perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE MENCARI PASANGAN (MAKE A MATCH) PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI 2 SMK NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh : WINA ARI ASTUTI K7408032
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Akuntansi FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA April 2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE MENCARI PASANGAN (MAKE A MATCH) PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI 2 SMK NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh : WINA ARI ASTUTI K7408032
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bidang Keahlian Khusus Akuntansi Program Studi Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA April 2012 commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
WINA ARI ASTUTI. K7408032. UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE MENCARI PASANGAN (MAKE A MATCH) PADA SISWA KELAS X AK 2 SMK NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, April, 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match) dalam rangka meningkatkan prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2011/2012. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 40 siswa. Obyek penelitian pada penelitian tindakan ini adalah berbagai kegiatan yang terjadi didalam kelas selama berlangsungnya proses pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan melibatkan siswa. Sumber data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini antara lain: informan, tempat atau lokasi, peristiwa, dokumen dan arsip. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, tes, dan dokumentasi. Prosedur penelitian meliputi tahap: (1) pengenalan masalah, (2) persiapan, (3) penyusunan rencana tindakan, (4) implementasi tindakan, (5) observasi dan interpretasi, (6) refleksi dan (7) penyusunan laporan. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi dan (4) analisis dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan, alokasi waktu dalam 3 pertemuan 7 x 45 menit. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembalajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match) dapat meningkatkan prestasi dan minat belajar akuntansi siswa. Ditinjau dari prestasi belajar akuntansi siswa yang mampu melampaui batas tuntas 77 meningkat dari 30 siswa (75%) pada siklus I menjadi 35 siswa (87,5%) pada siklus II. Sedangkan ditinjau dari minat belajar akuntansi mengalami peningkatan dari 77,1% pada siklus I menjadi 87,34% pada siklus II. Peningkatan tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya, antara lain: (1) Penerapan model pembelajaran kooperatif metode Make a Match, (2) Guru membuat Rencana Pembelajaran terlebih dahulu sebelum mengajar sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung terarah dan terprogram, (3) Guru melakukan evaluasi setelah pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar berikutnya. Kata kunci: Pembelajaran kooperatif, metode mencari pasangan (Make a Match), prestasi belajar akuntansi commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
WINA ARI ASTUTI. K7408032. THE EFFORT TO ENHANCEMENT ACCOUNTING LEARNING PERFORMANCE WITH COOPERATIVE LEARNING METHOD MAKE A MATCH FOR STUDENTS IN CLASS X AK 2 SMK NEGERI 1 SURAKARTA YEAR 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty Sebelas Maret University Surakarta, April, 2012. The objective research to know application model cooperative learning method make a match can enhancement accounting learning performance class X AK 2 of SMK Negeri 1 Surakarta in year 2011/2012. This research is a classroom action research. The subject of this research is class X AK 2 of SMK Negeri 1 Surakarta it consist of 40 students. The object of this research is various activities that occur in the class as long as teaching learning process. The subject of this research is class X AK 2 of This research is collaboration among researcher, teacher and students. The source of datum is informant, location, event, document and files. The technique of collecting data is done by using observation, test, and documentation. The procedure of the research are: (1) identifying the problem, (2) preparing teaching aids, (3) planning the action, (4) implementing the action, (5) observation and interpretation, (6) reflection, and (7) make a report. This research consists of two cycles. Each cycle consists of four steps: (1) Planning, the quality (2) Action, (3) Observation and interpretation, (4) Analysis and reflection. Each cycle consist of 3 times meeting, time allocation in 3 times meeting 7 x 45 minutes. Based on the research, it concluded that applying cooperative learning by using Make A Match method can improve performance and learning interest of student accounting. It can be seen from learning performance accounting student that able to achieve minimal score of 77 improve from 30 students (75%) in cycle I into 35 studens (87,5%) in cycle II. Whereas based of learning interest of accounting undergoing improvement from 77,1% in cycle I into 87,34% in cycle II. The improvement reached after the teacher done some efforts, such as: (1) Applied Make A Match method as model of cooperative learning, (2) The teacher make lesson plan to be successful in teaching learning process, (3) the teacher evaluates the teaching learning process to improve the students achievement in the future.
Keywords: Cooperative learning, Make a Match method, learning performance of accounting
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap” (Qs. Insyirah : 6-8)
“Pekerjaan besar tidak dihasilkan dari kekuatan, melainkan oleh ketekunan” (Samuel Johnson)
“Do the best for the best”” (Peneliti)
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Skripsi ini peneliti persembahkan sebagai wujud rasa sayang, cinta kasih peneliti dan terima kasih peneliti kepada : Ibu saya tercinta yang menjadi wanita luar biasa bagi keluarga dan memberikan do’a kepada anak-anaknya tanpa henti. Bapak saya tercinta yang memberikan dukungan dan do’a kepada saya. Kakak saya tersayang Wulan Agustina yang selalu memberikan semangat dan bantuan selama ini. Adikku tersayang Niken Tri Nugrahini, Diaz Rian Pamungkas, dan Akhira Kusumastuti yang memberikan hiburan saat saya mulai lelah. Prof. Dr. Siswandari, M. Stats dan Drs. Ngadiman, M.Si terima kasih atas bimbingan dan dukungannya selama ini. Adi Saputro yang selalu ada dan tidak lelah memberi semangat serta dukungan kepada saya. Sahabat-sahabatku tercinta (Tami, Tari, Ani, Hani, Hindun, Tia, dan Andri) yang selalu memotivasi dan mendoakan.. Semua teman seperjuangan Pendidikan Ekonomi BKK Akuntansi Angkatan 2008. Almamater UNS.
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya skipsi ini akhirnya dapat diselesaikan, untuk memenuhi sebagai persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan. Banyak hambatan dalam penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak dapat teratasi. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini. 3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd, selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan bijaksana. 4. Jaryanto, S.Pd, S.E, M.Si selaku
Pembimbing Akademik yang telah
memberikan banyak doa dan bimbingan serta semangat. 5. Prof. Dr. Siswandari, M.Stats selaku pembimbing I yang telah memberikan banyak sekali motivasi, ilmu dan arahan dengan penuh kesabaran. 6. Drs. Ngadiman, M.Si selaku Pembimbing II yang dengan sabar telah memberikan pengarahan, bimbingan, dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 7. Drs. Suyono, M.Si selaku kepala sekolah SMK Negeri 1 Surakarta terima kasih atas ijin dan kemudahan bagi peneliti dalam pelaksanaan penelitian. 8. Dra. Wahyu Budi selaku guru mata pelajaran akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta yang telah banyak membantu peneliti dalam penelitian ini. Terima kasih untuk bantuan waktu, tenaga serta pikiran dan juga doa yang selalu diberikan kepada peneliti. commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9. Bapak dan Ibu tercinta, yang selalu memberikan dorongan baik moril maupun sprirituil, kasih sayang serta doa yang tak henti-hentinya mengiringi penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 10. Semua
teman-teman
seperjuangan
Pendidikan
Ekonomi
BKK
akuntansi’08, terima kasih buat senyum dan doanya. 11. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penyusunan skripsi ini telah berusaha semaksimal mungkin, namun penulis menyadari masih ada banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna.
Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan perkembangan ilmu pendidikan khususnya pendidikan akuntansi.
Surakarta, April 2012
Peneliti
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................
i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................
ii
HALAMAN PENGAJUAN........................................................................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................
v
HALAMAN REVISI .................................................................................
vi
HALAMAN ABSTRAK ...........................................................................
vii
HALAMAN MOTTO ...............................................................................
ix
HALAMAN PERSEMBAHAN ...............................................................
x
KATA PENGANTAR ...............................................................................
xi
DAFTAR ISI .............................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL ......................................................................................
xvi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
xvii
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................
1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................
5
C. Tujuan Penelitian ..........................................................................
6
D. Manfaat Hasil Penelitian ...............................................................
6
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ...............................................................................
8
1. Hakikat Belajar Mengajar ........................................................
8
a. Hakikat Belajar...................................................................
8
b. Ciri-Ciri Belajar.............. ...................................................
9
c. Tujuan Belajar.....................................................................
10
d. Teori Belajar.......................................................................
10
e. Hakikat Mengajar................................................................ commit to user
14
xiii
.......................
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Hakikat Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)......
14
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) .........................................................................
14
b. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif ..............................
16
c. Metode-Metode Dalam Cooperative Learning.............…..
17
d. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran kooperatif..........
18
3. Pembelajaran Kooperatif Metode Mencari Pasangan (Make a Match)………………………………………………………………..
20
a. Metode Mencari Pasangan (Make a Match).......................
20
b. Langkah- Langkah Pembelajaran Kooperatif Metode Mencari Pasangan (Make a Match)....................................
20
c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Mencari Pasangan (Make a Match)...................................................................
21
4. Hakikat Prestasi Belajar………………………………………
21
a. Pengertian Prestasi Belajar.................................................
21
b. Strategi Peningkatan Prestasi Belajar.................................
22
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar..........
24
5. Hakikat Akuntansi……………….……………………...........
27
a. Pengertian Akuntansi..........................................................
27
b. Pengertian Akuntansi sebagai Mata Pelajaran....................
28
B. Penelitian yang Relevan .................................................................
28
C. Kerangka Berpikir ..........................................................................
31
D. Hipotesis Tindakan ........................................................................
32
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian.........................................................
34
B. Subjek Penelitian…………...……………………………….........
41
C. Data dan Sumber Data....................................................................
41
D. Pengumpulan Data .........................................................................
42
E. Uji Validitas Data...........................................................................
44
F. Analisis Data................................................................................... commit to user G. Indikator Kinerja Penelitian............................................................
45
xiv
47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
H. Prosedur Penelitian.........................................................................
48
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi PraTindakan ………………….......................................
54
B. Deskripsi Hasil penelitian................................................................
57
1.
Siklus I .....................................................................................
58
2.
Siklus II ....................................................................................
69
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus....................................
81
D. Pembahasan.....................................................................................
85
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ........................................................................................
89
B. Implikasi ........................................................................................
91
C. Saran ..............................................................................................
92
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
94
LAMPIRAN ...............................................................................................
96
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) mengalami kemajuan yang sangat pesat. Pendidikan merupakan sumber dalam membangun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang berkembang di dalam masa globalisasi. Pendidikan merupakan hal yang penting dan harus diprioritaskan dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas untuk kemajuan bangsa dan negara dalam menghadapi globalisasi yang begitu pesat. Sumber daya manusia merupakan modal utama untuk membangun masa depan yang hendak diwujudkan. Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia sejak dini sangat perlu dilakukan untuk menciptakan masa depan bangsa yang lebih baik, maju dalam pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan sumber daya manusia diperoleh dari peningkatan kualitas pendidikan yang dilakukan. Peningkatan pendidikan dapat diperoleh dari lembaga-lembaga atau instansi-instansi pendidikan, salah satu lembaga pendidikan yang berperan sangat penting adalah sekolah. Sekolah merupakan lingkungan yang utama untuk peningkatan kualitas dan kemampuan peserta didiknya. Oleh karena itu, sekolah hendaknya melakukan berbagai upaya untuk menciptakan situasi belajar yang nyaman, menyenangkan, menumbuhkan kreatifitas, berpikir kritis dan bersikap aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. commit1to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 Pendidikan membutuhkan perubahan yang dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Dalam menghadapi perkembangan IPTEK maka perlu adanya perubahan paradigma-paradigma yang kurang relevan dengan keadaan yang dialami pada saat ini. Paradigma pembelajaran harus diubah dari paradigma mengajar ke paradigma belajar. Peranan guru dalam pembelajaran juga harus diubah dari pengajar menjadi fasilitator. Peranan guru sebagai pengajar dan fasilitator tentu saja berbeda, Guru sebagai pengajar diartikan bahwa konstruksi belajar mengajar berpusat pada guru. Perbuatan atau mengajarkan diterjemahkan sebagai kegiatan guru mengajari peserta didik, guru menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik, dan peserta didik sebagai penerima. Guru sebagai fasilitator diartikan sebagai upaya mengorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran. Guru menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didiknya untuk mempelajari materi yang diberikan dan membantu peserta didik jika mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Guru sebagai fasilitator merupakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, sehingga peserta didik tidak bertindak pasif yang hanya menerima penjelasan dari guru melainkan peserta didik terdorong belajar aktif, kreatif dan kritis dalam menghadapi materi yang diberikan oleh guru. Peningkatan pembelajaran tentu bukan hal yang mudah untuk dilaksanakan, perlu banyak aspek untuk mendukung proses belajar mengajar yang berkualitas dan meningkatkan pemahaman dan kemampuan peserta didik untuk mencapai target yang ditetapkan. Pencapaian peningkatan prestasi peserta didik tentu melalui proses-proses pembelajaran, dimana didalamnya ada tujuan pembelajaran, materi yang akan dibahas, model, metode, strategi dan media pembelajaran serta prosedur evaluasi yang dipilih dalam menilai prestasi belajar peserta didik. Pendidikan akan mengalami perkembangan terus menerus, begitu pula model dan metode yang dilakukan dalam pembelajaran. Model dan metode yang monoton tidak akan membawa perubahan peningkatan kualitas pada peserta didik, sehingga perlu adanya pemilihan model dan metode yang lebih sesuai dengan perkembangan pendidikan yang ada dan situasi dimana lingkungan pembelajaran itu berlangsung. Model dan metode yang dipilih commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 guru hendaknya dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik yang pada akhirnya akan meningkatkan pemahaman dan prestasi peserta didik. Kondisi di SMK Negeri 1 Surakarta khususnya peserta didik kelas X AK 2 minat, keaktifan dan prestasi belajar siswa X AK 2 kurang begitu baik. Kondisi tersebut dapat diketahui dari keaktifan peserta didik dalam proses belajar mengajar rendah dan masih banyak peserta didik yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 77. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) merupakan hasil minimal yang harus dicapai oleh setiap siswa dalam setiap materi yang diujikan oleh guru. Bedasarkan hasil survei pendahuluan menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas belum mencapai KKM (77) hanya 73,7 saja. Berikut merupakan rangkuman dari survei pendahuluan mengenai beberapa pelajaran di SMK Negeri 1 Surakarta. Tabel 1.1 Daftar Mata Pelajaran dan Capaian KKM KKM
Rata – Rata Nilai
No.
Mata Pelajaran
Capaian KKM
1
Pendidikan Agama
75
80
Tercapai
2
Bahasa Indonesia
72
75
Tercapai
3
Seni Budaya
75
78
Tercapai
4
Bahasa Inggris
75
70
Belum tercapai
5
Matematika
75
75
Tercapai
6
Komunikasi Bisnis
77
85
Tercapai
7
Mengetik
77
80
Tercapai
8
Akuntansi
77
70
Belum tercapai
9
Perpajakan
77
70
Belum tercapai
10
dll
(Sumber: data primer yang diolah 2012) Bedasarkan tabel 1.1 mata pelajaran yang terdapat pada jurusan akuntansi, salah satunya akuntansi merupakan mata pelajaran yang nilai rata-rata kelasnya belum mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 77. Selain itu dari 40 siswa yang lulus dan melebihi KKM ada 25 siswa sementara 15 siswa belum memenuhi KKM. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 Kekurangaktifan peserta didik dan masih banyaknya peserta didik yang belum tuntas bukan semata-mata merupakan kesalahan dari siswa, guru juga ikut menjadi faktor yang menyebabkan keadaan tersebut. Guru masih monoton dalam menyampaikan materi, sehingga peserta didik bosan untuk mengikuti pelajaran. Selain itu pemberian materi sebagian besar disampaikan dengan ceramah dan mengerjakan soal secara mandiri. Cara seperti ini akan menghambat peserta didik untuk bertindak aktif, sehingga peserta didik hanya dapat menyerap materi sebagian kecil dari keseluruhan yang disampaikan. Selain sebagai pengajar guru juga diberi tugas tambahan sebagai bendahara tata usaha dengan tambahan pekerjaan yang banyak. Hal ini menyebabkan guru terkadang terlambat masuk kelas atau mengerjakan tugas tersebut di sela-sela waktu mengajar yaitu saat siswa mengerjakan soal latihan sehingga kualitas mengajar guru kurang maksimal dalam memberikan materi saat pelajaran berlangsung. Sarana dan prasarana di SMK Negeri 1 Surakarta khususnya di kelas X AK 2 cukup baik yaitu dengan adanya 20 pasang meja kursi yang masih dalam keadaan baik, satu set meja kursi guru, sound system, dan lain- lain, namun fasilitas ini belum cukup untuk menunjang pembelajaran yang baik. Hal ini dilihat dari beberapa indikator seperti: media pembelajaran LCD yang kurang merata atau tidak semua kelas memilikinya, buku ajar yang disediakan sekolah masih kurang memenuhi jumlah siswa. Fasilitas yang seperti ini akan menghambat pembelajaran siswa jika siswa kurang aktif dalam mencari sumber belajar yang lain seperti buku-buku pelajaran yang dapat dibeli di toko buku atau mencari informasi di internet. Pengaplikasian model dan metode yang tepat dan sesuai dengan materi pelajaran akan membantu siswa bertindak aktif dan meningkatkan motivasi belajar. Pembelajaran yang tepat akan mampu memberdayakan siswa untuk membangun diskusi kelompok yang menyenangkan guna meningkatkan kualitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar. Banyak berbagai model pembelajaran yang bisa digunakan dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa. Dalam penelitian ini, peneliti memilih model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) sebagai commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 salah satu alternatif yang sesuai dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan model yang dapat membantu siswa untuk belajar membangun pengetahuan sendiri, meningkatkan kemampuan bekerjasama dengan orang lain, belajar toleransi, saling menghargai, dan meningkatkan kualitas belajar siswa yang tidak hanya berdasarkan hafalan dan teori saja. Dalam pembelajaran kooperatif banyak metode yang dapat digunakan, peneliti memilih metode mencari pasangan (Make a Match) sebagai salah satu metode yang dianggap sesuai dan diharapkan mampu meningkatkan keaktifa, minat belajar siswa serta prestasi belajar siswa karena siswa belajar untuk bekerja sama dan berdiskusi. Selain itu metode ini akan memancing sikap aktif, kreatif dan kritis dalam menyampaikan argumen kepada teman yang lain di depan kelas. Dalam metode mencari pasangan (Make a Match) dapat menimbulkan suasana belajar yang menyenangkan
dan
gembira
sehingga
dalam
proses
pembelajaran
tidak
membosankan dan siswa akan lebih interaktif. Berdasarkan pemikiran tersebut peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas guna mengaplikasikan model pembelajaran kooperatif dengan metode mencari pasangan (Make a Match) untuk meningkatkan prestasi belajar yang mampu dicapai oleh peserta didik. Penulis mengharapkan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match) dapat membantu permasalahan yang ada dalam pembelajaran dan memberikan manfaat yang maksimal untuk meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul “UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE MENCARI PASANGAN (MAKE A MATCH) PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI 2 SMK NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012”.
B. Rumusan Masalah Rumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan terperinci mengenai ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti. Oleh karena itu, seorang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6 peneliti harus menghindari kesalahpahaman penafsiran untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai penelitian yang akan dilakukan. Berdasarkan latar belakang, dapat disimpulkan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Apakah model pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match) dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2011/ 2012?”
C. Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan memiliki tujuan yang hendak dicapai agar memiliki arah yang jelas. Tujuan dari penelitian yang hendak dicapai adalah “Untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi melalui model pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match) pada siswa X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta tahun ajaran 2011/ 2012”. D. Manfaat Hasil Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat secara sempit yaitu untuk guru atau peserta didik maupun secara luas yaitu untuk masyarakat luas. Manfaat yang dapat diperoleh tersebut antara lain: 1. Manfaat Teoritis a. Memberikan kontribusi pada ilmu pengetahuan mengenai metode pembelajaran akuntansi yang mulai bergeser ke arah pembelajaran yang mementingkan proses karena dalam proses pembelajaran disarankan untuk menggunakan paradigma untuk mencapai hasil terbaik. b. Meningkatkan wawasan dan pemahaman tentang penerapan model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran akuntansi serta relevan dengan kondisi siswa. 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk guru dalam melaksanakan proses mengajar melalui model dan metode yang sesuai dengan lingkungan peserta didik yaitu melalui Make a Match. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
b.
Bagi siswa Penelitian ini, siswa akan lebih aktif dan termotivasi untuk belajar dan memahami materi yang disampaikan sehingga prestasi siswa dapat meningkat dari sebelumnya.
c.
Bagi sekolah Penelitian ini memberikan kontribusi bagi sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran di dalam kelas, peningkatan kualitas sekolah yang diteliti, dan bagi sekolah-sekolah lain.
d.
Bagi peneliti Menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman yang berharga tentang penerapan metode Make a Match, sehingga termotivasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang dapat memberikan pada manfaat bagi banyak pihak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka Tinjauan pustaka merupakan langkah selanjutnya untuk melakukan sebuah penelitian ilmiah, teori atau konsep-konsep yang dituliskan, digunakan sebagai landasan teori dalam sebuah penelitian. Dalam sebuah penelitian, landasan teori merupakan hal yang penting, karena diperlukan untuk menjelaskan variabel-variabel yang akan diteliti yang berhubungan dengan fenomena yang akan dikaji. Menurut Suharsimi Arikunto (2005:58) “Kegiatan mendalami, mencermati, menelaah, dan mengidentifikasi pengetahuan itulah yang biasa dekenal dengan mengkaji bahan pustaka atau biasa diangkat dengan istilah kajian pustaka”.
1. Hakikat Belajar Mengajar a. Hakikat Belajar Gagne (dalam Agus Suprijono, 2011:2) mengemukakan bahwa “Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah”. Sedangkan ahli lain Morgan (dalam M.Ngalim, 2011:84) menjelaskan bahwa “Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”. Pernyataan ini selaras dengan yang diungkapkan Hilgard (dalam Wina Sanjaya, 2008:89) bahwa “Belajar bukanlah sekadar mengumpulkan pengetahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi pada diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan tingkah laku”. Sedangkan menurut Soemarsono (2007:6) menyatakan “Belajar merupakan proses perubahan sikap keterampilan dan pengetahuan yang berlangsung terus menerus dalam periode waktu yang panjang. Proses belajar mengajar di dalamnya terkandung perencanaan dan pelaksanaan pengajaran”.
commit to user 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya, namun, realitas yang dipahami oleh sebagian besar masyarakat tidaklah demikian. Belajar dianggap properti sekolah, kegiatan belajar identik dengan pemberian tugas-tugas dan pekerjaan rumah yang wajib diselesaikan oleh siswa. Anggapan tersebut tidak seluruhnya salah, sebab seperti yang dikatakan Reber “Belajar adalah the process of acquiring knowledge yang berarti belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan”. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga. Belajar atau learning, adalah perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman. Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Belajar membantu manusia menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungan. Jadi dapat disimpulkan definisi belajar (Sunhaji, 2009:12) adalah perolehan belajar tidak hanya sekadar pengetahuan saja, melainkan dapat bermacam- macam; dapat berupa fakta, konsep, norma, keterampilan, intelektual, maupun keterampilan motorik. Intinya, belajar tidak hanya perilaku yang tampak saja tetapi perubahan itu pada aspek yang tidak tampak seperti menghargai orang lain, tenggang rasa, berjiwa sosial, dan sebagainya. Dalam konsep Bloom, sering disebut dengan ranah koginif, psikomotorik, dan afektif.
b. Ciri - Ciri Belajar Sunhaji (2009:12) menyimpulkan beberapa elemen yang mencirikan tentang belajar antara lain: 1) Belajar adalah merupakan perubahan dalam tingkah laku. Perubahan itu dapat mengarah pada tingkah laku yang baik, tetapi juga bisa mengarah ke tingkah laku yang jelek.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 2) Perubahan itu melalui pengalaman dan latihan, jadi bukan disebabkan karena pertumbuhan dan kematangan seperti pada bayi. Dengan lain ungkapan mengalami sesuatu belum tentu merupakan belajar, tetapi belajar berarti akan mengalami. 3) Perubahan itu relatif, merupakan akhir dari sesuatu periode waktu yang panjang, mungkin berhari- hari, bertahun- tahun. Oleh karena itu, bukan sekadar termotivasi, adaptasi, dan ketajaman perhatian/ kepekaan yang biasanya bersifat sementara. 4) Tingkah laku yang mengalami perubahan menyangkut berbagai aspek kepribadian, fisik, dan psikis, perubahan berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, dan sikap.
c. Tujuan Belajar Tujuan belajar sangat bervariasi, tetapi garis besarnya ada dua tujuan yaitu instrumental effects dan nurturant effect. Tujuan instrumental effects merupakan tujuan yang eksplisit diusahakan untuk dicapai dengan tindakan instruksional. Tujuan instrument effects biasa berbentuk pengetahuan dan keterampilan. Sementara, tujuan belajar sebagai hasil yang menyertai tujuan instruksional biasa disebut nurturant effect. Bentuknya berupa kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sikap terbuka dan demokratis, toleransi, menghargai orang lain, dan sebagainya. Jadi, seorang guru dalam mengajar harus memiliki rencana dan menetapkan strategi belajar mengajar untuk mencapai tujuan instrumental effects dan nurturant effect.
d. Teori Belajar 1) Pengertian dan Fungsi Teori Agus Suprijono (2011:15) menyatakan bahwa perangkat prinsip-prinsip yang terorganisasi mengenai peristiwa-peristiwa tertentu dalam lingkungan. Teori diartikan sebagai hubungan kausalitas dari proposisi- proposisi. Sementara menurut Winfred F. Hill (dalam Jamal Ma’mur Asmani. 2011:20) menyatakan bahwa teori commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 adalah interpretasi sistematis atas sebuah bidang pengetahuan. Fungsi teori dalam konteks belajar yaitu: a) memberikan kerangka kerja konseptual untuk suatu informasi belajar; b) memberi rujukan untuk menyusun rancangan pelaksanaan pengajaran; c) mendiagnosis masalah-masalah dalam kegiatan belajar mengajar; d) mengkaji kejadian belajar dalam diri seseorang; dan e) mengkaji faktor eksternal yang memfasilitasi proses belajar.
2) Jenis - Jenis Teori Belajar Beberapa tokoh psikologi belajar memiliki persepsi dan penekananpenekanan tersendiri tentang hakikat belajar dan proses perubahan sebagai hasil belajar. Berikut ini adalah beberapa kelompok teori yang memberikan pandangan khusus tentang belajar, diantaranya: a) Behaviorisme; b) Kognitivisme; c) Teori belajar psikologi sosial; dan d) Teori belajat Gagne. a) Teori Behaviorisme Para penganut teori behaviorisme meyakini bahwa manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di dalam lingkungannya yang memberikan pengalaman-pengalaman tertentu kepadanya. Behaviorisme menekankan pada apa yang dapat dilihat, yaitu tingkah laku, dan kurang memperhatikan apa yang terjadi di dalam pikiran karena tidak dapat dilihat. Proses belajar lebih dianggap sebagai suatu proses yang bersifat mekanistik dan otomatik tanpa membicarakan apa yang terjadi selama itu di dalam diri siswa yang belajar. Sebagaimana pada kebanyakan aliran psikologi belajar lainnya, behaviorisme juga melihat bahwa belajar adalah merupakan perubahan tingkah laku. Ciri yang paling mendasar dari aliran ini adalah bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi adalah berdasarkan paradigma S-R (Stimulus Respons), yaitu suatu proses yang memberikan respon tertentu terhadap sesuatu yang datang dari luar. Proses S-R ini terdiri dari beberapa unsur dorongan (drive). Pertama seseorang merasakan adanya kebutuhan akan sesuatu dan terdorong untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kedua, rangsangan atau stimulus. Kepada commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 seseorang diberikan stimulus yang akan menyebabkannya memberikan respon. Ketiga, adalah respon, dimana seseorang memberikan reaksi atau respon terhadap stimulus yang diterimanya dengan melakukan suatu tindakan yang dapat diamati. Keempat, unsur penguatan atau reinforcement, yang perlu diberikan kepada seseorang agar ia merasakan adanya kebutuhan untuk memberikan respon lagi. Aunurrahman (2009:42) menjelaskan implementasi penerapan prinsip-prinsip teori behaviorime yang banyak digunakan di dalam dunia pendidikan adalah: (1) Proses belajar dapat terjadi dengan baik apabila peserta didik ikut berpartisipasi secara aktif di dalamnya. (2) Materi pelajaran dikembangkan di dalam unit-unit dan diatur berdasarkan urutan yang logis sehingga mahasiswa mudah mempelajarinya. (3) Tiap-tiap respon perlu diberi umpan baik secara langsung sehingga peserta didik dapat segera mengetahui apakah respon yang diberikan sudah sesuai dengan yang diharapkan atau belum. (4) Setiap kali peserta didik memberikan respon yang benar perlu diberikan penguatan. Penguatan positif terbukti memberikan pengaruh yang lebih baik dari pada penguatan negatif.
b) Teori Kognitivisme Kognitivisme merupakan salah satu teori belajar yang dalam berbagai pembahasan juga sering disebut model kognitif (cognitive model) atau model perseptual (perceptual model). Menurut teori belajar ini tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi atau pemahaman tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan-tujuannya. Karena itu belajar menurut kognitivisme diartikan sebagai perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman ini tidak selalu dapat dilihat sebagaimana perubahan tingkah laku. Teori ini menekankan bahwa bagian-bagian suatu situasi saling berhubungan dengan konteks seluruh situasi tersebut. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 Aunurrahman (2009:45) menyatakan bahwa kognitivisme memberikan pengaruh dalam pengembangan prinsip-prinsip pembelajaran sebagai berikut: (1) Peserta didik akan lebih mampu mengingat dan memahami sesuatu apabila pelajaran tersebut disusun berdasarkan pola dan logika tertentu. (2) Penyusun materi pelajaran harus dari sederhana ke kompleks. Peserta didik akan mampu menyelesaikan tugas-tugas yang kompleks dengan baik jika sebelumnya peserta didik mengetahui terlebih dahulu tugas-tugas yang bersifat lebih sederhana/mudah. (3) Belajar dengan memahami lebih baik dari pada dengan hanya menghafal, apalagi tanpa pengertian. Sesuatu yang baru harus disesuaikan dengan apa yang telah diketahui peserta didik sebelumnya. Oleh karena itu, tugas guru adalah menunjukkan hubungan antara apa yang akan dipelajari dengan apa yang telah diketahui sebelumnya.. (4) Adanya perbedaan individual pada peserta didik perlu diperhatikan. Karena faktor ini sangat mempengaruhi proses belajar peserta didik.
c) Teori Belajar Psikologi Sosial Pandangan psikologi sosial secara mendasar mengungkapkan bahwa belajar pada hakikatnya merupakan suatu proses alami. Semua orang mempunyai keinginan untuk belajar tanpa dapat dibendung oleh orang lain. Hal ini pada dasarnya disebabkan karena setiap orang memilki rasa ingin tahu, ingin menyerap informasi, ingin mengambil keputusan serta ingin memecahkan masalah. Menurut teori belajar psikologi sosial proses belajar jarang sekali merupakan proses yang terjadi dalam keadaan menyendiri, akan tetapi melalui interaksi-interaksi. Interaksi tersebut dapat searah (one directional), yaitu bilamana adanya stimuli dari luar menyebabkan timbulnya respos, dan dua arah, yaitu apabila tingkah laku yang terjadi merupakan hasil interaksi antara individu yang belajar dengan lingkungannya, atau sebaliknya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 d) Teori Belajar Gagne Teori belajar yang disusun Gagne merupakan perpaduan yang seimbang antara behaviorisme dan kognitivisme yang berpangkal pada teori pengolah informasi. Menurut Gagne cara berfikir seseorang tergantung pada keterampilan apa yang telah dimilikinya dan keterampilan serta hirarki apa yang diperlukan untuk memelajari suatu tugas.
e. Hakikat Mengajar Aunurrahman (2009:34) berpendapat bahwa mengajar diartikan sebagai suatu keadaan atau suatu aktivitas untuk menciptakan suatu situasi yang mampu mendorong
siswa
untuk
belajar.
Sementara
menurut
(Sunhaji,
2009:9)
mengemukakan ada penekanan dua pengertian mengajar yakni ditinjau dari pendidik dan yang kedua ditinjau dari siswa. Mengajar ditinjau dari pendidik atau pengajarnya mendefinisikan, mengajar adalah menyampaikan ilmu pengetahuan (bahan ajar) kepada siswa atau anak didik supaya ilmu itu dikuasai dan dipahami. Mengajar adalah menanamkan pengetahuan kepada anak didik. Sudut pandang ini memiliki kelemahan diantarnya mengajar seolah hanya menyampaikan satu pengetahuan, padahal pengetahuan hanyalah satu aspek dari tujuan pendidikan, sedangkan yang dituju adalah pembentukan seluruh pribadi anak didik yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya. Mengajar ditinjau dari peserta didik mendefinisikan, mengajar adalah aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah usaha guru untuk mengatur lingkungannya, sehingga terbentuklah suasana sebaik-baiknya bagi anak untuk belajar. 2. Hakikat Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Hamid Hasan (dalam Etin Solihatin, Raharjo, 202008:4) Cooperative mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 kegiatan kooperatif, siswa secara individual mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompoknya. Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran di mana para siswa bekerja dalam kelompok- kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran”. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing- masing (Slavin, 2005:4) Keberhasilan belajar menurut model pembelajaran kooperatif bukan sematamata ditentukan oleh kemampuan individu secara utuh, melainkan perolehan belajar itu akan semakin baik apabila dilakukan bersama-sama dalam kelompok-kelompok belajar kecil yang terstruktur dengan baik. Melalui belajar dari teman yang sebaya dan di bawah bimbingan guru, maka proses penerimaan dan pemahaman siswa akan semakin mudah dan cepat terhadap materi yang dipelajari. Kelompok bukanlah semata-mata sekumpulan orang. Kumpulan disebut kelompok apabila ada interaksi, memiliki tujuan, berstruktur, groupness. Agus Suprijono (2011:57) berpendapat “Interaksi adalah saling memengaruhi individu satu dengan individu yang lain”. Tujuan dalam kelompok dapat bersifat intrinsik dan ekstrinsik. Tujuan intrinsik adalah tujuan yang didasarkan pada alasan bahwa bahwa dalam kelompok perasaan menjadi senang. Tujuan ekstrinsik adalah tujuan yang didasarkan pada alasan bahwa bahwa untuk mencapai sesuatu tidak dapat dicapai sendiri, melainkan harus dikerjakan bersama. Struktur kelompok menujukkan bahwa dalam kelompok ada peran. Peran masing- masing anggota kelompok akan bergantung pada posisi maupun kemampuan individu masing- masing. Groupness menunjukkan bahwa kelompok merupakan suatu kesatuan. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dalam pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning, pengembangan kualitas diri siswa terutama aspek afektif dapat dilakukan secara bersama-sama. Belajar dalam kelompok kecil bekerja bersama sangat baik untuk mencapai tujuan belajar, baik yang bersifat kognitif, afektif maupun psikomotorik. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
b. Unsur- Unsur Pembelajaran Kooperatif Roger dan David Johnson mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, ada lima unsur yang harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah: 1) Positive interdependence (saling ketergantungan positif) 2) Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan) 3) Face to face promotive interaction (interaksi promotif) 4) Interpersonal skill (komunikasi antar anggota) 5) Group processing ( pemrosesan kelompok) Unsur pertama pembelajaran kooperatif adalah saling ketergantungan positif. Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua pertanggungjawaban kelompok. Pertama, mempelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok. Kedua, menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut. Unsur kedua pembelajaran kooperatif adalah tanggung jawab individual. Pertanggungjawaban ini muncul jika dilakukan pengukuran terhadap keberhasilan kelompok. Tujuan pembelajaran kooperatif membentuk semua anggota kelompok menjadi pribadi yang kuat dan mampu menguasai materi. Tanggungjawab individu merupakan kunci dari keberhasilan dari pembelajaran kelompok. Artinya, setelah mengikuti kelompok belajar bersama, anggota kelompok harus dapat menyelesaikan tugas yang sama. Unsur ketiga pembelajaran kooperatif adalah interaksi promotif. Unsur ini dapat menghasilkan ketergantungan positif antara lain sebagai berikut: a)
Saling membantu secara efektif dan efisien.
b) Saling memberi informasi dan sarana yang diperlukan. c)
Saling mengingatkan.
d) Saling membantu dalam merumuskan dan mengembangkan argumentasi serta meningkatkan kemampuan wawasan terhadap masalah yang dihadapi. e)
Saling percaya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 f)
Saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama. Unsur keempat pembelajaran kooperatif adalah keterampilan sosial. Untuk
mengoordinasikan kegiatan peserta didik harus: a) saling mengenal dan memercayai; b) mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius; c) saling menerima dan saling mendukung; d) mampu menyelesaikan konflik. Unsur kelima pembelajaran kooperatif adalah pemrosesan kelompok. Pemrosesan mengandung arti menilai. Melalui pemrosesan kelompok dapat diidentifikasi dari urutan atau tahapan kelompok dan kegiatan dari anggota kelompok. Tujuan pemrosesan kelompok adalah meningkatkan efektivitas anggota kelompok dalam memberikan kontribusi terhadap kegiatan kooperatif untuk mencapai tujuan individu maupun kelompok.
c. Metode - Metode dalam Cooperative Learning 1) Pengertian Metode Mengajar Nasution (dalam Sunhaji, 2009:38) mengemukakan “Istilah metode berasal dari bahasa Yunani yaitu Methodos yang berasal dari kata “meta” dan “hodos”. Kata meta berarti melalui sedang hodos berarti jalan, sehingga metode berarti jalan yang harus dilalui, cara melakukan sesuatu atau prosedur, Nasution (dalam Sunhaji, 2009:38). Sementara menurut ahli lain istilah mengajar merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung proses belajar, Sardiman (dalam Sunhaji, 2009:39). Dengan demikian, pengertian, metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara - cara mengajar yang dipergunakan guru atau instruktur; teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar; menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, secara individual atau secara kelompok, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami, dan dimanfaatkan oleh siswa.
2) Jenis- Jenis Metode dalam Coopertive Learning Metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran kooperatif sangat bervariasi. Dengan metode pembelajaran yang menyenangkan diharapkan siswa lebih commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 antusias dan lebih aktif untuk memahami pelajaran. Metode- metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam cooperative learning adalah: a)Jigsaw; b)Think-PairShare; c)Numbered Heads Thogether; d)Group Investigation; e)Two Stay Two Stray; f)Make a Match; g)Listening Team; h)The Power of Two.
d. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif 1) Kelebihan Pembelajaran Kooperatif Penggunaan kerja kelompok pada pembelajaran kooperatif memiliki keuntungan dibanding dengan praktik individual. Daniel Muijs, David Reynold (2008:82) menyatakan bahwa “Keuntungan utama kerja kelompok kecil tampaknya terletak pada aspek-aspek kooperatif yang dapat dibantu pengembangannya. Salah satu keuntungan terletak pada kontribusi yang dapat diberikan metode ini bagi pengembangan keterampilan sosial murid”. Siswa yang berada di dalam sebuah kelompok akan memiliki tingkat kepedulian yang lebih tinggi kepada teman-teman satu kelompoknya jika dibandingkan dengan bekerja secara sendiri-sendiri. Pengetahuan yang didapat dengan berkelompok juga akan lebih kuat dibanding dengan perseorangan. Ini memungkinkan penyelesaian masalah akan lebih ringan jika guru memberikan soal-soal yang tergolong sulit untuk diselesaikan. Slavin (2005:4-5) menjelaskan pula pembelajaran kooperatif memiliki banyak keuntungan dan manfaat seperti: Ada banyak alasan yang membuat pembelajaran kooperatif memasuki jalur utama praktik pendidikan. Salah satunya adalah berdasarkan penelitian dasar (yang dirangkum dalam buku ini) yang mendukung penggunaan pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan pencapaian prestasi para siswa, dan juga akibat -akibat positif lainnya yang dapat mengembangkan hubungan antar kelompok, penerimaan terhadap teman sekelas, yang lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa harga diri. Dengan demikian, keuntungan dari pembelajaran kooperatif adalah dapat meningkatkan prestasi belajar, menumbuhkan kesadaran berpikir kritis, kreatif, dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 meningkatkan sikap yang bersifat sosial seperti: toleransi; saling menghargai; mampu bekerja sama dengan orang lain dan sebagainya.
2) Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif memang memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan cara belajar perseorangan,namun pembelajaran kooperatif juga memiliki kelemahan yang berarti pembelajaran kooperatif juga harus diterapkan bersama dengan praktik individual dan bukan sepenuhnya menggantikannya. Salah satu kelemahan itu justru terletak pada sifat kooperatif kerja kelompok itu, yang tidak mengembangkan belajar mandiri dan dapat menimbulkan ketergantungan pada anggota dominan di dalam kelompok. Bila ini terjadi, siswa tidak akan mengembangkan keterampilan-keterampilan yang dimilikinya bila harus digunakan secara mandiri pada berbagai situasi. Di samping itu, kerja kelompok dapat dengan mudah menimbulkan free- rider effect di mana sebagian anggota dari anggota kelompok tidak memberikan kontribusinya kepada kelompok. Mereka terlalu menggantungkan dengan hasil kerja teman- temannya dan tidak ikut terlibat dalam kerja kelompok. Selain memiliki kelemahan bagi siswa, pembelajaran kooperatif juga memiliki kelemahan bagi guru. Kerja kelompok dalam pembelajaran kooperatif membutuhkan persiapan yang matang. Oleh karena itu, guru harus memiliki persiapan dalam mengajar seperti: metode yang digunakan; media pembelajaran yang digunakan; dan tugas- tugas yang diberikan harus menimbulkan interaksi efektif dalam kelompok. Selain itu, dalam pembelajaran kooperatif memungkinkan penggunaan waktu belajar mengajar yang lebih banyak untuk transisi pelajaran. Secara garis besarnya, meskipun pembelajaran kooperatif dapat mejadi model yang kuat dan memiliki banyak kelebihan, tetapi bukanlah model yang paling baik, sempurna dan tidak memiliki kelemahan. Oleh karena itu, penerapan pembelajaran kooperatif perlu diintegrasikan dengan pembelajaran individual agar kemampuan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 mandiri, percaya pada kemampuan diri sendiri, dan tidak terlalu bergantung pada orang lain.
3. Pembelajaran Kooperatif Metode Mencari Pasangan (Make a Match) a. Metode Mencari Pasangan (Make a Match) Metode Make a Match disebut juga dengan metode mencari pasangan. Metode pembelajaran ini dipopulerkan oleh Lorna Curran (1994). Metode Make a Match disebut mencari pasangan karena pada metode ini siswa harus mencocokkan atau mencari pasangan antara kartu pertanyaan dan kartu jawaban yang tepat. b. Langkah- Langkah Pembelajaran Kooperatif Metode Mencari Pasangan (Make a Match) Hal-hal yang perlu disiapkan jika pembelajaran dikembangkan dengan Make a Match adalah kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut berisi pertanyaan dan kartu lainnya berisi kartu jawaban. Langkah berikutnya adalah guru membagi kelas menjadi dua kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok pembawa kartu pertanyaan sedangkan kelompok kedua merupakan kelompok pembawa kartu jawaban. Langkah selanjutnya,
guru
membagikan
kartu-kartu
pada
setiap
siswa
kemudian
mempersilakan siswa untuk memikirkan jawaban atas kartu yang dipegangnya tersebut. Jika masing-masing siswa sudah siap, maka guru memberikan tanda supaya kelompok pertama dan kedua mulai bergerak dan mencari pasangan atas pertanyaanjawaban yang sesuai. Siswa yang telah menemukan pasangannya segera memposisikan duduk bersebelahan. Guru memberikan kesempatan mereka untuk berdiskusi. Pasangan-pasangan yang sudah terbentuk wajib menunjukkan kartu pertanyaan dan jawaban kemudian menjelaskan di depan kelas. Pasangan yang lain memerhatikan teman yang berada di depan kelas kemudian memberi tanggapan atau pertanyaan jika ada yang perlu ditanyakan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 c. Kelebihan dan Kelemahan Metode Mencari Pasangan (Make a Match) 1) Kelebihan Metode Mencari Pasangan (Make a Match) Dalam metode mencari pasangan (Make a Match) seluruh siswa memiliki kesempatan sebagai orang yang mencari pasangan pertanyaan-jawaban. Ketika siswa berperan sebagai pencari pasangan pertanyaan-jawaban, siswa belajar untuk bekerja sama dan berdiskusi. Menurut Anita Lie (2008:55) metode yang dikembangkan Lorna Curran (1994) jika dilaksanakan dengan maksimal dapat menciptakan suatu suasana pembelajaran yang menyenangkan mengenai konsep dan topik ketika siswa bergerak mencari pasangan atas kartu yang dimilikinya. 2) Kelemahan Metode Mencari Pasangan (Make a Match) Metode Make a Match ternyata juga memiliki kelemahan. Metode ini dapat menimbulkan rasa senang bagi siswa karena dapat secara aktif bergerak mencari pasangannya, namun dengan adanya kegiatan mencari pasangan ini menyebabkan suasana kelas menjadi ramai dan mengganggu kelas yang ada di sekitarnya sehingga guru harus mampu mengkondisikan kembali siswa setelah mereka menemukan pasangannya.
4. Hakikat Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti hasil usaha (Zainal Arifin, 2011:12). Prestasi
belajar
berarti
penguasaan
pengetahuan
atau
keterampilan
yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru. Menurut
Gagne (1985) dalam Hamdani (2011:138)
menyatakan bahwa “Prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap, dan keterampilan”. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa. b. Strategi Peningkatan Prestasi Belajar Prestasi belajar siswa perlu ditingkatkan dengan berbagai strategi pembelajaran. Strategi- strategi tersebut antara lain: 1) Penyusunan Rencana Pembelajaran yang Baik Strategi menyusun rencana pembelajaran adalah kepala sekolah melalui kebijakan yang dituangkan dalam tugas guru, mewajibkan para guru untuk membuat program mengajar yang berupa: silabus, analisa materi pelajaran, program tahunan, program semester, dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Pembuatan program pembelajaran disusun secara bersama-sama melalui pertemuan Musyawarah Guru Mata Pelajaran yang ada di lingkungan sekolah yang selanjutnya dimantapkan melalui pertemuan Musyawarah Guru Mata Pelajaran tingkat Kabupaten. Selanjutnya perangkat mengajar diserahkan kepada wakil kepala sekolah bidang kurikulum untuk dikoreksi dan ditanda tangani oleh kepala sekolah. Pada saat mengajar, para guru selalu membawa perangkat pembelajaran dengan maksud agar proses belajar mengajar berjalan dengan terarah, dan tujuan yang dirumuskan dalam program bisa tercapai 2) Pembinaan kerjasama dengan siswa, orang tua siswa maupun instansi lain. Guru selain menjadi seorang pengajar juga harus dapat menjadi rekan untuk siswa –siswanya. Guru harus menjadikan siswa bukan sebagai objek belajar namun juga dijadikan subjek belajar sehingga peran siswa lebih dominan dalam usaha menguasai materi. Disamping itu perlu adanya kerja sama yang baik antara guru dengan siswa agar kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik dan mencapai tujuan. Dalam menjalin kerjasama dengan siswa, strategi yang diterapkan bisa melalui: a) menjalin hubungan baik dengan siswa; b) berusaha memahami latar commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 belakang siswa; c) penguasaan materi dan cara penyajiannya menarik; d) penggunaan model mengajar yang bervariasi dan e) memberi pembinaan khusus bagi siswa bermasalah. Pengembangan sekolah memiliki arti tersendiri bagi sekolah ini, sehingga sekolah tidak hanya menjalin kerjasama dengan siswa saja, tetapi sekolah juga menjalin kerjasama dengan orang tua/wali, perguruan tinggi, instansi pemerintah dan alumni. Adapun bentuk kerjasamanya adalah sebagai berikut: pengadaan sarana dan fasilitas sekolah, rekrutmen calon mahasiswa, penyaluran bakat dan minat siswa melalui kegiatan ektrakurikuler dan pengadaan pembina ekstra kurikuler. Kerjasama dalam hal ini, tidak hanya dilakukan melalui kegiatan pembelajaran di kelas saja, melainkan melalui kegiatan sekolah secara keseluruhan yang mengarah pada upaya peningkatan prestasi belajar siswa. 3) Pemberian motivasi belajar terhadap siswa Pemberian motivasi terhadap siswa adalah sebagai berikut: a) khususnya siswa kelas tiga selalu diberi latihan-latihan soal; b) pemberian tugas untuk praktek lapangan; c) mengikutsertakan siswa dalam kegiatan ilmiah; d) mengkomunikasikan hasil belajar siswa melalui papan pengumuman maupun melalui pertemuan dengan orang tua; e) pemberian reinforcement; f) penggunaan media dalam pembelajaran dan g) pemberian layanan bimbingan. 4) Penciptaan situasi dan kondisi pembelajaran yang kondusif dan terkendali Agar pelaksanaan pembelajaran di kelas berlangsung dengan lancar dan efektif, maka pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah, staf dan guru melakukan upaya berupa: a) petugas tata tertib selalu mengantisipasi berkeliling di lingkungan sekolah untuk mengontrol tempat-tempat yang rawan; b) waka kesiswaan mengadakan razia di dalam kelas dengan dibantu petugas tata tertib dan guru pembimbing; c) dalam mengajar guru berusaha memahami karakter siswa; d) guru berusaha menciptakan suasana pembelajaran yang demokratis; e) guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang kesulitan pelajaran atau masalah lainnya, dan f) guru berusaha menciptakan kemudahan siswa dalam mempelajari pelajaran commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 yang dianggap sulit. Dengan strategi seperti diatas, maka iklim di lingkungan SMK Negeri 1 Surakarta, memungkinkan terciptanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga siswa merasa senang dan betah berada di sekolah selama jam efektif kegiatan belajar mengajar, bahkan hingga sore hari untuk mengikuti kegiatan tambahan. 5) Meningkatkan kedisiplinan seluruh warga sekolah Strategi untuk meningkatkan disiplin, sebagai berikut: a) sekolah memiliki sistem pengendalian ketertiban yang dikelola dengan baik; b) adanya keteladanan disiplin dalam sikap dan prilaku mulai dari pimpinan sekolah, guru dan karyawan; c) mewajibkan siswa baru untuk mengikuti ekstrakurikuler Pramuka; d) pada awal masuk sekolah guru bersama siswa membuat kesepakatan tentang aturan kelas; e) memperkecil kesempatan siswa untuk ijin meninggalkan kelas; f) adanya hukuman bagi siswa yang datang terlambat di sekolah dan g) mewajibkan siswa berseragam sesuai dengan hari pemakaiannya. Dengan strategi tersebut disiplin siswa bisa terpelihara dengan baik, suasana lingkungan belajar aman dan terkendali sehingga siswa bisa mencapai prestasi belajar yang optimal. 6) Pelaksanaan evaluasi proses belajar mengajar Evaluasi dalam pembelajaran di SMK Negeri 1 Surakarta ada dua macam yaitu: a) penilaian terhadap hasil belajar siswa; b) penilaian terhadap proses pengajaran. Penilaian terhadap hasil belajar siswa baik dari ulangan harian, ulangan semester, Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Akhir Nasional. Sedangkan penilaian terhadap proses pengajaran, berdasarkan hasil wawancara, observasi peneliti dan supervisi kepala sekolah, bahwa kompetensi guru dalam pembelajaran di kelas sudah bagus sekali, bahkan guru senior selalu menularkan etos kerja yang bagus, baik dalam melaksanakan tugas mengajarnya, tugas mengadministrasi hasil mengajar, maupun tugas tambahan dari sekolah. c. Faktor- Faktor yang Memengaruhi Prestasi Belajar 1) Faktor Internal commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 Faktor internal adalah faktor yang berasal dari siswa. Faktor ini antara lain sbagai berikut: a) Kecerdasan (Intelegensi) Kecerdasan adalah kemampuan belajar yang disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi atau rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan
sesuai
dengan
tingkat
perkembangan
sebaya.
Ada
kalanya
perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak lainnya. Sehingga anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan lebih tinggi dibandingkan kawan sebayanya. Oleh karena itu, jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Muhibbin Syah (dalam Hamdani, 2011:139) berpendapat bahwa “Intelegensi adalah semakin tinggi tingkat intelegensi seorang siswa, semakin besar peluangnya untuk meraih sukses”. b) Faktor Jasmaniah atau Faktor Fisiologis Kondisi jasmaniah atau fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seorang siswa. Uzer dan Lilis dalam Hamdani (2011:140) mengatakan bahwa faktor jasmaniah yaitu panca indra yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, seperti sakit, cacat tubuh, atau perkembangan yang tidak sempurna. c) Sikap Sikap yaitu kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang, atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh tak acuh. Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, kebiasaan, dan keyakinan. d) Minat Minat memiliki peranan yang sangat penting dalam proses dan prestasi belajar. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati siswa, diperhatikan terusmenerus yang disertai rasa senang dan diperoleh rasa kepuasan. Lebih lanjut commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 dijelaskan minat adalah suatu rasa suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat berperan sangat penting dalam kehidupan peserta didik dan mempunyai dampak yang besar terhadap sikap dan perilaku. Siswa yang berminat terhadap kegiatan belajar akan berusaha lebih keras dibandingkan siswa yang kurang berminat. e) Bakat Menurut Muhibbin Syah (1999) dalam Hamdani (2011:141) menyatakan bahwa “Bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tanpa banyak tergantung pada upaya pendidikan dan latihan”. f) Motivasi Hamdani (2011:142) menyatakan bahwa “Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu”. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar kesuksesan belajarnya. Motovasi dalam belajar adalah faktor penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. 2) Faktor Eksternal Faktor eksternal terdiri atas dua macam yaitu lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Pengaruh lingkungan pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Faktor ekstern yang memengaruhi belajar adalah: a) keadaan keluarga; b) keadaan sekolah; c) lingkungan masyarakat. Keadaan keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat. Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Oleh karena itu, orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Adapun sekolah menjadi pendidikan lanjutan. Sebagai pendidikan yang pertama dan utama orang tua harus dapat mendidik, dan membimbing anak-anaknya dalam menentukan masa depan. Keadaan sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu, lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat - alat pelajaran, dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa yang kurang baik akan memengaruhi hasil-hasil belajar. Di sampai orangtua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Lingkungan alam sekitar sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi anak sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan tempat ia berada. Lingkungan dapat membentuk kepribadian anak karena dalam pergaulan sehari-hari, seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan- kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar, kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya sehingga sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya. Pendidikan dasar yang menjadi landasan bagi pengembangan pendidikan di tingkat selanjutnya harus mampu mengembangkan potensi diri siswa dan sikap serta kemampuan dasar yang diperlukan siswa untuk hidup dalam masyarakat, baik dari sisi ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, maupun budaya, di tingkat lokal maupun global.
5. Hakikat Akuntansi a. Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi bagi sebagian besar orang awam, hanya diidentikkan dengan sebuah proses pencatatan transaksi keuangan. Padahal, akuntansi sebenarnya lebih dari sebuah proses pencatatan semata. Seperti yang dikemukakan oleh para pakar akuntansi dunia dan sudah disepakati sebagai sebuah pemikiran ilmiah. American Institute of Certified Public Account (AICPA) memberikan pengertian “Akuntansi
adalah
sebuah
seni
pencatatan,
proses
pengelompokan,
dan
pengikhtisaran dengan berdasarkan pada cara- cara yang memiliki makna serta commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 dinyatakan dalam nilai uang”. Proses ini mencakup pada semua transaksi serta kejadian yang memiliki sifat keuangan untuk kemudian ditafsirkan maknanya. Selain AICPA, ada pula organisasi Amerika Serikat lain yang bernama American Accounting Association (AAA). Organisasi ini menyebutkan bahwa “Akuntansi sebagai suatu tahap pengumpulan, pengidentifikasian, pengikhtisaran dan pembagian yang didapat dari data keuangan untuk kemudian dilaporkan pada pihak yang membutuhkan, sebagai dasar pengambilan keputusan”. Dari dua pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian akuntansi secara umum dapat diartikan sebagai sebuah proses pencatatan, pengklasifikasian, perangkuman, pengolahan, dan penyajian data dari transaksi serta kejadian yang memiliki keterkaitan dengan aktivitas keuangan. Dengan demikian, hasil dari pelaporan tersebut nantinya dapat dijadikan sebagai sebuah dasar unuk melakukan penilaian dan penganalisaan tingkat kesehatan keuangan sebuah organisasi. Dari hasil kesimpulan tersebut pada akhirnya dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. b. Pengertian Akuntansi sebagai Mata Pelajaran Bagi instansi pendidikan terutama di Sekolah Menengah Atas jurusan IPS akuntansi merupakan salah satu dalam pelajaran di sekolah. Sedangkan pada Sekolah Menengah Kejuruan terutama pada jurusan akuntansi, mata pelajaran akuntansi merupakan pelajaran yang pokok dan akan dikupas secara mendalam. Mata pelajaran akuntansi diberikan kepada siswa sebagai pengantar agar siswa mengerti sejak sekarang mengenai cara membuat dan mengelola sistem pembukuan, mencatat transaksi yang terjadi dalam perusahaan jasa, perusahaan dagang maupun manufaktur dan dapat mempraktikkannya. http://www.anneahira.com/pengertian-akuntansi.htm
B. Penelitian yang Relevan Dedi Rohendi, Waslaluddin, dan Sri Putri Ayu (2010) dalam judul penelitian eksperimennya “Penerapan Cooperative Learning Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas VII dalam Pembelajaran Teknologi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 Informasi dan Komunikasi”. Dalam penelitian ini, peneliti membandingkan dua kelas dengan penggunaan metode belajar yang berbeda. Peneliti mengambil dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen
merupakan kelas yang
mengaplikasikan metode Make a Match oleh peneliti, sedangkan kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran yang biasa dilakukan. Dari observasi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa: setelah dilakukan proses pembelajaran dengan menggunakan cooperative learning metode Make a Match pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan pembelajaran biasa terlihat adanya perbedaan hasil belajar. Peningkatan hasil belajar yang lebih terlihat lebih tinggi secara signifikan pada kelas eksperimen dibandingkan dengan pembelajaran biasa pada kelas kontrol. Nurul Inayah (2011) dalam judul penelitian “Peningkatan Keaktifan dalam KBM dan Prestasi Belajar Peserta Didik Melalui Teknik Pembelajaran Mencari Pasangan (Make a Match) di SMK Negeri 1 Sedayu Tahun Ajaran 2010/2011”. Pada penelitian ini, peneliti memiliki dua hasil dari pengaplikasian metode Make a Match yaitu sebagai berikut: a.
Peningkatan prestasi belajar yang diperoleh setelah dilaksanakan metode Make a Match. Peningkatan prestasi belajar terjadi pada setiap siklus penelitian, di mana nilai rata- rata kelas mengalami peningkatan dari 48,28 pada pre-test menjadi 79,56 pada siklus I. Kemudian pada siklus II meningkat menjadi 86,18 dan pada siklus III meningkat menjadi 91,59. Nilai rata-rata kelas ini menunjukkan adanya peningkatan 31,28 dari pre-test ke siklus I sebesar 6,62 dari siklus I ke siklus II sebesar 5,41 dari siklus II kesiklus III.
b.
Terjadi peningkatan keaktifan siswa yang dapat terlihat bahwa pada siklus I sebagian besar siswa memiliki tingkat keaktifan dengan nilai 13-15 sebanyak 17 siswa (50%), pada siklus II sebagian besar tingkat keaktifan siswa juga masih memperoleh nilai 13-15 dengan jumlah siswa 14 siwa (41,18%), tetapi yang membedakan dengan siklus I, pada siklus II jumlah siswa yang memiliki keaktifan dengan nilai 19-21 meningkat menjadi 8 siswa (23,53%), sedangkan pada siklus III sebagian besar bsiswa memiliki tingkat keaktifan dengan nilai 16commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 18 sebanyak 15 siswa (44,12%) dan jumlah siswa dengan nilai 19-21 meningkat menjadi 12 siswa (35,29%). Riyanto (2009) dalam penelitian yang berjudul “Upaya Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar PKn Melalui Mode Pembelajaran “Make a Match” bagi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Ngawen Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2008/2009”. Penelitian ini memberikan hasil sebagai berikut: a.
Dengan mempraktikkan model pembelajaran Make a Match pada siklus I menunjukkan rata- rata motivasi siswa dalam menerima pelajaran 34% siswa memiliki motivasi tinggi, yang ditandai dari ketepatan mencari pasangan, adanya kerja sama yang baik dalam mengerjakan tugas, selain itu mereka memiliki perasaan senang dalam menerima pelajaran. Sedangkan siswa yang memiliki motivasi sedang sebanyak 42,7% dan 23,3% siswa motivasi belajarnya masih rendah.
b.
Pada siklus II dalam penelitian ini menunjukkan peningkatan motivasiyaitu dapat dilihat sebanyak 44% siswa memiliki mtivasi tinggi, 40% siswa mempunyai motivasi cukup dan 16% motivasinya rendah. Khaerul Insani (2011) dalam penelitian tindakan kelasnya yang berjudul “
Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Akuntansi melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Mencari Pasangan (Make a Match) Pada Siswa Kelas XI Ilmu Sosial 2 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali Tahun Pelajaran 2010/2011”. Dalam penelitian ini proses belajar mengajar akuntansi menunjukkan peningkatan proses maupun hasil belajar siswa. Peningkatan ini ditunjukkan dari banyaknya siswa yang sudah mencapai batas tuntas minimal yaitu 62,9% atau sebanyak 22 siswa pada siklus I dan 85,7% atau 30 siswa pada siklus II. Siswa yang sebelumnya kurang aktif saat pembelajaran, sekarang menjadi lebih antusias dalam proses pembelajaran. Berdasarkan
penelitian
diatas
memiliki
persamaan
bahwa
model
pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match) mampu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 memberikan perubahan mengenai keaktifan siswa dalam pembelajaran yang lebih antusias menerima pelajaran dan peningkatan terhadap prestasi belajar siswa.
C. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir merupakan alur penalaran untuk dapat memberikan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Kerangka berpikir ini digambarkan dengan skema secara holistik dan sistematik, didasarkan pada kajian teori dan hasil penelitian yang relevan. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Proses pembelajaran akuntansi di SMK Negeri 1 Surakarta belum menggunakan metode belajar yang dapat meningkatkan minat, motivasi, dan pemahaman siswa saat mengikuti proses belajar mengajar akuntansi. Guru masih menggunakan metode konvensional yang kurang sesuai untuk diterapkan dalam pembelajaran akibatnya siswa kurang antusias dan rata–rata prestasi belajar siswa mata pelajaran akuntansi kurang memenuhi KKM. Oleh karena itu, guru harus memilih metode mengajar yang tepat untuk meningkatkan minat, motivasi belajar yang pada nantinya akan meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa. Pemilihan metode yang tepat akan memacu siswa lebih aktif, dan memahami materi ajar. Model yang dijadikan alternatif dalam pembelajaran akuntansi adalah model Cooperative Learning melalui metode mencari pasangan (Make a Match). Dengan model pembelajaran kooperatif siswa dapat belajar untuk menyelesaikan soal dengan berkelompok, sehingga soal–soal yang diberikan akan lebih mudah dikerjakan. Model kooperatif yang diaplikasikan dengan menerapkan metode mencari pasangan (Make a Match) yaitu metode mencocokkan kartu pertanyaan dan jawaban. Penerapan metode ini dilakukan dengan dua siklus penelitian untuk mencapai hasil yang dikehendaki. Pada siklus I, guru menerapan model pembelajaran kooperatif melalui metode mencari pasangan (Make a Match) siswa dapat terlibat langsung dalam proses belajar mengajar bukan hanya sebagai pendengar. Dengan pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match) dapat meningkatkan keaktifan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 siswa guna meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan tetapi tidak mengesampingkan pemahaman siswa. Pada siklus II, guru melakukan refleksi atas kekurangan yang dialami pada siklus I kemudian membuat rencana perbaikan dan melanjutkan proses pembelajaran dengan penyempurnaan dari siklus I. Hasil dari siklus II ini diharapkan akan semakin meningkatkan keaktifan siswa dan prestasi belajar akuntansi dengan nilai – nilai yang memenuhi KKM. Berdasarkan deskripsi kerangka pemikiran tersebut, jika diwujudkan gambar akan nampak sebagai berikut:
AWAL
PROSES KEGIATAN MENGAJAR: GURU MENGGUNAKAN METODE KONVENSIONAL
SISWA KURANG ANTUSIAS DAN PRESTASI BELAJAR KURANG MEMENUHI KKM
TINDAKAN
GURU MENERAPKAN MAKE A MATCH PADA SIKLUS I
SISWA AKTIF DAN PRESTASI BELAJAR MENINGKAT
KONDISI
KONDISI AKHIR
GURU MELAKUKAN REFLEKSI SIKLUS I KEMUDIAN MELANJUTKAN PADA SIKLUS II
SISWA SEMAKIN AKTIF DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEMAKIN MENINGKAT DARI SIKLUS I
DAYA SAING LULUSAN MENINGKAT
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas
D. Hipotesis Tindakan Hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah yang telah dirumuskan yang belum diuji kebenarannya sehingga dapat dipertegas atau ditolak commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 secara empiris. Berdasarkan landasan teori yang mencakup tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan serta kerangka pemikiran, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: “Penerapan model pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match) dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Surakarta yang beralamatkan
Jalan Sungai Kapuas Nomor 28, kode pos 57113, Surakarta. Sekolah ini dipimpin oleh Drs. Suyono, M.Si selaku kepala sekolah. Alasan penelitian melakukan penelitian ini di SMK Negeri 1 Surakarta dengan pertimbangan sebagai berikut: a. Lokasi SMK Negeri 1 Surakarta termasuk strategis dan dekat dengan jangkauan penulis, sehingga dapat memudahkan penulis dalam mobilitas, komunikasi, dan transportasi. Dengan demikian, penulis dapat mengatur biaya dan waktu yang dibutuhkan dalam penelitian agar lebih efisien. b. SMK Negeri 1 Surakarta bersedia dan mau memberikan ijin bagi penulis untuk menjadi lokasi penelitian dan diharapkan juga memberikan kontribusi manfaat bagi sekolah tersebut. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan guru mata pelajaran akuntansi yang membantu dalam pelaksanan, perencanaan tindakan, observasi dan refleksi selama penelitian berlangsung,sehingga secara tidak langsung kegiatan penelitian bisa terkontrol sekaligus menjaga validasi hasil penelitian.
2.
Sejarah Singkat SMK Negeri 1 Surakarta Pada tanggal 1 September 1946 di kota Surakarta telah berdiri sebuah
lembaga pendidikan yang bernama Sekolah Tinggi Ekonomi dengan lokasi di jalan Simpon. Pada tahun 1947 sampai dengan 1948 namanya diubah menjadi Sekolah Ekonomi Menengah dengan alamat di jalan Tembaga II Surakarta. Sejalan dengan perkembangan waktu, pada tahun 1959 sampai dengan tahun 1960 nama sekolah itu diganti menjadi Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) yang tetap bertahan sampai dengan tahun 1996. Pada tanggal 1 Januari 1997, nama SMEA diubah commit to user 34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 menjadi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Surakarta yang berlokasi di jalan Kapuas No. 28 Surakarta. Adapun pemegang jabatan sebagai pimpinan SMK Negeri 1 Surakarta adalah sebagai berikut. Tabel 3.1 Nama dan Masa Jabatan Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Surakarta No NAMA MASA JABATAN 1 Drs. KRMT. Prawironegoro 1 September 1946 - 19 Desember 1948 2 Soedasmo Atmojo 27 Desember 1948 - 1952 3 Mr. KRMT. Tirtodiningrat 27 Desember 1952 - 1954 4 Drs. Prawironegoro 27 Desember 1954 - 1955 5 R.S. Budiwiryo 27 Desember 1955 - 31 Maret 1958 6 R.S. Soecipto 1 April 1958 - 10 Desember 1965 7 D. Soetadi 20 Desember 1965 - 23 Januari 1967 8 Drs. Roelijan S. 23 Januari 1967 - 1 Juni 1981 9 Soeparjo Sastro A., BA 1 Juni 1981 - 1 Maret 1986 10 Drs. Soekemi 1 Maret 1986 - 27 Juni 1987 11 Drs. Soedaryono 27 Juni 1987 - 13 Maret 1988 12 Drs. Winanto 13 Maret 1988 - 30 Agustus 1988 13 Sunarno, BA 30 Agustus 1988 - 1 Januari 1993 14 Dra. Soekiyah N. 28 Januari 1993 - 29 Juli 1999 15. Drs. Mukaswan 1 Agustus 1999 – 2010 16. Drs.Suyono,M.Si 2010 – Sekarang (Sumber: data primer yang diolah 2012)
3.
Visi dan Misi SMK Negeri 1 Surakarta a. Visi SMK negeri 1 Surakarta sebagai berikut: Penyelenggaraan Pendidikan dan Latihan yang Mampu Menghasilkan Tamatan Sesuai Tuntuttan Dunia Usaha/ Dunia Industri di Msa Sekarang dan di Masa yang akan datang. b. Misi SMK Negeri 1 Surakarta 1) Menyelenggarakan
pendidikan
dan
pelatihan
yang
memberikan
kompetensi pada siswa sesuai dengan program keahliannya, memiliki keterampilan dasar yang memadai, ulet, jujur, dan disiplin. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 2) Menumbuhkan jiwa kewirausahaan 3) Menjalin kerja sama dengan dunia usaha/ dunia industri dalam melaksanakan pendidikan sistem ganda, prakerin dan penyerapan/ penyaluran tamatan. 4.
Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Surakarta SMK Negeri 1 Surakarta memiliki struktur organisasi seperti yang terlihat
pada gambar di bawah ini: Kepala Sekolah Drs. Suyono, M.Si.
BP3
MS Kepala Sub. Bagian TU
BP Waka Kesiswaan
Waka Humas
Drs. Suratno
Drs. Bambang Riyanto
Waka Kurikulum
Waka Ketenagaan
Drs. Juni Irianto M.Pd
Mujiyo Slamet,S.Ag
Kaprodi
Kaprodi
Kaprodi
Pemasaran
Akuntansi
Adm.Perkantoran
Guru
Siswa Gambar 3.1 Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Surakarta commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 5.
Keadaan Lingkungan SMK Negeri 1 Surakarta Secara umum SMK Negeri 1 Surakarta yang berlokasi di Jalan Kapuas No.
28 Surakarta ini berkondisi cukup baik dan memenuhi syarat untuk digunakan kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan penelitian, peneliti dapat menggambarkan lokasi sekolah SMK Negeri 1 Surakarta seperti denah sekolah di bawah ini: U 1
3
2
25
28 4
7
6
8
5
9 27
29
26
11
11
11
11
1 11
12 30 15
14
10
22
16 13
32 33
22 28
17
11 18
31
11
19
11
11
11
11
11
11 34
23
24 11
Gambar 3.2
Denah SMK Negeri 1 Surakarta commit to user
20
11
21
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 Ket:
1. Taman Sekolah 2. Toko 3. Ruang BK 4. Kafetaria 5. Ruang Komite dan Kop. 6. Ruang TU 7. Ruang Tamu 8. Ruang Kepala Sekolah 9. Ruang Tim ISO 10. Kamar Mandi Guru 11. Ruang Kelas 12. Perpustakaan 13. Lab TUK/ Adm. Perkantoran 14. Ruang GURU 15. Ruang WK 16. Ruang KP 17. Ruang UKS 18. Lab AK 19. Bank Mini 20. Ruang Rapat 21. Lab. Ketik 22. Kamar Mandi Siswa 23. Masjid 24. Kantin Penjaga 25. Ruang BKK 26. Ruang BK commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 27. Ruang Gamelan dan Panggung 28. Gudang 29. Lab. Bahasa 30. Aula 31. Ruang OSIS 32. Lab. Komputer 33. Ruang Mentenir 34. Gudang OSIS
6.
Waktu Penelitian Waktu untuk kegiatan penelitian ini adalah mulai bulan November 2011
sampai bulan Mei 2012. Waktu ini meliputi kegiatan pelaksanaan penelitian, pelaksanaan tindakan, analisis data dan penyusunan laporan, dengan jadwal sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 Tabel 3.2 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dalam Penelitian Kegiatan Penelitian Nov
Des
Jan
1. Pelaksanaan Penelitian
a. Koordinasi dengan kepala sekolah dan guru b. Diskusi dengan guru mengenai permasalahan pembelajaran c. Mengajukan judul dan mini proposal d. Menyusun proposal e. Menyiapkan instrumen penelitian 2. Pelaksanaan Tindakan a. Siklus I 1) Perencanaan Tindakan 2) Pelaksanaan Tindakan 3) Observasi 4) Refleksi b. Siklus II 1) Perencanaan Tindakan 2) Pelaksanaan Tindakan 3) Observasi 4) Refleksi 3. Analisis Data dan Penyusunan Laporan 1. Analisis Data
2. Penyusunan Skripsi 3. Ujian dan Revisi 4. Penggandaan dan Pengumpulan Skripsi commit to user
Bulan Feb Mar
Apr
Mei
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 B. Subjek Penelitian Penelitian ini difokuskan pada kelas X bidang keahlian akuntansi. SMK Negeri 1 Surakarta pada bidang keahlian akuntansi memiliki dua kelas, yaitu X AK 1 dan X AK 2. Pada kedua kelas tersebut ditemukan adanya permasalahanpermasalahan dalam kegiatan belajar mengajar khususnya mata pelajaran akuntansi. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil salah satu subyek yaitu siswa kelas X AK 2 dengan jumlah 40 siswa perempuan pada semester genap tahun ajaran 2011/2012.
C. Data dan Sumber Data Data dan sumber data merupakan hal yang berbeda. Jenis data menunjuk data apa saja yang menjadi fokus penelitian, sedangkan sumber data menunjuk dari mana saja data itu diperoleh. Jenis data pada penelitian ini adalah prestasi belajar siswa dan minat belajar siswa. Dalam memilih sumber data, peneliti harus benarbenar berpikir mengenai kelengkapan informasi yang akan dikumpulkan dan juga validitasnya. Sumber data dalam penelitian ini, antara lain: 1.
Informan Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini yang menjadi informan adalah guru mata pelajaran akuntansi kelas X AK tahun ajaran 2011/2012 dan siswa X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta.
2.
Aktivitas Melalui pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, peneliti bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara langsung. Peristiwa dalam penelitian ini adalah proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran akuntansi.
3.
Dokumen Dokumen dan arsip juga merupakan sumber data yang paling penting artinya dalam penelitian tindakan kelas. Dokumen dan arsip sebagai sumber data yang dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan data peneliti yang ada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 kaitannya dengan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu: silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan hasil pekerjaan siswa,dalam hal ini siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta.
D. Pengumpulan Data Untuk memecahkan masalah dalam penelitian diperlukan data yang relevan dengan permasalahan, sedangkan untuk mendapatkan data tersebut perlu digunakan teknik pengumpulan data sehingga dapat diperoleh data yang benar-benar valid dan dapat dipercaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain dengan menggunakan: 1.
Observasi Observasi dilaksanakan kolaborasi antara peneliti dan guru yaitu dengan melaksanakan, mengamati, mengidentifikasi, dan mencatat apa kekurangan dan kelebihan dalam proses pembelajaran.
2.
Wawancara Menurut Herawati Susilo dkk (2008:60) “Wawancara merupakan teknik pengumpulan data melalui pertanyaan yang diajukan oleh peneliti kepada peserta didik, orang tua atau guru lain”. Menurut Kunandar (2009: 159-160), wawancara dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu : a.
Wawancara terstruktur Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan mempersiapkan bahan wawancara terlebih dahulu.
b.
Wawancara setengah terstruktur Wawancara setengah terstruktur adalah wawancara yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu, tetapi memberikan keleluasaan untuk tidak langsung fokus ke pertanyaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 c.
Wawancara tidak tersetruktur Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara dimana prakarsa untuk memilih topik bahasan diambil oleh siswa atau orang yang diwawancarai. Jenis wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara berstruktur, dimana bahan wawancara telah dipersiapkan terlebih dahulu. Wawancara dilakukan oleh peneliti kepada guru mata pelajaran akuntansi dan siswa terhadap kegiatan belajar mengajar. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran akuntansi, penentuan tindakan dan respon yang timbul sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan.
3.
Dokumentasi Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip nilai, buku, agenda pembelajaran, dan sebagainya. Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah, data identitas siswa, data hasil belajar kognitif siswa yang berupa nilai ulangan harian mata pelajaran Akuntansi, untuk memperoleh data tentang kemampuan awal siswa.
4.
Tes Tes hasil belajar (achievement test) merupakan alat ukur untuk mengukur prestasi belajar. Tes ini dilaksanakan dalam rangka mengetahui hasil dari kegiatan pembelajaran siswa setelah pelaksanaan tindakan. Tes prestasi belajar dalam penelitian ini dibuat oleh peneliti untuk menilai dan mengukur prestasi belajar siswa berkenaan dengan penguasaan materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran.
5.
Angket atau Kuesioner Menurut Masidjo (2010:70) “angket atau kuesioner adalah suatu daftar pertanyaan yang tertulis secara rinci dan lengkap yang harus dijawab oleh responden tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya.” commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 Berdasarkan pengertian diatas, peneliti menggunakan angket langsung dalam bentuk chek list ( √ ). Angket terstruktur adalah angket yang disusun sedemikian rupa, sehingga siswa tinggal memilih alternatif jwaban yang sudah tersedia. Angket untuk mengetahui pendapat siswa setelah siswa diajar dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning metode mencari pasangan (Make a Match). Alasan peneliti menggunakan angket terstruktur adalah: a.
Memberikan kemudahan bagi siswa untuk memberikan tanggapan, karena siswa hanya diminta memilih salah satu dari beberapa alternatif jawaban.
b.
Data yang terkumpul sesuai dengan kebutuhan peneliti
E. Uji Validitas Data Penelitian
Tindakan
Kelas
yang
dilakukan
perlu
diuji
derajat
keterpercayaannya atau derajat kebenaran penelitiannya, yaitu dengan mengkaji suatu bentuk validasi. Menurut Hopkins, dkk (1993) dalam Rochiati Wiriaatmadja (2006: 168) terdapat beberapa bentuk validasi yang dilakukan dalam penelitian ini, diantaranya adalah: 1. Validitas Member Check Validitas member check dilakukan dengan memeriksa kembali keteranganketerangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara baik kepada siswa maupun guru apakah informasi itu tetap sifatnya atau tidak berubah, sehingga dapat dipastikan keajegannya dan terperiksa kebenarannya. 2. Validitas Triangulasi Validitas triangulasi adalah dengan memeriksa kebenaran hipotesis dengan membandingkan hasil orang lain yang menyaksikan situasi yang sama, yaitu dengan mitra peneliti lain. Dalam penelitian ini triangulasi dilakukan berdasarkan sudut pandang peneliti dan mitra peneliti sebagai pengamat atau observer. Selain itu, triangulasi juga dilakukan dengan membandingkan dengan dua sudut pandang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 lain untuk menguji kebenarannya, yaitu penilaian dari guru terhadap respons siswa pada waktu pembelajaran berlangsung dan penilaian dari siswa terhadap kinerja guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. 3. Validitas Audit Trail Validitas audit trail dilakukan dengan memeriksa kesalahan-kesalahan di dalam metode atau prosedur yang dipakai peneliti dalam pengambilan kesimpulan. Selain itu validitas audit trail dilakukan dengan memeriksa catatan-catatan yang ditulis oleh peneliti atau pengamat mitra peneliti yang berguna untuk meretreive informasi atau data yang ada. 4. Validitas Expert Opinion Validitas expert opinion adalah validitas yang dilakukan dengan meminta nasihat kepada pakar. Dalam penelitian ini peneliti meminta nasihat kepada pembimbing skripsi untuk memeriksa semua tahapan kegiatan penelitian. Dengan demikian, pembimbing akan memberikan arahan, per-baikan, modifikasi, atau penghalusan yang akan meningkatkan derajat keter-percayaan penelitian ini 5. Validitas Key Respondents Review Validitas key respondents review adalah meminta salah seorang atau beberapa mitra peneliti atau orang yang banyak mengetahui tentang Penelitian Tindakan Kelas, untuk membaca draft awal laporan penelitian ini dan meminta pendapatnya.
F. Analisis Data Didalam penelitian ini, peneliti menganalisis data dengan menggunakan analisis interaktif. Menurut Miles dan Huberman dalam Herawati, dkk (2008:103) cara untuk menganalisis data secara kompleks dapat dilakukan dengan teknik analisis data kualitatif, yang salah satu modelnya adalah teknik analisis interaktif. Analisis interaktif tersebut terdiri atas tiga komponen kegiatan yang saling terkait satu sama lain, diantaranya: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 1. Reduksi Data Reduksi
data
merupakan
proses
menyeleksi,
menentukan
fokus,
menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data lengkap yang ada dalam catatan lapangan. Dalam penelitian ini, reduksi data dilakukan dengan pemilahan dan penyisihan data yang kurang bermakna, sehingga dapat dilakukan penarikan kesimpulan akhir untuk kemudian diverifikasi. 2. Paparan Data Paparan data merupakan proses menata rapi berbagai data dalam bentuk narasi dengan dilengkapi matriks, grafik, dan/atau diagram. Dalam penelitian ini, pemaparan data dilakukan dengan menyajikan data pada tabel untuk mengolah prestasi dan minat belajar siswa pada siklus I dan siklus II, sehingga dapat diketahui sejauh manakah keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar. 3. Penarikan Kesimpulan Dalam penelitian tindakan kelas, analisis data harus dilakukan sepanjang proses pelaksanaan tindakan penelitian. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan membandingkan kesimpulan sementara yang ditarik pada siklus 1, ke kesimpulan yang sudah direvisi pada akhir siklus 2, sehingga dapat dilihat adanya peningkatan atau perubahan setelah dilakukan penelitian. Pengumpulan Data
Penyajian Data
Reduksi Data
Gambar 3.3
Penarikan/Verifikasi
Alur Analisis Data
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
G. Indikator Kinerja Penelitian Penelitian harus memiliki tujuan yang hendak dicapai sehingga perlu dirumuskan indikator keberhasilan tindakan yang disusun secara realities dengan mempertimbangkan kondisi sebelum diberikan tindakan dan jumlah siklus tindakan yang akan digunakan. Pada penelitian ini, peneliti menetapkan indikator kinerja penelitian sebagai berikut: Tabel 3.3 Indikator Kinerja Penelitian
Aspek yang diukur
Persentase Siswa
Cara mengukur
yang ditargetkan Mengerti dan menerapkan
80%
metode Make a Match
Nilai hasil diperoleh dari pengamatan di kelas mengihitung dari jumlah siswa yang menemukan pasangan pertanyaan jawaban yang tepat
Minat siswa
80%
Nilai hasil diperoleh dari penyebaran angket
Prestasi belajar siswa
85%
(standar nilai 77)
Nilai dihitung dari banyaknya siswa yang mampu melampaui batas ketuntasan (77) dibagi dengan jumlah siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
G. Prosedur Penelitian Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar akuntansi pada kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta dengan model pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match). Setiap tindakan upaya peningkatan indikator tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: 1)Perencanaan Tindakan; 2)Pelaksanaan Tindakan; 3)Observasi dan Interpretasi; 4)Analisis dan Refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur dari empat tahap seperti pada gambar berikut ini: PERENCANAAN
TINDAKAN
OBSERVASI
Gambar 3.4 Prosedur Pelaksanaan PTK
commit to user
REFLEKSI
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 Menurut Taggart (1988) dalam Zainal Aqib (2009:30-32) menggambarkan bentuk pelaksanaan PTK sebagai berikut: Identifikasi Masalah
Perencanaan Tindakan I Refleksi I SIKLUS I
Pelaksanaan Tindakan I
Observasi I
Refleksi II Observasi II
SIKLUS II
Perencanaan Tindakan II
Pelaksanaan Tindakan II Siklus Berikutnya
Gambar 3.5
Siklus Kegiatan Penelitian Kelas (Spiral Tindakan Kelas, adaptasi dari Hopkins dalam Zainal Aqib, 2009:31)
Dalam penelitian ini, direncanakan berlangsung dalam dua siklus. Adapun kedua siklus tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1.
Rancangan Siklus I commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 a.
Perencanaan Tindakan Pada tahap ini peneliti bersama guru melakukan berbagai persiapan dan perencanaan pembelajaran kooperatif metode Make a Match, yaitu meliputi: 1) Membuat skenario penerapan metode Make a Match a. Menyiapkan kartu yang disesuaikan dengan jumlah siswa, 20 kartu yang berisi soal dan yang 20 berisi kartu jawaban yang akan dibagikan guru kepada siswa dengan materi jurnal penyesuaian. b. Guru membagi kelas menjadi 2 kelompok yaitu kelompok pembawa kartu pertanyaan dan kelompok pembawa kartu jawaban. Kelas X AK 2 terdiri dari 40 siswa sehingga setiap kelompok terdiri dari 20 siswa. c. Guru membagi kartu pertanyaan dan jawaban kepada siswa dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk memikirkan jawaban atas kartu yang dipegangnya. d. Setelah siswa siap untuk mencari pasangannya, guru memberikan tanda agar siswa mulai untuk bergerak mencari pasangannya dengan batas waktu 3 menit. e. Setelah siswa menemukan pasangannya, siswa dipersilakan duduk bersebelahan dan mendiskusikan berdua. f. Siswa menjelaskan kartu yang dimilikinya di depan kelas, sedangkan pasangan
lain
memperhatikan
dan
memberikan
tanggapan
atau
pertanyaan jika ada. 2) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang diperlukan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi jurnal penyesuaian dan model pembelajaran kooperatif metode Make a Match, soal tes tertulis. 3) Menyusun instrumen pengumpulan data, meliputi: a) Kriteria keberhasilan proses dan prestasi belajar siswa berdasarkan pelaksanaan tindakan; kriteria dan indikator keberhasilan siswa ditentukan bersama guru berdasarkan situasi yang sebenarnya di kelas tempat penelitian berlangsung; commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51 b) Angket untuk mengukur minat. c) Instrumen observasi interaksi antar siswa dalam kegiatan kelompok kooperatif; d) Instrumen observasi ketuntasan prestasi belajar siswa.
b.
Pelaksanaan Tindakan Peneliti melakukan tindakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disusun bersama guru yang akan dilakukan di kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta, yaitu pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan metode Make a Match untuk meningkatkan kualitas proses dan prestasi belajar
siswa
pada
mata
pelajaran
akuntansi.
Pelaksanaan
tindakan
dilaksanakan ke dalam dua siklus yang memiliki rancangan sebagai berikut: 1) Rancangan Siklus I a) Pendahuluan (1) Memberikan apersepsi kepada siswa. (2) Memberikan motivasi kepada siswa agar lebih bersemangat dalam memulai pelajaran akuntansi. (3) Menyampaikan tujuan pembelajaran, kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa. b) Kegiatan inti (1) Memberikan penjelasan secara garis besar tentang materi yang dibahas. (2) Membagi
dua kelompok, yaitu kelompok pembawa kartu
pertanyaan dan kelompok pembawa kartu jawaban. (3) Membagikan kartu berisi pertanyaan dan jawaban kepada siswa kemudian siswa memulai mencari pasangan yang cocok. (4) Siswa yang sudah menemukan pasangan pertanyaan- jawaban duduk bersebelahan dan mendiskusikan kartu yang dimikinya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 (5) Setelah siswa berdiskusi, mereka mengemukakan di depan kelas sementara pasangan yang lain memperhatikan dan memberikan respon berupa pertanyaan atau tanggapan. (6) Peneliti dan guru melakukan evaluasi tertulis, dan siswa mengerjakan secara individual bukan secara kelompok atau berpasangan. c) Penutup (1) Peneliti memberikan pembahasan atas apa yang telah dibahas dalam pembelajaran dan soal-soal evaluasi. (2) Memberikan penghargaan pada kelompok yang dinilai memiliki kinerja paling baik dan kompak.
c.
Observasi dan interpretasi Pada tahap ini peneliti dan guru mengamati proses pembelajaran kooperatif metode Make a Match pada pelajaran akuntansi yang telah direncanakan. Peneliti dan guru mencatat hal- hal yang terjadi ketika tindakan berlangsung antara lain: 1)partisipasi siswa, 2)interaksi siswa dalam kelompok kooperatif/ berpasangan, 3)hal- hal lain yang berpengaruh terhadap tindakan yang diberikan.
d.
Analisis dan Refleksi Data- data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan dianalisa. Berdasarkan hasil observasi tersebut dapat diperoleh hasil dari pembelajaran kooperatif metode Make a Match. Dengan demikian, dapat diketahui pula peningkatan minat dan prestasi belajar siswa dalam pelajaran akuntansi. Berdasarkan hasil refleksi ini dapat diketahui kelebihan dan kelemahan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I kemudian dapat diperbaiki pada siklus II, sehingga perbaikan tersebut membawa peningkatan kualitas belajar dan prestasi siswa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 2.
Rancangan Siklus II Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah
dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus sebelumnya. Pada siklus II materi yang diajarkan adalah neraca lajur atau kertas kerja perusahaan dagang. Tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi akan mengacu pada siklus I.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pra Tindakan Peneliti melakukan observasi awal sebelum melakukan tindakan siklus I. Observasi awal ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan yang timbul dalam pembelajaran akuntansi. Proses mengidentifikasi masalah dilakukan dengan melakukan pada kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta. Observasi awal perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi sesungguhnya di lapangan. Hal ini terkait dengan hal-hal yang masih perlu diperbaiki atau ditingkatkan dalam prosses belajar mengajar. Hasil identifikasi masalah pada proses pembelajaran antara lain sebagai berikut: 1.
Ditinjau dari segi siswa a)
Siswa kurang aktif dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran akuntansi. Dalam pembelajaran akuntansi sebagian besar siswa tampak
kurang memperhatikan penjelasan dari guru, kurang memberikan respon terhadap pertanyaan dan penjelasan dari guru, siswa juga mengeluh terhadap tugas yang diberikan oleh guru, siswa tidak langsung mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, tidak tepat waktu dalam mengumpulkan tugas, serta siswa kurang senang terhadap mata pelajaran akuntansi. Keadaan seperti ini (kurang antusias) disebabkan oleh metode mengajar guru yang kurang tepat, guru kurang memberikan penjelasan materi sehingga siswa kurang memahami pelajaran akuntansi, guru terlalu banyak memberikan latihan soal namun tidak disertai dengan penjelasan teori yang cukup sehingga siswa jenuh dengan kegiatan yang monoton tersebut padahal latihan soal sebenarnya sangat diperlukan siswa agar dapat mempelajari akuntansi dengan baik.
commit to user 54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55 b)
Siswa kurang percaya pada kemampuan diri sendiri sehingga tugas dikerjakan dengan tidak maksimal dan hanya mengandalkan meniru pekerjaan temannya. Dalam mengerjakan soal-soal latihan tampak siswa kurang percaya
diri. Hal ini terlihat dari soal-soal latihan yang diberikan guru, tidak semua siswa
menyelesaikan
pekerjaannya.
Siswa-siswa
lain
baru
akan
mengerjakan bila guru telah memberi peringatan dan kebanyakan dari siswa ini tidak mengerjakan tugas mereka sendiri, mereka hanya mengandalkan teman yang telah mengerjakan kemudian meniru hasil pekerjaan teman tersebut. Kurangnya percaya diri siswa ini disebabkan karena kemampuan siswa yang masih belum paham dengan pelajaran akuntansi. Hal ini disebabkan saat pelajaran akuntansi berlangsung siswa kurang memberi perhatian dan melakukan tindakan-tindakan yang mengganggu pelajaran masuk dalam ingatan, misalnya: siswa masih bercanda, berbicara dengan teman, atau melamun. Metode mengajar guru juga mempengaruhi tingkat perhatian siswa terhadap pelajaran. Metode yang kurang sesuai dan monoton akan membuat siswa bosan tidak memperhatikan pelajaran. Metode yang kurang tepat membentuk kebiasaan yang kurang baik bagi siswa dan tentu saja akan sangat menghambat ketika siswa dituntut untuk mengerjakan ujian secara mandiri. Keadaan yang seperti ini sangat berpengaruh pada prestasi belajar siswa yang kurang memuaskan atau banyak yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). c)
Siswa kurang antusias untuk membeli buku-buku pelajaran dan hanya mengandalkan buku ajar dari sekolah yang jumlahnya sangat terbatas. Para siswa belajar hanya mengandalkan buku ajar yang disediakan
sekolah padahal jumlah buku tersebut kurang memenuhi jumlah siswa (40). Buku ajar hanya dibagikan satu untuk teman satu meja atau satu buku untuk dua siswa, sehingga siswa yang tidak membawa buku ajar akan kesulitan dalam belajar dir rumah dan kurang memahami pelajaran. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56 Siswa juga kurang antusias untuk membeli buku lain untuk menambah pemahaman siswa. d)
Prestasi belajar siswa rata-rata belum mencapai KKM Akibat dari pembelajaran yang kurang optimal yang dikarenakan
model pembelajaran yang masih lama, dan kurangnya antusias siswa dalam proses pembelajaran, dan kurangnya kepercayaan diri siswa menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa. Hal ini terlihat dari tes teori produktif akuntansi menunjukkan bahwa 25 dari 40 siswa mendapatkan nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 77. Ini berarti menunjukkan 37,5% % atau 15 siswa yang belum tuntas tes teori produktif akuntansi. Oleh kerena itu, perlu dilakukan suatu perbaikkan agar hasil belajar kognitif siswa dapat meningkat.
2.
Ditinjau dari segi guru a)
Metode pembelajaranyang diterapkan guru kurang tepat Metode pembelajaran yang digunakan guru belum tepat dan belum
mampu untuk memacu minat, keaktifan, dan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar di kelas. Hal ini mengakibatkan suasana pembelajaran kurang menarik dan siswa cepat bosan apalagi jika jadwal pelajaran akuntansi sampai 3 jam pelajaran atau sama dengan 3 x 45 menit (135menit) yang terasa sangat lama. Pembelajaran akuntansi di SMK Negeri 1 Surakarta dikatakan kurang hidup. Hal ini terlihat dari penggunaan metode pembelajaran ceramah dan latihan soal secara terus menerus sehingga menjadikan siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Pada saat pembelajaran akuntansi guru sudah mencoba membangkitkan minat siswa dengan memberikan pendekatan secara pribadi dan dengan memotivasi serta menegur langsung siswa yang tidak mau memperhatikan pelajaran, namun cara ini ternyata belum mampu berhasil untuk membangkitkan semangat dan minat belajar siswa. Guru belum dapat menemukan suatu metode commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57 pembelajaran yang dapat meningkatkan antusiasme siswa terhadap pelajaran akuntansi. b) Guru memiliki tugas ganda sebagai guru pelajaran dan sebagai bendahara tata usaha. Guru mata pelajaran akuntansi yang mengajar kelas X AK selain bertugas mengajar di kelas juga memiliki tugas lain yaitu sebagai bendahara tata usaha. Tugas tambahan ini menjadikan guru semakin banyak pekerjaan sehingga saat jam mengajar sudah tiba, guru masih terlambat untuk masuk kelas atau terkadang guru membawa pekerjaan tambahan itu saat mengajar dan siswa hanya diberi soal latihan untuk dikerjakan saat guru menyelesaikan tugas tambahan tersebut. Tugas ganda yang dimiliki guru memiliki sisi positif maupun sisi negatif. Sisi positif dengan adanya tugas ganda sebagai pengajar dan sebagai bendahara tata usaha yaitu guru memiliki kemampuan dan ketrampilan yang ganda pula yaitu sebagai guru yang dapat mengajar di kelas dan sebagai pegawai tata usaha yang kompeten, Selain sisi positif ada pula sisi negatif dengan adanya tugas ganda tersebut. Jika guru kurang dapat mengatur waktu, maka tugas sebagai guru dan sebagai bendahara tata usaha juga mengalami gangguan. Tugas tambahan sebagai bendahara tata usaha memiliki banyak pekerjaan dan terkadang guru tidak mampu menyelesaikan pekerjaan tersebut di luar jam pelajaran sehingga guru terlambat masuk kelas dan membawa sebagian pekerjaannya untuk dikerjakan disela-sela siswa mengerjakan soal latihan. Tindakan seperti ini akan memecah konsentrasi guru dan kurang maksimal dalam mengajar sehingga siswapun kurang mendapat perhatian, daya serap saat guru menjelaskan hanya sedikit yang dapat ditangkap oleh siswa dan pada akhirnya prestasi juga kurang memuaskan.
B. Deskripsi Hasil Penelitian Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan commitdan to (4) useranalisis dan refleksi tindakan. tindakan, (3) observasi dan interpretasi,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58 1. Siklus I Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus I melalui model Cooperative Learning metode mencari pasangan (Make a Match) sebagai berikut: a.
Perencanaan Tindakan Siklus I Perencanaan pada tindakan I dilaksanakan pada hari Rabu, 15 Februari
2012 di ruang pengurus bank mini SMK Negeri 1 Surakarta. Tahap perencanaan tindakan I meliputi kegiatan sebagai berikut : 1) Guru pembimbing bersama peneliti membicarakan tentang skenario pembelajaran yang akan dilakukan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match) yang akan dilakukan dalam penelitian. 2) Guru dan peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi jurnal penyesuaian perusahan dagang dengan pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match). 3) Guru dan peneliti mempersiapkan perlengkapan yang digunakan dalam penelitian seperti: soal latihan, soal evaluasi akhir beserta jawabannya, serta kartu- kartu pertanyaan dan jawaban. 4) Guru dan peneliti membuat angket untuk mengetahui minat belajar akuntansi siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pelaksanaan tindakan I dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan, seperti yang telah direncanakan, yaitu pertemuan I pada hari Sabtu, 18 Februari 2012, pertemuan II pada hari Rabu, 22 Februari 2012 dan pada pertemuan III pada hari Jumat, 24 Februari 2012 di ruang kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta. Pertemuan dilaksanakan selama 7x45 menit sesuai dengan Skenario pembelajaran dan RPP. Pelaksanaan tindakan I ini dengan materi penyesuaian perusahaan dagang. Pelaksanaan tindakan ini guru menjelaskan materi jurnal penyesuaian dengan jelas dan menjelaskan metode mencari pasangan (Make a Match) kepada siswa. commitsiswa to user Tindakan berikutnya guru bersama mengaplikasikan metode mencari
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59 pasangan (Make a Match) secara praktik. Setelah siswa berhasil menemukan pasangan atas kartu yang dimilikinya, siswa dipersilakan duduk semeja dengan pasangan yang terbentuk tersebut. Pasangan-pasangan tersebut mendiskusikan kartu–kartu yang dimilikinya kemudian secara bergantian mempresentasikan di depan kelas. Pada akhir tindakan guru dan peneliti melaksanakan evaluasi untuk siklus I dengan materi jurnal penyesuaian perusahaan dagang. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut diuraikan sebagai berikut : 1) Pertemuan pertama (Sabtu, 18 Februari 2012) a) Guru mengawali pembelajaran dengan memberikan salam hangat kepada siswa dan sambutan siswa kurang bersemangat karena sudah lelah pada jam pelajaran terakhir. b) Guru memeriksa kehadiran siswa dengan melakukan absensi siswa, mengikuti pelajaran adalah Ulfa Anggraeni Solichah karena menjaga kafe dan Rona Untari karena bertugas menjaga bank mini. c) Guru berusaha mengkondisikan kelas. d) Guru memperkenalkan peneliti dan tujuannya mengadakan penelitian di kelas X AK 2. e) Guru memberikan kesempatan berbicara bagi peneliti. f) Ketika peneliti berbicara dan menyampaikan tujuannya untuk mengadakan penelitian, siswa terlihat antusias dan sudah akrab dengan peneliti karena sebelumnya pernah diajar oleh peneliti saat PPL. g) Peneliti menyerahkan waktu kepada guru kembali. h) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang hendak dicapai siswa yaitu dapat menyusun jurnal penyesuaian. i) Guru mengulas kembali siklus akuntansi dan mengajak siswa untuk menghubungkan antara materi yang sebelumnya dengan sekarang. j) Guru menjelaskan materi tentang fungsi jurnal penyesuaian. k) Guru memberikan contoh- contoh data yang memerlukan penyesuaian pada akhir periode dan memberikan latihan kepada siswa. Seluruh siswa mengerjakan, namun beberapa siswa mengerjakan soal diselingi dengan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60 bercanda membuat kelas menjadi ramai sehingga guru dan peneliti menegur siswa yang ramai seperti Fora Byas, Imanuel, Galuh Rahayu. l) Guru mencocokkan hasil pekerjaan mereka secara bersama. m) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempertanyakan halhal yang kurang dimengerti. Siswa yang bertanya Eka Diana dan Bella Nirmala Sari. n) Guru meminta Afi Wulandari untuk memimpin doa dan guru menutup dengan salam.
2) Pertemuan kedua (Rabu, 22 Februari 2012) a) Membuka pelajaran dan memeriksa kehadiran siswa. Seluruh siswa hadir dan Afi Wulandari dan Dyah Shinto izin tidak menjaga bank mini dan kafe selama pelajaran akuntansi sehingga jumlah siswa di kelas lengkap. b) Mengulas materi sebelumnya tentang jurnal penyesuaian dan menjelaskan secara singkat lagi supaya lebih jelas. c) Selajutnya guru menjelaskan pembelajaran kooperatif melalui metode mencari pasangan (Make a Match). Guru menjelaskan mekanisme metode mencari pasangan (Make a Match) dengan pelan-pelan, sebagian besar siswa mengerti dan menganggukan kepala dan mengatakan “mengerti”, namun beberapa siswa yang lain masih bingung dan bertanya- tanya pada teman sebangkunya. d) Guru memberikan penjelasan mengenai pelajaran hari ini, siswa diminta membagi kelas menjadi 2 kelompok besar yaitu pemegang kartu pertanyaan dan pemegang kartu jawaban. e) Guru membagikan kartu soal dan kartu jawaban kepada kelompok yang terbentuk. f) Kelompok pembawa kartu pertanyaan harus memikirkan jawaban dan mencarinya pada kelompok pembawa kartu jawaban. g) Setelah semua siswa yang membawa kartu pertanyaan siap untuk mencari pasangan atas kartunya, maka guru memerintahkan siswa untuk bergerak to user dan mencari pasangannya commit dalam waktu 3 menit.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61 h) Setelah semua siswa menemukan pasangannya, guru meminta siswa untuk duduk dan mengkondisikan kelas agar tidak ricuh. i) Siswa mendiskusikan kartu pertanyaan dan jawaban bersama pasangannya dan memamparkan di depan kelas secara bergantian. j) Guru dan peneliti mengawasi jalannya presentasi sambil berkeliling dan membuka kegiatan diskusi/ tanya jawab bagi siswa atau kelompok lain yang ingin memberikan masukan terhadap kelompok yang menyajikan hasil kerjanya di depan kelas. k) Setelah presentasi berakhir,siswa mengumpulkan hasil kerja kelompoknya. l) Guru mengakhiri pelajaran dengan memberitahuan akan diadakan evaluasi pada pertemuan selanjutnya kemudian menutup dengan salam. 3) Pertemuan ketiga (Jumat, 24 Februari 2012) a) Membuka pelajaran dengan salam. Beberapa siswa masih ada yang terlambat tetapi masih dimaafkan dan dipersilakan masuk kelas. b) Guru meminta Afi Wulandari untuk memimpin doa c) Guru memeriksa kehadiran dan ternyata seluruh siswa masuk kelas. Fora Byas dan Galuh Ratnaningtyas izin tidak menjaga bank mini dan kafe selama pelajaran akuntansi. d) Guru meminta siswa untuk mempersiapkan diri mengerjakan tes evaluasi dan siswa duduk di tempatnya masing-masing dengan tertib dan rapi. Guru membagikan soal tes. Guru memberikan waktu 50 menit untuk mengerjakan soal evaluasi. e) Guru mengawasi jalannya tes dan meminta siswa untuk mengerjakan tes secara mandiri, tidak saling bekerja sama. Setelah waktu tes habis, guru mengumpulkan lembar siswa saat itu juga. f) Guru membagikan angket untuk menilai minat belajar siswa. Setelah selesai diisi oleh siswa, angket tersebut dikumpulkan kepada guru. g) Sebelum mengakhiri pertemuan guru membuat kesimpulan dari materi yang sudah diajarkan kemudian menutup pembelajaran dengan ucapan terima kasih dan salam. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62 c.
Observasi dan Interpretasi Tindakan Siklus I Peneliti melakukan observasi di kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta.
Peneliti melakukan observasi bersama dengan guru akuntansi kelas X AK. Guru melakukan proses pembelajaran sedangkan peneliti berdiri di belakang dan berkeliling mengamati para siswa dalam proses belajar mengajar. Peneliti mengamati apa saja yang dilakukan siswa selama pembelajaran dan sesekali membantu menanggapi pertanyaan dari siswa. Pada siklus I tepatnya hari Sabtu, 18 Februari 2012, guru memulai memberikan materi jurnal penyesuaian pada perusahaan dagang. Setelah menyampaikan materi guru memberikan latihan soal untuk mengerti seberapa dalam pemahaman siswa. Pada pertemuan yang pertama ini, guru belum menggunakan pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match) melainkan hanya mengajar dengan ceramah, tanya jawab dan latihan soal kemudian dicocokkan bersama. Pada hari Rabu, 22 Februari 2012 guru mengajar dengan pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match). Guru menjelaskan materi jurnal penyesuaian lagi untuk mengulang pelajaran yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya kemudian guru menerangkan metode mencari pasangan (Make a Match). Siswa terlihat bersemangat untuk mencari pasangan atas kartu yang dipegangnya. Siswa dikatakan dapat melakukan metode Make a Match dengan baik dilihat dari beberapa penilaian yang ditetapkan peneliti. Penilaian tersebut antara lain apabila siswa memahami secara langsung sesaat setelah penjelasan pelaksanaan, siswa tersebut dapat menemukan pasangan soal dan jawaban dengan tepat dan tidak melampaui batas waktu yang ditetapkan. Siklus I ini akan ditutup dengan evaluasi akhir agar prestasi belajar dari siklus I dapat segera diketahui. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar akuntansi di X Ak 2, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Berdasarkan hasil wawancara terhadap siswa, siswa merasakan banyak manfaat dengan diterapkannya metode mencari pasangan (Make a Match) yang diterapkan di depan kelas yaitu selain permainan to user yang menyenangkan siswa lebih commit dapat berinteraksi dengan rekannya, siswa tidak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63 malas mencari pasangan soal dan jawaban, antusiasme siswa terhadap pelajaran juga mengalami peningkatan. Informasi yang didapatkan setelah mengadakan evaluasi siklus I dan penyebaran angket sebagai berikut: 1) Siswa memiliki minat untuk belajar akuntansi sebesar 77,1% yang dinilai cukup baik dan mencerminkan siswa cukup bersemangat dalam proses belajar mengajar. 2) Siswa yang sudah mengerti dan melaksanakan metode mencari pasangan (Make a Match) sebesar 80% yang dinilai dari banyaknya siswa yang berhasil menemukan pasangan sebelum 3 menit. 3) Kemampuan rata-rata siswa mengerjakan soal secara mandiri dengan benar dan mencapai KKM memiliki nilai 79,9. Nilai ini sudah mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 77, namun masih ada 10 atau 25% siswa yang belum tuntas mencapai KKM. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan dan rencana untuk meningkatkan prestasi siswa. Hasil observasi dan interprestasi yang telah dilakukan dapat dilihat berikut ini: Tabel 4.1 Kemampuan mencari pasangan (Make a Match) Siklus I
Kriteria
Jumlah siswa
Persentase
Berhasil
32
80%
Belum berhasil
8
20%
Total
40
100%
(Sumber: data primer yang diolah 2012)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64 Tabel 4.2
Minat Belajar Siklus I
Indikator A. Kedisiplinan
Keterangan Jumlah siswa Sangat setuju 8 Setuju 23 Tidak setuju 9 Sangat tidak setuju 0 Jumlah 40 B.Tidak mudah Sangat setuju 16 putus asa Setuju 12 Tidak setuju 12 Sangat tidak setuju 0 Jumlah 40 C.Perasaan senang Sangat setuju 6 Setuju 28 Tidak setuju 6 Sangat tidak setuju 0 Jumlaj 40 D. Kemauan Sangat setuju 6 Setuju 24 Tidak setuju 10 Sangat tidak setuju 0 Jumlah 40 E.Mengulang Sangat setuju 16 pelajaran Setuju 15 Tidak setuju 9 Sangat tidak setuju 0 Jumlah 40 F. Ingin berhasil Sangat setuju 18 Setuju 48 Tidak setuju 14 Sangat tidak setuju 0 Jumlah 40 G.Ketertarikan Sangat setuju 17 kepada mata Setuju 12 pelajaran Tidak setuju 11 Sangat tidak setuju 0 Jumlah 40 H.Perasaan Sangat setuju 26 terhadap situasi Setuju 35 Tidak setuju 19 Sangat tidak setuju 0 Jumlah 40 (Sumber: data primer yang diolah 2012) commit to user
Persentase 20% 57,5% 22,5% 0% 100% 40% 30% 30% 0% 100% 15% 70% 15% 0% 100% 15% 60% 25% 0% 100% 40% 37,5% 22,5% 0% 100% 22,5% 60% 17,5% 0% 100% 42,5% 30% 27,5% 0% 100% 32,5% 43,75% 23,75 0% 100%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65 Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat tingkat minat yang dimiliki siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta Tabel 4.3
Capaian Indikator Minat Belajar Siswa Siklus I
Indikator
Jumlah
Persentase
A. Kedisiplinan
31
77,5%
B. Tidak mudah putus asa
28
70%
C. Perasaan senang
34
85%
D. Kemauan
30
75%
E. Mengulang pelajaran
31
77,5%
F. Ingin berhasil
(32+34):2 = 33
G. Ketertarikan kepada mata pelajaran H. Perasaan terhadap situasi
29 (29+32):2 = 30,5
Rata-rata
82,5% 72,5% 76,25% 77,1%
(Sumber: data primer yang dioah 2012) Hasil penilaian minat belajar siswa jika disajikan dalam grafik akan nampak sebagai berikut: P
90
E
80
R
70
S
60
E
50
N
40
T
30
A
20
S E
Minat belajar siswa
10 0 A
Gambar 4.1
B
C
D
E
F
G
H
Capaian Indikator Minat Belajar Siswa Siklus I commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66 Keterangan : A
: Kedisiplinan
B
: Tidak mudah putus asa
C
: Perasaan senang
D
: Kemauan
E
: Mengulang pelajaran
F
: Ingin berhasil
G
: Ketertarikan kepada mata pelajaran
H
: Perasaan terhadap situasi
Berdasarkan evaluasi siklus I, ketuntasan prestasi belajar (77) yang tercapai pada siklus I sebanyak 30 siswa dengan presentasi 75% dan siswa yang belum tuntas sebanyak 10 siswa atau 25% serta nilai rata- rata siswa 79,9. Ketuntasan belajar siswa tersebut dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 4.4
Kriteria Ketuntasan Minimal
77
Nilai Hasil Evaluasi Siklus I
Kriteria
93 – 100 85 – 92 77 – 84 69 – 76 61 - 68 <61
Prestasi Belajar Akuntansi Indikator Ketercapaian 85% Sebelum Tindakan Setelah Tindakan Siklus I Jumlah Jumlah Persentase Persentase Siswa Siswa 0 1 24 4 7 4
0% 2,5% 60% 10% 17,5% 10%
1 6 23 10 0 0
2,5% 15% 57,5% 25%
100%
40
100%
10% Total Siswa
40
(Sumber: data primer yang diolah 2012)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67 Tabel 4.5 Ketuntasan Prestasi Belajar Siklus I
Kriteria
Jumlah Siswa
Persentase
Tuntas
30
75%
Belum Tuntas
10
25%
Total
40
100%
(Sumber: data primer yang diolah 2012)
d.
Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I Hasil observasi yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa penerapan
metode mencari pasangan (Make a Match) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas. Sebelum penerapan metode Make a Match, rata-rata kelas adalah 73,7 kemudian setelah diterapkannya metode ini, rata-rata kelas
menjadi 79,9. Jumlah siswa yang
mendapatkan nilai diatas standar ketuntasan 77 sebanyak 30 siswa dari jumlah keseluruhan 40 siswa. Akan tetapi, indikator ketercapaian pada siklus I belum tercapai dari 85% target yang direncanakan, yaitu baru 75% siswa yang memperoleh nilai diatas 77 sedangkan 25% siswa yang lainnya masih belum tuntas. Ketuntasan prestasi belajar siswa dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
80 70 60 50 40 30 20 10 0
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
JUMLAH SISWA PERSENTASE
BELUM TUNTAS
TUNTAS
Jumlah siswa Persentase (%)
BELUM TUNTAS
Gambar 4.2 Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa Siklus I commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68 Berdasarkan hasil observasi saat pelaksanaan Siklus I, peneliti melakukan analisis sebagai berikut: 1) Beberapa kelemahan guru dalam Siklus I adalah : a) Guru terlalu cepat dalam menerangkan sehingga siswa belum dapat mengikuti pelajaran dengan baik. b) Guru dalam menjelaskan kurang keras suaranya sehingga siswa yang berada di belakang tidak mendengar dan tidak memerhatikan pelajaran. c) Guru belum dapat memonitoring siswa secara keseluruhan, sehingga siswa masih banyak yang belum diperhatikan. d) Guru belum memberikan penghargaan kepada siswa yang mampu menyelesaikan tugas dengan benar, teliti, dan lebih cepat daripada siswa yang lain sehingga siswa kurang bersemangat. e) Guru belum dapat mengawasi evaluasi secara keseluruhan, sehingga beberapa siswa yang berada di belakang mengerjakan soal evaluasi dengan bekerjasama dengan teman yag lain. 2) Dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan sebagai berikut: a) Beberapa siswa masih kurang konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran b) Belum maksimalnya siswa dalam menggunakan waktu yang ditetapkan saat siswa harus menerapkan metode mencari pasangan (Make a Match), beberapa siswa terlambat menemukan pasangannya. c) Sebagian besar siswa berusaha aktif untuk mengikuti pelajaran, namun beberapa
siswa
masih
acuh
terhadap
pelajaran
dan
cenderung
mengabaikan. d) Pada saat evaluasi berlangsung, beberapa siswa terutama yang berada dibelakang tidak mengerjakan soal dengan mandiri dan jujur, mereka masih bekerjasama, saling menanyakan soal dan memberikan jawaban antara teman satu dengan teman yang lain. e) Siswa hanya akan bertanya kepada guru apabila guru melakukan pendekatan. Oleh karena itu, peran guru sebagai fasilitator sangatlah dibutuhkan dalam konteks seperti ini. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69 f) Dari segi ketuntasan belajar masih terdapat 10 siswa yang tidak tuntas dalam mengerjakan ujian, disebabkan karena siswa masih bingung untuk menentukan akun dan hitungan yang benar. Siswa yang sudah mencapai standar nilai 77 ke atas sebanyak 30 siswa ( 75% dari 40 siswa) dan siswa tersebut dinyatakan sudah mencapai ketuntasan hasil belajar. Nilai tertinggi adalah 98, nilai terendah adalah 70 dan nilai rata-rata kelas sudah cukup baik, yaitu 79,9 dibanding sebelum diterapkannya siklus I yaitu sebesar 73,7. Berdasarkan observasi dan analisa di atas, tindakan refleksi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Guru masih harus meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan dan monitoring yang merata kepada semua siswa, sehingga setiap siswa yang mengalami kesulitan akan mudah teratasi. 2) Guru lebih kreatif dan ikut serta dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi. 3) Guru harus memberikan penghargaan kepada siswa yang bisa bekerjasama dan menyelesaikan tugas dengan baik. Penghargaan ini bertujuan untuk memacu semangat atau motivasi setiap siswa untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan rapi. 4) Guru harus memerhatikan dan bersikap tegas pada saat evaluasi agar siswa mengerjakan soal secara jujur dan tidak bekerjasama dengan teman yang lain.
2. Siklus II a.
Perencanaan Siklus II Kegiatan perencanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Senin,
27 Februari 2012 di ruang tata usaha SMK Negeri 1 Surakarta. Guru bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil analisis dan refleksi dari siklus I masih terdapat beberapa kekurangan, kemudian disepakati pelaksanaan tindakan pada siklus II akan dilaksanakan selama 3 kali commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70 pertemuan, yakni pada hari Rabu, 29 Februari 2012, Jumat, 2 Maret 2012 dan Sabtu, 3 Maret 2012. Perencanaan tindakan II sebagai berikut: 1) Guru pembimbing bersama peneliti membicarakan tentang skenario pembelajaran yang akan dilakukan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match) yang akan dilakukan dalam penelitian. 2) Guru dan peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi jurnal penyesuaian perusahan dagang dengan pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match). 3) Guru dan peneliti mempersiapkan perlengkapan yang digunakan dalam penelitian seperti: soal latihan, soal evaluasi akhir beserta jawabannya, serta kartu- kartu pertanyaan dan jawaban. 4) Guru dan peneliti membuat angket untuk mengetahui minat belajar akuntansi siswa.
b.
Pelaksanaan Siklus II Kegiatan pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan selama 3 kali
pertemuan seperti yang telah direncanakan, yakni pada hari Rabu, 29 Februari 2012, Jumat, 2 Maret 2012 dan Sabtu, 3 Maret 2012. Pertemuan dilaksanakan selama 7x45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. Pelaksanaan tindakan siklus II hampir sama dengan pelaksanaan tindakan siklus I, hanya pada pelaksanaan tindakan II ini terdapat perbaikan yang masih diperlukan dari tindakan I. Materi yang disampaikan pada pelaksanaan tindakan II berbeda dengan tindakan I. Pada pelaksanaan tindakan I materi yang digunakan adalah jurnal penyesuaian perusahaan dagang sedangkan materi pada siklus II materi yang digunakan adalah kertas kerja perusahaan dagang. Kedua materi ini merupakan rangkaian yang berurutan dalam siklus akuntansi. Pada pertemuan siklus II guru menjelaskan cara menyusun kertas kerja perusahaan dagang. Pada dasarnya kertas kerja perusahaan dagang sama demgan ketas kerja perusahaan jasa yang telah dibahas pada semester I. Guru commit user bertanya tentang hal – hal yang membuka kesempatan bagi siswa yangto ingin
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71 masih belum dimengerti atau masih merasa bingung. Guru membagikan kartu pertanyaan dan jawaban kemudian setiap siswa sesegera mungkin menemukan pasangannya. Setelah bertemu dengan pasangannya, siswa berdiskusi kemudian menyampaikan hasil diskusi di depan kelas secara bergantian seperti yang dilakukan pada siklus I. Pada siklus II ini mengambil materi kertas kerja, namun materi ini merupkan kelanjutan dari jurnal penyesuaian sehingga masih berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Penyajian hasil diskusi disertai dengan tanya jawab yang lebih efektif dan suasana belajar yang hidup. Kegiatan terakhir pada siklus II ini adalah mengadakan evaluasi akhir siklus II. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut diuraikan sebagai berikut : 1)
Pertemuan pertama (Rabu, 29 Februari 2012) a) Guru mengawali pembelajaran dengan memberikan salam hangat kepada siswa. b) Guru memeriksa kehadiran siswa dengan melakukan absensi siswa, seluruh siswa hadir. c) Guru berusaha mengkondisikan kelas. d) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang hendak dicapai siswa yaitu dapat menyusun kertas kerja perusahaan dagang. e) Guru mengulas kembali siklus akuntansi dan mengajak siswa untuk menghubungkan antara materi yang sebelumnya dengan sekarang. f) Guru menjelaskan materi tentang kertas kerja perusahaan dagang. g) Guru memberikan latihan kepada siswa. Seluruh siswa mengerjakan. h) Guru mencocokkan hasil pekerjaan mereka secara bersama. i) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempertanyakan hal- hal yang kurang dimengerti. Siswa yang bertanya Handini Pratiwi dan Megawati Permata Sari. j) Guru menutup dengan salam.
2)
Pertemuan kedua (Jumat, 2 Maret 2012) commit to user a) Membuka pelajaran dengan salam.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72 b) Guru meminta Afi Wulandari memimpin doa. c) Guru memeriksa kehadiran siswa. Seluruh siswa hadir Fora Byas dan Galuh Ratnaningtyas izin tidak menjaga bank mini dan kafe selama pelajaran akuntansi. d) Mengulas materi sebelumnya kertas kerja dan menjelaskan secara singkat lagi supaya lebih jelas. e) Selajutnya guru menjelaskan pembelajaran kooperatif melalui metode mencari pasangan (Make a Match). Guru menjelaskan mekanisme metode mencari pasangan (Make a Match) dengan pelan-pelan, sebagian besar siswa mengerti dan menganggukan kepala dan mengatakan “mengerti”, namun beberapa siswa yang lain masih bingung dan bertanya- tanya pada teman sebangkunya. f) Guru memberikan penjelasan mengenai pelajaran hari ini, siswa diminta membagi kelas menjadi 2 kelompok besar yaitu pemegang kartu pertanyaan dan pemegang kartu jawaban. g) Guru membagikan kartu soal dan kartu jawaban kepada kelompok yang terbentuk. h) Kelompok pembawa kartu pertanyaan harus memikirkan jawaban dan mencarinya pada kelompok pembawa kartu jawaban. i) Setelah semua siswa yang membawa kartu pertanyaan siap untuk mencari pasangan atas kartunya, maka guru memerintahkan siswa untuk bergerak dan mencari pasangannya dalam waktu 3 menit. j) Setelah semua siswa menemukan pasangannya, guru meminta siswa untuk duduk dan mengkondisikan kelas agar tidak ricuh. k) Siswa mendiskusikan kartu pertanyaan dan jawaban bersama pasangannya dan memamparkan di depan kelas secara bergantian. l) Guru dan peneliti mengawasi jalannya presentasi sambil berkeliling dan membuka kegiatan diskusi/ tanya jawab bagi siswa atau kelompok lain yang ingin memberikan masukan terhadap kelompok yang menyajikan hasil kerjanya di depan kelas. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73 m) Setelah
presentasi
berakhir,siswa
mengumpulkan
hasil
kerja
kelompoknya. n) Guru mengakhiri pelajaran dengan memberitahuan akan diadakan evaluasi pada pertemuan selanjutnya kemudian menutup dengan salam.
3)
Pertemuan ketiga (Sabtu, 3 Maret 2012) a) Membuka pelajaran dengan salam dan memeriksa kehadiran siswa. Semua siswa hadir pada pertemuan hari ini. Ulfa dan Rona izin tidak menjaga bank mini dan kafe selama pelajaran akuntansi. b) Guru meminta siswa untuk mempersiapkan diri mengerjakan tes evaluasi dan siswa duduk di tempatnya masing-masing dengan tertib dan rapi. Guru membagikan soal tes. Guru memberikan waktu 70 menit untuk mengerjakan soal evaluasi. c) Guru mengawasi jalannya tes dan meminta siswa untuk mengerjakan tes secara mandiri, tidak saling bekerja sama. Setelah waktu tes habis, guru mengumpulkan lembar siswa. d) Guru membagi angket minat kepada siswa. Setelah siswa selesai mengisi angket, angket tersebut dikumpulkan kepada guru. e) Sebelum mengakhiri pertemuan guru membuat kesimpulan dari materi yang sudah diajarkan kemudian menutup pembelajaran dengan ucapan terima kasih dan salam.
c.
Observasi dan Interpretasi Siklus II Peneliti melakukan observasi di kelas X AK 2 SMK Negeri 1
Surakarta. Peneliti melakukan observasi bersama dengan guru akuntansi kelas X AK. Guru melakukan proses pembelajaran sedangkan peneliti berdiri di belakang dan berkeliling mengamati para siswa dalam proses belajar mengajar. Peneliti mengamati apa saja yang dilakukan siswa selama pembelajaran dan sesekali membantu menanggapi pertanyaan dari siswa. Pada siklus II tepatnya hari Rabu, 29 Februari 2012, guru memulai user perusahaan dagang. Setelah memberikan materi kertas commit kerja topada
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74 menyampaikan materi guru memberikan latihan soal untuk mengerti seberapa dalam pemahaman siswa. Pada pertemuan yang pertama ini, guru belum menggunakan pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match) melainkan hanya mengajar dengan ceramah, tanya jawab dan latihan soal kemudian dicocokkan bersama. Pada hari Jumat, 2 Maret 2012 guru mengajar dengan pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match). Guru menjelaskan materi kertas kerja lagi untuk mengulang pelajaran yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya kemudian guru menerangkan metode mencari pasangan (Make a Match). Siswa terlihat bersemangat untuk mencari pasangan atas kartu yang dipegangnya. Siswa dikatakan dapat melakukan metode Make a Match dengan baik dilihat dari beberapa penilaian yang ditetapkan peneliti. Penilaian tersebut antara lain apabila siswa memahami secara langsung sesaat setelah penjelasan pelaksanaan, siswa tersebut dapat menemukan pasangan soal dan jawaban dengan tepat dan tidak melampaui batas waktu yang ditetapkan. Siklus II ini akan ditutup dengan evaluasi akhir agar hasil belajar dari siklus II dapat segera diketahui. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar akuntansi di X AK 2, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Berdasarkan hasil wawancara terhadap siswa, siswa merasakan senang terhadap penerapan metode mencari pasangan (Make a Match) dalam pembelajaran akuntansi di kelas yaitu selain permainan yang menyenangkan siswa lebih dapat berinteraksi dengan rekannya, siswa tidak malas mencari pasangan soal dan jawaban, antusiasme siswa terhadap pelajaran juga mengalami peningkatan. Adapun gambaran informasi setelah dilakukan evaluasi dan penyebaran angket minat sebagai berikut: 1) Siswa memiliki minat untuk belajar akuntansi sebesar 87,34% yang dinilai baik dari siklus I yang memiliki persentase 77,1% serta mencerminkan antusiasme siswa untuk bersemangat dalam proses belajar mengajar. Pada siklus II ini minat siswa terlihat meningkat dari siklus I yaitu sebesar commit to user 10,24%.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75 2) Siswa yang sudah mengerti dan melaksanakan metode mencari pasangan (Make a Match) sebesar 36 siswa (90%). Hasil ini mengalami peningkatan 10% dari siklus I yang memiliki persentase 80% atau 32 siswa. Peningkatan ini dikarena siswa semakin mengerti mengenai metode mencari pasangan (Make a Match) dan semakin cepat menemukan jawabannya. 3) Kemampuan rata-rata siswa mengerjakan soal secara mandiri dengan benar dan mencapai KKM memiliki nilai 91,5. Nilai ini sudah mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 77, namun masih 5 siswa yang belum mencapai KKM. Siswa semakin memahami materi dan mampu menyelesaikan evaluasi dengan sangat baik dengan rata–rata nilai kelas 91,5 yang peneliti rasa puas dengan hasil ini. Jumlah siswa yang tuntas melebihi KKM sebanyak 35 siswa atau 87,5% dari 40 siswa, capaian ini sudah memenuhi target peneliti yang menentukan indikator ketercapaian sebesar 85%. Hasil observasi dan interprestasi yang telah dilakukan dapat dilihat berikut ini: Tabel 4.6 Kemampuan Mencari Pasangan (Make a Match) Siklus II
Kriteria
Jumlah Siswa
Persentase
Berhasil
36
90%
Belum berhasil
4
10%
Total
40
100%
(Sumber: data primer yang diolah 2012)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76 Tabel 4.7
Minat Belajar Siswa Siklus II
Indikator A. Kedisiplinan
Keterangan Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah B.Tidak mudah Sangat setuju putus asa Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah C.Perasaan senang Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah D. Kemauan Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah E.Mengulang Sangat setuju pelajaran Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah F. Ingin berhasil Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah G.Ketertarikan Sangat setuju kepada mata Setuju pelajaran Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah H.Perasaan Sangat setuju terhadap situasi Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Jumlah
Jumlah siswa 12 23 5 0 40 20 17 3 0 40 17 21 2 0 40 14 18 8 0 40 18 14 8 0 40 41 30 9 0 40 20 16 4 0 40 38 30 12 0 40
(Sumber: data primer yang diolahcommit 2012) to user
Persentase 30% 57,5% 12,5% 0% 100% 50% 42,5% 7,5% 0% 100% 42,5% 52,5% 5% 0% 100% 35% 45% 20% 0% 100% 45% 35% 20% 0% 100% 51,25% 37,5% 11,25% 0% 100% 50% 40% 10% 0% 100% 47,5% 37,5% 15% 0% 100%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77 Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat tingkat minat yang dimiliki siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta Tabel 4.8 Capaian Indikator Minat Belajar Siswa Siklus II
Indikator
Jumlah
Persentase
A. Kedisiplinan
35
87,5%
B. Tidak mudah putus asa
37
92,5%
C. Perasaan senang
38
95%
D. Kemauan
32
80%
E. Mengulang pelajaran
32
80%
F. Ingin berhasil
(41+30):2 = 35,5
G. Ketertarikan kepada mata pelajaran H. Perasaan terhadap situasi
36 (38+30):2 = 34
Rata-rata
88,75% 90% 85% 87,34%
Hasil penilaian minat belajar siswa jika disajikan dalam grafik akan nampak sebagai berikut: P
95
E R
90
S E N
85 Minat belajar siswa
80
T A S E
75 70 A
Gambar 4.3
B
C
D
E
F
G
H
to userSiswa Siklus II Capaian Indikator commit Minat Belajar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78 Keterangan : A
: Kedisiplinan
B
: Tidak mudah putus asa
C
: Perasaan senang
D
: Kemauan
E
: Mengulang pelajaran
F
: Ingin berhasil
G
: Ketertarikan kepada mata pelajaran
H
: Perasaan terhadap situasi
Berdasarkan evaluasi siklus II, seluruh siswa mampu mencapai nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan nilai rata- rata yang sangat baik yaitu 91,5 yang dapat tercermin pada tabel berikut ini: Tabel 4.9 Nilai Hasil Evaluasi Siklus II
Kriteria Ketuntasan Minimal
Kriteria
Prestasi Belajar Akuntansi Indikator Ketercapaian 85% Tindakan Siklus I Tindakan Siklus I Jumlah Jumlah Persentase Persentase Siswa Siswa
93 – 100 1 2,5% 85 – 92 6 15% 77 – 84 23 57,5% 69 – 76 10 25% 61 – 68 0 0% <61 0 0% Total 40 100% Siswa (Sumber: data primer yang diolah 2012) 77
commit to user
26 7 2 5 0 0 40
65% 17,5 5% 12,5% 0% 0% 100%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79 Tabel 4.10 Ketuntasan Prestasi Belajar Siklus II
Kriteria
Jumlah Siswa
Persentase
Tuntas
35
87,5%
Belum Tuntas
5
12,5%
Total
40
100%
(Sumber: data primer yang diolah 2012)
Berdasarkan tabel 4.10 jika disajikan dalam bentuk grafik akan terlihat seperti di bawah ini: 100
87,5
80 JUMLAH SISWA
60 40
35
20
PERSENTASE 5
12,5
0 TUNTAS
Gambar 4.6
BELUM TUNTAS
Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa Siklus II
Gambar 4.4 Ketuntasan Prestasi Belajar Siklus II
d.
Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II Hasil observasi yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa penerapan
metode mencari pasangan (Make a Match) mampu meningkatkan minat belajar siswa dan prestasi belajar akuntansi siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas. Sebelum penerapan metode Make a Match, rata-rata kelas adalah 73,7 kemudian setelah diterapkannya metode ini pada siklus I, rata- rata kelas mengalami peningkatan yaitu dengan rata – rata kelas 79,9. Hasil ini mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus II. Siswa yang mampu mencapai ketuntasan sebesar 87,5% atau 35 siswa dari 40 siswa commit to user yang ada di kelas X AK 2, selain itu nilai rata-rata kelas yang mampu diperoleh
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80 mencapai 91,5 yang masuk dalam kriteria sangat baik. Hasil tersebut sudah mencapai angka ketercapaian yang ditetapkan peneliti pada awal penelitian yaitu 85%, sehingga peneliti merasa sudah tidak perlu lagi untuk melanjutkan ke siklus III. Berdasarkan hasil observasi saat pelaksanaan siklus II, peneliti melakukan analisis sebagai berikut: 1) Dari segi guru peneliti melakukan analisis sebagai berikut: a) Guru sudah tidak terlalu cepat dalam menyampaikan materi, sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang dijelaskan guru. b) Suara guru sudah terdengar keras dan jelas sampai siswa yang duduk di barisan paling belakang sehingga siswa memerhatikan apa yang dijelaskan guru. c) Guru melakukan pendekatan kepada siswa dan dapat memonitoring kemampuan siswa sehingga siswa terlihat lebih diperhatikan oleh guru. d) Guru memberikan penghargaan atau hadiah kecil berupa makanan ringan, coklat, atau alat tulis yang dapat membuat siswa senang dan bangga jika mereka memilikinya. Penghargaan ini memacu siswa untuk bersemangat untuk memerhatikan pelajaran dan aktif dalam metode mencari pasangan (Make a Match) pada siklus II. e) Guru sudah dapat memposisikan diri saat evaluasi berlangsung, guru tidak hanya mengawas dari depan kelas namun masih berkeliling untuk mengawasi evaluasi secara ketat dan memberikan peringatan keras bagi siswa yang terbukti bekerja sama dengan siswa yang lain. Hal tersebut dilakukan agar siswa terutama yang duduk di barisan belakang dapat mengerjakan evaluasi dengan jujur dan tidak curang. 2) Dari segi siswa peneliti melakukan analisis sebagai berikut: a) Sebagian besar siswa sudah terkendali dan mengikuti pelajaran dengan sungguh – sungguh walaupun ada sebagian kecil dari siswa masih kurang konsentrasi. b) Siswa dapat menemukan pasangan dalam menerapkan metode mencari commit to userwaktu yang relatif cepat. Hal ini pasangan (Make a Match) dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81 membuktikan siswa semakin mengerti mengenai materi dan metode mencari pasangan (Make a Match) dari siklus I. c) Pada evaluasi siklus II siswa terlihat lebih sungguh–sungguh dalam mengerjakan dan sebagian besar siswa sudah dapat mengerjakan secara mandiri dan tidak bekerjasama walaupun ada beberapa siswa mencaricari kesempatan bertanya kepada temannya. d) Dari segi ketuntasan belajar 87,5% atau 35 dari 40 siswa telah mampu mencapai KKM. Berdasarkan observasi dan analisa di atas, tindakan refleksi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Guru masih harus meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan dan monitoring yang merata kepada semua siswa, sehingga setiap siswa yang mengalami kesulitan akan mudah teratasi. 2) Guru lebih kreatif dan ikut serta dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi. 3) Guru harus memberikan penghargaan kepada siswa yang bisa bekerjasama dan menyelesaikan tugas dengan baik. Penghargaan ini bertujuan untuk memacu semangat atau motivasi setiap siswa untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan rapi. 4) Guru harus memerhatikan dan bersikap tegas pada saat evaluasi agar siswa mengerjakan soal secara jujur dan tidak bekerjasama dengan teman yang lain. 5) Guru harus berusaha untuk inovatif dalam menggunakan berbagai model dan metode pembelajaran saat mengajar, sehingga siswa bersemangat dalam mengikuti pelajaran akuntansi dan tidak cepat bosan dalam pembelajaran.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus Penerapan pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match) merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa. Penelitian dilakukan dengan menerapkan dua siklus pembelajaran dengan metode yang sama pada tiap siklusnya, yaitu metode commit to user deskripsi hasil penelitian dan mencari pasangan (Make a Match). Berdasarkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82 tabel yang disajikan di atas pada siklus I dan siklus II menunjukkan peningkatan kualitas belajar dan prestasi belajar akuntansi siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 4.11 Perbandingan Minat Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II Indikator
Persentase
Capaian
Peningkatan
Siklus I
Siklus II
(dalam %)
A. Kedisiplinan
77,5%
87,5%
10%
B. Tidak mudah putus asa
70%
92,5%
22,5%
C. Perasaan senang
85%
95%
10%
D. Kemauan
75%
80%
5%
E. Mengulang pelajaran
77,5%
80%
2,5%
F. Ingin berhasil
82,5%
88,75%
6,25%
G. Ketertarikan kepada pelajaran
72,5%
90%
17,5%
H. Perasaan terhadap situasi
76,25%
85%
8,75%
Rata – rata
77,1%
87,34%`
10,24%
(Sumber: data primer yang diolah 2012)
Peningkatan minat belajar akuntansi jika ditampilkan dalam grafik sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
92,5
87,5 77,5
95 85
90 88,75 85 82,5 80 77,580 76,25 75 72,5
70
SIKLUS I SIKLUS II
A
B
Gambar 4.5
C
D
E
F
G
H
Peningkatan Minat Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
Tabel 4.12 Kemampuan siswa menemukan pasangan (Make a Match) Siklus I dan Siklus II Kriteria
Siklus I
Siklus II
Tuntas
32 siswa
36siswa
Persentase
80%
90%
Belum Tuntas
8 siswa
4siswa
Persentase
20%
10%
(Sumber: data primer yang diolah 2012) 40 35
36 32
30 25 SIKLUS I
20
SIKLUS II
15 10
8 4
5 0 TUNTAS
BELUM TUNTAS
Gambar 4.6 Peningkatan Kemampuan Metode Mencari Pasangan (Make a commit to user match) Siklus I dan Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84
Tabel 4.13 Perbandingan Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa Kriteria
Sebelum Penerapan
Siklus I
Siklus II
Tuntas
25 siswa
30 siswa
35siswa
Persentase
62,5%
75%
87,5%
Belum Tuntas
15 siswa
10 siswa
5siswa
Persentase
37,5%
25%
12,5%
Rata-rata nilai
73,7
79,9
91,5
(Sumber: data primer yang diolah 2012)
Berdasarkan tabel data dan grafik yang disajikan dalam siklus I dan siklus II hasil penelitian di atas diperoleh hasil penelitian yang mencerminkan peningkatan prestasi belajar siswa. Hasil tersebut jika dasajikan dalam bentuk grafik akan nampak sebagai berikut:
90
80
MINAT SISWA 70
MAM PRESTASI SISWA
60
SIKLUS 1
SIKLUS II
77,1
87,34
MAM
80
90
PRESTASI SISWA
75
87,5
MINAT SISWA
Gambar 4.7
Peningkatan Minat Belajar Siswa, Penerapan Make a Match dan commit to user Prestasi Belajar Siswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
85 Keterangan: Minat siswa
: Minat siswa untuk belajar dan mengikuti pelajaran akuntansi
MAM
: Kemampuan siswa untuk mengerti dan mengaplikasikan metode mencari pasangan (Make a Match)
Prestasi Siswa: Kemampuan siswa mengerjakan soal dengan benar dan mencapai nilai KKM yang ditetapkan yaitu 77.
D. Pembahasan Berdasarkan uraian dan tabel data dan grafik yang disajikan pada siklus I dan siklus II di atas diperoleh prestasi belajar yang mengalami peningkatan. Model Cooperative Learning metode mencari pasangan (Make a Match) berdampak positif terhadap kegiatan pembelajaran akuntansi. Deskripsi hasil penelitian dari siklus I sampai siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut: Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk mengetahui kondisi yang ada di SMK Negeri 1 Surakarta. Berdasarkan hasil survei awal, peneliti menemukan bahwa prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas X AK 2 masih kurang optimal, yaitu siswa masih kurang antusias mengikuti pembelajaran dan hasil evaluasi belajarnya rata- rata kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 77. Oleh karena itu, peneliti mengadakan diskusi dengan guru kelas dan mencari solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut, yaitu dengan menerapkan model Cooperative Learning metode mencari pasangan (Make a Match) Pembelajaran dengan mencari pasangan yaitu mencocokkan kartu pertanyaan dengan kartu jawaban akan memacu keaktifan siswa dan antusias siswa untuk segera menemukan pasangannya. Peneliti dibantu guru kelas kemudian menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guna melaksanakan kegiatan siklus I. Materi pada pelaksanaan tindakan siklus I ini adalah jurnal penyesuaian pada perusahaan dagang. Guru memberikan
materi dengan menjelaskan data-data yang
memerlukan penyesuaian dan jurnal yang digunakan untuk menyesuaiakan datadata tersebut agar nampak dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Guru dan to useryaitu: kelompok pembawa kartu peneliti membagi kelas menjadi commit 2 kelompok
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86 pertanyaan dan kelompok pembawa kartu jawaban. Kelas X AK 2 berjumlah 40 siswa yang dibagi dalam 2 kelompok. Kelompok pembawa kartu pertanyaan 20 anak dan kelompok pembawa kartu jawaban 20 anak. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi pada siklus I masih terdapat kekurangan dan kelemahan, yaitu siswa masih kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari respon siswa pada saat apersepsi dan dominasi beberapa siswa dalam mengemukakan pendapatnya dan dalam mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran berlangsung serta dapat dilihat juga dalam kegiatan kerja kelompok berpasangan ada beberapa siswa yang belum berpartisipasi. Selain itu, kesempatan presentasi untuk tanya jawab juga masih diabaikan para siswa yang tidak maju. Oleh karena itu, peneliti mencari solusi dan menyusun rencana pembelajaran siklus II untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam pembelajaran akuntansi pada siklus I. Materi pembelajaran pada siklus II adalah kertas kerja atau neraca lajur yang merupakan kelanjutan dari materi jurnal penyesuaian pada siklus I. Dalam pelaksanaan siklus II ini siswa terlihat lebih antusias dengan pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match) yang telah diterapkan sebelumnya, selain siswa menjadi aktif, siswa juga merasa tidak segan bertanya dan berdiskusi dengan teman pasangannya maupun menanyakan dengan guru atau peneliti. Suasana kelas menjadi semakin hidup dan siswa semakin aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam proses pembelajaran di sekolah, pada hakikatnya yang berperan aktif adalah siswa, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator. Dengan demikian, metode mengajar seharusnya beralih dari pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada siswa yang memacu siswa untuk lebih bertindak aktif dalam menerima dan mencari informasi mengenai materi yang diberikan. Salah satu metode yang dapat meningkatkan keaktifan adalah pembelajaran koperatif dengan metode mencari pasangan (Make a Match). Dengan penerapan pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a commit to rasa usersenang dan keaktifan siswa dapat Match), peran guru untuk membangkitkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
87 terbantu karena melalui metode ini siswa dapat aktif untuk bergerak mencari pasangannya, berinteraksi dengan teman pasangannya dan mengemukakan gagasan, pendapat yang ingin diutarakan. Dengan peningkatan minat belajar, siswa akan merasa tidak cepat bosan dan lebih memahami materi pelajaran sehingga prestasi siswa dapat mengalami peningkatan dari pada sebelum penerapan metode mencari pasangan (Make a Match). Berdasarkan tindakan tersebut, guru dan peneliti berhasil melaksanakan pembelajaran akuntansi yang menyenangkan sehingga prestasi belajar akuntansi dapat meningkat. Selain itu, dapat meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif dan menarik. Keberhasilan pembelajaran akuntansi dengan menggunakan pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match) dapat dilihat dari beberapa indikator-indikator antara lain: 1. Kegiatan belajar mengajar di kelas yang berpusat pada siswa (student center) sehingga siswa aktif dalam proses pembelajaran baik dalam diskusi atau kerja kelompok, presentasi, tanya jawab. Kegiatan ini dapat melatih siswa dalam bekerja sama dan menumbuhkan semangat belajar. 2. Suasana pembelajaran santai, menyenangkan, dan sesuai dengan keinginan siswa sehingga membuat siswa lebih berminat dan nyaman dalam belajar. Hal ini terlihat dari semangat dan antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran terus mengalami peningkatan. 3. Siswa mampu memahami materi yang telah diberikan dan lebih percaya diri dengan kemampuannya. Hal ini terjadi karena siswa yang awalnya belum memahami benar materi yang disampaikan oleh guru dapat menanyakannya lebih lanjut dan leluasa baik secara langsung kepada guru maupun peneliti atau teman pasangannya. 4. Penerapan pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match) dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan pencapaian prestasi belajar. Prestasi belajar tersebut dinyatakan baik karena 87,5% dari 40 siswa memiliki nilai di atas standar batas tuntas yaitu 77 dan mengalami commit to II. user peningkatan dari siklus I sampai siklus Hal ini menunjukkan bahwa secara
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
88 umum siswa telah memahami materi yang disajikan dengan baik pada proses belajar mengajar yang menggunakan pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
89
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam dua siklus di kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta dengan tiga kali tatap muka tiap siklusnya. Setiap siklusnya dilaksanakan dalam empat tahap yaitu: (1) perencanaan tindakan; (2) Pelaksanaan tindakan; (3) observasi dan interpretasi; (4) analisis dan refleksi tindakan. Berdasarkan analisis data dan pembahasan secara umum model pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match) dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta. Hal ini terbukti dari jumlah siswa yang tuntas dan nilai rata-rata kelas meningkat setiap tindakan yang dilakukan. Prestasi belajar akuntansi siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta pratindakan menunjukkan masih banyak siswa yang belum mencapai KKM (77). Banyaknya siswa yang belum tuntas sebanyak 15 siswa (37,5%) dari 40 siswa dan nilai rata-rata kelas yang dicapai 73,7. Nilai pratindakan ini menunjukan bahwa perlu adanya perbaikan untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa. Upaya peningkatan prestasi belajar akuntansi dilakukan dengan menerapkan model koopearif metode mencari pasangan (Make a Match). Setelah diadakan tindakan pada siklus I diperoleh hasil bahwa jumlah siswa yang dinyatakan tuntas atau mencapai KKM (77) sebanyak 30 siswa (75%) dari 40 siswa. Hasil ini meningkat 12,5% dari 62,5% pada pratindakan menjadi 75% pada siklus I. Rata– rata nilai yang dicapai juga meningkat yaitu 73,7 pada pratindakan I menjadi 79,9 pada siklus I. Nilai rata–rata kelas yang dicapai sudah cukup baik, namun jumlah siswa yang dinyatakan tuntas masih 30 siswa atau 75% dari 40 siswa sedangkan indikator ketercapaian peneliti adalah 85%, sehingga peneliti perlu untuk mengadakan tindakan siklus II untuk mencapai target tersebut. Tindakan pada siklus II juga menunjukan peningkatan prestasi belajar yang signifikan yaitu commit to user sebanyak 30 siswa (75%) dari 40 siswa pada siklus I menjadi 87,5% atau 89
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
90
sebanyak 35 siswa yang dapat mencapai KKM. Rata-rata nilai kelas juga meningkat dari 79,9 pada siklus I menjadi 91,5 pada siklus II. Hal ini membuktikan model kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match) dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta. Di samping dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan minat belajar akuntansi siswa. Hasil dari survei pendahuluan dengan siswa ketika pratindakan menunjukan bahwa siswa kurang tertarik dengan model pembelajaran dan metode yang digunakan selama ini oleh guru. Pascatindakan dilakukan pengisian angket tentang ketertarikan siswa setelah tindakan siklus I dan II. Angket yang dibagikan berisi sepuluh pernyataan positif mengenai pembelajaran akuntansi dengan pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match). Berdasarkan angket yang diberikan oleh peneliti mendapatkan hasil bahwa minat belajar akuntansi siswa setelah pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match) pada siklus I 77,1% yang tergolong baik. Minat belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 87,34%. Berdasarkan hasil tersebut membuktikan bahwa pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match) dapat meningkatkan minat belajar akuntansi siswa X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta. Pelaksanaan tindakan di kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Surakarta pada siklus I dan siklus II mengalami beberapa kendala diantaranya, sarana dan prasarana yang kurang mendukung pembelajaran sepenuhnya menyebabkan terganggunya kelancaran proses pembelajaran, buku pelajaran hanya berasal dari pinjaman sekolah yang jumlahnya belum memenuhi jumlah siswa. Ditinjau dari siswa, kemampuan siswa untuk konsentrasi dan memerhatikan guru masih kurang baik dan masih sulit untuk dikondisikan. Dari segi pengajaran guru pada awal tindakan dan selama proses tindakan sebagian besar siswa sudah antusias dengan pertanyaan yang diberikan guru, namun masih ada beberapa siswa yang hanya diam saja tidak ikut menjawab pertanyaan guru secara bersama-sama. Selan itu, commit to user guru kurang dapat membagi waktu antara mengajar dengan melaksanakan tugas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
91
tambahan sebagai bendahara tata usaha, sehingga terkadang guru terlambat masuk kelas atau membawa sebagian tugasnya saat mengajar. Dari segi sekolah, ketersediaan fasilitas buku ajar dan sarana dan prasarana yang lain kurang mendukung pembelajaran secara optimal.
B. Implikasi Berdasarkan simpulan diatas, maka dapat dikaji implikasinya baik implikasi teoritis maupun implikasi praktis sebagai berikut: 1.
Implikasi Teoritis Simpulan hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh
Slavin (2005:4-5) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif selain dapat meningkatkan prestasi belajar juga memiliki akibat positif lain yang dapat mengembangkan hubungan kerjasama antara anggota kelompok, membantu teman yang lemah dalam akademik, dan meningkatkan harga diri. Sementara Anita Lie (2008:55) menjelaskan model pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match) apabila dilaksanakan dengan maksimal dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa baik dalam prosesnya dan hasil yang diujikan dalam evaluasi menjadi lebih baik. Hal ini dikarenakan pembelajaran dengan metode Make a Match tidak hanya mengajarkan teori tetapi praktik untuk memberikan
materi
secara
menyenangkan
namun
tetap
mementingkan
pemahaman materi. Selain mendukung teori yang ada simpulan hasil penelitian ini juga mendukung penelitian sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan Dedi Rohendi, Waslaluddin, dan Sri Putri Ayu (2010), Nurul Inayah (2011), Riyanto (2009), Kherul Insani (2011), dan lain sebagainya yang menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif metode mecari pasangan (Make a Match) dapat meningkatkan keaktifan, minat, maupun prestasi belajar siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
92
2.
Implikasi Praktis Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan hasil evaluasi belajar siswa yang semakin dari pratindakan, siklus I maupun siklus II. Oleh karena itu, model pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match) dapat dipertimbangkan guru akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta sebagai salah satu alternatif untuk membelajarkan akuntansi.
C. Saran Berdasarkan simpulan dan implikasi yang dipaparkan di atas, maka dapat dikemukakan saran–saran sebagai berikut: 1.
Bagi guru a. Guru diharapkan dapat menerapkan pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match) untuk peningkatan prestasi belajar siswa. b. Guru memperhatikan materi yang sesuai agar dapat menerapkan pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match). c. Guru dapat menerapkan pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match) terutama saat jam-jam pelajaran terakhir agar siswa lebih semangat dan tidak cepat bosan. Secara terperinci prosedur penerapannya seperti yang dipaparkan pada halaman 60-61. d. Guru harus segera mengkondisikan siswa kembali setelah siswa selesai mencari pasangan agar suasana kelas tidak terlalu gaduh dan mengganggu kelas yang lain. e. Guru harus dapat membagi waktu dengan baik antara mengajar dengan mengerjakan tugas tambahan sebagai bendahara tata usaha sehingga saat jam mengajar tiba guru tidak terlambat masuk kelas atau tidak membawa pekerjaan yang belum diselesaikan tersebut di dalam kelas saat siswa commit to user mengerjakan soal latihan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
93
2.
Bagi siswa a. Siswa diharapkan lebih aktif dan memiliki minat belajar akuntansi yang baik agar dapat menciptakan proses belajar mengajar dan prestasi belajar yang baik. b. Dengan adanya penerapan pembelajaran kooperatif metode mencari pasangan (Make a Match) sebaiknya dimanfaatkan dengan baik oleh siswa untuk bekerja sama dalam pasangan kelompok untuk memecahkan masalah dan saling membantu satu sama lain. c. Siswa diharapkan dapat memanfaatkan sumber–sumber belajar yang ada di sekitarnya.
3.
Bagi sekolah a. Sekolah dapat meningkatkan fasilitas yang dapat mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar terutama buku ajar dan mengusahakan pemerataan fasilitas seperti LCD pada setiap kelas. b. Sekolah dapat membimbing dan memotivasi guru untuk berusaha mengembangkan model dan metode pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan keaktifan, minat dan prestasi belajar siswa.
4.
Bagi peneliti lain a. Peneliti lain dapat menemukan dan mengaplikasikan metode pembelajaran yang cocok dan disesuaikan dengan perkembangan jaman. b. Peneliti lain mampu menggali segala kemampuan untuk perbaikan dan peningkatan prestasi belajar siswa.
commit to user