SISTEM PENILAIAN KEBUTUHAN DAN MONITORING BANTUAN PENDERITA KUSTA DI KABUPATEN GRESIK Hendra Wahyudi 1) 1) S1 / Sistem Informasi. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Teknik Komputer Surabaya, Email :
[email protected]
Abstrak: A needs assessment is an activity to identify a need of someone who needed attention more than others due to lack of physical, social or economic. And monitoring development assistance is to monitor the activities of an object that has channeled aid to the recipient bantuan.Karena yet there is a facility or information system tools that can assist in the assessment and monitoring needs assistance. Monitoring is needed as a benchmark indicator to monitor the development assistance. Monitoring is to help see the development of leprosy patients. Keywords: Leprosy, Monitoring, Stigma of Leprosy Penyakit kusta adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium leprae ( M.leprae ) yang pertama menyerang saraf tepi, selanjutnya dapat menyerang kulit, mukosa mulut, menyerang saraf bagian atas, sistem retikuloendotelial, mata, otot, tulang, dan testis, kecuali susunan saraf pusat (PLP, 1996). Pada kebanyakan orang yang terinfeksi dapat asimtomik, namun pada sebagian kecil memperlihatkan gejala dan mempunyai kecenderungan untuk menjadi cacat, khususnya pada tangan dan kaki. Diagnosis penyakit kusta biasanya tidak sukar diidentifikasi. Pada sebagian besar kasus berdasarkan cara konvensional dengan pemeriksaan klinis, disertai permeriksaan bakteriologis (hapusan kulit),histopatologis. M.leprae atau kuman hansen adalah kuman penyebab penyakit kusta yang ditemukan oleh sarjana dari Norwegia GH Armauer Hansen pada tahun 1873. kuman ini bersifat tahan asam, berbentuk batang dengan ukuran 1-8µ, biasanyan berkelompok dan ada yang tersebar satu-satu, hidup dalam sel terutama jaringan yang bersuhu dingin dan tidak dapat dikultur dalam media buatan. Kuman ini juga dapat menyebabkan infeksi sistemik pada binatang armadilo.
Penyebab Penyakit Kusta Penyakit kusta disebabkan oleh kuman yang dimakan sebagai microbakterium, dimana microbacterium ini adalah kuman aerob, tidak membentuk spora, berbentuk batang yang tidak mudah diwarnai namun jika diwarnai akan tahan terhadap dekolorisasi oleh asam atau alkohol sehingga oleh karena itu dinamakan sebagai basil “tahan asam”. Selain banyak membentuk safrifit, terdapat juga golongan organism patogen (misalnya Microbacterium tubercolose, mycrobakterium leprae) yang menyebabkan penyakit menahun dengan menimbulkan lesi jenis granuloma infeksion. Tanda-tanda Penyakit Kusta Tanda-tanda penyakit kusta bermacam-macam, tergantung dari tingkat atau tipe dari penyakit tersebut. Di dalam tulisan ini hanya akan disajikan tanda-tanda secara umum tidak terlampau mendetail, agar dikenal oleh masyarakat awam, yaitu: a. Adanya bercak tipis seperti panu pada badan/tubuh manusia
b. Pada bercak putih ini pertamanya hanya sedikit, tetapi lama-lama semakin melebar dan banyak. c. Adanya pelebaran syaraf terutama pada syaraf ulnaris, medianus, aulicularis magnus seryta peroneus. Kelenjar keringat kurang kerja sehingga kulit menjadi tipis dan mengkilat. d. Adanya bintil-bintil kemerahan (leproma, nodul) yarig tersebar pada kulit e. Alis rambut rontok f. Muka berbenjol-benjol dan tegang yang disebut facies leomina (muka singa) Gejala-gejala umum pada lepra, reaksi : g. Panas dari derajat yang rendah sampai dengan menggigil. h. Anoreksia. i. Nausea, kadang-kadang disertai vomitus. j. Cephalgia. k. Kadang-kadang disertai iritasi, Orchitis dan Pleuritis. l. Kadang-kadang disertai Nephrosia, Nepritis dan hepatospleenomegali. m. Neuritis.
Sebagai akibat dari hal-hal tersebut diatas timbullah berbagai masalah antara lain: 1. Masalah terhadap diri penderita kusta Pada umumnya penderita kusta merasa rendah diri, merasa tekan batin, takut terhadap penyakitnya dan terjadinya kecacatan, takut mengahadapi keluarga dan masyarakat karena sikap penerimaan mereka yang kurang wajar. Segan berobat karena malu, apatis, karena kecacatan tidak dapat mandiri sehingga beban bagi orang lain (jadi pengemis, gelandangan dsb). 2. Masalah Terhadap Keluarga. Keluarga menjadi panik, berubah mencari pertolongan termasuk dukun dan pengobatan tradisional, keluarga merasa takut diasingkan oleh masyarat disekitarnya, berusaha menyembunyikan penderita agar tidak diketahui masyarakat disekitarnya, dan mengasingkan penderita dari keluarga karena takut ketularan. 3. Masalah Terhadap Masyarakat.
Masalah Yang Timbul Akibat Kusta Seseorang yang merasakan dirinya menderita penyakit kusta akan mengalami trauma psikis (Zulkifli, 2003). Sebagai akibat dari trauma psikis ini, si penderita antara lain sebagai berikut : 1. Dengan segera mencari pertolongan pengobatan. 2. Mengulur-ulur waktu karena ketidaktahuan atau malu bahwa ia atau keluarganya menderita penyakit kusta. 3. Menyembunyikan (mengasingkan) diri dari masyarakat sekelilingnya, termasuk keluarganya. 4. Oleh karena berbagai masalah, pada akhirnya si penderita bersifat masa bodoh terhadap penyakitnya.
Pada umumnya masyarakat mengenal penyakit kusta dari tradisi kebudayaan dan agama, sehingga pendapat tentang kusta merupakan penyakit yang sangat menular, tidak dapat diobati, penyakit keturunan, kutukan Tuhan, najis dan menyebabkan kecacatan. Sebagai akibat kurangnya pengetahuan atau informasi tentang penyakit kusta, maka penderita sulit untuk diterima di tengah-terigah masyarakat, masyarakat menjauhi keluarga dari perideita, merasa takut dan menyingkirkannya. Masyarakat mendorong agar penderita dan keluarganya diasingkan. Monitoring
Monitoring meliputi kegiatan untuk mengamati atau meninjau kembalidan mempelajari serta mengawasi secara berkesinambungan atau berkala terhadap pelaksanaan program atau kegiatan yang sedang berjalan dalam (IPB, 2008). Monitoring akan memberikan informasi tentang status dan kecenderungan bahwa pengukuran dan evaluasi yang diselesaikan berulang dari waktu ke waktu, pemantauan umumnya dilakukan untuk tujuan tertentu, untuk memeriksa terhadap proses berikut objek atau untuk mengevaluasi kondisi atau kemajuan menuju tujuan hasil manajemen atas efek tindakan dari beberapa jenis antara lain tindakan untuk mempertahankan manajemen yang sedang berjalan Kondisi Penilaian Kebutuhan Dari hasil analisa permasalahan di rumuskan bahwa ada kondisi-kondisi untuk penilaian kebutuhan pada penderita yang bisa dilihat pada Tabel 1 Tabel 1 Kondisi Kebutuhan Bidang Kesehatan
Kesehatan
Kebutuhan self care
alat bantu
Kondisi { jika mata matirasa atau deformitas OR jika kaki matirasa atau deformitas OR jika tangan matirasa atau deformitas OR jika mata ada luka OR jika tangan ada luka OR jika kaki ada luka } AND jika belum perawatan diri { jika pelindung mata tidak ada /tidak sesuai AND mata matirasa} OR { jika pelindung mata tidak ada /tidak sesuai AND mata deformitas} OR { jika spint malam tidak ada /tidak sesuai AND tangan matirasa} OR { jika pelindung tangan tidak ada /tidak sesuai AND tangan matirasa} OR { jika pelindung tangan tidak ada /tidak sesuai AND tangan deformitas} OR { jika alas kaki tidak ada /tidak sesuai AND kaki matirasa} OR { jika alas kaki tidak ada
/tidak sesuai AND kaki deformitas} OR { jika butuh alat bantu lain }
Kesehatan
rujukan
Kesehatan
penyakit lain
Sosial
pendidikan/beasiswa
Sosial
pelatihan kerja
Sosial
psikis
Sosial
dampingan keluarga
Ekonomi
modal kerja
Ekonomi
bantuan ternak
Ekonomi
bedah rumah
{ jika ada masalah kesehatan lain } OR { jika mata deformitas AND butuh protesa } Jika ada masalah kesehatan lain { { jika lulus SMA/ putus SMA } AND { jika umur antara 16 s/d 20 } OR {jika lulus SMP/ putus SMP } AND { jika umur antara 13 s/d 17 } } AND { jika masyarakat miskin } { jika ada keterampilan yang dikuasai AND tidak ada pelatihan} AND masa depan negatif { Jika ada self stigma } OR { Jika score pscale > 13 } OR { pernah mengalami stress } {{ Jika ada self stigma } OR { Jika score pscale > 20 }} AND { mengalami stress } AND { umur < 24} { jika wirausaha /petani } AND { Pendapatan =< 500.000 /bln} OR {Punya usaha lain } { jika wirausaha /petani } AND { Pendapatan =< 500.000 /bln} OR {Punya ternak } { jika kondisi rumah buruk } OR { kondisi rumah banding yang lain sedang/lebih buruk }
Alur Sistem System flow
Langkah ini dilakukan untuk rancangan sistem penilaian tingkat kebutuhan dan monitoring bantuan penderita kusta yang akan dibuat. Dari Gambar system flow berikut bisa kita lihat Gambaran arus data yang ada pada sistem aplikasi .
arus data yang ada dalam aplikasi secara terstruktur dan jelas, serta menggambarkan proses-proses yang terjadi pada sistem sehingga dapat menjadi sarana dokumentasi sistem yang baik. Gambar 3.6 merupakan context diagram dari Sistem Penilaian Tingkat Kebutuhan dan Monitoring Bantuan Penderita Kusta. Dinas Data Klien Kesehatan
Penderita Kusta
0
kondisi sebelum dibantu
Laporan Kebutuhan
Sistem Penilaian Tingkat Kebutuhan dan Monitoring Bantuan Penderita Kusta
Perkembangan Kondisi setelah dibantu
Laporan Tingkat Stigma
+
kebutuhan klien
NLR (Netherland Leprosy Relief) Laporan Monitoring Bantuan
Gambar 1. Sistem Flow Kebutuhan dan Monitoring 1
Penilaian
Yayasan Kusta Indonesia
Data Bantuan
Usulan Kebutuhan
Gambar 3. Context Diagram Sistem Penilaian Tingkat Kebutuhan dan Monitoring Bantuan Penderita Kusta DFD level 0 sistem penilaian kebutuhan dan monitoring bantuan Setelah Context diagram sistem penilaian tingkat kebutuhan dan monitoring bantuan penderita kusta didekomposisikan maka didapatkan DFD Level 0 yang terdiri dari 4(empat) subproses yaitu : Gambar 2. Sistem Flow Penilaian Kebutuhan dan Monitoring hal 2 Contex Diagram penilaian kebutuhan dan monitoring bantuan Rancangan ini dibuat dalam bentuk diagram aliran data, yang digambarkan dengan menggunakan Power Designer 6.0. Diagram aliran data ini menggambarkan
1. Penilaian . proses ini digunakan untuk melakukan identifikasi kebutuhan dari pasien penderita kusta , untuk nantinya sebagai tindak lanjut pemberian bantuan dan rehabilitasi. 2. Pencatatan bantuan. Proses pencatatan bantuan ini dilakukan untuk pendataan bantuan yang sudah diberikan,yang nantinya sebagai acuan dari monitoring bantuan terhadap penderita kusta.
indikator
3. Monitoring bantuan. Proses monitoring ini dilakukan untuk mengetahui bahwa apakah bantuan yang diberikan bisa memberikan penunjang yang cukup baik bagi pendirita. 4. Laporan. Proses pelaporan ini untuk mengetahui hasil dari pendataan penderita kusta antara lain stigma,hasil monitoring dan kecacatan penderita.
nomer varchar(10)
ind_proses int ind_proses_ket varchar(200) ind_hasil int ind_hasil_ket varchar(200)
Penjelasan lebih lengkap mengenai DFD Level 0 sistem penilaian dan monitoring bantuan penderita kusta dapat dilihat pada Gambar 3. Dinas Kesehatan
data klien Data Klien data klien
kondisi sebelum dibantu
1
kebutuhan_klien nomer varchar(10) id_nilai varchar(20) keterangan varchar(200)
id_nilai job_now lama sering_dlm_sbln lama_tdk_kerja pendapatan sts_rumah kondisi_rumah dibanding_lain kebun hewan usaha_lain ksempatn_kerja pengaruh_ekonomi
1
Usulan Kebutuhan penilaian
kebutuhan klien
penderita id_klien varchar(15) nama varchar(50) alamat varchar(100) telp varchar(20) tgl_lahir date sex varchar(1) matrial int
p_kebutuhan_ekonomi
klien
3 kebutuhan_klien
varchar(20) int int int int double varchar(15) varchar(15) varchar(15) int int int int varchar(15)
data kebutuhan 2
Penderita Penderita Penderita Kusta Kusta Kusta
Yayasan Yayasan Kusta Kusta Indonesia Indonesia Data Bantuan pencatatan bantuan
v_pekerjaan data bantuan 4
bantuan klien
Perkembangan Kondisi setelah dibantu
nomer int pekerjaan varchar(100) v_skala
4
nomer int keterangan varchar(100)
pencatatan monitoring 5
kebutuhan nomer varchar(10) keterangan varchar(50) bidang varchar(40)
bantuan
id_klien tgl_nilai id_nilai disi_oleh kebutuhan_lain
varchar(15) date varchar(20) varchar(15) varchar(200)
p_kebutuhan_kesehatan id_nilai tgl_rtf riwayat_reaksi masalah_kshtn_lain brjln_jauh batas_kegiatan tau_perawatan_diri sudah_perawatan_diri sedia_ikut_kpd alas_kaki pelindung_tangan kaca_mata_baca protesa alat_bantu_lain mata_matirasa mata_deformitas tangan_matirasa tangan_deformitas kaki_matirasa kaki_deformitas mata_luka tangan_luka kaki_luka
monitoring
varchar(20) int int text text int varchar(100) varchar(15) int int int varchar(25) varchar(25) varchar(25)
min max keterangan point
3
varchar(10) varchar(20) date varchar(200)
p_kebutuhan_sosial id_nilai pendidikan thn_sekolah lat_keterampilan keterampilan soal_psikis masa_depan ttg_perawatan_diri score_pscale kunjungan self_stigma klien_tinggal siapa_yang_bantu bisa_bantu_keluarga
varchar(20) date varchar(100) varchar(100) int int int int int varchar(15) varchar(15) varchar(15) int text varchar(2) varchar(2) varchar(2) varchar(2) varchar(2) v_salsa varchar(2) nomer int int keterangan varchar(100) int int var_pscale
data_monitoring
NLR Laporan Tingkat Stigma (Netherland Laporan Monitoring Bantuan Leprosy Relief)
nomer id_nilai tgl_bantu keterangan
penilaian_kebutuhan
monitoring nomer id_nilai hasil keterangan tgl
varchar(10) varchar(20) varchar(1) varchar(100) date
v_pendidikan nomer int pendidikan varchar(100)
var_salsa min max keterangan point
int int varchar(50) int
int int varchar(50) int
data Monitoring laporan
data bantuan data kebutuhan klien
Laporan Kebutuhan
Gambar 3. DFD level 0 sistem penilaian kebutuhan dan monitoring bantuan.
Gambar 4. PDM Sistem Penilaian Tingkat Kebutuhan dan Monitoring Bantuan Penderita Kusta Out Put Laporan Pemberian Bantuan
Monitoring
PDM Pada CDM Sistem Penilaian Tingkat Kebutuhan dan Monitoring Bantuan Penderita Kusta. Dengan menggenerate CDM, maka akan didapat PDM seperti pada Gambar 4
Proses ini bertujuan untuk melihat apakah hasil dari monitoring pemberian bantuan dapat membantu pelaporan dari YKI. Laporan monitoring pemberian bantuan ini bisa dilihat pada Gambar 5
Gambar 7. Laporan Monitoring Tingkat Kecacatan Gambar 5. Laporan Monitoring Pemberian Bantuan Hasil Out Put Laporan Monitoring Tingkat Kecacatan Proses ini bertujuan untuk melihat apakah hasil dari monitoring dapat membantu pelaporan dari YKI untuk melihat tingkat kecacatan dari penderita kusta perwilayah. Laporan monitoring tingkat kecacatan ini bisa dilihat pada Gambar 6
Evaluasi Hasil Uji Monitoring Bantuan Proses ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan proses monitoring bantuan. Berdasarkan indikator yang didapat dari hasil wawancara terhadap Yayasan Kusta Indonesia dirumuskan indikator monitoring . Hasil dari indikator monitoring bahwa untuk mempermudah pembacaan laporan monitoring dirumuskan beberapa status kondisi bantuan seperti terlihat pada Tabel 1 . Untuk mengevaluasi monitoring ini menggunakan contoh data penderita Bapak Rawin dengan tanggal identifikasi 28 Juli 2009 dengan seperti pada Gambar 4.28 form penilaian kebutuhan. dan teridentifikasi kebutuhan “Rujukan” dan “Penyakit Lain”, kebutuhan Bapak Rawin terbantu pada tanggal 28 Juli 2009 seperti pada Gambar 8.
Gambar 6 Laporan Monitoring Tingkat Kecacatan Hasil Out Put Laporan Monitoring Bantuan Proses ini bertujuan untuk melihat apakah hasil dari monitoring dapat membantu pelaporan dari YKI untuk melihat tingkat kesesuaian bantuan dan tingkat manfaat dari bantuan yang diberikan. Laporan monitoring bantuan ini bisa dilihat pada Gambar 7.
Gambar 8. Kondisi Penilaian Kebutuhan
Gambar 9. Kondisi Bantuan Antara perhitungan tanggal identifikasi kebutuhan dengan tanggal bantuan yang diberikan tidak ada rentan waktu yang melebihi batas waktu yang telah ditentukan pada indikator monitoring bantuan. Dan hasilnya sesuai seperti yang harapkan dapat dilihat pada Gambar 12
Gambar 10. Kondisi Monitoring Penyakit Lain
Gambar 11. Kesimpulannya adalah waktu monitoring dari kedua kebutuhan ini melebihi batas dari indikator yang ditentukan yaitu 180 hari dari tanggal bantuan diberikan. Dan hasil sesuai dengan hasil laporan monitoring pada Gambar 12 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari pembuatan Sistem Penilaian Tingkat Kebutuhan dan Monitoring Bantuan Penderita Kusta di Kabupaten Gresik adalah sebagai berikut: 1. Aplikasi ini sesuai dengan tujuan memberikan penilaian kebutuhan penderita kusta untuk membantu pihak Yayasan Kusta Indonesia. 2. Aplikasi ini dapat memonitoring tingkat keberhasilan bantuan pada penderita kusta dan membantu Laporan-laporan pihak Yayasan Kusta Indonesia. Daftar Pustaka
Gambar 11. Kondisi Monitoring Kebutuhan Rujukan
Brakel, Wim van, 2008, Participation Scale Users Manual Date of last revision: 09-07-2008 , Amsterdam Netherlands PLP. Ditjen PPM, 1996, Buku Pedoman Pemberantasan Penyakit Kusta, Jakarta.
Gambar 12 Hasil Laporan Monitoring
Zulkifli, 2003, Penyakit Kusta dan Masalah Yang Ditimbulkan http://library.usu.ac.id/download/fk m/fkm-zulkifli2.pdf di akses tanggal 22 November 2010 jam 12:30 WIB
Untuk monitoring perkembangan bantuan dari data uji coba pada Gambar 11 kondisi monitoring kebutuhan penyakit lain termonitoring tanggal 12 November 2010 dengan hasil “Kurang”. Dan perkembangan dari kebutuhan rujukan termonitoring tanggal 12 November 2010 dengan hasil “Memuaskan” seperti pada
Group ,The SALSA Collaborative Study, 2010, SALSA Scale (Screening Activity Limitation and Safety Awareness) User Manual Version 1.1 , Apeldoorn Netherlands http://www.ilep.org.uk/fileadmin/u ploads/Documents/Infolep_Docum ents/Salsa/SALSA_manual_v1.1pd
f.pdf di akses tanggal 29 Desember 2010 jam 17:22 WIB RI, Kementrian Kesehatan , 2011, Tahun Pencegahan Cacat Akibat Kusta http://www.depkes.go.id/index.php /component/content/article/43newsslider/1391-menkescanangkan-tahun-pencegahancacat-akibat-kusta.html di akses tanggal 23 Januari 2011 pukul 21:00 WIB IPB, Renstra 2008, Strategi Monitoring dan Evaluasi http://www.ipb.ac.id/download/Renstra_IP B_2008-2013_Bab_6.pdf di akses tanggal 10 Februari 2011 pukul 5:49 WIB