TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENALTI PADA PENGAMBILAN SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO) SEBELUM JATUH TEMPO DI BMT SYIRKAH MUAWANAH MWC NU ADIWERNA TEGAL
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu Syari’ah
Oleh : MUTAMIMAH NIM. 072311038
JURUSAN MUAMALAH FAKULTAS SYARI'AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis Menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah atau pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Dengan demikian skripsi ini tidak berisi satupun pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang menjadi bahan rujukan.
Semarang, 08 Desember 2011 Deklarator,
MUTAMIMAH NIM. 072311038
MOTTO
“Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.” (QS. An-Nisa 29)
PERSEMBAHAN
For Allah SWT, Rasul and Islam For All loving people around me For being my spirit and my shoulders Ayah & Ibunda tercinta (Bapak Abdul Ghofir dan Ibu Rosidah) yang telah banyak memberikan segalanya bagiku hingga Aku seperti ini. Tiada yang dapat penulis perbuat untuk membalas kebaikan mereka. Hanya sekuntum do’a yang dapat Aku berikan, jazakum Allah Jazakum katsir “semoga Allah SWT. Membalas amal kebaikan mereka dengan balasan yang berlipat ganda” Amin. Kakak dan adik-adikku tercinta (Mbak Muthoharoh, Ahmad Rosikin, Lukman, Salam, Hajul, Fakhru dan Muza) yang telah banyak memberikan motivasi, semangat dan bantuan hingga terselesainya kuliah ini. Tunanganku yang terbaik (Ahmad Irfain) yang selalu memberi semangat dan menemaniku bimbingan. Four girl (Tya (Bunda icen ). Ani. Anis, Dzaky). Anak-anak kost 23 (Ida, Ani, Diah,Vika, Dany, Anies, Afwa, Linta, Dedeh, Aisyah, Nining) terimakasih atas support kalian semua. Teman-teman senasib dan seperjuangan MUA & MUB (2007) Fak. Syariah, ayo semangat dan tunjukan pada dunia kalau kita bisa dan sukses selalu. Kepada pihak BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal terimakasih atas bantuannya. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih sedalam-dalamnya.
ABSTRAK
Simpanan Berjangka (Deposito) adalah simpanan dari pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dan bank yang bersangkutan. Seorang anggota yang ingin melakukan kegiatan mudharabah berjangka (deposito) di BMT harus melakukan perjanjian terlebih dahulu atau sebuah kesepakatan tentang jangka waktu yang akan digunakan penginvestasian serta syarat-syarat mudharabah berjangka dengan pihak BMT. Dalam sistem deposito Bank konvensional dikenal dengan sistem bunga namun dalam Islam dikenal dengan nisbah keuntungan atau Profit Sharing. Dalam akad perjanjian, apabila terjadi penarikan dana oleh anggota sebelum jatuh tempo, maka pihak BMT akan mengenai potongan atau penalti terhadap anggota tersebut, hal yang semacam ini yang membuat ketertarikan penyusun untuk mengkaji lebih dalam dari praktek penalti dan sudut pandang hukum Islamnya. Sehubungan dengan latar belakang masalah tersebut, ada beberapa pokok masalah yang timbul seperti, bagaimana praktek penalti pada pengambilan simpanan mudharabah berjangka (deposito) sebelum jatuh tempo dan bagaimana hukum Islam memandang potongan atau penalti yang dilakukan pihak BMT terhadap anggota yang menarik dananya sebelum jatuh tempo, sahkah penalti tersebut menurut hukum Islam. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitis, data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data yang menggambarkan dan melukiskan subyek atau obyek pada seseorang atau lembaga pada saat sekarang dengan berdasarkan fakta yang tampak sebagaimana yang berhubungan dengan penalti yang dilakukan pihak BMT terhadap anggota yang menarik dananya sebelum jatuh tempo, kemudian dilakukan analisis tentang permasalahan tersebut dengan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh hukum Islam. Melalui penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa anggota BMT yang mengambil simpanan mudharabah berjangka (deposito) sebelum jatuh tempo, maka anggota akan dikenai penalti dari jumlah nominal simpanan yang didepositokan. Besar kecilnya penalti sesuai dengan kesepakatan antara anggota dengan pihak BMT. Dan praktek penalti dalam akad perjanjian mudharabah berjangka (deposito) antara anggota dengan pihak BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal adalah sah menurut hukum Islam karena akad dilakukan atas dasar kerelaan dan kesepakatan antara kedua belah pihak.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Yang melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sebagai hamba-Nya yang tidak luput dari kesalahan. Shalawat dan salam kami sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa panji-panji ke-Islaman serta meletakkan nilai-nilai hakiki sebagai pedoman hidup di dunia. Berkat taufik, hidayah dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul: “ Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penalti Pada Pengambilan Simpanan Mudharabah Berjangka (Deposito) Sebelum Jatuh Tempo di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal ” sebagai suatu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum Islam (S.HI) pada fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang. Dengan tersusunnya skripsi ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses penyusunan skrisi ini, yang terhormat: 1.
Bapak Prof. Dr. H. Muhibbin, MA., selaku Rektor IAIN Walisongo.
2.
Bapak Dr. H. Imam Yahya, M.Ag. sebagai Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo.
3. Bapak Moh. Arifin, S.Ag., M. Hum selaku Ketua Jurusan Muamalah Fakultas Syariah Intitut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang yang telah memberikan
ijin kepada penulis untuk mengkaji masalah ini yang sekaligus sebagai pembimbing I. 4. Drs. H. Wahab Zaenuri., MM selaku pembimbing II yang telah membina dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini. 5. Semua dosen yang telah membimbing dan mengajar penulis selama belajar di bangku perkuliahan. 6. Pihak BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian dalam penyusunan skripsi ini. 7. Bapak, Ibu dan kakak serta adik-adikku yang telah memberikan motivasi hingga terselesainya skripsi ini. 8. Sahabat-sahabatku yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Kemudian atas jasa mereka, penulis sampaikan ucapan terimakasih semoga amal baik mereka mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Pada akhirnya penulis menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangannya, maka kritik dan saran konstruktif sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan penulis khususnya. Semarang, 08 Desember 2011 Penulis,
MUTAMIMAH NIM. 072311038
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i HALAMAN NOTA PEMBIMBING........................................................................ii HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................iii HALAMAN DEKLARASI......................................................................................iv HALAMAN MOTTO...............................................................................................v HALAMAN PERSEMBAHAN..............................................................................vi HALAMAN ABSTRAK........................................................................................vii HALAMAN KATA PENGANTAR......................................................................viii HALAMAN DAFTAR ISI......................................................................................ix
BAB I
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...........................................................................1 B. Rumusan Masalah.......................................................................6 C. Tujuan dan Manfaat Penulisan....................................................6 D. Telaah Pustaka............................................................................7 E. Metode Penelitian.......................................................................9 F. Sistematikan Penulisan.............................................................13
BAB II
: KONSEP UMUM TENTANG MUDHARABAH DAN PENALTI A. Ketentuan Umum Mudharabah................................................16 1.
Pengertian Mudharabah.....................................................16
2.
Dasar Hukum Mudharabah................................................18
3.
Rukun dan Syarat Mudharabah......................................... 20
4.
Macam-macam Mudharabah.............................................22
5.
Hak dan Kewajiban Shohibul Maal dan Mudharib............26
6.
Perkara yang Membatalkan Mudharabah..........................27
7.
Syarat Minimum Akad Mudharabah untuk Deposito……27
B. Ketentuan Umum Tentang Penalti............................................29
BAB III
1.
Pengertian Penalti...............................................................29
2.
Dasar Hukum Penalti..........................................................29
3.
Jenis-jenis Penalti...............................................................30
4.
Syarat-syarat Penalti...........................................................30
: PRAKTEK PENALTI PADA PENGAMBILAN SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO) SEBELUM JATUH TEMPO DI BMT SYIRKAH MUAWANAH MWC NU ADIWERNA TEGAL A. Profil BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal..........................................................................................31 B. Produk-produk Serta Prosedur Pembukaan Rekening di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal........................36 C. Operational Deposito Mudharabah di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwena Tegal.........................................................42 D. Perkembangan BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwena Tegal..........................................................................................51 E. Praktek Penalti Pada Pengambilan Simpanan Mudharabah Berjangka (Deposito) Sebelum Jatuh Tempo di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal ....................................52
BAB IV
: ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENALTI PADA PENGAMBILAN SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO) SEBELUM JATUH TEMPO DI BMT SYIRKAH MUAWANAH MWC NU ADIWERNA TEGAL A. Analisis Praktek Penalti Pada Pengambilan Simpanan Mudharabah Berjangka (Deposito) Sebelum Jatuh Tempo di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal ............. 56 B. Analisis Hukum Islam Terhadap PenaltiPada Pengambilan Simpanan Mudharabah Berjangka (Deposito) Sebelum Jatuh Tempo di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal.......................................................................................... 60
BAB V
: PENUTUP A. Kesimpulan................................................................................64 B. Saran-Saran................................................................................65 C. Penutup......................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Peran strategis lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank adalah sebagai wahana yang mampu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien ke arah peningkatan taraf hidup rakyat. Lembaga keuangan bank dan bukan bank merupakan lembaga perantara keuangan sebagai prasarana pendukung yang amat vital untuk menunjang kelancaran perekonomian. 1 Selain giro dan tabungan, produk perbankan syariah lainnya yang termasuk produk penghimpunan dana adalah deposito. Berdasarkan undangundang nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, yang dimaksud dengan deposito adalah inveasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan akad antara nasabah penyimpan dan Bank syariah.2 Adapun yang dimaksud dengan deposito syariah adalah deposito yang dijalankan berdasarkan prinsip syariah. Dalam hal ini, Dewan Syariah
1
M Sholahudin, Lembaga Ekonomi Dan Keuangan Islam, Surakarta: Muhammad University Press, 2006, hlm, 3 .2 Zubair Hasan, Undang- Undang Perbankan Syariah, Jakarta: Rajawali Pers, 2009, hlm, 262.
1
2
Nasional MUI telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa deposito yang dibenarkan adalah deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah. Dalam hal ini, BMT bertindak sebagai mudharib (pengelola dana), sedangkan anggota bertindak sebagai shohibul maal (pemilik dana). Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, BMT dapat melakukan berbagai macam usaha
yang
tidak
bertentangan
dengan
prinsip
syariah
serta
mengembangkannya, termasuk melakukan akad mudharabah dengan pihak ketiga. Dengan demikian, BMT dalam kapasitasnya sebagai mudharib memiliki sifat sebagai seorang wali amanah, yakni harus berhati-hati atau bijaksana serta beritikad baik dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang timbul akibat kesalahan atau kelalainnya. Disamping itu, BMT juga bertindak sebagai kuasa dari usaha bisnis pemilik dana yang diharapkan dapat memperoleh keuntungan seoptimal mungkin tanpa melanggar berbagai aturan syariah. Dari
hasil
pengelolaan
dana
mudharabah,
BMT
akan
membagihasilkan kepada pemilik dana sesuai dengan nisbah yang telah disepakati dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening. Dalam mengelola dana tersebut, BMT tidak bertanggung jawab terhadap kerugian yang bukan disebabkan oleh kelalaiannya. Namun, apabila yang terjadi adalah mis
3
management (salah urus), BMT bertanggung jawab penuh terhadap kerugian tersebut.3 Sebagaimana pemberitaan melalui media cetak maupun elektronik, bahwa kabar likuidasi 16 Bank Nasional pada tahun 1997 bukan semata-mata disebabkan oleh sumber daya manusia yang tidak amanah. Tutupnya Bank Global, perserikatan dan BPR telah mempertebal sejarah hitam Perbankan Nasional, tetapi dilain pihak, perbankan yang dikembangkan dengan sistem syariah justru eksis dan terus berjaya. Hal ini semakin memperkuat keyakinan bahwa lembaga keuangan yang dioperasikan dengan sistem syariah lebih mampu bertahan, yang kemudian diikuti tumbuhnya koperasi-koperasi Simpan Pinjam yang berbasis syariah yang dikenal dengan “Baitul Maal Wa Tamwil”. 4 Secara harfiah baitul maal berarti rumah dana dan baitut tamwil berarti rumah usaha. BMT merupakan organisasi bisnis yang juga berperan sosial. Peran sosial BMT akan terlihat pada definisi baitul maal, sedangkan peran bisnis BMT terlihat dari definisi baitut tamwil. Sebagai lembaga bisnis, BMT lebih mengembangkan usahanya pada sektor keuangan, yakni simpan pinjam. Usaha ini seperti usaha perbankan yakni menghimpun dana anggota dan calon anggota (nasabah) serta menyalurkannya kepada sektor ekonomi yang halal dan menguntungkan. 3
Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih Dan Keuangan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004, hlm, 277-278 4 Brosur BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal
4
Namun demikian, terbuka luas bagi BMT untuk mengembangkan lahan bisnisnya pada sektor riil maupun sektor keuangan lain yang dilarang dilakukan oleh lembaga keuangan bank. Karena BMT bukan bank, maka ia tidak tunduk pada aturan perbankan. 5 Baitut Tamwil adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana masyarakat dalam bentuk tabungan (simpanan) maupun deposito dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan berdasarkan prinsip syariah melalui mekanisme yang lazim dalam dunia perbankan. 6 BMT tumbuh sebagai upaya menopang ekonomi kelas bawah sebagai wujud kepedulian masyarakat
bersama-sama pemerintah membangun
Indonesia agar mampu dan bangkit menghadapi krisis yang berkepanjangan. Maka dari itu Pengurus MWC NU Adiwerna melalui lembaga Perekonomian NU bersama anggota membentuk suatu Lembaga Keuangan Syariah, dan pada hari Ahad 04 Maret 2002 didirikan BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna. BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna merupakan BMT yang berdiri dikabupaten Tegal tepatnya di Jl. Raya Kalimati No. 15 Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal.
5
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII Press, 2004, hlm, 126. 6 .Makhalul Ilmi SM, Teori Dan Praktek Mikro Keuangan Syariah, Yogyakarta: UII Press, 2002, hlm, 67.
5
BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal salah satu lembaga keuangan Islam yang menawarkan simpanan mudharabah berjangka (deposito). Penarikan simpanan mudharabah hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian anggota dan pihak BMT. Jangka waktu yang ditawarkan oleh BMT adalah 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan. Terkadang ada anggota BMT yang membutuhkan simpanan tersebut untuk kepentingan mendadak, akhirnya dengan terpaksa anggota menarik simpanan tersebut sebelum jatuh tempo. Karena anggota tersebut mengambil simpanannya sebelum jatuh tempo maka pihak BMT akan memotong atau mengenakan penalti simpanan tersebut. Besar penalti atau potongan yang dikenakan kepada anggota tersebut tergantung kesepakatan dari
pihak anggota dan
BMT. Dalam kegiatan mudharabah berjangka di BMT ini peristiwa tersebut pernah terjadi namun kuantitasnya rendah. Pada tahun 2011 tercatat 50 orang yang menjadi anggota simpanan mudharabah berjangka (Deposito) di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal dan diantara 50 anggota tersebut ada 3 orang anggota yang dikenai penalti. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENALTI PADA PENGAMBILAN SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO)
SEBELUM
JATUH
TEMPO
MUAWANAH MWC NU ADIWERNA TEGAL.
DI
BMT
SYIRKAH
6
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi permasalahan adalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana praktek penalti pada pengambilan simpanan
mudharabah
berjangka (deposito) sebelum jatuh tempo di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal. 2.
Bagaimana pandangan hukum Islam terhadap penalti pada pengambilan simpanan mudharabah berjangka (deposito) sebelum jatuh tempo di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal.
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan di atas maka tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui praktek penalti pada pengambilan simpanan mudharabah berjangka (deposito) sebelum jatuh tempo di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal, 2. Untuk mengetahui pandangan hukum Islam terhadap penalti pada pengambilan simpanan mudharabah berjangka (deposito) sebelum jatuh tempo di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal, Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1.
Menambah
wawasan
keilmuan
terutama
dibidang
permasalahan
pelaksanaan simpanan mudharabah berjangka (deposito) serta diharapkan
7
dapat digunakan sebagai pemikiran alternatif mengenai permasalahan diatas. 2.
Bagi BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan juga
sebagai
masukan
dalam
meningkatkan
pelayanan
kepada
anggotanya.
D. Telaah Pustaka Penelitian berupa skripsi yang dilakukan oleh Syamsuri Dwi Fitrianto (2102132) Mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang dengan judul skripsinya "Analisis Hukum Islam Terhadap Fatwa DSN-MUI No.17/DSN-MUI/IX/2000 Tentang Sanksi Atas Nasabah Mampu yang Menunda-nunda Pembayaran."Yang membahas bagaimanakah fatwa DSNMUI tentang sanksi atas nasabah mampu yang menunda-nunda pembayaran dan bagaimana metode istinbath DSN-MUI dalam mengeluarkan fatwa tentang sanksi atas nasabah mampu yang menunda-nunda pembayaran ditinjau menurut hukum Islam. Hasil dari pembahasan menunjukkan bahwa sanksi tentu saja berbeda dibandingkan dengan bunga riba yang diwajibkan bila terjadi keterlambatan pembayaran hutang yang dilakukan secara suka rela oleh kedua belah pihak tanpa membedakan orang yang berhutang tersebut kaya atau miskin. Karena kebanyakan ulama dalam memberikan pendapatnya tidak memperbolehkan akad yang ditandatangani sejak awal dengan adanya
8
sanksi berupa denda sejumlah uang saat terjadinya kesepakatan antara pihak yang memberi hutang dan yang diberi hutang, dikarenakan untuk membedakan adanya unsur riba. Dan dalam menetapkan istinbath hukum menggunakan Al-Qur'an, hadits dan kaidah fiqih, disamping itu menggunakan maslahah mursalah sebagai pertimbangan sebagai dasar hukum. Neneng Aisyah (2103225) Mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Denda Keterlambatan Pembayaran Utang Pada Kartu Kredit Syari'ah Menurut Fatwa Dewan Syari'ah Nasional MUI (Studi Analisis Fatwa Dsn No 54/DsnMUI/X/2006)” yang membahas bagaimana konsistensi dengan fatwa keharaman riba dan apa dasar fatwa denda keterlambatan untuk dana sosial. Penelitian ini menghasilkan dua penemuan,
yaitu; pertama, Denda
Keterlambatan pada Kartu Kredit Syari'ah mengandung riba nasiah walaupun digunakan untuk dana sosial, kedua, dasar hukum yang digunakan DSN MUI dalam Fatwa Syari'ah Card adalah Al-Qur'an, Hadits, pendapat ulama dan ijtihad. Penelitian yang berjudul “Studi Tentang Implementasi Fatwa DSNMUI No. 17/DSN-MUI/ix/2000 Tentang Sanksi Atas Nasabah Mampu Yang Menunda Pembayaran Di BMT Fajar Mulia Ungaran” oleh Lihatul Wahidah (052311120) Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang. Yang membahas bagaimana pemberlakuan sanksi yang diterapkan di BMT Fajar Mulia Ungaran dan bagaimana analisis implementasi sanksi di BMT Fajar Mulia
9
Ungaran. Pada akhirnya hasil penelitian ini berkesimpulan, BMT Fajar Mulia Ungaran belum sepenuhnya memberlakukan sanksi sesuai dengan ketentuan fatwa Dewan Syariah Nasional, karena pihak BMT justru lebih memilih melakukan eksekusi jaminan. Walaupun eksekusi jaminan bisa dikatakan sebagi sanksi yang didasarkan pada prinsip ta'zir sesuai fatwa pada point ke empat. Eksekusi dilakukan setelah melalui beberapa kali teguran untuk nasabah yang
melalaikan kewajibannya.
Pihak
BMT
belum dapat
memberlakukan sanksi berupa denda, karena sebagian besar nasabah adalah dari kalangan menengah kebawah ditakutkan akan memberatkan nasabah dan pihak BMT takut apabila denda yang dilakukan akan jatuh sebagai riba. Adapun ketentuan sanksi yang telah ditetapkan Dewan Syari'ah Nasional sesungguhnya telah sesuai dengan aturan hukum Islam yang berlaku.
E. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitan lapangan (field research) yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan di lapangan atau di lokasi penelitian, suatu tempat yang dipilih sebagai lokasi untuk menyelidiki gejala obyektif yang terjadi di lokasi tersebut.7 Dalam hal ini yang menjadi lapangan penelitian adalah BMT Syirkah Muawanah MWC NU
7
Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian Dan Tehnik Penyusunan Skripsi, Jakarta: PT Rineka Cipta, cet 1, 2006, hlm, 96.
10
Adiwerna Tegal. Dengan fokus penelitian adalah penalti pada pengambilan simpanan mudharabah berjangka (deposito) sebelum jatuh tempo. 2. Sumber Data a. Data Primer Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan pengambilan data langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari. 8 Data diperoleh dari BMT Syirkah Muawanah
MWC
NU
Adiwerna
Tegal,
anggota
simpanan
mudharabah berjangka (deposito) dan anggota deposito yang dkenai penalti. b. Data Sekunder Data sekunder, yaitu data pendukung yang diperoleh dari data kepustakaan, buku, dokumen dan lain sebagainya yang berhubungan dengan penalti pada pengambilan simpanan mudharabah berjangka (deposito) sebelum jatuh tempo di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal.
8
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, cetakan 1, 1998, hlm 91.
11
3. Metode Pengumpulan Data a. Dokumentasi Dalam mengumpulkan data penulis mencari data yang berupa catatan, transkip, agenda dan sebagainya,9 yang ada kaitannya dengan permasalahan dalam skripsi ini. Adapun dokumen-dokumen tersebut diperoleh dari BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal. b. Wawancara Suatu kegiatan dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan kepada pengelola BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal, anggota simpanan mudharabah berjangka (deposito)
dan anggota
simpanan mudharabah berjangka (deposito).10 Dalam wawancara ini penulis langsung melakukan tanya jawab dengan pengelola BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal, anggota simpanan mudharabah berjangka (deposito) dan anggota deposito yang dikenai penalti. c. Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan
9
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, edisi revisi v, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002, hlm, 206. 10 Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta, cetakan 1, 1991, hlm 39.
12
terhadap keadaan atau perilaku obyek sasaran. 11 Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang operasional produk deposito mudharabah BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal. d. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. 12 Populasi dalam penelitian ini adalah orang yang menjadi anggota simpanan mudharabah berjangka (Deposito) di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal. Populasi untuk anggota yang melakukan simpanan mudharabah berjangka (Deposito) ada 50 anggota, dan diantaranya 3 anggota yang dikenai penalti.13 e. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. 14 Sampel yang digunakan adalah sampel kuota yaitu peneliti menghubungi subjek yang mudah ditemui, sehingga pengumpulan datanya mudah. Adapun alasan penulis menggunakan metode sampling yaitu karena keterbatasan penulis jika seluruh populasi ini digunakan. Untuk anggota simpanan mudharabah berjangka (deposito) diambil 10 orang yang diantaranya 3 anggota simpanan mudharabah berjangka yang dikenai penalti. 11
Abdurrohmat Fathoni, op.cit, hlm, 104. Suharsimi Arikunto, op.cit, hlm, 108. 13 Wawancara dengan Izzah Ariani selaku bagian pembukuan BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal pada tanggal 8 Agustus 2011. 14 Suharsimi Arikunto,op.cit, hlm..119. 12
13
4. Metode Analisis Data Metode yang digunakan untuk menganalisis data pada penelitian ini ialah Metode Deskriptif Analitis yaitu sebuah metode dimana prosedur pemecahan penelitian yang diselidiki dengan menggambarkan dan melukiskan subyek atau obyek pada seseorang atau lembaga pada saat sekarang dengan berdasarkan fakta yang tampak sebagaimana adanya. 15 Metode ini digunakan untuk menganalisis data yang telah diperoleh dalam penelitian, sehingga mendapat kesimpulan atau kejelasan hukum Islam terhadap praktek penalti pada pengambilan simpanan mudharabah berjangka (Deposito) sebelum jatuh tempo di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal apakah sesuai dengan hukum Islam atau tidak.
F. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: BAB I
: Pendahuluan, terdiri dari beberapa sub bab yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, telaah pustaka, metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini serta sistematika penulisan.
15
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, Cet. Ke-6, 1993, hlm, 63.
14
BAB II
:
Akad mudharabah dan penalti, yang meliputi pengertian mudharabah, dasar hukum mudharabah, rukun dan syarat mudharabah, macam-macam mudharabah, hak dan kewajiban shahibul maal dan mudharib dan perkara yang membatalkan mudharabah, syarat minimum akad mudharabah untuk deposito, Pengertian penalti, dasar hukum penalti, jenis penalti, syarat-syarat penalti.
BAB III :
Praktek penalti pada pengambilan simpanan mudharabah berjangka (deposito) sebelum jatuh tempo Di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal yang meliputi: profil BMT Muawanah Syirkah MWC NU Adiwerna Tegal, produkproduk serta prosedur pembukaan rekening di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal, operasional deposito mudharabah di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal, dan praktek penalti pada pengambilan simpanan mudharabah berjangka (deposito) sebelum jatuh tempo di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal.
BAB IV :
Analisis hukum Islam terhadap penalti pada pengambilan simpanan mudharabah berjangka (deposito) sebelum jatuh tempo Di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal. Yang berisi tentang: Analisis praktek penalti dan analisis hukum Islam terhadap penalti pada pengambilan
15
simpanan mudharabah berjangka (deposito) sebelum jatuh tempo di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal. s
BAB V
:
Penutup, bab ini merupakan bab akhir dalam skripsi ini. Di dalam bab ini penulis akan menarik kesimpulan dari permasalahan yang dibuat dalam skripsi ini dan akan memberikan
saran-saran
tentang
hal-hal
yang
perlu
diperhatikan untuk meningkatkan daya kerja BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal.
BAB II AKAD MUDHARABAH DAN PENALTI
A. Ketentuan Umum Tentang Mudharabah 1. Pengertian Mudharabah Mudharabah berasal dari kata dharba, bararti memukul atau berjalan. Sedang yang dimaksud dengan memukul atau barjalan, yaitu seseorang yang memukulkan tangannya untuk berjalan dimuka bumi dalam mencari karunia Allah SWT.1 Secara teknis al Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal apabila kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut.2 Dalam literatur fiqh Mudharabah adalah kontrak antara dua pihak dimana satu pihak yang disebut rob al-mal (Investor) mempercayakan
1
Muhammad Ridwan, konstruksi Bank Syariah Indonesia, Yogyakarta: Pustaka SM, 2007,
hlm,41. 2
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, Jakarta: Gema Insani, 2001, hlm, 95.
16
17
uang kepada pihak kedua, yang disebut mudharib, untuk tujuan menjalankan usaha dagang. Mudharib menyumbangkan tenaga dan waktunya dan mengelola kongsi mereka sesuai dengan syarat-syarat kontrak. Salah satu ciri utama dari kontrak ini adalah bahwa keuntungan, jika ada, akan dibagi antara investor dan mudharib berdasarkan proporsi yang telah disepakati sebelumnya. Kerugian, jika ada, akan di tanggung sendiri oleh investor.3 Menurut istilah Syara’, mudharabah dikenal sebagai suatu akad atau perjanjian atas sekian uang untuk di pertindakan oleh amil (pengusaha) dalam perdagangan, kemudian keuntungan dibagikan diantara keduanya menurut syarat-syarat yang di tetapkan terlebih dahulu, baik dengan sama rata maupun dengan kelebihan yang satu atas yang lain. 4 Dalam konteks deposito, giro, atau tabungan syariah, yang dsebut sebagai pemilik modal atau penanam modal adalah anggota/deposan, dan BMT bertindak selaku pengelola modal (shahibul maal). Berbeda dengan prinsip wadi’ah, prinsip mudharabah mengharuskan adanya syarat-syarat tertentu yang harus ditaati oleh deposan/anggota BMT.
3
Abdullah Saeed , Menyoal Bank Syari’ah Kritik Atas Interpretasi Bunga Bank Kaum Neo-Revivalis, Jakarta: Paramadina, 2004, hlm. 77. 4 Wiroso, Penghimpunan Dana Dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syari’ah, Jakarta: PT Grasindo 2005, hlm, 33-34.
18
Periode dalam deposito syariah sama dengan deposito pada bank konvensional, yaitu berjangka waktu 3 bulan, 6 bulan, atau 12 bulan. Rasio
pembagian
keuntungan
(nisbah)
antara
deposan/anggota
ditentukan di awal pembukaan deposito.5 Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 03/DSNMUI/IV/2000
tentang
Deposito
Menimbang,
Mengingat,
Memperhatikan, Memutuskan, menetapkan: Fatwa tentang Deposito ada dua jenis: a.
Deposito yang tidak dibenarkan secara syariah, yaitu Deposito yang berdasarkan perhitungan bunga.
b.
Deposito yang dibenarkan, yaitu Deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah.6
2. Dasar Hukum Mudharabah Secara umum landasan dasar syari’ah tentang al-Mudharabah lebih mencerminkan ajaran untuk melakukan usaha. Hal ini tampak dalam ayat dan hadits berikut ini: a.
Al- Qur’an ........ ……..
5 6
hlm, 44.
Irma Devita Purnamasari, Akad Syariah, Bandung: Kaifa, 2011, hlm, 31. Mukhtar Alshodiq, Fatwa-Fatwa Ekonomi Syariah Kontemporer, Jakarta: Renaisan, 2005,
19
Artinya :”… dan dari orang-orang yang berjalan dimuka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT…..” (Q.S al-Muzammil:20) 7 Yang menjadi wajhud-dilalah atau argumen dari surah alMuzammil: 20 adalah adanya kata yadhribun yang sama dengan akar kata mudharabah yang berarti melakukan suatu perjalanan usaha. b.
As-Sunnah Diantara hadits yang berkaitan dengan mudharabah adalah hadits yang diriwayatkan Ibnu Majah dari Shuhaib bahwa Nabi SAW bersabda:
Artinya : Ibn Majah Berkata: dari hasan bin ali khilal, bisri bin tsabit al biraz, dan nasir bin qasim, dikuatkan oleh abdurrahim bin daud kepada shalih bin suhaib dari bapaknya bahwasanya Nabi Salallahu alaihi Wassalam telah bersabda, ada tiga hal yang mengandung berkah : jual beli tidak secara tunai, muqaradah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual. HR.Ibnu Majah…
7
Departemen Agama RI Al-Qura’an Dan Terjemahnya, loc. cit, 2006, hlm, 575. Imam Majduddin Abi Sa’adati Mubarok Bin Muhammad As-Syibani, Jaami’ul Ushul, Beirut-Lebanon: Daarul Qutub,Cetakan1,1998, hlm, 515 8
20
. 3. Ijma’ Diantara Ijma’ dalam mudharabah, adanya riwayat yang menyatakan bahwa jama’ah dari sahabat menggunakan harta anak yatim untuk mudharabah. Perbuatan tersebut tidak di tentang oleh sahabat yang lainya. 4. Qiyas Mudharabah
diqiyaskan
kepada
al-Musyaqah
(menyuruh
seseorang untuk mengelola kebun). Selain di antara manusia ada yang miskin dan ada pula yang kaya. Disatu sisi, banyak orang kaya yang tidak dapat mengusahakan hartanya. Disisi lain, tidak sedikit orang miskin yang mau bekerja, tetapi tidak memiliki modal. Dengan demikian adanya mudharabah ditujukan antara lain untuk memenuhi kebutuhan kedua golongan diatas, yakni untuk kemaslahatan manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan mereka. 9 3. Rukun dan Syarat Mudharabah Dalam transaksi dengan prinsip mudharabah harus dipenuhi dengan rukun mudharabah yang meliputi:
9
a.
Shahibul maal atau rabul maal (pemilik dana atau anggota),
b.
Mudharib (pengelola dana atau pengusaha atau bank),
c.
Amal (usaha atau pekerjaan),
Rahmat Syafei, Fiqh Muamalah, Bandung: Pustaka Ceria, 2001, hlm. 226.
21
d.
Ijab Qobul. Sedangkan syarat-syarat sah mudharabah adalah:
1) Modal a)
Modal harus dinyatakan dengan jelas jumlahnya seandainya modal
berbentuk
barang
maka
barang
tersebut
harus
dihargakan dengan harga semasa dalam uang yang beredar (atau sejenisnya). b) Modal harus dalam bentuk tunai dan bukan piutang. c)
Modal
harus
diserahkan
kepada
mudharib,
untuk
memungkinkannya melakukan usaha. 2) Keuntungan a)
Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam prosentase dari keuntungan yang mungkin dihasilkan nanti.
b) Kesepakatan ratio prosentase harus dicapai melalui negoisasi dan dituangkan dalam kontrak. c)
Pembagian keuntungan baru dapat dilakukan setelah mudharib mengembalikan
seluruh (atau
sebagian)
modal kepada
Rabal’mal (anggota).10
10
Muhammad, Sistem Dan Prosedur Operasional Bank Syariah, Yogyakarta: UII Press, 2000, hlm 16-17.
22
4. Macam-macam Mudharabah a.
Al-Mudharabah Muthlaqah Mudharabah muthlaqah (investasi tidak terikat) yaitu pihak pengusaha diberi kuasa penuh untuk menjalankan proyek tanpa larangan atau gangguan apapun urusan yang berkaitan dengan proyek itu dan tidak terkait dengan waktu, tempat, jenis, perusahaan dan pelanggan. Investasi tidak terkait ini pada Bank Syari’ah diaplikasikan pada tabungan dan deposito.11 Dari penerapan mudharabah muthlaqah ini dikembangkan produk tabungan dan deposito, sehingga terdapat dua jenis produk penghimpunan dana, yaitu tabungan mudharabah dan deposito mudharabah. Adapun ketentuan umum dalam produk ini adalah: 1) Bank wajib memberitahukan kepada pemilik dana mengenai nisbah dan tata cara pemberitahuan keuntungan dan atau pembagian keuntungan secara resiko yang dapat ditimbulkan dari penyimpanan dana. Apabila telah tercapai kesepakatan, maka hal tersebut harus dicantumkan dalam akad. 2) Untuk tabungan mudharabah, bank dapat memberikan buku tabungan sebagai bukti penyimpanan, serta kartu ATM dan atau alat penarikan lainya kepada penabung. Untuk deposito
11
Wiroso, op.cit, hlm. 35.
23
mudharabah, bank wajib memberikan sertifikat atau tanda penyimpan (bilyet) deposito kepada deposan. 3) Tabungan mudharabah dapat diambil setiap saat oleh penabung sesuai dengan perjanjian yang disepakati, namun tidak diperkenakan mengalami saldo negatif. 4) Deposito mudharabah hanya dapat dicairkan sesuai dengan jangka
waktu
yang
telah
disepakati.
Deposito
yang
diperpanjang, setelah jatuh tempo kan diperlakukan sama seperti deposito baru, tetapi bila pada akad sudah dicantumkan perpanjangan otomatis maka tidak perlu dibuat akad baru. 5) Ketentuan-Ketentuan tabungan
yang
dan deposito
lain tetap
yang berlaku
berkaitan dengan sepanjang
tidak
bertentangan dengan prinsip syari’ah. 12 b.
Al-Mudharabah Muqayyadah Jenis Mudharabah Muqayyadah ini dibedakan menjadi dua yaitu: 1)
Mudharabah Muqayyadah On Balance Sheet (investasi terikat) Jenis mudharabah ini merupakan simpanan khusus dimana pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh bank. Misalnya, disyaratkan
12
Adiwarman Azwar Karim, Bank Islam Analisis Fiqih Dan Keuangan, Jakarta: IIIT
Indonesia 2003, Cet 2, hlm. 98-99.
24
digunakan untuk bisnis tertentu, atau disyaratkan digunakan untuk nasabah tertentu. Adapun kerakteristik jenis simpanan ini adalah sebagai berikut: a)
Pemilik dana wajib menerapkan syarat-syarat tertentu yang harus diikuti oleh bank dan wajib membuat akad yang mengatur persyaratan penyaluran dana simpanan khusus.
b) Bank wajib
memberitahukan kepada pemilik
dana
mengenai nisbah dan tata cara pemberitahuan keuntungan dan atau pembagian keuntungan secara resiko yang dapat ditimbulkan dari penyimpanan dana. Apabila telah tercapai kesepakatan, maka hal tersebut harus dicantumkan dalam akad. c)
Sebagai tanda bukti simpanan bank menerbitkan bukti simpanan khusus. Bank wajib memisahkan dana ini dari rekening lainya.
d) Untuk deposito mudharabah, bank wajib memberikan sertifikat atau tanda penyimpan (bilyet) deposito kepada deposan.13
13
Ibid, hlm 99.
25
2)
Al Mudharabah Muqayyadah Of Balance Sheet Mudharabah Muqayyadah Of Balance Sheet ini merupakan jenis mudharabah dimana penyaluran dana mudharabah langsung kepada pelaksana usahanya, dimana bank
bertindak
sebagai
perantara
(arranger)
yang
mempertemukan antara pemilik dana dengan pelaksana usaha. Pemilik dana dapat menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh bank dalam mencari kegiatan usaha yang akan dibiayai dan pelaksanaan usahanya. Adapun kerakteristik jenis simpanan ini adalah sebagai berikut: a)
Sebagai tanda bukti simpanan bank menerbitkan bukti simpanan khusus. Bank wajib memisahkan dana ini dari rekening lainya. Simpanan khusus dicatat pada pos tersendiri dalam rekening administratif.
b) Dana simpanan khusus harus disalurkan secara langsung kepada pihak yang diamanatkan oleh pemilik dana. c)
Bank menerima komisi atas jasa mempertemukan kedua pihak. Sedangkan antara pemilik dana dan pelaksana usaha berlaku nisbah bagi hasil. 14
14
hlm. 60
Heri Sudarsono, Bank Dan Lembaga Keuangan Syari’ah, Yogyakarta : Ekonisia 2004,
26
5. Hak dan Kewajiban Shahibul Maal dan Mudharib a.
Hak dan kewajiban shahibul maal adalah: 1) Menerima bagian laba tertentu sesuai yang disepakati dalam mudharabah. 2) Menerima jaminan dari mudharib atau pihak ketiga yang dapat digunakan apabila mudharib melakukan pelanggaran atas akad mudharabah. Jaminan tersebut dapat
berupa jaminan
kebendaan
seperti
dan
atau
jaminan
umum,
jaminan
perusahaan. 3)
Mengawasi pelaksanaan kegiatan usaha yang dilakukan oleh mudharib.
4) Menyediakan seluruh modal yang telah disepakati. 5) Menanggung seluruh kerugian usaha yang tidak diakibatkan oleh kelalaian, kesengajaan dan atau pelanggaran mudharib atas mudharabah. b.
Hak dan kewajiban mudharib adalah: 1) Menerima bagian laba tertentu sesuai yang disepakati dalam mudharabah. 2) Mengelola
kegiatan
usaha
untuk
tercapainya
mudharabah tanpa campur tangan shahibul maal.
tujuan
27
3) Mengelola modal yang telah diterima dari shahibul maal sesuai dengan kesepakatan, dan memperhatikan syariah Islam serta kebiasaan yang berlaku. 4) Menanggung seluruh kerugian usaha yang diakibatkan oleh kelalaian, kesengajaan dan atau pelanggaran mudharib atas mudharabah.15 6. Perkara yang Membatalkan Mudharabah Mudharabah menjadi batal apabila ada perkara-perkara sebagai berikut: a. Tidak terpenuhinya salah satu atau beberapa syarat mudharabah b. Pengelola
dengan
sengaja
meninggalkan
tugasnya
sebagai
pengelola modal atau pengelola berbuat sesuatu yang bertentangan dengan tujuan akad. c. Apabila pelaksana atau pemilik modal meninggal dunia atau salah seorang pemilik modal meninggal dunia, mudharabah menjadi batal. 16 7. Syarat Minimum Akad Mudharabah untuk Deposito Dalam pasal 5 peraturan Bank Indonesia, syarat minimum yang harus tercantum dalam akad mudharabah untuk deposito adalah:
15
Yeni Salma Barlinti, Kedudukan Fatwa Dewan Syariah Nasional Dalam Sistem Hukum Nasional, Badan Litbang Dan Diklat Kementerian Agama RI, Cet pertama, 2010, hlm, 352-353. 16 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010, hlm, 143.
28
a. Adanya pihak-pihak yang melakukan akad, yakni BMT dan deposan/anggota. BMT bertindak selaku pengelola dan (mudharib). Sementara anggota bertindak selaku pemilik dana (shahibul maal). b. Dananya harus disetor penuh. Jadi, tidak dibolehkan pemberian dana dalam bentuk cicilan atau bertahap. c. Pembagian keuntungan dalam nisbah. Pembagian keuntungan dibuatkan persentase pembagiannya, yang besarnya ditentukan di awal. d. Pada deposito, anggota wajib menginvestasikan dana minimum tertentu. Misalnya, minimum uang yang disimpan di BMT adalah Rp. 1.000.000,00. e. Anggota tidak boleh menarik dana di luar kesepakatan. Jadi anggota tidak boleh mengambil dana rersebut sewaktu-waktu. Harus ditetapkan akan disimpan oleh anggota yang bersangkutan dalam jangka waktu yang telah disepakati di awal akad (misalnya 3 bulan, 6 bulan, atau 12 bulan). f. Biaya operasional dari nisbah BMT. Jadi, dalam pembagian nisbah antara BMT dan anggota, sudah ditentukan bahwa pembagian keuntungan (nisbah) yang diterima oleh BMT, sudah termasuk biaya operasional BMT dalam memelihara rekening deposito. g. BMT tidak boleh mengurangi hak anggota.
29
h. BMT tidak menjamin dana anggota, kecuali diatur berbeda dalam perundang-undangan yang berlaku. 17 B. Ketentuan Umum Tentang Penalti 1.
Pengertian Penalti Penalti adalah hukuman berupa pengenaan biaya karena pelanggaran suatu perjanjian, misalnya kelambatan pelunasan utang pokok atau pelanggaran ketentuan rasio kas. 18
2.
Dasar Hukum Penalti a.
Al-Qur’an Firman Allah QS. Al-Maidah (5) ayat 1
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu……19 b.
Kaidah Fiqh 20
ا لضرر يزال
Artinya: “ Bahaya (beban berat) harus dihilangkan Berdasarkan kaedah fiqh di atas, pengenaan penalti pada pengambilan simpanan mudharabah berjangka (deposito) sebelum 17
Irma Devita Purnamasari, hlm, 32. Sigit Winarno dkk, Kamus Perbankan, Bandung: CV Pustaka Grafika, 2006, hlm, 425. 19 Departemen Agama RI Al-Qura’an Dan Terjemahnya, hlm, 106. 20 A’bdul Hamid Hakim, As-Sullam juz 2 , Jakarta: Sa’adiyah Putra, hlm 59. 18
30
jatuh tempo merupakan pendekatan yang sesuai bagi meringankan kemudaratan yang dialami oleh anggota dan pada masa yang sama mendisiplinkan mudharib (BMT) untuk menjelaskan pengambilan simpanan mengikut jadwal yang telah ditetapkan. 3.
4.
Jenis-jenis Penalti: a.
Penalti dihitung sekian persen dari bunga sebelum pajak.
b.
Penalti dihitung sekian persen dari bunga setelah pajak.
c.
penalti dihitung sekian persen dari nominal deposito.21
Syarat- Syarat Penalti: a.
Klausul dalam kontrak.
b.
Perjanjian kredit.
c.
Kewajiban lain-lain yang memperbolehkan lembaga keuangan untuk membebani denda karena melakukan penarikan pada akun simpanan sebelum waktunya, kelambatan pembayaran pada peminjaman dengan angsuran atau putus kontrak (penalty requirements).22
21
http://uanganda.or.id/web/index.php?option=com_content&view=article&id=148:depositoberjangka&catid=28:topik-minggu-ini&Itemid=86, Sabtu 15 Oktober 2011. 22 E:\syarat2 penalti.htm, Sabtu 15 Oktober 2011.
BAB III PRAKTEK PENALTI PADA PENGAMBILAN SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO) SEBELUM JATUH TEMPO DI BMT SYIRKAH MUAWANAH MWC NU ADIWERNA TEGAL A. Profil BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal Terjadinya krisis moneter dan ekonomi pada tahun 1997 yang disusul dengan krisis politik nasional telah membawa dampak besar dalam perekonomian nasional. Krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami kesulitan yang sangat parah. Keadaan tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia
mengambil
kebijakan
untuk
merestrukturisasi
dan
merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia. Lahirnya undangundang No. 10 tahun 1998, tentang perubahan atas undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, pada bulan November 1998 telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank syariah di Indonesia. Undang-undang
tersebut
memungkinkan
bank-bank
beroperasi
sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah. Tumbuhnya bank-bank syariah tersebut kemudian diikuti oleh tumbuhnya koperasi-koperasi simpan pinjam yang berbasis syariah yang dikenal dengan “ Baitul Maal Wat Tanwil”.1
1
Wawancara dengan Slamet Ibnu Tafsir selaku Manager BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal pada tanggal 4 Agustus 2011.
31
32
BMT tumbuh sebagai upaya untuk menopang ekonomi kelas bawah sebagai wujud kepedulian masyarakat bersama-sama pemerintah membangun Indonesia agar mampu dan bangkit menghadapi krisis nasional yang berkepanjangan. Maka dari itu pengurus MWC NU Adiwerna
melalui
lembaga
perekonomian
NU
bersama
anggota
membentuk suatu lembaga keuangan syari’ah, dan pada hari ahad tanggal 04 maret 2002 didirikan BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna. Hal inilah yang melatar belakangi lahirnya BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna. 2 BMT Syirkah Muawanah berlokasi di Jl. Raya Kalimati No. 19, Adiwerna, Tegal, merupakan salah satu lembaga keuangan syariah dari sekian banyak lembaga keuangan syariah yang telah ada sebelum di kabupaten Tegal. BMT Syirkah Muawanah Adiwerna didirikan dengan modal awal dari anggota pendiri. Langkah awal operasinya yang menjadi prioritas adalah dari sektor simpanan guna membentuk permodalan. Dimana dari sektor ini diharapkan nantinya BMT dapat menyediakan dana atau kebutuhan modal dari anggota masyarakat, dan juga dapat membuka kesempatan bagi mereka untuk menabung atau menyimpan uangnya di BMT. Simpanan yang berasal dari masyarakat nantinya akan dikelola secara professional sesuai visi dan misi
dari pendiri BMT Syirkah
Muawanah MWC NU Adiwerna.
2
Brosur BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal.
33
Diharapkan dengan didirikannya BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna dapat menjadi lembaga keuangan syariah yang akomodatif dalam menyelesaikan masalah-masalah ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat. Berikut profil kelembagaan BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna : Nama
: BMT Syirkah Muawanah MWC NU
Alamat
: Jl. Raya Kalimati No. 15 Adiwerna Tegal
Telepon
: (0283) 3317572
Tanggal Berdiri
: 04 Maret 2002
Tanggal Beroperasi
: 04 Maret 2002
Jenis Usaha
: Koperasi Serba Usaha (KSU)3
Untuk memperlancar tugas BMT maka diperlukan struktur yang mendeskripsikan alur kerja yang harus dilakukan oleh personil yang ada didalam BMT biasanya meliputi, Musyawarah Anggota Pemegang Simpanan Pokok,
Dewan Syariah, Pembina Manajemen, Manajer,
Pemasaran, Kasir dan Pembukuan. Tetapi dalam kenyataannya setiap BMT memiliki bentuk struktur organisasi yang berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : Ruang lingkup atau wilayah operasi BMT, efektifitas dalam pengelolaan organisasi BMT, orientasi program kerja yang akan direalisasikan dalam jangka pendek dan jangka
3
Ibid
34
panjang,
jumlah sumber
daya
manusia
yang diperlukan dalam
menjalankan operasi BMT. Adapun struktur organisasi BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna terdiri dari susunan pengurus dan pengelola :
SUSUNAN PENGURUS Dewan Pengawas Syariah : KH. Bahrudin Tarmidi H. Ahmad Jazuli Affandi Dewan Peng. Management Ketua
: Drs. H. Alfatah, M.Pd
Anggota
: Drs. H. Mahfud, M.Pd H. Suridin Maulana
Pengurus Harian Ketua
: Samsuri, S.Ag
Sekretaris
: Waluyo
Bendahara
: M. Burhanuddin
PENGELOLA Manager
: Slamet Ibnu Tafsir
Kabag Marketing
: Aji Samsul Arif
Pembiayaan
: Ahmad Tasripin
Marketing
: Suhari Muhammad Shobirin
Pembukuan
: Izzah Ariani
35
Afni FA. Astuti, AMD, Kom Teller
: Lisana Indri fitri Istiningsih 4 Adapun Visi dan Misi yang hendak dicapai oleh BMT Syirkah
Muawanah MWC NU Adiwerna adalah : Visi :Menjadi lembaga keuangan alternatif untuk menjauhkan dari praktik ribawi. Misi :Untuk memajukan perekonomian ummat terutama masyarakat Adiwerna Tegal. Untuk mewujudkan Visi dan Misi tersebut BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna melakukannya dengan cara memberikan berbagai fasilitas yang kiranya dapat membantu permodalan usaha bagi masyarakat menengah kebawah, melalui berbagai macam produk simpanan dan pembiayaan yang disediakan. Dengan cara memberikan prosedur
dan persyaratan pembiayaan yang
sangat
mudah dan
memungkinkan utnuk dipenuhi oleh masyarakat yang berasal dari kelas ekonomi menengah kebawah untuk menjadi nasabah pembiayaan. Sehingga nantinya BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna dapat berperan aktif didalam laju perekonomian masyarakat kecil. Sebagai sebuah lembaga yang menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam operasional setiap produknya, maka BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna diharapkan dapat menjadi sebuah lembaga keuangan 4
Data rekapitulasi struktur organisasi baru BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal.
36
syariah non bank yang bisa menjauhkan masyarakat dari praktik ribawi sekaligus melepaskan masyarakat dari ketergantungan pada rentenir sehingga keadilan ekonomi bagi masyarakat khususnya masyarakat kecil dapat diwujudkan.5 B. Produk-Produk Serta Prosedur Pembukaan Rekening di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Semua produk pembiayaan BMT menerapkan akad mudharabah, musyarakah ataupun murabahah. Di mana dengan akad-akad tersebut dipandang sesuai dengan prinsip syariah karena dalam akad ini akan diperoleh keadilan baik bagi pihak BMT maupun pihak anggota peminjam dana (kreditur). Hal inilah yang menjadi alasan dalam pemilihan akad pada produk-produk simpanan dan pembiayaan di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal. Adapun kebijakan-kebijakan dalam operasional setiap produk baik produk simpanan maupun produk pembiayaan adalah kewenangan dari pihak manager BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal, kewenangan tersebut meliputi mekanisme bagi hasil dan pemberian bonus pada setiap produk. Termasuk perubahan kebijakan dalam setiap produk seperti perubahan dalam penentuan nisbah bagi hasil, perubahan dalam
5
Wawancara dengan Slamet Ibnu Tafsir selaku Manager BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal pada tanggal 4 Agustus 2011.
37
besar kecilnya atau jenis pemberian bonus adalah kewenangan dari pihak manager. 6 1. Produk-Produk BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal Berikut ini produk-produk simpanan dan pembiayaan di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal: a. Simpanan: 1) Warna (Warga Nahdliyin) Simpanan warga nahdliyin yaitu simpanan yang berasal dari warga nahdliyin, namun pada prakteknya siapa saja bisa menjadi anggota simpanan warna, tidak hanya untuk warga nahdliyin saja. Simpanan warna bisa diambil setiap saat.Anggota akan memperoleh bonus setiap bulan, besarnya bonus tergantung penghasilan BMT. Manfaat: a)
Mendapat bonus setiap bulan
b) Terjamin keamanan dana anggota c)
Memberikan kemudahan bagi anggota dalam menyimpan uangnya, karena simpanan warna bisa diambil setiap saat.
2) Utama Tabungan berupa slip penarikan (giro), setiap bulan anggotaakan dikenakan biaya administrasi.
6
Ibid
38
Manfaat: a)
Terjaminnya keamanan dana anggota
b) Memberikan kepraktisan dalam menyimpan uang. 3) Qurban Tabungan yang ditujukan untuk melaksanakan ibadah qurban. Penarikannya dilakukan menjelang ibadah qurban. Penarikan dapat berupa hewan qurban atau uang. Manfaat: a)
Mendapatkan bonus berupa kaos atau yang lainnya.
b) Membantu
anggota
dalam
merencanakan
ibadah qurban. 4) Mapan (Masa Depan) Simpanan
yang
ditujukan untuk
masa
depan,
simpanan ini tidak ada jangka waktu pengambilannya, anggota akan mendapatkan bonus setiap bulannya. Manfaat: a)
Mendapatkan bonus setiap bulan.
b) Dapat dijadikan sebagai sarana investasi untuk masa depan.
39
5) Deposito simpanan berjangka 3 bulan, 6 bulan ataupun 12 bulan. Minimal uang yang didepositokan sebesar Rp. 1.000.000,-
(satu
juta
rupiah).
Dengan
bagi
hasil
menggunakan persentase dari nominal deposit. Kemudian hasil dari persentase nominal deposit tersebut dibagi jumlah bulan dalam satu tahun (12) Manfaat: a)
Terjaminnya keamanan dana anggota.
b) Mendapatkan bagi hasil setiap bulan yang diberikan secara tunai melalui simpanan warna. c)
Anggota dapat dengan tenang memprogram keuangan secara terencana.
b. Pembiayaan 1) Mudharabah Pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan untuk membiayai suatu usaha, di mana BMT bertindak sebagai pemberi modal dan mitra usaha sebagai pengelolanya. Dalam pembiayaan ini ada kesepakatan bagi hasil antara BMT dan anggota penerima dana atau mitra usaha. Begitupun dengan pembayaran pinjaman dilakukan sesuai dengan jangka waktu yang disepakati (hari/mingguan/bulanan).
40
Manfaat: a)
Membiayai total kebutuhan modal usaha anggota.
b) Nisbah bagi hasil tetap antara BMT dan anggota. c)
Angsuran berubah-ubah sesuai tingkat revenue atau realisasi usaha anggota.
2) Musyarakah Musyarakah adalah pembiayaan khusus untuk modal kerja, di mana dari BMT merupakan bagian modal usaha anggota dan keuntungan akan dibagi berdasarkan nisbah yang telah disepakati. Manfaat: a)
Lebih menguntungkan karena berdasarkan prinsip bagi hasil.
b) Mekanisme yang fleksibel sesuai dengan realisasi usaha. 3) Murabahah Murabahah adalah pembiayaan untuk pembelian suatu barang modal, pembayaran dilakukan dengan angsuran. Manfaat: a)
Membiayai kebutuhan anggota dalam hal pengadaan barang konsumsi seperti: rumah,
41
kendaraan atau barang produktif seperti: mesin produksi dan lain-lain. b) Anggota dapat mengangsur pembayarannya dengan jumlah angsuran yang tidak akan berubah selama masa perjanjian. 4) Ba’I bitsaman ajil Pembiayaan Ba’I bitsman ajil adalah pembiayaan untuk pembelian barang dengan cicilan. Dimana BMT membeli suatu barang yang kemudian langsung dijual kepada anggota dengan keuntungan sebesar 40% dari harga pokok. Manfaat: a)
Memberikan kemudahan bagi anggota yang kesulitan untuk membeli suatu barang.
b) Nasabah dapat mengangsur pembayarannya dengan jumlah angsuran yang tidak akan berubah selama masa perjanjian. 2. Prosedur Pembukaan Simpanan dan Pembiayaan Adapun prosedur atau persyaratan untuk pembukaan rekening simpanan dan pembiayaan di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal adalah sebagai berikut: a. Syarat Pembukaan Simpanan: i. Mengisi aplikasi pembukaan rekening. ii. Fotocopi KTP 2 Lembar.
42
iii. SIUP/ NPWP (Simpanan Utama). b. Syarat Pembukaan Pembiayaan: i.
Mendaftar dibagian pembiayaan.
ii.
Menyerahkan KTP suami isteri 2 lembar.
iii. Kartu keluarga (KK). iv. Jaminan BPKB/ Sertifikat. v.
Tabungan minimal 20% dari plafond pembiayaan. 7
C. Operational Deposito Mudharabah di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal Kegiatan
utama
dari
sebuah
lembaga
keuangan
adalah
penghimpunan dana, salah satunya adalah penghimpunan dana dari masyarakat, penghimpunan dana dari masyarakat ini dilakukan guna membantu permodalan awal dari para pendiri, adapun salah satu cara untuk menghimpun dana dari masyarakat adalah dengan menyediakan produk deposito berjangka. Secara umum, deposito berjangka adalah simpanan perorangan atau badan usaha yang hanya dapat diambil setelah jatuh tempo. Sehingga, deposito berjangka merupakan suatu simpanan yang berbeda dengan simpanan lainnya, seperti tabungan, yang sewaktuwaktu dapat diambil oleh anggotanya. Produk deposito yang disediakan oleh BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal adalah deposito berjangka, dengan jangka waktu 3 bulan, 6 bulan atau pun 12 bulan. Dimana dalam produk deposito
7
Brosur BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal.
43
ini akad yang digunakan adalah akad mudharabah, pengelola beralasan bahwa semua simpanan uang dari masyarakat pada prinsipnya adalah sebuah simpanan yang wajib dijaga dan dikembalikan sesuai dengan prosedur yang ada di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal.8 Adapun operasional deposito mudharabah di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal meliputi: Strategi pemasaran produk deposito mudharabah, prosedur pembukaan rekening dan ketentuan yang berlaku didalamnya, dan pengelolaan dana deposito di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal, akan diterangkan dalam sub bab di bawah ini: 1.
Strategi Pemasaran Produk Deposito Mudharabah Dalam memasarkan setiap produk-produknya BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal melakukan sosialisasi produkproduknya di pasar-pasar dan sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta yang ada di kabupaten Tegal. Strategi ini digunakan karena dipandang sebagai salah satu cara yang efisien dalam memasarkan produk-produknya yang ada termasuk produk deposito. Dengan cara strategi ini diharapkan para calon anggota dapat memperoleh informasi yang mendetail mengenai produk-produk yang ada di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal. Sehingga nantinya anggota dapat tertarik untuk menyimpan dananya atau pun
8
Wawancara dengan Slamet Ibnu Tafsir selaku Manager BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal pada tanggal 4 Agustus 2011.
44
mengajukan pembiayaan di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal. Strategi yang digunakan oleh BMT Syirkah Muawanah MWUC NU Adiwerna Tegal adalah dengan cara menerjunkan pegawai ke lapangan terutama ke pasar-pasar tradisional dan sekolahan yang ada di Kabupaten Tegal guna mensosialisasikan produk-produk BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal kepada masyarakat kecil. Pasar tradisional dan sekolahan menjadi prioritas dikarenakan dari sinilah kebanyakan para anggota berasal, baik anggota penyimpan dana maupun anggota pembiayaan. 9 Dengan strategi jemput bola ini pemasaran dan pengenalan deposito kepada masyarakat luas akan lebih efektif. Sehingga diharapkan akan terjadi peningkatan jumlah anggota dan jumlah dana simpanan yang satu ini. Dari data rekapitulasi deposito selama tahun 2011 sudah tercatat 50 orang yang menjadi anggota deposito dengan jumlah keseluruhan simpanan Rp. 300.000.000,-.10 Berikut pendapat beberapa anggota terhadap simpanan mudharabah berjangka (deposito) di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal: a. Nama Alamat
: Zaenal Abidin : Desa Kalimati
Simpanan : Rp. 3.000.000,9
Wawancara dengan Slamet Ibnu Tafsir selaku Manager BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal pada tanggal 4 Agustus 2011. 10 Data Rekapitulasi Deposito Tahun 2011
45
Beliau
mengungkapkan
bahwa
prosedur
pengajuan
simpanan mudharabah berjangka (deposito) yang ditentukan oleh BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal tidaklah terlalu sulit dan berbelit-belit. Beliau juga senang dan puas dengan simpanan mudharabah berjangka (deposito) yang mempunyai jangka waktu bervariatif 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan. b. Nama
Alamat
11
: Bapak Moh. Rohman : Desa Talang
Simpanan : Rp. 6.000.000,Beliau mengatakan bahwa faktor yang mendorongnya untuk mengajukan simpanan ini adalah dengan adanya simpanan mudharabah berjangka (deposito) beliau akan mendapatkan bagi hasil yang lumayan. Beliau merasa senang dengan adanya simpanan mudharabah berjangka (deposito) dari BMT yang pencairannya pun tepat pada jangka waktu yang dipilih beliau. 12 c. Nama Alamat
: Ibu Hj. Juwairiyah : Desa Pesarean
Simpanan : Rp. 15.000.000,Seperti beberapa anggota lainnya, beliau menyampaikan bahwasanya prosedur simpanan mudharabah berjangka (deposito)
11 12
Wawancara dengan Zaenal Abidin pada tanggal 9 Agusutus 2011 Wawancara dengan Bapak Moh. Rohman pada tanggal 15 Agustus 2011
46
yang dilakukan di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal tidak sulit dan menurut beliau cukup mudah.13 d. Nama Alamat
: Ibu Marwah : Desa Narawisan
Simpanan : Rp. 8.000.000,Beliau
mengungkapkan
dengan
adanya
simpanan
mudharabah berjangka (deposito) beliau bisa membantu anggota pembiayaan untuk modal usahanya walupun simpanan beliau cuma sedikit di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwernna Tegal. 14 e. Nama Alamat
: Bapak Alwi Nahas : Desa Kajen
Simpanan : Rp. 5.000.000,Beliau
mengungkapkan
dengan
adanya
simpanan
mudharabah berjangka (deposito), beliau bisa menyimpan uangnya dengan aman dan bisa diperpanjang secara otomatis walaupun beliau
tidak
memberitahukan
kepada
pihak
diperpanjang.15 f. Nama Alamat
: Dedy Setiawan : Desa Kebasen
Simpanan : Rp. 5.000.000,-
13
Wawancara dengan Ibu Hj. Juwairiyah pada tanggal 17 Agustus 2011 Wawancaradengan Ibu Marwah pada tanggal 17 Agustus 2011 15 Wawancara dengan Bapak Alwi Nahas pada tanggal 15 Agustus 2011 14
BMT
akan
47
Beliau mengatakan bahwa dengan adanya simpanan mudharabah
berjangka
(deposito)
beliau
bisa
mengambil
simpanannya sesuai dengan jangka waktu yang beliau pilih. 16 g. Nama Alamat
: Moh. Kholil : Desa Lemahduwur
Simpanan : Rp. 2.000.000,Beliau menceritakan mengenai simpanan yang telah diajukan, yaitu simpanan mudharabah berjangka (deposito) sebesar Rp. 2.000.000,- dengan jangka waktu 3 bulan, beliau mendapatkan bagi hasil Rp. 20.000,-17 2.
Prosedur pembukaan rekening dan ketentuan yang berlaku dalam deposito mudharabah di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal. a. Prosedur Pembukaan Rekening Deposito 1) Mengisi aplikasi pembukaan rekening. 2) Menyerahkan foto copy KTP atau surat tanda pengenal lainnya 2 lembar. 3) Menyetorkan uang yang akan didepositokan minimal Rp. 1.000.000 (satu juta rupiah). 4) Membayar biaya administrasi sebesar Rp. 10.000 (sepuluh ribu rupiah) guna: pembukaan rekening deposito dan biaya materai.
16 17
Wawancara dengan Dedy Setiawan pada tanggal 13 Agustus 2011 Wawancara dengan Moh. Kholil pada tanggal 9 Agustus 2011
48
5) Membayar administrasi Rp. 2.000 (dua ribu rupiah) guna membayar rekening WARNA untuk penyimpanan bagi hasil deposan. 6) Memilih jangka waktu yang akan digunakan: 3, 6, atau 12 bulan. b. Ketentuan Yang Berlaku Dalam Produk Deposito 1) Deposito bejangka hanya dapat dicairkan pada tanggai jatuh tempo, kecuali mendapat persetujuan pimpinan setempat dan dikenakan biaya administrasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2) Deposito bejangka diperpanjang secara otomatis, jika tanpa ada pemberitahuan dari deposan sesuai nominal dan jangka waktunya. 3) Jika deposito berjangka tersebut akan dicairkan atau dirubah jangka waktunya, maka deposan wajib memberitahukan kepada pihak BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sebalum jatuh tempo. 4) Deposito berjangka yang diperpanjang secara otomatis, pada saat perpanjangan tidak diterbitkan Bilyet Deposito yang baru, namun hanya diberikan surat pemberitahuan.
49
5) Apabila Bilyet Deposito hilang/dicuri, deposan harus segera melaporkan kepada Bank dengan dilampirkan surat keterangan hilang dari kepolisian. 6) Dalam hal Bilyet Deposito diserahkan kepada BMT sebagai jaminan, jumlah yang telah didepositokan tidak dapat dicairkan selama masih menjadi jaminan. 7) Dalam hal deposito berjangka dibukukan atas nama dua orang, maka: i. Apabila salah satu pihak meninggal dunia, maka pemilik yang tinggal berhak menarik jumlah deposito tersebut pada saat jatuh tempo, bilamana ada surat penunjukan ahli waris yang sah menurut hukum yang telah ditetapkan. ii. Apabila salah satu pihak melarang pembayaran jumlah tersebut kepada pihak lain, maka BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna tidak akan membayar kecuali pihak yang bersangkutan telah menyelesaikan perkaranya. 8) Bagi hasil sebagai hak deposan sesuai kesepakatan. 9) Deposito berjangka tidak dapat diperjual belikan kepada dan oleh siapapun. 10) Deposan atau pemilik deposito berjangka ini dianggap telah mengetahui dan menyetujui semua ketentuan di atas. 18
18
Dikutip dari Data Syarat dan Ketentuan Pembukaan Rekening Deposito Berjangka di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal.
50
3.
Pengelolaan Dana Deposito Mudharabah Menurut Slamet Ibnu Tafsir selaku manager BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal, bahwa dana deposito sangat berguna sekali bagi BMT. Hal ini dikarenakan sifat dari rekening deposito yang haya dapat diambil setelah jatuh tempo baik itu 3 bulan, 6 bulan atau pun 12 bulan. Dengan demikian, sehingga BMT dapat memaksimalkan
dana
tersebut
semaksimal
mungkin
untuk
memperoleh keuntungan dari pengelolaan dana simpanan deposito tersebut. Dalam mengelola dana deposito yang telah terkumpul, BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal mengelolanya dengan cara menyalurkan melalui produk-produk pembiayaan kepada pihak ketiga yang telah disediakan antara lain: a. Pembiayaan Mudharabah. b. Pembiayaan Musyarakah. c. Pembiayaan Murabahah. d. Pembiayaan Ba’I Bitsaman Ajil. Penyaluran dana dengan penyediaan produk pembiayaan ini merupakan salah satu cara untuk memanfaatkan dana deposito yang telah terkumpul. Yang mana nantinya diharapkan dapat menghasilkan keuntungan bagi semua pihak. Yang mana keuntungan tersebut akan dibagikan antara BMT dengan para anggota pembiayaan (kreditur), sehingga BMT dapat memberikan keuntungan pula kepada anggota
51
debitur dalam hal ini adalah anggota simpanan deposito atau deposan.19 D. Perkembangan BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal. BMT merupakan bentuk lembaga keuangan dan bisnis yang serupa dengan koperasi atau lembaga swadaya masyarakat. Baitut tamwil merupakan cikal bakal lahirnya bank syariah pada tahun 1992. Masyarakat yang biasanya dilayani BMT adalah masyarakat kecil yang kesulitan berhubungan dengan bank. Perkembangan BMT semakin marak setelah mendapat dukungan dari yayasan Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (YINBUK) yang diprakasai oleh MUI dan Ikatan Cendikiawan Muslim (ICMI).20 Begitu pula dengan BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal yang semakin berkembang, dari menyewa satu tempat ketempat yang lain, akhirnya BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal mempunyai tempat sendiri yang sangat strategis diKabupaten Tegal tepatnya di Jl. Raya Kalimati No. 15 Kecamatan Adiwerna. BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal merupakan suatu lembaga keuangan yang didasarkan pada prinsip-prinsip syariah dengan menggunakan sistem bagi hasil dalam operasionalnya. Dengan prinsip ini BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal berusaha mengumpulkan dana dari pihak yang kelebihan dana yang kemudian disalurkan kepada pihak yang membutuhkan modal untuk usahanya. 19
Wawancara dengan Izzah Ariani selaku bagian pembukuan BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal pada Tanggal 8 Agustus 2011 20 Muhammad, Bank Syariah Analisis kekuatan, Peluang, Kelemahan Dan Ancaman, Yogyakarta: Ekonisia, 2003, hlm, 135.
52
Semakin berkembangnya masalah ekonomi masyarakat, maka berbagai kendala tidak mungkin dilepaskan dari keberadaan BMT. Maka dengan menggunakan strategi jemput bola BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal menawarkan produk-produknya kepada masyarakat kecil menengah kebawah. Agar masyarakat tersebut yang dulunya belum mempunyai modal dapat mempunyai modal untuk usahanya. Dengan berjalannya waktu akhirnya BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal mempunyai
cabang di pasar Benjaran
kecamatan Adiwerna, ini merupakan wujud konspirasi masyarakat bahwa anggota masih membutuhkan permodalan baik dalam bentuk pembiayaan maupun simpanan modal sehingga lembaga keuangan syariah keadaannya tetap
dibutuhkan
oleh
masyarakat
untuk
melancarkan
kegiatan
ekonominya baik dikalangan pedagang maupun pengusaha. E. Praktek Penalti Pada Pengambilan Simpanan Mudharabah Berjangka (Deposito) Sebelum Jatuh Tempo di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal. Praktek penalti pada deposito mudharabah di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal adalah berdasarkan pada kesepakatan antara anggota dengan BMT. Kesepakatan tersebut adalah kesepakatan dalam menentukan berapa besar penalti yang akan dikenakan kepada anggota yang mengambil simpanan mudharabah berjangka (deposito) sebelum jatuh tempo. Yang mana besar kecilnya penalti
53
tergantung pada besar kecilnya simpanan dan lamanya jangka waktu yang dipilih anggota. Bagi anggota yang ingin menarik uangnya sebelum jatuh tempo maka harus mendapatkan persetujuan dari Manager BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal dan akan dikenakan penalti atau denda. Aturan ini telah ada pada ketentuan sebelumnya yang mana dalam ketentuan sebelumnya dinyatakan anggota akan dikenakan biaya administrasi sebesar Rp. 25.000,- (dua puluh lima ribu rupiah). Maka secara otomatis anggota akan mendapatkan perubahan besarnya porsi bagi hasil yang terkurangi dari perjanjian yang sebelumnya. Hal ini dikarenakan bagi hasil yang akan diberikan adalah berdasarkan jangka waktu atau lamanya uang tersebut didepositokan. 21 Dari data rekapitulasi deposito selama tahun 2011 sudah tercatat 3 orang yang menjadi anggota deposito yang dikenai penalti. 22 Berikut ini merupakan pendapat 3 anggota simpanan mudharabah berjangka yang dikenai penalti: 1) Nama
: Bapak Cahyono
Alamat
: Ds. Kalimati
Penalti
: Rp. 150.000,Beliau mengungkapkan bahwa penalti yang dikenakan
kepadanya terasa merugikan karena ketika beliau ingin mengambil
21
Wawancara dengan Izzah Ariani selaku bagian pembukuan BMT Syirkah Muawanah pada tanggal 8 Agustus 2011. 22 Data rekapitulasi anggota deposito yang dikenai penalti
54
simpanannya untuk kebutuhan yang mendadak uangnya harus terkurangi dengan adanya penalti tersebut.23 2) Nama
: Ibu Tarminah
Alamat
: Ds. Pesayangan
Penalti
: Rp. 300.000,Beliau
mengungkapkan
BMT
tidak
seharusnya
memberlakukan penalti kepada beliau, karena simpanan itu adalah hak beliau jadi kapanpun beliau butuh, beliau bisa mengambilnya kapanpun. 24 3) Nama
: Bapak Wain
Alamat
: Ds. Kebasen
Penalti
: Rp. 100.000,Beliau mengungkapkan bahwa penalti yang dikenakan
kepadanya karena mengambil simpanannya sebelum jatuh tempo menurut beliau tidak merugikan, beliau merasa terbantu dengan adanya BMT, karena ketika beliau sedang membutuhkan uang secara mendadak beliau bisa langsung mengambil uang simpanannya walaupun belum mencapai waktu yang telah disepakati. Beliau tidak memperdulikan berapa besar penalti yang harus dibayar, yang penting beliau bisa mengambil simpanannya untuk memenuhi kebutuhannya yang mendadak. 25
23
Wawancara dengan Bapak Cahyono pada tanggal 10 Agustus 2011 Wawancara dengan Ibu Tarminah pada tanggal 12 Agustus 2011 25 Wawancara dengan Bapak Wain pada Tanggal 20 Agustus 2011 24
55
Berikut ini adalah contoh kasus anggota yang mengambil simpanan berjangka (deposito) sebelum jatuh tempo dan dikenakan penalti. Bapak Wain adalah salah satu anggota di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal yang mendepositokan uangnya sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) pada tanggal 16 Mei 2011, untuk jangka waktu 3 bulan. Akan tetapi yang harusnya uang diambil pada waktu jatuh tempo tanggal 16 Agustus 2011, bapak Wain mengambilnya sebelum jatuh tempo pada tanggal 10 juli 2011. Maka bapak Wain akan dikenakan penalti atau denda sesuai kesepakatan awal dan harus membayar biaya administrasi Rp. 25.000,- (dua puluh lima ribu rupiah). Untuk besarnya penalti sesuai dengan kesepakatan anggota dengan pihak BMT yaitu Rp. 100.000,-. Dan secara tidak langsung pembagian bagi hasil pun akan terkurangi sesuai kesepakatan menjadi Rp. 20.000,-/bulan.26
26
Dikutip dari Data anggota yang dikenai penalti.
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENALTI PADA PENGAMBILAN SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO) SEBELUM JATUH TEMPO DI BMT SYIRKAH MUAWANAH MWC NU ADIWERNA TEGAL
A. Analisis Praktek Penalti Pada Pengambilan Simpanan Mudharabah Berjangka (Deposito) Sebelum Jatuh Tempo di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal. Sebagaimana kita ketahui kegiatan utama dari BMT adalah penghimpunan dana dari masyarakat, dan salah satu cara untuk menghimpun dana dari masyarakat tersebut adalah dengan menyediakan layanan simpanan deposito berjangka. Simpanan deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan perjanjian anggota penyimpan dengan BMT. 1
Simpanan deposito berjangka merupakan sumber dana yang paling utama dan sangat penting bagi sebuah perusahaan dan lembaga keuangan baik lembaga keuangan konvensional maupun lembaga keuangan syariah. Hal ini dikarenakan sifat dari simpanan tersebut yang mempunyai tempo atau jangka waktu tertentu didalam penarikannya, sehingga bank atau lembaga keuangan yang menerima simpanan deposito berjangka tersebut dapat lebih efisien dalam memanfaatkan simpanan tersebut, yang mana
1
Mukhtar Alshodiq, op. cit, hlm, 44.
56
57
simpanan deposito tersebut dapat dijadikan sebagai modal untuk menjalankan usahanya. Bank biasanya memberikan bunga yang besar untuk nasabah simpanan deposito berjangka sesuai jangka waktu yang dipilihnya. Jangka waktu yang diberikan biasanya variatif yaitu: 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, atau pun 12 bulan tergantung jangka waktu yang dipilih nasabah. Jangka waktu yang ditentukan inilah, maka dana nasabah akan mengendap di bank, sehingga bank mempunyai waktu yang cukup lama untuk memanfaatkan dana simpanan tersebut guna keperluan pembiayaan jangka pendek yang dapat menghasilkan keuntungan. BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal sebagai lembaga keuangan syariah non bank juga menawarkan produk deposito berjangka sebagaimana produk deposito berjangka pada umumnya. Adapun jangka waktu yang diberikan sangat variatif, yaitu: 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan. Sedangkan akad yang digunakan adalah akad mudharabah. Di dalam literatur-literatur keIslaman sendiri, khususnya literatur ekonomi Islam, sering kita temui deposito yang mengaplikasikan akad mudharabah. Selain itu pula Majelis Ulama Indonesia sendiri telah mengeluarkan fatwa, bahwa deposito yang dibenarkan adalah deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah.2 Deposito ini termasuk jenis deposito mudharabah muqayyadah dimana mudharib dibatasi dengan waktu yaitu harus mengembalikan uang
2
Lihat Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, Ciputat: CV Gaung Persada, 2006, hlm, 18.
58
simpanan shahibul maal pada waktu yang telah dperjanjikan mereka. 3 Jangka waktunya adalah 3 bulan, 6 bulan, atau 12 bulan. Sebagai tanda bukti shahibul maal akan mendapatkan bilyet atau bukti simpanan. Dimana pada bilyet tersebut tertulis ketentuan bahwa simpanan hanya dapat dicairkan pada waktu tertentu sesuai perjanjian antara mudharib dengan shahibul maal. Seperti yang telah disinggung dibab III bahwa perjanjian pada akad kerja mudharabah berjangka (deposito) yang merupakan salah satu produk BMT Syirkah
Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal yang apabila
anggota mengambil simpanan yang didepositokan selain dari waktu yang telah ditentukan waktunya oleh pihak BMT, anggota akan dikenai penalti dari jumlah nominal simpanan yang didepositokan atau dengan kata lain anggota akan dikenai beban pembiayaan karena tidak mematuhi kesepakatan dalam perjanjian awal pada akad mudharabah berjangka. Dalam perjanjian mudharabah pemilik modal atau shohibul maal mempunyai hak dalam mengambil harta yang ia titipkan termasuk simpanan yang didepositokan pada BMT, namun modal yang ia serahkan kepada pihak BMT digunakan oleh pihak lain untuk mengembangkan usaha melalui pembiayaan pihak ketiga kepada pihak BMT, pihak ketiga yang memakai sebagian modal pada BMT ini juga dinamakan anggota, anggota pihak ketiga juga melakukan pembayaran pembiayaan kepada
3
Adiwarman Azwar Karim, op. cit, hlm 99
59
pihak BMT sesuai dengan waktu yang telah disepakati karena akad yang digunakan juga akad mudharabah berjangka. Pada hakekatnya pihak BMT merupakan perantara dalam menyalurkan modal dari anggota yang menginvestasikan modalnya dari anggota yang menggunakan pembiayaan dari pihak BMT yang kemudian dilakukan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang sudah disepakati. Penalti yang dilakukan oleh pihak BMT kepada anggota yang mengambil simpanan selain dari waktu yang telah ditentukan merupakan usaha preventif supaya modal yang pihak BMT tanamkan pada anggota yang meminjam
untuk
mengembalikannya
keperluan kepada
usaha
pihak
mempunyai
BMT
dan
waktu
pihak
BMT
untuk bisa
mengembalikan simpanan anggota hal ini karena keduanya memakai akad mudharabah berjangka. Hal ini sesuai dengan salah satu poin dalam prinsip-prinsip mudharabah yang berbunyi muamalah dilakukan atas dasar pertimbangan mendatangkan manfaat dan menghindari madharat dalam hidup masyarakat. Penalti dari pihak BMT kepada anggota yang menarik dana depositonya sebelum jatuh tempo yang telah ditentukan sebelumnya adalah untuk penyaluran pembiayaan kepada anggota yang melakukan peminjaman dana untuk usaha, hal ini mencegah kemacetan dalam kegiatan mudharabah sehingga meski ada kesan merugikan anggota akan tetapi hal ini sebenarnya pencerminan atas salah satu prinsip mudharabah
60
yang berlandaskan manfaat dan mengindari madharat yang lebih besar bagi kegiatan bermudharabah. B. Analisis
Hukum
Islam
Terhadap
Penalti
Pada
Pengambilan
Simpanan Mudharabah Berjangka (Deposito) Sebelum Jatuh Tempo di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal. Seperti yang telah disinggung pada bab sebelumnya bahwa perjanjian penalti terhadap simpanan anggota dilakukan apabila anggota mengambil simpanan mudharabah berjangka yang menjadi haknya sebelum jatuh tempo, dalam hal ini anggota sebagai
shahibul
maal
sedangkan pihak yang diwakilkan dalam hal ini adalah pihak BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal selaku pengelola dari modal atau simpanan shahibul maal. Pada saat perjanjian anggota ditawarkan jenjang waktu pengambilan simpanan yang didepositkan anggota yaitu 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan, dan anggota berhak memilih salah satu antara jenjang waktu tersebut, ketika anggota memilih salah satu antara jenjang waktu tersebut, maka terjadilah satu kesepakatan antara kedua belah pihak yang selanjutnya dokumen perjanjian ditandatangani oleh anggota. Dalam akad muamalah ketika terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak maka eksistensi kerelaan antara kedua pihak yang berakad tercipta, karena Islam sangat menjunjung tinggi asas kerelaan dan keridhoan antara dua orang yang berakad atau dalam melakukan transaksi, sesuai dengan firman Allah SWT:
61
Q.S Annisa’ ayat 29: ................ Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antarakamu”.4 Perjanjian yang dilakukan oleh kedua belah pihak terjadi dalam satu tempat yaitu kantor BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal dan pihak anggota hadir secara langsung berhadapan dengan karyawan yang diwakili oleh pihak BMT, hal ini sesuai dengan syarat dan rukun perjanjian jual beli termasuk dalam perjanjian mudharabah yaitu akad dilakukan dalam satu majelis. Nota perjanjian yang diberikan oleh pihak BMT yang mencakup perjanjian kerja, tawaran jenjang waktu mudharabah berjangka, nisbah bagi hasil dan konsekuensi yang berupa dokumen pemberitahuan risiko yang menyangkut hak dan kewajiban anggota dan pihak BMT tertuang dalam bentuk tulisan yang jelas dan dapat dipahami oleh pihak anggota. Sedangkan untuk risiko anggota yang mengambil simpanan selain dari jangka waktu yang telah ditentukan oleh pihak BMT yang dikenakannya penalti dari simpanan anggota tidak tertuang dalam bentuk tulisan yang jelas, akan tetapi menurut kesepakatan
4
Departemen Agama RI Al-Qura’an Dan Terjemahnya, op. cit, hlm, 83.
62
antara anggota dengan BMT.5 Seharusnya akad semacam ini dicatat dalam nota perjanjian yang jelas. Sebagaimana firman Allah dalam surat Q.S Al- Baqarah ayat 282 : ..……
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.6 Ayat diatas menjelaskan bahwa untuk kebaikan kedua belah pihak maka ketika bermualah seharusnya perjanjian dituliskan, karena tulisan itu dapat menjadi bukti (bayyinah) yang mengingatkan salah satu pihak yang terkadang lupa atau khilaf. 7 Ketika perjanjian itu dituliskan maka sudah seharusnya kedua belah pihak mematuhi akad yang sudah ada didalam perjanjian. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al-Maidah (5) : 1
Artinya: “Hai orang beriman ! Penuhilah akad-akad itu………..”8
5
Wawancara dengan Slamet Ibnu Tafsir selaku Manager BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal pada tanggal 4 Agustus 2011 6 Departemen Agama RI Al-Qura’an Dan Terjemahnya, op.cit, hlm 48. 7 Hamzah Ya’qub, Kode Etik Dagang Menurut Islam, Bandung: CV Diponegoro, 1992, hlm, 216. 8 Departemen Agama RI Al-Qura’an Dan Terjemahnya, op.cit, hlm, 106.
63
Dengan melihat praktek penalti yang dilakukan oleh BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal seperti apa yang penulis paparkan diatas dan selanjutnya dilakukan analisis dengan konsep syariah, maka dapat dikatakan bahwa praktek penalti yang dilakukan oleh BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal kepada anggota yang mengambil simpanan mudharabah berjangka (deposito) sebelum jatuh tempo adalah tidak sesuai dan menyimpang dari teori yang berlaku dalam ekonomi islam. Hal ini dikarenakan perjanjian penalti tidak dituliskan dengan jelas didokumen perjanjian.
BAB V PENUTUP Berdasarkan pembahasan dan analisa pada bab-bab sebelumnya, maka dalam ini penulis akan membuat kesimpulan dari penelitian yang berjudul: Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penalti Pada Pengambilan Simpanan Mudharabah Berjangka (Deposito) Sebelum Jatuh Tempo di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal. A. Kesimpulan 1. Anggota BMT Syirkah Muawanah MWC NU AdiwernaTegal yang mengambil simpanan mudharabah berjangka (deposito) sebelum jatuh tempo,
maka anggota akan dikenai penalti dari jumlah nominal
simpanan yang didepositokan. Besar kecilnya penalti sesuai dengan kesepakatan antara anggota dengan pihak BMT. 2. Penalti yang dikenakan kepada anggota BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal yang mengambil simpanan mudharabah berjangka (deposito) sebelum jatuh tempo adalah tidak sesuai dengan konsep islam karena perjanjian penalti tersebut tidak dituliskan dalam akad.
64
65
B. Saran-Saran Dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis menuangkan seluruh kemampuan dan kemampuan yang ada mengenai pembahasan “ Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penalti Pada Pengambilan Simpanan Mudharabah Berjangka (Deposito) Sebelum jatuh tempo Di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal”. 1. Bagi BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal seharusnya tidak mengenakan penalti kepada anggota yang mengambil simpanan mudharabah berjangka (deposito) sebelum jatuh tempo, karena dengan tidak mengenakan penalti pun BMT sudah mendapatkan keuntungan dari anggota. 2. Bagi para anggota seharusnya mengambil simpanan mudharabah berjangka (deposito) di
BMT Syirkah Muawanah MWC NU
Adiwerna Tegal sesuai dengan tanggal jatuh tempo agar tidak dikenai penalti. C. Penutup Puji syukur alhamdulillah, sebagai pemberi syafa’at yang sempurna kepada umat Islam khususnya dan kepada seluruh manusia serta alam pada umumnya yang telah memberikan bantuan tiada kiranya
66
baik berupa kasih sayang, petunjuk, kesehatan, rizki, ilmu, dan banyak lagi yang lainnya. Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari, sekalipun telah mencurahkan segala usaha dan kemampuan dalam menyusun skripsi. Namun masih banyak kekurangan dan banyak kesalahan baik dari segi penulisan kata-katanya, refrensinya dan lain sebagainya. Meski demikian, penulis sudah berusaha semaksimal mungkin seoptimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Semoga skripsi ini dapat diterima untuk memperoleh, dan melengkapi syarat-syarat sarjana strata 1. Akhirnya harapan penulis semoga skripsi ini dapat menambah khazanah keilmuan, bermanfaat sebagai tambahan ilmu dan wawasan bagi para pembaca dan penulis di masa-masa yang akan datang. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
A’bdul Hamid Hakim, As-Sullam juz 2 , Jakarta: Sa’adiyah Putra. Abi Sa’adati Mubarok, Bin Muhammad As-Syibani, Imam Majduddin, Jaami’ul Ushul, Beirut-Lebanon: Daarul Qutub,Cetakan1,1998. Ali, Zainuddin, Hukum Perbankan Syariah, Jakarta: Sinar Grafika, cetakan 1, 2008. Alshodiq, Mukhtar, Fatwa-Fatwa Ekonomi Syariah Kontemporer, Jakarta: Renaisan, 2005. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, edisi revisi v, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002. Azwar, Saifuddin, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, cetakan 1, 1998. Brosur BMT Syirkah Muawanah MWC NU AdiwernaTegal Data Rekapitulasi Deposito Tahun 2011. Data rekapitulasi struktur organisasi baru BMT Syirkah Muawanah MWC NU AdiwernaTegal. Departemen Agama RI Al-Qur’an Dan Terjemahnya, Bandung: PT Sygama Examedia Arkanleena, 2006. Devita Purnamasari, Irma, Akad Syariah, Bandung: Kaifa, 2011, hlm, 31. Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, Ciputat: CV Gaung Persada, 2006. Dikutip dari Data Syarat dan Ketentuan Pembukaan Rekening Deposito Berjangka di BMT Syirkah Muawanah MWC NU Adiwerna Tegal.
Dikutip dari Data anggota yang dikenai penalti. E:\syarat2 penalti.htm, Sabtu 15 Oktober 2011. Fathoni, Abdurrahmat, Metodologi Penelitian
Dan Tehnik Penyusunan Skripsi,
Jakarta: PT RinekaCipta, cet 1, 2006. Hasan , Zubair, Undang- Undang Perbankan Syariah, Jakarta: Rajawali Pers, 2009 http://uanganda.or.id/web/index.php?option=com_content&view=article&id=148:dep osito-berjangka&catid=28:topik-minggu-ini&Itemid=86, Sabtu 15 Oktober 2011. Ilmi, Makhalul SM, Teori Dan Praktek Mikro Keuangan Syariah, Yogyakarta: UII Press, 2002. Karim, Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih Dan Keuangan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004. Azwar Karim, Adiwarman, , Bank Islam Analisis Fiqih Dan Keuangan, Jakarta: IIIT Indonesia, cetakan ke 2, 2003. Muhammad, Bank Syariah Analisis kekuatan, Peluang, Kelemahan Dan Ancaman, Yogyakarta: Ekonisia, 2003. _________, Sistem Dan Prosedur Operasional Bank Syariah, Yogyakarta: UII Press, 2000. Nawawi, Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah
Mada
University Press, Cet. Ke-6, 1993 Ridwan, Muhammad, Manajemen Baitul Maal WaTamwil (BMT), Yogyakarta: UII Press, 2004.
________________, konstruksi Bank Syariah Indonesia, Yogyakarta: Pustaka SM, 2007. Saeed, Abdullah, Menyoal Bank Syari’ah Kritik Atas Interpretasi Bunga Bank Kaum Neo-Revivalis, Jakarta: Paramadina, 2004. Salma Barlinti,Yeni, Kedudukan Fatwa Dewan Syariah Nasional Dalam Sistem Hukum Nasional, Badan Litbang Dan Diklat Kementerian Agama RI, Cet pertama, 2010. Sholahudin, M, Lembaga Ekonomi Dan Keuangan Islam, Surakarta: Muhammad University Press, 2006. Subagyo, Joko, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta, cetakan 1, 1991 Sudarsono, Heri, Bank Dan Lembaga Keuangan Syari’ah, Yogyakarta :Ekonisia 2004. Suhendi, Hendi, Fiqh Muamalah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010. Syafei, Rahmat, Fiqh Muamalah, Bandung: Pustaka Ceria, 2001. Syafi’i Antonio, Muhammad, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, Jakarta: Gema Insani, 2001. Wawancara dengan Izzah Ariani selaku bagian pembukuan BMT Syirkah Muawanah MWC NU AdiwernaTega padaTanggal 8 Agustus 2011. Wawancara dengan Slamet IbnuTafsir selaku Manager BMT Syirkah Muawanah MWC NU AdiwernaTegal pada tanggal 4 Agustus 2011. Wawancara dengan Zaenal Abidin pada tanggal 9 Agusutus 2011
Wawancara dengan Bapak Moh. Rohman pada tanggal 15 Agustus 2011 Wawancara dengan Ibu Hj. Juwairiyah pada tanggal 17 Agustus 2011 Wawancara dengan Ibu Marwah pada tanggal 17 Agustus 2011 Wawancara dengan Bapak Alwi Nahas pada tanggal 15 Agustus 2011 Wawancara dengan Dedy Setiawan pada tanggal 13 Agustus 2011 Wawancara dengan Moh. Kholil pada tanggal 9 Agustus 2011 Wawancara dengan Bapak Cahyono pada tanggal 10 Agustus 2011 Wawancara dengan Ibu Tarminah pada tanggal 12 Agustus 2011 Wawancara dengan Bapak Wain pada Tanggal 20 Agustus 2011 Winarno, Sigit dkk, Kamus Perbankan, Bandung: CV Pustaka Grafika, 2006. Wiroso, Penghimpunan Dana Dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syari’ah, Jakarta: PT Grasindo 2005.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Mutamimah
Tempat/tanggallahir : Tegal, 10 Juni 1987 Alamat
: Jln. KH. Umar Asnawi, RT/RW: 11/03, Desa Kebasen, Kec. Talang, Kab. Tegal.
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Jenjang pendidikan
:
1.
TK Masyitoh Tegal
Tahun lulus 1993
2.
SDN Kebasen 02 Tegal
Tahun lulus 1999
3.
SMP + Penawaja Tegal
Tahun lulus 2003
4.
MA HM Tribakti Kediri
Tahun lulus 2006
5.
Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang
Tahun lulus 2012
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Semarang, 08 November 2011 Penulis,
Mutamimah NIM. 072311038