SKRINING FITOKIMIA DAN FORMULASI SEDIAAN TABLET HISAP EKSTRAK KERING KAPULAGA JAWA (Amomum cardamomum Willd.) DENGAN PVP SEBAGAI PENGIKAT Nabilah Bamu’min, Ratna Djamil, Kartiningsih Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Jalan Srengseng Sawah, Jagakarsa 12640, Jakarta Selatan, Indonesia e-mail :
[email protected] ABSTRAK Amomum cardamomum Willd. adalah satu tanaman obat berkhasiat yang berasal dari familia Zingiberaceae yang secara empiris memiliki khasiat sebagai penghilang bau mulut. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian formulasi sediaan tablet hisap dari ekstrak kering Amomum cardamomum Willd. dengan konsentrasi PVP 7,5% sebagai pengikat. Tahapan penelitian yang dilakukan meliputi pengumpulan dan penyediaan bahan, pembuatan ekstrak kental secara maserasi dengan etanol 70% pembuatan ekstrak kering secara pengeringan beku, penapisan fitokimia, pembuatan tablet hisap secrara granulasi basah dan pemeriksaan karakteristik mutu fisik tablet. Hasil penapisan fitokimia terhadap serbuk simplisia, ekstrak kental dan ekstrak kering menunjukkan adanya flavonoid, saponin, minyak atsiri, steroid dan triterpenoid. Hasil pemeriksaan mutu fisik tablet menunjukkan keseragaman bobot 1,9937; keseragaman ukuran dengan diameter 20,55mm dan tebal 5,45mm; kerenyahan 0,34%; kekerasan 16,08 kg/cm3 dan waktu hancur 12,58 menit. Kata kunci : Amomum cardamomum Willd., bau mulut, PVP, tablet hisap, zingiberaceae
PENDAHULUAN Masalah bau mulut yang terjadi secara permanen merupakan masalah yang cukup serius, hal ini tentu akan memberikan dampak atau citra negatif pada seseorang. Bau mulut yang berkepanjangan dapat menjadi pertanda suatu penyakit atau ditimbulkan dari adanya lubang pada gigi, sisa makanan di dalam mulut, karang gigi/karies, dan lain sebagainya. Kapulaga Jawa merupakan salah satu tanaman berkhasiat yang secara empiris memiliki khasiat sebagai penghilang bau mulut. Kandungan
kapulaga yang diduga memiliki khasiat sebagai antiseptik adalah minyak atsiri yaitu berupa sineol. Sediaan yang diperlukan untuk memaksimalkan sifat antiseptik dari buah kapulaga Jawa adalah sediaan berupa tablet hisap karena sediaan ini adalah salah satu jenis tablet yang memiliki waktu huni lama dalam rongga mulut. Pada penelitian ini digunakan PVP sebagai pengikat tablet hisap yang dibuat menggunakan metode granulasi basah. Polivinil pirolidon merupakan salah satu pengikat paling efektif untuk sediaan tablet hisap, PVP memiliki sifat mudah larut air
Dipresentasikan pada Seminar Nasional LUSTRUM X Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta 28-29 Juni 2013
dan etanol 96%, selain itu PVP dapat membantu karakteristik penyejuk dan tekstur permukaan tablet hisap ketika melarut dalam rongga mulut. Metode pengeringan ekstrak yang dipilih adalah metode pengeringan beku (freeze drying), hal ini dikarenakan simplisia kapulaga Jawa mengandung minyak atsiri yang bersifat termolabil. Selain itu, metode pengeringan beku digunakan dengan tujuan untuk meningkatkan stabilitas dari minyak atsiri yang merupakan kandungan dari kapulaga Jawa yang diduga bersifat sebagai antiseptik. BAHAN, ALAT DAN METODE Bahan Buah kapulaga Jawa (Amomum cardamomum Willd.); pereaksi skrinning fitokimia; Etanol 96%; Maltodekstrin; Manitol; Polivinil pirolidon (PVP); PEG 6000; Aquadest. Alat Timbangan analitik; Rotavapor; Kertas saring; Lumpang; Alu; Pengayak no.4; Pengayak no.18; Penjepit kayu; Batang pengaduk; Cawan penguap; Corong; Alat-alat gelas; Penangas air; Pipet tetes; Stopwatch; Alat pengering beku; Oven; Pengayak no.12 mesh; Pengayak no.16 mesh; Mesin cetak tablet Single punch; Jangka sorong; Alat pengukur sudut diam dan kecepatan alir; Alat uji kompresibilitas; Alat uji waktu hancur; Alat uji kekerasan tablet; Alat uji kerenyahan tablet; Alat pengayakan bertingkat.
Metode Penapisan fitokimia dilakukan terhadap serbuk simplisia, ekstrak kental dan ekstrak kering kapulaga Jawa menurut metode Farnsworth meliputi pemeriksaan alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, kuinon, steroid/triterpenoid, kumarin dan minyak atsiri. Selanjutnya dilakukan formulasi tablet hisap menggunakan metode granulasi basah, granul dievaluasi meliputi kadar lembab, sifat alir, kompresibilitas, dan distribusi ukuran pertikel. Granul yang memenuhi persyaratan dicetak menjadi tablet hisap, tablet hisap dievaluasi meliputi organoleptik, keseragaman bobot, keseragaman ukuran, kekerasan, friabilitas, dan waktu hancur. A. Pembuatan ekstrak kental Sebanyak 505,4 g simplisia buah kapulaga Jawa diekstraksi secara maserasi kinetik pada suhu 400C menggunakan etanol 70%. Maserat disaring dari ampasnya sehingga diperoleh ekstrak cair, kemudian ekstrak cair dipekatkan menggunakan rotavapor suhu 400C, kecepatan 60 rpm dan tekanan 175mbar sehingga diperoleh ekstrak kental . B. Pembuatan ekstrak kering 1. Maltodekstrin sebanyak 120 g dilarutkan dalam ± 300 mL air suling. 2. Larutkan ekstrak kental dengan air suling ± 500 mL. 3. Masukkan larutan ekstrak kental kedalam larutan maltodekstrin, tambahkan air suling ad 1L, homogenkan.
Dipresentasikan pada Seminar Nasional LUSTRUM X Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta 28-29 Juni 2013
4. Campuran tersebut dibekukan terlebih dahulu lalu dikeringkan dengan freeze dryer selama 48 jam dengantekanan 10mmHg dan temperatur -500C. C. Penapisan fitokima 1. Identifikasi Golongan Alkaloid Sebanyak 2 g serbuk simplisia; 84,2 mg ekstrak kental; 600 mg ekstrak kering; dilembabkan dengan 5 ml amonia 30% (pekat), digerus dalam mortir, kemudian ditambahkan 20 ml kloroform dan digerus kembali dengan kuat, campuran tersebut disaring dengan kertas saring, diperoleh filtrat berupa larutan organik (sebagai larutan B). Larutan A diteteskan beberapa tetes pada kertas saring dan disemprot atau ditetesi dengan pereaksi Dragendorff, terbentuk warna merah/jingga pada kertas saring menunjukkan adanya senyawa alkaloid. Larutan B dibagi dalam dua tabung reaksi, ditambahkan masingmasing pereaksi Dragendorff dan Mayer, terbentuk endapan merah bata dengan pereaksi Dragendorff dan endapan putih dengan pereaksi Mayer menunjukkan adanya senyawa golongan alkaloid. 2. Identifikasi Golongan Flavonoid Sebanyak 1 g serbuk simplisia; 24,1 mg ekstrak kental; 300 mg ekstrak kering; ditambahkan 50 ml air panas, didihkan selama 5 menit, saring dengan kertas saring, diperoleh filtrat yang akan
digunakan sebagai larutan percobaan. Kedalam 5 ml larutan percobaan (dalam tabung reaksi), ditambahkan serbuk atau lempeng magnesium secukupnya dan 1 ml HCl pekat, tambahkan 5 ml amilalkohol, dikocok dengan kuat, biarkan hingga memisah, terbentuk warna dalam larutan amil alkohol menunjukkan adanya senyawa flavonoid. 3. Identifikasi Golongan Saponin Sebanyak 10 ml larutan percobaan yang diperoleh dari percobaan no.2, dimasukkan kedalam tabung reaksi dan dikocok secara vertikal selama 10 detik, kemudian biarkan selama 10 menit, terbentuk busa yang stabil dalam tabung reaksi menunjukkan adanya senyawa golongan saponin, bila ditambahkan 1 tetes HCl 1% (encer) busa tetap stabil.
4. Identifikasi Golongan Tanin Sebanyak 2 g serbuk simplisia; 84,2 mg ekstrak kental; 600 mg ekstrak kering; (dalam gelas piala kecil) ditambahkan 100 ml air, didihkan selama 15 menit, dinginkan dan disaring dengan kertas saring dan filtrat yang diperoleh dibagi dua bagian. Kedalam masing-masing 5 ml filtrat (dalam tabung reaksi): a) Ditambahkan beberapa larutan Ferri (III) klorida 1% terbentuk warna biru hijau violet. b) Ditambahkan beberapa tetes larutan gelatin 1% terbentuk endapan putih. Menunjukkan adanya senyawa golongan tanin.
Dipresentasikan pada Seminar Nasional LUSTRUM X Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta 28-29 Juni 2013
Kedalam 50 ml filtrat yang kedua ditambahkan 15 ml pereaksi Stiasny (Formaldehid 30% - HCl pekat = 2:1), dipanaskan diatas penangas air terbentuk endapan warna merah muda menunjukkan adanya tanin katekuat. Endapan disaring, filtrat yang diperoleh dijenuhkan dengan serbuk natrium asetat, ditambahkan beberapa tetets larutan Ferri (III) klorida 1% terbentuk warna biru tinta menunjukkan adanya tanin galat. 5. Identifikasi Golongan Kuinon Diambil 5 ml larutan percobaan dari no. 2 masukkan kedalam tabung reaksi, ditambahkan beberapa tetes larutan NaOH 1N, terbentuk warna merah intensif, menunjukkan adanya senyawa golongan kuinon. 6. Identifikasi Golongan Steroid dan Triterpenoid Sebanyak 1 g serbuk simplisia; 24,1 mg ekstrak kental; 300 mg ekstrak kering; dimaserasi dengan 20 ml eter selama 2 jam (dalam wadah dengan penutup rapat), disaring dan diambil filtratnya, 5 ml dari filtrat tersebut diuapkan dalam cawan penguap hingga diperoleh residu/sisa, kedalam residu ditambahakan 2 tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes asam sulfat pekat (Pereaksi LebermannBurchard), terbentuk warna hijau atau merah menunjukkan adanya senyawa golongan steroid atau triterpenoid.
ekstrak kering; dalam erlenmeyer, ditambahkan 10 ml pelarut petroleum eter dan pasang corong (yang diberi lapisan kapas yang telah dibasahi dengan air), panaskan selam 10 menit di atas penangas air dan dinginkan, saring dengan kertas saring, filtrat diuapkan pada cawan penguap, residu dilarutkan dengan pelarut alkohol sebanyak 5 ml, lalu disaring dengan kertas saring, filtratnya diuapkan pada cawan penguap, residu berbau aromatik/menyenangkan, menunjukkan adanya senyawa golongan minyak atsiri. 8. Identifikasi Golongan Kumarin Sebanyak 2 g serbuk simplisia dimasukkan dalam erlenmeyer tambahkan 10 ml pelarut kloroform dan pasang corong (yang telah diberi lapisan kapas yang telah dibasahi air), panaskan selama 20 menit diatas penangas air dan dinginkan, saring dengan kertas saring, filtrat diuapkan pada cawan penguap sampai kering, residu ditambahakan air panas sebanyak 10 ml, dinginkan, larutan dimasukkan kedalam tabung reaksi, tambahkan 0,5 ml larutan amonia (NH4OH) 10%, amati dibawah sinar lampu Ultraviolet pada panjang gelombang 365 nm, maka terjadi fluoresesnsi warna biru atau hijau, biru kehijauan, menunjukkan adanya golongan kumarin. D. Pembuatan tablet hisap
7. Identifikasi Atsiri
Golongan
Minyak
Sejumlah 2 g serbuk simplisia; 84,2 mg ekstrak kental; 600 mg
Formula tablet hisap terdiri dari : 1. Bahan aktif, yaitu ekstrak kering buah kapulaga Jawa.
Dipresentasikan pada Seminar Nasional LUSTRUM X Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta 28-29 Juni 2013
2. Bahan tambahan, antara lain : mannitol sebagai pengisi dan pemanis, PEG 6000 sebagai glidan, polivinil pirolidon sebagai pengikat. Tiap tablet hisap mengandung : Tabel 1. Formula tablet hisap Bahan Ekstrak kering buah kapulaga Jawa PVP PEG 6000 Manitol ad
Bobot (g) 0,7454 0,15 0,10 2
Satu tablet hisap mengandung @2g 1) Ditimbang bahan-bahan yang digunakan. 2) Dibuat larutan pengikat basah, PVP dilarutkan dalam etanol 96%. 3) Ekstrak kering buah kapulaga Jawa ditambahkan mannitol, kemudian ditambahkan larutan pengikat basah sampai terbentuk massa granul yang kompak. 4) Massa granul yang diperoleh kemudian diayak menggunakan pengayak mesh no.12. 5) Granul lembab dikeringkan dalam oven blower selama 30 menit dengan suhu 400C. 6) Granul yang diperoleh diayak kembali dengan menggunakan pengayak no.16. 7) Evaluasi granul a) Penetapan kadar lembab Ditimbang seksama 5 g granul, dimasukkan kedalam oven (suhu 400-600C) hingga bobot konstan, kemudian data penimbangan dimasukkan, hitung kadar lembab granul. b) Penetapan sifat alir
Ditimbang 25 g granul, masukkan kedalam corong uji waktu alir dalam keadaan tertutup. Buka penutup corong, biarkan granul mengalir, gunakan stopwatch, catat waktunya. Granul ditampung pada kertas grafik milimeter, catat tinggi (h) dan diameter (d) unggukan serbuk. Hitung α (sudut baring). Dihitung sudut diam dann waktu alir. c) Penetapan sifat kompresibilitas Granul sejumlah 25 g dimasukkan ke dalam gelas ukur, dicatat volume awal (V0) dilakukan pemampatan hingga volume yang terbaca pada gelas ukur menunjukkan nilai konstan dan dicatat sebagai volume akhir (Vn). Lakukan pengetukan hingga 10 ketukan, catat volumenya, lakukan juga dengan 50,100 dan 500 ketukan. Dihitung kompresibilitasnya. d) Distribusi ukuran partikel Granul sejumlah 25 g diayak melaui 1 set ayakan uji yang disusun ke atas sesuai dengan semakin besarnya lebar jala ayakan. Setelah melewati waktu ayakan tertentu, ditetapkan jumlah presentase sisa yang tertinggal dalam setiap dasar ayakan melalui proses penimbangan. Hasil yang diperoleh digunakan untuk membuat kurva distribusi ukuran partikel. 8) Setelah pengujian dan didapatkan hasil yang baik, massa granul ditambahkan PEG 6000, dicampur homogen. 9) Massa granul dicetak menjadi tablet dengan menggunakan mesin pencetak alat tablet.
Dipresentasikan pada Seminar Nasional LUSTRUM X Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta 28-29 Juni 2013
10) Evaluasi tablet a) Pemeriksaan organoleptik Tablet hisap yang sudah jadi, diperiksa organoleptiknya, meliputi : warna, bau dan rasa. b) Uji keseragaman ukuran Diambil secara acak 20 buah tablet hisap, diukur diameter dan tebalnya dengan menggunakan jangka sorong. Syarat : kecuali dinyatakan lain, diameter tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 tebal tablet. c) Uji keseragaman bobot Ditimbang 20 tablet, lalu dihitung bobot rata-rata tiap tablet hisap. Syarat : Jika ditimbang satu per satu, tidak boleh lebih dari 2 buah tablet hisap yang masingmasing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom A, dan tidak satu pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom B. d) Uji kerenyahan Ditimbang sebanyak 20 tablet hisap yang diambil secara acak dan dibersihkan dari debu. Kemudian diletakkan kedalam alat friabilator, nyalakan, jalankan selama 4 menit (kecepatan : 25 putaran/menit). Tablet hisap yang telah diuji dibersihkan kemudian ditimbang ulang. Syarat : < 1% e) Uji kekerasan Diambil sebanyak 20 tablet secara acak, ditentukan kekerasannya. Syarat : 10-20 kg/cm3. f) Uji waktu hancur
Sebanyak 6 tablet hisap disiapkan dan 1 tablet dimasukkan ke setiap tabung pada keranjang, dimasukkan 1 cakram pada masing-masing tabung, nyalakan alat. Gunakan air bersuhu 370 ± 20 C sebagai media. Pada batas akhir waktu yang ditetapkan angkat keranjang dan amati semua tablet hisap harus hancur sempurna. Bila 1 atau 2 tablet hisap tak hancur sempurna, cakram pada masing-masing tabung, nyalakan alat. Gunakan maka ulangi dengan 12 tablet hisap lainnya. Tidak kurang dari 16 tablet hisap dari 18 tablet hisap hancur sempurna. Syarat : tidak hancur dalam mulu, tetapi larut dan terkikis secara perlahan-lahan dalam waktu 30 menit atau kurang. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penpisan Fitokimia
Nama senyawa
Alkaloid Flavonoid Saponin Kuinon Tanin Galat Tanin Katekuat Kuinon Steroid/ triterpenoid Kumarin Minyak atsiri
Hasil pengamatan Ekstrak kering Serbuk Ekstrak hasil simplisia kental freeze drying + + + + + + -
-
-
-
-
-
+/+
+/+
+/+
-
-
-
+
+
+
Keterangan : + = memberikan reaksi positif - = memberikan reaksi negatif
Dipresentasikan pada Seminar Nasional LUSTRUM X Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta 28-29 Juni 2013
B. Hasil Evaluasi Granul 1. Kadar Lembab
Ekstrak kering buah kapulaga Jawa
Kadar lembab (%) 3,4 3,4 3,4
Rata-rata
3,4
Sampel
Persyaratan kadar lembab untuk formula tablet hisap yaitu 2-4%. Kadar lembab yang terlalu rendah akan menyebabkan tablet mudah rapuh, sedangkan kadar lembab yang terlalu tinggi akan menyebabkan massa tablet menjadi lembek. 2. Sifat Alir a. Evaluasi Sudut Diam Bobot (g) 25 25 25
h (cm) 1,5 1,3 1,4
d (cm) 8,3 8,5 8,8
r (cm) 4,25 4,15 4,40
α( )
α (0) ratarata
Kesimpulan
19,4400 17,3933 17,6501
18,1611 ± 1,115
Sangat baik
0
b. Evaluasi Waktu Alir Bobot (g) 25 25 25
Kecepatan Alir (g/detik) 2,6316 2,6178 2,8281
Kesimpulan Kohesiv
Evaluasi sudut diam adalahsudut diam adalah evaluasi metode tidak langsung untuk mengukur kemampuan sifat alir serbuk.Sedangkan hasil evaluasi waktu aliryang diperoleh dari evaluasi granul adalahkohesiv.Hal ini dapat disebabkan karena sifat dari PVP sebagai pengikat yang higroskopis, sehingga menghasilkan massa granul yang agak lembab. Granul yang diperoleh harus segera dicetak, untuk menghindari pembentukan granul menjadi lembek. Evaluasi kecepatan alir dan sudut diam dilakukan terhadap 25 g granul. Syarat sudut diam yang baik adalah≤ 300dan waktu alir yang baik adalah ≥ 4-10 g/detik. 3. Kompresibilitas Jumlah (g) 25
Keterangan : h= tinggi; d = diameter; r = jari-jari; α = sudut diam
Waktu alir (detik) 9,50 9,55 8,84
Rata-rata kecepatan alir (g/detik) 2,6925 ± 0,118
Vn (mL) 57 54 53 53
Jumlah ketukan 10 50 100 500
V0 (mL) 62
Kp (%)
Kesimpulan
8,0645 12,9032 14,5161 14,5161
Sangat baik
Uji kompresibilitas bertujuan untuk menentukan sifat bahan untuk membentuk massa yang stabil dan kompak bila diberi tekanan.Syarat kompresibilitas yang baik adalah 515%. Kompresibilitas berpengaruh terhadap kompaktibilitas pada
Dipresentasikan pada Seminar Nasional LUSTRUM X Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta 28-29 Juni 2013
saat pencetakan tablet. Semakin kecil presentase kompresibilitas semakin baik, menunjukkan massa tablet mudah untuk dicetak. 4. Distribusi Ukuran partikel Ukuran pengayak (mesh) 20 20/40 40/80 80/100 100/120 120
Ukuran partikel (µm) > 850 425 - < 850 180 - < 425 150 - < 180 125 - < 150 < 125
preaentase bobot (%)
Bobot Presentase tiap bobot (%) mesh (g) 2,9 11,7 13,9 56,5 6,5 26,4 0,5 2,03 0,2 0,8 0,6 2,4 Diameter rata-rata (dav)
Diameter (µm) > 850 637,5 302,5 165 137,5 < 125 % bobot x diameter (µm) 9.945 36.018,75 7.986 334,95 110 300 547,88
60 50 40 30 20 10 0 < 125 125 - < 150 - < 180 - < 425 - < > 850 150 180 425 850 ukuran partikel (µm)
Distribusi ukuran partikel yang baik adalah mengikuti kurva normal distribusi ukuran partikel yang berbentuk lonceng dan jumlah serbuk halus yang kurang dari 10% (>mesh 100 atau ukuran partikel <150 µm).Fines diperlukan untuk mengisi ruang kosong antar partikel yang terbentuk oleh partikel-partikel yang lebih besar, serta membantu pembentukan ikatan fisik yang
berperan sebagai jembatan antar partikel-partikel yang lebih besar. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan kurva yang mengikuti kurva normal distribusi ukuran partikel yang berbentuk lonceng yang memiliki fines kurang dari 10%. C. Hasil Evaluasi Tablet Hisap 1. Pemeriksaan Organoleptik Bau Khas aromatis Khas aromatis
Warna Putih kecoklatan Putih kecoklatan
Rasa Pahit Pahit
Hasil pemerikasaan organoleptik terhadap tablet hisap ekstrak kering buah kapulaga Jawa menunjukkan hasil yaitu berwarna putih kecoklatan, berbau khas aromatis dan memiliki rasa pahit. Tablet hisap ekstrak kering buah kapulaga Jawa memiliki bau khas aromatis karena memiliki kandungan minyak atsiri dengan kandungan terbesar berupa sineol. Rasa pahit pada tablet disebabkan karena kapulaga Jawa mengandung saponin, steroid dan triterpenoid yang memiliki sifat rasa yang pahit. 2. Keseragaman Bobot No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Bobot (g) 1,9342 1,9326 1,9586 1,9185 1,9113 1,9261 1,9482 1,9023 1,9131
Dipresentasikan pada Seminar Nasional LUSTRUM X Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta 28-29 Juni 2013
%P 0,0259 0,0569 1,2877 0,7861 1,1584 0,3930 0,7499 1,6238 1,0653
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Rata-rata SD
1,9123 1,9352 1,9688 1,9588 1,9341 1,9471 1,9628 1,9470 1,9078 1,9353 1,9189 1,9337 0,0198
1,1067 0,0776 1,8152 1,2980 0,0207 0,6930 1,5049 0,6878 1,3394 0,0827 0,7654 0,8269 0,5735
Hasil evaluasi keseragaman bobot tablet memenuhi syarat, untuk tablet dengan bobot >300 mg yaitu bobot tablet tidak ada yang menyimpang lebih dari kolom A (5%) dan kolom B (10%) dari bobot rata-rata masingmasing formula tablet. 3. Keseragaman Ukuran Ukuran Diameter (mm) Tebal (mm)
Min
Maks
20,1
20,4
5,2
5,7
Ratarata 20,25 ± 0,13 5,45 ± 0,19
Syarat keseragaman ukuran tablet menurut Farmakope Indonesia edisi III adalah diameter tdak lebih dari 3 kali tebal dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet. Sedangkan syarat untuk tablet hisap menurut Voigt edisi V diameter tablet hisap adalah tablet hisap 5/8 – 3/4 inci atau 15mm – 18 mm. Hasil evaluasi yang diperoleh hasil diameter tablet adalah 20,0 – 20,4 mm dan tebal 5,0 -5,7 mm. Keseragam ukuran tablet berpengaruh terhadapa penampilan fisik tablet, sehingga lebih disukai konsumen.
4. Friabilitas Bobot (g) Awal Akhir (g) (g) 38,542 38,409 7 6 38,673 38,549 3 3 38,512 38,379 0 1
Friabilit as (%)
Ratarata (%)
0,35 0,32
0,34 ± 0,017
0,35
Syarat kerenyahan yang baik adalah ≤ 1%. Kerenyahan tablet hisap memenuhi syarat. Sebagai pengikat PVP memiliki viskositas yang rendah, sehingga kemampuan sebar larutan pengikat lebih besar, sehingga kemampuan pengikat sebagai pengisi ruang antar partikel –partikel akan semakin baik dan menghasilkan daya ikat yang lebih kuat. 5. Waktu Hancur
No
Waktu (menit)
1 2 3 4 5 6 Rata-rata
12,08 12,12 12,19 13,05 13,28 13,35 12,68 ± 0,61
Syarat tablet hisap adalah terkikis dan terlarut secara perlahan dalam waktu 30 menit atau kurang. Hasil evaluasi waktu hancur tablet hisap menunjukkan memenuhi syarat.
Dipresentasikan pada Seminar Nasional LUSTRUM X Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta 28-29 Juni 2013
2.
6. Kekerasan No.
Kekerasan (kg/cm3)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
16 15 17 16,5 17 14 17 17 16 15
11
18
No 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Ratarata
Kekerasan (kg/cm3) 18 15 17 15 16 17 17 14 16 17
3.
4.
16,08 ± 1,43
Syarat kekerasan tablet hisap adalah 10-20 kg/cm2. Hasil uji memenuhi syarat. SIMPULAN 1. Penapisan fitokimia Hasil penapisan fitokimia terhadap serbuk simplisia, ekstrak kental dan ekstrak kering buah kapulaga Jawa mengandung senyawa flavonoid, saponin, minyak atsiri, steroid dan triterpenoid. 2. Formulasi tablet hisap Formula tablet hisap ekstrak kering buah kapulaga Jawa dengan konsentrasi PVP 7,5% sebagai pengikat menghasilkan mutu fisik yang baik dengan keseragaman bobot 1,9937 g; keseragaman ukuran dengan diameter 20,25 mm dan tebal 5,45 mm; kerenyahan 0,34%; 2 kekerasan 16,08 kg/cm ; dan waktu hancur 12,68 menit.
5.
6.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Materia Medika Indonesia. Jilid III. Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan; 1979. h. 14; 18-19. Farnsworth N. R. Biological and Phytochemical screening of plant. Journal of Pharmaceutical Sci; 1996; 55(3), 225-76. Ansel HC. Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery Systems. 8th edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. 2005. p. 204; 212; 255-257; 261; 269; 616-618. Aulton ME. Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design. 2nd edition. New york: Churchill Livingstone; 1998. p. 207; 356. Siregar, Charles J.P. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet : DasarDasar Praktis. Jakarta: EGC; 2010. h. 145; 160; 193; 196; 203; 223; 506.
DAFTAR PUSTAKA 1.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Daftar Tanaman Obat. Jakarta: Pusat Penelitian Farmasi; 1991. h. 22.
Dipresentasikan pada Seminar Nasional LUSTRUM X Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta 28-29 Juni 2013