BAB V
KESIMPULAN,
A.
Kesimpulan
1.
Kesimpulan Umum
IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
SMA Madya Bandung, SMA Bhakti Kalsum Bandung, SMA Bina Taruna Bandung telah
melakukan
dan
suatu
strategi
penerimaan siswa barLt dengan menggunakan konsep
strategi
pemasaran khususnya, umumnya strategi yang digunakan oleh organisasi
dengan
motif
bisnis
atau
. mencari
laba.
Penggunaan strategi tersebut dapat ditolerir, sebagaimana menurut McConkey (1985), motif mencari "laba", dalam arti yang berbeda, dibutuhkan untuk
menghindarkan
pemborosan
ekonomi dan sosial dari sekolah swasta sebagai salah satu bentuk organisasi sosial. Di McCarthy
(1983)
samping
prinsip-prinsip
itu,
umum
dan
menurut
pemasaran
dapat
diterapkan langsung kepada organisasi-organisasi nonlaba. Pengembangan strategi penerimaan
siswa
Madya Bandung, SMA Bhakti KalsLtm Bandung,
baru
dan
SMA
Taruna Bandung dilakukan melalui tahap
analisis
intern dan ekstern, menetapkan
dan
baru
yang
menjadi
sasaran
tujuan
penerimaan
strategi penerimaan siswa baru, dan
siswa
siswa
baru.
Strategi
evaluasi
diorientasikan
112
pada
Bina
situasi
calon
mengembangkan strategi penerimaan siswa baru,
SMA
siswa
baru,
pelaksanaan
penerimaan pemenuhan
213
kapasitas daya tampung yang mereka miliki, karena
inilah
yang menjadi esensi tujuan penerimaan siswa baru mereka.
Terdapat dua jenis strategi yang dikembangkan tiga SMA
swasta
terbentuk
tersebut secara
yaitu
yang
alamiah
dikondisikan,
bersamaan
dengan
dan siklus
kehidupan sekolah-
Pertama, strategi yang dikondisikan. Strategi terdiri atas strategi
tersebut
yang
didirikan,
kepentingan
ajaran.
dan
penerimaan
Pengembangan
sedangkan
yang
siswa
sekolah
bersamaan
pengembangan
pada
layanan dan
sekolah
untuk
setiap
tahun
sekolah
yang
pengembangan
dengan
komponen
sejak
dikembangkan
baru
komponen
dikaitkan dengan misi sekolah dilakukan
dikembangkan
ini
pendirian
layanan
lokasi sekolah;
sekolah
yang
dikaitkan dengan kecenderungan kebutuhan calon siswa baru atau
masyarakat,
besarnya
biaya
dibebankan kepada siswa, kegiatan
pendidikan
dengan
media
advertensi, dan kegiatan promosi dengan pendekatan
biaya
dikembangkan
untuk
kepentingan
promosi
yang
penerimaan
siswa
baru
setiap tahun ajaran.
Kedua,
strategi
yang
berkembang
bersamaan dengan siklus kehidupan sekolah.
berLtpa promosi sumber
tanpa
referensi
yang
media
advertensi,
menyebarkan
secara
alamiah
Strategi
yaitu
informasi
ini
melalui mengenai
214
sekolah bersangkutan dari mulut ke
mulut.
Strategi
memiliki dua sisi. Pertama, meciptakan informasi
ini
positif
apabila menurut pandangan siswa sekolah tersebut memiliki
kualitas tertentu. Kedua, menciptakan
informasi
apabila
lebih
sebaliknya.
Strategi
ini
memberikan
dukungan keberhasilan atau kegagalan strategi siswa
baru
umumnya
dari
calon
pada
siswa
strategi baru
di
lainnya, tiga
negatif
penerimaan karena
sekolah
memperoleh informasi mengenai sekolah
yang
pada
tersebut
bersangkutan
dari teman-temannya yang telah lebih dahulu menjadi siswa di
sana.
tersebut
Penyebaran
di
atas,
informasi
tidak
dari
tertutup
mulut
ke
mulut
kemungkinan
hanya
terjadi pada satu kelompok tertentu (ingroup), yang tidak
merembes pada kelompok lain (outgroup). Oleh karena
itu,
keterandalan informasi belum tentu terjamin.
Keberhasilan
dapat
ditentukan
strategi
berasal
strategi
dari
Komponen layanan sekolah, biaya siswa,
lokasi sekolah,
dan
demikian,
(synergistic)
atas,
tidak
yang
mana.
dibebankan
kepada
strategi
yang
kegiatan
promosi
integritas aktivitas penerimaan siswa bersama-sama
di
baru
mencapai
yang
strategi.
penerimaan siswa baru
Secara
dengan
Dengan
hasil
keseluruhan,
dikembangkan
secara
tujuan.
hasil akhir yang dicapai merupakan
keseluruhan
merupakan
dari
strategi
berorientasi
215
pada pengembangan kualitas situasi intern
yang
meliputi
administrasi sekolah, kelembagaan, ketenagaan, kurikulum, siswa, sarana dan prasarana, dan situasi umum sekolah.
Berdasarkan kesimpulan penerimaan
siswa
baru
di
dalam
pendidikan di tingkat sekolah penyelenggaraan
sekolah
atas, konteks
adalah
secara
makna
strategi
administrasi
pencapaian
efektif
tujuan
dan
efisien
melalui pertimbangan-pertimbangan strategis.
Pertimbang-
an-pertimbangan tersebut terdiri atas: siapa
yang
tuhannya terhadap kebutuhannya,
tersebut. sekolah
layanan
dan
bagaimana
Berdasarkan perlu
sekolah
hal
cara
menganalisis
situasi
dipenuhi,
memenuhi
tersebut,
kelemahan situasi intern, serta yang datang dari
akan
apa
kebutuhan
penyelenggaraan
mengenai
kekuatan
kesempatan
ekstern.
kebu-
dan
Melalui
dan
ancaman
pemanfaatan
kekuatan yang dimiliki situasi intern dan kesempatan yang datang dari situasi ekstern, penyelenggara sekolah mencapai
dapat
tLtjuan secara efektif dan efisien.
2.
Kesimpulan Khusus
a.
Analisis Situasi
Intern dan Ekstern
Analisis situasi dilakukan terhadap situasi intern
dan ekstern sekolah.
Analisis
menghasilkan kekuatan dan
terhadap
kelemahan
situasi
sekolah,
intern
sedangkan
analisis terhadap situasi ekstern menghasilkan kesempatan
216
dan ancaman yang dihadapi oleh
sekolah.
Hasil
analisis
tersebut menunjukkan dukungan dan hambatan strategis yang memperlihatkan kesempatan
pintu
untuk
strategi
memperoleh
yang siswa
dimiliki, baru
apakah
terbuka
atau
dianalisis
oleh
tertutup.
Situasi intern dan ekstern
SMA Madya Bandung, SMA Bhakti
yang
Kalsum
Bandung,
dan
Bina Taruna Bandung merupakan situasi yang secara dan khas mereka hadapi. Dengan demikian, situasi
yang
dihadapi
sama
tetapi
SMA
khusus
meskipun
jenis
dianalisis
secara
berbeda.
Situasi intern
SMA
Madya
Bandung
status akreditasi, pendidikan Agama Islam, asal siswa, kapasitas daya tampung, dan
Kecuali kapasitas daya tampung, menunjukkan
kekuatan
penerimaan siswa baru.
yang
terdiri
kecenderungan
lokasi
situasi
intern
mendukung
atas
sekolah.
lainnya
keberhasilan
Situasi intern SMA
Bhakti
Kalsum
Bandung sama dengan yang dihadapi oleh SMA Madya Bandung, hanya ditambah dengan tenaga pengajar yang
SMA Negeri
Buahbatu
Bandung.
Bagi
SMA
berasal
Bhakti
Kalsum
Bandung, seluruh situasi intern merupakan
kekuatan
mendukung keberhasilan
baru.
penerimaan
siswa
intern SMA Bina Taruna Bandung sama dengan yang
oleh SMA Bhakti Kalsum
Bandung,
hanya
ditambah
dari
yang
Situasi
dihadapi
dengan
217
kecenderungan
lulusannya
yang
tidak
perguruan tinggi. Situasi intern
melanjutkan
yang
menjadi
ke
kekuatan
pendukung keberhasilan penerimaan siswa baru terdiri atas
program pendidikan keterampilan Akuntansi,
kecenderungan
asal siswa, kapasitas
kecenderungan
lulusan
yang
tidak
daya
tampung,
melanjutkan
dan
ke
Status akreditasi, lokasi sekolah,
perguruan
dan
tenaga
tinggi. pengajar
merupakan kelemahan dalam penerimaan siswa baru.
Situasi
ekstern
Bandung terdiri sasaran,
swasta
atas
yang
dihadapi
jumlah
peserta
oleh
Kecuali
situasi ekstern yang
keadaan
dihadapi
SMA
oleh
Madya
EBTA/EBTANAS
persepsi orang tua calon siswa baru,
lainnya.
SMA
keadaan SMA
swasta
SMA
SMP
lainnya,
Madya
Bandung
merupakan situasi yang memberikan kesempatan keberhasilan penerimaan siswa baru. Situasi ekstern yang dihadapi oleh
SMA Bhakti Kalsum BandLtng sama dengan SMA Madya hanya keadaan
SMA
lainnya
yang
dianalisis
yaitu
ditambah
dengan
keterampilan
tambahan.
Seluruh situasi ekstern SMA Bhakti
merupakan
keberhasilan
situasi
yang
Bhakti Kalsum Bandung,
dijadikan
memberikan
penerimaan siswa baru.
dihadapi oleh SMA Bina Taruna
situasi
dan
terhadap
kesempatan
Situasi ekstern
Bandung
hanya keadaan
ekstern,
siswa
SMA
Negeri, dan
Kalsum
kebutuhan
Bandung,
sama SMA
yang
dengan
lainnya
ditambah
SMA tidak
dengan
218
pengembangan Kotamadya peserta EBTA/EBTANAS
SMP
terhadap keterampilan memberikan
Bandung
dan
sasaran
tambahan
kesempatan
rayonisasi.
dan
kebutuhan
merupakan
keberhasilan,
Jumlah siswa
situasi
sedangkan
yang
lainnya
merupakan ancaman terhadap keberhasilan penerimaan
siswa
ba ru.
b. Tujuan Penerimaan Siswa Baru
Tujuan
penerimaan
siswa
baru
tahun
1991/1992 SMA Madya Bandung, SMA Bhakti dan SMA Bina
Taruna
Bandung
Kalsum
dirumuskan
hasil analisis terhadap situasi
dan
situasi
kesempatan yang dimiliki, apakah terbuka Hasil
analisis
inilah
yang
Bandung,
sesuai
internal
masing-masing. Hasil dari analisis
ajaran
eksternal
menghasilkan
atau
dijadikan
dengan
tertutup.
bahan
dalam
merumuskan tujuan. Rumusan tujuannya itu sendiri baik SMA
Madya Bandung, SMA Bhakti Kalsum Bandung, maupun SMA Bina
Taruna Bandung berisi mengenai
jumlah
diperkirakan akan diterima. Di lihat baru yang terdaftar, tujuan
siswa dari
penerimaan
baru
jumlah
siswa
baru
yang siswa SMA
Madya Bandung dapat dikatakan berhasi1, SMA Bhakti Kalsum
Bandung kurang berhasi1,
dan
SMA
Bina
tidak berhasi1 di realisasikan. Namun
Bandung
yang
dicapai
Kalsum
Bandung
apa
oleh SMA Madya Bandung maupun SMA Bhakti tidak menjamin kualitas siswa baru,
Taruna
karena
rasio
calon
219
siswa
baru
diterima
dengan
yang
kurang
mendaftar dari
diterimanya
terhadap
satu.
seluruh
Hal
siswa
baru
tersebut
calon
yang
ditunjukkan
siswa
baru
yang
mendaftar.
c. Cara
Menetapkan
Calon
Siswa
Baru
yang
dijadikan
Sasaran
Calon siswa baru yang dijadikan penerimaan siswa baru tahun ajaran
sasaran
1991/1992
Bandung, SMA Bhakti Kalsum Bandung, dan SMA Bandung ditetapkan berdasarkan
tempat
tinggal
bersangkutan
siswa
rata-rata
terdaftar
berdiri
sampai
1990/1991. Cara penentuannya,
asal
SMP;
kedua,
mana
Bina
SMP
dicari
yang
paling
lokasinya dijangkau
dengan
naik
angkutan
calon siswa
SMA
baru
Bahkti
yang
Kalsum
tidak
Bandung
diterima
besar
yang dapat
Di samping itu,
yang
rata-rata
yaitu
kali
dan
ajaran
berdekatan dengan lokasi sekolah satu
Taruna
tahun
rata-ratanya; dan ketiga, ditetapkan SMP
menggunakan
Madya
sekolah
dengan
ditetapkan
SMA
asal
sejak
pertama
strategi
di
kota.
menetapkan SMA
Negeri
Buahbatu Bandung sebagai sasaran strategi.
Realisasinya,
siswa
sebanyak 82 siswa dari
93
baru
SMA
siswa,
dan
siswa
siswa
dari
Bhakti Kalsum Bandung sebanyak 64
berasal strategi.
dari
SMP
dan
daerah
yang
Madya
dijadikan
Bandung baru 75
SMA
siswa
sasaran
220
Penetapan calon siswa baru yang tidak diterima di
SMA Negeri Buahbatu Bandung sebagai sasaran strategi SMA Bhakti Kalsum tidak tepat, di mana siswa baru yang berasal dari sana hanya tujuh orang. Hal ini kemungkinan disebabkan mereka yang mendaftarkan diri ke SMA Negeri Buahbatu Bandung bertempat tinggal jauh dari
SMA
Bhakti
Kalsum Bandung.
d. Komponen Layanan Sekolah
Komponen layanan
sekolah dikembangan SMA Madya
Bandung, SMA Bhakti Kalsum Bandung, dan SMA
Bina
Taruna
Bandung sesuai dengan hasil analisis situasi
intern
dan
ekstern, tujuan penerimaan siswa baru, calon
siswa
baru
yang dijadikan sasaran strategi. Komponen layanan sekolah yang
dikembangkan
strategi SMA
Madya
Agama Islam, dan
Bandung
dan
berupa
dijadikan
Bandung
yang
program
yaitu
pemicu
keberhasilan
pendidikan
dikembangkan
SMA
Bhakti
ekstrakurikuler
Komputer. SMA Bina Taruna mengembangkan
tambahan Kalsum
Keterampilan
fasilitas
fisik
sebagai komponen layanan sekolah.
Pertimbangan pemilihan
komponen
tersebut disesuaikan dengan analisis
layanan
mengenai
sekolah
kebutuhan
calon siswa baru terhadap layanan sekolah, baik kurikuler
maupun ekstrakurikuler.
Realisasinya,
komponen
sekolah yang sesuai dengan kecenderungan kebutuhan
layanan calon
*7*>1
«swa baru dan memiliki ciri kha. <1 kh3S te™Vata efektif. Hal 1M ^Perti terlihat dari ala„ laSa" merek* ^masuki SMA «adya Bandung atau SMA Bhakti Kal. » ktl Kal5Um Bandung, dan t±d memilih ..
SMA
Bina
Ta.
«ma
Taruna
Bandungy
tinggalnya dekat dengan sekolah in._
mesHn,ln
meskipun
tempat
- — SiS-a yang bersifat negatif «eny ang, seperti ken>udahan untuk ^ ^ ^ tidak h .
dipenuhi ^oleh sekolah sekolah,
., karena bukan merupakan
bagian dari komponen layanan sekolah Dis oian- Disamping kebutuhan siswa
i-o^h=^ terhadap
. kmMMmn
tersebut
itu *
— menJadi alasan _Muki setoiah_ h^ ini ^^ —
Pada pembagian rapot BemBBter ^^^
-I- anaknya fcapada „ali kelasj „kenapa dia _^^
:;;7ta niiai ^ aikatrol'
[murni T"1
o_i
—• ~. ™«- *™.t
"*JS -Selain itu, tingkat kenaikan kelas
dan kelulusan setiap tahun di-tiaa SM* * ui tiga SMA tersebut dapat dikatakan 99V
di
atas
u,, ,
Hal tersebut terjadi pula di SMA
Bandung, yang tingkat kenaifcan ^^ ^
Negeri Buahbatu Banri.mn
kelulusannya setiap tahun berkisar •antara antara 97V V7/i
sampai 997
e. Biaya yang Dibebankan Kepada Siswa
-enis-jenis biaya yang dibebankan k.pad. s±5wa „ 9, SMA Bhakti Kalsum Bandung, dan
oleh SMA Madya Bandung, SMA Rh^f
SMA Bina Taruna Bandung terdiri
atas
uang
uang dana pembangunan, SPP, dan uang biaya ditentukan berdasarkan
pendaftaran,
evaluasi.
kebutuhan
Besarnya
operasionalisasi
sekolah dan kemampuan membayar.
Besarnya biaya, apabila dikaitkan dengan
komponen
layanan sekolah yang sesuai dengan kebutuhan siswa
tidak
sensitif,
tidak
dalam
arti
besar—kecilnya
biaya
mempengaruhi keputusan pemilihan sekolah. Meskipun yang dibebankan oleh SMA Madya
Kalsum Bandung lebih besar
Bandung, tetapi
karena
Bandung
dari
tidak
sekolah yang sesuai dengan
pada
dan
SMA
adanya
kebutuhan
biaya
SMA
Bhakti
Bina
Taruna
komponen calon
layanan
siswa
baru
mengakibatkan mereka lebih memilih SMA Madya Bandung atau SMA Bhakti Kalsum, meskipun bertempat tinggal di
sekitar
SMA Bina Taruna Bandung. Penetapan biaya yang
dibandingkan dengan
lebih
penetapan
mencicil. Penetapan biaya
murah
besarnya biaya yang dijalankan
uang
oleh
dana
dengan
dijalankan
diikuti
berhasil. SMA
efektif
biaya
yang
karena tidak
efektivitas strategi lainnya, tidak
Bandung, yaitu menetapkan
tidak
pembayaran
lebih
oleh SMA Bina Taruna Bandung,
murah
oleh
Penetapan
Bhakti
pembangLtnan
Kalsum
lebih
murah 33,33 '/. bagi calon siswa baru yang berasal dari SMP
Bhakti
Kalsum
Bandung,
dan
pembayaran
uang
dana
223
pembangunan secara cicilan bagi seluruh calon siswa dapat dikatakan berhasil. Hal ini
terlihat
siswa baru yang berasal dari SMP
Bhakti
dari
baru
alasan
Kalsum
Bandung
dan dari SMP lainnya.
f. Pertimbangan dalam Menetapkan Lokasi Sekolah Lokasi SMA
Madya
Bandung didasarkan pada
Bandung
dan
pertimbangan
SMA
Bina
sudah
Taruna
tersedianya
lahan, sedangkan lokasi SMA Bhakti Kalsum didasarkan pada pertimbangan
mendekati
lokasi
SMA
Negeri
Buahbatu
Bandung. Di samping itu, SMA Madya Bandung dan SMA Bhakti Kalsum Bandung memperhatikan pula masalah dukungan sarana transportasi yang dapat menjangkaunya dari berbagai arah. Sementara itu pemilihan lokasi SMA kurang
memperhatikan
sarana
Bina
Taruna
Bandung
transportasi
yang
mendukungnya, di mana angkutan kota yang melaluinya hanya jurusan
Ciparay-Buahbatu
dengan
terminal
akhir
dekat
lokasi SMA Madya Bandung.
Siswa baru tahun ajaran 1991/1992 di SMA
Madya
Bandung
dan
SMA
Bhakti
yang
terdaftar
Kalsum
Bandung
menilai bahwa sekolah pilihan mereka itu mudah di jangkau oleh kendaraan Ltmum atau angkutan kota.
Tetapi
atau tidak oleh
menjadi
kendaraan
umum
tidak
calon siswa baru akan memilih sekolah tersebut.
terlihat dari 38 siswa SMA Madya Bandung dan
dilewati jaminan Hal
lima
ini
siswa
224
SMA Bhakti Kalsum Bandung bertempat dan melewati
SMA
Bina
Taruna
tinggal
Bandung.
di
Alasan
mereka
Bina
Taruna
terdiri atas belum mengetahui
situasi
SMA
Bandung,
mengaku
sudah
dan
sebagian
lagi
sekitar
mengetahui
kondisi negatif SMA Bina Taruna Bandung seperti
mahalnya
biaya EBTA/EBTANAS.
g.
Kegiatan Promosi
Kegiatan
promosi
yang
dikembangkan
"Bandung, SMA Bhakti Kalsum Bandung, dan SMA
SMA
Madya
Bina
Taruna
Bandung terdiri atas kegiatan promosi dengan maksud untuk menyampaikan informasi baik melalui alat
promosi
massal
maupun alat promosi perseorangan.
Alat promosi massal melalui penyampaian
dengan spanduk
dan
poster
efektif
untuk
informasi
menyampaikan
kapan dimulainya penerimaan siswa baru. Efektivitas media
spanduk
dan
poster
ini
diperkirakan
akan
meningkat
apabila dipasang di daerah yang diperkirakan akan menjadi
asal calon siswa baru. Penyampaian informasi dengan media brosur efektif untuk menyampaikan mengenai apa yang dapat
diperoleh di suatu sekolah. Efektivitas ini akan meningkat
apabila
disebarkan
langsung
diperkirakan ke
alamat
calon siswa baru, karena yang memegang keputusan mengenai
pemilihan suatu sekolah pada orang tua calon siswa baru.
umumnya
berada
di
tangan
Informasi yang paling efektif
225
disebarkan dari mulut ke mulut melalui
dan, kegiatan untuk
memperlihatkan
sumber
referensi
eksistensi
sekolah.
Informasi yang disampaikan dapat berupa informasi positif atau negatif. Hal ini terlihat dari alasan siswa baru SMA
Madya Bandung dan SMA Bhakti Kalsum, bahwa mereka memilih sekolah
tersebut
dan
tidak
memilih
SMA
Bandung atau SMA lainnya didasarkan pada
Bina
Taruna
informasi
teman-temannya yang sudah terlebih dahulu sekolah di
dari SMA
«
yang
bersangkutan.
advertensi ini
sering
Efektivitas
diperkirakan
melakukan
promosi
meningkat
publisitas
melalui
yang secara fisik dapat dilihat oleh melalui
penyelenggaraan
tanpa apabila
media sekolah
kegiatan-kegiatan masyarakat
peringatan
hari
seperti
besar
dan
pertandingan olah raga.
B. Implikasi
Hasil
Penelitian
terhadap
Administrasi
Pendidikan di Tingkat Sekolah Implikasi yang dimaksud di strategi
penerimaan
pendirian SMA
siswa
swasta
yang
sini
baru
yaitu
terhadap
dikaitkan
implikasi perencanaan
dengan
realisasi
RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Sekolah).
Ada empat pertimbangan yang diperlukan dalam
perencanaan
pendirian SMA swasta.
Hal
pertama
yang
merencanakan pendirian
SMA
perlu
dipertimbangkan
swasta
yaitu
luas
dalam wilayah
layanan sekolah, yang menyangkut potensi calon siswa barLt
226
baik di lihat dari jumlah SMP maupun Pertimbangan
ini
dibutuhkan
tempat
tinggalnya.
untuk
membenarkan
didirikannya sekolah di tempat tersebut.
Pertimbangan kedua,
karena wilayah layanan sekolah
tersebut tidak hanya dibatasi oleh wilayah saja,
maka
perlu
pula
administratif
mempertimbangkan
sarana
transportasi yang kemungkinan digunakan calon siswa untuk
baru
menuju sekolah.
Pertimbangan
ketiga,
perlu
melihat
jumlah
SMA
swasta sejenis yang berada dalam wilayah tersebut, karena semakin banyak SMA swasta pada wilayah yang terbatas maka potensi calon siswa baru semakin terbagi ke dalam
jumlah
yang kecil. Jumlah calon siswa baru yang
terdapat
satu
secara
wilayah
layanan
sekolah
tidak
dalam mutlak
membenarkan berdirinya suatu sekolah.
Perimbangan
keempat,
siswa baru terhadap layanan
memenuhi
sekolah
kebutLthan
yang
dikembangkan.
Kesesuaian layanan sekolah, baik kurikuler maupun kurikuler, dengan kebutuhan calon membuat sekolah, apabila
aspek-aspek menjadi
lain,
tidak
layanan sekolah
siswa maka sekolah sensitivitas
tidak
besarnya
siswa
seperti
sensitif. sudah
perlu biaya
baru
biaya Dengan
sesuai
lokasi
kata
dengan
lokasi
ekstra
cenderung
dan
menghawatirkan dan
calon
lain,
kebutuhan
masalah sekolah.
227
Kesesuaian layanan sekolah dengan kebutuhan
baru, cenderung kualitas
menurut
dilihat
sekolah.
Dengan
pandangan
kriteria kualitas
oleh
demikian,
sekolah menurut
mereka
belum
calon
sebagai
kriteria
kriteria
kualitas
tentu
calon
siswa
sama
siswa
baru.
dengan Meskipun
menurut pandangan sekolah layanan yang dikembangkan sudah memenuhi kriteria kualitas, apabila tidak kebutuhan calon siswa baru belum
tentu
sesuai
dengan
menjamin
mereka
akan menjadi siswanya.
Berdasarkan penerimaan
peningkatan
siswa
hal baru
kualitas
tersebut
di
berimplikasi
baik
atas,
strategi
terhadap
perlunya
berdasarkan
ditetapkan sekolah maupun calon
siswa
kriteria baru.
yang
Kesesuaian
ini, bagaimanapun juga, lebih menjamin suplai calon siswa baru dari dimilikinya
pada
yang
jaminan
tidak. suplai
Lebih calon
jauh siswa
lagi, baru
dengan berarti
realisasi Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah
lebih terjamin, baik dilihat dari kembalinya diinvestasikan
maupun
jaminan
modal
terselenggaranya
yang proses
belajar mengajar yang berkelanjutan. C.
Rekomendasi
1. Rekomendasi untuk SMA Madya Bandung, SMA Bhakti Kalsum Bandung, dan SMA Bina Taruna Bandung Jumlah siswa baru bagi SMA swasta merupakan yang paling penting dalam sumber pembiayaan. Oleh
aspek karena
228
itu, penerimaan siswa baru pada setiap tahun ajaran perlu direalisasikan melalui
pelaksanaan
strategi
penerimaan
siswa baru. Strategi penerimaan siswa baru tidak menerima siswa kualitas.
sebanyak—banyaknya,
tanpa
berarti
memperhatikan
Apabila hanya mementingkan kuantitas saja
maka
secara alamiah pula akan menjadi bumerang, sehingga
pada
akhirnya akan secara lambat tapi pasti jumlah siswa
yang
sudah diperoleh akan kembali menurun. Sebaliknya, apabila memberi
penekanan
alamiah
akan
memiliki
pada
menjadi
kemampuan
aspek
kualitas,
komponen
pemicu
layanan
maka
secara
sekolah
keberhasilan
yang
strategi
penerimaan siswa baru.
Berdasarkan hal tersebut di atas, direkomendasikan
beberapa kegiatan
dalam
strategi
penerimaan siswa baru. Rekomendasi ini meliputi
perumusan
tujuan,
dapat
ditempuh
penetapan calon siswa baru yang
strategi,
komponen layanan sekolah,
kepada siswa, a.
yang
biaya yang dibebankan
Intern
dan
Ekstern
intern dan ekstern yang dianalisis
situasi yang secara nyata mempengaruhi baru. situasi
sasaran
lokasi sekolah, dan kegiatan promosi.
Analisis Situasi
Situasi
menjadi
Direkomendasikan ekstern,
karena
untuk
benar-benar
situasi
tidak dapat dikendalikan oleh
penerimaan
ini
sekolah.
berupa
siswa
menganalisis
kecenderungannya Situasi
ekstern
229
yang
perlu
diperhatikan
EBTA/EBTANAS di
SMP
yang
masyarakat terhadap mereka
b.
terdiri
SMA,
atas
dijadikan dan
jumlah
peserta
sasaran,
kebutuhan
persepsi
siswa
setelah
lulus SMA.
Tujuan Penerimaan Siswa Baru
Perumusan
tujuan
tidak
hanya
berisi
mengenai
berapa jumlah siswa baru yang akan diterima, tetapi
juga
meliputi
akan
berapa
jumlah
calon
siswa
baru
mendaftarkan diri. Rasio jumlah
calon
siswa
yang baru
mendaftar terhadap jumlah siswa baru yang diterima dari
satu,
sehingga
dimungkinkan
seleksi penerimaan siswa
baru.
untuk
Dengan
penerimaan
siswa
baru
tahun
lebih
melaksanakan
demikian
penerimaan siswa baru dapat dicontohkan sebagai "Pada
yang
ajaran
tujuan berikut:
...
dapat
ditarik calon siswa baru sebanyak . . . orang, dan diterima
...'/. dari jumlah calon siswa baru yang syarat— syarat atau kriteria
mendaftar
..."
c. Cara Menetapkan Calon Siswa Baru yang Menjadi Strategi Calon
strategi asal
untuk
siswa
yang
akan
penerimaan siswa baru,
tidak
SMP atau tempat
baru
tinggalnya
mengkombinasikan
jumlah calon strategi
siswa
baru
lebih realistis.
dengan
kedua
yang
dijadikan
hanya
saja.
cara
akan
Sasaran sasaran
berdasarkan
Direkomendasikan
tersebut,
dijadikan
sehingga
sasaran
230
Berdasarkan hal tersebut di atas, dalam menetapkan calon siswa baru yang dijadikan sasaran penerimaan
baru harus dilakukan menetapkan SMP yang
dalam
beberapa
lulusannya
akan
langkah.
yang bertempat tinggal sasaran
strategi
di
daerah
penerimaan
Pertama,
dijadikan
strategi penerimaan siswa baru. Kedua,
siswa
sasaran
menetapkan
yang
akan
siswa
dijadikan
baru.
menentukan potensi kuantitatif lulusan SMP berasal dari tempat tinggal sasaran untuk
siswa
Ketiga,
sasaran menjadi
yang calon
siswa baru. Potensi kuantitatif lulusan SMP sasaran
yang
berasal dari tempat tinggal sasaran dihitung dengan
cara
jumlah lulusan SMP sasaran dikurangi dengan lulusan
yang
tidak melanjutkan, dikurangi dengan lulusan yang diterima di SMA Negeri dan lulusan yang melanjutkan ke SMA
swasta
kejuruan. Angka terakhir, yang berisi potensi melanjutkan ke SMA yang bersangkutan diperkiraan jumlah baru
yang
akan
menjadi
perhatikan gambar di
siswa
bawah ini.
baru.
calon
Lebih
siswa
jelasnya
>31
GAMBAR 19
CARA MENENTUKAN
CALON SISWA BARU YANG DIJADIKAN SASARAN
STRATEGI PENERIMAAN SISWA BARU
Tidak
Me
lanjutkan Kejuruan Lulusan
SMP
sasaran
yang ber tempat ting gal di dae rah
SMA negeri
sasaran
strategi
Umum
Melanjutkan Kejuruan
SMA swasta
Jumlah lulusan SMP yang berpotensi untuk menjadi calon siswa baru SMA
Perkiraan lulusan di setiap SMP
sasaran
strategi
SMA Madya Bandung, SMA Bhakti Kalsum Bandung dan SMA Bina
Taruna Bandung yang berpotensi menjadi calon antara 857. dan 957.. Sebenarnya,
karena
harus
dikurangi
dengan
melanjutkan, diterima di SMA
angka
ini
lulusan
negeri,
siswa
baru
belum
final
yang
tidak
memasuki
dan
SMA
swasta kejuruan. Sisanya merupakan jatah untuk SMA swasta
232
umum. Angka ini pun harus dipisahkan antara lulusan
yang
bertempat tinggal
yang
di
dalam
menjadi sasaran strategi.
dan
di
luar
daerah
Apabila dibuat suatu
formulasi
tampak di^bawah ini. FORMULA PERHITUNGAN POTENSI DARI
SMP
1 CALON SISWA BARU
SASARAN
^t= Lt-1 " (L5t-l+ L0t-l" Lnt-1" Lkt-i> di
mana:
1)
CS =
2)
L
3)
Ls = Jumlah lulusan SMP sasaran yang bertempat tinggal
di
luar daerah atau tempat tinggal
=
Potensi calon siswa baru dari SMP sasaran,
Jumlah lulusan SMP sasaran,
sasaran,
4) Lo = Jumlah lulusan yang tidak melanjutkan,
5)
Ln = Jumlah lulusan yang diterima di SMA negeri,
6) Lk = Jumlah lulusan yang memasuki SMA swasta kejuruan, 7)
t =
tahun ajaran sekarang, dan
8)
t-i =
tahun ajaran sebelumnya.
Selain
hal
tersebut di atas,
penetapan
prosentase
potensi calon siswa baru masing-masing sekolah yang
akan
mendaftar belum final. Angka 107. yang ditetapkan oleh SMA Madya Bandung, SMA Bhakti Kalsum Bandung,
Taruna Bandung masih
kasar
karena
tidak
dan
SMA
Bina
memperhatikan
jumlah potensi calon siswa baru di setiap SMP sasaran dan
233
rata-rata siswa baru terdaftar yang berasal dari SMP yang bersangkutan pada
setiap
tahunnya.
Perkiraan
tersebut
dapat diformulasikan di bawah ini. FORMULA 2
PERHITUNGAN POTENSI CALON SISWA BARU YANG MENDAFTAR DARI
^
SMP SASARAN
SF
CFt =
x 1007. "CS~
di
mana:
1) CFt= Potensi calon siswa baru yang
diperkirakan
akan
mendaftar dari SMP sasaran untuk tahun ajaran sekarang; 2) CS= rata-rata potensi calon siswa
baru
setiap
yang berasal dari SMP sasaran yang dihitung
dengan
merata-ratakan
1,
hasil
perhitungan
FORMULA
tahun cara
sehingga
tampak sebagai berikut: FORMULA
3
PERHITUNGAN RATA-RATA POTENSI CALON SISWA BARU DARI
SMP SASARAN
i=n
£ ^-i. "<«-Bt_1+ Lat_r Lnt_±- Lk^) CS
=
i=l n
di
mana:
a) n-
jumlah
rata—rata,
dan
tahun
ajaran
yang
akan
dihitung
dalam
b) i= tahun pertama yang akan diperhitungkan; dan 3) SF= rata-rata potensi calon siswa baru yang pada
setiap
merata-ratakan
tahun
yang
hasil
dihitung
perhitungan
mendaftar
dengan
FORMULA
2,
cara sehingga
tampak sebagai berikut: FORMULA PERHITUNGAN
DARI
4
RATA-RATA POTENSI
SMP SASARAN
YANG
CALON
SISWA
BARU
MENDAFTAR
i=n
-I CF. . -
SF = /
f—> i=l
ti
CF^.-.
.
ti-1
n
Kasus penetapan potensi
baru yang dijadikan
sasaran
baru SMA Madya Bandung,
kuantitatif
strategi
SMA Bhakti
calon
siswa
penerimaan
siswa
Kalsum
Bandung,
dan
SMA Bina Taruna Bandung tampak pada tabel di bawah ini.
235
TABEL 21
PENETAPAN POTENSI
KUANTITATIF CALON SISWA BARU
SMA MADYA BANDUNG, SMA BHAKTI KALSUM BANDUNG, DAN SMA BINA TARUNA BANDUNG
Perkiraan Potensi Kuantitatif SMA Madya SMA Bhak- SMA
Komponen
1.
Bina
Taruna
Kalsum
Peserta EBTA/EBTANAS
tahun ajaran 1990/1991
di SMP-SMP yang dija dikan sasaran strategi 2.
1.613
2.097
1.148
1.450
1.880
1.030
145
188
103
Lulusan yang berpoten si menjadi calon siswa baru
3.
Perkiraan potensi ca lon siswa baru yang akan
mendaftar
Sumber: Dioleh dari Analisis Situasi Eksternal
Apabila
menggunakan
formulasi
di
perhitungan harus melalui jumlah lulusan tinggal di daerah yang menjadi
sasaran
mengenai
lulus, siswa yang diterima
di
melanjutkan ke SMA
kejuruan,
bertempat
di
SMA
tidak swasta
jumlah
siswa
yang
negeri,
siswa
yang
yang
tidak
dihimpun
dari
SMP-SMP sasaran dapat dihitung potensi calon siswa
siswa
melanjutkan,
dan
swasta
SMA
yang
maka
strategi,
melanjutkan, diterima di SMA negeri, dan kejuruan. Berdasarkan data
atas,
tempat
tinggal
barunya. Berikut perhitungan
siswa
yang
potensi
calon
siswa
dari SMP sasaran dengan menggunakan formula di atas.
baru
236,.
Sebagaimana halnya penetapan b*rdasarkan asal
SMp
dan tempat tinggal calon siswa baru, „„netapan pendaftar ke SMA Negeri
Buahbatu yang
akan
strategi penerimaan siswa baru tido(,
dijadikan
sasaran
dapat dilakukan
tanpa memperhatikan tempat tinggalnya. Dengan demikian, penetapan potensi kuantitatif caloM siswa baru yang berasal dari pendaftar yang tidak dit&(.ima di SMA Negeri Buahbatu Bandung difokuskan pada pendattar yang bertempat tinggal di daerah yang dijadikan %a5aran Berdasarkan hal
strategi.
tersebut,, K penetapan ,. v.
dijadikan target dengan dasar pertimbaMgan di atas dapat digambar di
bawah ini.
237
GAMBAR
20
CARA MENENTUKAN PENDAFTAR KE SMA NEGERI BUAHBATU BANDUNG YANG BERPOTENSI MENJADI SISWA BARU SMA BHAKTI KALSUM BANDUNG
Diterima
Tinggal di
Pilihan
luar dae rah an
sasar strate
gy
Tidak
Pendaftar
Di
terima
Pilihan
II
Jumlah pendaftar yang tidak diterima di SMA Negeri Buahbatu Bandung dan berpotensi untuk menjadi siswa baru
Jumlah pendaftar pilihan satu yang tidak di SMA Negeri Buahbatu Bandung dan yang
menjadi
sasaran
cenderung memiliki
Bhakti Kalsum memilih
strategi
penerimaan
karena
mereka
yang
dekat
swasta
yang
bertempat
strategi penerimaan
tinggal
siswa
di
baru,
luar
dalan
daerah
siswa
baru
baru
cenderung dengan
tinggalnya. Pendaftar lainnya, baik pilihan dua,
dari
potensi untuk menjadi siswa
Bandung,
sekolah
berasal
diterima
satu
daerah
SMA
untuk tempat
maupun sasaran
menetapkan
SMA
238
Negeri Buahbatu Bandung sebagai pilihan cenderung diikuti tindakan spekulasi dan mengabaikan tinggalnya
dan
sekolah.
jarak
Spekulasi
(Nilai
EBTANAS
Murni).
disesuaikan dengan daya
negeri, sehingga angka NEM
berfluktuasi
mengikuti
yang
yang
dimiliki
minimal
yang
terpenuhinya
jumlah siswa yang mendaftarkan
ketika calon siswa baru atau orang
pada
diterima sekolah
diterima
daya
diri.
karena
didasarkan
Jumlah
tampung
tempat
terjadi
penerimaan siswa baru di sekolah negeri NEM
antara
tampung
Spekulasi
tuanya
akan
terjadi
memperkirakan
suatu sekolah negeri akan menerima siswa baru dengan yang
dan
NEM
rendah.
Kasus penetapan calon siswa
baru
yang
sasaran penerimaan siswa baru SMA Bhakti
di atas, ditetapkan sekitar pendaftar ke SMA
Negeri
40%
dari
Buahbatu
dijadikan
Kalsum
seperti
perkiraan
Bandung,
yaitu sekitar 320 siswa. Realisasi jauh
jumlah
800
dari
siswa,
kenyataan,
karena kekeliruan menaksir jumlah pendaftar ke SMA Negeri Buahbatu Bandung tanpa kedua.
Pemisahan
diantisipasikan
memisahkan
ini
dengan
Bandung, karena yang
pilihan
penting, baik
akan
oleh
menerima
pengumumam diterima atau tidak
Bandung, yaitu pendaftar pilihan
di
pertama
sebagaimana SMA
SMA
telah
Bhakti
surat
pertama.
Kalsum
yang
Negeri
dan
berisi Buahbatu
Selain
tidak
239
adanya
pemisahan
pendaftar
pendaftar,
pilihan
pertama
memperhatikan kedua hal sasaran
strategi
daerah
tempat
tinggal
diabaikan.
tersebut,
penerimaan
Apabila
kekeliruan siswa
penetapan
baru
dapat
diminimalisir, karena penetapan sasaran penerimaan
siswa
baru lebih realistis. Penetapan potensi calon siswa
yang berasal dari calon siswa baru SMA negeri yang diterima 1,
dapat
FORMULA 2,
dihitung
FORMULA 3,
Perubahan
yang
dengan DAN FORMULA
menggunakan
baru
tidak FORMULA
4.
tampak
pada
FORMULA
siswa
baru
yang
1
sebagai
berikut:
1) CS =
Potensi
calon
berasal
pendaftar pilihan pertama SMA negeri sasaran
yang
dari tidak
diterima,
2) L = Jumlah pendaftar pilihan pertama yang diterima, 3) Ls = Jumlah pendaftar pilihan pertama
tinggal di 4) Lo =
yang
bertempat
luar daerah atau tempat tinggal sasaran,
Jumlah
pendaftar
pilihan
pertama
yang
tidak
diterima tetapi tidak melanjutkan,
5) Ln = Jumlah pendaftar pilihan pertama yang diterima,
6) Lk =
JLtmlah
pendaftar
pilihan
pertama
diterima tetapi memasuki SMA swasta kejuruan,
7)
t = tahun ajaran sekarang, dan
8)
t—1 = tahun ajaran sebelumnya.
yang
tidak
240
Perubahan yang tampak pada FORMULA 2,
FORMULA
3,
dan FORMULA 4 sebagai berikut:
x> CFt= Potensi calon siswa baru yang mendaftar dari
pendaftar
yang
diperkirakan
tidak
diterima
di
akan SMA
negeri untuk tahun ajaran sekarang;
2) CS- rata-rata potensi calon siswa yang berasal dari pendaftar pilihan
baru
setiap
pertama
yang
tahun tidak
diterima di SMA negeri; dan
3) SF = rata-rata siswa baru yang berasal dari
pendaftar
pilihan
di
pertama
yang
tidak
diterima
perhitungan
potensi
SMA
negeri.
Berikut calon
siswa
contoh baru
dengan
Misalnya, dari
jumlah
tidak diterima
atau
pilihan
pertama
menggunakan
pendaftar CS
=
yang
507.
tidak
cara
pilihan dari
kuantitatif atas.
pertama
jumlah
diterima,
diperkirakan akan mendaftarkan diri atau CF
CS;
di
yang
pendaftar
dan =
yang
40%
dari
maka dari jumlah pendaftar pilihan pertama yang tidak
diterima (lihat TABEL 21), sebanyak 75 siswa, menjadi
calon
siswa
baru
sebanyak
38
berpotensi siswa
dan
diperkirakan menjadi siswa baru sebanyak 16 siswa.
Berdasarkan hal tersebut di atas, apabila
dari sumber calon
siswa
baru,
lokasi
yang
dilihat
berdekatan
dengan SMA Negeri BLiahbatu Bandung secara strategis belum
241
tentu menguntungkan, tetapi
apabila
lain, yaitu
pengajar
lebih
sumber
berpengaruh
tenaga
dalam
dilihat
memperoleh
kemungkinan bukan berasal dari
dari
sisi
diperkirakan
akan
siswa
baru,
yang
pendaftar
yang
limpahan
tidak diterima di SMA Negeri Buahbatu Bandung. d. Komponen Layanan Sekolah
Komponen
layanan
sekolah
yang
disesuaikan dengan kebutuhan calon
memberi bekal untuk layanan
sekolah
memasuki ini
keterampilan dengan
dikembangkan
siswa
lapangan
berupa
baru,
kerja.
program
memanfaatkan
seperti
Komponen pendidikan
kelebihan
jumlah
perminggunya. Di mana dalam satu minggu terdapat 41
sedangkan rata-rata alokasi waktu sebanyak 38 jam.
Jenis
dengan kualifikasi
program
pekerjaan
untuk
setiap
pendidikan
yang
jam
jam,
program
disesuaikan
diminta
oleh
dunia
menjadi
tidak
usaha di wilayah layanan sekolah.
e. Biaya yang Dibebankan kepada Siswa Biaya yang dibebankan kepada siswa
sensitif apabila komponen layanan sekolah kebutuhan. Dengan demikian, perlu
biaya
yang
operasional
berakibat
sekolah.
terlalu sekolah.
pada
Lebih
rendah Biaya
sesuai
menghindari
karena yang
tidak
terpenuhinya
jauh
akan
akan terlalu
penetapan
mempengaruhi rendah
sejumlah
mengakibatkan
dengan
akan
kebutuhan
menurunnya
242
kualitas
sekolah,
sehingga
akan
menjadi
penghambat
keberhasilan penerimaan siswa baru pada masa mendatang. f.
Lokasi
Sekolah
Lokasi
sekolah
yang
ada
tidak
dapat
dirubah.
Kelemahan lokasi sekolah yang dimiliki dapat diminimalkan
melalui pengembangan strategi tersebut di
g.
komponen
layanan
sekolah
atas.
Kegiatan Promosi
Kegiatan promosi yang direkomendasikan berupa alat promosi massal
dengan
mengedarkan
alamat rumah calon siswa baru,
brosur
peserta
langsung
ke
EBTA/EBTANAS
di
SMP yang menjadi sasaran strategi, atau orang tuanya yang dilokalisir
kendaraan
(daftar
berdasarkan
umum.
Alamat
peserta
jangkauan
ini
satu
dapat
EBTA/EBTANAS).
kali
dilihat
Apabila
naik
pada
US—1
menggunakan
spanduk, maka tujuan utamanya adalah memberikan informasi
mengenai kapan dimLtlainya karena itu,
pemasangan
penerimaan spanduk
siswa
dianjurkan
tempat tinggal calon siswa baru yang Apabila alat promosi personal,
promosi, maka
tersebut
keterandalan
dimaksudkan informasi,
Oleh
sekitar
sasaran.
yaitu penyebaran informasi
dikembangkan
fakta. Hal ini
di
dijadikan
dari mulut ke mulut akan informasi
baru.
untuk
sehingga
sebagai
perlu
didukung
meningkatkan di
kegiatan
samping
oleh
tingkat dapat
243
menjangkau
kelompok
(ingroup)
informan
juga
dapat
atas
yaitu
menjangkau di luar kelompoknya (outgroup).
Konsekuensi
dari
rekomendasi
dibutuhkannya sejumlah dana
untuk
di
pelaksanaan
penerimaan siswa baru. Oleh karena itu,
memasukan unsur biaya
atau
Pendapatan
dan
Belanja
RAPBS
Sekolah).
yang
dari
komentar
strategi
(Rencana
Anggaran
biaya
dapat
dijalankan
aspek biaya ini akan tertutupi
dilihat
untuk
Unsur
strategi penerimaan siswa baru tidak tetapi apabila strategi
direkomendasikan
pengeluaran
penerimaan siswa baru ke dalam
kembali.
kepala
strategi
untuk
dihindarkan, berhasi1
Hal
sekolah
ini
dan
maka dapat
panitia
penerimaan siswa baru di SMA Madya Bandung dan SMA Bhakti
Kalsum
Bandung.
Mereka
menyatakan,
Apabila tanpa kegiatan promosi diperoleh siswa 10 orang dan seandainya menggunakan kegiatan promosi diperoleh siswa sebanyak 25 orang, maka yang 15 orang merupakan 'keuntungan' yang dapat digunakan untuk menutupi biaya kegiatan promosi".
2. Rekomendasi untuk Pengambil Kebijakan Perlu
berdirinya SMA, wilayah
Tindakan
mempertimbangkan
baik
berdasarkan
ini
negeri
maLtpun
luasnya
diperlukan
untuk
tersebut.
diperhatikan, maka di
wilayah
sekolah
untuk
Apabila tersebut
di
layanan
membenarkan
jenjang
pengaturan
swasta,
wilayah
suatu SMA di wilayah
kejenuhan
masalah
hal akan SMA
suatu
sekolah.
berdirinya ini
tidak
mengalami yang
akan
244
mengakibatkan sedikitnya jumlah siswa di setiap
sekolah,
sehingga menimbulkan ketidakefisienan penyelenggaraan SMA
baik
negeri
maupun
swasta.
Apabila
wilayah
sekolah ini dibayangkan sebagai sebuah kue, maka banyak sekolah semakin kecil bagian masing-masing.
layanan semakin