UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI STRATEGI DIRECTED READING THINKING ACTIVITY (DRTA) PADA SISWA KELAS V SD 1 PEDES SEDAYU BANTUL Sri Lestari Dr. Sunarti, M.Pd Universitas PGRI Yogyakarta email:
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman melalui strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) pada siswa kelas V SD 1 Pedes. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD 1 Pedes Sedayu Bantul yang berjumlah 28 siswa dengan siswa laki-laki sebanyak 17 siswa dan perempuan sebanyak 11 siswa. Obyek penelitian ini adalah strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA). Indikator keberhasilan penelitian ini adalah 70% siswa sudah mencapai nilai KKM sebesar ≥ 75.Hasil penelitian ini menunjukkan ada peningkatan keterampilan membaca pemahaman pada siswa setelah dilaksanakannya pembelajaran melalui penerapan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA). Diketahui bahwa nilai pra siklus diperoleh persentase ketuntasan 32,14% dengan nilai rata-rata siswa 68,53. Siklus I persentase ketuntasan 42,46% dengan nilai rata-rata siswa 70 dan siklus II persentase ketuntasan mencapai 82,14 % dengan nilai rata-rata siswa 80,26. Kata kunci : Membaca Pemahaman, Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA), Kels V SD. ABSTRACT This research ained to improve the comprehensive reading skill used Directed Reading Thinking Activity (DRTA) strategy of V class students at Pedes 1 Elementary School. This research was a classroom action research (CAR). Subjects were 28 students, consisted of 17 males and 11 female students. Object of the study was the strategic implementation of Directed Reading and Thinking Activity (DRTA). Success indicator was 70% of all students could reach Minimum Completeness Criteria score ≥ 75. This research can be concluded that there was increasing of comprehensive reading skill among the students after the strategic implementation of Directed Reading and Thinking Activity (DRTA). In the pre-cycle score in completion percentage was 32,14% with students’ average score 68,53. In the 1st cycle completion percentage became 42,46% with average score of the students reached 70, in the 2nd cycle completion percentage became 82,14% with average score 80,26. Keywords : Comprehensive Reading, Directed Reading and Thinking Activity (DRTA), V Class students
PENDAHULUAN Membaca merupakan fondasi dasar pada ketrampilan akademik. Sistem pendidikan tahu fakta ini sangat baik, dan karenanya menjadi prioritas utama dalam pendidikan dasar. Banyak yang percaya bahwa membaca merupakan ukuran yang tepat dari orang-orang sukses di bidang akademik. Sebagian besar mata pelajaran yang diajarkan kepada siswa didasarkan pada konsep sederhana yakni baca, mensintesis, menganalisis, dan memproses informasi. Kesulitan tersebut sangat berpengaruh terhadap proses belajar siswa, dan berdampak pada rendahnya kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan isi bacaan. Metode mengajar guru yang hanya mengacu pada buku paket dan LKS serta proses pembelajaran yang hanya menggunakan metode ceramah ini lah yang membuat siswa menjadi tidak antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga keterampilan membaca pemahaman menjadi rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil evaluasi belajar membaca pemahaman yang menunjukkan bahwa keterampilan membaca pemahaman siswa masih rendah. Selain itu masih banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu 75. Terlihat dari nilai terendah yang diperoleh adalah 60 dan nilai tertinggi 87, dengan rata-rata kelas 68,53. Dari 28 siswa hanya 9 siswa (32,14%) yang mendapat nilai diatas KKM, sedangkan sisanya yaitu 19 siswa (67,85%) masih mendapatkan nilai di bawah KKM. Dengan nilai rata-rata tersebut, masih banyak kekurangan untuk mencapai nilai KKM dan ketuntasan yang diharapkan, maka perlu diadakan dan dilakukan perbaikan agar mampu meningkatkan keterampilan membaca pemahaman pada siswa kelas V SD 1 Pedes Sedayu Bantul. Maka dalam upaya melakukan perbaikan dan memecahkan permasalahan tersebut, penulis dalam penelitian ini menerapkan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) karena strategi ini bertujuan untuk melatih siswa berkonsentrasi dan berpikir keras guna memahami isi bacaan secara serius. Tujuan penggunaan strategi ini adalah untuk melatih siswa berkonsentrasi dan berpikir keras guna memahami isi bacaan secara serius. Farida Rahim, (2011:47) menyatakan bahwa strategi DRTA diarahkan untuk mencapai tujuan umum. Strategi DRTA memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks karena siswa memprediksi dan membuktikannya ketika mereka membaca.
Rumusan masalah yang ditetapkan untuk penelitian ini adalah melalui sebuah penelitian tindakan kelas dengan judul Upaya Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia melalui Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) pada Siswa Kelas V SD 1 Pedes Sedayu Bantul. KAJIAN TEORI Menurut Widjono Hs, (2007:15) bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Sistem tersebut, mencakup unsur-usur berikut: (1) sistem lambang yang bermakna dan dapat dipahami oleh masyarakat pemakainya; (2) sistem lambang tersebut, bersifat konvensional yang ditentukan oleh masyarakat pemakainya berdasarkan kesepakatan; (3) lambang-lambang tersebut bersifat arbitrer (tidak ada hubungan antara lambang bungi dengan bendanya) digunakan secara berulang dan tetap; (4) sistem lambang tersebut bersifat terbatas, tetapi produktif; (5) sistem lambang bersifat unik, khas, dan tidak sama dengan lambang bahasa lain; dan (6) sistem lambang dibangun berdasarkan kaidah yang universal. Abdul Chaer, (2006:2) Fungsi bahasa yang utama adalah sebagai alat untuk bekerjasama atau berkomunikasi dalam kehidupan manusia bermasyarakat. Untuk berkomunikasi dapat juga digunakan cara lain, misalnya isyarat, lambang-lambang gambar atau kode-kode tertentu lainnya. Menurut Henry Guntur Tarigan, (2008:2) menyatakan bahwa keterampilan berbahasa (atau language arts, language skills) dalam kurikulum di sekolah mencakup empat segi, yaitu keterampilan menyimak/ mendengarkan (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills) dan keterampilan menulis (writing skills). Setiap keterampilan saling berhubungan erat satu dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa tersebut biasanya diperoleh melalui hubungan urutan yang teratur, mulai pada masa kecil belajar dari menyimak atau mendengarkan bahasa, kemudian berbicara, setelah itu membaca dan menulis. Membaca menurut Henry Guntur Tarigan, (2008:7) adalah suatu proses yang
dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media katakata/bahasa tulis. Membaca memiliki manfaat guna memperoleh banyak pengalaman hidup, pengetahuan umum, berbagai peristiwa, dan mengikuti perkembangan IPTEK. Membeca juga memiliki 3 komponen penting yaitu : 1) Proses Membaca, 2) Produk Membaca, dan 3) Jenisjenis Membaca. Henry Guntur Tarigan, (2008:56) menjelaskan bahwa membaca pemahaman (reading for understanding) adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami standar-standar atau norma-norma kesastraan (literal standars), resensi kritis (critical review), drama tulis (printed drama) serta pola-pola fiksi (pattern of ficion). Dalam membaca pemahaman ada halhal yang perlu diperhatikan diantaranya yaitu aspek-aspek, aktivitas pembelajaran, prinsiprinsip, faktor yang mempengaruhi, tingkan kemampuan, dan langkah-langkah pembelajaran membaca pemahaman. Dalam konteks pengajaran, menurut Gagne, (Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, 2011:3) strategi adalah kemampuan internal seseorang untuk berpikir, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Artinya, bahwa proses pembelajaran akan menyebabkan peserta didik berpikir secara unik untuk dapat menganalisis, memecahkan masalah di dalam mengambil keputusan. Menurut Stauffer, (Farida Rahim, 2011:47) strategi DRTA memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks, karena siswa memprediksi dan membuktikannya ketika membaca. Dengan strategi DRTA guru bisa memotivasi usaha dan konsentrasi siswa dengan melibatkan mereka secara intelektual serta mendorong mereka merumuskan pertanyaan dan hipotesis, memproses informasi, dan mengevaluasi solusi sementara. Dan Farida Rahim, (2011:48) langkah-langkah membaca pemahaman dengan strategi DRTA adalah sebagai berikut: 1) Membuat Prediksi berdasarkan petunjuk Judul Pada langkah pertama, guru menyiapkan siswa untuk membaca dan membantu mereka berfikir tentang apa yang akan mereka baca sebelum memulai pembelajaran. Dengan cara guru menuliskan judul cerita di papan tulis, kemudian guru menyuruh seorang siswa membacakannya.
2)
3)
4)
5)
Biarkan setiap siswa mempunyai kesempatan untuk membuat prediksi. Membuat prediksi dari petunjuk gambar Langkah berikutnya, menyiapkan gambar berseri yang berhubungan dengan bacaan kemudian menempelkan dipapan tulis. Setelah itu guru meminta siswa memperhatikan gambar seri dengan seksama. Selanjutnya guru menyuruh siswa memperhatikan salah satu gambar dan guru menanyakan kepada siswa apa sebenarnya yang terjadi pada gambar tersebut. Membaca bahan bacaan Langkah berikutnya adalah membaca. Guru meminta siswa membaca dalam hati bagian bacaan dari gambar yang telah diprediksi ceritanya untuk memverivikasi keakuratan prediksi mereka. Beberapa prediksi mereka akan ditolak dan beberapa akan diterima setelah membaca lebih lanjut. Tidak ada prediksi yang benar atau salah, hanya beberapa prediksi dinilai kurang akurat dibandingkan yang lain. Menilai ketepatan prediksi dan menyesuaikan prediksi Ketika siswa membaca bagian pertama dari cerita, guru mengarahkan suatu diskusi dengan mengajukan pertanyaan. Kemudian guru menyuruh siswa yang yakin bahwa prediksinya benar untuk membaca nyaring di depan kelas bagian dari bacaan yang mendukung prediksi mereka. Guru mengulang kembali prosedur 1 sampai 4 hingga semua bagian pelajaran di atas telah tercakup.
METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini peneliti mengkaji permasalahan mengenai rendahnya hasil pembelajaran membaca pemahaman siswa kelas V pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi membaca pemahaman di SD 1 Pedes Sedayu Bantul. Peneliti menggunakan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) untuk mengambil tindakan demi peningkatan hasil belajar. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas melalui pendekatan kuantitatif dan kualitatif . Penelitian ini dilaksanakan di kelas V Sekolah Dasar 1 Pedes Sedayu Bantul pada bulan April-Juni 2016. Penelitian ini dipilih berdasarkan permasalahan yang terjadi di kelas V SD 1 Pedes Sedayu Bantul yaitu rendahnya keterampilan membaca pemahaman siswa pada teks/bacaan. Hal ini diketahui oleh peneliti berdasarkan pengamatan serta informasi dari
guru kelas V. Peneliti dan guru sepakat untuk mengatasi masalah tersebut. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD 1 Pedes Sedayu Bantul sebanyak 28 siswa yang terdiri dari 17 siswa lakilaki dan 11 siswa perempuan. Objek dalam penelitian ini adalah keseluruhan proses dan hasil evaluasi pembelajaran membaca pemahaman pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Keseluruhan proses dimulai dari awal perencanaan, pelaksanaan tindakan, dan hasil dari tindakan dalam pembelajaran. Model penelitian tindakan kelas yang digunakan adalah siklus atau kegiatan berulang yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (Suharsimi Arikunto, 2009: 137). Satu siklus terdiri dari 4 langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pada siklus yang kedua dengan siklus yang sama di gunakan untuk memperbaiki siklus yang pertama jika belum berhasil memecahkan masalah.
Gambar 2: Alur PTK model Kemmis dan Mc Taggart (Suharsimi Arikunto , 2009: 132). Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Silabus, RPP Berisi serangkaian Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD) dan indikator pencapaian tujuan. 2. Lembar Observasi Aktivitas pembelajaran Lembar observasi berisi observasi aktivitas pembelajaran guru dan observasi aktivitas pembelajaran siswa yang digunakan untuk mengetahui apakah upaya perbaikan yang dilakasanakan melalui kegiatan pembelajaran menggunakan strategi Direct Reading Thinking Activity (DRTA) sudah terlaksana atau belum. Berikut ini adalah indikator pengamatan aktivitas pembelajaran guru dan siswa :
3.
Lembar Tes Evaluasi Lembar tes evaluasi berupa pertanyaanpertanyaan yang dijawab oleh siswa sebagai tolak ukur pencapaian tujuan penelitian yaitu peningkatan keterampilan membaca pemahaman. Adapun Indikator tes tertulis yang ditetapkan untuk keterampilan membaca pemahaman pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Menurut Sugiyono, (2013: 308) Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian untuk mendapatkan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber dan berbagai cara. Pada penelitian ini cara pengumpulan data dilakukan melalui observasi, tes, catatan lapangan, angket dan dokumentasi. Berikut rincian mengenai cara pengumpulan data yang akan di jelaskan di bawah ini:
c.
Menghitung persentase ketuntatasan Ketuntasan : Jumlah siswa mencapai KKM Jumlah siswa
x 100%
Keterangan : - Jumlah siswa mencapai KKM - Jumlah total siswa kelas V Untuk menentukan rentan dalam perhitungan skor aktivitas pembelajaran guru dan siswa berpedoman menurut Nar Herryanto dan Hamid (2008:5-3), rumus untuk menentukan kuartil adalah: K1 = kuartil pertama 1 Letak K1 = ( n + 2 ) untuk data genap atau 1
4
K1 = ( n + 1 ) untuk data ganjil. 4 K2 = median 2 Letak K2 = ( n+1) untuk data ganjil atau genap 4 K3 = kuartil ketiga 1 Letak K3 = (3n +2 ) untuk data genap atau 3
Sehingga didapatkan jumlah skor maksimal secara keseluruhan adalah 100. Skor diperoleh melalui tes yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh pemahaman dan penguasaan materi pembelajaran. Dalam hal ini siswa dianggap paham terhadap materi yang diajarkan apabila sudah mencapai skor minimal 75 untuk setiap siswa, dan KKM Bahasa Indonesia adalah 75. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a. Menghitung skor hasil evaluasi (𝑛1𝑥10)+𝑛2 Skor = 2 Dengan : n1 = Jumlah perolehan skor a n2 = Jumlah perolehan skor b b. Menghitung rata-rata kelas Rata-rata kelas : x Dengan : ∑X ∑N
𝑋
x N
= Nilai rata-rata = Jumlah semua nilai siswa = Jumlah siswa
4
K3 = ( n +1 ) untuk data ganjil. 4 K4= kuartil keempat = K (skor tertinggi) Dengan n merupakan total skor maksimal. Kriteria keberhasilan penelitian adalah terjadinya peningkatan keterampilan membaca pemahaman yang ditunjukkan adanya peningkatan keterampilan membaca pemahaman dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA). Ditargetkan minimal 70% tuntas dengan nilai rata-rata kelas mencapai KKM ≥ 75 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan SK 7. Memahami teks dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan membaca cerita anak. KD 7.3 menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil observasi pembelajaran guru dan siswa diketahui bahwa pembelajaran dengan menerapkan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas V SD 1 Pedes Sedayu Bantiul. Hal ini dapat dilihat dari skor hasil observasi aktivitas pembelajaran guru pada siklus I sebesar 21 masuk dalam kategori Baik dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi sebesar 25 masuk dalam kategori Sangat baik. Hasil observasi aktivitas pembelajaran siswa pada siklus I sebesar 16,25
masuk dalam kategori Baik dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi sebesar 22,60 masuk dalam kategori Sangat baik. Hal tersebut dilihat pada tabel peningkatan hasil observasi kegiatan pembelajaran yang ada di bawah ini.
Penelitian dengan menerapkan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas V SD 1 Pedes Sedayu Bantul. Hal ini dapat dilihat pada tabel perbandingan nilai siswa dari pra tindakan, siklus I dan siklus II yang ada di bawah ini.
Dari grafik di atas, disimpulkan bahwa sebelum dilaksanakan penerapan strategi Directed Reading Thhinking Activity (DRTA) pada kegiatan pembelajaran membaca pemahaman dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V SD 1 Pedes Sedayu Bantul diperoleh data nilai terendah adalah 60, nilai tertinggi adalah 87, dan nilai rata-rata kelas adalah 68,53. Sementara itu, siswa yang sudah mencapai KKM ≥ 75 adalah 9 dari 28 siswa atau sekitar 32,14% siswa telah mencapai KKM. Data ini diambil dari nilai ulangan membaca pemahaman siswa mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V SD 1 Pedes. Setelah pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan menerapkan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) pada siklus I diperoleh nilai terendah adalah 20, nilai tertinggi adalah 92,5, dan nilai rata-rata kelas adalah 70. Sementara itu, siswa yang sudah mencapai KKM ≥ 75 adalah 13 dari 28 siswa atau sekitar 46,42% siswa telah mencapai KKM. Meskipun nilai rata-rata kelas dan siswa yang telah mencapai KKM meningkat akan tetapi penelitian dilanjutkan pada siklus kedua mengingat indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah 70%. Kegiatan pembelajaran dilanjutkan pada siklus II dan diperoleh nilai terendah adalah 57,5, nilai tertinggi adalah 95, dan nilai rata-rata kelas adalah 80,26. Sementara itu, siswa yang sudah mencapai KKM ≥ 75 adalah dari 25 siswa atau 82,14% siswa telah mencapai KKM. Dari data yang diperoleh dari siklus II maka penerapan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V SD 1 Pedes dihentikan. Dapat dikatakan bahwa hipotesis terbukti yaitu melalui strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) keterampilan membaca pemahaman siswa kelas V SD 1 Pedes Sedayu Bantul akan menunjukkan atau mengalami peningkatan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian dan telah dianalisis serta dibahas secara menyeluruh maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Pada pra siklus diketahui bahwa nilai ratarata ulangan harian membaca pemahaman Bahasa Indonesia SD 1 Pedes Sedayu Bantul adalah 68,53. Setelah dilaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) untuk
meningkatkan keterampilan membaca pemahaman, nilai rata-rata membaca pemahaman dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V SD Pedes Sedayu Bantul pada akhir siklus I adalah 70 dan pada akhir siklus II nilai rata-rata membaca pemahaman dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa mencapai 80,26. 2. Persentase ketuntasan pra siklus adalah 32,14%. Setelah dilaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman, persentase ketuntasan yang dicapai siswa kelas V SD 1 Pedes Sedayu Bantul pada siklus I adalah 42,46% dan pada akhir siklus II persentase ketuntasan mencapai 82,14%. Berdasarkan keterangan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman pada siswa kelas V SD 1 Pedes Sedayu Bantul.
DAFTAR PUSTAKA Abdul Chaer. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Rieneka Cipta Farida Rahim. 2011. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Farida Rahim. 2005. Pengajaran Membaca Sekolah Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Henry Guntur Tarigan. 2008. Membaca: sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. ________. 2008. Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Suharsimi Arikunto. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Widjono Hs. 2007. Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia SUYAT(Grasindo).
