SNI 06-4170-1996
SNI Standar Nasional Indonesia
SPESIFIKASI KALIUM KHOLRIDA UNTUK MEMPERCEPAT PENGERASAN BETON
ICS
Badan Standar Nasional
BSN
DAFTAR ISI
Daftar isi............................................................................................ BAB I
DESKRIPSI .................................................................. 1.1 Makdud dan Tujuan ............................................ 1.1.1 1.1.2
1 1
Maksud .................................................. Tujuan ...................................................
1 1
Ruang Lingkup.................................................... Pengertian ...........................................................
1 1
PERSYARATAN TEKNIS.......................................... 2.1 Persyaratan Fisis.................................................
2 2
1.2 1.3 BAB II
Halaman i
2.1.1 2.1.2 2.1
LAMPIRAN A: LAMPIRAN B:
Bentuk ................................................... Ukuran...................................................
2 2
Persyaratan Kimia ..............................................
2
2.2.1 2.2.2
Kepekatan.............................................. Bahan Pengotor .....................................
2 2
DAFTAR ISTILAH ........................................... DAFTAR NAMA DAN LEMBAGA ................
4 5
BAB I DESKRIPSI 1.1
Maksud dan Tujuan
1.1.1 Maksud Spesifikasi kalsium khlorida untuk mempercepat Pengerasan Beton dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam menilai mutu kalsium khlorida yang akan digunakan untuk campuran beton. 1.1.2 Tujuan Tujuan dari spesifikasi ini adalah untuk memberikan persyaratan teknis kalsium khlorida sebagai bahan pencampur untuk mempercepat pengerasan beton. 1.2
Ruang Lingkup Spesifikasi ini meliputi persyaratan fisis dan kimia kalsium khlorida.
1.3
Pengertian Yang dimaksud dengan : 1) Kalium khlorida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CaCl2; 2) Bahan pengotor adalah senyawa selain CaCl2 , antara lain NaCl , KCl , MgCl2 dan Ca(OH) 2 .
BAB II PERSYARATAN TEKNIS
2.1
Persyaratan Fisis
2.2.1 Bentuk Kalsium khlorida berbentuk padat atau cair terdiri dari : 1) Tipe S padatan , dapat berbentuk serpih , pellet atau butiran. 2) Tipe L cair , larut dalam air. 2.2.2 Ukuran Ukuran kalsium khlorida tipe S sesuai Tabel 1. TABEL 1. UKURAN BUTIR
Ukuran Ayakan
persen lewat jenis 1 kalsium khlorida minimum 77 %
jenis 2 kalsium khlorida minimum 90 %
kelas A
kelas B
serpih
butiran serpih
kelas A
kelas B
pelet
31,5 mm 1 1/4 in
kelas D kelas A
butiran tepung serpih
kelas B
pelet
100
9,5 mm 3/8 in
100
100
4,75 mm No.4
80-100
0-80
100
100
80-100 80-100
kelas D
butiran tepung 100
0-5
kelas C
100 100
100
80-100 80-100
-
100
0-5
100
2,36 mm No.8
-
80-100
-
-
80-100
1,18 No.16
-
-
-
-
-
-
-
0-10
-
-
0-65
0-5
0-5
-
0-65
850 um No.20 600 um No.30
2.2
kelas C
jenis 3 kalsium khlorida minimum 94 %
0-5
0-5
0-5
0-5
Persyaratan Kimia
2.2.1 Kepekatan Kepekatan kalsium khlorida tipe S dan tipe L dinyatakan sebagi persentase total kalsium khlorida sebagai berikut : 1) Kepekatan kalsium khlorida tipe S jenis 1 minimum 77% , jenis 2 minimm 90% dan jenis 3 minimum 94% , dengan nilai toleransi sebesar 3% ;
2) Kepekatan kalsium khlorida tipe L yaitu dari 30 % sampai 45 % , dengan nilai toleransi sebesar 1 % . 2.2.2 Bahan Pengotor Bahan pengotor tidak termasuk air berdasarkan komposisi CaCl2 anhidrat adalah sebagai berikut : 1) Batas maksimum ( 1 ) total alkali khlorida sebagai NaCl , maksimum 8 % ; ( 2 ) total magnesium khlorida sebagai MgCl2 , maksimum 0 , 5 % ; ( 3 ) bahan pengotor yang lain , masing – masing maksimum 1 , 0 % ; 2) Perhitungan bahan pengotor ( 1 ) jika hasil pengujian komposisi kimia kadar kalsium khlorida 90,5 % atau lebih , kadar bahan pengotor tidak boleh lebih dari batas pada Ayat 2.2.2 butir 1) ; ( 2 ) jika hasil pengujian komposisi kimia kadar kalsium khlorida lebihkecil dari 90 , 5 % , kadar bahan pengotor dihitung sebagai berikut :
A = A1
=
A1
Keterangan : A
= bahan pengotor yang di ijinkan , maksimum % ;
A1
= batas maksimum masing – masing bahan pengotor seperti pada ayat 2.2.2 , % ;
B
= kadar kalsium khlorida, % ;
C
= total seluruh bahan pengotor seperti Ayat 2.2.2 , maksimum , % ;
( 3 ) % bahan pengotor yang lain = 100 – ( % CaCl2 + NaCl + % KCl + % MgCl2 + % H2O + % Ca (OH)2).
LAMPIRAN A DAFATAR ISTILAH
Serpih
= flake
Butiran
= granular
Bahan pengotor
= impurities
Tepung
= powder
Padatan
= solid
Cair
= liquid
Kepekatan
= concentration
LAMPIRAN B DAFTAR NAMA DAN LEMBAGA
1) Pemrakarsa ( 1 ) Pusat Litbang Pemukiman 2) Penyusun No.
Nama
Lembaga
( 1 ) Andriati Dipl. Chem
Pusat
Litbang
Pemukiman
( 2 ) Lasino , BE
Pusat
Litbang
Pemukiman
( 3 ) Ir . Felisia Simarmata
Pusat
Litbang
Pemukiman
3) Susunan Panitia Tetap Standardisasi JABATAN Ketua merangkap
EX-OFFICIO Kepala Badan Litbang PU
Anggota Sekretaris
NAMA Ir. Joelianto Hendro Moelyono
Sekretaris Badan Litbang PU
merangkap
Ir. Soedarmanto Darmonegoro
Anggota Anggota
Sekretaris Ditjen Pengairan
Ir. Waloeyono, Dipl . HE
Anggota
Sekretaris Ditjen Bina Marga
Ir. Djoko Asmoro
Anggota
Sekretaris Ditjen Cipta
Ir. Achmad Lanti , M.Eng
Karya Anggota
Kepala Pusat Litbang
Dr. Ir. Badruddin Machhub
Pengairan Anggota
Kepala Pusat Litbang Jalan
Dr. Ir. P. Rantetoding, M.Sc
Anggota
Kepala Pusati Litbang
Ir. Soedarmanto
Pemukiman
Darmonegoro
Anggota
Kepala Biro Hukum Dep. PU Budiarto, SH.
Anggota
Kepala Biro Bina Sarana Perusahaan
Drs. Mochammad Charis