SKRINING LACTOBACILLUS SPP. UNTUK PENGEMBANGAN PROBIOTIK BERBASISKAN SUSU KEDELAI 1
K. A. Nocianitri1, IDG. Mayun Permana1, I N. Sujaya2 Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan, Fak. Teknologi Pertanian, 2PS. Ilmu Kesehatan Mayarakat, Fak. Kedokteran, Universitas Udayana
ABSTRACT This research was aimed to screen the lactic bacterial (LAB) strains for development of specific probiotic for formulated milk allergic infants. The LAB were isolated from fecal samples of one month and one week old-healthy infants and from soybean derived food products such as taucho and soy sauce. The fecal samples were enriched on TOS modified medium, in which the oligosaachraide was replaced by soy milk to create condition similar to gastrointestinal tract of infants who consume soy milk. The LAB then was isolated using MRS plates adding with bromocresol purple as an acid indicator. Only the yellow clear zone producing strains were further investigated. A total of 93 Gram positive and catalase negative isolates; 6 from a week old infant, 83 from one month infant, 2 from soy sauce and 2 from taucho were obtained, which were composed of 89 homofermenters and 4 heterofermenter strains. Forty one out of 93 isolates inhibited the growth of E. coli due to lactic acid production, but unfortunately it was no isolate produced bacteriocin. Two strains the F1-6 and BY85 showed good resistance to upper gastrointestinal tract conditions where 108-109 cells from 1011 initial cells numbers were still survived. These results implied that both strains were potential to be developed as specific probiotic for infants that showed allergy when consumed formulated milk. However, further researches are required to verify the functional effects of both strains on human health through the in vivo study by animal experiments. Keywords: Lactic acid bacteri, probiotics, infants, allergy PENDAHULUAN Bakteri asam laktat (BAL) adalah salah satu mikroorganisme utama dalam saluran pencernaan manusia normal. Populasinya di dalam saluran pencernaan manusia dewasa diperkirakan sekitar 0.1% (sekitar 109) dari 1012 total populasi bakteri. Populasi BAL, yang terdiri dari 12 species, didominasi oleh Lactobacilli dan Bifidobacteria, yang juga merupakan komponen mikroorganisme dominan pada saluran pencernaan bayi (Favier et al., 2002). Lactobacilli dan Bifidobacteria adalah golongan galur probiotik yang banyak dikembangkan dan dipercaya merupakan golongan bakteri menguntungkan bagi
kesehatan manusia karena dapat menjaga keseimbangan bakteri di dalam saluran pencernaan (Fuller, 1989). Keberadaan bakteri ini di dalam saluran pencernaan dipakai sebagai indikator tingkat kesehatan saluran pencernaan manusia (Gibson and Roberfroid, 1995; Collins and Gibson, 1999). Akhir-akhir ini di negara-negara maju berkembang bahwa probiotik tidak hanya ditujukan untuk menjaga kesimbangan bakteri menguntungkan saluran pencernaan manusia normal tetapi juga untuk tujuan khusus seperti untuk penyembuhan penyakit khusus seperti atopy (Isolauri et al., 2001) dan diarhoea pada anak-anak, lactose intolerant (maldigession), kanker usus besar (Marteau et al., 2001), dan sebagainya. Oleh karena itu, aplikasi probiotik untuk tujuan yang sangat spesifik akan semakin menjadi perhatian ahli mikrobiologi dan nutrisi seiring banyaknya kasus penyakit infeksi dan alergi. Alergi terhadap susu formula serta produk olahan dari susu selain air susu ibu (ASI) menyebabkan pemanfaatan susu kedelai sebagai salah satu alternatif bahan makanan tambahan bayi. Susu kedelai mengandung senyawa aktif isoflavon yang mempunyai manfaat untuk mencegah osteoporosis tulang (Hendrich and Murphy, 2001). Lactobacilli dan Bifidobacteria adalah komponen bakteri utama pada saluran pencernaan bayi yang sedang menyusui (Favier et al., 2002; Mackie et al., 1999; Vaugan et al., 2002; Zoetendal et al., 1998), yang diyakini pertumbuhannya distimulasi oleh adanya komponen dari ASI. Konsumsi susu kedelai akan memberikan kondisi lingkungan yang berbeda di saluran pencernaan dengan konsumsi ASI yang mana akan menyebabkan terstimulasinya jenis BAL tertentu di dalam usus besar. Walaupun beberapa golongan bakteri bisa ditemukan di semua individu, tetapi ada bakteri yang sangat spesifik pada setiap individu. Untuk memodifikasi bakteri saluran pencernaan dengan ketersediaan substrat susu kedelai (prebiotik) akan lebih baik bila disertai dengan konsumsi sel bakteri hidup (probiotoik) yang mempu mencerna susu kedelai yang nantinya bisa menjaga keseimbangan bakteri menguntungkan di dalam usus besar. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi dan menyeleksi bakteri asam laktat (BAL) yang diisolasi dari beberapa sumber untuk pengembangan galur probiotik untuk bayi yang mengkonsumsi susu kedelai karena adanya reaksi alergi terhadap susu formula. Penelitian ini diharapkan bisa
The Excellence Research UNIVERSITAS UDAYANA 2011
113
memberikan kontribusi tidak hanya dari sisi ilmiah tentang biodiversiti bakteri asam laktat pada berbagai sumber yang berhubungan dengan kedelai tetapi juga pemanfaatannya. MATERI DAN METODE Subjek penelitian Bayi sehat umur di bawah lima tahun digunakan dalam penelitian ini, yang mempunyai sejarah alergi susu dan menggunakan susu kedelai sebagai alternatif susu tambahan. Bakteri asam laktat juga diisolasi dari sumber bahan pangan yang hasil olahan kedelai seperti tahu, kecap, dan tauco. Sebelum dilakukan pengambilan sample pada feces bayi, terlebih dahulu orang tua bayi diberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian (informed consent). Isolasi bakteri asam laktat (BAL) Tinja (5-10 g) dimasukkan ke dalam tabung steril (falcon tube 15 ml, sterile), kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik (anaerobic pouch). Gas di dalam kantong diganti dengan CO2 dan selanjutnya disimpan dalam lemari pendingin atau dikerjakan secepat mungkin. Feses bayi diperkaya dalam medium TOS (modifikasi dari Matsuki et al., 1999) yang mengandung (per liter): 10 g tripticase, 1 g yeast ekstrak, 0.2 g MgSO4 7H2O; 3 g KH2PO4, 4.8 g K2HPO4, 3 g (NH4)2SO4, 0.5 g L-cystein (SIGMA). TOS modifikasi medium disterilisasi pada suhu 121oC selama 15 menit dan setelah didinginkan ditambahkan dengan 20% susu kedelai yang sudah disterilisasi. Susu keselai dibaut dengan cara menghancurkan 100 g kedelai yang telah direndam dengan penambahan 3 bagian air dan selanjutnya disaring dengan kain kasa. Setelah dilakukan pemupukan selama 48 jam, BAL diidoslasi dengan menggunakan MRS agar (Difco), dimurnikan, dan selanjutnya distok dalam pendingin suhu -20oC di dalam larutan glycerol 15% sementara kultur yang digunakan untuk penelitian rutin disimpan dalam lemari pendingin 5oC dalam bentuk agar tusuk (stab). Karakterisasi isolat Setiap biakan dilakukan test morfologi (pengecatan Gram) untuk melihat bentuk sel serta test katalase. Test katalase dilakukan dengan meneteskan larutan H2O2 15% dengan kultur mikroorganisme. Katalase positif ditandai dengan terbentuknya gelembung gas. Hanya isolat Gram positif dan katalase negatif (karakteristik bakteri asam laktat dan Bifidobacterium) digunakan untuk penelitian selanjutnya. Kemampuan tumbuh pada mengandung susu kedelai
medium
yang
Pemamfaatan kedelai dilakukan dengan menggunakan media GYP mengandung; glucose, 20 g/l; 114
The Excellence Research UNIVERSITAS UDAYANA 2011
yeast ekstract, 5 g/l; peptone 10 g/l, Na-acetat 3 hidrat, 2 g/l; larutan mineral (setiap ml mengandung: 40 mg MgSO4 7H2O; 2 mg MnSO42H2O; 7 mg FeSO47H2O; 2 mg NaCl), 5 ml; dan twen 5%, 10 ml/l (Kozaki et al., 1990), di mana glukosa diganti dengan susu kedelai. Media ditambahkan dengan 60 ppm bromocresol purple untuk mengetahui terjadinya pembentukan asam laktat. Perubahan warna medium dari ungu menjadi kuning disebabkan oleh terjadinya penurunan pH medium yang sekaligus menandakan terjadinya pertumbuhan bakteri asam laktat. Hanya galur yang menunjukkan pertumbuhan positif pada medium yang mengandung susu kedelai sebagai sumber karbon digunakan untuk penelitian lebih lanjut. Karakterisasi Probiotik Ketahanan terhadap pH rendah Kemampuan isolat untuk tumbuh pada pH rendah dilakukan dengan menggunakan media MRS cair (Difco) pH 2, 3, 4 dan 6-7. Isolat (stok agar stab) disegarkan selama semalam di dalam 3 ml media MRS cair (dalam 5 ml tabung reaksi tertutup), dan diinkubasi semalam pada suhu 30oC. Kepekatan dari kultur (optical dencity, OD) diukur dengan menggunakan spectrofotometer pada panjang gelombang 660nm (untuk memprediksi jumlah sel). Setelah dicuci dengan larutan garam fisiologis (larutan NaCl 0.85%), selanjutnya 50 mikro liter diinokulasikan ke dalam 3 ml media MRS yang telah diatur pH-nya. Pertumbuhan diamati setelah inkubasi selama 24 jam dengan mengamati nilai OD660 nm. Ketahanan terhadap asam empedu dan saluran pencernaan bagian atas Test ketahanan terhadap asam empedu dilakukan dengan menggunakan media cair MRS pH 7.0 yang ditambahkan natrium deoksi kolat (sodium deoxycholic, SIGMA) dengan konsentrasi akhir 0; 0,2; 0,4 dan 0,6 mM. Pertumbuhan diamati dengan mengukur OD pada 660nm setelah inkubasi selama 24 jam pada 37oC. Ketahanan terhadap kondisi saluran pencernaan bagian atas dilakukan dengan menggunakan model gastric juice mengandung: 125 mM NaCl; 7 mM KCl; 0,45 M NaHCO3 dan 0,1% Pepsin (SIGMA). Intestinal fluid mengandung: 0,1% pancreatin (SIGMA) dan 0,2 mM Na-deoksi kolat dalam larutan salne pH 7 (Fernadez et al., 2003). Produksi zat antimikrobial Aktivitas antimikrobial ditentukan dengan menggunakan metode agar tetes (Schillinger and Lucke, 1989). Supernatant dari biakan yang ditumbuhkan pada MRS, dinetralkan dengan NaOH sampai pH-nya 6.8. Selanjutnya 0.1 ml dari supernatant diteteskan di atas MRS agar yang telah diinoculasi dengan mikroba uji E.coli, Salmonella typhi, Shigella flexneri, Staphylococcus
aureus. Patogen diinkubasi selama 24 jam, ada tidaknya penghambatan ditandai dengan terbentuknya daerah bening pada bekas tetesan (spot) supernatan. Daya penghambatan terhadap beberapa bakteri patogen dilakukan dengan menggunakan supernatan sebelum dan sesudah dinetralkan. HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi dan karakteristik pertumbuhan isolat bakteri asam laktat pada athog yang mengandung susu kedelai Isolasi BAL dilakukan pada subyek bayi sehat umur satu bulan dan satu minggu, taucho, dan kecap. Isolasi dilakukan dengan pemupukan dengan menggunakan susu kedelai. Yang disiapkan dengan menghancurkan kedelai yang telah direndam salama semalan dengan penambahan 3 kali bagian air dan selanjutnya disaring. Sebelum dipergunakan untuk penambahan medium, susu kedelai diautoclave pada suhu 121oC selama 15 menit. Medium TOS, 4 ml yang telah dimodifiaksi (lihat bagian materi dan metode) ditambahkan dengan 1 ml susu kedelai. Sekitar 1 g feses dimasukkan dan diinkubasi dalam keadaan anaerob menggunakan gas pouch (Mitsubishi gas), dan selanjutnya diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37oC. Pemupukan dengan susu kedelai pada medium yang miskin sumber karbon (TOS) dengan harapan BAL yang tumbuh adalah spesies yang dapat memanfaat susu kedelai sebagai sumber karbon dan membentuk asam. Sebanyak 1 ml suspensi mikroorganisme diambil dan diperkaya sekali lagi dengan metode yang sama. Selanjutnya BAL diisolasi dengan menggunakan MRS agar degan panambahan 0.5% L-cystein-HCl dan 60 ppm bromo cresol purple (BCP). Koloni BAL kelihatan sebagai koloni yang dikelilingi oleh daerah kuning (indikator pembentukan asam). Sebanyak 93 isolat diisolasi dari bayi (83 isolat dari bayi umur satu bulan dan 6 isolat dari bayi umur satu minggu), dua isolat dari taucho dan 2 isolat dari kecap asin (Tabel 1). Tidak berhasil diisolasi BAL (katalase patogen dan Gram positif) dari tahu yang diperoleh di pasaran. Hal ini mungkin disebabkan karena tahu sudah diberikan bahan pengawet. Penghambatan terhadap bakteri patogen Penghambatgan dilakukan pada supernatant medium dari isolate (Tabel 2) yang ditumbuhkan pada media MRS. Hasil uji penghambatan terhadap E. coli 252929 menunjukkan bahwa 47 dari 83 isolat yang diuji menunjukkan penghambatan. Penghambatan yang dihasilkan disebabkan oleh asam yang terbentuk dari fermentasi glukosa pada medium, sehingga tidak ditemukan lagi penghambatan setelah suparnatan dinetralisasi. Uji penghambatan juga dilakukan pada supernatant yang dinetralisasi juga dilakukan dengan menggunakan beberapa mikroorganisme indikator
seperti Salmonella typhi, Staphylococcus aureus, Vibrio cholera, Psudomonas aureginosa, Salmonella flexneri, tetapi ditemukan hasil yang konsisten dimana dari 43 isolat yang positif tidak ada yang menghasilkan bakteriosin. Pertumbuhan dan Ketahanan Terhadap pH rendah Dari hasil uji pada pH rendah (pH 3 dan 4) pada beberapa isolat yang diseleksi menunjukkan bahwa tidak ada isolat yang bisa tumbuh dengan baik pada pH 3 dan pH 4 (OD660 <0.1). Tetapi, semua isolat yang diseleksi menunjukkan katahanan yang baik yang dibuktikan dengan pemupukan isolat pada MRS medium setelah 2 jam direndam dalam medium dengan pH 3 dan 4 (Tabel 3). Ketahanan terhadap asam empedu Salah satu persyaratan agar strain probiotik mempunyai efek fungsional adalah strain tersebut harus tahan terhadap lingkungan saluran pencernaan yang mengandung asam empedu dengan pH yang berangsur dari rendah (di dalam lambung) ke netral (di dalam kolon). Dari turunan asam empedu yang terdapat di dalam kolon, diketahui bahwa asam empedu sekunder seperti deoksi kolat (DC) merupakan turunan asam empedu dominan di dalam kolon yang lebih beracun terhadap pertumbuhan mikroorganisme dibandingkan dengan asam empedu primer seperti asam kolat. Oleh karena itulah maka pada tahap awal seleksi isolat BAL yang diisolasi ditest pertumbuhannya pada media yang mengandung deoksi kolat (Table 4). Dalam keadaan normal di dalam kolon diperkirakan mengandung 0.2 -0.4 mM DC. Dari 12 isolat yang diseleksi, diperoleh 2 isolat; F1-6 dan BY-85, yang paling tahan dibandingkan dengan yang lainnya. Kedua strain ini selanjutnya dipelajari ketahanannya selama dalam saluran pencernaan bagian atas dengan menggunakan simulasi cairan lambung (seperti dijelaskan dalam materi dan metode). Dari hasil percobaan diperoleh bahwa F1-6 dan BY85 mempunyai daya tahan yang baik di dalam saluran pencernaan bagian atas. Data dalam penelitian ini menunjukkan bahwa F1-6 diperkirakan akan mampu mencapai kolon sebanyak 107-109 pada kondisi saluran pencernaan yang mempunyai kisaran pH dari 2 sampai 4 apabila diadministrasikan sebanyak 1011 sell. Sementara isolat BY-85, sekitar 108 sampia 109 akan mencapai kolon pada kondisi saluran pencernaan, dengan asumsi 1011 sel diadministrasikan. Secara umum, daya tahan BY-85 lebih baik dibandingkan dengan F1-6 (Gambar 1). Beberapa isolat dilakukan identifikasi penduga dan dari hasil pengamatan bentuk sel diperoleh bahwa semua isolat mempunyai bentuk batang sehingga kemungkinan BAL yang diisolasi merupakan anggota
The Excellence Research UNIVERSITAS UDAYANA 2011
115
genus lactobacillus atau bifidobacterium (Tabel 5). Tetapi, identifikasi secara lebih pasti (tahap species level) belum bisa dilakukan mengingat keterbatasan bahan dan peralatan pada saat penelitian dilakukan. Identifikasi akan dilakukan pada penelitian selanjutnya sehingga diperoleh species yang paling dekat dengan menggunakan test biokimia (API CH50 Lactobnacilli dan dengan sekuensing 16S rDNA. KESIMPULAN Dua isolat BAL BY-85 dan F1-6 merupakan isolat unggul dari 93 total isolat BAL yang dengan karakteristik seperti : dapat memanfaatkan susu kedelai sebagai sumber karbon, tahan terhadap pH 3 dan 4, memproduksi zat antimikrobial, mampu tumbuh pada kondisi lingkungan yang mengandung deoksi kolat sampai 0,4 mM, dan mempunyai viabilitas mencapai kolon sekitar 107-109 sel dari sekitar 1011 sel awal setelah dilakukan test model kondisi saluran pencernaan bagian atas dengan pH 2, 3 dan 4. Sehingga isolat BY85 dan F1-6 mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai galur probiotik untuk bayi yang mengkonsumsi susu kedelai sebagai susu alternatif karena alergi susu formula. Untuk mengekplorasi lebih mendalam potensi isolat BY-85 dan F1-6 sebagai galur probiotik khusus, maka disarankan untuk mengidentifikasi strain yang lebih pasti, uji attachement sehingga efek fungsional dari BY-85 dan F1-6 bisa lebih serta uji coba pada hewan coba untuk membuktikan aktifitas dan pertumbuhan BY-85 dan F1-6 di dalam saluran pencernaan. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya ke pada Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departmenet Pendidikan Nasional yang telah membiayai penelitian ini melalui proyek Penelitian Dosen Muda, Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian No: 027/SP3/PP/ DP2M/II/2006 tanggal 1 Pebruari 2006. DAFTAR PUSTAKA Collins, M. D. and Gibson, G. R. 1999. Probiotics, prebiotics, and synbiotics: approaches for modulating the microbial ecology of the gut. Am. J. Clin. Nutr. 69: 1052S-1057S. Favier, C. F., Vaughan, E. E., de Vos, W. M., Akkermans, A.D.L. 2002. Molecular monitoring of succession of bacterial communities in human neonates. Appl. Environ. Microbiol. 68: 219-226. Fuller, R. 1989. A Review: probiotics in man and animals. J. Appl. Bacteriol. 66: 365-378. Gibson, G. R. and Roberfroid, M.B. 1995. Dietary modulation of the human colonic microbiota:
116
The Excellence Research UNIVERSITAS UDAYANA 2011
introducing the concept of prebiotics. J. Nutr. 125: 1401-1412. Hendrich, S. and Murphy, P. A. 2001. Isoflavones: sources and metabolism. In Wildman, R.E.C. Handbook of nutraceuticals and functional foods, p:55-76. CRC press, Washinton DC, USA. Kozaki, M. Uchimura, Y., Okada, S. 1992. Manual for Isolation and Identification of Lactic Acid Bacteria. Asakura Shoten, Tokyo. Mackie, R. I., Sghir, A., Gaskins, H. R. 1999. Developmental microbial ecology of the neonatal gastrointestinal tract. Am. J, Clin. Nutr. 69: 1035S-1045S. Marteau, P. R., de Vrese, M., Cellier, C. J., Schrezeenmeier, J. 2001. Protection from gastrointestinal deseases with the use of probiotics. Am. J. Clin. Nutr. 73: 430S-436S. Vaughan, E. E., de Vries, M. C., Zoetendal, E. G., BenAmor, K., Akkermans, A. D. L. and de Vos, W. M. 2002. The Intestinal LABs. Antonie van Leeuwenhoek. 83: 341-352. Zoetendal, E. G., Akkermans, A. D. and De Vos, W. M. 1998. Temperature gradient gel electrophoresis analysis of 16S rRNA from human fecal samples reveals stable and host-specific communities of active bacteria. Appl. Environ. Microbiol.64: 3854-3859. Matsuki, T., Watanabe, K., Tanaka, R., Fukuda, M., and Oyaizu, H. 1999. Distribution of bifidobacterial species in human intestinal microflora examined with 16S rRNA-gene-targeted species-specific primers. Appl. Environ. Microbiol., 65: 4506-4512. Fernadez, M. F., Boris, S., and Barbes, C. 2003. Probiotic properties of human lactobacilli strains to be used in the gastrointestinal tract. J. Appl. Microbiol. 94: 449-455. Schillinger, U. and F. Lucke. 1989. Antibacterial activity of Lactobacillus sake isolated from meat. Appl. Environ. Microbiol., 55: 1901-1906 Isolauri, E., Sutas, Y., Kankaanpaa, P., Arvillomi, H., Salminen, S. 2001. Probiotics: effects on immunity. Am. J .Clin. Nutr., 73(Suppl.): 444S-450S.
Tabel 1. Pertumbuhan isolat bakteri asam laktat pada susu kedelai No.
Isolat
Gram
Ktl./Gas
OD660
pH
No.
Isolat
Gram
Ktls./Gas
OD660
pH
1
BY-1
,+
,-
0,56
5,44
53
BY-51
,+
,-
0,32
5,60
2
BY-2
,+
,-
0,22
5,72
54
BY-52
,+
,-
0,37
5,45
3
BY-3
,+
,-
0,44
5,50
55
BY-53
,+
,-
0,63
5,49
4
BY-4
,+
,-
0,54
5,45
56
BY-54
,+
,-
0,29
5,43
5
BY-5
,+
,-
0,34
5,38
57
BY-55
,+
,-
0,30
5,78
6
BY-6
,+
,-
0,43
5,45
58
BY-56
,+
,-
0,37
5,77
7
BY-7
,+
,-
0,43
5,45
59
BY-57
,+
,-
0,22
5,79
8
BY-8
,+
,-
0,33
5,60
60
BY-58
,+
,-
0,42
5,39
9
BY-9
,+
,-
0,35
5,53
61
BY-59
,+
,-
0,30
5,47
10
BY-10
,+
,-
0,32
5,44
62
BY-60
,+
,-
0,46
5,86
11
BY-11
,+
,-
0,33
5,40
63
BY-61
,+
,-
0,32
5,49
12
BY-12
,+
,-
0,38
5,71
64
BY-62
,+
,-
0,26
5,73
13
BY-13
,+
,-
0,34
5,37
65
BY-63
,+
,-
0,27
5,78
14
BY-15
,+
,-
0,35
5,58
66
BY-65
,+
,-
0,48
5,50
15
BY-16
,+
,-
0,35
5,58
67
BY-67
,+
,-
0,38
5,39
16
BY-17
,+
,-
0,25
5,86
68
BY-69
,+
,-
0,36
5,37
17
BY-18
,+
,-
0,33
5,57
69
BY-71
,+
,-
0,21
5,81
18
BY-19
,+
,-
0,54
5,58
70
BY-72
,+
,-
0,23
5,67
19
BY-20
,+
,-
0,33
5,39
71
BY-74
,+
,-
0,29
5,70
20
BY-21
,+
,-
0,34
5,52
72
BY-76
,+
,-
0,34
5,46
21
BY-22
,+
,-
0,44
5,59
73
BY-77
,+
,-
0,44
5,44
22
BY-23
,+
,-
0,43
5,45
74
BY-79
,+
,-
0,26
5,83
23
BY-24
,+
,-
0,38
5,44
75
BY-80
,+
,-
0,40
5,33
24
BY-30
,+
,-
0,34
5,82
76
BY-81
,+
,-
0,35
5,43
25
BY-31
,+
,-
0,36
5,39
77
BY-83
,+
,-
0,35
5,38
26
BY-32
,+
,-
0,34
5,56
78
BY-85
,+
,-
0,46
5,45
27
BY-33
,+
,-
0,42
5,65
79
BY-86
,+
,-
0,33
5,37
28
BY-34
,+
,-
0,28
5,72
80
BY-90
,+
,-
0,35
5,41
29
BY-35
,+
,-
0,27
6,03
81
BY-91
,+
,-
0,31
5,40
30
BY-36
,+
,-
0,27
5,73
82
BY-92
,+
,-
0,22
5,69
31
BY-37
,+
,-
0,28
5,48
83
BY-96
,+
,-
0,33
5,65
32
BY-38
,+
,-
0,31
5,40
84
F1-1
,+
,-
0,55
5,46
33
BY-40
,+
,-
0,27
5,72
85
F1-3
,+
,-
0,54
5,45
34
BY-41
,+
,-
0,36
5,45
86
F1-4
,+
,-
0,53
5,49
35
BY-42
,+
,-
0,25
5,88
87
F1-6
,+
,-
0,55
5,37
36
BY-43
,+
,-
0,31
5,61
88
F1-7
,+
,-
0,56
5,45
37
BY-44
,+
,-
0,29
5,78
89
F1-8
,+
,-
0,55
5,48
38
BY-45
,+
,-
0,57
5,34
39
BY-46
,+
,-
0,31
5,60
90
TC-09-1
,+
,-
0,02
6,56
40
BY-47
,+
,-
0,32
5,51
91
TC-13-1
,+
,-
0,03
6,62
51
BY-48
,+
,-
0,25
5,70
92
KC-14-1
,+
,-
0,02
6,72
52
BY-49
,+
,-
0,36
5,38
93
KC-15-1
,+
,-
0,04
6,62
Semua isolat merupakan Gram positif dan katalase negatif (kerekter bakteri asam laktat) Bayi umur satu bulan (BY); bayi umur satu minggu (F); tauco (TC), Kecap (KC).
The Excellence Research UNIVERSITAS UDAYANA 2011
117
Tabel 2. Penghambatan terhadap E.coli 252923 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
Isolat BY-1 BY-2 BY-3 BY-4 BY-5 BY-6 BY-7 BY-8 BY-9 BY-10 BY-11 BY-12 BY-13 BY-15 BY-16 BY-17 BY-18 BY-19 BY-20 BY-21 BY-22 BY-23 BY-24 BY-30 BY-31 BY-32 BY-33 BY-34 BY-35 BY-36 BY-37 BY-38 BY-40 BY-41 BY-42 BY-43 BY-44 BY-45 BY-46 BY-47 BY-48 BY-49 BY-51
Netralisasi Sebelum Sesudah ..+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ -
No.
Isolat
44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79
BY-52 BY-53 BY-54 BY-55 BY-56 BY-57 BY-58 BY-59 BY-60 BY-61 BY-62 BY-63 BY-65 BY-67 BY-69 BY-71 BY-72 BY-74 BY-76 BY-77 BY-79 BY-80 BY-81 BY-83 BY-85 BY-86 BY-90 BY-91 BY-92 BY-96 F1-1 F1-3 F1-4 F1-6 F1-7 F1-8
80 81 82 83
TC-09-1 TC-13-1 KC-14-1 KC-15-1
Netralisasi Sebelum Sesudah .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+
-
Tidak ada isolat yang memberikan penghambatan terhadap Salmonella typhi, Staphylococcus aureus, Vibrio cholera, Psudomonas aureginosa, Salmonella flexneri.
118
The Excellence Research UNIVERSITAS UDAYANA 2011
Tabel 3. Ketahanan terhadap pH rendah Isolat F1-1 F1-3 F1-4 F1-6 F1-7 F1-8 BY-1 BY-4 BY-19 BY-45 BY-53 BY-85
Pertumbuhan (OD660) pH 6,8 pH 4 0,827 0,070 0,890 0,093 0,940 0,080 0,912 0,083 0,943 0,097 0,917 0,084 0,950 0,096 0,785 0,065 0,929 0,080 0,751 0,072 0,761 0,081 0,494 0,081
Ketahanan pH 3 0,096 0,091 0,104 0,071 0,101 0,100 0,097 0,101 0,100 0,110 0,090 0,107
pH 4 .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+
pH 3 .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+ .+
Isolat dianggap tumbuh apabila nilai OD660 < 0.5 setelah 24 jam inkubasi pada 37oC. Tabel 4. Pertumbuhan pada MRS yang mengandung natrium deoksi kolat (*) Isolat BY-1 BY-19 BY-53 BY-85 BY-45 BY-4 F1-1 F1-3 F1-4 F1-6 F1-7 F1-8
Konsentrasi Na-DC (mM) 0,2 0,4 0,633 0,219 0,666 0,172 0,644 0,179 0,688 0,320 0,714 0,089 0,626 0,135 0,62 0,168 0,514 0,170 0,54 0,226 0,533 0,245 0,582 0,203 0,766 0,123
0 0,885 0,874 0,875 0,991 0,995 0,902 0,865 0,883 0,854 0,861 0,921 0,891
0,6 0,109 0,109 0,097 0,123 0,065 0,084 0,081 0,084 0,096 0,105 0,100 0,091
*): Dinyatakan dalam OD660 nm setalah 48 jam inkubasi pada suhu 37oC. Isolat BY-85 dan F1-6 dipergunakan untuk penelitian selanjutnya. Isolat F-1-6
Populasi (Log 10 cfu//ml)
Isolat BY-85 12
12
10
10
8
8
6
6 pH2 pH3 pH4
4 2 0 0 jam
gastric 1 jam
intestine 3 jam
pH2 pH3 pH4
4
4.5 jam
7.5 jam
2 0 0 jam
gastric
intestine
1 Jam
3 jam
4.5 jam
7.5 jam
Gambar 1. Ketahanan isolat BY-85 dan F1-6 pada kondisi saluran pencernaan bagian atas. Model gastric juice mengandung: 125 mM NaCl; 7 mM KCl; 0,45 M NaHCO3 dan 0,1% Pepsin (SIGMA). Intestinal fluid mengandung: 0,1% pancreatin (SIGMA) dan 0,2 mM Na-deoksi kolat dalam larutan salne pH 7.
The Excellence Research UNIVERSITAS UDAYANA 2011
119
Tabel 5. Tentatif identifikasi isolat Isolat
Gram
Katalase
Bentuk sel
Gas
F1-1
+
-
Batang pendek
-
Lactobacillus sp. / Bifidobacterium sp.
F1-3
+
-
Batang pendek
-
Lactobacillus sp. / Bifidobacterium sp.
F1-4
+
-
Batang pendek
-
Lactobacillus sp. / Bifidobacterium sp.
F1-6
+
-
Batang pendek
-
Lactobacillus sp. / Bifidobacterium sp.
F1-7
+
-
Batang pendek
-
Lactobacillus sp. / Bifidobacterium sp.
F1-8
+
-
Batang pendek
-
Lactobacillus sp. / Bifidobacterium sp.
BY-1
+
-
Batang pendek
-
Lactobacillus sp. / Bifidobacterium sp.
BY-4
+
-
Batang pendek
-
Lactobacillus sp. / Bifidobacterium sp.
BY-19
+
-
Batang pendek
-
Lactobacillus sp. / Bifidobacterium sp.
BY-45
+
-
Batang pendek
-
Lactobacillus sp. / Bifidobacterium sp.
BY-53
+
-
Batang kurus
-
Lactobacillus sp. / Bifidobacterium sp.
BY-85
+
-
Batang kurus
-
Lactobacillus sp. / Bifidobacterium sp.
120
The Excellence Research UNIVERSITAS UDAYANA 2011
Presumtif genus