SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (SPK) PENENTUAN ATLET TAEKWONDO BINAAN KONI KABUPATEN BANYUASIN DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) Edo Pratama Eka Yulia Sari Jurusan Sistem Informasi STMIK PalComTech Palembang Abstrak Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) adalah lembaga otoritas keolahragaan di Indonesia yang memiliki beberapa cabang olahraga salah satunya yaitu Taekwondo. Taekwondo adalah salah satu olahraga yang berasal dari Negara Korea. Seseorang yang ingin menjadi atlet Taekwondo harus mengikuti seleksi yang diadakan KONI Kabupaten Banyuasin. Proses seleksi atlet Taekwondo binaan KONI berdasarkan laporan prestasi atlet dari pelatih kabupaten kepada KONI khususnya pada bidang binaan prestasi. Adapun kekurangan dalam proses seleksi atlet binaan yaitu adanya kecurangan dalam penyeleksian atlet binaan, serta lambatnya proses penentuan penilaian penyeleksian atlet binaan. Selama ini belum ada sistem yang mempermudah pelaksanaan seleksi atlet Taekwondo. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut maka diterapkannya sistem penilaian atlet taekwondo binaan KONI dengan metode Simple Additive Weighting (SAW). Kegiatan seleksi binaan atlet juga meggunakan metode pengembangan yaitu prototype. Terdapat 4 kriteria sebagai acuan penilaian yaitu Kriteria, Status, Umur dan Kelas. Dari 4 kriteria tersebut akan mendapatkan nilai akhir. Atlet yang memiliki nilai tertinggi dengan nilai 70-100 akan masuk dalam binaan KONI. Pengujian yang digunakan yaitu pengujian validasi sistem. Hasil pengujian yaitu menunjukan bahwa sistem berfungsi dan berjalan dengan baik sesuai kebutuhan dan sesuai dengan metode Simple Additive Weighting (SAW). Kata Kunci: Sistem Pendukung Keputusan (SPK), Atlet Taekwondo, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Simple Additive Weighting (SAW)
PENDAHULUAN Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) adalah lembaga otoritas keolahragaan di Indonesia yang memiliki beberapa cabang olahraga salah satunya yaitu Taekwondo. Taekwondo adalah salah satu olahraga yang berasal dari Negara Korea. Beladiri ini telah ada di Indonesia sejak lama dan ada hingga kini. Tetapi, banyak olahraga beladiri lain yang banyak diminati oleh generasi sekarang, seperti karate, wing chun, capoeira, kempo, dan lain sebagainya. Sebagai generasi muda seharusnya kita lebih menyenangi budaya sendiri dari pada budaya orang lain. Pada setiap daerah selalu mempunyai atlet-atlet tangguh di setiap kelasnya. Seseorang yang ingin menjadi atlet harus mengikuti seleksi yang diadakan KONI. Seleksi pada kategori tanding mempertemukan antara 2 taekwondo-in dan bertarung dengan ketentuan-ketentuan yang telah ada. Proses seleksi atlet taekwondo binaan koni berdasarkan laporan prestasi atlet dari pelatih kabupaten kepada KONI khususnya pada bidang binaan prestasi, setelah KONI menerima laporan prestasi atlet pihak KONI akan melakukan pengecekan laporan, apabila data tersebut telah disetujui maka atlet akan melakukan penandatanganan kontrak sebagai atlet binaan KONI Kabupaten Banyuasin. Adapun kekurangan dari proses seleksi atlet binaan tersebut yaitu terdapat kecurangan dalam penyeleksian atlet binaan, serta lambatnya proses penentuan penilaian penyeleksian atlet binaan. Selama ini belum ada sistem yang mempermudah pelaksanaan seleksi atlet taekwondo. Seleksi dapat dilakukan dengan menggunakan sistem pendukung keputusan.
1
maka perlu dibangun sebuah sistem pendukung keputusan yang akan membantu penentuan atlet yang berhak masuk dalam atlet binaan KONI Kabupaten Banyuasin. Beberapa penelitian mengenai pembuatan SPK yang pernah dilakukan antara lain, penelitian yang dilakukan Eniyati (2011) yaitu SPK dalam penentuan penerimaan beasiswa, penelitian dilakukan dengan mencari bobot penilaian untuk setiap atribut, kemudian dilakukan proses perangkingan yang akan menentukan alternative yang optimal, yaitu siswa terbaik. Adapun penelitian yang dilakukan menggunakan metode SAW. Didalam jurnal Wedhasarma dan wibowo (2010) juga pernah malakukan penelitian tentang pembuatan SPK untuk pemilihan pembelian kendaraan bermotor dengan metode SAW. Penelitian dilakukan dengan mencari bobot nilai untuk setiap atribut, kemudian dilakukan proses perankingan yang akan menentukan alternatif yang optimal, yaitu pemilihan motor terbaik. Dari beberapa penelitian diatas, metode SAW dapat membantu dalam pengambilan keputusan suatu kasus, akan tetapi perhitungan dengan menggunakan metode SAW ini hanya yang menghasilkan nilai terbesar yang akan terpilih sebagai alternatif yang terbaik. Perhitungan akan sesuai dengan metode ini apabila alternatif yang terpilih memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Metode SAW ini lebih efisien karena waktu yang dibutuhkan dalam perhitungan lebih singkat. Dengan menggunakan metode SAW kegiatan seleksi binaan atlet dapat dilakukan dengan cepat dan aman, sehingga tidak ada lagi kesalahan dalam pemilihan atlet binaan. LANDASAN TEORI Sistem Pendukung Keputusan Menurut Kusrini (2007:15), Sistem Pendukung Keputusan merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi pemodelan, dan permanipulasian data. Sistem itu digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya di buat. SPK biasanya dibangun untuk mendukung solusi atas suatu masalah atau untuk mengevaluasi suatu peluang. SPK yang seperti itu disebut aplikasi SPK. Aplikasi SPK digunakan dalam pengambilan keputusan. Aplikasi SPK menggunakan CBIS (Computer Based Information System) yang fleksibel, interaktif, dan dapat di adaptasi, yang di kembangkan untuk mendukung solusi atas masalah manajemen yang spesifik yang tidak terstruktur. Aplikasi SPK menggunakam data, memberikan antar muka pengguna yang mudah, dan dapat menggabungkan pemikiran pengambil keputusan. SPK lebih ditunjukan untuk mendukung manajemen dalam melakukan pekerjaan yang bersifat analitis dalam situasi yang kurang terstruktur dan dengan kriteria yang kurang jelas. SPK tidak dimaksudkan untuk mengotomatiskan pengambilan keputusan, tetapi untuk memberikan perangkat interaktif yang memungkinkan pengambil keputusan untuk melakukan berbagai analisis menggunakan model- model yang tersedia. Suatu sistem penunjang keputusan memiliki beberapa subsistem yang menentukan kapabilitas dari suatu SPK tersebut, adapun subsistem tersebut adalah (Turban dkk ,2005:143): 1. Subsistem Manajemen Data Subsistem manajemen data memasukkan satu database yang berisi data yang relevan untuk situasi dan dikelola oleh perangkat lunak yang disebut Database Management System (DBMS). Subsistem manajemen data dapat diintrkoneksikan dengan data warehouse perusahaan, suatu repositori untuk data perusahaan yang relevan untuk pengambilan keputusan.
2
2. Subsistem Manajemen Model Merupakan paket perangkat lunak yang memasukkan model keuangan, statistik, ilmu manajemen atau model kuantitatif lain yang memberikan kapabilitas analitik dan manajemen perangkat lunak yang tepat. Bahasa-bahasa pemodelan untuk membangun model-model kustom juga dimasukkan. Perangkat lunak itu sering disebut Model Base Mangement System (MBMS). Komponen tersebut bisa dikoneksikan ke penyimpanan korporat atau eksternal yang ada pada model. Subsistem Antarmuka Pengguna Pengguna berkomunikasi denga dan memerintahkan sistem pendukung keputusan melalui subsistem tersebut. Pengguna adalah bagian yang dipertimbangkan dari sistem. 3. Subsistem Berbasis-Pengetahuan Subsistem tersebut mendukung semua subsistem lain atau bertindak langsung sebagai suatu komponen independen dan bersifat opsional. Tujuan dari DSS adalah sebagai berikut: 1. Membantu manajer mengambil keputusan setengah terstruktur yang di hadapin oleh manajer level menengah. 2. Membantu atau mendukung manajemen mengambil keputusan bukan menggantikannya. 3. Meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan manajer bukan untuk meningkatkan efisiensi. Walaupun waktu manajer penting (efisiennsi), tetapi efektifitas merupakan tujuan utama penggunaan SPK. Metode Simple Additive Weighting (SAW ) Metode Simple Additive Weighting menurut Kusumadewi (2006:74) sering juga dikenal dengan istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari kinerja setiap alternatif pada semua. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat dibandingkan dengan semua rating alternatif yang ada. Menurut Kusumadewi langkah-langkah penyelesaian dalam menggunakan metode SAW, adalah: 1. Menentukan kriterian-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu Ci. 2. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria. 3. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria (Ci), kemudian melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keuntungan maupun atribut biaya) sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R. 4. Hasil akhir diperoleh dari setiap proses perankingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R dengan vector bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik (Ai) sebagai solusi. Metode SAW mengenal adanya 2 (dua) atribut yaitu kriteria keuntungan (benefit) dan kriteria biaya (cost). Perbedaan mendasar dari kedua kriteria ini adalah dalam pemilihan kriteria ketika mengambil keputusan. PHP Menurut Kristanto (2010:9), PHP adalah bahasa pemrograman yang digunakan secara luas untuk penanganan pembuatan dan pengembangan sebuah web dan bisa digunakan pada HTML. PHP merupakan singkatan dari “Hypertext Preprocessor”, dan merupakan bahasa yang disertakan dalam dokumen HTML sekaligus bekerja di sisi server (server-side HTMLembedded scripting), Artinya sintaks dan perintah yang diberikan akan sepenuhnya dijalankan di server tetap disertakan pada halaman HTML biasa sehingga scriptnya tidak tampak di sisi client.
3
MySQL Menurut Kristanto (2010:12), MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL atau DBMS yang multithread dan multi-user. Sebagai database server, MySQL dapat dikatakan lebih unggul dibandingkan dengan database server lainnya dalam hal query data. Menurut Puspitosari (2011:19), MySQL memiliki beberapa kelebihan, antara lain : 1. Multiuser. MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang bersamaan tanpa mengalami masalah. 2. Performance tuning. MySQL memiliki kecepatan bagus dalam menagani query sederhana, yaitu dapat memproses lebih banyak SQL per satuan waktu. 3. Jenis Kolom. MySQL memiliki tipe kolom yang kompleks, seperti signed/unsigned integer, float, double, char, text, date, timestamp, dan masih banyak lagi. 4. Perintah dan Fungsi. MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh dan mendukung perintah Select dan Where dalam perintah query. 5. Keamanan. MySQL memiliki keamanan yang bagus karena beberapa lapisan keamanan seperti level subnetmask, nama host, dan izin akses user dengan sistem perizinan yang lengkap serta sandi terenkripsi. 6. Skalabilitas dan pembatasan. MySQL mampu menangani basis data dalam skala besar, dengan jumlah rekaman (records) lebih dari 50 juta dan 60 ribu tabel serta 5 milyar baris. Selain itu, batas indeks yang dapat ditampung mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya. 7. Konektivitas. MySQL dapat melakukan koneksi dengan klien menggunakan protocol TCP/IP. Unix soket (UNIX), atau Named Pipes (NT). 8. Lokalisasi. MySQL dapat mendeteksi pesan kesalahan pada klien dengan menggunakan lebih dari dua puluh bahasa. 9. Antar Muka. MySQL memiliki interface terhadap berbagai aplikasi dan bahasa pemrograman dengan menggunakan fungsi API (Application Programming Interface). 10. Portabilitas. MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac OS X Server, Slolaris, Amiga dan masih banyak lagi. 11. Open Source. MySQL didistribusikan secara open source, dibawah lisensi GPL sehingga dapat digunakan secara gratis. 12. Klien dan Peralatan. MySQL dilengkapi dengan berbagai peralatan yang dapat digunakan untuk Administrasi basis data, dan pada setiap peralatan yang ada disertakan petunjuk online. 13. Struktur tabel. MySQL memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel dalam menangani ALTER TABLE, dibandingkan basis data lainnya, misalnya Oracle. Data Primer Menurut Hasan (2008:33), data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data Sekunder Menurut Hasan (2008:33), data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada. Data itu biasanya diperoleh dari perpustakan atau dari laporan-laporan peneliti yang terdahulu. Data sekunder disebut juga data tersedia. Observasi Menurut Hasan (2008:17), observasi adalah cara pengumpulan data dengan terjun dan melihat langsung ke lapangan, terhadap objek yang diteliti. Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan langsung melihat kegiatan yang dilakukan oleh user (user adalah pegawai dibidang pelayanan pelanggan).
4
Wawancara (Interview) Menurut Sutabri (2012:90) Teknik wawancara adalah suatu teknik yang paling singkat untuk mendapatkan data, namun sangat tergantung pada kemampuan pribadi system analis untuk dapat memanfaatkannya. Bagan Alir Sistem (Flowchart) Menurut Jogiyanto (2005:796), bagan alir sistem (system flowchart) merupakan bagan yang menunjukan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan Alir Program (Program Flowchart) Menurut Jogiyanto (2005:802), bagan alir program (program flowchart) merupakan bagan yang menjelaskan secara rinci langkah-langkah dari proses program. DFD (Data Flow Diagram) Menurut Fatta (2007:119), Data Flow Diagram (DFD) merupakan diagram yang digunakan untuk menggambarkan proses-proses yang terjadi pada sistem yang akan dikembangkan. Entity Relationship Diagram (ERD) Menurut Fatta (2007:121), Entity Relationship Diagram (ERD) adalah gambar atau diagram yang menunjukkan informasi dibuat, disimpan dan digunakan dalam sistem bisnis. Flowchart yang diusulkan
Gambar 1. Flowchart yang diusulkan
5
Berikut ini adalah usulan alur sistem pendukung keputusan penentuan atlet taekwondo binaan KONI Kabupaten Banyuasin. Adapun flowchart untuk alur sistem yang diusulkan untuk Admin sebagai berikut: 1. Admin membuka aplikasi dan melakukan login, sistem akan mengecek data Admin di Database jika "Ya" akan muncul ke Menu Utama halaman home Jika "Tidak" Akan kembali ke form login 2. Admin masuk ke tampilan Home Kemudian masuk ke Menu Admin 3. Admin melakukan Input di form Data Kriteria dan disimpan di Database Kriteria 4. Admin melakukan Input di form Bobot Penilaian dan disimpan di Database bobot penilaian 5. Admin melakukan Input di form Himpunan dan disimpan di Database Himpunan 6. Admin melakukan Input di form Data Atlet dan disimpan di Database Atlet 7. Admin mengecek data hasil penilaian dari Database atlet dan himpunan yang sudah di Input 8. Kemudian Admin melakukan logout 9. Lalu Atlet Membuka aplikasi dan masuk ke Menu Utama 10. Atlet Melihat hasil penilaian 11. Selesai Diagram Konteks
Gambar 2. Diagram Konteks Dari gambar 2. Diagram konteks Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Atlet Taekwondo Binaan KONI Kabupaten Banyuasin dapat dijelaskan bahwa terdapat dua entitas luar yaitu : Admin dan Atlet. Data yang di Input entitas luar Admin berupa data Admin, data kriteria, data bobot penilaian, data himpunan dan hasil penilaian. Entitas Admin mendapatkan data atlet dari entitas atlet. Entitas luar atlet memberikan data informasi atlet dan mendapatkan hasil penilaian. Data Flow Diagram Level 0 Dibawah ini adalah DFD Level 0 untuk aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Atlet Taekwondo Binaan KONI Kabupaten Banyuasin.
6
Data Atlet ATLET
ADMIN
Data Admin
1.0 Data Atlet
Id_Atlet
2.0 Data Admin
Id_Admin
ATLET
ADMIN
Id_Admin Data Kriteria
3.0 Data Kriteria
Id_Kriteria KRITERIA Id_Kriteria Id_Admin
Data Bobot penilaian
4.0 Data Bobot Penilaian
Id_Bobot
BOBOT PENILAIAN
Id_Kriteria Id_Admin Data Himpunan
5.0 Data Himpunan
Id_Himpunan
HIMPUNAN
Id_Himpunan Data Nilai
6.0 Hasil Penilaian
Id_Nilai
Id_Atlet HASIL PENILAIAN
Hasil Penilaian
Hasil Penilaian
Gambar 3. Data Flow Diagram Level 0 Proses Diagram level 0 pada gambar 3. dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Proses 1.0 adalah proses penginputan data atlet yang akan diInputkan oleh Admin, dimana data atlet bersumber dari Atlet berupa data id_atlet, hasil proses disimpan dalam datastore atlet. Datastore atlet akan digunakan untuk menentukan hasil penilaian. 2) Proses 2.0 adalah proses penginputan data Admin yang dilakukan oleh Admin. 3) Proses 3.0 adalah proses penginputan data kriteria dimana data bersumber dari Admin berupa data id_kriteria, hasil proses disimpan dalam datastore kriteria. Datastore kriteria akan digunakan pada proses menampilkan data himpunan. 4) Proses 4.0 adalah data bobot penilaian akan diinputkan oleh Admin kedalam datastore bobot penilaian. Didalam datastore bobot penilaian terdapat id_Admin dan id_kriteria yang berasal dari datastore Admin dan datastore kriteria. 5) Proses 5.0 adalah proses penginputan data himpunan dimana data bersumber dari Admin, hasil proses disimpan dalam datastore himpunan. Didalam datastore himpunan terdapat id_Admin dan id_kriteria dari datastore Admin dan datastore kriteria. Datastore himpunan akan digunakan untuk menentukan hasil penilaian. 6) Proses 6.0 adalah proses hasil penilaian bersumber dari datastore atlet dan datastore himpunan. Datastore hasil penilaian berupa data atlet, data kriteria, data bobot penilaian data himpunan. Hasil penilaian akan diberikan pada Entitas Admin dan Atlet. Entity Relationship Diagram (ERD) Dibawah ini adalah ERD untuk aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Atlet Taekwondo Binaan KONI Kabupaten Banyuasin.
7
Menginput Kriteria Id_kriteria
Id_kriteria Attribut
Id_bobot
Id_admin admin
Menginput
Bobot Penilaian
Id_admin
M KRITERIA
Memiliki
1
M
jabatan
BOBOT PENILAIAN
M
Id_admin admin
Id_kriteria
alamat
Mendapatkan
Memiliki Id_atlet
1
Nama
Variabel Nilai
Id_admin password
1
Id_himpunan
nama
ADMIN 1
Id_atlet
Id_nilai
username
1 1 1
Gender
Id_himpunan Id_admin
HIMPUNAN M
M
M
1
HASIL PENILAIAN
M
M
Memiliki
ATLET
M
Menginput
1
Mendapatkan
Menginput
Gambar 4. Entity Relationship Diagram (ERD) Dari gambar 4. Entity Relationship Diagram (ERD) dapat dijelaskan bahwa entitas Admin melakukan relasi ke entitas kriteria, bobot penilaian, himpunan, atlet dan hasil penilaian. Entitas kriteria melakukan relasi ke entitas bobot penilaian dan himpunan, himpunan entitas himpunan melakukan relasi ke entitas hasil penilaian. Entitas hasil penilaian melakukan relasi ke entitas atlet dan entitas Admin. Admin HASIL PERANCANGAN 1. Tampilan Home Digunakan sebagai media untuk menampilkan home.
Gambar 5. Tampilan Home 2. Tampilan Form Login Digunakan sebagai media untuk menampilkan form login.
8
Gambar 6. Tampilan Form Login 3. Tampilan Form Data Admin Digunakan sebagai media untuk menampilkan form Data Admin KONI Kabupaten Banyuasin.
Gambar 7. Form Data Admin 4. Tampilan Form Data Kriteria Digunakan sebagai media untuk menampilkan form Data Kriteria KONI Kabupaten Banyuasin.
Gambar 8. Form Data Kriteria 5. Tampilan Form Data Bobot Penilaian Digunakan sebagai media untuk menampilkan form Data Bobot Penilaian KONI Kabupaten Banyuasin.
9
Gambar 9. Form Data Bobot Penilaian 6. Tampilan Form Data Himpunan Digunakan sebagai media untuk menampilkan form Data Himpunan KONI Kabupaten Banyuasin.
Gambar 10. Form Data Himpunan 7. Tampilan Form Data Atlet Digunakan sebagai media untuk menampilkan form Data Atlet KONI Kabupaten Banyuasin.
Gambar 11. Form Data Atlet
10
8. Tampilan Hasil Penilaian Digunakan sebagai media untuk menampilkan Hasil Penilaian akhir KONI Kabupaten Banyuasin.
Gambar 12. Tampilan Hasil Penilaian PENUTUP Berdasarkan hasil pembahasan untuk penerapan Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Atlet Taekwondo Binaan KONI Kabupaten Banyuasin, Banyuasin maka penulis penu mengambil beberapa simpulan diantaranya Metode Simple Additive Weighting (SAW) pada Sistem Pendukung Keputusan ini dapat diterapkan dalam penentuan atlet binaan binaan KONI Kabupaten Banyusin. Bobot penilaian atlet binaan didapatkan dengan menghitung nilai kriteria dan subkriteria yang dibobotkan dan menghasilkan perangkingan yang dapat membantu dalam pengambilan sebuah keputusan untuk menentukan atlet binaan KONI.. Atlet A yang memiliki nilai akhir tertinggi 70-100 100 akan masuk dalam binaan KONI Kabupaten Banyuasin. Sistem Pendukung Keputusan ini dibuat menggunakan metode pengembangan Prototype dan hasil pengujian Sistem Pendukung Keputusan ini berfungsi dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Eniyati, Sri. 2011. Perancangan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Untuk Penerimaan Beasiswa Dengan Metode SAW (Simple Additive Weighting). Weighting) Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK. Vol.16 No.2 : 171-176. 171 Fatta, Hanif. 2007. Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan BersaingPerusahaan dan Organisasi Modern. Modern. Yogyakarta : Andi Offset.
11
Hasan, Iqbal. 2008. Pokok-pokok Materi Statistik 1. Edisi 2. Jakarta : Bumi Aksara. Jogiyanto. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur, Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis. Yogyakarta : Andi Offset. Kristanto,Andri. 2010 . Kupas Tuntas PHP & MySQL. Klaten : Cable Book. Kusrini. 2007. Konsep Dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta : Andi. Kusumadewi, Sri. 2006. Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM). Yogyakarta : Graha Ilmu. Puspitosari, A., Heni. 2011. Pemrograman Web Database dengan PHP & MySQL Tingkat Lanjut. Yogyakarta : Skripta. Sutabri, Tata. 2012. Analisis Sistem Informasi. Yogyakarta : Andi Offset. Wedhasmara, Arie dan Jasmo, Ari., W. 2010. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Pembelian Kendaraan Bermotor Dengan Metode SAW. Jurnal Sistem Informasi. Vol.2 No.2 : 246-257.
12