SNI
SNI 03-3976-1995
Standar Nasional Indonesia
Tata cara pengadukan dan pengecoran beton
CS 91.080.40
BSN
Badan Standardisasi Nasional
LAMPIRAN A DAFTAR ISTILAH
Acuan
: Formwork
Acuan yang diangkat secara vertical : Slip form Batang Perojok
: Tamping rod
Beton Segar
: Freshly mixed concrete
Beton Siap Pakai
: Ready mixed concrete
Bliding
: Bleeding
Keawetan
: Durability
Pemadatan
: Compacting
Penakaran
: Batching
Pengaduk Beton
: Concrete mixer
Pengecoran
: Pouring
Perawatan
: Curing
Segregasi
: Segregation
Pemuatan Kembali
: Rechanging
Berat Satuan Volume
: Bulking
BAB V PELAPORAN
Laporan pengadukan dan pengecoran beton harus memuat : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9)
nama proyek ; alamat proyek ; tanggal dan waktu pengecoran ; mutu beton yang disyaratkan (f ‘ c) ; lokasi pengecoran ; volume beton ; jumlah batch – adukan ; data pencampuran ; keterangan singkat proses pembetonan .
LAMPIRAN B LAIN- LAIN
1) Contoh Isian Formulir Laporan Pelaksanaan Pembetonan di Lapangan . Formulir Laporan Pelaksanaan Pembetonan Di Lapangan .
No
URAIAN
1
Nama Proyek
2
Alamat Proyek
3
Pelaksanaan
4
Pengawasan
5
Tanggal Pengecoran
6
Waktu Pengecoran
7
Mutu Beton yang disyaratkan (f ‘ c)
8
Lokasi Pengecoran
9
Volume beton
10
Jumlah Batch Aduk
11
Data Pencampuran
12
Keterangan Singkat Proses
KETERANGAN ………………………………………………………. ………………………………………………………. ………………………………………………………. ………………………………………………………. ………………………………………………………. ………………………………………………………. ………………………………………………………. ………………………………………………………. ………………………………………………………. ………………………………………………………. ………………………………………………………. ………………………………………………………. ………………………………………………………. ………………………………………………………. ………………………………………………………. ……………………………………………………….
2)
Contoh Cara Pengangkutan dan Pengecoran Adukan Beton .
Kontrol terjadinya segregasi
(a) cukup memedai
(b)
(c) benar
a
:
adukan beton yang dituangkan harus jatuh di tengah penyalur, gerobak angkut, truk atau bejana penampung;
b,c
:
masing-masing cara penuangan mencegah terjadinya segregasi tidak perduli berapa panjangnya saluran atau ban berjalan, apakah adukan beton itu tercurah ke talang penyalur, gerobak angkut, truk atau bejana penampung;
Pengisian aduakn beton ke bejana penampung atau talang penyalur d
:
e
:
Pencurahan adukan beton dari corong penampung untuk dimasukan ke sarana pengangkut
menjatuhkan adukan beton kesisi bejana penampung yang miring menjatuhkan adukan beton langsung ke tengah mulut corong;
m
:
n 0
: :
p
:
menuang adukan beton berlawanan arah dengan lapisan beton yang sudah ada; menuang adukan beton kearah permukaan beton yang ada; menuang adukan beton dari talang yang ujungnya bebas pada kemiringan sehingga agregat terpisah dan terhimpun di dasar sasaran curah yang miring . Kecepatan luncur adukan cenderung menyebabkan itu tertumpah di bawah; pemasangan penghalang berengsel dan penuangan pada tengah talang mencegah terjadinya segregasi;
selang penyalur
Menggunakan pompa dan Selang penyalur
Menggunakan gerobak dorong dan talang panyalur
GAMBAR 2 PENGECORAN / PENEMPATAN ADUKAN BETON KE DALAM CETAKAN YANG DALAM DAN SEMPIT .
a
:
b
:
c
d
:
penempatan adukan beton di dinding yang tegak dengan menggunakan pompa dan selang penyalur jauh dari permukaan beton; penempatan adukan beton di dinding yang tegak dengan menggunakan pompa dan selang penyalur satu meter di atas permukaan beton; membiarkan adukan beton tertuang dari talang penyalur atau gerobak dorong langsung menyentuh cetakan dan memantul pada kisi dan permukaan cetakan menyebabkan terjadinya segregasi hasil berlubang – lubang di bagian bawah; penuangan adukan beton ke corong yang mudah di atur yang masuk ke saluran yang mudah di atur pula, pemisahan terhindar. Cetakan dari baja tetap bersih sampai adukan beton menutupinya;
Melalui lubang pada cetakan
Konsistensi beton pada cetakan yang sempit da dalam
e
:
mengalirkan adukan beton dengan kecepatan tinggi ke dalam cetakan dengan arah miring terhadap garis tegak lurus . Biasanya, hal ini menyebabkan segregasi .
f
:
menuang adukan beton secara vertikal ke kantong di sebelah luar di bawah lubang pada cetakan agar adukan beton berhenti dan mengalir dengan mudah ke dalam cetakan tanpa terjadinya pemisahan;
g
:
menggunakan adukan beton yang sama kekentalannya di bagian atas cetakan dengan yang digunakan di bagian bawah. Bila beton terlalu banyak air warnanya berubah, mutu dan keawetannya berkurang di bagian atas;
h
:
adukan beton yang lebih basah pada bagian bawah cetakan tegak yang sempit perlu diperkering pada waktu bagian yang mudah di capai di sebelah atas sudah terjangkau . Kandungan air cenderung menyamakan mutu beton . Penyusutan pada waktu kering akan minimum .
GAMBAR 3 CARA PEMADATAN DENGAN BATANG PENGGETAR
a
:
b
:
adukan di cor bertimbun dan alat penggetar digunakan untuk mengalirkan beton ke tempat yang diinginkan dan hal itu menyebabkan terjadinya segregasi dan timbulnya resiko terbentuk kantong–kantong semen yang lemah, lubang– lubang seperti sarang lebah, lubang-lubang di permukaan yang terlalu banyak dan permukaan yang kotor; aduk beton dituang secara seragam sebagai lapisan yang merata dan tidak tebal dan selanjutnya dipadatkan;
Penggetaran sistematis tiap lapisan baru
c
:
tusukan asal-asalan secara acak alat penggetar dengan berbagai sudut dan jarak yang tidak teratur tanpa kedalaman yang cukup tidak menjamin diperolehnya hasil pemaduan yang baik untuk kedua lapisan;
d
:
penggetaran berlebihan (terlalu lama) di tempat tertentu menyebabkan segregasi dan hilangnya cairan dan pengerutan beton terlalu besar sehingga terbentuklah kantong-kantong semen yang rapuh;
e
:
tusukan penggetar tegak lurus beberapa cm ke lapisan sebelumnya (yang disyaratkan belum mengeras) dengan jarak teratur yang sistematis memberi hasil pemanduan yang baik;
Bila adukan beton ditempatkan pada lapisan yang miring
Penempatan beton pada permukaan miring
f
:
memulai penempatan adukan beton pada bagian atas beton yang miring yang membuyarkan adukan beton lebih-lebih bila digetar di bawah karena penggetaran itu memindah dan menggeser penopang dari beton di sebelah atas;
g
:
memulai penempatan adukan beton pada bagian bawah permukaan yang miring sehingga kepadatan bertambah sejalan dengan bertambahnya berat adukan beton yang baru ditambahkan yang dipadatkan oleh mesin penggetar;
h
:
untuk penempatan adukan beton yang seragam pada permukaan yang miring ruskam geser harus bergerak ke atas Beton aduk harus digetar di depan ruskam geser .
.
4)
Susunan Panitia Kerja
JABATAN Ketua Wakil Ketua Sekretaris
NAMA Ir. Soeratmo Notodipuro Ir. Noer Saijidi Mutadi Kusumo Ir. Sahat Mulia Ritonga
Anggota
Ir. Moestandar
Anggota
Ir. Poerwono
Anggota
Ir. Aim Abdurachim, MSc.
Anggota
Drs. Nyoman Parka, Dipl.ACT
Anggota
Dr. Ir. Harianto Sunidja
Anggota Anggota Anggota
Ir. Steffie Tumilar, M. Eng. Ir. Wiratman Wangsadinata Ir. Felisia Simarmata
LEMBAGA Ditjen Cipta Karya Direktorat Tata Bangunan Pusat Litbang Pemukiman Direktorat Tata Bangunan Direktorat Perumahan Pusat Litbang Pemukiman PT. Jaya Ready Mix Universitas Indonesia Konsultan Konsultan Pusat Litbang Pemukiman
DAFTAR RUJUKAN
American Society for Testing Material Standards, ASTM Standards 1988 Standard Methods of Testing Small Clear Specimens of Timber D143-83 ASTM. Philadelphia.
Departemen Kehutanan 1987 Spesifikasi Kayu Bangunan untuk Perumahan SKI C - 60 – 010 : 1987.
Departemen Perindustrian 1981 Standar Menu Kayu Bangunan S I I. 1458 – 81
Departemen Pekerjaan Umum 1989 Spesifikasi Bahan Bangunan Bukan Logam, SK SNI S-04-1989-F, Yayasan LPMB, Bandung.
* Hak Cipta Dilindungi Undang-undang * Diterbitkan oleh Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan Jalan Turangga No. 5-7, Bandung Cetakan Pertama – 1991
BADAN STANDARDISASI NASIONAL – BSN Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 3-4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan Jakarta 10270 Telp: 021- 574 7043: Faks: 021- 5747045; e-mail :
[email protected]