SKRIPSI MENINGKATKAN KETRAMPILAN SOSIAL ANAK 3-4 TAHUN MELALUI PEMBIASAAN PERILAKU (Penelitian Tindakan Kelas Di TK Dharma Wanita Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bengkulu Tahun 2014)
Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Sarjana Kependidikan Bagi Guru Dalam Jabatan PAUD FKIP Universitas Bengkulu
OLEH :
SILVIA FEBRYAMETA NPM. A1I112102
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2014
MENINGKATKAN KETRAMPILAN SOSIAL ANAK 3-4 TAHUN MELALUI PEMBIASAAN PERILAKU (Penelitian Tindakan Kelas Di TK Dharma Wanita Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bengkulu Tahun 2014)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Pada program Studi Pendidikan Anak Usia Dini
OLEH :
SILVIA FEBRYAMETA NPM. A1I112102
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2014
i
MENINGKATKAN KETRAMPILAN SOSIAL ANAK 3-4 TAHUN MELALUI PEMBIASAAN PERILAKU (Penelitian Tindakan Kelas Di TK Dharma Wanita Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bengkulu Tahun 2014) SILVIA FEBRYAMETA NPM. A1I112102
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang peningkatan ketrampilan sosial melalui pembiasaan perilaku anak 3-4 tahun di TK Dharma Wanita Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bengkulu. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus setiap siklus empat kali pertemuan yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian terdiri dari 12 orang yaitu 5 orang laki-laki dan 7 orang perempuan. Dari hasil pengumpulan data melalui lembar observasi tentang sikap kerjasama, sikap toleransi, sikap budaya antri dan sikap mandiri anak dengan teknik yang digunakan melalui persentasi pada hasil siklus I rata-rata anak yang selalu melakukan hanya 12,5 % sedangkan di siklus II rata-rata anak yang selalu melakukan meningkat mencapai 89,6 %. Dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan ketrampilan sosial anak usia 3-4 tahun melalui pembiasaan perilaku dan disarankan baik bagi guru maupun orang tua dan lembaga dapat menggunakan pembiasaan perilaku yaitu dengan pengulangan, bimbingan serta reward, untuk meningkatkan ketrampilan sosial anak. Kata Kunci : Ketrampilan Sosial, Pembiasaan Perilaku
ii
IMPROVING SKILLS OF CHILDREN 3-4 YEARS THROUGH SOCIAL BEHAVIOUR HABITUATION (Classroom Action Research In kindergarten Dharma Wanita Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bengkulu of city 2014) SILVIA FEBRYAMETA NPM. A1I112102
ABSTRACT This study aims to gain an idea of improvement of social skills through habituation behavior of children 3-4 years in kindergarten Dharma Wanita Department of Education and Culture of the city of Bengkulu. Classroom action research was conducted in two cycles each cycle consisting of four meetings of the planning, implementation, observation and reflection. Research subjects consisted of 12 people: 5 men and 7 women. From the collection of data through observation sheet about the attitude of cooperation, tolerance, cultural attitudes and independent attitude children the technique used by the percentage first cycle the average child who always do just 12.5% in the second cycle, while the average child who always did increase to 89.6%. It can be concluded that there is an increase in social skills of children aged 3-4 years through habituation behavior and advised both teachers and parents and institutions can use the behavioral habituation with repetition, guidance and reward, to improve the social skills of children. Key Words: Social Skills, Behavioral habituation
iii
iv
v
vi
MOTTO :
Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, karena hidup hanyalah sekali. Ingat hanya pada Allah apapun dan di manapun kita berada kepada Dia-lah tempat meminta dan memohon.
PERSEMBAHAN :
Hal yang terindah dalam hidupku adalah dapat mempersembahkan karya ini untuk keluargaku terutama : Kedua orang tuaku, Nenek dan kakekku yang selalu mendoakan keberhasilanku Suamiku tersayang yang telah mensupportku Kakak dan adikku serta anakku tersayang yang telah lama menanti keberhasilanku Semoga usahaku ini dapat membanggakan kalian semua
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi penelitian ini. Skripsi ini merupakan kegiatan ilmiah sebagai syarat bagi penulis untuk membuat Skripsi untuk Mencapai Gelar Sarjana pada Program Studi Sarjana (S1) PAUD FKIP Universitas Bengkulu. Dalam
penelitian
ini
penulis
mengkaji
tentang
“Meningkatkan
Ketrampilan Sosial Anak Usia 3-4 Tahun Melalui Pembiasaan Perilaku”. Disini penulis tidak dapat menyelesaikan tugas ini tanpa bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, namun Ucapan Terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya penulis haturkan kepada : 1. Prof. Dr. H. Rambat Nur Sasongko, M.Pd selaku Dekan FKIP Universitas Bengkulu. 2. Dr. I. Wayan Dharmayana, M.Psi Selaku Ketua Program SKGJ FKIP Universitas Bengkulu juga Sebagai Penguji I, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk sebagaian mahasiswa dari Program SKGJ.
viii
3. Dr. Hj. Nina Kurniah, M,Pd selaku Pembimbing I, yang telah memberi masukan
dan
kritikan
yang
membangun
sehingga
dapat
menyempurnakan hasil karya ini. 4. Rita Sinthia, S.Psi.M.Si selaku Pembimbing II, yang telah bersusah payah membimbing dan mengarahkan penulis. 5. Prof.Dr.Bambang Sahono, M.Pd sebagai Penguji II, memberi kontribusi pemikiran dalam penyelesaian skripsi ini 6. Semua Dosen-dosen PRODI PAUD yang selama ini telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan motivasi 7. Teman-teman seperjuangan S1 PAUD yang sering berbagi masukan, informasi dan dukungan. Akhirnya penulis berharap Skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan terkhusus bagi Pendidikan Anak Usia Dini,
Dalam penulisan
Proposal Skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan, dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan, demi kesempurnaan penelitian yang akan penulis lakukan.
Bengkulu, Juli 2014 Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................... ABSTRAK ............................................................................................ ABSTRACK.......................................................................................... HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ................................................ SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................... HALAMAN MOTTO.............................................................................. HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... KATA PENGANTAR ............................................................................ DAFTAR ISI ........................................................................................ DAFTAR TABEL .................................................................................. DAFTAR GAMBAR .............................................................................. DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................
i ii iii iv v vi vii vii viii x xii xiii xiv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................
1
A. B. C. D. E. F.
Latar Belakang Masalah............................................................ Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ...................................... Pembatasan Fokus Penelitian................................................... Perumusan Masalah Penelitian................................................. Tujuan Penelitian ...................................................................... Kegunaan Hasil Penelitian ........................................................
1 8 9 9 10 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................
12
A. Kajian Teori .............................................................................. 1. Hakikat Anak Usia 3-4 Tahun ............................................. 2. Karakteristik Anak Usia Dini................................................ 3. Ketrampilan Sosial .............................................................. a. Pengertian Ketrampilan Sosial ...................................... b. Faktor Yang Mempengaruhi Ketrampilan Sosial ........... 4. Karakteristik Ketrampilan sosial .......................................... 5. Pembiasaan Perilaku .......................................................... a. Pengertian Pembiasaan Perilaku .................................. b. Dasar dan Tujuan Pembiasaan Perilaku ....................... c. Langkah-Langkah Pembiasaan Perilaku ....................... d. Faktor-Faktor Pembiasaan Perilaku ..............................
12 12 14 16 16 19 20 21 21 25 27 29
x
e. Kelebihan dan Kekurangan Pembiasaan Perilaku......... f. Penerapan Pembiasaan Perilaku dalam Pembelajaran B. Kajian Penelitian yang Relevan ................................................ C. Kerangka Pikir .......................................................................... D. Hipotesis Tindakan ...................................................................
32 34 35 38 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..................................................
40
A. B. C. D. E. F. G.
Jenis dan Desain Penelitian ..................................................... Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... Subjek Penelitian ..................................................................... Jenis Tindakan ......................................................................... Tehnik Pengumpulan Data ..................................................... Instrumen-instrumen ................................................................ Tehnik Analisis Data ................................................................
40 45 45 46 50 52 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. A. Hasil Penelitian ........................................................................ B. Pembahasan ............................................................................
55 55 89
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... A. Kesimpulan .............................................................................. B. Saran........................................................................................
91 91 92
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
93
Lampiran
xi
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1. Kategori Skor Hasil Lembar Observasi ...............................
54
Tabel 4.1. Hasil Observasi Terhadap Ketrampilan Sosial Anak I. ........
58
Tabel 4.2. Hasil Observasi Terhadap Ketrampilan Sosial Anak II ........
62
Tabel 4.3. Hasil Observasi Terhadap Ketrampilan Sosial Anak III .......
66
Tabel 4.4. Hasil Observasi Terhadap Ketrampilan Sosial Anak IV ......
70
Tabel 4.5. Hasil Observasi Terhadap Ketrampilan Sosial Anak I .........
74
Tabel 4.6. Hasil Observasi Terhadap Ketrampilan Sosial Anak II ........
78
Tabel 4.7. Hasil Observasi Terhadap Ketrampilan Sosial Anak III .......
82
Tabel 4.8. Hasil Observasi Terhadap Ketrampilan Sosial Anak IV ......
86
Tabel 4.9. Rekapitulasi Hasil Observasi Terhadap Ketrampilan Sosial Anak IV................................................... 88
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. Kerangka Pikir ...................................................................
38
Gambar 2. Proses Tindakan Setiap Siklus. ........................................
41
Gambar 3. Penelitian Tindakan Kelas.................................................
44
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Lembar Observasi Penelitian ......................................... 96 Lampiran 2. Lembar Wawancara Penelitian. ..................................... 98 Lampiran 3. Jadwal Penelitian ........................................................... 99 Lampiran 4. SKM Tema Binatang ...................................................... 100 Lampiran 5. SKH Siklus I ................................................................... 103 Lampiran 7. SKM Tema Tanaman ..................................................... 114 Lampiran 8. SKH Siklus II .................................................................. 117 Lampiran 9. Dokumentasi Kegiatan Penelitian .................................. 129 Lampiran 10. Daftar Riwayat hidup ...................................................... 132
xiv
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya Pemerintah dalam memantapkan pendidikan adalah disahkannya Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003 Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003. Pasal 3 menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta
bertanggung
jawab.”
Untuk
mengembangkan
kemampuan pada anak usia dini perlu dilaksanakan, hal ini seperti yang tertera pada pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk mengembangkan potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif. (Depdiknas
2003, 8).
2
Selanjutnya ketentuan yang menekankan pada Pendidikan Anak Usia Dini adalah pasal 1 ayat 14, menyatakan bahwa: Pendidikan anak usia dini yang selanjutnya disebut PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai berusia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Depdiknas : 2003, 14). Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini dapat diselesaikan melalui jalurformal, non formal, dan informal. Taman kanakkanak adalah pendidikan anak usia dini pada jalur formal. Pendidikan taman kanak-kanak bertujuan membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional, kognitif bahasa, fisik motorik, kemandirian dan seni untuk mempersiapkan memasuki pendidikan dasar. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan Anak Usia Dini memiliki peranan sangat penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Anak merupakan makhluk individu yang sejak lahir telah
3
membawa berbagai potensi ( fisik, psikososial, bahasa, intelegensi ) seluruh potensi yang dimiliki anak tersebut baru akan berkembang apabila mendapat pengaruh dari lingkugan dimana anak itu berada. Pada usia ini kemampuan – kemampuan dasar manusia terbangun dan menjadi pondasi bagi pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya termasuk perkembangan moral dan prilaku yang menjadi dasar pembentukan karakter. Berdasarkan Undang-undang Sisdiknas tersebut maka salah satu penyelenggaraan pendidikan anak usia dini berada pada jalur formal yaitu lembaga pendidikan Taman Kanak-kanak. Peserta didiknya adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan yang sangat pesat dan fundamental bagi perkembangan anak selanjutnya. Pada masa ini merupakan masa yang paling potensial untuk belajar, oleh karena pada masa ini anak memiliki dunia dan karakteristik sendiri yang jauh berbeda dengan orang dewasa. Anak selalu aktif, dinamis, antusias, egosentris, mempunyai rasa ingin tahu yang besar terhadap apa yang dilihat dan didengarnya, merupakan mahluk sosial yang unik, kaya dengan fantasi dan imajinasi. Anak pada usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada pada rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut sebagai anak usia prasekolah. Perkembangan kecerdasan pada masa ini mengalami peningkatan dari 50% mejadi 80%.
4
Selain itu, berdasarkan hasil penelitian/kajian yang dilakukan oleh Pusat Kurikulum, Balitbang Diknas tahun 1999 menunjukkan bahwa hampir pada seluruh aspek perkembangan anak yang masuk TK mempunyai kemampuan lebih tinggi daripada anak yang tidak masuk TK di kelas I SD. Data angka mengulang kelas tahun 2001/2002 untuk kelas I sebesar 10,85%, kelas II sebesar 6,68%, kelas III sebesar 5,48%, kelas IV sebesar 4,28%, kelas V sebesar 2,92% dan kelas VI sebesar 0,42%. Data tersebut menggambarkan bahwa angka mengulang kelas pada kelas I dan II lebih tinggi dari kelas lain. Usia 4-6 tahun, merupakan masa peka bagi anak. Anak mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral dan nilai-nilai agama. Oleh sebab itu dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal. Ciri-ciri perkembangan anak usia dini usia 3-4 tahun : dalam pengembangan moral dan nilai-nilai agama yaitu Pada umur ini anak sudah bisa mengikuti nyanyian lagu keagamaan, mengikuti bacaan doa dengan lengkap sebelum melakukan kegiatan dan menirukan sikap
5
berdoa, menirukan gerakan beribadah dengan tertib, menyayangi orang tua, guru, teman dan menyebutkan contoh ciptaan Tuhan secara sederhana. Perilaku sosial adalah kegiatan yang berhubungan dengan orang lain, kegiatan yang berkaitan dengan pihak lain yang memerlukan sosialisasi dalam hal bertingkah laku yang dapat di terima oleh orang lain, belajar memainkan peran sosial yang dapat di terima oleh orang lain, serta upaya mengembangkan sikap sosial yang layak di terima oleh orang lain. Perilaku sosial pada anak usia dini ini diarahkan untuk pengembangan sosial yang baik, seperti kerja sama, tolong-menolong, berbagi simpati, empati dan saling membutuhkan satu sama lain. Untuk itu sasaran pengembangan perilaku sosial pada anak usia dini ini ialah untuk beterampilan berkomunikasi, keterampilan memiliki rasa senang dan periang, menjalin persahaban, memiliki etika dan tata karma yang baik. Materi pembelajaran pengembangan sosial yang di terapkan di taman kanak-kanak, meliputi: disiplin, kerja sama, tolong-menolong, empati, dan tanggung jawab. Begitu selanjutnya, bahwa perilaku sosial yang berkembang pada awal masa kanak-kanak merupakan perilaku yang terbentuk berdasarkan landasan yang diletakkan pada masa bayi. Sebagian lagi merupakan bentuk perilaku sosial yang baru dan mempunyai landasan baru. Banyak di antara landasan baru ini di bina oleh hubungan sosial
6
dengan teman sebaya di luar rumah dan hal-hal yang ditonton dari televisi atau buku-buku cerita. Sehinggah awal masa kanak-kanak perlu di arahkan kepada bentuk perilaku sosial agar dapat menyesuaikan diri sesui dengan perkembangan anak dan kepentingan anak selanjutnya. Masalah yang dihadapi disekolah : keterampilan sosial anak didik masih kurang, selama pembelajaran berlangsung peserta didik kurang dapat bersosialisasi dengan teman, masih tergantung pada orang tua, dan selalu merasa bahwa semua perlengkapan sekolah yang ada disekolah miliknya dan tidak mau berbagi dengan teman lainnya, budaya antri belum tertanam sehingga masih ingin lebih dulu, belum mandiri dan lain sebagainya. Maka disini perlunya bimbingan dari pendidik, orang tua dan orang dewasa lainnya untuk membimbing dan mengarahkan peserta didik pada perilaku yang lebih baik. Peran pendidik (orang tua, guru, dan orang dewasa lainnya) sangat diperlukan dalam upaya pengembangan potensi anak 4-6 tahun. Upaya pengembangan tersebut harus dilakukan melalui kegiatan bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain. Bermain anak memiliki kesempatan
untuk
bereksplorasi,
menemukan,
mengekspresikan
perasaan, berkreasi belajar secara menyenangkan. Selain itu bermain membantu anak mengenal dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. Harapan pendidikan pada anak usia 3-4 tahun tentang keterampilan sosial yaitu: agar guru hendaknya mengembangkan
7
keterampilan sosial anak yang merupakan pembelajaran yang mendasar bagi pengembangan keterampilan sosial anak selanjutnya. Guru juga harus menjadi orang tua kedua di sekolah setelah orang tua di rumah dengan
mendidik
anak-anak
dengan
kasih
sayang.
Anak
yang
diperlakukan penuh dengan kelembutan, anak diajak ngobrol, anak diajak bermain, guru ikut dalam permainan anak, rasa percaya diri anak akan berkembang dengan demikian anak akan mudah bergaul dengan orang lain dan keterampilan sosial anak akan berkembang dengan baik untuk bekal mereka kelak. Selain itu guru hendaknya dapat memciptakan permainan yang dinamis untuk anak dalam memusatkan perhatian pada proses
pembelajaran.
Serta
guru
memberikan
kesempatan
dan
kepercayaan pada anak untuk melakukan aktivitas - aktivitas dengan lebih mandiri dalam upaya pengembangan ketrampilan sosial anak. Pembiasaan merupakan kegiatan yang dilakukan secara terusmenerus dan ada dalam kehidupan sehari-hari anak sehingga menjadi kebiasaan yang baik. Bidang pengembangan pembiasaan meliputi pengembangan moral dan nilai-nilai agama, serta pengembangan sosial, emosional dan kemandirian. Program pengembangan moral dan nilainilai agama diharapkan akan meningkatkan ketaqwaan anak kepada Tuhan yang Maha Esa dan membina sikap anak dalam rangkan meletakkan dasar agar anak menjadi warga negara yang baik. Program pengembangan sosial dan kemandirian dimaksudkan untuk membina
8
agar anak dapat mengendalikan emosinya secara wajar dan dapat berinteraksi dengan sesamanya maupun dengan orang dewasa dengan baik serta dapat menolong dirinya sendiri dalam rangka kecakapan hidup. Dengan adanya keadaan diatas maka penulis menganggap perlu dilakukan penelitian tentang meningkatkan keterampilan sosial anak usia 3-4 tahun melalui pembiasaan prilaku. B. Identifikasi Area dan Fokus Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka identifikasi masalah sebagai berikut : 1. Anak belum mandiri dan masih meminta ke orang tua untuk mengantar kesekolah. 2. Tidak mau berpisah dengan orang tua ketika pembelajaran akan dimulai. 3. Belum adanya toleransi sesama teman anak masih egois untuk memiliki permainan. 4. Ketika anak disuruh maju kedepan masih takut dan cemas dengan kata lain belum berani. 5. Anak pada umumnya mereka sangat pemalu, rendah diri dan memiliki kecemasan yang berlebihan saat bertemu dengan orang lain terutama saat pertama kali orang yang baru dikenal. 6. Anak sering sekali memilih untuk menyendiri.
9
7. Anak memiliki kecemasan yang berlebihan saat bertemu dengan orang lain. Oleh
sebab
itu,
Penelitian
ini
lebih
difokuskan
upaya
peningkatan ketrampilan sosial anak usia 3-4 tahun melalui pembiasaan perilaku. C. Pembatasan Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang seperti yang telah diuraikan diatas, maka
pembatasan
fokus
penelitian
adalah
:
“Bagaimana
cara
meningkatkan keterampilan sosial anak 3-4 tahun melalui kegiatan pembiasaan perilaku”. Berdasarkan pengamatan dalam pengajaran sehari-hari melalui pembiasaan perilaku dapat melatih dan mendidik ketrampilan sosial, dimana anak-anak diupayakan untuk melakukan pembiasaan nilai-nilai agama dan moral, sosial emosional secara langsung sehingga akan lebih efektif dalam meningkatkan ketrampilan sosial anak D. Perumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yaitu : “Bagaimana meningkatkan keterampilan sosial anak usia 3-4 tahun melalui kegiatan pembiasaan prilaku?”
10
E. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang peningkatan ketrampilan sosial anak 3-4 tahun di TK Dharma Wanita Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bengkulu. Secara Khusus penelitian ini bertujuan : a. Untuk memperoleh gambaran tentang meningkatkan keterampilan sosial anak 3-4 tahun melalui kegiatan pembiasaan perilaku. b. Untuk memperoleh gambaran tentang meningkatkan keterampilan sosial melalui pembiasaan pembelajaran nilai-nilai agama, sosial dan emosional anak. F. Kegunaan Hasil Penelitian 1. Bagi peneliti Menambah wawasan dan mengembangkan ilmu yang berkaitan dengan perkembangan sosial anak. 2. Bagi anak diharapkan anak mampu untuk memiliki kemampuan dalam hal bersosialisasi, bekerjasama dan berpartisipasi dalam kelompok agar anak dapat memenuhi perkembangan sosialnya di masyarakat. 3. Bagi
guru
diharapkan
guru
mampu
mengetahui
tahapan
perkembangan sosial pada anak didiknya dan mampu memiliki kemampuan
dalam
memberikan
permainan
yang
dapat
mengembangkan hal tersebut, karena melihat bahwa anak secara tidak langsung belajar saat bermain.
11
4. Bagi sekolah diharapkan sekolah mampu memfasilitasi siswanya agar kemampuan sosialnya berkembang dengan baik. Dengan memberikan stimulus agar anak mampu dalam hal bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.
12
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian teori 1. Hakikat Anak Usia 3-4 Tahun Undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 14). Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak (Yuliani Nurani Sujiono, 2009: 7). Usia dini merupakan usia di mana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Usia dini disebut sebagai usia emas (golden age). Makanan yang bergizi yang seimbang serta stimulasi yang intensif sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut. Ada berbagai kajian tentang hakikat anak usia dini, khususnya anak TK diantaranya oleh Bredecam dan Copple (2005:1.12 – 1.13) sebagai berikut: anak bersifat unik, anak mengekspresikan perilakunya
13
secara relative spontan, anak bersifat aktif dan enerjik, anak itu egosentris, anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal, anak bersifat eksploratif dan berjiwa petualang, anak umumnya kaya dengan fantasi, anak masih mudah frustrasi, anak masih kurang pertimbangan dalam bertindak, anak memiliki daya perhatian yang pendek, masa anak merupakan masa belajar yang paling potensial. Yang dimaksud dengan anak usia dini atau anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara 0 sampai 6 tahun. Mereka biasanya mengikuti program prasekolah atau kindergarten. Indonesia umumnya mereka mengikuti program tempat penitipan anak dan kelompok bermain (play group). Dari pengertian tersebut tergambar bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 – 6 tahun. Hal ini sejalan dengan Undang-undang sistem pendidikan nasional no. 20 tahun 2003 tentang sisdiknas
pasal
28
ayat
1
yaitu
pendidikan
anak
usia
dini
diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Menurut Mansur (2005: 88) anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. Mereka memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan yang
khusus
perkembangannya.
sesuai
dengan
tingkat
pertumbuhan
dan
14
Menurut Slamet Suyanto (2005: 6) berbagai penelitian di bidang neurologi terbukti bahwa 50% kecerdasan anak terbentuk dalam kurun waktu 4 tahun pertama. Setelah anak berusia 8 tahun perkembangan otaknya mencapai 80% dan pada usia 18 tahun mencapai 100% . Menurut
Moleong
Harun
dalam
Suyanto
(2005:
43)
menyebutkan bahwa ragam pendidikan untuk anak usia dini jalur non formal terbagi atas tiga kelompok yaitu kelompok taman penitipan anak (TPA) usia 0-6 tahun); kelompok bermain (KB) usia 2-6 tahun; kelompok satuan PADU sejenis (SPS) usia 0-6 tahun Dapat disimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, sehingga diperlukan stimulasi yang tepat agar dapat tumbuh dan berkembang dengan maksimal. Pemberian stimulasi tersebut harus diberikan melalui lingungan keluarga, PAUD jalur non formal seperti tempat penitipan anak (TPA) atau kelompok bermain (KB) dan PAUD jalur formal seperti TK dan RA. 2. Karakteristik Anak Usia Dini Kartini Kartono (1990: 109) menjelaskan bahwa anak usia dini memiliki karakteristik 1) bersifat egosentris naif, 2) mempunyai relasi sosial dengan benda-benda dan manusia yang sifatnya sederhana dan primitif, 3) ada kesatuan jasmani dan rohani yang hampir-hampir tidak
15
terpisahkan sebagai satu totalitas, 4) sikap hidup yang fisiognomis, yaitu anak secara langsung membertikan atribut/sifat lahiriah atau materiel terhadap setiap penghayatanya. Menurut Sofia Hartati (2005: 8-9) sebagai berikut: 1) memiliki rasa ingin tahu yang besar, 2) merupakan pribadi yang unik, 3) suka berfantasi dan berimajinasi, 4) masa potensial untuk belajar, 5) memiliki sikap egosentris, 6)memiliki rentan daya konsentrasi yang pendek, 7) merupakan bagian dari mahluk sosial. Menurut Rusdinal dalam Suyanto (2005: 16) menambahkan bahwa karakteristik anak usia 5-7 tahun adalah sebagai berikut: 1) anak pada masa praoperasional, belajar melalui pengalaman konkret dan dengan orientasi dan tujuan sesaat, 2) anak suka menyebutkan namanama benda yang ada disekitarnya dan mendefinisikan kata, 3) anak belajar melalui bahasa lisan dan pada masa ini berkembang pesat, 4) anak memerlukan struktur kegiatan yang lebih jelas dan spesifik. Syamsuar
Mochthar
dalam
Suyanto
(2005
:
10)
mengungkapkan tentang karakteristik anak usia dini sebagai berikut: a. Anak usia 4-5 tahun meliputi : gerakan lebih terkoordinasi, senang bernain dengan kata, dapat duduk diam dan menyelesaikan tugas dengan
hati-hati, dapat mengurus
membedakan satu dengan banyak.
diri sendiri,
sudah
dapat
16
b. Anak
usia
5-6
tahun
meliputi
:
gerakan
lebih
terkontrol,
perkembangan bahasa sudah cukup baik, dapat bermain dan berkawan, peka terhadap situasi sosial, mengetahui perbedaan kelamin dan status, dapat berhitung 1-10. Berdasarkan karakteristik yang telah disampaikan maka dapat diketahui bahwa anak usia 4-5 tahun anak dapat melakukan gerakan yang terkoordinasi, perkembangan bahasa sudah baik dan mampu berinteraksi sosial. Usia ini juga merupakan masa sensitif bagi anak untuk belajar bahasa. Koordinasi gerakan yang baik anak mampu menggerakan mata-tangan untuk mewujudkan imajinasinya kedalam bentuk gambar, sehingga penggunaan gambar karya anak dapat membantu meningkatkan kemampuan bicara anak. 3. Keterampilan Sosial a. Pengertian Ketrampilan Sosial Menurut
Helms
&
Turner
dalam
Susanto
(1984:
225)
menyatakan bahwa pola perilaku sosial anak yaitu meliputi: 1) anak dapat bekerjasama (cooperating) dengan teman; 2) anak mampu menghargai (altruism) teman, baik menghargai milik, pendapat, hasil karya teman atau kondisi-kondisi yang ada pada teman; 3) anak mampu berbagi (sharing) kepada teman; 4) anak mampu membantu (helping other) kepada teman 5) anak dapat mandiri.
17
Hurlock dalam Ramayulis (1980: 118) menuliskan “...bahwa pola perilaku sosial pada anak yang terdiri dari meniru, persaingan, kerjasama, simpati, empati, dukungan sosial, membagi, dan perilaku akrab serta mandiri.” Menurut Merisson, (2008: 5) keterampilan sosial merupakan kemampuan seseorang dalam berinteraksi
dengan lingkungannya
melalui
tuntutan
cara-cara
yang
sesuai
dengan
sosial
yang
indikatornya meliputi perilaku kerjasama, empati, tidak mementingkan diri sendiri dan kemurahan hati. Libet dan Lewinsohn dalam Cartledge dan Milburn, (1992 : 56) mengemukakan
keterampilan
sosial
sebagai
kemampuan
yang
kompleks untuk menunjukkan perilaku yang baik dinilai secara positif atau negative oleh lingkungan dan jika perilaku itu tidak baik akan diberikan punishment oleh lingkungan. Menurut Marrison ( 2012 : 235 ) menyebutkan bahwa keterampilan sosial anak diantaranya sebagai berikut : 1) Membantu anak mempelajari cara menyesuaikan diri dengan anak dan orang dewasa lain cara menjalin hubungan baik dengan guru. 2) Membantu anak mempelajari cara membantu orang lain dan mengembangkan sikap peduli. Hargie
dalam
Susanto
(2011:1)
memberikan
pengertian
keterampilan sosial sebagai kemampuan individu untuk berkomunikasi
18
efektif dengan orang lain baik secara verbal maupun nonverbal sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada pada saat itu, dimana keterampilan ini merupakan perilaku yang dipelajari. Menurut pendapat Combs dan Slaby (199 2:7) menjelaskan keterampilan sosial yaitu kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain dan
menghargai sesama atau toleransi, dalam konteks sosial
dengan cara-cara yang dapat diterima dan menghindari perilaku yang akan ditolak oleh lingkungan serta dapat menguntungkan individu atau bersifat saling menguntungkan. Matson dalam Masitoh (2005 : 8) mengemukakan bahwa salah satu tugas perkembangan yang harus dikuasai remaja yang berada dalam fase perkembangan masa remaja madya dan remaja akhir adalah
memiliki
menyesuaikan
diri
ketrampilan
sosial
dengan
kehidupan
(social
skill)
sehari-hari.
untuk
dapat
Keterampilan-
keterampilan sosial tersebut meliputi kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain, menghargai diri sendiri dan orang lain, mendengarkan pendapat atau keluhan dari orang lain, memberi atau menerima feedback, memberi atau menerima kritik, bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku, dsb. Apabila keterampilan sosial dapat dikuasai oleh remaja pada fase tersebut maka ia akan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Hal ini
19
berarti pula bahwa sang remaja tersebut mampu mengembangkan aspek psikososial dengan maksimal. Pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa keterampilan sosial
merupakan
kemampuan
seseorang
berinteraksi
dengan
lingkungannya dengan prilaku kerja sama, mandiri, tidak mementingkan diri sendiri, kemurahan hati. untuk berani berbicara, mengungkapkan setiap
perasaan
atau
permasalahan
yang
dihadapi
sekaligus
menemukan penyelesaian yang adaptif, memiliki tanggung jawab yang cukup tinggi dalam segala hal, penuh pertimbangan sebelum melakukan sesuatu,
mampu
menolak
dan
menyatakan
ketidaksetujuannya
terhadap pengaruh-pengaruh negatif dari lingkungan, maka dapat disimpulkan bahwa ketrampilan sosial yang dimaksud adalah sikap dapat kerja sama, mempunyai sikap mandiri, tidak mementingkan diri sendiri dalam hal ini memiliki budaya antri dan sikap toleransi sesama teman. b. Faktor yang mempengaruhi ketrampilan sosial Menurut Natawidjaya dalam Handayani (2012:13-14) faktorfaktor yang mempengaruhi keterampilan sosial anak yaitu: faktor internal dan faktor eksternal, menjelaskan bahwa faktor internal yaitu faktor yang dimiliki manusia sejak dilahirkan yang meliputi kecerdasan, bakat khusus, jenis kelamin, dan sifat-sifat kepribadiannya. Faktor eksternal yaitu yang dihadapi oleh individu pada waktu dan setelah anak
20
dilahirkan serta terdapat pada lingkungan seperti keluarga, sekolah, teman sebaya, dan lingkungan masyarakat. Faktor internal eksternal adalah faktor yang terpadu antara faktor luar dan dalam yang meliputi sikap, kebiasaan, emosi dan kepribadian. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa keterampilan sosial anak bisa didapat dari faktor anak itu sendiri, faktor dari luar dan gabungan antara faktor dari dalam diri anak dan faktor luar. Faktor dari dalam diri anak sudah ada sejak dilahirkan yang sudah terbentuk sejak awal dan bisa dikembangkan. Sedangkan faktor dari luar terbentuk karena pengaruh
dan
dorongan
dari
lingkungan.
Anak
yang
memiliki
keterampilan sosial yang baik bisa di dapat dari gabungan kedua faktor tersebut, yaitu karena bakat dari dirinya sendiri dan pengaruh dan masukan yang didapat anak dari luar. 4.
Karakteristik Ketrampilan Sosial Dirjen Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama (2004: 22-24) membagi keterampilan sosial atau keterampilan interpersonal dalam dua aspek, yaitu keterampilan komunikasi dengan empati (communication skill) dan keterampilan bekerjasama (collaboration skill) untuk menumbuhkan hubungan yang harmonis antara seorang individu dengan individu lainnya. Menurut Oden dalam Ahmad Susanto (2011:22) bahwa dengan membina
dan mempertahankan
berbagai
jenis
hubungan
teman
21
sebaya dan pengalaman sosial, terutama sebaya,
anak
memperoleh
pengetahuan
melalui
konflik
teman
tentang dirinya sendiri
versus orang lain serta belajar berbagai keterampilan sosial. Menurut Piaget dalam Ahmad Susanto (2011:35) perwujudan keterampilan sosial yang dimiliki oleh anak di antaranya anak mampu menjalin hubungan dan berinteraksi dengan lingkungannya. Johnson dalam Ahmad Susanto (2011: 100) mengemukakan bahwa “komunikasi merupakan pertukaran atau berbagi pikiran dan perasaan melalui simbol-simbol respresentatif pengalaman konseptual yang relative sama bagi setiap orang yang terlibat di dalamnya”. Disimpulkan bahwa komunikasi merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam bekerjasama. Jika seseorang tidak bisa berkomunikasi satu dengan yang lain, mereka tidak akan bisa bekerjasama. Hal ini mengandung arti bahwa proses kerjasama membutuhkan
keterampilan
komunikasi
sehingga
keterampilan
komunikasi dan kerjasama merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena saling berhubungan dan berkaitan satu terhadap yang lainnya. 5. Pembiasaan Perilaku a. Pengertian Pembiasaan Perilaku Pengertian
pembiasaan
perilaku
sebagaimana
dikemukakan oleh para ahli pendidikan di antaranya:
yang
22
a) Menurut Abdullah Nasih Ulwan (1992 : 60), “pembiasaan adalah cara atau upaya yang praktis dalam pembentukan (pembinaan) dan persiapan anak.” b) Menurut Ramayulis (2005 : 103), “pembiasaan adalah cara untuk menciptakan suatu kebiasaan atau tingkah laku tertentu bagi anak didik.” c) Menurut Armai Arief (2002 : 110), ” pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak didik berpikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntunan ajaran agama Islam.” d) Menurut
Saifudin
Zuhri
(199:
125)
dalam
buku
Metodologi
Pengajaran Agama dikatakan bahwa “pembiasaan adalah cara yang dilakukan dalam pembentukan akhlak dan rohani yang memerlukan latihan yang kontinyu setiap hari. Dapat disimpulkan bahwa pembiasaan adalah suatu cara yang dipakai pendidik untuk membiasakan anak didik secara berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan yang sulit ditinggalkan dan akan terus terbawa sampai di hari tuanya. Armai Arief (2002 : 110) ciri khas pembiasaan sebagai awal dalam proses pendidikan, “ pembiasaan merupakan cara yang sangat efektif dalam menanamkan nilai-nilai moral ke dalam jiwa anak. Nilainilai yang tertanam dalam dirinya ini kemudian akan termanifestasikan dalam kehidupannya semenjak ia mulai melangkah ke usia dewasa.
23
Dalam teori perkembangan anak didik, dikenal ada teori konvergensi, di mana pribadi dapat dibentuk oleh lingkungannya dengan mengembangkan potensi dasar yang ada padanya. Potensi dasar ini dapat menjadi penentu tingkah laku (melalui proses). Oleh karena itu, potensi dasar harus selalu diarahkan agar tujuan pendidikan tercapai dengan baik. Menurut Burghardt, sebagaimana dikutip oleh Muhibbin Syah (2000 : 118) kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan kecenderungan respon dengan menggunakan stimulasi yang berulangulang. Oleh karena itu, pembiasaan perilaku sesungguhnya sangat efektif dalam menanamkan nilai-nilai positif ke dalam diri anak didik, baik pada aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Menurut Direktur Pembinaan TK dan SD (2007 : 25) pembiasaan
perilaku merupakan proses pembentukan sikap dan
perilaku yang relatif menetap dan bersifat otomatis melalui proses pembelajaran yang berulang-ulang. Menurut Abdullah Nasih Ulwan (1992 : 62) pendidikan dengan proses pembiasaan merupakan cara yang sangat efektif dalam membentuk iman, akhlak mulia, keutamaan jiwa dan untuk melakukan syariat
yang
lurus.
Proses
pembiasaan
sebenarnya
berintikan
pengulangan artinya yang dibiasakan itu adalah sesuatu yang dilakukan berulang-ulang dan akhirnya menjadi kebiasaan.
24
Kemudian peranan guru dalam dalam proses pembentukan akhlak bagi siswa selain mengajar juga mendidik serta memantau kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa yang terlibat langsung dalam proses
pembentukan
akhlak.
Adapun
faktor
yang
mendukung
pembentukan akhlak diantaranya faktor lingkungan yaitu sekolah dan motivasi guru. Menurut
Frederic Skinner dalam Abdullah (1992 : 67) teori
pembiasaan perilaku respons (operant conditioning) ini merupakan teori belajar yang berusia paling muda dan sangat berpengaruh dikalangan para ahli psikologis belajar masa kini. Dimana proses pembentukkan sikap melalui pembiasaan yang dilakukan Watson berbeda dengan proses pembiasaan sikap yang dilakukan Skinner. Pembentukkan sikap yang dilakukan Skinner menekankan pada proses peneguhan respon anak. Setiap kali anak menunjukkan prestasi yang baik diberikan penguatan (reinforcement) dengan cara memberikan hadiah atau perilaku
yang
menyenangkan,
lama-kelamaan
anak
berusaha
meningkatkan sikap positifnya. Proses belajar dalam teori operant conditioning juga tunduk kepada dua hukum operant yang berbeda yakni : law of operant conditioning dan law of operant extinction. Menurut law of operant conditioning, jika timbulnya tingkah laku operant diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan tingkah laku tersebut akan meningkat. Sebaliknya, menurut law of operant extinction, jika
25
timbulnya tingkah laku operant yang telah diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan tingkah laku tersebut akan menurun atau bahkan musnah. Kesimpulan pembiasaan prilaku terbentuk karena sesuatu yang dibiasakan, sehingga pebiasaan dapat diartikan sebagai perbuatan atau ketrampilan secara terus-menerus secara konsisten untuk waktu yang lama, sehingga perbuatan dan keterampilan itu benar-benar bisa diketahui dan akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang sulit ditinggalkan. b. Dasar dan Tujuan Pembiasaan Perilaku 1. Dasar Pembiasaan Menurut Nata Abuddin ( 1997 : 101 ) pembiasaan merupakan salah satu metode pendidikan yang sangat penting, terutama bagi anakanak. Anak belum menginsafi apa yang disebut baik dan buruk dalam arti susila. Anak juga belum mempunyai kewajiban-kewajiban yang harus dikerjakan seperti pada orang dewasa sehingga anak perlu dibiasakan dengan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, dan pola pikir tertentu yang baik. Menurut Darajat Zakiah (2005 : 73) bahwa pertumbuhan kecerdasan pada anak-anak usia sekolah dasar belum memungkinkan untuk berpikir logis dan belum dapat memahami hal-hal yang abstrak. Maka apapun yang dikatakan kepadanya akan diterimanya saja. Anak belum dapat menjelaskan mengapa anak harus percaya Tuhan dan
26
belum sanggup menentukan mana yang buruk dan mana yang baik. Hukum dan ketentuan-ketentuan agama belum dapat dipahaminya atau dipikirkannya sendiri. Anak akan menerima apa saja yang dijelaskan kepadanya. Sesuatu yang menunjukkan nilai-nilai agama dan moral bagi si anak masih kabur dan tidak dipahaminya. Untuk membina anak agar mempunyai sifat-sifat terpuji tidaklah mungkin dengan penjelasan pengertian saja, akan tetapi perlu membiasakannya untuk melakukan yang baik yang diharapkan nanti mereka akan mempunyai sifat-sifat baik dan menjauhi sifat tercela. Demikian pula dengan pendidikan agama, semakin kecil umur anak, hendaknya semakin banyak latihan dan pembiasaan agama dilakukan pada anak dan semakin bertambah umur anak, hendaknya semakin bertambah pula penjelasan dan pengertian tentang agama itu diberikan sesuai dengan perkembangan kecerdasannya. Oleh karena itu, pembiasaan merupakan salah satu penunjang pokok kependidikan, sarana, dan metode paling efektif dalam upaya menumbuhkan ketrampilan sosialnya. Menurut Abdullah (1988:64) Tidak diragukan bahwa mendidik dan
membiasakan
anak
sejak
kecil
paling
menjamin
untuk
mendapatkan hasil. Sedang mendidik dan melatih setelah dewasa sangat sukar untuk mencapai kesempurnaan. Hal ini menunjukkan bahwa membiasakan anak-anak sejak kecil sangatlah bermanfaat.
27
Kesimpulan
bahwa
seseorang
yang
telah
mempunyai
kebiasaan tertentu akan dapat melaksanakannya dengan mudah dan senang hati. Bahkan segala sesuatu yang telah menjadi kebiasaan dalam usia muda sulit untuk diubah dan tetap berlangsung sampai hari tua. 2.
Tujuan Pembiasaan Menurut Muhibbin Syah (2000 : 123) Pembiasaan adalah proses
pembentukan
kebiasaan-kebiasaan
baru
atau
perbaikan
kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Pembiasaan selain menggunakan perintah, suri teladan, dan pengalaman khusus, juga menggunakan hukuman dan ganjaran. Tujuannya agar peserta didik memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu (kontekstual). Kesimpulan bahwa tujuan diadakannya pembiasaan di sekolah adalah untuk melatih serta membiasakan anak didik secara konsisten dan kontinu dengan suatu tujuan, sehingga benar-benar tertanam pada diri anak dan akhirnya menjadi kebiasaan yang sulit ditinggalkan di kemudian hari. c.
Langkah-langkah Pembiasaan Perilaku Menurut Ramayulis (2001:100) Anak adalah amanah bagi kedua orang tuanya. Hatinya yang suci adalah permata yang sangat mahal harganya. Jika dibiasakan pada kejahatan dan dibiarkan seperti
28
dibiarkannya binatang, anak akan celaka dan binasa. Sedangkan memelihara adalah dengan upaya pendidikan dan mengajari akhlak yang baik. Adapun sistem pendidikan dalam memperbaiki anak adalah dengan cara pengajaran dan pembiasaan. Pengajaran yang dimaksud ialah pendekatan aspek teoritis dalam upaya memperbaiki. Sedangkan pembiasaan ialah segi praktik nyata dalam proses pembentukan dan persiapannya.
Langkah
tersebut
memberikan
arti
positif
dalam
membiasakan anak dengan keutamaan-keutamaan jiwa, akhlak mulia, dan tata cara sosial. Dari kebiasaan ini, mereka akan menjadi orang yang mulia, berpikir matang, dan bersifat istiqamah. Dalam menerapkan kebiasaan, para pendidik hendaknya mempergunakan cara yang beragam. Pendidik hendaknya membiasakan anak memegang teguh akidah dan bermoral, sehingga anak-anak pun akan terbiasa tumbuh berkembang sesuai dengan etika dan norma agama. Lebih lanjut, mereka akan dapat memberikan keteladanan yang baik, perbuatan yang mulia, dan sifat-sifat terpuji kepada orang lain. Adapun langkahlangkahnya dengan dilakukan berulang-ulang setiap hari dalam proses pembelajaran. Menurut Abdullah Nulwan (1988 : 61) ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan dalam melakukan metode pembiasaan kepada anakanak yaitu:
29
a. Mulailah pembiasaan itu sebelum terlambat, jadi sebelum anak itu mempunyai kebiasaan lain yang berlawanan dengan hal-hal yang akan dibiasakan. b. Pembiasaan itu hendaklah terus-menerus (berulang-ulang) dijalankan secara tertatur sehingga akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang otomatis. c. Pendidikan hendaklah konsekuen, bersikap tegas dan tetap teguh terhadap pendiriannya yang telah diambilnya. Jangan memberi kesempatan kepada anak untuk melanggar pembiasaan yang telah ditetapkan itu. d. Pembiasaan yang mula-mulanya mekanistis itu harus makin menjadi pembiasaan yang disertai kata hati anak sendiri, Armai Arief (2002 : 114-115) d.
Faktor-faktor Pembiasaan Perilaku Faktor terpenting dalam pembentukan kebiasaan adalah pengulangan. Sebagai contoh, seorang anak akan terbiasa membuang sampah pada tempatnya ketika kebiasaan itu sering dilakukan hingga akhirnya menjadi kebiasaan baginya. Melihat hal tersebut, faktor pembiasaan
memegang
peranan
penting
dalam
mengarahkan
pertumbuhan dan perkembangan anak untuk menanamkan ketrampilan sosial yang baik.
30
Pembiasaan merupakan proses pembelajaran yang dilakukan oleh orang tua atau pendidik kepada anak. Hal tersebut agar anak mampu membiasakan diri pada perbuatan-perbuatan yang baik dan yang dianjurkan, baik oleh norma agama maupun hukum yang berlaku. Kebiasaan adalah reaksi otomatis dari tingkah laku terhadap situasi yang diperoleh dan dimanifestasikan secara konsisten sebagai hasil dari pengulangan terhadap tingkah laku. Supaya pembiasaan itu dapat lekas tercapai dan baik hasilnya, maka harus memenuhi beberapa syarat tertentu, antara lain: ( menurut Saifuddin 1999) a. Mulailah pembiasaan itu sebelum terlambat. Usia sejak bayi dinilai waktu yang sangat tepat untuk mengaplikasikan pendekatan ini, karena setiap anak mempunyai rekaman yang cukup kuat dalam menerima pengaruh lingkungan sekitarnya dan secara langsung akan dapat membentuk kepribadian seorang anak. b. Pembiasaan hendaklah dilakukan secara kontinyu (berulang-ulang), teratur, dan terprogram, sehingga akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang utuh, permanen, kontinu, dan otomatis. Oleh karena itu, faktor pengawasan sangat menentukan dalam pencapaian keberhasilan dari proses ini. c. Pembiasaan hendaknya diawasi secara ketat, konsisten, dan tegas. Jangan memberi kesempatan kepada anak untuk melanggar kebiasaan yang telah ditanamkan.
31
d. Pembiasaan
yang
pada
mulanya
hanya
bersifat
mekanistis,
hendaknya secara berangsur-angsur diubah menjadi kebiasaan yang disertai dengan kata hati anak itu sendiri. Kesimpulan
bahwa
menanamkan
kebiasaan
diperlukan
pengawasan. Pengawasan hendaknya digunakan meskipun secara berangsur-angsur peserta didik diberi kebebasan. Dengan perkataan lain, pengawasan dilakukan dengan mengingat usia peserta didik, serta perlu ada keseimbangan antara pengawasan dan kebebasan. Selain itu, pembiasaan hendaknya disertai dengan usaha membangkitkan kesadaran atau pengertian secara terusmenerus akan maksud dari tingkah laku yang dibiasakan, sebab pembiasaan digunakan bukan untuk memaksa peserta didik agar melakukan sesuatu secara otomatis, melainkan agar anak dapat melaksanakan segala kebaikan dengan mudah tanpa merasa susah atau berat hati. Adapun petunjuk dalam menanamkan kebiasaan yaitu: menurut Eriva Syamsiatin ( 2003 ) a. Kebiasaan jelek yang sudah lama terlanjur dimiliki anak, wajib sedikit demi sedikit dilenyapkan dan diganti dengan kebiasaan yang baik. b. Dalam menanamkan kebaikan, pendidik terkadang hendaknya secara sederhana menerangkan motifnya, sesuai dengan tingkatan perkembangan anak didik.
32
c. Sebelum peserta didik menerima dan mengerti motif perbuatan yang dibiasakan, kebiasaan ditanamkan secara latihan terus-menerus disertai pemberian penghargaan dan pembetulan. d. Kebiasaan tetap hidup sehat, tentang adat istiadat yang baik, tentang kehidupan keagamaan yang pokok, wajib sejak kecil sudah mulai ditanamkan. e.
Kelebihan dan Kekurangan Pembiasaan Perilaku Sebagaimana metode-metode pendidikan lainnya di dalam proses pendidikan, metode pembiasaan tidak bisa terlepas dari dua aspek yang saling bertentangan, yaitu kelebihan dan kekurangan. Tidak satupun dari hasil pemikiran manusia yang sempurna dan bebas dari kelemahan. Adapun kelebihan dan kekurangan metode pembiasaan sebagai berikut : 1) Kelebihan seperti : pembentukan kebiasaan yang dilakukan dengan
mempergunakan metode pembiasaan akan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan, pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan tidak memerlukan
banyak
konsentrasi
dalam
pelaksanaannya,
pembentukan kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks dan rumit menjadi otomatis, pembiasaan tidak hanya berkaitan dengan lahiriyah tetapi juga berhubungan dengan aspek batiniyah. Armai Arief (2002: 115)
33
2) Kekurangan seperti : metode ini dapat menghambat bakat dan
inisiatif murid, kadang-kadang pelatihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang
merupakan
hal
yang
monoton
dan
mudah
membosankan, membentuk kebiasaan yang kaku karena murid lebih banyak ditujukan untuk mendapat kecakapan memberikan respon otomatis, tanpa menggunakan intelegensinya, dapat menimbulkan verbalisme (bersifat kabur atau tidak jelas) karena murid lebih banyak dilatih menghafal soal-soal dan menjawab secara otomatis, Syaiful Sagala (2003 : 2017) 3) Cara Mengatasi Kelemahan seperti : latihan hanya untuk bahan atau
tindakan yang bersifat otomatis, latihan harus memiliki arti yang luas. Karenanya, harus dijelaskan terlebih dahulu tujuan latihan tersebut agar murid harus mempunyai sikap bahwa latihan itu diperlukan untuk melengkapi belajar, masa latihan harus relatif singkat, latihan harus menarik, gembira, dan tidak membosankan, proses latihan dan kebutuhan-kebutuhan harus disesuaikan dengan proses perbedaan individual. Syaiful Sagala (2003 : 218) Dari pemaparan di atas, dapat dilihat beberapa kelebihan dan kekurangan metode pembiasaan serta cara mengatasi kelemahannya. Dengan demikian, diharapkan metode pembiasaan dapat dilaksanakan dengan lebih baik dalam proses pembelajaran.
34
f.
Penerapan Pembiasaan Perilaku dalam Pembelajaran Permasalahan yang sering dijumpai dalam pengajaran atau pembelajaran adalah bagaimana cara menyajikan materi kepada peserta didik secara baik sehingga diperoleh hasil yang efektif dan efisien. Disamping itu masalah lainnya yang juga sering didapati adalah kurangnya perhatian guru atau pendidik terhadap variasi penggunaan metode mengajar dan upaya peningkatan mutu pengajaran secara baik. Metode pembelajaran menurut Sudjana (2000 : 76) adalah cara yang
digunakan
siswapeserta didik karena
itu
guru
dalam
mengadakan
hubungan
dengan
pada saat berlangsungnya pembelajaran. Oleh
peranan
metode
pembelajaran
sebagai
alat
untuk
menciptakan proses belajar mengajar dengan metode ini diharapkan tumbuh sebagai kegiatan belajar peserta didik sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dengan kata lain tercipta interaksi edukatif. Metode pembelajaran menurut Depag RI (2002 : 88) adalah metode dan teknik yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan pembiasaan perilaku sama dengan metode teknik yang digunakan dalam pelaksanaan pengembangan kemampuan berbahasa, daya pikir, ketrampilan dan jasmani. Metode/teknik pelaksanaan adalah sebagai berikut: pemberian tugas, demonstrasi, praktek langsung, bercakap-cakap, tanya jawab, bermain peran, karyawisata, peragaan, bercerita, metode proyek, syair, menyanyi, menggambar, meronce.
35
Menurut Zikrul Ikram (2003 : 47) dalam pelaksanaannya guru menggunakan satu atau lebih metode/teknik yang tepat sesuai dengan kemampuan, alat peraga yang digunakan dan sesuai pula dengan materi pengembangan ketrampilan sosial. Dari
beberapa
metode
diatas,
masing-masing
metode
mempunyai kelemahan dan kelebihan sendiri-sendiri demikan, tugas guru adalah memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan proses belajar mengajar, ketepatan penggunaan metode mengajar tersebut sangat bergantung pada tujuan, isi, proses belajar mengajar, dan kegiatan belajar mengajar. Ditinjau dari segi peranannya metode-metode pembelajaran ada yang tepat digunakan untuk peserta didik dalam jumlah besar dan ada yang tepat digunakan untuk siswapeserta didik dalam jumlah kecil. Ada juga yang tepat digunakan di dalam kelas dan di luar kelas. Dalam pelaksanaannya guru dapat menggunakan satu atau lebih metode atau teknik yang tepat dan sesuai dengan kemampuan alat peraga yang digunakan dan sesuai pula dengan materi pengembangan ketrampilan sosial. B. Kajian Penelitian yang Relevan 1. Berdasarkan penelitian dari Sri Handayani 2012 tentang peningkatan keterampilan sosial melalui metode bermain peran kesimpulan : Kondisi
awal
keterampilan
sosial
yang
cenderung
kurang
36
berkembang. Hasil temuan mengenai keterampilan sosial anak belum berkembang
memerlukan
stimulus
dan
bimbingan
yaitu
menunkukkan rasa percaya diri, memiliki rasa tanggung jawab, meunjukkan rasa empati, menerima sudut pandang orang lain, beriteraksi dengan orang lain, menyelesaikan masalah dengan teman, menunjukkan rasa kerja sama. Dalam meningkatkan keterampilan sosial anakyangdilakukan dengan 2 siklus dan 4 tindakan. Tindakan-tindakan yang dilakukan dari siklus I dan II, keterampilan
sosial
anak
berkembang
dengan
baik
seperti,
menunjukkan rasa percaya diri, memiliki rasa tanggung jawab, menunjukkan rasa empati, menerima sudut pandang orang lain, berinteraksi dengan orang lain, menyelesaikan masalah dengan teman, menunjukkan rasa kerjasama. Peningkatan keterampilan sosial anak dilihat dari observasi awal, siklusI tindakan I,siklus I tindakan II, Siklus II tindakan I, dan siklus II tindakan II secara bertahap mengalami peningkatan dari 34% hingga73%, dalam memotivasi diri sendiri (menunjukkan rasa peraya diri) 37% sampai 68% dalam mengenali perasaan orang lain(berempati, menerima sudut pandang orang lain ), 45% hingga 97% dalam membina hubungan dengan orang lain (berinteraksi dengan orang lain, menyelesaikan kerjasama).
masalah
dengan
teman,
menunjukkan
rasa
37
2. Berdasarkan penelitian dari Desti Pujianti tahun 2013 tentang peningkatan keterampilan sosial melalui metode bermain peran kesimpulan : Peningkatan keterampilan sosial dilakukan melalui kegiatan bermain peran dengan sepuluh tindakan tema yang berbeda. Bermain peran yang diterapkan dalam pembelajaran memberikan warna lain dalam proses pembelajaran bahasa, terutama dalam peningkatan keterampilan sosial anak. Ini terbukti efektif dan berdampak positif bagi perkembangan kemampuan berbicara yang signifikan. 3. Berdasarkan penelitian ditulis oleh Isticharoh (3102247), mahasiswi IAIN Walisongo
Semarang pada
tahun 2007
yang berjudul
“Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Pembentukan Akhlak Pada Anak Prasekolah di TKIT Permata Hati Ngaliyan Semarang” disini, dalam
upaya
pembentukan
akhlak
pada
anak
prasekolah
menggunakan metode pembiasaan dimana metode ini melakukan pembentukan kepribadian atau akhlak dengan cara berangsurangsur. Kemudian peranan guru dalam dalam proses pembentukan akhlak bagi siswa selain mengajar juga mendidik serta memantau kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa yang terlibat langsung dalam proses pembentukan akhlak. Adapun faktor yang mendukung pembentukan akhlak diantaranya faktor lingkungan yaitu sekolah dan motivasi guru.
38
C. Kerangka Berpikir Adapun kerangka berpikir pembelajaran dengan menggunakan Pembiasaan perilaku dalam upaya meningkatkan ketrampilan sosial anak adalah sebagai berikut :
Gambar 1 Kerangka Berpikir
PBM Input Ketrampilan Sosial anak rendah
Proses Belajar Melalui Pembiasaan Perilaku : 1. Kerja sama 2. Toleransi
Out Put Ketrampilan Sosial anak meningkat
3. Budaya Antri dan 4. Sikap Mandiri
Keterangan : 1. Input ketrampilan sosial anak rendah yang menjadi sasaran penelitian 2. Proses pembelajaran melalui pembiasaan perilaku dengan melatih kerja sama, toleransi, budaya antri dan sikap mandiri. 3. Output adalah Ketrampilan sosial anak melalui pembiasaan perilaku menjadi meningkat.
39
D. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan penelitian ini adalah : Melalui pembiasaan perilaku maka ketrampilan sosial anak 3-4 tahun akan meningkat.
40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Action Research (Penelitian Tindakan) atau lebih dikenal Classroom Action Research (CAR) yang mengandung pengertian yaitu suatu kegiatan yang dilakukan di kelas. Ada tiga pengertian yang terkandung didalamnya diantaranya adalah sebagai berikut : a. Penelitian menunjukkan pada suatu kegiatan mencermatan subjek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh
data
atau
informasi
yang
bermanfaat
dalam
meningkatkan ketrampilan yang menarik dan penting bagi peneliti. b. Tindakan menunjukkan pada suatu kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk siklus kegiatan bagi peserta didik. c. Kelas adalah istilah dimana ada sekelompok peserta didik yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Menggunakan batasan pengertian tiga kata inti yaitu Penelitian, Tindakan dan kelas yang dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap proses belajar berupa
41
sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan terjadi dalam suatu kelas secara bersamaan tindakan tersebut diberikan oleh guru dan yang melakukan adalah peserta didik. 2. Desain Penelitian Pada penelitian tindakan ini konseptual perencanaan tindakan diajukan adalah penelitian tindakan model Kemmis dan MC Taggart. Model Kemmis dan Taggart merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin yang terdiri dari empat komponen yaitu a) perencanaan (planning), b) tindakan (action), pengamatan (observasing) dan d) refleksi (reflecting), hubungan keempat komponen itu dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2 Proses Tindakan setiap siklus
AKSI
PERENCANAAN
OBSERVASI
REFLEKSI
42
Pada Model Kemmis dan McTaggart, komponen Tindakan (acting)
dan
Pengamatan
(observasing) dijadikan
sebagai satu
kesatuan. Disatukan kedua komponen tersebut adanya kenyataan bahwa antara implementasi tindakan dan pengamatan merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan, yang artinya, kedua kegiatan haruslah dilakukan dalam satu kesatuan waktu. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan ketrampilan sosial anak 3-4 tahun melalui Metode pembiasaan perilaku, Model Kemmis dan McTaggart ini dipilih karena dengan pertimbangan adanya proses perencanaan ulang (replanning) atau revisi terhadap implementasi siklus tindakan
yang telah
dilakukan
sebelumnya
sehingga diharapkan adanya peningkatan proses yang lebih cepat. Pada penelitian tindakan ini dilakukan adanya penelitian ulang oleh peneliti disetiap siklus yang akan dilakukan berdasarkan hasil refleksi pada setiap siklusnya sehingga guru atau peneliti dapat memperbaiki tindakkannya berdasarkan perencanaan ulang. Disamping itu, yang membuat peneliti memilih model Kemmis dan McTaggart karena ditunjang oleh kurikulum TK yang indikatornya dapat dilakukan berulang-ulang atau terjadinya pengulangan pada setiap materi dengan tema yang berbeda disetiap pertemuan.
43
Peneliti juga melakukan asesmen awal dan asesmen akhir, dengan tujuan untuk mengetahui kondisi awal dan akhir kemampuan perkembangan anak yang berhubungan dengan ketrampilan sosial anak secara jelas dari hasil asesmen inilah dapat diketahui apakah ada peningkatan dan efektifitas tindakan yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap subjek yang diteliti. Pengembangan Konseptual Perencanaan Tindakan penelitian ini
mengenai
persoalan
dalam
mengkaji
Upaya
meningkatan
keterampilan sosial anak 3-4 tahun melalui pembiasaan perilaku pada Taman
Kanak-kanak
Dharma
Wanita
Dinas
Pendidikan
dan
Kebudayaan Kota Bengkulu dengan wilayah generalisasi yang terdiri dari variabel yang diteliti, subjek penelitian dan lokasi penelitian secara singkat. Sebagai variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku berkualitas anak usia dini. Sedangkan variabel perlakuan adalah Keterampilan sosial melalui pembiasaan perilaku. Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu suatu penelitian yang sifatnya reflektif terhadap berbagai aksi atau tindakan yang dilakukan oleh guru mulai dari perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupaya kegiatan belajar mengajar untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. (Kemendiknas, 2011: 194).
44
Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan perilaku yang berkualitas pada anak. Keterampilan sosial melalui pembiasaan perilaku adalah suatu perlakuan (treatment) X. pertama-tama diukur melalui siklus 1 yaitu dengan perilaku sosial anak tentang kerja sama, tolerasi, budaya antri dan sikap mandiri, apakah dapat meningkatkan perilaku berkualitas pada anak. kemudian dilanjutkan dengan siklus ke- 2. Pada penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang di perkenalkan oleh Suhardjono bahwa PTK terdiri atas rangkaian 4 kegiatan yang dilakukan siklus berulang, kegiatan utama dalam siklus yaitu : a) Perencanaan, b) Tindakan, c) Pengamatan dan d) Refleksi. (Suharsimi Arikunto ; 2006 : 16). Yang dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 3 Penelitian Tindakan Kelas
45
Perencanaan
Siklus I
Refleksi
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Siklus II
Refleksi
Pelaksanaan
Pengamatan
?
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Tempat penelitian adalah di TK Dharma Wanita Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bengkulu. Kelompok yang dipilih yaitu kelompok A, alasannya karena peneliti beranggapan bahwa dikelompok A di TK Dharma Wanita Dinas Pendidikan dan Kebudayaan telah melakukan pembelajaran nilai-nilai agama, sosial emosinal melalui pembiasaan perilaku hal ini telah dibuktikan melalui penilaian anak melalui laporan akhir tahun sehingga ketrampilan sosial anak dapat dilihat dan diukur selain itu lokasi TK tersebut ditengah kota sehingga memudahkan bagi peneliti. 2. Waktu Penelitian
46
Penelitian dilakukan pada semester 1 awal
tahun ajaran
2014/2015 yaitu bulan Juni 2014 sampai Agustus 2014. Dengan jadwal terlampir. C. Subjek Penelitian Ketrampilan
yang
dijadikan
subjek
penelitian
ini
yaitu
ketrampilan sosial melalui pembiasaan perilaku. Adapun kelas yang akan digunakan adalah Kelompok A TK Dharma Wanita Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bengkulu yang berjumlah 12 orang anak terdiri dari 5 anak laki – laki dan 7 anak perempuan.
D. Jenis Tindakan Secara lebih rinci, tahapan
intervensi
tindakan
dalam
penelitian tindakan kelas akan dibahas sebagai berikut : a. Rancangan Tindakkan Rancangan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan terdiri dari 4 langkah yaitu : 1. Perencanaan (planning) Perencanaan pembuatan mencakup semua langkah tindakan mulai dari Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) dan Rencana Kegiatan Harian (RKH), dengan tema yang akan diajarkan, menyediakan media dan alat peraga untuk pembelajaran, menentukan metode atau tehnik
47
mengajar, mengalokasikan
waktu, serta menyediakan instrumen
observasi dan evaluasi. 2.
Aksi atau pelaksanaan tindakan (acting) Tahap
ini
merupakan
implementasi
(pelaksanaan)
dari
perencanaan yang dibuat kemudian semua perencanaaan itu di laksanakan dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan yang dilaksanakan di kelas adalah melaksanakan dari teori pendidikan dan tehnik mengajar yang sudah di persiapkan sebelumnya, dan hasilnya diharapkan meningkatkan ketrampilan sosial.
3.
Observasi Kegiatan observasi ini dilakukan bersama dengan pelaksanaan tindakan kelas. Observasi dilakukan dalam rangka mengumpulkan data. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang dibuat. Data yang akan disusun adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dikumpulkan melalui observasi dan mengambil tafsiran secara benar. Sedangkan data kuntitatif adalah data yang dianalisis dengan menggunakan angka-angka tertentu dan dengan menggunakan tehnik sederhana. Dalam pelaksanaan observasi dan evaluasi penulis tidak harus selalu bekerja sendiri tetapi penulis dibantu oleh teman sejawat.
48
4.
Refleksi Tahap ini merupakan tahap memperoses data yang didapat pada saat melakukan pengamatan (observasi) dari data yang didapat. Kemudian ditafsirkan dan dianalisis. Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan refleksi apakah perlu tindakan selanjutnya. Proses refleksi ini memegang peran yang sangat penting dalam menemukan suatu keberhasilan PTK apabila hasil yang dicapai belum mencapai kriteria keberhasilan maka akan dilakukan siklus berikutnya. Pada tahap diagnostik dan perumusan hipotesis, peneliti melakukan survey terhadap kondisi lapangan yang menemukan masih terdapat beberapa anak yang memiliki ketrampilan sosial yang rendah di TK Dharma Wanita Dinas pendidikan dan kebudayaan Kota bengkulu.
Siklus 1 a.
Perencanaan Dalam perencanaan, peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut : membuat Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) dan Rencana Kegiatan Harian (RKH), tema yang akan diajarkan, menyediakan media dan alat peraga untuk pembelajaran, menentukan metode atau tehnik mengajar, menyediakan instrumen tindakan
observasi dan evaluasi. Aksi /
49
Tahap ini dilakukan oleh guru dalam melaksanakan aksi / tindakan dalam pembelajaran dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut : 1.
Pembukaan Di dalam kegiatan pembukaan guru membimbing anak berbaris di depan kelas dengan rapi dan bagi siswa yang tidak berbaris maka akan masuk kelas terakhir. Guru menyapa dan memberikan salam kemudian berdo’a bersama sebelum belajar, bernyanyi, membaca Pancasila, janji TK dan tata tertib kelas, pengenalan hari, tanggal ,bulan dan
tahun.
Kemudian
guru
bersama
anak
berdiskusi
tentang
Lingkungan dan sub tema lingkungan rumah yang akan diajarkan, sehingga anak mengerti tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 2.
Kegiatan inti Sifat
pada
kegiatan
inti
ini
adalah
guru
memfasilitas,
memotivasi, mengkoordinir, mengobservasi, dan mengevaluasi anak dalam
melakukan
berbagai
kegiatan
belajar
dengan
bermain,
sedangkan anak melakukan aktivitas secara aktif sebagai bentuk keterlibatan dalam proses belajar, baik secara fisik maupun mental dalam kegiatan pembiasaan perilaku. Kegiatan yang akan dilakukan adalah melatih anak agar dapat kerja sama, toleransi, budaya antri dan sikap mandiri. 3.
Istirahat / makan
50
Pada kegiatan ini anak bermain diluar kelas, selesai bermain anak disuruh mencuci tangan, kemudian membaca do’a sebelum makan, tata tertib dalam makan dan membaca do’a sesudah makan. 4.
Kegiatan akhir Pada
kegiatan
penutup
ini
guru
bersama
anak-anak
menyanyikan lagu sesuai dengan tema, setelah itu berdiskusi tentang kegiatan yang telah dilakukan dalam kegiatan inti melakukan tanya jawab
tentang
kegiatan
yang
telah
di
lakukan
hari
ini
dan
menyampaikan kegiatan untuk esok harinya, beryanyi lagu hari sudah siang, membaca do’a pulang dan salam, pulang.
b.
Observasi dan evaluasi Selama peneliti melakukan tindakan kelas bersama teman sejawat juga melakukan observasi, yaitu mengamati aktivitas dan proses belajar serta menilai ketrampilan sosial anak.
c.
Refleksi Pada tahap ini dilakukan refleksi dan juga pemprosesan/ analisis terhadap data yang telah diperoleh selama pembelajaran dan observasi. Proses refleksi ini memegang peran yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan PTK. Data-data yang telah diproses itu digunakan untuk melihat kekurangan-kekurangan yang ada, mengkaji
51
apa yang telah terjadi dan belum terjadi, mengapa terjadi demikian dan langkah apa saja yang perlu dilakukan untuk perbaikan. Hasil refleksi ini digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya atau merencanakan tindakan untuk siklus selanjutnya (siklus II). Demikian tahapan kegiatan terus berulang-ulang sampai siklus II,. Kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus sebelumnya akan diperbaiki pada siklus berikutnya. E. Tehnik Pengumpulan Data a. Observasi Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam Penenlitian Tindakan Kelas tehnik yang sangat penting dalam pengumpulan
data
yaitu
tehnik
observasi/pengamatan,
karena
pengamatan ini digunakan untuk merekam proses pembelajaran yang sedang berlangsung baik ativitas guru maupun aktivitas muridnya. Observasi adalah suatu tehnik yang dilakukan dengan cara mengamati perilaku dan aktivitas anak dalam suatu waktu atau kegiatan (Depdiknas, 2005:105). Pengumpulan data melalui observasi dilakukan sendiri oleh peneliti dibantu oleh kolaborator yaitu guru kelas dan kepala sekolah. Observasi dilakukan pada kelas yang dijadikan subjek penelitian untuk mendapatkan gambaran secara langsung kegiatan belajar dikelas. Observasi yang dilakukan meliputi proses belajar mengajar guru dan anak dengan melalui pembiasaan perilaku. Hal-hal yang diobservasi antar lain ketrampilan sosial anak dalam berperilaku
52
baik yaitu kerja sama, toleransi, budaya mandiri dan sikap mandiri. Observasi ini akan dilakukan di TK Dharma Wanita Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kota Bengkulu. dan dilaksanakan selama lebih
kurang tiga 2 bulan yaitu dari Juni 2014 hingga Agustus 2014. b.
Evaluasi Evaluasi
merupakan
proses
pengumpulan
data
untuk
menentukan sejauh mana, dan hal apa dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai atau agar peneliti mendapatkan umpan balik tentang kualitas keberhasilan dalam penelitian. (Moeslichatoen, 2004 : 31).
c.
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian data yang digunakan adalah lembar dokumentasi dan lembar observasi aktivitas anak dalam pembiasaan perilaku tentang ketrampilan sosial. Adapun format pengamatan yang diamati pertama adalah lembar observasi perkembangan ketrampilan sosial anak dan evaluasi. Adapun format pengamatan yang diamati adalah : ketrampilan sosial anak dalam berperilaku baik yaitu kerja sama, toleransi, budaya mandiri dan sikap mandiri.
F. Instrumen-instrumen Instrumen penelitian data yang digunakan adalah lembar dokumentasi dan lembar observasi aktivitas anak dalam ketrampilan
53
sosial. Adapun format pengamatan
yang diamati pertama adalah
lembar observasi perkembangan ketrampilan sosial anak dan evaluasi. Adapun format pengamatan yang diamati adalah : keterampilan sosial anak dalam berperilaku baik yaitu kerja sama, toleransi, budaya mandiri dan sikap mandiri. G. Tehnik Analisis Data a. Analisis data Analisis data dan interprestasi hasil analisis dilakukan pada saat proses pembelajaran pembiasaan perilaku, sehingga digunakan lembar penilaian untuk mendapatkan data yang akurat pada kemampuan sosial anak kelompok A TK Dharma Wanita Dinas Dikbud Kota Bengkulu. menggunakan rumus ketuntasan belajar sebagai berikut : a) Nilai rata-rata NR = Keterangan: NR = Nilai rata-rata Σ X = Jumlah nilai N
= Jumlah siswa
b) Ketuntasan Belajar c)
54
Keterangan : KB
= ketuntasan belajar = jumlah siswa yang nilainya ≥ 70
N
= jumlah peserta
Tabel 3.1 Kategori Skor Hasil Lembar Observasi Interval 80 % - 100 % 70 % - 79 % 60 % - 69 % 50 % - 59 % Kurang dari 50 %
Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Tidak Baik Sangat Tidak Baik
Analisis ini dilakukan pada saat tahapan refleki. Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan perencanaan lanjutan dalam siklus selanjutnya. Hasil analisis juga dijadikan sebagai bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan pembelajaran, bahkan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan model pembelajaran yang tepat (Aqib, dkk. 2009:41).
55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK Dharma Wanita Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bengkulu di Jl. Mahakam III No 12 Lingkar Barat Kota Bengkulu, yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah anak usia 3-4 tahun yang berada pada kelompok A yang berjumlah 12 orang yang terdiri dari 5 orang laki-laki dan 7 orang perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 15 Juni - 9 Agustus 2014. Sistem pendekatan pembelajaran yang digunakan memakai sistem pendekatan Sentra, dan metode pembelajaran yang digunakan
56
melalui pembiasaan perilaku yang dilakukan sehari-hari yang menjadi rutinitas dalam upaya meningkatkan ketrampilan sosial anak. Sesuai dengan acuan awal Penelitian tindakan kelas ini dilakukan
dengan
siklus
berulang
terdiri
dari
:
perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, refleksi dengan keberhasilan dan kegagalan sebagai acuan dalam penelitian 1. Siklus I Pelaksanaaan pembelajaran pada siklus pertama ini peneliti lakukan pada tema Binatang dengan sub tema Binatang peliharaan. Siklus pertama ini peneliti lakukan dengan empat (4) kali pertemuan : a.
Pertemuan Pertama a)
Perencanaan Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal
9 juni 2014 kegiatan pembelajaran dilakukan dengan rutinitas seharihari melalui pembiasaan perlaku yaitu indikatornya saling bekerja sama sesama teman, dengan kegiatan pembelajaran pembiasaan perilaku anak yang baik, pada tahap ini dilakukan persiapan pembelajaran yaitu dengan membuat rencana kegiatan mingguan, rencana kegiatan harian dan menyiapkan media yang akan digunakan. b)
Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran menggunakan empat (4) kegiatan
yaitu kegiatan awal yang berlangsung ± 30 menit anak-anak melakukan
57
kegiatan berbaris bersama, salam dan doa disambung dengan menyanyi lagu Selamat Pagi Guru, dan Taman Yang paling indah, dan memberikan pujian kepada anak yang dapat melakukan kegiatan dengan baik, kemudian masuk kelas lalu peneliti mengkondisikan anak agar siap untuk belajar, mengenalkan tema dan sub tema serta menjelaskan tujuan pembelajaran. Adapun pembiasaan perilaku yaitu mengenalkan bagaimana anak dapat bekerja sama sesama teman. Kegiatan kedua yaitu kegiatan inti yang berlangsung ± 60 menit, disini peneliti/guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagai langkah awal dalam meningkatkan ketrampilan sosial, peneliti/guru mengenalkan sikap kerja sama, sikap toleransi, sikap memiliki budaya antri dan sikap mandiri melalui cerita perilaku anak yang baik. sebagai langkah pertama dalam pertemuan ini guru mengajak anak melakukan pembiasaan perilaku mulai dari sikap kerja sama, sikap toleransi, sikap memiliki budaya antri dan sikap mandiri. Kemudian guru mengajak anak bermain. Kemudian guru menerangkan melalui sikap sosial yang harus dimiliki melalui pembiasaan perilaku pertama rasa kerjasama, sikap toleransi, juga kebiasaan antri dan mempunyai sikap mandiri anak, bagaimana seharusnya anak bersikap agar disenangi teman-temannya. Kemudian diobservasi apa yang anak lakukan.
58
Kegiatan ketiga yaitu istirahat/makan yang dilakukan selama ± 30 menit, pada kegiatan ini anak-anak diberikan kebebasan untuk bermain bersama teman-temannya, setelah itu mereka makan bersama yang terlebih dahulu mencuci tangan secara bergantian/antri, disini tingkat kesabaran, rasa ingin berbagi dengan sesama dilatih dan juga pada kegiatan ini anak juga diberi pembiasaan perilaku tentang toleransi sesama teman dan rasa bekerja sama yang baik. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan keempat yaitu kegiatan penutup selama ± 30 menit. pada kegiatan penutup anak-anak disuruh untuk menyebutkan apa yang dipelajari hari ini dan menerangkan perasaan anak ketika mengikuti kegiatan yang telah dilakukan serta dengan memberi nasehat-nasehat untuk belajar di rumah, kemudian doa dan salam. c) Hasil Observasi Tabel 4.1 Hasil Observasi terhadap Ketrampilan sosial anak No
Aspek
1
Sikap kerjasama
2
Sikap toleransi
3
Sikap budaya antri
4
Sikap mandiri
Kriteria Keterangan selalu Tidak pernah 16,7 % (2 83,3 % (10 Belum anak) anak) tercapai 83,3 % 8,3 % (1 91,7 % (11 Belum anak) anak) tercapai 91,7 % 8,3 % (1 91,7 % (11 Belum anak) anak) tercapai 91,7 % 16,7 % (2 83,3 % (10 Belum anak) anak) tercapai
59
83,3 % Rata-rata
12,5 %
87,5 %
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa pada pertemuan pertama dapat digambarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat pada sikap kerjasama anak yang mendapat kriteria yang selalu melakukan ada 2 orang dengan persentase 16,7 %, dan yang tidak pernah melakukan ada 10 orang dengan persentase 83,3 %. Pada sikap toleransi ada 1 orang dengan persentase 8,3 %, yang selalu melakukan dan yang tidak pernah melakukan ada 11 orang dengan persentase 91,7 %. Pada sikap budaya antri ada 1 orang dengan persentase 8,3 %, yang selalu melakukan dan yang tidak pernah ada 11 orang dengan persentase 91,7 %. Sedangkan pada sikap mandiri anak selalu melakukan 2 orang dengan persentase 16,7 % dan yang tidak pernah melakukan ada 10 orang dengan persentase 83,3% d)
Refleksi dan Rekomendasi Pada pertemuan pertama ini hanya beberapa orang anak yang memenuhi/mendapat indikator keberhasilan yang ditentukan. Hal ini menurut teman sejawat disebabkan karena anak baru pertama kali masuk sekolah sehingga masih merasa belum dapat bersosialisasi dengan teman-teman baru dengan demikian rekomendasi pertemuan
60
selanjutnya perlu melakukan pengulangan kegiatan secara rinci dan lebih jelas. b.
Pertemuan Kedua a)
Perencanaan Pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal
10 Juni 2014 di tahap ini dilakukan persiapan pembelajaran yaitu dengan membuat rencana kegiatan mingguan, rencana kegiatan harian dan menyiapkan perlengkapan dalam pembiasaan perilaku yang akan dikenalkan pada anak yaitu
melakukan pengulangan kegiatan
pembiasaan perilaku pada pertemuan pertama ditambah dengan melakukan pembiasaan perilaku dengan indikator saling toleransi sesama teman b)
Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran menggunakan empat (4) kegiatan yaitu kegiatan awal yang berlangsung ± 30 menit anak-anak melakukan kegiatan berbaris bersama, salam dan doa disambung dengan menyanyi lagu Selamat Pagi Guru, dan Kelinciku, dan memberikan pujian kepada anak yang dapat melakukan kegiatan dengan baik, kemudian masuk kelas lalu peneliti mengkondisikan anak agar siap untuk belajar, mengenalkan tema dan sub tema serta menjelaskan tujuan
pembelajaran.
Disini
kegiatan
pengulangan
terhadap
pembiasaan dilakukan dengan variasi perbaikan melalui perubahan
61
pada pembiasaan perilaku yaitu dengan sub tema jenis-jenis binatang buas dan pembelajaran dimulai dari mengenalkan sikap toleransi melalui kegiatan pembiasaan perilaku diluar kelas tentang menghargai umat beragama. Kegiatan kedua yaitu kegiatan inti yang berlangsung ± 60 menit, disini peneliti/guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagai langkah awal dalam meningkatkan ketrampilan sosial anak peneliti/guru mengenalkan sikap toleransi sesama teman. Kemudian guru mulai mengatur melalui pembiasaan perilaku sikap toleransi sesama teman
memulai pembelajaran terakhir
mengambil makna dari kegiatan pembiasaan perilaku tersebut yang intinya bagaimana anak yang dapat sikap kerja sama, sikap toleransi, sikap memiliki budaya antri dan sikap mandiri. Anak menyadari bahwa sikap yang baik dalam bersosial. Kegiatan ketiga yaitu istirahat/makan yang dilakukan selama ± 30 menit, pada kegiatan ini anak-anak diberikan kebebasan untuk bermain bersama teman-temannya, setelah itu mereka makan bersama yang terlebih dahulu mencuci tangan secara bergantian/antri, disini tingkat kesabaran, sikap mandiri dilatih, selain itu pada kegiatan istirahat ini dapat juga dilakukan pembiasaan perilaku mengenai saling toleransi, sikap mandiri karena anak harus melakukan sendiri seperti kegiatan cuci tangan menyiapkan makanan sendiri dan membiasakan bagaimana
62
sikap sabar sehingga tidak saling mendahului. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan keempat yaitu kegiatan penutup selama ± 30 menit. pada kegiatan penutup anak-anak disuruh untuk menyebutkan apa yang dipelajari hari ini dan menerangkan perasaan anak ketika mengikuti kegiatan yang telah dilakukan serta dengan memberi nasehat-nasehat untuk belajar di rumah, kemudian doa dan salam. Sambil meriveuw kegiatan hari ini sehingga nak-anak dapat mengingat kembali kegiatan yang telah dilakukan bersama pada hari ini.
c)
Hasil Observasi Tabel 4.2 Hasil Observasi terhadap Ketrampilan Sosial anak
No
Aspek
Kriteria selalu Tidak pernah 25 % (3 75 % (9 anak) anak)
1
Sikap kerjasama
2
Sikap toleransi
16,7 % anak)
3
Sikap budaya antri
25
% anak)
4
Sikap mandiri
25
% anak)
Rata-rata
22,9 %
Keterangan
Belum tercapai 75 % (2 83,3 % (11 Belum anak) tercapai 83,3 % (3 75 % (9 anak) Belum tercapai 75 % (3 75 % (9 anak) Belum tercapai 75 % 77,1 %
63
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa pada pertemuan kedua dapat digambarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat Pada pertemuan kedua dapat digambarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat pada sikap kerjasama
anak yang mendapat kriteria yang selalu
melakukan ada 3 orang dengan persentase 25 %, dan yang tidak pernah melakukan ada 9 orang dengan persentase 75 %. Pada sikap toleransi ada 2 orang dengan persentase 16,7 %, yang selalu melakukan dan yang tidak pernah melakukan ada 11 orang dengan persentase 83,3 %.
Pada sikap Budaya Antri ada 3 orang dengan
persentase 25 %, yang selalu melakukan dan yang tidak pernah ada 9 orang dengan persentase 75 %. Sedangkan pada sikap mandiri anak selalu melakukan 3 orang dengan persentase 25 % dan yang tidak pernah melakukan ada 9 orang dengan persentase 75 % d)
Refleksi dan Rekomendasi Pada pertemuan kedua ini setelah dilakukan pengulangan hanya beberapa orang anak yang memenuhi/mendapat indikator keberhasilan
yang ditentukan.
Hal ini
menurut
teman
sejawat
disebabkan karena anak belum dapat memahami sepenuhnya tentang ketrampilan sosial maka direkomendasikan untuk kegiatan selanjutnya diberi bimbingan yang intensif. c.
Pertemuan Ketiga
64
a)
Perencanaan Pada pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 11
Juni 2014 pada tahap ini dilakukan persiapan pembelajaran yaitu dengan membuat rencana kegiatan mingguan, rencana kegiatan harian dan menyiapkan perlengkapan pembiasaan perilaku yang akan digunakan
dengan
indikator
sabar
menunggu
giliran
melalui
pembiasaan perilaku tentang senangnya menunggu dengan kegiatan pembelajaran lebih difokuskan dengan memberikan bimbingan yang intensif.
b)
Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran menggunakan empat (4) kegiatan yaitu kegiatan awal yang berlangsung ± 30 menit anak-anak melakukan kegiatan berbaris bersama, salam dan doa disambung dengan menyanyi lagu Selamat Pagi Guru, dan Kupu-kupu yang lucu, dan memberikan pujian kepada anak yang dapat melakukan kegiatan dengan baik, kemudian masuk kelas lalu peneliti mengkondisikan anak agar siap untuk belajar, mengenalkan tema dan sub tema serta menjelaskan tujuan pembelajaran. Setelah mengetahui hasil refleksi pada pertemuan kedua maka direkomendasikan untuk memberikan bimbingan yang intensif sehingga anak dapat melakukan pembiasaan perilaku sesuai dengan yang diajarkan.
65
Kegiatan kedua yaitu kegiatan inti yang berlangsung ± 60 menit, disini peneliti/guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagai langkah awal dalam meningkatkan ketrampilan sosial peneliti/guru mengenalkan perilaku baik dan terpuji sikap memiliki budaya antri yang akan digunakan dengan Mengenal sikap kerja sama, sikap toleransi, sikap memiliki budaya antri dan sikap mandiri. Kemudian guru menerangkan bagaimana cara mengantri menunggu giliran dan tidak rebutan sambil mencontohkan orang tidak sabar mengantri akan menimbulkan keributan, dan selanjutnya anak melihat apa yang diterangkan guru tersebut yang intinya bagaimana anak yang dapat sikap kerja sama, sikap toleransi, sikap memiliki budaya antri dan sikap mandiri. Dan anak menyadari bahwa sikap yang baik dalam bersosial. Kegiatan ketiga yaitu istirahat/makan yang dilakukan selama ± 30 menit, pada kegiatan ini anak-anak diberikan kebebasan untuk bermain bersama teman-temannya, setelah itu mereka makan bersama yang terlebih dahulu mencuci tangan secara bergantian/antri, disini tingkat kesabaran, rasa toleransi dan mandiri dengan sesama dilatih kembali melalui kegiatan bimbingan yang intensif. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan keempat yaitu kegiatan penutup selama ± 30 menit. pada kegiatan penutup anak-anak disuruh untuk menyebutkan apa yang dipelajari hari ini dan menerangkan perasaan anak ketika mengikuti
66
kegiatan yang telah dilakukan serta dengan memberi nasehat-nasehat untuk belajar di rumah, kemudian doa dan salam.
c) Hasil Observasi Tabel 4.3 Hasil Observasi terhadap Ketrampilan Sosial anak No
Aspek
1
Sikap kerjasama
2
Sikap toleransi
3
Sikap budaya antri
4
Sikap mandiri
Rata-rata
Kriteria Keterangan selalu Tidak pernah 33,3 % (4 66,7 % (8 Belum anak) anak) tercapai 66,7 % 33,3 % (4 66,7 % (8 Belum anak) anak) tercapai 66,7 % 33,3 % (4 66,7 % (8 Belum anak) anak) tercapai 66,7 % 41,7 % (5 58,3 % (7 Belum anak) anak) tercapai 58,3 % 35,4 % 64,6 %
67
Berdasarkan tabel 4.3 maka dapat dijelaskan bahwa Pada pertemuan ketiga dapat digambarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat sikap kerjasama anak yang mendapat kriteria yang selalu melakukan ada 4 orang dengan persentase 33,3 %, dan yang tidak pernah melakukan ada 8 orang dengan persentase 66,7 %. Pada sikap toleransi ada 4 orang dengan persentase 66,7 %, yang selalu melakukan dan yang tidak pernah melakukan ada 8 orang dengan persentase 66,7 %. Pada sikap budaya antri ada 4 orang dengan persentase 33,3 %, yang selalu melakukan dan yang tidak pernah ada 8 orang dengan persentase 66,7 %. Sedangkan pada sikap mandiri anak selalu melakukan 5 orang dengan persentase 41,7 % dan yang tidak pernah melakukan ada 7 orang dengan persentase 58,3 % d)
Refleksi dan Rekomendasi Pada pertemuan ketiga setelah dilakukan pembimbingan yang intensif masih hanya beberapa orang anak yang memenuhi/mendapat indikator keberhasilan yang ditentukan. Hal ini menurut teman sejawat disebabkan karena belum maksimal pelaksanaan pembelajarannya tentang ketrampilan sosial anak sehingga masih merasa belum dapat hasil
yang
maksimal.
Maka
menurut
peneliti
pada
pertemuan
selanjutnya perlu memberikan pujian bila anak yang telah melakukan
68
dengan baik apa yang telah diberi bimbingan ketika kegiatan berlangsung. d.
Pertemuan Keempat a)
Perencanaan Pada pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Kamis
tanggal 12 Juni 2014 pada tahap ini dilakukan persiapan pembelajaran yaitu dengan membuat rencana kegiatan mingguan, rencana kegiatan harian dan menyiapkan perlengkapan pembiasaan perilaku tentang kepedulian sesama teman yang akan digunakan dengan indikator saling membantu sesama teman melalui kegiatan pembelajaran pembiasaan hidup bergotong royong dan memberikan kepada anak untuk bekerja sama dengan perlakuan memberikan pujian ketika anak melakukan dengan baik dan dijadikan contoh untuk anak yang belum dapat melakukannya. b)
Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran menggunakan empat (4) kegiatan yaitu kegiatan awal yang berlangsung ± 30 menit anak-anak melakukan kegiatan berbaris bersama, salam dan doa disambung dengan menyanyi lagu Selamat Pagi Guru, dan burung kutilang, dan memberikan pujian kepada anak yang dapat melakukan kegiatan dengan baik, kemudian masuk kelas lalu peneliti mengkondisikan anak agar siap untuk belajar, mengenalkan tema dan sub tema serta
69
menjelaskan tujuan pembelajaran. Berdasarkan pada pertemuan ketiga maka pelaksanaannya dengan memberikan pujian bila anak melakukan dengan baik sehingga anak merasa dihargai. Kegiatan kedua yaitu kegiatan inti yang berlangsung ± 60 menit, disini peneliti/guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagai langkah awal dalam meningkatkan ketrampilan sosial anak peneliti/guru mengenalkan
permainan
drama
peran
dengan
menyiapkan
perlengkapan pembiasaan perilaku yang akan digunakan dengan Mengenal sikap kerja sama, sikap toleransi, sikap memiliki budaya antri dan sikap mandiri. Kemudian guru menerangkan pembiasaan yang akan dilakukan saat ini tentang sikap mandiri yaitu anak tidak benrgantung pada orang dewasa
dan
dapat
mengerjakan
pekerjaannya
sendiri
seperti
memasang kaos kaki dan sepatu sendiri, yang intinya bagaimana anak yang dapat sikap kerja sama, sikap toleransi, sikap memiliki budaya antri dan sikap mandiri. Dan anak menyadari bahwa sikap yang baik dalam bersosial. Kegiatan ketiga yaitu istirahat/makan yang dilakukan selama ± 30 menit, pada kegiatan ini anak-anak diberikan kebebasan untuk bermain bersama teman-temannya, setelah itu mereka makan bersama yang terlebih dahulu mencuci tangan secara bergantian/antri, disini tingkat kesabaran, sikap toleransi dan sikap mandiri dengan sesama
70
dilatih. Disini juga kegiatan pembiasaan perilaku diajarkan kembali yaitu kegiatan menunggu giliran kembali akan diberikan pujian bagi anakanak yang telah melakukan dengan baik. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan keempat yaitu kegiatan penutup selama ± 30 menit. pada kegiatan penutup anak-anak disuruh untuk menyebutkan apa yang dipelajari hari ini dan menerangkan perasaan anak ketika mengikuti kegiatan yang telah dilakukan serta dengan memberi nasehat-nasehat untuk belajar di rumah, kemudian doa dan salam.
c) Hasil Observasi Tabel 4.4 Hasil Observasi terhadap Ketrampilan Sosial anak No
Aspek
Kriteria selalu Tidak pernah 50 % (6 50 % (6 anak) anak)
1
Sikap kerjasama
2
Sikap toleransi
41,7 % anak)
3
Sikap budaya antri
41,7 % anak)
4
Sikap mandiri
50
Rata-rata
% anak)
45,7 %
Keterangan
Belum tercapai 50 % (5 58,3 % (7 Belum anak) tercapai 58,3 % (5 58,3 % (7 Belum anak) tercapai 58,3 % (6 50 % (6 anak) Belum tercapai 50 % 54,3 %
71
Berdasarkan tabel 4.4 maka dapat dijelaskan bahwa Pada pertemuan keempat dapat digambarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat pada sikap kerjasama anak yang mendapat kriteria yang selalu melakukan ada 6 orang dengan persentase 50 %, dan yang tidak pernah melakukan ada 6 orang dengan persentase 50 %. Pada sikap toleransi ada 5 orang dengan persentase 41,7 %, yang selalu melakukan dan yang tidak pernah melakukan ada 7 orang dengan persentase 58,3 %. Pada sikap budaya antri ada 5 orang dengan persentase 41,7 %, yang selalu melakukan dan yang tidak pernah ada 7 orang dengan persentase 58,3 %. Sedangkan pada sikap mandiri anak selalu melakukan 6 orang dengan persentase 50 % dan yang tidak pernah melakukan ada 6 orang dengan persentase 50% d)
Refleksi dan Rekomendasi Pada pertemuan keempat ini setelah memberikan pujian masih saja hanya beberapa orang anak yang memenuhi/mendapat indikator keberhasilan
yang ditentukan.
Hal ini
menurut
teman
sejawat
disebabkan karena anak belum serius menerima pembelajaran dari guru sehingga untuk kegiatan selanjutnya anak yang telah melakukan kegiatan dengan baik maka anak tersebut akan diberi reward. Mengingat belum berhasil dengan hasil yang signifikan maka perlu diadakan siklus II dengan merubah tema dan pola pembelajaran.
72
2.
Siklus II Deskripsi Siklus II Hasil analisis pada siklus pertama, dalam penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan dan belum mencapai standar indikator keberhasilan sehingga peneliti perlu mengadakan perbaikan untuk meningkatkan Ketrampilan Sosial anak serta untuk mencapai indikator keberhasilan, sehingga peneliti melanjutkan penelitian ini pada siklus ke dua agar tujuan dalam penelitian ini dapat tercapai. Pelaksanaaan pembelajaran pada siklus Kedua ini peneliti lakukan pada tema Tanaman dengan sub tema Tanaman di halaman. Siklus Kedua ini peneliti lakukan dengan empat (4) kali pertemuan dengan mengulangi pembiasaan perilaku secara rutinitas dengan variasi tema dan sub tema diganti yaitu :
a.
Pertemuan Pertama a)
Perencanaan Pada pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada hari
Senin tanggal 16 juni 2014 kegiatan pembelajaran dilakukan dengan rutinitas sehari-hari melalui pembiasaan perlaku untuk meningkatkan ketrampilan sosial anak kelompok A TK Dharma Wanita Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bengkulu, pada tahap ini dilakukan persiapan pembelajaran yaitu dengan membuat rencana kegiatan mingguan, rencana kegiatan harian dan menyiapkan media yang akan
73
digunakan dengan kegiatan pengulangan sehingga anak benar-benar paham dengan indikator terbiasa saling tolong menolong dan bekerja sama dengan tema tanaman sementara sub tema macam-macam tanaman buah disini dilakukan variasi agar anak tidak bosan dalam pembelajaran. b)
Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran menggunakan empat (4) kegiatan
yaitu kegiatan awal yang berlangsung ± 30 menit anak-anak melakukan kegiatan berbaris bersama, salam dan doa disambung dengan menyanyi lagu Selamat Pagi Guru, dan Kebunku, dan memberikan pujian kepada anak yang dapat melakukan kegiatan dengan baik, kemudian masuk kelas lalu peneliti mengkondisikan anak agar siap untuk belajar, mengenalkan tema dan sub tema serta menjelaskan tujuan pembelajaran. Adapun indikatornya adalah terbiasa bersikap saling tolong menolong dan bekerja sama melalui pembiasaan perilaku ketika anak bermain. Kegiatan kedua yaitu kegiatan inti yang berlangsung ± 60 menit, disini peneliti/guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagai langkah awal dalam meningkatkan ketrampilan sosial, peneliti/guru mengenalkan sikap kerja sama, sikap toleransi, sikap memiliki budaya antri dan sikap mandiri. sebagai langkah pertama dalam pertemuan ini guru mengajak anak melakukan pembiasaan perilaku mulai dari sikap
74
kerja sama, sikap toleransi, sikap memiliki budaya antri dan sikap mandiri. Kemudian guru mengajak anak bermain. Kemudian guru menerangkan melalui sikap sosial yang harus dimiliki melalui pembiasaan perilaku pertama rasa kerjasama, sikap toleransi, juga kebiasaan antri dan mempunyai sikap mandiri anak, bagaimana seharusnya anak bersikap agar disenangi teman-temannya. Kemudian diobservasi apa yang anak lakukan. Kegiatan ketiga yaitu istirahat/makan yang dilakukan selama ± 30 menit, pada kegiatan ini anak-anak diberikan kebebasan untuk bermain bersama teman-temannya, setelah itu mereka makan bersama yang terlebih dahulu mencuci tangan secara bergantian/antri, disini tingkat kesabaran, rasa ingin berbagi dengan sesama dilatih. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan keempat yaitu kegiatan penutup selama ± 30 menit. pada kegiatan penutup anak-anak disuruh untuk menyebutkan apa yang dipelajari hari ini dan menerangkan perasaan anak ketika mengikuti kegiatan yang telah dilakukan serta dengan memberi nasehat-nasehat untuk belajar di rumah, kemudian doa dan salam. c) Hasil Observasi Tabel 4.5 Hasil Observasi terhadap Ketrampilan sosial anak No 1
Aspek Sikap kerjasama
Kriteria Keterangan selalu Tidak pernah 66.7 % (8 33,3 % (4 Belum
75
anak)
2
Sikap toleransi
3
Sikap budaya antri
4
Sikap mandiri
Rata-rata
anak)
tercapai 33,3 % 50 % (6 50 % (6 anak) Belum anak) tercapai 50 % 50 % (6 50 % (6 anak) Belum anak) tercapai 50 % 58,3 % 41,7 % (5 Belum (7anak) anak) tercapai 41,7 % 54,2 % 45,9 %
Berdasarkan tabel 4.5 maka dapat dijelaskan bahwa Pada pertemuan pertama pada siklus ke II ini dapat digambarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat pada sikap kerjasama anak yang mendapat kriteria yang selalu melakukan ada 6 orang dengan persentase 50 %, dan yang tidak pernah melakukan ada 6 orang dengan persentase 50 %. Pada sikap toleransi ada 5 orang dengan persentase 41,7 %, yang selalu melakukan dan yang tidak pernah melakukan ada 7 orang dengan persentase 58,3 %. Pada sikap budaya antri ada 5 orang dengan persentase 41,7 %, yang selalu melakukan dan yang tidak pernah ada 7 orang dengan persentase 58,3 %. Sedangkan pada sikap mandiri anak selalu melakukan 6 orang dengan persentase 50 % dan yang tidak pernah melakukan ada 6 orang dengan persentase 50 % d)
Refleksi dan Rekomendasi
76
Pada pertemuan pertama di siklus II peneliti merubah tema dari tema binatang ke tema tanaman dan pola pembelajaran namun dapat digambarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat
masih sebagian
anak yang memenuhi/mendapat
indikator keberhasilan yang ditentukan. Hal ini menurut teman sejawat disebabkan karena anak merasa bosan maka direkomendasikan untuk pertemuan selanjutnya dilakukan pengulangan sehingga anak benarbenar paham. b.
Pertemuan Kedua a) Perencanaan Pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 17 Juni 2014 pada tahap ini dilakukan pengulangan kegiatan tentang pembiasaan perilaku melalui persiapan pembelajaran yaitu dengan membuat rencana kegiatan mingguan, rencana kegiatan harian dan menyiapkan perlengakapan dalam pembiasaan perilaku yang akan dikenalkan pada anak yaitu sikap kerja sama, sikap toleransi, sikap memiliki budaya antri dan sikap mandiri. berdasarkan lembar observasi anak.
b)
Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran menggunakan empat (4) kegiatan yaitu kegiatan awal yang berlangsung ± 30 menit anak-anak melakukan kegiatan berbaris bersama, salam dan doa disambung dengan
77
menyanyi lagu Selamat Pagi Guru, dan Cangkul, dan memberikan pujian kepada anak yang dapat melakukan kegiatan dengan baik, kemudian masuk kelas lalu peneliti mengkondisikan anak agar siap untuk belajar, mengenalkan tema dan sub tema serta menjelaskan tujuan pembelajaran. Indikator mengerjakan tanpa bantuan diharapkan anak dapat mandiri dengan kegiatan pengulangan. Kegiatan kedua yaitu kegiatan inti yang berlangsung ± 60 menit, disini peneliti/guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagai langkah awal dalam meningkatkan ketrampilan sosial anak peneliti/guru mengenalkan sikap toleransi sesama teman. Kemudian guru mulai mengatur melalui pembiasaan perilaku sikap toleransi sesama teman
memulai pembelajaran terakhir
mengambil makna dari kegiatan pembiasaan perilaku tersebut yang intinya bagaimana anak yang dapat sikap kerja sama, sikap toleransi, sikap memiliki budaya antri dan sikap mandiri. Anak menyadari bahwa sikap yang baik dalam bersosial. Kegiatan ketiga yaitu istirahat/makan yang dilakukan selama ± 30 menit, pada kegiatan ini anak-anak diberikan kebebasan untuk bermain bersama teman-temannya, setelah itu mereka makan bersama yang terlebih dahulu mencuci tangan secara bergantian/antri, disini tingkat kesabaran, sikap mandiri dilatih.melalui indikator mau bermain dengan teman dan mau berbagi dengan teman. Pada saat ini kegiatan
78
pembiasaan perilaku juga dilakukan dengan pengulangan sehingga anak dapat lebih memahami ketrampilan sosial seperti yang diharapkan. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan keempat yaitu kegiatan penutup selama ± 30 menit. pada kegiatan penutup anak-anak disuruh untuk menyebutkan apa yang dipelajari hari ini dan menerangkan perasaan anak ketika mengikuti kegiatan yang telah dilakukan serta dengan memberi nasehat-nasehat untuk belajar di rumah, kemudian doa dan salam.
c) Hasil Observasi Tabel 4.6 Hasil Observasi terhadap Ketrampilan Sosial anak No
Aspek
1
Sikap kerjasama
Kriteria selalu Tidak pernah 75 % (9 anak) 25 % (3 anak)
2
Sikap toleransi
58,3 % (7 anak)
41,7 % anak)
3
Sikap budaya antri
58,3 % (7 anak)
41,7 % anak)
4
Sikap mandiri
66.7 % (8 anak)
33,3 % anak)
64,6 %
35,4 %
Rata-rata
Keterangan
Belum tercapai 25 % (5 Belum tercapai 41,7 % (5 Belum tercapai 41,7 % (4 Belum tercapai 33,3 %
79
Berdasarkan tabel 4.6 maka dapat dijelaskan bahwa Pada pertemuan kedua dapat digambarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat pada sikap kerjasama anak yang mendapat kriteria yang selalu melakukan ada 9 orang dengan persentase 75 %, dan yang tidak pernah melakukan ada 3 orang dengan persentase 25 %. Pada sikap toleransi ada 7 orang dengan persentase 58,3 %, yang selalu melakukan dan yang tidak pernah melakukan ada 5 orang dengan persentase 41,7 %.
Pada sikap
Budaya Antri ada 7 orang dengan persentase 58,3 %, yang selalu melakukan dan yang tidak pernah ada 4 orang dengan persentase 33,3 %. Sedangkan pada sikap mandiri anak selalu melakukan 8 orang dengan persentase 66,7 % dan yang tidak pernah melakukan ada 4 orang dengan persentase 33,3 %. d)
Refleksi dan Rekomendasi Pada pertemuan kedua di siklus II ini dapat digambarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat Pada pertemuan
kedua
di
siklus
II
ini
sebagian
anak
yang
memenuhi/mendapat indikator keberhasilan yang ditentukan. Hal ini menurut teman sejawat disebabkan karena perlu perubahan pola pembelajaran maka direkomendasikan untuk melakukan bimbingan yang intensif pada siklus selanjutnya. c.
Pertemuan Ketiga
80
a)
Perencanaan Pada pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 18
Juni 2014 pada tahap ini dilakukan persiapan pembelajaran yaitu dengan membuat rencana kegiatan mingguan, rencana kegiatan harian dan menyiapkan perlengkapan pembiasaan perilaku yang akan digunakan dengan Mengenal sikap kerja sama, sikap toleransi, sikap memiliki budaya antri dan sikap mandiri, berdasarkan lembar observasi anak, yaitu memberikan bimbingan yang intensif pada anak-anak yang belum dapat melakukan ketrampilan sosial dengan baik.
b)
Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran menggunakan empat (4) kegiatan yaitu kegiatan awal yang berlangsung ± 30 menit anak-anak melakukan kegiatan berbaris bersama, salam dan doa disambung dengan menyanyi lagu Selamat Pagi Guru, dan bunga melati, dan memberikan bimbingan yang intensif kepada anak yang belum dapat melakukan kegiatan
dengan
baik,
kemudian
masuk
kelas
lalu
peneliti
mengkondisikan anak agar siap untuk belajar, mengenalkan tema dan sub tema serta menjelaskan tujuan pembelajaran. Dengan indikator saling membantu sesama teman untuk menumbuhkan sikap toleransi anak.
81
Kegiatan kedua yaitu kegiatan inti yang berlangsung ± 60 menit, disini peneliti/guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagai langkah awal dalam meningkatkan ketrampilan sosial peneliti/guru mengenalkan perilaku baik dan terpuji sikap memiliki budaya antri yang akan digunakan dengan Mengenal sikap kerja sama, sikap toleransi, sikap memiliki budaya antri dan sikap mandiri. Kemudian guru menerangkan bagaimana cara mengantri menunggu giliran dan tidak rebutan sambil mencontohkan orang tidak sabar mengantri akan menimbulkan keributan, dan selanjutnya anak melihat apa yang diterangkan guru tersebut yang intinya bagaimana anak yang dapat sikap kerja sama, sikap toleransi, sikap memiliki budaya antri dan sikap mandiri. Dan anak menyadari bahwa sikap yang baik dalam bersosial. Kegiatan ketiga yaitu istirahat/makan yang dilakukan selama ± 30 menit, pada kegiatan ini anak-anak diberikan kebebasan untuk bermain bersama teman-temannya, setelah itu mereka makan bersama yang terlebih dahulu mencuci tangan secara bergantian/antri, disini tingkat kesabaran, rasa toleransi dan mandiri dengan sesama dilatih juga memberikan bimbingan yang intensif melalui pembiasaan perilaku anak untuk saling membantu sesama teman. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan keempat yaitu kegiatan penutup selama ± 30 menit. pada kegiatan penutup anak-anak disuruh untuk menyebutkan apa yang
82
dipelajari hari ini dan menerangkan perasaan anak ketika mengikuti kegiatan yang telah dilakukan serta dengan memberi nasehat-nasehat untuk belajar di rumah, kemudian doa dan salam.
c) Hasil Observasi Tabel 4.7 Hasil Observasi terhadap Ketrampilan Sosial anak No
Aspek
1
Sikap kerjasama
2
Sikap toleransi
3
Sikap budaya antri
4
Sikap mandiri
Kriteria Keterangan selalu Tidak pernah 83,3 % (10 16,7 % (2 Belum anak) anak) tercapai 16,7 % 83,3 % (10 16,7 % (2 Belum anak) anak) tercapai 16,7 % 75 % (9 25 % (3 anak) Belum anak) tercapai 25 % 75 % (9 25 % (3 anak) Belum anak) tercapai 25 %
83
Rata-rata
79,2 %
20,8 %
Berdasarkan tabel 4.7 maka dapat dijelaskan bahwa Pada pertemuan ketiga dapat digambarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat pada sikap kerjasama anak yang mendapat kriteria yang selalu melakukan ada 10 orang dengan persentase 83,3 %, dan yang tidak pernah melakukan ada 2 orang dengan persentase 16,7 %. Pada sikap toleransi ada 10 orang dengan persentase 83,3 %, yang selalu melakukan dan yang tidak pernah melakukan ada 2 orang dengan persentase 16,7 %. Pada sikap budaya antri ada 9 orang dengan persentase 75 %, yang selalu melakukan dan yang tidak pernah ada 2 orang dengan persentase 25 %. Sedangkan pada sikap mandiri anak selalu melakukan 9 orang dengan persentase 75 % dan yang tidak pernah melakukan ada 3 orang dengan persentase 25 %. d)
Refleksi dan Rekomendasi Pada pertemuan ketiga dapat digambarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat
sudah dapat
memenuhi/mendapat indikator keberhasilan namun belum signifikan sehingga dipandang perlu untuk mengadakan pengulangan sehingga hasilnya benar-benar maksimal. Maka menurut peneliti pada pertemuan
84
selanjutnya perlu memberikan pujian pada anak yang sudah melakukan kegiatan dengan sangat baik. d.
Pertemuan Keempat a)
Perencanaan Pada pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Kamis
tanggal 19 Juni 2014 pada tahap ini dilakukan persiapan pembelajaran yaitu dengan membuat rencana kegiatan mingguan, rencana kegiatan harian dan menyiapkan perlengkapan pembiasaan perilaku tentang kemandirian yang akan digunakan dengan Mengenal sikap kerja sama, sikap toleransi, sikap memiliki budaya antri dan sikap mandiri. berdasarkan lembar observasi anak dengan memberikan pujian sebagai reward bagi anak yang telah melakukan ketrampilan sosial dengan baik dengan kesadaran sendiri. b)
Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran menggunakan empat (4) kegiatan yaitu kegiatan awal yang berlangsung ± 30 menit anak-anak melakukan kegiatan berbaris bersama, salam dan doa disambung dengan menyanyi lagu Selamat Pagi Guru, dan Taman Yang Paling Indah, dan memberikan pujian kepada anak yang dapat melakukan kegiatan dengan baik, kemudian masuk kelas lalu peneliti mengkondisikan anak agar siap untuk belajar, mengenalkan tema dan sub tema serta menjelaskan tujuan pembelajaran. Dengan indikator saling bekerja
85
sama dengan teman melalui pembiasaan perilaku disini anak yang telah melakukan dengan baik diberi pujian sehingga anak-anak semangat dan merasa dia telah melakukan dengan baik. Kegiatan kedua yaitu kegiatan inti yang berlangsung ± 60 menit, disini peneliti/guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagai langkah awal dalam meningkatkan ketrampilan sosial anak peneliti/guru mengenalkan
permainan
drama
peran
dengan
menyiapkan
perlengkapan pembiasaan perilaku yang akan digunakan dengan Mengenal sikap kerja sama, sikap toleransi, sikap memiliki budaya antri dan sikap mandiri. Kemudian guru menerangkan pembiasaan yang akan dilakukan saat ini tentang sikap mandiri yaitu anak tidak benrgantung pada orang dewasa
dan
dapat
mengerjakan
pekerjaannya
sendiri
seperti
memasang kaos kaki dan sepatu sendiri, yang intinya bagaimana anak yang dapat sikap kerja sama, sikap toleransi, sikap memiliki budaya antri dan sikap mandiri. Anak menyadari bahwa sikap yang baik dalam bersosial. Kegiatan ketiga yaitu istirahat/makan yang dilakukan selama ± 30 menit, pada kegiatan ini anak-anak diberikan kebebasan untuk bermain bersama teman-temannya, setelah itu mereka makan bersama yang terlebih dahulu mencuci tangan secara bergantian/antri, disini tingkat kesabaran, sikap toleransi dan sikap mandiri dengan sesama
86
dilatih juga pembiasaan perilaku dapat dilakukan yaitu mau bermain dan berbagi dengan teman sehingga anak mempunyai sikap kerja sama dan saling toleransi sesama teman selanjutnya akan diberi pujian sebagai reward bagi anak yang telah melakukan dengan baik. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan keempat yaitu kegiatan penutup selama ± 30 menit. pada kegiatan penutup anak-anak disuruh untuk menyebutkan apa yang dipelajari hari ini dan menerangkan perasaan anak ketika mengikuti kegiatan yang telah dilakukan serta dengan memberi nasehat-nasehat untuk belajar di rumah, kemudian doa dan salam.
c) Hasil Observasi Tabel 4.8 Hasil Observasi terhadap Ketrampilan Sosial anak No
Aspek
1
Sikap kerjasama
2
Sikap toleransi
3
Sikap budaya antri
Kriteria Keterangan selalu Tidak pernah 91,7 % (11 8,3 % (1 Belum anak) anak) tercapai 8,3 % 91,7 % (11 8,3 % (1 Belum anak) anak) tercapai 8,3 % 91,7 % (11 8,3 % (1 Belum anak) anak) tercapai 8,3 %
87
4
Sikap mandiri
Rata-rata
83,3 % (10 16,7 % anak) anak) 89,6 %
(2 Belum tercapai 16,7 %
10,4 %
Berdasarkan tabel 4.8 maka dapat dijelaskan bahwa Pada pertemuan keempat ini dapat digambarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat pada sikap kerjasama anak yang mendapat kriteria yang selalu melakukan ada 11 orang dengan persentase 91,7 %, dan yang tidak pernah melakukan ada 1 orang dengan persentase 8,3 %. Pada sikap toleransi ada 11 orang dengan persentase 91,7 %, yang selalu melakukan dan yang tidak pernah melakukan ada 1 orang dengan persentase 8,3 %. Pada sikap budaya antri ada 11 orang dengan persentase 91,7 %, yang selalu melakukan dan yang tidak pernah ada 1 orang dengan persentase 8,3 %. Sedangkan pada sikap mandiri anak selalu melakukan 10 orang dengan persentase 83,3 % dan yang tidak pernah melakukan ada 2 orang dengan persentase 16,7 %. d)
Refleksi dan Rekomendasi Pada pertemuan keempat dapat digambarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat Pada pertemuan keempat ini hampir semua anak telah memenuhi/mendapat indikator
88
keberhasilan yang ditentukan. Menurut peneliti tidak memerlukan adanya perbaikan karena sudah dianggap berhasil Bedasarkan hasil dari Refleksi yang dilakukan peneliti pada proses rancangan pembelajaran sudah banyak anak yang ketrampilan sosial telah meningkat. Peningkatan keberhasilan anak dalam ketrampilan sosial pada setiap pertemuan disetiap siklus dalam proses pembelajaran dengan pembiasaan perilaku menunjukan bahwa anak selalu dan dapat melakukan ketrampilan sosial terdiri dari sikap kerjasama, sikap toleransi, sikap budaya antri dan sikap mandiri.
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Observasi terhadap Ketrampilan Sosial anak
No
Siklus
Aspek
1
I Pertemuan I
Sikap kerjasama
2
I Sikap toleransi Pertemuan II
3
I
Sikap
Kriteria selalu Tidak pernah 12,5 % 87,5 %
22,9 %
77,1 %
budaya 35,4 %
64,6 %
Keterangan
Belum tercapai 87,5 % Belum tercapai 77,1 % Belum
89
4
5
6
7
8
Pertemuan III I Pertemuan IV II Pertemuan I
antri Sikap mandiri
45,7 %
54,3 %
Sikap kerjasama
54,2 %
45,9 %
64,6 %
35,4 %
budaya 79,2 %
20,8 %
II Sikap toleransi Pertemuan II II Pertemuan III II Pertemuan IV
Sikap antri
Sikap mandiri
Berdasarkan
tabel
89,6 %
4.9
maka
tercapai 64,6 % Belum tercapai 54,3 % Belum tercapai 45,9 % Belum tercapai 35,4 % Belum tercapai 20,8 % Tercapai 89,6 %
10,4 %
dapat
dijelaskan
bahwa
digambarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat pada siklus I dan siklus II terlihat perbedaannya yaitu pada siklus I rata-rata 12,5 % sementara pada siklus II rata-rata 89,6 % maka penelitian ini dapat dikatakan sudah meningkat secara signifikan pada ketrampilan sosial anak melalui pembiasaan perilaku. B. PEMBAHASAN Dari hasil penelitian yang dilakukan pada setiap pertemuan disetiap siklus maka dilakukan pembelajaran pembiasaan perilaku dengan
memberikan
pengulangan
pada
setiap
kegiatan,
juga
bimbingan, pujian serta memberi reward kepada anak yang memberikan sikap positif yang telah dilakukan seperti teori yang dikemukakan oleh Frederic Skinner dalam Abdullah (1992 : 67) teori pembiasaan perilaku
90
respons (operant conditioning) ini merupakan Pembentukkan sikap yang dilakukan Skinner menekankan pada proses peneguhan respon anak. Setiap kali anak menunjukkan prestasi yang baik diberikan penguatan (reinforcement) dengan cara memberikan hadiah atau perilaku yang menyenangkan, lama-kelamaan anak berusaha meningkatkan sikap positif lebih diperjelas oleh pendapat Armai Arief (2002 : 114-115) tentang Pembiasaan itu hendaklah terus-menerus (berulang-ulang) dijalankan secara teratur sehingga akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang otomatis. Untuk ini dapat dilihat dari hasil penelitian pada siklus I pertemuan pertama digambarkan pada sikap kerjasama anak yang mendapat kriteria yang selalu melakukan ada 2 orang dengan persentase 16,7 %, dan yang tidak pernah melakukan ada 10 orang dengan persentase 83,3 %. Pada sikap toleransi ada 1 orang dengan persentase 8,3 %, yang selalu melakukan dan yang tidak pernah melakukan ada 11 orang dengan persentase 91,7 %.
Pada sikap
budaya antri ada 1 orang dengan persentase 8,3 %, yang selalu melakukan dan yang tidak pernah ada 11 orang dengan persentase 91,7 %. Sedangkan pada sikap mandiri anak selalu melakukan 2 orang dengan persentase 16,7 % dan yang tidak pernah melakukan ada 10 orang dengan persentase 83,3%.
91
Kemudian pada siklus ke II di pertemuan ke empat diperoleh hasil sebagai berikut yaitu pada sikap kerjasama anak yang mendapat kriteria yang selalu melakukan ada 11 orang dengan persentase 91,7 %, dan yang tidak pernah melakukan ada 1 orang dengan persentase 8,3 %. Pada sikap toleransi ada 11 orang dengan persentase 91,7 %, yang selalu melakukan dan yang tidak pernah melakukan ada 1 orang dengan persentase 8,3 %. Pada sikap budaya antri ada 11 orang dengan persentase 91,7 %, yang selalu melakukan dan yang tidak pernah ada 1 orang dengan persentase 8,3 %. Sedangkan pada sikap mandiri anak selalu melakukan 10 orang dengan persentase 83,3 % dan yang tidak pernah melakukan ada 2 orang dengan persentase 16,7%. Melihat dari persentase keberhasilan maka dapat disimpulkan bahwa
melalui
pembiasaan
perilaku
anak
dapat
meningkatkan
ketrampilan sosial pada anak kelompok A di PAUD Dharma Wanita Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bengk BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan di Bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa :
92
Penerapan
pembiasaan
perilaku
dapat
meningkatkan
ketrampilan sosial anak usia 3-4 tahun di TK Dharma Wanita Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bengkulu. Peningkatan ini dapat dilihat dari meningkatnya persentase keberhasilan dari siklus I dengan rata-rata 12,5 % dan di siklus II rata-rata menjadi 89,6 %. Ketrampilan Sosial anak pada sikap kerjasama, sikap Toleransi, sikap budaya antri dan sikap Mandiri akan meningkat apabila dilakukan dengan pembiasaan perilaku melalui proses pembelajaran dengan pengulangan, bimbingan, pujian dan pemberian reward bagi anak yang telah mampu melakukan ketrampilan sosial tersebut.
B. Saran 1. Bagi Peneliti Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti menyarankan : untuk meningkatkan ketrampilan sosial terutama dalam sikap kerja sama, sikap toleransi, sikap memiliki budaya antri dan sikap mandiri. dapat menerapkan melalui pembiasaan perilaku.
93
2. Bagi anak Berdasarkan hasil penelitian dalam meningkatkan keterampilan sosial dapat
melalui
pembiasaan
prilaku
dilakukan
dengan
cara
pengulangan, bimbingan, pujian dan pemberian reward. 3. Bagi Guru/Pendidik Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pembiasaan perilaku dapat meningkatkan ketrampilan sosial anak melalui kegiatan pengulangan, bimbingan, pujian dan pemberian reward pada anak, dengan demikian pembiasaan perilaku ini diharapkan dapat diterapkan oleh guru pendidik anak dalam mengembangkan ketrampilan sosial dan potensi yang dimiliki oleh anak usia dini. 4. Bagi Sekolah Upaya meningkatkan keterampilan sosial anak hendaknya pihak sekolah memberikan peluang sebesar-besarnya bagi guru dalam menggali
potensi
anak
terutama
keterampilan
sosial
melalui
pembiasan prilaku. DAFTAR PUSTAKA Arikunto Suharsimi. 2003, Manajemen Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta Arikunto Suharsimi. 2006, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Arief, Armai, 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press. Abuddin Nata, 1997, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
94
Chilren Resources Internasional. 2000. Keterampilan Sosial dan Emosional Anak Usia 3-4 Tahun. Jakarta: CRI Indonesia. Seefeldt, Carol & Barbara.2008. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : PT Macanan Jaya Cemerlang. Darajat Zakiah, 2005, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: P.T. Bulan Bintang. Depdiknas, 2009. Tentang Sistem Pendidikan Nasional . Surabaya : Wacana intelektual cet, I. _________. 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas. Desti Pujiati, 2013 Meningkatkan Ketermpilan Sosial Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain PeranUniversitas Muhammadiyah Purwokerto. Departemen Pendidikan Nasional RI, 2007. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Pembiasaan Di Taman Kanak-Kanak (Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak Dan Sekolah Dasar). Departemen Agama RI, al-Qur`an dan Terjemahannya, Jakarta: P.T. Listakwarta Putra, 2003. Depad RI, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: 2002), hlm. 88 G.Cartledge dan Milburn 1992. Teaching Social to Children. New York: Perganon. Marrison, George S 2008. Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Remaja Indeks. Masitoh, Ocbih Setiasih dan Hani Djoehaeni. 2005. Pendekatan Belajar Aktif di Taman Kanak-kanak; Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005) Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1994. Sa’id Mursy Muhammad 2001, Seni Mendidik Anak, Terj. Al-Gazira, Jakarta: Arroyan. Syaiful Sagala, 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta.
95
Sri Handayani, 2012. Meningkatkan Ketermpilan Sosial Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran, Universitas Pendidikan Indonesia. Sujiono, Yuliani Nurani , Eriva Syamsiatin 2003, Perkembangan Perilaku Anak Usia Dini, Jakarta:Pudiani Press. Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Slamet Suyanto, 2005, Konsep Dasar Anak Usia Dini, Jakarta : depdiknas Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000. Ulwan, Abdullah Nasih, Tarbiyatul Aulad fi Al-Islam, terj. Saifullah Kamali dan Hary Noor Aly, Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam, Bandung: As- Shifa’: 1988 Zuhri, Saifuddin, d.k.k., Metodologi Pengajaran Agama, Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang bekerja sama dengan Pustaka Pelajar, 1999. Zikrul Hikam, Pengembangan Al Islam Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal, (Jakarta,2003), hlm., 47. Www. Google. Aprl 15, 2014 2011 – Landasan Teori. II. A. Keterampilan Sosial. II. A.1. Definisi Keterampilan Sosial. Keterampilan sosial by EU Sebayang . Www.Google.ardie-dimas.blogspot.com/2011/.../teoriteoribelajar.h...Translate this page May 20, 2011 - Teori pembiasaan perilaku respons (operant conditioning). Www. Google. June 8, 2011 .Dir Pembinaan TK dan SD 2007. Konsep Pengembangan Pembiasaan di Taman Kanak – kanak. Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur Depdiknas.
96
LEMBAR OBSERVASI PENELITIAN Di PAUD DHARMA WANITA PERSATUAN DIKBUD KOTA BENGKULU Nama Anak : Kelompok : Tanggal Pelaksanaan
:
Petunjuk Pengisian lembar observasi : 1. Bila anak selalu melaksanakan tugas dengan sangat baik diberi nilai 4 2. Bila anak sering melaksanakan tugas dengan baik diberi nilai 3
97
3. Bila anak kadang-kadang melaksanakan tugas cukup baik diberi nilai 2 4. Bila anak tidak pernah melaksanakan tugas diberi nilai 1 NO
BUTIR PERTANYAAN
Sikap Kerja sama 1 Anak mampu melakukan kerjasama sesama teman dalam menyusun kembali permainan 2 Anak mampu bekerja sama dalam kegiatan kebersihan di sekolah 3 Anak mampu mengerjakan kegiatan menata piring selesai makan secara bersama-sama meletakkan ditempatnya 4 Anak mampu dan mau bermain dengan temannya Sikap Toleransi 5 Anak memiliki sikap toleransi sesama teman dan guru 6 Anak mampu berbagi dengan teman 7 Anak mampu dan tidak suka mengganggu temannya 8 Anak mampu menunjukkan perbuatanperbuatan yang benar dan salah Sikap Budaya Antri 9 Anak mampu menunggu giliran dengan sabar 10 Anak mampu mengendalikan emosi dengan cara sesuai dengan kondisi 11 Anak mampu dan datang sekolah pada waktu yang tepat sesuai dengan aturan yang berlaku 12 Anak mampu dan terbiasa melakukan kegiatan sesuai dengan waktu yang ditentukan Sikap Mandiri 13 Anak terbiasa mengambil makanan secukupnya dan makan sendiri 14 Anak berani karena benar dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar 15 Anak terbiasa mengerjakan keperluan
PENILAIAN KETERANGAN 4 3 2 1
98
16
sendiri Anak berani tampil didepan kelas sesuai dengan kegiatan yang dilakukan
Peneliti,
Guru Kelas
Silvia Febryameta
Wardiah, S.Pd
LEMBAR WAWANCARA PENELITIAN Di PAUD DHARMA WANITA PERSATUAN DIKBUD KOTA BENGKULU Nama : Tanggal Pelaksanaan
:
Lembar ini untuk memperoleh data tentang kondisi sekolah, jumlah anak, dan data lain yang bersifat administratif.
99
NO BUTIR PERTANYAAN 1 2
3 4 5 6 7 8 9
JAWABAN KETERANGAN YA TIDAK
Apakah pembelajaran di PAUD ini menggunakan Kurikulum Apakah PAUD ini mempunyai program sekolah Apakah PAUD ini mempunyai kurikulum Apakah PAUD ini mempunyai sarana dan prasarana yang memadai Apakah jumlah guru memadai Apakah jumlah siswa sesuai dengan peraturan pemerintah Apakah guru mengajar menggunakan alat peraga Kualifikasi guru dan kepala sekolah di TK ini Apakah anak-anak senang dalam proses belajar
Peneliti,
Silvia Febryameta
99
Jadwal Penelitian Rencana No Kegiatan 1 A 1 2 3 B 1 2 C 1 2 D 1 2 3
Persiapan Memperbaiki desain penelitian Mengurus izin penelitian Menyusun instrumen penelitian Pelaksanaan Pengumpulan data Analisis data Penyusunan Laporan Penyusunan draft skripsi Penyusunan konsep skripsi akhir Ujian Skripsi Ujian Perbaikan Skripsi Persetujuan Pembimbing dan penguji
√
Juni 2 3 √ √
√
4
1
Bulan/Minggu Ke Juli Agustus 2 3 4 1 2 3
4
September 1 2 3 4
√ √
√
√
√ √
√
√
√ √
√
√ √
100
SATUAN KEGIATAN MINGGUAN TEMA SUBTEMA SEMESTER TAHUN PELAJARAN KELOMPOK
: BINATANG : JENIS-JENIS BINATANG : I (SATU) : 2013/2014 :A
Nilai- Nilai Agama dan Hari/ Tanggal Moral Senin, 1. Berdo’a sebelum 9 Juni melakukan kegiatan 2014 (8) Berdo’a sesudah melakukan kegiatan (9) Melakukan Wudhu dan Sholat Terbiasa mengucapkan salam Selasa, 2. Berdo’a sebelum 10 juni melakukan kegiatan (8) 2014 Berdo’a sesudah melakukan kegiatan (9) Mengenal adab dan bacaan berdoa harian Terbiasa berprilaku sopan santun Rabu, 3. Berdo’a sebelum 11 juni melakukan kegiatan
Kemampuan Bahasa
Kemampuan Kognitif
Fisik Motorik (K/H)
Sosial Emosional
1. Menirukan kalimat yang 1. Menunjukkan 1. Menirukan 1. Bersedia bermain disampaikan secara sebanyak gerakan binatang dengan teman (2) sederhana (1) banyaknya benda, peliharaan, Senang bila Meniru huruf (1) hewan, dan binatang yang mendapatkan Menirukan kalimat yang tanaman menurut dapat terbang (K) sesuatu (4) disampaikan secara ciri-ciri tertentu (7) (1) Saling sederhana (1) Menjiplak bentuk bekerjasama Menyanyikan lagu anak binatang (h) (13) sesama teman (3) 2. Mendengarkan cerita 2. Meniru lambang sederhana (3) bilangan 1-10 Menebalkan huruf (11) Menyebutkan nama benda yang diperhatikan (4) Menyanyikan lagu anak (3)
2. Berlari ditempat (7) (K) • Membuat berbagai bentuk dengan • menggunakan play dougt atau • tanah liat
•
3. Menirukan 3. Saling membantu gerakan pesawat sesama teman
Menyebutkan nama 3. Membilang dengan menunjuk benda benda yang diperlihatkan
Mau meminjamkan miliknya dengan senang hati (2) Mau berbagi dengan teman (2) Saling toleransi sesama teman
101
2014
(8) Berdo’a sesudah melakukan kegiatan (9) Menyebutkan prilaku yang buruk / terlarang Membedakan prilaku baik dan buruk Kamis, 4. Berdo’a sebelum 12 juni melakukan kegiatan 2014 (8) Menirukan kalimat yang disampaikan secara sederhana (1) Berdo’a sesudah melakukan kegiatan (9) Terbiasa mengucapkan salam Jum’at, 5. Berdo’a sebelum 13 juni melakkukan kegiatan 2014 (8) • Menyebutkan ciptaan-citaan Tuhan (1) • Berdo’a sesudah melakukan kegiatan (9) • Terbiasa bersikap saling menghormati
(4) Meniru huruf (11) Mendengarkan orang tua/ teman berbicara (1) Menyanyikan lagu anak(3)
•
• • •
(menggunakan konsep bilangan dengan bendabenda) sampai 10 (16)
terbang (mau terbang, gerakan diudara dan mendarat) (K) (3) Menjiplak bentuk binatang (h) (13)
4. Menirukan 4. Mengulang kembali 4. Mengurutkan benda dari besargerakan binatang kalimat sederhana (1) kecil atau (peliharaan) (k) (1) Menirukan kalimat yang sebaliknya (13) Meniru membuat disampaikan secara Membilang banyak garis tegak, datar, • sederhana (1) benda dari 1-10 miring kiri/kanan Menyanyikan lagu abak (15) (h) (3)
(3) Sabar menunggu giliran (4)
Mau meminjamkan miliknya dengan senang hati (2) Mau berbagi dengan teman (2)
lambang 5. Menjiplak bentuk 5. Dapat dibujuk (4) Menyebutkan kembali 5. Meniru bilangan (1-10) binatang (h) (13) kata-kata yang baru • Senang bila didengarkan (4) • Merobek kertas mendapatkan (h) (14) sesuatu (4) Memusatkan perhatian dalam jangka waktu • Melompat dengan tertentu (1) dua kaki atau satu kaki dengan Berdo’a sesudah seimbang (k) (5) melakukan kegiatan (9)
102
Sabtu, 6. Berdo’a sebelum • Menyebutkan nama 6. Menunjuk lambang 6. Menyusun menara 6. Sabar menunggu 14 juni melakkukan kegiatan bilangan 1-10 (kog) dari kubus giliran (4) benda yang diperlihatkan 2014 (8) (17) minimal 8 kubus • Membuang (4) (h) (16) • Menyebutkan sampah pada • Mendengarkan orang tua ciptaan-citaan Tuhan • Melukis dengan tempatnya (7) atau teman berbicara (1) jari (finger (1) • Berdo’a sesudah painting) (h) (16) • Berdo’a sesudah melakukan kegiatan (9) melakukan kegiatan • Mengekspresikan (9) diri secara bebas sesuai irama • Terbiasa bersikap musik (k)(18) saling Tolong menolong dan bekerja sama
103
SATUAN KEGIATAN HARIAN Kelompok Semester/ Minggu Tema/ Sub Tema Hari/tanggal Waktuu Tahun Pelajaran
:A : I/ 13 : Binatang/ Jenis-Jenis Binatang Peliharaan : Senin, 9 juni 2014 : 07.30-10.00 WIB : 2013/2014
Indikator
Alat/ Sumber Belajar
Kegiatan Pembelajaran
Mentaati peraturan yang ada
Berbaris Dengan Tertib ±15 Menit I. Kegiatan Awal ±30 Menit Berdo’a sebelum melakukan a. Bernyanyi, Janji Tk, Berdoa Sebelum kegiatan (NAM 8) Kegiatan Saling bekerjasama sesama b. Bercerita “ Perilaku anak yang baik” teman c. Menirukan Berbagai Gerakan Ayam, Menirukan gerakan binatang Bebek, Burung Dan Kelinci peliharaan, binatang yang dapat terbang (fmk) (1) Absensi
Meniru huruf (bhs 1)
Menunjukkan sebanyakbanyaknya benda, hewan, dan tanaman menurut ciri-ciri tertentu (kog 7)
II. Kegiatan Inti ± 60 Menit a. Menebalkan Huruf “a” a
a
a
a
a
b. Menunjukkan Banyaknya Gambar Binatang Dengan Lambang Bilangannya =2
=3
Anak Guru dan anak
Penilaian Perkembangan Anak Hasil Alat Nama Skor Anak Observasi Observasi Observasi
Anak Observasi Anak Buku absen anak Buku dan pensil LDS dan Pensil
Unjuk kerja
104
=1
Menjiplak (fmh) (13)
bentuk
binatang
c. Menjiplak Bentuk Gambar Kucing
III. Istirahat/Makan ± 30 Menit a. Bermain Bersedia bermain dengan b. Mencuci tangan, do’a, makan bekal dari teman (Sosem 2) rumah Senang melakukan secara kerjasama (Sosem 4) IV. Kegiatan Akhir ± 30 Menit a. Tanya jawab tentang kegiatan I hari yang secara
Menirukan kalimat disampaikan sederhana (bhs 1) Menyanyikan lagu anak (bhs 3) Berdo’a sesudah melakukan kegiatan (NAM 9)
b. Menyanyi lagu potong bebek angsa c. Nyanyi, do’a pulang dan salam
Buku gambar, pewarna
Mainan anak Air, serbet dan bekal
Hasil karya
Observasi Observasi
Percakapan Guru dan anak
Anak Anak
Observasi Observasi
105
Bengkulu,
2014
Mengetahui, Kepala Paud Dharma Wanita Dikbud
Mahasiswa Praktek
Dra. Hennatul Putri, M.Pd NIP. 19670630 199002 2 001
Silvia Febryameta NPM. A1I112102
106
SATUAN KEGIATAN HARIAN Kelompok Semester/ Minggu Tema/ Sub Tema Hari/tanggal Waktu Tahun Pelajaran
:A : I/ 13 : Binatang/ Jenis-Jenis Binatang Buas : Selasa, 10 juni 2014 : 07.30-10.00 WIB : 2013/2014
Indikator
Kegiatan Pembelajaran
Mentaati peraturan yang ada
Berdo’a sebelum kegiatan (NAM 8)
Berbaris Dengan Tertib ±15 Menit I. Kegiatan Awal ±30 Menit melakukan a. Bernyanyi, Janji TK, Berdoa Sebelum Kegiatan
Berlari ditempat (fmk 7) Saling toleransi sesama teman
b. Berlari dengan berbagai arah (berputar kekanan dan kekiri) c. Bercakap-cakap “ menghargai umat beragama” . Absensi
Menebalkan huruf (bhs 11)
II. Kegiatan Inti ±60 Menit a. Menebalkan huruf yang belum sempurna
Alat/ Sumber Belajar
Penilaian Perkembangan Anak Hasil Alat Nama Skor Anak
Anak Guru dan anak Anak
Observasi
Anak
Observasi
Buku absen anak
Observasi
Observasi
Observasi Buku materi dan pensil
107
ular ular
buaya buaya Unjuk kerja
Meniru lambang bilangan 1-10 (kog 17)
Membuat berbagai bentuk dengan menggunakan play dougt atau tanah liat
Mau meminjamkan miliknya dengan senang hati (sosem 2) Saling toleransi sesama teman (sosem 2)
Menyebutkan nama benda yang diperlihatkan (bhs 4) Menyanyikan lagu anak (bhs 3) Berdo’a sesudah melakukan
b. Menulis dengan meniru angka 1-10 LDS dan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pensil Unjuk kerja 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 c. Membuat anak ular dari play dought/ Palydought tanah liat , tanah liat
III. Istirahat/Makan ± 30 Menit a. Bermain b. Mencuci tangan, do’a, makan bekal dari rumah IV. Kegiatan Akhir ± 30 Menit a. Tanya jawab tentang kegiatan I hari b. Menyanyi lagu potong bebek angsa c. Nyanyi, do’a pulang dan salam
Mainan anak
Observasi
Air, serbet dan bekal
Observasi
Guru dan
Percakapan
108
kegiatan (NAM 9)
anak Anak Anak
Observasi Observasi
Bengkulu,
2014
Mengetahui, Kepala Paud Dharma Wanita Dikbud
Mahasiswa Praktek
Dra. Hennatul Putri, M.Pd NIP. 19670630 199002 2 001
Silvia Febryameta NPM. A1I112102
109
SATUAN KEGIATAN HARIAN Kelompok Semester/ Minggu Tema/ Sub Tema Hari/tanggal Waktu Tahun Pelajaran
:A : I/ 13 : Binatang/ Jenis-Jenis Binatang Yang Bisa Terbang : Rabu, 11 juni 2014 : 07.30-10.00 WIB : 2013/2014
Indikator
Alat/ Sumber Belajar
Kegiatan Pembelajaran
Mentaati peraturan yang ada
Berdo’a sebelum kegiatan (NAM 8)
Sabar menunggu giliran (4)
Menyebutkan nama benda yang diperlihatkan (bhs 4)
Berbaris Dengan Tertib ±15 Menit I. Kegiatan Awal ±30 Menit melakukan a. Bernyanyi, Janji TK, Berdoa Sebelum Kegiatan
Anak Guru dan anak
Penilaian Perkembangan Anak Hasil Alat Nama Skor Anak Observasi Observasi Observasi
b. Tanya jawab “ senangnya menunggu” c. Menyebutkan nama-nama gambar binatang (burung, kupu-kupu dan capung). ABSENSI
Meniru huruf (bhs 11)
Membilang dengan menunjuk benda (menggunakan konsep bilangan dengan benda-benda) sampai 10 (kog 16)
II. Kegiatan Inti ±60 Menit a. Menebalkan huruf “b” b
b
b
b
b. Membilang banyaknya gambar binatang dengan lambang bilangan
Anak Anak
Observasi
Buku absen anak
Observasi
Unjuk kerja Buku dan pensil Unjuk kerja LDS dan pensil
110
1
Menjiplak bentuk binatang (fmh) (13)
2
3
1
2
c. Menjiplak bentuk gambar burung
Buku gambar dan Pensil
Observasi
III. Istirahat/Makan ± 30 Menit a. Bermain Saling membantu sesama teman (Sosem 3) b. Mencuci tangan, do’a, makan bekal dari Sabar menunggu giliran (Sosem rumah 4)
Mainan anak Air, serbet dan bekal
IV. Kegiatan Akhir ± 30 Menit • Mendengarkan orang tua/ teman a. Tanya jawab tentang kegiatan I hari berbicara (bhs 1) • Menyanyikan lagu anak ( bhs 3) b. Menyanyikan lagu alangkah senang jika • Berdo’a sesudah melakukan kubisa terbang kegiatan (NAM 9) c. Nyanyi, do’a pulang dan salam
Guru dan anak Anak
• •
Hasil karya
Anak
Observasi Observasi
Percakapa n Observasi Observasi
Bengkulu,
2014
Mengetahui, Kepala Paud Dharma Wanita Dikbud
Mahasiswa Praktek
Dra. Hennatul Putri, M.Pd NIP. 19670630 199002 2 001
Silvia Febryameta NPM. A1I112102
111
SATUAN KEGIATAN HARIAN Kelompok Semester/ Minggu Tema/ Sub Tema Hari/tanggal Waktu Tahun Pelajaran
:A : I/ 13 : Binatang/ Jenis-Jenis Binatang Air : Kamis, 12 Juni 2014 : 07.30-10.00 WIB : 2013/2014
Indikator
Kegiatan Pembelajaran
Mentaati peraturan yang ada
Berdo’a sebelum melakukan kegiatan (NAM 8) Mengenal ciptaan Tuhan (NAM 1) Menirukan gerakan binatang (peliharaan) (fmk) (1) Saling membantu sesama teman (3)
Berbaris Dengan Tertib ±15 Menit I. Kegiatan Awal ±30 Menit a. Bernyanyi, Janji TK, Berdoa Sebelum Kegiatan b. Mengenal berbagai macam binatang ciptaan Tuhan c. Menirukan gerakan ikan yang berada di dalam air(berenang). d. Bercerita “hidup bergotong royong”
Alat/ Sumber Belajar Anak Guru dan anak
Penilaian Perkembangan Anak Hasil Alat Nama Skor Anak Observasi Observasi Observasi
Anak Anak
Observasi
Anak ABSENSI
II. Kegiatan Inti ±60 Menit a. Mengurutkan gambar ikan dari besar kecil dengan lambang bilangan. Mengurutkan benda dari besarkecil atau sebaliknya (kog 13)
3
2
1
Guru dan anak Buku dan pensil
Unjuk kerja
112
2 3 1 b. Membilang banyaknya gambar dengan lambang bilangan.
Membilang banyak benda dari 110 (kog 15)
1
2
ikan
3
LDS dan pensil
Unjuk kerja
LDS dan pensil
4 •
• •
Meniru membuat garis tegak, datar, miring kiri/kanan (Fmh 2)
c. Membuat macam-macam garis (tegak, datar, miring kiri kanan)
III. Istirahat/ Makan ± 30 Menit a. Bermain Mau meminjamkan miliknya dengan senang hati (Sosem 2) b. Mencuci tangan, do’a, makan bekal dari Mau berbagi dengan teman rumah (Sosem 2)
IV. Kegiatan Akhir ± 30 Menit a. Tanya jawab tentang kegiatan I hari • Menirukan kalimat yang disampaikan secara sederhana b. Menyanyi lagu gelang sipatu gelang (bhs 1) c. Nyanyi, do’a pulang dan salam • Menyanyikan lagu anak ( bhs 3) • Berdo’a sesudah melakukan
Buku gambar dan Pensil
Hasil karya
Observasi Mainan anak
Observasi
Air, serbet dan bekal Percakapa n Guru dan anak Anak
Observasi Observasi
113
kegiatan (NAM 9)
Anak
Bengkulu,
2014
Mengetahui, Kepala Paud Dharma Wanita Dikbud
Mahasiswa Praktek
Dra. Hennatul Putri, M.Pd NIP. 19670630 199002 2 001
Silvia Febryameta NPM. A1I112102
114
SATUAN KEGIATAN MINGGUAN TEMA : TANAMAN SUBTEMA : MACAM- MACAM TANAMAN SEMESTER : I (Satu) TAHUN PELAJARAN : 2013/2014 KELOMPOK :A Hari/ Nilai- Nilai Agama dan Kemampuan Bahasa Tanggal Moral
Kemampuan Kognitif
Fisik Motorik (K/H)
Sosial Emosional
Senin, 1. Berdo’a sebelum 2. Menyebutkan simbol-simbol 2. Menyusun benda 2. Berdiri dengan tumit 3. Mau meminjamkan 16 juni melakukan kegiatan (8) huruf yang dikenal (10) dari besar kecil atau di atas satu kaki miliknya (2) 2014 sebaliknya (11) Berdo’a sesudah Menghubungkan dan dengan seimbang Sabar menunggu melakukan kegiatan menyebutkan tulisan (k) (1) giliran (3) (9) sederhana dengan simbol Menggambar bebas Melakukan Wudhu yang melambangkannya dengan berbagai dan Sholat (16) media (h) (8) Terbiasa Mengulang kalimat yang mengucapkan salam telah didengarkannya (2) Menyanyikan lebih dari 20 lagu anak Selasa, 2. Berdo’a sebelum 2. Bercerita tentang gambar 2. Membilang/ 2. Berjalan maju 3. Mau bermain 17 juni melakukan kegiatan yang disediakan atau menyebutkan urutan pada garis lurus, dengan teman (1) 2014 (8) dibuat sendiri (6) bilangan dari 1-10 berjalan di atas Mau berbagi (12) Berdo’a sesudah Membuat gambar dan papan dengan teman (2) titian,berjalan melakukan kegiatan coretan (tulisan) tentang (9) cerita mengenai gambar dengan berjinjit, Mengenal adab dan yang dibuat sendiri (10) berjalan dengan bacaan berdoa harian Menjawab pertanyaan tumit sambil Terbiasa berprilaku tentang keterangan/ membawa beban sopan santun informasi (4) (k) (1) Menyanyi lebih dari 20 lagu Memegang pensil anak (6) dengan benar (antara ibu jari dengan 2 jari) (h) (13)
115 Rabu, 18 3. Berdo’a sebelum 3. Mengelompokkan kata-kata 3. Mengerjakan maze juni 2014 melakukan kegiatan yang sejenis (6) (mencari jejak) yang lebih kompleks (3-4 (8) Berani bertanya secara jalan) (6) Berdo’a sesudah sederhana (6) melakukan kegiatan Mentaati peraturan (9) permainan (3) Menyebutkan prilaku yang buruk / terlarang Membedakan prilaku baik dan buruk
Kamis, 4. Berdo’a sebelum 19 juni melakukan kegiatan 2014 (8) Menirukan kalimat yang disampaikan secara sederhana (1) Berdo’a sesudah melakukan kegiatan (9) Terbiasa mengucapkan salam Jum’at, 5. Berdo’a sebelum 20 juni melakkukan kegiatan 2014 (8) • Menyebutkan ciptaancitaan Tuhan (1) • Berdo’a sesudah melakukan kegiatan (9) • Terbiasa bersikap saling menghormati Sabtu,
6. Berdo’a
4. Bercerita menggunakan 4. Menyusun benda kata ganti aku, saya dan dari tinggi ke rendah atau sebaliknya (11) kamu (7) dan • Menjawab pertanyaan Membedakan membuat 2 tentang keterangan/ kumpulan benda informasi (4) yang sama Menyanyi lebih dari 20 lagu jumlahnya yang tidak anak (6) sama, lebih banyak dan lebih sedikit (7) 5. Menyebutkan berbagai 5. Meniru pola dengan bunyi/ suara tertentu (5) berbagai benda (10) • Menghubungkan gambar benda dengan kata (12)
sebelum 6. Menirukan
kalimat 6. Meniru
berbagai
3. Menirukan gerakan tanaman yang terkena angin (sepoisepoi, angin kencang dengan lincah) (k) (3) Membuat mainan dengan teknik melipat, menggunting, dan menempel (h) (12) 4. Mengekspresikan gerakan kepala, tangan, kaki sesuai dengan irama musik/ ritmik dengan lentur (k) (3) Memegang pensil dengan benar (antara ibu jaari dengan 2 jari) (h) (13) 5. Gerakan bebas dengan irama musik (k) (3) • Mencocok bentuk (h) (9) • Mewarnai bentuk gambar sederhana (h) (16)
6. Melakukan
•
Saling membantu sesama teman (2) Senang ketika mendapatkan sesuatu (3)
Mau bermain dengan teman (1) Mau berbagi dengan teman (2)
5. Suka menolong (6) • Senang ketika mendapat sesuatu (3)
•
Berbicara
dengan
116 21 juni 2014
• • •
melakkukan kegiatan (8) Menyebutkan ciptaancitaan Tuhan (1) Berdo’a sesudah melakukan kegiatan (9) Terbiasa bersikap saling Tolong menolong dan bekerja sama
sederhana (2)
lambang, huruf vocal dan konsonan (14) •
•
permainan fisik (tikus/ kucing) (K) • (4) Membuat gambar • teknik kolase dengan berbagai macam media (kertas, ampas kelapa) (h) (15) Melukis dengan jari (finger painting) (h) (16)
tidak berteriak (4) Mau berbagi dengan teman (1) Mengerjakan tanpa bantuan
117
Satuan Kegiatan Harian Kelompok Semester/ Minggu Tema/ Sub Tema Hari/tanggal Waktuu Tahun Pelajaran
:A : I/ 14 : Tanaman/ Macam- Macam Tanaman Buah : Senin, 16 juni 2014 : 07.30-10.00 WIB : 2013/2014
Indikator
Kegiatan Pembelajaran
Alat/ Sumber Belajar
Berbaris Dengan Tertib ±15 Menit I. Kegiatan Awal ±30 Menit Berdo’a sebelum melakukan dan a. Bernyanyi, Janji TK, Berdoa Sebelum sesudah melakukan kegiatan Kegiatan sesuai dengan keyakinannya (NAM 4) b. Bercakap-cakap “Sahabatku” Terbiasa bersikap saling Tolong menolong dan bekerja sama c. Menyebutkan nama buah apel, jeruk,dan mangga. Menyebutkan simbol-simbol d. Absensi huruf yang dikenal (bhs 10)
Penilaian Perkembangan Anak Alat Hasil Nama Skor Anak
Mentaati peraturan yang ada p)
Anak
Observasi
Guru dan anak Anak
Observasi
Observasi
Buku absen anak
II. Kegiatan Inti ±60 Menit Menghubungkan dan a. Menghubungkan gambar buah apel jeruk menyebutkan tulisan sederhana dan rambutan dengan tulisan huruf Buku dan dengan simbol yang pensil melambangkannya (bhs 16)
rambutan
apel
jeruk
Observasi Unjuk kerja
Unjuk Kerja
118
Menyusun benda dari besar kecil atau sebaliknya (11)
b. Menyusun gambar jeruk, manggis dari kecil besar LDS dan Pensil
Menggambar bebas dengan berbagai media (fmh) (8)
c. Menjiplak Bentuk Gambar jeruk dan mewarnainya Buku gambar, pewarna
Hasil karya
III. Istirahat/Makan ± 30 Menit miliknya a. Bermain
Mau meminjamkan (Sosem 2) Sabar menunggu giliran (sosem 3)
b. Mencuci tangan, do’a, makan bekal dari rumah IV. Kegiatan Akhir ± 30 Menit a. Tanya jawab tentang kegiatan I hari
Mengulang kalimat yang telah didengarkannya (bhs 2) Menyanyikan lebih dari 20 lagu anak (bhs 6) Berdo’a sesudah melakukan kegiatan (NAM 9)
b. Menyanyi lagu nama buah ke dalam bahasa Inggris
Observasi
Mainan anak Air, serbet dan bekal Percakapan
Guru dan anak Anak
Observasi
Observasi
c. Nyanyi, do’a pulang dan salam
Anak
119
Bengkulu,
2014
Mengetahui, Kepala Paud Dharma Wanita Dikbud
Mahasiswa Praktek
Dra. Hennatul Putri, M.Pd NIP. 19670630 199002 2 001
Silvia Febryameta NPM. A1I112102
120
Satuan Kegiatan Harian Kelompok Semester/ Minggu Tema/ Sub Tema Hari/tanggal Waktuu Tahun Pelajaran
:A : I/ 14 : Tanaman/ Macam Macam Tanaman Hias : Selasa, 17 juni 2014 : 07.30-10.00 WIB : 2013/2014
Indikator
Mentaati peraturan yang ada
Kegiatan Pembelajaran
Alat/ Sumber Belajar
Berbaris Dengan Tertib ±15 Menit Anak I. Kegiatan Awal ±30 Menit Berdo’a sebelum melakukan dan a. Bernyanyi, Janji TK, Berdoa Sebelum Guru dan sesudah melakukan kegiatan Kegiatan anak sesuai dengan keyakinannya (NAM 4) b. Berjalan maju pada garis lurus (kekanan, Anak Berjalan maju pada garis lurus, kekiri, kesamping, kedepan dan berjalan di atas papan kebelakang) titian,berjalan dengan berjinjit, berjalan dengan tumit sambil membawa beban (fmk) (1) Buku Mengerjakan tanpa bantuan c. Praktek langsung dapat melakukan tugas absen secara mandiri anak Membuat gambar dan coretan (tulisan) tentang cerita mengenai gambar yang dibuat sendiri Buku d. Absensi (bhs10) materi dan II. Kegiatan Inti ±60 Menit a. Mewarnai gambar bunga mawar dan pensil menebalkan coretan (tulisan) bunga
Penilaian Perkembangan Anak Alat Hasil Nama Skor Anak Observa si Observa si
Observa si
Observa si
Unjuk
121
Membilang/ menyebutkan urutan bilangan dari 1-10 (kog 12)
kerja
mawar LDS dan Pensil
Unjuk kerja
b. Membilang banyak bunga dengan lambang bilangan Memegang pensil dengan benar (antara ibu jaari dengan 2 jari) (fmh) (13)
LDS dan Pensil Unjuk kerja
Mau bermain (Sosem 1) Mau berbagi (Sosem 2)
dengan dengan
c. Menulis dengan huruf menjadi sebuah kalimat Mainan “Ani suka bunga mawar” anak Air, serbet dan bekal III. Istirahat/Makan ± 30 Menit teman a. Bermain Guru dan b. Mencuci tangan, do’a, makan bekal dari anak rumah teman Anak
Menjawab pertanyaan tentang keterangan/ informasi (bhs 4) Menyanyi lebih dari 20 lagu anak (bhs 6) Berdo’a sesudah melakukan kegiatan sesuai dengan
IV. Kegiatan Akhir ± 30 Menit a. Tanya jawab tentang kegiatan I hari
Anak
Observa si
Percakapa n
Observa si
b. Menyanyi lagu lihat kebunku
c. Nyanyi, do’a pulang dan salam
Observa si
122
keyakinannya (NAM 4)
Bengkulu, Mengetahui, Kepala Paud Dharma Wanita Dikbud
Mahasiswa Praktek
Dra. Hennatul Putri, M.Pd NIP. 19670630 199002 2 001
Silvia Febryameta NPM. A1I112102
2014
123
Satuan Kegiatan Harian Kelompok Semester/ Minggu Tema/ Sub Tema Hari/tanggal Waktuu Tahun Pelajaran
:A : I/ 13 : Tanaman/ Macam Macam Tanaman Sayuran : Rabu, 18 juni 2014 : 07.30-10.00 WIB : 2013/2014
Indikator
Kegiatan Pembelajaran
Alat/ Sumber Belajar
Berbaris Dengan Tertib ±15 Menit Anak I. Kegiatan Awal ±30 Menit Berdo’a sebelum melakukan dan a. Bernyanyi, Janji TK, Berdoa Sebelum Guru dan sesudah melakukan kegiatan Kegiatan anak sesuai dengan keyakinannya (NAM 4) b. Menirukan gerakan tanaman rumput Anak Menirukan gerakan tanaman yang bergoyang tertiup angin yang terkena angin (sepoi-sepoi, Anak angin kencang dengan lincah) (fmk) (3) Saling membantu sesama teman c. Menunjukkan sikap menghargai sesama Buku absen teman. dan sikap toleransi(2) anak d. Absensi
Mentaati peraturan yang ada
II. Kegiatan Inti ±60 Menit Meneglompokkan kata-kata yang a. Mengelompokkkan kata-kata sayuran sejenis (6) yang jenisnya sama. Unutk sayuran yang banyak daunnya diberi tanda (√), untuk sayuran yang tidak berdaun diberi tanda (x)
Penilaian Perkembangan Anak Alat Hasil Nama Skor Anak Observa si Observa si
Observa si
Observa si
LDS dan pensil Unjuk kerja
124
•
Mengerjakan maze (mencari jejak) yang lebih kompleks (3-4 jalan) (kog 6)
Membuat mainan dengan teknik melipat, menggunting, dan menempel (fmh) (12)
b. Mencari jalan mengambil sayuran wortel dan mewarnainya.
c. Menggunting menempel
gambar
cabe
LDS dan Pensil warna
dan Buku materi, gunting dan lem
Unjuk kerja
Hasil karya
Observa si
• •
Saling membantu sesama teman (Sosem2) Senang ketika mendapatkan sesuatu (Sosem 3)
III. Istirahat/Makan ± 30 Menit a. Bermain
Anak Anak
b. Mencuci tangan, do’a, makan bekal dari rumah
Observa si
125
• • •
Berani bertanya secara IV. Kegiatan Akhir ± 30 Menit a. Tanya jawab tentang kegiatan I hari sederhana (bhs 6) Mentaati peraturan permainan b. Menyanyi lagu dengan nama-nama (bhs 3) sayuran Berdo’a sesudah melakukan kegiatan sesuai dengan keyakinan (NAM 4) c. Nyanyi, do’a pulang dan salam
Percakapa n
Observa si
Observa si
Bengkulu,
2014
Mengetahui, Kepala Paud Dharma Wanita Dikbud
Mahasiswa Praktek
Dra. Hennatul Putri, M.Pd NIP. 19670630 199002 2 001
Silvia Febryameta NPM. A1I112102
126
Satuan Kegiatan Harian Kelompok Semester/ Minggu Tema/ Sub Tema Hari/tanggal Waktuu Tahun Pelajaran
:A : I/ 14 : Tanaman/ Macam -Macam Tanaman Kayu : Kamis, 19 juni 2014 : 07.30-10.00 WIB : 2013/2014
Indikator
Kegiatan Pembelajaran
Alat/ Sumber Belajar
Berbaris Dengan Tertib ±15 Menit I. Kegiatan Awal ±30 Menit Berdo’a sebelum melakukan a. Bernyanyi, Janji TK, Berdoa Sebelum Anak kegiatan berdasarkan keyakinan Kegiatan (NAM 4) Mengekspresikan gerakan b. Menggerakkan seluruh anggota badan Guru dan anak kepala, tangan, kaki sesuai (kepala, kaki dan badan) dengan irama musik/ ritmik dengan lentur (fmk) (3) Saling bekerja sama dengan c. Bercerita “memelihara tanaman” teman Anak d. Absensi Buku absen II. Kegiatan Inti ±60 Menit anak Memegang pensil dengan benar a. Menulis huruf menjadi kalimat (antara ibu jaari dengan 2 jari) “Rudi melihat pohon cemara yang besar” Buku dan (fmh) (13) pensil
Penilaian Perkembangan Anak Alat Hasil Nama Skor Anak
Mentaati peraturan yang ada
Menyusun benda dari tinggi ke
Observasi
Observasi
Observasi Observasi
Unjuk kerja
Unjuk kerja
127
rendah atau sebaliknya (kog 11)
•
Membedakan dan membuat 2 kumpulan benda yang sama jumlahnya yang tidak sama, lebih banyak dan lebih sedikit (kog 7)
b. .Menyusun pohon cemara dari tinggi ke rendah dengan lambang bilangan.
LDS dan pensil
Hasil karya
c. Membedakan dan menjumlahkan banyaknya gambar pohon. LDS dan . Pensil
+
=
5
=
4
2
3
+
Observasi 1
3
III. Istirahat/Makan ± 30 Menit
Mainan anak Air, serbet dan bekal
128
• Mau bermain (Sosem 1) • Mau berbagi (Sosem 2)
dengan
teman
dengan
teman
a. Bermain b. Mencuci tangan, do’a, makan bekal dari rumah
Guru dan anak Anak
IV. Kegiatan Akhir ± 30 Menit a. Tanya jawab tentang kegiatan I hari • Menjawab pertanyaan tentang keterangan/ informasi (bhs 4) • Menyanyi lebih dari 20 lagu anak (bhs 6). • Berdo’a sesudah melakukan kegiatan sesuai dengan keyakinannya (NAM 4)
b. Menyanyi lagu Pohon Cemara
Percakapan
Anak
Observasi
Observasi
c. Nyanyi, do’a pulang dan salam
Bengkulu,
2014
Mengetahui, Kepala Paud Dharma Wanita Dikbud
Mahasiswa Praktek
Dra. Hennatul Putri, M.Pd NIP. 19670630 199002 2 001
Silvia Febryameta NPM. A1I112102
129
DOKUMENTASI KEGIATAN PENELITIAN SIKAP KERJA SAMA
130
SIKAP TOLERANSI
SIKAP BUDAYA ANTRI
131
SIKAP MANDIRI
132
RIWAYAT HIDUP
SILVIA FEBRYAMETA lahir di Bengkulu pada tanggal 15 Februari 1990, merupakan putri ke 2 dari tiga bersaudara, anak dari pasangan Ibu Eva Hendrika, S.Pd dan Bapak Bambang Suprapto. Menyelesaikan pendidikan TK di TK SD N 58 tahun 1996, SD Negeri 5 Kota Bengkulu tahun 2002, SMP Negeri 2 Kota Bengkulu tahun 2005, SMA Pembangunan Kota Bengkulu jurusan IPS tahun 2008.
Sejak tahun 2008 diangkat menjadi Guru Honor Tetap di Taman Kanakkanak Dharma wanita Dinas Dikbud Kota Bengkulu. Menikah dengan Indra Jaya pada tahun 2010 dan dikaruniakan seorang putri yaitu : Natasya Nurul Fadillah berusia 4 tahun sedang bersekolah di PAUD Dharma wanita Dinas Dikbud Kota Bengkulu
133
134
135
MENINGKATKAN KETRAMPILAN SOSIAL ANAK 3-4 TAHUN MELALUI PEMBIASAAN PERILAKU (Penelitian Tindakan Kelas Di TK Dharma Wanita Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bengkulu Tahun 2014)
SILVIA FEBRYAMETA NPM. A1I112102
HARAPAN (Das Sollen) • Harapan pendidikan dan orang tua pada anak usia 3-4 tahun tentang keterampilan sosial yaitu: agar keterampilan sosial anak berkembang sesuai dengan kemampuan sehingga anak mempunyai perilaku penuh dengan kelembutan, rasa percaya diri, kerja sama, tolong-menolong, berbagi simpati, empati dan saling membutuhkan satu sama lain sehingga anak mampu bersosialisasi dengan baik.
KENYATAAN (Das Sein) • Keterampilan sosial anak masih kurang, dimana selama pembelajaran berlangsung anak kurang dapat bersosialisasi dengan teman, masih tergantung pada orang tua, dan selalu merasa bahwa semua perlengkapan sekolah yang ada disekolah miliknya dan tidak mau berbagi dengan teman lainnya, budaya antri belum tertanam sehingga masih ingin lebih dulu, belum mandiri dan lain sebagainya.
Fokus Penelitian Peningkatan Ketrampilan Sosial Anak 3-4 Tahun Melalui Pembiasaan Perilaku
Rumusan Masalah
Apakah kegiatan pembiasaan prilaku dapat meningkatkan keterampilan sosial anak usia 3-4 tahun?
Bagaimana meningkatkan keterampilan sosial anak usia 3-4 tahun melalui kegiatan pembiasaan prilaku?
Kegunaan Hasil Penelitian
Bagi peneliti Bagi anak Bagi guru Bagi sekolah
Keterampilan Sosial
Helms & Turner dalam susanto
Hurlock dalam Ramayulis
Libet dan Lewinsohn
Matson, dalam Masitoh, dkk
keterampilan sosial merupakan kemampuan seseorang berinteraksi dengan lingkungannya dengan prilaku kerja sama, mandiri, tidak mementingkan diri sendiri, kemurahan hati. untuk berani berbicara, mengungkapkan setiap perasaan atau permasalahan yang dihadapi sekaligus menemukan penyelesaian yang adaptif, memiliki tanggung jawab yang cukup tinggi dalam segala hal, penuh pertimbangan sebelum melakukan sesuatu, mampu menolak dan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pengaruh-pengaruh negatif dari lingkungan.
Pembiasaan Perilaku Dari beberapa pendapat ahli tentang perilaku maka dapat disimpulkan bahwa Pembiasaan perilaku dalam upaya meningkatkan ketrampilan sosial anak merupakan proses pembelajaran melalui pembiasaan perilaku diantaranya dengan melatih kerja sama, toleransi, budaya antri dan sikap mandiri anak.
Kerangka Berpikir
Input Ketrampilan Sosial anak rendah
PBM Proses Belajar Melalui Pembiasaan Perilaku : 1. Kerja sama 2. Toleransi 3. Budaya Antri dan 4. Sikap Mandiri
Out Put Ketrampilan Sosial anak meningkat
Keterangan : Input ketrampilan sosial anak rendah yang menjadi sasaran penelitian Proses pembelajaran melalui pembiasaan perilaku dengan melatih kerja sama, toleransi, budaya antri dan sikap mandiri Output adalah Ketrampilan sosial anak melalui pembiasaan perilaku menjadi meningkat.
METODOLOGI PENELITIAN Jenis dan Desain Penelitian
Tehnik Pengumpulan Data
Lokasi dan Waktu Penelitian
Subjek Penelitian
Tehnik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN • Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK Dharma Wanita Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bengkulu di Jl. Mahakam III No 12 Lingkar Barat Kota Bengkulu, yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah anak usia 3-4 tahun yang berada pada kelompok A yang berjumlah 12 orang yang terdiri dari 5 orang laki-laki dan 7 orang perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 2 Juni - 9 Agustus 2014. Sistem pendekatan pembelajaran yang digunakan memakai sistem pendekatan Sentra, dan metode pembelajaran yang digunakan melalui pembiasaan perilaku yang dilakukan sehari-hari yang menjadi rutinitas dalam upaya meningkatkan ketrampilan sosial anak.
HASIL PENELITIAN Tabel 4.1 Hasil Observasi terhadap Ketrampilan sosial anak Pertemuan 1 pada siklus 1
No
Aspek
Kriteria
1
Sikap kerjasama
selalu 16,7 % (2 anak)
Tidak pernah 83,3 % (10 anak)
2
Sikap toleransi
8,3 % (1 anak)
91,7 % (11 anak)
3
Sikap budaya antri
8,3 % (1 anak)
91,7 % (11 anak)
4
Sikap mandiri
16,7 % (2 anak)
83,3 % (10 anak)
Rata-rata
12,5 %
87,5 %
Keterangan Belum tercapai 83,3 % Belum tercapai 91,7 % Belum tercapai 91,7 % Belum tercapai 83,3 %
Tabel 4.8 Hasil Observasi terhadap Ketrampilan sosial anak Pertemuan 4 pada siklus 2 No
Aspek
Kriteria
1
Sikap kerjasama
selalu 91,7 % (11 anak)
Tidak pernah 8,3 % (1 anak)
2
Sikap toleransi
91,7 % (11 anak)
8,3 % (1 anak)
3
Sikap budaya antri
91,7 % (11 anak)
8,3 % (1 anak)
4
Sikap mandiri
83,3 % (10 anak)
16,7 % (2 anak)
Rata-rata
89,6 %
10,4 %
Keterangan Belum tercapai 8,3 % Belum tercapai 8,3 % Belum tercapai 8,3 % Belum tercapai 16,7 %
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Observasi terhadap Sosial anakTidak pernah Keterangan No Siklus Ketrampilan Aspek selalu Kriteria
1
I Pertemuan I
Sikap kerjasama
12,5 %
87,5 %
Belum tercapai 87,5 %
2
I Pertemuan II
Sikap toleransi
22,9 %
77,1 %
Belum tercapai 77,1 %
3
I Pertemuan III
Sikap budaya antri
35,4 %
64,6 %
Belum tercapai 64,6 %
4
I Pertemuan IV
Sikap mandiri
45,7 %
54,3 %
Belum tercapai 54,3 %
5
II Pertemuan I
Sikap kerjasama
54,2 %
45,9 %
Belum tercapai 45,9 %
6
II Pertemuan II
Sikap toleransi
64,6 %
35,4 %
Belum tercapai 35,4 %
7
II Pertemuan III
Sikap budaya antri
79,2 %
20,8 %
Belum tercapai 20,8 %
8
II Pertemuan IV
Sikap mandiri
89,6 %
10,4 %
Tercapai 89,6 %
PEMBAHASAN • Dari hasil penelitian yang dilakukan pada setiap pertemuan disetiap siklus maka dilakukan pembelajaran pembiasaan perilaku dengan memberikan pengulangan pada setiap kegiatan, juga bimbingan, pujian serta memberi reward kepada anak yang memberikan sikap positif yang telah dilakukan seperti teori yang dikemukakan oleh Frederic Skinner dalam Abdullah (1992 : 67) teori pembiasaan perilaku respons (operant conditioning) ini merupakan Pembentukkan sikap yang dilakukan Skinner menekankan pada proses peneguhan respon anak. Setiap kali anak menunjukkan prestasi yang baik diberikan penguatan (reinforcement) dengan cara memberikan hadiah atau perilaku yang menyenangkan, lama-kelamaan anak berusaha meningkatkan sikap positif lebih diperjelas oleh pendapat Armai Arief (2002 : 114-115) tentang Pembiasaan itu hendaklah terus-menerus (berulang-ulang) dijalankan secara teratur sehingga akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang otomatis.
KESIMPULAN • Penerapan pembiasaan perilaku dapat meningkatkan ketrampilan sosial anak usia 3-4 tahun di TK Dharma Wanita Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bengkulu. Peningkatan ini dapat dilihat dari meningkatnya persentase keberhasilan dari siklus I dengan rata-rata 12,5 % dan di siklus II rata-rata menjadi 89,6 %. • Ketrampilan Sosial anak pada sikap kerjasama, sikap Toleransi, sikap budaya antri dan sikap Mandiri akan meningkat apabila dilakukan dengan pembiasaan perilaku melalui proses pembelajaran dengan pengulangan, bimbingan, pujian dan pemberian reward bagi anak yang telah mampu melakukan ketrampilan sosial tersebut.
SARAN ▫ Bagi Peneliti
• Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti menyarankan : untuk meningkatkan ketrampilan sosial terutama dalam sikap kerja sama, sikap toleransi, sikap memiliki budaya antri dan sikap mandiri. dapat menerapkan melalui pembiasaan perilaku. ▫ Bagi anak
• Berdasarkan hasil penelitian dalam meningkatkan keterampilan sosial dapat melalui pembiasaan prilaku dilakukan dengan cara pengulangan, bimbingan, pujian dan pemberian reward. ▫ Bagi Guru/Pendidik
• Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pembiasaan perilaku dapat meningkatkan ketrampilan sosial anak melalui kegiatan pengulangan, bimbingan, pujian dan pemberian reward pada anak, dengan demikian pembiasaan perilaku ini diharapkan dapat diterapkan oleh guru pendidik anak dalam mengembangkan ketrampilan sosial dan potensi yang dimiliki oleh anak usia dini. ▫ Bagi Sekolah
• Upaya meningkatkan keterampilan sosial anak hendaknya pihak sekolah memberikan peluang sebesar-besarnya bagi guru dalam menggali potensi anak terutama keterampilan sosial melalui pembiasan prilaku.
TERIMA KASIH