Makalah Seminar Kerja Praktek
SISTEM PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC PADA MESIN WITHDRAWL AND STRAIGHTENER Oleh: Iwan Hardika (L2F005543) Jurudan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Abstrak Meningkatnya persaingan di dalam dunia industri yang sejalan dengan perkembangan teknologi yang canggih secara tidak langsung memberikan pengruh yang cukup besar terhadap perkembangan dunia industri di Indonesia. Hal ini menuntut para pelaku industri di Indonesia untuk meingkatkan efisiensi, kecepatan kerja dan juga kualitas hasil produksi mereka agar dapat meningkatkan daya saing mereka dalam dunia industri. PT. Krakatau Steel merupakan suatu industri baja terbesar di Indonesia yang dapat memproduksi baja jutaan ton pertahun dan 500.000 ton pertahunnya di produksi pada Billet Steel Plant atau pabrik Billet baja yang merupakan salah satu bagian dari PT. Krakatau Steel.. Untuk dapat menghasilkan baja tersebut Pabrik Billet Baja menggunakan suatu mesin cetak kontinu atau yang biasa disebut Continous Casting Machine (CCM). Kinerja dari Continous Casting Machine inlah yang menentukan kuantitas dan kualitas dari hasil produksi baja di pabrik Billet baja. Continous Casting Machine ini terdiri dari beberapa bagian mesin salah satunya mesin Withdrawl and Straightener yang mana mesin ini digerakkan oleh Motor DC. Besarnya kecepatan dari motor DC yang dikopel pada mesin Withdrawl and Straightener ini menentukan kualitas baja yang dihasilkan sehingga dibutuhkan system pengaturan kecepatan yang baik agar didapatkan kualitas baja yang baik pula baik secara manual ataupun secara otomatis menggunakan Mould Level Gauge LB 352.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Dalam kurun waktu yang memasuki era global seperti saat ini Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK ) kian bergerak sangat cepat maju ke depan seiring dengan laju petumbuhan penduduk dan keinginan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Negara - negara diseluruh belahan dunia terus belomba untuk memajukan IPTEK agar bisa berkompeten terutama dalam bidang industri. Berkembangnya IPTEK yang sangat pesat terus menerus menghasilkan penemuan dan inovasi yang lebih canggih dan ekonomis sehingga diperoleh efektifitas dan
efisiensi yang baik dari sumber daya yang ada. PT. Krakatau Steel merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan besi baja di Indonesia. Dalam perkembangannya terus berusaha meningkatkan produktivitas, efisiensi serta kinerja perusahaan dengan mengutamakan faktor keamanan dan keselamatan kerja bagi karyawan dalam proses kegiatannya, dan juga dalam proses produksi yang dijalankan PT.Krakatau Steel banyak sekali menggunakan mesin-mesin listrik yang juga telah dilengkapi oleh aplikasi teknologi-teknologi yang dapat mempermudah penggunaan mesin-mesin listrik tersebut.
1.2 Tujuan Adapun tujuan dari penulisan Laporan Kerja Praktek ini adalah mengetahui secara umum prinsip kerja dan sistem operasional mesin withdrawl and straightener yang terdapat pada Continous Casting Machine (CCM)pada pabrik billet baja PT. Krakatau Steel 1.3 Pembatasan Masalah `Pada laporan kerja praktek ini permasalahan hanya dibatasi pada gambaran umum pengoperasian dan cara kerja mesin withdrawl and straightener II. PT.KRAKATAU STEEL 2.1 Gambaran Umum PT.Krakatau steel PT. Krakatau Steel terletak sekitar 110 Km dari Jakarta dengan luas keseluruhannya 350 Ha. PT. Krakatau Steel terletak di kawasan industri Krakatau, tepatnya di jalan Industri No.5 PO BOX 14 Cilegon 42435. Kantor pusat PT. Krakatau Steel terletak di Wisma Baja, dan Gatot Subroto Kav 54 Jakarta. Secara umum PT Krakatau Steel memiliki fasilitas produksi yang mencakup 6 pabrik utama, yaitu Pabrik Besi Spons (Direct Reduction Plant), Pabrik Slab Baja (Slab Steel Plant), Pabrik Billet Baja (Billet Steel Plant), Pabrik Baja Lembaran Panas (Hot Strip Mill), Pabrik Baja Lembaran Dingin (Cold Rolling Mill), dan Pabrik Baja Batang Kawat (Wire Rod Mill).
Gambar 1 diagram proses produksi PT.Krakatau Steel
Selain 6 pabrik utama, PT. Krakatau Steel juga memiliki 10 anak perusahaan sebagai penunjang unit produksi yang tersebar di kawasan industri cilegon yaitu a. PT KHI Pipe Industries, pabrik yang menggunakan produk dari Pabrik Pengerolan baja lembaran panas (HSM) dari PT Krakatau Steel yang memproduksi berbagai jenis pipa. b. PT Krakatau Wajatama (PT KW), pabrik yang menggunakan Billet sebagai bahan dasar guna memproduksi baja tulangan, baja profil dan kawat baja. c. PT Pelat Timah Nusantara (PT Latinusa) pabrik yang memproduksi plat timah (Tin Plate). d. PT Krakatau Bandar Samudera (PT KBS), merupakan perusahaan yang mengoperasikan pelabuhan khusus Cigading, sebagai tempat bongkar muat produk dan berbagai komoditi keperluan PT Krakatau Steel. e. PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL), merupakan perusahaan yang mengoperasikan pembangkit listrik guna mensuplai kebutuhan listrik PT Krakatau Steel. f. PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI), merupakan perusahaan yang mensuplai kebutuhan air di industri PT Krakatau Steel. g. PT Krakatau Engineering Corporation (PT KEC), merupakan perusahaan yang mendukung bidang perekayasaan industri PT Krakatau Steel. h. PT Krakatau Information Technology, merupakan perusahaan yang mendukung pengembangan teknologi informasi. i. PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (PT KIEC), merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pengelolaan jasa kawasan industri, SOR, dan Hotel. j. PT Krakatau Medika (PT KM), merupakan perusahaan yang bergerak
dibidang pelayanan kesehatan (Rumah Sakit PT Krakatau Steel). 2.2 Proses Produksi Billet Baja Proses produksi billet baja dilakukan dengan melalui beberapa tahap yaitu 1. Pemasukan Bahan Baku Pada tahap ini dilakukan pemasukan bahan baku ke dalam dapur busur listrik atau Electric Arc Furnace 2. Peleburan (Melting) Setelah bahan baku masuk ke dalam dapur, proses peleburan siap dilaksanakan. Proses peleburan adalah proses mencairkan logam dari bahan baku padat menjadi cair dengan menggunkan elektroda 3 phasa yang dimasukkan ke dalam dapur. 3. Pemurnian (Refining) Proses refining adalah proses pemurniaan baja cair di dalam dapur untuk menghilangkan unsur – unsur tidak berguna seperti phospor (P), sulfur (S) kalau tidak dihilangkan dapat mengakibatkan billet yang dihasilkan akan patah – patah. 4. Dapur Ladle (Ladle Furnace) Dapur ladle (ladle furnace) digunakan untuk mempersiapkan pemanasan baja cair guna proses pencetakan. Persiapan yang dilakukan meliputi : Mengatur komposisi dan penganalisaan baja cair. Mengatur atau menambah temperatur dengan cara pemanasan menggunakan energi listrik. Pengkombinasian dengan menggunakan pemanasan listrik adalah untuk memperbaiki dari proses sulfirisasi, caranya yaitu dengan pemanasan terak / slag selama proses perlakuan panas berlangsung. 5. Pencetakan (casting) Tahap terakhir dalam produksi billet baja adalah pencetakan (casting) yang menggunakan Continous Casting Machine (CCM). Bagian-bagian dari
mesin concast (continous casting) antara lain : ladle, tundish, mould, straind guide, cooling chamber, dummy bar, withdrawel, strainghter, pinch roll, shear machine, roll table, cooling bed III. MOTOR DC 3.1 Prinsip Kerja Motor DC Terdapat dua elemen listrik pada motor DC yaitu bagian stator (kumparan medan utama) dan rotor (kumparan jangkar). Kumparan jangkar mengalirkan arus yang berasal dari komutator. Tegangan DC dialirkan ke kumparan jangkar melalui karbon yang menempel komutator. Pada saat tegangan dialirkan ke kumparan medan di stator dengan kutub utara dan selatan buatan (elekromagnet), akan dihasilkan medan magnet statis. Motor DC berputar sebagai akibat adanya dua medan magnet yang saling berinteraksi satu sama lain. Medan pertama adalah medan magnet utama yang berada pada kumparan stator, dan medan kedua adalah medan magnet yang berada di jangkar.
Gambar 2 proses terjadinya gaya lorentz
Bila sebuah kawat berarus diletakkan antara kutub magnet (Utara -Selatan) maka pada kawat itu akan bekerja gaya sehingga kawat bergerak. Gaya dimaksud adalah gaya yang dikenal dengan gaya Lorenz. Arah gaya Lorenz dan hubungannya medan magnet utama serta arah arus pada jangkar, dapat dijelaskan dengan aturan tangan kanan untuk motor. Jika ibu jari,telunjuk, dan jari tengah
diletakkan pada posisi yang sesuai dengan ilustrasi dibawah ini maka telunjuk akan menunjukkan arah fluks magnet dan jari tengah menunjuk pada arah pergerakan elektron (ingat bukan arah arus) pada konduktor, dan ibu jari akan menunjukkan pergerakan konduktor. Seperti yang ditunjukkan pada ilustrasi, konduktor pada sisi kiri bergerak naik. Konduktor pada sisi kanan bergerak turun. Ini akan menghasilkan pergerakan motor yang bergerak searah jarum jam. Akan terlihat nanti, besarnya gaya pada konduktor untuk menghasilkan putaran sebanding dengan kekuatan medan dan besarnya arus pada konduktor.
Jangkar berputar dalam medan magnet sehingga timbul GGL, GGl ini sebenarnya adalah tegangan jangkar Ea yang kita kenal, yang arahnya sesuai dengan kaidah tangan kiri. Arah GGL induksi berlawanan dengan arah GGL sumber sehingga disebut GGL lawa Harga GGL lawan (Ea) adalah, Ea = V – Ia Ra
Gambar 4 GGL Lawan
3.3 Kecepatan Motor DC Hubungan antara Va dan kecepatan motor adalah sebanding, selama fluksnya (ф) konstan. Misalnya, kecepatan akan bernilai 50 dari kecepatan dasar jika Va yang diterapkan sebesar 50 % Va. Gambar 3 prinsip gaya lorentz menggunakan kaidah tangan kanan
3.2 GGL Lawan Saat motor telah bergerak/ berputar, ini berarti jangkar berputar dalam medan magnet stator, sesuai prinsip Faraday maka padanya (jangkar) akan timbul tegangan induksi. Tegangan yang dihasilkan oleh jangkar ini dikenal sebagai GGL lawan. GGL Lawan akan mengurangi tegangan dari jangkar. Penjelasan proses-proses terjadinya GGL lawan : Kumparan jangkar (terletak anatara kutub-kutub magnet) diberi sumber DC. Pada kumparan jangkar timbul torsi sehingga jangkar berputar arahnya sesuai dengan hukum kaidah tangan kanan.
Gambar 5 Kurva perbandingan tegangan jangkar (Va) dan putaran (n)
3.4 Pengaturan kecepatan Motor DC Pengaturan kecepatan memegang peranan yang sangat penting dalam motor arus searah
karena motor arus searah mempunyai karakteristik torsi-kecepatan yang menguntungkan dibandingkan motor lainnya. Persamaan pada motor arus searah adalah V E Ia.Ra
P 1 E K T n dim ana K T Z a 60 E n KT V Ia.Ra n KT Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa kecepatan (n) dapat diatur dengan mengubah-ubah besarnya nilai Φ, Ra, dan Vt. Dimana Φ adalah besarnya medan shunt, Ra adalah besarnya nlai tahanan jangkar dan Vt adalah besarnya nilai tegang terminal pada motor. 3.5 Membalik Arah Putaran Berdasarkan persamaan dibawah ini : T K T .Ia. Jika : a. I negatif maka T negatif b. negatif maka T negatif c. Ia negatif, negatif maka T positif Sehingga untuk membalik arah putaran motor DC dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu: membalik arah arus jangkar, arah arus penguat tetap dan membalik arah arus penguat, arah arus jangkar tetap. Apabila arah arus jangkar dan arah arus penguat keduanya dibalik, arah putaran motor tidak berubah. 3.6 Keuntungan Motor DC Adapun keuntungan dari motor DC adalah : 1. Motor DC mempunyai karakteristik kecepatan dan kopel yang baik,
linier terhadap perubahan arus jangkar. 2. Motor DC dapat diatur kecepatannya kecepatannya mulai dari nol sampai maksimum sesuai yang diinginkan dengan menggunakan sistem kontrol. 3. Pada saat starting motor DC lebih cepat membangkitkan kopel dibandingkan motor AC. 3.7 Kerugian Motor DC Adapun rugi-rugi yang terjadi dalam motor DC adalah: 1. Rugi tembaga yang merupakan rugi tembaga I2R pada kumparan jangkar dan medan pada motor. Rugi-rugi ini dapat diketahui dari nilai arus yang diketahui pada mesin dan nilai resistansi kedua kumparan. 2. Rugi besi yang terdiri dari rugi histerisis dan rugi arus eddy 3. rugi mekanik yang terdiri atas rugi geser pada sikat, rugi geser pada sumbu, dan rugi angin. IV. CONTINOUS CASTING MACHINE 4.1 Mesin Withdrawl and Straightener
Pada CONTINOUS CASTING MACHINE (CCM) terdapat beberapa alat yang mendukung pembentukan dari proses pencetakan tersebut salah satunya adalah mesin Withdrawl and straightener yang merupakan salah satu motor dari sekian banyak motor yang ada pada Continous Casting Machine. Pada saat masa persiapan operasi mesin Withdrawl berfungsi untuk menarik dan memasukkan dummy bar ke dalam mould dan pada waktu proses casting berlangsung mesin withdrawl berfungsi untuk menarik billet yang keluar dari mould melalui straind guide menuju straightener. Sedangkan straightener berfungsi untuk meluruskan billet yang ditarik oleh withdrawl dan menyangga tekanan ferro static selama proses
pembekuan dan diharapkan billet akan memenuhi standart kelengkungan yaitu tidak boleh lebih dari 5%. Mesin Withdrawl and straightener ini juga berfungsi menjaga kestabilan dari level baja yang ada pada mould. 4.2 Penggerak Mesin W/S Sebagai penggerak pada mesin Withdrawl and Straightener digunakan motor arus searah berpenguatan terpisah. Penggunaan motor DC berpenguatan terpisah pada mesin Withdrawl and Straightener ini karena motor DC ini mempunyai karakteristik kecepatan dan kopel yang baik serta dapat diatur kecepatannya mulai dari nol sampai dengan maksimum dengan menggunkan sistem control. Pada mesin Withdrawl and Straightener digunakan dua buah motor dc sebagai penggerak yang masing-masing berfungsi sebagai penarik dan pelurus billet baja kemudian putaran-putaran yang dihasilkan oleh motor dc tersebut dikopel ke roll-roll mesin Withdrawl and Straightener tersebut
4.3 Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Mesin W/S
Kecepatan motor dc pada mesin withdrawl and straightener menjadi perhatian yang sangat penting karena kecepatan dari motor dc sebagai penggerak utama mesin withdrawl and straightener ini menentukan kualitas dari produk billet baja yang dicetak pada Continous Casting Machine. Pengaturan kecepatan motor dc pada mesin withdrawl and straightener dilakukan untuk menjaga kestabilan level baja cair pada mould, tidak kurang ataupun tidak lebih dari kapasitas yang telah ditentukan. Pengaturan kecepatan ini dilakukan sedemikian rupa sehingga didapatkan kecepatan pada mesin withdrawl and straightener yang sesuai dengan yang diinginkan sehingga tidak terjadi over flow dan hasil billet baja yang didapatkan pada proses pencetakan ini memiliki kualitas baja yang baik. Pada Continous Casting Machine, sistem pengaturan kecepatan motor dc pada mesin withdrawl and straightener dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan menggunakan rheostat dengan menggunakan automatic level control yang terdapat pada mould ( Mould Level Gauge LB 352 )
4.3.1 Sistem Pengaturan Kecepatan dengan Mengatur Tahanan Rheostat
Gambar 6 Motor DC Penggerak Mesin W/S
Gambar 7 Pengkopelan Motor DC pada Mesin W/S
Sistem pengaturan kecepatan ini dilakukan dengan menyisipkan rheostat yang dipasang seri terhadap kumparan medan sehingga dapat diatur besarnya nilai arus medan (If) dan besarnya fluks magnet (Φ). Cara ini digunakan karena sangat sederhana dan murah, selain itu rugi panas yang ditimbulkan kecil pengaruhnya. Apabila level baja cair pada mould lebih tinggi dari level standar maka diinginkan motor dc pada mesin withdrawl and straightener berputar lebih cepat dengan cara menaikkan
nilai tahanan rheostat, kenaikan nilai rheostat ini menyebabkan arus medan menurun sehingga fluks magnet (Φ) akan menurun sehingga kecepatan putaran motor dc akan semakin tinggi dan mencapai kecepatan yang diinginkan dan tidak terjadi overflow pada mould. Begitu juga sebaliknya, apabila level baja cair kurang dari level standard maka diinginkan motor dc pada mesin withdrawl and straightener berputar lebih lambat dengan cara menurunkan nilai tahanan rheostat, penurunan nilai tahanan rheostat ini menyebabkan arus medan meningkat sehingga fluks magnet Φ juga akan meningkat dan menyebabkan kecepatan putaran motor dc akan semakin rendah. Hal ini sesuai dengan rumus
n Dimana Ia Ra V n Φ
V I a Ra C
= Arus jangkar = tahanan jangkar = tegangan masukan = putaran motor = Fluks magnet
4.3.2 Sistem Pengaturan Kecepatan Menggunakan Automatic Level Control
Sistem pengaturan kecepatan ini menggunakan Automatic Level Control yaitu suatu sensor sinar radioaktif dari bahan Cobalt T60 yang mana akan mengontrol level baja cair yang ada di dalam mould secara otomatis sehingga level baja cair tersebut tetap stabil sesuai dengan standar level baja cair yang diinginkan. Secara garis besar Automatic level control yang digunakan pada Continous Casting Machine terdiri dari beberapa bagian yaitu Rod source in working shielding or source holder Bagian ini merupakan sumber dari pancaran sinar radioaktif dari bahan Cobalt T60 yang digunakan sebagai
sensor lever dari baja cair yang berada pada mould. Scintilation counter Bagian ini merupakan suatu alat receiver atau penerima pancaran sinar radioaktif dari sumber yang telah melewati baja cair yang kemudian output dari Scintilation counter ini akan diteruskan melalui kabel koneksi menuju mould level gauge. Mould Level Gauge LB 352 Bagian ini merupakan bagian terpenting dari ystem Automatic Level Control ini. Mould Level Gauge inilah yang digunakan untuk mengukur level baja cair pada mould. Hasil output dari scintillation counter masuk ke Mould Level Gauge kemudian output dari scintillation couter tersebut diproses oleh Mould Level Gauge sehingga didapatkan level baja cair yang berada di dalam mould.
Adapun desain dari Automatic Level Control ini dapat disusun berbedabeda tergantung dari bentuk Mould pada Continous Casting Machine dan juga bentuk dari Casting yang ingin dihasilkan. Adapun beberapa contoh dari susunan Automatic Level Control ini adalah sebagai berikut: External Arrangement Desain ini biasanya digunakan pada kontruksi Mould untuk Billet Casters. Pada desain ini Rod source in working shielding or source holder terletak diluar kotak air.
Gambar 8 External Arrangement
Internal Arrangement Desain ini biasanya digunakan pada kontruksi Mould untuk Bloom or Slab Casters. Pada desain ini Rod source in working shielding or source holder terletak di dalam kotak air.
Gambar 9 Internal Arrangment
Sistem pengaturan kecepatan dengan menggunakan Automatic Level Control ini secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut: Pada awal proses casting baja cair dari ladle dimasukkan ke dalam tundish yang berada dibawah ladle. Kemudian dari tundish baja cair mengalir masuk ke dalam mould. Pada saat proses casting dimulai dan baja cair mulai masuk ke dalam mould, Rod source atau sumber radioaktif mulai memancarkan sinar radioaktif dari bahan Cobalt T60. Pancaran sinar radio aktif tersebut menembus baja cair yang ada di dalam moul yang kemudian diterima oleh scintilation counter. Dari scintilation counter sinar radio aktif tersebut diteruskan menuju Mould Level Gauge LB 352 yang akan mengukur level dari baja cair di dalam mould. Setelah level baja cair di dalam mould terukur maka hasil pengukuran level baja cair dari mould level gauge tersebut diteruskan ke contoller. Di dalam controller hasil pengukuran level baja cair tersebut
dibandingkan dengan input masukan yaitu set point dari level baja cair yang telah diatur. Hasil output dari controller tersebut yang merupakan hasil perbandingan level baja cair yang terukur pada mould dan set point dari level baja cair yang diinginkan diteruskan ke dc drive motor dc atau SIMOREG yang akan memberikan perintah pengaturan kecepatan pada motor dc secara otomatis sehingga didapatkan hasil pengukuran level baja cair di dalam mould yang sesuai dengan yang diinginkan. Apabila level baja yang terukur didalam mould lebih tinggi dibandingkan dengan set point level baja yang telah diatur maka setelah mendapatkan hasil output dari controller secara otomatis dc drive ( SIMOREG ) akan memberikan sinyal untuk menaikkan kecepatan motor dc sehingga level baja cair yang ada di dalam mould turun menuju level baja cair yang diinginkan. Begitu juga sebaliknya, apabila level baja yang terukur didalam mould lebih rendah dibandingkan dengan set point level baja yang telah diatur maka setelah mendapatkan hasil output dari controller secara otomatis dc drive motor dc ( SIMOREG ) akan memberikan sinyal untuk menurunkan kecepatan motor dc sehingga level baja cair yang ada di dalam mould akan naik menuju level baja cair yang diinginkan. Hal ini berlangsung hingga tercapai level baja cair yang diinginkan dan untuk menjaga kestabilan level baja cair tersebut maka controller akan memberikan output ke dc drive( SIMOREG ) untuk mengatur kecepatan dari motor dc yang menggerakkan mesin Withdrawl and Straightener sedemikian rupa sehingga kestabilan level baja cair yang diinginkan tetap tejaga.
V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. Proses produksi baja di divisi pabrik billet baja dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu pemasukan bahan baku, peleburan pada Electric Arc Furnace, pemurnian, pengaturan komposisi baja pada Ladle Furnace dan proses pencetakan pada Continous Casting Machine 2. Mesin Withdrawl and straightener menggunakan 2 motor DC berpenguatan terpisah sebagai penggerak utamanya. 3. Motor DC pada mesin Withdrawl and straightener memiliki dua sistem pengaturan kecepatan yaitu secara manual dengan pengaturan rheostat yang disisipkan secara seri pada kumparan jangkar dan secara automatis dengan menggunakan Automatic Level Control yang terdapat pada mould. 4. Sistem pengaturan kecepatan pada motor DC dibutuhkan karena labilnya level baja cair yang ada di dalam mould akibat tidak stabilnya jumlah baja cair yang keluar dari tundish ketika masuk ke mould 5.2 Saran 1. Perlu ditambahkannya tanda-tanda bahaya pada pabrik untuk menanamkan kesadaran para pekerja akan bahaya yang ada. 2. Untuk Perusahaan agar bias menyediakan materi referensi atau manual book tentang semua alat-alat yang ada sehingga mempemudahkan mahasiswa yang melakukan kerja praktek atau penelitian untuk mempelajarinya [1] [2]
DAFTAR PUSTAKA
PT. Krakatau Steel, Continous Casting Machine : Unit Billet Steel Palt BSP), Cilegon , 2007. M. Rusli Harahap, “Mesin Listrik : Mesin Arus Searah”, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1996
[3]
[4]
Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya, Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2000 Sulasno, Dasar Teknik Konversi Energi Listrik dan Sistem Pengaturan BIOGRAFI
Iwan Hardika (L2F005543) Dilahirkan di Bengkulu 2 Mei 1988 Menempuh pendidikan di SDN 55 Bengkulu, SMPN 12 Bengkulu, SMAN 5 Bengkulu dan sekarang masih menikmati pendidikan di Universitas Diponegoro Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro Konsentrasi Teknik Energi Listrik Menyetujui Dosen Pembimbing
Ir. Tejo Sukmadi, MT. NIP 131 764 876