STANDAR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL S-AMAI.PPM-UNESA-06
Kode Dokumen Revisi Tanggal Diajukan oleh Dikendalikan Disetujui oleh
: 06/01.UNV/S-AMAI/2014 : 02 : : : :
PUSAT PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2014
Standar Audit Mutu Akademik Internal
ii
Standar Audit Mutu Akademik Internal KATA PENGANTAR
Salah satu aktivitas di dalam proses penjaminan mutu akademik adalah dilakukannya audit mutu akademik secara internal disetiap
unit pelaksana
akademik. Universitas Negeri Surabaya merupakan unit organisasi, yang terdiri dari beberapa fakultas, jurusan, program studi, laboratorium, unit administrasi, unit penunjang universitas, yang masing-masing berbeda dalam budaya kerja, ukuran, kompleksitas, dan organisasi. Perbedaan dan variasi tersebut dapat mempengaruhi praktik audit mutu akademik internal di lingkungan Universitas Negeri Surabaya. Oleh sebab itu diperlukan Standar Audit Mutu Akademik Internal agar auditor akademik internal Universitas Negeri Surabaya dapat melaksanakan dan memenuhi tanggung jawabnya.
Surabaya, Maret 2014
Rektor
iii
Standar Audit Mutu Akademik Internal DAFTAR ISI
PENGANTAR ……….……………………………………...................... DAFTAR ISI ……….……………………………………....................... I.
II.
ii iii
PENDAHULUAN A. Audit Mutu ……….…………………………..................... B. Audit Mutu Akademik ……………………......................... C. Audit Mutu Akademik Internal (AMAI) UNESA ............... D. Tujuan AMAI ………………………………...................... E. Karakteristik Audit Mutu Akademik ……........................... F. Fokus Audit Mutu Akademik Internal ……........................
1 1
STANDAR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL 1. Tujuan Standar AMAI ………………………..................... 2. Standar Ciri …...................................................................... 3. Standar Kinerja ....................................................................
5 5
GLOSSARY ...............................................................................................
iv
1 1 1 2 2
6 12 24
Standar Audit
Mutu Akademik Interna I.
PENDAHULUAN
A. Audit Mutu Audit mutu adalah suatu kegiatan penilaian yang sistematis dan independen untuk menentukan aktivitas dalam menjaga mutu serta hasilnya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan telah diimplementasikan secara efektif untuk mencapai tujuan. Jenis audit mutu ada 3 yaitu: audit mutu sistem, audit mutu proses, dan audit mutu produk/pelayanan. B. Audit Mutu Akademik Audit mutu akademik adalah suatu kegiatan pengecekan dan verifikasi secara
independen
untuk
mengetahui
bahwa
upaya-upaya
untuk
mempertahankan dan meningkatkan mutu dan standar akademik adalah tepat dan efektif, dan juga untuk mengidentifikasi usaha perbaikan dan usaha pengembangan profesional secara berkelanjutan yang didasarkan atas hasil evaluasi diri yang kritis. C. Audit Mutu Akademik Internal Unesa (AMAI Unesa) Audit Mutu Akademik Internal Unesa adalah suatu kegiatan penjaminan dan konsultasi yang bersifat independen dan objektif. Kegiatan ini dirancang untuk memberikan nilai tambah dengan cara memperbaiki kinerja (kegiatan operasional) akademik Unesa. Perbaikan kinerja dapat dilakukan dengan cara mengamati
efektivitas
dan
efisiensi
kerja
dalam
mempertahankan,
meningkatkan mutu dan standar akademik, serta mengidentifikasi lingkup
1
Standar Audit
Mutu Akademik Interna
perbaikan dan pengembangan profesional secara berkelanjutan berdasarkan evaluasi diri. D. Tujuan Audit Mutu Akademik Internal Audit mutu akademik internal memiliki dua fungsi, yaitu: fungsi akuntabilitas dan fungsi peningkatan. Fungsi akuntabilitas, audit mutu akademik internal melaksanakan kegiatan yang bersifat independen dan objektif untuk pengecekan dan verifikasi apakah upaya-upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu sesuai dengan standar akademik, tepat, dan efektif, serta apakah tanggungjawab dilaksanakan dengan baik. Fungsi
peningkatan
dilakukan
untuk
membantu
unit
kerja
yang
bersangkutan agar lebih memahami kondisinya, serta untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam kebijakan, praktik, dan prosedur. Semua kebijakan audit internal dilakukan untuk kedua fungsi ini, adapun penekanannya dapat bervariasi. E. Karakteristik Audit Mutu Akademik •
Suatu metode pemeriksaan dan evaluasi yang independen dan objektif terhadap ranah akademik.
•
Didasarkan atas kerangka pertanyaan yang berasal dari masalah mendasar sebagai berikut: Apa yang anda kerjakan? Mengapa anda mengerjakan hal tersebut? Sudahkah yang anda kerjakan memenuhi harapan? Bagaimana anda dapat meningkatkan mutu pekerjaan yang sudah anda kerjakan?
2
Standar Audit
Mutu Akademik Interna •
Pengecekan dan verifikasi bahwa harapan dapat dipenuhi secara sistematis.
•
Pengecekan dilakukan secara periodik untuk memastikan bahwa harapan terus dapat dipenuhi.
•
Melibatkan
pendapat
sejawat
yang
seimbang
dan
kontekstual
berdasarkan hasil pembandingan dan evaluasi bukti audit terhadap harapan dan kriteria. Berdasarkan pengalaman, audit dapat memberikan kontribusi kepada sistem penjaminan mutu dan pengembangan organisasi, dengan cara: •
Mengurangi birokrasi prosedur penjaminan mutu konvensional serta membuat sistem penjaminan mutu lebih efektif dan efisien.
•
Meningkatkan
fokus
dan
penekanan
pada
peningkatan
dan
pengembangan yang terencana, tidak hanya untuk monitoring dan kajiulang yang bertujuan untuk akuntabilitas. •
Memberikan dukungan pendelegasian penjaminan mutu di tingkat fakultas dan/atau jurusan/Unit Kerja.
F. Fokus Audit Mutu Akademik Internal Pelaksanaan audit mutu akademik internal menggunakan kerangka pendekatan sebagai berikut:
3
Standar Audit
Mutu Akademik Interna (1) audit unit organisasi, terdiri atas: - audit fakultas., - audit jurusan - audit program studi - audit laboratorium., - audit unit perpustakaan atau audit pusat, - audit unit administrasi, unit penunjang akademik lainnya. (2) audit program studi/mata kuliah/program pembelajaran: - audit kemajuan, - audit tahunan, - audit modul.
(3) audit sistem penjaminan mutu, prosedur dan manajemen mutu: - ketepatan informasi pada leaflet, buku panduan, dll. - kebijakan, informasi, prosedur penerimaan mahasiswa. - pembukaan dan evaluasi program studi. - evaluasi kinerja dosen (angket, EWMP-Equivalensi Wajib Mengajar Penuh) - prosedur evaluasi hasil belajar. - implementasi dari Student Charter. - prosedur rekruitmen staf, program pengembangan sumber daya manusia, prosedur penilaian kinerja staf. - kerjasama. - supervisi mahasiswa.
4
Standar Audit
Mutu Akademik Interna - prosedur penanganan keluhan mahasiswa. - prosedur penunjukan penguji eksternal. - penyelenggaraan kegiatan luar kampus. (4) audit pengalaman belajar mahasiswa - umpan balik dari mahasiswa, - evaluasi dari aspek pengalaman tertentu. (5) audit sebagai alat riset Kerangka di atas secara garis besar.
Audit meliputi kegiatan yang berulang secara periodik. Audit lines of inquiry dapat dilakukan dengan mengaitkan beberapa proses audit. Dua kegiatan dalam pelaksanaan kegiatan Audit Mutu Akademis Internal: Kegiatan Penjaminan (Assurance Services) dan Kegiatan Konsultasi (Consulting Services). Kegiatan Penjaminan (Assurance Services) mencakup kegiatan penilaian terhadap tujuan atas bukti-bukti yang dicari oleh auditor internal, guna memperoleh suatu kesimpulan independen tentang proses akademik, sistem akademik atau hal-hal lain berkaitan dengan masalah akademik. Sifat dan ruang lingkup kegiatan penjaminan ditentukan oleh auditor internal sesuai dengan permintaan klien (client).
5
Standar Audit
Mutu Akademik Interna Pihak yang terlibat di dalam kegiatan penjaminan: 1.
Teraudit adalah orang atau kelompok yang secara langsung terlibat di dalam proses akademik, sistem akademik atau hal lain yang berkaitan dengan kegiatan akademik yang diaudit terhadap standar mutu yang ditetapkan.
2.
Auditor akademik internal adalah orang atau kelompok yang mempunyai kualifikasi untuk melakukan audit mutu.
3.
Klien
(client)
adalah
orang
atau
kelompok
yang
meminta
dilaksanakan kegiatan audit. Kegiatan Konsultasi (Consulting services) adalah suatu pemberian saran yang pada umumnya dilakukan karena permintaan khusus teraudit ataupun klien. Sifat dan ruang lingkup konsultasi ditentukan oleh klien. Kegiatan konsultasi melibatkan dua pihak, yaitu: 1.
Orang atau pun kelompok yang memberikan saran; disebut auditor akademik internal,
2.
Orang atau pun kelompok yang membutuhkan atau menerima saran; disebut klien.
Auditor Akademik Internal saat melaksanakan kegiatan konsultasi harus menjaga
objektivitasnya
dan
tidak
mengambil
alih
tanggungjawab
manajemen. Universias Negeri Surabaya (Unesa) merupakan unit organisasi, terdiri dari beberapa Fakultas, Jurusan, Program Studi, Laboratorium, Unit
6
Standar Audit
Mutu Akademik Interna
Administrasi, Unit Penunjang Akademik, Unit Perpustakaan, yang masingmasing berbeda dalam budaya kerja, ukuran, kompleksitas, dan organisasi. Perbedaan dan variasi tersebut dapat mempengaruhi praktik Audit Mutu Akademik Internal di lingkungan Universitas Negeri Surabaya. Oleh sebab itu, diperlukan Kode Etik, Standar, dan Manual Prosedur Audit Mutu Akademik Internal agar Auditor Akademik Internal Universitas Negeri Surabaya dapat melaksanakan dan memenuhi tanggung jawabnya. II. STANDAR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL A. Tujuan Standar AMAI Unesa
a. Menggambarkan prinsip dasar praktik audit mutu akademik internal di lingkungan Universitas Negeri Surabaya sebagaimana mestinya.
b. Memberikan kerangka kerja suatu kegiatan audit mutu akademik internal yang memberikan nilai tambah.
c. Membuat dasar evaluasi bagi kegiatan audit mutu akademik internal. d. Membantu memperbaiki kinerja dan proses organisasi klien. Standar Audit Mutu Akademik Internal Unesa terdiri dari: 1. Standar Ciri 2. Standar Kinerja 3. Standar Implementasi
7
Standar Audit
Mutu Akademik Interna
Standar Ciri (Attribute Standards) berisi pernyataan karakter organisasi audit mutu akademik internal di lingkungan Universitas Negeri Surabaya. Secara garis besar berisikan: Tujuan, tanggungjawab dan wewenang, independensi
dan
objektivitas,
keahlian
dan
sikap
profesionalisme,
penjaminan mutu dan program perbaikan. Standar Kinerja (Performance Standards) mendeskripsikan sifat kegiatan audit mutu akademik internal dan memberikan kriteria kualitas kegiatan audit mutu akademik internal. Secara garis besar berisikan: Pengelolaan kegiatan AMAI Unesa, Perencanaan kegiatan AMAI Unesa, Pelaksanaan kegiatan AMAI Unesa, Pengkomunikasian hasil kegiatan AMAI Unesa, Pemantauan kegiatan perbaikan, dan Resolusi penerimaan manajemen risiko. Standar Implementasi (Implementation Standards) mendiskripsikan kegiatan audit yang sifatnya spesifik dan dinyatakan sebagai kegiatan penjaminan dan konsultasi. Standar implementasi terdapat di dalam standar ciri dan standar kinerja dan dibedakan dalam standar implementasi kegiatan penjamian atau standar implementasi kegiatan konsultasi.
8
Standar Audit
Mutu Akademik Interna B. Standar Audit Mutu Akademik Internal Unesa 1.1 STANDAR CIRI
TUJUAN,
KEWENANGAN
DAN
TANGGUNGJAWAB Tujuan,
kewenangan,
dan
tanggungjawab
kegiatan audit mutu akademik internal sudah ditentukan secara formal di dalam suatu Piagam (Charter),
konsisten
terhadap
Standar,
dan
disahkan oleh Senat (Board). 1.1.1 Standar implementasi
Sifat
kegiatan
penjaminan
harus
sudah
(Kegiatan penjaminan)
didefinisikan di dalam Piagam Audit. Jika kegiatan penjaminan dilakukan untuk pihak di luar organisasi (masih di lingkungan Unesa), kegiatan
penjaminan
tersebut
harus
juga
didefinisikan di dalam Piagam Audit. 1.1.2. Standar implementasi
Sifat kegiatan konsultasi harus didefinisikan di
(Kegiatan Konsultasi)
dalam Piagam Audit.
1.2 STANDAR CIRI
INDEPENDENSI DAN OBJEKTIVITAS Kegiatan Audit Mutu Akademik Internal harus independen
(independent),
dan
auditor
akademik internal harus berlaku objektif saat melaksanakan tugasnya.
9
Standar Audit
Mutu Akademik Interna 1.2.1 Standar ciri 1
Independensi Organisasi Ketua
tim
(Lead
audit
melaporkan ke
tiap aras
auditor)
harus
(level) di
dalam
organisasi yang mengadakan kegiatan audit mutu akademik internal tersebut, agar dapat memenuhi tanggung jawabnya. 1.2.2 Standar implementasi
Kegiatan audit internal harus bebas dari campur
(Kegiatan penjaminan)
tangan pihak lain saat menentukan ruang lingkup
audit
mutu
melaksanakan
akademik
internal,
pekerjaannya,
dan
mengumumkan hasil kerjanya. 1.2.3 Standar ciri 2
Objektivitas individu Auditor akademik internal harus memiliki sikap tidak memihak, tidak bias, dan menghindari pertentangan kepentingan (conflict of interest).
1.2.4 Standar ciri 3
Impairments
(Ketidaksempurnaan)
Independensi atau Objektivitas Jika dalam kenyataannya atau kenampakannya dijumpai independensi
ketidaksempurnaan dan
objektivitas
terhadap (objectivity),
rincian ketidaksempurnaan (impairment) harus diungkapkan kepada pihak-pihak yang terkait. Cara pengungkapan akan tergantung kepada tingkat ketidaksempurnaan.
10
Standar Audit
Mutu Akademik Interna 1.2.4.1 Standar implementasi 1
Auditor akademik internal tidak diperkenankan
(Kegiatan penjaminan)
melakukan penilaian kegiatan tertentu yang pernah menjadi tanggungjawab mereka pada waktu sebelumnya. Objektivitas bisa dianggap cacat jika auditor akademik internal melakukan kegiatan penjaminan terhadap suatu kegiatan yang pernah menjadi tanggung jawabnya.
1.2.4.2 Standar implementasi 2
Penjaminan terhadap objek audit yang pernah
(Kegiatan penjaminan)
menjadi tanggungjawab ketua tim audit (lead auditor), harus di bawah pengawasan pihak luar tim audit.
1.2.4.3 Standar implementasi 3
Auditor
akademik
(Kegiatan konsultasi)
melaksanakan
internal
kegiatan
diperkenankan
konsultasi
yang
berhubungan dengan kegiatan yang pernah menjadi tanggung jawabnya. 1.2.4.4 Standar implementasi 4
Jika
auditor
(Kegiatan konsultasi)
independen
akademik dan
kurang
internal objektif
kurang dalam
melaksanakan kegiatan konsultasi, maka hal ini harus diungkapkan kepada klien (client) sebelum dibuat perjanjian pelaksanaan.
11
Standar Audit
Mutu Akademik Interna 1.3 STANDAR CIRI
KEAHLIAN DAN SIKAP PROFESIONAL (Proficiency and Due Professional Care) Pelaksanaan kegiatan penjaminan dan konsultasi harus dilakukan oleh seorang ahli dan secara profesional.
1.3.1 Standar ciri
Keahlian Sebagai individu, auditor akademik internal harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang lain yang diperlukan untuk melakukan
tanggung
jawabnya.
Sebagai
kelompok, tim auditor akademik internal juga harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi
lain
yang
diperlukan
untuk
melakukan tanggung jawabnya. 1.3.1.1 Standar implementasi
Ketua tim audit (Lead Auditor) harus meminta
(Kegiatan penjaminan)
saran dan bantuan dari yang berkompeten apabila anggota tim audit mutu akademik internal
kurang
memiliki
pengetahuan,
ketrampilan, atau kompetensi yang lain yang diperlukan untuk melakukan kegiatan audit baik secara keseluruhan maupun sebagian. 1.3.1.2 Standar implementasi
Auditor
(Kegiatan penjaminan)
pengetahuan yang cukup untuk mengidentifikasi upaya
12
akademik kebohongan
internal (fraud),
harus
memiliki
tetapi
tidak
Standar Audit
Mutu Akademik Interna bertanggung
jawab
untuk
mendeteksi
dan
menyelidiki upaya kebohongan. 1.3.1.3 Standar implementasi
Auditor
akademik
(Kegiatan penjaminan)
pengetahuan
internal
tentang
risiko
harus
memiliki
dan
teknologi
informasi serta teknik audit berbasis teknologi yang
tersedia
di
bidang
akademik
untuk
melakukan tugas kerjanya. Namun demikian, tidak
semua
diharapkan
auditor
sebagai
akademik
ahli
audit
internal teknologi
informasi. 1.3.1.4 Standar implementasi
Ketua tim audit (Lead Auditor) harus menolak
(Kegiatan konsultasi)
kegiatan konsultasi atau menolak memberikan saran dan bantuan jika anggota audit mutu akademik internal kurang memiliki pengetahuan, keterampilan,
atau
kompetensi
lain
yang
diperlukan untuk melakukan kegiatan audit mutu akademik internal secara keseluruhan ataupun sebagian. 1.3.2 Standar cirri
Pemeliharaan Sikap Profesional (Due Professional Care) Auditor akademik internal harus meningkatkan ketrampilan yang diperlukan sebagai auditor akademik profesional.
13
internal
yang
Pemeliharaan
kompeten sikap
dan
profesional
Standar Audit
Mutu Akademik Interna
tersebut tidak berarti bahwa tidak akan terjadi kemungkinan kesalahan. 1.3.2.1 Standar implementasi
Auditor
akademik
internal
harus
(Kegiatan penjaminan)
profesional dengan mempertimbangkan:
bersikap
• luas cakupan kerja yang diperlukan untuk mencapai tujuan kegiatan (engagement’s objectives), • kompleksitas, materi audit, atau arti penting sesuatu hal terhadap prosedur kegiatan penjaminan yang akan diterapkan, • kecukupan dan efektivitas manajemen risiko, kontrol (control), dan proses tata pamong (governance processes), • kemungkinan kesalahan, ketidakteraturan, atau ketidakpatuhan (noncompliance), • biaya
penjaminan
yang
terkait
dengan
manfaat yang diperoleh. 1.3.2.2 Standar implementasi
Di dalam melaksanakan kegiatan profesionalnya,
(Kegiatan penjaminan)
auditor
akademik
mempertimbangkan
internal
penggunaan
harus alat
bantu
komputer untuk kegiatan audit dan teknik analisis data yang lain. 1.3.2.3 Standar implementasi
Auditor akademik internal harus berhati-hati
(Kegiatan penjaminan)
terhadap
14
risiko-risiko
(risks)
yang
secara
Standar Audit
Mutu Akademik Interna
signifikan dapat mempengaruhi tujuan (objective), pelaksanaan operasi, atau pun sumberdaya. Namun demikian prosedur kegiatan penjaminan itu sendiri, walaupun sudah dilakukan secara profesional, tidak menjamin bahwa seluruh risiko yang signifikan tersebut bisa diidentifikasikan. 1.3.2.4 Standar implementasi
Auditor
internal
harus
menerapkan
sikap
(Kegiatan konsultasi)
profesionalnya selama melaksanakan kegiatan konsultasi dengan mempertimbangkan: • kebutuhan dan harapan klien, termasuk di dalamnya sifat, waktu, dan komunikasi hasil kegiatan, • kompleksitas relatif dan cakupan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan kegiatan, • biaya kegiatan penjaminan terhadap potensi keuntungan.
1.3.3 Standar ciri
Pengembangan Profesional Berkelanjutan Auditor
akademik
internal
harus
selalu
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensinya melalui pengembangan profesi secara berkelanjutan.
15
Standar Audit
Mutu Akademik Interna 1.4 STANDAR CIRI
PENJAMINAN MUTU DAN PROGRAM PERBAIKAN (Quality Assurance and Improvement Program) Manager
Progran
Audit
Mutu
Akademik
Internal (MP-AMAI) harus mengembangkan dan memelihara suatu kegiatan penjaminan mutu dan program perbaikan yang meliputi seluruh aspek di dalam kegiatan audit mutu akademik internal dan secara terus menerus memantau efektivitasnya. Program ini mencakup penilaian mutu akademik internal dan eksternal secara periodik dan pemantauan secara internal yang sedang berlangsung. Setiap bagian dari program harus dirancang untuk membantu kegiatan audit mutu akademik internal, meningkatan nilai tambah (add value) dan memperbaiki kinerja organisasi, serta memberikan jaminan bahwa kegiatan audit mutu akademik internal telah sesuai dengan Standar dan Kode Etik (code of ethics). 1.4.1 Standar cirri
Penilaian Program Mutu Akademik (Quality Program Assessments) Kegiatan audit mutu akademik internal harus mengadopsi suatu proses untuk memantau dan
16
Standar Audit
Mutu Akademik Interna
menilai efektifitas program mutu akademik secara menyeluruh. Proses harus memasukkan penilaian
secara
internal
maupun
secara
eksternal. 1.4.2 Standar ciri
Penilaian internal Penilaian internal harus memasukkan: • review pelaksanaan kegiatan audit mutu akademik internal yang sedang berlangsung, dan • review secara periodik pelaksanaan kegiatan yang pernah dilakukan melalui evaluasi diri (self assessment) atau oleh orang lain di dalam organisasi tersebut berdasarkan pengetahuan praktek audit internal dan standar.
1.4.3 Standar ciri
Penilaian eksternal Penilaian
eksternal,
seperti
halnya
review
penjaminan mutu akademik, harus dilakukan paling tidak sekali setiap lima tahun oleh reviewer atau tim review dari luar organisasi yang berkualifikasi dan independen. 1.4.4 Standar ciri
Pelaporan Program Penjaminan Mutu Ketua tim audit harus menyampaikan hasil penilaian eksternal kepada pimpinan (board).
17
Standar Audit
Mutu Akademik Interna 1.4.5 Standar ciri
Penggunaan dari “Pelaksanaan sesuai dengan standar” Auditor mutu akdemik internal dianjurkan melaporkan
bahwa
kegiatannya
telah
dilaksanakan sesuai dengan Standar Praktek Audit
Mutu
Pernyataan
Akademik
tersebut
hanya
Internal
Unesa.
digunakan
jika
penilaian program perningkatan mutu akademik menunjukkan
bahwa
kegiatan
audit
mutu
akademik internal sesuai dengan Standar. 1.4.6 Standar ciri
Pengungkapan ketidakpatuhan/ketidaksesuaian (Disclosure of Noncompliance) Walaupun
kegiatan
audit
mutu
akademik
internal harus sesuai dengan standar dan auditor akademik internal harus melaksanakannya sesuai Kode Etik, ada kemungkinan kesesuaian penuh tak tercapai. Bila ketidaksesuaian memberikan akibat terhadap keseluruhan ruang lingkup atau operasi kegiatan audit mutu akademik internal, pengungkapan (pelaporan) harus dibuat dan disampaikan kepada manajemen senior dan dewan (board).
18
Standar Audit
Mutu Akademik Interna C. Standar Kinerja 2.1 STANDAR KINERJA
PENGELOLAAN KEGIATAN AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL Ketua tim audit (Lead auditor) harus mengelola secara efektif kegiatan audit mutu akademik internal untuk memastikan nilai tambah (add value) bagi organisasi.
2.1.1 Standar kinerja
Perencanaan Ketua tim audit harus menentukan perencanaan berbasis pengujian risiko (risk assessment) untuk menentukan
prioritas
kegiatan
audit
mutu
akademik internal, konsisten terhadap tujuan (goals) organisasi. 2.1.1.1 Standar implementasi
Perencanaan kegiatan audit mutu akademik
(Kegiatan penjaminan)
internal harus didasarkan kepada risk assessment, yang dilakukan paling tidak
setiap tahun.
Masukan dari manajemen senior dan pimpinan (board) harus dipertimbangkan di dalam proses ini. 2.1.1.2 Standar implementasi
Ketua tim audit harus mempertimbangkan bahwa
(Kegiatan konsultasi)
menerima kegiatan konsultasi yang diajukan, berdasarkan (engagements)
potensi yang
kegiatan/pekerjaan bertujuan
untuk
memperbaiki manajemen risiko, memberikan
19
Standar Audit
Mutu Akademik Interna
nilai tambah, dan memperbaiki operasi/kinerja organisasi. Kegiatan (engagement) yang telah diterima
harus
dimasukkan
di
dalam
perencanaan. 2.1.2 Standar kinerja
Komunikasi dan Pengesahan Ketua tim audit harus mengkomunikasikan rencana kegiatan audit mutu akademik internal dan sumberdaya yang diperlukan, termasuk di dalamnya significant interim changes, kepada manajemen senior dan board untuk di-review dan disahkan.
Ketua
tim
audit
juga
harus
menyampaikan akibat (impact) dari keterbatasan sumberdaya. 2.1.3 Standar kinerja
Manajemen
Sumberdaya
(Resource
Management) Ketua tim audit harus memastikan bahwa sumberdaya untuk audit mutu akademik internal adalah tepat, cukup, dan dapat dilaksanakan secara efektif untuk mencapai rencana yang telah disahkan. 2.1.4 Standar kinerja
Kebijakan (Policies) dan Prosedur Ketua tim audit harus menentukan kebijakan (policies) dan prosedur untuk memandu kegiatan audit mutu akademik internal.
20
Standar Audit
Mutu Akademik Interna 2.1.5 Standar kinerja
Koordinasi Ketua tim audit harus memberi informasi dan mengkoordinasikan kegiatan dengan penyedia internal
dan
penyedia
eksternal
(external
providers) yang relevan dari kegiatan pelayanan penjaminan dan kegiatan konsultasi (consulting services) untuk memastikan peliputan yang tepat dan meminimalkan duplikasi usaha. 2.1.6 Standar kinerja
Pelaporan kepada Board dan Manajemen Senior Ketua tim audit harus melaporkan secara berkala kepada board dan manajemen senior tentang tujuan, kewenangan, tanggungjawab, dan kinerja kegiatan
audit
dibandingkan Pelaporan
mutu
akademik
dengan juga
harus
internal
perencanaannya. memasukkan
pengungkapan risiko dan isu-isu kontrol, isu-isu yang berhubungan dengan tata pamong, dan hal lain yang diperlukan atau disyaratkan oleh board dan manajemen senior. 2.2 STANDAR KINERJA
SIFAT KERJA Kegiatan audit mutu akademik internal harus mengevaluasi dan memberikan kontribusi agar terjadi
perbaikan/peningkatan
dalam
proses
manajemen risiko (risk management), kontrol, dan
21
Standar Audit
Mutu Akademik Interna
tata pamong dalam bidang akademik, dengan menggunakan pendekatan yang sistematis dan disiplin. 2.2.1 Standar kinerja
Manajemen Risiko (Risk Management) Kegiatan audit mutu akademik internal harus membantu organisasi dengan cara melakukan identifikasi dan evaluasi terdapatnya risiko yang signifikan
(significant
memberikan
exposure
kontribusi
to
untuk
risk)
dan
perbaikan
manajemen risiko dan sistem kontrol dalam bidang akademik. 2.2.1.1 Standar implementasi
Kegiatan audit mutu akademik internal harus
(Kegiatan penjaminan)
memantau dan mengevaluasi efektivitas sistem manajemen
risiko
management)
(risk
suatu
organisasi di bidang akademik. 2.2.1.2 Standar implementasi
Kegiatan audit mutu akademik internal harus
(Kegiatan penjaminan)
mengevaluasi exposures)
terdapatnya
yang
risiko-risiko
berhubungan
dengan
(risk tata
pamong organisasi (organization’s governance), operasi, dan sistem informasi organisasi di bidang akademik dengan mempertimbangkan • kepercayaan
dan
integritas
informasi
keuangan dan pengoperasian informasi, • efektivitas dan efisiensi operasi,
22
Standar Audit
Mutu Akademik Interna
• keselamatan (safeguarding) asset, • kesesuaian
(compilance)
dengan
hukum,
peraturan, dan kontrak. 2.2.1.3 Standar implementasi
Selama kegiatan konsultasi auditor akademik
(Kegiatan konsultasi)
internal harus (memperhatikan) mengarahkan risiko (risk) secara konsisten terhadap tujuan kegiatan dan memberikan peringatan terhadap keberadaan risiko-risiko lain yang signifikan.
2.2.1.4 Standar implementasi
Auditor
akademik
(Kegiatan konsultasi)
menggabungkan
internal
pengetahuan
risiko
harus yang
diperoleh dari kegiatan konsultasi ke dalam proses identifikasi dan evaluasi terdapatnya risiko-risiko
yang
signifikan
(significant
risk
exposures) pada organisasi tersebut. 2.2.2 Standar kinerja
Kontrol Kegiatan audit mutu akademik internal harus membantu organisasi mempertahankan kontrolkontrol yang efektif dengan cara mengevaluasi efektivitas dan efisiensinya dan mendorong adanya perbaikan yang berkelanjutan.
2.2.2.1 Standar implementasi
Berdasarkan hasil penilaian risiko, kegiatan audit
(Kegiatan penjaminan)
mutu akademik internal harus mengevaluasi kecukupan dan efektivitas kontrol terhadap tata pamong organisasi, operasi, dan sistem informasi
23
Standar Audit
Mutu Akademik Interna
di bidang akademik. Termasuk di dalamnya: • kepercayaan dan integritas keuangan dan pengoperasian informasi, • efektivitas dan efisiensi operasi, • keselamatan (safeguarding) aset, • kesesuaian dengan hukum, peraturan, dan kontrak. 2.2.2.2 Standar implementasi
Auditor akademik internal harus memastikan
(Kegiatan penjaminan)
bahwa cakupan terhadap operasi dan sasaran program dan tujuan telah ditentukan dan sesuai dengan yang dimiliki oleh organisasi tersebut.
2.2.2.3 Standar implementasi
Auditor
akademik
internal
harus
me-review
(Kegiatan penjaminan)
operasi dan program akademik guna memastikan bahwa cakupan hasil konsisten terhadap sasaran dan
tujuan
yang
telah
ditetapkan
untuk
menentukan apakah operasi dan program telah dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan. 2.2.2.4 Standar implementasi
Kriteria yang memadai diperlukan untuk kontrol
(Kegiatan penjaminan)
evaluasi.
Auditor
akademik
internal
harus
memastikan bahwa manajemen telah menetapkan kriteria yang cukup untuk menentukan apakah sasaran dan tujuan akademik telah dipenuhi. Bila memadai,
auditor
menggunakan
24
akademik
kriteria
internal
tersebut
di
harus dalam
Standar Audit
Mutu Akademik Interna evaluasinya. akademik
Jika
tidak
internal
manajemen
untuk
memadai,
auditor
bekerja
bersama
harus
mengembangkan
kriteria
evaluasi yang sesuai. 2.2.2.5 Standar implementasi
Selama kegiatan konsultasi, auditor akademik
(Kegiatan konsultasi)
internal
harus
konsisten
mengarahkan
terhadap
tujuan
kontrol kegiatan
secara dan
memberikan peringatan (perhatian) akan adanya beberapa kelemahan kontrol yang signifikan di bidang akademik. 2.2.2.6 Standar implementasi
Auditor
akademik
(Kegiatan konsultasi)
menggabungkan
internal
pengetahuan
risiko
harus yang
diperoleh dari kegiatan konsultasi ke dalam proses identifikasi dan evaluasi terdapatnya risiko yang signifikan dari organisasi di bidang akademik. 2.2.3 Standar kinerja
Tata pamong Kegiatan audit mutu akademik internal harus menilai (assess) dan membuat rekomendasi yang tepat, untuk perbaikan proses tata pamong di dalam pencapaian tujuan-tujuan sebagai berikut: • Mempromosikan etika dan nilai yang tepat di dalam organisasi. • Memastikan manajemen kinerja organisasi
25
Standar Audit
Mutu Akademik Interna efektif dan akuntabilitas.
• Mengkomunikasikan informasi risiko dan kontrol secara efektif ke bagian yang tepat dari suatu organisasi. • Mengkoordinasi
kegiatan
dan
mengkomunikasikan informasi secara efektif diantara board, auditor eksternal dan internal, dan manajemen. 2.2.3.1 Standar implementasi
Kegiatan audit mutu akademik internal harus
(Kegiatan penjaminan)
mengevaluasi
rancangan,
pelaksanaan,
dan
efektivitas etika organisasi – kaitannya dengan tujuan,
program,
dan
kegiatan-kegiatan
akademik. 2.2.3.2 Standar implementasi
Tujuan
(Kegiatan konsultasi)
terhadap
kegiatan
konsultasi
keseluruhan
harus
nilai
dan
konsisten sasaran
organisasi. 2.3 STANDAR KINERJA 2200
PERENCANAAN KEGIATAN Auditor
akademik
internal
harus
mengembangkan dan mencatat suatu rencana untuk setiap kegiatan, termasuk di dalamnya ruang lingkup, tujuan, waktu dan alokasi sumber. 2.3.1 Standar kinerja
Pertimbangan-pertimbangan Perencanaan Di
dalam
perencanaan
kegiatan,
auditor
akademik internal harus mempertimbangkan:
26
Standar Audit
Mutu Akademik Interna
• tujuan aktivitas review dan makna aktivitas tersebut, yang mana aktivitas tersebut akan menentukan performa kegiatan, • risiko yang signifikan terhadap aktivitas tersebut,
tujuannya,
sumber-sumber,
dan
operasi, dan makna risiko tersebut, yang mana dampak potensial dari risiko tersebut dijaga pada suatu level yang bisa diterima, • kecukupan manajemen
dan risiko
efektivitas dan
aktivitas
sistem
kontrol
dibandingkan dengan kerangka kerja atau model kontrol yang relevan, • kesempatan untuk membuat perbaikan yang signifikan terhadap kegiatan
manajemen
risiko dan sistem kontrol. 2.3.1.1 Standar implementasi
Bila merencanakan suatu kegiatan dengan pihak
(Kegiatan penjaminan)
luar, diluar organisasi di lingkungan UNESA, auditor
akademik
internal
harus
membuat
perjanjian tertulis dengan mereka tentang tujuan, ruang lingkup, tanggungjawab masing-masing, dan harapan-harapan (expectations) lain, termasuk di dalamnya berisi larangan-larangan (restriction) atas pendistribusian hasil kegiatan dan akses terhadap rekaman kegiatan.
27
Standar Audit
Mutu Akademik Interna 2.3.1.2 Standar implementasi
Auditor akademik internal harus menetapkan
(Kegiatan konsultasi)
suatu permahaman/pengertian dengan klien yang memerlukan kegiatan konsultasi, tentang tujuan, ruang lingkup, tanggungjawab masingmasing, dan harapan- harapan (expectations) klien yang lainnya. Untuk kegiatan yang signifikan, perjanjian ini harus didokumentasikan.
2.3.2 Standar kinerja
Tujuan Kegiatan Tujuan harus ditetapkan/dibuat untuk setiap kegiatan.
2.3.2.1 Standar implementasi
Auditor akademik internal harus melaksanakan
(Kegiatan penjaminan)
(conduct) suatu penilaian pendahuluan (awal) tentang risiko yang relevan terhadap aktivitas akademik yang di-review-nya. Tujuan kegiatan harus mencerminkan hasil penilaian ini.
2.3.2.2 Standar implementasi
Auditor
(Kegiatan penjaminan)
mempertimbangkan kesalahan
akademik yang
ketidaksesuaian
internal
kemungkinan
signifikan,
harus terjadinya
ketidakteraturan,
(noncompliance),
dan
luaran
lainnya (exposures), pada saat menyusun tujuan kegiatan. 2.3.2.3 Standar implementasi
Tujuan kegiatan konsultasi harus dimaksudkan
(Kegiatan konsultasi)
untuk pengembangan risiko, kontrol, dan prosesproses tata pamong untuk yang disetujui oleh
28
Standar Audit
Mutu Akademik Interna klien. 2.3.3 Standar kinerja
Ruang Lingkup Kegiatan Penetapan ruang lingkup kegiatan harus cukup memenuhi tujuan kegiatan.
2.3.3.1 Standar implementasi
Ruang
lingkup
kegiatan
harus
mencakup
(Kegiatan penjaminan)
pertimbangan sistem yang relevan, rekaman/ catatan, personil, dan kepemilikan fisik, termasuk di dalamnya barang-barang yang di bawah kontrol pihak ketiga yang berkaitan dengan bidang akademik.
2.3.3.2 Standar implementasi
Jika ada kesempatan konsultasi yang signifikan
(Kegiatan penjaminan)
selama suatu kegiatan penjaminan, perjanjian tertulis yang spesifik seperti halnya tujuan, ruang lingkup, tanggungjawab masing-masing, dan harapan-harapan lain harus dicapai dan hasil kegiatan konsultasi harus disampaikan sesuai dengan standar konsultasi.
2.3.3.3 Standar implementasi
Saat melaksanakan kegiatan konsultasi, auditor
(Kegiatan konsultasi)
akademik internal harus memastikan bahwa ruang lingkup kegiatan sudah cukup untuk tujuan yang telah disetujui. Jika auditor akademik internal mengembangkan syarat-syarat tentang ruang lingkup selama kegiatan, syarat-syarat
29
Standar Audit
Mutu Akademik Interna
tersebut harus didiskusikan dengan klien untuk menentukan apakah kegiatan dilanjutkan. 2.3.4 Standar kinerja
Alokasi Sumberdaya Auditor akademik internal harus menetapkan sumberdaya yang tepat untuk mencapai tujuan kegiatan. Penugasan terhadap staf (Staffing) harus didasarkan
atas
evaluasi
keadaan
dan
kompleksitas setiap kegiatan, keterbatasan waktu, dan ketersediaan sumberdaya. 2.3.5 Standar kinerja
Program Kerja Kegiatan Auditor
akademik
internal
harus
mengembangkan program kerja yang dapat menjamin pencapaian tujuan kegiatan. Program kerja tersebut juga harus direkam. 2.3.5.1 Standar implementasi
Program kerja harus menetapkan prosedur-
(Kegiatan penjaminan)
prosedur untuk identifikasi, analisis, evaluasi, dan perekaman informasi akademik selama kegiatan. Program kerja harus disetujui sebelum implementasi dan adanya perubahan-perubahan (adjustments) juga harus disetujui.
2.3.5.2 Standar implementasi
Program kerja kegiatan konsultasi akademik bisa
(Kegiatan konsultasi)
bervariasi bentuk dan isinya tergantung sifat kegiatan.
30
Standar Audit
Mutu Akademik Interna 2.4 STANDAR KINERJA
PELAKSANAAN KEGIATAN Auditor
akademik
mengidentifikasi,
internal
menganalisis,
harus
mengevaluasi,
dan merekam informasi yang secukupnya untuk mencapai tujuan kegiatan. 2.4.1 Standar kinerja
Identifikasi Informasi Auditor
akademik
internal
harus
mengidentifikasi informasi dengan cukup, bisa dipercaya, relevan, dan berguna untuk mencapai tujuan kegiatan. 2.4.2 Standar kinerja
Analisis dan Evaluasi Auditor akademik internal harus mendasarkan kesimpulan dan hasil kegiatan pada analisisa dan evaluasi yang tepat.
2.4.3 Standar kinerja
Rekaman Informasi Auditor informasi
akademik yang
internal relevan
harus
merekam
dengan
masalah
akademik untuk mendukung kesimpulan dan hasil kegiatan. 2.4.3.1 Standar implementasi
Ketua tim audit harus mengontrol akses ke
(Kegiatan penjaminan)
rekaman
kegiatan.
Ketua
tim
audit
harus
memperoleh ijin dari manajemen senior dan atau yang berwenang mengeluarkan rekaman untuk pihak luar yang tepat.
31
Standar Audit
Mutu Akademik Interna 2.4.3.2 Standar implementasi
Lead auditor harus mengembangkan persyaratan
(Kegiatan penjaminan)
hak
tetap
menyimpan
(memiliki)
rekaman
kegiatan. Persyaratan hak tetap menyimpan (memiliki)
tersebut harus
konsisten dengan
guideline organisasi dan peraturan-peraturan yang terkait atau persyaratan lain. 2.4.3.3 Standar implementasi
Ketua tim audit harus mengembangkan kebijakan
(Kegiatan konsultasi)
untuk pemeliharaan dan penyimpanan rekaman kegiatan dan juga penyampaian kepada pihakpihak internal dan eksternal. Kebijakan ini harus konsisten
guideline
dengan
peraturan-peraturan
yang
organisasi
dan
terkait
atau
persyaratan lain. 2.4.4 Standar kinerja
Pengawasan Kegiatan Kegiatan harus disupervisi dengan benar untuk menjamin tercapainya tujuan, jaminan mutu, dan pengembangan staf.
2.5 STANDAR KINERJA
MENGKOMUNIKASIKAN HASIL KEGIATAN Auditor
akademik
internal
harus
mengkomunikasikan hasil kegiatan. 2.5.1 Standar kinerja
Kriteria
untuk
mengkomunikasikan
hasil
kegiatan Komunikasi harus mencakup tujuan dan ruang
32
Standar Audit
Mutu Akademik Interna
lingkup kegiatan, kesimpulan yang bisa dipakai, rekomendasi, dan rencana pelaksanaan. 2.5.1.1 Standar implementasi
Komunikasi akhir hasil kegiatan yang tepat harus
(Kegiatan penjaminan)
berisi keseluruhan opini dan atau kesimpulan auditor akademik internal.
2.5.1.2 Standar implementasi
Auditor
akademik
internal
diharuskan
(Kegiatan penjaminan)
menyatakan kinerja yang memuaskan di dalam kegiatan komunikasi.
2.5.1.3 Standar implementasi
Pada saat menyampaikan hasil kegiatan kepada
(Kegiatan penjaminan
pihak di luar organisasi, komunikasi tersebut harus termasuk batasan pendistribusian dan penggunaan hasil kegiatan.
2.5.1.4 Standar implementasi
Komunikasi tentang kemajuan dan hasil kegiatan
(Kegiatan konsultasi)
konsultasi bisa bervariasi bentuk dan isinya tergantung sifat kegiatan dan keperluan klien.
2.5.2 Standar kinerja
Mutu Komunikasi Komunikasi harus akurat, objektif, jelas, ringkas, konstruktif, lengkap, dan tepat waktu.
2.5.3 Standar kinerja
Kesalahan dan Kelalaian Jika
komunikasi
akhir
mengandung
suatu
kesalahan dan kelalaian yang signifikan, Ketua tim audit harus mengkomunikasikan informasi yang telah dikoreksi ke semua pihak yang telah menerima
33
komunikasi
yang
asli
waktu
Standar Audit
Mutu Akademik Interna sebelumnya. 2.5.4 Standar kinerja
Pengungkapan
Kegiatan
karena
Ketidaksesuaian dengan Standar Bila ketidaksesuaian dengan standar berpengaruh terhadap kegiatan tertentu, penyampaian hasil harus mengungkap: • standar yang mana yang tidak tercapai, • alasan-alasan ketidaksesuaian, dan • akibat
(impact)
ketidaksesuaian
terhadap
kegiatan. 2.5.5 Standar kinerja
Penyebarluasan Hasil Kegiatan Ketua tim audit harus menyampaikan hasil kegiatan kepada pihak-pihak yang tepat.
2.5.5.1 Standar implementasi
Ketua tim audit bertanggung jawab untuk
(Kegiatan penjaminan)
menyampaikan hasil kegiatan akhir kepada pihak-pihak yang tepat.
2.5.5.2 Standar implementasi
Jika tidak memenuhi mandat secara legal, yaitu
(Kegiatan penjaminan)
dengan sesuai persyaratan peraturan atau sesuai undang-undang, saat melepaskan hasil ke pihakpihak di luar organisasi, Ketua tim audit harus: • menguji potensi risiko organisasi tersebut, • konsultasi dengan manajemen senior dan atau penasehat resmi yang tepat, • mengkontrol
34
penyebarannya
dengan
Standar Audit
Mutu Akademik Interna membatasi penggunaan hasil. 2.5.5.3 Standar implementasi
Ketua tim audit bertanggung jawab untuk
(Kegiatan konsultasi)
menyampaikan hasil akhir kegiatan konsultasi kepada klien.
2.5.5.4 Standar implementasi
Selama
kegiatan
konsultasi,
isu-isu
tentang
(Kegiatan konsultasi)
manajemen risiko, kontrol, dan tata pamong dapat diidentifikasi. Jika isu tersebut signifikan bagi organisasi, maka harus disampaikan kepada manajemen senior dan board.
2.6 STANDAR KINERJA
KEMAJUAN PEMANTAUAN Ketua
tim
memelihara kegiatan
audit sistem
yang
harus untuk
telah
menentukan
dan
memantau
hasil
disampaikan
kepada
manajemen. 2.6.1 Standar implementasi
Ketua tim audit harus menyusun proses tindak
(Kegiatan penjaminan)
lanjut untuk memantau dan memastikan apakah tindakan manajemen telah diterapkan secara efektif atau bahwa manajemen senior telah menerima
risiko
akibat
tidak
melakukan
tindakan. 2.6.2 Standar implementasi
Kegiatan audit mutu akademik iternal harus
(Kegiatan konsultasi)
memantau penerapan hasil kegiatan konsultasi
35
Standar Audit
Mutu Akademik Interna untuk
pengembangan
seperti
yang
telah
disepakati klien. 2.7 STANDAR KINERJA
RESOLUSI RISIKO
PENERIMAAN
MANAJEMEN
of
Management’s
(Resolution
Acceptance of Risk) Jika
ketua
tim
audit
mengetahui
bahwa
manajemen senior (MP-AMAI) telah menerima suatu risiko (residual risk) tetapi tidak diterima (ditolak) oleh organisasi. Ketua tim audit harus mendiskusikan hal tersebut dengan manajemen senior
(MP-AMAI).
Jika
keputusan
yang
berhubungan dengan risiko tersebut tidak dapat diterima ketua tim audit dan manajemen senior (MP-AMAI) harus melaporkan hal tersebut ke dewan untuk resolusi.
36
Standar Audit
Mutu Akademik Interna GLOSSARY Nilai tambah (add value):
Nilai yang diberikan oleh suatu kegiatan perbaikan untuk mencapai tujuan organisasi, pengidentifikasian perbaikan operasi, dan atau mengurangi risiko yang terjadi melalui kedua pelayanan penjaminan dan konsultasi. Pengawasan yang cukup (Adequate Control): Jika manajemen telah merencanakan dan mengorganisasikan suatu cara bahwa adanya penjaminan cukup beralasan, bahwa risiko organisasi telah dikelola dengan efektif, dan bahwa tujuan dan sasaran organisasi akan dicapai secara efisien dan ekonomis. Pelayanan penjaminan (Assurance services): Suatu pemeriksaan yang obyektif dari suatu bukti untuk maksud penilaian yang independen atas manajemen risiko, kontrol, atau proses– proses tata pamong (governance) untuk suatu organisasi. Contoh: keuangan, kinerja organisasi, pemenuhan harapan, sistem keamanan, dan kegiatan/pekerjaan yang didasarkan atas kerajinan.
37
Standar Audit
Mutu Akademik Interna Dewan (Board):
Organization’s governing body, seperti board of directors, supervisory board, head of an agency, atau legislative body, atau suatu bagian yang dirancang oleh suatu organisasi, termasuk di dalamnya komite audit. Suatu organisasi di mana kepada siapa ketua tim audit (lead auditor) harus melapor. Piagam (Charter): Charter dari kegiatan audit mutu akademik internal adalah suatu dokumen tertulis yang secara formal mendefinisikan tujuan (purpose) kegiatan, kewenangan, dan tanggungjawab. Charter harus a). menetapkan posisi kegiatan audit mutu akademik internal didalam suatu organisasi; b). memberi kewenangan akses ke rekaman, personil, dan kepemilikan fisis yang relevan terhadap kinerja suatu kegiatan/pekerjaan; dan c). menetapkan ruang lingkup kegiatan audit mutu akademik internal. Ketua tim audit (Lead auditor): Posisi tertinggi di dalam organisasi yang bertanggung jawab atas kegiatan audit mutu akademik internal. Biasanya, ia adalah direktur audit mutu akademik internal. Kegiatan audit mutu akademik internal untuk di luar penyedia layanan, ketua tim audit adalah orang yang bertanggung jawab untuk mengawasi kontrak pelayanan dan jaminan kualitas secara keseluruhan, melaporkan kepada manajemen senior, dan dewan berkaitan dengan kegiatan audit internal dan tindak lanjut dari hasil-hasil
38
Standar Audit
Mutu Akademik Interna
perjanjian. Pernyataan tersebut juga termasuk setiap jabatan sebagai auditor umum, ketua auditor internal, dan inspektur jenderal. Kode etik (Ethic Codes): Prinsip-prinsip yang relevan untuk profesi dan praktisi pengauditan mutu akademik internal dan aturan main yang menjelaskan perilaku yang diharapkan dari auditor mutu akademik internal. Kode etik diterapkan untuk kedua belah pihak dan bagi mereka yang memberikan pelayanan kegiatan audit mutu akademik internal. Tujuan kode etik adalah untuk mempromosikan suatu budaya etis bagi profesi pengauditan internal secara global. Pemenuhan (Compliance): Kesesuaian dan kepatuhan terhadap kebijakan-kebijakan, rencanarencana,
prosedur-prosedur,
hukum-hukum,
peraturan-peraturan,
kontrak-kontrak, atau persyaratan-persyaratan yang lain. Konflik kepentingan (Conflict of Interest): Setiap hubungan yang timbul tidak dalam kepentingan yang terbaik untuk organisasi. Suatu konflik kepentingan dapat menyebabkan prasangka jelek pada kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugasnya dan tanggung jawabnya secara obyektif.
39
Standar Audit
Mutu Akademik Interna Pelayanan konsultasi (Consulting services):
Petunjuk yang berhubungan dengan kegiatan pelayanan terhadap klien, sifat dan lingkupnya disetujui bersama dengan klien, dimaksudkan untuk meningkatkan nilai tambah dan perbaikan tata pamong organisasi, manajemen risiko, dan proses-proses control. Pada kegiatan ini auditor mutu
akademik
internal
tidak
mengambil
alih
tanggungjawab
manajemen. Contoh-contoh termasuk bimbingan dan pelatihan. Pengawasan (Control): Setiap tindakan yang diambil oleh manajemen, dewan, dan pihak-pihak lain untuk mengelola risiko dan usaha untuk peningkatan tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Manajemen merencanakan, mengorganisasi, dan mengarahkan kinerja dengan tindakan yang cukup beralasan untuk menjamin bahwa tujuan dan sasaran dapat tercapai. Kontrol lingkungan (Control Environment): Sikap dan tindakan dari dewan dan manajemen dalam rangka kontrol organisasi. Kontrol lingkungan dimaksudkan untuk mendisiplinkan dan strukturisasi dalam rangka pencapaian tujuan utama dari sistem kontrol internal. Kontrol lingkungan mencakup elemen-elemen berikut: •
integritas dan nilai-nilai etis,
•
filosofi manajemen dan gaya pelaksanaan,
•
struktur organisasi,
•
penugasan kewenangan dan tanggungjawab,
40
Standar Audit
Mutu Akademik Interna •
kebijaksanaan sumberdaya manusia dan praktek-praktek,
•
kompetensi personil.
Proses control (Control Processes): Kebijaksanaan, prosedur, dan kegiatan yang merupakan bagian dari kontrol kerangka kerja, yang dirancang untuk menjamin bahwa risikorisiko yang ada masih dalam toleransi dari risiko tersebut. Kegiatan/pekerjaan (Engagement): Tugas spesifik atau kegiatan review dalam audit mutu akademik internal. Seperti audit internal, kegiatan evalusai diri, pengujian kebohongan (fraud), atau konsultansi. Engagement dapat mencakup tugas-tugas atau aktivitas-aktivitas ganda, yang dirancang untuk menyelesaikan satu set kegiatan tertentu yang berhubungan dengan tujuan. Tujuan Kegiatan (Engagement Objectives): Pernyataan dewan yang dikembangkan oleh auditor internal yang didefinisikan sebagai penyelesaian kegiatan. Program Kerja Kegiatan (Engagement Work Program): Suatu dokumen daftar prosedur yang harus dipatuhi selama kegiatan, dirancang untuk mencapai rencana kegiatan.
41
Standar Audit
Mutu Akademik Interna Penyedia Layanan Eksternal (External Service Provider):
Orang atau perusahaan di luar organisasi yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman khusus dalam suatu disiplin tertentu. Penipuan (Fraud): Berbagai
tindakan
ilegal
yang
dicirikan
oleh
kebohongan,
penyembunyian, atau pelanggaran kepercayaan. Tindakan-tindakan ini tidak tergantung pada penerapan ancaman terhadap pelanggaran atau tekanan secara fisik. Kecurangan adalah dilakukan oleh kelompok (pihak) dan organisasi untuk memperoleh uang, barang-barang atau pelayanan, untuk tidak membayar, atau mengamankan keuntungan bisnis atau perorangan. Tata Pamong (governance): Kombinasi proses dan struktur yang diterapkan oleh dewan dalam rangka menginformasikan, mengarahkan, mengelola, dan memantau kegiatankegiatan organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut. Kecacatan/kelemahan (impairments): Kecacatan/kelemahan terhadap objektivitas pribadi dan independensi suatu organisasi dapat mencakup konflik kepentingan (conflicts of interest), terbatasnya cakupan (scope limitations), larangan akses terhadap catatancatatan (rekaman), personil, dan peralatan-peralatan, dan keterbatasan sumberdaya (pembiayaan).
42
Standar Audit
Mutu Akademik Interna Independen (Independence):
Kebebasan (kemerdekaan) dari keadaan/kondisi yang mengancam objektivitas atau kenampakan objektivitas tersebut. Ancaman terhadap obyektivitas harus dikelola pada diri auditor, pelaksanaan kegiatan, tingkatan fungsional dan organisasi. Kegiatan audit internal: Kegiatan audit internal untuk membantu suatu organisasi mencapai tujuannya dengan memberikan pendekatan yang sistematik, disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas dari manajemen risiko, pengawasan, dan proses tata pamong. Objektivitas: Suatu sikap mental yang tidak berat sebelah yang memungkinkan auditor internal untuk melaksanakan perjanjian sedemikian rupa sehingga mereka memiliki kepercayaan yang jujur dalam produk kerja mereka dan tidak kompromi terhadap kualitas yang signifikan yang dibuat. Residual Risk: Sisa-sisa
risiko
sesudah
manajemen
mengambil
tindakan
untuk
mengurangi dampak dan kemungkinan suatu peristiwa yang merugikan, termasuk kegiatan pengawasan.
43
Standar Audit
Mutu Akademik Interna Manajemen risiko (Risk Management):
Suatu proses untuk mengenal, menilai, mengelola, dan pengawasan yang potensial atau keadaan untuk menyediakan jaminan yang beralasan berkaitan dengan pencapaian tujuan organisasi. Harus (Should): Penggunaan kata harus (should) dalam standar diartikan sebagai suatu kewajiban yang bersifat perintah. Standar (Standard): Suatu pernyataan profesional yang disebarluaskan oleh Internal Auditing Standards Board yang memberikan gambaran tentang persyaratan yang diperlukan untuk melakukan segala (broad range) kegiatan audit internal, dan untuk evaluasi pelaksanaan/ unjuk kerja audit internal. DAFTAR PUSTAKA Jackson, N., 1996, Internal Academic Quality Audit in UK Higher Education: part I – Current Practice and Conceptual Frameworks, Quality Assurance in Education, Vol. 4, No. 4, pp. 37-46) http://www. theiia.org.
44