SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI SUPPLIER PEMILIHAN BIBIT AYAM BROILER MENGGUNAKAN METODE AHP (Study Kasus : CV. CMB ) Tri Ginanjar Laksana, Ma’mun Efendi Zarkasy Sekolah Tinggi Manajemen Informatika STMIK - IKMI Cirebon Perjuangan Jl. PerjuanganNo. 10-B Majasem Cirebon email :
[email protected],
[email protected] Abstrak CV. CMB ( Cakar Mas Broiler ) adalah perusahaan yang bergerak dibidang supplier penjual daging ayam potong broiler, dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya CV. CMB mendapatkan pasokan ayam potong broiler dari para supplier. Untuk mempermudah dalam pemilihan supplier terbaik, maka diperlukan suatu sistem pendukung keputusan yang mempunyai kemampuan mengevaluasi dan menyeleksi supplier dengan multikriteria dengan mengacu kepada solusi yang diberikan oleh metode Analytical Hierarchy Process ( AHP ) . Sistem pendukung keputusan pemilihan supplier terbaik dengan metode AHP ini dibuat berdasarkan data dan kriteria yang diperoleh dari CV. CMB, dimana satu supplier dengan supplier lainnya akan dibandingkan berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan, kemudian hasil dari proses ini akan menjadi pertimbangan bagian Quality Cotrol untuk memilih supplier yang tepat. Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Analytical Hierarchy Process, Supplier A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi informasi sudah sedemikian pesat. Perkembangan yang pesat tidak hanya teknologi perangkat keras dan perangkat lunak saja, tetapi metode komputasi juga ikut berkembang. Salah satu metode komputasi yang cukup berkembang saat ini adalah metode sistem pendukung keputusan (Decisions Support System). Dalam teknologi informasi, sistem pendukung keputusan merupakan cabang ilmu yang letaknya diantara sistem informasi dan sistem cerdas. [1] Sistem pendukung keputusan juga membutuhkan teknologi informasi, hal ini dikarenakan adanya era globalisasi, yang menuntut sebuah instansi atau perusahaan untuk bergerak cepat dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan[1]. Pemilihan supplier merupakan masalah pengambilan keputusan yang cukup penting karena pemilihan supplier yang tepat dapat menurunkan biaya pembelian dan meningkatkan daya saing perusahaan. CV. CMB adalah perusahaan yang bergerak di bidang supplier penjual daging ayam potong broiler segar, berkualitas, dan halal. Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya CV. CMB mendapatkan pasokan ayam potong broiler dari para supplier.
Pemilihan supplier oleh CV. CMB adalah salah satu aspek penting yang menjamin kelancaran operasional perusahaaan. Sementara proses pemilihan supplier dalam pemenuhan ayam potong broiler saat ini dirasa perusahaan kurang efisien, padahal proses tersebut tergolong cukup sering terjadi. Pihak perusahaan memiliki sistem evaluasi dan seleksi supplier sebelumnya yang hanya menekankan pada aspek/kriteria biaya (cost) dan ditambah penilaian lain yang sifatnya subjektif. Sistem ini tentunya tidak menguntungkan perusahaan, karena kriteria yang digunakan dalam evalausi dan seleksi supplier hanya biaya (cost) saja dan tidak bersifat objektif, sedangkan kriteria yang non cost (non finansial) sangat mempengaruhi penilaian dan dapat digunakan untuk menilai kinerja suatu supplier. Perusahaan juga seringkali merasa kebingungan ketika harus melakukan penilaian untuk mendapatkan satu supplier yang memberikan penawaran serta pelayanan terbaik. Permasalahan lain dan sering terjadi hingga saat ini bahwa perusahaan mengalami masalah berhubungan dengan suppliernya, yaitu kualitas atau mutu produk yang tidak sesuai standar perusahaan / terdapat produk reject dan jumlah pesanan yang tidak sesuai dengan pesanan perusahaan.
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 13 - No. 1 Edisi Juli 2015 |
38
Pemilihan supplier perlu dilakukan untuk mendapatkan supplier yang benar-benar mampu memenuhi kebutuhan perusahaan secara konsisten. Proses pemilihan supplier dilakukan dengan cara melakukan evaluasi terhadap supplier dan membandingkannya dengan menggunakan ukuran dan kriteria yang sesuai. pemilihan supplier berdasarkan pada kriteria yaitu bibit ayam atau doc broiler yang berkualitas, cepat dalam pengiriman bibit ayam atau doc broiler, harga bibit ayam atau doc broiler yang dapat di nego, memiliki surat izin usaha bibit ayam atau doc broiler dari Dinkes, dan memiliki Kondisi Teknis yang Ideal. Oleh karena itu, pada penelitian ini, peneliti mencoba untuk merancang suatu sistem evaluasi dan seleksi supplier dengan multi kriteria dengan mengacu kepada solusi yang diberikan oleh metode AHP (Analytical Hierarcy Process) dalam membantu membuat keputusan, seorang decision maker dapat mengambil keputusan tentang pemilihan supplier secara objektif berdasarkan multi kriteria yang ditetapkan seperti proses pemilihan supplier Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dibuatlah “Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Supplier Untuk Pemilihan Bibit Ayam Broiler Dengan Metode AHP Pada CV. CMB”. 1.1 Identifikasi Masalah Berkenaan dengan latar belakang diatas, maka dilakukan identifikasi terhadap masalah dengan tujuan agar penelitian dapat dilakukan secara lebih terarah sehingga memudahkan proses pencapaian tujuan yang diharapkan dari penelitian ini. identifikasi masalah dari sistem ini antara lain: 1. Sistem evaluasi dan seleksi supplier sebelumnya yang hanya menekankan pada aspek/kriteria biaya (cost) dan ditambah penilaian lain yang sifatnya subjektif. 2. Perusahaan seringkali mengalami kebingungan ketika harus melakukan penilaian untuk mendapatkan satu supplier yang memberikan penawaran serta pelayanan terbaik. 1.2
Rumusan Masalah Perumusan masalah yang akan dibahas dalam Penelitian ini yaitu Bagaimana membuat aplikasi sistem pendukung keputusan untuk menetukan supplier terbaik.
1.3 Tujuan Penulisan 1. Menghasilkan Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Supplier dengan metode AHP (Analytical Hierarcy Process) untuk membuat keputusan. 2. Mengimplementasikan Sistem Pendukung Keputusan untuk pemilihan supplier. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Terciptanya suatu Sistem Pendukung Keputusan Seleksi supplier dengan metode AHP. 1.4
Batasan Masalah Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah, terfokus, dan tidak menyimpang dari sasaran pokok penelitian. Oleh karena itu penelitian ini memfokuskan kepada pembahasan atas masalah-masalah pokok yang dibatasi dalam konteks permasalahan yang terdiri dari : 1. Data yang akan diproses pada sistem ini adalah data perusahaan tentang pasokan ayam potong broiler, kriteria untuk ayam potong broiler. 2. Parameter dan kriteria yang di gunakan pada pembangunan Sistem Pendukung Keputusan ini adalah supplier yang memiliki 1. Bibit ayam atau doc broiler yang berkualitas, yaitu a. Pemilihan bibit ayam atau doc broiler yang berkualitas dengan berat badan 35 - 40 gram atau super b. Pemilihan bibit ayam atau doc broiler dengan memiliki warna yang cerah c. Pemilihan bibit ayam atau doc broiler dengan tubuh yang tidak cacat secara fisik d. Pemilihan bibit ayam atau doc broiler memiliki suara yang nyaring tidak lemes e. Pemilihan bibit ayam atau doc broiler dengan warna putih kekuning kuningan f. Pemilihan bibit ayam atau doc broiler dengan paruh dan kaki yang kuning cerah 2. Cepat dalam pengiriman bibit ayam atau doc broiler, dan 3. Memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP). 3. Kemudahan mendapatkan sarana produksi.
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 13 - No. 1 Edisi Juli 2015 |
39
1.5
Manfaat Penelitian a. Secara Teoritis 1. Menambah pengetahuan dan pengalaman untuk mengetahui bagaimana proses pemilihan bibit ayam atau doc yang saat ini sedang berjalan pada CV. CMB serta mengetahui bagian-bagian yang terlibat dalam proses pemilihan bibit ayam atau doc di CV. CMB. 2. Menambah pemahaman dalam menganalisa dan melatih daya fikir dalam mengambil kesimpulan atas permasalahan yang ada dalam suatu perusahaan maupun lembaga pendidikan. b. Secara Praktis 1. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dalam menilai performance supplier terbaik. 2. Dapat memberikan gambaran dalam menentukan pemilihan supplier. 3. Dapat membantu untuk memudahkan Perusahaan dalam memilih supplier bibit ayam yang berkualitas.
B. Tinjauan Pustaka 2.1 Sistem Sistem adalah suatu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain yang berusaha mencapai suatu tujuan dalam suatu lingkungan kompleks.[4] Kata sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu “Sistema” yang berarti suatu kesatuan yang saling bergantung dan saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu sistem dapat terdiri dari sistem-sistem bagian lainnya atau sering disebut subsistem. Sistem suatu jaringan kerja dari beberapa prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu tujuan tertentu untuk menerima input lalu memprosesnya dan akhirnya menghasilkan output. Secara umum sistem adalah suatu jaringan kerja yang saling memiliki keterkaitan antara bagian dan prosedur yang ada, yang berkumpul dalam suatu organisasi untuk melakukan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan secara khusus Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang berinteraksi atau saling berkaitan sehingga mempengaruhi dalam melaksanakan kegiatan bersama-sama dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu.
2.1.1 Karakteristik Sistem Sistem mempunyai beberapa karakteristik atau sifatsifat terntentu, antara lain: 1. Komponen Sistem (Component) Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang saling bekerja sama membentuk suatu komponen sistem atau bagian-bagian dari sistem. 2. Batasan Sistem (Boundary) Merupakan daerah yang membatasi suatu sistem yang lain atau dengan lingkungan kerjanya. 3. Subsistem Bagian-bagian dari sistem yang beraktivitas dan berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan dengan sasarannya masing-masing. 4. Lingkungan Luar Sistem (Environtment) Suatu sistem yang ada diluar dari batas sistem yang dipengaruhi oleh operasi sistem. 5. Penghubung Sistem (Interface) Media penghubung antara suatu subsistem dengan subsistem lain. Adanya penghubung ini memungkinkan berbagai sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. 6. Masukan Sistem (Input) Energi yang masuk ke dalam sistem, berupa perawatan dan sinyal. Masukan perawatan adalah energi yang dimasukan supaya sistem tersebut dapat berinteraksi 7. Keluaran sistem (Output) Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. 8. Pengolahan Sistem (Process) Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan mengubah masukan menjadi keluaran. 9. Sasaran Sistem (Object) Tujuan yang ingin dicapai oleh sistem, akan dikatakan berhasil apabila mengenai sasaran atau tujuan.[5] 2.1.2 Klasifikasi Sistem Suatu sistem dapat diklasifikasikan menjadi seperti berikut: 1. Sistem abstrak dan sistem fisik Sistem abstrak adalah suatu sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, sedangkan sistem fisik adalah sistem yang ada secara fisik. 2. Sistem alamiah dan sistem buatan manusia
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 13 - No. 1 Edisi Juli 2015 |
40
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam sedangkan sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia. 3. Sistem tertentu dan sistem tak tentu Sistem tertentu adalah suatu sistem yang operasinya dapat diprediksi secara tepat sedangkan sistem tak tertentu adalah sistem dengan perilaku ke depan yang tidak dapat diprediksi. 4. Sistem tertutup dan sistem terbuka Sistem tertutup adalah sistem yang tidak terpengaruh oleh lingkungan luar otomatis, sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh oleh lingkungan luar.[5]
kegiatan itu dapat berjalan lancer dan tujuan dapat dicapai dengan mudah dan efisien. Namun, kerap kali terjadi hambatan-hambatan dalam melaksanakan kegiatan. Ini merupakan masalah yang hatus dipecahkan oleh pimpinan organisasi. Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah tersebut [6].
2.2 Pengambilan Keputusan Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal itu berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai ‘apa yang harus dilakukan dan seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya [6].
1. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan. 2. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalahmasalah yang bersifat kemanusiaan. Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat Untuk masalahmasalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan.
Setelah pengertian keputusan disampaikan, kiranya perlu pula diikuti dengan pengertian tentang “pengambilan keputusan”. Ada beberapa definisi tentang pengambilan keputusan, dalam hal ini arti pengambilan keputusan sama dengan pembuatan keputusan, misalnya Terry, definisi pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat [6]. Dari kedua pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan. Masalahnya telebih dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan pemecahannya harus didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang ada. 2.2.1 Tujuan Pengambilan Keputusan Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk mencapai tujuan organisasinya yang dimana diinginkan semua
2.2.2 Dasar Pengambilan Keputusan 2.2.2.a Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu [6]:
2.2.2.b Pengambilan Keputusan Rasional Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu. 2.2.2.c Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh sejumlah fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 13 - No. 1 Edisi Juli 2015 |
41
informasi yang kemudian pengambilan keputusan [6].
dijadikan
dasar
yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.
Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu memang merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit.
2.2.3 Proses Pengambilan Keputusan Setiap keputusan yang diambil itu merupakan perwujudan kebijakan yang telah digariskan. Oleh karena itu, analisis proses pengambilan keputusan pada hakikatnya sama saja dengan analisis proses kebijakan. Proses pengambilan keputusan meliputi [6]:
2.2.2.d Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri melalui arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman-pengalaman masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut sama atau tidak dengan situasi dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian dapat menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul. Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan pemecaha masalah. 2.2.2.e Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang dimiliki. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien [6].
1. Identifikasi masalah Dalam hal ini pemimpin diharapkan mampu mengindentifikasikan masalah yang ada di dalam suatu organisasi. 2. Pengumpulan dan penganalisis data Pemimpin diharapkan dapat mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat membantu memecahkan masalah yang ada. 3. Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan Setelah masalah dirinci dengan tepat dan tersusun baik, maka perlu dipikirkan cara-cara pemecahannya. Cara pemecahan ini hendaknya selalu diusahakan adanya alternatif-alternatif beserta konsekuensinya, baik positif maupun negatif. Oleh sebab itu, seorang pimpinan harus dapat mengadakan perkiraan sebaik-baiknya. Untuk mengadakan perkiraan dibutuhkan adanya informasi yang secukupnya dan metode perkiraan yang baik. Perkiraan itu terdiri dari berbagai macam pengertian: a. Perkiraan dalam arti Proyeksi Perkiraan yang mengarah pada kecenderungan dari data yang telah terkumpul dan tersusun secara kronologis. b. Perkiraan dalam arti prediksi Perkiraan yang dilakukan dengan menggunakan analisis sebab akibat.
Keputusan yang berdasarkan wewenang memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain : banyak diterimanya oleh bawahan, memiliki otentisitas (otentik), dan juga karena didasari wewenang yang resmi maka akan lebih permanent sifatnya [6]. Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan
c. Perkiraan dalam arti konjeksi Perkiraan yang didasarkan pada kekuatan intuisi (perasaan). Intuisi disini sifatnya subjektif, artinya tergantung dari kemampuan seseorang untuk mengolah perasaan. 4. Pemilihan salah satu alternatif terbaik Pemilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk memecahkan masalah tertentu dilakukan atas dasar pertimbangan yang matang
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 13 - No. 1 Edisi Juli 2015 |
42
atau rekomendasi. Dalam pemilihan satu alternatif dibutuhkan waktu yang lama karena hal ini menentukan alternative yang dipakai akan berhasil atau sebaliknya. 5. Pelaksanaan keputusan Dalam pelaksanaan keputusan berarti seorang pemimpin harus mampu menerima dampak yang positif atau negatif. Ketika menerima dampak yang negatif, pemimpin harus juga mempunyai alternatif yang lain. 6. Pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan Setelah keputusan dijalankan seharusnya pimpinan dapat mengukur dampak dari keputusan yang telah dibuat. 2.2.4 Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam Pengambilan Keputusan Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan, yaitu [6]: 1. Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun yang rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan. 2. Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi. 3. Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih mementingkan kepentingan organisasi. 4. Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-alternatif tandingan. 5. Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus diubah menjadi tindakan fisik. 6. Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama. 7. Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. 8. Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar. 9. Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan mata rantai berikutnya. 2.3 Sistem Pendukung Keputusan Definisi (Inggris: decision support sistems disingkat DSS) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem
berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan) yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan [6]. Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik. SPK dapat digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan mendukung analisis ad hoc data, dan pemodelan keputusan, berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan digunakan pada saat-saat yang tidak biasa [6]. 2.3.1 Tahapan Sistem Pendukung Keputusan [6]: 1. Definisi masalah 2. Pengumpulan data atau elemen informasi yang relevan 3. Pengolahan data menjadi informasi baik dalam bentuk laporan grafik maupun tulisan 4. Menentukan alternatif-alternatif solusi (bisa dalam persentase) 2.3.2 Tujuan dari Sistem Pendukung Keputusan [6]: 1. Membantu menyelesaikan masalah semiterstruktur 2. Mendukung manajer dalam mengambil keputusan 3. Meningkatkan efektifitas bukan efisiensi pengambilan keputusan Dalam pemrosesannya, SPK dapat menggunakan bantuan dari sistem lain seperti Artificial Intelligence, Expert Sistems, Fuzzy Logic, dan lain-lain. 2.3.3 Konsep Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) / Decision Support Sistem (DSS) pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott Morton dengan istilah Management Decision Sistem. Sistem tersebut adalah suatu sistem yang berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu pengambil keputusan dengan memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur [6]. Istilah SPK mengacu pada suatu sistem yang memanfaatkan dukungan komputer dalam proses pengambilan keputusan. Untuk memberikan pengertian yang lebih mendalam, akan diuraikan beberapa difinisi mengenai SPK yang dikembangkan
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 13 - No. 1 Edisi Juli 2015 |
43
oleh beberapa ahli, diantaranya oleh Man dan Watson yang memberikan definisi sebagai berikut, SPK merupakan suatu sistem yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan melalui penggunaan data dan model-model keputusan untuk memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur maupun yang tidak terstruktur [6]. 2.3.4 Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan [6]: 1. Sistem Pendukung Keputusan dirancang untuk membantu pengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur ataupun tidak terstruktur dengan menambahkan kebijaksanaan manusia dan informasi komputerisasi. 2. Dalam proses pengolahannya, sistem pendukung keputusan mengkombinasikan penggunaan model-model analisis dengan teknik pemasukan data konvensional serta fungsi-fungsi pencari / interogasi informasi. 3. Sistem Pendukung Keputusan, dirancang sedemikian rupa sehingga dapat digunakan/dioperasikan dengan mudah. 4. Sistem Pendukung Keputusan dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibilitas serta kemampuan adaptasi yang tinggi. Dengan berbagai karakter khusus diatas, SPK dapat memberikan berbagai manfaat dan keuntungan. Manfaat yang dapat diambil dari SPK adalah [6]: 1.
SPK memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data / informasi bagi pemakainya. 2. SPK membantu pengambil keputusan untuk memecahkan masalah terutama berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur. 3. SPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat diandalkan. 4. Walaupun suatu SPK, mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun ia dapat menjadi stimulan bagi pengambil keputusan dalam memahami persoalannya, karena mampu menyajikan berbagai alternatif pemecahan. Di samping berbagai keuntungan dan manfaat seperti dikemukakan diatas, SPK juga memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya adalah [6]:
1.
Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya mencerminkan persoalan sebenarnya. 2. Kemampuan suatu SPK terbatas pada perbendaharaan pengetahuan yang dimilikinya (pengetahuan dasar serta model dasar). 3. Proses-proses yang dapat dilakukan SPK biasanya juga tergantung pada perangkat lunak yang digunakan. 4. SPK tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki manusia. Sistem ini dirancang hanyalah untuk membantu pengambil keputusan dalam melaksanakan tugasnya. Jadi dapat dikatakan bahwa SPK dapat memberikan manfaat bagi pengambil keputusan dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja terutama dalam proses pengambilan keputusan. 2.4 Metode Analytical Hierarcy Process (AHP) Metode Analytical Hierarcy Process adalah teknik untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang bertujuan untuk menentukan pilihan terbaik dari beberapa alternatif yang dapat diambil. AHP dikembangkan oleh Thomas L.Saaty pada tahun 1970-an, dan telah mengalami banyak perbaikan dan pengembangan hingga saat ini. Kelebihan AHP adalah dapat memberikan kerangka yang komprehensif dan rasional dalam menstrukturkan permasalahan pengambilan keputusan. AHP merupakan salah satu metode untuk menyelesaikan masalah Multi Criteria Decision Making (MCDM). [6]. Konsep dasar metode AHP adalah menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki. Hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis [6]. Terdapat tiga prinsip utama dalam pemecahan masalah dalam AHP, yaitu: Decompositiot, Comparative Judgement, dan Logical Concistency. Secara garis besar prosedur AHP meliputi tahapan sebagai berikut [6]:
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 13 - No. 1 Edisi Juli 2015 |
44
1. Dekomposisi masalah; 2. Penilaian/pembobotan untuk membandingkan elemen-elemen; 3. Penyusunan matriks dan Uji consistensi; 4. Penetapan prioritas pada masing-masing hirarki; 5. Sistesis dari prioritas; dan 6. Pengambilan/penetapan keputusan. Prosedur penilaian perbandingan berpasangan dalam AHP, mengacu pada skor penilaian yang telah dikembangkan oleh Thomas L Saaty, sebagai berikut [6]: Tabel 2.1 Prosedur Penilaian Perbandingan Berpasangan Dalam AHP
Dalam pengambilan data, misalnya dengan menggunakan kuisioner, prosedur perbandingan berganda dapat dilakukan dengan menggunakan kuisioner berupa matriks atau semantik difrensial. Contoh Kuisioner matriks: Tabel 2.2 Contoh Kuisioner Matriks
Banyaknya sell yang harus diisi adalah n(n-1)/2 karena matriks reciprocal elemen diagonalnya bernilai = 1, jadi tidak perlu disi. Pada conoth di atas 4(4-1)/2 = 6, jadi bagian yang putih saja yang diisi. Contoh Kuisioner semantik difrensial [6]: Tabel 2.3 Contoh Kuisioner Semantik Difrensial
Pada jenis kuisioner ini, kecendrungan pembibitan dilingkari/silang berdasarkan bobot nya, jika sisi kiri lebih penting dari sisi kanan maka angka yang dilingkari adalah 9-1 pada ruas kiri dan sebaliknya. Adapun Penyusunan Matriks dan Uji Konsistensi AHP, adalah sebagai berikut [6]: Langkah pertama: adalah menyatukan pendapat dari beberapa kuisioner, jika kuisioner diisi oleh pakar, maka kita akan menyatukan pendapat para pakar dengan menggunakan persamaan rata-rata geometri:
Langkah kedua: menyusun matriks perbandingan, sebagai berikut: Tabel 2.4 Matriks Perbandingan
Sebelum melangkah lebih jauh ketahapan iterasi untuk penetapan prioritas pada pilihan alternatif atau penetapan tingkat kepentingan kriteria, maka sebelumnya dilakukan terlebih dahulu uji konsistensi. Uji konsistensi dilakukan pada masing kuisioner/pakar yang menilai atau memberikan pembobotan. Kuisioner atau pakar yang tidak memenuhi syrat konsisten dapat dianulir atau dipending untuk perbaikan. Prinsip dasar pada uji konsistensi ini adalah apabila A lebih penting dari B, kemudian B lebih penting dari C, maka tidak mungkin C lebih penting dari A. Tolak ukur yang
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 13 - No. 1 Edisi Juli 2015 |
45
digunakan adalah CI (Consistency Index) berbanding RI (Ratio Index) atau CR (Consistency Ratio). Ratio Indeks(RI) yang umum digunakan untuk setiap ordo matriks adalah sebagai berikut: Tabel 2.5 Ratio Indeks(RI)
Langkah ketiga: uji konsistensi terlebih dahulu dilakukan dengan menyusun tingkat kepentingan relatif pada masing-masing kriteria atau alternatif yang dinyatakan sebagai bobot relatif ternormalisasi (normalized relative weight). Bobot relatif yang dinormalkan ini merupakan suatu bobot nilai relatif untuk masing-masing elemen pada setiap kolom yang dibandingkan dengan jumlah masing-masing elemen: Tabel 2.6 Bobot Nilai Relatif
Maka bobot relatif ternormalisasi adalah: Tabel 2.7 Bobot Relatif Ternormalisasi
Selanjutnya dapat dihitung Eigen faktor hasil normalisasi dengan merata-ratakan penjumlahan tiap baris pada matriks di atas. Tabel 2.8 Eigen faktor
Selanjutnya tentukan nilai CI (consistency Index) dengan persamaan:
Dimana CI adalah indeks konsistensi dan Lambda maksimum adalah nilai eigen terbesar dari matriks berordo n. Nilai eigen terbesar adalah jumlah hasil kali perkalian jumlah kolom dengan eigen vaktor utaman. Sehingga dapat diperoleh dengan persamaan:
Setelah memperoleh nilai lambda maksismum selanjutnya dapat ditentukan nilai CI. Apabila nilai CI bernilai nol (0) berarti matriks konsisten. Jika nilai CI yag diperoleh lebih besar dari 0 (CI>0) selanjutnya diuji batas ketidak konsistenan yang diterapkan oleh Saaty. Pengujian diukur dengan menggunakan Consistency Ratio (CR), yaitu nilai indeks, atau perbandingan antara CI dan RI:
Nilai RI yang digunakan sesuai dengan ordo n matriks. Apabila CR matriks lebih kecil 10% (0,1) berarti bahwa ketidak konsistenan pendapat masing dianggap dapat diterima. 2.5 Metode Waterfall Model air terjun (Waterfall). Model ini mengambil kegiatan proses dasar seperti spesifikasi, pengembangan, validasi, dan evolusi, dan merepresentasikannya sebagai fase-fase proses yang berbeda seperti spesifikasi persyaratan, perancangan perangkat lunak, implementasi, pengujian, dan seterusnya. [7] Berkat penurunan dari satu fase ke fase yang lainnya, model ini dikenal sebagai ‘model air terjun’ atau siklus hidup perangkat lunak. Tahap-tahap utama dari model ini memetakan kegiatan-kegiatan pengembangan dasar yaitu : 1. Analisis dan definisi persyaratan. Pelayanan, batasan, dan tujuan sistem ditentukan melalui konsultasi dengan user sistem. Persyaratan ini kemudian didefinisikan secara rinci dan berfungsi sebagai spesifikasi sistem. 2. Perancangan sistem dan perangkat lunak. Proses perancangan sistem membagi persyaratan dalam sistem perangkat keras atau perangkat lunak. Kegiatan ini menentukan arsitektur sistem secara
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 13 - No. 1 Edisi Juli 2015 |
46
keseluruhan. Perancangan perangkat lunak melibatkan identifikasi dan deskripsi abstraksi sistem perangkat lunak yang mendasar dan hubungan-hubungannya. 3. Implementasi dan pengujian unit. Pada tahap ini, perancangan perangkat lunak direalisasikan sebagai serangkaian program atau unit program. Pengujian unit melibatkan verifikasi bahwa setiap unit telah memenuhi spesifikasinya. 4. Integrasi dan pengujian sistem. Unit program atau program individual diintegrasikan dan diuji sebagai sistem yang lengkap untuk menjamin bahwa persyaratan sistem telah dipenuhi. Setelah pengujian sistem, perangkat lunak dikirim kepada pelanggan. 5. Operasi dan pemeliharaan. Biasanya (walaupun tidak seharusnya), ini merupakan fase siklus hidup yang paling lama. Sistem diinstal dan dipakai. Pemeliharaan mencakup koreksi dari berbagai error yang tidak ditemukan pada tahaptahap terdahulu, perbaikan atas implementasi unit sistem dan pengembangan pelayanan sistem, sementara persyaratan-persyaratan baru ditambahkan.[7] 2.6 Flowchart 2.6.1 Pengertian Flowchart Flowchart program adalah suatu bagan yang menggambarkan atau mempresentasikan suatu algoritma atau prosedur untuk menyelesaikan masalah. Flowchart terbagi menjadi dua yaitu flowchart system dan flowchart program.[8] 2.6.2 Flowchart System Yaitu bagan yang menggambarkan suatu prosedur dan proses suatu file dalam suatu media menjadi file dalam media yang lain dalam suatu sistem data. 2.6.3 Flowchart Program Yaitu bagan yang menggambarkan urutan logika dari suatu prosedur pemecahan masalah. 2.7 Data Flow Diagram (DFD) Data flow diagram adalah sebuah teknik grafis yang menggambarkan desain informasi yang diaplikasikan pada saat data bergerak dari input menjadi output. Data flow diagram dapat digunakan untuk menyajikan sebuah sistem atau perangkat lunak pada setiap tingkat abstraksi. Data flow diagram memberikan suatu mekanisme bagi pemodelan fungsional aliran informasi.[9] Berikut ini adalah tahapan-tahapan perancangan dengan menggunakan DFD:
1. Membuat DFD level 0 atau sering disebut juga Context Diagram DFD Level 0 menggambarkan sistem yang akan dibuat sebagai suatu entitas tunggal yang berinteraksi dengan orang maupun sistem lain. DFD Level 0 digunakan untuk menggambarkan interaksi antara sistem yang akan dikembangkan dengan entitas luar. 2. Membuat DFD level 1 DFD level 1 digunakan untuk menggambarkan modul-modul yang ada dalam sistem yang akan dikembangkan. DFD level 1 merupakan hasil breakdown DFD Level 0 yang sebelumnya dibuat. 3. Membuat DFD Level 2 Modul-modul pada DFD Level 1 dapat dibreakdown menjadi DFD Level 2. Modul mana saja yang harus di-breakdown lebih detail tergantung pada tingkat kedetailan modul tersebut. Apabila modul tersebut sudah cukup detail dan rinci maka modul tersebut sudah tidak perlu untuk di-breakdown lagi. Untuk sebuah sistem, jumlah DFD Level 2 sama dengan jumlah modul pada DFD Level 1 yang di-breakdown. 4. Membuat DFD Level 3 dan seterusnya DFD Level 3, 4, 5, dan seterusnya merupakan breakdown dari modul pada DFD Level diatasnya. Breakdown pada level 3, 4, 5, dan seterusnya aturannya sama persis dengan DFD Level 1 atau Level 2. 2.8 Entity Relationship Diagram (ERD) Pada dasarnya ERD (Entity Relationship Diagram) adalah sebuah diagram yang secara konseptual memetakan hubungan antar penyimpanan pada diagram DFD di atas. ERD ini digunakan untuk melakukan pemodelan terhadap struktur data dan hubungannya. Penggunaan ERD ini dilakukan untuk mengurangi tingkat kerumitan penyusunan sebuah database yang baik. Entity dapat berarti sebuah obyek yang dapat dibedakan dengan obyek lainnya. Obyek tersebut dapat memiliki komponen-komponen data (atribut atau field) yang membuatnya dapat dibedakan dari obyek yang lain. Dalam dunia database entity memiliki atribut yang menjelaskan karakteristik dari entity tersebut. Ada dua macam atribut yang dikenal dalam entity yaitu atribut yang berperan sebagai kunci primer dan atribut deskriptif. Hal ini berarti setiap entity memiliki himpunan yang diperlukan sebuah primary key untuk membedakan anggotaanggota dalam himpunan tersebut. Atribut dapat memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 13 - No. 1 Edisi Juli 2015 |
47
a. Atomic, atomik adalah sifat dari atribut yang Sebuah tabel dapat dikategorikan baik (efisien) atau menggambarkan bahwa atribut tersebut normal, jika telah memenuhi 3 (tiga) kriteria berikut: berisi nilai yang spesifik dan tidak dapat 1. Jika ada dekomposisi (penguraian) tabel, maka dipecah lagi. Contoh dari sifat atomik adalah dekomposisinya harus dijamin aman (Losslessfield status dari tabel karyawan yang hanya Join Decomposition). berisi menikah atau single 2. Terpeliharanya ketergantungan fungsional pada b. Multivalued, sifat ini menandakan atribut ini saat perubahan data (Dependency Preservation). bisa memiliki lebih dari satu nilai untuk 3. Tidak melanggar Boyce-Code Normal Form setiap entity tertentu. Misalnya adalah field (BCNF). hobi, hobi dari setiap karyawan mungkin Jika kriteria ketiga (BCNF) tidak dapat terpenuhi, dan hampir pasti lebih dari satu. Misalnya maka paling tidak harus diupayakan agar tabel karyawan A memiliki hobi : membaca, tersebut tidak melanggar Bentuk Normal tahap ke nonton TV dan bersepeda. ketiga (3rd Normal Form/3NF). c. Composite, atribut yang bersifat komposit adalah atribut yang nilainya adalah 2.10 PHP (Page Hypertet Preprocessor) gabungan dari beberapa atribut yang bersifat PHP adalah kependekan dari PHP: Hypertext atomik. Contohnya adalah atribut alamat Preprocessor, bahasa interpreter yang mempunyai yang dapat dipecah menjadi atribut atomik kemiripan dengan C dan Perl. PHP dapat digunakan berupa alamat, kode pos, no telepon, dan bersama dengan HTML sehingga memudahkan kota.[10] dalam membuat aplikasi web dengan cepat. PHP Ada beberapa derajat relasi yang dapat terjadi, yaitu dapat digunakan untuk menciptakan dynamic : website baik itu yang memerlukan penggunaan 1. One to One, menggambarkan bahwa antara 1 database ataupun tidak [11]. Seperti halnya dengan anggota entity A hanya dapat berhubungan program open source lainnya, PHP di buat di bawah dengan 1 anggota entity B. Biasanya derajat GNU (General Public License) yang dapat di relasi ini digambarkan dengan simbol 1-1. download gratis melalui situs http://www.php.net 2. One to Many, menggambarkan bahwa 1 Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari anggota entity A dapat memiliki hubungan bahasa pemrograman PHP. [11] dengan lebih dari 1 anggota entity B. 2.10.1 Kelebihan PHP Biasanya derajat relasi ini digambarkan 1. Bisa membuat Web menjadi Dinamis. dengan simbol 1-N. 2. PHP bersifat Open Source yang berarti 3. Many to Many, menggambarkan bahwa lebih dapat digunakan oleh siapa saja secara gratis. dari satu anggota A dapat memiliki hubungan 3. Program yang dibuat dengan PHP bisa dengan lebih dari satu anggota entity B. dijalankan oleh Semua Sistem Operasi karena Simbol yang digunakan adalah N-N. [10] PHP berjalan secara Web Base yag artinya semua Sistem Operasi bahkan HP yang 2.9 Normalisasi Data Normalisasi data adalah proses dimana tabel-tabel mempunyai Web Browser dapat menggunakan pada database dites dalam hal kesalingtergantungan program PHP. diantara field-field pada sebuah tabel. Misalnya jika 4. Aplikasi PHP lebih cepat dibandingkan dengan pada sebuah tabel terdapat ketergantungan terhadap ASP maupun Java. lebih dari satu field dalam tabel tersebut, maka tabel 5. Mendukung banyak paket Database seperti tersebut harus dipecah menjadi banyak tabel. MySQL, Oracle, PostgrSQL, dan lain-lain. Banyaknya tabel pecahannya bergantung pada 6. Bahasa pemrograman PHP tidak memerlukan seberapa banyak ketergantungannya. Tiap tabel Kompilasi / Compile dalam penggunaannya. hanya boleh memiliki sebuah field kunci yang 7. Banyak Web Server yang mendukung PHP menjadi ketergantungan dari field lainnya dalam seperti Apache, Lighttpd, IIS dan lain-lain. tabel tersebut. [10] 8. Pengembangan Aplikasi PHP mudah karena Pada proses normalisasi data, aturan yang dijadikan banyak Dokumentasi, Refrensi & Developer acuan adalah metode ketergantungan fungsional. yang membantu dalam pengembangannya. Teorinya adalah bahwa tiap kolom dalam sebuah 9. Banyak bertebaran Aplikasi & Program PHP tabel selalu memiliki hubungan yang unik dengan yang Gratis & Siap pakai seperti WordPress, sebuah kolom kunci. PrestaShop, dan lain-lain. 2.10.2 Kekurangan PHP
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 13 - No. 1 Edisi Juli 2015 |
48
Selain kelebihan PHP, PHP juga mempunyai kekurangan. Namun masalah kekurangannya sangat sedikit. Diantaranya [11]: 1. PHP Tidak mengenal Package. 2. Jika tidak di encoding, maka kode PHP dabat dibaca semua orang & untuk meng encodingnya dibutuhkan tool dari Zend yang mahal sekali biayanya. 3. PHP memiliki kelemahan keamanan. Jadi Programmer harus jeli & berhati-hati dalam melakukan pemrograman & Konfigurasi PHP.
2.11 Database Database sering didefinisikan sebagai kumpulan data yang terkait. Secara teknis, yang berada dalam sebuah database adalah sekumpulan tabel atau objek lain (indeks, view dan lain-lain). Tujuan utama pembuatan database adalah untuk memudahkan dalam mengakses data. Data dapat ditambahkan, diubah, dihapus, atau dibaca dengan relatif mudah dan cepat.[11] Saat ini tersedia banyak perangkat lunak yang ditujukan untuk mengelola database. Perangkat lunak seperti itu dinamakan DBMS (Database Management System). Berikut ini beberapa contoh perangkat lunak atau DBMS : 1. Microsoft SQL Server 2. Oracle 3. MySQL 4. PostgreSQL 5. Microsoft Access 6. Paradox 7. Visual FoxPro 2.12 MySQL MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL (bahasa Inggris: database management sistem) atau DBMS yang multithread, multi-user, dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia. MySQL AB membuat MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU General Public License (GPL), tetapi mereka juga menjual dibawah lisensi komersial untuk kasus-kasus dimana penggunaannya tidak cocok dengan penggunaan GPL.[12] 2.12.1 Keunggulan MySQL 1. Portabilitas. MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac Os X Server, Solaris, Amiga, dan masih banyak lagi.
2. Perangkat lunak sumber terbuka. MySQL didistribusikan sebagai perangkat lunak sumber terbuka, dibawah lisensi GPL sehingga dapat digunakan secara gratis. 3. Multi-user. MySQL dapat digunakan oleh beberapa pengguna dalam waktu yang bersamaan tanpa mengalami masalah atau konflik. 4. Performance tuning, MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam menangani query sederhana, dengan kata lain dapat memproses lebih banyak SQL per satuan waktu. 5. Ragam tipe data. MySQL memiliki ragam tipe data yang sangat kaya, seperti signed / unsigned integer, float, double, char, text, date, timestamp, dan lain-lain. 6. Perintah dan Fungsi. MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh yang mendukung perintah Select dan Where dalam perintah (query). 7. Keamanan. MySQL memiliki beberapa lapisan keamanan seperti level subnetmask, nama host, dan izin akses user dengan sistem perizinan yang mendetail serta sandi terenkripsi. 8. Skalabilitas dan Pembatasan. MySQL mampu menangani basis data dalam skala besar, dengan jumlah rekaman (records) lebih dari 50 juta dan 60 ribu tabel serta 5 milyar baris. Selain itu batas indeks yang dapat ditampung mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya. 9. Konektivitas. MySQL dapat melakukan koneksi dengan klien menggunakan protokol TCP/IP, Unix soket (UNIX), atau Named Pipes (NT). 10. Lokalisasi. MySQL dapat mendeteksi pesan kesalahan pada klien dengan menggunakan lebih dari dua puluh bahasa. Meski pun demikian, bahasa Indonesia belum termasuk di dalamnya. 11. Antar Muka. MySQL memiliki antar muka (interface) terhadap berbagai aplikasi dan bahasa pemrograman dengan menggunakan fungsi API (Application Programming Interface). 12. Klien dan Peralatan. MySQL dilengkapi dengan berbagai peralatan (tool) yang dapat digunakan untuk administrasi basis data, dan pada setiap peralatan yang ada disertakan petunjuk online. [12] 2.12.2 Kekurangan My SQL 1. Untuk koneksi ke bahasa pemrograman visual seperti vb, delphi, dan foxpro, mysql kurang support, karena koneksi ini menyebabkan field yang dibaca harus sesuai dengan koneksi dari
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 13 - No. 1 Edisi Juli 2015 |
49
1
2. 3.
program visual tersebut, dan ini yang menyebabkan mysql jarang dipakai dalam program visual. Data yang ditangani belum begitu besar. Dari sisi security , atau keamanan, yang agak terlalu sederhana bagi sebuah SQL Engine , meskipun tidak sesederhana SQLite yang juga datang dari dunia Open Source dan cukup digemari para Web Developer [12].
2.13 Notepad++ Notepad++ adalah sebuah program freeware yang berfungsi sebagai editor pengganti Notepad default bawaan Windows. Notepad++ ditulis dalam C++ yang menjamin kecepatan eksekusi lebih tinggi dan ukuran program yang lebih kecil. Editor ini biasa digunakan untuk mengedit halaman web berformat html standar menggantikan Dreamweaver.[13] Berikut ini beberapa keunggulan Notepad++ dibandingkan dengan notepad standar : 1. Tampilan lebih menarik dan menyegarkan 2. Lebih user friendly dan mudah penggunaanya 3. Mendukung multi tab 4. Mendukung banyak bahasa pemrograman seperti Pascal, Perl PHP, Phyton. C. Hasil dan Pembahasan 4.1 Implementasi Setelah sistem dianalisis dan didesain secara rinci, maka akan menuju tahap implementasi. Implementasi sistem merupakan tahap meletakkan sistem sehingga siap untuk dioperasikan. Implementasi bertujuan untuk mengkonfirmasi modul – modul perancangan, sehingga pengguna dapat memberi masukan kepada pengembang sistem. 4.1.1. Implementasi Antarmuka Tujuan implementasi adalah untuk menerapkan perancangan yang telah dilakukan terhadap sistem sehingga pengelola dapat memberi masukan demi berkembangnya system yang telah dibangun sebagai simulasi dari model Analytical Hierarchy. Process (AHP). Perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk melakukan implementasi dan pengujian aplikasi yaitu sebagai berikut : 4.1.1.1 Login Login ini untuk mengamankan program agar tidak sembarang orang dapat masuk ke program ini dan untuk menjaga keamanan data agar tidak disalah gunakan
Gambar 4.1. Tampilan Halaman Awal Sistem (login) 4.1.1.2 Halaman Utama Admin Berikut untuk tampilan Halaman Utama Bagian Quality Control.
Gambar 4.2. Tampilan Halaman Utama Bagian Quality Kontrol 4.1.1.3 Halaman Penilaian Supplier Berikut untuk tampilan Halaman Penilaian Supplier
Gambar 4.3. Tampilan Halaman Penilaian Supplier
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 13 - No. 1 Edisi Juli 2015 |
50
4.1.1.4 Halaman Hasil Seleksi Supplier Berikut untuk tampilan Halaman Hasil Seleksi Supplier
2. Gambar 4.4. Tampilan Halaman Hasil Seleksi Supplier 4.1.1.5 Halaman Data Supplier Berikut untuk tampilan Halaman Data Supplier
Gambar 4.5. Tampilan Halaman Data Supplier D. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Dari hasil pembahasan sebelumnya terdapat beberapa masalah yang dapat mengurangi efektifitas dan efesiensi dalam menjalankan rangkaian proses Menentukan Supplier. Dengan dibangunnya Sistem Pendukung Keputusan ini maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu : 1.
Berdasarkan hasil uji tabulasi, terhadap harapan dan kenyataan yang diambil dari 20 responden mengenai sistem pendukung keputusan pemilihan suplier yang dibuat, hasil uji reliabilitas harapan dari 18 item jawaban responden di dapatkan hasil dengan cronbach’s alpha 0,848 (kriteria Reliabilitas Sangat Tinggi), dan hasil uji reliabilitas kenyataan item jawaban di dapatkan hasil cronbach’s alpha 0,847 (kriteria Reliabilitas Sangat Tinggi), dan hasil uji validitas kenyataan item jawaban
3.
dengan rata – rata hasil 0,538 (kriteria validitas sedang (cukup), dan hasil uji validitas kenyataan item jawaban dengan rata – rata hasil 0,546 (kriteria validitas sedang (cukup). dari hasil uji hipotesis yang dihasilkan : hasil nilai Xhitung 13.714 dan Hasil Propabilitas 0.278 ” maka dapat dilihat bahwa X2 hitung > X2 tabel (13.714 < 73.008), kesimpulan H0 : diterima, dan Ha ditolak, dapat dikatakan bahwa dengan adanya Sistem Pendukung Keputusan pemilihan suplier dengan metode AHP dapat membantu proses pemilihan suplier pada CV.CMB (Cakar Mas Broiler). Sistem ini dapat mempermudah Bagian Quality Control dalam melakukan penilaian untuk mendapatkan satu supplier yang memberikan penawaran serta pelayanan terbaik. Dengan adanya spk ini pihak CV. CMB dapat mengevaluasi dan menyeleleksi supplier tidak hanya menekankan pada aspek/kriteria biaya (cost) dan ditambah penilaian lain yang sifatnya subjektif tetapi menakan pada aspek benefit.
5.2 Saran 5.2.1 CV. CMB 1. Agar dalam melakukan tahapan-tahapan pengembangan sistem lebih menitikberatkan pada data supplier dengan memberikan fasilitas upload dokumen secara online. 2. Perancangan ini menggunakan program aplikasi yang sederhana, maka saran yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pihak perusahaan, penulis berharap untuk langkah selanjutnya perusahaan dapat mengembangkannya agar program aplikasi ini bisa lebih baik lagi. 5.2.2 Quality Control 1. Dalam Penggunaan sistem ini diharapkan melakukan Back Up data secara berkala, agar data-data tersimpan dengan baik dan aman. 2. Bagian Quality Control juga diharapkan mengadakan pemeliharaan rutin sistem dengan baik agar proses kerja sistem selalu lancar tanpa ada trouble. 5.2.3 Supplier 1. Supplier dapat menghasilkan bibit ayam broiler dengan kualitas yang lebih baik karena dengan aplikasi ini sistem seleksi supplier akan lebih ketat.
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 13 - No. 1 Edisi Juli 2015 |
51
2. Supplier diharapkan memiliki SIUP ( Surat Izin Usaha Perdagangan ) dan berusaha melakukan pengiriman dengan waktu secepatnya. E. Daftar Pustaka [1] Basyid. Fahmi. 2006. Teori Pengambilan Keputusan. Widiasarana Indonesia, Jakarta : Penerbit Gramedia. [2] Pressman, Roger. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak pendekatan praktisi. Yogyakarta : Penerbit Andi. [3] Mulyana, Deddy. 2006. Metodologi Penelitian Deskriptif. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya. [4] Marimin, dkk. 2006. Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia. Bogor : Grasindo. [5] Kursini, dan Andri Koniyo. 2007. Tuntunan Praktis Membangun Sistem Informasi Akuntansi dengan Visual Basic dan Microsoft SQL Server. Yogyakarta : Andi [6] Kursini, 2006. Sistem Pendukung Keputusan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Andi. [7] Sommerville, Ian, 2003. Software Engineering/Sixth edition ( Rekayasa Perangkat Lunak). Jakarta : Erlangga. [8] Sismoro, Heri. 2005. Pengantar Logika Informatika, Algoritma dan Pemrograman Komputer. Yogyakarta : Andi. [9] Al Fatta, Hanif. 2009. Rekayasa Pengenalan Wajah. Yogyakarta : Andi [10] Wahana Komputer, 2010. Shortcourse SQL Server 2008 Express. Yogyakarta : Andi. [11] Kadir, Abdul. 2009. Membuat Aplikasi Web dengan PHP dan Database MySQL. Yogyakarta : Andi. [12] W. Krisyanto Harianto. 2004. Konsep PHP dan Perancangan Database Mysql. Yogyakarta : Andi. [13] Kurniawan, Dedik & Java Creativity. 2010. 145 Freeware Pilihan Untuk Berbagai Kebutuhan. Jakarta : Elex Media Komputindo.
Jurnal Online ICT STMIK IKMI – Vol. 13 - No. 1 Edisi Juli 2015 |
52