Modul ke:
SOSIOLOGI KOMUNIKASI Opinion Leader
Fakultas
ILMU KOMUNIKASI Program Studi
HUBUNGAN MASYARAKAT www.mercubuana.ac.id
Enjang Pera Irawan, S.Sos, M.I.Kom
Opinion Leader Opinion leader adalah orang yang secara informal dapat mempengaruhi tindakan atau sikap dari orangorang lain. Istilah opinion learder mulai menjadi perbincangan dalam literature komunikasi sekiar tahun 1950-1960an, sebelumnya literature komunikasi menggunakan katakata influential, influencers atau tastemaker (orang yang berpengaruh) untuk meyebut opinion leaders.
Opinion Leader Opinion Leader merupakan perantara pesan yang juga mampu menerjemahkan berbagai macam informasi untuk diteruskan kepada masyarakat luas. Mereka ini sangat mungki dipercaya oleh masyarakat untuk ditanya pendapat serta nasehat bagi anggota masyarakat lainnya.
Pengelompokkan Opinion Leader 1. Opinion Leader Aktif (opinion giving): opinion leaders yang mencari penerima informasi/ followers secara aktif untuk mengumumkan atau mengsosialisasikan suatu informasi 2. Opinion Leader Pasif (opinion seeking): dalam hal ini followers atau si pencari informasi yang lebih aktif mencari sumber iformasi kepada opnion leaders sehubungan dengan masalah yang dihadapi.
Mengukur dan mengetahui Opinion Leaders 3 cara mengukur dan mengetahui opinion leaders yaitu: 1.
2.
3.
Metode Sosiometrik. Dalam metode ini, masyarakat ditanya kepada siapa mereka meminta nasehat atau mencari informasi mengeni masalah kemasarakatan yang dihadapinya. Informasi Ratting. Metode ini megajukan pertanyaan tertentu kepada orang/responden yang dianggap sebagai keys informan dalam masyarakat mengenai siapa yang dianggap masyarakat sebagai pemimpin mereka. Self Designing Method. Metode ini mengajukan pertanyaan kepada responden dan meminta tendensi dari orang lain untuk menunjuk siapa yang mempunai pengaruh. Hal ini sangat bergantung kepada ketepatan (akurasi) responden untuk mengidentifikasi drinya sebagai pemimpin.
Karakteristik Opinion Leader Umumnya masyarakat mengakui seseorang dapat berperan selaku opinion leader ketika dimilikinya ciri-ciri sebagai berikut: 1. Strata pendidikan formal di atas kualifikasi anggota masyarakat lain 2. Status ekonomi di atas rata-rata 3. Memiliki inovasi tinggi dalam mengadopsi pengetahuan 4. Menguasai media 5. Memiliki kemampuan berempati 6. Memiliki kepekaan kosmpolit
Karakteristik Opinion Leader Selainnya pendapat Nurudin, kita dapat menggacu ciriciri pemuka pendapat dari Runch, yaitu : 1. Social perception, memiliki ketajaman dalam menangkap permasalahan 2. Ability in abstract thinking, memiliki kecakapan dalam mengabstraksi permasalahan 3. Emotional stability, memiliki kesetabilan dalam menghadapi permasalahan
Opinion Leader dalam Arus Informasi 1.
2.
3.
Opinion Leader dan Kelompok Sosial. Setiap orang umumnya menjadi anggota dari kelompok sosial formal (sekolah, universitas, kantor atau perusahaan) dan kelompok sosial informal (kelompok teman sebaya, kelompok tetangga, kelompok dari lulusan sekolah yang sama, anggota kelompok dari kampung halaman yang sama). Opinion Leader dan Komunikasi Massa. Baik dalam lingkup masyarakat pedesaan maupun perkotaan, seseorang dengan status opinion leader berperan penting dalam aktifitas pengolahan informasi menjadi pesan. Model-Model Aliran Komunikasi. ‘Model komunikasi’ merupakan konsep yang digunakan untuk menggambarkan alir pesan komunikasi berlangsung dari media kepada khalayak. Model komunikasi, membantu kita untuk memahami proses aliran pesan-pesan komunikasi massa sejak disebarluaskan melalui media massa hingga diperolehnya tanggapan dari mass audience.
Model-Model Aliran Komunikasi 1.
2.
Model Jarum Suntik (Hypodermic Needle Model). Model ini dapat kita sebut juga sebagai ‘Model Aliran Satu Tahap’ atau One Step Flow, di mana proses komunikasi berlangsung dari media massa langsung kepada khalayak sebagai audience dari media massa. Model Alir Dua Tahap (Two-Step Flow Model). Berpijak pada kenyataan di lapangan bahwa massa tidak sepenuhnya menerima pesan media sesuai dengan harapan institusi media, memunculkan penjelasan konseptual berupa ‘Model Alir Dua Tahap’ untuk menjawab masalah mengapa pesanpesan media tidak seluruhnya mencapai sasaran mass audience secara langsung.
Model-Model Aliran Komunikasi 3.
4.
Model Alir Satu Tahap (One-Step Flow Model). Konsep ini menjelaskan, audience berkomunikasi secara langsung melalui berbagai saluran-saluran komunikasi massa tanpa melibatkan peranan opinion leader. Perlu dipahami bahwa Model Alir Satu Tahap merupakan konsep yang muncul sebagai hasil pemurnian dari Model Jarum Suntik Model Alir Banyak-Tahap (Multi-Step Flow Model). Konsep terakhir ini merupakan penjelasan yang menerangkan realita komunikasi massa dapat berlangsung melalui lebih dari satu aliran. Pada kenyataannya, sebaran informasi dapat menjadi pesan bermakna melalui proses interaksi yang sangat kompleks.
Opinion Leader dan Media Massa Media massa dapat mengambil peranan dalam mendukung perubahan sosial budaya masyarakatnya dalam rangka pembangunan nasional, di mana peran media dapat digambarkan sebagai : 1.
Penyampai informasi pembangunan nasional kepada masyarakat, dalam rangka mendukung perubahan cara pandang, kesempatan, dan membangkitkan aspirasi nasional.
2.
Pembuat keputusan. Peran media sebagai agen penunjang bagi kelompokkelompok sosial dalam mendiskusikan problem sosial dan mempublikasikan rumusan permasalahan.
3.
Sebagai pendidik. Media menyediakan ragam sumber informasi yang dapat memperluas cakrawala pandang masyarakat tentang kehidupan.
Opinion Leader dan Media Massa Kontribusi Model Alir Dua Tahap. Kelebihan komunikasi arus dua tahap dalam proses pembangunan nasional dijabarkan sebagai berikut: 1. Hubungan antara komunikasi massa dengan komunikasi antarpersonal – atau saluran media massa dan saluran antar peribadi, dapat dijelaskan sebagaimana analogi sistem organis tubuh. 2. Dalam situasi menemukan makna informasi, setiap anggota memerlukan kehadiran pemuka pendapat yang secara bersama-sama dapat merumuskan informasi menjadi pesan yang dapat dipergunakan bersama-sama. •
Kesimpulan 1. Opinion leader menurut Komunikasi dapat diandalkan dalam proses menggiatkan partisipasi khalayak menuju tata kehidupan masyarakat yang modern. 2. Melalui fenomena arus komunikasi dua tahap, realitas status dan peran pemuka pendapat menjadi jelas terlihat jika aktifitas pengalihan pesan-pesan dapat berlangsung efektif melalui perpanjangan tangan seorang pemimpin opini. 3. Peredaran informasi secara bertahap berlangsung terlebih dahulu melalui pihak-pihak yang memiliki akses menguasai teknologi informasi, pihak inilah yang kita sebut sebagai opinion leader yang berkesempatan mengelola ragam informasi hingga layak dipublikasikan kepada orang banyak.
Daftar Pustaka • • • • • • •
• •
• •
Blake, Reed H. dan Haroldsen, Edwin O. 2005. Taksonomi Konsep Komunikasi, Penterjemah, Hasan Bahanan, Surabaya: Penerbit Papyrus. Desiana E. Pramesti. Modul Bahan Ajar Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Universitas Mercu Buana. Lazarsfeld, P.F., Stanton, F.M., dan Gaudet, H. 1944. The People’s Choise, dalam Denys McQuail, Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Edisi kedua, Jakarta: Penerbit Erlangga, 1987. Rogers, E.M. 1983. Diffusion of Innovation, dalam Zulkarimen Nasution, Komunikasi Pembangunan: Pengenal Teori dan Penerapannya, Edisi Revisi 6, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007. Runch, Floyd. 1992. Dalam Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, Jakarta: PT Rajawali Pers, 2005. Syam, Nina. 2012. Sosiologi Sebagai Akar Ilmu Komunikasi, Simbiosa Rekatama Media; Bandung Schramm, W. 1964. Mass Media and National Development: The Role of Information in Developing Countries, dalam Zulkarimen Nasution, Komunikasi Pembangunan: Pengenalan Teori dan Penerapannya, Edisi Revisi 6, Jakarta: Penerbit RajaGrafindo Persada, 2007. Soekanto, Soerjono. 2007.Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Wiryanto. 2003. Communication Research, dalam Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Penerbit Program Pasca Sarjana, Program Studi Magister Ilmu Komunikasi, Universitas Prof. DR. Moestopo (Beragama). Nasution, Zulkarimein. 2002. Sosiologi Komunikasi Massa. Universitas Terbuka: Jakarta. Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Raja Grafindo Persada: Jakarta
Terima Kasih Enjang Pera Irawan, S.Sos., M.I.Kom