147
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SAINS BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK PESERTA DIDIK KELAS VII MTs/SMP Kasmiatang MTsN Turikale email:
[email protected]
Abstrak: Pengembangan Perangkat Pembelajaran Sains Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Peserta Didik MTs/SMP Kelas VII. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran yang valid, praktis dan efektif dengan model inkuiri terbimbing pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi RPP dan LKPD. Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (research and development) dengan menggunakan model ADDIE. Tahap penelitian dan pengembangan model ADDIE yang terdiri atas 5 tahap yaitu: (1) Analysis; (2) Design; (3) Development; (4) Implementation; (5) Evaluation. Instrumen penilaian terdiri atas tiga yaitu (1) instrumen kevalidan berupa instrumen penilaian kevalidan perangkat pembelajaran (2) instrumen kepraktisan berupa keterlaksanaan melaui aktivitas peserta didik dan keterbacaan perangkat pembelajaran melalui respon angket peserta didik dan (3) instrumen keefektifan dilihat dari belajar peserta didik yang terdiri dari pengetahuan dan keterampilan. Berdasarkan analisis kevalidan, kepraktisan dan keefektifan diperoleh bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan valid. Kevalidan diperoleh dari nilai rata-rata dua orang validator ahli dengan kategori valid. Kepraktisan dan keefektifan diperoleh dari uji coba terbatas dan uji coba lapangan dikelas VII MTsN Turikale Kabupaten Maros, berdasarkan uji coba terbatas dan uji coba lapangan diperoleh bahwa kepraktisan dilihat dari keterlaksanaan dengan kategori terlaksana seluruhnya dan keterbacaan dengan kategori sangat kuat. Keefektifan di kelas uji coba terbatas diperoleh pengetahuan tuntas 100% dan keterampilan dengan kategori tinggi, untuk kelas uji coba lapangan diperoleh pengetahuan tuntas 100% dan keterampilan dengan kategori tinggi. Kata kunci: Perangkat pembelajaran sains, Inkuiri terbimbing
Abstract: Developing Scince Learning Package based on Guided Inquiry of Grade VII Students at MTs/SMP. The study aims at developing a valid, practical and effective learning package based on guided inquiry on organism interaction with its enviroment lesson material. The learning package developed covers lesson plan, student’s workbook. The type of the study is development research usiang ADDIE model. This type of research is research and development (R & D) which aims to develop scince learning package using Moodle that are valid, practical and effective at the concept of the digestive system. Research and development phase refers to the ADDIE development model that consists of five phases: (1) Analysis, (2) Design, (3) Development, (4) Implementation, (5) Evaluation. Assessment instruments consists of three, (1) the scince learning package validity instrument that are instrument assessment of validity and assessment instruments validity of the questionnaire, (2) a practical instrument of implementation and readability and (3) the instruments effectiveness that are observational activities and student learning outcomes. Based on the analiysis of validity, practicality and effectiveness, it is obtained that the learning package developed is stated as valid. The validity is obtained from the mean score of two assessors with valid category. The practicalaity and effectiveness are obtained from limited test and field test. Based on the limited test and field test, it is obtained that the practicality is seen from the implementation with the category of implemented entirely and readability with very strong category. The effectiveness in limited test class obtained the knowledge is 100% complate and skill is in high category. The fild test class indicates that the knowledge is 100% complate and skill is in high category. Keywords: Science learning package, Guided inquiry
I. Pendahuluan Sains merupakan ilmu dasar yang memiliki peranan sangat besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sains terdiri dari tiga aspek yang tidak terpisahkan yaitu proses, sikap dan produk. Secara ilmiah dari tiga aspek ini peserta didik mampu memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari, dan mampu menggunakan teknologi untuk mengembangkan kariernya dimasa depan (Dipdiknas, 2003). Abad 21 guru harus kreatif dan inovatif melakukan inovasi pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran sains. Selain itu perubahan paradigma pendidikan dari teacher center ke students center sehingga peran guru berubah
Simposium Nasional MIPA Universitas Negeri Makassar, 24 Februari 2017 MIPA Open & Exposition 2017
148 menjadi fasilitator dan motivator. Menurut Nurhayati (2011) dan Mulyasa (2013) untuk menciptakan suasana pembelajaran sains yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan diperlukan kemampuan dan keterampilan guru dalam mengelola kelas, yaitu keterampilan mengajar atau teknik, kemampuan mengembangkan pendekatan, strategi, memilih model dan metode pembelajaran. Berdasarkan data United States Agency for International Development Prioritizing Reform, Innovation, and Opprtunities for Reaching Indonesia’s Theacher, Administrators, Students (Usaid Prioritas), yang diperoleh dari pendampingan pada tahun 2013 sampai tahun 2015 telah berhasil mengubah paradigma pendidikan namun masih ada hal yang perlu diperbaiki karena perangkat pembelajaran yang telah disusun diantaranya rencana pelaksanaan pembelajaran tanpa mengkaji standar isi dari kompetensi dasar, dan tidak memberikan penekanan yang jelas tentang indikator dari kompetensi dasar yang akan diajarkan, model dan metode pembelajaran belum sesuai dengan tujuan, selain itu pertanyaan dalam lembar kerja peserta didik tidak merangsang peserta didik untuk pertanyaan tingkat tinggi, seringkali jawaban dari pertanyaannya sudah ada dalam buku paket. Bertolak dari kesenjangan tersebut, maka perlu dilakukan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran dan lembar kerja peserta didik yang valid, efektif dan praktis sehingga dapat menciptakan suasana kelas yang kondusif serta peserta didik dapat berpikir kritis. Model pembelajaran yang digunakan dalam pengembangaan perangkat pembelajaran ini adalah model inkuiri terbimbing, pada materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya di MTsN Turikale. Salah satu dari delapan sekolah mitra usaid sebagai tempat penelitian adalah MTsN Turikale. Dipilihkan model inkuiri terbimbing karena karakteristik peserta didik di MTsN Turikale masih memerlukan petunjuk dalam melakukan penyelidikan atau percobaan untuk mengembangkan kemampuannya dalam memahami pengetahuan baru. II. METODOLOGI PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and development) untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing, yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kerja peserta didik (LKPD).
2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTsN Turikale Kabupaten Maros mulai dari bulan Juni 2015 pada tahap analisis, dan implementasi pada peserta didik kelas VII pada semester genap tahun ajaran 2015/2016. 3. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Lembar validasi terdiri atas; RPP dan LKPD berbasis inkuiri terbimbing, aktivitas peserta didik dengan penilaian keterlaksanaan LKPD berbasis inkuiri dan
soal tes hasil belajar untuk melihat kevalidan perangkat pembelajaran. (2) Lembar observasi keterlaksanaan RPP, aktivitas peserta didik terhadap keterbacaan lembar kerja peserta didik untuk melihat kepraktisan. (3) Lembar instrumen penilaian kognitif yaitu soal, penilaian keterampilan (proses dan produk) untuk melihat keefektifan perangkat pembelajaran
4. Teknik Analisis Data Data yang telah dikumpul dengan menggunakan instrumen selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dan diarahkan untuk menjelaskan kevalidan, keefektifan, dan kepraktisan perangkat pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing. III. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Analisis hasil validasi instrumen Hasil validasi dan analisis penilaian soal hasil belajar dapat dilihat pada lampiran D1. Rerata seluruh aspek yang dinilai adalah 4,23 sehingga disimpulkan bahwa nilai termasuk kategori valid (3,5 ≤ M ≤ 4,5). Keseluruhan komponen dinyatakan valid dan layak digunakan. Tabel 4.8 Rangkuman Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran No Sumber Skor Rata-rata Keterangan Penilaian Penilaian 1. RPP 4,30 Valid 2. LKPD 4,03 Valid Berdasarkan Tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa secara umum penilaian atau hasil validasi ahli pada perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi RPP, LKPD berada pada kategori valid (3,5 ≤ M ≤ 4,5). b. Kepraktisan perangkat pembelajaran 1). Keterlaksanaan Perangkat pembelajaran Perangkat pembelajaran meliputi; Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai skenario dalam pembelajaran, dan lembar kerja peserta didik (LKPD) Penelitian ini dilakukan selama 6 kali pertemuan. Tahapan dalam proses pembelajaran tentunya terdiri dari dikegiatan awal secara klasikal, kegiatan inti berkelompok dan individu, penutup secara individu dan klasikal. Hasil pengamatan observer terhadap keterlaksanaan perangkat pembelajaran yang dikembangkan diuji coba di kelas VII.D Rekapitulasi keterlaksanaan perangkat pembelajaran yang dikembangkan disajikan pada gambar
Gambar 4.1 Hasil Keterlaksanaan Perangkat Pembelajaran
Simposium Nasional MIPA Universitas Negeri Makassar, 24 Februari 2017 MIPA Open & Exposition 2017
149 Nilai tersebut berada pada 4,5 ≤ T berarti bahwa perangkat pembelajaran yang meliputi; RPP danLKPD terlaksana seluruhnya.
Gambar 4.2 Hasil Keterlaksanaan Perangkat Pembelajaran di Kelas Uji Coba Lapangan 2). Data aktivitas peserta didik terhadap keterbacaan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis inkuiri terbimbing. Deskripsi hasil pengamatan aktivitas peserta didik dengan menggunakan lembar observasi keterlaksanaan LKPD berbasis inkuiri terbimbing. Pengamatan dilakukan oleh observer dengan memberi tanda ceklis pada lembar observasi tiap aspek yang teramati. Analisis observasi menunjukkan bahwa rata-rata pengamatan semua aspek penilaian yang terkait dengan aktivitas peserta didik diperoleh dari 6 kali pertemuan adalah semua peserta didik terlibat aktif 100%. c. Keefektifan perangkat pembelajaran 1) hasil belajar pengetahuan peserta didik Keefektifan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan dapat dilihat dengan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik melalui tes evaluasi dengan berpedoman pada Kriteria Ketuntasan. Hasil belajar pengetahuan konsep interaksi makhluk hidup disajikan pada gambar 4.3
nilai tuntas. Berdasarkan gambar 4.4 persentase hasil belajar peserta didik menunjukkan bahwa 100% peserta didik mencapai nilai tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan telah efektif. 2) Analisis data hasil belajar keterampilan peserta didik Berdasarkan uji coba perangkat pembelajaran di kelas VII.D telah memenuhi syarat kepraktisan dan keefektifan. Dilihat dari sintaks pembelajaran inkuiri terbimbing terlaksana keseluruhan, namun diperlukan unsur pendukung, seperti pengunaan media. Keefektifan perangkat pembelajaran dikelas uji lapangan dilihat pada gambar 4.4
Gambar 4.4 Distribusi frekuensi, persentase dan hasil belajar konsep interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya di kelas uji coba 3). Analisis data hasil belajar keterampilan dikelas uji coba lapangan Selain efektifitas perangkat pembelajaran dilihat dari nilai sikap, pengetahuan untuk uji coba kelas VIID, dilihat juga analisis nilai keterampilan pada uji coba kelas VIIA. Diperoleh rata-rata persentase hasil belajar peserta didik menunjukkan bahwa 100% peserta didik mencapai nilai sedang dari ranah keterampilan. Uji coba di kelas VII.A disimpulkan bahwa perangkat yang telah dikembangkan atau draf dua telah memenuhi kualitas (kevalidan, kepraktisan dan keefektifan) namun setelah dianalisis kembali untuk mendapatkan draf final perlu dilakukan analisis kembali, revisi kecil secara umum dapat dilihat pada gambar 4.1 Sebelum revisi
Gambar 4.3 Hasil Belajar Konsep Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungannya Kelas Uji Coba Terbatas MTsN Turikale Kab. Maros
Hasil analisis jumlah skor hasil belajar sains peserta didik, sebelum penggunaan perangkat pembelajaran diperoleh sebesar 615 atau 47,30% (kategori rendah) sedangkan jumlah skor peserta didik setelah menggunakan perangkat pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing dan penilaian autentik diperoleh sebesar 1050 atau 80,77% (kategori tinggi). Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar sains mengalami peningkatan. Bila merujuk pada indeks gain (Hake, 1999) 0,63 berada pada kategori sedang dan Peserta didik dikatakan berhasil (tuntas) apabila memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan nilai KKM yaitu 70 (Nilai ≥ KKM). Pembelajaran dikatakan berhasil secara klasikal jika minimal 80% siswa mencapai
Setelah direvisi
Simposium Nasional MIPA Universitas Negeri Makassar, 24 Februari 2017 MIPA Open & Exposition 2017
150
Gambar 4.2 Revisi Kecil Setelah Pelaksanaan Uji Coba lapangan 1.
Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Sains berbasis Inkuiri Terbimbing Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan model ADDIE terdiri dari lima fase yaitu analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi dengan tujuan menghasilkan produk yang valid, praktis dan efektif. Tahap analisis terdiri dari analisis kebutuhan untuk mengidentifikasi masalah, dan setelah masalah diketahui dilanjutkan dengan analisis tugas untuk mencari solusi dari masalah tersebut. Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang terdiri dari LKPD, penilaian autentik dan tentunya tidak lepas dari RPP karena RPP merupakan acuan atau pedoman dalam proses pembelajaran. Perangkat yang telah dikembangkan dikenal sebagai draf awal, selanjutnya draf tersebut dilakukan pengujian yaitu validasi ahli, dari tahap validasi ahli, didapatkan beberapa saran. Berdasarkan saran tersebut dilakukan perbaikan atau revisi untuk menghasilkan draf 2. Hasil dari draf dua diujicobakan di dua kelas yaitu kelas VII.D sebagai uji terbatas dengan jumlah sampel sebanyak 13 orang. Setelah penggunaan perangkat pada setiap pertemuan dilakukan evaluasi untuk perbaikan, kelemahan dari perangkat pembelajaran, kemudian dilakukan ujicoba lapangan di kelas VII.A. Setelah uji coba kedua dilakukan revisi dan menghasilkan draf tiga atau draf final. 2. Ketercapaian Tujuan Penelitian a. Ketercapaian Kriteria Kevalidan Perangkat Pembelajaran 1. Hasil Validasi Ahli untuk Instrumen Penelitian Hasil validasi instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi aktivitas peserta didik memiliki nilai total rata-rata dari semua aspek yang dinilai adalah 4,60, disimpulkan bahwa termasuk kategori sangat valid dan layak digunakan tanpa revisi. Sejalan dengan penelitian sebelumnya Yane, dkk. (2015) Keterampilan siswa yang dikembangkan antara lain: kemampuan melakukan pengamatan menggunakan panca indera secara langsung, kemampuan memberikan pertanyaan dan menjawab pertanyaan, kemampuan menyajikan hasil kerja,
kemampuan menyimpulkan dan mempredikasi apa yang akan terjadi di masa yang datang berkaitan dengan hasil penyelidakan yang dilakukan, dan menumbuhkan perilakuperilaku yang sebagai modal menjalani kehidupan di masa yang datang. Sasaran-sasaran pembelajaran inquiri, selama proses pembelajaran terlaksana dengan baik. Hal ini terlihat dari keterlibatan siswa secara maksimal, pembelajaran terarah pada tujuan, dan siswa dapat mengembangkan rasa percaya diri. Berdasarkan sintaks dalam strategi pembelajaran inkuiri sangat mendukung proses berpikir tingkat tinggi dan kinerja ilmiah. Tahapan observasi, guru dan peserta didik secara bersama-sama merancang langkahlangkah kegiatan observasi yang akan dilakukan mengacu pada materi yang sedang dipelajari. Partisipasi peserta didik dan guru melakukan refleksi untuk memperbaiki kualitas pembelajaran berikutnya. Hasil ini bersesuaian dengan penelitian oleh Rokhmatika, ddk (2006), Madawati, dkk (2013) bahwa aktivitas eksperimen dapat membantu siswa bukan hanya dalam hal pemahaman konsep IPA, namun juga dalam melatihkan keterampilan, kreatif dan mengembangkan kemampuan dalam mendesain eksperimen, menyelesaikan masalah kompleks, investigasi saintifik, kerja sama, komunikasi, dan belajar bagaimana untuk belajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan eksperimen menggunakan LKPD berbasis Inkuiri terbimbing dapat digunakan guru untuk mengajarkan materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan. Hal ini sesuai dengan penelitian Haryono, (2009) dan yang menyatakan bahwa penerapan asesmen autentik dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan peserta didik dalam proses kegiatan belajar. Selain itu peningkatkan hasil belajar peserta didik dikarenakan asesmen yang dikembangkan mencirikan model inkuiri yang dapat melatih peserta didik aktif dalam proses pembelajaran karena ditantang untuk menemukan masalah dan memecahkannya dengan mencari solusi suatu masalah yang dihadapi dalam kontesks dunia nyata. Dituntut untuk merumuskan, mencari, menguji serta menyimpulkan. Hasil analisis menunjukkan bahwa 100% nilai peserta didik mencapai KKM baik dari pengetahuan dan keterampilan sejalan dengan penelitian sebelumnya Noor, ddk. (2015) tentang pengembangan perangkat pada materi ekosistem berbasis inkuiri terbimbing layak untuk dikembangkan dan digunakan. D. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka disimpulkan bahwa a. Proses pengembangan perangkat pembelajaran sains berbasis inkuiri terbimbing untuk peserta didik MTs/SMP dengan model pengembangan ADDIE telah melalui tahapan analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evalusi. b. Pengembangan perangkat pembelajaran sain MTs/SMP berbasis inkuiri terbimbing yang terdiri dari RPP, LKPD dan penilaian memenuhi kriteria kevalidan dengan kategori valid. Kepraktisan dilihat dari keterlaksanaan perangkat yang dikembangkan melalui
Simposium Nasional MIPA Universitas Negeri Makassar, 24 Februari 2017 MIPA Open & Exposition 2017
151 observasi di dua kelas uji coba termasuk dalam kategori terlaksana seluruhnya, selain itu dilihat juga dari keterbacaan LKPD memberikan respon positif. Keefektifan dilihat dari hasil belajar dari dua kali uji coba diperoleh pengetahaun tuntas 100% dan keterampilan pada kategori positif.
Pendidikan Biologi, FKIP UNESA. Volume 4, Nomor 2 Halaman 72-83. (Email:
[email protected] diakses12 Juni 2015).
2. Saran Saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian ini pengembangan perangkat pembelajaran sebagai berikut. 1. Perangkat pembelajaran yang berbasis inkuiri terbimbing, terkhusus pengembangan LKPD dan penilaian autentik perlu diterapkan pada materi lain hal tersebut untuk menjadi panduan bagi guru dalam kegiatan belajar mengajar dengan tujuan memberi pengalaman dan melatih peserta didik untuk senantiasa mengembangkan keterampilan. 2. Guru perlu melakukan analisis materi untuk penggunaan model inkuiri terbimbing, penyusunan perangkat pembelajaran yang meliputi RPP, LKPD, dan perangkat pendukung lainnya. 3. Perlunya penggunaan perangkat pembelajaran yang mampu mengaktifkan semua peserta didik, yang lebih praktis dan efektif. DAFTAR PUSTAKA [1] [2] [3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
B, Nurhayati. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Makassar: Badan Penerbit UNM. Depdiknas. (2003). UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS. Jakarta. Hake. 1999. Analyzing change/gain score.http://www.physics.indiana.edu. Diakses 17 oktober 2015. Haryono, A. 2009.Authentic Assessment dan Pembelajaran Inovatif dalam Pengembangan Kemampuan Siswa.JPE 2(1): 1-12 Imam, M. F, 2012.Pengembangan Asesmen. Mulyasa, E. 2013. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Noor S., Aminuddin P. 2015. Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP 1 Angkinang pada Konsep Ekosistem. Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS(http://www.jurnal diakses12 Maret 2016). Rokhmatika, S., Harlita, & Baskoro, A.P. 2012. Pengaruh Model Inkuiri Terbimbing Dipadu Kooperatif Jigsaw Terhadap Keterampilan Proses Sains Ditinjau dari Kemampuan Akademik. Jurnal Yane Maroangi, Komang Werdhiana dan Vanny, M. A. Tiwow. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiri Melalui Keterampilan Proses Terhadap Hasil Belajar IPA di Kelas IV SDN Model Terpadu Madadni Palu. e-Jurnal Mitra Sains, Volume 3 Nomor 1, Januari 2015 hlm 37-44 ISSN: 2302-2027. (http://www.jurnal diakses12 Maret 2016).
Simposium Nasional MIPA Universitas Negeri Makassar, 24 Februari 2017 MIPA Open & Exposition 2017