Siti Nur Fatimah, Ambrosius Purba, Kusnandi Roesmil, Gaga Irawan Nugraha Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
PENDAHULUAN • Status gizi remaja perempuan (prekonsepsi) berperan pada kualitas kesehatan generasi berikutnya, terutama pada 1000 hari kehidupan. • Status ovum tergantung dari kualitas asupan nutrisi sejak usia remaja. • Diketahui masalah asupan nutrisi perbaikan dapat dilakukan sedini mungkin.
PENDAHULUAN • Belum ada perbaikan prevalensi perawakan pendek pada remaja perempuan : 32,8 - 35,8% (RISKESDAS 2013). • Profil asupan nutrisi di Jawa Barat masih rendah: – Rerata asupan energi: 1.636,7 kkal – Rerata asupan protein: 53,8 g dibawah AKG dan dibawah rerata asupan di Indonesia.
• Belum didapat data sahih mengenai profil asupan mikronutrien pada remaja putri.
TUJUAN PENELITIAN Melihat gambaran status gizi dan asupan nutrisi pada remaja awal perempuan di kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
METODOLOGI • Penelitian ini merupakan bagian dari Jatinangor Growth Study • Observasional, desain potong lintang. • 104 subjek remaja awal perempuan usia 10 – 14 tahun.
METODOLOGI Pengukuran antropometri: • Tinggi badan: stadiometer portable
SECA 213213 • Berat badan: Bioimpedance Analyzer (BIA) Tanita SC 240.
METODOLOGI Pola asupan nutrisi: • 3x24 hour recall. • Indonesian Food Composition Table dengan program Microsoft Excel.
KARAKTERISTIK ANTROPOMETRI
Sebaran
Rerata (SB)
Median (Minimum-Maksimum)
Umur
12,42 (1,15)
13,00 (10 -14)
Berat badan (kg)
38,61 ( 9,76)
38,60 (20,80 - 71,10)
Tinggi badan (cm)
143,37 ( 8,97)
144,28 (120,20 - 158,40)
IMT (kb/m2)
18,53 ( 3,29)
18,0 ( 12,00 - 29,00)
STATUS TINGGI BADAN • 46 (44,2%) pendek • 6 (3,1%) sangat pendek • 52 (50%) normal.
STATUS GIZI • 55 (52,9%) kurang • 40 (38,5%) normal • 9 (8,7%) berat badan lebih dan gemuk
KARAKTERISTIK ASUPAN NUTRISI Sebaran
Rerata (SB)
Median (Minimum-Maksimum)
Standar AKG 2013
Total kalori (Kkal)
1616,45 ( 654,08)
1543,35 ( 372,52 - 3423,69)
L : 2100 – 2475 P : 2000 - 2125
Protein (g)
42,47 ( 19,43)
39,87 ( 5,55 - 101,19)
L : 56 – 72 P: 60 - 69
Kalsium ( mg )
339,89 ( 291,47)
279,51 ( 6,20 - 1428,80)
1200
Zat Besi ( mg )
7,75 ( 7,067)
5,80 ( 0,40 - 41,82)
L : 13 -19 P : 26
Seng ( mcg )
1,67 ( 1,72)
1,15 ( 0,0 - 7,70 )
L : 14 – 18 P : 13 -16
Retinol (mcg)
266,29 (596,16 )
91,04 ( 0,0 - 3942,14 )
600
DISKUSI • Umur: 10-14 tahun remaja awal: Masa tumbuh kejar tahap 2 Pengaruh hormon pertumbuhan dan hormon reproduksi Deposisi komposisi tubuh: Laki-laki: massa bebas lemak (rangka, otot) Perempuan: deposisi lemak Kebutuhan makronutrien dan mikronutrien meningkat Perkembangan: kematangan mental : pengaruh terhadap perilaku (asupan makan)
DISKUSI Sebaran Tinggi badan (cm)
Rerata (SB)
Median (Minimum-Maksimum)
143,37 ( 8,97)
144,28 (120,20 - 158,40)
• Penelitian Ayoola dkk di Nigeria pada anak dan remaja yang berusia antara 5 sampai 18 tahun 50% memiliki tinggi badan di bawah normal. Penyebab dari kegagalan pertumbuhan pada penelitian ini tidak dianalisis secara khusus, tetapi defisiensi energi kronis dan infeksi kronis menjadi penyebab yang umum. • Setelah berbagai penyebab gangguan pertumbuhan diatasi, ternyata pertumbuhan tidak langsung berjalan normal karena selama masa pemulihan dari penyakit atau kelaparan, kecepatan pertumbuhan lebih lambat dari normal.
DISKUSI Sebaran
Total kalori (Kkal) Protein (g)
Rerata (SB)
1616,45 ( 654,08) 42,47 ( 19,43)
Median (MinimumMaksimum) 1543,35 ( 372,52 - 3423,69) 39,87 ( 5,55 - 101,19)
Standar AKG 2013
L : 2100 – 2475 P : 2000 - 2125 L : 56 – 72 P: 60 - 69
• Kecukupan kualitas dan kuantitas asupan energi dan protein penting untuk menjaga keberlangsungan hiperplasi dan hipertrofi jaringan. • Protein sparring effect selama masa pertumbuhan akan menjaga optimalnya fungsi protein. • Asupan nutrisi yang kurang berpengaruh pada pertumbuhan, maturasi sistem saraf pusat, kejadian disabilitas dan kerentanan terh dap infeksi. Kurangnya asupan gizi pada masa pertumbuhan, khususnya pada masa tumbuh kejar cerminan dari terjadinya perawakan pendek.
DISKUSI Sebaran Kalsium ( mg )
Rerata (SB) 339,89 ( 291,47)
Median (Minimum-Maksimum) 279,51 ( 6,20 - 1428,80)
Standar AKG 2013 1200
• Asupan kalsium tidak berpengaruh secara langsung terhadap pertumbuhan linier • Masa tumbuh kejar : absorpsi optimal mineralisasi optimal
DISKUSI Sebaran Zat Besi ( mg )
Rerata (SB) 7,75 ( 7,067)
Median (Minimum-Maksimum) 5,80 ( 0,40 - 41,82)
Standar AKG 2013 L : 13 -19 P : 26
• Masa tumbuh kejar: – Mineral besi diperlukan sebagai salah satu mediator metabolisme energi dan transport oksigen. – Kemenkes 2014: anemia pada remaja putri 57,1%
DISKUSI Sebaran
Rerata (SB)
Seng ( mcg )
1,67 ( 1,72)
Median (Minimum-Maksimum) 1,15 ( 0,0 - 7,70 )
Standar AKG 2013 L : 14 – 18 P : 13 -16
• Defisiensi seng: – Mengganggu absorsi, transfer dan metabolisme glukosa. – Meningkatkan risiko diabetes melitus.
DISKUSI Sebaran Retinol (mcg)
Rerata (SB) 266,29 (596,16 )
Median (Minimum-Maksimum) 91,04 ( 0,0 - 3942,14 )
Standar AKG 2013 600
• Asupan Retinol: – Defisiensi vitamin A berpengaruh signifikan pada pertumbuhan linier karena berperan untuk mengontrol aktivitas osteoblas – Defisiensi vitamin A meningkatkan stres oksidatif. – Hasil penelitian menunjukkan pada defisiensi vitamin A dapat menyebabkan ketidakseimbangan massa lemak dengan massa bebas lemak pada anak dan remaja pendek.
KESIMPULAN Penelitian ini memperlihatkan kecenderungan karakteristik status gizi kurang dan status tinggi badan kurang. Asupan makronutrien dan mikronutrien yang penting untuk mendukung pertumbuhan dan maturasi organ masih dibawah kebutuhan.