SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN KUALITAS TELUR PADA AYAM PETELUR MENGGUNAKAN METODE AHP Muslim Alamsyah Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Informatika Universitas Yudharta Pasuruan
ABSTRACT Chicken eggs are a lot of animals for human consumption, and chickens are part of livestock dirizkikan by Allah as contained in the phrase "sustenance which God has been given to them in the form of cattle "contained in the letter of Al-Hajj verse 28. Therefore, not a few people then are interested in developing a poultry farm. Maintenance of laying hens require special handling and are very important for diperhatian. Due to the good maintenance will result in the growth of good chicken, the chicken is a healthy, low mortality rate and will ultimately result in laying hens with good quality eggs. Developing farms require a large influential technology system for the quality of the chicken egg as Decision Support System for Determining the Quality of Laying hens eggs using AHP method. Analytical Hierarchy Process (AHP) is a theory of measurement that is used to find the scale ratio by performing pairwise comparisons between factors. This study focused on How to design and create applications decision support system that can be used to determine the quality eggs in laying hens. The results showed that, for a Decision Support System. Determining the quality of Laying Chicken eggs can be seen from several factors where each factor has a certain criteria with a specific value that is used as a parameter in egg quality of laying hens. Keywords: Quality of eggs, decision Support Systems, Laying Chicken, AHP
I. PENDAHULUAN Perkembangan jumlah penduduk yang selalu meningkat dari tahun ke tahun terus diimbangi dengan kesadaran akan arti penting peningkatan gizi dalam kehidupan. Hal ini berimplikasi pada pola konsumsi makanan yang juga akan terus meningkat. Disamping tujuan utama penggunaan makanan sebagai pemberi zat gizi bagi tubuh yang berguna untuk mempertahankan hidup, manusia juga menggunakannya untuk nilai-nilai sosial, karena penggunaan makanan telah 33 |
melembaga sebagai alat untuk berhubungan dengan orang lain. Oleh karena itu makanan dalam lingkungan masyarakat menyangkut gizi dan aspek social. Secara ekonomi, pengembangan pengusahaan ternak ayam petelur di Indonesia memiliki prospek bisnis menguntungkan, karena permintaan selalu bertambah (Cahyono, B. 1994). Hal tersebut dapat berlangsung bila kondisi perekonomian berjalan normal. Lain halnya bila secara makro terjadi perubahan - perubahan secara ekonomi
yang membuat berubahnya pasar yang pada gilirannya akan mempengaruhi permodalan, produksi dan pemasaran hasil ternak. Dalam skala local, konsumsi protein hewani dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, setelah pada tahun 1998 mengalami penurunan yang tajam akibat dari krisis moneter. Besarnya peluang pasar ayam petelur ini merupakan kesempatan yang sangat potensial untuk mengembangkan peternakan ayam petelur. Bagi seorang peternak kesalahan pemeliharaan ayam akan menghasilkan pertumbuhan ayam yang buruk sehingga mengakibatkan hasil produksi menurun. Bagaimana cara mengoptimalkan kualitas telur pada ayam petelur? Pertanyaan ini sering kita jumpai dilapangan. Pelaku bisnis peternakan ayam petelur sering dihadapkan pada situasi dimana ayam petelurnya tidak mampu menghasilkan telur dengan kualitas yang baik. Kunci utama untuk mencapai produksi telur dengan kualitas yang baik yaitu manajemen yang baik pada fase Starter, layer dan grower serta didukung dengan baiknya sistem recording di Farm. Dari pemaparan latar belakang, dapat dirumuskan masalah yang berkaitan dengan sistem penunjang keputusan Untuk menentukan kualitas telur pada ayam petelur menggunakan metode AHP sebagai berikut: Bagaimana mempermudah peternak dalam mengoptimalkan kualitas telur pada ayam yang di ternak . a.
Bagaimana metode AHP kualitas telur.
b.
34 |
menerapkan dalam menentukan
Segala aktivitas kegiatan tentunya mempunyai tujuan tertentu, dimana tujuan ini merupakan arah yang ingin dicapai dalam suatu aktivitas. Demikian halnya dengan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yang digunakan untuk membantu para peternak agar menghasilkan telur dengan kualitas yang baik. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah dengan adanya penelitian ini, di harapkan dapat memberi masukan para peternak ayam petelur sehingga dapat menghasilkan telur dengan kualitas telur yang baik. II. TINJAUAN PUSTAKA PENELITIAN TERKAIT Baskworo Y.I.E., Arief Andy Soebroto, ST., M.Kom., Rekyan Regasari M.P., ST., MT. Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Kelayakan Pengisian Bibit Ayam Broiler Dikandang Peternak Menggunakan Metode AHP dan TOPSIS (Program Studi Ilmu Komputer, Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer). Penelitian ini menggunakan metode Analitical Hierarchy Process (AHP) dan Technique For Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) dalam proses penentuan layak tidak kandang untuk di isi bibit ayam broiler. Metode AHP digunakan untuk pembobobotan kriteria dan uji konsistensi terhadap matrik perbandingan berpasangan. Metode TOPSIS digunakan untuk penentuan layak atau tidak kandang mendapatkan bibit ayam broiler dengan menggunakan nilai pembobotan kriteria dari metode AHP.
Pengertian Analitycal Hierarchy Process (AHP) Merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, menurut Saaty (1993), hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Prosedur AHP Pada dasarnya prosedur atau langkahlangkah dalam metode AHP meliputi: Menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalumenyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi.Penyusunan hirarkiadalah dengan menetapkan tujuan yang merupakan sasaran sistem secarakeseluruhan pada level teratas. Ayam Petelur Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal dari ayam hutan dan itik liar yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak. Tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah dunia diseleksi secara ketat oleh para pakar. Arah seleksi ditujukan pada produksi yang banyak, karena ayam hutan tadi dapat diambil telur dan dagingnya maka arah dari produksi yang 35 |
banyak dalam seleksi tadi mulai spesifik. Ayam yang terseleksi untuk tujuan produksi daging dikenal dengan ayam broiler, Nilai Gizi Telur Kandungan Gizi telur nyaris sempurna, sebab merupakan persedian pangan selama embrio mengalami perkembangan didalam telur, tampa makanan tambahan dari luar.telur adalah sumber protein bermutu tinggi, kaya akan vitamin, dan mineral. Protein telur termaksut sempurna, karna mengandung semua jenis asm amino esensial dalam jumlah yang cukup seimbang, asam amino esensisl sangat dibutuhkan oleh manusia, karna tidak dapat dibentuk sendiri oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi oleh makanan. Faktor-faktor yang menentukan kualitas telur Kualitas Telur ditentukan oleh dua faktor,yakni kualitas luarnya berupa kulit cangkang dan isi telur faktor luar meliputi bentuk, warna, tekstur, keutuhan, dan kebersihan kulit. Sedangkan faktor isi telur memiliki kekentalan putih telur, warna serta posisi kuning telur, dan ada-tidaknya nodanoda pada putih dan kuning telur. Dalam kondisi baru, kualitas telur bagian luar tidak banyak mempengaruhi kualitas bagian dalamnya. jika telur tersebut dikonsumsi langsung, kualitas bagian luar tidak menjadi masalah. Tetapi jika telur tersebutakan disimpan atau diawatkan , maka kualitas telur yang harus diperhatikan. Waterfall Penelitian ini melalui tahap-tahap kegiatan yang tertuang dalam kerangka
berfikir yang meliputi metode pengumpulan data dan metode pengembangan sistem. Pembuatan perangkat lunak menggunakan metode waterfall
S y s tem E n g i n eer i n g
S y s tem
S y s tem D es i g n
S y s tem C o d i n g
S y s tem T es ti n g
M ai n ten a n c e
Gambar Waterfall Model
Kerangka Pemikiran Menganalisa hasil pengolahan data menggunakan konsep Sistem Pendukung Keputusan AHP untuk menentukan tingkat keakurasian Sistem Pendukung Keputusan tersebut terhadap data yang akan di uji.
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari obyeknya. Ada 2 macam data primer yang penulis lakukan yaitu : 1. Kriteria
telur yang baik dan kurang baik
2. Nilai gizi
III. METODE PENELITIAN Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini menggunkan data-data yang berkaitan dengan deterjen Analisa Data Agar dalam penelitian nantinya dapat diperoleh data-data yang Gambar Kerangka Pemikiran memiliki relevansi pada kasus yang dibahas penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data. Antara lain: a. Data primer: 36 |
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari catatan - catatan, laporan-laporan tertulis dan makalah - makalah, buku - buku bacaan ataupun dari internet yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti. 3.3 Metode Pengumpulan Data Observasi Metode ini diterapkan penulis untuk mengumpulkan data dari perusahaan deterjen
PT. Mandiri Investama Sejati Wawancara Pengumpulan data secara wawancara adalah usaha untuk mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan supervisor QC (Quality Control) di perusahan deterjen tersebut.
kompleks yang tidak terstruktur dan dinamik menjadi bagianbagiannya, serta menata dalam suatu hirarki. Kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik secara subjektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif dibandingkan dengan variabel lain. Prosedur AHP Pada dasarnya prosedur atau langkahlangkah dalam metode AHP meliputi:
Tinjauan Pustaka
Menyusun Hirarki
Pengumpulan data dengan jalan penulis membaca buku dan sumber data lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalu menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi. Penyusunan hirarki adalah dengan menetapkan tujuan yang merupakan sasaran sistem secara keseluruhan pada level teratas. Dari data yang diperoleh maka berikut rancangan hirarki yang akan dilakukan dalam penelitian ini:
3.4 Analisa Sistem Analisis Kebutuhan Arah dan tujuan pembuatan sistem pendukung keputusan ini adalah untuk membantu perusahaan dalam menentukan kualitas produksi sesuai dengan criteria dan kebutuhannya, sehingga perusahaan bisa menentukan kualitas produk berdasarkan jumlah produksi. Adapun tahap-tahap dalam menentukan kualitas deterjen dengan memberikan input kepada system yang kemudian akan di proses untuk mendapatkan perhitungan kualitas sesuai dengan jumlah deterjen yang akan di produksi 3.4 Implementasi metode AHP Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode Analytic Hierarcy Process (AHP). Prinsip Dasar AHP Prinsip kerja penyederhanaan 37 |
AHP suatu
adalah persoalan
Mengetahui Kualitas
Kekera san
Sangat
Kebersiha
Warna
Tekstur
n Kulit
Baik
Cukup
Kurang
Baik
Gambar 3.1 Perancangan Hir arki
Penentuan Kualitas Telur keterangan dari masing-masing kriteria adalah sebagai berikut: Pada tingkat teratas merupakan tujuan/goal yang ingin dicapai dalam penelitia ini. Sedangakan pada tingkat kedua merupakan kriteria-kriteria yang diberikan dan yang terakhir pada tingkat ketiga merupakan alternatif pilihan.
Penilaian kriteria alternative Kekerasan
Kebersihan
Warna
Tekstur
Cangkang
Kulit
1
7
4
5
Kulit
0.5
1
2
3
Warna
0.24
0.5
1
3
Tekstur
0.334
0.334
0.334
1
Jumlah
2.074
8.834
7.334
12
Tabel 3.2 Skala Penilaian Perbandingan Kekerasan
Berpasangan Cangkang Kebersihan
Intensitas Kepentingan
Keterangan
1
Kedua elemen sama pentingnya
3
Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya
5
Elemen yang satu lebih penting daripada elemen yang lainnya
7
Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya Satu
Untuk menentukan nilai kepentingan relatif antar elemen digunakan skala bilangan dari 1 sampai 9 seperti pada Tabel 3.2, Penilaian ini dilakukan oleh seorang pembuat keputusan yang ahli dalam bidang persoalan yang sedang dianalisa dan mempunyai
elemen jelas mutlak
Tabel 3. 4 Matriks Nilai Kriteria
9 pentingdaripada elemen lainnya
2,4,6,8
Nilai-Nilai nilai berdekatan
antara yang
dua
Perbandingan dilakukan berdasarkan kebijakan pembuat keputusan dengan menilai tingkat kepentingan satu elemen terhadap elemen lainnya Proses perbandingan berpasangan, dimulai dari level hirarki paling atas yang ditujukan untuk memilih kriteria, misalnya A, kemudian diambil elemen yang dibandingkan, misal A1, A2, dan A3 pada Tabel 3.3 di bawah ini: Tabel 3.3 Tabel Matriks Perbandingan Berpasangan 38 |
Kekerasan cangkang
Kebersihan kulit
Warna
Tekstur
Jumlah
prioritas
0.48
0.79
0.54
0.41
2.23
0.55
Kulit
0.24
0.11
0.27
0.25
0.87
0.21
Warna
0.11
0.05
0.13
0.25
0.55
0.13
Tekstur
0.16
0.03
0.04
0.08
0.32
0.08
Kekerasan cangkang Kebersihan
kepentingan terhadapnya. Apabila suatu elemen dibandingkan dengan dirinya sendiri maka diberi nilai 1. Jika elemen i dibandingkan dengan elemen j mendapatkan nilai tertentu, maka elemen j dibandingkan dengan elemen i merupakan kebalikannya. Dalam AHP, penilaian alternatif dapat dilakukan dengan metode langsung (direct), yaitu
metode yang digunakan untuk memasukkan data kuantitatif. Biasanya nilainilai ini berasal dari sebuah analisis sebelumnya atau dari pengalaman dan pengertian yang detail dari masalah keputusan tersebut. Jika si pengambil keputusan memiliki pengalaman atau pemahaman yang besar mengenai masalah keputusan yang dihadapi, maka dia dapat langsung memasukkan pembobotan dari setiap alternatif.
Berikut Merupakan contoh tabel matriks perbandingan nilai kriteria:
Tabel 3.5 Matriks Penjumlahan Setiap Baris
Mengalikan matriks dengan prioritas bersesuaian.
Kekerasan Cangkang
Kebersihan
Warna
Tekstur
Jumlah
Dalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada karena kita tidak menginginkan keputusan berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Hal-hal yang dilakukan dalam tahap ini adalah:
Jumlahkan hasil perkalian setiap baris
Kulit
Hasil penjumlahan dari baris dibagi dengan elemen yang bersangkutan
Kekerasan cangkang
Mengatur Konsistensi
0.55
3.91
0.30
2.7
7.57
Kebersihan kulit
0.10
0.21
0.05
0.65
1.04
Warna
0.03
0.06
0.01
0.41
0.54
Tekstur
0.02
0.02
0.0
0.08
0.14
Jumlahkan hasil bagi diatas dengan banyaknya elemen yang ada dan hasil perhitungan tersebut adalah λ maks. Berikut ini merupakan tabel matriks perkalian bobot elemen,
Menentukan Prioritas Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas melalui tahapan-tahapan berikut ini: Menjumlahkan nilai-nilai setiap kolom pada matriks. Lakukan normalisasi matriks dengan membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk mendapatkan nilai ratarata.
39 |
Dari Tabel di atas di peroleh nilai : Jumlah Baris
Prioritas
X Tabel 3. 4
Jumlah / Prioritas
X Tabel 3. 4
Jumlah / Prioritas
X Tabel 3. 4
Jumlah / Prioritas
X Tabel 3. 4
Jumlah / Prioritas
maks
Jumlah
Tabel 3.6 Perhitungan Ratio Konsistensi Hitung indeks konsistensi/ Consistency Index (CI) dengan rumus: CI = ( maks - n)/ n
1.
Dimana n = banyaknya elemen
Kriteria kriteria yang dipertimbangkan adalah:
Hitung rasio konsistensi / Consistency Ratio (CR) dengan rumus: CR = CI / IR
2.
Kekerasan Cangkang : Sangat baik, Baik, Cukup, Kurang baik
1.
Dimana CR = Consistency Ratio Kebersihan Kulit : Sangat baik, Baik, Cukup, Kurang baik
2.
CI = Consistency Index IR = Index RandomConsitency 3.
Memeriksa
Warna : Sangat baik, Baik, Cukup, Kurang baik
3.
konsistensi Tekstur : Sangat baik, Baik, Cukup,
hirarki. Perhitungan menentukan tujuan
4.
4.
untuk
Setelah perhitungan CR sudah diterima berhasil maka perhitungan dilanjutkan untuk menentukan tujuan akhir, yaitu perhitungan sebagai berikut : Hasil1 = (Nilai Kriteria1*Prioritas Kriteria1) + (Nilai Kriteria2 * Prioritas Kriteria2 ) + … sampai kriterian+Prioritas Kriteria-n Hasil2 = (Nilai Kriteria2*Prioritas Kriteria1) + (Nilai Kriteria2 * Prioritas Kriteria2 ) + … sampai kriteria-n
Kurang baik IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 4.1
Tahap implementasi sistem merupakan tahap menterjemahkan perancangan berdasarkan hasil analisis dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh mesin, serta penerapan aplikasi pada keadaan yang sesungguhnya. aplikasi yang dimaksud adalah sistem pendukung keputusan dalam menentukan kualitas deterjen dengan metode Ahp 4.2
Hasil-n = (Nilai Kriterian*Prioritas Kriteria1) + (Nilai Kriteria-n * Prioritas Kriteria2 ) + … sampai kriteria-n Hasil akhir merupakan perbandingan dari hasil-hasil yang telah dihitung, dengan membandingkan semua hasil, maka didapat hasil tertinggi dan hasil ini merupakan keputusan hasil akhir yang dipilih.
3.5 Penerapan Perhitungan AHP 40 |
Implementasi
Implementasi Antar muka
Di dalam Implementasi antar muka ini, menerangkan kegunaan form-formyang ada di dalam program Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Kualitas Produk Deterjen Menggunakan Metode AHP beserta desain formnya. 1. Form Login Form Login merupakan tampilan awal sebelum user yang bersangkutan dapat masuk kedalam aplikasi, pada form ini user harus memaksukkan
username dan password yang dimiliki untuk dapat melanjutkan ke proses berikutnya ke menu utama masing-masing user
Gambar. 4.3 Form Data Kriteria Telur Form perhitungan dengan menggunakan metode AHP
4.
4.1 Form Login
2.
Form utama
Merupakan tampilan awal dari sistem aplikasi sistem pendukung keputusan dalam menentukan kualitas dengan metode Ahp :
Gambar. 4.2 Form Menu Utama 3.
Gambar. 4.3 Form Perhitungan metode AHP
Form Data
Pada form Data ini membahas rekap data atau perubahan, atau penghapusan data. Pada gudang jumlah barang, ukuran barang dan stok barang yang ada dan isi dari laporan data ini akan dicetak pada laporan keseluruhan pada laporan ahir
41 |
Pada form perancangan perhitungan ini adalah peracangan didesain sedemikian rupa untuk melakukan analisa perhitungan yang sesuai dengan metode perhitungan yang di ingan untuk menganalisa laporan program yang di buat agar sesuai dengan apa yang di inginkan
5.
Form Report data Deterjen
Report data Deterjen adalah rekap laporan untuk data deterjen
Gambar 4.4 Form Report data deterjen 4.3
c
Pengujian Mandiri
Pengujian dilakukan dengan melakukan perhitungan presicion dan recall pada hasil uji coba. Tabel 4.1 Tabel Uji Coba b. Telur
Dari kasus tersebut penulis menggunakan precision dan recall untuk mengetahui nilai ketepatan. Dengan rumusan sebagai berikut:
2 Diketahui: a =7 b
= 8-7=1
c
Telur 3 Diketahui: a = 14 b = 1412=2 c = 2
c. Keterangan:
P
: Precision
R
: Recall
F1
: F-Measure (Nilai ratarata harmonik)
a
: Ditemukan sesuai
b
: Jumlah kasus dikurangi kasus Relevan
c
: Jumlah kasus irelevan
d. Telur
4 Diketahui: a = 10 b
Telur 1 Diketahui:
a.
42 |
a
=9
b
= 10-9=1
= 11-10=1 c
Dari beberapa pengujian diatas telah ditemukan nilai dari masingmasing uji coba, terangkum dalam tabel berikut: Tabel 4.2 Tabel Rata Rata
No
Rancangan Proses
Hasil yang diharapkan
Hasil
Klik ‘Login Admin’
Menampilkan form Login
Berhasil
Klik ‘Data’
Menampilkan form data produk deterjen
Berhasil
Klik
Menampilkan form perhitungan
Berhasil
Menampilkan form laporan rekap data
Berhasil
Keluardari form utama
Berhasil
Harmonik Produk
F - Measure
Telur 1
82 %
’Perhitungan’
Telur 2
78 %
Klik
Telur 3
75 %
’Laporan’
Telur 4
83 %
Klik’Keluar’
4.4 Pengujian Sistem Aplikasi
PENUTUP
Sebelum sistem informasi ini dapat digunakan maka harus dilakukan pengujian terlebih dahulu. Beberapa pengujian dilakukan oleh programmer sendiri, pengujian ini dilakukan dengan metode Blackbox testing. Berikut ini adalah hasil pengujian terhadap sistem aplikasi yang dibuat. No
Form Login
5.1 Kesimpulan Berdasarkan pada hasil perancangan, implementasi dan pengujian yang telah dilakukan pada sistem pendukung keputusan untuk menentukan kualitas telur pada ayam petelur menggunakan metode AHP, maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sistem pendukung keputusan ini
Rancangan Proses
Hasil yang diharapkan
Hasil
1.
Klik’OK’
Masuk ke menu utama
Berhasil
2.
Klik
Batal login user
Berhasil
dapat memberikan rekomendasi bagaimana telur dengan kualitas baik dan kurang baik yang dirancang menggunakan metode AHP. Kriteria yang digunakan berdasarkan wawancara dengan pihak terkait dengan memperhatikan standart telur yang baik di beberapa referensi buku.
‘BATAL’
2. Hasil pengujian dalam sistem
Tabel 4.1 Pengujian Blackbox Form Login 43 |
Form Utama
pendukung keputusan menggunakan metode AHP, bahwa nilai tertinggi dari hasil uji coba pada tiga buah telur menunujukkan telur ke tiga
dengan nilai jumlah 0.7 adalah telur dengan kualitas paling baik . 5.2 Saran Sistem ini masih nilaiperlu penelitian lebih lanjut seperti optimasi produksi ,analisa usaha, efesiensi umur, dan lain sebagainya di harapakan dapat menggunakan metode lain sebagai informasi yang lebih akurat untuk pengembangan suatu sistem keputusan untuk menentukan hasil kuwalitas telur ayam petelur. DAFTAR PUSTAKA [1]. Suyanto, ST. 2007. Artificial Intelligence Searcing Reasoning Planning And Learning. Bandung: [2] Anynomous.
2007. MySQL. http://i d.wi ki pedi a.org. Di akses tanggal 12 Desember 2007.
[3] Anynomous.
2007. Sistem Pendukung Keputusan. http://i d.wi ki pedi a.org. Di akses tanggal 12 Desember 2007.
[4] Azhar, Syai ful . 2007. Sistem
Pedukung Keputusan Penentu Potensi Usaha Daerah Dengan Metode AHP
[7] AAK. 1982. Pedoman Beternak
Ayam Negeri. Yogyakarta: Kani si us.Nazi r, M. 1998. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghal i a Indonesi a. [8] Baskworo Y.I.E.,
Arief Andy Soebroto, ST., M.Kom., Rekyan Regasari M.P., ST., MT. Sistem Pendukung Keputusan Penentuan
Kelayakan Pengisian Bibit Ayam Broiler Dikandang Peternak Menggunakan Metode AHP dan TOPSIS [9] Eri Wirdianto,
Elpira Unbersa,. Aplikasi Metode Analytical Hierarchy Process Dalam Menentukan Kriteria Penilaian Supplier.
[10] Adriyendi
dan Yeni Amelia, Decision Support System using Analytic Hierarchy Process in Selection of lecturer (STAIN Batusangkar, UPI YPTK Padang 2013).
[12] Eko Darmanto, Noor Latifah, Nanik Susanti, Penerapan Metode Ahp
(Analytic Hierarchy Process). [5] Mati taputy, R.Procul a. 2006.
Manajemen Pemeliharaan Ayam Petelur Periode [6] Anynomous. 2007.
Management Peternakan Ayam. http://www.gl oryfarm.com. Di akses tanggal 10 Desember 2007. 44 |
(Analythic Hierarchy Process) Untuk Menentukan Kualitas Gula Tumbu