HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN AKTIVITAS BELAJAR DI KELAS DENGAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK SISWA MI ISLAMIYAH NGANDONG BUMIHARJO KELING JEPARA TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam
Oleh: SRI LISTYANINGSIH NIM. 131310002960
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA (UNISNU) JEPARA 2015
NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp. : 2 Eksemplar Hal
: Naskah Skripsi a.n. Sdri. Sri Listyaningsih Kepada, Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara di Jepara
Assalamu`alaikum Wr. Wb. Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya kirim naskah skripsi Saudari: Nama
: SRI LISTYANINGSIH
NIM.
: 13131000
Prodi
: Pendidikan Agama Islam
Judul
: Hubungan antara Pola Asuh Orang Tua dan Aktivitas Belajar di Kelas dengan Hasil Belajar Aqidah Akhlak Siswa MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Keling Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016 Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudari tersebut dapat segera
dimunaqasyahkan. Demikian harap menjadikan maklum. Wassalamu`alaikum Wr. Wb. Jepara,
September 2015
Pembimbing,
Drs. Maswan, MM.
ii
MOTTO
…
)٦ :(التحرمي Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka ..." (QS. At Tahrim: 6).*
...
)١٨٤ : ( البقرة “… Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (Q.S. AlBaqarah: 148). *
*
Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta: Depag RI, 1982), hlm. 951
*
Ibid., hlm. 38.
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada: Orang-orang yang sangat tercinta, yaitu: kedua orang tua, suami tercinta dan anak-anakku yang telah begitu banyak memberi warna dalam kehidupan ini.
vii
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah memberikan petunjuk dan kekuatan kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini akhirnya dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas akhir pendidikan sarjana strata satu di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara. Dengan terselesaikannya penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, terutama kepada yang terhormat 1. Bapak Prof. Dr. KH. Muhtarom HM., selaku Rektor UNISNU Jepara yang telah berjasa dalam mengelola dan membina perguruan tinggi ini. 2. Bapak Drs. H. Akhirin Ali, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara. 3. Bapak Drs. Maswan, MM., selaku pembimbing yang telah bersedia memberikan bimbingan kepada penulis. 4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara yang telah banyak memberikan ilmunya. 5. Bapak Mathokip, S.Pd.I selaku Kepala MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo dan para dewan guru yang telah banyak membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian skripsi ini. 6. Keluargaku semuanya: kedua orang tua, suamiku tercinta yang telah banyak memberikan bantuannya sehingga studiku dapat selesai.
viii
7. Teman-temanku di UNISNU Jepara dan pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis dalam menyusun skripsi ini. Semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis akan mendapatkan imbalan yang berlipat ganda dari sisi Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis pribadi dan umumnya bagi para pembacanya Amien.
Jepara,
September 2015 Penulis,
Sri Listyaningsih
ix
ABSTRAK SRI LISTYANINGSIH (NIM. 131310002960), Hubungan antara Pola Asuh Orang Tua dan Aktivitas Belajar di Kelas dengan Hasil Belajar Aqidah Akhlak Siswa MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Keling Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi. Jepara: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara, 2015. Kata Kunci: pola asuh orang tua, aktivitas belajar di kelas dan prestasi belajar Aqidah Akhlak. Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Mendeskripsikan pola asuh orang tua siswa di MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Keling Jepara tahun pelajaran 2015/2016 (2) Menjelaskan aktivitas belajar di kelas siswa MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Keling Jepara tahun pelajaran 2015/2016 (3) Menguraikan hasil belajar aqidah akhlak siswa MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Keling Jepara tahun pelajaran 2015/2016 (4) Mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dan aktivitas belajar di kelas dengan hasil belajar aqidah akhlak siswa MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Keling Jepara tahun pelajaran 2015/2016. Judul penelitian ini terdiri atas 3 (tiga) variabel yaitu pola asuh orang tua sebagai variabel bebas pertama (atau variabel X1), aktivitas belajar di kelas sebagai variabel bebas kedua (variabel X2) dan prestasi belajar Aqidah Akhlak sebagai variabel terikat (variabel Y). Pengumpulan data menggunakan teknik angket, observasi dan tes. Angket untuk mengumpulkan data pola asuh orang tua, observasi untuk mengumpulkan data aktivitas belajar di kelas, sedangkan tes untuk mengumpulkan data prestasi belajar. Populasinya adalah siswa MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 126 orang, karena populasi banyak, maka diambil sampel hanya pada siswa kelas IV dan V yang berjumlah 38 orang. Analisis data mengunakan teknik statistik dengan rumus korelasi ganda. Hasil penelitian ini adalah: (1) Pola asuh orang tua siswa MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Keling Jepara tahun pelajaran 2015/2016 adalah baik. Berdasarkan ratarata skor hasil angket sebesar 69,16 berada nilai interval yang berjarak 69 – 84 berarti pada kategori baik (2) Aktivitas belajar di kelas pada mata pelajaran Aqidah Akhlak siswa MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Keling Jepara tahun pelajaran 2015/2016 kategorinya adalah baik. Berdasarkan rata-rata hasil observasi sebesar 36,82 berada pada nilai interval 35 – 42 yang berarti berkategori baik (3) Hasil belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak siswa MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Keling Jepara tahun pelajaran 2015/2016 adalah baik. Di mana skor rata-rata hasil tes yang diujikan kepada responden sebesar 70,63 yang pada nilai interval berjarak 70 – 79 yang berarti berkategori baik (4) Ada hubungan yang signifikan secara simultan antara pola asuh orang tua dan aktivitas belajar di kelas dengan hasil belajar Aqidah Akhlak siswa MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Keling Jepara tahun pelajaran 2015/2016. Hasil analisis dengan rumus korelasi ganda menunjukkan taraf signifikansi 5% maupun 1%. Di mana besarnya F hitung yaitu 11,72 kemudian dibandingkan dengan Ftabel dengan df = 2 : 35, pada taraf signifikansi 1% = 5,29 dan taraf signifikansi 5% = 3,28. Jadi Fhitung > F tabel. Di samping itu ditemukaN Rdeterminasi sebesar 36%, berarti korelasi pola asuh orang tua dan aktivitas belajar sebesar 35% dengan hasil belajar Aqidah Akhlak
v
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..............................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .....................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................
iv
HALAMAN ABSTRAK …....................................................................................
v
HALAMAN MOTTO ............................................................................................
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................
vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii DAFTAR ISI ........................................................................................................
x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................................
1
B. Penegasan Istilah .............................................................................
5
C. Rumusan Masalah ..........................................................................
7
D. Tujuan Penelitian ............................................................................
7
E. Manfaat Penelitian ..........................................................................
8
F. Sistematika Penulisan Skripsi .........................................................
9
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Pola Asuh Orang Tua pada Anak ................................................... 11 1. Pengertian Pola Asuh Orang Tua...............................................
11
2. Fungsi Pola Asuh Orang Tua pada Anak .................................
12
3. Bentuk-bentuk Pola Asuh Orang Tua pada Anak ....................
15
x
B. Aktivitas Belajar di Kelas ...............................................................
22
1. Pengertian Aktivitas Belajar di Kelas ....................................... 22 2. Fungsi Aktivitas Belajar Siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar .................................................................................... 24 3. Bentuk-bentuk Aktivitas Belajar Siswadi Kelas .......................
26
C. Hasil Belajar Aqidah Akhlak .........................................................
30
1. Pengertian Hasil Belajar Aqidah Akhlak ................................... 30 2. Fungsi Hasil Belajar dalam Pendidikan ...................................
31
3. Indikator Hasil Belajar Aqidah Akhlak .....................................
38
4. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar Aqidah Akhlak ......................................................................................
41
D. Hubungan antara Pola Asuh Orang Tua dan Aktivitas Belajar di Kelas terhadap Prestasi Belajar Aqidah Akhlak .............................
43
E. Pengajuan Hipotesis ........................................................................
46
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ...................................................... 47 B. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................
47
C. Populasi dan Sampel .......................................................................
48
D. Variabel dan Indikator Penelitian ................................................... 49 E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................
51
F. Teknik Analisis Data ....................................................................... 54
xi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ...............................................................
57
1. Data Pola Asuh Orang Tua Siswa MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Keling Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016 ............
57
2. Data Aktivitas Belajar di Kelas pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Siswa MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Keling Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016 ..........................................
64
3. Data Hasil Belajar Aqidah Akhlak MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo
Keling
Jepara
Tahun
Pelajaran
2015/2016.................................................................................
72
B. Pengujian Hipotesis ......................................................................... 79
BAB V
C. Pembahasan Hasil Penelitian ..........................................................
87
D. Keterbatasan Hasil Penelitian .........................................................
90
PENUTUP A. Kesimpulan .....................................................................................
92
B. Saran ................................................................................................ 93 C. Kata Penutup.................................................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
94
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran, pencapain hasil belajar siswa selalu diusahakan dapat meningkat dengan baik.1 Sehingga suatu pengajaran dikatakan berhasil jika kegiatan belajar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kompetensi dasar, yang di dalamnya mengandung aspek: cognitif
(pengetahuan), afektif
(sikap/tingkah laku) dan psycomotoric (ketrampilan). Dalam rangka mewujudkan kompetensi dasar tersebut, maka termasuk di dalamnya adalah agar siswa mampu meraih prestasi belajar yang optimal dalam pembelajaran. Untuk memperolah prestasi yang baik dalam Islam sangatlah dianjurkan, hal ini tercermin dalam Firman Allah surat Al Baqarah 148:
)۱٨٤ : ( البقرة "Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Q.S. alBaqarah: 148).2
1
Sardiman, A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 21. 2 Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta: Departemen Agama RI, 1982), hlm. 38.
1
2
Segala kebaikan dalam ayat tersebut termasuk di dalamnya adalah meraih prestasi belajar dan kemampuan mengamalkannya dalam perilaku setiap hari-hari, baik di rumah, di sekolah maupun di masyarakat lingkungannya. Usaha untuk meraih hasil belajar yang optimal tidak terlepas dari berbagai faktor pendukung, antara lain: kecakapan diri siswa, situasi dan kondisi lingkungan belajar, serta sarana dan prasarana pendidikan. Salah satunya yang juga mempengaruhi siswa adalah pola asuh orang tuanya. Menurut Purwanto, pendidikan orang tua dalam keluarga merupakan fundamen atau dasar dari pendidikan anak selanjutnya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal hanya melanjutkan pendidikan anak-anak yang telah dilakukan orang tua di rumah. Berhasil baik atau tidaknya pendidikan sekolah bergantung pada dan dipengaruhi oleh pendidikan di dalam keluarga.3 Dalam lingkungan keluarga, anak memperoleh pendidikan dari orang tua atau orang yang lebih dewasa. Segala sesuatu yang ada dalam keluarga, baik berupa benda-benda dan orang-orang serta peraturan-peraturan dan adat istiadat yang berlaku dalam keluarga itu sangat berpengaruh dan menetukan corak perkembangan anak. Slameto menjelaskan bahwa siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: “cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan”.4
3
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1998), hlm. 79. 4
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), hlm. 60-64
3
Agama Islam menganjurkan kepada para orang tua untuk senantiasa memberikan pendidikan yang terbaik kepada anak-anaknya sehingga dapat meraih kebahagiaan hidup di dunia dan terhindar dari siksa Allah SWT. Sebagaimana firman Allah:
)٦ : (التحرمي... "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka ..." (QS. At Tahrim: 6).5 Jadi orang tua hendaklah bersungguh-sungguh dalam mendidik anakanaknya. Salah satunya dengan cara memberikan perhatian terhadap pendidikan anak seperti mememunhi kebutuhan anak dalam belajar, mengontrol dan mengawasi perkembangan anak, memberikan pengarahan dan lain sebagainya. Kecenderungan orang tua untuk menyerahkan pendidikan anak sepenuhnya kepada pihak sekolah akhir-akhir ini sudah mulai terlihat. Padahal pihak sekolah selalu berpendapat bahwa waktu yang mereka miliki untuk mendidik anak hanya seperempat hingga sepertiga hari dari waktu yang dimiliki anak. Bagaimana mungkin mereka dapat menyulap menjadi anak-anak yang hebat dan bermoral dengan waktu yang begitu terbatas. Keraguan ini sebagian mungkin benar adanya. Sekalipun telah mempercayakan pendidikan anak kepada lembaga sekolah, orang tua tetaplah aktor penting untuk mengantarkan anak meraih prestasi di masa kini maupun masa depan. Kenyataan yang terjadi di MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Keling Jepara pada tahun pelajaran 2015/2016 menunjukkan bahwa prestasi belajar aqidah 5
Departemen Agama RI, op.cit., hlm. 951.
4
akhlak para siswa masih banyak yang kurang baik. sehingga perlu diketahui sebab-sebab yang mempengaruhinya. Adapun prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, selain yang telah diuraikan di atas, yaitu pola asuh orang tua dalam keluarga, juga ada faktor-faktor lainnya seperti kecerdasan, bakat, minat, lingkungan belajar, profesionalitas guru dan lain sebagainya. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar masih ada beberapa siswa yang memiliki aktivitas belajar di kelas yang kurang baik. Di dalam kelas mereka senangnya hanya menggangu teman, jarang sekali mau nulis atau melaksankaan perintah guru, sehingga gurunya tersita waktunya untuk memberi peringatan kepada mereka dan akibatnya juga menggangu teman-temannya. Keadaan demikian menimbulkan asumsi awal dari ntuk menganalisa lebih lanjut masalah tersebut apakah ada hubungannya aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran aqidah akhlak dengan pola asuh orang tua dan pencapaian hasil belajar. Namun karena terbatasnya waktu, tenaga dan biaya, di sini penulis lebih menfokuskan penelitian tentang hubungan pola asuh orang tua dan aktivitas belajar dengan prestasi belajar aqidah akhlak siswa. Dalam hal ini peneliti mengangkat judul: "Hubungan antara Pola Asuh Orang Tua dan Aktivitas Belajar di Kelas dengan Hasil Belajar Aqidah Akhlak Siswa MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Keling Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016", dengan alasan sebagai berikut: 1. Karena pola asuh orang tua dirasakan masih perlu peningkatan. Sebab pola asuh orang tua merupakan cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam
5
mendidik anak agar mampu menjadi manusia yang memiliki daya nalar, moral dan spiritual yang baik di masa depannya. 2. Karena hasil belajar aqidah akhlak di MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo masih harus selalu ditingkatkan, sehingga perlu diteliti faktor-faktor yang dapat menjadi cara peningkatan prestasi belajar siswa. 3. Karena lokasi penelitian dekat dengan tempat tinggal penulis.
B. Penegasan Istilah Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dan untuk memudahkan pengertian judul skripsi ini, maka penulis menganggap perlu untuk memberikan penegasan istilah dalam judul skripsi ini, antara lain sebagai berikut : 1. Pola Asuh Orang Tua Pola asuh yaitu "cara mendidik orang tua terhadap anak, baik secara langsung maupun tidak langsung".6 Adapun pola asuh yang penulis maksud di sini adalah cara orang tua mendidik anak-anaknya dengan indikator: cara orang tua memberikan peraturan kepada anak, cara memberikan hadiah dan hukuman, cara menunjukkan otoritas, cara memberikan perhatian atau tanggapan terhadap keinginan anak. 2. Aktivitas Belajar di Kelas Aktivitas belajar adalah “kegiatan siswa dalam melakukan proses belajar dalam dirinya sendiri dengan berbagai kegiatan seperti menulis, mengamati
6
110.
Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm.
6
sesuatu, membaca, mengingat, berpikir, latihan dan lain sebagainya”.7 Menurut Uzer Usman, aktivitas belajar ini meliputi aktivitas visual, aktivitas lisan, aktivitas pendengaran dan aktivitas gerak.8 Jadi yang dimaksud dengan aktivitas belajar di kelas dalam skripsi ini adalah berbagai kegiatan seperti menulis, mengamati sesuatu, membaca, mendengarkan, mengingat, berpikir, latihan dan lainnya yang dilakukan oleh para siswa pada saat proses belajar mengajar di dalam kelas. 3. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Prestasi belajar adalah “hasil yang telah dicapai individu dari proses belajar yang dipengaruhi dari dalam diri individu dan di luar individu”.9 Jadi hasil belajar aqidah akhlak yang peneliti maksud di sini adalah hasil belajar aqidah akhlak Siswa MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Kecamatan Keling Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016 yang telah diwujudkan dengan angka-angka yang diperoleh dari berbagai tes prestasi belajar pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016. Berdasarkan penegasan istilah di atas dapat disimpulkan bahwa yang peneliti maksud "Hubungan antara Pola Asuh Orang Tua dan Aktivitas Belajar di Kelas dengan Hasil belajar aqidah akhlak Siswa MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Keling Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016" sebagaimana judul dalam skripsi ini adalah hubungan antara pola asuh orang tua (yaitu cara orang tua memberikan peraturan kepada anak, cara memberikan hadiah dan hukuman, cara 7
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hlm. 38.
8
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1992), hlm.
9
Syaiful Bahri Djamarah, op.cit., hlm. 141.
18.
7
menunjukkan otoritas, cara memberikan perhatian atau tanggapan terhadap keinginan anak) dan aktivitas belajar di kelas (aktivitas visual, aktivitas lisan, aktivitas pendengaran dan aktivitas gerak) dengan hasil belajar aqidah akhlak yang telah dicapai dari nilai tes dan rata-rata nilai harian siswa MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Kecamatan Keling Kabupaten Jepara semester genap tahun pelajaran 2015/2016. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pola asuh orang tua siswa MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Kecamatan Keling Kabupaten Jepara tahun pelajaran 2015/2016? 2. Bagaimanakah aktivitas belajar di kelas siswa MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Kecamatan Keling Kabupaten Jepara tahun pelajaran 2015/2016? 3. Bagaimanakah hasil belajar aqidah akhlak siswa MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Kecamatan Keling Kabupaten Jepara tahun pelajaran 2015/2016? 4. Bagaimanakah hubungan pola asuh orang tua dan aktivitas belajar di kelas dengan hasil belajar aqidah akhlak siswa MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Kecamatan Keling Kabupaten Jepara tahun pelajaran 2015/2016? D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Mendeskripsikan pola asuh orang tua siswa di MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Kecamatan Keling Kabupaten Jepara tahun pelajaran 2015/2016.
8
2. Menjelaskan aktivitas belajar di kelas siswa MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Kecamatan Keling Kabupaten Jepara tahun pelajaran 2015/2016. 3. Menguraikan hasil belajar aqidah akhlak siswa MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Kecamatan Keling Kabupaten Jepara tahun pelajaran 2015/2016. 4. Mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dan aktivitas belajar di kelas dengan hasil belajar aqidah akhlak siswa MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Kecamatan Keling Kabupaten Jepara tahun pelajaran 2015/2016. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut: 1. Secara Teoritis a. Dapat memperoleh informasi ilmiah tentang pola asuh orang tua dan aktivitas belajar di kelas serta hasil belajar aqidah akhlak. b. Dapat menemukan konsep-konsep teoritis sebagai bahan pertimbangan untuk peningkatan hasil belajar aqidah akhlak siswa MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Kecamatan Keling Kabupaten Jepara tahun pelajaran 2015/2016. c. Dapat mengetahui hubungan pola asuh orang tua dan aktivitas belajar di kelas dengan hasil belajar aqidah akhlak siswa MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Kecamatan Keling Kabupaten Jepara tahun pelajaran 2015/2016. 2. Secara Praktis
9
a. Bagi peneliti: dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai teoriteori tentang pola asuh orang tua dan aktivitas belajar di kelas dengan hasil belajar aqidah akhlak. b. Bagi lembaga yang diteliti: sebagai bahan masukan dalam rangka peningkatkan prestasi belajar siswa. c. Bagi guru: sebagai bahan pertimbangan untuk melaksanakan pembelajaran yang dapat memacu hasil belajar aqidah akhlak di MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo. d. Bagi kepustakaan: dapat menambah kepustakaan dalam keilmuan pendidikan Islam yang dapat digunakan sebagai bahan studi dalam melakukan penelitian lebih lanjut, terutama bagi mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UNISNU Jepara. F. Sistematika Penulisan Skripsi Skripsi ini terbagi menjadi 5 (lima) bab, masing masing bab tersusun secara berurutan dan terperinci, terdiri atas: Bab I Pendahuluan terdiri atas: latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan skripsi. Bab II Landasan Teori dan Pengajuan Hipotesis. Sub bahasan pertama tentang pola asuh orang tua yang mencakup: pengertian pola asuh orang tua, bentuk-bentuk pola asuh orang tua siswa, fungsi pola asuh orang tua bagi anak. Sub bahasan kedua tentang aktivitas belajar di kelas, meliputi pengertian aktivitas belajar di kelas, bentuk-bentuk aktivitas belajara di
10
kleas, manfaat aktifitas belajar di kelas dalam pembelajaran. Sub bahasan ketiga tentang hasil belajar aqidah akhlak, meliputi: pengertian hasil belajar aqidah akhlak, indikator hasil belajar aqidah akhlak, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar aqidah akhlak. Sub bahasan keempat tentang hubungan antara pola asuh orang tua dan aktivitas belajar di kelas dengan hasil belajar aqidah akhlak. Sub bahasan kelima tentang kajian penelitian yang relevan. Sub bahasan keenam tentang pengajuan hipotesis. Bab III Metode Penelitian, yang meliputi: jenis dan pendekatan penelitian, waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel dan indikator, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan. Sub bahasan pertama tentang deskripsi data penelitian, meliputi: data pola asuh orang tua siswa MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Keling Jepara tahun pelajaran 2015/2016; data aktivitas belajar siswa di kelas dan data tentang hasil belajar aqidah akhlak siswa MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Keling Jepara tahun pelajaran 2015/2016. Sub bahasan kedua tentang pengujian hipotesis yang meliputi penghitungan koefesiensi korelasi antara varibel X1 dan Y, antara variabel X2 dan Y serta penghitungan antara variabel X1 dan X2 dengan variabel Y. Sub bahasan ketiga tentang pembahasan. Sub bahasan keempat tentang keterbatasan penelitian. Bab V
Penutup, terdiri atas kesimpulan, saran-saran dan kata penutup.
Daftar Pustaka
11
Lampiran-Lampiran
12
G. Hipotesis Pengertian hipotesis adalah “jawaban sementara atau dugaan sementara terhadap pertanyaan penelitian yang banyak memberi manfaat bagi pelaksanaan penelitian”.10 Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah Ha (hipotesis alternatif): “Ada hubungan yang signifikan pola asuh orang tua dan aktivitas belajar di kelas dengan hasil belajar aqidah akhlak siswa MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Keling Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016”. H. Metode Penelitian 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yang mengambil data dari lapangan (field Research). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena data yang digunakan adalah data kuantitatif.11 Pemilihan jenis penelitian kuantitatif karena pada penelitian ini bertujuan untuk menguji suatu teori/hipotesis yang menjelaskan tentang hubungan antara fenomena sosial yang sedang terjadi. Pengujian tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah teori/hipotesis yang ditetapkan didukung oleh kenyataan atau bukti-bukti empiris atau tidak, bila bukti-bukti yang dikumpulkan mendukung, maka teori/hipotesis tersebut dapat diterima, bila bukti-bukti tersebut tidak mendukung maka hipotesis tertolak.
10
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm. 82. Data kuantitatif merupakan data yang berhubungan dengan angka-angka yang dapat memberikan gambaran mengenai keadaan, peristiwa atau gejala tertentu. Lihat Anas Sudijono, Pengantar Dalam Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 2-3 11
13
2. Populasi dan Sampel a. Populasi Penelitian Populasi adalah “keseluruhan subyek penelitian”.12 Dengan kata lain, populasi merupakan subyek penelitian yang akan diteliti. Adapun populasi penelitian ini adalah siswa MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Keling Kecamatan Keling Kabupaten Jepara tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 152 orang, dengan rincian sebagaimana tabel di bawah ini: Tabel 1 Populasi Penelitian13 No.
Kelas
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
Jumlah
1.
I
16
12
28
2.
II
14
15
29
3.
III
10
14
24
4.
IV
11
15
26
5.
V
12
10
22
6.
VI
12
11
23
Jumlah 75 77 152 Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa jika jumlah subyek penelitian besar atau lebih dari 100 maka dapat diambil di antara 10% 15% atau 20%-25% atau lebih.14 Artinya pnelitain yang dilakukan boleh menggunakan sampel. b. Sampel Penelitian
12
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 108. 13 Buku Induk MI Al-Falah Tunahan tahun pelajaran 2013/2014. 14
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 112
14
Sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.15 Pemilihan sampel dilakukan peneliti hanya pada siswa kelas IV dan V MI Al-Falah. Adapun rincian sampel yang diambil adalah sebagaimana tabel di bawah ini: Tabel 2 Sampel Penelitian No.
Kelas
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
Jumlah
1.
IV
11
15
26
2.
V
12
10
22
Jumlah
23
25
48
Dengan demikian jumlah sampel yang diambil hanya pada siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Keling Jepara tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 48 siswa atau sebesar 32% dari keseluruhan responden yang berjumlah 152 orang.
3. Variabel dan Indikator Variabel penelitian ini ada 3 (tiga) macam, yaitu pola asuh orang tua sebagai variabel bebas kedua (variabel X1) dan aktivitas belajar di kelas (variabel X2) prestasi belajar aqidah akhlak sebagai variabel terikat (atau variabel Y). Adapun masing-masing variabel mempunyai indikator sebagai berikut: 15
Ibid., hlm. 109.
15
Tabel 1 Penjabaran Variabel dan Indikator Penelitian Variabel
Sumber Data
Indikator
Pola asuh orang tua (Variabel X1)
1). Cara orang tua memberikan peraturan kepada anak 2). Cara orang tua memberikan hadiah dan hukuman 3). Cara orang tua menunjukkan otoritas 4). Cara orang tua memberikan contoh kehidupan sehari-hari 5). Cara memberikan perhatian/ tanggapan terhadap keinginan anak16 1) 2)
Aktivitas belajar di kelas (variabel X2)
3)
4) 5) 1) Prestasi belajar aqidah akhlak (variabel Y)
2)
3)
Aktivitas visual (visual activities), seperti memperhatikan pelajaran Aktivitas lisan (oral activities), seperti membaca, bertanya, menjawab pertanyaan guru. Aktivitas mendengarkan (listening activities), seperti mendengarkan penjelasan dan pengarahan guru. Aktivitas gerak (motoric activities), seperti perilaku dan tingkah laku Aktivitas menulis (writing activities) 17 Aspek kognitif (nilai tes tertulis yang diberikan oleh peneliti) Aspek psikomotorik (rata-rata nilai praktek harian dalam buku legger) Aspek afektif (hasil pengamatan harian guru dalam buku legger)
Teknik
Siswa
angket
siswa
observasi
Tes tertulis Siswa Dokumenta si
4. Teknik Pengumpulan Data Untuk
memperoleh
data-data
yang
lengkap,
benar
dan
dapat
dipertanggungjawabkan maka dalam penelitian ini dipergunakan teknik-teknik sebagai berikut: 16
Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm.
110. 17
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1992), hlm.
17.
16
a. Angket Angket atau questioner adalah “sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang dirinya atau hal-hal yang diketahui olehnya”.18 Angket ini peneliti berikan kepada siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo tahun pelajaran 2015/2016 untuk memperoleh data tentang pola asuh orang tua. Jenis angket yang digunakan adalah jenis angket tertutup, yaitu jenis angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Peneliti membuat pertanyaan angket sejumlah 15 pertanyaan tentang pola asuh orang tua. Adapun pilihan jawaban yang diberikan terdiri atas lima option (pilihan) selalu, sering, kadang-kadang, hampir tidak pernah, tidak pernah. Sistem penskorannya adalah, jika pertanyaan positif yaitu::
1). Jawaban a (selalu) diberi nilai 5 2). Jawaban b (sering) diberi nilai 4 3). Jawaban c (kadang-kadang) diberi nilai 3 4). Jawaban d (jarang sekali) diberi nilai 2 5). Jawaban e (tidak pernah )diberi nilai 1 Sedangkan jika pertanyaannya negatif, penskorannya yaitu: a. Jawaban a (tidak pernah) diberi nilai 5 b. Jawaban b (jarang sekali) diberi nilai 4 18
Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 128.
17
c. Jawaban c (kadang-kadang) diberi nilai 3 d. Jawaban d (sering) diberi nilai 2 e. Jawaban e (selalu) diberi nilai 1 Jadi untuk masing-masing item pertanyaan angket skor tertingginya adalah 5 dan skor terendahnya adalah 1. Asumsinya skor tertinggi masingmasing responden adalah 15 item x 5 = 75. Sedangkan skor terendahnya adalah 15 item x 1 = 15. b. Observasi Observasi atau yang disebut dengan pengamatan adalah "kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera".19 Observasi digunakan untuk mengumpulkan data penelitian tentang aktivitas belajar di kelas siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Keling Jepara. Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung20. Peneliti melakukan pengamatan secara langsung terhadap terhadap aktivitas belajar aqidah akhlak siswa di kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo selama 4 kali pertemuan (kurang lebih satu bulan). Dalam hal ini peneliti membuat 10 item panduan materi observasi tentang akhlak siswa kepada guru yang meliputi masing-masing indikator 19 20
Ibid., hlm. 133.
Pengamatan langsung (direct observation), yaitu teknik pengumpulan data di mana penyelidik mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa alat) terhadap gejala-gejala subyek yang diselidiki, baik pengamatan itu dilakukan di dalam situasi sebenarnya maupun dilakukan di dalam situasi buatan yang khusus diadakan. Lihat, Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Tarsito, 2004), hlm. 162.
18
yang telah disampaikan di atas. Adapun pilihan kategori yang ditentukan adalah selalu, sering, kadang-kadang, hampir tidak pernah dan tidak pernah. Sedangkan kriteria penilaiannya adalah: 1). Untuk siswa yang masuk dalam kategori "selalu" diberi nilai 5 2). Untuk siswa yang masuk dalam kategori "sering" diberi nilai 4 3). Untuk siswa masuk dalam kategori "kadang-kadang" diberi nilai 3 4). Untuk siswa yang masuk dalam kategori "jarang sekali" diberi skor 2 5). Untuk siswa yang masuk dalam kategori "tidak pernah" diberi nilai 1 Jadi untuk masing-masing item materi observasi skor tertinggi adalah 5 dan skor terendah adalah 1. Adapun asumsi skor tertinggi masingmasing responden adalah 10 item x 5 = 50. Sedangkan nilai terendahnya adalah 10 item x 1 = 10.
c. Dokumentasi Teknik dokumentasi adalah "mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya".21 Teknik ini penulis pergunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar aqidah akhlak siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Keling Jepara tahun pelajaran 2012/2013 yang diambil dari buku legger guru kelas IV dan V sekolah tersebut yaitu rata-rata nilai 21
Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 125.
19
harian (kognitif, psikomotorik dan afektif), nilai asli ulangan umum tengah semester dan nilai asli ulangan umum akhir semester genap. 5. Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik pengolahan data statistik, yaitu pengolahan data yang menggunakan analisis statistik dari data kuantitatif. Data kuantitatif merupakan data yang berhubungan dengan angkaangka yang dapat memberikan gambaran mengenai keadaan, peristiwa atau gejala tertentu.22 Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan beberapa tahapan, yaitu: mengumpulkan data, menggolongkan data, mengolah data yang sudah digolongkan menjadi table distribusi. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus multiple correlation/Korelasi Ganda dengan rumus sebagai berikut: 1. Menghitung Korelasi antara Variabel X1 dengan Variabel Y dengan menggunakan rumus korelasi product moment: r
x1.y =
N∑X1Y – (∑X1) (∑Y) { N∑X1² - (∑X1)² } { N∑Y² - (∑Y)² }
2. Menghitung Koefesiensi Korelasi antara Variabel X2 dengan Variabel Y dengan menggunakan rumus korelasi product moment: r
x2.y =
22
N∑X2Y – (∑X2) (∑Y) { N∑X2² - (∑X2)² } { N∑Y² - (∑Y)² }
Anas Sudijono, Pengantar Dalam Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 2-3.
20
3. Menghitung Korelasi antara Variabel X1 dengan Variabel X2 dengan menggunakan rumus korelasi product moment: N∑X1.X2 – (∑X1) (∑X2)
r
x1.x2
= { N∑X1² - (∑X1)² } { N∑X2² - (∑X2)² }
4. Menghitung dengan rumus Korelasi Ganda r2yx1 + r2yx2 – 2 ryx1. ryx2. rx1x2 1 - r2X1.X2
Ryx1x2 =
Keterangan: Ryx1x2 = Korelasi ganda antara X1 dan X2 secara bersama-sama dengan variabel Y ryx1
= korelasi sederhana antara X1 dan Y
ryx2
= korelasi sederhana antara X2 dan Y
rx1x2 = korelasi sederhana antara X1 dan X2 Untuk
menguji
koefesiensi
korelasi
ganda
dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut: ( r2/ k ) F
= (1 – r2 ) (n–k–1)
Keterangan: r2
= koefesiensi korelasi ganda yang telah ditemukan
k
= jumlah variabel independen
n
= jumlah sampel
F
= F hitung
dengan
21
Kemudian diberikan interpretasi dari hasil yang telah diperoleh dari penghitungan dengan mengecek taraf signifikan dari Fhit untuk dibandingkan dengan F tabel (rt 5% atau rt1 %) dengan ketentuan sebagai berikut: a. Jika nilai Fhit lebih besar dari taraf signifikan 5% atau Ft 5%, dan/atau taraf signifikan 1% atau Ft 1%, maka hipotesis asli penelitian dapat diterima; dan b. Jika nilai Freg kurang dari taraf signifikan 5% atau Ft 5%, dan/atau taraf signifikan 1% atau Ft 1%, maka hipotesis asli penelitian ditolak. I. Sistematika Penulisan Skripsi Skripsi ini terbagi menjadi 5 (lima) bab, masing masing bab tersusun secara berurutan dan terperinci, terdiri atas: Bab I Pendahuluan terdiri atas: latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan skripsi. Bab II Landasan Teori dan Pengajuan Hipotesis. Sub bahasan pertama tentang pola asuh orang tua yang mencakup: pengertian pola asuh orang tua, bentuk-bentuk pola asuh orang tua siswa, fungsi pola asuh orang tua bagi anak. Sub bahasan kedua tentang aktivitas belajar di kelas, meliputi pengertian aktivitas belajar di kelas, bentuk-bentuk aktivitas belajara di kleas, manfaat aktifitas belajar di kelas dalam pembelajaran. Sub bahasan ketiga tentang hasil belajar aqidah akhlak, meliputi: pengertian hasil belajar aqidah akhlak, indikator hasil belajar aqidah akhlak, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar aqidah akhlak. Sub bahasan keempat
22
tentang hubungan antara pola asuh orang tua dan aktivitas belajar di kelas dengan hasil belajar aqidah akhlak. Sub bahasan kelima tentang kajian penelitian yang relevan. Sub bahasan keenam tentang pengujian hipotesis. Bab III Metode Penelitian, yang meliputi: jenis dan pendekatan penelitian, waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel dan indikator, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan. Sub bahasan pertama tentang deskripsi data penelitian, meliputi: data pola asuh orang tua siswa MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Keling Jepara tahun pelajaran 2015/2016; data aktivitas belajar siswa di kelas dan data tentang hasil belajar aqidah akhlak siswa MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Keling Jepara tahun pelajaran 2015/2016. Sub bahasan kedua tentang pengujian hipotesis yang meliputi penghitungan koefesiensi korelasi antara varibel X1 dan Y, antara variabel X2 dan Y serta penghitungan antara variabel X1 dan X2 dengan variabel Y. Sub bahasan ketiga tentang pembahasan. Sub bahasan keempat tentang keterbatasan penelitian. Bab V
Penutup, terdiri atas kesimpulan, saran-saran dan kata penutup.
Daftar Pustaka Lampiran-Lampiran Jepara, Desember 2013 Mahasiswa yang Mengajukan
23
Sri Listiyaningsih Menyetujui, Dosen Pembimbing
Drs. Maswan, MM.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1991. Ali, Zainuddin. Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2007. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Barnadib, Sutari Imam. Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, Yogyakarta: Andi Offset, 1993.
24
Daradjat, Zakiah dkk., Ilmu Penddikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1999. Daulay, Haidar Putra. Pendidikan Islam dam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia., Jakarta: Kencana, 2007. Departemen Agama RI., Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Departemen Agama RI, 2002. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002. Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2007. Khoiri, Nur. Statistik Pendidikan, Jepara: Diktat Kuliah INISN U Jepara. Mochtar, Syamsuar. Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: IKIP, 1990. Muhaimin et.al. Paradigma Pendidikan Agama Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001. Nasution, Noehi, dkk., Psikologi Pendidikan, Jakarta: Dirjen Binbaga Islam Depag, 1999. Poerwadarminta, WJ.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007. Purwanto, M. Ngalim. Ilmu Pendidian Teoritis dan Praktis, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1998. Singarimbun, Masri. Metodologi Penelitian Survey, Jakarta: LP3ES, 1995. Sudijono, Anas. Pengantar Dalam Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Kuantitatif, Kualitatif, R & D, Bandung: Alfabeta, 2006. Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press, 2008. Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000. Thoha, Chabib, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005. Uhbiyati, Nur dan Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 1997. Undang-undang No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Cipta Jaya, 2003.
25
Usman, Moh. Uzer. Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1992. Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur'an Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Jakarta: Depag RI, 1982.
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Pola Asuh Orang Tua kepada Anak 1. Pengertian Pola Asuh Orang Tua kepada Anak Pola Asuh terdiri dari dua kata yaitu pola dan asuh. Dalam Kamus Bahasa Indonesia kata pola berarti "model, corak, gambaran".1 Sedangkan kata asuh diartikan sebagai "menjaga (merawat dan mendidik) anak; memimpin (membantu, melatih) orang supaya dapat berdiri berdiri sendiri.2 Menurut Kohn sebagaimana dikutip oleh Chabib Thoha bahwa pola asuh orang tua kepada anak merupakan sikap orang tua dalam berhubungan dengan anaknya. Sikap ini dapat dilihat dari berbagai segi, di antaranya dari cara orang tua memberikan peraturan kepada anak, cara memberikan hadiah dan hukuman, cara orang tua menunjukkan otoritas dan cara orang tua memberikan perhatian atau tanggapan terhadap keinginan anak.3 Dari pendapat Kohn tersebut, Chabib Thoha dalam bukunya Kapita Selekta Pendidikan Islam kemudian memberikan suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud pola asuh orang tua yaitu "cara mendidik orang tua terhadap anak, baik secara langsung maupun tidak langsung".4 Cara mendidik secara langsung artinya bentuk-bentuk asuhan orang tua yang berkaitan dengan 1
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), hlm. 904 2
Ibid., hlm. 65.
3
Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm.
110. 4
Ibid.
11
12
pembentukan kepribadian, kecerdasan dan ketrampilan yang dilakukan secara sengaja baik berupa perintah, larangan, hukuman, penciptaan situasi maupun pemberian hadiah sebagai alat pendidikan. Dalam situasi seperti ini yang diharapkan muncul dari anak adalah efek instruksional yakni respon-respon anak terhadap aktivitas pendidikan itu. Sedangkan pendidikan secara tidak langsung adalah berupa contoh kehidupan sehari-hari, baik tutur kata sampai kepada adat kebiasaan dan pola hidup, hubungan antara orang tua dengan keluarga, masyarakat, hubungan suami isteri. Semua ini secara tidak sengaja telah membentuk situasi di mana anak selalu bercermin terhadap kehidupan sehari-hari dari orang tuanya. Dengan demikian pola asuh orang tua adalah cara orang tua mendidik anak-anaknya baik secara langsung maupun tidak langsung dalam kehidupan sehari-hari yang meliputi cara orang tua memberikan peraturan kepada anak, cara memberikan hadiah dan hukuman, cara menunjukkan otoritas, cara memberikan perhatian atau tanggapan terhadap keinginan anak.
2. Fungsi Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Orang tua bagi anak merupakan guru yang pertama atau pemberi informasi pertama.5 Sehingga boleh dikatakan kepribadian anak tergantung dari orang tuanya sebagai guru pertama. Tentang pentingnya pola asuh orang tua pada anak, Rasulullah dalam suatu haditsnya telah bersabda:
5
Zakiah Daradjat dkk., Ilmu Penddikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1984), hlm. 35
13
ِ َّالهلل اص َعلَْ ِاو ََّ َوالهلل َا َنال ِن ْان َ َالَ ق َ ََعن اَِِب ُىَريْاَرةَ َر ِض َي اللّوُ َعنوُ ق َ الَ َر ُو ْاُ َُ اص ) (رَّاه نسلا6َن ُْلُُْد اِالّ ياُ ُْلَ ُد َعلَ الْ ِفطَْرةِ فَلباَ َُاهُ ياُ َهَُدانِِو ََّ ياُنَصَرانِِو ََّ ُيَج َسلنِِو “Dari Abi Hurairah ra. berkata bahwa Rasulullah SAW. telah bersabda: “Setiap anak dilahirkan atas fitrahnya (kecenderungan untuk percaya pada Allah) maka kedua orang tuanya yang menjadikan anak tersebut beragama Yahudi, Nasrani dan Majusi" (HR. Muslim). Dari hadits di atas dapat dipahami bahwa pola asuh orang tua mempunyai peran penting dalam membentuk kepribadian dan karakter anak, bahkan juga membentuk keyakinan agamanya. Oleh karena itu sudah seharusnya para orang tua bersungguh-sungguh dalam mendidik putraputrinya agar menjadi manusia yang yang baik dalam menjalani hidup di dunia maupun di akhirat. Setiap orang tua pasti mempunyai rasa cinta dan kasih sayang terhadap anaknya. Perasaan ini dijadikan Allah sebagai asas kehidupan psikhis, sosial dan fisik kebanyakan makhluk hidup. Allah menanamkan perasaan itu di dalam diri manusia antara lain untuk mempertahankan kelangsungan hidup jenis mereka di muka bumi. Menurut Hery Noer Ali dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam, perasaan cinta kasih inilah yang membuat orang tua mampu bersabar dalam memelihara, mengasuh, mendidik anak serta memperhatikan segala kemaslahatannya.7 Barangkali itulah sebab al-Qur'an melukiskan arti anak bagi orang tua dengan ungkapan-ungkapan sebagai "penyenang hati", sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surat Al-Furqan ayat 74:
6
Imam Muslim, Shahih Muslim, Juz 2 (Beirut: Dar Al-Fikr, tt.), hlm. 458. Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, 1999), hlm. 85.
7
14
) ٤٧ (الفرقلن "Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (Kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa". (Q.S. Al-Furqan: 74).8 Tanggungjawab pendidikan kepada anak-anaknya diakuinya secara sadar atau tidak, diterima dengan sepenuh hatinya atau tidak, itu merupakan "fitrah" yang telah dikodratkan Allah SWT kepada setiap orang tua. Mereka tidak bisa mengelakkan tanggungjawab itu karena telah merupakan amanah Allah SWT yang dibebankan kepada mereka. Oleh karena itu, orang tua tidak dapat acuh terhadap perbuatan mereka. Sikap ini tidak baik untuk diterapkan kepada anak, terlebih untuk anak yang masih kecil. Di mana kepribadiannya masih sangat labil, sehingga perlu pengarahan dan pengawasan yang serius dari orang tuanya agar mampu tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang baik, mampu berpikir secara cerdas, terampil dan berbudi pekerti luhur. Dengan demikian fungsi dari pola asuh orang tua pada anak adalah untuk membentuk kepribadian anak. Karena cara orang tua mengasuh dan mendidik anak sangat mempengaruhi pengetahuan dan cara berpikir anak-anaknya. Oleh karena itu orang tua harus mendidik anak-anaknya dengan cara yang baik dan benar, agar anak-anaknya dapat memiliki kepribadian yang mulia dan cara berpikir yang cerdas.
8
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Depag RI, 1982), hlm. 569.
15
3. Bentuk-bentuk Pola Asuh Orang Tua Kepada Anak Hurlock sebagaimana dikutip oleh Chabib Thoha menjelaskan bahwa ada tiga jenis pola asuh orang tua terhadap anaknya, yaitu : (1) pola asuh otoriter, (2) pola asuh demokratis, (3) pola asuh permisif.9 Pertama, pola asuh otoriter ditandai dengan cara mengasuh anak dengan aturan-aturan yang ketat, seringkali memaksa anak untuk berperilaku seperti dirinya (orang tua), kebebasan untuk bertindak atas nama diri sendiri dibatasi. Anak jarang diajak berkomunikasi dan tukar pikiran dengan orang tua, orang tua menganggap bahwa semua sikapnya sudah benar sehingga tidak perlu dipertimbangkan kepada anak. Selain itu juga ditandai dengan penggunaan hukuman yang keras, lebih banyak menggunakan hukuman badan, anak juga diatur segala keperluan dengan aturan yang ketat dan masih tetap diberlakukan meskipun sudah menginjak dewasa.10 Kedua, pola asuh demokratis ditandai dnegan adanya pengakuan orang tua terhadap kemampuan anak, anak diberi kesempatan untuk tidak selalu tergantung kepada orang tua. Orang tua sedikit memberi kebebasan kepada anak untuk memilih apa yang terbaik bagi dirinya, anak didengarkan pendapatnya, dilibatkan dalam pembicaraan terutama yang menyangkut dengan anak itu sendiri. Anak diberi kesempatan untuk mengembangkan kontrol
9
internalnya
sehingga
sedikit
demi
sedikit
berlatih
untuk
Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), hlm.
110. 10
Ibid.
16
bertanggungjawab kepada diri sendiri. Anak dilibatkan dan diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam mengatur hidupnya. 11 Ketiga, pola asuh ini ditandai dengan cara orang tua mendidik anak secara bebas, anak dianggap sebagai orang dewasa/muda, ia diberi kelonggaran seluas-luasnya untuk melakukan apa saja yang dikehendaki. Kontrol orang tua terhadap anak sangat lemah, juga tidak memberikan bimbingan yang cukup berarti bagi anaknya. Semua apa yang telah dilakukan oleh anak adalah benar dan tidak perlu mendapatkan teguran, arahan atau bimbingan. Bentuk-bentuk pola asuh orang tua dalam pendidikan anak, dapat dilihat dari: a. Cara orang tua memberikan peraturan kepada anak Anak seringkali berbuat atas kemauan sendiri. Setelah menyadari bahwa mereka memiliki potensi-potensi atau bakat-bakat, mereka berusaha sendiri memperkuat potensi yang dimiliki. Oleh karena itu dalam situasi ini orang tua perlu melakukan memberikan peraturan-peraturan yang dapat mengarahkan anak pada jalur yang benar, baik dalam hal pendidikannya dan akhlaknya sehari-hari. Dengan kata lain, orang tua tidak dapat membiarkan begitu saja untuk membiarkan anak-anaknya berbuat sesuka hati atau acuh terhadap perbuatan mereka. Sikap ini tidak baik untuk diterapkan kepada anak, terlebih untuk anak yang masih kecil. Oleh karena itu, orang tua yang baik dapat membuatkan peraturan-
11
Ibid., hlm. 111.
17
peraturan bagi anak-anaknya, misalnya mainan apa saja yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan, jadwal belajar dan jadwal bermain atau nonton televisi dan lain sebagainya. Menurut Noer Ali, agar peraturan yang telah diberikan oleh orang tua kepada anak dapat dilaksanakan dengan cara konsekuen dan konsisten, maka orang tua harus bersikap tegas dan tetap teguh pada pendirian yang telah diambilnya. Segala aturan, baik perintah maupun larangan, hendaknya dijaga agar selalu dilaksanakan dan tidak dilanggar oleh anak.12 Dengan demikian melalui peraturan yang diberikan kepada anakanaknya, para orang tua dapat mengarahkan kepribadian dan pola pikir anak sesuai dengan harapan mereka, yaitu dalam rangka membentuk kepribadian anak yang berakhlak mulia, memiliki pola pikir yang cerdas, positif dan yang dapat menunjang kemajuan akademik dan hasil belajar anak di sekolah.
b. Cara memberikan hadian dan hukuman Orang tua perlu memberikan penghargaan maupun pujian pada pekerjaan anak agar anak merasa dihargai keberadaannya. Sebab ketidakpercayaan
orang
tua
terhadap
kemampuan
anaknya
akan
mengantarkan sang anak kepada kegagalan. Karena anak-anak perlu menyelami lautan pengalamannya sendiri, tidak selalu bergantung dan membanggakan pekerjaan orang lain.
12
Hery Noer Ali, op.cit., hlm. 190.
18
Menurut Seto Mulyadi sebagaimana dikutip oleh Fuad Nashori anakanak sungguh akan bahagia apabila orangtuanya mau menghargai mereka. Penghargaan akan menumbuhkan harga diri. Anak-anak yang memiliki harga diri tinggi akan mengembangkan konsep diri yang positif, sehingga mudah mengembangkan berbagai potensinya secara optimal.13 Demikian pula jika anak melakukan kesalahan atau melakukan perilaku-perilaku yang menyimpang dari norma-norma agama atau norma sosial, orang tua harus berani memberikan hukuman. Dalam hal ini bukan hukuman yang berkategori "kekerasan" tetapi yang lebih bersifat penyembuhan. Hukuman merupakan metode kuratif (pengobatan) dan preventif (pencegahan), artinya tujuan hukuman ialah untuk memperbaiki anak didik, bukan untuk balas dendam.14 Tindakan kuratif dengan memberikan hukuman harus segera diterapkan untuk membendung pelanggaran-pelanggaran yang lebih parah lagi. Bila tindakan kuratif dalam menjatuhkan hukuman tidak segera ditempuh, sama halnya dengan memberikan kesempatan kepada anak didik untuk melakukan pelanggaran yang berulang kali. Anak yang melakukan pelanggaran, tidak mampu merasakan suatu pelanggaran yang terbiasa, anak menganggap kesalahan dan pelanggaran sebagai suatu kewajaran yang perlu dilestarikan, bahkan mungkin menganggap sebagai suatu jati diri yang mengangkat harkat dan martabatnya. Anak yang
13
Fuad Nashori, Profil Orang Tua Anak-anak Berprestasi, (Yogyakarta: Insania Cita, 2005), hlm. 23. 14
Hery Noer Aly, op.cit., hlm. 200.
19
melakukan pelanggaran tidak segera diikuti penyesalan, melainkan malah tertawa sebagai indikasi sulit diperbaiki lagi. Pada akhirnya menganggap suatu kebanggaan yang patut dipamerkan. 15 Tindakan preventif lebih penting daripada kuratif, sedia payung sebelum hujan, sebab melalui pencegahan, seseorang belum terjebak dalam pelanggaran atau penyelewengan. Sedangkan tindakan kuratif ditempuh karena terjadi penyelewengan atau pelanggaran dengan maksud agar si anak yang melanggar aturan dapat menyadari kesalahannya dan tidak mengulangi lagi. Dengan demikian dapat dipahami, jika anak dididik oleh orang tua atau lingkungan keluarga berdasarkan kasih sayang kepadanya dengan memberikan penghargaan kepada anak dan juga sekaligus mendisiplinkan anak dengan hukuman yang mendidik, ia akan tumbuh menjadi anak yang tenang dan mudah menyesuaikan diri terhadap orang tua dan anggota keluarga
lainya
serta
terhadap
teman-temannya.
Wataknya
akan
berkembang dengan tidak mengalami kesulitan-kesulitan yang besar. Sebaliknya Jika di dalam lingkungan keluarganya anak itu sering ditertawakan dan diejek jika tidak berhasil melakukan sesuatu, maka ia akan jadi orang yang selalu diliputi oleh keragu-raguan. Sebaliknya jika anak itu dibesarkan dan dididik oleh orang tua atau lingkungan keluarga yang mengetahui akan kehendaknya dan berdasarkan kasih sayang kepadanya, ia akan tumbuh menjadi anak yang tenang dan mudah
15
Ibid., hlm. 201
20
menyesuaikan diri terhadap orang tua dan anggota-anggota keluarga lainnya serta terhadap teman-temannya. c. Cara orang tua menunjukkan otoritas Anak-anak
merupakan
manusia
yang
masih
dalam
masa
pertumbuhan dan belum memiliki kepribadian yang kuat, ia belum dapat memilih sendiri terhadap masalah yang dihadapi, karena itu memerlukan petunjuk guna memilih alternatif dari beberapa alternatif yang ada. Dengan kata lain orang tua sebagai pemimpin di dalam rumah tangga harus memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap perilaku anakanaknya agar dapat membantu anak menemukan jalan hidup yang benar, sesuai dengan nilai-nilai agama dan negara. Rasulullah saw. bersabda:
عان عراار بان ا ب عاان اب او عاان عاده رضااي اص عنااو قالَ قاالَ روااَُ اص َّل اص عل و َّولا نرَّا اَّالدكا بللصالة َّىا ابنلء واع وانو َّاضاربُاىا ) (رَّاه ابُ داَّد َّاحللكا16 عل هل َّىا ابنلء عشر َّفرقُا ب نها يف املضلع "Dari Umar bin Syuaib dari ayahnya dari kakeknya ra. berkata: bahwa rasulullah saw. telah bersabda: "Suruhlah anak-anakmu untuk mengerjakan shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka jika tidak mau mengerjakannya, yaitu ketika berusia sepuluh tahun, dan pisahkanlah tempat tidur mereka". (HR. Abu Dawud dan Hakim). Dari hadits tersebut dapat dipahami bahwa orang tua dapat bersikap tegas sesuai dengan kebutuhan, yaitu bilamana kebebasan yang diberikan kepada anak itu disalahgunakan seperti ia berbuat semaunya sendiri
16
Abu Dawud, Sunan Abu Dawud, Juz 2, (Beirut: Dar al-Fikr,t.t.), hlm. 88.
21
sehingga melanggar syariat agama, maka orang tua harus berusaha keras untuk meluruskan perbuatan anaknya. Nur Uhbiyati menjelaskan bahwa orang tua perlu menggunakan thariqah ad-dimuqrathiyah adh-dhoifiyah (metode pendidikan demokrasi yang luwes).17 Metode pendidikan seperti ini menuntut kepada orang tua sekali waktu membiarkan anaknya untuk berkembang sesuai dnegan fitrahnya, sekali waktu menguasai, mengawasi dan membatasi anak agar tidak terjerumus kepada perbuatan salah dan sekali waktu pula berada di tengah-tengah anak agar dapat memacu, menimbulkan semangat, berlomba-lomba dan mencari kebajikan. d. Cara orang tua memberikan perhatian atau tanggapan terhadap keinginan anak Perhatian orang tua kepada anak di dalam kehidupan keluarga sangat dibutuhkan, sebab setiap anak membutuhkan kasih sayang, bimbingan, didikan dan sebagainya dari orang tuanya. Orang tua sangat dibutuhkan bagi anak untuk membentuk kepribadiannya. Demikian pula orang tua harus tanggap terhadap keinginan dan kehendak anak. Jika anak mempunyai keinginan yang positif dan orang tua mampu untuk melaksanakannya, maka sudah seharusnya orang tua memberikan dukungan penuh kepada anak untuk meraih keinginan dan cita-cita tersebut. Namun, jika kehendak atau keinginan anak itu bersifat negatif, dalam arti melanggar syariat agama dan hukum negara, orang tua 17
Nur Uhbiyati dan Maman Abd. Djaliel, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1998) hlm. 128.
22
harus bersikap tegas untuk mencegahnya dan memberikan penyadaran agar anak dapat menjauhi keinginannya tersebut. Dengan demikian perhatian orang tua merupakan bentuk ungkapan kasih sayang dan perasaan orang tua yang diberikan kepada anak-anaknya agar si anak dapat memiliki kepribadian dan sikap yang baik sesuai dengan harapan yang diinginkan oleh orang tua. Demikian pula dengan menanggapi keinginan anak yang positif, orang tua dapat menunjukkan kepada anak bahwa dirinya betul-betul mencintai dan mengasihi anaknya.
B. Aktivitas Belajar Siswa di Kelas 1. Pengertian Aktivitas Belajar di Kelas
Kata aktivitas berasal dari aktif yang berarti “dinamis dan bertenaga, giat melakukan sesuatu”, kemudian menjadi aktivitas yang berarti “kesibukan, kegiatan”.18 Selanjutnya, definisi tentang belajar oleh para pakar pendidikan di antaranya diartikan sebagai berikut: a. W.J.S. Poerwadarminta Belajar adalah “berusaha supaya memperoleh kepandaian (ilmu dsb.) dengan menghafal, melatih diri dan sebagainya".19 b. Sardiman. Belajar adalah “kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Sedangkan secara sempit, belajar adalah usaha materi ilmu
18
Amran Y.S. Chaniago, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), hlm. 20. 19
W.J.S., Poerwadarminta, op.cit., hlm. 14.
23
pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya”.20 c. Muhibbin Syah Belajar adalah "tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif".21 d. Sumadi Suryabrata Belajar adalah "usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan kegiatan menuju terbentuknya kepribadian yang utuh".22 e. Howard L. Kingskey sebagaimana dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah menjelaskan pengertian belajar yaitu: "Learning is the process by which behavior (in the broader sense) is originated or changed through practice or training".23 Artinya, belajar adalah proses di mana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. f. Hilgard sebagaimana dikutip oleh Sumadi Suryabrata Learning is proces by which an activity originates or is change through training procedures (whether in the laboratory or ini the natural
20
Sardiman A.M.. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 20-21 21
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 92. 22 23
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2008), hlm. 232.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 90.
24
environment) as distinguished from change by factors not attributable to training
24
(belajar adalah proses perubahan perilaku melalui prosedur
latihan (apakah di dalam laboratorium atau di dalam lingkungan yang alami) berbeda dari perubahan oleh faktor yang tidak ada hubungannya dengan latihan). Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa belajar merupakan istilah satu bentuk tingkahlaku individu dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan dalam mencapai tujuan. Belajar merupakan proses yang diarahkan pada tujuan, baik tujuan dalam jangka pendek maupun jangka panjang, sebagai proses kegiatan melalui berbagai pengalaman. Jadi aktivitas belajar siswa di kelas dapat diartikan sebagai kegiatan siswa dalam melakukan proses belajar dalam dirinya sendiri dengan berbagai kegiatan seperti membaca buku, mengarang, menulis, mengikuti pelajaran, mengamati sesuatu dan lain sebagainya. 2. Fungsi Aktivitas Belajar Siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat tercapai jika anak didik berusaha secara aktif untuk mencapainya. Keaktifan anak didik di sini tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi kejiwaan. Anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya belajar mengajar. Oleh karena itu aktivitas anak didik dalam hal ini, baik
24
Sumadi Suryabrata, op.cit., hlm. 232.
25
secara fisik maupun secara mental harus aktif.25 Tidak ada gunanya melakukan kegiatan belajar mengajar, kalau anak didik hanya pasif. Karena anak didiklah yang belajar, maka merekalah yang harus melakukannya. Mengajar adalah tugas guru dalam rangka membimbing kegiatan belajar siswa sehingga ia mau belajar. "Teaching is the guidance of learning activities, teaching is for purpose of aiding the pupil to learn", demikian menurut William Burtin sebagaimana dikutip oleh Moh. Uzer usman.26 Dengan demikian, aktivitas siswa sangat diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga siswalah yang seharusnya banyak aktif, sebab siswa sebagai subyek didik adalah yang merencanakan dan ia sendiri yang melaksanakan belajar. Pada kenyataannya di sekolah-sekolah seringkali guru yang aktif sehingga murid tidak diberi kesempatan untuk aktif. Betapa pentingnya keaktifan belajar siswa dalam belajar mengajar sehingga para tokoh pendidikan seperti John Dewey mengemukakan pentingnya prinsip ini melalui metode proyeknya dengan semboyan learning by doing. Bahkan jauh sebelumnya para tokoh pendidikan lainnya seperti Rousseau, Pestalozi, Frobel dan Montessory telah mendukung prinsip keaktifan belajar siswa ini dalam pengajaran. Jadi aktivitas belajar siswa di kelas sangat diperlukan agar belajar menjadi efektif dan dapat mencapai hasil yang diinginkan. Untuk itu hendaknya guru berusaha menciptakan kondisi ini sebaik-baiknya dengan 25
Ibid., hlm. 47.
26
Moh. Uzer Usman, op.cit., hlm. 16.
26
berbagai cara yang dapat mendorong keaktifan belajar siswa. Hal ini menuntut perubahan-perubahan dan pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar-mengajar maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Guru berperan sebagai pengelola proses belajar-mengajar, sekaligus sebagai
fasilitator
yang berusaha
menciptakan kondisi yang efektif sehingga memungkinkan proses belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai. 3. Bentuk-bentuk Aktivitas Belajar Siswa di Kelas
Proses belajar tidak pernah sepi dari berbagai aktivitas. Tidak ada orang yang belajar tanpa melibatkan aktivitas raganya. Apalagi bila aktivitas belajar itu berhubungan dengan masalah belajar menulis, membaca, memandang, mengingat, berpikir latihan dan lain sebagainya.27 Begitu juga seorang siswa yang belajar pelajaran aqidah akhlak tidak akan dapat menghindarkan diri dari situasi. Situasi akan menentukan aktivitas apa yang akan dilakukan dalam rangka belajar. Bahkan situasi itulah yang akan mempengaruhi dan menentukan aktivitas belajar apa yang dilakukan kemudian. Setiap situasi di mana pun dan kapan pun memberikan kesempatan belajar kepada seseorang. Aktivitas belajar siswa itu dari segi kesengajaan terencana dari peran serta kegiatan oleh kedua pihak (siswa dan guru) dalam proses belajar mengajar. Menurut Moh. Uzer usman. hasil belajar yang optimal hanya 27
Saiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, op.cit., hlm. 38.
27
mungkin dicapai apabila kedua belah pihak, siswa dan guru melakukan keaktifan yang intensional.28 Berikut ini akan dipaparkan mengenai beberapa aktivitas belajar yang disampaikan oleh Uzer Usman yang kemudian dikombinasikan dengan pendapat Saiful Bahri Djamarah sebagai berikut: 29 a. Aktivitas Visual (Visual Activities) Aktivitas visual misalnya adalah memandang dan mengamati sesuatu. Dalam pendidikan aktivitas memandang termasuk dalam kategori aktivitas belajar. Di kelas, seorang pelajar memandang papan tulis yang berisikan tulisan yang baru saja guru tulis. Tulisan yang pelajar pandang itu menimbulkan kesan dan selanjutnya tersimpan dalam otak. Lingkungan sekolah merupakan suatu lingkungan yang dipandang sebagai lingkungan pendidikan.30 Jadi bila digunakan untuk tujuan perubahan tingkah pelaku pelajar yang relative permanent, juga belajar dari lingkungan. Aktivitas memandang dalam arti belajar di sini adalah aktivitas memandang yang bertujuan sesuai dengan kebutuhan untuk mengadakan perubahan tingkah laku yang positif. Aktivitas memandang tanpa tujuan bukanlah termasuk perbuatan belajar. Meski pandangan tertuju pada suatu obyek, tetapi tidak adanya tujuan yang ingin dicapai, maka pandangan yang demikian tidak termasuk belajar. 28 29
Moh. Uzer Usman, op.cit., hlm. 19.
Lihat Moh. Uzer Usman, op.cit., hlm. 17. Kemudian lihat pula Saiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, op.cit., hlm. 38-45. 30 Saiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, op.cit., hlm. 39.
28
b. Aktivitas lisan (oral activities) Aktivitas lisan misalnya adalah membaca. Membaca adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan selama belajar di sekolah. Membaca di sini tidak mesti membaca buku semata, tetapi juga membaca majalah, koran, tabloid, jurnal-jurnal hasil penelitian, catatan hasil belajar dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan kebutuhan belajar.31 Kalau belajar adalah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, maka membaca adalah jalan menuju ke pintu ilmu pengetahuan. Ini berarti untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tidak ada cara lain yang harus dilakukan kecuali memperbanyak membaca. Kalau begitu membaca identik dengan mencari ilmu pengetahuan agar menjadi cerdas dan mengabaikannya berarti kebodohan. c. Aktivitas mendengarkan (listening activities) seperti mendengarkan penjelasan guru, ceramah, pengarahan. Aktivitas mendengarkan misalnya mendengarkan ceramah dan pengarahan dari guru. Setiap orang yang belajar di sekolah pasti ada aktivitas mendengarkan. Ketika seorang guru menggunakan metode ceramah, maka setiap siswa diharuskan mendengarkan apa yang guru sampaikan. Mereka dituntut menjadi pendengar yang baik agar dapat mengikuti keterangan guru. Di sela-sela cermah itu ada aktivitas mencatat
31
Ibid., hlm. 41.
29
hal-hal yang dianggap penting.
32
Dengan mendengarkan ceramah atau
pengarahan dari guru maka di situlah telah terjadi proses belajar. d. Aktifitas Gerak (motor activities) Learning by doing adalah konsep belajar yang menghendaki adanya penyatuan usaha mendapatkan kesan-kesan dengan cara berbuat. Belajar sambil berbuat dalam hal ini termasuk latihan. Latihan termasuk cara yang baik untuk memperkuat ingatan.33 Misalnya seorang siswa yang mempelajari cara mengerjakan tayamum sebagia pengganti wudlu, kemungkinan tata caranya itu akan mudah terlupakan bila tidak didukung dengan latihan atau praktek. Di sinilah diperlukan latihan sebanyakbanyaknya. Dengan banyak latihan kesan-kesan yang diterima lebih fungsional. Dengan demikian aktivitas latihan dan praktek dapat mendukung belajar yang optimal. e. Aktivitas Menulis (writing activities) Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang tidak terpisahan dari aktivitas belajar. Dalam pendidikan tradisional kegiatan mencatat merupakan aktivitas yang sering dilakukan. Walaupun pada waktu tertentu seseorang harus mendengarkan isi ceramah, namun dia tidak bisa mengabaikan masalah mencatat hal-hal yang dianggap penting. Setiap orang mempunyai cara tertentu dalam mencatat pelajaran. Demikian juga dalam hal memilih pokok-pokok pikiran pikiran yang dianggap penting.
32
Ibid., hlm. 38.
33
Ibid., hlm. 45.
30
Hal ini disebabkan ilmu pengetahuan yang seseorang miliki berbeda-beda, sehingga berbeda pula dalam menilai bahan yang akan dicatat. 34 Tidak semua mencatat adalah aktivitas belajar. Aktivitas mencatat yang bersifat menjiplak atau mencopy tidak dapat dikatakan sebagai aktivitas belajar. Mencatat yang termasuk aktivitas belajar yaitu apabila dalam mencatat itu orang menyadari kebutuhan dan tujuannya serta menggunakan seperangkat tertentu agar catatan itu nantinya berguna bagi pencapaian tujuan belajar.
C. Hasil Belajar Aqidah Akhlak 1. Pengertian Hasil belajar Aqidah Akhlak Pengertian hasil belajar sebagaimana dikemukakan oleh Syaiful Bahri Djamarah
adalah
“hasil
yang
diperoleh
berupa
kesan-kesan
yang
mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar”.35 Sedangkan Ruslan A. Gani memberi batasan tentang hasil belajar sebagai berikut: "Hasil belajar merupakan hasil belajar seseorang yang diperoleh setelah melakukan sutu proses psikologis, yang sedikitnya mencakup 3 (tiga) aspek yaitu: kognitif, afektif dan psikomotorik”.36 Artinya hasil belajar merupakan hasil yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan aktivitas belajar yang meliputi ranah kognitif (pengetahuan), afektif (sikap/perilaku) dan psikomotorik (keterampilan). 34
Ibid., hlm. 40.
35
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya: Usaha Nasional, 2012), hlm. 141. 36
Ruslan A. Gani, Pedoman Penilaian Pendidikan. (Jakarta: Dirjen Disdakmen, 1986), hlm.
18.
31
Mata pelajaran Aqidah Akhlak adalah salah stau mata pelajaran dalam rumpun pendidikan
Islam.
Adapun definisi
Aqidah Akhlak
secara
terminologis menurut fuqoha ada beberapa definisi. Di antaranya yang umum digunakan adalah pengertian dari Tajuddin Al-Subki dan Abdul Wahab Kholaf sebagaimana dikutip oleh Chabib Thoha yaitu:37
ال لا بلألحكلم الشرع ة ال رل ة املكتسعة نن ادلتهل التفص ل ة (Ilmu tentang hukum-hukum syara yang bersifat amali yang digali dari dalil-dalilnya yang bersifat tafsili (rinci)) Sedangkan oleh Abdul Wahab Kholaf diistilahkan:
جمرُعة األحكلم الشرع ة ال رل ة املكتسعة نن ادلتهل التفص ل ة (Kumpulan hukum-hukum syara yang bersifat amali yang digali dari dalil-dalilnya yang bersifat tafsili (rinci)) Dengan demikian dapat diambil suatu pengertian bahwa hasil belajar Aqidah Akhlak adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah melakukan aktivitas belajar pada mata pelajaran Aqidah Akhlak, yang ditunjukkan dengan perolehan nilai (angka-angka) dari tes hasil belajar yang diujikan.
2. Fungsi Hasil Belajar dalam Pendidikan Dalam dunia pendidikan, hasil belajar siswa merupakan suatu hal yang terus menerus diupayakan agar semakin meningkat. Berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar tergantung dari perolehan prestasi para siswanya dalam belajar. Jika masih banyak siswa yang berprestasi rendah, maka
37
Chabib Thoha, dkk., Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar & Fakultas Tarbiyah IAIN Wali Songo Semarang), hlm. 146.
32
pembelajaran itu dapat dikatakan kurang efektif. Pembelajaran dapat dikatakan efektif bila sebagian besar siswa dapat menyerap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru sehingga tujuan pembelajaran benar-benar tercapai. Alat ukurnya biasanya adalah ketercapaian hasil belajar siswa yang diukur dari tes hasil belajar. Untuk memperoleh prestasi yang baik dalam Islam sangatlah dianjurkan, hal ini tercermin dalam Firman Allah surat Al Baqarah 148:
) ١٧٤ : ( العقرة “Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Q.S. AlBaqarah: 148).38 Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa Allah menganjurkan pada semua umat manusia untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, selalu meningkatkan amal kebaikan yang didasari hukum yang benar. Di antara kebaikan tersebut tentunya juga usaha meraih hasil belajar dan kemampuan mengamalkannya dalam perilaku sehari-hari, baik di rumah, di sekolah maupun di masyarakat lingkungannya. Di dalam ayat lain Surat Al Mujadalah ayat 11, Allah menjelaskan bahwa akan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu pengetahuan, sebagaimana Firman-Nya :
... 38
Departemen Agama RI, op.cit., hlm. 38.
33
)١١ : (اجمللدلة ... "niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan". (Q.S. AlMujadilah: 11).39 Ayat tersebut memberikan dorongan kepada para pelajar untuk meraih prestasi yang setinggi-tingginya dalam mempelajari ilmu pengetahuan. Sebab orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi akan dinaikkan derajatnya oleh Allah SWT dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki ilmu pengetahuan. Tujuan pengajaran bidang studi Aqidah Akhlak adalah memberikan kemampuan dasar kepada siswa tentang aqidah Islam untuk mengembangkan kehidupan beragama sehingga menjadi muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulai sebagai pribadi, sebagai anggota dan sebagi warga Negara. Dengan demikian urgensi hasil belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak yaitu dapat menjadikan siswa memiliki pengetahuan yang tinggi tentang aqidah Islam dan berakhlak mulia. Sehingga dapat menjadi muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia sebagai pribadi, sebagai hamba Allah dan sebagai anggota masyarakat. Fungsi hasil belajar (termasuk pelajaran Aqidah Akhlak) dapat dilihat dari 3 (tiga aspek), yaitu dilihat dari aspek psikologis, dari aspek didaktis dan
39
Ibid., hlm. 910.
34
dari aspek administratif.40 Lebih jelasnya masing-masing aspek tersebut akan penulis uraikan satu persatu sebagai berikut: a. Dilihat dari Aspek Psikologis Secara psikologis orang selalu butuh mengetahui hasil yang telah dicapainya setelah melakukan usaha. Adapun masalah kebutuhan psikologis akan mengenai hasil usaha yang telah dicapainya dalam belajar itu dapat ditinjau dari dua segi, yaitu segi siswa dan segi pendidik. 1). Dari segi siswa Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak, terutama sebelum masa remaja, belum dapat "mandiri pribadi" (zelfstanding); mereka membutuhkan pendapat orang-orang yang lebih dewasa dalam menentukan sikap dan tingkah lakunya, dalam mengadakan orientasi dalam suatu situasi tertentu. Sebagaimana menurut Sumadi Suryabrata dalam bukunya Psikologi Pendidikan, bahwa anak membutuhkan pendapat dari orang-orang dewasa, terutama gurunya sebagai tumpuan. Dengan adanya pendapat guru mengenai belajarnya dengan hasil belajarnya, maka anak merasa mempunyai pegangan, mempunyai pedoman dan hidup dalam kepastian batin. Pendapat guru itu dinyatakan dalam penilaiannya pada hasil belajar anak.41 Di samping masalah psikologis yang dikemukakan di atas, secara sosial anak juga butuh mengetahui statusnya di antara temantemannya; apakah kiranya ia tergolong anak yang pilihan, yang pandai,
40
Sumadi Suryabrata, op.cit., hlm. 297-300. Ibid., hlm. 298.
41
35
yang sedang dan sebagainya. Juga kadang-kadang ia butuh membandingkan dirinya dengan teman-temannya, dan ini dapat diukur dari hasil belajar yang diperolehnya. Begitu juga dengan mengetahui hasil belajar Aqidah Akhlak, anak dapat mengetahui hasil dan usaha belajarnya pada pelajaran Aqidah Akhlak yang berhubungan dengan pemahaman keimanan dan ajaran perilaku yang baik. 2). Dari Segi Pendidik Orang tua murid dan guru adalah orang-orang yang mempunyai tanggung jawab pertama dan utama mengenai pendidikan anakanaknya atau siswanya yang menjadi sebagian tugasnya kepada lembaga pendidikan. Oleh karena itu, secara psikologis mereka butuh mengetahui kemajuan anak-anak yang menjadi tanggung jawabnya itu. Hal ini dasarnya tidak meyimpang dari apa yang telah diuraikan di muka, yaitu bahwa orang selalu membutuhkan untuk mengetahui sejauh manakah usaha yang telah dilakukannya itu menuju ke arah cita-cita. Pengetahuan akan hal ini akan memberinya rasa pasti dan memberinya dasar untuk menentukan langkah-langkah yang lebih lanjut. Di samping itu guru sebagai pendidik professional yang melaksanakan tugas mengajar dan mendidik yang dipikulkan kepadanya, guru juga butuh mengetahui hasil-hasil usahanya itu sebagai pedoman dalam menjalankan usaha-usaha yang lebih lanjut.
36
b. Dilihat dari Aspek Didaktis 1). Ditinjau dari segi siswa Hasil belajar pada pokoknya menunjukkan sampai di manakah sudah murid berhasil, berarti pula bahwa murid juga tahu dalam hal apa dia gagal. Jadi murid tahu akan kekuatan dan kelemahannya, dan dengan pimpinan guru dia, terutama murid-murid yang sudah agak besar, akan dapat mempergunakan pengetahuannya itu untuk kemajuan prestasinya. 42 Dengan demikian pengetahuan akan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai pada umumnya berpengaruh baik terhadap pekerjaanpekerjaan selanjutnya, sehingga meyebabkan prestasi-prestasi yang selanjutnya lebih baik. 2). Dipandang dari segi guru Fungsi dari penilaian hasil belajar itu dilihat dari aspek guru adalah untuk: a). Membantu guru dalam menilai readiness anak terhadap suatu mata pelajaran tertentu, b). Mengetahui status anak di dalam kelasnya, c). Membantu guru dalam menempetkan murid dalam suatu kelompok pelajar tertentu di dalam kelasnya; berdasarkan pada kesamaan kesukaran yang dihadapi atau kesamaan kemampuan dalam kecakapan-kecakapan tertentu. d). Membantu guru di dalam usaha memperbaiki metode belajar dan mengajarnya, e). Membantu guru dalam memberikan pengajaran tambahan atau pengajaran pembinaan.43
42
Ibid., hlm. 299.
43
Ibid., hlm. 301-302.
37
Dengan demikian dapat dilihat dari segi didaktis fungsi hasil belajar (Aqidah Akhlak) bagi siswa ialah agar siswa mengetahui sampai di mana kemampuannya, apa saja kegagalannya sehingga dia siswa dapat memperbaiki dirinya. Sedangkan dari segi pendidik, hasil belajar berfungsi untuk mengetahui kemampuan masing-masing siswa atau siswa, sampai dimana keberhasilan guru dalam mengajar, dan sampai di mana tujuan pembelajaran telah dicapai, juga berfungsi membantu guru dalam usaha memperbaiki metode dan strategi pembelajaran yang lebih baik. c. Dilihat Dari Aspek Administratif Secara administratif, informasi tentang hasil belajar sangat diperlukan, sebagai data yang dapat digunakan sebagai laporan secara administratif baik kepada birokrasi terkait, atau kepada para wali murid dan masyarakat. Dengan hasil belajar, maka dapat dipenuhi beberapa kebutuhan administrasi yang pokok-pokoknya yaitu: 1). Memberikan data untuk dapat menentukan status anak didik di dalam kelasnya, yaitu apakah dia lulus ujian atau tidak. 2). memberikan ikhtisar mengenai segala hasil usaha yang dilakukan oleh suatu lembaga pendidikan. 3). merupakan inti laporan tentang kemajuan siswa kepada orang tua atau pejabat pemerintah yang berwenang, guru-guru dan juga peerta didiknya.44 Selain beberapa manfaat dari hasil belajar Aqidah Akhlak sebagaimana telah diuraikan di atas, baik dilihat dari aspek psikologis, 44
Ibid., hlm. 302.
38
didaktis maupun administratif, tentunya masih banyak manfaat lainnya yang pada intinya akan dapat dibedakan siapa saja siswa yang pintar atau siapa saja siswa yang bodoh. 3. Indikator Hasil Belajar Aqidah Akhlak Suatu pembelajaran dikatakan berhasil jika kegiatan belajar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Artinya hasil belajar siswa itu ditunjukkan oleh pencapaian tujuan yang ditetapkan atau tujuan yang dirumuskan. Hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa menunjukkan tingkat penguasaan materi yang telah diserap oleh siswa. Penilaian dapat dipakai sebagai parameter untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran yang diberikan oleh guru serta tingkat keberhasilan guru dalam pembelajaran. Bloom sebagaimana dikutp oleh Nana Sudjana mengklasifikasi hasil belajar menjadi tiga ranah yaitu: a. Ranah kognitif berkaitan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintetis dan evaluasi. b. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. c. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak.45 Ranah afektif tujuan penilaiannya adalah perilaku bukan pengetahuan siswa, maka jawabannya tidak harus benar atau salah karena hanya mengukur tentang sikap dan minat siswa. Sedangkan dalam ranah psikomotoris 45
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), hlm. 22
39
pengukurannya disatukan atau dimulai dengan pengukuran ranah kognitif dahulu karena penilaian ditujukan kepada hasil belajar yang berbentuk ketrampilan siswa. Tipe hasil belajar ranah psikomotoris berkenaan dengan ketrampilan atau kemampuan bertindak setelah ia menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ini merupakan tahap lanjutan dari hasil belajar afektif, hal ini dapat digambarkan sebagai berikut. Tabel 1 Jenis, Indikator dan Cara Evaluasi Prestasi Belajar46 Ranah/Jenis Prestasi A. Ranah Kognitif 1. Pengamatan
2. Ingatan
3. Pemahaman
4. Penerapan
5. Analisis
6. Sintesis B. Ranah Afektif 1. Penerimaan
2. Sambutan 46
Indikator Dapat Menunjukkan Dapat membandingkan Dapat menghubungkan Dapat menyebutkan Dapat menunjukkan kembali Dapat menjelaskan Dapat mendefinisikan dengan lisan
Dapat memberikan contoh Dapat menggunakan secara tepat Dapat menguraikan Dapat mengklasifikasikan
Cara Evaluasi Tes lisan, tes tertulis
Tes lisan, tes tertulis
Tes lisan, tes tertulis
Tes tertulis
Tes tertulis, pemberian tugas
Dapat menghubungkan Dapat menyimpulkan Dapat menggeneralisasikan
Tes tertulis, pemberian tugas
Menunjukkan sikap menerima Menunjukkan sikap menolak
Tes tertulis, Tes skala sikap, Observasi
Kesediaan berpartisipasi
Tes skala sikap, Pemberian tugas,
Muhibbin Syah, op.cit., hlm. 151.-152
40
Kesediaan memanfaatkan 3. Apresiasi (sikap menghargai
Menganggap penting dan bermanfaat Menganggap indah dan harmonis Mengagumi
4. Internalisasi
Mengakui dan meyakini Mengingkari
5. Karakterisasi
Melembagakan/meniadakan Menjelmakan dalam perilaku seharihari
C. Ranah Psikomotorik 1. Keterampilan bergerak 2. Kecakapan ekspresi verbal
Mengkordinasikan gerak, mata tangan dan kaki dan anggota tubuh lainnya Mengucapkan Membuat mimik dan gerakan jasmani
Observasi Tes skala sikap, pemberian tugas, Observasi Tes skala sikap, Pemberian tugas Observasi Pemberian tugas observasi
Observasi, Tes tindakan
Tes lisan, Tes tindakan observasi
Di antara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pelajaran. Tingkat hasil belajar siswa pada ranah kognitif dan psikomotorik dapat dilihat dari alternatif norma pengukuran tingkat keberhasilan siswa. Di antara norma pengukuran yang lazim digunakan ialah skala angka dari 0 sampai 10 dan norma skala angka dari 0 sampai 100. angka terendah yang menyatakan kelulusan/keberhasilan belajar (passing grade) skala 0 – 10 adalah 55, atau 6. Sedangkan untuk skala 0 – 100 adalah 55 atau 60. Jika seorang siswa dapat menyelesaikan lebih dari separuh tugas atau dapat menjawab lebih dari setengah instrument evaluasi dengan benar, ia dianggap telah memenuhi target minimal keberhasilan belajar.47 Secara rinci dapat dilihat dari tabel berikut ini:
47
Muhibbin Syah, Op. Cit., hlm. 153.
41
Tabel 2 Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dengan Angka dan Huruf 48 Simbol-simbol Nilai Angka dan Huruf Angka Huruf 8 – 10 = 80 – 100 A 7 – 7,9 = 70 – 79 B 6 – 6,9 = 60 – 69 C 5 – 5,9 = 50 – 59 D 0 – 4,9 = 0 – 49 E
Predikat Sangat baik Baik Cukup Kurang Gagal
Untuk mengukur dan mengevaluasi hasil belajar tersebut (ranah kognitif dan afektif) dapat dilakukan melalui tes hasil belajar. Artinya indikator hasil belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak dapat dilihat dari hasil tes yang diperoleh pada pelajaran Aqidah Akhlak baik secara tertulis maupun secara lisan atau secara praktik. Siswa yang dapat memperoleh nilai tinggi dari hasil tes dapat dikatakan memiliki hasil belajar yang baik. Sebaliknya siswa yang mendapatkan nilai rendah dalam tesnya dapat dikatakan memiliki hasil belajar yang rendah.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Aqidah Akhlak Keberhasilan belajar siswa sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang senantiasa mengiringinya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa menurut Muhibbin Syah yaitu: 1). faktor internal, 2). faktor eksternal dan 3). Lebih jelasnya akan penulis jelaskan sebagai berikut:
48
Ibid.
42
a. Faktor Internal Siswa Faktor internal meliputi dua aspek yaitu aspek jasmaniah (fisiologis) dan aspek rohaniah (psikologis).49 Pada aspek fisiologis misalnya adalah kesehatan, kecapekan
dan lainnya. Adapun faktor psikologis meliputi
intelegensi, minat, bakat, motivasi dan sebagainya. Sebagai contoh hasil belajar siswa yang mempunyai intelgensi yang tinggi akan berbeda dengan siswa yang berintelegensi rendah, begitu juga siswa yang memiliki bakat, minat dan motif yang besar tentu berbeda hasilnya dengan siswa yang tidak memiliki bakat atau motif yang baik. b. Faktor Eksternal Siswa Faktor yang berasal dari luar siswa di antaranya adalah: guru, alat pembelajaran, lingkungan dan pendekatan belajar. Guru adalah salah satu di antara faktor pendidikan yang memiliki peranan yang paling strategis, sebab gurulah sebetulnya "pemain" yang paling menentukan di dalam terjadinya proses belajar mengajar. Pengetahuan, pengalaman guru serta gaya mengajar yang dilaksanakannya akan banyak mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa. Sedangkan alat pendidikan ialah segala sesuatu yang secara langsung membantu terlaksananya tujuan pendidikan.50 Terpenuhinya sarana pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pengajaran akan dapat mempermudah guru menyampaikan materi pelajaran. Di samping itu siswa pun akan termotivasi dengan adanya berbagai sarana pendidikan yang 49
Ibid., hlm. 132. Sutari Imam Barnadib, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, (Yogyakarta: Andi Offset, 1993), hlm. 95. 50
43
memadahi, seperti tersedianya alat-alat pembelajaran misalnya buku pelajaran, tersedianya media pembelajaran, dan sarana pendidikan lainnya seperti tempat belajar dan lain sebagainya. Selanjutnya lingkungan juga berpengaruh pada belajar siswa. Lingkungan dalam hal ini meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Di dalam lingkungan yang kondusif dan mendukung terlaksananya pendidikan yang baik, para siswa akan lebih terpicu untuk belajar. Sebaliknya bila siswa berada dalam lingkungan (keluarga, sekolah, masyarakat) yang kurang memperhatikan pendidikan, maka menyebabkan siswa krang semangat dalam belajarnya. Sehingga prestasinya pun kurang begitu baik. Faktor pendekatan belajar ialah segala cara atau strategi yang digunakna siswa dalam menunjang efektivitas dan efesiensi proses pembelajaran materi tertentu. strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memcahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.51 siswa yang menggunakan pendekatan belajar rendah tentu hasilnya akan berbeda dengan siswa ynag menggunakan pendekatan tinggi. D. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dan Aktivitas Belajar di Kelas dengan Hasil Belajar Aqidah Akhlak Pada kenyataan di sekolah para siswa mempunyai orang tua yang bermacam-macam kondisinya, baik keadaan ekonomi dan sosialnya, relegiusnya 51
Muhibbin Syah, op.cit., hlm. 139.
44
dan lain sebagainya. Demikian pula cara orang tua dalam membentuk kepribadian anak juga berbeda-beda. Tentunya semakin baik pola asuh yang diberikan oleh para orang tua akan membentuk perilaku belajar yang baik pada diri anak. Pada akhirnya akan mempengaruhi pencapaian prestasi belajarnya di sekolah. Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.52 Menurut Skinner sebagaimana dikutip oleh Muhibbinbahwa proses belajar tunduk pada dua hukum operant yang berbeda., yakni: law of operant conditioning dan law operant extinction. Menurut law of operant conditioning, jika timbulnya tingkah laku operant diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan tingkah laku tersebut akan meningkat. Sebaliknya, menurut law operant extinction, jika timbulnya tingkahlaku operant yang telah diperkuat melalui conditioning itu tidak diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan tingkah laku tersebut akan menurun atau bahkan musnah.53 Artinya ketika anak dalam belajarnya diberikan dorongan atau rangsangan dari luar, dalam ahl ini adalah orang tuanya, maka aktivitas belajarnya akan menjadi lebih giat dan tekun bila dibandingkan dengan tidak adanya dorongan dan rangsangan yang diberikan oleh orang tuanya. Adapun dorongan atau rangsangan yang diberikan kepada anak bisa berupa material maupun spiritual seprti nasehat, pujian dan lain sebagainya.
52
Ibid., hlm. 89.
53
Muhibbin Syah, op.cit., hlm. 110.
45
Dalam pandangan psikologi modern, siswa adalah subyek utama dalam pendidikan sehingga pembelajaran harus dipusatkan pada kegiatan peserta didik (student centered). Setiap saat di sekolah, peserta didik belajar menurut gaya mereka masing-masing. Perilaku siswa bermacam-macam dalam menerima pelajaran dari guru. Ada siswa yang tekun dan penuh konsentrasi menerima pelajaran dari guru dengan cara mendengarkan penjelasan guru atau mengerjakan tugas yang telah diberikan. Adapula siswa yang yang duduk melamun atau bermain sendiri tanpa berkonsentrasi belajar. Perilaku-perilaku belajar peserta didik tersebut itulah yang kemudian disebut sebagai aktivitas belajar peserta didik. Tokoh-tokoh aliran behaviorisme beranggapan bahwa peserta didik yang melakukan aktivitas belajar seperti membaca buku, mendengarkan penjelasan guru, mengarahkan pandangan kepada seorang guru yang menjelaskan di depan kelas termasuk ke dalam kategori belajar. Dalam pandangan teori belajarnya R. Gagne, belajar mempunyai arti: suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku. Di samping itu belajar adalah pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.Pandangan yang hampir sama bahwa aktivitas belajar siswa itu dipengaruhi oleh faktor eksternal adalah sebagaimana teori belajar menurut ilmu jiwa asosiasi. Teori asosiasi dsebut juga teori sarbornd, yaitu singkatan dari stimulus, respons dan Bond. Stimulus berarti rangsangan, respons berarti tanggapan dan bond berarti dihubungkan. Rangsangan diadakan untuk memunculkan tanggapan kemudian dihubungkan antara keduanya dan terjadilah asosiasi. 54
54
Saiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hlm. 22 – 23.
46
Berdasarkan teori-teori di atas maka dapat disimpulkan bahwa sangat mungkin bila hasil belajar Aqidah Akhlak berhubungan dengan bentuk pola asuh orang tua dan aktivitas belajar siswa di kelas. Karena cara orang tua dalam mengasuh anak-anaknya akan mempengaruhi semangat anak dalam belajar di rumah, si kelas maupun di sekolah. Misalnya orang tua yang terlalu otoriter menjadikan anak bersifat kaku, serba formal dan tidak mudah bergaul. Sikap orang tua yang membebaskan anaknya akan menjadikan anak berbuat semaunya sendiri tanpa kendali yang pada akhirnya banyak menjurus pada perilaku-perilaku negatif yang tidak mendukung sama sekali dengan kegiatan belajarnya. Prestasi belajar siswa akan menjadi meningkat jika semangat aktivitas belajar siswa juga meningkat. Semua itu tentu dipengaruhi oleh pola asuh yang diberikan oleh orang tua di dalam keluarga. E. Pengajuan Hipotesis Hipotesis adalah “jawaban sementara atau dugaan sementara terhadap pertanyaan penelitian yang banyak memberi manfaat bagi pelaksanaan penelitian”.55 Adapun setelah memahami beberapa teori yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti dalam hal ini mengajukan hipotesis hipotesis alternatif (Ha) yaitu): “terdapat hubungan positif yang signifikan antara pola asuh orang tua dan aktivitas belajar di kelas dengan hasil belajar aqidah akhlak siswa MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Keling Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015”, karena ketiga variabel tersebut mempunyai keterkaitan yang cukup erat.
55
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm. 82.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yang mengambil data dari lapangan (field Research), dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, karena data yang digunakan adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah “data yang berhubungan dengan angka-angka yang dapat memberikan gambaran mengenai keadaan, peristiwa atau gejala tertentu”. 1 Pemilihan jenis penelitian kuantitatif karena pada penelitian ini bertujuan untuk menguji suatu hipotesis yang menjelaskan tentang hubungan antara lingkungan keluarga dan intensitas belajar di rumah dengan prestasi belajar. Pengujian tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah hipotesis yang ditetapkan didukung oleh kenyataan atau bukti-bukti empiris atau tidak, bila bukti-bukti yang dikumpulkan mendukung, maka hipotesis tersebut dapat diterima, atau sebaliknya jika tidak mendukung maka tertolak dan perlu dilakukan revisi kembali. B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Agustus sampai dengan September 2015, atau pada saat pembelajaran semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016. 1
Anas Sudijono, Pengantar Dalam Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 2-3.
47
48
2. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini adalah di MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Keling Kecamatan Keling Kabupaten Jepara. C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi adalah “keseluruhan subyek penelitian”.2 Dengan kata lain, populasi merupakan subyek penelitian yang akan diteliti. Adapun populasi penelitian ini adalah siswa MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Kecamatan Keling Kabupaten Jepara tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 152 orang, dengan rincian sebagaimana tabel di bawah ini: Tabel 3 Populasi Penelitian3 No.
Kelas
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
Jumlah
1.
I
10
4
14
2.
II
15
17
32
3.
III
15
6
21
4.
IV
9
9
18
5.
V
11
9
20
6.
VI
11
10
21
Jumlah
71
55
126
Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa jika jumlah subyek penelitian besar atau lebih dari 100 maka dapat diambil di antara 10% - 15% atau 20%2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 108. 3 Buku Induk MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo tahun pelajaran 2015/2016.
49
25% atau lebih.4 Artinya pnelitain yang dilakukan boleh menggunakan sampel. 2. Sampel Penelitian Sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. 5 Pemilihan sampel dilakukan peneliti hanya pada siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo. Adapun rincian sampel yang diambil adalah sebagaimana tabel di bawah ini: Tabel 4 Sampel Penelitian No.
Kelas
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
Jumlah
1.
IV
9
9
18
2.
V
11
9
20
Jumlah
20
18
38
Dengan demikian jumlah sampel yang diambil hanya pada siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Keling Jepara tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 38 siswa atau sebesar 30% dari keseluruhan responden yang berjumlah 126 orang.
D. Variabel dan Indikator Variabel penelitian ini ada 3 (tiga) macam, yaitu pola asuh orang tua sebagai variabel bebas kedua (variabel X1) dan aktivitas belajar di kelas (variabel X2)hasil belajar aqidah akhlak sebagai variabel terikat (atau variabel Y). Adapun masingmasing variabel mempunyai indikator sebagai berikut: 4
Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 112
5
Ibid., hlm. 109.
50
Tabel 5 Penjabaran Variabel dan Indikator Penelitian Variabel
Pola asuh orang tua (Variabel X1)
Indikator 1). Cara orang tua memberikan peraturan kepada anak 2). Cara orang tua memberikan hadiah dan hukuman 3). Cara orang tua menunjukkan otoritas 4). Cara orang tua memberikan contoh kehidupan sehari-hari 5). Cara memberikan perhatian/ tanggapan terhadap keinginan anak6 1) 2)
Aktivitas belajar di kelas (variabel X 2)
3)
4) 5)
Prestasi belajar aqidah akhlak (variabel Y)
Aktivitas visual (visual activities), seperti memperhatikan pelajaran Aktivitas lisan (oral activities), seperti membaca, bertanya, menjawab pertanyaan guru. Aktivitas mendengarkan (listening activities), seperti mendengarkan penjelasan dan pengarahan guru. Aktivitas gerak (motoric activities), seperti perilaku dan tingkah laku Aktivitas menulis (writing activities) 7
Kompetensi dasar sampai tengah semester ganjil untuk kelas IV adalah: 1) Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun) 2) Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam AlAsma Al-Husna (al-adzim, al-Haadi, al-Adl, al-Hakam) 3) Mengenal kitab-kitab Allah
Sumber Data
Teknik
Siswa
Angket
siswa
observasi
Siswa
Tes tertulis
Kompetensi dasar sampai tengah semester ganjil untuk kelas V adalah: 1) Mengenal Allah melalui kalimat thayyibah (Allahu Akbar)
6
Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm.
110. 7
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1992), hlm.
17.
51
2) Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam AlAsma al-Husna (ar-Razaaqu, alFattahu, asy-syakuru, al-Mugniy)) 3) Mengenal adanya hari kiamat
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Angket (Questioner) Angket atau questioner adalah “sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang dirinya atau hal-hal yang diketahui olehnya”.8 Angket ini peneliti berikan kepada siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo tahun pelajaran 2015/2016 untuk memperoleh data tentang pola asuh orang tua. Jenis angket yang digunakan adalah jenis angket tertutup, yaitu jenis angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Peneliti membuat pertanyaan angket sejumlah 15 pertanyaan tentang pola asuh orang tua. Adapun pilihan jawaban yang diberikan terdiri atas lima option (pilihan) selalu, sering, kadang-kadang, hampir tidak pernah, tidak pernah. Sistem penskorannya adalah, jika pertanyaan positif yaitu:: a. Jawaban a (selalu) diberi nilai 5 b. Jawaban b (sering) diberi nilai 4 c. Jawaban c (kadang-kadang) diberi nilai 3
8
Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 128.
52
d. Jawaban d (jarang sekali) diberi nilai 2 e. Jawaban e (tidak pernah )diberi nilai 1 Sedangkan jika pertanyaannya negatif, penskorannya yaitu: a. Jawaban a (tidak pernah) diberi nilai 5 b. Jawaban b (jarang sekali) diberi nilai 4 c. Jawaban c (kadang-kadang) diberi nilai 3 d. Jawaban d (sering) diberi nilai 2 e. Jawaban e (selalu) diberi nilai 1 Jadi untuk masing-masing item pertanyaan angket skor tertingginya adalah 5 dan skor terendahnya adalah 1. Asumsinya skor tertinggi masingmasing responden adalah 15 item x 5 = 75. Sedangkan skor terendahnya adalah 15 item x 1 = 15. 2. Observasi Observasi atau yang disebut dengan pengamatan adalah "kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera".9 Observasi digunakan untuk mengumpulkan data penelitian tentang aktivitas belajar di kelas siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Keling Jepara. Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung10. Peneliti melakukan pengamatan secara langsung terhadap terhadap
9
Ibid., hlm. 133.
10
Pengamatan langsung (direct observation), yaitu teknik pengumpulan data di mana penyelidik mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa alat) terhadap gejala-gejala subyek yang diselidiki, baik pengamatan itu dilakukan di dalam situasi sebenarnya maupun dilakukan di dalam situasi buatan yang khusus diadakan. Lihat, Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Tarsito, 2004), hlm. 162.
53
aktivitas belajar aqidah akhlak siswa di kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo selama 4 kali pertemuan (kurang lebih satu bulan). Dalam hal ini peneliti membuat 10 item panduan materi observasi tentang akhlak siswa kepada guru yang meliputi masing-masing indikator yang telah disampaikan di atas. Adapun pilihan kategori yang ditentukan adalah selalu, sering, kadang-kadang, hampir tidak pernah dan tidak pernah. Sedangkan kriteria penilaiannya adalah: a. Untuk siswa yang masuk dalam kategori "selalu" diberi nilai 5 b. Untuk siswa yang masuk dalam kategori "sering" diberi nilai 4 c. Untuk siswa masuk dalam kategori "kadang-kadang" diberi nilai 3 d. Untuk siswa yang masuk dalam kategori "jarang sekali" diberi skor 2 e. Untuk siswa yang masuk dalam kategori "tidak pernah" diberi nilai 1 Jadi untuk masing-masing item materi observasi skor tertinggi adalah 5 dan skor terendah adalah 1. Adapun asumsi skor tertinggi masing-masing responden adalah 10 item x 5 = 50. Sedangkan nilai terendahnya adalah 10 item x 1 = 10. 3. Tes Tertulis Tes adalah "serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengatur ketrampilan, pengetahuan intellegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok".11 Tes ini dilaksanakan kepada siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Keling Jepara tahun pelajaran 2015/2016 tentang prestasi belajar siswa pada mata pelajaran aqidah akhlak. Adapun bentuk tesnya adalah tes tertulis. 11
Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 127.
54
Penulis membuat soal berbentuk multiple choice (pilihan ganda) sebanyak 25 soal. Adapun cara penilaiannya untuk soal pilihan ganda adalah apabila siswa menjawab benar 1 soal, nilainya adalah 4 sedangkan jika salah nilainya 0. Sehingga nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah adalah 0. F. Teknik Analisis Data Dalam melakukan analisis data, peneliti menggunakan teknik pengolahan data statistik, yaitu pengolahan data yang menggunakan analisis statistik dan menggunakan data kuantitatif. Sebelum dilakukan analisa data, terlebih dahulu dilakukan beberapa tahapan, yaitu: mengumpulkan data, menggolongkan data, mengolah data yang sudah digolongkan menjadi tabel. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus multiple correlation/Korelasi Ganda sebagai berikut:12 1. Menghitung Korelasi antara Variabel X1 dengan Variabel Y dengan menggunakan rumus korelasi product moment: r
x1.y =
N∑X1Y – (∑X1) (∑Y) { N∑X1² - (∑X1)² } { N∑Y² - (∑Y)² }
2. Menghitung Koefesiensi Korelasi antara Variabel X2 dengan Variabel Y dengan menggunakan rumus korelasi product moment: r
x2.y =
12
N∑X2Y – (∑X2) (∑Y) { N∑X2² - (∑X2)² } { N∑Y² - (∑Y)² }
Nur Khoiri, Statistik Pendidikan, (Jepara: Modul Kuliah Statistik INISNU Jepara, 2007), hlm.
41.
55
3. Menghitung Korelasi antara Variabel X1 dengan Variabel X2 dengan menggunakan rumus korelasi product moment: N∑X1.X2 – (∑X1) (∑X2)
r
X1.X2
= { N∑X1² - (∑X1)² } { N∑X2² - (∑X2)² }
4. Menghitung dengan rumus Korelasi Ganda r2yx1 + r2yx2 – 2 ryx1. ryx2. rx1x2
Ryx1x2 =
1 - r2X1.X2 Keterangan: Ryx1x2
= Korelasi ganda antara X1 dan X2 secara bersama-sama dengan variabel Y
ryx1
= korelasi sederhana antara X1 dan Y
ryx2
= korelasi sederhana antara X2 dan Y
rx1x2
= korelasi sederhana antara X1 dan X2
Untuk menguji koefesiensi korelasi ganda dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: ( r2/ k ) F
= (1 – r2 ) (n–k–1)
Keterangan: r2
= koefesiensi korelasi ganda yang telah ditemukan
k
= jumlah variabel independen
n
= jumlah sampel
F
= F hitung
56
Kemudian diberikan interpretasi dari hasil yang telah diperoleh dari penghitungan dengan mengecek taraf signifikan dari Fhit untuk dibandingkan dengan F tabel (rt 5% atau rt1 %) dengan ketentuan sebagai berikut: 1). Jika nilai Fhit lebih besar dari taraf signifikan 5% atau Ft 5%, dan/atau taraf signifikan 1% atau Ft 1%, maka hipotesis asli penelitian dapat diterima; dan 2). Jika nilai Fhit kurang dari taraf signifikan 5% atau Ft 5%, dan/atau taraf signifikan 1% atau Ft 1%, maka hipotesis asli penelitian ditolak. Untuk mengetahui seberapa besar (persen) korelasi antara variabel X1 dan X2 dengan Y, maka dilakukan penghitungan rdeterminasi, sebagai berikut: rdeterminasi
= (r)2 x 100 %
57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian 1. Data Pola Asuh Orang Tua Siswa Kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Keling Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016 Untuk mendapatkan data pola asuh orang tua siswa kelas IV dan V MI Islamiyah
Ngandong
Bumiharjo
tahun
pelajaran
2015/2016
penulis
memberikan angket secara langsung kepada para responden pada tanggal 22 Agustus 2015. Adapun hasil jawaban masing-masing responden pada angket yang peneliti berikan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran skripsi ini. Setelah jawaban tiap-tiap responden dikelompokkan, kemudian untuk mengetahui skor masing-masing responden maka jawaban angket responden tersebut kemudian diberikan skor dengan menggunakan pedoman sebagai berikut: a. Jawaban a diberi nilai 5 b. Jawaban b diberi nilai 4 c. Jawaban c diberi nilai 3 d. Jawaban d diberi nilai 2 e. Jawaban e diberi nilai 1 Setelah penulis melakukan penskoran pada jawaban angket para responden, maka diperoleh data sebagaimana akan penulis paparkan pada tabel di bawah ini:
57
58
Tabel 6 Data Skor Pola Asuh Orang Tua Siswa Kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo No Res 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
3 3 3 3 4 2 4 3 1 3 2 2 2 3 1 3 4 2 4 3 3 3 1 3 1 3 3 3 1 3 4
Skor Tiap Nomor Soal Angket 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
3 3 2 3 3 5 4 3 2 4 4 2 4 3 5 2 1 1 3 3 4 4 3 3 2 3 3 4 3 2 2
2 3 4 4 1 4 3 3 1 3 4 2 4 4 4 4 2 3 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4
2 2 3 4 1 4 4 2 3 4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 2 3
2 3 3 4 4 3 4 4 2 3 2 3 3 4 2 3 2 2 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4
5 5 4 5 4 2 5 5 4 3 3 3 3 5 5 4 3 3 5 3 5 5 4 5 4 4 3 5 4 2 5
4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 1 4 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 2 4 4 4 1 4 4
4 4 3 3 1 3 3 4 1 3 4 4 4 4 1 4 4 2 3 4 4 5 2 3 4 4 3 4 3 2 3
3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 2 3 4
5 3 5 5 3 5 5 5 3 5 4 3 3 5 4 5 5 3 5 5 5 5 4 3 3 4 4 5 3 4 5
5 4 5 5 2 5 5 3 4 4 3 4 2 5 3 4 5 2 5 4 4 4 3 3 1 4 4 4 2 3 4
3 4 4 3 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 1 4 3 3 4 3 4 3 4 2 2 4 4 3 4 2 4
4 4 4 3 3 3 4 3 2 5 3 3 2 5 5 3 3 2 5 5 5 5 4 4 2 5 5 5 2 4 3
4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 2 4 3 4 3 5 3 4 5
5 4 4 4 3 5 5 5 5 4 5 4 4 4 3 3 4 2 4 4 4 3 1 4 2 4 4 4 3 3 4
4 4 4 3 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 1 2 3 5 3 3 3 4 3 2 3 4 5 1 4 5
5 4 5 5 2 4 4 4 3 2 2 2 2 4 5 4 5 3 5 4 4 4 4 3 3 4 2 3 2 3 5
4 3 4 3 3 4 3 4 5 3 3 3 1 3 3 3 4 1 4 3 3 3 1 4 3 4 3 3 3 3 3
4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 2 3 3 4 4 4 3 2 4 2 4 2 5 4
3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 4 4 1 3 1 3 3 2 3 4 4 3 1 2 1 4 3 3 2 2 3
Jml
74 69 75 74 57 74 78 74 58 71 70 65 56 79 65 70 68 50 81 73 79 76 58 63 51 77 67 79 50 63 78
59
32 33 34 35 36 37 38
4 3 3 3 3 3 3
4 4 3 4 3 4 3
3 4 3 3 4 2 4
4 5 3 4 4 4 3
3 3 4 3 4 3 4
5 5 2 4 5 4 5
4 4 3 4 3 3 4
3 4 3 4 3 4 3
4 4 3 4 4 4 3
5 5 3 3 5 5 5
3 4 4 3 3 4 3
4 4 3 4 4 3 3
4 4 3 3 3 4 4
5 4 3 5 2 3 5
3 4 3 4 3 4 3
4 5 3 5 5 3 5
5 5 3 5 3 4 3
3 3 3 3 3 3 2
4 3 4 4 2 3 4
3 3 3 3 4 3 3
77 80 62 75 70 70 72
Jumlah
2628
Skor Tertinggi
81
Skor Terendah
50
Dari tabel di atas diketahui bahwa data skor pola asuh orang tua siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo tahun pelajaran 2015/2016 dari 38 orang siswa yang diteliti berjumlah, skor tertingginya yaitu 81 dan skor terendahnya yaitu 50. a. Menentukan Kategori Data Skor Pola Asuh Orang Tua Siswa Kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Untuk memberikan kategori data pola asuh orang tua siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo tahun pelajaran 2015/2016 digunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menentukan Rata-rata (Mean) Data Skor Pola Asuh Orang Tua (Variabel X1) Untuk mencari rata-rata data skor pola asuh orang tua, maka dilakukan penghitungan menggunakan tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
60
Tabel 7 Distribusi Frekuensi Data Skor Pola Asuh Orang Tua (X1) Skor X1 50 51 56 57 58 62 63 65 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81
F 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 4 1 1 1 4 2 1 2 2 3 1 1
FX1 100 51 56 57 116 62 126 130 67 68 69 280 71 72 73 296 150 76 154 156 237 80 81
∑N = 38
∑FX1 = 2628
Berdasarkan tabel di atas dapat dilakukan penghitungan sebagai berikut: Mx (mean)
= ∑FX1 N
Mean
= 2628 38
Mean
= 69,16
61
Jadi nilai mean (rata-rata) dari skor data pola asuh orang tua siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong tahun pelajaran 2015/2016 yaitu 69,16. Kemudian mediannya yaitu skor ke 19 dan ke 20 dibagi 2 = 70 + 71 : 2 = 70,5. Sedangkan modusnya yaitu skor 70. 2) Menentukan Nilai Range dan Interval Kategori Sebelum dicari nilai range terlebih dahulu ditentukan kelas kategori dari pola asuh orang tua yaitu ada 5, meliputi: sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang. Oleh karena itu dapat dilakukan penghitungan sebagai berikut: I =
R
K Keterangan :
I = Interval kategori R = Range K = kelas interval
Adapun untuk mengetahui R (range) digunakan rumus : R =H–L Keterangan:
R = Range H = Skor tertinggi L = Skor terendah
Dalam penelitian ini digunakan 20 item soal angket: 5 option jawaban (nilai jawaban masing-masing item paling tinggi = 5 dan paling rendah =1). Asumsinya adalah: 20 x 5 = 100 (nilai tertinggi) 20 x 1 = 2(nilai terendah) Jadi R = 100 – 20
62
R = 80
Jadi hasil range adalah 80.
Setelah diketahui nilai R, maka sudah dapat dicari nilai kelas interval kategori: I
=
R
=
K
80
= 16 jadi interval kategorinya = 16
5
Selanjutnya dapat ditentukan kelas interval kategorinya sebagai mana tabel di bawah ini: Tabel 8 Distribusi Nilai Kelas Interval Kategori Data Skor Pola Asuh Orang Tua Interval 85 – 100 69 – 84 53 – 68 37 – 52 20 – 36
Kategori Sangat baik Baik Cukup kurang Sangat kurang Jumlah
Frekuensi 24 11 3 38
Persentase 63% 29% 8% 100 %
Berdasarkan tabel kelas interval kategori tersebut, maka data skor pola asuh orang tua siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo tahun pelajaran 2015/2016 dapat dideskripsikan sebagai berikut: a) Kategori sangat baik adalah nilai yang berjarak antara 85 – 100. Dalam hal ini tidak ada responden yang berkategori sangat baik. b) Kategori baik adalah nilai yang berjarak antara 69 – 84. Dalam hal ini skor pola asuh orang tua siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo yang berkategori baik ada sebanyak 24 responden atau 63% dari 38 responden yang diteliti.
63
c) Kategori cukup adalah nilai yang berjarak antara 53 – 68. Dalam hal ini pola asuh orang tua siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo yang berkategori cukup ada sebanyak 11 responden atau 29% dari 38 responden yang diteliti. d) Kategori kurang adalah nilai yang berjarak antara 37 – 52. Dalam hal ini skor data pola asuh orang tua siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo yang berkategori kurang ada sebanyak 3 responden atau 8% dari 38 responden yang diteliti. e) Kategori sangat kurang adalah nilai yang berjarak antara 20 – 36. Tidak ada responden yang berkategori sangat kurang. 3) Membandingkan Nilai Rata-rata dengan Kelas Interval Kategori Skor Data Pola Asuh Orang Tua Setelah diketahui nilai rata-rata dan interval kelas kategori kemudian dilakukan pembandingan sehingga diketahui bahwa ratarata (mean) skor pola asuh orang tua siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo tahun pelajaran 2015/2016 sebesar 69,16 berarti berada pada kategori baik, karena berada pada kelas interval yang berjarak 69 – 84. b. Grafik Data Pola Asuh Orang Tua (Variabel X1) Berdasarkan penghitungan dari tabel kelas interval data pola asuh orang tua siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo tahun pelajaran 2015/2016 sebagaimana dipaparkan penulis di atas, maka dapat dibuat grafik sebagai berikut:
64
Grafik 1 Pola Asuh Orang Tua Siswa Kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo
Data grafik di atas dapat dideskripsikan bahwa kategori data pola asuh orang tua siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo yang paling tinggi frekuensinya adalah kategori baik (nilai 69 - 84) yaitu ada 24 orang atau sebesar 63% dari 38 orang responden. Urutan kedua adalah kategori cukup (nilai 53 - 68) yaitu ada 11 orang atau sebesar 29%. Urutan ketiga yaitu kategori kurang ada 3 orang atau sebesar 8%. Tidak ada yang berkategori sangat kurang dan sangat baik. 2. Data Aktivitas Belajar di Kelas pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Siswa Kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Keling Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016 Dalam mengumpulkan data aktivitas belajar di kelas pada mata pelajaran Aqidah Akhlak siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo tahun pelajaran 2015/2016, peneliti mengunakan teknik observasi
65
secara langsung pada saat kegiatan pembelajaran Aqidah Akhlak, dengan rincian sebagai berikut: a. Pengamatan 1 (pertama) pada hari Rabu 12 Agustus 2015 pukul b. Pengamatan 2 (kedua) pada hari Rabu 19 Agustus 2015 pukul c. Pengamatan 3 (ketiga) pada hari Rabu 26 Agustus 2015 pukul Setelah melakukan pengamatan selam tiga kali pertemuan ini penulis dapat menyimpulkan hasil cek list keadan aktivitas belajar di kelas siswa kelas Iv dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo sebagaimana tercantum dalam lampiran skripsi ini. Setelah diketahui hasil cek list masing-masing responden, langkah selanjutnya adalah
melakukan penskoran pada tiap item hasil observasi
dengan menggunakan pedoman sebagai berikut: a. Kategori a (selalu) diberi nilai 5 b. Kategori b (sering) diberi nilai 4 c. Kategori c (kadang-kadang) diberi nilai 3 d. Kategori d (hampir tidak pernah) diberi nilai 2 e. Katgeori e (tidak pernah) diberi nilai 1 Setelah peneliti melakukanpenskoran, maka diperoleh data sebagaimana pada tabel di bawah ini: Tabel 9 Skor Aktivitas Belajar di Kelas pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Siswa Kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo No Res 1
1
3
Skor Hasil Observasi pada Tiap Nomor Materi 2 3 4 5 6 7 8 9
3
3
5
2
3
4
5
4
10
3
Jumlah 35
66
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
4 4 5 4 2 5 3 5 4 3 4 3 5 3 5 3 3 4 3 5 5 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4
3 4 3 3 1 5 4 5 4 4 3 2 5 3 4 3 3 4 4 5 4 4 1 4 3 4 4 3 1 3 4 4 1 3 3 4 2
4 3 4 3 1 3 3 3 3 2 3 1 4 2 4 4 4 4 4 3 4 2 1 3 2 2 3 3 1 3 3 4 1 4 3 3 2
5 5 5 5 3 5 3 5 5 5 3 3 4 5 5 5 3 5 5 5 3 5 3 5 3 3 5 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3
2 3 2 2 1 5 4 3 3 2 3 1 3 2 3 3 3 3 2 4 4 2 1 3 2 2 3 3 1 3 3 3 1 3 3 4 3
2 5 4 3 4 2 3 4 5 4 4 3 5 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 2 3 4 5 4 4 4 5 3 3 4 4 3
5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 4 4 5 4 5
4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4
3 5 4 4 3 5 3 5 5 3 3 3 4 4 5 3 3 3 5 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 5 3 5 3 4 3
4 3 3 4 2 4 2 5 4 2 3 2 4 4 4 3 4 4 3 5 4 3 2 4 5 2 5 4 2 4 4 4 2 4 2 2 4
36 42 40 37 25 44 34 45 43 34 36 27 44 37 43 38 36 41 39 45 41 36 26 40 33 32 41 39 25 37 38 43 25 38 35 36 33
67
Jumlah Skor Tertinggi Skor Terendah
1399 45 25
Berdasarkan pemaparan data tabel di atas dapat diketahui bahwa data skor aktivitas belajar di kelas pada mata pelajaran Aqidah Akhlak siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo dari 38 orang siswa yang diteliti adalah sebesar 1399, dengan nilai tertingginya yaitu 45 dan nilai terendahnya yaitu 25. a. Menentukan Kategori Data Aktivitas Belajar di Kelas pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Siswa Kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo (Variabel X2) Untuk memberikan kategori data pola asuh orang tua siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo tahun pelajaran 2015/2016 digunakan langkah-langkah sebagai berikut 1) Menentukan Nilai Rata-rata Skor Data Aktivitas Belajar di Kelas pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak (Variabel X2) Untuk mengetahui nilai rata-rata skor data aktivitas belajar di kelas pada mata pelajaran Aqidah Akhlak siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo tahun pelajaran 2015/2016, maka dilakukan penghitungan dnegan tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 10 Distribusi Frekuensi Skor Data Aktivitas Belajar di Kelas pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak (X2) Skor X2
F
FX2
68
25 26 27 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
3 1 1 1 2 2 2 5 3 3 2 2 3 1 3 2 2 ∑N = 38
75 26 27 32 66 68 70 180 111 114 78 80 123 42 129 88 90 ∑FX2 = 1399
Berdasarkan penghitungan tabel di atas, maka diperoleh data sebagai berikut: Mx (mean)
= ∑FX2 N
Mean
= 1399 38
Mean
= 36,82
Jadi rata-rata skor data aktivitas belajar di kelas pada mata pelajaran Aqidah Akhlak siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo yaitu 36,82. Kemudian mediannya yaitu skor ke 19 dan ke 20 : 2 = 37 + 37 : 2 = 37. Sedangkan modusnya yaitu 36. 2) Menentukan Range dan Interval Kategori.
69
Sebagaimana data sebelumnya, bahwa dalam penelitian ini kelas intervalnya ditentukan ada 5 tingkat yaitu: sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang. Oleh karena itu dapat ditentukan sebagai berikut: I =
R
K Keterangan :
I = Interval kategori R = Range K = Kelas interval
Adapun untuk mengetahui R (range) digunakan rumus : R =H–L Keterangan:
R = Range H = Skor tertinggi L = Skor terendah
Dalam penelitian ini digunakan 10 item materi observasi dengan 5 tingkat kategori (nilai jawaban masing-masing item paling tinggi = 5 dan paling rendah =1). Asumsinya adalah: 10 x 5 = 50 (nilai tertinggi) 10 x 1 = 10 (nilai terendah) Jadi R = 50 – 10 R = 50
Jadi hasil range adalah 50.
Setelah diketahui nilai R, maka sudah dapat dicari nilai kelas interval kategori: I
=
R
K
=
40
5
= 8
70
Setelah diketahui interval kelasnya, sehingga dapat ditentukan kelas interval kategorinya sebagai berikut:
Tabel 11 Distribusi Nilai Interval Kategori Aktivitas belajar di kelas Interval 43 – 50 35 – 42 27 – 34 19 – 26 10 – 18
Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Jumlah
Frekuensi 7 21 6 4 38
Persentase 18% 55% 16% 11% 100 %
Berdasarkan tabel kelas interval kategori di atas, maka data skor aktivitas belajar di kelas pada mata pelajaran Aqidah Akhlak siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo tahun pelajaran 2015/2016 dapat dideskripsikan sebagai berikut: a). Kategori sangat baik adalah nilai yang berjarak antara 64 – 75. Dalam hal ini skor aktivitas belajar di kelas pada mata pelajaran Aqidah Akhlak siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo tahun pelajaran 2015/2016 ada sebanyak 7 orang yang berkategori sangat baik atau sebesar 18% dari 38 orang siswa yang diteliti. b). Kategori baik adalah nilai yang berjarak antara 52 – 63. Dalam hal ini skor aktivitas belajar di kelas pada mata pelajaran Aqidah Akhlak siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo
71
tahun pelajaran 2015/2016 ada sebanyak 21 orang yang berkategori baik atau sebesar 55% dari 38 orang siswa yang diteliti. c). Kategori cukup adalah nilai yang berjarak antara 40 – 51. Dalam hal ini skor aktivitas belajar di kelas pada mata pelajaran Aqidah Akhlak siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo tahun pelajaran 2015/2016 ada sebanyak 6 orang yang berkategori cukup atau sebesar 16% dari 38 orang siswa yang diteliti. d). Kategori kurang adalah nilai yang berjarak antara 28 – 39. Dalam hal ini skor aktivitas belajar di kelas pada mata pelajaran Aqidah Akhlak siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo tahun pelajaran 2015/2016 ada sebanyak 4 orang yang berkategori kurang atau sebesar 11% dari 38 orang siswa yang diteliti. e). Kategori sangat kurang adalah nilai yang berjarak antara 15 – 27. Tidak ada responden yang berkategori ini. 3) Membandingkan Nilai Rata-rata dengan Kelas Interval Ketegori Data Aktivitas Belajar di Kelas pada Mata pelajaran Aqidah Akhlak Siswa Kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Berdasarkan pembandingan antara nilai rata-rata dengan kelas interval kategori sebagaimana tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa nilai rata-rata (mean) skor data aktivitas belajar di kelas siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo tahun pelajaran 2015/2016 sebesar 36,82 berarti berada pada kategori baik, karena berada pada nilai interval yang berjarak 35 – 42. b. Grafik Skor Data Aktivitas Belajar di Kelas (Variabel Y)
72
Berdasarkan tabel interval kategori data aktivitas belajar di kelas siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo tahun pelajaran 2015/2016 sebagaimana dipaparkan di atas, maka dapat dibuat grafik sebagai berikut: Grafik 2 Aktivitas Belajar di Kelas pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Siswa Kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo
Grafik di atas dapat dijelaskan bahwa kategori data aktivitas belajar di kelas pada mata pelajaran Aqidah Akhlak siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo yang paling tinggi frekuensinya adalah kategori baik (nilai 35- 42) yaitu ada 21 orang atau sebesar 55% dari 38 responden yang diteliti. Urutan kedua kategori sangat baik (nilai 43 - 50) ada 7 orang atau sebesar 18%. Urutan ketiga kategori cukup yaitu ada 6 orang atau sebesar 16%. Sedangkan frekuensi terendah adalah kategori kurang yaitu ada 4 orang atau sebesar 11%. 3. Data Hasil Belajar Aqidah Akhlak Siswa Kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Keling Jepara Tahun Pelajaran 2015/2016
73
Untuk mengumpulkan data hasil belajar Aqidah Akhlak siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo sampai dnegan bulan September 2015 atau pertengahan semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016, penulis menggunakan tes tertulis yang diujikan kepada siswa. Adapun materi tes disesuaikan dengan kompetensi dasar mata pelajaran Aqidah Akhlak semester ganjil pada kelas IV dan V. Setalh dilakukan tes pada masing-masing responden data yang diperoleh adalah sebagai berikut: Tabel 12 Data Hasil Belajar Aqidah Akhlak Siswa Kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Nama Ahmad Khoirun Nasir Andika Danang Pratama Auliya Zahrotul Ilmi Deajeng Ananda Putri Lorensia Farel Apridianto Fatiha Salsabila Fiqi Alestiya Ika Dwi Darmayanti Imroatus Safiroh Ludfia Ainur Rosad M. Devis Saputra M. Fila Dista Adtya M. Rafa Abdillah Mareno Dwi Alviansyah Mukhammad Maulana K. Neza Ananda Riska Nur Chasanah Ocha Oliviya Agus Pranoto Anas Tasya Putri Andika Yogi Pratama
Skor 72 68 84 64 68 52 72 76 84 64 72 68 52 72 68 76 80 64 64 56 80
74
22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38.
Aqis Maulana Bagas Fajar Firnanda Bintang Ardi Pradana Bunga Septiyani Erick Fajar Syahputra Feri Setiawan Khoirul Wahyudi Mila Rosa Amalia Naffahal Lucky Mubarok Nikita Imelda Dwi Arniza Nur Ana Nur Ani Rahma Nailatul Husna Riko Ariel Saputra Riska Ainun Nadiroh Syarmilatun Nurriza Uswatun Hasanah Jumlah Skor Tertinggi Skor Terendah
80 76 56 64 76 80 84 72 60 84 76 84 52 64 76 76 68 2684 84 52
Berdasarkan tabel di atas dapat dipaparkan bahwa jumlah skor data hasil belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo dari hasil tes yang diujikan kepada 38 responden berjumlah 2684. Adapun nilai tertingginya yaitu 84 dan nilai terendahnya yaitu 52. a. Menentukan Kategori Data Hasil Belajar Aqidah Akhlak Siswa Kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo (Variabel Y) Sebagaimana data-data sebelumnya (Variabel X1 dan X2), data hasil belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak juga diberikan 5 (lima) kriteria, yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang. Oleh karena itu
75
jumlah rata-rata nilai hasil belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak yang diperoleh dari tes kemudian diklasifikasikan untuk memberi kriteria. Adapun langkah-langkah yang digunakan adalah sebagai berikut:
1). Menentukan Nilai Rata-rata Skor Data Hasil belajar Aqidah Akhlak (Variabel Y) Untuk mencari nilai rata-rata data hasil belajar Aqidah Akhlak, maka dibuat tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 13 Distribusi Frekuensi Skor Hasil belajar Aqidah Akhlak Siswa Kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Skor Y 52 56 60 64 68 72 76 80 84
F
FY
3 2 1 6 5 5 7 4 5 ∑N = 38
156 112 60 384 340 360 532 320 420 ∑FY = 2684
Berdasarkan tabel di atas, maka nilai yang diperoleh adalah: Mean
= ∑FY N
Mean
= 2684 38
Mean
= 70,63
76
Jadi nilai yang diperoleh adalah mean (rata-rata) yaitu 70,63. Kemudian nilai mediannya yaitu skor ke 19 dan ke 20 dibagi dua berarti 72 + 72 dibagi 2 = 72. Kemudian modusnya adalah 72, 76, 80.
2). Menentukan Kelas Interval Kategori Skor Data Hasil belajar Aqidah Akhlak (Variabel Y) Untuk Menentukan kelas interval kategori hasil belajar Aqidah Akhlak siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo penulis menggunakan pedoman sebagai berikut: Tabel 14 Pedoman Interval Kategori Hasil belajar Aqidah Akhlak Simbol-simbol Nilai Angka dan Huruf Angka Huruf 8 – 10 = 80 – 100 A 7 – 7,9 = 70 – 79 B 6 – 6,9 = 60 – 69 C 5 – 5,9 = 50 – 59 D 0 – 4,9 = 0 – 49 E
Predikat Sangat baik Baik Cukup Kurang Gagal
Berpedoman dari tabel di atas, maka dapat ditentukan interval kategori data hasil belajar Aqidah Akhlak siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo adalah sebagai berikut: Tabel 15 Kelas Interval Kategori Hasil Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Siswa Kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Interval
Kategori
Frekuensi
Persentase
80 – 100
Sangat baik
9
24%
70 – 79
Baik
12
31,5%
60 – 69
Cukup
12
31,5%
77
50 – 59
kurang
0 – 49
Sangat kurang Jumlah
5
13%
38
100%
Berdasarkan tabel kelas interval kategori di atas, maka skor data hasil belajar Aqidah Akhlak siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo tahun pelajaran 2015/2016 dapat dideskripsikan sebagai berikut: a) Kategori sangat baik adalah nilai yang berjarak antara 80 – 100. Dalam hal ini ada 9 orang responden siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo tahun pelajaran 2015/2016 yang hasil belajar Aqidah akhlaknya berkategori sangat baik atau sebesar 244% dari 38 orang yang diteliti. b) Kategori baik adalah nilai yang berjarak antara 70 – 79. Dalam hal ini ada 12 orang responden siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo tahun pelajaran 2015/2016 yang hasil belajar Aqidah Akhlaknya berkategori baik atau sebesar 31,5% dari 38 orang yang diteliti. c) Kategori cukup adalah nilai yang berjarak antara 60 – 69. Dalam hal ini ada 12 orang responden siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo tahun pelajaran 2015/2016 yang hasil belajar Aqidah Akhlaknya berkategori cukup atau sebesar 31,5% dari 38 orang yang diteliti. d) Kategori kurang adalah nilai yang berjarak antara 50 – 59. Dalam hal ini ada 5 orang responden siswa kelas IV dan V MI Islamiyah
78
Ngandong Bumiharjo tahun pelajaran 2015/2016 yang hasil belajar Aqidah Akhlaknya berkategori kurang atau sebesar 13% dari 38 orang yang diteliti. e) Kategori sangat kurang atau gagal adalah nilai yang berjarak antara 0 – 49. Tidak ada yang berkategori sangat kurang 3). Membandingkan Nilai Rata-rata dengan Interval Kategori Data Hasil Belajar Aqidah Akhlak Siswa Kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Dengan membandingkan nilai rata-rata dan kelas interval kategori skor hasil belajar Aqidah Akhlak siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo tahun pelajaran 2015/2016, di mana rata-ratanya sebesar 70,63 berarti berada pada kategori baik karena berada pada nilai interval yang berjarak 70 – 79. b. Grafik Data Hasil Belajar Aqidah Akhlak (Variabel Y) Berdasarkan tabel kelas interval kategori hasil belajar Aqidah Akhlak siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo tahun pelajaran 2015/2016 sebagaimana telah diuraikan pada tabel di atas dapat dibuat grafik sebagai berikut: Grafik 3 Hasil Belajar Aqidah Akhlak Siswa Kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Tahun Pelajaran 2015/2016
79
Grafik di atas dapat dideskripsikan bahwa kategori data hasil belajar Aqidah Akhlak siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo yang paling tinggi frekuensinya adalah kategori baik (nilai 70 – 79) dan kategori cukup (nilai 60 – 69) yaitu masing-masing ada 12 orang atau sebesar 31,5%. Kedua berkategori sangat baik (nilai 80 – 100) yaitu ada 9 orang atau sebesar 24%. Urutan ketiga yaitu kategori kurang (nilai 50 – 59) ada 5 orang atau sebesar 13%. B. Pengujian Hipotesis Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu perlu penulis tegaskan bahwa hipotesis yang penulis ajukan adalah hipotesis asli/alternatif (ha) yaitu: “ada pengaruh yang signifikan pola asuh orang tua dan aktivitas belajar di kelas terhadap hasil belajar Aqidah Akhlak siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Keling Jepara tahun pelajaran 2015/2016”. Selanjutnya untuk membuktikan diterima atau ditolaknya hipotesis yang penulis ajukan, maka akan dilakukan penghitungan dengan mengunakan rumus
80
korelasi ganda/multiple correlation. Adapun sebelum dilakukan penghitungan terlebih dahulu dibuat tabel penolong sebagai berikut: Tabel 16 Tabel Penolong untuk Menghitung Koefesiensi Korelasi antara Pola Asuh Orang Tua dan Aktivitas Belajar di Kelas dengan Hasil Belajar Aqidah Akhlak No Resp 1
X1
X2
Y
X12
X22
Y2
X1.Y
X2.Y
X1.X2
74
35
72
5476
1225
5184
5328
2520
2590
2
69
36
68
4761
1296
4624
4692
2448
2484
3
75
42
84
5625
1764
7056
6300
3528
3150
4
74
40
64
5476
1600
4096
4736
2560
2960
5
57
37
68
3249
1369
4624
3876
2516
2109
6
74
25
52
5476
625
2704
3848
1300
1850
7
78
44
72
6084
1936
5184
5616
3168
3432
8
74
34
76
5476
1156
5776
5624
2584
2516
9
58
45
84
3364
2025
7056
4872
3780
2610
10
71
43
64
5041
1849
4096
4544
2752
3053
11
70
34
72
4900
1156
5184
5040
2448
2380
12
65
36
68
4225
1296
4624
4420
2448
2340
13
56
27
52
3136
729
2704
2912
1404
1512
14
79
44
72
6241
1936
5184
5688
3168
3476
15
65
37
68
4225
1369
4624
4420
2516
2405
16
70
43
76
4900
1849
5776
5320
3268
3010
17
68
38
80
4624
1444
6400
5440
3040
2584
18
50
36
64
2500
1296
4096
3200
2304
1800
19
81
41
64
6561
1681
4096
5184
2624
3321
20
73
39
56
5329
1521
3136
4088
2184
2847
21
79
45
80
6241
2025
6400
6320
3600
3555
22
76
41
80
5776
1681
6400
6080
3280
3116
23
58
36
76
3364
1296
5776
4408
2736
2088
24
63
26
56
3969
676
3136
3528
1456
1638
25
51
40
64
2601
1600
4096
3264
2560
2040
26
77
33
76
5929
1089
5776
5852
2508
2541
27
67
32
80
4489
1024
6400
5360
2560
2144
28
79
41
84
6241
1681
7056
6636
3444
3239
81
29
50
39
72
2500
1521
5184
3600
2808
1950
30
63
25
60
3969
625
3600
3780
1500
1575
31
78
37
84
6084
1369
7056
6552
3108
2886
32
77
38
76
5929
1444
5776
5852
2888
2926
33
80
43
84
6400
1849
7056
6720
3612
3440
34
62
25
52
3844
625
2704
3224
1300
1550
35
75
38
64
5625
1444
4096
4800
2432
2850
36
70
35
76
4900
1225
5776
5320
2660
2450
37
70
36
76
4900
1296
5776
5320
2736
2520
38
72 33 68 X1 = X2 = Y = N= 38 2628 1399 2684
5184 X12 = 184614
1089 4624 4896 2244 2376 2 X2 = Y= X1.Y = X2.Y = X1.X2 = 52681 192912 186660 99992 97313
Keterangan : N
: Jumlah populasi (responden)
∑X1
: Jumlah skor pola asuh orang tua
∑X2
: Jumlah skor aktivitas belajar di kelas
∑Y
: Jumlah skor hasil belajar Aqidah Akhlak
∑X1.Y : Jumlah skor pola asuh orang tua dikalikan skor hasil belajar Aqidah Akhlak ∑X2.Y : Jumlah skor aktivitas belajar di kelas dikalikan skor hasil belajar Aqidah Akhlak ∑X1² : Jumlah skor pola asuh orang tua yang dikuadratkan ∑X2² : Jumlah skor aktivitas belajar di kelas yang dikuadratkan ∑Y²
: Jumlah skor hasil belajar Aqidah Akhlak yang dikuadratkan
Dari tabel diatas diperoleh data sebagai berikut: N
= 38
∑X1Y
= 186660
∑X1
= 2628
∑X2Y
= 99992
82
∑X2
= 1399
∑X1X2 = 97313
∑Y
= 2684
(∑X1)2
= 6906384
∑X12 = 184614
(∑X2)2
= 1957201
∑X22 = 52681
(∑Y)2
= 7203856
∑Y2
= 192912
1. Menghitung Korelasi antara X1 (Pola Asuh Orang Tua) dengan Y (Hasil Belajar Aqidah Akhlak) Menggunakan Rumus Product Moment: N∑X1.Y – (∑X1) (∑Y)
r
x1.y =
r
{ N∑X1² - (∑X1)² } { N∑Y² - (∑Y)² } 38 x 186660 – (2628 x 2684)
x1.y = {38 x 184614 - 6906384 } {38 x 192912 - 7203856} 7093080 – 7053552
r
x1.y =
{7015332 – 6906384} {7330656 – 7203856} 39528
r
x1.y = 108948 x 126800 39528
r
x1.y = 13814606400 39528
r
x1.y = 117535,55
r
x1.y =
0,336
Dari hasil penghitungan di atas menunjukkan rx1.y = 0,336. Kemudian dikonsultasikan dengan
r
tabel dengan N = 38, 5 % = 0,320 , dan 1% =
0,413. Ternyata rx1.y lebih besar daripada rt 5% (0,336 > 0,320) dan lebih kecil dari rt 1% (0,336 < 0,413). Dengan demikian dapat dikatakan ada
83
hubungan yang signifikan karena hasil hitung lebih besar daripada tabel r, walaupun hanya pada taraf signifikansi 5%. 2. Menghitung Koefesiensi Korelasi antara Variabel X2 (Aktivitas Belajar di Kelas) dengan Variabel Y (Hasil Belajar Aqidah Akhlak) r
N∑X2Y – (∑X2) (∑Y)
x2.y =
{ N∑X2² - (∑X2)² } { N∑Y² - (∑Y)² } 38 x 99992 – (1399 x 2684)
r
x2.y = {38 x 52681 - 1957201} {38 x 192912 - 7203856} 3799696 – 3754916
r
x2.y =
{2001878 – 1957201} {7330656 – 7203856} 44780
r
x2.y = 44677 x 126800 44780
r
x2.y = 5665043600 44780
r
x2.y = 75266,48
r
x2.y =
0,595
Dari hasil penghitungan di atas menunjukkan rx2.y = 0,595. Kemudian dikonsultasikan dengan
r
tabel dengan N = 38, 5 % = 0,320 , dan 1% =
0,413. Ternyata rx1.y lebih besar daripada rt 5% (0,595 > 0,320) dan lebih besar dari rt
1%
(0,595 > 0,320).
Dengan demikian dapat
dikatakan
84
signifikan karena hasil hitung lebih besar daripada tabel r, baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1%. 3. Menghitung Koefesiensi Korelasi antara Variabel X1 (Pola Asuh Orang Tua) dengan Variabel X2 (Aktivitas Belajar di Kelas) N∑X1.X2 – (∑X1) (∑X2)
r
X1.X2
= { N∑X1² - (∑X1)² } { N∑X2² - (∑X2)² } 38 x 97313 – (2628 x 1399)
r
X1.X2
= {38 x 184614 - 6906384} {38 x 52681 - 1957201} 3697894 – 3676572
r
X1.X2
= { 7015332 – 6906384} {2001878 – 1957201} 21322
r
x1.X2
= 108948 x 44677 21322
r
x1.X2
= 4867469796 21322
r
x1.X2
= 69767,254
r
x1.X2
= 0,306
Dari hasil penghitungan di atas menunjukkan
r
x1.X2 = 0,306. Kemudian
dikonsultasikan dengan r tabel dengan N = 38, 5% = 0,320 , dan 1% = 0,413. Ternyata rx1.y lebih besar daripada rt 5% (0,306 > 0,320) dan lebih besar
85
dari rt 1% (0,306 > 0,320). Dengan demikian bisa dikatakan ada hubungan yang signifikan di antara keduanya, karena hasil hitung lebih besar dari tabel r pada taraf signifikansi 5%. 4. Menghitung Koefesiensi Korelasi Ganda antara Variabel X1 (Pola Asuh Orang Tua) dan Variabel X2 (Aktivitas belajar) dengan Variabel Y (Hasil Belajar Aqidah Akhlak siswa) Adapun untuk memulai penghitungan, langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut: r
yx1
= 0,336
r
yx2
= 0,595
x1.x2
= 0,306
r
Kemudian nilai-nilai tersebut dimasukkan ke dalam rumus: r
yx1x2
=
r2yx1 + r2yx2 – 2 ryx1. ryx2. rx1x2 1 - r2x1.x2
r
r
r
r
yx1x2
=
(0,336)2 + (0,595)2 - 2 (0,336) (0,595) (0,306) 1 – (0,306)2
yx1x2
=
(0,11) + (0,354) - 0,12 1 – 0,0936
yx1x2
=
0,464 - 0,12 1 – 0,097
yx1x2
=
0,344 0,9064
r
yx1x2
=
0,3795
86
r
yx1x2
=
0,616
untuk menguji koefesiensi korelasi ganda dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: ( r2/ k ) F
= (1 – r2 ) (n–k–1)
Keterangan: r2
= koefesiensi korelasi ganda yang telah ditemukan
k
= jumlah variabel independen
n
= jumlah sampel
F
= F hitung yang selanjutnya F tabel ( r2/ k )
Fhit
= (1 – r2 ) (n–k–1) ( 0,6162 / 2)
Fhit
= (1 - 0,6162) (38 – 2 – 1) ( 0,379/ 2)
Fhit
= (1 - 0,379) (35) ( 0,1897)
Fhit
= (0,621) 35 ( 0,1897)
Fhit
=
87
(0,0177) Fhit
=
10,72
Jadi dari perhitungan diketahui bahwa Fhit= 10.72. Kemudian untuk mengetahui sigfikansi atau tidaknya Fhitung tersebut, maka kemudian dikonsultasikan dengan F tabel dengan df = N-K-1 = 38 – 2 – 1 = 35. Jadi df = 2 ; 35. Sehingga taraf signifikansi 1% = 5,29 dan untuk taraf signifikansi 5% = 3,28. Sehingga 10,72 > 5,29 dan 10,72 > 3,28. Jadi F hitung > F tabel. Dengan demikian dapat dikatakan ada hubungan yang signifikan secara simultan antara variabel X1 dan X2 dengan Y. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua (X1) dan aktivitas belajar di kelas (X2) dengan hasil belajar Aqidah Akhlak siswa (Y) kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo tahun pelajaran 2015/2016. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan ketiga variabel tersebut, maka digunakan rumus rdeterminasi, sebagai berikut: rdeterminasi
= (r)2 x 100 % = (0,616)2 x 100 % = 0,379 x 100 % = 36%
Jadi hubungan ketiga variabel tersebut adalah sebesar 36%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang penulis ajukan yaitu Ha (hipotesis alternatif) yang berbunyi: “Ada hubungan yang signifikan pola asuh orang tua dan aktivitas belajar di kelas dengan hasil belajar Aqidah Akhlak di kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo tahun pelajaran
88
2015/2016” adalah diterima atau disetujui. Sedangkan hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi: “Tidak ada hubungan yang signifikan pola asuh orang tua dan aktivitas belajar di kelas dengan hasil belajar Aqidah Akhlak di kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo tahun pelajaran 2015/2016” adalah ditolak atau tidak disetujui.
C. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis uji hipoteisis di atas secara meyakinkan diketahui bahwa pola asuh orang tua dan aktivitas belajar di kelas terdapat hubungan yang signifikan sebesar 36% dengan hasil belajar Aqidah Akhlak siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Keling Jepara tahun pelajaran 2015/2016. Artinya jika siswa pola asuh orang tua dan aktivitas belajar siswa di kelas semakin baik pula hasil belajarnya pada mata pelajaran Aqidah Akhlak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa skor data pola asuh orang tua siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo rata-ratanya sebesar 69,16 adalah berkategori baik, di mana mayoritas skor para responden adalah berkategori baik yaitu sebanyak 63%, kemudian ada pula yang berkategori cukup ada 29% dan juga masih ada yang berkategori kurang yaitu ada 8%. Data ini merupakan informasi yang dapat ditindaklanjuti oleh para guru, terutama para orang tua siswa di MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo untuk lebih memperhatikan anak-anaknya di rumah dengan cara memberikan bimbingan, perhatian, keteladanan, peraturan kepada anak, pemberian hadiah (material maupun pujian) dan hukuman ketika berbuat salah atau kurang terpuji, otoritas yang dilakukan orang tua serta perhatian dari orang tua menjadikan anak lebih
89
terkontrol dan terarah perilakunya sehingga dapat mendukung anak untuk kemajuan pendidikannya. Skor data aktivitas belajar di kelas siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Keling Jepara tahun pelajaran 2015/2016 rata-ratanya menunjukkan angka sebesar 36,82 yang berada pada nilai interval 35 – 42 berarti berkategori baik. Mayoritas siswa atau sebesar 55% sudah berkategori baik, 18% berkategori snagat baik, sedangkan sisanya berkategori cukup dan kurang. Dengan demikian secara umum aktivitas belajar siswa di kelas sudah dapat dikatakan baik. Namun demikian karena masih banyak siswa yang berkategori cukup dan kurang yang mencapai 27% maka hal ini dapat dijadikan pertimbangan para guru untuk dapat menumbuhkembangkan lagi semangat para siswa ketika belajar di kelas. Tujuannya agar para siswa tersebut dapat lebih aktif belajar, mungkin perlu dicari sumber permasalahan yang menyebabkan para siswa tersebut kurang aktif belajar di kelas. Jika perlu guru lebih memberikan perhatian yang lebih kepada para siswa tersebut. Hasil belajar Aqidah Akhlak siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong rata-rata skornya yaitu 70,60. Di mana jika dilihat dari KKM (kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditentukan oleh guru yaitu 70, maka rata-rata yang diperoleh ini memang sudah tuntas tetapi berada pada batas bawah ketuntasan minimal. Dari 38 responden yang diuji penulis, hanya 55% siswa yang nilainya di atas KKM (70), sedangkan sisanya yaitu 45% nilainya masih di bawah KKM, yaitu mulai nilai 52 (terendah) sampai dengan nilai 68. Jadi masih sangat perlu upaya peningkatan yang lebih baik, khususnya dari para siswa sendiri dengan menambah intensitas belajar serta kepada guru hendaknya dapat melakukan kerja keras lagi supaya para
90
siswa dapat lebih memahami materi pelajaran yang diajarkan sehingga prestasi belajarnya juga naik. Akhirnya dari penelitian ini telah menunjukkan bahwa secara meyakinkan pola asuh orang tua dan aktivitas belajar di kelas mempunyai korelasi positif yang signifikan dengan hasil belajar Aqidah Akhlak siswa kelas IV dan V MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo. Secara umum siswa yang mendapatkan pola asuh yang baik dari para orang tuanya serta aktif belajar di kelas (mau mencatat, memperhatikan, membaca, mengikuti petunjuk guru), ternyata hasil belajar Aqidah Akhlaknya berada pada kategori baik. Walaupun ada pula siswa yang aktivitas belajar di kelasnya baik, tetapi tetapi prestasi belajarnya masih belum baik. Hal ini mungkin karena faktor intelegensi, bakat atau lainnya. Hal ini bisa saja terjadi karena pencapaian hasil belajar siswa bukan hanya dipengaruhi oleh kedua variabel yang diteliti ini, tetapi masih banyak variabel lain yang ikut mempengaruhinya. D. Keterbatasan Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan waktu, tenaga dan biaya yang terbatas. Di mana penelitian dilaksanakan kurang lebih hanya sekitar 1 bulan. Sehingga hasilnya mungkina saja terjadi banyak kekurangan dan keterbatasan, di antaranya dapat dijelaskan: 1. Data variabel X1 (pola asuh orang tua) penulis peroleh melalui metode angket tertutup, siswa tinggal memilih jawaban yang tersedia. Di antara kelemahan metode angket bagi siswa tingkat madrasah ibtidaiyah adalah masih ada kemungkinan para siswa yang tidak memahami pertanyaan yang diajukan
91
dalam angket (walupun sudah dibacakan) karena ada pula siswa yang belum lancar membaca, sehingga pilihan jawaban yang diplihnya tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya terjadi. Oleh karena itu penulis mengakui bahwa tingkat validitas datanya masih dimungkinkan ada error. 2. Data aktivitas belajar di kelas (X2) diperoleh dari haisl pengamatan peneliti selama 4 kali pertemuan pembelajaran. Walaupun peneliti bersungguhsungguh dalam melakukan pengamatan, tapi penulis hanya melihat secara fisik saja, padahal para ahli pendidikan menyatakan bahwa belajar bukan hanya aktivitas fisik tetapi juga aktivitas mental. Dengan kata lain, peneliti hanya melihat keadaan luar siswa, tetapi keadaan psikologisnya tidak teramati. 3. Data hasil belajar Aqidah Akhlak diperoleh dari tes yang penulis ujikan. Di mana materi tes penulis ambil dari buku mata pelajaran Aqidah Akhlak yang digunakan dalam pembelajaran. Sedangkan penulis sendiri bukan guru Aqidah Akhlak. Padahal di antara kelemahan metode tes adalah peneliti kurang memahami keseharian kemampuan siswa. Dimungkinkan ada anak yang pada dasarnya cerdas, tapi pada materi yang diujikan dirinya tidak menguasai, karena tidak masuk sekolah atau karena lainnya. Sehingga masih mungkin ada data yang belum tepat sesuai dengan kenyataan. Selain itu soal tes yang digunakan tidak dilakukan uji coba sebelumnya.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian dan analisis sebagaiman tertuang pada babbaba sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yang sekaligus menjadi jawaban dari rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut: 1. Pola asuh orang tua siswa MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Keling Jepara tahun pelajaran 2015/2016 adalah baik. Berdasarkan rata-rata skor hasil angket sebesar 69,16 berada nilai interval yang berjarak 69 – 84 berarti pada kategori baik. 2. Aktivitas belajar di kelas pada mata pelajaran Aqidah Akhlak siswa MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Keling Jepara tahun pelajaran 2015/2016 kategorinya adalah baik. Berdasarkan rata-rata hasil observasi sebesar 36,82 berada pada nilai interval 35 – 42 yang berarti berkategori baik. 3. Hasil belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak siswa MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Keling Jepara tahun pelajaran 2015/2016 adalah baik. Di mana skor rata-rata hasil tes yang diujikan kepada responden sebesar 70,63 yang pada nilai interval berjarak 70 – 79 yang berarti berkategori baik. 4. Ada hubungan yang signifikan secara simultan antara pola asuh orang tua dan aktivitas belajar di kelas dengan hasil belajar Aqidah Akhlak siswa MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Keling Jepara tahun pelajaran 2015/2016. Hasil analisis dengan rumus korelasi ganda menunjukkan taraf signifikansi 5% maupun 1%. Di mana besarnya F hitung yaitu 11,72 kemudian dibandingkan
92
93
dengan Ftabel dengan df = 2 : 35, pada taraf signifikansi 1% = 5,29 dan taraf signifikansi 5% = 3,28. Jadi Fhitung > F tabel. Di samping itu ditemukaN Rdeterminasi sebesar 36%, berarti korelasi pola asuh orang tua dan aktivitas belajar sebesar 35% dengan hasil belajar Aqidah Akhlak.
B. Saran-saran Berangkat dari temuan hasil penelitian, maka peneliti memberikan saransaran sebagai berikut: 1. Kepada para orang tua siswa, hendaknya dapat meningkatkan pola asuh yang diberikan kepada anak-anaknya sesuai dengan norma-norma sosial dan norma agama, yaitu dengan cara mengarahkan dan membentuk kepribadian anak yang berakhlak mulia; memberikan keteladanan, baik dalam hal ibadah, pekerjaan maupun pendidikan; memberikan penghargan dan hukuman kepada anak yang dapat mendidik anak lebih disiplin, supaya anak dapat memiliki kepribadian yang baik, berakhlak mulia dan memiliki pola pikir yang baik 2. Kepada para siswa MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo Keling Jepara hendaknya lebih giat dan aktif ketika mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Ketika guru mengajar hendaklah betul-betul memperhatikan pelajaran, jangan melakukan perbuatan yang mengganggu konsentrasi belajar, seperti ngobrol dengan teman, bermain sesuatu atau melamun. Seharusnya ketika pembelajaran, harus ikuti aktif mengikuti petunjuk guru supaya dapat memahami apa yang diajarkan dnegan baik. 3. Kepada guru Aqidah Akhlak di MI Islamiyah Ngandong Bumiharjo hendaklah lebih mengintensifkan pembelajarn yang dapat mendorong semangat belajar
94
siswa supaya hasil belajar siswa dapat meningkat. Di samping itu agar lebih sering memberikan tugas belajar kepada siswa supaya siswa mau mengulang pelajaran di rumah dan berlatih mempelajarinya sendiri. Harapannya siswa akan lebih aktif dan kreatif dalam belajarnya, sehingga lebih cepat menjadi manusia yang mandiri.
C. Kata Penutup Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan kekuatan kepada penulis, sehingga tugas penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini banyak kekurangan dan keterbatasan, baik secara teoritis maupun analitis. Oleh karena itu penulis dengan lapang dada menerima kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak yang dapat menambah kualitas skripsi ini. Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat memberi manfaat, khususnya bagi diri penulis pribadi dan bagi para pembaca pada umumnya. Amien.
DAFTAR PUSTAKA
Ahid, Nur. Pendidikan Keluarga dalam Perspektif Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010. Ahmadi, Abu dan M. Umar, Psikologi Umum, Jakarta: Bina Ilmu, 1998. Ali, Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, Semarang: PKPI2 FAI Universitas Wahid Hasyim, 2009. Aly, Hery Noer. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Logos, 1999.. An-Nawawi, Abi Zakaria Yahya bin Sarif. Riyadlush Shalihin, T.tp.: Nur Asia, tt. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Barnadib, Sutari Imam, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, Yogyakarta: Andi Offset, 1993. Chaniago, Amran Y.S., Setia, 2000.
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Bandung: Pustaka
Daradjat, Zakiah dkk., Ilmu Penddikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1984. Dawud, Abu, Sunan Abu Dawud, Juz 2, Beirut: Dar al-Fikr, t.t.. Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Jakarta: Depag RI, 1982. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002. Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2007. Djamarah, Syaiful Bahri. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya: Usaha Nasional, 2012. Gani, Ruslan A. Pedoman Penilaian Pendidikan. Jakarta: Dirjen Disdakmen, 1986. Jameel Zeeno, Muhammad. Resep Menjadi Pendidik Sukses Berdasarkan Petunjuk Al-Qur’an dan Teladan Nabi Muhammad. Bandung: Mizan, 2005. Khoiri, Nur. Statistik Pendidikan, Jepara: Diktat Kuliah INISNU Jepara. Nashori, Fuad. Profil Orang Tua Anak-anak Berprestasi, Yogyakarta: Insania Cita, Nasution, Noehi, dkk., Psikologi Pendidikan, Jakarta: Dirjen Binbaga Islam Depag, 1999.
Nasution. S., Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 1988. Poerwadarminta, WJ.S. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007. Sardiman, A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007. Singarimbun, Masri. Metodologi Penelitian Survey, Jakarta: LP3ES, 1995. Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003. Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995. Sudijono, Anas. Pengantar Dalam Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Kuantitatif, Kualitatif, R & D, Bandung: Alfabeta, 2006. _________, Statistika Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2006. Surakhmad, Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung: Tarsito, 2004. Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press, 2008. Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000. Syam, Yunus Hasyim. Cara Mendidik Generasi Islam, Sistem dan Pola Asuh yang Qur’ani, Yogyakarta: Media Genius Lokal, 2004. Syarbini, Amirulloh. Buku Pintar Pendidikan Karakter, Jakarta: Asa Prima, 2012. Tafsir, Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008. Thoha, Chabib dkk., Metodologi Pengajaran Agama, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008. Thoha, Chabib, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005. Uhbiyati, Nur dan Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 1997. Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 1998. Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1992.
DAFTAR RESPONDEN PENELITIAN SISWA KELAS IV DAN V MI ISLAMIYAH NGANDONG BUMIHARJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Nama
Tempat, Tgl. Lahir
L/P Kelas
Ahmad Khoirun Nasir
Jepara
28/04/2008
P
Andika Danang Pratama
Jepara
07/04/2006
L
Auliya Zahrotul Ilmi
Jepara
08/01/2006
P
Deajeng Ananda Putri Lorensia
Jepara
10/06/2006
P
Farel Apridianto
Jepara
10/12/2005
L
Fatiha Salsabila
Jepara
04/01/2006
P
Fiqi Alestiya
Jepara
19/07/2006
P
Ika Dwi Darmayanti
Jepara
20/08/2006
P
Imroatus Safiroh
Jepara
06/08/2006
P
Ludfia Ainur Rosad
Jepara
15/04/2006
L
M. Devis Saputra
Jepara
17/06/2006
L
M. Fila Dista Adtya
Jepara
17/12/2005
L
M. Rafa Abdillah
Jepara
20/09/2006
L
Mareno Dwi Alviansyah
Jepara
22/03/2006
L
Mukhammad Maulana Khoirun Nasir
Jepara
21/12/2005
L
Neza Ananda Riska
Jepara
14/07/2006
P
Nur Chasanah
Jepara
02/12/2005
P
Ocha Oliviya
Jepara
21/09/2006
L
IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV
Orang Tua
Alamat
Ayah
Ibu
Bumiharjo, RT15/02
Ulin Niam
Sulis Lestari
Bumiharjo, RT 01/06
Didik Darwadi
Juarti
Bumiharjo, RT 03/07
Mustofa
Ifana Sugiharti
Bumiharjo, RT 03/07
Hadi Pramono
Yasinta
Bumiharjo, RT 15/02
Abdullah
Rukmiyati
Bumiharjo, RT 04/07
Ahmad Syafi'i
Noor Solikhah
Bumiharjo, RT 03/07
Budiman
Zumaroh
Bumiharjo, RT 07/04
Sugeng Hadi Presetyo
Siti Khadijah
Bumiharjo, RT 02/06
Kristanto
Purwanti
Bumiharjo, RT 03/06
Wahich Dur Rosyad
Susetyoningsih
Bumiharjo, RT 04/07
Jumadi
Ernawati
Bumiharjo, RT 03/07
Supriyadi
Witrotun Nikmah
Bumiharjo, RT 04/07
Heru Setiawan
Nur Khamimah
Bumiharjo, RT 14/02
Sulhan
Siti Solihah
Bumiharjo, RT 14/02
Suntani
Tukinah
Bumiharjo, RT 02/06
Riswanto
Ihda Murtianah
Bumiharjo, RT 01/06
Sutrisno
Rumisih
Bumiharjo, RT 15/02
Yanto Pramono
Illa Kurnia Rahna
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama Bagas Fajar Firnanda Bunga Septiyani Riko Ariel Saputra Erick Fajar Syahputra Anas Tasya Putri Syarmilatun Nurriza Nur Ani Nur Ana Bintang Ardi Pradana Rahma Nailatul Husna Andika Yogi Pratama Nikita Imelda Dwi Arniza Naffahal Lucky Mubarok Feri Setiawan Riska Ainun Nadiroh Mila Rosa Amalia Uswatun Hasanah Aqis Maulana Khoirul Wahyudi Agus Pranoto
Tempat, Tgl. Lahir Jepara Jepara Jepara Jepara Jepara Jepara Jepara Jepara Jepara Jepara Jepara Jepara Jepara Jepara Jepara Jepara Jepara Jepara Jepara Jepara
20/12/2005 20/09/2005 01/09/2005 26/07/2005 14/05/2005 29/04/2005 24/01/2005 24/01/2005 21/01/2005 21/02/2005 25/12/2004 21/12/2004 12/08/2004 12/11/2004 18/11/2004 10/11/2004 02/10/2004 28/09/2004 13/05/2003 10/05/2004
L/P Kelas L P L L P P P P L P L P L L P P P L L L
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Alamat Bumiharjo, RT 03/06 Bumiharjo, RT 04/07 Bumiharjo, RT 03/07 Bumiharjo, RT 15/02 Bumiharjo, RT 20/04 Bumiharjo, RT 03/07 Bumiharjo, RT 03/03 Bumiharjo, RT 03/03 Bumiharjo, RT 03/07 Bumiharjo, RT 02/06 Bumiharjo, RT 14/02 Bumiharjo, RT 04/07 Bumiharjo, RT 03/07 Bumiharjo, RT 14/02 Bumiharjo, RT 02/06 Bumiharjo, RT 04/07 Bumiharjo, RT 03/07 Bumiharjo, RT 03/07 Bumiharjo, RT 15/02 Bumiharjo, RT 15/02
Orang Tua Ayah Mustari Muhammad Yusuf Syaifudin Subhan Nur Ali Nur Yono Suwardi Suwardi Aslun Ali Mustofa Siswayo Imam Wahyudi Mujiyono Hartadi Suparman Nur Ali Sugiri Ahmad Shodiqin ( Alm ) Kandar Kemadi
Ibu Sri Handayani Kiswati Anis Riyati Tatik Kurniawati Khotijah Azizah Suyatmi Suyatmi Siti Aisah Zulikah Nur Khayati Ervinatun Hidayah Asmudah Sri Hayati Keminah Siti Naimah Sulastri Veri Wardaningsih Ngateni Mursiah
ANGKET PENELITIAN TENTANG POLA ASUH ORANG TUA I. IDENTITAS : Nama Siswa : __________________________________ Kelas
: ______
Nama Ayah
: __________________________________
Nama Ibu
: __________________________________
II. PETUNJUK 1. Pilihlah salah satu jawaban yang kamu anggap sesuai dengan keadaan kamu dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu huruf a, b, c, d atau e! 2. Jawablah dengan jujur, karena jawaban kamu tidak mempengaruhi nilai rapot kamu! 3. Setelah mengisi angket, mohon diserahkan kembali!. III. PERTANYAAN Cara Orang Tua Memberikan Peraturan Kepada Anak 1. Bapak/Ibumu mengatur waktu bermain kamu? a. Selalu d. Hampir tidak pernah b. Sering e. Tidak pernah c. Kadang-kadang 2. Setiap hari Bapak/Ibumu mengatur jadwal belajar kamu? a. Selalu d. Hampir tidak pernah b. Sering e. Tidak pernah c. Kadang-kadang 3. Bapak/Ibumu melarang kamu berlama-lama menonton TV? a. Selalu d. Hampir tidak pernah b. Sering e. Tidak pernah c. Kadang-kadang 4. Setiap hari Bapak/Ibumu melarang kamu tidur hingga larut malam agar tidak kesiangan masuk sekolah? a. Selalu d. Hampir tidak pernah b. Sering e. Tidak pernah c. Kadang-kadang
Cara Orang Tua Memberikan Hadiah dan Hukuman 5. Jika kamu meraih prestasi yang baik di sekolah, Bapak/Ibumu memberikan hadiah? a. Selalu d. Hampir tidak pernah b. Sering e. Tidak pernah c. Kadang-kadang 6. Jika kamu mendapat nilai yang baik pada PR kamu, Bapak/Ibumu memberikan pujian kepadamu? a. Selalu d. Hampir tidak pernah b. Sering e. Tidak pernah c. Kadang-kadang 7. Bapak/Ibumu menghukum kamu jika kamu berbuat kesalahan yang besar? a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak pernah 8. Bapak/Ibumu mencemooh kamu ketika keliru atau belum mampu melaksanakan suatu pekerjaan dengan baik, misalnya bodoh, tidak becus dan lain-lain? a. Tidak pernah d. sering b. Hampir tidak pernah e. selalu c. Kadang-kadang 9. Bapak/Ibumu memarahi kamu jika tidak belajar atau mengerjakan PR? a. Selalu d. Hampir tidak pernah b. Sering e. Tidak pernah c. Kadang-kadang Cara orang tua menunjukkan otoritas 10. Bapak/Ibumu memukuli kamu jika tidak menuruti kemauannya? a. Tidak pernah d. sering b. hampir tidak pernah e. selalu c. Kadang-kadang 11. Bapak/Ibumu menyuruh kamu membantu pekerjaan rumah? a. Selalu d. Hampir tidak pernah b. Sering e. Tidak pernah c. Kadang-kadang 12. Jika Bapak/Ibumu menyuruh/melarang kamu dengan membentak-bentak? a. Selalu d. Hampir tidak pernah b. Sering e. Tidak pernah c. Kadang-kadang
Cara Orang tua memberikan contoh kehidupan sehari-hari 13. Bapak/Ibumu adalah orang yang rajin beribadah shalat 5 waktu? a. Selalu d. Hampir tidak pernah b. Sering e. Tidak pernah c. Kadang-kadang 14. Bapak/Ibu bertengkar di depan anak-anak? a. Tidak pernah d. sering b. hampir tidak pernah e. selalu c. Kadang-kadang 15. Bapak/Ibumu sangat memperhatikan pendidikan anak-anaknya? a. Selalu d. Hampir tidak pernah b. Sering e. Tidak pernah c. Kadang-kadang Cara Orang Tua Memberikan Perhatian atau Tanggapan terhadap keinginan anak 16. Bapak/Ibumu mau membelikan buku-buku pelajaran yang disarankan oleh guru kamu? a. Selalu d. Hampir tidak pernah b. Sering e. Tidak pernah c. Kadang-kadang 17. Paling sedikit 1 minggu sekali, Bapak/Ibumu menanyakan hasil belajar kamu, misalnya menanyakan nilai atau PR kamu? a. Selalu d. Hampir tidak pernah b. Sering e. Tidak pernah c. Kadang-kadang 18. Jika kamu ada kesulitan belajar, bapak/Ibumu bersegera memberikan bimbingan dan bantuan? a. Selalu d. Hampir tidak pernah b. Sering e. Tidak pernah c. Kadang-kadang 19. Ketika kamu mempunyai suatu keinginan, /Ibu menanggapinya dengan sunguhsungguh? a. Selalu d. Hampir tidak pernah b. Sering e. Tidak pernah c. Kadang-kadang 20. Orang tuamu memberikan semangat ketika kamu sedang malas belajar? a. Selalu d. Hampir tidak pernah b. Sering e. Tidak pernah c. Kadang-kadang
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR PESERTA DIDIK PADA BIDANG STUDIAQIDAH AKHLAK
IDENTITAS SISWA : Nama
: ________________________
Jenis Kelamin
: ________________________
NO
1. 2. 3. 4. 5. 6.
MATERI OBSERVASI
Duduk dengan tenang
8.
Giat atau aktif belajar
10.
CHEK LIST HASIL OBSERVASI Sering Kadang- Hampir Tidak (b) kadang Tidak pernah (c) pernah (e) (d)
Pandangan fokus ke depan pada pelajaran Pandangan kepada guru ketika menerangkan Membaca dan menirukan pelajaran yang dibacakan Mengajukan pertanyaan ketika tidak paham Menjawab pertanyaan yang diajukan guru dengan sungguhsungguh Mendengarkan keterangan dari guru dengan sunguh-sungguh
7.
9.
Selalu (a)
Kelas: _____
Mencatat pelajaran yang diajarkan Mandiri dalam mengerjakan ulangan sendiri
Observer
SOAL TES PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK UNTUK SISWA KELAS IV (EMPAT) MI ISLAMIYAH NGANDONG BUMIHARJO Semester Tahun Pelajaran
I.
: Ganjil : 2015/2016
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling benar ! 1. Innaalillahi wa inna ilaihi raji”uun adalah kalimat…. a. Tasbih c. tarji’ b. Hamdalah d. basmalah 2. Sikap orang mukmin ketika mendapat musibah adalah . . . . a. menangis terus menerus c. marah-marah b. Bersabar d. memaki-maki 3. Tetangga Faisal meninggal dunia , Faisal mengucap . . . . a. inna lillahi wa inna ilaihi raji’uun c. la ilaha illallah b. Astaghfirullah d. alhamdulillah 4. Apabila bersabar atas musibah yang menimpa, maka Allah akan . . . . a. menyiksa yang lebih pedih c. mengganti yang lebih baik b. mengazab yang lebih berat d. mengganti yang lebih jelek 5. Bagi orang yang beriman musibah berarti . . . . a. Hadiah b. Azab
c. cobaan d. imbalan
6. Arti kalimat Thayyibah adalah . . . . a. ucapan yang tidak berguna b. ucapan yang sia-sia
c. ucapan yang baik d. ucapan yang jelek
7.
Tidak ada suatu musibah yang menimpa manusia tanpa kehendak . . . . a. Allah c. penguasa b. orang tua d. diri sendiri
8. Ciri orang mukmim yang dapat mengambil hikmah dari musibah yang telah dialaminya adalah .... a. Menjadi lebih bertakwa kepada Allah c. Tidak peduli dengan orang lain b. Menjadi lebih berputus asa d. Malas beribadah 9. Berikut ini adalah sikap yang harus dihindari ketika mendapat musibah, kecuali .... a. Bersabar dan bertawakkal c. bersumpah b. menggerutu d. Berkeluh kesah 10. Mengucapkan kalimat thayyibah harus menjadi . . . dalam kehidupan sehari-hari. a. Kesederhanaan c. kebiasaan b. Kedamaian d. ketenangan
11. Allah memiliki asmaul husna yang artinya nama-nama Allah . . . . a. yang jahat c. yang buruk b. yang baik d. yang jelek 12. Allah selalu memberikan petunjuk kepada urusan manusia, karena Allah bersifat . . . . a. Al-Hakam c. Al-Haadii b. Al-Adlu d. Al-Mukmin 13. Allah bersifat Al-Adlu, yang artinya . . . . a. Maha Penjaga Keamanan b. Mahaagung
c. Maha Pemberi Petunjuk d. Maha Adil
14. Berikut ini yang merupakan bukti bahwa Allah Maha Adil adalah ... a. Manusia tidak kekurangan makanan, walaupun jumlah mereka banyak b. Diciptakannya manusia bersuku-suku c. Dijadikannya manusia ada yang kaya dan miskin d. Dihamparkannya lautan dan daratan 15. Allah memberikan . . . pada manusia sebagai petunjuk agar manusia berfikir a. Akal c. mata b. Harta d. telinga 16. Sifat Allah yang berarti Yang Memutuskan Hukum adalah . . . . a. Al-Azhiim c. Al-Haadii b. Al-Adlu d. Al-Hakam 17. Pemimpin akan dicintai rakyatnya jika memiliki sifat ..... a. Zalim c. serakah b. Adil d. acuh tak acuh 18. Di bawah ini merupakan bukti bahwa Allah Maha Agung, kecuali. . . . a. Wujud Allah dapat dilihat dengan mata manusia b. Allah adalah zat yang tidak dapat diukur c. Kekuasaan Allah meliputi langit dan bumi dan yang berada di antara keduanya d. Keberadaan Allah tidak sama dengan makhlukNya 19. Percaya bahwa Allah telah menurunkan kitab-kitab kepada manusia termasuk salah satu dari rukun iman yang ke . . . . a. Satu c. tiga b. Dua d. empat 20. Apabila kita tidak mengimani salah satu dari kitab-kitab Allah , kita tidak termasuk orang . . . . a. Muslim c. musyrik b. Mukmin d. fasik 21. Perantara turunnya kitab-kitab Allah kepada para Nabi dan Rasul adalah . . . . a. Malaikat c. jin b. Setan d. manusia 22. Kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa adalah . . . . a. Zabur c. Suhuf b. Taurat d. Injil
23. Kitab Allah yang merupakan penyempurna kitab-kitab sebelumnya adalah .... a. Zabur c. Al-Qur’an b. Taurat d. Injil 24. Kitab yang diturunkan kepada Nabi Daud adalah.... a. Zabur c. Al-Qur’an b. Taurat d. Injil 25. Contoh perilaku orang yang mengaku beriman kepada Al-Qur’an sebagai kitab Allah adalah.... a. Membeli al-Qur’an b. Menghafal nama-nama lain al-Qur’an c. Mempelajari isinya dan mengamalkannya d. Memajang al-Qur’an di atas lemari rumahnya
SOAL TES PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK UNTUK SISWA KELAS V (LIMA) MI ISLAMIYAH NGANDONG BUMIHARJO Semester Tahun Pelajaran
I.
: Ganjil : 2015/2016
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling benar !
1. Kalimat Takbir adalah .... a. subhannallah b. Allahu Akbar
c. Lailahaillallah d. Alhamdulillah
2. Kalimat “Allahu Akbar”dibaca ketika melihat .... a. hal-hal yang buruk b. hal-hal positif c. sesuatu yang luar biasa d. kecelakaan atau musibah 3. Selalu mengingat kebesaran Allah akan menghindarkan diri kita dari sifat ... a. rendah hati c. Sombong atau takabur b. rendah diri d. Bersih hati 4. Di bawah ini merupakan suatu keadaan yang mengharuskan kita mengucapkan lafal Allahu Akbar , kecuali.... a. Melihat bayi kembar siam di kepala b. Ada kambing berkaki lima c. Sampai tujuan dengan selamat d. Berjuang melawan kemunkaran 5. Berikut ini merupakan kejadian yang menunjukkan kebesaran Allah SWT, kecuali, .... a. Penciptaan alam semesta b. Penciptaan Nabi Adam dari tanah c. Pembuatan menara tertinggi di dunia d. Diciptakannya hamparan langit yang sangat luas 6. Arti dari Allahu Akbar adalah .... a. Allah Maha Benar c. Allahlah yang benar b. Allah Maha Besar d. Maha Suci Allah 7. Allah Maha Pemberi rizki, adalah arti dari sifat... a. Ar Razzaq c. Al Fattah b. Asy Syakur d. Al-Mughniy
8. Orang yang suka berterima kasih kepada orang lain atas kebaikannya berarti meneladani sifat Allah ... ... a. Ar Razzaq c. Al Fattah b. Asy Syakur d. Al-Mughniy 9.
Allah bersifat Asy Syakur artinya Allah Maha ... a. membukakan pintu c. Memberi kekayaan b. Berterima kasih d. Memberi rizki
10. Allah memberi makan janin di perut ibunya. Semua itu disebabkan Allah bersifat .... a. Ar Razzaq c. Al Fattah b. Asy Syakur d. Al-Mughniy 11. Orang yang bersyukur terhadap nikmat Allah akan .... hatinya oleh Allah a. dicukupkan c. disesatkan b. disengsarakan d. dimurkai 12. Di antara ciri orang yang bersyukur terhadap nikmat Allah adalah ..... a. Tamak dengan harta b. Menyimpan hartanya dengan sangat rahasia c. Memberikan sebagian hartanya untuk kegiatan sosial d. menggunakan hartanya untuk bersenang-senang 13. Allah membukakan pintu rahmat kepada para hamba yang dikehendaki-Nya, karena Allah bersifat.... a. Ar Razzaq c. Al Fattah b. Asy Syakur d. Al-Mughniy 14. Allah memberikan rahmat kepada para hambanya yang .... a. kaya c. berjuang b. beriman d. ingkar 15. Optimis merupakan akhlak terpuji yang berarti .... a. yakin dapat mengerjakan sesuatu b. tidak yakin atas usaha sendiri c. ragu-ragu d. tidak mampu melakukan sesuatu 16. Lawan dari sikap optimis adalah .... a. dinamis c. sinis b. pesimis d. egois 17. Sikap optimis tidak akan berarti bila tidak didukung dengan .... a. Usaha keras c. impian b. Ibadah d. Cita-cita 18. Orang yang optimis biasanya akan .... a. Sulit untuk berhasil c. Mudah untuk berhasil b. Sulit untuk menang d. Terhalang cita-citanya
19. Orang yang memiliki akhlak terpuji akan.... a. Dicintai orang banyak c. Akan dibenci orang banyak b. Hidupnya gelisah d. Banyak hartanya 20. Orang yang qanaah akan merasa .... hatinya a. Tenang c. cemas b. gelisah d. bangga 21. Merasa cukup dan berlapang dada dengan segala pemberian Allah disebut ... a. tawaduk c. tawakal b. qanaah d. ikhtiar 22. Menyerahkan hasil dari usaha yang telah dilakukan disebut ... a. tawaduk c. tawakal b. qanaah d. ikhtiar 23. Sebelum bertawakal, terlebih dahulu harus ... a. Berusaha sungguh-sungguh c. Berpikir keras b. santai d. beristirahat 24. Di bawah ini merupakan keuntungan tawakal, kecuali ... a. Mengingat kebesaran Allah b. Membuat kita merasa malas c. Terhindar dari sifat cemas d. Menentramkan hati 25. Di bawah ini yang merupakan contoh perilaku tawakal yang salah adalah... a. Menaruh sepeda motor di depan rumah tanpa di kunci b. Menerima upah dari pekerjaannya dengan ikhlas c. Menyerahkan pahala ibadah yang dilakukan kepada Allah d. Menerima rizki yang diberikan oleh Allah dari hasil usahanya