khusus pendidikan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi adalah untuk mendidik dan melatih dokter sehingga mampu menegakkan diagnosis dan melakukan terapi dengan standar ilmu pengetahuan dan kemampuan optimal di tempat mereka melakukan praktek dengan cirri-ciri: 1. Menjunjung tinggi kode etik kedokteran Indonesia 2. Mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk mengatasi bedah orthopaedi & traumatologi sesuai dengan tuntutan masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan 3. Mampu mengembangkan pelayanan ilmu orthopaedi & traumatologi dilingkungannya 4. Mengerjakan ilmu orthopaedi & traumatologi sebagai profesi 5. Menjaga pengetahuan yang cukup tentang rehabilitasi cacad tubuh dan mampu melaksanakan rehabilitasi prefentif 6. Mampu mengembangkan pengalaman belajarnya dengan memilih sumber-sumber belajar yang sehat dapat menjurus keterampilan akademik tertinggi.
Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
1.3. Profesionalisme dan Kemandirian Pada proses pendidikan Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi, sebelum mempelajari hal-hal spesifik sebagai Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi, terlebih dahulu diberikan pendidikan yang sangat mendasar di bidang orthopaedi dan traumatologi seperti ilmu dan pengetahuan orthopaedi dasar dan keterampilan bedah dasar di bidang orthopaedi dan traumatologi, bagaimana bersikap dan membina hubungan empati dengan pasien / keluarga sehingga mampu memberikan pelayanan terbaik bagi penderita dan masyarakat (pelayanan prima). 1.4. Hasil Akhir Pendidikan Tingkat Kompetensi (level of competency) Pemula/Pembekalan Mampu melakukan kegiatan ilmu orthopaedi dan traumatologi dasar Magang Mampu melakukan kegiatan ilmu orthopaedi dan traumatologi lanjut di bawah bimbingan staf pengajar Mandiri Mampu melakukan kegiatan ilmu orthopaedi dan traumatologi lanjut di bawah pengawasan staf pengajar. 1.5. Sikap dan Perilaku profesional Orthopaedi dan Traumatologi Kemanusiaan Spesialis orthopaedi dan traumatologi memperlakukan setiap penderita sebagai insan yang bermartabat dan menjunjung tinggi nilai-nilai budi luhur Kesadaran akan keterbatasan Dalam hal terjadi kesalah pahaman seorang spesialis orthopaedi dan traumatolgi mengutamakan kejujuran dan menyadari suatu keterbatasan. Segala sesuatu yang diyakini benar dalam suatu hal dapat saja terjadi kesalahan karena berbagai keterbatasan yang dimiliki Etika Menyangkut rahasia pasien, maka etika dalam mengelola sangat penting diutamakan oleh seorang spesialis orthopaedi dan traumatologi. Kebersamaan Dalam upaya penegakan diagnosis yang melibatkan spesialis di luar orthopaedi dan traumatologi, spesialis orthopaedi dan traumatologi harus mengutamakan semangat kebersamaan, demikian pula dalam melakukan terapi yang seringkali membutuhkan suatu kerjasama tim di bidang lain. Semangat kebersamaan sudah seharusnya diutamakan. Ilmiah Penambahan dan ikut serta secara aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang orthopaedi dan traumatologi menjadi ciri spesialis orthopaedi dan traumatologi. Penegakan dan pengambilan keputusan selalu merujuk kepada ilmu pengetahuan orthopaedi dan traumatologi mutakhir yang tidak terlepas dari kesadaran akan keterbatasan diri. 2. Proses Pendidikan 2.1. Pendekatan Pembelajaran Pendidikan dimulai dengan pengenalan sarana, prasarana, ruang lingkup serta pembekalan teori dan keterampilan bedah. Peserta diberikan kesempatan mengikuti kursus yang berkaitan dengan teori dan keterampilan bedah di bidang orthopaedi dan traumatologi. Peserta diberikan kesempatan belajar di beberapa pusat pendidikan di dalam maupun di luar Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
negeri untuk menambah wawasan dan kemampuan terbaru dibidang orthopaedi dan traumatologi sesuai kemampuan dan ketersediaan kapasitas yang dimiliki. Peserta mendapat bimbingan langsung melakukan operasi yang sesuai dengan teknik yang diakui oleh dunia. Peserta diberikan kebebasan untuk melakukan konseling kepada KPS atau tim yang ditentukan. 2.2. Metode Pendidikan Pendidikan di bidang orthopaedi dan traumatologi yang berorientasi pada kemampuan mengelola pasien yang terbagi pada kemampuan diagnosis dan kemampuan terapi. Selain itu diharapkan juga spesialis orthopaedi dan traumatologi mampu melakukan penelitian untuk memecahkan permasalahan yang muncul di lapangan ketika mengelola pasien tersebut. Kemampuan diagnosis memerlukan pengetahuan dibidang membina hubungan empati dokter dan pasien, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Kemampuan terapi memerlukan keterampilan bedah dan non bedah, pengetahuan instrumentasi dan implant, dan kemampuan analisis terhadap peluang capaian terapi bagi pasien. Metode yang dapat digunakan antara lain: 1. Tutorial 2. Diskusi pasien dalam laporan jaga dan laporan operasi 3. CPC 4. Presentasi kasus 5. Baca journal 6. Penulisan makalah ilmiah 7. Referat 8. Stase subdivisi/seksi 9. Stase di pusat pendidikan lain 10. Paper akhir / penelitian 2.3. Tahapan Pendidikan 1. Bedah Dasar (3 semester) 2. Orthopaedi dan Traumatologi Dasar (1 semester/ semester IV) 3. Orthopaedi dan Traumatologi Lanjut 1 (2 semester/ semester V-VI ) 4. Orthopaedi dan Traumatologi Lanjut 2 (2 semester/ semester VI-VII) 5. Chief Residen Orthoapedi dan Traumatologi (1 semester/ semester IX) 2.4. Isi Pendidikan Isi pendidikan pada program pendidikan dokter spesialis orthopaedi dan traumatologi ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan yang dijabarkan dalam kompetensi yang ingin dicapai dan disusun dalam kurikulum Program studi spesialis I Ilmu orthopaedi dan traumatologi (lampiran kurikulum pendidikan dokter spesialis orthopaedi dan traumatolgi)
Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
2.5. Struktur, Kompetensi dan Lama Pendidikan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi No.
1
POKOK BAHASAN
5 6 7 8 9
Biologi selular dan molecular muskuloskeletal Pembentukan, Pertumbuhan dan Dasar Genetik Kelainan Muskuloskeletal Surgical Anatomy and Approach Biomekanik Muskuloskeletal dan Biomaterial Inflamasi, Degenerasi dan Neoplasma Muskuloskeletal Imajing Orthopaedi Dasar Traumatologi Muskuloskeletal Komplikasi Trauma Muskuloskeletal Dasar Osteosintesa
10
Orthopaedic research (Methodology and statistics)
2 3 4
ICD 10
S42.0
Orthopaedi Dasar SM1 - 4
OTL1
OTL 2
Chief Resident
SM 5-6
SM 7-8
SM 9
A2
A2 B2
A2 B3
A3 B4
2
A2
A2 B2
A2 A2 B1
A2 B2 A2 B2
A2 B3 A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4 A3 B4
1 2 2
A2 B1
A2 B2
A2 B1 A2 A2 B1 A2 A2
A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2
A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2
A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3
2 1 1 1 2 2
A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2
A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3
A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2
A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4
5
Trauma Ekstremitas Bawah 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
21 22
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Fraktur femur proksimal Fraktur femur diafisis Fraktur femur distal Fraktur tibia proksimal Fraktur tibia fibula diafisis Fraktur tibia fibula distal Fraktur Kalkaneus nor artikular fraktur metatarsal, falang non artikular Sindroma Kompartemen femur, tungkai bawah, kaki Amputasi traumatik: femur, tungkai bawah, kaki Trauma jaringan lunak, tendon fleksor &ekstensor kaki (sederhana) temasuk tendon Achiles Dislokasi panggul, lutut (sederhana)) Trauma Ekstremitas Bawah Fraktur Femur (kompleks) Fraktur tungkai bawah (Kompleks) Dislokasi panggul dan fraktur kaput femur Fraktur femur subtrokanter, pertrokanter, intertrokanter Fraktur femur kolum Fraktur femur interkondilus Cedera patella dan mekanisme ekstensi Dislokasi lutut traumatik akut Fraktur plato tibia Fraktur plafon tibia Fraktur &dislokasi pengelangan kaki Fraktur Kalkaneus (intraartikular) Fraktur talus & dan dislokasi subtalar Fraktur dislokasi kaki tengah,kaki depan termasuk cedera Lisfranc Fraktur Pelvis Fraktur Acetabulum Cedera Pelvis akut & resusitasi bedah (Fiksasi eksternal, Klem C))
SKS
S72.0/S72.1/S72.2
S72.3 S72.4 S82.1 S822 S82.3 S92.0 S92.3/S92.4/S92.5
A2 B2 S78/S88/S98
A2 B2
A2 B3
A3 B4
S96.1/S96.0 S86.0 S83.1
A2 B2
A2 B3
A3 B4
A2 B2
A2 B3
A3 B4
S72 S82
A2 B2 A2 B2 A2 B2
A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4
A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4
A2 B3 A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4 A3 B4
A2 B3
A3 B4
7
S72.2/S72.1 S72.0 S72.4 S83.7 S83.0/S83.1 S82.1 S82.3 S82.6/S93.0 S92.0 S92.1/S93.0 S93.3 S32.3/S32.5 S32.4
Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2
No.
40 41 42 43 44 45 46
POKOK BAHASAN
Trauma Ekstremitas Atas Fraktur Klavikula Fraktur humerus proksimal Fraktur humerus diafisis Fraktur humerus distal Fraktur lengan bawah (antebrachii) Fraktur radius distal non artikular
49
Fraktur metacarpal, falang non artikular Cedera jaringan lunak tangan, kulit, kuku, tendon fleksor dan ekstensor (sederhana) Sindroma kompartemen akut lengan bawah dan tangan Amputasi traumatic (non replantasi): jari, ujung jari, tangan, lengan bawah, lengan atas
50
Dislokasi bahu, siku (sederhana)
47 48
51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62
63
Trauma Ekstremitas Atas Cedera sendi AC dan sternoklavikular Fraktur scapula & disosiasi Skapulotorasik Fraktur & dislokasi glenohumeral Fraktur humerus proksimal (kompleks) Fraktur Humerus dan komplikasi neurologis (kompleks)) Fraktur interkondilus humerus Fraktur dan dislokasi siku, instabilitas siku Fraktur olekranon dan kaput radius Fraktur Galeazzi & Montegia Fraktur radius distal intraartikular Fraktur metacarpal, falang (intraartikular) termasuk skafoid& fraktur karpal lainnya Fraktur & dislokasi tangan: interfalang, metakapofalang,karpometakarpal, interkapal /radiokarpal (lanatum, perilunatum, skafolunatum) ,sendi radioulnar distal Cedera jaringan lunak kompleks: penyusunan kembali, graf, flap ( tidak termasuk flap lepas), saraf tepi, vaskuler (tak termasuk bedah mikro)
71
Trauma Pediatrik Fraktur & dislokasi bahu pasien anak Fraktur lempeng pertumbuhan &cedera muskuloskeletal akibat penyiksaan anak Fraktur dan dislokasi siku pada anak Fraktur lengan bawah (green stick, fraktur komplit) Fraktur radius distal (buckle, fraktur komplit) Fraktur & dislokasi karpus Fraktur leher femur&fraktur dislokasi panggul pada anak Fraktur tulang belakang pada anak
72
Fraktur femur pada anak
73
Fraktur femur interkondilus pada anak
74
Fraktur plato tibia pada anak
64 65 66 67 68 69 70
ICD 10
Orthopaedi Dasar
OTL1
OTL 2
Chief Resident
SM1 - 4
SM 5-6
SM 7-8
SM 9
A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2
A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4
A2 B3
A3 B4
A2 B3
A3 B4
A2 B3
A3 B4
SKS
7 S42.0 S42.2 S42.3 S52 S52.5 S52.5 S62.2/S62.3 S62.5/S62.6 S66.1/S66.2 S60.1
A2 B2 A2 B2 A2 B2
S68.0/S68.1/S68.4 S68.8/S68.9
A2 B2
A2 B3
A3 B4
S.43.0/S53.0
A2 B2
A2 B3
A3 B4
S43.1/S43.2 S42.1 S43.0 S43.2
A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2
A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4
A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2
A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4
A2 B2
A2 B3
A3 B4
A2 B3
A3 B4
A2 B3
A3 B4
7
S42.4 S53.1 S52.0/S52.1 S52.0 S52.1 S62.1/S62.2/S62.3 S62.5/S62.6 S63.0
A2 B2
A2 B2 4 S43.0
A2 B2
A2 B3
A3 B4
S82.2/S72.9 S53.1
A2 B2 A2 B2
A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4
A2 B3 A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4 A3 B4
S52 S52.5 S62.1/S62.2/S62.3 S72.0/S73.0
A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2
A2 B3
A3 B4
A2 B2
A2 B3
A3 B4
S72.0
A2 B2
A2 B3
A3 B4
S72.4
A2 B2
A2 B3
A3 B4
S82.1
A2 B2
A2 B3
A3 B4
Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
No.
75 76 77
78 79 80 81 82
83 84
POKOK BAHASAN
Cedera patella & mekanisme ekstensi Fraktur tibia fibula diafisis pada anak Fraktur & dislokasi kaki & pergelangan kaki pada anak Trauma Tulang Belakang Evaluasi inisial pasien cedera tulang belakang Fraktur&dislokasi tulang cervikal atas (oksiput,atlas&aksis) Fraktur tulang cervikal bawah fraktur &dislokasi torakolumbar Cedera medulla spinalis INFEKSI DAN INFLAMASI Ekstremitas Infeksi sendi (supuratif-granulomatosa)) Infeksi jaringan lunak (selulitis, tenosinovitis supuratif)) Osteomielitis akut dan kronik
85
Orthopaedi Dasar
OTL1
OTL 2
Chief Resident
SM1 - 4
SM 5-6
SM 7-8
SM 9
A2 B2 A2 B2
A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4
A2 B3
A3 B4
A2 B3
A3 B4
A2 B2 A2 B2 A2 B2
A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4
M86.6.5/M86.6.6
A2 B2
A2 B3
A3 B4
M86.6.7/M86.0.5 M86.0.6/M86.0.7/ M86.0.7
A2 B2
A2 B3
A3 B4
A2 B3
A3 B4
ICD 10
S83.7 S82.2 S92/S93.0
A2 B2
SKS
2 A2 B2 S12.0/S12.1 /S12.2 S12.2 S22.0 S22.0
A2 B2
6
A2 B2
86 87 88 89 90 91
Penyakit inflamasi sendi (RA, gout, pseudogout), ) Kaki diabetes Gangren & fasciitis nekrotikans Entesopati ekstremitas atas Entesopati ekstremitas bawah Rheumatisme Non-articular dan nyeri miofasial
A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2
A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4
92 93
Tulang Belakang Spondilitis (supuratif-granulomatosa) Penyakit inflamasi tulang belakang (AS, RA)
A2 B2 A2 B2
A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4
94 95 96
Pediatrik Osteomielitis hematogenik akut s Artritis septic pada anak Osteomielitis kronik tulang panjang pada anak
A2 B2 A2 B2 A2 B2
A2 B3 A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4 A3 B4
97 98 99 100 101 102 103
Cedera ekstremitas terkait olahraga Instabilitas sendi Cedera otot (strain, afulsi, ruptur,kontusio) Cedera Ligamen Sindroma pemakaian berlebihan masalah tulang rawan sendi Diagnostik artroskopi pada lutut dan bahu fraktur stress/fatigue
A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2
A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4
104 105 106 107 108 109 110 111 112
Muskuloskeletal tumour (MST) Asesmen Tumor muskuloskeletal Biopsi pada Tumor Muskuloskeletal Manajemen tumor tulang jinak Manajemen tumor jinak jaringan lunak Manajemen tumor ganas tulang Manajemen tumor ganas jaringan lunak Manajemen penyakit metastasis tulang Amputasi Radikal Prosedur penyelamatan tungkai
A2 B1 A2 B1 A2 B1 A2 B1 A2 B1 A2 B1 A2 B1 A2 B1 A2 B1
A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2
A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4
Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
3
5
No.
113
114
115 116
117
118
119 120
121
122
123 124 125 126 127 128
POKOK BAHASAN
Orthopaedi Paediatrik Penyakit muskuloskeletal congenital & genetik (postur pendek, akondroplasia, epifiseal, displasia, ollier’s, multi ereditari exostosis) Penyakit metabolic muskuloskeletal (Rickets, osteomalasia, renal osteodistrofi, hidrofostasia, paratiroid, juvenile osteoporosis, mucopolisakaridosis Penyakit hematologis muskuloskeletal (Gaucher’s, hemofilia, hemoglobinopati)) Gangguan neuromuskuler (distrofi muskular, polio & paralisis terkait, spinal muscular atrofi, neuropati perifer, cerebral palsy, myelodisplasia) Gangguan umum, ekstremitas atas (defisiensi lengan, dislokasi congenital kaput radius, osteochondritis dissecans, penyakit sprengel’s) Gangguan umum tulang belakang (muscular torticolis, skoliosis idiaopatik, neuro-muscular skoliosis, klippel feil , all kyphosis, spondylosis-spondy-lolisthesis Gangguan umum panggul (DDH, coxavara, leg perthes Gangguan pada femur & tibia (perbedaan panjang tungkai, defisiensi kongenital-PFFD, masalah torsional tibia, tibia vara, congenital pseudoarthrosis, posteromedial bow) Gangguan pada lutut (penyakit osgood schlatter, osteochondritis dissecans, nyeri patella femoral , discoid meniscus, dislokasi/subluksasi kongenital ) Gangguan pada kaki & pergelangan kaki a. Clubfoot b. Kongenital vertical talus, metatarsus adductus calcaneovalgus, tarsal coalition, cavus feet, complex congenital foot deformities : central ray-polydactilysyndactily-congenital hallux valgus. Amputation congenital & traumatic Orthopaedi Geriatrik & Degeneratif Osteoarthritis tungka Osteoarthritis tulang belakang Masalah pada ibu jari kaki : OA, hallux valgus. Osteoporosis Manajemen fraktur osteoporosis Penyakit degeneratif tulang belakang (stenosis,penyakit diskus degeneratif, herniasi diskus, degeneratif spondylolisthesis, spondylosis) Cervical Thoracal Lumbal
Orthopaedi Dasar
OTL1
OTL 2
Chief Resident
SM1 - 4
SM 5-6
SM 7-8
SM 9
Q65.79
A1 B1
A2 B2
A2 B3
E55
A1 B1
A2 B2
A2 B3
D66
A1 B1
680-83
A1 B1
ICD 10
SKS
6
A2 B2
A2 B3 A2 B3
A2 B2
M93.2/Q65-79
A1 B1
Q65-79
A1 B1
Q65-79
A1 B1
Q65-79
A1 B1
A2 B2
A2 B2
A2 B2
A2 B3
A2 B3
A2 B3
A2 B3 A2 B2
Q65-79
A1 B1
Q65-79 Q65-79
A1 B1
A2 B2
A2 B3
M.13
A1 B1 A1 B1 A1 B1
A2 B3 A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4 A3 B4
A1 B1 A1 B1 A1 B1
A2 B3 A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4 A3 B4
A2 B2
A2 B3
3
M19.9
Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
No.
129 130 131
132 133 134
135
136
137
138
139 140 141 142
143 144 145 146 147
148 149 150 151 152 153 154
POKOK BAHASAN
Metabolik Endokrin Metabolik Sendi Charcot : kaki diabetik Gout, psedogout Arthropati Hemofilia Tulang Belakang Deformitas tulang belakang dewasa (kifosis cervical ,kifosis&skoliosis torakalis, kifosis&skoliosis lumbal) Ketidakseimbangan sagital Syringomyelia, diastematomyelia, multiple sclerosis, spinocerebralia, spina bifida.
Orthopaedi Dasar
OTL1
OTL 2
Chief Resident
SM1 - 4
SM 5-6
SM 7-8
SM 9
ICD 10
3 I79.2 M10 D66
A1 B1 A1 B1 A1 B1
A2 B3 A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4 A3 B4 4
M40/M41
Ekstremitas Atas Penyakit sendi degeneratif (artritis sendi sternoclav , osteoarthritis sendi AC, osteoarthritis glenohumeral, rotator cuff/subacromial bursa-impingment syndrome, frozen shoulder-calcific tendinitis-brceps tendinitis)
A1 B1
A2 B3
A3 B4
A1 B1
A2 B3
A3 B4
A1 B1
A2 B3
A3 B4 10
A1 B1
A2 B3
A3 B4
A1 B1
A2 B3
A3 B4
A1 B1
A2 B3
A3 B4
A1 B1
A2 B3
A3 B4
A1 B1 A1 B1 A1 B1
A2 B3 A2 B2 A2 B3
A3 B4 A3 B3 A3 B4
A1 B1
A2 B3
A3 B4
A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4
Gangguan neurologis a.Sindroma jepitan pada ekstremitas atas b. Traumatik c. Cedera pleksus brakialis Anomali kongenital Kegagalan pembentukan (focomelia, radial club hand), kegagalan difensiasi (syndactily), duplikasi (polidactili) tumbuh berlebih (macrodactily), sindroma jepitan pita congenial, abnormalitas skeletal secara umum (madelung) Penutupan jaringan lunak dan kulit Replantasi Transfer Tendon Deformitas lain : mallet, boutonniere schwan neck, Dupuytren
Q65-79
Pelvis dan Ekstremitas Bawah Rekonstruksi Kelainan Panggul Artroplasti panggul (dengan/tanpa prostesis) Osteotomi rekonstruksi sekitar panggul Arthrodesis AVN sendi panggul Pembebasan jaringan lunak/rekonstruksi sekitar panggul
5-816 5-761 5-812 578
A1 B1 A1 B1 A1 B1 A1 B1
5-821
A1 B1
S-814
A1 B1 A1 B1 A1 B1
Rekonstruksi gangguan pada lutut artroskopik debridemen Arthroskopik rekonstruksi Arthroplasty Osteotomi rekonstruksi sekitar lutur : femur (supracondylar), tibia (HTO) Arthrodesis (primary) Rekonstruksi jaringan lunak sekitar lutut Gangguan lainnya pada lutut (OCD, discoid meniscus, chondromalacia patella)
SKS
S44
6
5-761 5-812
Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
A1 B1 A1 B1 A1 B1 A1 B1
A2 B3
A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3
A3 B4
A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4
No.
POKOK BAHASAN
ICD 10
Orthopaedi Dasar
OTL1
OTL 2
Chief Resident
SM1 - 4
SM 5-6
SM 7-8
SM 9
155 156 157 158
Gangguan pada pergelangan kaki dan kaki Instabilitas pergelangan kaki Fasciitis Plantaris gangguan jari kaki Arthrodesis kaki dan pergelangan kaki
A1 B1 A1 B1 A1 B1 A1 B1
A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2
A3 B3 A3 B4 A3 B4 A3 B4
159 160 161 162
Rehabilitasi Medik Rehabilitasi Peri operatif Prinsip amputasi tungkai Orthotic-prosthetic di orthopaedi Terapi fisik
A2 B2 A2 B2 A1 B1 A1 B1
A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4
163
Chief Resident - Chief IPDS-IOT
A1 B1
A2 B3
A3 B3
- Roasi Luar (Magang-Mandiri)
A1 B1
A2 B3
A3 B3
- Penyelesaian Karya Akhir
A1 B1
A2 B3
A3 B3
SKS
2
10 8 114
2.6. Hubungan Pelayanan Kesehatan dan Pendidikan Pelayanan kesehatan di bidang orthopaedi dan traumatologi berupa pengelolaan pasien baik yang di poliklinik, gawat darurat dan kamar operasi merupakan tanggung jawab divisi orthopaedi sebagai institusi. Pendidikan di bidang orthopaedi dan traumatologi bertujuan memberikan kemampuan pada peserta didik dalam mengelola pasien. Untuk mencapai tujuan tersebut peserta didik diberikan kewenangan mengelola pasien di fasilitas pelayanan sesuai dengan tingkat kemampuannya di bawah supervisi konsultan orthopaedi dan traumatologi. Jadi dalam pendidikan orthopaedi dan traumatologi, pelayanan kesehatan merupakan salah satu metode pembelajaran yang memerlukan kerjasama yang harmonis antara pengelola pendidikan dengan pengelola pelayanan . 2.7. Manajemen Proses Pendidikan Proses pendidikan dokter spesialis orthopaedi dan traumatologi, dilaksanakan di pusat pendidikan yang berada pada Divisi atau Departemen Orthopaedi dan Traumatologi di Fakultas Kedokteran Negeri. Dalam melaksanakan program pendidikan itu, Divisi atau Departemen Orthopaedi dan Traumatologi membentuk tim pengelola program studi yang terdiri atas seorang ketua program studi, seorang sekretaris program studi. Ketua Program Studi bersama sekretaris membuat buku pendidikan yang memuat berbagai hal secara sismatik yaitu: 1. Misi kurikulum dan pentahapannya 2. Tujuan Pendidikan 3. Proses belajar mengajar 4. Sistem pendidikan 5. Tugas-tugas PPDS 6. Sistem penilaian 7. Jadwal para dosen dan pembimbing 8. Sistem pemeriksaan peserta program 9. Ketentuan tentang adaptasi Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
10. Ketentuan tentang stase baik dalam institusi tersebut maupun dengan institusi jejaring dalam pendidikan 11. Sistem evaluasi peserta program Disamping itu tim pengelola juga 1. Mempersiapkan sarana yang diperlukan dalam proses pendidikan 2. Mengadakan koordinasi dengan kepala bagian dan staf-staf tertentu dalam seleksi penerimaan peserta baru 3. Mengatur jaewal penugasan PPDS 4. Mengawasi pelaksanaan penelitian 5. Mengawasi perilaku peserta program 6. Mengatur pelaksanaan ujian 7. Berkoordinasi dengan Kolegium 8. Mengusahakan ujian Nasional 9. Membual laporan bekala tentang berbagai masalah dalam proses pendidikan kepada dekan dan tembusan diberikan kepada Ketua Divisi atau Departemen orthopaedi dan traumatologi 2.8. Materi Pendidikan Sesuai dalam tahapannya peserta didik diberikan kesempatan memperdalam pengetahuannya dibidang orthopaedi dan traumatologi baik teori dan keterampilan mengelola pasien diberbagai fasilitas yang tersedia.
3. Sistem Evaluasi 3.1. Sistem Evaluasi Peserta Didik Metode evaluasi yang dipergunakan : - Ujian tulis - Ujian lisan - Telaah buku catatan kegiatan ( log book ) - Ujian ketrampilan - Pengamatan terus menerus
3.2. Panduan Ujian Board Nasional Pelaksanaan Ujian Board Nasional dilakukan dua kali dalam setahun. Sistem penilaian akhir dilakukan dengan kriteria-kriteria : Tabel 1. Sistem penilaian Ujian National Board Orthopaedi & Traumatologi Ujian Tulis Tahap I MCQ OSCE
Angka Maks 200
Angka Maks 200
PA
Orthopaedi Elektif
Ujian Oral Tahap II Orthopaedi Trauma
Angka Maks 100
Angka Maks 200
Angka Maks 200
Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
Penilaian Klinik Dasar Angka Maks 100
Tabel 2.
Angka, Nilai mutu, Markah dan Interpretasinya pada system penilaian peserta program
ANGKA 80 – 100 76 – 79 73 – 75 70 – 72 66 – 69 63 – 65 60 – 62 56 – 59 50 – 55 < 50
NILAI MUTU 4.00 3.70 3.30 3.00 2.75 2.50 2.00 1.75 1.00 0.00
MARKAH A AB+ B BC+ C CD E
INTERPRETASI Baik Sekali Baik Cukup
Kurang Kurang Sekali
Nilai Batas Lulus (NBL) : 70 (IPK = 2,75)
Untuk menghitung IPK dipakai rumus IPK = (SKS x Nilai Modul) SKS seluruhnya 3.3. Tahapan Pendidikan a. Bedah Dasar:
Dilakukan oleh masing-masing Bagian/SMF dimana IPDS Ilmu Orthopaedi & Traumatologi menjalani rotasi, dilanjut-kan ujian akhir bedah dasar.
b. Profesi Orthopaedi Sistem yang digunakan 1. Bed side teaching (saat di unit rawat inap) 2. Diskusi kasus dilaksanakan saat diskusi ilmiah yang dilaksanakan 1 x /minggu pada masing-masing bidang pengembangan. 3. Diskusi ilmiah - Melakukan presentasi dengan permbacaan naskah ilmiah /journal reading /text book reading dilakukan sesuai jadwal masing-masing PPDSI sesuai masing-masing jadwal materi persemester - Presentasi tehnik operasi setiap akan melakukan jenis operasi bimbingan elektif untuk kasus tertentu 4. Asistensi bimbingan - Sebelum melakukan operasi bimbingan elektif diwajibkan mengikuti asistensi untuk setiap kasus 5. Operasi bimbingan - Dilaksanakan setelah dinyatakan lulus pada saat presentasi teknik operasi oleh senior pembimbing dan dilaksanakan minimal 1 (satu) kali 6. Operasi mandiri - Dilaksanakan untuk setiap kasus dengan pencapaian sejumlah kasus sesuai katalog yang berlaku 7a. Penulisan makalah dan karya akhir yang terbagi dalam 4 kategori dengan pembagian sebagai berikut : 1. Tinjauan kepustakaan ( dipresentasikan di institusi ) 2. Laporan kasus (emergency + elektif) (dipresentasikan di forum nasional / internasional ) 3. Laporan serial kasus (dipresentasikan di forum nasional / internasional) 4. Penelitian(dipresentasikan di forum nasional/ internasional ) Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
7b.
7c.
7d.
Kriteria evaluasi : 1. Cara penulisan 2. Hubungan judul dan latar belakang 3. Bobot materi ilmiah 4. Penguasaan materi diskusi 5. Cara penyajian Kognitif : Tahapan evaluasi (ujian) yang dilaksanakan pada saat : 1. Emergency (awal semester V) 2. Jaga II (elektif) awal semester VI 3. Chief (awal semester X) 4. Institusi 5. Board & penelitian 6. Dilakukan dengan : MCQ,Essay, OSCE, Oral (kasus) Attitude/Affektif yang dievaluasi 1. Sikap terhadap penderita 2. Sikap terhadap staff pendidik & kolega 3. Sikap terhadap paramedis 4. Disiplin dan tanggung jawab 5. Ketaatan pengisian dokumen medik & LPD 6. Ketaatan tugas yang diberikan 7. Ketaatan melaksanakan pedoman penggunaan antibiotika dan obat generik Psikomotor evaluasi dilakukan pada saat : 1. Operasi bimbingan dinilai oleh pembimbing 2. Operasi mandiri, evaluasi meliputi program sebelum operasi dan hasil operasi
UJIAN INSTITUSI: dilaksanakan oleh IPDS-IOT pada akhir semester 9, dengan salah satu pengujinya ditunjuk oleh Kolegium IOT. UJIAN BOARD NASIONAL Pengertian : Ujian yang dilaksanakan oleh Kolegium IOT untuk mendapatkan kompetensi sebagai Dokter Spesialis Orthopaedi & Traumatologi Syarat : 1. Telah lulus ujian institusi 2. Telah memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan oleh Kolegium IOT 3.4. Kaitan Antara Penilaian dan Pendidikan Cara penilaian yang bervariasi sangat ditentukan oleh tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Bila dikaitkan dengan pelayanan kesehatan sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu memberikan kemampuan dalam penegakan diagnosis, maka evaluasi juga ditekankan pada penilaian keterampilan tersebut. Selanjutnya hasil evaluasi yang pada akhirnya ditentukan oleh Ujian Nasional, dipakai juga sebagai landasan dalam menilai sistem pendidikan serta metode pendidikan. 3.5. Umpan Balik Peserta Didik Melalui buku harian peserta didik, maka umpan balik tentang kinerjanya dapat dipantau terus menerus dan secara berkala diberikan kepada para pendidik agara dapat digunakan sebagai landasan untuk menentukan metode pendidikan selanjutnya. 3.6. Penghentian Masa Pendidikan Penghentian masa pendidikan PPDS mengikuti aturan yang diterapkan IPDS-OT setempat dan melaporkannya ke Kolegium Ilmu Orthopaedi dan Traumatologi.
4. Peserta Didik Institusi Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Orthopaedi & Traumatologi Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
4.1. Sistem Penerimaan Peserta Didik Tujuan Menentukan calon yang akan diterima dalam suatu IPDS-IOT Cara a. Seleksi dilakukan dengan cara tulisan maupun wawancara dengan memperhatikan : Penampilan calon (sikap) kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dan Inggris Pandangan calon terhadap etika kedokteran Motivasi Pengalaman kerja Kemampuan pengenalan masalah kesehatan & Ilmu pengetahuan yang mutahir di bidang Ilmu Orthopaedi dan Traumatologi Kemampuan ilmiah bidang Ilmu Orthopaedi dan Traumatologi Wawasan nasional dan Internasional b. Psikotest dan Psikometrik test (MMPI) Pelaksanaan : Seleksi dilaksanakan oleh IPDS-IOT dan dipimpin oleh Ketua Program Studi IPDS-IOT. Keputusan hasil seleksi penerimaan ditentukan oleh IPDS-IOT dan diumumkan oleh Fakultas Kedokteran. IPDS-IOT wajib melaporkan seluruh hasil seleksi ke Kolegium Ilmu Orthopaedi dan Traumatologi. Calon PPDS yang tidak lulus seleksi penerimaan di salah satu IPDS-IOT masih diberikan kesempatan 1 kali ujian penerimaan IPDS-IOT baik di IPDS-IOT yang sama maupun yang lain dengan syarat melampirkan surat keterangan dari IPDS-IOT sebelumnya. Hal-hal yang belum diatur dalam butir 7 katalog ini akan diatur lebih lanjut oleh Kolegium IOT. 4.2. Jumlah Peserta Didik Jumlah peserta didik yang bisa diterima, disesuaikan dengan daya tampung institusi pendidikan. Untuk menjamin agara proses pendidikan bisa dikerjakan lancar, maka jumlah peserta harus dibatasi. Sesuai kesepakatan maka jumlah peserta didik dibatasi maksimal enam orang perinstitusi persemester. 4.3. Bimbingan dan Konseling Dalam pelaksanaan proses pendidikan, maka setiap staf pengajar wajib memberikan bimbingan kepada peserta. Khusus untuk memecahkan masalah-masalah yang timbul selama proses pendidikan berlangsung, institusi pendidikan bisa membentuk suatu badan yang bertugas memberikan konseling dan sekaligus mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan permasalahan yang timbul serta memonitor perkembangan pemecahan masalah yang ada. 4.4. Kondisi Kerja Peserta Didik Para peserta program wajib mengikuti dan melaksanakan seluruh ketentuan yang ada dalam kurikulum baik yang bersifat akademik maupun profesi. Pada dasarnya pendidikan spesialis adalah pendidikan yang bersifat akademik profesional. Dalam pelaksanaannya setiap institusi pendidikan wajib membuat buku panduan pendidikan yang merinci tentang hak, kewajiban, wewenang dan tanggung jawab peserta didik. Untuk memperlancar proses pendidikan peserta didik boleh membentuk organisasi sebagai wadah yang bisa memberikan umpan balik kepada institusi pendidikan baik dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program.
5. Staf Akademik Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
5.1. Sistem Penerimaan Staf Staf pendidik dari suatu pusat pendidikan adalah bagian dari keseluruhan staf dari institusi induknya yaitu universitas atau fakultas kedokteran. Oleh karena itu kebijakan penerimaan staf, tidak bisa dilepaskan dari kebijakan-kebijakan institusi induknya. Yang paling mengetahui tentang kebutuhan staf adalah Divisi atau departemen Orthopaedi dan Traumatolgi sendiri. Oleh karena itu penerimaan staf untuk program pendidikan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi diawali dari Divisi/Departemen Orthopaedi dan Traumatologi sendiri. Saringan awal ada di Divisi/Departemen yang kemudian diusulkan ke Dekan dan seterusnya. Harapan dari masyarakat sebagai salah satu stake holder adalah agar apapun yang dilakukan oleh departemen, fakultas atau universitas diharapkan transparan untuk menghindari berbagai kemungkinan negative.
5.2. Sistem Pengembangan Staf Sejalan dengan perkembangan Ilmun dan Teknologi yang sangat pesat dan sesuai dengan visi dan misis Universitas serta fakultas, maka pengembangan staf menjadi sangat penting. Divisi/Departemen Orthopaedi dan Traumatologi yang menyelenggarakan pendidikan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi, mengembangkan stafnya sesuai dengan subdivisi/divisi yang terdapat dalam ruang lingkup Orthopaedi dan Traumatologi. Pengembangan ilmu dari staf ini disesuaikan dengan jumlah staf yang ada dan banyaknya subdivisi/divisi yang dimiliki. Pengembangan ilmu dari staf ini ditujukan untujk menjamin pencapaian mutu pendidikan yang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang Orthopaedi dan Traumatologi.
6. Sumber Daya Pendidikan 6.1. Fasilitas Pendidikan dan Pelatihan Fasilitas yang dimiliki oleh Divisi/Departemen Orthopaedi dan Traumatologi suatu institusi pendidikan tempat diselenggarakannya pendidikan yang sudah terakreditasi seharusnya merupakan suatu tempat yang dapat menjamin proses alih ilmu pengetahuan dan keterampilan. Sementara yang belum terakreditasi oleh MKKI tetapi oleh Kolegium Orthopaedi dan Traumatologi dinyatakan bisa sebagai lahan pendidikan sebagian dari program pendidikan Orthopaedi dan traumatologi, dapat dipakai oleh pusat pendidikan yang sudah terakreditasi sebagai tempat pendidikan dan pelatihan untuk modul-modul tertentu dari program yang ada. 6.2. Fasilitas Fisik Divisi / Departemen Orthopaedi dan Traumatologi yang bisa dinyatakan sebagai pusat pendidikan harus sudah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Kolegium dan telah dilakukan pemeriksaan (visitasi) oleh MKKI. Fasilitas fisik yang diutamakan adalah: Fasilitas untuk kuliah dan diskusi Fasilitas perpustakaan Ruang belajar untuk PPDS Fasilitas latihan keterampilan Fasilitas untuk menyimpan data dan penelitian 6.3. Tim Klinik Perkembangan dalam prinsip penanganan pasien mengarah kepada penanganan pasien secara multidisiplin. Dalam hal ini Dokter spesialis orthopaedi dan traumatologi seharusnya memiliki peran yang besar dalam mengelola pasien terutama yang bersinggungan langsung dengan bidan orthopaedi dan traumatologi. Demikian pula dalam upaya pengambilan keputusan terapi dokter spesialis orthopaedi seharusnya berperan lebih dominan. Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
Untuk beberapa kasus seperti kasus tumor muskulo skeletal, ataupun kasus subspesialistik lainnya yang memerlukan tukar keilmuan dengan departemen lain yang rutin maka perlu dibentuk suatu tim CPC yang membahas permasalahannya secara multidisiplin. Pada kegiatan ini peserta didik dapat berperan aktif dalam mencarikan berbagai solusi terhadap kasus tersebut sesuai dengan bidang keilmuan yang bersangkutan. 6.4. Teknologi Informasi Dalam proses pendidikan, PPDS selalu memerlukan informasi-informasi baru yang sulit didapatkan dalam bentuk buku atau majalah ilmiah tetapi jauh lebih mudah didapatkan melalui internet. Oleh karena itu institusi pendidikan Orthopaedi dan traumatologi wajib memiliki dan mengembangkan fasilitas teknologi informasi yang bisa dimanfaatkan PPDS. Pada dasarnya seluruh civitas academica, bisa memanfaatkan sarana teknologi informasi yang ada 6.5. Fasilitas Riset Pada dasarnya di bidang orthopaedi dan traumatologi terbuka lebar lahan yang dapat dilakukan penelitian mulai dari penelitian deskriptif sampai pada penelitian eksperimental; mulai dari penelitian yang dilakukan pada binatang, biomekanik, bahkan penelitian yang dilakukan pada manusia sebagai subjek. Berbagai bidang dan lahan penelitian ini membutuhkan keinginan yang kuat dari peserta didik untuk mewujudkan penelitian seperti apa yang ingin mereka lakukan sesuai capaian yang diinginka. 6.6. Ekspertise Pendidikan Seorang peserta didik orthopaedi dan traumatologi dituntut memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik ketika mereka berhadapan dengan penderita yang mereka kelola. Banyaknya materi yang hendak dikuasai dan terbatasnya waktu dan tempat yang memungkinkan penguasaan materi, maka bila suatu institusi dapat mengirimkan peserta didiknya ke institusi yang merupakan jejaringnya. 6.7. Pertukaran Staf Dalam hal satu pusat pendidikan memerlukan tenaga pengajar khusus, maka IPDS tersebut dapat menggunakan tenaga IPDS lain atau bila memungkinkan dilakukan pertukaran peserta program. Hal ini dimungkinkan untuk menjamin pelaksanaan pendidikan di suatu IPDS yang masih kekurangan staf pengajar.
7. Evaluasi Program 7.1. Sistem Evaluasi Program Standar pendidikan IOT dibuat oleh Kolegium IOT dan pelaksanaannya dilakukan di IPDS-IOT sesuai dengan buku panduan yang dibuat oleh masing-masing penanggung jawab program pendidikan IOT ( KPS) pada IPDS-IOT. Evaluasi program dilakukan secara bersamasama oleh Kolegium dan IPDS-IOT. Evaluasinya meliputi proses pendidikan dan kelengkapan sarana pendidikan. Proses pendidikan yang dievaluasi meliputi evaluasi hasil seleksi masuk dan identifikasi masalah yang dapat menghambat kelangsungan proses pendidikan. Evaluasi yang mencakup organisasi pendidikan, sarana dan prasarana serta lingkungan pendidikan juga harus dilakukan. Evaluasi pelaksanaan pendidikan dokter spesialis dilakukan secara berkala termasuk evaluasi seleksi masuk, proses dan lulusan pendidikan. 7.2. Umpan Balik dan Peserta Didik KPS adalah penanggungjawab pendidikan di IPDS-IOT, sedangkan kelengkapan sarana tanggungjawab kepala Departemen/Bagian Orthopaedi dan Traumatologi. KPS akan menginformasikan semua hal yang berkaitan dengan pendidikan PPDS dan mengharapkan informasi balik mengenai segala hal yang berkaitan dengan pendidikan PPDS tersebut. KPS membuat sistem yang memungkinkan pendidik dan peserta didik secara aktif berperanserta dalam perencanaan pengembangan program pendidikan. Penilaian dan informasi tentang kompetensi lulusan digunakan sebagai umpan balik pengembangan proses pembelajaran. Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
7.3. Kinerja Luaran Pendidikan Penilaian akhir kompetensi peserta didik dilakukan melalui ujian board, disamping itu, untuk menilai keberhasilan proses pendidikan kinerja peserta didik juga perlu dinilai. Penilaian kinerja mencakup lama pendidikan, nilai evaluasi selama proses pendidikan serta hasil-hasil dalam menjalani modul-modul pendidikan dan ketrampilan. Penilaian ini juga akan berguna untuk menilai sistem penerimaan PPDS, dengan menghubungkannya dengan kinerja dalam proses pendidikan. 7.4. Authorisation dan Monitoring of Training Settings IPDS-IOT mendapat kewenangan melaksanakan program pendidikan dari Dekan dan Rektor setelah mendapat ijin dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi berdasarkan rekomendasi KKI. IPDS-IOT secara berkala akan dipantau dan dievaluasi oleh kolegium yang bersangkutan. IPDS-IOT diakreditasi oleh kolegium-IOT melalui sistem yang ditetapkan. 7.5. Keterlibatan Stake Holders Program pendidikan PPDS-IOT melibatkan unsur-unsur : (1) Penyelenggara program (2) Staf akademik (3) Staf rumah sakit jejaring (4) Pegawai administrasi terutama administrasi pendidikan (5) Peserta didik (6) Rumah sakit pendidikan dan jejaring pendidikan (7) PABOI (8) Kolegium IOT dan KKI (9) masyarakat
8. Administrasi Pendidikan dan Penyelenggaraan Program 8.1. Penyelenggaraan Program Program pendidikan dokter spesialis orthopaedi dan traumatologi merupakan program bersama antara IPDS-IOT dan kolegium ilmu orthopaedi dan traumatologi. Dalam penyelenggaraannya terdapat struktur dan organisasi di IPDS-IOT seperti Ketua Program Studi (KPS), sekretaris program studi (SPS), pendidik, staf administrasi, penanggungjawab sarana dan di Kolegium IOT, yaitu komisi kurikulum, pendidikan dan ujian, kredensial, akreditasi dan staf ahli. Wujud program bersama adalah institusi pendidikan akan memberikan ijazah pada saat PPDS dinyatakan lulus dan kolegium akan memberikan sertifikat kompetensi. Program pendidikan, institusi pendidikan dan staf pengajar dinilai secara berkala dan berkeseinambungan oleh Kolegium. Salah satu wujud penilaian tersebut adalah akreditasi IPDSIOT oleh Kolegium, termasuk kredensialisasi penguji board IOT. Pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan secara internal menjadi penanggungjawab IPDS-IOT. 8.2. Kepemimpinan Akademik KPS bertanggungjawab terhadap terlaksananya program pendidikan IPDS-IOT dan kepemimpinannya dievaluasi secara berkesinambungan oleh atasan langsung. Sedangkan, pelaksanaan pendidikan IOT secara nasional dan termasuk keseragaman kompetensi spesialis orthopaedi dan traumatologi berada dalam kepemimpinan ketua Kolegium IOT. Para staf pengajar di IPDS-IOT merupakan individu yang berpredikat pemimpin akademik di bidang ilmu yang diajarkan. Gaya kepemimpinan dan ilmu yang diajarkan kepada PPDS-IOT akan tertanam pada PPDS-IOT dan akan menjadi masukan bagi mereka pada saat mengaplikasikan pada profesi dan masyarakat. 8.3. Alokasi Anggaran dan Sumber Dana Pendanaan pendidikan berasal dari IPDS-IOT dan dana hasil usaha IPDS-IOT yang dikelola oleh KPS. Sebagai seorang manager, KPS harus mengatur masalah keuangan, keluaran pendidikan, kesejahteraan staf pengajar dan karyawan serta hal-hal pengembangan. Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
Sumber pendanaan pendidikan ditentukan berdasarkan prinsip keadilan, kecukupan dan keberlanjutan. Realisasi anggaran pendidikan untuk mencapai misi dan tujuan program pendidikan orthopaedi dan traumatologi dikelola secara transparan dan akuntabel. 8.4. Interaksi dengan Sektor Kesehatan IPDS-IOT akan menghasilkan dokter spesialis orthopaedi dan traumatologi yang sangat diperlukan dalam sektor kesehatan karena berperan dalam penanganan kasus orthopaedi dan traumatologi secar medis, pembedahan, dan fisik rehabilitatif. 8.5. Tenaga Administrasi Tenaga administratif penyelenggara program pendidikan terdiri dari tenaga administratif keuangan, pendidikan, dan pendataan/penelitian. Kualifikasi tenaga ini untuk mendukung implementasi dan manajemen yang atas semua sumber daya. 8.6. Regulasi dan Persyaratan KKI bersama kolegium IOT dan PABOI menetapkan jenis dan jumlah spesialisasi dan subspesialisasi serta pakar orthopaedi lain yang dibutuhkan. KKI bersama kolegium IOT dan perhimpunan profesi terkait juga menyelesaikan permasalahan lintas spesialisasi yang timbul akibat perkembangan spesialisasi dan subspesialisasi, termasuk duplikasi isi kurikulum.
9. Perbaikan Berkesinambungan Standar pendidikan dokter spesialis orthopaedi dan traumatologi ini disahkan oleh Kolegium IOT. Standar pendidikan ini dibahas dan dievaluasi pada Konferensi Kerja, Continuing Orthopaedic Education, dan Konggres Nasional PABOI, atau pun rapat-rapat khusus yang diadakan kolegium IOT. Kompoen program yang dievaluasi meliputi struktur, fungsi, proses, kinerja dan mutu program. Perbaikan standar pendidikan ini memerhatikan analisi hasil evaluasi program terdahulu dan kinerja saat ini serta perspektif di masa datang.
10. Aturan Tambahan Hal-hal yang belum diatur di dalam ketentuan di standar pendidikan ini akan diatur kemudian sesuai dengan ketentuan dan perkembangan kondisi tertentu saat itu.
Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
BAB III
PENUTUP Standar pendidikan dokter spesialis orthopaedi dan traumatologi ini merupakan standar umum bagi semua IPDS-IOT di Indonesia. Penerapan standar ini diharapkan dapat menyeragamkan luaran pendidikan masing-masing IPDS-IOT. Hal ini menjadi penting karena sesuai dengan harapan semua penduduk Indonesia mendapat pelayanan yang memenuhi standar dan berkualitas. Masing-masing IPDS-IOT dapat mengembangkan dan menambahkan muatan-muatan lain sesuai dengan keadaan daerahnya. Pada tingkat IPDS-IOT, program studi IOT juga harus membuat panduan pelaksanaan program yang sesuai dengan kondisi daerah dan institusi masing-masing. Standar ini diharapkan dapat digunakan sebagai penjaga mutu dan sebagai landasan pengembangan berkesinambungan dari program pendidikan dokter spesialis orthopaedi dan traumatologi di Indonesia. Dan semoga standar ini dapat bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraaan seluruh rakyat Indonesia. Amin.
Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
Lampiran: Kurikulum Program Pendidikan Dokter Spesialis Orthopaedi & Traumatologi 1. Pengertian : Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan pendidikan yang meliputi tujuan pendidikan, isi, bahan pelajaran, cara pencapaian dan penilaian, yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan ilmu orthopaedi dan traumatologi 2. Kompetensi Spesialis Orthopaedi Dan Traumatologi terdiri dari tiga kategori 1. Kompetensi spesialis orthopaedi dan traumatologi lanjut 1, 2. Kompetensi spesialis orthopaedi dan traumatologi lanjut 2, 3. Kompetensi spesialis orthopaedi dan traumatologi Chief Residen, 3. Lingkup bahasan dan tingkat kompetensi 3.1. Tahap Bedah Dasar (sesuai katalog bedah dasar/3 semester) 3.2. Tahap Orthopaedi & Traumatologi Dasar (1 semester/semester IV) A. Biologi selular dan molecular musculoskeletal B. Pembentukan, Pertumbuhan dan Dasar Genetik Kelainan Muskuloskeletal C. Surgical Anatomy and Approach D. Biomekanik Muskuloskeletal dan Biomaterial E. Inflamasi, Degenerasi dan Neoplasma Muskuloskeletal F. Imajing Orthopaedi G. Dasar Traumatologi Muskuloskeletal H. Komplikasi Trauma Muskuloskeletal I. Dasar Osteosintesis J. Orthopaedic research (Methodology and statistic) 3.3. Tahap Orthopaedi & Traumatologi lanjut 1 (2 semester/semester V-VI) A. Trauma ekstremitas bawah 1. Fraktur femur proksimal 2. Fraktur femur diafisis 3. Fraktur femur distal 4. Fraktur tibia proksimal 5. Fraktur tibia fibula diafisis 6. Fraktur tibia fibula distal 7. Fraktur Kalkaneus nor artikular 8. fraktur metatarsal, falang non artikular 9. Sindroma Kompartemen femur, tungkai bawah, kaki 10. Amputasi traumatik: femur, tungkai bawah, kaki 11. Trauma jaringan lunak, tendon fleksor &ekstensor kaki (sederhana) temasuk tendon Achiles 12. Dislokasi panggul, lutut (sederhana) 13. Fraktur Femur (kompleks) 14. Fraktur tungkai bawah (Kompleks) 15. Dislokasi panggul dan fraktur kaput femur 16. Fraktur femur subtrokanter, pertrokanter, intertrokanter 17. Fraktur femur kolum 18. Fraktur femur interkondilus 19. Cedera patella dan mekanisme ekstensi 20. Dislokasi lutut traumatik akut 21. Fraktur plato tibia 22. fraktur plafon tibiaTibial plafond fraktur 23. Fraktur &dislokasi pengelangan kaki Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
24. Fraktur Kalkaneus (intraartikular) 25. Fraktur talus & dan dislokasi subtalar 26. Fraktur dislokasi kaki tengah,kaki depan termasuk cedera Lisfranc 27. Fraktur Pelvis 28. Fraktur Acetabulum 29. Cedera Pelvis akut & resusitasi bedah (Fiksasi eksternal, Klem C) B. Trauma Ekstremitas Atas 1. Fraktur Klavikula 2. Fraktur humerus proksimal 3. Fraktur humerus diafisis 4. Fraktur humerus distal 5. Fraktur lengan bawah (antebrachii) 6. Fraktur radius distal non artikular 7. Fraktur metacarpal, falang non artikular 8. Cedera jaringan lunak tangan, kulit, kuku, tendon fleksor dan ekstensor (sederhana) 9. Sindroma kompartemen akut lengan bawah dan tangan 10. Amputasi traumatic (non replantasi): jari, ujung jari, tangan, lengan bawah, lengan atas 11. Dislokasi bahu, siku (sederhana) 12. Cedera sendi AC dan sternoklavikular 13. Fraktur scapula & disosiasi Skapulotorasik 14. Fraktur & dislokasi glenohumeral 15. Fraktur humerus proksimal (kompleks) 16. Fraktur Humerus dan komplikasi neurologis (kompleks) 17. Fraktur interkondilus humerus 18. Fraktur dan dislokasi siku, instabilitas siku 19. Fraktur olekranon dan kaput radius 20. Fraktur Galeazzi & Montegia 21. Fraktur radius distal intraartikular 22. Fraktur metacarpal, falang (intraartikular) termasuk skafoid& fraktur karpal lainnya 23. Fraktur & dislokasi tangan: interfalang, metakapofalang,karpometakarpal, interkapal/ radiokarpal (lanatum, perilunatum, skafolunatum), sendi radioulnar distal. 24. Cedera jaringan lunak kompleks: penyusunan kembali, graf, flap ( tidak termasuk flap lepas), saraf tepi, vaskuler (tak termasuk bedah mikro) C. Trauma pediatrik 1. Fraktur&dislokasi bahu pasien anak 2. Fraktur lempeng pertumbuhan &cedera musculoskeletal akibat penyiksaan anak 3. Fraktur dan dislokasi siku pada anak 4. Fraktur lengan bawah (green stick, fraktur komplit) 5. Fraktur radius distal (buckle, fraktur komplit) 6. Fraktur & dislokasi karpus 7. Fraktur leher femur&fraktur dislokasi panggul pada anak 8. Fraktur tulang belakang pada anak 9. Fraktur femur pada anak 10.Fraktur femur interkondilus pada anak 11.Fraktur plato tibia pada anak 12. Cedera patella & mekanisme ekstensi 13. Fraktur tibia fibula diafisis pada anak 14. Fraktur & dislokasi kaki & pergelangan kaki pada anak D. Trauma Tulang belakang 1. Evaluasi inisial pasien cedera tulang belakang 2. Fraktur&dislokasi tulang cervikal atas (oksiput,atlas&aksis) 3. Fraktur tulang cervikal bawah 4. fraktur &dislokasi torakolumbar 5. Cedera medulla spinalis Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
E. Infeksi & inflamasi Ekstremitas 1. Infeksi sendi (supuratif-granulomatosa) 2. Infeksi jaringan lunak (selulitis, tenosinovitis supuratif) 3. Osteomielitis akut dan kronik 4. Penyakit inflamasi sendi (RA, gout, pseudogout) 5. Kaki diabetes 6. Gangren & fasciitis nekrotikans 7. Entesopati ekstremitas atas 8. Entesopati ekstremitas bawah 9. Rheumatisme Non-articular dan nyeri miofasial Spine 10. Spondilitis (supuratif-granulomatosa) 11. Penyakit inflamasi tulang belakang (AS, RA) Paediatric 12. Osteomielitis hematogenik akut 13. Artritis septic pada anak 14. Osteomielitis kronik tulang panjang pada anak F. Cedera ekstremitas terkait olahraga 1. Instabilitas sendi 2. Cedera otot (strain, afulsi, ruptur, kontusio) 3. Cedera Ligamen 4. Sindroma pemakaian berlebihan 5. Masalah tulang rawan sendi 6. Diagnostik artroskopi pada lutut dan bahu 7. Fraktur stress/fatigue 3.4. Tahap Orthopaedi & Traumatologi Lanjut 2 (semester VII – VIII) a. Tumor Muskuloskeletal (MST) 1. Asesmen Tumor muskuloskeletal 2. Biopsi pada Tumor Musculoskeletal 3. Manajemen tumor tulang jinak 4. Manajemen tumor jinak jaringan lunak 5. Manajemen tumor ganas tulang 6. Manajemen tumor ganas jaringan lunak 7. Manajemen penyakit metastasis tulang 8. Amputasi Radikal 9. Prosedur penyelamatan tungkai b. Pediatrik Orthopaedi 1. Penyakit musculoskeletal congenital 7 genetik (postur pendek, akondroplasia, epifiseal, displasia, ollier’s, multi ereditari exostosis) 2. Penyakit metabolic muskuloskeletal (Rickets, osteomalasia, renal osteo-distrofi, hidrofostasia, paratiroid, juvenile osteoporosis, mucopolisa-karidosis) 3. Penyakit hematologis muskuloskeletal (Gaucher’s, hemofilia, hemoglobinopati) 4. Gangguan neuromuskuler (distrofi muskular, polio & paralisis terkait, spinal muscular atrofi, neuropati perifer, cerebral palsy, myelodisplasia) 5. Gangguan umum, ekstremitas atas (defisiensi lengan, dislokasi congenital kaput radius, osteochondritis dissecans, penyakit sprengel’s ) 6. Gangguan umum tulang belakang (muscular torticolis, skoliosis idiaopatik, neuro-muscular skoliosis, klippel feil , all kyphosis, spondylosis-spondy-lolisthesis) 7. Gangguan umum panggul (DDH, coxavara, leg perthes) 8. Dangguan pada femur & tibia (perbedaan panjang tungkai, defisiensi kongenital– PFFD, masalah torsional tibia, tibia vara, congenital pseudoarthrosis, posteromedial bow) Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
9. Gangguan pada lutut (penyakit osgood schlatter, osteochondritis dissecans, nyeri patella femoral , discoid meniscus, dislokasi/subluksasi kongenital ) 10. Gangguan pada kaki & pergelangan kaki a. Clubfoot b. Kongenital vertical talus, metatarsus adductus calcaneovalgus, tarsal coalition, cavus feet, complex congenital foot deformities : central ray-polydactily-syndactily-congenital hallux valgus. Amputation congenital & traumatic c. Degeneratif dan Geriatri Orthopaedi 1. Osteoarthritis tungkai 2. Osteoarthritis tulang belakang 3. Masalah pada ibu jari kaki : OA, hallux valgus 4. Osteoporosis 5. Manajemen fraktur osteoporosis 6. Penyakit degeneratif tulang belakang (stenosis,penyakit diskus degeneratif, herniasi diskus, degeneratif spondylolisthesis, spondylosis) Cervical Thoracal Lumbal d. Metabolik endokrin Metabolik 1. Sendi Charcot : kaki diabetik 2. Gout, pseudogout 3. Arthropati Hemofilia e. Tulang Belakang 1. Deformitas tulang belakang dewasa (kifosis cervical ,kifosis&skoliosis torakalis, kifosis&skoliosis lumbal) 2. Ketidakseimbangan sagital 3. Syringomyelia, diastematomyelia, multiple sclerosis, spinocerebralia, spina bifida f. Ekstremitas Atas 1. Penyakit sendi degeneratif (artritis sendi sternoclav , osteoarthritis sendi AC, osteoarthritis glenohumeral, rotator cuff/subacromial bursa impingment syndrome, frozen shoulder-calcific tendinitis-brceps tendinitis) 2. Gangguan neurologis a. Sindroma jepitan pada ekstremitas atas b. Traumatik c. Cedera pleksus brakialis 3. Anomali kongenital 4. Kegagalan pembentukan (focomelia, radial club hand), kegagalan difensiasi (syndactily), duplikasi (polidactili) tumbuh berlebih (macrodactily), sindroma jepitan pita congenial , abnormalitas skeletal secara umum (madelung) 5. Penutupan jaringan lunak dan kulit 6. Replantasi 7. Transfer Tendon 8. Deformitas lain : mallet, boutonniere schwan neck, Dupuytren g. Pelvis dan Ekstremitas bawah Reconstruction of hip disorder 1. Artroplasti panggul (dengan/tanpa prostesis) 2. Osteotomi rekonstruksi sekitar panggul 3. Arthrodesis 4. AVN sendi panggul 5. Pembebasan jaringan lunak/rekonstruksi sekitar panggul Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
Rekonstruksi gangguan pada lutut : 6. Artroskopik debridemen 7. Arthroskopik rekonstruksi 8. Arthroplasti 9. Osteotomi rekonstruksi sekitar lutur : femur (supracondylar), tibia (HTO) 10. Arthrodesis 11. Rekonstruksi jaringan lunak sekitar lutut 12. Gangguan lainnya pada lutut (OCD, discoid meniscus, chondromalacia patella) Gangguan pada pergelangan kaki dan kaki 13. Instabilitas pergelangan kaki 14. Fasciitis plantaris 15. Gangguan jari kaki 16. Arthrodesis kaki dan pergelangan kaki h. Rehabilitasi Medik 1. Rehabilitasi Peri operatif 2. Prinsip amputasi tungkai 3. Orthotic-prosthetic di orthopaedi 4. Terapi fisik 3.5. Tahap Chief Resident Orthopaedi & Traumatologi (semester IX) 1. Chief IPDS-IOT 2. Rotasi luar (Tahap Magang – mandiri) 3. Penyelesaian Karya Akhir
Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
MATRIKS HUBUNGAN ANTARA POKOK BAHASAN, TAHAPAN PENDIDIKAN DAN TINGKAT KOMPETENSI KOGNITIF DAN AFEKTIF
KOLEGIUM ILMU ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI INDONESIA PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS ORTHOPAEDI DAN TRAUMATOLOGI INDONESIA
JAKARTA, OKTOBER 2007 Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
MATRIKS Hubungan antara Pokok Bahasan, Tahapan Pendidikan dan Tingkat Kompetensi Kognitif dan Afektif Tingkat Kompetensi : A1 A2 A3
: Dapat mengetahui dan mengingat materi : Dapat memahami dan mengerti materi : Dapat menerapkan, menganalisa, mengevaluasi dan merumuskan
B1 B2 B3 B4
: Mampu mendiagnosis dan meruju8k : Mampu mendiagnosis dan memberi terapi sementara dan merujuk : Mampu mendiagnosis dan memberi terapi paripurna : Mampu mendiagnosis, terapi dan rawat bersama Semester / tahapan pendidikan di mulainya pokok bahasan
No.
1
POKOK BAHASAN
2
Biologi selular dan molecular musculoskeletal Pembentukan, Pertumbuhan dan Dasar Genetik Kelainan Muskuloskeletal
3
Surgical Anatomy and Approach
4
Biomekanik Muskuloskeletal dan Biomaterial Inflamasi, Degenerasi dan Neoplasma Muskuloskeletal
5 6
Imajing Orthopaedi
7
Dasar Traumatologi Muskuloskeletal
8
Komplikasi Trauma Muskuloskeletal
9
Dasar Osteosintesa
10
Orthopaedic research (Methodology and statistics)
ICD 10
S42.0
Orthopaedi Dasar SM1 - 4
OTL1
OTL 2
Chief Resident
SM 5-6
SM 7-8
SM 9
A2
A2 B2
A2 B3
A3 B4
2
A2
A2 B2
A2 A2 B1
A2 B2 A2 B2
A2 B3 A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4 A3 B4
1 2 2
A2 B1
A2 B2
A2 B1 A2 A2 B1 A2 A2
A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2
A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2
A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3
2 1 1 1 2 2
A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3
A3 B4
5
Trauma Ekstremitas Bawah 11
Fraktur femur proksimal
12
Fraktur femur diafisis
S72.3
13
Fraktur femur distal
S72.4
14
Fraktur tibia proksimal
S82.1
A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2
Fraktur tibia fibula diafisis
S822
A2 B2
A2 B3
A3 B4
15
SKS
S72.0/S72.1/S72.2
A3 B4 A3 B4 A3 B4
16
Fraktur tibia fibula distal
S82.3
A2 B2
A2 B3
A3 B4
17
Fraktur Kalkaneus nor artikular
S92.0
A2 B2
A2 B3
A3 B4
18
fraktur metatarsal, falang non artikular
S92.3/S92.4/S92.5
A2 B2
A2 B3
A3 B4
Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
No.
19 20
21 22
POKOK BAHASAN
Sindroma Kompartemen femur, tungkai bawah, kaki Amputasi traumatik: femur, tungkai bawah, kaki Trauma jaringan lunak, tendon fleksor &ekstensor kaki (sederhana) temasuk tendon Achiles Dislokasi panggul, lutut (sederhana))
39
Trauma Ekstremitas Bawah Fraktur Femur (kompleks) Fraktur tungkai bawah (Kompleks) Dislokasi panggul dan fraktur kaput femur Fraktur femur subtrokanter, pertrokanter, intertrokanter Fraktur femur kolum Fraktur femur interkondilus Cedera patella dan mekanisme ekstensi Dislokasi lutut traumatik akut Fraktur plato tibia fraktur plafon tibia Fraktur &dislokasi pengelangan kaki Fraktur Kalkaneus (intraartikular) Fraktur talus & dan dislokasi subtalar Fraktur dislokasi kaki tengah,kaki depan termasuk cedera Lisfranc Fraktur Pelvis Fraktur Acetabulum Cedera Pelvis akut & resusitasi bedah (Fiksasi eksternal, Klem C))
40 41 42 43 44 45
Trauma Ekstremitas Atas Fraktur Klavikula Fraktur humerus proksimal Fraktur humerus diafisis Fraktur humerus distal Fraktur lengan bawah (antebrachii) Fraktur radius distal non artikular
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
46 47 48 49 50
51 52 53 54 55
Fraktur metacarpal, falang non artikular Cedera jaringan lunak tangan, kulit, kuku, tendon fleksor dan ekstensor (sederhana) Sindroma kompartemen akut lengan bawah dan tangan Amputasi traumatic (non replantasi): jari, ujung jari, tangan, lengan bawah, lengan atas Dislokasi bahu, siku (sederhana) Trauma Ekstremitas Atas Cedera sendi AC dan sternoklavikular Fraktur scapula & disosiasi Skapulotorasik Fraktur & dislokasi glenohumeral Fraktur humerus proksimal (kompleks) Fraktur Humerus dan komplikasi neurologis (kompleks))
ICD 10
Orthopaedi Dasar
OTL1
OTL 2
Chief Resident
SM1 - 4
SM 5-6
SM 7-8
SM 9
A2 B2
A2 B3
A3 B4
S78/S88/S98
A2 B2
A2 B3
A3 B4
S96.1/S96.0 S86.0 S83.1
A2 B2
A2 B3
A3 B4
A2 B2
A2 B3
A3 B4
S72 S82
A2 B2 A2 B2 A2 B2
A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4
A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4
A2 B3 A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4 A3 B4
A2 B3
A3 B4
A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4
A2 B3
A3 B4
A2 B3
A3 B4
A2 B3
A3 B4
A2 B2
A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4
A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2
A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4
A2 B3
A3 B4
SKS
7
S72.2/S72.1 S72.0 S72.4 S83.7 S83.0/S83.1 S82.1 S82.3 S82.6/S93.0 S92.0 S92.1/S93.0 S93.3 S32.3/S32.5 S32.4
A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2
7 S42.0 S42.2 S42.3 S52 S52.5 S52.5 S62.2/S62.3 S62.5/S62.6 S66.1/S66.2 S60.1
A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2
S68.0/S68.1/S68.4 S68.8/S68.9 S.43.0/S53.0
A2 B2
7 S43.1/S43.2 S42.1 S43.0 S43.2
Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
A2 B2
No.
56 57 58 59 60 61 62
63
POKOK BAHASAN
Fraktur interkondilus humerus Fraktur dan dislokasi siku, instabilitas siku Fraktur olekranon dan kaput radius Fraktur Galeazzi & Montegia Fraktur radius distal intraartikular Fraktur metacarpal, falang (intraartikular) termasuk skafoid& fraktur karpal lainnya Fraktur & dislokasi tangan: interfalang, metakapofalang,karpometakarpal, interkapal/radiokarpal (lanatum, perilunatum, skafolunatum) ,sendi radioulnar distal Cedera jaringan lunak kompleks: penyusunan kembali, graf, flap ( tidak termasuk flap lepas), saraf tepi, vaskuler (tak termasuk bedah mikro)
ICD 10
S42.4 S53.1 S52.0/S52.1 S52.0 S52.1 S62.1/S62.2/S62.3 S62.5/S62.6 S63.0
Orthopaedi Dasar
OTL1
OTL 2
Chief Resident
SM1 - 4
SM 5-6
SM 7-8
SM 9
A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2
A2 B2
A2 B2
A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4
A2 B3
A3 B4
A2 B3
A3 B4
A2 B3
A3 B4
Trauma Pediatrik 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77
Fraktur & dislokasi bahu pasien anak Fraktur lempeng pertumbuhan &cedera musculoskeletal akibat penyiksaan anak Fraktur dan dislokasi siku pada anak Fraktur lengan bawah (green stick, fraktur komplit) Fraktur radius distal (buckle, fraktur komplit) Fraktur & dislokasi karpus Fraktur leher femur&fraktur dislokasi panggul pada anak Fraktur tulang belakang pada anak Fraktur femur pada anak Fraktur femur interkondilus pada anak Fraktur plato tibia pada anak Cedera patella & mekanisme ekstensi Fraktur tibia fibula diafisis pada anak Fraktur & dislokasi kaki & pergelangan kaki pada anak
4 S43.0
A2 B2
A2 B3
A3 B4
S82.2/S72.9 S53.1
A2 B2 A2 B2
A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4
A2 B3 A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4 A3 B4
A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4
A2 B3
A3 B4
S52 S52.5 S62.1/S62.2/S62.3 S72.0/S73.0 S72.0 S72.4 S82.1 S83.7 S82.2 S92/S93.0
A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2
Trauma Tulang Belakang 78 79 80 81 82
83 84
Evaluasi inisial pasien cedera tulang belakang Fraktur&dislokasi tulang cervikal atas (oksiput,atlas&aksis) Fraktur tulang cervikal bawah Fraktur &dislokasi torakolumbar Cedera medulla spinalis INFEKSI DAN INFLAMASI Ekstremitas Infeksi sendi (supuratif-granulomatosa)) Infeksi jaringan lunak (selulitis, tenosinovitis supuratif)) Osteomielitis akut dan kronik
85 86 87 88 89 90 91
SKS
2 A2 B2 S12.0/S12.1 /S12.2 S12.2 S22.0 S22.0
A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2
A2 B3
A3 B4
A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 6
M86.6.5/M86.6.6
A2 B2
A2 B3
A3 B4
M86.6.7/M86.0.5 M86.0.6/M86.0.7/ M86.0.7
A2 B2
A2 B3
A3 B4
A2 B3
A3 B4
A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4
Penyakit inflamasi sendi (RA, gout, pseudogout), ) Kaki diabetes Gangren & fasciitis nekrotikans Entesopati ekstremitas atas Entesopati ekstremitas bawah Rheumatisme Non-articular dan nyeri miofasial
Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2
No.
POKOK BAHASAN
Orthopaedi Dasar
OTL1
OTL 2
Chief Resident
SM1 - 4
SM 5-6
SM 7-8
SM 9
ICD 10
SKS
Tulang Belakang 92 93
Spondilitis (supuratif-granulomatosa) Penyakit inflamasi tulang belakang (AS, RA)
A2 B2 A2 B2
A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4
A2 B2 A2 B2 A2 B2
A2 B3 A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4 A3 B4
Pediatrik 94 95 96
Osteomielitis hematogenik akut s Artritis septic pada anak Osteomielitis kronik tulang panjang pada anak
Cedera ekstremitas terkait olahraga
3
97 98 99 100 101 102 103
Instabilitas sendi Cedera otot (strain, afulsi, ruptur, kontusio) Cedera Ligamen Sindroma pemakaian berlebihan masalah tulang rawan sendi Diagnostik artroskopi pada lutut dan bahu fraktur stress/fatigue
A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2
A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4
104 105 106 107 108 109 110 111 112
Musculoskeletal tumour (MST) Asesmen Tumor muskuloskeletal Biopsi pada Tumor Musculoskeletal Manajemen tumor tulang jinak Manajemen tumor jinak jaringan lunak Manajemen tumor ganas tulang Manajemen tumor ganas jaringan lunak Manajemen penyakit metastasis tulang Amputasi Radikal Prosedur penyelamatan tungkai
A2 B1 A2 B1 A2 B1 A2 B1 A2 B1 A2 B1 A2 B1 A2 B1 A2 B1
A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2
A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4
Q65.79
A1 B1
A2 B2
A2 B3
E55
A1 B1
A2 B2
A2 B3
D66
A1 B1
680-83
A1 B1
113
114
115 116
117
118
119
Orthopaedi Pediatrik Penyakit musculoskeletal congenital & genetik (postur pendek, akondroplasia, epifiseal, displasia, ollier’s, multi ereditari exostosis) Penyakit metabolic muskuloskeletal (Rickets, osteomalasia, renal osteodistrofi, hidrofostasia, paratiroid, juvenile osteoporosis, mucopolisakaridosis Penyakit hematologis muskuloskeletal (Gaucher’s, hemofilia, hemoglobinopati)) Gangguan neuromuskuler (distrofi muskular, polio & paralisis terkait, spinal muscular atrofi, neuropati perifer, cerebral palsy, myelodisplasia) Gangguan umum, ekstremitas atas (defisiensi lengan, dislokasi congenital kaput radius, osteochondritis dissecans, penyakit sprengel’s) Gangguan umum tulang belakang (muscular torticolis, skoliosis idiaopatik, neuro-muscular skoliosis, klippel feil , all kyphosis, spondylosisspondy-lolisthesis Gangguan umum panggul (DDH, coxavara, leg perthes
5
6
A2 B2
A2 B3 A2 B3
A2 B2
M93.2/Q65-79
A1 B1
Q65-79
A1 B1
Q65-79
A1 B1
Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
A2 B2
A2 B2
A2 B2
A2 B3
A2 B3
A2 B3
No.
120
121
122
123 124 125 126 127 128
POKOK BAHASAN
Gangguan pada femur & tibia (perbedaan panjang tungkai, defisiensi kongenital– PFFD, masalah torsional tibia, tibia vara, congenital pseudoarthrosis, posteromedial bow) Gangguan pada lutut (penyakit osgood schlatter, osteochondritis dissecans, nyeri patella femoral , discoid meniscus, dislokasi/subluksasi kongenital ) Gangguan pada kaki & pergelangan kaki a. Clubfoot b. Kongenital vertical talus, metatarsus adductus calcaneovalgus, tarsal coalition, cavus feet, complex congenital foot deformities : central ray-polydactily-syndactily-congenital hallux valgus. Amputation congenital & traumatic Orthopaedi Geriatrik Degeneratif Osteoarthritis tungka Osteoarthritis tulang belakang Masalah pada ibu jari kaki : OA, hallux valgus. Osteoporosis Manajemen fraktur osteoporosis Penyakit degeneratif tulang belakang (stenosis,penyakit diskus degeneratif, herniasi diskus, degeneratif spondylolisthesis, spondylosis) Cervical Thoracal Lumbal
Orthopaedi Dasar
OTL1
OTL 2
Chief Resident
SM1 - 4
SM 5-6
SM 7-8
SM 9
ICD 10
Q65-79
A1 B1
SKS
A2 B3 A2 B2
Q65-79
A1 B1
Q65-79 Q65-79
A1 B1
A2 B2
A2 B3
M.13
A1 B1 A1 B1 A1 B1 A1 B1 A1 B1 A1 B1
A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4
A2 B2
A2 B3
3
M19.9
Metabolik Endokrine
3
Metabolik 129 130 131
132 133 134
135
136
Sendi Charcot : kaki diabetik Gout, psedogout Arthropati Hemofilia Tulang Belakang Deformitas tulang belakang dewasa (kifosis cervical ,kifosis&skoliosis torakalis, kifosis&skoliosis lumbal) Ketidakseimbangan sagital Syringomyelia, diastematomyelia, multiple sclerosis, spinocerebralia, spina bifida. Ekstremitas Atas Penyakit sendi degeneratif (artritis sendi sternoclav, osteoarthritis sendi AC, osteoarthritis glenohumeral, rotator cuff/subacromial bursa-impingment syndrome, frozen shoulderclacific tendinitis-briceps tendinitis) Gangguan neurologis a.Sindroma jepitan pada ekstremitas atas b. Traumatik c. Cedera pleksus brakialis
I79.2 M10 D66
A1 B1 A1 B1 A1 B1
A2 B3 A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4 A3 B4 4
M40/M41
A1 B1
A2 B3
A3 B4
A1 B1
A2 B3
A3 B4
A1 B1
A2 B3
A3 B4 10
S44
Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
A1 B1
A2 B3
A3 B4
A1 B1
A2 B3
A3 B4
No.
137
138
139 140 141 142
143 144 145 146 147
POKOK BAHASAN
Anomali congenital Kegagalan pembentukan (focomelia, radial club hand), kegagalan difensiasi (syndactily), duplikasi (polidactili) tumbuh berlebih (macrodactily), sindroma jepitan pita congenial, abnormalitas skeletal secara umum (madelung) penutupan jaringan lunak dan kulit Replantasi Transfer Tendon Deformitas lain : mallet, boutonniere schwan neck, Dupuytren Pelvis dan Ekstremitas Bawah Rekonstruksi Kelainan Panggul Artroplasti panggul (dengan/tanpa prostesis) Osteotomi rekonstruksi sekitar panggul Arthrodesis AVN sendi panggul Pembebasan jaringan lunak/rekonstruksi sekitar panggul
ICD 10
Orthopaedi Dasar
OTL1
OTL 2
Chief Resident
SM1 - 4
SM 5-6
SM 7-8
SM 9
A1 B1
A2 B3
A3 B4
A1 B1
A2 B3
A3 B4
A1 B1 A1 B1 A1 B1
A2 B3 A2 B2 A2 B3
A3 B4 A3 B3 A3 B4
A1 B1
A2 B3
A3 B4
5-816 5-761 5-812 578
A1 B1 A1 B1 A1 B1 A1 B1
A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4
5-821
A1 B1
S-814
A1 B1 A1 B1 A1 B1
Q65-79
SKS
6
A2 B3
A3 B4
Rekonstruksi gangguan pada lutut 148 149 150 151 152 153
artroskopik debridemen Arthroskopik rekonstruksi Arthroplasty Osteotomi rekonstruksi sekitar lutur : femur (supracondylar), tibia (HTO) Arthrodesis (primary) Rekonstruksi jaringan lunak sekitar lutut gangguan lainnya pada lutut (OCD, discoid meniscus, chondromalacia patella)
5-761 5-812
A1 B1 A1 B1 A1 B1
A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4
A2 B3 154
A1 B1
A3 B4
Gangguan pada pergelangan kaki dan kaki 155 156 157 158
Instabilitas pergelangan kaki Fasciitis Plantaris gangguan jari kaki Arthrodesis kaki dan pergelangan kaki
A1 B1 A1 B1 A1 B1 A1 B1
A2 B2 A2 B2 A2 B2 A2 B2
A3 B3 A3 B4 A3 B4 A3 B4
159 160 161 162
Rehabilitasi Medik Rehabilitasi Peri operatif Prinsip amputasi tungkai Orthotic-prosthetic di orthopaedi Terapi fisik
A2 B2 A2 B2 A1 B1 A1 B1
A2 B3 A2 B3 A2 B3 A2 B3
A3 B4 A3 B4 A3 B4 A3 B4
Chief Resident - Chief IPDS-IOT - Roasi Luar (Magang-Mandiri) - Penyelesaian Karya Akhir
A1 B1 A1 B1 A1 B1
A2 B3 A2 B3 A2 B3
A3 B3 A3 B3 A3 B3
163
2
10 8 114
Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
KOMPETENSI KETRAMPILAN (PROSEDUR)
KOLEGIUM ILMU ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI INDONESIA PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS ORTHOPAEDI DAN TRAUMATOLOGI INDONESIA
JAKARTA, OKTOBER 2007 Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
Kompetensi Prosedur
Cervical Spine
Infeksi Inflamasi
Brachial Plexus Thoracic Spine
Tumor Musckuloskeletal
Prosedur
Instability
Lumbar Spine Extremitas Atas
Degeneratif
Trauma
Extremitas Bawah Trauma General Fraktur Pediatrik
Non Trauma
Metabolik Spine Hand Rekonstruksi Dewasa
32
KOMPETENSI KETRAMPILAN (PROSEDUR) Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
Tingkat Kompetensi : C1 : Melihat C2 : Mengerjakan untuk kasus sederhana C3 : Mengerjakan dan mengajarkan kasus sulit Keterangan : OTL 1 : Orthopaedi dan Traumatologi Lanjut 1 OTL 2 : Orthopaedi dan Traumatologi Lanjut 2 CR : Chief Resident NO
PROSEDUR
OTL 1
OTL 2
CR
C1 C2 C2
C1 C3 C2
C2 C3 C2
C1
C1
C2
C1 C1
C1 C1
C2 C2
C1 C1 C1 C1
C1 C1 C2 C2
C2 C2 C2 C2
C1
C2
C3
C2
C2
C3
C2 C1 C1 C1 C1 C2
C3 C2 C2 C2 C2 C3
C3 C3 C3 C3 C3 C3
C2 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1
C3 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2
C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C2 C2 C3
General
1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Trauma Cervical Spine Fiksasi anterior fraktur/dislokasi tulang cervical Applikasi traksi halo / tong tulang cervical Fraktur dilokasi MUA tulang cervical Fiksasi posterior fraktur/dislokasi tulang cervical Pleksus Brachialis Eksplorasi / reparasi / tandur pleksus brakialis Vertebra torakalis Dekompresi fiksasi anterior vertebra torakalis Dekompresi/fiksasi posterior vertebra lumbalis Extremitas Atas Pelvis ORIF fraktur acetabulum Fraktur Pelvis Aplikasi fiksator eksterna pada fraktur pelvis ORIF fraktur pelvis Klavikula ORIF fraktur klavikula ORIF non-union fraktur klavikula Bahu Reduksi tertutup dislokasi anterior bahu Reduksi terbuka +/- fiksasi dislokasi anterior bahu ORIF dislokasi akut sendi Acromioclavicular ORIF fraktur humerus proksimal ORIF fraktur glenoid Reduksi tertutup dislokasi posterior bahu Siku Reduksi tertutup dislokasi +/- fraktur siku Reduksi terbuka +/- fiksasi dislokasi +/- fraktur siku ORIF fraktur humerus distal intraartikular ORIF fraktur kondilus lateralis MUA / K wire / ORIF fraktur kondilus/epikondilus medialis ORIF fraktur olekranon MUA +/- K wire kaput/kolum radius ORIF fraktur kaput/kolum radius Penggantian kaput radius akibat fraktur MUA +/- K wires fraktur suprakondiler Rediksi terbuka fraktur Suprakondiler
Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
NO
PROSEDUR
38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65
Pergelangan tangan Fraktur/dislokasi karpus MUA & percutaneous wires MUA & POP fraktur/dislokasi Karpal ORIF fraktur/dislokasi karpus non-op fraktur skafoid ORIF fraktur skafoid MUA & percutanaeous wires fraktur skafoid ORIF +/- graft non-union fraktur skafoid Tangan non-op fraktur/dislokasi metakarpal ke 5 MUA & percutaneous wires fraktur/dislokasi metakarpal ke 5 MUA & POP fraktur/dislokasi metakarpal ke 5 ORIF fraktur/dislokasi metakarpal ke 5 Rekonstruksi ujung jari Infeksi Drainase infeksi tangan (tak termasuk sarung tendon) Drainase infeksi sarung tendon Fraktur dislokasi IPJ MUA & percutaneous wires Fraktur/dislokasi IPJ MUA +/- POP fraktur/dislokasi IPJ ORIF fraktur/dislokasi IPJ Reparasi ligament tangan non-op Fraktur metakarpal(bukan ke1 atau ke 5) MUA & Percutaneous wires Fraktur metakarpal(bukan ke1 atau ke 5) MUA +/- POP Fraktur metakarpal(bukan ke1 atau ke 5) ORIF Fraktur metakarpal(bukan ke1 atau ke 5) non-op Fraktur falang MUA & percutaneous wires Fraktur falang MUA +/- POP Fraktur falang ORIF Fraktur falang repair Tendon repair Tendon extensor repair Tendon flexor Fraktur/dislokasi MCPJ MUA & Percutaneous wires fraktur dislokasi MCPJ MUA +/- POP fraktur/dislokasi MCPJ ORIF fraktur/dislokasi MCPJ
66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76
Extremitas Bawah Panggul Dislokasi Panggul Reduksi tertutup dislokasi panggul Reduksi terbuka +/-fiksasi dislokasi panggul Fraktur Ekstrakapsular CHS / DHS Fraktur ekstrakapsular Fiksasi intrameduler Fraktur ekstrakapsular Fiksasi lain Fraktur ekstrakapsular Fraktur intrakapsular hemiarthroplasty Fraktur intrakapsular internal fixation Fraktur intrakapsular THR Fraktur intrakapsular
77 78 79 80 81
Femur Traksi atai spica Fraktur diafisis pada anak Fiksasi intrameduler Fraktur diafisis plate / screw fixation Fraktur diafisis Fasciotomi untuk sindroma kompartemen Fraktur Subtrochanter
31 32 33 34 35 36 37
Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
OTL 1
OTL 2
CR
C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1
C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2
C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3
C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2
C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3
C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3
C2 C1
C3 C2
C3 C3 C3
C1 C1 C1
C2 C2 C2
C3 C3 C3
C1 C1 C1
C2 C2 C1
C3 C3 C2
C2 C1 C2 C2
C3 C2 C3 C3
C3 C2 C3 C3
NO 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133
PROSEDUR Fiksasi plat/sekrup Fraktur Subtrochanteric Fraktur suprakondiler (tdk intraartikular)) DCS/blade plate etc Fraktur suprakondiler (tdk intraartikular)) Fiksasi intrameduler Fraktur suprakondiler (tdk intraartikular)) Lutut Reparasi ligament akut ORIF fraktur femur distal intraartikular Reduksi tertutup +/- reparasi terbuka dislokasi patella ORIF fraktur patella Reparasi tendon Patelar Reparasi tendson Quadriseps Fraktur plato tibiae ORIF dengan plat & kawat fraktru plato tibia Terapi fraktur plato tibia dengan frame sirkuler Tibia & Fibula Fiksasi eksterna (termasuk frame) Fraktur diafisis tibia Nail intrameduler fraktur tibia diafisis MUA & POP fraktur tibia diafisis Plat Tibial diafisis non-union Tibia management non-union Tibia dgn frame sirkuler intramedullary nailing +/- tandur tulang untuk non union tibia Pergelangan kaki Pergelangan kaki fraktur / dislocation Pergelangan kaki fraktur / dislocation MUA & POP Ankel fraktur / dislocation ORIF Pilon fraktur Pilon fraktur ORIF Pilon fraktur with circular frame Tendoachilles repair Foot Amputation toe / ray for trauma Calcaneal fraktur ORIF Metatarsal fraktur ORIF Fraktur falang MUA +/- Kwire +/- ORIF Talar, subtalar or midtarsal fraktur / disloc Talar, subtalar or midtarsal fraktur / dislocation MUA +/- POP +/- K wires Talar, subtalar or midtarsal fraktur / dislocation ORIF Trauma General Free flap Full thickness skin graft Muscle flap Nerve repair Pedicle flap Removal external fixator or frame Removal foreign body from skin / subcutaneous tissue Removal K wires or skeletal traction Split skin graft Transpositional flap Wound closure, delayed primary or secondary Wound Debridement Forearm Fasciotomy for compartment syndrome Fraktur distal radius - closed non-op Fraktur distal radius external fixation Fraktur distal radius MUA & percutaneous wires Fraktur distal radius MUA & POP Fraktur distal radius ORIF
Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
OTL 1
OTL 2
CR
C1 C1 C1 C1
C2 C2 C2 C2
C3 C3 C3 C3
C1
C2
C2
C1 C2 C2 C1
C2 C3 C3 C2
C3 C3 C3 C3
C1 C1
C2 C1
C3 C2
C1 C1 C1 C1
C2 C2 C2 C2
C3 C3 C3 C3
C1 C1
C2 C2
C3 C3
C1 C1
C2 C2
C3 C3
C1 C1 C2
C2 C1 C3
C3 C2 C3
C1 C1 C1 C1 C1 C1
C2 C2 C2 C2 C2 C2
C3 C3 C3 C3 C3 C3
C1 C2 C1 C2 C1 C2 C2 C2 C2 C1 C3 C2
C1 C3 C2 C2 C2 C3 C3 C3 C3 C1 C3 C3
C1 C3 C2 C3 C2 C3 C3 C3 C3 C1 C3 C3
C2
C3
C3
C1 C1 C2 C2
C2 C2 C3 C3
C3 C3 C3 C3
NO 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143
144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185
PROSEDUR Fraktur shaft radius / ulna Fraktur shaft radius / ulna IM nailing Fraktur shaft radius / ulna MUA & percutaneous wires Fraktur shaft radius / ulna MUA & POP Fraktur shaft radius / ulna ORIF Humerus Fraktur diafisis humerus non-op Non-union ORIF +/- bone grafting Fraktur diafisis humerus IM nailing Fraktur diafisis humerus MUA +/- POP Fraktur diafisis humerus ORIF plating Elektif Thoracic Spine Dekompresi +/- fiksasi/fusi anterior Biopsi vertebra torakalis Dekompresi +/- fiksasi/fusi aposterior Koreksi skoliosis-pembebasan anterior +/- instrumentasi Koreksi skoliosis-pembebasan posterior +/- instrumentasi Brachial Plexus Eksplorasi/reparasi/tandur pleksus brakialis Lumbar Spine Injeksi epidural kaudal Dekompresi vertebra lumbal dengan fusi +/- fiksasi Dekompresi vertebra lumbal tanpa fusi +/- fiksasi (tdk disektomi saja) Discectomi terbuka / mikro Injeksi Nerve root / facet joint vertevra lumabl Shoulder Eksisi sendi AC -artroskopi/terbuka/lateral klavikula Rekonstruksi sendi AC (e.g. Weaver Dunn) Acromioplasti terbuka Repair Anterior untuk instabilitas per artroskopik Dekompresi subakromial per artroskopi Arthroskopi diagnostik Rotator cuff repair (terbuka atau arthroskopi) +/- acromioplasti Total shoulder replacement Kaki Amputasi jari osteotomi Kalkaneus Koreksi CTEV Koreksi jaringan lunak jari ke 5 osteotomi metatarsal 1 Artrodesi MTPJ1 Koreksi jaringan lunak MTPJ1 Artrodesis kaki belakang Operasi kuku jari yang tumbuh kedalam osteotomi metatarsa selain ke 1l Lesser toe arthrodesis jari selain ke 1 eksisi sebagian/seluruh jari Lesser toe tenotomi Dekompresi dan reparasiTendon Tendon transfer kaki tarsectomi baji Elbow Arthrolisis siku (terbuka/arthroskopi) Arthrotomi siku Excision kaput radius +/- synovektomi Penggantian kaput radius Pembebasan siku pe Tennis / pegolf Total elbow replacement Dekompresi/transposisi nervus ulnaris
Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
OTL 1
OTL 2
CR
C1 C2 C2 C2
C2 C2 C3 C3
C3 C3 C3 C3
C1 C1
C2 C2
C3 C2
C2
C3
C3
C1 C1 C1
C2 C2 C2
C2 C2 C1
C1
C1
C1
C1
C2
C2
C1 C1 C1 C1 C1
C2 C2 C2 C2 C2
C2 C2 C2 C2 C2
C1
C1
C2
C1 C1 C1 C1 C1 C1
C1 C1 C1 C2 C2 C1
C2 C1 C1 C2 C2 C1
C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C2 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1
C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C3 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2
C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3 C3
C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1
C2 C2 C2 C1 C2 C1 C2
C2 C3 C3 C2 C3 C1 C3
NO 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239
PROSEDUR Elektif letak tak spesifik Aspirasi/injeksi sendi Eksisi tumor jinak (jaringan lunak dan tulang) Biopsi tulang – jarum Biopsi tulang-terbuka Eksisi Bursa Kuretase kista tulang +/- tandur tulang Epipfisiodesis ( geser ke pediatrik) Eksisi tumor ganas (jaringan lunak dan tulang) Pergelangan kaki Arthrodesis pergelangan kaki Arthrotomi pergelangan kaki Dekompresi tendon pada pergelangan kaki Pemanjangan Tendoachilles Lutut rekonstruksi ACL Arthroskopi lateral release Arthroskopi meniscectomi Arthroskopi untuk membuangl loose bodies lutut Arthroskopi synovectomi Arthroskopi diagnostic lutut Osteotomi distal femoral Osteotomi proximal tibial Patella realignment Patella resurfacing alone Revisi TKR TKR Unicompartmental knee replacement Tibia & Fibula Amputation dibawah lutut Pemanjangan Tibial Femur Amputation diatas lutut Pemanjangan femur Korektif Osteotom (tidak untuk DDH) Hip Arthrodesis panggul Arthrotomi panggul Arthroplasty eksis panggul (e.g. Girdlestone) Reduksi terbuka untuk DDH Osteotomi panggul – pelvis untuk DDH Osteotomi panggul-femur proximal untuk DDH Osteotomi pelvis –tidak untu DDH Revisi Total Hip Replacement Revisi THR komponen acetabulum Revisi THR kedua komponen Revisi THR komponen femoral Slipped upper femoral epiphysis Reduksi terbuka Slipped upper femoral epiphysis Pinning Slipped upper femoral epiphysis Total Hip Replacement THR cemented THR hybrid THR surface replacement THR uncemented Pergelangan tangan Arthrodesis pergelangan tangan (termasuk arthrodesis sebagian) Dekompresi Carpal tunnel Dekompresi De Quervain's Eksisi distal ulna Eksisi Ganglion
Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
OTL 1
OTL 2
CR
C2 C2 C2 C2 C2 C2 C1 C1
C3 C3 C3 C3 C3 C3 C1 C2
C3 C3 C3 C3 C3 C3 C2 C2
C1 C1 C1 C1
C2 C2 C2 C2
C3 C3 C3 C3
C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1
C1 C1 C1 C1 C1 C2 C2 C2 C2 C2 C1 C1 C1
C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C1 C1 C1
C2 C1
C3 C1
C3 C2
C2 C1 C1
C3 C1 C1
C3 C2 C2
C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1
C2 C2 C2 C2 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1
C3 C3 C3 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2
C1 C1 C1 C1 C1
C2 C2 C2 C2 C2
C3 C3 C3 C3 C3
NO 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256
PROSEDUR Pemendekan Ulna Dekompresi nervus ulnaris di pergelanagn tangan Tangan Eksisi kista synovial Fusi dari MCPJ atau IPJ MCPJ replacement Rekonstruksi jaringan lunak tangan Tendon transfer tangan Eksis Trapezium Pembebasan Trigger finger Pembebasan Trigger thumb Cervical Spine Dekompresi+/- fiksasi/fusi anterior (C2-C7) Fiksasi +/- fusi Atlantoaxial Biopsi vertebra cervicalis Eksisi cervical / iga ke-1 Injeksi Nerve root / facet joint vertebra cervical Fusi +/- fiksasi Occipito-cervical Dekompresi +/- fiksasi/ fusi posterior (C2-C7)
MODUL PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI 1. Kursus di Bedah Dasar - Basic Surgical Skill (BSS) (optional) 2. Kursus di Orthopaedic Dasar - Basic Orthopaedic Skill (BOS) - Perioperative Course 3. Kursus di Orthopaedic Lanjut - Basic Osteosynthesis Course (BOC) - Basic Musculoskeletal Tumor Course (BMTC)
Standar profesi pendidikan Ilmu orthopaedi dan traumatologi
OTL 1
OTL 2
CR
C1 C1
C2 C2
C3 C3
C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1
C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2 C2
C3 C3 C3 C2 C2 C2 C2 C3
C1 C1 C1 C1 C1 C1 C1
C1 C1 C2 C1 C1 C1 C1
C1 C1 C2 C1 C1 C1 C1