C. Hakikat Menulis Menulis adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengungkapkan gagasan atau ide kedalam bentuk tulisan.Sayangnya, kebiasaan yang baik ini kurang diminati oleh siswa. Beberapa siswa mengatakan bahwa kegiatan menulis membosankan dan tidak menyenangkan, sementara yang lain mengatakan menulis itu sulit. Kata mereka, yang paling sulit dari menulis adalah menemukan ide tulisan. Kalaupun ide sudah ada bagaimana mulai menuliskannya, kalimat apa dulu yang harus ditulis, dan menyusun kalimatnya seperti apa, adalah di antara keluhan-keluhan yang banyak disampaikan siswa ketika mereka harus menulis. Apakah benar menulis itu kegiatan yang tidak menarik dan sulit sebagaimana yang dipersepsikan oleh siswa. Hernowo (2005) mengatakan bahwa percaya atau tidak, kita semua bisa menjadi penulis. Di suatu tempat di dalam diri setiap manusia ada jiwa unik yang berbakat yang mendapatkan kepuasan mendalam karena menceritakan suatu kisah, menerangkan bagaimana melakukan sesuatu, atau sekedar berbagi rasa dan pikiran. Dorongan untuk menulis itu sama besarnya dengan dorongan untuk berbicara, untuk mengkomunikasikan pikiran dan pengalaman kita kepada orang lain, untuk paling tidak, menunjukkan siapa diri kita ini. Dengan demikian, semua orang termasuk siswa kita sebenarnya memiliki kemampuan untuk menulis. Namun, bagaimana guru dapat mendorong siswa untuk mempraktikkan, mengasah, dan memunculkan kemampuan menulisnya? 20 Sebenarnya dalam proses pembelajaran, mata pelajaran apa pun, ada kegiatan-kegiatan yang menuntut siswa untuk menulis. Menjawab pertanyaan pemahaman secara tertulis berkaitan dengan topik bahasan, membuat catatan sendiri, membuat rangkuman atau membuat laporan adalah kegiatan-kegiatan menulis yang biasa dilakukan di dalam proses pembelajaran. Terlebih dalam pelajaran bahasa, baik pelajaran bahasa Indonesia atau bahasa Inggris, siswa belajar tentang teori-teori menulis dengan sedikit praktek menulis. Namun, ternyata kegiatan-kegiatan tersebut tidak serta merta menjadikan siswa terampil menulis. Begitupula pada pembelajaran pembuatan blog di internet. Menulis pada dasarnya bukan hanya sekedar menuangkan isi pikiran ke dalam bentuk tulisan, tetapi lebih pada proses kreatif dalam menuangkan gagasan ke
20
14
Sri Mulyawati, Menulis, Keterampilan yang Terabaikan, Artikel dalam Republika (Jakarta),9Juli2008, p. 8. MengenaL PeneLitian tindakan keLas
14
Lampiran 4(A) PTK revisi.indd 14
Mengenal Penelitian Tindakan Kelas
Lampiran 4(A) PTK revisi pigura.302 302
8/11/2009 1:17:27 AM
302
8/12/2009 5:21:26 PM
dalam wacana agar dapat dibaca, dipahami dengan mudah, dan lebih dari itu menarik untuk dibaca. Supaya dapat dibaca dan dipahami dengan mudah, menulis tentu harus mengikuti kaidah bahasa dan aturan penulisan. Namun, bukan berarti dalam pembelajaran menulis guru memberondong siswa dengan teori-teori menulis yang justru akan berakibat anak jadi malas untuk menulis. Keterampilan menulis adalah keterampilan proses. Mengajarkan keterampilan menulis seyogyanya lebih ditekankan pada proses menghasilkan satu tulisan, lebih pada bagaimana siswa secara bertahap mampu membuat karya tulis, tulisan tentang apa pun yang mereka tahu dan mereka sukai. Berikut ini lima terobosan yang diajukan A Chaedar (2005) dalam pelajaran bahasa agar siswa mampu menulis, yaitu: 21 1. Giatkan menulis kolaboratif Kolaborasi adalah suatu teknik pengajaran menulis dengan melibatkan sejawat atau teman untuk saling mengoreksi. Sejawat yang diajak berkolaborasi itu disebut kolaborator. Dalam kelas besar, siswa dibagi dalam kelompokkelompok kecil membentuk literracy circle, terdiri atas tiga atau empat orang. Masing-masing anggota membaca karangan atau tulisan teman dalam kelompoknya. Sewaktu membaca, kolaborator memberikan tanda pada kesalahan-kesalahan kecil dan setelah itu memberikan komentar atau respons terhadap tulisan teman-teman satu kelompoknya. 2. Tumbuhkan rasa senang waktu menulis Untuk membangun keterampilan menulis, biarkan potensi siswa meledakledak, berteriak, menjerit, berisak tangis, berbisik sendu, bermesra ria dengan nuraninya sendiri dalam bentuk yang disukainya, baik dalam bentuk tulisan informatif, argumentatif, eksploratif, imajinatif, persuasif, atau ekspresif. 3. Berikan feedback Berikan masukan dan komentar yang produktif, interaktif, dialogis, dan mencerdaskan pada tulisan siswa, bukan sekedar komentar basa basi. Sehingga siswa merasa diperhatikan oleh gurunya dengan sepenuh hati. Perhatian guru merupakan inspirasi buat siswa untuk meningkatkan prestasinya. 4. Gunakan bidang studi sebagai media Beri kesempatan pada siswa untuk menulis dengan tema yang mereka kuasai. Biarkan mereka menulis dengan bebas. Mereka bebas menuliskan apa saja yang ingin dituliskan sesuai dengan bidang yang dikuasainya. 21
Ibid, p.8
15
Lampiran-Lampiran
Lampiran 4(A) PTK revisi.indd 15
8/11/2009 1:17:27 AM
303
Lampiran 4(A) PTK revisi pigura.303 303
15
Lampiran-Lampiran
8/12/2009 5:21:27 PM
5. Ajarkan menulis sedini mungkin Kita dapat fasih berbahasa lisan karena kita telah membiasakannya sejak kecil. Andaikan sejak kecil kita sudah dibiasakan menulis, tentu kita akan terampil menulis pada saat ini. Jadi, faktor kebiasaan dan banyak berlatih adalah kunci dalam menulis. Siswa umumnya menganggap menulis merupakan kegiatan yang sulit untuk dilakukan sebagaimana guru bahasa menganggap menulis merupakan keterampilan yang sulit untuk diajarkan. Siswa seringkali dilanda frustasi ketika menulis. Begitupun guru, dalam pembelajaran menulis guru terkadang menemui kesulitan harus apa dulu yang diajarkan. Namun, karena mengajar sebaiknya dimulai dari mengajarkan yang mudah ke yang sulit, maka sebelum belajar menulis tulisan yang menuntut argumentasi, misalnya, siswa akan lebih mudah belajar menulis tulisan naratif terlebih dahulu, menulis tentang diri sendiri, perasaan, pengalaman, saudara, teman, sekolah, dan sebagainya. Umumnya orang menulis tentang pengalaman pribadi di dalam buku diari atau buku catatan harian. Tidak ada salahnya guru menugaskan siswa untuk memilikinya dan menganjurkan mereka menulis tentang apa saja yang mereka amati dan pengalaman apa saja yang mereka alami. Kalaupun ada siswa yang tidak berusaha memiliki dan menulis di buku catatan harian, tidak masalah. Sekali-kali guru perlu membaca buku catatan harian siswa dan memberikan komentar yang positif pada tulisan mereka. Guru pun dituntut untuk meningkatkan kemampuan menulis. Tulisan guru dapat dijadikan contoh atau model menulis bagi siswa. Dengan melakukan sendiri kegiatan menulis, guru akan memiliki empati terhadap siswa, merasakan kesulitan sebagaimana yang dialami siswa. Hal yang tidak kalah penting adalah guru dan siswa bersama-sama menghidupkan kebiasaan menulis. Budaya menulis akan tercipta apabila guru dan siswa sama-sama memiliki kebiasaan menulis. Untuk dapat meningkatkan kreativitas menulis siswa melalui pengelolaan blog di internet, guru harus dapat memberikan contoh bagaimana menulis. Meng-update blog secara rutin, melakukan interaksi dengan siswa, dan mengundang siswa untuk datang ke blog guru memberikan komentar. Untuk menciptakan kreativitas dibutuhkan juga lingkungan belajar kondusif yang menyenangkan (fun), penuh rasa humor, spontan, dan memberi ruang bagi siswa untuk melakukan berbagai permainan atau percobaan.
16
MengenaL PeneLitian tindakan keLas
16
Lampiran 4(A) PTK revisi.indd 16
Mengenal Penelitian Tindakan Kelas
Lampiran 4(A) PTK revisi pigura.304 304
8/11/2009 1:17:27 AM
304
8/12/2009 5:21:28 PM
D. Hakikat Kelas Akselerasi Kelas Akselerasi adalah kelas yang proses seleksinya sangat ketat sesuai dengan petunjuk teknik penyelenggaraan program akselerasi yang telah dikeluarkan oleh depdiknas. Para siswa diberi kesempatan belajar di SMP hanya dalam waktu 2 (dua) tahun saja. Berbeda dengan kelas reguler, materi pembelajaran yang diberikan di kelas akselerasi adalah hanya materi esensial. 22 Saat ini sekolah penyelenggara program atau layanan kelas akselerasi telah cukup banyak. SMP Labschool Jakarta adalah sekolah yang pertama kali membuka kelas akselerasi. Tanpa terasa dari tahun 1998 sampai dengan saat ini, Labschool terus memperbaiki kurikulum yang ada di kelas akselerasi. Dengan terus melakukan terobosan-terobosan baru di bidang pendidikan. Proses pembelajaran di kelas akselerasi selama ini masih terlalu berorientasi terhadap penguasaan teori dan hafalan dalam semua bidang studi yang menyebabkan kemampuan belajar peserta didik menjadi terhambat. Metode pembelajaran yang terlalu berorientasi pada guru cenderung mengabaikan hak-hak dan kebutuhan, serta pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, sehingga proses pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan, dan mencerdaskan terasa kurang optimal.23 Karena itu SMP labschool Jakarta sebagai sekolah penyelenggara kelas akselerasi harus mampu melakukan inovasi dalam pembelajaran berbasis TIK. Diantara inovasi itu adalah dengan mengelola blog di internet yang dapat membantu siswa akselerasi belajar tidak hanya di dalam kelas, tetapi juga di luar kelas. Sehingga kualitas lulusan akselerasi dapat berkompetensi unggul di era persaingan global saat ini dengan menjadi sekolah bertaraf internasional. Materi di kelas akselerasi tidak berbeda dengan kelas reguler. Hanya saja, waktu pembelajaran yang tadinya tiga tahun menjadi dua tahun. Kalau pembelajaran di kelas lain lebih rinci pembahasannya, maka di akselerasi guru cukup memberikan materi esensial dan kemudian siswa mengembangkannya sendiri sesuai dengan aliran psikologi konstruktivisme. Penetapan kegiatan pembelajaran bagi program akselerasi membawa konsekwensi kepada guru untuk memodifikasi kegiatan pembelajaran bagi peserta didik reguler ke corak kegiatan pembelajaran yang menuntut corak berpikir tingkat tinggi (metacognition).
Tim Depdiknas, Pedoman penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik berkecerdasan istimewa (program akselerasi) (Jakarta: Depdiknas,2007), p 50
Ibid, p. 56
22
23
17
Lampiran-Lampiran
Lampiran 4(A) PTK revisi.indd 17
8/11/2009 1:17:27 AM
305
Lampiran 4(A) PTK revisi pigura.305 305
17
Lampiran-Lampiran
8/12/2009 5:21:29 PM
Pola pembelajaran yang demikian luas cakupan dimensinya tidak cukup menggunakan pola one way traffic, sehingga pola seperti pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) maupun mengutamakan produk / proyek lebih banyak digunakan. Pembelajaran pun tidak lagi satu sumber melainkan dari berbagai sumber. 24 Oleh karena itu ada beberapa pengaruh yang harus diperhatikan : 1. Pengaruh Pembelajaran yang mengundang di Kelas Akselerasi Pada era TIK/ICT, pembelajaran yang mengundang semakin mudah dijalani. Internet menawarkan sumber daya hampir tidak terbatas untuk meningkatkan kualitas dan daya saing seseorang. Melalui pembelajaran yang mengundang, seorang pembelajar pun bisa belajar mendidik disiplin diri, meningkatkan kreativitas dan belajar secara mandiri dengan perasaan senang. Pembelajaran adalah sebuah proses dan bukan sekedar tujuan. Sebagai sebuah proses maka pembelajaran akan dilakukan terus menerus dan sebenarnya tidak akan pernah berhenti selama kita masih hidup (life-long learning). Mengundang adalah mengajak siswa untuk aktif dalam melakukan kegiatan belajar dengan suasana yang mengasyikkan secara mandiri. Karena itu, tujuan-tujuan pembelajaran akan dengan mudah tercapai apabila peserta didik di kelas akselerasi dapat termotivasi dan memiliki motivasi dalam belajar. Adanya motivasi yang kuat merupakan kunci sukses pembelajaran. Dalam Peraturan Pemerintah (Permen) Bab IV Pasal 19 No. 19 Tahun 2005 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik. Sesuai dengan isi peraturan pemerintah di atas, maka ada sejumlah prinsip khusus dalam pengelolaan pembelajaran yang mengundang, yaitu: interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan menantang serta menimbulkan motivasi dalam belajar. Dalam penerapannya di kelas akselerasi, model pembelajaran ini pada dasarnya meminta semua pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran yaitu guru dan siswa untuk memiliki kemampuan merefleksikan pengalaman dan kemauan untuk membagikan pengalaman tersebut dalam proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. Dengan proses tersebut diharapkan baik guru dan siswa dapat menjadi pribadi pembelajar sepanjang hayat. 24
18
Ibid, p. 58 MengenaL PeneLitian tindakan keLas
18
Lampiran 4(A) PTK revisi.indd 18
Mengenal Penelitian Tindakan Kelas
Lampiran 4(A) PTK revisi pigura.306 306
8/11/2009 1:17:27 AM
306
8/12/2009 5:21:30 PM
2. Pengaruh Motivasi di kelas Akselerasi Dalam bukunya Educational Psychology, Stephen N Elliot dkk mendefinisikan motivasi sebagai sebuah keadaan internal yang mendorong kita untuk melakukan tindakan, mendorong kita pada arah tertentu serta membuat kita tetap bertahan melakukan kegiatan tertentu. Beberapa alasan mengapa motivasi atau dorongan dari guru berpengaruh sangat besar dalam pembelajaran yang mengundang adalah: a. Motivasi membangkitkan energi b. Motivasi mengarahkan seseorang pada tujuan-tujuan tertentu c. Motivasi mendorong orang untuk memulai kegiatan serta bertahan melakukan aktivitas tersebut. Motivasi dapat menimbulkan minat seseorang terhadap sesuatu, mempelajarinya secara lebih bermakna, dan mempraktikkannya. Namun pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Motivasi itu sendiri terbagi dua yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah perilaku yang muncul karena minat dan keingintahuan yang muncul dari dalam diri seseorang. Motivasi ekstrinsik adalah perilaku seseorang yang muncul karena dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar dirinya seperti penghargaan, hukuman, atau tekanan sosial.25 Mengingat pentingnya faktor motivasi ini maka setiap pihak yang terlibat dalam aktivitas persekolahan harus berusaha memperhatikan dan mencari cara untuk menumbuhkan, menjaga, serta mengarahkan motivasi tersebut agar peserta didik dapat meraih prestasi optimal. Richard I Arends dalam bukunya Learning to Teach menyarankan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memotivasi para peserta didik, antara lain : 26 a) Sikap percaya guru pada kemampuan siswa b) Menciptakan situasi belajar yang positif c) Membangun perhatian dan nilai-nilai intrinsik siswa d) Mengatur tingkat kesulitan tugas e) Memanfaatkan balikan (feedback) f) Memperhatikan kebutuhan siswa g) Fasilitasi pembentukan kelompok dan kohesi kelompok
25 26
Prof. Dr. Oemar Hamalik, Perencananaan Pengajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), p 154. Joko Prayitno, Motivasi dalam Belajar, Artikel dalam Republika (Jakarta), 18 Juni 2008, p.8
19
Lampiran-Lampiran
Lampiran 4(A) PTK revisi.indd 19
8/11/2009 1:17:28 AM
307
Lampiran 4(A) PTK revisi pigura.307 307
19
Lampiran-Lampiran
8/12/2009 5:21:31 PM
3. Pengaruh aliran psikologi dalam pembelajaran di kelas Akselerasi Proses pembelajaran di sekolah selama ini lebih banyak berorientasi pada learning to content, akibatnya peserta didik harus menguasai materi pembelajaran sebanyak yang tercantum dalam kurikulum atau dengan kata lain sering disebut subject matter oriented. Pengaruh aliran-aliran psikologi dalam proses pembelajaran sangat kuat. Setiap aliran memiliki ciri dan kontribusi bagi proses pembelajaran dan berkembang sesuai zamannya secara dinamis. Aliran-aliran psikologi yang besar antara lain behaviorisme, intrapsikis / psikoanalisa, cognitivisme, humanisme dan yang cenderung baru yaitu konstruktivisme. Aliran behaviorisme menekankan pada faktor eksternal (lingkungan) yang paling mempengaruhi perilaku seseorang, intrapsikis menekankan pada faktor internal, cognitivisme menekankan struktur kognitif, humanisme menekankan pada aspek internal dan eksternal dan konstruktivisme menekankan pada aspek internal dan eksternal dengan fokus adanya proses memaknai interaksi yang terjadi untuk membentuk konstruk tertentu dalam diri seseorang. Aliran konstruktivisme dewasa ini mulai banyak dikembangkan dalam proses pembelajaran (khususnya di kelas akselerasi) dengan harapan pembelajaran lebih memiliki makna sesuai dengan empat pilar pendidikan menurut UNESCO yaitu: learning to know, learning to to, learning to live together, dan learning to be. Empat pilar tersebut menuntut proses pembelajaran bergeser dari learning to content ke learning how to learn dan pergeseran dari pembelajaran berpusat ke guru (teacher oriented) ke berpusat kepada siswa (student oriented).27 Konstruktivisme menekankan pembelajar mengkonstruksi pengalaman belajarnya untuk melakukan proses aktif membangun konsep-konsep baru, pengertian-pengertian baru, pengetahuan-pengetahuan baru berdasarkan data, informasi dan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Proses tersebut akan efektif jika siswa mampu secara kreatif merancang tujuan belajar dan memiliki kepedulian yang kuat terhadap proses belajar. Dengan demikian kontruktivisme dalam pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Penerapan konstruktivisme dalam proses belajar-mengajar menghasilkan metode pengajaran yang menekankan aktivitas utama pada siswa (Fosnot, 1996; Lorsbach & Tobin, 1992). Teori pendidikan yang didasari konstruktivisme
27
20
Rosiman, ”Peranan Teknologi Pendidikan dalam Membangun Konstruktivisme dalam Pembelajaran”, (Jakarta: Program Pascasarjana UNJ), 2008, p.6 MengenaL PeneLitian tindakan keLas
20
Lampiran 4(A) PTK revisi.indd 20
Mengenal Penelitian Tindakan Kelas
Lampiran 4(A) PTK revisi pigura.308 308
8/11/2009 1:17:28 AM
308
8/12/2009 5:21:32 PM
m pe se di M ya be te ad D pe
memandang murid sebagai orang yang menanggapi secara aktif objek-objek dan peristiwa-peristiwa dalam lingkungannya, serta memperoleh pemahaman tentang seluk-beluk objek-objek dan peristiwa-peristiwa itu. Menurut teori ini, perlu disadari bahwa siswa adalah subjek utama dalam kegiatan penemuan pengetahuan. Mereka menyusun dan membangun pengetahuan melalui berbagai pengalaman yang memungkinkan terbentuknya pengetahuan. Mereka harus menjalani sendiri berbagai pengalaman yang pada akhirnya memberikan percikan pemikiran (insight) tentang pengetahuan-pengetahuan tertentu. Hal terpenting dalam pembelajaran adalah siswa perlu menguasai bagaimana caranya belajar (Novak & Gowin, 1984). Dengan itu, ia bisa jadi pembelajar mandiri dan menemukan sendiri pengetahuanpengetahuan yang ia butuhkan dalam kehidupan.28 Pandangan konstruktivisme tentang pendidikan sejalan dengan pandangan Ki Hadjar yang menekankan pentingnya siswa menyadari alasan dan tujuan ia belajar. Baginya perlu dihindari pendidikan yang hanya menghasilkan orang yang sekadar menurut dan melakukan perintah (dalam bahasa Jawa = dhawuh). Ki Hadjar mengartikan mendidik sebagai “berdaya-upaya dengan sengaja untuk memajukan hidup-tumbuhnya budi-pekerti (rasa-fikiran, rokh) dan badan anak dengan jalan pengajaran, teladan dan pembiasaan...” Menurutnya, jangan ada perintah dan paksaan dalam pendidikan. Pendidik adalah orang yang mengajar, memberi teladan dan membiasakan anak didik untuk menjadi manusia mandiri dan berperan dalam memajukan kehidupan masyarakatnya. Jika pun ada ganjaran dan hukuman, maka “ganjaran dan hukuman itu harus datang sendiri sebagai hasil atau buahnya segala pekerjaan dan keadaan.” Ini mengingatkan penulis kepada teori perkembangan dari tokoh psikologi kognitif, Jean Piaget (1954), bahwa anak mengkonstruksi sendiri pengetahuannya melalui pengalaman bertemu dengan objek-objek di lingkungan. Merujuk Piaget, anak adalah pembelajar yang pada dirinya sudah memiliki motivasi untuk mengetahui dan akan memahami sendiri konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Teori Piaget juga merupakan salah satu dasar dari konstruktivisme. Ini menunjukkan adanya kesesuaian antara pemikiran Ki Hadjar dan konstruktivisme.
Ki be se H m de pe m da da at te m ob di ko da Ki
Sejalan dengan konstruktivisme, Ki Hadjar yang memakai semboyan “Tut Wuri Handayani”, menempatkan pengajar sebagai orang yang berada di belakang siswa, membimbing dan mendorong siswa untuk belajar, memberi teladan, serta membantu siswa membiasakan dirinya untuk menampilkan perilaku yang bermakna
28
C. Fosnot, Constructivism: A Psychologycal Theory of Learning, Dalam C. Fosnot (Editor): Constructivism: Theory, Perspectives, and Practice (NewYork: Teachers College 1996), p. 54
21
Lampiran-Lampiran
W sis m
21
28 Lampiran 4(A) PTK revisi.indd 21
8/11/2009 1:17:28 AM
309
Lampiran 4(A) PTK revisi pigura.309 309
Lampiran-Lampiran
8/12/2009 5:21:34 PM
dan berguna bagi masyarakatnya. Pengajar harus banyak terlibat dengan siswa agar ia memahami konteks yang melingkupi kegiatan belajar siswa. Ia juga melibatkan siswa dalam menentukan apa yang hendak dibicarakan dalam kegiatan belajar-mengajar sehingga siswa benar-benar terlibat. Keterlibatan pengajar dengan siswa pada saat-saat siswa sedang berjuang menemukan berbagai pengetahuan sangat diperlukan untuk menumbuhkan rasa percaya siswa baik pada dirinya sendiri maupun pada pengajar.29 Karena hal tersebut di atas, siswa akselerasi dalam proses pembelajaran internet dengan materi mengelola blog harus dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang didapatkannya. Sehingga dapat meningkatkan kreativitas menulisnya dengan baik pula. Hal ini dapat terwujud apabila guru dapat mengarahkan, membuat pembelajaran yang mengundang, dan memotivasi siswa akselerasi untuk dapat menciptakan informasi melalui kemampuan menulis pada pembuatan blog di internet. Melalui pembuatan blog di internet diharapkan siswa dapat mengkonstruksi pemikirannya sendiri sesuai dengan aliran psikologi konstruktivisme. E. Hakikat Pengelolaan Blog di Internet Sebuah Weblog, Web log atau singkatnya Blog, adalah sebuah aplikasi web yang memuat secara periodik tulisan-tulisan (posting) pada sebuah webpage umum. Posting-posting tersebut seringkali dimuat dalam urutan posting secara terbalik, meskipun tidak selamanya demikian. Situs web semacam itu biasanya dapat diakses oleh semua pengguna internet sesuai dengan topik dan tujuan dari si pengguna blog tersebut. Media Blog pertama kali di populerkan oleh Blogger. Com, yang dimiliki oleh PyraLab sebelum akhirnya PyraLab diakuisi oleh Google. Com, pada tahun 2002. Menulis Blog Mungkin dianggap sebagai pekerjaan mengisi waktu luang bagi kebanyakan orang pada awalnya tetapi kenyataan yang sering terjadi kemudian adalah seorang penulis blog yang aktif memerlukan waktu yang lebih dari sekadar mengisi waktu luang. Walaupun bisa jadi memerlukan waktu dan perhatian khusus, menulis blog bukanlah pekerjaan yang sia-sia. Bahkan penulis blog yang andal bisa setenar artis terkenal.
29
22
Bagus Takwin, Konstruktivisme dalam Pemikiran, (Jakarta: 2007) dalam url : http:// tamansiswa.org/magazine/pusara/konstruktivisme-dalam-pemikiran.html MengenaL PeneLitian tindakan keLas
22
Lampiran 4(A) PTK revisi.indd 22
Mengenal Penelitian Tindakan Kelas
Lampiran 4(A) PTK revisi pigura.310 310
8/11/2009 1:17:28 AM
310
8/12/2009 5:21:35 PM
Blog di internet mudah dibuat oleh seorang pemula tanpa harus tahu bahasa HTML (Hypertext Markup Language). Asalkan memiliki kemampuan mengetik dengan komputer dan kemampuan menulis naskah atau tulisan. Ada banyak topik bisa ditulis. Ada banyak peristiwa bisa dicatat. Ada banyak polemik yang bisa dipecahkan. Setidaknya banyak hal yang didapat jika tulisan seorang blogger mendapatkan cukup banyak perhatian pembaca. Sebuah blog dapat menimbulkan interaksi dan umpanbalik, menghasilkan informasi, pengetahuan, atau hiburan bagi pembaca, maka jangan heran kalau tulisan yang dibuat dan bagus itu ditunggu-tunggu, dan situs blog yang dibuat mendapatkan tempat kehormatan pada daftar bookmark pengunjung setia. 1. Asal Mula dan Sejarah Singkat Blog Istilah blog berasal dari dua kata, yaitu web log. Sehingga sebuah blog dapat diartikan sebagai catatan, jurnal, diary, atau apapun yang ingin Anda tulis, yang dipublikasikan di dalam sebuah website. Blog pada umumnya berbentuk rangkaian tulisan kronologis dengan tulisan terbaru berada pada bagian atas. Hal yang bisa dimengerti karena posisi teratas mudah untuk diakses pengunjung, dan mudah untuk diketahui pengunjung apabila terdapat tulisan yang baru di-update. Blog modern seperti yang dikenal pada saat ini merupakan pengembangan dari online diary yang dimulai dari tahun 1994. Seperti tercermin dari namanya, online diary adalah diary atau jurnal seseorang yang dipublikasikan melalui internet. Pada online diary, orang-orang menuliskan aktivitas dan pengalaman mereka dari hari ke hari, dapat juga berupa komentar, puisi, atau pemikiran lain. 30 Karena bersifat online, maka online diary tentunya diperuntukkan agar orang lain dapat membacanya. Pembaca juga mampu berkontribusi di dalamnya dengan menuliskan tanggapan terhadap penulis online diary. Seiring dengan perkembangan internet dan teknologi, online diary mulai berkembang dengan mengombinasikan unsur multimedia, yaitu text, video, dan gambar. Di lain pihak, website perusahaan maupun personal yang saat itu mulai marak, sering menampilkan menu News (atau What’s New) pada halaman utama yang berisi berita terbaru yang disusun berdasarkan tanggal terbaru. Unsur-unsur gabungan dari sebuah website pada umumnya dan online diary inilah yang kemudian melahirkan web blog atau blog.
30
Joko Nurjadi, “Membuat Blog”, Majalah Pcmedia no. 1 (2008), dalam url http://www. pcmedia.co.id/detail.asp?Id=1951&Cid=22&Eid=51
23
Lampiran-Lampiran
Lampiran 4(A) PTK revisi.indd 23
8/11/2009 1:17:29 AM
311
Lampiran 4(A) PTK revisi pigura.311 311
23
Lampiran-Lampiran
8/12/2009 5:21:36 PM
Karena itu, blog saat ini tidak hanya menampilkan content, tetapi juga diperkaya dengan fitur-fitur lain sebagaimana layaknya sebuah website. Fiturfitur tersebut antara lain adalah link ke blog/website lain, juga terdapat weblog search engine yang mengizinkan netter menelusuri topik-topik yang berhubungan satu sama lain sesuai dengan minatnya. Pembuat blog kemudian dikenal dengan nama blogger, dan menjadi hal yang umum (dan hampir wajib) untuk para blogger membentuk suatu persahabatan di dunia maya, baik dengan saling memberikan link website ataupun terlibat dalam suatu komunitas blog. Para blogger biasanya membentuk suatu komunitas yang dikoordinir oleh para blogger lainnya agar dapat menyebarkan dan memasarkan blognya di internet. 2. Blog-blog terkenal dan populer di dunia Pada tahun 2000 ke atas blog semakin berkembang pesat dengan munculnya blog-blog populer baik yang gratis maupun yang bayar, antara lain: a. AndrewSullivan.com Andrew Sullivan adalah seorang pembicara, komentator, kolumnis politik yang memiliki analisis dan gaya yang khas. Hal tersebut membuat blog Andrew Sullivan sebagai salah satu blog yang paling banyak dibaca di internet. Andrew Sullivan menyebut blognya dengan nama Daily Dish, dimulai pada akhir tahun 2000, dan dengan cepat menjadi blog politik yang sangat popular dengan panasnya berita-berita politik, dan terutama serangan teroris 11 September 2001 yang merontokkan Word Trade Center. Fakta juga mencatat bahwa blog politik merupakan kategori blog yang terhangat dan memiliki banyak pembaca, AndrewSullivan. com hanyalah salah satu contoh dari sekian banyak blog politik yang popular. Walaupun demikian, tidak berarti kategori blog lain tidak dapat mengumpulkan pembaca yang setia dalam jumlah yang fantastis. b. Scary Duck Scary Duck beralamatkan pada http://scaryduck.blogspot.com, tidak terpaku pada suatu kategori pembahasan seperti politik, olahraga, hiburan, atau yang lainnya, melainkan Scary Duck mencakup keseluruhannya. Gaya penulisan yang ringan tetapi dengan wawasan yang luas, ditambah dengan gambar yang jenaka membuat Scary Duck dinobatkan menjadi blog terbaik pada suatu kompetisi blog di Inggris pada tahun 2002. Scary Duck merupakan salah satu blog yang dapat dijadikan sebagai referensi! c. Hardware Blog Apabila ingin mengulas khusus mengenai hardware di dalam blog yang dibuat, Hardware Blog dengan alamat http://www.hwblog.com merupakan
24
MengenaL PeneLitian tindakan keLas
24
Lampiran 4(A) PTK revisi.indd 24
Mengenal Penelitian Tindakan Kelas
Lampiran 4(A) PTK revisi pigura.312 312
8/11/2009 1:17:29 AM
312
8/12/2009 5:21:38 PM
contoh blog yang mengulas pernak-pernik hardware. Hardware memang merupakan salah satu topik yang tidak pernah habis dibahas. Dengan ditunjang penulisan yang menarik dan tentunya pengetahuan yang baik mengenai hardware itu sendiri, blog sejenis ini sangat mungkin mendapatkan fans pembaca dalam tempo yang relatif cepat. 3. Membuat dan Mengelola Blog Hal pertama untuk memulai blog adalah menetapkan tujuan untuk apa blog dibuat. Apa yang ingin ditulis dan dipublikasikan? Misalkan saja, seorang blogger adalah seorang penggemar dan pengamat sepak bola yang berniat menuliskan review pertandingan-pertandingan favorit. Kemudian perlu dipikirkan perkembangannya, apakah ingin membuat blog yang khusus mengetengahkan sepak bola? Ataukah dapat berkembang luas, dan sepak bola hanyalah salah satu kategori yang terdapat dalam blog yang dibuat?. Hal seperti ini perlu dipertimbangkan masak-masak sebelum menentukan nama domain blog, yang tentunya mencerminkan isi blog. Tahap berikutnya adalah menentukan domain dan hosting untuk blog yang dibuat. Blogger dapat membuat sendiri blognya dari awal, mulai dari membeli domain dan menyewa hosting, desain web dan database, melakukan pengodean, hingga mempublikasikan web tersebut sebagaimana seorang webmaster bekerja. Pastinya tidak semua blogger harus memiliki latar belakang dan skill webmaster. Cara yang lebih mudah adalah dengan menggunakan jasa website blog/self-hosted blog (yang umumnya gratis), di mana dapat menciptakan nama sub-domain, dan menggunakan template blog yang disediakan.31 Seluruh fasilitas yang diperlukan oleh blogger tentunya sudah disediakan untuk mempermudah meng-upload content dan mengatur layout. Kekurangannya adalah fitur yang dapat digunakan terbatas pada fitur yang disediakan website tersebut. Salah satu contoh self-hosted blog yang dapat digunakan adalah WordPress, yang menggunakan backend database MySQL dan ditulis dengan PHP, beralamatkan pada wordpress. com. Langkah-langkah registrasi dan penggunaan WordPress sangat mudah dipahami, pilihan theme yang tersedia juga cukup bervariasi, dilengkapi dengan fitur-fitur seperti multibahasa, statistik, spam protection, content management, dan sebagainya.
31
Irwan Rouf dkk, Panduan Praktis Mengelola Blog, (Jakarta: Mediakita, 2007), p. 80.
25
Lampiran-Lampiran
Lampiran 4(A) PTK revisi.indd 25
8/11/2009 1:17:29 AM
313
Lampiran 4(A) PTK revisi pigura.313 313
25
Lampiran-Lampiran
8/12/2009 5:21:39 PM
Website-website popular lain yang menyediakan jasa serupa antara lain adalah Blogger (dulu bernama BlogSpot) dengan alamat blogger.com, WordLog (wordlog.com), bahkan website Friendster (friendster.com) juga telah menambahkan fasilitas blog bagi member-nya. Untuk blog yang lebih spesifik, terdapat beberapa kategori blog berdasarkan medianya, antara lain: a. Vlog (Video Blog) Merupakan singkatan dari Video Log, yang menggunakan media video sebagai content utama. Yang termasuk dalam kategori ini adalah YouTube (http://www.youtube.com). b. Photolog (Blog Photo) Sesuai dengan namanya, Photolog menggunakan media gambar sebagai content utama, tentunya cocok bagi blogger yang memiliki hobi atau memiliki pekerjaan pada bidang fotografi , ataupun sekadar hanya ingin menampilkan koleksi gambar dan foto. Jika seseorang sebagai blogger berada pada kategori ini, website yang menyediakan service-nya antara lain adalah Flickr yang beralamatkan pada http://www.flickr.com, FotoLog di http://www.photolog.com, dan masih banyak lagi. c. Tumbleblog (Variasi Blog) Tumbleblog merupakan variasi berbagai media seperti gambar, link, video, dan sebagainya. Salah satu website yang menyediakan service ini adalah http://tumblr.com. Format tumbleblog singkat tanpa menyertakan komentar yang umumnya ditemukan pada blog biasa. Sangat cocok jika seseorang ingin memublikasikan sesuatu dengan cepat dan to the point, misalnya sekadar berbagi kata inspirasi yang dapat menjadi memotivasi diri. Berkat teknologi yang berkembang pesat, blog juga mengalami migrasi device dari PC atau notebook menuju device lain seperti PDA dan ponsel, jenis blog ini dikenal dengan moblog, yang merupakan gabungan dari kata mobile dan blog. Tidak kalah dengan blog biasa, moblog juga mulai menyediakan dukungan multimedia seperti gambar dan video. Moblog berkembang dengan pesat diiringi dengan penggunaan fitur-fitur yang semakin digemari pada ponsel/PDA seperti kamera dan koneksi wireless, sehingga mempermudah melakukan publikasi gambar dengan cepat. Sebagaimana ungkapan lama mengatakan “satu gambar bermakna ribuan kata”, para moblogger dapat mengekspresikan yang mereka inginkan melalui gambar secara “on the fly”.
26
MengenaL PeneLitian tindakan keLas
26
Lampiran 4(A) PTK revisi.indd 26
Mengenal Penelitian Tindakan Kelas
Lampiran 4(A) PTK revisi pigura.314 314
8/11/2009 1:17:29 AM
314
8/12/2009 5:21:40 PM
Kemunculan blogger yang semakin meningkat dan terus bertambah setiap harinya membuat dunia internet semakin penuh dengan informasi baru. Seseorang mungkin tidak membutuhkan semua informasi tersebut, tetapi semua orang pasti membutuhkan sebuah informasi dan informasi yang dibutuhkan tersebut bisa jadi tersedia pada salah satu blog. Memutuskan menjadi blogger berarti memutuskan tampil di depan publik, agar apa yang disampaikan dapat dikagumi, dipuji, atau sebaliknya dibantah, dikoreksi dan dicerca oleh orang lain dalam bentuk komentar (atau bahkan blog saingan!). Publikasi dan informasi yang disampaikan pada publik, akan mengikuti proses penilaian yang menentukan apakah informasi itu akan disukai atau tidak disukai (yang pasti, keduanya bisa membuat popular). Beberapa anggapan menganggap blog sama dengan buku diary. Memang terdapat persamaan yang jelas, yaitu baik blog maupun diary umumnya merupakan ungkapan hati dan pikiran, tetapi ada perbedaan yang besar di antara keduanya. Diary menulis untuk diri sendiri, sementara dalam membuat blog, seseorang menulis blog untuk dibaca oleh orang lain dengan maksud untuk saling berbagi (sharing). Hal ini merupakan dasar yang penting dalam membuat blog. Dengan dasar ini, blogger tentu akan berusaha membuat tulisan yang objektif, beretika, bertanggung-jawab, dan tentunya bermanfaat bagi orang lain. 32 Blog mempunyai fungsi yang sangat beragam, dari sebuah catatan harian sampai dengan media publikasi dalam sebuah kampanye politik, programprogram media dan korporasi. Sebagian blog dipelihara oleh seorang penulis tunggal, sementara sebagian lainnya oleh beberapa penulis. Banyak juga weblog yang memiliki fasilitas interaksi dengan para pengunjungnya, yang dapat memperkenankan para pengunjungnya untuk meninggalkan komentar atas isi dari tulisan yang dipublikasikan, namun demikian ada juga yang sebaliknya atau yang bersifat non-interaktif. Situs-situs web yang saling berkaitan berkat weblog, atau secara total merupakan kumpulan weblog sering disebut sebagai blogosphere. Bilamana sebuah kumpulan gelombang aktifitas, informasi dan opini yang sangat besar mengerupsi beberapa subjek atau sangat kontroversi dalam blogoshpere, maka hal itu sering disebut sebagai blogstorm atau badai blog. Dalam konferensi blog di Universitas Harvard, terungkap enam pilar kunci yang membedakan blogging dengan saluran komunikasi lainnya, yaitu: 1. Publishable. Anda dapat langsung mem-posting berita. Mudah, murah, dan dapat dibaca di mana pun. 2. Findable. Mudah ditemukan lewat situs pencari, berdasarkan subjek, nama penulis, atau keduanya. Makin tambun suatu blog, makin cepat digemari. 3. Social. Blogosphere cirinya adalah cuap-cuap. Percakapan yang menarik berdasarkan topik beralih dari suatu situs ke situs web, nge-link dari suatu
32
Fany Ariasari, Pernak-Pernik Blog, (Jakarta: Mediakita, 2007), p. 4
27
Lampiran-Lampiran
Lampiran 4(A) PTK revisi.indd 27
8/11/2009 1:17:29 AM
315
Lampiran 4(A) PTK revisi pigura.315 315
27
Lampiran-Lampiran
8/12/2009 5:21:42 PM
link ke link lain. Melalui blog, mereka yang memiliki minat yang sama dapat membangun network atau berita lintas geografi. 4. Viral. Informasi menyebar lebih cepat melalui blog dibanding news service. Saat ini tak ada viral marketing yang dapat menyetarakan kecepatan dan efisiensi suatu blog. 5. Syndicatable. Content yang kaya mudah disindikasikan oleh siapa saja. Bayangkan dunia penuh dengan orang pandai, dan, lewat media blog, ribuan informasi yang tersebar dapat didapat. 6. Linkable. Setiap blog nge-link ke yang lain, memiliki akses ke puluhan juta orang yang mengunjungi blogosphere setiap hari yang bercirikan komunikasi internet dua arah. Media blog itu bak supermarket tabloid. 33 Mengingat kekuatan dari blog tersebut, guru sebagai peneliti berpikir kiranya seorang guru dan siswa perlu ngeblog, kenapa? Karena blog adalah media yang paling OK, disamping untuk menambah wawasan sekaligus untuk eksistensi diri bagi guru dan siswa. Dengan adanya blog, guru dan siswa dapat menerapkan pembelajaran yang mengundang asalkan mereka kreatif dalam menulis. Berikut di bawah ini adalah beberapa contoh blog pemenang lomba blog guru yang dilaksanakan oleh Balai Bahasa Bandung tahun 2008.
Gambar 1. http://wacana-bahasa.blogspot.com Juara I Lomba Blog Kebahasaan dan Kesastraan Indonesia Balai Bahasa Bandung 2008
33
28
Muhammad Ihsan, Kenapa Guru Perlu Ngeblog?, url http://muhammadikhsan.multiply. com MengenaL PeneLitian tindakan keLas
28
Lampiran 4(A) PTK revisi.indd 28
Mengenal Penelitian Tindakan Kelas
Lampiran 4(A) PTK revisi pigura.316 316
8/11/2009 1:17:31 AM
316
8/12/2009 5:21:43 PM
Gambar 2. http://johnherf.wordpress.com Juara II Lomba Blog Kebahasaan dan Kesastraan Indonesia Balai Bahasa Bandung 2008
Gambar 3. http://bandungan.multiplay.com Juara III Lomba Blog Kebahasaan dan Kesastraan Indonesia Balai Bahasa Bandung 2008
29
Lampiran-Lampiran
Lampiran 4(A) PTK revisi.indd 29
8/11/2009 1:17:33 AM
317
Lampiran 4(A) PTK revisi pigura.317 317
29
Lampiran-Lampiran
8/12/2009 5:21:43 PM
Blog sangat dibutuhkan dengan terus bertambahnya pengguna internet dunia saat ini. Dari data yang diambil dari http://www.internetworldstats.com jumlah pengguna internet dunia sebanyak 1.463.632.361 jiwa. Sedangkan di Asia saja sudah menunjukkan 578.538.257 jiwa dan Indonesia termasuk sepuluh besar pemakai internet di Asia. Lihatlah data tabel di bawah ini: Tabel 1. Data Pengguna Internet Asia dan 10 Besar Pemakai Internet Dunia
30
MengenaL PeneLitian tindakan keLas
30
Lampiran 4(A) PTK revisi.indd 30
Mengenal Penelitian Tindakan Kelas
Lampiran 4(A) PTK revisi pigura.318 318
8/11/2009 1:17:34 AM
318
8/12/2009 5:21:44 PM
F.
Hakikat Media Pembelajaran Belajar adalah suatu proses yang kompleks pada semua orang dan terjadi seumur hidup yaitu sejak masih bayi hingga mati. Tanda-tanda terjadinya pembelajaran bagi seseorang adalah terjadinya perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi lebih tahu, dan dari tidak bisa menjadi bisa baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor. Sejalan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, dan teknologi, berkembang pula tugas dan peranan guru sejalan dengan jumlah anak yang memerlukan pendidikan. Mau tidak mau harus diakui guru bukanlah satu-satunya sumber belajar melainkan hanya salah satunya. Siswa dapat belajar dari beraneka sumber. Siswa dapat belajar di mana saja dan kapan saja. Menurut Arief S. Sadiman (2006) sumber belajar dapat digolongkan dalam beberapa jenis, yaitu : jenis orang (people), pesan atau informasi (message), jenis bahan (materials). Ke dalam jenis ini sering disebut perangkat lunas (software) yang di dalamnya terkandung pesan-pesan yang perlu disajikan dengan alat bantu atau tanpa alat bantu, misalnya : modul, majalah, OHP, compact disk (CD) program atau data, Video Compact disk (VCD), dan alat (device) atau hardware yang menyajikan pesan, misalnya : projector film, video, TV, komputer, dan lain-lain. Media adalah sebuah menu perantara atau pengantar saja. Media adalah segala bentuk yang digunakan untuk menyalurkan pesan. Pesan itulah yang harus dapat sampai kepada peserta didik. Anderson (1987) mengatakan media adalah perlengkapan yang digunakan untuk memperjelas pesan dan memungkinkan terjadinya interaksi antara siswa dengan pesan. Interaksi akan berjalan baik, bila media yang digunakan dapat menyampaikan pesan yang kita inginkan. Jadi pengertian media adalah : segala sesuatu yang dapat / bisa menyampaikan pesan dari sumber pesan kepada penerima. Adapun menurut Gagne, media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa belajar. Sementara itu Briggs menyatakan bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar guru (teaching aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya gambar, model, objek, dan alat-alat lain yang tujuannya dapat memberikan pengalaman konkret, meningkatkan motivasi belajar, mempertinggi daya serap, dan retensi belajar siswa. Dalam pembelajaran yang mengundang diperlukan sekali media pembelajaran. Media Pembelajaran sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kebanyakan orang. Dalam keseharian mengajar, mungkin guru sudah sering 31
Lampiran-Lampiran
Lampiran 4(A) PTK revisi.indd 31
8/11/2009 1:17:34 AM
319
Lampiran 4(A) PTK revisi pigura.319 319
31
Lampiran-Lampiran
8/12/2009 5:21:45 PM
menggunakannya. Karena itu marilah bulatkan hati dan serahkan diri untuk dapat menggunakan media pembelajaran secara benar di sekolah. Ada kesalahan skenario yang sering timbul dalam proses pembelajaran, bila pesan kita tidak sampai. Hal itu disebabkan oleh penggunaan media yang kurang tepat, karena itu dibutuhkan media yang tepat agar pesan yang disampaikan tepat mengenai sasaran dengan terjadinya interaksi antara siswa dan guru. Dalam proses pembelajaran, kegunaan media pembelajaran adalah : 1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka) 2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misalnya : a. objek yang terlalu besar – bisa digantikan dengan realitas, gambar, film, atau model; b. objek yang kecil – dibantu dengan proyektor mikro, film atau gambar; c. gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau highspeed photography. d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, foto, maupun secara verbal; e. Objek-objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin) dapat disajikan dalam model, diagram, dan lain-lain; f. Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lainlain) dapat divisualisasikan dalam bentuk film, gambar, dan sebagainya. 3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk : a. menimbulkan kegairahan belajar; b. memungkinkan interaksi lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dengan kenyataan; c. memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya. Sifat unik tiap siswa, lingkungan dan pengalaman yang berbeda, kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan kesulitan bila harus diatasi sendiri. Lebih sulit lagi bila latar belakang lingkungan guru dan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu kemampuannya dalam : (a) memberikan perangsang yang sama; (b) mempersamakan pengalaman; (c) menimbulkan persepsi yang sama. Perkembangan ICT juga semakin mengembangkan bentuk dan variasi media pembelajaran. Menurut Thomson (Elida dan Nugroho, 2003) komputer yang
32
MengenaL PeneLitian tindakan keLas
32
Lampiran 4(A) PTK revisi.indd 32
Mengenal Penelitian Tindakan Kelas
Lampiran 4(A) PTK revisi pigura.320 320
8/11/2009 1:17:34 AM
320
8/12/2009 5:21:47 PM
digunakan dalam pembelajaran dapat memberikan manfaat, yakni saat digunakan komputer meningkatkan motivasi pembelajaran. Para siswa akan menikmati kerja komputer ini dan komputer memberikan tantangan di samping komputer menampilkan perpaduan antar teks, gambar (foto), film (video), animasi gerak, dan suara secara bersamaan maupun bergantian. Sementara ini Bower dan Hilgard berpendapat bahwa komputer bermanfaat besar dibandingkan dengan teknologi pendidikan lainnya karena mampu memberikan presentasi materi yang sangat fleksibel bagi pembelajar dan dapat mengikuti kemajuan sejumlah pembelajar dalam waktu yang sama.34 Selanjutnya, menurut Woolfolk ada 9 (sembilan) keuntungan menggunakan komputer dalam pembelajaran, yaitu :35 a. Siswa dapat menyesuaikan dengan kecepatan belajarnya. b. Dapat melatih dengan sabar. c. Dapat dipakai untuk belajar sendiri. d. Dapat disajikan berbagai macam penginderaan. e. Dapat melakukan simulasi. f. Dapat dikembangkan pemecahan masalah. g. Dapat memberikan pujian untuk memperkuat perilaku. h. Dapat membantu manajemen kelas dan sekolah. Menurut Luther (Sutopo, 2003:32) ada 8 tahap dalam pengembangan media pembelajaran berbasis komputer, yaitu: 1. Konsep (concept), yaitu mengidentifikasikan tujuan, kebutuhan belajar, atau hal-hal lain yang perlu diungkapkan. 2. Analisis karakteristik siswa, yaitu disesuaikan dengan minat, bakat, dan kemampuan siswa. 3. Merencanakan dan menyusun software. Dalam hal ini ada 3 ketrampilan yang harus dimiliki pengembang sofware yaitu menguasai bidang studi materi yang akan dibahas, menguasai prosedur pengembangan media, dan menguasai program komputer. 4. Desain (design), yaitu tahap merancang produk secara rinci agar memudahkan tahap-tahap pembuatan produk selanjutnya. 5. Pengumpulan bahan (material collecting), yaitu mengoleksi bahan-bahan pendukung untuk memperkaya isi produk media tersebut. 6. Pembuatan (assembly), yaitu menyusun naskah materi pada setiap frame sehingga menjadi sebuah produk media yang sudah jadi. 34
35
Sardiman, Arief S. dkk, Media Pendidikan (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada 2006), p.145 Rudi Susilana, dkk, Media Pembelajaran (Bandung: UPI, 2008), p.127
33
Lampiran-Lampiran
Lampiran 4(A) PTK revisi.indd 33
8/11/2009 1:17:35 AM
321
Lampiran 4(A) PTK revisi pigura.321 321
33
Lampiran-Lampiran
8/12/2009 5:21:48 PM
7. Uji Coba (testing), yaitu melakukan uji coba produk yang akan digunakan secara luas karena itu perlu validasi kelayakannya. Ada dua kriteria dalam ujicoba produk media pembelajaran, yaitu : (1) kriteria pembelajaran, yang mencakup apakah sesuai dengan kurikulum, tujuan pembelajaran, sesuai dengan materinya, dan sebagainya. Jika tidak perlu dilakukan revisi. (2) Kriteria presentasi, yaitu apakah validasi terkait dengan tampilannya di layar, kelancaran navigasi, kemudahan penggunaan, dan interaksi / komunikabilitas. 8. Distribusi (distribution), yaitu tahap menyebarluaskan produk pembelajaran dan menjelaskan tujuan produk media pembelajaran tersebut. Dalam PTK ini peneliti membuat media pembelajaran berupa video tutorial yang dibuat melalui program camtasia 5 yang digunakan untuk membantu siswa memahami materi pengelolaan blog di internet. Media ini juga dapat membantu guru untuk mengatasi akses internet yang lambat di sekolah. Dengan menggunakan media pembelajaran ini diharapkan: (1) Guru dapat menyampaikan materi pembelajaran dengan baik, sedangkan siswa dapat memahami materi dengan mudah, (2) Mengantisipasi kegagalan berkomunikasi, (3) Menciptakan atau memotivasi siswa untuk belajar, (4) Menggugah perhatian siswa, dan (5) Agar materi yang disampaikan dari kelas yang satu ke kelas yang lain dapat mendekati sama atau minimal sama.
Gambar 4. Membuat Media Pembelajaran menggunakan Program Camtasia 5
34
MengenaL PeneLitian tindakan keLas
34
Lampiran 4(A) PTK revisi.indd 34
Mengenal Penelitian Tindakan Kelas
Lampiran 4(A) PTK revisi pigura.322 322
8/11/2009 1:17:36 AM
322
8/12/2009 5:21:49 PM
G. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki potensi yang sangat besar untuk meningkatkan pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. Diimplementasikan dengan baik di sini berarti pihak yang terlibat (guru dan teman sejawat) mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamati pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya. Diimplementasikan dengan benar berarti sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian tindakan. PTK atau Classroom Action Research masih tergolong hal yang baru dalam dunia penelitian. Namun untuk meningkatkan kualitas mengajar para guru, akhir-akhir ini metode tersebut mendapat perhatian yang cukup luas.36 PTK adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merencanakan, melaksanakan, mengamati, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Masalah PTK harus berawal dari guru itu sendiri yang berkeinginan memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajarannya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. PTK atau Classroom Action Research (CAR) adalah Action Research yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Penelitian Tindakan pada hakikatnya merupakan rangkaian “riset-tindakan-riset-tindakan-risettindakan”, yang dilakukan secara siklus, dalam rangka memecahkan masalah, sampai guru merasa masalah itu terpecahkan. Pada dasarnya ada empat tahap pelaksanaan PTK, yaitu : 37 Tahap I : menyusun rancangan tindakan (planning) Tahap II : melaksanakan tindakan (acting) Tahap III : mengamati (observating) Tahap IV : melakukan refleksi (reflecting) Bila kita ingin lebih tahu lagi, maka terdapat 7 perbedaan yang sangat jelas antara Penelitian formal dengan Penelitian Tindakan Kelas atau PTK.38
36
37
38
Gunawan Undang, Teknik Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Penerbit Sayatagama, 2008), p.2 Depdikbud. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research ). (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pendidikan Menengah Umum1999). Wijaya Kusumah, Kenapa Guru Takut PTK?, Artikel dalam Republika (Jakarta), Rabu, 28 Mei 2008, p.8
35
Lampiran-Lampiran
Lampiran 4(A) PTK revisi.indd 35
8/11/2009 1:17:36 AM
323
Lampiran 4(A) PTK revisi pigura.323 323
35
Lampiran-Lampiran
8/12/2009 5:21:51 PM
Tabel 2. Perbedaan antara Penelitian Formal dengan Classroom Action Research
NO 1
KETENTUAN Pelaku
PENELITIAN FORMAL Dlakukan oleh orang lan
C A R/PTK Dlakukan oleh guru yang bersangkutan
2
Sample
Harus representative
Tdak harus representative
3
Instrumen
Harus valid dan reliabel
Tdak harus valid & reliable
4
Statstk
Analsa statstk yang bak
Tdak harus menggunakan statstk
5
Hpotess
Hpotess harus jelas
Tdak mensyaratkan hpotess
6
Teor
Harus berlandaskan teor yang Teor tdak terlalu ber pengaruh sudah ada
7
Fungs
Menguj Teor
Memperbak praktk pembelajaran secara langsung
Dalam PTK, guru harus bertndak sebaga pengajar sekalgus penelt. Fokus peneltan berupa kegatan pembelajaran. Guru adalah orang yang palng akrab dengan kelasnya dan basanya nteraks yang terjad antara guru-sswa berlangsung secara unk. Keterlbatan guru dalam berbaga kegatan kreatf dan novatf yang bersfat pengembangan mempersyaratkan guru untuk mampu melakukan PTK d kelasnya. Guru pun mempunya hak otonom untuk menla sendr knerjanya. Metode palng utama adalah mereflekskan dr dengan tetap mengkut kadah-kadah peneltan yang sudah baku dan bukan tradsonal. 39
39
36
Gambar 5. Foto Penulis Mengikuti Pelatihan Penulisan PTK di UNJ
Muhardjito, Model-model PTK, Dklat Peneltan Tndakan Kelas, Bogor, 2005 mengenaL peneLitian tindakan keLas
36
Lampiran 4(A) PTK revisi.indd 36
Mengenal Penelitian Tindakan Kelas
Lampiran 4(A) PTK revisi pigura.324 324
8/11/2009 1:17:37 AM
324
8/12/2009 5:21:51 PM
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Me A. Metode Penelitian
Me Peneliti Kurt Le tindaka Hubung menggu sebagai
Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kurt Lewin. Konsep pokok PTK menurut Kurt Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu : perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observating), dan refleksi (reflecting). Hubungan keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus. Penelitian ini menggunakan PTK dengan harapan guru TIK dapat memperbaiki kinerjanya sebagai guru dan menciptakan pembelajaran yang bermutu. Untuk lebih jelasnya siklus kegiatan dengan desain PTK model Kurt Lewin, adalah sebagai berikut:
Un adalah s
Acting
Observating
Planning
Reflecting Gambar 6. Siklus PTK Model Kurt Lewin
Sebelum dilaksananakan penelitian, maka peneliti menyusun tahapantahapan kegiatan dalam PTK ini. Tahapan-tahapan tersebut adalah: 1. Tahapan perencanaan tindakan perbaikan (Planning) a) Pembuatan disain pembelajaran yang memuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disetujui oleh pimpinan sekolah. b) Persiapan sarana dan prasarana penelitian yang meliputi; o Penyediaan komputer yang tersambung ke jaringan internet o Setting ruangan komputer untuk siswa aksel-1 yang tertata rapi o Pembuatan media pembelajaran dengan program camtasia 5 o Pembuatan blog guru di alamat url: 37
Lampiran-Lampiran
Lampiran 4(A) PTK revisi.indd 37
8/11/2009 1:17:37 AM
325
Lampiran 4(A) PTK revisi pigura.325 325
37
Lampiran-Lampiran
8/12/2009 5:21:52 PM
a. http://wijayalabs.blogspot.com (gambar 7)
b. http://wijayalabs.wordpress.com (gambar 8)
38
MengenaL PeneLitian tindakan keLas
38
Lampiran 4(A) PTK revisi.indd 38
Mengenal Penelitian Tindakan Kelas
Lampiran 4(A) PTK revisi pigura.326 326
8/11/2009 1:17:39 AM
326
8/12/2009 5:21:53 PM
c. http://wijayalabs.multiply.com (gambar 9)
o
Pembuatan modul praktik dan tugas internet yang harus dikerjakan siswa di rumah atau di warnet. (tugas internet terlampir 2)
c) Indikator kinerja Sebagai tolak ukur keberhasilan bagi siswa yaitu siswa dapat memposting tulisannya yang bermanfaat untuk orang lain setiap bulan secara rutin ke dalam blognya. Dengan demikian diharapkan kreativitas menulis siswa meningkat dari sebelumnya. Guru membaca, memberi komentar, memotivasi, dan mencatat perkembangan tulisan siswa setiap bulan sekali ke dalam data penelitian tindakan kelas (PTK). Siswa juga memiliki link antara blog guru dan blog temannya sekelas sehingga terjadi proses interaksi antara siswa dengan siswa, dan guru dengan siswa.Banyaknya jumlah pengunjung (visit) ke dalam blog yang dibuat siswa juga menjadi tolak ukur suksesnya indikator kinerja. 2. Tahapan pelaksanaan tindakan (acting) Untuk mempermudah pelaksanaan tindakan penelitian, maka peneliti menyusun skenario pembelajaran atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 39
Lampiran-Lampiran
Lampiran 4(A) PTK revisi.indd 39
8/11/2009 1:17:40 AM
327
Lampiran 4(A) PTK revisi pigura.327 327
39
Lampiran-Lampiran
8/12/2009 5:21:54 PM
dengan materi pengelolaan blog di internet. Adapun disain pembelajaran yang akan dilaksanakan adalah pembelajaran yang tidak hanya berada di kelas tetapi juga di luar kelas dengan mengandalkan media internet sebagai media komunikasi dan saling memberi informasi. Penggunaan Handphone atau email digunakan untuk memberitahu siswa, bila ada hal penting yang harus diselesaikan. Misalnya untuk mengingatkan siswa agar menyelesaikan tugas-tugas internet yang diberikan guru untuk diselesaikan tepat pada waktunya. Pembelajaran TIK tetap dilaksanakan sesuai dengan materi TIK yang direncanakan oleh guru sesuai program semester yang mengacu pada SKL. Untuk pembelajaran internet dengan materi blog pembelajaran dilakukan di dalam kelas dan luar kelas. Pembelajaran di luar kelas dilakukan dengan memberikan tugas-tugas internet yang harus dikerjakan siswa di rumah atau di warnet. Untuk pembelajaran di dalam kelas, guru membuatkan modul praktik internet untuk melengkapi buku paket pegangan siswa yang sudah ada. 3. Tahapan pengamatan (Observating) a) Pembuatan instrumen penelitian atau kuesioner yang dibuat oleh guru b) Pengumpulan data penelitian dari mulai siklus pertama s.d. siklus terakhir. Sebulan sekali guru mengamati perkembangan tulisan siswa. c) Seluruh data tercatat dalam bentuk tabel data PTK di kelas akselerasi 4. Tahapan Refleksi Pada tahapan ini, peneliti melakukan beberapa proses dalam pencapaian tahapan refleksi dan selalu berdiskusi dengan teman sejawat sesama pengajar TIK untuk mendapatkan masukan yang bermanfaat. Selain itu, peneliti juga melakukan konsultasi dari data yang didapat dengan para ahli atau dosen-dosen di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) untuk mendapatkan masukan tentang halhal yang sudah dilakukan oleh peneliti. B. Kondisi Awal Subjek yang Diteliti Siswa kelas akselerasi (aksel-1) SMP Labschool Rawamangun Jakarta sebanyak 22 siswa digunakan sebagai subjek penelitian dikarenakan mereka telah memiliki dasar yang cukup untuk mampu membuat tulisan di Blog mereka. Di samping itu, jumlah siswa kelas ini tidak terlalu banyak sehingga memudahkan peneliti untuk meneliti dan melaporkan hasil penelitian.
40
MengenaL PeneLitian tindakan keLas
40
Lampiran 4(A) PTK revisi.indd 40
Mengenal Penelitian Tindakan Kelas
Lampiran 4(A) PTK revisi pigura.328 328
8/11/2009 1:17:40 AM
328
8/12/2009 5:21:55 PM
Pada semester satu mereka telah diberikan materi microsoft windows, dan word sehingga kemampuan menulisnya dengan program pengolah kata Word sudah tidak diragukan lagi. Pada semester kedua mereka diberikan materi pagemaker dan internet, termasuk di dalamnya materi membuat blog. Pada semester ketiga siswa aksel diberikan materi internet lanjutan dan Microsoft Excel. Pada semester keempat mereka diberikan materi internet dan membuat presentasi dengan program powerpoint. Pada semester kelima mereka diberikan materi internet dan photoshop. Pada semester keenam mereka diberikan materi internet dan disain grafis corel draw. Materi-materi pelajaran TIK yang diberikan di kelas aksel adalah materi yang sifatnya esensial saja. Penelitian ini dilaksanakan disela-sela materi pembelajaran TIK. Materi Pembelajaran TIK di kelas Aksel dapat dilihat di tabel berikut ini: Tabel 3: Materi pelajaran TIK di SMP Labschool Jakarta
NO
SEMESTER
MATERI
KETERANGAN
1
I (Kesatu)
ITC + Windows + Word Juli, Agt, Sept, Okt
2
II (Kedua)
Internet + Pagemaker
Nop, Des, Jan, Peb
3
III (Ketiga)
Internet + Excel
Mar, Apr, Mei, Jun
4
IV (Keempat)
Internet + Photoshop
Juli, Agt, Sept, Okt
5
V (Kelima)
Internet + Powerpoint
Nop, Des, Jan, Peb
6
VI (Keenam)
Internet + Corel Draw
Mar, Apr, Mei, Jun
Kelas Akselerasi adalah kelas yang dikhususkan untuk memberikan pelayanan kepada siswa yang memiliki bakat dan cerdas istimewa. Namun kemampuan menulis kelas ini kurang maksimal, padahal mereka adalah anak yang cerdas dan berbakat istimewa. Apa sebenarnya yang salah dalam proses pembelajarannya, sehingga mereka terlihat kurang kreatif dan malas untuk menulis. Karena itu perlu dicari solusi untuk mengatasi masalah ini via PTK. Dari 22 siswa di kelas akselerasi SMP Labschool Jakarta di bulan Desember 2007 hanya 4 siswa (18%) yang memposting (membuat tulisan) di blognya. Sisanya 18 siswa (82%) hanya sekedar membuat blog saja dan tidak mengupdate tulisannya. Padahal guru telah memberikan tugas itu selama sebulan. Bahkan blog yang dibuat sepi dari pengunjung dan kurang banyak manfaatnya. Karenanya guru TIK tergerak untuk memotivasi siswanya agar dapat terus meng-update blognya dengan tulisan-tulisan yang bermanfaat. 41
Lampiran-Lampiran
Lampiran 4(A) PTK revisi.indd 41
8/11/2009 1:17:41 AM
329
Lampiran 4(A) PTK revisi pigura.329 329
37
Lampiran-Lampiran
8/12/2009 5:21:57 PM
Guru TIK mencoba memberikan tugas-tugas internet yang dapat dikerjakan di rumah atau di warnet dengan menggunakan metode pembelajaran yang mengundang siswa untuk aktif menulis di blog pribadinya di internet. Guru TIK juga memberikan contoh bagaimana menulis yang baik di blog dengan membuat blog guru yang interaktif, memberikan komentar positif pada blog siswa sehingga siswa merasa tulisannya dihargai, dan guru membuat sendiri media pembelajaran dengan materi mengelola blog yang mudah dipahami siswa dengan program camtasia 5. Sekaligus juga untuk mengatasi akses internet speedy yang lambat di sekolah. Program tersebut dibuat dalam bentuk film dengan ekstension file MP3/SWF dan dicopy dalam bentuk CD. Program ini juga diupload ke dalam http://www.youtube.com agar dapat juga dipelajari siswa langsung dari internet dengan membuat link ke blog guru. Internet di SMP Labschool Jakarta menggunakan akses internet speedy unlimited dari PT. Telkom dengan kecepatan 384 kbps untuk 45 PC. Dengan kecepatan akses internet yang terkadang lambat, membuat guru TIK berkreasi membuat program pembelajarannya tidak harus berada di lab komputer, tetapi siswa dapat mengerjakan tugasnya di rumah atau di warnet. Dari hasil wawancara dengan para siswa, rata-rata siswa telah memiliki komputer yang lengkap dengan akses internetnya di rumahnya masing-masing. Di sekitar sekolah sendiri sudah banyak warnet yang dibuka untuk umum. Bahkan mereka buka 24 jam non stop. Sehingga apabila akses internet siswa di rumah mengalami masalah atau gangguan, siswa dapat pergi ke warnet. C. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data di lakukan dengan teknik wawancara dan mengobservasi siswa di kelas akselerasi yang berlangsung selama 9 bulan, dimulai pada awal Januari 2008 dan berakhir pada bulan September 2008. Pelaksanaan penelitian dibagi ke dalam 3 siklus yang masing-masing siklus lamanya 3 bulan dengan perincian sebagai berikut : Tabel. 4: Pembagian siklus PTK di kelas Akselerasi-1
NO
42
NAMA SIKLUS
BULAN
1.
Siklus pertama
Januari, Pebruari, dan Maret 2008
2.
Siklus kedua
April, Mei, dan Juni 2008
3.
Siklus ketiga
Juli, Agustus, September 2008
MengenaL PeneLitian tindakan keLas
42
Lampiran 4(A) PTK revisi.indd 42
Mengenal Penelitian Tindakan Kelas
Lampiran 4(A) PTK revisi pigura.330 330
8/11/2009 1:17:41 AM
330
8/12/2009 5:21:58 PM