STUDI KORELASI ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR'AN DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (STUDI KASUS PADA SISWA SD KUMPULREJO 03 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2009/2010)
SKRIPSI
Oleh MUDZAKIR NIM. 11408025
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id Email:
[email protected]
NOTA PEMBIMBING Lamp Hal
: 3 Eks : Naskah Skripsi Saudara Mudzakir Kepada Yth: Ketua STAIN Salatiga Di – Salatiga
ASSALAMU’ALAIKUM, WR. WB Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama : Mudzakir NIM : 11408025 Jurusan : Tarbiyah/ Pendidikan Agama Islam Judul : STUDI KORELASI ANTARA KEMAMPUAN
MEMBACA AL QUR'AN DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (STUDI KASUS PADA SISWA SD KUMPULREJO 03 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2009/2010) Dengan ini mohon agar skripsi saudara tersebut diatas segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian. WASSALAMU’ALAIKUM, WR.WB
Pembimbing
Drs. H. M. Zulfa, M.Ag NIP 19520430 197703 1 001
ii
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id Email:
[email protected]
PENGESAHAN Skripsi Saudara : MUDZAKIR dengan Nomor Induk Mahasiswa: 11408025 yang berjudul: STUDI KORELASI ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR'AN DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (STUDI KASUS PADA SISWA SD KUMPULREJO 03 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2009/2010) Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah. 25 September 2010 M Salatiga, Syawal 1431 H Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd NIP. 19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
Drs. Abdul Syukur, M.Si NIP. 19670307 199403 1 002
Peni Susapti, M.Si NIP. 19700403 200003 2 003 Pembimbing
Drs. H.M. Zulfa, M.Ag NIP. 19520430 197703 1 001
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: MUDZAKIR
NIM
: 11408025
Judul Skripsi
: STUDI
KORELASI
MEMBACA AL
ANTARA
QUR'AN
KEMAMPUAN
DENGAN
PRESTASI
BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (STUDI KASUS
PADA SISWA SD
KUMPULREJO
03
SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2009/2010) Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak ada karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis di dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Salatiga, 25 September 2010 Yang Menyatakan
MUDZAKIR
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
….. “…..niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa Derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q. S. Al-Mujaadilah: 11)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1. Ibundaku,
yang
selalu
membimbing,
mendo'akan
dan
memberikan segalanya baik moral maupun spritual bagi kelancaran studiku, semoga Allah senantiasa meridhoinya. 2. Keluarga besar SDN Kumpulrejo 03 3. Guru-guru Agama Islam se Kota Salatiga 4. Rekan-rekan di Fakultas Tarbiyah STAIN Salatiga
v
vi
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
Tuhan
yang Maha Rahman dan Rahim yang telah mengangkat manusia dengan berbagai keistimewaan. Dan dengan hanya petunjuk serta tuntunan-Nya, penulis mempunyai kemampuan dan kemauan sehingga penulisan skripsi ini bisa terselesaikan. Sholawat dan salam penulis haturkan kepada Uswatun Khasanah Nabi Muhammad SAW, semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT. Amin Sebagai insan yang lemah, penulis menyadari bahwa tugas penulisan ini bukanlah merupakan tugas yang ringan, tetapi merupakan tugas yang berat. Akhirnya dengan berbekal kekuatan serta kemauan dan bantuan dari berbagai pihak, maka terselesaikanlah skripsi yang sederhanan ini dengan judul “STUDI KORELASI ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR'AN DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (STUDI KASUS PADA SISWA SD KUMPULREJO 03 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2009/2010). Dengan tersusunnya skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih yang tiada taranya kepada : 1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Drs. Joko Sutopo, selaku Ketua Jurusan Tarbiyah Ekstensi. 3. Bapak Drs. H. Zulfa, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing, yang dengan keikhlasannya telah memberikan bimbingan hingga tersusunnya skripsi ini. 4. Karyawan Perpustakaan STAIN Salatiga yang telah menyediakan fasilitasnya. Atas segala hal tersebut, penulis hanya bisa berdo’a, semoga Allah SWT mencatatnya sebagai amal sholeh yang akan mendapat balasan yang berlipat ganda. Amin. Akhirnya penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan atau bahkan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik viii
yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini akan penulis terima dengan rasa senang hati dan terbuka. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pribadi dan bagi pembaca pada umumnya. Amin – amin yarobbal ‘alamin
Salatiga,
Agustus 2010 Penulis
Mudzakir
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................
i
NOTA PEMBIMBING .............................................................................
ii
PENGESAHAN ........................................................................................
iii
MOTTO....................................................................................................
iv
PERSEMBAHAN .....................................................................................
v
KATA PENGANTAR...............................................................................
vi
ABSTRAK................................................................................................
viii
DAFTAR ISI ............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL .....................................................................................
xi
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................
1
B. Rumusan Masalah ................................................................
4
C. Tujuan Penelitian..................................................................
4
D. Hipotesis ..............................................................................
5
E. Kegunaan Penelitian ............................................................
5
F. Definisi Operasional .............................................................
6
G. Metode Penelitian .................................................................
8
H. Sistematika Penulisan ...........................................................
11
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keharmonisan Keluarga .......................................................
14
B. Belajar Mengajar ..................................................................
20
C. Prestasi Belajar .....................................................................
23
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A.
Gambaran Umum SD N Bugel 02 ......................................
26
B.
Keadaan Responden ...........................................................
30
x
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Data Pertama ..........................................................
35
B. Analisis Pengolahan Data .....................................................
46
C. Analisis Uji Hipotesis ...........................................................
49
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .........................................................................
52
B. Saran ....................................................................................
52
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
54
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
TABEL I
DAFTAR GURU SD N BUGEL 02
TABEL II
JUMLAH SISWA SD N BUGEL 02
TABEL III
DAFTAR NAMA RESPONDEN
TABEL IV
JAWABAN ANGKET KEHARMONISAN KELUARGA
TABEL V
DAFTAR HASIL BELAJAR SISWA
TABEL VI
NILAI ANGKET KEHARMONISAN KELUARGA
TABEL VII
INTERVAL NILAI KEHARMONISAN KELUARGA
TABEL VII
NOMINASI KEHARMONISAN KELUARGA
TABEL IX
KLASIFIKASI KEHARMONISAN KELUARGA
TABEL X
DATA PRESTASI BELAJAR SISWA
TABEL XI
INTERVAL NILAI SISWA
TABEL XII
NILAI NOMINASI NILAI SISWA
TABEL XIII
INTERVAL NILAI SISWA
TABEL XIV
TABEL KORELASI
xii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Al Qur’an sebagai kalam Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Mulia itu memiliki keistimewaan terutama pada susunan bahasanya yang unik dan kandungan maknanya yang mendalam. Al Qur’an merupakan mukjizat yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW membacanya adalah ibadah1. Keutamaan mukjizat Al Qur’an bukan hanya ditujukan kepada bangsa arab, namun Al Qur’an dengan keutamaan mukjizatnya itu diperuntukkan kepada seluruh alam2. Maka dari itu mempelajari Al Qur’an merupakan kewajiban mutlak bagi setiap yang beragama Islam, sebab semua ajaran Islam bersumber pada Al Qur’an, bahkan Al Qur’an itu sendiri merupakan induk atau pusatnya segala ilmu pengetahuan, yang berisi tentang hukum-hukum dan aqidah. Firman Allah dalam surat Yusuf ayat 2:
Artinya: “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa al-Qur’an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.”3
1
Al Qur’an dan Terjemahnya, Sejarah Al Qur’an, Departemen Agama, Jakarta, 1991, hlm. 23 Akhmad Syadali, Ulumul Qur’an, Pustaka Setia, Bandung, 2000, hlm. 10 3 Ibid, hlm. 674 2
1
2
Dan Al Qur’an sebagai tata kehidupan umat dan petunjuk bagi makhluk, ia merupakan tanda kebenaran Rasulullah SAW. Disamping merupakan bukti yang jelas atas kenabian dan kerasulannya. Selain itu ia juga hujjah yang akan tetap tegak sampai pada hari kiamat 4. Berkaitan dengan masalah tersebut, pendidikan agama Islam dan membaca Al Qur’an di sekolah mulai di tingkat dasar tidak kalah pentingnya, disamping siswa diharapkan menjadi anak yang berbudi pekerti baik, rajin beribadah dan kuat imannya, maka tidak ada suatu alas an melainkan anak harus ditekan untuk belajar membaca Al Qur’an. Apalagi menghadapi keluhan dari pihak orang tua atau wali murid yang mengatakan, bahwa murid-murid tamatan sekolah dasar banyak yang belum dapat membaca dan menulis huruf Al Qur’an. Sehingga dengan penekanan belajar membaca Al Qur’an diharapkan murid-murid sekolah dasar dapat membaca dan menulis huruf Al Qur’an sebagai penghayatan terhadap sumber agama Islam, yaitu Al Qur’an. Bagi murid-murid tamatan sekolah dasar yang akan melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama diharapkan sudah mampu membaca dan menulis huruf Al Qur’an sehingga tidak menyulitkan bagi guru agama yang mengajar pada tingkat tersebut demikian pula pada tingkat selanjutnya5. Berdasarkan kurikulum Sekolah Dasar (SD) tahun 1975 yang telah dibakukan dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
4
Syeh Muhammad Ali Ash-Shabuni, Ikhtisar Ulumul Qur’an, Pustaka Amani, Jakarta, 1981, hlm. 3-4 5 H.MT. Fatahudin, Pedoman Membaca dan Menulis Huruf Al Qur’an, CV. Serajaya, Jakarta, 1981, hlm. 1
3
tanggal 17 Januari 1975 No. 008C/U/1975 dan Keputusan Menteri Agama tanggal 31 Oktober 1974 pada bidang studi pendidikan agama Islam terdapat tujuan instructional umum antara lain ditetapkan bahwa murid lulusan sekolah dasar harus mampu membaca Al Qur’an dengan baik6. Namun kenyataannya tidak seperti yang kita harapkan ternyata pembelajaran membaca dan menulis huruf Al Qur’an tingkat sekolah dasar ini kurang menarik dan para siswa mengalami kesulitan, maka dengan demikian pembelajaran ini kurang berhasil. Pengaruh perkembangan zaman dan teknologi telah banyak mempengaruhi kemampuan siswa, termasuk dalam membaca Al Qur'an. Banyak siswa yang lebih suka menonton televisi daripada ikut belajar di TPA/ TPQ. Dan akibatnya kemampuan membaca Al Qur'annya menjadi rendah. Akibatnya prestasi belajar PAI juga mengalami pengaruh. Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern siswa. Faktor intern yang berpengaruh adalah motivasi dan intelegensi. Sedangkan faktor eksternal adalah lingkungan, baik lingkungan keluarga maupun masyarakat. Semua faktor tersebut dapat memberikan dampak terhadap prestasi belajar siswa. Kehidupan anak di lingkungan perkotaan sebagaimana di Kota Salatiga menjadikan anak banyak terpengaruh oleh kondisi lingkungan. Dampaknya kegiatan mengaji dan belajar di TPA/TPQ menjadi kalah oleh permainan-permainan game komputer ataupun pengaruh lingkungan yang 6
Direktorat Pembinaan Pendidikan Agama Islam, Kurikulum 1975, Departemen Agama RI, Jakarta, 1981, hlm. 4
4
menuntut berbagai macam les pengetahuan umum. Dengan adanya hal tersebut maka kemampuan membaca Al Qur'an siswa dipengaruhi oleh lingkungannya.
B.
Penjelasan Istilah 1. Korelasi Korelasi diartikan sebagai suatu hubungan antara suatu hal dengan hal lain7. 2. Kemampuan Mampu adalah kuasa atau sanggup melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya8. 3. Membaca Membaca yaitu memperhatikan, melihat, mendengarkan dan mengucapkan secara terus menerus untuk memperbaharui pengetahuan dan ketrampilan9. 4. Al Qur’an Qur’an menurut bahasa berarti bacaan. Menurut istilah : Al Qur’an adalah Kalam Allah yang bernilai mu’jizat yang diturunkan kepada pungkasan (penutup) para Nabi dan Rasul, dengan perantara Malaikat Jibril yang tertulis pada mashahif, diriwayatkan kepada kita dengan
7
WJS Poerwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1991, hlm. 1642 Ibid, hlm. 344 9 Lukman Ali, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta, Bina Pustaka, 1998, hlm. 472 8
5
mutawatir, membacanya terhitung ibadah. Diawali dengan surat Al fatikah dan ditutup dengan surat An Nas10. 5. Prestasi Belajar Tercapainya tujuan pembelajaran dapat dilihat dari prestasi. Prestasi dapat dikatakan sebagai hasil akhir dari proses belajar mengajar di kelas serta
merupakan perwujudan dari kemampuan diri yang
optimal setelah menerima pelajaran, seperti yang dikemukakan oleh Sudjana11 Prestasi belajar juga dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas proses belajar mengajar yang sedang berlangsung. Hasil belajar memuat kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Pengalaman belajar adalah semua kegiatan fisik dan mental yang dialami siswa selama proses belajar mengajar. Prestasi belajar merupakan tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Prestasi belajar mempunyai berbagai fungsi, diantaranya sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai atau diserap oleh anak didik dan sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan atau sebagai timbal balik bagi kemajuan mutu pendidikan
10
Syekh Muhammad Ali Ash Shabuni, Ikhtisar Ulumul Qur’an, Jakarta, Pustaka Amani, hlm. 3 11 Nana Sudjana, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2001, h. 27
6
C.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitiannya sebagai berikut: 1. Bagaimana kemampuan membaca Al Qur'an siswa SD N Kumpulrejo 03 Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010? 2. Bagaimana prestasi belajar PAI SD N Kumpulrejo 03 Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010? 3. Adakah korelasi antara kemampuan membaca al qur'an dengan prestasi belajar PAI SD N Kumpulrejo 03 Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010?
D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kemampuan membaca Al Qur'an siswa SD N Kumpulrejo 03 Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010. 2. Untuk mengetahui prestasi belajar PAI SD N Kumpulrejo 03 Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010. 3. Untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara kemampuan membaca al qur'an dengan prestasi belajar PAI SD N Kumpulrejo 03 Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010.
7
E. Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah "ada korelasi antara kemampuan membaca al qur'an dengan prestasi belajar PAI SD N Kumpulrejo 03 Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010"
F.
Definisi Operasional Berdasarkan penjelasan istilah di atas maka dapat dirumuskan definisi operasional dari masing-masing variabel sebagai berikut: 1. Kemampuan Membaca Al Qur'an Adapun indikator kemampuan membaca Al Qur'an adalah sebagai berikut: Kriteria Tinggi
Komponen Makhraj 1.Anak
Tajwid
dapat 1. Anak
Kelancaran dapat
1. Anak
mengucapkan
mengucapkan
membaca
huruf Al Qur'an
dengan
benar
dengan
dengan baik dan
hukum
bacaan
benar
nun sukun dan
2.Anak
dapat
membedakan
mim sukun 2. Anak
baik,
lancar dan jelas 2. Anak
dapat
merangkai kata dapat
suara
dengan
mengucapkan
jelas
huruf-
huruf
hijaiyah
dengan baik dan
yang
hampir
benar
bacaan
dapat
perkata
dalam
ayat Al Qur'an
mad
sama Sedang
1. Anak dapat
tidak 1. Anak
tidak 1. Anak
mengenal secara
dapat
membaca tetapi
8
mengucapkan
lengkap bacaan
seluruh
sifat-
hukum
sifat
huruf
sukun dan mim
mengalami
sukun
kesulitan dalam
dengan tepat 2. Anak
tidak lancar
nun 2. Anak
kurang 2. Anak
tidak
sedikit
merangkai kata
bisa
mengenal secara
perkata
dari
membedakan
lengkap bacaan
ayat Al Qur'an
suara
huruf
mad
hijaiyah
yang
hampir
sama
denga baik Rendah
1.
Anak
tidak 1.
Anak
dapat
mengerti
mengucapkan
nun
huruf
2.
Anak
Anak
tidak
bacaan dapat membaca al
sukun
hijaiyah mim
dengan benar
tidak 1.
dan qur'an
dengan
sukun benar
dan tidak
bertemu dengan
lancar
tidak 2. Anak tidak tahu 2. Anak tidak bisa
dapat
hukum
membedakan
mad
suara
huruf
hijaiyah
yang
bacaan merangkai
kata
perkata dari ayat al qur'an
hampir sama
2. Prestasi Belajar Sedangkan prestasi belajar pendidikan agama Islam dapat diketahui dari indikator: a. Nilai ulangan harian b. Nilai Tugas c. Nilai Semester
9
G.
Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat serta menguji hipotesis yang diajukan12 2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas VI SD N Kumpulrejo 03 Kota Salatiga.Ppenelitian dimulai bulan Mei 2010 sampai dengan selesai 3. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling a. Populasi Populasi merupakan kumpulan individu atau orang dalam suatu wilayah yang memiliki karakteristik tertentu13. Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa kelas VI SD N Kumpulrejo 03 sebanyak 20 orang siswa. b. Sampel Sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan obyek penelitian. Karena jumlah populasi kurang dari 100, maka seluruh populasi dijadikan sampel penelitian sehingga penelitiannya adalah penelitian populasi14.
12
Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, Bandung, Alfabeta, 2008, hlm. 56 Ibid, hlm. 6 14 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rineka Cipta, 2003, hlm. 134 13
10
4. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes untuk mengetahui. kemampuan membaca al qur'an. Sedangkan untuk prestasi belajar PAI penulis mengambil data dokumentasi, yaitu data nilai hasil tes semester dua.
5. Analisis Data Analisis data untuk mengetahui hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan rumus Koefisien Kontiengensi (KK) sebagai berikut:
KK
2 2 N
keterangan: KK
: Koefisien Kontingensi
X2
: Nilai Chi Square
N
: Sampel
Sedangkan nilai chi square diperoleh hasil sebagai berikut:
2
( fo fh) 2 fh
Keterangan: X2
: Nilai Chi Square
fo
: frekuensi yang diperoleh
fh
: frekuensi yang diharapkan
11
G.
Sistematika Penulisan Bagian awal terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, halaman persetujuan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran. Sedangkan bagian inti terdiri dari: Bab I
Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II
Kajian
Pustaka,
berisi
tentang
landasan
teori
tentang
kemampuan membaca al qur'an, belajar dan pembelajaran, hasil belajar dan prestasi belajar. Bab III
Laporan pelaksanaan Penelitian, berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian dan subjek penelitian serta penyajian data.
Bab IV
Analisis Data, berisi tentang hasil penelitian, analisis data dan pembahasan.
Bab V
Penutup, berisi kesimpulan dan saran, daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.
Kemampuan Membaca Al Qur’an Al Qur'an secara etimologi merupakan mashdar (kata benda) dari kata kerja Qara-‟a ( )قرأyang bermakna Talaa ([ )تالkeduanya berarti: membaca atau bermakna Jama‟a (mengumpulkan, mengoleksi) 1. Atau dapat dikatakan Qara-‟a Qar‟an Wa Qur‟aanan ( )قرأ قرءا وقرآناsama seperti mengucapkan, Ghafaro Ghafran Wa Qhufroonan (
)غفر غفرا وغفرانا.
Berdasarkan makna pertama (Yakni: Talaa) maka ia adalah kata benda yang semakna dengan Ism Maf‟uul, artinya Matluw (yang dibaca). Sedangkan berdasarkan makna kedua (Yakni: Jama‟a) maka ia adalah kata benda dari Ism
Faa‟il,
artinya
Jaami‟
(Pengumpul,
Pengoleksi)
karena
ia
mengumpulkan/mengoleksi berita-berita dan hukum-hukum2. Secara terminologi (syari’at) Al qur'an adalah Kalam Allah ta’ala yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya, Muhammad SAW, diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Naas3. Allah ta’ala berfirman dalam QS Al Isra’ ayat 106
1
Depag RI, Bimbingan Membaca Al Qur‟an, Depag RI, Jakarta, 1996, hlm. 12 Ibid, hlm. 12 3 Ibid, hlm. 14 2
12
13
Artinya: Dan Al Qur'an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.”4 Dan firman-Nya dalam Surat Yusuf ayat 2
Artinya: “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa al-Qur‟an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.”5 Allah ta’ala telah menjaga al-Qur’an yang agung ini dari upaya merubah, menambah, mengurangi atau pun menggantikannya. Allah telah menjamin akan menjaganya sebagaimana dalam firman-Nya. Membaca diartikan sebagai mengeja huruf per huruf dalam suatu suku kata. Membaca juga diartikan sebagai sebuah tahapan dimana seseorang mengeja huruf sehingga menjadi suatu kata atau kalimat yang dapat dipahami. Firman Allah dalam Surat Al Furqan ayat 32:
Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil6.
4 5
Depag RI, Al Qur‟an dan Terjemahnya, Depag RI, Jakarta, 1976 Ibid, hlm. 674 6 Depag RI, Al Qur‟an dan Terjemahnya, Jakarta, Depag RI, 2005, hlm. 782.
14
Membaca Al Qur’an dengan tartil bertujuan agar dapat membaca Al Qur’an dengan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Dengan membaca Al Qur’an dengan baik dan benar sesuai kaidah, maka dalam kegiatan beribadah, terutama ibadah wajib maka akan dapat melafalkan ayat-ayat Al Qur’an dengan fasih sehingga ibadahnya menjadi lebih baik dan khusyuk. 7 Sebagaimana firman Allah dalam Surat Al A’raf ayat 204:
Dan apabila dibacakan Al Qur'an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat8. Tujuan lain yang dapat dicapai dengan pembelajaran Al Qur’an dengan metode iqro’ adalah mampu menghafal surat-surat pendek Al Qur’an, ayat-ayat pilihan serta do’a dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian dengan metode iqro’ dalam pembelajaran Al Qur’an banyak sekali faedah dan kegunaannya yang berhubungan dengan ibadah yang dilaksanakan sehari-hari. Selain itu metode tersebut juga melatih agar terampil dalam menulis huruf-huruf hijaiyah. Kebenaran menurut akal pikiran bersifat nisbi sulitlah menentukan ukuran dan takaran, antara kebenaran dan kebatilan. Masing-masing mengukur dengan ruang lingkup dimana mereka berada dan hawa nafsu
7 8
Depag RI, Metode Belajar Membaca Al Qur‟an, Jakarta, Depag RI, 2000, hlm. 6. Depag RI, Op.cit, hlm. 386.
15
yang sedang berkuasa. 9 Tuhan kemudian menurunkan pedoman, sebagai penerang penunjuk jalan. Pedoman tersebut adalah Al Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai penyempurnaan kita-kita suci terdahulu. Karena Al Qur’an diturunkan kepada manusia sebagai pedoman dalam kehidupannya, maka manusia diperintahkan untuk mengkajinya secara keseluruhan, bahkan perintah untuk mengkajinya merupakan kewajiban yang bersifat fardhu kifayah. Untuk mengkajinya seorang muslim harus dapat
membaca dan mengetahui maksud yang terkandung
didalamnya. Di dalam Asy-Syiasyahnya Ibnu Sina, menasehati agar kita mengajari anak-anak mulai mengajarkan Al Qur’an. Segenap potensi anak, baik jasmani maupun akalnya, hendaknya dicurahkan untuk menerima pelajaran ini, agar anak mendapat bahasa asli dan agar aqidah dapat mengalir tertanam kokoh dalam kalbunya Dalam muqoddimah Ibnu Khaldun dan Ibnu Sina dapat menunjukkan betapa pentingnya mengajarkan dan menghafal Al Qur’an kepada anak-anak. Ia menjelaskan bahwa pelajaran Al Qur’an merupakan pondasi pengajaran bagi seluruh kurikulum, sebab Al Qur’an merupakan syiar addin yang menggunakan aqidah dan mengkokohkan keimanan.
9
Abu Ahmadi, Belajar Membaca Al Qur‟an, Semarang, Thoha Putra, 2000, hlm. 14.
16
Setelah mampu membaca Al Qur’an hendaknya dibarengi dengan kemampuan memahami ayat-ayat yang terkandung didalamnya. Upaya yang dapat dilakukan dalam memahami ayat adalah sebagai berikut:10 1. Memahami ayat dengan ayat Menafsirkan satu ayat Qur’an dengan ayat Qur’an yang lain, adalah jenis penafsiran yang paling tinggi. Karena ada sebagian ayat Qur’an itu yang menafsirkan (baca, menerangkan) makna ayat-ayat yang lain. 2. Memahami ayat Al-Qur’an dengan Hadits Shahih Menafsirkan ayat Al-Qur’an dengan hadits shahih sangatlah urgen, bahkan harus. Allah menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasalam. Tidak lain supaya diterangkan maksudnya kepada semua manusia.
3. Memahami ayat dengan pemahaman sahabat Merujuk kepada penafsiran para sahabat terhadap ayat-ayat Qur’an seperti Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud sangatlah penting sekali untuk mengetahui maksud suatu ayat. Karena, di samping senantiasa menyertai Rasulullah, mereka juga belajar langsung dari beliau. 4. Harus mengetahui gramatika Bahasa Arab Tidak diragukan lagi, untuk bisa memahami dan menafsiri ayatayat Qur’an, mengetahui gramatika bahasa Arab sangatlah urgen. Karena Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab.
10
Ibid, hlm. 18
17
Tanpa mengetahui bahasa Arab, tak mungkin bisa memahami makna ayat-ayat Qur’an. Sebagai contoh ayat: “tsummastawaa ilas samaa‟i”. Makna istawaa ini banyak diperselisihkan. Kaum Mu’tazilah mengartikannya menguasai dengan paksa. Ini jelas penafsiran yang salah. Tidak sesuai dengan bahasa Arab. Yang benar, menurut pendapat ahli sunnah wal jamaah, istawaa artinya „ala wa irtafa‟a (meninggi dan naik). Karena Allah mensifati dirinya dengan Al-‟Ali (Maha Tinggi). Anehnya, banyak orang penganut faham Mu’tazilah yang menafsiri lafadz istawa dengan istaula. Pemaknaan seperti ini banyak tersebar di dalam kitab-kitab tafsir, tauhid, dan ucapan-ucapan orang. Mereka jelas mengingkari ke-Maha Tinggian Allah yang jelas-jelas tercantum dalam ayat-ayat Al-Qur’an, hadits-hadits shahih, perkataan para sahabat dan para tabi’in, Mereka mengingkari bahasa Arab di mana Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa itu. Ibnu Qayyim berkata, Allah memerintahkan orang-orang Yahudi supaya mengucapkan “hitthotun” (bebaskan kami dari dosa), tapi mereka pelesetkan atau rubah menjadi “hinthotun” (biji gandum). Ini sama dengan kaum Mu’tazilah yang mengartikan istawa dengan arti istaula 5. Memahami Nash Al-Qur’an dengan Asbabun Nuzul Mengetahui sababun nuzul (peristiwa yang melatari turunnya ayat) sangat membantu sekali dalam memahami Al-Qur’an dengan benar.
18
B.
Belajar dan Pembelajaran 1. Definisi Belajar Belajar merupakan proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang
melalui
penguatan
(reinforcement),
sehingga
terjadi
perubahan yang bersifat permanen dan persisten pada dirinya sebagai hasil pengalaman (Learning is a change of behaviour as a result of experience), demikian pendapat John Dewey, salah seorang ahli pendidikan Amerika Serikat dari aliran Behavioural Approach11 Perubahan yang dihasilkan oleh proses belajar bersifat progresif dan akumulatif, mengarah kepada kesmpurnaan, misalnya dari tidak mampu menjadi mampu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, baik mencakup aspek pengetahuan (cognitive domain), aspek afektif (afektive domain) maupun aspek psikomotorik (psychomotoric domain). Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan12. Belajar bukan merupakan tujuan melainkan suatu proses untuk mencapai tujuan, jadi belajar merupakan langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh sehingga dapat dikatakan belajar sebagai suatu kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat penting dalam setiap
11 12
M Ngalim Purwanto, Belajar dan Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2001, hal. 12 Ibid., hlm. 13
19
penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan13. Hal ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu tergantung dari proses yang dialami siswa, baik ketika di sekolah, lingkungan rumah atau keluarga. Belajar mempunyai pengertian yang sangat kompleks, sehingga banyak ahli yang mengemukakan pengertian belajar dengan ungkapan dan pandangan yang berbeda-beda. Ada empat pilar belajar yang dikemukakan oleh UNESCO, yaitu14: a.
Learning to Know,
yaitu suatu
proses pembelajaran yang
memungkinkan siswa menguasai tekhnik menemukan pengetahuan dan bukan semata-mata hanya memperoleh pengetahuan. b.
Learning to do adalah pembelajaran untuk mencapai kemampuan untuk
melaksanakan
Controlling,
Monitoring,
Maintening,
Designing, Organizing. Belajar dengan melakukan sesuatu dalam potensi yang kongkret tidak hanya terbatas pada kemampuan mekanistis, melainkan juga meliputi kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dengan orang lain serta mengelola dan mengatasi konflik c.
Learning to live together adalah membekali kemampuan untuk hidup bersama dengan orang lain yang berbeda dengan penuh toleransi, saling pengertian dan tanpa prasangka.
d. 13
Learning to be adalah keberhasilan pembelajaran yang untuk
Oemar Hamalik, Belajar dan Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2001, hlm. 16 Nurhadi dan Senduk, Pendekatan Baru dalam Pembelajaran, Graha Ilmu, Jakarta, 2004, hlm. 62 14
20
mencapai tingkatan ini diperlukan dukungan keberhasilan dari pilar pertama, kedua dan ketiga. Tiga pilar tersebut ditujukan bagi lahirnya siswa yang mampu mencari informasi dan menemukan ilmu pengetahuan yang mampu memecahkan masalah, bekerjasama, bertenggang rasa, dan toleransi terhadap perbedaan. Bila ketiganya berhasil dengan memuaskan akan menumbuhkan percaya diri pada siswa sehingga menjadi manusia yang mampu mengenal dirinya, berkepribadian
mantap
dan
mandiri,
memiliki
kemantapan
emosional dan intelektual, yang dapat mengendalikan dirinya dengan konsisten, yang disebut emotional intelegence (kecerdasan emosi). Dari berbagai pendapat mengenai belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku dan kemampuan seseorang karena bereaksi dengan keadaan.
2.
Ciri-ciri Pembelajaran Menurut
Darsono
dkk,
ciri-ciri
pembelajaran
dapat
dikemukakan sebagai berikut:15 a
Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis.
b
Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar.
15
Darsono dkk, Psikologi Pendidikan, Bina Cipta, Jakarta, 2000, hlm. 25
21
c
Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi siswa.
d
Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik.
e
Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa.
f
Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran baik secara fisik maupun psikologis.
3.
Belajar Mengajar Belajar di bidang pendidikan berhubungan dengan kegiatan mengajar. Pengertian yang umum dipahami orang terutama mereka yang awam dalam bidang-bidang studi kependidikan ialah bahwa mengajar itu merupakan penyampaian pengetahuan dan kebudayaan kepada siswa. Menurut Nasution mengajar adalah suatu usaha dari pihak guru, yakni mengatur lingkungan sehingga terbentuklah suasana yang sebaik-baiknya bagi anak untuk belajar. Teaching is the guidance of learning, artinya dalam mengajar yang aktif adalah siswa yang mengalami proses belajar dan guru hanya membimbing dan menunjukkan jalan dengan memperhitungkan kepribadian siswa16.
16
Nasution, Kurikulum dalam Pengajaran, Rajawali, Jakarta, 1999, hlm. 14
22
Menurut Rusyan ada tiga pandangan mengajar, yaitu17:
1)
mengajar adalah menyampaikan pengetahuan dari seseorang kepada kelompok;
2) mengajar adalah membimbing peserta didik untuk
belajar; 3) mengajar adalah mengatur lingkungan agar terjadi proses belajar mengajar yang baik.
Sedangkan menurut Hasibuan dan
Moedjiono berpendapat bahwa mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar.
Lebih
lanjut dikatakan bahwa mengajar adalah melatih ketrampilan, menyampaikan pengetahuan, membentuk sikap dan memindahkan nilai-nilai18. Mengajar
adalah kegiatan terorganisasi yang
bertujuan
membantu atau membimbing siswa untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan skill (keahlian), tingkah laku dan pengetahuan dengan cara penyajian konsep secara bertahap sehingga terjadi proses belajar.
Mengajar menurut Sardiman dalam Hasibuan, adalah
menyampaikan pengetahuan pada anak didik.
Mengajar diartikan
sebagai aktivitas mengorganisasikan atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar19. Menurut Joni dalam Sumantri dan Permana bahwa mengajar sebagai pencipta dan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan
17
Rusyan, Teknik Belajar Mengajar, Alfabeta, Bandung, 1994, hlm. 27 Hasibuan dan Moedjiono, Konsep dan Strategi Belajar Mengajar, Studia Press, Jakarta, 2004, hlm. 47 19 Ibid., hlm. 47 18
23
terjadinya proses belajar.
Sistem lingkungan ini terdiri dari
komponen-komponen
saling
yang
mempengaruhi
yaitu
tujuan
intruksional yang ingin dicapai, guru dan peserta didik yang memainkan peran senada dalam hubungan social tertentu, materi yang diajarkan, bentuk kegiatan yang dilakukan serta sarana dan prasarana belajar mengajar yang tersedia20. Mengajar
adalah
suatu
proses
yaitu
mengatur,
mengorganisasikan lingkungan yang ada di sekitarnya, sehingga dapat menimbulkan dan mendorong siswa melakukan proses belajar. Lingkungan dalam pengertian ini tidak hanya ruang kelas tetapi juga meliputi guru, alat perpustakaan, laboratorium, metode mengajar dan sebagainya yang relevan dengan kegiatan belajar mengajar.
Guru
hanya berperan sebagai pemimpin belajar dan fasilitator belajar, sedangkan yang berperan membelajarkan adalah siswa. Proses belajar mengajar menurut Syah dalam Sumantri dan Permana adalah sebuah kegiatan yang integral (utuh) dan terpadu antara siswa sebagai pelajar yang sedang belajar dengan guru sebagai pengajar yang sedang mengajar21. Rusyan, dkk berpendapat bahwa proses belajar mengajar memiliki empat komponen yaitu tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian. Keempat komponen tersebut tidak berdiri sendiri-sendiri tetapi saling berhubungan dan saling
20 21
Sumantri dan Permana, Metode Belajar Mengajar, Graha Ilmu, Jakarta, 2004, hlm. 62 Ibid., hlm. 64
24
mempengaruhi satu sama lain (Gambar 1)22.
Tujuan
Bahan
Metode dan alat
Penilaian
Gambar 1. Komponen Proses Belajar Mengajar Makmum dalam Rusyan menyatakan bahwa proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai suatu interaksi antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya.
Proses belajar mengajar adalah
suatu interaksi antara guru dengan siswa yang saling berhubungan dan saling berpengaruh sehingga menumbuhkan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan tertentu23. Keberhasilan proses
belajar
mengajar
dipengaruhi
oleh
beberapa faktor seperti faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri) dan faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar). Menurut Slameto faktor internal terdiri dari faktor jasmaniah dan faktor psikologis, sedangkan faktor eksternal terdiri dari faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat 24. Faktor sekolah antara lain
22
Rusyan, opcit., hlm. 29 Ibid., hlm. 29 24 Slameto, Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta, 1995, hlm. 54 23
25
meliputi metode mengajar, alat atau media pembelajaran, kurikulum dan lain-lain. Faktor keberhasilan pendidikan di sekolah salah satunya menjadi tanggung jawab guru sebagai fasilitator. Hal lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar ialah beberapa sifat peserta didik dalam belajar yaitu : cepat dalam belajar, lambat dalam belajar, anak kreatif, anak drop out dan anak berprestasi kurang. Sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaimana cara guru tersebut mengajarkan pengetahuan
terhadap
anak-anak
didiknya,
turut
menentukan
bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai anak. Faktor guru sangat berperan dalam proses belajar mengajar.
Guru yang dapat
mengembangkan metode mengajar dan media pembelajaran sangat membantu siswa dalam menerima materi pelajaran sehingga prestasi belajarpun meningkat.
Keberhasilan proses belajar mengajar dapat
ditingkatkan
guru
apabila
mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaruhi proses belajar mengajar.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar Setiap kegiatan belajar menghasilkan suatu perubahan yang khas yaitu hasil belajar. Hasil belajar adalah tingkat pencapaian siswa terhadap tujuan yang telah ditetapkan disetiap mata pelajaran dalam
26
waktu tertentu25. Keberhasilan seseorang dalam mempelajari sesuatu sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Slameto faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu26. a. Faktor intern 1) Kesehatan Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, mengantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan fungsi alat indera serta tubuhnya. 2) Inteligensi dan bakat Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui
relasi
dan
mempelajarinya
dengan
cepat.
Inteleginsi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingakat 25
Suharsimi Arikunto, Disiplin dalam Pembelajaran, Jakarta, Rineka Cipta, 2002, hlm.
26
Slameto, Op.cit, hlm. 84.
37.
27
inteleginsi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai tingkat inteleginsi yang rendah. Bakat merupakan kemampuan untuk belajar. Seperti juga inteleginsi, bakat juga mempengaruhi belajar, jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya maka hasil belajarnya juga akan lebih baik. 3) Minat dan motivasi Minat
adalah
kecenderungan
yang
tetap
untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Bahan pelajaran yang menarik minat belajar siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Motivasi adalah penggerak atau dorongan untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Menurut Nasution motivasi dapat berasal dari dalam diri
(motivasi
intrinsik)
maupun
dari
luar
(motivasi
ekstrinsik)27. Motivasi bukan saja penting karena menjadi faktor penyebab belajar, namun juga memperlancar belajar dan hasil belajar. Oleh karena itu guru diharapkan mengetahui kapan siswa perlu dimotivasi dan bentuk motivasi yang harus
27
S. Nasution, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta, Kanisius, 1996, hlm. 14.
28
diberikan agar proses pembelajaran berjalan lancar dan berhasil optimal. Sardiman menyebutkan ada sebelas bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah yaitu memberi angka, hadiah, saingan atau kompetisi, ego-involvement, memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat dan tujuan yang diakui 28. 4) Kematangan dan kesiapan Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Kematangan dan kesiapan siswa untuk mempelajari sesuatu yang baru akan mempengaruhi proses dan hasil belajar tersebut. b. Faktor ekstern 1). Keluarga Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya bagi keberhasilan seorang siswa dalam belajar. Keadaan ekonomi keluarga, cara orang tua mendidik, hubungan anak dengan orang tua, suasana rumah, dan latar belakang budaya (pendidikan orang tua) akan ikut menentukan keberhasilan belajar siswa.
28
Sardiman, Op.cit, hlm. 48.
29
2). Sekolah Keadaan sekolah tempat belajar turut berpengaruh pada tingkat
keberhasilan
belajar.
Kondisi
sekolah,
metode
mengajar guru, kurikulum, tata tertib sekolah, serta hubungan guru
dengan
siswa
mempengaruhi
dan
motivasi
siswa
belajar
dengan siswa
siswa
akan
sehingga
hasil
belajarpun terpengaruh. 3). Masyarakat Masyarakat
merupakan faktor ekstern yang juga
berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat yang berupa kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentu kehidupan masyarakat.
C.
Hasil Belajar Kegiatan belajar mengajar dikatakan efisien jika hasil belajar yang diinginkan dapat dicapai dengan usaha yang sekecil mungkin. Perwujudan perilaku belajar biasanya dapat dilihat dari adanya perubahan-perubahan kebiasaan, keterampilan dan pengetahuan, sikap dan kemampuan yang biasanya disebut sebagai hasil belajar. Belajar dan mengajar sebagai aktivitas utama di sekolah meliputi tiga unsur, yaitu tujuan pengajaran, pengalaman belajar mengajar dan hasil belajar. Hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa setelah mengalami
30
proses belajar dalam waktu tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya” 29. 1. Penilaian Hasil Belajar Nana Syaodih dalam Sardiman menjelaskan bahwa, “Tes hasil belajar kadang-kadang disebut juga tes prestasi belajar, mengukur hasilhasil belajar yang dicapai siswa selama kurun waktu tertentu”. Hasil belajar tersebut diwujudkan dalam bentuk angka atau tulisan. Adapun waktu pengambilan nilai sebagai hasil belajar dibedakan menjadi enam: 1) tes akhir pertemuan; 2) tes akhir pokok bahasan; 3) tes mingguan; 4) tes tengah catur wulan atau tengah semester; 5) tes akhir catur wulan atau akhir semester; 6) ujian akhir pendidikan (satu jenjang pendidikan). Tes hasil belajar tersebut juga dibedakan berdasarkan materi yang diukur sesuai dengan nama mata pelajaran, misalnya biologi. Hasil belajar dapat diperoleh melalui suatu mekanisme tertentu yang berupa penilaian hasil belajar. Dalam hal ini Nana Sudjana menjelaskan bahwa30: Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa obyek yang dinilai adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku-tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris. Oleh sebab itu 29 30
Ibid, hlm. 6. Ibid, hlm. 7.
31
dalam penulisan hasil belajar, peran tujuan instruksional yang berisi rumusan kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai siswa menjadi unsur penting sebagai dasar dan acuan penilaian. Menurut Nana Sudjana “Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris”. Ketiga ranah inilah yang digunakan dalam penilaian hasil belajar pada kurikulum berbasis kompetensi. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya adalah kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris yakni (a) gerak refleks, (b) keterampilan gerak dasar, (c) kemampuan perceptual, (d) keharmonisan atau ketepatan, (e) gerakan keterampilan kompleks, dan (f) gerakan ekspresif dan interpretatif. 31
31
Ibid, hlm. 22.
32
Penilaian yang dilakukan dalam kurikulum 2004 adalah penilaian berbasis kompetensi yang berpijak pada konsep belajar tuntas (Mastery Learning). Pencapaian hasil belajar mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotoris. Aspek kognitif dilakukan melalui ulangan harian dan ujian. Aspek psikomotoris dilakukan melalui ujian praktikum atau menggunakan penilaian unjuk kerja pada pembelajaran berlangsung. Aspek afektif dilakukan melalui pengamatan pada lembar pengamatan dan kuesioner. Kualitas hasil belajar dari seorang siswa dapat diketahui setelah siswa menerima suatu materi pelajaran dari pokok bahasan tertentu. Sedangkan prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh oleh seorang siswa setelah mengikuti pendidikan atau latihan tertentu, hal ini bisa ditentukan dengan memberikan tes pada akhir pendidikan itu. Jadi dengan kata lain hasil belajar seorang siswa merupakan bagian dari prestasi belajarnya. Suharno dalam bukunya Belajar dan Pembelajaran II (1995: 78-80), menyatakan bahwa sasaran evaluasi hasil belajar pada hakekatnya adalah sama dengan tujuan pembelajaran. Hal ini disebabkan karena evaluasi hasil belajar adalah untuk mengetahui seberapa jauh tujuan belajar dapat dicapai. Oleh karena itu maka sasaran evaluasi adalah meliputi semua tujuan pembelajaran yang oleh Bloom (1956) dibagi menjadi (1) Ranah kognitif, (2) Ranah Afektif, dan (3) Ranah psikomotor.
33
Bloom (1956) membagi ranah kognitif ini menjadi dua bagian yaitu: (1) Kemampuan mengingat informasi, dan (2) kemampuan intelektual. Kemampuan mengingat informasi merupakan kategori tujuan belajar yang paling rendah yaitu pengetahuan (knowledge), sedangkan kemampuan intelektual, secara hirarkis sebagai berikut: (a) kemampuan; (b) menerapkan; (c) menganganalisis; (d) mensintesis; dan (e) kemampuan mengevaluasi. Secara rinci sasaran evaluasi ranah kognitif dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Kemampuan pengetahuan (knowledge = C1), untuk mengukur hasil belajar ini guru dapat memulai pertanyaan dengan kata-kata: operasional, definisikan, tuliskan, sebutkan, dsb. b. Kemampuan pemahaman (coprehension = C2), untuk mengevaluasi sasaran ini guru dapat menggunakan kata-kata: bedakan, simpulkan, berilah contoh, rangkumlah, dsb. c. Kemampuan menerapkan (application = C3), sasaran ini dapat dievaluasi dengan menggunakan kata-kata: gunakan teori, konsep, rumus, dan prinsip-prinsip. d. Kemampuan menganalisa (analizing = C4), kata-kata yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kemampuan ini antara lain: uraikan, membedakan, memisahkan, menjabarkan, dan menurunkan. e. Kemampuan mensintesis (synthesis = C5), tingkah laku yang menggambarkan
kemampuan
mensintesis
ini
antara
lain:
34
mengkatagorikan, mengkombinasikan, mengkomposisikan, merakit, mengkonstruksi, menyunting, dan merevisi. f.
Kemampuan mengevaluasi (evaluation = C6), kata – kata atau istilah yang menggambarkan kemampuan ini adalah menghargai, mengkritik, memutuskan, dan menilai hasil karya. Sasaran evaluasi hasil belajar yang lain adalah ranah afektif
yang berupa nilai dan sikap siswa setelah mengikuti suatu pelajaran. Berbeda dengan hasil belajar ranah kognitif, maka evaluasi hasil belajar afektif dapat diukur dengan tes sikap, dimana dalam hal ini tidak ada jawaban benar maupun salah. Sebagaimana kemampuan kognitif maka ranah afektif juga terbagi dari beberapa tingkatan yaitu: a. Penerimaan (receiving), kata-kata yang mengandung aspek ini antara lain: memilih, mendeskripsikan, mengikuti, menunjuk, merespon (responding), aspek atau tingkatan ini dapat diungkap dengan kata-kata: menjawab, membantu, menghafal, menuliskan, memilih. b. Merespon (responding), aspek atau tingkatan ini dapat diungkap dengan kata – kata: menjawab, membantu, menghafal, menuliskan, memilih. c. Menilai (valuting), kata-kata yang mengandung aspek ini antara lain: melengkapi, menggambarkan, membedakan, memilih, dan mempelajari.
35
d. Organisasi (organization), tingkatan ranah ini dapat diungkap dengan kata-kata antara lain: mengatur, merubah, melengkapi, menyimpulkan, menerangkan. e. Karakterisasi (characterization), kata-kata yang releven dengan aspek ini antara lain: menerapkan, mengusulkan, mempengaruhi, mendemonstrasikan, dan menggunakan. Keberhasilan pengembangan ranah kognitif akan berdampak positif pada perkembangan ranah psikomotor. Kecakapan psikomotor ialah segala amal jasmaniah yang konkrit dan mudah diamati baik kualita maupun kuantitasnya karena sifatnya yang terbuka. Bloom dalam Suharno (2000: 21) menyatakan bahwa ranah psikomotik meliputi empat tingkatan yaitu: (1) Gerak tubuh (body movement) merupakan kemampuan gerakan tubuh yang menekankan pada kekuatan, kecepatan, dan ketepatan tubuh; (2) Koordinasi gerak (finally coordinatif movement) merupakan ketepatan yang dikoordinasikan yang biasanya berhubungan dengan gerakan mata, telinga, dan badan; (3) Komunikasi non verbal (non verbal comunication) merupakan kemampuan komunikasi tanpa kata, kemampuan menggunakan bahasa isyarat; (4) Perilaku berbicara (spech behavior) merupakan kemampuan berbicara yang berhubungan dengan komunikasi secara lisan.
36
D.
Prestasi Belajar Semua bentuk kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu, pada akhirnya selalu ingin diketahui hasilnya. Hasil dari kegiatan belajar dimaksud sebagai prestasi belajar.
Kamus bahasa Indonesia
disebutkan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru32. Tercapainya tujuan pembelajaran dapat dilihat dari prestasi. Prestasi dapat dikatakan sebagai hasil akhir dari proses belajar mengajar di kelas serta merupakan perwujudan dari kemampuan diri yang optimal setelah menerima pelajaran. Prestasi belajar juga dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas proses belajar mengajar yang sedang berlangsung. Hasil belajar memuat kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Pengalaman belajar adalah semua kegiatan fisik dan mental yang dialami siswa selama proses belajar mengajar. Prestasi belajar merupakan tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Prestasi belajar mempunyai berbagai fungsi, diantaranya sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai atau diserap oleh anak didik dan sebagai bahan
32
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Depdikbud, 1995, hal. 787
37
informasi dalam inovasi pendidikan atau sebagai timbal balik bagi kemajuan mutu pendidikan. Fungsi utama prestasi belajar adalah: 1) prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai oleh peserta didik; 2) sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu; 3) sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan; 4) sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan dan 5) prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik 33.
33
Nana Sudjana, Evaluasi Pembelajaran, Jakarta, Sinar Baru Algesindo, 2006, hal. 14
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A.
Keadaan Umum Sekolah Dasar Negeri Kumpulrejo 03 Salatiga 1. Sejarah Berdirinya Tujuan nasional yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 antara lain untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Maksud ini dijabarkan lebih lanjut dalam batang
tubuh UUD 1945 pasal 31 ayat (1) yang menegaskan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak mendapat
pengajaran. Dalam hal untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa, maka penulis berpendapat perlu sekali didirikan sekolah-sekolah termasuk SD Negeri Kumpulrejo 03 sebagai wadah anak-anak untuk belajar dan untuk menambah pengetahuan tingkat dasar. Dengan demikian tepat kiranya bahwa dengan pendidikan diharapkan akan dapat mendidik kader-kader pembangunan yang merupakan masalah pokok bagi pembangunan masyarakat. SD N Kumpulrejo 03 dibangun di atas tanah desa pada tanggal 4 Januari 1977 dan mulai beroperasi pada bulan Agustus 1977.
2. Struktur Organisasi Untuk mencapai tujuan yang optimal dalam melaksanakan pendidikan diperlukan organisasi yang baik. Organisasi dalam arti yang
38
39
luas adalah badan yang mengatur segala urusan untuk mencapai tujuan, maka diperlukan organisasi yang teratur.
3. Keadaan Guru Guru merupakan alat pendidikan, yakni sebagai tenaga pendidik, guru yang berpotensi sangat mempengaruhi keberhasilan dari kegiatan pembelajaran. Jumlah guru di SD N Kumpulrejo 03 adalah 14 orang, 1 orang sebagai kepala sekolah dan yang lainnya sebagai guru kelas dan guru mapel. Dari keseluruhan guru adalah sebagai wiyata bhakti. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel sebagai berikut: TABEL 1 DAFTAR GURU SD N KUMPULREJO 03 No
Nama
Jabatan
1
Sujarwo
Kepala Sekolah
2
Sugiyarto
Guru Kelas
3
Sri Suprihati
Gabd
4
Mudzakir
GAI
5
Titik Sukapti
Guru Kelas
6
Subandi
Guru Kelas
7
M. Suprihati
Guru Kelas
8
K. Lestari H
Guru Kelas
9
Ariadi
Guru Kelas
10
Ahmad M.
Guru Penjas
11
Sisfitika Dwi
Guru Kelas
12
Dwi Setyaningsih
Gr Kelas
13
Widyaningrum
WB
14
Sugeng Amin
WB
Keterangan
40
4. Keadaan Siswa dan Fasilitas Sekolah a. Keadaan Siswa Menurut pengamatan penulis dalam penelitian ini yang dilakukan melalui pengumpulan data, persentase antara siswa lakilaki dan perempuan mempunyai selisih yang tidak terlalu besar, dimana jumlah siswa laki-laki lebih banyak dari siswa perempuan. Dengan teknik dokumentasi dapat dilihat keadaan siswa pada tabel berikut: TABEL II DAFTAR JUMLAH SISWA SD N Kumpulrejo 03 No
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
I
12
10
22
2
II
7
4
11
3
III
13
15
28
4
IV
19
10
29
5
V
12
8
20
6
VI
13
7
20
76
54
130
Jumlah b. Fasilitas Sekolah
SD N Kumpulrejo 03 menempati tanah seluas 2.106 m2. Fasilitas pendidikan yang memenuhi syarat sangat menentukan kelancaran proses belajar mengajar. Adapun fasilitas gedung/ ruang yang tersedia di SD N Bugel 02 adalah sebagai berikut: 1) Ruang kepala sekolah
: 1 buah
41
2) Ruang guru
: 1 buah
3) Ruang kelas
: 6 buah
4) Ruang perpustakaan
: 1 buah
5) Ruang UKS
: 1 buah
6) Kamar mandi/ WC guru
: 1 buah
7) Kamar mandi/ WC murid
: 1 buah
8) Dapur
: 1 buah
9) Gudang
: 1buah
Sedangkan fasilitas perlengkapan sekolah antara lain sebagai berikut: 1) Komputer
: 12 buah
2) Laptop
: 1 buah
3) TV
: 1 Unit
4) Mesin ketik
: 1 buah
5) Almari
: 8 buah
6) Rak buku
: 2 buah
7) Papan tulis
: 8 buah
8) Kursi guru
: 12 buah
9) Meja guru
: 12 buah
10) Kursi siswa
: 120 buah
11) Meja siswa
: 120 buah
42
B.
Keadaan Responden 1. Daftar Nama Responden Jumlah seluruh siswa SD N Kumpulrejo 03 adalah 130 anak. Dari penulis mengambil sampel yaitu 20 anak kelas VI. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel sebagai berikut: TABEL III DAFTAR NAMA RESPONDEN No
Responden
Jenis Kelamin
Kelas
1
Susanto
L
VI
2
Agus Setiawan
L
VI
3
Andi Gustoro
L
VI
4
Dwi Prasetyo Utomo
L
VI
5
Dwi Lestari
P
VI
6
Febri Rahmadani
L
VI
7
Meirotul Insiah
P
VI
8
Nurul Alfitasari
P
VI
9
Wiwit Andika
L
VI
10
Ainina Kurnia Rahma
P
VI
11
Andiana Satria Irfan
L
VI
12
Andi Setiawan
L
VI
13
Erfan Antorida
L
VI
14
Eka Wulandari
P
VI
15
Hari Setyawan
L
VI
16
Nanang Adi P
L
VI
17
Yeni Nurmalasari
P
VI
18
Ari Safitri
P
VI
19
Heru Wicaksono
L
VI
20
Uut Kurniadi
L
VI
Data diperoleh pada tanggal 12 Mei di SD N Kumpulrejo 03
43
2. Daftar tentang Kemampuan Membaca Al Qur'an Adapun hasil tes kemampuan membaca Al Qur'an siswa diperoleh hasil sebagai berikut: TABEL IV Hasil Kemampuan Membaca Al Qur'an Nomor
Nama Siswa
Nilai
Urut
Induk
1
629
Susanto
60
2
663
Agus Setiawan
60
3
664
Andi Gustoro
80
4
668
Dwi Prasetyo Utomo
50
5
669
Dwi Lestari
80
6
670
Febri Rahmadani
70
7
673
Meirotul Insiah
80
8
677
Nurul Alfitasari
80
9
683
Wiwit Andika
70
10
687
Ainina Kurnia Rahma
60
11
688
Andiana Satria Irfan
70
12
689
Andi Setiawan
70
13
691
Erfan Antorida
70
14
692
Eka Wulandari
60
15
694
Hari Setyawan
80
16
696
Nanang Adi P
70
17
700
Yeni Nurmalasari
60
18
701
Ari Safitri
60
19
768
Heru Wicaksono
60
20
776
Uut Kurniadi
70
44
3. Daftar tentang Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Adapun hasil belajar siswa dapat dilihat dari tabel sebagai berikut: TABEL V DAFTAR HASIL BELAJAR PAI SISWA SEMESTER II TAHUN 2009/2010 Nomor
Nama Siswa
Nilai
Urut
Induk
1
629
Susanto
90
2
663
Agus Setiawan
90
3
664
Andi Gustoro
80
4
668
Dwi Prasetyo Utomo
90
5
669
Dwi Lestari
80
6
670
Febri Rahmadani
70
7
673
Meirotul Insiah
80
8
677
Nurul Alfitasari
90
9
683
Wiwit Andika
90
10
687
Ainina Kurnia Rahma
70
11
688
Andiana Satria Irfan
80
12
689
Andi Setiawan
70
13
691
Erfan Antorida
70
14
692
Eka Wulandari
60
15
694
Hari Setyawan
90
16
696
Nanang Adi P
80
17
700
Yeni Nurmalasari
60
18
701
Ari Safitri
80
19
768
Heru Wicaksono
100
20
776
Uut Kurniadi
80
45
BAB IV ANALISIS DATA
A.
Analisis Data Pertama Untuk mengetahui seberapa jauh hubungan kemampuan membaca al Qur'an dengan prestasi belajar PAI siswa, maka dapat diperoleh dengan analisis statistik. Karena data yang terkumpul berjumlah banyak dan bersifat kualitatif, adapun dalam menganalisis data tersebut menggunakan teknik analisis statistik dengan rumus:
KK
2 2 N
keterangan: KK
: Koefisien Kontingensi
X2
: Nilai Chi Square
N
: Sampel
Sedangkan nilai chi square diperoleh hasil sebagai berikut:
2
( fo fh) 2 fh
Keterangan: X2
: Nilai Chi Square
fo
: frekuensi yang diperoleh
fh
: frekuensi yang diharapkan
46
1. Analisis Data tentang Kemampuan membaca al Qur'an Data kemampuan membaca al Qur'an diperoleh dari tes kemampuan membaca dengan hasil sebagai berikut: TABEL VI NILAI TES KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR'AN Nomor
Nama Siswa
Nilai
Urut
Induk
1
629
Susanto
60
2
663
Agus Setiawan
60
3
664
Andi Gustoro
80
4
668
Dwi Prasetyo Utomo
50
5
669
Dwi Lestari
80
6
670
Febri Rahmadani
70
7
673
Meirotul Insiah
80
8
677
Nurul Alfitasari
80
9
683
Wiwit Andika
70
10
687
Ainina Kurnia Rahma
60
11
688
Andiana Satria Irfan
70
12
689
Andi Setiawan
70
13
691
Erfan Antorida
70
14
692
Eka Wulandari
60
15
694
Hari Setyawan
80
16
696
Nanang Adi P
70
17
700
Yeni Nurmalasari
60
18
701
Ari Safitri
60
19
768
Heru Wicaksono
60
20
776
Uut Kurniadi
70
Kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berikut:
47
a. Untuk nilai kemampuan membaca al Qur'an diketahui nilai tertinggi 80 dan terendah 50 maka berdasarkan rumus interval sebagai berikut: i
xt xr 1 ki
Keterangan: i
= interval ideal
xt
= nilai tertinggi ideal
xr
= nilai terendah ideal
ki
= kelas interval
i
=
80 50 1 3
30 1 3
= 10 Kemudian dimasukkan tabel untuk mengetahui berapa banyak siswa yang memiliki kemampuan membaca al Qur'an dengan criteria baik, sedang dan kurang.
48
TABEL VII INTERVAL KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR'AN Nilai
Jumlah siswa
Nilai nominasi
70-80
12
A (baik)
60-69
7
B (sedang)
50-59
1
C (kurang)
Jumlah
20
Dengan demikian dapat diketahui: a. Untuk kemampuan membaca al Qur'an yang mempunyai kriteria baik, mendapat nilai antara 70-80 sebanyak 12 siswa b. Untuk kemampuan membaca al Qur'an yang mempunyai criteria sedang mendapat nilai antara 60-69 sebanyak 7 siswa c. Untuk kemampuan membaca al Qur'an yang mempunyai criteria rendah mendapat nilai antara 50-59 sebanyak 1 siswa Kemudian dibuat tabel nominasi A (baik), B (sedang), C (kurang) untuk mengetahui kemampuan membaca al Qur'an dengan kriteria baik, sedang, dan kurang.
49
TABEL VIII NILAI NOMINASI KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR'AN No Responden 1
Skor 60
Nominasi B
2
60
B
3
80
A
4
50
C
5
80
A
6
70
A
7
80
A
8
80
A
9
70
A
10
60
B
11
70
A
12
70
A
13
70
A
14
60
B
15
80
A
16
70
A
17
60
B
18
60
B
19
60
B
20
70
A
Setelah diketahui berapa banyak siswa yang memiliki kemampuan membaca al Qur'an dengan kriteria baik, sedang, dan kurang kemudian dipresentasikan masing-masing variabel dengan rumus sebagai berikut:
50
P= -
F x100% N
Untuk kemampuan membaca al Qur'an yang mendapat kriteria baik dengan nilai A sebanyak 12 siswa P=
-
12 x100% = 60% 20
Untuk kemampuan membaca al Qur'an yang mendapat kriteria sedang dengan nilai B sebanyak 7 siswa P=
-
7 x100% =35% 20
Untuk kemampuan membaca al Qur'an yang termasuk dalam kriteria kurang mendapat nilai C sebanyak 1 siswa P=
1 x100% = 5% 20
TABEL IX KLASIFIKASI KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR'AN Nilai kemampuan No
Interval
Frekuensi
Persentase
membaca al qur'an 1
Baik (A)
70-80
12
60%
2
Sedang (B)
60-69
7
35%
3
Kurang (C)
50-59
1
5%
2. Analisis data tentang Prestasi Belajar Siswa Untuk mengetahui prestasi belajar siswa digunakan data nilai siswa dalam mata pelajaran PAI sebagai berikut:
51
TABEL X PRESTASI BELAJAR PAI SISWA SEMESTER II TAHUN 2009/2010 Nomor
Nama Siswa
Nilai
Urut
Induk
1
629
Susanto
90
2
663
Agus Setiawan
90
3
664
Andi Gustoro
80
4
668
Dwi Prasetyo Utomo
90
5
669
Dwi Lestari
80
6
670
Febri Rahmadani
70
7
673
Meirotul Insiah
80
8
677
Nurul Alfitasari
90
9
683
Wiwit Andika
90
10
687
Ainina Kurnia Rahma
70
11
688
Andiana Satria Irfan
80
12
689
Andi Setiawan
70
13
691
Erfan Antorida
70
14
692
Eka Wulandari
60
15
694
Hari Setyawan
90
16
696
Nanang Adi P
80
17
700
Yeni Nurmalasari
60
18
701
Ari Safitri
80
19
768
Heru Wicaksono
100
20
776
Uut Kurniadi
80
Kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berikut: Nilai tertinggi siswa 100 sedangkan nilai terendah 60, sehingga dapat diintervalkan sebagai berikut:
52
i
xt xr 1 ki
Keterangan: i
= interval ideal
xt
= nilai tertinggi ideal
xr
= nilai terendah ideal
ki
= kelas interval
i
=
100 60 1 3
40 1 3
= 13 Kemudian dimasukkan tabel untuk mengetahui berapa banyak siswa yang mempunyai nilai dengan criteria baik, sedang dan kurang TABEL XI INTERVAL PRESTASI BELAJAR PAI SISWA Nilai
Jumlah siswa
Nilai nominasi
87-100
7
A
73-86
7
B
60-72
6
C
Jumlah
20
Dengan demikian dapat diketahui: a. Untuk nilai siswa yang baik sekali mendapat nilai antara 87-100 sebanyak 7 siswa
53
b. Untuk nilai siswa yang baik mendapat nilai antara 73-86 sebanyak 7 siswa c. Untuk nilai siswa yang cukup mendapat nilai antara 60-72 sebanyak 6 siswa Kemudian dibuat tabel nominasi A (baik), B (sedang), C (kurang) untuk mengetahui nilai siswa dengan kriteria baik, sedang, dan kurang. TABEL XII NILAI NOMINASI PRESTASI BELAJAR PAI SISWA No Responden 1
Skor 90
Nominasi A
2
90
A
3
80
B
4
90
A
5
80
B
6
70
C
7
80
B
8
90
A
9
90
A
10
70
C
11
80
B
12
70
C
13
70
C
14
60
C
15
90
A
16
80
B
17
60
C
18
80
B
54
19
100
A
20
80
B
Setelah diketahui berapa banyak siswa yang mempunyai nilai baik, sedang, dan kurang kemudian dipresentasikan masingmasing variabel dengan rumus sebagai berikut: P=
F x100% N
a. Untuk nilai yang baik mendapat nilai A sebanyak 7 siswa P=
7 x100% = 35% 20
b. Untuk nilai siswa dalam kategori sedang mendapat nilai B sebanyak 7 siswa P=
7 x100% = 35% 20
c. Untuk nilai siswa dalam kategori kurang mendapat nilai C sebanyak 6 siswa P=
6 x100% = 30% 20
55
TABEL XIII INTERVAL PRESTASI BELAJAR PAI SISWA Nilai prestasi No
Interval
Frekuensi
Persentase
belajar PAI
B.
1
Baik (A)
87-100
7
35%
2
Sedang (B)
73-86
7
35%
3
Kurang (C)
60-72
6
30%
Analisis Pengolahan Data Analisis pengolahan data ini untuk data yang terkumpul dari nilai variabel kemampuan membaca al Qur'an dan prestasi belajar siswa untuk mencari korelasi dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
KK
2 2 N
keterangan: KK
: Koefisien Kontingensi
X2
: Nilai Chi Square
N
: Sampel
Sedangkan nilai chi square diperoleh hasil sebagai berikut:
( fo fh) 2 fh 2
Keterangan: X2
: Nilai Chi Square
56
fo
: frekuensi yang diperoleh
fh
: frekuensi yang diharapkan
Selanjutnya kedua variabel tersebut didistribusikan ke dalam koefisien dari perkalian antara nilai-nilai variabel X dan nilai-nilai variabel Y agar memudahkan dalam memasukkan ke rumus korelasi. Untuk lebih jelasnya akan penulis kemukakan dalam tabel berikut: TABEL XIV TABEL KERJA UNTUK MENCARI KOEFISIENSI ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR'AN DAN PRESTASI BELAJAR PAI SISWA No Resp
fo baca
fh baca
fo-fh baca
(fofh)/fh baca
fo prest
fh prest
fo-fh prest
(fofh)/fh prest
X2 total
1
60
100
-40
16.00
90
100
-10
1.00
17.00
2
60
100
-40
16.00
90
100
-10
1.00
17.00
3
80
100
-20
4.00
80
100
-20
4.00
8.00
4
50
100
-50
25.00
90
100
-10
1.00
26.00
5
80
100
-20
4.00
80
100
-20
4.00
8.00
6
70
100
-30
9.00
70
100
-30
9.00
18.00
7
80
100
-20
4.00
80
100
-20
4.00
8.00
8
80
100
-20
4.00
90
100
-10
1.00
5.00
9
70
100
-30
9.00
90
100
-10
1.00
10.00
10
60
100
-40
16.00
70
100
-30
9.00
25.00
11
70
100
-30
9.00
80
100
-20
4.00
13.00
12
70
100
-30
9.00
70
100
-30
9.00
18.00
13
70
100
-30
9.00
70
100
-30
9.00
18.00
14
60
100
-40
16.00
60
100
-40
16.00
32.00
15
80
100
-20
4.00
90
100
-10
1.00
5.00
16
70
100
-30
9.00
80
100
-20
4.00
13.00
17
60
100
-40
16.00
60
100
-40
16.00
32.00
18
60
100
-40
16.00
80
100
-20
4.00
20.00
19
60
100
-40
16.00
100
100
0
0.00
16.00
57
20
70
100
-30
9.00
80
100
-20
4.00
13.00
Jml
1360
2000
-640
220
1600
2000
-400
102
322
Selanjutnya untuk mencari koefisien kontingensi, dicari dulu nilai Chi Square dengan langkah sebagai berikut: 2 fo fh 2
fh
(60 100 ) 2 (60 100 ) 2 (80 100 ) 2 (80 100 ) 2 .... = 100 100 100 100
= 322 Nilai Chi Square yang diperoleh sebesar 322 kemudian dimasukkan ke dalam rumus koefisien kontingensi sebagai berikut:
KK
2 2 N
322 322 20
322 342
= 0,970
C.
Analisis Uji Hipotesis Setelah hasil perhitungan dengan rumus koefisien kontingensi diketahui hasilnya, langkah selanjutnya adalah dilakukan pembuktian analisis yaitu dengan cara melihat kriteria .
58
Nilai KK yang diperoleh sebesar 0,970 kemudian dilihat kriteria berdasarkan kekuatan korelasinya sebagai berikut: TABEL XV INTERVAL NILAI KOEFISIEN KORELASI (KK) DAN KEKUATAN HUBUNGAN No
Interval Nilai
Kekuatan Hubungan
1
KK = 0,00
Tidak
2
0,00 < KK ≤ 0,20
Sangat rendah atau lemah sekali
3
0,20 < KK ≤ 0,40
Rendah atau lemah tapi pasti
4
0,40 < KK ≤ 0,70
Cukup berarti atau sedang
5
0,70 < KK ≤ 0,90
Tinggi atau kuat
6
0,90 < KK < 1,00
Sangat tinggi atau kuat sekali, dapat diandalkan
7
KK = 1,00
Sempurna
Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa nilai KK yang diperoleh dalam kategori sangat tinggi, artinya kemampuan membaca al Qur'an sangat berhubungan erat dengan prestasi belajar PAI.
59
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan Dari
hasil
penelitian
yang
dilakukan
oleh
penulis
dan
pemahamannya, serta beberapa analisis data maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kemampuan membaca al Qur'an yang berada pada kategori baik mencapai 60%, kategori sedang 35% dan kategori kurang 5% 2. Prestasi belajar PAI yang berada pada kategori baik mencapai 35%, kategori sedang 35% dan kategori kurang 30% 3. Dari data kuantitatif di atas, maka penulis berkesimpulan bahwa kemampuan membaca al Qur'an memiliki hubungan dengan prestasi belajar PAI siswa yaitu nilai KK yang diperoleh adalah sebesar 0,970 yang termasuk dalam kriteria memiliki hubungan sangat erat.
B.
Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh serta pembahasan tentang hasil tersebut maka penulis menyampaikan saran-saran sebagai berikut: 1. Perlunya kerjasama antara pihak sekolah dan orangtua, terutama dalam hal pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler membaca Al Qur'an, sehingga kemampuan siswa dalam membaca Al Qur'an dapat meningkat.
59
60
2. Guru perlu memberi motivasi terhadap siswa untuk mengaji atau belajar di TPQ sehingga siswa dapat menambah kemampuan dalam membaca Al Qur'an dan pengetahuan agama yang lain.
61
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an dan Terjemahnya, 1991. Sejarah Al Qur’an, Jakarta: Departemen Agama Ahmadi, Abu. 2000. Belajar Membaca Al Qur’an, Semarang: Thoha Putra Ali, Lukman. 1998. Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Bina Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2003. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta Ash-Shabuni, Syeh Muhammad Ali.1981 Ikhtisar Ulumul Qur’an, Jakarta: Pustaka Amani Darsono dkk, 2000. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bina Cipta Depag RI, 1996. Bimbingan Membaca Al Qur’an, Jakarta: Depag RI Direktorat Pembinaan Pendidikan Agama Islam, 1981. Kurikulum 1975, Jakarta: Departemen Agama RI H.MT. Fatahudin, 1981. Pedoman Membaca dan Menulis Huruf Al Qur’an, Jakarta: CV. Serajaya Hamalik, Oemar. 2001. Belajar dan Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta Hasibuan dan Moedjiono, 2004. Konsep dan Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Studia Press Nasution, 1999. Kurikulum dalam Pengajaran, Jakarta: Rajawali Nurhadi dan Senduk, 2004. Pendekatan Baru dalam Pembelajaran, Jakarta: Graha Ilmu Poerwadarminto, WJS. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka Purwanto, M Ngalim. 2001. Belajar dan Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta Rusyan, 1994. Teknik Belajar Mengajar, Bandung: Alfabeta Slameto, 1995. Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta 61
62
Sudjana, Nana. 2001. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta ___________. 2006. Evaluasi Pembelajaran, Jakarta: Sinar Baru Algesindo Sugiyono, 2008. Statistik untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta Sumantri dan Permana, 2004. Metode Belajar Mengajar, Jakarta: Graha Ilmu Syadali, Akhmad. 2000. Ulumul Qur’an, Bandung: Pustaka Setia