SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGADAAN BAHAN BAKU DAN PRODUKSI PADA PENGGILINGAN PADI PARIKESIT MALANG MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Achmad Saiful Rizal, Mochamad Husni, Dwi Safiroh Utsalina Program Studi Sistem Informasi STMIK PPKIA Pradnya Paramitha Malang Jl. LA Sucipto 249 A Malang e-mail :
[email protected]
ABSTRACT Parikesit is a company which their bussines are buy and sell rice. In terms of supplying and providing rice, the employee have to compute to gain finest quality of rice by involving criterion. Because the computation is still using manual method, so there is always a failure. And time which needed to do the computation manually, can’t be done in short time, so the time that should be used for other is only used to compute. The computation itself is a problem that involves many criterion. So, it needs a decision support system that able to support alternatives and criterions. One kind of decision support system method is analytical hierarchy process. This method is use to simplify and quicken the process of decision taking by breaking down the problems into hierarchy. Based on examination, it concluded that by using decision support system, the computation to supplying and providing rice could be easier and saves much time. information system, recording of selling, buying transaction can be done. With the existence of graphical report of source, purchasing, and sale, manager is able to watch the source, purchasing, and sale stability, also manager can use it as a decision taking helper. Key Word : Decision Support system, analitycal hierarchy process.
1.
PENDAHULUAN
tersita
hanya
Penggilingan Padi Parikesit Malang
perhitungan.
untuk
melakukan
proses
adalah suatu badan usaha yang unit kerjanya
Dalam proses perhitungan pengadaan
meliputi pembelian dan penjualan beras.
dan produksi beras yang dijadikan acuan yakni
Dalam proses pengadaan dan produksi beras
kualitas, distributor, ketersediaan, stabilitas
petugas melakukan suatu perhitungan manual
harga, serta kepuasan pelanggan.
untuk mendapatkan kualitas beras terunggul
Proses
dengan memperhitungkan kriteria yang telah
pengadaan dan produksi beras merupakan
ditentukan.
permasalahan
Karena
masih
menggunakan
perhitungan
yang
untuk
melakukan
melibatkan
banyak
penghitungan manual maka sering terjadi
komponen atau kriteria yang dinilai, sehingga
kesalahan misalnya salah dalam mengkalkulasi
dalam penyelesaiannya diperlukan sebuah
hasil akhir serta waktu yang dibutuhkan untuk
sistem pendukung keputusan yang mendukung
melakukan perhitungan secara manual tidak
perhitungan kriteria dan alternatif.
sedikit, sehingga alokasi waktu yang mestinya bisa dimanfaatkan untuk keperluan yang lain
Salah satu metode sistem pendukung keputusan
adalah
Analytical
Hierarchy
Jurnal Teknologi Informasi Vol. 5 No. 1
64
Process (AHP). Metode AHP ini mampu untuk
dan produksi pada Penggilingan Padi parikesit
menyederhanakan dan mempercepat proses
Malang.
pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut ke dalam suatu struktur
Manfaat Penelitian
hirarki.
Berikut adalah manfaat dari penelitian
Selain masalah dalam perhitungan untuk pengadaan bahan baku dan produksi, masalah
ini : 1. Bagi Peneliti
lain yang dijadikan latar belakang penulisan ini
Sebagai media untuk mempraktekkan teori
adalah tidak adanya sistem informasi dalam
maupun skill yang didapat pada saat proses
pencatatan
pembelajaran
pembelian
maupun
penjualan
sehingga
peneliti
dapat
sehingga pemilik kesulitan dalam melihat nilai
menambah pengalaman dan pengetahuan
fluktuasi dari pembelian maupun penjualan,
secara praktis tentang masalah-masalah
untuk
mengatasi
dibuatlah
suatu
didalamnya keputusan
masalah tersebut
maka
yang dihadapi.
sistem
yang
2. Bagi Masyarakat
terdapat yang
bisa
informasi
sistem
pendukung
membantu
untuk
Dapat dijadikan pembanding atau literatur penelitian yang sejenis dimasa yang akan
memproses penjualan atau pembelian, dan
datang
yang paling penting adalah membantu dalam
perpustakaan untuk meningkatkan kualitas
proses pengambilan keputusan berdasarkan
pendidikan serta menambah khasanah ilmu
hasil
pengetahuan.
perhitungan
dengan
menggunakan
metode AHP.
serta
menambah
referensi
3. Bagi Perusahaan Manfaat dari penelitian ini ialah untuk mempermudah
Rumusan Masalah
unit
kegiatan
kerja
Berdasarkan latar belakang yang telah
Penggilingan Padi Parikesit Malang dengan
diuraikan, maka dapat dirumuskan masalah
memanfaatkan sistem pendukung keputusan
utama dari penelitian ini yakni bagaimana
yang
membuat
pengambilan
atau membangun suatu sistem
bisa
dijadikan
alternatif
keputusan.
dalam
Serta
untuk
pendukung keputusan pengadaan bahan baku
membantu proses pencatatan pembelian
dan produksi pada Penggilingan Padi Parikesit
penjualan beras pada perusahaan tersebut.
Malang menggunakan metode AHP ?
4. Pengguna Sistem Dengan mengimplementasikan sistem ini maka pelayanan akan lebih cepat, beras
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengimplementasikan
sistem
pendukung keputusan pengadaan bahan baku
yang dihasilkan menjadi lebih baik karena untuk penyeleksiannya telah dilakukan perhitungan, sehingga hasilnya akurat.
Jurnal Teknologi Informasi Vol. 5 No. 1
65
2.
menggunakan
TINJAUAN PUSTAKA
dalam
Turban
lunak
yang
disebut sistem manajemen basis data.
Sistem Pendukung Keputusan Little
perangkat
(2005:137)
2.
Manajemen Model. Yaitu paket perangkat
mendefinisikan Sistem Pendukung Keputusan
lunak yang terdiri dari model finansial,
(SPK) sebagai sekumpulan prosedur berbasis
statistikal, ilmu manajemen, atau model
model untuk data pemrosesan dan penilaian
kuantitatif
guna membantu para manajer mengambil
kemampuan sistem analisis.
keputusan. Bonczek
3. dalam
Turban
(2005:137)
mendefinisikan SPK sebagai sistem berbasis
lain
yang
menyediakan
Subsistem dialog. Yaitu subsistem yang menghubungkan
pengguna
dengan
perintah-perintah dalam SPK
komputer yang terdiri dari tiga komponen yang
Sistem manajemen basis data melakukan
saling berinteraksi: sistem bahasa (mekanisme
tiga fungsi dasar. Fungsi yang pertama adalah
untuk
antara
sebagai penyimpanan data dalam basis data.
pengguna dan komponen SPK lain), sistem
Fungsi yang kedua adalah menerima data dari
pengetahuan (repositori pengetahuan domain
basis data. Fungsi yang ketiga adalah sebagai
masalah yang ada pada SPK entah sebagai data
pengendali basis data. Sistem manajemen basis
atau
pemrosesan
data harus bersifat interaktif dan luwes dalam
masalah (hubungan antara dua komponen
artian mudah dilakukan perubahan terhadap
lainnya, terdiri dari satu atau lebih kapabilitas
ukuran, isi, dan struktur elemen-elemen data.
manipulasi masalah umum yang diperlukan
Sistem manajemen basis model merupakan
untuk pengambilan keputusan).
sistem perangkat lunak yang mempunyai
memberikan
prosedur),
dan
komunikasi
sistem
Berdasarkan definisi sebelumnya maka
empat fungsi pokok yaitu sebagai perancang
dapat disimpulkan pengertian dari sistem
model, sebagai perancang format keluaran
pendukung keputusan adalah sistem berbasis
model
komputer yang terdiri dari sistem bahasa,
memperbaharui dan merubah model, dan untuk
sistem pengetahuan dan sistem pemrosesan
memanipulasi data. Pada intinya, sistem
masalah yang fungsinya untuk membantu para
manajemen basis model memberikan fasilitas
manajer mengambil keputusan.
pengelolaan model untuk mengkomputasikan
(laporan-laporan),
untuk
pengambilan keputusan dan meliputi semua Konsep Dan Rancang Bangun Sistem
aktivitas yang tergabung dalam permodelan
Pendukung Keputusan
SPK.
Secara umum, SPK terdiri dari tiga
Sistem manajemen dialog merupakan
komponen, yaitu :
subsistem
untuk
1.
Manajemen Data. Termasuk didalamnya
pengguna. Tugas utama sistem manajemen
adalah database yang berisi data yang
dialog
berhubungan dengan sistem yang diolah
memberikan
adalah
berkomunikasi
menerima
keluaran
dengan
masukan
yang
dan
dikehendaki
Jurnal Teknologi Informasi Vol. 5 No. 1
66
pengguna.
Sedangkan
sistem
pengolah
Secara grafis, persoalan keputusan AHP
problematik adalah subsistem yang bertugas
dapat
dikonstruksikan
sebagai
diagram
sebagai koordinator dan pengendali dari
bertingkat, yang dimulai dengan goal/sasaran,
operasi sistem secara keseluruhan. Sistem ini
lalu kriteria level pertama, subkriteria dan
menerima input dari ketiga subsistem lainnya
akhirnya alternatif.
dalam bentuk baku, serta menyerahkan output
AHP memungkinkan pengguna untuk
ke subsistem yang dikehendaki dalam bentuk
memberikan nilai bobot relatif dari suatu
baku pula. Sistem ini berfungsi sebagai
kriteria majemuk (atau alternatif majemuk
penyangga untuk menjamin masih adanya
terhadap suatu kriteria) secara intuitif, yaitu
keterkaitan antara subsistem.
dengan melakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparisons). Dr. Thomas L. Saaty, pembuat AHP, kemudian menentukan cara
Analytical Hierarchy Process (AHP) Analytical Hierarchy Process (AHP)
yang konsisten untuk mengubah perbandingan
dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saati dari
berpasangan/pairwise,
menjadi
suatu
Wharton School of Bussiness pda tahun 1970-
himpunan bilangan yang merepresentasikan
an untuk mengorganisasikan informasi dalam
prioritas
memilih alternatif yang paling di sukai.
alternatif.
relatif dari setiap kriteria dan
Dengan menggunakan AHP, suatu persoalan yang akan dipecahkan dalam suatu kerangka berpikir
yang
terganisir,
Keunggulan AHP
sehingga
AHP
memiliki
menjelaskan
banyak
memungkinkan untuk mengambil keputusan
dalam
yang efektif atas persoalan tersebut. Persoalan
keputusan, karena dapat digambarkan secara
yang kompleks dapat disederhanakan dan
grafis, sehingga mudah dipahami oleh semua
dipercepat proses pengambilan keputusannya.
pihak
Prinsip kerja AHP adalah penyederhanan suatu
keputusan. Dengan AHP, proses keputusan
persoalan kompleks yang tidak terstruktur
kompleks dapat diuraikan menjadi keputusan-
menjadi suatu bagian serta menata dalam suatu
keputusan kecil yang dapat ditangani dengan
hierarki. Kemudian tingkat kepentingan setiap
mudah.
yang
terlibat
proses
keunggulan
dalam
pengambilan
pengambilan
variabel diberi nilai numerik secara subyektif secara relatif dibandingkan dengan variabel
Prinsip Kerja AHP
yang lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut
Ide dasar prinsip kerja AHP adalah
kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan
sebagai berikut :
variabel yang memiliki prioritas tinggi dan
1.
Penyusunan Hierarki
berperan untuk mempengaruhi hasil sistem
Persoalan
yang
akan
diselesaikan,
tersebut.
diuraikan menjadi unsur-unsurnya, yaitu
Jurnal Teknologi Informasi Vol. 5 No. 1
67
2.
kriteria dan alternatif, kemudian disusun
Oriented
menjadi struktur hierarki.
aplikasinya. UML adalah metodologi untuk
Penilaian Kriteria dan Alternatif
mengembangkan sistem OOP dan sekelompok
Kriteria dan alternatif dinilai melalui
tool nutk mendukung pengembangan sistem
perbandingan
Menurut
tersebut. UML mulai diperkenalkan oleh
Saaty dalam Marimin (2004:79), untuk
object management group, sebuah organisasi
berbagai persoalan, skala 1 sampai 9
yang telah mengambangkan model, teknologi,
adalah
berpasangan.
skala
Programming
(OOP)
serta
terbaik
dalam
dan standar OOP sejak tahun 1980-an.
pendapat.
Nilai
Sekarang UML sudah mulai banyak digunakan
perbandingan A dengan B adalah 1 (satu)
oleh para praktisi OOP. UML merupakan dasar
dibagi dengan nilai perbandingan B
bagi tool desain berorientasi obyek dari IBM.
mengekspresikan
dengan A 3.
Penentuan Prioritas
Use Case Diagram
Untuk setiap kriteria dan alterlatif, perlu dilakukan
perbandingan
(pairwise
comparisons).
Fowler (2004:99) menjelaskan use case
berpasangan
adalah tehnik untuk menangkap kebutuhan
Nilai-nilai
fungsional dari sebuah sistem. Use case
perbandingan relatif kemudian diolah
digunakan dengan cara menjelaskan hubungan
untuk menentukan peringkat relatif dari
khusus antara pengguna sistem dan sistem itu
seluruh alternatif.
sendiri, dan menyediakan deskripsi bagaimana
Baik kriteria kualitatis, maupun kriterian
sistem itu digunakan.
kuantitatif, dapat dibandingkan sesuai
Sedangkan menurut Satzinger dalam
dengan judgement yang telah ditentukan
Triandini (2012:17) menyatakan bahwa use
untuk menghasilkan bobot atau prioritas
case ialah sebuah kegiatan yang dilakukan
dihiutng dengan manipulasi matriks atau
oleh sistem, biasanya dalam menanggapi
melalui
permintaan dari pengguna sistem.
penyelesaian
persamaan
matematik. 4.
Konsistensi Logis
Aktor
Semua elemen dikelompokkan secara
Dalam pemodelan sistem dengan UML,
logis dan diperingkatkan secara konsisten
aktor adalah seseorang atau sesuatu yang
sesuai dengan suatu kriteria yang logis.
berinteraksi dengan dengan sisten yang sedang berjalan.
berada
di
luar
lingkup
sistem/perangkat lunak dan bersifat eksternal.
Pengertian UML Kroenke
Aktor
(2005:60)
mendefinisikan
Secara prinsip aktor dapat dibagi menjadi 3
Unified Modelling Language (UML) sebagai
yakni: pengguna sistem, sistem lain yang
himpunan struktur dan teknik untuk pemodelan
berinteraksi dengan sistem yang lain serta
dan desain program berorientasi obyek Object
waktu.
Jurnal Teknologi Informasi Vol. 5 No. 1
68
Use Case
Sequence Diagram
Use case adalah peringkat tertinggi dari
Sequence diagram adalah interaction
fungsionalitas yang dimiliki sistem. Dengan
diagram yang memperlihatkan event-event
kata lain, use case menggambarkan bagaimana
yang berurutan sepanjang berjalannya waktu.
seseorang akan menggunakan/memanfaatkan
Masing-masing
sistem.
beberapa
aliran alternatif.
sequence
diagram
case
akan
akan
memiliki
Masing-masing menggambarkan
aliran-aliran pada suatu use case.
Activity Diagram Activity
use
diagram
digunakan
untuk
Setiap obyek memiliki lifeline, yang
dari sistem.
digambarkan sebagai garis vertikal di bawah
Activity diagram secara esensial mirip diagram
nama suatu obyek. Lifeline dimulai saat suatu
alir (flowchart), memperlihatkan aliran kendali
obyek terbentuk dan berakhir saat obyek yang
dari suatu aktifitas ke aktifitas lainnya.
bersangkutan
Dalam pemodelan dinamis suatu sistem, terjadi
digambarkan diantara lifeline yang dimiliki
langkah-langkah berurutan serta konkuren
dua obyek untuk memperlihatkan bagaimana
dalam proses komputasi. Dengan activity
obyek-obyek
diagram, kita juga memodelkan aliaran-aliran
Masing-masing pesan menggambarkan suatu
dari obyek dalam pergerakannya dari suatu
obyek yang membuat pemanggilan fungsi dari
state ke state lainnya dalam suatu aliran
obyek yang lainnya. Pesan-pesan dapat juga
kendali.
bersifat refleksif yakni suatu obyek memanggil
memodelkan aspek dinamis
dihancurkan.
itu
saling
Pesan-pesan
berkomunikasi.
operasi yang dimilikinya sendiri. Class Diagram Class Diagram adalah diagram yang digunakan untuk menampilkan beberapa kelas
SQL Server 2008 SQL
Server
2008
adalah
sebuah
serta paket-paket yang ada dalam sistem. Class
RDBMS (Relational Database Management
diagram memberikan gambaran statis tentang
System) yang di-develop oleh Microsoft, yang
sistem dan relasi-relasi yang ada didalamnya.
digunakan untuk menyimpan dan mengolah
Class diagram akan membantu untuk melihat
data. Pada Sql Server 2008, kita bisa
dan
sistem
melakukan pengambilan dan modifikasi data
sebelum kode pemrograman dituliskan. Hal ini
yang ada dengan cepat dan efisien. Pada sql
akan membantu untuk memastikan bahwa
server 2008, kita bisa membuat object-object
sistem dianalisis dan dirancang dengan baik
yang sering digunakan pada aplikasi bisnis,
sedari awal.
seperti membuat database, table, function,
merencanakan
struktur
dari
store procedure, trigger dan view. Selain object, kita juga menjalankan perintah SQL Jurnal Teknologi Informasi Vol. 5 No. 1
69
(Structure Query Language) untuk mengambil
dengan membuat suatu hirarki sehingga dapat
data.
terlihat Tujuan, Kriteria dan Alternatif yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Gambar 1 merupakan hirarki yang dimaksud.
Permasalahan Penggilingan badan
usaha
pembelian
Padi
yang
dan
Parikesit
kegiatannya
penjualan
adalah meliputi
beras.
Ketika
melakukan proses pengadaan maka petugas melakukan
suatu
perhitungan
untuk
menentukan jenis beras yang paling tinggi nilainya. Hal yang dijadikan kriteria untuk melakukan
perhitungan
tersebut
Gambar 1. Hirarki Perhitungan SPK
adalah
kualitas (KA), distributor (DS), Ketersediaan
Pembobotan Kriteria
(KT), stabilitas harga (SH), serta Kepuasan Pelanggan (KP). Tidak
berikut: (1) Kualitas 2 kali lebih penting dari
hanya
masalah
perhitungan
namun juga belum adanya sistem informasi dalam
Apabila diberlakukan asumsi sebagai
pencatatan
pembelian
maupun
penjualan sehingga pemilik kesulitan dalam melihat fluktuasi dari barang, pembelian maupun penjualan.
Distributor,
3
keputusan
sistem
terdapat yang
dari
Stabilitas Harga dan Kepuasan Pelanggan. (2) Distributor
lebih
penting
3
kali
dari
Ketersediaan dan 2 kali lebih penting dari pada
dapat
2
kali
lebih
penting
dari
Stabilitas Harga dan Kepuasan Pelanggan. (4)
Untuk mengatasi masalah tersebut maka
didalamnya
penting
Ketersediaan serta lebih penting 4 kali dari
Ketersediaan
suatu
lebih
Stabilitas Harga dan Kepuasan Pelanggan. (3)
Pemecahan Masalah
dibuatlah
kali
informasi
sistem
yang
pendukung
membantu
untuk
Stabilitas Harga lebih penting 2 kali dari pada Kepuasan
Pelanggan.
Maka
pairwise
comparison atau perbandingan berpasangan dari asumsi tersebut ditunjukkan pada Tabel 1.
memproses penjualan dan pembelian serta dapat melakukan perhitungan seleksi beras yang
berguna
untuk
membantu
Tabel 1. Tabel Matrik Kriteria
proses Kriteria
KA
DS
KT
SH
KP
KA
1
2
3
4
4
KA
0.5
1
3
2
2
pengambilan keputusan.
Cara Kerja Sistem
KT
0.3333
0.3333
1
2
2
proses
SK
0.25
0.5
0.5
1
2
perhitungan dengan menggunakan metode
KP
0.25
0.5
0.5
0.5
1
Tahap
pertama
dalam
Analitycal Hierarchy Process (AHP) adalah Jurnal Teknologi Informasi Vol. 5 No. 1
70
Lalu jumlah dan normalisasinya adalah sebagai
Penentuan Nilai Eigen Penentuan nilai eigen dapat dilakukan
berikut:
dengan cara berikut : (1) Kuadratkan matriks
Jumlah
Normalisasi
hasil dari perbandingan berpasangan. (2)
76
0.4097
Hitung jumlah nilai dari setiap baris, kemudian
46.5
0.2507
27.1666
0.1464
20.3333
0.1096
15.4583
0.0833
185.4583
1
lakukan normalisasi matriks. Pengkuadratan matrik
Tabel 2. Matrik Awal Normalisasi
dilakukan
dengan
cara
Kriteria
KA
DS
KT
SH
KP
KA
1
2
3
4
4
membagi total nilai perbaris dengan total dari penjumlahan perbaris, misalnya 76 / 185.4583
DS
0.5
1
3
2
2
KT
0.3333
0.3333
1
2
2
SH
0.25
0.5
0.5
1
2
KP
0.25
0.5
0.5
0.5
1
= 0.4097. Sedangkan nilai 1 didapatkan dari hasil
penjumlahan
mendapatkan Dan menghasilkan Tabel 3.
hasil
normalisasi.
Untuk
yang
presisi
lebih
perhitungan perbandingan berpasangan bisa dilakukan lagi dengan mengkuadratkan nilai
Tabel 3. Hasil Kuadrat Matrik Awal
hasil
KA
5
9
16
20
26
penjumlahan normalisasi adalah 1 atau kurang,
DS
3
5
9.5
13
16
hal tersebut dijadikan acuan untuk perhitungan
KT
1.8333
3.3333
5
7
10
selanjutnya. Namun jika ingin dilakukan lagi
SH
1.4166
2.6666
4.25
5
7
perhitungan perbandingan, maka hasil akhir
KP
1.0416
1.9166
3.5
4
5
selisihnya tidak akan terlalu besar apalagi
kuadrat
matrik
awal,
jika
hasil
dalam skala 4 angka dibelakang 0. Namun jika Lalu dilakukan perhitungan jumlah pada tiap
perhitungan
baris dan kemudian dinormalisasikan.
perbandingan
berpasangan
dilakukan lagi, maka yang dipakai dalam perhitungan selanjutnya adalah perhitungan
Tabel 4. Penjumlahan dan Normalisasi
perbandingan berpasangan yang kedua.
Kriteria
Setelah
KA
5
+
9
+
16
+
20
+
26
DS
3
+
5
+
9.5
+
13
+
16
KT
1.8333
+
3.3333
+
5
+
7
+
10
SH
1.4166
+
2.6666
+
4.25
+
5
+
7
KP
1.0416
+
1.9166
+
3.5
+
4
+
5
normalisasi,
dilakukan maka
selanjutnya
perhitungan dilakukan
perhitungan λ maksimal, lalu perhitungan rata=
rata λ maksimal, kemudian perhitungan CI, dan CR. Perhitungan tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah perhitungan perbandingan
Total
dan normalisasi layak untuk dipertahankan. Jurnal Teknologi Informasi Vol. 5 No. 1
71
Berikut ini adalah perhitungan λ maksimalnya, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5. dimana n=jumlah alternatif atau kriteria. Maka
Tabel 5 Perhitungan λ Maks Kriteria
perhitungan CI adalah sebagai berikut (5,1926Hasil Normali sasi
Nilai Matrik Asal
0.4097
1
2
3
4
0.2507
0.5
1
3
0.1464
0.3333
0.3333
0.1096
0.25
0.0833
0.25
Hasil
λ Maks
4
2.1227
5.1798
2
2
1.2811
5.1093
1
2
2
0.7526
5.1380
0.5
0.5
1
2
0.5774
5.2664
0.5
0.5
0.5
1
0.4392
5.2695
5) / (5-1) = 0,0481. Untuk perhitungan CR digunakan rumus CI / RI dimana RI nilainya adalah sebagai berikut:
Tabel 6. Nilai Indeks Random Ukuran Matriks
Nilai RI
1,2
0,00
3
0,58
4
0,90
mengalikan nilai pada kolom hasil normalisasi
5
1,12
dengan masing-masing nilai dari nilai matrik
6
1,24
7
1,32
8
1,41
langkahnya adalah sebagai berikut (0,4097*1)
9
1,45
+ (0,2507*2) + (0,1464*3) + (0,1096*4) +
10
1,49
11
1,51
12
1,48
13
1,56
14
1,57
15
1,59
Rata-rata λ Maks
5.1926
Asal dari perhitungan hasil adalah
asal, misalnya untuk memperoleh hasil 2,1227
(0,0833*4) = 2,1227 Begitu seterusnya untuk mendapatkan hasil yang lain. Sedangkan untuk memperoleh nilai λ maksimal adalah dengan membagi hasil dari perhitungan normalisasi dengan nilai
Maka CR = 0,0481/1,12 = 0,0429. Jika nilai
matrik
normalisasi,
CR kurang dari 0,10 maka perhitungan harus
misalkan untuk mendapatkan nilai 5.1798
diulang lagi hingga mendapatkan hasil yang
adalah pembagian antara 2,1227/0,4097 =
sesuai.
awal
dengan
hasil
5,1798.
Berdasarkan
hasil
perhitungan
Untuk mendapatkan rata-rata dari λ
sebelumnya maka didapat nilai 0,4097; 0,2507;
maksimal adalah menjumlahkan semua hasil λ
0,1464; 0,1096; 0,0833; maka hasil pengurutan
maksimal lalu dibagi dengan jumlah datanya
sesuai hasil yang paling tinggi adalah:
(5).
1. Kualitas Selanjutnya
adalah
melakukan
2. Distributor
perhitungan CI, rumus awalnya adalah sebagai
3. Ketersediaan
berikut :
4. Stabilitas Harga 5. Kepuasan Pelanggan
Jurnal Teknologi Informasi Vol. 5 No. 1
72
3.
METODE PENELITIAN
Sequence Diagram
Arsitektur Aplikasi
Sequence Diagram dari sistem adalah sebagai
Arsitektur aplikasi adalah gambaran atau
berikut:
perancangan
1)
sistem
yang
akan
diimplementasikan
Sequence Diagram kelola kriteria ini
nantinya.
Penggambarannya
terdiri
dari
Sequence Diagram Kelola Kriteria
diagram-
merupakan aktivitas dari aktor admin
diagram, yaitu: Use Case, activity, sequence untuk mengelola perhitungan kriteria.
dan class.
Skenario yang dilakukan aktor dapat Use Case Diagram
dilihat pada Gambar 4.
Use case diagram ditunjukkan pada Gambar 2. kelola kriteria
<<extend>> kelola spk
<<extend>>
tbl_kriteria
kelola alternatif <<extend>> <<extend>>
kelola master data
data barang
admin
Object1 : admin
kelola laporan spk
<<extend>>
frm_kriteria
<<extend>> data petugas gudang
kelola transaksi pembelian
<<extend>> kelola transaksi
petugas gudang
1 : load()
data distributor
login
2 : input()
<<extend>> kelola transaksi penjualan
kelola laporan pembelian
<<extend>> kelola laporan transaksi
3 : simpan()
<<extend>> kelola laporan penjualan
Gambar 2. Use Case Diagram
Global Activity Diagram Global activity diagram ditunjukkan pada Gambar 4. Sequence Diagram Kelola Kriteria
Gambar 3. Admin
Petugas Gudang
2)
kelola spk kelola transaksi
kelola kriteria
Sequence Diagram Kelola Alternatif Sequence Diagram kelola kriteria ini
kelola alternatif kelola pembelian
kelola penjualan
merupakan aktivitas dari aktor admin
hasil transaksi berhasil kelola hasil
untuk mengelola perhitungan kriteria.
kelola laporan
Skenario yang dilakukan aktor dapat kelola laporan transaksi
kelola master data
dilihat pada Gambar 5. laporan pembelian
kelola data barang
laporan penjualan
kelola data petugas gudang
kelola data distributor laporan transaksi
Gambar 3. Global Activity Diagram Jurnal Teknologi Informasi Vol. 5 No. 1
73
tbl_alternatif frm_alternatif
Object1 : admin 1 : load()
2 : input()
3 : simpan()
Gambar 7. Form Kriteria
Pengujian dilakukan dengan memasukkan Gambar 5. Sequence Diagram Kelola
angka range antara 1-9 pada matrik kriteria
Alternatif
dan hasil akan disimpan untuk melakukan proses perhitungan kriteria dan alternatif.
Class Diagram
Untuk
Class diagram ditunjukkan pada Gambar 6.
Gambar 8.
class frm_kriteria +textbox_textchanged() +button_hitung_pw_kriteria_click() +button_hitung_eigen_kriteria_click() +button_simpan_eigen_kriteria_click() +button_konsistensi_logis_kriteria_click() +button_ok_kriteria_click() +frm_kriteria_shown() +button_hitung_jumlah_kuadrat_click()
module_kriteria +hitung_matrik() +hitung_jumlah_kuadrat() +hitung_normalisasi() +hitung_konsistensi_logis()
module_alternatif
class frm_alternatif
+hitung_matrik() +hitung_jumlah_kuadrat() +hitung_normalisasi() +hitung_konsistensi_logis()
+textbox_textchanged() +button_hitung_pw_alternatif_click() +button_hitung_eigen_alternatif_click() +button_ok_alternatif_click() +button_simpan_eigen_alternatif_click() +button_hitung_konsistensi_alternatif_click() +frm_alternatif_formclosed() +button_hitung_jumlah_kuadrat_alternatif_click()
class frm_cr_fail +button_keluar_cr_fail_click() +button_hitung_kuadrat_click() +button_masuk_kriteria_click()
class frm_master_inventory +bersih() +button_get_kode_inventory_click() +frm_master_inventory_load() +button_simpan_inventory_click() +button_ok_inventory_click() +datagridview_inventory_cellcontentclick() +button_hapus_inventory_click() +button_bantuan_inventory_click() +button_bersih_inventory_click() +frm_master_inventory_formclosed() +frm_master_inventory_shown()
class frm_master_distributor +bersih() +button_get_kode_distributor_click() +button_simpan_distributor_click() +datagridview_distributor_cellcontentclick() +frm_master_distributor_load() +button_hapus_distributor_click() +button_ok_distributor_click() +button_bantuan_distributor_click() +button_bersih_distributor_click() +frm_master_distributor_formclosed() +frm_master_distributor_shown()
alternatif
ditunjukkan
pada
module_cr_kuadrat
class frm_hasil_spk +button_load_nilai_kriteria_click() +button_load_nilai_alternatif_click() +button_ok_hasil_spk_click() +button_hitung_hasil_spk_click() +frm_hasil_spk_load() +button_simpan_hasil_spk_click() +frm_hasil_spk_formclosed() +button_hapus_data_hasil_spk_click()
form
+insert_kuadrat_kriteria() +hitung_kuadrat_kriteria() +hitung_kuadrat_alternatif() +insert_kuadrat_alternatif()
class frm_cost_ratio +button_load_hasil_perhitungan_spk_click() +button_ok_click() +label_tambah_cost_click() +button_normalisasi_cost_ratio_click() +button_hitung_cost_ratio_click() +button_simpan_cost_ratio_click() +button_hapus_cost_ratio_click()
module_generate_kode +function_kode()
class frm_master_petugas +bersih() +button_get_kode_petugas_click() +datagridview_petugas_cellcontentclick() +frm_master_petugas_load() +button_simpan_petugas_click() +button_hapus_petugas_click() +button_ok_petugas_click() +button_bantuan_petugas_click() +button_bersih_petugas_click() +frm_master_petugas_formclosed() +frm_master_petugas_shown()
module_connection +koneksidatabase()
Gambar 8. Form Alternatif
module_CRUD +function_crud() +function_tampil_data()
class frm_transaksi_pembelian +bersih() +button_generate_kode_pembelian_click() +button_tambah_pembelian_click() +button_simpan_pembelian_click() +button_hapus_pembelian_click() +button_ok_pembelian_click() +button_cari_petugas_pembelian_click() +button_cari_distributor_pembelian_click() +button_cari_barang_pembelian_click() +button_bersih_pembelian_click() +button_bantuan_pembelian_click() +frm_transaksi_pembelian_load() +frm_transaksi_pembelian_formclosed() +frm_transaksi_pembelian_shown()
class frm_transaksi_penjualan +bersih() +show_detail() +button_generate_kode_transaksi_jual_click() +button_tambah_penjualan_click() +button_simpan_penjualan_click() +button_ok_penjualan_click() +button_cari_petugas_penjualan_click() +button_cari_barang_penjualan_click() +button_batal_penjualan_click() +button_bantuan_penjualan_click() +frm_transaksi_penjualan_load() +textbox_textchanged() +button_bersih_penjualan_click() +frm_transaksi_penjualan_formclosed() +frm_transaksi_penjualan_shown()
Kemudian setelah didapatkan hasil dari form alternatif maka proses selanjutnya adalah menghitung hasil dengan form hasil. Form hasil ditunjukkan pada Gambar 9.
Gambar 6. Class Diagram
4.
PENGUJIAN DAN HASIL
Form Kriteria Form kriteria ditunjukkan pada Gambar 7.
Jurnal Teknologi Informasi Vol. 5 No. 1
74
5.
KESIMPULAN Berdasarkan
perhitungan
pengolahan
serta
analisis
data,
yang
telah
dilakukan, maka beras yang mendapatkan nilai tertinggi adalah beras IR 64 dan dijadikan prioritas oleh manajemen untuk diadakan Gambar 9. Form Hasil
proses produksinya. Dengan demikian dapat disimpulkan dengan menggunakan sistem
Setelah didapatkan hasil dari form hasil maka dilakukan perhitungan akhir dengan form cost ratio. Form cost ratio ditunjukkan pada
penunjang keputusan maka proses perhitungan untuk pengadaan bahan baku dan produksi beras dengan kriteria dan alternatif yang telah ditentukan sebelumnya akan lebih mudah dan
Gambar 10.
menghemat banyak waktu. Serta dengan dibuatnya sistem informasi maka pencatatan transaksi baik penjualan maupun pembelian serta barang bisa dilakukan dengan mudah. Disertai
dengan
adanya
laporan
grafik,
sehingga manager mampu mengetahui nilai fluktuatif dari barang, pembelian maupun Gambar 10. Form Cost Ratio
penjualan. Sehingga hal ini bisa dijadikan sebagai
Setelah melakukan perhitungan cost ratio
pembantu
untuk
pengambilan
keputusan.
maka proses perhitungan spk telah dianggap selesai.
Hasil
tersebut
akan dimasukkan
Saran
kedalam sebuah grafik laporan. Laporan perhitungan spk ditunjukkan pada Gambar 11.
Penelitian tentang sistem pendukung keputusan ini memerlukan saran-saran antara lain: 1.
Peneliti Penelitian ini masih terdapat kekurangan yakni ketika ada perubahan maupun penambahan alternatif
Gambar 11. Laporan Hasil Perhitungan
baik
maka
kriteria
maupun
sistem belum
dapat
menangani. 2.
Peneliti Selanjutnya Mengembangkan
dari
penelitian
sebelumnya yakni membuat sistem ini Jurnal Teknologi Informasi Vol. 5 No. 1
75
menjadi sistem cerdas, yaitu sistem yang
3.
Nugtoho, Adi. 2005. Rational Rose untuk
mampu untuk mengakomodasi alternatif
Pemodelan
Berorientasi
serta kriteria sehingga di masa yang akan
Bandung: Informatika.
Objek.
datang jika terjadi penambahan alternatif
Siswoutomo, Wiwit. 2006. Kiat Jitu Kerja
maupun kriteria maka akan bisa dilakukan
Praktek Membangun Software dan Web.
perhitungan dengan mudah.
Jakarta: Elex Media Komputindo.
Perusahaan
Solution, Cybertron,
Smithdev Community.
Perusahaan mampu untuk melakukan
2010. Membangun Aplikasi Database
implementasi
Dengan Visual Basic 2008 Dan Sql
sistem
keputusan, dengan
pendukung
adanya sistem ini
maka akan mempermudah pencatatan
Server
2008.
Jakarta: Elex
Media
Komputindo.
baik penjualan maupun pembelian serta
Turban, Efraim, Jay E.Aronson, Ting Peng
adanya laporan berupa grafik yang dapat
Liang. 2005. Decision Support Systems
digunakan
and Intelligent Systems - 7th Edition.
sebagai
acuan
dalam
pengambilan keputusan. Serta operator
New Jersey: Pearson Education
harus mengerti tentang dasar metode AHP sehingga mampu untuk menggunakan sistem dengan maksimal.
6.
DAFTAR PUSTAKA
Evi, Triandini, I.G. Suardika. 2012. Step By Step
Desain
Proyek.Menggunakan
UML. Yogyakarta: Andy. Fowler, Martin.2004. UML Distilled: A Brief Guide To Standart Object Modelling Language, 3rd Edition. Boston: Pearson Education. Kroenke, David M. 2005. Dasar-Dasar, Desain, dan Implementasi Database Processing Jilid 1 Edisi 9. Jakarta: Erlangga. Marimin.
2004.
Pengambilan
Teknik
dan
Keputusan
Aplikasi Kriteria
Majemuk. Jakarta: Grasindo.
Jurnal Teknologi Informasi Vol. 5 No. 1
76