PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DENGAN LIMBAH KARDUS UNTUK MENGEMBANGKAN KONSEP MATEMATIKA PERMULAAN ANAK USIA 5-6 TAHUN ( STUDI EKSPERIMEN DI TK TAMAN INDRIA SEMARANG)
SKRIPSI Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: HESTI HAYUNINGTYAS NIM 1601409036
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi “Pemanfaatan Sumber Belajar dengan Limbah Kardus untuk
Mengembangkan Konsep
Matematika Permulaan Anak Usia 5-6 Tahun ( Studi Eksperimen di TK Taman Indria Semarang )”benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Januari 2014
Hesti Hayuningtyas NIM. 1601409036
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi berjudul “Pemanfaatan Sumber Belajar dengan Limbah Kardus untuk Mengembangkan Konsep Matematika Permulaan Anak Usia 5-6 Tahun (Studi Eksperimen di TK Taman Indria Semarang )” telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
Hari
: Rabu
Tanggal : 22 Januari 2014
Semarang, Januari 2014
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. S.S Dewanti H, M. Pd NIP. 19570611 198403 2 001
Wulan Adiarti, M. Pd NIP. 19810613200501 2001
Mengetahui, Ketua Jurusan PG PAUD FIP Unnes
iii
HALAMAN PENGESAHAN Skripsi berjudul “Pemanfaatan Sumber Belajar dengan Limbah Kardus untuk Mengembangkan Konsep Matematika Permulaan Anak Usia 5 - 6 Tahun (Studi Eksperimen di TK Taman Indria Semarang )” telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Hari
: Senin
Tanggal : 3 Februari 2014
Panitia Ujian Skripsi, Panitia Sidang, Ketua,
Sekretaris,
(Prof. Dr. Haryono, M. Psi)
(Diana, S.Pd., M.Pd.)
NIP. 19620222 198601 1 001
NIP. 19791220 200604 2 001 Penguji I,
(Drs.Khamidun, M. Pd) NIP. 19671216 199903 1 002
Penguji II/Pembimbing I
Penguji III/Pembimbing II
(Dr. S.S Dewanti H, M. Pd) NIP. 19570611 198403 2 001
(Wulan Adiarti, M. Pd) NIP. 19810613200501 2001
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO : “ Tidak seorangpun yang dapat mencapai puncak tanpa kerja keras. Itulah resepnya kerja keras. Memang kerja keras tidak selalu mengantar ke puncak, tetapi paling tidak kita dapat mendekatinya.”
PERSEMBAHAN: 1. Bapak dan Ibuku tersayang, terimakasih untuk dukungan, motivasi dan doa kalian. 2. Kedua kakakku, dan kakak iparku terimakasih untuk segala pengorbanan kalian. 3. Almamaterku yang kubanggakan. 4. Teman-teman PGPAUD angkatan 2009
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayahNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pemanfaatan Sumber Belajar dengan Limbah Kardus untuk Mengembangkan Konsep Matematika Permulaan Anak Usia 5-6 Tahun (Studi Eksperimen di TK Taman Indria Kota Semarang )”. Berkat bimbingan, dorongan serta arahan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak berikut ini. 1.
Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam menempuh pembelajaran di Fakultas Ilmu Pendidikan,
2.
Drs. Hardjono, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam menempuh pembelajaran di Fakultas Ilmu Pendidikan,
3.
Edi Waluyo, S. Pd. M. Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG PAUD) Universitas Negeri Semarang.
4. Dr. Sri Sularti Dewanti Handayani M.Pd, dosen pembimbing I yang telah berkenan memberikan bimbingan, semangat serta pengarahan salama proses pembuatan skripsi hingga dapat terselesaikan dengan baik, 5.
Wulan Adiarti, M.Pd, dosen pembimbing II yang juga selalu memberikan bimbingan, pengarahan, serta inspirasi kepada penulis selama penulisan skripsi,
vi
6. Bapak dan Ibu dosen PG PAUD, terima kasih atas segala ilmu dan bekal yang telah diberikan kepada penulis, 7. Kepala sekolah TK Taman Indria dan TK PGRI 02 Mlatiharjo 1 Kecamatan Semarang Timur Kota Semarang yang telah memberi ijin, mendukung, dan membantu penulis selama penelitian, 8. Bapak, Ibuku, kedua kakakku beserta kakak iparku yang selalu memberikan doa, semangat, dan dorongan moril maupun materil kepada penulis, tanpa semua itu penulis tidak dapat menyelesaikan skripsi dengan baik 9. Teman-temanku seperjuangan PG PAUD 2009 yang selalu memberi dukungan dan dorongan, 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan segala rahmat dan hidayahNya kepada segenap pihak yang telah membantu penulis. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya.
Semarang,
Januari 2014
Penulis
vii
ABSTRAK
Hesti Hayuningtyas. 2014. Pemanfaatan Sumber Belajar dengan Limbah Kardus untuk Mengembangkan Konsep Matematika Permulaan Anak Usia 5-6 Tahun ( Studi Eksperimen di TK Taman Indria Semarang ). Skripsi, Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: 1. Dr. Sri Sularti Dewanti Handayani, M.Pd, 2. Wulan Adiarti M.pd. Kata Kunci: Sumber Belajar, Limbah Kardus, Matematika Permulaan, Anak Usia 5-6 Tahun Pembelajaran erat kaitannya dengan interaksi antar guru dengan murid dan sumber belajar. Sumber belajar seringkali digunakan oleh guru untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Pengenalan konsep matematika permulaan harus diberikan sejak usia dini. Salah satu cara untuk mengembangkan konsep matematika permulaan pada anak adalah melalui pembelajaran di sekolah. Pembelajaran di sekolah yang berada di lingkungan masyarakat adalah wahana yang efektif untuk mengenalkan konsep matematika permulaan. Penelitian ini jenis penelitian eksperimen pretest-posttest control group design. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling, terambil dua sampel yaitu TK Taman Indria sebagai kelompok eksperimen dan TK PGRI 02 Mlatiharjo 1 sebagai kelompok kontrol. Uji t paired antara pretest dan posttest kelompok eksperimen menghasilkan nilai significant (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,000 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikant, sedangkan uji t paired antara pretest dan posttest kelompok kontrol menghasilkan nilai signifikan (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,018 yang berarti tidak terdapat peningkatan yang signifikan. Hasil uji t paired posttest kelompok kontrol dan eksperimen adalah ada perbedaan yang signifikan karena memiliki nilai Significant (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,000 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan. Ada peningkatan konsep matematika permulaan anak pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah diberikan sumber belajar dengan limbah kardus dan terlihat meningkat pemahaman konsep matematika permulaan anak pada kelompok kontrol dan eksperimen setelah diberikan perlakuan. Maka sumber belajar dengan limbah kardus efektif untuk mengembangkan konsep matematika permulaan pada anak usia 5-6 tahun. Sekolah sebagai sarana pendidikan harus memberikan sumber belajar atau literatur lain untuk mengembangkan konsep matematika permulaan sehingga anak mendapatkan konsep matematika permulaan yang lebih baik lagi dan akan lebih meningkat.
viii
ABSTRACT
Hesti Hayuningtyas. 2014. Utilization of cardboard waste as the source of learning to develop Mathematics beginning concept in 5-6 years-old children (Research study at kindergarten school in Taman Indria, Semarang). A research study, teacher education of early childhood education, Semarang State University. Supervisor 1: Dr. Sri Sularti Dewanti Handayani, M.Pd, 2. Wulan Adiarti, M.Pd. Keywords: Learning source, Cardboard Waste, Basic Mathematics, 4-5 years-old children Learning process is closely related to interaction among the teacher, the students, and the source of the learning itself. The source of learning is frequently used by the teacher to support the learning activity. Introduction of basic mathematics concept should be given from an early age. One of the way to develop basic mathematics to children is by learning process at school. Learning process which is held in communities is the effective way to introduce basic mathematics concept. This research is kind of an experiment pretest-posttest control group design. The sampling process uses simple random sampling technic, as the samples are Taman Indria kindergarten as the experiment group and PGRI 02 Mlatiharjo 1 kindergarten as the control group. The t paired test between pretest and posttest in experiment group has obtained significant score (2-tailed) < 0,05 is that 0,000 that means there is a significant difference, however the t paired test between pretest and posttest in control group has obtained significant score (2-tailed) < 0,05 is that 0,018 that means there is no significant enhancement. The result test of t paired posttest in control and experiment group is that there are significant difference because it has significant score (2-tailed) < 0,05 is that 0,000 that means there is significant difference There is a escalation in basic concept of mathematics in children of experiment group before and after they are given the cardboard waste as the learning source. It is known that there is a increase comprehension of basic concept of mathematics between the children of experiment and control group after the treatment. Therefore, cardboard waste as the learning source is effective to develop basic concept of mathematics in 5-6 years old children. School as the education facilities should give another learning source or another literature to develop the basic concept of mathematics in order to children can get better basic concept of mathematics and they will have good understanding in it.
ix
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................................. i PERNYATAAN ................................................................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi ABSTRAK .......................................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................................ ix DAFTAR ISI ....................................................................................................... x DAFTAR TABEL .............................................................................................. xv DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................................. 7 C. Tujuan Penelitian................................................................................ 7 D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 8 1. Manfaat Teoritis ............................................................................ 8 2. Manfaat Praktis .............................................................................. 8
x
E. Batasan Istilah .................................................................................... 9 1. Pengertian Sumber Belajar ............................................................. 9 2. Pengertian Limbah ......................................................................... 10 3. Pengertian Konsep Matematika ..................................................... 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Matematika Permulaan ......................................................... 11 1. Pengertian Matematika ................................................................... 11 2. Dasar Perkembangan Matematika Anak ........................................ 13 3. Standar Konsep Matematika Anak Usia Dini ............................... 17 4. Strategi Pembelajaran Matematika ................................................ 21 Strategi Pembelajaran Matematika dengan Bermain ..................... 23 a. Pengertian Bermain ............................................................... 23 b. Manfaat Bermain .................................................................. 24 c. Macam Bermain dalam Matematika ..................................... 27 5. Media yang Digunakan dalam Pembelajaran Matematika ............. 30 B. Hakekat Sumber Belajar dengan Limbah Kardus ............................. 32 1. Pengertian Sumber Belajar ............................................................ 32 2. Manfaat Sumber Belajar................................................................. 33 3. Jenis Sumber Belajar ...................................................................... 35 4. Pengelolaan Sumber Belajar .......................................................... 38 5. Pengertian Bahan Limbah Kardus.................................................. 40 C. Hakekat Perkembangan Kognitif Anak ............................................ 43 1. Pengertian Perkembangan Kognitif ............................................. 43
xi
2. Tahapan Perkembangan Kognitif .................................................. 44 3. Klasifikasi Perkembangan Kognitif .............................................. 47 4. Perkembangan Kognitif Usia 5-6 Tahun ........................................ 49 D. Penelitian yang relevan .................................................................... 51 E. Kerangka Berfikir ............................................................................. 54 F. Hipotesis ........................................................................................... 57 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ............................................................................ 58 B. Variabel Penelitian .......................................................................... 59 1. Variabel Bebas ........................................................................... 59 2. Variabel Terikat ........................................................................ 59 C. Populasi dan Sampel ....................................................................... 61 1. Populasi ..................................................................................... 61 2. Sampel ....................................................................................... 63 D. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 64 E. Teknik Pengukuran Validasi dan Reliabilitas Instrumen ................ 64 1. Validitas dan Reliabilitas ........................................................... 64 a. Validitas .................................................................................. 65 b. Reliabilitas .............................................................................. 67 E. Metode Analisis Data ...................................................................... 68 1. Uji Dua Sampel Berpasangan ..................................................... 69 2. Analisis Data Awal..................................................................... 70 a. Uji Normalitas ....................................................................... 70
xii
b. Uji Homogenitas ................................................................... 70 3. Analisis Data Akhir ................................................................... 71 a. Uji Normalitas ....................................................................... 71 b. Uji Homogenitas ................................................................... 72 c. Uji Hipotesis .......................................................................... 72 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum dan Analisis Deskriptif ....................................... 73 1. Identitas Sekolah Kelompok Eksperimen ................................... 73 2. Analisis Deskriptif mengenai Kondisi Fisik dan Pembelajaran TK Taman Indria ......................................................................... 73 3. Identitas Sekolah Kelompok Kontrol .......................................... 74 2. Analisis Deskriptif mengenai Kondisi Fisik dan Pembelajaran TK PGRI 02 Mlatiharjo 1 ............................................................ 75 B. Pelaksanaan Penelitian ..................................................................... 75 1. Pengumpulan Data ....................................................................... 75 2. Hasil Penelitian ............................................................................ 77 a. Hasil Penelitian pada Kelompok Eksperimen ......................... 77 b. Hasil Penelitian pada Kelompok Kontrol ................................ 78 c. PeningkatanKemampuan Matematika Permulaan pada Kelompok Eksperimen ................................................... 80 d. Peningkatan Kemampuan MatematikaPermulaan pada Kelompok Kontrol .................................................................. 81 3. Analisis data ................................................................................ 83
xiii
a. Uji Normalitas Data Pretest................................................... 83 b. Uji Homogenitas Data Pretest ................................................ 84 c.Uji Hipotesis ............................................................................. 85 1. Uji Hipotesis Kelompok Kontrol ........................................ 86 2. Uji Hipotesis Kelompok Eksperimen ................................. 87 3.Uji Hipotesis Postest Kelompok Kontrol dan Eksperimen ................................................................... 88 d. Pembahasan ........................................................................... 88 C. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 98 BAB V PENUTUP 1. Simpulan .......................................................................................... 99 2. Saran ............................................................................................... 99 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 101 LAMPIRAN ....................................................................................................... 103
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Desain Penelitian ................................................................................ 58 Tabel 3.2Kisi-Kisi Instrumen Sumber Belajar dengan Limbah Kardus ........................ 60 Tabel 3.3Kisi-Kisi Instrumen Variabel Kemampuan Matematika Anak Usia 5-6 Tahun ............................................................................................................. 60 Tabel 3.4 Rekapitulasi Validitas .................................................................................... 66 Tabel 3.5 Hasil uji realibilitas item pada uji coba instrumen ......................................... 68 Tabel 4.1 Jadwal Penelitian............................................................................................ 76 Tabel 4.2 Hasil Pretest Kelompok Eksperimen ............................................................. 77 Tabel 4.3 Hasil Posttest Kelompok Eksperimen ............................................................ 78 Tabel 4.4 Hasil Pretest Kelompok Kontrol .................................................................... 79 Tabel 4.5 Hasil Posttest Kelompok Kontrol .................................................................. 79 Tabel 4.6 Peningkatan pada Kelompok Eksperimen ..................................................... 80 Tabel 4.7 Peningkatan pada Kelompok Kontrol ............................................................ 81 Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Data Pretest .................................................................. 83 Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest .............................................................. 85 Tabel 4.10 Hasil Paired Uji Hipotesis Kelompok Kontrol ............................................ 86 Tabel 4.11 Hasil Paired Uji Hipotesis Kelompok Eksperimen ...................................... 87 Tabel 4.12 T-test Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen ..................................... 88
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Nama Responden ................................................................. 104 Lampiran 2 Uji Validitas Data Hasil Uji Coba Instrumen ................................. 106 Lampiran 3 Reliabilitas Data Hasil Uji Coba Instrumen ................................... 108 Lampiran 4 Instrumen Penelitian ....................................................................... 118 Lampiran 5 Rencana Kegiatan, RKH dan RKM ................................................ 132 Lampiran 6 Tabulasi Data Hasil Penelitian ....................................................... 185 Lampiran 7 Uji Normalitas Data Pretest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen .................................................................... 194 Lampiran 8 Uji Homogenitas Data Pretest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen .................................................................... 201 Lampiran 9 Uji Perbedaan Data Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen .................................................................... 206 Lampiran 10 Uji Perbedaan Data Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen .................................................................... 209 Lampiran 11Uji Perbedaan Data Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen .................................................................... 212 Lampiran 12 Surat-Surat .................................................................................... 215 Lampiran 13 Dokumentasi ................................................................................. 221
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Media Papan Panel Mengenal Tanda > atau <.. ............................... 229 Gambar 2 Media Papan Panel Mengenal Penjumlahan ..................................... 230 Gambar 3 Media Ronce Untuk Mengenal Pola Urutan ..................................... 231 Gambar 4 Media Kartu Bilangan dan Kancing Baju Untuk Mengenal Bilangan ................................................................. 232 Gambar 5 Media Dadu Untuk Mengenal Bilangan 1-12 ................................... 233 Gambar 6 Media Piringan Angka Berpola Baju Untuk Mengenal Bilangan ..... 234 Gambar 7 Media Papan Panel Mengenal = atau ≠ ........................................... 235 Gambar 8 Media Kartu Gambar Buah Jeruk, Mangga dan Apel Untuk Mengelompokkan Sesuai Jenisnya .................................................... 236 Gambar 9 Media Pola Buah Apel Untuk Mengurutkan Sesuai Warnanya Merah dan Hijau ............................................................... 237 Gambar 10 Media Kartu Gambar Buah Jeruk, Semangka dan Strawbery Untuk Mengelompokkan Sesuai Bentuk Lingkaran, Setengah Lingkaran, Segitiga ......................................................................... 238 Gambar 11Media Papan Panel Mengenal Pengurangan .................................... 239 Gambar 12 Media Lingkaran Untuk Ditempel Sesuai Bilangan Menjadi Buah Anggur ................................................................................... 240 Gambar 13 Media Pola Donat Untuk Mengelompokkan Lingkaran yang Kecil dan Besar .................................................... 241 Gambar 14 Media Ronce Untuk Mengenal Pola Urutan .................................. 242
xvii
Gambar 15 Media Pola Donat Untuk Memasangkan dengan Bilangan ............ 243 Gambar 16 Media Kartu Gambar Kue Tart, Cokelat Payung Untuk Mengenal Bentuk Segitiga .............................................................. 244 Gambar 17 Media Pola Donat Untuk Membilang ............................................. 245 Gambar 18 Media Kasur-Halus Untuk Mengenal Konsep Kasar-Halus ........... 246 Gambar 19 Media Kartu Gambar TV, Jam Dinding Untuk Mengelompokkan Bentuk Segiempat dan Lingkaran ..................... 247 Gambar 20 Media Papan Panel Membilang....................................................... 248 Gambar 21 Media Ubin Bilangan Untuk Mengenal Bilangan ........................... 249 Gambar 22 Media Kartu Gambar TV, Radio, Lemari, Kipas Angin Untuk Mengelompokkan Bentuk Segiempat dan Lingkaran ..................... 250 Gambar 23 Media TV Untuk Membandingkan Panjang-Pendek ...................... 251 Gambar 24Media Pola Pintu Untuk Memasangkan Lambang Bilangan Sesuai Jumlah Gambar Pintu .......................................................... 252 Gambar 25 Media Kartu Gambar Bola Sepak dan Kasti Untuk Mengenal Bentuk Lingkaran .......................................................... 253 Gambar 26 Media Angka Panel Untuk Mengenl Lambang Bilangan ............... 254 Gambar 27 Media Papan Panel Untuk Memisahkan Kumpulan Gambar Bola Besar dan Kecil yang Jumlahnya Banyak dan Sedikit .................... 255 Gambar 28 Media Pola Bola dan Bilangan Untuk Mengenal Bilangan dan Lambang Bilangam ........................................................................ 256 Gambar 29 Media Ronce Untuk Mengurutkan Pola Besar-Kecil ...................... 257 Gambar 30 Media Panel dari Kardus Susu ........................................................ 258
xviii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Pendidikan telah menjadi kebutuhan bagi manusia. Pendidikan merupakan kunci keberhasilan pembangunan suatu negara, dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Pendidikan memiliki maksud agar anak-anak bangsa Indonesia nantinya tidak tertinggal dengan bangsa lainnya. Pendidikan sejak dini inilah yang mampu meletakkan dasar-dasar pemberdayaan manusia agar memiliki kesadaran akan potensi diri dan dapat mengembangkannya bagi kebutuhan diri, masyarakat dan bangsa sehingga dapat membentuk masyarakat madani. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakkan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik, kecerdasan, sosial emosional, dan bahasa sesuai keunikan dan tahap perkembangan anak usia dini. Pendidikan Anak Usia Dini yaitu pendidikan yang ditujukan bagi anak sejak lahir hingga usia 6 tahun. Menurut UU No. 20 Tahun 2003, PAUD diselenggarakan
sebelum
jenjang
pendidikan
dasar.
PAUD
dapat
diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal. Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan
1
2
selanjutnya. Dunia anak ialah bermain, anak memiliki dunia yang berbeda dengan orang dewasa. Menurut Anggani Sudono (Kamtini & Tanjung, 2005:47) mengatakan bahwa, bermain suatu kegiatan yang dilakukan dengan alat atau tanpa menggunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak. Bermain terdiri dari beberapa jenis yaitu bermain bebas, bermain dengan bimbingan, dan bermain dengan arahan, Bergen (dalam Kamtini & Tanjung, 2005:47). Pembelajaran di lembaga PAUD pada hakikatnya pembelajaran yang berpusat pada anak. Pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan anak dan guru hanya membantu ketika anak mengalami kesulitan belajar. Pembelajaran yang diberikan oleh guru haruslah memiliki unsur bermain yang menyenangkan bagi anak, karena anak akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga ketika anak bermain. Pembelajaran erat kaitannya dengan interaksi antar guru dengan murid dan sumber belajar. Sumber belajar seringkali digunakan oleh guru saat memberikan pembelajaran kepada muridnya. Menurut Sudjana dan Rivai (dalam Prastowo, 2012:2), sumber belajar adalah segala daya yang dapat dimanfaatkan guna memberi kemudahan kepada seseorang dalam belajarnya. Sumber belajar bisa berupa rekaman, buku referensi, buku cerita, gambar-gambar, narasumber, benda atau hasil-hasil budaya. Secara garis besar, sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi lingkungan alam, lingkungan sosial, lingkungan budaya, media, realita, dan produk pabrik (Yunanto, 2004:62). Sumber
3
belajar selain sebagai fasilitas anak saat belajar, juga dapat memberikan pengalaman atau informasi kepada anak. Penggunaan sumber belajar disesuaikan dengan tingkat kebutuhan anak. Semua sumber belajar yang digunakan oleh guru dapat mendukung perkembangan anak seperti aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Sumber belajar bahan limbah merupakan salah satu komponen terpenting dalam pengembangan tujuan, isi dan proses pendidikan pada anak usia dini. Esensi tujuan pendidikan pada anak diantaranya adalah membantu anak memahami dan menyesuaikan diri secara kreatif dengan lingkungannya. Bahan-bahan limbah yang sering ditemukan oleh manusia di lingkungan masyarakat,
lingkungan sekolah dan lingkungan tempat
tinggal seringkali dilupakan oleh guru untuk dimanfaatkan lagi sebagai sarana kegiatan belajar anak, hal ini dikarenakan guru beranggapan bahan limbah hanyalah bahan sisa produksi rumah tangga yang tidak menarik lagi untuk dipakai. Sumber belajar bahan bekas penting digunakan untuk mendukung
kegiatan
pembelajaran
yang
optimal
dan
kondusif,
mendekatkan jarak pemahaman antara anak dan pendidik tentang suatu konsep dan proses yang dipelajari. Anak selama masa perkembangan yang sedang dilaluinya memiliki tugas perkembangan yang harus tercapai, tugas perkembangan tersebut mencakup seluruh aspek-aspek perkembangan. Aspek perkembangan yang mempunyai peranan penting dalam perkembangan anak salah satunya ialah aspek
perkembangan kognitif. Menurut Jean Piaget (dalam Santrock,
4
2011:32), perkembangan kognitif adalah anak-anak secara aktif membangun pengertian anak terhadap dunia dan melewati empat tahap perkembangan kognitif yaitu tahap sensorimotor, praoperasional, operasional konkret, dan operasional formal. Secara umum kognitif diartikan sebagai potensi intelektual yang terdiri dari tahapan: pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan
(aplication), analisa (analysis),
(sinthesis), evaluasi (evaluation). Kognitif
sintesa
berarti persoalan yang
menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal). Perkembangan kognitif anak berkaitan juga dengan pemahaman anak akan matematika mengenai geometri, ukuran, bilangan, pengelompokkan dan penjumlahan. Dalam perkembangan kognitif kemampuan anak memusatkan perhatian pada satu sifat sebuah benda untuk digolonggolongkan sedang berkembang dalam diri anak usia empat tahun, sedangkan anak usia lima tahun pun senang menyortir dan mengelompokkan sesuai warna, bentuk dan ukuran, Flavel, Miller & Miller, 1992 ( dalam Seefeldt & Wasik, 2008:82). Pengembangan matematika permulaan dapat dilakukan dengan memasukkan unsur bermain yang sederhana, bervariasi, dan praktis dalam kehidupan sehari-hari, ketika dipakai untuk memperkenalkan konsep matematika, seperti mengenal warna, bentuk atau bangun, konsep waktu, bilangan, memasangkan, dan mengelompokkan. Guru alangkah baiknya jika terus membimbing dan memberikan stimulus dengan benar agar anak dapat menggunakan pengalaman matematika mereka dengan tepat dan benar
5
sehingga pengalamannya dapat bermanfaat untuk melanjutkan ke tingkat pengalaman selanjutnya. Berdasarkan hasil penelitian Maryani dalam penelitiannya yang berjudul “Meletakkan Dasar-Dasar Pengalaman Konsep Matematika melalui Permainan Praktis di Kelompok Bermain”,
Jurnal Pendidikan
Penabur (vol 15, 2010:1-11), mengatakan bahwa pengenalan konsep matematika melalui permainan, khususnya pada konsep benda dan konsep bilangan ini dapat berhasil mencapai ketuntasan sebesar 84%. Selanjutnya, penilitian yang dilakukan oleh Rahmad (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “ Analisis Kesulitan Belajar Matematika pada Anak Usia Dini (Tingkat Pra Sekolah / TK) dan Alternatif Pemecahannya”, Jurnal Universitas Muhammadiyah Metro, (vol 1, 2011:1), mengungkapkan bahwa pada masa kanak-kanak awal atau masa pra sekolah, matematika sangat berguna sekali bagi mereka untuk mengembangkan proses berpikir. Pembelajaran matematika yang diberikan pada tingkat anak usia dini masih bersifat non formal, dimana anak belum sepenuhnya diberikan materi matematika yang sebenarnya tetapi baru bersifat pengenalan. Pendidikan matematika dapat diberikan melalui pengenalan-pengenalan, misalnya pada pengenalan bilangan, terlebih dahulu diperdengarkan angka dengan menyebutkan angka satu, dua, tiga dan seterusnya, kemudian perlihatkan benda-benda berjumlah satu, dua, tiga dan seterusnya, bukan berarti materinya langsung mengenalkan lambang bilangan "dua" karena anak akan bingung.
Dengan
bertambahnya
kecerdasan
dan
umur
barulah
6
diperkenalkan ke lambang bilangan. Mengingat pentingnya dasar-dasar pengalaman matematika tersebut pada usia dini, perlu adanya teknik dan metode yang tepat dan sesuai dengan usia anak. Oleh karena itu proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi anak haruslah dapat diciptakan oleh guru. Berdasarkan pengamatan di lapangan, ternyata masih dijumpai di Taman Kanak-kanak daerah Semarang Timur ketika kegiatan pembelajaran guru lebih banyak memanfaatkan sumber belajar seperti majalah, buku tulis, buku kotak kecil, dan pensil. Sumber belajar ini biasa digunakan untuk mengajarkan anak mengenalkan matematika seperti belajar menjumlah, mengelompokkan berdasarkan pola sesuai gambar yang tersedia di majalah, membedakan ukuran besar dan kecil sesuai gambar yang tersedia di majalah, mozaik selanjutnya gambar yang tersedia di majalah diwarnai oleh anak-anak. Pembelajaran dilakukan sesuai dengan petunjuk guru dengan cara guru terlebih dulu menerangkan kegiatan yang akan dikerjakan oleh anak, sekaligus memberikan hasil dari kegiatan tersebut dan anak tinggal meniru seperti yang sudah dicontohkan oleh guru. Guru jarang membuat lembar kegiatan belajar untuk anak karena guru tidak memiliki banyak waktu untuk membuatnya dan bahan-bahan yang dipakai untuk lembar kegiatan belajar anak. Majalah biasa digunakan oleh guru TK karena dianggap praktis, mudah, dan tidak merepotkan guru sendiri. Akan tetapi, majalah memiliki banyak kelemahan yaitu membuat anak tidak mandiri, tidak kreatif, penguasaan materi dalam mengenalkan konsep matematika
7
permulaan cenderung bersifat monoton karena hanya sekedar menghitung gambar yang ada dimajalah dan diwarnai saja. Sumber belajar bahan limbah bisa dimanfaatkan oleh guru tanpa mengeluarkan banyak uang dan sering dijumpai pada lingkungan sekitar yang dapat dikreasikan lagi sebagai sumber belajar yang menarik bagi anak dalam pembelajaran matematika permulaan sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar. Bahan limbah yang bisa digunakan seperti kertas koran, kain perca, kalender, plastik, kardus bekas, dan botol bekas. Pendidik dapat mengenalkan
konsep
matematika
permulaan
kepada
anak
dengan
menggunakan sumber belajar dengan bahan limbah. Kegiatan yang dapat dilakukan seperti menggunting kertas koran, menempel angka yang ada di kalender, dan mengelompokkan botol. Berkaitan hal tersebut, peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Pemanfaatan Sumber Belajar dengan Limbah Kardus untuk Mengembangkan Konsep Matematika Permulaan Anak Usia 5-6 Tahun (Studi Eksperimen di TK Taman Indria Semarang).”
B.
Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan fokus penelitian yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian eksperimen yaitu apakah pemanfaatan sumber belajar dengan limbah kardus dapat meningkatkan kemampuan anak memahami konsep matematika permulaan?
C.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan
8
kemampuan anak memahami konsep matematika permulaan melalui pemanfaatan sumber belajar dengan limbah kardus.
D.
Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, dapat diperoleh manfaat atau pentingnya penelitian. Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1.
Manfaat Teoritis a.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, selain itu juga dapat memberi pemahaman terhadap guru-guru dalam pemanfaatan sumber belajar dengan limbah kardus untuk mengembangkan konsep matematika permulaan siswa.
b.
Untuk menambah referensi bahan pustaka tentang Pembelajaran TK (PAUD), khususnya tentang pemanfaatan sumber belajar dengan limbah kardus untuk mengembangkan konsep matematika permulaan anak TK
2.
Manfaat Praktis a.
Bagi Peneliti Untuk menambah pengetahuan dan berbagai sarana untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah terhadap masalah nyata yang dihadapi oleh dunia pendidikan.
b.
Bagi Sekolah
9
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada pihak sekolah, yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam
mengembangkan
konsep
matematika
permulaan anak melalui pemanfaatan sumber belajar dengan limbah kardus. c.
Bagi Fakultas Dapat digunakan sebagai bahan untuk mengembangkan pengetahuan serta bahan perbandingan bagi pembaca yang akan melakukan penelitian, khususnya tentang pemanfaatan sumber belajar dengan limbah kardus untuk mengembangkan konsep matematika permulaan anak usia 5-6 Tahun.
E.
Batasan Istilah Untuk menghindari kesalah pahaman terhadap konsep yang dibahas dalam penelitian ini, berikut peneliti jelaskan beberapa istilah yang berkaitan dengan judul penelitian yang penulis ajukan, antara lain: 1.
Pengertian Sumber Belajar Sumber Belajar merupakan bahan yang mencakup media belajar, alat peraga, alat permainan untuk memberikan informasi maupun kepada anak maupun orang dewasa yang berperan mendampingi anak dalam belajar. Yunanto (2004:20). Selanjutnya menurut Nana Sudjana (dalam Eliyawati, 2005:26), mendefinisikan sumber belajar sebagai daya yang dimanfaatkan guna memberi
10
kemudahan kepada seseorang dalam belajarnya. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa segala bahan yang digunakan oleh guru untuk mendukung proses belajar mengajar di kelas dan dapat membantu anak dalam memahami pembelajaran di kelas 2.
Pengertian Limbah Limbah, Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, limbah merupakan sisa proses produksi. Selanjutnya, Menurut Warsidi (2008:19), limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik industri domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah). Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa limbah adalah segala sesuatu yang berasal dari sisa produksi yang sudah tidak tepakai lagi di lingkungan sekitar yang dapat dimanfaatkan kembali.
3.
Pengertian Konsep Matematika Konsep Matematika, Menurut Ismayani (2010:20). Matematika adalah segala hal yang berkaitan dengan pola, aturan dan aturan itu dipakai
untuk
menyelesaikan
berbagai
macam
permasalahan
Sedangkan, Menurut Andi Hakim Nasution ( dalam Fathani, 2009:20), istilah matematika berasal dari kata sansekerta, medha yang memiliki arti kepandaian, ketahuan, atau inteligensia. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep matematika adalah kemampuan yang dimiliki anak dalam mempelajari pola, aturan dan aturan itu dipakai untuk menyelesaikan berbagai macam permasalahan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A.
Hakikat Matematika Permulaan 1.
Pengertian Matematika Matematika dihubungkan dengan ilmu bilangan, maksudnya matematika memiliki hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan. Matematika dalam sudut pandang Andi Hakim Nasution (dalam Fathani, 2009:20), bahwa istilah matematika berasal dari kata Yunani, mathein yang berarti mempelajari. Kata ini memiliki hubungan erat dengan kata sansekerta, medha yang memiliki arti kepandaian, ketahuan, atau inteligensia. Selanjutnya, menurut Surisumantri (dalam Susanto, 2011:98), matematika merupakan cara belajar untuk mengatur jalan pikiran seseorang. Menurut
Ismayani
(2010:20) menjabarkan beberapa
pengertian matematika sebagai berikut : a. Matematika adalah segala hal yang berkaitan dengan pola dan aturan dan bagaimana aturan itu dipakai untuk menyelesaikan berbagai macam permasalahan. Contoh konkrit: Anak belajar meronce sedotan dengan dua pola warna merah dan biru. b. Matematika adalah bahasa simbol. Sebuah bahasa universal yang bisa dipahami tanpa makna ganda sehingga menghilangkan sifat
11
12
kabur, majemuk dan emosional. Contoh konkrit: Anak belajar menghubungkan lambang bilangan dengan jumlah benda. c. Matematika adalah ilmu tentang berpikir dan bernalar, tentang bagaimana cara memperoleh kesimpulan-kesimpulan yang tepat dari berbagai keadaan. Contoh konkrit: Anak belajar mengerjakan maze (mencari jejak “anak mencari jalan pergi ke sekolah”). d. Matematika adalah ilmu yang mempelajari hubungan pola, bentuk, bilangan, ruang dan struktur. Contoh konkrit: Anak belajar bentuk geometri (lingkaran, segitiga, dan segiempat). Konsep matematika erat kaitannya dengan daya pikir yang dimiliki oleh setiap anak. Menurut jurnal penelitian yang dilakukan oleh Maryani (vol. 1, 2010:1-11), Logic smart adalah kecerdasan dalam hal angka dan kemahiran menggunakan logika atau akal sehat. Kecerdasan
logika
matematika
pada
dasarnya
melibatkan
kemampuan– kemampuan menganalisis masalah secara logis, menemukan atau menciptakan rumus–rumus atau pola matematika dan menyelidiki sesuatu secara ilmiah. Materi program dalam kurikulum
yang
dapat
mengembangkan
kecerdasan
logika
matematika. Contoh konkrit: pembelajaran mengenai bilangan, beberapa pola, perhitungan, pengukuran, geometri, statistik, peluang, pemecahan masalah, logika, game strategi dan petunjuk grafik. Kemampuan berpikir dan bernalar anak usia dini berubah dan berkembang sangat cepat. Hal ini dengan adanya perubahan dalam
13
kemampuan berpikir dan bernalar akan memungkinkan anak mengerti konsep matematika lewat cara baru. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep matematika permulaan merupakan konsep yang berhubungan dengan angka/bilangan dan simbol-simbol yang mewakili bilangan sehingga dapat dimengerti oleh anak, karena anak usia dini masih memiliki penalaran logika yang terbatas. 2.
Dasar Perkembangan Matematika Anak Dasar perkembangan matematika anak-anak dibangun pada tahun-tahun dini. Matematika dibangun oleh keingintahuan dan semangat anak-anak dan tumbuh secara alami dari pengalaman anak. Anak belajar konsep matematika dapat disesuaikan dengan usia dan perkembangan yang dialami oleh anak. Contoh konkrit: Anak belajar mengenal bentuk geometri dengan melihat bentuk benda yang ada disekitarnya (roda sepeda bentuknya lingkaran). Dalam periode ini, anak-anak mulai melakukan hal-hal berikut (Seefeldt & Wasik, 2008:385) : a. Berpikir tentang simbol/lambang. Anak mulai mengerti hal-hal abstrak (angka bisa mewakili banyak benda). Contoh konkrit: Anak
mampu mengambil lambang
bilangan sesuai dengan jumlah benda yang disediakan oleh guru (Guru menyediakan 2 bola dan anak dapat mengambil angka 2 di dalam kotak).
14
b. Memahami kelestarian bilangan Kelestarian adalah kemampuan untuk memahami bahwa zat-zat dan benda-benda itu tetap sama terlepas dari perubahan bentuk atau perubahan susunan dalam ruang. Beberapa anak usia 3 tahun bisa menghitung dan menghafal, anak usia 4 tahun belum mampu mengerti kelestarian, anak usia 5 tahun kelestarian jumlah sedang berkembang. Contoh konkrit: Anak mampu menyebutkan bilangan 1-10. c. Berpikir secara semi logis Pemikiran dan penalaran anak-anak pada usia ini disebut semilogis, karena penalaran logika anak terbatas. Contoh konkrit: Anak mampu menuliskan angka 1-10. Cara belajar anak mengenai konsep matematika
sesuai
dengan perkembangannya dapat dilakukan seperti (Seefeldt & Wasik, 2008:386-390): 1. Mengembangkan Bahasa Matematika Pembicaraan dan percakapan informal anak-anak tentang kegiatan-kegiatan anak bisa menuntun kepada perkembangan bahasa yang bisa digunakan untuk menjelaskan konsep dan prosedur
matematika.
Belajar
kata-kata
yang
membantu
menggambarkan pola, ukuran, dan bentuk-bentuk satu sama lain membantu anak mengembangkan bahasa matematika. Permainan juga bisa membangun konsep awal dari matematika. Anak akan
15
mengembangkan kemampuan matematikanya dengan perasaan nyaman. Contoh konkrit: Anak belajar mengenal angka dengan media kartu angka, pohon hitung, dam kereta hitung. 2. Kesempatan interaktif untuk pengalaman matematika. Anak-anak memerlukan berbagai bahan untuk berlatih dan kesempatan untuk menyortir, menggolongkan, menghitung, menimbang, mengukur, menumpuk dan menyelidiki jika mereka hendak membangun pengetahuan matematika. Kesempatan belajar matematika dapat diperoleh anak dengan cara : a. Pengalaman langsung Pengalaman dapat diberikan melalui kegiatan-kegiatan yang menuntun anak untuk berpikir, mencari hubungan, membuat pola, menghitung dan menyortir membantu anak bekerja melalui kegiatan mental dan fisik. Pengalamanpengalaman ini membantu anak-anak berpikir tentang dunianya dengan cara-cara alternatif dan membantu anak memahami bahwa ada banyak cara untuk memecahkan masalah, menghasilkan solusi bagi masalah adalah strategi penting dalam matematika. Contoh konkrit: Anak dapat belajar bentuk geometri (lingkaran,persegi dan segitiga) dengan benda-benda disekitar anak (bola,penghapus, dan buku) dan anak dapat belajar berhitung dengan menghitung jumlah kancing seragam.
16
b. Interaksi dengan orang lain Anak-anak membangun pengetahuan dengan berinteraksi dengan orang lain. Anak berinteraksi dengan teman sebayanya, anak bisa mempertanyakan pandangan-pandangan mereka sendiri tentang dunia dan membuat penyesuaian bagi pikiran mereka sendiri. Anak berinteraksi dengan para guru dan umpan balik dari para guru juga penting untuk pengembangan berpikir matematis dalam diri anak usia 3-5 tahun. Contoh konkrit: Anak dapat belajar matematika dengan bermain bersama dengan teman dan dapat bekerja sama dengan teman. c. Waktu untuk refleksi Anak-anak memerlukan waktu untuk berpikir tentang tindakan mereka pada dunia sehingga anak dapat menarik kesimpulan, memecahkan masalah, dan dapat melihat konsep matematika. Kegiatan tersebut bukan kegiatan yang biasa bagi anak usia 3-5 tahun, sehingga lingkungan yang memungkinkan terciptanya refleksi perlu diciptakan di dalam ruang kelas. Contoh konkrit: Anak dapat belajar matematika dengan cara eksplorasi agar anak dapat merefleksi secara langsung. 3. Memotivasi minat terhadap matematika Anak usia dini bisa belajar untuk menyukai berpikir dan bernalar secara matematika dengan cara anak belajar menikmati matematika. Menurut May (dalam Seefeldt & Wasik, 2008:390)
17
salah satu tujuan dari pengalaman di taman kanak-kanak ialah menanamkan di dalam diri anak kecintaan kepada matematika. Guru harus menyajikan konsep matematika yang membuat anak merasa senang ketika belajar, tentu saja konsep matematika yang diberikan haruslah disesuaikan dengan usia anak. Contoh konkrit: Guru menyajikan pembelajaran matematika ada unsur bermain dengan media pembelajaran yang menarik perhatian anak. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dasar perkembangan matematika anak dalam mengerti konsep matematika akan terus meningkat sejalan dengan perkembangan anak dan stimulus yang diberikan oleh guru dan orangtua yang menunjang anak untuk mengerti setiap kegiatan pembelajaran matematika.
3.
Standar Konsep Matematika Anak Usia Dini Standar konsep matematika anak usia dini yang diberikan untuk anak usia dini disesuaikan dengan usia dan perkembangan anak. Menurut Piaget (dalam Suyanto, 2008:49), pengenalan matematika melalui penggunaan benda-benda konkret sangat penting agar anak dapat memahami matematika. Konsep matematika yang dapat dipelajari oleh anak usia dini yaitu (Seefeldt & Wasik, 2008:391-404):
18
a. Bilangan Konsep matematika yang paling penting dipelajari oleh anak usia dini salah satunya ialah kepekaan pada bilangan. Kepekaan bilangan itu mencakup pengembangan rasa kuantitas dan pemahaman kesesuaian satu lawan satu. Ketika kepekaan anak terhadap bilangan berkembang, anak akan menjadi semakin tertarik pada hitung-menghitung. Anak usia 3-5 tahun suka menghitung demi kepentingan menghitung belaka. Anak usia 4 tahun mampu mengucapkan nama bilangan akan tetapi belum mampu menilai lambang-lambangnya. Anak usia 5 tahun mengembangkan pengertian lebih baik tentang bilangan dan nama bilangan, Sophian (dalam Seefeldt & Wasik, 2008:392). Contoh konkrit: Anak mampu menyebut bilangan 1-10 dan anak mampu menunjukkan bilangan 1-10. b. Aljabar Pertemuan pertama anak usia 3-5 tahun dengan konsep aljabar
dimulai
dengan
menyortir,
menggolongkan,
membandingkan, dan menyusun benda-benda menurut bentuk, jumlah dan sifat-sifat lain. Kemudian anak dapat mengolongkan benda-benda menurut bentuk, ukuran dan warna. Menurut standar NTCM (dalam Seefeldt & Wasik, 2008:394-395), pertemuan pertama anak usia 3-5 tahun dengan aljabar yaitu:
19
1. Penggolongan Penggolongan
(klasifikasi)
adalah
mengelompokkan
benda-benda yang serupa atau memiliki kesamaan. Kegiatan menyortir dan menggolongkan yang dapat dilakukan anak seperti : a. Menyortir alat permainan diruang kelas ke dalam kategorikategori yang sesuai. Contoh konkrit: Anak menyortir bola di tempat bola dan menyortir lego di tempat lego. b. Membimbing anak untuk menyortir benda-benda ke dalam kelompok yang sama dan berbeda. Contoh konkrit: Anak menyortir kancing, manik-manik atau batu-batuan pada tempat yang berbeda sesuai kelompoknya. 2. Membandingkan Membandingkan adalah proses dimana anak membangun suatu hubungan antara dua benda berdasarkan suatu atribut tertentu. Anak usia empat dan lima tahun belajar mengamati dunia dan menjadi sadar tentang ukuran relatif dari bendabenda. Kegiatan-kegiatan yang bisa membimbing anak dalam membuat perbandingan. Contoh konkritnya yaitu : a. Anak berdiri secara berpasangan dan membuat perbandingan antara badan gemuk dan kurus.
20
b. Anak mengisi botol dengan air dan membandingkan antar botol yang terisi air dengan penuh dan tidak terisi penuh. 3. Menyusun Menyusun atau menata adalah melibatkan perbandingan benda-benda yang lebih banyak dari dua atau lebih dari dua perangkat, dan mencakup menempatkan benda-benda dalam suatu urutan pertama sampai terakhir. Contoh konkrit: Anak menyusun balok, lego, kardus dari yang terkecil sampai yang terbesar. c. Pola-pola Mengidentifikasikan dan menciptakan pola dihubungkan dengan penggolongan dan penyortiran. Anak-anak mulai melihat atribut-atribut yang sama dan berbeda pada gambar-gambar dan benda-benda.
Kegiatan
yang
menunjang
pengenalan
dan
pembentukan pola pada anak. Contoh konkrit: Anak mampu merangkai manik-manik, meronce sedotan sesuai warna, dan menciptakan pola dengan menandai hari pada kalender. d. Geometri Membangun konsep geometri pada anak dimulai dengan mengidentifikasi bentuk-bentuk dan menyelidiki bangunan dan memisahkan gambar-gambar biasa. Contoh konkrit: Anak mampu menyebutkan bentuk geometri yang meliputi bentuk segi empat, lingkaran, segitiga.
21
e. Pengukuran Minat dan kemampuan anak untuk menggunakan pengukuran berkembang dari pengalaman-pengalaman dengan penggolongan, pembandingan, dan penyusunan. Contoh konkrit: Anak mampu membedakan pensil yang panjang dan pendek dengan mengukur pensil tersebut, anak mampu membandingkan berat dan ringan dengan menimbang tisu dan batu. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa standar konsep matematika anak usia dini mengenai konsep pengenalan matematika melalui benda-benda konkret yang disesuaikan dengan usia anak. 4.
Strategi Pembelajaran Matematika Strategi pembelajaran matematika yang diberikan kepada anak sebenarnya bersifat hierarkis, dengan demikian kegiatan pengembangan kemampuan matematika permulaan di TK juga perlu dilakukan secara bertahap.
Tahapan bermain
berhitung atau
matematika anak usia dini mengacu pada hasil penelitian Jean Piaget tentang intelekltual, yang menyatakan bahwa anak usia 2-7 tahun berada pada tahap pra operasional, maka penguasaan kegiatan matematika anak usia dini sebagai berikut (Susanto, 2011:100-101): 1. Tahan Konsep/Pengertian Pada tahap ini anak berekspresi untuk menghitung segala macam benda-benda yang dihitung dan yang dapat dilihatnya. Kegiatan
22
matematika harus dilakukan dengan menarik dan berkesan agar dipahami
oleh
anak.
Contoh
konkrit:
Guru
mengenalkan
pengenalan bilangan kepada anak dengan menggunakan pohon hitung. 2. Tahap Transisi/Peralihan Tahap Transisi merupakan masa peralihan dari konkret ke lambang, tahap ini ialah saat anak benar-benar memahami. Bila anak sudah menguasai dengan baik, anak mampu menghitung yang terdapat kesesuaian antara benda yang dihitung dan bilangan. Contoh konkrit: Anak mampu menghitung kelereng 1- 10 dengan menunjuk kelereng yang disediakan oleh guru. 3. Tahap Lambang Tahap dimana anak sudah diberi kesempatan menulis sendiri tanpa paksaan, yakni berupa lambang bilangan dan bentuk-bentuk. Contoh konkrit: Anak mampu menulis angka 1-10. Adapun tiga tahapan yang disampaikan oleh Depdiknas (2000:7-8) yaitu: 1.) Penguasaan konsep Pemahaman
atau
pengertian
tentang
sesuatu
dengan
menggunakan benda dan peristiwa konkrit. Contoh konkrit: Anak belajar bilangan dengan menggunakan pohon hitung.
23
2.) Masa Transisi Proses berpikir yang merupakan masa peralihan dari pemahaman konkrit menuju pengenalan lambang yang abstrak, dimana benda konkrit itu masih ada dan mulai dikenalkan bentuk lambangnya. Contoh
konkrit:
Guru
menjelaskan
konsep
satu
dengan
menggunakan benda (satu buah pensil). 3.) Lambang Lambang merupakan visualisasi dari berbagai konsep. Contoh konkrit: Lambang 7 untuk menggambarkan konsep bilangan tujuh, merah untuk menggambarkan konsep warna, besar untuk menggambarkan
konsep
ruang,
dan
persegi
unttuk
menggambarkan konsep bentuk. Setelah
mengetahui
tahapan
penguasaan
anak
dalam
memahami matematika, dengan demikian strategi pembelajaran yang dapat diberikan kepada anak haruslah mengandung unsur bermain. a.) Pengertian Bermain Dunia anak adalah dunia bermain, dimana setiap aktivitas anak lebih sering dilakukan dengan bermain. Menurut Hurlock (1978:320), mengatakan bermain (play) merupakan setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Bermain dilakukan secara sukarela dan tidak ada paksaan atau tekanan dari luar atau kewajiban.
24
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan
informasi,
memberi
kesenangan
maupun
mengembangkan imajinasi pada anak (Sudono, 2000:1). Bermain biasanya dilakukan secara berulang-ulang yang dapat memberikan kepuasan
kepada
mengekspresikan
anak
untuk
perasaan,
bereksplorasi,
berkreasi
dan
menyenangkan. Selain itu, bermain membantu
menemukan,
belajar
secara
anak mengenal
dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. Menurut Santoso (dalam Kamtini & Tanjung, 2005:47), bermain adalah suatu kegiatan atau tingkah laku yang dilakukan anak secara sendirian atau berkelompok dengan menggunakan alat atau tidak untuk mencapai tujuan tertentu. Contoh konkrit: Anak dapat bermain peran menjadi seorang penjual dan pembeli. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak, sehingga guru saat mengenalkan pembelajaran matematika menggunakan media dan alat peraga yang menarik perhatian anak tanpa ada rasa paksaan. b.) Manfaat Bermain Bermain memiliki banyak manfaat yang sangat berguna bagi anak dan anak mendapatkan pengalaman yang sangat berharga. Sebenarnya, manfaat bermain bagi anak sangat variatif (Nakita
25
dalam Kamtini & Tanjung, 2005:55) merinci beberapa manfaat bermain meliputi tiga ranah, yaitu: 1. Fisik-motorik : Anak akan terlatih motorik kasar dan halusnya. Dengan bergerak, ia akan memiliki otot-otot tubuh yang terbentuk secara baik dan lebih sehat secara fisik. Contoh konkrit: Anak dapat bermain memindahkan bola sesuai warnanya, anak bermain engklek, dan anak bermain gobak sodor. 2. Sosial-emosional : Anak merasa senang karena ada teman bermainnya. Di tahun-tahun pertama kehidupan, orang tua merupakan teman bermain yang utama bagi anak. Ini membuatnya merasa disayang dan ada kelekatan dengan orang tua, selain itu anak juga belajar komunikasi dua arah. Contoh konkrit: Anak dapat bekerja sama bermain lego dalam permainan tersebut anak dapat berbagi satu sama lain. 3. Kognisi : Anak belajar mengenal atau mempunyai pengalaman kasar-halus, rasa asam, manis, dan asin. Ia pun belajar perbendaharaan kata, bahasa, dan berkomunikasi timbal balik. Contoh konkrit: Anak dapat belajar dengan cara bereksperimen meraba buah salak dan buah jeruk, menebak rasa gula dan garam. Selain itu, Tedjasaputra (Kamtini & Tanjung, 2005:55-57) menjelaskan beberapa manfaat bermain yaitu :
26
1. Perkembangan aspek fisik Bila anak melakukan kegiatan yang banyak melibatkan gerakangerakan tubuh, akan membuat anak menjadi sehat. Contoh konkrit: Anak dapat bermain memindahkan bola sesuai warnanya. 2. Perkembangan aspek motorik kasar dan motorik halus. Usia 4-5 tahun mulai belajar menggambar bentuk-bentuk dari gabungan bentuk geometri. Aspek motorik kasar juga dapat dikembangkan melalui bermain. Contoh konkrit: Anak mampu menggunting bentuk lingkaran, persegi, dan segitiga, anak mampu menempel bentuk segitiga, lingkaran dan persegi menjadi bentuk orang. 3. Perkembangan aspek sosial Melalui bermain, anak akan belajar berbagi hak milik, menggunakan mainan secara bergilir, melakukan kegiatan bersama, mempertahankan hubungan yang sudah terbina, dan mencari pemecahan masalah yang dihadapi dengan teman mainnya. Contoh konkrit: Anak dapat bekerja sama bermain lego dalam permainan tersebut anak dapat berbagi satu sama lain . 4. Perkembangan aspek emosi atau kepribadian Melalui bermain, anak dapat melepas ketegangan yang dialaminya karena banyak larangan yang dialami dalam
27
kehidupan sehari-hari dan anak dapat memenuhi kebutuhankebutuhan dan dorongan-dorongan dari diri yang tidak mungkin terpuaskan dalam kehidupan nyata. Contoh konkrit: Anak dapat bermain peran untuk menghilangkan kejenuhan. 5. Perkembangan aspek kognisi Pada usia pra sekolah anak diharapkan dapat menguasai warna, ukuran, bentuk, dan besaran. Penguasaan konsep ini lebih mudah diperoleh melalui kegiatan bermain. Contoh konkrit: Anak dapat belajar warna,bentuk dengan cara eksperimen. 6. Mengasah ketajaman penginderaan Penginderaan penciuman,
menyangkut pengecapan,
dan
penglihatan, perabaan.
pendengaran, Kelima
aspek
penginderaan perlu diasah agar anak menjadi lebih tanggap atau peka terhadap hal-hal yang berlangsung di lingkungan sekitar. Contoh konkrit: Anak dapat belajar dengan cara eksperimen. 7. Mengembangkan keterampilan, olahraga dan menari. Melalui bermain, anak dapat mengkoordinasikan gerakangerakan tubuh dengan cara ketrampilan fisik, olahraga dan menari. Contoh konkrit: Anak dapat melakukan senam fantasi. c.) Macam Bermain dalam Matematika Kemampuan yang diharapkan dalam permainan berhitung di PAUD dapat dilaksanakan melalui penguasaan konsep, transisi dan lambang yang terdapat di semua jalur metematika, yang
28
meliputi pola, klasifikasi bilangan, ukuran, geometri, estimasi, dan statistika (Depdiknas, 2000:15-37) : 1. Bermain pola Anak diharapkan dapat mengenal dan menyusun pola-pola yang terdapat disekitarnya secara berurutan, setelah melihat dua sampai tiga pola yang ditujukan oleh guru anak mampu membuat urutan pola sendiri sesuai dengan kreativitasnya. Pelaksanaan bermain pola di kelompok A dan B dimulai dengan menggunakan pola yang mudah/sederhana untuk selanjutnya pola menjadi yang kompleks. Contoh konkrit: Anak dapat meronce sedotan sesuai pola. 2. Bermain Klasifikasi Anak diharapkan dapat mengelompokkan atau memilih benda berdasarkan jenis, fungsi, warna, bentuk pasangannya sesuai dengan yang dicontohkan dan tugas yang diberikan oleh guru. Contoh konkrit: Anak dapat mengelompokkan bola sesuai warnanya. 3. Bermain Bilangan Anak diharapkan mampu mengenal dan memahami konsep bilangan, transisi dan lambang sesuai dengan jumlah benda-benda
pengenalan
bentuk
lambang
dan
dapat
mencocokan sesuai dengan lambang bilangan. Contoh konkrit: Anak dapat mengambil angka 1-10 di kotak misteri.
29
4. Bermain Ukuran Anak diharapkan dapat mengenal konsep ukuran standar yang bersifat informal atau alamiah. Contoh konkrit: Anak dapat membedakan ukuran panjang, besar, tinggi, dan isi melalui alat ukur alamiah, antara lain jengkal, jari, langkah, tali, tongkat, dan lidi. 5. Bermain Geometri Anak diharapkan dapat mengenal dan menyebutkan berbagai macam benda, berdasarkan bentuk geometri dengan cara mengamati benda-benda yang ada disekitar anak. Contoh konkrit: Anak dapat menyebutkan benda/mainan yang ada di dalam kelas yang berbentuk lingkaran. 6. Bermain Estimasi (Memperkirakan) Anak
diharapkan
dapat
memiliki
kemampuan
memperkirakan (estimasi) sesuatu. Contoh konkrit: Anak dapat memperkiraan terhadap waktu, luas jumlah ataupun ruang. Selain itu anak
terlatih
untuk
mengantisipasi
berbagai
kemungkinan yang akan dihadapi. 7. Bermain Statiska Anak diharapkan dapat memiliki kemampuan untuk memahami perbedaan dari hasil pengamatan terhadap suatu objek (dalam bentuk visiual). Contoh konkrit: Anak dapat melakukan percobaan mencampur warna.
30
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran matematika yang dapat diberikan kepada anak harus secara bertahap dan setiap pembelajaran matematika diberikan dengan cara bermain, hal ini dikarenakan dengan bermain anak mendapatkan pengalaman yamg sangat berharga dan aspek perkembangan anak dapat berkembang secara optimal. 5.
Media yang Digunakan dalam Pembelajaran Matematika Pada dasarnya media berguna untuk memudahkan anak belajar memahami sesuatu yang mungkin sulit atau menyederhanakan sesuatu yang kompleks (Suyanto, 2008:40). Menurut Eliyawati (2005:114-117), Media yang dapat digunakan yaitu: a.) Media visual Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat. Contoh konkrit: Guru mengajar menggunakan OHP, media massa dan kartu baca. b.) Media audio Media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan anak untuk mempelajari isi tema. Contoh konkrit: kaset lagu anak-anak, program radio, mendengaran lagu melalui alunan keyboard. Contoh konkrit: Program televisi, program slide suara dan vcd interaktif.
31
c.) Media audio-visual Media audio-visual adalah media yang dapat dilihat dan didengar, sehingga pesan-pesan sesuai tema kegiatan kepada anak akan semakin lengkap dan optimal. Contoh konkrit: CD interaktif dan film. Adapun Menurut Sanaky (2009:42) membagi media menjadi tiga yaitu: 1.) Media Audio adalah media yang dapat didengar. Contoh konkrit: Program televisi, program slide suara dan vcd interaktif. 2.) Media Visual adalah media yang dapat dilihat. Contoh konkrit: Guru mengajar menggunakan OHP, media massa dan media grafis. 3.) Media Audio-visual adalah media yang dapat dilihat dan didengar. Contoh konkrit: CD interaktif dan film. Menurut Suyanto (2008:40-41), Media belajar anak tidak harus mahal, bahkan diperoleh dari benda-benda yang tidak terpakai. Guru dapat bekerja sama dengan orangtua untuk memperoleh yang dapat digunakan dalam membuat media belajar. Media yang bervariasi
sangat
mempengaruhi
kreativitas
dan
kecepatan
pemahaman anak terhadap konsep matematika. Dalam membuat media untuk
pembelajaran matematika permulaan hendaknya
bervariasi dan menarik sehingga anak tidak bosan, serta dapat juga
32
menggunakan bahan alam dan anggota badan sendiri (Depdikbud, 1997:12). Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa media yang dapat diberikan kepada anak dalam pembelajaran matematika bisa berupa media audio, visual, audio visual dan lingkungan sekitar. Selain itu dalam memberikan media hendaknya bervariasi dan menarik sehingga anak tidak bosan. B.
Hakikat Sumber Belajar dengan Limbah Kardus 1.
Pengertian Sumber Belajar Sumber belajar unsur terpenting dari keberhasilan kegiatan belajar mengajar di TK. Menurut Suyanto (2008:39), sumber belajar merupakan
tempat
anak
memperoleh
informasi,
sikap,
dan
keterampilan yang dipelajari oleh anak. Sedangkan berdasarkan Depdikbud (1997:2), sumber belajar merupakan banyak benda atau obyek yang dapat dijadikan sarana belajar mengajar bagi anak TK mulai dari diri anak itu sendiri, guru, alam sekitar yang terdapat di lingkungan anak, alat permainan, sampai kepada sarana belajar mengajar baku yang dipersiapkan khusus untuk suatu bahan pengembangan tertentu harus digunakan secara optimal. Kemudian, menurut Sudjana (dalam Eliyawati, 2005:26), mendefinisikan sumber belajar sebagai daya yang dimanfaatkan guna memberi kemudahan kepada seseorang dalam belajarnya. Sementara itu, Sudono (2000:7) mengartikan sumber belajar adalah bahan termasuk juga alat
33
permainan untuk memberikan informasi maupun keterampilan kepada murid maupun guru. Contoh konkrit: buku referensi, buku cerita, gambar-gambar, nara sumber, benda atau hasil budaya. Materi sumber belajar memuat juga perkembangan sosial emosional, fisik motorik, pengamatan
dan
ingatan
visual,
pengamatan
dan
ingatan
penginderaan, kemampuan bahasa aktif dan pasif, dan kecerdasan. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa sumber belajar adalah segala bahan yang digunakan oleh guru untuk mendukung proses belajar mengajar di kelas dan dapat membantu anak dalam memahami pembelajaran di kelas. 2.
Manfaat Sumber Belajar Sumber belajar
memiliki banyak manfaat yang dapat
memberikan informasi maupun berbagai keterampilan kepada murid maupun guru.
Menurut Sudono (2000:7-8), manfaat dari sumber
belajar yaitu dapat memberikan kesempatan proses berasoiasi kepada anak untuk memperkaya pengetahuan dengan menggunakan berbagai alat,
buku,
nara
sumber,
atau
tempat
dan
meningkatkan
perkembangan anak dalam berbahasa melalui komunikasi. Sedangkan menurut Eliyawati (2005:28-30), nilai yang didapatkan dengan memanfaatkan sumber belajar sebagai berikut: a. Sumber belajar dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret dan langsung. Contoh konkrit: Guru dapat menerangkan buah apel dengan membawa buah apel sungguhan.
34
b. Sumber belajar dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera. Contoh konkrit: Guru dapat mengenalkan binatang buas dengan menggunakan media gambar. c. Sumber belajar dapat memperluas wawasan anak. Contoh konkrit: Guru dapat menggunakan CD interaktif. d. Sumber belajar dapat memberikan informasi yang akurat dan terbaru. Contoh konkrit: Guru dapat menggunakan media cetak/koran dalam pembelajaran. e. Motivasi anak untuk belajar selalu menjadi focus perhatikan guru dalam pengelolaan kegiatan pendidikan anak usia dini. Contoh konkrit: Guru dapat menggunakan boneka tangan untuk bercerita. f. Mengembangkan kemampuan berpikir anak secara lebih kritis dan positif. Contoh konkrit: Guru dapat melakukan pembelajaran dengan plastik yang ditiup, agar anak dapat mengetahui udara dapat menempati suatu ruangan. Menurut Depdikbud (1997:5) mengutarakan mengenai sikapsikap yang dapat berkembang dalam kegiatan belajar mengajar dengan memanfaatkan sumber belajar adalah tumbuhnya sikap ingin tahu, sikap teliti, sikap peka terhadap lingkungan, dan sikap kritis. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memanfaatkan sumber belajar: a. Sumber belajar itu harus sesuai topik. Contoh konkrit: Guru mengenalkan anggota tubuh, guru bisa menunjukaan anggota tubuh kita.
35
b. Sesuai dengan tingkat umur dan tingkat perkembangan berpikir anak. Contoh konkrit: Sumber belajar bisa berupa alat permainan edukatif. c. Di lingkungan sekitar. Contoh konkrit: Anak dapat bereksperimen mengamati warna daun, tumbuhan dan yang di sekitar lingkungan. d. Dapat dijangkau, dimanfaatkan, dan murah (tanpa biaya). Contoh konkrit: Sumber belajar dapat dibuat dengan bahan bekas pakai seperti puzzle dari kardus bekas. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sumber belajar dapat bermanfaat untuk kelancaran proses belajar guru ketika menjelaskan pembelajaran dikelas dan dapat memberikan pengalaman dan informasi kepada anak sehingga aspek perkembangan anak dapat meningkat. 3.
Jenis Sumber Belajar Sumber belajar berkaitan dengan daya maupun segala ssesuatu daya yang dimanfaatkan guna memberi kemudahan kepada seseorang dalam belajarnya. Sunber belajar memiliki banyak jenis maupun macam
yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk
pembelajaran. Menurut AECT (dalam Eliyawati, 2005:32-36), ada enam jenis sumber belajar sebagai berikut: a. Pesan (Message) Pesan adalah segala informasi yang harus disalurkan oleh komponen yang lain dari berbagai bentuk ide, fakta, pengertian
36
dan data. Contoh konkrit: Informasi guru saat menerangkan pembelajaran matematika. b. Manusia (people) Manusia dapat memberikan informasi pertama, langsung, dan benar bagi anak. Contoh konkrit: Guru c. Bahan (materials) Bahan adalah sesuatu yang sering disebut media/software yang mengandung pesan untuk disajikan, melalui penggunaan alat maupun dirinya sendiri. Contoh konkrit: Media pembelajaran (media gambar, flashcard, dan kotak misteri), dan alat permainan edukatif. d. Metode/teknik (technique) Metode adalah prosedur yang disiapkan dalam mempergunakan bahan pelajaran, peralatan, situasi dan orang yang menyampaikan pesan. Contoh konkrit: Metode bercerita, demonstari, dan eksperimen. e. Lingkungan (Setting) Lingkungan adalah situasi sekitar dimana pesan disalurkan atau disampaikan.
Contoh
konkrit:
Lingkungan
sekolah
dan
lingkungan rumah. Menurut Sudono (2000:11-14) mengungkapkan lima jenis atau macam sumber belajar yaitu :
37
1. Tempat Sumber Belajar Alamiah Sumber belajar dapat berupa tempat yang sebenarnya dimana anak mendapatkan informasi langsung. Contoh konkrit: kantor pos, kantor polisi, pemadam kebakaran, sawah, peternakan, hutan, perkapalan dan lapangan udara. 2. Perpustakaan Perpustakaan memiliki fungsi sebagai “jantung sekolah”, karena didalamnya berisi berbagai informasi yang dapat membantu setiap orang yang menggunakannya untuk mengembangkan diri. Contoh konkrit: Menyediakan perpustakaan yang isinya buku cerita yang menarik anak untuk dibaca. 3. Nara Sumber Para tokoh dan ahli di berbagai bidang merupakan salah satu sumber belajar yang dapat diandalkan karena biasanya mereka memberikan informasi berdasarkan peneitian dan pengalaman. Contoh konkrit: guru, orang tua dan para ahli. 4. Media Cetak Media cetak biasanya memiliki gambar-gambar yang ekspresif dapat memberikan kesempatan kepada anak menggunakan nalar dan mengungkapakan pikirannya dengan menggunakan kosa kata yang semakin hari semakin berkembang. Contoh konkrit: flashcard/kartu baca.
38
5. Alat Peraga Alat peraga berfungsi untuk menerangkan atau memperagakan suatu mata pelajaran dalam proses belajar mengajar. Contoh konkrit: Boneka tangan, pohon hitung, dan kotak misteri. Selanjutnya, menurut Depdikbud (1997:3), jenis sumber belajar adalah a) Manusia (anak, guru, orangtua, dan nara sumber). b) Lingkungan (alam, budaya, sosial, adat istiadat, dan tradisi). c) Buku pedoman dan buku petunjuk. d) Kejadian penting : kesenian, peringatan proklamasi, hari anak. e) Media Massa ( elektronik, media cetak). f) Barang-barang bekas/bahan limbah g) Barang buatan pabrik Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis sumber belajar itu meliputi guru yang menyampaikan pesan dan anak yang menerima pesan, lingkungan sekitar, bahan pembelajaran, dan teknik guru dalam menyampaikan pembelajaran. 4.
Pengelolaan Sumber Belajar Menurut Depdikbud (1997:9), Pengelolaan adalah suatu penanganan terhadap suatu proses kegiatan yang diatur secar rapi, yang meliputi perencanaan dalama rangka pemanfaatan sumber belajar dan pelaksanaan KBM.
39
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengelolaan sumber belajar TK : a. Perencanaan Sehubungan
dengan
pengaturan,
pencarian,
penemuan
sumber sampai kepada pengaturan penggunaan /pemanfaatannya. a) Persiapan Kegiatan yang dilakukan : 1. Mempelajari tema-tema yang ada. 2. Mengadakan observasi sekeliling sekolah untuk menemukan sumber belajar. 3. Membuat daftar sumber belajar yang ada. 4. Merencanakan kegiatan yang akan dilakukan sesuai tema. b) Pengorganisasian Pengorganisasian adalah segala upaya pengaturan sumber belajar yang ada sehingga sumber belajar dapat dipergunakan secara maksimal sesuai dengan tujuan. Pengaturan tersebut meliputi pengaturan penggunaan dan pengaturan waktu. c) Pelaksanaan mengenai sumber belajar yang sudah dipilih dan dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa guru dalam
memanfaatkan
mempersiapkan
dan
sumber
belajar
mengorganisasikan
pembelajaran berjalan efektif.
sebaiknya dengan
baik
guru agar
40
5.
Pengertian Bahan Limbah Kardus Limbah dapat diartikan sebagai benda-benda yang tidak dapat digunakan dan diperlukan lagi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, limbah merupakan sisa proses produksi. Menurut Warsidi (2008:19), Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik industri domestik (rumah tangga,
yang
lebih
dikenal
dengan
sebagai
sampah)
yang
kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bungkus-bungkus/kemasan bisa menjadi limbah ketika kita membuangnya ke tong sampah setelah menggunakan. Sebenarnya pengertian limbah hampir sama dengan sampah, apabila benda sudah tidak diinginkan lagi oleh manusia. Pengertian sampah itu sendiri adalah sisa material
dari suatu proses yang tidak diinginkan.
Sampah/limbah digolongkan sesuai dengan sifatnya yaitu sampah organik (sampah yang bisa diuraikan kembali), sampah anorganik (sampah yang tidak bisa diuraikan kembali) (Nilawati,2010:3-4). Contoh limbah organik seperti daun, kertas, dan kardus, sedangkan limbah anorganik seperti botol, sedotan, plastik. Benda-benda tersebut biasanya terdiri dari beberapa ukuran dan beberapa warna. Ada yang berukuran kecil ada yang besar, ada yang berwarna dan ada yang tidak berwarna.
41
Sumber belajar untuk anak tidak harus berupa benda-benda yang mahal. Sumber belajar itu sebetulnya sudah ada di lingkungan kita sehari-hari. Perhatikanlah benda-benda yang tidak terpakai di lingkungan sekitar. Sering benda-benda itu dianggap sebagai limbah yang hanya disimpan di gudang atau bahkan dimasukkan ke dalam tong sampah, padahal sesungguhnya limbah tersebut dapat digunakan untuk sumber belajar yang dapat menunjang proses pembelajaran. Dari limbah juga dapat dilakukan proses daur ulang yang hasilnya dapat bermanfaat untuk menunjang kegiatan matematika permulaan. Menurut Bean (1995:4), Limbah merupakan media atau bahan kreatif sekaligus dapat menunjang kreativitas anak. Limbah yang diolah menjadi sumber belajar untuk anak-anak, khususnya usia Taman Kanak-kanak biasanya berhubungan dengan kegiatan bermain anak. Karena pada dasarnya anak usia Taman kanak-kanak berada pada tahap bermain. Oleh karena itu bahan yang dapat digunakan sumber belajar untuk anak, diantaranya : 1) Kotak dengan berbagai ukuran 2) Botol dari berbagai ukuran, plastik 3) Kancing yang sudah tidak terpakai 4) Kardus bekas dari kardus susu, kardus makanan, dan minuman 5) Potongan perca dari berbagai ukuran 6) Kalender bekas yang tidak terpakai
kardus
42
7) Segala macam kertas, surat kabar, kertas gambar, karton, kertas warna 8) Rafia Limbah yang digunakan sebagai sumber belajar anak pada dasarnya tidak perlu mahal dan biasanya merupakan bahan-bahan sekitar yang sudah tidak terpakai lagi. Limbah yang digunakan untuk penelitian ini menggunakan limbah kardus. Menurut Rumondang dalam penelitiannya yang berjudul “Fiber Plastic Composite dari Kertas Kardus dan Polietilena (PE) dengan Penambahan Maleat Anhidrida (MAH) dan Benzoil Peroksida (BP)”, Limbah kardus merupakan Kardus atau corrugated paper merupakan bahan dasar kemasan yang memiliki daur hidup sangat singkat dan berharga ketika berlangsungnya proses distribusi produk dari produsen ke konsumen. Kardus yang terdiri dari kertas sebagai bahan utama pembentuknya begitu rentan terhadap kelembaban atau air. Pada
dasarnya kardus ini termasuk kertas, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kertas merupakan barang lembaran dibuat dari bubur lumpur, jerami, dan kayu. Limbah kardus ini sering kali hanya untuk tempat pembungkus makanan dan minuman jika sudah tidak terpakai hanya dibiarkan saja, dibuang dan mengotori lingkungan sekitar namun ternyata kardus bisa dimanfaatkan kembali untuk pembelajaran matematika anak usia dini. Macam-macam limbah kardus yang bisa dimanfaatkan kembali:
43
1. Kardus Susu 2. Kardus Cokelat 3. Kardus Wafer 4. Kardus Deterjen 5. Kardus Obat Nyamuk 6. Kardus Roti 7. Kardus Minuman Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa limbah adalah segala sesuatu yang berasal dari sisa produksi yang sudah tidak tepakai lagi di lingkungan sekitar yang dapat dimanfaatkan kembali, kemudian limbah kardus adalah berbagai macam bahan dasar kemasan yang memiliki daur hidup sangat singkat dan berharga ketika berlangsungnya proses distribusi produk dari produsen ke konsumen, namun setelah itu sudah tidak terpakai lagi dan bisa dimanfaatkan kembali untuk media pembelajaran anak usia dini.
C.
Hakikat Perkembangan Kognitif Anak 1.
Pengertian Perkembangan Kognitif Kognitif berkaitan erat dengan kemampuan berfikir anak yang
meliputi
pengetahuan
(knowledge),
pemahaman
(comprehention), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation).
Menurut Susanto (2011:47),
Kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan indivdu untuk
44
menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) yang menandai seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditujukan kepada ide-ide dan belajar. Selanjutnya, Gardner dalam Munandar mengemukakan bahwa
intelegensi
atau
kognitif
sebagai
kemampuan
untuk
memecahkan masalah atau untuk menciptakan karya yang dihargai dalam suatu kebudayaan atau lebih (Susanto, 2011:47).
Menurut
Williams (Susanto, 2011: 56), mengemukakan bahwa kognitif adalah cara individu bertingkah laku, cara individu bertindak, yaitu cepat lambatnya individu didalam memecahkan suatu masalah yang dihadapinya. Sedangkan menurut Suyanto (2005:53), Perkembangan Kognitif menggambarkan bagaimana pikiran anak berkembang dan berfungsi sehingga dapat berpikir. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan
kognitif
adalah
perkembangan
mental
dan
perkembangan kognitif yang berasal dari pikiran, pikiran merupakan bagian dari proses berpikirnya otak yang digunakan untuk proses pengakuan, mencari sebab akibat, proses mengetahui dan memahami. 2.
Tahapan Perkembangan Kognitif Kemampuan berpikir anak mengalami tahapan-tahapan sesuai usia yang sedang dialaminya. Menurut Jean Piaget (dalam Santrock, 2011:32), perkembangan kognitif adalah anak-anak secara
45
aktif membangun pengertian mereka terhadap dunia dan melewati empat tahap perkembangan kognitif. a. Tahap Sensori Motorik (Usia 0-2 Tahun) Tahap
sensorimotor
disebut
juga
sebagai
masa
descriminating and labeling.Pemberian label ini dilakukan oleh anak dengan menggunakan panca inderanya. Pada masa ini anak membentuk pengertian mengenai dunia dengan
mengoordinasikan
pengalaman
sensorisnya
(seperti:
melihat, mendengar, mencium, merasakan, dan meraba) dengan aktivitas fisik. Kemajuan bayi dan insting refleks sejak lahir menuju awal pemikiran simbolis diakhir tahap. Contoh konkrit: Anak mulai meraba mainan bola karet yang ada di dekatnya dan terkadang memasukkan mainan bola karet ke dalam mulut anak. b. Tahap Praoperasional (Usia 2-7 Tahun) Pada tahap ini anak mulai menunjukkan proses berpikir yang lebih jelas. Ia mulai mengenali beberapa symbol dan tanda termasuk bahasa dan gambar. Anak menunjukkan kemampuannya melalui permainan simbolis (symbolic play atau pretend play). Gambar-gambar dan kata-kata ini merefleksikan pemikiran dan melampui hubungan sensoris informasi dan tindakan fisik. Contoh konkrit: Anak belajar bilangan dengan menggunakan lambang bilangan berupa kartu gambar dan kartu angka.
46
c. Tahap Operasional Konkret ( Usia 7-11 Tahun) Tahap operasional konkret disebut juga tahap performing operation. Pada tahap ini anak sudah mampu menyelesaikan tugastugas menggabungkan, memisahkan, meyusun, menderetkan, melipat dan membagi. Anak mampu berpikir logis mengenai kejadian nyata dan mengklasifikasikan objek ke dalam kelompok berbeda. Contoh konkrit : Anak dapat mengerjakan soal matematika pengalian dan pembagian. d. Tahap Operasional Formal (Usia 11 Tahun ke atas) Tahap operasional formal disebut juga sebagai tahap proportional thinking. Pada masa ini, anak sudah mampu berfikir tingkat tinggi. Contoh konkrit: Anak sudah mampu berpikir secara deduktif, induktif, menganalisis, menyintesis, mampu berpikir abstrak dan berpikir reflektif serta memecahkan berbagai persoalan. Sedangkan menurut Vygotsky (dalam Santrock, 2011:36) perkembangan kognitif ialah pengembangan memori, perhatian dan penalaran melibatkan Pembelajaran untuk menggunakan penemuan masyarakat, seperti: bahasa, sistem matematika, dan strategi memori. Selain itu, interaksi sosial anak dengan orang dewasa yang lebih terampil dan rekan-rekan sangat diperlukan untuk perkembangan kognitif anak. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tahap perkembangan kognitif anak berkaitan dengan kemampuan anak
47
berpikir/bernalar yang diawali dengan rasa ingin tahu anak dengan penginderaannya untuk mengenal lingkungan sekitar hingga anak dapat berpikir secara abstrak agar kemampuan kognitif anak dapat terus meningkat dibutuhkan stimulus atau ransangan dari orangtua, guru, dan teman sebaya. 3.
Klasifikasi Pengembangan Kognitif Kemampuan kognitif anak akan lebih mudah berkembang dengan stimulus atau dorongan dari orangtua maupun guru. Adapun Klasifikasi Pengembangan Kognitif (Susanto, 2011:60-63) : a. Pengembangan Auditory Kemampuan
berhubungan
bunyi
atau
panca
indera
pendengaran anak. Contoh konkrit: Anak mampu mendengarkan penjelasan dari guru dengan baik. b. Pengembangan Visual Kemampuan berhubungan dengan penglihatan, pengamatan, perhatian, tanggapan, dan pengamatan, perhatian, tanggapan, dan persepsi
anak terhadap lingkungan sekitarnya. Contoh konkrit:
Anak mampu mencari benda sesuai bentuk geometrinrya (persegi anak menunjuk meja, buku tulis, dan tas. c. Pengembangan Taktik Kemampuan berhubungan dengan pengembangan tekstur (indera peraba). Contoh konkrit: Anak mampu membedakan
48
permukaan kasar dan halus dengan cara meraba buah apel dan buah sirsat. d. Pengembangan Kinestetik Kemampuan berhubungan dengan kelancaran gerak tangan atau keterampilan tangan atau motorik halus yang mempengaruhi perkembangan kognitif. Contoh konkrit: Anak dapat menggambar buah mangga, dan menggunting pola baju, celana, rok, topi dengan benar. e. Pengembangan Arimatika Kemampuan yang diarahkan untuk penguasaan berhitung konsep berhitung permulaan. Contoh konkrit: Anak mampu menghitung bilangan 1-10 dengan media papan panel. f. Pengembangan Geometri Kemampuan berhubungan dengan pengembangan konsep bentuk dan ukuran. Contoh konkrit: Anak mampu membedakan gambar
yang
berbentuk
lingkaran
dan
persegi
dengan
menggunakan kartu gambar. g. Pengembangan Sains Permulaan Kemampuan berhubungan dengan berbagai percobaan atau demonstrasi sebagai suatu pendekatan secara saintifik atau logis yang sesuai dengan tahap perkembangan anak. Contoh konkrit: Anak mampu melakukan percampuran warna dengan baik.
49
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan kognitif anak akan berkembang apabila orangtua juga berpartisipasi dalam memberikan stimulus terhadap anak. 4.
Perkembangan Kognitif Usia 5-6 Tahun Piaget mengemukakan 4 tahapan perkembangan kognitif meliputi tahap sensori motorik (usia 0-2 tahun), tahap praoperasional (usia 2-7 tahun), tahap operasional konkret (usia 7-11 tahun), dan tahap operasional formal (usia 11 tahun ke atas). Perkembangan kognitif
usia
prasekolah
(usia
5-6
tahun)
termasuk
tahap
praoperasional dimana anak mulai merepresentasikan dengan katakata, bayangan, dan gambar-gambar, selain itu pemikiran-pemikiran simbolik
berjalan
melampaui
koneksi-koneksi
sederhana
dari
informasi sensorik dan tindakan fisik, kemudian konsep stabil mulai terbentuk , pemikiran-pemikiran mental muncul, egosentrisme tumbuh dan keyakinan magis mulai terkontruksi (Santrock, 2007:251-252) . Identifikasi karakteristik perkembangan kognitif usia 5-6 tahun menurut Permendiknas No. 58 Tahun 2009: 1. Mengelompokkan benda dengan berbagai cara yang diketahui anak. 2. Mengenal Pola AB-AB dan ABC-ABC. 3. Menghubungkan/memasangkan lambang bilangan dengan bendabenda sampai 10. 4. Mengenal konsep banyak dan sedikit. 5. Membedakan kasar-halus.
50
6. Membedakan berat-ringan. 7. Mengenal panjang-pendek. 8. Mengenal bentuk geometri. 9. Mengenal konsep bilangan 1 sampai 10. 10. Mengenal lambang bilangan 1 sampai 10. 11.Menyebutkan hasil penambahan (menggabungkan 2 kumpulan benda) dan pengurangan (memisahkan kumpulan benda) dengan benda sampai 10. 12. Mengukur panjang dengan langkah. Selain itu, Identifikasi karakteristik perkembangan kognitif usia 5-6 tahun berdasarkan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli dan tugas perkembangan pada masa prasekolah sebagai berikut (Susanto, 2011:58) : 1.
Memahami konsep makna berlawanan, kosong/penuh atau ringan/berat.
2.
Menunjukkan pemahaman mengenai di dasar/di puncak, di belakang/di depan, di atas/ di bawah.
3.
Mampu memadankan bentuk lingkaran atau persegi dengan objek nyata atau gambar.
4.
Sengaja menumpuk kotak atau gelang sesuai ukuran.
5.
Mengelompokkan benda yang memiliki persamaan warna, bentuk, dan ukuran.
6.
Mampu mengetahui dan menyebutkan umurnya.
51
7.
Memasangkan dan menyebutkan benda yang sama.
8.
Mencocokkan segitiga, persegi panjang dan wajik.
9.
Menyebutkan lingkaran dan kotak jika diperlihatkan.
10. Memahami konsep lambat/cepat, sedikit/banyak, tipis/tebal, sempit/luas. 11. Mengenali dan menghitung angka sampai 20. 12. Mengenal huruf kecil dan huruf besar. 13. Menyentuh dan menghitung angka sebanyak empat sampai tujuh benda. 14. Merangkai kegiatan sehari-hari. 15. Mengklasifikasikan angka, tulisan, buah, dan sayur. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan kognitif usia prasekolah (usia 5-6 tahun) termasuk tahap praoperasional dimana anak mulai merepresentasikan dengan kata-kata, bayangan, dan gambar-gambar. Gambar-gambar dan katakata ini merefleksikan pemikiran dan melampui hubungan sensoris informasi dan tindakan fisik, kemudian indikator perkembangan kognitif usia 5-6 tahun meliputi kemampuan anak dalam mengenal bilangan, pola, bentuk geometri, penambahan, pengurangan, sama dan tidak sama, panjang dan pendek.
D.
Penelitian yang relevan Penelitian murni yang beranjak dari awal jenjang ditemui karena biasanya suatu penelitian mengacu pada penelitian sebelumnya. Dengan
52
demikian, peninjuan terhadap penelitian lain sangat penting karena bisa digunakan untuk mengetahui relevansi penelitian yang telah lampau dengan penelitian yang akan dilakukan. Berkenaan dengan penelitian pemanfaatan sumber belajar dengan limbah kertas dijadikan sebagai pembelajaran matematika, telah banyak yang melakukan, di antaranya dilakukan oleh Siti Fatimah (2013) , dan Mastija (2013). Siti Fatimah (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Kemampuan
Mengelompokkan
Benda
berdasarkan
Warna
dengan
Menggunakan Media Botol Susu Plastik Bekas.”, Jurnal UNESA, (vol 2, 2013:1). Dalam penelitiannya, Siti Fatimah mengungkapkan bahwa media botol plastik bekas dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaan mengelompokkan benda berdasarkan warna (merah, kunjng, hijau dan biru) yang mempermudah anak untuk mengamati secara langsung benda nyata yang dapat diperoleh dari lingkungan sekitar anak. Selain itu media botol susu plastik bekas, media yang ringan dan mudah dibawa, dan bahan pembuatan relatif murah, bahkan mampu meningkatkan konsep matematika permulaan anak. Mastija
melakukan
penelitian
yang
berjudul
“Peningkatan
Kemampuan Pengenalan Konsep Warna melalui Permainan Edukatif dengan Styrofoam pada Anak Usia Dini”, Jurnal UNESA, (vol 2, 2013:1). Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan kognitif. Subyek penelitiannya adalah anak usia dini. Hasil penelitian menunjukkan adanya 97% ketuntasan
53
belajar anak mengenai kegiatan belajar anak menyebutkan kembali bendabenda yang baru dilihatnya, mengelompokkan benda dengan berbagi cara yang diketahui anak, misalnya menurut warna, bentuk ukuran, jenis dan lain- lain, menunjuk sebanyak-banyaknya benda, hewan, tanaman, yang mempunyai warna, bentuk atau ukuran atau menurut ciri-ciri tertentu, memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat bentuk 2 pola yang berurutan, misal merah,putih,merah putih,merah putih. Penelitian yang dilakukan oleh Anna Kirova dan Ambika Bhargava dengan judul penelitian yaitu “Learning to Guide Preschool Children's Mathematical Understanding: A Teacher's Professional Growth”. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa guru dapat memantau konsep perkembangan matematika anak dengan membuat daftar checklist. Daftar checklist ini dapat membantu guru untuk mengetahui kemajuan anak mengenal konsep matematika, merencanakan pengalaman belajar yang bermakna bagi anak dan menyediakan sarana bagi guru untuk menguji secara sistematik praktek mengajarnya. Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah ada, dapat diketahui bahwa sumber belajar dengan bahan bekas memegang peranan penting dalam mengembangkan konsep matematika permulaan anak usia dini khususnya usia 5-6 Tahun. Pembelajaran matematika permulaan yang dapat diajarkan oleh anak meliputi
anak dapat membilang (mengenal konsep
bilangan dengan benda-benda), anak dapat mengenal konsep bilangan sama atau tidak sama, lebih dan kurang, anak dapat menciptakan berbagai bentuk
54
dengan menggunakan benda sesuai konsep bilangan, anak dapat menyebut, menunjuk dan mengelompokkan warna, anak dapat menyebut, menunjuk dan mengelompokkan geometri, anak dapat mengenal ukuran panjang dan berat, anak dapat mengelompokkan benda sesuai warna, bentuk dan ukuran, anak dapat mengenal penambahan dan pengurangan dengan mengunakan benda, anak dapat mengurutkan sesuai pola, anak dapat menghubungkan konsep bilangan dengan lambang bilangan.
E.
Kerangka Berfikir Uma Sekaran dalam bukunya Business Research (1992) dalam Sugiyono (2010: 91) mengemukakan bahwa kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah penting. Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan di teliti. Mengajarkan matematika awal untuk anak bukanlah merupakan produk instant yang seringkali bersifat memaksakan kepada anak untuk bisa mengerjakan kegiatan matematika secara cepat. Kemampuan matematika permulaan merupakan kemampuan yang harus dikenalkan sejak dini pada anak-anak namun, diberikan tidak secara instan melainkan diberikan sesuai dengan tahapan perkembangan kognitif anak dan pembelajaran matematika haruslah menyenangkan agar anak mudah memahaminya. Pembelajaran untuk anak usia dini harus disesuaikan dengan masa perkembangan mereka yang masih didominasi oleh unsur bermain yang
55
menyenangkan bagi anak. Pembelajaran tentunya selalu berkaitan dengan sumber belajar yang telah disiapkan oleh guru untuk diajarkan kepada anak. Sumber belajar yang disediakan tentunya dapat bermanfaat untuk memaksimalkan seluruh aspek perkembangan anak selain itu, sumber belajar dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran matematika permulaan anak. Namun, di lapangan ternyata masih banyak dijumpai guru seringkali belum memanfaatkan sumber belajar secara maksimal untuk pembelajaran matematika. Guru lebih cenderung memakai majalah, buku tulis dan pensil dalam kegiatan pembelajaran anak. Sehingga kemampuan anak dalam mengenal konsep matematika masih belum menguasai secara maksimal. Konsep matematika adalah segala hal yang berkaitan dengan pola, aturan dan aturan itu dipakai untuk menyelesaikan berbagai macam permasalahan. (Ismayani, 2010:20). Matematika awal untuk anak usia dini selalu
dikaitkan
dengan
pola,
hitungan,
geometri,
dan
bilangan.
pembelajaran matematika dapat dipahami oleh anak harus didukung dengan sumber belajar yang menarik.
Selain itu, sumber belajar yang dipakai
mengandung unsur bermain yang menyenangkan bagi anak. Menurut Yunanto (2004:20), sumber belajar adalah bahan yang mencakup media belajar, alat peraga, alat permainan untuk memberikan informasi maupun kepada anak maupun orang dewasa yang berperan mendampingi anak dalam belajar. Sikap-sikap yang dapat berkembang dalam kegiatan belajar mengajar dengan memanfaatkan sumber belajar adalah tumbuhnya sikap ingin tahu, sikap teliti, sikap peka terhadap
56
lingkungan, dan sikap kritis (Depdikbud, 1997:5). Sumber belajar juga dapat bermanfaat untuk mengoptimalkan seluruh aspek perkembangan anak. Sumber belajar yang dimanfaatkan seharusnya tidak perlu mahal melainkan guru dapat memanfaatkan bahan/barang limbah yang dijumpai di lingkungan sekitar. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik industri domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal dengan sebagai sampah) yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis (Warsidi, 2008:19). Barang-barang limbah meliputi botol, kertas koran, kardus, dan plastik. Barang-barang limbah tersebut dapat dimanfaatka kembali untuk mengenalkan konsep matematika. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa konsep matematika dapat ditanamkan kepada anak usia dini melalui pemanfaatan sumber belajar bahan limbah. Sumber belajar dianggap tepat untuk mengembangkan konsep matematika permulaan. Permainan ini akan diajarkan melalui lembaga sekolah, dan akan dilaksanakan di sisipkan di sela-sela pembelajaran yang ada. Misalnya untuk menggantikan kegiatan motorik di awal pembelajaran. Jika sumber belajar dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan, salah satunya aspek kognitif sering diterapkan dan digunakan dalam dunia pendidikan untuk mengembangkan kemampuan berpikir anak dalam memahami konsep matematika, maka diharapkan konsep matematika permulaan juga dapat
57
dipahami dengan baik pada anak didik.
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Lembaga TK dengan Usia 5-6 Tahun
Memanfaatkan Sumber Belajar
Mengembangkan Konsep
dengan Limbah Kardus
Matematika Permulaan
Perkembangan Kognitif Usia 5-6 Tahun
F.
Hipotesis Berdasarkan kerangka berfikir yang ada, maka ada hipotesis dalam penelitian ini, yaitu: Hipotesis pretest dan posttest kelompok eksperimen H0
:
Tidak ada peningkatan pemahaman konsep matematika permulaan setelah diberikan pemanfaatan sumber belajar dengan limbah kardus.
Ha : Ada peningkatan pemahaman konsep matematika permulaan setelah diberikan pemanfaatan sumber belajar dengan limbah kardus.
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental. Penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari efektivitas perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang dikendalikan. Tujuan akhir dari penelitian ini ingin mengetahui apakah sumber belajar dengan limbah kardus terhadap pemahaman matematika permulaan pada anak di taman kanak-kanak. Metode ini dipilih karena penelitian yang dilakukan berusaha untuk melihat efektivitas antara variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian. Dalam penelitian ini desain yang digunakan adalah bentuk pre test and post test control group design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara purposive sample, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. (Sugiyono, 2010: 113). Tabel 3.1. Desain Penelitian Eksperimen Kelompok Eksperimental Kontrol
Pre Tes
Treatment
Post Tes
T1
X
T2
T1
_
T2
58
59
T1 = pretest T2 = posttest
B.
Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2010:61), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Variabel Bebas (Independent Variabel) Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2010: 61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sumber belajar dengan limbah kardus. 2. Variabel Terikat (Dependent Variabel). Variabel Dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010: 61). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah konsep matematika permulaan.
60
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Sumber belajar dengan limbah kardus Variabel
Aspek
Indikator
Sumber Belajar
Media Pembelajaran
Penelitian Sumber belajar
Bahan (materials)
dengan
Alat Peraga
Limbah
Sesuai dengan perkembangan anak
Kardus
Menarik Limbah Kardus
Bahan yang tidak terpakai Bahan yang dapat dimanfaatkan kembali Bahan kemasan susu, makanan
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Variabel kemampuan matematika anak usia 5-6 tahun Variabel
Aspek
Indikator
Penelitian Kemampuan Matematika
1. Mengelompokkan benda dengan berbagai cara yang diketahui anak. Pengelompok Misal: menurut warna, bentuk, kan ukuran, jenis, dan lain-lain 2. Memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat bentuk lebih dari 3-4 pola yang berurutan. Misal: ABCABC Mencocokan/ 1. Menghubungkan/memasangkan lambang bilangan dengan bendamenghubungbenda sampai 10 (anak tidak disuruh menulis) kan Kategorisasi/
Komparasi/
1. Menunjukkan 2 kumpulan benda yang jumlahnya sama dan tidak perbandingan sama, lebih banyak dan lebih sedikit dari dua kumpulan benda 2. Membedakan kasar-halus melalui panca indera
61
3. Membedakan penuh-kosong melalui mengisi wadah dengan biji-bijian, beras, pasir, dll 4. Membedakan berat-ringan melalui menimbang 5. Mengenenal konsep panjang-pendek dengan mengukur aturan tak baku (langkah,jengkal, benang, tali, lidi, dll Pemahaman bentuk geometri
Pemahaman bilangan
C.
1. Membedakan ciri-ciri bentuk geometri 2. Menyebutkan benda-benda yang berbentuk geometri 3. Mengelompokkan bentuk-bentuk geometri 1. Membilang/ menyebut urutan bilangan 1-20 2. Membilang dengan menunjuk benda (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda sampai 10 3. Menghubungkan/memasangkan lambang bilangan dengan bendabenda sampai 10 (anak tidak disuruh menulis) 4. Menyebutkan hasil penambahan (menggabungkan 2 kumpulan benda) dan pengurangan (memisahkan kumpulan benda) sampai 10 5. Membedakan konsep panjangpendek dengan langkah dan jengkal
Populasi dan Sampel Penelitian 1.
Populasi Populasi
adalah
keseluruhan
subyek
dari
penelitian
(Suharsimi Arikunto, 2006:130), sedangkan studi populasi adalah merupakan
penelitian yang dilakukan dengan
meneliti
semua
62
elemen
yang ada dalam suatu wilayah penelitian, sehingga
penelitiannya sebagai studi sensus (Arikunto, 2006:130). Adapun menurut Sugiyono (2010:297), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah populasi yang dalam keadaan homogen. Anggota populasi tersebut memiliki ciri-ciri yang relatif sama, 1. Lembaga Taman Kanak-kanak berada di Kecamatan Semarang Timur. Di Kecamatan Semarang Timur sendiri terdapat 42 lembaga TK yang terdaftar serta jumlah peserta didik secara keseluruhan ada 2.235 ini merupakan data dari Dinas Pendidikan Kota Semarang pada bulan Juli 2012-2013. Pemilihan karakteristik anak dan lembaga yaitu di daerah Tuntang
dan Mlatiharjo
karena
lembaga tersebut terdapat di satu dabin yaitu Dabin (daerah binaan II), Berdasarkan pengamatan di kecamatan Semarang Timur, pemanfaatan
sumber
belajar
belum
maksimal
untuk
mengembangkan pembelajaran matematika di sekolah, sehingga peneliti ingin memanfaatkan sumber belajar diantaranya dengan bahan limbah kardus, karena limbah kardus mudah didapat di lingkungan sekitar tanpa mengeluarkan biaya. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti melakukan penelitian di Kecamatan Semarang Timur.
63
2. Umur relatif sama, yaitu 5-6 tahun. Peneliti mengambil penelitian di Taman Kanak-kanak kelompok B (5-6 tahun). 2.
Sampel Menurut Arikunto (2006:131) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini penulis mengambil 100 % dari populasi berdasarkan pendapat
Suharsimi Arikunto
(2006:132) apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi dengan jumlah 30 siswa. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sample purposive. Sugiyono (2010:124) mendefinisikan sample purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel yang dipilih untuk penelitian yaitu TK Taman Indria dan TK PGRI 02 Mlatiharjo 1 dipilih karena kedua sampel tersebut terletak di Kecamatan Semarang Timur, selain itu teknik pengambilan sampel ini dilakukan setelah memperhatikan ciri-ciri antara lain: guru mengambil pedoman yang sama pada program semester dan matrik, model pembelajaran yang sama dengan model rolling, peserta didik yang menjadi obyek penelitian duduk pada tingkat kelas yang sama, pembagian kelas tidak berdasarkan kemampuan. Jadi pengambilan sampel dilakukan karena adanya tujuan tertentu melalui teknik purposive sampling dapat diperoleh peserta didik dalam dua kelas sebagai kelas sampel, yaitu satu kelas eksperimen dan satu kelas
64
kontrol. Kelas TK Taman Indria kelompok B yang digunakan sebagai kelas
eksperimen
menggunakan
instrumen
penelitian
yang
dikembangkan melalui sumber belajar dengan limbah kardus dan kelas TK PGRI 02 Mlatiharjo kelompok B yang digunakan sebagai kelas kontrol menggunakan instrumen tanpa pengembangan dengan melalui sumber belajar dengan limbah kardus sedangkan untuk kelas uji coba ada di TK PGRI 04 Kartini untuk uji coba instrumen. D.
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2010:192). Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh dalam penelitian ini adalah menggunakan skala likert atau metode rating yang dijumlahkan. Menurut Gable (dalam Syaifuddin Azwar, 1995:139), merupakan metode penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distrubusi respons sebagai dasar pengukuran skala. Tujuan menentukan nilai skala untuk memberikan bobot yang tertinggi bagi kategori jawaban yang paling bisa memahami konsep matematika permulaan dan memberikan bobot rendah bagi kategori jawaban yang tidak bisa memahami konsep matematika permulaan. Kategori skor dalam skala likert dari skor 1 – skor 4.
E.
Teknik Pengukuran Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Validitasi dan Reliabilitas Sebelum validitasi dan reabilitas, instrumen terlebih dulu dipertimbangkan oleh para ahli dengan menggunakan judgment
65
experts, maksudnya ialah para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun. Pendapat para ahli seperti memberikan keputusan untuk mengadakan perbaikan maupun tanpa perbaikan (Sugiyono, 2010:177). a. Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Sugiyono 2010:173) Berdasarkan cara pengujiannya validitas dibagi dua yaitu validitas internal dan validitas eksternal. Dalam penelitian ini pengujian dengan menggunakan validitas internal dengan cara mengkorelasikan skor-skor yang ada pada butir dengan skor total. Penghitungan validitas penelititian ini menggunakan program SPSS 16. Pengujian validitas instrument kemampuan matematika ini dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment. Product Moment digunakan untuk menentukan hubungan antara dua variabel. Rumus korelasi Product Moment sebagai berikut:sebagai berikut:
(Arikunto, 2010:213)
66
Keterangan: rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan N : jumlah subyek X : skor soal yang dicari validitasnya Y : skor total Jika rxy> rtabel dengan taraf signifikansi 5% alat ukur dikatakan valid. Item-item yang mempunyai koeefesien korelasi lebih besar dari rtabel termasuk item yang valid dan yang kurang dari rtabel termasuk item yang tidak valid. Item yang tidak valid perlu direvisi atau tidak digunakan (Arikunto, 2010: 213). Lebih lanjut Azwar (2012:95) menyatakan kelaziman yang dilakukan adalah menganggap bahwa item dengan koefisien validitas lebih besar dari 0,30 sebagai item yang validitasnya memuaskan. Apabila jumlah item yang lolos ternyata masih tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, dapat dipertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas kriteria misalnya menjadi 0,25 sehingga menjadi jumlah item yang diinginkan dapat tercapai.(Azwar, 2012:86) . Tabel 3.4 Rekapitulasi validitas No
Aspek
No Item
Item Valid
Item Gugur
1.
Kategorisasi/
1,2,3,4,5,6,7,8
1,2,3,4,5,6,7,8
-
9,10,11
9,10,11
-
Pengelompok-kan 2.
Mencocokkan/
67
Menghubungkan 3.
4.
Komparasi/
12,13,14,15,16,17,18,
13,14,15,17,18,
12,16,19,
Perbandingan
19, 20,21,22
22
20,21
Pemahaman
23
23
-
Pemahaman
24,25,26,27,28,29,30,
24,25,28,29,30,
26,27,35,
bilangan
31,32,33,34,35,36,37,
31,32,33,34,37,
36,38,44
38,39,40,41,42,43,44
39,40,41,42,43
bentuk geometri 5.
Jumlah item yang gugur ada 11 dan yang valid ada 33, item yang gugur akan dihilangkan. Hasil validitas dilampirkan pada lampiran 2 dan hasil seluruh perhitungan dilampirkan pada lampiran 3. b. Reliabilitas Reliabilitas adalah sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Reliabel artinya dapat dipercaya jadi dapat diandalkan (Arikunto, 2010:221). Untuk uji reliabilitas instrumen, digunakan rumus Alpha, yaitu: 2 b k r11 ( ) 1 k 1 2t
(Arikunto, 2010: 239)
Keterangan: r11
=
reliabilitas instrumen
k
=
banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
68
b 2t
2
=
jumlah varians butir
=
varians total
Harga r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel r product moment dengan taraf signifikan 5%, di mana suatu instrumen dikatakan reliabel apabila harga r11 lebih besar dari rtabel. Perhitungan validitas dan reliabilitas instrumen penelitian menggunkan bantuan komputer dengan program SPSS 16.0 For Windows. Adapun hasil uji reliabilitas instrumen menggunakan rumus alpha Cronbach sebagai berikut : 3.5 Hasil uji realibilitas item pada uji coba instrumen Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .920
N of Items 44
Pada taraf signifikan 5%,dengan N=30, diperoleh rtabel = 0,361, tabel di atas menunjukkan bahwa Cronbach Alpha lebih dari rtabel. maka dapat disimpulkan bahwa intrumen tersebut reliabel. E.
Metode Analisis Data Metode analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengolah data hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis data dengan desain eksperimen yang menggunakan kontrol pre-test dan post-test. Desain ini dikenal dengan
69
dua pola peneliti merupakan kelompok eksperimen (kelompok yang diberi perlakuan) dan kelompok kontrol (kelompok yang tidak diberi perlakuan) (Arikunto:2006). 1.
Uji Dua Sampel Berpasangan ( Paired Samples T Test ) Paired Samples T Test digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
perbedaan
rata-rata
antara
dua
kelompok
sampel
yang
berpasangan (berhubungan). Maksudnya adalah sebuah sampel tetapi mengalami dua perlakuan yang berbeda. Rumus Perhitungan (Arikunto, 2006:311) sebagai berikut: t
Mx My x 2 y 2 1 1 N x N y 2 N x N y
Keterangan: M = nilai rata-rata hasil per kelompok N = banyaknya subjek x = deviasi setiap nilai x2 dan x1 y = deviasi setiap nilai y2 dari mean y Berdasarkan uji statistik, perumusan pengujian hipotesis yaitu hipotesis alternatif atau hipotesis kerja (ha) adalah adanya peningkatan konsep matematika permulaan anak setelah memanfaatkan sumber belajar dengan bahan limbah pada TK Taman Indria Semarang.
70
2.
Analisis data awal a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menentukan apakah kedua kelompok berdistribusi normal atau tidak.Teknik yang digunakan untuk menguji kenormalan adalah teknik Chi Kuadrat. k
X 2
i 1
(O1 E1 ) 2 Ei
(Sudjana, 2005:273)
Keterangan : X2
= Harga chi-kuadrat.
k
= Jumlah kelas interval.
Oi
= Frekuensi hasil pengamatan.
Ei
= Frekuensi yang diharapkan. Kriteria pengujian: jika X2
2 hitung<X tabel
dengan derajat
kebebasan dk= k-1 dan taraf signifikan 5 % maka kedua kelompok berdistribusi normal. b.
Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel penelitian berawal dari kondisi yang sama atau homogen, yang selanjutnya untuk menentukan statistik t yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis. Uji homogenitas dilakukan dengan menyelidiki apakah kedua sampel mempunyai varians yang sama atau tidak. Hipotesis yang digunakan dalam uji homogenitas adalah sebagai berikut:
71
Ho = varian kedua kelompok sama (homogen) Ha = varian kedua kelompok tidak sama (tidak homogen) Pengujian kesamaan dua varians digunakan rumus sebagai berikut:
Fhitung
Vb Vk
(Sudjana, 2005:250)
Keterangan: Vb
= varians yang terbesar.
Vk
= varians yang terkecil. Untuk menguji apakah kedua varians tersebut sama atau
tidak maka Fhitung dikonsultasikan dengan Ftabel dengan α= 5% dengan dk pembilang = banyaknya data terbesar dikurangi satu dan dk penyebut = banyaknya data yang terkecil dikurangi satu. Jika Fhitung< Ftabel maka Ho diterima. Yang berarti kedua kelompoktersebut mempunyai varians yang sama atau dikatakan homogen. 3.
Analisis data akhir a.
Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menentukan apakah kedua kelompok berdistribusi normal atau tidak. Teknik yang
72
digunakan untuk menguji kenormalan adalah teknik Chi Kuadrat. b.
Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel penelitian berawal dari kondisi yang sama atau homogen, yang selanjutnya untuk menentukan statistik t yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis. Uji homogenitas dilakukan dengan menyelidiki apakah kedua sampel mempunyai varians yang sama atau tidak.
c.
Uji Hipotesis Uji hipotesis digunakan untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang diajukan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji hipotesis dua pihak. Uji dua pihak
menggunakan
uji-t
dengan
menggunakan
data
berdistribusi normal. Rumus untuk uji hipotesis nol dan hipotesis alternatif adalah:
H 0 : 1 2 Ha : 1 2 (Sugiyono, 2010:229).
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran Umum dan Analisis Deskriptif 1. Identitas Sekolah Kelompok Eksperimen (a) Nama sekolah
: TK. TAMAN INDRIA
(b) Status sekolah
: Swasta
(c) Alamat Sekolah : Jl Tuntang No 33 , Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang (d) Batas-batas Administrasi Sebelah Barat
: Gedung Sekolah SMK
Sebelah Utara
: Rumah Warga
Sebelah Timur
: Jalan Raya Tuntang
Sebelah Selatan : Rumah Dinas Kepala Yayasan 2. Analisis Deskriptif mengenai Kondisi Fisik dan Pembelajaran TK Taman Indria Secara umum, kondisi fisik sekolah untuk mendukung kegiatan bermain cukup bagus dikarenakan sekolah tersebut memiliki halaman bermain yang cukup luas dengan alat permainan outdoor yang mendukung kegiatan anak bermain. Selain halaman sekolah yang luas,
73
74
sekolah tersebut memiliki satu ruang kelas cukup luas untuk kegiatan belajar mengajar. setiap harinya terdapat dua sesi pembelajaran, pagi untuk kelas A (07.00-09.30) dan siang untuk kelas B (09.30-12.00) kecuali hari sabtu, pada hari tersebut pembelajaran di gabung, untuk senam bersama atau olahraga bersama. Kondisi kegiatan pembelajaran guru hanya menggunakan sumber belajar seperti majalah, buku tulis, buku kotak kecil, dan pensil. Selanjutnya sumber belajar ini biasanya digunakan
untuk
pembelajaran
matematika
seperti
mengenalkan
bilangan, mengelompokkan, dan berhitung yang tersedia di majalah. Sebelum anak mengerjakan guru menerangkan terlebih dulu barulah anak meniru kegiataan pembelajaran matematika yang sudah dicontohkan oleh guru. 3. Identitas sekolah kelompok kontrol (a) Nama Sekolah : TK. PGRI 02 Mlatiharjo 1 (b) Status Sekolah : Swasta (c) Alamat Sekolah : JL. Cimanuk VIII (d) Batas-batas Administrasi Sebelah Barat
: Gedung Sekolah Dasar Mltiharjo 1
Sebelah Utara
: Rumah Warga
Sebelah Timur : Jalan Kampung Cimanuk Sebelah Selatan : Rumah Warga
75
4. Analisis Deskriptif mengenai Kondisi Fisik dan Pembelajaran TK PGRI 02 Mlatiharjo 1 Secara umum kondisi fisik sekolah sudah cukup memadai dalam kegiatan pembelajaran, namun jumlah tenaga pengajar masih kurang, hal ini dikarenakan jumlah murid di sekolah lebih banyak dan hanya terdapat satu guru tiap masing-masing kelas. Pembelajaran di TK PGRI 02 Mlatiharjo 1 dilaksanakan menjadi dua waktu pagi dan siang. Kondisi kegiatan pembelajaran guru hanya menggunakan sumber belajar seperti majalah, buku tulis, buku kotak kecil, dan pensil. Selanjutnya sumber belajar ini biasanya digunakan untuk pembelajaran matematika seperti mengenalkan bilangan, mengelompokkan, dan berhitung yang tersedia di majalah. Sebelum anak mengerjakan guru menerangkan terlebih dulu barulah anak meniru kegiataan pembelajaran matematika yang sudah dicontohkan oleh guru.
B. Pelaksanaan Penelitian 1.
Pengumpulan data Pengambilan data dilakukan sebanyak dua kali, yaitu saat Pretest sebelum diberikan perlakuan dan Posttest setelah dilakukan perlakuan. Test dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Responden yang digunakan adalah 17 anak pada masing-masing kelompok dan melibatkan observer, yaitu seorang guru pada masingmasing kelompok dan peneliti sendiri. Pada kelompok eksperimen dilakukan 12 kali treatment.
76
Kelompok kontrol melakukan Pretest pada tanggal 25 November 2013 dan melakukan Posttest pada tanggal 14 Desember 2013. Kelompok ekperimen melakukan Pretest 27 November 2013 dan Posttest pada tanggal 13 Desember 2013. Sumber belajar limbah kardus dan diberikan kepada kelompok eksperimen
sebagai perlakuan
penelitian. Tabel 4.1 Jadwal Penelitian Tanggal
Hari
23 November 2013 25 November 2013
Senin
26 November 2013
Selasa
29 November 2013 30 November 2013 2 Desember 2013 3 Desember 2013 4 Desember 2013 5 Desember 2013 6 Desember 2013 7 Desember 2013 9 Desember 2013
Jumat Sabtu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Senin
10 Desember 2013 11 Desember 2013 12 Desember 2013 13 Desember 2013
Selasa Rabu Kamis Jumat
14 Desember 2013
Sabtu
Perlakuan ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Perlakuan yang dilakukan Observasi Pretest kelompok kontrol Pretest kelompok eksperimen Perlakuan Perlakuan Perlakuan Perlakuan Perlakuan Perlakuan Perlakuan Perlakuan Perlakuan
Tempat
Perlakuan Perlakuan Perlakuan Posttest kelompok eksperimen Posttest kelompok kontrol
Kelas Kelas Kelas Kelas
Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas Kelas
Kelas
Perlakuan dilakukan di dalam kelas sesuai dengan jadwal kegiatan kelompok eksperimen. Pemberian perlakuan dilakukan setiap
77
hari berdasarkan permintaan sekolah dengan alasan mempercepat peningkatan memori pada anak, dan berdasarkan permintaan anak, anak tidak merasa bosan karena kegiatan belajar mengenai matematika yang diberikan kepada anak berbeda setiap harinya. 2. Hasil Penelitian a. Hasil Penelitian pada Kelompok Eksperimen Penelitian pada kelompok eksperimen dilakukan di TK Taman Indria Semarang, dengan usia 5-6 tahun. Jumlah siswa yang digunakan dalam penelitian sejumlah 30 anak. Pretest dilaksanakan ketika awal bertemu dengan anak. Pretest digunakan untuk mengukur nilai-nilai karakter anak sebelum diberikan perlakuan. Tabel 4.2 Hasil Pretest Kelompok Eksperimen Rentang Jumlah Nilai 45-52 5 53-60 11 61-68 10 69-76 1 77-84 3 Prosentase dari 30 siswa
Presentase
Kriteria
16,67% 36,67% 33,33% 3,33% 10%
sangat rendah Rendah Sedang Tinggi sangat tinggi
Data hasil Pretest menunjukkan 36,67% anak berada pada kriteria rendah dengan rentang kelas 53-60 sejumlah 11 anak. Kriteria sangat rendah dan mempunyai nilai sebanding yaitu 16,67%, selanjutnya diikuti anak yang berkriteria tinggi mempunyai nilai 3,33% dan sangat tinggi yang masing-masing mempunyai nilai 10%.
78
Setelah mendapatkan hasil data Pretest pada kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan sumber belajar dengan limbah kardus. Sumber belajar dengan limbah kardus dilaksanakan selama 10 kali treatmen. Tabel 4.3 menunjukkan data hasil Posttest kelompok eksperimen. Tabel 4.3 Hasil Posttest Kelompok Eksperimen Rentang Nilai Jumlah 45-55 2 56-66 14 67-77 8 78-88 4 89-99 2 Prosentase dari 30 siswa
Presentase 6,67% 46,67% 26,67% 13,33% 6,67%
Kriteria sangat rendah Rendah Sedang Tinggi sangat tinggi
Data hasil Posttest menunjukkan kelompok eksperimen menunjukkan 13,3% anak berada pada kriteria tinggi dengan rentang kelas 78-88 sejumlah 4 anak. Diikuti 26,67% anak yang berada pada kriteria sedang yang berjumlah 8 anak dengan rentang kelas 67-77, selanjutnya diikuti oleh 13,33% tinggi , 6,67% dengan kriteria sangat rendah , dan 46,67% pada rentang kelas yang terpapar di atas dengan kriteria rendah. b. Hasil Penelitian Pada Kelompok Kontrol Penelitian di kelompok kontrol dilaksanakan di TK PGRI 02 Mlatiharjo 1 Semarang. Jumlah anak yang digunakan sebagai sampel penelitian berjumlah 30 anak. Pretest dilaksanakan ketika awal bertemu
79
dengan anak karena Pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal anak. Tabel 4.4 Hasil Pretest Kelompok Kontrol Rentang Nilai Jumlah 48-53 7 54-59 8 60-65 7 66-71 6 72-77 2 Prosentase dari 30 siswa
Presentase 23,33% 26,67% 23,33% 20% 6,67%
Kriteria sangat rendah Rendah Sedang Tinggi sangat tinggi
Hasil Pretest kelompok kontrol pada tabel diatas menunjukkan kemampuan awal kelompok kontrol berada kriteria rendah dengan prosentase 26,67%, diikuti kriteria sangat rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi dengan masing-masing prosentase 23,33%, 23,33%, 20% dan 6,67%. Kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan yang berupa sumber belajar dengan limbah kardus seperti pada kelompok eksperimen. Sehingga data hasil Posttest kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4.5 Tabel 4.5 Hasil Posttest Kelompok Kontrol Rentang Nilai Jumlah 45-53 4 54-62 11 63-71 10 72-80 4 81-89 1 Prosentase dari 30 siswa
Presentase Kriteria 13,33% sangat rendah 36,67% Rendah 33,33% Sedang 13,33% Tinggi 3,33% sangat tinggi
80
Hasil Posttest pada kelompok kontrol menunjukkan tidak adanya peningkatan kriteria, karena nilai tertinggi tetap berada pada kriteria rendah. Hanya saja prosentase hasil posttes berbeda dengan hasil Pretest. c.
Peningkatan Kemampuan Matematika Permulaan Pada Kelompok Eksperimen Tabel 4.6 Peningkatan Pada Kelompok Eksperimen No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Kode E-1 E-2 E-3 E-4 E-5 E-6 E-7 E-8 E-9 E-10 E-11 E-12 E-13 E-14 E-15 E-16 E-17 E-18 E-19 E-20 E-21 E-22 E-23 E-24 E-25 E-26
Pretest Posttest Peningkatan 71 76 5 59 58 -1 65 69 4 53 64 11 52 66 14 58 60 2 66 69 3 60 63 3 58 71 13 61 74 13 51 53 2 66 74 8 50 66 16 68 81 13 65 67 2 74 84 10 60 66 6 52 80 28 60 64 4 63 62 -1 68 60 -8 60 65 5 77 91 14 59 66 7 78 91 13 65 70 5
81
27 28 29 30
E-27 55 65 E-28 52 55 E-29 54 63 E-30 68 73 Jumlah 1848 2066 Prosentase 47,22% 52,78% Jumlah Peningkatan
10 3 9 5 5,57% 218
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil pretest kemampuan matematika anak pada kelompok eksperimen memiliki jumlah 1848 dengan prosentase 47,22, sedangkan hasil posttest kemampuan matematika anak pada kelompok eksperimen memiliki jumlah 2066 dengan prosentase 52,78% terjadi peningkatan yang tinggi sebesar 218 dengan prosentase 5,57% setelah diberikan treatmen atau perlakuan berupa pemanfaatan sumber belajar dengan limbah kardus. d. Peningkatan Kemampuan Matematika Permulaan Pada Kelompok Kontrol Tabel 4.7 peningkatan pada kelompok kontrol No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kode K-1 K-2 K-3 K-4 K-5 K-6 K-7 K-8 K-9 K-10 K-11
Pretest Posttest Peningkatan 60 68 8 68 71 3 59 58 -1 52 54 2 50 56 6 68 64 -4 56 56 0 55 65 10 63 72 9 66 65 -1 52 52 0
82
12 K-12 64 78 13 K-13 52 51 14 K-14 62 57 15 K-15 55 56 16 K-16 71 85 17 K-17 70 65 18 K-18 72 70 19 K-19 53 55 20 K-20 61 70 21 K-21 49 54 22 K-22 57 54 23 K-23 73 77 24 K-24 56 57 25 K-25 62 64 26 K-26 67 72 27 K-27 55 62 28 K-28 51 46 29 K-29 60 65 30 K-30 56 51 1795 1870 Jumlah 49% 51% Prosentase Jumlah Peningkatan
14 -1 -5 1 14 -5 -2 2 9 5 -3 4 1 2 5 7 -5 5 -5 2,05% 75
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil pretest kemampuan matematika anak pada kelompok kontrol memiliki jumlah 1795 dengan prosentase 49%, sedangkan hasil posttest kemampuan matematika anak pada kelompok kontrol memiliki jumlah 1870 dengan prosentase 51% terjadi peningkatan yang rendah sebesar 75 dengan prosentase 2,05%. Hal ini dikarenakan tidak diberikan treatmen atau perlakuan berupa pemanfaatan sumber belajar dengan limbah kardus.
83
3.
Analisis Data Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode uji beda (uji-t). Uji t yang digunakan ialah Paired Samples T Test atau uji t-test. Paired Samples T Test atau uji t-test digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang berpasangan (berhubungan). Maksudnya
adalah sebuah sampel tetapi mengalami dua perlakuan yang berbeda. Sebelum dilakukan uji-t, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi berupa uji normalitas dan uji homogenitas sebagai syarat dalam penggunaan analisis uji-t. a.
Uji Normalitas Data Pretest Uji normalitas dilakukan untuk menentukan apakah kedua kelompok berdistribusi normal atau tidak. Peneliti menggunakan uji normalitas dengan cara uji Kolmogrof (Uji K-S satu sempel) pasa SPSS 16.0. Hasil dari uji normalitas dapat dilihat dari tabel berikut. Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Data Pretest D d
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic
dpretest kontrol pretest eksperimen
d
D
.139 .116
Df 30 30
Sig. .144 * .200
Shapiro-Wilk Statistic .949 .956
df
Sig. 30 30
.156 .251
84
Data dikatakan normal jika tingkat sig. pada Kolmogorof-Smirnov lebih dari α maka data berdistribusi normal, jika kurang dari α maka data berdistribusi tidak normal. Nilai α yang digunakan adalah 0.05. Pada hasil diatas diperolah taraf signifikansi dan untuk Pretest kelas eksperimen adalah 2.000
dan Pretest kelompok
kontrol adalah 0.144, karena sig > α maka Ho diterima. Dengan demikian data kelas kontrol dan eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Data Pretest Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki
variansi
yang
sama
atau
homogen.
Pengujian
homogenitas data menggunakan uji bartlet dengan bantuan SPSS 16.0. Analisis homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji chi-square test dengan bantuan program SPSS 16.0. Kolom yang dilihat pada printout ialah kolom sig. jika nilai pada kolom sig > 0,05 maka Ho diterima. Ho Ha
: Varians homogen (
=
).
: Varians tidak homogen (
≠
85
Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest Test Statistics pretest eksperimen
pretest kontrol Chi-Square Df Asymp. Sig.
a
7.800 20 .993
b
9.600 17 .920
Berdasarkan tabel diperoleh nilai asymp sig kelas kontrol 0,993 dan kelas eksperimen 0,920 yang berarti lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok homogen atau mempunyai varians yang sama. Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran. c.
Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan t-test untuk melihat perbedaan masing-masing tes pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol serta untuk melihat seberapa besar pengaruh sumber belajar dengan limbah kardus terhadap konsep matematika permulaan pada anak usia 5-6 tahun. Data dikatakan mengalami peningkatan yang signifikan jika sig < 0,05. Jika sig > 0,05 maka Ho diterima, Ha ditolak. Sebaliknya, jika sig < 0,05 maka Ho ditolak, Ha diterima. Data dikatakan mengalami perbedaan jika nilai thitung > ttabel. T tabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah -0,2045.
86
Ha : Data mengalami peningkatan secara signifikan. H0 : Data tidak mengalami peningkatan secara signifikan. 1. Uji Hipotesis Kelompok Kontrol Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode t-test untuk melihat perbedaan pada masing-masing tes pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol serta untuk melihat seberapa besar pengaruh sumber belajar dengan limbah kardus terhadap pengenalan konsep matematika permulaan pada anak usia 5-6 tahun. Tabel 4.10 Hasil Paired Uji Hipotesis Kelompok Kontrol
Paired Samples Test Paired Differences
Mean Pair pretest kontrol 1 posttest kontrol
-2.500
Std. Std. Error Deviation Mean 5.450
.995
Tabel 4.10 menunjukkan
95% Confidence Interval of the Difference Lower -4.535
Upper -.465
t
Sig. (2Df tailed)
-2.512 29
.018
perbedaan rata-rata sebesar
2,500 angka tersebut menunjukkan perubahan yang tidak signifikan, terlihat nilai sig (2-tailed) 0,018, nilai 0,018 < 0,05 maka Ho diterima yang artinya kelompok kontrol tidak mengalami peningkatan yang signifikan.
87
2. Uji Hipotesis Kelompok Eksperimen Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan ttest untuk melihat perbedaan masing-masing tes pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol serta untuk melihat seberapa besar pengaruh sumber belajar dengan limbah kardus terhadap pengenalan konsep matematika permulaan pada anak usia 5-6 tahun. Tabel 4.11 Hasil Paired Uji Hipotesis Kelompok Eksperimen.
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Mean Pair pretest eksperimen 1 posttest eksperimen
-7.267
Std. Std. Error Deviation Mean Lower 6.726
1.228
-9.778
Upper
t
-4.755
-5.918
df 29
Sig. (2tailed) .000
Diperoleh nilai sig.(2 tailed) sebesar 0,000, nilai sig 0,000 < 0,05 maka Ha diterima yang artinya perbedaan nilai kelompok eksperimen
mengalami
peningkatan
yang
signifikan.
Berdasarkan nilai t hitung sebesar – 5,918 menunjukkan bahwa ada perbedaan antara hasil Pretest dan Posttest pada kelompok eksperimen.
88
3. Uji Hipotesis Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen Tabel 4.12 T-test Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Paired Samples Test Paired Differences
Mean Pair posttest kontrol - posttest 1 eksperimen
-6.533
Std. Std. Error Deviation Mean 9.239
1.687
95% Confidence Interval of the Difference Lower -9.983
Upper -3.083
df
Sig. (2tailed)
-3.873 29
.001
t
Tabel 4.12 menunjukkan perbedaan rata-rata sebesar 6,533. Angka tersebut menunjukkan perubahan yang signifikan, terlihat dari nilai Sig (2 tailed) sebesar 0,001. Nilai 0,001 < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak, yang berarti bahwa terdapat perbedaan secara signifikan nilai kelompok eksperimen pada hasil Pretest dan Posttest. Berdasarkan nilai thitung sebesar 3,873 dan nilai ttabel 2.045, sehingga thitung > ttabel yang berarti menunjukkan bahwa terjadi perbedaan antar hasil Posttest pada kelompok kontrol dan Posttest pada kelompok eksperimen.
d. Pembahasan Eksperimen pemanfaatan sumber belajar dengan limbah kardus untuk mengembangkan konsep matematika permulaan dilakukan pada anak usia 5-6 tahun. Berdasarkan hasil penelitian
89
Jean Piaget tentang intelektual, yang menyatakan bahwa anak usia 2-7 tahun berada pada tahap pra operasional yang mengalami masa ketertarikan dengan matematika (Susanto, 2011:100). Pada tahap praoperasional anak sudah memiliki ketertarikan matematika. Anak usia 3 tahun sudah mulai suka menghitung benda-benda di sekitarnya, kemudian beranjak usia 5-6 tahun anak sudah memahami
bilangan,
memahami
geometri,
sudah
mampu
menjumlahkan dan menunjuk lambang bilangan. Pembelajaran matematika akan lebih efektif dengan menggunakan sumber belajar yang tepat. Menurut Sudjana dan Rivai ( dalam Prastowo, 2012:2), sumber belajar adalah segala daya yang dapat dimanfaatkan guna memberi kemudahan kepada seseorang dalam belajarnya. Sumber belajar seringkali digunakan oleh guru untuk mendukung kegiatan pembelajaran, termasuk dalam pengenalan konsep matematika permulaan. Pengenalan konsep matematika permulaan harus diberikan sejak usia dini karena pada usia tersebut anak memiliki rasa keingintahuan yang tinggi dan konsep matematika permulaan dapat dikembangkan melalui pembelajaran di sekolah dengan memanfaatkan sumber belajar yang dapat ditemui dengan mudah. Salah satu sumber belajar yang
dapat dimanfaatkan untuk
pembelajaran matematika adalah bahan limbah. Menurut Warsidi (2008:19), limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik industri domestik (rumah tangga, yang lebih
90
dikenal dengan sebagai sampah) yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bahan limbah yang dapat dipakai lagi sebagai sumber belajar untuk pembelajaran matematika adalah limbah kardus. Konsep matematika permulaan yang meningkat pada kelompok eksperimen dipengaruhi oleh sumber belajar dengan limbah kardus yang diberkan pada kelompok ini selama 12x pertemuan. Menurut standar NTCM (dalam Seefeldt & Wasik, 2008:394-395) terdapat 5 aspek yang dapat diberikan pada anak untuk
mengembangkan
konsep
matematika
pemulaan
(1)
Penggolongan atau Pengelompokkan; (2) Mencocokkan atau Menghubungkan;
(3)
Komparasi
atau
Perbandingan;
(4)
Pemahaman Bentuk Geometri; (5) Pemahaman Bilangan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti lebih terfokus untuk mengkaji aspek-aspek: penggolongan atau pengelompokkan, mencocokkan atau menghubungkan, komparasi atau perbandingan, pemahaman bentuk geometri, pemahaman bilangan. Pengenalan awal konsep matematika permulaan terhadap anak ditunjukkan oleh hasil Pretest yang dilakukan oleh kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok kontrol memiliki peningkatan hasil sebesar 49% dan ekperimen 47,22% .
91
Hasil dari Pretest secara umum menunjukkan bahwa anak belum memahami konsep matematika secara baik, terkadang anak bisa mengerjakan kegiatan matematika atas dasar bimbingan guru dengan kata lain anak melakukan kegiatan matematika dengan meniru yang sudah dicontohkan oleh guru, jadi konsep matematika permulaan anak belum berkembang secara baik pada diri anak. Pada saat Pretest anak umumnya menunggu perintah dari guru ataupun menunggu guru mencontohkan terlebih dulu kegiatan yang akan dikerjakan oleh anak. Misal secara umum anak akan mendengarkan
guru
menerangkan
terlebih
dulu
dengan
menggunakan soal-soal yang ada di majalah mengenai pengenalan angka, penjumlahan, lebih besar dan sedikit yang dijelaskan oleh guru dan setelah guru menerangkan kegiatan tersebut barulah anak bisa mengerjakan soal/kegiatan yang sama dengan meniru contoh soal yang sudah dijelaskan oleh guru, setelah anak selesai mengerjakan guru tidak lupa memberi perintah kepada anak untuk mewarnai gambar yang ada di majalah. Selain itu, pemanfaatan sumber belajar untuk kegiatan matematika yang diberikan guru kepada murid hanya menggunakan majalah, buku, pensil, pensil warna. Hal itu yang membuat konsep matematika anak belum bisa berkembang dengan baik. Sumber
belajar
merupakan
unsur
terpenting
dari
keberhasilan kegiatan belajar mengajar di TK. Menurut Depdikbud
92
(1997:2), sumber belajar merupakan banyak benda atau obyek yang dapat dijadikan sarana belajar mengajar bagi anak TK mulai dari diri anak itu sendiri, guru, alam sekitar yang terdapat di lingkungan anak, alat permainan, sampai kepada sarana belajar mengajar baku yang dipersiapkan khusus untuk suatu bahan pengembangan tertentu harus digunakan secara optimal. Teori diatas menunjukkan bahwa perlu adanya pemanfaatan sumber belajar untuk mengembangkan konsep matematika permulaan anak. Sekolah sebagai sumber ilmu bagi anak yang nantinya diharapkan dapat mengembangkan konsep matematika anak tidak hanya sekedar anak mengerti pembelajaran matematikan melainkan anak dapat menikmati pembelajaran matematika dengan senang hati tanpa ada paksaan dan kejenuhan, artinya sekolah sebagai sarana edukasi dalam mengembangkan pembelajaran matematika yang sesungguhnya. Menurut Batubara, Rumondang Bulan dalam penelitiannya yang berjudul “Fiber Plastic Composite dari Kertas Kardus dan Polietilena (PE) dengan Penambahan Maleat Anhidrida (MAH) dan Benzoil Peroksida (BP)”, Journal USU Institutional Repository (2012), Limbah kardus merupakan Kardus atau corrugated paper merupakan bahan dasar kemasan yang memiliki daur hidup sangat singkat dan berharga ketika berlangsungnya proses distribusi produk dari produsen ke konsumen.
93
Kardus yang memiliki daur hidup yang singkat dan dipakai ketika digunakan untuk kemasan suatu produk makanan dan minuman dan setelah pemakaian seringkali kardus itu dibuang ke tempat sampah dan jarang kardus itu diolah atau dimanfaatkan kembali. Ternyata kardus yang awalnya bahan tidak terpakai yang tidak perlu mengeluarkan banyak biaya dapat dimanfaatkan dan dikreasikan kembali sebagai bahan yang dibuat untuk media atau alat
permainan
yang
menarik
anak
dalam
pembelajaran
matematika. Penggunaan sumber belajar dengan limbah kardus di sekolah secara tidak langsung memberikan pengalaman baru bagi siswa. Pada awal pembelajaran, pelaksanaan treatment, kelompok eksperimen terlaksana dengan baik dan anak merasa sangat menikmati pembelajaran yang sebelumnya anak hanya belajar dengan majalah. Anak merasa menikmati pembelajaran matematika tersebut karena saat anak belajar, terdapat juga unsur bermain yang menyenangkan. Seperti yang dikemukakan Sudono (2001:104) bahwa bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat) yang menghasilkan pengertian atau memberikan
informasi,
memberi
kesenangan
maupun
mengembangkan imajinasi pada anak (Sudono, 2000:1) Perlakuan dilakukan berulang-ulang dengan tujuan agar kemampuan kognitif anak dalam mengenal konsep matematika
94
permulaan dapat berkembang. Sumber belajar akan memicu aspek kognitif anak dari kegiatan yang diberikan. Sumber belajar dalam penelitian ini berfungsi untuk mengembangkan konsep matematika permulaan dengan sumber belajar yang diberikan. Tanggapan anak terhadap sumber belajar dengan limbah kardus pada penelitian ini cukup positif, terlihat dari ketertarikan anak terhadap sumber belajar dengan limbah kardus seperti: anak dapat mengenal konsep matematika permulaan dengan baik, anak dapat menyelesaikan kegiatan-kegiatan matematika dengan baik, dan anak dapat menikmati setiap pembelajaran melalui unsur bermain. Hasil postest pada kelompok eksperimen menunjukkan bahwa sebagian besar anak memahami konsep matematika permulaan. Anak yang pada saat pretest menunjukkan jawaban belum mengerti dari pembelajaran matematika, pada saat posttest sebagian besar cukup mengerti dan sangat mengerti tentang konsep matematika permulaan. Anak-anak belajar memahami konsep matematika permulaan dengan senang hati yaitu melalui sumber belajar dengan limbah kardus. Sesuatu yang dilakukan dengan senang hati itu lebih mudah di terima oleh anak. Hal ini sesuai dengan pendapat Menurut Hurlock (1978:320), mengatakan bermain (play) merupakan setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa limbah kardus
95
bisa menjadi salah satu media dalam mengembangkan konsep matematika permulaan pada anak. Berkenaan dengan penelitian pemanfaatan sumber belajar dengan limbah kertas dijadikan sebagai pembelajaran matematika, telah banyak yang melakukan, di antaranya dilakukan oleh Fedriyenti (2012), Sumini (2013). Fedriyenti dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Matematika Anak Usia Dini Melalui Permainan Jam Pintar Di Taman Kanak – Kanak.”, Jurnal Pesona PAUD (vol 1, 2012:5). Dalam penelitiannya, Fedriyenti mengungkapkan bahwa media permainan jam pintar digunakan untuk mengenalkan konsep angka.
Hasil
matematika
penelitian khususnya
menunjukkan dalam
bahwa
mengenal
kemampuan
angka
dengan
menggunakan media permainan jam pintar mengalami peningkatan sebesar 81%. Sumini dalam penelitiannya yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Mengenal Bilangan Melalui Media Kartu Angka”,
Jurnal UNESA (vol 2, 2013:1). Dalam
penelitiannya, Sumini mengungkapkan bahwa media kartu angka dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam
memahami
bilangan.
Subyek
penelitiannya
adalah
kelompok A. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pemahaman bilangan sebesar 75%..
96
Dari kedua penelitian terdahulu dapat disimpulkan bahwa sumber belajar dengan limbah kardus merupakan faktor penting untuk mengembangkan konsep matematika permulaan anak. Bahan limbah kardus sebagai sebuah hal yang baru bagi responden dalam penelitian ini maka untuk mengenal konsep matematika permulaan saja tidak cukup melainkan anak harus memahami konsep matematika permulaan dengan senang hati. Konsep matematika permulaan dapat dipahami dengan senang hati tentunya dengan pemanfaatan bahan limbah kardus untuk dijadikan sebagai sumber belajar dengan menarik dan ada unsur bermain sehingga membuat anak merasa menikmati pembelajaran dengan senang hati dan dapat belajar matematika sambil bermain dengan sumber belajar secara konkret yang bahan limbah kardusnya dapat diperoleh dari lingkungan sekitar misalnya kardus susu, kardus makanan dan kardus minuman. Kegiatan pembelajaran matematik dilakukan oleh anak dengan senang hati dan anak dapat menikmati pembelajaran matematika secara perlahan-lahan konsep matematika permulaan anak akan berkembang secara optimal. Pemahaman anak pada kelompok eksperimen meningkat jika dibandingkan dengan kelompok kontrol yang dapat dilihat melalui hasil Pretest dan Posttest. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa sumber belajar dengan limbah kardus yang diberikan efektif untuk mengembangkan konsep matematika permulaan anak usia 5-
97
6 tahun. Limbah kardus yang dimanfaatkan sebagai sumber belajar efektif, karena limbah kardus dijadikan sebagai bahan untuk kegiatan matematika seperti media dadu, kartu gambar, papan panel dan angka panel, gambar panel, media untuk mengenalkan jumlah gambar yang lebih besar dan lebih kecil, media untuk mengenalkan jumlah yang sama dan tidak sama dengan, karpet angka, dan media kasar-halus. Selain itu kegiatan matematika yang diilakukan oleh anak adalah menggolongan atau mengelompokkan, mencocokkan atau menghubungkan, membandingan, mengenal bentuk geometri, memahami bilangan dan mengurutkan pola sesuai bentuknya. Anak pada kelompok eksperimen mendengarkan penjelasan mengenai sumber belajar dengan limbah kardus selama 12x pertemuan. Terdapat perubahan kemampuan yang positif terjadi pada kegiatan anak sehari-hari. Anak juga mulai memahami konsep
matematika
permulaan,
seperti
penggolongan
atau
pengelompokkan, mencocokkan atau menghubungkan, komparasi atau perbandingan, pemahaman bentuk geometri, pemahaman bilangan. Hal tersebut menandakan bahwa aspek-aspek kognitif mengenai konsep matematika permulaan sudah mulai berkembang pada diri anak. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sumber belajar dengan limbah kardus untuk mengembangkan konsep matematika permulaan pada anak di TK Taman Indria, Semarang.
98
Hasil lebih efektif jika penggunaan sumber belajar dengan limbah kardus dilaksanakan dengan teratur dan berkelanjutan. sumber belajar dengan limbah kardus dan literatur tesebut digunakan sebagai sumber pembelajaran di sekolah.
C.
Keterbatasan Penelitian Penelitian peningkatan konsep matematika permulaan melalui sumber belajar dengan limbah kardus dilakukan sesuai dengan prosedur penelitian
yang
seharusnya,
namun
terdapat
keterbatasan
dalam
pelaksanaannya antara lain: 1. Desain penelitian yang sederhana sehingga hanya mengukur pengaruh pemberian sumber belajar dengan limbah kardus, alangkah baiknya lebih mengidentifikasi sejauh mana aspek kognitif anak dalam mengenal konsep matematika permulaan. 2. Keterbatasan lahan ruang kelas yang ada di sekolah. Lahan yang lebih luas akan lebih baik digunakan dalam mengenalkan konsep matematika permulaan ketika bermain, seperti mengelompokkan gambar berbentuk geometri sesuai warna kotak yang sudah disediakan oleh guru , bermain melempar dadu dan melangkah sesuai angka yang sudah dilemparkan. Lahan yang luas dapat membuat pembelajaran matematika lebih maksimal untuk dimainkan. 3.
Kontrol yang kurang saat pelaksanaan tratment menjadi salah satu kendala dimana perhatian anak terpecah ketika kondisi diluar berisik, hal ini karena ruangan kelas yang digunakan bergantian dengan kelompok A.
BAB V PENUTUP A.
Simpulan Hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil konsep matematika permulaan anak pada TK Taman Indria menggunakan sumber belajar dengan limbah kardus memiliki peningkatan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan peningkatan pada kelompok kontrol maka ada perbedaan yang cukup signifikan. Kelompok eksperimen memiliki peningkatan konsep matematika permulaan yang lebih baik dari kelompok kontrol. Sehingga dapat dikatakan bahwa pemanfaatan sumber belajar dengan limbah kardus dalam penelitian ini efektif digunakan untuk mengembangkan konsep matematika permulaan pada anak usia 5-6 tahun di Taman Kanak-kanak.
B.
Saran Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah diuraikan, maka peneliti memberikan saran-saran sebagi berikut : 1. Bagi guru sebaiknya untuk mengembangkan konsep matematika permulaan bagi anak melalui sumber belajar dengan bahan limbah bekas pakai diteruskan sesuai dengan kebutuhan dan dikembangkan sebagai sarana untuk mengembangkan konsep matematika permulaan pada anak.
99
100
2. Bagi peneliti dan penelitian selanjutnya, sebaiknya memilih dan mengembangkan pembelajaran untuk mengenalkan konsep matematika dengan lebih menarik dan pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik anak usia dini agar penelitian lebih menarik. Studi literatur dan studi pendahuluan mendalam agar penelitian lebih, untuk menemukan dan mengungkapkan fenomena baru terkait dengan pembelajaran matematika permulaan. 3. Bagi mahasiswa untuk mengembangkan pembelajaran lebih baik lagi sebaiknya memanfaatkan sumber belajar bahan limbah bekas pakai yang mendukung program konservasi Universitas Negeri Semarang.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2006). ProsedurPenelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya Batubara, Rumondang Bulan. (2012). Fiber Plastic Composite dari Kertas Kardus dan Polietilena (PE) dengan Penambahan Maleat Anhidrida (MAH) dan Benzoil Peroksida (BP). Journal USU Institutional Repository. Volume 2 No.1 . jurnal.usu.ac.id/index.php/PFSJ/article/pdf. Bean, Reynold. (1995). Cara Mengembangkan Kreativitas Anak (terjemahan Med. MeitasariTjandrasa). Jakarta : Binarupa Aksara Depdikbud. (1997). Petunjuk Teknis Proses Belajar Mengajar di Taman Kanak-Kanak.Jakarta: Depdikbud -------------. (1997). Metodik Khusus Pengembangan Daya Pikir di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depdikbud Depdiknas.(2000). Permainan Berhitung di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depdiknas Djamarah, Syaiful B. & Zain, Aswan.(1996). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Eliyawati, Cucu. (2005). Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas Fathani, Abdul H. (2009). Matematika Hakikat dan Logika.Yogyakarta: ArRuzz Media Fedriyanti. (2012). Peningkatan Kemampuan Matematika Anak Usia Dini Melalui Permainan Jam Pintar Di Taman Kanak – Kanak. Jurnal Pesona PAUD. Volume 2 No. . http://ejournal.unp.ac.id/index.php/paud/article/view/1695 Ismayani, Ani. (2010). Fun Math with Children.Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Kamtini & Tanjung, Husni W. (2005). Bermain melalui Gerak dan Lagu di Taman Kanak-Kanak.Jakarta: Depdiknas Kirova, anna dan ambika bhargava. (2002). Learning to Guide Preschool Children's Mathematical Understanding: A Teacher's Professional Growth. Early Childhood Research& Practice. Volume 4 Number 1. Available at: http://ecrp.uiuc.edu/v4n1/kirova.html Maryani. (2010). Meletakkan Dasar-Dasar Pengalaman Konsep Matematika melalui Permainan Praktis di Kelompok Bermain. Jurnal Pendidikan Penabur Volume 1 No. 15. Hal. 1-11. http://www.bpkpenabur.or.id/files/.pdf Mastija. (2013). Peningkatan Kemampuan Pengenalan Konsep Warna Melalui Permainan Edukatif Dengan Styrofoam Pada Anak Usia Dini Kelompok A Di Tk Islam Al Fajar Surabaya. Jurnal Unesa Volume 2 No. 1.http://ejournal.unesa.ac.id/article/1683/19/article.pdf Murniati, Endyah. (2012). Mengajarkan Matematika dengan Fun.Yogyakarta: Mentari Pustaka
101
102
Nilawati, Eva S. (2010). Menyulap Sampah Jadi Kerajinan Cantik. Jakarta: Nobel Edumedia Prastowo, Andi. (2012). Pengembangan Sumber Belajar.Yogyakarta: PT. Pustaka Insan Madani Rahmad. (2011). Analisis Kesulitan Belajar Matematika pada Anak Usia Dini (Tingkat Pra Sekolah / TK) dan Alternatif Pemecahannya. Jurnal Universitas Muhammadiyah Metro. Volume 1 No. 1. http://www.ummetro.ac.id/detail-jurnal-35-analisis-kesulitan-belajarmatematika-pada-anak-usia-dini-%28tingkat-pra-sekolah-tk%29-danalternatif-pemecahannya 1 Santrock, John W. (2011). Masa Perkembangan Anak. Jakarta: Salemba Humanika Seefeldt, Carol, & Wasik, Barbara A. (2008). Pendidikan Anak Usia Dini Menyiapkan Anak UsiaTiga, Empat, dan Lima Tahun Masuk Sekolah. Jakarta: PT. Indeks Siti Fatimah. (2013). Peningkatan Kemampuan Mengelompokkan Benda Berdasarkan Warna dengan Menggunakan Media Botol Susu Plastik Bekas pada Kelompok A TK. Dharma Wanita Persatuan Dohoagung Balongpanggang Gresik. Jurnal Unesa Volume 2 No. 1. http://ejournal.unesa.ac.id/article/1683/19/article.pdf Sudono, Anggani. (2000). Sumber Belajar dan Alat Permainan untuk Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Grasindo Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Sumini. (2013). Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Mengenal Bilangan Melalui Media Kartu Angka. Jurnal UNESA. Volume 2 No.1 . http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/paud-teratai/article/view/851 Susanto, Ahmad. (2011). Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar dalam Berbagai Aspeknya. Jakarta: Kencana Suyanto, Slamet. (2003). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta --------------------. (2005). Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Hikayat ---------------------. (2008). Strategi Pendidikan Anak Pengenalan dengan Matematika, Sains, Seni, Bahasa,dan Pengetahuan Sosial. Yogyakarta: Hikayat. Warsidi, Edi. (2008). Pengolahan Limbah Kertas dan Plastik. Bandung: PT. Puri Delco Wulan Adiarti. (2009). Alat Permainan Edukatif Berbahan Limbah dalam Pembelajaran Sains di Taman Kanak-Kanak. Lembaran Ilmu Kependidikan Jilid 38 No. 1. http://journal.unnes.ac.id. Yunanto, Sri J. (2004). Sumber Belajar Anak Cerdas. Jakarta: PT. Grasindo Zaman, Badru, dkk. (2009). Media dan Sumber Belajar TK. Jakarta: Universitas Terbuka
103
LAMPIRAN
103
LAMPIRAN
104
LAMPIRAN 1 (DAFTAR NAMA RESPONDEN)
105
DAFTAR NAMA RESPONDEN Kelas Ekperimen No
Kode
No
Kelas Kontrol Nama
Kode
Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Dhika Cindy Andin Putri Fara Haswa Krisna Uum Novi Dani Ririn Yandu Mail Revan Umi Rizka Shafira Jessica Tania Lia Mutia Fila Rafih Nayla Akbar Shafi Ilham Nesya Ayu Aura
E-1 E-2 E-3 E-4 E-5 E-6 E-7 E-8 E-9 E-10 E-11 E-12 E-13 E-14 E-15 E-16 E-17 E-18 E-19 E-20 E-21 E-22 E-23 E-24 E-25 E-26 E-27 E-28 E-29 E-30
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Ghaza Arya Cantiq Cindy Fachri Kezia Gendis Ilham Indah Angga Adit Danang Tegar Nasha Feby Anjani Rayhan Adhif Akhira Amelia Anita Ardian Arafi Arsya Christian Dadang Erisa Anggun Bunga Putri
K-1 K-2 K-3 K-4 K-5 K-6 K-7 K-8 K-9 K-10 K-11 K-12 K-13 K-14 K-15 K-16 K-17 K-18 K -19 K -20 K -21 K -22 K -23 K -24 K -25 K -26 K -27 K -28 K -29 K -30
104
LAMPIRAN 1 (DAFTAR NAMA RESPONDEN)
105
DAFTAR NAMA RESPONDEN Kelas Ekperimen No
Kode
No
Kelas Kontrol Nama
Kode
Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Dhika Cindy Andin Putri Fara Haswa Krisna Uum Novi Dani Ririn Yandu Mail Revan Umi Rizka Shafira Jessica Tania Lia Mutia Fila Rafih Nayla Akbar Shafi Ilham Nesya Ayu Aura
E-1 E-2 E-3 E-4 E-5 E-6 E-7 E-8 E-9 E-10 E-11 E-12 E-13 E-14 E-15 E-16 E-17 E-18 E-19 E-20 E-21 E-22 E-23 E-24 E-25 E-26 E-27 E-28 E-29 E-30
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Ghaza Arya Cantiq Cindy Fachri Kezia Gendis Ilham Indah Angga Adit Danang Tegar Nasha Feby Anjani Rayhan Adhif Akhira Amelia Anita Ardian Arafi Arsya Christian Dadang Erisa Anggun Bunga Putri
K-1 K-2 K-3 K-4 K-5 K-6 K-7 K-8 K-9 K-10 K-11 K-12 K-13 K-14 K-15 K-16 K-17 K-18 K -19 K -20 K -21 K -22 K -23 K -24 K -25 K -26 K -27 K -28 K -29 K -30
106
LAMPIRAN 2 (UJI VALIDITAS DATA HASIL UJICOBA INSTRUMEN)
107
Perhitungan Validitas Butir Soal Rumus:
√
Mp
=
Rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal
Ms
= Rata-rata skor total
St
= Standar deviasi skor total
p
= Proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal
q
= Proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal
Kriteria Apabila rpbis > rtabel maka butir soal valid Perhitungan Pada penelitian ini perhitungan validitas dibantu oleh program komputer SPSS 16.
108
LAMPIRAN 3 (RELIABILITAS DATA UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN)
109
Perhitungan Reliabilitas Instrumen Rumus :
(
)(
∑
)
Keterangan: K
: Banyaknya butir soal
Spq
: Jumlah dari pq
S2
:
Varians total
Kriteria Apbila r11> r tabel maka instrumen tersebut reliabel. Perhitungan reliabel pada perhitungan ini menggunakan program SPSS 16
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .920
N of Items 44
Pada a= 5%,dengan N=30, diperoleh rtabel = 0,361, karena Cronbach Alpha lebih dari rtabel. maka dapat disimpulkan bahwa intrumen tersebut reliabel.
110
Hasil SPSS Reliabitas Uji Coba
111
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid
% 30
100.0
0
.0
30
100.0
a
Excluded Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .920
44
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
item1
2.87
.776
30
item2
3.03
.765
30
item3
2.57
.935
30
item4
3.03
.765
30
item5
2.93
.944
30
item6
3.07
.868
30
item7
3.03
.765
30
item8
2.77
.898
30
item9
2.47
.776
30
item10
2.57
.568
30
item11
2.37
.718
30
112
item12
2.90
.712
30
item13
2.10
.712
30
item14
3.23
.728
30
item15
3.03
.718
30
item16
2.90
.712
30
item17
2.70
.952
30
item18
2.57
.568
30
item19
2.90
.662
30
item20
2.63
.765
30
item21
2.70
.651
30
item22
2.30
.702
30
item23
2.73
.785
30
item24
3.10
.759
30
item25
2.90
.712
30
item26
2.83
.648
30
item27
2.57
.568
30
item28
3.13
.681
30
item29
2.90
.712
30
item30
2.93
.868
30
item31
2.87
.776
30
item32
3.10
.662
30
item33
2.63
.809
30
item34
2.57
.568
30
item35
2.90
.803
30
item36
3.13
.681
30
item37
3.03
.809
30
item38
2.93
.828
30
item39
3.00
.947
30
item40
2.50
.777
30
item41
2.80
.714
30
item42
2.77
.626
30
113
item43
2.97
.964
30
item44
3.13
.681
30
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
item1
121.23
231.909
.758
.915
item2
121.07
238.892
.464
.918
item3
121.53
230.533
.670
.915
item4
121.07
234.271
.665
.916
item5
121.17
231.178
.640
.916
item6
121.03
240.033
.359
.919
item7
121.07
238.892
.464
.918
item8
121.33
231.195
.675
.915
item9
121.63
232.792
.720
.915
item10
121.53
243.982
.345
.919
item11
121.73
235.444
.657
.916
item12
121.20
244.717
.234
.920
item13
122.00
235.241
.673
.916
item14
120.87
238.464
.509
.918
item15
121.07
238.064
.535
.917
item16
121.20
244.717
.234
.920
item17
121.40
232.869
.573
.917
item18
121.53
243.982
.345
.919
item19
121.20
249.752
.012
.922
item20
121.47
247.706
.089
.922
item21
121.40
244.662
.263
.920
item22
121.80
240.097
.453
.918
item23
121.37
233.964
.660
.916
114
item24
121.00
238.483
.486
.918
item25
121.20
243.131
.306
.919
item26
121.27
247.375
.130
.921
item27
121.53
243.982
.345
.919
item28
120.97
247.137
.132
.921
item29
121.20
243.131
.306
.919
item30
121.17
239.523
.378
.919
item31
121.23
237.082
.534
.917
item32
121.00
239.655
.505
.918
item33
121.47
237.085
.510
.917
item34
121.53
243.982
.345
.919
item35
121.20
244.166
.224
.920
item36
120.97
243.826
.289
.920
item37
121.07
233.237
.670
.916
item38
121.17
243.454
.244
.920
item39
121.10
230.576
.660
.915
item40
121.60
240.455
.389
.919
item41
121.30
241.183
.394
.919
item42
121.33
241.747
.426
.918
item43
121.13
237.292
.411
.919
item44
120.97
243.826
.289
.920
115
Reliability akhir setelah digugurkan Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid
% 30
100.0
0
.0
30
100.0
a
Excluded Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .930
33
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
item1
2.87
.776
30
item2
3.03
.765
30
item3
2.57
.935
30
item4
3.03
.765
30
item5
2.93
.944
30
item6
3.07
.868
30
item7
3.03
.765
30
item8
2.77
.898
30
item9
2.47
.776
30
item10
2.57
.568
30
item11
2.37
.718
30
116
item13
2.10
.712
30
item14
3.23
.728
30
item15
3.03
.718
30
item17
2.70
.952
30
item18
2.57
.568
30
item22
2.30
.702
30
item23
2.73
.785
30
item24
3.10
.759
30
item25
2.90
.712
30
item28
3.13
.681
30
item29
2.90
.712
30
item30
2.93
.868
30
item31
2.87
.776
30
item32
3.10
.662
30
item33
2.63
.809
30
item34
2.57
.568
30
item37
3.03
.809
30
item39
3.00
.947
30
item40
2.50
.777
30
item41
2.80
.714
30
item42
2.77
.626
30
item43
2.97
.964
30
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item Deleted
item1
89.70
184.010
.785
.924
item2
89.53
189.499
.526
.927
item3
90.00
181.586
.741
.925
117
item4
89.53
187.154
.641
.926
item5
89.63
182.930
.678
.925
item6
89.50
191.293
.379
.929
item7
89.53
189.499
.526
.927
item8
89.80
183.407
.697
.925
item9
90.10
186.024
.686
.926
item10
90.00
196.759
.255
.930
item11
90.20
188.648
.607
.927
item13
90.47
186.878
.707
.926
item14
89.33
188.644
.599
.927
item15
89.53
188.464
.617
.926
item17
89.87
185.568
.566
.927
item18
90.00
196.759
.255
.930
item22
90.27
190.754
.511
.928
item23
89.83
185.937
.682
.926
item24
89.47
190.326
.489
.928
item25
89.67
193.195
.376
.929
item28
89.43
198.047
.138
.931
item29
89.67
193.195
.376
.929
item30
89.63
190.171
.427
.929
item31
89.70
191.114
.440
.928
item32
89.47
192.326
.457
.928
item33
89.93
189.995
.471
.928
item34
90.00
196.759
.255
.930
item37
89.53
186.395
.639
.926
item39
89.57
182.530
.693
.925
item40
90.07
192.133
.391
.929
item41
89.77
192.185
.427
.928
item42
89.80
194.028
.386
.929
item43
89.60
189.283
.412
.929
118
LAMPIRAN 4 (Instrumen Penelitian)
119
INSTRUMEN PENELITIAN
Kisi-kisi instrumen penelitian yang diperlukan untuk mengukur Sumber belajar dengan limbah kardus Variabel Penelitian Sumber belajar dengan Limbah Kardus
Aspek
Indikator
Sumber Belajar
Media Pembelajaran Bahan (materials) Alat Peraga Sesuai dengan perkembangan anak Menarik Bahan yang tidak terpakai Bahan yang dapat dimanfaatkan kembali Bahan kemasan susu, makanan
Limbah Kardus
120
Kisi-kisi instrumen penelitian yang diperlukan untuk mengukur kemampuan matematika anak usia 5-6 tahun Variabel Penelitian Kemampuan Matematika
Aspek
Indikator
Kategorisasi/ 1. Mengelompokkan benda dengan Pengelompok berbagai cara yang diketahui anak. kan Misal: menurut warna, bentuk, ukuran, jenis, dan lain-lain 2. Memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat bentuk lebih dari 3-4 pola yang berurutan. Misal: ABCABC Mencocokan/ 1. Menghubungkan/memasangkan menghubunglambang bilangan dengan bendakan benda sampai 10 (anak tidak disuruh menulis) Komparasi/ 1. Menunjukkan 2 kumpulan benda perbandingan yang jumlahnya sama dan tidak sama, lebih banyak dan lebih sedikit dari dua kumpulan benda 2. Membedakan kasar-halus melalui panca indera 3. Membedakan penuh-kosong melalui mengisi wadah dengan biji-bijian, beras, pasir, dll 4. Membedakan berat-ringan melalui menimbang 5. Mengenenal konsep panjang-pendek dengan mengukur aturan tak baku (langkah,jengkal, benang, tali, lidi, dll Pemahaman bentuk geometri
1. Membedakan ciri-ciri bentuk geometri 2. Menyebutkan benda-benda yang berbentuk geometri 3. Mengelompokkan bentuk-bentuk geometri
121
Pemahaman bilangan
1. Membilang/ menyebut urutan bilangan 1-20 2. Membilang dengan menunjuk benda (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda sampai 10 3. Menghubungkan/memasangkan lambang bilangan dengan bendabenda sampai 10 (anak tidak disuruh menulis) 4. Menyebutkan hasil penambahan (menggabungkan 2 kumpulan benda) dan pengurangan (memisahkan kumpulan benda) sampai 10 5. Membedakan konsep panjangpendek dengan langkah dan jengkal
: .........................................
Usia
Indikator
A. Mengelompokkan benda dengan berbagai cara yang diketahui anak. Misal : menurut warna, bentuk ukuran, jenis, dan lain-lain.
Aspek
Kategorisasi / Pengelompokkan
Jenis Kelamin : .........................................
: .........................................
Nama
2. Anak dapat mengelompokkan bentuk lingkaran dari kardus sesuai ukurannya.
1. Anak dapat mengelompokkan bentuk segitiga dari kardus yang warnanya sama.
Kegiatan
● Besar ● Sedang ● Kecil
Kriteria Alternatif Jawaban ● Merah ● Kuning ● Hijau ● Biru
Anak mendapatkan skor, apabila anak dapat mengelompokkan bentuk sesuai ukurannya sebanyak: ● >6 = Skor 4 ● 4-5 = Skor 3 ● 2-3 = Skor 2 ● 0-1 = Skor 1
Anak mendapatkan skor, apabila anak dapat mengelompokkan bentuk sesuai warnanya sebanyak: ● >6 = Skor 4 ● 4-5 = Skor 3 ● 2-3 = Skor 2 ● 0-1 = Skor 1
Kriteria Jawaban
Skor 4
Skor 3
Skor 2
INSTRUMEN KEMAMPUAN MATEMATIKA PADA ANAK TK USIA 5-6 TAHUN
Skor 1
B. Memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat bentuk lebih dari 3-4 pola yang berurutan. Misal: ABC-ABC
● Merah ● Hijau
5. Anak dapat mengurutkan warna sesuai pola buah apel warna merah dan hijau dengan cara meronce.
.
● Besar ● Sedang ● Kecil
● Buah Jeruk ● Buah Mangga ● Buah Apel ● Buah Strawberi ● Buah Semangka ● Buah Anggur
4. Anak dapat meronce bentuk segitiga dari kardus dengan pola ukuran besar-sedangkecil,besar-sedangkecil.
3. Anak dapat mengelompokkan gambar buah yang sama jenisnya ( Buah Jeruk, Mangga, Apel)
Anak mendapatkan skor, apabila anak dapat mengelompokkan bentuk sesuai ukurannya sebanyak: ● >6 = Skor 4 ● 4-5 = Skor 3 ● 2-3 = Skor 2 ● 0-1 = Skor 1 Anak mendapatkan skor, apabila anak dapat menempel sesuai pola warna sebanyak: ● >6 = Skor 4 ● 4-5 = Skor 3 ● 2-3 = Skor 2 ● 0-1 = Skor 1
Anak mendapatkan skor, apabila anak dapat mengelompokkan bentuk sesuai ukurannya sebanyak: ● >6 = Skor 4 ● 4-5 = Skor 3 ● 2-3 = Skor 2 ● 0-1 = Skor 1
Mencocokan / Menghubungkan
C.Menghubungkan/memasangk an lambang bilangan dengan benda-benda sampai 10 (anak tidak disuruh menulis).
● Angka 1 ● Angka 2 ● Angka 3
8. Anak dapat menempel angka 12-3, 1-2-3, 1-2-3 (media terbuat dari kardus).
● Menjepit jepitan jemuran sebanyak 1-10
● Baju ● Celana ● Rok
7. Anak dapat meronce pola bajucelana-rok, bajucelana-rok, bajucelana-rok (media terbuat dari kardus)
9. Anak dapat Menjepit jepitan jemuran baju kardus dari kardan pola baju sesuai bilangan hingga 10.
● Lingkaran ● Segitiga ● Segiempat
6. Anak dapat menyusun 3 pola bentuk dari kertas kardus : lingkaransegitiga-segiempat.
Anak mendapatkan skor, apabila anak dapat menyusun sesuai pola bentuk sebanyak: ● >6 = Skor 4 ● 4-5 = Skor 3 ● 2-3 = Skor 2 ● 0-1 = Skor 1 Anak mendapatkan skor, apabila anak dapat meronce sesuai pola bentuk sebanyak: ● >6 = Skor 4 ● 4-5 = Skor 3 ● 2-3 = Skor 2 ● 0-1 = Skor 1 Anak mendapatkan skor, apabila anak dapat menempel sesuai pola angka sebanyak: ● >6 = Skor 4 ● 4-5 = Skor 3 ● 2-3 = Skor 2 ● 0-1 = Skor 1 Anak mendapatkan skor, apabila anak dapat menjepit jepitan jemuran sebanyak: ● >6 = Skor 4 ● 4-5 = Skor 3 ● 2-3 = Skor 2 ● 0-1 = Skor 1
Komparasi / Perbandingan
D. Mengenal konsep banyak dan sedikit
● Memisahkan kumpulan gambar
● Menempel tanda < atau > pada jumlah gambar
13 Anak dapat menempel tanda > atau < pada gambar yang lebih banyak pada pola baju, rok, dan celana
● Menempel segitiga sesuai bilangan 1-10
11. Anak dapat menempel angka dan segitiga sesuai bilangan yang diminta oleh guru (media terbuat dari kardus). Misal: angka 1 dengan segitiga 1. 12. Anak dapat memisahkan kumpulan gambar yang terbuat dari kardus, yang jumlahnya lebih banyak dan lebih sedikit.
● Memasangkan gambar bola sebanyak 1-10
10. Anak dapat memasangkan gambar bola yang terbuat dari kardus sesuai dengan bilangan yang diminta 1-10.
Anak mendapatkan skor, apabila anak dapat memasangkan gambar bola sebanyak: ● >6 = Skor 4 ● 4-5 = Skor 3 ● 2-3 = Skor 2 ● 0-1 = Skor 1 Anak mendapatkan skor, apabila anak dapat Menempel segitiga sesuai bilangan 1-10 sebanyak: ● >6 = Skor 4 ● 4-5 = Skor 3 ● 2-3 = Skor 2 ● 0-1 = Skor 1 Anak mendapatkan skor, apabila anak dapat memisahkan kumpulan gambar sebanyak: ● >6 = Skor 4 ● 4-5 = Skor 3 ● 2-3 = Skor 2 ● 0-1 = Skor 1 Anak mendapatkan skor, apabila anak dapat menempel tanda < atau > pada jumlah gambar sebanyak: ● >6 = Skor 4 ● 4-5 = Skor 3
F. Membedakan penuh-kosong melalui mengisi wadah dengan biji-bijian, beras, pasir, dll
E. Membedakan kasar-halus melalui panca indera.
15. Anak dapat membedakan kasar dan halus dengan meraba media yang terbuat dari kardus dan menunjukkan kembali benda yang permukaannya kasar-halus. 16. Anak dapat mengisi macammacam bijian-bijian pada kardus warna merah yang penuh, kardus warna biru diisi setengah, dan kardus warna kuning kosong.
14. Anak dapat merekatkan tanda = atau ≠ pada pola buah jeruk, mangga, apel yang jumlahnya sama dan tidak sama.
● Penuh ● Setengah ● Kosong
● Permukaan Kasar ● Permukaan Halus
● Menempel tanda = atau ≠ pada jumlah gambar Anak mendapatkan skor, apabila anak dapat menempel tanda = atau ≠ pada jumlah gambar sebanyak: ● >6 = Skor 4 ● 4-5 = Skor 3 ● 2-3 = Skor 2 ● 0-1 = Skor 1 Anak mendapatkan skor, apabila anak dapat membedakan kasar dan halus sebanyak: ● >6 = Skor 4 ● 4-5 = Skor 3 ● 2-3 = Skor 2 ● 0-1 = Skor 1 Anak mendapatkan skor, apabila anak dapat membedakan penuh, setengah, kosong sebanyak: ● >6 = Skor 4 ● 4-5 = Skor 3 ● 2-3 = Skor 2 ● 0-1 = Skor 1
● 2-3 = Skor 2 ● 0-1 = Skor 1
Pemahaman bentuk geometri
18. Anak dapat menyebutkan dan menunjukkan bentuk geometri (lingkaran, segitiga, dan segiempat) yang terbuat dari kardus
19. Anak dapat menyebutkan gambar pada kartu gambar yang terbuat dari kardus, yang berbentuk lingkaran dan segiempat.
I. Menyebutkan benda-benda yang berbentuk geometri
17. Anak dapat membandingkan panjang kedua benda dengan jengkal tangan (media terbuat dari kardus).
H. Membedakan ciri-ciri bentuk geometri
G. Mengenenal konsep panjangpendek dengan mengukur aturan tak baku (langkah,jengkal, benang, tali, lidi, dll
● Lingkaran = bola, roda, jam dinding, tutup botol. ● Segiempat = buku, pintu, lemari, tas.
● Lingkaran ● Segitiga ● Persegi ● Setengah Lingkaran ● Layang-layang ● Persegi panjang
● berbagai media panjangpendek dari kardus
Anak mendapatkan skor, apabila anak dapat menyebutkan gambar yang bentuknya lingkaran dan segiempat sebanyak: ● >6 = Skor 4 ● 4-5 = Skor 3 ● 2-3 = Skor 2 ● 0-1 = Skor1
Anak mendapatkan skor, apabila anak dapat mengukur jarak benda sebanyak: ● >6 = Skor 4 ● 4-5 = Skor 3 ● 2-3 = Skor 2 ● 0-1 = Skor1 Anak mendapatkan skor, apabila anak dapat menyebutkan bentuk geometri sebanyak: ● >6 = Skor 4 ● 4-5 = Skor 3 ● 2-3 = Skor 2 ● 0-1 = Skor1
J. Mengelompokkan bentukbentuk geometri
22. Anak dapat mengelompokkan gambar yang bentuknya sama dengan bentuk geometri yang meliputi bentuk lingkaran, setengah lingkaran dan segitiga. (misal: buah semangka, jeruk, dan strowbery)
21. Anak dapat mengelompokkan bentuk geometri (lingkaran, segitiga, segiempat) dari kardus sesuai bentuknya
20 Anak dapat menyebutkan dan menunjukkan gambar pada kartu gambar yang terbuat dari kardus, yang berbentuk segitiga.
Anak mendapatkan skor, apabila anak dapat menyebutkan gambar yang bentuknya segitiga sebanyak: ● >6 = Skor 4 ● 4-5 = Skor 3 ● 2-3 = Skor 2 ● 0-1 = Skor1 ● Lingkaran Anak mendapatkan ● Segitiga skor, apabila anak ● Segiempat dapat menunjuk benda yang berbentuk lingkaran dan segiempat sebanyak: ● >6 = Skor 4 ● 4-5 = Skor 3 ● 2-3 = Skor 2 ● 0-1 = Skor1 ● Lingkaran = Anak mendapatkan Buah Jeruk skor, apabila anak ● Setengah dapat menyebutkan lingkaran = Buah gambar yang Semangka berbentuk segiempat ● Segitiga= sebanyak: Buah Strowbery ● >6 = Skor 4 ● 4-5 = Skor 3 ● 2-3 = Skor 2 ● 0-1 = Skor 1
● Segitiga = roti, topi, penggaris, gantungan pakaian, penghapus, payung,
Pemahaman Bilangan
K Membilang/menyebut urutan bilangan 1-20
● Angka 1 Angka 10
24.. Anak dapat melangkah sesuai dengan lambang bilangan yang ditunjukkan guru 110 (media terbuat dari kardus) .
26. Anak dapat mengambil bilangan 1-20 di kotak bilangan secara acak sesuai yang diucapkan guru. (media terbuat dari kardus) .
● Angka 1 Angka 20
25. Anak dapat ● Angka 1 menebak bilangan 1- Angka 12 12 sesuai lemparan dadu (media terbuat dari kardus).
● Angka 1 Angka 20
23. Anak dapat membilang dengan menunjuk (mengenal konsep bilangan yang terbuat dari kardus dengan benda) sampai 20
Anak mendapatkan skor, apabila anak dapat membilang dan menunjuk bilangan sebanyak: ● >6 = Skor 4 ● 4-5 = Skor 3 ● 2-3 = Skor 2 ● 0-1 = Skor1 Anak mendapatkan skor, apabila anak dapat melangkah sesuai bilangan sebanyak: ● >6 = Skor 4 ● 4-5 = Skor 3 ● 2-3 = Skor 2 ● 0-1 = Skor1 Anak mendapatkan skor, apabila anak dapat menebak bilangan sebanyak: ● >6 = Skor 4 ● 4-5 = Skor 3 ● 2-3 = Skor 2 ● 0-1 = Skor1 Anak mendapatkan skor, apabila anak dapat mengambil bilangan sebanyak: ● >6 = Skor 4 ● 4-5 = Skor 3 ● 2-3 = Skor 2 ● 0-1 = Skor1
Mencocokan / Menghubungkan
28. Anak dapat memasangkan lambang bilangan yang terbuat dari kardus 1-10 sesuai jumlah gambar (media terbuat dari kardus). 29. Anak dapat mengambil jumlah benda sampai 10 sesuai dengan yang diminta (media terbuat dari kardus)
30. Anak dapat menempel pola lingkaran sesuai bilangan (media dari kardus)
L. Mengenal lambang bilangan 1 sampai 10
M. Membilang dengan menunjuk benda (mengenal konsep bilangan dengan bendabenda sampai 10)
N. Menghubungkan/ memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda sampai 10 (anak tidak disuruh menulis)
27. Anak dapat membilang 1-20 sesuai lambang bilangan dari kardus yang ditunjukkan.
● Angka 1 Angka 10
● Mengambil gambar sesuai jumlah bilangan yang diminta
● Angka 1 Angka 10
● Angka 1 Angka 20 Anak mendapatkan skor, apabila anak dapat membilang bilangan sebanyak: ● >6 = Skor 4 ● 4-5 = Skor 3 ● 2-3 = Skor 2 ● 0-1 = Skor1 Anak mendapatkan skor, apabila anak dapat memasangkan lambang bilangan sebanyak: ● >6 = Skor 4 ● 4-5 = Skor 3 ● 2-3 = Skor 2 ● 0-1 = Skor1 Anak mendapatkan skor, apabila anak dapat mengambil bilangan sebanyak: ● >6 = Skor 4 ● 4-5 = Skor 3 ● 2-3 = Skor 2 ● 0-1 = Skor1 Anak mendapatkan skor, apabila anak dapat mengambil bilangan sebanyak: ● >6 = Skor 4 ● 4-5 = Skor 3 ● 2-3 = Skor 2 ● 0-1 = Skor1
33. Anak dapat menyebutkan hasil pengurangan pola buah jeruk
31. Anak dapat mengambil bilangan 1-20 di kotak bilangan sesuai jumlah lingkaran yang diiminta (media terbuat dari kardus) O. Menyebutkan hasil 32 Anak dapat penambahan (menggabungkan 2 menyebut hasil kumpulan benda) dan penambahan pola pengurangan (memisahkan celana dan media kumpulan benda) dengan benda angka dari kardus sampai 10
● Angka 1-10
● Bilangan 1 -10
● Angka 1 Angka 10 Anak mendapatkan skor, apabila anak dapat mengambil bilangan sebanyak: ● >6 = Skor 4 ● 4-5 = Skor 3 ● 2-3 = Skor 2 ● 0-1 = Skor1 Anak mendapatkan skor, apabila anak dapat menyebutkan hasil penambahan sebanyak: ● >6 = Skor 4 ● 4-5 = Skor 3 ● 2-3 = Skor 2 ● 0-1 = Skor1 Anak mendapatkan skor, apabila anak dapat menyebutkan hasil pengurangan sebanyak: ● >6 = Skor 4 ● 4-5 = Skor 3 ● 2-3 = Skor 2 ● 0-1 = Skor1
132
LAMPIRAN 5 (Rancangan Kegiatan, RKH, RKM)
133
RANCANGAN KEGIATAN EKSPERIMEN No 1.
Tanggal 29 November 2014
2.
30 November 2014
3.
2 Desember 2014
4.
3 Desember 2014
5.
4 Desember 2014
6.
5 Desember 2014
7.
6 Desember 2014
8.
7 Desember 2014
9.
9 Desember 2014
10.
10 Desember 2014
11.
11 Desember 2014
12.
12 Desember 2014
Rancangan Kegiatan Eksperimen 1. PT. Menempel tanda > atau < pada jumlah yang lebih banyak 2. PT. Menyebutkan hasil penambahan 1. PT. Menempel tanda = atau ≠ pada jumlah yang sama 2. PT. Menyebutkan hasil pengurangan 1. PT. Menempel tanda > atau < pada jumlah yang lebih banyak 2. PT. Meronce pola baju, celana, rok 3. PT. Menyebut hasil penambahan 1. PT. Menebak bilangan 1-12 dengan lemparan dadu 2. PT. Menjepit jemuran baju dan pola baju sesuai bilangan 3. PT. Menghitung kancing baju sesuai bilangan yang diminta 1. PT. Merekatkan tanda = atau ≠ pada jumlah yang sama 2. PT. Mengelompokkan gambar buah yang sama jenisnya 3. PT Mengurutkan warna sesuai pola buah apel merah dan hijau 1. PT. Mengelompokkan buah sesuai bentuk geometri 2. PT. Menyebutkan hasil pengurangan pola buah jeruk 3. PT. Menempel bentuk lingkaran sesuai bilangan yang diminta 1. PT. Mengelompokkan pola donat besar dan kecil 2. PT. Meronce pola cokelat payung – donat 3. PT. Menempel donat sesuai bilangan 1. PT. Menyebutkan gambar makanan yang berbentuk lingkaran 2. PT. Membilang pola donat 1-20 3. PT. Membedakan kasar dan halus 1. PT Mengelompokkan bentuk geometri lingkaran dansegiempat 2. PT. Membilang dengan menunjuk bilangan 3. PT. Melangkah pada ubin bilangan dengan lemparan dadu 1. PT. Menyebut dan menunjuk gambar perabot rumah bentuk segiempat 2. PT. Membedakan panjang kedua TV dengan jengkal tangan 3. PT Memasangkan lambang bilangan sesuai jumlah gambar 1. PT. Menyebut dan menunjuk bentuk geometri lingkaran 2. PT. Mengambil bilangan 1-20 di kotak bilangan 3. PT. Memisahkan kumpulan gambar bola kecil dan besar 1. PT. Mengambil bilangan 1-10 di kotak sesuai jumlah pola bola 2. PT. Meronce pola bola besar dan pola bola kecil 3. PT. Menempel sesuai pola angka
II. Kegiatan inti ( ± 60 menit ) PT. Menempel tanda > atau < pada gambar yang lebih banyak pada pola baju, rok, dan celana
PT. Meronce pola baju, celana dan rok.
Menunjukkan jumlah yang sama dan tidak sama, lebih banyak dan lebih sedikit dari dua kumpulan benda (KOG 32)
Memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat bentuk lebih dari 3-4 pola yang
PT. Memanjat di tangga majemuk
Memanjat, bergantung dan berayun (FM 7)
Kegiatan awal ( ± 30 menit) Berbaris, berdoa, mengucap salam. TJ. Mengenai macam-macam pakaian
I.
KEGIATAN
Pola Baju, Rok, dan Celana dari
Pola Baju, Rok, dan Celana dari kardus jajanan Pola tanda > atau < dari kardus roti yang diberi perakat Media papan panel dari kardus indomie
Media Gambar Pakaian (Baju, Rok, Celana) Tangga Majemuk
ALAT PERAGA/ SUMBER / BAHAN
Penugasan
Penugasan
Hal 230
Unjuk Kerja
Percakapan
Observasi
ALAT PENILAIAN
Hal 229
KET. GAMBAR
:B : KEBUTUHANKU/PAKAIAN (BAJU, CELANA, ROK) : 1/ 6 : SENIN, 2 DESEMBER 2013
Menjawab pertanyaan sederhana (BHS 10)
Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan ( NAM 5)
INDIKATOR
KELOMPOK TEMA / SUB.TEMA SEMESTER / MINGGU HARI / TGL
RENCANA KEGIATAN HARIAN
HESTI HAYUNINGTYAS NIM. 1601409036
SRIYATUN, S.Pd 196107091983032011
Alat Permainan, Bekal
Hal 231 Pola Celana dari kardus jajanan Media papan panel dari kardus indomie Angka Panel 1-20
Semarang, 30 November 2013 Guru Kelas
IV. Kegiatan akhir ( ± 30 menit ) PT Merapikan mainan Mengulas kegiatan sehari Doa, pulang, salam
III. Istirahat (± 30 menit) Bermain, cuci tangan, makan bekal
PT. Menyebut hasil penambahan pola celana
kardus jajanan Benang Kasur, dan Sedotan
Mengetahui Kepala TK TAMAN INDRIA SEMARANG
Merapikan mainan setelah digunakan (SOSEM 20) Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan ( NAM 5)
Menyebutkan hasil penambahan / menghubungkan dua kumpulan benda (KOG 33)
berurutan (KOG 35)
Observasi
Observasi
Penugasan
Menghubungkan/memasangkan lambang bilangan dengan benda sampai 10 (KOG 41)
PT. Menjepit jepitan jemuran baju dan pola baju sesuai bilangan.
II. Kegiatan inti ( ± 60 menit ) Membilang/menyebut urutan bilangan 1-20 PT. Menebak bilangan 1-12 (KOG 38) sesuai lemparan dadu
PT. Berjalan di atas papan titian.
Berjalan di atas papan titian (FM 4)
Kegiatan awal ( ± 30 menit) Berbaris, berdoa, mengucap salam. TJ. Mengenai guna pakaian
I.
KEGIATAN
Penugasan
Penugasan
Hal 232
Hal 233
Dadu Angka 1-6 dan Dadu Angka 7-12 dari kardus minuman Pola Baju dari kardus piringan kue Jepitan Jemuran Baju
Unjuk Kerja
Papan Titian
Observasi
ALAT PENILAIAN
Percakapan
KET. GAMBAR
Media Gambar Pakaian (Baju)
ALAT PERAGA/ SUMBER / BAHAN
:B : KEBUTUHANKU/PAKAIAN (BAJU) : 1/ 6 : SELASA, 3 DESEMBER 2013
Berani bertanya dan menjawab (SOSEM 25)
Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan ( NAM 5)
INDIKATOR
KELOMPOK TEMA / SUB.TEMA SEMESTER / MINGGU HARI / TGL
RENCANA KEGIATAN HARIAN
III. Kegiatan akhir ( ± 30 menit) Bermain, cuci tangan, makan bekal
PT. Menghitung kancing baju sesuai bilangan yang diminta
HESTI HAYUNINGTYAS NIM. 1601409036
SRIYATUN, S.Pd 196107091983032011
sedih,
Hal 234
Semarang, 2 Desember 2013 Guru Kelas
marah,
Alat Permainan, Bekal
Kancing baju Kartu bilangan dari kardus indomie
Mengetahui Kepala TK TAMAN INDRIA SEMARANG
Mengekspresikan perasaan senang (SOSEM 10)
IV. Kegiatan akhir ( ± 30 menit) PT. Mengekspresikan perasaan sedih Mengulas kegiatan sehari Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan Doa, pulang, salam kegiatan ( NAM 5)
Membilang dengan menunjuk benda sampai 10 (KOG 39)
Observasi
Unjuk Kerja
Penugasan
Menunjuk
sebanyak-banyaknya
benda,
PT. Mengelompokkan gambar
II. Kegiatan inti ( ± 60 menit ) Menunjukkan jumlah yang sama dan tidak PT. Merekatkan tanda = atau ≠ sama, lebih banyak dan sedikit dari dua pada pola buah jeruk, mangga, kumpulan benda (KOG 32) apel yang jumlahnya sama dan tidak sama.
PT. Meloncat dari ketinggian 30 dengan kursi
Meloncat dari ketinggian 30-40cm (FM 6)
Kegiatan awal ( ± 30 menit) Berbaris, berdoa, mengucap salam. PT. Menyanyi lagu “nama buah”
I.
KEGIATAN
Penugasan
Kartu Gambar
Hal 236
Unjuk Kerja
Unjuk Kerja
Observasi
ALAT PENILAIAN
Penugasan
KET. GAMBAR
Hal 235 Pola Buah Jeruk, Mangga, dan Apel dari kardus jajanan Pola tanda = atau ≠ dari kardus jajanan yang diberi perakat
Kursi kecil dengan ketinggian 30cm
ALAT PERAGA/ SUMBER / BAHAN
:B : KEBUTUHANKU/BUAH (BUAH JERUK, MANGGA, APEL) : 1/ 6 : RABU, 4 DESEMBER 2013
Menyanyi lagu anak (BHS 18)
Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan ( NAM 5)
INDIKATOR
KELOMPOK TEMA / SUB.TEMA SEMESTER / MINGGU HARI / TGL
RENCANA KEGIATAN HARIAN
PT. Mengurutkan warna sesuai pola buah apel warna merah dan hijau dengan cara meronce.
Memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat bentuk lebih dari 3-4 pola yang berurutan (KOG 35)
HESTI HAYUNINGTYAS NIM. 1601409036
SRIYATUN, S.Pd 196107091983032011
Hal 237
Semarang, 3 Desember 2013 Guru Kelas
Alat Permainan, Bekal
Pola buah apel warna merah dan hijau dari kardus jajanan Benang Kasur Sedotan
Buah Jeruk, Mangga, Apel dari kardus susu Keranjang warna merah, pink, hijau
Mengetahui Kepala TK TAMAN INDRIA SEMARANG
Memelihara milik sendiri (SOSEM 23)
IV. Kegiatan akhir ( ± 30 menit) TJ. Mengenai memelihara alat tulis yang dimiliki Mengulas kegiatan sehari Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan Doa, pulang, salam kegiatan ( NAM 5)
III. Kegiatan akhir ( ± 30 menit) Bermain, cuci tangan, makan Bekal
buah yang sama jenisnya ( Buah Jeruk, Mangga, Apel)
hewan, tanaman yang mempunyai warna, bentuk, ukuran dan ciri tertentu (KOG 26)
Observasi
Unjuk Kerja
Penugasan
Menyebutkan hasil pengurangan / memisahkan dua kumpulan benda (KOG 33)
Menunjuk sebanyak-banyaknya benda, hewan, tanaman yang mempunyai warna, bentuk, ukuran dan ciri tertentu (KOG 26)
Bermain dengan simpai (digelindingkan sambi berjalan (FM 18)
Suka menclong teman dan orang dewasa (NAM 8)
Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan ( NAM 5)
INDIKATOR
Bermain peran “ menolong ibu memotong buah semangka” PT. Bermain simpai
Kegiatan awal ( ± 30 menit) Berbaris, berdoa, mengucap salam.
KEGIATAN
PT. Menyebutkan hasil pengurangan pola buah jeruk
Penugasan
Penugasan
Hal 239 Pola buah jeruk dari kardus jajanan Media papan panel
Unjuk Kerja
Unjuk Kerja
Observasi
ALAT PENILAIAN
Hal 238
KET. GAMBAR
Kartu Gambar Buah Semangka, Jeruk, dan Strowbery dari kardus susu Keranjang warna merah, pink, hijau
Simpai
ALAT PERAGA/ SUMBER / BAHAN
:B : KEBUTUHANKU/BUAH (BUAH JERUK, SEMANGKA, STROWBERY, ANGGUR) : 1/ 6 : KAMIS, 5 DESEMBER 2013
II. Kegiatan inti ( ± 60 menit ) PT. Mengelompokkan buah semangka, jeruk, dan strowbery dari kardus yang berbentuk setengah lingkaran, segitiga, dan lingkaran
I.
SEMESTER / MINGGU HARI / TGL
KELOMPOK TEMA / SUB.TEMA
RENCANA KEGIATAN HARIAN
Menerima kritik dan saran ( SOSEM 9)
HESTI HAYUNINGTYAS NIM. 1601409036
SRIYATUN, S.Pd 196107091983032011
Hal 240
Semarang, 4 Desember 2013 Guru Kelas
Alat Permainan, Bekal
Pola lingkaran dari kardus jajan Lem kertas, Kertas HVS
Mengetahui Kepala TK TAMAN INDRIA SEMARANG
Berdoa sebelum dan melaksanakan kegiatan ( NAM 5)
III. Kegiatan akhir ( ± 30 menit) Bermain, cuci tangan, makan bekal
PT. Menempel bentuk lingkaran sesuai bilangan yang diminta menjadi bentuk buah anggur
IV. Kegiatan akhir ( ± 30 menit) BCK. Mau menerima nasehat guru dan orangtua Mengulas kegiatan sehari sesudah Doa, pulang, salam
Menghubungkan/memasangkan lambang bilangan dengan benda sampai 10(KOG 41)
dari kardus indomie Angka Panel 1-20
Observasi
Percakapan
Penugasan
dengan
I.
PT. Memutar dan mengayunkan lengan
TJ. Mengenai manfaat/fungsi dari makanan
Kegiatan awal ( ± 30 menit) Berbaris, berdoa, mengucap salam.
KEGIATAN
Memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat bentuk lebih dari 3-4 pola yang
PT. Meronce pola cokelat payung - donat
Penugasan
Penugasan
Hal 241
Hal 242 Meronce pola donat dan cokelat
Unjuk Kerja
Percakapan
Observasi
ALAT PENILAIAN
Pola donat ukuran besar dan kecil dari kardus jajanan Keranjang warna pink, hijau
Media Gambar Makanan
KET. ALAT PERAGA/ GAMBAR SUMBER / BAHAN
:B : KEBUTUHANKU/MAKANAN (DONAT, KUE TART, COKELAT) : 1/ 6 : JUMAT, 6 DESEMBER 2013
II. Kegiatan inti ( ± 60 menit ) Menunjuk sebanyak-banyaknya benda, PT. Mengelompokkan pola hewan, tanaman yang mempunyai warna, donat besar dan kecil bentuk, ukuran dan ciri tertentu (KOG 26) berbentuk lingkaran
Memutar dan mengayunkan lengan (FM 1)
Berkomunikasi secara lisan bahasanya sendiri (BHS 14)
Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan ( NAM 5)
INDIKATOR
SEMESTER / MINGGU HARI / TGL
KELOMPOK TEMA / SUB.TEMA
RENCANA KEGIATAN HARIAN
Pola donat dari kardus jajanan
Alat Permainan, Bekal
III. Kegiatan akhir ( ± 30 menit) Bermain, cuci tangan, makan bekal
payung dari kardus jajanan Benang Kasur Sedotan PT. Menempel donat sesuai bilangan
Semarang, 5 Desember 2013 Guru Kelas
HESTI HAYUNINGTYAS NIM. 1601409036
SRIYATUN, S.Pd 196107091983032011
Hal 243
Mengetahui Kepala TK TAMAN INDRIA SEMARANG
IV. Kegiatan akhir ( ± 30 menit ) Menyayangi sahabat (NAM 9) BCK. Mengenai cara menyayangi teman Mengulas kegiatan sehari Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan Doa, pulang, salam kegiatan ( NAM 5)
Menghubungkan/ memasangkan lambang bilangan dengan benda sampai 10 (KOG 41)
berurutan (KOG 35)
Observasi
Percakapan
Penugasan
Hal 245 Hal 246
Pola donat dari kardus jajanan Media Kasar
PT. Membilang pola donat 120 PT. Membedakan kasar dan
Membilang dengan menunjuk benda sampai 10 (KOG 39)
Membedakan konsep kasar-halus melalui
Penugasan
Penugasan
Penugasan
Unjuk Kerja
PT. Berlomba dengan merangkak Hal 244
Percakapan
Observasi
ALAT PENILAIAN
Berbagi pengalaman
Kegiatan awal ( ± 30 menit) Berbaris, berdoa, mengucap salam.
KET. ALAT PERAGA/ GAMBAR SUMBER / BAHAN
Kartu gambar kue tart, cokelat payung dari kardus susu
I.
KEGIATAN
:B : KEBUTUHANKU/MAKANAN (DONAT, KUE TART, COKELAT) : 1/ 6 : SABTU, 7 DESEMBER 2013
II. Kegiatan inti ( ± 60 menit ) Membedakan benda-benda yang berbentuk PT. Menyebutkan gambar geometri (KOG 30) makanan yang berbentuk segitiga. mis: ( segitiga = kue tart, dan cokelat payung)
Menceritakan pengalaman/kejadian secara sederhana (BHS 23) Merayap dan merangkak dengan berbagai variasi (FM 21)
Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan ( NAM 5)
INDIKATOR
SEMESTER / MINGGU HARI / TGL
KELOMPOK TEMA / SUB.TEMA
RENCANA KEGIATAN HARIAN
HESTI HAYUNINGTYAS NIM. 1601409036
SRIYATUN, S.Pd 196107091983032011
Alat Permainan, Bekal
Halus dari kardus minuman
Semarang, 6 Desember 2013 Guru Kelas
Doa, pulang, salam
IV. Kegiatan akhir ( ± 30 menit) Mengulas kegiatan sehari
III. Kegiatan akhir ( ± 30 menit) Bermain, cuci tangan, makan bekal
halus
Mengetahui Kepala TK TAMAN INDRIA SEMARANG
Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan ( NAM 5)
panca indera (KOG 5)
Observasi
Mengelompokkan bentuk-bentuk geometri (KOG 27)
II. Kegiatan inti ( ± 60 menit ) PT. Mengelompokkan bentuk geometri lingkaran segiempat (bentuk segiempat:kartu gambar tv dan bentuk lingkaran jam dinding)
PT. Menggulirkan bola menyusuri lantai dengan dua tangan
Menggulirkan bola menyusuri tanah/lantai dengan satu/dua tangan (FM 25)
Kegiatan awal ( ± 30 menit) Berbaris, berdoa, mengucap salam. PT. Mengucap sajak “rumahku”
I.
KEGIATAN
Kartu gambar tv dan jam dinding dari kardus susu Keranjang merah dan hijau
Bola
Hal 247
KET. ALAT PERAGA/ GAMBAR SUMBER / BAHAN
:B : KEBUTUHANKU/PERABOT RUMAH ( TV, RADIO, JAM DINDING) : 1/ 7 : SENIN, 9 DESEMBER 2013
Mengucap sajak (BHS 20)
Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan ( NAM 5)
INDIKATOR
SEMESTER / MINGGU HARI / TGL
KELOMPOK TEMA / SUB.TEMA
RENCANA KEGIATAN HARIAN
Penugasan
Unjuk Kerja
Unjuk Kerja
Observasi
ALAT PENILAIAN
PT. Melangkah pada ubin bilangan sesuai lemparan dadu
Membilang/menyebut urutan bilangan 1-20 (KOG 38)
HESTI HAYUNINGTYAS NIM. 1601409036
SRIYATUN, S.Pd 196107091983032011
Hal 249
Semarang, 7 Desember 2013 Guru Kelas
Media gambar
Alat Permainan, Bekal
Ubin Bilangan dari kardus minuman Media dadu dari kardus minuman
Bilangan 1-20 dari Hal 248 kardus susu Papan panel dari kardus indomie
Mengetahui Kepala TK TAMAN INDRIA SEMARANG
Mentaati peraturan yang berlaku (SOSEM 21)
IV. Kegiatan akhir ( ± 30menit ) BCK mengeni memelihara perabotan yang dimiliki di rumah Mengulas kegiatan sehari Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan Doa, pulang, salam kegiatan ( NAM 5)
III. Kegiatan akhir ( ± 30 menit) Bermain, cuci tangan, makan bekal
PT. Membilang dengan menunjuk bilangan 1-20.
Membilang/menyebut urutan bilangan 1-20 (KOG 38)
Observasi
Percakapan
Penugasan
Penugasan
Penugasan
Hal 251 Media TV dari kardus roti
Membedakan konsep panjang-pendek dengan jengkal tangan (KOG 45)
PT. Membandingkan panjang kedua tv dengan jengkal
Penugasan
Hal 250
Unjuk Kerja
Kartu Gambar TV, Radio, Lemari, Kipas Angin dari kardus indomie
Kotak Kardus
Percakapan
Observasi
ALAT PENILAIAN
II. Kegiatan inti ( ± 60 menit ) Menyebutkan benda-benda yang berbentuk PT. Menyebut dan menunjuk geometri (KOG 30) gambar perabot rumah yang berbentuk segiempat (mis: TV, Radio, Lemari, Kipas Angin)
PT. Berlari sambil melompati kardus
Berlari sambil melompat seimbang tanpa jatuh (FM 9)
Kegiatan awal ( ± 30 menit) Berbaris, berdoa, mengucap salam. TJ. Mengenai perabot rumah
I.
KEGIATAN
KET. ALAT PERAGA/ GAMBAR SUMBER / BAHAN
:B : KEBUTUHANKU/PERABOT RUMAH ( TV, RADIO, LEMARI, KIPAS ANGIN) : 1/ 7 : SELASA, 10 DESEMBER 2013
secara
Mau mengemukakan pendapat sederhana (SOSEM 26)
Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan ( NAM 5)
INDIKATOR
SEMESTER / MINGGU HARI / TGL
KELOMPOK TEMA / SUB.TEMA
RENCANA KEGIATAN HARIAN
III. Kegiatan akhir ( ± 30 menit Bermain, cuci tangan, makan bekal
PT. Memasangkan lambang bilangan sesuai jumlah gambar pintu
HESTI HAYUNINGTYAS NIM. 1601409036
SRIYATUN, S.Pd 196107091983032011
Hal 252
Semarang, 9 Desember 2013 Guru Kelas
Alat Permainan, Bekal
Pola Gambar Pintu dari kardus jajanan Papan Panel dari kardus indomie
Mengetahui Kepala TK TAMAN INDRIA SEMARANG
IV. Kegiatan akhir ( ± 30 ) Melakukan 3-5 perintah secara berurutan PT. Ambil buku, masukkan dengan benar (BHS 1) dalam tas, duduk Mengulas kegiatan sehari Berdoa sebelum dan sesudah Doa, pulang, salam melaksanakan kegiatan ( NAM 5)
Menghubungkan/memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda sampai 10 (KOG 41)
tangan
Observasi
Unjuk Kerja
Penugasan
Membilang/menyebut urutan bilangan 1-20 (KOG 38)
PT. Mengambil bilangan 120 di kotak bilangan
II. Kegiatan inti ( ± 60 menit ) Membedakan ciri-ciri bentuk geometri (KOG PT. Menyebut dan 29) menunjuk bentuk-bentuk geometri lingkaran (mis: bola sepak, bola kasti)
PT. Melompat ke depan dengan dua kaki
Melompat ke berbagai arah dengan satu atau dua kaki (FM 5)
Kegiatan awal ( ± 30 menit) Berbaris, berdoa, mengucap salam. TJ mengenai kegunaan bola
I.
KEGIATAN
Penugasan
Penugasan
Hal 253
Hal 254 Bilangan 1-20, kotak bilangan dari Kardus Susu
Unjuk Kerja
Percakapan
Observasi
ALAT PENILAIAN
Kartu Gambar Bola dari kardus susu
Bola
KET. ALAT PERAGA/ GAMBAR SUMBER / BAHAN
:B : KEBUTUHANKU/MAINAN (BOLA SEPAK DAN BOLA KASTI) : 1/ 7 : RABU, 11 DESEMBER 2013
Berani bertanya dan menjawab (SOSEM 25)
Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan ( NAM 5)
INDIKATOR
SEMESTER / MINGGU HARI / TGL
KELOMPOK TEMA / SUB.TEMA
RENCANA KEGIATAN HARIAN
III. Kegiatan akhir ( ± 30 menit) Bermain, cuci tangan, makan bekal
PT. Memisahkan kumpulan gambar bola besar dan kecil yang jumlahnya banyak dan sedikit
HESTI HAYUNINGTYAS NIM. 1601409036
Observasi
Unjuk Kerja
Penugasan
SRIYATUN, S.Pd 196107091983032011
tempatnya
Hal 255
Semarang, 10 Desember 2013 Guru Kelas
pada
Alat Permainan, Bekal
Papan Panel dari Kardus Minuman Pola Bola dari kardus jajan
Mengetahui Kepala TK TAMAN INDRIA SEMARANG
Membuang sampah (SOSEM 19)
IV. Kegiatan akhir ( ± 30 menit) PT. Mengambil daun-daun kering dan membuang ke tempat sampah Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan Mengulas kegiatan sehari kegiatan ( NAM 5) Doa, pulang, salam
Menunjukkan jumlah yang sama dan tidak sama, lebih banyak dan lebih sedikit dari dua kumpulan benda (KOG 32)
II. Kegiatan inti ( ± 60 menit ) PT. Mengambil bilangan 110 di kotak sesuai jumlah pola bola yang diminta
PT. Meronce pola bola dengan pola kecil, besar
Menghubungkan/memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda sampai 10 (KOG 41)
Memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat bentuk lebih dari 3-4 pola berurutan
PT. Melambungkan bola dengan dua tangan
Melambungkan berbagai obyek berbagai bentuk dan ukuran dengan satu atau dua tangan (FM 26)
Kegiatan awal ( ± 30 menit) Berbaris, berdoa, mengucap salam. Berbagi pengalaman
I.
KEGIATAN
Pola Bola Besar dan Kecil dari
Pola Bola dari kardus jajanan Angka Panel 1-10 dari kardus susu Papan panel dari kardus indomie
Bola
Penugasan
Penugasan
Hal 257
Unjuk Kerja
Percakapan
Observasi
ALAT PENILAIAN
Hal 256
KET. ALAT PERAGA/ GAMBAR SUMBER / BAHAN
:B : KEBUTUHANKU/MAINAN (BOLA SEPAK) : 1/ 7 : KAMIS, 12 DESEMBER 2013
Menceritakan pengalaman/kejadian secara sederhana (BHS 23)
Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan ( NAM 5)
INDIKATOR
KELOMPOK TEMA / SUB.TEMA SEMESTER / MINGGU HARI / TGL
RENCANA KEGIATAN HARIAN
III. Kegiatan akhir ( ± 30 menit) Bermain, cuci tangan, makan bekal
PT. Menempel sesuai pola angka mis: 1-2-3,1-2-3.
HESTI HAYUNINGTYAS NIM. 1601409036
Observasi
Unjuk Kerja
Penugasan
SRIYATUN, S.Pd 196107091983032011
Hal 258
Semarang, 11 Desember 2013 Guru Kelas
Alat Permainan, Bekal
Pola Angka 1-2-3 dari kardus susu Papan Panel dari kardus indomie
kardus jajan Benang Kasur
Mengetahui Kepala TK TAMAN INDRIA SEMARANG
IV. Kegiatan akhir ( ± 30 menit) Menceritakan gerak pantomim ke dalam Gerak pantomim bahasa lisan (BHS 22) “menendang bola” Mengulas kegiatan sehari Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan Doa, pulang, salam kegiatan ( NAM 5)
Memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat bentuk lebih dari 3-4 pola yang berurutan (KOG 35)
(KOG 35)
Kemampuan kognitif - Menempel tanda > atau < pada gambar
- Menjawab pertanyaan sederhana mengenai
Anak mampu melakukan konsep sederhana dengan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari
Anak mampu mendengarkan, berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata dan mengenal simbol-simbol yang melambangkannya untuk persiapan membaca dan menulis Kemampuan bahasa
: 4 minggu : 1/6
Agama/ pendidikan Moral -Berdoa sebelum dan kegiatan
Kompetensi dasar Anak mampu melakukan ibadah, terbiasa mengikuti aturan, dapat hidup bersih, dan mulai membedakan benar dan salah, terbiasa berprilaku terpuji.
Alokasi waktu Semester/Minggu
Anak mampu melakukan aktivitas fisik secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan dan sebagai persiapan untuk menulis, keseimbangan, kelincahan dan melatih keberanian Kemampuan fisik motorik - Memanjat di tangga majemuk
- Makanan (Donat, Kue Tart, Cokelat)
Sosial emosional kemandirian - Merapikan mainan setelah digunakan
Anak dapat mengadakn hubungandengan orang lain, mematuhi peraturan disiplin dan dapat menunjukkan reaksi emosi yang wajar.
(Buah Jeruk, Mangga, Apel, Strowbery, Semangka, Apel)
: - Pakaian (Baju, Celana, Rok)
Sub. Tema - Buah
: Kebutuhanku
Tema
RENCANA KEGIATAN MINGGUAN
-Terbiasa mengucapkan dan membalas salam -Suka menolong teman dan orang dewasa -Menyayangi sahabat -Bersikap jujur terhadap kegiatan apapun - Mentaati kegiatan yang berlaku
macam pakaian -Menyanyi lagu anak “nama buah” -Berkomunikasi secara lisan mengenai manfaat/fungsi dari makanan -Menceritakan pengalaman secara sederhana
yang lebih banyak pada pola baju, rok, dan celana - Meronce pola baju, celana dan rok. - Menjepit jepitan jemuran baju dan pola baju sesuai bilangan - Menebak bilangan 112 sesuai lemparan dadu - Menghitung kancing baju sesuai bilangan yang diminta - Mengelompokkan gambar buah yang sama jenisnya ( Buah Jeruk, Mangga, Apel) - Mengurutkan warna sesuai pola buah apel warna merah dan hijau dengan cara meronce. - Merekatkan tanda = atau ≠ pada pada pola buah jeruk, mangga, apel yang jumlahnya sama dan tidak sama - Mengelompokkan
- Berjalan di atas papan titian -Melompat dari ketinggian 30-50 cm - Bermain simpai -Memutar dan mengayunkan lengan -Berlomba dengan merangkak
- Mengekspresikan perasaan marah, sedih, gembira -Berani bertanya dan menjawab -Memelihara milik sendiri -Menerima kritik dan saran
buah semangka, jeruk, dan strowbery dari kardus yang berbentuk setengah lingkaran, segitiga, dan lingkaran - Menyebutkan hasil pengurangan pola buah jeruk - Menempel bentuk lingkaran sesuai bilangan yang diminta menjadi bentuk buah anggur - Mengelompokkan pola donat besar dan kecil berbentuk lingkaran - Meronce 2 pola (cokelat payungdonat) - Menempel donat sesuai bilangan - Menyebutkan gambar sesuai bentuk lingkaran dan segitiga. mis: ( segitiga = kue tart, dan cokelat payung, lingkaran =
Semarang, 30 November 2013 Guru Kelas
HESTI HAYUNINGTYAS NIM. 1601409036
Mengetahui Kepala TK TAMAN INDRIA SEMARANG
SRIYATUN, S.Pd 196107091983032011
donat) - Membilang pola donat 1-20 -Membedakan kasar halus
Kemampuan kognitif - Mengelompokkan bentuk geometri lingkaran segiempat (bentuk segiempat: kartu gambar tv dan bentuk lingkaran: jam
- Mengucap sajak “rumahku” - Melakukan 3-5 perintah -Menjawab pertanyaan sederhana -Menceritakan
Anak mampu melakukan konsep sederhana dengan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari
Anak mampu mendengarkan, berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata dan mengenal simbol-simbol yang melambangkannya untuk persiapan membaca dan menulis Kemampuan bahasa
: 4 minggu : 1/7
Agama/ pendidikan Moral -Berdoa sebelum dan kegiatan -Terbiasa mengucapkan dan membalas salam - Bersikap jujur
Kompetensi dasar Anak mampu melakukan ibadah, terbiasa mengikuti aturan, dapat hidup bersih, dan mulai membedakan benar danslah, terbiasa berprilaku terpuji.
Alokasi waktu Semester/Minggu Anak mampu melakukan aktivitas fisik secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan dan sebagai persiapan untuk menulis, keseimbangan, kelincahan dan melatih keberanian Kemampuan fisik motorik - Menggulirkan bola menyusuri lantai dengan dua tangan - Berlari sambil melompati kardus - Melompat ke depan
Sosial emosional kemandirian -Mentaati peraturan yang berlaku - Mau mengemukakan pendapat - Berani bertanya dan menjawab
Anak dapat mengadakn hubungandengan orang lain, mematuhi peraturan disiplin dan dapat menunjukkan reaksi emosi yang wajar.
: - Perabot Rumah ( Tv, Radio, Lemari, Kipas Angin, Jam Dinding)
Sub. Tema - Mainan (Bola Sepak dan Bola Kasti)
: Kebutuhanku
Tema
RENCANA KEGIATAN MINGGUAN
terhadap kegiatan apapun - Mentaati kegiatan yang berlaku
pengalaman -Menceritakan gerak pantomim “menendang bola”
dinding) dengan dua kaki - Membilang dengan - Melambungkan bola menunjuk bilangan1dengan dua tangan 20 - Melangkah pada ubin bilangan sesuai lambang bilangan - Menyebut dan menunjuk gambar yang berbentuk segiempat (mis: TV, Radio, Lemari, Kipas Angin) - Memandingkan panjang kedua tv dengan jengkal tangan -Memasangkan lambang bilangan sesuai jumlah gambar pintu - Menyebut dan menunjuk bentukbentuk geometri lingkaran (mis: gambar bola sepak dan bola kasti) - Mengambil bilangan 1-20 di kotak bilangan
- Dapat membuang sampah pada tempatnya
Semarang, 7 Desember 2013 Guru Kelas
HESTI HAYUNINGTYAS NIM. 1601409036
Mengetahui Kepala TK TAMAN INDRIA SEMARANG
SRIYATUN, S.Pd 196107091983032011
- Memisahkan kumpulan gambar bola besar dan kecil yang jumlahnya banyak dan sedikit - Mengambil bilangan 1-10 di kotak sesuai jumlah pola bola yang diminta - Meronce pola bola dengan pola kecil, besar - Menempel sesuai pola angka mis: 1-23,1-2-3.
Merapikan mainan setelah digunakan (SOSEM 20)
IV. Kegiatan akhir ( ± 30 menit ) PT Merapikan mainan
III. Istirahat (± 30 menit) Bermain, cuci tangan, makan bekal
PT. Mengurutkan 4 gambar seri mengenai anak memakai baju sendiri dengan menempel
Mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri (4-6 gambar) (BHS 14)
Kegiatan inti ( ± 60 menit ) PT. Menyisir warna pada pola baju
TJ. Mengenai macam- macam pakaian. PT. Memanjat di tangga majemuk
Kegiatan awal ( ± 30 menit) Berbaris, berdoa, mengucap salam.
PT. Memberi tanda checklist pada gambar baju, celana, rok yang lebih banyak
II.
I.
KEGIATAN
Alat Permainan, Bekal
Penugasan
Penugasan
Lembar Kerja Spidol Lembar Kerja 4 Gambar Seri
Hasil Karya
Percakapan Unjuk Kerja
Observasi
PENILAIAN PERKEMBANGAN ALAT HASIL
Sisir, Sikat Gigi, Pewarna makanan, Kertas Gambar, Pola Baju
Media Gambar Bunga
ALAT PERAGA/ SUMBER / BAHAN
:B : KEBUTUHANKU / PAKAIAN (BAJU, CELANA, ROK) : 1/ 6 : SENIN, 25 NOVEMBER 2013
Membedakan banyak-sedikit, sama-tidak sama (KOG 15)
Bermain warna dengan berbagai media (FM 39)
Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan ( NAM 5) Menjawab pertanyaan sederhana (BHS 10) Memanjat, bergantung dan berayun (FM 7)
INDIKATOR
KELOMPOK TEMA / SUB.TEMA SEMESTER / MINGGU HARI / TGL
RENCANA KEGIATAN HARIAN
Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan ( NAM 5)
Mengulas kegiatan sehari Doa, pulang, salam
HESTI HAYUNINGTYAS NIM. 1601409036
Semarang, 23 November 2013 Guru Kelas
Observasi
Observasi
Mengekspresikan perasaan marah, sedih, senang (SOSEM 10)
IV. Kegiatan akhir ( ± 30 menit) PT. Mengekspresikan perasaan sedih
III. Kegiatan akhir ( ± 30 menit) Bermain, cuci tangan, makan bekal
PT. Memasangkan kartu angka 1-5 dengan kartu gambar mengenai cara memakai baju dan celana
Menghubungkan konsep bilangan (benda) dengan lambang bilangan (angka) ( KOG 36)
Kegiatan inti ( ± 60 menit ) PT. Memberi warna pada anak yang menaruh baju di lemari
TJ. Mengenai guna pakaian PT. Berjalan di atas papan titian.
Kegiatan awal ( ± 30 menit) Berbaris, berdoa, mengucap salam.
PT. Mencocok pola baju
II.
I.
KEGIATAN
Alat Permainan, Bekal
Kartu Angka Kartu Gambar
Pola Baju Bantalan, Alat Pencocok
Lembar Kerja Pensil Warna
Media Gambar Papan Titian
ALAT PERAGA/ SUMBER / BAHAN
:B : KEBUTUHANKU / PAKAIAN (BAJU) : 1/ 6 : SELASA, 26 NOVEMBER 2013
Mencocok dengan pola buatan guru (FM 38) \
Membedakan perbuatan salah dan benar (NAM 16)
Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan ( NAM 5) Berani bertanya dan menjawab (SOSEM 25) Berjalan di atas papan titian (FM 4)
INDIKATOR
KELOMPOK TEMA / SUB.TEMA SEMESTER / MINGGU HARI / TGL
RENCANA KEGIATAN HARIAN
Unjuk Kerja
Penugasan
Hasil Karya
Penugasan
Percakapan Unjuk Kerja
Observasi
PENILAIAN PERKEMBANGAN ALAT HASIL
Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan ( NAM 5)
Mengulas kegiatan sehari Doa, pulang, salam
HESTI HAYUNINGTYAS NIM. 1601409036
Semarang, 25 November 2013 Guru Kelas
Observasi
Meniru kembali 4-5 urutan kata (BHS 7)
Mengulas kegiatan sehari
IV. Kegiatan akhir ( ± 30 menit) PT Menirukan kembali 4-5 kata
III. Kegiatan akhir ( ± 30 menit) Bermain, cuci tangan, makan bekal
PT. Melingkari gambar buah yang kulitnya kasar dengan warna merah dan halus dengan warna biru
Membedakan kasar halus, bau dengan panca indera (KOG 5)
Kegiatan inti ( ± 60 menit ) PT. Bermain bersama lempar dadu dengan kartu huruf untuk merangkai menjadi kata nama buah
TJ. Mengenai macam buah PT. Meloncat dari ketinggian 30 dengan kursi
Kegiatan awal ( ± 30 menit) Berbaris, berdoa, mengucap salam.
PT. Membedakan rasa buah jeruk, buah apel
II.
I.
KEGIATAN
Hasil Karya
Crayon merah, biru Gambar buah-buahan
Unjuk Kerja
Unjuk Kerja
Buah Jeruk, Buah Apel Piringan
Alat Permainan, Bekal
Penugasan
Percakapan Unjuk Kerja
Observasi
PENILAIAN PERKEMBANGAN ALAT HASIL
Dadu, Kartu Huruf
Kursi Ketinggian 30 cm
ALAT PERAGA/ SUMBER / BAHAN
:B : KEBUTUHANKU / BUAH (BUAH JERUK, MANGGA, APEL) : 1/ 6 : RABU, 27 NOVEMBER 2013
Membedakan konsep kasar-halus, rasa melalui panca indera (KOG 5)
Bermain bersama (permainan halma, congklak) ( BHS 5)
Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan ( NAM 5) Berani bertanya dan menjawab (SOSEM 25) Meloncat dari ketinggian 30-40cm (FM 6)
INDIKATOR
KELOMPOK TEMA / SUB.TEMA SEMESTER / MINGGU HARI / TGL
RENCANA KEGIATAN HARIAN
Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan ( NAM 5)
Doa, pulang, salam
HESTI HAYUNINGTYAS NIM. 1601409036
Semarang, 26 November 2013 Guru Kelas
Observasi
Menerima kritik dan saran ( SOSEM 9)
IV. Kegiatan akhir ( ± 30 menit) BCK. Mau menerima nasehat guru dan orangtua Mengulas kegiatan sehari
III. Kegiatan akhir ( ± 30 menit) Bermain, cuci tangan, makan bekal
PT. Bercerita tentang gambar manfaat buah jeruk
Bercerita tentang gambar yang disediakan/dibuat sendiri (BHS 10)
Alat Permainan, Bekal
Percakapan
Penugasan
Penugasan
Gambar Maze Spidol Gambar Buah Jeruk
Hasil Karya
Unjuk Kerja
Unjuk Kerja
Observasi
PENILAIAN PERKEMBANGAN ALAT HASIL
Crayon, Kertas Berpola Lingkaran
Simpai
Bermain peran “ menolong ibu memetik buah” PT. Bermain simpai Kegiatan inti ( ± 60 menit ) PT. Percobaan mencampur warna dengan crayon
Media Gambar
ALAT PERAGA/ SUMBER / BAHAN
Kegiatan awal ( ± 30 menit) Berbaris, berdoa, mengucap salam.
PT. Mencari jejak Ibu membeli buah jeruk ke pasar
II.
I.
KEGIATAN
:B : KEBUTUHANKU / BUAH (BUAH JERUK, SEMANGKA, STROWBERY, ANGGUR) : 1/ 6 : KAMIS, 28 NOVEMBER 2013
Mengerjakan maze (KOG 11)
Melakukan percobaan sederhana mencampur warna (KOG 6)
Bermain dengan simpai (digelindingkan sambi berjalan (FM 18)
Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan ( NAM 5) Suka menclong teman dan orang dewasa (NAM 8)
INDIKATOR
SEMESTER / MINGGU HARI / TGL
KELOMPOK TEMA / SUB.TEMA
RENCANA KEGIATAN HARIAN
Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan ( NAM 5)
Doa, pulang, salam
HESTI HAYUNINGTYAS NIM. 1601409036
Semarang, 27 November 2013 Guru Kelas
Observasi
Menyayangi sahabat (NAM 9)
Mengulas kegiatan sehari
IV. Kegiatan akhir ( ± 30 menit ) BCK. Mengenai cara menyayangi teman
III. Kegiatan akhir ( ± 30 menit) Bermain, cuci tangan, makan bekal
PT. Mengurutkan kartu bilangan
Membilang/menyebut urutan bilangan 1 sampai 10 (KOG 34)
Kegiatan inti ( ± 60 menit ) PT. Meniru melipat menjadi bentuk roti tart PT.Menggunting cokelat payung
II.
Menggunting sesuai bentuk gambar (FM 45)
Meniru melipat kertas sederhana (FM 25)
PT. Memutar dan mengayunkan lengan
Memutar dan mengayunkan lengan (FM 1)
Kegiatan awal ( ± 30 menit) Berbaris, berdoa, mengucap salam. TJ. Mengenai manfaat/fungsi dari makanan
I.
KEGIATAN
Penugasan
Kartu Bilangan
Percakapan
Penugasan
Pola cokelat payung, gunting, Kertas HVS
Alat Permainan, Bekal
Hasil Karya
Unjuk Kerja
Percakapan
Observasi
PENILAIAN PERKEMBANGAN ALAT HASIL
Kertas Lipat, Kertas HVS Lem
Media gambar makanan
ALAT PERAGA/ SUMBER / BAHAN
:B : KEBUTUHANKU / MAKANAN (DONAT, KUE TART, COKELAT) : 1/ 15 : JUMAT, 29 NOVEMBER 2013
Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan ( NAM 5) Berkomunikasi secara lisan dengan bahasanya sendiri (BHS 14)
INDIKATOR
SEMESTER / MINGGU HARI / TGL
KELOMPOK TEMA / SUB.TEMA
RENCANA KEGIATAN HARIAN
Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan ( NAM 5)
Doa, pulang, salam
HESTI HAYUNINGTYAS NIM. 1601409036
Semarang, 28 November 2013 Guru Kelas
Observasi
PT. Menggabungkan 2 kumpulan guntingan gambar donat dengan menempel
Menggabungkan dua kumpulan gambar benda (penjumlahan) dan memisahkan dua kumpulan benda (pemgurangan) (KOG 33)
IV. Kegiatan akhir ( ± 30 menit) Mengulas kegiatan sehari
III. Kegiatan akhir ( ± 30 menit) Bermain, cuci tangan, makan bekal
PT. Bermain peran menjadi tukang koki
Memerankan berbagai macam profesi (KOG 10)
Membuat gambar dengan teknik kolase dari berbagai media (FM 46)
Kegiatan inti ( ± 60 menit ) PT. Menempel kolase pada gambar donat
PT. Berlomba dengan merangkak
Merayap dan merangkak dengan berbagai variasi (FM 21)
Kegiatan awal ( ± 30 menit) Berbaris, berdoa, mengucap salam. Berbagi pengalaman
II.
I.
KEGIATAN
Unjuk Kerja Penugasan
Mainan alat dapur Guntingan gambar donat, lem kertas, HVS
Alat Permainan, Bekal
Hasil Karya
Unjuk Kerja
Percakapan
Observasi
PENILAIAN PERKEMBANGAN ALAT HASIL
Kertas warna-warni Pola gambar donat, Lem kertas
ALAT PERAGA/ SUMBER / BAHAN
:B : KEBUTUHANKU / MAKANAN (DONAT, KUE TART, COKELAT) : 1/ 15 : SABTU, 30 NOVEMBER 2013
Menceritakan pengalaman/kejadian secara sederhana (BHS 23)
Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan ( NAM 5)
INDIKATOR
SEMESTER / MINGGU HARI / TGL
KELOMPOK TEMA / SUB.TEMA
RENCANA KEGIATAN HARIAN
Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan ( NAM 5)
Doa, pulang, salam
HESTI HAYUNINGTYAS NIM. 1601409036
Semarang, 29 November 2013 Guru Kelas
Observasi
Mentaati peraturan yang berlaku (SOSEM 21)
sama-tidak
sama
IV. Kegiatan akhir ( ± 30menit ) BCK mengeni memelihara perabot rumah yang dimiliki Mengulas kegiatan sehari
III. Kegiatan akhir ( ± 30 menit) Bermain, cuci tangan, makan bekal
PT. Memberi tanda = dan ± pada kumpulan gambar tv, radio, jam dinding
banyak-sedikit,
Membedakan (KOG 15)
Kegiatan inti ( ± 60 menit ) PT. Menyebutkan benda-benda perabot rumah PT. Mewarnai gambar rumah
II.
Mewarnai bentuk gambar sederhana dengan rapi ( FM 50 )
Menyebutkan nama benda yang diperlihatkan (BHS 13)
PT. Menggulirkan bola menyusuri lantai dengan dua tangan
Menggulirkan bola menyusuri tanah/lantai dengan satu/dua tangan (FM 25)
Penugasan
Lembar Kerja, Spidol
Media gambar
Percakapan
Penugasan
Lembar Kerja, Crayon
Alat Permainan, Bekal
Penugasan
Gambar almari, tv, radio
Unjuk Kerja
Unjuk Kerja
PT. Menyanyi lagu “rumahku bersih”
PENILAIAN PERKEMBANGAN ALAT HASIL Observasi
ALAT PERAGA/ SUMBER / BAHAN
Kegiatan awal ( ± 30 menit) Berbaris, berdoa, mengucap salam.
I.
KEGIATAN
:B : KBUTUHANKU/ PERABOT RUMAH ( TV, RADIO, JAM DINDING) : 1/ 7 : SENIN, 2 DESEMBER 2013
Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan ( NAM 5) Menyanyi lagu anak (BHS 18)
INDIKATOR
SEMESTER / MINGGU HARI / TGL
KELOMPOK TEMA / SUB.TEMA
RENCANA KEGIATAN HARIAN
Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan ( NAM 5)
Doa, pulang, salam
HESTI HAYUNINGTYAS NIM. 1601409036
Semarang, 30 November 2013 Guru Kelas
Observasi
Kegiatan awal ( ± 30 menit) Berbaris, berdoa, mengucap salam.
Melakukan 3-5 perintah secara berurutan dengan benar (BHS 1)
Kegiatan akhir ( ± 30 menit Bermain, cuci tangan, makan bekal Kegiatan akhir ( ± 30 ) PT. Ambil buku, masukkan dalam tas, duduk
II.
PT. Mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri (4-6 gambar) mengenai merawat perabot rumah
Mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri (46 gambar) (BHS 14)
I.
PT. Menunjuk gambar perabot rumah sesuai yang diperintahkan
Kegiatan inti ( ± 60 menit ) PT. Membilang gambar pintu
Menunjuk gambar yang diperintakan ( KOG 8 )
Membilang ( mengenal konsep bilangan ) dengan benda ( KOG 39 )
PT. Berlari sambil melompati kardus II.
I.
Berlari sambil melompat seimbang tanpa jatuh (FM 9)
melaksanakan TJ. Mengenai menjaga perabot rumah dengan baik
sesudah
KEGIATAN
Penugasan
Gambar Seri, Lem Kertas, HVS
Unjuk Kerja
Unjuk Kerja
Gambar perabot rumah
Alat Permainan, Bekal
Penugasan
Unjuk Kerja
Percakapan
Observasi
PENILAIAN PERKEMBANGAN ALAT HASIL
Pintu, kartu bilangan, keranjang
Media Gambar Perabot Rumah
ALAT PERAGA/ SUMBER / BAHAN
:B : KEBUTUHANKU / PERABOT RUMAH ( TV, RADIO, LEMARI, KIPAS ANGIN, PINTU) : 1/ 7 : SELASA, 3 DESEMBER 2013
Mau mengemukakan pendapat secara sederhana (SOSEM 26)
Berdoa sebelum dan kegiatan ( NAM 5)
INDIKATOR
SEMESTER / MINGGU HARI / TGL
KELOMPOK TEMA / SUB.TEMA
RENCANA KEGIATAN HARIAN
Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan ( NAM 5)
Mengulas kegiatan sehari Doa, pulang, salam
HESTI HAYUNINGTYAS NIM. 1601409036
Semarang, 2 Desember 2013 Guru Kelas
Observasi
Membuang sampah pada tempatnya (SOSEM 19)
PT. Bercerita mengenai cara bermain sepak bola
Bercerita tentang gambar yang disediakan/dibuat sendiri (BHS 10) „
Mengulas kegiatan sehari
IV. Kegiatan akhir ( ± 30 menit) PT. Mengambil daun-daun kering dan membuang ke tempat sampah
III. Kegiatan akhir ( ± 30 menit) Bermain, cuci tangan, makan bekal
PT. Mencari jalan menuju anak yang ingin bermain bola di lapangan
Kegiatan inti ( ± 60 menit ) PT. Mencampur warna
Mengerjakan maze (KOG 11)
Melakukan percobaan sederhana mencampur warna (KOG 6)
PT. Melompat ke depan dengan dua kaki
Melompat ke berbagai arah dengan satu atau dua kaki (FM 5)
Kegiatan awal ( ± 30 menit) Berbaris, berdoa, mengucap salam. TJ mengenai macam-macam mainan
II.
I.
KEGIATAN
Penugasan
Gambar Anak yang sedang bermain sepak bola
Unjuk Kerja
Penugasan
Lembar Kerja, Spidol
Alat Permainan, Bekal
Unjuk Kerja
Unjuk Kerja
Percakapan
Observasi
PENILAIAN PERKEMBANGAN ALAT HASIL
Pewarna makanan, Aqua
ALAT PERAGA/ SUMBER / BAHAN
:B : KEBUTUHANKU / MAINAN (BOLA SEPAK DAN BOLA KASTI) : 1/ 7 : RABU, 4 DESEMBER 2013
Berani bertanya dan menjawab (SOSEM 25)
Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan ( NAM 5)
INDIKATOR
KELOMPOK TEMA / SUB.TEMA SEMESTER / MINGGU HARI / TGL
RENCANA KEGIATAN HARIAN
Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan ( NAM 5)
Doa, pulang, salam
HESTI HAYUNINGTYAS NIM. 1601409036
Semarang, 3 Desember 2013 Guru Kelas
Observasi
Menceritakan gerak pantomim ke dalam bahasa lisan (BHS 22)
PT. Menghubungkan angka dengan jumlah gambar bola
Menghubungkan konsep bilangan (benda) dengan lambang bilangan (angka) ( KOG 36)
IV. Kegiatan akhir ( ± 30 menit) Gerak pantomim “anak bermain sepak bola” Mengulas kegiatan sehari
III. Kegiatan akhir ( ± 30 menit) Bermain, cuci tangan, makan bekal
PT. Mencocok pola bola sepak
Kegiatan inti ( ± 60 menit ) PT. Memberi tanda X pada gambar anak yang merusak mainan
Mencocok dengan pola buatan guru (FM 38)
Membedakan perbuatan salah dan benar (NAM 16)
II.
PT. Melambungkan bola dengan dua tangan
Melambungkan berbagai obyek berbagai bentuk dan ukuran dengan satu atau dua tangan (FM 26)
Kegiatan awal ( ± 30 menit) Berbaris, berdoa, mengucap salam. Berbagi pengalaman
I.
KEGIATAN
Alat Permainan, Bekal Unjuk Kerja
Penugasan
Penugasan
Bantalan, Alat pencocok, lembar kerja, gambar pola basket Lembar Kerja Spidol
Penugasan
Unjuk Kerja
Percakapan
Observasi
PENILAIAN PERKEMBANGAN ALAT HASIL
Lembar Kerja Spidol
Bola
ALAT PERAGA/ SUMBER / BAHAN
:B : KEBUTUHANKU / MAINAN (BOLA SEPAK) 1/ 7 : KAMIS, 5 DESEMBER 2013
Menceritakan pengalaman/kejadian secara sederhana (BHS 23)
Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan ( NAM 5)
INDIKATOR
KELOMPOK TEMA / SUB.TEMA SEMESTER / MINGGU : HARI / TGL
RENCANA KEGIATAN HARIAN
Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan ( NAM 5)
Doa, pulang, salam
HESTI HAYUNINGTYAS NIM. 1601409036
Semarang, 4 Desember 2013 Guru Kelas
Observasi
Alokasi waktu : 4 minggu Semester/Minggu : 1/6 Kompetensi dasar Anak mampu melakukan Anak mampu ibadah, terbiasa mendengarkan, mengikuti aturan, dapat berkomunikasi secara hidup bersih, dan mulai lisan, memiliki membedakan benar dan perbendaharaan kata dan salah, terbiasa berprilaku mengenal simbol-simbol terpuji. yang melambangkannya untuk persiapan membaca dan menulis Agama/ pendidikan Kemampuan bahasa Moral -Berdoa sebelum dan - Menjawab pertanyaan kegiatan sederhana mengenai -Terbiasa mengucapkan macam pakaian dan membalas salam -Mengurutkan 4 gambar -Suka menolon teman seri dengan menempel dan orang dewasa -Menyanyi lagu anak -Menyayangi sahabat “nama buah” -Bersikap jujur terhadap -Bermain bersama lempar kegiatan apapun dadu dengan kartu huruf - Mentaati kegiatan yang mendengarkan cerita Anak mampu melakukan aktivitas fisik secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan dan sebagai persiapan untuk menulis, keseimbangan, kelincahan dan melatih keberanian Kemampuan fisik motorik -Senam fantasi menirukan gerakan bunga yang tertiup angin - Berjalan di atas papan titian -Melompat dari ketinggian 30-50 cm - Bermain simpai -Memutar dan mengayunkan lengan
Anak mampu melakukan konsep sederhana dengan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari
Kemampuan kognitif - Memberi tanda checklist pada gambar baju, celana, rok yang lebih banyak - Memasangkan kartu angka 1-5 dengan kartu gambar - Membedakan rasa buah jeruk, buah apel - Melingkari gambar
Sosial emosional kemandirian - Merapikan mainan setelah digunakan - Mengekspresikan perasaan marah, sedih, gembira -Berani bertanya dan menjawab -Menerima kritik dan saran
Anak dapat mengadakn hubungandengan orang lain, mematuhi peraturan disiplin dan dapat menunjukkan reaksi emosi yang wajar.
RENCANA KEGIATAN MINGGUAN Tema : Kebutuhanku Sub. Tema : - Pakaian (Baju, Celana, Rok) - Buah (Buah Jeruk, Mangga, Apel, Strowbery, Semangka, Apel) - Makanan (Donat, Kue Tart, Cokelat)
berlaku
Mengetahui
-Menirukan kembali 4-5 urutan kata -Bercerita tentang gambar manfaat sayuran -Berkomunikasi secara lisan mengenai manfaat buah jeruk - Bercerita Mengenai manfaat/fungsi dari makanan -Menceritakan pengalaman secara sederhana
buah yang kulitnya kasar dengan warna merah dan halus dengan warna biru -Percobaan mencampur warna dengan crayon -Mencari jejak Ibu membeli buah jeruk ke pasar -Menggabungkan dua kumpulan guntingan gambar buah dengan menempel - Mengurutkan kartu bilangan -Bermain peran menjadi tukang koki -PT. Menggabungkan 2 kumpulan guntingan gambar donat dengan menempel
HESTI HAYUNINGTYAS NIM. 1601409036
Semarang, 23 November 2013 Guru Kelas
-Berlomba dengan merangkak -Bermain warna dengan pewarna makan -Mencocok pola buah apel -Menggunting buah mangga -Melipat bentuk kue tart -Menempel kolase dari kertas menjadi bentuk jeruk
Agama/ pendidikan Moral -Berdoa sebelum dan kegiatan -Terbiasa mengucapkan dan membalas salam - Bersikap jujur terhadap kegiatan apapun - Mentaati kegiatan yang
Kemampuan kognitif - Memberi tanda = dan ± pada kumpulan gambar tv, radio, jam dinding - Membilang gambar pintu - Menunjuk gambar
- Mengucap sajak “rumahku” - Menyebutkan tanaman biji - Mengurutkan 4 gambar seri - Melakukan 3-5 perintah
Anak mampu melakukan konsep sederhana dengan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari
Anak mampu mendengarkan, berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata dan mengenal simbol-simbol yang melambangkannya untuk persiapan membaca dan menulis Kemampuan bahasa
: 1/7
Semester/Minggu
Kompetensi dasar Anak mampu melakukan ibadah, terbiasa mengikuti aturan, dapat hidup bersih, dan mulai membedakan benar danslah, terbiasa berprilaku terpuji.
: 4 minggu
Alokasi waktu
- Menggulirkan bola menyusuri lantai dengan dua tangan - Berlari sambil melompati kardus - Melompat ke depan dengan dua kaki
Kemampuan fisik motorik
Anak mampu melakukan aktivitas fisik secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan dan sebagai persiapan untuk menulis, keseimbangan, kelincahan dan melatih keberanian
Sosial emosional kemandirian -Mentaati peraturan yang berlaku - Mau mengemukakan pendapat - Berani bertanya dan menjawab - Dapat membuang sampah
Anak dapat mengadakn hubungandengan orang lain, mematuhi peraturan disiplin dan dapat menunjukkan reaksi emosi yang wajar.
: - Perabot Rumah ( Tv, Radio, Lemari, Kipas Angin, Pintu, Jam Dinding)
Sub. Tema - Mainan (Bola Sepak dan Bola Kasti)
: Kebutuhanku
Tema
RENCANA KEGIATAN MINGGUAN
berlaku
Menjawab pertanyaan sederhana -Menceritakan pengalaman -Menceritakan gerak pantomim “menendang bola”
perabot rumah sesuai yang diperintahkan - Mencari jalan menuju anak yang ingin bermain bola di lapangan - Percobaan mencampur warna dengan crayon -Menghubungkan angka dengan jumlah gambar bola
pada tempatnya
HESTI HAYUNINGTYAS NIM. 1601409036
Semarang, 30 November 2013 Guru Kelas
- Melambungkan bola dengan dua tangan -Melemparkan kantong biji dengan satu tangan - Mewarnai gambar rumah -Mencocok pola bola sepak -Melipat menjadi bentuk lemari
185
LAMPIRAN 6 (Tabulasi Data Hasil Penelitian)
KODE SISWA
E-1
E-2
E-3
E-4
E-5
E-6
E-7
E-8
E-9
E-10
E-11
E-12
E-13
E-14
E-15
E-16
E-17
E-18
E-19
E-20
E-21
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
3 2 3 3 2 3 3 2 2
3 2 3 2 3 4 2 1 1
2 3 2 2 1 1 2 3 2
2 1 2 1 1 2 1 2 2
2 2 2 2 1 1 3 1 2
2 3 4 3 3 2 3 3 2
2 2 2 2 2 4 2 2 3
1 1 1 3 2 3 1 3 2
2 2 2 1 1 1 2 1 2
3 3 2 3 2 1 2 1 2
1 2 1 1 1 1 2 1 1
2 3 2 2 3 3 2 2 2
3 3 2 3 3 2 2 2 1
2 3 3 4 1 3 3 2 1
3 3 2 3 3 2 3 4 3
2 3 2 2 3 1 1 2 1
2 2 2 3 1 2 2 1 1
3 1 2 3 1 1 1 1 3
2 2 2 1 3 1 1 2 1
2 3 2 2 1 3 1 2 1
3 2 3 2 2 3 2 3 2
1
1
1
1
1
1
1
3
1
2
2
1
1
1
2
2
1
2
2
1
3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2
1
1
3
2
2
3
1
2
3
2
1
2
1
1
1
2
1
1
2
2
11
2
3
2
2
2
2
2
2
2
1
1
2
1
2
2
3
2
1
1
3
3
12
2
3
1
1
1
3
3
1
1
1
1
1
1
2
2
1
1
1
2
2
2
13
1
1
1
2
3
2
2
3
1
2
3
2
2
1
1
3
1
2
1
1
2
14
2
3
1
2
2
2
2
3
2
1
1
3
1
1
2
2
2
1
2
2
2
15
3
2
1
1
1
3
1
2
1
1
2
2
1
3
1
2
1
1
2
2
2
16
3
1
2
1
2
2
2
3
2
3
1
1
1
1
1
2
1
1
2
1
2
17
2
2
1
2
1
1
2
2
2
1
3
2
2
1
1
1
2
2
1
3
3
18
1
3
1
1
1
2
2
2
1
2
1
3
2
2
2
2
1
1
3
2
4
19
3
1
3
2
2
3
1
2
1
3
2
1
2
1
3
1
2
1
2
1
3
20
KODE SOAL
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
3
1
3
2
1
2
21
3
1
1
1
3
3
2
3
1
3
1
1
2
1
1
1
1
1
2
1
3
22
1
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
2
1
3
3
2
2
2
2
1
2
23
3
1
3
2
2
3
2
3
2
2
2
2
2
2
1
1
1
1
1
3
1
24
HASIL PRETEST KELOMPOK EKSPERIMEN
1
1
2
1
2
3
2
1
1
2
3
2
3
1
2
2
1
1
2
2
2
25
2
3
2
2
2
2
1
1
2
2
2
1
1
2
1
1
2
2
3
2
1
26
1
2
1
1
1
2
2
2
2
1
1
1
2
3
3
1
2
1
2
3
1
27
2
2
3
1
2
1
1
1
1
1
2
2
1
1
2
1
2
3
3
2
2
28
2
2
1
1
2
1
2
3
1
3
1
3
1
1
1
2
1
2
3
2
1
29
1
1
2
3
2
2
1
2
2
4
2
2
2
2
1
2
2
2
4
1
1
30
3
1
3
2
3
1
2
3
2
3
1
1
1
1
2
2
2
2
3
1
2
31
1
2
3
1
1
2
2
2
1
1
2
1
1
1
2
2
1
2
2
2
1
32
1
1
2
1
2
2
2
2
1
2
1
1
2
2
2
1
2
1
2
1
2
33
68
63
60
52
60
74
65
68
50
66
51
61
58
60
66
58
52
53
65
59
71
Jumlah
E-22
E-23
E-24
E-25
E-26
E-27
E-28
E-29
E-30
22
23
24
25
26
27
28
29
30
3 3 3 2 3 3 2 1 2
2 2 2 1 1 2 2 1 1
2 2 1 2 1 2 1 2 2
2 1 2 2 1 2 2 1 2
2 1 1 2 1 1 2 1 1
3 3 2 3 2 2 2 3 4
2 1 1 2 2 1 2 2 2
3 3 2 2 3 2 4 2 3
3 3 2 2 2 2 1 3 2
3
3
1
2
2
2
3
2
1
2
3
1
2
3
3
1
3
1
1
1
2
1
3
3
1
2
2
3
2
1
2
4
3
1
2
2
2
2
1
1
2
2
1
2
1
2
1
1
2
2
3
1
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
1
2
1
3
1
3
1
2
2
3
2
3
1
1
2
3
1
2
1
1
2
2
1
2
1
3
1
1
2
1
3
1
1
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
2
2
3
2
3
1
2
2
3
1
2
3
3
2
1
2
2
1
2
2
2
4
3
2
2
2
2
1
2
1
1
2
1
1
1
1
2
2
3
3
2
3
1
2
2
1
2
2
3
3
1
1
1
1
2
2
2
1
2
2
2
1
1
1
3
1
3
2
1
1
1
2
2
2
2
2
1
2
3
1
3
2
2
2
2
2
1
4
1
2
1
3
2
2
2
2
1
2
1
2
2
2
2
3
2
1848
68
54
52
55
65
78
59
77
60
KODE SISWA
E-1 E-2 E-3
E-4 E-5 E-6 E-7 E-8 E-9 E-10 E-11 E-12 E-13 E-14 E-15 E-16 E-17 E-18 E-19 E-20 E-21 E-22 E-23 E-24 E-25
NO
1 2 3
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 1 3 4 3 3
1 3 2 2
2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 1 2 2 1 3 4 3 3
2 2 2 2
2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 1 4 2 2 2 2 1 2 3 3 3
3 3 2 2
2 3 2 2 1 1 2 2 2 3 1 1 4 1 2 2 3 1 2 1 2 3
4 2 3 2
3 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 3 1 3 4 1 1 2 3 1 4
5 2 1 2
1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 3 2 3 1 2 3 1 1 2 2 3 2
6 2 1 1
1 2 2 3 1 1 2 1 3 2 3 3 3 2 3 2 1 2 1 1 2 2
7 2 1 2
3 3 2 4 2 2 2 2 1 3 3 1 3 3 3 2 1 2 2 4 2 2
8 2 2 3 3 1 1 3 2 2 2 3 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4
9 3 2 2 2 1 2 2 3 3 3 2 2 1 3 3 1 3 3 2 2 2 3 4 2 2
10 2 2 3 1 2 1 2 2 2 2 1 3 2 2 3 2 1 3 2 1 3 1 3 2 2
11 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 1 4 1 2 1 2 3 2 2 3 3 2 2 4 3
12 2 2 3 2 1 1 2 1 3 1 2 4 1 2 3 3 1 3 1 3 2 3 4 1 3
13 3 2 3 2 2 3 2 1 2 2 2 4 1 4 2 2 1 2 1 2 2 1 3 2 3
14 2 2 2 2 3 2 2 1 2 3 1 4 2 4 1 2 2 2 1 1 2 2 3 1 2
15 2 3 2 1 2 2 2 2 3 2 1 4 3 2 1 3 2 2 1 1 3 2 4 2 3
16 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 4 4 2 4 3 2 2 2 2 3 2 4
2 1 1 4 1 2 3 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 3
1 1 2 1 2 3 4 2 2 1 4 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 4
KODE SOAL 17 18 19 2 2 4 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 3 1 1 2 3 2 1 2 2 2 3 2 2 4 4 3
20 2 2 3 2 3 3 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 3 4 1 1 1 1 2 1 4
21 2 1 2
HASIL POSTEST EKPERIMEN
2 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 4 3 2 4 2 2 2 2 1 2 3
22 2 1 2 2 2 2 3 1 3 2 1 3 1 1 3 3 3 3 1 2 2 1 2 2 4
23 2 2 2 2 2 1 1 2 2 3 1 1 3 3 1 4 1 2 2 2 2 1 2 1 2
24 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 3 4 1 2 1 3 3 1 1 3 4 2 2
25 2 1 2 2 3 1 2 2 3 1 1 1 3 1 2 2 2 2 3 2 2 1 4 2 3
26 2 2 2 2 2 1 3 1 1 1 1 3 2 2 1 4 2 3 1 2 1 2 1 1 2
27 4 2 3 2 2 1 4 2 2 2 1 1 3 1 3 1 1 3 3 1 4 2 2 1 2
28 2 1 2 1 1 2 2 2 1 3 1 1 3 2 4 4 1 2 2 1 2 2 2 1 2
29 2 1 2
3 3 2 1 4 3 3 1 3 3 3 2 3 2 1 2 2 1 2 4 2 3
30 3 2 1
3 2 3 1 3 3 3 2 2 2 2 1 3 3 2 4 3 2 3 3 4 2
31 2 2 3
2 2 1 1 3 2 3 2 1 3 3 4 2 4 2 2 4 2 3 4 2 2
32 3 1 1
2 2 1 2 4 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 1 2 1 2 2 1 2
33 2 2 2
64 66 60 69 63 71 74 53 74 66 81 67 84 66 80 64 62 60 65 91 66 91
76 58 69
Jumlah
26 27 28 29 30
E-26 E-27 E-28 E-29 E-30
2 2 2 2 4
2 2 2 2 4
2 3 1 2 4
2 1 2 1 2
2 1 2 1 1
3 2 1 2 1
2 3 1 3 2
1 2 3 3 2
1 3 2 1 2
2 3 1 3 1
2 2 3 1 1
3 1 2 2 2
4 2 1 2 2
2 1 1 1 1
2 2 1 3 1
2 3 2 2 3
3 2 1 1 2
3 1 1 2 4
2 4 2 1 2
1 2 2 1 1
2 3 2 3 3
2 1 1 2 2
2 2 2 2 2
4 3 2 2 3
2 2 2 1 1
2 1 1 1 1
2 2 2 3 3
3 1 1 2 1
3 2 1 2 2
2 1 2 2 4
1 2 1 3 3
1 2 2 2 3
1 1 3 2 3
70 65 55 63 73 2066
K-1
K-2
K-3
K-4
K-5
K-6
K-7
K-8
K-9
K-10
K-11
K-12
K-13
K-14
K-15
K-16
K-17
K-18
K-19
K-20
K-21
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
KODE SISWA
1
NO
1
3
2
3
3
1
2
3
2
3
2
2
1
2
2
2
1
2
3
2
2
1
1
2
1
2
4
2
2
2
1
2
2
3
3
2
2
1
2
1
2
1
1
2
3
1
1
3
3
2
1
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
3
2
1
2
2
3
3
1
1
1
1
1
3
2
2
2
3
2
2
1
3
1
4
1
2
2
3
1
3
2
1
2
1
1
2
1
2
2
3
2
2
1
3
2
5
2
2
1
2
1
1
2
2
2
1
1
2
1
2
3
2
1
3
2
2
3
6
1
1
1
3
1
1
2
3
3
1
1
2
2
2
3
2
1
1
2
2
2
7
1
1
3
2
3
2
1
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
8
2
2
3
3
2
1
2
3
1
2
2
3
2
1
2
2
2
1
2
2
1
9
1
1
2
2
2
1
1
1
1
2
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
1
10
1
1
1
3
3
2
3
3
2
1
1
2
1
1
2
2
2
1
2
2
1
11
2
3
1
2
3
2
2
1
2
1
2
2
4
1
2
2
2
1
1
2
2
12
1
1
1
3
1
2
2
2
1
2
1
2
2
3
1
3
1
2
1
3
2
13
1
1
1
2
2
2
1
2
2
3
2
2
2
2
2
2
1
2
1
2
2
14
1
2
1
2
2
2
2
3
2
2
1
2
3
1
2
3
2
1
2
3
2
15
2
1
1
1
3
2
3
2
1
1
2
2
2
1
1
3
2
2
1
3
3
16
2
3
3
2
2
2
2
2
2
1
2
3
3
1
2
3
1
1
1
3
2
17
1
2
1
2
3
3
1
2
1
2
1
2
2
3
1
2
1
1
4
2
1
18
2
1
2
3
2
3
2
2
1
3
2
1
2
1
2
3
1
1
2
3
2
19
KODE SOAL
1
1
2
1
1
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
2
1
3
1
2
1
20
1
2
1
2
2
3
2
1
1
2
1
2
2
2
1
3
2
2
1
3
1
21
2
2
2
3
1
3
1
2
2
2
2
3
1
2
1
1
1
1
1
1
4
22
1
2
1
2
2
3
1
1
1
2
1
2
2
1
1
3
2
1
3
3
2
23
HASIL PRETEST KELOMPOK KONTROL
2
1
3
2
2
2
1
2
2
2
2
1
3
2
1
3
1
1
1
3
2
24
2
3
1
3
1
2
2
2
2
3
1
2
2
2
1
1
2
2
2
1
1
25
2
1
2
1
2
2
1
1
1
2
1
1
2
1
2
2
1
2
1
2
1
26
1
1
2
1
2
3
1
2
2
3
2
3
1
2
1
1
2
2
1
1
2
27
1
3
1
3
3
3
2
1
2
2
2
2
1
1
2
2
1
3
2
2
3
28
2
3
2
1
3
2
1
1
2
1
1
2
2
1
2
1
2
1
3
1
2
29
1
2
1
3
2
2
2
2
1
2
1
1
2
2
1
1
1
2
3
1
1
30
1
3
2
1
1
3
2
1
1
2
2
2
1
2
1
2
1
1
1
2
3
31
1
3
1
2
2
2
2
2
1
4
1
1
2
1
2
1
2
1
2
1
1
32
3
3
2
2
2
2
1
2
1
2
3
1
2
2
2
2
1
1
2
2
2
33
49
61
53
72
70
71
55
62
52
64
52
66
63
55
56
68
50
52
59
68
60
Jumlah
K-22
K-23
K-24
K-25
K-26
K-27
K-28
K-29
K-30
22
23
24
25
26
27
28
29
30
3
3
1
3
3
2
2
3
2
3
2
1
2
3
2
3
2
2
1
3
1
3
3
2
3
1
3
2
1
3
2
3
2
2
2
2
2
2
1
3
2
2
2
3
3
2
1
1
2
2
1
3
2
2
2
2
3
3
2
2
2
2
2
2
1
1
1
4
2
1
1
2
1
2
1
1
3
3
2
3
2
1
1
3
2
4
1
3
1
2
1
2
2
1
3
1
3
3
3
2
1
2
2
2
2
1
1
1
2
2
2
1
1
1
1
2
2
2
1
3
2
2
1
1
3
2
1
2
2
1
1
2
1
2
2
1
1
1
1
1
3
1
2
1
1
2
1
2
2
2
3
2
2
2
2
1
2
2
3
1
3
2
2
1
2
1
1
1
1
2
1
2
2
1
1
1
3
1
3
1
2
1
1
1
2
1
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
2
1
1
1
2
1
1
2
2
1
3
2
1
1
2
2
2
1
2
2
1
2
1
3
1
3
1
1
2
1
1
2
2
1
2
2
2
1
1
1
1
3
1
3
1
1
2
2
2
2
1
1
3
1
2
2
1
2
1
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
1
3
1
1
3
2
2
3
1
2
4
2
2
2
1
1
3
2
1795
56
60
51
55
67
62
56
73
57
KODE SISWA
K-1
K-2
K-3
K-4
K-5
K-6
K-7
K-8
K-9
K-10
K-11
K-12
K-13
K-14
K-15
K-16
K-17
K-18
K-19
K-20
K-21
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
1
3
1
3
3
4
2
3
2
3
1
2
2
2
3
2
3
2
3
4
2
1
1
1
2
2
3
2
1
2
1
2
2
3
2
2
1
2
3
2
3
1
2
2
1
3
1
1
2
1
1
1
1
2
2
1
1
1
2
1
1
2
1
2
3
3
1
2
3
2
2
2
2
1
2
2
1
2
1
1
1
2
3
3
3
1
2
4
2
2
2
1
4
1
1
2
2
3
1
3
2
2
1
3
1
1
1
1
1
5
2
3
2
1
2
3
1
1
1
3
2
1
2
1
1
1
2
2
2
2
2
6
1
2
1
2
2
2
2
2
3
1
1
1
1
2
2
2
1
2
1
2
1
7
1
2
3
2
2
4
2
1
2
1
2
2
3
3
1
2
1
1
2
2
1
8
2
3
3
2
2
3
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
3
1
3
2
2
9
1
1
1
2
2
2
1
1
1
3
1
1
1
3
3
3
2
2
2
2
3
10
2
2
1
3
3
3
2
2
2
4
1
3
3
1
2
1
1
1
2
2
2
11
2
2
1
2
1
2
2
1
2
2
2
1
4
2
1
2
2
1
1
2
2
12
2
3
3
3
1
4
1
2
1
3
1
1
2
1
2
2
1
2
1
3
2
13
2
1
1
3
1
2
2
2
1
4
2
2
2
1
2
2
1
1
1
4
1
14
1
3
2
2
2
4
1
1
2
2
2
2
3
2
2
1
2
3
2
2
3
15
1
2
2
3
1
2
2
1
1
1
3
2
1
3
1
3
1
1
2
3
2
16
2
3
1
2
2
4
1
2
1
2
2
2
2
4
1
1
3
2
3
2
2
17
1
1
3
2
1
3
2
2
3
2
1
2
2
3
2
2
1
1
1
2
1
18
2
3
1
2
2
3
1
2
2
4
2
2
2
1
1
2
2
1
2
3
4
19
KODE SOAL
1
2
2
1
1
2
2
1
1
2
1
3
3
2
1
3
1
1
3
1
2
20
3
1
1
3
1
2
3
2
1
2
3
3
2
4
2
1
1
1
1
1
3
21
1
4
2
2
2
4
2
2
2
3
1
1
1
2
2
2
1
2
1
2
2
22
4
3
1
2
3
3
2
2
1
4
1
2
4
2
1
2
2
1
3
1
3
23
HASIL POSTEST KELOMPOK KONTROL
2
1
3
2
2
2
3
1
2
2
1
3
3
1
2
3
2
3
2
2
1
24
1
2
1
2
1
2
1
1
2
2
2
2
2
1
2
1
1
1
1
2
3
25
1
2
2
1
2
1
2
4
1
2
2
2
1
2
2
3
3
2
1
2
2
26
1
1
2
2
2
1
2
1
2
3
1
3
3
3
1
2
1
1
1
2
2
27
3
2
1
1
2
2
2
2
1
2
2
2
3
3
2
2
1
3
1
1
2
28
1
1
1
2
2
2
1
1
2
1
1
1
2
2
1
3
1
1
1
1
2
29
1
2
1
3
2
4
2
3
1
3
1
2
3
2
3
2
3
1
2
4
2
30
3
3
1
3
3
4
3
3
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
3
4
2
31
2
3
1
3
3
3
1
2
1
2
1
3
3
1
1
1
2
2
1
3
2
32
2
1
2
3
1
2
2
2
1
2
2
1
2
1
2
1
1
2
1
3
2
33
54
70
55
70
65
85
56
57
51
78
52
65
72
65
56
64
56
54
58
71
68
Jumlah
K-22
K-23
K-24
K-25
K-26
K-27
K-28
K-29
K-30
22
23
24
25
26
27
28
29
30
1
4
1
3
3
2
2
3
2
2
3
1
2
3
2
2
3
1
2
2
2
1
1
1
2
4
1
1
4
1
1
1
2
2
1
1
2
1
2
1
4
2
1
3
1
1
2
1
2
2
1
1
2
1
2
1
1
1
2
2
2
2
2
1
2
1
1
4
4
3
1
1
2
2
2
2
3
3
2
3
2
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
2
2
3
2
1
2
3
3
1
2
1
3
1
2
1
1
2
1
1
2
2
3
1
1
2
1
1
1
3
3
2
1
3
3
3
1
1
1
2
3
1
1
2
2
3
1
1
2
2
2
2
2
1
1
1
1
3
3
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
3
1
1
1
1
3
2
2
1
2
2
2
1
1
2
1
3
2
3
2
3
1
1
2
2
2
3
3
2
1
2
2
1
1
3
1
3
3
1
2
1
1
3
1
1
1
1
1
3
1
2
1
3
1
3
3
2
3
2
1
3
2
2
2
1
3
4
2
2
1
3
1
3
1
2
2
2
1
3
2
3
2
1
2
3
1
1
1
3
1
2
1
2
2
1
1
2
1
3
3
2
1
3
1
2
3
2
2
2
2
1
3
1
3
3
2
1
2
3
1
2
2
2
3
1
2
2
2
3
1
2
3
2
3
2
3
1
1870
51
65
46
62
72
64
57
77
54
194
LAMPIRAN 7 (Uji Normalitas Data Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen)
195
Hasil Uji Normalitas Data Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen Komputasi SPSS 16.0 for windows
Explore Notes Output Created
23-Dec-2013 23:13:58
Comments Input
Active Dataset
DataSet0
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data File Missing Value Handling
Definition of Missing
User-defined missing values for dependent variables are treated as missing.
Cases Used
Statistics are based on cases with no missing values for any dependent variable or factor used.
Syntax
Resource
30
EXAMINE VARIABLES=pretest pretes /PLOT BOXPLOT STEMLEAF NPPLOT /COMPARE GROUP /STATISTICS DESCRIPTIVES /CINTERVAL 95 /MISSING LISTWISE /NOTOTAL. Processor Time
00:00:01.575
Elapsed Time
00:00:01.521
196
\[DataSet0] Case Processing Summary Cases Valid N
Missing
Percent
N
Total
Percent
N
Percent
pretest kontrol
30
100.0%
0
.0%
30
100.0%
pretest eksperimen
30
100.0%
0
.0%
30
100.0%
Descriptives Statistic Std. Error pretest kontrol
Mean 95% Confidence Interval for Mean
59.83 Lower Bound
57.19
Upper Bound
62.48
5% Trimmed Mean
59.70
Median
59.50
Variance
50.213
Std. Deviation
7.086
Minimum
49
Maximum
73
Range
24
Interquartile Range
12
Skewness Kurtosis pretest eksperimen Mean 95% Confidence Interval for Mean
1.294
.326
.427
-1.038
.833
61.60
1.396
Lower Bound
58.75
Upper Bound
64.45
5% Trimmed Mean
61.33
Median
60.00
Variance
58.455
197
Std. Deviation
7.646
Minimum
50
Maximum
78
Range
28
Interquartile Range
12
Skewness
.410
.427
Kurtosis
-.437
.833
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic
Df
Sig.
Shapiro-Wilk Statistic
df
Sig.
pretest kontrol
.139
30
.144
.949
30
.156
pretest eksperimen
.116
30
.200*
.956
30
.251
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. pretest ekperimen
198
pretest kontrol
199
200
Berdasarkan hasil uji normalitas data pretest kelompok kontrol dan eksperimen, maka dapat disimpulkan bahwa Signifikansi pada kelompok kontrol lebih dari 0.05 yaitu 0.144 > 0.05 dan signifikansi pada kelompok eksperimen lebih dari 0.05 yaitu 0.200 > 0.05. Jadi data kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdistribusi normal.
201
LAMPIRAN 8 ( Uji Homogenitas Data Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen)
202
Hasil
Uji
Homogenitas
Pretest
Kelompok
Kontrol
dan
Eksperimen Komputisasi SPSS 16 for windows Uji Homogenitas NPar Tests
Notes Output Created
23-Dec-2013 23:21:42
Comments Input
Active Dataset
DataSet0
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data
30
File Missing Value Handling
Definition of Missing
User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used
Statistics for each test are based on all cases with valid data for the variable(s) used in that test.
Syntax
NPAR TEST /CHISQUARE=pretest pretes /EXPECTED=EQUAL /MISSING ANALYSIS.
Resources
Processor Time
00:00:00.000
Elapsed Time
00:00:00.004
Number of Cases Allowed a. Based on availability of workspace memory.
a
157286
203
[DataSet0]
Chi-Square Test
Test Statistics pretest pretest kontrol Chi-Square
7.800
Df Asymp. Sig.
eksperimen a
9.600
b
20
17
.993
.920
a. 21 cells (100,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 1,4. b. 18 cells (100,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 1,7.
Frequencies
pretest kontrol Observed N
Expected N
Residual
49
1
1.4
-.4
50
1
1.4
-.4
51
1
1.4
-.4
52
3
1.4
1.6
53
1
1.4
-.4
55
3
1.4
1.6
56
3
1.4
1.6
57
1
1.4
-.4
59
1
1.4
-.4
60
2
1.4
.6
61
1
1.4
-.4
204
62
2
1.4
.6
63
1
1.4
-.4
64
1
1.4
-.4
66
1
1.4
-.4
67
1
1.4
-.4
68
2
1.4
.6
70
1
1.4
-.4
71
1
1.4
-.4
72
1
1.4
-.4
73
1
1.4
-.4
Total
30
pretest eksperimen Observed N
Expected N
Residual
50
1
1.7
-.7
51
1
1.7
-.7
52
3
1.7
1.3
53
1
1.7
-.7
54
1
1.7
-.7
55
1
1.7
-.7
58
2
1.7
.3
59
2
1.7
.3
60
4
1.7
2.3
61
1
1.7
-.7
63
1
1.7
-.7
65
3
1.7
1.3
66
2
1.7
.3
68
3
1.7
1.3
71
1
1.7
-.7
74
1
1.7
-.7
77
1
1.7
-.7
78
1
1.7
-.7
Total
30
205
Berdasarkan Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen, maka dapat disimpulkan : -
Nilai Chi Square Pretest Kelompok Kontrol yaitu nilai Chi Square Hitung < Chi Square Tabel (7.800 < 31.410) dan Signifikansi > 0.05 (0.993 > 0.05), maka Ho diterima. Jadi nilai variabel Pretest Kelompok Kontrol memiliki nilai yang merata (distribusi data seragam)
-
Nilai Chi Square Postest Kelompok Eksperimen yaitu nilai Chi Square Hitung < Chi Square Tabel (9.600 < 27.587) dan Signifikansi > 0.05 (0.920 > 0.05), maka Ho diterima. Jadi nilai variabel Pretest Kelompok Eksperimen memiliki nilai yang merata (distribusi data seragam)
206
LAMPIRAN 9 (Uji Perbedaan Data Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen)
207
T-Test Kelompok Eksperimen Notes Output Created
24-Dec-2013 08:55:24
Comments Input
Active Dataset
DataSet0
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data
30
File Missing Value Handling
Definition of Missing
User defined missing values are treated as missing.
Cases Used
Statistics for each analysis are based on the cases with no missing or out-ofrange data for any variable in the analysis.
Syntax
T-TEST PAIRS=pretest WITH posttest (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500) /MISSING=ANALYSIS.
Resources
Processor Time
00:00:00.000
Elapsed Time
00:00:00.000
[DataSet0]
Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
pretest eksperimen
61.60
30
7.646
1.396
posttest eksperimen
68.87
30
9.387
1.714
208
Paired Samples Correlations N Pair 1
pretest eksperimen &
Correlation 30
posttest eksperimen
.706
Sig. .000
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the
Std. Deviati Std. Error Mean
on
-7.267
6.726
Mean
Difference Lower
Upper
Sig. (2t
df
tailed)
Pair pretest 1
eksperimen posttest
1.228
-9.778
-4.755
-5.918
29
.000
eksperimen
Berdasarkan hasil Uji Paired Samples T-test, maka dapat disimpulkan bahwa nilai – t hitung < - t tabel yaitu – 5.918 < – 2.045 dan signifikansi < 0.05 yaitu 0.000 < 0.05 sehingga Ho ditolak. Jadi ada perbedaan antara rata-rata nilai tes antara sebelum (pretest) dan setelah pelatihan (posttest). Kemudian dari perhitungan SPSS dapat pula diketahui bahwa rata-rata nilai test lebih tinggi. Hal ini dapat diartikan bahwa adanya pelatihan memberikan andil dalam peningkatan nilai tes anak.
209
LAMPIRAN 10 (Uji Perbedaan Data Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol)
210
T-Test Kelompok Kontrol
Notes Output Created
24-Dec-2013 10:01:22
Comments Input
Active Dataset
DataSet0
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data
30
File Missing Value Handling
Definition of Missing
User defined missing values are treated as missing.
Cases Used
Statistics for each analysis are based on the cases with no missing or out-ofrange data for any variable in the analysis.
Syntax
T-TEST PAIRS=pretest WITH posttest (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500) /MISSING=ANALYSIS.
Resources
Processor Time
00:00:00.000
Elapsed Time
00:00:00.000
[DataSet0]
Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
pretest kontrol
59.83
30
7.086
1.294
posttest kontrol
62.33
30
9.301
1.698
211
Paired Samples Correlations N Pair 1
pretest kontrol & posttest
Correlation 30
kontrol
Sig.
.812
.000
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the
Std. Deviati Std. Error Mean
on
Mean
Difference Lower
Upper
Sig. (2t
df
tailed)
Pair pretest kontrol 1
posttest kontrol
-2.500
5.450
.995
-4.535
-.465
-2.512
29
.018
Berdasarkan hasil Uji Paired Samples T-test, maka dapat disimpulkan bahwa nilai – t hitung < - t tabel yaitu – 2.512 < – 2.045 dan signifikansi < 0.05 yaitu 0.018 < 0.05 sehingga Ho ditolak. Jadi ada perbedaan antara rata-rata nilai tes antara sebelum (pretest) dan setelah pelatihan (posttest). Kemudian dari perhitungan SPSS dapat pula diketahui bahwa rata-rata nilai test lebih tinggi. Hal ini dapat diartikan bahwa adanya pelatihan memberikan andil dalam peningkatan nilai tes anak.
212
LAMPIRAN 11 (Uji Perbedaan Data Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen)
213
T-Test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Notes Output Created
24-Dec-2013 10:20:16
Comments Input
Active Dataset
DataSet0
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data
30
File Missing Value Handling
Definition of Missing
User defined missing values are treated as missing.
Cases Used
Statistics for each analysis are based on the cases with no missing or out-ofrange data for any variable in the analysis.
Syntax
T-TEST PAIRS=posttest WITH posttes (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500) /MISSING=ANALYSIS.
Resources
Processor Time
00:00:00.000
Elapsed Time
00:00:00.000
[DataSet0]
Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
posttest kontrol
62.33
30
9.301
1.698
posttest eksperimen
68.87
30
9.387
1.714
214
Paired Samples Correlations N Pair 1
posttest kontrol & posttest
Correlation 30
eksperimen
Sig.
.511
.004
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Mean Deviation
Std. Error Mean
Difference Lower
Sig. (2-
Upper
t
df
tailed)
Pair 1 posttest kontrol posttest
-6.533
9.239
1.687
-9.983
-3.083
-3.873 29
.001
eksperimen
Berdasarkan hasil Uji Paired Samples T-test, maka dapat disimpulkan bahwa nilai – t hitung < - t tabel yaitu – 3.873 < – 2.045 dan signifikansi < 0.05 yaitu 0.001 < 0.05 sehingga Ho ditolak. Jadi ada perbedaan antara rata-rata nilai tes antara posttest kelompok kontrol dan posttest kelompok eksperimen. Kemudian dari perhitungan SPSS dapat pula diketahui bahwa rata-rata nilai test rpada posttest kelompok eksperimen lebih tinggi. Hal ini dapat diartikan bahwa adanya pelatihan memberikan andil dalam peningkatan nilai tes anak.
215
LAMPIRAN 12 (Surat-Surat)
221
LAMPIRAN 13 (Dokumentasi)
222
Pretest Kelompok Kontrol
223
Pretest Kelompok Eksperimen
224
Treatment
Menjelaskan Kegiatan Matematika Mengenal Lebih Besar dan Lebih Kecil
Menjelaskan Kegiatan Matematika Mengukur Panjang dengan Jengkal Tangan
225
Treatment Treatmen
Menjelaskan Kegiatan Matematika Bermain Dadu
Menjelaskan Kegiatan Matematika Mengenai Kartu Gambar Buah
226
Treatment Treatment
Menjelaskan Kegiatan Matematika Mengenai Media Kasar Halus
Menjelaskan Kegiatan Matematika Mengenal Bilangan
227
Posttest Kelompok Ekperimen
228
Posttest Kelompok Kontrol
229
GAMBAR 1
Hari/Tanggal
: Senin, 2 Desember 2013
Tema
: Kebutuhanku/Pakaian(Baju, Celana, Rok)
Media
: Media Papan Panel mengenal tanda > atau <
Keterangan
: - Pola baju, celana, rok dari kardus jajan - Papan Panel dari Kardus Indomie - Pola tanda > atau
230
GAMBAR 2
Hari/Tanggal
: Senin, 2 Desember 2013
Tema
: Kebutuhanku/Pakaian (Baju, Celana, Rok)
Media
: Media ronceuntuk mengenal pola urutan
Keterangan
: - Pola baju, celana, rok dari kardus jajan - Benang Kasur dan Sedotan
231
GAMBAR 3
Hari/Tanggal
: Senin, 2 Desember 2013
Tema
: Kebutuhanku/Pakaian (Baju, Celana, Rok)
Media
: Media Papan Panel untuk Mengenal Penjumlahan
Keterangan
: - PolaCelana dari Kardus Jajan - Papan Panel dari Kardus Indomie - Angka Panel dari Kardus Susu
232
GAMBAR 4
Hari/Tanggal
: Selasa, 3 Desember 2013
Tema
: Kebutuhanku/Pakaian (Baju)
Media
: Media Kartu Bilangan dan Kancing Bajuuntuk Mengenal Bilangan
Keterangan
: - Kartu Bilangan dari Kardus Indomie
- Kancing Baju
233
GAMBAR 5
Hari/Tanggal
: Selasa, 3 Desember 2013
Tema
: Kebutuhanku/Pakaian (Baju)
Media
: Media Dadu untuk Mengenal Bilangan 1-20
Keterangan
: - Media Dadu dari Kardus Minuman
234
GAMBAR 6
Hari/Tanggal
: Selasa, 3 Desember 2013
Tema
: Kebutuhanku/Pakaian (Baju)
Media
:Media Piringan Angka Berpola Baju untuk Mengenal Bilangan
Keterangan
: Media Piringan Angka Berpola Baju dari Piringan Kardus Kue
235
GAMBAR 7
Hari/Tanggal
:Rabu, 4 Desember 2013
Tema
: Kebutuhanku/Buah (Buah Jeruk,Mangga,Apel)
Media
:Media Papan Panel mengenal tanda = atau ≠
Keterangan
: - Pola Buah Jeruk,Mangga,Apel dari kardus jajan - Papan Panel dari Kardus Indomie - Pola tanda = atau ≠ dari kardus jajan
236
GAMBAR 8
Hari/Tanggal
:Rabu, 4 Desember 2013
Tema
: Kebutuhanku/Buah (Buah Jeruk,Mangga,Apel)
Media
:Media Kartu Gambar Buah Jeruk,Mangga,Apel untuk mengelompokkan sesuai jenisnya
Keterangan
: Media Kartu Gambar Buah Jeruk,Mangga,Apel dari kardus susu
237
GAMBAR 9
Hari/Tanggal
:Rabu, 4 Desember 2013
Tema
: Kebutuhanku/Buah (Buah Jeruk,Mangga,Apel)
Media
:Media Pola Buah Apel untuk mengurutan sesuai warnanya merah dan hijau
Keterangan
: Media Pola Buah Apel dari kardus jajanan
238
GAMBAR 10
Hari/Tanggal
:Kamis, 5 Desember 2013
Tema
: Kebutuhanku/Buah (Buah Jeruk,Semangka,Strawbery,Anggur)
Media
: Kartu Gambar Buah Jeruk,Semangka,Strawbery untuk mengelompokkan sesuai bentuk lingkaran, setengah lingkaran dan segiempat
Keterangan
: Kartu Gambar Buah dari Kardus Susu
239
GAMBAR 11
Hari/Tanggal
:Kamis, 5 Desember 2013
Tema
: Kebutuhanku/Buah (Buah Jeruk,Semangka,Strawbery,Anggur)
Media
:Media Papan Panel untuk Mengenal Pengurangan
Keterangan
: - PolaBuah Mangga dari Kardus Jajan - Papan Panel dari Kardus Indomie - Angka Panel dari Kardus Susu
240
GAMBAR 12
Hari/Tanggal
:Kamis, 5 Desember 2013
Tema
: Kebutuhanku/Buah (Buah Jeruk,Semangka,Strawbery,Anggur)
Media
:Media untuk Menempel Bentuk Lingkaran sesuai bilangan yang diminta menjadi bentuk buah anggur
Keterangan
: - Pola Lingkaran berisi bilangan dari kardus jajan
241
GAMBAR 13
Hari/Tanggal
:Jumat, 6 Desember 2013
Tema
: Kebutuhanku/Makanan (Donat, Kue Tart, Cokelat)
Media
:Media Pola Donatuntuk Mengelompokkan bentuk lingkaran yang kecil dan besar
Keterangan
: - Media Pola Donat dari Kardus Jajan
242
GAMBAR 14
Hari/Tanggal
:Jumat, 6 Desember 2013
Tema
: Kebutuhanku/Makanan (Donat, Cokelat Payung)
Media
: Media ronceuntuk mengenal pola urutan
Keterangan
: - Pola cokelat payung, donat dari kardus jajan - Benang Kasur dan Sedotan
243
GAMBAR 15
Hari/Tanggal
:Jumat, 6 Desember 2013
Tema
: Kebutuhanku/Makanan (Donat, Kue Tart, Cokelat)
Media
:Media Pola Donatuntuk memasangkan dengan bilangan
Keterangan
: - Media Pola Donat dari Kardus Jajan - Media Bilangan dari kardus susu
244
GAMBAR 16
Hari/Tanggal
:Sabtu, 7 Desember 2013
Tema
: Kebutuhanku/Makanan (Donat, Kue Tart, Cokelat)
Media
: Media Kartu Gambar Kue tart, cokelat payung, donat untuk mengenal bentuk geometri segitiga
Keterangan
: - Media Kartu Gambar dari Kardus susu
245
GAMBAR 17
Hari/Tanggal
:Sabtu, 7 Desember 2013
Tema
: Kebutuhanku/Makanan (Donat, Kue Tart, Cokelat)
Media
:Media Pola Donat untuk membilang
Keterangan
: - Media Pola Donat dari Kardus Jajan
246
GAMBAR 18
Hari/Tanggal
:Sabtu, 7Desember 2013
Tema
: Kebutuhanku/Makanan (Donat, Kue Tart, Cokelat)
Media
:Media Kasar-Halus untuk Mengenal Konsep Kasar-Halus
Keterangan
: - Media Kasar-Halus dari Kardus Minuman
247
GAMBAR 19
Hari/Tanggal
:Senin, 9 Desember 2013
Tema
: Kebutuhanku/Perabot Rumah (TV, Radio,Jam Dinding)
Media
:Media Kartu Gambar (TV,Jam Dinding) untuk mengelompokkan bentuk geometri segiempat
Keterangan
: - Media Kartu Gambar dari Kardus Susu
248
GAMBAR 20
Hari/Tanggal
:Senin, 9 Desember 2013
Tema
: Kebutuhanku/Perabot Rumah (TV, Radio,Jam Dinding)
Media
:Media Papan Panel untuk Membilang
Keterangan
: - Media Papan Panel dari Kardus Indomie - Media Angka Panel dari Kardus Susu
249
GAMBAR 21
Hari/Tanggal
:Senin, 9 Desember 2013
Tema
: Kebutuhanku/Perabot Rumah (TV, Radio,Jam Dinding)
Media
:Media Ubin Bilangan untuk mengenal bilangan
Keterangan
: - Media Ubin Bilangan dari Kardus Minuman - Dadu dari kardus minuman
250
GAMBAR 22
Hari/Tanggal
:Selasa, 10 Desember 2013
Tema
: Kebutuhanku/Perabot Rumah (TV, Radio, Lemari, Kipas Angin)
Media
:Media Kartu Gambar (TV, Radio,Lemari, Kipas Angin) untuk menyebutkan bentuk geometri segiempat
Keterangan
: - Media Kartu Gambar dari Kardus Susu
251
GAMBAR 23
Hari/Tanggal
:Selasa, 10 Desember 2013
Tema
: Kebutuhanku/Perabot
Rumah
(TV,
Radio,
Lemari, Kipas Angin) Media
:Media TV untuk membandingkan panjang – pendek
Keterangan
: - Media TV dari Kardus Roti
252
GAMBAR 24 Hari/Tanggal
:Selasa, 10 Desember 2013
Tema
: Kebutuhanku/Perabot Rumah (TV, Radio, Lemari, Kipas Angin)
Media
:Media Pola Pintu untuk Memasangkan Lambang Bilangan sesuai Jumlah Gambar Pintu
Keterangan
: - Pola Pintu dari Kardus Jajanan - Papan Panel dari Kardus Minuman - Angka Panel dari Kardus Susu
253
GAMBAR 25
Hari/Tanggal
:Rabu, 11Desember 2013
Tema
: Kebutuhanku/Mainan (Bola)
Media
:Media Kartu Gambar Bola Sepak dan Kasti untuk Mengenal Bentuk Geometri Lingkaran
Keterangan
: - Media Kartu Gambar Bola dari Kardus Susu
254
GAMBAR 26
Hari/Tanggal
:Rabu, 11Desember 2013
Tema
: Kebutuhanku/Mainan (Bola)
Media
:Media Angka Panel untuk mengenal lambang bilangan
Keterangan
: - Media Angka Panel dari Kardus Susu - Papan Panel dari Kardus Minuman - Kotak Bilangan dari Kardus Roti
255
GAMBAR 27
Hari/Tanggal
:Rabu, 11Desember 2013
Tema
: Kebutuhanku/Mainan (Bola)
Media
: Media Papan Panel untuk Memisahkan Kumpulan gambar bola besar dan kecil yang jumlahnya banyak dan sedikit
Keterangan
: - Pola Bola dari Kardus Jajan - Keranjang Merah dan Hijau
256
GAMBAR 28
Hari/Tanggal
:Kamis, 12Desember 2013
Tema
: Kebutuhanku/Mainan (Bola)
Media
:Media Pola Bola dan Bilangan untuk Mengenal Bilangan dan Lambang Bilangan
Keterangan
: - Pola Bola d pari Kardus Jajanan - Papan Panel dari Kardus Minuman - Angka Panel dari Kardus Susu
257
GAMBAR 29
Hari/Tanggal
:Kamis, 12 Desember 2013
Tema
: Kebutuhanku/Mainan (Bola)
Media
:Media Ronce untuk Mengurutkan Pola sesuai Ukuran Besar-kecil
Keterangan
: - Pola Bola dari Kardus Jajanan - Benang Kasur - Sedotan
258
GAMBAR 30 Hari/Tanggal
:Kamis, 12 Desember 2013
Tema
: Kebutuhanku/Mainan (Bola)
Media
:Media Papan Panel untuk Mengurutkan Pola Angka 1-2-3
Keterangan
: - Media Papan Panel dari Kardus Minuman - Angka Panel dari Kardus Susu