SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN DOMAIN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) BERBASIS WEB Febry Eka Purwiantono Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Informatika & Komputer Indonesia (STIKI) Malang Email :
[email protected] ABSTRAK Untuk mendapatkan domain yang sesuai harapan, tentunya pebisnis online/publisher (pembeli) sudah mempunyai informasi tentang domain-domain tersebut.Namun terkadang manusia kurang dapat mengingat informasi yang ada, apalagi jika data yang harus diingat sangat banyak. Oleh karena itu dibutuhkan sistem penunjang keputusan berbasis web untuk membantu para pebisnisonline/publisher memutuskan domain mana yang layak untuk dibeli sesuai dengan kriteria yang mereka inginkan agar mencapai tujuan.Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan ini. Metode ini dapat digunakan untuk menentukan apakah domain yang dibeli sudah sesuai atau tidak dengan kualifikasi yang dibutuhkan, karena metode Analytic Hierarchy Process (AHP) mampu memberikan penilaian secara kualitatif maupun kuantitatif.Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) juga memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi dari berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan.Hal ini digunakan untuk mengantisipasi ketidakkonsistenan yang mungkin terjadi karena manusia memiliki keterbatasan dalam menyatakan persepsinya secara konsisten, terutama bila harus membandingkan banyak kriteria yang ada. Kata Kunci : domain, publisher, web, analytic hierarchy process 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Website merupakan kekayaan intelektual yang beraneka ragam isinya dan jumlahnya tak terbatas di internet. Banyak orang yang tidak tahu bahwa sebenarnya website tidak akan bisa berdiri tanpa adanya domain dan hosting, karena domain tanpa hosting tidak bisa disebut sebagai website dan begitupula sebaliknya hosting tanpa domain juga tidak bisa disebut sebagai website. Sehingga dapat diartikan bahwa domain merupakan kekayaan intelektual di internet yang jumlahnya tak terbatas dan menjadi salah satu pondasi untuk berdirinya suatu website. Suatu saat domain-domain tersebut masa aktifnya akan habis. Apabila tidak diperpanjang, domain tersebut akan mati (expired) bahkan terhapus (dropped). Pada dasarnya domain yang sudah mati dan terhapus memiliki popularitas yang sama dengan sebelumnya ketika domain tersebut hidup (active), sehingga memiliki nilai lebih bila dibandingkan dengan fresh domain (domain yang belum pernah didaftarkan), karena fresh domain tidak memiliki popularitas. Dari domain-domain yang sudah mati dan terhapus tersebut ada banyak orang yang memanfaatkan domain-domain tersebut untuk berbagai macam tujuan seperti membelinya dengan harga murah kemudian menjualnya dengan harga yang lebih tinggi, membuat sebuah website dengan domain tersebut lalu melakukan Search Engine
Optimization (SEO) sehingga bisa menghasilkan penghasilan dari Google Adsense, Infolinks, Chitika, Paid To Reviews (PTR) atau bahkan membuat sebuah website dengan sistem yang canggih atau tampilan yang menarik selanjutnya dijual tentunya harga jualnya jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan harga jual domain mentahan yang setelah dibeli dijual kembali. Hal tersebut yang sering dilakukan oleh para pebisnis online/publisher dari Indonesia. Setelah mencari dan mendapatkan domain yang sudah mati atau terhapus di penyedia expired domain atau dropped domain seperti expireddomains.net, dropday.com, godaddy.com, dan lain-lain, para pebisnis online/publisher menjualnya dengan harga yang lebih tinggi di kemudian hari pada salah satu forum bisnis online terbesar di Indonesia yaitu Ads Id Forum dengan sistem lelang ataupun normal. Tak kalah seringnya para pebisnis online/publisher menjual domain-domain tersebut di forum bisnis online luar negeri seperti Digital Point dan Warrior Forum atau bahkan di situs lelang terbesar di dunia yaitu Flippa. Para pebisnis online/publisher bisa mendapatkan keutungan yang lebih besar bila dibadingkan ketika menjualnya di Indonesia. Itu tak lepas dari pebisnis online/publisher luar negeri yang lebih loyal dalam menggunakan uangnya, karena pebisnis online/publisher luar negeri percaya bahwa membeli domain/website yang sudah memiliki
popularitas merupakan sebuah investasi yang bisa dinikmati hasilnya di masa depan.
pengambilan keputusan dalam proses pembuatan keputusan.
1.2 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : a. Mampu mengimplementasikan sistem penunjang keputusan untuk pemilihan domain yang akan dibeli menggunakan perhitungan Analytic Hierarchy Process (AHP). b. Menciptakan sebuah website yang berkaitan dengan bisnis online dan belum pernah dibuat sebelumnya dengan harapan para pebisnis online/publisher mampu memanfaatkannya, sehingga bisa menjadi website yang berguna. c. Menjadi pertimbangan bagi para pebisnis online/publisher (pembeli) sebelum membeli domain. d. Menjadi solusi dan alternatif bagi para pebisnis online/publisher (pembeli) untuk pemilihan domain yang akan dibeli.
2.2 Analytic Hierarchy Process (AHP) Analytic Hierarchy Process (AHP) adalah metode untuk memecahkan suatu situasi yang komplek tidak terstruktur kedalam beberapa komponen dalam susunan yang hirarki, dengan memberi nilai subjektif tentang pentingnya setiap variabel secara relatif, dan menetapkan variabel mana yang memiliki prioritas paling tinggi guna mempengaruhi hasil pada situasi tersebut (Khairul Adha, 2013). Proses pengambilan keputusan pada dasarnya adalah memilih suatu alternatif yang terbaik. Seperti melakukan penstrukturan persoalan, penentuan alternatif-alternatif, penenetapan nilai kemungkinan untuk variabel random, persyaratan preferensi terhadap waktu dan spesifikasi atas resiko. Betapapun melebarnya alternatif yang dapat ditetapkan maupun terperincinya penjajagan nilai kemungkinan, keterbatasan yang tetap terjaga adalah dasar pembandingan berbentuk suatu kriteria yang tunggal. Peralatan utama Analytic Hierarchy Process (AHP) adalah memiliki sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Dengan adanya hirarki, maka suatu masalah kompleks dan tidak terstruktur dapat dipecah ke dalam kelompok-kelompok yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki.
2. LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Penunjang Keputusan Sistem Penunjang Keputusan (SPK) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer termasuk sistem berbasis pengetahuan atau manajemen pengetahuan yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi terstruktur yang spesifik (Hombar Pakpahan, 2013). Menurut Moore dan Chang (Principle of Service Marketing : 1980) yang diterjemahkan oleh Masrun (Turban : 1995), sistem penunjang keputusan dapat digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan mendukung analisis adhoc data, pemodelan keputusan, berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan dan digunakan pada saat-saat yang tidak biasa. Sedangkan menurut Keen dan Scoot Morton, (Principles of Management : 1968) dalam (Turban, 2005 : 137), sistem penunjang keputusan merupakan penggabungan sumber-sumber kecerdasan individu dengan kemampuan komponen untuk memperbaiki kualitas keputusan. Sistem penunjang keputusan juga merupakan sistem informasi berbasis komputer untuk manajemen pengambilan keputusan yang menangani masalah-masalah semi struktur. Dengan pengertian diatas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa sistem penunjang keputusan bukan merupakan alat pengambilan keputusan, melainkan merupakan sistem yang membantu pengambil keputusan untuk melengkapi informasi dari data yang telah diolah secara relevan dan diperlukan untuk membuat keputusan tentang suatu masalah dengan lebih cepat dan akurat. Sehingga sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan
2.3 Domain Menurut Salsabila (2008), domain adalah suatu nama berformat huruf abjad (a, b, c, d, e, dan seterusnya) atau angka (1, 2, 3, dan seterusnya) serta simbol (-) untuk menamai alamat url website untuk mengidenfitikasi sebagai pengganti format deretan angka alamat IP client server hosting tempat file website diletakkan. Fungsi domain adalah untuk mempermudah pengguna di internet pada saat melakukan akses ke server, selain juga dipakai untuk mengingat nama server yang dikunjungi tanpa harus mengenal deretan angka yang rumit yang dikenal sebagai IP address (Wikipedia). Di bawah ini adalah jenis-jenis domain berdasarkan fase hidupnya : a. Fresh Domain Fresh Domain adalah istilah yang digunakan untuk domain yang benar-benar baru yang terdaftar di registrar, domain ini belum terdaftar dengan registrar sebelumnya dan tidak memiliki history apapun (Wahyu, 2013). b. Active Domain Active Domain adalah domain sudah dibeli dan memiliki masa aktif yang telah ditentukan hingga domain ini nantinya akan menjadi Expired Domain, jika masa aktifnya tidak diperpanjang (Wahyu, 2013).
c. Expired Domain Expired Domain adalah domain yang dianggap berharga, diminati atau pernah memiliki traffic dan popularitas yang tinggi, sehingga domain tersebut akan diambil segera setelah domain tersebut dirilis (Nelsi Islamiyati, 2010). d. Dropped Domain Dropped Domain merupakan domain yang mempunyai Pagerank tetapi domain tersebut telah expired dan tidak diperpanjang, sehingga jika domain tersebut didaftarkan kembali terlihat seperti mempunyai umur yang sangat muda tetapi sudah mempunyai Pagerank, backlinks dan history sebelumnya (Idris, 2012). 2.3 Pagerank
Gambar 2.1 Pagerank Pagerank adalah sebuah istilah Search Engine Optimization (SEO) untuk sistem penilaian yang memberikan poin-poin pada setiap halaman web di dunia maya yang dimiliki oleh google.com (Ricky Pratama, 2013). Poin yang diperoleh masingmasing halaman akan diikutsertakan dalam penilaian akhir untuk posisi di halaman pencarian. Semakin besar poinnya, maka semakin besar juga bantuan yang diberikan untuk posisi website/domain. Tapi perlu diperhatikan, bahwa porsi yang diberikan kepada Pagerank saat ini sudah tidak sebesar dulu. Website/domain yang mempunyai Pagerank 3 belum tentu bisa mengalahkan website/domain lain yang memiliki Pagerank 0, karena website/domain lain bisa saja unggul di poin-poin lainnya walaupun memilki Pagerank 0. Nilai dari Pagerank sendiri bekisar 0 sampai 10 dan nilainya semakin besar semakin bagus.
2.4 Alexa Rank
Gambar 2.2 Alexa Rank Alexa Rank merupakan sebuah metode peringkat yang di sediakan oleh alexa.com yang mana akan memeriksa dan membuat serta membuka frekuensi kunjungan di domain/blog/website (Si Limus, 2012). Sistem Alexa Rank didasarkan pada tingkat lalulintas (traffic) dari setiap domain/blog/website yang di
dapatkan dari pengunjung. Jika pengunjung mengunjungi alamat domain/blog/website yang sama berkali-kali pada hari yang sama, semua kunjungan akan dihitung sebagai satu. Alexa Rank diperoleh dengan melakukan geometrik rata-rata dari jangkauan. Semakin kecil peringkat numeriknya, maka akan semakin baik. Nilai numeriknya bekisar antara 1 hingga 25.000.000. 2.5 Backlinks Backlinks adalah sebuah link atau teks yang berada di dalam situs yang jika diklik maka akan menuju ke suatu halaman lainnya (Handoko Tantra, 2010). Backlinks berfungsi untuk meningkatkan popularitas suatu situs atau biasa dikenal dengan Pagerank yang menjadi sebuah ukuran otoritas dan pentingnya situs tersebut terutama oleh mesin pencari seperti google.com. Menurut Wikipedia, jumlah Backlinks menggambarkan populernya dan pentingnya suatu situs di dunia internet. Semakin besar jumlah Backlink suatu situs, maka semakin populer dan penting keberadaan maupun konten dari situs tersebut. Memberi komentar pada blog adalah hal yang paling mudah saat ini dalam membangun Backlinks dan yang pasti akan lebih berkualitas lagi Backlinks tersebut apabila berasal dari blog yang dofollow dan relevan kontennya dengan tujuan Backlinks. 2.6 Pengertian Sistem Pemilihan Domain Sistem pemilihan domain merupakan suatu sistem yang digunakan untuk menentukan domain mana yang layak untuk dibeli oleh pebisnis online/publisher (pembeli) berdasarkan kriteriakriteria yang ada dan kegunaan domain itu sendiri nantinya. Setiap pebisnis online/publisher membeli domain pasti memiliki tujuan yang berbeda-beda. Mulai dari membeli domain dengan harga murah lalu menjualnya kembali atau merombak domain tersebut menjadi suatu website yang memiliki sistem canggih, tampilan yang menarik atau melakukan Search Engine Optimization (SEO), sehingga mampu mendatangkan banyak pengunjung. Hal tersebut bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan passive income dari Google Adsense, Infolinks, Chitika dan Paid To Reviews (PTR) yang sesungguhnya merupakan salah satu tujuan dari pembelian domain tersebut. Sistem yang digunakan untuk melakukan pemilihan domain harus mampu membandingkan beberapa kriteria sehingga hasilnya benar-benar sesuai dengan kebutuhan pebisnis online/publisher pada umumnya. Kriteria yang digunakan harus ramai diperbincangkan di dunia maya (internet), sehingga tingkat popularitasnya diakui oleh semua kalangan dan mudah untuk diketahui kevalidannya. Dengan demikian bukan tidak mungkin akan tercipta suatu sistem pemilihan domain yang akurat dan transparan.
3.
ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Sistem 3.1.1 Permasalahan Berburu expired domain dan dropped domain merupakan suatu kegiatan yang sering dilakukan oleh pebisnis online/publisher. Kegiatan itu membutuhkan waktu yang sangat lama dan ketelitian yang tinggi, karena untuk mendapatkan domain yang diinginkan dan memiliki prospek yang tinggi, para pebisnis online/publisher (pembeli) harus memeriksa satu per satu popularitas dari beberapa expired domain dan dropped domain yang diincar untuk membuktikan bahwa popularitas tersebut valid, setelah itu para pebisnis online/publisher membeli domain-domain tersebut. Apabila pebisnis online/publisher tidak teliti dalam memilih dan membeli domain, maka pebisnis online/publisher akan mengalami kerugian suatu saat nanti, karena domain tersebut tidak memiliki prospek yang cukup untuk mengembalikan modalnya. Selain pembeli berpengalaman seperti pebisnis online/publisher, adapula pembeli yang tidak berpengalaman (orang awam). Orang awam tidak tahu apa yang harus dilakukan dan bagaimana untuk mendapatkan list expired domain dan dropped domain (berburu domain) sehingga bisa menggunakan sistem ini nantinya. 3.1.2 Pemecahan Masalah Untuk mendapatkan domain yang diinginkan oleh para pebisnis online/publisher (pembeli), maka dibutuhkan suatu sistem penunjang keputusan pemilihan domain yang akan dibeli menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) berbasis web dengan membandingkan kriteria-kriteria yang ada (popularitas domain). Mampu mendeteksi kevalidan dari popularitas (Pagerank, Alexa Rank, dan lain-lain) domaindomain yang akan dibeli merupakan salah satu faktor yang dapat menghemat waktu para pebisnis online/publisher. Untuk mendeteksi kevalidan dari popularitas domain, maka dibutuhkan Application Programming Interface (API) yang diambil dari google.com, alexa.com, whois.net, dan sebagainya. Dengan demikian para pebisnis online/publisher tidak perlu lagi memeriksa satu per satu popularitas dari domain-domain yang akan dibeli. Metode yang digunakan dalam sistem penunjang keputusan pemilihan domain yang akan dibeli harus sederhana tetapi kompleks, sehingga memudahkan pengguna (pebisnis online/publisher) dalam menentukan bobot pada masing-masing kriteria. Analytic Hierarchy Process (AHP) adalah metode yang tepat, karena metode Analytic Hierarchy Process (AHP) mampu membandingkan semua kriteria sesuai dengan bobot yang pengguna inginkan. Selain itu metode Analytic Hierarchy Process (AHP) juga mampu memperhitungkan validitas dari bobot yang
ditentukan oleh pengguna hingga dengan batas toleransi inkonsistensi dari berbagai kriteria untuk mengantisipasi ketidakkonsistenan dari bobot yang mungkin terjadi, sehingga bobot yang ditentukan akan selalu valid/konsisten. Bagi pembeli yang tidak berpengalaman seperti orang awam harus mendapatkan informasi untuk mendapatkan list dari expired domain dan dropped domain. Apabila orang awam tetap kesulitan untuk mendapatkan list dari expired domain dan dropped domain, orang awam bisa menggunakan list dari domain yang sudah disediakan oleh sistem (hanya ada 10-20 domain saja). List domain yang disediakan oleh sistem sudah mencakup 3 jenis domain yaitu fresh domain, expired domain dan dropped domain yang selalu berubah-ubah isinya, karena selalu diupdate dan disesuaikan dengan list domain terkini yang ada di expireddomains.net, dropday.com, godaddy.com. Di bawah ini adalah fitur-fitur dari sistem penunjang keputusan untuk pemilihan domain yang akan dibangun : a. Petunjuk untuk mendapatkan list dari expired domain dan dropped domain. b. Penginputan domain secara manual, auto ataupun massal (bulk). c. Pendeteksi jenis domain (fresh, active, expired atau dropped domain), Pagerank, Alexa Rank, Backlinks, harga dan umur secara otomatis (individu maupun massal). d. Periksa status domain (individu maupun massal) untuk memastikan bahwa domain tersebut belum dibeli oleh orang lain. e. Penyimpanan domain dari hasil keputusan. 3.2 Perancangan Sistem 3.2.1Context Diagram Level 0
Gambar 3.1 Context Diagram Level 0
3.2.2Data Flow Diagram Level 1
3.2.5 Desain Interface
Gambar 3.2 Data Flow Diagram Level 1 3.2.3Entity Relationship Diagram
Gambar 3.5 Desain Halaman Home
Gambar 3.3 Entity Relationship Diagram (Physical Data Model)
4. IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN 4.1 Implementasi 4.1.1 Langkah-langkah Persiapan Pembuatan Website Pada pembuatan tugas akhir ini digunakan web server dari XAMPP dalam pengimplementasian website yang akan dibuat. XAMPP sendiri bersifat open source alias gratis, sehingga bebas digunakan tanpa harus membayar terlebih dahulu. Dalam paketnya sudah terkandung Apache Web Server dan MySQL Database dan berbagai pustaka bantu lainnya. XAMPP tersedia untuk Linux, Windows, MacOS maupun Solaris sehingga sangat memudahkan membuat web server multiplatform.
3.2.4Flowchart
Gambar 4.1 XAMPP Control Panel
Gambar 3.4 Flowchart Log In
Setelah melakukan instalasi XAMPP, Apache Web Server dan MySQL Database bisa dilihat melalui web browser dengan mengunjungi alamat localhost/phpmyadmin. Langkah selanjutnya yaitu
pembuatan database dengan cara membuat tabel dan memasukkan jumlah field sesuai dengan rancangan database yang telah dibuat sebelumnya. 4.1.2 Script dan Tampilan Website Di bawah ini adalah tampilan halaman home dari sistem penunjang keputusan ini :
Gambar 4.3 Input Data Alternatif Secara Massal Nilai pembobotan yang diberikan untuk masing-masing kriteria harus sama seperti yang ditentukan pengguna dalam studi kasus. Di bawah ini adalah gambar hasil pemeriksaan konsistensi bobot setelah menekan tombol Cek Konsistensi : Gambar 4.2 Halaman Home Sedangkan di bawah ini adalah sepenggal dari segmen program dari halaman home :
CekDom Telah Lahir
Segmen Program 4.1 Halaman Home 4.2 Pembahasan Pembahasan berisi materi tentang pengujian program. Pengujian program bertujuan untuk memastikan bahwa output yang dihasilkan oleh program menggunakan data-data pada contoh studi kasus sudah benar, sehingga bisa menghasilkan output sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pengguna. Untuk sistem penunjang keputusan ini menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP), dibawah ini adalah pengujian yang dilakukan untuk menguji metode Analytic Hierarchy Process (AHP) : 4.2.1 Menguji Konsistensi Bobot Menguji konsistensi bobot pada program bertujuan untuk memastikan bahwa nilai Rasio Konsistensi pada program sudah sama dengan nilai Rasio Konsistensi pada studi kasus yang digunakan. Untuk melakukan hal itu yang harus dilakukan pertama kali adalah menginputkan data alternatif (url domain) sesuai dengan data alternatif pada pengujian secara teori.
Gambar 4.4 Hasil Pemeriksaan Konsistensi Bobot 4.2.2Menguji Prioritas Global Untuk menguji nilai dari prioritas global cukup dengan meneruskan langkah-langkah di atas dengan cara menekan tombol Proses Selanjutnya, maka akan muncul nilai prioritas global. Apabila nilai-nilai tersebut sama dengan nilai prioritas global pada hasil akhir dari perhitungan pada studi kasus dan domain yang disarankan untuk dibeli adalah sd111.com dan quierosermaestro.com, maka dapat dikatakan bahwa perhitungan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) yang dilakukan oleh sistem penunjang keputusan ini sudah benar, sehingga sistem ini sudah layak bila digunakan oleh semua pengguna internet dan kalayak ramai.
[4] Khairul Adha. Analitycal Hierarchy Process. http://metodeahp.blogspot.com/2013/02/pengertiananalitycal-hierarchy-process.html. Diakses pada tanggal 09 April 2014. [5] Jogiyanto HM, Analisis & Desain, Ed ke-III Andi Offset, Yogyakarta, 2005, hal. 700.
Gambar 4.5 Nilai Prioritas Global 5.
PENUTUP Dari hasil penyusunan laporan tugas akhir ini dan hasil pengujian website yang telah dibuat, maka dapat disimpulkan bahwa : a. Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan metode yang tepat digunakan untuk menentukan keputusan pemilihan domain yang akan dibeli. b. Dengan dibuatnya sistem penunjang keputusan ini dapat mempercepat proses berburu domain bagi para pebisnis online/publisher (pembeli). a. Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) mampu melakukan pengecekan bobot untuk mengetahui konsistensi dari bobot itu sendiri, sehingga menghasilkan output yang valid. b. Dengan adanya fitur pendeteksi jenis domain (fresh, active, expired atau dropped domain), Pagerank, Alexa Rank, Backlinks, harga dan umur dapat mempercepat proses pengecekan domain yang sebelumnya dilakukan manual. c. Dengan adanya fitur yang dapat memeriksa status domain (fresh, active, expired atau dropped domain) dapat membantu pengguna untuk memastikan bahwa domain-domain tersebut belum dibeli oleh orang lain. d. Dengan dibuatnya sistem penunjang keputusan berbasis web ini dapat menjadi solusi dan alternatif bagi pebisnis online/publisher (pembeli) sebelum membeli domain. 6.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Handoko Tantra, Blog Bisnis Online - Blogging - SEO. http://handokotantra.com/backlinkadalah.html. Diakses pada tanggal 05 Februari 2014. [2]
Hombar Pakpahan, Arti Pengetahuan. http://artipengetahuan.blogspot.com/2013/02/pe ngertian-sistem-pendukung-keputusan.html. Diakses pada tanggal 05 April 2014.
[3]
Jaib Najhan, Jaib Najhan. http://jaibnajhan.blogspot.com/2012/11/pengerti an-seoapa-itu-seo.html. Diakses pada tanggal 23 Agustus 2014.
[6] Muhammad Bayu Rohman. Muhammad Bayu Rohman Blog. http://bayyulf.blogspot.com/2013/09/pengertian -erd-dan-dfd.html. Diakses pada tanggal 09 April 2014.