PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ANA ALISIS KO ONTRAS TIF AFIK KSASI BAHA ASA DAYA AK LINOH DENGA AN BAHA ASA INDO ONESIA SKRIPSII
Diaj ajukan untuk k Memenuhi Salah Satu S Syarat Memperoleh M h Gelar Sarjaana Pendidikkan Program m Studi Pen ndidikan Bahhasa Sastra IIndonesia
Oleh: Lusian nus Rinata P Pratama 1112240800
PROGRAM STUD DI PENDID DIKAN BAH HASA SAST TRA INDO ONESIA JURUS SAN PENDIIDIKAN BA AHASA DA AN SENI FAKULTA AS KEGUR RUAN DAN ILMU PEN NDIDIKAN UN NIVERSITA AS SANAT TA DHARM MA YO OGYAKAR RTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ANALISIS KONTRASTIF AFIKSASI BAHASA DAYAK LINOH DENGAN BAHASA INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh: Lusianus Rinata Pratama 111224080
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 i
9I0Z lunf 9I pEtueI
}?rd uluurx
YIStrNO(INI YSYHYS NYCNflO HONIT XYAY(I VSYIIYfl ISYS'XI.{Y .ilIS\TUINOX SISITYNV
ISdIDTS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
III i
I
?urJstlo Bisu€s sellsJo^rufl
uelrprpued ru.ull ucp uerun8e11 sulln{ed
9I0Z 1unl91 'uge1u.(Eoa
€nie>I
ewrln1'rC
su€iar{es
'urnH'IAi 'ip;eqeA uuu[un11 'U 'rCI
e1o33uy
'pd'W 'o1ue,{"ruqpt1\. 'g 'r(l
eioBEuy
'pd'IAI'ortouul6'ro Jord 'tunH'I tr 6lprer{3u uuefun; 'u'rcl
'pd'IAI'qts8urue,(qaS
1
1e-re,{s
u1o38uy
fn8ue 4 uI]FIu d IIEunsnS
qnuelueul qole} uB>lB}€,(urp uup
9I0Z iunf 91 1u83u4 epu4 Ilniuod ullltred uedep Ip uu{uerlupodlp WIoJ 080nzzl I I :urlN €ru€]?Jd Bl?ulu snu€ ISn'I
:qelo srlntlp uep ueldurs-redrq
VISflNO(NI VSYHYS NYSNTO HONI-I XYAY(I YSYHYfl ISYSXI.{V CIISI1IL\iOX
SI
SITYNV
ISdTTDIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Atas berkat Tuhan Yang Maha Esa yang selalu membimbing dan memberikan rahmat serta karunianya disetiap langkah hidup saya, karya ini akan saya persembahkan untuk: Kedua orang tua dan keluarga besar saya yang selalu membimbing, serta mendoakan dalam setiap langkah saya. Masyarakat desa Baya Mulya yang selalu memberikan dukungan dan motivasinya.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
“Realisasikan ucapan lewat perbuatan” Perjuangan dan pengorbanan kunci kesuksesan (Lusianus Rinata Pratama)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Pratama, Lusianus Rinata. 2016. Analisis Kontrastif Afiksasi Bahasa Dayak Linoh dengan Bahasa Indonesia. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, USD. Penelitian ini membahas tentang analisis kontrastif afikasi bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses morfologis pembentukan kata bahasa Dayak Linoh dan mendeskripsikan persamaan bentuk, fungsi, dan makna bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia. Subjek dalam penelitian ini adalah penutur asli Dayak Linoh, yakni mereka yang tinggal di Kalimantan Barat khususnya Kabupaten Sintang Kecamatan Sungai Tebalian, yang sedang menempuh studi di Yogyakarta (Yohanes Pamfi S.P, Cyprianus Karte, Supriandi, dan Elian Dotala). Penelitian analisis kontrastif afiksasi bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia ini termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif, karena penelitian ini berisi gambaran analisis kontrastif afiksasi yang diperoleh dari terjemahan karangan, lagu dan rekaman. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara (konfirmasi kepada informan) serta penelitian sendiri dengan bekal teori analisis kontrastif. Metode pengumpulan data yakni, pertama, metode cakap dengan teknik catat dan rekam, dan kedua, metode cakap yang disejajarkan dengan metode wawancara yang dilaksanakan dengan teknik pancing. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba mendeskripsikan proses afiksasi bahasa Dayak Linoh serta mendeskriksikan persamaan dan perbedaan bentuk afiksasi bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia, tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai suatu pemahaman terhadap penggunaan afiks terutama penggunaan afikasi bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia. Simpulan dari penelitian ini adalah Peneliti menemukan 83 afiks dalam bahasa Dayak Linoh. Delapan puluh tiga afiks tersebut terdiri dari prefik, sufiks, konfiks, dan simulfiks. Dalam bahasa Dayak Linoh juga terdapat persamaan dan perbedaan bentuk afiks dengan bahasa Indonesia seperti prefiks be- dalam bahasa Dayak Linoh memiliki persamaan bentuk dengan prefiks ber- dalam bahasa Indonesia, perbedaan bentuk sufiks –am/-om/-em dalam bahasa Dayak Linoh tidak terdapat dalam bahasa Indonesia. Penelitian analisis kontrastif afiksasi ini juga diharapkan dapat memberikan masukan bagi peneliti lain, bagi guru dan bagi masyarakat Dayak Linoh.
Kata kunci: kontrastif, afiksasi, bahasa Dayak Linoh, bahasa Indonesia.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT Pratama, Lusianus Rinata. 2016. The Contrastive Analysis of Affixation between Dayak Linoh Language and Indonesian Language. Thesis. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP. USD This research discusses the contrastive analysis of affixation between Dayak Linoh language and Indonesian language. The research aims to describe the morphological process of word-forming of Dayak Linoh language and to describe the form, function, dan meaning similarity of these language. The subject of this research is Dayak Linoh’s native speakers, who live in Kalimantan Barat especially Kabupaten Sintang Kecamatan Sungai Tebalian who are studying in Yogyakarta (Yohanes Pamfi S.P, Cyprianus Karte, Supriandi, and Elian Dotala). The contrastive analysis of affixation between Dayak Linoh language and Indonesian language applies the descriptive-qualitative research, because the research contains the contrastive analysis of affixation that is gained from prints translation, songs and records. The instrument that is used is interview (informants confirmation) and individual research with contrastive analysis basic theory. The data collects method is, first interview method with writing and record technique and second, interview method that is lined-up with fishing-rod technique. In this research, the researcher tries to describe the affixation process of Dayak Linoh language and to describe the similarity and diversity of affixation form of these language, it goal is to be an comprehension about affix using espesially in Dayak Linoh language and Indonesian language. The research conclusion is the researcher finds 83 affix in Dayak Linoh language. The-83-affix including preffix, suffix, konffix, and simulffix. In Dayak Linoh language is also found the similarity and diversity of affix form with Indonesian language as preffix be- un Dayak Linoh language has the siilar form with preffix ber- in Indonesian language, the diversity of suffix –am/-om/-em in Dayak Linoh language is not found in Indonesian language. The analysist of affixation contrastive research is also expected to give inputs to another researchers, teachers and the people of Dayak Linoh.
Keywords: contrastive, affixation, Dayak Linoh language, Indonesian language.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Skripsi yang berjudul “Analisis Kontrastif Afiksasi Bahasa Dayak Linoh dengan Bahasa Indonesia” bertujuan untuk memenuhi persyaratan gelar kesarjanaan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang selalu memberikan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 3. Dr. B. Widharyanto, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang selama ini bersedia
meluangkan
waktu
dan
tenaganya
untuk
membimbing,
mendorong, dan member masukan yang sangat bermanfaat untuk penyusunan skripsi ini hingga terselesaikan dengan baik. 4. Seluruh dosen prodi PBSI yang dengan penuh dedikasi mendidik, mengarahkan, membimbing, membagi ilmu pengetahuan, memberikan dukungan, dan bantuan kepada penulis dari awal perkuliahan sampai selesai. 5. R. Marsidiq, selaku karyawan sekretariat Prodi PBSI yang dengan sabar memberikan pelayanan administratif kepada penulis dalam menyelesaikan berbagai urusan administrasi. 6. Bapakku Gabriel Rian S.Ag, Ibuku Anastasia Nuraini, Adikku Antonius Melly Dwisa Putra, dan pamanku Utoi serta seluruh kerabat dekat yang tak pernah berhenti mendukung dan mendoakan penulis.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..............................................................................
iv
HALAMAN MOTTO ..............................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................................
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...................................................
vii
ABSTRAK ................................................................................................................
viii
ABSTRACT ...............................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ..............................................................................................
x
DAFTAR ISI .............................................................................................................
xii
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
xvii
DAFTAR BAGAN ....................................................................................................
xviii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................
1
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................
5
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................
6
1.4 Manfaat Penelitian ...............................................................................................
6
1.5 Batasan Istilah ......................................................................................................
7
1.6 Sistematika Penulisan ........................................................................................
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................................
10
2.1 Penelitian yang Relevan .......................................................................................
10
2.2 Landasan Teori ...................................................................................................
12
2.2.1 Analisis Kontrastif .....................................................................................
12
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.2.2 Afiksasi .....................................................................................................
14
2.2.3 Suku Dayak ...............................................................................................
20
2.2.4 Bahasa Dayak Linoh .................................................................................
21
2.2.5 Bahasa Indonesia .......................................................................................
24
2.3 Kerangka Berfikir ...............................................................................................
25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..............................................................
26
3.1 Jenis Penelitian .....................................................................................................
26
3.2 Subjek Penelitian ................................................................................................
26
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ...............................................................
28
3.4 Instrumen Penelitian.............................................................................................
29
3.5 Metode dan Teknik Analisis Data ........................................................................
30
3.6 Triangulasi Data ...................................................................................................
31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN .....................................
32
4.1 Deskripsi Data ......................................................................................................
32
4.1.1 Prefiks ........................................................................................................
33
4.1.2 Sufiks .........................................................................................................
36
4.1.3 Konfiks .......................................................................................................
38
4.1.4 Simulfiks ....................................................................................................
42
4.2 Analisis Data .......................................................................................................
43
4.2.1 Prefiks ........................................................................................................
43
4.2.2 Sufiks .........................................................................................................
45
4.2.3 Konfiks .......................................................................................................
47
4.2.4 Simulfiks ....................................................................................................
49
4.3 Pembahasan ........................................................................................................
51
4.3.1 Proses Pembentukan Kata dengan Afiks dalam Bahasa Dayak Linoh ....
51
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.3.1.1 Prefiks ...................................................................................................
52
4.3.1.1.1 Prefiks Be .............................................................................................
52
4.3.1.1.1.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Prefiks Be- ...........................................
54
4.3.1.1.2 Prefiks N- dan Ng- ...............................................................................
55
4.3.1.1.2.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Prefiks N- dan Ng- .............................
58
4.3.1.1.3 Prefiks Te- ............................................................................................
59
4.3.1.1.3.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Prefiks Te-............................................
61
4.3.1.1.4 Prefiks Ke- ...........................................................................................
62
4.3.1.1.4.1Bentuk, Fungsi, dan Makna Prefiks Ke- ............................................
62
4.3.1.1.5 Prefiks Pe- ............................................................................................
63
4.3.1.1.5.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Prefiks Pe- ...........................................
64
4.3.1.2 Sufiks ....................................................................................................
64
4.3.1.2.1 Sufiks –e...............................................................................................
65
4.3.1.2.1.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Sufiks –e ..............................................
67
4.3.1.2.2 Sufiks –am,-om ....................................................................................
67
4.3.1.2.2.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Sufiks –am, -om ...................................
69
4.3.1.3 Konfiks .................................................................................................
70
4.3.1.3.1 Konfiks Pe-....-e ...................................................................................
70
4.3.1.3.1.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Konfiks Pe-....-e ...................................
71
4.3.1.3.2 Konfiks Ng-...-e....................................................................................
72
4.3.1.3.2.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Konfiks Ng-...-e ...................................
72
4.3.1.3.3 Konfiks Ng-...-kan................................................................................
73
4.3.1.3.3.1Bentuk, Fungsi, dan Makna Konfiks Ng-...-kan ................................
74
4.3.1.3.4 Konfiks Se-...-e ....................................................................................
75
4.3.1.3.4.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Konfiks Se-...-e ....................................
76
4.3.1.3.5 Konfiks Pe-....-an .................................................................................
76
4.3.1.3.5.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Konfiks Pe-...-an .................................
77
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.3.1.3.6 Konfiks Peny-.....-e ..............................................................................
78
4.3.1.3.6.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Konfiks Peny-...-e ................................
79
4.3.1.4 Similfiks ................................................................................................
79
4.3.1.4.1 Simulfiks Dipe-...-kan ..........................................................................
80
4.3.1.4.1.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Simulfiks Dipe-...-kan .........................
80
4.3.2 Persamaan Bentuk Afiksasi Bahasa Dayak Linoh dengan Bahasa Indonesia .................................................................................................
81
4.3.2.1 Bentuk Prefiks atau Awalan Ber- ..................................................
82
4.3.2.2 Bentuk Prefiks atau Awalan Ter- ..................................................
82
4.3.2.3 Bentuk Prefiks atau Awalan Per- ..................................................
83
4.3.2.4 Bentuk Konfiks atau Imbuhan Gabung Ke-...-an ..........................
83
4.3.2.5 Bentuk Konfiks atau Imbuhan Gabung Per-...-an .........................
84
4.3.2.6 Persamaan Fungsi Afiks Bahasa Dayak Linoh dengan Bahasa Indonesia ......................................................................................
84
4.3.2.7 Persamaan Makna Afiks Bahasa Dayak Linoh dengan Bahasa Indonesia ......................................................................................
85
4.3.3 Perbedaan Bentuk Afiksasi Bahasa Dayak Linoh dengan Bahasa Indonesia .................................................................................................
86
4.3.3.1 Afiks Bahasa Dayak Linoh Yang Mirip dengan Bahasa Indonesia .....................................................................................
86
4.3.3.2 Afiks Bahasa Dayak Linoh Yang Berbeda dengan Afiks Bahasa Indonesia .....................................................................................
88
4.3.3.3 Perbedaan Afiks dalam Bahasa Dayak Linoh dengan Bahasa Indonesia .....................................................................................
90
BAB V PENUTUP ....................................................................................................
91
5.1 Simpulan ...........................................................................................................
91
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.1.1 Proses Pembentukan Kata dengan Afiks dalam Bahasa Dayak Linoh.. ....
91
5.1.2 Persamaan Bentuk Afiksasi Bahasa Dayak Linoh dengan Bahasa Indonesia ..................................................................................................
92
5.1.3 Perbedaan Bentuk Afiksasi Bahasa Dayak Linoh dengan Bahasa Indonesia ..................................................................................................
93
.................................................................................................................
94
5.2.1 Bagi Peneliti Lain ....................................................................................
94
5.2.2 Bagi Guru .................................................................................................
94
5.2.3 Bagi Masyarakat Dayak Linoh ................................................................
94
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
96
LAMPIRAN ..............................................................................................................
98
Lampiran 1. Tabulasi Karangan ...............................................................................
98
Lampiran 2. Tabulasi Lagu Dayak Linoh ................................................................
116
Lampiran 3. Tabulasi Data Rekaman .......................................................................
125
Lampiran 4. Karangan Guide Kedua Setelah TUHAN ..............................................
131
Lampiran 5. Karangan Negeri Cantik Budaya Menarik ............................................
133
Lampiran 6. Karangan Mengambil Mimpi di Tanah Rantau .....................................
136
Lampiran 7. Kumpulan Lagu Dayak Linoh ..............................................................
138
RIWAYAT PENDIDIKAN .....................................................................................
146
5.2 Saran
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR BAGAN
Bagan 1 Kerangka Berpikir Bagan 2 Peta Penggunakan Bahasa Dayak Linoh Bagan 3 Subjek Penelitian Bagan 4 Sumber Data
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bahasa digunakan sebagai sarana komunikasi antarindividu, kelompok, dan masyarakat luas. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu yang digunakan oleh kelompok-kelompok yang berbeda suku, ras, agama, dan budaya untuk berkomunikasi. Setiap daerah memiliki bahasa pemersatu daerah mereka sendiri, khususnya dalam bahasa Dayak Linoh. Keberadaan bahasa daerah sebagai bahasa pertama (B1), bahasa Indonesia dan bahasa asing sebagai bahasa kedua (B2) sedikit banyak membawa kendala, masalah, dan kesulitan tersendiri dalam pembelajaran bahasa karena keberadaan bahasa daerah sebagai bahasa pertama ternyata membawa pengaruh terhadap pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penguasaan bahasa daerah sebagai bahasa pertama, bahasa Indonesia dan bahasa asing sebagai bahasa kedua (B2) saling berkaitan. Salah satu macam dari bahasa adalah kata. Berbicara mengenai kata tentunya tidak terlepas dari proses pembentukan kata yang salah satunya melalui pengimbuhan afiks. Untuk memperjelas fenomena tersebut, berikut ini diberikan contoh (1) sampai (3) yang menguraikan perbedaan afiksasi bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
1.
2.
3.
(a) Harta paling beroga iyak’am keluarga
(Bahasa Dayak Linoh)
(b) Harta paling berharga adalah keluarga
(Bahasa Indonesia)
(a) Umak ngogak engkayok kerimak
(Bahasa Dayak Linoh)
(b) Ibu mencari sayur kehutan
(Bahasa Indonesia)
(a) Jari adin tekonak isau
(Bahasa Dayak Linoh)
(b) Tangan adik terkena pisau
(Bahasa Indonesia)
Afiks be- pada kalimat 1(a) khususnya pada kata beroga ternyata mempunyai kemiripan fungsi dengan afiks ber- pada bahasa Indoneisa. Begitu juga pada Afiks N- pada kalimat 2(a) khususnya pada kata ngogak ternyata mempunyai kemiripan fungsi dengan afiks me- pada bahasa Indoneisa. Afiks tepada kalimat 3(a) khususnya pada kata tekena ternyata mempunyai kemiripan fungsi dengan afiks Ter-
pada bahasa Indoneisa. Ketiga contoh di atas
memperlihatkan kemiripan fungsi afiks dalam bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia. Kemiripan tersebut antara lain: be-, ng-, dante-dalam bahasa Dayak Linoh mempunyai kemiripan fungsi pada afiks ber-, men-, dan ter-dalam bahasa Indonesia. Selain Bahasa Dayak Linoh, pada penelitian sebelumnya juga terdapat kajian mengenai perbandingan pada Bahasa Jawa dengan Bahasa Indonesia. Berikut data contoh 4 merupakan perbandingan afiksasi pada bahasa Jawa dengan Bahasa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
4 (a) Omahe Ardi neng ndeso Jogokaryan (b) Rumahnya Ardi di desa Jogokaryan
(Bahasa Jawa) (Bahasa Indonesia)
Sufiks–e dalam bahasa Jawa mempunyai kemiripan arti dengan sufiks –nya pada Bahasa Indonesia. Sufiks–e dalam bahasa Jawa sama dengan sufiks -e dalam bahasa Dayak Linoh. Perhatikan contoh berikut: 5 (a) Omahe Ardi neng ndeso Jogokaryan (b) Langkau’e Ardi di desa Jogokaryan
(Bahasa Jawa) (Bahasa Dayak Linoh)
Dalam bahasa Indonesia terdapat 4 proses afiksasi, yaitu prefiks (afiks yang berupa awalan), infiks (afiks yang berupa sisipan), sufiks (afiks yang berupa akhiran) dan konfiks (afiks yang berupa awalan dan akhiran). Sebenarnya tidak hanya bahasa Indonesia yang mengalami proses afiksasi dalam pembentukan katanya, tetapi bahasa daerah seperti bahasa Dayak Linoh juga mengalami proses afiksasi. Misalnya dalam bahasa Dayak Linoh: Kata ‘lamat e’ (lamanya) mempunyai sufiks - e, jika di tuliskan dalam bahasa Indonesia sufiks - e sama dengan sufiks – nya. Begitu juga dalam bahasa Jawa yang juga memiliki sufiks nya, misalnya kata ‘sue ne’ (lamanya), sufiks -ne sama dengan sufiks -nya. Banyaknya variasi bahasa daerah di Indonesia membuat peneliti tertarik untuk mengkaji struktur kebahasaannya. Misalnya bahasa Dayak Linoh yang selama ini belum ada kajian tentang bahasa tersebut.Bahkan kamus bahasa Dayak Linoh pun belum ada. Hal itu begitu kontras dengan bahasa-bahasa daerah lain yang memang sudah ada kamusnya. Contohnya, kamus bahasa Jawa yang lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
dulu sudah dibukukan dan diterbitkan di tanah air ini. Padahal bahasa merupakan kearifan lokal yang harus dijaga oleh generasi berikutnya. Oleh karenanya peneliti ingin mengkaji bahasa Dayak Linoh dari sudut proses afiksasi. Peneliti tidak serta merta hanya mengkaji proses afiksasi dalam bahasa Dayak Linoh, tetapi peneliti juga akan membandingkan dengan proses afiksasi yang ada di bahasa Indonesia. Oleh karena itu, untuk mengetahui afiksasi apa saja yang terdapat dalam bahasa Dayak Linoh diperlukan analisis kontrastif dengan bahasa Indonesia. Analisis kontrastif merupakan salah satu cara untuk mengetahui perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam suatu unsur kebahasaan. Analisis kontrastif dalam konteks penelitian ini digunakan untuk membandingkan perbedaan afiksasi yang terdapat dalam bahasa Indonesia dengan bahasa Dayak Linoh. Hal itu bertujuan untuk mengetahui afiksasi apa sajakah yang terdapat dalam bahasa Dayak Linoh dan apa perbedaannya dengan afiksasi yang ada di dalam bahasa Indonesia. Maka dari itu untuk membuktikan bahwa di dalam bahasa Dayak Linoh juga terdapat proses afiksasi seperti halnya bahasa Indonesia dibutuhkan langkah identifikasi, klasifikasi dan deskripsi. Ada beberapa teori yang digunakan salah satunya adalah teori analisis kontrastif. Bahasa Dayak Linoh yang menjadi kajian peneliti merupakan bahasa yang digunakan sebagai sarana komunikasi antara individu maupun kelompok di desa Baya Mulya Kabupaten Sintang Kalimantan Barat sehingga bahasa ini memiliki persamaan dengan unsur-unsur yang terdapat di dalam bahasa Indonesia. Di samping persamaan juga ada perbedaannya. Penutur bahasa Dayak Linoh pada umumnya dwibahasawan. Mereka dalam pergaulannya menggunakan bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
Dayak Linoh dengan orang sesukunya, berbahasa Indonesia dengan orang bukan sesukunya. Dalam keadaan dan kebiasaan seperti ini terutama oleh meningkatnya pemakaian bahasa Indonesia sudah dapat diduga bahwa bahasa ini kelak akan menghilang dari pergaulan sehari-hari. Peneliti mengambil topik analisis kontrastif afiksasi di Desa Baya Mulya Kabupaten Sintang Kalimantan Barat karena bahasa daerah yang mirip tentu memudahkan proses belajar bahasa tersebut. Selain itu, Sebagai lambang identitas kebudayaan daerah, bahasa Dayak Linoh perlu dibina dan dikembangkan karena bahasa Dayak Linoh merupakan salah satu bahasa Indonesia yang masih hidup dan berkembang di Indonesia. Perkembangan bahasa daerah Dayak Linoh juga seirama dengan perkembangan bahasa daerah lainnya di Indonesia khususnya bahasa daerah di Kalimantan Barat. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang diatas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah proses pembentukan kata dengan afiks dalam bahasa Dayak Linoh ? 2. Apakah persamaan bentuk afiks bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia? 3. Apakah perbedaan bentuk afiks bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut: 1.
Mendeskripsikan proses afiksasi pada kata bahasa Dayak Linoh.
2.
Mendeskripsikan
persamaan bentuk afiks bahasa Dayak Linoh dengan
bahasa Indonesia. 3.
Mendeskripsikan
perbedaan bentuk afiks bahasa Dayak Linoh dengan
bahasa Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian analisis kontrastif afiksasi bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pihak yang memerlukan. Terdapat dua manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan penelitian ini, yaitu: 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat mendalami pengembangan kajian teori kebahasaan morfologi khususnya yang berkaitan dengan analisis kontrastif afiksasi. Penelitian ini dapat dikatakan memiliki kegunaan teoritis karena dengan memahami teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam berkomunikasi antara penutur dan lawan tutur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
2. Manfaat Praktis 1) Bagi Penelitian Bidang Bahasa Penelitian ini secara umum dimaksudkan untuk mengembangkan teori kebahasaan dan secara khusus menambah pengetahuan mengenai analisis kontrastif. Penelitian ini juga dapat memberi masukan (sumbangan) untuk studi bahasa terutama menyangkut pendidikan bahasa Indonesia pada masyarakat dan kebahasaan dalam bahasa Dayak Linoh. 2) Bagi Penelitian Lain Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi yang sejelasjelasnya kepada pembaca khususnya para peneliti bidang bahasa tentang analisis kontrastif afiksasi dalam bahasa Dayak Linoh dengan Bahasa Indonesia. I.5 Batasan Istilah Batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini tidak lepas dari teori analisis kontrastif afiksasi, maka peneliti memberikan batasan istilah sebagai berikut. 1.
Bahasa Dayak Linoh adalah bahasa daerah yang ada di Kalimantan Barat yang muncul karena masyarakat Dayak Linoh mabok kulat (jamur) saat ada pegawai atau pesta (Lorensius Logang dkk dalam rekaman). Bahasa Dayak Linoh juga digunakan sebagai sarana komunikasi antara individu maupun kelompok dalam lingkup formal dan non formal. Selain itu, bahasa Dayak Linoh juga dapat dikatakan sebagai bahasa pemersatu orang-orang suku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
Linoh. Surjani Alloy dkk (2008) dari sisi kebahasaannya, penutur bahasa Dayak Linoh kebanyakan [r]-nya bergetar (berkarat). 2. Analisis kontrastif Kridalaksana (2001:13) menyatakan bahwa analisis kontrastif adalah metode sinkronis dalam analisis bahasa untuk menunjukkan persamaan dan perbedaan antara bahasa-bahasa atau dialek-dialek. 3. Afiksasi Afiks (imbuhan) adalah morfem non dasar yang secara struktural dilekatkan pada kata dasar atau bentuk dasar untuk membentuk kata-kata baru (Zainal Arifin dan Junaiyah 2009:5). Afiks memiliki 5 jenis imbuhan yaitu: Prefiks (Awalan), Infiks (Sisipan), Sufiks(Akhiran), Konfiks ( Imbuhan Terbelah), dan Simulfiks (imbuhan Gabung). Namun Pada penelitian ini, peniliti membatasi jenis afiks Bahasa Indonesia menjadi 4 jenis yaitu Prefiks(awalan), sufiks (akhiran), konfiks (imbuhan terbelah), simulfiks (imbuhan gabung). 3. Peneliti hanya membandingkan kata yang berafiks dalam bahasa Dayak Linoh dengan kata yang berafiks dalam bahasa Indonesia.
1.6 Sistematika Penyajian Sistematika penyajian penelitian ini terdiri dari lima bab. 1.
Bab I adalah bab pendahuluan yang berisi latar belakang permasalahan, yang ada di lapangan, masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penulisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
2.
Bab II berisi landasan teori yang akan digunakan untuk menganalisis masalah-masalah yang akan diteliti, yaitu mengenai penelusuran literatur yang relevan. Dimana penulis mencari buku-buku yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi di lapangan dengan mencari teoriteori sebagai dasar untuk membedah permasalahan.
3.
Bab
III berisi metodologi penelitian yang memuat tentang cara dan
prosedur yang akan digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data, pada bab ini dibahas mengenai (1) jenis penelitian, (2) data dan sumber data, (3) metode dan teknik pengumpulan data, (4) instrumen penelitian, (5) metode dan teknik analisis data, dan (6) triangulasi hasil analisis data. 4.
Bab
IV berisi tentang deskripsi data, analisis data, dan pembahasan
mengenai hasil penelitian, yang diperoleh peneliti di lapangan baik dari hasil wawancara, rekam, catat, dan terjemahan untuk menjawab rumusan masalahan. 5.
Bab V berisi tentang kesimpulan penelitian dan saran bagi penelitian lain, guru, dan masyarakat Dayak Linoh yang berkaitan dengan penelitian analisis kontrastif afiksasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini akan menguraikan penelitian yang relevan, landasan teori, dan kerangka berpikir. Penelitian yang relevan berisi tentang tinjauan terhadap topiktopik sejenis yang dilakukan oleh peneliti-peneliti yang lain. Landasan teori berisi tentang teori-teori yang digunakan sebagai landasan analisis dari penelitian ini yang terdiri atas analisis kontrastif, afiksasi (prefiks atau awalan, infiks atau sisipan, sufiks atau akhiran, konfiks atau imbuhan terbelah, simulfiks atau imbuhan gabung), bahasa Dayak Linoh, dan bahasa indonesia Kerangka berpikir berisi tentang acuan teori yang berdasarkan pada penelitian yang relevan dan landasan teori untuk menjawab rumusan masalah. 2.1 Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini ada dua, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Miftahur Rohim (2013) dan Krishan Dini (2011). Penelitian yang dilakukan oleh Miftahur Rohim (2013) berjudul “Analisis Kontrastif Bahasa Indonesia dan Bahasa Arab Berdasarkan Kala, Jumlah, dan Persona”. Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsi perbedaan bentuk kosakata BI dan BA berdasarkan kala, (2) mendeskripsi perbedaan bentuk kosakata BI dan BA berdasarkan jumlah, (3) mendeskripsi perbedaan bentuk kosakata BI dan BA berdasarkan persona. Hasil dari penelitian Miftahur Rohim adalah bentuk kosakata BI dan BA berdasarkan kala, jumlah, dan persona ditinjau dari masing-masing ciri atau struktur mempunyai perbedaan pada proses morfologis masing-masing bahasa
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
tersebut. Pada tataran kala, dalam BI dibagi menjadi tiga, yaitu (1) kala lampau, (2) kala sedang, dan (3) kala akan datang. Pada tataran jumlah, dalam BI dan BA digolongkan atas dua macam, yaitu (1) singularis, (2) pluralis. Pada tataran persona, dalam BI dan BA digolongkan atas tiga, yaitu (1) orang pertama, (2) orang kedua, dan (3) orang ketiga. Peneliti Krishan Dini (2011) berjudul “Analisis Kontrastif Afiksasi Verba Bahasa Jawa Dengan Bahasa Indonesia”. Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan bentuk kontrastif sistem afiks verba bahasa Jawa dan bahasa Indonesia (2) mengetahui persamaan dan perbedaan bentuk-bentuk afiks verba bahasa Jawa dan bahasa Indonesia (3) bagaimanakah makna afiks yang dimiliki oleh verba bahasa Jawa dan afiks verba bahasa Indonesia. Berdasarkan dari tujuan penelitian yang dilakukan oleh Krishan Dini menghasilkan beberapa kesimpulan afiks bahasa Jawa mempunyai beberapa kesamaan dan perbedaan jika dibandingkan dengan afiks Bahasa Indonesia. Persamaan dan perbedaan itu meliputi dua aspek, yaitu adanya kesejajaran bentuk afiks verba dan bentuk dasar yang dilekati oleh afiks tersebut. Kedua penelitian di atas memiliki persamaan dan perbedaan dengan kajian yang akan diteliti oleh peneliti. Persamaannya adalah analisis yang dilakukan untuk kedua bahasa adalah analisis kontrastif, bahkan pada peneliti yang dilakukan oleh Krishan dini terdapat rumusan masalah yang hampir sama, yaitu mengkaji tentang persamaan dan perbedaan bentuk-bentuk afiksasi tetapi pada subjek penelitian terdapat perbedaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Kajian ini akan meneliti analisis kontrastif afiksasi pada bahasa Dayak Linoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
dengan bahasa Indonesia sehingga judul penelitian ini “Analisis Kontrastif Afiksasi Bahasa Dayak Linoh Dengan Bahasa Indonesia”. Oleh karena itu, kedua penelitian kata serapan dapat digunakan sebagai acuan untuk mengkaji fenomena analisis kontrastif afiksasi khususnya dalam ranah masyarakat yang selama ini belum pernah ada peneliti yang menelitinya. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Analisis Kontrastif Berdasarkan kedudukannya sebagi sebuah pendekatan ilmiah dalam proses pembelajaran bahasa (mempunyai teori dan aplikasi bersifat ilmiah), maka analisis kontrastif akhirnya mendapat tempat sebagai suatu Linguistik Terapan. Kehadiran analisis kontrastif ini dalam bidang pendidikan bahasa seperti di Indonesia perlu mendapat tempat yang layak dan perhatian yang serius mengingat kedwibahasaan yang sudah sulit dibendung. Kridalaksana (2001:13) menyatakan bahwa analisis kontrastif adalah metode sinkronis dalam analisis bahasa untuk menunjukkan persamaan dan perbedaan antara bahasa-bahasa atau dialek-dialek untuk mencari prinsip yang dapat diterapkan untuk masalah yang praktis, seperti pengajaran bahasa dan penerjemahan. Sementara itu, Tarigan (2009:5) mengatakan bahwa analisis kontrastif, berupa prosedur kerja adalah aktivitas atau kegiatan yang mencoba membandingkan struktur B1 dengan struktur B2 untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan di antara kedua bahasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
Analisis kontrastif dalam kajian linguistik adalah suatu cabang ilmu bahasa yang tugasnya membandingkan secara sinkronis dua bahasa sedemikian rupa sehingga kemiripan dan perbedaan kedua bahasa itu dapat terlihat (Lado dalam Pranowo 1996: 42). Analisis kontrastif berkaitan dengan dua aspek penting, yakni aspek linguistik dan aspek psikolinguistik. Aspek linguistik berkaitan dengan masalah perbandingan dua bahasa. Dalam hal ini, tersirat dua hal penting, yaitu (1)
apa
yang
akan
diperbandingkan,
dan
(2)
bagaimana
cara
memperbandingkannya. Dalam penelitian ini, hal yang akan diperbandingkan adalah proses morfologis khususnya pada afiksasi bahasa Dayak Linoh dengan Bahasa Indonesia. Hal ini sejalan dengan pendapat Tarigan (2009: 20) membandingkan dua bahasa secara menyeluruh tidak mungkin, dan pakar linguistik Inggris menganjurkan bahwa yang diperbandingkan hanyalah sistem fonologi dan morfologi. Aspek psikolinguistik, analisis kontrastif menyangkut kesukaran belajar, cara menyusun bahan pengajaran, dan cara menyampaikan bahan pengajaran (Tarigan 2009: 19) Analisis kontrastif, berupa prosedur kerja, yaitu aktivitas atau kegiatan yang mencoba membandingkan struktur B1 dengan struktur B2 untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan antara kedua bahasa. Perbedaan-perbedaan antara dua bahasa yang diperoleh dan dihasilkan melalui anakon atau pembandingan dua struktur bahasa yaitu bahasa pertama (B1) dan bahasa kedua (B2)serta dapat digunakan sebagai landasan dalam meramalkan atau memprediksi kesulitankesulitan atau kendala-kendala belajar berbahasa yang akan dihadapi para siswa di sekolah, terlebih-lebih dalam belajar B2 dari perbincangan di atas dapat kita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
simpulkan bahwa analisis kontrastif adalah komparasi sistem-sistem linguistik dua bahasa, misalnya sistem bunyi atau sistem gramatikal (Tarigan 2009: 5). Analisis kontrastif dikembangkan dan dipraktikkan pada tahun 1950-an dan 1960-an, sebagai suatu aplikasi linguisik struktural pada pengajaran bahasa, dan didasarkan pada asumsi-asumsi berikut ini. 1)
Kesukaran-kesukaran utama dalam mempelajari suatu bahasa baru disebabkan oleh inteferensi dari bahasa pertama
2)
Kesukaran-kesukaran tersebut dapat diprediksi atau diprakirakan oleh analisis kontrastif.
3) Materi atau bahan pengajaran dapat memanfaatkan analisis kontrastif untuk mengurangi efek-efek interferensi. (Richard [et al] 1987: 63 dalamTarigan 2009: 5). 2.2.2 Afiksasi Afiksasi ialah proses pembentukan kata dengan cara menggabungkan afiks pada bentuk dasar atau juga dapat disebut sebagai proses penambahan afiks atau imbuhan menjadi kata. Hasil proses pembentukan afiks atau imbuhan itu disebut kata berimbuhan. Afiksasi merupakan unsur yang ditempelkan dalam pembentukan kata dan dalam linguistik afiksasi bukan merupakan pokok kata melainkan pembentukan pokok kata yang baru. Sehingga para ahli bahasa merumuskan bahwa, afiks merupakan bentuk terikat yang dapat ditambahkan pada awal, akhir maupun tengah kata (Richards, 1992).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
Richard (dalam Putrayasa; 2008:5) mengatakan bahwa afiksasi atau pengimbuhan adalah proses pembentukan kata dengan membubuhkan afiks (imbuhan) pada bentuk dasar, baik bentuk dasar tunggal maupun kompleks sedangkan afiks merupakan bentuk terikat yang dapat ditambahkan pada awal, akhir atau tengah kata. Menurut Ramlan (2009:55) Afiks ialah suatu satuan gramatik terikat yang di dalam suatu kata merupakan unsur yang bukan kata dan bukan pokok kata, yang memiliki kesanggupan melekat pada satuan-satuan lain untuk membentuk kata atau pokok kata baru, sedangkan menurut (Mulyono 201375) afiksasi adalah proses pembentukan kata dengan cara membubuhkan afiks terhadap bentuk dasar baik yang berupa pokok kata, kata asal, maupun bentukbentuk kata lainnya. Afiksasi atau pengimbuhan adalah proses morfologis yang mengubah sebuah leksem menjadi kata setelah mendapatkan afiks, yang dalam bahasa Indonesia cukup banyak jumlahnya, sedangkan afiks (imbuhan) adalah morfem non dasar yang secara struktural dilekatkan pada kata dasar atau bentuk dasar untuk membentuk kata-kata baru (Zainal Arifin dan Junaiyah 2009:5). Afiks memiliki 4 jenis imbuhan yaitu: Prefiks (Awalan), Infiks (Sisipan), Sufika (Akhiran), Konfiks ( Imbuhan Terbelah), dan Simulfiks (imbuhan Gabung). 1.
Prefiks (Awalan) Proses pembentukan kata dengan menambahkan afiks atau imbuhan di depan bentuk dasarnya atau juga proses pembentukan kata-kata yang dilakukan dengan cara membubuhkan atau menambahkan atau menempelkan afiks di depan bentuk dasarnya. Prefiks (awalan) adalah imbuhan yang dilekatkan di depan dasar (mungkin kata dasar, mungkin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
pula kata jadian). Bentuk prefiks (awalan) yaitu: ber-, per-, meng-, di-, ter-, ke-, dan se-.(Zainal Arifin dan Junaiyah 2009:5). Contoh: 1 (a) Betumuk Penumuk Numuk Ditumuk Tekelolak Nglolak (b) Bertinju Petinju Meninju Ditinju Terlihat Melihat 2 (a) upacara ituk puba penghormatan teakhir seopan jonat dikubur dalam tanah.(Bahasa Dayak Linoh) (b) upacara ini sebagai penghormatan terakhir sebelum jenasah dimakamkan keliang lahat.(Bahasa Indonesia) 3 (a) Sepanyang jalan depan pasar Demangan pas jam-jam sebituk tekelolak pemandangan yang nak asing agik, iyak am kemacetan. (Bahasa Dayak Linoh) (b) Sepanjang jalan depan pasar Demangan pada jam-jam tertentu terlihat pemandangan yang tidak asing lagi, yaitu kemacetan. (Bahasa Indonesia)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
4 (a) Antik aku nak nglolu jalan iyak, alah agik obok-obok sak nak telamat sampai ditempat tujuan. (Bahasa Dayak Linoh) (b) Saat saya hendak melintas jalan tersebut, terutama pada pagi hari, saya harus berangkat lebih awal agar tidak terlambat sampai di tempat tujuan. 2.
Infiks (Sisipan) Proses pembentukan kata dengan menambah afiks atau imbuhan di tengah bentuk dasarnya. Afiks yang ditambahkan tersebut disebut infiks atau sisipan. Bentuk infiks (sisipan) yaitu: -el-, -em-, -er-, dan –in.(Zainal Arifin dan Junaiyah 2009:5). Berikut ini contoh infiks bahasa Indonesia. (1) Getar Geletar (2) Gigi Gerigi (3) Kerja Kinerja
3.
Sufiks (Akhiran) Proses pembentukkan kata yang dilakukan dengan cara menambahkan atau menempelkan afiks di akhir bentuk dasarnya, maka afiks tersebut disebut sufiks atau akhiran. Istilah ini juga berasal dari bahasa Latin suffixus yang berarti melekat (fixus, figere). Bentuk sufiks (akhiran) yaitu: -i, -kan, -an, -man, -wan, -wati, -wi (-wiah), dan –nya.(Zainal Arifin dan Junaiyah 2009:5). Buku ini menggambarkan pemakaian afiks pada bahasa Indonesia. Berikut ini contoh sufiks bahasa Indonesia yang dibandingkan dengan sufiks bahasa Dayak Linoh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
1. (a) Amik Amikkan, Amik’em Turun Turune (b) Ambil Ambilkan, Ambillah Turun turunnya 2. (a) Turune roga sembako matang ngrugikan petani. (Bahasa Dayak Linoh) (b) Turunnya harga sembako sangat merugikan petani. (Bahasa Indonesia) Akhiran atau sufiks–e,- kan, dan - em pada kata turune, amikan, dan amikem dalam bahasa Dayak Linoh mempunyai kemiripan fungsi dengan sufiks-nya, -kan, dan -lah pada kata turunnya, ambilkan, dan ambillah dalam bahasa Indonesia. 4.
Konfiks (Imbuhan Terbelah) Konfiks (Imbuhan Terbelah) adalah imbuhan yang dilekatkan sekaligus pada awal dan akhir dasar. Konfiks harus diletakan sekaligus pada dasar (harus mengapit dasar) karena konfiks merupakan imbuhan tunggal, yang tentu saja memiliki satu kesatuan bentuk dan satu kesatuan makna. (Zainal Arifin dan Junaiyah 2009:5). Konfiks ialah afiks gabungan yang terbentuk atas perfiks dan sufiks yang berfungsi mendukung makna tertentu. Karena mendukung makna tertentu itulah maka konfiks tidak dianggap sebagai prefiks atau sufiks yang masingmasing berdiri sendiri, tetapi dianggap sebagai satu kesatuan bentuk yang tidak terpisahkan. Dan karena morfem merupakan komposit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
bentuk beserta artinya, maka konfiks dianggap satu morfem, bukan gabungan dua morfem (Sumadi, 2008). Bentuk konfiks (imbuhan terbelah) yaitu: ke-....-an, ber-....-an, peng-...-an, per-....-an, dan se-...nya. Berikut ini contoh konfiks bahasa Indonesia yang dibandingkan dengan konfiks bahasa Dayak Linoh. 1. (a) Konfiks se-.......-e pada kata sepanai-panaie, sebagak-bagake Konfiks pe-......-an pada kata pejuangan (b) Konfiks se-....-nya pada kata sepandai-pandainya, sebaik-baiknya Konfiks per-.....-an pada kata perjuangan 2. (a) Sepanai-panai’e tupai namong pasti panai jatok gam. (b) Sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga Konfiksse–…-e dan pe-.....-an pada kata sepanai-panaie, sebagakbagake dan pejuangan dalam bahasa Dayak Linoh mempunyai kemiripan fungsi dengan konfiks se-….-nya dan per-......-an pada kata sepandai-pandainya, sebaik-baiknya dan perjuangan dalam bahasa Indonesia. 5. Simulfiks (Imbuhan Gabung) Simulfiks (Imbuhan Gabung) adalah dua imbuhan atau lebih yang ditambahkan pada kata dasar tidak sekaligus, tetapi secara bertahap. Bentuk simulfiks (imbuhan gabung) yaitu: memper-kan, diper-kan, memper-i, dan diper-i. 1. Cinta Doni dipeguraukan Sari (Bahasa Dayak Linoh) 2. Cinta Doni dipermainkan Sari (Bahasa Indonesia)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
Simulfiks dipe-….-kan pada kalimat (1) khususnya pada kata dipeguraukan mempunyai kemiripan fungsi dengan simulfiks diper….-kan pada kata dipermainkan dalam bahasa Indonesia. Pada uraian urutan pengimbuhan (afiksasi), afiks yang pertama kali melekat pada kata dasar main adalah prefiks per- menjadi permain, setelah itu sufiks –kan menjadi permainkan. Akhirnya, baru prefiks di- pada kata tersebut sehingga menjadi dipermainkan. Morfem ku, mu, nya, kau, dan isme memiliki arti leksikal sedangkan afiks tidak, oleh karenanya morfem tersebut tidak dapat dimasukkan kedalam golongan afiks, melainkan golongan yang biasa dan disebut klitik. Menurutt Ramlan (2013:57) Morfem nya yang termasuk golongan klitik adalah yang mempunyai pertalian arti dengan ia. Morfem nya yang sudah tidak mempunyai pertalian arti ia (rupanya, agaknya, dan kiranya) termasuk golongan afiks karena hubungannya dengan arti leksikal sudah terputus. 2.2.3 Suku Dayak Suku Dayak adalah suku yang sangat fenomenal yang ada di negara Indonesia, karena terkenal akan kekuatan magisnya. Kata Dayak berasal dari kata "Daya" yang artinya hulu, untuk menyebutkan masyarakat yang tinggal di pedalaman atau perhuluan Kalimantan umumnya dan Kalimantan Barat. Suku Dayak juga mempunyai bahasa-bahasa pemersatu bagi suku-suku Dayak yang ada di pulau Kalimantan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
Bahasa Dayak adalah bahasa yang digunakan masyarakat Dayak untuk berkomunikasi dalam acara adat istiadat setempat. Bahasa
Dayak yang
diperkirakan berjumlah sekitar 400-an merupakan tumpukan harta karun budaya bangsa yang menyimpan beranekaragam keindahan, kearifan, dan keunikan tradisi, pengetahuan, dan teknologi. Bahasa tersebut merupakan the last frontieryang membentengi berbagai kearifan tersebut dari kepunahan. Bagi orang Dayak yang tidak mengenal tradisi tulisan, bahasa-bahasa yang mereka miliki dapat diandalkan sebagai pertahanan budaya dan eksistensinya sebagai komunitas masyarakat adat menurut Surjani Alloy dkk (2008). Afiks dalam bahasa Dayak memeiliki persamaan bentuk seperti dalam bahasa Dayak Keninjal, bahasa Dayak Mualang, dan bahasa Dayak Linoh memiliki afik yang sama yaitu afiks n-, be-, tese-, dan ke-. Afiks tersebut adalah bɘ jalai, tɘ bɘ Rap, ngɘ lɘ pas, kɘ limak, sɘ Ribu, ngamik, bejalan, tebait. Persamaan afiks tersebut dikerenakan bahasa Dayak merupakan bahasa yang serumpun hal ini disebabkan masuknya pengaruh bahasa lain melalui penjajahan di pulau Borneo. 2.2.4 Bahasa Dayak Linoh Bahasa Dayak Linoh adalah bahasa yang muncul karena masyarakat Dayak Linoh mabok kulat (jamur) saat ada pegawai atau pesta (Lorensius Logang dkk delam rekaman). bahasa Dayak Linoh juga digunakan sebagai sarana komunikasi antara individu maupun kelompok dalam lingkup formal dan non formal. Selain itu, bahasa Dayak Linoh juga dapat dikatakan sebagai bahasa pemersatu orangorang suku Linoh. Orang Linoh berasal dari daerah sekitar Nobal di dalam wilayah Kecamatan Sungai Tebelian, Kabupaten Sintang. Mereka pergi merantau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
ke dalam Pinoh karena menghindari penjajahan Belanda melalui perpanjangan tangan mereka, Panembahan Sintang dan Kerajaan Sepauk. Orang Linoh di Tanah Pinoh diperkirakan sekitar 2.878 jiwa atau merupakan 13,52% dari penduduk Kecamatan Tanah Pinoh. Kecamatan Belimbing dan Kecamatan Sei Tebelian berjumlah masing-masing berjumlah 1324 dan 669 jiwa, sehingga jumlah keseluruhannya adalah 4.871 orang. Bunyi kebahasaan suku Dayak Linoh kebanyakan [r]-nya bergetar atau berkarat, hal ini sejalan dengan pendapat Surjani Alloy dkk (2008) dari sisi kebahasaannya, orang yang menuturkan bahasa Linoh ini bisa dibedakan dari penutur lainnya yang berada di sekitarnya, misalnya penutur bahasa Keninjal. Bila bunyi bahasanya kebanyakan [r]-nya bergetar di dalam maka sudah dapat dipastikan bahwa itu adalah orang Linoh, sedangkan orang Keninjalyang [r]-nya biasa saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
Peta wilayah yang menggunakan bahasa Dayak Linoh
Berdasarkan peta di atas suku Dayak Linoh berada ditengah-tengah Kabupaten Sintang dan Kabupaten Melawi, suku Dayak Linoh terbagi menjadi tiga sub yaitu Dayak Linoh Dakan Ganis, Dayak Linoh Keninyal (perembang), dan Dayak Linoh Pudau. Dari segi penggunaan bahasa setiap sub suku Dayak Linoh mempunyai bahasa yang sama hanya saja segi pengucapan berbeda. Suku Dayak Linoh berasal dari enam orang bersaudara yaitu Tikam, Torap, Tomas, Lumu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
Sami, Boji menurut Andreas Jemari. Daerah yang diteliti bahasanya adalah Desa Baya Mulya. Ketua adat desa Baya Mulya adalah Tanjung dengan anggota FX. Kedahan. Narasumbernya kepala desa Baya Mulya yaituYosep Suratman. 2.2.5 Bahasa Indonesia Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbriter (KBBI, Ed.IV: 166). Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakai. Selain itu bahasa memiliki fungsi sebagai sarana komunikasi, intergasi dan adaptasi, kontrolsosial, memahami diri, ekspresi diri, memahami orang lain, mengamati lingkungan sekitar, berfikir logis, membangun kecerdasan,
mengembangkan
kecerdasan
ganda,
membangun
karakter,
mengembangkan profesi, dan memciptakan kreativitas baru. Fungsi ini berkembang menjadi simbol (lambang) nasional, negara, semangat untuk bersatu, dan kepribadian (Widjono 2007: 14-22). Bahasa Indonesia merupakan sistem lambang bunyi yang arbriter yang digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk saling berinteraksi satu dengan lainnya dan digunakan sebagai bahasa nasional dalam berbagai komunikasi yang bersifat nasional, kedinasan, dan kegiatan nasional dalam lembaga pemerintahan maupun non pemerintahan. Hal ini membuktikan pemakaian bahasa Indonesia telah berakar pada seluruh lapisan masyarakat Indonesia dalam suasana keakraban. Bahasa ini berasal dari bahasa Melayu tua, yaitu bahasa Melayu yang sampai sekarang masih dapat diselidiki sebagai peninggalan masa lampau (Mulyati dkk. 2008: 1.3).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
2.3 Kerangka Berpikir
Analisis kontrastif Afiksasi Bahasa Dayak Linoh dengan Bahasa Indonesia
Proses Morfologis
Afiksasi (Zaenal Arifin dan Junaiyah, 2009), dan (Ramlan 2009)
Bahasa Dayak Linoh
Bahasa Indonesia
Proses pembentukan kata dan afiksasi
Persamaan dan perbedaan bentuk afiksasi bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai metode penelitian. Hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian meliputi: (1) jenis penelitian, (2) subjek penelitian (3) metode dan teknik pengumpulan data, (4) instrument penelitian, (5) metode dan teknik analisis data, (6) triangulasi data. 3.1
Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan model penelitian deskriptif
kualitatif.
Menurut Bog dan Taylor (1975:5) dalam Moleong (2010:4) menjelaskan penelitian deskriptif kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif dari orang atau pelaku yang dapat diamati. Dalam penelitian ini, peneliti bersama penutur asli Dayak Linoh menerjemahkan karangan/tulisan ke dalam bahasa Dayak Linoh. Penelitian ini merupakan penelitian sinkronis dan historis komperatif dengan tujuan membandingkan bentuk afiks yang ada dalam bahasa Indonesia dan bahasa Dayak Linoh. Selain membandingkan, peneliti juga akan menyimpulkan persamaan dan perbedaan afiks di kedua bahasa tersebut. 3.2 Subjek penelitian Subjek penelitian ini adalah penutur asli bahasa
Dayak Linoh yaitu
Cyprianus Karte, Elian Dotala, Supriyandi dan Yohanes Pamfi S.P yang dirasa dapat mewakili tuturan afiksasi dari berbagai status sosial. Data penelitian ini
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
adalah data yang sudah dianalisis dari hasil terjemahan karangan opini, tuturan bahasa Dayak Linoh serta lagu Dayak Linoh dari bahasa Indonesia kedalam bahasa Dayak Linoh. Berdasarkan hal itu, peneliti akan melakukan suatu penelitian dengan judul “analisis kontrastif afiksasi bahasa Dayak Linoh dengan Bahasa Indonesia”. Subjek penelitian: No
1.
Nama
Cyprianus karte
Umur
23
Profesi
Alamat Desa Guhung
Kec.
Belimbing
Kab.
Mahasiswa Melawi
Kalimantan
Barat Desa Baya Mulya Kec. Sungai Tebelian Kab. 2.
Yohanes Pamfi S.P
25
Mahasiswa Sintang
Kalimantan
Barat Dusun
Tengadak
Desa Bancoh 3.
Elian Dotala
21
Mahasiswa
Kec.
Sungai Tebelian Kab. Sintang
Kalimantan
Barat Desa SP 4 Rarai Kec. 4.
Supriyandi
23
Mahasiswa
Sungai Tebelian Kab. Sintang
Kalimantan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
Barat Desa Andreas Jemari 5.
Nobal
Kec.
Sungai Tebelian Kab. 52
Guru
S.Ag.,M.Th
Sintang
Kalimantan
Barat
3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Peneliti berusaha menggambarkan tentang suatu variabel, gejala atau keadaan secara apa adanya. Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan menguji hipotesis tertentu. Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut. Penelitian deskriptif ini menjadi dasar untuk menguraikan afiksasi berbahasa karena peneliti akan menguraikan afiks yang terdapat dalam rekaman, lagu dan karangan/tulisan. Dalam mengumpulkan data, penelitian ini menggunakan metode cakap. Sudaryanto (2015) mengatakan bahwa metode cakap ialah cara penyediaan data yang berupa percakapan antara peneliti dengan informan. Metode cakap memiliki teknik dasar berupa teknik pancing, karena percakapan yang diharapkan sebagai pelaksanaan metode tersebut hanya dimunculkan jika peneliti memberi stimulasi (pancingan) pada informan untuk mengetahui maksud kebahasaan yang diharapkan oleh peneliti. Teknik dasar tersebut dijabarkan dalam teknik lanjutan, yaitu teknik cakap lanjutan cakap semuka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
Pada pelaksanaan teknik cakap semuka peneliti langsung melakukan percakapan dengan penggunaan bahasa sebagai informan dengan bersumber pada pancingan yang sudah disiapkan (berupa daftar tanya) atau spontanitas, maksudnya pencingan dapat muncul ditengah-tengah percakapan. Dalam mengaplikasikan teknik ini, peneliti memberikan stimulus pada penutur bahasa Dayak Linoh sesuai dengan konteks yang mendukung untuk memperoleh sebuah data tuturan berafiks. Teknik ini dapat dilengkapi dengan pencatatan atau perekaman, setelah itu kata-kata yang berafiks kemudian disandingkan dengan bahasa Indonesianya. 3.4 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian analisis kontrastif afiksasi bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia ialah wawancara (konfirmasi kepada informan) dengan bekal teori analisis kontrastif afiksasi. Teori tersebut akan digunakan untuk menganalisis afiksasi bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia. Hasil analisis afiksasi yang diperoleh akan dimasukan kedalam format pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut: Sumber data: ……………… Afiks No
Data
Kode
Keterangan Prefiks
Sufiks Konfiks
Simulfiks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
3.5 Metode dan Teknik Analisis Data Metode dan teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan metode analisis kontekstual, yakni dengan menerapkan dimensidimensi konteks dalam menafsirkan data yang telah berhasil dikumpulkan, diidentifikasi, dan diklasifikasikan.Untuk membandingkan kosakata bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia berdasarkan analisis kontrastif afiksasi adalah metode deskriptif kontrastif. Metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsi permasalahan yang menjadi topik dalam penelitian ini, sehingga diperoleh pembahasan yang lebih terperinci. Metode kontrastif digunakan untuk menbandingkan kosakata bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia agar memperoleh perbedaan bentuk kosakata bahasa Dayak Linoh dengan Bahasa Indonesia berdasarkan analisis kontrastif afiksasinya. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis sehingga permasalahan yang menjadi topik dalam penelitian ini dapat terselesaikan. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan metode cakap. Sudaryanto (2015:208) mengatakan bahwa metode cakap ialah berupa percakapan dan terjadi kontak antara peneliti dan penutur selaku narasumber. Metode cakap memiliki teknik dasar berupa teknik rekam dan teknik catat. Teknik rekam digunakan untuk merekam semua pembicaraan yang dilakukan oleh penutur, sedangkan teknik catat digunakan untuk mencatat kosakata yang berafiks yang dituturkan oleh penutur menggunakan buku tulis. Seiddel dalam buku Arikunto (2009) analisis data kualitatif prosesnya berjalan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
1. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri. 2. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat iktisar, dan membuat indeksnya. 3. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.
3.6 Triangulasi Data Penelitian analisis kontrastif afiksasi bahasa Dayak Linoh dengan bahasa menggunakan teknik triangulasi untuk memeriksa keabsahan data yang telah diperoleh dari hasil penelitian. Menurut Lexy J. Moleong (1989:195), triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data. Dalam penelitian ini, peneliti membuat triangulasi dengan tujuan untuk melakukan pengecekan terhadap validitas dan keterpercayaan hasil temuan. Triangulasi dalam penelitian ini menggunakan teknik pemeriksaan yang memanfaatkan peneliti atau pakar dalam penelitian analisis kontrastif afiksasi untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat lainnya membantu mengurangi kesalahan dalam pengumpulan data. Dalam penelitian ini juga dilakukan triangulasi logis. Peneliti lainnya yang melakukan pengecekan dalam triangulasi penelitian ini ialah M.Pd.
Dr.Y. Karmin,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi uraian (1) deskripsi data dan (2) pembahasan. Deskripsi data berupa tuturan bahasa Dayak Linoh, lagu Dayak Linoh dan karangan peneliti. Pada bagian pembahasan berisi uraian atau bahasan dari data yang telah dideskripsikan pada bagian deskripsi data. Kedua hal tersebut akan dipaparkan sebagai berikut. 4.1 Deskripsi Data Data penelitian yang dianalisis berupa tuturan bahasa Dayak Linoh, lagu Dayak Linoh dan karangan peneliti. Data diambil berdasarkan afiks yang ada dalam tuturan bahasa Dayak Linoh, lagu Dayak linoh, dan karangan peneliti. Data yang terkumpul berjumlah 83 afiks yang terdiri: 48 data berafiks dari karangan, 20 data berafiks dari lagu Dayak Linoh dan 15 data berafiks dari tuturan dalam rekaman. Setelah mendapatkan data tentang afiks peneliti mengelompokkan menjadi tiga masalah, yaitu, bentuk afiks, persamaan bentuk afiksasi bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia, dan perbedaan bentuk afiksasi bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia. Data tersebut sebagai berikut: Tabel 1 Jumlah Data Afik Dalam Bahasa Dayak Linoh No
Afiks
Jumlah Data
1
Prefiks (awalan)
48
2
Sufiks (akhiran)
21 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
3
Konfiks (imbuhan terbelah)
13
4
Simulfiks (imbuhan gabung)
1
JUMLAH
83
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa jumlah data afiks terbanyak adalah prefiks (awalan), yaitu berjumlah 48 afiks dari 83 afiks. Selanjutnya sufiks (ahkiran) ada 21 afiks. Selanjutnya, konfiks (imbuhan terbelah) ada 13 afiks, dan simulfiks ada 1 afiks. 4.1.1 Prefiks (awalan) Data berikut ini merupakan data yang termasuk dalam kategori prefiks (awalan) yang berjumlah 48 afiks yang terdiri dari be-, ng-/n-, pe-, te-, dan ke-. Afiks tersebut adalah sebagai berikut. Tabel 2 No
Data
1.
a) Antik kita colap
dan
langkau
Kode
Prefiks
Penjelasan
ngisa K.1/01 Ng-
Kata ngisa dan betoduh
angat
adalah
panai
kata dasarnya isa dan toduh,
dipakai betoduh. b) Ketika kita sedang
BeMe-
kata
berimbuhan,
mendapat prefiks ng-, dan be-, yang berfungsi sebagai
merasa
kedinginan
pembentuk kata kerja yang
dan
kepanasan
memiliki makna melakukan
terdapat rumah yang
atau
digunakan
melakukan atau tindakan,
berteduh
untuk Be-
mengerjakan
dan
yang memiliki persamaan dengan prefiks me- dan berdalam bahasa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
2. A.Upacara
bebukong K.2/07 Te-
Kata teakir adalah kata
itok udah ribuan taun
berimbuhan, kata dasarnya
dipakai
bala
akir, mendapat prefiks te-,
masyarakat
suku
fungsi prefiks te- sebagai
Dayak Linoh, upacara
pembentuk kata kerja pasif
ituk
yang memiliki makna telah
puba
penghormatan teakir
dilakukan
atau
seopan jonat dikubur
keadaan,
dalam tanah.
persamaan dengan prefiks
yang
dalam memiliki
Ter-
te- dalam bahasa Indonesia.
3. A.Tapi ngelolu kereja K.3/03 Ng-
Kata nglolu dan ngogak
B. Upacara bebukong ini sudah ribuan tahun di lakukan
oleh
masyarakat
suku
Dayak
Linoh
,
upacara ini sebagai penghormatan terakhir
sebelum
jenasah dimakamkan ke liang lahat.
koras,
tokad
membara, kelagik
yang
adalah
apai
kata
semangat
dongan pejuang dirik
kata berimbuhan, dasarnya
lolu
dan
gogak, mendapat prefiks nN-
,
fungsi prefiks ng- pada
kita, panai ngogak
kata nglolu dan ngogak
cara
sebagai
pakai
sampai
kemimpi.
tekad
membara,
kata
kerja yang memiliki makna
B. Namun, melalui kerja keras,
pembentuk
yang juga
melakukan atau mencari, Me-
yang
memiliki persamaan
dengan prefiks me- dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
semangat
dan
perjuangan
kita
Me-
bahasa Indonesia.
mampu mencari cara untuk
mencapai
impian. 4. A. Matang
nyangkak K.1/04 Te-
Kata
tekadang,
dan
adalah
kata
masalah idup yang
pemunuh
nguntik datang dan
berimbuhan, kata dasarnya
tekadang
kadang,
masalah
iyak uba pemunuh B. Banyak
Pe-
sekali
menghampiri
dan
mendapat prefiks te-, dan
kata Ter-
terkadang
masalah itu seperti
bunuh,
pe- fungsi prefiks te- pada
masalah hidup yang sering
dan
tekadang
pembentuk kata kerja yang memiliki
Pem-
sebagai
makna
telah
mengalami, fungsi prefiks pe- pada kata pemunuh
pembunuh
sebagai
pembentuk
kerja
yang
kata ‘yang
(pekerjaannya) melakukan perbuatan
yang
tersebut
pada bentuk dasar’. Dengan kata lain, dapat dikatakan makna
‘agentif’,
yang
memiliki persamaan dengan prefiks ter-, dan pe- dalam bahasa Indonesia. 5.
A. Onak kemonai ikin nan...? B.
Begurau z tok nguang sidak
R.1/06 KeBe-
Kata kemonai, dan begurau, adalah
kata
berimbuhan,
kata dasarnya monai, dan gurau, mendapat prefiks ke-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
Pamfi
, dan be-, fungsi prefiks kepada kata kemonai sebagai pembentuk kata kerja yang memiliki
makna
telah
mengalami, fungsi prefiks be-
pada
kata
begurau
sebagai pembentuk kerja yang memiliki makna suatu perbuatan yang aktif, yang memiliki persamaan dengan prefiks ke-, ber- dan sufiks lah,
dalam
bahasa
Indonesia.
4.1.2 Sufiks (akhiran) Data berikut ini merupakan data yang termasuk dalam kategori sufiks (akhiran) yang berjumlah 21 afiks yang terdiri dari -e-, -am, dan -om, Afiks tersebut adalah sebagai berikut. Tabel 3 No
Data
Kode
Sufiks
A. Tapi dongan bisik’e K.1/05 -e 1.
keluarga
Penjelasan Kata bisik’e adalah kata
masalah
berimbuhan, kata dasarnya
iyak dapat teatasi
bisik, mendapat sufiks –e,
dengan bait.
fungsi sufiks –e
B. Namun,
dengan
adanya
keluarga
sebagai
pembentuk kata sifat yang -nya
dimaksud
masalah itu dapat
sendiri,
teratasi dengan baik.
makna
untuk yang
dirinya memiliki
berhubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
dengan
perbuatan.
memiliki
yang
persamaan
dengan sufiks -nya dalam bahasa Indonesia.
2. A. Upacara bebukong
K.2/05 -e
Kata jekuk’e adalah kata
itok amat bagak selain
berimbuhan, kata dasarnya
iyak gam pakai
jekuk, mendapat sufiks –e,
nglestarikan budaya
fungsi sufiks -e pada kata
yang agik ada’
jekuk’e sebagai pembentuk
jekuk’e.
kata sifat yang menunjukan
B.Upacara bebukong ini sangat menarik selain itu
juga
melestarikan yang
diri sendiri yang memiliki -nya
untuk budaya
masih
ada’
ujarnya.
makna
sesuatu
berhubungan
yang dengan
perbuatan, yang memiliki persamaan dengan sufiks -e, dalam bahasa Indonesia.
3. A. Wih matang bagak R.1/02 -e bah betinak yak B. Apai bagak’e.
Kata bagak’e adalah kata berimbuhan, kata dasarnya bagak mendapat sufiks –e, fungsi sufiks -e pada kata bagak’e sebagai pembentuk kata sifat yang menunjukan diri sendiri yang memiliki makna
sesuatu
berhubungan
yang dengan
perbuatan, yang memiliki persamaan dengan sufiks – nya
dalam
bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
Indonesia. 4. A. Opan isik ,
R.1/05 -am
Kata keti’am adalah kata
baru z uwas
berimbuhan, kata dasarnya
tiduk
tok.
keti, mendapat sufiks –am,
B. Matang anal
fungsi sufiks -am pada kata
bah mata yak
keti’am sebagai pembentuk
pool tiduk
kata kerja yang memiliki
A. Keti am kau matang
makna
ngantuk.
tanya
atau
melakukan, yang memiliki persamaan dengan sufiks lah,
dalam
bahasa
Indonesia. 5. A. Apai pulah ikau diak
R.1/01 -om
Te....?
Kata kotok’om adalah kata berimbuhan, kata dasarnya
B. Onak ngamik beletek
kotok, mendapat sufiks -
gonam tok, ikau onak
om, fungsi sufiks om pada
nak....?
kata kotok’om
A. Baik kotok om
aku
mintak.
sebagai
pembentuk kata kerja yang memiliki makna tindakan atau
menyuruh,
memiliki
yang
persamaan
dengan sufiks -lah dalam bahasa Indonesia.
4.1.3 Konfiks (imbuhan terbelah) Data berikut ini merupakan data yang termasuk dalam kategori konfiks (imbuhan terbelah) yang berjumlah 13 afiks yang terdiri dari pe-...-e, pe-...-an, se-....-e, ng...-kan, peny-....-e, dan ng-...-e, Afiks tersebut adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
Tabel 4 No 1.
Data
Kode
Konfiks
A. Uba hal’e antik jiwa K.1/02 Pe-....e kita
agik
Penjelasan Kata
pemait’e
adalah
risau
kata berimbuhan, kata
pemait’e bedari ke
dasarnya bait, mendapat
ontin keluarga.
konfiks pe-...-e,
B. Seperti halnya jika jiwa
kita
risau,
Se-....-nya
konfiks pe-..-e pada kata pemait’e
sedang
fungsi
sebagai
pelarian
pembentuk
kata
sebaiknya ketempat
keterangan
yang
keluarga
memiliki makna paling, yang
memiliki
persamaan
dengan
konfiks se-..-nya dalam bahasa Indonesia. 2. A. Pejuangan
ngamik K.3/01 Pe-....-an
mimpi di tanah rantau B. Perjuangan
Kata pejuangan adalah kata berimbuhan, kata
Per-....an
dasarnya
juang,
mengambil mimpi di
mendapat konfiks pe-...-
tanah rantau
an, fungsi konfiks pe...an
pada
pejuangan
kata sebagai
pembentuk kata
kerja
yang memiliki makna tindakan, yang memiliki persamaan
dengan
konfiks per-...an dalam bahasa Indonesia. 3. A. Wih
matang bagak R.1/02 Se-.....-e
bah betinak yak
Kata
sebagak-bagak’e
adalah kata berimbuhan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
B. Apai
bagak’e,
kata
dasarnya
bagak
sebagak-bagak’e
mendapat konfiks se-...-
betinak yak bau gam
e, fungsi se-...-e
kontut’e
kata
pada
sebagak-bagak’e
sebagai pembentuk kata keterangan sifat,
dari
yang
kata
memiliki
makna tingkatan yang paling tinggi yang dapat dicapai, yang memiliki persamaan
dengan
konfiks
se-...-nya,
dalam bahasa Indonesia. 4.
A. Aku ngarapkan
L.3/01
Ng-.....-kan
ikit’n sehat selalu B. Aku mengharapkan kalian sehat selalu
Kata ngarapkan adalah kata berimbuhan, kata
Meng-....-
dasarnya
arap,
kan
mendapat konfiks ng-,..kan, fungsi konfiks ng...-kan,
pada
ngarapkan
kata sebagai
pembentuk kata kerja yang memiliki makna suatu
perbuatan
menunggu, memiliki
atau yang
persamaan
dengan Konfiks meng..-kan
dalam
bahasa
Indonesia. 5. A. Beragam penyobab’e K.2/03 Peny-...-e dari mulai pengaruh
Kata penyobab’e adalah kata berimbuhan, kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
teknologi.
dasarnya
B.Beragam
sobab
mendapat konfiks peny-
penyebabnya, mulai
dari
pengaruh
Peny-....-
...-e, fungsi
nya
peny-...-e,
pada
penyobab’e
teknologi,
konfiks kata
sebagai
pembentuk kata benda yang memiliki makna suatu
perbuatan
atau
sebab, yang memiliki persamaan konfiks
dengan peny-...-nya
dalam bahasa Indonesia. 6. A.Hp
yak
bah R.1/03 Ng-......-e
Kata nglolak’e adalah
Dipeguraukan lok sak
kata berimbuhan, kata
adin kau nglolak’e.
dasarnya
kelolak,
mendapat konfiks ng-...e, fungsi konfiks ng-...e pada kata nglolak’e sebagai pembentuk kata kerja
yang
memiliki
makna tindakan, yang memiliki
persamaan
dengan konfiks me-...nya,
dalam bahasa
Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
4.1.4 Simulfiks (imbuhan gabung) Data berikut ini merupakan data yang termasuk dalam kategori simulfiks (imbuhan gabung) yang berjumlah 1 afiks yang terdiri dari dipe-....-kan, Afiks tersebut adalah sebagai berikut. Tabel 5 No
Data
1. A.Hp
yak
Kode
Simulfiks
Penjelasan
bah R.1/03 Depe-.....-
Kata
Dipeguraukan
lok
adalah kata berimbuhan,
sak
kau
adin
nglolak’e,
kan
kata
dipeguraukan
dasarnya
mendapat
gurau,
simulfiks
dipe-...-kan, simulfiks
fungsi dipe-...-kan
pada kata dipeguraukan sebagai kerja
pembentuk yang
makna
memiliki
tindakan
melakukan, memiliki
atau yang
persamaan
dengan simulfiks diper...-kan, dalam bahasa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
4.2 Analisis Data Analisis dari hasil penelitian ini disajikan berdasarkan
(a) proses
pembentukan kata bahasa Dayak Linoh dan (b) persamaan bentuk afiks bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia dan (c) perbedaan bentuk afiks bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia. Berikut adalah pemaparan analisis data dalam penelitian ini.
4.2.1
Analisis Prefiks
Prefiks (awalan) adalah imbuhan yang dilekatkan di depan dasar (mungkin kata dasar, mungkin pula kata jadian). Kategori ini dianalisis berdasarkan proses pembentukan kata dalam bahasa Dayak Linoh. Wujud prefiks dalam bahasa Dayak Linoh didapatkan dari hasil karangan, lagu, dan rekaman yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Dayak Linoh serta makna dan fungsi yang terdapat dalam prefiks tersebut. Berikut adalah analisis data prefiks: Data prefiks dalam bahasa Indonesia 1) Kalau kita merasa dingin dan hangat. Merasa → me- + rasa
(K.1/01)
2) Rumah bisa dipakai berteduh. Berteduh → ber- + teduh
(K.1/01)
3) Masalah hidup yang sering datang dan terkadang masalah itu seperti pembunuh bayaran. Terkadang → ter- + kadang
(K.1/04)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
Pembunuh → pem- + bunuh
(K.1/04)
4) Lusianus Rinata Pratama anak rantau yang berusaha mengambil (impian) di tanah rantau. Berusaha → ber- + usaha
(K.3/04)
Mengambil → meng- + ambil
(K.3/04)
Data prefiks dalam bahasa Dayak Linoh 1) Antik kita ngisa colap dan angat. Ngisa → ng- + isa
(K.1/01)
2) Langkau panai dipakai betoduh. Betoduh → be- + toduh
(K.1/01)
3) Masalah idup yang nguntik datang dan tekadang masalah iyak uba pemunuh bayaran. Tekadang → te- + kadang
(K.1/04)
Pemunuh → pe- + munuh
(K.1/04)
4) Lusianus Rinata Pratama anak rantau yang beusaha ngamik (impian) di tanah rantau. Beusaha → be- + usaha
(K.3/04)
Ngamik → ng- + amik
(K.3/04)
Pada data prefiks di atas kata ngisa, betoduh, tekadang, pemunuh, beusaha dan ngamik adalah kata berimbuhan dengan kata dasarnya isa, toduh, kadang, munuh, usaha dan amik yang mendapat prefiks ng-, be-, te-, pe-, dan –ng yang berfungsi sebagai pembentuk kata kerja yang memiliki makna melakukan, mengerjakan, mengalami dan perbuatan (dengan kata lain, dapat dikatakan makna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
‘agentif’), yang memiliki persamaan dengan prefiks me-, ber-, ter- pe- dan mengdalam bahasa Indonesia. Analisis kontrastif berdasarkan data prefiks be-, n-/ng-, te-, dan ke- dalam bahasa Dayak Linoh tidak memiiliki variasi bantuk seperti prefiks ber-, memeng- ter- dan ke- dalam bahasa Indonesia tetapi meliliki persamaan dari variasi bentuk dalam bahasa indonesia prefiks dalam bahasa Bahasa Dayak Linoh dan bahasa Indonesia sama-sama berfungsi sebagai pembentuk kata kerja, kata sifat, kata bilangan, dan kata nominal, fungsi ini sejalan dengan fungsi prefiks ber-, me, ter-, dan ke-, dalam bahasa Indonesia yang dikemukakan oleh Ramlan 2009 yaitu sebagai pembentuk kata sifat, kata bilangan,kata nominal, dan kata kerja.
4.2.2
Analisis Sufiks
Sufiks (akhiran) adalah proses pembentukkan kata yang dilakukan dengan cara menambahkan atau menempelkan afiks di akhir bentuk dasarnya, maka afiks tersebut disebut sufiks atau akhiran. Kategori ini dianalisis berdasarkan proses pembentukan kata dalam bahasa Dayak Linoh. Wujud sufiks dalam bahasa Dayak Linoh berupa transkip dari hasil karangan, lagu, dan rekaman yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Dayak Linoh serta makna dan fungsi yang terdapat dalam sufiks tersebut. Berikut adalah analisis data sufiks: Data sufiks dalam bahasa Indonesia 1) Dikitnya kesadaran anak muda untuk mewariskan tradisi nenek moyang. Dikitnya → dikit + -nya
(K.2/03)
2) Pengalaman yang saya dapat dengan kawan panitia semuanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
Semuanya → semua + -nya
(K.3/05)
3) Cantiknya wanita itu bau juga kentutnya. Cantiknya → cantik + -nya
(R.1/02)
4) Bawa sinilah saya minta. Sinilah → sini + -lah
(R.1/02)
5) Gimanalah mata sudah mengantuk Gimanalah → gimana + -lah
(R.1/05)
Data prefiks dalam bahasa Dayak Linoh 1) Sikit’e kesadaran bala biak mudak pakai mewariskan tradisi inik umuh. Sikit’e → sikit + -e
(K.2/03)
2) Pengalaman yang aku ulih, dongan kobant panitia kodak’e. Kodak’e → kodak + -e
(K.3/05)
3) Bagak’e betinak yak bau gam kontut’e. Bagak’e → bagak + -e
(R.1/02)
4) Baik kotok’om aku mintak. Kotok’om → kotok + -om
(R.1/02)
5) Keti’am kau matang ngantuk. Kati’am → keti + -am
(R.1/05)
Pada data sufiks di atas kata sikit’e, kodak’e, bagak’e, kotok’om dan keti’am adalah kata berimbuhan dengan kata dasarnya sikit, kodak, bagak, kotok dan keti yang mendapat imbuhan sufiks –e, -om dan -am, yang berfungsi sebagai pembentuk kata sifat yang menunjukan diri sendiri serta memiliki makna sesuatu yang berhubungan
dengan
perbuatan,
tindakan
(menyuruh)
dan
tanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
(melakukan) yang memiliki persamaan dengan sufiks –nya dan -lah dalam bahasa Indonesia. Sufiks –nya dan –om/am dalam bahasa Dayaka Linoh dipakai dalam ragam cakapan non formal, atau dipakai dalam komunikasi sehari-hari. Analisis kontrastif berdasarkan data sufiks –e,–am/-om dalam bahasa Dayak Linoh tidak memiliki variasi bentuk, ini sejalan dengan bentuk akhiran -lah dalam bahasa Indonesia yang dipakai dalam ragam cakapan tidak formal dan tidak mengalami perubahan bentuk ketika dilekatkan pada dasar tetapi akhiran –e, -om, –am memiliki persamaan fungsi dan makna dengan akhiran –lah dalam bahasa Indonesia yaitu berfungsi sebagai pembentuk kata kerja dan memiliki makna ‘tindakan’, ‘perbuatan’ yang dilakukan oleh pelaku yang menduduki fungsi subjek.
4.2.3
Analisis Konfiks
Konfiks (imbuhan terbelah) adalah imbuhan yang dilekatkan sekaligus pada awal dan akhir dasar. Kategori ini dianalisis berdasarkan proses pembentukan kata dalam bahasa Dayak Linoh. Wujud konfiks dalam bahasa Dayak Linoh berupa transkip dari hasil karangan, lagu, dan rekaman yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Dayak Linoh serta makna dan fungsi yang terdapat dalam konfiks tersebut. Berikut adalah analisis data konfiks Data sufiks dalam bahasa Indonesia 1) Seperti halnya kalau jiwa kita sedang risau sebaiknya berlari ke tempat keluarga. Sebaiknya → se-….-nya + baik
(K.1/02)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
2) Beragam penyebabnya mulai dari pengaruh teknologi, pembangunan sampai sedikitnya kesadaran anak muda untuk mewariskan tradisi nenek moyang. Penyebabnya → peny-….-nya + sebab
(K.2/03)
3) Perjuangan mengambil mimpi di tanah rantau Perjuangan → per-….-an + juang
(K.1/02)
4) Saya mengharapkan kalian sehat selalu. Mengharapkan → meng-….-kan + harap
(L.3/01)
5) Apa cantiknya, secantik-cantiknya wanita itu bau juga kentutnya. Secantik-cantiknya → se-….-nya + cantik
(R.1/04)
6) Hp itu dipermainkan dulu supaya adik kamu melihatnya biar dia bisa. Melihatnya → me-….-nya + lihat
(R.3/03)
Data sufiks dalam bahasa Dayak Linoh 1) Uba hal’e antik jiwa kita agik risau pemait’e bedari ke ontin keluarga. Pemait’e → pe-….-e + bait
(K.1/02)
2) Beragam penyobab’e dari mulai pengaruh teknologi, pembangunan sampai sikit’e kesadaran bala biak mudak pakai mewariskan tradisi inik umuh. Penyobab’e → peny-….-e + sobab
(K.2/03)
3) Pejuangan ngamik mimpi di tanah rantau. Pejuangan → pe-….-an + juang
(K.1/02)
4) Aku ngarapkan ikit’n sehat selalu. Ngarapkan → ng-….-kan + arap
(L.3/01)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
5) Apai bagak’e, sebagak-bagak’e betinak yak bau gam kontut’e Sebagak-bagak’e → se-….-e + bagak
(R.1/04)
6) Hp yak bah dipeguraukan lok sak adin kau nglolak’e, sak iye panai. Nglolak’e → ng-….-e + kelolak Pada data konfiks
(R.3/03)
di atas kata pemait’e, penyobab’e, pejungan,
ngarapkan, sebagak-bagak’e dan nglolak’e adalah kata berimbuhan dengan kata dasarnya bait, sobab, juang, arap, bagak dan kelolak yang mendapat imbuhan konfiks pe-....-e, peny-….-e, pe-….-an, ng-….-kan, se-….-e, dan ng-….-e yang berfungsi sebagai pembentuk kata keterangan, kata benda, kata sifat dan kata kerja yang memiliki makna paling, tindakan, tingkatan yang paling tinggi yang dapat dicapai. Analisis kontrastif berdasarkan data konfiks pe-....-e, peny-….-e, pe….-an, ng-….-kan, se-….-e, dan ng-….-e dalam bahasa Dayak Linoh memiliki persamaan dari variasi bentuk konfiks se-….-nya, peny-….-nya, per-….-an, meng….-kan, se-….-nya dan me-….-nya dengan bahasa Indonesia serta memiliki persamaan dari segi fungsi dan makna antara konfiks bahasa Dayak Linoh dengan konfiks dalam bahasa Indonesia
4.2.4
Analisis Simulfiks
Simulfiks (Imbuhan Gabung) adalah dua imbuhan atau lebih yang ditambahkan pada kata dasar tidak sekaligus, tetapi secara bertahap. Bentuk simulfiks (imbuhan gabung). Kategori ini dianalisis berdasarkan proses pembentukan kata dalam bahasa Dayak Linoh. Wujud simulfiks dalam bahasa Dayak Linoh berupa transkip
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
dari hasil karangan, lagu, dan rekaman yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Dayak Linoh serta makna dan fungsi yang terdapat dalam simulfiks tersebut. Berikut adalah analisis data simulfiks Data simulfiks dalam bahasa Indonesia 1) Hp itu dipermainkan dulu supaya adik kamu melihatnya biar dia bisa. Dipermainkan → di + per-…-kan + main
(L.3/03)
Data simulfiks dalam bahasa Dayak Linoh 1) Hp yak bah dipeguraukan lok sak adin kau nglolak’e, sak iye panai. Dipeguraukan → di + pe-…-kan + gurau
(L.3/03)
Pada data simulfiks diatas kata dipeguraukan adalah kata berimbuhan dengan kata dasarnya gurau, serta mendapat simulfiks dipe-...-kan, yang berfungsi sebagai pembentuk kerja yang memiliki makna tindakan atau melakukan. Analisis kontrastif berdasarkan data simulfiks dipe-,...-kan dalam bahasa Dayak Linoh tidak memiliki variasi bentuk tetapi memiliki persamaan bentuk dengan simulfiks diper-,...-kan dalam bahasa Indonesia. simulfiks dipe-...-kan, dalam bahasa Dayak Linoh, diper-….-kan dalam bahasa Indonesia juga memiliki fungsi dan makna yang saya yaitu sebagai pembentuk kerja yang memiliki makna tindakan atau melakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
4.3 Pembahasan Analisis dari hasil penelitian ini disajikan berdasarkan afiksasi,
(a) analisis kontrastif
(b) persamaan bentuk afiks bahasa Dayak Linoh dengan bahasa
Indonesia, dan (c) perbedaan bentuk afiks bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia. Data yang telah dideskripsikan pada bagian sebelumnya dibahas secara mendalam pada sub bab ini. Secara berurutan, data dibahas berdasarkan rumusan masalah yang sudah ditentukan. Peneliti akan mendeskripsikan proses pembentukan kata dengan afiks, (bentuk fungsi, dan makna afiks) dalam bahasa Dayak Linoh, menentukan persamaan
dan perbedaan bentuk afiksasi bahasa
Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia. Berikut adalah pemaparan pembahasan dari penelitian tentang analisis kontrastif afiksasi bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia. 4.3.1 Proses Pembentukan Kata Dengan Afiks Dalam Bahasa Dayak Linoh Berdasarkan analisis data di atas dapat ditemukan bahwa bahasa Dayak Linoh memiliki prefiks be-, n- & ng-, te-, ke dan pe-. Selain itu bahasa Dayak Linoh juga memiliki sufiks e- dan om-, memiliki konfiks pe-,…-e, Ng-,…-e, Ng,…-kan, ke-,…-an, se-,…-e, pe-,…-an. Bahasa Dayak Linok juga memiliki simulfiks dipe-,…-kan. Berikut ini adalah contoh afiksasi bahasa Dayak Linoh: a. Bahasa Dayak Linoh yang dibentuk dengan prefiks (be-, n- & ng-, te-, ke-dan pe) Contoh: beroga, nyuman, ngamik, tekonak, kemonai, dan pemunuh b. Bahasa Dayak Linoh yang dibentuk dengan sufik (-e, -am/om)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
Contoh: kodak’e, aok om/am c. Bahasa Dayak Linoh yang dibentuk dengan konfiks (pe-,…-e, Ng-,…-e, Ng-,…kan, ke-,…-an, se-,…-e, pe-,…-an.) Contoh: Pemagak’e , ngisa’e, ngisakan, sebagak-bagak’e, dan pejuangan. d. Bahasa Dayak Linoh yang dibentuk dengan simulfiks (dipe-....-kan) Contoh: dipeguraukan 4.3.1.1 Prefiks Proses pembentukan kata dengan menambahkan afiks atau imbuhan di depan bentuk dasarnya atau juga proses pembentukan kata-kata yang dilakukan dengan cara membubuhkan atau menambahkan atau menempelkan afiks di depan bentuk dasarnya. Prefiks (awalan) adalah imbuhan yang dilekatkan di depan dasar (mungkin kata dasar, mungkin pula kata jadian). Dalam bahasa Dayak Linoh ditemukan prefiks be-, n- & ng-, te-, ke dan pe-. 4.3.1.1 1 Prefiks bePrefiks be- dalam bahasa Dayak Linoh mempunyai kemiripan fungsi dengan prefiks ber- dalam bahasa Indonesia. Berikut ini contoh data yang membuktikan bahwa prefiks be- (bahasa Dayak Linoh) sama dengan dengan prefiks ber- (dalam bahasa Indonesia). a. Betoduh Kata beteduh terbentuk dari kata dasar toduh yang dibubuhi prefiks be-. Jika diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
betoduh
be- + toduh (prefiks)
( kata dasar)
b. Beroga Kata beroga terbentuk dari kata dasar roga yang dibubuhi prefiks be-. Jika diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut. beroga
be- + roga (prefiks)
( kata dasar)
c. Bejantoh Kata bejantoh terbentuk dari kata dasar jantoh yang dibubuhi prefiks be-. Jika diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut. bejantoh
be- + jantoh (prefiks)
( kata dasar)
Jadi, prefiks be- yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki kesamaan fungsi dengan prefiks ber- dalam bahasa Indonesia. d. Bebeda Kata bebeda terbentuk dari kata dasar beda yang dibubuhi prefiks be-. Jika diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
bebeda
be- + beda (prefiks)
( kata dasar)
Jadi, prefiks be- yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki kesamaan fungsi dengan prefiks ber- dalam bahasa Indonesia. e. Betomu Kata betomu terbentuk dari kata dasar tomu yang dibubuhi prefiks be-. Jika diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut. betomu
be- + tomu (prefiks)
( kata dasar)
Jadi, prefiks be- yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki kesamaan fungsi dengan prefiks ber- dalam bahasa Indonesia. 4.3.1.1 1.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Prefiks Bea. Bentuk prefiks beBentuk awalan be- dalam bahasa Dayak Linoh tidak memiliki variasi bentuk seperti pada bahasa Indonesia. Bentuk prefiks ber- dalam bahasa Indonesia memiliki variasi bentuk ber-, be-, dan bel-. b. Fungsi prefiks beAwalan be- dalam bahasa Dayak Linoh berfungsi sebagai pembentuk kata kerja, kata sifat, kata bilangan, dan kata nominal seperti contoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
a) Betomu → tomu b) Begurau → gurau (kata kerja) c) Besedih → sedih ( kata sifat) d) Besepeda → sepeda (kata nominal) c. Makna prefiks beMakna prefiks be- dengan bentuk dasarnya dalam bahasa Dayak Linoh muncul berbagai makna yang dapat digolongkan sebagai berikut: a) Menyatakan makna ‘suatu perbuatan yang aktif’, ialah perbuatan yang dilakukan oleh pelaku yang menduduki fungsi subyek yang bentuk dasarnya berupa pokok kata dan kata kerja seperti: bejuang, benyanyi, dan begurau. b) Menyatakan makna ‘dalam keadaan’ atau ‘statif’ ialah pada kata-kata berafiks be- yang bentuk dasarnya berupa kata sifat seperti: besedih dan besenang. c) Menyatakan makna ‘memakai’, ‘menggunakan’, ‘mengendarai’, seperti: Besepeda
: orang yang menggunakan sepeda
Beingan
: mengeluarkan suara
d) Menyatakan makna ‘menjadi kelompok’ Bepokat
: kita harus menjadi satu (satu kelompok)
4.3.1.1.2 Prefiks N- dan NgPrefiks N- dan Ng- dalam bahasa Dayak Linoh mempunyai kemiripan fungsi dengan prefiks me- dalam bahasa Indonesia. Berikut ini contoh data yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
membuktikan bahwa prefiks N- dan Ng- (bahasa Dayak Linoh) sama dengan dengan prefiks me- (dalam bahasa Indonesia). a. Ngisa Kata ngisa terbentuk dari kata dasar isa yang dibubuhi prefiks Ng-. Jika diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut. Ngisa
Ng- + isa (prefiks)
( kata dasar)
b. Ngogak Kata ngogak terbentuk dari kata dasar gogak yang dibubuhi prefiks Ng-. Jika diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut. Ngogak
N- + gogak (prefiks)
( kata dasar)
c. Nglolu Kata nglolu terbentuk dari kata dasar lolu yang dibubuhi prefiks Ng-. Jika diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut. Nglolu
Ng- + lolu (prefiks)
( kata dasar)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
Jadi, prefiks N- dan Ng-
yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki
kesamaan fungsi dengan prefiks me- dalam bahasa Indonesia. d. Ngibur Kata ngibur terbentuk dari kata dasar ibur yang dibubuhi prefiks Ng-. Jika diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut. Ngibur
Ng- + ibur (prefiks)
( kata dasar)
Jadi, prefiks N- dan Ng-
yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki
kesamaan fungsi dengan prefiks me- dalam bahasa Indonesia. e. Ngamik Kata ngamik terbentuk dari kata dasar amik yang dibubuhi prefiks Ng-. Jika diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut. Ngamik
Ng- + amik (prefiks)
( kata dasar)
Jadi, prefiks N- dan Ng-
yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki
kesamaan fungsi dengan prefiks me- dalam bahasa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
4.3.1.1.2 .1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Prefiks N-, dan Nga. Bentuk prefiks n-, dan ngBentuk awalan n-, dan ng- dalam bahasa Dayak Linoh hanya meliliki bentuk ng-, sedangkan bentuk prefiks meng- dalam bahasa Indonesia memiliki variasi bentuk mem-, men-, meny- me- dan menge-. b. Fungsi prefiks n-, dan ngAwalan n-, dan ng-dalam bahasa Dayak Linoh berfungsi sebagai pembentuk kata kerja seperti contoh: a)
Ngogak → gogak
b) Ngamik → amik c)
Nyuman → suman
d) Nglatih → latih c. Makna prefiks n-, dan ngAwalan n-, dan ng- mempunyai makna seperti berikut: a) Menyatakan makna ‘ mencari’ seperti Pakai ngogak kemantapan ati iyak keluarga. Untuk mencari kemantapan hati adalah keluarga. b) Menyatakan makna ‘melakukan’, ‘mengerjakan’ seperti Ngamik mimpi di tanah rantau. Mengambil mimpi ditanah rantau Cuba ikau nglatih adin kau bang. Sedang melakukan latihan untuk adikya c) Menyatakan makna ‘membuat’,‘menghasilkan’ seperti Nyuman kangkung tabak tahu tok. Sedang membuat sayur kangkung campur tahu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
4.3.1.1.3 Prefiks TePrefiks te- dalam bahasa Dayak Linoh mempunyai kemiripan fungsi dengan prefiks ter- dalam bahasa Indonesia. Berikut ini contoh data yang membuktikan bahwa prefiks te- (bahasa Dayak Linoh) sama dengan dengan prefiks ter- (dalam bahasa Indonesia). a. Tebait Kata tebait terbentuk dari kata dasar bait yang dibubuhi prefiks te-. Jika diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut. Tebait te- + (prefiks)
bait ( kata dasar)
b. Tesisak Kata tesisak terbentuk dari kata dasar sisak yang dibubuhi prefiks te-. Jika diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut. Tesisak
te- + sisak (prefiks)
( kata dasar)
c. Teakir Kata teakhir terbentuk dari kata dasar akir yang dibubuhi prefiks te-. Jika diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
teakir
te- + akir (prefiks)
( kata dasar)
Jadi, prefiks te- yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki kesamaan fungsi dengan prefiks ter- dalam bahasa Indonesia. d. Tekadang Kata tekadang terbentuk dari kata dasar kadang yang dibubuhi prefiks te-. Jika diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut. tekadang
te- + kadang (prefiks)
( kata dasar)
Jadi, prefiks te- yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki kesamaan fungsi dengan prefiks ter- dalam bahasa Indonesia. e. Tenilai Kata tenilai terbentuk dari kata dasar nilai yang dibubuhi prefiks te-. Jika diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut. tenilai
te- + nilai (prefiks)
( kata dasar)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
Jadi, prefiks te- yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki kesamaan fungsi dengan prefiks ter- dalam bahasa Indonesia. 4.3.1.1.3.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Prefiks Tea. Bentuk prefiks teBentuk awalan te-
dalam bahasa Dayak Linoh tidak memiliki variasi,
sedangkan bentuk prefiks ter- dalam bahasa Indonesia memiliki variasi bentuk ter-, te-, dan telb. Fungsi prefiks tePrefiks te- dalam bahasa Dayak Linoh mempunyai fungsi sebagai pembentuk kata kerja pasif, seperti pada kata tebait dan tedinga, tetapi tidak semua prefiks berfungsi sebagai kata kerja pasif, ada juga berfungsi sebagai kata kerja intransitif seperti pada kata teuas dan tetiduk. c. Makna prefiks teAwalan te- dalam bahasa Dayak Linoh sebagai pembentuk kata kerja memiliki makna sebagai berikut: a) Menyatakan makna ‘ketiba-tibaan’ seperti iye teuas laga ninga ingan musik. Dia terbangun karena mendengar suara musik b) Menyatakan makna ‘kemungkinan’. Afiks te- yang menyatakan makna ini pada umumnya didahului kata negatif nak atau inak. seperti keluarga inak tenilai dan nak dapat digonti pakai duit. ‘tidak dapat dinilai’
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
4.3.1.1.4 Prefiks KePrefiks ke- dalam bahasa Dayak Linoh mempunyai kemiripan fungsi dengan prefiks ke- dalam bahasa Indonesia. Berikut ini contoh data yang membuktikan bahwa prefiks ke- (bahasa Dayak Linoh) sama dengan dengan prefiks ke- (dalam bahasa Indonesia). a. Ketowak Kata ketowak terbentuk dari kata dasar tawak yang dibubuhi prefiks ke-. Jika diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut ketowak ke- + tawak Jadi, prefiks ke- yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki kesamaan fungsi dengan prefiks ke- dalam bahasa Indonesia. 4.3.1.1.4.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Prefiks Kea. Bentuk prefiks keBentuk awalan ke- dalam bahasa Dayak Linoh tidak memiliki variasi ini sejalan dengan bentuk awalan ke- dalam bahasa Indonesia tidak mengalami perubahan bentuk ketika dilekatkan pada dasar. b. Fungsi prefiks kePrefiks ke- dalam bahasa Dayak Linoh berfungsi sebagai pembentuk kata kerja, dan bertali dengan awalan ter-, seperti tertawa dalam bahasa Indonesia yang digunakan dalam ragam lisan tidak resmi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
c. Makna prefiks keAwalan ke- sebagai pembentuk kata kerja memiliki makna sebagai berikut: a) (dalam ragam cakapan), awalan ke- semakna dengan awalan ter- yang berarti ‘telah mengalami’. Apai ketowak anak biak yak. Apa yang anak itu tertawakan. 4.3.1.1.5 Prefiks pePrefiks pe- dalam bahasa Dayak Linoh mempunyai kemiripan fungsi dengan prefiks peN- dalam bahasa Indonesia. Berikut ini contoh data yang membuktikan bahwa prefiks pe- (bahasa Dayak Linoh) sama dengan dengan prefiks peN- (dalam bahasa Indonesia). a. Pemunuh Kata pemunuh terbentuk dari kata dasar bunuh yang dibubuhi prefiks pe-. Apabila diikuti bentuk dasar yang berawalan dengan fonem /p,b,f/. /p/ hilang* (Ramlan 2009:101). Jika diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut pemunuh pe- + bunuh Jadi, prefiks pe- yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki kesamaan fungsi dengan prefiks peN- dalam bahasa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
4.3.1.1.5.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Prefiks Pea. Bentuk prefiks peBentuk awalan pe- dalam bahasa Dayak Linoh tidak memiliki variasi bentuk sedangkan bentuk prefiks per- dalam bahasa Indonesia memiliki variasi bentuk pe-, dan pel- (Zaenal Arifin dan Junaiyah 2009) b. Fungsi prefiks pePrefiks pe- dalam bahasa Dayak Linoh berfungsi sebagai pembentuk kata kerja. Contohnya Pemunuh → yang (pekerjaannya) membunuh c. Makna prefiks peAwalan pe- sebagai pembentuk kata kerja memiliki makna sebagai berikut: a) Memiliki makna ‘yang (pekerjaannya) melakukan perbuatan yang tersebut pada bentuk dasar’. Dengan kata lain, dapat dikatakan makna ‘agentif’. Pemunuh
:’yang (pekerjaannya) membunuh’
4.3.1.2 Sufiks Proses pembentukkan kata yang dilakukan dengan cara menambahkan atau menempelkan afiks di akhir bentuk dasarnya, maka afiks tersebut disebut sufiks atau akhiran. Istilah ini juga berasal dari bahasa Latin suffixus yang berarti melekat (fixus, figere). Dalam bahasa Dayak Linoh terdapat sufiks atau akhiran edan am-,om-.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
4.3.1.2.1 Sufiks –e Sufiks –e
dalam bahasa Dayak Linoh mempunyai kemiripan fungsi
dengan sufiks –nya
dalam bahasa Indonesia. Berikut ini contoh data yang
membuktikan bahwa sufiks –e (bahasa Dayak Linoh) sama dengan dengan sufiks –nya (dalam bahasa Indonesia). a. Bisik’e Kata bisik’e terbentuk dari kata dasar bisik yang dibubuhi sufiks –e . Jika diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut. Bisik’e Bisik + -e (kata dasar)
( sufiks)
Jadi, sufiks -e yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki kesamaan fungsi dengan sufiks -nya dalam bahasa Indonesia. b. Jekuk’e Kata jekuk’e terbentuk dari kata dasar jekuk yang dibubuhi sufiks –e . Jika diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut. jekuk’e jekuk + -e (kata dasar)
( sufiks)
Jadi, sufiks -e yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki kesamaan fungsi dengan sufiks -nya dalam bahasa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
c. Kodak’e Kata kodak’e terbentuk dari kata dasar kodak yang dibubuhi sufiks –e . Jika diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut. kodak’e kodak + -e (kata dasar)
( sufiks)
Jadi, sufiks -e yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki kesamaan fungsi dengan sufiks -nya dalam bahasa Indonesia. d. Bagak’e Kata bagak’e terbentuk dari kata dasar bagak yang dibubuhi sufiks –e . Jika diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut. bagak’e bagak + -e (kata dasar)
( sufiks)
Jadi, sufiks -e yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki kesamaan fungsi dengan sufiks -nya dalam bahasa Indonesia. e. Sikit’e Kata sikit’e terbentuk dari kata dasar sikit yang dibubuhi sufiks –e . Jika diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut. sikit’e sikit + -e (kata dasar)
( sufiks)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
Jadi, sufiks -e yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki kesamaan fungsi dengan sufiks -nya dalam bahasa Indonesia. 4.3.1.2.1.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Sufiks –e a. Bentuk sufiks -e Bentuk akhiran -e dalam bahasa Dayak Linoh tidak memiliki variasi bentuk, ini sejalan dengan bentuk akhiran -nya dalam bahasa Indonesia tidak mengalami perubahan bentuk ketika dilekatkan pada dasar. b. Fungsi sufiks -e Sufiks -e dalam bahasa Dayak Linoh berfungsi sebagai pembentuk kata sifat, kata sifat yang dimaksud untuk menunjukan dirinya sendiri. Sufiks –e di gunakan dalam ragam cakapan lisan tidak resmi. c. Makna sufiks -e Akhiran -e sebagai pembentuk kata sifat memiliki makna sebagai berikut: a) (dalam ragam cakapan), akhiran –e bermakna sesuatu yang berhubungan dengan perbuatan. Apai bagak’e, sebagak-bagak’e betinak yak bau gam kontut’e. 4.3.1.2.2 Sufiks –am,-om Sufiks –am,-om dalam bahasa Dayak Linoh mempunyai kemiripan fungsi dengan sufiks –lah dalam bahasa Indonesia, sufiks –am, -om biasanya dipakai dalam ragam cakapan sehari-hari dimasyarakat. Berikut ini contoh data yang membuktikan bahwa sufiks –am,-om (bahasa Dayak Linoh) sama dengan dengan sufiks –lah (dalam bahasa Indonesia).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
a. Iyak’am Kata iyak’am terbentuk dari kata dasar iyak yang dibubuhi sufiks –am . Jika diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut. iyak’am iyak + -am (kata dasar)
( sufiks)
Jadi, sufiks -am yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki kesamaan fungsi dengan sufiks -lah dalam bahasa Indonesia. b. Juju’am Kata juju’am terbentuk dari kata dasar juju yang dibubuhi sufiks –am . Jika diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut. juju’am juju + -am (kata dasar)
( sufiks)
Jadi, sufiks -am yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki kesamaan fungsi dengan sufiks -lah dalam bahasa Indonesia. c. Keti’am Kata keti’am terbentuk dari kata dasar keti yang dibubuhi sufiks –am . Jika diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut. keti’am keti + -am (kata dasar)
( sufiks)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
Jadi, sufiks -am yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki kesamaan fungsi dengan sufiks -lah dalam bahasa Indonesia. d. Kotok’om Kata kotok’om terbentuk dari kata dasar kotok yang dibubuhi sufiks –om . Jika diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut. kotok’om kotok + -om (kata dasar)
( sufiks)
Jadi, sufiks -om yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki kesamaan fungsi dengan sufiks -lah dalam bahasa Indonesia. 4.3.1.2.2.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Sufiks –am a. Bentuk sufiks –am Bentuk akhiran –am/om/am
dalam bahasa Dayak Linoh memiliki variasi
bentuk menjadi –om, -am., dalam bahasa indonesia akhiran –om, -am, dan –am ini sejalan dengan bentuk akhiran -lah dalam bahasa Indonesia yang dipakai dalam ragam cakapan tidak formal dan tidak mengalami perubahan bentuk ketika dilekatkan pada dasar. b. Fungsi sufiks –am Sufiks -am dalam bahasa Dayak Linoh berfungsi sebagai pembentuk kata kerja sufiks –am juga di gunakan dalam ragam cakapan lisan tidak resmi. c. Makna sufiks -am Akhiran -am sebagai pembentuk kata kerja memiliki makna sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
a)
(dalam ragam cakapan), akhiran –am
menyatakan makna ‘tindakan’,
‘perbuatan’ yang dilakukan oleh pelaku yang menduduki fungsi subjek. Baik kotok om aku mintak. Menyuruh menghantarkan yang diminta.
4.3.1.3 Konfiks Konfiks (Imbuhan Terbelah) adalah imbuhan yang dilekatkan sekaligus pada awal dan akhir dasar. Konfiks harus diletakan sekaligus pada dasar (harus mengapit dasar) karena konfiks merupakan imbuhan tunggal, yang tentu saja memiliki satu kesatuan bentuk dan satu kesatuan makna. Dalam bahasa Dayak Linoh terdapat konfiks (pe-,…-e, Ng-,…-e, Ng-,…-kan, se-,…-e, dan pe-,…-an.) 4.3.1.3.1 Konfiks pe-,...-e Konfiks pe-,...-e
dalam bahasa Dayak Linoh mempunyai kemiripan fungsi
dengan konfiks se-,...-nya dalam bahasa Indonesia. Berikut ini contoh data yang membuktikan bahwa konfiks pe-,...-e (bahasa Dayak Linoh) sama dengan dengan konfiks se-,...-nya (dalam bahasa Indonesia). a. Pemait’e Kata pemait’e terbentuk dari kata dasar bait yang dibubuhi konfiks pe-,...-e. Jika diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Pemait’e
bait (kata dasar)
Pe-
pemait
(prefiks)
-e (sufiks)
Jadi, konfiks pe-,...-e yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki kesamaan fungsi dengan konfiks se-,...-nya dalam bahasa Indonesia. 4.3.1.3.1 1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Konfiks pe-,...-e a. Bentuk Konfiks pe-,...-e Bentuk konfiks pe-,...-e dalam bahasa Dayak Linoh tidak memiliki variasi bentuk tetapi memiliki persamaan bentuk dengan konfiks se-...-nya dalam bahasa Indonesia. b. Fungsi Konfiks pe-,...-e Konfiks pe-,...-e dalam bahasa Dayak Linoh berfungsi sebagai pembentuk kata keterangan ini sejalan dengan fungsi konfiks se-...-nya dalam bahasa Indonesia yang dilekatkan pada dasar yang berupa adjektiva perulangan atau yang bukan perulangan. c. Makna Konfiks pe-,...-e Konfiks pe-,...-e sebagai pembentuk kata keterangan memiliki makna sebagai berikut: a). Menyatakan makna ‘paling’ seperti: pemait’e → ‘paling baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
4.3.1.3.2 Konfiks ng-,...-e Konfiks ng-,...-e dalam bahasa Dayak Linoh mempunyai kemiripan fungsi dengan konfiks me-,...-nya dalam bahasa Indonesia. Berikut ini contoh data yang membuktikan bahwa konfiks ng-,...-e (bahasa Dayak Linoh) sama dengan dengan konfiks me-,...-nya (dalam bahasa Indonesia). a. Ngisa’e Kata ngisa’e terbentuk dari kata dasar isa yang dibubuhi konfiks ng-,...-e. Jika diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut. ngisa’e
isa (kata dasar)
ng-
ngisa
(prefiks)
-e (sufiks)
Jadi, konfiks ng-,...-e yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki kesamaan fungsi dengan konfiks me-,...-nya dalam bahasa Indonesia. 4.3.1.3.2 .1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Konfiks ng-,...-e a. Bentuk Konfiks ng-,...-e Bentuk konfiks ng-,...-e dalam bahasa Dayak Linoh tidak memiliki variasi bentuk tetapi memiliki persamaan bentuk dengan konfiks me-...-nya dalam bahasa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
b. Fungsi Konfiks ng-,...-e Konfiks ng-,...-e dalam bahasa Dayak Linoh berfungsi sebagai pembentuk kata kerja, ini sejalan dengan fungsi konfiks me-...-nya dalam bahasa Indonesia. Nglolak’e → melihat. c. Makna Konfiks ng-,...-e Konfiks ng-,...-e sebagai pembentuk kata
kerja memiliki makna sebagai
berikut: a). Menyatakan makna ‘tindakan’ seperti: Sak adin kau nglolak’e, sak iye panai. Mengajarkan adiknya agar menjadi bisa. 4.3.1.3.3 Konfiks ng-,...-kan Konfiks ng-,...-kan dalam bahasa Dayak Linoh mempunyai kemiripan fungsi dengan konfiks meng-,...-kan dalam bahasa Indonesia. Berikut ini contoh data yang membuktikan bahwa konfiks ng-,...-kan (bahasa Dayak Linoh) sama dengan dengan konfiks meng-,...-kan (dalam bahasa Indonesia). a. Ngarapkan Kata ngarapkan terbentuk dari kata dasar arap yang dibubuhi konfiks ng-,...kan. Jika diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
ngarapkan
arap (kata dasar)
ng-
ngarap
(prefiks) Jadi, konfiks ng-,...-kan
-kan (sufiks)
yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki
kesamaan fungsi dengan konfiks meng-,...-kan dalam bahasa Indonesia. 4.3.1.3.3.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Konfiks ng-,...-kan a. Bentuk Konfiks ng-,...-kan Bentuk konfiks ng-,...-kan dalam bahasa Dayak Linoh tidak memiliki variasi bentuk tetapi memiliki persamaan bentuk dengan konfiks meng-...-kan dalam bahasa Indonesia. b. Fungsi Konfiks ng-,...-kan Konfiks ng-,...-kan dalam bahasa Dayak Linoh berfungsi sebagai pembentuk kata kerja, ini sejalan dengan fungsi konfiks meng-...-kan dalam bahasa Indonesia. Ngarapkan→ mengharapkan. c. Makna Konfiks ng-,...-kan Konfiks ng-,...-kan sebagai pembentuk kata kerja memiliki makna sebagai berikut: a). Menyatakan makna ‘menderita atau mengalami kejadian’ seperti:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Aku ngarapkan ikit’n sehat selalu. Aku mengharapkan kalian sehat selalu 4.3.1.3.4 Konfiks se-,...-e Konfiks se-,...-e dalam bahasa Dayak Linoh mempunyai kemiripan fungsi dengan konfiks se-,...-nya dalam bahasa Indonesia. Berikut ini contoh data yang membuktikan bahwa konfiks se-,...-e (bahasa Dayak Linoh) sama dengan dengan konfiks se-,...-nya (dalam bahasa Indonesia). a. Sebagak-bagak’e Kata sebagak-bagak’e terbentuk dari kata dasar bagak-bagak yang dibubuhi konfiks se-,...-e. Jika diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut. sebagak-bagak’e
bagak-bagak (kata dasar)
se(prefiks)
sebagak-bagak
-e (sufiks)
Jadi, konfiks se-,...-e yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki kesamaan fungsi dengan konfiks se-,...-nya dalam bahasa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
4.3.1.3.4.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Konfiks se-,...-e a. Bentuk Konfiks se-,...-e Bentuk konfiks se-,...-e dalam bahasa Dayak Linoh tidak memiliki variasi bentuk tetapi memiliki persamaan bentuk dengan konfiks se-...-nya
dalam bahasa
Indonesia. b. Fungsi Konfiks se-,...-e Konfiks se-,...-e dalam bahasa Dayak Linoh berfungsi sebagai pembentuk kata keterangan dari kata sifat, ini sejalan dengan fungsi konfiks se-...-nya dalam bahasa Indonesia. c. Makna Konfiks se-,...-nya Konfiks se-,...-nya sebagai pembentuk kata
keterangan dari kata sifat
memiliki makna sebagai berikut: a). Menyatakan makna ‘tingkatan yang paling tinggi yang dapat dicapai’ seperti: sebagak-bagak’e → sebaik mungkin 4.3.1.3.5 Konfiks pe-,…-an Konfiks pe-,...-an dalam bahasa Dayak Linoh mempunyai kemiripan fungsi dengan konfiks per-,...-an dalam bahasa Indonesia. Berikut ini contoh data yang membuktikan bahwa konfiks pe-,...-an (bahasa Dayak Linoh) sama dengan dengan konfiks per-,...-an (dalam bahasa Indonesia).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
a. Pejuangan Kata pejuangan terbentuk dari kata dasar juang yang dibubuhi konfiks pe-,...an. Jika diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut. pejuangan
juang (kata dasar)
pe-
pejuang
(prefiks) Jadi, konfiks pe-,...-an
-an (sufiks)
yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki
kesamaan fungsi dengan konfiks per-,...-an dalam bahasa Indonesia. 4.3.1.3.5.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Konfiks pe-,...-an a. Bentuk Konfiks pe-,...-an Bentuk konfiks pe-,...-an dalam bahasa Dayak Linoh tidak memiliki variasi bentuk tetapi memiliki persamaan bentuk dengan konfiks per-...-an dalam bahasa Indonesia. b. Fungsi Konfiks pe-,...-an Konfiks pe-,...-an dalam bahasa Dayak Linoh berfungsi sebagai pembentuk kerja ini sejalan dengan fungsi konfiks per-...-an dalam bahasa Indonesia yang nominalisasi dari kata kerja pada umumnya sejalan dengan kata kerja ber- (an) seperti contoh:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
Pejuangan
:
Sejalan dengan berjuang
c. Makna Konfiks pe-,...-an Konfiks pe-,...-an memiliki makna sebagai berikut: a). Menyatakan makna ‘tindakan’ seperti: Onang tenang-tenang pejuangan ikau agik nyangkak. 4.3.1.3.6 Konfiks peny-,…-e Konfiks peny-,...-e dalam bahasa Dayak Linoh mempunyai kemiripan fungsi dengan konfiks peny-,...-nya dalam bahasa Indonesia. Berikut ini contoh data yang membuktikan bahwa konfiks peny-,...-e (bahasa Dayak Linoh) sama dengan dengan konfiks peny-,...-nya (dalam bahasa Indonesia). a. Penyobab’e Kata penyobab’e terbentuk dari kata dasar sobab yang dibubuhi konfiks peny,...-e. Jika diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut. Penyobab’e
sobab (kata dasar)
peny-
penyobab
(prefiks) Jadi, konfiks peny-,...-e
-e (sufiks)
yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki
kesamaan fungsi dengan konfiks peny-,...-nya dalam bahasa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
Apabila konfiks peny- diikuti bentuk dasar yang berawalan dengan fonem / s. c. j /. Fonem / s / hilang. 4.3.1.3.6.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Konfiks peny-,...-e a. Bentuk Konfiks peny-,...-e Bentuk konfiks peny-,...-e dalam bahasa Dayak Linoh tidak memiliki variasi bentuk tetapi memiliki persamaan bentuk dengan konfiks peny-...-nya dalam bahasa Indonesia. b. Fungsi Konfiks peny-,...-e Konfiks peny-,...-e dalam bahasa Dayak Linoh berfungsi sebagai pembentuk benda. c. Makna Konfiks peny-,...-e Konfiks pey-,...-e memiliki makna sebagai berikut: a). Menyatakan makna ‘perbuatan atau sebab’ seperti: Beragam penyobab’e dari mulai pengaruh teknologi. Penyebabnya karena pengaruh teknologi. 4.3.1.4 Simulfiks Simulfiks (imbuhan gabung) adalah dua imbuhan atau lebih yang ditambahkan pada kata dasar tidak sekaligus, tetapi secara bertahap. Dalam bahasa Dayak Linoh terdapat simulfiks dipe-...-kan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
4.3.1.4.1 Simulfiks dipe-...-kan Simulfiks dipe-...-kan dalam bahasa Dayak Linoh mempunyai kemiripan fungsi dengan simulfiks diper-,...-kan dalam bahasa Indonesia. Berikut ini contoh data yang membuktikan bahwa simulfiks dipe-,...-kan (bahasa Dayak Linoh) sama dengan dengan simulfiks diper-,...-kan (dalam bahasa Indonesia). a. Dipeguraukan Kata dipeguraukan terbentuk dari kata dasar gurau yang dibubuhi simulfiks diper-,...-kan. Jika diuraikan proses morfologisnya adalah sebagai berikut. Dipeguraukan
Peguraukan
Di (prefiks)
Pe-kan (konfiks)
Gurau (kata dasar)
Jadi, konfiks dipe-,...-kan yang ada dalam bahasa Dayak Linoh memiliki kesamaan fungsi dengan konfiks diper-,...-kan dalam bahasa Indonesia. 4.3.1.4.1.1 Bentuk, Fungsi, dan Makna Simulfiks dipe-,...-kan a. Bentuk simulfiks dipe-,...-kan Bentuk simulfiks dipe-,...-kan dalam bahasa Dayak Linoh tidak memiliki variasi bentuk tetapi memiliki persamaan bentuk dengan simulfiks diper-,...kan dalam bahasa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
b. Fungsi simulfiks dipe-,...-kan Simulfiks dipe-,...-kan dalam bahasa Dayak Linoh berfungsi sebagai pembentuk kerja, seperti contoh: dipeguraukan
:
Sejalan dengan dipermainkan
c. Makna simulfiks dipe-,...-kan simulfiks dipe-,...-kan memiliki makna sebagai berikut: a). Menyatakan makna ‘tindakan’, ‘melakukan’ seperti: Hp yak bah dipeguraukan lok. 4.3.2 Persamaan Bentuk Afiksasi Bahasa Dayak Linoh Dengan Bahasa Indonesia Pada penelitian ini, peneliti berusaha membandingkan persamaan bentuk, fungsi dan makna afiksasi bahasa Dayak Linoh dengan
bahasa Indonesia. Dengan
perbandingan tersebut diketahui adanya kesejajaran atau kesamaan bentuk, fungsi dan makna antara bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia. Peneliti menemukan bahwa afiks yang terlibat dalam pembentukan kata dalam bahasa Dayak Linoh adalah be-, n- & ng-, te-, e- om-, pe-,…-e, peny-,...-e, Ng-,…-e, Ng,…-kan, ke-,…-an, se-,…-e, pe-,…-an dan dipe-,…-kan. Bentuk afiks bahasa Dayak Linoh yang memiliki persamaan dengan bentuk afiks bahasa Indonesia adalah be-, te-, ke-...-an dan pe-...an, selain persamaan bentuk, persamaan fungsi dan makna dalam bahasa Dayak Linoh juga dijelaskan dalam pembahasan ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
4.3.2.1 Bentuk Prefiks atau Awalan berAwalan ber- memiliki variasi bentuk ber-, be-, dan bel- dalam bahasa indonesia (Ramlan 2009), dalam bahasa Dayak Linoh prefiks be- tidak memiliki variasi. Afiks antara bahasa Dayak Linoh dan bahasa Indonesia terdapat kesamaan dan kesejajaran bentuknya yaitu prefiks be-, seperti tampak dibawah ini. a. Bahasa Dayak Linoh Betomu Bepokat Beingan b. Bahasa Indonesia Bekerja Beternak 4.3.2.2 Bentuk Prefiks atau Awalan terAwalan ter- memiliki variasi bentuk te- dan tel- dalam bahasa Indonesia (Zaenal dan junaiyah 2009), dalam bahasa Dayak Linoh prefiks (awalan) te- tidak memiliki variasi. Afiks antara bahasa Dayak Linoh dan bahasa Indonesia terdapat kesamaan dan kesejajaran bentuknya yaitu prefiks te-, seperti tampak dibawah ini. a. Bahasa Dayak Linoh Tebait Tesisak Teakir b. Bahasa Indonesia Terasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
Terawat 4.3.2.3 Bentuk Prefiks atau Awalan perAwalan per- memiliki variasi bentuk pe- dan pel- dalam bahasa Indonesia (Ramlan 2009), dalam bahasa Dayak Linoh prefiks (awalan) pe- tidak memiliki variasi. Afiks antara bahasa Dayak Linoh dan bahasa Indonesia terdapat kesamaan dan kesejajaran bentuknya yaitu prefiks pe-, seperti tampak dibawah ini. Pemunuh
:
pembunuh
4.3.2.4 Bentuk konfiks atau Imbuhan Gabung ke-,..-an Bahasa indonesia memiliki dua jenis konfiks ke-....-an, pertama ke-...-an berfungsi sebagai pembentuk kata nominal misalnya kebaikan, ketulusan,keberhasilan, kepergian, dan kedua ke-...-an berfungsi sebagai pembentuk kata verba, baik yang termaksuk golongan kata kerja maupun yang termasuk golongan kata sifat misalnya kehujanan, kedinginan, kehilangan kematian, dan ketahuan. Makna konfik ke-...-an menyatakan suatu abstraksi atau hal, hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang tersebut pada bentuk dasar, dapat dikenali perbuatan yang tersebut pada bentuk dasar, dalam keadaan tertimpa akibat perbuatan, dan tempat atau daerah (Ramlan 2009), dalam bahasa Dayak Linoh konfiks ke-....-an berfungsi sebagai pembentuk kata nomina, sebagai contoh kesadaran. Akibat pertemuan afiks ke-...-an dengan bentuk dasarnya timbullah berbagai makna yang dapat digolongkan sebagai ‘suatu abstraksi’ atau ‘hal’, baik abstraksi dari suatu perbuatan maupun dari suatu sifat atau keadaan, jadi bentuk konfiks ke-..an bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia memiliki kesamaan atau kesejajaran dalam bentuk fungsi dan maknanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
4.3.2.5 Bentuk konfiks atau Imbuhan Gabung per-....an Bentuk konfiks per-...-an dalam bahasa Indonesia memiliki variasi bentuk per-...an, pel-...-an, dan pe-...-an (Zaenal dan junaiyah 2009), dalam bahasa Dayak Linoh bentuk konfiks per-...-an hanya ada satu yaitu pe-...-an jadi Afiks antara bahasa Dayak Linoh dan bahasa Indonesia terdapat kesamaan dan kesejajaran bentuknya yaitu bentuk konfiks pe-...-an, seperti tampak dibawah ini. a. Bahasa Dayak Linoh Pejuangan b. Bahasa Indonesia Pemakaman 4.3.2.6. Persamaan fungsi afiks bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia a. Prefiks be-, n-/ng-, te-, dan ke- dan pePrefiks be-, n-/ng-, te-, dan ke- dalam bahasa Dayak Linoh berfungsi sebagai pembentuk kata kerja, kata sifat, kata bilangan, dan kata nominal, fungsi ini sejalan dengan fungsi prefiks ber-, me-, ter-, dan ke-, dalam bahasa Indonesia yang dikemukakan oleh Ramlan 2009 yaitu sebagai pembentuk kata sifat, kata bilangan,kata nominal, dan kata kerja. b. Konfiks se-,...-e Konfiks se-,...-e dalam bahasa Dayak Linoh berfungsi sebagai pembentuk kata keterangan dari kata sifat, ini sejalan dengan fungsi konfiks se-...-nya dalam bahasa Indonesia yang fungsinya hanya satu, ialah membentuk kata keterangan dari kata sifat menurut Ramlan 2009.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
4.3.2.5.7 Persamaan makna afiks bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia a.
Makna prefiks be- dan berPrefiks be- dalam bahasa Dayak Linoh dapat menyatakan makna ‘suatu perbuatan yang aktif’ terlihat pada penggunaan bentuk kata bejuang, dan benyanyi, dalam bahasa Dayak Linoh dan berjuang, dan bernyanyi, dalam bahasa Indonesia. Semua kata itu diturunkan dari bentuk dasar juang, dan nyanyi yang ditambahkan prefiks be- dalam bahasa Dayak Linoh sementara dalam bahasa Indonesia menggunakan prefiks ber-.
b.
Makna prefiks te- dan terAwalan te- dalam bahasa Dayak Linoh dan ter- dalam bahasa Indonesia sebagai pembentuk kata kerja memiliki persamaan makna yaitu: a) Menyatakan makna ‘ketiba-tibaan’ seperti iye teuas laga ninga ingan musik. Dia terbangun karena mendengar suara musik b) Menyatakan makna ‘kemungkinan’. Afiks te- yang menyatakan makna ini pada umumnya didahului kata negatif nak atau inak. seperti keluarga inak tenilai dan nak dapat digonti pakai duit. ‘tidak dapat dinilai’
c.
Makna prefiks pe- dan perAwalan pe- dalam bahasa Dayak Linoh dan per- dalam bahasa Indonesia memiliki makna yang sama yaitu sebagai pembentuk kata
kerja yang
memiliki makna sebagai berikut: a) Memiliki makna ‘yang (pekerjaannya) melakukan perbuatan yang tersebut pada bentuk dasar’. Dengan kata lain, dapat dikatakan makna ‘agentif’.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
:’yang (pekerjaannya) membunuh’
Pemunuh d.
Makna Konfiks se-...-e dan se-,...-nya Konfiks se-...-e dalam bahasa Dayak Linoh dan konfiks se-,...-nya dalam bahasa Indonesia memiliki makna yang sama yaitu: a). Menyatakan makna ‘tingkatan yang paling tinggi yang dapat dicapai’ seperti: sebagak-bagak’e → sebaik mungkin
4.3.3 Perbedaan
Bentuk Afiksasi Bahasa Dayak Linoh Dengan Bahasa
Indonesia. Berdasarkan hasil analisis kontrastif afiksasi bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia, peneliti menemukan adanya perbedaan dan kemiripan afiks antara bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia . Afiks bahasa Dayak Linoh
yang mirip dan berbeda dengan afiks bahasa
Indonesia sebagai berikut: 4.3.3.1 Afiks bahasa Dayak Linoh yang mirip dengan bahasa Indonesia Afiks bahasa Dayak Afiks bahasa Indonesia
Afiks yang mirip
Linoh Prefiks → Betomu
Bertemu
Be- dan Ber-
Ngamik
Mengambil
Ng- dan Meng-
Ngrusak
Merusak
Ng- dan Me-
Tebait
Terbaik
Te- dan Ter-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
Sufiks → Hel’e
Halnya
-e dan -nya
Bisik’e
Adanya
-e dan -nya
Kodak’e
Sisanya
-e dan –nya
Penyebabnya
Peny,...-e dan peny-,...-
Konfiks → Penyobab’e
nya Ngungkapkan
Mengungkapkan
Ng-,...-kan dan meng-,...-
Pejuangan
Perjuangan
kan
Ngisa’e
Merasanya
Pe-,..-an dan per-,...-an
Sebagak-bagak’e
Sebaik-baiknya
Ng-,..-e dan me-,...-nya
Nglolak’e
Melihatnya
Se-,...-e dan se-,...-nya Ng-,...-e dan me-,..-nya
Simulfiks → Dipeguraukan
Dipermainkan
Dipe-,...-kan dan diper,..-kan
Data diatas menunjukan bahwa adanya kemiripan afiks bahasa Dayak Linoh dengan Bahasa Indonesia, kemiripan tersebut antara lain: prefiks Be- dan Ber-,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
Ng- dan Meng-, Ng- dan Me-,Te- dan Ter- sufiks –e dan –nya, konfiks Peny,...-e dan peny-,...-nya, Ng-,...-kan dan meng-,...-kan, Pe-,..-an dan per-,...-an, Ng-,..-e dan me-,...-nya, Se-,...-e dan se-,...-nya, Ng-,...-e dan me-,..-nya, simulfiks Dipe,...-kan dan diper-,..-kan. 4.3.3.2 Afiks bahasa Dayak Linoh yang berbeda dengan afiks bahasa Indonesia. Afiks yang berbeda dan Afiks bahasa Dayak
tidak
terdapat
dalam
Afiks bahasa Indonesia Linoh
bahasa Indonesia
Prefiks → Bererih
Menetes
Prefiks be- dalam kata bererih (bahasa Dayak Linoh) berubah menjadi prefiks me- dalam kata menetes
(bahasa
Indonesia). Dalam bahasa Indonesia tidak menjadi tetapi
prefiks
bisa
berubah
prefiks dalam
ber-
mebahasa
Dayak Linoh perubahan tersebut terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
Sufiks → Iyak’am
Itulah
-lah
Kotok’om
Sinilah
-lah
Sebaiknya
Konfiks pe-,...-e dalam
Konfiks → Pemait’e
kata
pemait’e
(bahasa
Dayak Linoh) berubah menjadi konfiks se-,...nya (bahasa Indonesia) Dalam bahasa Indonesia konfiks per-,..-nya tidak bisa
berubah
menjadi
konfiks se-,...-nya dalam bahasa Indonesia tetapi perubahan tersebut terjadi pada bentuk afiks dalam bahasa Dayak Linoh.
Data diatas menunjukan bahwa adanya perbedaan afiks bahasa Dayak Linoh dengan Bahasa Indonesia, perbedaan tersebut terjadi dalam pemakaian bahasa sehari-hari selain itu juga dipakai dalam ragam lisan. Afiks yang berbeda tersebut adalah
be-, am-, -om, dan pe-,...-e. Afiks ber-, dan se-...-nya dalam bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
indonesia tidak bisa berubah bentuk menjadi afiks me- dan pe-...-e sedangkan dalam bahasa dayak linoh itu terjadi seperti contoh: Bahasa Dayak Linoh
Bahasa Indonesia
Bererih
:
Menetes
Pemait’e
:
Sebaiknya
4.3.3.3 Perbedaan Afiks dalam Bahasa Dayak Linoh dengan Bahasa Indonesia Afiks dalam bahasa Indonesia menurut Zaenal dan Junaiyah 2009 terbagi menjadi empat yaitu awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), dan imbuhan terbelah ( konfiks), sedangkan dalam bahasa Dayak Linoh afiks hanya terbagi menjadi tiga yaitu awalan (prefiks), akhiran (sufiks), dan imbuhan terbelah ( konfiks), dan tidak ada sisipan (infiks) dalam bahasa Dayak Linoh. Sufiks (akhiran) –i, dan –an dalam bahasa Indonesia tidak ada dalam bahasa Dayak Linoh, sufiks yang ada dalam bahasa Dayak Linoh hanyalah sufiks –e dan – om/am/em. Dalam bukunya Ramlan 2009 dan Zaenal Arifin dan Junaiyah 2009 konfiks (imbuhan terbelah) terdapat 5 bentuk yaitu konfiks ke-...-an, ber-...-an, per-...-an, peN-...-an dan se-...-nya, etapi dalam Bahasa Dayak Linoh yang ditemukan terdapat 6 bentuk konfiks yaitu pe-..-e, ng-...-e, ng-...-kan, pe-....-an, pe-...-e dan se-...-e.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP Bab ini terdiri dari dua hal pokok, yaitu (1) simpulan dan (2) saran. Simpulan berisi rangkuman keseluruhan isi dari penelitian ini. Sedangkan, saran berisi hal-hal relevan yang perlu diperhatikan untuk peneliti lanjutan, baik mahasiwa jurusan Bahasa Indonesia, maupun peneliti lain. Berikut adalah pemaparan dari kedua hal tersebut. 5.1 Simpulan Berdasarkan uraian dalam bab IV mengenai analisis kontrastif afiksasi bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia. Peneliti menemukan proses morfologis afiksasi dalam Bahasa Indonesia persamaan dan perbedaan afiksasi yang ada dalam bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia. Temuan tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut ini. 5.1.1 Proses Pembentukan Kata dengan Afiks dalam Bahasa Dayak Linoh Bahasa Dayak Linoh memiliki prefiks be-, n- & ng-, te-, ke- pe-. Selain itu bahasa Dayak Linoh juga memiliki sufiks e- dan om-, memiliki konfiks pe-,…-e, Ng-,…e, Ng-,…-kan, ke-,…-an, se-,…-e, pe-,…-an. Bahasa Dayak Linok juga memiliki simulfiks dipe-,…-kan. Proses pembentukan kata dengan afiks dalam bahasa Dayak Linoh adalah prefiks (prefiks + kata dasar), sufiks (kata dasar + sufiks), konfiks (prefiks + kata dasar + sufiks), dan simulfiks (prefiks + konfiks + kata dasar). 91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
5.1.2 Persamaan Bentuk Afiksasi Bahasa Dayak Linoh dengan Bahasa Indonesia a. Persamaan bentuk afiksasi bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia dapat dilihat dari variasi bentuk afiksnya. Dalam bahasa indonesia ber- memiliki variasi bentuk ber-, be-, dan bel-, sedangkan dalam bahasa Dayak Linoh hanya ada bentuk be-,dalam bahasa Indonesia prefiks ter- memiliki variasi bentuk tedan tel-, sedangkan dalam bahasa indonesia hanya ada prefiks te-, dalam bahasa Indonesia prefiks per- memiliki variasi bentuk pe- dan pel- sedangkan dalam bahasa Dayak Linoh hanya ada bentuk pe- dan per-...-an dalam bahasa Indonesia memiliki variasi bentuk per-...-an, pel-...-an, dan pe-...-an. Dalam bahasa Dayak Linoh hanya satu bentuk yaitu pe-...an. b. Selain persamaan bentuk dalam bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia, ada juga persamaan fungsi afiks dalam bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia fungsi tersebut ialah Prefiks be-, n-/ng-, te-, ke- dan pe- dalam bahasa Dayak Linoh berfungsi sebagai pembentuk kata kerja, kata sifat, kata bilangan, dan kata nominal, fungsi ini sejalan dengan fungsi prefiks ber-, me-, ter-, ke- dan pe-, dalam bahasa Indonesia dan konfiks se-,...-e dalam bahasa Dayak Linoh berfungsi sebagai pembentuk kata keterangan dari kata sifat, ini sejalan dengan fungsi konfiks se-...-nya dalam bahasa Indonesia yang fungsinya hanya satu, ialah membentuk kata keterangan dari kata sifat. c. Persamaan makna dalam bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia. Prefiks be- dalam bahasa Dayak Linoh dan ber- dalam bahasa Indonesia menyatakan makna ‘suatu perbuatan yang aktif’, makna prefiks te- dan ter-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
menyatakan makna ‘ketiba-tibaan’, ‘kemungkinan’, makna prefiks pe‘yang (pekerjaannya) melakukan perbuatan yang tersebut pada bentuk dasar’. Dengan kata lain, dapat dikatakan makna ‘agentif’, makna konfiks se-...-e, dan se-,...-nya menyatakan makna ‘tingkatan yang paling tinggi yang dapat dicapai’
5.1.3 Perbedaan Bentuk Afiksasi Bahasa Dayak Linoh dengan Bahasa Indonesia a. Perbedaan bentuk afiks bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia yang memang benar-benar berbeda ialah afiks be-, am-, -om, dan pe-,...-e. afiks yang terdapat dalam bahasa Dayak Linoh ini tidak terdapat dalam bahasa Indonesia. Adapun afiks bahasa Dayak Linoh yang mirip dengan afiks bahasa indonesia adalah prefiks Be- dan Ber-, Ng- dan Meng-, Ng- dan Me-,Te- dan Ter- sufiks –e dan –nya, konfiks Peny,...-e dan peny-,...-nya, Ng-,...-kan dan meng-,...-kan, Pe-,..-an dan per-,...-an, Ng-,..-e dan me-,...-nya, Se-,...-e dan se-,...-nya, Ng,...-e dan me-,..-nya, simulfiks Dipe-,...-kan dan diper-,..-kan. b. Perbedaan jenis afiks dalam bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia afiks dalam bahasa Indonesia menurut Zaenal dan Junaiyah 2009 terbagi menjadi empat yaitu awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), dan imbuhan terbelah ( konfiks), sedangkan dalam bahasa Dayak Linoh afiks hanya terbagi menjadi tiga yaitu awalan (prefiks), akhiran (sufiks), dan imbuhan terbelah ( konfiks).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
5.2 Saran Berdasarkan hasil yang telah ditemukan, peneliti memberi beberapa saran bagi peneliti lanjutan yang ingin meneliti topik yang serupa dengan penelitian ini. Berikut adalah saran-saran dari peneliti. 5.2.1 Bagi Peneliti Lain 1) Penelitian ini hanya meneliti tentang analisis kontrastif afiksasi bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia saja. Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan subjek dan ranah yang berbeda misalnya situasi dan bunyi. 2) Peneliti mengharapkan ada penelitian selanjutnya yang dapat meneruskan kajian peneliti agar penelitian kebudayaan yang berkaitan dengan linguistik dapat berkembang semakin banyak, 5.2.2 Bagi Guru Peneliti mengharapkan kepada tenaga pendidik, khususnya guru bahasa Indonesia kiranya skripsi ini dapat memberikan pengetahuan tambahan bagi guru-guru bahasa Indonesia terhadap bahasa daerah sehingga dapat memahaminya secara ilmiah dan dapat membimbing siswa dalam pembelajaran afiksasi bahasa daerah dan bahasa Indonesia. 5.2.3 Bagi Masyarakat Dayak Linoh Dengan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka diharapkan dengan adanya penelitian tentang analisis kontrastif afiksasi bahasa Dayak Linoh dengan bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
Indonesia
mampu
membuat
masyarakat
Dayak
Linoh
menjaga
dan
mempertahankan kearifan lokal khususnya dalam bidang bahasa. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan atau gambaran umum mengenai proses pembentukan kata dalam bahasa Dayak Linoh serta persamaan dan perbedaan bentuk afiksasi bahasa Dayak Linoh dengan bahasa Indonesia yang dapat dipergunakan untuk mengembangkan bahasa Dayak Linoh, sehingga masyarakat Dayak Linoh dengan bangga menggunakan dan mengembangkan bahasa Dayak Linoh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Alloy, Surjani, dkk. 2008. MOZAIK DAYAK: Keberagaman Subsuku dan Bahasa Dayak di Kalimantan Barat. Pontianak: Institut Dayakologi
Arifin Zaenal, Junaiyah. 2009. Morfologi Bentuk, Makna, dan Kata. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Menajemen Penelitian edisi revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Bagus, Ida Putrayasa. 2008. Kajian Morfologi (Bentuk Derivasional dan Infleksional). Bandung: PT Refika Aditama Juliarsa, Sesilya Saman, Paternus Hanye, 2006. AFIKSASI BAHASA DAYAK KENINJAL. Pontianak: FKIP Untan. Kridalaksana, Harimurti.2001. Kamus Linguistik Umum. Jakarta:Gramedia. Mulyati, Yati, Asep Supriana, Lis Setiawati, Nunung Supratini, Esti Pramuki. 2008. Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka. Mulyono, Iyo. 2013. Ilmu Bahasa Indonesia Morfologi Teori dan Sejumput ProblematikTerapannya. Bandung : Yrama Widya Paternus. 2001. Ngelala Bahasa Dayak Mualang. Pontianak: PPSDAK Pancur Kasih. Pranowo. 1996. Analisis Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ramlan, M. 2009. MORFOLOGI : Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: C.V. KARYONO Sudaryanto. 2015. METODE DAN ANEKA TEKNIK ANALISIS BAHASA pengantar penelitian wahana kebudayaan secara linguistik. Yogyakarta: Sanata Dharna University Press Sumiati, 2006. Afiksasi Bahasa Melayu Tayan Hilir. (Skripsi). Pontianak: FKIP Untan.UNTAN. Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa. Bandung:Angkasa. Widjono. 2007. Bahasa Indonesia, Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Grasindo.
97