Standar Nasional Indonesia
Tegangan standar
Badan Standardisasi Nasional
ICS 29.020
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Departemen Perindustrian Direktorat Jenderal Industri Alat transportasi dan Telematika dalam rangka Kegiatan Standardisasi dan implementasi SNI wajib dan melengkapi database SNI ”
SNI 04-0227-2003
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Departemen Perindustrian Direktorat Jenderal Industri Alat transportasi dan Telematika dalam rangka Kegiatan Standardisasi dan implementasi SNI wajib dan melengkapi database SNI ”
Daftar isi
Daftar isi.....................................................................................................................................i Prakata .....................................................................................................................................ii 1
Ruang Iingkup................................................................................................................... 1
2
Istilah dan definisi ............................................................................................................. 1
3
Tabel tegangan standar.................................................................................................... 3
i
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Departemen Perindustrian Direktorat Jenderal Industri Alat transportasi dan Telematika dalam rangka Kegiatan Standardisasi dan implementasi SNI wajib dan melengkapi database SNI ”
SNI 04-0227-2003
Prakata
Standar Nasional Indonesia (SNI) mengenai "Tegangan standar", diadopsi dari standar International Electrotechnical Commission (IEC) Publikasi 38 (1983) dengan judul "IEC standard voltages + Amendment 1 (1994-08) and Amendment 2 (1997-10)" standar ini dirumuskan oleh Panitia Teknik Tegangan, Arus Pengenal dan Frekuensi, Arus Hubungsingkat dan Relai (PTTN) Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral masa kerja Tahun 2002. Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) ini merupakan revisi dari SNI 04-0227-1994, standar ini telah melalui proses / prosedur perumusan standar dan terakhir dibahas dalam Forum Konsensus XIX pada tanggal 9 sampai dengan 10 Oktober 2002 untuk mencapai mufakat. Dalam rangka mempertahankan mutu ketersediaan standar yang tetap mengikuti perkembangan, maka diharapkan masyarakat standardisasi ketenagalistrikan memberikan saran dan usul perbaikan demi kesempurnaan rancangan ini dan tak kalah pentingnya untuk revisi standar ini dikemudian hari.
ii
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Departemen Perindustrian Direktorat Jenderal Industri Alat transportasi dan Telematika dalam rangka Kegiatan Standardisasi dan implementasi SNI wajib dan melengkapi database SNI ”
SNI 04-0227-2003
Tegangan standar
1
Ruang Iingkup
Standar ini berlaku untuk: -
sistem transmisi, distribusi dan pemanfaatan arus bolak-balik (a.b.) serta perlengkapan yang digunakan dalam sistem tersebut dengan frekuensi standar 50 Hz bertegangan nominal di atas 100 V;
-
sistem traksi arus bolak-balik (a.b.) dan arus searah (a.s.);
-
perlengkapan a.b. yang mempunyai tegangan nominal di bawah 120 V frekuensi 50 Hz dan perlengkapan a.s. yang mempunyai tegangan nominal di bawah 750 V; perlengkapan tersebut mencakup baterai (set primer atau sekunder), gawai suplai daya lainnya (a.b. atau a.s.), perlengkapan listrik (termasuk untuk industri dan komunikasi) dan pemanfaat listrik.
Standar ini tidak berlaku untuk: -
tegangan yang mewakili/menunjukkan sinyal atau mentransmisikan sinyal serta tegangan nilai terukur;
-
tegangan standar komponen dan bagian yang digunakan dalam gawai listrik atau item perlengkapan.
CATATAN Dengan membatasi ruang lingkupnya hanya untuk frekuensi 50 Hz, standar ini sepenuhnya merujuk pada Publikasi IEC 60038 (1983) beserta Amandemennya dengan ketentuan yang lebih spesifik sesuai dengan pengalaman dan kebutuhan di Indonesia; untuk tegangan sistem yang menggunakan frekuensi 60 Hz tidak dicakup oleh standar ini.
2
Istilah dan definisi
Untuk tegangan a.b., tegangan yang dinyatakan di bawah adalah nilai efektif. 2.1 tegangan sistem nominal tegangan yang menunjukkan sistem
1 dari 8
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Departemen Perindustrian Direktorat Jenderal Industri Alat transportasi dan Telematika dalam rangka Kegiatan Standardisasi dan implementasi SNI wajib dan melengkapi database SNI ”
SNI 04-0227-2003
2.2 tegangan tertinggi dan terendah suatu sistem 2.2.1 tegangan tertinggi suatu sistem nilai tegangan tertinggi yang terjadi pada kondisi operasi normal di setiap saat dan di setiap titik pada sistem itu Hal ini tidak mencakup transien tegangan, misalnya karena variasi switsing sistem dan variasi tegangan temporer. 2.2.2 tegangan terendah suatu sistem nilai tegangan terendah yang terjadi pada kondisi operasi normal di setiap saat dan di setiap titik pada sistem itu Hal ini tidak mencakup transien tegangan, misalnya karena variasi switsing sistem dan variasi tegangan temporer. 2.3 terminal suplai titik hubung antara sistem listrik distribusi penyuplai listrik dengan sistem listrik konsumen 2.4 tegangan suplai tegangan fase ke fase atau fase ke netral pada terminal suplai 2.5 julat tegangan suplai julat tegangan pada terminal suplai 2.6 tegangan pemanfaatan tegangan fase ke fase atau fase ke netral pada kotak kontak atau terminal perlengkapan 2.7 julat tegangan pemanfaatan julat tegangan pada kotak kontak atau pada terminal perlengkapan 2.8 tegangan pengenal (perlengkapan)
2 dari 8
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Departemen Perindustrian Direktorat Jenderal Industri Alat transportasi dan Telematika dalam rangka Kegiatan Standardisasi dan implementasi SNI wajib dan melengkapi database SNI ”
SNI 04-0227-2003
tegangan yang ditetapkan umumnya oleh pabrikan, untuk kondisi operasi yang ditentukan dari suatu komponen, gawai atau perlengkapan 2.9 tegangan tertinggi untuk perlengkapan tegangan tertinggi yang ditentukan untuk perlengkapan berkaitan dengan: Insulasi; karakteristik lain yang diacu oleh tegangan tertinggi ini pada rekomendasi perlengkapan yang relevan. Tegangan tertinggi untuk perlengkapan adalah nilai maksimum dari "tegangan sistem tertinggi" (lihat 2.1) yang dapat digunakan untuk perlengkapan. CATATAN 1 Tegangan tertinggi untuk perlengkapan hanya ditunjukkan untuk tegangan sistem nominal yang lebih tinggi dari 1.000 V. Hal itu dapat dimengerti karena terutama untuk tegangan sistem nominal tertentu, operasi normal perlengkapan tidak dapat dijamin sampai dengan tegangan tertinggi untuk perlengkapan ini yang mempunyai kaitan dengan karakteristik peka tegangan, seperti susut kapasitor, arus magnetisasi transformator dan sebagainya. Pada kasus tersebut, rekomendasi yang relevan harus menentukan batas untuk dapat menjamin operasi normal perlengkapan. CATATAN 2 Hal itu dapat dimengerti karena perlengkapan yang digunakan dalam sistem yang mempunyai tegangan nominal tidak melebihi 1.000 V, sebaiknya hanya ditentukan dengan acuan tegangan sistem nominal yang berlaku untuk operasi dan untuk insulasi.
Perlu memperhatikan kenyataan bahwa dalam beberapa standar perlengkapan (misalnya IEC 60335-1 dan IEC 60071) istilah "julat tegangan" mempunyai pengertian yang berbeda.
3
Tabel tegangan standar
Pada Tabel berikut, sistem fase tiga empat kawat mencakup sirkit fase tunggal (perluasan, pelayanan dan sebagainya) yang dihubungkan ke sistem itu. Nilai yang lebih rendah dalam kolom adalah tegangan ke netral dan nilai yang lebih tinggi adalah tegangan antar fase. Jika hanya satu nilai yang ditunjukkan, maka nilai tersebut mengacu pada sistem tiga kawat dan menentukan tegangan antar fase. Tegangan yang melebihi 230/400 V dimaksudkan khusus diterapkan pada industri berat dan bangunan komersial yang luas.
3 dari 8
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Departemen Perindustrian Direktorat Jenderal Industri Alat transportasi dan Telematika dalam rangka Kegiatan Standardisasi dan implementasi SNI wajib dan melengkapi database SNI ”
SNI 04-0227-2003
Tabel 1 Sistem a.b. yang mempunyai tegangan nominal antara 100 V sampai dengan 1000 V dan perlengkapan terkait
Dengan memperhatikan julat tegangan suplai, pada kondisi pelayanan normal direkomendasikan bahwa tegangan pada terminal suplai perbedaannya tidak boleh lebih besar ± 10 % dari tegangan nominal sistem. Untuk julat tegangan pemanfaatan, sebagai tambahan variasi tegangan pada terminal suplai, jatuh tegangan mungkin terjadi pada instalasi konsumen. Untuk instalasi tegangan rendah, turun tegangan ini dibatasi sampai dengan 5 %, oleh karena itu julat tegangan pemanfaatan adalah + 10 %, - 15 %'. Julat tegangan pemanfaatan ini sebaiknya diperhitungkan Panitia Teknik produk.
4 dari 8
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Departemen Perindustrian Direktorat Jenderal Industri Alat transportasi dan Telematika dalam rangka Kegiatan Standardisasi dan implementasi SNI wajib dan melengkapi database SNI ”
SNI 04-0227-2003
Nilai yang ditunjukkan dalam tanda kurung dianggap kurang disukai. Direkomendasikan nilai tersebut sebaiknya tidak digunakan untuk sistem baru yang akan dibangun di masa mendatang. CATATAN 1 Rasio antara dua tegangan nominal yang berdekatan pada satu sistem sebaiknya tidak kurang dari dua. CATATAN 2 Dalam sistem normal, tegangan tertinggi dan terendah perbedaannya tidak lebih dari ± 10 % dari tegangan nominal sistem.
5 dari 8
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Departemen Perindustrian Direktorat Jenderal Industri Alat transportasi dan Telematika dalam rangka Kegiatan Standardisasi dan implementasi SNI wajib dan melengkapi database SNI ”
SNI 04-0227-2003
Tabel 4 Sistem fase tiga a.b. yang bertegangan nominal di atas 35 kV sampai dengan 230 kV dan perlengkapan terkait Direkomendasikan bahwa pada satu negara hanya satu nilai dalam kelompok berikut sebaiknya digunakan terhadap tegangan tertinggi untuk perlengkapan: 123 kV - 145 kV 245 kV – 300 kV (lihat Tabel 5) – 362 kV (lihat Tabel 5)
6 dari 8
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Departemen Perindustrian Direktorat Jenderal Industri Alat transportasi dan Telematika dalam rangka Kegiatan Standardisasi dan implementasi SNI wajib dan melengkapi database SNI ”
SNI 04-0227-2003
Tabel 5 Sistem fase tiga a.b. yang bertegangan tertinggi untuk perlengkapan melebihi 245 kV 1) Direkomendasikan sebaiknya pada satu kawasan hanya satu nilai dalam kelompok berikut digunakan terhadap tegangan tertinggi untuk perlengkapan: 245 kV (lihat Tabel 4) - 300 kV – 362 kV 362 kV – 420 kV 420 kV — 550 kV
CATATAN Dalam tabel ini, istilah "kawasan" dapat menunjukkan negara tunggal, kelompok negara yang sepakat menggunakan tingkat tegangan yang sama, atau bagian dari negara yang sangat besar.
7 dari 8
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Departemen Perindustrian Direktorat Jenderal Industri Alat transportasi dan Telematika dalam rangka Kegiatan Standardisasi dan implementasi SNI wajib dan melengkapi database SNI ”
SNI 04-0227-2003
Tabel 6 Perlengkapan yang mempunyai tegangan nominal di bawah 120 V a.b. atau di bawah 750 V a.s.
CATATAN 1 Karena tegangan baterai primer dan sekunder di bawah 2,4 V dan pilihan jenis baterai yang digunakan di berbagai penerapan akan didasarkan pada sifat selain dari tegangan, maka nilai tersebut tidak tercakup dalam Tabel. Panitia Teknik yang relevan dapat menentukan jenis baterai dan tegangan terkait untuk penerapan spesifik. . CATATAN 2 Diakui bahwa untuk alasan teknik dan ekonomis, tegangan tambahan mungkin diperlukan untuk bidang penerapan spesifik.
8 dari 8
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Departemen Perindustrian Direktorat Jenderal Industri Alat transportasi dan Telematika dalam rangka Kegiatan Standardisasi dan implementasi SNI wajib dan melengkapi database SNI ”
SNI 04-0227-2003
Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Departemen Perindustrian Direktorat Jenderal Industri Alat transportasi dan Telematika dalam rangka Kegiatan Standardisasi dan implementasi SNI wajib dan melengkapi database SNI ”
Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Departemen Perindustrian Direktorat Jenderal Industri Alat transportasi dan Telematika dalam rangka Kegiatan Standardisasi dan implementasi SNI wajib dan melengkapi database SNI ”
Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Departemen Perindustrian Direktorat Jenderal Industri Alat transportasi dan Telematika dalam rangka Kegiatan Standardisasi dan implementasi SNI wajib dan melengkapi database SNI ”
Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 3-4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan Jakarta 10270 Telp: 021- 574 7043; Faks: 021- 5747045; e-mail :
[email protected]
” Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Departemen Perindustrian Direktorat Jenderal Industri Alat transportasi dan Telematika dalam rangka Kegiatan Standardisasi dan implementasi SNI wajib dan melengkapi database SNI ”
BADAN STANDARDISASI NASIONAL - BSN