1
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MEMILIH CALON ANGGOTA LEGISLATIF DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA MEDAN PADA PARTAI PDI PERJUANGAN Rian Fahmi1, Ummul Khair2, Andi Marwan3 Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan Jl. H.M Jhoni No 70 Medan, Indonesia
[email protected]
ABSTRAK Paradigma dalam mengambil keputusan sudah berubah. Banyak pemimpin di banyak organisasi mulai menggunakan sistem pendukung keputusan untuk mengoptimalkan pengambilan keputusan mereka. Dalam skripsi ini, penulis mencoba untuk menjelaskan metode SAW (simple additive weigthing) yang digunakan dalam pengembangan model sistem pendukung keputusan dalam kasus memilih calon legislative kota Medan pada Partai PDI Perjuangan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur penilaian dan pemilihan calon legislatif Kota Medan pada Partai PDI Perjuangan serta untuk menghasilkan sistem pendukung keputusan pemilihan calon legilstatif terbaik. berdasarkan kriteria โ kriteria yang telah ditentukan Partai tersebut yaitu jenjang pendidikan, usia, lama keanggotaan, jabatan di partai, hasil tes kesehatan, tes psikotes, tes wawancara.Aplikasi akan dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic.Net dan SQL Server.disisi yang lain, pengembangan sistem pendukung keputusan digunakan untuk metodologi pengembangan sistem terstuktur. Kata Kunci: SPK, SAW, calon legislatif Kota Medan
ABSTRACT Paradigm in making decisions has changed. Many leaders in many organizations are beginning to use decisionsupport systems to optimize their decision making. In this thesis, the author tries to explain the method of SAW (simple additive weigthing) used in the development of a decision support system model in the case of selecting candidates for legislative Medan on PDI-P Party.This study aims to determine assessment procedures and the selection of candidates Medan on PDI-P Party and to generate decision support system legilstatif selecting the best candidate. based criteria - criteria that have been determined the party that level of education, age, length of membership, position in the party, the results of medical tests, test psychological test, interview.The application will be built using the programming language Visual Basic.Net and SQL Server.disisi others, the development of decision support systems used for structured system development methodologies.. Key word: SPK, SAW, Medan the city field candidates. 1. Pendahuluan Saat ini banyak Partai Politik memanfaatkan teknologi informasi untuk menunjang proses operasional, dana, dan administrasinya. terutama Partai Politik berskala besar yang memiliki tingkat kompleksitas tinggi dalam semua proses operasional. Salah satu permasalahan yang terjadi saat ini belum adanya sistem pendukung keputusan untuk pemilihan calon anggota Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan untuk mencapai efektifitas dan efesiensi dalam kegiatan tersebut. Jika proses pengambilan keputusan tersebut dibantu oleh sebuah sistem pendukung keputusan yang terkomputerisasi, subjektivitas dalam pengambilan keputusan, diharapkan bisa dikurangi dan diganti dengan pelaksanaan seluruh kriteria bagi seluruh calon anggota Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan. Dengan demikian, calon
anggota Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan dengan kemampuan dan pertimbangan terbaiklah yang diharapkan dapat terpilih sebagai calon anggota Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan. Metode yang digunakan untuk seleksi calon anggota Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan adalah metode SAW (simple additive Weighting). Metode SAW (simple additive Weighting) merupakan metode penjumlahan terbobot, dengan cara menentukan nilai bobot untuk setiap variabel yang kemudian dilanjutkan dengan proses perangkingan yang akan menyeleksi alternatif terbaik, Alternatif yaitu kriteria yang ditentukan dengan metode perangkingan diharapkan lebih tepat dan akurat karena sudah di dasarkan pada kriteria dan variabel yang sudah di tetapkan sehingga dapat menentukan siapa yang lebih berhak menjadi calon
2
anggota Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan dari partai tersebut. Aplikasi ini diharapkan dapat membantu partai politik dalam mengukur kinerja partai politik, sehingga partai politik dapat berkembang dengan pesat sesuai visi dan misi partai politik tersebut. 3. 2. Metode Penelitian 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Adalah keadaan akhir dari suatu proses yang lebih dinamis yang diberi label pengambilan keputusan. Keputusan dipandang sebagai proses karena terdiri atas satu seri aktivitas yang berhubungan dan tidak hanya dianggap sebagai tindakan bijaksana. Dengan kata lain, keputusan merupakan kesimpulan yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan, yang terjadi setelah kemungkinan dipilih, sementara yang lain dikesampingkan. Keputusan adalah kegiatan memilih suatu strategi atau tindakan dalam masalah tersebut. Tindakan memilih strategi atau aksi yang diyakini bagian kesekretariatan akan memberikan solusi terbaik atas hal itu disebut pengambilan keputusan. Tujuan dari pengambilan keputusan adalah untuk mecapai target atau aksi tertentu yang harus di lakukan. Kriteria atau ciri-ciri keputusan [1] : 1. 2. 3.
4. 5. 6. A.
Banyak pilihan atau alternatif Ada kendala atau syarat Mengikuti suatu model atau tingkah laku, baik yang terstruktur maupun tidak terstruktur Banyak input atau variabel Ada faktor resiko Dibutuhkan kecepatan, ketepatan dan keakuratan.
Proses Pengambilan Keputusan Dalam proses pengambilan keputusan terdapat model proses pengambilan keputusan yang terdiri dari empa fase, yaitu [4] : 1. Penelusuran (Intellegence) Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendektesian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah. 2. Perancangan (design) Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan dan menganalisis alternatif yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi proses untuk mengerti masalah,menurunkan solusi dan menguji kelayakan solusi. Beberapa hal yang dilakukan dalam pembentukan model tahap perancangan ini diantaranya : a) Strukturisasi model b) Pemilihan kriteria untuk evaluasi, termasuk penetapan tingkat aspirasi untuk menetapkan suatu tujuan yang layak.
4.
c) Pengembangan alternatif. d) Memperkirakan hasil, dikaitkan dengan ketersediaan informasi yang mempengaruhi ketidakpastian atau kepastian dari suatu hasil solusi. e) Pengukuran hasil penetapan skenario. Pemilihan (choise) Dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang mungkin dijalankan . hasil pemilihan tersebut kemudian diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan. Implementasi (Implementasi) Tahap ini dilakukan penerapan terhadap rancangan sistem yang telah dibuat pada tahap perancangan serta pelaksanaan alternatif tindakan yang telah dipilah pada tahap pemilihan.
Gambar 1 Proses Pengambilan Keputusan, Sumber (Irfan, 2010 :21) [2] B.
Komponen - komponen Sistem Pendukung Keputusan. Sistem Pendukung Keputusan terdiri dari tiga komponen utama atau subsistem, yaitu [2]: 1. Subsistem Manajeman Basis data (database). Subsistem data merupakan komponen sistem pendukung keputusan penyedia data bagi sistem. Data tersebut disimpan dalam suatu basis data (database) yang diorganisasikan oleh suatu sistem yang disebut sistem manajemen basis data (database management sistem/DBMS) 2. Subsistem manajemen Basis Model (model base) Keunikan dari Sistem Pendukung Keputusan adalah kemampuannya dalam mengintegrasikan data dengan model-model keputusan. Model tersebut diorganisasikan oleh pengelola model yaitu basis model (model base). Model adalah suatu peniruan dari alam nyata. Kendala yang sering kali dihadapi dalam merancang suatu model adalah bahwa model yang disusun ternyata tidak mampu mencerminkan seluruh variabel alam nyata, sehingga keputusan yang diambil menjadi tidak akurat dan tidak sesuai kebutuhan.oleh karena itu, dalam menyimpan berbagai model pada
3
3.
sistem basis model harus tetap dijaga fleksibilitasnya. Subsistem manajemen Basis Dialog (user system interface) Keunikan lainnya dari Sistem Pendukung Keputusan adalah adanya fasilitas yang mampu mengintegrasikan sistem dengan pemakai secara interaktif. Fasilitas ini dikenal dengan subsistem dialog. Melalui sistem dialog inilah sistem diimplementasikan sehingga pemakai dapat berkomunikasi dengan sistem yang dirancang. Fasilitas yang dimiliki oleh subsistem ini dapat dibagi atas tiga komponen, yaitu : a) Bahasa aksi (action language), yaitu perangkat lunak yang dapat digunakan pemakai untuk berkomunikasi dengan sistem. Komunikasi ini dilakukan melalui berbagai media seperti keyboard, mouse dan key function lainnya. b) Bahasa tampilan (display / presentation language), yaitu suatu perangkat yang berfungsi sebagai sarana untuk menampilkan sesuatu. Peralatan yang dimaksudkan seperti printer, grafik monitor, plotter dan lain-lain. c) Basis pengetahuan, yaitu apa yang harus diketahui pemakai agar sistem bisa efektif.
2.2 Metode SAW (Simple Additive Weighting) Metode SAW (Simple Additive Weighting) merupakan metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW (Simple Additive Weighting) adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua kriteria. Metode SAW (Simple Additive Weighting) membutuhkan proses normalisasi matrik keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada. Metode SAW mengenal adanya 2 (dua) atribut yaitu kriteria keuntungan (benefit) dan kriteria biaya (cost). Perbedaan mendasar dari kedua kriteria ini adalah dalam pemilihan kriteria ketika mengambil keputusan.
Keterangan : rij = nilai rating kinerja ternormalisasi xij = nilai atribut yang dimiliki dari setiap kriteria Max xij = nilai terbesar dari setiap kriteria i Min xij = nilai terkecil dari setiap kriteria i Benefit = jika nilai terbesar adalah terbaik Cost = jika nilai terkecil adalah terbaik dimana rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut Cj; i=1,2,...,m dan j=1,2,...,n.
Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai : ๐
๐๐ = โ ๐๐ ๐๐๐ ๐๐
Keterangan : Vi = rangking untuk setiap alternatif wj = nilai bobot dari setiap kriteria rij = nilai rating kinerja ternormalisasi Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih. Adapun langkah penyelesaian dalam menggunakannya adalah: Langkah penyeleksian dengan metode SAW antara lain: 1. Memberikan nilai setiap alternatif (Ai) pada setiap kriteria (Cj) yang sudah ditentukan, dimana nilai i=1,2,โฆm dan j=1,2,โฆn. 2. Memberikan nilai bobot (W) yang juga didapatkan berdasarkan nilai crisp. 3. Melakukan normalisasi matriks dengan cara menghitung nilai rating kinerja ternormalisasi (rij) dari alternatif Ai pada atribut Cj berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keuntungan/benefit = maksimum atau atribut biaya/cost = minimum). Apabila berupa artibut keuntungan maka nilai crisp (Xij) dari setiap kolom atribut dibagi dengan nilai crisp max (max Xij) dari tiap kolom, sedangkan untuk atribut biaya, nilai crisp min (min Xij) dari tiap kolom atribut dibagi dengan nilai crisp (Xij) setiap kolom. 4. Melakukan proses perankingan untuk setiap alternatif (Vi) dengan cara mengalikan nilai bobor (wi) dengan nilai rating kinerja ternormalisasi (r ij). 3. Analisis dan Perancangan Sistem 3.1 Analisis Metode FMADM Dengan Metode SAW Dalam penyeleksian calon anggota dengan menggunakan metode Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM) dengan metode Simple Additive Weighting (SAW) diperlukan kriteria-kriteria dan bobot untuk melakukan perhitungannya sehingga akan didapat alternatif terbaik [3]. a. Kriteria dan Bobot Dalam metode FMADM dengan metode SAW terdapat kriteria yang dibutuhkan untuk menentukan siapa yang akan terseleksi sebagai calon anggota Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan. Adapun kriterianya adalah sebagai berikut :
Kriteria C1 C2 C3 C4 C5
Tabel 1 Kriteria Keterangan Jenjang Pendidikan Usia Lama Keanggotaan Jabatan di Partai Hasil tes kesehatan
4
C6 Tes psikotes C7 Tes wawancara Dari masing-masing kriteria tersebut akan ditentukan bobot-bobotnya.. Pada bobot terdiri dari enam bilangan fuzzy, Sangat Rendah (SR), Rendah ( R), sedang (S), tinggi (T), dan sangat tinggi (ST) seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut. 1
SR
R
S
T
ST
1
2
3
4
ยต(w) 0 0
1.
Use Case Diagram
Keterangan : - SR= Sangat rendah - R = Rendah - S = Sedang - T = Tinggi - ST = Sangat tinggi
Gambar 2 Bilangan fuzzy untuk bobot Dari gambar diatas, bilangan-bilangan fuzzy dapat dikonversikan ke bilangan crisp. Untuk lebih jelas data bobot dibentuk dalam tabel 3.2 berikut. Tabel 2 Bobot Bilangan Fuzzy Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi
Gambar 3 Use case diagram SPK penyeleksian calon anggota Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan 2.
Nilai 0 1 2 3 4
b. Perancangan Proses Dalam perancangan sistem pendukung keputusan penyeleksian calon anggota Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan, penulis menggunakan metode SAW dalam menyelesaikan masalah, sistem yang dirancang menyelesaikan kriteria calon anggota dengan kesimpulan yang dikumpulkan ke dalam database. Adapun langkahlangkah yang penulis lakukan untuk pelayanan adalah sebagai berikut : a. Mengumpulkan data untuk penyeleksian calon anggota Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan Dalam tahap ini, penulis mengumpulkan teoriteori yang berhubungan dengan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, perancangan aplikasi menggunakan Microsoft Visual Basic.Net dan database SQL Server. Teori-teori ini penulis kumpulkan dari beberapa sumber seperti konsultasi dengan bagian Kesekretarian Partai, buku-buku dan artikel-artike di internet. b. Modelling Tujuan dari aktivitas ini adalah untuk menyelesaikan hal-hal apa saja yang akan diperlukan/dibutuhkan pada aplikasinya yang akan dibangun dan solusi apa yang ditawarkan dimana nantinya diharapkan dapat menjawab dari apa yang telah dilakukan ketika dianalisa sistem dan pengumpulan data.
Activity Diagram Activity diagram digunakan untuk memodelkan alur kerja (workflow) sebuah proses dan urutan aktivitas dalam suatu proses. Selain itu activity diagram juga digunakan untuk memodelkan aspek dinamis dari sistem. Adapun activity diagram sistem pendukung keputusan penyeleksian calon anggota Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan yaitu sebagai berikut: a. Activity diagram data anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Menu Data Calon Anggota DPRD
Data Calon Anggota DPRD
Hapus
Perbaharui
Simpan
Tambah Data
Gambar 4 Activity diagram data calon anggota Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan Dari proses activity diagram data calon anggota Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan, panitia penyeleksian calon anggota Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan dapat memulai dengan memilih menu data calon anggota Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan, yang selanjutnya sistem akan menampilkan form data calon anggota Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan. Pada
5
form ini panitia penyeleksian dapat menginputkan data, mengubah data atau menghapus data. b. Activity diagram bobot kriteria
Menu Kriteria
dapat melakukan konversi nilai dari kriteria tersebut. Dan selanjutnya panitia penyeleksian dapat menyimpan, membatalkan atau melakukan proses konversi kriteria dari calon anggota Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan lainnya. d. Activity Diagram Perankingan kriteria calon anggota Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan
Isi kriteria Menu Proses SAW
Isi ID Calon Anggota DPRD
Hapus
Perbaharui
Simpan
Tambah Kriteria
Tampilkan hasil Kriteria Calon Anggota DPRD
Proses Normalisasi
Proses Prangkingan
Gambar 5 Activity diagram kriteria Simpan
Dari proses activity diagram bobot kriteria, calon anggota Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan dapat memulai dengan memilih menu kriteria, yang selanjutnya sistem akan menampilkan form data kriteria. Pada form ini panitia penyeleksian dapat menginputkan data bobot kriteria, mengubah data bobot kriteria atau menghapus data bobot kriteria. c. Activity diagram kriteria calon anggota DPRD
Menu Kriteria
Isi ID Calon Anggota DPRD
Tampilan Data Kriteria Calon Anggota DPRD
Konversi Nilai Kriteria Calon Anggota DPRD
Simpan
Batal
Batal
Hapus
Tambah Data
Gambar 7 Activity diagram perankingan calon anggota DPRD Dari proses activity diagram perangkingan, panita penyeleksian dapat memulai dengan memilih menu proses SAW, yang selanjutnya sistem akan menampilkan form perankingan. Selanjutnya panitia penyeleksian dapat mengisikan Id calon anggota Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan dan sistem akan menampilkan data hasil kriteria calon anggota Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan. Panitia penyeleksian dapat melakukan proses normalisasi dari kriteria tersebut dan dilanjutkan dengan melakukan proses perankingan. Dan selanjutnya panitia penyeleksian dapat menyimpan, membatalkan, menghapus data perankingan atau melakukan proses penambahan data perankingan dari calon anggota DPRD lainnya.
Tambah Data
Gambar 6 Activity diagram kriteria calon anggota DPRD Dari proses activity kriteria calon anggota Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan, panitia penyeleksian dapat memulai dengan memilih menu kriteria, yang selanjutnya sistem akan menampilkan form data kriteria. Selanjutnya panita penyeleksian dapat mengisikan Id calon anggota Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan dan sistem akan menampilkan data data kriteria calon anggota Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan. Panita penyeleksian
Gambar 8 State Diagram SPK penyeleksian calon anggota DPRD pada Partai PDI โ Perjuangan
6
3.2 Perancangan antar muka a. Rancangan Halaman Utama Perancangan Form Utama Sistem Pendukung Keputusan calon anggota Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan ditunjukkan sebagai gambar 9 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN Calon Anggota DPRD PDI PERJUANGAN
File
Proses
Laporan
Keluar
GAMBAR LOGO PARTAI
terdapat kesalahan dan tombol hapus menghapus data yang salah dimasukkan.
untuk
c. Rancangan Form Kriteria Rancangan Form Kriteria Data Calon Sistem Pendukung Keputusan calon anggota Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan ditunjukkan sebagai gambar 11. Kriteria No Pendaftaran Nama Nilai Wawancara Nilai Psikotest Nilai kesehatan Simpan
Edit
Hapus
Batal
Keluar
Gambar 9 Tampilan Rancangan Form Utama Pada Form utama sistem pendukung keputusan pemilihan calon anggota Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan pada Partai PDIPerjuangan ini terdapat beberapa menu yaitu : menu file, menu proses, menu laporan dan menu keluar. b. Rancangan Form Isian Data Calon Perancangan Form Isian Data Calon Sistem Pendukung Keputusan calon anggota Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan ditunjukkan sebagai gambar 10. Calon Anggota DPRD PDI PERJUANGAN ID Calon Anggota Nama
Gambar 11 Tampilan Rancangan Form Konversi Kriteria Rancangan antar muka form kriteria berfungsi untuk memasukkan data kriteria dan nilai bobot dari kriteria tersebut. Pada form ini ada beberapa tombol yaitu simpan, edit, hapus, batal dan keluar. d. Rancangan Form Konversi Kriteria Perancangan Form Hasil SAW Sistem Pendukung Keputusan calon anggota Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan ditunjukkan sebagai gambar 12
Alamat
Konversi Kriteria Tempat Lahir Tanggal Lahir
No Pendaftaran
Usia
Nama
Konversi Simpan
Ijazah
Batal Lama Keanggotaan
Keluar
Jabatan di Partai
Kriteria
Test Kesehatan
Nilai Kriteria
Psikotes
Pendidikan
Pendidikan
Wawancara
Usia
Usia
Lama Keanggotaan
Lama Keanggotaan
Jabatan di Partai
Jabatan di Partai
Test Kesehatan
Test Kesehatan
Psikotes
Psikotes
Wawancara
Wawancara
Simpan
Edit
Hapus
Batal
Keluar
Gambar 10 Tampilan Rancangan Form Isian Data Calon Pada form Isian Data Calon ini juga tersedia tombol edit untuk mengubah bila ada data yang dimasukkan
Gambar 13 Tampilan Rancangan Form Konversi Kriteria
7
Rancangan antar muka form kriteria Sistem Pendukung Keputusan berfungsi untuk memasukkan data penilain dari kriteria setiap calon anggota Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan. Pada form ini ada beberapa tombol yaitu simpan, edit, hapus, batal dan keluar.
4. Implementasi System Tujuan implementasi adalah untuk mengkonfirmasikan modul program perancangan pada para pelaku sistem sehingga user dapat memberi masukan kepada pembangun sistem. a. Tampilan Form Utama
e. Rancangan Form Prangkingan Kriteria Rancangan Form Prangkingan Kriteria Sistem Pendukung Keputusan calon anggota Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan ditunjukkan sebagai gambar 3.5 Konversi Kriteria Rating kecocokan setiap alternative pada setiap kriteria SAW Pembagi
Gambar 17 Tampilan Form Utama Normalisasi
Id Caleg
Proses
Bobot Kriteria
Nama
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7
Hasil
Pada form ini terdapat pilihan-pilihan utama yang ditampilkan sebagai penjelasan awal apa-apa saja yang akan dilakukan dengan menggunakan aplikasi sistem pendukung keputusan pemilihan calon anggota Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan. b. Tampilan Form Isian Data Calon
Simpan
Gambar 15 Tampilan Rancangan Form Prangkingan Kriteria Rancangan antar muka form Prangkingan kriteria SPK berfungsi untuk perangkingan data calon anggota Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan. Pada form ini ada 2 ( dua ) tombol yaitu proses dan simpan. Untuk menormalisasikan kriteria tekan tombol proses. Kemudian pilih tombol simpan untuk menyimpan hasil prangkingan data tersebut dari database. f. Rancangan Form Laporan Hasil Perancangan Form Laporan Hasil Sistem Pendukung Keputusan calon anggota Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan ditunjukkan sebagai gambar 16.
Gambar 16 Tampilan Rancangan Form Laporan Hasil
Gambar 18 Tampilan Form Isian Data Calon Pada form ini adalah bagaimana akan menginput data sesuai dengan data calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan. c. Tampilan Form Bobot Kriteria
Gambar 19Tampilan Form Bobot Kriteria
8
Form calon bobot kriteria ini adalah bagaimana cara menginput data kriteria dan nilai bobot dari kriteria yang telah ditetapkan.
Pada form Laporan Hasil adalah untuk menampilkan hasil dari bobot kriteria calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan
d. Tampilan Form Konversi Kriteria
5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan: 1. Sistem ini bertujuan untuk membantu user dalam mengolah data calon anggota Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan dan hasil kelayakan serta laporan yang didapatkan. 2. Hasil dari perhitungan sistem merupakan suatu perankingan dari nilai tertinggi ke nilai terendah dan nilai yang tertinggi merupakan hasil yang dibutuhkan sebagai bahan pertimbangan oleh Partai untuk mendapatkan anggota organisasi yang qualified yang akan menjabat menjadi calon anggota Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan. 3. Sistem ini dibangun hanya berupa alat bantu dalam memberikan suatu informasi kepada pimpinan Partai yang nantinya akan menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan suatu keputusan. 5.2 Saran Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Calon Anggota Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan ini dapat dikembangkan lagi dengan menambahkan metode pengambilan keputusan lainnya sehingga hasilnya lebih akurat dan aplikasi ini dapat dikembangkan menjadi Web Based Application atau aplikasi berbasis web karena, aplikasi yang dibuat masih berbasis desktop.
Gambar 20 Tampilan Form Konversi Kriteria Pada form ini akan mengkonversi data kriteria calon anggota Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan sesuai dengan data kriteria yang telah ditetapkan e. Tampilan Form Hasil SAW
Gambar 21 Tampilan Form Hasil SAW Pada form hasil SAW ini adalah bagaimana cara mengkonversi data kriteria calon anggota Legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan ke dalam bobot kriteria tersebut. f. Tampilan Form Laporan Hasil
6. Daftar Pustaka [1] Setioko, Aji. 2010, Pengambilan Keputusan Dalam Perilaku Organisasi [2] Magdalena, hilyah. 2012. Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Mahasiswa LulusanTerbaik di Perguruan Tinggi ( Studi Kasus STMIK Atma Luhur Pangkalpinang ). Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2012 ( SENTIKA 2012 ). Yogyakarta, 10 maret 2012 [3] Kusumadewi, dkk. 2008, Fuzzy Multi Attribute Decisopn Making (Fuzzy MADM). Yogyakarta. Graha Ilmu [4] Surbakti, Irfan, Sistem Pendukung Keputusan (Decision Suppor System), Yogyakarta, Graha Ilmu, 2010
Gambar 22 Tampilan Form Laporan Hasil Kriteria