PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI MENENTUKAN PERSAMAAN GARIS LURUS SEMESTER I KELAS VIII G MTS. DARUL ULUM PURWOGONDO KALINYAMATAN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika
Oleh : AHMAD THOUSIN NIM : 113511102 FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2015
i
PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Ahmad Thousin NIM : 113511102 Jurusan : Tadris Matematika Program Studi : Tadris Matematika menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI MENENTUKAN PERSAMAAN GARIS LURUS SEMESTER I KELAS VIII G MTS. DARUL ULUM PURWOGONDO KALINYAMATAN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, Juni 2015 Pembuat Pernyataan,
Ahmad Thousin NIM : 113511102
ii
KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp/Fax 7601295, 7615387 Semarang 50185
PENGESAHAN Naskah skripsi berikut ini : Judul : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI MENENTUKAN PERSAMAAN GARIS LURUS SEMESTER I KELAS VIII G MTS. DARUL ULUM PURWOGONDO KALINYAMATAN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Penulis NIM Jurusan Program Studi
: : : :
Ahmad Thousin 113511102 Tadris Matematika Tadris Matematika
telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Ilmu Tariyah dan Keguruan UIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Matematika Semarang, 25 Juni 2015 DEWAN PENGUJI Ketua,
Sekretaris,
Hj. Minhayati Saleh, M.Sc. NIP:19760426 200604 2 001
Mujiasih, M.Pd. NIP:19800703 200912 2 003
Penguji I,
Penguji II,
Saminanto, M.Sc NIP:19720604 200312 1 002
Agus Sutiyono, M.Ag. NIP:19730710 200501 1 004
iii
Pembimbing,
Hj. Minhayati Saleh, M.Sc. NIP:19760426 200604 2 001
iv
NOTA PEMBIMBING Semarang, 16 Juni 2015 Kepada Yth. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo di Semarang
Assalamu'alaikum wr. wb. Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan : Judul
: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI MENENTUKAN PERSAMAAN GARIS LURUS SEMESTER I KELAS VIII G MTS. DARUL ULUM PURWOGONDO KALINYAMATAN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Nama NIM Jurusan Program Studi
: : : :
Ahmad Thousin 113511102 Tadris Matematika Tadris Matematika
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah Wassalamu'alaikum wr. wb. Pembimbing,
Hj. Minhayati Saleh, M.Sc. NIP:19760426 200604 2 001
v
ABSTRAK Judul
: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Menentukan Persamaan Garis Lurus Semester I Kelas VIII G MTs. Darul Ulum Purwogondo Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015
Penulis
: Ahmad Thousin
NIM
: 113511102
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui adakah peningkatan hasil belajar peserta didik kelas VIII G MTs. Darul Ulum Purwogondo Kalinyamatan Jepara dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi menentukan persamaan garis lurus di tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada peserta didik kelas VIII G MTs. Darul Ulum Purwogondo Kalinyamatan Jepara . Dari hasil observasi dan wawancara di kelas VIII G melalui prasiklus penelitian tindakan dapat diketahui metode yang digunakan oleh guru bidang studi mata pelajaran matematika yang belum secara penuh mengedepankan pembelajaran aktif dan cenderung terjadi komunikasi satu arah artinya siswa cenderung pasif dalam pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari kesiapan dan keaktifan pada saat pembelajaran berlangsung, hal ini juga tampak dengan adanya hasil belajar yang belum optimal artinya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menunjukkan ada peningkatan hasil belajar peserta didik kelas VIII G MTs. Darul Ulum Purwondo. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap prasiklus, siklus I dan siklus II. Pada tahap prasiklus, ketuntasan belajar mencapai 34,2 % dengan nilai rata-rata 68,2. pada siklus I setelah dilaksanakan tindakan, ketutasan belajar peserta didik meningkat menjadi 62,5 % dengan nilai rata-rata 70,9. Sedangkan pada siklus II ketuntasan belajar peserta didik mengalami peningkatan yaitu 74,7 % , dengan nilai rata-rata 87,5. Dari tiga
vi
tahap tersebut jelas bahwa ada peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dibandingkan dengan hasil belajar sebelumnya. Data penelitian diolah dengan pengolahan data kualitatif. Dalam kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memotivasi peserta didik untuk lebih aktif, berani mengemukakan pendapat, serta berlatih untuk hidup bergotong royong, sesuai dengan jiwa bangsa Indonesia.
vii
KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah, taufik, dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Menentukan Persamaan Garis Lurus Semester I Kelas VIII G MTs. Darul Ulum Purwogondo Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015” ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan ke hadirat beliau Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya dengan harapan semoga mendapatkan syafaatnya di hari kiamat nanti. Dalam kesempatan ini, perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung, baik dalam penelitian maupun dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada; 1. Dr. H.Darmuin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo Semarang. 2. Saminanto, S.Pd. M.Sc., selaku Ka. Prodi Tadris Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo Semarang sekaligus dosen wali yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama proses penyusunan kuliyah. 3. Hj. Minhayati, M.Sc., yang telah berkenan dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan selama proses penyusunan skripsi. 4. A. Taufiq, S.Pd., selaku Kepala MTs. Darul Ulum Purwogondo Jepara, yang telah berkenan memberikan izin untuk melakukan penelitian di madrasah yang Beliau pimpin 5. Abdurrahman, S.Ag., selaku guru bidang matematika MTs. Darul Ulum, yang berkenan membantu penulis dalam proses penelitian.
viii
6. Peserta didik kelas VIII G, MTs. Darul Ulum Purwogondo yang telah menunjukkan kerja sama, sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik. 7. Istri dan anak-anakku, yang menjadi inspirasi, pengobar semangat, serta dengan penuh kesabaran senantiasa berdoa untuk keberhasilan suami dan Bapaknya. 8. Sahabat-sahabat mahasiswa Tadris Matematika Program Kualifikasi angkatan 2011, yang tanpa segan berkenan memberi bantuan. 9. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga amal yang telah diperbuat akan menjadi amal yang shaleh, dan mendapat balasan yang lebih besar dan berkah. Semarang, Juni 2015 Penulis,
Ahmad Thousin NIM : 113511102
ix
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................... PERNYATAAN KEASLIAN ................................................. PENGESAHAN .................................................................... NOTA PEMBIMBING ........................................................... ABSTRAK .................................................................... KATA PENGANTAR ............................................................ DAFTAR ISI .................................................................... DAFTAR TABEL .............................................................. ..... DAFTAR GAMBAR .......................................................... ....
i iii v vii ix xi xiii xv xv
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang................................................... B. Rumusan Masalah ............................................. C. Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian.................
1 7 8
BAB II : LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori .................................................. 1. Pengertian Belajar ...................................... 2. Teori Belajar ......................................... ..... a. Teori Belajar Piaget .............................. b. Teori Belajar Vygotsky ........................ c. Teori Belajar Bruner ............................ 3. Pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw......... a. Pembelajaran Kooperatif .................... .. b. Pembelajaran Tipe Jigsaw .................. .. 4. Hasil Belajar ............................................... a. Aspek Kognitif ..................................... b. Aspek Afektif ....................................... c. Aspek Psikomotorik .............................. 5. Persamaan Garis Lurus .............................. a. Menetukan Gradien Garis Tertentu ...... b. Menentukan Persamaan Garis ............. . 6. Kerangka Berpikir ....................................... B. Kajian Pustaka ........................................................ C. Hipotesis Tindakan .................................................
11 11 12 12 14 16 17 17 21 23 25 27 28 30 33 34 35 36 38
x
BAB III: METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ........................ B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................ C. Subyek dan Kolaborator Penelitian.................... D. Siklus Penelitian ................................................ E. Teknik Pengumpulan Data ................................ F. Teknik Analisis Data ......................................... G. Indikator Ketercapaian Penelitian .....................
39 40 40 41 47 49 50
BAB IV: DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data ................................................... B. Analisis Data per Siklus..................................... C. Analisis Data Akhir ...........................................
51 66 72
BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................ B. Saran .................................................................. C. Penutup.................................................................
77 77 78
DAFTAR PUSTAKA Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11 Lampiran 12 Lampiran 13 Lampiran 14 Lampiran 15 Lampiran 16
Daftar Peserta Didik Kelas VIII G Tahun Pelajaran 2014/2015 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Lembar Kerja Pertemuan I Siklus I Lembar Kerja Pertemuan II Siklus I Pembagian Kelompok Asal Siklus I Kisi-kisi Soal Tes Akhir Siklus I Soal Tes Akhir Siklus I Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus I Nilai Tes Akhir Siklus I Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Lembar Kerja Siklus II Pembagian Kelompok Asal Siklus II Kisi-kisi Soal Tes Akhir Siklus II Soal Tes Akhir Siklus II Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus II Nilai Tes Akhir Siklus II xi
Lampiran 17 Dokumentasi RIWAYAT HIDUP DAFTAR TABEL Tabel 4.1. Daftar Nilai Peserta Didik Tahun pelajaran 2012/2013 Tabel 4.2. Daftar Nilai Peserta Didik Tahun pelajaran 2013/2014 Tabel 4.3. Pelaksanaan Siklus I Tabel 4.4. Pelaksanaan Siklus II Tabel 4.4. Data Nilai Pra Siklus Tabel 4.5. Data Nilai Pra Siklus Tabel 4.6. Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I Tabel 4.7. Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II Tabel 4.8. Perbandingan Perolehan Nilai Peserta Didik Tiap Siklus Tabel 4.9. Perbandingan Ketuntasan Peserta Didik Tiap Tahap
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1.
Skema pembelajaran Tipe Jigsaw
Gambar 3.1
Bagan Penelitian TindakanKelas
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Salah satu amanat Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 agar Pemerintah Negara Indonesia dapat mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan menyelenggarakan
satu
sistem
mengusahakan dan
pendidikan
nasional
yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia1. Sistem pendidikan nasional harus mampu
menjamin
pemerataan
kesempatan
pendidikan,
peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Banyak usaha yang telah dilaksanakan untuk meningkatkan mutu pendidikan baik dengan peningkatan sarana fisik seperti pembangunan gedung-gedung sekolah baru serta peningkatan kualitas sarana yang sudah ada. Juga sarana non fisik seperti peningkatan kualitas tenaga-tenaga pendidikan agar memiliki pengetahuan
atau
kemampuan
dan
keterampilan
dalam
memanfaatkan fasilitas yang tersedia, cara kerja yang inovatif 1
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, Pasal 31, ayat
(3).
1
serta sikap positif terhadap tugas-tugas kependidikan, serta perubahan praktik pembelajaran di dalam maupun di luar kelas, termasuk dalam pembelajaran matematika. Matematika mempunyai peran penting di antara berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Karena itu mata pelajaran matematika diberikan pada setiap jenjang pendidikan sejak pendidikan tingkat dasar sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Tujuan mata pelajaran matematika di sekolah antara lain, agar peserta didik memiliki kemampuan2 : a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat , efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika
dalam
membuat
generalisasi,
menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
2
E-book: Sri Wardhani, Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs. untuk Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika, (Yogyakarta: Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Matematika,2008), hlm. 2.
2
d. Mengkomunikasikan
gagasan dengan
simbol,
tabel,
diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika, pendidik harus mampu menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis kepada peserta didik. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat sangat membantu peserta didik, untuk menguasai pelajaran dengan baik. Pelaksanakan kegiatan belajar mengajar mendasarkan pada pokok pemikiran bahwa pengetahuan ditemukan, dibentuk, dan dikembangkan oleh peserta didik. Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan peserta didik, bukan sesuatu yang dilakukan terhadap peserta didik. Peserta didik tidak menerima pengetahuan dari guru atau kurikulum secara pasif. Pendidik perlu berusaha mengembangkan kompetensi dan kemampuan peserta didik. Kegiatan belajar mengajar harus lebih menekankan pada proses daripada hasil. Belajar adalah suatu proses pribadi, tetapi juga proses
sosial
yang
terjadi
ketika
masing-masing
orang
3
berhubungan dengan yang lain, membangun pengertian dan pengetahuan bersama. 3 Pada
kenyataannya
pembelajaran
matematika
di
sekolah/madrasah masih banyak yang menggunakan pola lama di mana kegiatan pembelajaran masih didominasi oleh pendidik. Dalam menentukan semua kegiatan pembelajaran, banyaknya materi yang akan diajarkan, urutan materi pembelajaran, serta kecepatan pendidik mengajar semua ditentukan oleh pendidik. Pendidik menyampaikan materi pembelajaran dengan metode ceramah, memberi contoh soal, kemudian memberi beberapa soal untuk dikerjakan di kelas dan memberikan tugas untuk pekerjaan rumah. Pembelajaran seperti ini menyebabkan hasil belajar yang tidak optimal, akibat peserta didik kurang aktif, dan tidak antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Permasalahan seperti itu juga terjadi di MTs. Darul Ulum Purwogondo Kalinyamatan Jepara. Guru menggunakan metode konvensional secara monoton dalam kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga suasana belajar terkesan kaku dan didominasi oleh guru. Dalam penyampaian materi, biasanya guru menggunakan metode ceramah, dimana peserta didik hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang disampaikannya dan sedikit peluang bagi peserta didik untuk bertanya, walaupun diberi 3
Anita Lie, Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas, (Jakarta: PT.Grasindo), hlm. 5.
4
kesempatan bertanya, peserta didik enggan bertanya, karena takut bertanya atau tidak tahu apa yang hendak ditanyakan. Dengan demikian, suasana pembelajaran sehingga
peserta
didik
menjadi
menjadi
tidak
kondusif
pasif. Hal ini pula yang
menyebabkan mereka bosan mengikuti proses pembelajaran yang diterapkan. Apalagi berdasarkan wawancara dengan Guru Bidang Studi Matematika, banyak sekali peserta didik yang menganggap pelajaran matematika adalah pelajaran yang paling sulit diantara mata pelajaran yang lain. Terutama pada materi menentukan persamaan garis lurus di kelas VIII G semester 1. Hal ini tampak pada
banyaknya
peserta
didik
yang
masih
belum
bisa
menyelesaikan soal tentang menentukan persamaan garis dengan baik, terutama dalam menentukan gradien garis. Baik garis yang diketahui persamaannya, garis yang melalui dua titik, apalagi garis yang sejajar atau tegak lurus dengan garis lain. Dampaknya hasil belajar peserta didik kurang memuaskan, terbukti pada hasil ulangan harian, rata-rata nilai peserta didik hanya 68,18 dengan ketuntasan klasikal 34,2 %. Padahal Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada pelajaran matematika adalah 70. Untuk mengatasi hal tersebut, maka diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat membangkitkan peran aktif peserta didik. Ada banyak model pembelajaran yang dapat meningkatkan keterlibatan
peserta
didik
untuk
aktif
dalam
kegiatan
pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang sesuai untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah model pembelajaran
5
gotong royong atau lebih dikenal dengan pembelajaran kooperatif. Model
pembelajaran
ini
menuntut
peserta
didik
untuk
menjelaskan dan menerangkan materi yang dipahami dan mendengarkan penjelasan dari teman dalam kelompok belajarnya. Model pembelajaran kooperatif didasari oleh falsafah homo homini sosius, bahwa manusia adalah makhluk sosial, sehingga membutuhkan kerja sama satu sama lain dalam kelangsungan hidupnya.4 Sejalan dengan sifat bangsa Indonesia yang senantiasa mengedepankan gotong royong dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana Firman Allah SWT. :
...Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran...(Q.S. Al-Maidah: 02)5 Salah satu tipe pembelajaran kooperatif adalah jigsaw. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok yang heterogen yang terdiri atas 4 atau 6 peserta didik. Dalam kelompok ini tidak dibedakan atas jenis kelamin, suku atau bangsa, atau tingkat kecerdasan peserta didik. Jumlah kelompok sesuai dengan jumlah pokok bahasan
4
Lie, Cooperative Learning…, hlm. 28. 5 Departemen Agama Republik Indonesia, Al- Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Jumanatul ‘Ali, 2005), hlm. 107.
6
yang akan dipelajari. 6
Dengan pembelajaran kelompok,
diharapkan para peserta didik dapat meningkatkan pikiran kritisnya, kreatif dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi. Dengan
memperhatikan
uraian
diatas,
maka
untuk
memecahkan permasalahan tentang rendahnya prestasi belajar peserta didik terhadap pelajaran matematika pada pokok bahasan persamaan garis lurus dilakukan penelitian tindakan kelas dengan judul ” Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi menentukan persamaan garis lurus semester I kelas VIII G MTs. Darul Ulum Purwogondo Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas dapat dimunculkan rumusan masalah sebagai berikut: Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII G di MTs. Darul Ulum Purwogondo pada materi menentukan persamaan garis lurus.
6
Melvin L. Silberman, Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif, terj. Sarjuli, dkk.,(Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2007), hlm.168.
7
C. Tujuan dan Manfaat Penenelitian 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik kelas VIII G di MTs. Darul Ulum Purwogondo dalam pelajaran matematika pada materi menentukan persamaan garis lurus dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. 2. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagi peserta didik, penelitian ini diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna, meningkatkan keterampilan kooperatif serta meningkatkan prestasi belajar peserta didik khususnya pelajaran matematika pada materi menentukan persamaan garis lurus b. Bagi
pendidik,
memberikan
penelitian
informasi
ini
bahwa
diharapkan model
dapat
pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw agar memperoleh pengetahuan yang
bervariasi
dalam
mengadakan
pembelajaran
matematika.
8
c. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang model-model pembelajaran yang dapat dijadikan
sebagai
bahan
pertimbangan
dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di sekolah. d. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk memperoleh pengalaman langsung dalam memilih strategi pembelajaran dengan berbagai variasi model dan pendekatan.
9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Belajar Menurut Kamus Bahasa Indonesia, belajar adalah berusaha mengetahui sesuatu; berusaha memperoleh ilmu pengetahuan
(kepandaian,
keterampilan).1
Hilgard,
menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan kegiatan dan reaksi terhadap lingkungan. 2 Perubahan tersebut bukan disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan tanpa sadar.
Menurut
Klein,
belajar
adalah
hasil
proses
eksperimental dalam perubahan tingkah laku yang relatif permanen yang tidak dapat diucapkan dengan pernyataan sesaat.3 Menurut pendapat Winkel, belajar adalah suatu aktifitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan dan nilai sikap. Belajar dapat
1 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), hlm. 23. 2 Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran: Teori & Aplikasi, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hlm. 13. 3 Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran…, hlm. 14.
11
dikatakan juga sebagai suatu interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori.4 Sedangkan
Budiningsih menyatakan bahwa belajar
merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan , yang mana peserta didik aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep, dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. 5 Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah usaha yang dilakukan secara sadar oleh individu untuk memperoleh perubahan-perubahan yang relatif permanen dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan tingkah laku sebagai hasil interaksi aktif antara individu dengan lingkungannya. 2. Teori Belajar a. Teori Belajar Piaget Setiap individu mengalami tingkat perkembangan intelektual sebagai berikut :6 1) Tingkat Sensori Motor (sejak lahir sampai 2 tahun) 4
Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran…, hlm. 15.
5
Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran…, hlm. 15.
6
Ratna Wilis Dahar, Teori –teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011), hlm. 136.
12
Bagi anak yang berada pada tahap ini, pengalaman diperoleh melalui koordinasi indra dan tindakan. 2) Tingkat Pra Operasi (2 sampai 7 tahun) Pada tahap ini anak berpikir secara transduktif, anak berpikir dari hal khusus ke hal khusus, tanpa menyentuh hal yang umum, anak melihat suatu hubungan hal-hal tertentu yang sebenarnya tidak ada. Pemikiran anak pada tahap ini bersifat egosentris dan lebih fokus pada aspek statis tentang suatu peristiwa daripada perubahan dari satu keadaan ke keadaan yang lain. 3) Tingkat Operasi Konkrit (7 sampai 11 tahun) Umumnya anak-anak pada tahap ini telah memahami
konsep
mengklasifikasi,
kekekalan,
kemampuan
mampu memandang suatu objek
dari sudut pandang yang berbeda secara objektif, dan mampu berfikir reversible. 4) Tingkat Operasi Formal (11 tahun ke atas) Tahap
ini
merupakantahap
akhir
dari
perkembangan kognitif secara kualitas. Anak pada tahap ini sudah mampu malakukan penalaran dengan menggunakan hal-hal yang abstrak. Anak mampu bernalar tanpa harus berhadapan dengan objek atau
13
peristiwanya langsung, dengan hanya menggunakan simbol-simbol, ide-ide, abstraksi dan generalisasi. Semua anak akan mengalami
perkembangan
dengan pola urutan yang sama, walaupun dengan kecepatan yang berbeda. Bisa jadi seorang anak berada pada tingkat perkembangan intelektual yang lebih tinggi dibanding temannya yang lebih tua usianya. b. Teori Belajar Vygotsky Lev Vygotsky menyatakan bahwa kemampuan belajar anak dipengaruhi secara sosial, di mana pengalaman anakanak belajar melalui proses berinteraksi dan berbagi dengan orang lain.7 Dalam pandangannya, perkembangan anak bergerak dimulai dari hasil interaksi sosial hingga memperoleh pengetahuan secara mandiri. Oleh karena itu, pembelajaran didasarkan pada gagasan bahwa anak-anak akan belajar dengan lebih baik melalui interaksi sosial. Vygotsky, mengemukaan ide tentang Zone of proximal developmnet (ZPD): the distance between the actual developmental level as determined by independent problem solving and the level of potential development as determined through problem 7
Vicki L. Cohen, John Edwin Cowen, Literacy for Children in an Information Age: Teaching Reading, Writing, and Thinking, (Cengage Learning: 2007), hlm. 499.
14
solving under adult guidance, or in collaboration with more capable peers. Yaitu jarak antara tingkat perkembangan aktual seperti yang ditentukan oleh pemecahan masalah atas usaha sendiri dan tingkat perkembangan potensial yang ditentukan
melalui
pemecahan
masalah
di
bawah
bimbingan orang dewasa, atau bekerja sama dengan rekan-rekan
lebih
mampu.8
Vygotsky
memandang
interaksi dengan teman sebaya sebagai cara yang efektif untuk mengembangkan keterampilan dan strategi. Dia menunjukkan
bahwa
guru
menggunakan
latihan
pembelajaran kooperatif di mana anak-anak kurang kompeten berkembang dengan bantuan dari rekan-rekan yang
lebih
terampil,
dalam
zona
perkembangan
proksimal. Bimbingan orang tua untuk membantu perkembangan anak
melalui
Zone
of
proximal
selanjutnya disebut scaffolding.
9
developmentnya
Yaitu
memberikan
kepada seorang anak sejumlah besar bantuan selama tahap - tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan tersebut dan memberikan kesempatan kepada anak tersebut mengambil alih tanggung jawab yang 8
Saul Mc Leod, “Zone of Proximal Development”, http://www.simply psychology.org/Zone-of-Proximal-Development.html, diakses 21 Februari 2015 9 Ahmad Rifa’i dan Chatarina Tri Anni, Psikologi Pendidikan, (Semarang: Pusat Pengembangan MKDU-MKDK UNNES, 2012), hlm. 40.
15
semakin besar segera setelah ia mampu mengerjakan sendiri. Bantuan yang diberikan guru dapat berupa petunjuk, peringatan, dorongan menguraikan masalah ke dalam bentuk lain yang memungkinkan siswa dapat mandiri . c. Teori Belajar Bruner Belajar
merupakan
suatu
proses
aktif
yang
memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru di luar informasi yang diberikan kepada dirinya. Proses belajar mengajar terjadi secara optimal, jika dilakukan dalam tahap-tahap sebagai berikut : 10 1) Tahap Enaktif Tahap
pembelajaran
di
mana
pengetahuan
dipelajari secara aktif dengan menggunakan bendabenda konkret atau situasi yang nyata. 2) Tahap Ikonik Tahap
pembelajaran
di
mana
pengetahuan
diwujudkan dalam bentuk bayangan visual, gambar atau diagram yang menggambarkan kegiatan konkret atau situasi konkret yang terdapat pada tahap enaktif.
10
Saminanto, Ayo Praktik PTK (Penelitian Tindakan Kelas), (Semarang: RaSAIL Media Group, 2010), hlm. 21.
16
3) Tahap Simbolik Suatu tahap pembelajaran di mana pengetahuan itu direpresentasikan dalam bentuk simbol-simbol verbal (misalkan huruf-huruf, kata-kata atau kalimatkalimat),
lambang-lambang
matematika
maupun
lambang-lambang abstrak lainnya. 3. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw a. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur, sehingga terjadi saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok.11 Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pembelajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan, dan berargumentasi
11
untuk mengasah pengetahuan
yang
Anita Lie, Cooperative Learning..., hlm. 18.
17
mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.12 Cara belajar kooperatif jarang sekali menggantikan pengajaran yang diberikan oleh guru, tetapi lebih sering menggantikan pengaturan tempat duduk yang individual, cara belajar individual, dan dorongan yang individual. Apabila diatur dengan baik, siswa-siswa dalam kelompok kooperatif akan belajar satu sama lain untuk memastikan bahwa tiap orang dalam kelompok telah menguasai konsep-konsep yang telah dipikirkan. Model pembelajaran kooperatif bukanlah hal yang sama sekali baru bagi guru. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya,
suku
yang
berbeda
serta
memperhatikan
kesetaraan jender. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama
dalam
menyelesaikan
permasalahan
untuk
12 Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar & Pembelajaran : Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional , (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 285.
18
menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dalam
proses
pembelajaran
dengan
model
pembelajaran kooperatif, siswa didorong untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru.
Tujuan model pembelajaran
kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan keterampilan sosial. Prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut : 1). Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas
segala
sesuatu
yang
dikerjakan
dalam
kelompoknya. 2). Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama. 3). Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
19
4). Setiap
anggota
kelompok
(siswa)
berbagi
kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya. 5). Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Sedangkan ciri-ciri model pembelajaran kooperatif antara lain sebagai berikut: 1). Siswa
dalam
kelompok
secara
kooperatif
menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai. 2). Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan
yang
berbeda-beda,
baik
tingkat
kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. 3). Penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari pada masing-masing individu. Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dan komunikasi dengan tujuan agar siswa saling berbagi kemampuan, saling belajar berpikir kritis, saling menyampaikan pendapat, saling memberi kesempatan menyalurkan kemampuan, saling membantu belajar, saling menilai
20
kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman lain. b. Pembelajaran Tipe Jigsaw Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pertama kali diperkenalkan oleh Aronson, Blaney, Stephenn, Sikes dan Snap pada tahun 1978.13
Langkah-langkah dalam
penerapan jigsaw adalah sebagai berikut: 1). Guru
membagi
suatu
kelas
menjadi
beberapa
kelompok, dengan setiap kelompok terdiri dari beberapa siswa dengan kemampuan yang berbedabeda baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah serta jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender. Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota dalam kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran yang akan dipelajari siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dalam tipe jigsaw ini, setiap siswa diberi tugas
mempelajari
salah
satu
bagian
materi
pembelajaran tersebut.
13
Zainal Aqib, Model-model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif), (Bandung: Yrama Widya, 2013), hlm.21.
21
2). Semua siswa dengan materi pembelajaran yang sama belajar bersama dalam kelompok yang disebut kelompok ahli (Counterpart Group/CG). Dalam kelompok ahli siswa mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang sama, serta menyusun rencana bagaimana menyampaikan kepada temannya jika kembali ke kelompok asal. Kelompok asal ini oleh Aronson disebut kelompok jigsaw (gigi gergaji). 3). Siswa kemudian kembali ke kelompok asal untuk menyampaikan materi pembelajaran yang telah dipelajari dan telah didiskusikan dalam kelompok ahli kepada anggota kelompoknya masing-masing. 4). Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun
kelompok
asal,
selanjutnya
dilakukan
presentasi masing-masing kelompok atau salah satu kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan. 5). Setelah presentasi, guru menyampaikan penegasan agar dapat diperoleh kesamakan persepsi terhadap materi pembelajaran yang telah didiskusikan.
22
Keterangan :
perpindahan peserta didik dari
kelompok asal ke kelompok ahli dan sebaliknya. Gambar 2.1.Skema pembelajaran Tipe Jigsaw 4. Hasil Belajar Menurut Kamus Bahasa Indonesia, hasil berarti sesuatu yg diadakan oleh usaha14. Sehingga hasil belajar dapat diartikan sebagai sesuatu yang diadakan oleh usaha belajar. Menurut Abdurrahman, hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak melalui kegiatan belajar15. Menurut Rifai hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan pembelajaran. 16
Dari
14
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, hlm. 528. “ Pengertian Hasil Belajar Matematika Menurut Para Ahli ”, http://www. duniapelajar.com/2013/01/29/pengertian-hasil-belajar-matematika-menurut-paraahli, diakses 9 Mei 2015. 16 Rifa’i, Psikologi Pendidikan, hlm. 69. 15
23
beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki anak setelah setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari peserta didik. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh peserta didik dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Tujuan
pembelajaran
mempunyai
peranan
sebagai
berikut : a. Memberi arah pada kegiatan pembelajaran b. Untuk mengetahui kemajuan belajar dan perlu tidaknya pemberian tindakan pembinaan bagi peserta didik (remedial teaching) c. Sebagai bahan komunikasi agar peserta didik dapat mempersiapkan
diri
dalam
mengikuti
kegiatan
pembelajaran. Hasil
belajar
menurut
Gagne
&
Briggs
adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa.17 Gagne selanjutnya mengemukakan tipe hasil belajar
17
Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran…, hlm. 37.
24
yang meliputi: intelectual skill, cognitive strategy, verbal information, motor skill, dan attitude. Benyamin S. Blomm menyanpaikan bahwa hasil belajar dibedakan dalam tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.18 a. Aspek Kognitif Aspek kognitif adalah kemampuan yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah, seperti pengetahuan komprehensif, aplikatif, sintesis, analisis,
dan
pengetahuan
evaluatif.
Anderson
Krathwohl membedakan aspek kognitif
&
dalam dua
dimensi, yaitu dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif.19 1) Dimensi pengetahuan a). Pengetahuan fakta : pengetahuan tentang istilah, dan pengetahuan tentang unsur-unsur khusus dan detail b). Pengetahuan tentang
konsep
: pengetahuan
tentang penggolongan dan katagori, pengetahuan
18
Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran…, hlm. 38.
19
Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran…, hlm. 39.
25
tentang prinsip dan generalisasi, dan pengetahuan tentang teori, model, dan struktur c). Pengetahuan tentang prosedur : Pengetahuan tentang
subyek
keterampilan
khusus
dan
algoritma, pengetahuan tentang subyek teknik dan metode khusus, dan pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan penggunaan prosedur yang sesuai. d). Pengetahuan metakognitif : pengetahuan tentang strategi, pengetahuan tentang tugas kognitif, termasuk pengetahuan kontekstual dan kondisi yang sesuai, dan pengetahuan pribadi. 2) Dimensi proses kognitif a). Mengingat : pengenalan, dan pengingatan. b). Memahami : penafsiran, pemberian contoh, penggolongan,
peringkasan,
penyimpulan,
membandingkan, dan menjelaskan c). Menerapkan : pelaksanaan, dan menerapkan d). Menganalisis : pembedaan, pengaturan, dan penentuan e). Mengevaluasi : pemeriksaan, dan mengkritisi f). Menciptakan : membangkitkan, merencanakan, dan memproduksi. 26
b. Aspek Afektif Aspek afektif adalah kemampuan yang berhubungan dengan sikap, nilai, minat, dan apresiasi. Menurut Uno, tingkatan afeksi dari yang paling sederhana ke yang kompleks, meliputi : kemauan menerima, kemauan menanggapi,
berkeyakinan,
penerapan
karya,
serta
ketekunan dan ketelitian.20 1). Kemauan menerima merupakan keinginan untuk memperhatikan suatu gejala atau rancangan tertentu, seperti keinginan membaca, mendengar musik atau bergaul dengan orang yang mempunyai ras berbeda. 2). Kemauan menanggapi merupakan kegiatan yang merujuk pada partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu, seperti menyelesaikan tugas terstruktur, menaati peraturan, mengikuti diskusi kelas, menyelesaikan tugas di laboratorium atau menolong orang lain. 3). Berkeyakinan berkenaan dengan kemauan menerima sistem nilai tertentu pada diri individu, seperti menunjukkan kepercayaan terhadap sesuatu, apresiasi terhadap sesuatu, sikap ilmiah atau kesungguhan untuk melakukan suatu kehidupan sosial.
20
Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran…, hlm. 41.
27
4). Penerapan karya berkenaan dengan penerimaan terhadap berbagai sistem nilai yang berbeda-beda berdasarkan pada suatu sistem nilai yang lebih tinggi, seperti menyadari pentingnya keselarasan hak dan tanggung jawab, bertanggung jawab terhadap hal yang telah dilakukan, memahami dan menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri, atau menyadari peranan perencanaan dalam memecahkan suatu permasalahan. 5). Ketekunan dan ketelitian, yaitu sudah memiliki sistem nilai selalu menyelaraskan perilaku sesuai dengan sistem nilai yang dipegang, seperti sikap obyektif dalam segala hal. c. Aspek Psikomotorik Aspek Psikomotorik berkaitan dengan keterampilan (skill) yang bersifat manual atau motorik. Tingkatan psikomotorik meliputi : persepsi, kesiapan, mekanisme, respon terbimbing, kemahiran, adaptasi dan organisasi 1) Persepsi
berkenaan
penggunaan
indera
dalam
melakukan kegiatan 2) Kesiapan
berkenaan
dengan
melakukan
suatu
kegiatan, meliputi kesiapan mental, kesiapan fisik, dan kesiapan emosi perasaan.
28
3) Mekanisme berkenaan dengan penampilan respons yang sudah dipelajari dan menjadi kebiasaan sehingga gerakan
yang
ditampilkan
menunjukkan
suatu
kemahiran, seperti menulis halus, menari, atau menjahit. 4) Respon terbimbing seperti meniru atau mengikuti, mengulangi
perbuatan
yang
diperintahkan
atau
ditunjukkan oleh orang lain, dan melakukan kegiatan coba-coba. 5) Kemahiran adalah penampilan gerakan motorik deengan
keahlian
penuh,
biasanya
ditunjukkan
dengan cepat dengan hasil yang baik, walaupun dengan
menggunakan
sedikit
tenaga,
seperti
keterampilan menyetir kendaraan bermotor. 6) Adaptasi berkenaan dengan keterampilan yang sudah berkembang pada diri individu sehingga mampu memodifikasi pada pola gerakan sesuai dengan situasi dsn kondisi tertentu, seperti pola-pola gerakan orang bermain tenis disesuaikan dengan kebutuhan untuk mematahkan permainan lawan. 7) Organisasi menunjukkan kepada penciptaan pola gerakan baru untuk disesuaikan dengan situasi atau masalah tertentu, seperti menciptakan mode pakaian, komposisi musik, atau menciptakan gerakan tarian.
29
5. Persamaan Garis Lurus Kalimat terbuka yang menyatakan hubungan “sama dengan” disebut persaman. 21 Persamaan garis lurus adalah persamaan yang menyatakan garis lurus, persamaan itu berupa hubungan antara koordinat-koordinat dari suatu titik yang dipenuhi bila titik tersebut terletak pada garis. 22 Sebuah garis dalam bidang xy dapat dinyatakan dalam persamaan : a1x +x2y = b Persamaan semacam ini dinamakan persamaan linier/garis lurus dalam variable x dan variable y.23 Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa persamaan garis lurus adalah bentuk persamaan yang apabila digambar grafiknya pada bidang kartesius berbentuk garis lurus. Secara umum persamaan garis lurus dinyatakan dalam: y = mx + c dengan x dan y variabel atau peubah, m dan c konstanta. Bentuk persamaan tersebut dinamakan bentuk eksplisit. Persamaan garis lurus juga dapat dituliskan sebagai:
21
ST. Negoro, B. Harahap, Ensiklopedi Matematika, (PT. Galia Indonesia, 1998), hlm. 269. 22 Djati Kerami, Cormentyna Sitanggang, Kamus Matematika, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), hlm. 234 23 Howard Anton, Aljabar Linier Elementer, terj. Pantur Silaban, (Bandung: Erlangga, 1984), hlm. 1.
30
Ax + By + C = 0 dengan x dan y peubah serta A, B, dan C konstanta. Bentuk tersebut dinamakan bentuk implisit. 24 Contoh : Garis a : dengan persamaan y = 2x + 3 Garis b : dengan persamaan y = 3x + 3 Garis c : dengan persamaan y = -2x + 3 Untuk menggambar garis-garis tersebut pada bidang koordinat dapat dilakukan dengan menentukan titik-titik yang terletak pada ketiga garis tersebut dengan bantuan tabel sebagai berikut :
Sehingga gambar garis-garis di atas adalah: 24 E-book, Atmini Dhoruri, Markaban, Pembelajaran Persamaan Garis Lurus di SMP, (Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika, 2011), hlm. 6.
31
Dari gambar di atas tampak bahwa perbedaan nilai m menyebabkan perbedaan kemiringan garis. Oleh karena itu, m dinamakan koefisien arah atau gradien dari garis lurus. Untuk menentukan gradien suatu garis dapat dilakukan dengan cara membandingkan komponen y (perubahan nilai y) dengan nilai x (perubahan nilai x). Pada gambar berikut :
32
mAB (gradien garis AB) = a. Menentukan gradien garis tertentu 1) Gradien garis dengan persamaan ax + by + c = 0 ax + by + c = 0 by = - ax – c y= y=- xsehingga m = 2) Gradien garis yang melalui dua titik Gradien garis yang melalui titik (x1,y2) dan (x2,y2) adalah: m=
atau m =
3) Gradien garis yang sejajar sumbu x m=0 4) Gradien garis yang sejajar sumbu y m = tak terdefinisikan 5) Gradien dua garis yang sejajar m1 = m2
33
6) Gradien dua garis yang tegak lurus m 1 . m2 = 1 m1 = m2 = b. Menentukan persamaan garis 1) Persamaan garis yang melalui titik (x 1,y1) dengan gradien m adalah: y – y1 = m ( x – x1 ) 2) Persamaan garis yang melalui titik (x 1, y1) dan sejajar dengan garis y = mx + c adalah: y – y1 = m (x – x1) 3) Persamaan garis yang melalui titik (x1, y1) dan tegak lurus dengan garis y = mx + c adalah: y – y1 =
(x – x1)
4) Persamaan garis yang melalui titik A(x1, y1) dan B(x2, y2) adalah: m=
, atau m =
y – y1 = m (x – x1)
34
6. Kerangka Berpikir Dalam pembelajaran matematika kepada peserta didik, apabila guru masih menggunakan paradigma pembelajaran lama, komunikasi dalam pembelajaran cenderung berlangsung satu
arah,
dari guru
ke peserta
didik,
guru
mendominasi pembelajaran maka pembelajaran
lebih
cenderung
monoton sehingga mengakibatkan peserta didik merasa jenuh, bertentangan dengan pandangan Bruner, bahwa belajar merupakansuatu proses yang aktif yang memungkinkan peserta didik menemukan hal-hal baru. Guru seharusnya dapat
memilih
berbagai
variasi
pendekatan,
strategi,
metode dan menerapkan model pembelajaran yang efektif. Dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat diharapkan peserta didik dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh prestasi belajar yang optimal. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu solusi untuk pembelajaran efektif. Dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw peserta didik diberi kesempatan bekerja sama dengan kelompok-kelompok kecil dan saling membantu satu sama lain untuk menyelesaikan permasalahan secara bersama-sama. Sesuai dengan pandangan Vygotsky, bahwa peserta didik dengan lebih baik melalui interksi sosial. Juga selaras dengan pendapat Piaget, bahwa setiap individu mempunyai perbedaan dalam hal kemajuan perkembangan.
35
Pada materi persamaan garis lurus, dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memungkinkan peserta didik untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran yang menyenangkan.
Peserta
didik
dapat
berdiskusi
untuk
mempelajari atau menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan materi persamaan garis lurus. Melalui
penerapan
model
model
pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw pada materi pokok persamaan garis lurus diharapkan
dapat menjadi solusi dalam proses
pembelajaran matematika untuk meningkatkan gairah belajar, sehingga nantinya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
B. Kajian Pustaka Menurut penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Saeful Amri ( NIM: 05430030, Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) yang berjudul ” Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Bangun Ruang dengan Model Kooperatif tipe Jigsaw dan Penggunaan Alat Peraga Matematika pada Siswa Kelas VIII B SMP IT Abu Bakar Yogyakarta ”, menunjukkan bahwa, prestasi belajar siswa mengalami
peningkatan
dan
tingkat
ketercapaian
proses
pembelajaran matematika di atas standar yang telah ditetapkan yaitu 65 %, dan mengalami peningkatan untuk setiap siklusnya. Sementara hasil yang telah dicapai yaitu 69,92 %. Sedangkan
36
kriteria ketuntasan minimum mencapai 79,80 lebih tinggi dari kriteria ketuntasan yang ditetapkan SMP IT Abu Bakar Yogyakarta adalah 75.25 Berdasarkan penelitian Hanik Rochmawati (NIM: 3105069, Tadris
Matematika,
Fakultas
Tarbiyah,
IAIN
Walisongo
Semarang, tahun 2010) yang berjudul ” Penerapan Model Pembelajaran
Coopeartive
Learning
Tipe
Jigsaw
Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Pokok Persamaan Linear Satu Variabel Semester I Kelas VIIA MTs NU Miftahut Tholibin Kudus Tahun Pelajaran 2009/2010 ” , dapat diketahui bahwa pembelajaran matematika dengan penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada materi persamaan linear satu variabel dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII A MTs NU Miftahut Tholibin Kudus. Pada siklus I hasil belajar yang didapat dari nilai rata-rata kelas yaitu 62,7 dengan banyaknya 62,8% peserta didik yang tuntas. Pada siklus II didapat hasil nilai rata-rata kelas 71,2 dengan banyaknya 88,4 % peserta didik yang tuntas. Pada pra siklus, peneliti mendapatkan data hasil belajar peserta didik pada tahun pelajaran 2007/2008 dan 2008/2009 yaitu nilai rat-rata kelas 58,6 dengan
25 Muhammad Saeful Amri, “Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Bangun Ruang dengan Model Kooperatif tipe Jigsaw dan Penggunaan Alat Peraga Matematika pada Siswa Kelas VIII B SMP IT Abu Bakar Yogyakarta”, Skripsi (Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga, 2009) hlm. vii.
37
ketuntasan belajar klasikal 55% dan 59,2 dengan ketuntasan belajar klasikal 60%.26 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sebelumnya khususnya pada kajian pustaka
di atas adalah pada skripsi
Muhammad Saeful Amri materi yang dibahas adalah bangun ruang. Sedangkan skripsi Hanik Rochmawati membahas materi persamaan linear satu variabel.
C. Hipotesis Tindakan Dari uraian di atas dapat dimunculkan hipotesis
tindakan
sebagai berikut : Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII G MTs. Darul Ulum Purwogondo Kalinyamatan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015 pada materi menentukan persamaan garis lurus.
26 Hanik Rochmawati, ” Penerapan Model Pembelajaran Coopeartive Learning Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Pokok Persamaan Linear Satu Variabel Semester I Kelas VIIA MTs NU Miftahut Tholibin Kudus Tahun Pelajaran 2009/2010 ”, Skripsi (Semarang: Tadris Matematika, Fakultas Tarbiyah, IAIN Walisongo, 2010), hlm. ii.
38
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah: Penelitian Tindakan Kelas(PTK). Menurut Stephen Kemmis, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, memperbaiki kondisi di mana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan, serta dilakukan secara kolaboratif.1 Karakteristik PTK antara lain :2 1. Masalah yang diteliti nyata yang dihadapi oleh guru seharihari di dalam kelas 2. Berorientasi pada pemecahan masalah 3. Berorientasi
pada
peningkatan
kualitas,
bukan
untuk
menghasilkan pengertian suatu masalah 4. Menggunakan berbagai cara untuk pengumpulan data
1
Saminanto, Ayo Praktik PTK, (Semarang: RaSAIL Media Group, 2012), hlm.
2
Saminanto, Ayo Praktik PTK, hlm. 4.
3.
39
5. Tindakan
yang
dilakukan
secara
berulang
melalui
perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi 6. Dalam pelaksanaannya harus melibatkan teman sejawat untuk menjadi pengamat dan evaluasi bersama. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan naturalistik, karena penelitian dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek alamiah adalah obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut. 3
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di MTs. Darul Ulum, Jalan Kromodiwiryo, Desa Purwogondo Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara Penilitian dilaksanakan pada tanggal 21 November 2014 sampai dengan 11 Desember 2014
C. Subyek dan Kolabolator Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII G MTs. Darul Ulum Purwogondo Kalinyamatan Jepara, dengan
3
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm.
15.
40
jumlah peserta didik 32 orang, yang terdiri dari 16 peserta didik laki-laki dan 16 peserta didik perempuan. Sesuai dengan karakteriknya, dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas guru perlu melakukan penelitian secara bersamasama (kolaboratif) dengan teman sejawat. Dalam penelitian ini, yang bertindak sebagai kolaborator adalah peneliti sendiri, sedangkan yang melaksanakan pembelajaran adalah Bapak Abdurrahman, S.Ag. sebagai guru mata pelajaran matematika di kelas VIII G, MTs. Darul Ulum Purwogondo.
D. Siklus Penelitian Dalam penelitian ini, peniliti akan membagi tahapan menjadi 2 siklus dengan tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Prosedur Penetian Tindakan Kelas mencakup empat tahap, yaitu :4 1.
Perencanaan (planning)
2. Tindakan (acting) 3. Pengamatan (observing) 4. Refleksi (reflecting).
4
Saminanto, AyoPraktik PTK. Hlm. 8.
41
Dalam penelitian ini, peniliti akan membagi tahapan menjadi dua siklus dengan tahapan sebagaimana tampak pada bagan di bawah ini : .
Gambar 3.1 Bagan Penelitian TindakanKelas Secara lengkap untuk setiap siklus yang akan dilaksanakan mempunyai langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pra Siklus Pada kegiatan pra siklus, peneliti akan melakukan wawancara dengan guru bidang matematika untuk mengetahui kegiatan
pembelajaran
persamaan
garis
lurus
yang
dilaksanakan pada tahun yang lalu, serta untuk mengetahui hasil belajar peserta didik pada pembelajaran tersebut. Hal ini dilakukan untuk membandingkan keberhasilan pembelajaran sebelum dan setelah menggunakan model pembelajaran kooperaratif tipe jigsaw. 42
2. Siklus I a. Tahap Perencanaan 1). Peneliti merencanakan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan membuat RPP. 2). Merencanakan memperhatikan
kelompok penyebaran
belajar
dengan
kemampuan
peserta
didik. Peserta didik akan dibagi dalam 6 kelompok asal dengan tiap kelompok beranggotakan 5-6 peserta didik. Selanjutnya, masing-masing anggota kelompok akan bergabung dalam salah satu dari 3 kelompok ahli 3). Menyiapkan Lembar Kerja untuk setiap anggota kelompok ahli. 4). Menyiapkan digunakan
soal
test
tertulis
yang
akan
untuk mengukur hasil belajar peserta
didik. b. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan
tindakan
merupakan
tahap
pelaksanaan proses pembelajaran di kelas. Adapun kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran adalah sebagai berikut : 1) Pendahuluan a) Guru masuk kelas, memberi salam, melakukan absensi, dan berdo’a dengan membaca Basmalah 43
b) Apersepsi dengan tanya jawab untuk mengingat kembali pelajaran sebelumnya c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu agar peserta didik dapat menjelaskan pengertian garis lurus ( pertemuan 1) dan dapat menentukan gradien (pertemuan 2) d) Guru memberi motivasi dengan menyampaikan kutipan ayat Alqur’an 2) Kegiatan Inti a) Peserta didik diminta mengamati
dua contoh
fungsi yang dituliskan guru di papan tulis berupa fungsi linier dan fungsi kuadrat (mengamati) b) Guru bertanya tentang bentuk grafik kedua fungsi yang dicontohkan guru (menanya) c) Peserta didik dibagi kedalam 6 kelompok dan diatur tempat duduknya sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok dapat saling berhadapan d) Guru memberikan lembar kerja, untuk dikerjakan oleh setiap anggota kelompok e) Anggota kelompok yang mengerjakan LK yang sama bertemu dalam kelompok ahli, untuk mendiskusikan LK tersebut sampai mengerti dan dapat menyelesaikan dengan benar f) Guru mempersilahkan peserta didik kembali ke kelompok
asalnya
dan
secara
bergantian
44
menularkan hasil diskusi dalam kelompok ahli kepada temannya dalam kelompok asal g) Guru memberi kesempatan kepada masingmasing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas. Sementara kelompok lain menanggapinya. h) Guru memberi penguatan terhadap hasil diskusi. 3) Penutup a) Guru membimbing peserta didik membuat kesimpulan dan rangkuman b) Guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah c) Guru mengakhiri pelajaran dengan mengajak peserta didik membaca Hamdalah, kemudian guru mengucapkan salam c. Tahap Pengamatan 1) Peneliti mengamati proses belajar peserta didik pada siklus 1 2) Mengamati peserta didik saat mengerjakan lembar kerja ahli 3) Mengamati hasil evaluasi (test) 4) Mengamati keberhasilan dan hambatan
45
d. Refleksi 1) Secara kolaboratif guru dan peneliti berdiskusi untuk menganalisis hasil pengamatan. Selanjutnya membuat refleksi
untuk menentukan bagian
yang perlu
dipertahankan dan bagian yang perlu diperbaiki untuk digunakan pada siklus ke-2. 2) Membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus I. 2. Siklus II a. Tahap Perencanaan Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang disiapkan
untuk siklus 2 dengan melakukan perbaikan
yang diperlukan sesuai hasil refleksi pada siklus I. b. Tahap Tindakan Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disiapkan sesuai revisi berdasarkan evaluasi pada siklus I. Adapun langkah-langkah pembelajarannya sama seperti langkah-langkah pada siklus siklus
II
membahas
tentang
II. Dalam
pokok bahasan
menentukan persamaan garis. c. Tahap Pengamatan Peneliti melakukan pengamatan yang sama seperti pada siklus I. 46
d. Refleksi Pada
tahap
ini
peneliti
dan
guru
bidang
mendiskusikan hasil pengamatan untuk mendapatkan simpulan. Setelah berakhirnya siklus 2 diharapkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII G, MTs. Darul Ulum Purwogondo pada materi menentukan persamaan garis lurus.
E. Teknik Pengumpulan Data Peneliti menggunakan beberapa metode untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan antara lain sebagai berikut : 1. Dokumentasi Dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki
benda-benda
tertulis
misalnya
dokumen,
untuk mendapatkan data-data nama peserta didik dan gambar pada saat proses pembelajaran berlangsung. 2. Observasi (Pengamatan) Menurut Sutrisno Hadi,observasi merupakan suatu proses yang kompleks, yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis, di mana proses yang terpenting adalah proses
47
pengamatan dan ingatan.5 Dalam hal ini peneliti menggunakan metode observasi untuk mengamati aktivitas peserta didik selama mengikuti kegiatan belajar mengajar. 3. Interview (Wawancara) Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan bila ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, atau apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam bila jumlah responden sedikit. 6 Dalam penelitian ini, metode wawancara digunakan untuk mewawancarai guru sebagai mitra kerja peneliti, dalam melaksanakan penelitian, untuk mengetahui keadaan peserta didik, hasil belajar peserta didik, serta metode yang diterapkan dalam pembelajaran. 4. Tes Tes prestasi pada umumnya mengukur penguasaan dan kemampuan para peserta didik setelah mereka selama waktu tertentu menerima proses belajar-mengajar dari guru.7 Dengan metode tes ini, peneliti mengamati perilaku peserta didik selama proses pembelajaran yang meliputi aktifitas peserta didik, aktifitas pendidik dan implementasi metode yang diterapkan dalam proses pembelajaran tersebut. 5
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, hlm. 203. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, hlm. 194. 7 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Komptensi dan Praktiknya, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008),Cet.5 hlm: 139 6
48
F. Teknik Analisis Data Data hasil pengamatan dan tes diolah dengan analisis deskriptif,
untuk
menggambarkan
keadaan
peningkatan
pencapaian indikator keberhasilan tiap siklus. Analisis data terdiri atas proses analisis untuk mengetahui tes hasil belajar peserta didik. Untuk mengetahui kemampuan kognitif peserta didik dalam menyelesaikan soal evaluasi analisisnya dengan cara menghitung rata-rata nilai dan ketuntasan belajar secara klasikal. Untuk menghitung rata-rata nilai digunakan rumus sebagai berikut :8 ̅ =
∑
Keterangan : ̅
=
rata-rata nilai
∑x =
jumlah nilai
N =
jumlah peserta didik
Untuk menghitung kriteria ketuntasan belajar secara klasikal digunakan rumus : P
=
. 100%
Keterangan : P
=
persentase ketuntasan belajar
8
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 80
49
S
=
N =
jumlah peserta didik yang mencapai tuntas belajar jumlah total peserta didik
G. Indikator Ketercapaian Penelitian Inkator dalam penelitian ini adalah meningkatnya hasil belajar peserta didik Kelas VIII G MTs. Darul Ulum Purwogondo yang ditandai dengan : 1. Rata-rata nilai peserta didik lebih dari 70 (KKM) 2. Ketuntasan klasikal lebih dari 70 %
50
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Data Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif
tipe jigsaw pada pelajaran
matematika, pada materi menentukan persamaan garis lurus dilaksanakan dalam 3 tahap siklus, yaitu pra siklus, siklus 1, dan siklus II. Deskripsi Penelitian adalah sebagai berikut: 1. Pra Siklus Kegiatan pra siklus ini dilaksanakan tanggal 21-25 November
2014.
Berdasarkan
keterangan
dari
Bapak
Abdurrahman, S.Ag. selaku guru matematika kelas VIII G MTs. Darul Ulum Purwondo Jepara bahwa pelaksanaan pembelajaran matematika belum pernah mengaplikasikan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. Guru masih menggunakan metode konvensional yaitu guru menjelaskan materi kepada peserta didik sedangkan peserta didik mendengarkan penjelasan guru di tempat duduk masingmasing. Setelah menjelaskan materi kemudian memberi contoh soal dan peserta didik menyalinnya di buku tulis masing-masing.
51
Hasil belajar peserta didik pada pra siklus peneliti peroleh dari guru bidang berupa data nilai ulangan peserta didik kelas VIII G, pokok bahasan menentukan persamaan garis lurus, tahun pelajaran 2012/2013 dan tahun pelajaran 2013/2014, adapun data yang dimaksud dapat dilihat pada tabel berikut ini (Kriteria ketuntasan minimal = 70): Tabel 4.1. Daftar Nilai Peserta Didik Tahun pelajaran 2012/2013 NO ABS
INDK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
9677 9717 9642 9833 9874 9722 9797 9724 9801 9877 9771 9657 9687 9878 9730 9659 9806 9808 9692 9731 9811 9734
NAMA Amin Marzuki Anifa Zulfa Shaffina Cholilur Rohman Durrotun Nasikhah Eka Maydiana Malinda Eko Deni Setiyawan Farida Hidayah Fika Nurul Jannah Jamaluddin Laili Naila Hidayah Linda husnia Lukkky Hermawan Lusi Ananda Natasya M. Nor Rokhim Miftakhul Huda Mohammad Eko riswanto Muhamad Khavis Muhammad Alfi Khasan Muhammad Fikri Muhammad Fredy Ahsan Mustaqfiroh Nina Damayanti
NILAI 70 60 65 60 75 50 60 95 65 65 70 75 45 70 80 70 80 65 55 60 75 35
KET. Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas 52
NO ABS
INDK
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
9736 9781 9893 9739 9854 9700 9816 9665 9703 9704 9859 9705 9667 9707 9787 9746
NAMA Nunuk shokifah Nur Fitriana Nurul Fatimah Pipit Rahmawati Prasetyo Rizkia Anan Reza Syaharani Riski Dwi Pambudi Rohmad Chasbullah Rudi Siswanto Saniatul Hidmah Sari Rohmate Alam Shahrul Sani Siti Maesaroh Supriyadi Tyas Ayu Pratiwi Via Febriana Puspita Sari Rata-rata Ketuntasan Klasikal
NILAI 85 50 55 80 70 60 50 65 70 85 75 45 70 55 65 60
KET. Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas 65,4 44,7 %
Tabel 4.2. Daftar Nilai Peserta Didik Tahun pelajaran 2013/2014 NO ABS
INDK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
10011 10121 10158 9941 9977 10049 9979 10050 10126 10200 10163 10053
NAMA Ahmad Awaludin A Abdullah Umar Abid Syafiq Aulia Adela Tamara Putri Ahmad Awwaluddin B Ahmad Yusril Maula Ahmad Zainudin Ahmadi Abdur Rahman Akhmad Syafiul Umam Alfia Ilfa Anita Fauziyah Ayu Silvi Devi
NILAI
KET.
73 65 60 55 65 53 60 58 65 45 93 68
Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas 53
NO ABS
INDK
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
10018 10207 10171 10102 10214 9959 10062 10064 10175 10105 10107 10108 10072 10112 9995 10146 10222 9998 10000 10327 10035 10149 10117 10039 10010 10193
NAMA Faza Fauziyyah Ferma Royani Irawan Syafi'i Lusiana Lutfiana Dewi Maulana Febrian Maya maila shofa Meylisa Etika Sari Moh.Wildan Hikmawan Muhammad Fatakhul Annan Muhammad Iklil Asyauqi Muhammad Irfan Zidni Muhammad Syaifudin Mukhamad Yusron Mubarok Musfirotun Nuriyah Nadia dwi sari Nia Auliyatul Muna Nor Janah Nurul Ilmiyah Nurul Ummah Putri Nailis Sa'adah Qurrotul Ain Silvi Sulisfiani Suci Wulan Sari Widyafara Mayasari Zakiyatun Nafisah Rata-rata Ketuntasan Klasikal
NILAI 65 65 50 63 65 53 88 75 73 63 60 80 83 90 63 80 65 85 68 60 83 65 53 85 88 63
KET. Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas 68,2 34,2 %
2. Siklus I a. Perencanaan
54
Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam melaksanakan skenario pembelajaran siklus I yang telah direncanakan. Kegiatan yang dilakukan antara lain: 1) Membuat RPP dengan indikator : a) Peserta didik dapat menjelaskan pengertian garis lurus b) Pesrta didik dapat menentukan gradien garis lurus (Lampiran 2) 2) Membuat lembar kerja ahli pertemuan 1 (Lampiran 3) dan lembar kerja ahli pertemuan 2 (Lampiran 4) 3) Membuat soal tes akhir siklus I (Lampiran 7), kisi-kisi soal (Lampiran 6), dan kunci jawabannya (Lampiran 8) b. Pelaksanaan Pelaksanaan siklus I dilakukan melalui 3 tatap muka, yaitu : pertemuan ke-1, pertemuan ke-2, dan tes akhir siklus. Rincian pelaksanaan siklus I dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.3. Pelaksanaan Siklus I
No
Hari/ Tanggal
Jam
Waktu
Kegiatan
1
Rabu, 26 Nov 2014
11.40 s/d 12.20
1 x 40 menit
Pertemuan ke-1 Siklus I
55
2
Sabtu, 29 Nov. 2014
10.05 s/d 11.25
2 x 40 menit
Pertemuan ke-2 Siklus I
3
Selasa, 2 Des. 2014
11.40 s/d 13.00
60 menit
Pertemuan ke-3 Tes Akhir Siklus I
1) Pertemuan ke-1 Pertemuan dilaksanakan pada Hari Rabu, 26 Nonember 2014, jam pelajaran ke-7 yang dimulai pada pukul 11.40 WIB, dan berakhir pada pukul 12.20 WIB. Materi yang akan dipelajari pada pembelajaran ini adalah tentang pengertian garis lurus. Pembelajaran dimulai dari guru memasuki ruang kelas VIII G, kemudian guru memberi salam yang selanjutnya dibalas serentak oleh peserta didik. Guru menanyakan tentang kehadiran peserta didik, pada hari ini peserta didik tidak ada yang absen. Guru mengajak
peserta
kemudian
didik
menyampaikan
membaca bahwa
Basmalah, hari
ini
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Guru melakukan apersepsi dengan meminta kepada
beberapa
orang
peserta
didik
untuk
menuliskan contoh persamaan. Karena tidak ada yang bisa menjawab guru memberi contoh persamaan di
56
papan tulis (2x = 8). Kemudian guru juga menuliskan contoh fungsi untuk mengingatkan kepada peserta didik (f(x) = 2x +3). Guru meminta setiap peserta untuk berhitung dari satu sampai enam. Selanjutnya guru meminta peserta didik yang menyebutkan nomor yang sama untuk berkumpul
menjadi
satu
kelompok.
Setelah
berkelompok, guru membagi lembar kerja kepada setiap peserta didik, untuk diselesaikan. Guru meminta kepada peserta didik yang mengerjakan lembar jawab yang sama, berkumpul menjadi satu kelompok ahli, untuk mendiskusikan lembar
kerja
masing-masing.
Beberapa
waktu
kemudian peserta didik diminta untuk kembali pada kelompok semula, dan menularkan hasil diskusinya kepada teman-temannya dalam kelompok asal. Selanjutnya guru menunjuk kepada salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Kemudian guru memberi penguatan agar tidak terjadi kesalahan pemahaman peserta didik. Guru memberi kesempatan peserta didik untuk bertanya bila ada yang belum paham. Guru
mempersilahkan
peserta
didik
untuk
membuat rangkuman sambil menulis tugas untuk
57
dikerjakan di rumah. Kemudian guru mengakhiri pembelajaran dengan mengajak peserta didik untuk membaca Hamdalah bersama, Selanjutnya guru mengucap salam. 2) Pertemuan ke-2 Pertemuan dilaksanakan pada Hari Sabtu, 29 November 2014, jam pelajaran ke-5 dan ke-6, dimulai pada pukul 10.05 WIB, dan berakhir pada pukul 11.25 WIB. Materi yang akan dipelajari pada pembelajaran ini tentang menentukan gradien. Sebagaimana pada pertemuan pertama guru masuk kelas, mengucap salam, membaca Basmalah dan melakukan absensi. Guru menanyakan jawaban tugas rumah yang diberikan guru pada pertemuan sebelumnya. Guru menyampaikan bahwa hari ini materi pembelajarannya adalah menentukan gradien. Guru menggambar beberapa garis lurus yang berbeda kemiringannya di papan tulis dan menanyakan kepada peserta didik tentang perbedaan garis garis tersebut. Ada salah satu peserta didik yang menjawab “Panjangnya, Pak”. Guru mengubah gambar di papan tulis agar sama panjang kemudian mengulang pertanyaan sebelumnya. Setelah beberapa peserta
58
didik saling bersahutan menjawab, guru menjelaskan bahwa
perbedaan
garis
tersebut
adalah
kemiringannya. Kegiatan selanjutnya sama dengan pertemuan pertama, membagi kelompok asal, membagi lembar kerja, meminta peserta didik membentuk kelompok ahli sesuai dengan lembar kerjanya, meminta peserta didik kembali ke kelompok asal dan menyampaikan hasil diskusi di kelompok ahli. Setelah peserta didik berdiskusi pdalam kelompok asal, guru memberi kesempatan kepada masingmasing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. Guru selanjutnya memberi penguatan, dan mengajak peserta didik untuk membuat rangkuman. Sebelum
mengakhiri
pembelajaran,
guru
menyampaikan bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan ulangan. 3) Pertemuan ke-3 Pertemuan dilaksanakan pada Hari Selasa, 2 Desember 2014, jam pelajaran ke-7 dan ke-8, dimulai pada pukul 11.40 WIB, dan berakhir pada pukul 13.00 WIB. Pertemuan diawali dengan guru masuk ruang, mengucap salam, mengabsen peserta didik, kemudian meminta peserta didik untuk memasukkan sebua buku 59
catatan ke dalam tas masing-masing, dan menyiapkan kertas ulangan berupa kertas berpetak. Guru membagi soal tes kepada setiap peserta didik, kemudian mempersilahkan
pesrta
didik
memulai
dengan
membaca Basmalah. Setelah waktu pengerjaan soal habis, guru meminta peserta didik untuk mengumpulkan lembar jawaban. Waktu yang tersisa digunakan guru untuk bertanya kepada peserta didik bagaimana pendapat peserta didik tentang pembelajaran yang sudah dilaksanakan.
Sebelum
mengakhiri,
guru
menyampaikan bahwa pertemuan yang akan datang, pembelajaran
masih
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. c. Pengamatan Hasil Pengamatan yang didapatkan oleh peneliti dalam siklus I, adalah sebagai berikut: 1) Peserta
didik
belum
terbiasa
belajar
secara
berkelompok, sehingga pelaksanaan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw belum terlaksana secara optimal. 2) Peserta didik masih takut untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, sehingga guru harus
60
menunjuk terlebih dahulu peserta didik untuk maju mewakili kelompoknya masing-masing. 3) Beberapa peserta didik masih ada yang pasif, tidak terlibat dalam diskusi, sehingga guru harus menegurnya. 4) Peserta didik belum bisa memaksimalkan waktu yang diberikan untuk menyelesaikan tugas. d. Refleksi Setelah melaksanakan pembelajaran pada siklus I, guru bersama peneliti berdiskusi tentang pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan menyimpulkan sebagai berikut: 1) Guru kurang menguasai skenario pembelajaran, sehingga proses pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw belum lancar/optimal. 2) Guru kurang memberikan bimbingan pada tiap-tiap kelompok saat menyelesaikan masalah. 3) Masih banyak peserta didik yang belum berani mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. 4) Masih ada beberapa murid yang pasif. 5) RPP pertemuan 1 kurang sesuai dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. 6) Hasil belajar peserta didik belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan untuk kriteria
61
ketuntasan klasikal (70 %), tetapi untuk rata-rata nilai peserta didik telah melebihi indikator keberhasilan (70). 3. Siklus II a. Perencanaan 1) Membuat RPP dengan indikator : peserta didik dapat menentukan persamaan garis lurus (Lampiran 10) 2) Membuat lembar kerja ahli (Lampiran 11) 3) Membuat soal tes akhir siklus II (Lampiran 14) beserta kisi-kisi (lampiran 13), dan kunci jawabannya (Lampiran 15). b. Pelaksanaan Pelaksanaan siklus II dilakukan melalui 2 tatap muka, yaitu : pertemuan pertama, pertemuan kedua berupa tes akhir siklus. Pembelajaran pada siklus II, Urutan pelaksanaannya hampir sama dengan pada siklus I. Materi yang
dipelajari
pada
pertemuan
pertama
adalah
menentukan persamaan garis lurus. Rincian waktu pelaksanaan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.4. Pelaksanaan Siklus II
No
1
Hari/ Tanggal
Jam
Waktu
Kegiatan
10.05 Sabtu, 6 s/d Des. 2014 11.25
2 x 40 menit
Pertemuan ke-1 Siklus II
62
2
11.40 Selasa, 9 s/d Des. 2014 13.00
Pertemuan ke-2 Tes Akhir Siklus II
60 menit
1) Pertemuan ke-1 Pertemuan dilaksanakan pada Hari Sabtu, 6 Desember 2014, jam pelajaran ke-5 dan ke-6, dimulai pada pukul 10.05 WIB, dan berakhir pada pukul 11.25 WIB. Materi yang akan dipelajari pada pembelajaran ini tentang menentukan persamaan garis lurus. Guru masuk kelas, mengucap salam, membaca Basmalah dan melakukan absensi. Guru menanyakan tentang gradien garis a: y = 3x + 5; garis b:2x + 3y = 10; garis AB, dimana A(2,3) dan B(4,7), kepada 3 orang peserta didik. Dua orang peserta didik maju untuk menjawab gradien garis a dan b. Sedangkan untuk gradien garis AB, karena tidak ada yang berani maju, guru menunjuk salah satu peserta didik. Guru
membimbing
peserta
didik
untuk
mengoreksi ketiga jawaban. Untuk jawaban yang ketiga karena salah, guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk maju memberikan jawaban yang tepat. Guru melukis satu garis sembarang pada bidang koordinat
di
papan
tulis,
kemudian
bertanya
63
bagaimana menentukan persamaan garis tersebut. Karena belum diajarkan maka tidak ada yang tahu. Selanjutnya guru menyampaikan bahwa pembelajaran pada hari ini adalah untuk menentukan persamaan garis seperti garis di papan tulis. Kemudian guru membagi kelas menjadi 6 kelompok, setelah itu guru membagi lembar kerja kepada masing-masing anggota kelompok untuk dipelajari. Beberapa waktu kemudian guru meminta peserta didik yang mendapat lembar kerja yang sama berkumpul menjadi satu kelompok ahli, untuk mendiskusikan lembar kerjanya. Guru berkeliling pada masing-masing kelompok untuk
membantu
kelompok
yang
mengalami
kesulitan. Setelah masing-masing kelompok mampu menyelesaikan tugasnya, peserta didik diminta untuk kembali ke kelompok asalnya, untuk menularkan hasil diskusinya kepada teman-temannya secara bergiliran. Selanjutnya guru mempersilahkan masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas. Selanjutnya guru memberi kesempatan kepada peserta didik yang masih belum paham. Kemudian guru membimbing
peserta didik
membuat rangkuman. Dan memberi tugas untuk
64
dikerjakan di rumah. Sebelum mengakhiri pelajaran guru memberi tahukan bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan ulangan. Kemudian guru mengakhiri pelajaran dengan mengajak peserta didik membaca Hamdalah dan mengucap salam. 2) Pertemuan ke-2 Pertemuan dilaksanakan pada Hari Selasa, 9 Desember 2014, jam pelajaran ke-7 dan ke-8, dimulai pada pukul 11.40 WIB, dan berakhir pada pukul 13.00 WIB. Seperti pada tes akhir siklus I, pertemuan diawali dengan guru masuk ruang, mengucap salam, mengabsen peserta didik, kemudian meminta peserta didik untuk memasukkan sebua buku catatan ke dalam tas masing-masing, dan menyiapkan kertas ulangan berupa kertas berpetak. Kemudian guru membagi soal tes kepada setiap peserta didik, kemudian mempersilahkan peserta didik mulai mengerjakan soal dengan membaca Basmalah. Setelah waktu pengerjaan soal habis, guru meminta peserta didik untuk mengumpulkan lembar jawaban. Waktu yang tersisa digunakan guru untuk bertanya kepada peserta didik bagaimana pendapat
65
peserta didik tentang pembelajaran yang sudah dilaksanakan.
c. Pengamatan Hasil pengamatan pada siklus II adalah sebagai berikut : 1) Peserta
didik
mulai
terbiasa
belajar
secara
berkelompok, sehingga pelaksanaan pembelajaran terlaksana lebih baik. 2) Sudah
ada
peserta
didik
yang
berani
untuk
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. 3) Sebagian besar peserta didik sudah terlibat aktif dalam diskusi. d. Refleksi Berdasarkan
data-data
penelitian menunjukkan pembelajaran
sudah
yang
bahwa
cukup
diperoleh pada
siklus
dari II
baik dari pada siklus I.
Meningkatnya hasil belajar peserta didik ditandai dengan nilai rata-rata kelas telah mencapai lebih dari 70 dengan ketuntasan belajar klasikal mencapai lebih dari 70% . Sehingga peneliti dan guru memutuskan tidak perlu diadakan siklus III.
B. Analisis Data per Siklus
66
1. Pra Siklus Berdasarkan keterangan dari Bapak Abdurrahman, S.Ag. selaku guru matematika kelas VIII G MTs. Darul Ulum Purwogondo Jepara bahwa hasil belajar peserta didik pada materi menentukan persamaan garis lurus tahun pelajaran 2012/2013 dan tahun pelajaran 2013/2014 belum melampaui kriteria ketuntasan minimal. Dari 38 peserta didik kelas VIII G tahun pelajaran 2012/2013, hanya 17 peserta didik yang dapat memenuhi KKM, Sedangkan 21 peserta didik lainnya nilainya kurang dari 70. Dengan kata lain ketuntasan klasikal 44,7 %. Ratarata nilai yang diperoleh peserta didik hanya 65,4. Pada tahun pelajaran 2013/2014 nilai ketuntasan klasikal yang diperoleh peserta didik lebih rendah daripada tahun pelajaran 2012/2013, yaitu hanya 34,2 %. Hanya 13 peserta didik yang memenuhi KKM 25 sisanya masih di bawah KKM. Walaupun rata-rata nilai yang diperoleh peserta didik lebih baik, yaitu 68,2. Data Nilai pada pra siklus dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut : Tabel 4.5. Data Nilai Pra Siklus Tahun Pelajaran
Nilai Tertinggi
Terendah
Ratarata
Tuntas
Belum Tuntas
Ketuntasan Klasikal
67
2012/2013 2013/2014
95 93
35 45
65,4 68,2
17 13
21 25
44,7 34,2
Grafik 4.1. Data Nilai Pra Siklus 2. Siklus I Pada pelaksanaan siklus 1 belum menunjukkan adanya hasil yang diharapkan dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
pada materi
pokok
menentukan
persamaan garis lurus. Peserta didik belum bisa mengikuti atau menyesuaikan
diri terhadap kegiatan pembelajaran.
Suasana kelas agak belum kondusif sehingga guru harus sering mengkondisikan
kelas agar lebih tenang. Sebagian
peserta didik masih malu mengungkapkan pendapatnya saat berdiskusi. Hasil belajar peserta didik pada siklus 1, berdasarkan nilai yang diperoleh pada tes akhir siklus I (Lampiran 9), dari 32 peserta didik, rata-rata nilai peserta didik 70,9 , dengan
68
kriteria ketuntasan kilasikal 62,5 %. Hasil belajar peserta didik pada siklus I dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini : Tabel 4.6. Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I No 1 2 3 4 5 6
Kriteria Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata Nilai Telah Tuntas Belum Tuntas Ketuntasan Klasikal
Hasil 95 50 70,9 20 12 62,5
Grafik 4.2. Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I
69
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa untuk indikator penelitian nilai rata-rata kelas
sudah terpenuhi.
Namun untuk indikator penelitian ketuntasan belajar klasikal masih
belum
terpenuhi.
Dengan
demikian
diperlukan
perbaikan pada siklus II.
3. Siklus II Pembelajaran pada
siklus
perubahan yang positif . Suasana
II sudah kelas
menunjukkan terlihat
lebih
kondusif. Peserta sudah dapat menyesuaikan diri terhadap kegiatan pembelajaran. Sebagian peserta didik sudah mulai aktif sudah
pada proses pembelajaran. ada
yang
Beberapa peserta didik
berani bertanya kepada guru dalam
menyelesaikan lembar kerja. Sudah ada peserta didik yang berani maju untuk mempresentasikan hasil diskusi tanpa ditunjuk oleh guru. Hasil belajar peserta didik pada siklus I1, berdasarkan nilai yang diperoleh pada tes akhir siklus II (Lampiran 16), rata-rata nilai peserta didik 74,7 , dengan kriteria ketuntasan kilasikal 87,5 %. Hasil belajar peserta didik pada siklus II dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini :
70
Tabel 4.7. Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II No 1 2 3 4 5 6
Kriteria Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata Telah Tuntas Belum Tuntas Ketuntasan Klasikal
Hasil 100 55 74,7 28 4 87,5
Grafik 4.3. Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II
Berdasarkan tabel dan grafik di atas menunjukkan bahwa pada siklus II hasil belajar sudah mencapai indikator yang 71
diinginkan oleh peneliti, nilai rata-rata kelas ≥ 70 dengan ketuntasan belajar klasikal ≥ 70%. Dengan demikian tidak perlu dilakukan siklus III.
C. Analisis Data Akhir Pada tahap pra siklus pembelajaran dilakukan dengan metode pembelajaran konvensional. Ternyata hasil belajar peserta didik tidak sesuai harapan. Setelah dilakukan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siklus I, mulai menunjukkan peningkatan gairah belajar peserta didik walaupun belum sesuai harapan. Hal ini disebabkan baik guru maupun peserta didik belum terbiasa dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Sebagian besar peserta didik masih harus dituntun atau ditunjuk oleh guru, sehingga keterlibatannya dalam pembelajaran bukan atas inisiatifnya sendiri. Pada pelaksanaan siklus II, peserta didik mulai terbiasa dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Sebagian besar peserta didik berperan aktif dalam pembelajaran tanpa harus dipaksa oleh guru (penerapan teori belajar Piaget dan Bruner). Sehingga suasana belajar menjadi menyenangkan, di mana masing-masing peserta didik saling bekerja sama dan saling membantu dalam pemecahan masalah (penerapan teori belajar Vygotsky) Setelah tiga tahap; pra siklus, siklus I dan siklus II selesai dilaksanakan, maka diperoleh data sebagai berikut :
72
1. Perolehan Nilai Peserta Didik Pada tahap pra siklus, nilai terendah peserta didik 45, nilai tertinggi 93, dengan rata-rata nilai 68,2 (data tahun pelajaran 2013/2014). Pada tahap siklus I peserta didik mendapat nilai terendah 50, nilai tertinggi 90, dengan nilai rata-rata 70,9. Sedangkan pada tahap siklus II perolehan nilai terendah 55, dengan nilai tertinggi 100, sedangkan rata-rata nilainya 74,7. Perbandingan perolehan nilai tiap tahap dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut : Tabel 4.8. Perbandingan Perolehan Nilai Peserta Didik Tiap Siklus No 1 2 3 4
Kriteria Jumlah Peserta Didik Tertinggi Terendah Rata-rata
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
38 93 45 68,2
32 95 50 70,9
32 100 55 74,7
73
Grafik 4.4. Grafik Perolehan Nilai Peserta Didik Tiap Siklus Data di atas menunjukkan bahwa Perolehan nilai peserta didik pada siklus I dan siklus II, sudah mencapai indikator yang ditentukan peneliti. 2. Ketuntasan Peserta Didik Berdasarkan ketuntasan peserta didik, dari 38 peserta didik pada tahap pra siklus, baru 13 peserta didik yang sudah tuntas, sedangkan 25 yang lain belum tuntas dengan nilai ketuntasan klasikal 34,2%. Pada tahap siklus I, dari 32 peserta didik, yang sudah tuntas 20, dan 12 peserta didik lainnya belum tuntas dengan nilai ketuntasan klasikal 62,5. Sedangkan pada tahap siklus II, 28 peserta didik sudah tuntas, hanya 4 peserta didik yang masih belum tuntas, sehingga nilai
74
ketuntasan klasikalnya 87,5. Perbandingan ketuntasan peserta didik tiap tahap dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah : Tabel 4.9. Perbandingan Ketuntasan Peserta Didik Tiap Tahap No
Kriteria
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
1 2 3 4
Jumlah Peserta Didik Telah Tuntas Belum Tuntas Ketuntasan Klasikal
38 13 25 34,2
32 20 12 62,5
32 28 4 87,5
Grafik 4. 5. Perbandingan Ketuntasan Peserta Didik Tiap Tahap Berdasarkan perbandingan ketuntasan peserta didik, pada siklus I, masih dibawah indikator yang ditentukan peneliti, oleh karena itu diperlukan tahap siklus II, walaupun rata-rata nilainya telah melebihi ketentuan. Setelah pelaksanaan tahap
75
siklus II, peserta didik telah memenuhi indikator yang ditentukan, baik nilai rata-rata peserta didik, maupun ketuntasan
klasikal.
Sehingga
tidak
diperlukan
tahap
berikutnya.
76
77
78
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar peserta kelas VIII G MTs. Darul Ulum Purwogondo pada materi menentukan persamaan garis lurus. Hal tersebut dapat diketahui dari: 1. Meningkatnya nilai rata-rata kelas dari 68,2 pada tahap pra siklus menjadi 70,9 pada siklus I, dan 74,7 pada siklus II. 2. Meningkatnya nilai ketuntasan klasikal dari 34,2 % pada tahap pra siklus menjadi 62,5 % pada siklus I dan 87,5 % pada siklus II.
B. Saran Banyak
pengalaman
yang
peneliti
peroleh
selama
melaksanakan penelitian tindakan kelas, maka berdasarkan pengalaman tersebut, peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut : 1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebaiknya dikembangkan pada pokok bahasan yang lain untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.
77
2. Guru hendaknya senantiasa untuk mempelajari model-model pembelajaran yang inovatif
dan mengimplementasikannya
secara kreatif dalam kegiatan pembelajaran, khususnya pada pembelajaran matematika, sehingga peserta didik tidak lagi menganggap pelajaran matematika sebagai momok yang sangat menakutkan.
C. Penutup Tanpa
Hidayah, Inayah, dan Ridla Allah SWT, mustahil
sekripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan syukur yang tak terhingga atas karunia-Nya. Penulis sadar bahwa skripsi ini tentunya masih banyak kesalahan dan kekurangan yang masih perlu disempurnakan disebabkan keterbatasan pengetahuan penulis. Karena itu kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga karya ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca.
78
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Amri, Muhammad Saeful, "Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Bangun Ruang dengan Model Kooperatif tipe Jigsaw dan Penggunaan Alat Peraga Matematika pada Siswa Kelas VIII B SMP IT Abu Bakar Yogyakarta", Skripsi, Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga, 2009. Anton, Howard, Aljabar Linier Elementer, terj. Pantur Silaban, Bandung: Erlangga, 1984. Aqib, Zainal, Model-model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif), Bandung: Yrama Widya, 2013. Cohen, Vicki L., John Edwin Cowen, Literacy for Children in an Information Age: Teaching Reading, Writing, and Thinking, Cengage Learning: 2007. Dahar, Ratna Wilis, Teori -teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Erlangga, 2011. Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Bandung: Jumanatul 'Ali, 2005. Dhoruri, Atmini, Markaban, E-book, Pembelajaran Persamaan Garis Lurus
di
SMP,
Yogyakarta:
Pusat
Pengembangan
dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika, 2011. Kerami, Djati, Cormentyna Sitanggang, Kamus Matematika, Jakarta: Balai Pustaka, 2003.
77
Lie, Anita, Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas, Jakarta: PT.Grasindo Mc
Leod,
Saul,
"Zone
of
Proximal
Development",
http://www.simplypsychology.org/Zone-of-Proximal-Development .html , diakses 21 Februari 2015 Rifa'i, Ahmad, Chatarina Tri Anni, Psikologi Pendidikan, Semarang: Pusat Pengembangan MKDU-MKDK UNNES, 2012. Rochmawati, Hanik, " Penerapan Model Pembelajaran Coopeartive Learning Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Pokok Persamaan Linear Satu Variabel Semester I Kelas VIIA MTs NU Miftahut Tholibin Kudus Tahun Pelajaran 2009/2010 ", Skripsi, Semarang: Tadris Matematika, Fakultas Tarbiyah, IAIN Walisongo, 2010. Saminanto, Ayo Praktik PTK (Penelitian Tindakan Kelas), Semarang: RaSAIL Media Group, 2010. Silberman, Melvin L. , Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif, terj. Sarjuli, dkk., Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2007. ST. Negoro, B. Harahap, Ensiklopedi Matematika, PT. Galia Indonesia, 1998. Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010. Sukardi,
Metodologi
Penelitian
Pendidikan
Komptensi
dan
Praktiknya, Jakarta : Bumi Aksara, 2008.
78
Suprihatiningrum, Jamil, Strategi Pembelajaran: Teori & Aplikasi, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2014. Thobroni, Muhammad, Arif
Mustofa, Belajar & Pembelajaran :
Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa, 2008. ........., " Pengertian Hasil Belajar Matematika Menurut Para Ahli ", http://www.duniapelajar.com/2013/01/29/pengertian-hasilbelajar -matematika-menurut-para-ahli , diakses 9 Mei 2015. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Wardhani, Sri : E-book , Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika
SMP/MTs.
untuk
Optimalisasi
Tujuan
Mata
Pelajaran Matematika, Yogyakarta: Pusat Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Matematika, 2008.
79
Lampiran 1 DAFTAR PESERTA DIDIK KELAS VIII G MTs. DARUL ULUM PURWOGONDO TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Nomer Urut Induk
L/P
Nama Siswa
1
10246
L
Abdul Farid
2
10415
L
Adam Abdul Basir
3
10484
P
Aisyah Nor Diana
4
10350
L
Alif Syifaul Anam
5
10488
L
Arul Eris Sanjaya
6
10285
P
Auliya Zahro
7
10460
P
Dewi Kisfiana
8
10419
P
Efi Zainatut Takwiyah
9
10256
P
Farika wati
10
10392
P
Farikhatus Sa'diyah
11
10497
P
Indah Fitriyani
12
10498
L
Iwan Krisnanto
13
10292
L
Jafaruddin
14
10328
P
Lailatun Nisfah
15
10426
L
Luqman Hakim
16
10295
L
Malik
17
10434
L
18
10332
L
19
10399
L
20
10400
L
Muhammad Alfareza Muhammad Andi Dermawan Mustagfirin Nor Rochmat
Nomer Urut Induk
L/P
Nama Siswa
21
10306
P
Putri Naimah
22
10406
L
Rahma Budi Alamsyah
23
10530
P
Ridzotul solikhah
24
10531
P
Risa Dina Sofiyana
25
10474
P
Rizul Silfiana Dewi
26
10339
P
Rohbatun Nailin Najah
27
10372
P
Silvia Iga Mawarni
28
10481
L
Taufiq Hidayat Muad
29
10375
P
Tri Suhartini
30
10345
L
Yusril Muntaha
31
10380
L
Zakariya Ahmadi
32
10841
P
Risma Eriyanti
Laki-laki Perempuan
: :
16 16
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I
Nama Sekolah
:
MTs. Darul ulum Purwogondo
Mata Pelajaran
:
Matematika
Kelas/Semester
:
VIII/I
Tahun Pelajaran
:
2014/2015
Alokasi Waktu
:
3 JPL (3 x 40 menit)
Jumlah Pertemuan
:
2 pertemuan
Standar Kompetensi
:
1.
Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus
Kompetensi Dasar
:
1.6 Menentukan gradien, persamaan dan grafik garis lurus. Pertemuan ke-1
Alokasi Waktu
:
1 JPL (1 x 40 menit)
Indikator
:
Peserta
didik
dapat
menjelaskan
pengertian garis lurus. I.
Tujuan Pembelajaran : Dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw peserta didik dapat menjelaskan pengertian garis lurus
II. Materi Ajar : Pengertian Persamaan Garis Lurus Perhatikan fungsi f (x) = 2x +1
Misalkan domain fungsi f(x) = {0,1,2,3,4}, dapat ditentukan tabel sebagai berikut : x 0 1 2 3 4 f(x) 1 3 5 7 9 Dari tabel di atas, bila digambar grafiknya pada koordinat kartesius diperoleh hasil :
Sumbu mendatar disebut sumbu x dan sumbu tegak disebut sumbu f (x). Apabila fungsi di atas dituliskan dalam bentuk
y = 2x
+1, maka sumbu tegak pada grafik disebut sumbu y. Dengan demikian y = f(x). Karena grafik dari fungsi f (x) = 2x +1 atau y = 2x +1 berupa garis lurus, maka bentuk y = 2x +1 disebut persamaan garis lurus. Bentuk umum persamaan garis lurus dapat dituliskan sebagai
y
= mx + c , dengan x dan y variabel atau peubah, m dan c konstanta. Persamaan y = 2x +1 dapat diubah ke bentuk lain yaitu 2x - y +1 = 0 . Sehingga bentuk umum yang lain untuk persamaan garis lurus dapat dituliskan sebagai Ax + By + C = 0, dengan x dan y peubah serta A, B, dan C konstanta.
III. Pendekatan dan Metode Pembelajaran Pendekatan
: Scientific/Ilmiah
Metode Pembelajaran
: Tanya jawab, Diskusi kelompok, Jigsaw
IV. Media Pembelajaran Lembar Kerja V. Langkah-langkah Pembelajaran Pengorganisasian Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Peserta Alokasi
1. Guru masuk kelas, memberi Pendahuluan
salam,
melakukan
absensi,
didik
Waktu
K
1 menit
K
1 menit
K
1 menit
K
1 menit
dan berdo’a dengan membaca Basmalah. 2. Apersepsi kembali
dengan tentang
mengingat pengertian
persamaan dan contoh fungsi. 3. Menyampaikan
tujuan
pem-
belajaran yang ingin dicapai yaitu yaitu agar peserta didik dapat
menjelaskan
pengertian
garis lurus 4. Motivasi: Guru menyampai-kan ayat ;
“Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan
Tuhanmu,
Karena
itu
sembahlah Dia. inilah jalan yang lurus". (Q.S. Ali Imran:51) K
1. Mengamati
1 menit
Peserta didik diminta mengamati dua
contoh
fungsi
yang
dituliskan guru di papan tulis berupa fungsi linier dan fungsi kuadrat (misalnya: f(x) = 2x + 1 dan f(x) = 2x2) 2. Menanya
K
2 menit
Guru bertanya tentang bentuk Inti
grafik kedua fungsi di atas. 3. Mencoba dan menalar a. Peserta didik dibagi kedalam 6
G
2 menit
G
5 menit
kelompok dan diatur tempat duduknya sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok dapat saling berhadapan b. Guru memberikan lembar kerja,
untuk dikerjakan oleh setiap anggota kelompok c. Anggota
kelompok
yang
G
5 menit
G
10 menit
K
5 menit
K
1 menit
mengerjakan LK yang sama bertemu dalam kelompok ahli, untuk mendiskusikan LK tersebut sampai mengerti dan dapat menyelesaikan de-ngan benar. d. Kemudian peserta didik kembali ke kelompok asalnya dan secara bergantian
menularkan
hasil
diskusi dalam kelompok ahli kepada
temannya
dalam
kelompok asal. Dalam kegiatan ini
guru
bertindak
sebagai
fasilitator. 4. Mengkomunikasikan a. Guru
memberi
kesempatan
kepada salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya Sementara
ke
depan
kelas.
kelompok
lain
menanggapinya. b. Guru
memberi
terhadap hasil diskusi.
penguatan
c. Guru mempersilahkan peserta
K
1menit
I
2 menit
I
1 menit
K
1 menit
didik untuk kembali pada posisi duduk semula. 1. Guru membimbing peserta didik membuat Penutup
kesimpulan
dan
rangkuman. 2. Guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah: Dari persamaan di bawah ini yang manakah yang merupakan persamaan
garis
lurus?
Mengapa? : a. y = 4 + x2 b. x + y = 4 3. Guru
mengakhiri
pelajaran
dengan mengajak peserta didik membaca Hamdalah, kemudian guru mengucapkan salam.
Pertemuan ke-2 Alokasi Waktu
:
2 JPL (2 x 40 menit)
Indikator
:
Peserta dapat menentukan gradien garis lurus
VI.
Tujuan Pembelajaran : Dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw peserta didik dapat menentukan gradien garis lurus
VII. Materi Ajar : Gradien Persamaan Garis Lurus
Perhatikan garis-garis sebagai berikut : a: y = 3x + 1
b: y = 2x + 1
c: y = x + 1
Apabila digambar pada koordinat kartesius diperoleh grafik :
Dari grafik tersebut terlihat perbedaan kemiringan atau kecondongan antara garis a, garis b, dan garis c. Kemiringan suatu garis lurus disebut gradien. Gradien suatu garis ditentukan berdasarkan perbandingan komponen y (selisih ordinat) dengan komponen x (selisih absis). Misalkan untuk garis a
Gradien garis a =
=
Sehingga diperoleh gradien garis a : y = 3x + 1 adalah 3 Dengan cara yang sama diperoleh : -
Gradien garis b : y = 2x + 1 adalah 2 dan
-
Gradien garis c : y = x + 1 adalah 1
Berdasarkan hasil tersebut tampak bahwa gradien ketiga garis di atas sama dengan koefisien x, sehingga dapat disimpulkan untuk garis dengan persamaan y = mx + c gradiennya = m. Dengan demikian dapat disebutkan bahwa gradien garis a adalah m a = 3. Garis
a
melalui
titik
(0,1)
dan
titik
(2,7).
Dengan
memperhatikan cara menentukan gradien garis a : ma =
=
= 3, dapat pula disimpulkan bahwa untuk garis
yang melalui titik ( x1, y1 ) dan ( x2, y2 ), gradiennya adalah m = . VIII. Pendekatan dan Metode Pembelajaran Pendekatan
: Scientific/Ilmiah
Metode Pembelajaran
: Tanya jawab, Diskusi kelompok, Jigsaw
IX.
Media Pembelajaran - Lembar Kerja
X.
Langkah-langkah Pembelajaran Pengorganisasian
Kegiatan
Peserta Alokasi
Deskripsi Kegiatan
1. Guru masuk kelas, memberi salam,
melakukan
Didik
Waktu
K
1 menit
K
2 menit
K
1 menit
K
1 menit
K
3 menit
absensi,
Pendahuluan
dan berdo’a dengan membaca Basmalah. 2. Apersepsi dengan menanyakan hasil tugas yang diberikan guru pada pertemuan sebelumnya. 3. Menyampaikan
tujuan
pem-
belajaran yang ingin dicapai yaitu untuk menentukan gradien garis lurus 4. Motivasi: Guru menyampai-kan ayat ;
“Tunjukilah kami jalan yang lurus” (Q.S. Al-Fatihah: 6) 1. Mengamati Peserta didik diminta mengamati beberapa contoh grafik fungsi
yang digambarkankan oleh guru pada bidang koordinat di papan tulis (dengan kemiringan yang berbeda) 2. Menanya Guru Inti
bertanya
tentang
K
2 menit
G
1 menit
G
10 menit
G
10 menit
G
15 menit
apa
perbedaan yang tampak pada garis-garis tersebut. 3. Mencoba dan menalar a. Peserta didik dibagi kedalam 6 kelompok dan diatur tempat duduknya sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelom-pok dapat saling berhadapan b. Guru memberikan lembar kerja, setiap anggota mengerjakan LK yang berbeda c. Anggota
kelompok
yang
mengerjakan LK yang sama bertemu untuk mendiskusikan LK tersebut sampai mengerti dan dapat
menyelesaikan
dengan
benar. d. Kemudian peserta didik kembali ke kelompok asalnya dan secara
bergantian
menularkan
hasil
diskusi dalam kelompok ahli kepada
temannya
dalam
kelompok asal. Dalam kegiatan ini
guru
bertindak
sebagai
fasilitator. 4. Mengkomunikasikan a. Guru
memberi
kesempatan
K
20 menit
penguatan
K
5 menit
c. Guru mempersilahkan peserta
I
1menit
K
5 menit
I
2 menit
K
1 menit
kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan kusinya
ke
Sementara
hasil
depan
diskelas.
kelompok
lain
menanggapinya. b. Guru
memberi
terhadap hasil diskusi.
didik untuk kembali pada posisi duduk semula. 1. Guru
membimbing
siswa
membuat rangkuman. Penutup
2. Guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah 3. Guru
mengakhiri
pelajaran
dengan mengajak peserta didik membaca Hamdalah, kemudian
guru mengucapkan salam. Keterangan VI.
: K : Klasikal
I : Individu
G : Group.
Bahan Ajar Buku paket Matematika bse kelas VIII SMP
VII. Penilaian Tes akhir siklus
Jepara, November 2014 Guru Bidang,
Peneliti,
Abdurrahman, S.Ag.
Ahmad Thousin
Mengetahui : Kepala Madrasah,
A.Taufiq, S.Pd.
Lampiran 3 Lembar Kerja Pertemuan ke-1 Siklus I : Lembar kerja 1.1 Tujuan : Siswa dapat menjelaskan pengertian garis lurus. 1. Perhatikan fungsi berikut : f(x) = 2x + 3 2. Kemudian lengkapi tabel : x f(x)
0
1
2
3
2 x 0 +3
2 x 1 +...
2 x ... +...
... x ... +...
= .........
= .........
= .........
= .........
3. Berdasarkan tabel di atas, gambarlah grafik fungsi f(x) tersebut pada bidang koordinat ! 4. Berupa
apakah
grafik
fungsi
tersebut ? garis ................ 5. Jika pada bentuk fungsi tersebut, f(x) diganti y, akan kalian peroleh : y = ................ 6. Bentuk yang kalian peroleh tersebut merupakan bentuk persamaan 7. Menurut pendapat kalian apa nama persamaan tersebut, jika dilihat berdasarkan grafiknya ? persamaan .......................... 8. Dapatkah kalian simpulkan pengertian persamaan garis lurus ? Persamaan garis lurus adalah persamaan yang ............................. ..........................................................................................................
Lembar kerja 1.2 Tujuan : Siswa dapat menjelaskan pengertian garis lurus. 1. Perhatikan fungsi berikut : f(x) = 3x + 1 2. Kemudian lengkapi tabel : x f(x)
0
1
2
3
3 x 0 +1
3 x 1 +...
3 x ... +...
... x ... +...
= .........
= .........
= .........
= .........
3. Berdasarkan tabel di atas, gambarlah grafik fungsi f(x) tersebut pada bidang koordinat ! 4. Berupa
apakah
grafik
fungsi
tersebut ? garis ................ 5. Jika pada bentuk fungsi tersebut, f(x) diganti y, akan kalian peroleh : y = ................ 6. Bentuk yang kalian peroleh tersebut merupakan bentuk persamaan 7. Menurut pendapat kalian apa nama persamaan tersebut, jika dilihat berdasarkan grafiknya ? persamaan .......................... 8. Dapatkah kalian simpulkan pengertian persamaan garis lurus ? Persamaan garis lurus adalah persamaan yang ............................. ..........................................................................................................
Lembar kerja 1.3 Tujuan : Siswa dapat menjelaskan pengertian garis lurus. 1. Perhatikan fungsi berikut : f(x) = 2x - 2 2. Kemudian lengkapi tabel : x f(x)
0
1
2
3
2 x 0 -2
2 x 1 -...
2 x ... -...
... x ... -...
= .........
= .........
= .........
= .........
3. Berdasarkan tabel di atas, gambarlah grafik fungsi f(x) tersebut pada bidang koordinat ! 4. Berupa
apakah
grafik
fungsi
tersebut ? garis ................ 5. Jika pada bentuk fungsi tersebut, f(x) diganti y, akan kalian peroleh : y = ................ 6. Bentuk yang kalian peroleh tersebut merupakan bentuk persamaan. 7. Menurut pendapat kalian apa nama persamaan tersebut, jika dilihat berdasarkan grafiknya ? persamaan .......................... 8. Dapatkah kalian simpulkan pengertian persamaan garis lurus ? Persamaan garis lurus adalah persamaan yang ............................. ..........................................................................................................
Lampiran 4 Lembar Kerja Pertemuan ke-2 Siklus I : Lembar kerja 2.1 Tujuan : Siswa dapat menentukan gradien garis lurus. 1. Perhatikan grafik persamaan garis di bawah ini :
2. Garis y = 3x + 3, melalui titik A (0,3) dan B (2,9), hitunglah selisih absis dan selisih ordinat kedua titik ! Selisih absis (komponen x)
= 2 – 0 = .....
Selisih ordinat (komponen y) = 9 – 3 = ..... 3. Dengan hasil langkah 2, tulislah selisih ordinat (komponen y) dibagi selisih absis (komponen x) !
4. Ulangi langkah 2 dan 3 untuk garis y = 2x - 1, melalui titik C (1,1) dan D (4,7) !
Selisih absis (komponen x)
= .....................
Selisih ordinat (komponen y) = .....................
5. Jika hasil bagi pada langkah 3 dan 4 dinamakan gradien, coba jelaskan apa yang dimaksud gradien ? Gradien adalah ............................................................................ 6. Perhatikan gradien kedua garis. Gradien garis y = 3x + 3 sama dengan ..... dan gradien garis y = 2x – 1 sama dengan ..... Bandingkan gradien masing-masing garis dengan koefisien x persamaannya ! Sehingga untuk garis y = mx + c gradiennya adalah ...... 7. Berdasarkan kegiatan diatas, bagaimana cara menentukan garis yang melaui titik A(x1,y1) dan titik B(x2,y2) ! mAB 8. Bagaimana cara menentukan gradien garis dengan persamaan 2x - 4y + 12 = 0 ? Garis di atas dapat kalian ubah menjadi ; 2x + 12 = 4y – 0 4y = 2x + 12 y = ............... Dengan memperhatikan hasil langkah 6 maka gradien garis tersebut = .............
9. Menurut pendapat kalian, dengan melihat langkah 8 bagaimana cara menentukan gradien garis dengan persamaan Ax + By + C = 0? Gradien garis dengan persamaan Ax + By + C = 0 adalah : m = ...
Kerjakan di rumah : 1. Tentukan gradien garis : a. y = -3x + 4 b. 2x + 3y – 5 = 0 2. Garis yang melalui titik A (3,1) dan B (4,5) gradiennya adalah m = ....... 3. Tentukan gradien garis yang sejajar dengan garis 2x + 3y – 5 = 0 4. Tentukan gradien garis yang tegak lurus dengan garis y = -3x + 4
Lembar kerja 2.2 Tujuan : Siswa dapat menentukan gradien garis lurus. 1. Perhatikan grafik persamaan garis di bawah ini :
2. Garis y = 3x + 4, melalui titik A (0,4) dan B (2,10), hitunglah selisih absis dan selisih ordinat kedua titik ! Selisih absis (komponen x)
= 2 – 0 = .....
Selisih ordinat (komponen y) = 10 – 4 = ..... 3. Dengan hasil langkah 2, tulislah selisih ordinat (komponen y) dibagi selisih absis (komponen x) !
4. Ulangi langkah 2 dan 3 untuk garis y = x - 1, melalui titik C (2,1) dan D (5,4) ! Selisih absis (komponen x)
= .....................
Selisih ordinat (komponen y) = .....................
5. Jika hasil bagi pada langkah 3 dan 4 dinamakan gradien, coba jelaskan apa yang dimaksud gradien ? Gradien adalah ............................................................................ Perhatikan gradien kedua garis. Gradien garis y = 3x + 3 sama dengan ..... dan gradien garis y = 2x – 1 sama dengan ..... Bandingkan gradien masing-masing garis dengan koefisien x persamaannya ! 6. Sehingga untuk garis y = mx + c gradiennya adalah ...... 7. Berdasarkan kegiatan diatas, bagaimana cara menentukan garis yang melaui titik A(x1,y1) dan titik B(x2,y2) ! mAB 8. Perhatikan PQ dan RS berikut
Apakah garis PQ sejajar dengan RS ?
9. Hitunglah gradien garis PQ dan RS mPQ mRS Bandingkan gradien kedua garis ! Menurut pendapat kalian, dua garis yang sejajajar gradiennya ..........
Kerjakan di rumah : 1. Tentukan gradien garis : a. y = -3x + 4 b. 2x + 3y – 5 = 0 2. Garis yang melalui titik A (3,1) dan B (4,5) gradiennya adalah m = ....... 3. Tentukan gradien garis yang sejajar dengan garis 2x + 3y – 5 = 0 4. Tentukan gradien garis yang tegak lurus dengan garis y = -3x + 4
Lembar kerja 2.3 Tujuan : Siswa dapat menentukan gradien garis lurus. 1. Perhatikan grafik persamaan garis di bawah ini :
2. Garis y = 3x + 2, melalui titik A (0,2) dan B (2,8), hitunglah selisih absis dan selisih ordinat kedua titik ! Selisih absis (komponen x)
= 2 – 0 = .....
Selisih ordinat (komponen y) = 8 – 2 = ..... 3. Dengan hasil langkah 2, tulislah selisih ordinat (komponen y) dibagi selisih absis (komponen x) !
4. Ulangi langkah 2 dan 3 untuk garis y = x - 1, melalui titik C (1,0) dan D (4,6) ! Selisih absis (komponen x)
= .....................
Selisih ordinat (komponen y) = .....................
5. Jika hasil bagi pada langkah 3 dan 4 dinamakan gradien, coba jelaskan apa yang dimaksud gradien ? Gradien adalah ............................................................................ Perhatikan gradien kedua garis. Gradien garis y = 3x + 3 sama dengan ..... dan gradien garis y = 2x – 1 sama dengan ..... Bandingkan gradien masing-masing garis dengan koefisien x persamaannya ! 6. Sehingga untuk garis y = mx + c gradiennya adalah ...... 7. Berdasarkan kegiatan diatas, bagaimana cara menentukan garis yang melaui titik A(x1,y1) dan titik B(x2,y2) ! mAB 8. Perhatikan PQ dan RS berikut
Apakah garis PQ tegak lurus dengan RS ?
9. Hitunglah gradien garis PQ dan RS mPQ mRS Kalikan mPQ dengan mRS ! mPQ x mRS = .............. Menurut pendapat kalian, hasil kali gradien duaa garis yang tegak lurus = .......... sehingga : mPQ x mRS = .............. mPQ = ..............
atau
mRS = .............. Kerjakan di rumah : 1. Tentukan gradien garis : a. y = -3x + 4 b. 2x + 3y – 5 = 0 2. Garis yang melalui titik A (3,1) dan B (4,5) gradiennya adalah m = ....... 3. Tentukan gradien garis yang sejajar dengan garis 2x + 3y – 5 = 0 4. Tentukan gradien garis yang tegak lurus dengan garis y = -3x + 4
Lampiran 5 Peembagian Kelompok Asal Siklus I Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Alif Syifaul Anam Farika wati Nor Rochmat Risa Dina Sofiyana
Aisyah Nor Diana Dewi Kisfiana Jafaruddin Luqman Hakim
Arul Eris Sanjaya Indah Fitriyani
Risma Eriyanti Zakariya Ahmadi
Rahma Budi Alamsyah Tri Suhartini
Yusril Muntaha
Kelompok 4
Kelompok 5
Kelompok 6
Adam Abdul Basir Efi Zainatut Takwiyah Mustagfirin Putri Naimah Taufiq Hidayat Muad
Farikhatus Sa'diyah
Abdul Farid
Iwan Krisnanto
Auliya Zahro
Lailatun Nisfah Muhammad Alfareza Rohbatun Nailin Najah
Malik Ridzotul solikhah Silvia Iga Mawarni
Muhammad Andi Dermawan
Rizul Silfiana Dewi
Lampiran 6 KISI-KISI SOAL TES AKHIR SIKLUS I
Mata Pelajaran : Matematika Materi Pokok
: Persamaan Garis Lurus
Kelas/Semester : VIII / I (Gasal) Waktu
: 60 Menit
Madrasah
: MTs. Darul Ulum Purwogondo
STANDAR KOMPETENSI : 1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus KOMPETENSI DASAR
1.6 Menen tukan gradien, persamaan dan grafik garis lurus.
INDIKATOR
NO SOAL
1. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian garis lurus.
1
2. Peserta didik dapat menentukan gradien garis yang diketahui persamaannya
2
3. Peserta didik dapat menentukan gradien garis yang melaui dua titik
3
4. Peserta didik dapat menentukan gradien garis yang sejajar dengan garis lain yang diketahui persamaannya
4
BENTUK SOAL
Uraian
5. Peserta didik dapat menentukan gradien garis yang tegak lurus dengan garis lain yang diketahui persamaannya
5
Lampiran 7 SOAL TES AKHIR SIKLUS I
Petunjuk mengerjakan soal : 1. Bacalah Basmalah sebelum mengerjakan soal ! 2. Bacalah setiap soal dengan teliti ! 3. Kerjakan pada kertas berpetak ! 4. Waktu 60 menit
1. a. Gambarlah grafik 2x = y - 6 pada bidang koordinat kartesius ! b. Apakah persamaan 2x = y - 6 tersebut merupakan garis lurus? Jelaskan ! 2. Tentukan gradien garis : a. y = -5x -6 b. 2x + 3y = 15 3. Diketahui titik A (-1, 4) dan titik B (5, -2). Gradien garis yang melalui titik A dan titik B adalah ...... 4. Gradien garis yang sejajar dengan garis 3x – 4y = 5 adalah .... 5. Jika garis a persamaannya y = 4x – 7, dan garis b tegak lurus dengan garis a. Maka gradien garis b adalah .....
Lampiran 8 KUNCI JAWABAN TES AKHIR SIKLUS I 1. a. Persamaan garis 2x = y – 6 x
0
1
2
y
6
8
10
grafiknya :
b. persamaan 2x = y – 6 merupakan persamaan garis lurus karena grafiknya berupa garis lurus
2. a. gradien garis y = -5x -6 adalah m= -5 b. gradien garis 2x + 3y = 15, m = 3. A (-1, 4) dan titik B (5, -2). mAB =
= -1
4. garis yang sejajar gradiennya sama. Maka garis yang ditanyakan gradiennya sama dengan gradien garis 3x – 4y = 5, yaitu : m=5. garis a persamaannya y = 4x – 7 maka ma = 4 a dan b tegak lurus maka ma . mb = -1 <=> 4 . mb = -1 <=> mb =
Lampiran 9 Nilai Tes Akhir Siklus I NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
NAMA Abdul Farid Adam Abdul Basir Aisyah Nor Diana Alif Syifaul Anam Arul Eris Sanjaya Auliya Zahro Dewi Kisfiana Efi Zainatut Takwiyah Farika wati Farikhatus Sa'diyah Indah Fitriyani Iwan Krisnanto Jafaruddin Lailatun Nisfah Luqman Hakim Malik Muhammad Alfareza Muhammad Andi Dermawan
Mustagfirin Nor Rochmat Putri Naimah Rahma Budi Alamsyah Ridzotul solikhah Risa Dina Sofiyana Rizul Silfiana Dewi Rohbatun Nailin Najah
NILAI
KET.
70 75 90 50 70 75 60 70 75 70 70 65 60 65 50 80 65 50 80 60 75 80 85 95 80 75
Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
NO 27 28 29 30 31 32
NAMA Silvia Iga Mawarni Taufiq Hidayat Muad Tri Suhartini Yusril Muntaha Zakariya Ahmadi Risma Eriyanti
NILAI
KET.
65 80 65 75 65 80
Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas
Rata-rata
70,9
Ketuntasan Klasikal
62,5
Lampiran 10 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II
Nama Sekolah
:
MTs. Darul ulum Purwogondo
Mata Pelajaran
:
Matematika
Kelas/Semester
:
VIII/I
Tahun Pelajaran
:
2014/2015
Alokasi Waktu
:
2 JPL (2 x 40 menit)
Standar Kompetensi
:
1.
Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus
Kompetensi Dasar
:
1.6 Menentukan gradien, persamaan dan grafik garis lurus.
Indikator
:
Peserta
didik
dapat
menentukan
persamaan garis lurus. I.
Tujuan Pembelajaran : Dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw peserta didik dapat meentukan persamaan garis lurus
II.
Materi Ajar : Menentukan Persamaan Garis Lurus Misalkan titik P adalah titik dengan koordinat (x1,y1 ), sedangkan Q adalah titik dengan koordinat sebarang, misalnya (x, y) dengan PQ tidak sejajar sumbu x. Jika gradien garis yang melalui titik P(x1,y1) dan Q(x, y) dinyatakan dengan m, maka
PQ terdiri atas semua titik (x, y) yang memenuhi hubungan sebagai berikut: m= =m
y – y1 = m (x – x1) Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Persamaan garis yang melalui sebarang titik (x1,y1) dan bergradien m adalah y – y1 = m (x – x1). III.
Pendekatan dan Metode Pembelajaran Pendekatan
: Scientific/Ilmiah
Metode Pembelajaran
: Tanya jawab, Diskusi kelompok, Jigsaw
IV.
Media Pembelajaran Lembar Kerja
V.
Langkah-langkah Pembelajaran Pengorganisasian
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
1. Guru masuk kelas, memberi Pendahuluan
salam,
melakukan
absensi,
dan berdo’a dengan membaca Basmalah. 2. Apersepsi
dengan
mengingat
Peserta Alokasi didik
Waktu
K
1 menit
K
2 menit
kembali tentang gradien garis yang diketahui persamaannya, garis yang melalui dua titik,
K
1 menit
K
1 menit
gradien dua garis yang sejajar dan tegak lurus 3. Menyampaikan
tujuan
pem-
belajaran yang ingin dicapai yaitu
menentukan
persamaan
garis lurus 4. Motivasi: Guru menyampai-kan ayat ;
“Bagaimanakah kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan rasul-Nya pun berada di tengahtengah kamu? barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, Maka Sesungguhnya ia Telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (Q.S. AliImron: 101)
K
5. Mengamati
2 menit
Guru melukis suatu garis pada bidang koordinat di papan tulis, peserta didik diminta mengamati gambar tersebut. 6. Menanya Guru bertanya bagaimana cara menentukan
persamaan
K
2 menit
garis
yang ada di papan tulis. Inti
7. Mencoba dan menalar a. Peserta didik dibagi kedalam 6
G
2 menit
G
10 menit
G
10 menit
G
20 menit
kelompok dan diatur tempat duduknya sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok dapat saling berhadapan b. Guru memberikan lembar kerja, setiap anggota kelompok untuk dikerjakan. c. Anggota
kelompok
yang
mengerjakan LK yang sama bertemu dalam kelompok ahli, untuk mendiskusikan LK tersebut sampai mengerti dan dapat menyelesaikan de-ngan benar. d. Kemudian peserta didik kembali
ke kelompok asalnya dan secara bergantian
menularkan
hasil
diskusi dalam kelompok ahli kepada
temannya
dalam
kelompok asal. Dalam kegiatan ini
guru
bertindak
sebagai
fasilitator. 8. Mengkomunikasikan d. Guru
memberi
kesempatan
K
20 menit
penguatan
K
3 menit
Guru mempersilahkan peserta
K
1menit
I
2 menit
I
2 menit
kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan diskusinya
ke
Sementara
hasil depan
kelas.
kelompok
lain
menanggapinya. e. Guru
memberi
terhadap hasil diskusi. f.
didik untuk kembali pada posisi duduk semula. 4. Guru
membimbing
membuat Penutup
kesimpulan
siswa dan
rangkuman. 5. Guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah: Tentukan persamaan garis
a. melalui titik (2,3) dengan gradien m = 4 b. melalui titik (-1,3) dan (2,9) 6. Guru
mengakhiri
pelajaran
dengan mengajak peserta didik membaca Hamdalah, kemudian
K
1 menit
guru mengucapkan salam. Keterangan VI.
: K : Klasikal
I : Individu
G : Group.
Bahan Ajar Buku paket Matematika bse kelas VIII SMP
VII. Penilaian Tes akhir siklus
Jepara, November 2014 Guru Bidang,
Peneliti,
Abdurrahman, S.Ag.
Ahmad Thousin
Mengetahui : Kepala Madrasah,
A.Taufiq, S.Pd.
Lampiran 11 Lembar Kerja Siklus II : Lembar Kerja 3.1. Tujuan : Siswa dapat menentukan persamaan garis lurus. 1. Jika titik A (x1,y1) dan titik B (x,y), maka gradien garis yang melalui titik AB adalah : m =
2. Balik rumus tersebut menjadi
=m
3. Pindahkan penyebut ke ruas kanan : ... - ... = m (... - ...) 4. Hasil yang kalian peroleh pada langkah 3 merupakan rumus persamaan garis lurus melalui titik A (x1,y1) dengan gradien m. 5. Cobalah rumus di atas untuk menentukan persamaan garis yang melalui titik P (2,5) dengan gradien m = -2 ! y – 5 = ... (x - ...) y = ... x - ... + 5 y = ........................ 6. Bagaimana kalian menentukan persamaan garis yang melalui titik P (2,1) dan Q (-2,9) ? mPQ = ................. persamaan garis yang melalui PQ : y - .... = .... (x - .... ) y = ... x - ... + ..... y = ........................
(gunakan salah satu koordinat P atau Q)
Lembar Kerja 3.2. Tujuan : Siswa dapat menentukan persamaan garis lurus. 1. Jika titik A (x1,y1) dan titik B (x,y), maka gradien garis yang melalui titik AB adalah : m =
2. Balik rumus tersebut menjadi
=m
3. Pindahkan penyebut ke ruas kanan : ... - ... = m (... - ...) 4. Hasil yang kalian peroleh pada langkah 3 merupakan rumus persamaan garis lurus melalui titik A (x1,y1) dengan gradien m. 5. Cobalah rumus di atas untuk menentukan persamaan garis yang melalui titik P (-2,3) dengan gradien m = 4 ! y – 3 = ... (x - ...) y = ... x - ... + 3 y = ........................ 6. Bagaimana kalian menentukan persamaan garis yang melalui titik P (2,1) dan sejajar dengan garis a: 2x – 6y +4 = 0 ? ma = ................. persamaan garis yang melalui P dan sejajar dengan garis a : y - .... = .... (x - .... ) y = ... x - ... + ..... y = ........................
Lembar Kerja 3.3. Tujuan : Siswa dapat menentukan persamaan garis lurus. 1. Jika titik A (x1,y1) dan titik B (x,y), maka gradien garis yang melalui titik AB adalah : m =
2. Balik rumus tersebut menjadi
=m
3. Pindahkan penyebut ke ruas kanan : ... - ... = m (... - ...) 4. Hasil yang kalian peroleh pada langkah 3 merupakan rumus persamaan garis lurus melalui titik A (x1,y1) dengan gradien m. 5. Cobalah rumus di atas untuk menentukan persamaan garis yang melalui titik P (4,-2) dengan gradien m = 3 ! y – (-2) = ... (x - ...) y = ... x - ... - 2 y = ........................ 6. Bagaimana kalian menentukan persamaan garis yang melalui titik P (4,1) dan tegak lurus dengan garis a: y = 2x+2 ? ma = ................. persamaan garis yang melalui P dan tegak lurus dengan garis a : y - .... = .... (x - .... ) y = ... x - ... + ..... y = ........................
Lembar Kerja 3.4. Tujuan : Siswa dapat menentukan persamaan garis lurus. 1. Jika titik A (x1,y1) dan titik B (x,y), maka gradien garis yang melalui titik AB adalah : m =
2. Balik rumus tersebut menjadi
=m
3. Pindahkan penyebut ke ruas kanan : ... - ... = m (... - ...) 4. Hasil yang kalian peroleh pada langkah 3 merupakan rumus persamaan garis lurus melalui titik A (x1,y1) dengan gradien m. 5. Cobalah rumus di atas untuk menentukan persamaan garis yang melalui titik P (3,-3) dengan gradien m = -2 ! y – (-3) = ... (x - ...) y = ... x - ... - 3 y = ........................ 6. Bagaimana kalian menentukan persamaan garis yang melalui titik P (2,1) dan sejajar dengan garis a: y = -3x ? ma = ................. persamaan garis yang melalui P dan sejajar dengan garis a : y - .... = .... (x - .... ) y = ... x - ... + ..... y = ........................
Lembar Kerja 3.5. Tujuan : Siswa dapat menentukan persamaan garis lurus. 1. Jika titik A (x1,y1) dan titik B (x,y), maka gradien garis yang melalui titik AB adalah : m =
2. Balik rumus tersebut menjadi
=m
3. Pindahkan penyebut ke ruas kanan : ... - ... = m (... - ...) 4. Hasil yang kalian peroleh pada langkah 3 merupakan rumus persamaan garis lurus melalui titik A (x1,y1) dengan gradien m. 5. Cobalah rumus di atas untuk menentukan persamaan garis yang melalui titik P (-2,-2) dengan gradien m = 4 ! y – (-2) = ... (x - ...) y = ... x - ... - 2 y = ........................ 6. Bagaimana kalian menentukan persamaan garis yang melalui titik P (-6,3) dan tegak lurus dengan garis a: x + 3y -7 = 0 ? ma = ................. persamaan garis yang melalui P dan tegak lurus dengan garis a : y - .... = .... (x - .... ) y = ... x - ... + ..... y = ........................
Lampiran 12 Peembagian Kelompok Asal Siklus II Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Risma Eriyanti Farika wati Iwan Krisnanto Rahma Budi Alamsyah
Abdul Farid Risa Dina Sofiyana Mustagfirin Aisyah Nor Diana
Silvia Iga Mawarni Farikhatus Sa'diyah Zakariya Ahmadi
Malik
Adam Abdul Basir
Jafaruddin Ridzotul solikhah
Kelompok 4
Kelompok 5
Kelompok 6
Dewi Kisfiana
Rohbatun Nailin N.
Auliya Zahro
Rizul Silfiana Dewi Alif Syifaul Anam Tri Suhartini Lailatun Nisfah Taufiq Hidayat Muad
Indah Fitriyani Arul Eris Sanjaya Yusril Muntaha Luqman Hakim
Putri Naimah Nor Rochmat Muhammad Alfareza Efi Zainatut Takwiyah
Muhammad Andi D.
Lampiran 13 KISI-KISI SOAL TES AKHIR SIKLUS II
Mata Pelajaran : Matematika Materi Pokok
: Persamaan Garis Lurus
Kelas/Semester : VIII / I (Gasal) Waktu
: 60 Menit
Madrasah
: MTs. Darul Ulum Purwogondo
STANDAR KOMPETENSI : 1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
1.6 Menentu- 1. Peserta didik dapat kan gradimenentukan persamaan yang en, persamelalui satu titik dengan maan dan gradien tertentu. grafik garis 2. Peserta didik dapat menenlurus. tukan persamaan garis yang melalui dua titik 3. Peserta didik dapat menentukan persamaan garis yang melalui satu titik dan sejajar dengan garis lain yang diketahui persamaannya 4. Peserta didik dapat menentukan persamaan garis yang
NO SOAL
BENTUK SOAL
1
2,5
3
Uraian
melalui satu titik dan tegak lurus dengan garis lain yang diketahui persamaannya
4
Lampiran 14 SOAL TES AKHIR SIKLUS II
Petunjuk mengerjakan soal : 1. Bacalah Basmalah sebelum mengerjakan soal ! 2. Bacalah setiap soal dengan teliti ! 3. Kerjakan pada kertas berpetak ! 4. Waktu 60 menit
1. Tentukan persamaan garis : a. melalui titik A(-1,-4) dengan gradien m = 3 b. melalui titik B(2,3) dengan gradien m = 2. Persamaan garis yang melalui titik P (1,6) dan Q (-3,-6) 3. Persamaan garis yang sejajar dengan garis y + 2x = 3 dan melalui titik R (4,-2) adalah ...... 4. Persamaan garis yang melalui titik S (-3,-5) dan tegak lurus dengan garis y = -3x +1 adalah .... 5. Persamaan garis TU pada gambar di bawah ini adalah .......
Lampiran 15 KUNCI JAWABAN TES AKHIR SIKLUS II 1. a. Persamaan garis melalui A(-1,-4) dengan gradien m = 3 : y - (-4) = 3 (x – (-1) <=> y + 4 = 3x + 3 <=> y = 3x + 3 – 4 <=> y = 3x -1 b. Persamaan garis melalui B (2,3) dengan gradien m =
:
y - 3 = (x – 2) <=> y - 3 = x – 1 <=> y = x - 1 + 3 <=> y = x + 2 2. Persamaan garis yang melalui titik P (1,6) dan Q (-3,-6) m PQ =
=4
Persamaan garis PQ : y - 6 = 4 (x – 1) <=> y - 6 = 4x - 4 <=> y = 4x - 4 + 6 <=> y = 4x + 2 3. Persamaan garis yang sejajar dengan garis y + 2x = 3 dan melalui titik R (4,-2) : gradien garis y + 2x = 3, m = - = - 2
dua garis sejajar gradiennya sama, sehingga persamaannya : y – (-2) = -2 (x – 4) <=> y + 2 = -2x + 4 <=> y = -2x + 4 - 2 <=> y = -2x + 2 4. Persamaan garis yang melalui titik S (-3,-5) dan tegak lurus dengan garis y = -3x +1 Gradien garis y = -3x +1 , m = -3 Garis tegak lurus, hasil kali gradiennya = -1 m . (-3) = -1 <=> m =
=
persamaan garis yang ditanyakan : y – (-5) = (x – (-3)) <=> y + 5 = x + 1 <=> y = x + 1 - 5 <=> y = x - 4 5. Titik T (0,3) dan U(6,0) mTU = =
= -
persamaan garis TU : y - 3 = (x – 0) <=> y - 3 = x <=> y = x + 3
Lampiran 16 Nilai Tes Akhir Siklus II NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
NAMA Abdul Farid Adam Abdul Basir Aisyah Nor Diana Alif Syifaul Anam Arul Eris Sanjaya Auliya Zahro Dewi Kisfiana Efi Zainatut Takwiyah Farika wati Farikhatus Sa'diyah Indah Fitriyani Iwan Krisnanto Jafaruddin Lailatun Nisfah Luqman Hakim Malik Muhammad Alfareza Muhammad Andi Dermawan
Mustagfirin Nor Rochmat Putri Naimah Rahma Budi Alamsyah Ridzotul solikhah Risa Dina Sofiyana Rizul Silfiana Dewi Rohbatun Nailin Najah
NILAI
KET.
75 70 85 60 70 80 75 75 80 75 70 75 70 70 70 75 65 55 75 65 70 75 80 100 85 80
Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
NO 27 28 29 30 31 32
NAMA Silvia Iga Mawarni Taufiq Hidayat Muad Tri Suhartini Yusril Muntaha Zakariya Ahmadi Risma Eriyanti
NILAI 75 85 75 75 70 85
KET. Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Rata-rata
74,7
Ketuntasan Klasikal
87,5
Lampiran 17 DOKUMENTASI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Ahmad Thousin
Tempat/Tanggal Lahir : Jepara, 1 Juli 1969 Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Alamat
: Desa
Kriyan
RT.02,
RW.01
Kalinyamatan Jepara Riwayat Pendidikan : 1. SD V Sultan Agung Kalinyamatan
Lulus Tahun 1982
2. SMPN Pecangaan
Lulus Tahun 1985
3. SMAN 1 Kudus
Lulus Tahun 1988
4. Masuk IAIN Walisongo Semarang pada Fakultas Tarbiyah Jurusan Tadris Matematika Tahun 2011 Demikian riwayat hidup penulis ini dibuat dengan sebenarbenarnya untuk digunakan sebagaimana mestinya Semarang, Juni 2015 Penulis,
Ahmad Thousin NIM : 113511102