1
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORASI PADA SISWA-SISWI KELAS IV SDN SELAT HILIR KUALA KAPUAS TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
OLEH SYAHRUDIN NOOR NIM. 11.23.12934
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PGSD TAHUN 2014
2
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORASI PADA SISWA-SISWI KELAS IV SDN 5 SELAT HILIR KUALA KAPUAS TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI Ditulis memenuhi sebagian persyaratan Dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi PGSD
Oleh Syahrudin Noor NIM 10.23.11.23.12934
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PGSD TAHUN 2015
3
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Syahrudin Noor
NIM
: 11.23.12934
Program Studi
: S-1 PGSD
Lembaga Asal
: Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu Perguruan Tinggi, dari sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Palangka Raya,
Juni 2015
SYAHRUDIN NOOR
i
4
ABSTRAK Syahrudin Noor. 2015. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kolaborasi Pada SiswaSiswi Kelas IV SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas Tahun Pelajaran 2014/2015.Skripsi. Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Pembimbing ( I ) Drs. M. Fatchurahman, M.Pd, M.Psi ( II ) Dian Lufia Rahmawati, M.Pd. Kata Kunci : Hasil Belajar, Model Pembelajaran Kolaborasi. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui aktivitas berbicara peserta didik dalam Bahasa Indonesia melalui model kolaborasi, (2) mengetahui peningkatan kemampuan berbicara peserta didik dalam Bahasa Indonesia setelah belajar melalui model pembelajaran kolaborasi Penelitian ini dilakukan pada minggu ke-3 dan ke-4 bulan mei 2015 yang berlokasi di SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan subjek penelitian seluruh peserta didik kelas IV SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas yang berjumlah 21 orang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes dan observasi. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila ketuntasan aktivitas belajar peserta didik secara klasikal mencapai skor minimal 3, hasil belajar dengan kriteria ketuntasan minimal 60 dengan ketuntasan belajar secara klasikal mencapai nilai minimal 85%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) penggunaan model pembelajaran kolaborasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan aktivitas berbicara peserta didik yang ditunjukkan dengan perolehan skor hasil pengamatan di atas 3, (2) pengunaan model pembelajaran kolaborasi pada mata pelajaran Bahasa Indoneia dapat meningkatkan kemampuan berbicara peserta didik yang ditunjukkan dengan perolehan nilai rata-rata 60,11 pada siklus I meningkat menjadi 72,02 pada siklus II. Ketuntasan belajar secara klasikal juga mengalami peningkatan dengan nilai 61% pada siklus I meningkat menjadi 85,7% pada siklus II.
ii
5
ABSTRACT
Syahrudin Noor. 2015. The Efforts to Improve Learning OutComes of Indonesian Using Colaboration Learning Model in Fourth Grade Learners SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas. Academic Year 2014/2015 . Thesis PGSD Studies Program Faculty of Teacher Training and Education , University of Muhammadiyah Palangkaraya. Supervisor ( I) Drs. M. Fatchurahman, M.Pd, M.Psi ( II ) Dian Lufia Rahmawati, M.Pd. Keywords : Learning OutComes, Colaboration Learning Model This research aims to : ( 1 ) determine the activity of Speaking Learning in Indonesian Discussed through Colaboration Learning Model , ( 2 ) determine the increase in the Ability of Learners to Speak. This research was conducted at weeks 3 and 4 in May 2015 , located at SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas . This research is Class Action Research ( PTK) with the subject of study all fourth grade students in SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas that totalling 21 students . The data collection techniques in this study using tests and observation . Analysis of data using qualitative and quantitative data analysis . Indicators of success in this study is that if mastery learning activities of students in the classical achieve a minimum score of 3 , the results of studying the completeness criteria of at least 60 with a passing grade in the classical reaching a minimum value of 85 % . The results of this study indicate that : ( 1 ) the use Colaboration Learning Model on Subjects Indonesian can increase the activity of Speaking learners indicated by the acquisition of a score above 3 observations , ( 2 ) the use of Colaboration Learning Model on Subjects Indonesian can improve the reading skills of students as indicated by the acquisition nilair average of 60.11 in the first cycle improving be 72.02 on the second cycle . Mastery learning in the classical values also increased with 61 % in the first cycle increased to 85.7 % in the second cycle .
iii
6
HALAMAN PERSEMBAHAN Rasa syukur atas nikmat dan kemudahan atas terselesaikannya skripsi ini, suka dan duka senantiasa membersamai pada setiap langkag perjuangan, tentunya tidak terlepas dengan orang-orang yang membersamaiku, membantu baik dari segi fikiran, dorongan, dan motivasi hingga skripsi ini dapat terselesaikan. Rasa syukur dan terima kasih ku persembahkan kepada: 1. Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan, kekuatan, kemudahan, dan barokah atas setiap langkah dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai sampai akhir yang Insya Allah tepat pada waktunya sesuai dengan harapan. 2. Kedua orang tua dan keluargaku serta andim, yang senantiasa selalu mendoakanku, menyemangatiku, memberi dorongan dan motivasi, Alhamdulillah saat ini aku hampir selesai sampai akhir. 3. Sahabat dan teman-teman yang selalu membersamaiku dalam suka maupun duka, lokal B angkatan 2011 dan teman-teman himpunanku, terima kasih kawan. 4. Almamater kebanggaanku.
iv
7
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi oleh Syahrudin Noor Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji
Palangkaraya,
Juni 2015
Pembimbing I
Drs. M. Fatchurahman, M.Pd, M.Psi
Palangkaraya,
Juni 2015
Pembimbing II
Dian Lufia Rahmawati, M.Pd
v
8
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Skripsi oleh Syahrudin Noor ini Telah dipertahankan di depan dewan penguji Pada tanggal ...... Juni 2014
Dewan Penguji,
1. Drs. Orhan, M.Pd
Ketua
1. ...................
2. Drs. M. Fatchurahman, M. P.d, M. Psi
Sekretaris
2. ...................
3. Dian Lufia Rahmawati, M.Pd
Anggota
3. ...................
4. Ichyatul Afrom, M.Pd
Anggota
4. ...................
5. A’am Rifaldi Khunaifi, M.pd
Anggota
5. ...................
Mengetahui, Ketua Program Studi PGSD
DIPLAN, M.Pd NIP. 19811116201001 1 004
Mengesahkan, Dekan FKIP
Drs. M. Fatchurahman, M. P.d, M. Psi NIP. 19660805199412 1 001
vi
9
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat Rahmat dan karunia-Nyalah peneliti dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kolaborasi Pada Siswa-Siswi Kelas IV SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas Tahun Pelajaran 2014 / 2015 “. Dalam kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar – besarnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan berupa arahan, dorongan dan saran – saran dalam penulisan Skripsi ini. Oleh karena ini peneliti menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada yang terhormat : 1. Rektor Universitas Muhammadiyah Palangkaraya dan Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan beserta staf, atas segala kebijakan, perhatian, dan dorongan sehingga penulis selesai studi. 2. Diplan, M.Pd selaku Ka. Prodi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan beserta staff. 3. Drs. M. Fatchurahman, M.Pd, M.Psi selaku pembimbing I yang telah membantu mengarahkan, membimbing dan memberikan dorongan sampai Skripsi ini selesai. 4. Dian Lufia Rahmawati, M.Pd selaku pembimbig II yang telah membantu mengarahkan, membimbing dan memberikan dorongan sampai Skripsi ini selesai.
vii
10
5. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Kuala Kapus beserta para staff. 6. Kepala Sekolah SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas dan guru – guru beserta staff yang telah bekerja sama membantu kelancaran selama pelaksanan penelitian. 7. Kedua orang tua saya tercinta dan semua keluarga serta andim, terima kasih untuk doa dan motivasi yang telah diberikan selama ini sehingga saya dapat menyelesaikan studi saya tepat waktu. 8. Teman-teman mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya dan semua pihak yang tidak saya sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan moril sehingga penulis selesai studi. Semoga amal kebaikan dari semua pihak tersebut mendapatkan pahala yang belipat ganda dari Allah SWT, dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Aamiin.
Palangka Raya, Juni 2014 Peneliti
SYAHRUDIN NOOR NIM. 11.23.12934
viii
11
DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... i LEMBAR ABSTRAK ................................................................................... ii LEMBAR ABSTRACK ................................................................................ iii LEMBAR PERSEMBAHAN ....................................................................... iv LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... v LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN .................................... vi KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii DAFTAR ISI .................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xiii BAB
I
PENDAHULUAN ....................................................................... A. Latar Belakang ................................................................... B. Identifikasi Masalah ............................................................ C. Batasan Masalah ................................................................. D. Rumusan Masalah ............................................................... E. Tujuan Penelitian ................................................................ F. Manfaat Penelitian ..............................................................
1 1 4 4 5 5 5
BAB
II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS ...................................... A. Analisi Teoritis ................................................................... 1. Belajar ........................................................................... a. Pengertian Belajar ..................................................... b. Tujuan Belajar ........................................................... c. Pengertian Hasil Belajar ............................................ 2. Bahasa Indonesia ........................................................... a. Pengertian Bahasa Indonesia ...................................... b. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia ..................... c. Berbicara ................................................................... 3. Model Pembelajaran ....................................................... 4. Model Pembelajaran Kolaborsi......................................... a. Pengertian Model Pembelajaran Kolaborasi .............. b. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Kolaborasi.. ......... c. Ciri-ciri Model Pembelajaran Kolaborasi.................... d. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kolaborasi................ ................................................. e. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kolaborasi..................................................................... B. Penelitian Yang Relevan ....................................................... C. Kerangka Berpikir ................................................................. D. Hipotesis Tindakan ...............................................................
7 7 7 7 8 9 10 10 11 13 14 15 15 19 21
ix
23 26 28 29 30
12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 1. Tempat Penelitian .......................................................... 2. Waktu Penelitian ............................................................ B. Jenis Penelitian ..................................................................... C. Subyek Penelitian ................................................................. D. Prosedur Penelitian ............................................................... 1. Repleksi awal..................................................................... . 2. Penyusunan Perencaanaa..................................................... 3. Pelaksanaan Tindakan......................................................... 4. Pengamatan Persiklus......................................................... 5. Repleksi............................................................................... E. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 1. Teknik pengumpulan data .............................................. 2. Instrumen Penelitian ...................................................... F. Teknik Analisis Data ............................................................. 1. Kuantitatif........................................................................... 2. Kualitatif............................................................................. G. Indikator Keberhasilan Penelitian .......................................... H. Jadwal Penelitian ..................................................................
32 32 32 32 32 39 40 40 41 41 42 42 43 43 44 47 48 49 50 50
BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN ............................... 51 A. Deskripsi Data ....................................................................... 1. Deskripsi Data Pra Tindakan ............................................ 2. Deskripsi Data Siklus I ..................................................... 3. Deskripsi Data Siklus II ................................................... B. Pengujian Hipotesis Tindakan ................................................ 1. Peningkatan Aktivitas Peserta Didik.................................... 2. Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik.............................. C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. BAB V
51 51 54 65 75 75 76 76
PENUTUP .................................................................................. 81 A. Simpulan ............................................................................... 81 B. Rekomendasi ......................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
13
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4. Tabel 5. Tabel 6. Tabel 7. Tabel 8. Tabel 9. Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 Tabel 18
Rencana Pelaksanaan Tindakan Persiklus ....................................... Lembar Pengamatan Terhadap Peserta Didik ................................... Lembar Pengamatan Terhadap Pendidik .......................................... Kisi-kisi Soal Tes ............................................................................ Jadwal Penelitian ............................................................................. Hasi Tes Awal ................................................................................. Data Pengamatan Kegiatan Guru Oleh Pengamat I (guru)................ Data Pengamatan Ciri-ciri Keberhasilan Belajar Pada Peserta Didik Oleh Pengamat I (guru)........................................................... Data Pengamatan Kegiatan Guru Oleh Pengamat II (Teman) ........... Data Pengamatan Ciri-ciri Keberhasilan Belajar Pada Peserta Didik Oleh Pengamat II (Teman Sebaya) ........................................ Data Hasil Tes Siklus I .................................................................... Data Pengamatan Kegiatan Guru Oleh Pengamat I (guru)................ Data Pengamatan Ciri-ciri Keberhasilan Belajar Pada Peserta Didik Oleh Pengamat I (guru) ........................................................ Data Pengamatan Kegiatan Guru Oleh Pengamat II (Teman) ........... Data Pengamatan Ciri-ciri Keberhasilan Belajar Pada Peserta Didik Oleh Pengamat II (Teman Sebaya) ........................................ Data Hasil Tes Siklus II ................................................................... Rekapitulasi Data Pengamatan Aktivitas Guru dan Peserta Didik .... Rekapitulasi Hasil Belajar Peserta Didik............................................
xi
41 45 46 47 50 52 57 58 59 61 62 67 68 69 71 72 77 78
14
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Diagram Alur Penelitian ................................................................ 30 Gambar 2. Penelitian Tindakan Kelas ............................................................. 36
xii
15
DAFTAR LAMPIRAN Halaman LAMPIRAN I LAMPIRAN II LAMPIRAN III
....................................................................................... ....................................................................................... ...........................................................................................
xiii
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk membentuk sumber daya manusia yang bertujuan untuk meningkatkan kualiatas hidupnya. Selain itu, melalui pendidikan akan terbentuk sumber daya manusia yang berakal dan mempunyai pengetahuan. Hal ini sangat diperlukan untuk menguasai dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang diajarkan secara berkesinambungan pada setiap jenjang pendidikan formal dari jenjang sekolah dasar (SD) sampai kejenjang lanjutan yang lebih tinggi. Bahasa Indonesia sekolah berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi, baik dalam membantu menjelaskan dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari- hari. Pendidikan Bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada peserta didik di sekolah. Tak heran apabila mata pelajaran ini kemudian diberikan sejak masih di bangku SD hingga lulus SMA. Dari situ diharapkan peserta didik mampu menguasai, memahami dan dapat mengimplementasikan keterampilan berbahasa. Seperti membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Logikanya, selama 12 tahun mereka telah merasakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dibangku sekolah. Selama itu pula peserta didik
2
mempelajari pelajaran Bahasa Indonesia. Tetapi kenyataannya kualitas berbahasa Indonesia peserta didik yang telah lulus SMA masih saja jauh dari apa yang dicita- citakan sebelumnya, misalnya untuk berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Tujuan pengejaran Bahasa Indonesia pada semua jenjang pendidikan adalah membimbing peserta didik agar mampu memfungsikan Bahasa Indonesia dalam komunikasi dengan segala aspeknya. Pengajaran Bahasa Indonesia mempunyai beberapa fungsi diantaranya : penggunaan bahasa dengan maksud menjadi anggota masyarakat yang disenangi dan diterima secara baik oleh masyarakat, untuk tujuan praktis seperti meraih ilmu dan teknologi, menggerakan suatu massa, memperoleh suatu pekerjaan, memperlancar pekerjaan, dan sebagainya, bahasa untuk pemakaian dalam konteks berpikir, mengerti tentang suatu hal, menyimpan pengertian dan mengembangkan pengertian baru, serta digunakan untuk memasuki dan mendalami suatu tata cara dan tata nilai hidup suatu masyarakat. Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan yaitu pada proses pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung dimana peserta didik kurang memahami materi pembelajaran yang disampaikan guru. Hal itu dipengaruhi karena saat proses pembelajaran pendidik cenderung menggunakan metode ceramah dan guru kurang melibatkan peserta didik secara langsung sehingga menyebabkan situasi pembelajaran kurang menyenangkan dan membuat peserta didik menjadi kurang memperhatikan
3
penjelasan guru. Hal ini terlihat dari hasil belajar peserta didik yang masih rendah pada pelajaran Bahasa Indonesia dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) adalah 60, dari seluruh peserta didik yang berjumlah 21 orang, ada 7 orang (37%) yang mendapat nilai di atas 60 dan 14 orang (63%) mendapat nilai di bawah KKM. Proses belajar mengajar yang demikian akan membuat peserta didik menjadi jenuh. Penyampaian materi secara konvensial misalnya ceramah, akan membuat peserta didik jenuh sebagai akibatnya peserta didik malas belajar dan pengaruh hasil belajar akan semakin menurun. Maka dari itu, setiap proses pembelajaran yang menyangkut materi, metode, media alat peraga dan sebagainya harus mengalami perubahan kearah pembaharuan . Dengan adanya inovasi tersebut di atas, maka seorang guru akan selalu dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif, terutama dalam menentukan model dan metode, karena model pembelajaran sangatlah penting seperti halnya yang dikemukakan oleh Toeti Soekamto dan Winaputra (Wulandari, 2012 ) model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar bagi para siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.
4
Berangkat dari latar belakang permasalahan tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kolaborasi Pada Siswa-Siswi Kelas IV SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas Tahun Pelajaran 2014/2015”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan pada latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut : 1. Kurangnya variasi model pembelajaran yang digunakan. 2. Kurangnya partisipasi peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. 3. Hasil belajar Bahasa Indonesia masih rendah. C. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka peneliti memberikan batasan masalah yang akan diteliti, untuk menghindari terjadinya kerancuan dan luasnya masalah yang diteliti. Adapun penelitian ini dibatasi pada : 1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa siswi Kelas IV SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas Tahun Pelajaran 2014/2015. 2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kolaborasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
5
D. Rumusan Masalah Berdasrkan permasalahan yang telah dibatasi maka penulis dapat merumuskan permasalahan yaitu sebagai berikut : 1. Bagaimanakah aktivitas pembelajaran Bahasa Indonesia dengan diterapkannya model pembelajaran kolaborasi pada siswa siswi Kelas IV SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas Tahun Pelajaran 2014/2015. 2. Apakah ada peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa siswi Kelas IV SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas Tahun Pelajaran 2014/2015. E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah dijabarkan di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah : 1. Untuk mengetahui aktivitas peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan diterapkannya Model Pembelajaran Kolaborasi. 2. Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia dengan diterapkannya model Pembelajaran kolaborasi pada siswa siswi Kelas IV SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas Tahun Pelajaran 2014/2015. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi kepala sekolah, sebagai bahan masukan dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia khususnya, dan mata pelajaran lain umumnya di SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas Tahun Pelajaran 2014/2015.
6
2. Bagi guru, model pembelajaran kolaborasi ini dapat dijadikan salah satu alternatif strategi pembelajaran Bahasa Indonesia di SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas Tahun Pelajaran 2014/2015. 3. Bagi peserta didik, model pembelajaran Kolaborasi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia di kelas IV SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas Tahun Pelajaran 2014/2015.
7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Analisis Teoretis 1. Belajar a. Pengertian Belajar Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan dalam kepustakaan. Yang dimaksud belajar yaitu perbuatan murid dalam bidang material, formal serta fungsional pada umumnya dan bidang intelektual pada khususnya. Hal ini sependapat dengan Surya (Tohirin, 2011: 8) bahwa “ belajar ialah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannnya”. Menurut Anitah W, Dkk. (2007:3) “belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan seseorang dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaanya aktif”. Menurut Oemar Hamalik (2002:35) berpendapat bahwa “belajar merupakan merupakan suatu proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja yang menimbulkan perubahan yang keadaan berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainya”. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan harus merupakan akhir dari pada periode yang cukup panjang. Berapa lama
8
waktu itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaklah merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata proses itu terjadi dalam diri seserorang yang sedang mengalami belajar. Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut diatas, dapat disimpulakan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang dari yang tidak tahu menjadi tahu, dan perubahan tersebut berupa perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan, dan sikap serta proses mental dan emosional dari seseorang. b. Tujuan Belajar Menurut Abbas (Sumarmi 2011:10) mengemukakan beberapa pendapat bahwa “tujuan belajar secara umumnya yaitu untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan ketrampilan, serta pembentukan sikap”.Sardiman (2001:79) mengemukakan bahwa “Tujuan belajar secara umum ada tiga jenis yaitu untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan ketrampilan serta pembentukan sikap”. Dalam proses belajar pasti ada suatu tujuan yang ingin dicapai, ada beberapa hal yang menjadi tujuan dalam belajar. Klasifikasi hasil belajar menurut Bloom (Sudjana, 2010: 22-23), yaitu: a) Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajara intelektual yang
9
terdiri dari enam aspek yang meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisi, sintesis, dan evaluasi. b) Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yang meliputi penerimaan, jawaban, penilaian, organisasi, dan internalisasi. c) Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar yang berupa ketrampilan dan kemampuan bertindak, meliputi enam aspek yakni gerakan refleks, keterampilan gerak dasar, kemampuan perceptual, ketepatan, keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Dengan demikian tujuan belajar adalah ingin mendapatkan pengetahuan, ketrampilan dan menanamkan sikap mental. Dengan mencapai tujuan belajar maka akan diperoleh hasil dari belajar itu sendiri. Jadi pada dasarnya tujuan belajar peserta didik adalah untuk mendapatkan pengetahuan, ketrampilan dan penanaman sikap mental dan nilai. Tercapainya pembelajaran apabila pendidik menguasai tujan pembelajaran c. Pengertian Hasil Belajar Menurut Sudjana (2010:22), bahwa “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Patmonodewo (Setiawan 2011:8) mengatakan bahawa “Hasil belajar adalah kemempuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik
10
setelah menerima pengalaman belajar, dan hasil belajar peserta didik pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku”. Menurut Hamalik (2009:155) “hasil belajar tampak sebagai perubahan tingkah laku pada diri peserta didik yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan”. berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajar akibat dari suatu aktivitas pada perubahan tingkah lakunya. 2. Bahasa Indonesia a. Pengertian Bahasa Indonesia Menurut Marlina, (2012), Bahasa Indonesia merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Dengan pembelajaran bahasa memungkinkan manusia untuk saling berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain dan untuk meningkatkan kemampuan intelektual dan kesusasteraan merupakan salah satu sarana untuk menuju pemahaman tersebut. Wibowo (2001:3) mengemukakan bahasa adalah sistem simbol buyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvesional, yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan
11
pikiran. Hampir senada dengan pendapat Wibowo, Walija ( 1996:4) mengungkapkan definisi bahasa ialah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain. Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah diharapkan membantu siswa mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan kesadaran terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. b. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia Secara umum tujuan belajar Bahasa Indonesia dinyatakan dalam kurikulum 2001 (Depdiknas,2004 : 6 ) sebagai berikut : 1. Siswa menghargai dan membanggakan bahasa dan sastra indonesia sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara. 2. Siswa memahami sastra dan bahasa indonesia dari segi bentuk, makna dan fungsi, serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk macam-macam tujuan, keperluan dan keadaan.
12
3. Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa dan sastra indonesia untuk meningatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional dan kematangan sosial. 4. Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis). 5. Siswa dapat menikmati dan memanfaatkan karya satra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. 6. Siwa menghaargai dan membanggakan satra indonesia dengan khasanah buday dan intelektual indonesia. Menurut Basiran (1999) tujuan pembelajaran bahasa indonesia adalah keterampilan komunikasi dalam berbagai konteks komunikasi. Adapun Menurut Akhadiah dkk (1991:1) tujuan pembelajaran bahasa indonesia adalah agar siswa memiliki kemampuan berbahasa indonesia yang baik dan benar serta dapat menghayati bahasa dan sastra indonesia sesuai dengan situasi dan tujuan berbahasa serta tingkat pengalaman siswa sekolah dasar. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran ditunjukan agar para siswa mampu menghayati bahasa dan juga sastra indonesia serta mempunyai kemampuan yang baik dan benar dalam berbahasa.
13
c. Berbicara Secara garis besar keterampilan berbahasa manusia dapat digolongkan menjadi 4 macam yaitu : Menyimak, Berbicara, Membaca, dan Menulis. Berdasarkan penelitian Donald E. Bird aktivitas hidup manusia didominasi aktivitas menyimak (42 %), sementara aktivitas berbicara (25%), aktivitas membaca (15%), aktivitas menulis (15%). Realitas tersebut hampir sama keadaannya dengan di Indonesia (Tarigan, 1990:48). Jadi pengertian berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi – bunyi artikulasi atau kata – kata untuk mengekpresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Adapun Pageyasa (2004:43) mengemukakan bahwa berbicara adalah kemempuan mengungkapkan pendapat atau pikiran dan perasaan kepada seseorangg atau sekelompok orang secara lisan baik berhadapan ataupun dengan jarak jauh. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa berbicara adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang yang mengucapkan kata-kata untuk menyatakan dan mengekspresikan pemikiran, gagasan dan perasaan kepada sekelompok orang atau individu sebagai pendengar. Berbicara memiliki tujuan yang bermacam-macam. Keterampilan dalam berbicara juga dibagi berdasarkan jumlah pendengar atau penyimak, serta kegiatan yang dilakukan. Keterampilan dalam berbicara harus selalu ditingkatkan, dengan begitu, kita dapat berkomunikasi dengan
14
baik dan menyampaikan pikiran kita dengan baik. Cara untuk meningkatkan keterampilan dalam berbicara yaitu dengan meningkatkan rasa percaya diri dan sering berlatih berbicara di depan umum. 3. Model Pembelajaran Menurut Khalibah ( Trianto, 2010:76 )“untuk melihat tingkat kelayakan suatu model pembelajaran untuk aspek validitas dibutuhkan ahli dan praktisi untuk memvalidasi model pembelajaran yang dikembangkan”. Soekamto dan Winataputra (1995:78) mendefinisikan ‘model pembelajaran’ sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar bagi para siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Menurut Soekunto, dkk ( Trianto, 2010:74 ) “Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan proesdur yang sistematis dalam mengkordinasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar”. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa, model pembelajaran adalah kerangka (pedoman) pembelajaran yang tersusun
15
secara sistematis untuk meningkatkan aktivitas belajar mengajar guna membantu ketercapaiannya tujuan pembelajaran itu sendiri. 4. Model Pembelajaran Kolaborasi (Colaborative Learning) a. Pengertian Model Pembelajaran Kolaborasi (Colaborative Learning) Pembelajaran kolaboratif merupakan model pembelajaran yang menerapkan paradigma baru dalam teori-teori belajar (Yufiarti:2003). Pendekatan ini dapat digambarkan sebagai suatu model pembelajaran dengan menumbuhkan para siswa untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk mencapai tujuan yang sama (Sulhan, 2006:69). Pembelajaran seperti ini sering digambarkan sebagai suatu model pengajaran yang mana para siswa bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk mencapai tujuan yang sama. Hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan belajar kolaboratif, para siswa bekerja sama menyelesaikan masalah yang sama, dan bukan secara individual menyelesaikan bagian-bagian yang terpisah dari masalah tersebut. Dengan demikian, selama berkolaborasi para siswa bekerja sama membangun pemahaman dan konsep yang sama menyelesaikan setiap bagian dari masalah atau tugas tersebut. Pendekatan kolaboratif semacam ini dipandang sebagai proses membangun dan mempertahankan konsepsi yang sama tentang suatu masalah. Dari sudut pandang ini, model belajar kolaboratif
16
menjadi efisien karena para anggota kelompok belajar dituntut untuk berpikir secara interaktif. Para ahli berpendapat bahwa berpikir bukanlah sekedar memanipulasi objek-objek mental, melainkan juga interaksi dengan orang lain dan dengan lingkungan. Dalam kelas yang menerapkan model kolaboratif, guru membagi otoritas dengan siswa dalam berbagai cara khusus. Guru mendorong siswa untuk menggunakan pengetahun mereka, menghormati rekan kerjanya, dan memfokuskan diri pada pemahaman tingkat tinggi. Peran guru dalam model pembelajaran kolaboratif adalah sebagai mediator. Guru menghubungkan informasi baru terhadap pengalaman siswa dengan proses belajar di bidang lain, membantu siswa menentukan apa yang harus dilakukan jika siswa mengalami kesulitan, dan membantu mereka belajar tentang bagaimana caranya belajar. Lebih dari itu, guru sebagai mediator menyesuaikan tingkat informasi siswa dan mendorong agar siswa memaksimalkan kemampuannya untuk bertanggung jawab atas proses belajar mengajar selanjutnya. Sebagai mediator, guru menjalani tiga peran, yaitu berfungsi sebagai falisitator, model, dan pelatih. Sebagai fasilitator, guru menciptakan lingkungan dan kreativitas yang kaya guna membantu siswa membangun pengetahunnya. Dalam rangka menjankan peran ini, ada tiga hal pula yang harus dikerjakan, antara lain :
17
a) Mengatur lingkungan fisik, termasuk pengaturan tata letak perabot dalam ruangan serta persediaan berbagai sumber daya dan peralatan yang dapat membantu proses belajar mengajar siswa. b) Menyediakan lingkungan sosial yang mendukung proses belajar siswa, seperti mengelompokkan siswa secara heterogen dan mengajak siswa mengembangkan struktur sosial yang mendorong munculnya perilaku yang sesuai untuk kolaborasi antarsiswa. c) guru memberikan tugas memancing munculnya interaksi antarsiswa dengan lingkungan fisik maupun sosial di sekitarnya. Dalam hal ini, guru harus mampu memotivasi anak. Peran sebagai model dapat diwujudkan dengan cara membagi pikiran tentang suatu hal atau menunjukkan pada siswa tentang bagaimana melakukan sesuatu secara bertahap (Sulhan, 2006:70-71) Di samping itu, menunjukkan pada siswa bagaimana cara berpikir sewaktu melalui situasi kelompok yang sulit dan melalui masalah komunikasi adalah sama pentingnya dengan mencontohkan bagaimana cara membuat perencanaan, memonitor penyelesaian tugas, dan mengukur apa yang sudah dipelajari. Peran guru sebagai pelatih mempunyai prinsip utama, yaitu menyediakan bantuan secukupnya pada saat siswa membutuhkan sehingga siswa tetap memegang tanggung jawab atas proses belajar mereka sendiri. Hal ini dilakukan dengan memberikan petunjuk dan
18
umpan balik, mengarahkan kembali usaha siswa, serta membantu mereka menggunakan strategi tertentu. Salah satu ciri penting dari kelas yang menerapkan model pembelajaran kolaboratif adalah siswa tidak dikotak-kotakan berdasarkan kemampuannya, minatnya, ataupun karakteristik lainnya. Pengkotakan tersebut dinilai menghambat munculnya kolaborasi dan mengurangi kesempatan siswa untuk belajar bersama siswa lain. Dengan demikian, semua siswa dapat belajar dari siswa lain dan tidak ada siswa yang tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan masukan dan menghargai masukan yang diberikan orang lain. Model kolaboratif dapat digambarkan sebagai berikut. Ketika terjadi kolaborasi, semua siswa aktif. Mereka saling berkomunikasi secara alami. Dalam sebuah kelompok yang terdiri atas 4 sampai 6 anak, di sana guru sudah membuat rancangan agar siswa yang satu dengan yang lain bisa berkolaborasi. Dalam kelompok yang sudah ditentukan oleh guru, fasilitas yang ada pun diusahakan anak mampu berkolaborasi. Misalnya, dalam kelompok yang terdiri atas 4 sampai 6 tersebut seorang guru hanya menyiapkan 2 sampai 3 kotak alat mewarna yang dipakai secara bergantian. Dengan harapan, setiap siswa bisa bekomunikasi satu dengan yang lainnya. Dengan komunikasi aktif antar siswa, akan terjalin hubungan yang baik dan saling menghargai. Alat tersebut bukan milik pribadi, melainkan sudah menjadi milik bersama. Setiap anak tidak merasa memiliki
19
secara pribadi, tetapi bisa dipakai bersama. Pada saat yang sama mempunyai keinginan untuk memakainya maka akan terjadi komunikasi yang alami dengan penggunaan santun bahasa. Dalam kondisi seperti ini seorang guru hanya mengamati cara kerja siswa dan cara berkomunikasi serta menjadi pembimbing saat siswa memerlukan bantuan. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, Pembelajaran kolaborasi (Colaborative Learning) merupakan model pembelajaran yang menerapkan paradigma baru dalam teori-teori belajar. Pendekatan ini dapat digambarkan sebagai suatu model pembelajaran dengan menumbuhkan para siswa untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk mencapai tujuan yang sama. b. Tujuan dan Manfaat Model Pembelajaran Kolaborasi Pendekatan kolaboratif bertujuan agar siswa dapat membangun pengetahunnya melalui dialog, saling membagi informasi sesama siswa dan guru sehingga siswa dapat meningkatkan kemampuan mental pada tingkat tinggi. Yufiarti :2003 (Sulhan,2006:69) Menurut Sulhan (2006) bahwa tujuan dari pembelajaran kolaboratif adalah sebagai berikut: a) Memaksimalkan proses kerjasama yang berlangsung secara alamiah di antara para siswa.
20
b) Menciptakan lingkungan pembelajaran yang berpusat pada siswa, kontekstual, terintegrasi, dan bersuasana kerjasama. c) Menghargai pentingnya keaslian, kontribusi, dan pengalaman siswa dalam kaitannya dengan bahan pelajaran dan proses belajar. d) Memberi kesempatan kepada siswa menjadi partisipan aktif dalam proses belajar. e) Mengembangkan berpikir kritis dan ketrampilan pemecahan masalah. f) Mendorong eksplorasi bahan pelajaran yang melibatkan bermacammacam sudut pandang. g) Menghargai pentingnya konteks sosial bagi proses belajar. h) Menumbuhkan hubungan yang saling mendukung dan saling menghargai di antara para siswa, dan di antara siswa dan guru. i) Membangun semangat belajar sepanjang hayat Sedangkan manfaat dari model pembelajaran kolaboratif ini antara lain sebagai berikut : a) Meningkatkan pengetahuan anggota kelompok karena interaksi dalam kelompok merupakan faktor berpengaruh terhadap penguasaan konsep. b) Belajar memecahkan masalah secara bersama dalam kelompok. c) Memupuk rasa kebersamaan antarsiswa, setiap individu tidak bisa lepas dari kelompoknya, mereka perlu mengenali sifat, pendapat yang berbeda dan mampu mengelolanya. Selain itu hakikat
21
manusia sebagai makhluk sosial mereka tidak dapat menyendiri melainkan memerlukan orang lain dalam hidupnya. d) Memupuk rasa tanggung jawab individu dalam mencapai suatu tujua bersama dalam bekerja tidak terjadi tumpang tindih atau perbedaann pendapat yang prinsip. e) Meningkatkan keberanian memunculkan ide atau pendapat untuk pemecahan bersama setiap individu diarahkan untuk mengajarkan atau memberi tahu kepada teman kelompoknya jika mengetahui dan menguasai permasalahan. f) Setiap anggota melihat dirinya sebagai milik kelompok yang merasa memiliki tanggung jawab karena kebersmaan dalam belajar menyebabkan mereka juga sangat memperhatikan kelompok. c. Ciri-ciri model Pembelajaran Kolaborasi Menurut Isjoni (2009:27), ciri-ciri pembelajaran kolaboratif adalah sebagai berikut : a) Setiap anggota memiliki peran dan tugas masing-masing serta bertanggung jawab atas belajarnya teman-teman sekelompoknya. b) Terjadi interaksi secara langsung antar peserta didik. c) Guru membantu pesertaa didik untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok. d) Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan. Menurut Stahl ( Ismail 2002: 12) bahwa ciri-ciri pembelajaran koaborasi adalah :
22
a) Belajar dengan teman dalam kelompok kecil b) Tatap muka antar teman c) Mendengarkan diantara anggota d) Produktif berbicara atau mengemukakan pendapat e) Siswa membuat keputusan dan aktif Adapun menurut Johnson (2002: 12) belajar dengan kolaborasi mempunyai ciri : a) Saling ketergantungan yang positif b) Dapat dipertanggungjawabkan secara individu c) Heterogen d) Berbagi kepemimpinan e) Berbagi tanggung jawab f) Ditekankan pada tugas dan kebersamaan g) Mempunyai ketrampilan dalam berhubungan sosial h) Guru mengamati i) Efektifitas tergantung kepada kelompok Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kolaborasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Siswa belajar dalam kelompok, produktif mendengar, mengemukakan pendapat dan membuat keputusan secara bersama. 2. Kelompok siswa yang dibentuk merupakan percampuranyang ditinjau dari latar belakang sosial, jenis kelamin, dan kemampuan belajar.
23
3. Panghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok. d. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kolaborasi Menurut Joyce (1996) pembelajaran koalboratif mempunyai 6 langkah utama, yaitu: a) Penyampaian tujuan dan memotivasi siswa b) Penyajian informasi dalam bentuk demonstrasi atau melalui bahan bacaan c) Pengorganisasian siswa kedalam bentuk kelompok-kelompok belajar. d) Membimbing kelompok untuk belajar e) Memberikan penghargaan baik secara kelompok maupun individu Sependapat dengan Joyce, Weil (2002) mengemukakan tentang langkah-langkah model pembelajaran kolaborasi sebagai berikut : a) Penyampaian tujuan dan memotivasi siswa b) Penyajian informasi dalam bentuk demonstrasi atau melalui bahan bacaan c) Pengorganisasian siswa kedalam bentuk kelompok-kelompok belajar. d) Membimbing kelompok untuk belajar e) Memberikan penghargaan baik secara kelompok maupun individu Menurut Jhonson (2002), bahwa model pembelajaran kolaborasi memiliki langkah-langkah sebagai berikut :
24
a) Para siswa dalam kelompok menetapkan tujuan belajar dan membagi tugas sendiri-sendiri. b) Semua siswa dalam kelompok membaca, berdiskusi, dan menulis. c) Kelompok kolaboratif bekerja secara bersinergi mengidentifikasi, mendemontrasikan, meneliti, menganalisis, dan memformulasikan jawaban-jawaban tugas atau masalah dalam LKS atau masalah yang ditemukan sendiri. d) Setelah kelompok kolaboratif menyepakati hasil pemecahan masalah, masing-masing siswa menulis laporan sendiri-sendiri secara lengkap. e) Guru menunjuk salah satu kelompok secara acak (selanjutnya diupayakan agar semua kelompok dapat giliran ke depan) untuk melakukan presentasi hasil diskusi kelompok kolaboratifnya di depan kelas, siswa pada kelompok lain mengamati, mencermati, membandingkan hasil presentasi tersebut, dan menanggapi. Kegiatan ini dilakukan selama lebih kurang 20-30 menit. f) Masing-masing siswa dalam kelompok kolaboratif melakukan elaborasi, inferensi, dan revisi (bila diperlukan) terhadap laporan yang akan dikumpulan. g) Laporan masing-masing siswa terhadap tugas-tugas yang telah dikumpulkan, disusun perkelompok kolaboratif. h) Laporan siswa dikoreksi, dikomentari, dinilai, dikembalikan pada pertemuan berikutnya, dan didiskusikan.
25
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah model pembelajaran kolaborasi adalah sebagai berikut : a) Menyampaikan tujuan belajar dan memotivasi siswa. b) Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok. c) Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang harus dikerjakan. d) Masing-masing kelompok kolaboratif berdiskusi dan membahas materi tugas secara bersinergi mengidentifikasi,mendemontrasikan, meneliti, menganalisis masalah dalam LKS atau masalah yang ditemukan sendiri. e) Setelah kelompok kolaboratif menyepakati hasil pemecahan masalah, masing-masing siswa menulis laporan sendiri-sendiri secara lengkap. f) Setelah selesai, guru menunjuk salah satu anggota kelompok untuk menyampaikan presentasi hasil diskusi kelompok kolaboratifnya didepan kelas. g) Masing-masing siswa kelompok lain dapat memberikan tanggapan terhadap hasil pembahasannya. h) Guru memberikan penjelasan singkat (klarikasi) bila terjadi kesalahan dan melakukan koreksi serta kesimpulan.
26
e. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kolaborasi Menurut Sulhan (2006), kelebihan dalam menerapkan model pembelajaran kolaborasi adalah : penerapan model pembelajaran kolaboratif yaitu sebagai berikut: a) Siswa belajar bermusyawarah. b) Siswa belajar menghargai pendapat orang lain. c) Dapat mengembangkan cara berpikir kritis dan rasional. d) Dapat memupuk rasa kerja sama. e) Adanya persaingan yang sehat. Menurut Alwasilah (2007: 109) kelebihan model kolaborasi ini diantaranya sebagai berikut. a) Menanamkan kerjasama dan toleransi terhadap pendapat orang lain dan meningkatkan kemampuan menyatakan gagasan. b) Menanamkan sikap akan menulis sebagai suatu proses karena kerja kelompok menekankan revisi, memungkinkan siswa mengajari sejawat, dan memungkinkan penulis yang agak lemah mengenal tulisan karya sejawat yang lebih kuat c) Mendorong siswa saling belajar dalam kerja kelompok dan menyajikan suasana kerja yang akan mereka alami dalam dunia professional di masa mendatang Jadi, dengan menggunakan metode kolaborasi dapat merangsang kreativitas siswa, dapat mengembangkan sikap, dan dapat
27
memperluas wawasan. Dengan menggunakan metode kolaborasi ini proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Sedangkan Kelemahannya Menurut Alwasilah (2007:47) adalah sebagai berikut. a) Memerlukan pengawasan yang baik dari guru, karena jika tidak dilakukan pengawasan yang baik, maka proses kolaborasi tidak akan efektif. b) Ada kecenderungan untuk saling mencontoh pekerjaan orang lain. c) Memakan waktu yang cukup lama, karena itu harus dilakukan dengan penuh kesabaran. d) Sulitnya mendapatkan teman yang dapat bekerjasama. Menurut Sulhan (2006), beberapa kelemahan dari model kolaborasi sebagai berikut. a) Padapat serta pertanyaan siswa dapat menyimpang dari pokok persoalan. b) Membutuhkan waktu cukup banyak. c) Adanya sifat-sifat pribadi yang ingin menonjolkan diri atau sebaliknya yang lemah merasa rendah diri dan selalu tergantung pada orang lain. d) Kebulatan atau kesimpulan bahan kadang sukar dicapai. Kelemahan dalam metode kolaborasi adalah diperlukannya pengawasan dari guru, ada kecenderungan mencontoh pekerjaan orang lain, memekan waktu yang cukup lama, sulitnya mendapatkan teman
28
yang dapat bekerjasama. Berdasarkan uraian di atas, penulis simpulkan bahwa kelemahan metode kolaborasi yaitu memakan waktu yang cukup lama dan memerlukan pengawasan yang baik dari guru.
B. Penelitian Yang Relevan Adapun hasil penelitian yang relavan dengan penelitian model pembelajaran kolaboratif ini adalah sebagai berikut : 1.
Dwi Johartono (2011) dengan judul “ Penerapan model pembelajaran kolaboratif untuk meningkatkan kualitas hasil belajar IPA siswa-siswi kelas V SD”. Hasil penelitian ini menunjukan adanya peningkatan dalam hasil belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran kolaboratif. Hal ini ditunjukan dengan adanya peningkatan dari siklus I sampai siklus II terjadi kenaikan, hal ini dapat di lihat bahwa hampir 78% nilai siswa telah memenuhi standart kelulusan yang telah ditentukan yaitu 75, dan pada siklus II siswa lebih aktif daripada siklus I. Tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran kolaboratif secara umum positif yaitu antara lain, siswa merasa bahwa model pembelajaran kolaboratif menyenangkan dan bisa dijadikan variasi kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran tidak menoton.
2.
M. Funal (2011) dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kolaborasi Pada Siswa Kelas V SDN I Siboang”. Hasil penelitian ini menunjukan adanya peningkatan dalam hasil belajar siswa setelah
29
diterapkannya model pembelajaran kolaboratif. Hal ini ditunjukan dengan adanya peningkatan dari siklus I sampai siklus II terjadi kenaikan. Hasil belajar siswa dari 60,15 (nilai rata-rata hasil belajar sebelum penelitian) menjadi 69,12 (siklus I) dan 81,64 (siklus II). Begitupun dengan ketuntasan klasikal meningkat dari ketuntasan 62,5% pada siklus I menjadi 87,5% pada siklus II. Demikian pula peningkatan daya serap klasikal dari 69,12% pada siklus I menjadi 81,64% pada siklus II.
C. Kerangka Berpikir Menggunakan model pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran sangat mempengaruhi hasil belajar peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian peran seorang guru dalam menentukan model pembelajaran yang lebih tepat dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Model pembelajaran kolaborasi (Colaborative Learning) merupakan ssalah satu model pembelajaran yang digunakan untuk dapat melibatkan langsung peserta didik dalam proses belajar mengajar, dengan penerapan model pembelajaran seperti ini dan sesuai dengan materi yang diajarkan, maka diharapkan peserta didik dapat belajar dengan menyenangkan dan mendapatkan hasil yang maksimal.
30
Model ini cocok digunakan dalam mata pelajaran bahasa indonesia, sehingga peneliti berpendapat penggunaan model pembelajaran kolaboratif dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik khususnya.
Kondisi Awal : Hasil Belajar Bahasa Indonesia Masih Rendah
Penelitian tindakan Kelas : Pembelajaran menggunakan Model Kolaborasi
Kondisi Akhir : Hasil Belajar Meningkat pada Mata pelajaran Bahasa Indonesia
Siklus n : Hasil Belajar Bahasa Indonesia Meningkat tiap akhir siklus
Gambar 1. Diagram Alur Penelitian
D. Hipotesis Tindakan Menurut Good dan Scates (Nazir, 2005:151 ) bahwa “ Hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisikondisi yang diamati, dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah penelitian selanjutnya”. Demikian juga dengan Kerlinger (Sopiah, 2010:90 ) mendefinisikan bahwa “Hipotesis adalah pernyataan dugaan (conjectural) tentang hubungan antaraa dua variabel atau lebih”. Menurut Purwanto dan
31
Sulistyastuti (2007:137) hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah (belum tentu kebenarannya) sehingga harus diuji secara empiris. Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Aktivitas peserta didik selama mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kolaborasi (Colaborative Learning) lebih aktif.
2.
Terdapat peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kolaborasi kolaborasi (Colaborative Learning) pada siswa-siswi Kelas IV SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas Tahun Pelajaran 2014/2015.
32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas Tahun Pelajaran 2014/2015 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2014 sampai dengan Januari 2015.
B. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Menurut Sukidin,dkk (Tukiran, dkk 2010:16 ) bahwa “penelitian tindakan kelas adalah sebagai suatu bentuk penelaahan penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat
33
memperbaiki dan/atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran dikelas secara lebih profesional”. Menurut Sukidin dkk. (2002:54) ada 4 macam bentuk penelitian tindakan kelas, yaitu: 1. penelitian tindakan guru sebagai peneliti. 2. penelitian tindakan kolaboratif. 3. penelitian tindakan simultan terintegratif. 4. penelitian tindakan sosial eksperimental. Dalam penelitian ini menggunakan guru sebagai peneliti, dimana guru sangat berperan sekali dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini, tujuan utama penelitian tindakan kelas ialah untuk meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung secara penuh dalam proses perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Kehadiran pihak lain dalam penelitian ini peranannya tidak dominan dan sangat kecil. Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang berkesinambungan. Kemmis dan Taggart (Arikunto, 2002: 83), menyatakan bahwa model penelitian tindakan kelas adalah berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan kelas pada suatu siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi dan refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa sudah cukup. Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-hal yang terjadi dimasyarakat atau sekolompok sasaran, dan
34
hasilnya langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan (Arikunto, 2002:82). Ciri atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan anggota kelompok sasaran. Penelitian tidakan adalah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan invovatif yang dicoba sambil jalan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam prosesnya pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling mendukung satu sama lain. Tujuan penelitian tindakan harus memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut: 1. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu benar-benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani serta dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan. 2. Kegiatan penelitian, baik intervensi maupun pengamatan yang dilakukan tidak boleh sampai mengganggu atau menghambat kegiatan utama. 3. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien, artinya terpilih dengan tepat sasaran dan tidak memboroskan waktu, dana dan tenaga. 4. Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci, dan terbuka, setiap langkah dari tindakan dirumuskan dengan tegas sehingga orang yang berminat terhadap penelitian tersebut dapat mengecek setiap hipotesis dan pembuktiannya. 5. Kegiatan penelitian diharapkan dapat merupakan proses kegiatan yang berkelanjutan (on-going), mengingat bahwa pengembangan dan perbaikan
35
terhadap kualitas tindakan memang tidak dapat berhenti tetapi menjadi tantangan sepanjang waktu. (Arinkunto, 2002:82-83). Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan kelas (PTK), maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas dari Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto, 2002: 83), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut:
36
Gambar 2. Penelitian Tindakan Kelas
Model : Kemmis dan Mc Taggrat (1998) Sumber : Nizar Alam Hamdani, dan Dody Hermana(2008:52)
37
SIKLUS I 1.
Perencanaan Adapun kegiatan yang di laksanakan dalam tahap perencanaan sebagai berikut: a.
Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b.
Membuat lembar observasi peserta didik untuk melihat proses belajar mengajar berlangsung di dalam kelas ketika metode pembelajaran kolaborasi diterapkan.
c.
Membuat tes akhir atau LKPD untuk melihat hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran kolaborasi diterapkan.
2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan ini merupakan penerapan dari perencanaan yang telah dibuat yang dapat berupa suatu penerapan metode pembelajaran tertentu yang bertujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan metode pembelajaran yang sedang dijalankan. Pada tahap ini guru menerapkan metode pembelajaran kolaborasi dalam skenario pembelajaran yang telah dirancang pada proses pembelajaran bahasa indonesia . Adapun rincian pelaksanaanya adalah sebagai berikut: 1.) Kegiatan awal meliputi : -
Guru mengucapakan salam, berdoa, memeriksa kehadiran peserta didik, dan mengkondisiskan peserta didik untuk siap belajar.
38
-
Guru memberikan motivasi kepada peserta didik dan melakukan apersepsi untuk mengaitkan pengalaman anak dengan materi yang akan dipelajari.
-
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2.) Kegiatan Inti : -
Mengajak peserta didik mengucapkan kata “sakit, aduh, astaga, dan lain – lain”
-
Membagi peserta didik kedelam beberapa kelompok
-
Menjelaskan aturan permainan ular tangga dan apa yang harus peserta didik lakukan jika berhenti dikotak – kotak ular tangga
-
Memberikan contoh permainan ular tangga
-
Mengajak peserta didik memainkan permainan ular tangga yang tersedia dan meminta peserta didik membaca bacaan yang ada dikolom ular tangga. Kelompok pertama yang menjalankan bidak permainan sebagai pendemostrasi dan kelompok kedua sebagai pemerhati. Ketika bidak ular tangga dijalankan oleh kelompok kedua maka pasangan akan bertukar tugas, kelompok kedua menjadi pendemonstrasi dan kelompok pertama sebagai pemerhati.
-
Begitu seterusnya sampai keterampilan yang ingin dicapai dapat mulai dicapai.
-
Melaksanakan evaluasi
39
3.) Kegiatan penutup -
Guru membimbing peserta didik menyimpulkan materi yang telah diajarkan
-
Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya.
-
Guru menutup kegiatan belajar dengan mengucapkan salam.
C. Subyek Penelitian Subyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Sesuai dengan pendapat Sugiyono(2010:13) bahwa “subyek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid dan reliable tentang suatu hal (variabel tertentu)."Sedangkan menurut pengertian menurut Suharsmi Arikunto (2006:29) subyek penelitian adalah “Sesuatu yang merupakan inti dari problematika penetian”. Moleong (2010: 132) mendeskripsikan subjek penelitian sebagai informan, yang artinya orang pada latar penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa subyek penelitian adalah suatu sasaran ilmiah dengan tujuan dan kegunaan tertentu untuk mendapatkan data tertentu yang mempunyai nilai, skor atau ukuran yang berbeda. Subyek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan tujuan tertentu mengenai suatu hal yang akan dibuktikan secara objektif untuk mendapatkan data sesuai tujuan dan kegunaan tertentu.
40
Adapun Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa-siswi Kelas IV SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas Tahun Ajaran Tahun Pelajaran 2014/2015 berjumlah 21 orang yang terdiri dari 8 perempuan dan 13 laki-laki.
D. Prosedur Penelitian 1. Refleksi awal a) Peneliti mengumpulkan data – data berupa dokumentasi kondisional yang meliputi jumlah peserta didik, nama peserta didik dan nilai Bahasa Indonesia peserta didik pada kelas IV SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas Tahun Pelajaran 2014/2015. b) Peneliti melakukan observasi langsung dikelas dengan mewawancarai pendidik kelas IV SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas Tahun Pelajaran 2014/2015. c) Identifikasi masalah, masalah dalam penelitian ini adalah belum tercapainya indikator pembelajaran Bahasa Indonesia. d) Peneliti dan pendidik kelas memutuskan rencana tindakan yang paling mungkin dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia melalui Model Pembelajaran Kolaborasi. Peneliti berkolaborasi dengan pendidik kelas menyusun jadwal kegiatan pelaksanaan tindakan kelas.
41
2. Penyusunan Perencanaan Peneliti berperan sebagai instrumen utama dalam penelitian yaitu peneliti merupakan pemberi tindakan yaitu sebagai praktisi membuat dan menyajikan bahan pembelajaran, motivator, dan fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. Peranan peneliti selama pemberian tindakan adalah : a) Penyusunan rencana program pembelajaran ( RPP ) b) Pelaksanaan kegiatan pembelajaran c) Pengamatan kegiatan belajar peserta didik d) Disamping itu dalam penelitian ini selain peneliti personil yang terlibat ada peserta didik dan pendidik serta pengawas 3. Pelaksanaan tindakan Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran peneliti berperan sebagai pendidik, mengobservasi aktifitas murid pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung, memberikan tes pada awal siklus dan tes pada akhir siklus, sesuai dengan materi, maka kegiatan dilaksanakan dalam 2. Rincian pelaksanaan tindakan tergambar dalam tabel sebagai berikut : Tabel 1. Rencana Pelaksanaan Tindakan Persiklus SIKLUS I Perencanaan Perencanaan, identifikasi masalah dan penetapan alternatif
-
Tindakan
-
Observasi atau pengamatan
-
Menyusun RPP / mengembangkan skenario pembelajaran yang metode pembelajaran Mengembangkan format observasi Melaksanakan pembelajaran mengacu pada RPP / skenario pembelajaran yang telah tersusun Melaksanakan observasi dengan menggunakan format yang tepat
42
Refleksi
-
Siklus II Perencanaan
-
Pelaksanaan Observasi Refleksi
-
dikembangkan pada perencanaan Memberi nilai hasil pelaksanaan tindakan Memberi nilai hasil pelaksanaan tindakan Melakukan pertemuan dengan pendidik membahas hasil tindakan Merencanakan perbaikan tindakan lanjutan Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah tindakan siklus II Pelaksanaan siklus II Pengumpulan data siklus II Evaluasi kegiatan pembelajaran siklus II
4. Pengamatan persiklus Dalam kegiatan ini peneliti mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap peserta didik. 5. Refleksi Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan menganalis, sintesis, interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan.
43
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 1. Teknik Pengumpulan data Teknik pengumpulan data merupakan bagian penting dalam pencapaian keberhasilan penelitian. Pengumpulan data yang diperlukan dalam Penelitian Tindakan kelas harus diuraikan dengan jelas. Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes buatan guru yang fungsinya adalah: 1) Untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu. 2) Untuk menentukan apakah suatau tujuan telah tercapai. 3) Untuk memperoleh suatu nilai. Menurut Arikunto, (2002:149), Tujuan dari tes adalah untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa secara individual maupun secara klasikal. Disamping itu untuk mengetahui letak kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa sehingga dapat dilihat dimana kelemahannya, khususnya pada bagian mana TPK yang belum tercapai. Untuk memperkuat data yang dikumpulkan maka juga digunakan metode sebagai berikut : a. Observasi Menurut Sugiyono ( 2007 : 203 ), bahwa “teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusi, proses kerja, gejala – gejala alam, dan responden yang diamati tidak terlalu besar”. Dengan demikian maka observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung
44
kemudian mencatat data dengan format observasi sebagaimana yang terjadi dalam keadaan yang sebenarnya. Observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk gambaran aktivitas peserta didik pada saat berlangsungnya proses pembelajaran dengan berpedoman pada format observasi yang disusun oleh peneliti sendiri. b. Tes Menurut Zainal dan Nasoetion (Suryanto,2009 : 13-14) bahwa Tes adalah seperangkat pernyataan atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait atau atribut pendidikan dimana setian butir pertanyaan tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar. Dengan demikian maka setiap tes menuntut peserta didik untuk memberi respon atau jawaban. Respon yang diberikan peserta didik dapat benar atau salah. Menurut Supardi, ( 2004 : 16 ) “ bahwa tes merupakan salah satu alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan peserta didik terhadap penguasaan bahan pelajaran”. Maka untuk mendapatkan hasil tanggapan atau respon belajar yang dibutuhkan oleh peneliti, maka peneliti menggunakan tes. 2. Instrumen Penelitian Menurut Arintoko ( 2006 : 160 ) instrumen adalah “alat ukur fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga mudah diolah.”
45
Adapun Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah instrumen tes terulis, dimana dalam pembuatan alat tes peneliti berpegang pada materi – materi yang diajarkan sesuai dengan indikator dari mata pelajaran. Tes yang diberikan dalam bentuk isian dengan berpedoman pada KTSP. a. Observasi Tabel 2. Lembar Pengamatan Terhadap Peserta Didik Skor No Kegiatan awal guru 4 3 Kegiatan awal 1 guru mengucapkan salam 2 guru memimpin peserta didik berdo’a 3 guru mengecek kehadiran pesera didik 4 menyampaikan tujuan belajar dan memotivasi siswa Kegiatan inti 1 Masing-masing kelompok berdiskusi dan membahas materi tugas secara bersinegri mngidentifikasi, mendemotrasikan, meneliti, menganalisis masalah dadlam LKS atau masalah yang ditemukan sendiri 2 Masing-masing kelompok menyepakati hasil pemecahan masalah dan menuliskan laporan sendiri-sendiri secara lengkap. 3 Masing-masing siswa kelompok lain memberikan tanggapan terhadap hasil pembahasanya. Kegiatan penutup 1 Guru memberikan motivasi kepada peserta didik agar lebih giat lagi belajar di rumah 2 Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam penutup
2
1
Teknik penskoran : Dikutip dari Alfy ( 2013 ) dalam contoh – contoh instrumen penilaian : “ Intrumen yang digunakan untuk mengukur minat peserta didik yang dibuat ada lima butir. Data kualitatif yang diperoleh dari observasi
46
atau pengamatan ini ditransfer menjadi data kualitatif melalui pengklasifikasian data dengan cara diberi bobot. Pemberian bobot terendahnya adalah 1 dan skor tertinggi adalah 4, dalam karena rentang yang dipakai ada lima. Dengan demikian mediannya adalah jumlah penilaian terhadap 4 item dibagi 4 item yang dinilai dikali dengan bilangan konstanta ( 100% ). Jika menjadi 4 kategori, maka skala 0 – 1kurang, 1 – 2 cukup, 2 – 3 baik, 3 – 4 sangat baik. “ Klasifikasi penilaian Catatan : 0,0 – 1,0 kurang 1,1 – 2,0 cukup 2,1 – 3,0 baik 3,1 – 4,0 sangat Tabel 3. Lembar Pengamatan Terhadap Pendidik Skor No Kegiatan awal guru 4 3 Kegiatan awal 1 guru mengucapkan salam 2 guru memimpin peserta didik berdo’a 3 guru mengecek kehadiran pesera didik 4 menyampaikan tujuan belajar dan memotivasi siswa Kegiatan inti 1 Membagi siswa kedalam beberapa kelompok 2 Guru menjelaskan pembelajaran dan tugas kelompok yang harus dikerjakan. 3 Guru menunjukan salah satu anggota kelompok untuk menyampaikan persentasi hasil diskusi kelompok di depan kelas 4 Guru memberikan penjelasan singkat bila terjadi kesalahan dan melakukan koreksi serta kesimpulan. Kegiatan penutup 1 Guru memberikan motivasi kepada peserta didik agar lebih giat lagi belajar di rumah 2 Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam penutup
2
1
47
Teknik penskoran : Dikutip dari Alfy ( 2013 ) dalam contoh – contoh instrumen penilaian : “ Data kualitatif yang diperoleh dari observasi atau pengamatan ini ditransfer menjadi data kualitatif melalui pengklasifikasian data dengan cara diberi bobot. Pemberian bobot terendahnya adalah 1 dan skor tertinggi adalah 4, dalam karena rentang yang dipakai ada empat. Dengan demikian mediannya adalah jumlah penilaian terhadap 4 item dibagi 4 item yang dinilai dikali dengan bilangan konstanta ( 100% ). Jika menjadi 4 kategori, maka skala 0 – 1kurang, 1 – 2 cukup, 2 – 3 baik, 3 – 4 sangat baik. “ Klasifikasi Penilaian : 4
: Sangat Baik
3 – 3,9 : Baik 2 – 2,9 : Cukup 1 – 1,9 : Kurang b. Tes
Standar Kompetensi Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dengan berbalas pantun
Tabel 4. Kisi – Kisi Soal Tes Kompetensi Indikator Dasar Berbalas pantun dengan lafal dan intonasi yang tepat
Membaca pantun secara berbalasan Menjawab pertanyaan tentang isi pantun
Jumlah Item
No
1, 2,
2,5
3,4,5
1,3,4
Sumber : Buku bina bahasa indonesia kelas IV F. Teknik Analisis Data Data yang dikumpulkan dari setiap kegiatan yang dilaksanakan dalam siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan mengguanakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam pembelajaran.
Soal
48
Data yang diperoleh melalui instrumen yang telah dikumpulkan sebelumnya diolah menjadi dua jenis data yaitu kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif digunakan untuk mengetahui jumlah peningkatan hasil belajar yang terjadi pada peserta didik setelah pembelajaran berlangsung. Sedangkan data kualitatif adalah data untuk menerangkan tentang terjadinya pembelajaran. Sehingga pembelajaran dapat dirinci dan diterangkan melalui data kualitatif. 1. Kuantitatif Data kuantitatif berasal dari hasil tes yang diberikan pada setiap akhir siklus kegiatan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik pada media yang diterapkan. Adapun rumus yang digunakan pada perhitungan data kuantitatif dalam penelitian ini dengan rumus : a. Menyusun tabel frekuensi data kelompok b. Menurut Sugiyono ( 2003:47) menghitung nilai rata – rata ( mean ) dengan rumus : ∑
X=
.
∑
Keterangan : x ∑ ∑
= nilai rata rata hitung .
= total nilai interval kelas = frekuensi interval kelas
49
c. Menurut Suhardi R ( 2012) menghitung persentase ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal, dimana indikator ketuntasan belajar yang ditentukan yakni 60 dengan rumus : TB =
∑
×
%
Keterangan : ∑ ≥
= jumlah peserta didik yang mendapat nilai lebih besar dari atau sama dengan 60
N
= banyak peserta didik
100%
= bilangan tetap
TB
= Ketuntasan belajar
2. Kualitatif Data kualitatif diperoleh dari lembar observasi yang dimaksud untuk mengetahui kelebihan atau kekurangan dari pembelajaran yang dilakukan. Data kualitatif diperoleh dari aktivitas terhadap peneliti dan aktivitas terhadap peserta didik selama proses kegiatan belajar mengajar dengan menganalisis aspek – aspek yang dilihat dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Kolaborasi. Menghitung pencapaian pada lembar observasi : ∑
X=
.
∑
Keterangan : x ∑ ∑
= nilai rata rata hitung .
= total nilai interval kelas = frekuensi interval kelas
50
G. Indikator keberhasilan penelitian Indikator merupakan suatu patokan atau acuan yang digunakan untuk menentukan keberhasilan suatu kegiatan atau program, Sehingga dikatakan berhasil apabila memenuhi semua komponen yang ditetapkan sebagai indikator. Untuk melihat tingkat keberhasilan dari penelitian ini dengan indikator keberhasilan penelitian sebagai berikut : 1. Tingkat ketercapaian ketuntusan aktivitas belajar peserta didik secara klasikal dapat mencapai skor 3. 2. Hasil belajar Bahasa Indonesia peserta didik mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 60. 3. Tingkat ketercapaian ketuntusan belajar klasikalnya sesuai dengan ketuntusan dari sekolah dimana tempat peneliti melakukan penelitian yaitu 85%. H. Jadwal Penelitian Tabel 5. Jadwal rencana kegiatan penelitian B ul a n No.
Kegiatan
1
Penyusunan Proposal
2
Observasi
3
Seminar Proposal Revisi Proposal
4 5
Pelaksanaan Penelitian
6
UjianSkripsi
7
Revisi Skripsi
Januari Februari Maret April Mei Juni 2015 2015 2015 2015 2015 2015 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 x x x x
x x x x x x x x x x x x x x x x
x x x
51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data 1. Deskripsi Data Pra Tindakan Pra tindakan adalah perlakukan awal seorang guru kepada peserta didik sebelum memberikan atau memasuki materi pembelajaran. Dalam melakukan pra tindakan peneliti harus melakukan observasi pra tindakan dan tes pra tindakan yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan pembelajaran selanjutnya. Data-data tersebut disajikan dalam pendeskripsian sebagai berikut : a. Deskripsi Data Observasi Pra Tindakan Dari hasil pengamatan yang dilakukan observer ( peneliti ) ketika guru kelas melakukan kegiatan pembelajaran dengan materi membaca maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut : 1) Dalam membaca pengucapan atau pelafalan peserta didik kurang jelas. 2) Dalam membaca Peserta didik berhenti membaca dan menarik nafas dimana dia mau dan dimana dia merasa nafasnya habis. 3) Intonasi membaca peserta didik yang datar. 4) Rendahnya minat membaca peserta didik.
52
b. Deskripsi Data Tes Pra Tindakan ( Pretest ) Tes pra tindakan bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang diambil oleh peneliti. Tes yang diberikan berupa soal isian. Data hasil tes pra tindakan disajikan pada tabel berikut : Tabel 6. Hasil Tes Awal ( Pretest ) No
Nama Peserta Didik
1 A 2 AO 3 AOR 4 API 5 ARP 6 BY 7 JY 8 KY 9 M 10 MDA 11 MDC 12 MR 13 MR 14 NA 15 N 16 NES 17 NS 18 RDS 19 RLI 20 RT 21 YTS Jumlah Rata-rata Ketuntasan Hasil Belajar
KKM
Skor Maks
Skor yang diperoleh
60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
50 50 37,5 25 62,5 12,5 50 50 75 75 87,5 75 50 50 87,5 50 12,5 37,5 12,5 87,5 0 1037,5 49,40 33%
Keterangan Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas TidakkTuntas TidakkTuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas
53
Cara mencari nilai rata-rata ( Mean ) dan presentasi pada kemampuan tes awal, yaitu ; a. Menghitung nilai rata-rata ( Mean ), untuk mengetahui pencapaian nilai ketuntasan minimal peserta didik dengan membagi jumlah nilai seluruh peserta didik dengan jumlah seluruh peserta didik dengan rumus : =
∑ ∑
,
=
=
,
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata, maka dapat dilihat hasil nilai rata-rata peserta didik pada tes awal adalah 49,40. b. Menghitung ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal, dimana indikator ketuntasan belajar yang ditentukan yakni 60, ketuntasan klasikal 85%. TB =
∑
×
%
= × 100% = 0,33 × 100% = 33% Berdasarkan hasil perhitungan ketuntasan hasil belajar, maka dapat dilihat ketuntasan hasil belajar peserta didik pada tes awal adalah 33 %. Berdasarkan perhitungan nilai rata-rata dan ketuntasan hasil belajar didapat hasil tes awal membaca peserta didik kelas IV SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas didapat rata-rata sebesar 49,40 dengan ketuntasan belajar sebesar 33% yang termasuk kedalam kategori sangat kurang tercapai. Nilai rata-rata peserta didik yang sebesar 49,40 masih
54
belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yaitu 60 dan nilai ketuntasan belajar sebesar 33% masih jauh dari kriteria ketuntasan secara klasikal yaitu 85%. Sehingga pada tes awal tingkat ketercapaian keberhasilan pembelajaran masih belum memenuhi syarat ketuntasan belajar. Data tes awal pada tabel di atas menunjukkan tingkat kemampuan peserta didik sebelum dilakukan atau diberi tindakan dalam penelitian. Secara rinci data tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Dari 21 peserta didik,tidak ada peserta didik yang mendapat skor 90 – 100. 2) Dari 21 peserta didik, ada 3 peserta didik yang mendapat skor 80 – 89. 3) Dari 21 peserta didik, ada 3 peserta didik yang mendapat skor 70 -79. 4) Dari 21 peserta didik, ada 1 peserta didik yang mendapat skor 60 – 69. 5) Dari 21 peserta didik, ada 14 peserta didik yang mendapat skor 0 – 59. 2. Deskripsi Data Siklus I Deskripsi data siklus I terdiri atas data yang diperoleh dari data tindakan siklus I berupa data pengamatan atau observasi siklus I,data hasil penelitian siklus I, dan data refleksi. Siklus I dilaksanakan pada hari senin, 25 mei 2015 pada pukul 07.00-08.30 WIB. Pelaksanaan tindakan pada siklus I terdiri atas empat tahap pelaksanaan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
55
1. Perencanaan siklus I a. Membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang berisikan kegiatan belajar mengajar dengan penggunaan model pembelajaran kolaborasi dengan membaca pantun secara berbalasan. b. Membuat lembar observasi guru, peserta didik dan ciri-ciri keberhasilan peserta didik selama proses belajar mengajar yang diisi oleh observer. c. Menyiapkan buku- buku kumpulan pantun yang digunakan dalam pembelajaran. d. Mempersiapkan lembar evaluasi yang akan diberikan kepada peserta didik. 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pelaksanaan tindakan siklus I secara rinci diuraikan sebagai berikut : a. Peneliti bertindak sebagai pendidik b. Pengamat I dan II yang bertindak sebagai pengamat proses pembelajaran saat peneliti melaksanakan pembelajaran, pengamat mengisi nilai pada lembar observasi. c. Kegiatan awal, pada tahap ini guru mengucap salam dan mengajak peserta didik berdoa lalu mengecek daftar hadir pserta didik. d. Kegiatan inti, tahap ini guru mengajar peserta didik mengucapkan kata “ sakit, aduh, astaga, dan lain –lain. Stelah itu guru menyampaikan atau memilih satu keterampilan yang akan dipelajari ( keterampilan atau kemapuan membaca ) kemudian membentuk peserta didik dalam
56
bentuk kelompok secara berpasangan. Kelompok yang berpasangan ini memiliki peran yaitu satu sebagi demonstator dan satu lagi sebagai pemerhati. Peserta didik yang bertugas sebagai demonstrator mempraktikkan ketarampilan yang dipilih tadi. Pemerhati bertugas mengamati yang dilakukan temannya. Ketika selesai sebaliknya pasangan bertukar peran. Proses diteruskan sampai keterampilan yang ditentukan ada dikuasai. Setelah selesai guru mengajak peserta didik membaca cerita secara lengkap kemudian melakukan evaluasi. e. Pada kegiatan penutup guru memberikan motivasi kepada peserta didik agar belajar lagi di rumah dan mengucapkan salam. 3. Observasi Siklus I Observasi adalah pengamatan yang dilakukan oleh seorang pengamat. Observasi ini berupa obeservasi kegiatan guru mengajar dan aktivitas peserta didik ketika guru memberikan materi pembelajaran di dalam ruangan kelas. Tabel kegiatan observasi guru ketika mengajar dan observasi aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran sebagai berikut :
57
Tabel 7. Data Pengamatan Kegiatan Guru Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Materi Berbalas Pantun Dengan Lafal dan Intonasi Tepat Oleh Pengamat I ( Guru ) NO
Skor
Kegiatan awal guru 1
1 2 3
1 2 3 4
5
6
7
8
1 2
guru mengucapkan salam guru memimpin peserta didik berdo’a dan mengecek kehadiran siswa Menyampaikan tujuan belajar dan memotivasi siswa Kegiatan Inti Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok Guru menjelaskan pembelajaran dan tugas kelompok yang harus dikerjakan Guru memilih salah satu keterampilan yang akan dipelajari secara kelompok Guru mengajak peserta didik mengucapkan kata “ sakit, aduh, astaga, dan lain-lain Guru meminta peserta didik bertukar peran. Demonstrator kedua diberi kesempatan untuk mempraktikkan keterampilan yang telah ditentukan Proses diteruskan sampai semua keterampilan atau prosedur dapat dikuasai Guru menunjukan salah satu anggota kelompok untuk menyampaikan persentasi hasil diskusi kelompok didepan kelas Guru memberikan penjelasan singkat bila terjadi kesalahan dan melakukan evaluasi serta kesimpilan Penutup Guru memberikan motivasi kepada peserta didik agar lebih giat lagi belajar di rumah Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam penutup Jumlah Rata-rata Kategori
2
3
4 4 4
3
3 3 3 2
3
3
4
3
3 4 42 3,2 Baik
58
Dengan kriteria kategori sebagai berikut : 4 = Sangat baik 3 – 3,9 = Baik 2 – 2,9 = Cukup baik 0 – 1,9 = Kurang baik Menghitung nilai rata-rata untuk mengetahui pencapaian kategori guru dan peserta didik dengan rumus : =
∑ ∑
=
= ,
Berdasarkan hasil perhitungan nilai rata-rata diperoleh nila rata-rata untuk kegiatan guru yaitu 3,2. Tabel 8. Data Pengamatan Ciri-ciri Keberhasilan Belajar Bahasa IndonesiaPada Peserta didik Oleh Pengamat I ( Guru ) Skor No
Aktivitas yang Diamati 1
1. 2. 3.
4.
5.
Peserta didik mengamati penjelasan pendidik Peserta didik aktif dalam pembelajaran melalui model pembelajaran kolaborasi Masing-masing kelompok peserta didik berdiskusi dan membahas materi tugas secara bersinegri mengidentifikasi, mendemonstrasikan, meneliti, menganalisis masalah dalam LKS atau masalah yan ditemukan sendiri Masing-masing kelompok peserta didik menyepakati hasil pemecahan masalah dan menuliskan laporan sendiri-sendiri secara lengkap Masing-masing kelompok Peserta didik lain memberikan tanggapan terhadap hasil pembahasannya. Jumlah Rata-rata Kategori
2
3
4
3 3
4
3 4 17 3,4 Baik
59
Dengan kriteria kategori sebagai berikut : 4 = Sangat baik 3 – 3,9 = Baik 2 – 2,9 = Cukup baik 0 – 1,9 = Kurang baik =
∑ ∑
=
= ,
Berdasarkan hasil perhitungan nilai rata-rata diperoleh nilai rata-rata untuk pengamatan terhadap peserta didik yaitu 3,4. Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata pengamatan terhadap kegiatan guru dan pengamatan terhadap peserta didik pada pelaksanaan siklus I memperoleh nilai rata-rata 3,2 untuk kegiatan guru dan 3,4 untuk peserta didik yang keduanya dapat dikategorikan kedalam kategori baik. Tabel 9. Data Pengamatan Kegiatan Guru Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Materi Berbalas Pantun Dengan Lafal Dan Intonasi Tepat Oleh Pengamat II ( Teman Sebaya ) No
Skor
Kegiatan awal guru 1
1 2
3
1 2
3
4
2
3
guru mengucapkan salam guru memimpin peserta didik berdo’a dan mengecek kehadiran siswa Menyampaikan tujuan belajar dan memotivasi siswa Kegiatan Inti Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok Guru menjelaskan pembelajaran dan tugas kelompok yang harus dikerjakan Guru memilih salah satu keterampilan yang akan dipelajari secara kelompok Guru mengajak peserta didik mengucapkan kata “ sakit, aduh,
4 4 4
3
3 3
3 2
60
astaga, dan lain-lain Guru meminta peserta didik bertukar peran. Demonstrator kedua diberi kesempatan untuk mempraktikkan keterampilan yang telah ditentukan Proses diteruskan sampai semua keterampilan atau prosedur dapat dikuasai Guru menunjukan salah satu anggota kelompok untuk menyampaikan persentasi hasil diskusi kelompok didepan kelas Guru memberikan penjelasan singkat bila terjadi kesalahan dan melakukan evaluasi serta kesimpilan Kegiatan Penutup Guru memberikan motivasi kepada peserta didik agar lebih giat lagi belajar di rumah Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam penutup Jumlah 40 Rata-rata 3,07 Kategori Baik
5
6
7
8
1
2
3
3
3
3
3 3
Dengan kriteria kategori sebagai berikut : 4 = Sangat baik 3 – 3,9 = Baik 2 – 2,9 = Cukup baik 0 – 1,9 = Kurang baik Menghitung nilai rata-rata untuk mengetahui pencapaian kategori guru dan peserta didik dengan rumus : =
∑ ∑
=
= ,
Berdasarkan hasil perhitungan nilai rata-rata diperoleh nila rata-rata untuk kegiatan guru yaitu 3,07.
61
Tabel 10. Data Pengamatan Ciri-ciri Keberhasilan Belajar Bahasa IndonesiaPada Peserta didik Oleh Pengamat II ( Teman Sebaya ) No
Skor
Aktivitas yang Diamati 1
1. 2.
3.
4. 5.
Peserta didik mengamati penjelasan pendidik Peserta didik aktif dalam pembelajaran melalui model pembelajaran kolaborasi Masing-masing kelompok peserta didik berdiskusi dan membahas materi tugas secara bersinegri mengidentifikasi, mendemonstrasikan, meneliti, menganalisis masalah dalam LKS atau masalah yan ditemukan sendiri Masing-masing kelompok peserta didik menyepakati hasil pemecahan masalah dan menuliskan laporan sendiri-sendiri secara lengkap Masing-masing kelompok Peserta didik lain memberikan tanggapan terhadap hasil pembahasannya. Jumlah Rata-rata Kategori
2 2
3
4
3
4
2 4 15 3 Baik
Dengan kriteria kategori sebagai berikut : 4 = Sangat baik 3 – 3,9 = Baik 2 – 2,9 = Cukup baik 0 – 1,9 = Kurang baik ∑ = ∑ = = Berdasarkan hasil perhitungan nilai rata-rata diperoleh nilai rata-rata untuk pengamatan terhadap peserta didik yaitu 3. Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata pengamatan terhadap kegiatan guru dan pengamatan terhadap peserta didik pada pelaksanaan siklus I memperoleh nilai rata-rata 3,07 untuk kegiatan guru dan 3untuk hasil pengamatan terhadap peserta didik yang keduanya dapat dikategorikan kedalam kategori baik.
62
4. Data Hasil Penelitian Siklus I Data hasil belajar diperoleh dari tes yang dilakukan setelah selesai pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada tindakan siklus I. Soal yang diberikan pada tes ini sama dengan soal pretes yaitu berupa isian sebanyak delapan soal. Data tersebut disajikan dalam tabel berikut ini : Tabel 11. Data Hasil Tes Siklus I Peserta Didik Kelas IV SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas Skor Skor yang No Nama Peserta Didik KKM Keterangan Maks diperoleh 1 A 60 100 75 Tidak Tuntas 2 AO 60 100 62,5 Tidak Tuntas 3 AOR 60 100 50 Tidak Tuntas 4 API 60 100 25 Tidak Tuntas 5 ARP 60 100 62,5 Tuntas 6 BY 60 100 12,5 Tidak Tuntas 7 JY 60 100 100 Tidak Tuntas 8 KY 60 100 62,5 Tidak Tuntas 9 M 60 100 75 Tuntas 10 MDA 60 100 75 Tuntas 11 MDC 60 100 75 Tuntas 12 MR 60 100 87,5 Tuntas 13
MR
14 NA 15 N 16 NES 17 NS 18 RDS 19 RLI 20 RT 21 YTS Jumlah
60
100
37,5
Tidak Tuntas
60 60 60 60 60 60 60 60
100 100 100 100 100 100 100 100
50 87,5 100 12,5 50 12,5 87,5 62,5
Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
1175
Rata-rata
5,95
Ketuntasa Hasil Belajar
61%
Tidak Tuntas
63
Cara mencari nilai rata-rata ( Mean ) dan presentasi pada kemampuan tes awal, yaitu : Menghitung nilai rata-rata ( Mean ), untuk mengetahui pencapaian nilai ketuntasan minimal peserta didik dengan membagi jumlah nilai seluruh peserta didik dengan jumlah seluruh peserta didik dengan rumus : =
∑ ∑
=
=
,
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata, maka dapat dilihat hasil nilai rata-rata peserta didik pada tes awal adalah 55,95. Menghitung ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal, dimana indikator ketuntasan belajar yang ditentukan yakni 60, ketuntasan klasikal 85%. TB
=
∑
×
%
= × 100% = 0,61 × 100% = 61% Berdasarkan hasil perhitungan ketuntasan hasil belajar, maka dapat dilihat ketuntasan hasil belajar peserta didik pada tes awal adalah 61%. Berdasarkan perhitungan nilai rata-rata ketuntasan belajar, didapat dari hasil tes siklus I dengan materi berbicara pada peserta didik kelas IV SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas didapat rata-rata sebesar 55,95 dengan ketuntasan belajar sebesar 61%. Sehingga pada siklus I dalam tingkat ketercapaian nilai rata-rata ketuntasan minimal telah memenuhi syarat ketuntasan belajar, tetapi masih belum mencapai kriteria ketuntasan secara klasikal.
64
Berdasarkan data hasil tes di atas menunjukkan tingkat kemampuan peserta didik pada saat penelitian tindakan siklus I yang diuraikan secara rinci sebagai berikut : 1) Dari 21 peserta didik, ada 2 peserta didik mendapat skor 90 – 100 2) Dari 21 peserta didik, ada 3 peserta didik mendapatkan skor 80 – 89. 3) Dari 21 peserta didik, ada 4 peserta didik mendapat skor 70 – 79. 4) Dari 21 peserta didik, ada 4 peserta didik mendapat skor 60 – 69. 5) Dari 21 peserta didik, ada 8 peserta didik mendapat skor 0 – 59. 5. Data Hasil Refleksi Siklus I Refleksi dilakukan setelah seluruh kegiatan pembelajaran siklus I selesai, saat melakukan refleksi, peneliti dan dua orang pengamat berdiskusi membahas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan berdasarkan hasil observasi dan hasil belajar yang diperoleh peserta didik. Dalam pelaksanaan siklus I masih terdapat beberapa kekurangan baik pada peneliti ataupun pada peserta didik berdasarkan hasil pengamatan observer, ditunjukkan dengan ada beberapa poin penilaian yang hanya mendapat kategori cukup kurang baik. Pada hasil tes juga masih belum memenuhi nilai rata-rata ketuntasan minimal dengan nilai 55,95, dan juga belum memenuhi ketuntasan belajar secara klasikal dengan nilai sebesar 61%. Berdasarkan hasil observasi tersebut, pengamat memberikan saran agar peneliti memaksimalkan lagi pembelajaran dengan memperkuatkan pada bagian konfirmasi agar peserta didik lebih jelas
65
memahami materi. Observer juga menyarankan agar membimbing peserta didik aktif dan berpartisipasi dengan tertib. Sehingga diharapkan tidak ada lagi kategori kurang. 3. Deskripsi Data Siklus II Kegiatan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 29 mei 2015 pukul 07.00-08.30 WIB. Pedoman pelaksanaan mengacu pada RPP yang telah disusun dan hasil belajar pada siklus I. 1. Perencanaan tindakan siklus II Langkah-langkah perencanaan pada siklus II adalah sebagai berikut: a. Rancangan pembelajaran yang dibuat berdasarkan hasil tindakan pada siklus I, pada siklus I kurang jelas dalam penyampaian materi membaca. b. Memperfokuskan penjelasan pada bagian konfirmasi. c. Menumbuhkan setiap aktivitas peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model kolaborasi 2. Tindakan Pelaksanaan tindakan siklus II antara lain: a. Melaksanakan rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran kolaborasi. b. Observer mengamati dan menilai tahap pelaksanaan pembelajaran. c. Kegiatan awal, pada tahap ini guru mengucap salam dan mengajak peserta didik berdoa lalu mengecek daftar hadir pserta didik.
66
d. Kegiatan inti, tahap ini guru mengajar peserta didik mengucapkan kata “ sakit, aduh, astaga, dan lain –lain. Stelah itu guru menyampaikan atau memilih satu keterampilan yang akan dipeajari ( keterampilan atau kemapuan membaca ) kemudian membentuk peserta didik dalam bentuk kelompok secara berpasangan. kelompok yang berpasangan ini memiliki peran yaitu satu sebagi demonstator dan satu lagi sebagai pemerhati. Peserta didik yang bertugas sebagai demonstrator mempraktikkan ketarampilan yang dipilih tadi. Pemerhati bertugas mengamati yang dilakukan temannya. Ketika selesai sebaliknya pasangan bertukar peran. Proses diteruskan sampai keterampilan yang ditentukan ad dikuasai. e. Setelah selesai guru mengajak peserta didik membaca cerita secara lengkap kemudian melakukan evaluasi. f. Pada kegiatan penutup guru memberikan motivasi kepada peserta didik agar belajar lagi di rumah dan mengucapkan salam. 3. Observasi Observasi adalah yang dilakukan oleh penilaian dari pengamat baik berupa obeservasi kegiatan guru mengajar siklus II dan aktivitas peserta didik ketika guru mengajar di dalam ruangan kelas. Tabel kegiatan observasi guru ketika mengajar dan obeservasi aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran sebagai berikut :
67
Tabel 12. Data Pengamatan Kegiatan Guru Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Materi Berbalas Pantun Dengan Lafal Dan Intonasi YangTepat Oleh Pengamat I ( Guru ) No
Skor
Kegiatan awal guru 1
1 2 3
1 2 3 4
5
6 7
8
1 2
2
guru mengucapkan salam guru memimpin peserta didik berdo’a dan mengecek kehadiran siswa Menyampaikan tujuan belajar dan memotivasi siswa Kegiatan Inti Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok Guru menjelaskan pembelajaran dan tugas kelompok yang harus dikerjakan Guru memilih salah satu keterampilan yang akan dipelajari secara kelompok Guru mengajak peserta didik mengucapkan kata “ sakit, aduh, astaga, dan lain-lain Guru meminta peserta didik bertukar peran. Demonstrator kedua diberi kesempatan untuk mempraktikkan keterampilan yang telah ditentukan Proses diteruskan sampai semua keterampilan atau prosedur dapat dikuasai Guru menunjukan salah satu anggota kelompok untuk menyampaikan persentasi hasil diskusi kelompok didepan kelas Guru memberikan penjelasan singkat bila terjadi kesalahan dan melakukan evaluasi serta kesimpilan Kegiatan Penutup Guru memberikan motivasi kepada peserta didik agar lebih giat lagi belajar di rumah Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam penutup Jumlah Rata-rata Kategori
3
4 4 4 4
3 4 4 3
4
4 4
4
3 4 49 3,7 Baik
68
Dengan kriteria kategori sebagai berikut : 4 = Sangat baik 3 – 3,9 = Baik 2 – 2,9 = Cukup baik 0 – 1,9 = Kurang baik Menghitung nilai rata-rata untuk mengetahui pencapaian kategori guru dan peserta didik dengan rumus : =
∑ ∑
=
= ,
Berdasarkan hasil perhitungan nilai rata-rata diperoleh nila rata-rata untuk kegiatan guru yaitu 3,7. Tabel 13. Data Pengamatan Ciri-ciri Keberhasilan Belajar Bahasa IndonesiaPada Peserta didik Oleh Pengamat I ( Guru ) No
Skor
Aktivitas yang Diamati 1
1. 2. 3.
4.
5.
Peserta didik mengamati penjelasan pendidik Peserta didik aktif dalam pembelajaran melalui model pembelajaran kolaborasi Masing-masing kelompok peserta didik berdiskusi dan membahas materi tugas secara bersinegri mengidentifikasi, mendemonstrasikan, meneliti, menganalisis masalah dalam LKS atau masalah yan ditemukan sendiri Masing-masing kelompok peserta didik menyepakati hasil pemecahan masalah dan menuliskan laporan sendiri-sendiri secara lengkap Masing-masing kelompok Peserta didik lain memberikan tanggapan terhadap hasil pembahasannya. Jumlah Rata-rata Kategori
2
3
4
3 4
4
3 4 18 3,6 Baik
69
Dengan kriteria kategori sebagai berikut : 4 = Sangat baik 3 – 3,9 = Baik 2 – 2,9 = Cukup baik 0 – 1,9 = Kurang baik =
∑ ∑
=
= ,
Berdasarkan hasil perhitungan nilai rata-rata diperoleh nilai rata-rata untuk pengamatan terhadap peserta didik yaitu 3,6. Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata pengamatan terhadap kegiatan guru dan pengamatan terhadap peserta didik pada pelaksanaan siklus I memperoleh nilai rata-rata 3,7 untuk kegiatan guru dan 3,6 untuk peserta didik yang keduanya dapat dikategorikan kedalam kategori baik. Tabel 14. Data Pengamatan Kegiatan Guru Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Materi Berbalas Pantun Dengan Lafal Dan Intonasi YangTepat Oleh Pengamat II ( Teman Sebaya ) No
Skor
Kegiatan awal guru 1
1 2 3
2
3
guru mengucapkan salam guru memimpin peserta didik berdo’a dan mengecek kehadiran siswa Menyampaikan tujuan belajar dan memotivasi siswa
4 4 4 4
Kegiatan Inti 1 2 3 4
Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok Guru menjelaskan pembelajaran dan tugas kelompok yang harus dikerjakan Guru memilih salah satu keterampilan yang akan dipelajari secara kelompok Guru mengajak peserta didik mengucapkan kata “ sakit, aduh, astaga, dan lain-lain
3 4 3 3
70
5
6 7
8
Guru meminta peserta didik bertukar peran. Demonstrator kedua diberi kesempatan untuk mempraktikkan keterampilan yang telah ditentukan Proses diteruskan sampai semua keterampilan atau prosedur dapat dikuasai Guru menunjukan salah satu anggota kelompok untuk menyampaikan persentasi hasil diskusi kelompok didepan kelas Guru memberikan penjelasan singkat bila terjadi kesalahan dan melakukan evaluasi serta kesimpilan
4
4 4
4
Kegiatan Penutup 1 2
Guru memberikan motivasi kepada peserta didik agar lebih giat lagi belajar di rumah Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam penutup Jumlah Rata-rata Kategori
3 4 48 3,6 Baik
Dengan kriteria kategori sebagai berikut : 4 = Sangat baik 3 – 3,9 = Baik 2 – 2,9 = Cukup baik 0 – 1,9 = Kurang baik Menghitung nilai rata-rata untuk mengetahui pencapaian kategori guru dan peserta didik dengan rumus : =
∑ ∑
=
= ,
Berdasarkan hasil perhitungan nilai rata-rata diperoleh nila rata-rata untuk kegiatan guru yaitu 3,6.
71
Tabel 15. Data Pengamatan Ciri-ciri Keberhasilan Belajar Bahasa Indonesia Pada Peserta didik Oleh Pengamat II ( Teman Sebaya ) Skor No
Aktivitas yang Diamati
1.
Peserta didik mengamati penjelasan pendidik
2.
Peserta didik aktif dalam pembelajaran melalui model
1
2
3 3
4
pembeljaran kolaborasi 3.
4
Masing-masing kelompok peserta didik berdiskusi dan membahas materi tugas secara bersinegri mengidentifikasi, mendemonstrasikan, meneliti,
4
menganalisis masalah dalam LKS atau masalah yan ditemukan sendiri 4.
Masing-masing kelompok peserta didik menyepakati hasil pemecahan masalah dan menuliskan laporan
3
sendiri-sendiri secara lengkap 5.
Masing-masing kelompok Peserta didik lain
4
memberikan tanggapan terhadap hasil pembahasannya. Jumlah
18
Rata-rata
3,6
Kategori
Baik
Dengan kriteria kategori sebagai berikut : 4 = Sangat baik 3 – 3,9 = Baik 2 – 2,9 = Cukup baik 0 – 1,9 = Kurang baik =
∑ ∑
=
= ,6
Berdasarkan hasil perhitungan nilai rata-rata diperoleh nilai rata-rata untuk pengamatan terhadap peserta didik yaitu 3,6.
72
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata pengamatan terhadap kegiatan guru dan pengamatan terhadap peserta didik pada pelaksanaan siklus I memperoleh nilai rata-rata 3,7 untuk kegiatan guru dan 3,6untuk hasil pengamatan terhadap peserta didik yang keduanya dapat dikategorikan kedalam kategori baik. 4. Data Hasil Penelitian Siklus II Data hasil belajar diperoleh dari tes yang dilakukan setelah selesai pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada tindakan siklus II. Soal yang diberikan pada tes ini sama dengan soal pretes yaitu berupa isian sebanyak delapan soal. Data tersebut disajikan dalam tabel berikut ini : Tabel 16. Data Hasil Tes Siklus II Peserta Didik Kelas IV SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas Skor Skor yang No Nama Peserta Didik KKM Kerangan Maks diperoleh 1 A 60 100 87,5 Tuntas 2 AO 60 100 62,5 Tuntas 3 AOR 60 100 87,5 Tuntas 4 API 60 100 62,5 Tuntas 5 ARP 60 100 75 Tuntas 6 BY 60 100 12,5 Tidak Tuntas 7 JY 60 100 100 Tuntas 8 KY 60 100 75 Tuntas 9 M 60 100 87,5 Tuntas 10 MDA 60 100 87,5 Tuntas 11 MDC 60 100 87,5 Tuntas 12 MR 60 100 87,5 Tuntas 13 MR 60 100 75 Tuntas 14 NA 60 100 75 Tuntas 15 N 60 100 87,5 Tuntas 16 NES 60 100 77,5 Tuntas 17 NS 60 100 12,5 Tidak Tuntas
73
18 19 20 21
RDS RLI RT YTS
60 60 60 60
100 100 100 100
87,5 0 87,5 87,5
Jumlah
1512,5
Rata-rata
72,02
Ketuntasan Hasil Belajar
85,7%
Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas
Tuntas
Cara mencari nilai rata-rata ( Mean ) dan presentasi pada kemampuan tes awal, yaitu : Menghitung nilai rata-rata ( Mean ), untuk mengetahui pencapaian nilai ketuntasan minimal peserta didik dengan membagi jumlah nilai seluruh peserta didik dengan jumlah seluruh peserta didik dengan rumus : =
∑
,
=
∑
=
,
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata, maka dapat dilihat hasil nilai rata-rata peserta didik pada tes awal adalah 72,02. Menghitung ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal, dimana indikator ketuntasan belajar yang ditentukan yakni 60, ketuntasan klasikal 85%. TB
=
∑
×
%
= × 100% = 0,875 × 100% = 85,7% Berdasarkan hasil perhitungan ketuntasan hasil belajar, maka dapat dilihat ketuntasan hasil belajar peserta didik pada tes awal adalah 85,7%.
74
Berdasarkan perhitungan nilai rata-rata ketuntasan belajar, didapat dari hasil tes siklus II dengan materi membaca pada peserta didik kelas IV SDN 5Selat Hilir Kuala Kapuas didapat rata-rata sebesar 72,02 dengan ketuntasan belajar sebesar 85,7%. Sehingga pada siklus IIdalam tingkat ketercapaian nilai rata-rata ketuntasan minimal telah memenuhi syarat ketuntasan belajar, tetapi masih belum mencapai kriteria ketuntasan secara klasikal. Berdasarkan data hasil tes di atas menunjukkan tingkat kemampuan peserta didik pada saat penelitian tindakan siklus II yang diuraikan secara rinci sebagai berikut : 1) Dari 21 peserta didik, ada 1 peserta didik mendapat skor 90 – 100. 2) Dari 21 peserta didik, ada 10 peserta didik mendapat skor 80 – 89. 3) Dari 21 peserta didik, ada 5 peserta didik mendapat skor 70 – 79. 4) Dari 21 peserta didik, ada 2 peserta didik mendapat skor 60 – 69. 5) Dari 21 peserta didi, ada 3 peserta didik mendapat skor 0 – 59. 5. Data Hasil Refleksi Siklus II Refleksi dilakukan setelah seluruh kegiatan pembelajaran siklus II selesai. Saat melakukan refleksi, peneliti dan dua orang pengamat berdiskusi membahas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan berdasarkan hasil observasi dan hasil belahar yang diperoleh peserta didik. Dari hasil diskusi dengan observer pada siklus II peneliti memutuskan untuk menghentikan tindakan karena tujuan penelitian dianggap sudah tercapai dimana pada pengamatan aktifitas guru dan
75
peserta didik tidak ada lagi aktifitas yang memiliki kategori kurang baik. Kemudian dari hasil tes peserta didik pada siklus II ini juga mencapai rata-rata ketuntasan minimal dengan nilai 72,02 dan ketuntasan secara klasikal mencapai 85,7%. Ada hal yang menjadi catatan peneliti atas keberhasilan tindakan siklus II ini selesai yaitu : 1. Guru harus memberikan bimbingan lebih agar peserta didik dapat benar-benar aktif dan tertib dalam mengikuti pembelajaran. 2. Memberikan konfirmasi yang berulang agar peserta didik mengerti dan lebih memahami materi. Setelah dilaksanakan beberapa perbaikan pembelajaran pada siklus II maka tujuan pembelajaran sudah dianggap berhasil.
B. Pengujian Hipotesis Tindakan 1. Peningkatan aktivitas peserta didik Hipotesis tindakan peserta didik adalah aktivitas peserta didik setelah menggunakan model pembelajaran kolaborasi pada kelas IV SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas dari awal post tes siklus I diperoleh nilai skor 3,2 dari hasil pengamat I dan pengamat II diperoleh skor 3,07, sedangkan setelah melakukan post tes siklus II, hasil pengamatan aktivitas peserta didik dari pengamat I diperoleh skor 3,7 sedangan pengamat II diperoleh skor 3,6. Jadi aktivitas pesserta didik cukup meningkat dari hasil pengamatan yang dilakukan.
76
2. Peningkatan hasil belajar Hipotesis tindakan hasil belajar peserta didik dapat dilihat dari hasil post tes siklus I dari hasil evaluasi yang dilakukan peneiliti diperoleh nilai rata - rata 55,95 dari seluruh hasil peserta didik, sedangkan dari hasil post tes siklus II diperoleh nilai rata-rata 72,02 dari seluruh hasil evaluasi peserta didik yang cukup meningkat dari hasil post tes siklus I. Jadi terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik di SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas tahun pelajaran 2013/2014.
C. Pembahasan Hasil Penelitian Pembahasan hasil penelitian memuat pengelolaan data tentang hasil pengamatan aktivitas guru dan peserta didik dan hasil pos test peserta didik. 1. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru dan Peserta Didik Hasil pengamatan terhadap aktifitas guru dan peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi berbicara yang menggunakan model pebelajaran kolaborasi saat pembelajaran berlangsung didata oleh dua orang observer yaitu guru dan teman sebaya tergambar dalam tabel sebagai berikut :
77
Tabel 17. Rekapitulasi Data Pengamatan Aktifitas Guru dan Peserta Didik Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Materi Berbicara Peserta Didik Kelas IV SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas Rata – rata nilai No
Aktivitas
Pengamat 1 ( Guru ) Siklus I Siklus II
Pengamat II ( Teman Sebaya ) Siklus I Siklus II
1
Aktivitas Guru
3,2
3,7
3,7
3,6
2
Aktivitas Peserta didik
3,4
3,6
3
3,6
Berdasarkan tabel diatas, melalui pembelajaran menggunakan model pembelajaran kolaborasi pada materi berbicara oleh peneliti di kelas IV SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas aktivitas guru dan peserta didik menunjukkan perkembangan yang baik. Aktivitas guru dan peserta didik pada siklus I oleh pengamat I memperoleh nilai rata-rata 3,2 dan 3,4 dan pengamat II dengan nilai 3,07 dan 3. Sedangkan pada siklus II ada peningkatan menjadi lebih baik, dengan penilaian rata-rata oleh pengamat I sebesar 3,7 dan 3,6 dan oleh pengamat II dengan nilai rata-rata 3,6 dan 3,6. 2. Hasil Belajar Peserta Didik Hasil belajar yang diperoleh berdasarkan hasil tes pada peserta didik kelas IV SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas yang menggunakan model pembelajaran kolaborasi rekapitulasi datanya dapat dilihat sebagai berikut :
78
Tabel 18. Rekapitulasi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pada Materi Berbicara Peserta Didik Kelas IV SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas
Data Awal 50 50 37,5 25 62,5 12,5 50 50 75 75 87,5 75 50 50 87,5 50 12,5 37,5 12,5 87,5 0
Nilai Siklus I 75 62,5 50 25 62,5 12,5 100 62,5 75 75 75 87,5 37,5 50 87,5 100 12,5 50 12,5 87,5 62,5
Siklus II 87,5 62,5 87,5 62,5 75 12,5 100 75 87,5 87,5 87,5 87,5 75 75 87,5 87,5 12,5 87,5 0 87,5 87,5
Jumlah
1037,5
1175
1512,5
Rata-rata
49,40
55,95
72,02
Ketuntasan Belajar
33%
61%
85,7%
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Nama A AO AOR API ARP BY JY KY M MDA MDC MR MR NA N NES NS RDS RLI RT YTS
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada tes awal nilai rata-rata peserta didik hanya memperoleh nilai rata-rata 49,40. Nilai ini masih jauh dari kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan yaitu 60. Hasil ketuntasan belajar secara klasikal juga hanya memperoleh nilai sebesar 33%, sedangkan kriteria ketuntasan klasikalnya minimal 85%. Kemudian
79
pada siklus I nilai rata-rata peserta didik mengalami peningkatan sebesar 55,95 meskipun masih belum mencapai kriteria ketuntasan minimal, secara klasikal pun hanya masih belum mencapai 85%, karena nilai yang diperoleh pada siklus I hanya sebesar 61%. Pada siklus II nilai rata-rata peserta didik mengalami peningkatan cukup bagus dengan perolehan nilai rata-rata 72,02 dengan kriteria ketuntasan secara klasikal mencapai 85,7%. Peneliti menganggap pada siklus II ini sudah berhasil karena telah mencapai nilai ketuntasan secara kalsikal. Namun pada hasil belajar peserta didik terdapat tiga peserta didik yang tidak tuntas sejak tes awal hingga tes siklus II, hal ini menjadi kekurangan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian diatas maka pelaksanaan perbaikan aktivitas, kemampuan membaca dan hasil belajar peserta didik pada materi berbicara dengan menggunakan model pembelajaran kolaborasi dapat membantu meningkatkan kemampuan membaca peserta didik. Motivasi dan ketertarikan peserta didik terhadap membaca juga meningkat, maka pemahaman peserta didik terhadap bacaan secara sederhana juga akan meningkat yang juga akan berimbas pada hasil belajar peserta didik. Indikator yang menunjukkan motivasi dan ketertarikan peserta didik dalam pembelajaran yang menjadi indikator penilaian pengamatan guru dalam penelitian ini adalah :
80
1. Antusias peserta didik dalam mengikuti pembelajaran indikator pencapaiannya adalah : peserta didik tidak sabar menunggu giliran membaca pantun dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah, berusaha mengeluarkan suara keras ketika membaca. 2. Keceriaan, indikator pencapaiannya adalah : wajah gembira yang ditunjukkan peserta didik dan semangat yang tinggi.
81
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) yang didapat peneliti selama penelitian dilakukan di SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas dikelas IV adalah sebagai berikut : 1. Aktivitas peserta didik selama pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model pembelajaran kolaborasi lebih aktif. Hal tersebut sesuai dengan data observasi yakni, pada siklus I memperoleh skor rata-rata 3,2 dengan kriteria baik, meningkat menjadi baik pada siklus II dengan skor rata-rata 3,7 dengan kriteria baik. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa peserta didik merespon terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kolaborasi. 2. Terdapat peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia dengan menggnakan model pembelajaran kolaborasi pada peserta didik kelas IV SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas Tahun Pelajaran 2014/2015. Pada siklus I ada peningkatan hasil belajar peserta didik memperoleh data presentase 61% 13 orang peserta didik memperoleh nilai di atas KKM dari 21 orang jumlah peserta didik di kelas IV sedangkan sisa 8 orang peserta didik masih memperoleh nilai<60. Siklus II mengalami peningkatan dengan rata-rata skor presentase 85,7% dengan kriteria baik dari 18 orang peserta didik mendapatkan nilai di atas KKM >60 sehingga siklus II dinyatakan tuntas dari klasikal yang diharapkan ditempat penelitian di atas 85%.
82
B. Rekomendasi Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada peserta didik kelas IV di SDN 5 Selat Hilir Kuala Kapuas bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kolaborasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi berbicara dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia peserta didik maka disarankan : 1. Bagi kepala sekolah diharapkan dapat mendukung dan menyarankan guruguru agar menggunakan dan manfaatkan media yang sudah ada dan guruguru dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dalam rangka meningkatkan motivasi belajar peserta didik. 2. Bagi guru sebaiknya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan model pembelajaran kolaborasi agar peserta didik menjadi lebih fokus dan bersemangat juga termotivasi untuk belajar. Sebelum menerepkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kolaborasi guru harus menguasai materi membaca pembelajaran yang sudah ada dipelajari maupun materi yang akan dipelajari sebagai data awal dan mampu mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan yang nyata. 3. Bagi peserta didik, disarankan agar lebih aktif mampu berfikir secara kritis, logis dengan penerapan model pembelajaran kolaborasi pada pembelajaran Bahasa Indonesia, serta lebih giat belajar agar mendapatkan hasil belajar yang baik.
83
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara. Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta. Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Nana Sadjana. 2004. Dasar-dasar Proses Belajara Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algensindo Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press. Universitas Negeri Surabaya. Putradnyana-ptk. blogspot.com/2010/01/ Model Pembelajaran Kolaborasi Html Rika Marlina. 2012. Perbedaan Hasil Belajar Membaca Pemahaman dengan Metode Kerja Kelompok dan Metode Konvensional Peserta didik Kelas V SDN-1 Kelampngan Tahun Pelajaran 2011/2012. Palangkaraya : Universitas Muhammadiyah Palangkaraya Sardiman, Arief. 2001. Media Pendidikan. Jakarta : CV Rajawali dan Pustekkom Pers Sukidin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Insan Cendekia. Sulhan, Najib. 2006. Pembangungan Karakter pada Anak. Manajemen Pembelajaran Guru Menuju Sekolah Efektif. Surabaya: Surabaya Intelektual Club. Tim Penyusun Buku Pedoman Penulisan Skripsi. 2013. Buku Pedoman Penulisan Skripsi.Palangka raya : FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
84
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS). 2003. Bandung: Citra Umbaran. Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.