BAB. VI
SPESIFIKASI TEKNIK 1.
KETENTUAN Umum Spesifikasi Teknik ini berisi penjelasan dan atau ketentuan-ketentuan atau pekerjaan-pekerjaan konstruksi di Bidang Pengairan Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tasikmalaya yang pelaksanaannya dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa dengan menggunakan tenaga manusia secara padat tenaga kerja.. Walaupun dikerjakan secara padat tenaga kerja atau padat karya, kualitas dari hasil pekerjaan yang dilaksanakan harus baik dan memenuhi persyaratan yang ada dalam Kontrak. Beberapa pekerjaan penting memerlukan pengujian laboratorium. Biaya pengujian yang diperlukan ditanggung oleh Penyedia Barang/Jasa. Dalam melaksanakan pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa dan Pengawas wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk dalam buku “Pedoman Teknik Pekerjaan Secara Padat Tenaga Kerja”. Standard Semua mutu bahan, mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari Standard Normalisasi Indonesia (SNI). Bila ada pasal-pasal yang tidak ada Standard Indonesia, maka dapat dipakai standard lain yang disetujui oleh Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan dan sesuai dengan Spesifikasi Teknik ini.
2.
PEKERJAAN PERSIAPAN Lokasi dan Ruang Lingkup Pekerjaan Lokasi Pekerjaan tersebar di wilayah Kabupaten Tasikmalaya dan Ruang Lingkup Pekerjaan yaitu Bidang Pengairan mencakup Bendung, Saluran dan Bangunan Air sesuai yang tercantum dalam Data Kontrak. Jalan masuk ke Daerah Kerja Jalan masuk ke dan melalui Daerah Kerja dapat menggunakan jalan-jalan setempat yang ada, yang berhubungan dengan jalan raya berdekatan dengan daerah Proyek. Penyedia Barang/Jasa harus memperbaiki atau memperlebar jalan yang ada, memperbaiki dan memperkuat jembatan yang ada sehingga memenuhi kebutuhan pengangkutan sejauh yang dibutuhkan pekerjaannya. Dinas Bina Marga dan Pengairan tidak bertanggung jawab terhadap pemeliharaan jalan masuk atau bangunan yang digunakan oleh Penyedia Barang/Jasa selama pelaksanaan pekerjaan. Hal ini semua menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa. Apabila Penyedia Barang/Jasa membutuhkan jalan lain yang tidak ditentukan dalam dokumen kontrak, harus dikerjakan oleh Penyedia Barang/Jasa atas beban biaya sendiri dan harga semua pekerjaan tersebut sudah termasuk dalam Harga Satuan Pekerjaan.
ST
-
1
Gambar-gambar yang dimiliki/dibuat Penyedia Barang/Jasa (a)
Gambar Pelaksanaan Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Penyedia Barang/Jasa haruslah gambar-gambar yang sudah ditandatangani oleh Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan, dan apabila ada perubahan harus diserahkan kepada Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan untuk mendapatkan persetujuan sebelum program pelaksanaan dimulai.
(b)
Gambar Pekerjaan Sementara Semua gambar-gambar pekerjaan sementara dibuat / disiapkan oleh Penyedia Barang/Jasa dan dibuat secara detail / rinci. Pekerjaan sementara termaksud antara lain pekerjaan Kistdam / Pengeringan., Tanggul Sementara, Perancah, Pengalihan aliran air dan sebagainya, dan gambar tersebut harus mendapat persetujuan Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan. Dalam pembuatan gambar juga harus sudah diperhitungkan kekuatannya serta keamanan dan kenyamanan kerja.
(c)
Gambar Pelaksanaan / Gambar Kerja Penyedia Barang/Jasa harus menggunakan gambar disain sebagai dasar untuk mempersiapkan gambar pelaksanaan. Gambar-gambar ini dibuat lebih rinci untuk pekerjaan tetap. Untuk pekerjaan khusus seperti pekerjaan beton gambar harus memperlihatkan penampang melintang dan penampang memajang beton, pengaturan batang pembesian termasuk rencana pembengkokan, pemotongan dan daftar besi beton, type bahan yang digunakan, mutu, tempat dan ukuran yang tetap.
(d)
Gambar Purna Bangun / As Built Drawing Selama pelaksanaan Penyedia Barang/Jasa harus menyiapkan dan menyimpan 1 (satu) set gambar yang dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Pada gambar yang memperlihatkan perubahan yang sudah dikerjakan sesuai Kontrak sejauh gambar tersebut sudah dilaksanakan dengan benar. Gambar-gambar yang sudah dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan dilapangan oleh Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan, apabila ditemukan hal tidak memuaskan dan tidak dilaksanakan, gambar harus diperbaiki kembali selambat-lambatnya 6 hari kerja. Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan gambar pelaksanaan dalam 3 (tiga) set cetakan yang dijilid ukuran A3 berikut 1 (satu) set kalkirnya ukuran A1.
Program Pelaksanaan dan Lapangan (a)
Program Kerja / Program Pelaksanaan Penyedia Barang/Jasa harus melaksanakan program pelaksanaan sesuai dengan Syarat-syarat Kontrak dengan menggunakan Program Kerja/ Bagan Waktu Pelaksanaan.
ST
-
2
Program tersebut harus dibuat dalam bentuk bar chart dan daftar yang memperlihatkan setiap kegiatan : Mulai tanggal paling awal Sampai tanggal paling akhir Waktu yang diperlukan Jumlah tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan Aktifitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan pekerjaan sementara dan tetap, kelonggaran waktu yang diperlukan untuk persiapan dan persetujuan gambar, pengiriman peralatan dan bahan ke lapangan, juga kelonggaran dengan adanya hari-hari libur umum maupun hari libur keagamaan.
(b)
Pelaporan Untuk memantau kemajuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan, maka setiap tanggal awal bulan dan tengah bulan atau pada waktu yang ditentukan Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan, Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan salinan laporan kemajuan bulanan/tengah bulanan dalam bentuk yang bisa dimengerti oleh Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan, yang menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan/tengah bulanan terdahulu. Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut : Presentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada bulan laporan dan presentase rencana yang diprogramkan pada bulan berikutnya. Rencana kegiatan bulan selanjutnya dengan ramalan tanggal permulaan dan tanggal akhir penyelesaian. Daftar perlengkapan konstruksi, peralatan dan bahan di lapangan yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan dipindahkan dari lapangan. Daftar Tenaga Kerja Setempat Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilakukan selama masa laporan Jumlah volume pekerjaan Besarnya pembayaran terakhir yang diterima. Photo-photo pelaksanaan sesuai dengan kemajuan pekerjaan. Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan laporan photo pelaksanaan pekerjaan setiap lokasi pekerjaan dan pada setiap lokasi diambil 3 (tiga) photo yang menggambarkan keadaan sebelum mulai pekerjaan, keadaan dalam tahap pelaksanaan, dan keadaan pekerjaan telah selesai dilaksanakan, disamping itu pada keadaan tertentu misalnya pada saat pemasangan pondasi atau bagian yang nantinya terendam air harus dibuat photonya. Pada akhir pekerjaan selesai (tanggal Penyelesaian) atau saat Penyerahan Pertama Pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan album photo sebanyak 3 (tiga) cetakannya berikut klisenya.
(c)
Rapat Pra Konstruksi ( Pre Contruktion Meeting ) Sebelum Penyedia Barang/Jasa melaksanakan kegiatan di lapangan, Penyedia Barang/Jasa diharuskan mengadakan rapat pra konstruksi bersama dengan Kepala Dinas, Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan, ST
-
3
Dinas Bina Marga dan Pengairan, Instansi terkait dan mengikut sertakan para petani yang tergabung dalam P3A. Rapat pembicaraan/memberikan informasi yang dianggap belum jelas apa-apa yang terkandung dalam Kontrak serta mensosialisasikan kepada masyarakat P3A bahwa didaerahnya akan ada kegiatan pelaksanaan pekerjaan, dimana P3A juga diharapkan peran serta yang positif dalam kegiatan tersebut. Hasil rapat tersebut harus dituangkan dalam Berita Acara Pra Konstruksi dan Berita Acara tersebut ditandatangani bersama oleh perwakilan-perwakilan yang hadir dan dilampiri daftar hadir.
Mutual Check (a)
Sistim Kontrak Pekerjaan Sistim Kontrak untuk pelaksanaan pekerjaan ini yang digunakan sistim Kontrak Harga Satuan ( Unit Prise ).
(b)
Pelaksanaan Mutual Check Dalam pelaksanaan Kontrak Harga Satuan Pekerjaan (Unit Price) minimal dilaksanakan 2 (dua) kali Mutual Check yaitu : Pada awal (sebelum) pelaksanaan dilakukan Mutual Check Awal (MC 0 %) diadakan berdasarkan gambar desain yang telah disiapkan Kepala Dinas dan hasil survey & pengukuran kembali. Pada akhir (sesudah) pelaksanaan dilakukan Mutual Check Akhir (MC 100 %) diadakan berdasarkan gambar pelaksanaan. Sebagai pelaksanaan untuk Mutual Check adalah suatu Tim Mutual Check yang terdiri dari Pihak Penyedia Barang/Jasa dan dari Pihak Kepala Dinas yang ditunjuk dan diangkat oleh Kepala Dinas. Uraian pekerjaan Mutual Check yang dilaksanakan adalah sebagai berikut : Pengukuran kembali semua rencana pelaksanaan dengan mencocokan kembali pada titik dengan tingkat ketelitian 10VL mm. Membuat gambar-gambar hasil pengukuran kembali, profil memanjang dan profil melintang dengan mengikuti standard Penggambaran Gambar Konstruksi yang baku (termasuk gambargambar detail), Standar Kriteria Perencanaan. Membuat perhitungan hidrolis & stabilitas, apabila ada perubahan bentuk bangunan. Membuat perhitungan volume dan RAB dengan adanya perubahan volume tambah kurang. Semua produk-produk Mutual Check (data-data ukur, gambar-gambar, daftar kuantitas, Daftar Kuantitas dan Harga, RAB pekerjaan tambah kurang) disampaikan kepada Kepala Dinas untuk selanjutnya diteliti/diperiksa kebenarannya. Setelah disetujui oleh kedua belah pihak maka hasil MC 0 % digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan pekerjaan dan pembuatan Addendum Kontrak, Nilai Kontrak akan berubah atau tetap akibat pekerjaan tambah kurang.
ST
-
4
2.6
3
4
Mobilisasi Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh Kepala Dinas, Penyedia Barang/Jasa harus sudah melaksanakan mobilisasi baik mobilisasi bahan, peralatan yang digunakan maupun tenaga kerja. Dalam rangka pemberdayaan P3A dan konstruksi partisipatip petani keterlibatan dalam penanganan pelaksanaan pembangunan/rehabilitasi irigasi, maka Penyedia Barang/Jasa diharuskan menggunakan tenaga kerja setempat, kecuali untuk pekerjaan tertentu yang perlu penanganan khusus maka tenaga untuk pekerjaan tersebut didatangkan tenaga kerja dari luar lokasi pekerjaan. Selain itu dalam pengadaan bahan-bahan/material lokasi seperti batu belah, pasir pasang, pasir beton, kerikil beton/split beton, kayu/bambu harus bekerja sama dengan P3A. Jenis peralatan dan jumlah peralatannya agar disesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan pekerjaan.
PEKERJAAN GALIAN TANAH 3.1
Pekerjaan Galian. Galian untuk bangunan dibuat sesuai dengan lebar pondasi bangunan atau sesuai dengan petunjuk Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan. Tanah hasil galian yang jelek harus dibuang ditempat pembuangan atau ditempat telah ditentukan oleh Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan. Untuk penimbunan kembali digunakan tanah hasil galian atau tanah yang didatangkan yang baik dan disetujui Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan. Pengukuran untuk pembayaran galian bangunan didasarkan luas gambar tepi luar bangunan dikalikan kedalaman penggalian yang dilaksanakan serta disetujui Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan.
3.2
Pekerjaan Galian untuk Saluran Galian dilakukan per-ruas saluran. Panjang setiap ruas 100 m, dapat dikerjakan oleh 10 – 15 orang tergantung besarnya profil saluran dan waktu penyelesaian yang diinginkan. Pada tikungan panjang ruas dibuat setiap 5 – 10 m tergantung besar kecilnya radius tikungan. Setiap galian saluran dengan lereng atau tebing yang berjarang vertical (tinggi) lebih dari 3 m harus dilengkapi dengan berm lebar minimum 1 m setiap jarak vertikal maksimum 3 m. Pengukuran volume galian dalam meter kubik (m3) untuk pembayaran diperhitungkan dengan gambar desain/gambar pelaksanaan yang disetujui oleh Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan. Harga satuan untuk pekerjaan galian sudah termasuk pembuangan dan penempatan tanah hasil galian.
PEKERJAAN TIMBUNAN DAN URUGAN KEMBALI 4.1.
Pekerjaan Timbunan Pekerjaan timbunan dilaksanakan dengan penghamparan tanah, penimbunan lapis demi lapis. Hamparan harus diratakan, bahan timbunan diurai/dicacah sampai menjadi butir-butir tanah lepas (loose material ), tidak boleh ada gumpalan-gumpalan tanah, tidak boleh terlalu basah atau terlalu kering. Apabila terlalu basah, pemadatan harus menunggu sampai agak kering, dan apabila terlalu kering harus disiram air sebelum dipadatkan. ST
-
5
Timbunan untuk pekerjaan kecil atau timbunan tanggul tersier dipadatkan lapis demi lapis dan tebal lapisan maksimum 0,10 m. Pemadatannya dilakukan dengan alat timbres besi ( +/- 30 Kg ) sebanyak 5-7 timbrisan pada satu titik dengan jarak jatuh bebas 0,30 m atau sesuai dengan petunjuk Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan. Uji kepadatan timbunan dilaksanakan dengan uji manual atau dengan uji pencangkulan kembali atau kecuali ditentukan lain sesuai yang disyaratkan dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan. Timbunan untuk tanggul yang digunakan sebagai jalan inspeksi atau jalan masuk atau tanggul yang cukup besar, maka tanah timbunanya dihampar horizontal dan ketebalanya merata secara lapis demi lapis dan tiap lapis boleh mempunyai ketebalan 0,15 m. Pemadatan harus dilaksanakan dengan mesin penggilas/mesin pemadat/mesin penggetar atau cara lain yang disetujui sehingga pemadatan mencapai tidak kurang dari 90 % dari pemadatan kering maksimum yang ditentukan oleh Standar Proctor Compaction atau sesuai spesipikasi teknik. Pengukuran volume timbunan tanggul tanah dalam m3, diperhitungkan sesuai gambar desain/gambar pelaksanaan yang disetujui Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan. Harga satuan pekerjaan timbunan tanggul sudah termasuk pemadatan dan perapihan. 4.2.
5.
Pekerjaan Urugan Kembali Sebelum melaksanakan urugan kembali pada muka pasangan batu yang tidak kelihatan, pasangan batu harus diplester kasar dengan adukan 1Pc : 4 Ps setebal 2 cm (berapen). Urugan tidak boleh dilaksanakan sebelum mendapatkan persetujuan Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan dan bahan urugan harus pasir yang kasar dan mudah dilalui air dan kerikil yang teratur ukurannya sehingga dapat mencegah kehilangan pasir dan harus dipasang pada akhir lubang pembuang air. Pengukuran urugan kembali diukur dalam meter kubik ( m3 ) sesuai gambar kontrak/yang dilaksanakan dan disetujui Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan.
GEBALAN RUMPUT. Penutupan rumput dilakukan dengan menyebar dan atau menanam dari tempat penanaman dengan jarak 0,30 m, untuk menjaga rumput tumbuh dengan baik lapisan bawah atau dasar yang akan ditanami harus diratakan, bila perlu digemburkan dan dijaga tetap basah selama musim kering untuk jangka waktu 3 (tiga) bulan penanaman. Selama jangka waktu tersebut Penyedia Barang/Jasa harus cepat mengganti tanaman yang mati. Hanya permukaan yang ditutupi rumput dengan baik yang akan disetujui oleh Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan. Daerah yang ditutup gebalan rumput adalah permukaan-permukaan sebagai berikut : selebar 30 cm pada kedua tepi tanggul bagian atas lereng dalam dari saluran mulai tepi atas sampai 0,20 m di bawah muka air rencana untuk saluran tanah dan sampai dengan tepi atas pasangan untuk saluran pasangan. lereng luar saluran dari tepi atas sampai dengan kaki tanggul atau sesuai petunjuk Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan. Gembalan rumput dipasang dengan menggunakan cerukcuk-cerukcuk bambu atau kayu, dan ukuran dari cerukcuk tersebut paling tidak sepanjang 0,30 m dengan diameter berkisar 2- 3 cm.
ST
-
6
Pengukuran untuk pembayaran dalam meter persegi (m2) dan diperhitungkan sesuai gambar desai/gambar pelaksanaan atau yang disetujui oleh Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan. 6.
PEKERJAAN PASANG BATU 6.1
Bahan – bahan yang digunakan Bahan-bahan yang digunakan untuk pasangan batu adalah batu belah, pasir pasang, semen Portland/PC dan air. Sedangkan syarat-syarat bahan adalah sebagai berikut : Batu Belah Batu belah yang boleh digunakan harus merupakan batu belah yang keras/tidak rapuh, tidak keropos, tidak berpori, bersih dari benda asing dan tidak memiliki cacat lainnya. harus merupakan batu belah, tidak boleh batu bulat dan berkulit. mempunyai ukuran berkisar antara 20 - 30 cm Pasir Pasang Pasir pasang yang boleh digunakan harus diambil dari sungai/tambang pasir atau pasir yang dihasilkan dari pemecah batu/stone crahser. Harus bersih dari benda asing (sampah, Lumpur, akar) bersih dari bahan organik yang dapat merusak/menurunkan kualitas pasangan Harus mempunyai kekerasan yang cukup keras dan tajam. Mempunyai kadar lumpur maksimum 10 % volume atau 5 % berat kering Mempunyai gradasi/butiran beraneka ragam dan mempunyai modulus kehalusan butir antara 2 – 3 mm. Semen Portland /PC Semen Portland yang boleh digunakan semen Pabrikan yang memenuhi persyaratan SII yang masih dalam keadaan baik (lama dan membatu tidak boleh digunakan). Air Air yang digunakan untuk pasangan batu tidak boleh mengandung minyak, garam, bahan-bahan organik, lumpur yang terlalu banyak. Sebaiknya air yang digunakan adalah air yang dapat diminum orang banyak.
6.2
Adukan/Perekat Adukan pasangan batu dibuat dalam kotak pengadukan, diaduk dengan cangkul (untuk pekerjaan volume kecil) atau dengan mesin pengaduk/molen. Perbandingan volume semen dan pasir pasangan adalah 1 : 4 atau sesuai dengan mix disain atau yang tertera dalam Kontrak. Semen dan pasir pasang ditakar dengan kotak-kotak dari kayu dan berukuran sama. Pengadukan harus sampai benar-benar homogen. Dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) menit setelah pengadukan, adukan harus sudah dipasang.
6.3
Prosedur Penempatan Pasangan Batu Sebelum batu dipasang, batu harus dibersihkan dari lumpur atau tanah yang melekat serta dibasahi air agar ikatannya dengan adukan menjadi kuat. Rongga di antara batu-batu diisi adukan sampai penuh/mampat (dirojok dengan sendok adukan).
ST
-
7
Dalam pemasangan pasangan batu maka batu-batu tersebut tidak boleh saling bersentuhan satu sama lain, harus ada adukan setebal minimal 5 cm sesuai gambar disain/gambar pelaksanaan atau sesuai petunjuk Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan. Bila memerlukan suling-suling resapan sesuai disain/gambar pelaksanaan (missal pada dinding penahan, sayap bendung dan sebagainya), suling dari pipa paralon yang dibungkus ijuk diujung pipa bagian dalam dipasang bersamaan dengan pasangan batu. Letak suling resapan merupan barisan dalam arah horizontal dengan jarak tertentu sesuai gambar disain/gambar pelaksanaan atau sesuai petunjuk Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan. Pipa suling berikutnya (di atasnya) dipasang berselang seling atau pada arah vertical dipasang tidak tepat di atas pipa dibaris sebelumnya. Pada permukaan bagian depan atau yang akan nampak, dipasang batu muka agar permukaan pasangan batu terlihat rata. Batu muka dipilih dari batu belah atau batu kali yang dibelah mempunyai permukaan rata serta berukuran luas permukaan yang sama/hampir sama berkisar 15 – 20 cm dan mempunyai ketebalan minimal 15 cm. Untuk bagian dalam (daerah yang akan ditimbun) harus diratakan dengan adukan yang sama/dibarapen setebal berkisar 2 cm, sedangkan timbunan dilaksanakan secara lapis-demi lapis setebal 15 cm dan dipadatkan dengan stamper sampai didapatkan tingkat kepadatan sesuai kontrak atau sesuai petunjuk Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan. Apabila hujan atau setelah pekerjaan selesai, pasangan batu ditutupi dengan plastic agar pasangan yang baru dan masih basah tidak menjadi rusak terkena air hujan. Pengukuran volume dalam meter kubik (m3) untuk pembayaran yang diperhitungkan sesuai gambar disain/gambar pelaksanaan atau disetujui Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan. Harga satuan sudah termasuk semua pekerjaan yang dijelaskan di atas sampai dengan perapihan medan (berkas pengadukan dan lain-lain) setelah pekerjaan selesai. 7.
PEKERJAAN PLESTERAN Bagian-bagian tertentu dari pasangan batu sesuai gambar disain/gambar pelaksanaan harus diplester. Persyaratan bahan untuk pekerjaan plesteran (pasir pasang, semen/PC, air) sama dengan yang dipersyaratkan untuk pekerjaan pasangan batu diameter butir kurang dari 0,50 mm. Adukan plesteran menggunakan perbandingan volume semen dan pasir pasang 1 : 3. Tebal plesteran berkisar 1,5 - 2 cm dari permukaan pasangan batu. Sebelum plesteran dipasang, adukan pasangan diantara batu-batu harus dikorek sampai kedalaman 1 – 2 cm dibawah permukaan batu, kemudian pasangan dibersihkan dan disirami air agar terjadi ikatan yang kuat antara pasangan dengan plesteran. Perhitungan volume pekerjaan plesteran dalam meter persegi dari luas plesteran sesuai dengan gambar disain/gambar pelaksanaan atau yang disetujui Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan.
8.
PEKERJAAN SIARAN Bagian permukaan pasangan batu yang telah selesai dan akan terlihat sesuai gambar disain/gambar pelaksanaan atau sesuai petunjuk Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan harus disiar.
ST
-
8
Persyaratan bahan (semen, pasir pasang dan air) untuk pekerjaan siaran sama dengan yang dipersyaratkan untuk pekerjaan plesteran. Adukan untuk siaran adalah menggunakan perbandingan volume semen dan pasir pasang adalah 1 : 2. Tebal batu muka yang digunakan minimal 15 cm dengan ukuran batu muka terlihat antara 15 – 20 cm. Sebelum siaran dipasang, adukan pasangan batu diantara batu-batu harus dikorek sampai kedalaman berkisar 1 – 2 cm, dibersihkan dan disiram dengan air kemudian baru disiar. Siaran ini berkisar 1 – 2 cm untuk siar rata dan siar timbul, sedangkan untuk siar tenggelam berkisar 2 – 3 cm. Perhitungan volume pekerjaan siaran untuk pembayaran diukur dalam meter persegi (m2) dari luas siaran sesuai dengan gambar disain/gambar pelaksanaan atau sesuai petunjuk Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan.
9.
PEKERJAAN PASANGAN BETON Pekerjaan beton untuk volume kecil dan konstruksi sederhana misalnya untuk jembatan pelayanan pada bangunan dengan bentang 1,0 m digunakan dengan campuran dengan perbandingan volume ( 1 Pc : 2 Ps : 3 Krl ). Sedangkan untuk Struktur ( kolom/tiang, jembatan, talang, pelindung bendung) beton menggunakan mutu K.225 ( perbandingan berat ) atau berdasarkan mix desain sesuai gambar disain. Penyedia Barang/Jasa harus membuat rencana campuan ( Design Mix ) dilaboratorium atas biaya sendiri. Rencana campuran ini untuk memenuhi kekuatan karakteristik yang disyaratkan. Yang termasuk pekerjaan beton adalah sebagai berikut : (a) Pekerjaan Perancah (bila ada) (b) Pekerjaan Cetakan/Form/Bekisting (untuk beton tulang) (c) Pekerjaan Tulangan (untuk beton tulang) (d) Pekerjaan pencampuran/pengadukan (e) Pekerjaan Penempatan Beton (f) Pekerjaan finishing 9.1
Pekerjaan Perancah Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan gambar rencana perancah yang akan dilaksanakan untuk mendapatkan persetujuan Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan. Perancah dapat dibuat dari konstruksi kayu/dolken atau menyewa perancah dari konstruksi baja.
9.2
Pekerjaan Cetakan/Form Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan gambar rencana pembuatan cetakan/form yang akan dilaksanakan untuk mendapatkan persetujuan Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan. Untuk bagian beton yang nantinya akan terlihat maka bagian tersebut harus diberi lapisan kayu yang halus atau dilapis dengan seng/kayu lapis. Cetakan/form harus ditopang dan disokong sehingga tidak akan melendut selama dan sesudah pengecoran/penempatan beton.
9.3
Pekerjaan Tulangan Penyedia Barang/Jasa harus mengangkut/mendatangkan besi tulangan ke tempat lokasi kerja dengan dalam ikatan, diberi label yang dapat menunjukan ukuran diameter dan panjang batang. ST
-
9
Batang-batang tulangan yang digunakan harus : - sesuai mutu yang telah ditentukan dalam disain - tidak bengkok-bengkok - bebas dari gemuk/pelumas dan karat. Penyedia Barang/Jasa harus menangani serta menyimpan seluruh tulangan sedemikian rupa sehingga tidak terjasi distorsi, pengotoran atau kerusakan lainnya. Sebelum memulai pekerjaan tulangan, Penyedia Barang/Jasa harus menunjukan kepada Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan daftar yang disyahkan oleh Pabrik pembuat baja yang dapat memberikan berat satuan nominal dalam kilogram dari setiap ukuran dan kelas baja tulangan tersebut. Di tempat kerja Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan fasilitas alat untuk pemotongan & pembengkokan tulangan. Baja tulangan tidak boleh dibengkokan atau diluruskan dengan cara-cara yang dapat merusak tulangan, pembengkokan harus dalam keadaan dingin, bila perlu pembengkokan dengan pemanasan harus mendapatkan persetujuan Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan. Batang tulangan harus diikat kencang dengan kawat pengikat (kawat beton) sehingga tidak bergeser sewaktu penempatan/pengecoran beton. Untuk selimut beton, pada tulangan dilapisan bawah dari lantai dan sisi dinding dipasang tahu beton yang tebalnya sesuai dengan tebal selimut beton. 9.4
Pekerjaan pencapuran/pengadukan beton Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan pasangan beton adalah : - Agregat halus (pasir beton) Agregat halus harus lolos ayakan 2 mm, tidak boleh mengandung debu melebihi 5 % berat kering atau 10 % volume, gradasi harus beraneka ragam tajam dan keras serta tidak boleh mengandung bahan-bahan organik yang dapat merusak/menurunkan kualitas beton. - Agregat kasar (koral/split/batu pecah/krikil) Agregat kasar harus lebih besar dari 5 mm, keras dan tajam, tidak berpori, tidak boleh mengandung butir-butir pipih lebih 20 % berat seluruh, tidak boleh mengandung Lumpur melampaui 1 % berat kering, tidak boleh mengandung zat-zat yang merusak/menurunkan kualitas beton, besar butiran maksimum seper lima dari ukuran bagian beton yang tidak diberi tulangan dan sepertiga tebal plat beton serta tiga per empat dari jarak bersih minimum antara tulangan dan kayu cetakan. - Semen Porland/PC Digunakan semen pabrikan yang memenuhi persyaratan SII. Semen yang sudah lama dan sudah membatu tidak boleh digunakan. - Air Air tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam, bahan organic dan bahan-bahan lainnya yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum orang banyak Bila volume beton cukup banyak atau diatas 5 m3, maka proses pencampuran harus menggunakan alat mesin pencampur beton/beton molen dari tipe dan ukuran yang disetujui oleh Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan. Penggunaan jumlah air untuk campuran harus sedemikian rupa sehingga mudah dikerjakan tetapi tidak merusak kekuatan stuktur beton, yaitu didapat dari hasil Slump Test.
ST
- 10
Dalam pengoprasian mesin pencampur pertama-tama diisi dengan pasir, agregat dan semen yang telah ditakar berdasarkan rancangan campuran (Mix Desain) beton dan selanjutnya pencampuran dimulai kemudian ditambah air sesuai kebutuhan. Waktu pencampuran harus diukur sejak air mulai dimasukan ke dalam campuran material kering. Waktu pencampuran dengan kapasitas di bawah 0,75 m3 adalah sekitar 1,50 menit. Apabila tidak memungkinkan penggunaan mesin pencampur, Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan dapat menyetujui pencampuran beton dengan cara manual (menggunakan tenaga manusia) akan tetapi harus dibatasi pada beton yang non struktural dan volumenya sedikit. Campuran beton yang melebihi waktu 30 menit dari saat pencampuran tidak boleh digunakan lagi (jadi harus dibuang). Untuk Struktur Beton menggunakan Mutu Karakteristik (Perbandingan berat) volume di atas 5 m3 pada setiap lokasi pekerjaan dan merupakan pekerjaan khusus, maka perlu dibuat kubus beton ukuran 15 X 15 X 15 cm untuk keperluan pengujian kuat tekan di laboratorium (pada kubus tersebut diberi catatan tanggal dibuat dan lokasi pekerjaan). 9.5
Pekerjaan Penempatan Beton Sebelum penempatan beton, maka cetakan/form dan tulangan diperiksa dan dibersihkan dulu serta harus mendapat persetujuan Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan. Selama penempatan/pengecoran beton berlangsung harap diperhatikan sebagai berikut : Dilarang menggunakan beton yang telah diaduk lebih dari 30 menit. Dilarang ada tanah, sampah atau benda asing masuk ke dalam adukan begitu juga di tempat yang akan dicor harus bersih. Sejak pengecoran di mulai harus dilanjutkan tanpa henti sampai selesai atau mencapai bagian konstruksi yang ditetapkan. Penempatan beton tidak boleh dijatuhjan dari ketinggian lebih dari 1,00 m tanpa memasang corong atau talang miring yang sesuai sebagaimana disetujui Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan. Beton harus ditempatkan dari titik / tempat paling bawah ke tempat yang lebih tinggi. Selama pengecoran, adukan beton tidak boleh berjatuhan pada tempat yang akan dicor karena akan menimbulkan pemisahan beton /tidak homogen. Pengecoran beton tidak diperkenankan dilakukan pada saat hujan deras maupun saat terik matahari, kecuali dilengkapi dengan alat pelindung.
9.6
Pekerjaan Pemadatan Beton Selama pengecoran beton berlangsung, campuran beton harus dipadatkan dengan alat pemadat/Vibrator yang telah disetujui Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan. Bila dipandang perlu pemadatan dapat ditambah dengan penusukan batang penusuk ( baja tulangan ). Alat penggetar/Vibrator harus dimasukan kedalam adukan secara vertical dan dalam keadaan khusus boleh miring sampai berlisar 45 derajat. Selama pemadatan, alat penggetar tidak boleh digunakan untuk memindahkan adukan dan tidak boleh digerakan kearah horizontal. Lapisan yang akan digetarkan tidak boleh lebih tebal dari alat penggetar (30-50 cm). Pengecoran bagian-bagian konstruksi yang sangat tebal dilakukan lapis demi lapis. Jarum penggetar ditarik keluar dari adukan apabila adukan nampak mengkilat sekitar jarum, pada umumnya maksimum 30 detik. Penarikan keluar jarum tidak boleh terlalu cepat agar rongga bekas jarum terisi penuh. ST
- 11
9.7
Penahan Air ( Water Stop ) Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan dan memasang penahan air pada semua tempat sambungan gerak pada bagian yang memerlukan atau tercantum seperti didalam gambar. Sambungan tersebut harus kedap air. Apabila tidak diminta lain, penahan air ( water stop ) dibuat dari karet seperti dalam gambar. Penahan air tersebut harus dibuat oleh pabrik yang disetujui Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan dan harus disimpan dan dipasang sesuai petunjuk dari pabrik. Karet penahan air harus selalu dijaga pada kedudukan seperti tercantum pada gambar dan harus dilindungi dari kerusakan akibat kena panas selama pemasangannya. Papan acuan pada kedua ujungnya harus dibentuk sedemikian hingga menggambarkan potongan dari penahan airnya. Pada Pengecoran betonya harus dirapatkan dengan hati-hati dan seksama sehingga tidak ada lobanglobang yang terjadi.
9.8
Pembongkaran Cetakan / Form Cetakan/Form baru boleh dibongkar apabila bagian konstruksi tersebut telah mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-beban yang bekerja. Kekuatan ini harus ditunjukan dengan hasil pemeriksanaan benda uji. Apabila tidak dibuat benda uji, maka cetakan baru boleh dibongkar setelah beton berumur 21 hari. Jika tidak ditentukan lain cetakan samping dari balok, kolom atau dinding boleh dibongkar setelah berumur 3 hari. Dalam pembongkoran cetakan harus diperhatikan untuk menjamin agar tidak merusak bidang beton. Selain bidang permukaan beton yang dapat terlihat perlu ada penyelesaian pada kerusakan-kerusakan sebenarnya dari beton seperti sarang-sarang kerikil, keropos, lekukan-lekukan yang disebabkan oleh kurangnya pemadatan. Daerah yang jelek ini harus segera diperbaiki setelah dilakukan pembongkaran cetakan.
9.9
Perawatan Beton Sejak permulaan segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan dini, suhu yang terlalu panas dan gangguan mekanis. Beton harus dipertahankan kelembabannya dengan mencegah kehilangan air dalam beton, disebabkan penguapan atau hal-hal lain pada waktu pengerasan awal. Permukaan yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari dan tidak boleh menerima beban/dipakai jalan lalu lintas. Sesudah beton yang baru mengeras, beton harus dijaga agar selalu dalam keadaan basah sekurang-kurangnya 14 hari. Cara pembasahan tersebut di atas dapat berupa : Menutupi bidang dengan lembaran-lembaran yang menyerap air (bidang vertical/horizontal) Menyiram dengan semprotan air setiap periode tertentu (bidang vertical/horizontal) Menggenangi lantai dengan air atau air dan pasir (bidang horizontal). Menutupi dengan plastik sehingga air yang menguap dari beton tertahan dalam plastik dan mencair kembali.
ST
- 12
9.10
Pengukuran Beton bertulang yang telah dilaksanakan dan diterima oleh Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan diukur dalam meter kubik sebagai dasar pembayaran. Untuk volume yang besar dan konstruksi tertentu seperti dijelaskan dalam spesifikasi khusus, maka volume pengukuran beton dihitung secara terpisah (perancah, cetakan, tulangan, beton, water stop dan lain-lain). Pengukuran volume beton sedikit dan konstruksi sederhana dan dijelaskan dalam spesifikasi teknik, maka pengukuran volume beton bertulang tersebut dilakukan secara gabungan termasuk cetakan, tulangan dan lain-lain. Volume yang dihitung hanya berdasarkan volume yang terpasang dan disetujui oleh Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan.
ST
- 13
SYARAT – SYARAT TEKNIK KHUSUS
1. Pekerjaan Pengukuran Mutual Check Survey Pekerjaan Pengukuran Mutual Check Survey ini terdiri dari : a. Pengukuran Mutual Check Awal (MC.0 %) dan Mutual Check Akhir (MC.100% ) b. Pembuatan gambar kerja/gambar pelaksanaan c. Pembuatan gambar purna bangun/As Built Drawing d. Perhitungan volume 0 % dan volume 100 % Setelah menerima Surat Perintah Mulai Kerja ( SPMK ), Penyedia Barang/Jasa harus segera melakukan pengukuran Mutual Check 0 % dan harus menyediakan peralatan, pekerja dan tenaga Juru Ukur yang professional. Untuk pekerjaan saluran, pengukuran profil melintang cukup dengan interval 100 meter pada bagian yang lurus dan interval 50 meter pada bagian yang berkelok-kelok, pengecekan elevasi memanjang dilakukan secara berkesinambungan sehingga kesalahan elevasi dapat dihindarkan. 2. Pekerjaan Galian Setelah dibuat profil saluran sesuai dengan hasil pengukuran, Penyedia Barang/Jasa dapat melaksakan pekerjaan galian tanah, dimana jenis galian dapat terdiri dari : a. Galian tanah biasa b. Galian tanah cadas c. Galian tanah berbatu d. Galian tanah lumpur Semua pekerjaan galian agar dilaksanakan secara padat tenaga kerja, penggunaan alat terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan. Pekerjaan galian harus dikerjakan secara teliti sehingga memenuhi elevasi rencana dan untuk pengecekan elevasi harus dilaksakan secara berkesinambungan secara periodik. Pengukuran dan Pembayaran. Pengukuran volume galian dalam meter kubik, untuk pembayaran diperhitungkan sesuai gambar desain/gambar pelaksanaan yang disetujui Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan. Harga satuan pekerjaan galian sudah termasuk pembuangan dan penempatan tanah hasil galian.
3. Pekerjaan Pasangan batu 1 Pc : 4 Ps Pasangan batu 1 Pc : 4 Ps dimaksudkan untuk pekerjaan bangunan air dan bangunan pelengkap lainnya. Permukaan pasangan batu harus diberi batu muka, disiar terbenam 1 sampai 2 cm dengan adukan 1Pc : 2 Ps. Batu muka dengan permukaan rata, segi banyak dengan ketebalan yang merata dan dilaksanakan oleh tukang yang propesional, sehingga menghasilkan produk yang baik dan rapi. Pada pekerjaan tembok penahan tanah, bangunan air dan pekerjaan lainya perlu dipasang suling-suling dengan pipa PVC diameter 2 Inchi dan diberi filter dari bahan injuk dan kerikil, letak suling-suling dapat dikonsultasikan dengan Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan. Semua biaya sudah termasuk pada harga satuan pekerjaan pasangan batu 1 Pc : 4 Ps.
ST
- 14
Untuk pekerjaan saluran, pasangan dan bangunan, dasar pasangan terlebih dahulu harus diberi spesi dengan bahan campuran 1 Pc : 4 Ps, setelah diadakan pengecekan evaluasi dasar saluran dan bangunan. Ababila galian dasar saluran melebihi elevasi rencana, maka lantai kerja dapat dipertebal dengan biaya resiko kesalahan kontraktor, Kecuali bila ditemukan dasar galian lebih dalam dari pada elevasi rencana, dasar tersebut harus ditimbun dahulu dan dipadatkan lapis demi lapis dengan ketebalan maksimum 15 cm dan dipadatkan dengan stamper. Pengukuran dan Pembayaran Pengukuran volume pasangan batu 1 Pc : 4 Ps dengan meter kubik, untuk pembayaran diperhitungkan sesuai dengan gambar desain/gambar pelaksanaan yang disetujui Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan. Harga satuan sudah termasuk semua pekerjaan yang dijelaskan dalam pasal diatas, sampai dengan perapihan medan setelah pekerjaan selesai. 4. Pekerjaan Siaran 1 Pc : 2Ps Sebelum pekerjaan Siaran dimulai semua bidang sambungan diantara batu muka harus dikorek atau dibersihkan dengan kedalaman kurang lebih 2 cm. Pengukuran dan Pembayaran Pengukuran volume Siaran 1 Pc : 2 Ps dengan meter persegi dari luas Siaran sesuai dengan gambar dalam kontrak yang dilaksanakan. 5. Pekerjaan Plesteran 1 Pc : 3Ps Pekerjaan Plesteran menggunakan campuran 1 Pc : 3 Ps. Bagian yang akan diplester harus sesuai dengan gambar rencana, pekerjaan Plesteran harus dikerjakan oleh tukang dengan keahlian khusus sehingga menghasilkan permukaan yang rata dan rapih. Pengukuran dan Pembayaran Pengukuran volume Plesteran dihitung dalam meter persegi dari luas Plesteran sesuai dengan gambar dalam kontrak yang dilaksanakan. 6. Pekerjaan Tulangan Dimensi tulangan dan jarak tulangan harus sesuai dengan gambar rencana, tulangan baja untuk beton harus baja lunak yang bulat dan polos dengan diameter sesuai dengan SNI (Standar nasional Indonesia). Sebelum pelaksanaan pengecoran dimulai, pembesian harus diperiksa, dan harus mendapat persetujuan Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan. Pengukuran dan Pembayaran. Pengukuran dan pembayaran tulangan dihitung dalam item tersendiri dalam kilogram dilakukan berdasarkan gambar pelaksanaan yang disetujui oleh Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan. Harga satuan sudah termasuk pemotongan, pembengkokan dan perakitan. 7. Pekerjaan Beton Pekerjaan beton termasuk acuanya dimaksudkan untuk pekerjaan jembatan pelayanan dan pekerjaan pelengkap lainya, sedangkan untuk pekerjaan lining untuk saluran tanpa acuan. Adukan beton menggunakan campuran 1Pc : 2 Ps : 3 Krl
ST
- 15
Pengukuran dan Pembayaran Pengukuran dan Pembayaran volume beton dalam meter kubik dilakukan berdasarkan gambar pelaksanaan yang telah disetujui Pejabat Pelaksana Teknik Kegiatan. Harga satuan sudah termasuk cetakan, perawatan dan sebagainya. 8. Setelah pekerjaan selesai, medan/lapangan dan keadaan jalan yang digunakan harus dirapihkan dan biaya perapihan dan perbaikan ini menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.
ST
- 16