Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009
SISTEM PENENTUAN PRIORITAS PERAWATAN GEDUNG PRODUKSI BISKUIT (STUDI KASUS PT GARUDAFOOD PUTRA PUTRI JAYA BISCUITS DIVISION GRESIK) Ambudi Putra Laksana1, I Putu Artama Wiguna2 1 Magister Manajemen Teknologi – ITS 1 PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit Gresik 2 Jurusan Teknik Sipil, FTSP-ITS 1 email:
[email protected] /
[email protected]
ABSTRAK Perawatan bangunan merupakan salah satu kegiatan penting yang menjadi satu kesatuan dalam proses produksi, hal ini dikarenakan tanpa adanya kondisi bangunan yang baik maka proses produksi tidak akan berjalan sesuai harapan. Kegiatan perawatan bangunan salah satunya bertujuan untuk menjaga dan mempertahankan kondisi bangunan beserta elemen, bahan dan peralatan didalamnya sehingga berfungsi maksimal sesuai dengan yang telah ditentukan. Perawatan gedung di PT Garudafood Putra Putri Jaya Gresik dilakukan secara rutin namun tidak jarang perawatan dilakukan jika terjadi masalah pada bangunan tersebut, belum ada teknik baku dalam penentuan prioritas perawatan gedung apabila terjadi masalah pada semua elemen bangunan, untuk itu sistim penentuan prioritas perawatan gedung sangatlah diperlukan. Terdapat enam kriteria yang akan digunakan dalam penentuan prioritas perawatan bangunan di PT Garudafood Putra Putri Jaya Gresik yang diperoleh melalui kuesioner pendahuluan dan kuesioner pendahuluan kedua serta judgment oleh pimpinan tertinggi di PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit Gresik yaitu Plant Manager. Keenam kriteria tersebut yaitu keutamaan fungsi, efek terhadap pengguna, kondisi fisik, efek terhadap struktur, efektifitas biaya dan efek ketentuan pelayanan. Kata kunci: Prioritas, Perawatan, Gedung, Garudafood, Kriteria
PENDAHULUAN Sebagai salah satu bagian dari proses konstruksi, perawatan elemen bangunan pasca konstruksi memiliki sebuah peranan penting untuk menjamin usia suatu konstruksi bangunan. Perawatan dapat didefinisikan sebagai suatu inspeksi rutin seluruh atau sebagian dari bangunan dan kegiatan pelaksanaan untuk menjaga struktur bangunan beserta bagian-bagiannya yang sudah seharusnya diperlukan perawatan termasuk dekorasi baik itu interior dan eksterior (Kyle, 1997). Dalam perawatan bangunan PT Garudafood Putra Putri Jaya Gresik dilakukan perawatan meliputi kebersihan gedung (cleaning service), perawatan dan pemeliharaan taman (landscaping and gardening), perawatan dan perbaikan peralatan gedung baik yang bersifat mecanical electrical maupun civil, pengamanan aset perusahaan baik itu security system maupun pest management system dan parkir, baik itu parkir karyawan maupun parkir tamu perusahaan. Perawatan gedung bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan performansi gedung sehingga dapat memperpanjang umur teknis gedung.
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009
Seiring dengan berjalannya waktu terjadi banyak perubahan baik secara fisik maupun finansial pada bangunan yang telah ada. Oleh karena itu perlu adanya perhatian lebih terhadap bangunan tersebut. Hal ini bisa diwujudkan melalui kegiatan perawatan bangunan. Kegiatan perawatan bangunan dimaksudkan untuk mempertahankan kondisi bangunan beserta elemen yang ada dibangunan tersebut sehingga berfungsi sesuai rencana serta menjaga bangunan dari pengaruh yang merusak sehingga mencapai atau melebihi usia rencana bangunan yang telah ditentukan. Hal yang perlu diingat bahwa dengan melakukan perawatan secara berkala akan mengurangi resiko pengeluaran biaya akibat kerusakan bangunan yang lebih parah, bangunan yang dipelihara dengan baik dan profesional juga secara otomatis akan meningkatkan mutu dari lingkungan di sekitar bangunan itu sendiri baik itu di dalam bangunan maupun diluar bangunan. Ada beberapa studi mengenai perawatan gedung, misalkan studi perawatan gedung Grha Pena yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani Surabaya yang lakukan oleh Seno (2003) dengan menggunakan metode hirarki analitik (AHP), dibuat prioritas didasarkan pada kriteria perawatan beserta elemennya yang telah ada diliteratur, kemudian penelitian mengenai penentuan model pengambilan keputusan dalam pemilihan prioritas pengelolaan manajemen properti residensial di perumahan graha famili Surabaya (Kusumawardani, 2006), dilakukan pemilihan alternatif pengelolaan properti berdasarkan kriteria yang diperoleh melalui penentuan kriteria dominan yang berasal dari studi literatur dengan membandingkan alternatif pengelolaan yang akan dilaksanakan di perumahan graha famili menggunakan metode AHP. Tidak mudah dalam proses pemilihan jika terdapat beberapa kriteria penilaian, kesulitan tersebut disebabkan kriteria satu dengan yang lainnya terdapat konfliktual (conflicting) atau bersifat saling bertentangan, pertentangan tersebut harus diambil kriteria yang mana yang akan diutamakan atau jalan keluar lain apabila kriteria tersebut tetap harus dipilih. Misal kriteria kondisi fisik suatu dinding rusak parah/jebol belum tentu berpengaruh pada kriteria efek terhadap struktur apabila dinding tersebut hanya berfungsi sebagai pengisi, begitu sebaliknya dinding suatu bangunan dalam kondisi baik (tidak retak) tetap akan berpengaruh pada struktur apabila dinding tersebut berfungsi sebagai dinding penyangga, jadi persoalannya seberapa jauh penulis bersedia melakukan pertukaran antara kriteria kondisi fisik dan efek terhadap struktur (trade off). Oleh karena itu dalam hal ini Analitical Hierarchy Process (AHP) sangat sesuai untuk membantu penulis dalam hal penentuan prioritas perawatan (studi kasus PT Garudafood Putra Putri Jaya Biscuits Division Gresik) karena AHP mampu mentransformasi pendapat-pendapat verbal ke dalam bentuk penilaian kuantitatif yang terukur sebagai dasar yang dapat ditanggungjawabkan dalam proses pengambilan keputusan sehingga penentuan prioritas perawatan akan memberikan kepuasan kepada para pengambil keputusan. Kegiatan perawatan bangunan di PT Garudafood Putra Putri Jaya Gresik dilakukan secara rutin, akan tetapi tidak jarang juga kegiatan perawatan bangunan hanya dilakukan apabila terjadi masalah pada bangunan tersebut saja, masalah yang dimaksud lebih banyak pada keadaan fisik dari bangunan seperti dinding jebol, atap bocor, lantai pecah/retak dan lainnya. Belum ada teknik baku dalam penentuan prioritas perawatan gedung jika terjadi masalah dari semua elemen bangunan yang dimaksud. Hal ini bisa dimaklumi karena sebagai industri yang bergerak di bidang makanan tentunya yang lebih diutamakan adalah berjalannya proses produksi sesuai rencana tanpa harus melihat kondisi bangunan secara keseluruhan.
ISBN : 978-979-99735-8-0 B-6-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009
Tidak bisa dipungkiri bahwa semua proses produksi menempati ruang (bangunan) sehingga apabila satu atau lebih elemen bangunan rusak ataupun tidak berfungsi maka secara langsung maupun tidak langsung bisa mengganggu jalannya proses produksi tersebut, untuk itu diperlukanlah suatu pola perawatan bangunan yang tersistim dengan baik yang akan dilakukan melalui suatu studi dalam penentuan sistim prioritas yang diharapkan akan menjadi acuan maupun pedoman ke depan oleh PT Garudafood Putra Putri Jaya Gresik setelah dibakukan melalui suatu prosedur standar yang ada dalam operasional PT Garudafood Putra Putri Jaya Gresik. METODA Wawancara dan Penyebaran Kuesioner Pendahuluan dan Pendahuluan 2 Wawancara dan penyebaran kuesioner pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan kesepakatan mengenai kriteria, dan alternatif (elemen) dalam hirarki penentuan prioritas perawatan gedung produksi biskuit, hasil rancangan akan diajukan kepada responden, apabila rancangan disepakati bersama maka bisa dilanjutkan dengan kegiatan pembuatan model hirarki. Tahapan awal dalam menentukan responden adalah mencari populasi objek penelitian, yaitu terdiri dari para manajer serta para supervisor sebagai berikut: Tabel 1 Identifikasi Populasi Objek Penelitian (Responden)
Sumber: Hasil identifikasi, 2009
Kemudian dilakukan penentuan kriteria yang diperoleh berdasarkan identifikasi awal yang berasal dari studi literatur berkaitan dengan perawatan bangunan yang kemudian dilakukan kesepakatan melalui kuesioner pendahuluan kepada semua responden (14 responden). Adapun kriteria-kriteria yang diperoleh berdasarkan hasil identifikasi awal yang berasal dari studi literatur dapat dijelaskan pada tabel berikut: Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Identifikasi Awal Perolehan Kriteria dari Literatur
Sumber: Hasil studi literatur, 2009
ISBN : 978-979-99735-8-0 B-6-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009
Dari semua kriteria tersebut kemudian ditentukan kriteria dominan yang sering dipakai sesuai kondisi di PT Garudafood Putra Putri Jaya Biscuits Division Gresik melalui kesepakatan para responden dengan kuesioner pendahuluan. Berdasarkan metodologi penelitian pada proposal tesis, apabila telah terjadi kesepakatan pendapat maka dapat dilanjutkan dengan penyusunan hirarki, namun setelah dilakukan penyebaran kuesioner pendahuluan mendapatkan enam kriteria tambahan, sehingga diperlukan survei pendahuluan 2 yang bertujuan untuk memperoleh kesepakatan ulang terhadap keenam kriteria tambahan tersebut. Hasil kedua survei tersebut, baik survei pendahuluan dan survei pendahuluan 2 dapat disimpulkan bahwa 4 kriteria yang disetujui oleh semua responden (14 responden) yaitu kriteria keutamaan fungsi, efek terhadap struktur, efek terhadap pengguna dan kondisi fisik. Sedangkan hanya tiga kriteria yang hanya satu orang responden yang tidak menyetujui, yaitu kriteria efektifitas biaya, efek ketentuan pelayanan dan biaya tenaga kerja. Untuk lebih detail hasil survei pendahuluan dan survei pendahuluan 2 dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut: Tabel 3 Rekapitulasi Perolehan Kriteria Hasil Penyebaran Kuesioner Pendahuluan dan Pendahuluan 2 untuk Mendapatkan Kriteria Penentuan Prioritas untuk Pemilihan Perawatan Gedung Produksi Biskuit
Sumber: Data olahan, 2009
Maka diperlukan suatu judgment yang akan dilakukan oleh pimpinan tertinggi di PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit Gresik yaitu Plant Manager, dengan hasil penetapan threshold (ambang batas) persetujuan atau kesepakatan kriteria ≥ 90 %. Maka berdasarkan judgment oleh Plant Manager tersebut bisa disimpulkan untuk selanjutnya kriteria yang digunakan ada 6 buah kriteria yaitu: 1. Keutamaan fungsi 2. Efek terhadap struktur 3. Efek terhadap pengguna 4. Kondisi fisik 5. Efektifitas biaya 6. Efek ketentuan pelayanan Terdapat 1 kriteria yang sudah termasuk (include) didalam kriteria efektifitas biaya yaitu kriteria biaya tenaga kerja.
ISBN : 978-979-99735-8-0 B-6-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009
Sehingga model hirarki yang akan digunakan dalam pemilihan prioritas perawatan gedung produksi biskuit (studi kasus PT Garudafood Putra Putri Jaya Biscuits Division-Gresik) adalah sebagai berikut:
Sumber: Hasil analisa, 2009
Gambar 1 Model Hirarki Pemilihan Prioritas Perawatan Gedung Produksi Biskuit (Studi Kasus PT Garudafood Putra Putri Jaya Biscuits Division-Gresik)
Matriks Perbandingan Berpasangan Setelah didapatkan kriteria yang akan digunakan dalam penentuan prioritas perawatan gedung produksi biskuit maka dilakukan penyebaran kuesioner kedua yang bertujuan untuk mendapatkan matriks perbandingan berpasangan, kuesioner diberikan pada ke 14 responden yang telah dilakukan kuesioner pendahuluan tanpa terkecuali. Hasil penyebaran kuesioner kedua didapatkan nilai rata-rata geometrik semua kriteria (14 orang responden), kemudian dilakukan pengecekan indeks konsistensi ratarata semua responden dengan perhitungan sebagai berikut: Tabel 4 Matrix Perbandingan Berpasangan
Tabel 5 Pembobotan Masing-masing Kriteria
Keterangan: KeFu : Keutamaan fungsi; EfBi : Efektifitas biaya; EfTerTur : Efek terhadap struktur;
ISBN : 978-979-99735-8-0 B-6-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009
EfTerPeng : Efek terhadap pengguna; KoFi : Kondisi fisik; EfKetPel : Efek ketentuan pelayanan Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa terdapat 2 kriteria yang memiliki nilai yang sama yaitu kriteria keutamaan fungsi sama dengan efek terhadap pengguna dan kriteria efek terhadap struktur sama dengan efek ketentuan pelayanan, maka urutan prioritas berdasarkan rata-rata geometrik penilaian kriteria oleh semua responden di PT Garudafood Putra Putri Jaya Gresik dalam penentuan prioritas perawatan gedung produksi biskuit (studi kasus gedung produksi 1 PT GPPJ Gresik) yaitu: 1. Keutamaan fungsi dan Efek terhadap pengguna; 2. Kondisi fisik; 3. Efek terhadap struktur dan Efek ketentuan pelayanan; 4. Efektifitas biaya. Tabel 6 Jumlah Baris Perkalian Entri dengan Bobot
Menetapkan Lambda Max:
Maka dari perhitungan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa isian perbandingan berpasangan tersebut telah konsisten (konsistensi baik) tidak perlu dilakukan kuesioner ulang.
ISBN : 978-979-99735-8-0 B-6-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009
Penyebaran Kuesioner Direct Rating dan Analisa Perhitungan Setelah didapatkan bobot untuk masing-masing kriteria yang akan digunakan dalam penentuan prioritas perawatan gedung produksi biskuit maka dilakukan penyebaran kuesioner direct rating pada Plant Manager sebagai pimpinan tertinggi di PT Garudafood Putra Putri Jaya Biscuits division Gresik yang merupakan decision maker (pengambilan keputusan) tertinggi. Direct rating elemen bangunan hanya dilakukan pada plant 1 dan plant 2 sedangkan untuk plant 2 plus tidak diperlukan, hal ini dikarenakan bangunan plant 2 plus baru selesai dibangun dan dioperasikan per 6 Maret 2009. Adapun hasil penyebaran kuesioner direct rating untuk bangunan produksi (plant) 1 adalah sebagai berikut: Tabel 7 Matrik Penentuan Prioritas Perawatan Gedung Produksi Biskuit (Bangunan Plant 1)
Dari perhitungan Tabel 7 dapat disimpulkan bahwa urutan prioritas elemen bangunan (alternatif) perawatan gedung produksi biskuit (bangunan Plant 1) (studi kasus PT Garudafood Putra Putri Jaya Biscuits Division) yaitu: 1. Lantai 2. Atap 3. Instalasi/sirkulasi 4. Dinding Sedangkan hasil penyebaran kuesioner direct rating pada Plant Manager PT Garudafood Putra Putri Jaya Biscuits division Gresik untuk bangunan produksi (plant) 2 adalah sebagai berikut:
ISBN : 978-979-99735-8-0 B-6-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009 Tabel 8 Matrik Penentuan Prioritas Perawatan Gedung Produksi Biskuit (Bangunan Plant 2)
Dari perhitungan Tabel 8 dapat disimpulkan bahwa urutan prioritas elemen bangunan (alternatif) perawatan gedung produksi biskuit (bangunan Plant 2) (studi kasus PT Garudafood Putra Putri Jaya Biscuits Division) yaitu: 1. Dinding 2. Atap 3. Lantai 4. Instalasi/sirkulasi HASIL DAN DISKUSI Terdapat perbedaan urutan prioritas elemen bangunan (alternatif) dalam perawatan gedung produksi biskuit (studi kasus PT Garudafood Putra Putri Jaya Biscuits Division Gresik). Urutan prioritas untuk bangunan Produksi 1 (Plant 1) 1) Lantai 2) Atap 3) Instalasi/sirkulasi 4) Dinding Urutan prioritas untuk bangunan Produksi 2 (Plant 2) 1) Dinding 2) Atap 3) Lantai 4) Instalasi/sirkulasi Untuk kondisi lantai di ruang produksi 1 (plant 1) ada beberapa ruang yang masih belum diepoxy, hal ini disebabkan karena adanya pengembangan unit mesin untuk produksi di ruang produksi 1 (plant 1), sedangkan untuk atap hampir bisa dipastikan pada saat musim hujan terjadi kebocoran berupa tetesan air dibeberapa ruangan. Sedangkan untuk instalasi/sirkulasi hanya sedikit titik yang masih perlu dilakukan improment terkait dengan kondisi mesin yang panas diarea kerja, sedangkan untuk dinding di bangunan produksi 1 (plant 1) masih dalam kondisi yang baik.
ISBN : 978-979-99735-8-0 B-6-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009
Untuk bangunan produksi 2 (plant 2) terdapat beberapa bagian dinding yang retak (retak rambut) hal ini diakibatkan adanya pergerakan tanah yang masih labil sehingga mengakibatkan adanya pergeseran pada dinding. Sedangkan untuk bagian lainnya baik itu atap, lantai dan instalasi/sirkulasi masih dalam kondisi yang baik. Untuk bangunan produksi 2 plus (plant 2 plus) belum diperlukan prioritas perawatan bangunan dikarenakan bangunan plant 2 plus baru selesai dibangun dan dioperasikan per 6 Maret 2009. KESIMPULAN Didasarkan serangkaian proses penyimpulan dan pengolahan data serta analisis tentang sistim penentuan prioritas perawatan gedung produksi biskuit (studi kasus PT Garudafood Putra Putri Jaya Biscuits Division) dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Adapun kriteria perawatan gedung produksi biskuit (studi kasus PT Garudafood Putra Putri Jaya Biscuits Division) beserta urutan prioritasnya berdasarkan rata-rata geometrik penilaian kriteria oleh semua responden (14 responden) di PT Garudafood Putra Putri Jaya Gresik adalah sebagai berikut: 1) Keutamaan fungsi (KeFu) (Important of usage) dan Efek terhadap pengguna (EfTerPeng) (Effect on user); 2) Kondisi fisik (KoFi) (Physical condition); 3) Efek terhadap struktur (EfTerTur) (Effect on fabrics) dan Efek ketentuan pelayanan (EfTerPel) (Effects on service provision); 4) Efektifitas biaya (EfBi) (Cost effectiveness). 2. Sedangkan untuk urutan prioritas elemen bangunan (alternatif) perawatan gedung produksi biskuit (bangunan plant 1) berdasarkan direct rating dari plant manager (studi kasus PT Garudafood Putra Putri Jaya Biscuits Division Gresik) yaitu: 1) Lantai 2) Atap 3) Instalasi/sirkulasi 4) Dinding 3. Untuk urutan prioritas elemen bangunan (alternatif) perawatan gedung produksi biskuit (bangunan plant 2) berdasarkan direct rating dari plant manager (studi kasus PT Garudafood Putra Putri Jaya Biscuits Division Gresik) yaitu : 1) Dinding 2) Atap 3) Lantai 4) Instalasi/sirkulasi DAFTAR PUSTAKA Amrine, H.T. and Ritchey J.A. dan Moodie, C.L. dan Kmec, J.F. (1993), Manufacturing Organization And Management, Sixth Edition, Prentice Hall International Series In Industrial And System Engineering. Harsono (1980), Manajemen Pabrik, Balai Aksara. Kusumawardani, S. (2006), Studi Penyusunan Model Pengambilan Keputusan Dalam Penentuan Pemilihan Prioritas Pengelolaan Manajemen Properti Residensial di Proyek Perumahan Graha Famili Surabaya, Tesis Program Pascasarjana Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
ISBN : 978-979-99735-8-0 B-6-9
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi X Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2009
Kyle, R. C., (1997), Property Management Sixth Edition, Real Estate Education Company. Lee H. Y., Hackman and Scott, David (2008), Identification of Main Aspects InThe Management of Building Maintenance Operation Processes, Surveying practice. Seno, D. S H. (2003), Penentuan Prioritas Terhadap Pelaksanaan Perawatan Gedung Dengan Metode Proses Hirarki Analitik, Tesis Program Pascasarjana Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Shen Q. P. and Lo K.K. (1999), The Journal of Building Surveying, vol. l(l), pp 27-32, Department of Building and Real Estate, The Hong Kong Polytechnic University.
ISBN : 978-979-99735-8-0 B-6-10