SISTEM PENGAMANAN RUMAH BERBASIS ITEADUINO DENGAN SENSOR PIR (PASIVE INFRA RED)
Naskah Publikasi
Diajukan oleh
Afan Azwar Anas
09.02.7540
Hanung Tyas Risprabowo
09.02.7558
Wahyudi Septiadi
09.02.7566
JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2014
1
2
ITEADUINO BASED HOME SECURITY SYTEM WITH (PASSIVE INFRA RED) SENSOR
SISTEM PENGAMANAN RUMAH BERBASIS ITEADUINO DENGAN SENSOR PIR (PASIVE INFRA RED)
Afan Azwar Anas Hanung Tyas Risprabowo Wahyudi Septiadi Jurusan Menejemen Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
With frequent crimes of theft and robbery that needed a home security system that can be applied or used by a company as a safety buildings, one of which is the security system by using sensor PIR (Passive InfraRed) and ATmega328 microcontroller on board iteaduino which is one of the innovations of the development of microcontroller control current. In the operation of this circuit, use a controller in the form of the ATmega328 microcontroller hardware packages Iteaduino be pre-programmed and process data input from sensor readings that work in the form of a logic 1 or 0.reaksi will activate a warning alarm load. Sensor PIR (Passive Infa Red) work based on the intensity of radiation at room temperature, in the event of changes in radiation levels, the PIR sensor will transmit the input data on the system Iteaduino minimum, the data is then processed by a microcontroller integrated on Iteaduino a command to activate a warning alarm. the development of security systems need to be developed to promote home security system as a solution especially among crimes that often occur at this time. Keywords:Information,Security Standardization,Risk Assessment,Policy
3
1. Pendahuluan
Seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan teknologi yang semakin pesat, tingkat kejahatan semakin meningkat pula. Era globalisasi telah menuntut manusia untuk menciptakan keamanan dalam bekerja. Demikian halnya dengan sistem keamanan gedung untuk perkantoran maupun rumah mewah lainnya juga ikut berkembang. Sistem keamanan yang ada antara lain menggunakan kamera CCTV melalui operator yang meminta. Ada juga dengan menggunakan sensor IR (Infra Red) dan ultrasonik, tetapi dalam penggunaannya harus ada sumber dan sensor. Selain itu, terdapat sensor otomatis yaitu PIR (Passive Infra Red) sensor dengan jangkauan yang cukup panjang. Dengan seringnya tindak kejahatan pencurian dan perampokan rumah maka diperlukan sebuah sistem pengaman yang dapat diaplikasikan atau digunakan oleh suatu perusahaan sebagai pengaman gedung. Salah satunya adalah sistem keamanan dengan menggunakan sensor PIR (Passive Infra Red) dan mikrokontroler Atmega328 pada Iteaduino board yang merupakan salah satu inovasi dari perkembangan perangkat kendali mikrokontroler saat ini. Untuk membangun sebuah sistem keamanan diperlukan berbagai hardware yang harganya tidak murah. Hanya perusahaan-perusahaan menengah ke atas saja yang menyediakan dana khusus untuk keperluan pembangunan sistem keamanan. Sedangkan untuk kalangan rumah tangga penggunaan sistem keamanan di rumah cukup menyentuh tingkat penggunaan kunci manual dan mungkin ada beberapa rumah tangga yang menggunakan sensor elektronik. Hal ini disebabkan karena harga yang cukup mahal untuk membangun sistem keamanan tersebut. Dengan latar belakang dan pertimbangan tersebut maka penulis mencoba membuat “Sistem Pengamanan Rumah Berbasis Iteaduino Dengan Sensor PIR (Pasive Infra Red)” dimana pada sistem pengamanan tersebut digunakan sensor infra merah sebagai pengindera. Adanya rangsangan yang dihasilkan oleh suatu unsur eksternal pada sebuah sensor akan menyebabkan rangkaian bekerja secara otomatis sesuai dengan program yang telah dibuat untuk menjalankan suatu perangkat berupa alarm peringatan. Dalam
pengoperasian
rangkaian
ini,
digunakan
sebuah
pengontrol
berupa
mikrokontroler Atmega328 dalam paket perangkat keras berupa Iteaduino yang telah diprogram dan mengolah data input dari pembacaan sensor yang bekerja berupa logika 1 atau 0. Reaksi tersebut akan mengaktifkan beban berupa alarm peringatan. Sensor PIR (Pasive Infra Red) bekerja berdasarkan intensitas radiasi suhu pada ruang. Jika terjadi perubahan tingkat radiasi, maka sensor PIR akan mengirimkan data masukan pada sistem minimum Iteaduino. Data tersebut kemudian diolah oleh mikrokontroler yang terintegrasi pada Iteaduino menjadi perintah untuk mengaktifkan alarm peringatan. Pengembangan sistem keamanan tersebut perlu dikembangkan untuk memasyarakatkan sistem keamanan khususnya dikalangan rumah sebagai solusi dari tindakan kriminal yang sering terjadi pada saat ini. Sedangkan bagi para pemilik rumah mewah yang sehari-hari
4
bekerja di suatu perusahaan yang jauh dari rumahnya dapat memanfaatkan sistem ini untuk mengamankan rumahnya sehingga akan menambah rasa nyaman dalam bekerja.
2. Landasan Teori 2.1 Sensor PIR (Pasive Infra Red) PIR (Passive Infrared) adalah merupakan sebuah sensor yang biasa digunakan untuk mendeteksi keberadaan manusia. Aplikasi ini biasa digunakan untuk system alarm pada rumah-rumah atau perkantoran. PIR (Passive Infrared) adalah sebuah sensor yang menangkap pancaran sinyal infra merah yang dikeluarkan oleh tubuh manusia maupun hewan. Sensor PIR (Passive Infrared) dapat merespon perubahan perubahan pancaran sinyal infra merah yang dipancarkan oleh tubuh manusia. Sensor PIR (Passive Infrared) terbuat dari bahan kristal yang akan menimbulkan beban listrik ketika terkena panas dan pancaran sinyal infra merah. Perubahan intensitas pancaran dari sinyal infra merah juga menyebabkan perubahan beban listrik pada sensor. Elemen-elemen pada sensor juga sensitif terhadap penyinaran yang melebihi lebar jangkauan, sehingga ditambahkan filter pada kemasan TO5 untuk membatasi pancaran tubuh manusia. Sensor PIR (Passive Infrared) merupakan komponen produksi COMedia Ltd., Sensor tersebut sudah dipabrikasi dan dikemas dengan baik, sehingga dapat mengurangi inteferensi sinyal yang diterima. Pada perancangan ini dibatasi area atau daerah yang dapat dideteksi oleh sensor PIR (Passive Infrared) dengan cara memberikan pelindung pada masing-masing sisi kiri dan kanan sensor PIR (Passive Infrared). Hal dilakukan agar tidak terjadi gangguan terhadap sensor untuk keran yang lain karena arah jangkauan sensor PIR (Passive Infrared) dapat mencapai sudut 600 seperti terlihat pada gambar di bawah ini :
Gambar : Ilustrasi Pembatasan Sensor
5
Selain itu sensor tersebut juga sangat mudah digunakan, karena hanya menggunakan 1 pin I/O sebagai penerima informasi sinyal gelombang inframerah yang dapat dihubungkan ke Iteaduino.
Gambar : Rangkaian penerima Inframerah
Gambar di atas menunjukkan blok rangkaian penerima cahaya infra merah. Pada PIR (Passive Infrared) sensor ditambahkan fresnel lens yang berfungsi untuk mengumpulkan radiasi infra red tepat ke sensor PIR (Passive Infrared).
2.2 Arduino Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source yang didalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel. Arduino dapat digunakan untuk mengembangkan objek interaktif, mengambil masukan dari berbagai switch atau sensor, dan mengendalikan berbagai lampu, motor, dan output fisik lainnya. Arduino dapat berdiri sendiri, atau dapat berkomunikasi dengan perangkat lunak yang berjalan pada komputer (misalnya Flash, Pengolahan, MaxMSP). Board arduino dapat dirakit dengan tangan atau dibeli perbagian. Bahasa pemrograman Arduino merupakan implementasi dari Wiring, sebuah platform komputasi yang didasarkan
pada
pemrograman
pengolahan
multimedia.
(http://www.arduino.cc/en/Guide/Introduction). Arduino dikatakan open source karena sebuah platform dari physical computing. Platform di sini adalah sebuah alat kombinasi dari hardware, bahasa pemrograman dan Integrated Development Environment (IDE) yang canggih. IDE adalah sebuah software yang sangat berperan untuk menulis program, meng-compile menjadi kode biner dan meng-upload ke dalam memory microcontroller. Arduino, selain itu juga ada banyak modul-modul pendukung (sensor, tampilan, penggerak dan sebagainya) untuk bisa disambungkan dengan Arduino.
6
2.3 Iteaduino Iteaduino merupakan sebuah board Arduino kompatibel. Ini dirancang berdasarkan pada skematik rangkaian arduino duemilanove (salah satu tipe arduino yang menggunakan chip Atmega328). Mikrokontroler itu sendiri adalah chip atau IC (Integrated Circuit) yang bisa diprogram menggunakan komputer. Pada Iteaduino board, chip mikrokontroler yang digunakan adalah mikrokontroler seri AVR yaitu Atmega328. Berbagai papan Arduino menggunakan tipe Atmega yang berbeda-beda tergantung dari spesifikasinya. Untuk microcontroller yang digunakan pada arduino jenis Iteaduino sendiri jenis Atmega328, sebagai otak dari pengendalian sistem alat. Iteaduino sendiri merupakan kesatuan perangkat yang terdiri dari berbagai komponen elektronika dimana penggunaan alat sudah dikemas dalam kesatuan perangkat yang dibuat oleh pemroduksi untuk di perdagangkan. Iteaduino dapat dibuat sebuah sistem atau perangkat fisik menggunakan software dan hardware yang sifatnya interaktif, yaitu dapat menerima rangsangan dari lingkungan dan merespon balik. Konsep untuk memahami hubungan yang manusiawi antara lingkungan yang sifat alaminya adalah analog dengan dunia digital, disebut dengan physical computing. Pada praktiknya konsep ini diaplikasikan dalam desain alat atau projek-projek yang menggunakan sensor dan microcontroller untuk menerjemahkan input analog ke dalam sistem software untuk mengontrol gerakan alat-alat elektro-mekanik.
Gambar : Arduino Jenis Iteaduino Beberapa fasilitas yang diberikan oleh Iteaduino adalah sebagai berikut : 1.
Pin input/output digital (0-13) Terdapat 14 pin yang berfungsi sebagai input atau output, dapat diatur oleh program. Untuk 6 buah pin 3, 5, 6, 9, 10 dan 11, dapat juga berfungsi sebagai pin analog output dimana tegangan output-nya dapat diatur. Nilai sebuah pin output analog dapat diprogram antara 0 – 255, dimana hal itu mewakili nilai tegangan 0 – 5V.
2.
USB (Universal Serial Bus) Fasilitas USB yang diberikan oleh Iteaduino ini memiliki fungsi diantaranya : 1)
Memuat progam dari komputer kedalam papan
2)
Komunikasi serial antara papan dan komputer
3)
Memberikan daya listrik kedalam papan
7
3.
Sambungan SV1 Merupakan sambungan atau jumper untuk memilih sumber daya papan, apakah dari sumber eksternal atau menggunakan USB. Sambungan ini tidak diperlukan lagi pada papan Iteaduino versi terakhir karena pemilihan sumber daya eksternal atau USB dilakukan secara otomatis.
4.
Q1 – Kristal (quartz crystal oscillator) Jika microcontroller dianggap sebagai sebuah otak, maka kristal adalah jantungnya karena komponen ini menghasilkan detak-detak yang dikirim kepada microcontroller agar melakukan sebuah operasi untuk setiap detaknya. Kristal ini dipilih yang berdetak 16 juta kali per detik (16MHz).
5.
Tombol reset S1 Tombol ini berfungsi untuk me-reset papan sehingga program akan mulai lagi dari awal, tombol reset ini bukan untuk menghapus program atau mengosongkan microcontroller.
6.
In-Circuit Serial Programming (ICSP) Port ICSP memungkinkan pengguna untuk memprogram microcontroller secara langsung, tanpa melalui bootloader. Umumnya pengguna Iteaduino tidak melakukan ini sehingga ICSP tidak terlalu dipakai walaupun disediakan.
7.
IC 1 – Microcontroller Atmega Komponen utama dari papan Iteaduino, di dalamnya terdapat CPU, ROM dan RAM.
8.
X1 – sumber daya eksternal Jika hendak disuplai dengan sumber daya eksternal, papan Iteaduino dapat diberikan tegangan DC antara 9-12V.
9.
6 pin input analog (0-5) Pin ini sangat berguna untuk membaca tegangan yang dihasilkan oleh sensor analog, seperti sensor suhu. Program dapat membaca nilai sebuah pin input antara 0 – 1023, dimana hal itu mewakili nilai tegangan 0 – 5V.
2.4 Mikrokontroler Atmega328 Perkembangan teknologi telah maju dengan pesat dalam perkembangan dunia elektronika dan komunikasi. Penemuan silikon menyebabkan bidang ini mampu memberikan sumbangan yang amat berharga bagi perkembangan teknologi modern. Atmel sebagai salah satu vendor yang mengembangkan dan memasarkan produk mikroelektronika telah menjadi suatu teknologi standar bagi para desainer sistem elektronika masa kini. Tidak seperti sistem komputer, yang mampu menangani berbagai macam program aplikasi (misalnya pengolah kata, pengolah angka dan lain sebagainya), mikrokontroler hanya bisa digunakan untuk satu aplikasi tertentu saja. Perbedaan lainnya terletak pada perbandingan RAM dan ROM-nya. Pada sistem komputer perbandingan RAM dan ROM-nya besar, artinya program-program pengguna disimpan dalam ruang RAM yang relatif besar dan rutin-rutin antarmuka perangkat keras disimpan dalam ruang ROM yang kecil. Sedangkan
8
pada mikrokontroler, perbandingan ROM dan RAM-nya yang besar artinya program kontrol disimpan dalam ROM (bisa Masked ROM atau Flash PEROM) yang ukurannya relatif lebih besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat penyimpanan sementara, termasuk register-register yang digunakan pada mikrokontroler yang bersangkutan
Gambar : Diagram Fungsional Mikrokontroler Atmega328
Atmega328 mempunyai arsitektur RISC (Reduce Instruction Set Computer) yang dimana setiap proses eksekusi data lebih cepat dari pada arsitektur CISC (Completed Instruction Set Computer).
Gambar 2.11. Bentuk Fisik Mikrokontroller Atmega328
9
Beberapa fitur yang diberikan oleh mikrokontroller jenis ini yaitu: 1. Terdapat 130 macam instruksi yang hampir semuanya dieksekusi dalam satu siklus clock. 2. Memiliki 32 x 8-bit register serba guna. 3. Kecepatan mencapai 16 MIPS dengan clock 16 MHz. 4. Memiliki 32 KB Flash memory dan pada arduino dan bootloader yang menggunakan 2 KB dari flash memori sebagai bootloader. 5. Memiliki EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) sebesar 1KB sebagai tempat penyimpanan data semi permanent karena EEPROM tetap dapat menyimpan data meskipun catu daya dimatikan. 6. Memiliki SRAM (Static Random Access Memory) sebesar 2KB. 7. Memiliki pin I/O digital sebanyak 14 pin 6 diantaranya PWM (Pulse Width Modulation) output. 8. Master / Slave SPI Serial interface.
Berikut merupakan tampilan arsitektur dari mikrokontroller Atmega328 :
Gambar : Arsitektur Mikrokontroler Atmega328
10
2.5 Driver Buzzer Pada dasarnya driver buzzer merupakan rangkaian yang tersusun oleh sebuat transistor NPN dan sebuah dioda. Transistor tersebut kemudian akan difungsikan sebgai switching tegangan 9 volt DC sebagai pencatu buzzer. Dengan cara memberikan sinyal masukan dengan logika ‘high’ pada kaki basis transistor, maka akan terjadi aliran arus melalui kaki kolektor transistor menuju kaki emitor yang terhubung dengan ground. Rangkaian skematik untuk driver buzzer dapat dilihat seperti pada gambar berikut: 9Volt DC
BUZZER D1 1N4002 SPEAKER
INPUT SINYAL
Q1
R1
TIP31 220R
GND
Gambar : Skematik Driver Buzzer
2.6 Buzzer Alarm Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Prinsip kerja buzzer yakni terdiri dari kumparan yang terpasang pada
diafragma
dan
kemudian kumparan tersebut
dialiri
arus
sehingga
menjadi
elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm).
Gambar : Buzzer Alarm
11
3.
Gambaran Umum
3.1 Perancangan Sistem Dalam merancang SISTEM PENGAMANAN RUMAH BERBASIS ITEADUINO DENGAN SENSOR PIR (PASIVE INFRA RED), harus digambarkan terlebih dahulu menggunakan blok diagram tentang konfigurasi dan pengkawatan yang akan diterapkan. Hal ini akan sangat membantu dalam mengetahui kesalahan serta kelemahan jka terjadi kegagalan dalam perancangan sistem tersebut. Selain itu blok diagram juga akan membantu untuk memahami perancangan sistem yang akan dilakukan. Terdapat berbagai metode antarmuka untuk beberapa perangkat, baik receiver sensor maupun actuator menuju ke pengendali utama berupa mikrokontroler iteaduino. Pengendali utama berfungsi sebagai inisiator antarmuka, sehingga untuk pembacaan sensor dilibatkan hanya di awal dari proses kerja sensor. Sedangkan untuk actuator berupa alarm buzzer hanya bekerja jika kondisi hasil inisialisasi sensor tidak sesuai dengan kondisi sebelumnya. Sistem Pengamanan Rumah Berbasis Iteaduino dengan Sensor PIR (Pasive Infra Red) dapat dilihat seperti pada gambar blok diagram di bawah ini.
Push Button
PIN D3
PIN D4
Indikator LED
PIN D5
Buzzer Alarm
PIN D2
Sensor PIR (Pasive Infrared)
Reset
VCC GND
Iteaduino Mikrokontroler Atmega328
PIN RESET
Catudaya 12VOLT DC
Gambar : Blog Diagram Sistem Pengamanan Rumah Berbasis Iteaduino Dengan Sensor PIR (pasive Infra Red)
12
A)
Prinsip Kerja Pada bagian ini akan diuraikan secara keseluruhan maupun sub sistem penyusun seperti yang terlihat pada Gambar diatas Terdapat beberapa pembagian prinsip kerja yang akan dijelaskan, yaitu a)
Catudaya Prinsip kerja pada bagian catudaya atau yang umum disebut power supply ini adalah
menurunkan tegangan dari 12 volt menjadi 5 volt, untuk mencatu tegangan ke iteaduino board, receiver PIR dan alarm. Dari penurunan tegangan 12 volt menjadi 5 volt kinerja sistem menjadi normal dan tidak kelebihan tegangan yang mengakibatkan terbakarnya rangkaian pada board maupun pada sensor.
b)
PIR sensor PIR sensor merupakan sensor yang berfungsi sebagai penerima gelombang infra
merah pasif. Bila PIR sensor menerima sinyal berupa gelombang infra merah pasif sesuai dengan kemampuan sensor yang di pancarkan oleh obyek yang ada di area jangkauan sensor maka data dari sinyal tersebut akan dikirim ke mikrokontroller Atmega328 yang terdapat pada board iteaduino kemudian akan diterjemahkan oleh mikrokontroller Atmega328 ke dalam bilangan decimal. Sensor PIR memiliki tiga pin saluran yaitu pin VCC, pin GND dan pin Data. Untuk pin VCC dan GND dihubungkan pada VCC-GND pada Iteaduino dan pin Data dihubungkan dengan pin digital 2 (PD2) pada Iteaduino. c)
Push Button Push button merupaka sbuat tombol yang akan difungsikan sebagai kendali atat,
apakah dalam kondisi beroperasi atau dalam keadaan tidak beroperasi. Hal ini diperlukan agar saat ruangan dimasuki oleh orang yang memiliki akses tidak menyalakan alarm pengaman. Maka dari itu, penempatan push button di asumsikan ada di tempat yang tersembunyi. Sebagai kendali untuk mengaktifkan pengaman rumah digunakan sebuah tombol push button yang terhubung pada Iteaduino pin digital 3 (PD3). d)
Alarm (Buzzer) dan Indikator LED Alarm (Buzzer) adalah serangkaian perangkat elektronika yang menghasilkan suara
sebagai isyarat. Pada sistem ini alarm berfungsi sebagai suatu isyarat / penanda bahwa terjadi tindak kriminalitas yang terjadi pada rumah yang telah terpasang sistem ini. Pada bagian output yang akan dikendalikan adalah indikator LED dan buzzer sebagai alarm yang akan menandakan adanya gerakan/radiasi obyek yang ditangkap oleh sensor PIR. Indikator LED terhubung pada pin digital 4 (PD4) dan buzzer terhubung pada pin digital 5 (PD5). e)
Reset Pada board Iteaduino dilengkapi dengan sebuah tombol reset. Jika tombol ditekan,
maka sistem kerja pada board Iteaduino akan dimulai dari awal, sehingga program yang tertanama pada mikrokontroler akan dibaca atau diproses ulang dari awal. f)
Iteaduino Board
13
Iteaduino board di dalam sistem ini sangat berperan penting dalam menjalankan semua aktifitas PIR sensor dan buzzer. Prinsip kerja dari iteaduino board di dalam sistem ini adalah iteaduino board akan mengendalikan semua alat yang terhubung pada pin-pin iteaduino tersebut, yang telah di masukkan program yang telah dibuat. Hal ini bertujuan sebagai komunikasi dengan alat yang terhubung dengan pin-pin iteaduino board.
4. Pengujian Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perancangan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan dari sistem dan untuk mengetahui apakah sistem sudah berjalan sesuai dengan perencanaan. Pengujian yang akan dilakukan terdiri dari pengujian perangkat keras, pengukuran dan program sistem pengaman ruang yang digunakan. Tujuan pengambilan data adalah untuk mengetahui kebenaran rangkaian dan mengetahui kondisi komponen, alat, serta hasil dari pengujian dari alat itu sendiri. 4.1 Langkah-Langkah Pengambilan Data a. Menghubungkan stop kontak ke sumber tegangan yang ada. b. Menghidupkan saklar. c.
Melakukan uji coba kerja sensor PIR dan buzzer sebelum di aplikasikan dalam ruangan.
d. Melakukan pengujian diruangan yang telah disiapkan dengan ukuran 3x3m. 4.2 Perencanaan Tabel Pengujian Pengujian yang akan dilakukan terdiri dari beberapa bagian antara lain, dilakukan pengamatan terhadap tegangan pada blok terminal kontak 220Volt AC, power regulator, tegangan pada driver buzzer, dan pengujian motion detection sesuai dengan program yang di masukkan dalam chip. 4.3 Program Sistem Ruangan //================================= // PIR sensor tester //================================= int ind_status = 4; int tombol_mute = 3; int inputPir = 2; int buzz = 5; int pirState = LOW; int val = 0; int kondisi_button_mute = 0;
void setup() {
14
pinMode(ind_status, OUTPUT); pinMode(inputPir, INPUT); pinMode(tombol_mute, INPUT); pinMode(buzz, OUTPUT); Serial.begin(9600); }
void loop() { val = digitalRead(inputPir); kondisi_button_mute = digitalRead(tombol_mute); if (kondisi_button_mute==HIGH) { digitalWrite(buzz, LOW); digitalWrite(ind_status, LOW); Serial.println("Motion detection status not work"); } if (val == HIGH && kondisi_button_mute == LOW) { digitalWrite(ind_status, HIGH); digitalWrite(buzz, HIGH); delay(150); if (pirState == LOW) { Serial.println("Motion detected!"); pirState = HIGH; } } else { digitalWrite(ind_status, LOW); digitalWrite(buzz, LOW); delay(300); if (pirState == HIGH) { Serial.println("Motion ended!"); pirState = LOW; } } }
15
5. Kesimpulan
Catu daya yang digunakan pada sistem pengaman ruang menggunakan sensor PIR (Pasive Infra red) berbasis iteaduino adalah 5 Volt DC dan 12 Volt DC. Pada rangkaian catu daya menggunakan regulator yang dirancang dengan menggunakan filter kapasitor. Hal ini dilakukan karena diode penyearah yang digunakan hanya dua buah dan untuk memperbaiki ripple yang terjadi. Tegangan kerja IC regulator 7805 ialah sebesar 7 Volt DC hingga 20 Volt DC. Hasil pengukuran rata-rata pada masing-masing bagian input IC regulator ialah sebesar 11,89Volt DC. Hasil pengukuran tegangan keluaran IC 7805 menggunakan multimeter adalah 4,93Volt DC. Idealnya regulator akan mengeluarkan tegangan 5Volt DC. Penyimpanganpenyimpangan yang terjadi cukup kecil yaitu sebesar 0,014% dan 0,009%. Penyimpangan itu masih dapat diabaikan mengingat masih dalam daerah operasi komponen yang dicatu. Tegangan keluaran sudah mampu mengaktifkan alat yang di catu oleh sumber catu daya dan menyediakan
tegangan
yang dibutuhkan
oleh rangkaian
sistem
pengaman ruang
menggunakan sensor PIR (Pasive Infra red) berbasis iteaduino. Pengujian program yang digunakan untuk sistem pengaman ruang menggunakan sensor PIR (Pasive Infra red) berbasis iteaduino telah bekerja dengan baik. Pendeteksian sensor pun bekerja sesuai dengan yang diharapkan. Pada bagian buzzer alarm juga bekerja sesuai dengan perintah program yang ada pada basis mikrokontroler pada iteaduino board. Untuk tombol pengaman pun bekerja dengan baik, mampu menghentikan pendeteksian sensor saat logika yang diberikan oleh tombol berlogika high. Secara keseluruhan prototype sistem pengaman ruang menggunakan sensor PIR (Pasive Infra red) berbasis iteaduino telah bekerja sesuai dengan yang diharapkan.
16
Daftar Pustaka Alldatasheet. (2011). Data sheet BD139. www.alldatasheet.com Alldatasheet. (2011). Data sheet 78XX. www.alldatasheet.com Budiharto, W. 2005. Perancangan Sistem dan Aplikasi Mikrokontroler. Jakarta. Penerbit : PT.Elex Media Komputindo. Evans,
B r i an
W.
(2008).
Arduino
Programming
N o t eb o o k .
h t t p / / c r ea t i v e c o m m o n s . or g . Iteadstudio. (2011). Iteadiono 2.0. www.iteadstudio.com Iteadstudio. (2011). Stackable Bluetooth Shield (Master/Slave). www.iteadstudio.com M. McRoberts. (2009). Arduino Starter Kit Manual A Complete Beginners To The Arduino. www.EartshineElectronics.com. Michael McRoberts. 2010. Beginning Arduino. United States of America: Apress Tom Igoe. 2007. Making Things Talk. United States of America: O'Reilly Media,inc Scott Edwards Electronics, Inc. (1939). Data sheet 2-line Serial LCDs with Terminal Features, Big Character Mode. www.seetron.com Simon Monk. (2010). 30 Arduino Project For Evil Genius. United State: The McGrawHill Company. W ik ip ed i a . ( 2 0 0 9 ) . R e l a y . w w w . w ik ip e d i a. c o m
17