HUBUNGAN MOTIVASI, PERSEPSI DAN BEBAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU UKS DALAM PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH (UKGS) DI SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010
SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata I Untuk Mencapai Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Oleh: Astuti Febiana Mustofa 6450406070
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2010
ABSTRAK Astuti Febiana Mustofa. Hubungan Motivasi, Persepsi dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Guru UKS Dalam Pelaksanaan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun 2010, XII+ 66 halaman+ 15 tabel+ 3 gambar+ 15 lampiran Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Penyakit gigi yang sering dan berkelanjutan dapat mengganggu kondisi fisik dan mental sehingga akan menurunkan proses belajar pada anak sekolah Permasalahan dalam penelitian ini adalah adakah hubungan antara motivasi, persepsi dan beban kerja terhadap kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS di SDN Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi, persepsi dan beban kerja terhadap kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS di sekolah dasar Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Jenis penelitian ini adalah explanatory research dengan rancangan Cross sectional. Populasi penelitian berjumlah 25 guru UKS. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi Square dengan α=0,05. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara motivasi (ρ= 0,025 dan CC=0,468) dan beban kerja guru UKS (ρ=0,04 dan CC=0,529) dengan kinerja dalam pelaksanaan kegiatan UKGS. Sedangkan persepsi guru UKS (ρ value=0,859 dan CC=0,115) tidak ada hubungannya dengan kinerja dalam pelaksanaan kegiatan UKGS. Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang untuk meningkat motivasi guru UKS melalui pemberian imbalan dan insentif sebagai upaya meningkatkan kinerja serta lebih mengoptimalkan peran lintas program dan lintas sektor untuk mendukung program UKGS. Disarankan kepada guru UKS untuk mengevaluasi kembali beban kerja dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dengan mengikuti pelatihan UKGS yang dilaksanakan oleh Puskesmas dengan dukungan Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang. Kata Kunci: Motivasi, Persepsi, Beban Kerja, Kinerja, UKGS Kepustakaan: 45 (2000-2009)
ii
ABSTRACT Astuti Febiana Mustofa, 2010. The Relationship between UKS Teacher’s Motivation, Perception and Workload toward the Performance in Implementing The Activity of UKGS in Elementary School of Pringapus, Semarang District in 2010, XII+ 66 pages + 15 tables + 3 figures+ 15 appendices Dental hygiene and oral health is part of a healthy body that cannot be separated from each other. Dental desease which often generate to generate to feel keen and continuous will very bother physical and psychological condition so that will degrade the leaming process of the students. The statement of problem of this research is whether there is any relationship between UKS teacher’s motivation, perception and workload toward the performance in implementing the activity of UKGS in elementary school of Pringapus, Semarang District in 2010. The purpose of this research is to know whether there is any relationship between UKS teacher’s motivation, perception and workload toward the performance in implementing the activity of UKGS in elementary school of Pringapus, Semarang District in 2010. The research method that used of this research was explanatory research with cross sectional approach. The population was 25 UKS teachers. The sample was taken using total sampling technique. The instrument used in this research was questionnaires. The data analysis was done nd bivariantly through chi-square test with degree of meaning (α)=0,05. Based on the result of the study, it can be concluded that there was a relationship between the UKS teacher’s motivation (ρ= 0,025 and CC=0,468) and workload (ρ=0,04 and CC=0,529) toward the performance in implementing the activity of UKGS. Whereas there was not a relation between the UKS teacher’s perception (ρ=0,859 and CC=0,115) toward the performance in implementing the activity of UKGS. The Semarang District Health Office is suggested to increase the UKS teacher’s motivation through the provision of rewards and incentives as an attempt to improve the UKS teacher’s performance and optimize the role of cross-programmes and across sectors to support the UKGS program. The UKS teacher is suggested to evaluate the workload and improve their knowledge and skills with UKGS training conducted by Public Health Centre with support of Semarang District Health Office. Keywords: Motivation, Perception, Workload, Performance, UKGS References: 45 (2000-2009)
iii
PENGESAHAN
Telah dipertahankan di hadapan panitia sidang ujian skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, skripsi atas nama Astuti Febiana Mustofa, NIM 6450406070 yang berjudul “Hubungan Motivasi, Persepsi dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Guru UKS Dalam Pelaksanaan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun 2010”. Pada hari: Rabu Tanggal : 26 Januari 2010 Panitia Ujian Ketua Panitia
Sekretaris
Drs. H. Harry Pramono, M.Si NIP 195910191985031001
Widya Hary C. SKM, M.Kes NIP 197712272005012001
Dewan Penguji
Ketua penguji
1.Drs. Herry Koesyanto, M.S NIP 19581221986011001
Anggota Penguji (Pembimbing Utama)
2. Drs. Bambang Budi R., M.Si NIP 196012171986011001
Anggota Penguji 3. dr. Fitri Indrawati (Pembimbing Pendamping) NIP 198307112008012008 iv
Tanggal Persetujuan
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO ¾ Mimpi sebenarnya adalah ruang yang selalu mendahului kenyataan dan tidak ada satu kenyataan yang terbentuk dalam diri seseorang diluar mimpimimpinya. (Anis Matta) ¾ Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena di dalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil. (Mario Teguh)
Persembahan:
Skripsi ini Ananda persembahkan kepada: 1. Bapak (Mashad Mustofa) dan Ibu (Siti Rokhayati) tercinta sebagai darma bhakti Ananda 2. Adik-adikku tersayang (Nurul Fadhilah M. dan Irsyad Majid) 3. Almamaterku UNNES
v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Hubungan Motivasi, Persepsi Dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Guru UKS Dalam Pelaksanaan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun 2010” dapat terselesaikan. Penyelesaian skripsi ini dimaksudkan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Sehubungan dengan pelaksanaan penelitian sampai tersusunnya skripsi ini, dengan rasa rendah hati, saya sampaikan terima kasih yang tulus kepada yang terhormat: 1. Pembantu Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, Drs. Said Junaidi, M. Kes., atas ijin penelitian. 2. Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, dr. H. Mahalul Azam, M. Kes., atas ijin penelitian. 3. Pembimbing I, Drs. Bambang Budi Raharjo, M.Si., atas arahan, bimbingan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini. 4. Pembimbing II, dr. Fitri Indrawati, atas arahan, bimbingan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini. 5. Bapak Sungatno, atas arahan dan bantuan dalam mengurus perijinan. 6. Kepala Sekolah Dasar Kecamatan Pringapus atas ijin untuk melakukan penelitian.
vi
7. Bapak, ibu dan adik serta keluarga tercinta atas kasih sayang, perhatian, bantuan, motivasi dan do’a dalam penyusunan skripsi ini. 8. Temanku Zulfi, Afri, A’laa, Nesia, Endah, Novita dan Reza terima kasih atas dukungan dan bantuannya dalam penyelesaian skripsi ini. 9. Sahabatku Siyam, Ela, Eni, Ervie, Nurul, Nayla, Loly, Titin, Kristi, Sinta dan Pak Rudjito terima kasih atas dukungan dan bantuannya dalam suka dan duka atas kasih sayang dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini. 10. Teman-teman Ilmu Kesehatan Masyarakat Angkatan 2006 atas kekompakan dan kerjasama. 11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas dengan melimpah amal baik Bapak, Ibu, dan Saudara. Disadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan guna penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Semarang,
November 2010
Penyusun
vii
DAFTAR ISI
Halaman JUDUL ..........................................................................................................
i
ABSTRAK.....................................................................................................
ii
ABSTRACT.................................................................................................... iii PERSETUJUAN ........................................................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................
v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi DAFTAR ISI ................................................................................................. viii DAFTAR TABEL .........................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii BAB I PENDAHULUAN .............................................................................
1
1.1
Latar Belakang Masalah.........................................................................
1
1.2
Rumusan Masalah..................................................................................
7
1.3
Tujuan Penelitian ..................................................................................
8
1.4
Manfaat Penelitian .................................................................................
8
1.5
Keaslian Penelitian ................................................................................
9
1.6
Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 11
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 12 2.1
Landasan Teori ...................................................................................... 12
2.1.1. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) ................................................ 12 2.1.2 Kinerja .................................................................................................. 16 2.1.3 Motivasi ................................................................................................. 26
viii
2.1.4 Persepsi .................................................................................................. 31 2.1.5 Beban Kerja ........................................................................................... 34 2.2
Kerangka Teori ...................................................................................... 38
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 39 3.1
Kerangka Konsep................................................................................... 39
3.2
Hipotesis Penelitian ............................................................................... 39
3.3
Jenis dan Rancangan Penelitian.............................................................. 40
3.4
Variabel Penelitian................................................................................. 40
3.5
Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ............................. 40
3.6
Populasi dan Sampel Penelitian.............................................................. 41
3.7
Instrumen Penelitian .............................................................................. 42
3.8
Sumber Data Penelitian .......................................................................... 43
3.9
Teknik Pengambilan Data ...................................................................... 44
3.10 Teknik Pengolahan dan Analisis Data .................................................... 44 BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................... 47 4.1. Deskripsi Data ....................................................................................... 47 4.2. Hasil Penelitian ...................................................................................... 50 BAB V PEMBAHASAN ............................................................................... 56 5.1
Pembahasan ........................................................................................... 56
5.2
Hambatan dan Kelemahan Penelitian ..................................................... 60
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 61 6.1
Simpulan ............................................................................................... 61
6.2
Saran ..................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 63 LAMPIRAN .................................................................................................. 67
ix
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.1 Matrik Keaslian Penelitian ...................................................................
9
1.2 Matrik Perbedaan Penelitian .................................................................
10
2.1 Alokasi Waktu Satu Jam Tatap Muka ...................................................
35
3.1 Definisi Operasional.............................................................................
40
4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...............................
48
4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur ............................................
48
4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja ...................................
49
4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ......................
49
4.5 Distribusi Motivasi Responden.............................................................
50
4.6 Distribusi Persepsi Responden .............................................................
51
4.7 Distribusi Beban Kerja Responden .......................................................
51
4.8 Distribusi Kinerja Responden .............................................................
52
4.9 Tabulasi Silang Antara Motivasi Dengan Kinerja Guru UKS ...............
53
4.10 Tabulasi Silang Antara Persepsi Dengan Kinerja Guru UKS .............
54
4.11 Tabulasi Silang Antara Beban Kerja Dengan Kinerja Guru UKS .......
55
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Proses Perseptual: Suatu Interpretasi Individual ................................... 31 2.2 Kerangka Teori .................................................................................... 37 3.1 Kerangka Konsep ................................................................................ 38
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1.
Kuesioner Penelitian ........................................................................... 68
2.
Tabulasi Data Hasil Uji Coba Instrumen ............................................. 74
3.
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ..................................... 76
4.
Data Responden Penelitian .................................................................. 80
5.
Tabulasi Data Hasil Penelitian............................................................. 81
6.
Hasil Analisis Univariat ...................................................................... 83
7.
Hasil Analisis Bivariat ........................................................................ 85
8.
Dokumentasi Penelitian....................................................................... 93
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam kerangka mencapai tujuan tersebut, pembangunan kesehatan dilaksanakan secara terarah, berkesinambungan dan realistis sesuai pentahapannya. (Depkes RI, 2009: 1) Salah satu pokok program Indonesia Sehat 2010 adalah pokok program upaya kesehatan. Program yang termasuk dalam upaya kesehatan ini adalah program pemberantasan penyakit menular dan program pencegahan penyakit tidak menular. Tujuan umum dari program ini adalah untuk meningkatkan pemerataan dan mutu upaya kesehatan yang berhasilguna dan berdayaguna serta terjangkau oleh segenap anggota masyarakat. Adapun salah satu
tujuan
khususnya adalah menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan dari penyakit menular dan penyakit tidak menular termasuk kesehatan gigi. (Depkes RI, 2003:8) Masalah kesehatan gigi yang mempunyai prevalensi cukup tinggi di Indonesia adalah penyakit kelainan jaringan penyangga gigi (periodontal disease) dan karies gigi. Kedua penyakit tersebut mempunyai dampak yang luas, yaitu gangguan pada kualitas hidup antara lain keterbatasan fungsi gigi, disabilitas fisik, ketidaknyamanan psikis, dan disabilitas psikis. Hal ini dapat mempengaruhi 1
2
komunikasi, nutrisi, kegiatan belajar, dan aktivitas anak lainnya yang diperlukan untuk
pertumbuhan
dan
perkembangan
normal.
(Nurmala
Situmorang
Tampubolon, 2005: 13) Sampai sekarang, karies masih merupakan masalah kesehatan baik di negara maju maupun di negara-negara bekembang. Menurut data World Health Organization (WHO) yang diperoleh dari enam wilayah (Afrika, Amerika, Asia Tenggara, Eropa, negara bagian barat Pasifik dan negara bagian timur Mediterranian) menunjukkan bahwa rerata pengalaman karies pada anak usia 12 tahun berkisar 2,4. Kelompok 12 tahun ini merupakan indikator kritis, karena sekitar 76,97% karies menyerang pada usia tersebut. Hal ini masih jauh dari target WHO di mana indeks Decay Missing Filling-Teeth (DMF-T) pada tahun 2010 adalah 1,0. (WHO, 2000) Di Indonesia, berbagai penelitian kesehatan gigi dan mulut menunjukkan tingginya prevalensi dan keparahan penyakit karies dan penyakit periodontal. Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001, menyatakan di antara penyakit yang dikeluhkan dan yang tidak dikeluhkan, prevalensi penyakit gigi dan mulut adalah tertinggi meliputi 60% penduduk. Prevalensi pengalaman karies cenderung meningkat dengan bertambahnya usia yaitu 43,9% pada usia 12 tahun dengan DMF-T 1,1 sampai mencapai 80,1% pada usia 35-44 tahun dengan DMFT 4,7. Hasil studi SKRT tahun 2004 menunjukkan peningkatan prevalensi karies yaitu mencapai 90,05% dan ini tergolong lebih tinggi dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. (Sondang Pintauli dan Taizo Hamada, 2008: 4) Berdasarkan hasil wawancara dengan seorang petugas bidang promosi kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang (2010), diketahui bahwa
3
penyebab non-klinis penyakit gigi pada siswa sekolah dasar (SD) adalah rendahnya tingkat pemeliharaan gigi oleh siswa. Pemeliharaan gigi siswa sekolah secara umum terkait dengan peran stakeholders dan orang-orang yang relatif dekat dengan siswa yang terkait dengan masalah kesehatan gigi seperti: (1). Keluarga siswa terutama orang tua, (2). Guru khususnya melalui kegiatan UKS/UKGS dan pelajaran atau pendidikan kesehatan, dan (3). Tenaga kesehatan gigi di puskesmas, melalui pelayanan di puskesmas dan UKGS. Program pelayanan upaya kesehatan gigi dan mulut yang ditujukan kepada siswa sekolah adalah Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yang merupakan salah satu upaya pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut dan menjadi salah satu sub program pokok puskesmas. Program UKGS sampai saat ini telah dilaksanakan secara berkesinambungan, namun masih belum menjangkau seluruh SD di Indonesia. Dari data yang ada, hasilnya belum mencapai target (80% SD). Di Jawa Tengah masih mencakup 40,52% SD UKGS tahap III. (Depkes RI, 2004: 20) Data pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas Provinsi Jawa Tengah tahun 2007 sampai dengan 2009, menunjukkan wilayah Kabupaten Semarang mengalami peningkatan rasio tambal/cabut gigi dan peningkatan persentase murid SD yang
perlu mendapat perawatan gigi dan mulut. Data
pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas tahun 2007, menunjukkan wilayah Kabupaten Semarang memiliki rasio tambal/cabut gigi sebesar 0,91 dengan persentase murid SD yang perlu mendapat perawatan sebesar 30,19% dari 67,68%
murid SD yang diperiksa gigi dan mulut. Rasio
tambal/cabut
tersebut mengalami peningkatan pada tahun 2008 menjadi 1,24. Sedangkan
4
persentase murid SD yang perlu mendapat perawatan juga meningkat mencapai 33,22% dari 71,84%
murid SD yang diperiksa gigi dan mulut. Pada tahun
2009 rasio tambal/cabut gigi kembali meningkat mencapai 1,35 dan persentase murid SD yang perlu mendapat perawatan meningkat mencapai 33,97% dari 70,33% murid SD yang diperiksa gigi dan mulut. (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2007-2009) Data pelayanan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, menunjukkan peningkatan persentase murid SD yang perlu mendapat perawatan gigi dan mulut di wilayah Puskesmas Pringapus. Data pelayanan UKGS wilayah Puskesmas Pringapus selama tahun 2007 menunjukkan dari 69,13% murid SD yang diperiksa gigi dan mulut, sebesar 24,34% murid SD perlu mendapat perawatan. Pesentase murid SD yang perlu mendapat perawatan meningkat pada tahun 2008 menjadi 100% dari 20,13% murid SD yang diperiksa gigi dan mulut. Pada tahun 2009, data pelayanan UKGS puskesmas Pringapus menunjukkan 81,43% murid SD perlu mendapat perawatan dari 98,68% murid SD yang diperiksa gigi dan mulut. (Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, 20072009) Salah satu kebijakan yang diambil oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang adalah peningkatan partisipasi seluruh lapisan masyarakat dalam rangka meningkatkan kesadaran, kemampuan dan membentuk perilaku hidup sehat serta ikut dalam upaya pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan. Hal ini sesuai dengan tujuan pembangunan kesehatan menuju visi Indonesia Sehat 2010 yaitu terciptanya masyarakat Indonesia yang hidup dalam
5
lingkungan dengan perilaku hidup sehat. (Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, 2008: 3) UKGS dengan sasaran anak sekolah adalah pelaksanaan upaya pelayanan kesehatan gigi dari tingkat pelayanan promotif, preventif dan kuratif atas dasar permintaan dan kebutuhan. Tujuan UKGS adalah terciptanya kondisi dimana anak didik mempunyai pengetahuan, kesadaran dan kemampuan pemeliharaan diri sehingga mampu mencegah terjadinya penyakit atau kelainan gigi dan mulut, serta mengambil tindakan yang tepat untuk mencari pengobatan apabila diperlukan dan mendapatkan pengobatan atau perawatan yang memadai sehingga tercapai derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal. Pelaksanaan upaya ini secara langsung menggabungkan potensi orang tua siswa, guru dan tenaga kesehatan gigi puskesmas maupun dari dinas kesehatan setempat. Ketiga unsur tersebut merupakan kesatuan yang saling menunjang untuk peningkatan pelaksanaan kegiatan UKGS. Adapun hal-hal yang mempengaruhi pelaksanaan kegiatan UKGS adalah kinerja guru UKS, dokter kecil, anak didik, sarana, dana sehat dan pembinaan petugas puskesmas. (Depkes RI, 2004:21) Tri Erri Astoeti (2006: 20) menyatakan bahwa guru adalah orang yang membantu orang lain belajar dengan melatih, menerangkan, memberi ceramah, mengatur disiplin, menciptakan pengalaman dan mengevaluasi kemampuan siswa. Guru dapat berperan sebagai konselor, pemberi instruksi, motivator, manajer dan model dalam menunjukkan sesuatu yang baik misalnya dalam perawatan gigi. Guru menjadi panutan perilaku termasuk perilaku kesehatan siswa. Oleh sebab itu, mereka juga harus mempunyai sikap dan perilaku positif dan merupakan pendorong atau penguat perilaku sehat anak sekolah.
6
Henry Simamora (1995) dalam Anwar Prabu Mangkunegara (2006:14) menyatakan bahwa ada tiga faktor yang berpengaruh terhadap kinerja personal, yaitu faktor individu, faktor psikologi dan faktor organisasi. Faktor individu terdiri dari kemampuan dan keterampilan, latar belakang keluarga, dan demografi. Faktor organisasi terdiri dari sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur, dan desain pekerjaan. Faktor psikologi terdiri dari persepsi,motivasi, sikap, kepribadian, dan belajar. Ketiga kelompok faktor tersebut dapat mempengaruhi perilaku kerja yang selanjutnya berefek kepada kinerja personal. Hasil wawancara sementara dengan 10 orang guru UKS SD di Kecamatan Pringapus pada bulan April 2010, menunjukkan bahwa kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS masih belum optimal. Kegiatan promotif dan preventif UKGS berupa penyuluhan kesehatan gigi dengan gerakan sikat gigi bersama satu bulan sekali, tidak dilaksanakan secara rutin oleh 60% responden, 80% responden tidak melaksanakan pencatatan laporan dan evaluasi kegiatan UKGS, serta 50% responden jarang melakukan rujukan penyakit gigi ke puskesmas bagi anak didik, sehingga banyak anak didik datang ke puskesmas untuk memeriksakan penyakit giginya dengan kondisi yang sudah parah. Adapun beberapa permasalahan yang berkaitan dengan rendahnya kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS berdasarkan wawancara tersebut antara lain: (1). Beban kerja dimana 100% responden memiliki tugas rangkap dan merasa tidak memiliki cukup waktu untuk menyelesaikan tugas-tugasnya, (2). Motivasi dalam melaksanakan UKGS kurang karena 60% responden hanya melaksanakan UKGS begitu saja tanpa ada keinginan untuk lebih maju dan berkembang, (3). Persepsi sebagai pelaksana UKGS dimana 60% responden merasa kurang berperan dalam pengambilan
7
keputusan tentang pelaksanaan UKGS dan merasa kurang bebas dalam melaksanakan UKGS. Berdasarkan uraian tersebut, dapat diasumsikan beberapa hal yang dapat mempengaruhi kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS yaitu beban kerja, motivasi dan persepsi guru UKS. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui hubungan motivasi, persepsi dan beban kerja terhadap kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS di sekolah dasar (SD) Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah ada hubungan antara motivasi dengan kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS di SDN Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ? 2. Apakah ada hubungan antara persepsi dengan kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS di SDN Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ? 3. Apakah ada hubungan antara beban kerja dengan kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS di SDN Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ?
1.3.
Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan motivasi, persepsi dan beban kerja terhadap kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS di SDN Kecamatan Pringapus.
8
1.3.2. Tujuan Khusus 1. Menggambarkan hubungan motivasi dengan kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS 2. Menggambarkan hubungan persepsi dengan kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS 3. Menggambarkan hubungan beban kerja dengan kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS 4. Menggambarkan kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS 1.4.
Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi Peneliti Manfaat yang ingin dicapai peneliti adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi, persepsi dan beban kerja terhadap kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS, menambah informasi, pengetahuan, dan dapat mengaplikasikan teori-teori yang diperoleh selama kuliah terhadap permasalahan kesehatan yang ada dilapangan. 1.4.2. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang Manfaat bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang khususnya petugas di bagian Promosi Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan yaitu dapat dijadikan sebagai bahan kajian dalam pengembangan program UKGS ataupun dalam pemberian pengarahan, bimbingan dan evaluasi terhadap petugas pelaksana program UKGS. 1.4.3. Bagi Pelaksana Program UKGS di Puskesmas Manfaat bagi petugas pelaksana UKS dan UKGS di Puskesmas yaitu dapat dijadikan sebagai bahan kajian dan informasi untuk dipergunakan dalam perencanaan, evaluasi dan pembinaan petugas pelaksana program UKGS.
9
1.4.4. Bagi Guru UKS Manfaat bagi guru UKS yaitu dapat dijadikan sebagai gambaran dan masukan dalam upaya meningkatkan kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS. 1.5. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Matrik Keaslian Penelitian
No. (1) 1.
Judul Penelitian (2) Hubungan Sumber Daya Organisasi Dan Fungsi Kepemimpina n Dengan Kinerja Tim Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) Puskesmas Di Kota Medan Tahun 2008
Nama Tahun dan Rancanga Penelitia Tempat n n Penelitian Penelitian (3) (4) (5) Ali Imron 2008, Explanator Puskesmas y research di Kota Medan
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
(6) Variabel Bebas : sumber daya organisasi (sumber daya manusia, sarana dan prasarana) dan fungsi kepemimpinan (perencanaan, pengambilan keputusan dan pengawasan pegawai )
(7) Ada hubungan yang bermakna antara variabel sarana dan prasarana (p=0,038 dan r=0,492) dengan kinerja tim UKGS.
Variabel terikat : Kinerja tim UKGS puskesmas 2.
Hubungan Beban Kerja Dengan Kinerja Koordinator SP2TP Puskesmas Di Kota Medan Tahun 2005
Linda Tambun
2005, Puskesmas Di Kota Medan
Explanator y reseach
Variabel bebas : beban kerja Variabel terikat: kinerja koordinator SP2TP puskesmas
Terdapat hubungan beban kerja dengan kinerja koordinator SP2TP puskesmas (p=0,000 dan r=0,827)
10
Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumya dapat dilihat pada matriks di bawah ini : Tabel 1.2 Matrik Perbedaan Penelitian No. Pembeda (1) (2) 1. Judul
2.
Tahun dan Tempat Penelitian
3.
Variabel Penelitian
Ali Imron (3) Hubungan Sumber Daya Organisasi Dan Fungsi Kepemimpinan Dengan Kinerja Tim Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) Puskesmas Di Kota Medan Tahun 2008 2008, Puskesmas di Kota Medan Variabel bebas : sumber daya organisasi dan fungsi kepemimpinan Variabel terikat : kinerja tim UKGS puskesmas
Linda Tambun (4) Hubungan Beban Kerja Dengan Kinerja Koordinator SP2TP Puskesmas Di Kota Medan Tahun 2005
Astuti Febiana Mustofa (5) Hubungan Motivasi, Persepsi Dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Guru UKS Dalam Pelaksanaan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) di SDN Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang Tahun 2010 2005, 2010, Puskesmas di Kota SDN di Kecamatan Medan Pringapus Kabupaten Semarang Variabel bebas: Variabel bebas : Beban kerja motivasi, persepsi dan beban kerja Variabel terikat: Kinerja Variabel terikat : kinerja koordinator SP2TP guru UKS dalam puskesmas pelaksanaan UKGS
1.6. Ruang Lingkup Penelitian 1.6.1. Ruang Lingkup Tempat Lingkup tempat penelitian ini adalah sekolah dasar negeri se-Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. 1.6.2. Ruang Lingkup Waktu Penelitian ini dilaksanakan mulai dari pengambilan data sampai dengan penelitian pada bulan Maret sampai bulan Agustus tahun 2010.
11
1.6.3. Ruang Lingkup Materi Penelitian ini termasuk dalam ilmu kesehatan masyarakat khususnya dalam bidang administrasi kebijakan kesehatan yang meneliti tentang motivasi, persepsi, beban kerja dan kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Landasan Teori
2.1.1. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) 2.1.1.1
Pengertian UKGS Penyelenggaraan upaya kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu
kegiatan pokok puskesmas yang bersifat menyeluruh, terpadu dan meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan, dan pemulihan penyakit gigi dan mulut. Pelayanan kesehatan gigi puskesmas juga dilakukan dengan mengembangkan program pelayanan luar puskesmas, yaitu dengan program UKGS. Program UKGS menjadikan SD sebagai pusat pelayanan kesehatan gigi dalam skala terbatas.
(Depkes RI, 2004: 5) Menurut Eliza Herijulianti, dkk., (2002: 125), UKGS adalah bagian
integral dari UKS yang melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara terencana, pada para siswa, terutama siswa Sekolah Tingkat Dasar (STD) dalam kurun waktu tertentu, diselenggarakan secara berkesinambungan melalui paket UKS yaitu paket minimal, paket standar dan paket optimal. UKGS di lingkungan STD memiliki sasaran semua anak sekolah tingkat pendidikan dasar (6-14 tahun). Pelayanan kesehatan ini diberikan pada anak usia sekolah dengan tujuan agar tercapai derajat kesehatan gigi dan mulut siswa yang optimal. UKGS merupakan suatu komponen dari UKS yang merupakan suatu paket pelayanan asuhan sistematik yang ditujukan bagi anak usia sekolah di lingkungan
12
13
sekolah dalam bentuk pelayanan promotif, promotif-preventif hingga pelayanan paripurna. 2.1.1.2
Tujuan UKGS Tujuan UKGS adalah :
1. Meningkatkan taraf kesehatan gigi anak sekolah dengan mengadakan usaha preventif dan promotif. 2. Mengusahakan
timbulnya
kesadaran
dan
keyakinan
bahwa
untuk
meningkatkan taraf kesehatan gigi perlu pemeliharaan kebersihan mulut (oral hygiene). 3. Mengusahakan agar anak-anak sekolah dasar mau memelihara kebersihan mulutnya di rumah (habit formation) 4. Meningkatkan taraf kesehatan gigi anak sekolah dasar dengan menjalankan usaha kuratif apabila usaha preventif gagal melalui sistem selektif (selectif approach). 5. Meningkatkan kesadaran terhadap kesehatan gigi dengan suatu sistem pembayaran yang bersifat pra-upaya (pre-payment sistem). (Depkes RI, 2004: 8) 2.1.1.3
Sasaran Pelaksanaan UKGS Sasaran pelaksanaan dan pembinaan UKGS meliputi sasaran primer,
sekunder dan tersier. Sasaran primer adalah peserta didik atau siswa sekolah. Sasaran sekunder adalah guru, petugas kesehatan, pengelola pendidikan dan orang tua siswa, sedangkan sasaran tersier meliputi : 1. Lembaga pendidikan termasuk perguruan agama serta pondok pesantren beserta lingkungannya. 2. Sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan.
14
3. Lingkungan yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Untuk mencapai derajat kesehatan gigi dan mulut anak sekolah yang optimal, UKGS harus diutamakan pada upaya kesehatan masyarakat yang ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan gigi dan mulut seluruh peserta didik di sekolah binaan yang ditunjang dengan upaya kesehatan perorangan berupa upaya kuratif bagi individu yang memerlukan perawatan kesehatan gigi dan mulut. (Depkes RI, 2004: 12) 2.1.1.4
Kegiatan Pelayanan UKGS
2.1.1.4.1 Paket Minimal UKS yaitu UKGS tahap I 1. Pendidikan/penyuluhan/KIE kesehatan gigi dan mulut 2. Pencegahan penyakit gigi dan mulut 2.1.1.4.2 Paket Standar UKS yaitu UKGS tahap II 1. Pelatihan guru UKS/Penjaskes dan tenaga kesehatan di Puskesmas dalam bidang kesehatan gigi dan mulut 2. Pendidikan/penyuluhan/KIE kesehatan gigi dan mulut pada siswa 3. Pencegahan penyakit gigi dan mulut 4. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut siswa kelas I 5. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit 6. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan pada kelas I-VI (care on demand) 7. Rujukan oleh guru bagi yang memerlukan 2.1.1.4.3 Paket Optimal UKS yaitu UKGS tahap III 1. Pelatihan guru (kelas/UKS/Penjaskes) dan tenaga kesehatan dalam bidang kesehatan gigi dan mulut 2. Pendidikan/penyuluhan/KIE kesehatan gigi dan mulut bagi siswa kelas I-VI 3. Pencegahan penyakit gigi dan mulut
15
4. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut siswa kelas I dan kelas terpilih 5. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit 6. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan pada kelas I-VI (care on demand) 7. Pelayanan medik gigi dasar sesuai kebutuhan (treatment need) pada siswa kelas terpilih. (Depkes RI, 2004: 21) 2.1.1.6
Tenaga Pelaksana UKGS
2.1.1.6.1 Tenaga kesehatan gigi Tenaga puskesmas yang ditugaskan mengurus kegiatan pokok kesehatan gigi dan mulut serta melaksanakan UKGS. Jika tidak ada tenaga kesehatan gigi, maka tugas tersebut diserahkan kepada tenaga kesehatan lain yang telah dilatih tentang kesehatan gigi dan mulut. 2.1.1.6.2 Tenaga sekolah Tenaga pelaksana UKGS di unit sekolah adalah dokter kecil dan guru UKS yang telah dilatih dalam bidang kesehatan gigi dan mulut. (Depkes RI, 2004: 20) 2.1.1.7
Peran Guru UKS Dalam Pelaksanaan UKGS
Sekolah adalah lembaga formal yang di dalamnya terdapat kurikulum, guru, siswa, metode belajar, media belajar dan fasilitas yang diperlukan dalam melakukan kegiatan belajar. Di masyarakat sekolah, selain kepala sekolah, maka tenaga pengajar atau guru yang dilibatkan dalam pendidikan kesehatan gigi dan melakukan pemecahan masalah khususnya kesehatan gigi dan mulut melalui pelatihan kader kesehatan gigi dan mulut. Kegiatan yang dilakukan guru, terutama guru UKS adalah : 1. Memimpin sikat gigi massal dengan pasta gigi berfluor 2. Melaksanakan kumur-kumur dengan larutan fluor
16
3. Memberikan pendidikan kesehatan gigi yang berkesinambungan dalam mata pelajaran olah raga dan kesehatan. 4. Menjaring siswa kelas 1 SD. 5. Merujuk siswa ke Puskesmas. (Tri Erri Astoeti, 2006: 23) Sebagai contoh, seorang siswa yang belajar tentang menyikat gigi maka perubahan yang tampak ialah ia akan melakukan penyikatan gigi dengan baik dan benar sesuai yang diajarkan oleh guru mereka. Dokter kecil juga dapat membantu guru dalam memberi dorongan atau motivasi agar siswa berani untuk memeriksakan gigi. Selain itu, guru dapat memberikan peyuluhan dengan mendampingi para siswa sehingga bertambah pengetahuan siswa tentang kesehatan gigi dan mulut. (Tri Erri Astoeti, 2006: 24)
2.1.2 Kinerja 2.1.2.1
Pengertian Kinerja
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2006: 9) kinerja merupakan istilah yang berasal dari kata job performance atau actual performance yang dapat diartikan sebagai prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang. Kinerja karyawan diartikan sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya. Lebih luas lagi, Wibowo (2007: 2) berpandangan bahwa kinerja bukan hanya menunjukkan hasil kerja yang dicapai semata tetapi juga merupakan proses keseluruhan dalam rangka pencapaian kerja. Dalam pengertian ini, kinerja mencakup tindakan-tindakan dan perilaku yang relevan dengan tujuan organisasi. Kinerja bukan hanya merupakan hasil tindakan saja melainkan juga tindakan itu sendiri.
17
2.1.2.2
Penilaian Kinerja Siswanto Sastrohadiwiryo (2003: 231) menyatakan bahwa penilaian
kinerja adalah proses penilaian hasil karya personel dalam organisasi melalui instrumen penilaian kinerja dengan cara membandingkan kinerja atas kinerja dengan uraian pekerjaan dalam suatu periode tertentu.. Penilaian kinerja merupakan proses yang berkelanjutan untuk menilai kualitas kerja personal dalam usaha menampilkan kerja personal dalam organisasi. Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan-keputusan personalia dan memberikan umpan balik kepada para karyawan tentang pelaksanaan kerjanya. (T. Hani Handoko, 2000: 135) Sudarmanto (2009: 11) menyatakan bahwa standar penilaian kinerja dapat dilakukan dengan menilai 4 hal, yaitu: 1. Penilaian kinerja dikaitkan dengan analisis pekerjaan, uraian pekerjaan. 2. Penilaian kinerja dilakukan dengan mengukur sifat atau karakter pribadi (traits). 3. Penilaian kinerja dilakukan dengan mengukur hasil dari pekerjaan yang dicapai. 4. Penilaian kinerja dilakukan dengan mengukur perilaku atau tindakan-tindakan dalam mencapai hasil. 2.1.2.3
Tujuan Penilaian Kinerja Penilaian kinerja pada dasarnya mempunyai dua tujuan, yaitu :
1. Penilaian kemampuan personal merupakan tujuan yang mendasar dalam rangka penilaian personal secara individu yang dapat digunakan sebagai informasi untuk penilaian efektivitas manajemen sumber daya manusia.
18
2. Pengembangan personal sebagai informasi untuk pengambilan keputusan dalam pengembangan personal, dimana secara spesifik bertujuan antara lain untuk : a. Mengenali sumber daya manusia yang perlu dilakukan pembinaan. b. Menentukan kriteria tingkat pemberian kompensasi c. Memperoleh kualitas pelaksanaan pekerjaan. d. Bahan perencanaan manajemen program sumber daya manusia yang akan datang e. Memperoleh umpan balik atas hasil prestasi personal. Gomes (2003: 135) 2.1.2.4
Indikator Kinerja Indikator kinerja merupakan aspek yang menjadi ukuran dalam menilai
kinerja (Sudarmanto, 2009: 11). Menurut John Miner (1988) dalam Sudarmanto (2009: 12), terdapat empat dimensi yang dapat dijadikan sebagai tolok ukur dalam menilai kinerja, yaitu: 1. Kualitas, terkait dengan proses atau hasil mendekati sempurna dalam memenuhi maksud atau tujuan, yaitu tingkat kesalahan, kerusakan, kecermatan. 2. Kuantitas, terkait dengan satuan jumlah atau kuantitas yang dihasilkan. 3. Penggunaan waktu dalam bekerja, terkait dengan waktu yang dipergunakan dalam menyelesaikan aktivitas atau menghasilkan produk, yaitu tingkat ketidakhadiran, keterlambatan, waktu kerja efektif. 4. Kerja sama dengan orang lain dalam bekerja. 2.1.2.5
Metode Penilaian Kinerja Menurut T. Hani Handoko (2000: 142) secara garis besar keseluruhan
metode penilaian dapat dikelompokan ke dalam dua kategori yaitu:
19
1. Penilaian yang berorientasi kepada masa lalu Metode penilaian yang berorientasi kepada masa lalu diartikan sebagai penilaian perilaku kerja pegawai yang dilakukan pada masa lalu sebelum penilaian dilakukan, melalui hasil penilaian tersebut dapat dilakukan usaha untuk mengubah perilaku kerja atau pengembangan pegawai. Metode penilaian ini terdiri dari: a. Rating scale, yaitu penilaian yang didasarkan pada skala dari yang tinggi sampai yang rendah, pada standar-standar unjuk kerja seperti inisiatif, tanggung jawab, hasil kerja secara umum. b. Check List, yaitu penilaian yang didasarkan pada suatu standar unjuk kerja yang sudah dideskripsikan terlebih dahulu kemudian penilai memeriksa apakah pegawai sudah memenuhi standar atau belum. Metode ini bisa memberikan suatu gambaran prestasi kerja secara akurat, bila daftar penilaian berisi item-item yang memadai. c. Critical Incident Methode (Metode Peristiwa Kritis), yaitu penilaian yang didasarkan pada perilaku yang khusus dilakukan di tempat kerja baik perilaku yang sangat baik maupun perilaku yang sangat buruk dalam kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan. Perilaku-perilaku tersebut dicatat oleh penilai dalam sebuah catatan. Catatan-catatan ini disebut peristiwa-peristiwa kritis dimana berbagai peristiwa dicatat oleh penyelia selama periode evaluasi terhadap setiap karyawan. d. Observasi dan Tes Prestasi Kerja, yaitu penilaian yang didasarkan pada tes pengetahuan dan keterampilan. Tes mungkin tertulis atau peragaan keterampilan.
20
2. Penilaian yang berorientasi kepada masa yang akan datang Metode penilaian masa yang akan datang diartikan dengan penilaian akan potensi seorang pegawai atau penetapan sasaran-sasaran prestasi kerja di masa mendatang. Metode penilaian ini terdiri dari: a. Metode Penilaian Diri (Self Assessment), yaitu penilaian pegawai untuk diri sendiri dengan harapan pegawai tersebut dapat mengindentifikasikan aspekaspek perilaku kerja yang perlu diperbaikinya pada masa yang akan datang. b. Management By Objective (MBO), yaitu sebuah program manajemen yang melibatkan pegawai dalam pengambilan keputusan untuk menentukan sasaran-sasaran yang dicapainya yang dapat dilakukan melalui prosedur. Karyawan dan penyelia secara bersama-sama menetapkan tujuan-tujuan untuk sasaran-sasaran pelaksanaan kerja di waktu yang akan datang, kemudian dengan menggunakan sasaran-sasaran tersebut, penilaian prestasi kerja dilakukan secara bersama pula. c. Penilaian Secara Psikologis, yaitu proses penilaian yang dilakukan melalui serangkaian teknik penilaian seperti wawancara mendalam, tes-tes psikologi, diskusi dengan atasan langsung dan review evaluasi lainnya. Penilaian ini digunakan untuk menilai potensi karyawan di waktu yang akan datang dan untuk mengetahui potensi seseorang dalam melakukan tanggung jawab yang lebih besar. 2.1.2.6
Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Menurut Sjafri Mangkuprawira dan Aida Vitayala (2007: 25) faktor-
faktor yang mempengaruhi kinerja adalah faktor intrinsik yang meliputi mutu karyawan
berupa
pendidikan,
pengalaman,
motivasi,
kesehatan,
usia,
keterampilan emosi, spiritual, sedangkan faktor ekstrinsik meliputi lingkungan
21
kerja fisik dan non fisik, kepemimpinan, komunikasi vertikal dan horizontal, kompensasi, kontrol berupa penyeliaan, fasilitas, pelatihan, beban kerja, proses kerja, sistem imbalan, dan hukuman. Menurut teori Henry Simamora (1995) yang dikutip oleh Anwar Prabu Mangkunegara (2006: 14), terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja yaitu faktor individu (kompetensi, latar belakang dan demografi), faktor psikologis (persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi) dan faktor organisasi (sumber daya, kepemimpinan, penghargaan, struktur dan desain kerja). Berdasarkan teori model kinerja tersebut, dapat disimpulkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja yaitu: 2.1.2.6.1 Faktor individu, yang terdiri atas: 1. Kemampuan dan Keterampilan Kemampuan adalah bakat seseorang untuk melakukan tugas fisik atau mental. Keterampilan adalah bakat yang dipelajari yang seseorang miliki untuk melakukan suatu tugas. Kemampuan seseorang pada umunya stabil selama beberapa waktu, sedangkan keterampilan berubah seiring dengan pelatihan atau pengalaman. Pemahaman tentang keterampilan dan kemampuan diartikan sebagai suatu tingkat pencapaian individu terhadap upaya untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan efisien. (Ivancevich. dkk, 2007: 85) 2. Pengalaman Pengalaman kerja dapat memperdalam dan memperluas kemampuan kerja. Semakin sering seseorang melakukan pekerjaan yang sama, semakin terampil dan semakin cepat ia menyelesaikan pekerjaan tersebut. Semakin banyak macam pekerjaan yang dilakukan seseorang, pengalaman kerjanya semakin kaya dan luas, dan memungkinkan peningkatan kinerja. (Payama J. Simanjuntak, 2005: 24)
22
3. Usia Menurut Robbins dan Judge (2008: 63), hubungan usia dengan kinerja atau produktivitas dipercaya menurun dengan bertambahnya usia. Hal ini disebabkan karena keterampilan fisiknya sudah mulai menurun. Tetapi produktivitas seseorang tidak hanya tergantung pada keterampilan fisik. Karyawan yang bertambah tua, bisa meningkat produktivitasnya karena pengalaman dan lebih bijaksana dalam mengambil keputusan. 4. Jenis Kelamin Tidak ada perbedaan yang berarti dalam produktivitas pekerja antara wanita dan pria. Namun, berbagai penelitian psikologis menunjukkan bahwa wanita lebih bersedia untuk mematuhi wewenang, dan pria lebih agresif dan lebih besar kemungkinannya dari pada wanita dalam memiliki pengharapan untuk sukses. (Robbins dan Judge, 2008: 65) 5. Masa Kerja Masa kerja adalah lamanya seseorang bekerja pada suatu organisasi. Semakin lama masa kerja seseorang, maka semakin tinggi motivasi kerjanya. Masa kerja seseorang akan menentukan prestasi yang merupakan dasar prestasi dan kinerja organisasi. Semakin lama masa kerja seseorang, maka tingkat prestasi individu akan semakin meningkat dan akan berdampak pada kinerja dan keuntungan organisasi yang lebih baik. (Veithzal Rivai, 2008: 225 ) 2.1.2.6.2 Faktor psikologis, yang terdiri atas: 1. Persepsi Miftah Thoha (2008: 141) menyatakan bahwa persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi
tentang
lingkungannya.
Kesamaan
persepsi
akan
mendorong
23
terbentuknya motivasi yang mendukung makna dari perubahan yang terjadi dengan kata lain bahwa kesamaan persepsi akan mendorong terciptanya motivasi yang optimal bagi pelaksanaan pencapaian tujuan dan misi yang diharapkan. 2. Sikap Secara umum sikap dapat dirumuskan sebagai kecenderungan untuk berespon (secara positif atau negatif) terhadap orang, objek atau situasi tertentu. Sikap mempengaruhi perilaku, yaitu bahwa sikap yang dipegang teguh oleh seseorang menentukan apa yang akan dilakukan. Perilaku kerja yang ditunjukkan oleh karyawan sesungguhnya merupakan gambaran atau cerminan sikap individu. Apabila sikap positif sejak awal dikembangkan oleh individu maka perilaku kinerja yang timbul akan baik. (Ivancevich, et al, 2007: 87) 3. Kepribadian Kepribadian merupakan keseluruhan cara di mana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Perkembangan kepribadian tersebut bersifat dinamis, artinya selama individu masih bertambah pengetahuannya dan mau belajar serta menambah pengalaman dan keterampilan, mereka akan semakin matang dan mantap kepribadiannya. (Robbins dan Judge, 2008: 127) 4. Belajar Belajar merupakan sebuah perubahan relatif permanen dalam perilaku yang timbul dari pengalaman. Suatu pemahaman tentang prinsip-prinsip belajar dasar akan memperdalam perspektif individu tentang konsep-konsep dan teoriteori motivasi kerja. Pemahaman tersebut akan mendorong individu untuk mempelajari perilaku-perilaku yang diperlukan untuk mencapai hasil-hasil positif maksimum dari pekerjaan mereka. (J. Winardi, 2007: 141)
24
5. Motivasi Robbins dan Judge (2008: 222) menyatakan bahwa motivasi merupakan proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Motivasi merupakan faktor penting dalam mendorong setiap karyawan untuk bekerja secara produktif, sehingga berdampak pada kinerja karyawan. 2.1.2.6.3 Faktor organisasi, yang terdiri atas: 1. Sumber Daya Bila dipandang melalui pendekatan sistem, organisasi memiliki beberapa unsur, yaitu masukan (input), proses (process), keluaran (output), dampak (outcome), umpan balik (feedback) dan lingkungan (environment). Semua unsur dalam sistem ini saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Sumber daya merupakan bagian dari unsur masukan yang keberadaannya dalam suatu organisasi merupakan hal yang paling pokok karena merupakan modal dasar untuk dapat berfungsinya suatu organisasi. (M. Firmasnyah, 2009: 23) 2. Kepemimpinan Kepemimpinan dan gaya kepemimpinan dalam organisasi sangat berperan dalam mempengaruhi kinerja karyawan. Bagaimana pemimpin menjalin hubungan dengan pekerja, bagaimana mereka memberi penghargaan kepada pekerja
yang
berprestasi,
bagaimana
mereka
mengembangkan
dan
memberdayakan pekerjanya, sangat mempengaruhi kinerja sumber daya manusia yang menjadi bawahannya. (Wibowo, 2007: 66) 3. Imbalan Imbalan merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi motivasi seseorang. Imbalan dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu imbalan ekstrinsik dan
25
imbalan intrinsik. Imbalan ekstrinsik tidak tergantung pada tugas yang dilaksanakan dan dikendalikan oleh pihak lain. Sedangkan imbalan intrinsik merupakan bagian integral dari tugas yang dihadapi dan ditentukan oleh individu yang melaksanakan tugas tersebut. (J. Winardi, 2007: 61) 4. Struktur Organisasi Struktur organisasi menunjukkan garis kewenangan dan rentang kendali dari suatu organisasi yang akan menentukan kegiatan dan hubungan serta ruang lingkup tanggung jawab dan peran masing-masing individu. (Robbins dan Judge, 2008: 74) 5. Desain Kerja Desain kerja merupakan spesifikasi dari isi, metode dan hubungan pekerjaan. Desain kerja bagi pemegang kerja dimaksudkan untuk : (1) memperinci konteks pekerjaan, harapan akan peran dan hubungan dalam organisasi; (2) memenuhi persyaratan organisasi atas produktivitas, efisiensi operasional dan kualitas produk dan jasa; (3) memuaskan kebutuhan individual atas kepentingan, tantangan dan penyelesaian suatu pekerjaan. (Wibowo, 2007: 70) 6. Beban Kerja Everly dan Girdano (dalam Munandar 2001:45) menyatakan bahwa beban kerja adalah keadaan dimana pekerja dihadapkan pada tugas yang harus diselesaikan pada waktu tertentu. Beban kerja berpengaruh terhadap kinerja seseorang dalam melakukan pekerjaaannya. Pekerja yang mempunyai beban kerja berlebih akan menurunkan kualitas hasil kerja dan memungkinkan adanya inefisiensi waktu.
26
2.1.3 Motivasi 2.1.3.1
Pengertian Motivasi Kata motivasi memiliki kata dasar motif yang berarti dorongan, sebab
atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Dengan demikian motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan atau kegiatan yang berlangsung secara sadar. (Abdurrahmat Fathoni, 2006: 81) Malayu S.P. Hasibuan (2001: 95) mengemukakan bahwa motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan. Perbedaan tingkatan motivasi individu dalam organisasi sangat mempengaruhi hasil kerja dan kinerjanya dalam organisasi. (Anwar Prabu Mangkunegara, 2006: 164). 2.1.3.2
Teori Motivasi
2.1.3.2.1 Teori Motivasi Kepuasan Teori ini mendasarkan pendekatannya atas faktor–faktor kebutuhan dan kepuasan individu yang menyebabkannya bertindak dan berperilaku dengan cara tertentu. (Malayu S. P. Hasibuan, 2001: 103). 1. Teori Motivasi Klasik Teori motivasi klasik (teori kebutuhan tunggal) ini dikemukakan oleh Frederick Winslow Taylor. Teori ini menunjukkan bahwa motivasi para pekerja hanya untuk dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan biologis saja, yaitu kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seseorang.
(Malayu S.P. Hasibuan, 2001: 104)
27
2. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow (Maslow’s Need Hierarchy Theory) Maslow mendasarkan konsep hirarki kebutuhan pada dua prinsip. Pertama, kebutuhan-kebutuhan manusia dapat disusun dalam satu hirarki dari kebutuhan terendah sampai kebutuhan tertinggi. Kedua, suatu kebutuhan yang telah terpuaskan berhenti menjadi motivator utama dari perilaku. Manusia akan didorong untuk memenuhi kebutuhan yang paling kuat sesuai waktu, keadaan dan pengalaman yang bersangkutan mengikuti suatu hirarki. (T. Hani Handoko, 2000: 256) 3. Teori Dua Faktor Dari Herzberg (Herzberg’s Two Factor Theory) Teori ini mengemukakan bahwa ada dua faktor yang berkaitan dengan kepuasan dan ketidakpuasan dalam bekerja. Kedua faktor tersebut adalah : a. Faktor yang dapat memotivasi (motivation factor) adalah faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk memiliki pekerjaan dengan kepuasan yang menantang agar benar-benar termotivasi, sehingga menambah kepuasan kerja, faktor ini meliputi faktor prestasi, pengakuan/penghargaan, tanggung jawab, faktor pekerjaan serta faktor memperoleh kemajuan dan perkembangan dalam bekerja. (Miftah Thoha, 2008: 230) b. Faktor Kebutuhan Kesehatan Lingkungan Kerja (hygiene factor) adalah faktor-faktor yang bersifat mencegah penurunan semangat kerja dan dapat menghindarkan kekacauan yang menekan produktivitas, faktor ini dapat berbentuk upah/gaji, hubungan antar pekerja, supervisi teknis, kondisi kerja, kebijaksanaan perusahaan dan proses administrasi di perusahaan. (Miftah Thoha, 2008: 230) 4. Teori Prestasi Dari Mc Clelland (Mc. Clelland’s Achievement Motivation Theory)
28
Mc Clelland mengelompokkan tiga tingkatan kebutuhan manusia yang dapat memotivasi gairah bekerja, yaitu kebutuhan akan prestasi (need for achievement), kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation) dan kebutuhan akan kekuasaan (need for power). Mc Clelland menyatakan bahwa ketika muncul suatu kebutuhan yang kuat di dalam diri seseorang, kebutuhan tersebut memotivasi dirinya untuk menggunakan perilaku yang dapat mendatangkan kepuasannya. (J. Winardi, 2007:81) 5. Teori Keberadaan, Afiliasi dan Kemajuan dari Alderfer (Alderfer’s Existence, Relatedness and Growth (ERG) Theory) Alderfer mengemukakan bahwa ada tiga kelompok kebutuhan yang utama, yaitu kebutuhan akan keberadaan (existence needs) yang berhubungan dengan kebutuhan dasar, kebutuhan akan afiliasi (relatedness needs)
yang
menekankan akan pentingnya hubungan antar individu dan bermasyarakat serta kebutuhan akan kemajuan (growth needs). (Ike Janita Dewi, 2006: 80) 6. Teori Motivasi Human Relation Teori ini mengutamakan hubungan seseorang dengan lingkungannya dan menekankan peranan aktif pimpinan organisasi dalam memelihara hubungan dan kontak-kontak pribadi dengan bawahannya yang dapat membangkitkan gairah kerja. (Malayu S.P. Hasibuan, 2001: 115) 7. Teori Motivasi Claude S. George Teori ini menyatakan bahwa seseorang mempunyai kebutuhan yang berhubungan dengan tempat dan suasana di lingkungan ia bekerja, yaitu upah yang layak, kesempatan untuk maju, pengakuan sebagai individu, keamanan kerja, tempat kerja yang baik, penerimaan oleh kelompok, pengakuan yang wajar dan pengakuan atas prestasi. (Malayu S.P. Hasibuan, 2001: 115)
29
2.1.3.2.2 Teori Motivasi Proses Malayu S.P. Hasibuan (2001: 116) menyatakan bahwa teori motivasi ini merupakan proses “sebab dan akibat” bagaimana seseorang bekerja serta hasil apa yang akan diperolehnya. Teori motivasi proses dikenal antara lain: 1. Teori Harapan (Expectancy Theory) Teori ini menyatakan bahwa kekuatan yang memotivasi seseorang untuk bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaannya tergantung dari hubungan timbalbalik antara apa yang ia inginkan dan butuhkan dari hasil pekerjaan itu. Teori harapan ini didasarkan atas harapan (expectancy), nilai (valence) dan pertautan (instrumentality). (Azhar Arsyad, 2002: 74) 2. Teori Keadilan (Equity Theory) Teori motivasi ini menyatakan bahwa keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang. Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa individu, yang bekerja dalam rangka memperoleh tukaran imbalan dari organisasi, dimotivasi oleh suatu keinginan untuk diperlakukan adil di pekerjaan.
(Kreitner dan Kinicki, 2005: 293)
3. Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory) Teori ini didasarkan atas hubungan sebab dan akibat dari perilaku dengan pemberian kompensasi. Teori pengukuhan ini terdiri atas dua jenis pengukuhan, yaitu pengukuhan positif dan pengukuhan negatif. (Robbins dan Judge, 2008: 244) 2.1.3.3
Hubungan Antara Motivasi Dengan Kinerja
Anwar Prabu Mangkunegara (2006: 164) menyatakan bahwa motivasi adalah kondisi atau keadaan dari pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi berkaitan erat
30
dengan kepuasan kerja dan kinerja. Motivasi yang ada pada seseorang merupakan kekuatan pendorong yang akan mewujudkan suatu perilaku guna mencapai tujuan kepuasan dirinya. Perbedaan tingkatan motivasi individu dalam organisasi sangat mempengaruhi kinerja yang dapat dicapai dalam pekerjaannya. Menurut teori Attribute atau Expectancy Theory, kinerja merupakan fungsi dari motivasi dan kemampuan, dengan demikian orang yang motivasinya tinggi tetapi memiliki kemampuan yang rendah akan menghasilkan kinerja yang rendah, demikian pula orang yang memiliki kemampuan tinggi tetapi motivasinya rendah. Hubungan antara motivasi dengan kinerja tidak selalu tetap, tetapi akan mengalami perubahan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat (Siswanto Sastrohadiwiryo, 2003: 273). 2.1.4 Persepsi 2.1.4.1
Pengertian Persepsi Veithzal Rivai (2008: 231) menyatakan bahwa persepsi merupakan
proses yang ditempuh individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesankesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungan mereka. Persepsi adalah proses dari seseorang dalam memahami lingkungannya yang melibatkan pengorganisasian dan penafsiran sebagai rangsangan dalam suatu pengalaman psikologis. Persepsi membantu individu dalam memilih, mengatur, menyimpan dan menginterpretasikan rangsangan menjadi gambaran dunia yang utuh dan berarti. (Ivancevich, et al, 2007: 116) 2.1.4.2 Proses Persepsi Persepsi dapat dirumuskan sebagai suatu proses penerimaan, pemilihan, pengorganisasian, serta pemberian arti terhadap rangsang yang diterima. Namun demikian pada proses tersebut tidak hanya sampai pada pemberian arti saja tetapi
31
akan mempengaruhi pada perilaku yang akan dipilihnya sesuai dengan rangsang yang diterima dari lingkungannya. Proses persepsi melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
Stimulus Lingkungan Kerja Rangsangan (misalnya sistem imbalan organisasi yang bersangkutan, gaya persuasi yang digunakan oleh supervisor, aliran kerja)
Proses persepsi seseorang : pengorganisasian, pemilihan, penerjemahan Pengamatan
Pemilihan
Penerjemahan
• • • •
• Intensitas • Ukuran • Ketidaksabaran
• Stereotip • Konsep Diri • Emosi
Penglihatan Pembelajaran Pengecapan Penciuman
Respon • • • •
Sikap Perasaan Motivasi Perilaku
Gambar 2.1 Proses Perseptual: Suatu Interpretasi Individual Sumber : Ivancevich, et al, 2007: 117 Gambar 2.1 di atas mengilustrasikan kerangka kerja dasar dan elemen dari persepsi yang beroperasi sebagai suatu proses kognitif. Setiap orang membuat pilihan individu dan merespon dengan cara yang berbeda. Orang melihat dunia di sekeliling mereka dengan cara mereka sendiri yang unik dan berperilaku sesuai dengan interpretasi mereka. Individu berusaha merasionalisasikan stimulus lingkungan dengan pengamatan, pemilihan dan penerjemahan. Masing-masing dari ketiga aktivitas ini dipengaruhi oleh jenis faktor yang ditunjukkan dalam gambar 2.1. Pemilihan (seleksi) persepsi merupakan proses memusatkan perhatian pada stimulus yang penting, besar dan intens. Secara umum, orang mempersepsikan stimulus yang memuaskan kebutuhan, emosi, sikap atau konsep diri mereka sendiri. Hal ini
32
merupakan bagian tahapan penerjemahan. Tahapan mengamati, memilih dan menerjemahkan saling berhubungan untuk membentuk proses persepsi yang mendahului setiap respon. Ada tiga respon internal yang diilustrasikan, yaitu sikap, perasaan dan motivasi. (Ivancevich, et al, 2007:117) 2.1.4.3
Faktor yang mempengaruhi Persepsi Persepsi tidak muncul begitu saja, ada beberapa faktor yang melatar
belakangi munculnya persepsi. Faktor-faktor tersebut menyebabkan orang dapat memiliki interprestasi yang berbeda-beda mengenai suatu stimulus yang sama. Menurut Robbins dan Judge (2008: 175), ada tiga faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu: 1. Pelaku persepsi Apabila seorang individu memandang pada suatu target dan mencoba menafsirkan apa yang dilihatnya, penafsiran tersebut dipengaruhi oleh karakteristik-karakteristik pribadi dari pelaku persepsi individual tersebut. Karakteristik pribadi yang mempengaruhi persepsi adalah sikap, motif, kepentingan, pengalaman masa lalu, dan pengharapan. 2. Target persepsi Karakteristik-karakteristik dari target yang diamati dapat mempengaruhi persepsi. Karakteristik target yang mempengaruhi persepsi adalah intensitas, ukuran, kontras, pengulangan dan gerakan. 3.
Situasi Unsur-unsur dalam lingkungan sekitar sepeti waktu, keadaan tempat
bekerja, dan keadan sosial dapat mempengaruhi persepsi seseorang. Persepsi harus dilihat secara kontekstual yang berarti dalam situasi mana persepsi tersebut timbul dan perlu pula mendapat perhatian.
33
2.1.4.4
Hubungan Antara Persepsi Dengan Kinerja Robbins dan Judge (2008: 175) menyatakan bahwa persepsi adalah
penyeleksian, pengorganisasian dan penginterpretasian data yang berhubungan dengan panca indra. Individu tidak melihat objek sebenarnya, tetapi mempercayai apa yang ia persepsikan adalah benar. Persepsi adalah realita pribadi dan akan mempengaruhi perilaku. Dimensi inti pekerjaan yang menyenangkan menurut persepsi pegawai akan menghasilkan motivasi potensial positif yang akan mempengaruhi hasil kinerja. Pekerja biasanya memiliki sejumlah persepsi mengenai konsep diri dalam sebuah peran (self concept), persepsi bahwa diri mereka berguna (self esteem) dan persepsi tentang kemampuan untuk menghasilkan hasil yang positif (self efficacy). Hal tersebut akan mempengaruhi peningkatan kinerja. (Agustiar,dkk., 2005: 254) 2.1.5 Beban Kerja 2.1.5.1
Pengertian Beban Kerja Setiap pekerjaan merupakan beban bagi yang bersangkutan. Beban
tersebut dapat berupa beban fisik maupun mental (Tarwaka, 2004: 95). Everly dan Girdano (dalam Munandar 2001: 45) menyatakan bahwa beban kerja adalah keadaan dimana pekerja dihadapkan pada tugas yang harus diselesaikan pada waktu tertentu. Kategori lain dari beban kerja adalah kombinasi dari beban kerja kuantitatif dan kualitatif. Beban kerja secara kuantitatif yaitu timbul karena tugastugas terlalu banyak atau sedikit. Sedangkan beban kerja kualitatif, jika pekerja merasa tidak mampu melaksanakan tugas atau tugas tidak menggunakan keterampilan atau potensi dari pekerja. (Tulus Winarsunu, 2008: 84)
34
2.1.5.2 Faktor Yang Mempengaruhi Beban Kerja Menurut Tarwaka (2004: 95), faktor yang mempengaruhi beban kerja adalah: 2.1.5.2.1 Faktor Eksternal Faktor eksternal beban kerja adalah beban kerja yang berasal dari luar tubuh pekerja. Aspek beban kerja eksternal sering disebut sebagai stressor. Yang termasuk beban kerja eksternal adalah: 1. Tugas-tugas (tasks) Tugas ada yang bersifat fisik seperti, tata ruang kerja, stasiun kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja dan alat bantu kerja. Tugas juga ada yang bersifat mental seperti, kompleksitas pekerjaan dan tanggung jawab terhadap pekerjaan. 2. Organisasi kerja Organisasi kerja yang mempengaruhi beban kerja misalnya, lamanya waktu kerja, waktu istirahat, kerja bergilir, sistem pengupahan, kerja malam, tugas dan wewenang. 3. Lingkungan kerja Lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi beban kerja adalah yang termasuk dalam beban tambahan akibat lingkungan kerja. Misalnya saja lingkungan kerja fisik (penerangan, kebisingan, getaran mekanis), lingkungan kerja kimiawi
(debu, gas pencemar udara), lingkungan kerja biologis
(bakteri, virus dan parasit) dan lingkungan kerja psikologis (penempatan tenaga kerja).
35
2.1.5.2.2 Faktor Internal Faktor internal beban kerja adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri sebagai akibat adanya reaksi dari beban kerja eksternal. Reaksi tersebut dikenal dengan strain. Secara ringkas faktor internal meliputi: 1. Faktor somatis, yaitu jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, kondisi kesehatan, status gizi. 2. Faktor psikis, yaitu motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan, kepuasaan, dan lain sebagainya. 2.1.5.3 Perhitungan Beban Kerja Guru Satuan waktu kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada masingmasing satuan pendidikan dicantumkan dalam tabel 2.1 sebagai berikut. Tabel 2.1. Alokasi Waktu Satu Jam Tatap Muka No. 1.
Jenis Sekolah D/SLB - Kelas I s.d III
- Kelas IV s.d VI 2. 3. 4.
MP, MTs, SMPLB MA, MA, SMALB MK, MAK
Alokasi waktu satu jam tatap muka (menit)
umlah jam tatap muka per minggu
35 35 40 45 45
29 s.d 32 34 34 38 s.d 39 38 s.d 39
Sumber : Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Beban kerja guru yang dapat dihitung sebagai pemenuhan kewajiban mengajar 24 jam tatap muka per minggu adalah jumlah jam kerja guru apabila mengajar pada mata pelajaran sesuai dengan bidang keahliannya. Perhitungan beban guru mengacu pada jumlah kebutuhan guru yang dihasilkan dalam proses perencanaan guru pada tingkat sekolah. Dengan mempertimbangkan tugas tambahan bagi guru tertentu, maka jam tatap muka didistribusikan kepada guru
36
yang ada. Dari analisis ini akan didapatkan guru yang mengajar minimal 24 jam dan kurang dari 24 jam. Bagi guru yang tidak memenuhi 24 jam mengajar dicarikan penyelesaian masalahnya sesuai dengan kondisi dan kewenangan pihak yang berhak mengambil keputusan. Bagi guru yang memenuhi mengajar minimal 24 jam, dibuatkan Surat Keputusan mengajar oleh kepala sekolah. (Depdiknas, 2008: 14). 2.1.5.4 Hubungan Beban Kerja Dengan Kinerja Pierce (2001: 35) menyatakan beban kerja yang tinggi dapat menyebabkan kurang senangnya pekerja terhadap pekerjaannya hingga akhirnya berubah menjadi kelelahan kerja. Beban kerja juga berdampak terhadap fisik dan psikis pekerja sehingga mengganggu produktivitas kerja dan akhirnya akan berdampak buruk bagi kinerjanya. Semakin banyak tugas yang harus dikerjakan oleh pekerja itu berarti semakin berat beban kerja yang disandangnya dan semakin tidak optimal hasil yang didapatkannya.
37
2.2. Kerangka Teori
FAKTOR INDIVIDU • Kemampuan dan keterampilan • Pengalaman • Usia • Jenis Kelamin • Masa kerja
FAKTOR ORGANISASI • • • • • •
Sumber daya Kepemimpinan Imbalan Struktur Organisasi Desain pekerjaan Beban Kerja
Kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS
VARIABEL PSIKOLOGIS • • • •
Persepsi Sikap Kepribadian Belajar
Gambar 2.2 Kerangka Teori Sumber : Anwar Prabu Mangkunegara (2006), Depkes RI (2000), Gomes (2003), Ivancevich, et al (2007), Malayu S.P.Hasibuan (2001), Robbins dan Judge (2008), Sudarmanto (2009), T. Hani Handoko (2000), Tulus Winarsunu (2008), Veithzal Rivai (2008), Wibowo (2007)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1
Kerangka Konsep
VARIABEL BEBAS
VARIABEL TERIKAT
Motivasi Persepsi B b k j
Kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS VARIABEL PERANCU Umur Keterampilan Masa kerja
Gambar 3.1 Kerangka Konsep 3.2 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teoritis yang berhubungan dengan pokok permasalahan, maka hipotesis penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut : 1. Ada hubungan antara motivasi dengan kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS di SDN Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang 2. Ada hubungan antara persepsi dengan kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS di SDN Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang 3. Ada hubungan antara beban kerja dengan kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS di SDN Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.
38
39
3.3
Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif. Metode atau rancangan
penelitian yang digunakan adalah metode penelitian explanatory research dengan menggunakan pendekatan cross sectional. 3.4
Variabel Penelitian
3.4.1 Variabel bebas Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu motivasi guru UKS, persepsi guru UKS dan beban kerja guru UKS. 3.4.2 Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS di SDN Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. 3.4.3 Variabel Perancu Variabel perancu dalam penelitian ini yaitu umur, keterampilan dan masa kerja. Variabel perancu tersebut tidak diteliti. 3.5
Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Data No. (1) 1.
Variabel (2) otivasi
(1)
(2) rsepsi
efinisi Operasional Pengukuran (3) (4) ngkat keinginan atau etode angket dorongan dalam diri guru UKS untuk berperilaku dalam pelaksanaan kegiatan UKGS
(3) (4) Interpretasi guru etode angket tentang peran guru UKS dan pelaksanaan UKGS
Instrumen Kategori kala Data (5) (6) (7) esioner, tegori diperoleh dari dinal risi 16 item total scoring jawaban pernyataan,untuk responden kemudian pernyataan dicari rerata : favorable 1. Rendah : 16-37 or 5=SS, 2. Sedang: 38-59 or 4=S, 3. Tinggi : 60-80 or 3=R, (Saifudin Azwar, or 2=TS, 2008: 109) or 1=STS (5) (6) (7) esioner, tegori diperoleh dari dinal risi 12 item total scoring jawaban pernyataan,untuk responden kemudian pernyataan dicari
40
ban kerja
Interpretasi guru etode angket terhadap keseluruhan tugas dan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab guru di sekolah
nerja
Gambaran tampilan etode angket kerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS berdasarkan uraian tugas.
3.6
favorable or 5=SS, or 4=S, or 3=N, or 2=TS, or 1=STS esioner, risi 8 pertanyaan, dengan or 1=Ya, or 0= Tidak
esioner, risi 20 item pernyataan, or 5=SLD, or 4=SD, or 3=JD, or 2=SJD, or 1=TD
ata : 1. Negatif : 12-28 2. Netral: 29-45 3. Positif : 46-60 aifudin Azwar, 2008: 109) tegori diperoleh dari dinal total scoring jawaban responden kemudian dicari rerata : 1. Rendah : 0-2 2. Sedang: 3-5 3. Tinggi : 6-8 (Saifudin Azwar, 2008: 109) tegori diperoleh dari dinal total scoring jawaban responden kemudian dicari rerata : 1. Kurang : 20-46 2. Cukup : 47-73 3. Baik : 74-100 (Saifudin Azwar, 2008: 109)
Populasi dan Sampel Penelitian
3.6.1 Populasi Penelitian Populasi penelitian ini adalah seluruh guru UKS di SDN wilayah Kecamatan Pringapus sejumlah 25 guru. 3.6.2 Sampel Penelitian Sampel dalam penelitian ini dipilih secara keseluruhan atau total sampling. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah seluruh guru UKS sekolah dasar di wilayah kecamatan Pringapus yang berjumlah 25 orang. Menurut Sugiyono
(2004: 61) total sampling disebut juga sampling jenuh yaitu teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, yaitu kurang dari 30 orang. 3.7
Instrumen Penelitian
41
Instrumen penelitian adalah perangkat untuk mengumpulkan data dari suatu penelitian dengan menggunakan suatu metode (Suharsimi Arikunto, 2006:149). 3.7.1 Kuesioner Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden (Suharsimi Arikunto, 2006:151).
Kuesioner digunakan untuk mengukur motivasi, persepsi, beban kerja dan kinerja responden. Skala pengukuran motivasi kerja terdiri dari sebelas pernyataan positif (favorable), yaitu pernyataan nomer 1, 2, 5, 7, 9, 11, 12, 13, 14, 15, dan 16, serta lima pernyataan negatif (unfavorable), yaitu pernyataan nomer 3, 4, 6, 8 dan 10. Sedangkan skala pengukuran persepsi terdiri dari delapan pernyataan positif (favorable), yaitu pernyataan nomer 1, 2, 3, 7, 9, 10, 11, dan 12, serta empat pernyataan negatif (unfavorable), yaitu pernyataan nomer 4, 5, 6 dan 8. Instrumen dibuat dengan menggunakan skala tipe Likert (Summated Rating Method). 3.7.1.1 Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kesahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 2006:168). Pengujian validitas instrumen pada penelitian ini menggunakan program SPSS versi 12.00 dimana hasil akhirnya r hitung dibandingkan dengan r tabel product momen. Apabila r hitung > r tabel maka dinyatakan valid. 3.7.1.2 Reliabilitas Reliabilitas
menunjukkan
sejauh
mana suatu
instrumen itu dapat
dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau
42
lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan instrumen yang sama. (Soekidjo Notoatmodjo, 2005:133). Untuk mengetahui instrumen penelitian ini reliabel atau tidak maka digunakan program SPSS versi 12.00 dengan kriteria jika r alpha > r tabel product momen, maka butir pertanyaan tersebut reliabel. 3.8
Sumber Data Penelitian
3.8.1 Data Primer Data primer diperoleh dan dikumpulkan dari objek penelitian ataupun responden selama penelitian. Data primer diperoleh dari kuesioner yang meliputi: 1. Data tentang identitas responden yang akan diteliti yaitu, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan masa kerja. 2. Data motivasi, persepsi, beban kerja dan kinerja responden 3.8.2 Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari dokumen instansi, yang meliputi: 1. Profil kecamatan Pringapus 2. Data guru UKS sekolah dasar di wilayah Kecamatan Pringapus 3. Data cakupan pelayanan UKGS kecamatan Pringapus 3.9
Teknik Pengambilan Data Teknik pengambilan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut: 3.9.1 Metode Angket Dalam
metode
angket
ini
menggunakan
alat
yang
dinamakan
kuisioner. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup (close form questioner). Dalam pelaksanaan penelitian, angket diisi oleh
43
responden dengan didampingi oleh peneliti. Jika responden tidak mengerti atau kurang paham dengan pertanyaan maka peneliti menjelaskannya. 3.9.2 Metode Dokumentasi Metode dokumentasi digunakan untuk mencari dan mengumpulkan datadata dengan melihat, membaca, mempelajari dan mencatat data tertulis yang berhubungan dengan objek penelitian serta untuk penambahan data yang belum lengkap. 3.10 Teknik Pengolahan dan Analisis Data 3.10.1 Proses Pengolahan Data Agar analisis data penelitian menghasilkan informasi yang benar dan tepat maka sebelum melakukan analisis perlu dilakukan proses manajemen atau pengolahan data yang terdiri dari: 3.10.1.1 Editing Editing yaitu memeriksa kembali kelengkapan data yang telah dikumpulkan yang meliputi kebenaran pengisian, kelengkapan jawaban, konsistensi dan relevansi jawaban terhadap daftar pertanyaan yang diberikan. 3.10.1.2 Coding Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi angka atau bilangan masing–masing variabel penelitian diberi kode angka selanjutnya dimasukkan dalam lembar tabel kerja untuk mempermudah entri data di komputer.
44
3.10.1.3 Tabulation Tabulation dilakukan dengan cara mengelompokkan jawaban hasil penelitian yang serupa dan menjumlahkannya dengan cara teliti dan teratur ke dalam tabel yang telah disediakan. 3.10.2 Analisis Data 3.10.2.1 Analisis Univariat Analisis univariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Dalam analisis ini menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel seperti jenis kelamin,umur, tingkat pendidikan dan masa kerja guru UKS. 3.10.2.2 Analisis Bivariat Analisis bivariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan. Analisis terhadap dua variabel yang diduga berhubungan dilakukan dengan uji statistik sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi dengan kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS dapat dilakukan dengan pengujian statistik uji Chi Square, dan bila tidak memenuhi syarat uji Chi Square maka digunakan uji alternatifnya, yaitu uji Fisher’s Exact. 2. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi dengan kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS dapat dilakukan dengan pengujian statistik uji Chi Square, dan bila tidak memenuhi syarat uji Chi Square maka digunakan uji alternatifnya, yaitu uji Fisher’s Exact. 3. Untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dengan kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS dapat dilakukan dengan pengujian statistik uji Chi
45
Square, dan bila tidak memenuhi syarat uji Chi Square maka digunakan uji alternatifnya, yaitu uji Fisher’s Exact. (Sopiyudin Dahlan, 2004: 123-135) Dasar pengambilan keputusan yang dipakai berdasarkan ρ value. Jika ρ value < 0,05 maka Ho ditolak. Ini berarti kedua variabel ada hubungan. Akan tetapi jika Ho diterima yaitu jika ρ value > 0,05, ini berarti kedua variabel tidak ada hubungan. Sedangkan untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antar variabel bebas dan terikat, maka digunakan (Coefisient Contingency) koefisiensi kontingensi. Kriteria keeratan hubungan dengan
menggunakan koefisiensi
kontingensi, yaitu sebagai berikut : 1. Interval koefisien 0,00-0,199, maka tingkat hubungan sangat rendah 2. Interval koefisien 0,20-0,399, maka tingkat hubungan rendah 3. Interval koefisien 0,40-0,599, maka tingkat hubungan sedang 4. Interval koefisien 0,60-0,799, maka tingkat hubungan kuat 5. Interval koefisien 0,80-1,000, maka tingkat hubungan sangat kuat (Sugiyono, 2006: 216)
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1
Deskripsi Data
4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian Wilayah penelitian ini adalah Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang, dari monografi desa diperoleh data tentang batas Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang yaitu : sebelah utara : Kecamatan Ungaran sebelah selatan: Kecamatan Bawen sebelah barat : Kecamatan Bergas sebelah timur : Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Secara geografis Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang mempunyai luas 7.734,66 Ha yang terdiri atas 8 desa yaitu Desa Klepu, Desa Pringsari, Desa Jatirunggo, Desa Derekan, Desa Wonoyoso, Desa Wonorejo, Desa Candirejo dan Desa Penawangan. Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang mempunyai sarana pendidikan sebanyak 25 sekolah dasar (SD). (Data Geografis Kec. Pringapus, 2009) 4.1.2 Karakteristik Responden 2.1.1.5 Jenis Kelamin Responden Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat dalam tabel berikut:
46
47
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi (1) (2) Laki-laki 20 Perempuan 5 25 Jumlah Sumber : Data Primer Tahun 2010
Persentase (%) (3) 80 20 100
Data hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa jumlah responden perempuan sebanyak 5 orang (20%), dan jumlah responden laki-laki sebanyak 20 orang (80%). 2.1.1.6 Umur Responden Distribusi responden berdasarkan umur dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Umur (tahun) Frekuensi (1) (2) 25-30 9 31-36 3 37-42 7 43-48 1 49-54 5 25 Jumlah Sumber : Data Primer Tahun 2010
Persentase (%) (3) 36 12 28 4 20 100
Data hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 9 orang responden (36%) berumur 25 sampai dengan 30 tahun, sedangkan hanya 1 orang responden (4%) yang berumur 43 sampai dengan 48 tahun.
2.1.1.7 Masa Kerja Responden Distribusi responden berdasarkan umur dapat dilihat dalam tabel berikut:
48
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja Masa Kerja Frekuensi (1) (2) 1-5 tahun 12 6-10 tahun 3 >10 tahun 10 25 Jumlah Sumber : Data Primer Tahun 2010
Persentase (%) (3) 48 12 40 100
Berdasarkan tabel tersebut, persentase responden terbesar terdapat pada masa kerja antara 1-5 tahun yaitu sebesar 48% (12 orang), sedangkan persentase responden terkecil sebesar 12% (3 orang) terdapat pada masa kerja antara 6-10 tahun. 2.1.1.8 Tingkat Pendidikan Responden Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Masa Kerja Frekuensi (1) (2) Diploma Dua (DII) 11 Sarjana (S1) 14 25 Jumlah Sumber : Data Primer Tahun 2010
Persentase (%) (3) 44 56 100
Berdasarkan tabel tersebut, diketahui bahwa 14 responden (56%) berpendidikan sarjana (S1) dan 11 responden (44%) berpendidikan diploma dua (DII).
49
4.2
Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Univariat 4.2.1.1 Motivasi Motivasi responden dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu motivasi rendah apabila diperoleh skor 16-37, motivasi sedang apabila diperoleh skor 3859, dan motivasi tinggi apabila diperoleh skor 60-80. Distribusi responden berdasarkan motivasi kerja dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.5 Distribusi Motivasi Responden Motivasi Frekuensi (1) (2) Rendah 13 Sedang 4 Tinggi 8 Jumlah 25 Sumber : Data Primer Tahun 2010
Persentase (%) (3) 52 16 32 100
Berdasarkan tabel tersebut, terdapat 13 responden (52%) mempunyai motivasi rendah, 4 responden (16%) mempunyai motivasi sedang, dan 8 responden (32%) mempunyai motivasi tinggi. 4.2.1.2 Persepsi Persepsi responden dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu persepsi negatif apabila diperoleh skor 12-28, persepsi netral apabila diperoleh skor 29-45, dan persepsi positif apabila diperoleh skor 46-60. Distribusi responden berdasarkan persepsi dapat dilihat pada tabel berikut ini :
50
Tabel 4.6 Distribusi Persepsi Responden Persepsi Frekuensi (1) (2) Negatif 12 Netral 5 Positif 8 Jumlah 25 Sumber : Data Primer Tahun 2010
Persentase (%) (3) 48 20 32 100
Berdasarkan tabel tersebut, terdapat 12 responden (48%) mempunyai persepsi negatif, 5 responden (20%) mempunyai persepsi netral, dan 8 responden (32%) mempunyai persepsi positif. 4.2.1.3 Beban Kerja Beban kerja responden dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu beban kerja rendah apabila diperoleh skor 0-3, beban kerja sedang apabila diperoleh skor 4-5, dan beban kerja tinggi apabila diperoleh pada skor 6-8. Distribusi responden berdasarkan beban kerja dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.7 Distribusi Beban Kerja Responden Beban Kerja Frekuensi (1) (2) Rendah 2 Sedang 9 Tinggi 14 Jumlah 25 Sumber : Data Primer Tahun 2010
Persentase (%) (3) 8 36 56 100
Berdasarkan tabel tersebut, terdapat 2 responden (8%) mempunyai beban kerja rendah, 9 responden (36%) mempunyai beban kerja sedang, dan 14 responden (56%) mempunyai beban kerja tinggi.
51
4.2.1.4 Kinerja Kinerja responden dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu kinerja kurang apabila diperoleh skor 20-46, kinerja cukup apabila diperoleh skor 47-73, dan kinerja baik apabila diperoleh skor 74-100. Distribusi responden berdasarkan kinerja dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.8 Distribusi Kinerja Responden Kinerja Frekuensi (1) (2) Kurang 11 Cukup 7 Baik 7 Jumlah 25 Sumber : Data Primer Tahun 2010
Persentase (%) (3) 44 28 28 100
Berdasarkan tabel tersebut, terdapat 11 responden (44%) mempunyai kinerja kurang, 7 responden (28%) mempunyai kinerja cukup dan 7 responden (28%) mempunyai kinerja baik. 4.2.2 Analisis Bivariat 4.2.2.1 Hubungan Motivasi Dengan Kinerja Guru UKS Dalam Pelaksanaan UKGS Kategori
kinerja
dan
motivasi
dalam
penelitian
ini
dilakukan
penggabungan, hal ini dilakukan karena uji Chi Square tabel 3x3 tidak memenuhi syarat. Kategori yang digabung yaitu kategori kinerja cukup digabung ke dalam kategori kinerja baik dan kategori motivasi sedang digabung ke dalam kategori motivasi tinggi. Hasil uji Chi Square dapat dilihat melalui tabel berikut ini:
52
Tabel 4.9 Tabulasi Silang Antara Motivasi dengan Kinerja Guru UKS Kinerja Guru UKS Jumlah ρ value Kurang Baik Motivasi n % n % N % 9 36 4 16 13 52 Rendah 0,025 2 8 10 40 12 48 Tinggi 11 44 14 56 25 100 Jumlah Sumber : Hasil Penelitian 2010
CC 0,468
Berdasarkan tabel 4.9, dapat diketahui bahwa dari 13 responden (52%) yang mempunyai motivasi rendah, terdapat 9 responden (36%) yang mempunyai kinerja kurang dan 4 responden (16%) yang mempunyai kinerja baik. Sedangkan dari 12 responden (48%) yang mempunyai motivasi tinggi, terdapat 2 responden (8%) yang mempunyai kinerja kurang dan 10 responden (40%) yang mempunyai kinerja baik. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji Chi Square dengan taraf kepercayaan 95%, diperoleh ρ value 0,025 (ρ value<0,05) dengan Contingency Coefficient (CC) sebesar 0,468. Sehingga dapat diketahui bahwa ada hubungan antara motivasi dengan kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS, dengan tingkat keeratan hubungan kategori sedang. 4.2.2.2 Hubungan Persepsi Dengan Kinerja Guru UKS Dalam Pelaksanaan UKGS Kategori
kinerja
dan
persepsi
dalam
penelitian
ini
dilakukan
penggabungan, hal ini dilakukan karena uji Chi Square tabel 3x3 tidak memenuhi syarat. Kategori yang digabung yaitu kategori kinerja cukup digabung ke dalam kategori kinerja baik dan kategori persepsi netral digabung ke dalam kategori persepsi positif. Hasil uji Chi Square dapat dilihat melalui tabel berikut ini:
Tabel 4.10 Tabulasi Silang Antara Persepsi Dengan Kinerja Guru UKS
53
Kinerja Guru UKS Kurang Baik n % n % 6 24 6 24 Negatif 5 20 8 32 Positif 11 44 14 56 Jumlah Sumber : Hasil Penelitian 2010 Persepsi
Jumlah N % 12 48 13 52 25 100
ρ value
CC
0,859
0,115
Berdasarkan tabel 4.10, dapat diketahui bahwa dari 12 responden (48%) yang mempunyai persepsi negatif, terdapat 6 responden (24%) yang mempunyai kinerja kurang dan 6 responden (24%) yang mempunyai kinerja baik. Sedangkan dari 13 responden (52%) yang mempunyai persepsi positif, terdapat 5 responden (20%) yang mempunyai kinerja kurang dan 8 responden (32%) yang mempunyai kinerja baik. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji Fisher dengan taraf kepercayaan 95%, diperoleh ρ value 0,859 (ρ value>0,05) dengan CC sebesar 0,115. Sehingga dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara persepsi dengan kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS, dengan tingkat keeratan hubungan kategori sangat lemah. 4.2.2.3 Hubungan Beban Kerja Dengan Kinerja Guru UKS Dalam Pelaksanaan UKGS Kategori kinerja dan beban kerja dalam penelitian ini dilakukan penggabungan, hal ini dilakukan karena uji Chi Square tabel 3x3 tidak memenuhi syarat. Kategori yang digabung yaitu kinerja cukup digabung ke dalam kategori kinerja baik dan kategori beban kerja rendah digabung ke dalam kategori beban kerja sedang. Setelah dilakukan penggabungan, hasil uji Chi Square tabel 2x2
54
masih belum memenuhi syarat sehingga digunakan uji alternatif Fisher. Hasil uji Fisher dapat dilihat melalui tabel berikut ini: Tabel 4.11 Tabulasi Silang Beban Kerja Dengan Kinerja Guru UKS Kinerja Guru UKS ρ value Kurang Baik Jumlah Beban Kerja n % n % N % 1 4 10 40 11 44 Sedang 0,04 10 40 4 16 14 56 Tinggi 11 44 14 56 25 100 Jumlah Sumber: Hasil Penelitian 2010
CC 0,529
Berdasarkan tabel 4.11, dapat diketahui bahwa dari 11 responden (44%) yang mempunyai beban kerja sedang, terdapat 1 responden (4%) mempunyai kinerja kurang dan 10 responden (40%) mempunyai kinerja baik. Sedangkan dari 14 responden (56%) yang mempunyai beban kerja tinggi, terdapat 10 responden (40%) mempunyai kinerja kurang dan 4 responden (16%) mempunyai kinerja baik. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji Fisher dengan taraf kepercayaan 95%, diperoleh ρ value 0,04 (ρ value<0,05) dengan CC sebesar 0,529. Sehingga dapat diketahui bahwa ada hubungan antara beban kerja dengan kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS, dengan tingkat keeratan hubungan kategori sedang.
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan 5.1.1 Hubungan Antara Motivasi Dengan Kinerja Guru UKS Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara motivasi dengan kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS di SDN Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Hasil ini didasarkan pada uji Chi Square dengan ρ value = 0,025 (ρ value<0,05). Nilai Contingency Coefficient (CC) variabel motivasi dan kinerja guru UKS adalah 0,468 yang menunjukkan bahwa tingkat keeratan hubungan antara motivasi dengan kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS dalam kategori sedang. Hal tersebut dikarenakan motivasi kerja merupakan faktor yang penting bagi guru UKS untuk menjalankan tugas yang menjadi tanggung jawabnya dalam pelaksanaan UKGS. Motivasi adalah dorongan yang timbul dari diri seseorang untuk berbuat sesuatu. Guru UKS yang memiliki motivasi tinggi akan berusaha untuk memberikan yang terbaik yang bisa dilakukannya, karena ia mempunyai komitmen yang tinggi terhadap pekerjaannya. Guru bekerja tidak hanya karena ingin dipuji atau untuk mendapatkan imbalan, tetapi lebih dari itu karena tuntutan profesinya. Sebagian responden menyatakan kurangnya motivasi dalam operasional kegiatan UKGS dikarenakan kurangnya pembinaan dari puskesmas khususnya dari tingkat kecamatan maupun tingkat kabupaten. Guru menyadari bahwa penyakit gigi memerlukan penanganan yang serius sehingga perlu adanya kerja sama dari orangtua, guru, tenaga kesehatan serta dinas kesehatan. Ini berarti 55
56
semakin tinggi motivasi guru akan meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan UKGS. Guru UKS yang mempunyai motivasi yang baik akan berusaha untuk memberikan yang terbaik dalam pelaksanaan UKGS. Sehingga siswa juga akan termotivasi dalam memelihara kesehatan gigi mereka. Semakin besar dukungan, dorongan dan rangsangan untuk mencapai keberhasilan maka semakin tinggi kinerja guru. Teori expectancy oleh Vroom dalam Moh. As’ad (2008: 60) menyatakan bahwa jika seorang karyawan mempunyai harapan yang besar dapat berprestasi tinggi dan jika ia menduga bahwa dengan tercapainya prestasi yang tinggi ia akan merasakan akibat-akibat yang diharapkan, maka ia akan mempunyai motivasi yang tinggi untuk bekerja. Sebaliknya jika karyawan merasa yakin bahwa ia tidak akan mencapai prestasi kerja sesuai yang diharapkan, maka ia akan kurang memotivasi dirinya untuk bekerja. 5.1.2 Hubungan Antara Persepsi Dengan Kinerja Guru UKS Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara persepsi dengan kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS di SDN Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Hasil ini didasarkan pada uji Chi Square yang diperoleh ρ value = 0,859 (ρ value>0,05). Nilai Contingency Coefficient (CC) variabel persepsi dan kinerja guru UKS adalah 0,115 yang menunjukkan bahwa tingkat keeratan hubungan antara persepsi dengan kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS dalam kategori sangat lemah. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat Ivancevich, et al (2007: 116), yang menyatakan bahwa persepsi dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Persepsi adalah penyeleksian, pengorganisasian dan penginterprestasian data yang
57
berhubungan dengan panca indra. Persepsi dapat mempengaruhi perilaku karyawan dalam lingkungan kerja. Pekerjaan yang menyenangkan menurut persepsi karyawan akan menghasilkan motivasi positif yang akan mempengaruhi hasil kinerja. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa walaupun guru memiliki persepsi negatif bahwa fasilitas sekolah meliputi sarana dan prasarana dalam mendukung kegiatan UKGS kurang memadai, seperti ketiadaan alat peraga untuk melakukan penyuluhan kesehatan gigi dan ketidaknyamanan lokasi untuk melakukan sikat gigi bersama, namun tidak menyertai terjadinya penurunan kinerja. Hal ini karena ada kerjasama sekolah dengan puskesmas terkait dengan alat peraga, sehingga walaupun fasilitas sekolah terbatas, namun UKGS dapat dilaksanakan dengan baik. Berdasarkan fakta di lapangan, guru UKS memiliki motif tersendiri dalam mempersepsikan perannya dan berbeda sesuai dengan perilaku individu yang mereka miliki, sehingga dalam menjalankan perannya dalam pelaksanaan UKGS dipengaruhi oleh perilakunya sendiri. 5.1.3 Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Kinerja Guru UKS Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara beban kerja dengan kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS di sekolah dasar Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. Hasil ini didasarkan pada uji Fisher yang diperoleh ρ value = 0,04 (ρ value<0,05). Nilai Contingency Coefficient (CC) variabel beban kerja dan kinerja guru UKS adalah 0,529 yang menunjukkan tingkat keeratan hubungan antara beban kerja dengan kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS dalam kategori sedang.
58
Guru menyatakan bahwa tugas sebagai guru UKS merupakan tugas tambahan namun sudah menjadi tanggung jawab dan melekat sebagai guru pendidikan jasmani dan kesehatan. Beban kerja yang tinggi mengakibatkan guru tidak mampu melaksanakan tugas dan fungsinya secara optimal, sebab mereka dalam keadaan terbatas baik kemampuan, kesehatan, pengetahuan, perhatian dan waktu, maka jumlah tugas yang harus diselesaikan terbatas. Beban kerja yang tinggi menyebabkan berkurangnya kesempatan guru UKS dalam menyusun laporan kegiatan UKGS dan melakukan evaluasi kegiatan UKGS. Selain itu beban kerja yang tinggi juga menyebabkan berkurangnya waktu yang bisa digunakan oleh guru UKS untuk melaksanakan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dan waktu untuk melaksanakan sikat gigi bersama. Sehingga guru UKS yang memiliki beban kerja tinggi, dapat mengalami penurunan kinerja dalam pelaksanaan UKGS. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Pierce (2001: 35) yang menyatakan bahwa beban kerja tinggi merupakan penyebab kurang senangnya karyawan terhadap pekerjaannya hingga akhirnya berubah menjadi kelelahan kerja. Beban kerja karyawan juga berdampak terhadap fisik dan psikis sehingga mengganggu produktivitas kerja dan akhirnya berdampak pada kinerja karyawan.
5.2 Hambatan dan Kelemahan Penelitian Hambatan dan kelemahan dalam penelitian ini adalah : 1. Kuesioner penelitian dikembangkan oleh peneliti sendiri dan bukan kuesioner standar, maka pernyataan dan pertanyaan yang ditanyakan kepada responden untuk setiap variabel belum mencakup secara detail dari semua aspek yang
59
menyangkut variabel tersebut. Peneliti sudah berusaha meminimalisasi keterbatasan ini dengan cara membuat pertanyaan/pernyataan berdasarkan pedoman dan teori yang ada dan sudah melalui tahapan uji validitas dan uji reliabilitas. 2. Untuk mengetahui secara mendalam diperlukan penelitian lebih lanjut tentang kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya, seperti faktor organisasi (sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur, desain pekerjaan) dan faktor individu (kemampuan dan keterampilan, latar belakang, demografis, masa kerja) yang mungkin berhubungan dengan kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS.
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1
Simpulan
6.1.1 Ada hubungan antara motivasi terhadap kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS dengan nilai ρ= 0,025. 6.1.2 Tidak ada hubungan antara persepsi terhadap kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS dengan nilai ρ=0,859. 6.1.3 Ada hubungan antara beban kerja terhadap kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS dengan nilai ρ= 0,04. 6.2
Saran
6.2.1 Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang 1. Menjalin kemitraan lintas program dan lintas sektoral dalam pelaksanaan UKGS. 2. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan petugas pelaksana UKGS melalui pelatihan UKGS. 3. Meningkatkan motivasi petugas pelaksana UKGS dengan pemberian imbalan dan insentif. 6.2.2 Bagi Pelaksana Program UKGS Puskesmas 1. Meningkatkan pembinaan kepada guru UKS dalam pelaksanaan UKGS. 2. Meningkatkan frekuensi penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di sekolah dasar
60
61
6.2.3 Bagi Guru UKS 1. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan dengan mengikuti pelatihan UKGS. 2. Meningkatkan frekuensi sikat gigi bersama dan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut. 3. Melakukan evaluasi terhadap beban kerja dan melakukan manajemen waktu kerja secara efektif dan efisien dalam rangka meningkatkan kinerja dalam pelaksanaan UKGS. 4. Menjalin kerjasama dengan kepala sekolah, guru dan dokter kecil dalam perencanaan dan pelaksanaan UKGS. 6.2.4 Bagi Peneliti Lain Mengadakan penelitian lebih lanjut dengan instrumen dan metode yang berbeda dan meneliti faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kinerja guru UKS dalam pelaksanaan UKGS, seperti faktor organisasi dan faktor individu.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahmat Fathoni, 2006, Manajemen SDM, Jakarta: PT Rineka Cipta Agustiar, Shofia Amin dan Kepemimpinan,
Edward,
2005,
Pengaruh
Praktek
Pengembangan Pegawai dan Persepsi Peran Terhadap Kinerja Penyidik PPNS HKI Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM Se-Sumatera, Jurnal Siasat Bisnis No.10 Vol.2 hal. Anwar Prabu Mangkunegara, 2006, Evaluasi Kinerja SDM, Bandung: PT Fefika Aditama Munandar, 2001, Psikologi Industri dan Organisasi, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia Suharsimi Arikunto, 2002, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V, Jakarta: Rineka Cipta Azhar Arsyad, 2002, Pokok-Pokok Manajemen, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Depdiknas, 2008, Pedoman Perhitungan Beban Kerja Guru, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Depkes
RI, 2009, Sistem http://www.depkes.go.id/downloads/
Kesehatan
Nasiona,.
SKN%20final.pdf, diakses tanggal 6 Mei 2010 ------------, 2004, Pedoman Penyelenggaraan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah, Jakarta: Depkes RI ------------, 2003, Indikator Indonesia Sehat Dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi Sehat Dan Kabupaten/Kota Sehat , http://www.litbang.depkes.go.id/ download/is2010/indikator.pdf, diakses tanggal 6 Mei 2010 Dinkes Kab. Semarang, 2009, Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, Semarang: Dinkes Kab. Semarang ----------------------------, 2008, Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, Semarang: Dinkes Kab. Semarang ---------------------------, 2007. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, Semarang: Dinkes Kab. Semarang
62
63
Dinkes Prov. Jateng, 2009, Data Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Di Puskesmas Provinsi Jawa Tengah, Semarang: Dinkes Prov. Jawa Tengah -------------------------, 2008, Data Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Di Puskesmas Provinsi Jawa Tengah, Semarang: Dinkes Prov. Jawa Tengah -------------------------, 2007, Data Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Di Puskesmas Provinsi Jawa Tengah, Semarang: Dinkes Prov. Jawa Tengah Eliza Herijulianti, dkk. 2002, Pendidikan Kesehatan Gigi, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Gomes, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: ANDI Offset Ike Janita Dewi, 2006, Maximum Motivation: Konsep Dan Implikasi Manajerial Dalam Memotivasi Karyawan, Yogyakarta: Santusta Ivancevich, Robert Konopaske, dan Michael T. Matteson, 2007, Perilaku Manajemen Dan Organisasi Jilid 1, Jakarta: Penerbit Erlangga J. Winardi, 2007, Motivasi Dan Pemotivasian Dalam Manajemen, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Linda Tambun, 2006, Hubungan Beban Kerja Dengan Kinerja Koordinator SP2TP Puskesmas Di Kota Medan, Tesis, Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara M. Firmansyah, 2009, Pengaruh Karakteristik Organisasi Terhadap Kinerja Perawat Dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan Untuk Membantu Promosi Kesehatan Di Rumah Sakit Umum Sigli, Tesis, Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Malayu S.P.Hasibuan, 2001, Organisasi Dan Motivasi, Jakarta: PT Bumi Aksara Miftah Thoha, 2008, Perilaku Organisasi; Konsep Dasar Dan Aplikasinya, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Moh. As’ad, 2008, Psikologi Industri, Malang: UPT Penerbitan Universitas Malang Nurmala Situmorang Tampubolon, 2005, Dampak Karies Gigi Dan Penyakit Periodontal Terhadap Kualitas Hidup, Medan: FKG USU Payama J. Simanjuntak, 2005, Manajemen & Evaluasi Kinerja, Jakarta: FE UII Pierce, 2001, Patient Safety and Production Pressure : ICU Nursing Perspective,
64
http://www.apsf.org/newsletter/html/2001/spring/12ICU%20RN.htm, tanggal 15 Agustus 2010
diakses
Robert Kreitner dan Angelo Kinicki, 2005, Perilaku Organisasi, Jakarta: Salemba Empat Robbins dan Timothy A. Judge, 2008, Perilaku Organisasi, Jakarta: Salemba Empat Saifuddin Azwar, 2008, Penyusunan Skala Psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sjafri Mangkuprawira dan Aida Vitayala, 2007, Manajemen Mutu Sumber Daya Manusia, Jakarta: Ghalia Indonesia Soekidjo Notoatmodjo, 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: PT Rineka Cipta Sondang Pintauli dan Taizo Hamada, 2008, Menuju Gigi Dan Mulut Sehat, Medan: USU Press Sopiyudin Dahlan, 2004, Seri Statistik: Statistika Untuk Kedokteran Dan Kesehatan Uji Hipotesis Dengan Menggunakan SPSS Program 12 Jam, Jakarta: PT Arkans Sudarmanto, 2009, Kinerja Dan Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sugiyono, 2004, Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta T. Hani Handoko, 2001, Manajemen Edisi 2, Yogyakarta: BPFE Tarwaka,
2004, Ergonomi untuk Keselamatan, Produktivitas, Surakarta: UNIBA PRESS
Kesehatan
Kerja
dan
Tri Erri Astoeti, 2006, Total Quality Management Dalam Pendidikan Kesehatan Gigi di Sekolah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Tulus Winarsunu, 2008, Psikologi Keselamatan Kerja, Malang: UPT Penerbitan Universitas Malang Veithzal Rivai, 2008, Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Wibowo, 2007, Manajemen Kinerja, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada World health Organization (WHO), 2000, WHO Oral Health Country/Area Profil Programme, http://www.whocollab.od.mah.se/index.html, diakses tanggal 6 Mei 2010
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN MOTIVASI, PERSEPSI DAN BEBAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU UKS DALAM PELAKSANAAN UKGS DI SDN KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010
Nomor Responden
:
A. IDENTITAS RESPONDEN Nama : ……………………… Umur : …… tahun Jenis Kelamin
:
□ □
Pria
Wanita Pendidikan Terakhir : …………… Masa kerja sebagai guru UKS : …… tahun Nama SD : ……………………….. Alamat SD : ……………………….. B. PETUNJUK PENGISIAN 1. Bacalah instrumen ini dengan seksama 2. Jawaban instrumen ini tidak ada yang benar dan salah dan tidak berpengaruh terhadap konduite Anda. Jawablah dengan jujur dan apa adanya, agar jawaban yang Anda berikan dapat memberikan informasi yang berguna sesuai dengan tujuan penelitian ini. 3. Berilah tanda (√) pada salah kolom yang merupakan jawaban atas pernyataan dan tanda (X) pada pilihan yang merupakan jawaban atas pertanyaan. Atas kesediaan Anda untuk mengisi angket ini, penulis sampaikan terima kasih.
65
66
C. MOTIVASI Bacalah pernyataan berikut dengan cermat, kemudian pilihlah satu alternatif jawaban dengan cara memberikan tanda (√) yang menurut Anda paling tepat : • • • • •
SS (Sangat Setuju) = skor 5 S (Setuju) = skor 4 R (Ragu-ragu) = skor 3 TS (Tidak Setuju) = skor 2 STS (Sangat Tidak Setuju) = skor 1
No. 1
Pernyataan
Kategori: • Motivasi rendah: skor 16-37 • Motivasi sedang: skor 38-59 • Motivasi tinggi: skor 60-80
SS
Jawaban S R TS
Saya akan bekerja keras melaksanakan tugas saya sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan yang saya miliki. 2 Saya bersedia untuk menjalin hubungan kerja sama dengan pihak lain dalam rangka menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan fungsinya. 3 Saya bekerja dengan cara yang saya sukai tanpa mempedulikan pendapat orang lain. 4 Saya tidak memerlukan pujian dari siapapun, karena bekerja adalah tujuan hidup saya. 5 Apabila saya memiliki gagasan positif maka gagasan saya harus dapat diterima. 6 Pemberian penghargaan akan mendorong semangat kerja guru 7 Saya dapat menyelesaikan pekerjaan apabila bekerja sama dengan teman sejawat. 8 Dalam menyelesaikan tugas, saya cukup sendiri 9 Penghargaan atas hasil kerja merupakan manifestasi kepuasan kerja yang penting bagi saya. 10 Saya tidak suka mengajak guru lain untuk bekerja lebih baik 11 Saya berusaha memberikan hasil yang terbaik dalam pelaksanaan kegiatan UKGS 12 Saya cenderung untuk tidak membina hubungan yang akrab dengan guru lain 13 Pengetahuan dan keterampilan saya untuk mendukung pelaksanaan tugas, belum memenuhi persyaratan yang ada. 14 Dalam menyelesaikan pekerjaan, saya tidak harus mendapatkan hasil yang terbaik. 15 Saya tidak harus mendapatkan honor secara khusus, apabila dapat menjalankan tugas dengan baik, 16 Saya suka mempengaruhi guru lain untuk mengikuti cara kerja saya Sumber: Dikembangkan dari Mc Clelland (1987) dalam Saiffudin Azwar (2008)
STS
67
D. PERSEPSI Bacalah pernyataan berikut dengan cermat, kemudian pilihlah satu alternatif jawaban dengan cara memberikan tanda (√) yang menurut Anda paling tepat : • SS (Sangat Setuju) = skor 5 Kategori: • S (Setuju) = skor 4 • Persepsi negatif: skor 12-28 • N (Netral) = skor 3 • Persepsi netral: skor 29-45 • TS (Tidak Setuju) = skor 2 • STS (Sangat Tidak Setuju) = skor 1 • Persepsi positif: skor 46-60 No. 1 2 3
4 5 6 7 8 9 10
11 12
Pernyataan
SS
S
Jawaban N TS
Saya merasa dibutuhkan oleh siswa untuk lebih memotivasi siwa dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut Saya merasa sangat berperan dalam beberapa keputusan tentang pelaksanaan UKGS Saya merasa bahwa pendidikan dan keahlian saya tidak dipergunakan secara penuh dalam peran saya sebagai guru UKS Saya merasa peran saya sebagai guru UKS dalam pelaksanaan UKGS cukup penting Saya dapat melakukan pekerjaan rutin sehari-hari yang biasa walaupun dibebani tugas sebagai guru UKS Saya memiliki kebebasan dalam pelaksanaan UKGS sebagai guru UKS Saya tidak memiliki peluang untuk berkembang secara professional dalam peran saya sebagai guru UKS Saya tidak dapat berinisiatif dan bertindak sendiri dalam pelaksanaan UKGS UKGS dilaksanakan untuk meningkatkan kesadaran siswa terhadap kesehatan gigi Saya tidak memiliki waktu untuk melaksanakan kegiatan promotif kesehatan gigi dan mulutdalam kaitannya dengan peran saya sebagai guru UKS Pendidikan kesehatan gigi perlu diberikan sesekali dalam mata pelajaran olahraga dan kesehatan. Peran aktif dokter kecil diperlukan dalam pelaksanaan UKGS
Sumber: Dikembangkan dari Rosenberg (1965) dalam Saifuddin Azwar (2008)
STS
68
E. BEBAN KERJA Bacalah pertanyaan berikut dengan cermat, kemudian pilihlah satu alternatif jawaban dengan cara memberikan tanda (X) yang menurut Anda paling tepat : • •
Ya = skor 1 Tidak = skor 0
Kategori: • Beban kerja rendah : skor 0-2 • Beban kerja cukup: skor 3-5 • Beban kerja tinggi: skor 6-8
1. Sebagai seorang guru, apakah Anda merasa memiliki terlalu banyak tugas dan memiliki terlalu sedikit waktu untuk mengerjakannya? a. Ya b. Tidak 2. Apakah Anda sering bekerja melebihi batas waktu kerja Anda? a. Ya b. Tidak 3. Apakah pengetahuan dan keterampilan yang Anda miliki tidak mampu mengimbangi sulitnya pekerjaan? a. Ya b. Tidak 4. Apakah tugas tambahan menjadi beban tambahan bagi Anda? a. Ya b. Tidak 5. Apakah tugas tambahan membuat Anda tidak dapat melakukan pekerjaan Anda dengan baik? a. Ya b. Tidak 6. Apakah tanggung jawab yang dibebankan kepada Anda tidak sesuai dengan kemampuan Anda untuk mengatasinya ? a. Ya b. Tidak 7. Apakah target dinas dan tuntutan terlalu tinggi sehingga memberatkan tugas Anda? a. Ya b. Tidak 8. Apakah Anda merasa keberatan dengan semua tugas yang Anda pegang? a. Ya b. Tidak
Sumber: Dikembangkan dari Linda Tambun (2006) F. KINERJA
Bacalah pernyataan berikut dengan cermat, kemudian pilihlah satu alternatif jawaban dengan cara memberikan tanda (√) yang menurut Anda paling tepat :
69
• • • • •
SLD (Selalu Dikerjakan) SD (Sering Dikerjakan) JD (Jarang Dikerjakan) SJD (Sangat Jarang Dikerjakan) TD (Tidak Dikerjakan)
No.
= skor 5 = skor 4 = skor 3 = skor 2 = skor 1
Kategori: • Kinerja kurang: skor 20-46 • Kinerja cukup: skor 47-73 • Kinerja baik: skor 74-100
Pernyataan
SLD
Jawaban SD JD SJD
1 2 3
Mengumpulkan data dan informasi UKGS Menyusun rencana kegiatan UKGS Menyesuaikan rencana dengan jadwal kegiatan SD 4 Konsultasi dengan semua pihak tentang rencana kerja kegiatan UKGS 5 Melakukan pendekatan dengan kepala sekolah 6 Menggali peran serta pembiayaan dari sekolah 7 Bekerja sama dengan guru kelas dalam pelaksanaan UKGS 8 Membangun hubungan kerja sama dengan puskesmas 9 Menyusun rencana penyuluhan kesehatan gigi dan mulut 10 Melibatkan guru kelas dalam menyusun jadwal sikat gigi bersama 11 Melibatkan dokter kecil dalam penyuluhan kesehatan gigi dan mulut agar berperan aktif 12 Mempersiapkan ruangan dan peralatan UKGS 13 Melaksanakan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut 14 Melakukan bimbingan sikat gigi bersama 15 Melaksanakan sikat gigi bersama satu kali dalam satu bulan 16 Melakukan identifikasi penyakit karies gigi pada siswa 17 Melakukan rujukan kesehatan gigi kepada dokter gigi,puskesmas atau rumah sakit 18 Mencatat pelaksanaan kegiatan UKGS 19 Menyusun laporan kegiatan UKGS 20 Melakukan evaluasi kegiatan UKGS Sumber: Dikembangkan dari Tri Erri Astoeti (2006)
Pringapus, Responden,
TERIMA KASIH DAN SEMOGA SUKSES
Juni 2010
TD
74 Lampiran 2
TABULASI DATA HASIL UJI COBA KUESIONER NO RESPONDEN R-001 R-002 R-003 R-004 R-005 R-006 R-007 R-008 R-009 R-010 R-011 R-012 R-013 R-014 R-015 R-016 R-017 R-018 R-019 R-020
1 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5
2 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 3 5 4
3 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5
4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 3 5 4
5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5
6 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5
7 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4
8 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5
MOTIVASI 9 10 11 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 3 4 5 4 4 4 3 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 3 4 5 5 5 4 4 4
12 5 4 2 4 4 5 3 5 4 2 4 2 4 4 4 5 4 4 5 4
13 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5
14 5 4 4 5 3 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5
15 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5
16 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 3 5 4
JML 80 68 62 75 69 75 62 76 68 69 73 62 66 78 64 79 69 60 78 72
1 5 4 4 4 4 4 3 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4
2 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4
3 5 4 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4
4 4 4 4 4 4 5 3 5 4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 5 4
5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4
6 5 4 4 4 4 4 3 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4
PERSEPSI 7 8 9 10 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 3 3 3 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 2 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4
11 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4
12 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 4
JML 58 48 48 54 51 58 41 56 54 54 55 44 51 58 48 55 52 48 60 48
75
TABULASI DATA HASIL UJI COBA KUESIONER NO RESPONDEN R-001 R-002 R-003 R-004 R-005 R-006 R-007 R-008 R-009 R-010 R-011 R-012 R-013 R-014 R-015 R-016 R-017 R-018 R-019 R-020
1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0
2 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0
3 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0
BEBAN KERJA 4 5 6 7 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0
JML 8 0 3 5 1 0 8 3 0 3 5 0 2 2 7 4 7 0 0 0
1 5 3 3 4 3 3 4 4 3 5 4 3 3 5 4 5 5 5 5 5
2 5 5 3 5 4 3 4 4 1 5 4 3 3 5 4 5 5 5 5 5
3 5 5 3 3 4 3 3 4 3 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
4 5 1 4 5 3 3 4 3 3 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5
5 5 5 4 5 4 3 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
6 5 5 3 5 3 3 3 4 4 4 5 5 3 5 4 5 4 5 4 4
7 5 5 4 5 4 3 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5
8 5 5 4 5 3 3 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5
9 5 4 3 5 3 3 4 4 3 4 4 3 3 5 4 5 4 3 4 5
10 5 1 3 3 3 3 3 4 3 3 4 5 1 5 4 4 4 3 5 5
11 5 5 4 5 4 3 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
KINERJA 12 13 14 5 5 5 5 5 5 3 4 4 5 4 5 3 4 3 3 3 1 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 5 5 3 3 5 3 5 3 3 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 3 4 4 5 5 4 4 5
15 4 5 3 5 4 1 4 3 3 5 3 1 4 5 4 5 3 5 4 5
16 5 4 3 5 3 1 4 4 3 5 3 5 5 5 3 5 4 5 4 5
17 5 1 2 4 2 2 4 4 1 4 4 1 3 5 3 3 3 3 4 3
18 5 1 4 5 3 3 4 3 3 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5
19 5 1 3 3 3 3 3 4 3 3 4 5 1 5 4 4 4 3 5 5
20 5 3 3 4 3 3 4 4 3 5 4 3 3 5 4 5 5 5 5 5
21 5 5 4 5 4 3 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5
JML 104 79 71 95 70 56 79 83 67 95 89 87 72 105 85 97 94 94 97 100
76
Lampiran 3
Uji Validitas Dan Reliabilitas Variabel Motivasi Case Prosessing Summary N % 100.0 20 Valid 0 0 Excluded (a) 100.0 20 Total a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Cases
Reliability Statistics Cronbach’s Alpha .922
N of Items 16
Item-Total Statistics P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16
Scale Mean if Item deleted 65.80 65.85 65.75 65.85 65.75 65.75 65.85 65.80 65.85 65.85 65.05 66.35 65.75 65.90 65.75 65.85
Scale Variance if Item deleted 36.695 35.292 34.829 35.292 35.566 34.829 36.134 36.695 36.134 35.292 35.734 32.555 35.566 35.989 34.829 35.292
Corrected ItemTotal Correlation .507 .625 .826 .625 .697 .826 .613 .507 .613 .625 .541 .598 .697 .533 .826 .625
Uji Validitas Dan Reliabilitas Variabel Persepsi Case Prosessing Summary N % Valid 20 100.0 Excluded (a) 0 0 Total 20 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Cases
Reliability Statistics Cronbach’s Alpha .929
N of Items 12
Cronbach’s Alpha if Item Deleted .920 .917 .912 .917 .916 .912 .916 .920 .918 .917 .920 .923 .916 .920 .912 .917
77
Item-Total Statistics P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12
Scale Mean if Item deleted 47.75 47.45 47.80 48.00 47.60 47.75 47.80 47.80 48.00 47.55 47.60 47.45
Scale Variance if Item deleted 21.671 21.524 21.432 21.053 22.147 21.671 21.432 21.326 21.053 22.050 22.147 21.524
Corrected ItemTotal Correlation .663 .804 .744 .635 .649 .663 .744 .767 .635 .666 .649 .804
Cronbach’s Alpha if Item Deleted .924 .919 .921 .926 .925 .924 .921 .920 .926 .924 .925 .919
Uji Validitas Dan Reliabilitas Variabel Beban kerja Case Prosessing Summary N
% Cases Valid 20 100.0 Excluded (a) 0 0 Total 20 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach’s Alpha
N of Items .908
8
Item-Total Statistics P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8
Scale Mean if Item deleted 2.50 3.30 3.60 3.30 3.60 3.80 3.55 3.65
Scale Variance if Item deleted 6.474 6.326 6.358 6.326 6.358 7.432 8.471 6.450
Corrected ItemTotal Correlation .658 .724 .772 .724 .772 .527 .683 .781
Cronbach’s Alpha if Item Deleted .900 .894 .889 .894 .889 .910 .898 .889
78
Uji Validitas Dan Reliabilitas Variabel Kinerja Case Prosessing Summary N % 100.0 20 Valid 0 0 Excluded (a) 100.0 20 Total a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Cases
Reliability Statistics Cronbach’s Alpha .940
N of Items 20
Item-Total Statistics P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20
Scale Mean if Item deleted 77.30 77.20 77.00 77.25 76.75 77.20 76.80 76.85 77.45 77.80 77.20 77.35 77.20 77.55 77.30 78.30 77.25 77.80 77.30 76.80
Scale Variance if Item deleted 150.142 149.432 155.158 152.934 158.408 156.379 156.904 157.608 154.892 152.589 156.379 159.608 152.800 153.734 149.695 150.326 152.934 152.589 150.642 156.905
Corrected ItemTotal Correlation .859 .733 .652 .606 .755 .644 .849 .697 .745 .548 .644 .493 .632 .483 .715 .604 .606 .548 .859 .849
Cronbach’s Alpha if Item Deleted .934 .936 .937 .938 .937 .938 .936 .937 .936 .940 .938 .940 .938 .942 .936 .939 .938 .940 .934 .936
Lampiran 4
80
DATA RESPONDEN PENELITIAN NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
NAMA RESPONDEN DIANING WIRATMOKO PURIE WIDIYANTO ZULIYAN FAQIH PRAYOGO SRIYONO SRI SUDARSIH IMAM WIDI PRASETYO BAMBANG SETYANTO HERMANU JAYENG S HERU PURNOMO SETIYATUN DENI SETIAWAN ISNAENI PRIYO UTOMO ARI YUSNANTO ALI FATHORI AGUS SUSANTO ANDI SETYAWAN NILAWATI DWI LESMONO TUTININGSIH GIGIH DWI PRABOWO KUNTOWIYARI GURUH SIWI SUBOWO TITIK KUSUMAWATI HARIS PANCA
JENIS KELAMIN LAKI-LAKI LAKI-LAKI LAKI-LAKI LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI LAKI-LAKI LAKI-LAKI LAKI-LAKI LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI LAKI-LAKI LAKI-LAKI LAKI-LAKI LAKI-LAKI LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI LAKI-LAKI LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI
27 tahun 38 tahun 25 tahun
TINGKAT PENDIDIKAN S1 S1 D II
MASA KERJA 1 tahun 4 tahun 1 tahun
MOTIVA SI tinggi tinggi rendah
PERSEP SI positif positif positif
BEBAN KERJA sedang sedang tinggi
KINER JA baik cukup kurang
49 tahun 51 tahun 27 tahun 51 tahun 39 tahun 50 tahun 40 tahun 51 tahun 26 tahun 35 tahun 28 tahun 45 tahun 27 tahun 25 tahun 35 tahun 41 tahun 39 tahun 26 tahun 40 tahun 39 tahun 40 tahun 28 tahun
D II D II S1 D II S1 D II S1 D II S1 D II S1 S1 S1 D II S1 D II S1 S1 D II S1 D II S1
25 tahun 30 tahun 1 tahun 30 tahun 6 tahun 30 tahun 12 tahun 31 tahun 1 tahun 6 tahun 1 tahun 25 tahun 1 tahun 4 tahun 1 tahun 15 tahun 8 tahun 1tahun 12 tahun 4 tahun 12 tahun 1 tahun
rendah tinggi rendah rendah tinggi rendah rendah rendah rendah tinggi tinggi tinggi tinggi sedang rendah sedang rendah sedang rendah sedang rendah rendah
negatif positif positif positif positif negatif negatif negatif negatif netral positif negatif negatif negatif netral netral netral negatif negatif netral negatif negatif
tinggi tinggi tinggi sedang tinggi sedang tinggi sedang tinggi sedang sedang sedang tinggi sedang tinggi rendah tinggi tinggi tinggi tinggi rendah tinggi
baik cukup kurang cukup kurang cukup kurang cukup kurang baik baik cukup kurang baik kurang cukup kurang baik kurang baik kurang kurang
UMUR
Lampiran 6
80
HASIL ANALISIS UNIVARIAT Frequencies Statistics
N
Valid Missing
jenis kelamin 25
umur 25
tingkat pendidikan 25
masa kerja 25
motivasi 25
persepsi 25
beban kerja 25
kinerja 25
0
0
0
0
0
0
0
0
Frequency Table jenis kelamin
Valid
laki-laki perempuan
Frequency 20 5
Percent 80.0 20.0
Valid Percent 80.0 20.0
25
100.0
100.0
Total
Cumulative Percent 80.0 100.0
umur
Valid
Frequency 2 2
Percent 8.0 8.0
Valid Percent 8.0 8.0
Cumulative Percent 8.0 16.0
3 2
12.0 8.0
12.0 8.0
28.0 36.0
35 38 39 40
2 1
8.0 4.0
8.0 4.0
44.0 48.0
3 3
12.0 12.0
12.0 12.0
60.0 72.0
41 45
1 1
4.0 4.0
4.0 4.0
76.0 80.0
49 50
1 1
4.0 4.0
4.0 4.0
84.0 88.0
3 25
12.0 100.0
12.0 100.0
100.0
Cumulative Percent 56.0 100.0
25 26 27 28
51 Total
tingkat pendidikan
Valid
S1 D II Total
Frequency 14 11
Percent 56.0 44.0
Valid Percent 56.0 44.0
25
100.0
100.0
81
masa kerja
Valid
1 4 6 8 12 15 25 30 31 Total
Frequency 9 3 2 1 3 1 2 3 1 25
Percent 36.0 12.0 8.0 4.0 12.0 4.0 8.0 12.0 4.0 100.0
Valid Percent 36.0 12.0 8.0 4.0 12.0 4.0 8.0 12.0 4.0 100.0
Cumulative Percent 36.0 48.0 56.0 60.0 72.0 76.0 84.0 96.0 100.0
motivasi
Valid
rendah sedang tinggi Total
Frequency 13 4
Percent 52.0 16.0
Valid Percent 52.0 16.0
Cumulative Percent 52.0 68.0
8 25
32.0 100.0
32.0 100.0
100.0
persepsi guru
Valid
Frequency 12
Percent 48.0
netral positif
5 8
20.0 32.0
20.0 32.0
Total
25
100.0
100.0
negatif
Valid Percent Cumulative Percent 48.0 48.0 68.0 100.0
beban kerja Frequency Valid
rendah sedang tinggi Total
2 9 14 25
Percent 8.0 36.0 56.0 100.0
Valid Percent
Cumulative Percent
8.0 36.0 56.0 100.0
8.0 44.0 100.0
kinerja
Valid
kurang cukup baik Total
Frequency 11
Percent 44.0
Valid Percent 44.0
Cumulative Percent 44.0
7 7 25
28.0 28.0 100.0
28.0 28.0 100.0
72.0 100.0
Lampiran 7 82
HASIL ANALISIS BIVARIAT CROSSTAB MOTIVASI DENGAN KINERJA Sebelum Penggabungan Sel Case Processing Summary
motivasi guru * kinerja guru
Valid N Percent 25 100.0%
Cases Missing N Percent 0 .0%
Total Percent 100.0%
N 25
motivasi guru * kinerja guru Crosstabulation
kurang motivasi guru
rendah
sedang
tinggi
Total
Count Expected Count % within motivasi guru % within kinerja guru % of Total Count Expected Count % within motivasi guru % within kinerja guru % of Total Count Expected Count % within motivasi guru % within kinerja guru % of Total Count Expected Count % within motivasi guru % within kinerja guru % of Total
9 5.7 69.2% 81.8% 36.0% 0 1.8 .0% .0% .0% 2 3.5 25.0% 18.2% 8.0% 11 11.0 44.0% 100.0% 44.0%
kinerja guru cukup 3 3.6 23.1% 42.9% 12.0% 1 1.1 25.0% 14.3% 4.0% 3 2.2 37.5% 42.9% 12.0% 7 7.0 28.0% 100.0% 28.0%
Total baik 1 3.6 7.7% 14.3% 4.0% 3 1.1 75.0% 42.9% 12.0% 3 2.2 37.5% 42.9% 12.0% 7 7.0 28.0% 100.0% 28.0%
Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 10.009(a) 4 .040 Likelihood Ratio 11.344 4 .023 Linear-by-Linear Association 4.648 1 .031 N of Valid Cases 25 a 8 cells (88.9%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.12. Symmetric Measures Value Approx. Sig. Nominal by Nominal Contingency Coefficient .535 .040 N of Valid Cases 25 a Not assuming the null hypothesis. b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
13 13.0 100.0% 52.0% 52.0% 4 4.0 100.0% 16.0% 16.0% 8 8.0 100.0% 32.0% 32.0% 25 25.0 100.0% 100.0% 100.0%
83
CROSSTAB MOTIVASI DENGAN KINERJA Setelah Penggabungan Sel Case Processing Summary
N 25
motivasi guru * kinerja guru
Valid Percent 100.0%
Cases Missing N Percent 0 .0%
N 25
Total Percent 100.0%
motivasi guru * kinerja guru Crosstabulation
motivasi guru
rendah
Count Expected Count % within motivasi transform % within kinerja transform
sedang+tinggi
Total
kinerja guru kurang cukup+baik 9 4 5.7 7.3 69.2% 30.8% 81.8% 28.6%
% of Total Count Expected Count % within motivasi transform % within kinerja transform % of Total
36.0% 2 5.3 16.7% 18.2% 8.0% 11 11.0 44.0% 100.0% 44.0%
16.0% 10 6.7 83.3% 71.4% 40.0% 14 14.0 56.0% 100.0% 56.0%
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Count Expected Count % within motivasi transform % within kinerja transform % of Total
Chi-Square Tests
Value 6.997(b) 5.026 7.435
df 1 1 1
Asymp. Sig. (2-sided) .008 .025 .006
Pearson Chi-Square Continuity Correction(a) Likelihood Ratio Fisher's Exact Test .015 Linear-by-Linear Association 6.717 1 .010 N of Valid Cases 25 a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.2 Symmetric Measures
Nominal by Nominal N of Valid Cases
Contingency Coefficient
Value .468
25 a Not assuming the null hypothesis. b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Approx. Sig. .008
.011
Total 13 13.0 100.0% 52.0% 52.0% 12 12.0 100.0% 48.0% 48.0% 25 25.0 100.0% 100.0% 100.0%
84
Risk Estimate Value Odds Ratio for motivasi guru (rendah / tinggi) For cohort kinerja guru = kurang For cohort kinerja guru = baik N of Valid Cases
11.250 4.154 .369 25
95% Confidence Interval Lower Upper 1.647 76.849 1.114 15.488 .157 .867
CROSSTAB PERSEPSI DENGAN KINERJA Sebelum Penggabungan Sel Case Processing Summary
N persepsi guru * kinerja guru
25
Valid Percent
Cases Missing Percent
N
100.0%
0
.0%
Total Percent
N 25
100.0%
persepsi guru * kinerja guru Crosstabulation
persepsi guru
negatif
netral
positif
Total
Count Expected Count % within kategori persepsi guru % within kinerja guru % of Total Count Expected Count % within kategori persepsi guru % within kinerja guru % of Total Count Expected Count % within kategori persepsi guru % within kinerja guru % of Total Count Expected Count % within kategori persepsi guru % within kinerja guru % of Total
kurang 6 5.3 50.0% 54.5% 24.0% 2 2.2 40.0% 18.2% 8.0% 3 3.5 37.5% 27.3% 12.0% 11 11.0 44.0% 100.0% 44.0%
kinerja guru cukup baik 3 3 3.4 3.4 25.0% 25.0% 42.9% 42.9% 12.0% 12.0% 1 2 1.4 1.4 20.0% 40.0% 14.3% 28.6% 4.0% 8.0% 3 2 2.2 2.2 37.5% 25.0% 42.9% 28.6% 12.0% 8.0% 7 7 7.0 7.0 28.0% 28.0% 100.0% 100.0% 28.0% 28.0%
Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square .925(a) 4 .921 Likelihood Ratio .887 4 .926 Linear-by-Linear Association .132 1 .716 N of Valid Cases 25 a 8 cells (88.9%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.40.
Total 12 12.0 100.0% 48.0% 48.0% 5 5.0 100.0% 20.0% 20.0% 8 8.0 100.0% 32.0% 32.0% 25 25.0 100.0% 100.0% 100.0%
85
Symmetric Measures Value Approx. Sig. Nominal by Nominal Contingency Coefficient .189 .921 N of Valid Cases 25 a Not assuming the null hypothesis. b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
CROSSTAB PERSEPSI DENGAN KINERJA Setelah Penggabungan Sel Case Processing Summary
N persepsi guru * kinerja guru
25
Valid Percent 100.0%
Cases Missing N Percent 0 .0%
N 25
Total Percent 100.0%
persepsi guru * kinerja guru Crosstabulation
persepsi guru
negatif
netral + positif
Total
kinerja guru kurang Cukup + baik 6 6 5.3 6.7 50.0% 50.0% 54.5% 42.9% 24.0% 24.0% 5 8 5.7 7.3 38.5% 61.5% 45.5% 57.1% 20.0% 32.0% 11 14 11.0 14.0 44.0% 56.0% 100.0% 100.0% 44.0% 56.0%
Count Expected Count % within persepsi guru % within kinerja guru % of Total Count Expected Count % within persepsi guru % within kinerja guru % of Total Count Expected Count % within persepsi guru % within kinerja guru % of Total
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correction(a) Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value .337(b) .031 .338
1 1 1
Asymp. Sig. (2-sided) .561 .859 .561
1
.569
df
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.695 .324 25
a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.28.
.430
Total 12 12.0 100.0% 48.0% 48.0% 13 13.0 100.0% 52.0% 52.0% 25 25.0 100.0% 100.0% 100.0%
86
Symmetric Measures Value Nominal by Nominal Contingency Coefficient .115 N of Valid Cases 25 a Not assuming the null hypothesis. b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Approx. Sig. .561
Risk Estimate Value Odds Ratio for persepsi guru (negatif / positif) For cohort kinerja guru = kurang For cohort kinerja guru = baik N of Valid Cases
1.600 1.300 .813 25
95% Confidence Interval Lower Upper .326 7.848 .534 3.167 .399 1.653
CROSSTAB BEBAN KERJA DENGAN KINERJA Sebelum Penggabungan Sel Case Processing Summary
beban kerja guru * kinerja guru
Valid N Percent 25 100.0%
Cases Missing N Percent 0 .0%
N 25
Total Percent 100.0%
beban kerja guru * kinerja guru Crosstabulation
beban kerja guru
rendah
sedang
tinggi
Total
Count Expected Count % within beban kerja guru % within kinerja guru % of Total Count Expected Count % within beban kerja guru % within kinerja guru % of Total Count Expected Count % within beban kerja guru % within kinerja guru % of Total Count Expected Count % within beban kerja guru % within kinerja guru % of Total
kurang 1 .9 50.0% 9.1% 4.0% 0 4.0 .0% .0% .0% 10 6.2 71.4% 90.9% 40.0% 11 11.0 44.0% 100.0% 44.0%
kinerja guru cukup 1 .6 50.0% 14.3% 4.0% 5 2.5 55.6% 71.4% 20.0% 1 3.9 7.1% 14.3% 4.0% 7 7.0 28.0% 100.0% 28.0%
Total baik 0 .6 .0% .0% .0% 4 2.5 44.4% 57.1% 16.0% 3 3.9 21.4% 42.9% 12.0% 7 7.0 28.0% 100.0% 28.0%
2 2.0 100.0% 8.0% 8.0% 9 9.0 100.0% 36.0% 36.0% 14 14.0 100.0% 56.0% 56.0% 25 25.0 100.0% 100.0% 100.0%
87
Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 12.977(a) 4 .011 Likelihood Ratio 17.316 4 .002 Linear-by-Linear Association 2.247 1 .134 N of Valid Cases 25 a 8 cells (88.9%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .56. Symmetric Measures Value Nominal by Nominal Contingency Coefficient .585 N of Valid Cases 25 a Not assuming the null hypothesis. b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Approx. Sig. .011
CROSSTAB BEBAN KERJA DENGAN KINERJA Setelah Penggabungan Sel Case Processing Summary
beban kerja * kinerja guru
Valid N Percent 25 100.0%
Cases Missing N Percent 0 .0%
N 25
Total Percent 100.0%
beban kerja * kinerja guru Crosstabulation
beban kerja
rendah +sedang
tinggi
Total
Count Expected Count % within beban transform % within kinerja transform % of Total Count Expected Count % within beban transform % within kinerja transform % of Total Count Expected Count % within beban transform % within kinerja transform % of Total
kinerja guru kurang cukup+baik 1 10 4.8 6.2 9.1% 90.9% 9.1% 71.4% 4.0% 40.0% 10 4 6.2 7.8 71.4% 28.6% 90.9% 28.6% 40.0% 16.0% 11 14 11.0 14.0 44.0% 56.0% 100.0% 100.0% 44.0% 56.0%
Total 11 11.0 100.0% 44.0% 44.0% 14 14.0 100.0% 56.0% 56.0% 25 25.0 100.0% 100.0% 100.0%
88
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correction(a) Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 9.715(b) 7.350 10.843
1 1 1
Asymp. Sig. (2-sided) .002 .007 .001
1
.002
df
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.004 9.326 25
.003
a Computed only for a 2x2 table b 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.84.
Symmetric Measures
Nominal by Nominal N of Valid Cases
Contingency Coefficient
Value .529 25
Approx. Sig. .002
a Not assuming the null hypothesis. b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. Risk Estimate Value Odds Ratio for beban kerja (sedang / tinggi) For cohort kinerja guru= kurang For cohort kinerja guru= baik N of Valid Cases
.040 .127 3.182 25
95% Confidence Interval Lower Upper .004 .424 .019 .849 1.361 7.437
Lampiran 8 89
DOKUMENTASI PENELITIAN
Gambar
1. Pengisian
Kuesioner
Gambar
2. Pengisian
Kuesioner