SNI 7325:2008
Standar Nasional Indonesia
Bibit kambing peranakan Ettawa (PE)
ICS 65.020.30
Badan Standardisasi Nasional
SNI 7352:2008
Daftar isi
Daftar isi.....................................................................................................................................i Prakata ..................................................................................................................................... ii Pendahuluan............................................................................................................................ iii 1
Ruang lingkup .................................................................................................................... 1
2
Istilah dan definisi .............................................................................................................. 1
3
Spesifikasi.......................................................................................................................... 2
4
Persyaratan mutu .............................................................................................................. 3
5
Cara pengukuran ............................................................................................................... 3
Bibliografi ................................................................................................................................. 5 Gambar 1
Telinga panjang ................................................................................................... 2
Gambar 2
Kombinasi warna putih-hitam .............................................................................. 2
Gambar 3
Kombinasi warna putih-coklat .............................................................................. 2
Gambar 4
Bulu rewos/gembyeng/surai menggantung terkulai ............................................. 2
Tabel 1 - Persyaratan kuantitatif kambing PE jantan............................................................. 3 Tabel 2 - Persyaratan kuantitatif kambing PE betina.............................................................. 3 Tabel 3 - Penentuan umur berdasarkan gigi seri.................................................................... 4
i
SNI 7352:2008
Prakata
Standar Nasional Indonesia (SNI) Bibit kambing peranakan Ettawa (PE) disiapkan oleh Panitia Teknis 67-03 Peternakan dan Produk Peternakan dan telah dibahas pada rapat teknis dan rapat konsensus di Jakarta pada tanggal 7 November 2006. Hadir dalam rapat konsensus tersebut anggota Panitia Teknis dan pihak terkait lainnya. Standar ini juga telah melalui tahapan jajak pendapat pada tanggal 23 Juli 2007 sampai dengan 23 Oktober 2007 dan langsung disetujui menjadi RASNI.
Standar ini dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan jaminan mutu (quality assurance).
ii
SNI 7352:2008
Pendahuluan
Kambing peranakan Ettawa merupakan salah satu bangsa ternak yang telah berkembang pesat dan mempunyai peranan yang penting, khususnya dalam penyediaan bahan pangan asal ternak (daging dan susu) serta peningkatan pendapatan petani. Namun perkembangan tersebut belum menyentuh segi kualitas, sehingga perlu upaya untuk memperhatikan, meningkatkan dan mempertahankan mutu. Oleh karena itu standar bibit kambing peranakan Ettawa perlu ditetapkan sebagai acuan bagi para peternak untuk mencapai produksi yang tinggi secara kualitatif dan kuantitatif. Bibit kambing peranakan Ettawa diklasifikasikan atas bibit dasar (foundation stock = FS), bibit induk (breeding stock = BS) dan bibit sebar (commercial stock = CS).
iii
SNI 7352:2008
Bibit kambing peranakan Ettawa (PE)
1
Ruang lingkup
Standar ini menetapkan persyaratan mutu dan cara pengukuran bibit kambing peranakan Ettawa (PE). Standar ini hanya berlaku untuk bibit sebar.
2
Istilah dan definisi
2.1 kambing Peranakan Ettawa (PE) bibit kambing hasil persilangan antara kambing Ettawa dengan kambing lokal yang memiliki ciri khusus, antara lain telinga yang panjang, menggantung dan terkulai, serta bulu rewos yang panjang pada ke dua kaki belakang dan memenuhi persyaratan mutu untuk dibudidayakan sebagai bibit, memiliki daya produksi dan reproduksi yang tinggi 2.2 bulu rewos/gembyeng/surai bulu panjang dan lebat yang tumbuh pada bagian paha kaki belakang kambing PE jantan dan betina 2.3 bibit dasar (foundation stock = FS) bibit yang merupakan hasil dari suatu seleksi rumpun atau galur yang mempunyai nilai pemuliaan diatas nilai rata-rata 2.4 bibit induk (breeding stock = BS) bibit yang diperoleh dari proses pengembangan bibit dasar 2.5 bibit sebar (commercial stock = CS) bibit yang diperoleh dari proses pengembangan bibit induk 2.6 silsilah catatan mengenai asal usul keturunan ternak yang meliputi nama, nomor dan performans dari ternak dan tetua penurunnya 2.7 fenotip sifat penampilan luar ternak yang dapat diukur dan sifat tersebut belum tentu bisa diturunkan kepada keturunannya 2.8 pejabat yang berwenang dokter hewan pemerintah yang diberi kewenangan oleh gubenur/bupati/walikota untuk melaksanakan tindakan kesehatan hewan dan menerbitkan surat keterangan kesehatan hewan 1 dari 5
SNI 7352:2008
3
Spesifikasi
3.1
Spesifikasi umum
Memenuhi standar mutu secara fenotip sebagai berikut : -
telinga panjang, ada kombinasi warna (putih-hitam atau putih-coklat), bulu rewos/gembyeng/surai menggantung terkulai.
Gambar 1 - Telinga panjang
Gambar 2 - Kombinasi warna putih-hitam
Gambar 3 - Kombinasi warna putih-coklat
Gambar 4 - Bulu rewos/gembyeng/surai menggantung terkulai
3.2 -
Spesifikasi khusus sehat dan bebas dari penyakit hewan menular yang dinyatakan oleh pejabat berwenang, tidak cacat secara fisik, bebas dari cacat alat reproduksi, tidak memiliki silsilah keturunan yang cacat secara genetik.
2 dari 5
SNI 7352:2008
4
Persyaratan mutu
4.1 -
Persyaratan kualitatif warna bulu kombinasi putih-hitam atau putih-coklat, profil muka cembung, tanduk pejantan dan betina kecil melengkung ke belakang, ekor pendek.
4.2
Persyaratan kuantitatif
Persyaratan kuantitatif kambing PE bibit dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1 - Persyaratan kuantitatif kambing PE jantan
No 1 2 3 4 5 6
Parameter Bobot badan Tinggi pundak Panjang badan Lingkar dada Panjang telinga Panjang bulu rewos/ gembyeng/surai
kg cm cm cm cm
0,5 – 1 29 ± 5 67 ± 5 53 ± 8 71 ± 6 23 ± 3
Umur (tahun) >1–2 40 ± 9 75 ± 8 61 ± 7 80 ± 8 26 ± 4
>2–4 54 ± 11 87 ± 5 63 ± 5 89 ± 8 30 ± 4
cm
11 ± 4
14 ± 5
23 ± 5
Satuan
Tabel 2 - Persyaratan kuantitatif kambing PE Betina
No 1 2 3 4 5 6
5 5.1
Parameter Bobot badan Tinggi pundak Panjang badan Lingkar dada Panjang telinga Panjang bulu rewos/ gembyeng/surai
kg cm cm cm cm
0,5 – 1 22 ± 5 60 ± 5 50 ± 5 63 ± 6 24 ± 3
Umur (tahun) >1–2 34 ± 6 71 ± 5 57 ± 5 76 ± 7 26 ± 3
>2–4 41 ± 7 75 ± 5 60 ± 5 81 ± 7 27 ± 3
cm
11 ± 4
14 ± 6
14 ± 5
Satuan
Cara pengukuran Bobot badan
Untuk mengukur bobot badan menggunakan timbangan yang telah ditera dengan satuan kg dengan tingkat ketelitian 100 g. 5.2
Tinggi pundak (TP)
Jarak tertinggi pundak sampai alas kaki, diukur dengan menggunakan tongkat ukur (kaliper) posisi tongkat ukur berdiri tegak tepat di belakang siku kaki depan yang dinyatakan dalam satuan cm.
3 dari 5
SNI 7352:2008
5.3
Panjang badan (PB)
Jarak garis lurus dari tepi tulang ujung sendi bahu (processus spinosus dari vertebrae thoracalis tertinggi) sampai benjolan tulang tapis (tulang duduk/os. Ischium) diukur menggunakan pita ukur dalam satuan cm. 5.3
Lingkar dada (LiD)
Diukur melingkar rongga dada melalui os. scapula dan melalui gumba tertinggi menggunakan pita ukur dalam satuan cm. 5.4
Panjang telinga
Jarak antara pangkal sampai ke ujung telinga menggunakan alat ukur yang sudah ditera sesuai standar dalam satuan cm. 5.5
Panjang rewos/gembyeng/surai
Diukur dari pangkal bulu sampai ke ujung bulu dari bagian paha dengan menggunakan pita ukur dalam satuan cm. 5.6
Penentuan umur
Penentuan umur kambing dilakukan berdasarkan catatan (recording) atau atas dasar perkembangan gigi seri. Cara penentuan umur berdasarkan gigi seri seperti terlihat pada tabel 3. Tabel 3 - Penentuan umur berdasarkan gigi seri No 1 2 3 4 5
Gigi seri Temporer/gigi susu 1 pasang permanen 2 pasang permanen 3 pasang permanen 4 pasang permanen
Umur (tahun) <1 1 - 1,5 > 1,5 – 2,5 > 2,5 – 3 >3
4 dari 5
SNI 7352:2008
Bibliografi
Anonimous. 2003. International Cooperation and Development Fund., Tien Mu West Road, Taipei. Balitnak, 2001. Kambing PE Penghasil Daging Sekaligus Susu. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol.. 23 No. 4. Ciawi-Bogor. Dinas Kehewanan dan Kelautan. 2002. Kehewanan dan Kelautan, Purworejo.
Standardisasi Mutu Bibit Kambing PE. Dinas
Heriyadi, D. 2001. Teknik Produksi Ternak Ruminansia. Departemen Pendidikan Nasional. Heriyadi, D., A. Anang, D.C. Budinuryanto, dan M.H. Hadiana. 2002. Standardisasi Mutu Bibit Domba Garut. Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat. Bandung. Mulyono, S., 2000. Teknik Pembibitan Kambing dan Domba. Cetakan Ketiga. PT. Penebar Swadya, Jakarta. 8-59. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 57/Permentan/OT.140/10/2006 tentang Pedoman Pembibitan Kambing dan Domba yang Baik. Proyek Pengembangan Sistem dan Standar Pengelolaan SMK. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Jakarta. Hal.7. Setiadi, B. Dan I-K. Sutama. 1997. Kambing Peranakan Ettawa, Kambing Perah Indonesia. Balai Penelitian Ternak, Bogor. Sri Wahyuni, Umi Adiyati, Thahar A., Isbandi, Seyanto H. 1996. Pemurnian Bibit Kambing Peranakan Ettawa untuk Produksi Anak dan Susu. Balai Penelitian Ternak, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor. 34-46. Sutama, I.K., Setiadi B, Mathius I.W., Subandriyo, Budiarsa I.G.M., Priyanti A., Juarini E., Warwick, E.J., J.M. Astuti, W. Hardjosubroto. 1990. Pemuliaan Ternak. Gadjah mada University Press. Yogyakarta.
5 dari 5