PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH BELITANG MAJELIS PENDIDKAN DASAR DAN MENENGAH
KODE ETIK DAN TATA TERTIB TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN
SMA MUHAMMADIYAH 1 BELITANG
Jl. K.H. Ahmad Dahlan No. 458 Kauman, Pujorahayu Belitang Ogan Komering Ulu Timur Sumatera Selatan Telp. (0734) 451177 Email :
[email protected]
KATA PENGANTAR
Sekolah sebagai lembaga pendidikan berfungsi mendidik dan melatih serta membina generasi muda, sehingga tercipta suatu kondisi yang aman, tertib, disiplin, terampil, penuh suasana keakraban dan kekeluargaan SMA Muhammadiyah 1 Belitang sebagai salah satu lembaga pendidikan yang mengintegrasikan antara pendidikan agama dan ilmu pengetahuan, berupaya menetapkan suatu aturan berupa pedoman kehidupan sekolah bagi tenaga pendidik dan kependidikan untuk menciptakan kondisi dan situasi tersebut di atas. Dengan adanya pedoman ini diharapkan semua penyelenggara sekolah dapat memahami dan mentaati ketentuan yang telah disepakati bersama di SMA Muhammadiyah 1 Belitang, karena di dalam pedoman ini disamping berisi pedoman dalam bertindak dan bertingkah laku, juga berisi tugas dan kewajiban yang harus dipahami secara komprehensif. Berkenaan dengan hal tersebut, kepada tenaga pendidik dan kependidikan SMA Muhammadiyah 1 Belitang, kami mohon perhatian dan kerjasamanya dalam pelaksanaan pedoman tersebut. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amien.
KODE ETIK DAN TATA TERTIB TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN SMA MUHAMMADIYAH 1 BELITANG BAB I KETENTUAN UMUM
(1)
(2)
(3)
(4)
(5) (6)
(7)
(8)
(1) (2) (3)
Pasal 1 Kode etik adalah aturan norma atau etika yang wajib ditaati dan dilaksanakan oleh pelaksana kode etik dalam hal ini tenaga pendidik dan kependidikan SMA Muhammadiyah 1 Belitang. Tata tertib adalah seperangkat peraturan yang wajib ditaati dan dilaksanakan oleh pelaksana tata tertib dalam hal ini tenaga pendidik dan kependidikan SMA Muhammadiyah 1 Belitang. Tenaga Pendidik SMA Muhammadiyah 1 Belitang adalah tenaga pendidik yang diangkat oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Belitang secara sah dan mendapat Surat Keputusan Pembagian Tugas dari Kepala SMA Muhammadiyah Belitang. Tenaga Kependidikan SMA Muhammadiyah 1 Belitang adalah tenaga yang diangkat oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Belitang secara sah dan mendapat Surat Keputusan Pembagian Tugas dari Kepala SMA Muhammadiyah Belitang. Pemantau adalah Kepala sekolah, PCM Belitang, Majelis Dikdasmen dan Komite SMA Muhammadiyah 1 Belitang. Kewajiban pemantau adalah sebagai pengawas pelaksanaan kode etik dan tata tertib dan menindaklanjuti secara konsisten, kontinyu dan bertanggung jawab. Kode Etik dan Tata Tertib Tenaga Pendidik dan Kependidikan ini dibuat berdasarkan tujuan Pendidikan Muhammadiyah dan nilai-nilai yang dianut sekolah dan masyarakat sekitar, yang meliputi : nilai ketaqwaan, sopan santun, pergaulan, kedisiplinan dan ketertiban, kebersihan, kesehatan, kerapian, keamanan dan nilai-nilai yang mendukung kegiatan belajar yang efektif. Setiap tenaga pendidik dan kependidikan SMA Muhammadiyah 1 Belitang wajib melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam kode etik dan tata tertib secara konsekuen dan penuh kesadaran.
Dasar Pasal 2 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
(1) (2)
(3) (4) (5)
Tujuan Pasal 3 Mengatur kehidupan tenaga pendidik dan kependidikan sehari-hari di sekolah sesuai tujuan Pendidikan Muhammadiyah dan Persyarikatan Muhammadiyah. Sebagai rambu-rambu bagi tenaga pendidik dan kependidikan dalam bersikap, berucap, bertindak dan melaksanakan kegiatan sehari-hari di sekolah dalam dalam rangka menciptakan iklim dan kultur sekolah yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang efektif. Menjaga proses belajar mengajar agar tertib, lancar dan kondunsif. Menggerakkan jiwa persatuan dan kesatuan tenaga pendidik dan kependidikan Meningkatkan pembinaan tenaga pendidik dan kependidikan dalam rangka menunjang wawasan wiyata mandala.
BAB II HAK DAN KEWAJIBAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
(1) (2) (3) (4)
Hak Pasal 4 Mendapatkan kesejahteraan dari Perserikatan/sekolah sesuai dengan kemampuan dan peraturan yang berlaku. Mengikuti penataran/pelatihan, seminar, sesuai dengan peraturan yang berlaku. Mengajukan cuti (cuti menikah, melahirkan, naik haji) sesuai dengan peraturan yang berlaku. Meningkatkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi asal memenuhi syarat dan peraturan yang berlaku. Mengikuti seleksi guru teladan/guru berprestasi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Mengikuti seleksi calon kepala sekolah apabila telah memenuhi persyaratan yang berlaku. Mendapat penghargaan dari Perserikatan/sekolah sesuai kemampuan dan peraturan yang berlaku.
Akhlaq Pasal 5 Berakhlak mulia, memberi dan menjawab salam, meningkatkan ibadah di lingkungan sekolah. Menghormati dan bersikap sopan dan santun kepada Pimpinan Persyarikatan, Kepala sekolah, sesama tenaga pendidik dan kependidikan dan semua warga sekolah. Menghormati ide, pikiran dan pendapat, hak cipta orang lain, dan hak milik teman dan warga sekolah. Menyampaikan pendapat secara sopan tanpa menyinggung perasaan orang lain.
(5) (6)
(1) (2) (3) (4)
(1) (2) (3) (4) (5)
(6) (7)
(1) (2) (3)
Berani mengakui kesalahan yang terlanjur telah dilakukan dan meminta maaf apabila merasa melanggar hak orang lain atau berbuat salah kepada orang lain. Menggunakan bahasa (kata) yang sopan dan beradab yang membedakan hubungan dengan orang lebih tua, sesama atau kepada yang lebih muda. Kegiatan keagamaan Pasal 6 Mengikuti kegiatan keagamaan Islam yang diadakan sekolah. Mengikuti kegiatan pengajian pada tiap minggu pertama setiap bulan. Melaksanakan sholat Dhuhur/Jum’at berjam’ah di masjid sambil membimbing anak seperti turut mengatur dan mengawasi siswa dalam berwudlu. Ikut aktif dalam rangka pembinaan peningkatan keimanan dan ketaqwaan peserta didik.
Kehadiran Pasal 7 Tenaga pendidik hadir 10 menit sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Tenaga kependidikan hadir 10 menit sebelum kegiatan belajar mengajar jam pertama dimulai setiap harinya. Tenaga pendidik masuk kelas tepat waktu/tidak terlambat masuk dan tidak mendahului keluar sesuai dengan bel yang ditetapkan sekolah. Setelah bel berbunyi, tenaga pendidik dan kependidikan segera mengerjakan tugas dan kewajiban masing-masing. Tenaga pendidik dan kependidikan yang terpaksa tidak hadir karena sakit atau keperluan penting yang tidak dapat ditinggalkan harus meminta izin kepada Kepala Sekolah melalui surat atau telepon minimal sehari sebelumnya dan khusus untuk tenaga pendidik memberikan tugas untuk dikerjakan siswa pada jam atau kelas yang ditinggalkan. Tenaga pendidik dan kependidikan yang tidak masuk lebih dari 3 (tiga) hari karena sakit harus menunjukkan surat keterangan dokter. Jumlah kehadiran minimal 85% dari jumlah hari efektif.
Pakaian Pasal 8 Pakaian tenaga pendidik dan kependidikan harus disesuaikan dengan fungsi dan tugasnya. Pakaian tenaga pendidik dan kependidikan di kantor dan diruang kelas pada adalah pakaian formal yang mencerminkan citra professional. Tenaga pendidik dan kependidikan memakai seragam sesuai dengan ketentuan berikut : a. Senin : Baju batik PGRI dan celana hitam b. Selasa –Rabu : Baju dan celana abu-abu c. Kamis : Coklat kaki d. Jum’at – Sabtu : Batik Muhammadiyah Guru olah raga menggunakan seragam olahraga
(4)
(5)
(6)
Pakaian tenaga pendidik dan kependidikan di luar kantor pada saat berperan sebagai utusan sekolah adalah pakaian formal dan disesuaikan dengan kebutuhan pengundang agar mencerminkan citra professional. Tenaga pendidik dan kependidikan harus senantiasa berpenampilan bersih, rapi dan sopan agar tidak menimbulkan masalah sosial yang dapat mengganggu di dalam atau luar ruang kantor. Untuk perempuan pakaian tidak membentuk tubuh, menggunakan kerudung/jilbab menutup pundak/dada, tidak tipis dan berkaos kaki
Rambut, Kuku, Make Up, Assesoris Pasal 9 (1)
(2)
(1) (2) (3)
(1) (2)
Putri a. Rambut tidak terurai sehingga keluar dari jilbab, tidak dicat. b. Kuku dipotong pendek, tidak dicat c. Tidak ber make-up dan memakai perhiasan yang berlebihan Putra a. Rambut dipotong rapi, tidak menyentuh alis mata, telinga dan tengkuk, serta tidak dicat. b. Kuku dipotong pendek, tidak dicat c. Tidak memakai assesoris d. Tidak bertato.
7K (Keamanan, Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kekeluargaan, Kesejahteraan, dan Kerindangan) Pasal 10 Menjaga 7K (Keamanan, Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kekeluargaan, Kesejahteraan, dan Kerindangan) Mengatur sepeda/sepeda motor di tempat parkir sekolah secara teratur dan rapi Menjaga suasana belajar yang aman, tenang dan tertib baik di kelas, laboratorium dan perpustakaan serta tempat lain di sekolah.
Upacara Bendera Dan Peringatan Hari-Hari Besar Pasal 11 Setiap hari Senin dan hari besar nasional/Persyarikatan wajib mengikuti upacara bendera dengan pakaian seragam yang ditentukan. Tenaga pendidik dan kependidikan yang terpaksa tidak bisa mengikuti upacara karena sakit atau sedang melaksanakan tugas lain dari sekolah/perserikatan atau keperluan penting yang tidak dapat ditinggalkan harus meminta izin kepada Kepala Sekolah melalui surat atau telepon minimal sehari sebelumnya.
(1) (2) (3)
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(3)
Administrasi Sekolah Pasal 12 Melengkapi administrasi yang berkenaan dengan pendataan tenaga pendidik dan kependidikan Menyusun program kerja. Khusus untuk tenaga pendidik : a. Membuat perangkat pembelajaran b. Mengisi Daftar Hadir Siswa pada setiap KBM dan memasukkan nilai siswa pada Daftar Nilai c. Mengisi Agenda Penyajian dan Agenda Kelas pada setiap pelaksanaan KBM d. Menyusun kisi-kisi soal dan soal pada setiap penyelenggaraan ujian e. Melakukan kegiatan remedial, pengayaan atau penelitian tindakan kelas. f. Membuat terobosan baru/inovasi dalam program pembelajaran agar siswa belajar menyenangkan
Kepala Sekolah Kepala Sekolah Sebagai Pribadi Pasal 13.a. Kepala Sekolah sebagai bagian dari warga sekolah mempunyai peran sebagai pendidik, manajer, administrator, supervisor, pemimpin, pemrakarsa dan motivator merupakan figur yang harus menjadi teladan bagi siswa, guru dan pegawai sekolah. Dalam menjalankan tugasnya sehari-hari, kepala sekolah hendaknya mengacu pada nilai-nilai dasar seperti keimanan dan ketaqwaan, budi pekerti yang luhur, serta konsekuen melaksanakan tatakrama dan tata tertib sekolah. Kepala sekolah harus memiliki keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT, berkepribadian islami yang mantap, keberanian moral yang agung, disiplin tinggi, kejujuran, objektif dan berlaku adil, kepedulian serta suka membantu, mempunyai wawasan luas dan kewibawaan dan menjadikan Rasulullah SAW sebagai teladan dalam hidupnya.
Hubungan Kepala Sekolah dengan Guru Pasal 13.b. Kepala sekolah melakukan kerjasama yang baik dan harmonis dengan semua untuk mewujudkan sekolah yang efektif. Hubungan kepala sekolah dengan mencakup hubungan kedinasan, kemitraan (kolegial) dan kekeluargaan. Kepala sekolah dan guru memiliki visi yang sama dalam merencanakan melaksanakan program pembelajaran, evaluasi belajar, melakukan analisis evaluasi dan mengadakan program tindak lanjut program pembelajaran. Bersikap terbuka terhadap semua masukan, saran dan kritik.
guru guru dan hasil
(4) (5) (6)
(1) (2) (3) (4)
(1) (2) (3)
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
Membantu guru dalam mencari alternatif dan pemecahan masalah yang berhubungan dengan proses pembelajaran. Tidak menegur atau memarahi guru di depan guru-guru lain atau di depan siswa. Tidak berdebat sengit atau bertengkar dengan guru di depan siswa Hubungan Kepala Sekolah dengan Pegawai Pasal 13.c. Kepala Sekolah sebagai administrator hendaknya dapat memberi contoh dan membantu kelancaran tugas-tugas pegawai administrasi. Perlu kerjasama yang baik antara kepala sekolah dengan seluruh pegawai termasuk dengan petugas kebersihan sekolah. Dalam meningkatkan kinerja pegawai di sekolah perlu adanya supervisi admistrasi yang berkelanjutan oleh kepala sekolah. Dalam membuat rincian tugas pegawai dan analisis pekerjaan, kepala sekolah bekerjasama dengan wakasek dan tata usaha. Hubungan Kepala Sekolah dengan Siswa Pasal 13.d. Kepala sekolah melayani kebutuhan belajar siswa dan membantu memecahkan masalah kesulitan belajar siswa. Memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasinya baik kurikuler maupun ekstrakurikuler. Tidak memarahi atau mempermalukan siswa didepan siswa lain atau di depan umum.
Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan Guru sebagai Pribadi Pasal 14.a. Memiliki keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SwT, kepribadian yang mantap, tatakrama sesuai yang berlaku di daerah setempat, menjadi panutan bagi siswa, jujur, adil, disiplin, berwibawa dan berakhlak mulia. Dalam melaksanakan tugasnya guru hendaknya menaati ketentuan dan peraturan yang berlaku di sekolah, seperti tidak merokok saat mengajar di depan kelas atau di lingkungan sekolah dan lain-lain. Melaksanakan lima pembelajaran tugas pokoknya, yaitu membuat program pembelajaran, melaksanakan pembelajaran yang efektif, mengevaluasi pembelajaran, menganalisis hasil pembelajaran, serta melaksanakan program tindak lanjut.
Tugas Guru Pasal 14.b. Membuat dan menyerahkan administrasi belajar yang terdiri dari Program tahunan, program semester, silabus, RPP, buku absen siswa, buku refleksi pembelajaran, buku penilaian, buku tugas, buku analisis perkembangan peserta didik kepada kepala sekolah diketahui wakil kepala sekolah bidang kurikulum. Memeriksa kebersihan dan kerapihan kelas sebelum memulai dan mengakhiri KBM
(3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
(7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Mentati jadwal yang telah ditentukan Pada waktu KBM berlangsung guru tidak dibenarkan meninggalkan kelas tanpa alasan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan Tidak diperkenankan menerima tamu dan telphon selama KBM berlangsung Memberikan tugas-tugas, menegur atau memberikan peringatan kepada siswa yang melanggar tata tertib Menjalin hubungan yang harmonis dengan rekan kerja, kepala sekolah dan orang tua siswa Memberikan laporan kepada kepala sekolah/piket jika ada siswa yang sakit Melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan baik sesuai dengan ketentuan kurikulum. Memberikan penilaian atas prestasi siswa selama mengikuti KBM Melakukan koordinasi dengan kepala sekolah/wakasek kurikulum dalam menentukan buku referensi, modul, LKS atau panduan belajar siswa. Mengembangkan model, strategis dan metode pembelajaran dalam KBM Menjadi teladan bagi siswa dalam mengembangkan dan membentuk ahklak siswa.
Tugas Guru Pembimbing Akademik/Wali Kelas Pasal 14.c. Membantu dan bertanggungjawab kepada kepala sekolah Memeriksa/memonitor prestasi siswa dari kartu prestasi dan nilai-nilai hasil belajar siswa bimbingannya Memperhatikan kehadiran, tingkah laku atau akhlak siswa bimbingannya Melakukan bimbingan akademik dan ahklak kepada siswa bimbingannya Melakukan bimbingan shalat dan ibadah lainnya bersama guru-agama Mengkonsultasikan/mengkoordinasikan setiap siswa bimbingannya yang mengalami gangguan belajar kepada BP/BK, wakasek kesiswaan atau kurikulum dan atau kepala sekolah Melakukan koordinasi dengan orang tua siswa bimbingannya jika siswa bimbingannya bermasalah dalam menempuh pendidikan Mengawasi dan membimbing kegiatan siswa bimbingannya dalam kegiatan wudhu, shalat, makan dan bersosialisasi Mengisi rapor siswa Membuat laporan hasil pendidikan setiap tengah semester, semester dan akhir tahun. Melaporkan hasil penilaian siswa bimbingannya kepada orang tua dan kepala sekolah Mengadakan tindak lanjut hasil peniliaian dengan pembinaan berelanjutan kepada siswa bimbingannya Jika diperlukan mengadakan kunjungan ke rumah (home visit) ke rumah siswa bimbingannya.
Hubungan Guru dengan Guru Pasal 14.d.
(1)
(2) (3) (4) (5)
(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
(1)
Hubungan guru dengan teman kolega dimaksudkan untuk menjalin hubungan kerja yang baik antar guru di sekolah sehingga tercipta suasana kekeluargaan yang harmonis dalam mendukung program sekolah efektif. Saling pengertian dan tenggang rasa antara sesama guru. Saling membantu dalam melaksanakan tata tertib sekolah dan melaksanakan lima tugas pokok guru. Mau menerima pendapat sesama guru dan saling membantu memecahkan masalah yang dihadapi. Menepati janji terhadap teman sejawat, konsisten terhadap kesepakatan yang dibuat demi peningkatan mutu sekolah. Berkomunikasi aktif sehingga dapat menyampaikan saran dan kritik dengan bahasa yang sopan dan santun. Saling tukar informasi positif demi kemajuan di bidang pembelajaran dan program inovasi pembelajaran. Memberi contoh positif yang dapat memotivasi teman dalam peningkatan profesionalisme guru. Memberi pujian bila teman guru melakukan hal yang baik. Tidak menjelekkan atau mengkritik guru atau pegawai sekolah di depan siswa. Tidak berdebat sengit dengan guru lain, atau pegawai sekolah di depan siswa. Mengingatkan teman guru yang melakukan kesalahan secara sopan. Aktif melaksanakan kegiatan di luar KBM, tetapi menunjang profesi, misalnya; seminar, kegiatan MGMP, mengikuti pelatihan, dan semacamnya serta mengimbaskan pengetahuan-nya kepada teman guru sejawat.
Hubungan Guru dengan Kepala Sekolah Pasal 14.e. Melaksanakan dengan baik tugas-tugas yang diberikan kepala sekolah. Mau menerima kritik dan saran setelah disupervisi klinis untuk pengembangan pembelajaran. Tidak menjelekkan atau mengkritik kepala sekolah di depan siswa atau di depan umum. Menjalankan tugas yang diberikan kepala sekolah dan siap menerima, serta membantu kepala sekolah dalam pengembangan dan peningkatan mutu sekolah/ kinerja belajar. Memberikan masukan atau saran positif dalam pengembangan pembelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler. Memberikan gagasan-gagasan baru dalam melaksanakan dan meningkatkan 7K (Keamanan, Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kekeluargaan, Kesejahteraan, dan Kerindangan) di sekolah.
Hubungan Guru dengan Pegawai Pasal 14.f. Saling menghormati dan berlaku sopan santun.
(2) (3)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
(1) (2) (3)
(1)
Membantu memperlancar tugas administrasi, misalnya: mengisi kartu cuti dan menyerahkan kelengkapan berkas kenaikan pangkat. Memberikan masukan/saran untuk memajukan karier pegawai dan mampu memotivasi pegawai agar melanjutkan studi yang lebih tinggi. Hubungan Guru dengan Siswa Pasal 14.g. Memberikan contoh dalam penegakan disiplin dan tata tertib, misalnya; hadir tepat waktu di kelas dalam kegiatan pembelajaran dan berpenampilan rapi. Membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar tanpa membedakan status sosial, ekonomi, dan keadaan fisik siswa. Memotivasi siswa dalam belajar, berkarya dan berkreasi. Mampu berkomunikasi dengan siswa untuk meningkatkan prestasi siswanya. Guru dapat menerima perbedaan pendapat siswa dan berani mengatakan yang benar dan salah tanpa menyinggung perasaan. Tidak mempermalukan siswa di depan siswa lain. Pendekatan terhadap siswa harus mengikuti prinsip-prinsip bimbingan terhadap siswa.
Pegawai Sekolah Pegawai Sebagai Pribadi Pasal 15.a. Sadar akan tugas, beriman dan bertaqwa kepada Allah SwT dan memiliki tatakrama dan budi pekerti yang baik, berlaku jujur dan berakhlak mulia. Hadir dan pulang tepat waktu sesuai ketentuan yang ditetapkan sekolah. Berpakaian sopan dan rapi. Melaksanakan pekerjaan sesuai tugas dan kewenangan masing-masing. Saling menghormati dan menghargai teman sejawat. Mampu mengungkapkan pendapat. Memiliki motivasi untuk mengembangkan karir. Hubungan Pegawai dengan Guru Pasal 15.b. Pegawai mampu melayani dan mengurus guru dalam hal kepegawaian, seperti membantu guru memproses usulan kenaikan pangkat. Saling menghargai tugas masing-masing dan mau menerima pendapat yang benar dari guru, dan berkomunikasi dengan bahasa yang baik dan benar. Mau memberi saran dan menerima kritik guru.
Hubungan Pegawai dengan Kepala Sekolah Pasal 15.c. Memiliki program yang diketahui oleh kepala sekolah, dan melaksanakannya dengan baik.
(2)
Sanggup melaksanakan tugas yang diberikan oleh kepala sekolah, dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas.
(3)
Saling menghargai dan menghormati, serta siap membantu tugas-tugas kepala sekolah demi kelancaran penyelenggaraan sekolah dan peningkatan mutu sekolah. Menyampaikan ide-ide positif guna kemajuan dan peningkatan kinerja sekolah. Hubungan Pegawai dengan Siswa Pasal 15.d. Memberikan pelayanan yang optimal kepada siswa dalam menunjang proses pembelajaran. Ikut berperan aktif dalam kegiatan siswa. Mau menerima pendapat siswa bila itu benar dan mau menegur siswa bila melakukan kesalahan. Memuji siswa bila yang dilakukan siswa itu baik.
(4)
(1) (2) (3) (4)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Hubungan Dengan Orang Tua/Wali Murid Pasal 16 Membina hubungan kerjasama yang efektif dan efisien dengan orang tua/wali murid dalam melaksannakan proses pedidikan. Mermberikan informasi kepada orang tua/wali murid secara jujur dan objektif mengenai perkembangan peserta didik. Merahasiakan informasi setiap peserta didik kepada orang lain yang bukan orang tua/walinya. Memotivasi orang tua/wali murid untuk beradaptasi dan berpatisipasi dalam memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan. Berkomunikasi secara baik dengan orang tua/wali murid mengenai kondisi dan kemajuan peserta didik dan proses kependidikan pada umumnya. Menjunjunng tinggi hak orang tua/wali murid untuk berkonsultasi berkaitan dengan kesejahteraan kemajuan, dan cita-cita anak atau kebutuhan anak akan pendidikan.
Hubungan Dengan Masyarakat Pasal 14 Menjalin komunikasi dan kerjasama yang harmonis, efektif dan efisien dengan masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan pendidikan. Mengakomodasikan aspirasi masyarakat dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran. Peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Berkerjasama secara arif dengan masyarakat untuk meningkatkan prestise dan martabat profesinya. Melakukan semua usaha untuk secara bersama-sama dengan masyarakat berperan aktif dalam pendidikan dan meningkatkan kesejahteraan siswanya Memberikan pandangan profesional, menjunjung tinggi nilai-nilai agama, hukum, moral, dan kemanusiaan dalam berhubungan dengan masyarakat.
BAB III PENGHARGAAN, LARANGAN DAN SANKSI
(1)
(2) (3) (4) (5) (6)
Penghargaan Pasal 15 Penghargaan diberikan kepada tenaga pendidik dan kependidikan sesuai dengan ketetapan kepala sekolah, Majelis Dikdasmen, PCM Belitang dengan mempertimbangkan ketentuan dan kemampuan sekolah atau perserikatan. Jenis dan bentuk penghargaan dapat berupa : Prestasi Kerja Prestasi dalam membimbing siswa sehingga memperoleh suatu kejuaraan Prestasi karena menjuarai suatu kegiatan Tunjangan prestasi kerja yang besarnya diatur lebih lanjut
Larangan Pasal 16 Tenaga pendidik dan kependidikan dilarang : (1) Membuka rahasia pribadi siswa untuk alasan-alasan yang tidak ada kaitannya dengan kepentingan pendidikan, hukum, kesehatan, dan kemanusiaan. (2) Menggunakan hubungan dan tindakan profesionalnya kepada siswa dengan cara-cara yang melanggar norma sosial, kebudayaan, moral, dan agama. (3) Menggunakan hubungan dan tindakan profesional dengan siswanya untuk memperoleh keuntungan-keuntungan pribadi. (4) Melakukan hubungan dan tindakan profesional dengan orang tua/wali siswa untuk memperoleh keuntungan-keuntungan pribadi. (5) Membocorkan rahasia sejawat dan peserta didiknya kepada masyarakat. (6) Menampilkan diri secara ekslusif dalam kehidupan masyarakat. (7) Mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang keliru berkaitan dengan kualifikasi dan kompetensi sejawat atau calon sejawat. (8) Melakukan tindakan dan mengeluarkan pendapat yang akan merendahkan martabat pribadi dan profesional sejawatnya (9) Mengoreksi tindakan-tindakan profesional teman sejawatnya atas dasar pendapat siswa atau masyarakat yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. (10) Membuka rahasia pribadi teman sejawat kecuali untuk pertimbangan-pertimbangan yang dapat dilegalkan secara hukum. (11) Menciptakan kondisi atau bertindak langsung atau tidak langsung yang akan memunculkan konflik dengan sejawat. (12) Memakai sandal/sepatu sandal pada saat mengikuti / melakukan kegiatan sekolah
(13) Mempercepat pulang siswa tanpa seizin Kepala Sekolah atau Wakil Kepala Sekolah. (14) Melakukan kutipan uang atau yang lainnya kepada siswa tanpa sepengetahuan kepala sekolah (15) Menindak siswa diluar batas pembinaan, pendidikan. (16) Meninggalkan kelas pada waktu mengajar, tanpa seizin kepala sekolah. (17) Menggunakan barang-barang milik sekolah untuk kepentingan pribadi tanpa izin Kepala Sekolah. (18) Merokok di lingkungan sekolah kecuali di tempat yang telah ditentukan. (19) Menggunakan HP / Face book pada saat mengajar (di kelas).
(1)
(1)
Sanksi Pasal 17 Apabila tenaga pendidik dan kependidikan tidak mentaati kewajiban – kewajiban dan melanggar larangan-larangan seperti tersebut di atas , maka akan diberikan Sanksi oleh sekolah berupa : a. Peringatan secara lisan dan penindakan secara langsung Diberlakukan bagi tenaga pendidik dan kependidikan yang melanggar kode etik dan tata tertib yang bersifat Kategori Ringan. Penindakan langsung dapat berupa pembinaan akhlaq. b. Peringatan secara tertulis. Diberlakukan bagi tenaga pendidik dan kependidikan yang melanggar kode etik dan tata tertib serta bersifat Pembinaan Awal yaitu yang tidak mengindahkan peringatan secara lisan dan penindakan secara langsung sebanyak 3 (tiga) kali. Peringatan tertulis berupa : 1) Surat peringatan kepada yang bersangkutan. 2) Surat pernyataan c. Pemanggilan Perserikatan Diberlakukan bagi tenaga pendidik dan kependidikan yang melanggar tata tertib yang bersifat pembinaan bersama dengan ketentuan : 1) Telah melalui dua tahapan pembinaan sebagaimana tersebut diatas 2) Melakukan pelanggaran berkatagori berat atau yang akan berdampak negatip. Pemanggilan yang bersifat mendesak dapat dilakukan melalui telpon atau sarana komunikasi lainnya. d. Dikeluarkan dengan tidak hormat Diberlakukan bagi tenaga pendidik dan kependidikan yang melanggar kode etik dan tata tertib yang bersifat dan kategori amat sangat berat.
Penanganan Kasus Pelanggaran Kode Etik Dan Tata Tertib Pasal 18.a. Kepala Sekolah dan wakil Kepala Sekolah berhak melakukan peringatan secara lisan dan penindakan langsung kepada tenaga pendidik dan kependidikan yang melakukan pelanggaran kode etik dan tata tertib.
(2) (3) (4) (5)
(1) (2)
(1) (2)
(3) (4)
Peringatan secara lisan dan penindakan langsung terhadap tenaga pendidik dan kependidikan dicatat dalam buku pembinaan. Peringatan secara tertulis diberikan oleh sekolah dilengkapi dengan data pelanggaran yang telah dilakukan. Pemanggilan Perserikatan dilakukan dengan rekomendasi Kepala Sekolah. Dalam hal sanksi berat dan sangat berat tenaga pendidik dan kependidikan dikeluarkan dengan tidak dengan hormat melalui rapat Kepala Sekolah, Majelis Dikdasmen dan PCM Belitang.
Penanganan Kasus Pribadi Pasal 18.b. Kasus pribadi dimaksudkan sebagai kasus bukan bersifat pelanggaran Kode Etik dan Tata Tertib Tenaga Pendidik dan Kependidikan. Penanganan dilakukan oleh Kepala Sekolah, Majelis dan PCM Belitang.
BAB IV PENUTUP Kode etik dan tata tertib ini mengikat tenaga pendidik dan kependidikan SMA Muhammadiyah Belitang. Setiap pendidik dan tenaga kependidikan secara sungguh-sungguh menghayati, mengamalkan serta menjunjung tinggi kode etik dan tata tertib ini serta qoidah perguruan Muhammadiyah. Kode etik dan tata tertib ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Hal-hal yang belum diatur pada Peraturan Kepala Sekolah ini akan diatur kemudian
Ditetapkan di : Belitang Tanggal : Juli 2015 Kepala Sekolah
SUSILO WALUYO, S.Pd. NBM. 1065625