SKRIPSI PENERAPAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING PADA PERAMALAN PENJUALAN DALAM PENENTUAN KUANTITAS PRODUKSI ROTI (Studi Kasus Perusahaan Roti Dhiba Kendari)
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
NI PUTU YULI SUKMARANI E1E1 11 070
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
INTISARI
Ni Putu Yuli Sukmarani, E1E111070 PENERAPAN
METODE
PERAMALAN
PENJUALAN
EXPONENTIAL DALAM
SMOOTHING
PENENTUAN
PADA
KUANTITAS
PRODUKSI ROTI (STUDI KASUS PERUSAHAAN ROTI DHIBA KENDARI) Kata Kunci : Forecasting, Produksi, Exponential Smoothing, Mean Squance Error.
Perusahaan Roti Dhiba Kendari adalah salah satu perusahaan yang memproduksi berbagai jenis roti dalam jumlah yang cukup besar. Selama ini, dalam menentukan jumlah produksi tiap-tiap item roti, manajer produksi menggunakan intuisi dan pengalaman dalam menentukan jumlah tiap jenis item yang akan dibuat. Untuk mengoptimalkan jumlah produksi roti maka dibutuhkan aplikasi yang dapat membantu manajer pemasaran dalam menentukan jumlah roti yang akan diproduksi hari berikutnya. Pada proses perhitungan digunakan 2 metode yaitu metode Exponential Smoothing dan metode Mean Squared Error (MSE). Metode exponential smoothing digunakan untuk menentukan jumlah produksi di hari berikutnya. Untuk menghitung galat error digunakan metode Mean Squared Error (MSE). Database aplikasi ini memiliki 4 tabel yang terdiri dari data item, data produksi, data penjualan, dan data forecasting. Berdasarkan peramalan yang dilakukan dalam aplikasi Penerapan Metode Exponential Smoothing pada Peramalan Penjualan dalam Penentuan Kuantitas Produksi Roti ini maka akan dihasilkan nilai peramalan produksi suatu item pada hari tertentu sesuai input dari user.
v
ABSTRACT
Ni Putu Yuli Sukmarani, E1E111070 EXPONENTIAL SMOOTHING METHOD IN SALES FORCASTING TO DETERMINE BREAD PRODUCTION QUANTITY (CASE STUDY DHIBA BAKERY KENDARI) Keywords: Forecasting, Production, Exponential Smoothing, Mean Squance Error.
Dhiba bakery is a company that produce various kinds of breads in large quantities. Today, they use an intuition method and experinence to decide how much bread they will produce. To optimize the amount of production, they need an application to manage marketing to produce bread for the next day. In the calculation process it used two methods, Exponential Smoothing and Mean Squared Error (MSE). Exponential smoothing is used to determine the amount of production for the next day. Meanwhile, Mean Squared Error (MSE) is used to calculate if there was an error. In this aplicatian, the database has four tables which consist of item data, production data, sales data, and forecasting data. Based on the forecast made in Application of Exponential Smoothing Method in Sales Forecasting to determine bread production quantity. It will get a production forecast value of an item on a particular day in according input from the user.
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN Puji dan syukur kehadirat Ide Sanghyang Widhi Wasa atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Melalui kesempatan ini, penulis mengucapkan terimah kasih dan mempersembahkan karya tulis atau skripsi ini kepada keluarga besar penulis khususnya kepada kedua orang tua yang terkasih dan tersayang I Wayan Artana dan Ni Nyoman Mayarani
yang telah
memberikan dukungan materil dan imateril, do’a, semangat, kasih sayang dan pengorbanan yang tak terhitung nilainya secara tulus dan ikhlas. Kepada kedua adikku tersayang Ni Kaek Rita Fitriani dan I Komang Leo Renaldi walaupun saat ini mungkin belum mengerti namun telah memberikan rasa semangat dan keceriaan kepada penulis diselasela kesibukan dalam penyusunan skripsi ini. Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada sepupu-sepupu ku tercinta (Kak Tika, Kak Lilis, Sujana, Ter dan Put) yang sedikit banyak telah meluangkan waktu untuk memberikan motivasi dan bantuan kepada penulis dan untuk someone yang terkasih (GK) walaupun sempat jadi penghambat tapi terimaksih atas bantuan dan motivasinya. Buat semua angkatan 2011 Teknik Informatika [Fandi yang sangat membantu, Berliana sebagai pembimbing ketiga, Ellen yang selalu memberi pertolongan, Fina yang selalu siap sedia, Ayu dan Ciby pemeriksa laporan terbaik, Harley pengajar resek tapi oke, Yulianti vii
sumber terbaik,Tari excel terhebat, Koko translate terbaik, Fera dan Emy gmail terTop, Sernita motivator terhebat, Niken dan Citra si penyemangat, Helson si penasehat, Restin, Amel, Ummi, Irmaya, Ephy, Ega, Ango, Resti, Kiyong, Nana, Irma, Tika, Wiwid, Ika, Tenri, Fatma, Yuni, Mayang, Ayu Septi, Dewi, Lirna, Lilis, Leni, Demon, Usgan, Azim, Arianto, Iqbal, Restu, Bobby, Imank, Adi, Joy, Moris, Askar, Biul, Kidfi, Jelly, Ajus, Haikal, Bayu, Lingga, Ichwan, Holis, Faisal, Israwan, Pry, Yaser, Budy, Nazar, Kifli, Ubur, Surya, Nando, Manto, Mardan dan Bang Hakim] terima kasih atas segalanya selama 4 tahun kita bersama membangun, dan memeriahkan ruang perkuliahan. Untuk sahabat-sahabat tercinta Crysti, Fenny, Kiko, Dewa, Ryki
dan
Dika terima kasih untuk semua dorongan, doa dan
motivasinya. Dan terakhir untuk semua pihak-pihak yang telah membantu dan mendoakan penulis hingga terselesainya skripsi ini dan tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis mengucapkan lagi dan lagi terima kasih, semoga Ide Sanghyang Widhi Wasa membalas segala kebaikan kita semua.
viii
KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, kasih dan karunia-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan pembuatan laporan tugas akhir ini yang berjudul “PENERAPAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING PADA PERAMALAN PENJUALAN DALAM PENENTUAN KUANTITAS PRODUKSI ROTI (STUDI KASUS PERUSAHAAN ROTI DHIBA KENDARI)”.
Tujuan dari pembuatan laporan tugas akhir ini adalah sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Pendidikan Stara Satu (S1), Program Studi Teknik Informatika Universitas Halu Oleo. Penulis mengharapkan bahwa karya tulis ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan menambah pengetahuan begi pembaca. Semoga karya tulis ini dapat menjadikan bahan perbandingan dalam periode selanjutnya, sehingga memberikan ide-ide suatu karya ilmiah yang lebih baik. Dalam pelaksanaan tugas akhir yang telah dilakukan ini, Penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang sangat membantu keberhasilan Penulis selaku pelaksana. Untuk itu dalam kesempatan ini, Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu Penulis baik itu dalam menyelesaikan laporan ini dan juga dalam pelaksanaan tugas akhir. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Bapak Prof. Dr. Ir. Usman Rianse, M.S., selaku Rektor Universitas Halu Oleo.
2.
Bapak Mustarum Musaruddin, S.T, M.IT, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo.
3.
Ibu Ika Purwanti Ningrum, S.Kom., M.Cs, selaku ketua program Studi Teknik Informatika Universitas Halu Oleo yang telah memberikan motivasi bagi penulis. ix
4.
Ibu Statiswaty, ST., MMSi, sebagai pembimbing I yang telah banyak memberikan masukan dan motivasi kepada penulis.
5.
Bapak Ramadhan, S.Si., M.Cs, sebagai pembimbing II yang selalu sabar memberikan masukan-masukan kepada penulis.
6.
Bapak Sutardi, S.Kom., MT, selaku penguji I yang selalu memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijadikan masukkan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
7.
Ibu Nur Fajriah Muchlis, S.Kom., MMSI, selaku penguji II yang selalu memberikan masukkan kepada penulis.
8.
Bapak La Surimi, S.Si., M.C, selaku penguji III yang memberikan banyak motivasi.
9.
Seluruh dosen dan staf Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo yang telah banyak membantu Penulis selama proses belajar di kampus.
10. Rekan-rekan mahasiswa Teknik Informatika khususnya angkatan 2011 yang telah saling memberikan motivasi dan bantuan dalam penyelesaian tugas akhir ini. 11. Kepada pimpinan dan semua karyawan Perusahaan Roti Dhiba Kendari yang telah memberikan informasi berupa data. Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat Penulis harapkan. Akhir kata semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Kendari,
April 2016
Penulis,
NI PUTU YULI SUKMARANI E1E1 11 070 x
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... ii HALAMAN PERNYATAAN .................................................................................... iv INTISARI .................................................................................................................... v ABSTRCT ................................................................................................................... vi HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ vii KATA PENGANTAR ................................................................................................ ix DAFTAR ISI ................................................................................................................ xi DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiii DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2 1.3 Batasan Masalah....................................................................................... 2 1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 3 1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................... 3 1.6 Sistematika Penulisan .............................................................................. 3 1.7 Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 4 BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................................... 6 2.1 Profil Perusahaan Roti Dhiba Kendari ..................................................... 6 2.1.1 Sejarah Perusahaan Roti Dhiba Kendari ...................................... 6 2.1.2 Struktur Organisasi Roti Dhiba Kendari ...................................... 7 2.2 Peramalan ................................................................................................. 8 2.2.1 Pengertian peramalan ................................................................... 8 2.2.2 Tujuan peramalan ......................................................................... 8 2.2.3 Teknik Peramalan......................................................................... 9 2.2.4 Proses peramalan ........................................................................ 10 2.2.5 Keandalan ramalan ..................................................................... 12 2.3 Exponential Smoothing .......................................................................... 13 2.3.1 Pengertian metode Exponential Smoothing ............................... 13 2.3.2 Macam-macam metode Exponential Smoothing ........................ 13 2.4 Mean Sequared Error (MSE) ................................................................ 16 2.5 Sistem Pendukung Keputusan ................................................................ 17 2.5.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan .................................. 17 2.5.2 Kategori Sistem Pendukung Keputusan ..................................... 17 2.5.3 Keuntungan Sistem Penunjang Keputusan ................................ 19 2.5.4 Karakteristik dan kemampuan SPK ........................................... 19 2.6 Unifield Modeling Language (UML) ..................................................... 20 2.7 Basis Data (Database) .......................................................................... 24 2.7.1 Pengertian Basis Data ................................................................. 24 xi
2.7.2 DBMS (Database Management System) .................................... 24 2.7.3 MySql ......................................................................................... 26 2.8 Java......................................................................................................... 27 2.8.1 Netbeans ..................................................................................... 28 2.8.2 XAMPP ...................................................................................... 29 BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 30 3.1 Prosedur dan Pengumpulan Data ........................................................... 30 3.1.1 Jenis data..................................................................................... 30 3.1.2 Sumber data ................................................................................ 30 3.1.3 Pengumpulan data....................................................................... 30 3.2 Prosedur Pengembangan Perangkat Lunak ............................................ 31 3.3 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 32 3.3.1 Waktu penelitian ......................................................................... 32 3.3.2 Tempat penelitian ....................................................................... 33 BAB IV ANALISIS PERANCANGAN SISTEM ................................................... 34 4.1 Gambaran Umum ................................................................................... 34 4.1.1 Gambaran umum sistem yang sedang berjalan ......................... 34 4.1.2 Gambaran umum sistem yang diusulkan .................................. 35 4.2 Ilustrasi Perhitungan Metode Exponential Smoothing ......................... 35 4.3 Perancangan Sistem ............................................................................... 88 4.3.1 Use case diagram ....................................................................... 88 4.3.2 Activity diagram ......................................................................... 90 4.3.3 Sequence diagram....................................................................... 95 4.3.4 Class diagram ............................................................................. 99 4.4 Perancangan Interface .......................................................................... 100 BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM.................................... 105 5.1 Kebutuhan Sistem ................................................................................ 105 5.2 Implementasi Antar Muka Sistem ........................................................ 105 5.3 Pengujian Sistem .................................................................................. 113 5.3.1 Pengujian tahap pertama ......................................................... 113 5.3.2 Pengujian tahap kedua ............................................................ 116 BAB VI PENUTUP ................................................................................................. 136 6.1 Kesimpulan .......................................................................................... 136 6.2 Saran ..................................................................................................... 136 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xii
DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 Activity sistem yang sedang berjalan ................................................. 34 Gambar 4.2 Activity sistem yang sedang diusulkan .............................................. 35 Gambar 4.3 Use case diagram admin ................................................................... 88 Gambar 4.4 Activity diagram login admin ............................................................ 91 Gambar 4.5 Activity diagram data item ................................................................. 91 Gambar 4.6 Activity diagram produksi ................................................................. 92 Gambar 4.7 Activity diagram penjualan ................................................................ 92 Gambar 4.8 Activity diagram stok ......................................................................... 93 Gambar 4.9 Activity diagram peramalan kuantitas produksi roti .......................... 94 Gambar 4.10 Activity diagram admin ................................................................... 95 Gambar 4.11 Sequence diagram login .................................................................. 95 Gambar 4.12 Sequence diagram item.................................................................... 96 Gambar 4.13 Sequence diagram produksi ............................................................. 97 Gambar 4.14 Sequence diagram penjualan ........................................................... 97 Gambar 4.15 Sequence diagram forecasting ......................................................... 98 Gambar 4.16 Sequence diagram admin ................................................................. 98 Gambar 4.17 Class diagram sistem....................................................................... 99 Gambar 4.18 Desain interface halaman login ..................................................... 100 Gambar 4.19 Desain interface halaman utama ................................................... 100 Gambar 4.20 Desain interface halaman data item .............................................. 101 Gambar 4.21 Desain interface halaman produksi ............................................... 101 Gambar 4.22 Desain interface halaman penjualan ............................................. 102 Gambar 4.23 Desain interface halaman stok ...................................................... 102 Gambar 4.24 Desain interface halaman forecasting ........................................... 103 Gambar 4.25 Desain interface halaman grafik ................................................... 104 Gambar 4.26 Desain interface halaman admin ................................................... 104 Gambar 5.1 Tampilan form login ........................................................................ 106 Gambar 5.2 Tampilan halaman utama ................................................................ 106 Gambar 5.3 Tampilan halaman item ................................................................... 107 Gambar 5.4 Tampilan form tambah data item .................................................... 107 Gambar 5.5 Tampilan halaman produksi ............................................................ 108 Gambar 5.6 Tampilan form tambah data produksi.............................................. 108 Gambar 5.7 Tampilan halaman penjualan .......................................................... 109 Gambar 5.8 Tampilan form input data penjualan ............................................... 109 Gambar 5.9 Tampilan halaman stok ................................................................... 110 Gambar 5.10 Tampilan form output data stok .................................................... 110 Gambar 5.11 Tampilan halaman forecasting ...................................................... 111 Gambar 5.12 Tampilan output forecasting ......................................................... 111 Gambar 5.13 Tampilan halaman grafik .............................................................. 112 Gambar 5.14 Tampilan form admin .................................................................... 112 xiii
Gambar 5.15 Data penjualan roti daging ............................................................ 114 Gambar 5.16 Hasil peramalan roti daging .......................................................... 115 Gambar 5.17 Hasil peramalan produksi roti daging ........................................... 116 Gambar 5.18 Form peramalan roti daging .......................................................... 117 Gambar 5.19 Hasil peramalan produksi roti daging ........................................... 117 Gambar 5.20 Hasil analisis mse keseluruhan roti daging ................................... 118 Gambar 5.21 Grafik perbandingan produksi roti daging .................................... 120 Gambar 5.22 Form peramalan roti manis bungkus ............................................. 121 Gambar 5.23 Hasil peramalan produksi roti manis bungkus .............................. 121 Gambar 5.24 Hasil analisis MSE keseluruhan roti manis bungkus .................... 122 Gambar 5.25 Grafik perbandingan produksi roti manis bungkus ....................... 125 Gambar 5.26 Form peramalan roti keju susu ...................................................... 125 Gambar 5.27 Hasil peramalan produksi roti keju susu ....................................... 126 Gambar 5.28 Hasil analisis MSE keseluruhan roti keju susu ............................. 126 Gambar 5.29 Grafik perbandingan produksi roti keju susu ................................ 129 Gambar 5.30 Form peramalan roti cum-cum ...................................................... 129 Gambar 5.31 Hasil peramalan produksi roti cum-cum ....................................... 130 Gambar 5.32 Hasil analisis MSE keseluruhan roti cum-cum ............................. 130 Gambar 5.33 grafik perbandingan produksi roti cum-cum ................................. 133 Gambar 5.34 Hasil peramalan ............................................................................. 133
xiv
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Pola musiman ........................................................................................ 12 Tabel 2.2 Simbol use case diagram....................................................................... 21 Tabel 2.3 Simbol sequence diagram ..................................................................... 22 Tabel 2.4 Simbol activity diagram ........................................................................ 23 Tabel 2.5 Simbol class diagram ............................................................................ 24 Tabel 3.1 Tabel Gannt Chart waktu penelitian ..................................................... 32 Tabel 4.1 Data aktual permintaan roti daging ....................................................... 36 Tabel 4.2 Data permintaan konsumen terhadap roti daging ................................. 38 Tabel 4.3 Hasil peramalan roti daging dengan alpha (α = 0,1) ............................. 41 Tabel 4.4 Hasil peramalan roti daging dengan alpha (α = 0,2) ............................. 45 Tabel 4.5 Hasil peramalan roti daging dengan alpha (α = 0,3) ............................. 49 Tabel 4.6 Hasil peramalan roti daging dengan alpha (α = 0,4) ............................. 53 Tabel 4.7 Hasil peramalan roti daging dengan alpha (α = 0,5) ............................. 57 Tabel 4.8 Hasil peramalan roti daging dengan alpha (α = 0,6) ............................. 60 Tabel 4.9 Hasil peramalan roti daging dengan alpha (α = 0,7) ............................. 64 Tabel 4.10 Hasil peramalan roti daging dengan alpha (α = 0,8) ........................... 68 Tabel 4.11 Hasil peramalan roti daging dengan alpha (α = 0,9) ........................... 72 Tabel 4.12 Hasil menghitung nilai mse untuk alpha (α = 0,1) .............................. 73 Tabel 4.13 Hasil menghitung nilai mse untuk alpha (α = 0,2) .............................. 75 Tabel 4.14 Hasil menghitung nilai mse untuk alpha (α = 0,3) .............................. 76 Tabel 4.15 Hasil menghitung nilai mse untuk alpha (α = 0,4) .............................. 78 Tabel 4.16 Hasil menghitung nilai mse untuk alpha (α = 0,5) .............................. 79 Tabel 4.17 Hasil menghitung nilai mse untuk alpha (α = 0,6) .............................. 81 Tabel 4.18 Hasil menghitung nilai mse untuk alpha (α = 0,7) .............................. 82 Tabel 4.19 Hasil menghitung nilai mse untuk alpha (α = 0,8) .............................. 84 Tabel 4.20 Hasil menghitung nilai mse untuk alpha (α = 0,9) .............................. 85 Tabel 4.21 Hasil perhitungan nilai mse keseluruhan ............................................ 87 Tabel 4.22 Keterangan use case diagram admin ................................................... 89 Tabel 4.23 Tabel admin......................................................................................... 98 Tabel 4.24 Tabel produksi .................................................................................... 98 Tabel 4.25 Tabel penjualan ................................................................................... 99 Tabel 4.26 Tabel forecasting ................................................................................ 99 Tabel 4.27 Tabel admin....................................................................................... 100 Tabel 5.1 Data aktual penjualan roti daging ....................................................... 113 Tabel 5.2 Hasil pengujian peramalan .................................................................. 115 Tabel 5.3 Galat penjualan roti daging ................................................................. 118 Tabel 5.4 Perbandingan produksi roti daging di dhiba dan sistem ..................... 119 Tabel 5.5 Galat penjualan roti manis bungkus .................................................... 122 Tabel 5.6 Perbandingan produksi roti manis bungkus di dhiba dan sistem ........ 124 Tabel 5.7 Galat penjualan roti keju susu ............................................................. 127 Tabel 5.8 Perbandingan produksi roti keju susu di dhiba dan sistem ................. 128 xv
Tabel 5.9 Galat penjualan roti cum-cum ............................................................. 131 Tabel 5.10 Perbandingan produksi roti cum-cum di dhiba dan sistem ............... 132 Tabel 5.11 Pengujian keakuratan ramalan keseluruhan ...................................... 134
xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Perusahaan Roti Dhiba Kendari adalah salah satu perusahaan manufaktur
yang memproduksi berbagai jenis roti antara lain roti keju, roti kacang tanah, roti kacang abon, roti daging, roti cokelat, dan roti istimewa dalam jumlah yang cukup besar. Perusahaan ini berdiri dan mulai usahanya pada pertengahan Juni 1998 dengan nama Istana Roti Dhiba, sedangkan Surat Izin Tempat Usaha (SITU) diperoleh pada tahun 2000 dengan nomor registrasi 2008/UPT/XII/2000 yang berlokasi di jalan Dr. Sam Ratulangi No. 202 Kelurahan Mandonga Kecamatan Mandonga Kota Kendari. Perusahaan Roti Dhiba Kendari mengalami masalah dalam kuantitas produksi, setiap harinya jumlah produksi ditentukan dengan jumlah sisa roti yang terjual di hari sebelumnya. Dengan proses penentuan produksi seperti ini, jumlah produksi yang dihasilkan sering tidak sesuai dengan permintaan customer. Dimana Perusahaan Roti Dhiba Kendari kadang mengalami kekurangan dan kelebihan jumlah produksi yang menyebabkan kerugian pada perusahaan mengingat bahwa produk yang dihasilkan tergolong produk yang tidak tahan lama. Permasalahan yang dihadapi oleh manajer produksi Perusahaan Roti Dhiba Kendari adalah bagaimana menentukan kuantitas produksi di masa mendatang berdasarkan data yang telah direkam sebelumnya. Perencanaan produksi yang ditetapkan akan mempengaruhi tingkat produksi dan inventory guna mencapai tingkat efektifitas yang maksimal. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode yang dapat diaplikasikan dalam pengendalian produksi dan inventory. Peramalan adalah suatu usaha untuk meramalkan keadaan di masa mendatang melalui pengujian keadaan di masa lalu. Menentukan produksi berarti meramalkan perkiraan besarnya volume penjualan, bahkan menentukan potensi penjualan dan luas pasar yang dikuasai di masa yang akan datang. Untuk menentukan metode yang digunakan dalam peramalan terlebih dahulu harus mengetahui jenis data yang
1
2
dimiliki pada Perusahaan Roti Dhiba Kendari. Dari penelitian yang telah dilakukan Perusahaan Roti Dhiba Kendari memiliki data yang cenderung mengalami fluktuasi atau data yang tingkat kenaikan dan penurunan permintaan yang tidak menentu. Oleh karena itu, metode peramalan yang layak digunakan pada jenis data ini adalah metode Exponential Smoothing (pemulusan secara beruntun) karena data penjualan pada Perusahaan Roti Dhiba Kendari tidak mengandung tren dan musiman sehingga metode yang digunakan metode Exponential Smoothing yang pertama yaitu Single Exponential Smoothing (Makridakis, dkk,1992). Dengan adanya kegiatan peramalan penjualan ini manajer produksi dapat mengambil keputusan untuk menentukan jumlah yang akan diproduksi sesuai dengan hasil ramalan penjualan tersebut. Peramalan penjualan dilakukan untuk bisa terus memenuhi kebutuhan pelanggan yang dilihat dari hasil ramalan agar manajer dapat memperhitungkan jumlah yang harus diproduksi sehingga tidak mengalami kekurangan atau kelebihan stok persediaan. Berdasarkan uraian di atas penulis ingin mengetahui seberapa besar keberhasilan peramalan kuantitas produksi roti, khususnya pada Perusahaan Roti Dhiba Kendari dengan menggunakan metode yang dipilih oleh penulis. Dengan membuat tugas akhir yang berjudul “Penerapan Metode Exponential Smoothing Pada Peramalan Penjualan Dalam Penentuan Kuantitas Produksi Roti (Studi Kasus Perusahaan Roti Dhiba Kendari)”.
1.2
Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana membangun dan
menerapkan metode Exponential Smoothing pada aplikasi peramalan penjualan dalam penentuan kuantitas produksi roti di Perusahaan Roti Dhiba Kendari.
1.3
Batasan Masalah Batasan masalah dalam penulisan dan pembuatan aplikasi tugas akhir ini,
yaitu : 1. Metode yang digunakan dalam pembuatan aplikasi ini yaitu metode Exponential Smoothing dan metode Mean Squared Error (MSE).
3
2. Bahasa pemograman yang digunakan adalah JAVA. 3. Aplikasi ini menghasilkan output berupa prediksi produksi roti perhari. 4. Studi kasus penelitian ini dilakukan di Perusahaan Roti Dhiba Kendari berlokasi di jalan Dr. Sam Ratulangi No. 202 Kelurahan Mandonga Kecamatan Mandonga Kota Kendari.
1.4
Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membangun aplikasi peramalan
penjualan dalam penentuan kuantitas produksi roti dengan menggunakan metode Exponential Smoothing dalam membantu manajer produksi untuk menentukan kuantitas produksi roti yang sesuai dengan permintaan customer di Perusahaan Roti Dhiba Kendari.
1.5
Manfaat Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk mempermudah manajer produksi
dalam menentukan kuantitas produksi yang sesuai dengan permintaan customer di Perusahaan Roti Dhiba Kendari serta menjadi referensi tambahan bagi pengembang sesuai dengan topik penelitian.
1.6
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan ini merupakan pembahasan singkat dari setiap
bab yang menjelaskan hubungan antara bab yang satu dengan bab yang lainnya, yaitu : BAB I PENDAHULUAN Bab ini mengurai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan, dan tinjauan pustaka. BAB II LANDASAN TEORI Teori-teori penunjang yang berhubungan dengan penelitian berupa teori dari atribut pemeriksaan dan algoritma yang digunakan.
4
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi metode pengumpulan data, metode pengembangan sistem, analisis kebutuhan sistem, perancangan sistem, dan pengujian sistem. BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini membahas tentang gambaran umum sistem dan desain perangkat lunak. BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM Bab ini menguraikan tentang implemantasi dan pengujian dari perangkat lunak yang dibuat berdasarkan hasil analisis dan perancangan pada bab sebelumnya. BAB VI PENUTUP Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan serta saran yang dapat membantu pengembangan sistem informasi ini di masa yang akan datang.
1.7 Tinjauan Pustaka Terdapat banyak literatur yang ditemukan untuk penelitian mengenai penentuan kuantitas produksi dan penggunaan metode Exponential Smoothing, seperti yang dilakukan oleh Sahli (2013) pada “Penerapan Metode Exponential Smoothing dalam Sistem Informasi Pengendalian Persediaan Bahan Baku (Studi Kasus Toko Tirta Harum)”. Peramalan ini menggunakan metode Exponential Smoothing dengan mengambil data penjualan periode sebelumnya untuk menentukan jumlah permintaan berikutnya. Setelah didapat hasilnya, selanjutnya dilakukan proses perhitungan dengan menggunakan rumus Economic Order Quantity (EOQ) untuk mendapatkan jumlah persediaan yang harus ada di gudang serta titik pemesanan kembali. Penelitian sejenis oleh Sahara (2013) yang berjudul “Sistem Peramalan Persediaan Unit Mobil Mitsubishi pada PT Sardana Indah Berlian Motor dengan Menggunakan Metode Exponential Smoothing”. Proses perhitungan metode Exponential Smoothing pada aplikasi ini membutuhkan data masa lalu untuk meramalkan hasil permintaan di bulan selanjutnya. Dari hasil permintaan tersebut maka jumlah persediaan Unit Mobil Mitsubishi dapat diketahui.
5
Penelitian sejenis pernah dilakukan oleh Santosa, dkk, (2016) yang berjudul “Penerapan Metode Optimasi Exponential Smoothing untuk Peramalan Debit”. Metode yang digunakan dalam peramalan serial data debit adalah dengan cara mengoptimasi nilai error, meminimumkan nilai error maka akan didapat hasil ramalan maksimum, sehingga hasil ramalan akan mendekati serial data hasil pengamatan di lapangan. Optimasi yang dilakukan mendapatkan hasil yang cukup baik. Penelitian selanjutnya oleh Sari, dkk, (2015) yang berjudul “Sistem Peramalan Stok Obat Menggunakan Metode Exponential Smoothing”. Metode peramalan yang digunakan dalam sistem ini adalah Exponential Smoothing yang mengacu pada komponen peramalan data deret waktu variansi acak dengan proses autokorelasi
untuk
penentuan variabel
inputnya. Hasil
dari peramalan
menggunakan Exponential Smoothing dengan konstanta alpha sebesar 0,2 dan beta sebesar 0,3 menghasilkan nilai MSE sebesar 4,7908. Penelitian lainnya dilakukan oleh Indatul (2015) dalam menentukan “Sistem Pendukung Keputusan untuk Peramalan Jumlah Produksi Barang dengan Metode Fuzzy Inference System Tsukamoto". Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yang dibuat bertujuan untuk memprediksi jumlah barang yang akan produksi berdasarkan data persediaan dan jumlah permintaan. Hasil dalam penelitian ini adalah aplikasi yang dapat membantu manajer dalam pengambilan produksi dengan cepat dan tepat. Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dipaparkan di atas, maka akan dilakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Penerapan Metode Exponential Smoothing Pada Peramalan Penjualan Dalam Penentuan Kuantitas Produksi (Studi Kasus Perusahaan Roti Dhiba Kendari)”. Metode yang digunakan pada aplikasi ini adalah metode Exponential Smoothing yang pertama yaitu Single Exponential Smoothing, pada proses perhitungan membutuhkan data penjualan masa lalu dengan nilai alpha sebagai para meter pemulusan dan metode Mean Squared Error (MSE) untuk menentukan tingkat kesalahan ramalan. Output yang dihasilkan berupa jumlah produksi yang akan diproduksi di hari berikutnya sesuai dengan data permintaan sebelumnya.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Profil Perusahaan Roti Dhiba Kendari Profil perusahaan merupakan pembahasan mengenai sejarah dan struktur
organisasi perusahaan. 2.1.1
Sejarah Perusahaan Roti Dhiba Kendari Perusahaan Roti Dhiba Kendari adalah salah satu perusahaan manufaktur
yang memproduksi berbagai jenis roti antara lain roti kepang, bluder, manis bungkus, daging, keju susu, keju mentah, pisang keju, cokelat, srikaya, cum-cum, kelapa, pisang cokelat, nanas ceri, roti tawar, donat, pizza, dan coking dalam jumlah yang cukup besar. Perusahaan ini berdiri dan mulai usahanya pada pertengahan Juni 1998 dengan nama Istana Roti Dhiba, sedangkan Surat Izin Tempat Usaha (SITU) diperoleh pada tahun 2000 dengan nomor register 2008/UPT/XII/2000 yang berlokasi di jalan Dr. Sam Ratulangi No. 202 Kelurahan Mandonga Kecamatan Mandonga Kota Kendari. Pada awal pendiriannya perusahaan ini hanya melakukan usaha sebagai penyalur hasil produksi dari Holland Bakery yang berkedudukan di Wua-Wua namun setelah melihat peluang pasar yang cukup baik, atas kebijakan pemilik perusahan yang juga pemilik Holland Bakery. Akhirnya, perusahaan ini dapat memproduksi sendiri roti yang akan dipasarkan. Adapun wilayah pemasaran yang menjadi sasaran perusahaan adalah wilayah Kota Kendari khususnya Kelurahan Mandonga dan sekitarnya. Kegiatan utama perusahaan ini adalah memproduksi roti dan memasarkannya kepada masyarakat. Perusahaan juga mamiliki usaha sampingan yaitu sebagai Penyalur Air Minum Dalam Kemasan (PAMDK) Frid dari CV. Tepung Emas Utama Kendari. Dalam upaya pengembangan usahanya, perusahaan telah membuka cabang yang berkedudukan di Kabupaten Kolaka pada tahun 1999 dan di Surabaya pada tahun 2000.
6
7
2.1.2
Struktur Organisasi Roti Dhiba Kendari Struktur organisasi merupakan gambaran tentang sistem pembangunan
kerja yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab organisasi dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan. Pada struktur organisasi nampak bahwa dalam menjalankan kegiatan operasional sehari-sehari, pimpinan dibantu oleh bagian pengadaan, bagian produksi, bagian keuangan, dan bagian pemasaran. Adapun pembagian wewenang dan tanggung jawab dari setiap bagian yang terdapat pada struktur organisasi perusahaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1.
Pimpinan Tugas pimpinan sebagaimana lazimnya pimpinan perusahaan lainnya yaitu
bertanggung jawab atas segala kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Juga sebagai pengendali perusahaan, membuat kebijakan-kebijakan perusahaan, dan pengambilan keputusan serta bertanggung jawab atas tercapainya tujuan perusahaan. 2.
Bagian Pengadaan Bagian pengadaan bertugas melakukan pengadaan bahan baku, bahan
tambahan, dan perlengkapan sesuai dengan kebutuhan produksi. 3.
Bagian Produksi Bagian produksi bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan produksi
dan mengatur sumber daya yang ada untuk menghasilkan produk. Bagian ini juga bertanggung jawab atas jumlah persediaan barang jadi. 4.
Bagian Keuangan Bagian keuangan mengelola sumber-sumber dana dan penggunaannya,
mengelola pembayaran upah dan pembelian bahan baku. Bagian ini juga bertugas mengelola pencatatan, pembukuan atas penerimaan dan pengeluaran perusahaan, serta bertanggung jawab dalam hal pelaporan keuangan. 5.
Bagian Pemasaran Bagian ini bertugas memasarkan hasil produksi roti, melayani pelanggan,
dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang ada pada bagian pemasaran.
8
Keempat bagian tersebut saling koordinasi dan bertanggung jawab langsung kepada pimpinan perusahaan.
2.2 Peramalan 2.2.1
Pengertian peramalan Forecasting adalah peramalan apa yang akan terjadi pada masa yang akan
datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Dengan sendirinya terjadi perbedaan antara forecast dengan rencana (Subagyo, 1986). Forecasting (peramalan) adalah suatu unsur yang sangat penting dalam pengambilan keputusan. Peramalan serial data yang dilakukan umumnya akan berdasarkan pada data masa lampau yang dianalisis dengan menggunakan cara-cara tertentu. Data masa lampau dikumpulkan, dipelajari, dan dianalisis dihubungkan dengan perjalanan waktu dan mencoba mengatakan sesuatu yang akan terjadi di masa mendatang. Akurasi suatu ramalan berbeda untuk setiap persoalan dan berbagai faktor, akurasi peramalan tidak akan selalu didapatkan hasil ramalan dengan ketepatan 100%, namun demikian tidak berarti bahwa ramalan menjadi tidak penting. Ramalan telah banyak digunakan dan membantu dengan baik dalam berbagai kasus dalam manajemen, sebagai pendukung dalam perencanaan, pengawasan, dan pengambilan keputusan.
2.2.2
Tujuan peramalan Menurut Subagyo (1986), peramalan bertujuan untuk mendapatkan
peramalan atau predikisi yang bisa meminimumkan kesalahan dalam meramal yang biasanya diukur dengan Mean Square Error, Mean Absolute Error, dan sebagainya. Hal-hal yang harus ditentukan dalam peramalan : 1. Variabel-variabel apa yang harus diestimasi 2. Siapa yang akan menggunakan hasil peramalan 3. Untuk tujuan-tujuan apa hasil peramalan digunakan 4. Estimasi jangka panjang atau jangka pendek yang diinginkan 5. Derajat ketepatan estimasi yang diinginkan
9
6. Kapan estimasi dibutuhkan 7. Bagian-bagian peramalan yang diinginkan, seperti peramalan untuk kelompok pembeli, kelompok produk atau daerah geografis.
2.2.3
Teknik peramalan Menurut Heizer dan Render (2001), peramalan biasanya diklasifikasikan
berdasarkan horison waktu masa depan. Horison-horison waktu dibagi dalam 3 kategori sebagai berikut : 1.
Short-range forecast Peramalan yang memiliki jangka waktu hingga satu tahun namun umumnya
kurang dari 3 bulan. 2.
Medium-range forecast Medium-range atau intermediate forecast umumnya berjangka waktu dari 3
bulan hingga 3 tahun. 3. Long-range forecast Umumnya berjangka waktu 3 tahun atau lebih. Terdapat 7 langkah dalam sistem peramalan, yaitu : 1. Menentukan manfaat atau kegunaan meramal 2. Memilih item yang akan diramal 3. Menentukan horison waktu peramalan 4. Memilih model peramalan 5. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat peramalan 6. Melakukan peramalan 7. Melakukan validasi dan mengimplementasikan hasil peramalan 7 langkah ini memberikan cara sistematis dalam initiating, designing, dan implementing sistem peramalan. Dalam peramalan, teknik yang digunakan terbagi atas dua kategori utama yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif. 1.
Metode kuantitatif Metode kuantitatif dapat dibagi ke dalam :
10
a. Deret berkala atau runtun waktu (time series) b. Indikator ekonomi c. Model ekonometri, metode ini sangat beragam dan setiap teknik memiliki sifat, ketepatan, dan biaya yang harus dipertimbangkan dalam memilih metode tertentu. Metode kuantitatif didasarkan atas prinsip-prinsip statistik yang memiliki tingkat ketepatan tinggi atau dapat meminimumkan kesalahan (error), lebih sistematis, dan lebih popular dalam penggunaannya. Untuk
menggunakan
metode
kuantitatif
terdapat tiga kondisi yang harus
dipenuhi : a.
Tersedia informasi tentang masa lalu
b.
Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik
c.
Diasumsikan bahwa beberapa pola masa lalu akan terus berlanjut
2.
Metode kualitatif Metode kualitatif dapat berupa pengumpulan pendapat yang dapat dibagi
menjadi : a.
Pengumpulan pendapat para ahli
b.
mengelompokan dalam metode eksploratoris dan normatif.
2.2.4
Proses peramalan Peramalan adalah suatu usaha untuk meramalkan keadaan di masa
mendatang melalui pengujian di masa lalu. Esensi peramalan adalah perkiraan peristiwa-peristiwa di waktu yang akan datang atas dasar pola-pola di waktu yang lalu dan penggunaan kebijakan. Proses peramalan biasanya terdiri dari langkahlangkah sebagai berikut : 1. Penentuan tujuan Langkah pertama terdiri atas penentuan macam estimasi yang diingkinkan. Sebaliknya, tujuan tergantung kepada kebutuhan-kebutuhan informasi para manajer. Analisis membicarakan dengan para pembuat keputusan untuk mengetahui apa kebutuhan-kebutuhan mereka, dan menentukan : a. Variabel apa yang akan diestimasi b. Siapa yang akan menggunakan hasil peramalan
11
c. Untuk tujuan-tujuan apa hasil peramalan digunakan d. Estimasi jangka panjang atau jangka pendek yang diinginkan e. Derajat ketepatan estimasi yang diinginkan. 2.
Pengembangan model Setelah tujuan ditetapkan, langkah berikutnya adalah pengembangan suatu
model yang merupakan penyajian secara lebih sederhana sistem yang dipelajari. Analisis hendaknya memilih suatu model yang menggambarkan secara realistis perilaku variabel-variabel yang dipertimbangkan. 3.
Pengujian model Sebelum diterapkan, model biasanya diuji untuk menentukan tingkat
akurasi, validitas, dan realibilitas yang diharapkan. Ini sering mencakup penerapannya pada data historik dan penyiapan estimasi untuk tahun-tahun sekarang dengan data nyata yang tersedia. Nilai suatu model ditentukan oleh derajat ketepatan hasil peramalan dengan kenyataan (aktual). Dengan kata lain, pengujian model bermaksud untuk mengetahui validitas atau kemampuan prediksi secara logic suatu model. 4.
Penerapan model Setelah pengujian, analisis menerapkan model dalam tahap ini, data historik
dimasukan dalam model untuk menghasilkan suatu ramalan. 5.
Revisi dan evaluasi Ramalan-ramalan yang telah dibuat harus senantiasa diperbaiki dan ditinjau
kembali. Perbaikan mungkin perlu dilakukan karena adanya perubahan-perubahan dalam perusahaan atau lingkungannya, seperti tingkat harga produk perusahaan karakteristik-karakteristik produk, pengeluaran-pengeluaran pengiklanan, tingkat pengeluaran pemerintah, kebijakan moneter dan kemajuan teknologi. Evaluasi, di lain pihak merupakan pembanding ramalan-ramalan dengan hasil-hasil nyata untuk menilai ketepatan penggunaan suatu metodologi atau teknik peramalan. Langkah ini diperlukan untuk menjaga kualitas estimasi-estimasi di waktu yang akan datang. Metode forecasting yang digunakan penulis, yaitu Exponential Smoothing (pemulusan eksponensial) termasuk dalam time series yang memprediksi berdasarkan asumsi bahwa masa mendatang merupakan fungsi dari masa lalu. Time
12
series digunakan untuk membuat analisa detail dari pola kebutuhan masa lalu kemudian melanjutkan memproyeksikan pola ini untuk masa depan. Jadi, melihat pada apa yang terjadi selama suatu periode waktu tertentu dan menggunakan serangkaian data masa lalu untuk membuat peramalan. Menurut Heizer dan Render (2001), time series secara khusus memiliki 4 komponen yaitu : 1.
Trend merupakan pergerakan data yang secara bertahap naik atau turun.
2.
Seasonality merupakan pola data yang berulang dengan sendirinya setelah suatu periode hari, minggu, bulan, atau setiap tiga bulan. Pada umumnya terdapat 6 pola seasonality yang ditunjukkan seperti dalam Tabel 2.1 di bawah ini. Tabel 2.1 Pola Musiman Pola Priode
Siklus
Rentang Siklus
Minggu
Hari
7
Bulan
Minggu
4-42
Bulan
Hari
28-31
Tahun
Perempat
4
Tahun
Bulan
12
Tahun
Minggu
52
1
3. Cycles merupakan pola data yang dapat terjadi setiap beberapa tahun. 4.
Random variations merupakan kejadian munculnya data yang tak terduga disebabkan kemungkinan dan situasi yang tidak biasa dimana memiliki pola yang tidak dapat dilihat sehingga tidak dapat diprediksi.
2.2.5
Keandalan Ramalan Pada dasarnya tidak ada teknik yang dapat menghasilkan ramalan yang
sangat akurat (yaitu masa yang akan datang tidak mungkin dapat diramalkan secara tepat dan sempurna). Karena itu keandalan ramalan digunakan untuk melihat seberapa andal/akuratnya suatu metode peramalan. Untuk menguji keakuratannya
13
ramalan tersebut, peramal dapat menggunakan pengukuran keandalan, yaitu dengan MSE (Mean Squared Error). Secara umum, semakin rendah nilai MSE berarti semakin baik dan akurat. Menurut Nachrowi dan Usman (2004) menyatakan bahwa sebenarnya membandingkan kesalahan peramalan adalah suatu cara sederhana, apakah suatu teknik peramalan tersebut patut dipilih untuk digunakan membuat peramalan data yang sedang kita analisa atau tidak. Minimal prosedur ini dapat digunakan sebagai indikator apakah suatu teknik peramalan cocok digunakan atau tidak. Dan teknik yang mempunyai MSE terkecil merupakan ramalan yang terbaik. Menurut Rangkuti (2005) menyatakan keharusan untuk membandingkan perhitungan yang memiliki nilai MSE paling kecil, karena semakin kecil MSE berarti semakin kecil pula perbedaan antara hasil forecasting dan nilai aktual. Menurut Gaspers (2005) dalam bukunya menyebutkan akurasi peramalan akan semakin tinggi apabila nilai-nilai MSE semakin kecil.
2.3 Exponential Smoothing 2.3.1
Pengertian metode Exponential Smoothing Exponential Smoothing adalah suatu prosedur yang secara terus menerus
memperbaiki peramalan dengan merata-rata (menghaluskan = smoothing) nilai masa lalu dari suatu data runtut waktu dengan cara menurun (exponential). Menurut Supriana dan Uci (2010) metode Exponential Smoothing merupakan pengembangan dari metode Moving Averages. Dalam metode ini peramalan dilakukan dengan mengulang perhitungan secara terus menerus dengan menggunakan data terbaru. Setiap data diberi bobot, data yang lebih baru diberi bobot yang lebih besar. Tiga metode dalam Exponential Smoothing di antaranya Single
Exponential
Smoothing, Double Exponentials Smoothing, dan Triple
Exponentials Smoothing. 2.3.2
Macam-macam metode Exponential Smoothing Macam-macam metode Exponential Smoothing adalah sebagai berikut :
14
1.
Single Exponentials Smoothing Single Exponentials Smoothing atau biasa disebut sebagai Simple
Exponential Smoothing, metode ini digunakan untuk peramalan jangka pendek. Metode ini adalah pengembangan dari metode Moving Average (MA) menggunakan rumus sebagai berikut: 𝑭𝒕+𝟏 =
𝑿𝟏 +𝑿𝟐 +⋯+𝑿𝒕
(2.1)
𝒕
Keterangan : 𝐹𝑡+1
: Ramalan untuk periode ke t + 1
𝑋𝑡
: Nilai riil periode ke t
t
: Jangka waktu rata-rata bergerak Metode Moving Average memang mudah menghitungnya akan tetapi
metode ini memberikan bobot yang sama pada setiap data . Untuk mengatasi hal ini maka digunakan metode Single Exponential Smoothing. Pada metode Single Exponential Smoothing bobot yang diberikan pada data yang ada adalah sebesar α untuk data yang terbaru, (1-α) untuk data yang lama. Besarnya α adalah antara 0 dan 1. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut : 𝑭𝒕+𝟏 = 𝜶 ∗ 𝑿𝒕 +(𝟏 − 𝜶)*𝑭𝒕
(2.2)
dimana: 𝐹𝑡+1
: Peramalan untuk priode ke t + 1
𝑋𝑡
: Nilai riil untuk priode ke t
α
: konstanta perataan antara 0 dan 1
𝐹𝑡
: Peramalan untuk priode ke t Metode peramalan Single Exponential Smoothing memerlukan spesifikasi
nilai alpha dan MSE bergantung pada pemilihan nilai alpha tersebut. Dalam Single Exponential Smoothing dapat menangani nilai alpha yang berubah secara terkendali dengan adanya perubahan dalam pola data. Karakteristik ini tampaknya menarik bilamana beberapa ratus bahkan ribuan item yang perlu diramalkan. Dalam melakukan peramalan dengan menggunakan metode Single Exponential Smoothing (SES), besarnya α (alpha) ditentukan secara error sampai ditemukan α (alpha) yang menghasilkan forecast error terkecil. Metode ini lebih cocok digunakan untuk
15
meramal data-data yang fluktuatif secara random (tidak teratur)(Supriana dan Uci, 2010). 2.
Double Exponentials Smoothing Metode ini merupakan model linier yang dikemukakan oleh Brown. Model
ini sesuai jika data yang dimaksud menunjukkan sifat trend, persamaan yang dipakai dalam implementasi pemulusan eksponensial ganda adalah: 𝑭𝒕+𝒎 = 𝑺𝒕 +𝒃𝒕 ∗ 𝒎
(2.3)
Dimana : 𝑆𝑡
= peramalan untuk periode t
𝑏𝑡
= trend pada periode ke-t
𝐹𝑡+𝑚
= hasil peramalan ke-m
m
= jumlah periode ke muka yang akan diramalkan Metode Double Exponentials Smoothing ini biasanya lebih tepat untuk
meramalkan data yang mengalami trend kenaikan (Supriana dan Uci, 2010). 3.
Triple Exponentials Smoothing Metode ini digunakan ketika data menunjukan adanya trend dan perilaku
musiman (Makridakis, 1999). Untuk menangani musiman, telah dikembangkan parameter persamaan ketiga yang disebut metode “HoltWinters” sesuai dengan nama penemunya. Terdapat dua model Holt-Winters tergantung pada tipe musimannya yaitu Multiplicative seasonal model dan Additive seasonal model. Metode Exponentian Smoothing yang telah dibahas sebelumnya dapat digunakan untuk hampir segala jenis data stasioner atau non-stasioner sepanjang data tersebut tidak mengandung faktor musiman. Tetapi bilamana terdapat musiman, metode ini dijadikan cara untuk meramalkan data yang mengandung faktor musiman, namun metode ini sendiri tidak dapat mengatasi masalah tersebut dengan baik. Meskipun demikian, metode ini dapat menangani faktor musiman secara langsung (Makridakis, 1999). Rumus yang digunakan untuk Triple Exponentials Smoothing, yaitu : Pemulusan trend
:
Pemulusan musiman : Ramalan
:
𝑩𝒕 = 𝒈(𝑺𝒕 −𝑺𝒕 − 𝟏) + (𝟏 − 𝒈)𝒃𝒕 − 𝟏
(2.4)
𝑰 = 𝒃𝒕 𝑿𝒕 𝑺(𝟏 − 𝒃)𝒕 − 𝑳 + 𝒎
(2.5)
𝑭𝒕 + 𝒎 = (𝑺𝒕 + 𝒃𝒕 𝒎)𝑰𝒕 − 𝑳 + 𝒎
(2.6)
16
Dimana L adalah panjang musiman (misal, jumlah kuartal dalam suatu tahun), b adalah komponen trend, I adalah faktor penyesuaian musiman, dan Ft+m adalah ramalan untuk m periode ke muka.
2.4 Mean Squared Error (MSE) Cara yang cukup sering digunakan dalam mengevaluasi hasil peramalan yaitu dengan menggunakan metode Mean Squared Error (MSE). Dengan menggunakan MSE, error yang ada menunjukkan seberapa besar perbedaan hasil estimasi dengan hasil yang akan diestimasi. Hal yang membuat berbeda karena adanya fluktuasi pada data atau karena tidak mengandung estimasi yang lebih akurat. MSE cenderung menonjolkan deviasi yang besar karena adanya pengkuadratan. 𝒏
𝟏 𝑴𝑺𝑬 = ∑(𝑿𝒕 − 𝑭𝒕 )𝟐 𝒏
(2.7)
𝒕=𝟏
Dimana : 𝑀𝑆𝐸
= Mean Square Error
𝑛
= Jumlah Sampel t
𝑋𝑡
= Nilai data periode ke-t
𝐹𝑡
= Nilai ramalan periode ke-t Kelebihan MSE adalah MSE merupakan standar error untuk menilai atau
untuk mengetahui kesalahan dalam peramalan, MSE sangat baik dalam memberikan gambaran terhadap seberapa konsisten model yang dibangun dan MSE juga sangat sensitif terhadap data outliner (peka terhadap data yang berfluktuasi). Prinsip dalam menghitung kesalahan peramalan (forecast error), model yang baik adalah model yang mempunyai kesalahan error paling kecil dari terhadap data pengamatan yang sebenarnya di lapangan (Supriana dan Uci, 2010).
17
2.5 Sistem Pendukung Keputusan 2.5.1
Pengertian Sistem Pendukung Keputusan Pada dasarnya sistem pendukung keputusan merupakan pengembangan lebih
lanjut dari sistem informasi manajemen terkomputerisasi yang dirancang sedemikian rupa sehingga bersifat interaktif dengan pemakainya. Sifat interaktif dimaksudkan untuk memudahkan integrasi antara berbagai komponen dalam proses pengambilan keputusan seperti prosedur, kebijakan, teknik analisis, serta pengalaman dan wawasan manajerial guna membentuk suatu kerangka keputusan bersifat fleksibel. Menurut Turban dan Aronson (2001) Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) adalah sebuah sistem yang mampu memberikan
kemampuan
pemecahan
masalah
maupun
kemampuan
pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tak terstruktur. Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat. Tipe-tipe keputusan 1. Keputusan terprogram (struktur) a. Dibuat menurut kebiasaan, aturan, prosedur; tertulis maupun tidak b. Bersifat rutin, berulang-ulang 2. Keputusan tak terprogram (tidak terstruktur) a. Mengenai masalah khusus, khas, tidak biasa b. Kebijakan yang ada belum menjawab c. Misalnya Pengalokasian sumber daya 2.5.2
Kategori Sistem Pendukung Keputusan Turban (2005), mengkategorikan model sistem pendukung keputusan dalam
tujuh model, yaitu : 1.
Model optimasi untuk masalah-masalah dengan alternatif-alternatif dalam jumlah relatif kecil
18
a. Model ini akan melakukan pencarian terhadap solusi terbaik dari sejumlah alternatif. b. Teknik-teknik untuk penyelesaian masalah ini antara lain dengan menggunakan tabel keputusan atau pohon keputusan. 2.
Model optimasi dengan algoritma a. Model ini akan melakukan pencarian terhadap solusi terbaik dari banyak alternatif. b. Proses pencarian dilakukan tahap demi tahap. c. Teknik-teknik untuk penyelesaian masalah ini antara lain dengan menggunakan linear programming atau model matematika yang lainnya, atau menggunakan model jaringan.
3.
Model optimasi dengan formula analitik a. Model ini akan melakukan pencarian terhadap solusi hanya dengan satu langkah melalui rumus tertentu. b. Model seperti ini banyak dijumpai pada masalah-masalah inventory.
4.
Model simulasi a. Model ini akan melakukan pencarian terhadap solusi cukup baik atau solusi terbaik pada beberapa alternatif yang akan diuji dalam penelitian. b. Model ini lebih banyak digunakan untuk beberapa tipe simulasi.
5.
Model heuristik a.
Model ini akan melakukan pencarian terhadap solusi yang cukup baik melalui serangkaian aturan (rules).
b. Model ini lebih banyak direpresentasikan dengan menggunakan pemrograman heuristik atau sistem pakar. 6.
Model prediktif a. Model ini akan melakukan prediksi untuk masa depan apabila diberikan skenario tertentu. b. Model ini lebih banyak direpresentasikan dengan menggunakan model peramalan (forecasting) atau analisis Makov.
19
7.
Model-model yang lainnya a. Model ini akan menyelesaikan kasus what-if menggunakan formula tertentu. b. Model ini lebih banyak digunakan pada pemodelan keuangan atau konsep antrian.
2.5.3
Keuntungan Sistem Pendukung Keputusan Menurut Subakti (2002), beberapa keuntungan penggunaan SPK, antara
lain : 1.
Mampu mendukung pencarian solusi dari berbagai permasalahan yang kompleks.
2.
Dapat merespon dengan cepat pada situasi yang tidak diharapkan dalam konsisi yang berubah-ubah.
3.
Mampu untuk menerapkan berbagai strategi yang berbeda pada konfigurasi berbeda secara cepat dan tepat.
4.
Pandangan dan pembelajaran baru.
5.
Sebagai fasilitator dalam komunikasi.
6.
Meningkatkan kontrol manajemen dan kinerja.
7.
Menghemat biaya dan Sumber Daya Manusia (SDM).
8.
Menghemat waktu karena keputusan dapat diambil dengan cepat.
9.
Meningkatkan efektivitas manajerial, menjadikan manajer dapat bekerja lebih singkat dan dengan sedikit usaha.
10. Meningkatkan produktivitas analisis. 2.5.4
Karakteristik dan Kemampuan Sistem Pendukung Keputusan Menurut Turban (2005), ada beberapa karakteristik dari SPK, antara lain :
1.
Mendukung seluruh kegiatan organisasi.
2.
Mendukung beberapa keputusan yang saling berinteraksi.
3.
Dapat digunakan berulang kali dan bersifat konstan.
4.
Terdapat dua komponen utama, yaitu data dan model.
5.
Menggunakan baik data eksternal maupun internal.
6.
Menggunakan beberapa model kuantitatif.
20
2.6 Unifield Modeling Language (UML) Unifield Modeling Language (UML) adalah bahasa permodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma berorientasi objek. Permodelan (modeling) sesungguhnya digunakan untuk penyederhanaan permasalahanpermasalahan yang kompleks sedemikian rupa sehingga lebih mudah dipelajari dan dipahami (Nugroho, 2010). UML tidak hanya merupakan sebuah bahasa pemograman visual saja, namun juga dapat secara langsung dihubungkan ke berbagai bahasa pemograman, seperti JAVA, C++, Visual Basic, atau bahkan dihubungkan secara langsung ke dalam sebuah object-oriented database. Begitu juga mengenai pendokumentasian dapat dilakukan seperti requirements, arsitektur, design, sour cecode, tests, dan prototypes. UML sendiri terdiri atas pengelompokkan diagram-diagram sistem menurut aspek atau sudut pandang tertentu. UML mempunyai 9 diagram, yaitu; a.
Diagram Use Case
b.
Diagram Class
c.
Diagram Package
d.
Diagram Sequence
e.
Diagram Collaboration
f.
Diagram StateChart
g.
Diagram Activity
h.
Diagram Deployment UML yang akan digunakan yaitu Diagram Use Case, Diagram Sequence,
dan Diagram Activity. 1.
Diagram Use Case Diagram Use Case menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari
sebuah sistem, yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan “bagaimana”. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem.
21
Tabel 2.2 Simbol Diagram Use Case GAMBAR
NAMA
KETERANGAN Menspesifikasikan himpuan peran yang
Actor
pengguna
mainkan
ketika
berinteraksi
dengan use case. Hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu elemen mandiri (independent) Dependency
akan
mempengaruhi
elemen
yang
bergantung padanya elemen yang tidak mandiri (independent). Hubungan dimana objek anak (descendent) Generalization
berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada di atasnya objek induk (ancestor).
Include
Menspesifikasikan bahwa use case sumber secara eksplisit. Menspesifikasikan bahwa use case target
Extend
memperluas perilaku dari use case sumber pada suatu titik yang diberikan.
Association
System
Apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek lainnya. Menspesifikasikan paket yang menampilkan sistem secara terbatas. Deskripsi
Use Case
dari
urutan
aksi-aksi
yang
ditampilkan sistem yang menghasilkan suatu hasil yang terukur bagi suatu aktor
22
Tabel 2.2 Simbol Diagram Use Case (Lanjutan) Interaksi aturan-aturan dan elemen lain yang Collaboration
bekerja sama untuk menyediakan prilaku yang lebih besar dari jumlah dan elemenelemennya (sinergi). Elemen fisik yang eksis saat aplikasi
Note
dijalankan dan mencerminkan suatu sumber daya komputasi
2.
Diagram Sequence Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di
sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu. Tabel 2.3 Simbol Diagram Sequence GAMBAR
NAMA LifeLine
KETERANGAN Objek entity, antarmuka yang saling berinteraksi. Spesifikasi dari komunikasi antar
Message
objek
yang
informasi
memuat
tentang
informasi-
aktifitas
yang
terjadi Spesifikasi dari komunikasi antar Message
objek
yang
informasi terjadi
memuat
tentang
informasi-
aktifitas
yang
23
3.
Diagram Activity Diagram ini memperlihatkan aliaran dari suatu aktifitas ke aktifitas lainnya
dalam suatu sistem. Diagram ini terutama penting dalam pemodelan fungsi-fungsi dalam suatu sistem dan memberi tekanan pada aliran kendali antar objek. Tabel 2.4 Simbol Diagram Activity GAMBAR
NAMA
KETERANGAN Memperlihatkan
Activity
bagaimana
masing-
masing kelas antarmuka saling berinteraksi satu sama lain
Action Initial Node
State dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari suatu aksi Bagaimana objek dibentuk atau diawali
Activity Final Bagaimana Node Fork Node
4.
objek
dibentuk
dan
dihancurkan Satu aliran yang pada tahap tertentu berubah menjadi beberapa aliran
Diagram Class Class diagram yaitu salah satu jenis diagram pada UML yang digunakan
untuk menampilkan kelas-kelas maupun paket-paket yang ada pada suatu sistem yang nantinya akan digunakan. Jadi diagram ini dapat memberikan sebuah gambaran mengenai sistem maupun relasi-relasi yang terdapat pada sistem tersebut. Tabel 2.5 Simbol Diagram Class GAMBAR
NAMA
KETERANGAN Hubungan
Generalization
dimana
objek
anak
(descendent) berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada di atasnya objek induk (ancestor)
Nary Association
Upaya untuk menghindari asosiasi dengan lebih dari 2 objek
24
Tabel 2.5 Simbol Diagram Class (Lanjutan) Class
Himpunan
dari
objek-objek
yang
berbagi atribut serta operasi yang sama Deskripsi dari urutan aksi-aksi yang
Collaboration
ditampilkan sistem yang menghasilkan suatu hasil yang terukur bagi suatu aktor
Realization
Operasi yang benar-benar dilakukan oleh suatu objek Hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu elemen mandiri
Dependency
(independent)
akan
elemen
bergantung
yang
mempegaruhi padanya
elemen yang tidak mandiri Association
Agregasi
2.7
Apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek lainnya Relasi antar kelas dengan makna semua bagian (whole part)
Basis Data
2.7.1. Pengertian sistem basis data Menurut Connolly dan Begg (2010), sistem basis data adalah kumpulan dari file/tabel/arsip yang saling berhubungan disimpan dalam media penyimpanan eleketronik (disket atau harddisk). Prinsip utamanya adalah pengaturan data/arsip dan tujuan utamanya adalah kemudahan dan kecepatan dalam mengambil kembali data/arsip. 2.7.2. DBMS (Database Management System) Untuk mengelola basis data diperlukan perangkat lunak yang disebut DBMS. DBMS adalah perangkat lunak sistem yang memungkinkan para pemakai membuat, memelihara, mengontrol, dan mengakses basis data dengan cara yang
25
praktis dan efisien. DBMS dapat digunakan untuk mengakomodasikan berbagai macam pemakai yang memiliki kebutuhan akses yang berbeda-beda (Connolly dan Begg, 2010). Komponen-komponen yang menyusun lingkungan DBMS terdiri atas : 1.
Perangkat keras Perangkat keras digunakan untuk menjalankan DBMS beserta aplikasi-
aplikasinya. Perangkat keras berupa komputer dan peripheral pendukungnya. komputer dapat berupa PC, minicomputer, mainframe, dan masih banyak yang lainnya. 2.
Perangkat lunak Komponen perangkat lunak mencakup DBMS itu sendiri, program
aplikasi, serta perangkat lunak komputer dan jaringan. Program aplikasi dapat dibangun dengan menggunkan bahasa pemrograman seperti Netbeans, C++, Pascal, Delphi, atau Visual BASIC. 3.
Data Bagi sisi pemakai, komponen terpenting dalam DBMS adalah data
karena dari data inilah pemakai dapat memperoleh informasi yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. 5.
Prosedur Prosedur adalah petunjuk tertulis yang berisi cara merancang hingga
menggunkan basis data. Dalam hal ini prosedur terdiri dari : a.
Cara masuk ke DBMS (login).
b.
Cara memakai fasilitas-fasilitas tertentu dalam DBMS maupun cara menggunkan aplikasi.
c.
Cara mengaktifkan dan menghentikan DBMS.
6.
User (Pengguna)
Komponen pengguna dapat dibagi menjadi tiga kelompok, antara lain : a.
Pemakai terakhir (end-user) adalah orang yang mengoperasikan program aplikasi yang dibuat oleh pemrogram aplikasi.
26
b.
Pemrogram aplikasi adalah orang yang membuat program aplikasi yang melibatkan basis data.
c.
Administrator basis data adalah orang yang bertanggung jawab terhadap manajemen basis data.
2.7.3. MySQL Menurut Connolly dan Begg (2010), MySQL adalah Sebuah program database server yang mampu menerima dan mengirimkan datanya sangat cepat, multi user serta menggunakan perintah dasar SQL (Structured Query Language). MySQL merupakan dua bentuk lisensi, yaitu Free Software dan Shareware. MySQL yang biasa kita gunakan adalah MySQL Free Software yang berada dibawah Lisensi GNU/GPL (General Public License). MySQL merupakan sebuah database server yang free, artinya kita bebas menggunakan database ini untuk keperluan pribadi atau usaha tanpa harus membeli atau membayar lisensinya. MySQL pertama kali dirintis oleh seorang programmer database bernama Michael Widenius. Selain database server, MySQL juga merupakan program yang dapat mengakses suatu database MySQL yang berposisi sebagai server, yang berarti program kita berposisi sebagai client. Jadi MySQL adalah sebuah database yang dapat digunakan sebagai client maupun server. Database MySQL merupakan suatu perangkat lunak database yang berbentuk database relasional atau disebut Relational Database Management System (RDBMS) yang menggunakan suatu bahasa permintaan yang bernama SQL (Structured Query Language). Kelebihan MySQL Database MySQL memiliki beberapa kelebihan dibanding database lain, diantaranya : 1.
MySQL merupakan Database Management System (DBMS).
2.
MySQL sebagai Relation Database Management System (RDBMS) atau disebut dengan relasi database.
27
3. MySQL merupakan sebuah database server yang free, artinya kita bebas menggunakan database ini untuk keperluan pribadi atau usaha tanpa harus membeli atau membayar lisensinya. 4. MySQL merupakan sebuah database client 5. MySQL mampu menerima query yang bertupuk dalam satu permintaan atau Multi Threading. 6. MySQL merupakan database yang mampu menyimpan data berkapasitas sangat besar hingga berukuran giga byte sekalipun. 7. MySQL didukung oleh driver ODBC, artinya database MySQL dapat diakses menggunakan aplikasi apa saja termasuk berupa visual seperti Visual Basic dan Delphi. 8. MySQL adalah database menggunakan enkripsi password, jadi databaseini cukup aman karena memiliki password untuk mengakses nya. 9. MySQL merupakan database server yang multi user, artinya database ini tidak hanya digunakan oleh satu pihak orang akan tetapi dapat digunakan oleh banyak pengguna. 10. MySQL mendukung field yang dijadikan sebagai kunci primer dan kunci uniq (Unique).
2.8
Java Java adalah suatu teknologi di dunia software komputer, yang merupakan
suatu bahasa pemrograman, dan sekaligus suatu platform. Sebagai bahasa pemrograman, Java dikenal sebagai bahasa pemrograman tingkat tinggi. Java mudah dipelajari, terutama bagi programmer yang telah mengenal C/C++. Java merupakan bahasa pemrograman berorientasi objek yang merupakan paradigma pemrograman masa depan. Sebagai bahasa pemrograman Java dirancang menjadi handal dan aman. Java juga dirancang agar dapat dijalankan di semua platform. Dan juga dirancang untuk menghasilkan aplikasi-aplikasi dengan performansi yang terbaik, sepertiaplikasi database Oracle 8i/9i yang core-nya dibangun menggunakan bahasa pemrograman Java. Sedangkan Java bersifat neutral architecture, karena Java Compiler yang digunakan untuk mengkompilasi kode
28
program Java dirancang untuk menghasilkan kode yang netral terhadap semua arsitektur perangkat keras yang disebut sebagai Java (Hartati dan Sri, 2008). 2.8.1.
Netbeans Menurut Hartati dan Sri (2008), Netbeans adalah sebuah aplikasi Integrated
Development Environment (IDE) yang berbasiskan Java dari Sun Microsystems yang berjalan di atas swing. Swing merupakan sebuah teknologi Java untuk pengembangan aplikasi dekstop yang dapat berjalan pada berbagai macam platform seperti windows, linux, Mac OS X dan Solaris. Sebuah IDE merupakan lingkup pemrograman yang di integrasikan ke dalam suatu aplikasi perangkat lunak yang menyediakan Graphic User Interface (GUI), suatu kode editor atau text, suatu compiler dan suatu debugger. Netbeans juga dapat digunakan progammer untuk menulis, meng-compile, mencari kesalahan dan menyebarkan program netbeans yang ditulis dalam bahasa pemrograman java namun selain itu dapat juga mendukung bahasa pemrograman lainnya dan program inipun bebas untuk digunakan dan untuk membuat professional dekstop, enterprise, web, and mobile applications dengan Java language, C/C++, dan bahkan dynamic languages seperti PHP, JavaScript, Groovy, dan Ruby. NetBeans merupakan sebuah proyek kode terbuka yang sukses dengan pengguna yang sangat luas, komunitas yang terus tumbuh, dan memiliki hampir 100 mitra dan terus bertambah. Sun Microsystems mendirikan proyek kode terbuka NetBeans pada bulan Juni 2000 dan terus menjadi sponsor utama. Saat ini pun netbeans memiliki 2 produk yaitu Platform Netbeans dan Netbeans IDE. Platform Netbeans merupakan framework yang dapat digunakan kembali (reusable) untuk menyederhanakan pengembangan aplikasi dekstop dan Platform NetBeans juga menawarkan layanan-layanan yang umum bagi aplikasi dekstop, mengijinkan pengembang untuk fokus ke logika yang spesifik terhadap aplikasi. Fitur fitur yang terdapat dalam netbeans antara lain : 1.
Smart Code Completion : untuk mengusulkan nama variabel dari suatu tipe, melengkapi keyword dan mengusulkan tipe parameter dari sebuah method.
29
2.
Bookmarking : fitur yang digunakan untuk menandai baris yang suatu saat hendak kita modifikasi.
3.
Go to commands : fitur yang digunakan untuk jump ke deklarasi variabel, source code atau file yang ada pada project yang sama.
4.
Code generator : jika kita menggunakan fitur ini kita dapat meng-generate constructor, setter and getter method dan yang lainnya.
5.
Error stripe : fitur yang akan menandai baris yang eror dengan memberi highlight merah.
2.8.2.
XAMPP XAMPP adalah perangkat lunak bebas, yang mendukung banyak sistem
operasi, merupakan kompilasi dari beberap program. Fungsinya adalah sebagai server yang berdiri sendiri (localhost), yang terdiri atas program Apache HTTP Server, MySQL database, dan penerjemah bahasa yang ditulis dengan bahasa pemrograman PHP dan Perl. Nama XAMPP merupakan singkatan dari X (empat sistem operasi apapun), Apache, MySQL, PHP dan Perl (Wicaksono, 2008). XAMPP adalah singkatan yang masing-masing hurufnya adalah : 1. X : Program ini dapat dijalankan dibanyak sistem operasi, seperti Windows, Linux, Mac OS, dan Solaris. 2. A : Apache, merupakan aplikasi web server. Tugas utama Apache adalah menghasilkan halaman web yang benar kepada user berdasarkan kode PHP yang dituliskan oleh pembuat halaman web. 3. M : MySQL, merupakan aplikasi database server. Perkembangannya disebut SQL yang merupakan kepanjangan dari Structured Query Language. SQL merupakan bahasa terstruktur yang digunakan untuk mengolah database. 4. P : PHP, bahasa pemrograman web. Bahasa pemrograman PHP merupakan bahasa pemrograman untuk membuat web yang bersifat server-side scripting. 5. P : Perl, bahasa pemrogramandigunakan yang dapat melayani tampilan halaman web yang dinamis.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Prosedur dan Pengumpulan Data 3.1.1 1.
Jenis data Data kualitatif Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk
angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Data kualitatif meliputi macam-macam jenis kue yang diproduksi di Roti Dhiba Kendari. 2.
Data kuantitatif Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan
bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika. Data kuantitatif meliputi data jumlah produksi dan jumlah penjualan roti pada Perusahaan Roti Dhiba Kendari. 3.1.2 1.
Sumber data
Data primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dengan cara wawancara
kepada Pimpinan dan karyawan Perusahaan Roti Dhiba Kendari. 2.
Data sekunder Data sekunder merupakan data diperoleh dari Perusahaan Roti Dhiba Kendari.
3.1.3
Pengumpulan data Beberapa metode yang digunakan dalam pembuatan sistem ini adalah sebagai
berikut :
30
31
1.
Studi literatur Pada tahap ini peneliti mengumpulkan informasi dan mempelajari materi serta
sumber-sumber data yang diperlukan untuk membangun sistem dengan metode Exponential Smoothing berdasarkan data-data yang telah diberikan. 2.
Wawancara Peneliti akan melakukan wawancara dengan Pimpinan Perusahaan dan karyawan
untuk meyakinkan bahwa data yang diperoleh benar-benar akurat.
3.2. Prosedur Pengembangan Perangkat Lunak metode pengembangan sistem yang digunakan pada tugas akhir ini adalah metode RUP (Rasional Unified Process). Dalam metode RUP ini terdiri dari 4 tahap, yaitu : 1.
Inception Pada tahap ini penulis menentukan batasan ruang lingkup permasalahan pada
penelitian ini a.
Ruang Lingkup Proyek
1) Sebagai alat bantu dalam proses pengambilan keputusan peramalan 2) Sistem ini digunakan untuk membantu dalam proses menentukan kuantitas jumlah produksi roti berdasarkan nilai α dan MSE terendah. 3) Metode yang digunakan adalah Single Exponential Smoothing dengan bahasa pemprograman Java dan pengolahan basis data menggunakan MySQL. 2.
Elaboration Pada tahap ini penulis melakukan perancangan sistem dan user interface dari
aplikasi ini. Untuk perancangan sistem penulis menggunakan alat bantu yaitu UML (Unified Modelling Language). Perancangan yang dilakukan meliputi halamanhalaman yang ada di dalam sistem. 3.
Construction Pada tahapan ini meliputi bagaimana suatu aplikasi itu bisa diimplementasikan
dan diuji coba. Pada tahap ini dilakukan proses pengkodean dengan menggunakan
32
bahasa pemprograman Java. Kemudian dilakukan pengujian terhadap aplikasi yang telah dibangun untuk mengetahui tingkat akurasi dan kualitas dari aplikasi tersebut. Pengujian dilakukan dengan menguji semua tombol-tombol yang terdapat pada aplikasi apakah sudah berjalan sesuai fungsinya atau tidak. 4.
Transition Pada tahap ini dilakukan testing akhir pada sistem yang telah jadi, kemudian
dilakukan sosialisasi penggunaan perangkat lunak yang telah dibangun ke administrator.
3.3. Waktu dan Tempat Penelitian 3.3.1. Waktu penelitian Waktu pelaksanaan penelitian tugas akhir dilaksanakan mulai dari tanggal 01 September 2015 sampai dengan tanggal 31 Maret 2016. Rincian kegiatan dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Tabel Gannt Chart waktu penelitian Waktu (2015 - 2016) No
Tahapan RUP
September
Oktober
November
Desember
Januari
Februari
Maret
(Minggu ke -)
(Minggu ke -)
(Minggu ke -)
(Minggu ke -)
(Minggu ke -)
(Minggu ke -)
(Minggu ke -)
1 2
1.
Inception
2.
Elaboration
3.
Construction
4.
Transition
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
33
3.3.2. Tempat penelitian Penelitian tugas akhir ini bertempat di Perusahaan Roti Dhiba Kendari yang berlokasi di jalan Dr. Sam Ratulangi No. 202 Kelurahan Mandonga Kecamatan Mandonga Kota Kendari.
BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
4.1. Gambaran Umum 4.1.1. Gambaran umum sistem yang sedang berjalan Adapun Activity dari sistem yang sedang berjalan dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Activity sistem yang sedang berjalan Sistem yang sedang berjalan di Perusahaan Roti Dhiba Kendari yaitu untuk menentukan jumlah produksi pada hari berikutnya, manajer produksi Perusahaan Roti Dhiba Kendari mengecek jumlah roti yang layak jual pada hari sebelumnya pada gudang penyimpanan. Jika jumlah roti layak jual yang tersisa masih cukup banyak manajer produksi tidak memproduksi roti dan langsung menjualnya. Sebaliknya jika jumlah roti layak jual yang tersisa kurang atau habis manajer produksi melakukan produksi kemudian menjualnya. Namun jumlah pengunjung disetiap harinya tidak selalu sama sehingga terkadang Perusahaan Roti Dhiba
34
35
Kendari mengalami kekurangan jumlah produksi dan bahkan kelebihan jumlah produksi yang menyebabkan kerugian pada perusahaan. 4.1.2. Gambaran umum sistem yang diusulkan Adapun Activity dari sistem yang akan diusulkan dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Activity sistem yang akan diusulkan Sistem yang diusulkan pada prediksi kuantitas produksi Roti Dhiba Kendari yaitu sebuah aplikasi Penerapan Metode Exponential Smoothing Pada Peramalan Penjualan Dalam Penentuan Kuantitas Produksi Roti. Manajer produksi akan mengecek jumlah roti layak jual yang tersisa, jika cukup maka akan langsung dijual jika kurang manajer produksi akan melakukan peramalan terlebih dahulu kemudian melakukan produksi dan menjualnya. 4.2. Ilustrasi Perhitungan Metode Exponential Smoothing Terhadap Perencanaan Aplikasi Implementasi perhitungan Exponential Smoothing dalam sistem. Berikut adalah contoh dari perhitungan model Exponential Smoothing :
36
4.2.1. Analisis metode peramalan Langkah pertama dan penting dalam memilih metode suatu deret berkala yang tepat yaitu dengan mempertimbangkan jenis pola data, sehingga metode yang paling tepat dengan pola tersebut dapat diuji. Metode yang akan digunakan dalam meramalkan penjualan dalam penentuan kuantitas produksi Roti Dhiba Kendari adalah metode peramalan kuantitatif yaitu Metode Single Exponential Smoothing. Bobot yang terdapat pada metode Single Exponential Smoothing adalah nilai bobot α (alpha). Bobot ini berfungsi untuk melakukan penghalusan terhadap nilai peramalan. Besarnya α (alpha) ditentukan secara error sampai ditemukan α (alpha) yang menghasilkan forecast error terkecil. Besarnya α adalah antara 0 dan 1. Metode MSE (Mean Square Error) digunakan sebagai metode untuk mengukur kesalahan peramalan (forecast error). Mean Squared Error (MSE) adalah metode alternatif untuk mengevaluasi teknik peramalan masing-masing kesalahan. Data yang akan dianalisis hanya diambil satu jenis roti sebagai sample untuk penerapan metode Single Exponential Smoothing . Tabel 4.1 Data aktual permintaan roti daging Data Penjualan Periode Roti Daging 1 September 2015
41
2 September 2015
57
3 September 2015
93
4 September 2015
51
5 September 2015
61
6 September 2015
30
7 September 2015
69
8 September 2015
49
9 September 2015
80
10 September 2015
41
11 September 2015
64
12 September 2015
72
37
Tabel 4.1 Data aktual permintaan roti daging (Lanjutan) 13 September 2015
64
14 September 2015
102
15 September 2015
64
16 September 2015
54
17 September 2015
88
18 September 2015
104
19 September 2015
18
20 September 2015
85
21 September 2015
42
22 September 2015
84
23 September 2015
54
24 September 2015
54
25 September 2015
109
26 September 2015
86
27 September 2015
85
28 September 2015
54
29 September 2015
82
30 September 2015
51
Analisis Metode Single Exponential Smoothing Metode Single Exponential Smoothing ini akan diterapkan pada perhitungan dalam menentukan persediaan jumlah roti yang akan diproduksi untuk hari selanjutnya. Rumus yang digunakan untuk Metode Single Exponential Smoothing dapat dilihat pada persamaan (2.2). Dalam contoh perhitungan peramalan kali ini, akan menggunakan semua nilai α (alpha) yaitu (α = 0,1), (α = 0,2), (α = 0,3), (α = 0,4), (α = 0,5), (α = 0,6), (α = 0,7), (α = 0,8) dan (α = 0,9).
38
Table 4.2 Data permintaan konsumen terhadap roti daging Periode
Data Penjualan Roti Daging
1 September 2015
41
2 September 2015
57
3 September 2015
93
4 September 2015
51
5 September 2015
61
6 September 2015
30
7 September 2015
69
8 September 2015
49
9 September 2015
80
10 September 2015
41
11 September 2015
64
12 September 2015
72
13 September 2015
64
14 September 2015
102
15 September 2015
64
16 September 2015
54
17 September 2015
88
18 September 2015
104
19 September 2015
18
20 September 2015
85
21 September 2015
42
22 September 2015
84
23 September 2015
54
24 September 2015
54
25 September 2015
109
26 September 2015
86
27 September 2015
85
39
Tabel 4.2 Data permintaan konsumen terhadap roti daging (Lanjutan) 28 September 2015
54
29 September 2015
82
30 September 2015
51
Berikut contoh perhitungan untuk alpha (α = 0,1) F2 = α X1 + (1- α) F1
F7 = α X6 + (1- α) F6
= (0,1 x 41) + (0,9 x 41)
= (0,1 x 30) + (0,9 x 47,976)
= 4,1+36,9
= 3,0+44,351
= 41
= 47,351
F3 = α X2 + (1- α) F2
F8 = α X7 + (1- α) F7
= (0,1 x 57) + (0,9 x 41)
= (0,1 x 69) + (0,9 x 47,351)
= 5,7+36,9
= 6,9+42,616
= 42,6
= 49,516
F4 = α X3 + (1- α) F3 = (0,1 x 93) + (0,9 x42,6) = 9,3+38,34 = 47,64 F5 = α X4 + (1- α) F4 = (0,1 x 51) + (0,9 x 47,64) = 5,1+42,876 = 47,976 F6 = α X5 + (1- α) F5 = (0,1 x 61) + (0,9 x 47,976) = 6,1+43,178 = 49,278
F9 = α X8 + (1- α) F8 = (0,1 x 49) + (0,9 x 49,516) = 4,9+44,564 = 49,464 F10 = α X9 + (1- α) F9 = (0,1 x 80) + (0,9 x 49,464) = 8,0+44,518 = 52,518 F11 = α X10 + (1- α) F10 = (0,1 x 41) + (0,9 x 52,518) = 4,1+47,266 = 51,366
40
F12 = α X11 + (1- α) F11
F18 = α X17 + (1- α) F17
= (0,1 x 64) + (0,9 x 51,366)
= (0,1 x 88) + (0,9 x 59,889)
= 6,4+46,229
= 8,8+53,900
= 52,629
= 62,700
F13 = α X12 + (1- α) F12
F19 = α X18 + (1- α) F18
= (0,1 x 72) + (0,9 x 52,629)
= (0,1 x 104) + (0,9 x 62,700)
= 7,2+47,366
= 10,4+56,430
= 54,566
= 66,830
F14 = α X13 + (1- α) F13
F20 = α X19 + (1- α) F19
= (0,1 x 64) + (0,9 x 54,566)
= (0,1 x 18) + (0,9 x 66,830)
= 6,4+49,110
= 1,8+60,147
= 55,510
= 61,947
F15 = α X14 + (1- α) F14
F21 = α X20 + (1- α) F20
= (0,1 x 102) + (0,9 x 55,510)
= (0,1 x 85) + (0,9 x 61,947)
= 10,2+49,959
= 8,5+55,752
= 60,159
= 64,252
F16 = α X15 + (1- α) F15
F22 = α X21 + (1- α) F21
= (0,1 x 64) + (0,9 x 60,159)
= (0,1 x 42) + (0,9 x 64,252)
= 6,4+54,143
= 4,2+57,827
= 60,543
= 62,027
F17 = α X16 + (1- α) F16
F23 = α X22 + (1- α) F22
= (0,1 x 54) + (0,9 x 60,543)
= (0,1 x 84) + (0,9 x 62,027)
= 5,4+54,489
= 8,4+55,824
= 59,889
= 64,224
41
F24 = α X23 + (1- α) F23
F28 = α X27 + (1- α) F27
= (0,1 x 54) + (0,9 x 64,224)
= (0,1 x 85) + (0,9 x 68,858)
= 5,4+57,802
= 8,5+61,972
= 63,202
= 70,472
F25 = α X24 + (1- α) F24
F29 = α X28 + (1- α) F28
= (0,1 x 54) + (0,9 x 63,202)
= (0,1 x 54) + (0,9 x 70,472)
= 5,4+56,882
= 5,4+63,425
= 62,282
= 68,825
F26 = α X25 + (1- α) F25
F30 = α X29 + (1- α) F29
= (0,1 x 109) + (0,9 x 62,282)
= (0,1 x 82) + (0,9 x 68,825)
= 10,9+56,053
= 8,2+61,943
= 66,953
= 70,143
F27 = α X26 + (1- α) F26
F31 = α X30 + (1- α) F30
= (0,1 x 86) + (0,9 x 66,953)
= (0,1 x 51) + (0,9 x 70,143)
= 8,6+60,258
= 5,1+63,129
= 68,858
= 68,228
Tabel 4.3 Hasil peramalan roti daging dengan alpha (α = 0,1) Periode
Data Penjualan (Xt)
Forecast Alpha = 0,1 (Ft)
1 September 2015
41
-
2 September 2015
57
41
3 September 2015
93
42,6
4 September 2015
51
47,64
5 September 2015
61
47,976
6 September 2015
30
49,278
7 September 2015
69
47,351
8 September 2015
49
49,516
42
Tabel 4.3 Hasil peramalan roti daging dengan alpha (α = 0,1) (Lanjutan) 9 September 2015
80
49,464
10 September 2015
41
52,518
11 September 2015
64
51,366
12 September 2015
72
52,629
13 September 2015
64
54,566
14 September 2015
102
55,510
15 September 2015
64
60,159
16 September 2015
54
60,543
17 September 2015
88
59,889
18 September 2015
104
62,700
19 September 2015
18
66,830
20 September 2015
85
61,947
21 September 2015
42
64,252
22 September 2015
84
62,027
23 September 2015
54
64,224
24 September 2015
54
63,202
25 September 2015
109
62,282
26 September 2015
86
66,953
27 September 2015
85
68,858
28 September 2015
54
70,472
29 September 2015
46
68,825
30 September 2015
64
70,143
1 Oktober 2015 ∑
68,228 1988
Dari tabel 4.3 dapat dilihat hasil perhitungan keseluruhan dengan α (alpha) 0,1. Proses perhitungan ini dilakuakan secara beruntun dan mendapat hasil peramalan akhir pada tanggal 1 Oktober 2015 sebesar 68,228 atau 68 buah roti.
43
Berikut contoh perhitungan untuk alpha (α = 0,2) F2 = α X1 + (1- α) F1
F8 = α X7 + (1- α) F7
= (0,2 x 41) + (0,8 x 41)
= (0,2 x 69) + (0,8 x 49,961)
= 8,2+32,8
= 13,8+39,932
= 41
= 53,732
F3 = α X2 + (1- α) F2 = (0,2 x 57) + (0,8 x 41) = 11,4+32,8 = 44,2 F4 = α X3 + (1- α) F3 = (0,2 x 93) + (0,8 x44,2) = 18,6+35,36 = 53,96 F5 = α X4 + (1- α) F4 = (0,2 x 51) + (0,8 x 53,96) = 10,2+43,168 = 53,368 F6 = α X5 + (1- α) F5 = (0,2 x 61) + (0,8 x 53,368) = 12,2+42,694 = 54,894 F7 = α X6 + (1- α) F6 = (0,2 x 30) + (0,8 x 54,894) = 6,0+43,916 = 49,916
F9 = α X8 + (1- α) F8 = (0,2 x 49) + (0,8 x 53,732) = 9,8+42,986 = 52,786 F10 = α X9 + (1- α) F9 = (02 x 80) + (0,8 x 52,786) = 16+42,229 = 58,229 F11 = α X10 + (1- α) F10 = (0,2 x 41) + (0,8 x 58,229) = 8,2+46,583 = 54,783 F12 = α X11 + (1- α) F11 = (0,2 x 64) + (0,8 x 54,783) = 12,8+43,826 = 56,626 F13 = α X12 + (1- α) F12 = (0,2 x 72) + (0,8 x 56,626) = 14,4+45,301 = 59,701
44
F14 = α X13 + (1- α) F13
F20 = α X19 + (1- α) F19
= (0,2 x 64) + (0,8 x 59,701)
= (0,2 x 18) + (0,8 x 76,546)
= 12,8+43,826
= 3,6+61,237
= 56,626
= 64,837
F15 = α X14 + (1- α) F14
F21 = α X20 + (1- α) F20
= (0,2 x 102) + (0,8 x 56,626)
= (0,2 x 85) + (0,8 x 64,837)
= 20,4+48,449
= 17+51,869
= 68,849
= 68,869
F16 = α X15 + (1- α) F15
F22 = α X21 + (1- α) F21
= (0,2 x 64) + (0,8 x 68,849)
= (0,2 x 42) + (0,8 x 68,869)
= 12,8+55,079
= 8,4+55,096
= 67,879
= 63,496
F17 = α X16 + (1- α) F16
F23 = α X22 + (1- α) F22
= (0,2 x 54) + (0,8 x 67,879)
= (0,2 x 84) + (0,8 x 63,496)
= 10,8+54,303
= 16,8+50,796
= 65,103
= 67,596
F18 = α X17 + (1- α) F17
F24 = α X23 + (1- α) F23
= (0,2 x 88) + (0,8 x 65,103)
= (0,2 x 54) + (0,8 x 67,596)
= 17,6+52,083
= 10,8+54,007
= 69,683
= 64,877
F19 = α X18 + (1- α) F18
F25 = α X24 + (1- α) F24
= (0,1 x 104) + (0,9 x 69,683)
= (0,2 x 54) + (0,8 x 64,877)
= 20,8+55,746
= 10,8+51,902
= 76,546
= 62,702
45
F26 = α X25 + (1- α) F25
F29 = α X28 + (1- α) F28
= (0,2 x 109) + (0,8 x 62,702)
= (0,2 x 54) + (0,8 x 76,815)
= 21,8+50,161
= 10,8+61,452
= 71,961
= 72,252
F27 = α X26 + (1- α) F26
F30 = α X29 + (1- α) F29
= (0,2 x 86) + (0,8 x 71,961)
= (0,2 x 82) + (0,8 x 72,252)
= 17,2+57,569
= 16,4+57,802
= 74,769
= 74,202
F28 = α X27 + (1- α) F27
F31 = α X30 + (1- α) F30
= (0,2 x 85) + (0,8 x 74,769)
= (0,2 x 51) + (0,8 x 74,202)
= 17+59,815
= 10,2+59,362
= 76,815
= 69,561
Tabel 4.4 Hasil peramalan roti daging dengan alpha (α = 0,2) Periode
Data Penjualan (Xt)
Forecast Alpha = 0,2 (Ft)
1 September 2015
41
-
2 September 2015
57
41
3 September 2015
93
44,2
4 September 2015
51
53,96
5 September 2015
61
53,368
6 September 2015
30
54,894
7 September 2015
69
49,916
8 September 2015
49
53,732
9 September 2015
80
52,786
10 September 2015
41
58,229
11 September 2015
64
54,783
12 September 2015
72
56,626
13 September 2015
64
59,701
46
Tabel 4.4 Hasil peramalan roti daging dengan alpha (α = 0,2) (Lanjutan) 14 September 2015
102
60,561
15 September 2015
64
68,849
16 September 2015
54
67,879
17 September 2015
88
65,103
18 September 2015
104
69,683
19 September 2015
18
76,546
20 September 2015
85
64,837
21 September 2015
42
68,869
22 September 2015
84
63,496
23 September 2015
54
67,596
24 September 2015
54
64,877
25 September 2015
109
62,702
26 September 2015
86
71,961
27 September 2015
85
74,769
28 September 2015
54
76,815
29 September 2015
82
72,252
30 September 2015
51
74,202
1 Oktober 2015 ∑
69,561 1988
Dari tabel 4.4 dapat dilihat hasil perhitungan keseluruhan dengan α (alpha) 0,2. Proses perhitungan ini dilakuakan secara beruntun dan mendapat hasil peramalan akhir pada tanggal 1 Oktober 2015 sebesar 69,561 atau 70 buah roti. Berikut contoh perhitungan untuk alpha (α = 0,3) F2 = α X1 + (1- α) F1
F3 = α X2 + (1- α) F2
= (0,3 x 41) + (0,7 x 41)
= (0,3 x 57) + (0,7 x 41)
= 12,3+28,7
= 17,1+28,7
= 41
= 45,8
47
F4 = α X3 + (1- α) F3
F10 = α X9 + (1- α) F9
= (0,3 x 93) + (0,7 x45,8)
= (03 x 80) + (0,7 x 53,628)
= 27,9+32,06
= 24+37,540
= 59,96
= 61,540
F5 = α X4 + (1- α) F4
F11 = α X10 + (1- α) F10
= (0,3 x 51) + (0,7 x 59,96)
= (0,3 x 41) + (0,7 x 61,540)
= 15,3+41,972
= 12,3+43,078
= 57,272
= 55,378
F6 = α X5 + (1- α) F5
F12 = α X11 + (1- α) F11
= (0,3 x 61) + (0,7 x 57,272)
= (0,3 x 64) + (0,7 x 55,378)
= 18,3+40,09
= 19,2+38,764
= 58,390
= 57,964
F7 = α X6 + (1- α) F6
F13 = α X12 + (1- α) F12
= (0,3 x 30) + (0,7 x 58,390)
= (0,3 x 72) + (0,7 x 57,964)
= 9+40,873
= 21,6+40,575
= 49,873
= 62,175
F8 = α X7 + (1- α) F7
F14 = α X13 + (1- α) F13
= (0,3 x 69) + (0,7 x 49,873)
= (0,3 x 64) + (0,7 x 62,175)
= 20,7+34,911
= 19,2+43,523
= 55,611
= 62,723
F9 = α X8 + (1- α) F8 = (0,3 x 49) + (0,7 x 55,611) = 14,7+38,928 = 53,628
F15 = α X14 + (1- α) F14 = (0,3 x 102) + (0,7 x 62,723) = 30,6+43,906 = 74,506
48
F16 = α X15 + (1- α) F15
F22 = α X21 + (1- α) F21
= (0,3 x 64) + (0,7 x 74,506)
= (0,3 x 42) + (0,7 x 69,505)
= 19,2+52,154
= 12,6+48,654
= 71,354
= 61,254
F17 = α X16 + (1- α) F16
F23 = α X22 + (1- α) F22
= (03 x 54) + (0,7 x 71,354)
= (0,3 x 84) + (0,7 x 61,254)
= 16,2+49,948
= 25,2+42,878
= 66,148
= 68,078
F18 = α X17 + (1- α) F17
F24 = α X23 + (1- α) F23
= (0,3 x 88) + (0,7 x 66,148)
= (0,3 x 54) + (0,7 x 68,078)
= 26,4+46,303
= 16,2+47,654
= 72,703
= 63,854
F19 = α X18 + (1- α) F18
F25 = α X24 + (1- α) F24
= (0,3 x 104) + (0,7 x 72,703)
= (0,3 x 54) + (0,7 x 63,854)
= 31,2+50,892
= 16,2+44,698
= 82,092
= 60,898
F20 = α X19 + (1- α) F19
F26 = α X25 + (1- α) F25
= (0,3 x 18) + (0,7 x 82,092)
= (0,3 x 109) + (0,7 x 60,898)
= 5,4+57,465
= 32,7+42,629
= 62,865
= 75,329
F21 = α X20 + (1- α) F20
F27 = α X26 + (1- α) F26
= (0,3 x 85) + (0,7 x 62,865)
= (0,3 x 86) + (0,7 x 75,329)
= 25,5+44,005
= 25,8+52,730
= 69,505
= 78,530
49
F28 = α X27 + (1- α) F27
F30 = α X29 + (1- α) F29
= (0,3 x 85) + (0,7 x 78,530)
= (0,3 x 82) + (0,7 x 72,530)
= 25,5+54,971
= 24,6+50,771
= 80,471
= 75,371
F29 = α X28 + (1- α) F28
F31 = α X30 + (1- α) F30
= (0,3 x 54) + (0,7 x 80,471)
= (0,3 x 51) + (0,7 x 75,371)
= 16,2+56,330
= 15,3+52,760
= 72,530
= 68,060
Tabel 4.5 Hasil peramalan roti daging dengan alpha (α = 0,3) Periode
Data Penjualan (Xt)
Forecast Alpha = 0,3 (Ft)
1 September 2015
41
-
2 September 2015
57
41
3 September 2015
93
45,8
4 September 2015
51
59,96
5 September 2015
61
57,272
6 September 2015
30
58,390
7 September 2015
69
49,873
8 September 2015
49
55,611
9 September 2015
80
53,628
10 September 2015
41
61,540
11 September 2015
64
55,378
12 September 2015
72
57,964
13 September 2015
64
62,175
14 September 2015
102
62,723
15 September 2015
64
74,506
16 September 2015
54
71,354
17 September 2015
88
66,148
18 September 2015
104
72,703
50
Tabel 4.5 Hasil peramalan roti daging dengan alpha (α = 0,3) (Lanjutan) 19 September 2015
18
82,092
20 September 2015
85
62,865
21 September 2015
42
69,505
22 September 2015
84
61,254
23 September 2015
54
68,078
24 September 2015
54
63,854
25 September 2015
109
60,898
26 September 2015
86
75,329
27 September 2015
85
78,530
28 September 2015
54
80,471
29 September 2015
82
72,530
30 September 2015
51
75,371
1 Oktober 2015 ∑
68,060 1988
Dari tabel 4.5 dapat dilihat hasil perhitungan keseluruhan dengan α (alpha) 0,3. Proses perhitungan ini dilakuakan secara beruntun dan mendapat hasil peramalan akhir pada tanggal 1 Oktober 2015 sebesar 68,060 atau 68 buah roti. Berikut contoh perhitungan untuk alpha (α = 0,4) F2 = α X1 + (1- α) F1
F4 = α X3 + (1- α) F3
= (0,4 x 41) + (0,6 x 41)
= (0,4 x 93) + (0,6 x47,4)
= 16,4+24,6
= 37,2+28,44
= 41
= 65,64
F3 = α X2 + (1- α) F2
F5 = α X4 + (1- α) F4
= (0,4 x 57) + (0,6 x 41)
= (0,4 x 51) + (0,6 x 65,64)
= 22,8+24,6
= 20,4+39,384
= 47,4
= 59,784
51
F6 = α X5 + (1- α) F5
F12 = α X11 + (1- α) F11
= (0,4 x 61) + (0,6 x 59,784)
= (0,4 x 64) + (0,6 x 54,859)
= 24,4+35,870
= 25,6+32,916
= 60,270
= 58,516
F7 = α X6 + (1- α) F6
F13 = α X12 + (1- α) F12
= (0,4 x 30) + (0,6 x 60,270)
= (0,4 x 72) + (0,6 x 58,516)
= 12+36,162
= 28,8+35,109
= 48,162
= 63,909
F8 = α X7 + (1- α) F7
F14 = α X13 + (1- α) F13
= (0,4 x 69) + (0,6 x 48,162)
= (0,4 x 64) + (0,6 x 63,909)
= 27,6+28,897
= 25,6+38,346
= 56,497
= 63,946
F9 = α X8 + (1- α) F8 = (0,4 x 49) + (0,6 x 56,497) = 19,6+33,898 = 53,498 F10 = α X9 + (1- α) F9 = (04 x 80) + (0,6 x 53,498) = 32+32,099 = 64,099 F11 = α X10 + (1- α) F10 = (0,4 x 41) + (0,6 x 64,099) = 16,4+38,459 = 54,859
F15 = α X14 + (1- α) F14 = (0,4 x 102) + (0,6 x 63,946) = 40,8+38,367 = 79,167 F16 = α X15 + (1- α) F15 = (0,4 x 64) + (0,6 x 79,167) = 25,6+47,500 = 73,100 F17 = α X16 + (1- α) F16 = (04 x 54) + (0,6 x 73,100) = 21,6+43,860 = 65,460
52
F18 = α X17 + (1- α) F17
F24 = α X23 + (1- α) F23
= (0,4 x 88) + (0,6 x 65,460)
= (0,4 x 54) + (0,6 x 68,658)
= 35,2+39,276
= 21,6+41,195
= 74,476
= 62,795
F19 = α X18 + (1- α) F18
F25 = α X24 + (1- α) F24
= (0,4 x 104) + (0,6 x 74,476)
= (0,4 x 54) + (0,6 x 62,795)
= 41,6+44,686
=21,6+37,677
= 86,286
= 59,277
F20 = α X19 + (1- α) F19
F26 = α X25 + (1- α) F25
= (0,4 x 18) + (0,6 x 86,286)
= (0,4 x 109) + (0,6 x 59,277)
= 7,2+51,771
= 43,6+35,566
= 58,971
= 79,166
F21 = α X20 + (1- α) F20
F27 = α X26 + (1- α) F26
= (0,4 x 85) + (0,6 x 58,971)
= (0,4 x 86) + (0,6 x 79,166)
= 34+35,383
= 34,4+47,500
= 69,838
= 81,900
F22 = α X21 + (1- α) F21
F28 = α X27 + (1- α) F27
= (0,4 x 42) + (0,6 x 69,383)
= (0,4 x 85) + (0,6 x 81,900)
= 16,8+41,630
= 34+49,140
= 58,430
= 83,140
F23 = α X22 + (1- α) F22
F29 = α X28 + (1- α) F28
= (0,4 x 84) + (0,6 x 58,430)
= (0,4 x 54) + (0,6 x 83,140)
= 33,6+35,058
= 21,6+49,884
= 68,658
= 71,848
53
F30 = α X29 + (1- α) F29
F31 = α X30 + (1- α) F30
= (0,4 x 82) + (0,6 x 71,848)
= (0,4 x 51) + (0,6 x 75,690)
= 32,8+42,890
= 20,4+45,414
= 75,690
= 63,359
Tabel 4.6 Hasil peramalan roti daging dengan alpha (α = 0,4) Periode
Data Penjualan (Xt)
Forecast Alpha = 0,4 (Ft)
1 September 2015
41
-
2 September 2015
57
41
3 September 2015
93
47,4
4 September 2015
51
65,64
5 September 2015
61
59,784
6 September 2015
30
60,270
7 September 2015
69
48,162
8 September 2015
49
56,497
9 September 2015
80
53,498
10 September 2015
41
64,099
11 September 2015
64
54,859
12 September 2015
72
58,516
13 September 2015
64
63,909
14 September 2015
102
63,946
15 September 2015
64
79,167
16 September 2015
54
73,100
17 September 2015
88
65,460
18 September 2015
104
74,476
19 September 2015
18
86,286
20 September 2015
85
58,971
21 September 2015
42
69,383
22 September 2015
84
58,430
23 September 2015
54
68,658
54
Tabel 4.6 Hasil peramalan roti daging dengan alpha (α = 0,4) (Lanjutan) 24 September 2015
54
62,795
25 September 2015
109
59,277
26 September 2015
86
79,166
27 September 2015
85
81,900
28 September 2015
54
83,140
29 September 2015
82
71,484
30 September 2015
51
75,690
1 Oktober 2015 ∑
63,359 1988
Dari tabel 4.6 dapat dilihat hasil perhitungan keseluruhan dengan α (alpha) 0,4. Proses perhitungan ini dilakuakan secara beruntun dan mendapat hasil peramalan akhir pada tanggal 1 Oktober 2015 sebesar 63,359 atau 63 buah roti. Berikut contoh perhitungan untuk alpha (α = 0,5) F2 = α X1 + (1- α) F1
F5 = α X4 + (1- α) F4
= (0,5 x 41) + (0,5 x 41)
= (0,5 x 51) + (0,5 x 71)
= 20,5+20,5
= 25,5+35,5
= 41
= 61
F3 = α X2 + (1- α) F2
F6 = α X5 + (1- α) F5
= (0,5 x 57) + (0,5 x 41)
= (0,5 x 61) + (0,5 x 61)
= 28,5+20,5
= 30,5+30,5
= 49
= 61
F4 = α X3 + (1- α) F3
F7 = α X6 + (1- α) F6
= (0,5 x 93) + (0,5 x49)
= (0,5 x 30) + (0,5 x 61)
= 46,5+24,5
= 15+30,5
= 71
= 45,5
55
F8 = α X7 + (1- α) F7
F14 = α X13 + (1- α) F13
= (0,5 x 69) + (0,5 x 45,5)
= (0,5 x 64) + (0,5 x 65,445)
= 34,5+22,75
= 32+32,723
= 57,25
= 64,723
F9 = α X8 + (1- α) F8 = (0,5 x 49) + (0,5 x 57,25) = 24,5+28,625 = 53,125 F10 = α X9 + (1- α) F9 = (0,5 x 80) + (0,5 x 53,125) = 40+26,563 = 66,563 F11 = α X10 + (1- α) F10 = (0,5 x 41) + (0,5 x 66,563) = 20,5+33,281 = 53,781 F12 = α X11 + (1- α) F11 = (0,5 x 64) + (0,5 x 53,781) = 32,4+26,891 = 58,891 F13 = α X12 + (1- α) F12 = (0,5 x 72) + (0,5 x 58,891) = 36+29,445 = 65,445
F15 = α X14 + (1- α) F14 = (0,5 x 102) + (0,5 x 64,723) = 51+32,361 = 83,361 F16 = α X15 + (1- α) F15 = (0,5 x 64) + (0,5 x 36,361) = 32+41,681 = 73,681 F17 = α X16 + (1- α) F16 = (0,5 x 54) + (0,5 x 73,681) = 27+36,840 = 63,840 F18 = α X17 + (1- α) F17 = (0,5 x 88) + (0,5 x 63,840) = 44+31,920 = 75,920 F19 = α X18 + (1- α) F18 = (0,5 x 104) + (0,5 x 75,920) = 52+37,960 = 89,960
56
F20 = α X19 + (1- α) F19
F26 = α X25 + (1- α) F25
= (0,5 x 18) + (0,5 x 89,960)
= (0,5 x 109) + (0,5 x 57,968)
= 9+44,980
= 54,5+28,984
= 53,980
= 83,484
F21 = α X20 + (1- α) F20
F27 = α X26 + (1- α) F26
= (0,5 x 85) + (0,5 x 53,980)
= (0,5 x 86) + (0,5 x 83,484)
= 42,5+26,990
=43 +41,742
= 69,490
= 84,742
F22 = α X21 + (1- α) F21
F28 = α X27 + (1- α) F27
= (0,5 x 42) + (0,5 x 69,490)
= (0,5 x 85) + (0,5 x 84,742)
= 21+34,745
= 42,5+42,371
= 55,745
= 84,871
F23 = α X22 + (1- α) F22
F29 = α X28 + (1- α) F28
= (0,5 x 84) + (0,5 x 55,745)
= (0,5 x 54) + (0,5 x 84,871)
= 42+27,873
= 27+42,436
= 69,873
= 69,436
F24 = α X23 + (1- α) F23
F30 = α X29 + (1- α) F29
= (0,5 x 54) + (0,5 x 69,873)
= (0,5 x 82) + (0,5 x 69,436)
= 27+34,936
= 41+34,718
= 61,936
= 75,718
F25 = α X24 + (1- α) F24
F31 = α X30 + (1- α) F30
= (0,5 x 54) + (0,5 x 61,936)
= (0,5 x 51) + (0,5 x 75,718)
= 27+30,968
= 25,5+37,859
= 57,968
= 63,359
57
Tabel 4.7 Hasil peramalan roti daging dengan alpha (α = 0,5) Periode
Data Penjualan (Xt)
Forecast Alpha = 0,5 (Ft)
1 September 2015
41
-
2 September 2015
57
41
3 September 2015
93
49
4 September 2015
51
71
5 September 2015
61
61
6 September 2015
30
61
7 September 2015
69
45,5
8 September 2015
49
57,25
9 September 2015
80
53,125
10 September 2015
41
66,563
11 September 2015
64
53,781
12 September 2015
72
58,891
13 September 2015
64
65,445
14 September 2015
102
64,723
15 September 2015
64
83,361
16 September 2015
54
73,681
17 September 2015
88
63,840
18 September 2015
104
75,920
19 September 2015
18
89,960
20 September 2015
85
53,980
21 September 2015
42
69,490
22 September 2015
84
55,745
23 September 2015
54
69,873
24 September 2015
54
61,936
25 September 2015
109
57,968
26 September 2015
86
83,484
27 September 2015
85
84,742
58
Tabel 4.7 Hasil peramalan roti daging dengan alpha (α = 0,5) (Lanjutan) 28 September 2015
54
84,871
29 September 2015
82
69,436
30 September 2015
51
75,718
1 Oktober 2015 ∑
63,359 1988
Dari tabel 4.7 dapat dilihat hasil perhitungan keseluruhan dengan α (alpha) 0,5. Proses perhitungan ini dilakuakan secara beruntun dan mendapat hasil peramalan akhir pada tanggal 1 Oktober 2015 sebesar 63,359 atau 63 buah roti. Berikut contoh perhitungan untuk alpha (α = 0,6) F2 = α X1 + (1- α) F1
F6 = α X5 + (1- α) F5
= (0,6 x 41) + (0,4 x 41)
= (0,6 x 61) + (0,4 x 61,016)
= 24,6+16,4
= 36,6+24,406
= 41
= 61,006
F3 = α X2 + (1- α) F2
F7 = α X6 + (1- α) F6
= (0,6 x 57) + (0,4 x 41)
= (0,6 x 30) + (0,4 x 61,006)
= 34,2+16,4
= 18+24,403
= 50,6
= 42,403
F4 = α X3 + (1- α) F3
F8 = α X7 + (1- α) F7
= (0,6 x 93) + (0,4 x50,6)
= (0,6 x 69) + (0,4 x 42,403)
= 55,8+20,24
= 41,4+16,961
= 76,04
= 58,361
F5 = α X4 + (1- α) F4 = (0,6 x 51) + (0,4 x 76,04) = 30,6+30,416 = 61,016
F9 = α X8 + (1- α) F8 = (0,6 x 49) + (0,4 x 58,361) = 29,4+23,344 = 52,744
59
F10 = α X9 + (1- α) F9
F16 = α X15 + (1- α) F15
= (0,6 x 80) + (0,4 x 52,744)
= (0,6 x 64) + (0,4 x 87,267)
= 48+21,098
= 38,4+34,907
= 69,098
= 73,307
F11 = α X10 + (1- α) F10
F17 = α X16 + (1- α) F16
= (0,6 x 41) + (0,8 x 69,098)
= (0,4 x 54) + (0,8 x 73,307)
= 24,6+27,639
= 32,4+29,323
= 52,239
= 61,723
F12 = α X11 + (1- α) F11
F18 = α X17 + (1- α) F17
= (0,6 x 64) + (0,4 x 52,239)
= (0,6 x 88) + (0,4 x 61,723)
= 38,4+20,896
= 52,8+24,689
= 59,296
= 77,489
F13 = α X12 + (1- α) F12
F19 = α X18 + (1- α) F18
= (0,6 x 72) + (0,4 x 59,296)
= (0,6 x 104) + (0,4 x 77,489)
= 43,2+23,718
= 62,4+30,996
= 66,918
= 93,396
F14 = α X13 + (1- α) F13
F20 = α X19 + (1- α) F19
= (0,6 x 64) + (0,4 x 66,918)
= (0,6 x 18) + (0,4 x 93,396)
= 38,4+26,767
= 10,8+37,358
= 65,167
= 48,158
F15 = α X14 + (1- α) F14
F21 = α X20 + (1- α) F20
= (0,6 x 102) + (0,4 x 65,167)
= (0,6 x 85) + (0,4 x 48,158)
= 61,2+26,067
= 51+19,263
= 87,267
= 70,263
60
F22 = α X21 + (1- α) F21
F27 = α X26 + (1- α) F26
= (0,6 x 42) + (0,4 x 70,263)
= (0,6 x 86) + (0,4 x 88,134)
= 25,2+28,105
= 51,6+35,254
= 53,305
= 86,854
F23 = α X22 + (1- α) F22
F28 = α X27 + (1- α) F27
= (0,6 x 84) + (0,4 x 53,305)
= (0,6 x 85) + (0,4 x 86,854)
= 50,4+21,322
=51+34,741
= 71,722
= 85,741
F24 = α X23 + (1- α) F23
F29 = α X28 + (1- α) F28
= (0,6 x 54) + (0,4 x 71,722)
= (0,6 x 54) + (0,4 x 85,741)
= 32,4+28,689
= 32,4+34,297
= 61,089
= 66,697
F25 = α X24 + (1- α) F24
F30 = α X29 + (1- α) F29
= (0,6 x 54) + (0,4 x 61,089)
= (0,6 x 82) + (0,4 x 66,697)
= 32,4+24,436
= 49,2+26,679
= 56,836
= 75,879
F26 = α X25 + (1- α) F25
F31 = α X30 + (1- α) F30
= (0,6 x 109) + (0,4 x 56,836)
= (0,6 x 51) + (0,4 x 75,879)
= 65,4+22,734
= 30,6+30,352
= 88,134
= 60,951
Tabel 4.8 Hasil peramalan roti daging dengan alpha (α = 0,6) Periode
Data Penjualan (Xt)
Forecast Alpha = 0,6 (Ft)
1 September 2015
41
-
2 September 2015
57
41
3 September 2015
93
50,6
61
Tabel 4.8 Hasil peramalan roti daging dengan alpha (α = 0,6) (Lanjutan) 4 September 2015
51
76,04
5 September 2015
61
61,016
6 September 2015
30
61,006
7 September 2015
69
42,403
8 September 2015
49
58,361
9 September 2015
80
52,744
10 September 2015
41
69,098
11 September 2015
64
52,239
12 September 2015
72
59,296
13 September 2015
64
66,918
14 September 2015
102
65,167
15 September 2015
64
87,267
16 September 2015
54
73,307
17 September 2015
88
61,723
18 September 2015
104
77,489
19 September 2015
18
93,396
20 September 2015
85
48,158
21 September 2015
42
70,263
22 September 2015
84
53,305
23 September 2015
54
71,722
24 September 2015
54
61,089
25 September 2015
109
56,836
26 September 2015
86
88,134
27 September 2015
85
86,854
28 September 2015
54
85,741
29 September 2015
82
66,697
30 September 2015
51
75,879
1 Oktober 2015 ∑
60,951 1988
62
Dari tabel 4.8 dapat dilihat hasil perhitungan keseluruhan dengan α (alpha) 0,6. Proses perhitungan ini dilakuakan secara beruntun dan mendapat hasil peramalan akhir pada tanggal 1 Oktober 2015 sebesar 60,951 atau 61 buah roti. Berikut contoh perhitungan untuk alpha (α = 0,7) F2 = α X1 + (1- α) F1
F7 = α X6 + (1- α) F6
= (0,7 x 41) + (0,3 x 41)
= (0,7 x 30) + (0,3 x 60,678)
= 28,7+12,3
= 21+18,204
= 41
= 39,204
F3 = α X2 + (1- α) F2
F8 = α X7 + (1- α) F7
= (0,7 x 57) + (0,3 x 41)
= (0,7 x 69) + (0,3 x 39,204)
= 39,9+12,3
= 48,3+11,761
= 52,2
= 60,061
F4 = α X3 + (1- α) F3 = (0,7 x 93) + (0,3 x52,2) = 65,1+15,66 = 80,76 F5 = α X4 + (1- α) F4 = (0,7 x 51) + (0,3 x 80,76) = 35,7+24,228 = 59,928 F6 = α X5 + (1- α) F5 = (0,7 x 61) + (0,3 x 59,928) = 42,7+17,978 = 60,678
F9 = α X8 + (1- α) F8 = (0,7 x 49) + (0,3 x 60,061) = 34,3+18,018 = 52,318 F10 = α X9 + (1- α) F9 = (0,7 x 80) + (0,3 x 52,318) = 56+15,695 = 71,695 F11 = α X10 + (1- α) F10 = (0,7 x 41) + (0,3 x 71,695) = 28,7+21,509 = 50,209
63
F12 = α X11 + (1- α) F11
F18 = α X17 + (1- α) F17
= (0,7 x 64) + (0,3 x 50,209)
= (0,7 x 88) + (0,3 x 59,429)
= 44,8+15,063
= 61,6+17,829
= 59,863
= 79,429
F13 = α X12 + (1- α) F12
F19 = α X18 + (1- α) F18
= (0,7 x 72) + (0,3 x 59,863)
= (0,7 x 104) + (0,3 x 79,429)
= 50,4+17,959
= 72,8+23,829
= 68,359
= 96,629
F14 = α X13 + (1- α) F13
F20 = α X19 + (1- α) F19
= (0,7 x 64) + (0,3 x 68,359)
= (0,7 x 18) + (0,3 x 96,629)
= 44,8+20,508
= 12,6+28,989
= 65,308
= 41,589
F15 = α X14 + (1- α) F14
F21 = α X20 + (1- α) F20
= (0,7 x 102) + (0,3 x 65,308)
= (0,7 x 85) + (0,3 x 41,589)
= 71,4+19,592
= 59,5+12,477
= 90,992
= 71,977
F16 = α X15 + (1- α) F15
F22 = α X21 + (1- α) F21
= (0,7 x 64) + (0,3 x 90,992)
= (0,7 x 42) + (0,3 x 71,977)
= 44,8+27,298
= 29,4+21,593
= 72,098
= 50,993
F17 = α X16 + (1- α) F16
F23 = α X22 + (1- α) F22
= (0,7 x 54) + (0,3 x 72,098)
= (0,7 x 84) + (0,3 x 50,993)
= 37,8+21,629
= 58,8+15,298
= 59,429
= 74,098
64
F24 = α X23 + (1- α) F23
F28 = α X27 + (1- α) F27
= (0,7 x 54) + (0,3 x 74,098)
= (0,7 x 85) + (0,3 x 88,113)
= 37,8+22,229
=59,5+26,434
= 60,029
= 85,934
F25 = α X24 + (1- α) F24
F29 = α X28 + (1- α) F28
= (0,7 x 54) + (0,3 x 60,029)
= (0,7 x 54) + (0,3 x 85,934)
= 37,8+18,009
= 37,8+25,780
= 55,809
= 63,580
F26 = α X25 + (1- α) F25
F30 = α X29 + (1- α) F29
= (0,7 x 109) + (0,3 x 55,809)
= (0,7 x 82) + (0,3 x 63,580)
= 76,3+16,743
= 57,4+19,074
= 93,043
= 76,474
F27 = α X26 + (1- α) F26
F31 = α X30 + (1- α) F30
= (0,7 x 86) + (0,3 x 93,043)
= (0,7 x 51) + (0,3 x 76,474)
= 60,2+27,913
= 35,7+22,942
= 88,113
= 58,642
Tabel 4.9 Hasil peramalan roti daging dengan alpha (α = 0,7) Priode
Data Penjualan (Xt)
Forecast Alpha = 0,7 (Ft)
1 September 2015
41
-
2 September 2015
57
41
3 September 2015
93
52,2
4 September 2015
51
80,76
5 September 2015
61
59,928
6 September 2015
30
60,678
7 September 2015
69
39,204
8 September 2015
49
60,061
65
Tabel 4.9 Hasil peramalan roti daging dengan alpha (α = 0,7) (Lanjutan) 9 September 2015
80
52,318
10 September 2015
41
71,695
11 September 2015
64
50,209
12 September 2015
72
59,863
13 September 2015
64
68,359
14 September 2015
102
65,308
15 September 2015
64
90,992
16 September 2015
54
72,098
17 September 2015
88
59,429
18 September 2015
104
79,429
19 September 2015
18
96,629
20 September 2015
85
41,589
21 September 2015
42
71,977
22 September 2015
84
50,993
23 September 2015
54
74,098
24 September 2015
54
60,029
25 September 2015
109
55,809
26 September 2015
86
93,043
27 September 2015
85
88,113
28 September 2015
54
85,934
29 September 2015
82
63,580
30 September 2015
51
76,474
1 Oktober 2015 ∑
58,642 1988
Dari tabel 4.9 dapat dilihat hasil perhitungan keseluruhan dengan α (alpha) 0,7. Proses perhitungan ini dilakuakan secara beruntun dan mendapat hasil peramalan akhir pada tanggal 1 Oktober 2015 sebesar 58,642 atau 59 buah roti.
66
Berikut contoh perhitungan untuk alpha (α = 0,8) F2 = α X1 + (1- α) F1
F8 = α X7 + (1- α) F7
= (0,8 x 41) + (0,2 x 41)
= (0,8 x 69) + (0,2 x 36,073)
= 32,8+8,2
= 55,2+7,215
= 41
= 62,415
F3 = α X2 + (1- α) F2 = (0,8 x 57) + (0,2 x 41) = 45,6+8,2 = 53,8 F4 = α X3 + (1- α) F3 = (0,8 x 93) + (0,2 x53,8) = 74,4+10,76 = 85,16 F5 = α X4 + (1- α) F4 = (0,7 x 51) + (0,2 x 85,16) = 40,8+17,032 = 57,832 F6 = α X5 + (1- α) F5 = (0,7 x 61) + (0,2 x 57,832) = 48,8+11,566 = 60,366 F7 = α X6 + (1- α) F6 = (0,7 x 30) + (0,2 x 60,366) = 24+12,073 = 36,073
F9 = α X8 + (1- α) F8 = (0,8 x 49) + (0,2 x 62,415) = 39,2+12,483 = 51,683 F10 = α X9 + (1- α) F9 = (0,8 x 80) + (0,2 x 51,683) = 64+10,337 = 74,337 F11 = α X10 + (1- α) F10 = (0,8 x 41) + (0,2 x 74,337) = 32,8+14,867 = 47,667 F12 = α X11 + (1- α) F11 = (0,8 x 64) + (0,2 x 47,667) = 51,2+9,533 = 60,733 F13 = α X12 + (1- α) F12 = (0,8 x 72) + (0,2 x 60,733) = 57,6+12,147 = 69,747
67
F14 = α X13 + (1- α) F13
F20 = α X19 + (1- α) F19
= (0,8 x 64) + (0,2 x 69,747)
= (0,8 x 18) + (0,2 x 99,569)
= 51,2+13,949
= 14,4+19,914
= 65,149
= 34,314
F15 = α X14 + (1- α) F14
F21 = α X20 + (1- α) F20
= (0,8 x 102) + (0,2 x 65,149)
= (0,8 x 85) + (0,2 x 34,314)
= 81,6+13,030
= 68+6,863
= 94,630
= 74,863
F16 = α X15 + (1- α) F15
F22 = α X21 + (1- α) F21
= (0,8 x 64) + (0,2 x 94,630)
= (0,8 x 42) + (0,2 x 74,863)
= 51,2+18,926
= 33,6+14,973
= 70,126
= 48,573
F17 = α X16 + (1- α) F16
F23 = α X22 + (1- α) F22
= (0,8 x 54) + (0,2 x 70,126)
= (0,8 x 84) + (0,2 x 74,863)
= 43,2+14,025
= 67,2+9,715
= 57,225
= 76,915
F18 = α X17 + (1- α) F17
F24 = α X23 + (1- α) F23
= (0,8 x 88) + (0,2 x 57,225)
= (0,8 x 54) + (0,2 x 76,915)
= 70,4+11,445
= 43,2+15,383
= 81,845
= 58,583
F19 = α X18 + (1- α) F18
F25 = α X24 + (1- α) F24
= (0,8 x 104) + (0,2 x 81,845)
= (0,8 x 54) + (0,2 x 58,583)
= 83,2+16,369
= 43,2+11,717
= 99,569
= 54,917
68
F26 = α X25 + (1- α) F25
F29 = α X28 + (1- α) F28
= (0,8 x 109) + (0,2 x 54,917)
= (0,8 x 54) + (0,2 x 85,687)
= 87,2+10,983
= 43,2+17,137
= 98,183
= 60,337
F27 = α X26 + (1- α) F26
F30 = α X29 + (1- α) F29
= (0,8 x 86) + (0,2 x 98,183)
= (0,8 x 82) + (0,2 x 60,337)
= 68,8+19,637
= 65,6+12,067
= 88,437
= 77,667
F28 = α X27 + (1- α) F27
F31 = α X30 + (1- α) F30
= (0,8 x 85) + (0,2 x 88,437)
= (0,8 x 51) + (0,2 x 77,667)
=68+17,687
= 40,8+15,533
= 85,687
= 56,333
Tabel 4.10 Hasil peramalan roti daging dengan alpha (α = 0,8) Periode
Data Penjualan (Xt)
Forecast Alpha = 0,8 (Ft)
1 September 2015
41
-
2 September 2015
57
41
3 September 2015
93
53,8
4 September 2015
51
85,16
5 September 2015
61
57,832
6 September 2015
30
60,366
7 September 2015
69
36,073
8 September 2015
49
62,415
9 September 2015
80
51,683
10 September 2015
41
74,337
11 September 2015
64
47,667
12 September 2015
72
60,733
13 September 2015
64
69,747
69
Tabel 4.10 Hasil peramalan roti daging dengan alpha (α = 0,8) (Lanjutan) 14 September 2015
102
65,149
15 September 2015
64
94,630
16 September 2015
54
70,126
17 September 2015
88
57,225
18 September 2015
104
81,845
19 September 2015
18
99,569
20 September 2015
85
34,314
21 September 2015
42
74,863
22 September 2015
84
48,573
23 September 2015
54
76,915
24 September 2015
54
58,583
25 September 2015
109
54,917
26 September 2015
86
98,183
27 September 2015
85
88,437
28 September 2015
54
85,687
29 September 2015
82
60,337
30 September 2015
51
77,667
1 Oktober 2015 ∑
56,333 1988
Dari tabel 4.10 dapat dilihat hasil perhitungan keseluruhan dengan α (alpha) 0,8. Proses perhitungan ini dilakuakan secara beruntun dan mendapat hasil peramalan akhir pada tanggal 1 Oktober 2015 sebesar 56,333 atau 56 buah roti. Berikut contoh perhitungan untuk alpha (α = 0,9) F2 = α X1 + (1- α) F1
F3 = α X2 + (1- α) F2
= (0,9 x 41) + (0,1 x 41)
= (0,9 x 57) + (0,1 x 41)
= 36,9+4,1
= 51,3+4,1
= 41
= 55,4
70
F4 = α X3 + (1- α) F3
F10 = α X9 + (1- α) F9
= (0,9 x 93) + (0,1 x 55,4)
= (0,9 x 80) + (0,1 x 50,640)
= 83,7+5,54
= 72+5,064
= 89,24
= 77,064
F5 = α X4 + (1- α) F4
F11 = α X10 + (1- α) F10
= (0,9 x 51) + (0,1 x 89,24)
= (0,9 x 41) + (0,1 x 77,064)
= 45,9+8,924
= 36,9+7,706
= 54,824
= 44,606
F6 = α X5 + (1- α) F5
F12 = α X11 + (1- α) F11
= (0,9 x 61) + (0,1 x 54,824)
= (0,9 x 64) + (0,1 x 44,606)
= 54,9+5,482
= 57,6+4,461
= 60,382
= 62,061
F7 = α X6 + (1- α) F6
F13 = α X12 + (1- α) F12
= (0,9 x 30) + (0,1 x 60,382)
= (0,9 x 72) + (0,1 x 62,061)
= 27+6,038
= 64,8+6,206
= 33,038
= 71,006
F8 = α X7 + (1- α) F7
F14 = α X13 + (1- α) F13
= (0,9 x 69) + (0,1 x 33,038)
= (0,9 x 64) + (0,1 x 71,006)
= 62,1+3,304
= 57,6+7,101
= 65,404
= 64,701
F9 = α X8 + (1- α) F8 = (0,9 x 49) + (0,1 x 65,404) = 44,1+6,540 = 50,640
F15 = α X14 + (1- α) F14 = (0,9 x 102) + (0,1 x 64,701) = 91,8+6,470 = 98,270
71
F16 = α X15 + (1- α) F15
F22 = α X21 + (1- α) F21
= (0,9 x 64) + (0,1 x 98,270)
= (0,9 x 42) + (0,1 x 79,141)
= 57,6+9,827
= 37,8+7,914
= 67,427
= 45,714
F17 = α X16 + (1- α) F16
F23 = α X22 + (1- α) F22
= (0,9 x 54) + (0,1 x 67,427)
= (0,9 x 84) + (0,1 x 45,714)
= 48,6+6,743
= 75,6+4,571
= 55,343
= 80,171
F18 = α X17 + (1- α) F17
F24 = α X23 + (1- α) F23
= (0,9 x 88) + (0,1 x 55,343)
= (0,9 x 54) + (0,1 x 80,171)
= 79,2+5,534
= 48,6+8,017
= 84,734
= 56,617
F19 = α X18 + (1- α) F18
F25 = α X24 + (1- α) F24
= (0,9 x 104) + (0,1 x 84,734)
= (0,9 x 54) + (0,1 x 56,617)
= 93,6+8,473
= 48,6+5,662
= 102,073
= 54,262
F20 = α X19 + (1- α) F19
F26 = α X25 + (1- α) F25
= (0,9 x 18) + (0,1 x 102,073)
= (0,9 x 109) + (0,1 x 54,262)
= 16,2+10,207
= 98,1+5,426
= 26,407
= 103,526
F21 = α X20 + (1- α) F20
F27 = α X26 + (1- α) F26
= (0,9 x 85) + (0,1 x 26,407)
= (0,9 x 86) + (0,1 x 103,526)
= 76,5+2,641
= 77,4+10,353
= 79,141
= 87,753
72
F28 = α X27 + (1- α) F27
F30 = α X29 + (1- α) F29
= (0,9 x 85) + (0,1 x 87,753)
= (0,9 x 82) + (0,1 x 57,128)
=76,5+8,775
= 73,8+5,713
= 85,275
= 79,513
F29 = α X28 + (1- α) F28
F31 = α X30 + (1- α) F30
= (0,9 x 54) + (0,1 x 85,275)
= (0,9 x 51) + (0,1 x 79,513)
= 48,6+8,528
= 45,9+7,951
= 57,128
= 53,851
Tabel 4.11 Hasil peramalan roti daging dengan alpha (α = 0,9) Periode
Data Penjualan (Xt)
Forecast Alpha = 0,9 (Ft)
1 September 2015
41
-
2 September 2015
57
41
3 September 2015
93
55,4
4 September 2015
51
89,24
5 September 2015
61
54,824
6 September 2015
30
60,382
7 September 2015
69
33,038
8 September 2015
49
65,404
9 September 2015
80
50,640
10 September 2015
41
77,064
11 September 2015
64
44,606
12 September 2015
72
62,061
13 September 2015
64
71,006
14 September 2015
102
64,701
15 September 2015
64
98,270
16 September 2015
54
67,427
17 September 2015
88
55,343
18 September 2015
104
84,734
19 September 2015
18
102,073
73
Tabel 4.11 Hasil peramalan roti daging dengan alpha (α = 0,9) (Lanjutan) 20 September 2015
85
26,407
21 September 2015
42
79,141
22 September 2015
84
45,714
23 September 2015
54
80,171
24 September 2015
54
56,617
25 September 2015
109
54,262
26 September 2015
86
103,526
27 September 2015
85
87,753
28 September 2015
54
85,275
29 September 2015
82
57,128
30 September 2015
51
79,513
1 Oktober 2015
53,851
∑
1988
Dari tabel 4.11 dapat dilihat hasil perhitungan keseluruhan dengan α (alpha) 0,9. Proses perhitungan ini dilakuakan secara beruntun dan mendapat hasil peramalan akhir pada tanggal 1 Oktober 2015 sebesar 53,851 atau 54 buah roti.
Menghitung kesalahan/error dengan menggunakan metode MSE (Mean Square Error). Setelah melakukan proses peramalan denan α (alpha) 0,1 sampai 0,9 selanjutnya dilakukan perhitungan Mean Sequare Error (MSE) untuk menentukan hasil peramalan dengan nilai kesalahan/error terendah yang diambil sebagai hasil peramalan yang akurat. Tabel 4.12 Menghitung nilai MSE untuk alpha (α = 0,1)
1 September 2015
Data Penjualan (Xt) 41
Forecast Alpha = 0,1 (Ft) -
2 September 2015
57
3 September 2015
93
Periode
Xt - Ft
(Xt - Ft)2
41
16
256
42,6
50,4
2540,16
74
Tabel 4.12 Menghitung nilai MSE untuk alpha (α = 0,1) (Lanjutan) 4 September 2015
51
47,64
3,36
11,290
5 September 2015
61
47,976
13,024
169,6246
6 September 2015
30
49,278
-19,278
371,657
7 September 2015
69
21,649
468,698
8 September 2015
49
49,516 49,464
-0,516
0,266
9 September 2015
80
52,518
30,536
932,450
10 September 2015
41
51,366
-11,518
132,654
11 September 2015
64
52,629
12,634
159,623
12 September 2015
72
54,566
19,371
375,227
13 September 2015
64
55,510
9,434
88,995
14 September 2015
102
60,159
46,490
2161,351
15 September 2015
64
60,543
3,841
14,756
16 September 2015
54
59,889
-6,543
42,809
17 September 2015
88
62,700
28,111
790,254
18 September 2015
104
66,830
41,300
1705,715
19 September 2015
18
61,947
-48,830
2384,342
20 September 2015
85
64,252
23,053
531,452
21 September 2015
42
62,027
-22,252
495,155
22 September 2015
84
64,224
21,973
482,818
23 September 2015
54
63,202
-10,224
104,534
24 September 2015
54
62,282
-9,202
84,672
25 September 2015
109
66,953
46,718
2182,610
26 September 2015
86
68,858
19,047
362,772
27 September 2015
85
70,472
16,142
260,561
28 September 2015
54
68,825
-16,472
271,336
29 September 2015
82
68,825
13,175
173,579
30 September 2015
51
70,143
-19,143
366,437
1 Oktober 2015 ∑
68,228 1988
17921.797
75
Perhitungan metode MSE pada forecast dengan alpha = 0,1 ∑(𝑋𝑡 − 𝐹𝑡 )2
MSE =
𝑛
=
17921.797 30
=597,393 Pada perhitungan Mean Sequare Error (MSE) untuk alpha 0,1 yaitu memiliki galat error atau nilai kesalahan sebesar 597,393. Tabel 4.13 Menghitung nilai MSE untuk alpha (α = 0,2)
1 September 2015
Data Penjualan (Xt) 41
Forecast Alpha = 0,2 (Ft) -
2 September 2015
57
3 September 2015
Xt - Ft
(Xt - Ft)2
41
16
256
93
44,2
48,8
2381,44
4 September 2015
51
53,96
-2,96
8,762
5 September 2015
61
53,368
7,632
58,24742
6 September 2015
30
54,894
-24,894
619,731
7 September 2015
69
49,916
19,084
364,217
8 September 2015
49
53,732
-4,732
22,396
9 September 2015
80
52,786
27,214
740,605
10 September 2015
41
58,229
-17,229
296,830
11 September 2015
64
54,783
9,217
84,953
12 September 2015
72
56,626
15,374
236,348
13 September 2015
64
59,701
4,299
18,480
14 September 2015
102
60,561
41,439
1717,199
15 September 2015
64
68,849
-4,849
23,510
16 September 2015
54
67,879
-13,879
192,626
17 September 2015
88
65,103
22,897
524,264
18 September 2015
104
69,683
34,317
1177,688
Periode
76
Tabel 4.13 Menghitung nilai MSE untuk alpha (α = 0,2) (Lanjutan) 19 September 2015
18
76,546
-58,546
3427,638
20 September 2015
85
64,837
20,163
406,554
21 September 2015
42
68,869
-26,869
721,968
22 September 2015
84
63,496
20,504
420,432
23 September 2015
54
67,596
-13,596
184,864
24 September 2015
54
64,877
-10,877
118,313
25 September 2015
109
62,702
46,298
2143,530
26 September 2015
86
71,961
14,039
197,083
27 September 2015
85
74,769
10,231
104,671
28 September 2015
54
76,815
-22,815
520,537
29 September 2015
82
72,252
9,748
95,019
30 September 2015
51
74,202
-23,202
538,323
1 Oktober 2015 ∑
69,561 1988
17602,228
Perhitungan metode MSE pada forecast dengan alpha = 0,2 ∑(𝑋𝑡 − 𝐹𝑡 )2
MSE =
𝑛
=
17602.228 30
=586,741 Pada perhitungan Mean Sequare Error (MSE) untuk alpha 0,2 yaitu memiliki galat error atau nilai kesalahan sebesar 586,741. Tabel 4.14 Menghitung nilai MSE untuk alpha (α = 0,3)
1 September 2015
Data Penjualan (Xt) 41
Forecast Alpha = 0,3 (Ft) -
2 September 2015
57
3 September 2015
93
Periode
Xt - Ft
(Xt - Ft)2
41
16
256
45,8
47,2
2227,84
77
Tabel 4.14 Menghitung nilai MSE untuk alpha (α = 0,3) (Lanjutan) 4 September 2015
51
59,96
-8,96
80,282
5 September 2015
61
57,272
3,728
13,898
6 September 2015
30
58,390
-28,390
806,015
7 September 2015
69
49,873
19,127
365,831
8 September 2015
49
55,611
-6,611
43,709
9 September 2015
80
53,628
26,372
695,487
10 September 2015
41
61,540
-20,540
421,872
11 September 2015
64
55,378
8,622
74,344
12 September 2015
72
57,964
14,036
196,999
13 September 2015
64
62,175
1,825
3,330
14 September 2015
102
62,723
39,277
1542,719
15 September 2015
64
74,506
-10,506
110,371
16 September 2015
54
71,354
-17,354
301,163
17 September 2015
88
66,148
21,852
477,517
18 September 2015
104
72,703
31,297
979,472
19 September 2015
18
82,092
-64,092
4107,841
20 September 2015
85
62,865
22,135
489,971
21 September 2015
42
69,505
-27,505
756,541
22 September 2015
84
61,254
22,746
517,394
23 September 2015
54
68,078
-14,078
198,179
24 September 2015
54
63,854
-9,854
97,108
25 September 2015
109
60,898
48,102
2313,800
26 September 2015
86
75,329
10,671
113,878
27 September 2015
85
78,530
6,470
41,861
28 September 2015
54
80,471
-26,471
700,715
29 September 2015
82
72,530
9,470
89,686
30 September 2015
51
75,371
-24,371
593,936
1 Oktober 2015 ∑
68,060 1988
18617,760
78
Perhitungan metode MSE pada forecast dengan alpha = 0,3 ∑(𝑋𝑡 − 𝐹𝑡 )2
MSE =
𝑛
=
18617,760 30
=620,592 Pada perhitungan Mean Sequare Error (MSE) untuk alpha 0,3 yaitu memiliki galat error atau nilai kesalahan sebesar 620,592. Tabel 4.15 Menghitung nilai MSE untuk alpha (α = 0,4)
1 September 2015
Data Penjualan (Xt) 41
Forecast Alpha = 0,4 (Ft) -
2 September 2015
57
3 September 2015
Xt - Ft
(Xt - Ft)2
41
16
83,550
93
47,4
45,6
181,828
4 September 2015
51
65,64
-14,64
0,008
5 September 2015
61
59,784
1,216
1448,135
6 September 2015
30
60,270
-30,270
230,049
7 September 2015
69
48,162
20,838
364,826
8 September 2015
49
56,497
-7,497
508,040
9 September 2015
80
53,498
26,502
871,657
10 September 2015
41
64,099
-23,099
4662,936
11 September 2015
64
54,859
9,141
677,487
12 September 2015
72
58,516
13,484
749,820
13 September 2015
64
63,909
0,091
653,840
14 September 2015
102
63,946
38,054
214,852
15 September 2015
64
79,167
-15,167
77,347
16 September 2015
54
73,100
-19,100
2472,395
17 September 2015
88
65,460
22,540
46,702
18 September 2015
104
74,476
29,524
83,550
Periode
79
Tabel 4.15 Menghitung nilai MSE untuk alpha (α = 0,4) (Lanjutan) 19 September 2015
18
86,286
-68,286
181,828
20 September 2015
85
58,971
26,029
0,008
21 September 2015
42
69,383
-27,383
1448,135
22 September 2015
84
58,430
25,570
230,049
23 September 2015
54
-14,658
364,826
24 September 2015
54
68,658 62,795
-8,795
508,040
25 September 2015
109
59,277
49,723
871,657
26 September 2015
86
79,166
6,834
4662,936
27 September 2015
85
81,900
16
677,487
28 September 2015
54
83,140
3,100
9,612
29 September 2015
82
71,484
10,516
110,589
30 September 2015
51
75,690
-24,690
609,612
65,814
1 Oktober 2015 ∑
1988
20016,201
Perhitungan metode MSE pada forecast dengan alpha = 0,4 ∑(𝑋𝑡 − 𝐹𝑡 )2
MSE =
𝑛
=
20016,201 30
=667,207 Pada perhitungan Mean Sequare Error (MSE) untuk alpha 0,4 yaitu memiliki galat error atau nilai kesalahan sebesar 667,207. Tabel 4.16 Menghitung nilai MSE untuk alpha (α = 0,5)
1 September 2015
Data Penjualan (Xt) 41
Forecast Alpha = 0,5 (Ft) -
2 September 2015
57
3 September 2015
93
Periode
Xt - Ft
(Xt - Ft)2
41
16
256
49
44
1936
80
Tabel 4.16 Menghitung nilai MSE untuk alpha (α = 0,5) (Lanjutan) 4 September 2015
51
71
-20
400,000
5 September 2015
61
61
0
0,000
6 September 2015
30
61
-31,000
961,000
7 September 2015
69
45,5
23,500
552,250
8 September 2015
49
57,25
-8,250
68,063
9 September 2015
80
53,125
26,875
722,266
10 September 2015
41
66,563
-25,563
653,441
11 September 2015
64
53,781
10,219
104,423
12 September 2015
72
58,891
13,109
171,856
13 September 2015
64
65,445
-1,445
2,089
14 September 2015
102
64,723
37,277
1389,600
15 September 2015
64
83,361
374,861
16 September 2015
54
73,681
-19,361 -19,681
17 September 2015
88
63,840
24,160
583,690
18 September 2015
104
75,920
28,080
788,477
19 September 2015
18
89,960
-71,960
5178,254
20 September 2015
85
53,980
31,020
962,238
21 September 2015
42
69,490
-27,490
755,701
22 September 2015
84
55,745
28,255
798,344
23 September 2015
54
69,873
-15,873
251,936
24 September 2015
54
61,936
-7,936
62,984
25 September 2015
109
57,968
51,032
2604,252
26 September 2015
86
83,484
2,516
6,330
27 September 2015
85
84,742
0,258
0,067
28 September 2015
54
84,871
-30,871
953,020
29 September 2015
82
69,436
12,564
157,866
30 September 2015
51
75,718
-24,718
610,967
1 Oktober 2015 ∑
387,329
63,359 1988
21693,303
81
Perhitungan metode MSE pada forecast dengan alpha = 0,5 ∑(𝑋𝑡 − 𝐹𝑡 )2
MSE =
𝑛
=
21693,303 30
= 723,110 Pada perhitungan Mean Sequare Error (MSE) untuk alpha 0,5 yaitu memiliki galat error atau nilai kesalahan sebesar 723,110. Tabel 4.17 Menghitung nilai MSE untuk alpha (α = 0,6)
1 September 2015
Data Penjualan (Xt) 41
Forecast Alpha = 0,6 (Ft) -
2 September 2015
57
3 September 2015
Xt - Ft
(Xt - Ft)2
41
16
256
93
50,6
42,4
1797,76
4 September 2015
51
76,04
-25,04
627,002
5 September 2015
61
61,016
-0,016
0,000
6 September 2015
30
61,006
-31,006
961,3968
7 September 2015
69
42,403
26,597
707,424
8 September 2015
49
58,361
-9,361
87,629
9 September 2015
80
52,744
27,256
742,8672
10 September 2015
41
69,098
-28,098
789,484
11 September 2015
64
52,239
11,761
138,319
12 September 2015
72
59,296
12,704
161,401
13 September 2015
64
66,918
-2,918
8,516
14 September 2015
102
65,167
36,833
1356,648
15 September 2015
64
87,267
-23,267
541,350
16 September 2015
54
73,307
-19,307
372,751
17 September 2015
88
61,723
26,277
690,496
18 September 2015
104
77,489
26,511
702,829
Periode
82
Tabel 4.17 Menghitung nilai MSE untuk alpha (α = 0,6) (Lanjutan) 19 September 2015
18
93,396
-75,396
5684,502
20 September 2015
85
48,158
36,842
1357,314
21 September 2015
42
70,263
-28,263
798,814
22 September 2015
84
53,305
30,695
942,163
23 September 2015
54
71,722
-17,722
314,074
24 September 2015
54
61,089
-7,089
50,252
25 September 2015
109
56,836
52,164
2721,131
26 September 2015
86
88,134
-2,134
4,555
27 September 2015
85
86,854
-1,854
3,436
28 September 2015
54
85,741
-31,741
1007,521
29 September 2015
82
66,697
15,303
234,194
30 September 2015
51
75,879
-24,879
618,947
1 Oktober 2015
60,951
∑
1988
23678,775
Perhitungan metode MSE pada forecast dengan alpha = 0,6 ∑(𝑋𝑡 − 𝐹𝑡 )2
MSE =
𝑛
=
23678,775 30
= 789,292 Pada perhitungan Mean Sequare Error (MSE) untuk alpha 0,6 yaitu memiliki galat error atau nilai kesalahan sebesar 789,292. Tabel 4.18 Menghitung nilai MSE untuk alpha (α = 0,7)
1 September 2015
Data Penjualan (Xt) 41
Forecast Alpha = 0,7 (Ft) -
2 September 2015
57
3 September 2015
93
Periode
Xt - Ft
(Xt - Ft)2
41
16
256
52,2
40,8
1664,64
83
Tabel 4.18 Menghitung nilai MSE untuk alpha (α = 0,7) (Lanjutan) 4 September 2015
51
80,76
-29,76
885,6576
5 September 2015
61
59,928
1,072
1,149
6 September 2015
30
60,678
-30,678
941,1642
7 September 2015
69
39,204
29,796
887,830
8 September 2015
49
-11,061
122,347
9 September 2015
80
60,061 52,318
27,682
766,2756
10 September 2015
41
71,695
-30,695
942,213
11 September 2015
64
50,209
13,791
190,201
12 September 2015
72
59,863
12,137
147,317
13 September 2015
64
68,359
-4,359
18,999
14 September 2015
102
65,308
36,692
1346,330
15 September 2015
64
90,992
-26,992
728,584
16 September 2015
54
72,098
-18,098
327,526
17 September 2015
88
59,429
28,571
816,285
18 September 2015
104
79,429
24,571
603,744
19 September 2015
18
96,629
-78,629
6182,463
20 September 2015
85
41,589
43,411
1884,550
21 September 2015
42
71,977
-29,977
898,595
22 September 2015
84
50,993
33,007
1089,464
23 September 2015
54
74,098
-20,098
403,925
24 September 2015
54
60,029
-6,029
36,353
25 September 2015
109
55,809
53,191
2829,303
26 September 2015
86
93,043
-7,043
49,599
27 September 2015
85
88,113
-3,113
9,689
28 September 2015
54
85,934
-31,934
1019,770
29 September 2015
82
63,580
18,420
339,291
30 September 2015
51
76,474
-25,474
648,927
58,642
1 Oktober 2015 ∑
1988
26038,192
84
Perhitungan metode MSE pada forecast dengan alpha = 0,7 ∑(𝑋𝑡 − 𝐹𝑡 )2
MSE =
𝑛
=
26038,192 30
= 867,940 Pada perhitungan Mean Sequare Error (MSE) untuk alpha 0,7 yaitu memiliki galat error atau nilai kesalahan sebesar 867,940. Tabel 4.19 Menghitung nilai MSE untuk alpha (α = 0,8)
1 September 2015
Data Penjualan (Xt) 41
Forecast Alpha = 0,8 (Ft) -
2 September 2015
57
3 September 2015
Xt - Ft
(Xt - Ft)2
41
16
256
93
53,8
39,2
1536,64
4 September 2015
51
85,16
-34,16
1166,906
5 September 2015
61
57,832
3,168
10,03622
6 September 2015
30
60,366
-30,366
922,1182
7 September 2015
69
36,073
32,927
1084,169
8 September 2015
49
62,415
-13,415
179,953
9 September 2015
80
51,683
28,317
801,8564
10 September 2015
41
74,337
-33,337
1111,328
11 September 2015
64
47,667
16,333
266,757
12 September 2015
72
60,733
11,267
126,935
13 September 2015
64
69,747
-5,747
33,024
14 September 2015
102
65,149
36,851
1357,971
15 September 2015
64
94,630
-30,630
938,189
16 September 2015
54
70,126
-16,126
260,047
17 September 2015
88
57,225
30,775
947,089
18 September 2015
104
81,845
22,155
490,842
Periode
85
Tabel 4.19 Menghitung nilai MSE untuk alpha (α = 0,8) (Lanjutan) 19 September 2015
18
99,569
-81,569
6653,503
20 September 2015
85
34,314
50,686
2569,091
21 September 2015
42
74,863
-32,863
1079,961
22 September 2015
84
48,573
35,427
1255,104
23 September 2015
54
76,915
-22,915
525,075
24 September 2015
54
58,583
-4,583
21,003
25 September 2015
109
54,917
54,083
2925,016
26 September 2015
86
98,183
-12,183
148,433
27 September 2015
85
88,437
-3,437
11,811
28 September 2015
54
85,687
-31,687
1004,087
29 September 2015
82
60,337
21,663
469,265
30 September 2015
51
77,667
-26,667
711,155
1 Oktober 2015
56,333
∑
1988
28863,365
Perhitungan metode MSE pada forecast dengan alpha = 0,8 ∑(𝑋𝑡 − 𝐹𝑡 )2
MSE =
𝑛
=
28863,365 30
=962,112 Pada perhitungan Mean Sequare Error (MSE) untuk alpha 0,8 yaitu memiliki galat error atau nilai kesalahan sebesar 962,112. Tabel 4.20 Menghitung nilai MSE untuk alpha (α = 0,9)
1 September 2015
Data Penjualan (Xt) 41
Forecast Alpha = 0,9 (Ft) -
2 September 2015
57
3 September 2015
93
Periode
Xt - Ft
(Xt - Ft)2
41
16
256
55,4
37,6
1413,76
86
Tabel 4.20 Menghitung nilai MSE untuk alpha (α = 0,9) (Lanjutan) 4 September 2015
51
89,24
-38,24
1462,298
5 September 2015
61
54,824
6,176
38,14298
6 September 2015
30
60,382
-30,382
923,0902
7 September 2015
69
33,038
35,962
1293,248
8 September 2015
49
65,404
-16,404
269,085
9 September 2015
80
50,640
29,360
861,9871
10 September 2015
41
77,064
-36,064
1300,615
11 September 2015
64
44,606
19,394
376,112
12 September 2015
72
62,061
9,939
98,791
13 September 2015
64
71,006
-7,006
49,085
14 September 2015
102
64,701
37,299
1391,245
15 September 2015
64
98,270
-34,270
1174,437
16 September 2015
54
67,427
-13,427
180,284
17 September 2015
88
55,343
32,657
1066,499
18 September 2015
104
84,734
19,266
371,168
19 September 2015
18
102,073
-84,073
7068,341
20 September 2015
85
26,407
58,593
3433,099
21 September 2015
42
79,141
-37,141
1379,434
22 September 2015
84
45,714
38,286
1465,812
23 September 2015
54
80,171
-26,171
684,943
24 September 2015
54
56,617
-2,617
6,849
25 September 2015
109
54,262
54,738
2996,280
26 September 2015
86
103,526
-17,526
307,167
27 September 2015
85
87,753
-2,753
7,577
28 September 2015
54
85,275
-31,275
978,142
29 September 2015
82
57,128
24,872
618,640
30 September 2015
51
79,513
-28,513
812,977
1 Oktober 2015 ∑
53,851 1988
32285,109
87
Perhitungan metode MSE pada forecast dengan alpha = 0,9 MSE = =
∑(𝑋𝑡 − 𝐹𝑡 )2 𝑛
32285,109 30
=1076,170 Pada perhitungan Mean Sequare Error (MSE) untuk alpha 0,9 yaitu memiliki galat error atau nilai kesalahan sebesar 1076,170. Tabel 4.21 Hasil perhitungan nilai MSE keseluruhan Periode
01 Oktober 2015
Nilai Alpha
Nilai
Nilai MSE
(α)
Forecast
0,1
68,228
597,393
0,2
69,561
586,741
0,3
68,060
620,592
0,4
65,814
667,207
0,5
63.359
723,110
0,6
60,951
789,292
0,7
58,642
867,940
0,8
56,333
962,112
0,9
53,851
1076,170
Pada Tabel 4.20 dapat dilihat bahwa MSE terkecil diperoleh dengan alpha 0,2 yaitu 586,741. Hal ini membuktikan forecast terbaik untuk meramalkan kuantitas produksi roti daging di Perusahaan Roti Dhiba Kendari menggunakan alpha 0,2. Jadi nilai ramalan roti daging untuk tanggal 1 Oktober 2015 pada periode ramalan 30 hari atau 1 bulan dengan alpha 0,2 adalah 69,561 atau sekitar 70 buah roti.
88
4.3. Perancangan Sistem 4.3.1. Use case diagram Use case diagram digunakan untuk memodelkan dan menyatakan unit fungsi/layanan yang disediakan oleh sistem . Use Case diagram juga menjelaskan mengenai aktor-aktor yang terlibat dengan perangkat lunak yang dibangun beserta proses-proses yang ada didalamnya. a.
Use case diagram untuk admin Pada diagram use case, admin melakukan login, input, mengubah,
menghapus data item dan data penjualan, melakukan proses peramalan dan melakukan logout. Berikut Gambar 4.3
Gambar 4.3 Diagram use case admin
89
Berikut tabel keterangan dari gambar Use Case diatas : Tabel 4.22 Keterangan use case diagram admin Aktor Admin melakukan Login
Sistem Admin
melakukan
login
dengan
memasukkan username dan password. Jika username dan password yang di masukkan benar, maka sistem akan menampilkan menu utama. Jika username dan password yang di masukkan oleh admin salah, maka sistem akan memberi pesan bahwa login yang dilakukan tidak valid. Admin melakukan input data
Sistem menampilkan form inputan data
item
item yang berupa macam-macam jenis roti yang akan diramalkan.
Admin melakukan input data
sistem akan menampilkan form input data
produksi
produksi yaitu admin akan menginputkan jumlah produksi dari macam-macam jenis roti.
Admin melakukan input data
Sistem akan menampilkan form input data
penjualan
penjualan yaitu admin akan menginput jumlah penjualan setiap hari pada masingmasing jenis roti.
Admin memilih menu stok
Sistem akan menampilkan form data stok, dari form data stok admin akan mengetahui jumlah roti yang tersisa.
90
Tabel 4.21 Keterangan use case diagram admin (Lanjutan) Admin memilih menu forecasting
Sistem
akan
menampilkan
form
forecasting. Admin harus memilih item yang akan diramalkan, jumlah data masa lalu yang digunakan dan tanggal peramalan untuk mengetahui perkiraan jumlah roti yang akan diproduksi selanjutnya. Admin memilih menu grafik
Sistem
akan
menampilkan
grafik
penjualan sesuai jenis roti yang dipilih oleh admin dan sistem juga akan menampilkan hasil
grafik
peramalan
perbandingan dengan
hasil
sebenarnya. Admin memilih menu data admin
Sistem akan menampilkan informasi tentang admin yang terdaftar dalam aplikasi dan admin bisa melakukan perubahan username dan password.
Admin melakukan Logout
4.3.2.
Sistem akan keluar
Activity Diagram Activity diagram adalah salah satu cara untuk memodelkan event-event yang
terjadi dalam suatu Use Case. Activity Diagram juga merupakan suatu bentuk flow diagram yang memodelkan alur kerja (workflow) sebuah proses bisnis dan urutan aktivitas sebuah proses. a.
Activity diagram untuk login admin Pada diagram activity login, admin menginput username dan password.
Setelah itu sistem mengecek apakah username dan password telah diisi dengan benar, jika salah maka akan kembali kehalaman login seperti awal, tetapi jika benar,
91
admin akan masuk kedalam menu utama. Berikut Gambar 4.4 untuk diagram activity login admin.
Gambar 4.4 Diagram activity untuk login admin b.
Activity diagram data item Activity ini berisi form inputan yang harus diisikan oleh admin berupa inputan
jenis-jenis roti yang diproduksi oleh Perusahaan Roti Dhiba Kendari, dapat dilihat pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5 Diagram activity untuk data item
92
c.
Activity diagram data produksi Activity ini berisi form inputan yang harus diisikan oleh admin berupa inputan
data-data produksi Perusahaan Roti Dhiba Kendari mulai dari jenis item, jumlah dan tanggalnya, dapat dilihat pada Gambar 4.6.
Gambar 4.6 Diagram activity untuk data produksi d. Activity diagram data penjualan Activity ini berisi form inputan yang harus diisikan oleh admin berupa inputan data-data penjualan Perusahaan Roti Dhiba Kendari mulai dari jenis item, jumlah dan tanggalnya, dapat dilihat pada Gambar 4.7.
Gambar 4.7 Diagram activity untuk data penjualan
93
e.
Activity diagram data stok Activity ini berisi form data stok, admin dapat mengetahui jumlah roti yang
tersisa pada data stok, dapat dilihat pada Gambar 4.8.
Gambar 4.8 Diagram activity untuk data stok f.
Activity diagram peramalan kuantitas produksi Roti Pada diagram activity peramalan, admin akan membuka form peramalan lalu
memilih jenis item yang akan diramal, dan meng-input waktu peramalan yang akan diramal. Kemudian di proses dengan menggunakan metode Single Exponential Smoothing, setelah itu sistem akan menghitung nilai kesalahan/eror dengan menggunakan metode MSE. Langkah terakhir system akan menampilkan hasil peramalan dengan memilih nilai MSE terkecil. Berikut Gambar 4.9 diagram activity peramalan kuantitas produksi roti.
94
Gambar 4.9 Diagram activity peramalan kuantitas produksi roti g.
Activity diagram admin Pada gambar 4.10 menjelaskan diagram activity untuk admin. Admin login
halaman admin, jika valid maka sistem akan menampilkan halaman admin. Pada halaman admin, admin dapat menambahkan, menghapus, atau mengubah data, lalu database akan menyimpan dan memperbarui data. Setelah selesai, admin dapat melakukan logout. Gambar diagram activity admin dapat dilihat pada Gambar 4.10.
95
Gambar 4.10 Diagram activity untuk admin 4.3.3.
Sequence diagram Sequence Diagram menjelaskan interaksi object yang disusun dalam suatu
urutan waktu. Sequence diagram memperlihatkan tahap demi tahap apa yang seharusnya terjadi untuk menghasilkan sesuatu yang dilakukan dalam use case. a.
Sequence diagram login
Proses yang terjadi pada saat login yaitu : pertama, admin memasukkan username dan password untuk mengaktifkan menu utama selanjutnya sistem menjalankan perintah login dan melakukan validasi username dan password. Jika login valid maka sistem akan menampilkan menu utama, dan jika login tidak valid maka sistem akan menampilkan pesan error. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.11 Sequence Diagram Login.
Gambar 4.11 Sequence diagram login
96
b.
Sequence diagram data item
Ada 3 proses yang dapat dilakukan dalam menu Item yaitu : 1.
Tambah data, proses yang terjadi adalah Admin mengisi form input data lalu sistem akan menyimpan data ke dalam database.
2.
Edit data, proses yang terjadi adalah Admin memilih data yang akan diubah lalu melakukan perubahan pada data tersebut kemudian sistem menyimpan data yang telah diubah ke dalam database.
3.
Hapus data, proses yang terjadi adalah Admin memilih data yang akan dihapus kemudian sistem menghapus data dari database.
Proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.12 sequence diagram item.
Gambar 4.12 sequence diagram item c.
Sequence diagram produksi Ada 3 proses yang dapat dilakukan dalam menu produksi yaitu :
1.
Tambah data, proses yang terjadi adalah Admin mengisi form input data lalu sistem akan menyimpan data ke dalam database.
2.
Edit data, proses yang terjadi adalah Admin memilih data yang akan diubah lalu melakukan perubahan pada data tersebut kemudian sistem menyimpan data yang telah diubah ke dalam database.
3.
Hapus data, proses yang terjadi adalah Admin memilih data yang akan dihapus kemudian sistem menghapus data dari database.
Proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.13 sequence diagram produksi
97
Gambar 4.13 Sequence diagram produksi d.
Sequence diagram penjualan Ada 3 proses yang dapat dilakukan dalam menu penjualan yaitu :
1.
Tambah data, proses yang terjadi adalah Admin mengisi form input data lalu sistem akan menyimpan data ke dalam database.
2.
Edit data, proses yang terjadi adalah Admin memilih data yang akan diubah lalu melakukan perubahan pada data tersebut kemudian sistem menyimpan data yang telah diubah ke dalam database.
3.
Hapus data, proses yang terjadi adalah Admin memilih data yang akan dihapus kemudian sistem menghapus data dari database.
Proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.14 sequence diagram penjualan
Gambar 4.14 Sequence diagram penjualan
98
4.
Sequence diagram forecasting Proses yang terjadi pada proses forecasting yaitu, admin terlebih dahulu
memilih jenis item, dan waktu peramalan, tekan tombol ok maka sistem akan melakukan proses peramalan dengan metode Single Exponential Smoothing dan perhitungan nilai eror dengan metode MSE kemudian hasil akan ditampilkan dengan nilai MSE terendah. Proses dapat dilihat pada Gambar 4.15 Sequence diagram forecasting.
Gambar 4.15 Sequance diagram forecating 5.
Sequence diagram admin Ketika melakukan perubahan pada data admin, prosesnya terlebih dahulu
admin masuk ke menu admin, kemudian melakukan pengolahan terhadap data admin sesuai kebutuhan seperti menambahkan admin baru, mengubah data admin yang telah ada ataupun menghapus data admin. Proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.16 Sequence diagram admin.
Ganbar 4.16 Sequence diagram admin
99
4.3.4. Class diagram Pada tahap ini akan didefinisikan class-class yang terdapat pada sistem dapat dilihat pada Gambar 4.17. Diketahui bahwa sistem ini memiliki 9 class, yaitu class admin, item, produksi, penjualan, forecasting, validasi, koneksi database, antarmuka dan main. Fungsi kelas main adalah untuk memanggil kelas-kelas lain. Kelas antarmuka merupakan kelas tanpa atribut yang didalamnya berisi form utama, form login, panel beranda dan beberapa panel lainnya. Kelas koneksi basis data berfungsi untuk menghubungkan sistem ke database. Kelas admin, kelas item, kelas produksi, kelas penjualan dan kelas forecasting digunakan untuk pengolahan data tersebut. Kelas validasi berfungsi untuk memeriksa validasi user sistem.
Gambar 4.17 Class Diagram Sistem
100
4.4
Perancangan interface Perancangan antarmuka pengguna atau design user interface merupakan
penggambaran tampilan yang digunakan secara langsung oleh pengguna, interaksi yang dapat dilakukan oleh pengguna dalam sistem. Adapun perancangan antarmuka ini diuraikan sebagai berikut. 1. Halaman login Untuk dapat mengakses menu utama, admin harus melakukan login terlebih dahuluh dengan memasukan username dan password yang benar.
Gambar 4.18 Desain interface halaman login 2. Perancangan halaman utama Pada saat admin berhasil login, maka sistem akan langsung menampilkan halaman utama. Pada halaman utama terdapat beberapa menu yang dapat digunakan oleh admin untuk menjalankan aplikasi ini.
Gambar
Gambar 4.19 Desain interface halaman utama
101
3. Perancangan halaman data item Pada halaman data item, admin dapat memasukkan jenis-jenis item (roti) yang terdapat di Perusahaan Roti Dhiba Kendari. Rancangan tampilannya dapat dilihat pada Gambar 4.20.
Gambar 4.20 Desain interface halaman data item 4. Perancangan halaman data produksi Pada halaman data produksi, admin akan menginput data-data produksi item yang dilengkapi dengan tanggal dan jumlah produksi. Data ini akan digunakan untuk mengetahui jumlah roti yang diproduksi di Perusahaan Roti Dhiba Kendari. Rancangan tampilannya dapat dilihat pada Gambar 4.21.
Gambar 4.21 Desain interface halaman produksi
102
5. Perancangan halaman data penjualan Pada halaman data penjualan, admin akan menginput data-data penjualan item yang dilengkapi dengan tanggal dan jumlah penjualan. Data ini akan digunakan untuk menentukan peramalan jumlah produksi kedepannya. Rancangan tampilannya dapat dilihat pada Gambar 4.22.
Gambar 4.22 Desain interface halaman penjualan 6. Perancangan halaman data stok Pada halaman data stok, admin dapat mengetahui jumlah stok atau sisa roti yang tidak habis terjual. Rancangan tampilannya dapat dilihat pada Gambar 4.23.
Gambar 4.23 Desain interface halaman stok
103
7. Perancangan halaman forecasting Pada halaman forecasting merupakan halaman untuk melakukan proses peramalan, admin terlebih dahulu harus memilih jenis item yang akan diramal, kemudian jumlah data yang digunakan dan waktu peramalan setelah itu admin akan menekan tombol proses. Rancangan tampilannya dapat dilihat pada Gambar 4.24.
Gambar 4.24 Desain interface halaman forecasting Berikut adalah source code proses perhitungan pada metode Single Exponential Smoothing.
8. Perancangan halaman data grafik Pada halaman data grafik, admin dapat melihat grafik penjualan dan grafik perbandingan hasil peramalan dengan penjualan sebenarnya. Rancangan
104
Gambar 4.25 Desain interface halaman grafik 9. Perancangan Halaman Admin Pada halaman ini digunakan untuk mengganti dan memperbaharui username dan password dari admin. Dimana admin dapat menambah admin baru, memperbaharui ataupun menghapus data admin yang telah ada. Rancangan tampilannya dapat dilihat pada Gambar 4.26.
Gambar 4.26 Desain interface halaman admin
BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 5.1
Kebutuhan Sistem Tahap implementasi sistem merupakan proses pengubahan sistem yang
telah dirancang pada bab sebelumnya menjadi sistem yang dapat dijalankan. Peramalan Kuantitas Produksi Roti ini memerlukan perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware) dalam pembuatannya agar sistem dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Adapun kebutuhan-kebutuhan yang digunakan dalam pembuatan aplikasi baik dari kebutuhan perangkat keras maupun kebutuhan perangkat lunak adalah sebagai berikut. 1.
Perangkat lunak
a.
Sistem Operasi yang digunakan adalah Windows 8
b.
Database Management System yang digunakan adalah MySQL (XAMPP 1.8.0)
c.
Program aplikasi yang digunakan adalah NetBeans IDE 7.3.1
2.
Perangkat keras
a.
Laptop ACER dengan spesifikasi processor Intel CORE i3
b.
RAM 2.00 GB
c.
Harddisk 5.00 GB
5.2
Implementasi Antarmuka Sistem Setelah
memenuhi
kebutuhan
sistem,
proses
selanjutnya
adalah
menerangkan kegunaan form-form yang ada di dalam aplikasi Penerapan Metode Exponential Smoothing Pada Peramalan Penjualan Dalam Penentuan Kuantitas Produksi Roti beserta desain formnya, di antaranya dapat dilihat pada sub bab di bawah ini.
105
106
1. Form login Untuk dapat mengakses menu utama, admin harus login untuk menginputkan username dan password yang valid. Tampilan form Login dapat dilihat pada Gambar 5.1.
Gambar 5.1 Tampilan form login 2. Form halaman utama Form halaman utama merupakan tampilan antar muka yang muncul ketika proses autentifikasi username dan password pada login telah divalidasi. Pada form halaman utama ini terdapat 8 menu utama yaitu menu Beranda, Item, Produksi, Penjualan, Stok, Forecasting, Grafik, dan Admin dalam bentuk icon. Tampilan halaman utama dapat dilihat pada Gambar 5.2.
Gambar 5.2 Tampilan halaman utama
107
3. Form halaman item Gambar 5.3 merupakan tampilan menu item yang berfungsi untuk menampilkan jenis-jenis roti yang terdapat di Perusahaan Roti Dhiba Kendari.
Gambar 5.3 Tampilan halaman item Gambar 5.4 merupakan tampilan untuk menambahkan data item, admin dapat memilih tombol “Insert”, maka akan tampil form tambah data item, setelah mengisikan data item pilih tombol “Tambah” maka secara otomatis data yang diinputkan tersebut akan masuk ke dalam database.
Gambar 5.4 Tampilan form tambah data item
108
d. Form halaman produksi Gambar 5.5 merupakan tampilan menu produksi yang berfungsi untuk menampilkan jumlah roti yang di produksi sesuai dengan jenis roti pada Perusahaan Roti Dhiba Kendari.
Gambar 5.5 Tampilan halaman produksi Gambar 5.6 merupakan tampilan untuk menambahkan data produksi, admin dapat memilih tombol “Insert”, maka akan tampil form tambah data produksi, setelah mengisikan data produksi pilih tombol “Tambah” maka secara otomatis data tersebut akan masuk ke dalam database.
Gambar 5.6 Tampilan form tambah data produksi
109
e. Form halaman penjualan Gambar 5.7 merupakan tampilan menu penjualan yang berfungsi untuk menampilkan jumlah roti yang terjual sesuai dengan jenis roti pada Perusahaan Roti Dhiba Kendari.
Gambar 5.7 Tampilan halaman penjualan Gambar 5.8 merupakan tampilan untuk menambahkan data penjualan, admin dapat memilih tombol “Insert”, maka akan tampil form tambah data penjualan, setelah mengisikan data penjualan pilih tombol “Tambah” maka secara otomatis data yang diinputkan tersebut akan masuk ke dalam database.
Gambar 5.8 Tampilan form input data penjualan
110
f.
Form halaman stok Gambar 5.9 merupakan tampilan menu stok yang berfungsi untuk
menampilkan jumlah roti yang tersisa pada Perusahaan Roti Dhiba Kendari.
Gambar 5.9 Tampilan halaman stok Gambar 5.10 merupakan tampilan ketika admin memilih tombol print yang berfungsi untuk mencetak data stok.
Gambar 5.10 Tampilan form output data stok
111
g. Form halaman forecasting Gambar 5.11 merupakan tampilan ketika admin memilih menu Forecasting. Pada menu forecasting ini admin dapat melakukan proses peramalan. Terlebih dahulu admin harus memilih jenis item yang akan diramalkan kemudian memilih tanggal hari esok yang akan diramalkan lalu tekan ok. Data peramalan akan otomatis tersimpan di database dan akan muncul di tabel forecasting.
Gambar 5.11 Tampilan halaman forecasting Admin dapat memilih tombol print untuk mencetak hasil peramalan. Tampilan output forecasting dapat dilihat pada Gambar 5.12.
Gambar 5.12 Tampilan output forecasting
112
h. Form halaman grafik Gambar 5.13 merupakan tampilan menu grafik yang berfungsi untuk menampilkan grafik penjualan.
Gambar 5.13 Tampilan halaman grafik i. Form halaman admin Form halaman data admin berfungsi untuk mengubah username atau password dari admin, jika admin ingin mengganti username dan password, form ini akan muncul. Tampilan form data admin dapat dilihat pada Gambar 5.14.
Gambar 5.14 Tampilan form admin
113
5.3 Pengujian Sistem Pada tahap ini dilakukan proses pengujian terhadap suatu sistem yang dibangun. Pengujian yang akan dilakukan mempunyai mekanisme untuk menemukan data uji yang dapat menguji perangkat lunak secara lengkap dan mempunyai kemungkinan tinggi untuk menemukan kesalahan. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menjamin bahwa perangkat lunak yang dibangun memiliki kualitas yang handal yaitu mampu mempresentasikan kajian pokok dari spesifikasi, analisis, perancangan dan pengkodean dari perangkat lunak itu sendiri. 5.3.1. Pengujian tahap pertama Pengujian dilakukan berdasarkan data penjualan roti, jenis roti yang akan diuji yaitu roti daging. Pada proses peramalan data aktual yang digunakan adalah sebanyak satu bulan : Tabel 5.1 Data akual penjualan roti daging Periode 1 September 2015 2 September 2015 3 September 2015 4 September 2015 5 September 2015 6 September 2015 7 September 2015 8 September 2015 9 September 2015 10 September 2015 11 September 2015 12 September 2015 13 September 2015 14 September 2015 15 September 2015 16 September 2015 17 September 2015 18 September 2015 19 September 2015
Data Penjualan Roti Daging 41 57 93 51 61 30 69 49 80 41 64 72 64 102 64 54 88 104 18
114
Tabel 5.1 Data akual penjualan roti daging (Lanjutan) 20 September 2015 21 September 2015 22 September 2015 23 September 2015 24 September 2015 25 September 2015 26 September 2015 27 September 2015 28 September 2015 29 September 2015 30 September 2015
85 42 84 54 54 109 86 85 54 82 51
Berikut data penjualan roti daging pada aplikasi peramalan. Data aktual yang digunakan yaitu dari tanggal 1 September 2015 sampai tangggal 30 September 2015, untuk meramalkan jumlah yang akan terjual pada tanggal 1 Oktober 2015.
Gambar 5.15 Data penjualan roti daging Dari data penjualan diatas dapat dilihat hasil peramalannya pada menu forecasting dalam sistem. Peramalan dilakukan berdasarkan 30 hari data penjualan atau data penjualan sebanyak satu bulan.
115
Priode
Tabel 5.2 Hasil pengujian peramalan Nilai Alpha Nilai Nilai MSE
01 Oktober 2015
(α)
Forecast
0,1
68,23
597,39
0,2
69,56
586,74
0,3
68,06
620,59
0,4
65,81
667,21
0,5
63,36
723,11
0,6
60,95
789,29
0,7
58,64
867,94
0,8
56,33
962,11
0,9
53,85
1076,17
Dari hasil pengujian dengan perhitungan secara manual pada Tabel 5.2 akan dibandingkan dengan perhitungan menggunakan sistem aplikasi peramalan.
Gambar 5.16 Hasil peramalan roti daging
116
Gambar 5.17 Hasil peramalan produksi roti daging Pada Tabel 5.2 dan Gambar 5.16 memiliki hasil perhitungan peramalan dan hasil perhitungan MSE yang sama. Hal ini membuktikan bahwa program yang dibuat telah sesuai dengan perancangan sistem yang diusulkan.
5.3.2. Pengujian Tahap Kedua Pada proses peramalan hasil peramalan tergantung dari data aktual yang dimiliki. Jadi untuk mendapatkan hasil peramalan yang baik data aktual yang digunakan harus data aktual yang benar-benar akurat. Berikut hasil pengujian peramalan dengan empat jenis item : 1.
Pengujian peramalan roti daging Gambar 5.18 merupakan tampilan pemilihan jenis item yang akan
diprediksi dengan memilih jenis roti dan tanggal peramalan hari berikutnya. Hasil peramalan dapat dilihat pada Gambar 5.19.
117
Gambar 5.18 Form peramalan roti daging
Gambar 5.19 Hasil Peramalan produksi roti daging Berdasarkan hasil peramalan dari metode Single Exponential Smoothing, maka pada tanggal 01 Oktober 2015 roti daging diramalkan terjual sebanyak 69,56 atau 70 buah. Pada gambar 5.19 telah menunjukkan bahwa alpha yang diperoleh adalah alpha 0,2 dari MSE yang terendah 586,74. Hal ini membuktikan bahwa hasil peramalan yang dipilih adalah hasil peramalan yang paling akurat dengan MSE terendah dan nilai alpha 0,2 sebagai pemulusan data yang paling baik khususnya untuk data roti daging. Untuk mengetahui hasil keseluruhan peramalan dengan keseluruhan nilai alpha dan MSE dapat dilihat pada Gambar 5.20.
118
Gambar 5.20 Hasil analisis MSE keseluruhan roti daging Tabel 5.3 merupakan tabel keakuratan peramalan dari sistem yang telah dibangun dan Tabel 5.4 merupakan tabel perbandingan produksi roti pada Perusahaan Roti Dhiba Kendari dengan produksi roti pada sistem. Tabel 5.3 Galat penjualan roti daging Roti Daging
Tanggal
Data Penjualan Dhiba
Data Penjualan Peramalan
Absolute Percentage Error (APE)
Akurasi
01 Oktober 2015
52
70
34,6 %
65,4 %
02 Oktober 2015
79
66
16,5 %
83,5 %
03 Oktober 2015
57
69
21,1 %
78,9 %
04 Oktober 2015
62
66
6,5 %
93,5 %
05 Oktober 2015
47
65
38,3 %
61,7 %
06 Oktober 2015
55
62
12,7%
87,3 %
07 Oktober 2015
64
60
6,3 %
93,7 %
08 Oktober 2015
48
61
27,1 %
72,9 %
09 Oktober 2015
70
59
15,7 %
84,3 %
10 Oktober 2015
56
61
8,9 %
91,1 %
11 Oktober 2015
63
60
4,8 %
95,2 %
119
Tabel 5.3 Galat penjualan roti daging (Lanjutan) 12 Oktober 2015 70 60 14,3 %
85,7 %
13 Oktober 2015
66
62
6,1 %
93,9 %
14 Oktober 2015
48
63
31,3 %
68,7 %
17,4 %
82,6 %
Rata-Rata
Dengan menggunakan persamaan dibawah ini maka hasilnya dapat dilihat pada tabel 5.3 𝐷𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎−𝐷𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑟𝑒𝑑𝑖𝑘𝑠𝑖
=|
APE
=
𝐷𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
52 −70 52
| 𝑥 100 %
𝑥 100%
= 34,6 % Dimana APE = Kesalahan persentase absolut
Akurasi
= 100 % - Kesalahan = 100 % - 34,6 % = 65,4 %
Pada Tabel 5.3 dapat dilihat kesalahan ramalan yang diperoleh pada peramalan roti daging sebesar 17,4 % sedangkan akurasi ramalan yang dihasilkan sebesar 82,6 %.
Tabel 5.4 Perbandingan produksi roti daging didhiba dan sistem Perbandingan Produksi Roti Daging
Tanggal
Produksi Dhiba Dengan Penjualan Sebenarnya
Produksi Peramalan Dengan Penjualan Sebenarnya
Produksi
Penjualan
Selisih
Produksi
Penjualan
Selisih
01 Oktober 2015
143
52
91
70
52
18
02 Oktober 2015
199
79
120
66
79
-13
03 Oktober 2015
145
57
88
69
57
12
04 Oktober 2015
105
62
43
66
62
4
05 Oktober 2015
148
47
101
65
47
18
120
Tabel 5.4 Perbandingan produksi roti daging didhiba dan sistem (Lanjutan) 06 Oktober 2015 155 55 100 62 55 7 07 Oktober 2015 100 64 36 60 64 -4 08 Oktober 2015
108
48
60
61
48
13
09 Oktober 2015
132
70
62
59
70
-11
10 Oktober 2015
152
56
96
61
56
5
11 Oktober 2015
96
63
33
60
63
-3
12 Oktober 2015
123
70
53
60
70
-10
13 Oktober 2015
67
66
1
62
66
-4
14 Oktober 2015
97
48
49
63
48
15
Total
933
47
Pada Tabel 5.4 dapat dilihat total selisih produksi roti daging pada Perusahaan Roti Dhiba Kendari dengan hasil peramalan produksi pada sistem. Pada Perusahaan mengalami kelebihan produksi sebanyak 933 buah roti sedangkan pada sistem mengalami kelebihan produksi sebanyak 47 buah roti. Jadi dapat disimpulkan peramalan jumlah produksi pada sistem lebih mendekati data penjualan dibanding dengan jumlah produksi pada perusahaan. Untuk lebih jelasnya perbandingan produksi roti daging dapat dilihat pada grafik yang ditunjukkan pada Gambar 5.21.
Gambar 5.21 Grafik perbandingan produksi roti daging
121
2.
Pengujian peramalan roti manis bungkus Gambar 5.22 merupakan tampilan pemilihan jenis item yang akan
diprediksi dengan memilih jenis roti dan tanggal peramalan hari berikutnya. Hasil peramalan dapat dilihat pada Gambar 5.23:
Gambar 5.22 Form peramalan roti manis bungkus
Gambar 5.23 Hasil Peramalan produksi roti manis bungkus Berdasarkan hasil peramalan dari metode Single Exponential Smoothing, maka pada tanggal 01 Oktober 2015 roti manis bungkus diramalkan terjual sebanyak 93,7 atau 94 buah. Pada gambar 5.23 telah menunjukkan bahwa alpha
122
yang diperoleh adalah alpha 0,1 dari MSE yang terendah 847,37. Hal ini membuktikan bahwa hasil peramalan yang dipilih adalah hasil peramalan yang paling akurat dengan MSE terendah dan nilai alpha 0,1 sebagai pemulusan data yang paling baik khususnya untuk data roti manis bungkus. Untuk mengetahui hasil keseluruhan peramalan dengan keseluruhan nilai alpha dan MSE dapat dilihat pada Gambar 5.24.
Gambar 5.24 Hasil analisis MSE keseluruhan roti manis bungkus Tabel 5.5 merupakan tabel keakuratan peramalan dari sistem yang telah dibangun dan Tabel 5.4 merupakan tabel perbandingan produksi roti pada Perusahaan Roti Dhiba Kendari dengan produksi roti pada sistem. Tabel 5.5 Galat penjualan roti manis bungkus Roti Manis Bungkus
Tanggal
Data Penjualan Dhiba
Data Penjualan Peramalan
Absolute Percentage Error (APE)
Akurasi
01 Oktober 2015
91
94
3,3 %
96,7 %
02 Oktober 2015
100
93
7%
93 %
03 Oktober 2015
92
94
2,2 %
97,8 %
04 Oktober 2015
94
94
0%
100 %
05 Oktober 2015
91
94
3,3 %
96,7 %
06 Oktober 2015
100
94
6%
94 %
123
Tabel 5.5 Galat penjualan roti manis bungkus (Lanjutan) 07 Oktober 2015 87 94 8% 92 % 08 Oktober 2015 86 94 9,3 % 90,7 % 09 Oktober 2015
85
93
9,4 %
90,6 %
10 Oktober 2015
102
92
9,8 %
90,2 %
11 Oktober 2015
92
93
1,1 %
98,9 %
12 Oktober 2015
93
93
0%
100 %
13 Oktober 2015
102
93
8.8 %
91,2 %
14 Oktober 2015
100
94
6%
94 %
5,3 %
94,7 %
Rata-Rata
Dengan menggunakan persamaan dibawah ini maka hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5.5. 𝐷𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎−𝐷𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑟𝑒𝑑𝑖𝑘𝑠𝑖
=|
APE
=
𝐷𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
91 −94 91
| 𝑥 100 %
𝑥 100%
= 3,3 % Dimana APE = Kesalahan persentase absolut
Akurasi
= 100 % - Kesalahan = 100 % - 3,3 % = 96,7 %
Pada Tabel 5.5 dapat dilihat kesalahan ramalan yang diperoleh pada peramalan roti manis bungkus sebesar 5,3 % sedangkan akurasi ramalan yang dihasilkan sebesar 94,7 %.
124
Tabel 5.6 Perbandingan produksi roti manis bungkus didhiba dan sistem Perbandingan Data Produksi dengan Penjualan Sebenarnya Produksi Dhiba dengan Penjualan sebenarnya
Tanggal
Produksi Peramalan dengan Penjualan Sebenarnya
Produksi
Penjulan
Selisih
Produksi
Penjualan
Selisih
01 Oktober 2015
91
91
0
94
91
3
02 Oktober 2015
102
100
2
93
100
-7
03 Oktober 2015
102
92
10
94
92
2
04 Oktober 2015
96
94
2
94
94
0
05 Oktober 2015
107
91
16
94
91
3
06 Oktober 2015
116
100
16
94
100
-6
07 Oktober 2015
94
87
7
94
87
7
08 Oktober 2015
95
86
9
94
86
8
09 Oktober 2015
85
85
0
93
85
8
10 Oktober 2015
102
102
0
92
102
-10
11 Oktober 2015
100
92
8
93
92
1
12 Oktober 2015
113
93
20
93
93
0
13 Oktober 2015
122
102
20
93
102
-9
14 Oktober 2015
120
100
20
94
100
-6
Total
130
-6
Pada Tabel 5.6 dapat dilihat total selisih produksi roti manis bungkus pada Perusahaan Roti Dhiba Kendari dengan hasil peramalan produksi pada sistem. Pada Perusahaan mengalami kelebihan produksi sebanyak 130 buah roti sedangkan pada sistem mengalami kekurangan produksi sebanyak 6 buah roti. Jadi dapat disimpulkan peramalan jumlah produksi pada sistem lebih mendekati data penjualan dibanding dengan jumlah produksi pada perusahaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik yang ditunjukkan pada Gambar 5.25.
125
Gambar 5.25 Grafik perbandingan produksi roti Manis Bungkus 3. Pengujian peramalan roti keju susu Gambar 5.26 merupakan tampilan pemilihan jenis item yang akan diprediksi dengan memilih jenis roti dan tanggal peramalan hari berikutnya. Hasil peramalan dapat dilihat pada Gambar 5.27:
Gambar 5.26 Form peramalan roti keju susu
126
Gambar 5.27 Hasil Peramalan produksi roti keju susu Berdasarkan hasil peramalan dari metode Single Exponential Smoothing, maka pada tanggal 01 Oktober 2015 roti keju susu diramalkan terjual sebanyak 50,67 atau 51 buah. Pada gambar 5.27 telah menunjukkan bahwa alpha yang diperoleh adalah alpha 0,2 dari MSE yang terendah 339,43. Hal ini membuktikan bahwa hasil peramalan yang dipilih adalah hasil peramalan yang paling akurat dengan MSE terendah dan nilai alpha 0,2 sebagai pemulusan data yang paling baik khususnya untuk data roti keju susu. Untuk mengetahui hasil keseluruhan peramalan dengan keseluruhan nilai alpha dan MSE dapat dilihat pada Gambar 5.28.
Gambar 5.28 Hasil analisis MSE keseluruhan roti keju susu
127
Tabel 5.7 merupakan tabel keakuratan peramalan dari sistem yang telah dibangun dan Tabel 5.8 merupakan tabel perbandingan produksi roti pada Perusahaan Roti Dhiba Kendari dengan produksi roti pada sistem. Tabel 5.7 Galat penjualan roti keju susu Roti Keju Susu
Tanggal
Data Penjualan Dhiba
Data Penjualan Peramalan
Absolute Percentage Error (APE)
Akurasi
01 Oktober 2015
53
51
3,8 %
96,2 %
02 Oktober 2015
56
51
8,9 %
91,1 %
03 Oktober 2015
40
52
30 %
70 %
04 Oktober 2015
48
50
4,2 %
95,8 %
05 Oktober 2015
50
49
2%
98 %
06 Oktober 2015
32
49
53,1 %
46,9 %
07 Oktober 2015
57
46
19,3 %
80,7 %
08 Oktober 2015
48
48
0%
100 %
09 Oktober 2015
51
48
5,9 %
94,1 %
10 Oktober 2015
43
49
14 %
86 %
11 Oktober 2015
44
48
9,1 %
90,9 %
12 Oktober 2015
30
47
56,7 %
43,3 %
13 Oktober 2015
22
43
95,5 %
4,5 %
14 Oktober 2015
51
36
23,5 %
76,5 %
23,3 %
76,7 %
Rata-Rata
Dengan menggunakan persamaan dibawah ini maka hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5.7 APE
𝐷𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎−𝐷𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑟𝑒𝑑𝑖𝑘𝑠𝑖
=| =
𝐷𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
53 − 51 53
𝑥 100%
= 3,8 % Dimana APE = Kesalahan persentase absolut
| 𝑥 100 %
128
Akurasi
= 100 % - Kesalahan = 100 % - 3,8 % = 96,2 %
Pada Tabel 5.7 dapat dilihat kesalahan ramalan yang diperoleh pada peramalan roti manis bungkus sebesar 23,3 % sedangkan akurasi ramalan yang dihasilkan sebesar 76,7 %.
Tabel 5.8 Perbandingan produksi roti keju susu didhiba dan sistem Perbandingan Data Produksi dengan Penjualan Sebenarnya Produksi Dhiba dengan Penjualan sebenarnya
Tanggal
Produksi Peramalan dengan Penjualan Sebenarnya
Produksi
Penjulan
Selisih
Produksi
Penjualan
Selisih
01 Oktober 2015
100
53
47
51
53
-2
02 Oktober 2015
107
56
51
51
56
-5
03 Oktober 2015
110
40
70
52
40
12
04 Oktober 2015
70
48
22
50
48
2
05 Oktober 2015
87
50
37
49
50
-1
06 Oktober 2015
112
32
80
49
32
17
07 Oktober 2015
80
57
19
46
57
-11
08 Oktober 2015
67
48
52
48
48
0
09 Oktober 2015
103
51
45
48
51
-3
10 Oktober 2015
88
43
0
49
43
6
11 Oktober 2015
44
44
12
48
44
4
12 Oktober 2015
42
30
48
47
30
17
13 Oktober 2015
70
22
31
43
22
21
14 Oktober 2015
82
51
19
36
51
-15
Total
537
42
Pada Tabel 5.8 dapat dilihat total selisih produksi roti keju susu pada Perusahaan Roti Dhiba Kendari dengan hasil peramalan produksi pada sistem. Pada Perusahaan mengalami kelebihan produksi sebanyak 537 buah roti sedangkan pada
129
sistem mengalami kelebihan produksi sebanyak 42 buah roti. Jadi dapat disimpulkan peramalan jumlah produksi pada sistem lebih mendekati data penjualan dibanding dengan jumlah produksi pada perusahaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik yang ditunjukkan pada Gambar 5.29.
Gambar 5.29 Grafik perbandingan produksi roti Keju Susu b. Pengujian Peramalan Roti Cum-Cum Gambar 5.30 merupakan tampilan pemilihan jenis item yang akan diprediksi dengan memilih jenis roti dan tanggal peramalan hari berikutnya. Hasil peramalan dapat dilihat pada Gambar 5.31:
Gambar 5.30 Form peramalan roti cum-cum
130
Gambar 5.31 Hasil Peramalan produksi roti cum-cum Berdasarkan hasil peramalan dari metode Single Exponential Smoothing, maka pada tanggal 01 Oktober 2015 roti cum-cum diramalkan terjual sebanyak 14,86 atau 15 buah. Pada gambar 5.31 telah menunjukkan bahwa alpha yang diperoleh adalah alpha 0,1 dari MSE yang terendah 5,39. Hal ini membuktikan bahwa hasil peramalan yang dipilih adalah hasil peramalan yang paling akurat dengan MSE terendah dan nilai alpha 0,1 sebagai pemulusan data yang paling baik khususnya untuk data roti cum-cum. Untuk mengetahui hasil keseluruhan peramalan dengan keseluruhan nilai alpha dan MSE dapat dilihat pada Gambar 5.32:
Gambar 5.32 Hasil analisis MSE keseluruhan roti cum-cum
131
Tabel 5.9 merupakan tabel keakuratan peramalan dari sistem yang telah dibangun dan Tabel 5.10 merupakan tabel perbandingan produksi roti pada Perusahaan Roti Dhiba Kendari dengan produksi roti pada sistem. Tabel 5.9 Galat penjualan roti cum-cum Roti Keju Susu
Tanggal
Data Penjualan Dhiba
Data Penjualan Peramalan
Absolute Percentage Error (APE)
Akurasi
01 Oktober 2015
15
15
0%
100 %
02 Oktober 2015
15
15
0%
100 %
03 Oktober 2015
15
15
0%
100 %
04 Oktober 2015
15
15
0%
100 %
05 Oktober 2015
8
15
87,5 %
12,5 %
06 Oktober 2015
22
14
36,4 %
63,6 %
07 Oktober 2015
15
15
0%
100 %
08 Oktober 2015
15
15
0%
100 %
09 Oktober 2015
15
15
0%
100 %
10 Oktober 2015
16
15
6,3 %
93,7 %
11 Oktober 2015
14
15
7,1 %
92,9 %
12 Oktober 2015
15
15
0%
100 %
13 Oktober 2015
15
15
0%
100 %
14 Oktober 2015
13
15
15,4 % 10,9 %
84,6 % 89,1 %
Rata-Rata
Dengan menggunakan persamaan dibawah ini maka hasilnya dapat dilihat pada tabel 5.9 APE
𝐷𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎−𝐷𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑟𝑒𝑑𝑖𝑘𝑠𝑖
=| =
𝐷𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
15 − 15 15
𝑥 100%
=0% Dimana APE = Kesalahan persentase absolut
| 𝑥 100 %
132
Akurasi
= 100 % - Kesalahan = 100 % - 0 % = 100 %
Pada tabel 5.9 dapat dilihat kesalahan ramalan yang diperoleh pada peramalan roti manis bungkus sebesar 10,9 % sedangkan akurasi ramalan yang dihasilkan sebesar 89,1 %.
Tabel 5.10 Perbandingan produksi roti cum-cum didhiba dan sistem Perbandingan Data Produksi dengan Penjualan Sebenarnya Produksi Dhiba dengan Penjualan sebenarnya
Tanggal
Produksi Peramalan dengan Penjualan Sebenarnya
Produksi
Penjulan
Selisih
Produksi
Penjualan
Selisih
01 Oktober 2015
15
15
0
15
15
0
02 Oktober 2015
15
15
0
15
15
0
03 Oktober 2015
30
15
15
15
15
0
04 Oktober 2015
15
15
0
15
15
0
05 Oktober 2015
15
8
7
15
8
7
06 Oktober 2015
22
22
0
14
22
-8
07 Oktober 2015
15
15
0
15
15
0
08 Oktober 2015
15
15
0
15
15
0
09 Oktober 2015
15
15
0
15
15
0
10 Oktober 2015
30
16
14
15
16
-1
11 Oktober 2015
14
14
0
15
14
1
12 Oktober 2015
15
15
0
15
15
0
13 Oktober 2015
15
15
0
15
15
0
14 Oktober 2015
15
13
2
15
13
2
Total
38
1
Pada tabel 5.10 dapat dilihat total selisih produksi roti cum-cum pada Perusahaan Roti Dhiba Kendari dengan hasil peramalan produksi pada sistem. Pada perusahaan mengalami kelebihan produksi sebanyak 38 buah roti sedangkan pada
133
sistem mengalami kelebihan produksi sebanyak 1 buah roti. Jadi dapat disimpulkan peramalan jumlah produksi pada sistem lebih mendekati data penjualan dibanding dengan jumlah produksi pada perusahaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik yang ditunjukkan pada Gambar 5.33.
Gambar 5.33 Grafik perbandingan produksi roti cum-cum
Pada Gambar 5.34 dapat dilihat hasil peramalan dari jenis item yang terdapat di Perusahaan Roti Dhiba Kendari.
Gambar 5.34 Hasil Peramalan
134
Dimana pada setiap item memiliki nilai alpha yang berbeda. Fungsi nilai alpha adalah untuk melakukan pemulusan pada data. Perbedaan nilai alpha yang diperoleh karena nilai alpha yang dipilih yaitu dari nilai MSE yang terkecil. Fungsi MSE disini selain untuk menentukan nilai alpha juga untuk menentukan keakuratan peramalan, semakin kecil nilai MSE maka hasil peramalan semakin akurat. Pada Tabel 5.11 dapat dilihat pengujian keakuratan ramalan keseluruhan dengan waktu pengujian selama dua minggu mulai dari tanggal 01 Oktober 2015 sampai 14 Oktober 2015. Tabel 5.11 Pengujian keakuratan ramalan keseluruhan
0,1
MSE Terendah 119,89
Rata-rata APE 12,6%
Rata-rata Akurasi 87,5%
Manis Bungkus
0,1
583,41
5,3%
94,7%
3
Daging
0,2
443,55
17,4%
82,6%
4
Keju susu
0,2
268,77
13,3%
76,7%
5
Cum-cum
0,1
6,33
13,7%
86,3%
6
Bluder
0,1
163,5
13,0%
87,0%
7
Keju Mentah
0,1
475,09
35,0%
65,0%
8
Pisang Keju
0,2
84,89
27,6%
72,4%
9
Cokelat
0,2
1122,29
46,6%
53,4%
10
Srikaya
0,1
166,29
22,8%
77,2%
11
Kelapa
0,1
73,11
39,5%
60,5%
12
Pisang cokelat
0,1
1048,95
37,5%
62,5%
13
Nanas ceri
0,1
87,54
46,1%
53,9%
14
Tawar Besar
0,1
1924,16
24,8%
75,2%
15
Tawar Kecil
0,1
82,48
27,8%
72,3%
16
Donat cokelat
0,1
1810,6
44,8%
55,2%
17
Donat sate
0,1
98,94
23,2%
76,8%
18
Kacang
0,1
271,57
49,5%
50,5%
19
Moca
0,1
2317,29
57,0%
43,1%
No
Jenis Roti
Alpha
1
Kepang
2
135
Tabel 5.11 Pengujian keakuratan ramalan keseluruhan (Lanjutan) 20
piza
0,1
44,02
35,7%
64,3%
21
Coking
0,1
44,65
38,9%
61,1%
22
Donat dacing
0,1
108,72
43,4%
56,6%
515,729
30,702%
68,852%
Rata-rata
Tabel 5.11 menunjukkan keakuratan tersebesar berada pada jenis roti manis bungkus yaitu 94,7% sedangkan keakuratan paling rendah berada di jenis roti moca 43,1%. Hal ini disebabkan karena adanya data outliners. Data outliners adalah data yang menyimpang terlalu jauh dari data yang lainnya, karen adanya data outliner ini sehingga hasil ramalan kurang sesuai dengan yang sebenarnya karena itulah keakuratan ramalan menjadi rendah. Pada Tabel 5.11 dapat dilihat rata-rata MSE untuk pengujian peramalan selama dua minggu sebesar 515,729, rata-rata APE sebesar 30,702% dan rata-rata akurasi sebesar 68,852%.
BAB VI PENUTUP 6.1
Kesimpulan Berdasarkan uraian dan hasil analisa yang telah dilakukan selama
pengembangan Aplikasi Penerapan Metode Exponential Smoothing Pada Peramalan Penjualan Dalam Penentuan Kuantitas Produksi Roti Studi Kasus Perusahaan Roti Dhiba Kendari ini, kesimpulan yang dapat diambil adalah : 1.
Untuk studi kasus Produksi Roti Dhiba Kendari dapat diterapkan pada metode Exponential Smoothing dengan menghasilkan peramalan jumlah roti yang akan diproduksi dihari berikutnya.
2.
Aplikasi ini dapat menyimpan berbagai data mengenai jenis roti, jumlah produksi setiap hari, stok item yang tersisa, data penjualan yang digunakan dan dimiliki oleh Perusahaan Roti Dhiba Kendari. Serta dapat membuat report mengenai jumlah produksi, stok, jumlah yang terjual dan hasil forecasting.
3.
Berdasarkan hasil analisis perbandingan alpha 0,1 sampai 0,9 salah satunya yaitu pada penjualan roti daging ditanggal 01 Oktober yang menghasilkan nilai MSE terkecil adalah alpha 0,2 sebesar 586,74 dengan hasil peramalan penjualan 70 buah roti.
4.
Pada perbandingan jumlah produksi sistem dan produksi roti dhiba menyatakan bahwa jumlah produksi sistem menghasilkan sisa lebih sedikit dibanding dengan produksi roti dhiba. Hasil pengujian keakuratan pada semua jenis roti selama dua minggu mulai dari tanggal 01 Oktober 2015 sampai tanggal 14 Oktober 2015 menghasilkan keakuratan rata-rata sebesar 68,852 %.
6.2
Saran Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa saran untuk pengembangan sistem
lebih lanjut, diantaranya sebagai berikut :
136
137
1. Aplikasi ini dapat dikembangkan dengan menambahkan pengendalian persediaan bahan baku, agar Perusahaan Roti Dhiba Kendari tidak mengalami kekurangan dan kelebihan persediaan bahan baku. 2. Aplikasi penerapan metode Exponential Smoothing Pada Peramalan Kuantitas Produksi Roti ini dapat ditambah persamaan ukuran statistik nilai kesalahan seperti Mean Error (MA), Mean Absolut Error (MAE) dan Sum Of Error (MAPE).
Sequared
DAFTAR PUSTAKA
Afista, S.M. dan Nurcahyanie, Y.D., 2014, Analisa Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Produksi Foam dengan Metode Exponential Smoothing (Studi Kasus Pada PT. Bestari Mulia), 2, 12, 67-72. Biri, R., Langi, Y.A.R. dan Paendong, M.S., 2013, Penggunaan Metode Smoothing Eksponensial Dalam Meramal Pergerakan Inflasi Kota Palu, 1, 13, 1-6. Brady, M. dan Loonam, J., 2010, Exploring the use of entity-relationship diagramming as a technique to support grounded theory inquiry, Bradford: Emerald Group Publishing. Connolly, T. dan Begg, C., 2010, Database Systems: a practical approach to design, implementation, and management, Pearson Education: Amerika. Hartati, G. Sri, 2008, Pemrograman GUI Swing Java dengan NetBeans 5, Penerbit Andi: Yogyakarta. Heizer, J. and Render, B., 2001, Principles of Operations Management, Prentice Hall: New Jersey. Idatul, C.M., 2015, Sistem Pendukung Keputusan Untuk Peramalan Jumlah Produksi Barang Dengan Metode Fuzzy Inference System Tsukamoto, Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus, Kudus. Makridakis, S., Wright, S.C.W. dan Mcgee, V.E., 1992, Metode dan Aplikasi Peramalan, Jakarta. Martiningtyas, Nining, 2004, Buku Materi Kuliah STIKOM Statistika, STIKOM Surabaya, Surabaya. Nugroho, A., 2010, Rekayasa Perangkat Lunak Menggunakan UML dan JAVA, Yogyakarta. Raharja, A., Angraeni, W., Vinarti, R.A., Penerapan Metode Exponential Smoothing Untuk Peramalan Penggunaan Waktu Telepon Di Pt.Telkomsel Divre3 Surabaya, Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya. Sahara,A., 2013, Sistem Peramalan Persediaan Unit Mobil Mitsubishi Pada PT. Sardana Indah Berlian Motor dengan Menggunakan Metode Exponential Smoothing,1,I,1-7.
Santosa, B., Suharyono dan Legono, D., 2016, Penerapan Metode Optimalisasi Exponential Smoothing Untuk Peramalan Debit), Departemen Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sahlin, M., 2013, Penerapan Metode Exponential Smoothing Dalam Sistem Informasi Pengendalian Persediaan Bahan Baku (Studi Kasus Toko Tirta Harum), Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus. Sari, E.M., Kustiyahningsih, Y. dan Sugiharto, R., 2015, Sistem Peramalan Stok Obat menggunakan Metode Exponential Smoothing, Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo, Madura. Supriana dan Uci, 2010, Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Labuhanbatu Pada Sektor Pertanian Tahun 2011, Universitas Sumatera Utara. Subagyo, P., 1986, Forecasting Konsep dan Aplikasi, BPFE Yogyakarta: Yogyakarta. Simon, H.A., 1997, The New Science of Management Decision, Prentice-Hall: New Jersey. Subakti, 2002, Sistem Pendukung Keputusan (Decision Suppoort System ), Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Turban, E. and Aronson, J.E., 2001, Decision Support Systems and Intelligent Systems, Prentice Hall: New Jersey. Turban, 2005. Decision Support Systems and Intelligent Systems, Pearson Education: New Jersey. Wicaksono, Y., 2008, Membangun Bisnis Online dg Mambo++ CD, PT. Elex Media Komputindo: Jakarta.
LAMPIRAN