SKRIPSI
PENGARUH KETELADANAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA MATERI TERHADAP AKHLAQUL KARIMAH SISWA (Studi Kasus di SD Negeri Kecandran 01 Salatiga Tahun 2009/2010)
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam Pada Jurusan Tarbiyah
Oleh : TASLIMAH NIM. 1148012
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAIN) SALATIGA 2010
i
MOTTO
(yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia. Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu. (QS. Al An’am [6] : 102)
ii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada : 1. Suami Tercinta 2. Anakku Tersayang
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Rabb semesta alam, yang telah memberikan cahaya abadinya bagi kehidupan sehingga hati manusia yang beriman senantiasa diterangi dengan pijaran petunjuknya. Kesadaran, kenikmatan, kesempatan, dan sekian karuniaNya yang tiada terbilang merupakan anugrah yang semestinya disyukuri oleh setiap hambaNya. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang kita nanti syafaatnya besok di yaumul kiyamah. Alhamdulillahirabbilalamin, skripsi dengan judul PENGARUH KETELADANAN ORANG TUA DALAM IBADAH TERHADAP AHLAQUL KARIMAH SISWA (Studi Kasus Siswa SDN Kecandran 01 Salatiga) telah terselesaikan dengan bai. Dengan segenap kerendahan hati mengurapkan terima kasih atas semua dukungan, bimbingan, arahan, motifasi, dan semua wujud kebaikan yang penulis terima namun tiada dapat penulis inventaris satu persatu untuk mencoba membalasnya, terutama kepada : 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Drs. Joko Sutopo, M.Ag selaku Ketua Jurusan Tarbiyah Ekstensi. 3. Bapak Drs. Abdul Syukur, M.Si, selaku Dosen Pembimbing, yang dengan keikhlasannya telah memberikan bimbingan hingga tersusunnya skripsi ini. 4. Bapak Drs. Munawar H. M., M.Pd Kepala SDN Kecandran 01 yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian. 5. Karyawan Perpustakaan STAIN Salatiga yang telah menyediakan fasilitasnya. 6. Dan semua pihak yang telah membantu tanpa bisa ditulis satu persatu.
Demikianlah semoga Allah membalas semua kebaikan mereka dan mudah-mudahan skripsi ini menjadi salah satu khasanah rujukan bagi pengembangan keilmuan yang terkait dengan KETELADANAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA TERHADAP AHLAQUL KARIMAH SISWA. Kritik dan saran yang membangun penulis sangat diharapkan bagi pengembangan penelitian bidang keilmuan ini.
Salatiga, 12 Agustus 2010
Taslimah
iv
ABSTRAKSI
Taslimah 11408012 2010 PENGARUH KETELADANAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA TERHADAP AHLAQUL KARIMAH SISWA (Studi Kasus Siswa SDN Kecandran 01 Salatiga) Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. Dalam mendidik anak, orang tua hendaknya berperan sosial dengan fungsinya masing-masing saling mendukung dan membantu. Bila salah satu fungsi rusak, anak akan kehilangan identitas. Pembagian tugas dalam Islam sudah jelas, peran ayah tidak diabaikan tapi peran ibu menjadi hal sangat penting dan menentukan. Penelitian PENGARUH KETELADANAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA TERHADAP AHLAQUL KARIMAH SISWA (Studi Kasus Siswa SDN Kecandran 01 Salatiga) mencoba mencari titik temu bagi bagaimana peranan orang tua dalam mendidik anak. Parameternya diukur dengan pola asuh orang tua atau tingkat kepedulian dibandingkan dengan sikap keberagaman siswa di sekolah. Penelitian ini dilakukan tentang korelasi antara sikap keberagaman dengan tingkat kepedulian/pola asuh orang tua, di SDN Kecandran 01 Salatiga. Pola asuh orang tua terhadap anak terbagi menjadi 4 jenis pola pengasuhan. Adalah tipe otoriter, laissez faire, authoritative atau lebih dikenal dengan demokratis dan tipe indulgent. Pada kenyataan dilapangan ternyata ditemukan adanya pelaksanaan pola asuh yang menggabungkan kesemua jenis tipe pengasuhan dengan kadar masing-masing yang bervariatif. Ada beberapa orang tua yang tipe tertentu dominan dan dilain waktu tipe yang lain yang lebih dominan. Tapi satu hal yang sama tipe demokratis lebih mudah diterima pada kondisi anak dibandingkan dengan tipe lain. Sikap keberagaman siswa-siswi SDN Kecandran 101 termasuk fariatif. Dari keseluruhan hasil sampel dapat diambil kesimpulan bahwa anak mayoritas masuk kategori baik. Hubungan antara pola asuh orang tua terhadap sikap keberagaman. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara sikap keberagaman dengan tingkat kepedulian/pola asuh orang tua. Dengan demikian pola asuh yang demokratis akan mengarahkan anak pada sikap keberagaman yang baik.
v
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap pemeluk agama Islam berpandangan bahwa pendidikan agama Islam merupakan dari pendidikan yang akan menyiapkan anak-anaknya dalm meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan, pelajaran dan latihan yang hakekatnya merupakan proses untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri yaitu mewujudkan keserasian, keselarasan untuk dirinya sendiri maupun dengan lingkungan sekitar, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT. Untuk dapat memahami isi dari ajaran itu sendiri, selaku pemeluk agama Islam sangatlah dipengaruhi oleh suasana lingkungan dimana siswa tinggal, terutama suasana keberagaman keluarga yang merupakan sumber dari segala upaya pembentukan karakteristik dan watak siswa itu sendiri dan orang tua merupakan panutan dan pendamping anak dalam rangka mencapai kedewasaan berfikir dan beragamanya. Dan dari situlah anak akan menemukan jati dirinya melalui proses keteladanan orang tua terutama dalam beribadah. Dalam pandangan Islam, anak adalah yang dibebankan oleh Allah SWT kepada orang tuanya, oleh karena itu orang tua harus menjaga dan memelihara
serta
menyampaikan amanah
1
itu
kepada
yang
berhak
menerimanya. Karena manusia milik Allah, maka mereka harus mengajarkan dan mengantarkan anaknya utnuk menghadapkan diri kepada Allah SWT. 1 Keharusan tanggung jawab orang tua untuk menyelamatkan dirinya dan keluarganya telah ditegaskan dalam sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya : “Dari Abu Huroirah ra berkata : Bersabda Nabi Muhammad SAW setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka kedua orang tuanyalah yang pada akhirnya dia Yahudi, Nasrani, atau Majusi”2 Dalam hal mendidik dan mengarahkan anak, orang tua harus memiliki kepribadian dan bisa dijadikan tauladan terutama dalam menjalankan ibadah yang diperintahkan oleh agama. Ibadah dalam hal ini tidak hanya sebatas ibadah yang bersifat wajib, tetapi juga ibadah lain yang sifatnya sunnah. Selain itu juga contoh perilaku yang santun dan terpuji diharapkan dapat membentuk pribadi anak menjadi perilaku ihsan. Pendidikan ibadah merupakan unsur terpenting dalam pembentukan mental dan moral, oleh karena itu pendidikan agama harus dilaksanakan secara intensif di dalam keluarga. Pendidikan agama bertujuan membentuk manusia yang berperilaku ihsan. Perilaku ihsan juga menstabilkan sikap hidup dan mengharap maniskan kehidupan manusia dan sebagai filter kehidupan. Perilaku ihsan ini tidak terjadi dengan sendirinya melainkan hasil bentukan orang tua, lingkunagn dan transmisi dakwah.
1
Q. S. Toha, 2002 : 103
2
B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pengaruh keteladanan orang tua dalam ibadah di keluarga siswa SDN Kecandran 01 tahun 2009/2010. 2. Bagaimana variasi tingkat perilaku ihsan para siswa SD Kecandran 01 tahun 2009/2010. 3. Bagaimana pengaruh keteladanan orang tua dalam ibadah terhadap perilaku ihsan siswa SDN Kecandran 01 tahun 2009/2010.
C. TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana variasi keteladanan orang tua dalam ibadah di keluarga siswa SDN Kecandran 01 tahun 2009/2010. 2. Untuk mengetahui bagaimana variasi tingkat perilaku Akhlaqul Karimah siswa SDN Kecandran 01, Kecamatan Sidomukti tahun 2009/2010. 3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh keteladanan prang tua dalam ibadah terhadap perilaku Akhlaqul Karimah Siswa SDN Kecandran 01 Kecamatan Sidomukti Tahun 2009/2010.
2
Q. S. Kafi, 1993 : 66
3
D. HIPOTESIS PENELITIAN Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada pengaruh keteladanan orang tua yang positif dan signifikan dalam ibadah terhadap perilaku ihsan SDN Kecandaran 01 Kecamatan Sidomukti tahun 2009/2010.”
E. KEGUNAAN PENELITIAN Apabila penelitian tersebut dapat terwujud, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara akademik, maupun manfaat praktis sebagai berikut : 1. Manfaat Akademik Hasil penelitian ini scara tropis dapat memberikan masukan bai pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pembelajaran pendidikan agama islam di sekolah pada umumnya. 2. Manfat Praktis a. Sebagai masukan bagi pengajar pendidikan agama islam di Sekolah Menengah Kejuruan guna memanfaatkan metode pembelajaran. b. Sebagai masukan bagi kepala sekolah dalam mengelola sekolah khususnya motivasi guna untuk selalu mencoba menggunakan berbagai pendekatan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
4
F. DEFINISI OPRASIONAL 1. Pengaruh Adalah suatu daya kekuatan yang ada yang ditimbulkan oleh suatu (seseorang, suatu benda/yang ikut berperan dalam pembentukan watak atau karakter, bahkan mengangkat kepercayaan, sampai pada perbuatan seseorang). 2. Keteladanan Kata keteladanan, berasal dari kata dasar teladan yang artinya sesuatu yang patut ditiru atau baik untuk di contoh tentang kelakuan, perbuatan atau sifat.3 3. Orang Tua Secara arti bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, orang tua adalah ayah dan ibu kandung. Namun yang dimaksud oleh penulis, pengertian orang tua yang tinggal bersama anak dan tidak hanya ayah dan ibu melainkan juga orang tua yang bertanggung jawab terhadap pendidikan, pengajaran dan perkembangan perilaku serta akhlak anak. 4. Ibadah Adalah perbuatan berbakti kepada Allah dengan mengerjakan sesuatu yang diperintahkan-Nya dan menjauhi segala laranganNya.4
3
Alwi 1991; 1025
5
5. Perilaku Akhlaqul Karimah Perilaku menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan, sedang yang dimaksud dengan kata Akhlaqul Karimah perbuatan yang mulia. 9
G. METODE PENELITIAN 1. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian explanatory, yaitu penelitian yang menjelaskan pengaruh antar variabel bebas dengan variabel terikat serta menguji hipotesis yang diajarkan.10 2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas IV SD Kecandran 01, Kecamatan Sidomukti Salatiga. Waktu penelitian akan dimulai bulan Juni 2010 sampai dengan selesai. 3. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling a. Populasi Populasi merupakan kumpulan individu atau orang dalam suatu wilayah yang memiliki karakteristik. 11 Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa kelas IV SDN Kecandran 01 sebanyak 24 siswa.
4
Q. S. Yunus, 1998 : 35 Tim Dosen UMS, Opcit, hal-24 10 Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, Bandung, Alfabeta, 2008, hlm-56 9
6
b. Sampel Sampel merupakan bagian dari populasi yang dijadikan obyek penelitian. Karena jumlah populasi kurang dari 100, maka seluruh populasi dijadikan sampel penelitian sehingga penelitiannya adalah penelitian populasi.12 4. Metope Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuesioner (daftar pertanyaan). Metode kuesioner dipakai untuk mendapatkan data variabel pengaruh keteladanan orang tua dalam ibadah terhadap perilaku ihsan anak. Kuesioner dibagikan kepada responden. 5. Analisis Data Analisis data untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk mengetahui pengaruh keteladanan orang tua dalam ibadah terhadap perilaku ihsan anak digunakan teknik product moment, sebagai berikut :
rxy
xy (x) (y ) (x) {x }{y 2 (y 2 )} N 2
2
Keterangan : rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan y xy = Product dari x dan y
11 12
Ibib, hlm-6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta, Rineka Cipta, 2003, hlm-134
7
x = Variabel skor I (keteladanan orang tua dalam ibadah) y = Variabel skor II (perilaku ihsan anak) N = Jumlah sampel
Sedangkan untuk mengetahui kuat lemahnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan penafsiran koefisien korelasi dengan kriteria sebagai berikut : a. antara 0,800 sampai dengan 1,00 = sangat tinggi b. antara 0,600 sampai dengan 0,799 = tinggi c. antara 0,400 sampai dengan 0,599 = cukup d. antara 0,200 sampai dengan 0,399 = rendah e. antara 0,000 sampai dengan 0,200 = sangat rendah
H. SISTEMATIKA PENULISAN Setiap kegiatan penelitian harus selalu disusun laporan penelitian secara sistematis. Adapun penulisan skripsi ini disusun dalam lima Bab, yang secara sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut : Bab I
adalah pendekatan, berisi latar belakang masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian.
Bab II
Kajian Pustaka, berisi tentang berbagai pembahasan teori yang berkaitan dengan teori-teori yang berhubungan dengan keteladanan orang tua dalam ibadah dan juga teori-teori yang berhubungan
8
dengan perilaku ihsan anak dan korelasi antara sikap keteladanan orang tua dalam ibadah dan perilaku ihsan anak. Bab III Hasil Penelitian, berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian dan subyek penelitian serta penyajian data.
Bab IV Analisis Data, berisi tentang hasil penelitian, analisis data dan pembahasan. Bab V
Penutup, berisi tentang dari hasil penelitian, juga saran-saran yang ditujukan kepada berbagai pihak, daftar pustaka dan lampiranlampiran.
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Keteladanan Orang Tua dalam Ibadah dan Pembinaan Akhlak Anak Keteladanan dalam proses pendidikan merupakan metode yang paling meyakinkan keberhasilannya dalam mempersiapkan dan membentuk mental, spiritual, kepribadian dan perilaku seorang anak, hal ini karena keteladanan dalam pendidikan adalah contoh yang terbaik dalam pandangan anak yang akan ditiru tindakan-tindakannya. Disadari ataupun tidak, keteladanan akan tercetak di dalam jiwa dan perasaan. Suatu gambaran pendidikan tersebut, baik dalam ucapan, material maupun spiritual diketahui atau tidak diketahui (Ulawan, 1981 : 2). Keluarga merupakan suatu bentuk masyarakat kecil yang paling mendasar di dalam pendidikan anak yang nantinya akan menciptakan masa depan menjadi lebih baik. Sementara itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dan hakikatnya merupakan sebuah lembaga yang mendapat kepercayaan penuh dari orang tua untuk mendidik anak-anak mereka dengan tanggung jawab terbatas yang sesuai dengan fungsi dan tujuan lembaga pendidikan tersebut. Namun bukan berarti setelah mereka menyerahkan sepenuhnya terhadap lembaga pendidikan atas tanggung jawab dalam mendidik atau memberikan pengetahuan terhadap anak, mereka lepas tangan begitu saja melainkan pihak keluarga juga ikut andil dalam memberikan
10
pengetahuan yang tidak mungkin terdapat dalam lembaga pendidikan (sekolah) itu. Memberikan keteladanan dalam melakukan pendidikan adalah metode yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Dalam menyampaikan mis dakwahnya untuk menyampaikan ajaran agama Islam kepada para sahabat, sehingga keberhasilannya terasa luar biasa.
1. Pengertian Keteladanan Keteladanan berasal dari kata “teladan” yaitu suatu (perbuatan, barang, dsb) yang patut ditiru (Poerwadarminta, 1982 : 106). Keteladanan yang dimaksud disini adalah sikap dan tingkah laku orang tua, ucapan maupun perbuatan yang sifatnya mendidik, dapat ditiru dan diteladani oleh anaknya. Orang tua adalah fugure bagi anaknya, dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan dan pembentukan perilaku ihsan seorang anak terdapat dalam kehidupan keluarga. Pendidikan keluarga tepat jika disebut pendidikan pertama yang didapat oleh si terdidik dan dapat pula disebut pendidikan yang paling utama (Marimba, 1989 : 59). 2. Bentuk-Bentuk Keteladanan a) Keteladanan Secara Langsung Keberhasilan tipe peneladanan ini banyak bergantung pada kualitas kesungguhan realisasi krakteristik yang diteladani, seperti keilmuan, kepemimpinan, keikhlasan, dan sebagainya. Dalam kondisi ini penyebab keteladanan berjalan secara langsung tanpa disengaja. Ini
11
berarti bahwa setiap orang yang diharapkan menjadi teladan hendaknya memelihara tingkah lakunya disertai kesadaran bahwa ia bertanggung jawab dihadapan Allah dalam segala hal yang diikuti oleh orang lain (An-Nahlawi, 1989 : 372). Beberapa aspek yang harus dibiasakan oleh orang tua agar dikemudian hari anak tersebut tumbuh menjadi anak yang taat beribadah dan berperilaku ihsan diantaranya adalah sebagai berikut : 1) Pembiasaan Sholat Berjamaah Ibadah sholat merupakan tiang agama, artinya sholat merupakan
ibadah
melaksanakannya
yang dengan
paling
utama
sempurna
sehingga apalagi
tanpa sampai
meninggalkannya maka semua ibadah yang lain tidak akan diterima. Pelaksanaan ibadah sholat akan menimbulkan kepekaan sosial, seperti tersebut dalam Qur’an surat Al Maun ayat 1 – 7 yang artinya : “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim. Dan tidak menganjurkan memberikan makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang lalai dari sholatnya. Orang-orang yang berbuat riya. Dan enggan (menolong dengan) barang berguna”. Dalam surat tersebut dijelaskan bahwa melaksanakan sholat juga harus dibarengi dengan perilaku kebijakan lainnya, seperti menyayangi sesama, mengasihi anak yatim, memberi makan orang
12
miskin, tidak bersikap riya, dan suka menolong orang lain yang membutuhkan pertolongan kita. Sehingga pelaksanaan ibadah sholat akan membentuk sikap kepekaan sosial anak terhadap lingkungan sekitar dan permasalahan sosial kemasyarakatan lainnya. 2) Menunjukkan Sikap Sabar Banyak orang tua yang tidak sabar dalam menghadapi anaknya, sehingga timbul amarah dan mengeluarkan kata-kata yang tidak baik yang dapat mempengaruhi jiwa dan perilaku anak. Kesabaran mendidik anak adalah sabar menghadapi segala persoalan, baik yang berhubungan dengan diri anak maupun persoalan lain. Orang tua juga harus membiasakan anaknya agar selalu tabah dan tegar dalam menghadapi masalah, sebagaimana Firman Allah SWT dalam surat Ali Imron ayat 200 yang artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersikap siaga (diperbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung”. 3) Selalu Berkata Baik Berkata yang baik adalah suatu tuntutan yang perlu diperhatikan oleh orang tua terutama dihadapan anak karena anak cenderung meniru apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Hal ini karena bagian dari adab dan tata krama sosial yang harus
13
mendapatkan perhatian khusus orang tua terutama dalam mengajarkan tata krama dan adab bicara, disamping dasar-dasar percakapan. Jika anak telah mencapai usia akhil baligh ia akan mengetahui cara berbicara dengan orang lain, mendengarkan pembicaraan dan bercakap-cakap dengan orang lain termasuk cara menghormati dan menghargai sesama. Dari sinilah perilaku ihsan seorang anak akan terbentuk karena pengaruh keteladanan dari orang tua. 4) Hendaklah Berkata Jujur Kepada Anak Seseorang yang berbuat jujur maka sesungguhnya ia telah menanamkan kebaika yang dapat membawanya ke Surga. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW sebagai berikut :
ان البرّ يهد الً الجنّة،إنّ الصدق يهدي الً البرو “Sesungguhnya kejujurannya itu menunjukkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan itu membawa kepada surga” (Jalaludin). Oleh sebab itu berkata jujur kepada anak merupakan salah satu hal yang dapat menunjukkan anak kepada kebaikan, sedangkan dusta atau berpura-pura akan menyesatkan dan mencelakakan anak.
14
5) Menegur Anak Yang Berkata Kotor Berkata kotor yang dimaksud disini adalah jorok dan jauh dari kebenaran atau dusta. Seperti Firman Allah SWT dalam Surat Ali Imron ayat 104 yang artinya :
“Dan hendaklah ada diantara kamu golongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” (Depag RI, 99). Sangat baik mengarahkankan anak untuk berbicara dengan logika dan hati yang jernih. Hal tersebut akan menjadi contoh dan teladan bagi teman sebaya dan orang-orang disekitarnya. Tugas orang tua mencegah anak dari perkataan kotor seperti Firman Allah dalam Surat At Tarhim ayat 6 yang artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu : penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mareka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Depag RI, 1065). 6) Mengajak Anak Mengikuti Kajian-Kajian Agama Mengajak anak mengikuti kajian-kajian agama adalah salah satu bentuk mendidik anak, karena akan menambah pengetahuan tentang nilai-nilai ajaran agama yang harus dilaksanakan dalam
15
kehidupan. Mendidik anak adalah suatu kewajiban dan suatu ibadah. Anjuran untuk mengajak anak mengikuti kajian agama juga merupakan salah satu anjuran untuk berbuat kebaikan. Hal tersebut dijelaskan dalam Al-Qur’an dalam surat An-Nahl ayat 125 yang artinya :
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan jalan yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari JalanNya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (Depag RI, 1065).
b) Keteladanan Secara Langsung Peneladanan dari orang tua maupun pendidik diuapayakan secara sengaja. Hal ini bisa dilihat dalam keteladanan yang disengaja sebagai contoh guru memberikan ajaran membaca yang baik agar para pelajar menirunya, imam memperbaiki sholatnya untuk mengerjakan sholat yang sempurna kepada makmum, meniru tulisan yang bagus ketika belajar menulis. (An-Nahlawi, 1989 : 364). Para sahabat telah mempelajari berbagai urusan agama dengan jalan mengikuti teladan yang diberikan Rasulullah SAW, sesuai dengan sabdanya sebagai berikut :
16
)وصلّىا كما رأيتمنً أصلًّ (روه البخاري “Dan sholatlah kamu sekalian sebagaimana kamu melihatku (Rasulullah SAW) shalat” (Al Bukhori, 117). Setiap orang mempunyai potensi ditiru dan meniru, dia ditiru karena orang menyuruh simpati atau kagum padanya. Dan dia meniru orang lain karena pada diri orang tersebut ada yang menggugah hatinya untuk berbuat sama. Oleh karena itu setiap orang harus waspada atas apa yang dilakukannya mulai dari ucapan, perbuatan, sikap dan sebagainya. Sebab dibalik itu pasti ada orang lain yang memperhatikan, akan tetapi Allah SWT juga mengawasinya, sebagaimana FirmaNya dalam Qur’an surat Qaaf ayat 18 yang artinya :
“Tiada suatu ucapanpun yang diucapnya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir”
3. Pembiasaan Akhlak Anak dalam Kehidupan Sehari-hari Dari keluarga anak akan mendapatkan banyak pelajaran karena lingkungan yang paling dekat dengan anak baik secara fisik, psikologis, maupun sosial. Maka dari keluarga sebenarnya anak mendapatkan pelajaran mengenai perilaku dan pembentukan kepribadian orang tua ataupun anggota keluarga lainnya. Orang tua adalah guru pertama bagi anak, artinya semua anak menempuh pendidikan di rumah, bahkan mereka yang juga bersekolah di sekolah formal (Sears, 2004 : 190). Dari pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwa setiap anak mendapatkan pelajaran yang pertama berasal dari rumah. Maka setiap
17
orang tua harus menyadari hal tersebut sehingga lebih peka terhadap perilaku dan perkembangan anak. Orang tua mempunyai peranan yang sangat penting bagi anak dalam keluarga. Selain bertugas sebagai pendidik, mereka sekaligus bertugas sebagai pembimbing agar masa depan anak menjadi lebih (sukses). Dalam memberikan bimbingan serta mendidik, orang tua harus bisa memperhatikan dan dapat memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani. Tri pusat pendidikan dalam setiap pribadi manusia akan selalu berada dan menjalani perkembangan dalam 3 (tiga) lemabaga yaitu : keluarga, sekolah dan masyarakat (Padil, 2007 : 114). Meskipun proses pendidikan dalam keluarga berlangsung secara tidak sadar, namun berperan penting dalam keberhasilan pembinaan akhlak dan perilaku anak. Adapun dalam usaha melakukan pembinaan terhadap akhlak dan perilaku anak tersebut dapat digunakan beberapa metode, antara lain sebagai berikut : a) Metode Pengajaran atau Hukuman Orang tua dapat memberikan ganjaran, hukuman atau hadiah dalam mendidik anak. Ganjaran atau hadian diberikan kepada anak jika anak dalam kesehariannya rajin beribadah, berperilaku ihsan, dan rajin melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT. Karena dengan demikian dapat memotivasi anak untuk selalu membiasakan diri dengan perbuatan tersebut. Sedangkan hukuman akan diberikan
18
kepada anak yang melanggar perintah dan diharapkan akan memberikan efek jera untuk tidak mengulangi pelanggaran tersebut. b) Metode Directive Learning Penggunaan metode ini dengan jalan mengajarkan beberapa pengetahuan maupun keterampilan kepada anak dapat dilakukan baik melalui pemberian informasi, ceramah, media massa, dan lain sebagainya. c) Metode Pemberian Contoh atau Teladan Metode ini sangat efektif jika orang tua ingin mengajarkan kepada anak tentang perilaku dan perbuatan sehari-hari. Anak biasanya suka meniru tentang apa yang dilihat dalam kehidupan mereka. Atas dasar inilah bagi orang tua jika ingin menghendaki anak-anaknya berperilaku sesuai syariat Islam. Maka harus memberi teladan tentang perilaku tersebut. Metode ini disebut metode keteladanan (Dakir, 2004 : 130).
B. Pengertian Perilaku Ihsan pada Anak Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan-lingkungan (Kamus Umum Bahasa Indonesia). Jadi yang dimaksud perilaku dalam pengertian ini adalah perbuatan atau tingkah laku para siswa. Sedangkan pengertian ihsan dalam bahasa Arab berasal dari kata ihsana yang berarti perbuatan baik (Yunus, 1998 : 35).
19
Ihsan dapat diartikan sebagai sumber kenikmatan atau kebaikan pada orang lain. Atau dalam pengertian lain mengetahui dan mengerjakan sesuatu pekerjaan dengan baik. Dalam hal pergaulan yang terpenting adalah bagaimana cara memperlakukan dan menghormati orang lain, terutama guru dengan baik. Karena guru adalah orang yang mendapat tempat yang terhormat dan menempati status yang mulia karena pengetahuan yang dimilikinya. Untuk itu sudah menjadi kewajiban anak harus berbuat baik kepadanya. Guru adalah perantara yang menghantarkan anak pada keberhasilan, mencapai cita-cita yang tinggi dan mulia. Keberhasilan dalam menggapai cita-cita berarti pula mewujudkan kebahagiaan lahir dan batin, maka wajiblah atas diri anak untuk menghormati, memuliakan serta mengagungkan guru. Sebagaimana anak mengagungkan, menghormati dan memuliakan orang tua (Muhjab, 1984 : 30). Manusia sebagai makhluk individu juga merupakan makhluk sosial sehingga tidak bisa hidup tanpa bantuan dan pertolongan orang lain. Islam mengajarkan agar saling tolong-menolong dilandasi rasa ikhlas dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah dalam surat AlMaidah ayat 2 yang artinya sebagai berikut :
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksanya”
20
Berdasarkan definisi di atas, maka yang dimaksud dengan perilaku ihsan anak adalah keadaan siswa dalam berperilaku baik setiap harinya dalam berinteraksi dan bersosialisasi dengan sesama teman, kepala sekolah maupun karyawan di sekolah kepada guru.
C. Korelasi Antara Keteladanan Orang Tua dalam Pendidikan Agama Terhadap Akhlaqul Karimah Siswa. Dalam
hidup
manusia
membutuhkan
minat
agar
senantiasa
mempunyai semangat dalam menjalani hidup. Keteladanan penting diketahui oleh orang tua. Pengetahuan dan pemahaman tentang keteladanan bermanfaat bagi orang tua. Manfaat itu antara lain : 1. Membangkitkan, meningkatkan dan memelihara semangat anak. 2. Mengetahui dan berpengaruh positif terhadap mental dan perilaku anak. 3. Meningkatkan dan menyadarkan orang tua untuk memilih satu diantara bermacam-macam peran dalam mendidik anak. Misalnya sebagai penasehat, teman, diskusi, penyemangat, penyelidik dan pendamping. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku ihsan anak, baik pengaruh yang berasal dari pribadi anak maupun pengaruh yang berasal dari luar pribadi anak yang turut membangun kepribadian anak terutama perilaku ihsan anak. Faktor-faktor tersebut antara lain :
21
1. Faktor rumah tangga 2. Faktor lingkungan dan masyarakat 3. Faktor individu 4. Faktor sarana dan prasarana (Aisyah, 1994 : 166). Faktor yang mempengaruhi perilaku seorang anak dalam hal ini lebih difokuskan pada faktor rumah tangga terutama pengaruh keteladanan orang tua. Pendidikan agama dalam keluarga melalui metode keteladanan terutama dalam keluarga dilakukan oleh orang tua yang berkedudukan sebagai pendidik terhadap perilaku anak sebagai terdidik terdapat hubungan kausalitas atau sebab akibat yang outputnya membentuk sebuah realita aktifitas yang disebut perilaku ihsan anak. Dalam perilaku sehari-hari antara orang tua dengan anak memiliki hubungan-hubungan khusus yang menyebabkan besarnya pengaruh orang tua terhadap perilaku anak. Hubungan-hubungan tersebut antara lain sebagai berikut : 1. Hubungan Secara Biologis Hubungan ini terbentuk karena akan merupakan keturunan langsung dari orang tua, jadi secara bilogis jelas ada hubungan antara anak dan orang tua. Hubungan ini bersifat jasmaniah, misalnya warna kulit, warna mata, jenis rambut, golongan darah, dan sebagainya. 2. Hubungan Secara Psikologis Hubungan secara psikologis atau kejiwaan memungkinkan terjadi antara orang tua dan anak. Hubungan tersebut terbentuk karena orang tua adalah orang yang paling dekat dengan anak yang selalu memberikan
22
kasih sayang dan perhatian semenjak anak masih berada dalam kandungan. 3. Hubungan Secara Sosial Lingkungan keluarga adalah yang pertama dan yang mempunyai intensitas paling tinggi berhubungan dengan anak sehingga mempunyai pengaruh yang besar terhadap sikap sosial anak. Dalam hal ini sikap sosial yang dilakukan orang tua dan keluarga akan ditiru anak. 4. Hubungan Secara Religius Hubungan inilah yang paling penting yang harus diusahakan terutama bagi umat Islam. Sebagaimana kita ketahui bahwa anak selain sebagai anugrah juga merupakan amanah yang harus dipertanggung jawabkan oleh orang tua baik dan buruknya kepada Allah. Sepanjang kehidupan anak atau seseorang selalu mengalami proses belajar dan belajar dari pengalaman-pengalamannya. Dari pengalamanpengalaman itu seseorang dapat mengembangkan cara dan gaya melihat, mendengarkan, dan mengerjakan suatu perbuatan. Dari pengalamanpengalamannya, seseorang dapat mendapat dan membentuk pengetahuan, pengertian, nilai-nilai, sikap-sikap tertentu dan gambaran tentang dunia sekitar dan lingkungannya serta kedudukannya dalam masyarakat. Jiwa dan kepribadian orang tua dalam berperilaku terutama dalam beribadah merupakan salah atu aspek yang akan ditiru oleh anak. Sehingga menjadi kebiasaan dalam berperilaku dikemudian hari.
23
Adapun cara yang bersifat praktis dapat digunakan keluarga (orang tua) untuk menanamkan dan membentuk perilaku ihsan seorang anak, cara-cara tersebut antara lain sebagai berikut : 1) Memberikan teladan yang baik 2) Membiasakan menunaikan perintah agama sejak kecil 3) Menyiapkan suasana yang religius dan spiritual yang sesuai dengan syariat agama 4) Membimbing dan mengarahkan anak kepada perbuatan dan perilaku yang baik 5) Mengarahkan mereka turut serta dalam kegiatan dan kajian keagamaan (Hasan : 369). Secara kodrati orang tua bertanggung jawab untuk mendidik anaknya. Segala sesuatu yang berkaitan dengan apa yang dikerjakan anak akan diperhatikan orang tuanya karena karena pada saat sekarang banyak orang tua yang mengabaikan akan tugas dan tanggung jawab sebagai orang tua. Anak yang kurang mendapatkan kasih sayang orang tua akan selalu merasa tidak aman, mereka kehilangan tempat berlindung dan tempat berpijak (Kartono, 1991 : 60). Secara garis besar kewajiban orang tua terhadap anak dalam kaitannya dengan pembentukan perilaku ihsan adalah sebagai berikut : 1. Orang tua mempunyai tanggung jawab untuk mendidik dan membina akhlakul karimah anaknya, karena Allah SWT akan menghisabnya atas tanggung jawab tersebut.
24
2. Sebagai orang tua harus menjaga dan melindungi anak dengan penjagaan dan perhatian yang ketat agar anak mereka tidak terimbas akhlak yang tercela. Namun sebaliknya dalam jiwa anak akan tertanam akhlak yang mulia dan keistiqomahan orang tuanya, sehingga tindakan orang tua akan membekas dalam jiwanya. 3. Orang tua sangat dianjurkan untuk senantiasa menjaga dirinya sebagai orang yang istiqomah dan kokoh dalam perilaku dan akhlak yang sesuai dengan ajaran agama karena orang tua merupakan qudwah bagi anaknya, agar mereka mampu mengambil manfaat dari keistiqomahan orang tuanya, sehingga tindakan orang tua akan membekas dalam jiwanya. 4. Menjalankan ibadah, baik yang fardhu maupun yang sunnah adalah bagian dari sarana dan metode dalam tarbiyah imaniah dan pembinaan akhlak. Oleh karena ini Ibnu Qoyyim berwasiat kepada semua orang tua muslim agar memberikan teladan dan membiasakan anak-anaknya untuk berperilaku ihsan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa orang tua bertanggung jawab atas pembentukan perilaku ihsan seorang anak. Selain itu orang tua juga menjadi qudwah bagi anak-anaknya. Sehingga orang tua harus menjadikan dirinya sebagai orang yang istiqomah dan beribadah karena hal tersebut akan mempengaruhi perilaku dan akhlak bagi anaknya.
25
Pengaruh yang kuat dalam memberikan pendidikan terhadap anak adalah dengan memberikan teladan. Memberikan teladan adalah cara yang efektif dari pada mengajarkan dengan bahasa, karena bisa memberikan gambaran yang jelas untuk diperhatikan. Berdasarkan kenyataan kehidupan seseorang tergantung pada orang lain. Artinya tidak ada manusia yang bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Begitu juga seorang anak, dia dapat berkembang karena adanya pertolongan, bantuan dan pembinaan dari orang tuanya agar kelak bisa menghadapi dan menyelesaikan persoalan dalam hidupnya secara wajar. Orang tua yang rajin dalam beribadah akan berpengaruh besar terhadap jiwa dalam membersihkan kekotoran batin, memperbaiki jiwa yang kotor dan tentunya mempengaruhi perilaku anak sehingga menjadi baik. Orang tua yang beribadah berarti mengadakan hubungan langsung dengan Allah SWT, sehingga tingkah lakunya terkendali. Maka dengan ibadah terciptalah jiwa yang bersih sesuai dengan fitrahnya. Jiwa yang bersih mendorong untuk berbuat kebaikan dan mempengaruhi perilaku anak sehingga menjadi anak yang sholeh maupun sholehah dalam menjalani kehidupan dimasa depannya.
26
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SD Kecandran 01. 1. Letak Geografis SD Kecandran 01 terletak d Dusun karang padang, Desa Kecandran kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga. SD Kecandran 01 terlerak di kawasan pegunungan Merbabu, jalur ini sebagai jalan alternatif pedesaan yang sudah di lalui angkutan umum nomor 17. SD Kecandran 01 jarak ke pusat kecamatan kurang lebih 3 km, dan jarak ke pusat OTODA lurang lebih 3 km. SD Kecandran 01 merupakan salah satu pendidikan dasar lainnya, namun juga membekali ilmu-ilmu agama, dengan harapan dapat mewujudkan manusia yang berintelektualitas, dapat memenuhi tuntutan dan tantangan zaman, dan juga mempunyai akhlaq yang mulia dan berperilaku ihsan. SD Kecandran 01 berdiri di atas areal tanah seluas 1924 m2, dengan rincian bagunan gedung seluas 470 m2, luas halaman kurang lebih 824 m2. Adapun tanah seluas itu pada awalnya merupakan bagian tanah bengkok
untuk
kepala
desa
Kecandran,
dikarenakan
tanah
itu
dipergunakan untuk bangunan gedung sekolah, maka kantor kepala desa Kecandran di alihkan ke tanah Bengkok sekretaris Desa Kecandran yang terletak di perempatan Keandran.
27
Bangunan gedung seluas 470 m2 terdiri dari 6 ruang belajar, 1 ruang kepala sekolah, rumah dinas penjaga, rumah dinas guru, kantor guru 5 kamar mandi atau WC, ruang UKS, ruang perpustakaanm ruang koperasi, ruang serba guna, pengadaan air bersih, listrik dan telepon. Di samping sekolah ada taman kanak-kanak, namanya “Chandra Puspita”.
2. Riwayat Singkat Berdirinya SD Kecandran 01. SD Kecandran 01 ini adalah satu-satunya yang terletak di wilayah desa Kecandran, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga. Adapun yang melatar belakangi berdirinya SD Kecandran 01 adalah : a. Di Wilayah Desa Kecandran belum ada sekolah yang bercirikan agama Islam. b. Untuk meningkatkan taraf pendidikan umum dan agama pada masyrakat di wilayah Desa Kecandran. c. Banyak tokoh masyrakat yang menginginkan berdiriknya suatu sekolah yang bernuansa Isla, khususnya tokoh –tokoh Nahdlotul Ulama. d. Untuk mengembangkan atau menyiapkan agama islam di lingkungan Desa Kecandran.
SD Kecandran 01 berdiri pada tahun 1963 yang pada awalnya berdiri 3 : Lokal dengan berdinding papan namanya sekolah rakyat (SR) proses pembelajarannya dilakukan pada pagi hari. Berhubung baru mempunyai 3
28
gedung, sehingga proses pembelajaran lainnya berlangsung di rumah penduduk, salah satunya H. Habib, Bapak H. Ahmad, dan Bapak H. Salamun Desa Kecandran sebagai tokoh masyarakat Desa Kecandran.
Susunan Panitia Sebagai Berikut Pelindung
: Bpk. K.H. Ahmad
Wakil Ketua
: Bpk. H. Zakaria
Sekretaris
: Bpk. H. Salamun
Bendahara
: Bpk. H. Masyhuri
Pembantu Utama
: Bpk. H. Muhsin, H. Bakir, H. Ghufron.
Kepala Sekolah yang pertama adalah Bapak Afan dengan dibanti 7 orang yaitu, Bapak Amin, Bapak H. Irfan, Bapak Sardono, Ibu Widonarti, Bapak Parmo dan Ibu Suwarti. Kegiatan belajar mengajar SD Kecandaran 01 masuk pagi dan siang pada tanggal 1 januari 1975 mengalami perubahan total, mendapat bantuan pemerintah dan swadaya masyarakat 3 lokal dirubah menjadi 3 bangunan permanen. SD Kecandran 01 mengalami perubahan tahun 1997, mendapat bantuan DAK untuk membangun 3 lokal gedung, 1 lokal lantai bawah 2 lokal lantai atas. Pada tahun ini kegiatan belajar mengajar su dah dilaksanakan pada pagi hari. Pada tahun 2004/2005 SD Negeri Kecandran 01 mulai mengadalan pembenahanm baik pembagunan fisik, manajemen sekolah, manajemen kelas. Hasil dalam akreditasi SD Kecandran 01 mendapat nilai B+, pada yahun 2007/2008 SD
29
Kecandran 01 ikut akreditasi lagi juga mendapat nilai B+ dan mendapat surat keputusan / SK No. 038907 tanggal 21-62008 penerbit SK (ditandatangani oleh) BAN-SIM/ Drs. Subagyo, MM. B. Gambaran Umum Guru dan Siswa SD Negeri Kecandran 01 Guru SD Negeri Kecandran 01 sampai dengan tahun pelajaran 2009/2010 sebanyak 12 orang guru, terdiri dari 8 orang guru PNS dan 3 orang guri wiyata bakti dan 1 orang penjaga wiyata bakti. Adapun daftar guru dan penjaga SD Negeri Kecandran 01 adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1 Daftar Guru dan Penjaga SD Negeri Kecandran 01
No 1
Nama
3
Drs. Munawar HM, M,Pd Suraningsih, S.Pd Taslimah
4
Siti Aminah
5
Poniran, S.Pd
2
6 7
Sudiyanto
8
Lilis Dian P. S.Pd Marzukhoh
9
Mulyani
10
Maemonah, S.Hi Fajar Mustika S
11 12
Fatkhur Rahman
D. J E. Tpt. Tgl K/ Pddk L/P A.g a TK Ttg Lahir b
NIP
19630927 1984405 1 007 KS
Smrg, 27-09-63
L
K
IS
S.2.06
19580803 197802 2 006
GR
Sltg, 03-08-58
PP
K
IS
S.1.10
19540402 198201 2 002 GAI
Smrg, 02-04-54
P
K
IS D.2.96
19650427 198610 2 003
GR
Mglg, 27-04-65
L
K
IS D.2.01
19670511 199310 1 002
GR Kln prg, 11-5-67
L
19670727 200003 1 004
GOR Bant, 27-07-67
19831022 200604 2 002
GR
Sltg, 22-10-83
19690922 200604 2 006
GB
Smrg, 22-09-69
TK IS S.11.04
P
K
IS
SGO. 87
P
K
IS
S.1.10
K
IS
S.1.03
GTT Smrg, 22-09-81
IS D.2.04
GTT Smrg, 19-08-81
IS
S.1.05
IS GTT Smrg, 15-03-86
30
IS SMP.04
Jumlah guru tersebut dibandingkan dengan jumlah siswa sudah mencukupi, siswa SD Kecandran 01 pada tahun 2009/2010 sebanyak 157 siswa terdiri dari siswa kelas I-VI. Adapun secara rinci jumlah siswa per kelasadalah sebagai berikut.
Tabel 3.2 Jumlah Siswa SD Negeri Kecandran 01 Tahun pelajaran 2009/2010
Jumlah Siswa Menurut JK No
Kelas
1
Jumlah
Lk
Pr
I
21
13
34
2
II
13
17
40
3
III
12
14
26
4
IV
12
12
24
5
V
12
8
20
6
VI
15
8
23
83
69
157
Total
SD Negeri Kecandran 01 ini memiliki siswa sebanyak 157 siswa dengan rombongan belajar berjumlah 6 kelas, yang perinciannya seperti terligat pada tabel berikut ini.
31
Tabel 3.3
No
Jenis Kelamin
Nama
Lk
Pr
Kelas
1
Yuli Setiawan
L
-
1
2
Fajar Arifin
L
-
1
3
Aziz Helmy Ananda
L
-
1
4
Ika Fitriana
-
P
1
5
M. Khoerul Anam
L
-
1
6
Iman Maulana
L
-
1
7
M. Hasan Wirayuda
L
-
1
8
Shuhada Ghea Pradana
L
-
1
9
Mustafa Mahmud M.
L
-
1
10
Ignatius Gregori
L
-
1
11
M. Fuat Roziqin
L
-
1
12
Andi Wahyono
L
-
1
13
Ahmad Rizal Ardiansah
L
-
1
14
Tino Rif’an Tsani
L
-
1
15
Raka Fala Surya
L
-
1
16
Awanda Tirta Andi
L
-
1
17
Fikri Zamzami R
L
-
1
18
Wahyu Fredi Ardani
L
-
1
19
May leli Stiani
-
P
1
20
Purwahyu Ningsih
-
P
1
21
Adelia Arum P
-
P
1
22
Mila Astriana Azizah
-
P
1
23
Yussu Adiene Prakasita
-
P
1
24
Ulfa Zahrotul W
-
P
1
25
Nur laela Fatmawati
-
P
1
32
26
Zulfa Hidayatul C
-
P
1
27
Risma Khoirul N
-
P
1
28
Milda Islah Misalah
-
P
1
29
Wahyu Khoerun Nisa
-
P
1
30
Lia Tri Restuningsih
-
P
1
31
Ahmat Zeki
L
-
1
32
Aboy Suryana
L
-
1
33
Siti Fatimah
-
P
2
34
Wildan Ardiansah
L
-
2
35
M Aditya Fahlefi
L
-
2
36
Reza Aria Candra
L
-
2
37
Uus Fitriana
-
P
2
38
Siti Nur Alifah
-
P
2
39
Dian Ayu Safitri
-
P
2
40
Tutik Sulistianingsih
-
P
2
41
Heru Setiawan
L
-
2
42
Alam Syarif
L
-
2
43
Novi Aprilia
-
P
2
44
Rizky Mitha Sari
-
P
2
45
Rahma Ayu Kamelia
-
P
2
46
Rafangga Syaefullah
L
-
2
47
Septiani Widi Astuti
-
P
2
48
M.Mahkarimal Ahlak
L
-
2
49
Nurmala Rizkana
-
P
2
50
Elis Tania
-
P
2
51
Sella Selvia P.
-
P
2
52
Imam Nur Muhammad
L
-
2
53
Arif Aroyan
L
-
2
54
Safria Fitri
-
P
2
55
Nurul Laelati
-
P
2
33
56
Nita Sari
-
P
2
57
Maulina Izatul K
-
P
2
58
Naja Hussain Alhaq
-
P
2
59
Usman Jayadi
L
P
2
60
Sholeh
L
-
3
61
Joko Muhbarok
L
-
3
62
Shevia Febi A
L
-
3
63
Sofianti
-
P
3
64
Annas Azril Gumilang
L
-
3
65
Alfian Dwi Arp
-
P
3
66
Ahmad solikhin
L
-
3
67
Alfan dwin Prasetyo
L
-
3
68
Hasna Saniatul Auliana
-
P
3
69
Ika Yuliana
-
P
3
70
Irma Hajjarwati
-
P
3
71
Inas Afri Almuna
L
-
3
72
Jessika Ayu T
-
P
3
73
Lutfi Ainul Amjad
L
-
3
74
M Robert W
L
-
3
75
Misbahudin
L
-
3
76
M.Toni Alfandi
L
-
3
78
Nur Septa Rizkiyana
-
P
3
79
Sri Mulyani
-
P
3
80
Saudah
-
P
3
81
Salis Laelatus Saudah
-
P
3
82
Wiwit Nofi F
-
P
3
83
Richardo Firnansyah
L
-
3
84
Widia Lisa Salsabela
-
P
3
85
Luluk
-
P
3
86
Nurul Kumaeroh
-
P
3
34
87
Isnaini
-
P
4
88
M.Salim
L
-
4
89
Umi Mawaddah
-
P
4
90
Widi Astuti
-
P
4
91
Alfan Febri Nugroho
L
-
4
92
Desti Anis Maitiroh
-
P
4
93
Hangga Aditya
L
-
4
94
M Nurdin
L
-
4
95
M Taufik H
L
-
4
96
Syarif Hidayatullah
L
-
4
97
Meriska Akta Oktafia
-
P
4
98
Mahmudi
L
-
4
99
M Zaunul Arofi
L
-
4
100
Novita Dewi
-
P
4
101
Nita Arianti
-
P
4
102
Rizky Fauzi
L
-
4
103
Sofiadin
L
-
4
104
Rizky Fitriana
-
P
4
105
Sania Fatmaitul M
-
P`
4
106
Rizky Aprilia
-
P
4
107
Wakhidatun Narisah
-
P
4
108
Andri Kristiawan
L
-
4
109
Veriy Kurnia Evendi
L
-
4
110
Andhika Yuli Pujiono
L
-
5
111
Agung Setiawan
L
-
5
112
Andri Suprianto
L
-
5
113
Maula Ihksan
L
-
5
114
Abdul Rosyid
L
-
5
115
Siti Mahmudah
-
P
5
116
Solihatun Toyibah
-
P
5
35
117
Novita Sinta Dewi
-
P
5
118
Afifah
-
P
5
119
Nur Atik
-
P
5
120
Agus Kristianto
L
-
5
121
Hariyadi
L
-
5
122
Putri Widia
-
P
5
123
Angga Kurnia
L
-
5
124
Zidan M.Kadafi
L
-
5
125
M.Ulul Uzmi
L
-
5
126
Dina Nabila
-
P
5
127
Gunawan
L
-
6
128
Dani Pranoto
L
-
6
129
Wiyanto
L
-
6
130
Nur Khasanah
-
P
6
131
Rizal Dwi Septa
L
-
6
132
Aji Setioko
L
-
6
133
Miftakhul Farid
L
-
6
134
M.Nur Alim
L
-
6
135
Afif Yusuf R
-
P
6
136
Siti Muayanah
L
-
6
137
Yudha Ibnu H
-
P
6
138
Nurul Hidayati
L
-
6
139
M. Ridwan
-
P
6
140
Ria Risky Nilamsari
-
P
6
141
Aprilia Mulyatiningsih
L
-
6
142
Nur Salim
-
P
6
143
Sofia Maulida
-
P
6
144
Muntafiah
L
-
6
145
Cholid mawazil
L
-
6
146
Fani Chandra Sundafa
L
-
6
36
147
Ega / Wardani
L
-
6
148
Miftahul Anzhar
-
P
6
149
Isnaini Putri B
L
-
6
150
Ahmada Yusuf A.
-
P
6
151
Alina
-
P
6
152
Ika Yuliana
-
P
6
153
Nur Azizah
L
-
6
154
Wahyudi
L
-
6
155
M. Nurudin
L
-
6
156
Afifudin
L
-
6
5. Struktur Organisasi SD Kecandran 01 Organisasi yang ada di SD Kecandran 014 ini terdiri dari organisasi seklah dan komite / Dewan Sekolah. a. Struktur organisasi sekolah adalah sebagai berikut : Kepala Sekolah
: Drs. Munawar Hm Mpd
NIP
: 19630927 198405 1 007
Sekretaris
: Poniran S.Pd
Bendahara
: Siti Aminah
1. Seksi-seksi
:
2. Kurikulum
: Suraningsih
3. Keagamaan
: Taslimah
4. Perpustakaan
: 1. Maemunah 2. Fajar Mustika
5. Kesenian
: Marzukoh
6. Kepramukaan
: 1. Astrit 2. Mulyani 3. Sudiyanto 37
b. Struktur Organisasi Tabel 3.4 No
Nama
Jabatan
Unsur
Ket.
1
Ir. Mustain
Ketua I
Tokoh Masyarakat
2
Drs. Abdillah
Ketua II
Tokoh Masyarakat
3
Marzuki
Sekretaris
Tokoh Masyarakat
4
Fatonah
Bendahara
Tokoh Masyarakat
5
Taslimah
Anggota
Guru
6
Nur Asniati
Anggota
Guru
7
Irfan BA
Anggota
Tokoh Masyarakat
8
Muhlasin
Anggota
Tokoh Masyarakat
9
Rivatun
Anggota
Tokoh Masyarakat
10
Munawar
Anggota
Guru
11
Bahroni
Anggota
Tokoh Masyarakat
12
Kumaidi
Anggota
Tokoh Masyarakat
Kurikulum
SD Kecandran 01 menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidik (KTSP). Adapun program kurikulum itu selengkapnya dapat dilihat sesuai tabel berikut.
Komponen A. Mata Pelajaran 1
Kelas Dan Alokasi Waktu I
II
III
IV, V, dan VI
Pendidikan Agama
3
2
Pendidikan Kewarganegaraan
2
3
Bahasa Indonesia
5
4
Matematika
5
38
5
Ilmu Pengtahuan Alam
4
6
Ilmu Pengetahuan Sosial
3
7
Seni Budaya dan Ketrampilan
4
8
Pendidikan Jasmani, Olahraga,
4
dan Kesenian. B. Muatan Lokal 1
Bahasa Jawa
2
2
Bahasa Inggris
2
C. Pengembangan Diri 1
1
2
1 Jumlah
30
31
32
36
Struktur Kurikulum SDN Kecandran 01 disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut; a. Kurikulum SDN Kecandran 01 memuat 8 mqtq pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri. b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS merupakan “IPA terpadu” dan “IPS terpadu”. c. Pembelajaran pada kelas I s/d V dilaksankan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada kelas IV s/d VI dilaksanakan melalui pendekatana mata pelajaran. d. Alokasi waktu 1 jam pelajaran adalah 35 menit. e. Minggu efektif dalam 1 ahun pelajaran (2 semester) adalah 36 minggu.
39
C. Fasilitas Dalam menyelenggarakan proses pembelajaran, SDN Kecandran 01 dilengkapi semua pendukung seperti yang terlihat pada tabel berikut.
Jenis Ruang
JML
Ada/Tdk
Ket.
Ruang kelas
6
Ada
Baik
Rumah Dinas K.S
1
Ada
Baik
Rumah Dinas Penjaga
-
Tidak Ada
-
Rumah Dinas Guru
-
Ada
Baik
Kantor Guru
1
Ada
Baik
Kantor K.S
1
Ada
Baik
Kamar mandi/WC
5
Ada
Baik
Ruang UKS
1
Ada
Baik
Ruang Perpustakaan
1
Ada
Baik
Ruang Koperasi
-
Tidak Ada
-
Ruang Serbaguna
-
Tidak Ada
-
Pengadaan Air Bersih
1
Ada
Baik
Listrik
1
Ada
Baik
Telepon
1
Ada
Baik
40
PRESTASI SEKOLAH 3 TAHUN TERAKHIR Prestasi yang diraih di SD Kecandran 01 adalah sebagai berikut : No
Jenis Lomba
Tingkat
Tahun
Kejuaraan
1
Mapel PAI
Propinsi
5 Januari 1997
Harapan III
2
Kemampuan BTA
Propinsi
17 Mei 1997
Harapan I
3
Rebana
Kota Salatiga
30 Juni 2007
II
4
MTQ Putri
Kecamatan
17 Maret 2007
III
5
Shalat Putri
Kecamatan
6 maret 2008
I
6
Siswa Berprestasi
Kecamatan
6 Maret 2008
II
7
Shalat Putra
Kecamatan
17 Maret 2008
I
8
Murotal Putra
Kecamatan
13 Februari 2010
II
9
Tartil Putri
Kota
20 Februari 2010
II
10
Adzan
Kecamatan
5 Maret 2006
III
11
CCQ
Kecamatan
17 Maret 2006
I
12
Shalat Putri
Kecamatan
20 Februari 2010
I
13
Shalat Putra
Kecamatan
20 Februari 2010
II
14
Chitobah Putri
Kecamatan
20 Februari 2010
II
15
Chitobah Putra
Kecamatan
20 Februari 2010
III
HAMBATAN-HAMBATAN SD Kecandran Sidomukti orang tuanya mayoritas petani, sehingga dorongan dan dukungan orang tua sangat kurang sehingga masyarakatnyan rata-rata hanya lulusan SLTP/SLTA sudah merasa cukup. Untuk tingkat yang lebih , misalnya kuliah masih sedikit sekali dengan alasan dan kendalanya ekonomi atau biaya kuliah. Tamat SLTP/SLTA, kerja serabutan yang penting bisa membiayai keperluan hidup sehari-hari tidak berfikir jauh ke depan. Dunia yang semakin canggih, tekhnologi maju pesat, tuntutan zaman semakin maju, namun pola
41
pikirnya masih kurang menunjang masa depan. Itul;ah hambatan yang dihadapi masyarakat desa Kecandran Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.
TANTANGAN-TANTANGAN SD Kecandran 01 terletak paling barat perbatasan kota Salatiga. Sehubungan SD Kecandran 01 berdampingan dengan SD Kecandran 02, setiap tahun penerimaan siswa baru selalu timbul masalah karena orang tua siswa banyak yang cenderung antusias memasukkan putra-putrinya di SD Kecandran 01 dengan berbagai alasan. Misalnya para guru yang disiplin, ramah, jujur, dan tanggung jawab. SD Kecandran 02 sudah 3 tahun berturut-turut tidak mendapat siswa, sehingga pada tahun 2010/2011 SD Kecandran 02 digabung dengan SD Kecandran 01, dengan sistem ticing. Itulah tantangan-tantangan yang dihadapi di keluarga SD Kecandran 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.
42
BAB IV ANALISIS DATA
Setelah data terkumpul maka langkah yang penulis ambil selanjutnya adalah menganalisis data. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh jawabanjawaban dari pokok permasalahan yang dinyatakan. Adapun dalam tujuan penelitian ini, bagaimana telah disebutkan dalam pendahuluan yaitu : 1. Untuk mengetahui perilaku ahlaqul karimah di SD Kecandran 01 Kecamatan Sidomukti. 2. Untuk mengetahui kwalitas pendidikan agama di SD Kecandran 01 Kecamatan Sidomukti. 3. Untuk mengetahui adakah pengaruh keteladanan orang tua terhadap perilaku ahlaqul karimah siswa SD Kecandran 01 Kecamatan Sidomukti. Dalam analisis ini penulis membaginya menjadi beberapa tahap, yaitu sebagai berikut :
A. Analisis Pertama Analisis pertama yaitu tentang keteladanan orang tua dalam pendidikan agama siswa SD Kecandran 01 Kecamatan Sidomukti. Data ini diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 10 pertanyaan. Masing-masing pertanyaan disediakan 3 alternatif jawaban sebagai berikut :
43
1. Alternatif jawaban A dengan nilai 3 2. Alternatif jawaban B dengan nilai 2 3. Alternatif jawaban C dengan nilai 1
Tabel 4.1. Hasil Angket Pengaruh Keteladanan Orang Tua Dalam Pendidikan Agama (Komponen X) No Responden 01 01 3 02 2 03 2 04 3 05 3 06 3 07 3 08 3 09 2 10 3 11 3 12 3 13 3 14 3 15 3 16 3 17 3 18 3 19 3 20 3 21 2 22 3 23 3 24 3
No. Item 02 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3
03 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3
04 3 3 2 3 3 3 2 3 1 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2
05 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
44
06 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 2 2
07 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3
08 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3
09 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3
10 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3
Jumlah Skor 27 27 26 27 28 26 26 27 24 28 27 27 28 27 26 26 26 25 29 28 24 25 26 28
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah : 1. Mencari interval pengaruh keteladanan orang tua dalam pendidikan agama terhadap ahlaqul karimah siswa. Dari data di atas kemudian diketahui bahwa nilai tertinggi adalah 22 dan nilai terendah 14 kemudian diintegralkan dengan rumus : i
( xt xr ) 1 ki
Keterangan : i = Interval ideal xt = Nilai tertinggi ideal xr = Nilai terendah ideal ki = kelas interval
i
(22 14) 1 3
=
8 1 3
=
9 3
=3
45
Kemudian di masukkan ke dalam tabel untuk mengikuti pendidikan akhlak.
Tabel 4.2. Interval Keteladanan Orang Tua dalam Pendidikan Agama Nilai Interval
Jumlah Siswa
Nilai Nominal
23 – 24
7
A
25 – 26
10
B
27 – 28
7
C
1. Mencari presentasi masing-masing kategori : A=
17 x 100 % = 29 % 24
Kategori B =
10 x 100 % = 42 % 24
Kategori C =
7 x 100 % = 29 % 24
Tabel 4.3. Presentasi Keteladanan Orang Tua dan Pendidikan Agama No
Keteladanan
Frekuensi
Presentasi
1
Tinggi
7
29 %
2
Sedang
10
42 %
3
Rendah
7
29 %
46
Dari hitungan tersebut dapat diketahui bahwa keteladanan orang tua termasuk kategori tinggi, karena termasuk kategori tinggi adalah 51 % dan kategori rendah 6 % sedangkan keteladanan sedang 41 %.
B. Analisis Kedua Analisis kedua jika perilaku akhlaqul karimah data ini diperoleh dari penyebaran angket yang jumlahnya 10 pertama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.4 Jawaban Angket Perilaku Akhlaqul Karimah (Komponen Y) No Responden 01 01 3 02 2 03 2 04 3 05 3 06 3 07 3 08 3 09 2 10 3 11 3 12 3 13 3 14 3 15 3 16 3 17 3 18 3
No. Item 02 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
03 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3
04 3 3 2 3 3 3 2 3 1 3 2 3 3 3 2 2 2 3
05 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
47
06 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
07 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
08 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2
09 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3
10 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Jumlah Skor 27 27 26 27 28 26 26 27 24 28 27 27 28 27 26 26 26 25
19 20 21 22 23 24
3 3 2 3 3 3
3 3 2 2 3 3
2 3 2 2 2 3
3 2 3 3 2 2
3 3 3 3 3 3
3 3 1 3 2 2
3 2 2 2 3 3
3 3 3 2 3 3
2 3 3 2 3 3
1 3 3 3 2 3
29 28 24 25 26 28
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah : 1. Mencari interval perilaku Akhlaqul Karimah 2=
2=
yt yn ki
1
29 24 1 3
=
5 1 3
=
6 3
=2 Kemudian dimasukkan ke dalam tabel untuk mengetahui perilaku Akhlaqul Karimah siswa.
Tabel 4.2. Interval Keteladanan Orang Tua dalam Pendidikan Agama Nilai Interval
Jumlah Siswa
Nilai Nominal
24 – 25
4
A
26 – 27
14
B
28 – 28
6
C
48
2. Mencari prosentase masing-masing kategori : Kategori A =
4 x 100 % = 17 % 24
Kategori B =
14 x 100 % = 58 % 24
Kategori C =
6 x 100 % = 25 % 24
Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.3. Presentasi Keteladanan Orang Tua dan Pendidikan Agama No
Perilaku Akhlak
Frekuensi
Prosentase
1
Tinggi
4
17 %
2
Sedang
14
58 %
3
Rendah
6
25 %
Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa perilaku akhlaqul karimah termasuk kategori tinggi, karena termasuk kategori tinggi adalah 64 % dan karegori rendah 3 % sedangkan kategori sedang adalah 32 %.
49
C. Analisis Ketiga Analisis ketiga yaitu pengaruh keteladanan orang tua terhadap perilaku akhlaqul karimah siswa dalam penyajian data pada bab ini dikorelasikan dalam tabel koefisien korelasi, dimana keteladanan orang tua dalam pendidikan agama sebagai variabel x dan perilaku akhlaqul karimah sebagai variabel y. Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.7
Pengaruh Keteladanan Orang Tua Terhadap Pendidikan Agama Terhadap Perilaku Akhlaqul Karimah Siswa. No. Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
x 23 23 23 24 25 26 23 23 23 26 26 27 28 27 27 26 25 25 26 28 50
y 27 27 26 27 28 26 26 27 24 28 27 27 28 27 26 26 26 25 29 28
21 22 23 24
26 27 25 28
24 25 26 28
Untuk melakukan analisis tentang pengaruh keteladanan orang tua dalam pendidikan agama terhadap perilaku akhlaqul karimah siswa SD Kecandran 01 Kecamatan Sidomukti tahun pelajaran 2009/2010, maka penulis menggunakan teknik analisa statistika. Dalam hal ini penulis menggunakan rumus product moment yaitu sebagai berikut : xy (x) (y )
xy
2 (x) x n
2
2 2 (y ) x n
Keterangan : nxy
= Koefisien antara variabel x dan y
xy
= perkalian x dan y
x
= variabel independensi yaitu keteladanan orang tua dalam pendidikan agama.
y
= variabel independen yaitu perilaku akhlaqul karimah siswa.
n
= jumlah responden
Untuk mengerjakan nomer di atas, dicari terlebih dahulu unsur yang memiliki rumus tersebut sebagai berikut :
51
Tabel 4.8. Tabel kerja product moment koefisien korelasi Pengaruh keteladanan orang tua dalam pendidikan agama Terhadap akhlakuk karimah siswa. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Jumlah
x 23 23 23 24 25 26 23 23 23 26 26 27 28 27 27 26 25 25 26 28 26 27 25 28 610
x2 529 529 529 576 625 671 529 529 529 671 671 729 784 729 729 671 625 625 671 784 671 729 625 784 15.544
y 27 27 26 27 28 26 26 27 24 28 27 27 28 27 26 26 26 25 29 28 24 25 26 28 638
y2 729 729 671 729 784 671 671 729 576 784 729 729 784 729 671 671 671 625 671 784 576 625 671 784 16.793
x.y 621 621 598 648 700 676 598 621 552 728 702 729 784 729 702 676 650 625 754 784 624 675 650 784 16.231
Dengan melihat tabel di atas maka rumus korelasi product moment dapat secara langsung digunakan. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut :
52
rxy 16.231(610) (638)
=
=
=
16.231 389.180 {15.544 (610)}{16.791 (407.044) 16.231 16.216 {15.544 15.504}{16.793 16.960} 15 {40}{167}
15 6,68
= 5,8
D. Interprestasi Data Setelah data di analisis dengan menggunakan teknik korelasi product moment diperoleh nilai nxy 0,672, kemudian dibandingkan dengan tabel r product moment dengan n = 31. Pada taraf signifikasi 0,05 yaitu 0,349 sedangkan taraf signifikasi 0,01 yaitu 0,449, maka dapat diambil kesimpulan bahwa nilai r lebih besar dari nilai n product moment, sehingga hipotesis antara keteladanan orang tua dalam pendidikan agama terhadap akhlaqul karimah siswa.
53
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya. Penulis menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Keteladanan orang tua dalam pendidikan agama siswa SDN Kecandran 01 yang termasuk kategori tinggi mencapai 51%, berada pada kategori sedang mencapai 41% dan yang berada pada kategori rendah 6%. 2. Terhadap akhlaqul karimah siswa SDN Kecandran 01 yang termasuk kategori tinggi mencapai 64%, berada pada kategori sedang 32%, dan pada kategori rendah 3%. 3. Dari hasil penelitian yang telah dianalisis secara statistic diperoleh hasil akhir yang menunjukkan bahwa ada pengaruh positif keteladanan orang tua dalam pendidikan agama terhadap akhlaqul karimah siswa SDN Kecandran 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga tahun 2009/2010. Hal ini terbukti dengan koefisien product moment yaitu hasil r hitung (rh) sebesar 0,672 berada di atas r tabel product moment, pada taraf signifikan 1% 0,449 dan taraf signifikan 5% 0,349 dengan N : 31. Dengan demikian, hipotesis yang telah penulis ajukan dapat diterima bahwa ada pengaruh positif siswa, terhadap akhlaqul karimah siswa SDN Kecandran 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga. Artinya semakin tinggi keteladanan
54
orang tua dalam ibadah siswa, maka perilaku akhlaqul karimah siswa semaking tinggi pula.
B. SARAN-SARAN Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, maka penerbit mengajukan beberapa saran sebagai berikut : a. Sebagai siswa harus tau benar dengan tanggungjawab dan kewajibanya baik itu sebagai hamba Allah yang harus menjalankan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya. b. Untuk mencapai akhlaqul karimah, hendaknya harus menjunjung tinggi nilai-nilai agama Islam, baik dalam berkata, berpakaian dan berbuat. c. Siswa yang baik adalah siswa yang menyadari kewajibannya sebagai siswa, yaitu rajin belajar, baik di sekolah maupun luar sekolah. d. Dalam kaitannya dengan keteladanan orang tua dalam ibadah terhadap akhlaqul karimah siswa, hendaknya siswa lebih berperilaku baik di sekolah maupun di luar sekolah, dan dapat meningkatkan kemandiriannya dalam belajar. Ibadah di sekolah maupun di luar sekolah dapat meningkatkan kemandiriannya. Tidak selalu mengandalkan dorongan baik dari orang tua, guru, maupun teman yang lainnya. e. Sebagai pendidik hendaknya lebih memperhatikan sikap siswa sehingga mengetahui bagaimana sikap siswa tersebut. Jika siswa buruk dapat tanggap untuk memperbaikinya.
55
C. KATA PENUTUP Dengan mengucapkan Alhamdulillahirabilalamin kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya, serta nikmat kesehatan dan kekuatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu bimbingan dan pengarahan. Tentunya penulis akan mengalami kesulitan dalam penyusunan skripsi ini. Penulis hanya dapat mendoakan semoga Allah SWT membalas amal baiknya. Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan baik dalam hal penggunaan bahasa penyusunan kata-kata yang baku. Untuk itu, kepada para pembaca, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya satu harapan penulis, semoga skripsi ini dapat membawa manfaat baik dalam bidang pengetahuan maupun dalam bidang pengalaman, khususnya bagi penulis. Amin Ya Rabbal Alamin.
56
ANGKET MASALAH KETELADANAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA
Nama Siswa
: ...........................................................................................
Kelas
: ...........................................................................................
Alamat
: ...........................................................................................
Petunjuk pengisian : 1. Tulislah nama anda pada tempat yang tersedia 2. Pilihlah salah satu alternatif jawaban a, b atau c yang anda anggab paling sesuai dengan memberi tanda silang (x) pada alternatif jawaban tersebut.
1. Apakah orang tua anda aktif mengerjakan sholat 5 (lima) waktu? a. Ya, selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 2. Dalam melaksanakan ibadah sholat dan ibadah lainnya, apakah orang tua anda selalu memberikan bimbingan, ajakan, himbauan, teguran dan perintah? a. Ya, selalu b. Hanya waktu-waktu tertentu c. Tidak pernah 3. Apakah orang tua anda mengajarkan bagaimana anda berperilaku dan beretika yang baik dalam kehidupan sehari-hari? a. Selalu mengajari
b. Kadang-kadang memperhatikan c. Tidak pernah memperdulikan 4. Apakah orang tua anda sering mengajak sholat berjamaah di masjid dan sholat sunnah lainnya? a. Sering mengajak b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 5. Apakah orang tua anda membiasakan berdoa sebelum memulai dan mengakhiri kegiatan sehari-hari? a. Ya, selalu membiasakan b. Berdoa bila ada keperluan c. Tidak pernah berdoa 6. Apakah orang tua anda melaksanakan puasa Ramadhan genap satu bulan? a. Ya, puasa genap satu bulan b. Kadang membatalkan puasa c. Tidak pernah berpuasa 7. Apakah orang tua anda selalu mengikuti kegiatan keagamaan (pengajian peringatan hari besar Islam dan aktifitas keagamaan lainnya) yang biasa dilaksanakan di lingkungan masyarakat anda? a. Selalu aktif b. Mengikuti jika ada waktu c. Jarang berpartisipasi
8. Apakah orang tua anda sering mengajak dan membiasakan membaca AlQur’an? a. Selalu mengajak dan membimbing b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 9. Apakah orang tua anda terbiasa melakukan puasa sunnah selain puasa Ramadhan? a. Ya, selalu berpuasa sunnah b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 10. Apakah orang tua anda mengajak untuk berdzikir dan berdoa setelah sholat? a. Ya, selalu mengajak b. Jarang sekali c. Tidak pernah
ANGKET MASALAH PERILAKU AHLAQUL KARIMAH SISWA
Nama Siswa
: ...........................................................................................
Kelas
: ...........................................................................................
Alamat
: ...........................................................................................
Petunjuk pengisian : 1. Tulislah nama anda pada tempat yang tersedia 2. Pilihlah salah satu alternatif jawaban a, b atau c yang anda anggab paling sesuai dengan memberi tanda silang (x) pada alternatif jawaban tersebut.
1. Apakah setiap datang ke sekolah anda selalu berjabat tangan dengan guru? a. Selalu berjabat tangan b. Kadang-kadang berjabat tangan c. Kalau kebetulan saja 2. Bila bertemu dengan guru apa yang anda lakukan? a. Mengucapkan salam dan menyapa b. Tersenyum c. Memandang dan berlalu 3. Bila dinasehati orang tua atau guru apa yang anda lakukan? a. Mematuhi dan melaksanakan b. Mendengarkan saja c. Pura-pura mendengarkan dan acuh tak acuh
4. Sebagai seorang siswa, bagaimana kerajinan anda mengikuti kegiatan belajar mengajar? a. Selalu rajin masuk b. Kadang-kadang masuk dan sering ijin c. Sering membolos 5. Apakah anda selalu berkata-kata baik dan sopan kepada orang tua, guru dan teman? a. Ya, karena diajari oleh orang tua b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 6. Apakah anda selalu bersikap jujur kepada orang tua, guru dan teman? a. Ya, selalu bersikap jujur b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 7. Apakah anda selalu mentaati peraturan sekolah? a. Mematuhi sepenuh hati b. Mematuhi jika ada guru c. Tidak pernah 8. Apabila ada teman yang sedang mengalami musibah, apa yang anda lakukan? a. Segera menolong apabila mampu b. Merasa iba c. Biasa saja
9. Apabila tanpa sengaja atau lupa anda meninggalkan sholat fardhu, bagaimana perasaan anda? a. Merasa berdosa dan berjanji tidak akan mengulangi lagi b. Berusaha agar tidak ketahuan orang lain c. Merasa biasa 10. Apakah anda sering membaca Al-Qur’an? a. Sering, membaca Al-Qur’an setiap hari b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
ANGKET MASALAH PERILAKU AKHLAQUL KARIMAH SISWA Nama siswa
: ………………………………………………………………..
Kelas
: ………………………………………………………………..
Alamat
: ………………………………………………………………..
Petunjuk pengisian : 1. Tulislah nama pada tempat yang tersedia 2. Pilihlah salah satu alternatif jawaban a, b, atau c yang anda anggap paling sesuai dengan memberi tanda silang (x) pada alternatif jawaban tersebut.
1. Apakah setiap datang ke sekolah anda selalu berjabat tangan dengan guru? a. Selalu berjabat tangan b. Kadang-kadang berjabat tangan c. Kalau kebetulan saja 2. Bila bertemu dengan guru apa yang anda lakukan? a. mengucapkan salam dan menyapa b. tersenyum c. memandang dan berlalu 3. Bila dinasehati orang tua atau guru apa yang anda lakukan? a. Mematuhi dan melaksanakannya b. Mendengarkan saja c. Pura-pura mendengarkan dan acuh tak acuh 4. Sebagai seorang iswa, bagaimana kerajinan anda mengikuti kegiatan belajar mengajar?
a. Selalu rajin masuk b. Kadang-kadang masuk dan sering ijin c. Sering membolos 5. Apakah anda selalu berkata-kata baik dan sopan kepada orang tua, guru, dan teman? a. ya, karena diajari oleh orang tua b. kadang-kadang c. tidak pernah 6. apakah anda selalu bersikap jujur kepada orang tua, guru, dan teman? a. ya. Selalu bersikap jujur b. kadang-kadang c. tidak pernah 7. apakah anda selalu mentaati peraturan sekolah? a. Mematuhi spenuh hati b. Mematuhi jika ada guru c. Tidak pernah 8. Apabila ada teman yang sedang mengalami musibah, apa yang anda lakukan? a. Segera menolong apabila mampu b. Merasa iba c. Biasa aja 9. Apabila tanpa sengaja atau lupa anda meninggalkan sholat fardhu, bagaimana perasaan anda? a. merasa berdosa dan berjanji tidak akan mengulangi lagi
b. berusaha agar tidak ketahuan orang lain c. merasa biasa 10. apakah anda sering membaca Al Qur’an? a. Sering, membaca Al Qur’an setiap hari b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
ANGKET MASALAH PERILAKU AKHLAQUL KARIMAH SISWA Nama siswa
: ………………………………………………………………..
Kelas
: ………………………………………………………………..
Alamat
: ………………………………………………………………..
Petunjuk pengisian : 1. Tulislah nama pada tempat yang tersedia 2. Pilihlah salah satu alternatif jawaban a, b, atau c yang anda anggap paling sesuai dengan memberi tanda silang (x) pada alternatif jawaban tersebut.
1. Apakah orang tua anda aktif mengerjakan sholat 5 (lima) waktu? a. Ya, selalu b. Kadang–kadang c. Tidak pernah 2. Dalam melaksanakan ibdah sholat dan ibdah lainny, apakah orang tua anda selalu memberikan bimbingan, ajakan, himbauan, eguran dan perintah? a. Ya, selalu b. Hanya waktu-waktu tertentu c. Tidak pernah 3. Apakah orang tua anda mengerjakan bagaimana anda berperilaku dan beretika yang baik dalam kehidupan sehari-hai? a. Selalu, mengajari b. Kadang-kadang memperhatikan c. Tidak pernah memperdulikan
4. Apakah orang tua anda sering mengajak sholat berjamaah di Masjid dan sholat sunnah lainnya? a. Ya, selalu membiasakan b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 5. Apakah orang tua anda sering membiasakan berdoa sebelum memulai dan mengakhiri kegiatan sehari-hari? a. Ya, selalu membiasakan b. Berdoa jika ada keprluan c. Tidak pernah berdoa 6. Apakah orang tua anda melaksanakan puasa Ramadhan genap satu bulan? a. Ya, puasa genap satu bulan b. Kadang membatalkan puasa c. Tidak pernah puasa 7. Pakah orang tua anda selalu mengikuti kegiatan keagamaan (pengajian peringatan hari besar Islam dan aktifitas keagamaan lainnya) yang biasa dilaksanakan di lingkungan masyarakat anda? a. Selalu mengajak dan membimbing b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 8. Apakah orang tua anda sering mengajak dan membiasakan membaca Al Qur’an? a. Ya, selalu berpuasa sunnah
b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 9. Apakah orang tua anda terbiasa nelakukan puasa sunnah selain puasa Ramadhan? a. Ya, s elalu berpuasa sunnah b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 10. Apakah orang tua anda mengajak untuk berdzikir dan berdoa setelah sholat? a. ya, selalu mengajak b. jarang sekali tidak pernah.