MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN MEDIA MANIK – MANIK PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 CEPEDAK, BRUNO, PURWOREJO
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Meni Kuswati NIM 13108241124
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL 2017 i
PERSETUJUAN
ii
PERNYATAAN
iii
PENGESAHAN
iv
MOTTO Bekerjalah bagaikan tak butuh uang. Mencintailah bagaikan tak pernah disakiti. Menarilah bagaikan tak seorang pun sedang menonton. (Mark Twain) Rahmat sering datang kepada kita dalam bentuk kesakitan, kehilangan dan kekecewaan; tetapi kalau kita sabar, kita segera akan melihat bentuk aslinya. (Joseph Addison) Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah. (Thomas Alva Edison)
v
PERSEMBAHAN Karya ini saya persembahkan untuk: 1. Allah SWT. Semua ini tidak akan tanpa ijin-Nya. 2. Bapak dan Ibu. Merekalah motivator terbesar dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 3. Almamaterku, Universitas Negeri Yogyakarta. 4. Nusa dan Bangsa.
vi
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN MEDIA MANIK – MANIK PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 CEPEDAK, BRUNO, PURWOREJO Oleh Meni Kuswati NIM 13108241124 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menggunakan media manik – manik pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Cepedak, Bruno, Purworejo. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif. Subyek penelitian adalah guru dan siswa kelas IV SD Negeri 2 Cepedak yang berjumlah 24 siswa. Model penelitian dilakukan dengan model Kemmis dan Mc. Taggart. Penelitian tindakan dilaksanakan dalam 2 siklus, siklus I terdiri dari dua pertemuan dan siklus II terdiri dari dua pertemuan. Pada setiap siklus terdapat kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media manik – manik dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Cepedak. Sebelum diberi tindakan menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Nilai ratarata kelas hanya mencapai 58,96 dan persentase ketuntasan siswa yang telah mencapai KKM 41,67%. Setelah dikenai tindakan siklus I, nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 77,92 dan persentase ketuntasan siswa yang mencapai KKM menjadi 70,83%. Begitu pula setelah dikenai tindakan pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 86,25 dan persentase ketuntasan siswa yang telah mencapai KKM meningkat menjadi 91,67%. Selain itu,hasil observasi aktivitas siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I persentase aktivitas siswa sebesar 54,77% dan pada siklus II meningkat menjadi 86,54%.
Kata Kunci: hasil belajar, penjumlahan dan pengurangan, bilangan bulat, media manik - manik
vii
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat serta karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Operasi Hitung Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Menggunakan Media Manik – Manik Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Cepedak Kecamatan Bruno Kabupaten Purworejo Tahun Ajaran 2016/ 2017” Banyak pihak yang dengan tulus dan tanpa pamrih menjadi jalan kemudahan dalam tersusunnya skripsi ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin berterima kasih kepada: 1. Bapak
Rektor
Universitas
Negeri
Yogyakarta
yang
telah
memberikan kesempatan belajar sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini. 2. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian. 3. Bapak Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar FIP UNY yang telah memberikan kemudahan dalam terlaksananya skripsi ini. 4. Bapak Sri Rochadi, M.Pd, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah mencurahkan waktu, pikiran dan tenaga dalam membimbing sehingga skripsi ini dapat terwujud dan terselesaikan.
viii
5. Dosen dan Karyawan FIP UNY yang telah memberikan bimbingan dan bantuan selama kuliah. 6. Bapak Baiman Jati S, S.Pd.SD selaku guru kelas IV SD Negeri 2 Cepedak yang telah bersedia bekerjasama dalam penelitian kolaborasi ini. 7. Kedua orang tua saya, Bapak Sabdo Paryono dan Ibu Kasem yang telah mendoakan dan memberikan semangat sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. 8. Kakak perempuan saya, Woro Kurniasari yang telah membantu dan memberikan dukungan. 9. Teman-teman kelas A PGSD 2013,
terima
kasih
atas
kesediaannya menjadi partner belajar selama hampir empat tahun bersama. 10. Sahabat seperjuangan saya, 11. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan moral serta material sehingga skripsi ini selesai. Demikian
yang
dapat
penulis
sampaikan.
Semoga
skripsi
ini
bermanfaat bagi pembaca. Yogyakarta, 17 April 2017 Penulis
ix
DAFTAR ISI
hal HALAMAN JUDUL................................................................................................ i PERSETUJUAN ..................................................................................................... ii PERNYATAAN..................................................................................................... iii PENGESAHAN ..................................................................................................... iv MOTTO .................................................................................................................. v PERSEMBAHAN .................................................................................................. vi ABSTRAK ............................................................................................................ vii KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii DAFTAR ISI ........................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................................................... 7 C. Pembatasan Masalah .......................................................................................... 8 D. Rumusan Masalah .............................................................................................. 8 E. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 8 F. Manfaat Penelitian .............................................................................................. 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Tentang Hasil Belajar ........................................................................ 10 1. Pengertian Belajar ..................................................................................... 10 2. Pengertian Hasil Belajar ............................................................................ 11 3. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............................................... 13 B. Tinjauan Tentang Pembelajaran Matematika di SD......................................... 15 1. Hakekat Matematika ................................................................................. 15 2. Pengertian Pembelajaran Matematika ....................................................... 16
x
3. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika .......................................... 16 4. Langkah Pembelajaran Matematika Di SD ............................................... 18 C. Karakteristik Siswa SD .................................................................................... 19 D. Tinjauan Tentang Bilangan Bulat..................................................................... 22 1. Pengertian Bilangan Bulat ......................................................................... 22 2. Operasi pada Bilangan Bulat ..................................................................... 23 E. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran ..................................................... 24 1. Pengertian Media....................................................................................... 24 2. Fungsi Media ............................................................................................. 25 3. Jenis – Jenis Media .................................................................................... 27 4. Pemilihan Dan Penggunaan Media Pembelajaran .................................... 30 5. Pentingnya Media Dalam Pembelajaran Matematika ............................... 32 F. Tinjauan Tentang Media Manik – Manik......................................................... 32 1. Pengertian Tentang Media Manik – Manik ............................................... 32 2. Petunjuk Penggunaan Media Manik – Manik dalam Proses Pembelajaran Operasi Hitung Bilangan Bulat ...................................................................... 34 G. Kajian Penelitian Yang Relevan....................................................................... 47 H. Kerangka Berfikir ............................................................................................. 49 I. Hipotesis Tindakan ........................................................................................... 52 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ................................................................................................. 53 B. Definisi Operasional Variabel .......................................................................... 54 C. Subyek dan Obyek Penelitian........................................................................... 55 D. Lokasi dan Waktu Penelitian. ........................................................................... 55 E. Desain Penelitian .............................................................................................. 55 F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 62 G. Instrumen Penelitian ......................................................................................... 63 H. Teknik Analisis Data ........................................................................................ 72 I. Indikator Keberhasilan ..................................................................................... 74
xi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................................ 75 1. Situasi dan Lokasi Penelitian ........................................................................... 75 B. Hasil Penelitian................................................................................................. 75 1. Kondisi Awal (Pra Siklus)................................................................................ 76 2. Siklus I ................................................................................................................ 78 3. Siklus II ............................................................................................................... 94 C. Pembahasan .................................................................................................... 112 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ..................................................................................................... 116 B. Saran ............................................................................................................... 117 C. Keterbatasan Penelitian .................................................................................. 117
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 118 LAMPIRAN ........................................................................................................ 121
xii
DAFTAR TABEL hal
Tabel 2.
Nilai Rata –Rata Hasil Ulangan Harian Siswa SD N 2 Cepedak………………………………………………………… Kisi – Kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru..............................
Tabel 3.
Kisi – Kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa............................. 65
Tabel 4.
Kisi – Kisi Pretest (Pratindakan)................................................... 67
Tabel 5.
Kisi – Kisi Postes Siklus I ............................................................ 69
Tabel 6.
Kisi – Kisi Postes Siklus II ..........................................................
70
Tabel 7.
Kriteria Penilaian Aktivitas Guru dan Siswa................................
73
Tabel 8.
Hasil Belajar Siswa Pada Pra Siklus………………………….....
77
Tabel 9.
Persentase Ketuntasan Siswa Pra Siklus………………………... 78
Tabel 10.
Daftar Nilai Evaluasi Siklus 1 Pertemuan 1…………………….
84
Tabel 11.
Daftar Nilai Evaluasi Siklus 1 Pertemuan 2…………………….
85
Tabel 12.
Persentase Ketuntasan Siswa Siklus I…………………………... 86
Tabel 13.
Persentase Ketuntasan Siswa Pra Siklus dan Siklus I…………... 86
Tabel 14.
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I………………………...
Tabel 15.
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I……………………….. 91
Tabel 16.
Daftar Nilai Evaluasi Siklus II Pertemuan 1……………………. 100
Tabel 17.
Daftar Nilai Evaluasi Siklus II Pertemuan 2……………………. 101
Tabel 18.
Persentase Ketuntasan Siswa Siklus II………………………….
Tabel 1.
6 64
88
102
Tabel 20.
Persentase Ketuntasan Siswa Pra Siklus, Siklus I 103 dan Siklus II…………………………………………………….. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II……………………….. 106
Tabel 21.
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II………………………
Tabel 19.
xiii
109
DAFTAR GAMBAR hal Gambar 1.
Desain Penelitian Tindakan Kelas...........................................
57
Gambar 2.
Diagram Persentase Ketuntasan Pra Siklus dan Siklus I…….
87
Gambar 3.
Diagram Persentase Aktivitas Guru Siklus I………………...
89
Gambar 4.
Diagram Persentase Aktivitas Siswa Siklus I..........................
92
Gambar 5.
Gambar 7.
Diagram Ketuntasan Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus 104 II…………………………………………………………….. Diagram Peningkatan Nilai Rata – Rata Siswa Pra Siklus, 105 Siklus I dan Siklus II………………………………………… Diagram Persentase Aktivitas Guru Siklus II……………….. 107
Gambar 8.
Diagram Persentase Aktivitas Guru Siklus I dan Siklus II…..
108
Gambar 9.
Diagram Persentase Aktivitas Siswa Siklus I………………..
110
Gambar 10.
Diagram Persentase Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II…. 111
Gambar 6.
xiv
DAFTAR LAMPIRAN hal Lampiran 1
Lembar Soal Pretest………………………………………... 122
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I………………
123
Lampiran 3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II……………...
136
Lampiran 4
Lembar Kerja Siswa dan Kunci Jawaban Siklus I…………. 153
Lampiran 5
Lembar Kerja Siswa dan Kunci Jawaban Siklus II………...
Lampiran 6
Hasil Lembar Kerja Siswa…………………………………. 169
Lampiran 7
Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban Siklus I………………… 173
Lampiran 8
Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban Siklus II………………..
177
Lampiran 9
Lembar Observasi Guru……………………………………
181
Lampiran 10
Lembar Observasi Siswa…………………………………...
182
Lampiran 11
Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa……………………...
183
Lampiran 12
Surat Ijin Penelitian………………………………………...
191
Lampiran 13
Surat Pernyataan Validator Instrumen……………………... 197
Lampiran 14
Dokumentasi Penelitian……………………………………. 198
xv
161
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan penting dalam kelangsungan hidup setiap insan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satunya yaitu dalam mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan mampu berkompetisi dalam perkembangan IPTEK. Pendidikan merupakan salah satu cara pembentukan kemampuan manusia untuk menggunakan rasional seefektif dan seefisien mungkin sebagai jawaban dalam menghadapi masalah – masalah yang timbul dalam menciptakan masa depan yang baik. Dengan demikian, pendidikan perlu dikelola dan dilaksanakan dengan baik agar tujuan pendidikan bisa tercapai. Tujuan pendidikan secara menyeluruh meliputi aspek pengetahuan, ketrampilan, dan nilai – nilai. Menurut pasal 3 Undang – undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tujuan pendidikan nasional yaitu “untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab (Dwi Siswoyo, dkk, 2013: 24). Sesuai dengan tujuan pendidikan tersebut, siswa dituntut untuk dapat berinteraksi dengan lingkungannya, baik lingkungan sekolah maupun lingkungan belajar dengan panduan dan bimbingan dari guru
1
melalui proses pembelajaran. Dengan proses pembelajaran tersebut siswa diharapkan dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah diterapkan. Untuk mencapai tujuan pendidikan seorang peserta didik harus melalui jenjang pendidikan. Salah satunya jenjang pendidikan formal , yaitu sekolah dasar. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama akan memberikan kemampuan dasar peserta didik seperti, kemampuan dasar membaca, menulis, berhitung, pengetahuan dan ketrampilan dasar lainnya. Kemampuan dan pengetahuan dasar tersebut diperoleh peserta didik pada setiap mata pelajaran yang diajarkan oleh guru di dalam proses pembelajaran. Salah satu mata pelajaran yang diperoleh di sekolah dasar yaitu matematika. Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia ; suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan – hubungan (Paling dalam Mulyono Abdurrahman, 2003:252). Matematika merupakan ilmu tentang logika mengenai bentuk susunan, besaran dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya dalam jumlahnya terbagi dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri. Matematika merupakan mata pelajaran yang bersifat abstrak yang membutuhkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran matematika, agar siswa mampu menguasai pelajaran matematika. 2
Secara umum, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah agar siswa mampu dan terampil menggunakan matematika. Selain itu juga, dengan pembelajaran matematika dapat memberikan bekal kepada siswa dengan tekanan penataran nalar dalam penerapan matematika dalam kehidupan sehari – hari di tengah – tengah masyarakat. Berdasarkan tujuan tersebut, dapat dimengerti bahwa matematika bukan saja dituntut sekedar menghitung, tetapi siswa juga dituntut agar lebih mampu menghadapi berbagai masalah dalam hidup ini. Masalah itu baik mengenai matematika itu sendiri maupun masalah dalam ilmu lain, serta dituntut suatu disiplin ilmu yang sangat tinggi, sehingga apabila telah memahami konsep matematika secara mendasar dapat diterapkan dalam kehidupan seharihari. Oleh karena itu, matematika sebagai ilmu dasar perlu dikuasai dengan baik oleh siswa, terutama sejak usia sekolah dasar. Namun dalam kenyataan yang ada sekarang penguasaan matematika oleh siswa sekolah dasar menjadi permasalahan yang besar. Kenyataan menunjukkan bahwa hingga saat ini hasil belajar matematika siswa masih kurang dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Siswa memiliki kesulitan memahami dan mengerjakan soal – soal matematika. Hal ini dikarenakan ketidakmampuan siswa menerima objek langsung matematika. Siswa mengalami kesulitan memahami sebuah pengetahuan yang disampaikan dengan metode ceramah. Selama ini pendidikan hanya menekankan kemampuan siswa untuk menghafal sebuah materi tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif memahami 3
pengetahuan tersebut . Akibatnya siswa tidak berminat untuk belajar matematika dan menyebankan mereka sulit memahami pelajaran matematika. Untuk
memecahkan
problematika
pembelajaran
tersebut
dituntut
kemampuan guru untuk dapat mengupayakan metode yang tepat sesuai dengan tingkat perkembangan mental siswa (H.W. Fowlwer dalam Pandoyo, 1997:1). Menurut Piaget dalam Siti Partini Suardiman (1995:52) siswa sekolah dasar masih berada pada masa oprasional konkret yaitu dalam mempelajari materi yang bersifat abstrak harus diawali dengan materi yang konkret. Berdasarkan hal tersebut, dalam belajar matematika pengalaman belajar siswa sangat penting untuk membentuk pemahaman matematika tersebut menjadi konkret. Untuk membentuk pemahaman siswa harus ditunjang dengan alat bantu belajar atau biasa disebut media. Alat bantu atau media tersebut akan berfungsi dengan baik apabila media tersebut dapat memberikan pengalaman yang bermakna, mengaktifkan dan menyenangkan siswa. Penggunaan media akan membuat pembelajaran lebih menarik dan membuat siswa merasa senang dan gembira sehingga minat belajar siswa semakin besar. Selain itu, pentingnya pemanfaatan media dalam proses pembelajaran yaitu media akan membantu untuk memvisualkan hal – hal abstrak, mengasa rasa, merangsang kreativitas, menemukan pengetahuan, memaknai konsep, dan lain – lain (Murwani dalam Ahmad Susanto, 2013:46).
4
Penggunaan media dalam pengajaran matematika di sekolah dasar sangat diperlukan. Karena konsep – konsep dalam matematika itu abstrak, sedangkan pada umumnya siswa berfikir dari hal – hal yang konkret menuju hal – hal yang abstrak, salah satu upaya agar siswa mampu berfikir abstrak tentang matematika adalah dengan menggunakan media pendidikan dan alat peraga. Sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual anak SD yang masih dalam tahap operasi konkret, maka siswa SD dapat menerima konsep – konsep matematika yang abstrak melalui benda – benda konkret. Untuk membantu hal tersebut dilakukan manipulasi – manipulasi obyek yang digunakan untuk belajar matematika yang lazim disebut alat peraga (Rostina Sundayana, 2013: 25). Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada saat pembelajaran matematika di kelas IV SD Negeri 2 Cepedak, ternyata hasil belajar siswa pada materi operasi hitung penjumalahan dan pengurangan bilangan bulat masih rendah. Sebagian besar siswa belum mampu menyelesaikan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Hal ini bisa dilihat dari rata-rata hasil ulangan harian khususnya pada materi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dalam 3 tahun terakhir yaitu dibawah 6,50 padahal nilai KKM yang distandarkan adalah 6,50.
5
Tabel 1. Nilai rata-rata hasil ulangan harian matematika siswa SD Negeri 2 Cepedak Tahun Ajaran
Nilai rata-rata
20013/2014 2014/2015 2015/2016
59 62 64
Rendahnya pemahaman siswa pada operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
salah satu persoalan yang mendasar yaitu siswa
kurang memahami ataupun tidak dapat membedakan tanda negatif (-) atau positif (+) sebagai operasi hitung, dengan tanda negatif (-) atau positif (+) sebagai angka atau bilangan. Selain
itu,
pembelajaran
yang
dilaksanakan
guru
masih
bersifat
konvensional. Pembelajaran yang bersifat satu arah, dimana guru mendominasi pelaksanaan pembelajaran matematika. Guru lebih aktif mencari dan menjelaskan materi atau informasi. Sedangkan siswa hanya pasif mendengarkan dan menulis materi atau informasi yang dijelaskan atau ditulis oleh guru di papan tulis. Akibatnya, siswa sulit memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru. Selain itu pembelajaran juga cenderung monoton dan kurang adanya variasi, sehingga siswa menjadi bosan dan malas untuk mengikuti pelajaran. Di sisi lain, dalam menyampaikan materi pembelajaran guru kurang memanfaatkan media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Dalam memberi penjelasan materi operasi hitung bilangan bulat, guru hanya menggunakan angka – angka yang di tulis di papan tulis yang langsung diterapkan 6
dalam operasi hitung bilangan bulat tanpa menggunakan media pembelajaran yang sesuai. Jika permasalahan di atas tidak segera ditangani, dikhawatirkan proses belajar mengajar akan kurang efektif dan akhirnya mempengaruhi pada hasil belajar matematika siswa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan media yang sesuai dalam proses pembelajaran. Media yang sesuai untuk mengerjakan operasi hitung bilangan bulat adalah media manik- manik. Dengan media manik – manik dapat membantu siswa memahami konsep operasi hitung bilangan bulat khususnya penjumlahan dan pengurangan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dalam penelitian ini bertujuan untuk : meningkatkan hasil belajar pada operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menggunakan media manik – manik pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Cepedak, Bruno, Purworejo.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat ditentukan identifikasi masalah sebagai berikut. 1.
Guru melaksanakan pembelajaran secara konvensional atau menggunakan metode lama.
2.
Siswa mengalami kesulitan dalam operasi hitung bilangan bulat.
3.
Sebagian besar siswa beranggapan bahwa belajar matematika itu sulit.
4.
Guru kurang memanfaatkan media dalam pembelajaran matematika. 7
5.
Rendahnya hasil belajar siswa pada materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, peneliti akan memberikan pembatasan masalah yaitu pada upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menggunakan media manik – manik pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Cepedak Kecamatan Bruno Kabupaten Purworejo.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana peningkatan hasil belajar pada operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menggunakan media manik – manik pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Cepedak, Bruno, Purworejo Tahun Ajaran 2016/2017?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar pada materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menggunakan media manik – manik pada siswa kelas IV SD N 2 Cepedak, Bruno, Purworejo.
8
F. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilaksanakan di SD N 2 Cepedak Kecamatan Bruno Kabupaten Purworejo ini memiliki manfaat antara lain. 1.
Secara Teoritis Penelitian ini memberikan masukan sekaligus pengetahuan dari lapangan tentang pentingnya penggunaan media manik – manik untuk meningkatkan hasil belajar siswa di SD Negeri 2 Cepedak, Kecamatan Bruno, Kabupaten Purworejo.
2.
Secara Praktis
a.
Bagi Guru
1) Menambah
pengetahuan
dan
memberi
masukan
bagi
guru
untuk
menggunakan media yang sesuai dalam proses pembelajaran. 2) Memberikan masukan bagi guru upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan siswa mengenai kesulitan belajarnya. b.
Bagi Siswa
1) Dengan penelitian ini dapat membantu siswa dalam upaya mengatasi kesulitan belajarnya, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik. 2) Melalui penggunaan media manik – manik dapat meningkatkan hasil belajar siwa pada materi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
9
BAB II KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Tentang Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar bukan menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahana pada diri seseorang. Belajar adalah proses yang aktif, belajar adalah proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu. Apabila kita berbicara tentang belajar maka kita berbicara bagaimana mengubah tingkah laku seseorang (Nana Sudjana, 2002: 28). Menurut Oemar Hamalik (2010: 36) belajar adalah suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Wina Sanjaya (2006: 107) belajar adalah proses berpikir, belajar berpikir menekankan kepada proses mencari dan menemukan pengetahuan melalui interaksi antara individu dan lingkungan. Selanjutnya menurut Bahar dalam Purwanto (2009: 41) belajar adalah perubahan perilaku yang dapat diamati melalui kaitan antara stimulus dan respon menurut prinsip yang mekanistik. Winkel dalam Ahmad Susanto (2015: 4) belajar adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan
lingkungan,
dan
menghasilkan
10
perubahan
–
perubahan
dalam
pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap yang bersifat relatif konstan dan berbekas. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses sehingga memungkinkan terjadi perubahan perilaku sebagai akibat dari interaksi individu dengan lingkungannya untuk mendapatkan suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru.
2. Pengertian Hasil Belajar Menurut Ahmad Susanto (2015: 5) hasil belajar yaitu perubahan – perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan menurut Winkel (Purwanto,2009:45) hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Menurut Nawami dalam Ahmad Susanto (2015: 5) hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Howard Kingsley (Nana Sudjana,2002:45) membagi tiga macam hasil belajar, yakni a. ketrampilan dan kebiasaan, b. pengetahuan dan pengertian, c. sikap dan cita – cita, yang masing – masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ditetapkan dalam kurikulum sekolah.
11
Menurut Gagne (Nana Sudjana,2002: 47-48) ada lima jenis hasil belajar, yakni : a.
Belajar kemahiran intelektual (Cognitif) Dalam tipe ini termasuk belajar deskriminasi, belajar konsep dan belajar kaidah. Belajar deskriminasi, yakni kemampuan dalam membedakan beberapa objek berdasarkan ciri – ciri tertentu. Sedangkan belajar konsep adalah kesanggupan menempatkan objek yang mempunyai ciri yang sama menjadi satu kelompok (klasifikasi) tertentu. Dan belajar kaidah pada hakikatnya menghasilkan beberapa konsep.
b. Belajar informasi verbal Pada umumnya belajar, berlangsung melalui informasi verbal, apalagi belajar di sekolah, seperti membaca, mengarang, bercerita, mendengarkan uraian guru, kesanggupan menyampaikan pendapat dalam bahasa lisan/tulisan, berkomunikasi, kesanggupan memberi arti dari setiap kata/ kalimat dan lain – lain. c.
Belajar mengatur kegiatan intelektual Belajar mengatur kegiatan intelektual, yang ditekankan ialah kesanggupan memecahkan masalah melalui konsep dan kaidah yang telah dimilikinya. Dengan kata lain, tipe belajar ini menekankan pada aplikasi kognitif dalam pemecahan persoalan.
d.
Belajar sikap 12
Sikap merupakan kesiapan dan kesediaan seseorang untuk menerima atau menolak suatu objek berdasarkan penilaian terhadap objek itu, apakah berarti atau tidak bagi dirinya. Hasil belajar sikap nampak dalam bentuk kemauan, minat, perhatian, perubahan perasaan, dan lain – lain. Sikap dapat dipelajari dan dapat diubah melalui proses belajar. e.
Belajar keterampilan motorik Belajar keterampilan motorik banyak berhubungan dengan kesanggupan menggunakan gerakan anggota badan, sehingga memeiliki rangkaian urutan gerakan yang teratur, luwes, tepat, cepat dan lancar. Misalnya belajar menjahit, mengetik, bermain basket dan lain – lain. Aspek utama belajar motorik ialah tercapainya otomatisme melakukan gerakan. Gerakan yang sudah otomatis merupakan puncak belajar motorik. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah tingkat
keberhasilan yang diperoleh siswa sebagai hasil dari kegiatan pembelajaran dengan memperlihatkan perubahan – perubahan dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, simbol atau kalimat. Dari ketiga ranah tersebut, ranah kognitif yang paling banyak dinilai oleh para guru karena terkait dengan kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran.
3. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar dapat diperoleh melalui proses belajar yang telah dilaui. Untuk mencapai hasil belajar dalam proses belajar ada beberapa faktor – faktor yang 13
mempengaruhinya.
Berikut
ini
akan
dikemukakan
faktor
yang
dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa menurut beberapa pendapat ahli. Menurut Nana Sudjana (2002:39) hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Selain faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Menurut Caroll (NanaSudjana, 2002: 40) berpendapat bahwa hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh lima faktor, yakni a. bakat belajar, b. waktu yang tersedia untuk belajar, c. waktu yang diperlukan siswa untuk menjelaskan pelajaran, d. kualitas pengajaran, dan e. kemampuan individu. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan siswa, motivasi belajar, minat, sikap dan kebiasaan, faktor fisik dan psikis, dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa, meliputi lingkungan, guru, strategi pengejaran, metode mengajar, sarana dan fasilitas, kurikulum, dan lain sebagainya. Faktor – faktor ini diharapkan dapat 14
berjalan selaras di dalam prosesnya, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang baik sesui dengan tujuan yang ingin dicapai.
B. Tinjauan Tentang Pembelajaran Matematika di SD 1. Hakekat Matematika Kata matematika berasal dari bahasa Latin , manthanein atau mathema yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari,” sedang dalam bahasa Belanda, matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang semuanya berkaitan dengan penalaran (Depdiknas dalam Ahmad Susanto, 2015: 184). Paling dalam Mulyono Abdurrahman (2003: 252) mengemukakan bahwa matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia; suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan – hubungan. Sedangkan menurut James dalam Russeffendi (1992:27) dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep – konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyaknya terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometris. Dari pendapat para ahli di atas dapat di jelaskan bahwa matematika merupakan ilmu pasti yang menggunakan pola berfikir logis untuk menggunakan pengetahuan tentang menghitung dan menyelesaikan suatu permasalahan. 15
Selain itu, Ebbutt dan Straker dalam Marsigit (2003: 2-3) memberikan definisi
Matematika sekolah yang selanjutnya disebut Matematika sebagai
berikut : 1.
Matematika merupakan kegiatan penelusuran pola dan hubungan.
2.
Matematika merupakan kreativitas yang memerlukan imajinasi, intuisi, dan penemuan.
3.
Matematika sebagai kegiatan pemecahan masalah (problem solving).
4.
Matematika adalah sebagai alat berkomunikasi.
2. Pengertian Pembelajaran Matematika Pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berfikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi matematika (Zubaidah Amir dan Risnawati, 2016: 8).
3. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika Menurut Depdiknas (2003:1) matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus – rumus matematika sederhana yang diperlukan dalam kehidupan sehari – hari melalui materi bilangan, pengukuran dan geometri. Matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa 16
melalui model matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik atau tabel. Dalam dokumen Standar Kompetensi mata pelajaran matematika untuk SD dan MI pada kurikulum 2006 menyatakan tujuan pembelajaran matematika adalah: a.
Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui
kegiatan
penyelidikan,
eksplorasi,
eksperimen,
menunjukan
kesamaan, perbedaan, konsisten dan inkonsisten. b.
Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba – coba.
c.
Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
d.
Mengembangkan
kemampuan
menyampaikan
informasi
atau
mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan, (Depdiknas, 2003: 2). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matemartika menekankan pada penataan nalar, pemecahan masalah, pembentukan sikap, kemampuan berkomunikasi , dan ketrampilan penerapan konsep matematika dalam kehidupan sehari – hari.
17
4. Langkah Pembelajaran Matematika Di SD Konsep – konsep pada kurikulum matematika SD dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu penanaman konsep dasar (Penanaman konsep), pemahaman konsep, dan pembinaan ketrampilan. Berikut ini pemaparan pembelajaran yang ditekankan pada konsep – konsep matematika (Heruman, 2007: 2-3). a.
Penanaman Konsep Dasar (Penanaman Konsep), yaitu pembelajaran suatu konsep baru matematika, ketika siswa belum pernah mempelajari konsep tersebut. Kita dapat mengetahui konsep ini dari isi kurikulum, yang dicirikan dengan kata “mengenal”. Pembelajaran penanaman konsep dasar merupakan jembatan yang harus dapat menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang konkret dengan konsep baru matematika yang abstrak. Dalam kegiatan pembelajaran konsep dasar ini, media atau alat peraga diharapkan dapat digunakan untuk membantu kemampuan pola pikir siswa.
b.
Pemahaman Konsep, yaitu pembelajaran lanjut dari penanaman konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika. Pemahaman konsep terdiri atas dua pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dalam suatu pertemuan. Sedangkan kedua, pembelajaran pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi masih merupakan lanjutan dari penanaman konsep. Pada pertemuan tersebut, penanaman konsep dianggap sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya, di semester atau kelas sebelumnya. 18
c.
Pembinaan Ketrampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran pembinaan ketrampilan bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika. Seperti halnya pada pemahaman konsep, pembinaan ketrampilan juga terdiri atas dua pengertian. Pertama, merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dan pemahaman konsep dalam satu pertemuan. Sedangkan kedua, pembelajaran pembinaan ketrampilan dilakukan pada pertemuan yang berbeda , tapi masih merupakan lanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dan pemahaman konsep. Pada pertemuan tersebut, penanaman dan pemahaman konsep dianggap sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya, di semester atau kelas sebelumnya.
C. Karakteristik Siswa SD Pelaksanaan pembelajaran di SD harus disesuaikan dengan karakteristik dari anak SD. Dengan mengenal dan memahami peserta didik, guru dapat memeberikan pendidikan dan pembelajaran secara tepat. Seperti yang dikemukakan Jean Piaget dalam Sugihartono (2013: 111) bahwa guru hendaknya menyesuaikan proses pembelajaran yang dilakukan dengan tahapan – tahapan kognitif yang dimiliki anak didik. Karena tanpa penyesuaian proses pembelajaran dengan perkembangan kognitifnya, guru maupun siswa akan mendapatkan kesulitan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
19
Menurut Piaget dalam Zubaidah Amir dan Risnawati (2016: 62-64) seorang anak maju, melalui empat tahap perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa. Tahap perkembangan tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Tahap sensorimotor (umur 0 -2 tahun) Pada tahap sensorimotor, anak mengenal lingkungan dengan kemampuan sensorik yaitu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan. Karakteristik tahap ini merupakan gerakan – gerakan akibat satu reaksi langsung dari rangsangan. Anak mengatur alamnya dengan indera (sensori) dan tindakan – tindakan (motor), anak belum mempunyai kesadaran – kesadaran adanya konsepsi yang tetap.
2.
Tahap persiapan operasional (2 – 7 tahun) Operasi adalah suatu proses berfikir logis, dan merupakan aktifitas mental bukan aktifitas sensorimotor. Pada tahap ini anak belum mampu melaksanakan operasi – operasi mental. Unsur yang menonjol dalam tahap ini adalah mulai digunakannya bahasa simbolis, yang berupa gambaran dan bahasa ucapan. Dengan menggunakan bahasa, inteligensi anak semakin maju dan memacu perkembangan pemikiran anak karena ia sudah dapat menggambarkan sesuatu dengan bentuk yang lain (Dina Indriana dalam Zubaidah Amir dan Risnawati, 2016: 63).
3.
Tahap operasi konkret (7 – 11 tahun)
20
Tahap operasi konkret dinyatakan dengan perkembangan system pemikiran yang didasarkan pada peristiwa – peristiwa yang langsung dialami. Anak masih menerapkan logika berfikir pada barang – barang yang konkret, belum bersifat abstrak maupun hipotesis. 4.
Tahap operasi formal (11 tahun keatas) Tahap operasi formal merupakan tahap akhir dari perkembangan kognitif secara kualitas. Pada tahap ini anak mampu bernalar tanpa harus berhadapan dengan objek atau peristiwanya langsung, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia (Mimi Haryani dan Mely Andriani dalam Zubaidah Amir dan Risnawati, 2016: 64). Berdasarkan uraian di atas, siswa kelas IV SD berada pada tahap operasi
konkret karena pada umumnya siswa kelas IV SD berumur 9 – 10 tahun. Pada tahap operasi konkret, siswa SD dapat menerima konsep – konsep matematika yang abstrak menggunakan bantuan benda – benda konkret. Karena itulah maka dalam pembelajaran matematika di SD diperlukan alat atau media pembelajan. Dengan penggunaan media pembelajaran tersebut, proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga siswa dapat memahami materi yang disampaikan dengan baik serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
21
D. Tinjauan Tentang Bilangan Bulat 1. Pengertian Bilangan Bulat Himpunan bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat negatif, bilangan nol, dan bilangan bulat positif (Sri Subarinah, 2006: 41). Menurut Muchtar A. Karim dkk, (1996: 180) bilangan cacah maupun bilangan bulat negatif disebut bilangan bulat. Gabungan himpunan dari semua bilangan cacah dan himpunan bilangan semua bilangan bulat negatif disebut himpunan semua bilangan bulat. Definisi (1) : Himpunan {-1,-2,-3,-4,-5,...} disebut himpunan bilangan bulat negatif. Definisi (2) : Gabungan himpunan semua bilangan cacah dan himpunan semua bilangan
bulat
negatif,
yaitu
himpunan
{...,-5,-4,-3,-2,-
1,0,1,2,3,4,5,...} disebut himpunan bilangan bulat. Definisi (3) : Bilangan cacah yang bukan 0, yaitu bilangan asli, disebut juga bilangan bulat positif. Dengan kata lain, himpunan semua bilangan bulat terdiri atas: a. Bilangan bulat positif atau bilangan asli, yaitu: 1,2,3,4,5,... b. Bilangan bulat nol, yaitu 0. c. Bilangan bulat negatif, yaitu: {-1,-2,-3,-4,-5,...}.
22
2. Operasi pada Bilangan Bulat a. Operasi Penjumlahan Menurut Muchtar A. Karim dkk, (1996: 185) penjumlahan bilangan bulat mempunyai beberapa sifat, yaitu: 1) Sifat Tertutup Jika a dan b bilangan bulat, maka a + b juga bilangan bulat. 2) Sifat Pertukaran Jika a dan b bilangan bulat, maka a + b = b + a. 3) Sifat pengelompokan Jika a, b, dan c bilangan bulat, maka (a + b) + c = a + (b + c). 4) Sifat adanya unsur identitas Ada bilangan bulat 0 yang bersifat a + 0 = 0 + a = a untuk semua bilangan bulat a. 5) Sifat adanya invers penjumlahan Untuk setiap bilangan bulat a, ada bilangan bulat b sehingga a + b = b + a = 0. Bilangan b ini disebut invers atau lawan dari a dan biasanya dinyatakan dengan lambang bilangan –a. 6) Sifat ketertambahan Jika a, b, c bilangan – bilangan bulat, dan a = b, maka a + c = b + c. 7) Sifat Kanselasi Jika a,b,c bilangan bulat, dan a + c = b + c, maka a = b. 23
b. Operasi Pengurangan Menurut Muchtar A. Karim dkk, (1996: 186) pengurangan bilangan bulat mempunyai sifat sebagai berikut. Jika a dan b bilangan bulat, maka a – b = a + (-b). Sifat ini menyatakan bahwa a – b sama nilainya dengan a + lawan dari b. Oleh sebab itu, operasi pengurangan merupakan invers dari operasi penjumlahan. Selanjutnya lambang a – b dapat diartikan bilangan yang jika ditambahkan kepada b menghasilkan a, dan lambang a – b dapat pula diartikan sebagai a + (-b).
E. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata Medium yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Penyalur”. Dengan demikian, maka media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan (Rostina Sundayana, 2013:4). Rossi dan Breidle dalam Wina Sanjaya (2008: 204), mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat di pakai untuk tuhuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Sedangkan Gerlach dan Ely (Rostina Sundayana, 2013:4) menyatakan bahwa media adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap. Dalam pengetahuan ini, guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media. 24
Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat – alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal. Menurut Gagne dan Briggs (Arsyad dalam Rostina Sundayana, 2013:5) menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang antara lain buku, tape-recorder, kaset, video camera, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media adalah alat atau sejenisnya yang secara fisik digunakan sebagai perantara atau penyalur pesan untuk menyampaikan materi atau informasi dalam kegiatan pembelajaran.
2. Fungsi Media Media memiliki berbagai fungsi. Sadirman (Rostina sundayana, 2013:7-8) menyatakan bahwa media mempunyai fungsi, yaitu : a.
Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
b.
Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indera.
c.
Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung, antara siswa dengan sumber belajar.
d.
Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya.
25
e.
Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.
f.
Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar.
g.
Pembelajaran dapat lebih menarik.
h.
Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar.
i.
Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.
j.
Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.
k.
Proses
pembelajaran
dapat
berlangsung,
kapanpun
dan
dimanapun
diperlukan. l.
Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan. Livie
dan
Lentz
(Sanaky dalam
Rostina
sundayana,
2013:9-10)
mengemukakan 4 fungsi media pembelajaran yang khususnya pada media visual, yaitu : a.
Fungsi Atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Jadi, dengan menggunakan media visual dapat memusatkan perhatian siswa pada materi pembelajaran yang disampaikan melalui media tersebut, sehingga siswa akan lebih mudah memahami materi pembelajaran.
26
b.
Fungsi Afektif maksudnya media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan pembelajar ketika belajar atau membaca teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual akan dapat menggugah emosi dan sikap pembelajar. Dengan demikian siswa akan merasa senang untuk belajar dan motivasi belajar siswa semakin meningkat.
c.
Fungsi Kognitif bermakna media visual mengungkapkan bahwa lambang visual memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mendengar informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. Jadi, media visual tersebut membantu menyalurkan atau menyampaikan materi pembelajaran dari guru kepada siswa.
d.
Fungsi Kompensatoris artinya media visual memberikan konteks untuk memahami teks, membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media visual membantu siswa yang sulit menerima dan memahami materi pembelajaran yang disajikan dengan bentuk teks atau disajikan secara verbal.
3. Jenis – Jenis Media Sanjaya (Rostina Sundayana, 2013:1314)
mengklasifikasikan media
pembelajaran menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya, yaitu : a.
Dilihat dari sifatnya, media dibagi menjadi 3 bagian yaitu : 27
1) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat di dengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara. 2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Jenis media yang tergolong ke dalam media visual yaitu film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentukbahan yang dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya. 3) Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebik baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media yang pertama dan kedua. b.
Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi menjadi 2 bagian yaitu : 1) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak, seperti radio dan televisi. Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal – hal atau kejadian – kejadian yang aktual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus. 2) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu, seperti film slide, film, video, dan lain sebagainya.
c.
Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya media dibagi menjadi 2 bagian yaitu: 28
1) Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, film strip, transparansi, dan lain sebagainya. Jenis media yang demikian memerlukan alat proyeksi khusus seperti fil projector untuk memproyeksikan film, slid projector untuk memproyeksikan film slide, overhead projector (OHP) untuk memproyeksikan transparansi. Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini, maka media tidak akan berfungsi. 2) Media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto, lukisan, radio, dan lain sebagainnya. Menurut Rudy Brets (Sanjaya dalam Rostina sundayana, 2013:14) media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi 7, yaitu: a.
Miedia audio visual gerak, seperti film bersuara, pita video, film pada televisi, televisi, dan animasi.
b.
Media audio visual diam, seperti film rangkai suara, halaman suara, dan sound slide.
c.
Audio semi gerak, seperti tulisan jauh bersuara.
d.
Media visual bergerak, seperti film bisu.
e.
Media visual diam, seperti halaman cetak, foto, microphone.
f.
Media audio, seperti radio, telepon, pita audio.
g.
Media cetak, sperti buku, modul, bahan ajar mandiri.
29
4. Pemilihan Dan Penggunaan Media Pembelajaran Sudirman N. (Rostina Sundayana, 2013:15-16) mengemukakan beberapa prinsip pemilihan media pengajaran yang dibagi ke dalam 3 kategori, yaitu : a. Tujuan Pemilihan Memilih media yang akan digunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan pemilihan yang jelas. Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran (siswa belajar), untuk informasi yang bersiffat umum, ataukah untuk sekedar hiburan saja mengisi waktu kosong, lebih spesifik lagi apakah untuk pengajaran kelompok atau pengajaran individual, apakah untuk sasaran tertentu seperti anak TK, SD, SMP, SMA, dan lain – lain. b. Alternatif pilihan Memilih pada hakikatnya adalah proses membuat keputusan dari berbagai alternatif pilihan. Guru bisa menentukan pilihan media mana yang akan digunakan apabila terdapat berbagai media yang dapat diperbandingkan. Dalam menggunkan media hendaknya guru memperhatikan sejumlah prinsip tertentu agar penggunaan media dapat mencapai hasil yang baik. Prinsip – prinsip itu menurut Sudjana (Rostina Sundayana, 2013:16) adalah: 1) Menentukan media dengan tepat; artinya, sebaiknya guru memilih terlebih dahulu media manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pelajaran yang akan diajarkan.
30
2) Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat; artinya, perlu diperhitungkan apakah penggunaan media itu sesuai dengan tingkat kematangan atau kemampuan anak didik. 3) Menyajikan media dengan tepat; artinya, teknik dan metode menggunakan media dalam pengajaran harus disesuaikan dengan tujuan, bahan metode, waktu, dan sarana yang ada. 4) Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat, dan situasi yang tepat. Artinya, kapan dan dalam situasi manapada waktu mengajar media digunakan. c. Kriteria pemilihan media Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan media, yaitu: 1)
Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi, sangat memerlukan bantuan media agar lebih muda dipahami peserta didik.
2)
Kemudahan dalam memperoleh media yang akan digunakan. Artinya, media yang diperlukan mudah diperoleh.
3)
Ketrampilan guru dalam menggunakannya. Apapun jenis media yang diperlukan, guru harus dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak penggunaan oelh guru pada saat terjadinya interaksi belajar siswa dengan lingkungan. 31
4)
Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pembelajaran berlangsung.
5)
Sesuai dengan taraf berfikir siswa. Artinya, dalam memilih media untuk pengajaran harus sesuai dengan taraf berfikir siswa, sehingga makna yang etrkandung di dalamnya mudah dipahami siswa.
5. Pentingnya Media Dalam Pembelajaran Matematika Media sangat berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan, termasuk untuk peningkatan kualitas pendidikan matematika. Media pendidikan dapat dipergunakan untuk membangun pemahaman dan penguasaan objek pendidikan. Beberapa media pendidikan yang sering digunkan dalam pembelajaran diantaranya, media cetak, elektronik, model dan peta (Kreyenhbuhl dalam Rostina Sundayana, 2013: 29). Dengan menggunakan media, konsep dan simbol matematika yang tadinya bersifat abstrak menjadi konkret. Sehingga seorang guru dapat memberikan pengenalan konsep dan simbol matematika, disesuaikan dengan taraf berfikir anak. F. Tinjauan Tentang Media Manik – Manik 1. Pengertian Tentang Media Manik – Manik Media yang dapat digunakan untuk menggambarkan secara konkret proses perhitungan pada bilangan bulat adalah menggunakan media manik – manik. Menurut Djoko Iswadji (2003) media manik - manik adalah seperangkat benda 32
konkret yang dirancang, dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep - konsep atau prinsip - prinsip dalam Matematika. Manik – manik digunakan untuk memberikan pemahaman tentang pengerjaan bilangan dengan menggunakan pendekatan konsep himpunan. Sesuai konsep pada himpunan, kita dapat “menggabungkan” atau “memisahkan” dua himpunan yang dalam hal ini anggotanya berbentuk manik-manik. Bentuk manik – manik ini dapat berupa bulatan - bulatan setengah lingkaran yang apabila sisi diameternya digabungkan akan membentuk lingkaran penuh. Bentuk alat ini dapat dimodifikasi ke dalam bentuk lain asal prinsip kerjanya sesuai. Alat ini biasanya terdiri atas dua warna, satu warna untuk menandakan bilangan positif (misal biru), sedangkan warna lainnya untuk menandakan bilangan negatif (misal kuning) (Muhsetyo, 2011). Dalam alat ini, bilangan nol (netral) diperlihatkan oleh dua buah manik manik dengan berbeda warna yang dihimpitkan pada sisi diameternya, sehingga terbentuk lingkaran penuh.
- + Netral = bernilai 0 Bentuk netral ini digunakan pada saat melakukan operasi pengurangan a – b dengan b > a atau b < 0. 33
2. Petunjuk Penggunaan Media Manik – Manik dalam Proses Pembelajaran Operasi Hitung Bilangan Bulat Dalam menggunakan media manik – manik untuk melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat harus memperhatikan beberapa prinsip kerjanya. Berikut ini akan dijelaskan prinsip kerja media manik – manik dalam operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. a. Operasi Hitung Penjumlahan Dalam konsep himpunan, “Operasi gabung” atau proses penggabungan diartikan sebagai penjumlahan. Artinya apa bila kita menggabungkan sejumlah manik-manik ke dalam kelompok manik - manik lain, maka sama halnya dengan melakukan penjumlahan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan proses penjumlahan, yaitu: 1) Jika a dan b kedua-duanya merupakan bilangan positif atau negatif, maka gabungan sejumlah manik-manik ke dalam kelompok manik-manik lain yang berwarna sama. Contoh : (-3) + (-5) = . . . ? Langkah perhitungan dengan media manik – manik adalah sebagai berikut: a) Tempatkan 3 manik – manik negatif ke papan.
-
-
34
b) Tambahkan atau gabungkan 5 buah manik – manik bertanda negatif ke papan.
-
-
-
-
-
-
-
-
c) Setelah proses penggabungan,terlihat ada 8 buah manik – manik bertanda negatif yang terdapat di papan. Jadi, hasil dari (-3) +(- 5) = -8. 2) Jika a bilangan positif dan b bilangan negatif atau sebaliknya, maka gabungkanlah sejumlah manik – manik yang mewakili bilangan positif ke dalam kelompok manik – manik yang mewakili bilangan negatif. Selanjutnya, lakukan proses “penghimpitan” di antara kedua kelompok manik – manik tersebut agar ada yang menjadi lingkaran penuh. Tujuannya untuk mencari sebanyak – banyaknya kelompok manik – manik yang bernilai nol. Melalui proses ini akan menyisakan manik – manik dengan warna tertentu yang tidak berpasangan. Manik – mani yang tidak berpasangan inilah yang merupakan hasil penjumlahan (Muhsetyo, 2011). Contoh : 3 + (-5) = . . . ? a) Tempatkan 3 manik – manik bertanda positif pada papan.
+
+
+
b) Tambahkanlah ke dalam papan manik – manik yang bertanda negatif sebanyak 5 buah. 35
-
+
-
+ +
-
-
c) Lakukan pemetaan antara manik-manik yang bertanda positif dengan yang bertanda negatif sehingga bernilai nol, kemudian keluarkan dari papan.
-
+
netral
-
-
+
netral
-
-
+ netral
d) Dari hasil pemetaan terlihat ada 3 pasang manik – manik yang bersifat netral dan menyisakan 2 buah manik-manik negatif. Peragaan ini menunjukan bahwa 3 + (-5) = -2. 3) Jika a bilangan positif dan b bilangan negatif dengan a sama dengan b, mak gabungkanlah sejumlah manik – manik yang mewakili bilangan positif ke dalam kelompok manik – manik yang mewakili bilangan negatif. Selanjutnya, lakukan proses “penghimpitan” di antara kedua kelompok manik – manik tersebut untuk menghasilkan bilangan nol (netral). Contoh : 3 + (-3) = . . . . ? 36
Langkah perhitungan dengan manik – manik adalah sebagai berikut: a) Tempatkan 3 manik – manik positif pada papan.
+
+
+
b) Tambahkan ke dalam papan 3 manik – manik negatif.
+
+
+
-
-
-
c) Kemudian lakukanlah pemetaan antara manik – manik positif dengan manik – manik negatif sehingga bernilai nol.
- +
- +
- +
d) Dari hasil pemetaan menghasilkan 3 pasang manik – manik bernilai nol dan tidak menyisakan manik – manik yang tidak memiliki pasangan. Hal ini membuktikan bahwa 3 + (-3) = 0. 4) Jika a bilangan positif /negatif dan b sama dengan 0, maka gabungkan sejumlah manik – manik postif dengan manik – manik yang bernilai 0. Contoh : 3 + 0 = . . . ? Langkah perhitungan dengan manik – manik adalah sebagai berikut: a) Tempatkan 3 manik – manik postif pada papan. 37
+
+
+
b) Tambahkan sepasang manik – manik postif dan manik – manik negatif yang menunjukan nilai 0.
+
+
+
- +
c) Dari proses penggabungan menghasilkan 1 pasang manik – manik benilai 0 dan menyisakan 3 buah manik – manik positif. Hal ini menunjukan bahwa 3 + 0 = 3.
b. Operasi Hitung Pengurangan Proses pemisahan diartikan sebagai pengurangan. Ketika kita melakukan proses pemisahan sejumlah manik-manik keluar dari kelompok manik-manik, maka sama halnya dengan melakukan pengurangan (Muhsetyo, 2011). Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan prose pengurangan, yaitu: 1) Jika a dan b merupakan bilangan positif dan a lebih besar dari b maka, pisahkanlah secara langsung sejumlah b manik – manik keluar dari kelompok manik – manik yang berjumlah a. Contoh: 5 – 3 = . . . ? Langkah perhitungan dengan media manik – manik adalah sebagai berikut: 38
a) Tempatkan 5 manik – manik positif ke papan.
+
+
+
+
+
b) Kemudian ambil atau pisahkan 3 buah manik – manik keluarkan dari papan.
+
+ +
+
+
Diambil/dipisahkan c) Dari hasil pemisahan tersebut, tesisa 2 manik – manik positif di papan. Hal ini menunjukan bahwa 5 – 3= 2. +
+
2) Jika a dan b bilangan positif tetapi a lebih kecil dari b, maka sebelum memisahkan sejumlah b manik – manik yang nilai bilangannya lebih besar dari a, terlebih dahulu harus menggabungkan sejumlah manik – manik yang bersifat netral ke dalam kelompok manik – manik a, dan banyaknya tergantung pada seberapa kurangnya manik – manik yang akan dipisahkan. Contoh: 3 – 5 = . . . ? 39
Langkah perhitungan dengan media manik – manik adalah sebagai berikut: a) Tempatkan 3 manik – manik positif ke papan.
+
+
+
b) Akan diambil sebanyak 5 buah manik-manik positif tetapi hanya ada 3 buah, karena itu tambahkan 2 buah manik-manik yang bernilai netral.
+
-
+
+ netral
+
-
+
netral
d) Selanjutnya, kita dapat memisahkan 5 buah manik – manik positif keluar dari papan peragaan. +
-
+
-
+
+ +
Diambil/dipisahkan e) Dari hasil pemisahan tersebut, tesisa 2 manik – manik bertanda negatif di dalam papan. Hal ini menunjukan bahwa 3 – 5= -2
-
-
40
3) Jika a dan b bilangan postif/negatif dengan a sama dengan b, maka sebelum memisahkan sejumlah manik – manik b kita terlebih dahulu menggabungkan sejumlah manik – manik yang bernilai netral dan bersarnya tergantung dari besarnya bilangan pengurangnya. Contoh : 3 – 3 = . . . ? Langkah perhitungan dengan manik – mnaik adalah sebagai berikut: a) Tempatkan 3 manik – manik postif pada papan.
+
+
+
b) Akan diambil 3 manik – manik positif, maka terlebih dahulu kita tambahkan 3 manik – manik yang bernilai netral.
- +
+ + +
- +
- +
c) Selanjutnya kita pisahkan / ambil 3 buah manik – manik positif keluar dari papan.
41
+
+
- +
+
- + Dipisahkan/diambil
- +
d) Dari hasil pemisahan tersebut, tidak menyisakan manik – manik pada papan. Hal ini menujukan bahwa 3 – 3 = 0. 4) Jika a bilangan postif/negatif dan b sama dengan 0, maka sebelum memisahkan sejumlah b manik – manik benilai nol terlebih dahulu harus menggabungkan manik – manik positif dan negatif sehingga benilai nol sesuai banyaknya bilangan pengurangnya b. Contoh: 3 – 0 = . . . . ? Langkah perhitungan menggunakan manik – manik adalah sebagai berikut: a) Tempatkan 3 manik – manik positif pada papan.
+
+
+
b) Akan di ambil sebanyak 0, akan tetapi manik – manik bernilai nol belum ada maka kita menambahkan sepasang manik – manik positif dan negatif yang bernilai nol.
+
+
+ 42
- +
c) Selanjutnya kita dapat memisahkan manik – manik yang bernilai nol keluar dari papan.
+
+
+
- + Dipisahkan/diambil
d) Dari hasil pemisahan tersebut, maka menyisakan 3 manik – manik positif di papan. Hal ini menujukan bahwa 3 – 0 = 3. 5) Jika a bilangan positif dan b bilangan negatif, maka sebelum memisahkan sejumlah b manik – manik yang bernilai negatif, terlebih dahulu harus menggabungkan sejumlah manik – manik yang bernilai netral dan banyaknya tergantung dari besarnya bilangan pengurangnya b. Contoh : 3 – (-5) = . . . . ? Langkah perhitungan dengan media manik – manik adalah sebagai berikut: a) Tempatkan 3 manik – manik positif ke papan.
+
+
+
b) Akan diambil sebanyak 5 buah manik-manik negatif tetapi sejumlah manik – manik negatif belum ada , maka kita menambahkan 5 buah manik-manik yang bernilai netral.
43
+
-
+
-
+
+
-
+
-
+
+
-
+
f)
Selanjutnya, kita dapat memisahkan 5 buah manik – manik negatif keluar dari papan peragaan. +
+
+ +
+ +
+ +
-
-
-
-
-
Diambil/dipisahkan g) Dari hasil pemisahan tersebut, tesisa 8 manik – manik positif di papan. Hal ini menunjukan bahwa 3 – (-5) = 8 6) Jika a bilangan negatif dan b bilangan positif, maka sebelum melakukan proses pemisahan sejumlah b manik – manik yang bernilai positif dari kumpulan manik – manik yang bernilai negatif, terlebih dahulu harus menggabungkan sejumlah manik – manik yang bersifat netral ke dalam kumpulan manik – manik a, dan banyaknya tergantung pada seberapa besarnya bilangan b. Contoh : (-3) – 5 = . . . . ? 44
a) Tempatkan 3 buah manik – manik negatif ke papan.
-
-
-
b) Akan diambil sebanyak 5 buah manik-manik positif tetapi sejumlah manik – manik positif belum ada , maka kita menambahkan 5 buah manik-manik yang bernilai netral.
-
-
+
-
+
-
+
-
+
-
+
c) Selanjutnya, kita dapat mengambil 5 buah manik – manik positif keluarkan dari papan.
-
-
-
-
-
-
-
-
+ +
+ + +
Diambil/Dipisahkan d) Dari hasil pemisahan tersebut, menyisakan 8 manik – manik negatif di papan. Hal ini menunjukan bahwa (-3) – 5 = -8 7) Jika a dan b bilangan negatif tetapi a lebih besar dari b maka, sebelum melakukan pemisahan sejumlah b manik – manik yang bilangannya lebih kecil dari a, terlebih dahulu harus melakukan proses penggabungan sejumlah manik – manik yang bersifat netral ke dalam kumpulan manik – manik a, dan 45
banyaknya tergantung dari seberapa banyaknya manik – manik yang akan dipisahkan. Contoh: (-3) – (-5) = . . . .? a) Tempatkan 3 buah manik – manik negatif ke papan.
-
-
-
b) Akan diambil sebanyak 5 buah manik – manik negatif, akan tetapi hanya ada 3 buah manik – manik negatif maka kita menambahkan 2 manik – manik bernilai netral.
-
-
-
-
-
+
+
c) Selanjutnya kita dapat mengambil 5 buah manik – manik negatif keluar dari papan.
-
-
+
+
- Diambil/dipisahkan
d) Dari hasil pemisahan tersisa 2 manik – manik positif di papan. Hal ini menunjukan bahwa (-3) – (-5) = 2. 46
8) Jika a dan b bilangan negatif tetapi a lebih kecil dari b, maka pisahkan secara langsung sejumlah b manik – manik keluar dari kelompok manik – manik yang berjumlah a. Contoh: (-5) – (-3) = . . . .? a) Tempatkan 5 manik – manik negartif ke papan.
b)
-
-
-
-
Ambil atau pisahkan 3 buah manik – manik negatif keluar dari papan.
-
-
-
-
-
Diambil/dipisahkan c) Dari hasil pemisahan menyisakan 2 manik – manik negatif di papan. Hal ini menunjukan bahwa (-5) – (-3) = -2.
G. Kajian Penelitian Yang Relevan Berdasarkan penelitian yang sudah ada dalam skripsi Sukamdi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Ketrampilan Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat Dengan Menggunakan Media Manik – Manik Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Baleharjo I Kecamatan Sukodono Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2011/2012” menunjukan bahwa penggunaan media manik – manik dapat meningkatkan 47
ketrampilan operasi penjumlahan bilangan bulat pada siswa kelas IV SD negeri Baleharjo I kecamatan Sukodono kabupaten Sragen, terlihat pada pra tindakan kemudian meningkat pada siklus I dan siklus II. Hasil peningkatan terlihat dari nilai rata – rata pada pra tindakan yaitu 61,86 kemudian terjadi peningkatan pada siklus I sebesar 71,25. Pada siklus II terjadi peningkatan rata – rata siswa yang cukup baik yaitu menjadi 81,25. Presentase ketuntasan sebelum tindakan yaitu sebesar 37,5% pada siklus I meningkat menjadi 75% dan pada siklus II meningkat menjadi 93,75%. Penelitian Sukamdi (2012) di atas, relevan dengan penelitian ini. Persamaannya adalah pada media manik – manik yang digunakan. Namun, terdapat perbedaan antara penelitian Sukamdi dengan penelitian ini yaitu pada objek penelitian. Objek penelitian Sukamdi yaitu meningkatkan ketrampilan operasi penjumlahan
bilangan bulat, sedangankan objek penelitian ini
meningkatkan hasil belajar operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Selain itu, dalam skripsi Betty Biliya Anggraheni yang berjudul “ Peningkatan Kemampuan Menghitung Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Melalui Media Manik – Manik Pada Siswa Kelas IV SD N Balangan Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010” menunjukan bahwa penggunaan media manik – manik dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan kemampuan menghitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IV SD N Balangan Teras Boyolali tahun pelajaran 2009/2010, terbukti dengan adanya 48
peningkatan nilai rata – rata kelas, yaitu sebelum tindakan sebesar 52,82 pada siklus I naik menjadi 62,39 pada siklus II naik menjadi 76,73. Persentase ketuntasan sebelum tindakan 35% pada siklus I meningkat menjadi 60,68% pada siklus II meningkat menjadi 86,96%. Penelitian Betty Biliya Anggraheni (2010) di atas, relevan dengan penelitian ini. Persamaannya, yaitu pada penggunaan media yang digunakan yaitu sama – sama menggunakan media manik – manik. Namun memiliki perbedaan, yaitu peneliti menekankan pada hasil belajar operasi penjumlahan dan pengurangan, sedangkan
penelitian
Betty menekankan
pada
kemampuan
menghitung
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
H. Kerangka Berfikir Pembelajaran matematika pada kenyataannya masih menjadi pelajaran yang sulit, membingungkan dan membosankan bagi sebagian siswa. Hal ini dikarenakan pembelajaran matematika kurang terlaksana dengan baik. Guru dalam melaksanakan pembelajaran masih bersifat konvensional atau masih menggunakan metode lama, yaitu metode ceramah saja. Guru cenderung mendominasi dalam pembelajaran sementara siswa hanya pasif mencatat dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru. Akibatnya siswa menjadi asik sendiri dan tidak memperhatikan guru ketika mengajar. Hasil belajar matematika siswa di kelas IV SD N 2 Cepedak masih rendah, dibuktikan dengan nilai rata – rata hasil ulangan matematika yang masih di bawah KKM. 49
Matematika merupakan pelajaran yang membutuhkan cara mengajar dimana anak tidak hanya mencatat saja tetapi juga harus menggunakan cara agar dapat tertarik dan bersemangat mempelajari matematika. Oleh karena itu, seorang guru harus menciptakan metode pembelajaran matematika yang dapat mendorong semangat belajar matematika pada siswa. Selain metode pembelajaran, hal lain yang juga berpengaruh terhadap keberhasilan dalam mengajarkan matematika adalah media pembelajaran. Konsep – konsep dalam pembelajaran matematika itu abstrak, sehingga penting bagi guru menciptakan metode mengajar dan media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Dengan begitu akan timbul minat dan keinginan siswa untuk belajar matematika. Karakteristik siswa sekolah dasar berada pada tahap perkembangan operasional konkret, sehingga dengan media pembelajaran akan mudahkan siswa memahami konsep matematika. Media pembelajaran sangat penting diterapkan dalam proses pembelajaran matematika, khususnya pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Konsep – konsep dalam pelajaran matematika itu abstrak, sehingga tanpa media pembelajaran siswa akan kesulitan dalam mempelajari matematika khususnya pada penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Media manik – manik adalah media yang diyakini peneliti cocok digunakan sebagai media atau alat bantu dalam melaksanakan pembelajaran materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. 50
Pada kenyataan yang ada hasil belajar matematika siswa kelas IV SD N 2 Cepedak masih rendah. Sebagian siswa mengalami kesulitan dalam melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangaan bilangan bulat. Penggunaan media pembelajaran merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk memudahkan siswa dalam melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Salah satu media yang sesuai untuk menjelaskan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat adalah media manik – manik. Media manik – manik berupa bulatan – bulatan setengah lingkaran yang terdiri dari dua warna. Warna kuning menandakan bilangan positif dan warna merah menandakan bilangan negatif. Penggunaan media manik – manik ini akan menarik perhatian siswa, selain karena warna dan bentuknya, dengan media tersebut siswa dapat belajar sambil bermain. Setelah menggunakan media manik – manik pada operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat hasil belajar siswa menjadi meningkat. Hal ini terjadi karena media manik – manik dapat mengambarkan secara konkret proses perhitungan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Selain itu, media tersebut menuntut siswa untuk aktif terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Sehingga, siswa akan mudah memahami operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat akibatnya hasil belajar siswa meningkat.
51
I. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka berfikir diatas hipotesis tindakannya adalah penggunaan media manik-manik dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IV SD N 2 Cepedak.
52
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Suharsimi Arikunto, dkk (2006: 3) mengatakan penelitian tindakan kelas merupakan suatu perencanaan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan menyangkut upaya guru dalam bentuk proses pemelajaran. Arah dan tujuan penelitian yang dilakukan oleh guru yaitu demi kepentingan peserta didik dalam memeperoleh hasil belajar yang memuaskan. Zainal Arifin (2011:101) menyebutkan bahwa tujuan utama dari penelitian tindakan kelas adalah sebagai alat untuk memperbaiki mutu dan efisiensi proses belajar mengajar di dalam kelas. Dalam penelitian ini peneliti mengkaji penggunaan media manik – manik untuk proses pembelajaran operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada mata pelajaran Matematika kelas IV SD N 2 Cepedak, Kecamatan Bruno, Kabupaten Purworejo. Penelitian tindakan kelas ini merupakan Penelitian kolaborasi. Menurut Suharsimi Arikunto, dkk (2006:17) dalam penelitian kolaborasi, pihak yang melakukan tindakan adalah guru itu sendiri, sedangkan yang diminta melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti. Jadi dalam penelitian tindakan kelas kolaborasi ini antara guru kelas dan peneliti bekerja sama dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini, guru 53
bertindak sebagai pelaksana tindakan (pengajar) dan peneliti bertindak sebagai observer. Atas dasar itulah penelitian tindakan kelas ini dipilih peneliti dengan alasan ingin mengadakan perbaikan dalam kegiatan proses belajar mengajar di kelas dengan cara memberikan tindakan-tindakan untuk memperoleh peningkatan prestasi belajar.
B. Definisi Operasional Variabel Definisi
operasional
variabel
pada
penelitian
ini
yang
berjudul
“Meningkatkan Hasil Belajar Siwa pada Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Menggunakan Media Manik – Mani pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Cepedak Kecamatan Bruno Kabupaten Purworejo Tahun Ajaran 2016/2017” yaitu sebagai berikut: 1.
Media manik – manik adalah salah satu media yang dapat menggambarkan secara konkret proses perhitungan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Media manik – manik berupa bulatan - bulatan setengah lingkaran yang apabila sisi diameternya digabungkan akan membentuk lingkaran penuh. Alat ini terdiri dari dua warna, yaitu warna kuning dan merah. Warna kuning menandakan bilangan positif dan warna merah menandakan bilangan negatif. Alat ini terdiri dari 10 manik – manik positif (kuning) dan 10 manik – manik negatif (merah).
2.
Hasil belajar matematika adalah nilai yang diperoleh siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran matematika pada materi pembelajaran operasi 54
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang dinyatakan dalam bentuk angka. Skornya dapat dilihat pada hasil tes.
C. Subyek dan Obyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Cepedak Kecamatan Bruno Kabupaten Purworejo tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 24 siswa terdiri dari 12 siswa putra dan 12 siswa putri. Obyek penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar pada operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menggunakan media manik – manik.
D. Lokasi dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Cepedak yang berlokasi di Desa Cepedak, Kecamatan Bruno, Kabupaten Purworejo. Lingkungan sekolah ini terletak di pedesaan sehingga suasananya cukup tenang dan sejuk. Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari 2017. Untuk jadwal pelaksanaan penelitian, peneliti menyesuaikan dengan jadwal kelas IV SD Negeri 2 Cepedak.
E. Desain Penelitian Menurut S. Nasution (2006:23) desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitiaan itu. 55
Menurut Suharsimi Arikunto, dkk (2006:106) tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan profesional pendidik dalam menangani proses belajar mengajar. Tujuan itu dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam memecahkan berbagai persoalan pembelajaran. Oleh karena itu, fokus penelitian tindakan kelas terletak pada tindakan – tindakan alternatif yang direncanakan oleh pendidik, kemudian dicobakan dan selanjutnya dievaluasi apakah tindakan – tindakan alternatif itu dapat digunakan untuk memecahkan persoalan pembelajaran yang sedang dihadapi oleh pendidik atau tidak. Model penelitian yang digunakan adalah menggunakan model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart dalam Rochiati (2008: 66). Empat komponen yang menunjukkan penelitian tindakan kelas yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting). Adapun alur pelaksanaan penelitian tindakan kelas dalam setiap siklus dapat digambarkan sebagai berikut.
56
Keterangan: Siklus I 1 = perencanaan I 2 = tindakan dan observasi I 3 = refleksi I Siklus II 4 = perencanaan II 5 = tindakan dan observasi II 6 = refleksi II Gambar 1. Desain Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc Taggart dalam Rochiati (2008) Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dapat dijelaskan seperti berikut. 1.
Planning (Rencana) Rencana merupakan tahapan awal yang harus dilakukan guru sebelum
melakukan sesuatu. Dengan perencanaan yang baik, akan lebih mudah pula untuk mengatasi kesulitan dan dapat dengan lebih efektif. Sebagai bagian dari perencanaan, diperlukan kerja sama dalam diskusi untuk membangun suatu kesamaan bahasa dalam menganalisis dan memperbaiki pengertian maupun tindakan mereka dalam situasi tertentu.
57
2.
Action (Tindakan) Tindakan ini merupakan penerapan dari perencanaan yang telah dibuat yang
dapat berupa suatu penerapan model pembelajaran tertentu yang bertujuan untuk memperbaiki atau menyempurnakan model yang sedang dijalankan. Tindakan ini dapat dilakukan dalam pelaksanaan suatu model pembelajaran yang hasilnya juga akan dipergunakan untuk penyempurnaan pelaksanaan tugas. 3.
Observation (Pengamatan) Pengamatan ini berfungsi untuk melihat dan mendokumentasikan pengaruh-
pengaruh yang diakibatkan oleh tindakan dalam kelas. Hasil pengamatan ini merupakan dasar dilakukannya refleksi sehingga pengamatan yang dilakukan harus dapat menceritakan keadaan yang sesungguhnya. Dalam pengamatan, halhal yang perlu dicatat adalah proses dari tindakan, efek-efek tindakan, lingkungan dan hambatan-hambatan yang muncul. 4.
Reflection (Refleksi) Releksi
meliputi
analisis,
sintesis,
penafsiran
(penginterpretasian),
menjelaskan dan menyimpulkan. Hasil dari refleksi adalah diadakannya revisi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan, yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja pada pertemuan selanjutnya. Dengan demikian, penelitian tindakan dapat dilaksanakan dalam sekali pertemuan karena hasil refleksi membutuhkan waktu untuk melakukannya sebagai planning untuk siklus selanjutnya. 58
Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari tindakan sebagai berikut. 1.
Rencana Tindakan Dalam rencana tindakan ini, guru sebagai pelaksana tindakan dan peneliti
sebagai pengamat. Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam rencana tindakan ini antara lain: a.
Setelah melakukan obsevasi, peneliti merumuskan masalah penelitian tentang penggunaan media manik – manik dalam operasi hitung bilangan bulat di kelas IV.
b.
Peneliti melakukan komunikasi dengan guru kelas IV untuk merencanakan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan media manik – manik pada mata pelajaran matematika di kelas IV.
c.
Peneliti bersama guru mendiskusikan dan menyusun RPP, LKS, lembar evaluasi dan instrumen penilaian.
d.
Peneliti menyiapkan dan membuat media manik – manik yang sesuai dengan materi.
2.
Pelaksanaan Tindakan Dalam pelaksanaan tindakan ini sebagai pelaksana adalah guru dan peneliti
sebagai pengamat. Pelaksana melaksanakan pembelajaran berdasarkan sekenario dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disiapkan oleh peneliti. Materi yang diajarkan adalah penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat 59
dengan menggunakan media manik – manik. Pelaksanaan PTK ini dilakukan dalam 2 siklus, dimana setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini meliputi: a.
Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan media manik
manik
sesuai dengan RPP. Pelaksanaan kegiatan meliputi: 1) Kegiatan Awal a) Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa. b) Guru melakukan presensi siswa. c) Guru melakukan apersepsi. d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 2) Kegiatan inti Kegiatan inti berupa guru menggunakan media manik – manik ketika menjelaskan materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. dilanjutkan dengan mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) melalui diskusi kelompok. 3) Penutup Kegiatan penutup berupa penyimpulan hasil pembelajaran, mengerjakan soal evaluasi serta refleksi. b.
Peneliti mengamati dan mencatat hal – hal penting ketika guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media manik – manik materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. 60
3. Observasi Observasi dilakukan oleh pengamat selama selama pelaksanaan tindakan berlangsung, pengamat mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru tentang materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menggunakan media manik - manik . Dalam hal ini, peneliti sebagai pengamat dan guru kelas sebagai pelaksana. Observasi dilakukan terhadap guru dan siswa, baik sebelum pelaksanaan tindakan, pada saat pelaksanaan tindakan maupun setelah pelaksanaan tindakan. Observasi yang dilakukan yaitu mencakup kegiatan pembelajaran dan aktivitas siswa dalam interaksi individu maupun kelompok. Data yang diperoleh dari pelaksanaan observasi ini adalah data tentang proses pembelajaran di kelas dan data peningkatan hasil belajar siswa. Dengan demikian diharapkan dapat diketahui apakah tindakan yang dilakukan mengarah pada perubahan postif pada proses pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan. 4. Refleksi Refleksi dilakukan oleh peneliti bersama guru kelas IV sesudah guru selesai melaksanakan tindakan. Peneliti bersama guru kelas melakukan diskusi untuk mengkaji hal-hal yang dirasa masih perlu diperbaiki atau dirasa cukup. Dari hasil refleksi yang dilakukan dapat menentukan langkah perubahan selanjutnya. Apabila hasil tindakan pada siklus pertama belum sesuai dengan tujuan yang diinginkan, maka dapat dilakukan perubahan rencana untuk siklus selanjutnya, begitu seterusnya. 61
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data adalah menggunakan metode sebagai berikut: 1. Pengamatan/Observasi Pengamatan atau Observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian di mana peneliti atau pengamat melihat situasi peneliti (Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, 2011:66). Observasi yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan data atau informasi selama proses pembelajaran berlangsung. Jenis observasi dalam penelitian ini adalah observasi berstruktur. Observasi berstruktur yaitu semua kegiatan observer telah ditetapkan terlebih dahulu meliputi isi dan materi observasi telah ditetapkan dan dibatasi dengan jelas dan tegas (Zainal Arifin, 2011:154). Observasi dalam penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti, yaitu mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan media manik – manik dengan pedoman observasi yang telah dibuat. 2. Tes Tes adalah teknik atau cara yang digunakan dalam pengukuran, yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik (Zainal Arifin, 2011:118). Metode tes digunakan untuk mengukur perkembangan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah digunakannya media 62
manik – manik pada mata pelajaran matematik materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas IV. 3. Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya – karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2012:329). Hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan lebih kredibel apabila didukung oleh sejarah pribadi dan foto – foto ataupun karya tulis akademik dan seni yang telah ada. Pada penelitian ini, dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan dokumen – dokumen yang berhubungan dengan penelitian serta foto siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
G. Instrumen Penelitian Dalam menggunakan metode pengumpulan data, peneliti memerlukan instrumen. Instrumen adalah alat bantu agar proses pengumpulan data menjadi lebih mudah (Suharsimi Arikunto, 2010:175). Kedudukan instrumen dalam penelitian sangat penting. Semakin baik suatu instrumen, semakin bermutu data yang akan dikumpulkan. Untuk memperoleh instrumen yang baik, langkah awal yang harus dilakukan yaitu merinci aspek – aspek dari objek yang datanya akan dikumpulkan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagi berikut.
63
1. Lembar Observasi Lembar observasi adalah sebuah format isian yang digunakan selama observasi dilakukan. Lembar observasi digunakan sebagai pedoman peneliti dalam mengamati untuk memperoleh data yang diinginkan berupa aktivitas guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran matematika operasi hitung bilangan bulat menggunakan media manik – manik. Lembar observasi terdiri dari lembar observasi untuk siswa dan guru. Adapun kisi – kisi lembar observasi untuk siswa dan guru adalah sebagai berikut: Tabel 2. Kisi – Kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru No No Aspek yang Diamati Butir yang Diamati butir 1
Pra Pembelajaran
Menyiapkan media materi pembelajaran
dan 1a
2
Membuka Pembelajaran
Melakukan salam, doa, dan 2a presensi Kesesuaian apresepsi dengan 2b materi ajar Menyampaikan materi pokok 2c yang akan dipelajari Menyampaikan pembelajaran
3
Kegiatan Pembelajaran
Inti Penguasaan pembelajaran
tujuan 2d materi 3a
Melaksanakan pembelajaran 3b inovatif Menggunakan pembelajaran yang dan efisien 64
media 3c efektif
No Aspek yang Diamati
No butir
Butir yang Diamati
Membuat siswa aktif dalam 3d pembelajaran Memantau kemajuan belajar 3e siswa Memimpin diskusi kelas
3f
Menggunakan bahasa yang 3g baik, benar dan jelas 4
Menutup Pembelajaran
Melakukan refleksi
4a
Mengajak menyimpulkan pembelajaran
siswa 4b materi
Memberikan penilain hasil 4c belajar
Tabel 3. Kisi – Kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa No
Aspek yang diamati Butir yang diamati
1
Keaktifan
Siswa aktif bertanya Siswa aktif pertanyaan
No butir 1
menjawab 2
Siswa aktif mengemukakan 3 pendapat 2
Kerjasama
Siswa aktif bekerja sama 4 dalam kelompok siswa bertanggungjawab 5 terhadap tugas kelompok 65
No
3
No butir
Aspek yang diamati Butir yang diamati
Minat Belajar
Siswa saling dalam kelompok
membantu 6
Siswa antusias pembelajaran
mengikuti 7
Siswa mendengarkan 8 penjelasan guru Siswa menggunakan media 9 pembelajaran 4
Kedisiplinan
Siswa mengerjakan tepat waktu Siswa tertib pembelajaran Siswa guru
mematuhi
tugas 10
mengikuti 11 perintah 12
2. Tes Tes digunakan untuk mengetahui hasil dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan oleh siswa. Dalam penelitian ini tes dilakukan sebelum dilaksanakan tindakan dan tes setiap akhir siklus. Tes akhir siklus dilakukan pada akhir siklus I dan akhir siklus II yang diberkan secara tertulis dan individu. Adapun kisi – kisi tes untuk soal pretest disusun sebagai berikut:
66
Tabel 4. Kisi – Kisi Tes Pretest (Pratindakan) Aspek No Standar Kompetensi
1
2
Kompetensi Dasar
5. Menjumlah 5.2 dan Menjumlahkan mengurangkan bilangan bulat bilangan bulat
5.3 Mengurangkan bilangan bulat
Jenis Soal
No. Butir Soal
5.2.1 Menjumlahkan bilangan bulat positif 1 dengan bilangan bulat positif
Isian
1
5.2.2 Menjumlahkan bilangan bulat negatif 1 dengan bilangan bulat negatif
Isian
2
5.2.3 Menjumlahkan bilangan bulat positif 2 dengan bilangan bulat negatif
Isian
3,4
5.2.4 Menjumlahkan bilangan bulat negatif 2 dengan bilangan bulat positif
Isian
5,6
5.2.4 Menjumlahkan bilangan bulat positif 2 dengan bilangan nol
Isian
7,9
5.2.5 Menjumlahkan bilangan bulat negatif 1 dengan bilangan nol
Isian
8
5.3.1 Mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif yang 1 pengurangnya lebih kecil dari pada terkurang
Isian
10
5.3.2
Isian
11
Indikator
67
Jumlah Butir Soal
Mengurangkan 1
bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif yang pengurangnya lebih besar dari pada terkurang 5.3.3 Mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif yang 1 pengurangnya sama dengan yang terkurang
Isian
12
5.3.9 Mengurangkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif yang 1 pengurangnya lebih kecil dari yang terkurang
Isian
16
5.3.10 Mengurangkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif yang 1 pengurangnya lebih besar dari yang terkurang
Isian
17,18
5.3.4 Mengurangkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif yang 1 pengurangnya sama dengan yang terkurang
Isian
13
5.3.7 Mengurangkan bilangan bulat positif 1 dengan bilangan bulat negatif
Isian
14
68
5.3.8 Mengurangkan bilangan bulat negatif 1 dengan bilangan bulat positif
Isian
15
5.3.5 Mengurangkan bilangan bulat positif 1 dengan bilangan nol
Isian
19
5.3.6 Mengurangkan bilangan bulat negatif 2 dengan nol
Isian
20
Keterangan : Setiap butir soal yang benar mendapatkan skor 1 Tabel 5. Kisi – Kisi Postes Siklus 1 Aspek No Standar Kompetensi
1
Kompetensi Dasar
5. Menjumlah 5.2 dan Menjumlahkan mengurangkan bilangan bulat bilangan bulat
Indikator
Jumlah Butir Soal
Nomor Soal Pert-1
5.2.1 Menjumlahkan bilangan bulat positif 3 dengan bilangan bulat positif
1,2,3
5.2.2 Menjumlahkan bilangan bulat negatif 3 dengan bilangan bulat negatif
4,5,6
5.2.3 Menjumlahkan bilangan bulat positif 4 dengan bilangan bulat negatif
7,8,9, 10
5.2.4 Menjumlahkan bilangan bulat negatif 4 dengan bilangan bulat 69
Butir
Pert-2
1,2,3, 4
positif 5.2.4 Menjumlahkan bilangan bulat positif 3 dengan bilangan nol
5,6,7
5.2.5 Menjumlahkan bilangan bulat negatif 3 dengan bilangan nol
8,9,10
Tabel 6. Kisi – Kisi Postes Siklus 2 Aspek No
2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
5. 5.3 Menjumlah Mengurangkan dan bilangan bulat mengurangka n bilangan bulat
Indikator
Jumlah Butir Soal
No. Butir Soal Pert-1
5.3.1 Mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif yang 2 pengurangnya lebih kecil dari pada terkurang
1,2
5.3.2 Mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif yang 2 pengurangnya lebih besar dari pada terkurang
3,4
5.3.3 Mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif yang 2 pengurangnya sama dengan yang terkurang
5,6
5.3.9
7,8
70
Mengurangkan 2
Pert-2
bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif yang pengurangnya lebih kecil dari yang terkurang 5.3.10 Mengurangkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif yang 2 pengurangnya lebih besar dari yang terkurang
9,10
5.3.4 Mengurangkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif yang 2 pengurangnya sama dengan yang terkurang
1,2
5.3.7 Mengurangkan bilangan bulat positif 2 dengan bilangan bulat negatif
3,4
5.3.8 Mengurangkan bilangan bulat negatif 2 dengan bilangan bulat positif
5,6
5.3.5 Mengurangkan bilangan bulat positif 2 dengan bilangan nol
7,8
5.3.6 Mengurangkan bilangan bulat negatif 2 dengan nol
9,10
71
3. Dokumentasi Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data yang diperoleh selama observasi dan memeberi gambaran secara menyeluruh mengenai hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dokumen yang dikumpulkan meliputi daftar nama siswa dan dokumen lain yang berfungsi untuk mengetahui sgala hal yang berhubungan dengan penelitian serta dilengkapi dengan pengembilan foto siswa pada proses pembelajaran berlangsung.
H. Teknik Analisis Data Menurut Sugiyono (2008:244) analisis data merupakan suatu proses mencari dan menyusun secara sistematik data yang di peroleh dari wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan dalam unit – unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan. Tujuan analisis dalam penelitian tindakan kelas adalah untuk memperoleh bukti kepastian apakah terjadi perbaikan, peningkatan, atau perubahan sebagaimana yang diharapkan bukan untuk membuat generalisasi atau pengujian teori. Adapun teknik analisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Analisis Deskriptif Kualitatif Analisis data deskripstif kualitatif dilakukan untuk mengukur data hasil observasi, yaitu aktifitas guru dan siswa pada proses pembelajaran.
72
Untuk
menghitung hasil observasi menurut Ngalim Purwanto (2002:102) adalah sebagai berikut: Nilai rata – rata = Jumlah Skor X 100% Skor Maksimal
Berdasarkan perhitungan tersebut maka kriteria penilaian hasil observasi menurut Ngalim Purwanto (2002:103) sebagai berikut: Tabel 7. Kriteria Penilaian Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa NO
PENCAPAIAN SKOR
KATEGORI
1
86% - 100%
Baik Sekali
2
75% - 85%
Baik
3
60% - 75%
Cukup
4
55% - 59%
Kurang
5
≤54%
Sangat Kurang
2. Analisis Data Deskriptif Kuantitatif Analisis data deskriptif kuantitatif dilakukan untuk mengukur hasil prestasi belajar siswa, yaitu dengan megukur nilai rata – rata siswa kemudian dibandingkan hasil antar siklus maupun pretes. Rumus – rumus yang akan digunakan untuk mengolah data kuantitatif adalah sebagai berikut: 1) Nilai Akhir Belajar Siswa NA = Skor yang diperoleh siswa x 100% Total Skor 73
Keterangan : NA = Nilai akhir 2) Nilai Rata – Rata Kelas
Keterangan: : rata-rata (mean) : jumlah seluruh skor N : banyaknya subjek (Daryanto, 2011:191) 3) Presentase Tuntas Belajar P = Σ siswa yang tuntas belajar x 100% Σ siswa Keterangan : P = Persentase ketuntasan (Daryanto, 2011:192)
I. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan tindakan dalam penelitian ini dinyatakan berhasil apabila: 1.
Sekurang – kurangnya 90% dari jumlah siswa mencapai KKM yaitu 65.
2.
Presentase aktivitas siswa mencapai minimal 80%.
74
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Situasi dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Cepedak yang terletak di Desa Cepedak, Kecamatan Bruno, Kabupaten Purworejo. Lingkungan sekolah terletak di daerah pedesaan sehingga sangat kondusif untuk kegiatan pembelajaran. Kondisi bangunan di SD N 2 Cepedak dapat dikatakan cukup baik. Sekolah ini mempunyai 6 ruang kelas, ruang guru dan kepala sekolah, 1 ruang perpustakaan, 1 mushola, kamar mandi siswa, dan kamar mandi guru. Tenaga pengajar yang ada telah memiliki pengalaman yang cukup lama dan mempunyai latar belakang DIII dan S1.
2. Deskripsi Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu siswa kelas IV yang berjumlah 24 orang siswa yang terdiri dari 12 siswa laki – laki dan 12 siswa perempuan.
B. Hasil Penelitian Penelitian ini menyajikan data hasil penelitian tindakan pada masing – masing siklus yang dimulai dari pra siklus, siklus I, dan siklus II. Data yang diperoleh dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut.
75
1. Kondisi Awal (Pra Siklus) Pelaksanaan pra siklus dilakukan pada hari Sabtu tanggal 11 Februari 2017. Tahap pra siklus dilakukan untuk memperoleh data awal mengenai hasil belajar matematika siswa materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat sebelum dikakukan tindakan. Data yang diperoleh pada tahap pra siklus ini di dapat melalui observasi dan pre test. a. Hasil Observasi Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada hari Sabtu tanggal 11 Februari 2017 dapat diketahui bahwa pembelajaran matematika di kelas IV kurang menarik perhatian siswa. Pembelajaran hanya terpusat pada guru dan siswa cenderung pasif. Guru mengajarkan materi pembelajaran dengan cara yang monoton. Guru hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, selain itu guru tidak memanfaatkan media untuk menyampaikan materi. Akibatnya masih banyak siswa yang kurang antusias dan tidak bersemangat mengikuti pembelajaran. Hal ini akan berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah.
b. Hasil Pra Siklus Pada hasil test diperoleh data berupa angka – angka mengenai jumlah skor yang diperoleh masing – masing siswa terhadap test yang dikerjakan sebelum digunakannya media manik – manik pada mata pelajaran matematika. Adapun hasil pra siklus adalah sebagai berikut.
76
Tabel 8. Hasil Belajar Siswa Pada Pra Siklus
No
Inisial Subyek
Nilai Pra Siklus Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
WR HK LP HR LM NL AM AZ DF ES FD MF MH NF RS SM SL TN KS AM LH NH RK RP Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata – rata Kelas
65 70 55 70 45 50 65 50 70 55 55 65 60 60 50 70 35 55 70 70 60 45 65 60 70 35 58,96
TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS
Dari hasil belajar tersebut dapat dihitung presentase ketuntasan siswa. Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
77
No
Tabel 9. Persentase Ketuntasan Siswa Pra Siklus Pra Siklus Klasifikasi Ketuntasan Jumlah Persen
1
TUNTAS
10
41,67%
2
BELUM TUNTAS
14
58, 33%
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika kelas IV khususnya materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat masih rendah. Hal tersebut dibuktikan dengan persentase ketuntasan siswa sangat rendah dibandingkan dengan siswa yang belum tuntas. Nilai KKM siswa kelas IV SD N 2 Cepedak adalah 65. Siswa yang memeperoleh nilai ≥ 65 masih lebih sedikit dibandingkan siswa yang memperoleh nilai ≤ 65. Siswa yang sudah tuntas mencapai KKM hanya 41,67% dari seluruh siswa. Selain itu nilai rata – rata kelas juga masih rendah, yaitu hanya mencapai 58,96. 2. Siklus I a. Perencanaan Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan ini adalah sebagai berikut. 1) Membuat RPP mata pelajaran Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. 2) Membuat media pembelajaran manik – manik. 3) Menyusun lembar observasi untuk menilai aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran menggunakan media manik - manik. 4) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS). 78
5) Membuat soal evaluasi. b. Pelaksanaan Tindakan Pada siklus I, dilakukan dalam dua kali pertemuan. Pembelajaran menggunakan media manik – manik untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. 1) Pertemuan 1 Siklus I pertemuan ke-1 dilakukan pada hari Senin, 13 Februari 2017. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit sesuai dengan RPP yang telah dirancang dengan SK, KD dan indikator sebagai berikut. Standar Kompetensi Menjumlah dan mengurangkan bilangan bulat Kompetensi Dasar 5.2
Menjumlahkan bilangan bulat
Indikator a)
Menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif.
b) Menjumlahkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif. c)
Menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif. Adapun langkah – langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut.
a)
Kegiatan Awal
79
Guru membuka pelajaran dengan salam, doa bersama dan presensi. Kemudian melakukan apersepsi kepada siswa. Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu tentang penjumlahan bilangan bulat. b) Kegiatan Inti Pada kegiatan inti diawali dengan siswa diperkenalkan konsep bilangan bulat dengan media manik – manik. Siswa ditunjukan manik – manik kuning bernilai positif dan manik – manik merah bernilai negatif. Bilangan nol ditandai penggabungan manik - manik kuning dan merah. Selanjutnya, guru menjelaskan materi penjumlahan bilangan bulat sesuai dengan indikator pada RPP. Materi yang dijelaskan yaitu meliputi konsep penjumlahan, penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif , penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif, dan penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif menggunakan media manik – manik. Materi penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif dengan contoh penjumlahan 3 + 5 yang dijelaskan oleh guru menggunakan media manik – manik. Materi berikutnya penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif dengan contoh penjumlahan (-3) + (-5) yang dijelaskan oleh guru menggunakan media manik – manik. Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif dengan contoh penjumlahan 3 + (-5) yang dijelaskan guru menggunakan media manik manik. Setelah guru menyampaikan semua materi, siswa diberi kesempatan
80
mempraktekan media manik – manik di depan kelas dengan soal – soal operasi penjumlahan yang diberikan oleh guru. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang masing – masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Setiap kelompok dibagikan LKS, potongan manik – manik yang nantinya di tempel pada lembar kerja siswa, dan lem yang digunakan untuk menempel. Setelah selesai mengerjakan LKS, masing – masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. c)
Penutup Guru menanyakan hal – hal yang belum dipahami siswa. Kemudian guru
membagikan soal evaluasi untuk dikerjakan siswa secara individu. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa dan salam. 2) Pertemuan 2 Siklus I pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Selasa, 14 Februari 2017. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit sesuai dengan RPP yang telah dirancang dengan SK, KD dan indikator sebagai berikut. Standar Kompetensi Menjumlah dan mengurangkan bilangan bulat Kompetensi Dasar 5.3
Menjumlahkan bilangan bulat
Indikator a)
Menjumlahkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif. 81
b) Menjumlahkan bilangan positif dengan bilangan nol. c)
Menjumlahkan bilangan negatif dengan bilangan nol. Adapun langkah – langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut.
a) Kegiatan Awal Guru membuka pelajaran dengan salam, doa bersama dan presensi. Kemudian melakukan apersepsi dengan bertanya tentang materi yang telah dipelajari sebelumnya. Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu penjumlahan bilangan bulat. b) Kegiatan Inti Pada kegiatan inti diawali dengan tanya jawab materi sebelumnya yaitu tentang konsep bilangan bulat dengan media manik – manik. Kemudian guru melanjutkan materi penjumlahan bilangan bulat sesuai dengan indikator pada RPP menggunakan media manik – manik. Materi yang dijelaskan oleh guru meliputi penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif, penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan nol, dan penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan nol menggunakan media manik – manik. Materi penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif dengan contoh penjumlahan (-3) + 5 yang dijelaskan guru menggunakan media manik – manik. Materi berikutnya penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan nol dengan contoh penjumlahan 3 + 0 yang dijelaskan guru menggunakan media manik – manik. Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan nol dengan contoh 82
penjumlahan (-3) + 0 yang dijelaskan guru menggunakan media manik - manik. Setelah
guru
menyampaikan
semua
materi,
siswa
diberi
kesempatan
mempraktekan media manik – manik di depan kelas dengan soal – soal operasi penjumlahan yang diberikan oleh guru. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang masing – masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Setiap kelompok dibagikan LKS, potongan manik – manik yang nantinya di tempel pada lembar kerja siswa, dan lem yang digunakan untuk menempel. Setelah selesai mengerjakan LKS, masing – masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. d) Penutup Guru menanyakan hal – hal yang belum dipahami siswa. Kemudian guru membagikan soal evaluasi untuk dikerjakan siswa secara individu. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa dan salam.
c.
Hasil Belajar Siklus I Hasil tes diperoleh data berupa angka – angka mengenai jumlah skor yang
diperoleh masing – masing siswa terhadap soal yang dikerjakan setelah diterapkannya tindakan. Adapun hasil dari siklus I adalah sebagai berikut.
83
Tabel 10. Daftar Nilai Evaluasi Siklus 1 Pertemuan 1
No
Inisial Subyek
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
WR HK LP HR LM NL AM AZ DF ES FD MF MH NF RS SM SL TN KS AM LH NH RK RP Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata – rata Kelas Ketuntasan Kelas
Nilai Pra Siklus 100 60 80 50 40 60 80 80 90 100 50 80 100 100 90 90 50 50 60 100 60 80 60 80 100 40 74,58 58,33%
84
Keterangan TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS
Tabel 11. Daftar Nilai Evaluasi Siklus 1 Pertemuan 2 No
Inisial Subyek
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
WR HK LP HR LM NL AM AZ DF ES FD MF MH NF RS SM SL TN KS AM LH NH RK RP Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata – rata Kelas Ketuntasan Kelas
Nilai Pra Siklus 100 100 80 50 80 80 80 80 90 100 80 60 80 100 70 80 60 80 60 100 60 80 60 60 100 50 77,92
Keterangan TUNTAS TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS BELUM TUNTAS
70,83%
Dari hasil belajar tersebut dapat dihitung persentase ketuntasan siswa. Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
85
Tabel 12. Persentase Ketuntasan Siswa Siklus I No 1 2
Klasifikasi Ketuntasan TUNTAS BELUM TUNTAS
Pertemuan ke-1 Frekuensi Persen 14 58,33% 10
41,67%
Pertemuan ke-2 Frekuensi Persen 17 70,83% 7
29,17%
Dari data di atas menunjukan bahwa setelah pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menggunakan media manik – manik, terjadi peningkatan peresentase siswa yang tuntas KKM. Hal tersebut dibuktikan pada pertemuan ke-1 ketuntasan 58,33% dan meningkat pada pertemuan ke-2 yaitu menjadi 70,83%. Hasil tes dari siklus I merupakan hasil dari pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2. Pembelajaran dengan menggunakan media manik – manik meningkatkan persentase ketuntasan daripada sebelum dilakukan tindakan. Hal itu dapat dilihat dari tabel di bawah ini. Tabel 13. Persentase Ketuntasan Siswa Pra Siklus dan Siklus I No
Klasifikasi Ketuntasan
1
TUNTAS
2
BELUM TUNTAS
Pra Siklus Frekuensi Persen 10 41,67% 14
58, 33%
Siklus I Frekuensi Persen 17
70,83%
7
29,17%
Apabila digambarkan dalam diagram maka persentase ketuntasan siswa pada saat pra siklus dan siklus I adalah sebagai berikut
86
80.00%
70.83%
70.00% 60.00% 50.00%
58.33% 41.67%
40.00%
29.17%
30.00% 20.00%
Tuntas Belum Tuntas
10.00% 0.00%
Pra Siklus
Siklus I
Gambar 2. Diagram Persentase Ketuntasan Pra Siklus dan Siklus I
Dari diagram diatas menunjukan bahwa persentase ketuntasan siswa meningkat dari pra siklus ke siklus I. Persentase ketuntasan pada pra siklus adalah 41,67%, sedangkan persentase ketuntasan pada siklus I adalah sebesar 70,83%. Peningkatan ketuntasan belajar siswa diikuti dengan peningkatan rata – rata siswa yaitu pada pra siklus sebesar 58,96 meningkat pada siklus I yaitu menjadi 77,92. Meskipun demikian, persentase ketuntasa belajar siswa belum mencapai target yaitu sebesar 90%, sehingga perlu diperbaiki pada siklus II.
87
d. Observasi 1. Observasi Guru Observasi yang dilakukan kepada guru bertujuan untuk mengetahui aktivitas guru saat melaksanakan proses pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menggunakan media manik – manik. Terdapat 15 butir pengamatan yang dilakukan untuk guru. Pemberian skor yaitu dengan memberikan skor 4 sebagai skor tertinggi dan skor 1 sebagai skor terendah. Skor maksimum adalah 60 dan skor minummnya adalah 15. Pada siklus I observasi yang dilakukan sebanyak 2 kali observasi, yaitu pada pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2. Dari hasil observasi tersebut, diambil satu kali pertemuan yang memperoleh hasil terbaik. Berikut ini merupakan hasil observasi aktivitas guru pada siklus I.
No 1 2
3
Tabel 14. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Jumlah Skor Aspek yang diamati Pertemuan Pertemuan ke-1 ke-2 Menyiapkan media dan materi pembelajaran 2 3 a. Melakukan salam, doa, dan presensi 3 3 b. Kesesuaian apresepsi dengan materi ajar 2 2 c. Menyampaikan materi pokok yang akan 2 2 dipelajari d. Menyampaikan tujuan pembelajaran 2 2 a. Penguasaan materi pembelajaran 2 3 b. Melaksanakan pembelajaran inovatif 2 2 c. Membuat siswa aktif dalam 1 2 pembelajaran d. Memantau kemajuan belajar siswa 2 2 e. Memimpin diskusi kelas 2 2 f. Menggunakan bahasa yang baik, benar 2 3 dan jelas 88
No
4
Aspek yang diamati
a. b. c.
Melakukan refleksi Mengajak siswa menyimpulkan materi pembelajaran Memberikan penilain hasil belajar Skor Total Skor Maksimum Persentase Keseluruhan
Jumlah Skor Pertemuan Pertemuan ke-1 ke-2 2
2
1
2
2 29 60 48,33%
3 35 60 58,33%
Berdasarkan tabel di atas untuk menghitung persentase keseluruhan aktivitas guru yaitu skor total dibagi dengan skor maksimum dan dikalikan 100%, seperti yang terdapat pada bab 3. Dari perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa persentase kesulurah aktivitas guru pada siklus I pertemuan ke-1 adalah 48,33% dan pertemuan ke-2 adalah 58,33%. Hasil tersebut dapat digambarkan pada diagram berikut ini. 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% Persentase Aktivitas Guru Siklus I
20.00% 10.00% 0.00%
Pertemuan Pertemuan ke-1 ke-2
Gambar 3. Diagram Persentase Aktivitas Guru Siklus I 89
Dari diagram di atas, dapat diketahui bahwa aktivitas guru pada siklus I diambil perolehan terakhir pada pertemuan ke-2 yaitu sebesar 58,33%. Berdasarkan kategori hasil observasi yang tertulis pada bab III persentase aktivitas guru sebesar 58,33% termasuk dalam kategori kurang. Perolehan tersebut juga tergolong masih masih rendah yaitu hanya 58,33% dibandingkan dengan persentase aktivitas minimal yang harus dicapai yaitu sebesar 80%. Oleh karena itu, hal tersebut menjadi bahan evaluasi pada siklus berikutnya.
2. Observasi Siswa Observasi yang dilakukan kepada siswa bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa saat proses pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menggunakan media manik – manik. Untuk mengobservasi aktivitas siswa peneliti dibantu satu observer, sehingga ada 2 observer. Terdapat 12 butir pengamatan yang dilakukan untuk siswa. Pemberian skor yaitu dengan memberikan skor 4 sebagai skor tertinggi dan skor 1 sebagai skor terendah. Untuk setiap siswa skor maksimumnya adalah 48 dan skor minummnya adalah 15. Sedangkan skor untuk seluruh siswa, skor maksimumnya adalah 1152 dan skor minimumnya adalah 288. Pada siklus I observasi yang dilakukan sebanyak 2 kali observasi, yaitu pada pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2. Dari hasil observasi tersebut, diambil satu kali pertemuan yang memperoleh hasil
90
terbaik. Berikut ini merupakan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I, untuk masing – masing siswa dapat dilihat pada lampiran. Tabel 15. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Aspek yang diamati Siswa aktif bertanya Siswa aktif menjawab pertanyaan Siswa aktif mengemukakan pendapat Siswa aktif bekerja sama dalam kelompok siswa bertanggungjawab terhadap tugas kelompok Siswa saling membantu dalam kelompok Siswa antusias mengikuti pembelajaran Siswa mendengarkan penjelasan guru Siswa menggunakan media pembelajaran Siswa mengerjakan tugas tepat waktu Siswa tertib mengikuti pembelajaran Siswa mematuhi perintah guru Skor Total Skor Maksimum Persentase Keseluruhan
Jumlah Skor Semua Siswa Pertemuan Pertemuan ke-1 ke-2 42 38 31 37 26 33 50 59 52
59
50 58 54 37 47 44 44 531 1152 46,09%
62 65 60 48 59 56 51 631 1152 54,77%
Berdasarkan tabel di atas untuk menghitung persentase keseluruhan aktivitas siswa yaitu skor total dibagi dengan skor maksimum dan dikalikan 100%, seperti yang terdapat pada bab III. Dari perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa persentase kesulurah aktivitas siswa pada siklus I pertemuan ke-1 adalah 46,09% dan pertemuan ke-2 adalah 54,77%. Hasil tersebut dapat digambarkan pada diagram berikut ini.
91
56.00% 54.00% 52.00% 50.00%
Persentase Aktivitas Siswa Siklus I
48.00% 46.00% 44.00% 42.00% 40.00%
Pertemuan Petemuan ke-1 ke-2
Gambar 4. Diagram Persentase Aktivitas Siswa Siklus I Dari diagram di atas, dapat diketahui bahwa aktivitas siswa pada siklus I diambil perolehan terakhir di pertemuan ke-2 yaitu sebesar 54,77%. Berdasarkan kategori hasil observasi yang tertulis pada bab III persentase aktivitas siswa sebesar 54,77% termasuk dalam kategori sangat kurang. Perolehan tersebut juga tergolong masih masih rendah yaitu hanya 54,77% dibandingkan dengan persentase aktivitas minimal yang harus dicapai yaitu sebesar 80%. Oleh karena itu, hal tersebut menjadi bahan evaluasi pada siklus berikutnya.
e. Refleksi Refleksi dilakukan peneliti pada akhir siklus I bersama dengan guru. Hasil refleksi ini dijadikan acuan agar pelaksanaan proses pembelajaran matematika, materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menggunakan
92
media manik – manik dapat lebih meningkat lagi kualitas pembelajarannya. Berdasarkan hasil pengamatan, hasil evaluasi dan diskusi dengan guru yang sekaligus sebagai kolaborator pada siklus I ini, ada beberapa hal penting yang dapat direfleksikan ke dalam tindakan selanjutnya. Catatan pentingyang pertama, media manik - manik yang digunakan masih kurang efektif. Media manik – manik tidak menempel dengan baik di papan tulis, sehingga ketika di tempel di papan tulis media manik – manik seringkali jatuh. Hal tersebut mengganggu guru dalam menjelaskan materi menggunakan media manik – manik. Untuk mengatasi hal tersebut yang dapat dilakukan yaitu menggunakan perekat yang baik supaya media manik – manik dapat menempel di papan tulis dengan baik. Kedua, beberapa siswa belum aktif bekerja secara berkelompok, dikarenakan kelompok tidak sesuai dengan yang diinginkan. Untuk mengatasinya, guru memeberikan pengertian kepada siswa tentang kerjasama yang baik dan tidak boleh membeda – bedakan antar teman. Ketiga, masih ada siswa yang merasa bosan sehingga mereka kurang memperhatikan
materi
pelajaran
yang
disampaikan
oleh
guru.
Untuk
menanganinya misalnya dengan memberikan ice breaking ditengah pelajaran. Misalkan mengajak siswa untuk bernyanyi marina menari sambil bergerak. Keempat, masih kurangnya keberanian siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapatnya. Untuk mengatasi itu guru memberikan motivasi – 93
motivasi dan melakukan pendekatan kepada siswa. Selain itu, guru juga memberikan memberikan umpan dengan cara guru bertanya terlebih dahulu kepada siswa untuk menciptakan komunikasi diantara mereka. 3. Siklus II a. Perencanaan Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan sebagai refleksi dari siklus I adalah sebagai berikut. 1) Membuat RPP mata pelajaran Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. 2) Memperbaiki media manik – manik, dengan mengganti perekatnya agar dapat ditempel dan dilepas dengan mudah. 3) Menyusun lembar observasi untuk menilai aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran menggunakan media manik - manik. 4) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS). 5) Membuat soal evaluasi.
b. Pelaksanaan Tindakan Pada siklus II, dilakukan dalam dua kali pertemuan. Pembelajaran menggunakan media manik – manik untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
94
1) Pertemuan 1 Siklus II pertemuan ke-1 dilakukan pada hari Senin, 20 Februari 2017. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit sesuai dengan RPP yang telah dirancang dengan SK, KD dan indikator sebagai berikut. Standar Kompetensi Menjumlah dan mengurangkan bilangan bulat Kompetensi Dasar 5.3
Mengurangkan bilangan bulat
Indikator a)
Mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif yang pengurangnya lebih kecil dari pada terkurang.
b) Mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif yang pengurangnya lebih besar dari pada yang terkurang. c)
Mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif yang pengurangnya sama dengan yang terkurang.
d) Mengurangkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif yang pengurangnya lebih kecil dari yang terkurang. e)
Mengurangkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif yang pengurangnya lebih besar dari yang terkurang. Adapun langkah – langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut.
95
a)
Kegiatan Awal Guru membuka pelajaran dengan salam, doa bersama dan absensi.
Kemudian melakukan apersepsi tentang pengurangan bilangan bulat kepada siswa. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu tentang pengurangan bilangan bulat. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. b) Kegiatan Inti Pada kegiatan inti guru mengeluarkan media manik – manik dan menanyakan lagi kepada siswa aturan dan cara menggunakan media manik – manik untuk melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Kemudian guru menjelaskan materi tentang operasi pengurangan bilangan bulat sesuai dengan indikator pada RPP dengan media manik – manik. Petama, guru menjelaskan materi operasi pengurangan bilangan bulat yaitu konsep pengurangan bilangan bulat menggunakan media manik – manik. Kedua, materi pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif yang pengurangnya lebih kecil dari yang terkurang dengan contoh pengurangan 5 – 3 yang dijelaskan guru menggunakan media manik – manik. Ketiga, materi pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif yang pengurangnya lebih besar dari pada yang terkurang dengan contoh 3 – 5 yang dijelaskan guru menggunakan manik – manik. Keempat, materi pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif yang pengurangnya sama dengan yang terkurang dengan contoh 3 – 3 yang 96
dijelaskan guru menggunakan manik – manik. Kelima, materi pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif yang pengurangnya lebih kecil dari yang terkurang , pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif yang pengurangnya lebih besar dari yang terkurang. Setelah semua materi telah dijelaskanm siswa diberi kesempatan ke depan kelas untuk mencoba mempraktekan media manik – manik dengan soal – soal operasi pengurangan yang diberikan oleh guru. Setelah itu, di tengah - tengah pembelajaran guru memberikan ice breaking untuk membangkitkan semangat siswa. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang masing – masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Kelompok masih sama dengan sebelumnya. Setiap kelompok dibagikan LKS, potongan manik – manik yang nantinya di tempel pada lembar kerja siswa, dan lem yang digunakan untuk menempel. Setelah selesai mengerjakan LKS, masing – masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. e)
Penutup Guru menanyakan hal – hal yang belum dipahami siswa. Guru mengajak
siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian guru membagikan soal evaluasi untuk dikerjakan siswa secara individu. Setelah selesai mengerjakan soal evaluasi siswa mengumpulkan soal evaluasi untuk dikoreksi guru. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa dan salam.
97
2) Pertemuan 2 Siklus II pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Selasa, 21 Februari 2017. Kegiatan pembelajaran dilakukan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit sesuai dengan RPP yang telah dirancang dengan SK, KD dan indikator sebagai berikut. Standar Kompetensi Menjumlah dan mengurangkan bilangan bulat Kompetensi Dasar 5.3 Mengurangkan bilangan bulat Indikator a)
Mengurangkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif yang pengurangnya sama dengan yang terkurang.
b) Mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif. c)
Mengurangkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif.
d) Mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan nol. e)
Mengurangkan bilangan bulat negatif dengan nol. Adapun langkah – langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut.
a) Kegiatan Awal Guru membuka pelajaran dengan salam, doa bersama dan presensi. Kemudian melakukan apersepsi dengan bertanya tentang materi yang telah dipelajari sebelumnya. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari yaitu
98
masih sama dengan petemuan ke-1 pengurangan bilangan bulat. Setelah itu, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. b) Kegiatan Inti Guru mengeluarkan media manik – manik dan kembali menanyakan siswa tentang aturan dan cara penggunaan media manik – manik. Kemudian guru menjelaskan materi pengurangan bilangan bulat sesuai dengan indikator pada RPP dengan media manik – manik. Pertama, materi yang dijelaskan yaitu pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif yang pengurangnya sama dengan yang terkurang dengan contoh (-3) – (-3)
yang
dijelaskan guru menggunakan media manik – manik. Kedua, materi pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif dengan contoh 5 – (-3) yang dijelaskan menggunakan media manik – manik. Ketiga, pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif dengan contoh (-5) – 3 yang dijelaskan menggunakan manik – manik. Keempat, pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan nol dengan contoh 3 – 0 yang dijelaskan menggunakan media manik – manik. Kelima, materi pengurangan bilangan bulat negatif dengan nol dengan contoh (-3) – 0 yang dijelaskan menggunakan manik – manik. Setelah semua materi telah dijelaskan, siswa diberi kesempatan untuk mencoba mempraktekan media manik – manik dengan soal – soal tentang operasi pengurangan hilangan bulat yang diberikan oleh guru. Setelah itu guru memberikan ice breaking untuk membangkitkan semangat siswa. 99
Siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang masing – masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Setiap kelompok dibagikan LKS, potongan manik – manik yang nantinya di tempel pada lembar kerja siswa, dan lem yang digunakan untuk menempel. Setelah selesai mengerjakan LKS, masing – masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. c)
Penutup Guru menanyakan hal – hal yang belum dipahami siswa. Guru mengajak
siswa untuk menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian guru membagikan soal evaluasi untuk dikerjakan siswa secara individu. Setelah selesai siswa mengumpulkan soal evaluasi untuk dikoreksi guru. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa dan salam.
c. Hasil Belajar Siklus II Hasil tes diperoleh data berupa angka – angka mengenai jumlah skor yang diperoleh masing – masing siswa terhadap soal yang dikerjakan setelah diterapkannya tindakan. Adapun hasil dari siklus II adalah sebagai berikut. Tabel 16. Daftar Nilai Evaluasi Siklus II Pertemuan 1
No 1 2 3 4 5 6
Inisial Subyek
Nilai Pra Siklus
Keterangan
WR HK LP HR LM NL
90 100 60 80 90 60
TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS
100
No
Inisial Subyek
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
AM AZ DF ES FD MF MH NF RS SM SL TN KS AM LH NH RK RP Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata – rata Kelas Ketuntasan Kelas
Nilai Pra Siklus
Keterangan
100 80 100 90 80 100 100 100 100 90 60 70 80 100 60 80 60 90 100 60 84,17 79,12%
TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS
Tabel 17. Daftar Nilai Evaluasi Siklus II Pertemuan 2
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Inisial Subyek
Nilai Pra Siklus
Keterangan
WR HK LP HR LM NL AM AZ DF
100 90 80 60 90 70 90 90 100
TUNTAS TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS
101
No
Inisial Subyek
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
ES FD MF MH NF RS SM SL TN KS AM LH NH RK RP Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata – rata Kelas Ketuntasan Kelas
Nilai Pra Siklus
Keterangan
100 80 100 80 90 80 100 80 80 90 100 60 90 80 90 100 60 86,25 91,67%
TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS BELUM TUNTAS TUNTAS TUNTAS TUNTAS
Dari hasil belajar tersebut dapat dihitung persentase ketuntasan siswa. Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 18. Persentase Ketuntasan Siswa Siklus II No 1 2
Klasifikasi Ketuntasan TUNTAS BELUM TUNTAS
Pertemuan ke-1 Frekuensi Persen 19 79,12% 5
20,83%
Pertemuan ke-2 Frekuensi Persen 22 91,67% 2
8,33%
Dari data di atas menunjukan bahwa setelah pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menggunakan media manik – manik, terjadi peningkatan peresentase siswa yang tuntas KKM. Hal tersebut
102
dibuktikan pada pertemuan ke-1 ketuntasan 79,12% dan meningkat pada pertemuan ke-2 yaitu menjadi 91,67%. Hasil tes dari siklus I merupakan hasil dari pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2, diambil dari hasil pertemuan terakhir yaitu pertemuan ke-2 sehingga hasil tes pada siklus II yaitu ketuntasan siswa mencapai 91,67%. Dapat disimpulkan bahwa sudah mencapai standar ketuntasan minimal yaitu sebesar 90%. Demikian halnya dengan rata – rata kelas siswa mengalami peningkatan di setiap pertemuan pada siklus II. Pembelajaran dengan menggunakan media manik – manik meningkatkan persentase ketuntasan yang lebih baik pada siklus II dibandingkan pada siklus I ataupun pra siklus. Hal itu dapat dilihat dari tabel di bawah ini. Tabel 19. Persentase Ketuntasan Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II No 1 2
Klasifikasi Ketuntasan TUNTAS BELUM TUNTAS
Pra Siklus Frekuensi Persen 10 41,67% 14
Siklus I Frekuensi Persen 17 70,83%
58,33%
7
29,17%
Siklus II Frekuensi Persen 22 91,67% 2
8,33%
Apabila digambarkan dalam diagram maka persentase ketuntasan siswa pada saat pra siklus, siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut.
103
100.00%
91.67%
90.00% 80.00%
70.83%
70.00% 60.00% 50.00%
58.33%
40.00%
29.17%
30.00% 20.00%
8.33%
10.00% 0.00%
Tuntas Belum Tuntas
41.67%
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Gambar 5. Diagram Ketuntasan Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Dari diagram diatas menunjukan bahwa persentase ketuntasan siswa meningkat dari pra siklus ke siklus I dan meningkat pada siklus II. Persentase ketuntasan siswa pada pra siklus adalah 41,67%, sedangkan persentase ketuntasan siswa pada siklus I adalah sebesar 70,83% dan meningkat lagi pada siklus II yaitu mencapai 91,67% . Peningkatan ketuntasan belajar siswa juga diikuti dengan peningkatan rata – rata siswa yaitu pada pra siklus sebesar 58,96 meningkat pada siklus I yaitu menjadi 77,92 dan meningkat lagi pada siklus II yaitu sebesar 86,25. Diagram peningkatan rata – rata siswa dapat dilihat di bawah ini.
104
90.00
86.25 77.92
80.00 70.00 60.00
58.96
50.00
Peningkatan Nilai Rata-Rata Siswa
40.00 30.00 20.00 10.00 0.00
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Gambar 6. Diagram Peningkatan Nilai Rata – Rata Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II d. Observasi 1) Observasi Guru Observasi yang dilakukan kepada guru bertujuan untuk mengetahui aktivitas guru saat melaksanakan proses pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menggunakan media manik – manik. Terdapat 15 butir pengamatan yang dilakukan untuk guru. Pemberian skor yaitu dengan memberikan skor 4 sebagai skor tertinggi dan skor 1 sebagai skor terendah. Skor maksimum adalah 60 dan skor minummnya adalah 15. Pada siklus II observasi yang dilakukan sebanyak 2 kali observasi, yaitu pada pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2. Dari hasil observasi tersebut, diambil dari hasil perolehan
105
pada pertemuan yang terakhir yaitu pertemuan ke-2. Berikut ini merupakan hasil observasi aktivitas guru pada siklus II. Tabel 20 . Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
No
Aspek yang diamati
1 2
Menyiapkan media dan materi pembelajaran a. Melakukan salam, doa, dan presensi b. Kesesuaian apresepsi dengan materi ajar c. Menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari d. Menyampaikan tujuan pembelajaran a. Penguasaan materi pembelajaran b. Melaksanakan pembelajaran inovatif c. Menggunakan media pembelajaran yang efektif dan efisien d. Membuat siswa aktif dalam pembelajaran e. Memantau kemajuan belajar siswa f. Memimpin diskusi kelas g. Menggunakan bahasa yang baik, benar dan jelas a. Melakukan refleksi b. Mengajak siswa menyimpulkan materi pembelajaran c. Memberikan penilain hasil belajar Skor Total Skor Maksimum Persentase Keseluruhan
3
4
Jumlah Skor Pertemuan Pertemuan ke-1 ke-2 3 3 4 4 3 3 4
4
3 3 2
4 4 3
3
4
2
3
3 3
3 4
4
4
3
3
3
3
3 46 60 76,67%
4 53 60 88,33%
Berdasarkan tabel di atas untuk menghitung persentase keseluruhan aktivitas guru yaitu skor total dibagi dengan skor maksimum dan dikalikan 100%, seperti yang terdapat pada bab 3. Dari perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa persentase kesulurah aktivitas guru pada siklus II pertemuan ke-1 adalah 76,67% 106
dan pertemuan ke-2 adalah 88,33%. Hasil tersebut dapat digambarkan pada diagram berikut ini. 90.00% 88.00% 86.00% 84.00% 82.00% 80.00% 78.00% 76.00% 74.00% 72.00% 70.00%
Persentase Aktivitas Guru Siklus II
Pertemuan Pertemuan ke-1 ke-2
Gambar 7. Diagram Persentase Aktivitas Guru Siklus II
Dari diagram di atas, dapat diketahui bahwa aktivitas guru pada siklus II diambil perolehan perolehan terakhir di pertemuan ke -2 yaitu sebesar 88,33%. Hasil tersebut sudah melebihi persentase minimal aktivitas yang harus dicapai guru yaitu sebesar 80%. Berdasarkan kategori hasil observasi yang tertulis pada bab III persentase aktivitas guru sebesar 88,33% termasuk dalam kategori baik sekali. Dari hasil penelitian bahwa persentase aktivitas guru dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan pada siklus I ke siklus II. Persentase aktivitas guru pada siklus I yaitu sebesar 58,33% dan pada siklus II meningkat
107
menjadi 88,33%. Peningkatan aktivitas guru dapat dilihat pada diagram di bawah ini.
90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00%
Persentase Aktivitas Guru
40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00%
Siklus I
Siklus II
Gambar 8. Diagram Peningkatan Aktivitas Guru Siklus I dan Siklus II
2) Observasi Siswa Observasi yang dilakukan kepada siswa bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa saat proses pembelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menggunakan media manik – manik. Untuk mengobservasi aktivitas siswa peneliti dibantu satu observer, sehingga ada 2 observer. Terdapat 12 butir pengamatan yang dilakukan untuk siswa. Pemberian skor yaitu dengan memberikan skor 4 sebagai skor tertinggi dan skor 1 sebagai skor terendah. Untuk setiap siswa skor maksimumnya adalah 48 dan skor minummnya 108
adalah 15. Sedangkan skor untuk seluruh siswa, skor maksimumnya adalah 1152 dan skor minimumnya adalah 288. Pada siklus II observasi yang dilakukan sebanyak 2 kali observasi, yaitu pada pertemuan ke-1 dan pertemuan ke-2. Dari hasil observasi tersebut, diambil satu kali pertemuan yang memperoleh hasil terbaik. Berikut ini merupakan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II, untuk masing – masing siswa dapat dilihat pada lampiran. Tabel 21. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Jumlah Skor Semua Siswa No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Aspek yang diamati Siswa aktif bertanya Siswa aktif menjawab pertanyaan Siswa aktif mengemukakan pendapat Siswa aktif bekerja sama dalam kelompok siswa bertanggungjawab terhadap tugas kelompok Siswa saling membantu dalam kelompok Siswa antusias mengikuti pembelajaran Siswa mendengarkan penjelasan guru Siswa menggunakan media pembelajaran Siswa mengerjakan tugas tepat waktu Siswa tertib mengikuti pembelajaran Siswa mematuhi perintah guru Skor Total Skor Maksimum Persentase Keseluruhan
Pertemuan ke-1
Pertemuan ke-2
59 58 49 76
76 72 72 91
75
90
78 81 74 69 73 68 68 828 1152 71,87%
92 93 90 85 81 79 76 997 1152 86,54%
Berdasarkan tabel di atas untuk menghitung persentase keseluruhan aktivitas siswa yaitu skor total dibagi dengan skor maksimum dan dikalikan 100%, seperti yang terdapat pada bab 3. Dari perhitungan di atas, dapat diketahui 109
bahwa persentase kesulurah aktivitas siswa pada siklus II pertemuan ke-1 adalah 71,87% dan pertemuan ke-2 adalah 86,54%. Hasil tersebut dapat digambarkan pada diagram berikut ini.
90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00%
Persentase Aktivitas Siswa Siklus II
Pertemuan Pertemuan ke-1 ke-2
Gambar 9. Diagram Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus II
Dari diagram di atas, dapat diketahui bahwa aktivitas siswa pada siklus II diambil perolehan terakhir di pertemuan ke-2 yaitu sebesar 86,54%. Hasil tersebut sudah melebihi persentase minimal aktivitas yang harus dicapai siswa yaitu sebesar 80%. Berdasarkan kategori hasil observasi yang tertulis pada bab 3 persentase aktivitas siswa sebesar 86,54% termasuk dalam kategori baik sekali. Dari hasil penelitian bahwa persentase aktivitas siswa dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan pada siklus I ke siklus II. Persentase aktivitas siswa pada
110
siklus I yaitu sebesar 54,77% dan pada siklus II meningkat menjadi 86,54%. Peningkatan aktivitas siswa dapat dilihat pada diagram di bawah ini.
90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00%
Peningkatan Aktivitas Siswa
40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00%
Siklus I
Siklus II
Gambar 10. Diagram Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II
e. Refleksi Refleksi dilakukan peneliti pada akhir siklus II bersama dengan guru. Hasil refleksi ini dijadikan acuan agar pelaksanaan proses pembelajaran matematika, materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menggunakan media manik – manik dapat lebih meningkat lagi kualitas pembelajarannya. Dari pelaksanaan siklus II, nampak aktivitas pembelajaran menjadi lebih baik karena permasalahan pada siklus I dapat diperbaiki pada siklus II ini. Adapun perbaikan tersebut adalah sebagai berikut.
111
a)
Media manik – manik menggunakan perekat yang lebih baik, sehingga dapat menempel dengan baik di papan tulis dan tidak jatuh lagi ketika di tempel.
b) Guru memeberikan pengertian kepada siswa tentang kerjasama yang baik dan tidak boleh membeda – bedakan antar teman. Sehingga siswa dapat bekerjasama di dalam kelompok dengan baik. c)
Guru memberikan ice breaking ditengah – tengah pembelajaran. Misalnya dengan mengajak siswa untuk bernyanyi marina menari sambil bergerak.
d) Guru memberikan motivasi dan pendekatan kepada siswa supaya mereka berani untuk bertanya dan mengemukakan pendapat. Selain itu, guru juga memberikan upan dengan cara melakukan tanya jawab dengan siswa sehingga terjadi komunikasi diantara guru dan siswa.
C. Pembahasan Berdasarkan hasil tes pra siklus yang dilakukan peneliti,siswa yang sudah tuntas mencapai KKM hanya 41,67% dari seluruh siswa. Selain itu nilai rata – rata kelas juga masih rendah, yaitu hanya mencapai 58,96. Hasil tersebut menggambarkan bahwa hasil belajar matematika kelas IV khususnya materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat masih rendah. Oleh karena itu, perlu adanya tindakan perbaikan yang harus segera dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang rendah tersebut.
Pada saat observasi
terlihat bahwa pembelajaran matematika di kelas IV kurang menarik perhatian siswa. Pembelajaran hanya terpusat pada guru dan siswa cenderung pasif. Guru 112
mengajarkan materi pembelajaran dengan cara yang monoton. Guru hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, selain itu guru tidak memanfaatkan media untuk menyampaikan materi. Akibatnya masih banyak siswa yang kurang antusias dan tidak bersemangat mengikuti pembelajaran. Dalam pelaksanaan siklus I guru belum memanfaatkan media manik – manik secara efektif, dikarenakan media manik – manik tidak menempel dengan baik di papan tulis, sehingga ketika media manik – manik di tempel di papan tulis mudah jatuh. Hal tersebut akhirnya mengganggu guru dalam menjelaskan materi menggunakan media manik – manik. Dalam proses pembelajaran guru kurang bervariasi dan cenderung monoton. Akibatnya siswa banyak yang merasa bosan sehingga mereka kurang memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Selain itu guru kurang membangun keaktifan siswa di dalam proses pembelajaran. Untuk aktivitas siswa pada pelaksanaan siklus I, siswa masih terlihat malu – malu dan kurang aktif. Banyak siswa yang tidak berani untuk bertanya dan mengemukakan pendapatnya. Dalam bekerja kelompok beberapa siswa belum aktif bekerja sama dengan kelompoknya, dikarenakan kelompok tidak sesuai dengan yang diinginkan. Hasil penelitian pada siklus I menujukan Persentase aktivitas guru pada siklus I sebesar 58,33% sedangkan persentase aktivitas siswa pada siklus I yaitu sebesar 54,77%. Berdasarkan kategori hasil observasi yang tertulis pada bab 3 persentase aktivitas guru sebesar 58,33% termasuk dalam kategori kurang dan persentase aktivitas siswa sebesar 54,77% 113
termasuk dalam kategori sangat kurang. Perolehan tersebut juga tergolong masih masih rendah dibandingkan dengan persentase aktivitas minimal yang harus dicapai yaitu sebesar 80%. Untuk persentase ketuntasan siswa pada siklus I yaitu sebesar 70,83%. Hal ini membuktikan bahwa terjadi peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa dari 41,67% pada pra siklus menjadi 70,83% pada siklus I. Meskipun demikian, persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I belum mencapai target yaitu sebesar 90%, sehingga penelitian dilanjutkan ke siklus II dengan melihat catatan-catatan penting yang masih perlu direfleksikan lagi untuk pembelajaran berikutnya. Di pelaksanaan siklus II, peneliti dan guru melakukan refleksi dan upaya perbaikan agar catatan – catatan penting yang menjadi kendala di siklus I dapat di perbaiki. Refleksi yang dilakukan diantaranya yaitu, media manik – manik diberi perekat yang lebih baik, sehingga dapat menempel dengan baik di papan tulis dan tidak jatuh lagi ketika di tempel. Guru lebih banyak memberikan nasihat dan motivasi dengan tujuan agar siswa dapat saling menghaargai satu sama lain, bersemangat mengikuti pembelajaran, dan lebih aktif dalam pembelajaran. Setelah kendala pada siklus I diatasi persentase aktivitas guru dan siswa meningakat. Persentase aktivitas guru pada siklus II menjadi 88,33% dan persentase aktivitas siswa pada siklus II menjadi 86,54. Begitu pula dengan hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan ditunjukan dengan persentase ketuntasan siswa pada siklus II mencapai 91,67%. Hal ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan 114
aktivitas guru dari 58,33% pada siklus I meningkat menjadi 88,33% pada siklus II. Persentase aktivitas siswa meningkat dari 54,77% pada siklus I menjadi 86,54% pada siklus I. Untuk hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan dari 41,67% pada pra siklus menjadi 70,83% pada siklus I dan meningkat lagi pada siklus II yaitu mencapai 91,67%. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh siswa pada pra siklus, siklus I dan siklus II maka dapat diketahui bahwa media manik – manik dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD N 2 Cepedak Kecamatan Bruno Kabupaten Purworejo materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
115
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pengguanaan media manik – manik dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD N 2 Cepedak Kecamatan Bruno Kabupaten Purworejo materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Hasil penelitian sebelum diberi tindakan menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Nilai rata-rata kelas hanya mencapai 58,96 dan persentase ketuntasan siswa yang telah mencapai KKM 41,67%. Pada siklus I, setelah dikenai tindakan dengan menggunaan media manik - manik untuk menyampaikan materi pembelajaran, nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 77,92 dan persentase ketuntasan siswa yang mencapai KKM menjadi 70,83%. Pada siklus II setelah dikenai tindakan dengan penggunaan media manik – manik sebagai refleksi dari siklus I, hasil belajar siswa meningkat. Nilai ratarata kelas menjadi 86,25dan persentase ketuntasan siswa yang telah mencapai KKM menjadi 91,67%. Selain itu,untuk hasil observasi aktivitas siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I persentase aktivitas siswa sebesar 54,77% dan belum mencapai persentase minimal yang harus diraih, yaitu 80%. Pada siklus II persentase aktivitas siswa meningkat menjadi 86,54% dan sudah mencapai persentase aktivitas minimal yang harus diraih, yaitu melebihi 80%. 116
B. Saran 1. Bagi Guru a)
Guru sebaiknya menggunakan media manik – manik yang menarik bagi siswa dan efektif ketika digunakan untuk menyampaikan materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
b) Guru sebaiknya menciptakan suasana belajar yang menyenangkan agar siswa tidak merasa bosan. Salah satunya yaitu dengan penerapan ice breaking ditengah – tengah pembelajaran. c)
Guru sebaiknya memberikan motivasi dan melakukan pendekatan kepada siswa supaya mereka lebih aktif bertanya dan mengemukakan pendapat.
2.
Bagi Siswa Sebaiknya siswa benar – benar memperhatikan dan mendengarkan
penjelasan guru, ketika guru menjelaskan mata pelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat menggunakan media manik – manik, supaya hasil belajar siswa mengalami peningkatan.
C. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dalam penelitian ini adalah: 1.
Adanya perbedaan karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing siswa, sehingga hasil penelitian tidak dapat disamakan dari waktu ke waktu.
2.
Belum adanya validasi media pada media manik – manik yang digunakan.
117
DAFTAR PUSTAKA Ahmad Susanto. (2015). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenada Kencana Media grup. Dwi Siswoyo, dkk. (2013). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Djoko Iswadji. 2003. Pengembangan Media/Alat Peraga Pembelajaran Matematika di SLTP. Makalah tidak dipublikasikan. Depdiknas. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Daryanto. (2011). Penelitian Tindakan Kelas Dan Penelitan Tindakan Sekolah. Yogyakarta : Gava Media. Herman Hudoyo. (1980). Teori dasar belajar mengajar matematika. Jakarta: Depdikbud. Heruman. (2007). Model Pembelajaran Matematika. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Mulyono Abdurrahman. (2003). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Muctar A. Karim dkk. (1996/1997). Pendidikan Matematika I. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Muhsetyo. (2011). Pembelajaran Matematika SD. Jakarta :Universitas Terbuka M. Ngalim Purwanto. (2002). Prinsip – Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Marsigit. 2003. Metodologi Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: FMIPA UNY. Nana Sudjana. (2002). Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo. Oemar Hamalik. (2010). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. 118
Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Pandoyo. (1997). Pengantar Ilmu Bilangan. Semarang: FKIE (IKIP). Rostina Sundayana. (2013). Media Pembelajaran Matematika. Bandung : Alfabeta. Rochiati Wiraatmadja. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Ruseffendi. (1992). Pendidikan Matematika 3. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Siti Partini Suardiman. (1995). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : FIP IKIP Yogyakarta. Sugihartono, dkk. (2013). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Sri Subarinah. (2006). Inovasi Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Suharsimi Arikunto, dkk. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. _______. (2010). Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Aditya Media Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta ________. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Wina Sanjaya. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana. ___________. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama. (2011). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks. 119
Zainal Arifin. (2011). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Zubaidah Amir dan Risnawati. (2016). Psikologi Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
120
LAMPIRAN
121
Lampiran 1. Lembar Soal Pretes LEMBAR SOAL PRETES Nama Sekolah
: SD Negeri 2 Cepedak
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: IV/II
Hari,Tanggal
:
Jawablah soal – soal di bawah ini dengan tepat! 1. 3 + 6
=...
2. (-7) + (-4)
=...
3. 9 + (-6)
=...
4. 4 + (-4)
=...
5. (-5) + 8
=...
6. (-8) + 3
=...
7. 6 + 0
=...
8. (-5) + 0
=...
9. 7 + 0
=...
10. 8 – 5
=...
11. 4 – 6
=...
12. 5 – 5
=...
13. (-3) – (-3)
=...
14. 5 – (-4)
=...
15. (-7) – 3
=. . .
16. (-2) – (-9)
=...
17. (-6) – (-3)
=...
18. (-8) – (-4)
=...
19. 4 – 0
=...
20. (-8) – 0
=... 122
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Satuan Pendidikan
: SD N 2 Cepedak
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/ Semester
: IV / II
Pertemuan Ke-
: 1 dan 2 (Siklus I)
Alokasi Waktu
: 2 x pertemuan (2 x (2 x 35 menit)
Hari/tanggal
: Pertemuan 1 : Senin, 13 Februari 2017 Pertemuan 2 : Selasa, 14 Februari 2017
A. Standar Kompetensi Menjumlah dan mengurangkan bilangan bulat B. Kompetensi Dasar 5.4 Menjumlahkan bilangan bulat C. Indikator a) Menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif. b) Menjumlahkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif. c) Menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif. d) Menjumlahkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif. 123
e) Menjumlahkan bilangan positif dengan bilangan nol. f) Menjumlahkan bilangan negatif dengan bilangan nol. D. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif dengan benar. 2. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat menjumlahkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif dengan benar. 3. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif dengan benar. 4. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat menjumlahkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif dengan benar. 5. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan nol dengan benar. 6. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat menjumlahkan bilangan bulat negatif dengan bilang.an nol dengan benar. E. Materi Pembelajaran Penjumlahan Bilangan Bulat F. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Tanya jawab 124
4. Penugasan G. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan ke-1 (2 x 35 menit) 1. Pendahuluan (5 menit) a. Guru mengucapkan salam b. Guru mengajak siswa untuk berdoa c. Guru melakukan presensi kehadiran siswa d. Guru melakukan apresepsi e. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 2. Kegiatan Inti (55 menit) Eksplorasi a. Siswa diperkenalkan konsep bilangan bulat dengan media manik – manik. Manik – manik kuning bernilai positif dan manik – manik merah bernilai negatif. Bilangan nol ditandai penggabungan manik - manik kuning dan merah. b. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang konsep penjumlahan bilangan bulat menggunakan media manik - manik c. Siswa mendengarkan penjelasan guru cara melakukan penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif menggunakan media manik – manik. 125
d. Siswa mendengarkan penjelasan guru cara melakukan penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif menggunakan media manik – manik e. Siswa
mendengarkan
penjelasan
guru
cara
melakukan
penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif menggunakan media manik – manik. f. Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru dengan media manik – manik di depan kelas. Elaborasi a. Siswa dibagi kedalam kelompok yang beranggotakan 4 – 5 orang setiap kelompok. b. Setiap kelompok dibagikan lembar kerja siswa. c. Setiap kelompok mengerjakan lembar kerja siswa yang telah dibagikan. Konfirmasi a. Setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi kelompok. b. Siswa bersama guru membahas hasil diskusi kelompok. Penutup (10 menit) a. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari.
126
b. Siswa dan guru membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. c. Guru melakukan penilaian hasil belajar. d. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama siswa dan memberikan salam. Pertemuan ke-2 (2 x 35 menit) 1. Pendahuluan (5 menit) a. Guru mengucapkan salam b. Guru mengajak siswa untuk berdoa c. Guru melakukan presensi kehadiran siswa d. Guru melakukan apresepsi e. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 2. Kegiatan Inti (55 menit) Eksplorasi a. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang materi sebelumnya yaitu konsep bilangan bulat dengan mengguanakan media manik – manik. b. Siswa mendengarkan penjelasan guru cara melakukan penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif menggunakan media manik – manik. 127
c. Siswa mendengarkan penjelasan guru cara melakukan penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan nol menggunakan media manik – manik. d. Siswa mendengarkan penjelasan guru cara melakukan penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan nol menggunakan media manik – manik. e. Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru dengan media manik – manik di depan kelas. Elaborasi a. Siswa dibagi kedalam kelompok yang beranggotakan 4 – 5 orang setiap kelompok. b. Setiap kelompok dibagikan lembar kerja siswa. c. Setiap kelompok mengerjakan lembar kerja siswa yang telah dibagikan. Konfirmasi a. Setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi kelompok. b. Siswa bersama guru membahas hasil diskusi kelompok. 3. Penutup (10 menit) a. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari.
128
b. Siswa dan guru membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. c. Guru melakukan penilaian hasil belajar. d. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama siswa dan memberikan salam. H. Sumber dan Media Pembelajaran 1. Buku paket Matematika kelas IV
2. Media Manik – Manik berupa potongan karton setengah lingkaran berwana kuning dan merah. I. Penilaian
129
130
LAMPIRAN MATERI PEMBELAJARAN 1. Konsep media manik – manik
Media manik – manik menggunakan pendekatan konsep himpunan. Kita dapat menggabungkan atau memisahkan dua himpunan yang anggotanya berupa manik – manik.
Manik – manik berbentuk setengah lingkaran yang terdiri dari dua warna, yaitu :
+
Warna kuning menandakan bilangan postif
Warna merah menandakan bilangan negatif
Dalam alat ini, bilangan nol (netral) diperlihatkan oleh dua buah manik - manik dengan berbeda warna yang dihimpitkan, sehingga membentuk sepasang manik – manik, dua pasang manik – manik dan seterusnya
- +
Netral / Nol
+o
- +
Positif 1
- +
+ 131
Positif 1
Negatif 1
- + 2.
- +
-
Negatif 1
Penjumlahan Bilangan Bulat Dengan Manik – Manik Menggabungkan sejumlah manik-manik ke dalam kelompok manik manik lain, maka sama halnya dengan melakukan penjumlahan. a. 3 + 5 = . . . ? Tempatkan 3 manik – manik kuning bertanda positif, lalu tambahkan 5 manik – manik kuning bertanda positif. Dan hasilnya ada 8 manik – manik kuning bertanda positif di papan. Jadi 3 + 5 = 8.
+
+
+
+
+ +
+
+ +
+
+ +
+ +
+
+
+
b. (-3) + (-5) = . . . ?
Tempatkan 3 manik – manik merah bertanda negatif , kemudian tambahkan atau gabungkan 5 manik – manik merah bertanda negatif. Hasilnya terlihat ada 8 buah manik – manik merah bertanda negatif yang terdapat di papan. Jadi, hasil dari (-3) +(- 5) = -8.
132
-
-
+
-
-
- -
- -
-
-
-
- -
-
-
-
c. 3 + (-5) = . . . ?
Tempatkan 3 manik – manik kuning bertanda positif, kemudian tambahkan 5 manik – manik merah bertanda negatif.
Gabungkan manik-manik bertanda positif dengan manik – manik bertanda negatif agar bernilai nol, sehingga menyisakan 2 manik – manik merah bertanda negatif. Jadi 3 + (-5) = -2.
+
+
-
-
-
-
+
-
+
+
-
-
+
+
-
-
-
d. (-3) + 5 = . . . ?
Tempatkan 3 buah manik – manik merah bertanda negatif, lalu tambahkan manik – manik kuning bertanda positif.
Kemudian gabungkan manik-manik bertanda positif dengan manik – manik bertanda negatif sehingga bernilai nol. Dan menyisakan 2 manik – manik kuning bertanda positif. Jadi (-3) + 5 = 2.
-
-
+
+
+ +
+
+
133
-
+
-
+
-
+
+ +
e. 3 + (-3) = . . . ?
Tempatkan 3 buah manik – manik kuning bertanda positif, lalu tambahkan manik – manik merah bertanda negatif.
Kemudian gabungkan manik-manik bertanda positif dengan manik – manik bertanda negatif sehingga bernilai nol. Dan hasilnya ada 3 pasang manik – manik bernilai nol. Jadi 3 + (-3) = 0. +
+
-
+
-
+
-
-
+
-
+
-
+
f. 3 + 0 = . . . ?
Tempatkan 3 buah manik – manik kuning bertanda positif, lalu tambahkan gabungan manik – manik merah dan manik – manik kuning yang menunjukan nilai 0.
Dan hasilnya menunjukan ada 3 manik – manik kuning bertanda positif yang tidak berpasangan. Jadi 3 + 0 = 3. +
+
+
+
-
+
+ +
+
134
-
+
g. (-3) + 0 = . . . ?
Tempatkan 3 buah manik – manik merah bertanda negatif, lalu tambahkan gabungan manik – manik merah dan manik – manik kuning yang menunjukan nilai 0.
Dan hasilnya menunjukan ada 3 manik – manik merah bertanda negatif yang tidak berpasangan. Jadi 3 + 0 = 3.
-
-
+
-
+
-
-
-
135
-
+
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II Satuan Pendidikan
: SD N 2 Cepedak
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/ Semester
: IV / II
Pertemuan Ke-
: 1 dan 2 (Siklus II)
Alokasi Waktu
: 2 x pertemuan (2 x (2 x 35 menit)
Hari/tanggal
: Pertemuan 1 : Senin, 20 Februari 2017 Pertemuan 2 : Selasa, 21 Februari 2017
A. Standar Kompetensi Menjumlah dan mengurangkan bilangan bulat B. Kompetensi Dasar 5.4 Mengurangkan bilangan bulat C. Indikator 1. Mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif yang pengurangnya lebih kecil dari pada terkurang. 2. Mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif yang pengurangnya lebih besar dari pada yang terkurang. 136
3. Mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif yang pengurangnya sama dengan yang terkurang. 4. Mengurangkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif yang pengurangnya lebih kecil dari yang terkurang. 5. Mengurangkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif yang pengurangnya lebih besar dari yang terkurang. 6. Mengurangkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif yang pengurangnya sama dengan yang terkurang. 7. Mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif. 8. Mengurangkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif. 9. Mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan nol. 10. Mengurangkan bilangan bulat negatif dengan nol. D. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif yang pengurangnya lebih kecil dari pada terkurang dengan benar. 2. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif pengurangnya lebih besar dari pada yang terkurang dengan benar.
137
yang
3. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif yang pengurangnya sama dengan yang terkurang dengan benar. 4. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat mengurangkan bilangan
bulat
negatif
dengan
bilangan
bulat
negatif
yang
pengurangnya lebih kecil dari yang terkurang dengan benar. 5. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat mengurangkan bilangan
bulat
negatif
dengan
bilangan
bulat
negatif
yang
pengurangnya lebih besar dari yang terkurang dengan benar. 6. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat mengurangkan bilangan
bulat
negatif
dengan
bilangan
bulat
negatif
yang
pengurangnya sama dengan yang terkurang dengan benar. 7. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif dengan benar. 8. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat mengurangkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif dengan benar. 9. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan nol dengan benar. 10. Setelah mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat mengurangkan bilangan bulat negatif dengan nol dengan benar.
138
E. Materi Pembelajaran Pengurangan Bilangan Bulat F. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Tanya jawab 4. Penugasan G. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan ke-1 (2 x 35 menit) 1. Pendahuluan (5 menit) a. Guru mengucapkan salam b. Guru mengajak siswa untuk berdoa c. Guru melakukan presensi kehadiran siswa d. Guru melakukan apresepsi e. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 2. Kegiatan Inti (55 menit) Eksplorasi a. Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai materi sebelumnya tentang konsep bilangan bulat dengan media manik – manik. 139
b. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang konsep pengurangan pada bilangan bulat menggunakan media manik - manik c. Siswa
mendengarkan
penjelasan
guru
cara
melakukan
mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif yang pengurangnya lebih kecil dari pada terkurang dengan media manik – manik. d. Siswa mendengarkan penjelasan guru cara mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif
yang pengurangnya
lebih besar dari pada yang terkurang dengan media manik – manik. e. Siswa mendengarkan penjelasan guru cara mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif yang pengurangnya sama dengan yang terkurang dengan media manik - manik. f. Siswa mendengarkan penjelasan guru cara mengurangkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif yang pengurangnya lebih kecil dari yang terkurang dengan media manik - manik. g. Siswa mendengarkan penjelasan guru cara mengurangkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif yang pengurangnya lebih besar dari yang terkurang dengan media manik- manik. h. Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru dengan media manik – manik di depan kelas.
140
Elaborasi d. Siswa dibagi kedalam kelompok yang beranggotakan 4 – 5 orang setiap kelompok. e. Setiap kelompok dibagikan lembar kerja siswa. f. Setiap kelompok mengerjakan lembar kerja siswa yang telah dibagikan. Konfirmasi c. Setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi kelompok. d. Siswa bersama guru membahas hasil diskusi kelompok. 3. Penutup (10 menit) a. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari. b. Siswa dan guru membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. c. Guru melakukan penilaian hasil belajar. d. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama siswa dan memberikan salam. Pertemuan ke-2 (2 x 35 menit) 1. Pendahuluan (5 menit) a. Guru mengucapkan salam b. Guru mengajak siswa untuk berdoa 141
c. Guru melakukan presensi kehadiran siswa d. Guru melakukan apresepsi e. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 2. Kegiatan Inti (55 menit) Eksplorasi a. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang materi sebelumnya yaitu konsep pengurangan bilangan bulat dengan mengguanakan media manik – manik. b. Siswa mendengarkan penjelasan guru cara mengurangkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif yang pengurangnya sama dengan yang terkurang menggunakan media manik - manik. c. Siswa mendengarkan penjelasan guru cara mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif dengan media – manik. d. Siswa mendengarkan penjelasan guru cara mengurangkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif dengan media manik manik. e. Siswa mendengarkan penjelasan guru cara mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan nol dengan media manik - manik. f. Siswa mendengarkan penjelasan guru cara mengurangkan bilangan bulat negatif dengan nol dengan media manik - manik. 142
g. Siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru dengan media manik – manik di depan kelas. Elaborasi a. Siswa dibagi kedalam kelompok yang beranggotakan 4 – 5 orang setiap kelompok. b. Setiap kelompok dibagikan lembar kerja siswa. c. Setiap kelompok mengerjakan lembar kerja siswa yang telah dibagikan. Konfirmasi a. Setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi kelompok. c. Siswa bersama guru membahas hasil diskusi kelompok. 3. Penutup (10 menit) a. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari. b. Siswa dan guru membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. c. Guru melakukan penilaian hasil belajar. d. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama siswa dan memberikan salam. H. Sumber dan Media Pembelajaran 1. Buku paket Matematika kelas IV SD 143
2. Media Manik – Manik berupa potongan karton setengah lingkaran berwana kuning dan merah. I. Penilaian A. Prosedur Penilaian
: Akhir Pembelajaran
B. Jenis Penilaian
: Tes Tertulis
C. Bentuk Penilaian
: Uraian
D. Jumlah Soal
: Pertemuan 1 (10 soal) Pertemuan 2 (10 soal)
a. Skor maksimum tiap nomor : 1 b. Total skor c. Nilai siswa
: 10 : skor yang diperoleh siswa/total skor x 100
144
145
LAMPIRAN MATERI PEMBELAJARAN 1. Konsep media manik – manik
Media manik – manik menggunakan pendekatan konsep himpunan. Kita dapat menggabungkan atau memisahkan dua himpunan yang anggotanya berupa manik – manik.
Manik – manik berbentuk setengah lingkaran yang terdiri dari dua warna, yaitu :
+
Warna kuning menandakan bilangan postif
Warna merah menandakan bilangan negatif
Dalam alat ini, bilangan nol (netral) diperlihatkan oleh dua buah manik - manik dengan berbeda warna yang dihimpitkan, sehingga membentuk sepasang manik – manik, dua pasang manik – manik dan seterusnya.
- +
Netral / Nol
+o
- +
Positif 1
- +
+ 146
Positif 1
-
Negatif 1
- +
- +
-
Negatif 1
2. Pengurangan Bilangan Bulat Dengan Manik – Manik Pemisahan sejumlah manik-manik keluar dari kelompok manik-manik, maka sama halnya dengan melakukan pengurangan a. 5 – 3 = . . . ?
Tempatkan 5 manik – manik kuning bertanda positif, kemudian langsung ambil 3 manik – manik kuning bertanda positif. Dan hasilnya tersisa 2 manik – manik kuning bertanda positif di papan. Jadi 5 – 3 = 2.
+
+
+
+
+
Diambil / dipisahkan
b. 3 – 5 = . . . ? Tempatkan 3 manik – manik kuning bertanda positif. Akan diambil sebanyak 5 manik – manik positif, tetapi baru ada 3 manik – manik positif. Maka kita tambahkan 2 pasang manik – manik yang bernilai nol sehingga nilainya masih tetap positif 3 .
147
Selanjutnya dapat diambil 5 manik – manik kuning bertanda positif, dan tersisa 2 manik – manik merah bertanda negatif. Jadi 3 – 5 = -2.
+
+
-
+
-
+
-
+
+
-
+
+
+
-
+
-
Diambil / dipisahkan c. 3 – 3 = . . .?
Tempatkan 3 manik – manik kuning bertanda positif. Akan diambil 3 manik – manik kuning bertanda postif, tambahkan dahulu 3 manik – manik yang nilainya netral/ nol.
Selanjutnya diambil 3 manik – manik kuning bertanda positif. Tersisa 3 pasang manik – manik bernilai nol. Jadi 3 – 3 = 0.
+
+
-
+
-
+
+ + +
+
-
+
-
+
-
+
-
+
-
+
-
+
-
+
Diambil / dipisahkan d. (-3) – (-5) = . . . .?
148
Tempatkan 3 manik – manik merah bertanda negatif. Akan diambil sebanyak 5 manik – manik merah bertanda positif tetapi baru ada 3 manik – manik merah, maka tambahkan 2 pasang manik – manik bernilai nol.
Ambilah 5 manik – manik merah bertanda negatif, dan tersisa 2 manik – manik kuning bertanda positif. Jadi, hasil dari (-3) - (- 5) = 2.
-
-
-
+
-
+
-
-
-
+
+
+
+
Diambil (-5) – (-3) = . . . ?
e.
Tempatkan 5 manik – manik merah bertanda negatif, kemudian diambil 3 manik – manik merah bertanda negatif. Tersisa 2 manik – manik merah bertanda negatif. Jadi (-5) – (-2) = -2.
-
-
-
-
-
-
Diambil
149
-
f.
(-3) – (-3) = . . . ?
Tempatkan 3 manik – manik merah bertanda negatif. Akan diambil 3 manik – manik merah bertanda negatif, tambahkan dahulu 3 manik – manik yang nilainya netral/ nol.
Selanjutnya ambil 3 manik – manik merah bertanda negatif. Tersisa 3 pasang manik – manik bernilai nol. Jadi 3 – 3 = 0.
-
-
+
-
+
- -
-
-
+
-
+
-
+
-
+
-
+
-
+
-
+
Diambil / dipisahkan g. 5 – (-3) = . . . . ?
Tempatkan 5 buah manik – manik kuning bertanda positif.
Akan diambil 3 manik – manik merah bertanda negatif, karena manik – manik negatif belum ada maka tambahkan manik – manik yang bernilai nol sebanyak 3.
Kemudian ambilah 3 manik – manik merah bertanda negatif. Jadi 5 – (-3) = 8.
150
+
+
+
+
-
+
+
-
+
+
-
+
+
+
-
+
+
+
-
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Diambil / dipisahkan h. (-5) – 3 = . . .?
Tempatkan 5 manik – manik merah bertanda negatif.
Akan diambil 3 manik – manik kuning bertanda positif tetapi belum ada manik – manik positif, maka tambahkan 3 manik – manik bernilai nol.
Selanjutnya ambil 3 manik – manik kuning bertanda positif. Tersisa 3 pasang manik – manik bernilai nol. Jadi (-5) – 3 = -8.
- -
-
+
-
+
+ +
- -
-
+
+
-
-
-
- - -
-
-
-
- - -
-
-
-
-
Diambil / dipisahkan i. 3 – 0 = . . . ?
Tempatkan 3 buah manik – manik kuning bertanda positif, aka diambil 0 maka tambahkan dahulu manik – manik bernilai nol.
151
kemudian ambil manik – manik bernilai nol 3. Tersisa 3 manik – manik kuning bertanda positif. Jadi 3 + 0 = 3.
+
+
-
+
+
+
-
+
+
+
+
+
+
diambil j. (-3) - 0 = . . . ?
Tempatkan 3 buah manik – manik merah bertanda negatif, akan diambil 0 maka tambahkan dahulu manik – manik bernilai nol.
Kemudian ambilah manik – manik yang bernilai nol. Tersisa 3 manik – manik merah bertanda negatif. Jadi (-3 ) - 0 = -3.
-
-
-
+
-
-
-
+
-
Diambil
152
-
-
Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa dan Kunci Jawaban Siklus I LEMBAR KERJA SISWA (LKS) SIKLUS I PERTEMUAN KE-1 Nama Kelompok :
1) ..................................... 2) ..................................... 3)....................................... 4)....................................... 5).......................................
Petunjuk pengerjaan: a. Kerjakanlah soal – soal di bawah ini secara berkelompok. b.
Gunakanlah manik – manik yang sudah dibagikan guru dengan cara ditempel.
c. Tempatkan manik – manik merah (negatif) dan kuning (positif) pada kolom angka sesuai soal yang diberikan. d. Selamat mengerjakan.
1.
5+3=...?
+ .......
+
= ......
153
=
......
2. (-3) + (-4) = . . . ?
+ .......
+
= ......
=
......
3. (-4 )+ (-2) = . . . ?
+ .......
+
= ......
=
......
4. 4 + (-3) = . . . ?
+ .......
+
= ......
=
......
5. 3 + (-6 ) = . . . ?
+ .......
+
= ......
154
=
......
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS I PERTEMUAN 1
1. 5 + 3 = 8 +
+ +
+
+
+
+
. . . .5 . . .
+
+
+
+
. . . 3. . .
=
+
=
+ +
+
+ +
+
. . . 8. . .
2. (-3) + (-4) = -7
-
-
-
+ - -
- - - = -
-
- . . . .-3 . . .
+
. . . -4. . .
=
-
. . .-7 . . .
3. (-4 )+ (-2) = -6
-
-
-
+
. . . -4. . . .
+
-
=
. . .-2 . . .
-
-
-
-
-
-
=
. . .-6 . . .
4. 4 + (-3) = 1 +
+
+
+
+
. . . 4. . . .
+
-
=
. . .-3 . . .
=
-
-
155
-
+
-
+
-
. . . .1 . .
+ +
5. 3 + (-6) =
+
+
+
. . . .3 . . .
+ +
-
-
-
-
-
-
. . .-6 . . .
156
= =
-
+
-
+
-
+
. . .-3 . . .
-
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) SIKLUS I PERTEMUAN KE II Nama Kelompok :
1) ..................................... 2) ..................................... 3)....................................... 4)....................................... 5).......................................
Petunjuk pengerjaan: a. Kerjakanlah soal – soal di bawah ini secara berkelompok. b.
Gunakanlah manik – manik yang sudah dibagikan guru dengan cara ditempel.
c. Tempatkan manik – manik merah (negatif) dan kuning (positif) pada kolom angka sesuai soal yang diberikan. d. Selamat mengerjakan.
1. (-8) + 2 = . . . ?
+ .......
+
= ......
157
=
......
2. (-2) + 4= . . . ?
+ .......
+
= ......
=
......
3. 6 + 0 = . . . ?
+ .......
+
= ......
=
......
4. (-3) + 0 = . . . ?
+ .......
+
= ......
=
......
5. (-7) + 0 = . . . ?
+ .......
+
= ......
158
=
......
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS I PERTEMUAN 2
1. (-8) + 2 = -6
-
-
-
-
-
- -
-
. . . .-8 . . .
+
+
+
+
. . . 2. . .
+
+
=
-
\
-
-
-
-
+
-
-
-
=
. . . -6. . .
2. (-2) + 4 = -2
-
. . . .-2 . . .
+
+
+
+
. . . 4. . .
= -
+
+
-
+
+
=
. . .-2 . . .
3. 6 + 0 = 6 +
+
+
+
+
+
+
. . . 6. . . .
-
+
+
=
. . .0 . . .
+
+
+
+
+
+
=
-
+
. . . .6 . .
4. (-3) + 0 =
-
-
-
. . . .3 . . .
+ +
-
+
=
. . .0 . . .
159
=
-
-
. . .-3 . . .
-
+
5. (-7 ) + 0 = -7
-
-
-
. . . -7. . . .
-
+ +
-
+
. . .0 . . .
160
=
-
-
-
-
-
-
-
-
=
. . .-7 . . .
+
Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa dan Kunci Jawaban Siklus II LEMBAR KERJA SISWA (LKS) SIKLUS II PERTEMUAN KE-1 Nama Kelompok :
1) ..................................... 2) ..................................... 3)....................................... 4)....................................... 5).......................................
Petunjuk pengerjaan: a. Kerjakanlah soal – soal di bawah ini secara berkelompok. b.
Tempelah manik – manik yang sudah dibagikan guru dengan di tempel untuk menghitung proses pengurangan.
c. Kerjakanlah seperti contoh berikut: 3–5=...?
+
+
-
+
-
-
+
+
+
+
+
-
+
+
=
Diambil(dikurangi) d. Selamat mengerjakan.
161
-
1. 5 - 3 = . . . ?
= 2. 4 - 6 = . . . ?
=
3. 3 - 3 = . . . ?
=
4. (-2) - (-5) = . . . ?
=
5. (-4) - (-3 ) = . . . ?
= 162
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS II PERTEMUAN 1 1. 5 - 3 = 2 +
+ +
+
+
+
+
+
+
=
+
+
+
Diambil 2. 4 - 6 = -2 +
+ +
+
-
+
-
-
+
-
+
+
+
+
+
+
-
=
-
Diambil 3. 3 – 3 = 0 +
-
+
+
-
+
+
-
+
+
+
+
-
+
-
+
-
+
= -
+
-
+
-
+
Diambil 4. -2 - (-5) = 3
-
-
+
-
-
+
-
+
+
- -
+
- -
+ Diambil
163
+
=
+ +
5. (-4) - (-3) = -1
-
-
-
-
- - Diambil
164
-
=
-
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) SIKLUS II PERTEMUAN KE II Nama Kelompok :
1) ..................................... 2) ..................................... 3)....................................... 4)....................................... 5).......................................
Petunjuk pengerjaan: a. Kerjakanlah soal – soal di bawah ini secara berkelompok. Tempelah manik – manik yang sudah dibagikan guru untuk
b.
menghitung proses pengurangan. c. Kerjakanlah seperti contoh berikut: 3–5=...?
+
+
-
+
-
-
+
+
+
+
+
-
+
+
=
Diambil(dikurangi) d. Selamat mengerjakan.
165
-
1. (-2) – (-2) = . . . ?
= 2. 4 – (-3) = . . . ?
=
3. (-3) - 2 = . . . ?
=
4. 4 - 0 = . . . ?
=
5. (-6) - 0 = . . . ?
= 166
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS I PERTEMUAN II 1. (-2 ) – (-2 )= 0
-
-
+
-
-
+
-
-
-
+
=
+
-
+
-
+
Diambil 2. 4 – (-3) = 7 +
+ +
+
-
+
+
+
-
+
+
+
-
+
+
+ +
-
=
+
+
+
+
-
+ +
+ Diambil
3. (-3) – 2 = -5
-
-
+
-
-
+
-
-
+
- -
+
-
=
-
-
-
-
-
Diambil
4. 4 - 0 = 4 + +
+ +
-
+
+ +
+ +
-
+
=
Diambil 167
+
+
+
+
5. (-6) - 0 = -6
-
-
-
-
-
-
-
+
- - - - -
-
+
- - - - -
Diambil
168
=
Lampiran 6. Hasil Lembar Kerja Siswa
169
170
171
172
Lampiran 7. Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban Siklus 1 SOAL EVALUASI SIKLUS I PERTEMUAN KE-1 Hari, tanggal : Materi
: Penjumlahan Bilangan Bulat
Jawablah soal – soal di bawah ini dengan tepat! 1. 4 + 5
=...
2. 8 + 3
=...
3. 4 + 4
=...
4. (-6) + (-4)
=...
5. (-2) + (-5)
=...
6. (-4) + (-8)
=...
7. 5 + (-7)
=...
8. 9 + (-5)
=...
9. 10 + (-3)
=...
10. 3 + (-8)
=...
173
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI SIKLUS I PERTEMUAN KE-1 Hari, tanggal : 1. 9 2. 11 3. 8 4. -10 5. -7 6. -12 7. -2 8. 4 9. 7 10. -5
174
SOAL EVALUASI SIKLUS I PERTEMUAN KE-2 Hari, tanggal : Materi
: Penjumlahan Bilangan Bulat
Jawablah soal – soal di bawah ini dengan tepat! 1. (-8) + 5 = . . . 2. (-9) + 4 = . . . 3. (-7) + 8 = . . . 4. (-3) + 7 = . . . 5. 6 + 0 = . . . 6. 5 + 0 = . . . 7. 4 + 0 = . . . 8. (-2) + 0 = . . . 9. (-5) + 0 = . . . 10. (-9) + 0 = . . .
175
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI SIKLUS I PERTEMUAN KE-2 Hari, tanggal : 1.
-3
2. -5 3. 1 4. 4 5. 6 6. 5 7. 4 8. -2 9. -5 10. -9
176
Lampiran 8. Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban Siklus II SOAL EVALUASI SIKLUS II PERTEMUAN KE-1 Hari, tanggal : Materi
: Pengurangan Bilangan Bulat
Jawablah soal – soal di bawah ini dengan tepat! 11. 9 - 2
=...
12. 8 – 3
=...
13. 4 – 7
=...
14. 3 – 8
=...
15. 5 – 5
=...
16. 8 – 8
=...
17. (-2) – (-6)
=...
18. (-5) – (-7)
=...
19. (-9) – (-8)
=...
20. (-8) – (-4)
=...
177
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI SIKLUS II PERTEMUAN KE-1 Hari, tanggal : 1. 7 2. 5 3. -3 4. -5 5. 0 6. 0 7. 4 8. 2 9. -1 10. -4
178
SOAL EVALUASI SIKLUS II PERTEMUAN KE-2 Hari, tanggal : Materi
: Pengurangan Bilangan Bulat
Jawablah soal – soal di bawah ini dengan tepat! 11. (-5) – (-5)
=...
12. (-6) – (-6)
=...
13. 5 – (-8)
=...
14. 5 – (-4)
=...
15. (-3) - 6
=...
16. (-4) – 2
=...
17. 5 – 0
=...
18. 7 – 0
=...
19. (-8) – 0
=...
20. (- 4) – 0
=...
179
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI SIKLUS II PERTEMUAN KE-2 Hari, tanggal : 1. 0 2. 0 3. 13 4. 9 5. -9 6. -6 7. 5 8. 7 9. -8 10. -4
180
Lampiran 9. Lembar Observasi Guru LEMBAR OBSERVASI GURU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA MANIK – MANIK Hari, tanggal : / Januari 2017 Siklus : Pertemuan : Nama Guru : Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang sesuai dengan pengamatan anda! Skor No Aspek yang diamati 4 3 2 1 Pra Pembelajaran Menyiapkan media dan materi pembelajaran 2 Membuka Pembelajaran a. Melakukan salam, doa, dan presensi b. Kesesuaian apresepsi dengan materi ajar c. Menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari d. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3 Kegiatan Inti Pembelajaran a. Penguasaan materi pembelajaran b. Melaksanakan pembelajaran inovatif c. Menggunakan media pembelajaran yang efektif dan efisien d. Membuat siswa aktif dalam pembelajaran e. Memantau kemajuan belajar siswa f. Memimpin diskusi kelas g. Menggunakan bahasa yang baik, benar dan jelas 4 Menutup Pembelajaran a. Melakukan refleksi b. Mengajak siswa menyimpulkan materi pembelajaran c. Memberikan penilain hasil belajar Keterangan : Skor 4 : Baik Sekali Skor 2 : Cukup Skor 3 : Baik Skor 1 : Kurang
1
Purworejo, Februari 2017 Observer ( ) 181
Lampiran 10. Lembar Observasi Siswa LEMBAR OBSERVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA MANIK – MANIK Hari, tanggal Siklus Pertemuan Nama Siswa Nomor
: : : : :
/
Januari 2017
Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang sesuai dengan pengamatan anda! Skor No Aspek yang diamati 4 3 2 1 Siswa aktif bertanya 2 Siswa aktif menjawab pertanyaan 3 Siswa aktif mengemukakan pendapat 4 Siswa aktif bekerja sama dalam kelompok 5 siswa bertanggungjawab terhadap tugas kelompok 6 Siswa saling membantu dalam kelompok 7 Siswa antusias mengikuti pembelajaran 8 Siswa mendengarkan penjelasan guru 9 Siswa menggunakan media pembelajaran 10 Siswa mengerjakan tugas tepat waktu 11 Siswa tertib mengikuti pembelajaran 12 Siswa mematuhi perintah guru Keterangan : Skor 4 : Baik Sekali Skor 2 : Cukup Skor 3 : Baik Skor 1 : Kurang
1
Purworejo, Februari 2017 Observer
(
182
Lampiran 11. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa
No
Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
WR HK LP HR LM NL AM AZ DF ES FD MF MH NF RS
Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan I Skor Tiap Aspek Pengamatan Jml a b c d e f g h i j k l 2 2 1 3 2 2 3 3 2 2 2 2 26 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 23 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 2 25 2 1 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 23 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 20 2 1 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 25 2 2 1 2 3 2 3 2 2 2 2 2 25 2 1 1 2 2 2 2 3 1 2 2 2 22 1 2 1 2 2 2 3 2 1 2 2 2 22 2 1 1 2 2 2 3 2 1 2 2 2 22 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 24 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 23 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 18 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 2 25 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 1 18 183
Aspek yang Diamati a. Siswa aktif bertanya b. Siswa aktif menjawab pertanyaan c. Siswa aktif mengemukakan pendapat d. Siswa aktif bekerja sama dalam kelompok e. siswa bertanggungjawab terhadap tugas kelompok f. Siswa saling membantu dalam kelompok g. Siswa antusias mengikuti pembelajaran h. Siswa mendengarkan penjelasan guru
16 17 18 19 20 21 22 23 24
SM SL TN KS AM LH NH RK RP JUMLAH
2 1 1 1 1 2 1 2 1 38
1 1 1 1 1 1 1 1 2 31
1 1 1 1 1 1 1 1 1 26
2 2 2 2 2 2 2 2 3 50
2 2 2 2 2 2 2 3 2 52
3 2 2 2 2 2 2 2 2 50
2 2 2 2 2 2 2 3 3 58
2 2 2 2 2 2 2 3 2 54
2 1 1 1 2 2 1 2 2 37
2 1 2 2 2 2 2 2 2 47
2 2 2 1 1 2 2 2 2 44
2 2 2 1 1 2 2 2 2 44
23 19 20 18 19 22 20 25 24 531
i. Siswa menggunakan media pembelajaran j. Siswa mengerjakan tugas tepat waktu k. Siswa tertib mengikuti pembelajaran l. Siswa mematuhi perintah guru
Purworejo, 13 Februari 2017 Observer 2
Observer 1
Woro Kurniasari
Meni Kuswati
184
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Nama Siswa WR HK LP HR LM NL AM AZ DF ES FD MF MH NF RS SM
a 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2
b 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1
Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 2 Skor Tiap Aspek Pengamatan Jml Aspek yang Diamati c d E f g h i j k l 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 30 a. Siswa aktif bertanya 1 2 2 2 3 3 2 2 3 3 27 b. Siswa aktif menjawab pertanyaan 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 31 c. Siswa aktif mengemukakan pendapat 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 28 d. Siswa aktif bekerja sama dalam 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 22 kelompok 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 30 e. Siswa bertanggungjawab terhadap 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 29 tugas kelompok 1 3 3 3 3 2 2 3 2 2 28 f. Siswa saling membantu dalam 1 2 2 3 3 2 2 3 2 2 25 kelompok 1 2 2 3 3 3 2 2 3 2 26 g. Siswa antusias mengikuti pembelajaran 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 30 h. Siswa mendengarkan penjelasan guru 1 2 2 2 3 3 2 2 3 3 27 i. Siswa menggunakan media 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 22 pembelajaran 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 28 j. Siswa mengerjakan tugas tepat waktu 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 21 k. Siswa tertib mengikuti pembelajaran 1 2 2 3 3 3 2 3 2 2 26 l. Siswa mematuhi perintah guru 185
17 18 19 20 21 22 23 24
SL TN KS AM LH NH RK RP JUMLAH
1 2 1 1 2 2 2 2 42
1 1 1 1 2 1 2 2 37
1 1 1 1 1 1 2 2 33
2 2 2 2 3 2 3 3 59
2 2 2 2 3 2 3 3 59
2 2 2 2 3 2 3 3 62
3 2 2 2 3 3 3 3 65
2 3 2 2 2 2 3 3 60
2 2 2 2 2 2 2 2 48
2 2 2 2 2 2 3 3 59
2 3 2 2 3 2 2 3 56
2 2 2 2 2 3 2 2 51
22 24 21 21 28 24 30 31 631 Purworejo, 14 Februari 2017
Observer 2
Observer 1
Woro Kurniasari
Meni Kuswati
186
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nama Siswa WR HK LP HR LM NL AM AZ DF ES FD MF MH NF RS SM SL
a
b 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2
3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2
Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 1 Skor Tiap Aspek Pengamatan Jml c d E f g h i j k l 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 38 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 36 2 4 3 4 4 4 3 3 3 3 39 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 35 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 31 2 4 3 3 4 4 3 4 3 3 39 2 4 3 4 3 3 3 4 3 3 38 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 36 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 37 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 34 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 31 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 36 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 27 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 35 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 29 187
Aspek yang Diamati a. Siswa aktif bertanya b. Siswa aktif menjawab pertanyaan c. Siswa aktif mengemukakan pendapat d. Siswa aktif bekerja sama dalam kelompok e. siswa bertanggungjawab terhadap tugas kelompok f. Siswa saling membantu dalam kelompok g. Siswa antusias mengikuti pembelajaran h. Siswa mendengarkan penjelasan guru i. Siswa menggunakan media pembelajaran
18 TN 19 KS 20 AM 21 LH 22 NH 23 RK 24 RP JUMLAH
3 2 2 2 2 3 3 59
2 2 2 3 2 3 3 58
2 2 2 2 2 2 2 49
3 2 3 3 4 3 4 76
3 3 3 3 3 4 4 75
3 3 3 3 4 4 3 78
3 3 2 4 3 3 4 81
3 2 3 3 3 4 3 74
3 3 3 3 3 3 3 69
4 2 2 3 4 4 4 73
3 2 2 3 3 3 3 68
3 2 2 3 3 3 3 68
35 28 29 35 36 39 39 828
j. Siswa mengerjakan tugas tepat waktu k. Siswa tertib mengikuti pembelajaran l. Siswa mematuhi perintah guru
Purworejo, 21 Februari 2017 Observer 2
Observer 1
Woro Kurniasari
Meni Kuswati
188
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nama Siswa WR HK LP HR LM NL AM AZ DF ES FD MF MH NF RS SM SL
a
b 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 2 Skor Tiap Aspek Pengamatan Jml c d E f g h i j k l 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 43 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 40 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 43 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 39 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 38 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 46 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 44 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 43 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 42 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 41 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 44 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 41 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 39 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 43 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 39 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 42 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 38 189
Aspek yang Diamati a. Siswa aktif bertanya b. Siswa aktif menjawab pertanyaan c. Siswa aktif mengemukakan pendapat d. Siswa aktif bekerja sama dalam kelompok e. siswa bertanggungjawab terhadap tugas kelompok f. Siswa saling membantu dalam kelompok g. Siswa antusias mengikuti pembelajaran h. Siswa mendengarkan penjelasan guru i. Siswa menggunakan media pembelajaran
18 19 20 21
TN KS AM LH
3 3 3 3
3 3 3 3
3 3 3 3
4 3 4 4
4 3 4 4
4 4 4 4
4 3 3 4
4 3 3 4
3 4 3 4
4 3 3 3
3 3 3 3
3 3 3 3
22
NH
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
3
3
23 RK 24 RP JUMLAH
4 3 76
3 3 72
3 3 72
4 4 91
4 4 90
4 3 92
4 4 93
4 4 90
3 3 85
4 4 81
4 4 79
4 4 76
42 38 39 42
j. Siswa mengerjakan tugas tepat waktu k. Siswa tertib mengikuti
pembelajaran l. Siswa mematuhi perintah 43 guru
45 43 997
Purworejo, 22 Februari 2017 Observer 2
Observer 1
Woro Kurniasari
Meni Kuswati
190
Lampiran 12. Surat Ijin Penelitian
191
192
193
194
195
196
Lampiran 13. Surat Pernyataan Validator Instrumen
197
Lampiran 14. Dokumentasi Penelitian
184
185