perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Peningkatan Kemampuan Menulis Pantun Melalui Model Kooperatif Tipe Make a Match pada Siswa Kelas IV SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten Tahun Ajaran 2011/2012
SKRIPSI Oleh : ANDRIE DWIE W K7108083
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama
: Andrie Dwie Widiyaka
NIM
: K7108083
Jurusan/Program Studi: Ilmu Pendidikan/Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul Peningkatan Kemampuan Menulis Pantun Melalui Model Kooperatif Tipe Make a Match pada Siswa Kelas IV SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten Tahun Ajaran 2011/2012 ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta,
Januari 2013
Yang membuat pernyataan
Andrie Dwie Widiyaka
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Peningkatan Kemampuan Menulis Pantun Melalui Model Kooperatif Tipe Make a Match pada Siswa Kelas IV SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten Tahun Ajaran 2011/2012
Oleh : ANDRIE DWIE WIDIYAKA K7108083
Skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Januari 2013
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Surakarta, 2 Oktober 2012 Pembimbing I
Pembimbing II
Dra.Rukayah, M.Hum
Drs. M.Ismail Sriyanto, M.Pd
NIP. 19570827 198203 2 002
NIP. 19580622 198603 1 004
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari
:
Tanggal
:
Tim Penguji Skripsi Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Hadi Mulyono, M.Pd
_______________
Sekretaris
: Drs. Hasan Mahfud, M.Pd.
________________
Anggota I
: Dra.Rukayah, M.Hum
________________
Anggota II
: Drs. M.Ismail Sriyanto, M.Pd
________________
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Andrie Dwie Widiyaka. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI BORONGAN 02 POLANHARJO KLATEN TAHUN AJARAN 2011/2012 Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012. Tujuan penelitian ini adalah: untuk meningkatkan hasil kemampuan menulis pantun dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis pantun menggunakan model Kooperatif tipe Make a Match siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas IV SD Negeri Borogan 02 yang berjumlah 16 siswa. Sumber data berasal dari guru dan siswa, arsip nilai ulangan harian bahasa Indonesia dan dokumen yang berkaitan dengan pembelajaran menulis pantun. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber data dan metode. Analisis data menggunakan teknik analisi interaktif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa yang pertama ada peningkatan hasil kemampuan menulis pantun dengan menggunakan model Kooperatif tipe Make a Match pada siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02. Hal ini dibuktikan hasil pada kondisi awal sebelum tindakan yaitu 43,75% atau 7 siswa tuntas dengan nilai rata rata 63,75. Pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 75% atau 12 siswa tuntas dengan nilai rata rata 76,5. Siklus II meningkat menjadi 100% atau 16 siswa tuntas dengan nilai rata rata 81,18. Kedua, ada peningkatan kualitas proses pembelajaran kemampuan menulis pantun melalui model Kooperatif tipe Make a Match siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02. Peningkatan kualitas proses pembelajaran tersebut dapat dibuktikan dari peningkatan proses pembelajaran dan kinerja guru. Peningkatan kinerja guru terbukti pada nilai rata rata siklus I sebesar 3,08 dan siklus II mencapai skor 3,75. Peningkatan proses pembelajaran menulis pantun pada siswa terbukti nilai rata rata yang diperoleh pada setiap siklus. Pada siklus I nilai rata rata mencapai 3,00 dan siklus II mengalami peningkatan menjadi 3,60. Dengan demikian, model Kooperatif tipe Make a Match dapat meningkatkan kemampuan menulis pantun siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02 tahun ajaran 2011/2012 Kata Kunci: Menulis pantun, Kooperatif tipe Make a Match
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Andrie Dwie Widiyaka. IMPROVING SKILL WRITING PANTUN THROUGH MAKE A MATCH TYPE OF COOPERATIVE MODEL TO THE FOURTH GRADE STUDENTS OF SD NEGERI BORONGAN 02 POLANHARJO KLATEN IN THE ACADEMIC YEAR 2011/ 2012. Script. Teacher and Training Education Faculty of Sebelas Maret University. Surakarta. July 2012. The purpose of this study is: to improve writing pantun skill and to improve the quality of writing pantun skill learning process through type Make a Match of cooperative model to the fourth grade students of SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten. The method used in this research was Classroom Action Research (CAR). This research was conducted in two cycles; every cycle consisted of planning, action, observation, and reflection. The subjects of this research were the teacher and the fourth grade students of SD Negeri Borongan 02 which consisted of 16 students. The data sources in this research were from teacher and students, the daily test score archive, and documentation which is related to writing pantun learning. The data collecting techniques were observation, interview, test, and documentation. The data validity of this research was used data source triangulation technique and method. The data were analyzed by interactive analysis. The research procedure consisted of four activities in series and it conduced in repeated cycle. Based on the research findings it can be concluded that firstly, there was an improvement in the result of writing pantun skill through type Make a Match of cooperative model to the fourth grade students of SD Negeri Borongan 02, it can be proved by the results before the action, there was only 43.75% or 7 students who passed the test with the average class score was 63.75. In cycle I, the results increased to 75% or 12 students passed the test with average class score was 76.5. In cycle II, the results increased again to 100% or 16 students passed the test with class average score was 81.18. Secondly, there was an improvement of the quality of writing pantun skill learning process through type Make a Match of cooperative model to the fourth grade students of SD Negeri Borongan 02. The improvement of that learning process quality can be proved by the improvement of learning process and teacher performance. The improvement of teacher performance proved from the average score in cycle I was 3.08 and in cycle II reached 3.75. The learning process improvement of writing pantun was proved from the average score in every cycle. In cycle I, the average score was 3.00 and in cycle II improved to 3.60. Thus, the Make a Match type of Cooperative learning can improve the writing pantun skill of fourth grade students of SD Negeri 02 Polanharjo Klaten in the academic year 2011/ 2012. Keywords: Writing pantun, Make a Match model
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO Barang siapa menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. Dan tidaklah berkumpul suatu kaum di salah satu dari rumah-rumah Allah ,mereka membaca kitabullah dan saling mengajarkannya di antara mereka, kecuali akan turun kepada mereka ketenangan, diliputi dengan rahmah, dikelilingi oleh para malaikat, dan Allah akan menyebut-nyebut mereka kepada siapa saja yang ada di sisiNya. Barang siapa nerlambat-lambat dalam amalannya, niscaya tidak akan bisa dipercepat oleh nasabnya. (H.R Muslim dalam Shahih-nya). Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh.( Muhammad Ali) Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik.( Andrew Jackson) Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh. (Schopenhauer). Hidup itu adalah pilihan, berjalan menghadapi kenyataan atau berhenti menunggu kematian (penulis)
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN Dengan menyebut Nama Allah SWT teiring doa dan ungkapan syukur Alhamdullilsh, Kupersembahkan karya sederhana ini kepada:
Ayahku dan Ibuku tercinta (Sutrisno dan Puryanti) Doa atas beliau yang tiada terputus, kerja keras tiada henti, pengorbanan yang tak terbatas dan yang selalu memberikan semangat hidup dan motivasi untuk menjadi manusia yang berguna.
Kakakku tercinta Dewi Ika Wijayanti dan Aris Agus Suryanto Yang selalu memberi motivasi, membimbingku dan yang telah menjadi semangat ku
Dyah Ayuq Agustine Yang selalu memberi semangat dan setia padaku.
Teman-teman 8A Adhi Anggara, Andang Anggoro, Afek Ariyono, Al Esa Hanafi, Ranggi Andang, Addy Hikmahwan, bersama kalian aku merasakan apa itu sebuah perjuangan untuk meraih asa dan cita-cita.
Almamaterku, UNS, Terimakasih telah mempertemukanku dengan orang-orang hebat dan memberikanku banyak ilmu sebagai bekal untuk menjalani kehidupanku kelak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI BORONGAN 02 POLANHARJO KLATEN TAHUN AJARAN 2011/2012 Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Peneliti menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, pengarahan, petunjuk dan saran-saran dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti menyampaikan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Dra. Rukayah, M. Hum selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Drs. M.Ismail Sriyanto, M. Pd selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Sumarja, S. Pd selaku Kepala SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten yang telah memberi kesempatan dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian. 7. Sri Dadi, Ama. Pd selaku guru kelas IV SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten yang telah memberikan bimbingan dan telah merelakan waktu untuk berkolaborasi dengan penulis dalam penelitian ini.
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8. Para siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten yang telah bersedia untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini. 9. Semua pihak yang turut dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Meskipun demikian, peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.
Surakarta, Oktober 2012
Peneliti
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ..........................................................................................
i
HALAMAN PERNYATAAN ...........................................................................
ii
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................... iii HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iv HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................
v
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................... vi HALAMAN MOTTO ........................................................................................ viii HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ ix KATA PENGANTAR .......................................................................................
x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................
1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................
4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................
4
D. Manfaat Penelitian ..............................................................................
4
BAB II LANDASAN TEORI ...........................................................................
6
A. Tinjauan Pustaka .................................................................................
6
1. Hakikat Kemampuan Menulis Pantun ..........................................
6
a. Pengertian Kemampuan ..........................................................
6
b. Pengertian Menulis..................................................................
7
c. Tujuan Menulis .......................................................................
7
d. Manfaat Menulis ..................................................................... 9 e. Pengertian Pantun.................................................................... 10 f. Jenis-jenis Pantun .................................................................... 12 g. Kemampuan Menulis Pantun .................................................. 15
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match ..... 16 a. Pengertian Model Pembelajaran ............................................. 16 b. Model Pembelajaran Kooperatif ............................................. 17 c. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif .................................... 18 d. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif ................................. 20 e. Model Pembelajaran Kooperatf Tipe Make a Match .............. 21 f. Kelebihan dan Kekurangan Make a Match ............................. 22 g. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match pada Pembelajaran Menulis Pantun ........................................ 23 3. Hakikat Kualitas Pembelajaran ..................................................... 24 B. Penelitian yang Relevan ...................................................................... 27 C. Kerangka Berpikir ............................................................................... 29 D. Hipotesis.............................................................................................. 30 BAB III METODE PENELITIAN..................................................................... 32 A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 32 B. Subjek Penelitian ................................................................................. 33 C. Sumber Data ........................................................................................ 33 D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 33 E. Validitas Data ...................................................................................... 35 F. Teknik Analisis Data ........................................................................... 36 G. Indikator Kinerja ................................................................................. 37 H. Prosedur Penelitian ............................................................................. 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 43 A. Deskripsi Pratindakan ......................................................................... 43 B. Deskripsi Hasil Tindakan Antarsiklus ................................................ 47 C. Hubungan Antar Siklus ....................................................................... 67 D. Pembahasan ........................................................................................ 69 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .......................................... 72 A. Simpulan ............................................................................................. 72 B. Implikasi.............................................................................................. 72 C. Saran.................................................................................................... 73
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 76 LAMPIRAN ....................................................................................................... 79
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1.
Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas ......................................... 30
3.2.
Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas .................................................. 36
3.3.
Alur Siklus PTK ....................................................................................... 38
4.1.
Grafik Nilai Kemampuan Menulis Pantun pada Kondisi Awal ............... 45
4.2.
Grafik Nilai Kemampuan Menulis Pantun pada Siklus I ......................... 57
4.3.
Grafik Nilai Kemampuan Menulis Pantun pada Siklus II ........................ 68
4.4.
Grafik Nilai Kemampuan Menulis Pantun pada Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II..................................................................................................... 69
4.5.
Grafik Ketuntasan Klasikal Kemampuan Menulis Pantun pada Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II .............................................................. 70
4.6.
Grafik Perbandingan Kemampuan Menulis Pantun pada Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II ...................................................................................... 71
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian ........................................................................ 32 4.1.
Data Nilai Kemampuan Menulis Pantun Pratindakan .............................. 44
4.2.
Distribusi Data Nilai Kemampuan Menilis Pantun Pratindakan .............. 44
4.3.
Data Nilai Kemampuan Menulis Pantun Siklus I ..................................... 56
4.4.
Distribusi Data Nilai Kemampuan Menulis Pantun Siklus I .................... 57
4.5.
Data Nilai Kemampuan Menulis Pantun Siklus II ................................... 67
4.6.
Distribusi Data Nilai Kemampuan Menulis Pantun Siklus II................... 67
4.7.
Rekapitulasi Nilai Kemampuan Menulis Pantun Pratindakan, Siklus I dan Siklus II ................................................................................ 68
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Lembar Wawancara Guru Sebelum Penerapan Model Make a Match ......
79
2. Lembar Wawancara Guru Setelah Penerapan Model Make a Match ........ 80 3. Lembar Wawancara Siswa Sebelum Penerapan Model Make a Match........ 81 4. Lembar Wawancara Siswa Setelah Penerapan Model Make a Match .......
82
5. Pedoman Observasi Kemampuan Guru Mengajar .....................................
83
6. Lembar APKG ........................................................................................... 86 7. Hasil APKG Siklus I .................................................................................. 87 8. Hasil APKG Siklus II ................................................................................. 88 9. Pedoman Observasi Siswa ......................................................................... 89 10. Hasil Observasi Siswa Siklus I .................................................................. 90 11. Hasil Observasi Siswa Siklus II ................................................................. 91 12. Silabus ........................................................................................................ 92 13. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I .............................................
94
14. Lembar Diskusi Kelompok Pertemuan I .................................................... 103 15. Lembar Diskusi Kelompok Pertemuan II .................................................. 106 16. Kisi-kisi Soal Siklus I ................................................................................ 126 17. Tugas Individu Pertemuan I ....................................................................... 109 18. Tugas Individu Pertemuan II...................................................................... 110 19. Pedoman Penilaian Menulis Pantun ........................................................... 111 20. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II............................................ 113 21. Lembar Diskusi Kelompok Pertemuan I .................................................... 122 22. Lembar Diskusi Kelompok Pertemuan II .................................................. 124 23. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklua II ................................................................ 126 24. Soal Evaluasi Siklus II .............................................................................. 127 25. Nilai Menulis Pantun Pratindakan ............................................................. 128 26. Nilai Menulis Pantun Siklus I .................................................................... 129 27. Nilai Menulis Pantun Siklus II .................................................................. 130 28. Dokumentasi Nilai Siklus I ........................................................................ 131
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29. Dokumentasi Nilai Siklus II ....................................................................... 132 30. Foto Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ............................................ 133 31. Surat-surat Penelitian ................................................................................. 134
commit to user xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang dipelajari disemua jenjang pendidikan dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi di Indonesia. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yaitu: 1) Keterampilan menyimak atau mendengarkan (listening skills); 2) Keterampilan berbicara (speaking skills); 3) Keterampilan membaca (reading skills); 4) Keterampilan menulis (writting skills) (Henry Tarigan, 1994:1). Setiap keterampilan tersebut saling berhubungan erat dengan yang lain. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari belajar membaca, menulis, menyimak, berbicara, dan kemampuan bersastra. Aktivitas membaca merupakan awal dari setiap pembelajaran bahasa. Kegiatan membaca, akan melatih siswa mengingat, memahami isi bacaan, meneliti kata-kata istilah dan memaknainya. Selain itu, siswa juga akan menemukan informasi yang belum diketahuinya. Melalui hasil membaca siswa dilatih berbicara, bercerita dan mampu mengungkapkan pendapat untuk mengaktualisasikan pengetahuannya dalam bentuk komunikasi dengan orang lain, serta membuat simpulan. Sejalan dengan hal tersebut kegiatan menulis, menyimak, dan kemampuan bersastra akan melatih siswa merefleksikan hasil bacaan dan pengamatannya, mengkomparasikan pengetahuannya dengan berbagai hal yang disimak dan dapat menampilkan nilai estetis dari bahasa, baik lisan maupun tulisan. Upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis, guru sebaiknya menggunakan strategi, model, metode, dan media yang tepat, menekankan pada keterampilan diri daripada pengetahuan yang bersifat teoritis. Menulis adalah sebuah keterampilan berbahasa yang terpadu antara keterampilan yang satu dengan yang lain seperti keterampilan mendengar, berbicara, dan membaca yang bertujuan untuk menghasilkan sesuatu yang disebut tulisan. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat banyak kemampuan
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 menulis salah satu di antaranya adalah kemampuan menulis pantun. Pantun merupakan macam macam puisi lama yang masih bertahan hingga saat ini. Ciri utama dari sebuah pantun setiap baris terdiri dari empat bait, bersajak a
b
a
b, baris satu dan dua merupakan sampiran, baris tiga dan empat merupakan isi, tiap
tiap baris terdiri 8
12 suku kata.
Pembelajaran menulis pantun di Sekolah Dasar dipelajari di kelas IV pada semester II. Namun kemampuan siswa dalam menulis pantun masih rendah sehingga tidak jarang banyak siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Proses pembelajaran yang dilakukan guru hanya mementingkan segi hasil dan mengabaikan segi proses. Selama ini pembelajaran yang dilakukan guru kurang mengarah pada inovasi. Dalam mengajar materi pantun guru hanya mengandalkan text book oriented, yaitu siswa diberi tugas membuat pantun oleh guru, kebanyakan siswa hanya mencontoh pantun yang sudah ada, siswa tidak membuat pantun dari hasil kreatifitasnya maupun dari pikiran mereka sendiri. Sehingga motivasi siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran masih kurang karena siswa merasa jenuh dan kurang aktif selama kegiatan pembelajaran. Ada baiknya dalam pembelajaran menulis pantun guru menggunakan model dan metode yang tepat untuk mengarah pada inovasi pembelajaran, misalnya guru membuat kelompok diskusi, hal ini diharapkan agar anak saling bertukar pikiran atau ide, saling membantu dan bekerjasama sehingga terjadi proses pembelajaran yang berpusat pada siswa dan siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan dengan guru kelas IV SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten, diketahui bahwa nilai mata pelajaran bahasa Indonesia pada materi menulis pantun masih rendah.Rendahnya kemampuan siswa menulis pantun disebabkan oleh: (1) Siswa menganggap menulis pantun merupakan pelajaran yang sulit dikarenakan siswa terlebih dahulu harus membuat sampiran kemudian membuat isi yang sama sekali tidak berkaitan,(2) Penguasaan kosakata yang dimiliki siswa masih kurang, (3) Guru belum menggunakan metode yang tepat dalam pembelajaran menulis pantun. (4) Guru dan siswa sering mencontoh pantun yang terdapat pada buku, dibandingkan membuat pantun sendiri.Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 pelajaran bahasa Indonesia di SD Negeri 02 Polanharjo Klaten adalah 70. Dari 16 siswa, hanya 7 anak yang lulus KKM (70) sedangkan 9 siswa memperoleh nilai di bawah KKM (70). Dengan kata lain, hanya 43,75% yang dapat mencapai KKM (70) sedangkan 56,25% tidak mencapai KKM (70) dalam mata pelajaran menulis pantun. Rata rata nilai ulangan harian siswa dalam pembelajaran menulis pantun adalah 63,8. Hasil ulangan menunjukan nilai tertinggi 78 dan nilai terendah 45. dari 16 siswa, 1 anak mendapat nilai 45, 1 anak mendapat nilai 50, 1 anak mendapat nilai 54, 1 anak mendapat nilai 55, 1 anak mendapat nilai 59, 2 anak mendapat nilai 60, 1 anak mendapat nilai 61, 1 anak mendapat nilai 62, 4 anak mendapat nilai 72, 2 anak mendapat nilai 75, dan 1 anak mendapat nilai 78(lampiran 24 hal 128). Apabila masalah tersebut tidak diatasi maka akan berdampak pada rendahnya kemampuan anak untuk menulis pantun pada jenjang selanjutnya. Melihat keadaan tersebut maka perlu diadakan pembelajaran yang inovatif dengan model dan metode yang tepat. Salah satu model yang dapat digunakan untuk mengatasi kelemahan menulis pantun adalah model pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match. Menurut Isjoni, Cooperative Learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama- sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim(2010: 15). Tipe pembelajaran Kooperatif terbagi menjadi beberapa macam salah satunya adalah tipe Make a Match salah satu kelebihan dari metode ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep, melalui tipe Make a Match ini diharapkan siswa dapat menerima materi dengan suasana yang sangat menyenangkan dan siswa dapat bersaing secara akademis dengan kelompok lain ketika mencari pasangan kartu yang dibawa sehingga dapat menimbulkan suasana kegembiraan
di
dalam
pembelajaran.
Hal
tersebut
diharapkan
dapat
mempermudah siswa untuk membuat pantun dengan ide dan gagasanya sendiri. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengadakan Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 PantunMelalui Model Kooperatif Tipe Make a Matchpada Siswa Kelas IV SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten Tahun Ajaran
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah penggunaanmodel Kooperatif tipe Make a Matchdapat meningkatkan kemampuan menulis pantun siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten? 2) Apakah
penggunaan
model
Kooperatif
tipe
Make
a
Matchdapat
meningkatkan kualitas proses pembelajaran kemampuan menulis pantun pada siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten?
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam melakukan penelitian ini adalah: 1)
Untuk meningkatkan hasil kemampuan menulis pantun dengan menggunakan model Kooperatif tipe Make a Match pada siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten Tahun Ajaran 2011/2012.
2)
Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis pantun dengan menggunakan model Kooperatif tipe Make a Match pada siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten Tahun Ajaran 2011/2012.
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik manfaat praktis maupun manfaat teoritis sebagai berikut: a. Manfaat Teoritis Menambah khazanah teori atau keilmuan yang terkait dengan proses pembelajaran menulis pantun melalui metode Make a Match.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 b. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa 1) Menjadikan suasana belajar menjadi menyenangkan. 2) Siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. 3) Dapat menambah pemahaman siswa tentang membuat atau menulis pantun. 4) Meningkatnya kemampuan siswa dalam menulis pantun. 5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeluarkan ide- ide menulis pantun dan saling bertukar pikiran. b. Bagi Guru Kelas 1) Guru
dapat memahami
hal-hal
yang perlu
dilakukan
untuk
menyampaikan pembelajaran secara aktif dan menarik, sehingga siswa mudah menerima materi yang diajarkan. 2) Guru dapat mengetahui permasalahan
permasalahan siswa dan cara
mengatasinya. 3) Guru menjadi aktif dan kreatif dalam pembelajaran. c. Bagi Sekolah 1) Untuk memberi gambaran kompetensi guru dalam mengajar dan kompetensi siswa dalam menulis dan membuat pantun, sehingga diharapkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis pantun dapat ditingkatkan. 2) Penelitian ini diharapakan dapat menambah kajian bagi guru atau sekolah sebagai inovasi pembelajaran Bahasa Indonesia di SD khusunya dalam menulis pantun.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6 BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1.
HakikatKemampuan Menulis Pantun a. Pengertian Kemampuan Menurut Desmita ability (kemampuan, kecakapan) merupakan suatu istilah umum yang berkenaan dengan potensi untuk menguasai suatu keterampilan
(2008:257).
Menurut
Chaplin,
ability
(kemampuan,
kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan) merupakan tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan (1997). Menurut Robbins kemampuan terdiri dari dua faktor, yaitu: 1) Kemampuan intelektual (intelectual ability), merupakan kemampuan melakukan aktivitas secara mental, 2) Kemampuan fisik (physical intellectual), merupakan kemampuan melakukan aktivitas berdasarkan stamina, kekuatan, dan karakteristik fisik (2000). Pendapat lain juga diungkapkan oleh Davis bahwa kemampuan (ability) terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya bahwa seseorang yang mempunyai IQ diatas rata-rata dan dengan pendidikan yang memadai serta terampil dalam mengerjakan pekerjaanya sehari-hari, maka akan lebih mudah mencapai kinerja maksimal (Mangkunegara, 2000). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu untuk mencapai sesuatu yang lebih baik. Kemampuan awal siswa merupakan prasyarat yang diperlukan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar selanjutnya. Dalam proses belajar mengajar, kemampuan awal siswa dapat menjadi titik tolak untuk membekali siswa agar dapat mengembangkan kemampuan baru.
commit to user 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 b. Pengertian Menulis Menurut Henry Guntur Tarigan menulis adalahmenurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yangmenggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seorang sehingga oranglain dapat membaca lambang lambang grafik tersebut(1994:21).St. Y. Slamet mengemukakan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) degan menggunkan bahasa tulis sebagai alat atau media. Pesan (komunikasi) yaitu berupa isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang bahwa yang dapat dilihat dan disepakati pemakainya(2008:104). Sedangkan Menurut Atar Semi menulis adalah pemindahan pikiran atau perasaan ke dalam bentuk lambang lambang bahasa (1990: 8) . Pendapat lain juga diungkapkan oleh Zainurrahman berpendapat bahwa menulis adalah kegiatan sekaligus keterampilan yang terintegrasi dengan keterampilan berbahasa yang lain (2011:186). Dari beberapa definisi di atas dapat ditariksimpulan bahwa menulis adalah aktivitas menuangkan ide, gagasan, pikiran atau perasaan dengan menggunakan sebuah symbol atau lambang yang sudah disepakati pemakaianya sehingga orang lain dapat dengan mudah membaca lambang lambang tersebut. Berdasarkan pengertian kemampuan dan pengertian menulis maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa kemampuan menulis adalah kesanggupan seseorang untuk menuangkan ide, gagasan, dan perasaanya kepada orang lain agar dapat timbul komunikasi yang lebih baik.
c. Tujuan Menulis Menulis sangat penting dalam berbagai segi kehidupan. Hal ini tidak terlepas dari tujuan menulis itu sendiri. Pendapat Hugo Hartig yang dikutip oleh Henry Guntur Tarigan (1994:24) mengemukakan 7 tujuan menulis, yaitu:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 1) Tujuan
penugasan
(asigment
purpose).
Penulis
melakukan
kegiatanmenulis karena ditugaskan dan bukan kemauan sendiri. 2) Tujuan alturistik (alturusticpurpose). Penulis melakukan kegiatan menulis dengan tujuan untuk menyenangkan pembaca, menghindari kedukaan, ingin menolong pembaca memahami, menghargai perasaan dan peralatan sehingga mereka menyenangi tulisan itu. 3) Tujuan informasional (informationalpurpose). Tulisan yang bertujuan menerangkan dan memberi informasi. 4) Tujuan pernyataan diri (self
ekspresivepurpose). Tulisan yang
bertujuan untuk memperkenalkan pengarang. 5) tujuan kreatif (creative purpose). Masih berkaitan dengan pernyataan diri pengarang, tetapi secara kreatif pengarang menonjolkan idenya. 6) Tujuan pemecahan masalah (problem
solvingpurpose). Dalam
tulisan ini penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapinya. 7) Tujuan
persuasif
(persuasivepurpose).
Bertujuan
menyalurkan
pembaca akan kebenaran gagasan yang akan dikemukakan. Senada dengan pendapat Hugo Hartig, M. Atar Semi (1990:19) mengungkapkan 5 tujuan menulis yaitu: 1) Memberikan arahan Menulis
memberikan
mengerjakan sesuatu.
petunjuk
kepada
orang
lain
dalam
Bila seseorang mengajari orang lain cara
mengerjakan sesuatu dengan tahapan yang benar, berarti orang tersebut sedang memberikan petunjuk atau pengarahan. 2) Menjelaskan sesuatu Menulis memberikan uraian atau penjelasan tentang suatu hal yang harus diketahui oleh orang lain. Menjelaskan sesuatu kepada orang lain mempunyai maksud agar orang lain atau pembaca tahu tentang suatu hal yang belum diketahui. 3) Menceritakan Kejadian Menulis memberikan informasi tentang suatu yang berlangsung di suatu tempat pada suatu waktu. Menceritakan kejadian kepada orang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 lain mempunyai maksud agar orang lain atau pembaca tahu tentang apa yang telah terjadi. 4) Meringkaskan Membuat rangkuman suatu tulisan sehingga menjadi lebih singkat. Dengan menuliskan rangkuman akan lebih mudah dalam mempelajari isi buku yang panjang dan tebal. Akan lebih mudah menguasai bahan pelajaran dengan membaca rangkuman dibandingkan jika tidak dirangkum 5) Meyakinkan Menulis bertujuan untuk meyakinkan orang lain agar setuju atau sependapat dengannya tentang pendapat atau pandangannya mengenai sesuatu. Berdasarkan uraian di atasdapat disimpulkan bahwa menulis bertujuan
untuk
memberikan
arahan,
memberikan
informasi,
mempengaruhi, menghibur, memecahkan masalah. Terkadang tujuan menulis tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaitan antara tujuan yang satu dengan tujuan yang lain. Dengan menentukan tujuan menulis, maka penulis akan dapat mengetahui hal yang harus dilakukan dalam proses penulisannya, bahan apa yang hendak diperlukan, bentuk ragam karangan macam apa yang hendak dipilih, dan mungkin sudut pandang penulisan yang akan ditetapkan.
d. Manfaat Menulis Kegiatan menulis
memiliki banyak manfaat, seperti yang
diungkapkan Sabarti Akhadiah yaitu: 1) Dapat mengenali kemampuan dan potensi pribadi yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang ditulis; 2) Dapat mengembangkan dan menghubung-hubungkan beberapa gagasan atau pemikiran; 3) Dapat memperluas wawasan dan kemampuan berfikir, baik dalam bentuk teoritis maupun dalam bentuk berfikir terapan; 4) Dapat menjelaskan dan mempertegas permasalahan yang kabur; 5) Dapat menilai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 gagasan sendiri secara objektif; 6) Dapat memotivasi diri untuk belajar dan membaca lebih giat; 7) Dapat membiasakan diri untuk berfikir dan berbahasa secara tertib(1999: 1). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa menulis memiliki banyak manfaat yaitu dapat mengenali potensi pribadi, dapat mengembangkan
kemampuan
berfikir,
memperluas
wawasan
dan
kemampuan berfikir secara objektif selain itu dapat memotivasi diri sendiri untuk belajar dan berfikir.
e. Pengertian Pantun Puisi merupakan suatu bentuk karya sastra yang dibedakan menjadi puisi lama dan puisi baru. Pantun merupakan salah satu jenis bentuk karya sastra
yang tergolong dalam puisi lama. John Stuart Mill dalam
International
Journal
of
Education
and
the
arts
(2000)
Vol
12mengungkapkan bahwa The object of poetry is confessedly to act upon the emotions. Many of the greatest poems are in the form of fictitious narratives and, in almost all good serious fictions. All poetry is of the . Secara garis besar dapat diartikan sebagai berikut: tujuan dari puisi adalah untuk menunjukan apa yang dirasakan. Banyak puisi besar adalah khayalan atau yang dibuat buat, tapi banyak pula puisi yang berupa cerita fiksi (cerita bukan sebenarnya). Semua puisi pada dasarnya adalah percakapan seorang diri (penulisnya). Tidak jauh beda dengan tujuan puisi,
tujuan dari pantun adalah untuk menghibur,
mengungkapkan perasaan hati penulis, dan menasehati sesuai dengan isi dari pantun tersebut. Pantun merupakan bentuk karya sastra lama (Puisi Tradisional Melayu) yang tidak dapat ditelusuri dengan sebenar
benarnya kapan
pantun itu muncul dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari orang Melayu. Menurut Renward Branstetter dalamTusiran Suseno (2008:43) pantun berasal dari kata Tun yang mempunyai arti teratur. Sedangkan pendapat Hoesein DjajadiningratdalamTusiran Suseno (2008:43) bahwa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 pantun adalah bahasa yang terikat dan teratur atau tersusun. Di samping itu kata Tun dalam dunia melayu dapat diartikan sebagai arah, pelihara, dan bimbingan, seperti kata tuntun dan tunjuk. Menurut Okrek(1983: 6). pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan dan dalam bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan. Menurut Undang Misdan dan Nurbaiti Jamalus mengemukakan bahwa pantun adalah puisi lama yang paling populer. Jumlah baris perbait berjumlah empat. Per baris umumnya terdiri dari empat kata. Memiliki persajakan a-b-a-b. Jumlah sampiran sebanyak dua baris awal dan isi dua baris akhiri. Menurut Aditya Bagus Pratama (2008: ix) dikatakan sebuah pantun apabila memilki syarat
syaratnya, adapun syarat
syarat sebuah pantun
adalah: a. Terdiri dari empat baris. b. Tiap
tiap baris terdiri dari 8 sampai 10 suku kata.
c. Dua baris yang pertama disebut sampiraan dan dua baris berikutnya disebut isi pantun. d. Mementingkan sajak/rima akhir, maksudnya bunyi akhir baris pertama (1) harus sama dengan bunyi baris ketiga (3) dan bunyi baris kedua (2) harus sama dengan bunyi baris keempat (4). Sedangkan menurut Tusiran Suseno pantun ialah puisi yang terdiri dari 4 baris. Tiap baris diusahakan terdiri dari 4 perkataan pula. Tetapi dalam kenyataanya atau dalam keseharianya lebih dari 4 perkataan yang digunakan orang. Sampiran pada pantun terdiri dari 2 baris, yaitu baris kesatu dan kedua. Sedangkkan isinya 2 baris pula, yaitu baris ketiga dan keempat (2008:44). Kalau dilihat dari keadaanya, pantun mempunyai rumus silang a b a
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 b Jadi baris kesatu dengan ketiga, dan baris kedua dengan baris keempat. Tujuan Pantun biasa digunakan untuk saling menghibur, sindir menyindir,
mengungkapkan
perasaan
hati,
menasehati,
dan
lain
sebagainya. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pantun adalah bentuk puisi lama yang terdiri dari empat baris, bersajak silang (a b
a
b), baris satu dan dua merupakan isi sedangkan baris tiga dan
empat merupakan sampiran, tiap
tiap baris terdiri dari 8 sampai 10 suku
kata. Sedangkan tujuan dari pantun adalah untuk hiburan, sindir menyindir, mengungkapkan perasaan hati, dan menasehati sesuai dengan si dari pantun tersebut.
f. Jenis
jenis Pantun Tusiran Suseno pantun dapat digunakan pada semua umur, maka
pantun dapat dibagi menjadi: 1) pantun anak
anak; 2) pantun orang
muda; 3) pantun orang tua (2008: 46).Lebih lanjut jenis
jenis pantun
akan dijabarkan sebagai berikut: 1) Pantun Anak
anak.
Pantun anak
anak masih digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu:
a) Pantun Bersuka cita Contoh: Dibawa itik pulang petang, dapat rumput bilang
bilang.
Melihat ibu sudah datang, hati cemas jadi hilang. b) Pantun Berduka cita Contoh: Anak nelayan menangkap jari, sampanya karam terlanggar karang. Sungguh malang nasibku ini,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 ayah pergi ibu berpulang. 2) Pantun Teka
teki
Contoh: Diukur dijangka
jangka,
burung merak, burung angkasa. Bertiup angin sangkakala, di situ kita bertemu mata. 3) Pantun Orang muda. Pantun orang muda terbagi menjadi tiga jenis yaitu : a) Pantun Dagang (Pantun Nasib) Contoh: Tidak salah bunga lembayung, salahnya pandan menderita. Tidak salah bunda mengandung, salahnya badan buruk pinta. b) Pantun Muda Untuk pantun muda ini dibagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu: (1) Pantun Berkenalan Contoh: Dari mana hendak kemana. dari Jepang ke bandar Cina. Kalau boleh kami bertanya, bunga yang kembang siapa yang punya. (2) Pantun Berkasih
kasihan
Contoh: Jika roboh kota Malaka, papan di jawa saya dirikan. Jika sungguh sebagai kata, badan dan nyawa saya serahkan. (3) Pantun Jenaka Contoh:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 Elok jalanya Kota Tua, kiri kanan berbatang sepat. Elok berbini orang tua. perut kenyang ajaran dapat. c) Pantun orang tua. Pantun orang tua ini dibagi menjadi: (1) Pantun Nasihat Contoh: Berburu ke padang datar, dapat rusa belang kaki. Berguru kepalang ajar, Bagai bunga kembang tak jadi. (2) Pantun Adat Contoh: Bunga melati bunga di darat, Bunga seroja di tepi kali. Hina besi karena karat, Hina manusia tidak berbudi. (3) Pantun Agama Contoh: Kemumu di dalam semak, jatuh melayang selaranya. Meski ilmu setinggi tegak, tidak sembahyang apa gunanya. Aditya Bagus Pratama
membagi pantun menurut bentuknya
menjadi empat bagian, yaitu: a. Pantun biasa. b. Pantun berkait, biasa disebut pantun berantai dan ada yang menyebutnya seloka. Pantun berkait ini terdiri atas beberapa bait yang berkesinambungan (sambung menyabung).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 c. Talibun, semacam pantun, namun terdiri dari enam, delapan atau sepuluh baris. Bila terdiri dari enam baris, maka yang tiga baris merupakan sampiran dan tiga baris selanjutnya adalah isi. d. Pantun kilat adalah pantun yang terdiri dari dua baris saja, baris pertama merupakan sampiran dan baris ke dua merupakan isi (2008:x). Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pantun dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu: menurut umur dapat digolongkan menjadi pantun anak
anak, pantun orang muda, dan pantun
orang tua, sedangkan menurut bentuknya pantun digolongkan menjadi pantun biasa, pantun berkait, talibun dan pantun kilat.
g. Kemampuan Menulis Pantun Berdasarkan pengertian mengenai kemampuan menulis dan pengertian tentang pantun maka dapat ditarik sebuah benang merah yang menghubungkan keduanya, sehingga diperoleh pengertian
tentang
kemampuan menulis pantun. Kemampuan menulis pantun adalah kesanggupan dari dalam diri sendiri untuk menuangkan ide, gagasan, dan perasaan untuk menuangkanya dalam bentuk tulisan sesuia dengan aturan dan syarat
syarat pantun. Syarat
dari empat baris; 2) tiap bersajak a
b
a
syarat pantun tersebut adalah 1) terdiri
tiap baris terdiri dari 8 sampai 12 suku kata; 3)
b; 4) baris satu dan dua adalah sampiran baris tiga dan
empat adalah isi. Langkah
langkah awal untuk membuat sebuah pantun menurut
Usul Wiyanto adalah membuat dua baris isi pantunnya (2007:33), contohnya: Jadi anak jangan suka bohong bila ingin masuk surga Sekarang kamu tinggal menambahkan sampirannya. Biasanya sampiran itu berupa peristiwa sehari-hari. Contoh: Dagang buah, buah kedondong,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 dijualnya di desa Marga Pantun jadinya seperti ini: Dagang buah, buah kedondong, dijualnya di desa Marga Jadi anak jangan suka bohong Agar kelak masuk Surga Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa dalam keterampilan menulis pantun adalah kesanggupan dan usaha dari dalam diri sendiri untuk menuangkan ide, gagasan, perasaan ke dalam bentuk tulisan maupun kata
kata sesuai dengan syarat dan ketentuan
yang terdapat dalam penulisanya, yaitu : terdiri dari empat baris, tiap baris terdiri dari 8 sampai 12 suku kata, bersajak a
b
a
tiap
b, baris satu
dan dua adalah sampiran baris tiga dan empat adalah isi. Sesuai dengan ciri- ciri pantun, penilaian kemampuan menulis pantun meliputi 1) kesesuaian isi dengan tema; 2) Sajak atau rima; 3) Jumlah suku kata; 4) Kesesuaian sampiran; 5) Kesesuaian isi. h. Hakikat Kualitas Proses Pembelajaran Menurut Rochman Natawidjaja dan Moein Mossa belajar adalah proses perubahan yang terus menerus terjadi dalam diri individu yang tidak ditentukan oleh unsur keturunan, tetapi lebih banyak ditentukan oleh faktor faktor dari luar (eksternal) (1991:61). Sedangkanpembelajaran adalah upaya pembimbingan terhadap siswa agar siswa itu secara sadar dan terarah berkeinginan untuk belajar dan memperoleh hasil belajar sebaik baiknya, sesuai dengan keadaan dan kemampuan siswa yang bersangkutan. Penilaian terhadap hasil proses belajar dan mengajar sering diabaikan, setidak-tidaknya kurang mendapat perhatian penilaian hasil belajar.
dibandingkan dengan
Menurut Nana Sujana pendidikan tidak
berorientasi kapada hasil semata-mata, tetapi juga kepada proses (2008: 56). Oleh sebab itu, penilaian terhadap hasil dan proses belajar harus dilaksanakan secara seimbang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 Nana Sujana menjelaskan kriteria yang bisa digunakan dalam menilai proses belajar-mengajar, yaitu: 1) Konsistensi kegiatan belajar
mengajar
dengan kurilulim; 2) keterlaksanaanya oleh guru; 3) keterlaksanaan oleh siswa; 4) motivasi belajar siswa; 5) keaktifan para siswa dalam kegiatan belajaran; 6) interaksi guru; 7) kemampuan atau keterampilan guru; 8) kualitas hasil belajar yang dicapai siswa (2008:60), untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut: a) Konsistensi kegiatan belajar-mengajar dengan kurikulum. Keberhasilan proses belajar-mengajar dilihat dari acuan tersebut dilaksanakan secara nyata dalam bentuk dan aspek-aspek, yaitu: (1) tujuan-tujuan pembelajaran; (2) bahan pengajaran yang diberikan; (3) jenis kegiatan yang dilaksanakan; (4) cara melaksanakan setiap jenis kegiatan; (5) peralatan yang digunakan untuk masing-masing kegiatan dan (6) penilaian yang digunakan untuk setiap tujuan. b) Keterlaksanaannya oleh guru. Penguasaan pengetahuan merupakan syarat yang penting dibandingkan dengan keterampilan-keterampilan lainnya. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan dan program yang telah direncanakan dapat dilaksanakan oleh guru tanpa mengalami hambatan dan kesulitan. Keterlaksanaan ini dapat dilihat dalam hal, yaitu: (1) mengkondisikan kegiatan belajar siswa; (2) menyiapkan alat, sumber, dan perlengkapan belajar; (3) waktu
yang
disediakan
untuk
kegiatan
belajar-mengajar;
(4)
memberikan bantuan dan bimbingan belajar kepada siswa, dan (5) melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar siswa. c) Keterlaksanaan oleh siswa. Keterlaksanaan ini berupa siswa melakukan kegiatan belajar sesuai dengan program yang telah ditentukan guru. Dapat dilihat dalam hal: (1) memahami dan mengikuti petunjuk yang diberikan guru; (2) semua siswa turut serta dalam kegiatan belajar; (3) tugas-tugas belajar dapat diselesaikan dengan baik; (4) memanfaan semua sumber belajar yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 disediakan guru, dan (5) menguasai tujuan-tujuan pengajaran yang telah ditetapkan oleh guru. d) Motivasi belajar siswa. Bentuk motivasi siswa dalam kelas dapat dilihat dalam hal, yaitu: (1) minat perhatian siswa terhadap pelajaran; (2) semangat siswa untuk melakukan
tugas-tugasnya;
(3)
tanggungjawab
siswa
dalam
mengerjakan tugas-tugas belajarnya; (4) reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru, dan (5) rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan. e) Keaktifan para siswa dalam kegiatan belajar. Keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal, yaitu: (1) turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya; (2) terlibat dalam pemecahan masalah; (3) bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya; (4) berusaha mencari berbagai informasi
yang
diperlukan
untuk
pemecahan
masalah;
(5)
melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru; (6) melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis, dan (7) kesempatan menggunakan atau menerapkan hal yang diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya. f) Interaksi guru-siswa. Interaksi ini berkenaan dengan komunikasi atau hubungan timbal balik atau hubungan dua arah antara siswa dan guru, atau siswa dengan siswa. Hal ini dapat dilihat dalam: (1) tanya jawab atau dialog antara guru dengan siswa atau antara siswa dengan siswa; (2) bantuan guru terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar; (3) dapatnya guru dan siswanya tertentu dijadikan sumber belajar; (4) tampilnya guru sebagai pemberi jalan ke luar manakala siswa menghadapi jalan buntu dalam tugas mengajarnya. g) Kemampuan atau keterampilan guru mengajar. Beberapa indikator dalam menilai kemampuan guru mengajar antara lain adalah: (1) menguasai bahan pelajaran yang disampaikan kepada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 siswa; (2) terampil berkomunikasi dengan siswa; (3) menguasai kelas sehingga
dapat
mengendalikan
kegiatan
siswa;
(4)
terampil
menggunakan berbagai alat dan sumber belajar, dan (5) terampil mengajukan pertanyaan, baik lisan maupun tulisan. h) Kualitas hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Menyatakan bahwa proses belajar-mengajar dikatakan berhasil dapat dilihat dari hasil belajar yag dicapai oleh siswa. Dalam hal ini aspek yang dilihat antara lain: (1) perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya; (2) kualitas dan kuantitas penguasaan tujuan instruksional oleh para siswa; (3) jumlah siswa yang dapat mencapai tujuan instruksional minimal 75% dari jumlah instuksional yang harus dicapai; (4) hasil belajar tahan lama diingat dan dapat dapat digunakan sebagai dasar dalam mempelajari bahan berikutnya. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kriteria yang dapat digunakan dalam menilai proses hasil belajar adalah konsisten kegiatan belajar mengajar dengan kurikulum, keterlaksanaanya oleh guru, keterlaksanaanya oleh siswa, motivasi belajar siswa, keaktifan para siswa dalam kegiatan belajar, interaksi guru dengan siswa, kemampuan atau keterampilan guru dalam mengajar, sedangkan pembelajaran dikatakan berhasil terlihat dari kualitas hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
2.
Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match a.
Pengertian Model Pembelajaran Menurut Agus Suprijono model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran (2008: 46). Menurut Sri Anitah mengemukakan bahwa model adalah suatu kerangka berpikir yang dipakai sebagai panduan untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan tertentu(2009: 45).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 Joyce mengungkapkan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat- perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku- buku, film, komputer, kurikulum, dan lain- lain. Selanjutnya Joyce menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta
didik
sedemikian
rupa
sehingga
tujuan
pembelajaran
tercapaiTrianto (2007: 5). Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa modelpembelajaran adalah suatu kerangka berpikir yang melukiskan prosedur
yang sistematis sebagai pedoman untuk mencapai suatu tujuan
tertentu yang di dalamnya meliputi tujuan pembelajaran, tahap
tahap
pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas.
b. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Menurut Agus Suprijono Pembelajaran Kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan guru (2008:54). Menurut
Anita Lie,
Cooperative
Learning
sama dengan
istilah
pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas
tugas yang terstruktur(2008:54). Lebih jauh dikatakan
Cooperative Learning hanya berjalan kalau sudah terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang di dalamnya siswa bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota kelompok pada umumnya terdiri dari 4- 6 orang saja. Menurut Chaplin dalam Agus Suprijono (2009: 56) kelompok adalah
are persuing a common goal. Two or more persons who interact in any
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 way constitute a group. It is not necessary, however, for the members of a
Berdasarkan pengertian di atas dapat dikemukanakan bahwa kelompok itu dapat terdiri dari dua orang saja, tetapi juga terdiri dari banyak orang. Anggota kelompok tidak harus berinteraksi secara langsung yaitu face to face. Keterkaitan dengan pendapat diatas, Yildirim, Rasinski, dan Akyol Cooperative learning is an instructional method in
learning and accomplish shared learning goals
International Journal on
New Trends in Education and Their Implication, 2012 Vol 3). Kutipan jurnal tersebut mengandung arti bahwa pembelajaran Kooperatif adalah metode pengajaran dimana anak-anak bekerja sama untuk meningkatkan kemampuan mereka sendiri atau belajar satu sama lain dan untuk mencapai tujuan belajar bersama. Berdasarkan uraian tersebut, pembelajaran Kooperatif mengandung arti bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan Kooperatif, siswa mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota
kelompok.
Pembelajaran
Kooperatif
adalah
pemanfaatan
kelompok kecil untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok itu. Isjoni menyebutkan ciri- ciri dari Cooperative Learning antara lain: 1) Setiap anggota memiliki peran; 2) Terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa;3) Setiap anggota kelompok bertanggungjawab atas belajarnya dan juga teman- teman sekelompoknya; 4) Guru membantu mengembangkan keterampilan- keterampilan interpersonal kelompok, dan 5) Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan(2010: 20). Berdasarkan definisi - definisi di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa Kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok yang terdiri dari 4
5 siswa maupun hanya dua siswa saja
untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam pembelajaran yang diarahkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 oleh guru. Dengan ciri
ciri terjadi hubungan interaksi dalam kelompok
tersebut, semua anggota bertanggung jawab dalm memiliki peran dalam kelompoknya, yang berperan aktif dalam Cooperatif Learning adalah siswa.
c. Unsur - unsur Pembelajaran Kooperatif Roger dan David Johson mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran Kooperatif. untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran Kooperatif harus diterapkan, lima unsur tersebut adalah: (1) Positive Interdependence, (2) Personal Responsibility, (3)Face To Face Promotive Interaction, (4) Interpersonal Skill, (5) Group Processing (Agus Suprijono, 2008: 58). Lebih lanjut unsur
unsur pembelajaran Kooperatif dapat dijelaskan
sebagai berikut: 1) Positive Interdependence (Saling Ketergantungan) Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran Kooperatif ada dua pertanggungjawaban, yaitu: (1) mempelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok, (2) menjamin semua kelompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut. 2) Personal Responsibility (Tanggung Jawab Perseorangan) Tanggung jawab perseorangan adalah kunci untuk menjamin semua anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama. 3) Face To Face Promotive Interaction (Interaksi Promotif) Interaction Face to face yaituinteraksi yang langsung terjadi antar siswa tanpa adanya perantara. Unsur ini sangat penting dalam berkelompok karena dapat menimbulkan ketergantungan positif. 4) Interpersonal Skill (Komunikasi Antar Anggota) Dalam kelompok dibutuhkan keterampilan sosial yang harus ada komunikasi yang baik. 5) Group Processing (Pemrosesan Kelompok)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 Pemrosesan kelompok adalah menilai melaui urutan dan tahap kegiatan kelompok, baik secara individu maupun kelompok. Adapun tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik Cooperative Learning sebagaimana dikemukakan Slavin yaitu: penghargaan kelompok, pertanggungjawaban individu, dan kesempatan yang sama untuk berhasil (Isjoni, 2010: 21), Berdasarkan uraian di atas disimpulan bahwa unsur - unsur pembelajaran model Kooperatif adalah adanya ketergantungan positif antar anggta kelompok, tanggungjawab perseorangan di dalam sebuah kelompok, tatap muka masing
masing anggota kelompok, komunikasi
yang baik antar anggota kelompok, evaluasi untuk menilai keberhasilan dalam suatu kelompok. Masing
masing unsur tersebut memiliki peran
yang sangat penting dan saling berhubungan agar pembelajaran Kooperatif berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan.
d. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif Menurut
Agus
Suprijono
model
pembelajaran
Kooperatif
dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman dan pengembangan keterampilan sosial (2008:60). Pada dasarnya model Cooperative Learning dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan penting yang dirangkum oleh Ibrahim ,yaitu: 1) Hasil belajar akademik Dalam Cooperative Learning meskipun mencakup beragam tujuan sosial, namun juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas- tugas akademis penting lainnya. 2) Penerimaan terhadap perbedaan individu Tujuan lain dari model Cooperative Learning yaitu penerimaan secara luas dari orang- orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya. 3) Pengembangan keterampilan sosial
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 Tujuan
model
pembelajaran
Kooperatif
yang
ketiga
yaitu,
mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerjasama dan kolaborasi (Isjoni, 2010: 27). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari model pembelajaran Kooperatif diantaranya dapat meningkatkan prestasi akademik, belajar menerima setiap perbedaan individu, mengembangkan keterampilan dalam bersosial. Dari tujuan
tujuan tersebut dapat melatih
individu dalam kehidupan bermasyarakat atau kehidupan sehari
hari
serta menyadari bahwa manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa batuan dari orang lain.
e. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Menurut Agus Suprijono, metode
metode dalam pembelajaran
Kooperatif di antaranya: 1) Jigsaw; 2) Think- Pair- Share; 3) Numbered Head Together; 4) Group Investigation; 5) Two Stay Two Stray; 6) Make A Match; 7) Listening Team, 8) Inside- Outside Circle; 9) Bamboo Dancing; 10) Point- Counter- Point; 11) The Power Of Two(2008: 89 102), tetapi hanya tipeMake a Matchsaja yang akan digunakan dalam penelitian. Menurut Agus Suprijono ,pembelajaran Make a Match yang perlu dipersiapkan adalah kartu berisi pertanyaan
kartu. Kartu
kartu tersebut terdiri dari kartu
pertanyaan dan kartu lain berisi jawaban dari
pertanyaan tersebut (2008: 94). Selanjutnya guru membagi siswa menjadi 3 kelompok dimana kelompok pertama sebagai pembawa kartu pertanyaan, sedangkan kelompok kedua adalah pembawa kartu jawaban, sedangkan kelompok ketiga adalah kelompok penilai, kelompok satu dan dua bertugas mencari pasangan dari kartu
kartu yang mereka bawa baik
pertanyaan maupun jawaban kemudian tugas kelompok tiga adalah menilai kelompok satu dan dua apakah sudah tepat pasanganya pertanyaan
jawaban.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 Metode Make a Matchdikembangkan oleh Lorna Curran (1994) salah satu keunggulan tehnik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Langkah-langkah penerapan metode Make a Match sebagai berikut: 1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. 2) Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban. 3) Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang. 4) Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Pemegang kartu yang mendapat sampiran akan berpasangan dengan siswa yang mendapatkan kartu beriri isi pantun yang sesuai. 5) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. 6) Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama. 7) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya. 8) Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok. 9) Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan pembelajaran Make a Matchadalah pembelajaran mencari pasangan kartu (jawaban/pertanyaan) dengan pemegang kartu lain (jawaban/pertanyaan), kelompok yang mampu mendapatkan pasangan kartu yang dibawa (jawaban/pertanyaan) dengan kartu lain dengan cepat maka akan mendapatkan nilai.
f. Kelebihan dan Kekurangan Penerapan Tipe Make a Match
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 Model pembelajaran Make a Match memiliki kekurangan dan kelebihan, yaitu: 1) Kelebihan dari pembelajaran Make a Match a) Mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan. b) Materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa. c) Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar secara klasikal 87,50% . d) Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran (Let them move). e) Kerjasama antarsesama siswa terwujud dengan dinamis. f) Munculnya dinamika gotong royong yang merata di seluruh siswa. 2) Kekurangan dari pembelajaran Make a Match a) Diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan. b) Waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa terlalu banyak bermain-main dalam proses pembelajaran. c) Guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai. Pada kelas yang gemuk ( 30 siswa/kelas) jika kurang bijaksana maka yang muncul adalah suasana seperti pasar dengan keramaian yang tidak terkendali. Tentu saja kondisi ini akan mengganggu ketenangan belajar kelas di kiri kanannya. Apalagi jika gedung kelas tidak kedap suara. Tetapi hal ini bisa diantisipasi dengan menyepakati beberapa
komitmen
ketertiban
dengan
siswa
sebelum
imulai. Pada dasarnya mengendalikan kelas itu tergantung cara kita memotivasinya pada langkah pembukaan. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap model maupun tipe pembelajaran pasti terdapat kelebihan dan kekurangan, kekurangan tersebut dapat diatasi se-minimal mungkin dengan kemampuan dan persiapan guru yang baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 g. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match pada Pembelajaran Menulis Pantun Berdasarkan Agus Suprijono mengenai model pembelajaran Kooperatif tipe Make a Matchmaka peneliti menerapkan model pembelajaran ini pada menulis pantun kelas IV SD Negeri 02 Borongan Polanharjo Klaten dengan langkah
langkah sebagai berikut:
1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berpasangan yang di dalamnya berisi pantun pada bait ketiga dan keempat. 2) Guru membagi kelompok masing
masing kelompok beranggotakan 2
orang. 3) Setiap kelompok mendapat satu kartu (bait ketiga atau keempat). 4) Guru meminta siswa mencari pasangan isi pantun yang tepat sesuai dengan isi pantun yang dibawa masing 5) Setelah masing
masing kelompok.
masing kelompok berpasangan sesuai dengan isi dari
pantun bait ketiga dan keempat, siswa secara berkelompok membuat dan menuliskan sampiran dari pantun yang mereka pasangkan tadi sesuai dengan ciri ciri dari pantun dengan benar dan tepat. 6) Kelompok pemenang adalah kelompok yang berhasil memasangkan isi baris ketiga dan keempat dengan tepat serta mengerjakan dengan cepat dan benar saat membuat sampiran (2008: 94
96).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan yaitu dengan penerapan Make a Match pada pembelajaran menulis pantun, siswa diharapkan dapat belajar untuk berkompetisi menjadi kelompok terbaik saat memasangkan kartu dan membuat sampiran sehingga menjadi satu pantun utuh yang baik dan benar, sehingga mereka dapat saling bertukar pikiran saat membuat sampiran pada pantun.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 B. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini, antara lain: Penelitian yang dilakukan oleh Muna Dwi Pangestu pada tahun 2010, di
Melalui Model Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing Pada Siswa Kelas IV SD
pembelajaran Kooperatif
tipe kancing gemerincing
dapat meningkatkan
kemampuan menulis pantun pada siswa kelas IV SD Negeri Sondakan Surakarta. Hasil menunjukan pada ketuntasan pada siklus I sebesar 65,5% pada siklus II sebesar 80%. Penelitian ini hampir sama dengan yang akan penulis teliti yaitu sama- sama meneliti kemampuan menulis pantun, namun ada perbedaan dengan penelitian yang akan penulis laksanakan yaitu penulis menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match untuk meningkatkan kemampuan menulis pantun pada siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten tahun ajaran 2011/ 2012.
Keterampilan Menulis Pantun Melalui Model Pembelajaran Kontekstual Bagi
penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan keterampilan menulis pantun pada siswa kelas IV SDN 1 Gombang Tahun Ajaran 2010/ 2011. Hasil ketuntasan siswa pada siklus I sebesar 73,25% pada siklu II meningkat menjadi 90% Penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang akan penulis laksanakan yaitu sama- sama meningkatkan kemampuan menulis pantun, hanya saja perbedaannya terdapat pada tindakannya yaitu penulis menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match untuk meningkatkan kemampuan menulis pantun pada siswa kelas IV SD Borongan 02 Polanharjo Klaten tahun ajaran 2011/ 2012. a melalui Pendekatan Cooperative Learning Tipe Make a Match dan Jigsaw ditinjau dari
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh antara penggunaan Cooperative Learning tipe Make a Match dan Cooperative Learning tipe Jigsaw terhadap prestasi belajar siswa. Dari uji komparasi ganda diperoleh hasil bahwa siswa yang dalam kegiatan pembelajarannya menggunakan model Cooperative Learning tipe Make a Match memiliki prestasi belajar Fisika lebih baik daripada siswa yang menggunakan model Cooperative Learning tipe Jigsaw. Persamaan dari penelitian Rhoma dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti terletak pada variabel bebas, yaitu sama
sama menggunakan model
pembelajaran Kooperatif tipe Make a Matchsebagai tindakannya. Sedangkan perbedaannya terdapat pada variabel terikatnya. C. Kerangka Berpikir Kondisi awal siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten pada mata pelajaran Bahasa Indonesia khusunya pada materi tentang menulis pantun masih banyak yang mendapatkan nilai di bawah KKM (70) ditemukan bahwa dari 16 siswa hanya 7 siswa yang mendapat nilai di atas KKM (70) atau 43,75% dan 9 siswa mendapat nilai di bawah KKM (70) atau 56,25%. Rendahnya nilai menulis pantun pada siswa disebabkan oleh siswa menganggap menulis pantun merupakan pelajaran yang sulit dikarenakan siswa harus membuat sampiran kemudian isi yang tidak berkaitan, penguasaan kosakata yang dimiliki siswa masih kurang, guru belum menggunakan metode yang tepat dalam materi menulis pantun, guru dan siswa masih mencontoh pantun yang ada dibanding membuat pantun dengan idenya sendiri. Berdasarkan kondisi awal tersebut kemudian dilakukan upaya tindakan untuk meningkatkan kemampuan menulis pantun dengan model Kooperatif tipe Make a Match. Make a Match adalah model pembelajaran berkelompok dengan cara siswa berpasangan mencari pasangan dari kartu yang dibawa siswa yang satu dengan yang lain, tipe Make a Matchini diharapkan dapat memotivasi siswa untuk bersaing secara akademik dan menuangkan ide untuk menciptakan sebuah pantun dengan kelompoknya. Pada kondisi akhir, dengan penggunaan model pembelajaran tipe Make a Match diduga terjadi peningkatan kemampuan menulis pantun. Siswa lebih aktif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 dan termotivsi dalam kegiatan belajar mengajar karena tercipta suasana yang menggembirakan dalam pembelajaran sehingga mempermudah siswa dalam menuangkan ide dan gagasannya sendiri dalam membuat pantun. Selain itu, dengan penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match diduga terjadi peningkatan kualitas proses pembelajaran dalam menulis pantun. Proses pembelajaran lebih bermakna dan lebih terpusat pada siswa sehingga akan menciptakan situasi pembelajaran yang lebih kondusif. Kerangka berpikir penelitian ini dapat ditunjukan dalam gambar 2.1 di bawah ini:
Kondisi awal
Guru belum mengunakan model pembelajaran yang tepat dalam menulis pantun
Kemampuan menulis pantun rendah danKualitas Proses Pembelajaran menulis pantun
Menggunakan
Siklus I
model Tindakan
pembelajaran tipe Make a Match
Kemampuan menulis pantun meningkat dankualitas proses Kondisi Akhir
pembelajaran menulis pantun meningkat Gambar 2.1: Kerangka Berfikir.
commit to user
1. Perencanaan 2. Pelaksanaan
Siklus II
3. Pengamatan 4.
Refleksi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: 1) Pengunaan Kooperatif tipe Make a Matchdapat meningkatkan kemampuan menulis pantun pada siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten Tahun Ajaran 2011/2012. 2) Penggunaan
tipe Make a Match dapat meningkatkan kualitas
proses
pembelajaran kemampuan menulis pantun pada siswa kelas IV SD Negeri 02 Borongan Polanharjo Klaten Tahun Ajaran 2011/2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten. Tempat tersebut dipilih dengan pertimbangan sebagai berikut: SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten belum pernah digunakan untuk penelitian, sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang. Terdapat permasalahan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu dalam menulis pantun. 2. Waktu Penelitian Waktu yang direncanakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian yaitu selama 6 bulan, dimulai dari bulan Februari 2012 sampai dengan Januari 2013. Rincian waktu dan kegiatan penelitian dapat digambarkan pada tabel 3.1 dibawah ini: Tabel 3.1 Rencana Pelaksanaan Penelitian No 1 2 3 4 5
6 7 8
Waktu Jenis Keg Penyusunan Proposal Seminar dan Revisi Proposal Pengajuan Surat Izin Persiapan Penelitian Pelaksanaan 1. Siklus I 2. Siklus II Analisis data Penyusunan laporan Ujian Skripsi
Februari Maret April Mei Juni Oktober 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
commit to user 32
Januari 1 2 3 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 B. Subjek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri SD Negeri Borong 02 Polanharjo Klaten tahun ajaran 2011/2012. Siswa kelas IV yang berjumlah 16 siswa, terdiri dari 8 siswa putra dan 8 siswa putri, yang diberi tindakan karena hasil kemampuan menulis pantun SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten tergolong rendah dan masih banyak siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM (70).
C. Sumber Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, sebagian besar merupakan data kualitatif. Sumber data tersebut diperoleh dari: a. Siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten b. Guru kelas IV SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten c. Tempat dan Peristiwa 1. Tempat
: Ruang Kelas IV
2. Peristiwa
: Kegiatan belajar mengajar tentang kemampuan menulis
pantun dengan menggunakan model pembelajaran tipe Make a Match.
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi Menurut H.B. Sutopo teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, aktivitas, perilaku, tempat atau lokasi, dan benda, serta rekaman gambar (2002: 64). Observasi dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Pada observasi langsung dapat dilakukan dengan mengambil peran atau tak berperan. Dalam penelitian ini, observasi yang dilakukan adalah observasi langsung yaitu observasi yang dilakukan secara langsung terhadap objek yang diteliti. Obeservasi ini dengan format chek list menggunakan pedoman yang sebelumnya telah direncanakan. Pedoman observasi, berisikan serangkaian daftar kejadian penting yang akan diamati. Ketika pengamatan berlangsung, peneliti secara objektif memilih
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 dengan cepat dan memberi tanda cek pada daftar kejadian.Observasi dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis pantun melalui model tipe Make a Match. 2. Wawancara Wawancara dilakukan terhadap guru kelas IV SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten dan siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten sebelum dan sesudah penelitian. Wawancara pada guru bertujuan untuk memperoleh informasi tentang pembelajaran menulis pantun yang dilakukan oleh guru, model pembelajaran yang digunakan, hambatanhambatan yang dialami oleh guru dalam pembelajaran menulis pantun. Sedangkan wawancara dengan murid bertujuan untuk memperoleh informasi tentang kesulitan yang dihadapi dalam menulis pantun, dan tanggapan terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru. 3. Tes Tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil kemampuan menulis pantun siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klatensetelah kegiatan pemberian tindakan. Tes ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal dalam pelajaran bahasa Indonesia khusunya dalam menulis pantun. Bentuk tes yang digunakan dalam menulis pantun adalah uraian, yang meliputi aspek
aspek penilaian dalam menulis pantun
yaitu: 1) kesesuaian isi denga tema; 2) Sajak atau rima; 3) Jumlah suku kata; 4) Kesesuaian sampiran; 5) Kesesuaian isi. Dengan diketahui hasil tes ini maka peneliti dapat merencanakan kegiatan yang akan dilakukan agar dapat memperbaiki proses pembelajaran. 4. Pendokumentasi Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dokumentasi yang berbentuk gambar yang diambil pada saat proses pembelajaran berlangsung yaitu menggunakan foto dan video. Pendokumentasian ini digunakan untuk mengetahui perkembangan siswa pada saat pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 E. Validitas Data Validitas data adalah semua data yang dikumpulkan hendaknya mencerminkan hal yang sebenarnya diukur atau diteliti. Dalam penelitian ini untuk menguji keabsahan data digunakan triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk
keperluan
pengecekan
atau
sebagai
pembanding
terhadap
suatu
data(Iskandar, 2009:84). Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber data dan triangulasi metode. Adapun yang dimaksud dengan triangulasi sumber data dan triangulasi metode adalah:
1. Triangulasi Sumber/Data Menurut Sugiyono triangulasi sumber /data adalah membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif(2007:330). Data atau informasi yang diperoleh selalu dikomparasikan dan diuji dengan data dan informasi lain, baik dari segi koheren sumber yang sama atau sumber yang berbeda. Jadi, triangulasi sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data-data berupa data nilai siswa, observasi dari sumber data yang berbeda yaitu guru dan siswa. 2. Triangulasi Metode Menurut H. B. Sutopo triangulasi metode dilakukan dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda(2002: 80). Adapun metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi. Penggunaan metode pengumpulan data yang berbeda ini hasilnya dapat dibandingkan dan ditarik kesimpulan data yang lebih kuat validitasnya. Jadi, triangulasi metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data-data dengan metode yang berbeda yaitu obserasi, tes, wawancara dan dokumentasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 F. Teknik Analisis Data Analisis data adalah suatu proses dalam menentukan pilihan, membuang, mengeliminasi, memilah serta menggolongkan data sesuai dengan yang diharapkan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis interaktif. Proses analisa mencakup tiga komponen, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan (verifikasi). Untuk lebih memperjelas tentang analisis interaktif dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Pengumpulan Data
Penyajian Data
Reduksi Data
Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Gambar 3.2. Model Analisis Interaktif Sumber: Miles dan Huberman (2007:20)
1. Reduksi Data Reduksi data yaitu proses pemilihan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Proses reduksi data dilakukan dengan mengumpulkan hasil observasi, wawancara maupun catatan lapangan.
Langkah yang
dilakukan berupa pencatatan data yang diperoleh dari hasil observasi. Dalam pencatatan tersebut dilakukan seleksi, pemfokusan dan penyederhanaan data, data yang diambil dan dianggap penting untuk penelitian . Proses reduksi data
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 dilakukan dengan mengumpulkan data berupa nilai tes kemampuan menulis pantun, hasil observasi guru, dan wawancara dengan guru dan siswa. 2. Penyajian Data Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan Melalui sajian data, data yang telah terkumpul dikelompokkan dalam berberapa bagian sesuai dengan jenis permasalahnnya supaya mudah dilihat dan dimengerti, sehingga mudah dianalisis untuk merencanakan langkah kerja selanjutnya. Penyajian data ditulis dalam bentuk paparan data, tabel hasil observasi, dan tabel hasil penilaian kemampuan menulis pantun pada siswa SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten. 3. Penarikan Kesimpulan Kesimpulan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan benar benar bisa dipertanggungjawabkan. Penarikan kesimpulan dapat dilakukan dengan mengecek kembali data yang telah dikumpulkan berupa hasil wawancara , observasi, tes dan dokumentasi, disesuaikan dengan tujuan dan rumusan masalah, sehingga dapat menjawab hipotesis.
G. Indikator Kinerja Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Indikator kinerja yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah meningktnya
kemampuan
menulis
pantun
dengan
menggunakan
model
pembelajaran tipe Make a Match pada siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02. Pada bagian ini perlu dikemukakan tolak ukur keberhasilan penelitian yang dilakukan. Indikator keberhasilan meliputi kompetensi produk dan kompetensi proses. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila pada keterampilan menulis pa berdasarkan pada KKM di SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV yaitu 70. Apabila dalam kelas tersebut hasil
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 yang diperoleh belum mencapai angka tersebut, penelitian akan terus dilanjutkan ke siklus berikutnya sampai tercapai indikator yang ditentukan.
H. Prosedur Penelitian Penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas, sehingga mekanisme kerjanya diwujudkan dalam bentuk siklus (direncanakan dua siklus), yang dalam setiap siklus terdapat empat kegiatan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, (4) refleksi. Hubungan keempat tahapan tersebut menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan berkelanjutan berulang. Langkah-langkah tersebut dapat diilustrasikan pada gambar berikut:
Gambar 3.3. Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas Sumber: Suharsimi Arikunto (2010: 16) Rancangan Prosedur Penelitin Tindakan Kelas ini diuraiakan sebagai berikut:
1. Siklus 1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 a. Perencanaan Langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah: 1) Menentukan pokok bahasan yaitu tentang menulis pantun 2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 3) Mempersiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran 4) Menyiapkan instrument penelitian
b. Tindakan Penerapan
tindakan
merupakan
pelaksanaan
dari
rencana
pembelajaran (RPP) yang telah dipersiapkan. Secara garis besar, tindakan yang akan dilaksanakan, yaitu penggunaan model tipe Make a Match dalam pembelajaran bahasa Indonesia yaitu menulis pantun. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan RPP, dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu: kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir/ penutup. 1) Kegiatan Awal (a) Guru mengkondisikan kesiapan belajar siswa (b) Apersepsi: guru menanyakan kepada siswa tentang siapa yang pernah membaca pantun. (c) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam pembelajaran ini. 2) Kegiatan Inti (a) Eksplorasi Dalam kegiatan ini, guru menggali informasi sebanyakbanyaknya tentang kemampuan yang dimilki oleh siswa, berkaitan dengan materi yang akan diajarkan yaitu tentang menulis pantun. (b) Elaborasi Dalam elaborasi, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan model tipe Make a Match dalam menulis pantun. Guru berusaha menciptakan pembelajaran yang menyenangkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 sehingga dapat menarik perhatian dan motivasi siswa untuk belajar. Dalam kegiatan ini, terdapat persaingan antar kelompok secara akademik untuk mencapai tujuan pembelajaran. (c) Konfirmasi Dalam
kegiatan
konfirmasi
ini, guru
membenarkan
jawaban/ pendapat siswa yang sekiranya kurang tepat sehingga tidak terjadi kesalahan konsep
dan pemantapan materi yang
telah dipelajari/ disampaikan. 3) Kegiatan Akhir Guru
mengadakan evaluasi untuk
mengeetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.
Dan guru
memberikan motivasi kepada siswa, dan menyampaikan meteri pada pertemuan selanjutnya. c. Observasi Kegiatan yang dilakukan pada saat observasi adalah mengamati tingkah laku siswa selama kegiatan pembelajaran menulis pantun menggunakan model tipe Make a Match. Kegiatan ini dilakukan dengan mengamati aktivitas siswa dan mencatat secara cermat aktivitas yang dilakukan oleh siswa yang berhubungan dengan aspek psikomotor dan afektif. d. Refleksi Refleksi
dilakukan
setiap
akhir
pembelajaran.
Refleksi
dilaksanakan untuk mengetahui bagian yang sudah sesuai dengan tujuan penelitian, masalah-masalah yang muncul saat kegiatan pembelajaran, dan bagian yang masih perlu diperbaiki, berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti.
Refleksi meliputi beberapa komponen yaitu:
menganalisis, mensintesis dan menerangkan.
Pencapaian ketuntasan
siswa siklus I sebesar 75% dengan rata rata kelas 74,80. Diputuskan penelitian dilanjutkan pada siklus II karena siklus I hanya mencapai 75% sedangkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 2. Siklus II a. Perencanaan Pada tahap perencanaan dalam siklus II ini dipersiapkan rencana pembelajaran yang telah diperbaiki dan disempurnakan dari rencana pembelajaran siklus I. Materi yang diajarkan masih sama dengan materi pada siklus I. Segala sesuatu yang dipersiapkan pada siklus II, masih sama seperti siklus I. Hanya saja, perencanaan siklus II lebih dipersiapkan lagi untuk memperbaiki kekurangan/ kelemahan pada siklus I, berdasarkan hasil analisis dan pembahasan siklus I. b. Tindakan Tindakan yang dilakukan adalah dengan memperbaiki tindakan pada siklus I sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Pada tahap ini guru mengoptimalkan penggunaaan model
tipe Make a Match untuk
memperbaiki kekurangan dan masalah yang muncul pada sikus I. c. Observasi Pada siklus II ini, aktivitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung tetap diamati. Pengamatan dilakukan untuk memonitor serta membantu siswa jika menemui kesulitan dan untuk melihat perubahan perilaku/ aktivitas siswa. d. Refleksi Refleksi dilakukan untuk menganalisis hasil pengamatan untuk memperoleh
gambaran
tentang
tindakan
yang
dilakukan.Untuk
mengetahui keefektivan penggunaan model pembelajaran tipe Make a Matchpada kemampuan menulis pantun dan memperbaiki sikap/ perilaku siswa saat mengikuti pembelajaran. Pencapaian ketuntasan siswa pada siklus II sebesar 100% dengan rata rata kelas sebesar 81. Diputuskan penelitian dihentikan pada siklus II karena indikator ketercapain telah dicapai sehingga penelitian telah berhasil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
1. Deskripsi Lokasi Penelitian Sekolah Dasar Negeri Borongan 02 terletak di Kelurahan Borongan, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten. SD Negeri Borongan 02 berdiri pada tahun 1972 dengan Nomor Statistik Sekolah (NSS) 101031311013. Sejak awal berdirinya SD dari tahun 1972 sampai sekarang telah mengalami beberapa pergantian Kepala Sekolah. Kepala Sekolah yang menjabat saat ini adalah Bapak Sumarja, S. Pd. Pergantian Kepala Sekolah dilakukan melalui prosedur yang benar sesuai dengan peraturan yang ada SD Negeri Borongan 02 telah terakreditasi. Hal ini mendorong pihak sekolah untuk berusaha dalam meningkatkan kinerja dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.SD Negeri Borongan 02, pada tahun 2011/2012 dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah dengan 4 guru yang telah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 4 orang tenaga pengajar yang masih Wiyata Bakti. SD Negeri Borongan 02 memiliki tanah seluas 3000 meter persegi , dengan luas bangunan 1780 meter persegi. Bangunan yang ada adalah 6 ruang kelas, 1 ruang Kepala Sekolah, 1 ruang guru, 1 perpustakaan, 1 masjid, 1 ruang UKS dan 5 kamar mandi. SD Negeri Borongan 02 pada umumnya sudah memenuhi
ruangan yang menunjang kegiatan siswa, seperti ruang
UKS, ruang perpustakaan, masjid dll. Selain mempunyai ruangan yang mencukupi, SD Negeri Borongan 02 juga mempunyai halaman luas yang biasanya digunakan untuk upacara, olahraga dan berbagai ekstrakurikuler yang diadakan oleh sekolah serta tempat bermain para siswa waktu istirahat. Jumlah seluruh siswa SD Negeri Borongan 02 pada tahun 2011/2012 adalah 128 siswa. Siswa terbagi dalam 6 kelas yakni kelas I sebanyak 11 siswa, kelas II sebanyak 11 siswa, kelas III sebanyak 23 siswa, kelas IV
commit to user 42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 sebanyak 16 siswa, kelas V sebanyak 17 siswa, kelas VI sebanyak 20 siswa. Siswa berasal dari berbagai latar belakang sosial yang berbeda-beda. Sebagian besar orang tua siswa bekerja sebagai petani dan karyawan pabrik yang pendidikannya masih terhitung rendah.
2. Deskripsi Kondisi Awal (Prasiklus) Kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas IV yang berjumlah 16 siswa terdiri dari 8 siswa laki laki dan 8 siswa perempuan dengan guru kelas yang bernama Ibu Sri Dadi. Kegiatan awal yang dilakukan peneliti adalah melakukan observasi untuk mengetahui keadaan sebenarnya yang dihadapi oleh sekolah khususnya pada siswa kelas IV dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil observasi, ditemukan bahwa banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis pantun, kesulitan yang dihadapi siswa dalam menulis pantun yaitu siswa merasa kesulitan untuk membuat sampiran dan isi menjadi sebuah pantun. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Kelas IV (lihat lampiran 1 hal 79) diperoleh informasi bahwa guru belum menggunakan metode yang tepat di dalam menulis pantun, sehingga mengakibatkan motivasi belajar siswa dalam menulis pantun masih rendah. Dari seluruh siswa kelas IV yang berjumlah 16, hanya 7 siswa yang mendapat nilai di atas KKM yaitu 70 dalam materi menulis pantun atau 43,75% siswa mencapai KKM dan 56,25% siswa belum mencapai KKM. Rincian nilai keterampilan menulis pantun pada siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02 dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 Tabel 4.1 Data Nilai Kemampuan Menulis Pantun Prasiklus No
Nilai
No.
Nilai
1
72
9
72
2
45
10
59
3
75
11
72
4
72
12
62
5
50
13
61
6
75
14
60
7
55
15
78
8
54
16
60 Rata-rata = 1022 : 16 = 63,75
Daftar nilai pada kondisi awal pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa siswa
dikategorikan tuntas, siswa yang memperoleh nilai <70 (KKM) yaitu ada 9 siswa atau 56,25% dan dikategorikan belum tuntas. Agar lebih jelsnya, kondisi awal nilai kemampuan menulis pantun pada tabel 4.1 dibuat distribusi pada tabel 4.2 di bawah ini: Tabel 4.2. Data Nilai Kemampuan Menulis Pantun Prasiklus
No. 1 2 3 4 5
Interval Nilai 45-51 52-58 59-65 66-72 73-79 Jumlah
Frekuensi Nilai Tengah Persentase (fi) (xi) fi.xi (%) 2 48 96 12,5 2 55 110 12,5 5 62 310 31,25 4 69 276 25 3 76 228 18,75 16 1020 Nilai Rata-rata = 1020 : 16 = 63,75 Persentase = 7 : 16 X 100% = 43,75%
commit to user
Ket TT TT TT T T
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 Tabel 4.2
nilai kemampuan menulis pantun prasiklus pada siswa
kelas IV SD Negeri Borongan 02 di atas, dapat disajikan dalam bentuk grafik 4.1 berikut ini:
Frekuensi
31,5% 25% 18,75% 12,5%
12,5%
Gambar 4.1. Grafik Nilai Kemampuan Menulis Pantun Pada Kondisi Awal Siswa Kelas IV SD Negeri Borongan 02. Berdasarkan tabel 4.2 dan gambar 4.1 dapat dijelaskan bahwa nilai kemampuan menulis pantun pada kondisi awal masih tergolong tendah dengan nilai rata rata 63,75. Siswa yang memperoleh nilai 45 51 sebanyak 2 siswa, 52 58 sebanyak 2 siswa, 59 65 sebanyak 5 siswa, 66 72 sebanyak 4 siswa, 73 79 sebanyak 3 siswa. Rendahnya nilai kemampuan menulis pantun disebabkan oleh beberapa faktor, berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV SD Negeri Borongan 02 dapat diketahui faktor penyebab rendahnya pencapaian siswa dalam mata pelajaran menulis pantun, antara lain: (1) Siswa menganggap menulis pantun merupakan pelajaran yang sulit dikarenakan siswa terlebih dahulu harus membuat sampiran kemudian membuat isi yang sama sekali tidak berkaitan,(2) Penguasaan kosakata yang dimiliki siswa masih kurang, (3) Guru belum menggunakan metode yang tepat dalam pembelajaran menulis pantun. (4) Guru dan siswa sering mencontoh pantun yang terdapat pada buku, dibandingkan membuat pantun sendiri. Agar permasalahan tidak berlanjut maka diperlukan adanya solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan di atas yaitu dengan menggunakan metode
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 Make a Match untuk meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil pembelajaran kemampuan menulis pantun pada siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02. B. Deskripsi Tindakan Setiap Siklus Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, (4) Refleksi. 1. Siklus I Siklus I dilakukan dalam waktu seminggu sebanyak dua kali pertemuan, yang dilaksanakan pada hari Senin, 21 Mei 2012 dan Kamis, 24 Mei 2012 yang diukuti oleh siswa kelas IV sebanyak 16 siswa, dalam penelitian ini, peneliti berperan langsung sebagai guru dalam melaksanakan pembelajaran menulis pantun menggunakan model tipe Make a Matchdan dibantu oleh observer ibu Sri Dadi. Adapaun tahapan tahapan yang dilaksanakan dalam siklus I dapat diuraikan sebagai Berikut: a. Perencanaan Peneliti melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas IV untuk mengetahui media, model dan metode yang digunakan oleh guru serta untuk mengetahui keaktifan siswa dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan. Berdasarkan
pengamatan
dapat
diketahui
bahwa
dalam
pembelajaran menulis pantun, guru masih menggunakan metode ceramah yaitu guru hanya berdiri di depan kelas dan menerangkan dengan menggunakan buku paket saja dan siswa hanya duduk dan mendengarkan penjelasan dari guru sehingga proses pembelajaran yang dilakukan lebih terpusat kepada guru. Dari data tes yang diperoleh menunjukan dari 16 siswa, 7 siswa
9 siswa atau sekitar 56,25% siswa memperoleh nilai di bawah KKM yaitu <70. Oleh karena itu, peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas IV untuk membahas alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 keterampilan siswa dalam menulis pantun. Dari hasil diskusi tersebut diitemukan alternatif untuk meningkatkan keterampilan menulis pantun yaitu dengan menggunakan model pembelajaran tipe Make a Match. Adapun langkah langkah kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini sebagai berikut: 1) Memilih standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang sesuai dengan menulis pantun. Alasan pemilihan kompetensi dasar dan indikator tersebut adalah: a) Kompetensi dasar dan indikator menulis pantun sulit untuk dikuasai oleh siswa karena siswa kurang bisa berimajinasi dan kesulitan di dalam menentukan kata kata. b) Kompetensi dasar dan indikator tersebut harus dituntaskan siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. c) Kompetensi dasar dan indikator tersebut sesuai dengan kurikulum yang berlaku yaitu KTSP (Kuriklum Tingkat Satuan Pendidikan). 2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus I ini disesuaiakan dengan standar kompetensi dan indikator yang telah dipilih. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus I ini terdiri dari 2 pertemuan masing masing pertemuan 2 jam pelajaran yang dilaksanakan pada hari Senin, 21 Mei 2012 dan Kamis, 24 Mei 2012. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tersebut mencakup: Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring, materi pembelajaran, metode dan model pembelajaran, langkah langkah pembelajaran, media dan sumber belajar, prosedur penilaian. Susunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
serta
pembelajarannya (lihat lampiran 13 hal 94). 3) Mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung. a) Ruang belajar
commit to user
langkah langkah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 Ruang belajar yang digunakan dalam pembelajaran ini sama dengan ruang belajar yang digunakan setiap harinya. Pengaturan tempat duduk hampir sama dengan pengaturan tempat duduk pada pembelajaran biasanya. b) Media pembelajaran Menyiapkan kartu kata yang berisi sampiran dan isi pantun c) Buku Pelajaran Buku Pelajaran yang digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran ini adalah buku sekolah elektronik karangan Kaswan Dramadi yang berjudul Bahasa IndonesiaKelas IV i dan Indriyani yang berjudul BahasaIndonesia Untuk Sekolah Dasar Kelas IV tahun 2008. b. Pelaksanaan Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran menulis pantun dengan metode Make a Match sesuai dengan RPP yang telah disusun. Siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan sebagai berikut: 1) Pertemuan I Pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin, 21 Mei 2012 pada pukul 09.30
11.00 WIB. pada pertemuan I materi yang akan
dijelaskan adalah menjelaskan pengertian pantun, ciri ciri pantun, langkah
langkah menulis pantun dengan baik dan benar dan
mencari kata kata yang akan digunakan dalam menulis pantun. Sebelum kegiatan pembelajaran guru menyiapkan ruang kelas, media pembelajaran berupa kartu kata yang berisi sampiran dan isi pantun dan perlengkapan lain yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran. setelah semuanya siap guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa, mengkondisikan siswa agar siswa siap dalam menerima pelajaran kemudian guru melakukan absensi. Guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan bertanya tentang
apakah kalian pernah membuat pantun setelah itu guru
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 memberikan
orientasi
dan
memberikan
motivasi
dengan
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diperoleh dalam menulis pantun. (a) Eksplorasi Guru menjelaskan pengertian pantun dengan ciri
ciri pantun
kepada siswa dan menunjukan contoh contoh pantun kepada siswa dan melakukan tanya jawab kepada siswa tentang macam macam pantun. (b) Elaborasi Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok masing kelompok terdiri dari 2 siswa. Siswa secara berpasangan mendapat 1 kartu, (terdapat 2 macam kartu. Kartu yang pertama berisi pantun baris ketiga dan kartu kedua berisi pantun baris keempat), kartu dibagikan kepada setiap pasangan secara acak, masing
masing
pasangan mendapat satu kartu. Siswa diminta mencari pasangan kartu yang dibawa oleh kelompok lain dan menggabungkannya. Siswa membuat dan menulis sampiran sesuai dengan isi yang sudah dipasangkan tadi secara berkelompok. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi dari kelompoknya. Kelompok lain menanggapi hasil pekerjaankelompok yang maju di depan kelas. Guru bersama siswa membahas hasil diskusi kelompok. (c) Konfirmasi Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang kurang jelas. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari. Pada kegiatan akhir guru memberikan soal evaluasi individu yang berkaitan dengan materi yaitu menulis pantun, guru mengadakan refleksi
terhadap
proses
belajar
mengajar
dan
memberikan tindak lanjut. Guru mengakhiri kegiatan belajar mengajar dengan berdoa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 2) Pertemuan II Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 24 Mei 2012 pada pukul 09.00
11.00 WIB. pada pertemuan kedua ini materi
yang akan dipelajari adalah tema dalam pantun. Sebelum kegiatan pembelajaran guru menyiapkan ruang kelas, media pembelajaran berupa kartu kata yang berisi sampiran dan isi pantun dan perlengkapan lain yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran. setelah
semuanya
siap
guru
membuka
pelajaran
dengan
mengucapkan salam dan berdoa, mengkondisikan siswa agar siswa siap dalam menerima pelajaran kemudian guru melakukan absensi. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya kepada siswa apakah ciri ciri dari pantun itu?. Kemudian guru melakukan orientasi dengan mengulang kembali materi yang telah dipelajari dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam menulis pantun. Kegiatan inti mencakup tiga komponen yaitu: eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. (a) Eksplorasi Guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang pengertian pantun dan tema tema pantun. Guru mengulang kembali macam macam pantun. (b) Elaborasi Siswa dibagi menjadi 8 kelompok, yang masing
masing
kelompok terdiri dari 2 orang siswa. Guru membagikan kartu pantun kepada masing
masing kelompok yang berisi sampiran
atau isi pantun. Siswa secara berkelompok 2 orang mencari pasangan kartu yang mereka pegang (sampiran atau Isi). Secara berkelompok siswa menentukan tema dari pantun yang sudah dipasangkan.
Setiap
kelompok
mempresentasikan
diskusinya. Kelompok lain memberi tanggapan. (c) Konfirmasi
commit to user
hasil
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51 Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang kurang jelas. Guru dan siswa bersama
sama membuat
kesimpulan Pada kegiatan akhir guru membagikan soal individu untuk membuat pantun dengan tema yang dipasangkan dengan kelompok tadi. Kemudian guru memberi tindak lanjut dam menutup pembelajaran dengan berdoa. c. Pengamatan Pengamatan dilakukan terhadap pelaksanaan tindakan menulis pantun melalui model
tipe Make a Match. Dalam melaksanakan
pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran ini peneliti berkolaborasi dengan guru kelas. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui kinerja guru dan proses pembelajaran menulis pantun melalui model pembelajaran
tipe Make a Match. Pengamatan ini
dilakukan dengan menggunakan instrument berupa lembar observasi kinerja guru dan lembar observasi proses pembelajaran. Uraian observasi tiap pertemuan pada siklus I sebagai berikut: 1) Aktivitas Guru Aktivitas guru diamati dengan menggunakan lembar observasi kemampuan guru mengajar (lampiran 7 halaman 87). Pengamatan dilakukan selama kegiatan pembelajaran menulis pantun berlangsung. Dari hasil observasi kemampuan guru mengajar pada siklus I, maka diperoleh hasil sebagai berikut: a) Pada aspek persiapan pembelajaran, guru memperoleh nilai ratarata 3.5 dengan kriteria memuaskan. Guru sudah mempersiapkan media dan segala yang diperlukan selama pembelajaran dengan baik tapi guru masih kurang pandai dalam hal mengkondisikan siswa. b) Pada aspek membuka pelajaran, guru memperoleh nilai rata-rata 3 dengan kriteria memuaskan. Guru sudah cukup baik dalam membuka pelajaran, mengabsen siswa satu per satu, memberikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 motivasi dan apesepsi serta menyampaikan tujuan pembelajaran dengan baik. c) Pada aspek kejelasan dan sistematika penyampaian materi, guru memperoleh nilai rata-rata 3 dengan kriteria memuaskan. Guru cukup menguasai materi yang diajarkan tapi terkadang guru kurang runtut dalam menyampaikan materi tersebut.. d) Pada aspek ketepatan strategi pembelajaran, guru memperoleh nilai rata-rata 3 dengan kriteria memuaskan. Guru sudah menggunakan strategi yang tepat dan melakssiswaan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. e) Pada aspek penerapan model pembelajaran, guru memperoleh nilai rata-rata 3 dengan kriteria memuaskan. Guru sudah menerapkan model pembelajaran inovatif dengan baik kurang melibatkan keaktifan siswa dan ada beberapa langkah pembelajaran yang terlewatkan. f) Pada aspek ketepatan dan daya tarik media, guru memperoleh nilai rata-rata 4 dengan kriteria sangat memuaskan. Guru sudah menggunakan media yang sangat tepat dan menarik sehingga siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran. g) Pada aspek kemampuan menggunakan media, guru memperoleh nilai rata-rata 3 dengan kriteria memuaskan. Guru sudah cukup terampil dalam menggunakan media tapi guru masih terkesan kaku dan gugup dalam mengoperasikan atau menggunakan media dan kadang guru sering ceramah tanpa menampilkan media. h) Pada aspek menumbuhkan partisipasi aktif dan antusiasme dalam belajar, guru memperoleh nilai rata-rata 2.5 dengan kriteria kurang memuaskan. Guru sudah melakukannya dengan cukup baik yaitu guru sudah mengajukan pertanyaan yang mampu merangsang pengetahuan siswa. Akan tetapi, ada beberapa siswa yang kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 i) Pada
aspek
memantau
kemajuan
belajar
selama
proses
pembelajaran, guru memperoleh nilai rata-rata 2.5 dengan kriteria kurang memuaskan. Guru kurang optimal dalam melakukannya. Guru hanya beberapa kali bertanya kepada siswa apakah siswa sudah paham atau belum mengenai materi yang dijelaskan. j) Pada aspek melakukan penilaian atau evaluasi, guru memperoleh nilai rata-rata 3.5 dengan kriteria memuaskan. Guru sudah melakukannya, baik evaluasi secara individu maupun kelompok dan instrumen penilaian pun sudah sesuai dengan indikator yang ditetapkan. k) Pada aspek menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, lancar, baik dan benar, guru memperoleh nilai rata-rata 3 dengan kriteria memuaskan. Guru sudah menggunakan bahasa yang baik dan benar. Namun, kadang guru menggunakan bahasa yang sulit dipahami oleh siswa dan siswa pun kebingungan. l) Pada aspek menutup pembelajaran, guru memperoleh nilai rata-rata 3.5 dengan kriteria memuaskan. Guru sudah melibatkan siswa dalam membuat rangkuman dan menarik kesimpulan serta memberikan tindak lanjut yang berupa PR. Adapun dari semua aspek yang telah dijelaskan diatas, dapat diketahui bahwa kemampuan guru mengajar di kelas IV pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 3.08 (lihat lampiran 7 halaman 87). Hal ini dapat diartikan bahwa pembelajaran yang berlangsung sudah baik dengan kriteria memuaskan, tetapi masih terdapat beberapa kekurangan yang perlu ditingkatkan lagi, yaitu dalam mengelola kelas, memantau kemajuan belajar siswa, meningkatkan partisipasi dan antusiasme siswa, dan penggunaan bahasa yang lebih mudah dipahami oleh siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 2) Proses Pembelajaran Rata rata skor pada indikator konsistensi kegiatan belajar mengajar dengan kurikulum mencapai 3,5. (a) tujuan pembelajaran sesuai dengan kurikulum mencapai kriteria sangat baik, (b) bahan pembelajaran sesuai dengan kurikulum mencapai kriteria sangat baik, (c) kegiatan pembelajaran sesuai dengan kurikulum mencapai kriteria baik, (d) penilaian yang digunakan untuk setiap tujuan mencapai kriteria baik. Rata rata pada indikator keterlaksanaan oleh guru mencapai 3,25. (a) guru mengkondisikan kegiatan belajar siswa mencapai kriteria baik, (b) guru menyiapkan alat, sumber, dan perlengkapan belajara mencapai kriteria sangat baik, (c) guru memberikan bantuan dan bimbingan kepada siswa mencapai krteria baik, (d) guru melaksanakan penilaian proses dan hasil mencapai kriteria baik. Rata rata pada indikator keterlaksanaan oleh siswa mencapai 3,25. (a) siswa mengikuti dan memahami petunjuk guru mencapai kriteria baik, (b) siswa turut aktif dalam kegiatan belajar mengajar mencapai kriteria baik, (c) siswa dapat menyelesaikan tugas tugas yang diberikan mencapai
kriteria
baik,
(d)
siswa
menguasai
tujuan tujuan
pembelajaran yang ditetapkan mencapai kriteria sangat baik. Rata rata pada indikator motivasi belajar siswa mencapai 3,5 (a) minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran mencapai kriteria sangat baik, (b) siswa bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas tugasnya mencapai kriteria baik, (c) siswa bersemangat untuk mengerjakan tugas tugasnya mencapai kriteria baik, (d) siswa merasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas mencapai kriteria sangat baik. Rata rata pada indikator keaktifan para siswa dalam kegiatan belajar mencapai 3,25. (a) siswa turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya mencapai kriteria baik, (b) siswa berani bertanya apabila terdapat materi yang belum dipahami mencapai kriteria baik, (c) siswa melaksanakan diskusi kelompok mencapai kriteria sangat baik, (d)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55 siswa menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaiakn tugas mencapai kriteria baik. Rata rata pada indikator interaksi guru-siswa mencapai 3. (a) siswa dan guru saling melakukan tanya jawab mencapai kriteria baik, (b) guru membimbing siswa dalam pembelajaran mencapai kriteria baik, (c)
guru memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran
mencapai kriteria baik, (d) guru memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar mencapai kriteria baik. Rata rata pada indikator kemampuan atau keterampilan guru mengajar mencapai 3,25. (a) guru menguasai materi pembelajaran mencapai kriteria baik, (b) guru mampu menguasai kelas mencapai kriteria baik, (c) guru mampu berkomunikasi baik dengan siswa mencapai kriteria baik, (d) guru terampil menggunakan media yang digunakan dalam pembelajaran mencapai kriteria sangat baik. Rata rata pada indikator kualitas hasil belajar yang dicapai oleh siswa mencapai 3,25. (a) terjadi sikap dan perubahan perilaku siswa setelah pembelajaran mencapai kriteria sangat baik, (b) kualitas dan kuantitas penguasaan tujuan instruksional siswa mencapai kriteria baik. (c) jumlah siswa yang mencapai tujuan instruksional minimal 75% mencapai kriteria baik, (d) siswa dapat tahan lama mengingat hasil pembelajaran mencapai kriteria baik. Dari penilaian di atas menunjukan bahwa rata rata skor hasil observasi terhadap proses pembelajaran menulis pantun melalui model Kooperatif tipe Make a Match
pada siklus I adalah 3,28 (Lampiran10
halaman 91) dikategorikan baik. d. Refleksi Data-data yang diperoleh mealui observasi kemudian dikumpulkan untuk dianaisis dan direfleksi. Hal ini dilakukan sebagai pedoman atau acuan pengambilan langkah pada siklus berikutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56 Berdasarkan hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran belum begitu optimal, beberapa permasalahan yang muncul diantaranya: a)
Guru masih belum optimal dalam meningkatkan perhatian siswa pada saat proses pembelajaran.
b) Guru dalam menyampaikan perintah atau menjelaskan materi kadang menggunakan bahasa yang susah dimengerti dan dipahami oleh siswa sehingga membuat siswa kebingungan. c)
Penggunaan media kurang efektif karena belum menjangkau seluruh siswa dan guru belum melibatkan siswa secara aktif dalam penggunaannya.
d) Guru masih belum optimal dalam meningkatkan partisipasi aktif siswa dan menumbuhkan antusiasme siswa selama pembelajaran. e)
Guru kurang memantau kemajuan belajar siswa dan jarang bertana kepada siswa apakah mereka sudah memahami materi yang diberikan.
Dari hasil siklus I diperoleh nilai siswa dalam menulis pantun siklus I dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini: Tabel 4.3. Data Nilai Kemampuan Siswa Menulis Pantun Melalui Model Tipe Make a Match. No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Nilai 75 69 77 75 65 80 65 61
Ket Tuntas Belum tuntas Tuntas Tuntas Belum tuntas Tuntas Belum tuntas Belum tuntas
No. Nilai 9 78 10 85 11 81 12 79 13 78 14 75 15 84 16 81 Rata-rata = 1208 : 16 = 75,5
Ket Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Daftar nilai pada siklus I pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa siswa
dikategorikan tuntas, sedangkan siswa yang memperoleh nilai <70 (KKM)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57 yaitu ada 4 siswa atau 25% dan dikategorikan belum tuntas. Rata- rata kelas mencapai 75,5. Agar lebih jelasnya, nilai menulis pantun siklus I pada tabel 4.7. Dibuat distribusi pada tabel 4.4 di bawah ini:
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Nilai Keterampilan Menulis Pantun Siklus I Siswa kelas IV SD negeri Borongan 02. No.
Interval Nilai 1 61-65 2 66-70 3 71-75 4 76-80 5 81-85 Jumlah
Frekuensi Nilai Tengah fi.xi Persentase (fi) (xi) (%) 3 63 189 18,75 1 68 68 6,25 3 73 219 18,75 5 78 390 31,25 4 83 332 25 16 1198 Nilai Rata-rata = 1198 : 16 = 74,8 Persentase = 12 : 16 X 100% = 75%
Ket TT TT T T T
Berdasarkan tabel 4.4 nilai keterampilan menulis pantun siklus I pada siswa kelas IV SD Negeri Borongan 2 di atas, dapat disajikan dalam bentuk grafik 4.2 berikut ini:
Frekuensi
31,25% 25% 18,75%
18,75% 6,25%
Nilai
Gambar 4.2. Grafik Nilai Keterampilan Menulis Pantun Menggunakan Model Pembelajaran tipe Make a Match Pada Siklus I Siswa Kelas IV SD Negeri Brongan 2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58 Berdasarkan tabel 4.8 dan gambar 4.2 Dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan siklus I pada materi menulis pantun menggunakan model tipe Make a Match, diperoleh data bahwa siswa yang memperoleh nilai antara 61-65 sebanyak 3 siswa atau 18,75%, yang memperoleh nilai antara 66-67 sebanyak 1 siswa atau 6,25%, yang memperoleh nilai antara 71-75 sebanyak 3 siswa atau 18,75%, yang memeproleh nilai antara 76-80 sebanyak 5 siswa atau 31,25%, yang memperoleh nilai 81-85 sebanyak 4 siswa atau 25% 2. Siklus II Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan pada siklus I diketahui bahwa ada peningkatan keterampilan menulis pantun pada siswa kelas IV tetapi belum optimal, hal itu ditunjukkan bahwa masih ada 4 siswa yang belum tuntas sehingga perlu dilaksanakan perbaikan pada siklus II. kegiatan penenlitian tindakan pada siklus II dilaksanakan dalam waktu satu minggu dengan dua kali petemuan pada hari Senin, 31 Mei 2012 dan pada hari Kamis, 3 Mei 2012 Adapun langkah penelitian pada siklus II meliputi kegiatan sebagai berikut: a. Perencanaan Hasil penelitian pada siklus I menunjukan bahwa indikator ketercapaian belum tercapai sehingga perlu dilanjutkan ke siklus II. Hasil penelitian pada siklus I memang sudah meningkat tetapi belum mencapai indikator ketercapaian yang ditetapkan. Penelitian pada siklus II merupakan penyempurnaan pada tindakan yang telaah dilakukan pada siklus I. Langkah kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah: 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus II ini dilaksanakan dalam
dua kali pertemuan dan masing masing
pertemuan 2 jam pelajaran yang dilaksanakan pada hari Senin, 31 Mei 2012 dan Kamis, 3 Juni 2012. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tersebut
mencakup:
Standar
Kompetensi,
commit to user
Kompetensi
Dasar,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59 Indikator,
tujuan
pembelajaran,
dampak
pengiring,
materi
pembelajaran, metode dan model pembelajaran, langkah langkah pembelajaran, media dan sumber belajar, prosedur penilaian. Tema yang diambil pada siklus II berbeda dengan tema pada siklus I. Susunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta langkah langkah pembelajarannya terdapat pada lampiran 19 halaman 113. 2) Mempersiapkan lembar observasi kinerja guru dan (lampiran 5 halaman 83) dan proses pembelajaran menulis pantun menggunakan tipe Make a Match. 3) Mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung. a) Ruang belajar Ruang belajar yang digunakan dalam pembelajaran ini sama dengan ruang belajar yang digunakan setiap harinya. Pengaturan tempat duduk hampir sama dengan pengaturan tempat duduk pada pembelajaran biasanya. b) Menyiapkan media dan alat pembelajaran Media yang perlu disiapkan yaitu kartu kata atau kartu pantun akan digunakan dalam pembelajaran menulis pantun dan reward. c) Buku Pelajaran Buku Pelajaran yang digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran ini adalah buku sekolah elektronik karangan Kaswan Dramadi yang berjudul Bahasa IndonesiaKelas IV tahun 2008 dan buku sekolah
BahasaIndonesia Untuk Sekolah Dasar Kelas IV tahun 2008. b. Pelaksanaan Setelah diadakan peneliti segera melakukan proses pembelajaran menulis pantun dengan menggunakan model tipe Make a Matchsesuai dengan Recana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. 1) Pertemuan I
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60 Peretemuan I dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 31 Mei 2012 pada pukul 09.00
11.00 WIB. Pada pertemuan I materi yang akan
dipelajari adalah membuat pantun sesuai dengan tema dan menjelaskan langkah-langkah menulis pantun dengan baik dan benar dan membuat pantun dengan ciri-ciri pantun dengan baik dan benar. Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru mempersiapakan ruangan kelas, media pembelajaran berupa kartu pantun 4 kartu berisi Pantun sedangkan 4 kartu selanjutnya berisi tema. Setelah semuanya siap, guru membuka pelajaran dengan salam
dan kegiatan
pembelajaran dimulai dengan berdoa kemudian guru melakukan absensi. Guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan mengajak siswa bernyanyi la sebelum masuk kemateri setelah itu guru melakukan orientasi dan memberikan motiasi dengan menyapaikan tujuan pembelajaran yang akan diperoleh dala menulis pantun. Pada kegiatan inti mencakup tiga kegatan yaitu eksplorasi, kolaborasi dan konfirmasi (a) Eksplorasi Guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentan pengertian pantun dan macam
macam tema pantun. Guru menunjukan
macama-macam pantun sesuai dengan tema pantun. (b) Elaborasi Guru membagi siswa menjadi berpasangan atau 8 kelompok masing-masing kelompok terdiri dari dari 2 atau 3 siswa. Guru membagikan kartu kepada masing kelompok
mendapatkan
medapatkan
pantun
masing kelompok 4 sedangkan
4
kelompok
tema, selanjutnya masing kelompok mencari
pasangan kartu baik tema maupun pantun, jika sudah bertemu dengan pasangannya masing-masing kelompok membuat pantun sesuai dengan tema yang mereka pasangkan secara berkelompok tadi. Masing
masing kelompok membacakan hasil diskusinya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61 kelompok terbaik adalah kelompok yang benar dan tepat dalam memasangkan tema dengan pantun, dan membuat pantun dengan tepat dan benar sesuai dengan ciri-ciri pantun. (c) Konfirmasi Guru melakukan refleksi dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila terdapat materi yang belum dipahami dan guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari. Pada akhir kegiatan guru memberikan soal individu kepada siswa dan memberi tindak lanjut. Guru mengakhiri kegiatan belajar mengajar dengan salam penutup dan berdoa. 2) Pertemuan II Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 3 Juni 2012 pada pukul 09.00-11.00 WIB. Pada pertemuan kedua ini materi yang akan dipelajari yaitu menentukan jenis pantun
sesuai
dengan
jenis-jenis
jenis pantun, dan menulis pantun.
Sebelum
kegiatan
pembelajaran dimulai guru mempersiapakan ruangan kelas, media pembelajaran berupa kartu pantun 4 kartu berisi Pantun sedangkan 4 kartu selanjutnya berisi jenis-jenis pantun. Setelah semuanya siap, guru membuka pelajaran dengan salam dan kegiatan pembelajaran dimulai dengan berdoa kemudian guru melakukan absensi. Guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan mengajak siswa beryanyi
kemateri setelah itu guru melakukan orientasi dan memeberikan motiasi dengan menyapaikan tujuan pembelajaran yang akan diperoleh dala menulis pantun. Pada kegiatan inti mencakup tiga kegiatan yaitu eksplorasi, kolaborasi dan konfirmasi. (a) Eksplorasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62 Guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentan pengertian pantun dan jenis-jenis pantun. Guru menunjukan macam-macam pantun sesuai dengan jenis-jenis pantun. (b) Elaborasi Guru membagi siswa menjadi berpasangan atau 8 kelompok masing-masing kelompok terdiri dari dari 2 atau 3 siswa. Guru membagikan kartu kepada masing kelompok
mendapatkan
pantun
masing kelompok 4 sedangkan
4
kelompok
medapatkan jenis-jenis pantun, selanjutnya masing kelompok mencari pasangan kartu baik jenis-jenis pantun maupun pantun, jika
sudah
bertemu
dengan
pasangannya
masing-masing
kelompok membuat pantun sesuai dengan jenis pantun yang mereka pasangkan secara berkelompok tadi. Masing
masing
kelompok membacakan hasil diskusinya kelompok terbaik adalah kelompok yang benar dan tepat dalam memasangkan jenis pantun dengan pantun, dan membuat pantun dengan tepat dan benar sesuai dengan ciri-ciri pantun. (c) Konfirmasi Guru melakukan refleksi dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila terdapat materi yang belum dipahami dan guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari. Pada akhir kegiatan guru memberikan soal individu kepada siswa yang berkaitan dengan materi menulis pantun dan memberi tindak lanjut. Guru mengakhiri kegiatan belajar mengajar dengan salam penutup dan berdoa. c. Pengamatan Pengamatan dilakukan terhadap pelaksanaan tindakan menulis pantun melalui model
tipe Make a Match. Dalam melaksanakan
pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran ini peneliti berkolaborasi dengan guru kelas. Pengamatan ini bertujuan untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63 mengetahui kinerja guru dan proses pembelajaran menulis pantun melalui model pembelajaran tipeMake a Match. Pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan instrument berupa lembar observasi kinerja guru dan lembar observasi proses pembelajaran. Uraian observasi tiap pertemuan pada siklus II sebagai berikut: 1) Aktivitas Guru Aktivitas guru diamati dengan menggunakan lembar observasi yang dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 88. Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran menulis pantun berlangsung. Dari hasil pengamatan diperoleh hasil sebagai berikut: a) Pada aspek persiapan pembelajaran, guru sudah mempersiapkan media dan segala yang diperlukan selama pembelajaran dengan baik dan guru sudah cukup mampu menguasai kelas dan mengkondisikan siswa, guru memperoleh nilai 4. b) Pada aspek membuka pelajaran, guru sudah cukup baik dalam membuka pelajaran, mengabsen siswa satu persatu, memberikan motivasi dan apersepsi serta menyampaikan tujuan pembelajaran dengan baik, guru memperoleh nilai 4. c) Pada aspek kejelasan dan sistematika penyampaian materi, guru cukup menguasai materi yang diajarkan secara runtut, guru memperoleh nilai 3. d) Pada
aspek
ketepatan
strategi
pembelajaran,
guru
sudah
menggunakan strategi yang tepat dan melakssiswaan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, guru memperoleh nilai 4. e) Pada
aspek
penerapan
model
pembelajaran,
guru
sudah
menerapkan model pembelajaran inovatif dengan baik dan sudah melibatkan keaktifan siswa, guru memperoleh nilai 4. f) Pada aspek ketepatan dan daya tarik media, guru sudah menggunakan media yang sangat tepat dan menarik sehingga siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64 antusias dalam mengikuti pembelajaran, guru memperoleh nilai 3,5. g) Pada aspek kemampuan menggunakan media, guru sudah cukup terampil dalam menggunakan media dan mampu mengoperasikan atau menggunakan media dengan baik, guru memperoleh nilai 3,5. h) Pada aspek menumbuhkan partisipasi aktif dan antusiasme dalam belajar, guru sudah melakukannya dengan baik yaitu guru sudah mengajukan pertanyaan yang mampu merangsang pengetahuan siswa. Akan tetapi ada beberapa siswa yang kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran, guru memperoleh nilai 4. i) Pada
aspek
memantau
kemajuan
belajar
selama
proses
pembelajaran, guru melakukannya dengan baik. Guru bertanya kepada siswa apakah siswa sudah paham atau belum mengenai materi yang dijelaskan, guru memperoleh nilai 3,5. j) Pada aspek melakukan penilaian atau evaluasi, guru sudah melakukannya dengan baik baik evaluasi secara individu maupun kelompok dan instrument penilaian pun sudah sesuai dengan indikator yang ditetapkan, guru memperoleh nilai 4. k) Pada aspek menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, lancar, baik dan benar, guru sudah menggunakan bahasa yang baik dan benar serta mudah dipahami oleh siswa, guru memperoleh nilai 4. l) Pada aspek menutup pembelajaran, guru sudah melibatkan siswa dalam
membuat
rangkuman
dan
menarik
simpulan
serta
memberikan tindak lanjut yang berupa PR, guru memperoleh nilai 3,5. Adapun dari semua aspek yang telah dijelaskan di atas, dapat diketahui bahwa kemampuan guru mengajar di kelas IV pada siklus II memperoleh nilai rata-rata sebesar 3,75. Hal ini dapat diartikan bahwa pembelajaran yang berlangsung sudah baik dengan kriteria sangat memuaskan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65 2) Proses Pembelajaran Rata rata skor pada indikator konsistensi kegiatan belajar mengajar dengan kurikulum mencapai 3.75. (a) tujuan pembelajaran sesuai dengan kurikulum mencapai kriteria sangat baik, (b) bahan pembelajaran sesuai dengan kurikulum mencapai kriteria sangat baik, (c) kegiatan pembelajaran sesuai dengan kurikulum mencapai kriteria baik, (d) penilaian yang digunakan untuk setiap tujuan mencapai kriteria sangat baik. Rata rata pada indikator keterlaksanaan oleh guru mencapai 3,25. (a) guru mengkondisikan kegiatan belajar siswa mencapai kriteria sangat baik, (b) guru menyiapkan alat, sumber, dan perlengkapan belajara mencapai kriteria baik, (c) guru memberikan bantuan dan bimbingan kepada siswa mencapai krteria baik, (d) guru melaksanakan penilaian proses dan hasil mencapai kriteria baik. Rata rata pada indikator keterlaksanaan oleh siswa mencapai 3,75. (a) siswa mengikuti dan memahami petunjuk guru mencapai kriteria sangat baik, (b) siswa turut aktif dalam kegiatan belajar mengajar mencapai kriteria baik, (c) siswa dapat menyelesaikan tugas tugas yang diberikan mencapai kriteria sangat baik, (d) siswa menguasai tujuan tujuan pembelajaran yang ditetapkan mencapai kriteria sangat baik. Rata rata pada indikator motivasi belajar siswa mencapai 3,75 (a) minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran mencapai kriteria sangat baik, (b) siswa bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas tugasnya mencapai kriteria sangat baik, (c) siswa bersemangat untuk mengerjakan tugas tugasnya mencapai kriteria baik, (d) siswa merasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas mencapai kriteria sangat baik. Rata rata pada indikator keaktifan para siswa dalam kegiatan belajar mencapai 3,75. (a) siswa turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya mencapai kriteria sangat baik, (b) siswa berani bertanya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66 apabila terdapat materi yang belum dipahami mencapai kriteria sangat baik, (c) siswa melaksanakan diskusi kelompok mencapai kriteria sangat baik, (d) siswa menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaiakn tugas mencapai kriteria baik. Rata rata pada indikator interaksi guru-siswa mencapai 3,75. (a) siswa dan guru saling melakukan tanya jawab mencapai kriteria sangat baik, (b) guru membimbing siswa dalam pembelajaran mencapai kriteria baik, (c) guru memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran mencapai kriteria sangat baik, (d) guru memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajark mencapai kriteria sangat baik. Rata rata pada indikator kemampuan atau keterampilan guru mengajar mencapai 3,5. (a) guru menguasai materi pembelajaran mencapai kriteria baik, (b) guru mampu menguasai kelas mencapai kriteria sangat baik, (c) guru mampu berkomunikasi baik dengan siswa mencapai kriteria sangat baik, (d) guru terampil menggunakan media yang digunakan dalam pembelajaran mencapai kriteria sangat baik. Rata rata pada indikator kualitas hasil belajar yang dicapai oleh siswa mencapai 3,75. (a) terjadi sikap dan perubahan perilaku siswa setelah pembelajaran mencapai kriteria sangat baik, (b) kualitas dan kuantitas penguasaan tujuan instruksional siswa mencapai kriteria sangat baik. (c) jumlah siswa yang mencapai tujuan instruksional minimal 75% mencapai kriteria sangat baik, (d) siswa dapat tahan lama mengingat hasil pembelajaran mencapai kriteria baik. Berdasarkan observasi terhadap proses pembelajaran menulis pantun melalui model Kooperatif tipe Make a Match pada siklus IImemperoleh nilai rata- rata 3,67(lampiran 11 halaman 91) tergolong dalam kategori baik. d. Refleksi Berdasarkan data yang diperoleh permasalahan yang dihadapi pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67 siklus I sudah dapat diatasi pada siklus II. Siswa sudah aktif dalam kegiatan pembelajaran, dan kreativitas siswa dalam menulis pantun sudah tampak, kata kata yang digunakan sudah bervariasi. Hasil menulis pantun siswa pun semakin baik. Keterampilan siswa dalam menulis pantun mengalami peningkatan. Beradasarkan peningkatan kemampuan yang telah dicapai siswa , maka pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) cukup diakhiri pada siklus II.Hasil yang diperoleh siswa dalam menulis pantun siklus II dapat dilihat pada tabel 4.13 dibawah ini: Tabel 4.5. Data Nilai Kemampuan Siswa dalam Menulis PantunMelalui Model Pembelajaran Tipe Make a MatchPada Siklus II No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Nilai 80 75 81 79 74 84 73 77
Keterangan No. Nilai T 9 80 T 10 89 T 11 84 T 12 82 T 13 83 T 14 83 T 15 90 T 16 80 Rata-rata = 1229 : 16 = 81,18
Keterangan T T T T T T T T
Daftar nilai pada siklus II pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa siswa yang
Rata- rata kelas mencapai 81,18. Data kemampuan menulis pantun pada siklus II pada tabel 4 siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02 dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini:
Tabel 4.6 Data Distributif Frekuensi Nilai Kemampuan Menulis Pantun No.
Nilai Interval 1 73-76 2 77-80 3 81-84 4 85-88 5 89-92 Jumlah
F Nilai (fi) Tengah (xi) 3 74,5 4 78,5 6 82,5 2 86,5 1 90,5 16
fi.xi 223,5 314 495 173 90,5 1296
Persentase (%) 18,75 25 37,5 12,5 6,25
commit to user
Keterangan di atas KKM di atas KKM di atas KKM di atas KKM di atas KKM di atas KKM
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68 Nilai Rata-rata = 1296 : 16 = 81 Persentase = 16 X 16 : 100% = 100% Tabel 4.6 Nilai kemampuan menulis pantun siklus II pada siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02 di atas, dapat disajikan dalam bentuk grafik 4.3 berikut ini:
37,5% 18,75%
25% 12,5%
6,25%
Gambar 4.3. Grafik Nilai Kemampuan Menulis Pantun Pada Siklus II Siswa Kelas IV SD Negeri Borongan 02. C. Hubungan Antarsiklus Kemampuan menulis pantun dibuktikan dengan adanya peningkatan kemampuan menulis pantun dari kondisi awal sebelum tindakan dan setelah dilaksanakan tindakan yang meliputi siklus I, siklus II. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini: Tabel 4.7. Rekapitulasi Nilai Rata rata Kemampuan Menulis Pantun Menggunakan Metode Make a Match Siswa Kelas IV Pada Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II
Kondisi Awal 63,75 Kondisi Awal 43,75%
Nilai Rata rata Siklus I 74,8 Ketuntasan Klasikal Siklus I 75%
Siklus II 81,18 Siklus II 100%
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa kemampuan menulis pantun mengalami peningkatan, Nilai rata rata kelas pada kondisi awal
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69 adalah 63,75. Pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 74,8 pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 81,18. Dengan adanya peningkatan pada setiap siklus membuktikan bahwa penggunaan model tipe Make a Match dapat meningkatkan kemampuan menulis pantun. Peningkatan nilai rata rata menulis pantun pada siswa kelas IV dapat dilihat pada grafik 4.4 di bawah ini:
Gambar
4.4.
Grafik Nilai Rata rata Kemampuan Menulis Pantun Menggunkan Model Tipe Make a Match Siswa Kelas IV SD Negeri Borongan 02
Ketuntasan belajar kemampuan menulis pantun pada siswa kelas IV SD
Negeri Borongan
02 mengalami peningkatan.
Terlihat dengah
awal jumlah siswa yang mencapai KKM 7 siswa atau 43,75%. Siklus I mengalami peningkatan menjadi 12 siswa atau 75%, siklus II mengalami peningkatan menjadi 16 siswa atau 100%. Ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada grafik 4.5 di bawah ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70
Gambar 4.5 Grafik Ketuntasan Klasikal Kemampuan Menulis Pantun Menggunakan Model tipe Make a Match Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Borongan 02.
D. Pembahasan Berdasarkan pengamatan dan analisis data yang ada, dapat dilihat adanya peningkatan kemampuan menulis pantun dan kualitas proses pembelajaran siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02 dengan menggunakan metode tipe Make a Match. Hal ini dapat ditunjukan pada deskripsi di bawah ini: Hasil Pengamatan dan analisis data menunjukan bahwa kemampuan menulis pantun mengalami peningkatan. Hal ini dapat ditunjukan dengan pencapaian dengan meningkatnya ketuntasan siswa dan nilai rata rata kelas yang dicapai. Tabel 4.5 menunjukan perbandingan nilai rata rata dan ketuntasan klasikal yang diperoleh siswa sebelum dilakukannya tindakan (pra siklus), siklus I, siklus II. Perbandingan nilai rata rata dan ketuntasan klasikal setiap siklus dapat dilihat pada grafik 4.6 di bawah ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71
Gambar 4.6. Grafik Perbandingan Nilai Rata rata dan Ketuntasan Klasikal Pembelajaran Menulis Pantun Pada Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II Berdasarkan Gambar 4.6 di atas dapat dijelaskan bahwa pada kondisi awal nilai rata rata kelas mencapai 63,75 dan ketuntasan siswa mencapai 43,75% atau 7 siswa. Pada siklus I nilai rata rata kelas mencapai 74,8 dan ketuntasan siswa mencapai 75% atau 12 siswa. Pada siklus II nilai rata rata kelas mencapai 81,18 dan ketuntasan siswa mencapai 100% atau 16 siswa. Pembelajaran menulis pantun dengan menggunakan model pembelajaran tipe Make a Match dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis pantun siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten. Peningkatan tersebut dapat terlihat pada penilaian terhadap aktivitas guru dan penilaian proses pembelajaran, pada siklus I nilai aktivitas guru mencapai rata rata 3,08, siklus II mencapai 3,75,sedangkan untuk proses pembelajaran pada siklus I mendapat nilai rata-rata 3,28 dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 3,67. Dengan demikian, penelitian menulis pantun menggunakan model tipe Make a Match dikatakan berhasil dan dapat diajukan sebagai suatu rekomendasi bahwa penerapan model tipe Make a Match dapat meningkatkan kemampuan menulis pantun pada siswa kelas IV, khususnya siswa siswa SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten dan siswa kelas IV Sekolah Dasar lain pada umumnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dengan menggunakan model pembelajaran tipe Make a Matchdalam pembelajaran bahasa Indonesia materi menulis pantun pada siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02 tahun ajaran 2011/2012 maka dapat ditarik simpulan: Pertama, pembelajaran menulis pantun menggunakan model pembelajaran tipe Make a Matchdapat meningkatkan kemampuan menulis pantun siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil nilai rata rata menulis puisi pada kondisi awal yaitu 63,75. Pada siklus I mencapai 74,8,dan ratarata pada siklus II mencapai 81,18. Pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 12 siswa atau 75%, pada siklus II menjadi 16 siswa atau 100% atau semua mengalami ketuntasan atau 100%. Kedua, Pembelajaran menulis pantun dengan menggunakan model pembelajaran
tipe Make a Match dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran menulis pantun siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten. Peningkatan tersebut dapat terlihat pada penilaian terhadap aktivitas guru dan proses pembelajaran, pada siklus I nilai aktivitas guru mencapai rata rata 3,08, siklus II mencapai 3,75,sedangkan untuk proses pembelajaran pada siklus I mendapat nilai rata-rata 3,28 dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 3,67.
B. Implikasi Penerapan pembelajaran dalam penelitian ini didasarkan pada penggunaan metode Make a Match
dalam pembelajaran menulis pantun. Model yang
digunakan dalam penelitian ini adalah model siklus, yang terdiri dari dua siklus. Dalam pelaksanaan setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
commit 72 to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73 Berdasarkan
hasil penelitian
di atas
menunjukan
bahwa model
pembelajaran tipe Make a Matchdapat meningkatkan kemampuan menulis pantun pada siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02 tahun ajaran 2011/2012. Sehubungan dengan penelitian ini maka dapat dikemukakan implikasi penelitian sebagai berikut: 1.
Implikasi Teoritis Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran tipe Make a Match dapat meningkatkan kemampuan menulis pantun pada siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02. Hal itu dapat ditinjau dari hal hal berikut: Guru harus dapat memilih model pembelajaran yang tepat agar dapat menarik perhatian siswa dan mempermudah siswa untuk dapat memahami dan menerima materi yang diajarkan. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran tipe Make a Match dapat meningkatkan kemampuan menulis pantun. Melalui pembelajaran menggunakan model tipe Make a Match, dapat menerima materi dengan suasana yang sangat menyenangkan dan siswa dapat bersaing secara akademis dengan kelompok lain ketika mencari pasangan kartu yang dibawa sehingga dapat menimbulkan suasana kegembiraan di dalam pembelajaran, sehingga siswa mudah dalam mengembangkan idenya untuk menulis pantun. Di dalam proses pembelajaran, siswa juga harus diberikan motivasi agar siswa dapat belajar dengan baik sehingga lebih bisa memusatkan perhatian kepada materi yang diberikan. Motivasi dapat diberikan kepada siswa dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi dalam pembelajaran dan memberikan penghargaan kepada keberhasilan siswa. Pentingnya penggunaan model pembelajaran
learning dalam
pembelajaran
menulis
pantun
dapat
kualitas
pembelajaran
terbukti
dengan
antusiasme
meningkatkan siswa
dalam
proses
mengikuti
pembelajaran, terciptanya suasana kelas yang lebih menyenangkan, kondusif dan aktif. Hubungan antara guru dengan siswa dapat terjalin dengan baik, hangat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74 Persentase hasil kemampuan menulis pantun setelah menggunakan tipe Make a Match mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan rata rata nilai kemampuan menulis pantun pada setiap siklus dan peningkatan kualitas proses pembelajaran pada setiap siklus. Dengan adanya peningkatan ini, kondisi kelas menjadi lebih kondusif dan pada akhirnya kemampuan menulis pantun SD Negeri Borongan 02 meningkat.
2. Implikasi Praktis Penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran tipe Make a Match dapat meningkatkan kemampan menulis pantun siswa kelas IV. Hasil penelitian ini digunakan sebagai masukan bagi guru untuk meningkatkan strategi guru dalam mengajar dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis pantun sehubungan dengan tujuan dan indikator yang akan dicapai tersebut. Berdasarkan temuan dan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru untuk meghadapi permasalahan yang sejenis. Adapun kendala yang dihadapi dalam pembelajaran menulis pantun sebisa mungkin dapat diatasi sehingga menumbuhkan antusiasme dan motivasi dalam diri siswa sehigga dapat tercapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Oleh karena itu kreativitas dan keaktifan guru juga sangat diperlukan dalam meningkatkan keterampilan menulis pantun pada siswa kelas IV.
C. Saran Berdasarkan hasil penelitian mengenai penggunaan media audio visual pada siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02 Polanharjo Klaten tahun ajaran 2011/2012, maka saran saran yang dapat diberikan sebagai berikut: 1.
Bagi Sekolah Hendaknya sekolah dapat meningkatkan sarana dan prasarana untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran bahasa Indonesia yaitu dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75 menulis pantun dan mengadakan pelatihan bagi guru guru supaya pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan. 2. Bagi Guru a) Guru hendaknya kreatif dan inovatif dalam pembelajaran sehingga siswa lebih tertarik di dalam pembelajaran dan tidak mudah bosan dengan menggunakan metode yang sesuai diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi siswa untuk dapat lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru, terutama daam menulis pantun hendaknya guru menggunakan model Kooperatif tipe Make a Match dalam agar anak lebih mudah dalam membuat pantun. b) Guru hendaknya tidak membiasakan siswa untuk sekedar mengahafal tetapi siswa juga diharapkan dapat memahami materi yang disampaikan sehingga tidak hanya mementingkan hasil tetapi prosesnya juga. 3. Bagi Siswa a) Siswa harus lebih berani untuk mengungkapakan dan mengembangkan ide ide yang dimiliki terutama di dalam menulis pantun. b) Siswa hendaknya ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran dan lebih banyak berlatih untuk membuat pantun. c) Siswa dapat berkonsentrasi dengan baik pada saat penggunaan model tipe Make a Match dalam pembelajaran sehingga dapat lebih mudah untuk memahami materi yang disampaikan.
commit to user